upaya pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan …

76
UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Sarjana Pada Program Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah Oleh : DEWI FEBRIANI NIM: 105170429 Pembimbing I : Al Husni, S.Ag., M.H.I Pembimbing II : Sigit Hartono, S.P., M.H PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Sarjana Pada Program Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Pada Fakultas Syariah

Oleh :

DEWI FEBRIANI

NIM: 105170429

Pembimbing I : Al Husni, S.Ag., M.H.I

Pembimbing II : Sigit Hartono, S.P., M.H

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

ii

Page 3: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

iii

Page 4: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

iv

Page 5: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

MOTTO

ية ضعفا خافىا عليهم فليتقىا الل وليخش الرين لى تسكىا من خلفهم ذز

﴾۹وليقىلىا قىل سديدا ﴿النساء :

Artinya : “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya

mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab

itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah

mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. (Q.S An-Nisa:

9)1

1 Q.S An-Nisa : 9.

v

Page 6: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini senantiasa penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran serta sehat badan sehingga penulis bisa

menjalani hidup dengan penuh keberkahan. Rasullah SAW yang telah menuntun

dan memberikan petunjuk umatnya menuju jalan yang benar baik didunia dan

memberikan syafaat di akhirat. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Parmin,

ibunda Lasminah dan kakakku tersayang Rabiatun yang selalu memberikan doa

dan dukungan, serta kasih sayang kepadaku.Terima kasih atas semua nasehat dan

petuahnya sehingga saya bisa menempuh pendidikan seperti saat ini. Sahabat

Auliyana Sari, Egi Fitriyani, Novila Tesa Mawarni, Rismawati, Sukma Watil

Ridho serta Rekan-Rekan seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan, berkat

semangat dan dorongan kalianlah, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini. Sahabat seperjuangan jurusan ilmu pemerintahan, fakultas syariah UIN STS

Jambi. Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.

Page 7: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

vii

ABSTRAK

Dewi Febriani: Nim:105170429: Upaya Pemerintah Dalam Mengendalikan

Pertumbuhan Penduduk (Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional Kota Jambi).

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang upaya BKKBN

Kota Jambi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk berdasarkan UU

Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga serta faktor pendukung dan penghambat BKKBN dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk di Kota Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian ke lapangan (Field

Research). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi,

wawancara dengan pihak terkait judul serta dokumentasi. Berdasarkan hasil

penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Kota Jambi dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk adalah Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya BKKN

atau Badan Keluarga Berencana Daerah dengan peranan strategis dalam

Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk. Peranan tersebut di wujudkan melalui

program-program KB dan Kesehatan Reproduksi. Faktor pendukung yaitu makin

meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan Keluarga Berencana, adanya

dukungan dari lembaga lain dalam peningkatan kapasitas kelembagaan

manajemen maupun program. Faktor penghambat yaitu Sumber Daya Manusia

yang belum memadai. Solusi yang ditawarkan adalah program-program KB dan

Kesehatan Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam

hal meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada

pelayanan publik dan selain itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih baik serta

masyarakat harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-program

yang di buat oleh pemerintah demi terciptanya keluarga yang berkualitas.

Kata Kunci : Program Keluarga Berencana dan Pengendalian Pertumbuhan

Penduduk

Page 8: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta teriring solawat dan salam selalu

dihadirkan kepada junjungan besar nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan

pengikut beliau serta setiap orang yang mengajak manusia mematuhi ajaran Allah

SWT, Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana stara satu (S1) dalam Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah UIN

Sultan Thaha Saifudin jambi.

Dalam penulisan ini penulis menyadari dan mengakui bahwa banyak

kesulitan-kesulitan yang dihadapi, namun atas bantuan dan bimbingan dari dosen

pembimbing skripsi, maka selesai pula penulisan skripsi ini yang berjudul “Upaya

Pemerintah Dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk (Studi Di Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi)”.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terimakasi

kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian pembuatan skripsi

ini, terutama sekali yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Su’aidi, MA. Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti, S.Ag., M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Agus Salim, S.Th.I.,MA.,M.I.R.,Ph.D selaku Wakil Dekan 1 Bidang

Akademik Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 9: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

ix

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani.,SH,M.Hum selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, Perencanaan Dan Keuangan Fakultas Syariah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr.H.Ishaq.,M.Hum selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Ibu Irmawati Sagala, S.IP.,M.Si., M.SHS Selaku Ketua prodi Ilmu

Pemerintahan.

7. Bapak Al Husni, S.Ag.,M.H.I selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, pemikiran, koreksi, saran hingga penulisan skeripsi ini

selesai.

8. Bapak Sigit Hartono, S.P., M.H.I selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, pemikiran, koreksi, saran hingga penulisan

skeripsi ini selesai.

9. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawann dan karyawati

Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

10. Ibu Insyah Yulikha, S.PSI., M.A selaku Kepala Bidang Kependudukan Badan

Keluarga Berencana Kota Jambi dan Ibu drg. Irawati Sukandar, M.Kes

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kota Jambi.

11. Bapak Pimpinan pustaka serta Kayawan dan Karyawati UIN Sulthan Thaha

Saifuddin

12. Bapak Pimpinan pustaka serta Kayawan dan Karyawati Fakultas Syariah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin

13. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini ysng tidsk dapat

Page 10: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

x

penulis tuliskan satu persatu.

Disamping itu juga penulis sangat mengharapkan keritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini, karena tentunya

skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Penulis juga sangat

berharap semoga skripsi yang penulis buat dapat memberikan manfaat kepada

seluruh pembaca skripsi ini, kepada allah SWT penulis memohon ampun dan

segala amal kebaikan yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan

skripsi ini dibalas oleh allah SWT dibalas kebaikanya dan mendapatkan Rahmad-

nya.

Jambi, November 2020

Penulis

Dewi Febriani

NIM. 105170429

Page 11: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBARAN PERNYATAAN ....................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. iv

MOTO .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 6

D. Batasan Masalah ....................................................................................... 7

E. Kerangka Teori ......................................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 17

BAB II METODE PENELITIAN .................................................................... 20

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 20

B. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 20

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 22

Page 12: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

xii

D. Unit Analisi ............................................................................................... 23

E. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 23

F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 25

G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 28

H. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 29

BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

Kota Jambi ................................................................................................ 31

B. Visi Dan Misi Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional Kota Jambi ................................................................................. 33

C. Struktur Dan Tugas Organisasi Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional Kota Jambi ............................................................... 34

D. Sumber Daya Manusia di Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional................................................................................... 37

IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor Pendukung Dan Penghambat Badan Kependudukan

Keluarga Berencana Nasional Dalam Menjalankan Program

Keluarga Berencana di Kota Jambi ........................................................... 40

B. Upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

Dalam Program Mengendalikan Pertumbuhann Penduduk di

Kota Jambi ................................................................................................ 48

C. Solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasionaldalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk

Page 13: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

xiii

di Kota Jambi ............................................................................................ 52

V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 64

B. Saran ......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

CURICULUM VITAE .....................................................................................

Page 14: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

xiv

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

DPPKB : Dinas Pengendalian Pertumbuhan Penduduk

ALKON : Alat Kontrasepsi

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

IUD : Intra Uterine Devica

KB : Keluarga Berencana

KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

KK : Kepala Keluarga

MOLL : Manajemen Operasional Lini Lapangan

MOP : Metode Operasi Pria

MOW : Metode Operasi Wanita

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

PKB : Penyuluh Keluarga Berencana

PLKB : Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana

PUS : Pasangan Usia Subur

WUS : Wanita Usia Subur

Page 15: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel1: Jumlah Penduduk Kota Jambi 2016-2019 ............................................... 2

Tabel 2 : Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi ..................... 35

Tabel 3 : Profil Demografi Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi ........... 39

Tabel 4 : Jumlah Akseptor KB Aktif di Kota Jambi Tahun 2016-2019 .............. 53

Page 16: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan kependudukan yang terkait dengan jumlah penduduk

menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan dan menjadi salah satu

masalah yang sangat menarik perhatian pemerintah untuk segera diatasi. Menurut

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga, pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa kependudukan

adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan,

persebaran, mobilitas, kualitas dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut

politik, ekonomi, sosial budaya dan agama serta lingkungan penduduk setempat.1

Secara garis besar terdapat tiga aspek permasalahan kependudukan di

Indonesia yaitu struktur usia muda, kualitas kependudukan, dan persebaran

penduduk antar wilayah yang tidak merata. Masalah kependudukan ini berdampak

kepada bidang social, ekonomi, politik dan pertahanan dan keamanan. Masih

tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dan kurang seimbangnya

struktur umur penduduk Indonesia dibeberapa provinsi merupakan masalah

pokok yang dihadapi dalam bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional.

Indonesia merupakan negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

tinggi. Menurut data Worldometers, Indonesia menempati urutan ke empat

1 Kemenkes RI, „UU RI No 52 Pasal 1 ayat (2) Tentang Perkembangan Kependudukan

Dan Pembangunan Keluarga‟, Kemenkes RI, 2009.

1

Page 17: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

2

diantara penduduk terbesar dunia, dengan jumlah penduduk 268,074 juta

jiwa.2 Seiring dengan pertambahan penduduk hal ini tentunya akan membawa

tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan

kesempatan bekerja, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas

pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan infrastruktur dan layanan publik.

Berdasarkan hasil data diatas maka pemerintah Indonesia harus melakukan

tindakan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yang sangat besar, salah

satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan peran institusi

atau instansi dalam merespon permasalahan pertumbuhan penduduk.

Salah satu Kabupaten atau Kota di Provinsi Jambi yaitu Kota Jambi yang

merupakan salah satu Kota yang mengalami kenaikan jumlah penduduk yang

cukup tinggi dimana setiap tahunnya kota tersebut mengalami kenaikan jumlah

penduduk yang tidak sedikit dan dengan laju pertumbuhan yang terus meningkat

dari tahun ke tahun yang tercatat dari tahun 2016 hingga sampai 2019 Kota Jambi

mengalami peningkatan jumlah penduduk, seperti yang tertera di dalam tabel di

bawah ini:

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Kota Jambi Tahun 2016-2019

No Tahun Jumlah Penduduk

Total

Penduduk

Laju

Pertumbuhan

Penduduk Laki-Laki Perempuan

1. 2016 293. 217 290. 270 583. 487 1,2%

2. 2017 297. 036 294. 098 591. 134 1,3%

3. 2018 300. 566 297. 537 598. 103 1,8%

4. 2019 303. 818 300 918 604 736 1,10%

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi 2016,2017,2018,20193

2 Dwi Hadya Jayani,”Jumlah Penduduk Indonesia 269 Juta Jiwa, Terbesar Keempat

Didunia” https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/29/jumlah-penduduk-indonesia-269-

juta-jiwa-terbesar-keempat-dunia.html, diakses pada tanggal 29 April 2019 pukul 10.37. 3 https://jambi.bps.go.id/indicator/12/1676/1/penduduk-keadaan-bulan-juni-.html

Page 18: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

3

Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat jelas bahwa di Kota Jambi dalam

waktu empat tahun terakhir mengalami kenaikan jumlah penduduk yang cukup

tinggi karena menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional laju

pertumbuhan penduduk yang ideal adalah 0,5% pertahunnya maka untuk

mengatasi hal yang demikian pemerintah melakukan upaya untuk menekan laju

pertumbuhan penduduk dengan program Kependudukan Keluarga Berencana

sebagaimana telah diketahui di dalam Undang Undang No 52 Tahun 2009 tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa,

Kelurga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal

melahirkan mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan

sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya membangun kebahagian

dan kesejahteraan keluarga. Tujuan utama dari Keluarga Berencana adalah untuk

lebih meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Dengan mengatur kelahiran istri

atau ibu mendapatkan banyak kesempatan untuk memperhatikan dan mendidik

anak serta memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas sebagai ibu

rumah tangga. Di sisi lain, suami atau ayah tidak perlu direpotkan dengan

kebutuhan biaya hidup dan biaya pendidikan anak secara tergesa gesa. Tidak

hanya itu anak juga akan mendapat perhatian penuh dari orang tuanya, jelasnya

akan berdampak positif bagi tumbuh kembang karakter anaknya sehingga menjadi

manusia yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sesuai dengan keyakinan agama

Page 19: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

4

untuk menjadi anak yang soleh dan soleha.4

Melalui keluarga berencana masyarakat diharuskan untuk membatasi

jumlah kelahiran anak yaitu setiap keluarga memiliki anak maksimal dua. Tidak

tanggung-tanggung keluarga berencana diberlakukan kepada seluruh lapisan

masyarakat dari lapisan bawah hingga lapisan atas dalam masyarakat.

Pemerintah Kota Jambi terus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan

penduduk dengan melakukan program Keluarga Berencana yang di naungi Dinas

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi serta Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jambi. Berdasarkan

Undang-Unadang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah,

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana merupakan urusan

Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yang

kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan pusat, Provinsi dan

Kabupaten atau Kota. Di dalam Undang-Undang ini secara tegas dijelaskan 4

bagian urusan yang menjadi kewenangan bersama yaitu Pengendalian Penduduk,

Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, Standarisasi Pelayanana KB dan

Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PLKB).

Oleh karena itu, program Keluarga Berencana yang telah dilakukan

merupakan bukti implementsi akan adanya upaya pemerintah dalam

mengendalikan pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu masalah pertumbuhan

penduduk harus menjadi perhatian kita bersama karena kedepan persoalan

4 Andre Kawalur, “Peran Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Dalam

Pembanguna Kesejahteraan Sosial (Suatu Studi Di Bidang Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa Selatan)”,Jurnal Administrasi Publik,

2015, hlm 10.

Page 20: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

5

kependudukan akan semakin kompleks, persoalan kependudukan di Kota Jambi

kedepan tidak saja menyangkut persoalan jumlah dan pertumbuhan penduduk

yang masih tetap memerlukan penanganan namun juga menyangkut persoalan

jumlah perubahan dinamika struktur rumus dan distribusi penduduk.5

Dengan program-program tersebut keluarga kurang mampu yang dibawah

garis kemiskinan diharapkan menjadi wahana peningkatan sumber daya manusia

(SDM) yang bisa menjadi pembentuk masyarakat yang maju, modren, dan

mandiri.

Maka berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan

penelitian “Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Pertumbuhan

Penduduk (Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

Kota Jambi)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat Badan Kependudukan

Keluarga Berencana Nasional dalam menjalankan program Keluarga

Berencana di Kota Jambi?

2. Bagaimana upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam

program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi?

3. Apa saja solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam

program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi?

5 Dokument Kantor Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jambi.

Page 21: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan

penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor penghambat Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional dalam menjalankan program Keluarga Berencana di

Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional dalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota

Jambi.

3. Untuk mengetahui solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional dalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota

Jambi.

Dari penelitian di atas, maka hasil penilitian ini akan memiliki kegunaan

bagi penulis maupun pembaca, adapun kegunaan penulis sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis, sebagai salah satu bahan perbandingan dari studi lebih

lanjut dalam peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

ilmu pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan peran pemerintah

dalam proses pengendalian pertumbuhan penduduk.

2. Kegunaan praktis, sebagai salah satu masukan terhadap penyelenggaraan

pemerintahan di Kota Jambi, diutamakan untuk memberikan masukan kepada

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam melaksanakan

tugas–tugas pemerintahan demi untuk mengatur SDM yang semakin

meningkat.

Page 22: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

7

3. Sebagai syarat dalam menyelesaikan program strata satu (S1) Dalam Ilmu

Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS JAMBI.

D. Batasan Masalah

Untuk memperdalam kajian dan membatasi ruang lingkup penelitian serta

menghasilkan uraian yang sistematis maka penulis memberikan batasan agar tidak

terjadi penyimpangan pembahasan dan tetap terfokus dalam pembahasan. Adapun

batasan masalahnya adalah mengenai bagaimana upaya Badan Kependudukan

Keluarga Berencana Nasional dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di

Kota Jambi, bagaimana faktor penghambat Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional dalam menjalankan program Keluarga Berencana di Kota

Jambi dan bagaimana solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

dalam program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi.

E. Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian peryataan sistematik yang bersifat abstrak

tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran, pendapat, nilai-nilai,

norma norma, prantara-prantara sosial, peristiwa-peristiwa, serta perilaku

manusia. Kerangka teori diperlukan dalam jenis penelitian kelapangan (field

research) dan jenis peneltian (library research). Sedangkan kerangka teoritis

didefinisikan sebagai suatu model konseptual tentang bagaimana teorisasi dari

suatu hubungan antara masing-masing faktor yang telah didefinisikan sebagai

penting untuk masalah.6

Berdasarkan rumusuan di atas, penulis akan mengemukakan teori pendapat

6Sayuti Una, “Pendoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi)”, Jambi: Syariah Press, 2014,

hlm. 25.

Page 23: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

8

ataupun gagasan yang akan dijadikan landasan berfikir dalam penelitian ini.

1. Teori Urbanisasi

Kata Urbanisasi atau Urbanization didefinisikan yaitu meningkatnya

jumlah penduduk perkotaan akibat proses migrasi penduduk perkotaan atau

perluasan wilayah perkotaan. Urbanisasi dapat terjadi melalui dua cara, pertama

aliran penduduk dari pedesaan ke kota, dan yang kedua karena perubahan di

daerah pedesaan, karena faktor-faktor tertentu, perubahan tersebut lambat laun

menjadi perkotaan.7 Urbanisasi dipandang sebagai suatu proses dalam arti sebagai

berikut:

a. Meningkatnya jumlah penduduk di kota menjadi lebih banyak sebagai akibat

dari pertambahan penduduk baik oleh fertilitas penghuni kota maupun karena

adanya tambahan penduduk dari desa yang bermukim dan berkembang di

kota.

b. Bertambahnya jumlah kota dalam suatu negara atau wilayah sebagai akibat

dari perkembangan ekonomi, budaya, dan teknologi yang baru.

c. Berubahnya kehidupan desa atau suasana desa menjadi kehidupan kota.

Sebab-sebab Urbanisasi dapat dikemukakan diantaranya yaitu:

a. Migrasi

Migrasi adalah arus dari desa ke kota biasanya dianggap sebagai salah satu

faktor utama yang mendasari proses urbanisasi. Secara umum arus penduduk

perdesaan ke kota dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor pendorong, faktor

7 Arini Dyah Setyowati, “Pengaruh Industrialisasi dan Pertumbuhan Penduduk Terhadapa

Proses Urbanisasi Di Jawa Tengah Tahun 1990-2005”, Skripsi Universitas Sebelah Maret

Surakarta, (2011), hlm. 10

Page 24: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

9

pendorong dan faktor penghambat.8

b. Pertumbuhan Alamiah

Pertumbuhan alamiah adalah pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi

oleh angka kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Fertilitas adalah proses

melahirkan dari rahim perempuan dengan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas,

menangis, dan bergerak, sedangkan mortalitas mengacu pada peristiwa hilangnya

semua tanda kehidupan secara permanen, yang dapat terjadi kapan saja setelah

kelahiran hidup. Jika ada perbedaan positif antara kelahiran dan kematian, berarti

daerah tersebut mengalami pertumbuhan penduduk.9

F. Kerangka Konseptual

1. Konsep Penduduk

Menurut Undang-Undang 1945 Pasal 26 ayat 2, Penduduk adalah warga

negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Populasi

adalah jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan,

kehamilan, kematian, distribusi mobilitas, kualitas dan ketahanan yang berkaitan

dengan politik, ekonomi, masyarakat dan budaya. Pengelolaan kependudukan dan

pembangunan keluarga untuk menjaga keseimbangan penduduk dalam segala

dimensi dan mengembangkan kualitasnya.10

Menurut Mulyadi Subri, pertumbuhan penduduk merupakan

keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan

kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan

8 Ibid., hlm. 12.

9 Ibid., hlm. 14.

10 Muhammad Fitra Admaja, Rita Kalalinggi, Anwar Alaydrus, “Peran Dinas

Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (dppkb) Dalam Pengendalian Pertumbuhan

Penduduk Di Kota Samarinda”,eJournal Ilmu Pemerintahan,Vol 7, No 2. 2019, hlm. 986.

Page 25: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

10

oleh empat komponen yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi

masuk, dan migrasi keluar.11

Perkembangan kependudukan merupakan suatu keadaan yang berkaitan

dengan perubahan kondisi kependudukan, perubahan kondisi kependudukan dapat

mempengaruhi keberhasilan pembangunan yang berkelajutan dan dapat juga

dipengaruhui olehnya. Kualitas penduduk mengacu pada kondisi fisik dan non

fisik penduduk yang meliputi kesehatan, pendidikan, produktivitas, tingkat sosial,

kemampuan beradaptasi, kemandirian, dan kecerdasan yang merupakan indikator

dasar dari perkembangan kemampuan dan kenikmatan hidup sebagai ukuran dasar

untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia

yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. Jadi

dapat disimpulkan bahwa penduduk merupakan orang-orang yang berbeda di

dalam suatu wilayah yang terkait oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling

berintraksi satu sama lain secara terus menerus.12

2. Konsep Efektifitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia efektifitas berasal dari kata efektif

yang artinya mempunyai nilai, pengaruh atau pengaruh yang efektif. Bisa

mengacu kepada kegiatan yang dapat memberikan hasil yang memuaskan, dapat

juga dikatakan efektifitas berada di antara tujuan yang telah ditetapkan dengan

hasil. Dan menunjukkan tingkat konsistensi antara keduanya. Tujuan yang

11

Ibid. 12

Ibid., hlm. 987.

Page 26: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

11

dinyatakan dan hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.13

Efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan kata lain

mampu memilih metode atau cara yang tepat untuk mencapai tujuan dan

keputusan yang efektif adalah hasil dari keputusan yang tepat, yang membantu

untuk mencapai misi perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut.14

Menurut Starwaji yang mengkutip pendapat Cambell, terdapat cara

pengukuran terhadap efektivitas yang secara umum dan yang paling menonjol

adalah sebagai berikut:

a. Keberhasilan program

b. Keberhasilan sasaran

c. Keputusan terhadap program

d. Tingkat input dan output

e. Pencapaian tujuan menyeluruh

Dapat disimpulkan bahwa konsep efektifitas adalah suatu kegiatan atau

suatu kegiatan berhasil mencapai tujuannya, indikatornya berdasarkan tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya, dan jika tujuan tersebut dapat dicapai berdasarkan

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya maka kegiatan tersebut dianggap

efektif.15

3. Konsep Keluarga Berencana

Keluarga Berencana merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

13

Rosa Pasrah S.D, TrI Sukirno Putro, Toti Indrawati, “Efektifitas Program Keluarga

Berencana dalam Menekankan Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kota Pekanbaru”, Jurnal

Ekonomi, Vol.1 No.2 Oktober 2014, hlm 8 14

Ibid. 15

Ibid., hlm. 9.

Page 27: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

12

partisipasi masyarakat melalui usia perkawinan, pengendalian kelahiran,

pemupukan daya tahan tubuh, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.16

Di dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang landasan hukum

Perlembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga memuat berbagai

definisi.

Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat, pengendalian kelahiran, meningkatkan adaptasi keluarga dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia dan sejahtera. Keluarga Sejahtera (KS) adalah keluarga yang dilandasi

oleh perkawinan yang sah yang dapat memenuhi kebutuhan kehidupan spiritual

dan materiil, berkomitmen kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki

hubungan yang harmonis dan seimbang antar anggota serta antara keluarga dan

masyarakat dan lingkungan. .

Selain UU yang mengatur tentang KB, Hanafi Hartanto juga menjelaskan

konsep keluarga berencana (KB) sebagai ikhtiar atau upaya manusia untuk

mengatur kehamilan dalam keluarga bukan pelanggaran. Hukum agama dan kode

etik Pancasila untuk mendapatkan keuntungan keluarga yang istimewa, dan

kesejahteraan seluruh negeri.17

Program Keluarga Berencana tersebut untuk mewujudkan norma keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera antara lain diperlukan berbagai cara:

16

Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencanaan (KB) Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56. 17

Siti Soleha, “Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun

Mulya Kabupaten Penajam Paser Utas”, ejournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 4, No.1, 2016, hlm 41.

Page 28: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

13

a. Mengatur jarak kehamilan

b. Mendewasakan usia perkawinan

c. Penyuluhan tentang pentingnya KB

d. Penyedian saran dan prasarana KB dan Posyandu18

Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat melalui pendewasaan usia

perkawinan (PUP), pengendalian kelahiran, penguatan ketahanan keluarga, dan

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga merupakan salah satu landasan hukum program

Keluarga Berencana. Dari pasal ini dapat disimpulkan bahwa dasar hukum

keluarga berencana adalah pemerintah telah menetapkan kebijakan keluarga

berencana melalui penyelenggaraan keluarga berencana. Kebijakan keluarga

berencana diterapkan untuk membantu calon atau pasangan suami istri mengambil

keputusan yang bertanggung jawab dan mewujudkan hak reproduksi.19

Tentunya ketika program KB dilaksanakan akan berdampak positif dan

negatif. Glacier menjelaskan, program keluarga berencana berdampak positif

dengan mengurangi kepadatan penduduk, mengatasi kesehatan reproduksi, dan

meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selain itu, Glacier juga memaparkan

beberapa dampak negatif dari ber-KB, yaitu efek samping ber-KB terhadap

18

Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56. 19

Siti Soleha, “Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun

Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara”, ejournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 4, No.1,2016, hlm. 42.

Page 29: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

14

kesehatan, dan besarnya anggaran untuk pembelian alat kontrasepsi.

4. Konsep Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

Selain Undang-Undang yang telah disebutkan diatas, pemerintah

(Presiden) juga menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Perpres

tersebut juga mengatur tentang tugas, fungsi dan wewenang Komisi Keluarga

Berencana Nasional itu sendiri. Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 yang berbunyi:

“Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengendalian penduduk dan

penyelenggaraan keluarga berencana.”20

Seperti terlihat di atas, pemerintah berusaha mengendalikan laju

pertumbuhan penduduk. Di media elektronik dan media cetak, salah satu rencana

pemerintah pusat yang sering kita jumpai atau temui di berbagai media adalah

“Dua Anak Lebih Baik”. Istilah ini juga yang menjadi slogan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden ini, selain fungsi Komisi

Keluarga Berencana Nasional, Komisi Keluarga Berencana Nasional sendiri juga

mempunyai fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1):21

“Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2”, Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan

20

Republik Indonesia, Peraturan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, Bab I, Pasal 2. 21

Ibid., Pasal 3.

Page 30: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

15

penyelenggaraan keluarga berencana.

b. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengedalian

penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

c. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan

penyelenggaraan keluarga berencana.

d. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian

penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

e. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk

dan penyelenggaraan keluarga berencana.

f. Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian

pertumbuhan penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

Selain fungsi yang ditentukan oleh Keputusan Presiden di atas, Badan

Keluarga Berencana dan Kependudukan Nasional juga memiliki fungsi lain, yaitu:

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera.

b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional.

c. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, dan

masyarakat di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga sejahtera.

Dengan berjalannya tugas dan fungsi Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional dengan baik maka sudah dapat dipastikan laju pertumbuhan

penduduk akan dapat dikendalikan, namun kesadaran masyarakat lagi – lagi

menjadi hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat.

Page 31: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

16

Salah satu cara lain yang dapat kita lakukan ialah menjalankan kewenangan

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dengan baik, dimana

kewenangan itu meluputi:

a. Penyusunan rencana nasional.

b. Perumusan kebijakan berdasarkan bidangnya.

c. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka

kematian ibu, bayi dan anak.

d. Penetapan sistem informasi dibidangnya.

Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan yang berlaku, yaitu:

a. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang keluarga berencana

dan keluarga sejahtera.

b. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga.

Di bawah kekuasaan pemerintah pusat (daerah) Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional pertumbuhan dipastikan dapat ditekankan secara

tepat melalui kebijakan yang dikeluarkan sesuai dengan peraturan dan kondisi

yang ada di lapangan. Dalam melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan,

pemerintah dan masyarakat harus berkoordinasi agar dapat beroperasi sesuai

dengan UUD 1945.

G. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian, langkah terpenting yang harus dilakukan

peneliti adalah melakukan tinjauan pustaka. Sebelum peneliti menemukan

masalah, memang diperlukan tinjauan pustaka.

Page 32: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

17

Pertama, Jurnal yang dibuat oleh Siti Soleha Mahasiswa Program Studi

Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas

Mulawarman tahun 2016 yang berjudul “Studi Tentang Dampak Program

Keluarga Berencana Di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara “

dalam jurnalnya siti soleha menjelaskan Program KB di kabupaten Penajam Paser

Utara tertuang pada Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 11

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencana Pembangunan

Daerah, Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara

bagian keenam Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan pasal 24

sampai dengan pasal27, yang berisi tentang tugas pokok dan fungsi dari Kantor

Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Selain itu program KB juga

tertuang pada Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 28 tahun

2009 tentang Penetapan Jenis Urusan Pemerintahan Kabupaten Penajam Paser

Utara yang diserahkan kepada Desa, pada bab II Jenis Urusan Pemerintahan pasal

2 sampai dengan pasal 4 yang berisi tentang pemerintah daerah menyerahkan

urusan pemerintahan kabupaten kepada desa dalam bidang pertanian dan

ketahanan pangan, kehutanan dan perkebunan, kesehatan, pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera,

dan lain sebagainya.22

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Andre Kawulur, dkk dengan judul

“Peranan BKKBN dalam Pembangunan Kesejahteraan (Suatu Studi di Badan

Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

22

https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id.

Page 33: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

18

Kabupaten Minahasa Selatan)”.Metode dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mengingat pentingnya

peran BKKBN atau Panitia KB di daerah dalam pembangunan kesejahteraan

sosial, maka Badan Keluarga Berencana yang telah atau sedang dilaksanakan,

rencana pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Minahasa

Selatan perlu terus dilakukan, ditingkatkan bahkan diimbangi. memperluas. sekali

lagi. Peningkatan dan perluasan program KB harus dibarengi dengan peningkatan

dana usaha. Untuk tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Nanshui ah Selatan perlu

meningkatkan atau memperluas Departemen Keluarga Berencana,

memberdayakan perempuan dan melindungi alokasi anggaran anak-anak.23

Ketiga, Penelitian Yang Dilakukan Oleh Helwa Septi Tricahyani Dengan

Judul, “Peran Humas Bkkbn Provinsi Sumatera Selatan Dalam Mensosialisasikan

Program Kependudukan Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga

Berbasis Keluarga”. Bagaimana peran humas BKKBN Provinsi Sumatera Selatan

dalam mensosialisaikan program Kependudukan Keluarga Berencana

Pembangunan Keluarga Berbasis Keluarga serta faktor apa saja yang menjadi

hambatan dan tantangan humas BKKBN dalam mensosialisaikan program

Kependudukan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga Berbasis Keluarga

adapun yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan

penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian terdahulu lebih berfokuskan

bagaimana KB dalam kewenangan nya terhadap pelayanan publik, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih memfokuskan bagaimana upaya

23

Andre Kawulur dkk, “Peranan BKKBN dalam Pembangunan Kesejahteraan (Suatu

Studi di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Minahasa Selatan),”Jurnal Administrasi Publik, Tahun 2015, hlm. 10.

Page 34: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

19

pemerintah khususnya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam

mengendalikan pertumbuhan penduduk berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas, pada umum

nya penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu. Namun penelitian ini

di lakukan pada tempat dan waktu yang berbeda , penelitian ini di lakukan di

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi. Akan tetapi, dalam

penelitian ini penulis lebih mengarah kan pada peran instansi ataupun peran dinas

tersebut dalam mensukseskan program bidang keluarga berencana serta faktor-

faktor penduduk dan yang menghambat dalam pelaksanaan kerja tersebut dan

upaya dalam mengatasinya.

Page 35: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

20

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu penomena sosial dan

masalah manusia.24

Penelitian ini merupakan sebuah karya ilmiah, tentunya

merupakan sebuah penelitian yang dipertanggung jawabkan dengan baik, maka

dalam penulisan ini penulis menggunakan metodologi sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kantor Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi.

2. Waktu Penelitian

Mengingat, menimbang, serta memperhatikan segala kekurangan dan

keterbatasan baik waktu, tenaga, fikiran, moral, dan materil pada diri peneliti

maka waktu penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 2 bulan yaitu mulai dari

bulan Oktober sampai bulan November 2020.

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan sosiologi

pemerintahan dengan metode kualitatif deskriptif. Secara umum sosiologi

pemerintahan mengkaji hubungan antara yang diperintah (masyarakat) dengan

yang memerintah (pemerintah) yang dipandang sebagai usaha penataan

masyarakat. Secara khusus, sosiologi pemerintahan mengkaji hubungan antara

24Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif,, cet ke-1, (Jakarta: Gaung Persada, 2014),

hlm.11.

20

Page 36: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

21

yang diperintah (masyarakat) dan yang memerintah (pemerintah) khususnya

tentang sejauhmana pengaruh dari yang memerintah (pemerintah) mampu dalam

mengadakan perubahan hubungan masyarakat atau kelompok dalam masyarakat

dan sebaliknya juga melihat sejauhmana yang diperintah (masyarakat) atau

kelompok-kelompok dalam masyarakat diubah dalam hubungan-hubungan

masyarakat tersebut.

Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

menjelaskan fenomena, dalam hal penelitian skripsi penulis yaitu tentang masalah

bagaimana cara pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dalam

peneliti ini penulis berusaha mendeskripsikan mengenai upaya Pemerintah dalam

mengendalikan pertumbuhan penduduk (Studi di Badan Kependudukan Keluarga

Berencanan Nasional Kota Jambi).

Dengan pendekatan ini diharapkan temuan-temuan empiris dapat

dideskripsikan secara lebih rinci, lebih jelas dan lebih akurat.25

Oleh karena itu

untuk kesempurnaan kajian ini, maka penelitian ini harus dilakukan secaa utuh.

Maksudnya dalam penelitian ini harus menggunakan kata-kata yang baik dan

ilmiah berdasarkan dokumen dan arsip Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional Kota Jambi. Dalam hal ini peneliti bermaksud memahami upaya Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) di Kota Jambi

secara mendalam guna memperoleh data yang valid dan kongkrit sesuai dengan

temuan di lapangan.

25

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008), hlm. 147.

Page 37: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

22

C. Jenis dan Sumber Data

Ada 2 (dua) jenis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

di lapangan. Data primer penelitian ini adalah data yang berkenaan dengan

pengendalian penduduk yang dilakukan oleh Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional Kota Jambi. Adapun sumber datanya adalah upaya instansi

dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk, faktor penghambat dalam

mengendalikan pertumbuhan penduduk dan solusi apa yang dilakukan dalam

mengendalikan pertumbuhan penduduk.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain

sebagai pendukung data primer yang dipandang berkaitan dengan pokok kajian

yang diteliti. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen, baik berupa

dokumen-dokumen penting seperti undang-undang yang mengatur tentang

kependudukan, buku-buku, kitab-kitab, struktur organisasi, internet dan sumber-

sumber lainnya yang berkaitan dengan materi peneliti, kemudian data sekunder

diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan oleh kantor Badan

Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) dan Dinas Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana.

Page 38: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

23

D. Unit Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.

Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun

organisasi swasta atau sekelompok orang.26

Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis

judul:“Upaya Pemerintah Dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk (Studi

Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi)”. Penelitian ini, unit

analisisnya adalah Upaya Pemerintah Dalam Mengendalikan Pertumbuhan

Penduduk (Studi Di Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi.

Penetapan unit analisis tersebut karena penelitian yang dilakukan tidak

menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-

dokumen dari Masyarakat dan pihak terkait dan informasi-informasi yang berasal

dari masyarakat atau pihak terkait saja serta informasi yang didapat melalui

wawancara dari narasumber jadi keseluruhan informan

E. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan

berbagai teknik. Namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah:

1. Observasi

Observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

dapat mengerjakan data, yaitu fakta tentang dunia nyata yang diperoleh melalui

26

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS

Jambi, 2012), hlm. 62.

Page 39: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

24

observasi.27

Metode observasi disebut juga dengan pengamatan kegiatan

pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.28

Dalam

penelitan ini menggunakan observasi partisipan dimana peneliti secara langsung

turun ke lapangan dan menjadi instrument penelitian. Dalam penelitian ini metode

observasi digunakan untuk melihat situasi langsung dilapangan tentang upaya

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk Kota Jambi.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topik tertentu.29

Saat mengumpulkan informasi, peneliti banyak mengajukan

pertanyaan secara lisan dan melakukan wawancara ini untuk mendapatkan data

yang maksimal. Dengan cara ini, peneliti juga akan berusaha mendapatkan data

yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab untuk memastikan keakuratannya.

Wawancara atau inteviwe ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang

upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk di Kota Jambi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

27

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung : ALfabeta, 2012), hlm.

226. 28

Ibid., hlm. 321. 29

Sayuti Una, (Ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press,

2011), hlm. 51.

Page 40: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

25

Menurut Hartinis, “Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda dan sebagainya”.30

Dokumentasi adalah data sekunder yang

diperoleh dari dokumen pemerintah, dan dokumen lainnya.31

Dalam hal ini dokumentasi diproleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-

arsip dari lembaga pemerintah yang diteliti. Dokumentasi dalam peneliti sebagai

sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk mengamalkan. Analisis

dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber di Kantor Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi dan Badan Pusat

Statistik Kota Jambi dari arsip dan dokumen yang berada di kantor yang

berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Pengumpulan Data dan Analisis data bukanlah suatu kegiatan yang

terpisahkan melainkan berproses secara simultan serta berbentuk siklus bukan

linier. Menurut Huberman dan Miles, sifat-sifat interaksi koleksi atau

pengumpulan dan analisisnya tentang data merupakan hal yang berkaitan dalam

proses penelitian. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data model

induktif, yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan verifikasi data.

30

Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan

Kuantitatif. Hlm.219. 31

Sayuti Una (ed)), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS

Jambi, 2012), hlm. 52.

Page 41: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

26

a. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

5. Studi Lapangan (observasi)

Metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung

pada objek yang diteliti. Metode ini dilakukan untuk mengetahui upaya

pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk.

6. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara melakukan interaksi tanya jawab dengan

pemerintah atau instansi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk.

b. Reduksi Data

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Kota Jambi Tahun 2016-2019

No Tahun

Jumlah Penduduk Jumlah

Penduduk

Laju Pertumbuhan

penduduk Laki-Laki Perempuan

1. 2016 293. 217 290. 270 583. 487 1,2%

2. 2017 297. 036 294. 098 591. 134 1,3%

3. 2018 300. 566 297. 537 598. 103 1,8%

4. 2019 303. 818 300. 918 604. 736 1,10%

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi 2016,2017,2018,201932

Berdasarkan Tabel 2.1 Kota Jambi mengalami peningkatan jumlah

penduduk setiap tahunnya. Pada tahun 2016 jumlah penduduk sebanyak 583.487

32

https://jambi.bps.go.id/indicator/12/1676/1/penduduk-keadaan-bulan-juni-.html.

Page 42: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

27

jiwa dengan laju pertumbuhan 1,2%, pada tahun 2017 jumlah penduduk sebanyak

591.134 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,3%, pada tahun 2018 jumlah penduduk

sebanyak 598.103 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,8%, dan pada tahun 2019

jumlah penduduk sebesar 604.736 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,10%. Dengan

laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2016-2019 tersebut menunjukkan bahwa

laju pertumbuhan di Kota Jambi diatas angka ideal Badan Kependudukan

Keluarga Berencana Nasional yaitu 0,5%.

c. Pengelolaan Data

Setelah semua data dan fakta dimaksudkan sebagai usaha untuk

menggolongkan data yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan

ini disesuaikan dengan sub-sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya

berdasarkan analisa yang terkandung dalam masalah itu sendiri.

d. Verifikasi Data

Pengertian Verifikasi Data adalah pembentukan kebenaran dari suatu teori

atau fakta atas data yang dikumpulkan. Pada Verifikasi Data, biasanya Data yang

dikumpulkan akan diolah dan kemudian dianalisis agar dapat diuji secara

hipotesis. Hipotesis kemudian diuji menggunakan fakta empirik agar

mendapatkan jawaban yang benar secara ilmiah.

Pengertian verifikasi didalam filsafat adalah suatu teori filsafat positif

yang logis untuk memilih dan menyatakan bahwa pengalaman merupakan suatu

sumber dasar pengetahuan.

e. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data yang

Page 43: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

28

terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian

lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang di peroleh.33

Kesimpulan ini

merupakan data yang mengenai dengan data yang bersangkutan dengan upaya

pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk (Studi di Badan

Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi).

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara berurutan, pembahasan dalam

penulisan skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan Bab I, Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya

menjadi pijakan bagi penulis skripsi. Bab ini berisikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

kerangka teori dan tinjauan pustaka.

Kemudian pada Bab II, membahas tentang metode penelitian dalam

pembutan skripsi dengan sub-sub tempat dan waktu penelitian, pendekatan

penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, analisis data

sistematika penulisan dan jadwal penelitian. Untuk mempermudah penulis dalam

menggunakan waktu dengan tepat maka dibuat jadwal penelitian dalam sub-sub

ini agar penelitian dalam penlisan ini selesai teepat pada waktunya.

Dalam Bab III berisi tentang gambaran umum Badan Kependudukan

Keluarga Berencana (BKKBN).

Selanjutnya dalam Bab IV berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian

yang akan menguraikan bagaimana upaya Badan Kependudukan Keluarga

33

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi, Syariah Press IAIN STS

2012. Hlm. 69.

Page 44: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

29

Berencana Nasional Kota Jambi dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk.

Pembahasan ini diakhiri dengan Bab V yaitu bab penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan

curriculum vitae. Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan dari uraian yang telah

ditulis terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan

resume dari apa yang ditulis dahulu kesimpulan adalah jawaban masalah dari data

yang telah diperoleh.

H. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis

menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai

berikut:

No

Kegiatan

Tahun

2019 2020

November Februari September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

x

2 Pembuatan

Proposal

x

3 Perbaikan

Proposal dan

Seminar

x

4 Surat Izin x

Page 45: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

30

Riset

5 Pengumpulan

Data

x

6 Pengolahan

dan Analisis

Data

x

7 Pembuatan

Laporan

x

8 Bimbingan

dan

Perbaikan

x x x x

No

Kegiatan

Tahun

2020 2021

Desember Januari Februari Maret April

9 Agenda dan

Ujian Skripsi

x

10 Perbaikan

dan

Penjilidan

x x

Page 46: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

31

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota

Jambi

Berdasarkan Keppres Nomor 38 Tahun 1978, jangkauan program KB

Nasional diperluas lagi kesebelas Provinsi di Luar Jawa Bali II yaitu: Provinsi

Jambi, Bengkul, Riau, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Irian

Jaya dan Timor-Timur. Sehingga seluruh wilayah Republik Indonesia sudah

dijangkau oleh program KB Nasional.

Sesuai Keppres tersebut pelaksanaan Program KB Nasional di daerah,

termasuk di Provinsi Jambi dilaksanakan oleh unit-unit pelaksana/pelaksana

Program Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Madya. Sehingga di Provinsi

Jambi dibentuk Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN

1978-2020), dengan kepala perwakilan BKKBN Povinsi Jambi dari masa ke

masa:

1. dr.W.A Sinurat (1979-1984)

2. dr. Kusdinar Yogasara, SKM (1984-1988)

3. drg. Soeharto, SKM (1989-1991)

4. Drs. Sutejo Yuwono (1991-1992)

5. Drs. Djoko Soepodjo (1992-1997)

6. dr. Rusdi Satria Ridwan, MPH (1997-1999)

7. Drs. Iljas Bachtiar (1999-2001)

8. Muksin Hamza, SKM,. SE (2001-2006)

31

Page 47: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

32

9. Drs. M.Muslih Usman (2006-2009)

10. Drs. Satrijo Pramono Hindarto. M.Sc (2009-2011)

11. Dra. Retno Munfaati, MM (24 Maret 2011-28 Agustus 2012)

12. Setia Edi, SE, M.Kes (28 Agustus 2012-21 Mei 2014)

13. Drs. Waspi (7 Agustus 2014-12 Agustus 2016)

14. Drs. Endang Agus Sapri, MM (3 Agustus 2016-12 Juni 2017)

15. Mukhtar Bakti, SH, MA, (17 Juli- Sekarang)

Sedangkan dalam kurun waktu mulai berdiri hingga tahun terakhir,

Struktur Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi mengalami beberapa kali perubahan

selaras dengan secara nasional. Diantaranya mengacu dengan Keppres Nomor 64

Tahun 1983 tentang Penyempurnaan struktur organisasi, Keppres ini lebih

ditekankan kepada Program Keluarga Berencana secara menyeluruh dan terpadu

dengan program Keluarga Berencana, dimana tugas pokok BKKBN adalah

menyiapkan kebijaksanaan umum dan mengkoordinasikan penyelenggaraa

Program Keluarga Berencana Nasional.

Periode berikutnya adalah organisasi BKKBN berdasarkan Keppres

Nomor 109 Tahun 1993, hal penting pada priode ini ditandai dengan

diterbitkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dimana jangkauan program

BKKBN bukan hanya Keluarga Berencana, namun meluas dengan

menyelenggarakan pengelolaan pembangunan keluarga sejahtera sebagai

konsekuensi logis dari keberhasilann program KB Nasional.

Peran BKKBN tidak terbatas pada penyelenggaraan Program KB akan

Page 48: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

33

tetapi juga meliputi penyerasian pengendalian penduduk dengan di terbitkannya

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga. Selanjutnya diterbitkan Peraturan Presiden Nomor

62 tahun 2010 yang mengubah status Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) menjadi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN). Berdasarkan Perpres tersbut maka diterbitkan Peraturan Kepala

Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKKBN Pusat dan

Perka Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisai dan Tata Kerja Perwakilan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.

Sebagai bagian dari rencana besar pembangunan BKKBN, maka kebijakan

kependudukan tak lepas dari keseluruhan kebijakan pembangunan nasional.

Kebijakan pembangunan kependudukan ditunjukan untuk “mengurangi angka

pertumbuhan penduduk”. Inilah yang menjadi arah utama implementasi kebijakan

kependudukan dengan pendekatan yang ditempuh adalah dengan cara

memasyarakatkan program penjarangan kelahiran atau Keluarga Berencana (KB).

Perwakilan BKKBN di Jambi terus berupaya meningkatkan kualitas atau

sumber daya manusia dan pelayanan KB. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui program KB Mobile dan

memberikan KIE secra maksimal agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap program BKKBN.34

34

Dokumentasi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Tahun 2020.

Page 49: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

34

B. Visi Visi dan Misi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional

1. Visi

“Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”.35

2. Misi

a. Mengharusutamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.

b. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

c. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.

d. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan,

Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.

e. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.

C. Struktur Organisasi Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional Provinsi Jambi.

Berdasarkan Peraturam Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BKKBN Nomor

273/PER/B4/2014, maka struktur organisasi perwakilan BKKBN di Provinsi

Jambi

35

http://jambi.bkkbn.go.id/?page_id=533.

Page 50: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

35

Tabel 3.2 Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi

Sumber:Dokumen Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota Jambi.36

36

Dokumen Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasiona Kota Jambi, 12 Oktober 2020.

Page 51: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

36

Adapun penjabaran tugas masing-masing bidang beserta satuan kerja

dibawahnya sebagai berikut:

1. Kepala Badan

Kepela Badan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam membina,

mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah di bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Dalam

melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Badan juga menjalankan fungsinya yaitu:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Keluarga Berencana dan

Pemberdayaan Perempuan.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Keluarga Berencana dan

Pemberdayaan Perempuan serta kesekretariatan Badan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Sekretariat.

Melaksanakan koordinas pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Perwakilan

BKKBN Provinsi.

3. Bidang Pengendalian Penduduk.

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

pemantauan evaluasi di bidang pengendalian penduduk.

Page 52: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

37

4. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standarm prosedur, dan kriteriaserta

pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

5. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan

keluarga.

6. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi.

Melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitas

pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta

pemantauan dan evaluasi di bidang advokasi, penggrakan, dan informasi.

7. Bidang Pelatihan dan Pengembangan.

Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di

bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana.

D. Sumber Daya Manusia di Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional

Penataan Sumber Daya Manusia di Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi

mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara dan ketentuan reformasi birokras. Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi

telah melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia secara professional dimana

fungsi-fungsi Sumber Daya Manusia dari perencanaan, analisis jabatan,

Page 53: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

38

rekrutmen, manajemen karir saling terintegrasi. Kebijakan dalam upaya program

antara lain peningkatan kompetensi dan kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara

(ASN) yang professional dan kompeten serta pelayanan administrasi kepegawaian

yang optimal.

Aparatur sipil negara sebagai bagaian dari reformasi birokrasi

berkewajiban mempertanggung jawabkan kinerjanya. Sejak tahun 2017,

pengelolaan Sumber Daya Manusia yang dilaksanakan sebagai upaya untuk

mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi di Perwakilah Provinsi Jambi sebagai

berikut:

1. Pemberlakuan sistem merit, yaitu penggabungan melalui kebijakan dan

manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi dan kinerja secara adil

dan wajar dengan tana membedakan latar belakang ras, warna kulit, agama,

asal-usul, jenis kelamin, status perkawinan, umur ataupun kondisi kecacartan.

2. Pengisian jabatan struktural untuk pemimpin tinggi madya dan pratama telah

dilaksanakan melalui seleksi terbuka (Open Bidding) sesuia dengan

memperhatikan syarat kompetensi, kulifikasi, kepangkatan, pendidikan, dan

pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain

sesuia dengan peraturan perundang-undangan.

3. Melaksanakan internalisasi budaya kerja Cerda, tangguh, kerjasama,

integritas, dan iklas yaitu proses menanamkan dan menumbuhkan nilai

budaya kerja menjadi bagian dari diri pegawai ASN di lingkungan BKKBN.

4. Penyediaan profil kompetensi Sumber Daya Manusia pegawai yang

komprehensif dan terkini diwujudkan dengan melaksanakan asesmen

Page 54: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

39

terhadap seluruh pergawai yang dapat digunakan sebagai bahan pembahasan

peningkatan karies pegawai.

Dalam melaksanakan tugasnya, Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi di

dukung 426 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti sosial, hokum,

ekonomi, pendidikan, kesehatan, psikologi , teknis, administrasi, dan lainnya.

Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi tersebut ditempatkan pada kantor

Perwakilah BKKBN Provinsi Jambi sebanyak 65 orang dan Petugas Keluarga

Berencana (PKB) di kecamatan yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota se-Provinsi

Jambi sebanyak 356 orang. Dalam konteks perimbangan pegawai, terdapat

15,25% pegawai di kantor provinsi dan 84,74% pegawai di kecamatan.

Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi juga telah mempertimbangkan pegawai,

tedapat 15,25% pegawai di kantor provinsi dan 84,74% pegawai di kecamatan.

Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi juga telah mempetimbangkan komposisi dari

segi jabatan, golongan, pendidikan, usia atau generasi, serta kompetensi. Berikut

adalah profil demografi pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi.

Tabel 3.3

Profil Demografi Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi

Golongan /

Ruang

Eselon Non Eselon

Total II III IV

Fungsional

Umum

Fungsional

Tertentu

Golongan IV 1 4 2 7

Golongan III 16 33 4 53

Golongan II 5 5

Golongan I 0

Total 1 4 18 38 4 65

23 42 65

Sumber: Dokumen Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Kota

Jambi

Page 55: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

40

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor Pendukung dan Penghambat Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional Dalam Menjalankan Program Keluarga Berencana

di Kota Jambi

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga bertujuan

untuk mengatur kelahiran, jarak dan usia ideal anak melalui promosi,

perlindungan dan pendampingan sesuai dengan hak reproduksi mengatur

kehamilan, dan membangun keluarga yang berkualitas. Pelaksanaan kehamilan

merupakan upaya untuk membantu pasangan suami istri agar dapat melahirkan

pada usia ideal, memiliki banyak anak, dan menggunakan metode, alat, dan obat

kontrasepsi untuk menyesuaikan jarak kelahiran anak yang ideal.

Kebijakan Keluarga Berencana bertujuan untuk mengatur kehamilan,

menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak,

meningkatkan ketersediaan dan kualitas informasi, pendidikan, penyuluhan

Keluarga Berencan dan pelayanan kesehatan, serta meningkatkan partisipasi laki-

laki.

Program Keluarga Berencana tersebut untuk mewujudkan norma keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) antara lain diperlukan berbagai cara :

1. Mengatur jarak kehamilan.

2. Mendewasakan usia perkawinan.

3. Penyuluhan tentang pentingnya KB.

40

Page 56: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

41

4. Pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.37

Undang-undang tersebut menjelaskan hak masyarakat untuk

memperoleh informasi dan layanan reproduksi dalam rangka perwujudan dan

perlindungan hak asasi manusia. Kewenangan dan tanggung jawab pemerintah

dalam kependudukan adalah menentukan kebijakan dan program jangka

menengah dan panjang pembangunan kependudukan atau keluarga. Tanggung

jawab Pemerintah diantaranya yaitu:

1. Menetapkan kebijakan nasional.

2. Menetapkan pendoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan

kriteria.

3. Memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, fasilitasi, sosialisasi,

advokasi, dan koordinasi.

4. Pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi

berkedudukan sebagai bagian dari Perangkat Daerah merupakan unsur pelaksana

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Dinas Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana memiliki tugas merumuskan teknik dan strategi,

melaksanakan urusan, pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan

pelaksanaan tugas di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hermawi S.H selaku Kepala

Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi.

37

Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (Kb) Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, hlm. 56.

Page 57: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

42

“Dalam pelaksanaan tugas pokoknya Dinas PP dan KB Kota Jambi

berfungsi sebagai perumus kebijakan teknis di bidang pengendalian

penduduk dan keluarga berencana, ketahanan, dan kesejahteraan keluarga.

Pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian

penduduk, keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Pengendalian pemanduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian kualitas

penduduk, pelaksanaan pemetaan perkiraan pengendalian penduduk.

Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi pengendalian

penduduk dan keluarga berencana. Pelaksanaan pendayagunaan tenaga

penyuluhan KB atau petugas lapangan KB dan Kader KB. Pelaksanaan

pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi,

pelaksanaan pelayanan KB. Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan

peran serta organisasi kemsyarakatan dalam pelaksanaan pelayanan,

pembinaan kesertaan ber- KB, pembinaan ketahanan dan kesejahteraan

keluarga, penyelenggaraan urusan kesekretariatan serta pembinaan

kelompok pejabat fungsional”.38

Berdasarkan wawancara di atas bahwa tugas pokoknya DPPKB sebagai

perumus kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk telah dilakukan

dengan baik. Bahwa setiap kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk dan

keluarga berencana, ketahanan, dan kesejahteraan keluarga. Pelaksanaan norma,

standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk, keluarga

berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Pengendalian pemanduan dan

sinkronisasi kebijakan pengendalian kualitas penduduk, pelaksanaan pemetaan

perkiraan pengendalian penduduk mereka adalah sebagai perumus, jadi jika

mereka tidak melaksanakan kebijakan ataupun programnya maka mereka akan

menerima sanksi dan akan berakibat kepada masyarakatnya yang acuh terhadap

program KB.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam

38

Wawancara Hermawi, Kepala Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana, 19 Oktober 2020.

Page 58: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

43

menjalankan program-program yang telah di jelaskan diatas dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk di Kota Jambi. Faktor pendukung dan penghambat

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk

melalui program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi antara lain

a. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 1 ayat 2 menjelaskan

bahwa kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,

struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, kualitas dan kondisi

kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya dan agama

serta lingkungan penduduk setempat..

b. Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Kedudukan

Badan Kependudukan dan Keluaraga Berencana Nasional.

c. Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN

No.74/HK.010 /B5/2001 tahun 2001 tentang Tata Kerja BKKBN Provinsi

dan kabupaten/Kota. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) melalui pembinaan kesehatan

reproduksi remaja.

d. Meningkatkan kepedulian dan peran serta Pasangan Usia Subur (PUS)

sebagai peserta KB untuk mewujudkan keluarga kecil sejahtera.

Page 59: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

44

e. Meningkatnya keterampilan kader institusi masyarakat dalam pengelolaan

program KB diwilayahm Kota Jambi untuk menurunkan unment need

(kebutuhan yang tidak terpenuhi) serta drop out peserta KB.

f. Meningkatnya penyuluhan dan konseling pelayanan KB di tempat-tempat

pelayana KB untuk mewujudkan kepuasan Peserta Usia Subur (PUS)

menggunakan alat kontrasepsi serta mencegah timbunya kasus efek samping,

komplikasi dan kegagalan akibat penggunaan alat kontrasepsi.39

Bedasarkan wawancara dengan Ibu Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc. selaku

Kepala Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk di BKKBN.

“Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya KB dan membatasi

jumlah anak, serta memperhatikan faktor pendidikan dan ekonomi anak di

masa depan, telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

program KB, yang akan membantu dalam mengendalikan pertumbuhan

penduduk di Kota Jambi ini”.40

Pelayanan konsultasi dalam urusan keluarga berencana sangat penting,

karena sebagian orang tidak mau membicarakan masalahnya secara terbuka.

Dengan adanya pelayanan khusus, masyarakat tidak akan malu untuk

menyuarakan masalah, terutama masalah alat kontrasepsi yang aman dan mudah

digunakan sesuai kebutuhan masyarakat. Bedasarkan wawancara dengan Ibu

Fatmawati selaku masyarakat Kota Jambi.

”Pada masa sekarang ini memang lebih baik mengikuti program Keluarga

Berencana salah satunya yaitu kb, karena lebih baik untuk ke depan

dengan membatasi jumlah anak maka akan lebih fokus untuk menyiapkan

39

Wawancara Dengan Ferdian, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan DPPKB, 19

Oktober 2020. 40

Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,

Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020.

Page 60: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

45

pendidikan untuk anak. Ekonomi sedang sulit jadi harus banyak

pertimbangan”.41

Dalam pengelolaan ini, pelayanan-pelayanan atau instalasi kontrasepsi

yang direkomendasikan oleh pemerintah sangat membantu, sehingga masyarakat

tidak lagi takut menggunakan alat kontrasepsi, karena pemerintah telah

menugaskan tenaga ahli untuk menangani pelayanan tersebut, sehingga program

pemerintah dapat berjalan dengan normal. Demi kenyamanan masyarakat setelah

menggunakan alat kontrasepsi, pemerintah juga terus memantaunya dan ini sudah

dilakukan dengan adanya pelayanan dan sosialisasi awal kepada masyarakat

tentang efek yang dapat timbul setelah menggunakan alat ini sehingga masyarakat

sudah siap menerima resiko yang ada.

Bedasarkan wawancara dengan Bapak Hermawi, S.H Selaku sekretaris

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi.

“Dinas PP dan KB melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga lain

dalam hal ini kondisi stabilitas keamanan yang kondusif di Kota Jambi.

Adanya kemungkinan keterbukaan kerjasama dengan berbagai lembaga

lain baik pemerintah pusat, pemerintah propinsi, pemerintah Kab/Kota

lain, swasta, Lembaga Donor, LSM dan lembaga lainnya”.42

Berdasarkan wawancara diatas bahwa adanya koordinasi antara

pemerintah, berbagai lembaga lain baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi,

pemerintah Kab/Kota lain, swasta, Lembaga Donor, LSM dan masyarakat

sangat dibutuhkan untuk keberhasilan program pemerintah, tidak terkecuali

program yang disajikan oleh Dinas Kependudukan Keluarga Berencana

41

Wawancara Dengan Fatmawati, Masyarakat Kota Jambi, 20 Oktober 2020. 42

Wawancara Hermawi, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana, Paal Lima, Kec. Kota Baru-Jambi, 19 Oktober 2020.

Page 61: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

46

Nasional sendiri koordinasi ini sangat dibutuhkan karena pelayanan program

KB langsung tertuju kepada masyarakat.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam melaksanakan program-program KB dan

Kesehatan Reproduksi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk yang terdiri

dari:

a. Kurangnya Petugas Lapangan Penyuluh KB (PLKB).

b. Peserta KB aktif masih didominasi oleh metode kontrasepsi Suntik dan Pil

karena masyarakat Kota Jambi lebih menginginkan pelayanan KB yang

bersifat praktis, mudah didapat disekitar tempat tinggalnya dan dengan harga

yang terjangkau.

c. Belum meratanya keterampilan tenaga pelayanan dalam berkomunikasi

dengan klien, agar proses informed choice dapat berjalan dengan baik.

d. Bertambahnya penduduk sementara itu luasan lahan permukiman semakin

menyempit

e. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) yang masih sangat tinggi sehingga hal ini

dapat mempengaruhi unmet need (kebutuhan yang tidak terpenuhi).43

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc. selaku

Kepala Bidang Pengendalian Pertumbuhan Penduduk di BKKBN.

“Kebanyakan masyarakat lebih sering menggunakan metode kontrasepsi

jangka pendek. Dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang, Anda

hanya perlu melakukan pemasangan satu kali saja dan alat kontrasepsi

pun sudah efektif. Istilahnya, fit and forget, pasang dan tidak perlu

mengingat jadwal penggunaan, seperti halnya pil KB maupun KB

43

Wawancara Dengan Ferdian, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan DPPKB, 19

Oktober 2020.

Page 62: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

47

suntik. Meskipun terdengar simpel, tidak semua ibu baru serta merta

mantap memilih kontrasepsi jangka panjang. Alasannya taku, bagi yang

tidak memiliki cukup informasi, sekedar membayangkan sebuah benda

asing tertanam di rahim atau lengan saja menimbulkan rasa tidak

nyaman.Sementara itu, kontrasepsi jangka pendek memang terlihat lebih

“tidak menyakitkan”. Tetapi, jika efektifitas kontrasepsi akan berkurang

jika jadwalnya terlewati.”44

Karena dengan alat kontrasepsi inilah masyarakat dapat mengatasi

masalah kependudukan salah satunya mengatur jarak kelahiran yang ideal

sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah. Alat kontrasepsi yang

digunakan juga sudah bertaraf internasional dan aman digunakan, tetapi harus

sesuai melalui konsultasi terlebih dahulu kepada pihak yang lebih mengerti

sebelum menggunakannya, berikut ini alat kontrasepsi yang disediakan oleh

pemerintah untuk masyarakat.

Wawancara dengan zainun selaku masyarakat Kota Jambi mengatakan.

“Saya takut kalau pasang alat kontrasepsi jangka panjang katanya sakit,

jadi saya pakai yang jangka pendek saja, yang penting ingat tanggal

jadwalnya.” 45

Dalam hal ini Badan Keluarga Berencana mempunyai tugas untuk

melakukan pendekatan dan memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang

alat kontrasepsi yang baik. Maka pemerintah selaku pelaksana yang sangat

berpengaruh, sudah melakukan pembinaan kepada masyarakat agar dapat

mengerti program pemerintah yang bertujuan membina suatu keluarga dengan

cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

44

Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,

Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020 45

Wawancara Dengan Zainun , masyarakat Kota Jambi, Paal Lima, Kec. Kota Baru-

Jambi, 20 Oktober 2020.

Page 63: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

48

B. Upaya Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Dalam

Program Mengendalikan Pertumbuhann Penduduk di Kota Jambi

Dalam menghadapi faktor penghambat Sumber Daya Manusia yang belum

memadai, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat. Upaya yang harus

dilakukan pemerintah khususnya Badan Kependudukan Keluarga Berencana

Nasional dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam program

mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi adalah:

1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia khususnya Petugas Lapangan Penyuluh

KB (PLKB).

Kompetensi petugas yaitu kemampuan petugas dalam memberikan

pelayanan yang memuaskan masyarakat yang sesuai standar dan telah ditentukan

oleh unit penyelenggara pelayananan. Setiap pelayanan sudah memiliki standar

pelayanan yang jelas dan tepat. Setiap unit pelayanan harus mempunyai kesiapan

untuk memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat sehingga terciptanya

pelayanan prima. Kompetensi atau kemampuan petugas lapangan atau kader KB

sangatlah penting dan berpengaruh terhadap kesuksesan pelaksanaan program

KB, di mana para PLKB adalah para petugas yang langsung turun di masyarakat,

sehingga kemampuan mereka dalam mengajak dan memengaruhi masyarakat

dalam pelaksanaan program KB sangat penting serta kreativitas serta ketekunan

mereka sangatlah dibutuhkan. Untuk merubah pola pikir masyarakat yang masih

sempit tentang KB peran petugas lapangan dalam mensosialisakan program

keluarga berencana sangat lah mendukung dalam pencapaian target

Page 64: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

49

2. Menjamin ketersedian kontrasepsi dan pelayanan program bagi seluruh KB,

khususnya dalam pemberian kontrasepsi gratis bagi keluarga sejahtera 1 atau

keluarga miskin lainnya serta peningkatan kesertaan KB pria.

Pelayanan konseling dalam hal KB sangat penting, karena ada beberapa

masyarakat yang malu–malu untuk mengatakan masalahnya secara terbuka.

Dengan adanya pelayanan khusus masyarakat juga sudah tidak merasa malu untuk

mengatakan permasalahannya khususnya masalah alat–alat kontrasepsi yang

aman dan baik untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam

pengeloalaan ini adanya jasa pelayanan atau pemasangan alat kontrasepsi yang

dianjurkan oleh pemerintah, sangat membantu sehingga masyarakat sudah tidak

merasa takut lagi untuk menggunakan alat kontrasepsi karena adanya tenaga ahli

yang diturunkan pemerintah untuk menanggulangi pelayanan ini, sehingga

program pemerintah dapat berjalan dengan baik.

3. Meningkatkan akses informasi dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi

dalam merencanakan kehamilan serta meningkatkan status kesehatan

perempuan dan anak untuk mewujudkan keluarga sehat dengan anak ideal.

Hak reproduksi banyak terkait dengan penghormatan tehadap

harkat seorang manusia. Dalam hal ini laki-laki dan perempuan sama-sama

bertanggung jawab atas pengendalian fertilitas dan masalah kesehatan reproduksi

pada umumnya. Dalam memilih jenis KB yang akan diikuti, pengetahuan

tentang alat kontrasepsi menjadi penting. Terbukti masih kurang pengetahuan tentang

berbagai alat kontrasepsi yang tersedia. Masih banyak akseptor yang menentukan

metode yang dipilih hanya berdasar informasi sekedarnya yang diperoleh dari

Page 65: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

50

akseptor lain berdasar pengalaman masing-masing.

Dalam pemilihan alat atau cara KB seharusnya harus melalui konseling.

Konseling sangat penting sebagai bagian dari pelayanan KB dan kesehatan

reproduksi. Melalui konseling, berarti petugas telah membantu masyarakat

memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang dipilih dan digunakan. Hal ini

dikuatkan hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa konseling yang baik

akan memberi kepuasan kepada masyarakat dan akan membantu keberhasilan

KB karena masyarakat ingin menggunakan kontrasepsinya lebih lama. Fakta

lapangan yang disampaikan penelitian ini menunjukkan bahwa koseling masih

kurang diterima masyarakat sehingga keputusan pemilihan alat atau cara

kontrasepsi belum sepenuhnya didasarkan pengetahuan yang cukup tentang alat

atau cara KB. Temuan di lapangan tersebut membuktikan bahwa perlunya

informasi bagi masyarakat karena akan membantu kesuksesan program KB.

Berikut beberapa hasil wawancara mengenai upaya dalam mengendalikan

pertumbuhan penduduk melalui program KB. Berdasarkan wawancara dengan Ibu

Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc. selaku Kepala Bidang Pengendalian Pertumbuhan

Penduduk di BKKBN.

“Dalam menghadapi kendala dalam melaksanakan program-program KB

dan Kesehatan Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan adalah

meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi

pada pelayanan publik, selain itu meningkatkan kualitas sumber

PLKB.”46

Menurut analisis penulis berdasarkan wawancara diatas bahwa di dalam

melaksanakan program-program KB dan Kesehatan Reproduksi kedepan hal

46

Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,

Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020.

Page 66: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

51

yang harus di lakukan lebih baik lagi adalah dalam hal meningkatkan tata kelola

pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada pelayanan publik, selain itu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana. Pemerintah

diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih baik serta masyarakat

harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-program yang di buat

oleh pemerintah demi mengatur pengendalian pertumbuhan penduduk.

Undang-undang tersebut menjelaskan hak masyarakat untuk

memperoleh informasi dan layanan reproduksi dalam rangka perwujudan dan

perlindungan hak asasi manusia. Kewenangan dan tanggung jawab pemerintah

dalam kependudukan adalah menentukan kebijakan dan program jangka

menengah dan panjang pembangunan kependudukan atau keluarga. Tanggung

jawab Pemerintah diantaranya yaitu:

1. Menetapkan kebijakan nasional.

2. Menetapkan pendoman yang meliputi norma, standar, prosedur, dan

kriteria.

3. Memberikan pembinaan, bimbingan, supervisi, fasilitasi, sosialisasi,

advokasi, dan koordinasi.

4. Pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi

berkedudukan sebagai bagian dari Perangkat Daerah merupakan unsur pelaksana

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Dinas Pengendalian Penduduk

dan Keluarga Berencana memiliki tugas merumuskan teknik dan strategi,

melaksanakan urusan, pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan

Page 67: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

52

pelaksanaan tugas di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

C. Solusi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional dalam

program mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Jambi

Solusi untuk melaksanankan arah kebijakan Nasional di bidang

pengendalian pertumbuhan penduduk dan pembangunan keluarga telah

ditetapkan, di mana BKKBN sebagai badan yang ditunjuk untuk mengambil

kebijakan yang berkaitan dengan hal pertumbuhan penduduk. Hal yang dilakukan

Badan Kependudukan Keluarga Berencana diantaranya adanya peningkatan

jumlah alat kontrasepsi. Untuk lebih jelasnya berikut tabel jumlah peserta KB

aktif dan alat kontrasepsi yang digunakan

Tabel 4.1

Jumlah Akseptor KB di Kota Jambi Tahun 2016-2019

No Alat

Kontrasepsi

Tahun Jumlah

Pengguna

Akseptor

2016 2017 2018 2019

1. IUD 1.351 981 6.014 5.998 14.344

2. MOW 635 647 2.004 2.045 5.331

3. Pil 2.633 2.723 23.668 22.495 51.519

4. Kondom 766 1.168 3.328 2.881 8.143

5. MOP 0 6 132 466 604

6. Implant 816 785 4.549 4.654 10.804

7. Suntik 7.689 8.090 32.879 3.440 52.098

Jumlah Akseptor Per

Tahun

13.899 14.401 72.559 73.246 142.843

Berdasarkan data pada tabel 4.1 bahwa masyarakat Kota Jambi yang

terdaftar menjadi akseptor setiap tahunnya mengalami peningkatan, bahkan yang

alkon MOP yang pada tahun 2016 sama sekali tidak ada yang menggunakan, dan

Page 68: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

53

di tahun 2019 mengalami penigkatan yang begitu tinggi. Di Kota Jambi ini

terbuka dan bersedia untuk memberikan pendidikan mengenai program yang

dicanangkan pemerintah dan seharusnya apabila semakin meningkatnya peserta

KB aktif, maka akan berakibat pada penurunan angka kelahiran. Namun

kenyataan yang ada ialah angka kelahiran semakin tinggi.

Melihat kejadian sosial serta data yang ada di lapangan, bahwa ada

indikasi lain yang menyebabkan kurang berjalannya program, indikasi tersebut

adalah masih banyaknya masyarakat yang memakan alat kontrasepsi berjangka

pendek seperti pil, kondom dan suntik. Hal tersebut dikarenakan masih banyak

yang terkena pengaruh sosial dan sudah terpengaruh oleh isu-isu negative yang

beredar di tengah masyarakat yang belum tentu kebenarannya. Masih banyak dari

masyarakat yang rupanya takut untuk memakai alat konrasepsi yang ditawarkan

pemerintah sebagai alat kontrasepsi yang sangat terjamin keberhasilannya.

Maka menurut analisis penulis melihat data yang tertera diatas bahwa

pemerintah harus lebih memberikan pendidikan terhadap masyarakat untuk ber

KB jangka panjang seperti implant karna menurut kepala bidang pengendalian

pertumbuhan penduduk di BKKBN Ibu Inyah Yulikah, S.Psi, M.Sc bahwa

penggunaan alkon yang berjangka panjang akan lebih efektif dibandingkan dengan alkon

yang berjangka pendek karena masyarkat harus mengingat tanggal untuk penggunaanya.47

Maka dari itu pemerintah khususnya PLPKB harus mensosialisasikan mengenai

penggunaan akon agar program yang dicangkan pemerintah berjalan dengan baik.

47

Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN,

Jl. Rm Nur Atmadibrata, No. 19, Telanaipura – Jambi, 12 Oktober 2020.

Page 69: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor pendukung yaitu makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan

pelayanan Keluarga Berencana, adanya Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 1 ayat 2

menjelaskan tentang kependudukan, adanya surat Keputusan Menteri Negara

Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN No.74/HK.010 /B5/2001 tahun 2001

tentang Tata Kerja BKKBN Provinsi dan kabupaten/Kota. Meningkatnya

kepedulian masyarakat terhadap Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) melalui

pembinaan kesehatan54543 reproduksi remaja, adanya kepedulian dan peran serta

Pasangan Usia Subur (PUS) sebagai peserta KB untuk mewujudkan keluarga kecil

sejahtera, adanya dukungan dari lembaga lain dalam peningkatan kapasitas

kelembagaan manajemen maupun program. Faktor penghambat yaitu kurangnya

Petugas Lapangan Penyuluh KB (PLKB). Kurangnya keikutsertaan KB Pria yang

masih rendah terutama Medis Operasi Pria (MOP) karena masih kuatnya persepsi

masyarakat tentang pelaksanaan program KB hanya di lakukan oleh perempuan.

Kurangnya peserta KB aktif masih didominasi oleh metode kontrasepsi Suntik

dan Pil karena masyarakat Kota Jambi lebih menginginkan pelayanan KB yang

bersifat praktis, mudah didapat disekitar tempat tinggalnya dan dengan harga yang

terjangkau.

54

Page 70: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

55

2. Upaya yang dilakukan adalah program-program KB dan Kesehatan

Reproduksi kedepan hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam hal

meningkatkan tata kelola pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada

pelayanan publik, selain itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan

sarana prasarana merupakan jalan penting demi perbaikan kedepan strategi

yang di buat harus sesuai dengan kenyataan lapangan dengan analisis yang

tepat. Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan peranan nya agar lebih baik

serta masyarakat harus lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam program-

program yang di buat oleh pemerintah demi terciptanya penduduk yang ideal.

3. Solusinya adalah program-program KB dan Kesehatan Reproduksi kedepan

hal yang harus di lakukan lebih lagi baik dalam hal meningkatkan tata kelola

pemerintahan dan partisipasi yang berorientasi pada pelayanan publik, selain itu

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana merupakan

jalan penting demi perbaikan kedepan strategi yang di buat harus sesuai dengan

kenyataan lapangan dengan analisis yang tepat. Pemerintah diharapkan untuk

meningkatkan peranan nya agar lebih baik serta masyarakat harus lebih peduli

dan ikut berpartisipasi dalam program- program yang di buat oleh pemerintah

demi terciptanya keluarga berkualitas.

B. Saran

Sebagai penutup dari tulisan ini, setelah penulis mengamati melalui

penelitian peran pemerintah dalam pengendalian pertumbuhan penduduk oleh

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Kota Jambi, penulis menyimpulkan

bahwa upaya dalam mengatasi hal ini menjalankan tugas sesuai dengan yang telah

Page 71: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

56

ditentukan juga sangat membantu dan sesuai dengan fungsi dan perannya. Oleh

sebab itu diharapkan:

a. Pemerintah harus menjalankan tugasnya sesuai dengan yang telah ditentukan

dari pusat maupun yang ada di daerah.

b. Fungsi dan peran Badan Keluarga Berencana harus berjalan sesuai dengan

bagiannya masing–masing guna untuk mengendalikan jumlah pertumbuhan

penduduk.

c. Dalam proses pelaksanaan program kerja diharapkan keikutsertaan

masyarakat sehingga dapat berjalan dengan baik serta menjalankan kehidupan

berkeluarga dengan baik dan sesuai dengan apa yang diusung oleh

pemerintah. Proses pelaksanaan penyuluhan lapangan dapat dilakukan secara

berkesinambungan serta adanya penambahan porsenil sehingga dapat

menjangkau seluruh kawasan.

Page 72: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

57

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Agustina MAulida, “Fenomena Penyalahgunaan Alat Kontrasepsi (Srudi Kasus

pada Siswa SMA Sederajat di Kota Banda Aceh)”, SKripsi UIN Ar-

Raniry Darussalam, Banda Aceh , 2016.

Al-Fauzi, Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan,

Vol. 3 No.1, Maret 2017.

Andre Kawulur, “Peranan BKKBN Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial

(Suatu Studi Di Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan

Dan Perlindungan Anak Kabupaten Minahasa Selatan)”, Jurnal

Administrasi Publik, 2015.

Hadari nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. (Jakarta: Gadjah mada

university press, 1993.

Harry Gunawan, “Strategi Humas Bkkbn Dalam Mensosialisasikan Program

Keluarga Berencana di Provinsi Riau”, SKripsi Sulthan Syarif Kasim

Riau, 2013.

Lidya Agustina, “Pengaruh Konflik Peran , dan Kelebihan Peran terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan

Publik yang Bermitra dengan Kantor Akuntan Publik Big Four di

Wilayah DKI Jakarta,” Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Mei 2009.

Minnati Daniyyati, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Keluarga Berencana

Menurut Yusuf Al- Qaradawi”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Tahun 2016.

Page 73: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

58

Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1985.

Sabarudin Bintang, “Tinjauan Hukum Tentang Sterilisasi dalam

Keluarga Berencana (Analisa Terhadap Fatwa MUI tentang

Sterilisasi)”,Skripsi Universitas UIN Jakarta Tahun 2010.

Una Sayuti, “Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi)”, Jambi: Syariah Press,

2014, hlm. 25.

Siti Soleha,” Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa

Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara”, ejournal Ilmu

Pemerintahan, Vol. 4, No.1,2016.

Slamet Makmur, “Pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Keluarga”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi.

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011.

B. Undang-undang

Undang-Undang Republik Indonesia No 52 Tahun 2009 tentang kependudukan

dan pembangunan keluarga Pasal 20 Undang‐ Undang Republik

Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga.

Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang pembagian urusan pemerintah

yang di laksanakan bersama oleh pemerintah pusat.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan

Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, Pasal 3 Ayat (1)

Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Page 74: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

59

Organisasi, Tugas Dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak Dan Pengendalian Pendudul.

C. Lain-lain

BPS Provinsi Jambi dalam Angka 2016-2019.

Dokumntasi Kanto PP dan KB tahun 2019.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Kota Jambi 2017-2020.

Wawancara Dengan Inayah Yulikah, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk

BKKBN, Kota Jambi.

Wawancara Hermawi, Kepala Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana, Kota Jambi.

Wawancara Dengan MHD. Irzal, Kepala Bidang Keluarga Berencana dan

Keluarga Reproduksi, BKKBN, Kota Jambi.

Wawancara Dengan Ferdian, Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakan

DPPKB, Kota Jambi.

Wawancara Dengan Fatmawati, Masyarakat, Kota Jambi.

Wawancara Dengan Zainun , Masyarakat, Kota Jambi.

Page 75: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

60

DOKUMENTASI LAPANGAN

Page 76: UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERTUMBUHAN …

61

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Dewi Febriani

Nim : 105170429

TTL : Talang Bakung

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Alamat : Jl. Buper Rt 08 Tangkit Kec. Sungai Gelam Kab. Ma

Jambi

No Hp : 085368838778

B. Riwayat Pendidikan

NO JENJANG PENDIDIKAN TEMPAT TAHUN

1. SDN 22/IX Tangkit MUARO JAMBI 2006-2012

2. MTSN TALANG BAKUNG KOTA JAMBI 2012-2014

3. MAN MODEL JAMBI KOTA JAMBI 2015-2017

4. UIN STS JAMBI MUARO JAMBI 2017-Sekarang