yonky -...

247

Upload: dodieu

Post on 21-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Yonky Karman

Refleksi-refleksi tentang Tuhan - Manusia,Gereja, dan Masyarakat

Llteratur

Perkontos

Kata dan Karya: Refleksi-refleksi tentang Tuhan - Manusia,Gereja, dan MasyarakatOleh Yonky Karman

Copyright © Yonky Karman

Diterbitkan dalam Bahasa Indonesiaoleh Literatur Perkantas (PT. Suluh Cendikia, anggota lKAPI)Email [email protected] literaturperkantas.netTelepon: (021) 63861205HP 081291508616

Penyunting Yoel M. Indrasmoro dan Febriana Dyah HardiyantiPerancang sampul: Rycko Indrawan S.Penata aksaraGambar sampul

Arry Putro KristyantoIstimewa

Ayat-ayat Alkitab, kecuali ada catatan khusus, dikutip dari Alkitab Perjanjian Lama(TB), © Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 1974 dan Alkitab Perianjian Baru(TB), edisi 2, © Lembaga Alkitab Indonesia (LAl), 1997.

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)Cctakan Pertama: 2017

Hak cipta dilindung) oleh undang-undang. Dilarang nlellgutip, memperbanyak, ataumenyalin - baik secara menyeluruh maupun sebagian - dalam bentuk elektrollik,cetak, dan lain sebagainya tanpa izin tertulis dari penerbit.

Oaf tar lsi

Prakata 9Pengantar 11

Tuhan - ManusiaPenyelenggaraan Ilahi 13Tuhan Penyembuh 16Wajah 19lmanuel 22Inkarnasional. , 25Allah yang Menderita 28Kehendak Tuhan 31Kain 34Henokh 37Hagar 40Ishak 43yabok 46Yusuf 49Ayub 52Yefta 55Delila 58Daud 61Yunus 64

KATA DAN KARYA II 5

Daniel (1) 67Daniel (2) 70Ester 73Mordekhai 76Transfigurasi 79Maria 82

Gereja '"Gerejaisme 85Favoritisme 88Takut 91Kematian 94Dari Mati menuju Hidup 97Godaan 103Hati 106Hati Nurani 108Kudus IIISaleh 114Sukacita 117Nyanyian Pujian di Waktu Malam 120Berharap 123Tanaman Tuhan : 126Melihat 129Doa 132Iman 135Memberi 138Setia 141Melayani 1440, Waktu! 147Tahun 150Akhir 153Menghitung Hari 156Tahun Baru 159

6 II KAT A DAN K A R Y A

Rosh ha-Shana 162Etape 40 Tahun Kedua 165Sukses 168Lebih dari Pemenang 171

MasyarakatVox Populi 175Mernilih 177Terpilih 180Pemimpin 183Presiden 186Pro Deo et Patria 189Guru 192Suap (1) 195Suap (2) 198Membentuk Manusia Berbudaya 201Teologi Kebangsaan 205Umat Berkitab 208Keluarga 211Merayakan Keragaman .............................•..........................................214Dwikewarganegaraan 217Kristen Pluralis 220Spiritualitas Garam 223Terang 226Integritas 229Yogya 232Taman 235Lex Talionis 238Kurban 241K'eqa 244Semut 247Belas Kasih 250

KATA DAN KARYA II 7

Ayubenderitaan menjadi masalah apabila orang merasa dirinya takpantas menderita, tak mengerti mengapa menderita, merasadipermainkan nasib, merasa dizalimi kekuatan yang tak bisa di-

lawannya. Itulah perasaan Ayub dalam penderitaannya.Kitab Ayub dibuka dengan gambaran sosoknya yang unggul

dalam keluarga, kekayaan, dan kesalehan (Iih, Ayb. 1:2-5). Allahpun memuji kesalehan Ayub yang tiada bandingnya (1:8). Namun,pujian itu membawa konsekuensi berat untuk yang bersangkutan.Datang tuduhan kepadanya. Ia saleh karena pamrih, karena mene-rima banyak dari kebaikan Allah, karena takut susah (1:9). Tanpameragukan kesalehan hamba-Nya, Allah mengizinkan dia dicobai,kehilangan semua harta dan anaknya, juga kesehatannya. Ia punpasrah seperti orang tunggu mati, "TUHAN yang rnernberi, TUHANyang mengambil, terpujilah nama TUHAN" (1 :21).

Ayub masih mencoba realistis. Hidup sebagai pemberian Allahadalah satu paket baik dan buruk, keberuntungan dan kemalangan.Namun, realisme hidup tak bisa menyembunyikan perasaan bahwasetia kepadaAllah itu melukai diri sendiri (27:2 "Yang Mahakuasa ...mernedihkan hatiku"). Mula-mula) ia merasa lebih baik tidak lahir(3: 10). Kernudian, ia menuduh Allah, seperti dalang penentu nasibtokoh wayang, telah membiarkan dirinya menjadi bulan-bulananpenderitaan. Bukan hanya hidup ini, Allah juga dinilainya tidak adil.

52 I KAlA DAN KARYA

Ketiga sahabat Ayub menyimak curhat Ayub yang menyerangintegritas Allah. Mereka silih berganti terlibat dialog dengan Ayubyang gagal paham dan penasaran mengapa nasibnya semalang itu.Mereka menghubungkan malapetakanya dengan dosanya sendiriberdasarkan prinsip tabur-tuai. Siapa menabur dosa, kemalanganpula dituainya. Oleh karena itu, jalan satu-satunya bagi Ayub adalahmengaku dosa dan bertobat. Seeara bergantian, mereka membelaintegritas Allah, membentuk front pembela Tuhan, dan menuduhAyub sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kemalang-annya sendiri.

Lalu, Elihu tampil sebagai orang keempat yang menghadapiAyub. Berbeda dari ketiga orang pertama yang mengangkat temasebab-musabab penderitaan, dia berbieara tentang tujuan penderi-taan sebagai sebuah eara Allah menegur manusia agar terhindar darikesusahan lebih besar (33:14-30). Penderitaan adalah sebuah earaAllah mendisiplin para hambaAllah (36:8-12). Belum sempatAyubmerespons Elihu, Allah berfirman (untuk pertama kalinya setelahlama berdiam diri), meresponsAyub (bukan Elihu).

Allah menantang Ayub dan meneeearnya dengan 129 ayat yangkebanyakan berbentuk pertanyaan retorik. Ia dibuat merasa dirikeeil berhadapan dengan keagungan alam semesta dan kekuasaanAllah. Ketika mendapat kesempatan bicara, Ayub berkata denganeara berbeda dari sebelumnya, "Mulutku kututup dengan tangan.Satu kali aku berbieara ... tetapi tidak akan kulanjutkan" (39:37-38). Ayub yang sejauh ini paling banyak bicara, akhirnya mengakudi hadapan Allah, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar ten-tang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau"(42:5). Ia meneabut perkaranya dari pengadilan imajiner yang di-gelarnya sendiri, 'Aku meneabut perkataanku dan dengan menyesalaku duduk dalam debu dan abu" (42:6). Ia kini merasa tak berhakmempersoalkanAllah yang ternyata tetap mengendalikan dunia cip-taan dan mampu memulihkan dunia moral Ayub yang porak-poran-da oleh badai kemalangan.

Sampai akhir kitab, kemalangan Ayub tetap menjadi misteri bagiyang bersangkutan. Seolah-olah, kitab itu hendakmengatakan kema-

KATA DAN KARYA II 53

(Bahana, 11ei 2017)

langan memang tak dapat diselesaikan dengan kata-kata. Yang lebihmenentukan adalah tindakan melawan putus asa, godaan untuk me-ninggalkan Tuhan atau menjadi ateis atau bunuh diri. Istri Ayub sajatidak tahan melihat penderitaan sang suami dan menyuruhnya lebihbaik mati. Ayub memang menyesal mengapa terlahir di dunia, tetapiia tidak menyerah di bawah tekanan penderitaan. Pembangkangan-nya tidak sia-sia. Ia mampu bertahan sampai akhir dan Allah samasekali tidak menyalahkan dia. Allah tidak butuh dibela. Alih-alihmemihak Allah, Kitab Ayub memihak orang yang menjadi korbanpenderitaan.

54 II KATA DAN KARYA

Yefta

efta, hakim (pemimpin perang) ke-8 di Israel yang memimpinselama enam tahun (Hak. 11:1-12:7). Ia terlahir sebagai buahhubungan Gilead dengan seorang pelacur. Ketika anak-anak

dari istri Gilead sudah dewasa, mereka tidak menghendaki Yeftamemiliki bag.an harta warisan. Ia diusir dan melarikan diri ke tanahTob. Di sana ia bergabung dengan para penjahat dan bersama-samapergi merampok, bahkan menjadi pemimpin mereka.

Suatu kali, bani Amon akan menyerang Israel. Orang Israelmerasa gentar dan membutuhkan seorang pernimpin perang yangtangguh. Dan, pilihan jatuh kepada Yefta. Tetua Israel meminta diamemimpin perang melawan Amon. Semula Yefta ragu-ragu sebab ja-ngan-jangan usai menang perang, statusnya tetap terbuang. Namun,tetua Israel berjanji akan menjadikan Yefta pemimpin suku Gilead.Yefta pun setuju.

Untuk membuat Tuhan berpihak dan membuatnya menang,Yefta bernazar. Jika menang, ia akan mempersembahkan kepadaAllah apa saja yang pertama keluar dari pintu rumahnya menyong-songnya kembali dari perang. Ketika ia pulang dari me nang perang,yang keluar pertama menyongsongnya ternyata putrinya yang de-ngan gembira menari-nari menyambut kepulangan Sang Ayah se-bagai pahlawan perang. Bukan ternak atau budaknya, tetapi buahhatinya. Yefta sangat terpukul dan sangat sedih. Ia terikat nazarnyasendiri. Meski menyesal, Yefta menyalahkan putrinya, "Engkaulah

KAT A DAN K A R Y A II 55

yang mencelakakan aku: akutelah membuka mulutku ber-nazar kepada TUHAN, dan ti-dak dapat aku mundur," SangPutri tidak berusaha menolak

THE 1WELVE TRIBESOF ISRAEL"<') .. "d 1~,)I)-IO~O 8

ARAMEANS

petaka yang menimpanya:ia menerimanya sebagai su-ratan takdir. Ia menunjukkanloyalitasnya kepada bangsadengan menjadi kurban un-tuk mendukung Perang Tu-HAN. Ia membenarkan nazarSang Ayah yang dipandang-nya sebagai pahlawan perang,"TUHAN telah mengadakanbagimu pembalasan terhadaprnusuhmu," Ia hanya memintaizin kepada Sang Ayah untukmengembara ke pegunungandan menangisi kegadisannya bersama teman-temannya selama duabulan. Sesudah itu, ia dipersembahkan sebagai kurban. DemikianIahgadis itu mati di tangan Sang Ayah. Apa yang dilakukan Yefta dengantragedi yang menimpa putrinya merefleksikan sebuah zaman yangorang-orangnya "berbuat apa yang benar menurut pandangannyasendiri" (Hak. 21: 2S).

Jalan cerita bergerak dari kemenangan kepada tragedi. Yeftamenang perang, tetapi kehilangan anak satu-satunya. Cerita inimenimbulkan lebih banyak persoalan dengan apa yang tak tertulisdaripada yang tertulis. Mengingat Yefta dikuasai Roh TUHAN dannazarnya ditujukan kepada Tuhan, apakah dengan sendirinya Tuhanmenyetujui isi nazar Yefta yang diucapkan dalam konteks PerangTUHAN? Atau, isi nazar Yefta sepenuhnya tanggung jawab dia? Yangjelas, menjadikan manusia sebagai kurban bertentangan dengan hu-kum Taurat. Terkait nazar, meski itu sebuah tindakan religius, tidakada perintah Allah untuk melakukannya. Namun, jika sudah berna-

56 II KATA DAN KARYA

.o.

SIMEONMOAB

AMALECWllder'rJes5.of

Zi" -EDOM

zar, nazar itu wajib dilunasi dan bayarannya tidak pernah berbentukmanusia (Pkh. 5:3-6). Yefta tidak wajib bernazar. Tampaknya ia so-sok ayah yang sembrono dan putrinya menjadi korban kesembrono-annya.

Dari perspektif gender} Yefta adalah sosok kontroversial. Ia dike-nang sebagai salah seorang pahlawan iman (Ibr. 11:32)} tetapi putri-nya yang justru lebih berkorban dan berbudi luhur tidak dikenang,bahkan namanya pun kita tidak tahu. Apakah hanya karen a sosokwanita, Tuhan tidak melakukan intervensi seperti yang dilakukan-Nya saat Abraham mempersembahkan Ishak (Kej. 22: 11-14)? TeksAlkitab membisu terhadap soal-soal moral itu. Namun, Origenesmemaknai putri Yefta sebagai martir. Agustinus mendorong umatmemetik dua pelajaran dari cerita Yefta. Pertama, tindakan keliruYefta tidak untuk ditiru. Kedua, putrinya melambangkan gereja yangdipersembahkan secara murni oleh Kristus.

Orang beriman masih perlu mewaspadai diri sendiri yang tidakotomatis bersih dari pengaruh buruk apakah itu cara pikir duniawiataupun pengalaman pahit di masa lalu. Kita bertanggung jawab un-tuk tidak dikuasai pengaruh-pengaruh buruk itu.

(Bahana) Agustus 2010 )

KATA DAN KARYA II 57

Delilaelila adalah satu-satunya perempuan yang disebutkan nama-nya dari empat perempuan di sekitar Simson (Hak. 16:4-22).Nama tiga perempuan tak disebut: ibu Simson, istri Simson

yang seorang Filistin, dan pelacur di Gaza.Yang keempat adalah kekasih Simson yang bernama Delila.

Asalnya dari Lembah Sorek (ay. 4), mungkin sekarang Wadi es-Sarar, 22 kilometer di barat daya Yerusalem, mengawali penanjakanke kota itu, mulai dari dekat Zora. Kalau begitu, Sorek cukup idealmenjadi daerah pertemuan interaksi di antara orang Israel dan orangFilistin. Latar belakang keluarga Delila tak jelas. Identitasnya tak di-kaitkan dengan laki-laki mana pun, termasuk Simson. Mengetahuihati Simson sudah tertambat pada Delila, datanglah lima penguasaFilistin (pentapolis) kepada wanita itu, meminta dia merayu Simsonagar membocorkan rahasia kekuatan dirinya dan bagaimana caramenghilangkan kekuatan itu (ay. 5). Itulah adegan pertama narasiitu. Tidak jelas apakah Delila seorang Filistin atau Israel. Yang jelasia bekerja untuk kepentingan orang Filistin, musuh Simson, musuhIsrael. Perempuan itu mengemban tugas rahasia dengan berperanseperti seorang pelacur, sebab ia menukar kemolekannya denganimbalan 1.100 uang perak dari orang Filistin.

Dalam suatu kesempatan yang baik, Delila menanyakan Simsonletak rahasia kekuatannya dan dengan apa ia dapat diikat. Simsonmenjawab, "Kalau aku diikat dengan tujuh tali busur baru yang be-

58 II KAT A 0 A N K A R Y A

lum keringbetul" Cay.7).Delila tertipu.Kali kedua iabertanya lagidan dijawabSimson, "Ka-lau aku diikatdengan talibaru yang be-lum pernahdipakai" Cay.11). Kembali

ia tertipu. Kali ketiga, Simson memberitahukan, "Kalan tujuh un-taian rambut saya dijalin pada benang di perkakas tenun, kemudiandiikat pada kayu perkakas tenun itu" Cay.13). Untuk ketiga kalinyaia tertipu. Setelah tiga kali gagal membujuk Simson, Delila memakaialasan cinta untuk meluluhkan hati Simson Cay.IS). Ketika alasancinta tidak mempan, berhari-hari ia merengek kepada Simson danmendesaknya Cay.16). Begitu gigih dan sabarnya Delila mengorekrahasia pribadi dari Simson. Kegigihan itu akhirnya berbuah. Ben-teng pertahanan Simson jebol. Rahasia kekuatannya yang luar bias a,yang ayahnya sendiri mungkin tidak tahu Cay.17), bocor juga darimulutnya.

Sesudah berhasil membuat Simson membuka rahasia keper-kasaannya, Delila membujuk Simson tidur di pangkuannya. LaluDelila memanggil orang untuk mencukur tujuh untai rambutSimson. Dalam narasi ini, kita diarahkan untuk melihat Delila se-bagai sosok wanita mandiri yang bebas dari otoritas laki-laki. Diamenjadi subjek dalam aksi mengikat Simson dengan tali busur Cay.8) dan tali baru Cay. 12), menjalin tujuh untaian rambut Simsonpada benang laiu mengikatnya pada kayu perkakas tenun Cay.14).

Simson belum belajar dari pengalaman menjalin hubungandengan dua wanita sebelumnya yang berujung perselisihan, tipudaya, tipu lawan tipu, bahkan dirinya menjadi target pembunuhan.

MAP OF THE PHILISTINE VALLEY OF SOREK

Ekron•

KATA DAN KARYA II 59

CBahana, Juli 2012)

Karena itu, ada yang membaca narasi ini sebagai memperlihatkankebodohan Simson yang tidak curiga sedikit pun dengan Delila yangtiga kali telah membangunkan Simson dari tidurnya dengan teriakanyang sarna "orang-orang Filistin menyergap engkau" Cay.9, 12, 14),bahkan sampai keempat kalinya Cay.20).

Namun, narasi ini juga dapat dibaca sebagai tanda Simson benar-benar mencintai wanita itu. Ia tidak percaya wanita itu akan sampaihati mengkhianatinya. Mungkin ia hanya berpikir Delila sedangmenguji kebenaran pengakuannya. Ia percaya penuh kepada Delila.Lihatlah betapa pasrahnya Simson saat "tidur di pangkuannya" Cay.19). Pahlawan yang gagah perkasa itu tidur lelap bagai manekenyang tidak bereaksi sedikit pun ketika rambutnya diikat. Simsontidak ditundukkan langsung oleh raja-raja kota Filistin yang gagahperkasa, tetapi oleh kelemahlembutan dan pesona seorang wanita.

6l\l II KATA DAN KARYA

Daudaud sedang di puncak kejayaannya, kemenangan demi ke-menangan diraihnya dalam perang. Saat raja-raja biasa berpe-rang, ia cukup percaya diri memercayakan semuanya kepada

Yoab panglima perangnya dan ia sendiri tetap tinggal di Yerusalem(2Sam.11).

Bermula dari kejadian tak disengaja, Daud bangun dari tidursiang dan berjalan-jalan di atap datar istana. Ia melihat seorangwanita cantik sedang mandi. Setelah mencari tahu, ternyata wanitaitu istri Uria, prajuritnya yang di medan perang sedang membelakehormatan bangsa dan kehormatan raja. Uria adalah orang Aram,juga bisa disebut orang Het. Seperti Eliam, Uria juga termasuk 30Pendekar (2Sam. 23:39). Menurut teks Samuel versi Qumran, se-buah pembacaan yang juga dikenal Yosefus dan kemudian diadopsiterjemahan New American Bible, Uria adalah "pernbawa senjataYoab"

Ketertarikan Daud tidak berhenti hanya sebatas informasi.Dengan kuasanya sebagai raja, ia mengundang Batsyeba datang keistana. Barangkali Daud menanyakan kepadanya kabar ten tang sua-minya. Entah sesudah berapa kali perternuan, akhirnya terjadilahhubungan intim di antara keduanya. Ketika ia memberitahukankehamilannya, Daud memberi perintah agar Uria dikirim pulang.Setelah menanyakan situasi perang kepada Uria, Daud menyuruh

KAlA DAN KARYA II 61

prajuritnya itu pulang menemui sang istri, dengan maksud menu-tupi skandal kehamilan itu.

Ternyata prajurit itu tak mau pulang dan memilih tidur di de-pan pintu gerbang istana bersama para pengawal raja. Daud pun me-manggil Uria dan bertanya mengapa ia tidak mau pulang. Jawabnyategas, ia tidak akan pulang ke rumah selama ten tara Israel sedangmempertaruhkan nyawa di medan perang. Melihat keteguhan sikapUria, Daud mengizinkan prajuritnya itu besok kembali ke medanperang. Esoknya, sebelum berangkat, Daud menjamu Uria danmembuatnya mabuk sehingga tak bisa berangkat hari itu. Ia masihberharap Uria pulang ke rumah. Ternyata prajurit itu tetap tak maupulang dan tidur di dalam ruang pengawal istana.

Habislah kesabaran Daud. Pagi harinya, ia menulis surat untukYoab yang dititipkan melalui Uria. lsi surat itu adalah instruksi agarYoab menempatkan Uria di garis terdepan dalam pertempuran pa-ling sengit, lalu tiba-tiba pasukan harus ditarik mundur dan pasukandi garis terdepan dibiarkan tewas. Pes an itu jelas bagi Yoab, me ski iatak tahu mengapa Daud sampai menginginkan kematian Uria.

Lihatlah betapa kontrasnya Uria dan Daud. Daud panglima ter-tinggi, tetapi tak berhasil membuat bawahannya melakukan yangdiinginkannya. Daud tidur dengan istri Uria, tetapi tak berhasilmembuat Uria tidur dengan istrinya sendiri. Daud tinggal di rumahketika pasukannya di kemah, tetapi tak mampu membuat Uria pu-lang ke rumah dan prajurit setia itu berkemah di luar rumah bersamahamba-hamba raja. Ironisnya lagi, Uria yang tak berdosa menjadikorban dan Daud yang berdosa malah selamat. Segala sesuatu yangdikatakan dan dilakukan Uria seperti menunjukkan betapa amoral-nya Daud. Bahkan, dalam kematiannya, Uria meniadakan kontrolDaud yang dipaksakan. Rencana Daud sedikit menyimpang dengankematian sia-sia tentara lain.

Pasukan Daud menderita kekalahan konyol dan raja harus tahu.Utusan Yoab menemui raja untuk melaporkan kekalahan itu. Yoabberpesan, jika raja sampai marah, katakan kepadanya: Uria sudahmati. Utusan itu melaporkan semua yang terjadi kepada raja. Ia siapmenerima murka raja. Ternyata raja menerima baik laporan itu. Ia

II KAlA DAN KARYA52

malah menasihati untuk tidak berkecil hati, sebab dalam perang su-dah biasa ada yang mati. Mereka harus terus berperang sampai mu-suh kalah. Setelah selesai mas a Batsyeba berkabung, Daud memi-nang janda perang itu. Betapa baiknya Daudl "Tetapi hal yang telahdilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN" (2Sam. 11:27).

(Bahana, September 2012)

KATA DAN KARYA II 63

Yunus

itab Yunus unik dibandingkan kitab-kitab nabi lain. Dia sen-diri tidak seperti sosok nabi biasanya yang sering berbicara dimuka orang banyak, menjadi juru bicara Tuhan, mengkritik

penguasa, mencela dosa, atau meneguhkan janji Tuhan. Yunus me-mang banyak bicara, tetapi bukan bernubuat. Hanya satu kali ia me-nyampaikan firman Allah kepada penduduk Niniwe, "Empat puluhhari lagi, Niniwe akan hancur!" (Yun. 3:4). Niniwe adalah ibu kotakerajaan kuno Asyur. Kota itu kini letaknya di barat laut Baghdad(lrak), dekat Sungai Tigris. Kejahatan Niniwe digambarkan NabiNahum (Nah. 3: 1-4). Di saat jayanya, Kerajaan Asyur ditakuti seka-ligus dibenci banyak bangsa, termasuk Israel. Kekejamannya dalamperang terkenal. Awalnya ia menolak penugasan Tuhan untuk me-nyampaikan berita pertobatan kepada penduduk Ninewe. Ia pergike arah yang berlawanan dengan kota itu, ke Tarsis yang mungkinidentik dengan kota pelabuhan Tartessus di pantai barat Spanyol.Tarsis mewakili tempat yang berlawanan dengan Ninewe, di ujungdunia paling barat.

Yunus tidak mau penduduk Ninewe bertobat. Ia lebih senangkota itu dihukum Tuhan. Herannya, Tuhan mau memakai nabi ber-masalah seperti itu. Yunus lupa, TUHAN dalam kedaulatan-Nya men-jadikan bangsa-bangsa lain sebagai bagian dari umat-Nya. "Diberka-tilah Mesir umat-Ku, Asyur buatan tangan-Ku, dan Israel milik pusa-ka-Ku" (Yes. 19:25 ). Tuhan tidakhanya berurusan dengan Israel. De-

64 II KAT A 0 A N K A R Y A

ngan meng-utus Yunuske Niniwe,tampak kasihTuhan tidakhanya ke-pada Israel,tetapi jugakepada bang-sa-bangsalain, bahkan

musuh besar Israel. Yunus tidak berhak membatasi kasih Allah, se-bab Tuhan yang memilih Israel adalah Tuhan bangsa-bangsa.

Dalam dialog dengan pelaut di kapal, Yunus diinterogasi bak pe-sakitan. Setelah melalui pengalaman mengerikan ditelan ikan besar,akhirnya nabi itu pergi juga ke Niniwe. Ia kapok. Ternyata kekha-watiran Yunus benar. Penduduk Ninewe bertobat dan Tuhan batalmenghukum mereka. Relasi Tuhan dengan Ninewe berubah, dariyang tadinya menghukum kini tidak menghukum. Itulah arti Tuhanmenyesal, bukan dalam arti merasa bersalah karena sudah melaku-kan sesuatu yang tidak baik karena kurang perhitungan. Tuhan yangmahatahu tidak akan menyesal seperti itu. Bahasa antropomorfismeitu menggambarkan perubahan relasi Tuhan.

Terakhir kali, tampak Yunus sedang kesal kepada Tuhan. Begitukesalnya, sampai ia ingin mati. Ia tidak senang dengan keputusanTuhan membatalkan hukuman atas Niniwe. Tuhan dua kali mene-gur sikap Yunus itu dengan pertanyaan yang sarna, "Layakkah eng-kau marah?" (4:4,9). Pertama kali Yunus marah kepada Tuhan yangtelah mengampuni Ninewe. Teguran Tuhan dalam bentuk perta-nyaan itu tidak direspons Yunus. Kali kedua, Yunus marah kepadaTuhan karena pohon tempatnya berteduh dari panas terik menda-dak dibuat layu sehingga ia kehilangan temp at berteduh yang nya-man. Kali ini Yunus menjawab pertanyaan Tuhan, "Selayaknya akumarah sampai mati," Yunus sebenarnya tidak pantas marah.

KATA DAN KARYA II 65

Meski nama "Yunus" berarti burung merpati, di sini tidak tam-pak ketulusannya. Nabi Hosea memakai metafora "merpati tolo1"untuk menggambarkan sikap Israel yang berbagi kasih dengan ilahlain (Hos. 7: 11). Mungkin metafora itu tepat untuk Yunus. Pikirandan sikap sempit Yunus menunjukkan kebodohannya.

Sikap Yunus sering merefleksikan sikap umat. Kita merayakankasih dan pengampunan Allah hanya untuk diri sendiri atau palingjauh untuk kalangan sendiri. Kita enggan menjadi agen kasih Allahdalam arti luas. Tema tahunan Persekutuan Gereja-Gereja di Indo-nesia adalah "Tuhan baik untuk semua orang': Jika Tuhan mengasihisemua orang} bagaimana kita boleh tidak mengasihi yang dikasihiTuhan? Sampai akhir kitab, tidak jelas apakah sikap Yunus berubah.Akhir kitab itu bersifat terbuka (open ending).Pembacalah yang ha-rus menentukan bagaimana kitab itu mau ditutup. Apakah pembacabertahan dalam pikiran dan sikap sempitnya? Ataukah, pembacaakan bertobat?

(Bahana}Mei2010)

66 II KAT A 0 A N K A R Y A

Daniel (1)aniel dan ketiga sahabatnya termasuk tawanan yang dibuang keBabilonia. Mereka berasal dari keturunan bangsawan Yehudayang baik bobot, bibit, dan bebetnya. Mereka dipersiapkan un-

tuk menjadi pejabat tinggi di lingkungan istana Babilonia. Untuk itu,mereka harus menguasai tulisan dan bahasa Kasdim, yang terkenalsulit dan tak dimengerti oleh kebanyakan orang Babilonia sendiri.Tulisan dan bahasa Kasdim penting untuk meramal serta menafsirmimpi dan penglihatan (bdk. 2:2-5, 10). Namun, pengetahuan danketerampilan saja tak cukup.

Nasionalisme mereka juga diformat ulang, agar benar-benarBabilonia dalam laku dan pikir, menjadi nasionalis Babilonia. NamaYahudi mereka yang terkait Allah Israel diganti. Orang tua merekamemberikan nama bernuansa religius agar ketika dewasa merekatetap ingat Tuhan. Nama baru mereka dalam bahasa Babilonia tak adakaitan lagi dengan Allah Israel, bahkan ada yang terkait nama dewaBabilonia. Daniel ('~lah adalah hakirnku") diganti menjadi Belt-sazar (unsur nama dewa Bel yang disembah Nebukadnezar dalam4:8). Hananya ("Tuhan telah bertindak amat baik") diganti menjadiSadrakh (mungkin "bersinar" atau "aku amat ketakutan" yang meng-andaikan objeknya adalah sosok dewa). Misael ("siapa seperti Allah")diganti menjadi Mesakh (mungkin "aku diabaikan" atau gabung-an dari unsur Misha, sebuah varian nama Dewa Mithras). Azarya

KAT A 0 A N K A R Y A II 67

("TUHAN su-dah menolong")diganti men-jadi Abednego("hambaNabu").

DemikianDaniel dan ke-tiga sahabatnyamasuk programkarantina peme-rintah Babilonia selama tiga tahun. Mereka mendapat jatah makan-an dari menu raja} yang pasti terbaik. Menerima makanan dari sese-orang dapat berarti mengakui adanya hubungan istimewa di antarakedua belah pihak (bdk. Kel. 24:9-11). Orang-orang yang makandari meja raja selatan digambarkan sebagai "penasihat-penasihatnyayang paling dekat" (11:26) BIMK). Sewaktu Saul mendapati Daudtidak datang makan bersamanya, ia amat marah dan mencurigaiDaud sudah tak mau lagi mengabdi kepadanya (lSam. 20:30-34).Daud meminta Mefiboset untuk makan semeja bersamanya (2Sam.9:9-13 \ sebagai tanda anggota keluarga Saul yang tersisa itu di-lindungi raja dan para pendukung Daud tak boleh menyentuhnya.Sesudah Kerajaan Yehuda jatuh, Raja Yoyakhin menghabiskan hari-harinya dalam pembuangan dan makan semeja bersama raja Babi-Ionia (2Raj. 25:27-29). Karena itu, makan dari menu istana dapatberarti memupuk ketergantungan pada raja dan utang eksistensi.Kesetiaan politik ditanam untuk mengabdi kepada raja.

Daniel dan kawan-kawan menyadari jati diri mereka sebagaiorang Israel secara sistematis sedang dikikis. Menyadari hal itu,mereka menetapkan hati untuk mempertahankan sebuah ruang ke-mandirian yang tak bergantung pada Babilonia. Sebagai tawanan,mereka tak punya pilihan selain mengabdi kepada Babilonia. Akantetapi, soal makan, mereka memiliki sedikit ruang kernandiran,minimal mencoba untuk mandiri. Mereka tak ingin menggantung-kan seluruh eksistensi mereka pada Babilonia. Mereka mau mengujipemeliharaan Tuhan dengan makan dari menu biasa saja, bukan dari

The Captivity(586-516 B.C.)

68 II KATA DAN KARYA

menu raja. Hasilnya, ternyata mereka lebih pintar daripada rekan-rekan lain yang mendapat menu raja. Terbuktilah bagi Daniel dankawan-kawan bahwa Tuhanlah sumber kecerdasan dan hikmat me-reka.

Itu bukan tanpa partisipasi aktif mereka untuk melangkahdengan iman dan berani. Mereka melangkah dahulu, memilikiketetapan hati (komitmen), disusul dengan tindakan melepas hakmenikmati makanan istimewa dari menu raja dan hanya menyantaphidangan sederhana (1:8, 12). Mereka melakukan dahulu apa yangbisa, baru kemudian Tuhan melakukan selebihnya yang mereka takbisa. Itulah cara Allah menghormati mereka yang menghormati Dia(lih. 1Sam. 2:30). Meski mereka akhirnya dipromosikan dari statustawanan ke status elite di lingkungan istana, mereka tetap orang Is-rael yang bergantung pada Tuhan.

Total masa pengabdian Daniel di istana asing 70 tahun (605-536 SM). Daniel dan kawan-kawan hidup sebagai profesional dilingkungan tak seiman. Mereka menjadi profesional yang berinte-gritas, menjadi minoritas berkualitas.

(Bahana, September 2011)

KAT A 0 A N K A R Y A II 69

Daniel (2)aniel dan ketiga sahabatnya, meski minoritas, menjadi kesa-yangan istana Babilonia karen a pengetahuan, keterampilan,dan sikap mereka. Pejabat lain, sebagai bagian dari elite kera-

jaan, menjadi iri. Orang-orang Kasdim meneari jalan untuk men-jatuhkan mereka.

Alkisah, raja hendak merayakan kebesarannya dengan membuatsebuah patung raksasa, dengan tinggi 27 meter dan lebar hampir 3meter (Dan. 3). Raja-raja pada zaman kuno suka membuat patung,terutama untuk merayakan kemenangan perang mereka dan meng-hormati dewa yang dianggap paling berjasa dalam kemenangan itu.Orang Babilonia menyembah dewa lebih dari satu. Tidak semuasuku bangsa itu menyembah dewa yang sarna. Tampaknya Nebu-kadnezar hendak memakai perayaan akbar untuk suatu dewa nasio-nal guna menggalang kesatuan bangsa. Sayangnya, perayaan akbaritu disertai aneaman bakar hidup-hidup bagi yang membangkang.Penguasa bisa kebablasan memakai otoritasnya ketika menuntutketaatan mutlak yang tiada hubungannya dengan efektivitas peme-rintahan.

Dalam upaeara peresmian patung raksasa itu, para pejabat danorang banyak sujud menyembah patung itu, tetapi Sadrakh, Mesakh,dan Abednego tidak melakukannya. Sejak kecil, mereka sudah dia-jar untuk menyembah Allah leluhur saja. Mereka juga sadar, justrukarena menyembah ilah lain, mereka dibuang di Babilonia. Biasanya

7IS) II KATA DAN KARYA

mereka taat kepada raja, kali ini tidak. Mereka tidak mau meng-khianati keyakinan iman mereka. Di negara dernokrasi, itu disebutpembangkangan sipil.

Pembangkangan itu tak berbuntut panjang, seandainya tak adalaporan masuk ke istana dari orang-orang Kasdim. Tiga Sekawandituduh menganggap sepi perintah raja. Raja marah besar karenawibawanya ditantang. Ia masih memberi kesempatan kepada me-reka untuk berubah pikiran sambil juga menantang, "Dewa manakahyang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" Ia menganggaphidup mati Tiga Sekawan di tangannya.

Tantangan raja dijawab mereka dengan sikap tunduk seorangbawahan, "Kami tidak akan mencoba membela diri" (ay. 16, BIMK).Alih-alih heroisme iman (seolah-olah begitu berani menantangmaut), mereka pasrah. Titah raja adalah hukum dan mereka sudahsalah. Tak perlu membela diri, tetapi mereka menegaskan, "[ikaAllah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akanmelepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu dan daridalam tanganmu, ya raja, tetapi seandainya tidak, hendaklah tuankumengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku,dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu"(ay. 17-18 ) .

Dengan ungkapan "seandainya tidak", mereka tidak memaksaAllah untuk melepaskan mereka secara ajaib, juga mereka tidakmengatakan Allah pasti menolong, tetapi juga tidak meragukan kua-sa Allah untuk menolong.

Mereka percaya Allah demi Allah, setia kepada Allah demi Allah,tidak demi apa yang diperoleh dari Allah. Iman tanpa pamrih. Me-reka tidak suka mati, tetapi siap mati dalam keyakinan bahwa kerna-tian mereka akan diperhitungkan Allah. Terserah Allah bagaimanamemperhitungkannya. Seandainya mati, mereka juga tidak menye-sal. Itu bukan bukti Allah tak kuasa menolong, melainkan harga ma-halloyalitas kepada Allah. Apakah Allah akan membiarkan merekamati atau me no long, itu sepenuhnya hak prerogatif Allah. Merekatidak pasrah di tangan penguasa, tetapi di tangan Allah, Raja segalaraja, penentu nasib akhir mereka.

KATA DAN KARYA II 71

Ini bukan fanatisme. Mereka tidak menghina patung itu. Me-reka tidak menantang raja. Mereka hanya tidak mau menyembahpatung itu. Mereka setia lahir batin kepada Allah, meski untuk ituada risiko. Mereka memiliki pendirian dan mau hidup sesuai denganpendirian itu. Karena itu, tindakan heroik mereka berbobot moral.Memang benar "umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat danakan bertindak" (Dan. 11:32). Mereka dibakar hidup-hidup, tetapitidak mati. Mereka tidak diselamatkan dari api, tetapi di dalam api.

(Bahana,Juli 2017)

72 II KAT A 0 A N K A R Y A

Ester

ada abad ke-S SM Ahaswerosh, raja Imperium Persia, memecatratunya. Lalu diselenggarakan suatu kontes ratu untuk meng-isi kekosongan jabatan ratu. Seorang gadis Yahudi, yang le-

luhurnya adalah orang buangan, diam-diam mengikuti kontes ratu.Hadasa namanya. Sejak kecil, ia sudah yatim piatu dan dipeliharaoleh Mordekhai pamannya. Ia sudah dianggap seperti anak sendiri.Ester adalah nama Persianya. Singkat cerita, ia terpilih sebagai ratudengan tetap menyembunyikan identitas keyahudiannya sesuaidengan pesan Sang Paman.

Kehidupan tenang komunitas Yahudi di wilayah kekuasaan Per-sia terusik setelah Haman naik menjadi perdana menteri. Atas mus-lihat kejinya, keluar dekret raja bahwa ada suatu hari semua orangYahudi boleh dibunuh dan hartanya dirampas, tanpa sanksi hukumapa pun. Narnun, hanya untuk hari itu saja. Kehebohan pun melandaorang Yahudi di mana saja. Mereka berkabung atas bencana politikdiskriminasi itu, sementara Ester di istana jauh dari kehebohan itu.Karena itu, Mordekhai melakukan aksi keprihatinan untuk menarikperhatian Ester agar ia berbuat sesuatu untuk keselamatan bangsa-nya.

Sebenarnya Ester ingin melakukan sesuatu, tetapi terhalang pro-koler istana yang sangat kaku dan tidak kenal ampun. Menurut hu-kum istana, siapa saja yang menghadap raja tanpa dipanggil dahuluberlaku hanya sebuah hukum, yaitu mati, kecuali raja mengulurkan

KAlA DAN KARYA II 73

tongkat emasnya kepadanya. Ester sudah 30 hari tidak dipanggil raja.Ia berharap pamannya mau mengerti posisinya yang sulit. Namun,Mordekhai malah mernperingatkan, "Jangan kira, karena engkau didalam istana, hanya engkau yang akan terluput dari antara semuaorang Yahudi. Orang Yahudi pasti akan mendapat pertolongan danpertolongan itu bisa datang dari pihak lain. Namun, siapa tahu ba-rangkali justru untuk saat-saat seperti ini engkau dulu terpilih men-jadi ratu." Allah adalah penguasa sejarah. Ia dapat memakai siapasaja jika Ester tidak mau. Demikian tersirat iman Mordekhai padapemeliharaan Allah} me ski tak sekali pun kata "Allah" tersua dalamKitab Ester.

Rupanya peringatan sang paman terus terngiang di telinga Ester.Ia pun tertantang dan memutuskan untuk keluar dari persernbu-nyian identitas Yahudinya, keluar dari zona nyaman sebagai ratu.Risikonya tidak keeil. Ester bisa mati sebagai orang Yahudi menurutkonspirasi jahat Haman. Kemungkinan terburuk lain adalah mati ditangan raja. Yang paling ringan adalah dipeeat dari jabatan ratu se-perti nasib Ratu Wasti yang digantikannya. Karena itu, ia berpesankepada Mordekhai agar orang-orang Yahudi di Susan berdoa puasabaginya selama tiga hari. Ester dan gadis-gadis pelayannya juga ber-puasa. Setelah itu, ia akan menghadap raja. "Kalan aku harus mati,biarlah aku mati," tegas Ester. Ia tidak eari mati, tetapi siap mati kalauperlu.

Ester yang eantik dikenang bukan karena kecantikannya, me-lainkan heroismenya. Menjadi ratu adalah mimpinya, tetapi bukanuntuk menjadi pahlawan. Setelah meraih segala sesuatu yang men-jadi impian banyak gadis waktu itu, ia terlibat dalam upaya penyela-matan bangsa. Menjadi pahlawan memang bukan sebuah eita-eita.Sejatinya pahlawan memang dilahirkan oleh sejarah.

Mahatma Gandhi} pengaeara sukses lulusan Inggris, meninggal-kan profesinya di Afrika Selatan untuk membela bangsanya di India.Setelah 20 tahun mengajar di Universitas Yale dan Harvard} HenriNouwen menjadi nobody dengan melayani sebuah komunitas eaeatmental dan difabel di Kanada. Dengan dua gelar sarjana di tangan,Butet Manurung memilih mengajar baea tulis untuk orang rimba di

II KATA DAN KARYA74

pedalamanJambi. Ia pernah berlari tanpa henti sejauh 10 kilometerkarena dikejar orang yang merasa aktivitas pembalakan liar merekaterganggu lantaran keberpihakan Butet. Pahlawan sejati tidak men-cari popularitas. Dia rela meninggalkan zona nyaman untuk bersatudengan yang dibelanya.

(Bahana, Mei 2012)

KATA DAN KARYA II 75

Mordekhaini kisah generasi keempat orang Yahudi pada abad ke-S SM diPersia (kini Iran). Mereka hidup cukup sejahtera. Ada Mordekhaiyang menjadi ayah angkat Ester. Ester sendiri beruntung terpilih

menjadi ratu Persia.Suatu kali, raja mengangkat Haman rnenjadi perdana menteri

(Est. 3). Atas instruksi raja, semua hamba raja di pintu gerbang istanaharus sujud memberi hormat kepada Haman saat ia lewat di depanmereka. Mordekhai tak melakukan hal itu. Karena hanya pegawairendahan, awalnya pembangkangan Mordekhai tak disadari Hamansampai ada laporan yang masuk. Haman menjadi marah sekali daningin Mordekhai mati saja, Namun, tidak cukup itu. Setelah tahuMordekhai seorang Yahudi, Haman menginginkan kematian semuaorang Yahudi di seluruh Persia.

Dengan undi, Haman menentukan hari baik untuk melak-sanakan reneana kejinya. Setelah itu, ia meminta dukungan raja. Ke-luarlah keputusan raja yang diumumkan di seluruh Kerajaan Persia.Pad a suatu tanggal yang ditentukan, seluruh orang Yahudi di seluruhwilayah kekuasaan Persia, tua maupun muda, wanita maupun anak-anak, akan dibunuh serentak dan harta bendanya dijarah, tanpasanksi hukum bagi yang melakukan tindakan keji itu. Tak pelak lagike mana saja surat itu diumumkan, muneul kegemparan di kalang-an orang Yahudi. Mereka pun berkabung, berpuasa, dan meratap.Begitulah nasib kaum minoritas lernah, mudah menjadi korban

76 II KATA DAN KARYA

kesewenang-wenangan penguasa dan kaum mayoritas. Ketika diu-mumkan di Susan, ibu kota Persia, juga terjadi kegemparan. Namun,raja dan Haman duduk santai minum anggur. Apalah artinya kaumminoritas, tak berpengaruh bagi stabilitas negara.

Mordekhai yang tinggal di Susan amat sedih atas kemalanganyang bakal menimpa bangsanya (Est. 4). Ia mengoyakkan pakaian-nya, memakai kain kabung, menaruh abu di kepala, dan berjalan ditengah kota sambil meratap. Ia sampai di lapangan kota di depanpintu gerbang istana dan berdiri saja di depan pintu. PenampilanMordekhai di tengah kemakmuran kota sungguh tidak pantas, apa-lagi ia termasuk pegawai istana. Aksi Mordekhai menarik perhatianistana. Para pelayan Ester memberitahukan hal itu kepada majikanmereka. Ester mengirimkan pakaian biasa untuk Mordekhai. Na-mun, Mordekhai tidak mau menanggalkan pakaian kabungnya. LaluEster mengutus hamba kepercayaannya untuk menanyakan alasanMordekhai berkabung. Tinggal dalam istana tertutup membuatdirinya tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di luar sana.

Mordekhai menceritakan malapetaka yang akan menimpabangsa Yahudi dan menitip pesan untuk Ester, "Berbuatlah sesuatuuntuk keselamatan bangsamu!" Ester merasa serba salah. Menurutkebiasaan istana, siapa saja yang menghadap raja tanpa lebih dahuludipanggil raja akan dihukum mati, kecuali raja mengulurkan tong-kat emasnya kepada yang bersangkutan. Dan ia sudah 30 hari tidakdipanggil raja. Ratu sebelumnya, Wasti, dipecat hanya karen a tidakmengikuti kemauan raja untuk tampil di depan para tamu kerajaan.Ester pun kembali mengutus pelayannya dan menjelaskan tentangprotokoler istana yang amat kaku itu kepada Mordekhai agar diamengerti. Mordekhai kembali menitip pesan (Est. 4:13-14), "[a-ngan kira, karena engkau di dalam istana, hanya engkau yang akanterluput dari an tara semua orang Yahudi. Orang Yahudi pasti akanmendapat pertolongan dan pertolongan itu bisa datang dari pihaklain. Siapa tahu justru untuk saat -saat seperti ini engkau dulu terpilihmenjadi ratu."

Dalam keyakinan Mordekhai, Allah dapat memakai apa atausiapa saja untuk menyelamatkan bangsa Yahudi, jika Ester tak mau

KATA DAN KARYA II 77

berbuat sesuatu untuk bangsanya. Tersirat iman Mordekhai meskitak sekali pun kata "Allah" atau "TUHAN" disebut dalam Kitab Ester.Akhirnya, Ester berani keluar dari zona aman dan nyaman. Sesudahbangsa Yahudi selamat, Mordekhai dihormati sebab "ia berjuang un-tuk keselamatan dan kesejahteraan bangsanya" (Est. 10:3) BIMK).

(Bahana) Maret 2012)

78 II KATA DAN KARYA

Transfigurasi

ejak abad ke-1S peristiwa Yesus tampak dalam kemuliaandiperingati banyak gereja setiap 6 Agustus. Peristiwa itu ber-mula ketika Yesus mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakobus,

untuk menyendiri berdoa di atas sebuah gunung (Luk. 9:28-36).Keterangan waktu "kira-kira delapan hari sesudah menyampaikansemua pengajaran itu" menghubungkan peristiwa Yesus dimuliakandengan pengajaran Yesus pada ayat-ayat sebelumnya. Sebelum itu,di Kaisarea Filipi, Petrus membuat sebuah pengakuan penting didepan Yesus dan murid-murid lain bahwa Yesus adalah "mesias dariAllah" (Mat. 16:13i Luk. 9:20). Namun, Yesus langsung menjelas-kan bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem untuk menderita dan mati.

Mendengar itu, Petrus langsung menyela, "Tuhan, kiranyaAllah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali tidak akan menimpaEngkau" (Mat. 16:22). Bagi orang Yahudi, mesias bisa mati, tetapimati wajar, Allah tidak akan membiarkan hamba yang dikasihi-Nyamati menderita. Namun, Yesus menilai Petrus tidak "mernikirkanapa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia"(Mat. 16:23). Kemesiasan Yesus bukan seperti yang dipikirkan ma-nusia. Ketika Yesus sedang berdoa itu, "rupa wajah-Nya berubah"

Tidak hanya itu, bersama Yesus juga ada dua orang lain "menam-pakkan diri dalam kemuliaan." Musa dan Elia. Keduanya bercakap-cakap dengan Yesus "tentang tujuan kepergian-Nya yang akan di-genapi-Nya di Yerusalem" Dalam Alkitab BIMK, "kepergian" yang

KAT A 0 A N K A R Y A II 79

dimaksud adalah kematian Yesus. Yesus dimuliakan ketika sedangberdoa, bukan ketika sedang melakukan mukjizat, bukan ketikaYesus kelihatan hebat.

Ketiga murid yang tadinya tengah tertidur kini terjaga oleh ca-haya kemuliaan Yesus, Musa, dan Elia yang begitu terang. Belumhabis rasa takjub mereka, tampak Musa dan Elia hendak mening-galkan Yesus. Pengalaman luar biasa itu akan segera berakhir. Petruslangsung bicara, "Guru, alangkah baiknya kita berada di tempat ini.Biarlah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satuuntuk Musa dan satu untuk Elia,"

Petrus berinisiatif membuat permanen peristiwa spektakulertersebut. Yesus tidak perlu turun dari gunung itu. Ia tetap dalam ke-muliaan, didampingi dua leluhur bangsa Yahudi. Orang banyak pastidatang berbondong-bondong ke gunung keramat itu. Para muridakan sibuk melayani keperluan orang banyak. Mereka akan banggapunya guru seperti Yesus. Yesus pun tidak perlu pergi ke Yerusalemmenempuh jalan penderitaan.

Akan tetapi, narator menilai "Petrus tidak tahu apa yang di-katakannya itu" (Luk. 9:33). Belum selesai Petrus berkata-kata, tu-runlah awan terang menaungi Yesus, Musa, dan Elia. Terdengar suaradari dalam awan, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia"(Luk. 9:35). Dalam surat-Nya, Petrus mengenang peristiwa itu danmemaknainya sebagai Yesus "menerima kehormatan dan kemuliaandari Allah Bapa" (2Ptr. 1:17). Kematian Yesus di Yerusalem adalahbagian dari rencana keselamatan Allah. Yesus memikirkan kematian-Nya bukan untuk berhenti, melainkan memperjelas perjalanan hi-dup-Nya. Para murid tidak perlu ragu dengan keputusan Yesus un-tuk melanjutkan perjalanan ke Yerusalem menyongsong kematian.

Begitu silaunya terang hadirat Tuhan di tengah malam, ketigamurid itu tersungkur sangat ketakutan dan tertunduk. Yesus mene-nangkan dan menyentuh mereka, "Berdirilah, jangan takut!" (Mat.177). Ketika mengangkat kepala, mereka hanya melihat Yesus.Musa dan Elia sudah pergi. Yesus berpesan kepada mereka agar ti-dak memberitahukan kepada siapa pun pengalaman spektakuler itusampai Dia sudah dibangkitkan dari kematian. Pengalaman Petrus,

II KATA DAN KARYA8IS)

Yohanes, dan Yakobus dengan kemuliaan Yesus berlangsung singkat,tetapi spektakuler.

Melihat langsung Yesus berubah dalam kemuliaan seharusnyamembuat hidup ketiga murid itu berubah radikal. Ternyata, Petrusnanti menyangkal sebagai murid Yesus sampai tiga kali (Luk. 22:57-60). Murid-murid lain meninggalkan guru mereka dalam keterkucil-an hukuman salib. Puji Tuhan untuk pengalaman rohani luar biasa.Lebih penting lagi kiranya, setia kepada dan mengakui Tuhan dalamseluruh hid up kita sampai mati.

(Bahana,Juli 2016)

KATA DAN KARYA II 81

Maria

enekanan pada figur Yesus yang terlalu besar membuat sosokMaria kurang mendapat perhatian memadai dalam tradisi Kris-ten Protestan. Devosi Maria terpelihara dengan baik dalam

tradisi Gereja Katolik. Sosok Maria juga amat dihormati dalam Is-lam. Karena alasan teologis-ideologis, kaum Protestan memutus diridari tradisi gereja sebelumnya. Alkitab diklaim sebagai sumber tung-gal iman. Alasan yang dikemukakan antara lain Kristus adalah peng-antara tunggal an tara manusia dan Allah (1 Tim. 2:5j Ibr. 7:25j 8:6j9:15j 12:24j 1Yoh.2:1).

Suatu kali, seorang perempuan di antara orang banyak berserukepada Yesus bahwa sungguh berbahagia ibu yang telah mengan-dung dan menyusui Dia. Namun, respons Yesus, "Yang berbahagiaialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang meme-liharanya" (Luk. 11:28). Tanpa menyangkal Maria layak disebutberbahagia, Yesus menegaskan bahwa ihwal Maria menjadi ibu-Nyajuga harus dilihat sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan.

Memang Alkitab hanya sedikit menyebut tentang Maria. Iaseorang Yahudi yang saleh. Semasa bertunangan dengan YusufMaria mengandung oleh Roh Kudus (Mat. 1:18) 20j Luk. 1:35).Kehamilannya sesuai rencana Tuhan yang akan membangkitkanseorang Juru Selamat bagi umat-Nya (Mat. 1:23). Berita kehami-Ian itu membuat Yusuf pada awalnya ingin memutuskan tali kasihdengan Maria. Maria bersikap lebih positif dan rela memikul salib

82 II KATA DAN KARYA

dengan sikap menghamba. "Sesungguhnya aku ini adalah hambaTuhan, jadilah padaku menu rut perkataanmu itu," (Luk. 1:38).

Saat Malaikat Gabriel menemui Maria dan memberi salam,Maria terkejut (Luk. 1:28-29). Namun, ketika Elisabet member-kati Maria dan menyebut dirinya sebagai "ibu Tuhan" (Luk. 1:43),hati Maria meluap dengan rasa syukur. Ia memuji Tuhan dan pujianitu dikenal sebagai Magnificat (Luk. 1:46-56). Meski mirip dengannyanyian Hana (1Sam. 2:1-10), tidak ada nada kemenangan dalamungkapan bahagia Maria. Pujiannya tenang dan menyiratkan keren-dahan hati.

Jika orang kebanyakan mengenal Yesus sebagai "anak Yusuf"(Luk. 3:23j 4:22j Yoh. 6:42), mereka yang mengenal baik Yesustidak mengidentifikasi-Nya dengan sang ayah. Filipus murid-Nyapernah menyebut Yesus sebagai "anak Yusuf" (Yoh. 1:45). Biasanyaitu ditafsir sebagai gaya bahasa ironi yang sering dipakai Yohanes.Karakter-karakter dalam Injil Yohanes sering dibiarkan menyatakanpendapat keliru, tanpa dinilai benar atau salah oleh penulis Injil itu.Dengan sebutan itu, tidak berarti penulis Injil menyangkal kelahiranYesus dari perawan Maria, tetapi lebih untuk menyatakan Filipuspada tahap itu masih terlalu dini untuk memahami kelahiran su-pernatural Yesus. Para pengikut Yesus generasi pertama menyebutYesus lebih sebagai "anak Maria" (Mrk. 6:3). Sebutan itu menegas-kan nama ibu Yesus sebagai Maria (Mat. 13:55). Dalam Al Quran,Nabi Isa pun disebut sebagai "anak Maryam" (Surat Maryam 34j Al-Maidah 75, 116j An-Nisa' 171j At-Taubah 31).

Maria dalam deskripsi Perjanjian Baru memang sosok luar bias a,memiliki kualifikasi terbaik sosok wanita dan ibu Yahudi. Kepekaanrohaninya. Kesuciannya. Imannya. Ketaatannya kepada kehendakAllah. Kesetiaannya kepada Yesus terlihat dari kehadirannya di dekattempat penyaliban. Ia menyimpan di hati perkataan Yesus yang tidaksepenuhnya dapat dipahami. Sungguh beralasan menghayati spiritu-alitas Maria serta meneladaninya.

(Inspirasi, Desember 2009)

KAT A 0 A N K A R Y A II 83

Gereja

84 II KAT A 0 A N K A R Y A

Gerejaisme

emaat perdana di Korintus terancam perpecahan (IKor. 1:10-17). Sebagian mengaku pengikut Paulus, perintis jemaat di Ko-rintus. Sebagian lagi mengaku pengikut Apolos, tokoh pembina

iman. Sebagian lagi mengaku pengikut Kefas, rasul bagi orang Ya-hudi (bdk. Gal. 2:8). Merasa semua kelompok yang ada menyan-dang nama manusia, sebagian jemaat di Korintus merasa diri palingrohani dan secara eksplisit mengaku pengikut Kristus.

Kendati sebagian jemaat mengklaim sebagai pengikut setianya,Paulus tidak mau terlibat dalam perpecahan itu. Ia justru mem-persoalkan perpecahan itu, "Apakah Kristus terbagi-bagi? ApakahPaulus disalibkan karena kamu? Apakah kalian dibaptis dalam namaPaulus?" Meski satu dua orang dibaptis Paulus, mereka dibaptisbukan dalam nama Paulus melainkan dalam nama Kristus. Kristusmengutus Paulus bukan untuk membaptis melainkan untuk mem-beritakan Injil.

Perasaan superioritas kelompok di jemaat Korintus lahir darisemangat kultus individu. Itu membuat mereka mengabaikan rea-litas kesatuan Tubuh Kristus. Sang Kepala Gereja sendiri berharap"supaya mereka menjadi satu," yakni murid-murid dan orang-orangyang percaya kepada Yesus lewat pemberitaan mereka (Yoh. 17: 11,20-22). Namun, sejarah berkata lain. Kini, ada ribuan denominasigereja Kristen di seluruh dunia.

KAlA DAN KARYA II 85

Fenomena denominasionalisme adalah kelanjutan spirit Protes-tan yang dahulu memisahkan diri dari otoritas gereja Roma Katolik.Setelah tanpa otoritas organisatoris yang lebih tinggi, gereja-gerejaKristen pecah sendiri di dalam lingkungan mereka. Alasan pemisah-an diri dari gereja ada yang bersifat organisatoris, doktrinal, ataukepemimpinan. Apa pun alasannya, itulah gerejaisme (church ism).

Orang Kristen mudah mengidap gerejaisme dengan mengang-gap diri atau kelompok sendiri yang paling baik, paling benar, palingmurni, paling alkitabiah. Karena itu, perpecahan menjadi fenomenakhas gereja Kristen. Dari luar, perpecahan gereja kadang membuatgereja bertumbuh. Namun, tidak berarti gereja pecah adalah sebuahpemahaman bergereja yang benar. Tuhan yang menghendaki umat"supaya mereka menjadi satu" sudah tentu tidak berkenan atas per-pecahan gereja lantaran gerejaisme.

Gerejaisme adalah produk manusia duniawi yang belum dewasadalam Kristus (1 Kor. 3: 1-9). Manusia rohani tidak akan mengklaimdiri sebagai pengikut fanatik siapa pun. Menurut Paulus, "jika yangseorang berkata: Aku dari golongan Paulus, dan yang lain berkata:Aku dari golongan Apolos, bukankah hal itu menunjukkan bahwakamu manusia duniawi yang bukan rohani?"

Padahal, siapakah Apolos dan siapakah Paulus? Sesuai denganperan masing-masing, keduanya pelayan Tuhan yang membimbingorang-orang di Korintus percaya kepada Kristus. Jika jemaat di Ko-rintus diumpamakan sebagai ladang Allah, Pauluslah yang mena-nam, Apolos menyiram, tetapi Allahlah yang memberi pertumbuh-an. Karena itu, yang penting bukan yang menanam atau yang rnenyi-ram melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Allahlah yangpatut dipuji.

Tampaklah bahwa percaya kepada Yesus dan orang-orang ber-kumpul sebagai gereja bukan tujuan akhir menjadi Kristen. Setelahgereja terbentuk, muncul persoalan bagaimana bergereja, bagaima-na mendemonstrasikan bahwa Kristus tidak terbagi-bagi. Dan, ham-batan terbesar untuk mendemonstrasikan itu justru diri sendiri, ego-isme pemimpin, egoisme kelompok. Sebagai anak-anak Reformasi

85 II KATA DAN KARYA

Protestan, orang Kristen harus berupaya lebih keras untuk menak-lukkan spirit perpecahan di dalam diri sendiri.

Spirit perpecahan diperkuat dengan membuat stigma negatifdalam menilai orang lain. Ada orang Kristen yang merasa sebagaiahli waris sah agama Kristen dan yang lain dipandang sebagai ke-lompok sempalan. Ada yang memandang diri setia kepada Alkitabdan yang lain dipandang kurang alkitabiah. Akibatnya, belum apa-apa pintu dialog sudah tertutup. Stigma negatif menghalangi umatKristen menjadi satu.

Di dalam Kristus, sebenarnya kita sudah satu (Gal. 3:28). Ke-satuan itu harus terungkap dalam kehidupan bergereja, di dalamgereja sendiri maupun dalam hubungan dengan gereja-gereja lain.Kesatuan itu bukan proyek manusia, tetapi harapan Yesus. Karenaitu, upaya menuju kesatuan gereja sejalan dengan harapan KepalaGereja. Tentu bukan kesatuan secara organisatoris, tetapi kesatuandalam perasaan cebagai umat.

(BahanaJJuli 2007)

KAlA DAN KARYA II 87

Favoritisme

) asul Yakobus rnenegur favoritisrne di lingkungan jernaat. Rasasuka ditunjukkan terang-terangan terhadap orang kaya, tetapi

~ rnerernehkan orang rniskin (Yak. 2: 1-13 ). Orang yang datangdengan berpakaian jas dan beberapa cincin batu akik rnenghiasi jari-jernarinya diperlakukan dengan sangat horrnat, dipersilakan dudukdi temp at terhorrnat. Orang yang berpenarnpilan sederhana disuruhberdiri saja atau duduk di ternpat yang tidak terhorrnat. MenurutYakobus, itulah sikap "rnernandang muka" (ay. 1,9).

Menghorrnati orang kaya hanya karen a ia kaya adalah rnudah,tetapi dangkal. Hal yang diurus Tuhan bukan rnerek pakaian yangdikenakan rnanusia, rnerek tas tangannya, rnerek kendaraannya, rne-lainkan hatinya. Tidak berarti Tuhan tidak suka orang kaya. Orangkaya dan orang rniskin, keduanya sarna-sarna ciptaan Tuhan (Ams.22:2). Tuhan juga tidak rnernihak orang rniskin begitu saja, Orangrniskin tidak selalu benar, sebagairnana orang kaya juga tidak sela-lu salah. Musa rnernperingati para hakirn pada zarnannya agar rne-mutus perkara dengan benar dan adil untuk setiap orang. Janganrnentang-rnentang orang rniskin, kesalahannya tidak diperhitung-kan (Im. 19:15). Kalau orang kecil salah, hukumlah sesuai dengankesalahannya. Narnun, orang besar yang salah juga hams dihukurnsesuai dengan kesalahannya.

Mernandang rnuka hanya berdasarkan kaya rniskin adalah salah,tetapi tidak berarti rnenjadi kaya atau rniskin sarna saja, Orang rniskin

88 II KAlA DAN KARYA

hidup dalam banyak keterbatasan. Karena itu, dalam arti tertentuorang miskin mendapat temp at tersendiri dalam Kerajaan Allah.Yesus dengan tegas berkata, "Berbahagialah, hai kamu yang miskin,karena kamulah yang punya Kerajaan Allah" (Luk. 6:20). Tidak adaungkapan dalamAlkitab "Berbahagialah, hai kamu yang kaya," sebaborang berpunya telah memperoleh penghiburan dalam kekayaan-nya (Luk, 6:24). Apa yang diinginkannya mudah terwujud. Tidakdiminta punJ orang mudah mendekati dan rnenjadi sahabat orangkaya. Orang kaya yang dimaksud Yakobus di sini bukan semua orangkaya, melainkan orang kaya yang "menghina orang-orang rniskin,"yang "menindas" orang miskin, yang "menyeret" orang rniskin kepengadilan Cay.6)J yang "menghujat" nama Tuhan Cay.7).

Akan tetapi, Tuhan telah "mernilih orang-orang yang dianggapmiskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadiahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada orang-orangyang mengasihi Dia" Cay.5). Orang miskin yang dimaksud Yakobusbukan orang miskin saja, melainkan juga orang yang "mengasihi"Tuhan. Orang rniskin seperti itu disayang Tuhan. Oleh karena itu,menghina orang miskin secara tak langsung menghina Tuhan. Pada-hal, wajib hukumnya untuk menyayangi orang yang disayang Tuhan.Yakobus melihat ada anggota jemaatnya yang "menghina orang-orang miskin" Cay.6). Merendahkan orang miskin adalah "berbuatdosa" dan "melakukan pelanggaran" Cay.9).

Hukum apa yang dilanggar? Hukum utama Cay.6 nomon ... basi-likon "hukum Kerajaan," BIMK). Hukum "kasihilah sesamamu ma-nusia seperti dirimu sendiri" Cay.9, 10). Hukum kasih. Hukum yangmemerdekakan orang Cay.l2 nomos eleutherias, bdk. Yak. 1:25). Hu-kum yang melampaui hukum-hukum tertulis. Hukum yang melam-paui keterbatasan aturan. Memandang muka atau sikap merendah-kan orang miskin baru sebatas sikap, belum tindakan seperti halnyamembunuh atau berzina. Apabila orang hanya dibatasi pada hukumtertulis, tidak ada hukum ten tang memandang muka. Narnun, adahukum utama, hukum segal a hukum, yakni kasihilah sesama sepertidiri sendiri. Tidak memandang muka adalah sebuah wujud menga-sihi sesama seperti diri sendiri.

KATA DAN KARYA II 89

(Bahana, November 2015)

Mengasihi diri sendiri adalah berbuat sesuatu yang baik untukdirinya, tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya, memper-juangkan yang menjadi haknya, tidak merendahkan dirinya. Kalaubegitu, mengasihi orang miskin seperti diri sendiri adalah berbuatsesuatu yang baik untuk orang rniskin, tidak merugikannya, mem-perjuangkan hak-haknya, tidak merendahkannya. Iman diamalkantidak boleh dengan memandang muka.

91Sl II KATA DAN KARYA

Takutasa takut adalah mekanisme inheren manusia untuk menghin-dar dari bahaya, dari sesuatu yang bakal menyakiti atau meru-gikannya. Orang menjauh dari yang ditakutinya. Orang urung

melanggar hukum karena takut konsekuensinya. Secara negatif rasatakut adalah karunia ilahi untuk mengawal perjalanan hidup manu-sia. Secara positif rasa takut dapat dipupuk jadi keutamaan moralyang membuat hidup lebih berbobot.

Yang bias a terjadi adalah salah takut (bukan takut salah!). Bera-ni melanggar hukum, tetapi takut konsekuensinya. Saat menikmatihasil korupsi, koruptor sehat walafiat. Saat diadili, mendadak keluarmasuk rumah sakit, susah dihadirkan di pengadilan. Orang bertin-dak anarkis dan berlindung di balik massa (anonimitas), menghin-dar dari tanggung jawab.

Lain lagi dengan berani matiJ tetapi takut hidup. Atau, beranihidup, tetapi takut mati. Takut mati dan takut hidup menjadi tidakproporsional. Sebagai realitas universal, kematian terlalu kuat untukditaklukkan. Ada kesadaran tentang batas hidup. Hidup pasti ber-akhir. Kaum hedonis memaknai keterbatasan hidup dengan menge-jar dan merayakan kenikmatan. Orang lain mengukir hidup denganbakti dan karya. Rasa berat berpisah dari hidup bukan karena ber-akhirnya nikmat, tetapi berakhirnya kesempatan berkarya. ChairilAnwar tak peduli dengan kepedihan dan berhasrat, "AIm mau hi-

KATA DAN KARYA II 91

dup seribu tahun lagi." Takut mati membuat orang sibuk mengisihidupnya dengan hal-hal bermakna.

Namun, ada saat hidup menjadi beban tak tertanggungkan.Orang tenggelam dalam putus asa. Bukan mati, tetapi hiduplah yangditakuti. lngin lari dari kenyataan hidup. Hasrat untuk mati menga-lahkan hasrat untuk hidup. Akhirnya, bunuh diri untuk mengakhiriabsurditas itu. Seorang ibu muda terimpit biaya hidup yang melam-bung dan utang yang belum terbayar, sementara suarninya hanyapengangguran. Ia ditemukan tewas gantung diri setelah meracuniputri semata wayangnya.

Mestinya kematian bukan untuk ditakuti begitu saja. Hidup jugabukan untuk ditakuti begitu saja. Narnun, syarat keseirnbangannyaterletak pada takut Tuhan, sebuah tema penting dalam PerjanjianLama) terutama dalam Kitab-kitab Hikmat (Amsal, Ayub, dan Peng-khotbah). Takut Tuhan berarti memiliki komitmen untuk meme-gang perintah-Nya (Pkh. 12:13)) mengenal dan menghormati-NyaCAms. 9:10)) mengasihi-Nya (UI. 10:12). Tidak menjauhi Tuhan,tetapi mendekati-Nya dalam doa dan penyembahan. Takut Tuhandan mengasihi-Nya adalah dua sisi kesadaran religius yang tak ter-pisah satu sarna lain. Takut Tuhan berarti menjauhkan diri dari keja-hatan dan melakukan apa yang baik. Tidak iri melihat orang berdosalebih sejahtera CAms. 23: 17). Sumber ketenteraman dan kehidupan(Ams. 14:26-27). Hidup dihayati sebagai sebuah karunia ilahi. Hi-dup untuk berbagi dan bermakna bagi sesama. Orang dituntun un-tuk bertindak dan berpikir benar.

Pengetahuan manusia juga tak terpisah dari komitmen kepadaTuhan. Takut Tuhan adalah permulaan pengetahuan dan hikmat(Ams. 1:7j 9:10j Mzm. 111:10). Rendah hati adalah langkah per-tama menuju pengetahuan (Ams. 1S:33j 22:4). Jika orang tahu apayang baik, tetapi tidak mencintai kebaikan, tiada takut Tuhan di situ.Jika orang tahu apa yang benar, tetapi tidak mencintai kebenaran,tiada takut Tuhan di situ. Pengetahuan adalah alat untuk mencapaisesuatu. Narnun, yang lebih menentukan adalah pemanfaatan pe-ngetahuan untuk menolong sesarna, untuk meningkatkan harkat

92 II KATA DAN KARYA

hidup, bukan untuk memperkaya diri, apalagi untuk berbuat tidakjujur.

Tuhan layak ditakuti. Ia kudus dan adil. Ia berkuasa memberiganjaran setimpal kepada tiap orang. Tuhan menakutkan bagi orangyang mencernooh-Nya, tetapi tak pernah menakut-nakuti. Ta-kut Tuhan bukan manifestasi sikap lemah dan menghamba, justrumenunjukkan kekuatan spiritual. Lebih susah melawan arus daripa-da mengikutinya. Lebih sulit tidak berdosa daripada berdosa. Lebihsulit tidak mengikuti dorongan hati untuk berbuat jahat daripadamengikuti saja dorongan itu. Masalahnya, jangan-jangan kita lebihtakut pocong daripada Tuhan.

(Bahan a, November 2010)

KAlA DAN KARYA II 93

Kematian

alam sebuah nyanyian syukur, pemazmur bersyukur kepadaTuhan karena pemintaan tolongnya didengar dan ia selamat."Engkau telah membuka ikatan-ikatanku" (Mzm. 116:16). Ia

merayakan hidupnya yang luput dari jerat maut. "Berharga di mataTUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya," dernikian ke-saksiannya (ay. IS). Orang yang dikasihi (f:zasid) Tuhan maksudnyabukan dalam pengertian umum, tetapi orang yang memiliki karak-ter hesed, setia memegang perjanjian TUHAN (maka NJB, NAB "Hisfaithful") atau orang saleh (maka KJ\!, NIY, RSV "His saints"). Dalamsejarah Yahudi, ada kaum saleh yang menamakan diri hasidim.

Berharga (yaqar) di mata TUHAN berarti juga sesuatu yang ja-rang, tidak biasa (ISam. 3:1j NJB "uncommon") dan "berpengaruh"(Pkh. 10: 1). Meski orang saleh banyak jumlahnya, di mata TUHAN,yang mati itu bukan sebuah sampel spesies manusia. Yang mati ituorang yang memiliki relasi khusus dengan Tuhan, Allah orang-orangyang hidup, Karena itu, kematian orang saleh bukan sesuatu yangbiasa di mata Tuhan. Kematian itu berpengaruh pada diri Tuhan.Setiap hari banyak orang yang mati. Kematian adalah sesuatu yangbiasa bagi kita dan kita tak terpengaruh dengan banyaknya kematianitu. Barulah ketika yang mati itu adalah orang yang kita kasihi, ke-matian itu menjadi berharga di mata kita. Kita merasa kehilangan.Demikianlah kematian orang saleh di mata Tuhan.

94 II KATA DAN KARYA

Dalarn Perjanjian Lama, kernatian rnenunjukkan keadaan orangrnati yang tidak berdaya. Ia tak dapat lagi rnernuji-rnuji ataupunrnernberi kesaksian tentang perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan, yanghanya dapat berlangsung di dunia orang hidup. Kernatian dan duniaorang rnati adalah sebuah wilayah yang tak terjangkau kuasa Tuhan.Tuhan tidak rnenebus orang rnati dari kuasa rnaut.

Jika seorang saleh rneninggal, itu tak berarti kernatiannya takberharga di rnata Tuhan. Justru karena berharga, ada jarninan dariTuhan bahwa rnereka akan diluputkan dari kernatian kekal. Iman ke-pada Kristus yang bangkit rnernberi pengharapan untuk rnerayakanhidup bersarna Tuhan selarnanya.

Apa perlunya kita yang rnasih hidup rnerenungkan kernatian?Kernatian adalah klirnaks kelernahan kita. Kernatian rnengingatkanbetapa ringkih dan fananya hidup kita. Namun, kita tidak suka meng-akui keringkihan dan kefanaan kita. Kita tidak suka dengan hal-halyang berbau kematian. Meski kematian rnernbayang-bayangi hidupkita, dengan sadar kita berusaha menghindarinya, sampai suatu saatkita tak bisa lagi rnenghindar.

Kita semua suatu hari akan rnenyusul yang sudah mati. Selesairneratapi kepergian anaknya yang baru lahir, Daud berkata, 'Akuyang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku"(2Sam. 12:23). Kernatian tidak hanya menyadarkan betapa fananyahidup kita, tetapi juga menuntun kita kepada sebuah pertanyaanpenting "Siapa aku sebenarnya?" Itu bukan pertanyaan tentangidentitas atau kita sebagairnana dikenal orang. Akan tetapi, itu per-tanyaan tentang manusia macarn apa kita ketika melakoni berbagaiperan dalam kehidupan (dosen, mahasiswa, karyawan, anak, ayah,ibu, suami, istri, dan seterusnya). Di depan kernatian, tiada temp atbagi kepura-puraan. Kita tidak bisa menyernbunyikan diri kita yangsesungguhnya.

Layaknya orang yang akan bepergian, pergi ke dunia orangmati pun perlu persiapan. Kita semua tak pernah tahu kapan rnautmenjemput kita. Suka atau tidak, kita harus selalu siap. Karena itu,kita harus serius dengan hidup kita, serius dengan apa yang sedangkita kerjakan, Begitulah cara kematian rnemperkaya hidup kita. Jika

KATA DAN KARYA II 95

orang mati tak dapat lagi memuji kebesaran Tuhan di dunia oranghidup, kita dapat melakukannya. Jika orang mati tak dapat lagi mem-beri kesaksian tentang kesetiaan Tuhan, kita dapat melakukannya.Suatu saat, kesempatan untuk berkarya pun lenyap. Kematian meng-ingatkan kita betapa berharganya momen-momen dalam hidup kita.

1

(Bahana, Maret 2011)

96 II KAlA DAN KARYA

Dari Mati menuju Hidup

etika seorang anak kecil meninggal dunia, orang merasa sayang,"Ia terlalu keeil untuk mati, belum apa-apa," Ketika seorangbapak tiga anak yang masih keeil meninggal dunia, orang juga

merasa sayang, "Bagaimana dengan keluarga yang ditinggalkan?"Begitukah juga dengan orang tua? Andre Malraux, sastrawan Pran-cis, melukiskan berharganya usia tua dengan eara dernikian, "Bukansembilan bulan untuk membentuk seorang manusia, tetapi lima pu-luh tahun yang terdiri atas pengorbanan, keputusan, dan banyak hallainnya. Dan ketika manusia sudah menjadi orang, ketika tiada lagisifat kanak-kanaknya, ketika ia benar-benar dewasa, satu-satunyayang baik untuknya ialah kematian" (Man's Estate, 318). Memangsayang, ketika orang sudah terlatih dalam berbagai persoalan hid up,betul-betul matang, berwibawa, arif akhirnya maut juga meniada-kan semuanya itu dengan alasan "sudah tua"

Kematian baik pada anak keeil maupun orang tua tidak cumamengakhiri hidup, tetapi juga membuat hidup seperti sia-sia di-jalani: menghaneurkan kemampuan dan bakat gemilang, memaksaselesai hubungan antarpribadi yang manis, menutup pintu masa de-pan, seolah-olah sia-sia semua pengorbanan yang dilakukan dengansusah-payah. Absurd! Itu sebabnya meski diakui sebagai bagian hi-dup yang tak dapat ditolak, kematian tidak diterima dengan gem-bira. Di tepi jurang kematian orang gamang, takut-takut cemas, tidaktahu apa yang ada dibalik gelapnya kematian.

KATA DAN KARYA II 97

Wafat YesusYesus Kristus juga wafat, tetapi kernatian-Nya tidak sia-sia sepertikebanyakan orang, melainkan mempunyai arti yang menentukanhidup kita. Kematian-Nya menjadi kejadian historik yang selaludiperingati. Kematian Kristus menunjukkan kasih Tuhan. "Allahmenunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini: Ketika kita ma-sih berdosa, Kristus telah mati untuk kita" (Rm. 5:8).

Yesus wafat bukan karena kesalahan sendiri, bukan karena fana-tik membela agama, bukan dalam pertarungan melawan pernerin-tah, bukan dalam pertikaian antarsuku, juga bukan karena usia tua.Ia wafat untuk kita orang berdosa, objek yang tak layak mendapatkasih Allah (Rm. 5:6-10). Ketika kita masih lernah, tak berdaya, takbisa berbuat apa-apa untuk menolong diri sendiri, Yesus wafat untukkita. Bukan ketika kita kuat! Ketika kita masih berdosa, melakukansatu dosa ke dosa yang lain, Yesus wafat untuk kita. Bukan ketika kitasedang melakukan kebenaran! Ketika kita masih memusuhi Tuhan,Yesus wafat untuk kita. Bukan ketika kita dalam keadaan baik de-ngan Tuhan!

"Sebab tidak mudah seseorang mau mati untuk orang yangbenar-tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang be-rani mati" (Rm. 5:7). Yesus wafat untukkita bukan karena kita orangbenar atau pun orang baik. Apa beda antara orang benar dan orangbaik? Orang baik kebaikannya dapat dinikmati orang lain dan untukitu ia tidak perlu menjadi orang benar. Seorang koruptor dapat men-jadi orang baik dengan mendermakan hartanya untuk fakir miskin.Untuk orang yang terbukti berguna bagi orang lain, masih ada yangmau membela bahkan sampai mempertaruhkan nyawanya sendiri.Lain dengan orang benar yang tidak serta-merta memberi manfaatlangsung kepada orang lain. Ada orang yang jujur, bersih karakter,kerja diam-diam dengan setia tidak menarik perhatian orang lain.Namun, karena manfaatnya tak langsung dialami, mungkin tidak adaorang yang mau mati berkorban untuknya.

Di hadapan Tuhan, kita bukan orang baik. Yang Mahakuasa takpernah merasa berutang kebaikan kepada kita. Di hadapan Tuhan,

II KATA DAN KARYA98

kita juga bukan orang benar. Bukankah segala kesalehan kita digam-barkan seperti kain kotor (Yes. 64:6)? Orang baik, bukan. Orangbenar, juga bukan. Lalu dengan alas an apa kita dikasihi? Bila orangsaja segan mati untuk sesamanya, apa bedanya Tuhan yang begitutinggi wafat untuk manusia? 'Apakah manusia sehingga Engkaumengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindah-kannya?" (Mzm. 8:5). Alasan itu pasti tidak pada diri kita. Itu haruspada diri Tuhan. Demi kasih-Nya yang penuh dengan rahasia.

Jarang orang sungguh-sungguh mau berkorban untuk orang laindengan tulus tanpa pamrih, hanya demi kebaikan yang ditolong.Sebenarnya, ketika cawan yang berisi murka Allah disodorkan dihadapan-Nya, Yesus bisa saja menolaknya. Namun, ternyata Yesusdengan rela tanpa di bawah tekanan apa pun menerima cawan itudan meminumnya demi ketaatan kepada kehendak Bapa.

Karya penebusanPemberontakan dan dosa-dosa kita layak membuat Allah yang adilmenjatuhkan hukuman. Narnun, hukuman itu sekarang diambil alihYesus lewat kematian-Nya supaya kita diperdamaikan dengan Allah.Inilah penebusan do sa.

Apa arti kematian Yesus menebus dosa kita? Dalam kehidupansehari-hari, setiap pelanggaran dan kesalahan melibatkan dua pihak.Pihak pelanggar yang berbuat salah dan pihak yang dilanggar. Daripelanggaran itu biasanya timbul kerugian yang harus diganti. Andai-kan suatu hari saya mengendarai mobil dan entah bagaimana ma-suk ke pekarangan orang dengan merusak pagar serta tanamannya.Saya tidak bisa begitu saja pergi sebab timbul kerugian. Bagaimanaperkara ini bisa heres? Kerugian itu harus diganti. Saya membayarkerugian yang diderita. Kerugian pemilik rumah dipulihkan lewatpembayaran itu. Namun, ada cara lain yang membuat saya tidakmembayar kerugian itu, yaitu kalau saya dimaafkan. Saya diizinkanpergi tanpa membayar sepeser pun. Narnun, kerugian itu tetap ada.Hanya sekarang bukan saya yang menanggung kerugian itu, melain-kan pemilik rumah itu sendiri.

KAlA DAN KARYA II 99

Demikian juga penebusan yang dilakukan Kristus. Akibat daripelanggaran dosa kita, selalu timbul kerugian di mata Tuhan. Peng-ampunan tidak membuat kerugian itu menjadi tidak ada. Hanya,yang menanggung kerugian itu sekarang bukan lagi kita orang ber-dosa, melainkan Tuhan sebagai pihak yang dirugikan. Kita berdosamelawan Allah, merugikan-Nya. Dalam keadilan-Nya kita dituntutganti rugi. Namun, Yesus membayar lunas semuanya itu lewat wafat-Nya yang menebus dosa kita. Yesus menanggung beban kerugian itudi bahu-Nya. Begitu besar dosa-dosa kita sehingga derita sengsara-Nya juga sangat hebat.

Menjelang disalibkan, kondisi fisik dan mental Yesus sangat le-mah. Sernalam-malaman Ia tidak tidur, dibawa ke sana kernari, di-adili, diejek, diludahi, dipukuli. Masih belum cukup. Sebuah mahko-ta duri ditancapkan di kepala-Nya. Ia diarak melewati lorong-lorongYerusalem sambil memikul batang kayu yang berat (via dolorosa).Setibanya di bukit Golgota yang sering dilalui orang, Ia dibaringkandi atas kayu, lengan dipaku dan darah segar mengalir. Lalu kayu salibdidirikan perlahan-lahan dan berat tubuh Yesus membuat luka ditangan-Nya sobek sernakin besar. Akhirnya, kayu salib berdiri tegakdan di situ AnakAllah mengerang berjuang melawan rasa sakit, Dan,Ia menjadi tontonan yang mengerikan dari orang yang hilir mudik dijalan itu. Prajurit-prajurit yang menjaga di sekitar salib biasanya ti-dak tahan menyaksikan pemandangan yang ngeri itu sehingga untukmenghilangkan rasa ngerinya mereka menenggak minuman keras(Luk. 23:36). Orang yang disalib biasanya tidak langsung mati, bisasampai seminggu baru mati. Namun, mentalnya sudah hancur lebihdahulu. Dalam kesakitan, orang yang disalib biasanya akan mencacimaki dan mengucapkan sumpah serapah. Yesus baru enam jam su-dah tidak tahan. Mengapa Yesus mengalami semua penderitaan itudan rela menerima hukuman yang paling kejam pada zaman Kera-jaan Romawi yang biasanya hanya untuk penjahat yang benar-benarterkutuk? Dosa-dosa kitalah.

II KAlA DAN KARYA

Kebangkitan YesusYesus Kristus wafat demi kita, demi kematian yang sia-sia dan tanpamakna. Namun, tidak berhenti di situ. Yesus bangkit dari kernatian,sekaligus membuktikan ada kebangkitan orang mati. "Seandainyatidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibang-kitkan" (1Kor. 15:13). Manusia dengan berbagai cara ingin meng-abadikan diri mulai dari bentuk-bentuk simbolik (foto, karya seni,prestasi) sampai yang sebenarnya (pembalsaman jasad, murni). Na-mun, kepastian hidup sesudah mati tak terjamin.

Orang mati dan tidak bangkit lagi. ltulah pengalaman univer-sal di mana-mana dan ini membuat harapan manusia untuk hidupsesudah mati tanpa fondasi kepercayaan yang kokoh. Karena itu, adaorang yang tak mau berspekulasi dengan hidup sesudah mati danlebih baik bersenang-senang menikmati hidup. "Marilah kita makandan minum, sebab besok kita mati" (1Kor. 15:32). Ya, bila tak adakebangkitan, untuk apa kita bersusah payah dan menderita semen-tara kita bisa memilih untuk bersenang-senang menjauhkan diri darisemua itu.

Hukum alam bahwa manusia hidup untuk mati, Sein zum Tad(Heidegger), menguasai sejarah man usia. Akan tetapi, tiba-tiba adapenyimpangan. Yesus mati dan dikuburkan, tetapi bangkit dan tidakmati lagi. Yesus mematahkan hukum alam yang membuat hidup se-lalu berakhir pada kematian. Yesus hidup untuk hidup! Inilah jamin-an kepastian kebangkitan orang Kristen.

Kebangkitan Kristus yang historis sekaligus historik itu menjadiinti pengharapan Kristen. Bertolak belakang dari tuduhan sebagianorang bahwa agama cuma menawarkan harapan-harapan kosongdan membuat penganutnya lari dari dunia nyata (eskapisme), bagiorang Kristen hidup sesudah mati sangat pasti. Menjadi orang yanglahir bam di dalam Kristus yang bangkit artinya memiliki "hidupyang penuh pengharapan, untuk menerima warisan yang tidak dapatbinasa, yang tidak dapat cemar dan tidak dapat layu, yang tersimpandi surga" (1Ptr. 1:3-4)

KATA DAN KARYA II Hill

Karena itu, setelah dibebaskan dari kematian yang sia-sia, hidupmenjadi sangat bermakna untuk dijalani. Kematian bukan kat a ak-hir untuk hidup. Kalau hidup hanya berakhir pada kematian, makaapa-apa yang baik yang dikerjakan selama hidup, akan rnenjadi sia-sia. Akan tetapi, kalau hidup terus berlangsung sekalipun melewatigerbang maut, iman dan amal saleh yang tulus akan terus terbawamasuk ke dalam kekekalan. Dalam perspektif kebangkitan, cara kitamelewati hidup menjadi penting. Kita tidak bisa seenaknya hidup.C. S. Lewis pernah berkata, sejarah mencatat bahwa orang yang pal-ing banyak memikirkan dunia akhirat justru paling banyak berbuatdi dunia fana (Mere Christianity) 116-19). Yang benar-benar baikakan tetap bernilai baik sampai dunia sana. Karena itu, kebangkit-an memotivasi orang Kristen untuk mengamalkan imannya sekuattenaga.

Mungkin kita sudah berkorban terlalu banyak dalam mengikutTuhan. Korban tenaga} korban waktu, korban harta, bahkan korbanperasaan. "Kenapa harus saya terus, bukan orang lain?" Memang kitabisa berkorban terlalu banyak untuk orang lain} tetapi tidak akanpernah terlalu banyak untuk Dia yang mengorbankan segala-galanyabagi kita.

Kematian menyelesaikan hidup di dunia dan kebangkitanmeneruskan apa yang sudah dibuat selama hidup. Dalam kesadar-an inilah, seharusnya kita hidup dengan arif dan tidak asal-asalan,mengupayakan yang betul-betul bernilai dalam hidup yang fana.Dan ketika Anda membaca ini, kesempatan masih ada untuk mem-benahi hidup yang belum lurus dan belum jernih.

(Bahana) April 2004 )

llSl2 II KAT A DAN K A R Y A

Godaan

esus dipimpin Roh Kudus ke gurun untuk digoda Iblis (Mat.4: 1-11). Yesus hendak dipromosikan sebagai Anak Allah yangunggul, sebagai kelanjutan peristiwa Yesus dibaptis di Sungai

Yordan (Mat. 3: 13-17). Saat itu Roh Allah turun seperti burungmerpati ke atas Yesus dan terdengar suara dari langit: "Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-NyalahAku berkenan" Roh yang sama kinimemimpin Yesus untuk digoda Iblis, untuk memperIihatkan kualitasYesus yang dideklarasikan sebagai AnakAllah, untuk mengukuhkan-Nya sebagai Anak Allah. Namun, Iblis punya agenda lain.

Sesudah Yesus berpuasa 40 hari, Si Penggoda berkata kepadaYesus yang lapar, "Karena (ei) Engkau Anak Allah, perintahkanlahsupaya batu-batu ini menjadi roti." Pernyataan Iblis tidak mengin-dikasikan dia sedang memastikan apakah Yesus itu Anak Allah. Ib-lis sudah tahu Yesus adalah Anak Allah. Maksudnya di sini, "Eng-kau Anak Allah, bukan? Nah, suruhlah batu-batu ini menjadi roti,"(BIMK). Iblis menyuruh Yesus mendernonstrasikan mukjizat batujadi roti. Tidak ada yang salah dengan menghilangkan rasa lapar darimakanan bukan curian, apalagi sulit menemukan makanan di gurun.Namun, Yesus menolak advis Iblis. Yesus menjawab dengan mengu-tip Kitab Suci, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiapfirman yang keluar dari mulut Allah." Yesus tidak menyangkal bahwamanusia perIu makan, tetapi hidup bukan untuk makan. Makan un-

KAT A 0 A N K A R Y A II 1lSl3

tuk hid up. Kualitas hidup manusia tak ditentukan dari apa yang di-makannya, melainkan dari ketaatannya kepada firman Allah.

Setelah gagal menggoda Yesus untuk mendemonstrasikanmukjizat di tempat sunyi, godaan selanjutnya adalah mendemon-strasikan mukjizat di keramaian. Iblis membawa Yesus ke Yerusalem,ke atas puncak Bait Allah. Ia menan tang Yesus, "Engkau Anak Allah,bukan? Kalau begitu, terjunlah ke bawah; sebab di dalam Alkitab adatertulis begini: 'Allah akan menyuruh rnalaikat-malaikat-Nya me-lindungi Engkau, mereka akan menyambut Engkau dengan tanganmereka, supaya kaki-Mu pun tidak tersentuh pada batu'" (BIMK).Yesus sebelumnya melawan Iblis dengan mengutip Kitab Suci, kiniIblis tidak mau kalah dan juga mengutip Kitab Suci untuk meya-kinkan Yesus. Hanya saja janji perlindungan dalam Mazmur 91: 11-12 jelas berlaku untuk orang yang menjadikan Tuhan sebagai tempatperlindungan, bukan untuk orang yang mencobai Tuhan. Jika orangdengan sadar menciptakan suatu keadaan berbahaya, apakah bagidiri sendiri ataupun orang lain, lalu mengharapkan intervensi Tuhanagar terbebas dari bahaya, itu artinya mencobai Tuhan. Melakukanfait a compli pertolongan Tuhan. Karena itu, Yesus berkata kepadaIblis, kembali dengan mengutip Kitab Suci, "Janganlah engkau men-cobai Tuhan, Allahmu!"

Setelah dua kali gagal, Iblis membawa Yesus ke atas gunungyang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaandunia dengan kemegahannya. "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku," kat a Iblis dengan pongah.Dengan mudah, Yesus akan memperoleh pengikut, jika Ia langsungmenjadi penguasa kerajaan dunia. Ia tidak perlu susah-susah me-nempuh via dolorosa. Yesus digoda untuk menjadi Anak Allah yangditinggikan bukan karen a lebih dahulu direndahkan dalam kematianhina di at as salib. Prasyarat lewat jalan bebas penderitaan itu mudahyakni menyembah Iblis. Iblis ingin disembah. Itulah has rat terdalamIblis dengan segala proyeknya untuk membuat manusia sukses, sern-buh, berhasil, dan sebagainya. Yesus pun memutus dialog dengan SiPenggoda dan menghardik dengan kutipan Kitab Suci, "Enyahlah

II KATA DAN KARYAHil4

Iblis, sebab manusia harus menyembah Tuhan dan hanya kepadaDia saja berbakti!"

Setelah gaga] menggoda Yesus hingga tiga kali, Iblis pun pergi.Sebagai gantinya "malaikat-malaikat datang melayani Yesus" Ib-lis pergi. Narnun, pergi untuk kembali, "menunggu saat yang baik"(Luk. 4:13). Tak ada kata "menyerah" dalam kamus Iblis. Ia terusmenggoda, terutama mereka yang hidup dalam ketaatan kepadaTuhan.

(Bahana,11ei2011)

KATA DAN KARYA II llSIS

Hati

agalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlahterpancar kehidupan" (Ams. 4:23).

Jika dibaca mulai ayat 20 sebagai sebuah unit teks, tampak-lah kata-kata bijak ini tidak cuma untuk didengar, tetapi juga harusdis imp an di lubuk hati. Jika itu terjadi, efeknya dahsyat bagi hidup:sehat jiwa raga (ay. 22). Barulah dalam ayat kit a, tema hati dan temakehidupan yang sebelumnya dibicarakan terpisah kini dikaitkan.Karena kedahsyatan efek kata-kata bijak, instruksinya adalah jagalahhati dengan segala kewaspadaan.

Dalam Perjanjian Lama, kata feb at au lebab, sering diterjemah-kan sebagai "hati," pada dasarnya merupakan pusat kedudukanemosi, kehendak, dan pengambilan keputusan. Tidak ada kata Ibra-ni khusus untuk hati nurani seperti kata Yunani suneidesis, tetapi febjuga mengambil fungsi moral itu. Bahasa Ibrani mikkol-miimar diter-jemahkan "dengan segala kewaspadaan," Secara harfiah, terjemahan-nya adalah "dari semua yang harus diawasi" (TNK "more than all thatyou guard", NIV "bove all else", NAB "more than all else"). Tahu kata-kata bijak memang baik, tetapi semua itu tak berefek jika yang satuini tidak diawasi: hati.

Terjemahan "terpancar kehidupan" adalah untuk ungkapan no-mina majemuk tos'ot hayyim yang berarti mata air kehidupan (N/RSV "the springs of life"j NJB, NIV "the wellspring(s) of life"j jugaNIV). Demikian "dari semua yang harus diawasi, jagalah hatimukarena dari situlah mata air kehidupan," Air sungai yang mengalir

II KAlA DAN KARYA1~6

jernih pasti berasal dari mat a air di ketinggian yang juga jernih. Jikahati keruh, manifestasi hidup juga keruh. Jika pikiran keruh, omong-an juga keruh. Sementara cinta datang dari mata turun ke hati (dariluar ke dalam), amsal kita berkata kehidupan yang terlihat dari luarberasal dari hati (dari dalam ke luar).

Sejarah ilmu pengetahuan modern mencatat Blaise Pascal(1623-1662) sebagai ahli matematika, ahli ilmu ukur, penemu me-sin hitung, dan pen emu teori probabilitas. Kendati begitu pandai,Pascal menolak agama pada zamannya yang membicarakan Tuhansesuai dengan logika ilmu pengetahuan. Menurutnya, agama diteri-ma terutama bukan karena masuk akal, melainkan karena berterimadi hati. Hatilah satu-satunya [alan untuk mengetahui Tuhan adadan dengan hati pula orang menyembah-Nya. Pascal berbicara ten-tang logika hati. Hati juga rasional, seperti akal budi, tetapi denganlogika berbeda. "Le coeur a ses raisons que la raison ne connait point."Demikian dualisme manusia dalam filsafat Pascal dan itu dapat di-mengerti mengingat sebagai filsuf rasionalis ia sedang berhadapandengan bandul ekstrem rasionalisme yang memasukkan Tuhan kedalam cara hitung ilmu pasti.

Dualisme itu terlampaui dalam perkataan Yesus yang mengu-tip Perjanjian Lama, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenaphatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal bu-dimu dan dengan segenap kekuatanmu" (Mrk. 12:30). MengasihiTuhan tidak bisa dengan hati saja, tetapi juga dengan akal budi. Na-mun, hati yang ditekankan Pascal juga bisa keliru. Nabi Yesaya meng-kritik ibadah umat pada masanya, "Bangsa ini datang mendekat de-ngan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hati-nya menjauh dari-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintahmanusia yang dihafalkan" (Yes. 29: 13). Ibadah tanpa hati melelah-kan Allah. Solusinya tentu bukan "kalau begitu, lebih baik tidak usahberibadah," melainkan "kalau begitu, mari kita beribadah juga de-ngan hati" Tata Iiturgi boleh rapi tersusun, interaktif dan khusyuk,tetapi jangan pernah beribadah tanpa hati.

(Bahana, November 2013)

KATA DAN KARYA II llSl7

Hati Nurani

enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed. 4), hati nuraniadalah "perasaan hati yang murni yang sedalam-dalamnya,"sedangkan suara hati adalah kata hati atau hati kecil, yang

lebih berkonotasi dorongan hati dan tak harus berkonotasi moral.Hati nurani lebih berhubungan dengan kesadaran moral manusia.

Kata Inggris untuk hati nurani adalah conscience, dari kata Latinconscientia (con- 'turut', scire 'tahu'}, Bukan cuma saya tahu, hati sayajuga tahu bahwa saya tahu. Kalau saya tidak tahu bahwa saya tahu,saya dalam keadaan tak sadar. Itu sebabnya conscientia juga berartikesadaran. Arti hati nurani dan kesadaran diri masih dicakup dalamkata Prancis conscience (kebetulan sarna dengan kata Inggris), na-mun bahasa Inggris menciptakan kat a consciousness untuk kesadar-an, sehingga conscience eksklusif untuk hati nurani.

Hati nurani seseorang turut mengetahui sesuatu terkait morali-tas perbuatannya sendiri. Jika orang sedang menilai perbuatan oranglain, yang berfungsi di dalam dirinya bukan hati nurani, melainkanpengetahuan moralnya tentang apa yang baik dan buruk, apa yangbenar dan salah. Keistimewaan hati nurani adalah ia bukan pengeta-huan moral biasa, melainkan kesadaran moral dalam diri seseorangdalam situasi konkret ketika ia tertantang melakukan apa yang seha-rusnya, khususnya ketika pertama kali dalam situasi tersebut. Hatinurani tak berfungsi dalam situasi yang diandaikan: SeandainyaAnda dalam situasi itu, bagaimana Anda akan bertindak? Manifesta-

1~8 II KATA DAN KARYA

si hati nurani paling jelas dalam bentuk rasa bersalah saat orang takmelakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan dalam suatu situasi.Jika orang melakukan sesuatu yang tak bertentangan, tak ada tegur-an dan celaan dari hati nurani.

Tidak seperti Perjanjian Baru yang memiliki kata Yunani sunei-des is (31 kali) khusus untuk hati nurani, kata khusus seperti itu takada dalam bahasa Ibrani. Suneidesis hanya dipakai sekali dalam LXXsebagai padanan kata Ibrani madda' (Pkh. 10:20 "pikiran"). Tidakjelas mengapa Alkitab memberi terjemahan "hati nurani" dalamMzm. 16:7 untuk kata Ibrani kilayot, yang arti harfiahnya "ginjal"(LXX nephroi, bdk. Ayb. 16: l3). Fungsi hati nurani dalam Perjanji-an Lama dicakup kata Ibrani leb yang medan maknanya luas dan bia-sa diterjemahkan "hati" Fenomena hati nurani tampak dalam ung-kapan "berdebar-debarlah hati Daud" karena rasa bersalah (lSam.24:6j 2Sam. 24: 10). Menghadapi tuduhan gencar dari sahabat-sa-habatnya, Ayub tetap tegak berdiri karena hati nuraninya tidak ikutmenyalahkan dirinya, malah memperlihatkan kebenaran hidupnya(Ayb.27:6).

Salah satu ciri hati nurani adalah tuntutannya bersifat mutlak.Karena kemutlakan tuntutan itu, ada pandangan bahwa hati nuraniadalah suara Allah yang terpasang tetap (built-in) dalam strukturpsike manusia. Namun, faktanya hati nurani bisa salah menuntunorang. Suatu perbuatan yang awalnya dilakukan tanpa koreksi hatinurani, pada kemudian hari ternyata disesali. Itu berarti meski hatinurani seperti Allah dalam kemutlakan tuntutannya, tetapi tak iden-tik dengan suara Allah. Karena itu, hati nurani yang belum sempurnaitu perlu dibina. Orang tidak cukup tahu apa yang baik dan buruk(bukankah orang masih melakukan yang diketahuinya tidak baik?),perasaan moralnya juga harus tebal. Kecenderungan untuk melaku-kan apa yang baik dalam segala situasi harus begitu kuat sehingga takmemberi peluang untuk tindakan buruk.

Dernikian perlunya menjaga kemurnian hati. "Jagalah hatimudengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidup-an" (Ams. 4:23). Dari mata air yang jernih mengalir air yang jernih.Dari hati yang jernih, keluar tindakan terpuji. Bukan hanya laku yang

KAlA DAN KARYA II llSl9

lurus sesuai ketentuan agama (ortopraksis), tetapi hati juga harus lu-rus (ortokardia). ltu butuh introspeksi diri yang jujur. "Berbahagia-lah orang yang murni hatinya; mereka akan mengenal Allah" (Mat.5:8, BIMK).

(Bahana, Maret 2013)

ns II KATA DAN KARYA

Kudus

alam situasi enak, orang dapat lengah, lalu berdosa. Dalamsituasi sulit, orang dapat tergoda untuk menyangkal iman. Surat1 Petrus ditujukan kepada jemaat baru yang mengalami tekan-

an hidup berat. Mereka menanggung derita yang tak harus merekatanggung (2:19-20). Mereka difitnah dan menderita justru karenamereka berbuat baik (2: 12j 3: 13-17j 4: 12-16). Wajarlah jika di an-tara mereka bertanya-tanya mengapa iman tidak membuat merekaterhindar dari kesulitan dan, kalau, begitu, untuk apa beriman. Imanmereka sedang diuji. Bagaimanapun, mereka harus hidup kudus.Dan itu tidak mudah.

Alasan utama untuk hidup kudus adalah Allah juga kudus danadil (1:15-17j 2:23). Ia tidak hanya melahirbarukan (1:3), tetapijuga menghakimi orang yang hidup dan yang mati sesuai denganperbuatan masing-masing (4:5). Semua orang, tanpa kecuali, harusmemberi pertanggungjawaban kepada Tuhan dan akan menerimaganjaran setimpal, kalau tidak di dunia ini, di dunia nanti. Allah se-bagai hakim adalah gambaran yang kuat dalam Perjanjian Lama,kian kuat dalam Perjanjian Baru yang seluruhnya dilatari kepastiandatangnya sebuah hari penghakiman universal.

Umat Allah yang pertama-tama dihakimi (4: 17). Penghakim-an orang beriman tak bertentangan dengan keselamatan karenaanugerah. Keselamatan di dalam Yesus bukan karena orang cukupbaik untuk diselamatkan. Akan tetapi setelah diselamatkan, yang

KATA DAN KARYA 1 III

bersangkutan perlu membuktikan bahwa dirinya sudah selamat.Ketaatan Kristen merupakan konsekuensi menerima kebaikan dankemurahanAllah. Daripada menjadi beban, ketaatan itu mendatang-kan sukacita.

Alasan berikut untuk hidup kudus adalah faktor hidup baru.Kita telah ditebus dari cara hidup sia-sia bukan dengan sesuatu yangmurah dan fana} tetapi dengan darah Kristus yang amat mahal danbernilai kekal (1: lS-19) 23 ).Jangan sampai setelah ditebus, kehidup-an kita memperlihatkan bahwa kita tidak semahal nilai tebusan itu.Cara hidup sia-sia adalah kecurangan, kejahatan, tipu muslihat,kernunafikan, kedengkian, fitnah, hidup dalam hawa nafsu, kema-bukan, pesta pora} penyembahan berhala, semua itu keinginan-ke-inginan daging yang selalu berperang melawan jiwa (2:1) 11j 4:3).Orang yang telah ditebus dari cara hidup sia-sia tidak pantas masihhidup dalam cara hidup itu. Cara hidupnya harus menghargai statusbaru sebagai anak-anak Allah.

Kita tidak cuma hidup di dunia ini tetapi juga di dunia nanti(1 :4) 7} 21). Karena kesudahan segala sesuatu dilihat sudah dekat,tema pengharapan muncul sampai lima kali (1:3) l3} 21j 3:S} IS). Inibukan optimisme buta, sebab dasar pengharapan adalah keyakinanyang kokoh ten tang masa depan di dalam dan bersama Yesus. Peng-harapan yang mendatangkan sukacita. Pengharapan yang hid up.Moralitas pengharapan adalah kita hidup dengan mawas diri sela-rna "menumpang" di dunia (1: 17j 2: 11). Kita tidak bisa seenaknya.Gerak-gerik kita terbatas. Kita harus menguasai diri dan tenang agardapat berdoa (4:7). Yang jelas, kehidupan di dunia nanti ditentukandari cara hidup di dunia ini. Tidak semua dari dunia ini dapat diba-wa ke dunia sana. Pengharapan Kristen tak terpisah dari keseharian.Demi pengharapan yang pasti tentang mas a depan, secara moral kitadituntut untuk menyesuaikan diri dengan jenis kehidupan yang pasdengan kondisi dunia nanti.

Hidup berpengharapan adalah hidup saling mengasihi dengantulus (1 :22). Kasih adalah pemberian yang agung dari Tuhan. Kasihmanusia merupakan derivat dari kasih Allah. Kasih dapat dirasakantanpa banyak penjelasan karena dampak positifnya. Kasih menutupi

I: KATA DAN KARYA112

banyak sekali dosa (4:8). Kasih merupakan bentuk pemberian diriseseorang kepada sesama dan karenanya mengobati egoisme ma-syarakat. Kasih adalah sentuhan pribadi yang memperlakukan sesa-ma menurut harkatnya. Kejahatan berkurang bukan karena khotbahdan seminar, tetapi karena kasih dipraktikkan. Lebih banyak praktikkasih, lebih sedikit orang menderita, lebih sedikit orang berbuat ja-hat. Semoga kita semua bertumbuh dalam kekudusan.

(Bahana,Juli 2010)

KATA DAN KARYA II 113

Salehalam suatu rap at besar roh-roh jahat diputuskan demikian.Mengingat waktu bekerja sudah tidak banyak lagi, sudah saat-nya mereka mengoptimalkan segenap talenta mereka untuk

mengacaukan dunia dan menyusahkan musuh mereka. Usai rap at,pergilah mereka ke dunia dengan mengemban amanat rapat. Lewatsatu jangka waktu yang ditetapkan, mereka kembali untuk melapor-kan hasil kerja masing-masing kepada sang pemimpin. Satu per satumelaporkan kerja keras dan sukses mereka. Giliran Demon, tampakia tak seantusias teman-temannya. Dengan suara diperkecil dan wa-jah tertunduk, di hadapan Sang Pemimpin yang duduk di kursi kebe-saran, ia berkata, "Lapor, Paduka!"

"Bagaimana hasil perjalananmu?""Terus terang ini pertama kali hamba berada dalam misi ama-

nat agung. Hamba bangga sekali atas kepercayaan itu dan pergimenjalankan tugas mulia. Semula hamba mengira akan disambut dimana-mana. Ketika berada di suatu gereja, ternyata kita dicaci maki.Sang Pengkhotbah banyak sekali menyinggung kita sebagai biangkeladi segala kemerosotan moral. Karena itu, ia mengajak sidangjemaat bersatu hati dalam nama musuh kita untuk menggempurkita habis-habisan dan tidak memberikan kita tempat sedikit pun diantara mereka. Padahal, saya belum berbuat apa-apa. Saya pergi kegereja lain. Juga ada suasana permusuhan. Bagairnana saya bisa men-jalankan amanat itu tanpa kerja sarna dari mereka?"

114 II KAT A 0 A N K A R Y A

"Apakah dengan sikap bermusuhan seperti itu, kehidupan me-reka sehari-hari lebih baik?"

"Yang jelas mereka menjadi lebih fanatik dan senang memuji-muji musuh kita. Tentu saja ada dari mereka yang menjalankanhidup sesuai dengan kemauan musuh kita. Namun, ada juga yangtetap mata duitan, serakah, malas bekerja, suka berbohong, dan se-terusnya."

"Cukup! Jangan sentuh orang-orang yang kau sebut terakhir.Justru itulah misi kita. Tanpa engkau bekerja keras, tujuan misi ter-capai."

"Tetapi, bukankah kita harus menipu mereka seolah-olah kitasahabat mereka?"

"Itu cuma strategi. Bersahabat atau bermusuhan tidak penting.Yang penting mereka menjadi orang-orang seperti yang kita mau,"

'Ada lagi pengalaman hamba ketika tiba di sebuah keluarga.Kasihan seorang istri yang suka dipukuli suaminya. Ia rajin berdoa.Dalam doanya, kembali nama kita disebut-sebut seolah-olah kita su-dah memengaruhi suaminya. Ingin hamba mendampratnya, sebabsembarangan menyebut kita,"

"Jangan! Jangan! Biarkan saja ia tidak tahu persoalan sebenar-nya. Yang penting perkawinan mereka tidak bahagia. Bukankah ke-hancuran rumah tangga adalah salah satu target misi kita."

"Maaf, Paduka! Hamba mulai bingung. Tampaknya Paduka sukamelihat saya menganggur. Ada lagi pengalaman lain. Hamba singgahdi sebuah lembaga sosial. Anggaran dasar organisasinya nyaris tanpacela. Nama musuh kita beberapa kali tercantum. Dalam praktiknya,lembaga sosial itu tidak konsisten. Lembaga itu menjadi mesin pen-cari duit untuk mengakumulasi modal. Komersial. Ikut-ikutan lem-baga duniawi. Hamba tidak suka dengan inkonsistensi mereka. Kitakerajaan yang konsisten melawan musuh kita. Karena konsistensiitulah kita disegani kawan maupun lawan."

"Biarkan saja mereka merasa menjalankan misi rohani dengansepak terjang duniawi. Ada lagi laporan lain?"

"Maaf, Paduka, harap tidak tersinggung. Mereka termasuk salahsatu bangsa paling religius. Mereka membangun rumah ibadah di

KATA DAN KARYA II 115

mana-mana, bahkan kerap terjadi perselisihan tentang pembangun-an rumah ibadah. Seorang pakar pernah menyebutkan sekitar 80persen sumber daya keuangan Gereja Protestan habis untuk mem-bangun atau sewa gedung. Hamba merasa minder, sebab kita takmemiliki gedung yang layak. Tidak hanya itu. Rumah-rumah ibadahhampir selalu penuh orang:'

"Tak mengapa rumah ibadah berdiri, asal kesalehan sosial tetaproboh. Mereka tak peduli kerusakan lingkungan dan keterpurukannegeri. Biarkan mereka memuaskan diri dengan pernak-pernik ke-agamaan dan membangun tinggi kesalehan individual. Biarkan me-reka merasa dekat musuh kita. Bukankah musuh kita sering menge-luh defisit kesalehan di mana-mana:'

(Bahana, Oktober 2008)

116 II KATA DAN KARYA

Sukacita

endati hanya empat pasal, Surat Filipi sangat istimewa. Nada-nya gembira dan banyak kata sukacita. Padahal, Rasul Paulusmenulisnya dari dalam penjara yang pengap dan gelap, sangat

tidak nyaman. Sukacitalah yang telah membuat ia tegar dalam pen-deritaan. Ia dipenjara karena melayani Yesus. Ia menderita karenamemikul salib. Namun, hatinya melimpah dengan sukacita sehinggaia menjadi inspirasi sukacita orang lain.

Namun, Paulus mengaku sukacitanya belum sempurna karenarelasi di antara aktivis gereja di Filipi tak harmonis (2:2). Merekatak sehati melayani. Mereka bertengkar untuk perkara-perkara ke-cil. Mereka mudah salah paham satu sarna lain. Mereka bersungut-sungut karena kurang puas, bukan karen a pekerjaan berat. Karenaitu, Paulus mengingatkan mereka agar mawas diri, sebab orang diluar gereja menonton perilaku dan sikap hidup mereka. Sebagaitontonan, pelayan Kristus seharusnya tampil beda dengan "berea-haya di an tara mereka seperti bintang-bintang di dunia," membericontoh positif kepada dunia yang generasinya digambarkan berhatibengkok dan menyimpang dari "firman kehidupan" (2:15-16). Un-tuk menjadi saksi, gereja harus berada di dalam dunia. Akan tetapi,dunia tak boleh ada di dalam gereja. Keduniawian (dusta, manipu-lasi, kemunafikan, dan lain-lain) tidak boleh menjadi prinsip hidupbergereja.

KATA DAN KARYA II 117

Kualifikasi pelayan Kristus yang menjadi tonto nan dunia adalahmenjadi pribadi yang "tidak beraib" Hewan kurban dalam agamaYahudi dinilai kelayakannya sebelum disembelih (harus sehat dantidak cacat). lni bukan soal kesempurnaan, tetapi standar minimal.Pelayan Kristus yang tak beraib adalah suatu keadaan yang secaralahiriah dapat dinilai orang dunia. Pelayan Kristus juga harus "tidakbernoda" Lagi-lagi ini bukan soal kesempurnaan, tetapi kemurniandan ketulusan. Suatu kondisi batin yang tak tercampur. Prasyaratdasar pelayan Tuhan sebenarnya sederhana, tetapi pamrih dapatmembuat pelayanan jadi rum it dan tidak mulia. Secara lahiriah,diperhadapkan dengan penilaian dunia, ia harus tak beraib artinyaberintegritas. Secara batiniah, ia harus tulus. Jika ia memiliki pam-rih, seyogianya pamrih itu tidak mencederai integritas pribadinya.Untuk menjadi pelayan yang berintegritas dan tulus, Paulus mene-gaskan bahwa pelayan Kristus harus mengerjakan keselamatannyadengan takut dan gentar (2: 12). Mengapa keselamatan masih harusdikerjakan? Bukankah keselamatan telah dikerjakan Yesus dengansempurna dan kita tinggal menerimanya sebagai anugerah? Apakahanugerah keselamatan dan hidup baik bertentangan?

Anugerah keselamatan menyadarkan betapa bobrok dan takberdayanya kondisi moral manusia. Tak seorang pun mampu me-nyelamatkan diri dari jerat dan hukuman dosa. Anugerah kesela-matan dari Tuhan memang tidak didasarkan kebaikan kita. Sampaikapan pun, kita tidak pernah cukup baik dan memenuhi syarat un-tuk menerima anugerah keselamatan dari Tuhan. Tindakan Tuhanmenyelamatkan manusia semata-mata berasal dari kehendak-Nya.Tidak ada yang kurang sempurna dengan anugerah keselamatan. Ti-dak ada yang kurang dengan berita pengampunan dosa. Tidak adayang kurang dengan Sakramen Baptisan dan Perjamuan Kudus.

Narnun, semua hal yang baik itu dapat begitu ditekankan, se-hingga kehidupan rohani menjadi tidak sehat. Orang Kristen men-jadi pecundang dalam peperangan rohani bukan karena kuranganugerah, justru karena overdosis. Pengampunan dosa diberitakantanpa pertobatan. Baptisan diberikan tanpa disiplin gereja. Per-jamuan kudus diterima tanpa pengakuan dosa. Menjadi Kristen tan-

II KATA DAN KARYAus

pa menjadi murid. Menjadi Kristen tanpa memikul salib. Akibatnya,orang Kristen malas memperbaiki kehidupan dan meninggalkantabiat lamanya yang buruk. Untuk menghindari ekses itu, pelayanKristus hams mengerjakan keselamatannya, menghasilkan buah-buah keselamatan, bertumbuh dalam anugerah, dan mengalamihidup berkemenangan.

Keselamatan bukan hanya soal hidup di surga, tetapi juga di du-nia. Dengan dwikewarganegaraan, surga dan dunia, orang Kristenhams menjadi warga surga sekaligus warga bumi yang baik. Semogapelayanan kita, terutama para insan pers di balik BAHANA yang me-masuki usia ke-22, juga menyempurnakan sukacita Paulus.

(Bahana,Juli 2011)

KATA DAN KARYA II 119

Nyanyian Pujian di Waktu Malam

etapi orang tidak bertanya: di mana Allah yang membuat akudan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam." (Ayb.35:10)

"Nyanyian pujian di waktu malam" disebut Elihu meresponstuduhan Ayub bahwa Allah tidak mendengar doa orang yang ter-tindas dan membiarkan orang saleh menderita (Ayb. 24:1-17).Menurut Elihu, Allah memang tidak wajib menjauhkan kemalangandari orang saleh atau mengabulkan doa orang tertindas. Allah takberutang sesuatu kepada orang saleh. Orang saleh itu sendiri yangmemetik manfaat dari kesalehannya, juga orang lain, tetapi tidakmenambah sedikit pun kesempurnaan Allah. Demikian juga dengankefasikan manusia. Oleh karen a itu, kelirulah tuduhan Ayub bahwaAllah tak memperhitungkan kesalehan dirinya atau berlaku tidakadil.

Masih menurut Elihu, Allah memberi nyanyian pujian padawaktu malam (zemirot ballayla). "Sepanjang malam ada tangisan,menjelang pagi terdengar sorak-sorai" (Mzm. 30:6). Pemazmur me-nyanyikan pujian pada malam hari sebab Allah memerintahkan ka-sih setia-Nya pada siang hari (Mzm. 42:9). "Perdengarkanlah kasihsetia-Mu kepadaku pada waktu pagi" (Mzm. 143:8). "Kenyangkan-lah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu" (Mzm. 90: 14). Per-tolongan Allah datang menjelang pagi (Mzm. 46:6). Dengan meta-fora itu, nyanyian pujian pada malam hari menguatkan orang yang

I2lS) II KATA DAN KARYA

menderita, membuatnya sabar sambil menantikan pertolonganAllah. Dalam teks-teks Qumran dan Pentateukh Samaria, homonimkata Ibrani zimra (nyanyian pujian) berarti kekuatan (bdk. TNK un-tuk Kel. 1S:2j Yes. 12:2j Mzm. 118:14). Demikian zemiroi yisra'e!(2Sam. 23:1 "pemazrnur ... di Israel") diterjemahkan "the StrongOne of Israel" (NRSV) atau "the Mighty One of Israel" (NAB). Karenakaitan zimra dengan kekuatan, zemirot ballayla juga diterjemahkan"strength in the night" (TNK, NRSV).

Bernyanyi adalah kemampuan khas manusia. Dengan kemam-puan itu, manusia mengarahkan hatinya kepada hal-hal yang tinggi,term asuk Allah. Tertekan penderitaan yang menyesakkan, ruanggerak menjadi sempit dan orang tertekan ke bawah. Pengalamandengan kerendahan adalah pengalaman dengan hal-hal buruk ataudengan hal-hal menakutkan. Bawah melambangkan keadaan ter-tekan. Berbeda ketika di ketinggian, perasaan menjadi lebih lega danlebih mudah bernyanyi. Mungkin itu sebabnya di an tara hewan-he-wan, hanya burung yang bisa bernyanyi merdu sebagai hewan yangbias a di ketinggian, menjauh dari bumi. Sebagai penghuni alam atas,bernyanyi adalah karakteristik burung.

Penderitaan bisa merendahkan manusia dan meracuni jiwa.Nyanyian pujian pada waktu malam merupakan penangkal racunpenderitaan. Nyanyian itu memperindah jiwa dan membebas-kan dari putus asa dan dendam. Nyanyian itu membebaskan danorang menemukan kembali martabat luhurnya sebagai manusiayang nyaris tenggelam karena tekanan penderitaan. Nyanyian ituspontan, autentik, tanpa pamrih, tidak untuk diperdengarkan, me-nyentuh pus at diri dan mengangkat jiwa yang tertekan. Nyanyi-an itu mengingatkan masa-masa ketika Allah pernah memberkatidan menjawab doa. Nyanyian itu gabungan antara ratapan, syukur,dan harapan. Nyanyian itu menjanjikan kebahagiaan dan keadilan.Orang yang menyanyikannya menjadi lebih peka dengan keadilandan kebenaran. Solidaritas dengan orang yang menderita jadi lebihkuat.

Suatu kali, ketika berada di Filipi, Paulus dan Silas ditangkap,dipukuli, dan dijebloskan ke ruang penjara paling dalarn, layaknya

KAlA DAN KARYA II 121

tahanan berbahaya, dan dijagaketat (Kis. 16: 16-26). Dalam keadaanterbelenggu dan kesakitan, pada tengah malam, Paulus dan Silasberdoa dan bernyanyi. Mereka memohon intervensi Allah. Ketikasedang bernyanyi itu, terjadilah gempa hebat. Semua pintu penjaradan belenggu terbuka. Nyanyian pujian pada waktu malam membe-baskan yang terbelenggu. Dalam kelemahan pun} orang masih dapatbermegah demi kuasa Kristus semakin nyata (2Kor. 12:9).

(Bahana}Januari 2014)

122 II KATA DAN KARYA

Berharap

rang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-terunajatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikanTUHAN mendapat kekuatan baru. Mereka seumpama rajawali

yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dantidak menjadi lesu. Mereka berjalan dan tidak menjadi lelah" (Yes.40:30-31).

Ada dua paradoks dalam teks ini. Pertarna, yang kuat, dalamhal ini diwakili orang muda dan teruna, kaum yang stamina fisiknyabaik, digambarkan lelah dan lesu, bahkan jatuh tersandung. Dibuatlelah oleh kesulitan dari luar diri. Menjadi lesu karen a kekuatan didalam diri berkurang. Yang tampaknya kuat malah kelelahan danberhenti berjalan.

Kedua, orang-orang yang tampaknya lelah malah terus berja-Ian dan menyelesaikan perjalanannya. Di mana rahasianya? Merekamendapat kekuatan baru. Mereka yang lelah itu adalah umat Israelyang sedang mengalami krisis karena dihukum Tuhan dan kemudiandibuang ke Babilonia. Narnun, bukan tiada syarat untuk mendapatkekuatan baru. Mereka harus menanti-nantikan Tuhan. Hanya itu.

Verba qwh artinya menunggu, menanti-nantikan. Jika Tuhanobjek yang ditunggu (eksplisit maupun implisit), maka berharaplahmaksudnya (NIV "hope"). Berharap di sini bukan tindakan mem-bunuh waktu, tetapi mengantisipasi hasil positif. Dengan yakin ber-harap. Berharap bukan duduk dan pasif menunggu, tetapi aktif se-

KATA DAN KARYA II 123

bagaimana digambarkan dengan tindakan naik, berlari, dan berjalan.Kendati aktif orang tidak menjadi lelah. Ia seperti selalu mendapatkekuatan baru. Ajaib!

Verba qwh (Qal) juga menegaskan aspek frekuentatif perbuatanyang dilakukan berkali-kali. Dalam bentuk partisipel seperti di sini,berharap kepada Tuhan adalah orientasi total dan terus-rneneruskepada Tuhan. Berharap kepada Tuhan adalah sebuah tema pen-ting dalam Kitab Yesaya (Yes. 8: 17; 25:9; 26:8; 3D:18; 33:2; 49:23).Orang beriman mendasarkan harapannya pada kehadiran Allah danamat merindukan intervensi Allah. Itulah sikap positif orang beri-man saat diterpa krisis.

Para motivator mengidentikkan krisis dengan kesempatan un-tuk maju. Namun, sejujurnya siapa pun tidak mau masuk ke dalamsituasi krisis. Krisis tidak enak. Situasi di mana yang lama sudah ti-dak ada, tetapi yang baru belum ada. Terpisah dari keadaan lama,tetapi belum terhubung dengan keadaan baru yang baik. Tanpa kon-tinuitas dengan mas a lalu dan tanpa kontinuitas dengan masa de-panJ alhasil mas a kini menjadi tak pasti. Peralihan tidak jelas akanberbentuk apa.

Mulanya krisis memang membuat orang berharap. Akan tetapi,orang dapat lelah berharap, kemudian tergoda menempuh jalan pin-tas. Bukan demikian jalan hidup orang yang berharap kepada Tuhan.Krisis nasional melanda Israel dan bangsa itu dibuang ke negeriasing. Umat di pembuangan merasa ditinggalkan Tuhan. Tuhantak peduli lagi. Krisis kepercayaan melanda umat. Krisis iman. NabiYesaya mengerti kelelahan umat. Karena itu, ia mendorong umatagar tidak lelah berharap. Hanya dengan itu, mereka akan mendapatkekuatan baru untuk terus berjalan hingga krisis berlalu.

Metafora rajawali terbang menarik untuk dielaborasi. Secarakonvensional, rajawali dianggap burung terbesar (bdk. Yeh. 1:10;Why. 4:7). Bukan terutama terbangnya rajawali yang ditonjolkan,tetapi rajawali yang mengangkat sayapnya untuk terbang (NIV "soaron wings"). Rajawali terbawa tinggi bukan oleh sayapnya yang kuat,tetapi oleh arus angin yang mengangkat sayapnya yang kaku.

124 II KATA DAN KARYA

Demikian juga orang yang berharap kepada Tuhan. Mereka ti-dak terempas ke tanah dalam ketidakberdayaan, tetapi mereka se-perti rajawali yang membuat kaku sayapnya dan membentangkan-nya. Tanpa banyak tenaga, rajawali bergerak pelan-pelan bagai pera-hu layar yang menjauh karena didorong angin. Itulah orang yangsiap terbawa tinggi, dibawa oleh angin roh Allah, melayang tinggipada waktu Allah dan dengan cara Allah.

(Bahana, Mei2009)

KATA DAN KARYA II 125

Tanaman Tuhanemazmur berkata, "Mereka yang ditanam di bait TUHAN akanbertunas di pelataranAllah kita" (Mzm. 92: 14). Mereka bertu-nas seperti pohon kurma dan bertumbuh seperti pohon aras di

Lebanon (ay. 13). lni satu-satunya mazmur yang menyinggung po-hon kurma. Pepohonan memang dibiarkan tumbuh di area RumahTUHAN karena pohon melambangkan kehidupan, kesuburan, dankekuatan, sekaligus mengingatkan berkat Allah yang tak terlihat danmisterius dalam memelihara hid up.

Buah kurma adalah makanan orang di Timur Tengah sampaisekarang. Pada zaman kuno, pohon kurma juga dianggap keramat.Karena itu, ukiran pohon kurma ditemui pada gambar timbul padadinding Bait Allah yang dibangun Salomo (lRaj. 6:29), daun pin-tunya (IRaj. 6:32), kerubim (lRaj. 6:35) serta permukaan danlampiran alas penopang (lRaj. 7:36). Ukiran timbul tetap ada padaBait Allah dalam penglihatan Yehezkiel (Yeh. 40:16, 22, 26, 31, 34,37j 41:18-20, 25f). Orang benar yang bertumbuh seperti pohonkurma berarti mereka layak menjadi penghuni Bait Allah.

Pohon aras (cedar) terkenal karena kualitas kayunya sebagai ba-han bangunan. Di Alkitab, gunung-gunung di Lebanon merupakantempat asal pohon aras. Daud dan Salomo khusus mengimpor kayuaras untuk membangun istana. Bait Allah dibangun juga dengan ba-han kayu aras. Karena itu, pohon aras di Alkitab dipakai sebagai lam-bang kekuatan dan kemuliaan. Mereka yang tertanam di Bait Allah

126 II KAlA DAN KARYA

akan terus bertumbuh dalam kekuatan dan kemuliaan, bahkan padamas a tua mereka (ay. 15).

Mazmur 92 adalah "nyanyian untuk hari Sabat" (ay. 1). Sabatadalah hari terakhir dari tujuh hari penciptaan. Ada ungkapan "jadi-lah petang dan jadilah pagi" untuk hari pertama sampai hari keenam.Ada bagian hari yang gelap dan ada yang terang. Narnun, petang danpagi tak disebut untuk hari ketujuh. Gelap tak masuk hitungan hariketujuh. Dalam dunia baru nanti, memang tak diperlukan lagi ma-tahari, sebab "TUHAN akan menjadi penerang abadi" (Yes. 60: 19).Dalam bahasa Kitab Wahyu, kemuliaan Allah akan menerangiYerusalem Baru dan Anak Domba adalah lampunya (Why. 21:23).Malam tiada lagi, cahaya lampu dan Matahari tak diperlukan, "sebabTuhan Allah akan menerangi" (Why. 22:5). Malam dan gelap bia-sanya dikaitkan dengan kejahatan. Hidup sebagai anak-anak terangberarti "hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran"(Ef. 5:8f). Itulah kualitas hidup dalam terang, kualitas kehidupanabadi.

Orang fasik bertunas seperti rumput (BIMK). Nilai karya me-reka tidak melewati batas-batas dunia fana (ay. 8). Namun, orangbenar pad a masa tuanya pun tetap segar dan berbuah (ay. 15) sebabmereka seperti pohon yang tertanam di pelataran Rumah TUHAN(ay. 14). Dan, kehidupan mereka menyatakan bahwa Tuhan sung-guh dapat diandalkan (ay. 16). TUHAN itu benar (Ibr. yasar). Katayaiar berarti membentuk garis lurus (tidak bengkok) atau rata (pip-ih l Raj, 6:35). Ketika yasar dikaitkan dengan sifat moral, itu berartijujur atau tulus (upright). Dalam Pengkhotbah 7:29 tertera: 'Allahtelah menjadikan manusia yang jujur (yasar), tetapi mereka men-cari banyak dalih," Dalam BIMK: 'Allah membuat kita sederhanadan biasa. Tetapi kita sendirilah yang membuat diri kita rumit danberbelit-belit,"

Ketika Allah digambarkan dengan kata yasar, itu berarti Allahtak berbelit-belit, tak suka mempersulit jalan hidup orang, cen-derung menyukseskan orang jika segala syarat untuk itu terpenuhi.Karena itu, New Jerusalem Bible menerjemahkan yasar yhwh dengan"Yahweh's integrity" (ay. 16). Integritas Tuhan memang dapat dian-

KATA DAN KARYA!I 127

(Bahana,11ei2013)

dalkan, kokoh seperti gunung batu. Persoalannya, siapa yang layakmenjadi saksi bagi Tuhan seperti itu? Pasti itu tidak boleh kurangdari orang-orang yang juga merniliki integritas, orang-orang yanghidupnya dapat diandalkan.

128 II KATA DAN KARYA

Melihat

uatu saat, Yesus dan murid-murid sedang berjalan. Mereka me-lihat seorang pengemis yang buta sejak lahir (Yoh. 9). Murid-murid iseng bertanya, "Guru} siapa yang berdosa, dia sendiri

atau orang tuanya?" Jawab Yesus, "Bukan dia dan juga bukan orangtuanya, tetapi agar pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia." LaluYesus meludah ke tanah, mengaduk tanah itu dengan ludahnya,mengoleskannya pada mata Si Buta. Si Buta disuruh pergi member-sihkan muka di Kolam Siloam dan ia menurut. Matanya kemudiandapat melihat. Terkejut bercampur gembira, ia seperti terlahir kern-bali ke dunia.

Akan tetapi, reaksi para tetangganya berbeda. Mereka si-buk mempersoalkan identitas pengernis, apakah betul itu penge-mis yang mereka kenaI. Lalu, mereka mempersoalkan keabsahanpenyembuhan itu yang dilakukan pada hari Sabat} hari orang Yahudidilarang bekerja. Mereka sibuk menghakimi fenomena mukjizat itusampai-sampai tak mampu bersukacita dan memuliakan Allah ber-sarna pengemis itu. Tidak cukup sampai di situ} mereka membawapengemis itu kepada otoritas agama. Giliran orang Farisi mengin-terogasi pengemis itu. Ada yang mempersoalkan kredibilitas Yesusdan menganggap-Nya tidak datang dari Allah karena Yesus melang-gar hari Sabat. Yang lain menganggap Yesus orang berdosa, sarnaseperti manusia biasa sehingga mustahil melakukan mukjizat. Ra-mailah silang pendapat di antara para agamawan itu.

KATA DAN KARYA II 129

VAIlV>INVOV1v'>l11

ereurl~~~~mldlnpad~lDI'I~lliloU~lPIereurPISdlli'ElPIlElPIdS!Pede~pEl~l{Hdlliredep2{~pq~lPI'~lHn~d~Id~~UeAredurai!PEp~ldq~l!2{~2{!f'~mldl~p~npdd'l~l{!Idlli2{nlUndn2{n::>2{~pqeles~lEW

,;d~ldll{!SEllinlliESOpqElli'lEl{!Idlli!lli~)l:Elqldqnlliq~UdlqId~ld~'~SOpldq2{~pqnlli~2{'~lnqnlli~2{~Aml!2{dS"'SnSdAq~M~f,,(.~lnq~~n[!U!!lliE2{nw-pns2{~W"'saiorduraur~uns~u~Irutl~~UdPUdlli~mA!SP-~d~U~lO~d~ldqdg:,;Elnq!PE[lEl{!Idlli~UEA~mlOU~plEl{Hdlliredep~lnq~UE10eA.Edns'!lliPI~l{~UCJlli2{nlUnE!Unpd2{~ml~pmrv;,'lq~2{-ldqsnsdA'~AE:)Jdd2{nlUnUE2{nq!dEldl'qld~Udlli2{nwnEq0:JUdlli~AullinIdqds~mlO-~mlO'~AE:J1CJdrieurunureu'!lld~UCJlli2{EpqEI,;EAN-~PEdd2{~AE:JlddEA~SEA~dnsUE2{nl{El!ldq~uolol'UEn~'E!PEdEIS"'EAmPdq2{II~qEI,,(.E!Snmw2{EUVEpEdd2{m2{~Udl{E2{EAE:J-ldd"'EAU!nllidUCJllisnsdA'm2{Ipn2{!prutS!llid~UddlE~UdPUdW

'l{EpEq!l{Ellim2{nSElli~UE1EnpUEpm2{Ipn2{-!PundrutS!llid~Udd,,(.!lli~2{!m~~Udlli2{EPUdl{n~2{~ud~ml~2{dsmpESOpqnuadl!l{EpdlnE2{~Ua"'l{~lElliIS!lEd~UE10'ruturadas!l{EqlOl{2{!G,;nl!lEnqlCJqredepUqE2{~pq~I'l{EITVp~p~UElEP2{Epqnl!~U~lO~2{!f'l~l{Hdlliredepl!l{~I2{E(dSElnq~U~A~UE10lEnqllidlli~mA~mlOEpElE~UCJplCJll{~UlCJd2{Epq~mlE2{CJSreduresnInl{EpPEG'EAN-2{EpUdl{d2{m2{n2{EIdlli~mAmpl{dIES~mA~UE10m2{lE~udp-uauil{EIIV'ESOP1CJq~UE10m2{lE~udPUCJlli2{Epql{~IIV(.l{EIIVEqlli~l{E~n[E!GEMl{Eq'uE~mlEqllids~mlom2{nqE!G~Ml{EquE2{~mlCJudw2{nlundn2{nJwnICJqrurl~Z![2{nllil{E2{EdV'l~l{!ICJllin2{lEnqwdllil{~IdlE!uE2{~mpds'~U~llipEp~mlEpE!nl{El2{EpqnWE2{'l{dUV"'EWE~EHl{EE1EdEId:JUdW'rutlE(EICJdldl2{El~mA'S!lliCJ~Udd!SEqq-Eq!~

'S~S~dS2{EP!~'~mwu~pIESEldqSEld[2{EPqsnsdA!dEldl'EsnwP!lnlli!~~EqCJSPIPdE~~m~uCJw~2{dlCJW'eAE:Jlddnaur2{~pq~2{dldlliE[ESdEld~,;lEl{Hdlli~UElqdS'Elnqn2{EEAU!PEl:nl{~ln2{EI~l{nl~S'ESOP1CJq~U~lOE!Pl{E2{EdEnl{El2{EP!lml\1"'IESCJ2{!EInlli~I'ESOpldqlIml0!E~EqdSsnsdAdE~~UE~UdWl~~~rutS!llid~Udd2{ESdPUdlliE2{dldW'ESE!qersrureurUE2{nq'l{EIIV!lEP~UElEP'~Auq1V'lq~U!SEAUq~ME[,:!q~uEL,,,(.lEl{Hdllinllil~nq-uratnl{EIdl~mAE!Gl{E2{EdE!S'nunnrnuam'!lIPUdSm2{lIua"'SIW-d~Udd!SEpEdd2{~UHEdlCJqE2{CJldW'lE2{~ddSElE2{edueil{EIdldS

ISlET

melihat sesuatu. Ada orang belajar teologi malah menjadi lebihsusah percaya. lman menjadi tidak sederhana lagi. Setiap hari kitamelihat banyak. Kejujuran dan ketidakjujuran. Kepedulian danketidakpedulian. Ketulusan dan kepura-puraan. Melihat semua itu,apakah mata hati kita dapat melihat terang sebenarnya?

(Bahana, November 2014)

KAT A DAN K A R Y A II 131

Doa

alah satu mota biara-biara Benediktin adalah ora et labora. Ke-hidupan dalam biara-biara itu berdasarkan Regula Benedicti(peraturan Santo Benediktus), sebuah kitab dari abad ke-6

yang berisi peraturan-peraturan tertulis bagi para rahib yang hidupbersama dalam sebuah komunitas. Ungkapan Latin itu sebenarnyakependekan dari ora et labora, Deus adest sine mora (berdoalah danberkaryalah, Allah akan menolongmu tanpa menunda-nunda).Dalam mistisisme kristiani, ungkapan Latin itu merujuk pada doa(kontemplasi) dan karya (aksi) dalam kehidupan membiara. Se-sungguhnya, pasangan kata itu tak boleh dipisahkan dari kehidupanimago Dei.

Doa adalah aktivitas keagamaan yang paling populer. Tidak adaagama tanpa doa. Meski Alkitab bukan sebuah buku doa, aktivitasdoa tercatat sangat penting. Terkait doa, biasanya orang merujukKitab Mazmur, Memang teks dalam kitab itu merupakan bagian darisyair nyanyian doa, tetapi di luar mazmur masih banyak lagi teks doadalam Perjanjian Lama, belum lagi teks yang menggambarkan se-seorang yang berdoa.

Dari keseragaman rumusan doa dalam Alkitab, tampaklah doa-doa seperti itu hasil olah kata dari orang yang tahu berdoa di ruangpublik (imam?). Namun, Perjanjian Lama tak mengenal juru doayang menguasai rumusan doa. Alkitab menggambarkan banyak doadilakukan secara spontan oleh orang biasa, bahkan oleh orang bu-

132 II KATA DAN KARYA

kan Israel. Doa bisa dilakukan siapa saja dan Allah adalah Allah yangmendengarkan doa. Alih-alih bersifat magis, doa pada hakikatnyaadalah sebuah bentuk komunikasi manusia dengan Allah.

Kata Ibrani hitpallel (berdoa) selalu dengan manusia sebagaisubjek dan Tuhan sebagai tujuan doa. Manusia yang berdoa, bukanTuhan. Namun, doa bukan komunikasi satu arah. Doa juga dialogantara manusia dan Allah. Meski yang berdoa selalu manusia, doabukan inisiatif manusia semata. Sebelum manusia berdoa, Allah su-dah berfirman dan bertindak. Apabila manusia merespons secarapositif firman dan tindakan Allah, ia memiliki dasar kuat untuk me-minta Yang Mahakuasa "dengarkanlah doaku!" atau dengan nada se-dikit lebih halus "kiranya Engkau mendengarkan!"

Doa bisa berbentuk ungkapan syukur ataupun ratapan. ApabilaTuhan menjawab seruan minta tolong, yang keluar adalah ungkap-an syukur. Apabila doa belum terjawab dan pendoa masih tertekanpenderitaan, ratapanlah ungkapan yang wajar, Dalam doa rata pan,baru satu pihak yang terlibat aktif dan partisipasi pihak lain (me-ngabulkan doa) masih dinantikan. Manusia me mohon, Tuhan ber-diam diri. Komunikasi macet. Namun, pendoa tidak mau berdiamdiri. Ia pun memecah keheningan surga dengan ratapannya.

Biasanya Kemah Suci merupakan tempat mempersembahkankurban. Ketika menahbiskan Bait Allah (lRaj. 8), Salomo mem-persembahkan doa dan permohonan di atas mezbah (ay. 22, S4).Dengan menjadikan Bait Allah sebagai rumah doa, Salomo tidaksedang membatasi ruang gerak Tuhan. Ia sangat sadar bahwa "langityang mengatasi segala langit pun tidak dapat mernuat" Allah (ay.27). Namun, Allah mengizinkan nama-Nya dikaitkan dengan suatutempat di bumi supaya terbentuk komunikasi antara yang di bumidan yang di surga.

Keberadaan Bait Allah (hanya satu) sebagai tempat ibadah dalamarti tertentu bisa dikaitkan dengan gedung gereja meski tidak begi-tu saja identik. Orang memang berdoa di gereja pada hari dan jamtertentu, tetapi predikat sebagai rumah doa tidak bisa disematkanpadanya. Orang tidak leluasa datang ke gereja untuk berdoa karenapintunya tertutup rapat. Padahal, tempat khusyuk untuk berdoa di-

KATA DAN KARYA II 133

perlukan meski kehadiran Tuhan tak dibatasi ruang. Penekanan doadi gereja tidak perlu dipertentangkan dengan peringatan Yesus ke-pada murid-murid agar tidak berdoa di rumah ibadah seperti orangmunafik (Mat. 6:5-6). Apabila orang berdoa di gereja untuk suatukeperluan, tentu maksudnya bukan supaya dilihat orang.

(Bahana,Mei2015)

134 rl KATA DAN KARYA

Iman

uatu kali, usai pengajaran-Nya yang panjang (Khotbah diBukit), Yesus memasuki Kapernaum (Luk. 7:1-10). Di situtinggal seorang kepala pasukan Romawi (anonirn), yang ber-

tanggung jawab atas seratus prajurit berjalan kaki (infanteri). Ja-batan itu tertinggi untuk prajurit di lapangan dalam struktur kariermiliter Romawi. Perwira itu bukan orang Yahudi. Ini kali pertamaInjil mencatat komunikasi Yesus dengan orang bukan Yahudi.

Tugas pasukan Romawi di Kapernaum adalah mengawasi orangYahudi. Orang Yahudi kurang suka kepada ten tara Romawi yangdikenal suka memeras dan merampas milik rakyat (bdk. Luk. 3: 14).Namun, perwira ini lain. Ia berusaha mengambil hati orang Yahudi.Tahu mereka fanatik dengan agama leluhur dan tidak suka diperin-tah orang kafir, perwira itu membiayai pembangunan rumah ibadahYahudi. Sikap baik dan toleran itu membuat dirinya dihormati orangYahudi.

Kebetulan hamba kesayangan perwira itu sakit, hampir mati.Perwira itu sudah mendengar tentang Yesus yang menyembuhkanbanyak orang. Tahu Yesus ada di kota, ia tidak menyia-nyiakan ke-sempatan itu. Tidak berani langsung, perwira itu melalui beberapatetua Yahudi meminta Yesus datang ke rumahnya. Mereka dengansangat meminta Yesus sudi datang ke rumah perwira itu, "Ia layakEngkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang

KATA DAN KARYA II 135

membangun rumah ibadat untuk kami," Yesus pun pergi bersamamereka.

Ketika rombongan itu . hampir sampai, perwira itu merasarumahnya tidak layak dikunjungi Yesus. Orang Yahudi biasanya ti-dak mau memasuki rumah orang Romawi karena takut menjadi na-jis dan kemudian tidak bisa mengikuti upacara keagamaan pada hariitu. Pikir perwira itu: "Yesus seorang guru agama} pasti sensitif de-ngan kenajisan," Mungkin ada yang fanatik di antara pengikut Yesusdan tidak mudah menerima Sang Guru memasuki rumah orangkafir. Memang dalam kisah lain} Yesus dipersoalkan oleh ahli-ahliagama Yahudi karena makan bersama pemungut cukai dan orang-orang yang dianggap tidak baik (Luk. 15:2).

Perwira itu pun menyuruh sahabat-sahabatnya menyampaikanpesan kepada Yesus, "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku ti-dak layak menerima Tuan di dalam rumahku ... tetapi katakan sajasepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh," Ia percaya penuhpada otoritas perkataan Yesus. Yesus cukup memberi perintah ke-sembuhan dari luar rumah. Alasan perwira itu sederhana. Ia sendiripunya bawahan dan dengan mudah memberikan perintah. Ia merni-liki otoritas untuk membuat perintahnya terlaksana.

Mendengar perkataan perwira itu, Yesus merasa heran. Bagaima-na bisa orang bukan Yahudi mempunyai iman sebesar itu? Yesus laluberpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, ''Aku berkatakepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun diantara orang Israel." Yesus memuji iman besar perwira Romawi itu.Yesus mendengarkan perrnintaan orang-orang itu untuk tidak me-masuki rumah perwira itu dan menyuruh mereka kembali. Ternyata,hamba yang sakit parah itu sudah sembuh.

Dalam peristiwa ini tidak sedikit pun disinggung tentang imanSi Sakit. Yang jelas, Sang Majikan sangat beriman. Efek kesembuhanbisa terjadi dari orang lain yang mengimani kesembuhan itu. Tidakhanya kali ini Yesus memperhitungkan iman orang yang meng-atasnamakan Si Sakit. Ketika beberapa orang-yang mengusungseorang lumpuh di pembaringannya-tidak berhasil masuk melaluipintu dari rumah yang sesak dipenuhi orang} mereka pun naik ke

II KATA DAN KARYA135

atap dan membongkarnya, lalu menurunkan Si Lumpuh tepat di de-pan Yesus. Yesus memperhitungkan irnan mereka (Luk. 5:20).

Selalu ada alasan untuk mendoakan orang lain. "Doa orang yangbenar sangat besar kuasanya dan ada hasilnya" (Yak. 5: 16). Iman bu-kan hanya soal percaya kepada Yesus, melainkan juga percaya kepadakesanggupan dan kesediaan Yesus untuk melakukan perkara besar.

(BahanaJuli 2015)

KAlA DAN KARYA II 137l

Memberi

alam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamubahwa dengan bekerja demikian kita harus membantuorang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan

Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Lebih berbahagiamemberi daripada menerima." (Kis. 20:35)

Biasanya orang lebih suka menerima daripada memberi sebabkita berpikir ada sesuatu yang berkurang dari kita ketika memberidan kita merasa rugi. Dalam pesan perpisahannya kepada jemaat diEfesus, Paulus mengingatkan mereka untuk membantu orang yangberkekurangan dengan merujuk sabda Yesus bahwa "lebih berba-hagia memberi daripada menerima" Ada juga kebahagiaan dalammemberi.

Dengan mernberi, kita sebenarnya meneladani Tuhan yangmemberi kepada orang yang membutuhkan, tidak soal apakah orangyang menerima itu tahu berterima kasih atau tidak (Mat. 5:43-48).Tuhan "menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orangyang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orangyang tidak benar," Itulah pemberian tanpa pamrih demi kebaikan sipenerima.

Apabila mengasihi Tuhan, kita juga akan belajar memberi tanpapamrih. Apabila kita memberi seseorang karena sebelumnya kitatelah menerima sesuatu darinya, itu adalah balas budi. Memberikarena balas budi adalah wajib dan tidak ada istimewanya. ''Apabila

138 II KATA DAN KARYA

kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? ...Apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramusaja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain?" Bukan de-ngan tindakan heroik yang mengundang decak kagum, melainkancukup dengan kebaikan kecil yang dibutuhkan musuh kita, kitamenjadi sempurna seperti Bapa di surga. Mcngasihi seperti caraBapa di surga mengasihi.

Sebenarnya, memberi adalah bagian dari hukum kehidupan.Ada waktu menerima. Ada waktu memberi. Apabila memang wak-tunya untuk memberi dan kita mampu, berilah dengan rela. Pem-berian kita tidak memiskinkan kita sebab didasarkan pada apa yangada pada kita, bukan apa yang tidak ada. Kita memberi kepada yangmembutuhkan supaya ada keseimbangan. Itu prinsip pemberianyang dikatakan Paulus kepada jemaat di Korintus (2Kor. 8: 12-13 ).Solidaritas untuk yang berkekurangan demi sebuah keseimbangan.

Dengan memberi, kita diingatkan, semua yang kita punya se-benarnya milik Tuhan. Titipan Tuhan. Ketika terkumpul persemba-han sukarela dalam jumlah besar, Daud memimpin rakyatnya ber-doa, "Siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mam-pu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab daripada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahanyang kami berikan kepada-Mu" (1 Taw. 29: 14).

Pemberian pada level terendah adalah memberi dari sesuatuyang tidakkita perlu, tetapi diperlukan orang lain. Bentuk pemberianbisa barang bekas kita atau barang baru. Pemberian pada levellebihtinggi adalah memberi dari milik yang kita sayang. Secara naluriah,kita tentu berat melepaskan sesuatu yang kita sayang. Akhirnya,pemberian pada level tertinggi adalah memberi dari kekurangan.Karena bala kelaparan di wilayahnya, Nabi Elia dipimpin Tuhan un-tuk pergi ke Sarfat, sebuah wilayah asing. Di sana ternyata Elia diberimakan oleh seorang janda miskin yang hidup pas-pasan hari lepashari (lRaj. 17:7-16).Janda itu memberi dari kekurangannya, tetapikeadaannya itu tidak menghalanginya untuk berbagi.

Memberi adalah jendela jiwa. Lewat jendela itu, orang melo-ngok ke dalam jiwa kita, melihat kemurahhatian. Tidak perlu men-

KATA DAN KARYA II 139

jadi kaya dahulu baru kita memberi. Banyak orang menu rut ukurankita termasuk kaya, tetapi kalau belanja mengejar diskon. Kepadaorang kecil, pelitnya bukan main. Kita perIu belajar mencukupkandiri dan mensyukuri apa yang ada pada kita. Idealnya, yang punyabanyak lebih suka memberi. Kenyataannya, orang yang punya se-dikit lebih malah sering melakukannya.

Hidup sebenarnya untuk berbagi. Mereka yang mengerti maknahidup akan suka berbagi dan di situlah nikmat hidup.

(Bahana, Maret 2016)

141Sl II KATA DAN KARYA

Setia

alam Lukas 16: 1-13, Yesus mengisahkan sebuah perum-pamaan tentang seorang pengurus rumah (oikonomos) yangmemboroskan (diaskorpizo) harta majikannya. Seorang oiko-

nomos, seakar dengan kata "ekonorni', idealnya ekonomis, hemat,tidak boros. Tidak begitu dengan pengurus rumah ini. Karena wan-pre stasi dalam mengelola harta majikan, ia harus membuat sebuahlaporan pertanggungjawaban lengkap mengenai pekerjaannya sela-ma ini dan, setelah itu, tidak boleh lagi bekerja di rumah itu. Selamamasih bekerja, pengurus rumah yang tidak biasa bekerja berat itumemikirkan apa yang masih bisa dilakukannya agar kelak ada oranglain yang mau mempekerjakannya kalau ia sudah keluar.

Ia memanggil orang-orang yang berutang kepada majikannya.Kepada orang yang beru tang 100 tempayan minyak, ia memberikansurat utang baru senilai SO tempayan. Orang yang berutang 100 pikulgandum dibuatkan surat utang baru senilai 80 puluh pikul. Semuaitu dilakukan tanpa sepengetahuan serta izin rnajikan, dan sah hi-tam di atas putih, tak bisa dibatalkan majikan. Apabila sebelumnya,mungkin ia tak sengaja merugikan majikan, sekarang ia sengaja me-metik keuntungan di atas kerugian majikan, Itulah pengurus rumah"yang tidak jujur"

Anehnya, Sang Majikan memuji pegawai tidak jujur ini. Yangdipuji bukan ketidakjujurannya, melainkan tindakannya yang "cer-dik" (phronimos). Yesus pernah menyinggung tentang "pengurus

KATA DAN KARYA II 141

rumah yang setia (pistos) dan bijaksana (phronimos)" di bagian lainInjil Lukas (Luk. 12:42). Perumpamaan kita juga tentang pengurusrumah yang "setia" (pistos) dan bijaksana. Dalam ungkapan lain, iaeerdik (phronimos) seperti ular, meskipun tak tulus seperti merpati(bdk. Mat. 10: 16).

Sang Majikan memuji pengurus rumah itu dengan ungkapan"anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripadaanak-anak terang". Ungkapan "anak-anak" di sini bukan anak biolo-gis, melainkan orang-orang yang serupa karakteristiknya. Anak-anakdunia ini adalah mereka yang hidupnya hanya berorientasi pada du-nia ini. Anak-anak terang adalah mereka yang hidupnya berorientasidunia akhirat. Cara pikir dan eara kerja pengurus rumah itu sangatduniawi, tetapi eerdik. Ada orang yang giat meneari uang, tetapi nilaitambahnya hanya sebatas dunia ini. Kaya di dunia, tetapi tidak disurga.

Pengurus rumah ini dipuji karena bertanggung jawab atas masadepannya. Kita juga harus bertanggung jawab atas mas a depan ma-sing-masing. Untuk itu, "siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, iasetia juga dalam hal-hal besar," Yang dimaksud dengan hal-hal keeiladalah "mamon yang tidak jujur" Kata "mamon" merujuk harta du-niawi, uang, kekayaan, at au keuntungan. Harta duniawi sendiri ne-tral, tidak berdosa ataupun buruk, tetapi eara memperolehnya atautujuan pemakaiannya sering tidak jujur,

Memperoleh harta duniawi termasuk hal kecil, tetapi harta du-niawi dapat menjadi jalan untuk "hal-hal besar", untuk "diterima didalam kemah abadi" Setia dalam hal-hal keeil juga sebuah jalan un-tuk setia dalam hal-hal besar. Belajar menghargai harta duniawi se-bagai jalan menghargai harta yang tersimpan dalam keabadian. Setiadalam hal-hal keeil juga harus benar dalam hal-hal kecil, sebab "siapasaja yang tidak benar (adikos) dalam hal-hal kecil, ia tidak benar jugadalam hal-hal besar" Mula-mula pengurus rumah itu dinilai "tidakjujur" (adikia), juga marnon, tetapi akhirnya ia dinilai benar dalamperkara-perkara keeil.

Serius dengan harta duniawi tidak harus menjadi materialistis,mata duitan, atau hamba uang, sebab "seorang hamba tidak dapat

II KATA DAN KARYA142

mengabdi kepada dua tuan" Mengabdi kepada Tuhan harus segenaphati. Cinta kepada Tuhan mustahil bersemi dalam hati orang yangeinta uang. Mustahil Tuhan memereayakan harta surgawi kepadaorang yang cinta uang.

Kita tidak hanya meneari nafkah, mencari duit, tetapi kesetiaankita juga diuji dalam hal-hal keeil. Kesetiaan itu akan menentukanapakah kita nantinya bisa setia dalam hal-hal besar terkait keabadian.

(Bahana, November 2016)

KAlA DAN KARYA II 143

Melayani

144 II KATA DAN KARYA

uatu kali Yohanes dan Yakobus bersama ibu mereka datangbersujud di hadapan Yesus (Mat. 20:20-28). Dengan sikapyang sangat menghormat itu, tahulah Yesus bahwa ada permo-

honan serius hendak disampaikan. Sang Ibu memohon agar keduaanaknya nanti di Kerajaan Allah duduk di sebelah kiri dan kananYesus. Harapan wajar seorang ibu. Yesus juga tahu keinginan itu se-benarnya berasal dari Yohanes dan Yakobus sendiri.

Yesus langsung merespons Yohanes dan Yakobus, "Kamu tidaktahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum dari cawan[penderitaan] yang harus Kurninum?" Dengan cepat mereka me-nyanggupi. Alih-alih meragukan kesanggupan mereka, Yesus mene-gaskan, "Tentang siapa yang akan duduk di sebelah kiri dan kanan-Ku, bukanlah hak-Ku untuk menentukan. Bapalah yang menentu-kan," Permohonan Yohanes dan Yakobus sudah terjawab, meskikeduanya pasti kecewa.

Akan tetapi, sepuluh murid lain yang mendengarkan dialog itumenjadi marah kepada kedua murid itu. "Diam-diam kalian ambi-sius. Kalau kalian di tempat paling terhorrnat, lalu kami di mana?Kami menjadi bawahan kalian? Enak saja. Selama ini kita bersama-sarna, tetapi nanti kalian mau menjadi atasan kami," Mulai ada kasak-kusuk dan rasa curiga di antara sesama murid. Suasana pun menjaditidakenak.

Menyadari gangguan harmoni di an tara para murid, Yesus segeramemanggil mereka dan memakai peristiwa itu sebagai kesempatanmengajar mereka sebuah pelajaran penting. "Kalian tahu, para pe-mimpin kerajaan memerintah rakyat dengan tangan besi dan keras.Rakyat menghamba tak berdaya kepada penguasa karena takut de-ngan pedang penguasa. Tidak demikian di kerajaan-Ku. Orang yangterkemuka justru rnenjadi hamba bagi yang lain. Maka, Anak Manu-sia datang bukan untuk dilayani, melainkan melayani dan menyerah-kan nyawa-Nya untuk membebaskan banyak orang." Yesus mengertitujuan hidup-Nya di dunia. Dia terlahir dan hidup untuk melayani.Dia berjiwa melayani. Tidak dipuji orang pun, tidak dilihat oranglain pun, Dia tetap melayani. Justru, jika Dia ada untuk dilayani, Diamenyalahi kodrat-Nya sebagai sosok yang melayani.

Melayani tidak sarna dengan melakukan sesuatu bagi orang lain.Setiap hari kita melakukan sesuatu bagi orang lain untuk maksudyang berbeda-beda. Untuk memenuhi keinginan atasan. Untukmemenuhi keinginan langganan kita. Untuk mencari muka. Untuktujuan macam-macam. Melayani yang dimaksud Yesus adalah jikakita sebenarnya tidak harus melakukan suatu pekerjaan, bukan ke-wajiban kita, tetapi kemudian kita memikul beban pekerjaan itudemi efek baik bagi orang lain, meski dengan begitu ada yang hilangdari diri kita. Hal yang baik dan hilang dari diri kita itu disebut pe-ngorbanan. Oleh karena itu, melayani adalah sebuah pengorbanan.Melayani adalah menderita. Kecil atau besar, tidak soal. Yang jelas,jika itu sebuah pelayanan, ada sesuatu yang dikorbankan. Namun,itu baru penderitaan pertama.

Pengorbanan lain adalah ketika pengorbanan kita tidak dihar-gai, bahkan disalahmengerti, dikritik, dicela. Korban perasaan,itulah penderitaan kedua. Yesus mengalami penderitaan ganda. Su-dah berkorban, tetapi pengorbanan-Nya tak dihargai. Bahkan, paramurid pun tidak berharap Yesus berkorban sampai ke titik darahpenghabisan. Lihatlah bagaimana Yesus ditinggalkan para muridyang biasa dekat di samping-Nya, justru pada saat-saat Ia menderitamenjelang dan selama penyaliban. Yesus menderita dalam kesen-dirian.

KAT A 0 A N K A R Y A II 145

Oleh karena itu, siapa saja yang mau mengikut Yesus dan meng-aku sebagai murid-Nya, mustahil menempuh jalan lain selain jalanmelayani. Yesus juga dengan hati-hati mengundang orang untukmengikut Dia. Dia tidak mau orang terkecoh sesudah menjadi mu-rid-Nya. Ada pengorbanan yang harus dibayar oleh siapa saja yangmau menjadi murid Kristus. Yesus tidak butuh fan. Yesus tidak bu-tuh simpatisan. Dia perlu murid-murid yang serius dan loyal. Murid-murid yang menjadikan pelayanan dan pengorbanan sebagai jalanhidupnya. Murid-murid yang bakal mengubah dunia.

(Bahana, Maret 2017)

146 II KAlA DAN KARYA

0, Waktu!da waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktuuntuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyem-

buhkan; ada waktu untuk merornbak, ada waktu untuk memba-ngun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; adawaktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untukmembuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktuuntuk merneluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; adawaktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktuuntuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untukmerobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri,ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktuuntuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai'(Pkh.3:2-8).

Salah satu kat a Ibrani yang paling sering dipakai untuk waktu didalam Perjanjan Lama adalah 'ei. Kata 'et bisa dipakai untuk masahidup manusia yang terdiri dari masa larnpau, mas a kini, dan mas amendatang (bdk. Mzm. 31:16 "masa hidupku ada dalam tangan-Mu"). Dari total 296 kali dalam PL, 'et paling banyak ditemui dalamKitab Pengkhotbah (40 kali). Hanya kitab itu yang membicarakanwaktu secara khusus dan paling konsisten dari perspektif teologipenciptaan.

KATA DAN KARYA II 147

148 II KAT A 0 A N K A R Y A

Pemakaian let dalam kitab itu terkonsentrasi 28 kali dalam 7 ayatdi atas yang menyajikan begitu saja 14 pasang realitas hidup berla-wanan (Pkh. 3:2-8). Di sini, let bukan waktu yang terbagi (siang danmalam, kemarin dan hari ini), bukan panjang pendeknya, juga bu-kan periode waktu, melainkan waktu yang terisi untuk suatu peris-tiwa, wahana suatu peristiwa, termasuk kesempatan yang dilewatkanatau digunakan.

Qohelet; tokoh yang dimunculkan dalam kitab itu, tidak ber-maksud menyamakan begitu saja moralitas dua perbuatan yangberlawanan (positif dan negatif) seperti dalam relativisme moral. Iajuga tidak memaksudkannya sebagai takdir, yang kebetulan secarakata tak eksplisit di Alkitab meski kata "nasib" cukup banyak (2: 14-ISj 3: 19j 9:2-3 miqre). Qohelet hanya berangkat dari realitas hidupbahwa semua kejadian yang berlawanan terjadi sehari-hari, begituseringnya, seolah-olah untuk kejadian-kejadian berlawanan itu su-dah ada slot waktu masing-masing. Qohelet hendak menegaskan"untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langitada waktunya ... untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktu-nya" (3: 1, 17). Sem ua peristiwa (3: 14-1 S), bahkan nasib manusia(3: 17-22), pada akhirnya tidak ditentukan oleh manusia saja, tetapijuga oleh Allah. Dari perspektif kekekalan, Allah "membuat segalasesuatu indah pada waktunya" (3: 11).

Sukses pada akhirnya bukan selalu untuk yang cepat, kuat, cer-das, atau bijak, tetapi juga ditentukan oleh waktu dan nasib yang adadi luar kontrol manusia (9: 11). Nasib (pegaJ

) di sini bukan dalampengertian netral (bdk. BIMK "nasib sial", TNKJ NJB "mischance"),melainkan seperti dijelaskan ayat selanjutnya sebagai "waktu yangmalang" (9:12 let raja). Meski bisa diantisipasi, waktu yang malangtak bisa diprediksi, "manusia tidak mengetahui waktunya", tahu-tahuterjerat kemalangan seperti ikan terjerat oleh jala atau burung olehperangkap (9: 12). Karena itu, "biarlah selalu (bekol-'et) putih pa-kaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas kepalarnu" (9:8), me-nikmati hidup dalam perjalanan waktu.

Orang bijak memanfaatkan waktu, tetapi orang bodoh mern-buang-buang waktu dan akhirnya tergilas waktu. Ada prinsip hidup

orang Romawi carpe diem (Iengkapnya dum loquimur, fugerit inuidaaetas: carpe diem, quam minimum, credula postero 'ketika kita sedangberbicara, waktu yang iri juga sedang berlari, maka tangkaplah hariini dan sesedikit mungkin percaya hari esok'). Pakailah dan nik-matilah kesempatan yang ada. Begitulah Qohelet berusaha keluardari belenggu keterbatasan waktu yang dapat membuat manusiafrustrasi. 01 waktu cepat sekali berlalu!

(Bahanal]anuari 2017)

KATA DAN KARYA II 149

Tahunahun dapat menghebohkan? Itulah 2012. Kiamat dunia yangbiasanya dijumpai dalam teks-teks apokaliptik kini difilmkandan dikaitkan seeara ilmiah dengan kehaneuran Bumi. Persoal-

an sebenarnya bukan apakah akan terjadi sesuatu pada 20 l2} tetapiapakah kita atau anak eueu kita siap menuai beneana karena perilakusehari-hari kita sekarang.

Sebenarnya aktivitas kitalah penyebab kita semua berada dalambayang-bayang malapetaka global. Alan Weisman berangan-anganseandainya Bumi dapat memulihkan sendiri kerusakannya (TheWorld Without Us) 2007). Setiap pasangan nikah dengan sukarelahanya punya satu anak untuk menstabilkan populasi manusia padaakhir abad ini, yakni pada angka 1}6 miliar, kurang lebih menyamaipopulasi penduduk dunia pada 1900. Jika itu terjadi, diperkirakanakan lebih banyak bagian Bumi menjadi daerah tak bertuan dan se-lamat dari kehaneuran.

Menurut Intergovernmental Panel on Cimate Change (2007)}selama 1990-2005 terjadi peningkatan suhu di seluruh Bumi, rata-rata 0}15-0}3oC.Jika peningkatan suhu berlanjut, diperkirakan pada2040 lapis an es di kutub-kutub Bumi akan habis meleleh. Udaraakan sangat panas. Napas terganggu asap dan debu. Luapan air lautmakin luas. Pada 2050 akan terjadi kekurangan air tawar. Kelaparanmeluas di seluruh dunia. Jutaan orang berebut air dan makanan.

lSlSl II KATA DAN KARYA

Di Indonesia, sepanjang 1980~2002 suhu Kota Medan (Suma-tera Utara) meningkat minimum 0, 170C per tahun. Denpasar meng-alami peningkatan suhu hingga 0,87oC per tahun. Salju yang dahulumenyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia, GunungJayawijaya di Papua, mungkin nanti tidak ada lagi. Menurut hasilstudi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pe-sisir dan Laut, ITB (2007), permukaan air laut TelukJakarta menin-gkat setinggi 0,8 em. Jika suhu Bumi terus meningkat, diperkirakanpada 2050 banyak daerah di Jakarta dan Bekasi akan terendam, sep-erti Kosambi, Penjaringan, Cilineing, Muaragembong, Babelan, danTarumajaya.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia harus waspada dengangaris kedaulatan wilayah negara yang dapat menyusut. Es yang me-leleh di kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan permukaanlaut meningkat. Pulau-pulau keeil terluar Indonesia dapat lenyapdari peta Bumi. Diperkirakan dalam 30 tahun mendatang seki-tar 2.000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Dampak sosial-eko-nomisnya, jutaan orang di pesisir pulau kecil kehilangan tempattinggal. Haneurnya aset usaha wisata pantai. Lenyapnya harta bendadan nyawa manusia. Sekarang saja sudah teras a salah satu efek pe-manasan global. Hujan deras masih sering datang, meski sudah dibulan yang seharusnya musim kemarau. Pergantian musim kemarauke musim hujan terus bergeser dan sekarang sudah berselisih nyarissebulan dari normal.

Namun, tidak semua beneana karena efek pemanasan global.Banjir besar di negeri kita juga karena kerusakan hutan. Indone-sia menjadi negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gasrumah kaea dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut(yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kitatidak menyelamatkan hutan mulai sekarang, mungkin lima tahunlagi hutan di Sumatra akan habis, 10 tahun lagi hutan di Kalimantan,15 tahun lagi hutan di seluruh Indonesia. Anak eueu kita tidak lagidapat menghirup udara bersih.

Jika kita tetap boros energi, Bumi dapat sepanas Planet Mars dantiada makhluk yang dapat hidup. Jika kita mengabaikan tanggung

KATA DAN KARYA /I 151

jawab ekologis dan terus membiarkan perusakan lingkungan, kitaseperti sedang membunuh diri (ekosida). Mari kita melakukan lang-kah-Iangkah kecil mendinginkan Bumi dan membersihkan udara.Hemat memakai listrik. Memakai lampu hemat energi. Menanampohon di lingkungan sendiri. Jika mungkin, memakai kendaraanumum. Tidak menghidupkan mesin mobil saat menunggu lama.Hemat memakai kertas lantaran bahan bakunya dari pohon di hu-tan. Meminimalkan pemakaian bahan plastik lantaran tidak ramahlingkungan. Mari merayakan Tahun Lingkungan.

(Bahana,Januari 2010)

152 II KATA DAN KARYA

Akhirada awal tahun, saya mengajak kita merenung tentang "akhir"sebagai objek refleksi. Paul Adrien Maurice Dirac, pemenanghadiah Nobel Fisika 1933, berkata, "Saya dahulu diajar di

sekolah untuk tidak pernah memulai sebuah kalimat tanpa tahu ak-hirnya." Pengkhotbah menegaskan, 'Akhir suatu hallebih baik dari-pada awalnya" (Pkh. 7:8). Untuk awal yang baik, kita harus pahamakhir.

Tahun lalu khalayak ramai sempat gaduh dengan isu Kiamat2012. Spekulasi tentang akhir dunia itu berkembang dari berak-hirnya kalender suku Maya yang jatuh pada 21 Desember 2012,seperti dipopulerkan oleh film 2012. Di film itu, orang Maya hanyatampillima detik, tetapi kalender Maya kemudian menjadi perbin-cangan di seantero dunia. Yang menarik adalah sikap orang Mayamodern sendiri mendua. Ada yang menyambut 2012 sebagai se-suatu yang menakutkan. Mereka menyiapkan peti mati berisi ba-rang-barang kenangan. Namun, ada orang Maya yang menjadikan2012 sebagai momen kegembiraan karena berakhirnya kalender ituberarti pergantian kalenderyang sudah berusia S.12S tahun. Sayang-nya sikap kedua ini kurang diekspos.

Apa pun tafsir ten tang 2012, yang jelas kiamat dunia tampaknyabukan sekadar tafsir at as kalender Maya. Dunia dibayang-bayangiakhirnya sendiri, seperti mesin yang suatu saat akan berhenti kare-na rusak. Dahulu ada ancaman perang nuklir, kini fenomena alam

KATA DAN KARYA II 153

seperti badai atau lontaran massa Matahari. Tidak banyak yang tahubahwa 27 Januari 2012 terjadi sebuah ledakan berbentuk awan masifdari plasma Matahari (coronal mass ejection), tetapi lontaran mass aitu tidak langsung menuju Bumi. Ledakan serupa yang terkuat per-nah terjadi pada 2003. Semburan gelombang radio Matahari waktuitu sampai ke Bumi (berjarak ISO juta kilometer) setelah 19 jam,dengan kecepatan partikel mencapai 2.000 kilometer per detik. Efeksemburan gelombang radio Matahari itu mengganggu kinerja satelityang berada di orbit Bumi dan berbagai perangkat telekomunikasi.Menurut data yang diambil dari satelit Voyager 1 dan Voyager 2,tampak seluruh sistem Matahari sedang mengarah ke energi awanantarbintang, yang dapat mengakibatkan turbulensi yang meng-ganggu atmosfer dan Matahari. Gejala kosmis badai Matahari meru-pakan peringatan dini katastrofe global. Energi awan itu juga diserapBumi yang sebagai sebuah sistem juga akan terpengaruh sehinggalebih banyak gempa terjadi dan memengaruhi cuaca. Skenario yangmungkin adalah terjadi katastrofe global, meski belum dapat dipas-tikan waktunya.

Penipisan ozon dan pemanasan global terus berlangsung. 40%-97% lapisan permukaan es di Greenland, pulau terbesar di duniayang tadinya ditutupi es, telah mencair, termasuk wilayah terdingin-nya, Summit Station. Temuan lain adalah lapisan es di kawasan Ark-tik, Kutub Utara, telah menyusut hingga 4,09 juta kilometer persegipada musim panas tahun ini (sebelumnya yang terendah adalah 4,17juta kilometer persegi pada September 2007). Pada musim dingin,lapisan es itu bisa mencapai luas 15,54 juta kilometer persegi. Itulahtitik terendah penyusutan es sesuai dengan gambaran skenario ter-buruk efek pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca. Mataharikini sudah berusia separuh baya, masih bersahabat dengan kehidup-an. Sekitar satu milyar tahun lagi, Matahari mulai tak bersahabat lalumenamatkan dirinya sendiri. Selesai juga riwayat tata surya yangbergantung pada Matahari.

Menjadikan akhir (bahwa tahun 2013 ada batasnya, juga hidupkita dan dunia ini) sebagai objek refleksi adalah menjadikan akhirhidup sebagai perspektif hidup sekarang, perspektif 2013. Kita

154 II KATA DAN KARYA

pun berdoa seperti pemazmur, 'Ajarlah kami menghitung hari-harikami sedernikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mzm.90: 12). Marilah memasuki tahun yang baru dengan meninggalkanperilaku bodoh dan menjalani hidup dengan arif.

(Bahana, Januari 2013)

KAlA DAN KARYA II 155

Menghitung Hari

alam syair lagu Count Your Blessings, karya Johnson Oatman( 1856-1926), kita disuruh menghitung berkat dan bersyukur.Akan tetapi, mungkin ada yang berkata, "Berkat Tuhan tak

seberapa. Mobil saya masih lama." Yang lain berkata "Gaji memangnaik, tetapi cuma sedikit," Ada kecenderungan mematerikan berkatmenjadi sesuatu yang terukur dan dapat dihitung. Padahal, materihanya salah satu bentuk berkat.

Ada berkat yang tak bisa dimaterikan. Kesehatan, keutuhan ke-luarga, persahabatan, pelayanan. Sebuah iklan billboard rokok berbu-nyi: "Menjadi tua itu alamiah, menjadi dewasa itu pilihan," Menjadidewasa adalah soal pilihan hidup. Ada orang berusia empat puluhtahun dengan emosi labillayaknya remaja. Ada orang menjadi Kris-ten selama 20 tahun dengan kerohanian masih tergolong anak-anak.

Diberkati tidak otomatis membuat kita bersyukur. Kita masihperlu menghitung berkat untuk belajar puas, merasa cukup denganapa yang ada. 'Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segalakeadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan ... kelimpahan ... baikdalam keadaan kenyang maupun ... lapar, baik dalam keadaan berke-limpahan maupun ... kekurangan" (Flp. 4:11-12).

Daripada menghitung berkat, Alkitab secara eksplisit mengan-jurkan kita menghitung hari agar menjadi bijaksana (Mzm. 90: 12).Ketika kita menghitung berkat dengan arif, kecukupan tak membuatkita lupa diri. Menikmati kecukupan tanpa terbelenggu keserakahan.

156 II KATA DAN KARYA

Kekurangan tak membuat kita kehilangan kemampuan menghargaiyang sedikit. Mengalami kekurangan tanpa bermental pengemis.Belajar tidak materialistis dalam semua keadaan. Bukankah hal-halkecil juga pemberian Tuhan? Bukankah hidup menjadi lebih renyahberkat kehadiran hal-hal kecil yang membuat kita tersenyum atauterharu?

Hari adalah satuan waktu terkecil untuk orang kuno sepertipemazmur, sebagaimana menit atau detik untuk orang modern.Dengan menghitung hari, orang diingatkan bahwa hidup terdiriatas hari-hari dan bukan tahun-tahun. Hari berlangsung tidak lama.Hari adalah gambaran hidup kita yang singkat dan berlalu terburu-buru seperti mimpi. Ternyata sudah 25 tahun meninggalkan bangkuSMA. Ternyata sudah sembilan tahun menikah. Ternyata sudah pu-nya cucu. Dan seterusnya.

Pencapaian usia 70 atau 80 tahun tak ada artinya dibandingkandengan masa kekekalan. Seribu tahun untuk manusia seperti hari ke-marin yang baru berlalu di mata Tuhan. Boleh saja kita mernberon-tak melawan kefanaan, seperti Chairil Anwar yang terluka dan sedih,"Dan aku akan lebih tidak perduli. Aim mau hidup seribu tahun lagi."Namun, lebih arif jika kita menghitung hari dan menyadari singkat-nya hidup kita.

Kendati ada rencana dan harapan untuk tahun 2007, ingatlahkita menjalaninya hari lepas hari. Tak ada jaminan mutlak 2007 akandilewati sampai selesai seperti 2006 yang baru selesai. Jaminan pe-nyertaan Tuhan berlaku hari lepas hari. Semoga kita dijauhkan darikemalangan. Intervensi Tuhan selalu diharapkan. Demikianlah,pemazmur menghitung hari dengan hati bersyukur dan berharapkepada Tuhan.

Itulah beda menghitung hari yang dilakukan pemazmur dansyair sebuah lagu populer. Setelah menolak Sang Kekasih yang ti-dak tulus, penyair merasa kesepian dan mulai menghitung hari tanpabayangan masa depan yang jelas. Menghitung hari dalam kekece-waan dan kekesalan.

Meski sebagai manusia kita tidak bisa memastikan tahun yangbaru akan lebih baik, kita mengharapkan hal-hal baik akan terjadi,

KATA DAN KARYA 'I 157

(BahanaJanuari 2007)

Untuk itu, hidup harus dijalani dengan arif sambil menghitung hari.Selain merencanakan sesuatu pad a tahun yang baru, kita juga beker-ja dan berdoa.

Apabila kita diberkati, mari berbagi berkat dengan sesama. Ber-bagi kebahagiaan. Bukankah senyum orang lain juga salah satu sebabkita merasa bahagia. Jika kita merasa kurang diberkati, mari mere-nung. Adakah yang salah dengan cara hidup kita? Konsumtif? Ma-las? Tak mampu menjadikan tantangan sebagai peluang untuk maju?Atau, mungkin kita perlu belajar menikmati apa yang ada meski se-dikit.

158 II KAlA DAN KARYA

Tahun Baruewan tak menyadari pergantian tahun. Burung berkicau samariangnya pada hari pertama 2012 sama seperti hari sebelum-nya. Bunga mawar memekar sama indahnya seperti minggu

sebelumnya. Namun, manusia berpesta semalam suntuk menjelangpergantian tahun. Manusia tak hanya hidup dalam waktu, tetapi jugadengan kesadaran mewaktu. Waktu dipilahnya menjadi masa lalu,mas a kini, dan mas a depan, seolah-olah masing-masing terpisahdalam kompartemen waktu tripartit.

Masa lalu, masa kini, dan mas a depan dihayati manusia secaraberhubungan. Ketiga kategori waktu itu terentang begitu saja dalamkehidupan manusia. Tak ada orang yang hidup tanpa salah satunya,kecuali ia baru lahir (memiliki masa kini dan mas a depan, tetapi tan-pa mas a lalu) atau meninggal (memiliki mas a lalu, tetapi tanpa mas akini dan masa depan). Semua orang pad a umumnya hidup dalammasa kini, memiliki masa lalu yang telah dilewatinya, dan masa de-pan yang akan dimasukinya.

Sebenarnya tak ada mas a lalu, masa kini, atau mas a depan yangberdiri sendiri. Masa lalu disebut karena ada masa kini yang sedangberlangsung. Masa kini disebut karena ada mas a lalu yang sudah le-wat dan ada masa depan. Sesungguhnya tak terjadi pergantian waktudalam arti sebenarnya. Waktu sebuah entitas tunggal. Ketunggalanwaktu dihayati secara linier. Masa lalu, masa kini, dan masa datangseperti membentuk rangkaian gerbong waktu yang bergerak maju.

KAlA DAN KARYA II 159

Sejatinya 2012 hanyalah angka matematis pembagi waktu, yangmembedakannya dari 2011, sekaligus mencerminkan kesadaranmewaktu yang khas manusia. Demi tujuan-tujuan praktis, manusiamembagi waktu dengan angka-angka berurutan, agar jalannya wak-tu dapat diikuti dan mudah-mudahan dikuasai. Manusia tak sukaterombang-ambing dalam samudra waktu. Hidup dijalaninya tahundemi tahun, untuk memudahkannya melakukan evaluasi dan peren-canaan selanjutnya.

Kesadaran akan mas a lalu terbawa masuk ke masa kini. Apayang terjadi pad a masa lalu menjadi kenangan untuk masa kini. Apayang kini dilakukan segera akan menjadi kenangan untuk mas a de-pan yang segera akan dimasuki. Ada rasa bahagia saat mengenangpengalaman pada mas a lalu yang menyenangkan. Ada rasa sedih saatmengingat musibah yang menimpa. Ada rasa sesal saat mengingatkebodohan atau kemalangan pada mas a lalu. "Seandainya itu tak ter-jadi ...:'

Namun, yang terpenting adalah tidak membiarkan masa lalumembelenggu masa kini. Di hadapan kita terbentang mas a depanyang belum jelas. Dalam keterhubungan linier masa lalu-kini-depan,cara kita mengisi masa kini menentukan menjadi orang seperti apakita nantinya. Kesadaran akan masa depan masuk ke masa kini.Membayangkan masa depan yang menjanjikan, kita menjadi lebihantusias. Tahun baru menghadirkan harapan baru. Harapan itu rea-listis bila kita mengevaluasi kekeliruan mas a lalu, memetik hikmahdari kegagalan mas a lalu, dan tak terbuai rasa puas berlebihan atassukses mas a lalu. Berdasarkan refleksi yang jujur, keberanian untukberubah, dan tekad untuk tak mengulangi kekeliruan masa lalu, kitaterpacu untuk hidup dan berprestasi lebih baik pad a tahun yangbaru. Itulah cara bertanggung jawab memaknai pergantian tahun,memiliki gambaran masa depan yang positif dan realistis untuk di-capai.

Harapan dekat dengan impian yang terukur. Helder Camara-rohaniwan Katolik Amerika Latin-berkata, "Ketika kita bermimpisendirian, itu hanya sebuah mimpi. Ketika kita mimpi bersama, me-rekahlah fajar realitas," Kita boleh memiliki impian untuk diri kita.

16lSl II KATA DAN KARYA

Narnun, bermimpilah juga untuk Indonesia yang lebih baik, yangminim bencana, yang korupsinya lebih sedikit. Jangan biarkan 2012hanya berhenti sebagai angka matematis pembagi waktu yang padadirinya sendiri tanpa arti. Hanya apa-apa yang terjadi pada 2012yang dapat membuat tahun itu istimewa. Memasuki tahun baru se-bagai bagian mas a depan bersama.

(BahanaJJanuari 2012)

KATA DAN KARYA II 161