upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al...
TRANSCRIPT
UPAYA PENINGKATAN PRAKTEK MENYALIN KATA-KATA AL-QUR'AN DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS KELAS 2 MADRASAH IBTIDAIYAH MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI
KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008
SK R IPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
AMIN LESTARINIM : 114 06 458
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA
2 0 0 8
NOTA PEMBIMBING
Lamp
Hal
: 3 eksemplar
: Naskah Skripsi
an . Saudari Amin Lestari
N IM : 11406458
Kepada:
Yih. Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah kami mengadakan koreksi danperbaikan seperlunya maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari
Nama : AMIN LESTARI
NIM : 11406458
Jurusan/Progam Studi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : Upaya Peningkatan Praktek Menyalin Kata-Kata Al
Qur’an Dengan Metode Pemberian Tugas Kelas 2 MI
Malangsari Kec Bulu Temanggug Tahun 2007/2008.
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Demikian atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Salatig^J31 Juli 2008
>ing
M. Hafidz, M.Ag. NIP. 150 327 090
li
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
Nama
NIM
Program Studi
: UPAYA PENINGKATAN PRAKTEK MENYALIN
KATA-KATA AL-QUR’AN DENGAN METODE
PEMBERIAN TUGAS KELAS 2 MI MISBAKHUS
SUDUR MALANGSARI KECAMATAN BULU
KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN
2007/2008.
AMIN LESTARI
114 06 458
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 24 Agustus 2008
Sekretaris,
r. Imam Sutomo. M.Ag NIP. 150 216 814
Penguji I
Dr. H. Muh Saerozi, M.AgNIP. 150 247 014
Penguji II
Winarno. SiSi., M.Pd NIP. 150 295 147
. Agus Waluvo, M.AgNIP. 150 302 522
Pemot hing,
M. Hafidz. M.AgNIP. 150 327 090
iii
w an
M O T T O
J 333
Artinya: “Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.” (Q.S. Al-M uzammil: 4)
4
I jdJ IjJCoJuLU (s\c9JtS\ f l i j j
Artinya : “Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat[l].” (Q.S. Al-
A ’ra f : 204)
IV
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak dan ibu tercinta
2. Suami tercinta yang selalu mendampingi penulis suka dan duka.
3. Anakku tersayang “Lutfiana Dwi Rahmawati dan M. Amin Fauzi"
4. Kakak dan Adik-adikku tersayang
5. Teman-teman senasib dan sepeijuangan.
Mereka semua telah membantu, memberi dorongan dan do’a
restu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
ABSTRAK
Amin Lestari, Jurusan PAI pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga, tahun 2008. Judul Skripsi “UPAYA PENINGKATAN
PRAKTEK MENYALIN KATA-KATA AL QUR’AN DENGAN METODE
PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS 2 MADRASAH IBTIDAIYAH
MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI KECAMATAN BULU KABUPATEN
TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2007/2008”
Praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan subyek penelitiannya adalah
siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari Kecamatan Bulu
Kabupaten Temanggung yang beijumlah 13 siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan praktek
menyalin kata-kata al Qur’an melalui metode pemberian tugas pada siswa kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari.
Adapun cara pengumpulan datanya menggunakan tes, lembar observasi,
dokumentasi dan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode
pemberian tugas pada materi praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa
kelas 2 mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes formatif
yang selalu meningkat dari siklus I 69 %, siklus II 77 % dan siklus III 92 %.
Dengan demikian metode pemberian tugas merupakan metode alternative
yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan praktek menyalin al Qur’an
terutama di kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah.
vi
KATA PENGANTAR
f & Z -J J J 5**4 ^<jiJij3T̂ _jj 4U ILiJl
( j ja u o b l fU a ^ u d j A J i j X o J a U JUui ^ 3 llu l t j j <& UaSlu
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Zat Yang Maha Tahu lagi Maha
Bijaksana, hanya dengan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Salawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Rosulullah SAW, pembawa berita gembira sekaligus figur kepemimpinan
umat dengan akhlak yang patut diteladani sepanjang abad.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan jika tanpa
uluran tangan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak baik material maupun
spriritual. Untuk itu pada pada kesempatan ini dengan penuh ketulusan hati
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama
pada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga dan
segenap stafnya.
2. Bapak M.Hafidz, M.Ag. Selaku Pembimbing yang telah
membimbing sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
Vll
3. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal
jlm u pengetahuan maupun bimbingan di bangku kuliah.
4. Bapak Fahrudin, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Malangsari, beserta
rekan-rekan guru yang telah berkenan memberikan ijin dan bantuan
dalam penelitian ini.
5. Ibu Bapakku serta mertuaku tercinta.
6. Suamiku Fauzan tercinta atas bantuannya baik moril maupun
spiritual, kebersamaan serta dukungan semangatnya.
7. Buah hatiku Lutfiana Dwi Rahmawati dan Muhamad Amin Fauzi
yang selalu memberiku semangat.
8. Segenap sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulisan dalam
menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Kiranya hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a, semoga amal kebaikan
dan jasa budi baiknya mendapat balasan yang setimpal.Dan akhirnya penulis
berharap, semoga skripsi yang sederhana ini dan jauh dari kesempurnaan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga. 31 Juli 2008
Penulis.
S T A I NS A L A T I G A
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO.............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. v
HALAMAN ABSTRAK.......................................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR....................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI...................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................................. xii
BA BI PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian................................................................................ 7
E. Hipotesis................................. 8
F. Sistematika Penulisan Skripsi................................................................ 8
BABU LANDASAN TEORI................................................................................ 10
A. Upaya Peningkatan Praktek Menyalin Kata-Kata Al Qur’an............ 10
B. Belajar........................................................................................................ 20
C. Prestasi Belajar......................................................................................... 23
D. Dasar dan Tujuan Belajar....................................................................... 26
E. Ciri-ciri Kemandirian Belajar................................................................ 29
F. Metode Pemberian Tugas....................................................................... 32
DAFTAR ISI
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 37
A. Tempat Waktu dan Subyek Penelitian.................................................. 38
B. Rancangan Penelitian.............................................................................. 42
C. Instrumen Penelitian.............................................................................. 46
D. Pengumpulan data................................................................................... 47
E. Analisa data............................................................................................ 52
F. Kreteria Penelitian................................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 55
A. Analisis Data Penelitian Per Siklus...................................................... 55
Pembahasan....... ............................................................................................. 69
BAB V PENUTUP................................................................................................. 71
A. Kesimpulan................................................................................................ 71
B. Saran............................................................................................................ 72
C. Penutup....................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
xi
T abel:
3.1 : Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari
Tahun 2007/2008 .................................................................................... 40
3.2 : Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari
Tahun 2007/2008.................................................................................... 41
3.3 : Daftar Huruf Arab Dan Transliterasinya............................................... 48
3.4 : Bentuk Khat Nashi................................................................................... 50
4.1 : Lembar Observasi Menulis Huruf Hijaiyah Siklus 1............................ 56
4.2 : Hasil Kegiatan Belajar Menulis Huruf Hijaiyah Siklus 1.................... 57
4.3 : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus 1......................... 58
4.4 : Lembar Observasi Menulis Huruf Hijaiyah Siklus II......................... 60
4.5 : Hasil Kegiatan Belajar Menulis Huruf Hijaiyah Siklus II................. 61
4.6 : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II....................... 62
4.7 : Lembar Observasi Menulis Huruf Hijaiyah Siklus III........................ 65
4.8 : Hasil Kegiatan Belajar Menulis Huruf Hijaiyah Siklus III................. 66
4.9 : Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III...................... 67
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran l.Tes indikator pencapaian belajar siklus I ................................ 76
Lampiran 2.Tes indikator pencapaian belajar siklus II............................... 77
Lampiran 3.Tes indikator pencapaian belajar siklus III............................... 78
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.........................................79
Lampiran 5. Surat keterangan........................................................................ 82.
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup................................................................83
xiii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya pendidikan agama dikalangan Sekolah Dasar atau
Madrasah Ibtidaiyah khususnya mata pelajaran al Qur’an hadist kelas 2 masih
sulit untuk dipelajari dengan menggunakan bahasa arab, maka dari itu perlu
adanya transliterasi/pemindahan dari arab ke Indonesia.
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam upaya membudayakan
manusia, melalui pendidikan, kepribadian siswa dibentuk dan diarahkan
sehingga dapat membentuk derajat manusia sebagai makhluk berbudaya.
Untuk itu, idealnya pendidikan tidak hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan
dan ketrampilan (transfer o f knowledge and skill), tetapi lebih dari itu adalah
transfer sikap dan perilaku {transfer o f attitude and behaviour).
Bagi bangsa Indonesia tujuan yang ideal yang hendak dicapai lewat
proses dan sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana yang telah dituangkan
dalam UU RI No. 20 tahun 2003.
Instansi yang terlibat dalam urusan pendidikan, tentu berhadapan
dengan berbagai persoalan-persoalan baru bercampur dengan persoalan-
persoalan lama yang belum tuntas kita selesaikan. Meski demikian, kita tidak
boleh pesimis, apalagi putus asa menghapi persoalan-persoalan tersebut.
1
Sebagai umat yang memiliki etos keija yang tinggi, atas dasar ketaqwaan
kepada Allah SWT, persoalan-persoalan itu kita jadikan tantangan agar kita
bekerja lebih baik lagi, mengajar lebih profesional dan beribadah lebih
khusuk.
Akan halnya pembelajaran Pendidikan Agama yang selama ini kita
laksanakan, menurut penulis sebenarnya sudah baik. Tetapi adanya
pembaharuan-pembaharuan dalam metode pengajaran dan sistem pengajaran
maka kita tidak ada, ruginya bagi kita untuk mengambil manfaat dari
pembaharuan yang ada, agar kita sebagai pihak vang membelajarkan agama
Islam lebih lengkap ilmu pengetahuan yang kita miliki, sehingga iman kita
akan lebih terang, peserta peserta didik pun menjadi cemerlang.
Praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas
adalah bagian dari mata pelajaran al Qur’an hadist di Madrasah Ibtidaiyah
Malangsari yang diajarkaan dengan tujuan anak lancar dan terampil menyalin
kata-kata al Qur’an. Oleh karena itu menyalin kata-kata al Qur’an sebagai sub
mata pelajaran al Qur’an hadist perlu diberikan baik di bangku sekolah
maupun di rumah sebagai tugas rumah (TR) dengan mengacu SILABUS yang
mengarah kepada tujuan pendidikan agama Islam dan salah satunya adalah
anak tamat lulusan Madrasah Ibtidaiyah dapat menulis al Qur’an dengan baik
dan benar.
Pengajaran menyalin kata-kata al Qur’an diberikan di kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah Malangsari. Selain diberikan di sekolah formal juga
9
sebagian diantaranya diberikan di lingkungan keluarga atau di pengajian-
pengajian ymum atau Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) baik yang ada di
desa Malangsari maupun di luar desa. Dari pemberian materi menyalin kata-
kata al Qur'an dengan benar dari masing-masing sumber antara lain dapat di
bagi dua yaitu keterangan yang diterima oleh guru dan guru ngaji/orang tua
terdapat perbedaan persepsi dalam menyampaikan materi sehingga
mengacaukan anak ketika mengeijakan tugas rumah (TR). Dari data yang
diperoleh selama penelitian, tugas rumah yang di berikan selama 3 kali nilai
yang di dapat masih di bawah standar ketuntasan yaitu 65 ada 80 % dan 20 %
diantaranya telah memenuhi syarat.
Pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah mempunyai fungsi di
antaranya adalah pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan di
lingkungan keluarga. Pada dasarnya kewajiban pertama menanamkan dan
ketaqwaan di lakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah hanya
berfungsi menumbuh kembangkan dalam diri siswa serta melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan.
Dasar operasional yang penulis maksud pada penulisan ini adalah
dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di
sekolah-sekolah di Indonesia seperti dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973, Tap
MPR No IV /MPR/ 1978, Tap MPR No II / MPR/1983, Tap MPR No II /MPR
3
1988, UU RI No n /1989, Tap MPR No II /MPR /1993. Produk-produk
hukum tersebut sangat memperkokoh penyelenggaraan pendidikan agama di
sekolah sehingga para pelaksana maupun para penerima pendidikan agama
dilindungi oleh perundang-undangan.
Tujuan pendidikan Nasional kita seperti tersebut dalam UU RI No. 20
tahun 2003 Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur.
Memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan bangsa (UU.RI No.20 tahun 2003)1
Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam pada tingkat sekolah
dasar diberikan penekanannya pada 4 unsur yaitu : al Qur’an, akhlak,
keimanan dan ibadah, untuk sub al Qur’an hadis diharapkan siswa tidak hanya
lancar membaca, melainkan juga dituntut dapat menyalin kata-kata dengan
benar, sebab bila pada suatu saat ada tulisan yang ditulis dengan huruf latin
dan tidak menguasai transliterasinya dengan benar maka akan dapat
mempengaruhi arti atau kandungan yang ada pada ayatnya, sedangkan di
tingkat Madrasah kelas 2 baru ada khat nashi yang diperkenalkan..
1 UU RI Nomor 20 tahun 2003 SISDIKNAS, Citra umbara, Bandung: 2003.him 8.
4
Keberhasilan pendidikan agama Islam dipengaruhi beberapa faktor,
baik di kejas maupun di luar kelas yang penulis maksudkan adalah di kelas itu
termasuk formal dan di luar kelas adalah non formal yaitu antara lain
pengalaman yang di tanamkan oleh keluarganya. Menyalin kata-kata al
Qur’an juga terpengaruh oleh pengajian-pengajian dimana anak itu
memperoleh pengetahuan di sekeliling anak itu tinggal, itulah “Upaya
peningkatan praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian
tugas siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari tahun pelajaran
2007/2008” dengan alasan sebagai berikut:
Pelajaran praktek menyalin kata-kata al Qur’an dalam materi
pendidikan agama Islam yang oleh siswa merasa terpengaruh yang berbeda-
beda yaitu antara yang diterima di bangku sekolah dan di luar sekolah
mengenai transliterasinya, sedangkan mengenai tulisan khatnya di pengajian-
pengajian yang diselenggarakan belum ada khat yang baku, sedangkan
sekolah telah ada dua khat yang baku, maka dari itu jika ada tugas rumah
(TR) maka nilai yang didapat siswa di bawah standar rata-rata ketuntasan
yaitu 65.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas dapat dikemukakan rumusan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana upaya peningkatan praktek menyalin
kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas pada siswa kelas 2
5
Madrasah Ibtidaiyah Malangasari tahun pelajaran 2007/2008 ?” maka akan
timbul berbagai masalah diantaranya adalah sebagai berikut:
Kemandirian belajar dalam menguasai materi pelajaran Qur’an Hadist
sub menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas dirasa
belum optimal.
Dengan permasalahan tersebut penulis menitik beratkan pada satu
permasalahan yaitu : Adakah upaya guru dalam meningkatkan kemandirian
belajar praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian tugas
melalui transliterasi khat nashi, dapat diterima siswa Madrasah Ibtidaiyah
Malangsari tahun pelajaran 2007/2008. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan
pemahaman praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah Malangsari ?
2. Apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan
kemampuan praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada siswa kelas 2
Madrasah Ibtidaiyah Malangsari ?
3. Apakah penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kualitas
keneija guru dalam mengajarkan pelajaran Qur’an Hadist sub menyalin
kata-kata al Qur’an ?
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan metode pemberian tugas dapat
meningkatkan pemahaman praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada
siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari
2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode pemberian tugas dapat
meningkatkan kemampuan praktek menyalin kata-kata al Qur’an pada
siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Malangsari.
3. Untuk mengetahui apakah penerapan metode pemberian tugas dapat
meningkatkan kualitas kenerja guru dalam mengajarkan pelajaran Qur’an
Hadist sub menyalin kata-kata al Qur’an.
D. Kegunaan Penelitian
Di dalam kegunaan penelitian ini penulis ingin menerangkan siapa-
siapa saja yang terkait di dalamnya, antara lain : sekolah, guru dan siswa.
1. Sekolah, sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Qur’an hadist sub menyalin
kata-kata al Qur’a n .
2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
3. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan melatih diri agar dapat
menyalin kata-kata al Qur’an sesuai dengan huruf transliterasinya.
7
E. Hipotesis
Hipptesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul2.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis mengajukan hipotesa
sebagai berikut : “Melalui penerapan metode pemberian tugas maka
kemampuan praktek menyalin kata-kata al Qur’an siswa akan meningkat,
karena guru lebih kreatif sehingga siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam
mengikuti pembelajaran.”
Dengan meningkatnya semangat belajar siswa maka akan meningkat
pula kemampuan praktek menyalin kata-kata al Qur’an.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sitematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, dimana antara
bab yang satu dengan bab yang lainnya saling terkait. Adapun lima bab dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis, dan
sistematika penulisan skripsi.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta: 2002, him. 136.
8
Bab II Kajian Pustaka yang berisi tentang penjelasan upaya peningkatan
praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan metode pemberian
tugas.
Bab III Pelaksanaan Penelitian yang berisi tentang deskripsi pelaksanaan
siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan
siklus III.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang deskripsi per
siklus, dan pembahasan tiap siklus.
Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
Bagian akhir dalam penulisan skripsi ini berisi tentang daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
9
BAB n
LANDASAN TEORI
A. Upaya Peningkatan Praktek Menyalin Kata-Kata Al Qur’an
Sebelum penulis menjelaskan pengertian dari “upaya peningkatan
praktek menyalin kata-kata al Qur’an”, terlebih dahulu penulis paparkan
pengertian dari satu per satu kata.
Upaya adalah usaha, ikhtiyar, (untuk mencapai sesuatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dsb). Kata upaya mengandung
arti suatu kegiatan yang diikutkan untuk/mencapai suatu tujuan atau maksud.1 2
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha)
kegiatan dan sebagainya. Peningkatan adalah suatu bentuk penghargaan.
Penghargaan tanpa imbalan tidak cukup meyakinkan. Orang lebih senang
penghargaan yang diberikan dalam bentuk nyata, misalnya peningkatan gaji
atau tanggung jawab yang besar, dengan kebebasan mempergunakan inisiatif
mereka, yang menimbulkan kepuasan keija.
Kepuasan manusia seringkah tergantung pada apakah yang mereka
harapkan sesuai denga yang mereka dapatkan. Dalam pengakuan suatu
pekeijaan yang baik, pemimpin kelompok atau pengawas jangan membuat
janji-janji peningkatan jabatan yang tidak mungkin dipenuhi. Sebaliknya, ia
1 Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: 2003, him. 1250.
2 Ibid, him. 1198.
10
harus mendorong orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga siap untuk promosi jabatan.3
Praktek adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut di dalam
teori.4 5 Dengan praktek anak lebih mengetahui dan dapat membuktikannya
dengan kenyataan yang sesungguhnya sehingga dengan adanya praktek siswa
lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan dapat menambah percaya diri.
Menyalin adalah mengutip (tulisan); menulis kembali; menim.3
Menyalin adalah mengambil bagian pokok dari suatu bacaan untuk masing-
masing paragraf tanpa mengurangi maksud kandungan yang telah ada.
Perintah untuk menyalin (belajar menulis) terdapat dalam Surat Al-
Qalam ayat 1 yang berbunyi :
✓ t * s * " r,-e{(Jo) QjJoZa L*J IJ
A rtinya:
“Nun[1490], demi kalam dan apa yang mereka tulis.”6
[1490] ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari
surat-surat al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim
shaad dan sebagainya, diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan
pengertiannya kepada Allah, karena dipandang termasuk ayat-ayat
3 http://ksuheimi.bloqspot.com/2007/10/keterampilan-administrasi-pengajaran.html4 Ibid. him. 9825 Ibid, him. 894.6 Depag RI, Al Qur’an Dan Terjemahnya. CV Asy-Syifa. Semarang: 1992. him 960
11
mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang
menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula
yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian para Pendengar supaya memperhatikan al Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab
yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa al
Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad S.A.W. semata-
mata, maka cobalah mereka buat semacam al Quran itu.,
Sedangkan maksud “kalam” dalam ayat ini, yaitu bahwa Allah
mengajar manusia dengan perantaraan tulis dan baca..
Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan“ (dari kata qoro’a : membaca).
Sedangkan Qur’an menurut istilah terdapat beberapa pengertian, diantaranya
sebagai berikut:
1. Al Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang dihimpun dalam sebuah kitab suci yang
menjadi pegangan bagi manusia. Dalam hubungannya dengan risalah
Nabi Muhammad SAW., al Qur’an berfungsi sebagai Mu’jizat yaitu
berfungsi melemahkan orang untuk mengatasi orang yang menentang
kerasulan Muhammad dan kebenaran Islam sebagai firman Allah SWT.
dalam surat Al- Isra’ 88.
12
. t
|>*U O l c f ^ 5 (y } J ^* f
j l j 0 > ^ ^
Artinya :
“Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun
sebagian mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekali
pun sebagian mereka menjadi pembuat bagi sebagian yang lain.”7
2. Al Qur'an adalah kitab tuhan yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi
Muhammad SAW sebagai kitab suci agama Islam. Susunan al Qur’an
yang sekarang tidak mencerminkan urut-urutan waktu turunnya, sebab
ayat/wahyu yang diturunkan pertama kali yaitu ayat 1-5 surat al-Alaq
yang terletak diakhir juz ketiga-puluh, yang berbunyi:
7 Zakiah Daradjat, et.al,Dasar-dasar Agama Islam , Jakarta. Universitas Terbuka. 1999. him.312
13
O f t M
Artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis
baca.
Sedang ayat/wahyu terakhir yang diturunkan terdapat dalam ayat
ketiga dari surat Al-Maidah yang terletak dalam juz yang ketujuh, yang
berbunyi:
Artinya:
Pada hari ini telah Ku-sempumakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi
agama bagimu....”
Al Qur’an terdiri dari 114 surat dengan jumlah ayat 6342.
Keseluruhan waktu turunnya adalah 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari, dan
terbagi dalam dua fase, yaitu : fase selama Rasul berada di Makkah
kurang lebih 12 tahun, 2 bulan dan 22 hari, dan fase selama ia berada di
Madinah kurang lebih selama 10 tahun.
Ayat-ayat yang turun di Mekah pendek-pendek dan berisi soal-
soal keimanan, sedang ayat-ayat yang turun di Madinah banyak yang
berisi hukum-hukum dan tata aturan kemasyarakatan. Oleh karena itu
kebanyakan ayatnya panjang-panjang, sesuai dengan tabi’at kata-kata
o
pada perundang-undangan.
3. Al Qur'an adalah mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang bersifat abadi.
Bila mu’jizat Nabi dan Rasul terdahulu berupa mu’jizat materi yang
bersifat inderawi, maka mu’jizat Nabi Muhammad berupa mu’jizat yang
berupa ruhiyah yang bersifat rasional dan kekal sepanjang zaman.8 9
8 Ahmad Hanal'i, Pengantar Dan Sejarah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta: 1986, Hlm.55.9 H.M. Chabib Thoha, et.al., Reformasi Filsafat pendidikan Islam , Pustaka Pelajar,
Yogyakarta : 1996, hlm.271
15
4. Al Qur’an adalah Sumber Pendidikan Rasul dan Sahabat. Tidak diragukan
lagi bahwa keberadaan al Qur’an telah mempengaruhi sistim pendidikan
Rasulullah SAW. dan para sahabat. Lebih-lebih Aisyah r.a. menegaskan
bahwa akhlak beliau adalah al Qur’an. Pembuktian Allah dalam surat al-
Furqan ayat 32, lebih menegaskan hal itu :
A rtinya:
“Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa al Quran itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?’ demikianlah[1066]
supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacanya
secara tartil (teratur dan benar).”
[1066] Maksudnya: Al Quran itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi
diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan cara demikian hati Nabi
Muhammad SAW. menjadi kuat dan tetap10 *.
10 Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, GemaInsani Press, Jakarta : 1995. hlm.28
16
5. Al Qur’an adalah lafadz Arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW.^yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir.11
6. Al Qur’an adalah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung
ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek
kehidupan melalui ijtihat. Ajaran yang terkandung dalam al Qur’an itu
terdiri dari dua prinsip besar. Yaitu yang berhubungan dengan masalah
ke-Imanan yang disebut aqidah dan yang berhubungan dengan anak yang
disebut syariah .12
7. Al Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (Mu’iizat) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi
dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-
mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dari surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Naas.13
8. Al Qur’an adalah kitab yang terakhir diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu rahmat bagi alam semesta. Di
dalamnya terkumpul wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan
pengajaran bagi siapa yang membaca mempercayai dan mengamalkannya.
1 Chabib Thoha, ct.al., Metodologi Pengajaran Agama. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo -^crjasama dengan Pustaka Pelajar, Jogjakarta : 1999, hlm.25
2 Zakiyah Darodjad,et.al., Ilmu Pendidikan Islam , Bumi Aksara bekerjasama dengan vektorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, Jakarta: 1996. him. 19
13 Ibid, him. 24.
17
Al Qur’an merupakan masdar (kata benda) dari kata keija Qoro’a ( ' )
yang bermakna talaa ( ^ ) keduanya berarti: membaca, atau bermakna
jam a’ (mengumpulkan, mengoleksi).14
9. Menurut Drs.H. Mardiyo yang paling prinsip dan mutlak tentang
pengertian al Qur’an ini adalah bahwa al Qur’an itu wahyu atau firman
Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. dan bukanlah al Qur’an itu
kitab karangan Muhammad atau ciptaannya, atau pikiran-pikiran serta
pendapat Muhammad, yang sering diistilahkan dengan Muhammadisme.
Maka para ulama berusaha betul untuk memberikan pengertian al Qur’an
ini dengan cara yang menurut mereka sejelas dan seterang mungkin,
hingga tidak teijadi kesalahan mengenai pengertian tersebut. Sebab al
Qur’an adalah benar-benar dari Allah SWT. dan bukan buatan manusia
atau malaikat.15
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, al Qur’an
adalah kitab Suci umat Islam yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umat manusia.
Membaca al Qur’an merupakan satu ibadah yang akan mendapat pahala dari
14 htt/www.al.sofwah.or.id/?pilih=lihat.qur’an&id=82,24maret200615 H.M. Chabib Thoha, et.al.. Metodologi Pengajaran Agama, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
bekeijasama dengan Pustaka Pelajar, Jogjakarta : 1999. hlm.23
18
Allah SWT. pada hari akhirat nanti. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad SAW yang mengatakan :
Aua j 4 u a Ali ^ lU u Jdll ^
r**® J f V j C j j i . y i l l t j S ] j L a j i . ^Jl
»* • o -( 6' j J )
Artinya:
“Barang siapa membaca satu huruf kitab Allah (al Qur’an) maka ia mendapat
satu kebaikan. Dan setiap kebaikan mendapat sepuluh yang semisalnya.
Tidaklah aku katakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf,
lam satu huruf dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Al Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik dikala
senang maupun susah, bahkan membaca al Qur’an itu bukan saja amal
ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah
jiwanya. Setiap muslim yang mengimani al Qur’an mempunyai kewajiban
dan tanggung jawab terhadap kitap sucinya, yaitu belajar dan
mengajarkannya.
19
(iji*>j3it *1 jj) JJSS c>°
A rtinya:
“Sebaik-baik kamu ialah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya.”(
HR. Tirmidzi).16
Demikianlah mengenai upaya peningkatan praktek menyalin kata-kata al
Qur’an dan beberapa definisi al Qur’an.
B. Belajar
Di bawah ini akan penulis paparkan mengenai pengertian belajar,
menurut beberapa ahli diantaranya yaitu.
1. Slameto mengemukakan bahwa belajar ialah suatu yang dilakukan untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.17
2. W.H. Burton sebagaimana dikutip dari Muh. Uzer Usman diartikan
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Dalam bahasa asing “Learning is
16 Achmad Syauki, Lintasan Sejarah Al Q ur’an. CV Cakra Media. Jakarta: 2000. him. 17.17 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta:
1995, hlm.2
20
change in the individual ducment, which fe lls a need and makes him more
capable o f dealing ade guately with his everonment.18
3. Drs. Oemar H. Malik mengatakan “Belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dengan cara-cara bertingkahlaku yang baru berkat pengalaman dan
latihan”.19
4. Sri Rumini mengemukakan, “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap, baik dapat diamati secara langsung yang teijadi 'sebagai suatu
hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.”20
5. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories o f Learning (1995) menyatakan
bahw a:
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecanderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan,
pengaruh obat, dan sebagainya).”21
18 Moh. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, PT Remaja Rusdakarya. Bandung: 1993. hlm.4
19 Oemar H. Malik, Metode Belajar Dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung: 1985. him. 81
20 Sri Rumini, Psikologi Pendidikan,UPP IKIP Yokyakarta, Yogyakarta. 1993.hlm.6021 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 2004.
hlm.84
21
6. W.S. Winkel, belajar adalah :
“Suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara konstan dan berbekas.”22 23
7. Sedangkan menurut Drs. Sumadi Surya Brata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D.
mengacu dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
memberikan kesimpulan mengenai hal-hal pokok tentang belajar sebagai
berikut:
a. bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral
changes, aktual maupun potensial).
b. bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit).
• 23c. bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada
hakekatnya adalah suatu aktifitas atau pola tingkah laku baru yang dinilai
lebih tinggi berkat adanya pengalaman, latihan dan usaha.
22 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta: 1989.hlm.3623 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2008.
hlm.232
22
C. Prestasi Belajar
Yang dimaksud dengan Prestasi belajar disini adalah kemampuan,
keterampilan sikap dan lain-lain, serta nilai. Untuk mengetahui prestasi
peserta didik maka perlu adanya penilaian dari proses belajar. Penilaian atau
yang disebut evaluasi disini adalah “Suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari pada sesuatu.”
Adapun penilaian/evaluasi pendidikan menurut Nasution Harahap
sebagaimana yang dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar adalah
“Penilaian tentang perkembangan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan
kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.”24
Dengan demikian fungsi dari pada evaluasi dalam proses belajar,
antara la in :
1. Untuk memberikan umpan balik {feed, back) kepada guru menjadi dasar
untuk memperbaiki progam belajar serta mengajarkan perbaikan progam
bagi murid.
2. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar
dari setiap murid, antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan
kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta
penentuan lulus atau tidaknya seorang murid.
3. Untuk menempatkan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
24 Nasrun Harahap, Teknik Penilaian Hasil Belajar, Bulan Bintang. Jakarta: 1989. him 19
23
4. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) murid
yang mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat digunakan murid yang
mengalami kesulitan-kesulitan belajar.
Sedangkan tujuan dari pada evalusi adalah:
1. Untuk mengetahui siswa atau peserta didik setelah peserta tadi mendapat
pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui sifat evisiensi metode-metode pendidikan yang
dipergunakan selama jangka waktu tertentu.
Rumusan yang terperinci tentang tujuan yang ingin dicapai dalam
suatu tindakan evaluasi ini dapat dilakukan melalui dua hal:
Pertama : Mengadakan perincian tentang luas pengetahuan yang hendak
diukur yang berpedoman kepada ruang lingkup pengetahuan
yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.
Kedua : Mengadakan perincian tentang jenjang pengetahuan yang hendak
diukur yang dapat dilakukan dengan berpedoman kepada salah
satu sistematika tentang jenjang pengetahuan.
Wayan Nurkancana mengatakan, salah satu sistimatika yang banyak
diikuti orang saat ini ialah penggolongan jenis pengetahuan menurut Bloem
yang lebih dikenal dengan sebutan Takso sebagai berikut:
1. Daerah Kognitif (C ognitif D om ain)
a. Pengetahuan. 25
25 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1983. hlm.20.
24
b. Pengertian
c. Aplikasi
d. Analisis
e. Sintesa
f. Evaluasi
2. Daerah efektif (E fektif Domain)
a. Penerimaan
b. Respon
c. Penilaian
d. Organisasi
e. Karakteristik
3. Daerah Psikomotor (Psycho-motor Domain)
a. Peniruan
b. Respon
c. Ketelitian
d. Penyambung
e. Naturalisasi.
Setelah penulis kemukakan fungsi dan tujuan evaluasi, maka penulis
juga perlu mengemukakan tentang jenis-jenis evaluasi yaitu :
1. Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar,
setelah mengikuti adanya progam satuan pelajaran.
25
2. Evaluasi Sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
setelah selesai mengikuti materi pelajaran dalam satu semester, semester 2
setelah mengikuti progam pengajaran pada suatu unit tingkatan
pendidikan tertentu.
3. Evaluasi Penempatan, yaitu penilaian tentang keadaan pribadi anak didik
untuk kepentingan penempatan dalam situasi belajar mengajar yang
sesuai dengan anak didik tersebut.
4. Evaluasi Diagnosa, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar siswa baik yang merupakan
kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami oleh siswa
dalam situasi belajar mengajar.26
D. Dasar dan Tujuan Belajar
Dalam pelaksanaan pendidikan, belajar merupakan kegiatan utama,
dengan demikian akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani siswa yang dimanifestasikan kepada pembahan tingkah
laku dan pembentukan kepribadian mereka. Oleh karena itu belajar
merupakan masalah yang pokok dalam kehidupan manusia.
Dalam ajaran Islam kewajiban menuntut ilmu bagi setiap pemeluknya
merupakan salah satu ajaran pokok. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ayat-
ayat al Qur’an serta hadits Nabi yang menyuruh umatnya untuk senantiasa
26 Ibid. him. 19
26
menuntut ilmu selama hidup di dunia. Dengan belajar manusia akan diangkat
derajatnya oleh Allah SWT. sebagaimana dalam firman-Nya:
A rtinya:
“ ... Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu keijakan.” (Q.S. Al-Mujadilah : 11)
Demikian pula dalam hadits Rasul SAW. juga dianjurkan menuntut
ilmu :
A rtinya:
“Tuntutlah ilmu walau dinegeri cina, maka sesungguhnya menuntut ilmu itu
wajib bagi tiap-tiap laki-laki muslim dan perempuan muslimah.” (H.R.
Baihaqi)
27
“Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai masuk liang lahat (mati)”
Dengan penjelasan hadits diatas nyatalah bahwa agama Islam
memerintahkan menuntut berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk
pribadi, masyarakat, bangsa dan umat manusia.27
Adapun tujuan merupakan sasaran akhir dari suatu perbuatan. Begitu
juga belajar tidak lepas dari adanya tujuan, yang merupakan suatu rumusan
hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh
pengetahuan. Tujuan sangat penting karena merupakan pedoman untuk
mengarahkan kegiatan belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
merupakan suatu kebutuhan bahkan keharusan (kewajiban) bagi manusia.
Kebutuhan terhadap belajar tersebut bukan hanya sekedar untuk
mengembangkan aspek individualisasi dan sosialisasi, melainkan juga
mengarahkan perkembangan kemampuan dasar yang dimiliki kepada pola
hidup yang dihajadkan manusia dalam bidang duniawiyah dan ukhrawi y ah.
Dengan lebih tegas dapat dikatakan bahwa tanpa belajar, maka manusia tidak
akan bisa hidup dalam arti yang sebenarnya.
Sedangkan mengenai tujuan belajar, dari beberapa difinisi yang
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar pada
hakekatnya adalah didapatkannya atau terwujudnya suatu pola tingkah laku
27 Achmad Syauki, Lintasan Sejarah Al Q ur’an. Jakarta: CV Cakra Media.2000. hlm.29.
Artinya:
28
tertentu menurut pola-pola yang dikehendaki. Dengan kata lain suatu usaha di
lakukan untuk mengetahui atau membiasakan sikap tertentu maupun berusaha
untuk mengatasi keterampilan tertentu merupakan arah yang dikehendaki
seseorang yang sedang belajar.
E. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Mungkin tidak begitu mudah memiliki bahwa seorang anak itu
mempunyai sikap mandiri ataupun tidak, namun demikian ada beberapa ciri
yang dapat dijadikan patokan atau ukuran untuk menggetahui bahwa seorang
anak itu mandiri, terutama dalam hal belajar. Ciri kemandirian belajar anak
antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Inisiatif
Inisiatif berasal dari bahasa inggris, yaitu “initiative!“ yang berarti
ikhtiar atau prakarsa. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kemauan siswa
untuk berusaha mencapai suatu yang diinginkan.
Menurut Syeh Ibrahim bin Ismail dalam kitab “Ta’lim
Muta’alim“, beliau mengatakan prinsip kemandirian belajar sebagai
berikut:
29
“Bagi,seorang pelajar harus mempunyai kemauan yang sungguh-sungguh
dan keras dalam menuntut ilmu
Sedang menurut Dr. S.C. Utami Munandar, beberapa ciri yang
erat hubungannya dengan kemandirian antara lain : bebas dalam berfikir,
senang mencari pengalaman baru, dapat memulai sendiri sesuatu
{inisiatif), bebas dalam dalam memberikan pendapat, dan tidak mau
menerima begitu saja.28
2. Kreatif
Siswa yang kreatif menandakan bahwa ia mempunyai tingkat
kemandirian yang tinggi. Siswa kreatif terutama sensitive terhadap apa
yang dilihat, didengar, diraba dan dialami. Ia akan selalau mencari jawab
terhadap masalah yang muncul dalam dirinya, bahkan ia tidak akan puas
dengan sederhana. Hal ini adalah karena rasa ingin tahunya yang besar.
Adanya pemikiran tersebut, memberikan kesimpulan bahwa kreatifitas
adalah merupakan salah satu kemandirian seseorang.
3. Kedisiplinan
Siswa yang disiplin, akan bertindak secara sukarela terhadap apa
yang ia lakukan dengan tetap memperhatikan rangkaian, peraturan dan
tata tertib yang membatasi siswa.
28 SC Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat Suatu Studi Penjajakan, Rajawali.Jakarta: 1982hlm.45
A rtinya:
30
4. Tidak minder atau malu untuk berbuat
„ Minder atau rendah diri merupakan kondisi psikis yang ditandai
dengan rasa tidak mampu, kurang merasa percaya diri dan merasa hina.
Orang merasa minder atau rendah diri, sering kali menimbulkan kesulitan
tidak hanya pada dirinya tetapi juga pada orang lain. Mereka mudah
tersinggung, sering salah paham, sulit bertanggung jawab dan tidak
mampu melaksanakan sesuatu yang sebenarnya ia mampu melaksanakan.
5. Keberanian mengambil resiko
Dalam kematangan, adakalanya berlangsung secara alamiah ada
pula melalui rangsangan dari luar. Setelah siswa mencapai kematangan
akan terbukti dengan adanya keberanian dalam mengambil resiko yang
ada, akan menumbuhkan rasa tanggung jawab, akan melakukan segala
sesuatunya dengan sungguh-sungguh baik dilihat atau tidak dilihat, baik
dinilai maupun tidak dinilai oleh orang lain.
Bagi orang tua agar anak/siswa mempunyai keberanian, maka
hendaklah anak selalu diberi tanggung jawab untuk sesuatu hal. Keadaan
ini akan sangat membantu tercapainya kedewasaan anak.
6. Kemampuan proyektif
Proyektif berarti mewujudkan atau mempraktekkan suatu yang
telah dipelajari. Tindakan semacam ini penting sekali, karena akan
melatih kemandirian dalam melaksanakan tugas. Seorang siswa yang
mempunyai kemauan untuk mewujudkan sesuatu hal yang telah
31
dipelajarinya, sesungguhnya menunjukkan bahwa ia suka dengan bekeija
dan mandiri. Dengan keadaan seperti diatas, para guru orangtua harus
selalu memberikan kesempatan dan motivasi kepada anak-anak untuk
mencoba bertindak dan mewujudkan serta mempraktekkan sesuatu yang
telah dipelajari.
F. Metode Pemberian Tugas
1. Pengertian
Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan
belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkannya. Tugas yang
diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dapat pula
mengecek bahan yang telah dipelajari.
2. Kebaikan-kebaikannya
Metode pemberian tugas mempunyai beberapa kebaikan antara lain :
a. Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan
atau hasil penyelidikan, yang banyak berhubungan dengan minat atau
bakat dan yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap,
tahan lama dan lebih otentik.
b. Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
32
c. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru,
lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang
apa yang dipelajari.
d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah
sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan sehubungan
dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan
cepat.
e. Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karena
kegiatan-kegiatan belajar dilakukan berbagai variasi sehingga tidak
membosankan.
3. Kelemahan-kelemahannya.
Beberapa kelemahan dari metode pemberian tugas ini adalah :
a. Seringkah siswa melakukan penipuan diri di mana mereka hanya
meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar.
b. Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Apabila tugas telalu diberikan, apalagi bila tugas-tugas itu sukar
dilaksanakan, ketenangan mental mereka dapat terpengaruh.
d. Karena (kalau) tugas diberikan secara umum, mungkin seseorang anak
didik akan mengalami kesulitan karena sukar selalu menyelesaikan
tugas dengan adanya perbedaan individual.
33
4. Cara mengatasi kelemahan-kelemahan metode pemberian tugas.
Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari
metode pemberian tugas ini, antara lain :
a. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya jelas, sehingga
mereka, mengerti apa yang harus dikerjakan.
b. Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperlihatkan
perbedaan individu masing-masing.
c. Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.
d. Adakan kontrol atau pengawasan sistematis atas tugas yang diberikan
sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
e. Tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkan :
1) menarik minat dan perhatian siswa.
2) Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaikan.
3) Diusahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah.
4) Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambil dari hal-hal yang
sudah dikenal siswa.29
Metode pemberian tugas ini mencakup kegiatan-kegiatan yang
dilakukan siswa setelah mendapat tugas dari guru, seperti membuat karangan,
mengerjakan soal, menyusun makalah, mengadakan eksperimen di
laboratorium dan mempersiapkan suatu ceramah.
29 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, Jakarta: 1998. hlm.163.
34
Pemberian tugas dapat dipandang dari tiga sudut yaitu:
1. Menurut tujuan intruksional yang harus dicapai, lebih-lebih dalam segi
perilaku, apakah terutama termasuk rana kognitif, efektif dan
psikomotorik.
2. Menurut jumlah siswa yang harus mengerjakan itu. Ada tugas yang harus
dikerjakan sendiri-sendiri, dikerjakan bersama dengan seorang teman
siswa atau dikerjakan bersama dalam kelompok kecil atau besar.
3. Menurut kadar tuntutan atau pendampingan yang diberikan oleh tenaga
pengajar. Siswa dapat diminta bekerja sendiri dan menemukan sendiri
tanpa diberi petunjuk oleh guru {discovery learning) atau dengan jelas-
jelas dituntun oleh guru {expository teaching).
Kegiatan yang ditugaskan oleh guru, kerap kali harus dikerjakan
dirumah, untuk digunakan istilah tugas rumah atau TR. Tujuan yang dikejar
oleh guru dapat bermacam-macam, antara lain supaya siswa berlatih,
mengolah kembali meteri pelajaran , menyusun jalan pikirannya secara
berantai, belajar membagi waktunya dengan baik, belajar tehnik-tehnik studi
yang efisien dan efektif. Disamping itu, tugas rumah memungkinkan orang
tua mendapat gambaran mengenai tuntutan-tuntutan yang dihadapi anak
dalam belajar di sekolah. Pada umumnya para guru, para orang tua dan para
murid yakin, bahwa tanpa prestasi belajar di sekolah dipengaruhi oleh tugas-
tugas yang dikerjakan di rumah. Apakah pengaruh itu selalu positif, yaitu
35
meningkatkan taraf prestasi belajar di sekolah, belum jelas, karena data
penelitian dalam hal ini masih sedikit sekali.
Namun diperkirakan bahwa tugas-tugas yang dikerjakan di rumah akan
membantu dalam meningkatkan taraf prestasi belajar, kalau tugas-tugas itu
merupakan kelanjutan dari kegiatan belajar di sekolah dan siswa dibantu
dalam mengembangkan tehnik-tehnik studi yang tepat. Perhatian dari orang
tua terhadap penyelesaian tugas rumah, pada umumnya menunjang motivasi
belajar siswa, karena siswa merasa tidak dibiarkan beijuang sendiri.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (<action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Ada 5 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) kegiatan nyata dalam
situasi rutin, (2) adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kineija, (3) SWOT
sebagai dasar berpijak, (4) upaya empiris dan sistemik dan (5) ikuti prinsip
SMART dalam perencanaan eksperimental1.
Kelima bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan
perbedaannya. Ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan
utamanya atau pada tekanannya, (2) metode yang digunakan oleh pelaku peneliti.
(3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara
proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana
guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk
ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-
'.Suharsimi Arikunto,et.al, Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta: 2008,hlm.8.
37
praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara
penuh dalam'proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran
pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang
berkesinambungan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi
perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan
dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Demikianlah
mengenai metodologi penelitian.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian
ini bertempat di Madrasah Ibtidaiyah yang berada di bawah naungan
Lembaga Pendidikan NU yang beralamat di Dusun Tegalsari Desa
Malangsari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa
Tengah, dan masih dalam kategori desa tertinggal
a. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari.
Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur terletak di Dusun Tegalsari,
Desa Malangsari, Kecamatan Bulu kurang lebih 3,5 km dari
Kecamatan Bulu.
38
Adapun batas Desa Malangsari adalah sebagai berikut:
1. -Sebelah utara Desa Pakurejo.
2. Sebelah barat Desa B an sari
3. Sebelah selatan Desa Mondoretno.
4. Sebelah timur Desa Pandemulyo.
Madrasah Ibtidaiyah ini berdiri pada tahun 1952 dan sampai saat
ini baru mengalami 2 kali renovasi yaitu sekitar tahun 1987 dan
sebagaian gedung tahun 2007, sehingga saat ini kondisi fisik Madrasah
Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari yang sebagaian kurang layak
untuk pelaksanaan pembelajaran.
Dengan jumlah siswa yang tidak banyak karena ada sekolah dasar
yang berada di desa ini juga, sehingga sebagaian anak tidak masuk di
Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari.
b. Keadan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari memiliki 7 orang
guru dan 1 kepala sekolah yang rata-rata masih sebagai guru wiyata
bakti. Dari 8 guru hanya I orang guru yang berstatus PNS. Daftar
nama-nama guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari
adalah sebagai berikut:
39
Tabel 3.1
KEADAAN GURU
MI MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI TAHUN 2007/2008
No. Nama NIP/NPM L/P Pangkat Jabatan
1. Fahrudin 103 301 672 L - Kepala Sek
2. Amin Lestari 150 300 905 P 11/d Guru kls
3. Siti Fatkhurizaiyah 103 301 325 P - Guru kls
4. Yuli Kumiati 103 301 671 P - Guru kls
5. Jumamo 103 301 669 L - Guru kls
6. Iwan Satriyadi - L - Guru kls
7. Farida Wahyuning - P - Guru kls
8. Rondhiyah - P - GuruMapel
c. Keadan Siswa
Jumlah Siswa Madrasah Ibtidaiyah Misbakhussudur Malangsari
pada tahun Pelajaran 2007/ 2008 beijumlah 60 siswa yang terdiri dari
23 laki-laki dan 37 perempuan dan tersebar dalam 6 kelas. Selanjutnya
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
40
Tabel 3.2
KEADAAN SISWA
MI MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI TAHUN 2007/2008 2 3
NO Kelas
Kelamin
Jumlah KeteranganL P
1 I 8 8 16
2 II 5 8 13 Yang diteliti
3 III 5 7 12
4 IV 4 5 9
5 V 1 4 5
6 VI - 5 5
JUMLAH 23 37 60
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1
April sampai dengan 2 Juni tahun 2008.
3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah siswa-siswi kelas 2
dengan jumlah murid 13 siswa siswi yang memiliki karakteristik motivasi
belajar yang rendah ditandai dengan nilai rata-rata ulangan harian yang
41
rendah- Kelas 2 tersebut juga memiliki input menengah ke bawah sehingga
bervariasi dari kondisinya, sedang dari kondisi orang tuanya 100 % dari
golongan petani. Hal ini berdampak pada kesadaran orang tua siswa untuk
memikirkan anaknya di sekolah. Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh
sarana prasarana penunjang pembelajaran yang belum memadai.
B. Rancangan Penelitian
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas
dikenal dan ramai dibicarakan dalam dalam dunia pendidikan.Istilah dalam
bahasa inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya
sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang
membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan y a itu :
1. Penelitian adalah menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
42
3. Kelas adalah dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam jjengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama, menerima pelajaran yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula.
Memang menurut pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan,
tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Dengan demikian,
penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi
dimana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang sedang
belajar. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya
partisipasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian
tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba
sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya
pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung
satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu
benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani
serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
43
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat
terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan {on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan. Dari
Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus
yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan
yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
44
Gambar Alur PTK
Penjalasan alur di atas adalah:
1. Rencana/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di
dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran pengajaran
terarah melalui kegiatan menulis bersama.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamatan membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. RP terdapat
pada lampiran.
3. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman menulis
pada pokok bahasan praktek menyalin kata-kata al Qur'an dengan benar.
46
D. Penggumpulan data
1. Tes
Alat pengumpulan data daiam penelitian ini adaiah tes prestasi atau
achievement tes, yaitu tes digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu. Jadi tes tersebut diberikan kepada siswa setelah
mempelajari materi peiajaran al Qur'an hadits sub menyalin kata-kata ai
Qur’an.
Sedangkan fungsi tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
secara individual maupun secara klasikal, sedang menurut Suharsimi tes
mempunyai fungsi ganda yaitu : untuk mengukur kemampuan siswa dan
untuk mengukur keberhasilan progam pengajaran. Selain itu tes juga untuk
mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa sehingga
dapat dilihat kelemahannya, khususnya pada materi yang belum tercapai.
Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka digunakan juga lembar
observasi.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi yaitu suatu alat pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan pengamatan secara langsung pada obyek. Dalam hal ini
Sutrisno Hadi mengatakan : "Sebagai metode iimiah observasi sebagai
47
1 2------------- 3------------- 4
sa s es
zjim j je
cha h ha
•
ckha kh ka dan ha
J dai d de
•
J zal z zet dengan titik di atas
J ra r er
♦
J zai z zet
0 “ sin s es
*0 “ syin sy es dan ye
o 3 sad § es dengan titik di bawah
o * dad d de dengan titik di bawah
ia ta t te dengan titik di bawah
£ za z zet dengan titik dibawah
£ain 4 koma terbalik di atas
i gain g ge
•ufl fa f ef
49
1 2 3 4
' J qaf q ki
kaf k ka
j lam 1 el
fmim m em
u nun n ne
J wau w we
6 ha h ha
9- hamzah * apostrof
iS ya y ye
b). Pemahaman terhadap tulisan bentuk khat nashi.
Tabel 3.4
BENTUK KHAT NASHI
Transliterasi Lama Transliterasi Baru Huruf Al Qur’an
1 2 3
A Tidak dilambangkan .... !...
B B LU
T T Cl• ••••• ••••••
50
1 2 3
Ts S• • • • • • • • • • •
J J .......... n ...........
H H• • • • • • ^ • • • • • •
Kh Kh• • • • • • • • • • •
D D
Dz Z•
J
R R .......... J ...........
Z Z .......... J ...........
S S .......... LH...........
Sy Sy*
.......... LH...........
Sh § .......... LH»...........
DI D .......... O * ...........
Th T Jb
Dh Z
9 9 P• • • • • • t • • • • • •
51
1 2 3
Gh Q ....... t ........
F F ♦
• • • • • • • • • • •
Q Q ,S• • • • • • • • • • •
K K d• • • • • • - • • • • • •
L L .......... a ...........
M M.......... ? ...........
N N .......... O ...........
W W .......... J ...........
H H .......... A___
La .......... v ...........
9 9 ' p• • • • • • • • • • • •
Y Y • ••••• lS ••••••
aa a y
UU u y
ii i/
52
£ . A naiisa data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga
dapat menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan, maka
digunakan analisis data kuantitatif dan pada lembar observasi digunakan data
kualitatif. Cara penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
dalam proses 'belajar mengajar sebagai berikut:
1. Merekapitulasi hasil tes
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-
masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan 'belajar yaitu siswa
dikatakan lulus apabila sudah mencapai nilai 60, sedangkan secara klasikal
dikatakan tuntas belajar, jika jumlah siswa yang tuntas mencapai 85 %.
3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri selama
pembelajaran berlangsung.
F. K reteria Penilaian
Di dalam kreteria penilaian ini ada beberapa penilaian :
1. Kategori lancar.
2. Kategori kurang lancar.
3. Kategori tidak lancar.
Prosentase dan jumlah kategori 1 dan 2 menunjukkan tingkai
keberhasilan pembelajaran. Kriteria ini diberikan karena pertimbangan bahwa
penulisan kembali isi cara menulis sesuai dengan transliterasinya dengan
53
menngunakan transiliterasi yang benar merupakan yang sulit dicapai
kesempurnaannya.
Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu
secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan
belajar mengajar kurikulum 2004, yaitu seorang siswa tuntas belajar bila telah
mencapai skor atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas
tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama
dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut:
P = YSiswa yang tuntas belajar x 100%X Siswa
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Per Siklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan pembelajaran, Peneliti menentukan
materi pada siklus I yaitu menulis huruf hijaiyah dengan
transliterasinya, membuat rencana pembelajaran (RP) tentang
materi tersebut, dan merancang serta membuat alat peraga yang
sesuai dengan materi yaitu kartu huruf. Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelajaran I, soal tes formatif I dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi untuk
mengetahui kondisi pembelajaran di kelas. Membuat alat evaluasi
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 3 April 2008 jumlah siswa 13 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan. Pengamatan (<observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar.
55
Adapun hasil dari observasi di kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Lembar Observasi Menulis H uruf Hijaiyah
Siklus 1
No. Nama
Menulis
Lancar Kurang
Lancar
Tidak
Lancar
1 Afif Kumiawan X V X
2 Agus Pumomo X X V
3 Ana Febriana V X X
4 Anang X X V
5 Feri Setiyawan X V X
6 Indah V X X
7 Mariyani V X X
8 Muhammad Yono X V X
9 Nurul Hasanah X X V
10 Rizki Saputra X V X
11 Suci Sri Dayanti X V X
12 Tri Murohimah X X V
13 Winarti X V X
Jumlah 3 6 4
56
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Kegiatan Belajar Menulis H uruf Hijaiyah Siklus I
Kelamin Tuntas
No. Nama L p Nilai Ya Tidak
1 Afif Kumiawan V X 80 V X
2 Agus Pumomo V X 60 X V
3 Ana Febriana X V 100 V X
4 Anang V X 60 X V
5 Feri Setiyawan V X 80 X V
6 Indah X v 100 V X
7 Mariyani X V 100 V X
8 Muhammad Yono V X 80 V X
9 Nurul Hasanah X V 60 X V
10 Rizki Saputra V X 80 V X
11 Suci Sri Dayanti X V 80 V X
12 Tri Murohimah X V 60 X V
13 Winarti X V 80 V X
Jumla i 6 7 1020 9 4
Keterangan:
Jumlah siswa : 13 orang.
Tuntas : 9 = 69%
Tidak tuntas : 4 = 31%
57
Kata-rata niiai : 1020 = /813
Tabel 43
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif ^ 78
2 Jumlah siswa yang tuntas 9
3 Persentase ketuntasan belajar 69%
Dari tabel di atas diperoleh niiai rata-rata prestasi beiajar siswa
adaiah 78 dan ketuntasa belajar mencapai 69 % atau ada siswa
siswa dari 13 ada siswa 9 yang sudah tuntas. Hasii ini
menunjukkan bahwa masih ada 4 siswa yang belum tuntas.
Maka perlu adanya siklus berikutnya. Dengan adanya
peningkatan kemampuan berbicara siswa ini karena setelah
guru menginformasikan bahwa setiap akhir peiajara akan seiaiu
diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih
termotivasi untuk beiajar. Seiain itu siswa juga sudah muiai
mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan
menerapkan pembelajaran metode pemberian tugas.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih
jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa
diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan
dilakukan.
2) Guru perlu mendristribusikan waktu secara baik dengan
menambah informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan.
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, soal tes
formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu
juga mempersiapkan lembar observasi pengelolaan belajar aktif
dan lembar observasi guru dan siswa.
59
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 15 April 2008 dengan jumlah siswa 13
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I. Sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamat (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah wali kelas
2. Adapun hasil dari observasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Lembar Observasi Menulis Huruf Hijaiyah
Siklus II
Menulis
No. Nama Lancar Kurang Tidak
Lancar Lancar
1 Afif Kumiawan V X X
2 Agus Purnomo X V X
3 Ana Febriana V X X
4 Anang X V X
5 Feri Setiyawan X X V
6 Indah X V X
7 Mariyani V X X
60
8 Muhammad Yono X V X
9 Nurul Hasanah X X V
10 Rizki Saputra X V X
11 Suci Sri Dayanti X V X
12 Tri Murohimah X X V
13 Winarti X V X
Jumlah 3 7 3
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalah tes formatif II. Adapun data hasil siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Kegiatan Belajar Menulis Huruf Hijaiyah
Siklus II
No. Nama
Kelamin
Nilai
Tuntas
L p Ya Tidak
1 Afif Kumiawan V X 100 V X
2 Agus Pumomo V X 80 V X
3 Ana Febriana X V 100 V X
4 Anang V X 80 V X
61
5 Feri Setiyawan V X 60 X V
6 Indah X V 80 V X
7 Mariyani X V 100 V X
8 Muhammad Yono V X 80 V X
9 Nurul Hasanah X V 60 X V
10 Rizki Saputra V X 80 V X
11 Suci Sri Dayanti X V 80 V X
12 Tri Murohimah X V 60 X V
13 Winarti X V 80 V X
Jumlah 6 7 1040 10 3
Ceterangan:
Jumlah siswa : 13 orang.
Tuntas : 10 = 77%
Tidak tuntas : 3 = 23%
Rata-rata nilai : 1040 = 80 13
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 80
2 Jumlah siswa yang tuntas 10
3 Persentase ketuntasan belajar 77%
62
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 80 dan ketuntasa belajar mencapai 77 % atau ada siswa
siswa dari 13 ada siswa 10 yang sudah tuntas. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari
siklus. Adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa ini
karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir
pelajara akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu
siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan
diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran metode
pemberian tugas.
c. Refleksi siklus II
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan
konsep.
3) Pengelolaan waktu.
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya, antara lain:
63
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada
perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan
pendapat atau bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga
kegiatan pembelajaran dapat beijalan sesuai dengan yang
diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan
memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada
setiap kegiatan belajar mengajar.
Demikianlah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang
ternyata masih ada siswa yang masih kurang faham, maka peneliti
ingin mengadakan siklus berikutnya.
3. Siklus III
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif
3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2008 di kelas 2 dengan jumlah
64
siswa 13 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan
atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Adapun hasil dari observasi di kelas
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Lembar Observasi Menulis H uruf Hijaiyah
Siklus III
No. Nama
Menulis
Lancar Kurang
Lancar
Tidak
Lancar
1 Afif Kumiawan V X X
2 Agus Pumomo V X YJ K
3 Ana Febriana X V X
4 Anang X V X
5 Feri Setiyawan X V X
6 Indah X V X
7 Mariyani X V X
8 Muhammad Yono X V X
9 Nurul Hasanah X X V
10 Rizki Saputra V X X
65
11 Suci Sri Dayanti X V X
12 Tri Murohimah X V X
13 Winarti X V X
Jumlah 7 5 1
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian
pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Kegiatan Belajar Menulis H uruf Hijaiyah
Siklus III
No. Nama
Kelamin
Nilai
Tuntas
L p Ya Tidak
1 Afif Kumiawan V X 100 V X
2 Agus Purnomo V X 100 V X
3 Ana Febriana X V 80 V X
4 Anang V X 100 V X
5 Feri Setiyawan V X 80 V X
6 Indah X V 100 V X
7 Mariyani X V 100 V X
66
8 Muhammad Yono V X 100 V X
9 Nurul Hasanah X V 60 X V
10 Rizki Saputra V X 100 V X
11 Suci Sri Dayanti X V 80 V X
12 Tri Murohimah X V 80 V X
13 Winarti X V 80 V X
Jumlah 6 7 1160 12 1
Keterangan:
Jumlah siswa
Tuntas
Tidak tuntas
Rata-rata nilai
: 13 orang.
: 12 = 92%
: 1 = 8 %
: JJ60 = 89 13
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 89
2 Jumlah siswa yang tuntas 12
3 Persentase ketuntasan belajar 92%
67
Berdasarkan tabei di atas diperoieh niiai rata-rata tes
formatif sebesar 89 dan dari 13 siswa telah tuntas sebanyak 12
siswa. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai
sebesar 92 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus ill ini
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya
peningkatan kemampuan berbicara pada siklus III ini dipengaruhi
oieh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran dengan metode pemberian tugas. Oleh karena itu
siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini,
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah
diberikan,
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar
mengajar dengan penerapan pembelajaran dengan metode
pemberian tugas. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa
aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya
untuk masing-masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
68
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Kemampuan berbicara siswa pada siklus III mencapai
ketuntasan.
d. Revisi pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran dengan
metode observasi, angket/kusioner dan pemberian tugas dengan
baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta kemampuan berbicara
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah beijalan dengan
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan
dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Demikianlah pada siklus ini peneliti tidak akan mengadakan
revisi lagi karena sudah tuntas.
B. Pembahasan
Dalam pembahan ini peneliti ingin memaparkan tentang,
ketuntasan hasil belajar siswa, kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar
aktif dengan menggunakan metode pemberian tugas memiliki dampak
69
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II dan
III) yaitu masing-masing 69 %, 77 % dan 92 % pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam
proses belajar aktif dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini
berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat
ditunjukkan dengan meningkatkan nilai rata-rata siswa pada setiap
siklus yang terus mengalami peningkatan.
70
BABY
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam tiga siklus
dan hasil analisis telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan
siswa terhadap praktek menyalin kata-kata al Qur’an. Hal ini dapat
dilihat dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Siswa yang
semula kurang lancar dalam menyalin huruf al Qur’an menjadi mampu
menyalin huruf al Qur’an dengan baik dan tertarik terhadap materi
yang disampaikan oleh guru.
2. Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan menyalin
kata-kata al Qur’an. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Siswa yang semula belum mampu memahami
materi yang disampaikan sudah berusaha untuk mengikuti
pembelajaran yang berlangsung dengan baik. Selain itu siswa dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga siswa dapat
memperoleh hasil yang sesuai dengan KKM yang ditentukan. Hal ini
terbukti dengan hasil prestasi setiap siklus yang selalu meningkat
yaitu: siklus 1 (69 %), siklus II (77 %), dan siklus III (92 %).
3. Dengan metode pemberian tugas dapatmeningkatkan kualitas kinerja
guru dalam mengajar praktek menyalin kata-kata dalam al Qur’an. Hal
tersebut terbukti dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam
71
memahami dan mempraktekkan menyalin kata-kata al Qur’an dengan
waktu yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat diperoleh hasil
yang optimal.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses pembelajaran praktek menyalin kata-kata al Qur’an lebih efektif
dan lebih memberikan hasil yang optimal ada beberapa saran untuk
berbagai pihak, antara lain :
1. Untuk Orang tua
Orang tua hendaknya lebih memperhatikan anak-anaknya
tentang pentingnya praktek menyalin kata-kata al Qur’an dengan
metode pemberian tugas sesuai transliterasinya dan sesuai dengan
kaidah-kaidah khat Nashi baik ada tugas rumah (TR) ataupun tidak.
2. Untuk Masyarakat
Lembaga TPQ, baik dengan sistem Qiroati atau bagdadi,
hendaknya selaras dan terpadu dengan pembelajaran al Qur’an di
lembaga formal/ Madrasah Ibtidaiyah diharapkan TPQ dapat
memberikan keberhasilan pembelajaran al Qur’an di Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Untuk Guru
Guru hendaknya meningkatkan kontrol terpadu dengan cara
kartu huruf atau buku kendali tugas rumah (TR) baik itu kelompok
atau perorangan, dengan cara tugas rumah anak dimintakan tanda
72
tangan orang tua, guru TPQ. Guru di sekolah diharapkan mencocokan
tugas rumah (TR) sambil melihat kontrol/kendali tanda tangan dari
orang tua dan guru.
C. Penutup
Tiada yang pantas penulis ungkapkan kecuali rasa syukur sedalam-
dalamnya ke hadirat Ulahi Robbi, atas terselesaikannya penulisan skripsi
ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan bahkan terdapat banyak kesalahan di sana sini. Untuk itu
saran dan kritik yang konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini akan
penulis terima dengan senang hati.
Akhirnya disertai ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan sumbangsih, baik tenaga, pikiran dan doa. Penulis
berharap, skripsi yang sederhana dan jauh dari kesempurnaan ini dapat
bermanfaat. Dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. dan
senantiasa mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca umumnya.
73
DAFTAR PUSTAKA
An Nahlawi, Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Gema Insani Press, Jakarta, 1995.
Darodjat, Zakiyah, et.al.,Dasar-dasar Agama Islam , Universitas Terbuka, Jakarta, 1999. .
Darodjat, Zakiyah, et.al., Ilmu Pendidikan Islam , Bumi Aksara Bekeijasama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag, Jakarta, 1996.
Hamalik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito, Bandung, 1985.
Hadi, Sutrisno, M etodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogjakarta, 1986.
Hanafi, Ahmad, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1986.
htt/www.al.sofwah.or.id/?/7z7/72.///zfl/.^wr ’a«<£/<7=82,24maret 2006.
http://ksukeimi.blogspot.com/2007/10/ketrampilan-administrasi-pengajaran.htm\
Rumini, Sri, Psikologi Pendidikan, UPP IKIP Yogyakarta, Yogyakarta, 1993.
Santoso, Ananda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Terbaru, Kartika, Surabaya, 1995.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1995.
Syauki, Ahmad, Lintas Sejarah A l Qur ’an, CV Cakra Media, Jakarta, 2000.
Thoha, M. Habib, et.al., M etodologi Pengajaran Agama, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo bekeijasama dengan Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 1999.
Thoha, M. Habib, et.al., Reformulasi Filsafat Pendidikan Islam , Pustaka Pelajar dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Yogjakarta, 1996.
Tim Redaksi Depag RI, Q ur’an dan Terjemahannya, Asy-Syifa, Semarang, 1992
LAMPIRAN I
Tes Indikator Pencapaian Belajar
Siklus I
Berilah tanda silang pada huruf a. b, atau c di depan jawaban yang kamu anggap paling
benar!
1 bila di ucapkan bunyinya adaiah ....
a. a lif ba ta sa
b. ta £a ba
c. a sa ba ta
2. bila diucapkan bunyinya adalah ....
a. dai zai ra /.a
b. zai dai ra za
c. ra zai dhl rz
3. bila diucapkan bunyinya adalah ....
a. jim ha khn sin
b. ha kha jim sin
c. kha iim ha sin
4. Syin, shat, dad» ta, bila ditulis hurulhya adalah ....
n.
b.
c.
5. Qaf, k a f, ha, ya, bila ditulis hurufnya adalah ....
a. c 3 * < ^
b.
c.
LAMPIRAN II
Tes Indikator Pencapaian Belajdr
Siklus II
Isilah titik-titik dibawah ini dengan nama huruf arabnya !
1. ‘Ain huruf arabhya adalah ....
2. Fa huruf arabnya ada lah ....
3. Mim huruf arabnya tdalan ....
4. Nun huruf arabnya adalah ....
5. Ta huruf arabnya adalah ....
LAMPIRAN III
les Indikator Pencapaian Belajar
Siklus III
Sebutkan nama huruf arab di bawah ini !
Contoh : i j jawab: Qaf
1. j jaw ab: ....
2. ^ jawab: ....
3. S-1 2 3 4 5 jaw ab: ....
4. jaw ab: ....
5. jaw ab: ....
Nama Sekolah
Mala Pelajaran
Kelas/Semester
Pericnuian Ke
Waktu
Standar Kompetensi
Rencana iVUksanaan Pembelajaian
MI Misbakhussudur
Qur’an i Iadis
II (dua)/l
1,2 dan 3
6 x 30 Menit
Memahami cara melafalkan huruf hijaiyah, dan tanda baca serta
membaca Q.S. Ai-Qadr.
Kompetensi Dasar
Indikator
: Memahami huruf-huruf hijaiyah.
: - Siswa dapat menyebutkan huruf-huruf hijaiyah.
- Mengucapkan huruf-huruf hijaiyah.
Tujuan Pembelajaran • Siswa mampu menyebutkan dan mengucapkan huruf-huruf
hijaiyah.
Muleri Pokok : I luruf Arab dan Transliterasinya.
Metode Pembelajaran Observasi, kuisioner dan pemberian tugas.
Langkah-langkah Pertemuan I
pembelajaran a. Kegiatan Awal
- Guru memberi salam dar memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmalah kemudian, berdo’a bersama
sebelum memulai pelajaran.
- Apersepsi
b. Kegiatan Inti
- Guru menulis huruf hijaiyah di papan tulis dan siswa
memperhatikan.
- Siswa menyalin di buku tulis
Membaca huruf hijaiyah secara bersama-sama dengan
suara nyaring benar dan fasih.
c. Kegiatan Akhir (Penutup)
Siswa secara bersama (klasikal) melafalkan kembali
huruf hijaiyah.
- Guru memperhatikan dan mendengarkan bacaan siswa.
| - Guru memberikan tugas rumah (TR). j
- Guru menutup/mcngakhiri pelajaran tersebut dengan
membaca humdallah'do ’a.
Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum
keluar kelas dan siswa menjawab.
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal
- Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmalah, kemudian berdo’a bersama
sebelum memulai pelajaran.
- Apersepsi dan penilaian tugas rumah ( I'R).
b. Kegiatan Inti
- Guru menuliskan huruf arab dan transliterasinya di papa.:
tulis.
- Siswa menyalin di bukunya.
- Guru menjelaskan dan siswa memperhatikan.
c. Kegiatan Akhir (Penutup)
- Siswa secara bersama (klasikal) melafalkan kembali
huiu f hijaiyah dan trasliterasinya.
- Guru memperhatikan dan mendengarkan bacaan siswa.
Guru memberikan tugas rumah (TR).
- Guru menutup/niengakhiri pelajaran tersebut dengan
membaca ham daihirudo 'a.
Guru mengucapkai salam kepada para siswa sebelum
keluar kelas dan siswa menjawab.
Pertemuan III
a. Kegiatan Awal
- Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmalah kemudian berde’a bersama
sebelum memulai pelajaran.
- Apersepsi dan penilaian tugas rumah (TR).
b. Kegiatan Inti
- Membaca luimf hi juiyah secara bersama-sama.
Secara bergantian siswa mengucapkan iiuruf hijaiyah
dan transliterasinya, yang ditulis oleh guru di papan
lu l is .
c. Kegiatan Akhir (Penutup)
- Guru memberikan atau menuliskan beoerapa soal di
papan tulis.
- Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.
Guru meiiutup/iiK ngakhiri pelajaran tersebut dengan
membaca hmmlaiiuh/i'a ’a.
Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum
keluar kelas dan siswa menjawab.
Setiap siswa diminta untuk melafalkan huruf hijaiyah
dengan tujuan untuk melihat dan mendengar kemampuan
siswa dalam meiafaikan huruf hijaiyah.
Tes Tulisan
Memberikan/menulis beberapa soai tertulis pada siswa.
Tes Pemberian Tugas
Siswa diberi tugas rumah (TR)
Alat dan Sumber Kartu huruf
Bahan Buku Qur’an Hadis kelas 2
Penilaian - Tes Lisan
Malangsari, 3 Agustus 2007
NIP. 150 300 905
Guru Kelas 2
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
MADRASAH 1BTIDAIYAH MISBAKHUSSUDUR MALANGSARI BULU TEMANGGUNG
STATUS DISAMAKAN
Alamat : Tegalsari Malangsari Bulu T e m a n g g u n g Kode P o s 56272
SURAT KETERANGAN No. MI.02/LPM/02/X/2007
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Misbakhussudur Malangsari
Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
Nama : Amin Lestari
NIM : 11406458
Fakultas / Jurusan Tarbiyah / PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN )
Salatiga
Telah melaksanakan penelitian tindakan kelas di MI Misbakhussudur Malangsari
Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung dari tanggal 25 Juli sampai dengan tanggal 25
September 2007 dengan baik.
Adapun tujuannya adalah untuk penyusunan skripsi dengan judul “ Upaya
Peningkatan Praktek Menyalin Kata-Kata Al-Qur’an Dengan Benar Kelas 2 Di MI
Malangsari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Tahun 2007 / 2008.”
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
Tempat/Tangal Lahir
Jenjang Pendidikan
Demikianlah daftar
sebenar-benarnya.
Amin Lestari
Temanggung, 21 September 1967
1. MI Tarbiyatul Athfal, lulus tahun 1980
2. MTs.N Parakan , lulus tahun 1983
3. PGAN Magelang, lulus tahun, 1986
4. STAIN Salatiga Fakultas Tarbiyah semester VIII
riwayat hidup pendidikan penulis, yang dibuat dengan
Salatiga, 31 Juli 2008
Penulis
Amin LestariN IM :11406458