upaya meningkatkan kreativitas siswa program …

147
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DENGAN PENAMBAHAN PEKERJAAN LAS DALAM MINAT BERWIRAUSAHA DI SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh R i s w a n t o NIM 112170274 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2013

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PROGRAM KEAHLIAN

TEKNIK KENDARAAN RINGAN DENGAN PENAMBAHAN

PEKERJAAN LAS DALAM MINAT BERWIRAUSAHA

DI SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

R i s w a n t o

NIM 112170274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2013

ii

iii

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama mahasilswa : Riswanto

NIM : 112170274

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti/ dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya

bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Kebumen, 28 Maret 2013

Yang membuat pernyataan

R i s w a n t o

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Sesungguhnya di setiap kesulitan ada kemudahan, sungguh di samping

kesulitan ada kemudahan. Bila selesai suatu pekerjaan maka segeralah

pekerjaan yang lain. (Q.S. Al- Insyirah 5-8).

2. Jadilah kamu orang yang berilmu, atau orang yang mencari ilmu, atau orang

yang mendengarkan ilmu, atau orang yang mencintai ilmu. Dan janganlah

kamu menjadi orang yang ke lima. (Al-Hadis).

3. Menunda suatu pekerjaan yang dapat dikerjakan sekarang, berarti merintis

kegagalan yang disengaja. (Syaesa).

PERSEMBAHAN

1. Kedua orag tua tercinta dan terkasih

2. Saudara-saudaraku yang kusayangi

3. Keluarga besar Perguruan Taman Siswa

Cabang Kebumen

4. Rekan-rekan mahasiswa yang kami banggakan

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT semata,

yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga atas ridlo-Nya

jua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir

guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Teknik

Otomotif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam

penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Drs. H. Hartono, M.Pd. selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah

Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis

untuk mengadakan penelitian skrispi ini.

2. Arif Susanto, M.P.d. selaku ketua Program Studi Pendidikan Teknik

Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo sekaligus sebagai

pembimbing II yang telah memberikan perhatian dan motivasi serta

mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. H. Ashari selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan ikhlas sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan.

vii

4. Bambang Sudarsono, M.Pd. dan Adhetya Kurniawan, M.Pd. selaku dosen

validator yang telah memberikan bimbingan dan memvalidasi instrumen

penelitian.

5. Civitas akademik Universitas Muhammadiyah Purworejo.

6. Joko Purwanto, M.Pd. selaku kepala SMK Taman Karya Madya Teknik

Kebumen yang teleh memberikan izin tempat penelitian kepada penulis

sehingga penyusunan skripsi ini dapat terlaksana.

7. Prapto Nugroho Aji, S.Pd. selaku kepala Program Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen.

8. Suwarko, S.Pd. selaku wali kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya

Teknik Kebumen.

9. Seluruh guru serta karyawan SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen.

10. Ibu, dan saudara tercinta serta seluruh keluarga atas segala dukungan dan

pengertiannya.

Pada akhirnya penulis hanya dapat berdo’a semoga amal baik yang telah

diberikan mendapat balasan yang berlimpat ganda dari Allah SWT. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri saya khususnya dan para pembaca pada

umumnya. Amin.

Kebumen, 28 Maret 2013

Penulis

R i s w a n t o

viii

ABSTRAK

Riswanto, Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Program Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan dengan Penambahan Pekerjaan Las dalam Minat

Berwirausaha di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen. Skripsi. Pendidikan

Teknik Otomotif. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

krativitas, hasil belajar dan minat berwirausaha siswa. Kreativitas yang dimaksud

adalah kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, hasil belajar siswa dapat

diketahui dari hasil evaluasi setelah proses pembelajaran berakhir dengan materi

standar kompetensi Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual. Sedangkan

minat siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha siswa.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dari

penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik

Kebumen yang berjumlah 39 siswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan

lembar observasi, tes soal, kuesioner yang masing-masing telah diuji cobakan,

dianalisis dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Adapun analisis

datanya dengan menggunakan sistem aitemen dan SPSS.

Berdasarkan dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan

penambahan pekerjaan las dapat meningkatkan kreativitas, hasil belajar dan minat

berwirausaha siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kreativitas,

hasil belajar dan minat berwirausaha siswa. Pada kreativitas siswa data awal

menunjukkan 33,5% meningkat menjadi 89,1% pada siklus I. Hasil belajar siswa juga

mengalami peningkatan yang semula diperoleh nilai rata-rata siswa dengan

persentase ketuntasan 46,15%. Pada siklus I meningkat menjadi 100%. Adapun

minat berwirausaha siswa juga mengalami peningkatan yang pada data awal

sebelum tindakan diperolah fakta bahwa pengukuran minat berwirausaha siswa

yang diperoleh melalui lembar kuesioner dengan hasil rata-rata siswa yang

menjawab setuju hanya 40,8% meningkat menjadi 85,6% setelah siklus I.

Kata Kunci: Kreativitas, Pekerjaan Las, Minat Berwirausaha

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR HISTOGRAM ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Batasan Masalah ...................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, KERANGKA

BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9

B. Kajian Teori ............................................................................ 11

1. Kreativitas ......................................................................... 11

2. Minat Berwirausaha .......................................................... 20

C. Kerangka Berfikir .................................................................... 26

D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian .................................................................... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 29

C. Subjek Penelitian ..................................................................... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 31

E. Sumber Data ............................................................................ 32

F. Instumen Penelitian ................................................................. 33

G. Teknik Analisis Soal Tes ........................................................ 37

H. Prosedur Penelitian .................................................................. 40

I. Teknik Analisis Data ............................................................... 43

J. Indikator Keberhasilan ............................................................ 45

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskrispsi Data Awal .............................................................. 46

1. Kegiatan Pre test ............................................................... 46

2. Siklus I .............................................................................. 52

B. Analisis Data ........................................................................... 63

1. Kreativitas Siswa ............................................................... 63

2. Hasil Belajar Siswa ........................................................... 65

3. Minat Berwirausaha .......................................................... 66

C. Pembahasan ............................................................................. 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................. 75

B. Saran ........................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 79

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi kreativitas siswa.............................................................. 33

Tabel 2. Kisi-kisi pre test ............................................................................ 34

Tabel 3. Kisi-kisi siklus ............................................................................... 35

Tabel 4. Kisi-kisi minat berwirausaha ......................................................... 36

Tabel 5. Kreativitas siswa pada observasi awal .......................................... 47

Tabel 6. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test .............................. 49

Tabel 7. Kuesioner Minat Berwirausaha ................................................................. 50

Tabel 8. Kreativitas siswa pada Siklus I...................................................... 58

Tabel 9. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I .............................. 60

Tabel 10. Kuesioner Minat Berwirausaha pada Siklus I ......................................... 61

Tabel 11. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ................................. 63

Tabel 12. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar Siswa ............... 66

Tabel 13. Rekapitulasi Peningkatan Kuesioner Minat Berwirausaha ................... 67

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 41

xiv

DAFTAR HISTOGRAM

Histogram 1. Persentase Kreativitas Siswa pada Observasi Awal............... 48

Histogram 2. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada observasi awal . 50

Histogram 3. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Observasi Awal 51

Histogram 4. Persentase Kreativitas Siswa pada Siklus I ............................ 59

Histogram 5. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus l ............. 60

Histogram 6. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Siklus I ............. 62

Histogram 7. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ........ 64

Histogram 8. Persentase Rekapitulasi Rata-rata Kreativitas Siswa ............. 65

Histogram 9. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ........ 66

Histogram 10. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ........ 68

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian............................................................... 80

Lampiran 2 Hasil Penelitian ...................................................................... 196

Lampiran 3 Surat-surat Penelitian ............................................................. 204

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Pendidikan Nasional ialah menciptakan generasi bangsa yang

berkompeten dalam dunia pendidikan. Terlebih dalam menghadapi era

globalisasi dewasa ini, pemerintah melalui kementeriannya berupaya

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional baik dari segi

pembelajaran maupun tenaga kependidikan. Selain itu dalam pembukaan

UUD 1945 dibunyikan bahwa

Era globalisasi sebagai era persaingan mutu atau kualitas, dimana

siapa yang berkualitas itulah yang akan mampu bersaing dan berkembang

serta mampu mempertahankan eksistensinya. Suatu bangsa dikatakan maju,

jika bangsa tersebut mempunyai tingkat pendidikan yang baik, karena tingkat

pendidikan yang baik mampu mencetak generasi bangsa yang berkualitas.

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal meliputi proses

pembelajaran, kreativitas pendidik dan kualitas siswa.

Secara umum kualitas pendidikan di lembaga pendidikan formal

ditentukan oleh lulusan yang berkualitas. Namun yang tidak dikesampingkan

dalam dunia pendidikan, khususnya di Negara Indonesia ialah kemampuan

lulusan untuk bersaing memperoleh pekerjaan ataupun menciptakan lapangan

pekerjaan yang baru. Khusus untuk lembaga pendidikan tingkat atas terutama

SMK, hal ini mutlak menjadi harga mati yang harus terus dikembangkan agar

kepercayaan masyarakat tetap terjaga.

2

Mayoritas lembaga pendidikan dalam hal ini SMK hanya terfokus

pada pembelajaran yang sesuai dengan kejuruannya, tanpa didukung dengan

keterampilan yang lain yang bermanfaat bagi siswa untuk mengarungi

kehidupan sesungguhnya. Keadaan tersebut tidak jauh berbeda dengan yang

dialami oleh siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen yang

ditambah dengan permasalahan lain seperti rendahnya kreativitas siswa dalam

mengembangkan keterampilan yang dimiliki, kecenderungan untuk bekerja

sesuai keterampilan yang dimiliki dan minimnya rasa ingin berwirausaha,

anggapan yang kurang tepat tentang pekerjaan hanya bisa didapat dengan

keterampilan yang dimiliki sesuai dengan program keahliannya serta

kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan dan menumbuhkan minat

berwirausaha siswa.

Realita yang demikian coba dikikis oleh SMK Taman Karya Madya

Teknik Kebumen, dengan memasukkan penambahan muatan lokal yakni

pekerjaan las pada program keahlian tekhnik kendaraan ringan khususnya

siswa kelas XI sebagai bekal untuk berkecimpung di dunia usaha.

Realita tersebut merupakan upaya pihak sekolah untuk

menumbuhkan minat berwirausaha siswa ataupun membuka lapangan

pekerjaan baru. Tanpa dibekali dengan keterampilan lain seperti pekerjaan

las, niscaya para lulusan akan hanya mengandalkan keterampilan yang

dipelajarinya di sekolah sesuai dengan kejuruannya. Padahal telah kita

ketahui bahwa semakin tahun kuantitas lulusan sekolah tingkat atas (SMK

3

dan SLTA) semakin bertambah, sementara lapangan pekerjaan cenderung

tetap bahkan semakin kecil kesempatannya untuk masuk ke dunia pekerjaan.

Kenyataan yang demikian, secara tidak langsung akan memunculkan

generasi pengangguran, karena tidak sedikit lulusan SMK yang hanya

mengandalkan program keahliannya tersebut tanpa adanya keterampilan lain

yang dimilikinya.

Penambahan pekerjaan las bagi siswa program keahlian tekhnik

kendaraan ringan SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dilaksanakan

dengan tujuan:

1. Menambah bekal keterampilan bagi siswa SMK Taman Karya Madya

Teknik Kebumen

2. Menumbuhkan motivasi berwirausaha atau membuat lapangan pekerjaan

baru tanpa harus bersusah payah mencari lapangan pekerjaan baik di

wilayah Kebumen ataupun wilayah kota lain

3. Memperkenalkan kepada masyarakat bahwa siswa SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen mempunyai beberapa keterampilan selain

keterampilan kejuruan yang dipelajarinya

4. Menambahkan ilmu pengetahuan terutama pada bidang afektif dan

psikomotorik siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen

5. Meningkatkan mutu dan kualitas SMK Taman Karya Madya Teknik

Kebumen

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka

penulis tertarik mengajukan penelitian dengan judul ”Upaya Meningkatkan

4

Kreativitas Siswa Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dengan

Penambahan Pekerjaan Las dalam Minat Berwirausaha di SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya kreativitas siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen

dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki.

2. Kecenderungan siswa mengandalkan keterampilan yang dipelajari sesuai

dengan kejuruannya dan hanya mencari pekerjaan setelah lulus, dan

keengganan untuk berwirausaha.

3. Anggapan yang salah dari siswa, bahwa mereka hanya dapat bekerja

dengan keahlian keterampilan sesuai program kejuruan yang

ditempuhnya.

4. Kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan dan menumbuhkan minat

berwirausaha siswa.

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka masalah

dibatasi pada:

1. Penambahan yang dilaksanakan pihak sekolah yaitu penambahan

pekerjaan las.

5

2. Peningkatan kreativitas siswa pada program keahlian otomotif dalam

penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013

3. Peningkatan kreativitas siswa pada program keahlian otomotif dalam

penelitian ini dimaksudkan pada penumbuhan minat berwirausaha siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu apakah ada peningkatan kreativitas dan minat

berwirausaha siswa setelah dilaksanakannya penambahan pekerjaan las di

kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Tahun

Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan minat berwirausaha

siswa setelah dilaksanakannya penambahan pekerjaan las di kelas XI TKR 8

SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi

dunia pendidikan khususnya, baik manfaat secara praktis maupun manfaat

secara teoritis.

6

1. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Penelitian ini diharapkan dapat membekali siswa keterampilan las,

sehingga dapat memberikan solusi alternatif mengatasi persoalan

keterbatasan keterampilan lulusan SMK yang terpaku pada

program keahliannya saja.

2) Penelitian diharapkan menambah wawasan keterampilan siswa,

khususnya pada keterampilan las.

3) Menambah motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran

karena adanya penambahan inovasi dan keterampilan dalam

pembelajaran.

4) Menggali potensi siswa dalam bidang teknik otomotif yang terkait

dengan keterampilan mengelas dan menjadikan siswa lebih

berperan aktif dalam pembelajaran.

b. Manfaat bagi guru

1) Meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan proses, media

maupun strategi dalam pembelajaran.

2) Sebagai alternatif bagi guru dalam menciptkan pembelajaran yang

efektif.

3) Menambah wawasan guru dalam dunia pendidikan terutama dalam

pembelajaran yang variatif.

4) Meningkatkan kinerja guru.

7

c. Manfaat bagi sekolah yakni SMK Taman Karya Madya Teknik

Kebumen

1) Meningkatkan sosialisasi SMK Taman Karya Madya Teknik

Kebumen terhadap masyarakat, sehingga kepercayaan masyarakat

semakin meningkat.

2) Meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen.

3) Sebagai bahan informasi untuk mencari input peserta didik.

d. Manfaat bagi peneliti

1) Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dalam

dunia pendidikan khususnya yang terkait dengn penelitian.

2) Wahana inventaris dan pustaka ilmiah peneliti

e. Manfaat bagi pembaca

1) Sebagai alternatif bacaan dan kajian bagi para pembaca.

2) Sebagai alternatif sumber penelitian, terutama bagi pembaca yang

tertarik dalam penulisan karya ilmiah.

2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan maupun

referensi bagi kepustakaan pendidikan, memberikan sumbangan dan

kajian pendidikan terutama pada pendidikan bagi penguatan program

pembelajaran.

8

b. Penambahan program pekerjaan pengelasan yang dikembangkan

diharapkan mampu memberikan nuansa inovatif, terutama berkaitan

dengan peningkatan kemampuan keterampilan, perubahan dan pola

piker sikap siswa terhadap kemauan berwirausaha.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI,

KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Suparmin (2009) berjudul Pengaruh

Lingkungan Tempat Tinggal dan Prestasi Belajar Kejurusan terhadap Minat

Berwirausaha Siswa Kelas III Mesin Otomotif SMK Ma’arif Gombong.

Kesimpulan dari penelitiannya ialah terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara lingkungan tempat tinggal terhadap minat berwirausaha

yakni adanya kenaikan yang pada observasi awal hanya 45,6% menjadi 64,2

% pada akhir siklus I dan 91,3% pada akhir siklus 2. Pengaruh positif juga

terlihat antara prestasi belajar kejuruan terhadap minat berwirausaha siswa

dengan adanya persentasi kenaikan yang semula 44,8% meningkat menjadi

64 % dan 90,9 pada akhir siklus 2.

Penelitian yang dilakukan Masykur Salim (2011) berjudul Pengaruh

Kreativitas dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi

Belajar Siswa pada Pelajaran IPA Kelas V SD Pinggiran Se-Kecamatan

Kutowinangun Tahun Pembelajaran 2010/2011. Kesimpulan dalam penelitian

ini adalah latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap

kreativitas maupun prestasi belajar pada pelajaran IPA siswa kelas V SD N

pinggiran se-kecamatan Kutowinangun, kreativitas pada pelajaran IPA juga

tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar pada pelajaran IPA siswa kelas V

SD N pinggiran se-kecamatan Kutowinangun.

10

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Sunarti (2010) berjudul

Kreativitas Anak SDLB Muhammadiyah Purworejo dalam Pembelajaran IPA

Tahun Pembelajaran 2008/2009. Kesimpulan dari penelitian ini ialah

kreativitas anak SDLB Muhammadiyah Purworejo dalam pembelajaran IPA

cukup tinggi. Hal tersebut dapat terlihat dari asil penelitian yang

menunjukkan bahwa kreativitas anak SDLB Muhammadiyah Purworejo

dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan yakni 50,8% pada data awal

menjadi 64,8 pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 92,7% pada skhir

siklus 2.

Penelitian yang dilakukan oleh Fauzal Mubarok (2012) berjudul

Pengaruh Kreativitas dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas

XI SMK Muhammadiyah Kutowinangun Kebumen Tahun Pelajaran

2012/2013. Kesimpulan dari penelitian tersebut ialah Ada pengaruh yang

positif dan signifikan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar sistem bahan

bakar, ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap prestasi

belajar sistem bahan bakar dan ada pengaruh yang positif dan signifikan

kreativitas belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar sistem bahan

bakar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Kutowinagun Tahun Ajaran

2012/2013.

11

B. Kajian Teori

1. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas berasal dari kata kreatif. Harmon menyatakan

bahwa kreatif adalah sembarang proses yang menghasilkan sesuatu

yang baru: sebuah ide atau benda, wujud baru atau pemanfaatan baru

dari elemen-elemen lama. Sedangkan Arieti mengekspresikan bahwa

kreatif adalah aktivitas manusia memanfaatkan sesuatu yang sudah

tersedia lalu mengubahnya dalam cara-cara yang tidak terkira

sebelumnya. (Paul H. Wright, 2005: 104).

Berdasarkan definisi kreatif di atas, dapat dijabarkan bahwa

kreatif adalah usaha seseorang untuk menghasilkan sesuatu/ karya-

karya baru yang lebih baik. Karya tersebut dilahirkan dari karya-karya

sebelumnya, namun dikemas menjadi leih menarik dan lebih baik dari

sebelumnya.

Menurut Elizabeth Hurlock (seorang pakar psikologi

perkembangan anak), ”kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada

dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. (Hurlock,

Elizabeth B, 2002: 4)

Sedangkan menurut Winkel, kreativitas merupakan tindakan

berpikir yang menghasilkan gagasan kreatif atau cara berpikir yang

baru, asli, independen, dan imajinatif. Kreativitas dipandang sebuah

12

proses mental. Daya kreativitas dapat menunjuk pada kemampuan

berpikir yang lebih orisinal dibanding dengan kebanyakan orang lain

(Ngalim Purwanto M, 2003: 513-514).

Creativity can also be defined "as the process of producing

something that is both original and worthwhile". What is produced

can come in many forms and is not specifically singled out in a

subject or area. Authors have diverged dramatically in their precise

definitions beyond these general commonalities: Peter Meusburger

reckons that over a hundred different analyses can be found in the

literature (http://en.wikipedia.org/wiki/Creativity#Definition, 29-2-

2013).

(Kreativitas juga dapat didefinisikan"sebagai proses

menghasilkan sesuatu yang asli dan berharga". Apa yang dihasilkan

dalam berbagai bentuk dan tidak secara khusus dipilih dalam suatu

subjek atau area. Penulis telah menyimpang secara dramatis dalam

definisi yang tepat di luar definisi secara umum: Peter Meusburger

menganggap bahwa lebih dari seratus analisa yang berbeda yang

dapat ditemukan dalam literatur).

Beberapa definisi pernyataan tentang kreativitas yang telah

dipaparkan di atas dapat diperkuat oleh (Buchori Alma 2007: 70),

”kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu

yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif

berbeda dengan apa yang telah dihasilkan maupun telah

13

disampaikan”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas

mempunyai definisi yang bervariasi tergantung penulis dalam

menggambarkannya. Namun definisi secara umum kreativitas

merupakan tindakan yang berpikir menghasilkan suatu gagasan yang

asli, yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal.

Seseorang yang kreatif akan menciptakan sesuatu yang berlainan

dengan sebelumnya, sehingga orang kreatif selayaknya dapat berfikir

secara imajinatif sehingga dapat menghasilkan gagasan yang lebih

orisinal.

b. Dimensi Kreativitas

Dimensi kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal

Clark mengemukakan untuk memunculkan kreativitas

diperlukan dimensi tertentu. Dimensi penghasil kreativitas tersebut

saling terkait, sehingga apabila salah satu fungsi tersebut terhambat

akan menyebabkan sintesi berbagai fungsi diotak maupun

kreativitas terganggu (Clark. B, 1988: 24).

Dimensi yang bisa terkait dengan adanya kreativitas

meliputi: (1) Rasio/ thinking yang bersifat kognitif dan rasional,

terukur serta dapat dikembangkan melalui latihan secara sadar; (2)

Bakat khusus talent cipta/sensing merupakan bentuk nyata keadaan

14

bawaan yang membuat seseorang mampu mengkreasi sesuatu yang

baru hingga dilihat dan didengar orang lain; (3) Perasaan/feeling

sebagai bentuk afektif kondisi emosional yang berperan kuat

sebagai kesadaran diri untuk proses aktualisasi; dan (4)

Intuisi/intuitive atau firasat, mempunyai peran lebih tinggi dari

rasio, digali dari alam bawah sadar atau situasi ketidak sadaran

(bukan rasio sadar) yang dapat ditingkatkan menuju pencerahan

(Csikszentmihalyi, Mihally 2008: 55-74).

Clark menggambarkan bahwa untuk memunculkan suatu

kreativitas dibutuhkan dimensi-dimensi tertentu. Dalam dimensi

itu terdapat kreativitas yang bersifat rasional, mengkreasikan,

perasaan, dan firasat. Hal ini sagat diperlukan untuk menjadikan

suatu kreasi yang baru.

2) Faktor Eksternal

Di samping faktor internal, masih banyak ahli menganggap

pentingnya peran faktor eksternal. Dasar pemikirannya adalah

sangat sulit menemukan seorang kreatif yang benar-benar

berkontribusi sendiri, orisinil, dan bermakna baik dibidang seni,

keilmuan, kepustakaan, filsafat ataupun bidang lain. Gardner

misalnya, mencontohkan bahwa faktor yang menunjang

munculnya kreativitas meliputi tiga elemen pokok yang saling

terkait. Ketiga elemen tersebut adalah kemampuan tertentu,

hubungan individu tersebut dengan pekerjaannya, serta interaksi

15

antara individu dengan orang lain baik saudara, maupun

kelompoknya (Gardner, Howard1993: 8-9).

Penjelasan Gardner dapat disimpulkan ada tiga elemen

pokok dalam memunculkan kreativitas. Tiga elemen pokok itu

juga saling berkaitan dan saling mendukung satu dengan lainnya.

Ketiga elemen tersebut yaitu kemampuan tertentu yang dimiliki

oleh individu, hubungan yang kuat terhadap pekerjaan maupun

hal-hal yang dihadapi, dan interaksi yang individu dengan individu

lainnya.

c. Pribadi Kreatif

Orang kreatif mempunyai kemampuan berpikir divergen yang

menonjol. Berpikir divergen adalah bentuk pemikiran terbuka, yang

menjajaki bermacam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu

persoalan atau masalah. Secara universal, produk divergen yang

dikaitkan dengan kemampuan spesifik dari Guilford (dikutip oleh Dedi

Supriyadi, 1997: 44) yang melibatkan lima proses kreatif berikut:

1) Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk memproduksi

banyak gagasan.

2) Keluwesan (fleksibility) adalah kemampuan untuk mengajukan

bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan terhadap

suatu masalah.

16

3) Keaslian (originalitas) adalah kemampuan untuk melahirkan

gagasan-gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak

klise.

4) Penguraian (elaboration) adalah kemampuan untuk menguraikan

sesuatu secara terperinci.

5) Perumusan kembali (redefinisi) adalah kemampuan untuk

mengkaji/ menilik kembali suatu persoalan melalui cara dan

perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.

Orang kreatif juga memerlukan kemampuan berpikir

konvergen, yaitu kemampuan berpikir yang berfokus pada tercapainya

satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah.

Hal ini diperlukan untuk memilih aspek masalah yang relevan dan

membuang yang tidak relevan (selectiveencoding), mengkreasi sistem

koheren dari informasi yang berbeda serta mengintegrasikan informasi

baru dengan yang telah diketahui sebelumnya. Melalui cara berpikir

yang lancar dan fleksibel, orang kreatif mampu beradaptasi hampir

semua situasi agar tujuannya tercapai. Menurut Utami Munandar, ciri-

ciri afektif orang yang kreatif meliputi rasa ingin tahu, merasa

tertantang terhadap tugas majemuk (Utami Munandar, 1999: 51).

d. Pengertian Kreativitas Siswa

Menurut uraian sebelumnya, dapat dikemukan bahwa yang

dimaksud kreativitas adalah suatu ekspresi tertinggi dari keberbakatan

yang ditunjukkan melalui aspek kognitif dengan tindakan dan berpikir

17

divergen maupun konvergen serta dari aspek afektif mengenai fungsi

perasaan/ internalisasi nilai. Karena itu kreativitas mempunyai

berbagai sarat yang komplek yang harus dimiliki seseorang sehingga

seseorang tersebut bisa dianggap kreatif (Narulita Yusron, 2011: 152).

Berdasarkan uraian tentang kreativitas di atas, maka pengertian

dari kreativitas Siswa adalah siswa yang memiliki ciri-ciri cenderung

menggunakan aspek berpikir divergen maupun konvergen ketika

mencari solusi baru dan apabila akan mempersempit pilihan ketika

mencari jawaban. Selain itu, kreativitas siswa juga dapat diukur dari

aspek afektif yang ditunjukkan melalui sifat imajinatif, rasa ingin tahu,

independen, percaya diri, toleran terhadap perbedaan situasi (mampu

beradaptasi), senang pada kompleksitas (antusias), konsisten dari satu

situasi kesituasi lain, intuitif, dan mampu menunda keputusan bila

terjadi hambatan (Utami Munandar, 1999: 60).

e. Pengukuran Kreativitas Belajar Siswa

Menurut (Martinis Yamin, 2010: 108), kreativitas belajar siswa

dapat dilihat dari delapan indikator berikut ini. (1) Sikap dewasa

seseorang dalam menangkap masalah; (2) Sikap berani mandiri; (3)

Hasrat ingin tahu; (4) Terbuka dengan pengalaman baru; (5)

Cenderung melakukan tugas sekolah dengan tuntas; (6) Bergairah dan

berdedikasi; (7) Imajinatif; (8) Panjang akal. Banyak hal lain yang

dapat digunakan dalam mengukur kreativitas. Namun untuk mengukur

18

kreativitas siwa maka kedelapan indikator tersebut dianggap cukup

untuk mewakili semuanya.

Keberhasilan dalam melakukan krativitas juga dapat dilihat dari

ciri-ciri orang yang memiliki tingkat kekreativitasan yang tinggi,

diantaranya: kuatnya motivasi untuk berprestasi, komiten, setia kepada

visi dan tujuan yang hendak dicapai (siap berkorban demi mencapai

tujuan/ cita-cita, merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih

besar, menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan

keputusan-keputusan) serta inisitif dan optimism (Syukri Ghozali,

2009: 15).

Berdasarkan indikator pengukuran tercapainya kreativitas,

maka dapat disimpulkan bahwa kekreativitasan seseorang dapat

tercermin dari kepribadian seseorang. Dedikasi yang tinggi terhadap

suatu pekerjaan yang dilakukan, maka semakin kreatif orang dalam

melakukan pekerjaan tersebut. Demikian halnya dengan cara berpikir

dan sikap kemandirian seseorang juga dapat mempengaruhi seseorang

dalam berkreasi.

f. Teknik-teknik untuk Meningkatkan Proses Kreatif

Berikut merupakan beberapa teknik utuk meningkatkan proses

kreatif (Serian Wijatno, 2009: 61):

19

1) Brainstorming

Bainstorming merupakan kebebesan untuk

mengekspresikan berbagai ide dalam sebuah kelompok. Dan

setiap ide tidak boleh dikomentari maupun dievaluasi.

2) Mind-mapping

Anak didorong untuk mengeluarkan ide dari otak kiri

maupun otak kanannya, menggambarkan hubungan antara di

antara ide-ide tersebut secara visual, dan mengembangkan

kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

3) TRIZ

TRIZ adalah pendekatan sistematis, yang dirancang untuk

menyelesaikan berbagai masalah teknis, apapun sumbernya. TRIZ

menggunakan otak kiri, ilmiah dan meliputi proses yang

dilakukan langkah demi langkah, yang didasarkan pada ratusan

studi mengenai paten inovatif sedunia.

4) Rapid Prototyping

Didasarkan pada premis bahwa melakukan transformasi

ide ke dalam model actual akan menunjukkan berbagai cacat atau

kesalahan dalam ide asli dan akan mengarah pada pengembangan

dalam rancangan ide tersebut dengan tahapan 3R yaitu rough,

rapid dan right.

20

2. Minat Berwirausaha

a. Pengertian Minat

Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal

atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat

merupakan penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu

dari luar pribadi (Tarmudji, 1991: 59).

Minat juga dapat diartikan kecenderungan yang agak

menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal

tertentu atau merasa senang berkecimpungan dalam bidang itu. (W.S.

Winkel, 1989: 30).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

minat merupakan kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan

adanya keinginan dan kemauan untuk berbuat yang akan memuaskan

kebutuhan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat bertalian erat dengan perhatian, pembawaan, suasana

hati atau perasaan, keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan.

Pada dasarnya minat seseorang mengalami perkembangan dan faktor

yang mempengaruhinya saling berkaitan dan saling mempengaruhinya

yaitu antara lain: (Nurwahid, 1995: 12)

1) Faktor fisik

21

Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh

terhadap minat. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap

aktivitas yang dilakukan oleh individu karena dengan kondisi

fisik yang sehat seseorang akan bekerja lebih teliti dan cepat

menyelesaikan pekerjaannya.

2) Faktor psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat ialah motif,

perhatian dan perasaan. Motif adalah dorongan yang akan

datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Motif

diartikan sebagai sesuatu kekuatan yang terdapat dalam diri

organism itu bertindak atau berbuat. Dorongan ini tertuju kepada

suatu tujuan. (Bimo Walgito, 1993: 49).

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari

seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau

sekelompok objek (Bimo Walgito, 1993: 56). Perhatian akan

menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami

keterlibatan dengan obyek. Jadi minat dapat ditimbulkan

terhadap perhatian seseorang terhadap sesuatu yang terjadi

secara continu.

Perasaan adalah aktivitas psikis yang di dalamnya

menghayati nilai-nilai suatu obyek (W.S. Winkel, 1990: 30).

Hubungan persaan dalam mencapai minat adalah perasaan

senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan adanya

22

sikap positif. Hal ini disebabkan perasaan senang merupakan

suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada

subyek bersangkutan.

3) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengruhi minat ialah

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat. Keluarga mempunyai peranan penting dalam

mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik.

Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku,

karakter, intelegensi, bakat dan potensi anak untuk dapat

berkembang secara optimal.

Lingkungan sekolah adalah kondisi di sekitar individu

yang mempengaruhi proses belajar (Abu Ahmadi, 1990: 13).

Sedangkan lingkungan masyarakat merupakan hubungan di luar

keluarga dan di luar sekolah.

c. Macam-macam Minat

Minat terbagi ke dalam tiga macam, yaitu: (1) Minat yang

diekspresikan (expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan

minat dengan kata tertentu, (2) Minat yang diwujudkan (manifest

interest), seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-

kata melainkan melakukan dengan tindakan atau perbuatan, (3) Minat

yang diinventariskan (inventoried interest), seseorang memiliki minat

23

dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu atau

pilihan untuk kelompok aktivitas tertentu (Nurwahid, 1995: 20).

d. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah seseorang yang bebas dan memiliki

kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan

usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. (Syukri Ghozali, 2009: 46).

Kewirausahaan juga dapat diartikan sebagai usaha menciptakan nilai

tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-

cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Senada dengan pengertian di atas, berikut merupakan

beberapa pengertian atau definisi kewirausahaan menurut para ahli

ekonomi: (Hendro, 2002: 11), 1) Menurut Robert D. Hisrich,

kewirausahaan adalah proses kreatif untuk menciptakan sesuatu yang

bernilai lebih tinggi dengan mengoptimalkan segala daya upaya,

seperti mencurahkan waktu, dana, psikologis dan penerimaan

penghargaan atas kepuasan seseorang. 2) Menurut Peter F. Drucker

(1996) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda. 3) Menurut Stephen Robins (1996),

kewirausahaan adalah proses mengejar berbagai peluang untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang

dilakukan yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, perjuangan

24

untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan

dengan keberanian untuk menghadapi segala risiko.

e. Tujuan dan Prinsip-prinsip Kewirausahaan

Secara umum keiwirausahaan memiliki beberapa tujuan

diantaranya: (Hendro, 2006: 12), 1) Mempersiapkan bekal masa

depan agar menjadi lebi terampil, 2) Mempersiapkan diri agar

memiliki kecakapan untuk berkarir di segala bidang, 3) Memberikan

ilmu untuk bertaan hidup dan mencari nafkah, 4) Mewujudkan

kesuksesan di dunia kerja atau usaa mandiri, 5) Memajukan

perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif serta kemakmuran

bangsa Indonesia, 6) Meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah

dan 7) Membudayakan sikap unggul, berperilaku positif dan kreatif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bawa

kewirausahaan memiliki beberapa tujuan yang sangat bermanfaat

dan sangat baik bagi orang yang menjalankannya menuju kehidupan

yang teratur.

Adapun prinsip-prinsip kewirausahaan terdiri dari beberapa

unsur penting, diantaranya sebagai berikut: 1) Ada tujuan dan mimpi

(arah yang jelas) sebagai visi dan misi, 2) Ada unsur spirit,

semangat, dan gaira sebagai sumber emosi, 3) Ada unsur manajerial

dalam melaksanakannya baik mengelola risiko, memecahhkank

masalah atau mengoperasikan suatu usaha, 4) Ada unsur kendali

(control) terhadap kulitas, keuangan, proses dan distribusi, 5) Ada

25

unsur kreativitas dan inovasi, 6) Ada unsur pola pikir yang lebih jau

ke depan, 7) Ada unsur komitmen terhadap tujuan awal sehingga ada

kemauan untuk tidak mudah menyerahkan pada masalah yang

sedang terjadi, 8) Ada unsur improvisasi (perbaikan) dalam

prosesnya, dan 9) Ada perencanaan konsep, strategi, taktik, program,

seperti perencanaan bisnis dan perencanaan kegiatan sehari-hari

(Hendro, 2006: 79).

Kesembilan prinsip kewirausahaan hendaknya tertanam bagi

para wirausahawan jika ingin mengalami kesuksesan. Prinsip-prinsip

tersebut juga berkaitan erat satu sama dengan lainnya. Seorang wira

usaha tidaklah benar jika memilih-milih prinsip-prinsii tersebut.

f. Faktor-faktor penyebab Munculnya Semangat Wirausaha

Semangat adalah energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan

karena ada keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya

unsur manfaat. Sumber energi yang dibutuhkan untuk berwirausaha

atau kegiatan apapun adalah semangat (harapan) dan gairah untuk

mengerjakan. Semangat wirausaha dapat muncul karena disebabkan

beberapa faktor antara lain: 1) Keinginan meniru figur seseorang yang

sukses, 2) Rasa suka teradap tantangan, 3) Keinginan untuk tetap

bertahan hidup, 4) Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang

lebih baik lagi, 5) Kegagalan yang dialami dalam meniti karir

pekerjaan, dan 6) Adanya cita-cita untuk menjadi pengusaha

(Hendro, 2006: 81).

26

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa

keberhasilan seorang wira usaha tidak terlepas dari semangat

wirausahawan tersebut dalam meraih tujuannya. Tanpa adanya

semangat dalam berwirausaha mustahil seseorang akan mengalami

kesuksesan dalam berwirausaha. Untuk itu hendaknya seseorang

haru memotivasi dirinya untuk lebih maju dalam berkarir di dalam

dunia wira usaha.

g. Karakteristik Kewirausahaan

Karakteristik kewirausahaan yang harus dimiliki oleh setiap

wirausahawan yaitu: 1) Motif berprestasi tinggi seseorang untuk

berwirausaha, 2) Selalu perspektif yang mampu menatap masa depan

lebih optimis, 3) Memiliki kreativitas tinggi, 4) Memiliki perilaku

inovatif tinggi, Tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha

obstacle (hambatan), hardship (kesulitan) dan very rewarding life

(imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memaukau). 5) Selalu

komitmen terhadap pekerjaan, memiliki etos kerja dan tanggung

jawab, 6) Mandiri atau tidak ketergantungan, 7) Berani menghadapi

resiko, 8) Selalu mencari peluang, 9) Memiliki jiwa kepemimpinan,

10) Memiliki kemampuan manajerial, dan 11) Memiliki keterampilan

personal (Syukri Ghozali, 2009: 70).

27

C. Kerangka Berfikir

Tingginya minat lulusan siswa SMK untuk bekerja sesuai dengan

keterampilan kejuruan yang telah dipelajarinya di sekolah dan rendahnya

kreativitas lulusan untuk membuka lapangan pekerjaan baru atau

berwirausaha merupakan fakta dari permasalahan umum yang selalu menjadi

perbincangan setiap tahunnya bahkan merupakan permasalahan komplek

yang selalu meningkat. Maka dari itu, siswa perlu diberi motivasi dan

sentuhan yang berbeda untuk menumbuhkan minat berwirausaha melalui

penambahan keterampilan lain selain dari program kejuruan yang telah

dipelajari, karena kecenderungan siswa hanya bermodal keterampilan sesuai

dengan program kejuruannya tanpa memiliki kahlian keterampilan lain.

Dengan begitu siswa akan mampu menghadapi permasalahan setelah lulus

nanti serta menambahkan pengetahuan dan meningkatkan kreativitas siswa

dalam berwirausaha.

Terkait dengan permasalahan tersebut, maka perlu diupayakan suatu

penambahan keterampilan bagi siswa. Salah satu penambahan keterampilan

yang dirasa tepat untuk meningkatkan kreativitas siswa yaitu penambahan

pekerjaan las pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik

Kebumen.

Penambahan pekerjaan las memberi kesempatan kepada siswa untuk

belajar secara bersama mengenai keterampilan baru selain dari program

kejuruan yang telah dipelajarinya. Selain itu penambahan pekerjaan las dapat

membantu meningkatkan kreativitas siswa dan memperkaya pengetahuan

28

siswa. Para siswa secara individu dibangun motivasinya untuk memiliki

kepercayaan diri untuk membuka lapangan pekerjaan baru sesuai dengan apa

yang telah dipelajarinya bahkan dapat mengombinasikan berbagai

keterampilan yang telah dikuasainya.

Pembelajaran di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen masih

mengandalkan keterampilan program kejuruan seperti layaknya pada

pembelajaran di SMK pada umumnya. Diharapkan dengan menambahkan

pekerjaan las kreativitas siswa dalam bekerja dapat meningkat sehingga

mampu berwirausaha baik secara individu maupun secara bersama.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan

pengecekan (Sudjana, 2002: 219). Rumusan hipotesis dari penelitian ini

adalah adanya peningkatan kreativitas siswa dan minat berwirausaha siswa

kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Tahun

Pelajaran 2012/2013 dengan penambahan pekerjaan las.

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas

(class action research). Penelitian Tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk

memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik

(Mulyasa, 2009: 10). Penelitian Tidakan Kelas juga dapat diartikan suatu

upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan

memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Secara umum

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada

dan memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dan mutu pendidikan pada

umumnya. Adapun pelaksanaanya dilaksanakan melalui empat tahap yakni

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat yang digunakan saat penelitian adalah SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen yang beralamat di Jalan Cincin Kota No. 18

Karangsari Kebumen.

30

2. Waktu penelitaan

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Januari

sampai bulan April 2013. Adapun pelaksanaan penelitian adalah sebagai

sebagai berikut:

Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah persiapan dalam

penelitian yan meliputi kooordinasi dengan pihak sekolah. Langkah ini

dilaksanakan pada akhir bulan Januari dan awal Februari. Selanjutnya

peneliti menyusun proposal penelitian, menyiapkakn perangkat dan

instrumen pembelajaran yan relevan dengan penelitian berikut stimulasi

pelaksanaan tindakan. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan selama

bulan Februari sampai awal Maret.

Pada bulan Maret sampai pertengahan April peneliti telah masuk

pada pelaksanaan penelitian yang terbagi dalam dua jenis kegiatan yaitu

pre test dan siklus I. Pelaksanaan kegiatan pre test terjadi pada minggu

ketiga di bulan Maret, sedangkan siklus 1 pada akhir Maret sampai

pertengahan bulan April. Sedangkan waktu untuk penyusunan dab

laporan hasil penelitian dilaksanakan selama penelitian dari bulan Januari

sampai bulan April 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 39

siswa.

31

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data (Sugiyono, 2010: 62) Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan

data yang berupa dokumentasi, observasi dan tes.

1. Observasi

Pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki

(Cholid Narbuko & Abu Ahmadi, 2009: 70). Metode observasi dilakukan

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kreativitas siswa kelas

XI TKR 8 dalam pembelajaran baik selama proses pembelajaran (praktik

pekerjaan las) berlangsung maupun dalam pengembangan pembelajaran.

2. Tes

Tes adalah satu set stimulus diberikan kepada subjek yang diteliti

dan memungkinkan seorang peneliti dapat mengukur konstruk yang

hendak diteliti (Sukardi, 2008: 155) Tes digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Suharsimi Arikunto,

2002: 198). Tes yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pre test

(test awal) dan test diakhir pembelajaran (post test) tentang materi

pekerjaan las, khususya pada standar kompetensi mengelas dengan

proses las busur metal manual.

32

3. Angket/ Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2006:199). Penelitian yang

dimaksud dengan teknik pengumpulan data dengan angket adalah teknik

untuk mendapatkan data dengan isian atau skala pernyataan yang

diberikan kepada subyek penelitian. Data yang diperoleh dengan angket/

kuesioner adalah data tentang minat berwirausaha siswa.

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar observasi, merupakan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran

siswa yang berisi pernyataan yang digunakan untuk kreativitas siswa

dalam penambahan pekerjaan las berlangsung.

2. Soal-soal tes tertulis maupun praktik untuk mengukur kreativitas dan

minat berwirausaha siswa.

3. Lembar kuesioner, merupakan lembar angket tentang minat berwirausaha

siswa yang berisi tentang beberapa pernyataan yang digunakan untuk

mengetahui minat berwirausaha siswa.

E. Sumber Data

Sumber data penelitian ini berdasarkan pada hasil observasi kreativitas,

nilai evaluasi belajar praktik dan engket minat berwirausaha siswa kelas XI

TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen yang dilaksanakan

33

sebelum adanya tindakan penelitian sebagai data awal dan hasil evaluasi

sesudah pelaksanaan tindakan kelas (baik pre test maupun siklus I).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data adalah alat

bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto, 2006: 158). Lembar observasi

tentang kreativitas siswa disusun sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun

yaitu:

Tabel 1. Kisi-kisi kreativitas siswa

Komponen yang

diukur Indikator

No Item

Soal

Kreativitas

1. Siswa bersikap dewasa dalam

menghadapi masalah pembelajaran

1

2. Siswa bersikap berani mandiri 2

3. Siswa selalu bersikap pantang

menyerah dalam menghadapi

permasalahan pembelajaran

3

4. Siswa mampu menyelesaikan

tantangan dengan rasa tanggung jawab

4

5. Siswa memiliki rasa percaya diri

dalam berbuat atau beraktivitas

5

6. Siswa melakukan aktivitas dengan

perhitungan yang tepat

6

7. Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 7

34

8. Siswa bersikap terbuka terhadap hal

baru

8

9. Siswa melakukan tugas dengan tuntas 9

10. Siswa bergairah dan berdedikasi 10

11. Siswa memiliki sikap imajinatif 11

12. Siswa memiliki pola fikir panjang akal 12

Tebel 2. Kisi-kisi pre test

Kompetensi Dasar Indikator No Item

Soal

Menyiapkan materi

untuk pengelasan

1. Mengidentifikasi syarat-syarat

pengelasan

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9,

10

2. Memahami fungsi masing-masing alat

pengelasan

11, 12, 13,

14

3. Memahami bahaya dan cirri-ciri

kerusakan alat pengelasan 15, 16, 17

4. Mensimulasikan cara-cara penggunaan

alat pengelasan 18, 19, 20

35

Tabel 3. Kisi-kisi siklus

Kompetensi Dasar Indikator No Item

Soal

Pemilihan

pengesetan mesin las

dan elektroda

1. Mengidentifikasi mesin las dan

elektroda berdasarkan prosedur

pengelasan yang telah ditentukan dan

spesifikasi gambar teknik

1, 2, 3, 5, 6,

7, 8, 9, 10,

11

2. Menghubungkan peralatan pengelasan

dan mengeset dengan aman dan benar

sesuai dengan SOP

4, 12, 13,

14, 15, 16,

17

3. Melakukan percobaan berdasarkan

spesifikasi

18, 19, 20

Mengelas material

dengan proses yang

benar

Mengidentifikasi

pemeriksaan las pad

alas listrik

1. Melakukan pengelasan dengan benar

pada posisi datar, horizontal dan vertical

sesuai dengan spesifikasi

21, 22, 23,

24, 25, 26,

27

2. Melakukan pencegahan distorsi

bilamana diperlukan

28, 29

3. Membersihkan sambungan sesuai

dengan spesifikasi menggunakan

perkakas dengan teknik yang tepat

30, 31

4. Mengidentifikasi cacat las 32, 33, 36,

37, 38, 39,

40

5. Memperbaiki kerusakan atau cacat las 34, 35

36

Tabel 4. Kisi-kisi minat berwirausaha

Komponen yang

diukur Indikator

No Item

Soal

Minat Berwirausaha

1. Siswa antusias dalam setiap kegiatan

pembelajaran

3, 14, 24, 29

2. Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 1, 7, 9, 15,

26

3. Siswa memiliki semangat dalam

menghadapi tantangan yang dihadapi

2, 4, 5, 8, 17

4. Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi

dirinya maupun temannya

11, 23, 25

5. Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin

menguasai semua materi yang dipelajari

6

6. Siswa berlatih menanggung segala resiko

terhadap apa yang dikerjakannya

10, 12, 16,

28

7. Siswa menghitung secara sistematis segala

keperluan yang dibutuhkan untuk

pekerjaannya

13, 18, 19,

22

8. Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan

bahan praktik pembelajaran

20, 30

9. Siswa antusias untuk belajar administrasi 27

10. Siswa saling memberikan motivasi untuk

tetap semangat dalam belajar dan bekerja

21

37

G. Teknik Analisis Soal Tes

Setelah instrumen yang berupa soal tes diabuat, selanjutnya soal tes

tersebut diujikan terlebih dahulu, dan kemudian hasil tesnya diolah dan

dianalisis. Pengeolahan hasil tes bertujuan untuk menghasilkan instrumen

soal yang baik, sehingga dapat digunakan dalam penggunaan data penelitian.

Adapun pengolahan hasil tes tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat

analisis soal (item analisys).

Menurut (Ngalim Purwanto, 2010: 118), item analisys bertujuan untuk

mencari soal tes yang baik dan tidak baik. Dengan adanya item analisys, kita

dapat mengetahui tiga hal yang dapat diperoleh dari tiap soal. Ketiga hal

tersebut yaitu:

1. Kita dapat mengetahui sampai di mana tingkat kesukaran soal

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan

rumus: (Ngalim Purwanto, 2010: 119).

Keterangan:

TK = Indeks TK atau tingkat kesukaran yang dicari

U = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper

group) yang menjawab benar untuk tiap soal

L = Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower

group) yang menjawab benar untuk tiap soal

T = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai dan

kelompok kurang (upper group dan lower group)

𝑇𝐾 = 𝑈 + 𝐿

𝑇

38

2. Kita dapat mengetahui apakah soal tersebut memiliki daya pembeda

(discriminating power)

Daya pembeda ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk

membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dan

kelompok kurang (lower group). Daya pembeda dapat dihitung dengan

rumus: (Ngalim Purwanto, 2010: 120).

Keterangan:

DP = Indeks DP atau daya pembeda yang dicari

U = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper

group) yang menjawab benar untuk tiap soal

L = Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower

group) yang menjawab benar untuk tiap soal

T = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai dan

kelompok kurang (upper group dan lower group)

3. Kita dapat mengetahui soal yang baik dan tidak baik

Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran dan daya pembeda,

kita dapat menentukan apakah soal dikatakan baik atau tidak. Dalam

pembuatan soal ini, peneliti membuat soal dengan bentuk pilihan ganda

dengan emoat option. Menurut Ngalim Purwanto (2010: 124), soal-soal

ini dapat dikatakan baik dengan catatan:

a. Jika tingkat kesukarannya sama atau lebih kecil dari 0,24

dikategorikan soal yang sulit

𝐷𝑃 = 𝑈 + 𝐿

12

𝑇

39

b. Jika tingkat kesukarannya sama atau lebih besar dari 0,76

dikategorikan soal yang mudah

c. Jika daya pembeda soal itu adalah 0 (nol) atau negatif (minus), maka

soal perlu direvisi/ diperbaiki.

4. Uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui

instrumen angket yang layak digunakan dan tidak. Adapun rumus yang

dipakai adalah :

a. Uji validitas Instrumen.

Pengujian validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrument

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

mengungkap data dari variabel yang ingin diteliti secara tepat. Untuk

mengukur validitas digunakan rumus Korelasi Product Moment yaitu

sebagai berikut:

rix =𝑛 𝑖𝑥 − 𝑖 𝑥

𝑛 𝑖2 − 𝑖 2 𝑛 𝑥2 − 𝑥 2

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi Product Moment

x = Skor total

i = Skor item

n = Jumlah sampel (responden)

Kriteria pengujian sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, berarti item tersebut valid.

2. Jika r hitung < r tabel berarti item tersebut tidak valid.

40

b. Uji reliabilitas Instrumen.

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Teknik

pengujian ini menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh

Alpha Cronbach. Menurut Imam Ghozali (2008:333), suatu lembar

koding dinyatakan reliabel jika nilai crombach alpha lebih besar dari

0,6.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus Cronbach's Alpha berikut:

Keterangan:

: Reabilitas instrumen

k : Banyaknya butir soal atau pertanyaan

: Jumlah varians butir

: Varians total

H. Prosedur Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan

kreativitas siswa dalam minat berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK

Taman Karya Madya Teknik Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus, langkah-langkah dalam

siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari atas empat komponen, yaitu: 1)

rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.

41

Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini (Suharsimi Arikunto, 2009:

16)

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan

sebagai berikut:

1. PRE TEST

a. Perencanaan/Persiapan

Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan

adalah:

PRE TEST

?

SIKLUS I

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

42

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario

pembelajaran.

2) Menyusun lembar observasi dan lembar kuesioner minat

berwirausaha siswa.

3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran.

4) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh

penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran

c. Observasi dan Evaluasi Hasil Pemantauan

d. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukan

dari teman (critical friends), guru muatan lokal pengelasan yang

bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini

dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan.

Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas,

dengan cara berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam

pembelajaran.

43

2. SIKLUS I

a. Perencanaan /Persiapan

Rencana tindakan kelas untuk siklus 1, pada saat pelaksanaan siklus

1 terdapat beberapa kelemahan, dari refleksi siklus 1, maka

dilaksanakan beberapa perbaikan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran

c. Observasi dan Evaluasi Hasil Pemantauan

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif

dengan menggunakan format pengamatan/penilaian proses

pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan

secara kolaboratif.

I. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif dengan teknik Persentase yang dianalisis secara kuantitatif. Adapun

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (Suharsimi Arikunto, 2002:

246).

Keterangan:

DP = Tingkat keberhasilan yang dicapai

N = Jumlah skor ideal

n = Jumlah skor jawaban dari responden

𝐷𝑃 = 𝑛

𝑁 100%

44

Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam

penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya

menentukan banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam Penelitian

tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam

pelaksanaanya berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan

dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan pada siswa sebagai obyek

penelitian.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah

dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim

lainya) bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan

rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pre test.

Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah

reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada kegiatan pre test untuk

kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau

penyempurnaan pada siklus I.

Jika diperlukan adanya peningkatan prestasi maupun kualitas hasil

belajar, kreativitas maupun minat berwirausaha siswa, maka dilaksanakan

lagi diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah

reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus I untuk kemudian

mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau

penyempurnaan pada siklus II dan seterusnya. Namun jika dirasa sudah

cukup, maka penelitian terkait upaya meningkatkan kreativitas siswa program

keahlian teknik kendaraan ringan dengan penambahan pekerjaan las dalam

45

minat berwirausaha di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen

dinyatakan telah selesai dan berhasil dan tidak perlu adanya kegiatan siklus

II.

J. Indikator Keberhasilan

Berdasarkan karakteristik tindakan, keberhasilan penelitian dapat

terlihat dengan adanya perubahan ke arah yang positif (lebih baik), baik yang

terkait dengan kreativitas siswa (33,5% menjadi 89,1%), hasil evaluasi belajar

siswa (46,15% menjadi 100%) maupun minat berwirausaha siswa (40,8%

menjadi 85,6%). Adapun kriteria keberhasilan yang dicapai adalah

meningkatnya kreativitas siswa dalam belajar, nilai rata-rata hasil belajar

yang telah mencapai KKM (75,00) dan minat berwirausaha siswa juga

mengalami peningkatan.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan dengan menggunakan

sistem siklus. Pada penelitian ini menggunakan pembelajaran sistem blok

yaitu penelitian dilaksanakan selama 1 minggu dengan waktu pembelajaran

mulai pukul 07.00 sampai pukul 14.00. Adapun waktu istirahat hanya 30

menit yakni pukul 12.00 sampapi 12.30. Namun pada hari Jum’at

pembelajaran dilaksanakan pukul 07.00 sampai 11.30 tanpa adanya istirahat.

Instrumen yang diterapkan untuk mendukung selama penelitian berlangsung

terdiri dari soal tes dan lembar observasi kreativitas siswa. Deskripsi data

yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kegiatan Pre test

Kegiatan pre test dilaksanakan pada hari Senin 18 Maret 2013

dengan agenda:

a. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk pengelasan

b. Melaksanakan observasi awal tentang kreativitas

c. Melaksanakan tes awal tentang pengetahuan dasar pengelasan

d. Melaksanakan angket kondisi awal tentang minat berwirausaha

siswa

Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas ini,

peneliti melakukan kegiatan observasi awal di lapangan yakni di SMK

Taman Karya Madya Teknik Kebumen untuk mengetahui realita

47

pembelajaran yang terjadi di lapangan. Dari hasil observasi awal dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a. Siswa kurang memiliki minat dan motivasi untuk berwirausaha

dikarenakan banyak siswa yang hanya terpaku pada pekerjaan yang

sesuai dengan jurusan yang ditempuhnya dalam pembelajaran.

b. Siswa kurang memiliki kreativitas dalam mengembangkan

pembelajaran karena guru kurang kreatif dalam menciptakan dan

menumbuhkan pembelajaran yang memunculkan kreativitas siswa.

c. Tingginnya anggapan yang salah dalam menentukan pekerjaan yaitu

tingginya anggapan bahwa pekerjaan hanya bisa dilakukan sesuai

dengan program kejuruan yang ditempuh.

Berdasarkan observasi awal pembelajaran siswa di kelas XI TKR 8

Taman Karya Madya Teknik Kebumen tahun pelajaran 2012/2013

sebelum adanya penambahan pekerjaan las dapat diketahui kreativitas

siswa sebagai berikut:

Tabel 5. Kreativitas siswa pada observasi awal

No Indikator Jumlah Siswa Persentase (%)

Kreatif Tidak Kreatif Tidak

1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi

masalah pembelajaran 5 34 12,8 87,2

2 Siswa bersikap berani mandiri 16 23 41,0 59,0

3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah

dalam menghadapi permasalahan

pembelajaran

15 24 38,5 61,5

48

4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan

dengan rasa tanggung jawab 5 34 12,8 87,2

5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam

berbuat atau beraktivitas 21 18 53,8 46,2

6 Siswa melakukan aktivitas dengan

perhitungan yang tepat 3 36 7,7 92,3

7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 20 19 51,3 48,7

8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru 12 27 30,8 69,2

9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas 30 9 76,9 23,1

10 Siswa bergairah dan berdedikasi 20 19 51,3 48,7

11 Siswa memiliki sikap imajinatif 5 34 12,8 87,2

12 Siswa memiliki pola fikir panjang akal 5 34 12,8 87,2

Rata-rata 33,5 66,5

Histogram 1. Persentase Kreativitas Siswa pada Observasi Awal

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persentase (%) Kreatif 12,841,038,512,853,8 7,7 51,330,876,951,312,812,8

Persentase (%) Tidak Kreatif 87,259,061,587,246,292,348,769,223,148,787,287,2

Per

sen

tase

Persentase Kreativitas Siswa pada Observasi Awal

49

Untuk mengetahui data awal, peneliti juga mengambil data dari

hasil evaluasi belajar yang berupa pre test. Data yang diambil peneliti,

merupakan nilai hasil evaluasi belajar siswa pada standar kompetensi

mengelas dengan proses las busur metal manual dengan kompetensi

dasar menyiapkan materi untuk pengelasan dan pemilihan pengesetan

mesin las dan elektroda.

Data nilai hasil evaluasi belajar ini bersumber pada kelas XI TKR 8

SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen tahun pelajaran 2012/2013.

Nilai rata-rata siswa masih di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yakni 75. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada ketiga

kompetensi dasar tersebut adalah 69,6 dengan persentase ketuntasan 46,15%.

Adapun princian perolehan nilai hasil belajar siswa kelas XI TKR 8

pada pre test adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test

No. Keterangan Pre Test

1 Jumlah Nilai Keseluruhan 1220

2 Rata-rata 69,6

3 Jumlah siswa keseluruhan 39

4 Jumlah siswa yang tuntas 18

5 Jumlah siswa yang belum tuntas 21

6 Persentase jumlah siswa yang tuntas 46,15%

7 Persentase jumlah siswa yang belum lulus 53,85%

50

Histogram 2. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada observasi awal

Metode kuesioner digunakan untuk mengambil data tentang besarnya

minat siswa kelas XI TKR 8 dalam berwirausaha. Adapun bentuk tes yang

digunakan ialah tes kuesioner, berikut hasil kuesioner tentang minat

berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 pada pra tindakan:

Tabel 7. Kuesioner Minat Berwirausaha

No Indikator Jumlah Siswa Persentase (%)

S TS S TS

1 Siswa antusias dalam setiap kegiatan

pembelajaran 25 14 64,1 35,9

2 Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 15 24 38,5 61,5

3 Siswa memiliki semangat dalam

menghadapi tantangan yang dihadapi 26 13 66,7 33,3

4 Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi

dirinya maupun temannya 10 29 25,6 74,4

5 Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin

menguasai semua materi yang dipelajari 19 20 48,7 51,3

42444648505254

Persentase Jumlah Siswa

Belum Tuntas

Persentase Jumlah Siswa

Tuntas

Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test

53,85 46,15

Per

sen

tase

Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test

51

6 Siswa berlatih menanggung segala resiko

terhadap apa yang dikerjakannya 15 24 38,5 61,5

7 Siswa menghitung secara sistematis segala keperluan yang dibutuhkan untuk

pekerjaannya

10 29 25,6 74,4

8 Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan

bahan praktik pembelajaran 15 24 38,5 61,5

9 Siswa antusias untuk belajar administrasi 10 29 25,6 74,4

10 Siswa saling memberikan motivasi untuk

tetap semangat dalam belajar dan bekerja 14 25 35,9 64,1

Rata-rata 40,8 59,2

Histogram 3. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Observasi Awal

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi di lapangan dan

pembatasan masalah yang diajukan peneliti, penelitian ini difokuskan untuk

memecahkan permasalahan yang terjadi pada siswa SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen, khususnya kelas XI TKR 8 yakni meningkatkan

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Setuju 64,1 38,5 66,7 25,6 48,7 38,5 25,6 38,5 25,6 35,9 40,8

Tidak Setuju 35,9 61,5 33,3 74,4 51,3 61,5 74,4 61,5 74,4 64,1 59,2

Per

sen

tase

Persentase Minat BerwirausahaData Awal

52

kreativitas siswa dengan penambahan pekerjaan las dalam meningkatkan

minat berwirausaha. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menentukan

hipotesis tindakan bahwa dengan penambahan pekerjaan las dapat

meningkatkan kreativitas siswa dalam minat berwirausaha di SMK Taman

Karya Madya Teknik Kebumen.

2. Siklus I

d. Perencanaan Tindakan

1) Permasalahan yang terjadi di lapangan diidentifikasi melalui kegiatan

observasi yang mengacu pada standar kompetensi Mengelas dengan

Proses Las Busur Metal Manual.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

mengacu pada materi pembelajaran, metode dan strategi serta

alokasi waktu yang tepat.

3) Menyusun lembar observasi kreativitas siswa.

4) Mempersiapkan kisi-kisi (baik observasi, tes maupun kuesioner),

soal tes, pedoman penilaian dan analisis hasil penilaian.

5) Mempersiapkan pendekatan pembelajaran yang dapat

menumbuhkan kreativitas dan minat berwirausaha siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I, peneliti melaksanakan

tindakan dengan alokasi waktu 4 x pertemuan. Adapun tindakan yang

dilaksanakan dalam siklus I sebagai berikut:

1) Hari Selasa dan Rabu, 19-20 Maret 2013

53

a) Kegiatan Awal

(1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti pembelajaran

(2) Mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan

materi yang akan dipelajari

(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai

(4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan kegiatan

sesuai dengan silabus.

b) Kegiatan Inti

a. Peneliti membagikan sumber belajar yang berupa modul

tentang materi yang dipelajari

b. Siswa dengan bimbingan peneliti menggali informasi

tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar Pemilihan

pengesetan mesin las dan elektroda)

c. Peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi sesuai

dengan kompetensi dasar yang dipelajari.

d. Peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi

e. Peneliti memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada

siswa

f. Peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan

pengelasan

54

g. Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait

dengan materi yang telah dipelajari

h. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas

i. Selama proses pembelajaran, peneliti juga mengobservasi

siswa terutama tentang kreativitas siswa

c) Kegiatan Akhir

Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

tentang kompetensi dasar Pemilihan pengesetan mesin las dan

elektroda, dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang

telah dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.

2) Hari Kamis, 21 Maret 2013

a) Kegiatan Awal

(1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti pembelajaran

(2) Mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan

materi yang akan dipelajari

(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai

(4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan kegiatan

sesuai dengan silabus.

55

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti membagikan sumber belajar yang berupa modul

tentang materi yang dipelajari

(2) Siswa dengan bimbingan peneliti menggali informasi

tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar mengelas

material dengan proses yang benar sesuai kualitas yang

diterangkan oleh standar nasional/ISO)

(3) Peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi prosedur

pengelasan pada las listrik

(4) Peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi

(5) Peneliti memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada

siswa

(6) Peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan

tentang pemeriksaan pengelasan pada las listrik

(7) Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait

dengan materi yang telah dipelajari

(8) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas

(9) Selama proses pembelajaran, peneliti juga mengobservasi

siswa terutama tentang kreativitas siswa

c) Kegiatan Akhir

Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

tentang kompetensi dasar mengelas material dengan proses yang

56

benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO,

dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang telah

dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.

3) Hari Jum’at, 22 Maret 2013

a) Kegiatan Awal

(1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti pembelajaran

(2) Mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan

materi yang akan dipelajari

(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai

(4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan kegiatan

sesuai dengan silabus.

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti membagikan sumber belajar yang berupa modul

tentang materi yang dipelajari

(2) Siswa dengan bimbingan peneliti menggali informasi tentang

materi yang dipelajari (kompetensi dasar memeriksa

pengelasan atau cacat pengelasan)

(3) Peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi prosedur

pengelasan pada las listrik

(4) Peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi

57

(5) Peneliti memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada

siswa

(6) Peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan tentang

pemeriksaan pengelasan pada las listrik

(7) Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait

dengan materi yang telah dipelajari

(8) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas

(9) Selama proses pembelajaran, peneliti juga mengobservasi

siswa terutama tentang kreativitas siswa

c) Kegiatan Akhir

Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran

tentang kompetensi dasar memeriksa pengelasan atau cacat

pengelasan, dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang

telah dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.

4) Hari Sabtu, 23 Maret 2013

Pada pertemuan terakhir dalam siklus I, peneliti melanjutkan

materi pada hari Jum’at yang belum selesai dan sekaligus

mengobservasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti juga memberikan lembar evaluasi dalam waktu 2 x 45 menit

tentang materi yang telah dipelajari selama pelaksanaan tindakan kelas

yang mencakup standar kompetensi mengelas dengan proses las busur

metal manual sesuai empat kompetensi dasar yang ada dalam silabus

58

yakni menyiapkan materi untuk pengelasan, pemilihan pengesetan

mesin las dan elektroda, mengelas material dengan proses yang benar

sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO dan

memeriksa pengelasan atau cacat pengelasan. Pada akhir

pembelajaran, peneliti membagikan lembar angket untuk mengetahui

minat berwirausaha siswa dengan alokasi waktu 1 x 45 menit.

c. Observasi

Observasi yang dilaksanakan pada siklus I ialah peneliti

mengobservasi kreativitas pembelajaran siswa baik kreativitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung maupun kreativitas siswa dalam

mengembangkan pembelajaran. Pada siklus I dapat dijelaskan tentang

kreativitas siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 8. Kreativitas siswa pada Siklus I

No Indikator Jumlah Siswa Persentase (%)

Kreatif Tidak Kreatif Tidak

1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi

masalah pembelajaran 33 6 84,6 15,4

2 Siswa bersikap berani mandiri 36 3 92,3 7,7

3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah

dalam menghadapi permasalahan

pembelajaran

38 1 97,4 2,6

4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan

dengan rasa tanggung jawab 32 7 82,1 17,9

5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam

berbuat atau beraktivitas 37 2 94,9 5,1

6 Siswa melakukan aktivitas dengan

perhitungan yang tepat 31 8 79,5 20,5

59

7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 39 0 100 0

8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru 35 4 89,7 10,3

9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas 39 0 100 0

10 Siswa bergairah dan berdedikasi 39 0 100 0

11 Siswa memiliki sikap imajinatif 28 11 71,8 28,2

12 Siswa memiliki pola fikir panjang akal 30 9 76,9 23,1

Rata-rata 89,1 10,9

Histogram 4. Persentase Kreativitas Siswa pada Siklus I

Pada siklus I juga dilaksanakan evaluasi hasil pembelajaran tentang

teori prinsip-prinsip, prosedur pengelasan dan pemeriksaan pengelasan

pada las listrik. Soal diperoleh setelah peneliti mengadakan validasi soal

melalui perhitungan taraf kesukaran dan daya pembeda dengan tujuan

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persentase (%) Kreatif 84,6 92,3 97,4 82,1 94,9 79,5 100 89,7 100 100 71,8 76,9

Persentase (%) Tidak Kreatif 15,4 7,7 2,6 17,9 5,1 20,5 0 10,3 0 0 28,2 23,1

Per

sen

tase

Persentase Kreativitas Siswa pada Siklus I

60

mencari soal yang layak menjadi instrument penelitian. Hasil evaluasi hasil

pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:

Table 9. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I

No. Keterangan Siklus I

1 Jumlah Nilai Keseluruhan 3340

2 Rata-rata 85,6

3 Jumlah siswa keseluruhan 39

4 Jumlah siswa yang tuntas 39

5 Jumlah siswa yang belum tuntas 0

6 Persentase jumlah siswa yang tuntas 100%

7 Persentase jumlah siswa yang belum tuntas 0%

Histogram 5. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I

0

20

40

60

80

100

Persentase Jumlah Siswa Belum Tuntas

Persentase Jumlah Siswa

Tuntas

Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus I

0 100

Axi

s Ti

tle

Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus I

61

Selain mengobservasi dan mengevaluasi hasil belajar siswa, pada

siklus I peneliti juga mengadakan tes kuesioner untuk mengetahui

besarnya minat berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 10. Kuesioner Minat Berwirausaha pada Siklus I

No Indikator Jumlah Siswa Persentase

S TS S TS

1 Siswa antusias dalam setiap kegiatan

pembelajaran 39 0 100 0

2 Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 29 10 74,4 25,6

3 Siswa memiliki semangat dalam

menghadapi tantangan yang dihadapi 23 16 59 41

4 Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi

dirinya maupun temannya 34 5 87,2 12,8

5 Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin

menguasai semua materi yang dipelajari 38 1 97,4 2,6

6 Siswa berlatih menanggung segala resiko

terhadap apa yang dikerjakannya 34 5 87,2 12,8

7

Siswa menghitung secara sistematis segala

keperluan yang dibutuhkan untuk

pekerjaannya

30 9 76,9 23,1

8 Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan

bahan praktik pembelajaran 39 0 100 0

9 Siswa antusias untuk belajar administrasi 30 9 76,9 23,1

10 Siswa saling memberikan motivasi untuk

tetap semangat dalam belajar dan bekerja 38 1 97,4 2,6

Rata-rata 85,6 14,4

62

Histogram 6. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Siklus I

d. Refleksi

Data yang diperoleh peneliti melalui kegiatan observasi dan tes hasil

evaluasi hasil belajar serta kuesioner kemudian dianalisis, lalu dilakukan

refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dengan guru

pengampu pekerjaan las yang juga bertindak sebagai wali kelas yakni

Suwarko dengan tujuan mengevaluasi hasil tindakan kelas pada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi dan tindakan kelas dapat diketahui

kreativitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan pada

observasi awal atau pre test yang semula persentase kreativitas siswa

33,5% menjadi 89,1% setelah dilaksanakan tindakan. Hasil evaluasi

belajar juga mengalami peningkatan dengan hasil rata-rata pada pra

tindakan 69,6 menjadi 85,6 pada siklus I. Demikian pula pada kuesioner

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Setuju 100 74,4 59,0 87,2 97,4 87,2 76,9 100 76,9 97,4

Tidak Setuju 0 25,6 41,0 12,8 2,6 12,8 23,1 0 23,1 2,6

Per

sen

tase

Persentase Minat Berwirausaha Siklus I

63

minat berwirausaha yang pra tindakan jumlah siswa yang menjawab

Setuju adalah 40,8% menjadi 85,6% pada akhir siklus I.

B. ANALISIS DATA

1. Kreativitas Siswa

Guna mengetahui tingkat kreativitas siswa, dalam penelitian ini

peneliti mengobservasi proses pembelajaran siswa. Dalam

mengobservasi, peneliti mengobservasi dengan 12 butir macam

pernyataan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Kedua belas butir

pernyataan kreativitas siswa tersebut membantu peneliti untuk dapat

mengetahui tingkat kreativitas siswa.

Berdasarkan hasil observasi, setelah dilakukan tindakan kelas oleh

peneliti dengan penambahan pekerjaan las yang dilalui dengan 2 siklus,

dapat diketahui bahwa kreativitas siswa mengalami peningkatan yang

signifikan yag pada observasi awal 33,5% menjadi 89,1%,. Kenaikan

kreativitas siswa dapat disajikan dalam tabel dan grafik sebagai berikut:

Tabel 11. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa

No Indikator Data Awal Siklus I

1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi

masalah pembelajaran 12,8 84,6

2 Siswa bersikap berani mandiri 41,0 92,3

3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah

dalam menghadapi permasalahan

pembelajaran

38,5 97,4

4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan

dengan rasa tanggung jawab 12,8 82,1

64

5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam

berbuat atau beraktivitas 53,8 94,9

6 Siswa melakukan aktivitas dengan

perhitungan yang tepat 7,7 79,5

7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 51,3 100

8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru 30,8 89,7

9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas 76,9 100

10 Siswa bergairah dan berdedikasi 51,3 100

11 Siswa memiliki sikap imajinatif 12,8 71,8

12 Siswa memiliki pola fikir panjang akal 12,8 76,9

Rata-rata 33,5 89,1

Histogram 7. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kreativitas siswa pada Data Awal

12,841,038,512,853,8 7,7 51,330,876,951,312,812,8

Kreativitas Siswa pada Siklus I 84,692,397,482,194,979,5 100 89,7 100 100 71,876,9

Per

sen

tase

Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa

65

Histogram 8. Persentase Rekapitulasi Rata-rata Kreativitas Siswa

2. Hasil Belajar Siswa

Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dalam peneliti

berlangsung dalam 2 siklus. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan

menambahkan pekerjaan las pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman

Karya Madya Teknik Kebumen. Pada penelitian ini dapat ditemukan

adanya peningkatan kreativitas siswa setelah adanya penambahan

pekerjaan las. Peningkatan hasil belajar pekerjaan las juga mengalami

peningkatan setelah adanya tindakan kelas.

Peningkatan hasil evaluasi belajar pekerjaan las ini dapat dilihat

dari persentase jumlah siswa yang mendapat nilai mencapai KKM

(75,00). Pada observasi awal nilai rata-rata siswa yaitu 69,6 menjadi 85,6

pada siklus I dan 85,6. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan

hasil evaluasi belajar siswa pada pekerjaan las. Adapun rekapitulasi hasil

belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

0

20

40

60

80

100

Kreativitas Siswa pada Data Awal

Kreativitas Siswa pada Siklus I

Rata-rata 33,5 89,1

Per

sen

tase

Rekapitulasi Rata-rata Kreativitas Siswa (%)

66

Tabel 12. Rekapitulasi Persentase Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar Siswa

Data Awal Siklus I

46,15% 100%

Histogram 9. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar Siswa

3. Minat Berwirausaha

Peningkatan yang terjadi pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman

Karya Madya Teknik Kebumen, tidak hanya pada peningkatan kreativitas

dan evaluasi hasil belajar saja, melainkan minat dalam berwirausaha juga

mengalami peningkatan dari observasi awal hingga dilakukan siklus I.

Peningkatan minat berwirausaha dapat dilihat dari kenaikan rata-

rata jawaban siswa yang menjawab setuju dan sangat setuju pada lembar

kuesioner. Jika pada data awal diperoleh rata-rata siswa yang menjawab

setuju pada lembar kuesioner adalah 40,8% menjadi 85,6% pada siklus I.

020406080

100

Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test

Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus I

Rekapitulasi persentase hasil evaluasi belajar siswa

46,15 100

Per

sen

tase

Rekapitulasi persentase hasil evaluasi belajar siswa

67

Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan minat berwirausaha

siswa. Adapun rekapitulasi peningkatan minat berwirausaha siswa dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13. Peningkatan Kuesioner Minat Berwirausaha

No Indikator

Data

Awal Siklus I

S TS S TS

1 Siswa antusias dalam setiap kegiatan

pembelajaran 25 14 30 9

2 Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 15 24 29 10

3 Siswa memiliki semangat dalam menghadapi

tantangan yang dihadapi 26 13 23 16

4 Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi

dirinya maupun temannya 10 29 34 5

5 Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin

menguasai semua materi yang dipelajari 19 20 38 1

6 Siswa berlatih menanggung segala resiko

terhadap apa yang dikerjakannya 15 24 34 5

7 Siswa menghitung secara sistematis segala

keperluan yang dibutuhkan untuk pekerjaannya 10 29 30 9

8 Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan

bahan praktik pembelajaran 15 24 30 9

9 Siswa antusias untuk belajar administrasi 10 29 30 9

10 Siswa saling memberikan motivasi untuk tetap

semangat dalam belajar dan bekerja 14 25 38 1

Rata-rata 15,9 23,1 33,4 5,6

Persentase 40,8 59,2 85,6 14,4

68

Histogram 10. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa

C. PEMBAHASAN

SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen merupakan salah satu

SMK yang ada di wilayah Kabu paten Kebumen yang beridiri di bawah

naungan Yayasan Taman Siswa Cabang Kebumen. SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen beralamat di Jalan Cincin Kota No. 18 Karangsari

Kebumen. SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen memiliki empat

program keahlian yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Instalasi

Tenaga Listrik (TITL), Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) dan Multi

Media. Terkaiit dengan peneliti, TKR adalah program keahlian yang sesuai

dengan program studi yang sedang ditempuh oleh peneliti di Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Seiring dengan perkembangan pembenahan administrasi maupun

kualitas SMK, SMK ini menjelma menjadi salah satu SMK yang banyak

0

20

40

60

80

100

Data Awal Siklus I

Rata-rata Minat Berwirausaha Siswa (%)

40,8 85,6

Per

sen

tase

Rekapitulasi Rata-rata Minat Berwirausaha %

69

diminati oleh masyarakat terbukti dengan banyak jumlah rombongan belajar

yaitu 57 kelas dengan perincian kelas X 18 kelas, kelas XI 19 kelas dan kelas

XII 20 kelas. Penelitian ini mengambil subjek penelitian kelas XI TKR 8

yang berjumlah 39 siswa.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu berkonsultasi

dengan pihak SMK terkait maksud dan tujuan peneliti mengadakan penelitian

di SMK tersebut. Kemudian peneliti mengobservasi pembelajaran pada kelas

yang dijadikan subjek penelitian dengan tujuan mengetahui data awal

penelitian pada hari Senin tanggal 18 Maret 2013. Hasil pengamatan tersebut

menghasilkan fakta bahwa: 1) kreativitas siswa kurang dalam

mengembangkan ilmu yang diperoleh dari guru, 2) pembelajaran yang

dilakukan oleh guru terkesan biasa saja dan kurang kreatif dalam mengelola

pembelajaran, terutama dalam menumbuhkan minat berwirausaha.

Selain melakukan observasi kelas, peneliti juga menyiapkan materi

untuk pengelasan dan mengadakan tes soal dengan tujuan untuk mengetahui

hasil evaluasi belajar siswa dan minat berwirausaha siswa. Terkait dengan

minat berwirausaha, peneliti membagikan lembar kuesioner untuk

mengetahui tolak ukur tingginya minat siswa tersebut dalam berwirausaha.

Peneliti juga mengadakan wawancara langsung dengan beberapa siswa.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat didapatkan fakta bahwa minat

berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik

Kebumen kurang begitu tinggi yang disebabkan karena: 1) mayoritas siswa

yang hanya terpaku pada pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang

70

ditempuhnya dalam pembelajaran, 2) anggapan yang salah dalam menentukan

pekerjaan yaitu tingginya anggapan bahwa pekerjaan hanya bisa dilakukan

sesuai dengan program kejuruan yang ditempuh, 3) kurangnya keterampilan

yang dimiliki oleh siswa, 4) kurangnya arahan dari guru tentang penting dan

manfaatnya berwirausaha.

Dalam penelitian ini, peneliti berupaya meningkatkan kreativitas siswa

dan minat berwirausaha siswa melalui penambahan pekerjaan las.

Penambahan pekerjaan las tersebut bertujuan memberikan alternative bagi

para siswa sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam meniti karir

sebagai wirausahawan di masa yang akan datang.

Pada penelitian ini, peneliti mengadakan tindakan yang berupa

penambahan muatan lokal yakni pekerjaan las melalui siklus. Pada siklus I

peneliti mengusahan peningkatan kreativitas, nilai hasil evaluasi siswa dan

minat berwirausaha siswa dengan menjelaskan materi tentang pekerjaan las

yang sesuai dengan standar kompetensi mengelas dengan proses las busur

metal manual.

Siklus I dilsaksanakan pada tanggal 19-23 Maret 2013. Hari Selasa dan

Rabu 19-20 Maret 2013, peneliti mulai melaksanakan siklus I, dan mengawali

pembelajaran dengan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti pembelajaran, mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait

dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai dan menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan kegiatan sesuai dengan silabus.

71

Langkah selanjutnya yaitu peneliti membagikan sumber belajar yang berupa

modul tentang materi yang dipelajari, siswa dengan bimbingan peneliti menggali

informasi tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar pemilihan pengesetan

mesin las dan elektroda), peneliti mengadakan tanya jawab tentang materi

kompetensi dasar pemilihan pengesetan mesin las dan elektroda, peneliti

membimbing siswa dalam proses diskusi, peneliti memberikan mensimulasikan

langkah kerja kepada siswa, peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan

tentang pemilihan pengesetan mesin las dan elektroda, peneliti memberikan umpan

balik kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari, peneliti

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum

jelas. Selama proses pembelajaran, peneliti juga sekaligus mengamati peningkatan

kreativitas siswa.

Pelaksanaan siklus I dilanjutkan pada hari Kamis, 21 Maret 2013 dengan

kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyiapkan peserta didik secara psikis dan

fisik untuk mengikuti pembelajaran, mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait

dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan kegiatan sesuai dengan silabus.

Pada pembelajaran kegiatan inti, peneliti membagikan sumber belajar yang

berupa modul tentang materi yang diplajari, siswa dengan bimbingan peneliti

menggali informasi tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar mengelas

material dengan proses yang benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar

nasional/ISO), peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi kompetensi dasar

72

mengelas material dengan proses yang benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh

standar nasional/ISO, peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi, peneliti

memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada siswa, peneliti membagikan

lembar kerja untuk dipraktikkan tentang mengelas material dengan proses yang

benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO, peneliti

memberikan umpan balik kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari

dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

yang belum jelas dan pada kegiatan penutup peneliti bersama siswa

menyimpulkan materi pelajaran tentang mengelas material dengan proses yang

benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO, dilanjutkan

dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang telah dipelajari memberikan manfaat

kepada para siswa. Selama proses pembelajaran, peneliti juga sekaligus mengamati

peningkatan kreativitas siswa.

Hari keempat pelaksanaan siklus I dilanjutkan pada hari Jum’at, 22 Maret

2013 dengan kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, mengajukan beberapa

pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan

materi dan penjelasan kegiatan sesuai dengan silabus.

Pada pembelajaran kegiatan inti, peneliti membagikan sumber belajar yang

berupa modul tentang materi yang diplajari, siswa dengan bimbingan peneliti

menggali informasi tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar memeriksa

pengelasan atau cacat pengelasan), peneliti mengadakan Tanya jawab tentang

73

materi kompetensi dasar mengidentifikasi memeriksa pengelasan atau cacat

pengelasan, peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi, peneliti

memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada siswa, peneliti membagikan

lembar kerja untuk dipraktikkan tentang memeriksa pengelasan atau cacat

pengelasan, peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait dengan materi

yang telah dipelajari dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas dan pada kegiatan penutup peneliti bersama

siswa menyimpulkan materi pelajaran tentang prosedur pengelasan pada las listrik,

dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang telah dipelajari memberikan

manfaat kepada para siswa. Selama proses pembelajaran, peneliti juga sekaligus

mengamati peningkatan kreativitas siswa.

Pada pertemuan kelima dalam siklus I, peneliti melanjutkan materi

pembelajaran pada hari Jum’at dan selanjutnya memberikan lembar evaluasi

tentang materi yang telah disampaikan berdasarkan kompetensi dasarnya. Tes

diberikan untuk mengetahui perkembangan hasil evaluasi belajar siswa. Tes

diberikan tentunya setelah para siswa siap baik fisik maupun psikisnya, sehingga

dalam menyelesaikan soal-soal tersebut yang berjumlah 40 butir dengan alokasi 2

x 45 menit siswa dapat fokus dan hasilnya lebih maksimal. Akhir dari siklus I,

peneliti mengevaluasi tindakan kelas dengan guru SMK Taman Karya Madya

Teknik Kebumen untuk mengetahui perkembangan kreativitas, hasil belajar dan

minat berwirausaha siswa.

Pada akhir kegiatan pembelajaran sekitar pukul 14.00 peneliti membagikan

lembar kuesioner tentang minat berwirausaha siswa untuk mengetahui

74

perkembangan minat berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen. Setelah hasil kuesioner telah diisi oleh para siswa,

peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran tentang memeriksa

pengelasan atau cacat pengelasan, dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu

yang telah dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.

Pelaksanaan tindakan kelas dengan penambahan pekerjaan yang dilakukan,

diharapkan dapat menjadikan siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya

Teknik Kebumen menjadi lebih kreatif dalam mengembangan ilmu yang diperoleh

baik dalam proses pembelajaran maupun dalam aplikasi nyata pada kehidupan.

Selain itu, penambahan pekerjaan las juga diharapkan dapat meningkatkan minat

dan motivasi siswa dalam berwirausaha.

Tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dilaksanakan dalam bentuk

siklus dengan menggunakan pembelajaran sistem blok, yaitu selama kurun waktu

5 hari pertemuan dengan alokasi waktu mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul

16.00 WIB kecuali hari Jum’at sampai dengan pukul 11.00 WIB. Pengukuran

peningkatan kreativitas siswa dapat diperoleh dari hasil observasi, kuesioner minat

berwirausaha dan didukung oleh soal tes tentang pekerjaan las.

75

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan terkait dengan

penambahan pekerjaan las pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya

Madya Teknik Kebumen dengan pola tindakan kelas, dapat diambil

kesimpulan bahwa kreativitas dan minat berwirausaha siswa mengalami

peningkatan dari sebelum dilaksanakan tindakan sampai setelah diadakan

tindakan kelas. Sebelum adanya penambahan pekerjaan las, kreativitas siswa

dalam pembelajaran adalah 33,5%, dan setelah diadakan tindakan pada siklus I

meningkat menjadi 89,1%. Peningkatan kreativitas siswa juga ditandai dengan

hasil belajar siswa yang pada data awal diperoleh nilai rata-rata siswa 69,6

dengan persentase ketuntasan 46,15% pada siklus I meningkat menjadi 85,6

(100%). Penambahan pekerjaan las juga berpengaruh pada peningkatan minat

berwirausaha siswa yang pada data awal sebelum tindakan diperolah fakta

bahwa pengukuran minat berwirausaha siswa yang diperoleh melalui lembar

kuesioner dengan hasil rata-rata siswa yang menjawab setuju hanya 40,8%

meningkat menjadi 85,6% setelah siklus I.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan ada beberapa hal yang sebaiknya diterapkan

oleh guru SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dalam meningkatkan

kualitas mengajarnya, khususnya dalam meningkatkan kreativitas dan minat

76

berwirausaha siswa. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran sebaiknya dikemas dalam suasana yang kreatif sehingga

kreativitas siswa juga akan berkembang.

2. Guru memotivasi siswa agar berani berwirausaha sendiri dengan bekal

kemampuan dan keahlian yang dimiliki dan menjelaskan manfaat yang

dihasilkan dari berwirausaha.

3. Tingkatkan penambahan muatan lokal yang lain untuk memperkaya

pengetahuan dan keterampilan siswa sebagai bekal dalam berwirausaha.

77

DAFTAR PUSTAKA

Buchori Alma. 2007. Kewirausahaan. Bandung: CV Alfabeta.

Dedi Supriyadi. 1997. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek.

Bandung: CV Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Model Mata Pelajaran Muatan Lokal.

Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fauzal Mubarok. 2012. Pengaruh Kreativitas dan Gaya Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Kutowinangun

Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi UMP tidak diterbitkan.

Hendro. 2010. Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kelvin Seifert. 2009. Manajemen Pembelajaran & Instruksi Pendidikan.

Jogjakarta: Ircisod.

M. Hari Wijaya. 2008. Pengembangan Pribadi Mengembangakan Potensi Diri.

Yogyakarta: Tugupublisher.

M. Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Remaja Rosdakarya.

M. Suratman & Ohan Juhana. 2000. Pekerjaan las Dasar SMK Bidang Keahlian

Teknik Mesin. Bandung: Armico.

Masykur Salim. 2001. Pengaruh Kreativitas dan Latar Belakang Pendidikan

Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPA Kelas V SD

Pinggiran Se-Kecamatan Kutowinangun Tahun Pembelajaran 2010/2011.

Skripsi UMP tidak diterbitkan.

Nurul Zuriah. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Paul H. Wright. 2005. Pengantar Enginering. Jakarta: Erlangga.

Serian Wijatno. 2009. Pengantar Entrepreneurship. Jakarta. Grasindo.

78

Sri Sunarti. 2010. Kreativitas Anak SDLB Muhammadiyah Purworejo dalam

Pembelajaran IPA Tahun Pembelajaran 2008/2009. Skripsi UMP tidak

diterbitkan.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2002. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

__________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

__________. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparmin. 2009. Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal dan Prestasi Belajar

Kejurusan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas III Mesin Otomotif

SMK Ma’arif Gombong. Skripsi UMP tidak diterbitkan.

Syukri Ghozali. 2009. Yang Muda yang Berperan. Bekasi: Pijar.

Untung Witjaksono & Tohari. 1992. Petunjuk Praktik Kerja Las 2. Jakarta:

Depdikbud.

W. S. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarata:

Gramedia.

_________. 1999. Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grasindo

Persada.

Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

79

LAMPIRAN

80

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

1. Silabus Standar Kompetensi Mengelas dengan Proses Las Busur Metal

Manual SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen .............................. 81

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 85

3. Materi Pekerjaan Las.................................................................................. 94

4. Lembar observasi kreativitas siswa ............................................................ 118

5. Soal Pre Test .............................................................................................. 119

6. Kunci Jawaban Pre Test ............................................................................. 123

7. Soal Siklus I ............................................................................................... 124

8. Kunci Jawaban Siklus I .............................................................................. 129

9. Lembar Kuesioner Minat Berwirausaha .................................................... 130

10. Dasar Perhitungan TK dan DP Pre Test ..................................................... 133

11. Analisis Soal Pre Test ................................................................................ 135

12. Dasar Perhitungan TK dan DP Siklus I...................................................... 136

13. Analisis Soal Siklus I ................................................................................. 138

14. Butir Kuesioner Kondisi Awal ................................................................... 139

15. Butir Kuesioner Siklus I ............................................................................. 141

16. Out Put SPSS Uji Validitas ........................................................................ 143

17. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kondisi Awal ......................................... 187

18. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Siklus I ................................................... 188

19. Tabel Nilai r Product Moment ................................................................... 189

20. Out Put SPSS Uji Reliabilitas Kondisi Awal ............................................. 190

21. Out Put SPSS Uji Reliabilitas .................................................................... 191

22. Jobsheet ...................................................................................................... 192

81

82

83

84

85

SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN Alamat : Jl. Majen Sutoyo No. 9 Telp. (0287) 381993 Kebumen 54316

Jl. Cincin Kota No.18 Telp. (0287) 5501630 Kebumen 54351

STATUS: TERAKREDITASI B

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan

Kelas / Semester : XI / 2

Standar Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual

dengan Panas dan Pemanasan.

Kode Kompetensi : 020.KK.

Kompetensi Dasar : Menyiapkan materi untuk pengelasan

Waktu : 8 x 45 menit

Indikator :

1. Mengidentifikasi syarat-syarat pengelasan

2. Memahami fungsi masing-masing alat pengelasan

3. Memahami bahaya dan ciri-ciri kerusakan alat pengelasan

4. Mensimulasikan cara-cara penggunaan alat pengelasan

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran siswa dapat:

a) Mengidentifikasi syarat-syarat pengelasan

b) Memahami fungsi masing-masing alat pengelasan

c) Memahami bahaya dan ciri-ciri kerusakan alat pengelasan

d) Mensimulasikan cara-cara penggunaan alat pengelasan

II. Materi Pembelajaran

a) Pengertian las dan persyaratannya

b) Keselamatan kerja

c) Perlengkapan pengelasan

86

III. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab c. Praktek

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

V. Alat/ Sumber

Alat dan bahan terlampir pada job sheet.

VI. Penilaian

a. Teknik : Menjawab pertanyaan dan praktek

b. Bentuk : Pertanyaan tertulis dan praktek

c. Instrumen : tertulis dan praktek

Kebumen, 27 Februari 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Mujiyono, S.Pd Riswanto, A.Md

NIM.112170274

No Kegiatan Uraian Waktu

1 Kegiatan Awal ­ Berdoa

­ Pembukaan

­ Melakukan presensi

15 Menit

2 Kegiatan Inti ­ Penyampaian Materi

­ Tanya Jawab

­ Praktik

3 x 45 Menit

1 x 45 Menit

3 x 45 Menit

3 Penutup ­ Membersihkann alat

dan ruang

­ Berdoa dan salam penutup

30 Menit

87

SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN Alamat : Jl. Majen Sutoyo No. 9 Telp. (0287) 381993 Kebumen 54316

Jl. Cincin Kota No.18 Telp. (0287) 5501630 Kebumen 54351

STATUS: TERAKREDITASI B

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan

Kelas / Semester : XI / 2

Standar Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual

dengan Panas dan Pemanasan.

Kode Kompetensi : 020.KK.

Kompetensi Dasar : Pemilihan pengesetan mesin las dan elektroda

Waktu : 16 x 45 menit

Indikator :

1. Mengidentifikasi mesin las dan elektroda berdasarkan prosedur penghelasan

yang telah ditentukan dan spesifikasi gambar terknik

2. Menghubungkan peralatan pengelasan dan mengeset dengan aman dan benar

sesuai dengan SOP

3. Melakukan percobaan berdasarkan spesifikasi

VII. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran siswa dapat:

1. Mengidentifikasi mesin las dan elektroda berdasarkan prosedur

penghelasan yang telah ditentukan dan spesifikasi gambar terknik

Mengetahui cara kalibrasi campuran pengelasan.

2. Menghubungkan peralatan pengelasan dan mengeset dengan aman dan

benar sesuai dengan SOP

3. Melakukan percobaan berdasarkan spesifikasi

88

VIII. Materi Pembelajaran

1. Mesin las

2. Elektroda untuk pengelasan

IX. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Praktek

X. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Hari Kedua

No Kegiatan Uraian Waktu

1

Kegiatan Awal

­ Berdoa

­ Pembukaan

­ Melakukan presensi

15 Menit

2

Kegiatan Inti

­ Penyampaian

Materi

­ Tanya Jawab

­ Praktik

3 x 45 Menit

1 x 45 Menit

3 x 45 Menit

3

Penutup

­ Membersihkann

alat dan ruang

­ Berdoa dan salam

penutup

30 Menit

89

2. Hari Ketiga

XI. Alat/ Sumber

Alat dan bahan terlampir pada job sheet.

XII. Penilaian

a. Teknik : Menjawab pertanyaan dan praktek

b. Bentuk : Pertanyaan tertulis dan praktek

c. Instrumen : tertulis dan praktek

Kebumen, 27 Februari 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Mujiyono, S.Pd Riswanto, A.Md

NIM.112170274

No Kegiatan Uraian Waktu

1

Kegiatan Awal

­ Berdoa

­ Pembukaan

­ Melakukan presensi

15 Menit

2

Kegiatan Inti

­ Penyampaian

Materi

­ Tanya Jawab

­ Praktik

3 x 45 Menit

1 x 45 Menit

3 x 45 Menit

3

Penutup

­ Membersihkann

alat dan ruang

­ Berdoa dan salam

penutup

30 Menit

90

SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN Alamat : Jl. Majen Sutoyo No. 9 Telp. (0287) 381993 Kebumen 54316

Jl. Cincin Kota No.18 Telp. (0287) 5501630 Kebumen 54351

STATUS: TERAKREDITASI B

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan

Kelas / Semester : XI /2

Standar Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual

Kode Kompetensi : 020.KK.

Kompetensi Dasar : 1. Mengelas material dengan proses yang benar sesuai

kualitas yang diterangkan oleh standar nasional.

2. Memeriksa pengelasan atau cacat pengelasan

Waktu : 22 x 45 menit

Indikator :

1. Melakukan pengelasan dengan benar pada posisi datar, horisontal dan

vertikal sesuai dengan spesifikasi

2. Melakukan pencegahan distorsi bilamana diperlukan

3. Membersihkan sambungan sesuai dengan spesifikasi menggunakan perkakas

dengan teknik yang tepat

4. Mengidentifikasi cacat las

5. Memperbaiki kerusakan atau cacat las

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran siswa dapat:

a) Melakukan pengelasan dengan benar pada posisi datar, horisontal dan

vertikal sesuai dengan spesifikasi

b) Melakukan pencegahan distorsi bilamana diperlukan

91

c) Membersihkan sambungan sesuai dengan spesifikasi menggunakan

perkakas dengan teknik yang tepat

d) Mengidentifikasi cacat las

e) Memperbaiki kerusakan atau cacat las

II. Materi Pembelajaran

a. Pengelasan dengan proses las busur manual posisi datar, vertikal dan

horisontal .

b. Pemeriksaan hasil pengelasan secara visual

III. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Praktek

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Hari Keempat

No Kegiatan Uraian Waktu

1

Kegiatan Awal

­ Berdoa

­ Pembukaan

­ Melakukan presensi

15 Menit

2

Kegiatan Inti

­ Penyampaian

Materi

­ Tanya Jawab

­ Praktik

3 x 45 Menit

1 x 45 Menit

3 x 45 Menit

3

Penutup

­ Membersihkann

alat dan ruang

­ Berdoa dan salam

penutup

30 Menit

92

2. Hari Kelima

3. Hari Keenam

No Kegiatan Uraian Waktu

1

Kegiatan Awal

­ Berdoa

­ Pembukaan

­ Melakukan presensi

15 Menit

2

Kegiatan Inti

­ Penyampaian

Materi

­ Tanya Jawab

­ Praktik

2 x 45 Menit

1 x 45 Menit

2 x 45 Menit

3

Penutup

­ Membersihkann

alat dan ruang

­ Berdoa dan salam

penutup

30 Menit

No Kegiatan Uraian Waktu

1

Kegiatan Awal

­ Berdoa

­ Pembukaan

­ Melakukan presensi

15 Menit

2

Kegiatan Inti

­ Penyampaian

Materi

­ Tanya Jawab

­ Praktik

3 x 45 Menit

1 x 45 Menit

3 x 45 Menit

3

Penutup

­ Membersihkann

alat dan ruang

­ Berdoa dan salam

penutup

30 Menit

93

V. Alat/ Sumber

Alat dan bahan terlampir pada job sheet.

VI. Penilaian

a. Teknik : Menjawab pertanyaan dan praktek

b. Bentuk : Pertanyaan tertulis dan praktek

c. Instrumen : tertulis dan praktek

Kebumen, 27 Februari 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan

Mujiyono, S.Pd Riswanto, A.Md

NIM.112170274

94

PEKERJAAN LAS

A. Pengertian dan Macam-macam Las

Mengelas berarti menyambung dua bagian logam secara permanen

dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas digunakan untuk

memanaskan bahan dasar yang akan disambung dan kawat las sebagai bahan

pengisi. (M. Suratman & Ohan Juhana, 2000:38)

Menurut cara pelaksanaan sambungannya proses pengelasan

digolongkan menjadi: (1) las lumer (las cair) (2) las tahan listrik dan (3)

solder atau brazing.

1. Las lumer

Cara pengelasan yang termasuk las cair adalah sebagai berikut:

a. Las gas

Las gas adalah salah satu cara pengelasan di mana panas

untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan

bakar gas dengan zat asam atau oksigen. Proses las gas memerlukan

waktu yang relative lebih lama daripada proses las yang lain.

Gambar 1 Nyala api

Inti netral

Nyala api

95

Bahan bakar gas yang biasa digunakan pada pengelasan gas

ialah asetelin atau gas karbit, hydrogen dan gas mapp (stabilized

methylacetylene propadiene) ialah gas asetilin yang telah

distabilkan. Namun yang sering digunakan adalah gas asetilin

dengan alasan: (1) Asetilin dapat mudah dibuat melalui generator

asetilin, dan (2) Asetilin dengan zat asam menghasilkan temperatur

nyala api paling tinggi.

Gas asetilin dapat diperoleh dengan: (1) Membuatnya di

dalam generator asetilin, dan (2) Membeli gas asetilin yang telah

dimampatkan ke dalam silinder dari pabrik gas.

Gambar 2 generator asetilin

b. Las listrik

Las listrik atau las busur listrik adalah cara pengelasan

dengan menggunakan tenaga listrik sebagai seumber panasnya.

96

2. Las Tahanan Listrik

Las tahanan listrik adalah cara pengelasan dengan menggunakan

tahanan (hambatan) listrik yang terjadi antara dua bagian logam yang

akan disambungkan.

Gambar 3 las tahanan listrik

3. Solder atau brazing

Penyolderan adalah cara penyambungan logam di bawah

pengaruh penyaluran panas dengan bantuan logam penyambung (solder)

yang mempunyai titik lebur di bawah titik lebur logam yang akan

disambungkan.

Gambar 4 Solder

B. Las Asetetilin

Las asetilin (las karbit) adalah cara pengelasan dengan menggunakan

nyala api yang didapat dari pembakaran asetilin dan oksigen (zat asam). (M.

Suratman & Ohan Juhana, 2000: 39).

97

1. Alat-alat utama las Asetilin

a. Botol gas atau generator asetilin

Gambar 5 Isi botol asetilin

b. Botol oksigen

Gambar 6 botol oksigen

c. Regulator

Gambar 7 Regulator

98

d. Pembakar (torch)

Gambar 8 Pembakar

e. Pembakar pemotong (cutting torch)

Gambar 9 Pembakar Pemotong

f. Selang las, yang berfungsi menyalurkan gas dari botol gas atau

generator, ke pembakar.

C. Las Listrik

Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah

tarmasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga

listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las listrik adalah

sambungan tetap. (Depdikbud, 1978: 73).

1. Prinsip-prinsip Las Listrik

Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon

maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur

listrik yang terjajdi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mencapai

temperature tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan

99

perkalian antara tegangan listrik (E) dengan kuat arus (I) dan waktu (t)

seperti rumus:

H = E x I x t H = panas (joule)

E = tegangan listrik (volt)

I = kuat arus (amper)

t = waktu (detik)

a. Las listrik dengan elektroda karbon

Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda karbon

dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan

memanaskan dan mencairkan logam yang akan di las. Sebagai bahan

tambahan dipakai elektroda dengan fluksi.

Gambar 10 Las Listrik dengan elektroda karbon

b. Las listrik dengan elektroda berselaput

Elektroda berselaput merupakan bahan tambahan dalam las

ini. Selaput elektroda yang ikut terbakur akan mencair dan

menghasilkan gas yang melindungi gas elektroda, kawah las, busur

listrik dan daerah las di sekitar busur listrik dan daerah di sekitar busur

listrik terhadap pengaruh udara luar.

100

Gambar 11 las listrik dengan elektroda berselaput

c. Las Listrik MIG

Las listrik MIG adalah las listrik yang ditimbulkan oleh busur

listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar. Elektroda adalah

gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh

pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.

Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan

keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk

menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui

selang gas. Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak

dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan

alumunium dan baja tahan karat.

Gambar 12 Las listrik MIG

101

d. Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi

otomatik menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh

udara luar. Busur listrik di atara elektroda dan bahan dasar berada di

dalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar

seperti biasanya pada las litrik lainnya.

Saat pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku

menutup lapisan las. Sebagian fluksi yang tidak mencair dapat

dimanfaat lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.

Gambar 13 Las listrik submerged

2. Peralatan Las Listrik

a. Pesawat Las

Pesawat yang dipakai dalam pengelasan bernacam-macam, namun

jika ditinjau dari jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai

berikut: pesawat las arus arus bolak-balik (AC), pesawat las arus

searah (DC), pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC).

102

(a) (b)

Gambar 14 (a) Pesawat las arus AC (trafo), (b) pesawat las arus rata

b. Alat-alat Bantu Las

Kabel las yang biasanya terdapat pada pesawat las las AC atau AC-

DC.

Gambar 15 kabel las

Pemegang elektroda yang terdiri dari mulut penjepit dan pegangan

yang dibungkus oleh bahan penyekat.

Gambar 16 Katoda

103

Palu las yang digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak

las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada

daerah las.

Gambar 17 Palu las

Sikat kawat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang

akan di las, membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las

oleh pukulan palu las.

Gambar 18 Sikat kawat

Klem masa yang terbuat dari bahan dengan penghantar listrik yang

baik. Klem masa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel

masa ke benda kerja.

Gambar 19 Elektroda

104

Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan

benda kerja yang masih panas.

Gambar 20 Penjepit

c. Perlengkapan Keselamatan Kerja Las

Helm las maupun tabir las yang digunakan untuk melindungi kulit

muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang

dapat merusak kulit maupun mata. Sinar las yang sangat kering

terang itu tidak boleh dilihat dengan mata langsung sampai jarak 15

meter.

Gambar 21 Helm las

Sarung tangan yang terbuat dari elektroda untuk memudahkan

memegang elektroda.

Gambar 22 Sarung tangan

105

Baju las/arpon yang terbuat dari kulit untuk melindungi badan dan

sebagian kaki.

Gambar 23 Baju las/ apron

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan api.

Gambar 24 Sepatu las

Kamar las yang terbuat dari bahan tahan api. Untuk mengeluarkan

gas, sebaiknya dilengkapi dengan ventilasi.

Gambar 25 Kamar las

106

d. Elektroda

Elektroda berselaput yang dipakai pad alas busur listrik mempunyai

perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Ukuran standat

diameter kawat inti dari 1,5-7 mm dengan panjang 350-450mm.

Tebal selaput elektroda berkisar antara 10-50% dari diameter

elektroda tergantung dari jenis selaput.

Gambar 26 Elektroda

Klasifikasi

Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik

menurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan

dengan tanda Exxxx yang artinya sebagai berikut:

E menyatakan elektroda

xx (dua angka) sesudah menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam

ribuan lb/in2

x (angka ketiga) menyatakan posisi pengelasan {angka 1 untuk

pengelasan segala posisi dan angka 2 untuk pengelasan posisi datar

dan bawah tangan}

x (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang

cocok dipakai untuk pengelasan.

107

Tabel 1. Kekuatan tarik menurut ASW

Klasifikasi Kekuatan tarik

Lb/in2 kg/mm

2

E 60xx 60.000,- 42

E 70xx 70.000,- 49

E 80xx 80.000,- 56

E 90xx 90.000,- 63

E100xx 100.000,- 70

E110xx 110.000,- 77

E120xx 120.000,- 84

Tabel 2. Jenis selaput dan pemakaian arus

Angka

keempat Jenis selaput Pemakaian arus

0 Selulosa-Natrium DC +

1 Selulosa-Kalium AC, DC +

2 Rutil-Natrium AC, DC –

3 Rutil-Kalium AC, DC + / –

4 Rutil-serbuk besi AC, DC + /–

5 Natrium-Hydrogen rendah AC, DC +

6 Kalium- Hydrogen rendah AC, DC +

7 Serbuk besi-oksida besi AC, DC + /–

8 Serbuk besi- Hydrogen rendah AC, DC +

3. Prosedur Pengelasan

a. Memilih besarnya arus listrik

Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran

diameter dan macam elektroda las.

b. Cara menyalakan busur

Untuk memperoleh busur yang baik diperlukan pengaturan arus

(amperase) yang tepat sesuai dengan typedan ukuran elektroda. Bila

yang dipakai pesawat las AC, dilakukan dengan menggoreskan

108

elektroda pada benda kerja. Jika menggunakan pesawat las DC,

sentuhlah elektroda.

(a) (b)

Gambar 27 (a) menyalakan busur AC dan (b) menyalakan busur DC

c. Pengaruh panjang busur pada hasil las.

Panjang busur (L) yang normal adalah kurang lebih sama dengan

diameter (D) kawat inti elektroda. Jika panjang busur tepat (L = D),

maka elektyroda ekan mengalir dengan baik.

Gambar 28 panjang busur tepat

Jika busur terlalu panjang (L > D), maka timbul-timbul

bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroida.

Gambar 29 busur terlalu panjang

109

Jika busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa

terjadi pembekuan ujung elektroda pada bagian pengelasan.

Gambar 30 busur terlalu pendek

d. Pengaruh besar arus

Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Jika arus

terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik

dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panasnya tidak cukup untuk

melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan

rigi-rigi yang kecil dan tidak rata serta penebusan yang kurang.

Jika ruas terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu

cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih besar dan

penembusan yang dalam.

(a) (b)

Gambar 31 (a) arus terlalu rendah, (b) arus terlalu tinggi

e. Gerakan elektroda

Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda untuk

mengatur jarak busur listrik agar tetap.

110

Gambar 32 Gerakan arah turun

Gerakan ayunan elektroda untuk mengatur lebar jalur las

yang dikehendaki. Ayunan ke atas menghasilkan alur las yang kecil

dan penembusan lebih dangkal, sedangkan ayunan ke bawah

menghasilkan alur las yang lebar. Ayunan segitiga dipakai pada jenis

elektroda hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang

baik di antara dua celah pelat.

(a) (b)

(c)

Gambar 33 (a) ayunan ke atas, (b) ayunan ke bawah dan (c) ayunan segitiga

Berikut disajikan beberapa gambar bentuk ayunan lain dalam

pengelasan:

111

Gambar 34 beberapa bentuk ayunan dalam pengelasan

f. Pengaruh kecepatan elektroda

Jika elektroda digerakkkan terlalu lambat, akan dihasilkan

jalur yang kuat dan lebar. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi

las, terutama bila bahan las tipis. Jika elektroda digerakkan terlalu

cepat, tembusan lasnya dangkal sehingga pemanasan bahan dasar dan

kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Dan jika

gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar

tembusnya las baik.

(a) (b)

(c)

Gambar 35 (a) gerakan terlalu lambat, (b) gerakan terlalu cepat dan (c) gerakan tepat

112

g. Las catat

Las catat adalah las kecil (pendek) yang digunakan untuk semua

pekerjaan las permulaan sebagai pengikat bagian-bagian yang akan

dilas, untuk mempertahankan posisi benda kerja.

Gambar 36 Las catat

h. Bentuk-bentuk persiapan las

Diantara sambungan-sambungan, ada yang memerlukan pesiapan atau

pengerjaan sisi yang akan dilas.

Gambar 37 Persiapan las

113

4. Perubahan bentuk

Saat pengelasan, benda kerja akan mengalami pemanasan yang

tidak sama rata, sebagai akibatnya, maka benda kerja akan mengalami

perubahan bentuk.

Gambar 38 Perubahan bentuk las

5. Pemeriksaan Las

a. Pemeriksaan tanpa merusak

1) Pemeriksaan visual, dapat membantu mencari lokasi cacat seperti

tembusan las yang tak sempurna, retak permukaan, taktik pada las

(undercutting), perpaduan tak sempurna dan kesalahan lainnya.

Berikut beberapa kesalahan yang dapat dilihat dari pemeriksaan

visual:

Tebal las (throat) terlalu tipis. Terlalu cekung disebabkan

kecepatan mengelas terlallu cepat. Kecepatan yang dibolehkan

seperti gambar a.

Terlalu cembung disebabkan tebal las terlalu teball yang

ditimbulkan karena kecepatan pengelasan terlalu lambat

disamping amperase yang rendah.

114

Gambar 39 ketebalan las

Tembusan las yang berlebihan (menembus akar las sambungan)

terjadi karena persiapan sisi bahan dasar tidak cocok atau

amperase yang terlalu tinggi.

Gambar 40 tembusan las berlebihan

Tembusan las yang tidak sempurna dimana bahan las tidak

mengisi akar las sambungan karena persiapan bahan yang dilas

tidak cocok atau teknik pengelasan yang salah.

Gambar 41 Tembusan las tak sempurna

Kerusakan sisi bahan dasar yang disebabkan tembusan las

(penetrasi yang terlalu besar.

115

Gambar 42 Kerusakan sisi bahan dasar

Perpaduan yang tak sempurna yang disebabkan arus las yang

terlalu rendah.

Gambar 43 Perpaduan tak sempurna

Takik pada las (undercutting) disebabkan karena kecepatan las

terlalu cepat atau arus las terlalu tinggi atau teknik pengelasan

yang salah.

Gambar 44 takik pada las

b. Pemeriksaan dengan sinar X atau sinar gamma

Pemeriksaan dengna sinar X atau gamma untuk mencari cacat seperti

pori-pori, retak di dalam, perpaduan tak sempurna dan cacat

permukaan. Bedanya sinar gamma akan menembus logam yang lebih

tebal lebih muda, dan penyinaran pada film lebih kontras.

116

c. Pemeriksaan dengan pemagnitan

1) Pemeriksaan dengan pemagnitan tidak dapat dipakai pada bahan

non magnit seperti bahan non ferro dan baja tahan karat

austenitik.

Gambar 45 Pemeriksaan dengan pemagnitan

2) Pemeriksaan dengan ultrasonic

Pemeriksaan dengan pesawat ultrasonic, gelombang suara dengan

frekwensi tinggi dipancarkan ke dalam bahan. Cacat pada las

akan memantulkan sebagian dari gelombang yang dapat dilihat

pada layar (screen) tabung sinar katoda.

Gambar 46 pemeriksaan dengan ultrasonik

d. Pemeriksaan dengan merusak

1) Pemeriksaan penampang las; hasil las dipotong, dihaluskan dan

dietsa makro sehingga dapat dilihat bentuk penampang las

2) Pengujian tarik; dipakai untuk kekuatan sambungan.

Gambar 47 pemeriksaan pengujian tarik

117

3) Pengujian lengkung; kelebihna tebal las dihilangkan sehingga

tebal las sama dengan bahan dasar. Pelengkungan dilakukan

dengan penekanan duri pelengkung D pada las sambil

diperhatikan apakah terjadi kerusakan.

Gambar 48 pemeriksaan pelengkungan

118

LEMBAR OBSERVASI KREATIVITAS SISWA

OBSERVER

( _____________________ )

No Nama Kegiatan Jumlah Siswa

Ya Tidak

1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi masalah pembelajaran

2 Siswa bersikap berani mandiri

3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah dalam menghadapi

permasalahan pembelajaran

4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan dengan rasa tanggung jawab

5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam berbuat atau beraktivitas

6 Siswa melakukan aktivitas dengan perhitungan yang tepat

7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu

8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru

9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas

10 Siswa bergairah dan berdedikasi

11 Siswa memiliki sikap imajinatif

12 Siswa memiliki pola pikir panjang akal

Prosentase

NAMA : ...................................................

KELAS : ....................................................

119

Soal praktik kerja las Pre test

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar!

1. Menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan

tenaga panas adalah pengertian dari ...

a. mengelas c. menyepuh

b. merangkai d. menambal

2. Dalam dunia otomotif, proses pengelasan tidak dapat di pisahkan, karena…

a. prosesnya mudah dan sambungannya kuat

b. tidak perlu pembongkaran

c. rumit dan berbahaya

d. untuk kekuatan dan keamanan

3. Proses pengelasan dua buah logam yang menggunakan listrik sebagai sumber

arusnya, merupakan jenis las …

a. las listrik c. las oksi asetelin

b. las asetelin d. las brazing

4. Di bawah ini yang merupakan komponen dari pesawat las listrik yaitu ...

a. elektroda c. sarung tangan

b. topeng las d. penjepit (holder)

5. Apabila kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel masa

dipasang pada terminal positif hal ini disebut dengan ...

a. pengutuban langsung c. pengutuban searah

b. pengutuban terbalik d. pengutuban senama

6. Las titik di gunakan untuk ...

a. mengunci benda kerja c. mengalur benda kerja

b. merapatkan benda kerja d. mengunci benda kerja sebelum di

las jalur

Nama : ...............................................

Kelas : ...............................................

No Absen : ...............................................

120

7. Berikut ini merupakan langkah-langkah sebelum menggunakan las asetelin,

yaitu ...

a. Membuka knop asetelin dan oksigen pada blender las ,menyiapkan tempat

yang aman, menyiapkan tabung las dan perlengkapannya, membuka

regulator tekanan isi pada tabung, mengatur komposisi campuran asetelin

dan oksigen, gunakan korek api untuk menyalakan api.

b. Menyiapkan tempat yang aman, menyiapkan tabung las dan

perlengkapannya, membuka regulator tekanan isi pada tabung, membuka

knop asetelin dan oksigen pada blender las, mengatur komposisi

campuran asetelin dan oksigen, gunakan korek api untuk menyalakan api.

c. Mengatur komposisi campuran asetelin dan oksigen, menyiapkan tempat

yang aman, menyiapkan tabung las dan perlengkapannya, membuka

regulator tekanan isi pada tabung, membuka knop asetelin dan oksigen

pada blender las, , gunakan korek api untuk menyalakan api.

d. Gunakan korek api untuk menyalakan api, menyiapkan tempat yang

aman, menyiapkan tabung las dan perlengkapannya, membuka regulator

tekanan isi pada tabung, membuka knop asetelin dan oksigen pada

blender las, mengatur komposisi campuran asetelin dan oksigen.

8. Pada las asetelin, untuk memotong plat tipis menggunakan nyala api ...

a. oksidasi c. netral

b. karburasi d. nyala balik

9. Pada las asetelin, untuk menyambung plat tipis menggunakan nyala api ...

a. oksidasi c. netral

b. karburasi d. nyala balik

10. Berikut ini merupakan langkah-langkah sebelum menggunakan las listrik,

yaitu …

a. Menyiapkan tempat yang aman, menyiapkan daya listrik sesuai dengan

mesin las, hubungkan kabel arus pada mesin las ke sumber listrik,

hidupkan mesin las dan set arus sesuai dengan spesifikasi benda kerja,

lakukan proses pengelasan.

121

b. Lakukan proses pengelasan, menyiapkan tempat yang aman, menyiapkan

daya listrik sesuai dengan mesin las, hubungkan kabel arus pada mesin las

ke sumber listrik, hidupkan mesin las dan set arus sesuai dengan

spesifikasi benda kerja.

c. Set arus sesuai dengan spesifikasi benda kerja, menyiapkan tempat yang

aman, menyiapkan daya listrik sesuai dengan mesin las, hubungkan kabel

arus pada mesin las ke sumber listrik, hidupkan mesin las dan, lakukan

proses pengelasan.

d. Hubungkan kabel arus pada mesin las ke sumber listrik, menyiapkan

tempat yang aman, menyiapkan daya listrik sesuai dengan mesin las,

hidupkan mesin las dan set arus sesuai dengan spesifikasi benda kerja,

lakukan proses pengelasan.

11. Kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja disebut …

a. kabel tenaga c. kabel masa

b. kabel elektroda d. kabel benda kerja

12. Topeng las berfungsi untuk ...

a. melingungi tangan dari panas

b. melindungi kepala dari benda keras

c. melindungi mata dari bahaya sinar las

d. melindungi rambut dari percikan api

13. Fungsi dari gerinda tangan, kecuali ...

a. meratakan benda kerja c. menghilangkan kotoran

b. membuat kampuh sebelum di las d. memotong benda kerja

14. Alat yang berfungsi untuk menghubugkan kabel massa pada las listrik dengan

benda kerja yaitu ...

a. penjepit c. pemegang elektroda

b. pemegang benda kerja d. klem massa

15. Di bawah ini bukan termasuk alat keselamatan kerja pada las litrik yaitu ...

a. sarung tangan c. sepatu las

b. topeng las d. penjepit (holder)

122

16. Apa yang harus kita lakukan ketika kabel tegangan tinggi pada las listrik

mengelupas ...

a. biarkan saja c. mengisolasi dengan isolator

b. diganti dengan yang baru d. b dan c benar

17. Apa resiko yang terjadi ketika proses pengelasan tidak menggunakan topeng

las ...

a. kulit tangan terkelupas c. mata terkena radiasi cahaya las

b. kepala terbeentur benda kerja d. kaki terbentur benda kerja

18. Supaya orang lain tidak tergangu oleh sinar las maka dibuatkan ...

a. kedok las c. fentilasi

b. kamar las d. atap las

19. Di bawah ini merupakan teknik cara penyalaan elektroda las yaitu dengan …

a. digoreskan c. ditarik

b. diketukan d. digeser

20. Berapakah sudut kemiringan elektroda pada saat pegelasan.....

a. 30-45 c. 50

b. 45-60 d. 70-80

123

KUNCI JAWABAN SOAL PRE TES

1. A 11. C

2. D 12. C

3. A 13. D

4. D 14. D

5. B 15. D

6. D 16. D

7. B 17. C

8. A 18. B

9. C 19. A

10. A 20. A

124

Soal praktik kerja las Siklus I

BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG PALING BENAR!

1. Mesin las listrik menggunakan arus ....

a. AC c. AC-DC

b. DC d. generator

2. Kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja disebut ….

a. kabel tenaga c. kabel masa

b. kabel elektroda d. kabel benda kerja

3. Pesawat las yang dilengkapi dengan tranformator rectifier terdapat pada ….

a. pesawat las AC c. pesawat las AC - DC

b. pesawat las DC d. pesawat las arus bolak balik

4. Apabila kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel masa

dipasang pada terminal positif hal ini disebut dengan ....

a. pengutuban langsung c. pengutuban searah

b. pengutuban terbalik d. pengutuban senama

5. Pengelasan yang memerlukan kualitas tinggi sebaiknya menggunakan

elektroda yang berselaput ....

a. selulosa c. kalium

b. rutil d. natrium

6. Berikut ini adalah jenis elektroda yang dapat dipakai untuk mengelas besi

tuang, kecuali ....

a. elektroda nikel c. elektroda baja

b. jenis selaput d. elektroda dengan hidrogen

rendah

7. Dengan mengetahui diameter elektroda alumunium akan menentukan ....

a. posisi pengelasan c. jenis arus

b. jenis selaput d. tegangan listrik

Nama : ................................................

Kelas : ................................................

No Absen : ................................................

125

8. Pengelasan yang memerlukan penembusan yang dalam sebaiknya

menggunakan elektroda yang berselaput ....

a. selulosa c. kalium

b. rutil d. hydrogen rendah

9. Klasifikasi elektroda ditulis XXXX.X ketiga menyatakan ....

a. kekuatan tarik c. posisi bawah tangan

b. posisi mendatar d. posisi pengelasan

10. Elektroda diameter 2,6 mm sebaiknya menggunakan kuat arus sebesar ….

a. 75 ampere c. 80 ampere

b. 70 ampere d. 90 ampere

11. Berikut ini adalah cara penulisan elektroda yang salah adalah ....

a. E6013 c. E6013

b. E6003 d. E6004

12. Untuk menentukan kuat arus kita harus menentukan, kecuali ....

a. diameter elektroda c. jenis elektroda

b. tebal bahan d. cuaca pengelasan

13. Untuk menentukan kuat arus, apabila tabel tidak ada, digunakan pedoman ....

a. 30 x diameter elektroda c. 34 x diameter elektroda

b. 32 x diameter elektroda d. 31 x diameter elektroda

14. Apabila arus yang digunakan terlalu kecil, mengakibatkan ....

a. penembusan dalam c. permukaan las lebar

b. terjadi under cut d. rigi-rigi kecil

15. Untuk mengelas dengan diameter elektroda 3,2 mm sebaiknya menggunakan

arus sebesar ....

a. 80 ampere c. 100 ampere

b. 90 ampere d. 110 ampere

16. Apabila panjang busur terlalu panjang maka ….

a. rigi-rigi las kasar c. tembusannya dangkal

b. tembusannya dangkal d. percikan teraknya kasar

126

17. Busur yang terlalu pendek (L<D) mengakibatkan ....

a. rigi-rigi las kasar c. tembusannya dangkal

b. tembusannya dangkal d. percikan teraknya kasar

18. Pada waktu mengelas gerakan elektroda perlu diayunkan, dengan tujuan ...

a. untuk mengatur jarak busur listrik

b. untuk mengatur lebar jalur las

c. untuk mendapatkan penembusan

d. untuk mendapatkan penetrasi yang baik

19. Berikut ini akibat pergerakan elektroda yang terlalu cepat, kecuali ....

a. perpaduan tambahan dengan bahan dasar yang kurang sempurna

b. penembusan dangkal

c. rigi-rigi kasar

d. terjadi kerusakan pada sisi lain

20. Di bawah ini merupakan teknik cara penyalaan busur las yaitu dengan ….

a. diketukan c. ditarik

b. digoreskan d. diketukan dan digoreskan

21. Berapakah sudut untuk pengelasan posisi di bawah tangan ....

a. 30 c. 45-60

b. 30-45 d. 50

22. Pengelasan posisi vertikal menggunakan gerakan ayunan ….

a. setengah lingkaran c. trapesium

b. lingkaran penuh d. lurus

23. Proses pengelasan arah mendatar dan sejajar bahu tukang las, posisi ini

disebut ....

a. posisi bawah tangan c. posisi sejajar

b. posisi mendatar d. posisi tegak

24. Apabila benda kerja terletak di atas bidang datar maka proses pengelasan

disebut ....

a. posisi bawah tangan c. posisi sejajar

b. posisi mendatar d. posisi tegak

127

25. Pengelasan pendek-pendek yang berfungsi sebagai pengikat juga disebut ....

a. under cut c. overwise

b. polaritas d. trackweld

26. Untuk benda kerja yang tipis dengan posisi tegak sebaiknya proses

pengelasannya berjalan tegak arah ….

a. naik c. mendatar

b. turun d. vertikal

27. Berikut ini yang bukan termasuk sambungan sudut adalah ....

a. sambungan tumpang c. sambungan pipa

b. sambungan T d. sambungan sudut luar

28. Berikut ini merupakan cara mencegah terjadiya distorsi pada hasil lasan,

kecuali ....

a. Memberikan perlakuan panas yang merata pada benda kerja

b. Pendinginan dilakukan secara merata

c. Memasang klem penjepit pada benda kerja yang akan disambung dengan

las

d. Perlakuan panas tidak merata

29. Pemuaian benda kerja setelah proses pengelasan disebut ....

a. Distorsi c. Deformasi

b. Korosi d. Under cut

30. Gerinda tangan di gunakan untuk ....

a. meratakan benda kerja c. menghilangkan kotoran

b. membuat kampuh sebelum di las d. a, b, c benar

31. Kikir di gunakan untuk ....

a. meratakan benda kerja c. menghilangkan kerak las

b. membuat kampuh sebelum di las d. a, b, benar

32. Kerusakan pada sisi lain juga disebut ....

a. under cut c. overwise

b. polaritas d. tackweld

128

33. Berikut ini adalah akibat arus yang digunakan terlalu besar, kecuali ....

a. permukaan las akan lebih besar c. akan terjadi under cut

b. penembusan lebih dalam d. rigi-rigi tidak rata

34. Berikut ini adalah akibat cara untuk mengatasi terjadinya cacat las, kecuali ....

a. Membetulkan sudut kampuh

b. Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat

c. Busur nyala berubah - ubah

d. Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran kampuh

35. Berikut cara mengatasi kerusakan pada hasil lasan yang retak, adalah ....

a. Mendinginkan perlahan ketika selesai dilas

b. Membuat ulang kampuh dan melakukan pengelasan ulang

c. Memanaskan kembali hasil lasan

d. Membuat lasan baru tanpa dibersihkan

36. Pemeriksaan yang menggunakan radiasi gelombang disebut juga dengan ….

a. pemeriksaan penampang las c. pemeriksaan visual

b. pemeriksaan sinar X d. pemeriksaan pemagnitan

37. Pengujian tarik digunakan untuk mengetahui ....

a. kerataan las c. kerapian las

b. kelenturan las d. kekuatan las

38. Bahan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan las dengan pemagnitan yaitu ....

a. baja c. kuningan

b. besi d. aluminium

39. Yang termasuk pemeriksaan las dengan cara merusak yaitu ….

a. pemeriksaan penampang las c. pemeriksaan visual

b. pemeriksaan sinar X d. pemeriksaan pemagnitan

40. Pemeriksaan dengan cara dilengkungkan disebut juga ….

a. pemeriksaan tanpa merusak c. pengujian lengkung

b. pengujian tarik d. pemeriksaan pemagnitan

129

KUNCI JAWABAN SIKLUS 1

1. A 11. D 21. B 31. D

2. C 12. D 22. A 32. A

3. B 13. B 23. A 33. D

4. B 14. D 24. A 34. C

5. B 15. B 25. D 35. B

6. B 16. A 26. B 36. B

7. D 17. D 27. C 37. D

8. A 18. B 28. D 38. B

9. D 19. D 29. A 39. A

10. E 20. B 30. D 40. C

130

Nama : ..................................................

Nomor : ..................................................

Kelas : ..................................................

KUESIONER MINAT BERWIRAUSAHA

PETUNJUK

Untuk menjajagi sejauh mana potensi minat berwirausaha anda, selesaikanlah

30 buah pertanyaan di bawah ini. Anda diharapkan untuk bersikap jujur pada

diri sendiri dan tidak merekayasa jawaban. Berikanlah jawaban dengan jalan

melingkari salah satu pilihan.

Pilihan-pilihan itu adalah:

S : Setuju

TS : Tidak setuju

1. Menciptakan lapangan kerja dengan membuka bengkel las lebih baik dari

pada mencari pekerjaan.

a. S b. TS

2. wirausaha dapat meningkatkan rasa tangugng jawab seseorang

a. S b. TS

3. Wirausaha dapat meningkatkan optimisme akan keberhasilan

a. S b. TS

4. Saya tidak percaya diri saat lulus langsung membuka bengkel las

a. S b. TS

5. Banyak pekerjaan yang mendapat gaji lebih besar dari pada berwirausaha

a. S b. TS

6. Sangat sulit untuk mendirikan usaha bengkel las

a. S b. TS

131

7. Berwirausaha dapat melatih kita menghadapi situasi yang sulit

a. S b. TS

8. Pekerjaan sebagai karyawan lebih pasti daripada berwirausaha

a. S b. TS

9. Saya takut gagal saat memulai mendirikan usaha bengkel las

a. S b. TS

10. Mendirikan usaha bengkel las belum pasti mendapat untung besar

a. S b. TS

11. Sulit berwirausaha jika kurang kreativitas dan inovasi

a. S b. TS

12. Tidak takut kalah bersaing jika membuka usaha bengkel las

a. S b. TS

13. Mendirikan usaha bengkel las dapat menampung tenaga kerja dan

mengurangi pengangguran

a. S b. TS

14. Mendirikan bengkel las dapat mendukung majunya perekonomian

a. S b. TS

15. Dengan mendirikan bengkel las kita memiliki masa depan yang baik dan

cerah

a. S b. TS

16. Usaha las keuntungannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

a. S b. TS

17. Bagi orang yang berwirausaha kegagalan adalah pengalaman untuk belajar

a. S b. TS

18. Cepat membaca peluang akan membuat usaha bengkel las berkembang

a. S b. TS

19. Kurang kemauan dan kemampuan dalam melihat kesempatan peluang baru

adalah kelemahan kita sebagai seorang wira usaha

a. S b. TS

20. Sulit membuka usaha karena kurang pengetahuan tentang pekerjaan las

a. S b. TS

132

21. Dengan usah alas dapat menjadikan kita kreatif dan inovatif

a. S b. TS

22. Dengan menguasai pekerjaan las sulit melihat dan mencari kesempatan

baru untuk mendirikan usaha benkel las

a. S b. TS

23. Dengan mendirikan bengkel las dapat memberi contoh kerja keras

a. S b. TS

24. Tidak mudah menyerah adalah kunci keberhasilan seorang yang membuka

bengkel las baru

a. S b. TS

25. Dengan membuka bengkel las dapat menjadikan kita mandiri

a. S b. TS 5

26. Dengan membuka usaha bengkel las dapat melatih kita tentag kejujuran

a. S b. TS

27. Hasil dari usaha bengkel las dapat memenuhi kebutuhan keluarga

a. S b. TS

28. Berwirausaha lebih menantang daripada menjadi karyawan

a. S b. TS

29. Saya tidak takut gagal saat memulai usaha bengkel las

a. S b. TS

30. Kesiapan yang matang adalah kunci sukses dalam membuka bengkel

las

a. S b. TS