upaya meningkatkan prestasi belajar matematika melalui...

20
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Dimana peneliti secara berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas IV menerapkan pembelajaran koopertaif tipe TGT dalam mengajar Matematika pokok bahasan pecahan. Sebelum melakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran koopertaif, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kelas yang hendak menjadi subjek penelitian guna menemukan fokus masalah yang akan diangkat. Selanjutnya fokus masalah tersebut didiskusikan dengan guru kelas, dan setelah didapat masalah yang sudah sesuai maka peneliti memutuskan untuk menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT guna membantu meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap fokusan masalah. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Model Penelitian ini melalui 4 langkah yaitu: 1) Melakukan observasi guna melihat permasalahan yang ada. 2) Melakukan diskusi dengan guru kelas untuk memperoleh permasalahan yang jelas. 3) Memberikan treatmen atau perlakuan terhadap kelas yang dijadikan subjek penelitian yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperative tipe TGT. 4) Memberikan tes akhir guna mengetahui peningkatan prestasi belajar yang signifikan dengan standar KBM sebagai patokannya.

Upload: nguyenlien

Post on 26-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas.

Dimana peneliti secara berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas IV

menerapkan pembelajaran koopertaif tipe TGT dalam mengajar Matematika

pokok bahasan pecahan. Sebelum melakukan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran koopertaif, peneliti melakukan observasi

terlebih dahulu terhadap kelas yang hendak menjadi subjek penelitian guna

menemukan fokus masalah yang akan diangkat. Selanjutnya fokus masalah

tersebut didiskusikan dengan guru kelas, dan setelah didapat masalah yang

sudah sesuai maka peneliti memutuskan untuk menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TGT guna membantu meningkatkan prestasi belajar siswa

terhadap fokusan masalah. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan

penelitian dan menentukan rencana tindakan.

Model Penelitian ini melalui 4 langkah yaitu:

1) Melakukan observasi guna melihat permasalahan yang ada.

2) Melakukan diskusi dengan guru kelas untuk memperoleh permasalahan

yang jelas.

3) Memberikan treatmen atau perlakuan terhadap kelas yang dijadikan subjek

penelitian yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperative tipe TGT.

4) Memberikan tes akhir guna mengetahui peningkatan prestasi belajar yang

signifikan dengan standar KBM sebagai patokannya.

32

3.2 Setting dan Karakteristik Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3

Karangrejo Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, semester II tahun

pelajaran 2011/2012.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada semester II tahun pelajaran

2011/2012 ini membutuhkan waktu selama 4 bulan. Kegiatan ini dimulai dari

bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Jadwal pelaksanaan

penilitian disajikan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten WonosoboTahun Pelajaran 2011/2012

No. Jenis KegiatanWaktu

Februari Maret April Mei

1.

Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

a. Penulisan

Proposal

b. Penyusunan

Instrumen

2.

Pelaksanaan

a. Pelaksanaan

siklus I

b. Pelaksanaan

siklus II

c. Analisis

Data

3. Pelaporan

33

Pada tabel jadwal penelitian dapat dilihat jangka waktu penelitian.

Penelitian di SD akan dilakukan pada minggu ke 2 bulan Maret hingga

minggu ke 4 bulan Maret dengan tetap melakukan bimbingan.

3.2.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3

Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo sebagai kelas yang

akan mengalami perlakuan. Pengambilan subjek penelitian didasarkan atas

observasi yang telah dilakukan dan diskusi dengan guru kelas. Dari

pengamatan dan diskusi dengan guru kelas yang dilakukan maka didapatkan

permasalahan terhadap pembelajaran Matematika di kelas yang menjadi

subjek penelitian.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel ini merupakan variabel yang terkait dengan peserta didik,

guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar,

penyelenggaraan KBM seperti interaksi belajar-mengajar, ketrampilan

bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar peserta didik, serta

implementasi model pembelajaran di kelas dan sebagainya.

Dalam hal ini unsur-unsur tersebut merupakan variabel bebas, yakni

variabel yang mengikat muculnya unsur lain. Unsur-unsur tersebut akan

mempengaruhi ada atau tidaknya peningkatan dalam prestasi belajar peserta

didik. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yakni

penerapan model cooperative learning tipe TGT.

Dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada dan dipadukan dengan

pendekatan yang telah dipilih yakni pembelajaran kooperatif tipe TGT, maka

diharapkan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa

melalui prosedur evaluasi yang telah dibuat.

3.3.2 Variabel Terikat

Unsur-unsur yang tergolong dalam variabel ini adalah kemampuan

peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan, motivasi peserta didik,

34

hasil belajar peserta didik, sikap terhadap pengalaman belajar yang diperoleh

melalui tindakan perbaikan, rasa keingintahuan peserta didik, dan lain-lain.

Unsur-unsur tersebut tersebut merupakan variabel terikat. Variabel

terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebas, atau unsur yang diikat

oleh adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam

penelitian ini merupakan prestasi siswa sebagai hasil setelah dilakukannya

penelitian. Unsur-unsur dalam variabel terikat ini akan mengalami perubahan

baik meningkat ataupun tidak setelah dilakukan perlakuan khusus terhadap

peserta didik. Dalam hal ini yang menjadi fokus peningkatan adalah prestasi

belajar peserta didik. Unsur-unsur lain yang termasuk dalam variabel ini akan

mengikuti perubahan bila prestasi belajar peserta didik berubah.

3.4 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model

Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc

Taggart (Arikunto, Suhardjono, Supardi: 2007). Penelitian tindakan kelas

ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi

beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan

(action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu

spiral yang saling terkait. Adapun model penelitian tindakan kelas

menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini :

Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart

35

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri

dari tiga tahap yaitu:

1) Perencanaan (planning)

2) Pelaksanaan dan pengamatan (acting and observasing)

3) Refleksi (reflecting)

Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) kemudian tahap pelaksanaannya hingga tahap relfeksi

sebagai tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun

langkah-langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi

pemahaman khusus terhadap karakteristik pesertsa didik, menyesuaikan materi

dengan permasalahan yang diangkat dan kesesuaiannya dengan pendekatan

yang dijadikan sebagai sarana penyampaian materi. Selanjutnya membuat alat

peraga atau memanfaatkan media belajar yang diperlukan dengan

memperhatikan peserta didik, setelah itu masuk ke dalam tahap penyususnan

rancana kegitan belajar mengajar dan kemudian RPP yang telah disusun

sedemikian rupa diaplikasikan dengan memperhatikan kesesuaian antara

peserta didik, materi, sarana dan prasarana serta alokasi waktu saat mengajar.

Proses memberikan perlakuan dengan melakukan proses kegiatan

belajar mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi tahapan

ini akan sampai pada tahap kurang lebih 6 kali mengajar. Dimana tahap

pertama akan melihat adakah perubahan atau peningkatan sampai masuk ke

tahap dimana peningkatan dapat terlihat dan diukur secara signifikan.

Setiap pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka akan dibuat

adanya evaluasi, untuk mengukur perubahan yang terjadi, apakah ada

peningkatan atau tidak. Evaluasi yang dilakukan diterapkan secara berkala,

yakni adanya kesinambungan antara evaluasi yang pertama dengan yang

selanjutnya agardapat dijadikan perbandingan. Hal ini dilakukan untuk melihat

perubahan yang terjadi sekaligus sebagai bukti dari pembelajaran yang

dilakukan telah memberikan perubahan kepada peserta didik baik berupa

motivasi, prestasi belajar, minat dan daya kreatifitas, dan lain-lain. Bila telah

dilakukan evaluasi dan penerapan pembelajaran telah selesai dilaksanakan

36

maka data yang diperoleh akan dianalisis agar peningkatan yang dimaksudkan

dapat terlihat.

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus 1

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus I meliputi:

1) Persiapan dengan meminta ijin dari sekolah yang hendak dijadikan

tempat untuk melakukan observasi, wawancara dengan anggota

sekolah, dan mengidentifikasi masalah.

2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan alat peraga dan media yang mendukung dengan materi ajar

dan kesesuain dengan pendekatan yang digunakan.

4) Pembuatan lembar soal.

5) Pembuatan lembar observasi.

b. Tindakan dan observasi

Tindakan

Pertemuan I

1) Guru memberikan penjelasan mengenai arti pecahan serta jenis-jenis

pecahan.

2) Guru memberi motivasi siswa.

3) Guru membagi kelas ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3-

4 anak.

4) Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru terkait tugas

yang akan dikerjakan dalam kelompok.

5) Guru membagikan gambar-gambar bangun datar ke masing-masing

kelompok.

6) Siswa diminta mengerjakan sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru.

7) Setelah selesai mengerjakan masing-masing kelompok diminta

mempresentasikan hasil dari tugas yang sudah dikerjakan.

8) Guru memberikan reward.

9) Guru membimbing siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang

telah dilakukan.

37

Pertemuan II

1) Guru memberi motivasi pada siswa;

2) Guru memberi penjelasan mengenai desimal dalam pecahan melalui

media power point.

3) Siswa diminta mengerjakan soal secara individu.

4) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

5) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.

6) Setelah selesai mengerjakan, guru dan siswa membahas hasil

pekerjaan.

7) Guru memberikan reward.

Pertemuan III

1) Guru memberi motivasi siswa.

2) Guru memberi penjelasan mengenai perbandingan pecahan.

3) Guru memberi contoh soal, siswa mengerjakan.

4) Siswa bersama dengan guru membahas contoh soal.

5) Guru membagi kelas ke dalam kelompok.

6) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.

7) Guru memberikan reward.

Observasi

Kegiatan observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung.

Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai pelaksanaan

tindakan kelas yang telah disiapkan. Penelitian tindakan kelas yang

berkolaborasi dengan guru kelas memberikan ruang yang cukup bagi peneliti

untuk melakukan observasi. Observasi yang dilakukan peneliti tidak lepas dari

bantuan guru kelas, karena penelitian yang dilakukan berkolaborasi dengan

guru kelas. Hal itu dimaksudkan agar murid nyaman terhadap pembelajaran

yang basisnya menggunakan pembelajaran tipe TGT. Data dari observasi

selanjutnya dimasukan dalam lembar observasi yang selanjutnya akan

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran

selanjutnya.

38

c. Refleksi

Kegiatan refleksi ditujukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan

pembelajaran dari siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil proses

belajar mengajar yang telah dilakukan pada siklus I yang selanjutnya akan

dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian berikutnya. Hasil

yang diperoleh dalam siklus I apabila masih terdapat kekurangan akan

diperbaiki pada siklus II dan hasil yang menunjukkan tingkat perkembangan

akan dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut untuk pedoman dalam

menuju materi berikutnya.

3.4.2 Rencana Tindakan Siklus 2

a. Perencanaan yaitu:

a. Pembuatan RPP

b. Menyiapkan media

c. Pembuatan lembar soal

d. Pembuatan lembar observasi

e. Pembuatan lembar evaluasi

b. Tindakan dan Observasi

Tindakan

Pertemuan I

1) Guru memotivasi siswa;

2) Guru menerangkan mengenai pecahan yang senilai.

3) Guru membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 3-4 orang.

4) Guru membagikan kertas warna yang berisi pecahan ke masing-masing

kelompok sesuai jumlah anggota kelompok.

5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tugas yang akan

dikerjakan dalam kelompok.

6) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.

7) Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.

8) Siswa mendapat bimbingan dari guru dalam menyimpulkan hasil

belajar.

39

9) Guru memberikan reward.

Pertemuan II

1) Guru memotivasi siswa.

2) Guru memberi penjelasan mengenai cara menyederhanakan pecahan.

3) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

4) Siswa diminta mengerjakan tugas yang diberikan.

5) Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.

6) Siswa mendapat bimbingan dari guru dalam menyimpulkan

pembelajaran.

7) Guru memberikan reward.

Pertemuan III

1) Guru memberi motivasi kepada siswa.

2) Guru memberikan contoh soal, siswa mengerjakan.

3) Siswa bersama dengan guru membahas soal yang telah dikerjakan.

4) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

5) Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok.

6) Guru memberika reward.

7) Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung. Tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai

kecocokan model pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan

ini meliputi kegiatan pengamatan sebelum, selama dan setelah proses kegiatan

belajar mengajar dilakukan. Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan

oleh guru lain sebagai guru observer II dan peneliti sebagai observer I.

c. Refleksi

Jika hasil pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan prestasi

belajar terhadap pokok bahasan, maka pembelajaran dapat dikatakan berhasil.

3.5 Intrumen Penelitian

Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran:

40

a. Lembar observasi kegiatan pembelajaran

Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk

mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Lembar

observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT,

kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan proses kegiatan belajara

mengajar, serta kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan

pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk

melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

Mengacu pada modifikasi RPP yang didesain mengaacu pada

PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dikolaborasikan dengan cooperative

learning tipe TGT dan substansi materi Matematika pokok bahasan pecahan

kelas IV, kemudian dirancang pembuatan RPP dengan coopertive learning,

maka acuan lembar observasi yang dilakukanpun berdasarkan RPP modifikasi

yang dibuat tersebut. Adapun lembar observasi dapat dilihat pada kisi-kisi

lembar observasi berikut:

41

Tabel 3.2Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru

TahapanKegiatan

Aspek yangDiamati

Indikator

KegiatanAwal

MembukaPelajaran

a. Memberikan salam.b. Memberikan apersepsi.c. Penyampaian tujuan pembelajaran.d. Pemberian motivasi

Kegiataninti

PenyampaianMateri dan

StrategiPembelajaran

a. Menyiapkan alat peraga bangun datarb. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang perlu dicapai.c. Menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus.Penggunaan

ModelPembelajaran

danPemanfaatan

SumberBelajar

a. Guru menjelaskan materi ajar denganmemanfaatkan media yang telahdisiapkan.

b. Guru memberikan beberapa contoh soaluntuk mengetahui pemahaman siswaterhadap materi yang telah dijelaskan.

c. Guru membagi kelas menjadi beberapakelompok.

d. Guru mengkondisikan kelas ke dalamkegiatan game tournament.

e. Guru membimbing siswa dalammengerjakan tugasnya.

PenilaianHasil Belajar

a.Mengevaluasi hasil belajarb.Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan.c.Pemberian penghargaan atas hasil yang

dicapai siswa.Kegiatan

AkhirMengakhiriPelajaran

a. Pemberian penguatan terhadap materi ajar.b. Melakukan bimbingan dalam penarikan

kesimpulan.c. Pemberian motivasid. Pemberian tindak lanjut

42

Tabel 3.3Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa

TahapanKegiatan

Aspek yangDiamati

Indikator

KegiatanAwal

MembukaPelajaran

a. Siswa siap menerima pelajaran.b.Siswa dapat menjawab pertanyaan

apersepsi.c. Siswa memahami tujuanpembelajaran.

Kegiatan inti

PenyampaianMateri dan

StrategiPembelajaran

a. Siswa memperhatikan penjelasanguru.

b. Siswa aktif bertanya tentangmateri ajar yang dijelaskan.

c. Siswa mengerti instruksi tentanglangkah-langkah pembelajarandengan menggunakancooperative learning tipe TGT.

d. Siswa siap melakukan kegiatangame tournament.

PenggunaanCooperative

Learning

a. Siswa melakukan kegiatankelompok.

b. Siswa menyelesaikan tugas yangdiperoleh dalam kelompok.

c. Siswa bekerja sama dan salingmembantu anggota kelompokdalam menyelesaikan tugas yangdiperoleh.

d. Siswa melakukan diskusi bersamaantar anggota kelompok.

Penilaian HasilBelajar

a. Siswa melakukan presentasi hasilbelajar.

b. Siswa mampu menjawab denganbenar pertanyaan yang diajukanguru

c. Siswa mendapatkan reward dariperolahan skor dalampembelajaran yang telahdilakukan.

Kegiatan Akhir MengakhiriPelajaran

a. Siswa mampu menjawab soalyang diberikan secara lisan.

b. Siswa mampu menyimpulkanhasil pembelajaran.

43

b. Lembar Soal Tes Evaluasi

Lembar soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes

evaluasi atau tes formatif hasil setelah dilakukan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif yang diberikan di akhir siklus.

Adapun lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif

penggunaan pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa. Penjabaran lembar soal tes evaluasi siklus I maupun siklus dapat dilihat

pada kisi-kisi soal dalam tabel berikut:

Tabel 3.4Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus I

KompetensiDasar/StandarKompetensi

IndikatorJumlah

SoalNo.Soal

6. Menggunakanarti pecahan dalampemecahanmasalah.

6.1 Menjelaskanarti pecahan danurutannya

Menuliskan namadan lambangpecahan biasa.

Mengubah pecahanbiasa ke pecahancampuran danpecahan campuranke pecahan biasa.

Menuliskanpecahan dalambentuk desimal.

Membandingkanpecahanberpenyebut samadan tidak sama.

Mengurutkanpecahanberpenyebut samadan tidak sama.

3

6

3

4

4

1.a, b, c

2. a, b, c,d, e, f

3. a,b, c

4. a, b, c,d

5. a, b, c,d

44

Tabel 3.5Kisi-Kisi Soal Tes Formatif Siklus II

KompetensiDasar/StandarKompetensi

IndikatorJumlah

SoalNo.Soal

6. Menggunakan artipecahan dalampemecahan masalah.

6.2Menyederhanakanberbagai bentukpecahan.

Menentukanpecahan yangsenilai

Melengkapibagian daripecahan yangsenilai

Mengelompokanpecahan yangsenilai

Menyederhanakanpecahan

Mengelompokanpecahan yangpaling sederhana

3

6

3

4

4

1.a, b, c

2. a, b, c,d, e, f

3. a,b, c

4. a, b, c,d

5. a, b, c,d

3.6 Data dan Cara Pengumpulannya

Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan

data yang sesuai dengan penelitian ini. Instrumen yang diperlukan dalam

penelitian tindakan kelas haruslah sejalan dengan prosedur dan langkah-

langkah dalam PTK. Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis

menggunakan cara pengumpulan data dengan teknik tes, dokumentasi, dan

observasi.

a. Teknik Tes

Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengetahuan peserta

didik teknik yang paling tepat digunakan adalah teknis tes. Tes awal pada pra

45

siklus yang dilakukan oleh guru adalah intrumen yang tepat sebagai cara

pengumpulan data, karena melalui hasil tes awal ini maka akan dapat dilihat

sejauh mana perkembangan peserta didik dalam hal intelektualnya.

Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka penulis dapat memulai

memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan observasi sebelumnya.

Perlakuan yang diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik

serta diselaraskan dengan model pembelajaran yang digunakan guna

menunjang proses pembelajaran.

Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu diujicobakan pada siswa yang

bukan merupakan subjek penelitian. Tes ini akan diujicobakan pada responden

yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Krangrejo dengan jumlah 27 siswa. Uji coba

ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes tersebut.

1) Validitas Tes

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sejauh

mana pengukur dapat mengukur apa yang hendak diukur (Kurniawan, 2011:

49). Sependapat dengan hal tersebut Priyanto (2010: 24) mengungkapkan “Uji

validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa

cermat suatu instrument dalam mengukur apa yang inigin diukur”. Sugiyono

(2010: 348) berpendapat bahwa sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan dalam memperoleh data tersebut (mengukur) itu valid.

Didukung dengan pendapat Sambas (2007: 30) bahwa “suatu intrumen

pengukuran dikatakan valid jika intrumen dapat mengukur sesuatu dengan

tepat apa yang hendak diukur”. Arikunto memaparkan bahwa data yang valid

merupakan data evaluasi yang sudah sesuai dengan kenyataan. Menurut

Sugiyono (2010: 373) bahwa N= 27 (N= jumlah siswa dalam kelas uji

validitas), maka batas koefisiennya adalah > 0,381. Batas koofisien tersebut

diperoleh dengan melihat r tabel.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai N = 27, dengan taraf

signifikan 5 % maka batas koofisiennya adalah > 0,381. Validitas tes dapat

dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17 dengan Analyze – Scale –

Reliability Analysis (Priyanto, 2010: 27-30) kemudian untuk melihat hasilnya

46

apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil

penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,381 maka item soal

tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.

2) Reliabilitas Tes

Menurut Priyanto (2010: 14) uji reliabilitas yaitu menguji konsistensi

alat ukur, apakah hasil pengukuran tetap sama atau konsisten meskipun diukur

berulangkali. Singarimbun (Kurniawan, 2011: 51) mengungkapkan bahwa

“reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. Batasan untuk menentukan

tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman menurut Sekaran dalam

Priyatno, D (2010: 32) sebagai berikut:∝ < 0,6 : kurang baik∝ = 0,7 : dapat diterima∝ > 0,8 : baik

Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan Software SPSS 17 dengan

Analyze – Scale – Reliability Analysis. Dengan demikian hasil output dari uji

reliabilitas diukur dengan ∝ > 0,6 agar data yang akan digunakan reliabel.

3) Uji Taraf Kesukaran Soal

Tingkat taraf kesukaran soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

sukar dan tidak terlalu mudah (Arikunto, 2009: 207). Oleh karena itu uji taraf

kesukaran soal diperlukan untuk melihat tingkat kesukaran soal yang akan

dijadikan sebagai soal tes dari akhir pembelajaran agar nilai dari hasil tes

tersebut dapat dikatakan sesuai dengan kriteria yang ditentukan yakni dengan

kriteria soal yang baik pula. Adapun mengenai kriteria yang digunakan

sebagai penentu kriteria soal menurut Sudjana (2011) adalah makin kecil

indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar

indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran

soal tersebut adalah sebagai berikut:

47

0 – 0,30 = Soal kategori sukar

0,31 – 0,70 = Soal kategori sedang

0,71 – 1,00 = Soal kategori mudah

Adapun cara melakukan analisis untuk menguji tingkat kesukaran soal

menurut Arikunto (2009: 208) adalah dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

P =

Keterangan:

P = Indeks kesukaran soal untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar setiap butir soal

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

b. Dokumentasi

Pada instrumen ini, diberlakukan upaya untuk mencari sumber

sebanyak-banyaknya yang difungsikan sebagai penunjang dari penelitian.

Dokumentasi digunakan sebagai alat ukur dalam perkembangan penelitian

selanjutnya. Bermula dari bagaimana keadaan peserta didik, situasi belajar,

sarana dan prasarananya sampai keadaan lingkungan di sekitar sekolah

tersebut.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk menilai jalannya pembelajaran sehingga

hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk

menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut (Arikunto, 2010: 272). Sugiyono

(2010: 203) juga berpendapat bahwa observasi dilakukan guna memberikan

penilaian yang berkenaan dengan tingkah laku manusia, proses kerja, dan

gejala-gejala alam, namun Sugiyono menambahkan observasi ini dapat

dilakukan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam hal ini,

observasi dapat dilakukan pada SD Negeri 3 Karangrejo karena jumlah

responden tidaklah terlalu besar sesuai dengan pendapat yang telah dipaparkan

oleh Sugiyono. Adapun penilaian yang diberikan dalam observasi yang akan

digunakan yakni dengan skala Likert. Sugiyono (2010: 134) memaparkan

48

bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang terhadap keadaan tertentu. Keadaan ini dapat diartikan dengan

proses pembelajaran, jadi penilaian yang diberikan berfokus pada aspek dalam

pembelajaran.

Aspek dalam pembelajaran ini dijabarkan ke dalam pengamatan yang

dilakukan terhadap siswa untuk menggambarkan keseuaian model

pembelajaran dengan karakteristik siswa dan guru untuk menggambarkan

model pembelajaran dapat digunakan dengan mudah sehingga dapat

membantu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sugiyono (2010: 134-

135) juga menambahkan dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian instrumen tersebut dijadikan

titik tolak dalam menyusun item-item instrumen. Item-item tersebut dapat

berupa pernyataan ataupun pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif,

maka tiap butir jawaban dapat diberi skor, misalnya:

Kriteria:

1) Sangat Baik

2) Baik

3) Cukup Baik

4) Baik

Skor:

4

3

2

1

3.7 Validasi Data

Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini valid, digunakan dua

cara,yaitu data yang berbentuk angka/data kuantitatif yang berupa nilai

formatif siswa, kami siapkan instrumennya. Sedangkan untuk data kualitatif

yang berupa observasi, peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu

melalui kolaborasi dengan guru kelas.

3.8 Indikator Kinerja

Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan

adanya perubahan ke arah perbaikan dari prestasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran. Indikator tersebut adalah:

49

1) Guru tampil mengelola kelas dalam proses pembelajaran Matematika

dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2) Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran

Matematika yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik dalam

lembar observasi.

3) Rata-rata kelas berdasarkan nilai tes siswa meningkat dari siklus I ke

siklus II.

4) Melalui tes formatif pada akhir siklus II 80 % siswa kelas IV SD Negeri 3

Karangrejo kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo mengalami

ketuntasan belajar dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan

pecahan.

3.9 Analisis/Intepretasi Data Penelitian

Analisis data adalah menelaah hasil pengamatan yang dilakukan untuk

menguji rancangan perencanaan program, monitoring penelitian pada setiap

refleksi penelitian tindakan kelas, dan masing-masing analisis akan dipaparkan

melalui tabel sebagai laporan penelitian. Adapun teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif untuk

data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah

siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif

dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil

observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data hasil penelitian yang

tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar (tes formatif/tes evaluasi)

dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan

belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor

minimal 60 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 60 ini

jumahnya sekitar 80% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung

dengan menggunakan rumus : Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung

ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

50

Ketuntasan individual = 100%Ketuntasan klasikal = 100%Keterangan

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 60

Ketuntasan klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa mencapai

ketuntasan skor > 60