upaya meningkatkan kreativitas siswa program …
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN DENGAN PENAMBAHAN
PEKERJAAN LAS DALAM MINAT BERWIRAUSAHA
DI SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
R i s w a n t o
NIM 112170274
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama mahasilswa : Riswanto
NIM : 112170274
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti/ dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya
bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Kebumen, 28 Maret 2013
Yang membuat pernyataan
R i s w a n t o
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sesungguhnya di setiap kesulitan ada kemudahan, sungguh di samping
kesulitan ada kemudahan. Bila selesai suatu pekerjaan maka segeralah
pekerjaan yang lain. (Q.S. Al- Insyirah 5-8).
2. Jadilah kamu orang yang berilmu, atau orang yang mencari ilmu, atau orang
yang mendengarkan ilmu, atau orang yang mencintai ilmu. Dan janganlah
kamu menjadi orang yang ke lima. (Al-Hadis).
3. Menunda suatu pekerjaan yang dapat dikerjakan sekarang, berarti merintis
kegagalan yang disengaja. (Syaesa).
PERSEMBAHAN
1. Kedua orag tua tercinta dan terkasih
2. Saudara-saudaraku yang kusayangi
3. Keluarga besar Perguruan Taman Siswa
Cabang Kebumen
4. Rekan-rekan mahasiswa yang kami banggakan
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT semata,
yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga atas ridlo-Nya
jua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir
guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Teknik
Otomotif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Drs. H. Hartono, M.Pd. selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah
Purworejo yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis
untuk mengadakan penelitian skrispi ini.
2. Arif Susanto, M.P.d. selaku ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo sekaligus sebagai
pembimbing II yang telah memberikan perhatian dan motivasi serta
mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. H. Ashari selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan ikhlas sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan.
vii
4. Bambang Sudarsono, M.Pd. dan Adhetya Kurniawan, M.Pd. selaku dosen
validator yang telah memberikan bimbingan dan memvalidasi instrumen
penelitian.
5. Civitas akademik Universitas Muhammadiyah Purworejo.
6. Joko Purwanto, M.Pd. selaku kepala SMK Taman Karya Madya Teknik
Kebumen yang teleh memberikan izin tempat penelitian kepada penulis
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terlaksana.
7. Prapto Nugroho Aji, S.Pd. selaku kepala Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen.
8. Suwarko, S.Pd. selaku wali kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya
Teknik Kebumen.
9. Seluruh guru serta karyawan SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen.
10. Ibu, dan saudara tercinta serta seluruh keluarga atas segala dukungan dan
pengertiannya.
Pada akhirnya penulis hanya dapat berdo’a semoga amal baik yang telah
diberikan mendapat balasan yang berlimpat ganda dari Allah SWT. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri saya khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Amin.
Kebumen, 28 Maret 2013
Penulis
R i s w a n t o
viii
ABSTRAK
Riswanto, Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan dengan Penambahan Pekerjaan Las dalam Minat
Berwirausaha di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen. Skripsi. Pendidikan
Teknik Otomotif. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
krativitas, hasil belajar dan minat berwirausaha siswa. Kreativitas yang dimaksud
adalah kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, hasil belajar siswa dapat
diketahui dari hasil evaluasi setelah proses pembelajaran berakhir dengan materi
standar kompetensi Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual. Sedangkan
minat siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat berwirausaha siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dari
penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik
Kebumen yang berjumlah 39 siswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan
lembar observasi, tes soal, kuesioner yang masing-masing telah diuji cobakan,
dianalisis dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Adapun analisis
datanya dengan menggunakan sistem aitemen dan SPSS.
Berdasarkan dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
penambahan pekerjaan las dapat meningkatkan kreativitas, hasil belajar dan minat
berwirausaha siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kreativitas,
hasil belajar dan minat berwirausaha siswa. Pada kreativitas siswa data awal
menunjukkan 33,5% meningkat menjadi 89,1% pada siklus I. Hasil belajar siswa juga
mengalami peningkatan yang semula diperoleh nilai rata-rata siswa dengan
persentase ketuntasan 46,15%. Pada siklus I meningkat menjadi 100%. Adapun
minat berwirausaha siswa juga mengalami peningkatan yang pada data awal
sebelum tindakan diperolah fakta bahwa pengukuran minat berwirausaha siswa
yang diperoleh melalui lembar kuesioner dengan hasil rata-rata siswa yang
menjawab setuju hanya 40,8% meningkat menjadi 85,6% setelah siklus I.
Kata Kunci: Kreativitas, Pekerjaan Las, Minat Berwirausaha
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR HISTOGRAM ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Batasan Masalah ...................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, KERANGKA
BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9
B. Kajian Teori ............................................................................ 11
1. Kreativitas ......................................................................... 11
2. Minat Berwirausaha .......................................................... 20
C. Kerangka Berfikir .................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian .................................................................... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 29
C. Subjek Penelitian ..................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 31
E. Sumber Data ............................................................................ 32
F. Instumen Penelitian ................................................................. 33
G. Teknik Analisis Soal Tes ........................................................ 37
H. Prosedur Penelitian .................................................................. 40
I. Teknik Analisis Data ............................................................... 43
J. Indikator Keberhasilan ............................................................ 45
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrispsi Data Awal .............................................................. 46
1. Kegiatan Pre test ............................................................... 46
2. Siklus I .............................................................................. 52
B. Analisis Data ........................................................................... 63
1. Kreativitas Siswa ............................................................... 63
2. Hasil Belajar Siswa ........................................................... 65
3. Minat Berwirausaha .......................................................... 66
C. Pembahasan ............................................................................. 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................. 75
B. Saran ........................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 79
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi kreativitas siswa.............................................................. 33
Tabel 2. Kisi-kisi pre test ............................................................................ 34
Tabel 3. Kisi-kisi siklus ............................................................................... 35
Tabel 4. Kisi-kisi minat berwirausaha ......................................................... 36
Tabel 5. Kreativitas siswa pada observasi awal .......................................... 47
Tabel 6. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test .............................. 49
Tabel 7. Kuesioner Minat Berwirausaha ................................................................. 50
Tabel 8. Kreativitas siswa pada Siklus I...................................................... 58
Tabel 9. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I .............................. 60
Tabel 10. Kuesioner Minat Berwirausaha pada Siklus I ......................................... 61
Tabel 11. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ................................. 63
Tabel 12. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar Siswa ............... 66
Tabel 13. Rekapitulasi Peningkatan Kuesioner Minat Berwirausaha ................... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 41
xiv
DAFTAR HISTOGRAM
Histogram 1. Persentase Kreativitas Siswa pada Observasi Awal............... 48
Histogram 2. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada observasi awal . 50
Histogram 3. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Observasi Awal 51
Histogram 4. Persentase Kreativitas Siswa pada Siklus I ............................ 59
Histogram 5. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus l ............. 60
Histogram 6. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Siklus I ............. 62
Histogram 7. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ........ 64
Histogram 8. Persentase Rekapitulasi Rata-rata Kreativitas Siswa ............. 65
Histogram 9. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ........ 66
Histogram 10. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa ........ 68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian............................................................... 80
Lampiran 2 Hasil Penelitian ...................................................................... 196
Lampiran 3 Surat-surat Penelitian ............................................................. 204
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan Pendidikan Nasional ialah menciptakan generasi bangsa yang
berkompeten dalam dunia pendidikan. Terlebih dalam menghadapi era
globalisasi dewasa ini, pemerintah melalui kementeriannya berupaya
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional baik dari segi
pembelajaran maupun tenaga kependidikan. Selain itu dalam pembukaan
UUD 1945 dibunyikan bahwa
Era globalisasi sebagai era persaingan mutu atau kualitas, dimana
siapa yang berkualitas itulah yang akan mampu bersaing dan berkembang
serta mampu mempertahankan eksistensinya. Suatu bangsa dikatakan maju,
jika bangsa tersebut mempunyai tingkat pendidikan yang baik, karena tingkat
pendidikan yang baik mampu mencetak generasi bangsa yang berkualitas.
Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal meliputi proses
pembelajaran, kreativitas pendidik dan kualitas siswa.
Secara umum kualitas pendidikan di lembaga pendidikan formal
ditentukan oleh lulusan yang berkualitas. Namun yang tidak dikesampingkan
dalam dunia pendidikan, khususnya di Negara Indonesia ialah kemampuan
lulusan untuk bersaing memperoleh pekerjaan ataupun menciptakan lapangan
pekerjaan yang baru. Khusus untuk lembaga pendidikan tingkat atas terutama
SMK, hal ini mutlak menjadi harga mati yang harus terus dikembangkan agar
kepercayaan masyarakat tetap terjaga.
2
Mayoritas lembaga pendidikan dalam hal ini SMK hanya terfokus
pada pembelajaran yang sesuai dengan kejuruannya, tanpa didukung dengan
keterampilan yang lain yang bermanfaat bagi siswa untuk mengarungi
kehidupan sesungguhnya. Keadaan tersebut tidak jauh berbeda dengan yang
dialami oleh siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen yang
ditambah dengan permasalahan lain seperti rendahnya kreativitas siswa dalam
mengembangkan keterampilan yang dimiliki, kecenderungan untuk bekerja
sesuai keterampilan yang dimiliki dan minimnya rasa ingin berwirausaha,
anggapan yang kurang tepat tentang pekerjaan hanya bisa didapat dengan
keterampilan yang dimiliki sesuai dengan program keahliannya serta
kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan dan menumbuhkan minat
berwirausaha siswa.
Realita yang demikian coba dikikis oleh SMK Taman Karya Madya
Teknik Kebumen, dengan memasukkan penambahan muatan lokal yakni
pekerjaan las pada program keahlian tekhnik kendaraan ringan khususnya
siswa kelas XI sebagai bekal untuk berkecimpung di dunia usaha.
Realita tersebut merupakan upaya pihak sekolah untuk
menumbuhkan minat berwirausaha siswa ataupun membuka lapangan
pekerjaan baru. Tanpa dibekali dengan keterampilan lain seperti pekerjaan
las, niscaya para lulusan akan hanya mengandalkan keterampilan yang
dipelajarinya di sekolah sesuai dengan kejuruannya. Padahal telah kita
ketahui bahwa semakin tahun kuantitas lulusan sekolah tingkat atas (SMK
3
dan SLTA) semakin bertambah, sementara lapangan pekerjaan cenderung
tetap bahkan semakin kecil kesempatannya untuk masuk ke dunia pekerjaan.
Kenyataan yang demikian, secara tidak langsung akan memunculkan
generasi pengangguran, karena tidak sedikit lulusan SMK yang hanya
mengandalkan program keahliannya tersebut tanpa adanya keterampilan lain
yang dimilikinya.
Penambahan pekerjaan las bagi siswa program keahlian tekhnik
kendaraan ringan SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dilaksanakan
dengan tujuan:
1. Menambah bekal keterampilan bagi siswa SMK Taman Karya Madya
Teknik Kebumen
2. Menumbuhkan motivasi berwirausaha atau membuat lapangan pekerjaan
baru tanpa harus bersusah payah mencari lapangan pekerjaan baik di
wilayah Kebumen ataupun wilayah kota lain
3. Memperkenalkan kepada masyarakat bahwa siswa SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen mempunyai beberapa keterampilan selain
keterampilan kejuruan yang dipelajarinya
4. Menambahkan ilmu pengetahuan terutama pada bidang afektif dan
psikomotorik siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen
5. Meningkatkan mutu dan kualitas SMK Taman Karya Madya Teknik
Kebumen
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka
penulis tertarik mengajukan penelitian dengan judul ”Upaya Meningkatkan
4
Kreativitas Siswa Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dengan
Penambahan Pekerjaan Las dalam Minat Berwirausaha di SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya kreativitas siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen
dalam mengembangkan keterampilan yang dimiliki.
2. Kecenderungan siswa mengandalkan keterampilan yang dipelajari sesuai
dengan kejuruannya dan hanya mencari pekerjaan setelah lulus, dan
keengganan untuk berwirausaha.
3. Anggapan yang salah dari siswa, bahwa mereka hanya dapat bekerja
dengan keahlian keterampilan sesuai program kejuruan yang
ditempuhnya.
4. Kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan dan menumbuhkan minat
berwirausaha siswa.
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka masalah
dibatasi pada:
1. Penambahan yang dilaksanakan pihak sekolah yaitu penambahan
pekerjaan las.
5
2. Peningkatan kreativitas siswa pada program keahlian otomotif dalam
penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013
3. Peningkatan kreativitas siswa pada program keahlian otomotif dalam
penelitian ini dimaksudkan pada penumbuhan minat berwirausaha siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu apakah ada peningkatan kreativitas dan minat
berwirausaha siswa setelah dilaksanakannya penambahan pekerjaan las di
kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Tahun
Pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan minat berwirausaha
siswa setelah dilaksanakannya penambahan pekerjaan las di kelas XI TKR 8
SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi
dunia pendidikan khususnya, baik manfaat secara praktis maupun manfaat
secara teoritis.
6
1. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Penelitian ini diharapkan dapat membekali siswa keterampilan las,
sehingga dapat memberikan solusi alternatif mengatasi persoalan
keterbatasan keterampilan lulusan SMK yang terpaku pada
program keahliannya saja.
2) Penelitian diharapkan menambah wawasan keterampilan siswa,
khususnya pada keterampilan las.
3) Menambah motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran
karena adanya penambahan inovasi dan keterampilan dalam
pembelajaran.
4) Menggali potensi siswa dalam bidang teknik otomotif yang terkait
dengan keterampilan mengelas dan menjadikan siswa lebih
berperan aktif dalam pembelajaran.
b. Manfaat bagi guru
1) Meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan proses, media
maupun strategi dalam pembelajaran.
2) Sebagai alternatif bagi guru dalam menciptkan pembelajaran yang
efektif.
3) Menambah wawasan guru dalam dunia pendidikan terutama dalam
pembelajaran yang variatif.
4) Meningkatkan kinerja guru.
7
c. Manfaat bagi sekolah yakni SMK Taman Karya Madya Teknik
Kebumen
1) Meningkatkan sosialisasi SMK Taman Karya Madya Teknik
Kebumen terhadap masyarakat, sehingga kepercayaan masyarakat
semakin meningkat.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen.
3) Sebagai bahan informasi untuk mencari input peserta didik.
d. Manfaat bagi peneliti
1) Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dalam
dunia pendidikan khususnya yang terkait dengn penelitian.
2) Wahana inventaris dan pustaka ilmiah peneliti
e. Manfaat bagi pembaca
1) Sebagai alternatif bacaan dan kajian bagi para pembaca.
2) Sebagai alternatif sumber penelitian, terutama bagi pembaca yang
tertarik dalam penulisan karya ilmiah.
2. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan maupun
referensi bagi kepustakaan pendidikan, memberikan sumbangan dan
kajian pendidikan terutama pada pendidikan bagi penguatan program
pembelajaran.
8
b. Penambahan program pekerjaan pengelasan yang dikembangkan
diharapkan mampu memberikan nuansa inovatif, terutama berkaitan
dengan peningkatan kemampuan keterampilan, perubahan dan pola
piker sikap siswa terhadap kemauan berwirausaha.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI,
KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh Suparmin (2009) berjudul Pengaruh
Lingkungan Tempat Tinggal dan Prestasi Belajar Kejurusan terhadap Minat
Berwirausaha Siswa Kelas III Mesin Otomotif SMK Ma’arif Gombong.
Kesimpulan dari penelitiannya ialah terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara lingkungan tempat tinggal terhadap minat berwirausaha
yakni adanya kenaikan yang pada observasi awal hanya 45,6% menjadi 64,2
% pada akhir siklus I dan 91,3% pada akhir siklus 2. Pengaruh positif juga
terlihat antara prestasi belajar kejuruan terhadap minat berwirausaha siswa
dengan adanya persentasi kenaikan yang semula 44,8% meningkat menjadi
64 % dan 90,9 pada akhir siklus 2.
Penelitian yang dilakukan Masykur Salim (2011) berjudul Pengaruh
Kreativitas dan Latar Belakang Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa pada Pelajaran IPA Kelas V SD Pinggiran Se-Kecamatan
Kutowinangun Tahun Pembelajaran 2010/2011. Kesimpulan dalam penelitian
ini adalah latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap
kreativitas maupun prestasi belajar pada pelajaran IPA siswa kelas V SD N
pinggiran se-kecamatan Kutowinangun, kreativitas pada pelajaran IPA juga
tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar pada pelajaran IPA siswa kelas V
SD N pinggiran se-kecamatan Kutowinangun.
10
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Sunarti (2010) berjudul
Kreativitas Anak SDLB Muhammadiyah Purworejo dalam Pembelajaran IPA
Tahun Pembelajaran 2008/2009. Kesimpulan dari penelitian ini ialah
kreativitas anak SDLB Muhammadiyah Purworejo dalam pembelajaran IPA
cukup tinggi. Hal tersebut dapat terlihat dari asil penelitian yang
menunjukkan bahwa kreativitas anak SDLB Muhammadiyah Purworejo
dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan yakni 50,8% pada data awal
menjadi 64,8 pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 92,7% pada skhir
siklus 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Fauzal Mubarok (2012) berjudul
Pengaruh Kreativitas dan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
XI SMK Muhammadiyah Kutowinangun Kebumen Tahun Pelajaran
2012/2013. Kesimpulan dari penelitian tersebut ialah Ada pengaruh yang
positif dan signifikan kreativitas belajar terhadap prestasi belajar sistem bahan
bakar, ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap prestasi
belajar sistem bahan bakar dan ada pengaruh yang positif dan signifikan
kreativitas belajar dan gaya belajar terhadap prestasi belajar sistem bahan
bakar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Kutowinagun Tahun Ajaran
2012/2013.
11
B. Kajian Teori
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Kreativitas berasal dari kata kreatif. Harmon menyatakan
bahwa kreatif adalah sembarang proses yang menghasilkan sesuatu
yang baru: sebuah ide atau benda, wujud baru atau pemanfaatan baru
dari elemen-elemen lama. Sedangkan Arieti mengekspresikan bahwa
kreatif adalah aktivitas manusia memanfaatkan sesuatu yang sudah
tersedia lalu mengubahnya dalam cara-cara yang tidak terkira
sebelumnya. (Paul H. Wright, 2005: 104).
Berdasarkan definisi kreatif di atas, dapat dijabarkan bahwa
kreatif adalah usaha seseorang untuk menghasilkan sesuatu/ karya-
karya baru yang lebih baik. Karya tersebut dilahirkan dari karya-karya
sebelumnya, namun dikemas menjadi leih menarik dan lebih baik dari
sebelumnya.
Menurut Elizabeth Hurlock (seorang pakar psikologi
perkembangan anak), ”kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada
dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. (Hurlock,
Elizabeth B, 2002: 4)
Sedangkan menurut Winkel, kreativitas merupakan tindakan
berpikir yang menghasilkan gagasan kreatif atau cara berpikir yang
baru, asli, independen, dan imajinatif. Kreativitas dipandang sebuah
12
proses mental. Daya kreativitas dapat menunjuk pada kemampuan
berpikir yang lebih orisinal dibanding dengan kebanyakan orang lain
(Ngalim Purwanto M, 2003: 513-514).
Creativity can also be defined "as the process of producing
something that is both original and worthwhile". What is produced
can come in many forms and is not specifically singled out in a
subject or area. Authors have diverged dramatically in their precise
definitions beyond these general commonalities: Peter Meusburger
reckons that over a hundred different analyses can be found in the
literature (http://en.wikipedia.org/wiki/Creativity#Definition, 29-2-
2013).
(Kreativitas juga dapat didefinisikan"sebagai proses
menghasilkan sesuatu yang asli dan berharga". Apa yang dihasilkan
dalam berbagai bentuk dan tidak secara khusus dipilih dalam suatu
subjek atau area. Penulis telah menyimpang secara dramatis dalam
definisi yang tepat di luar definisi secara umum: Peter Meusburger
menganggap bahwa lebih dari seratus analisa yang berbeda yang
dapat ditemukan dalam literatur).
Beberapa definisi pernyataan tentang kreativitas yang telah
dipaparkan di atas dapat diperkuat oleh (Buchori Alma 2007: 70),
”kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif
berbeda dengan apa yang telah dihasilkan maupun telah
13
disampaikan”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
mempunyai definisi yang bervariasi tergantung penulis dalam
menggambarkannya. Namun definisi secara umum kreativitas
merupakan tindakan yang berpikir menghasilkan suatu gagasan yang
asli, yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal.
Seseorang yang kreatif akan menciptakan sesuatu yang berlainan
dengan sebelumnya, sehingga orang kreatif selayaknya dapat berfikir
secara imajinatif sehingga dapat menghasilkan gagasan yang lebih
orisinal.
b. Dimensi Kreativitas
Dimensi kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal
Clark mengemukakan untuk memunculkan kreativitas
diperlukan dimensi tertentu. Dimensi penghasil kreativitas tersebut
saling terkait, sehingga apabila salah satu fungsi tersebut terhambat
akan menyebabkan sintesi berbagai fungsi diotak maupun
kreativitas terganggu (Clark. B, 1988: 24).
Dimensi yang bisa terkait dengan adanya kreativitas
meliputi: (1) Rasio/ thinking yang bersifat kognitif dan rasional,
terukur serta dapat dikembangkan melalui latihan secara sadar; (2)
Bakat khusus talent cipta/sensing merupakan bentuk nyata keadaan
14
bawaan yang membuat seseorang mampu mengkreasi sesuatu yang
baru hingga dilihat dan didengar orang lain; (3) Perasaan/feeling
sebagai bentuk afektif kondisi emosional yang berperan kuat
sebagai kesadaran diri untuk proses aktualisasi; dan (4)
Intuisi/intuitive atau firasat, mempunyai peran lebih tinggi dari
rasio, digali dari alam bawah sadar atau situasi ketidak sadaran
(bukan rasio sadar) yang dapat ditingkatkan menuju pencerahan
(Csikszentmihalyi, Mihally 2008: 55-74).
Clark menggambarkan bahwa untuk memunculkan suatu
kreativitas dibutuhkan dimensi-dimensi tertentu. Dalam dimensi
itu terdapat kreativitas yang bersifat rasional, mengkreasikan,
perasaan, dan firasat. Hal ini sagat diperlukan untuk menjadikan
suatu kreasi yang baru.
2) Faktor Eksternal
Di samping faktor internal, masih banyak ahli menganggap
pentingnya peran faktor eksternal. Dasar pemikirannya adalah
sangat sulit menemukan seorang kreatif yang benar-benar
berkontribusi sendiri, orisinil, dan bermakna baik dibidang seni,
keilmuan, kepustakaan, filsafat ataupun bidang lain. Gardner
misalnya, mencontohkan bahwa faktor yang menunjang
munculnya kreativitas meliputi tiga elemen pokok yang saling
terkait. Ketiga elemen tersebut adalah kemampuan tertentu,
hubungan individu tersebut dengan pekerjaannya, serta interaksi
15
antara individu dengan orang lain baik saudara, maupun
kelompoknya (Gardner, Howard1993: 8-9).
Penjelasan Gardner dapat disimpulkan ada tiga elemen
pokok dalam memunculkan kreativitas. Tiga elemen pokok itu
juga saling berkaitan dan saling mendukung satu dengan lainnya.
Ketiga elemen tersebut yaitu kemampuan tertentu yang dimiliki
oleh individu, hubungan yang kuat terhadap pekerjaan maupun
hal-hal yang dihadapi, dan interaksi yang individu dengan individu
lainnya.
c. Pribadi Kreatif
Orang kreatif mempunyai kemampuan berpikir divergen yang
menonjol. Berpikir divergen adalah bentuk pemikiran terbuka, yang
menjajaki bermacam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu
persoalan atau masalah. Secara universal, produk divergen yang
dikaitkan dengan kemampuan spesifik dari Guilford (dikutip oleh Dedi
Supriyadi, 1997: 44) yang melibatkan lima proses kreatif berikut:
1) Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk memproduksi
banyak gagasan.
2) Keluwesan (fleksibility) adalah kemampuan untuk mengajukan
bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan terhadap
suatu masalah.
16
3) Keaslian (originalitas) adalah kemampuan untuk melahirkan
gagasan-gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak
klise.
4) Penguraian (elaboration) adalah kemampuan untuk menguraikan
sesuatu secara terperinci.
5) Perumusan kembali (redefinisi) adalah kemampuan untuk
mengkaji/ menilik kembali suatu persoalan melalui cara dan
perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.
Orang kreatif juga memerlukan kemampuan berpikir
konvergen, yaitu kemampuan berpikir yang berfokus pada tercapainya
satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah.
Hal ini diperlukan untuk memilih aspek masalah yang relevan dan
membuang yang tidak relevan (selectiveencoding), mengkreasi sistem
koheren dari informasi yang berbeda serta mengintegrasikan informasi
baru dengan yang telah diketahui sebelumnya. Melalui cara berpikir
yang lancar dan fleksibel, orang kreatif mampu beradaptasi hampir
semua situasi agar tujuannya tercapai. Menurut Utami Munandar, ciri-
ciri afektif orang yang kreatif meliputi rasa ingin tahu, merasa
tertantang terhadap tugas majemuk (Utami Munandar, 1999: 51).
d. Pengertian Kreativitas Siswa
Menurut uraian sebelumnya, dapat dikemukan bahwa yang
dimaksud kreativitas adalah suatu ekspresi tertinggi dari keberbakatan
yang ditunjukkan melalui aspek kognitif dengan tindakan dan berpikir
17
divergen maupun konvergen serta dari aspek afektif mengenai fungsi
perasaan/ internalisasi nilai. Karena itu kreativitas mempunyai
berbagai sarat yang komplek yang harus dimiliki seseorang sehingga
seseorang tersebut bisa dianggap kreatif (Narulita Yusron, 2011: 152).
Berdasarkan uraian tentang kreativitas di atas, maka pengertian
dari kreativitas Siswa adalah siswa yang memiliki ciri-ciri cenderung
menggunakan aspek berpikir divergen maupun konvergen ketika
mencari solusi baru dan apabila akan mempersempit pilihan ketika
mencari jawaban. Selain itu, kreativitas siswa juga dapat diukur dari
aspek afektif yang ditunjukkan melalui sifat imajinatif, rasa ingin tahu,
independen, percaya diri, toleran terhadap perbedaan situasi (mampu
beradaptasi), senang pada kompleksitas (antusias), konsisten dari satu
situasi kesituasi lain, intuitif, dan mampu menunda keputusan bila
terjadi hambatan (Utami Munandar, 1999: 60).
e. Pengukuran Kreativitas Belajar Siswa
Menurut (Martinis Yamin, 2010: 108), kreativitas belajar siswa
dapat dilihat dari delapan indikator berikut ini. (1) Sikap dewasa
seseorang dalam menangkap masalah; (2) Sikap berani mandiri; (3)
Hasrat ingin tahu; (4) Terbuka dengan pengalaman baru; (5)
Cenderung melakukan tugas sekolah dengan tuntas; (6) Bergairah dan
berdedikasi; (7) Imajinatif; (8) Panjang akal. Banyak hal lain yang
dapat digunakan dalam mengukur kreativitas. Namun untuk mengukur
18
kreativitas siwa maka kedelapan indikator tersebut dianggap cukup
untuk mewakili semuanya.
Keberhasilan dalam melakukan krativitas juga dapat dilihat dari
ciri-ciri orang yang memiliki tingkat kekreativitasan yang tinggi,
diantaranya: kuatnya motivasi untuk berprestasi, komiten, setia kepada
visi dan tujuan yang hendak dicapai (siap berkorban demi mencapai
tujuan/ cita-cita, merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih
besar, menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan
keputusan-keputusan) serta inisitif dan optimism (Syukri Ghozali,
2009: 15).
Berdasarkan indikator pengukuran tercapainya kreativitas,
maka dapat disimpulkan bahwa kekreativitasan seseorang dapat
tercermin dari kepribadian seseorang. Dedikasi yang tinggi terhadap
suatu pekerjaan yang dilakukan, maka semakin kreatif orang dalam
melakukan pekerjaan tersebut. Demikian halnya dengan cara berpikir
dan sikap kemandirian seseorang juga dapat mempengaruhi seseorang
dalam berkreasi.
f. Teknik-teknik untuk Meningkatkan Proses Kreatif
Berikut merupakan beberapa teknik utuk meningkatkan proses
kreatif (Serian Wijatno, 2009: 61):
19
1) Brainstorming
Bainstorming merupakan kebebesan untuk
mengekspresikan berbagai ide dalam sebuah kelompok. Dan
setiap ide tidak boleh dikomentari maupun dievaluasi.
2) Mind-mapping
Anak didorong untuk mengeluarkan ide dari otak kiri
maupun otak kanannya, menggambarkan hubungan antara di
antara ide-ide tersebut secara visual, dan mengembangkan
kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
3) TRIZ
TRIZ adalah pendekatan sistematis, yang dirancang untuk
menyelesaikan berbagai masalah teknis, apapun sumbernya. TRIZ
menggunakan otak kiri, ilmiah dan meliputi proses yang
dilakukan langkah demi langkah, yang didasarkan pada ratusan
studi mengenai paten inovatif sedunia.
4) Rapid Prototyping
Didasarkan pada premis bahwa melakukan transformasi
ide ke dalam model actual akan menunjukkan berbagai cacat atau
kesalahan dalam ide asli dan akan mengarah pada pengembangan
dalam rancangan ide tersebut dengan tahapan 3R yaitu rough,
rapid dan right.
20
2. Minat Berwirausaha
a. Pengertian Minat
Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat
merupakan penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
dari luar pribadi (Tarmudji, 1991: 59).
Minat juga dapat diartikan kecenderungan yang agak
menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal
tertentu atau merasa senang berkecimpungan dalam bidang itu. (W.S.
Winkel, 1989: 30).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan
adanya keinginan dan kemauan untuk berbuat yang akan memuaskan
kebutuhan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat bertalian erat dengan perhatian, pembawaan, suasana
hati atau perasaan, keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan.
Pada dasarnya minat seseorang mengalami perkembangan dan faktor
yang mempengaruhinya saling berkaitan dan saling mempengaruhinya
yaitu antara lain: (Nurwahid, 1995: 12)
1) Faktor fisik
21
Kondisi fisik seseorang akan sangat berpengaruh
terhadap minat. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap
aktivitas yang dilakukan oleh individu karena dengan kondisi
fisik yang sehat seseorang akan bekerja lebih teliti dan cepat
menyelesaikan pekerjaannya.
2) Faktor psikis
Faktor psikis yang mempengaruhi minat ialah motif,
perhatian dan perasaan. Motif adalah dorongan yang akan
datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Motif
diartikan sebagai sesuatu kekuatan yang terdapat dalam diri
organism itu bertindak atau berbuat. Dorongan ini tertuju kepada
suatu tujuan. (Bimo Walgito, 1993: 49).
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau
sekelompok objek (Bimo Walgito, 1993: 56). Perhatian akan
menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami
keterlibatan dengan obyek. Jadi minat dapat ditimbulkan
terhadap perhatian seseorang terhadap sesuatu yang terjadi
secara continu.
Perasaan adalah aktivitas psikis yang di dalamnya
menghayati nilai-nilai suatu obyek (W.S. Winkel, 1990: 30).
Hubungan persaan dalam mencapai minat adalah perasaan
senang akan menimbulkan minat yang diperkuat dengan adanya
22
sikap positif. Hal ini disebabkan perasaan senang merupakan
suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada
subyek bersangkutan.
3) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengruhi minat ialah
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Keluarga mempunyai peranan penting dalam
mempersiapkan anak untuk mencapai masa depan yang baik.
Keluarga merupakan peletak dasar bagi pola tingkah laku,
karakter, intelegensi, bakat dan potensi anak untuk dapat
berkembang secara optimal.
Lingkungan sekolah adalah kondisi di sekitar individu
yang mempengaruhi proses belajar (Abu Ahmadi, 1990: 13).
Sedangkan lingkungan masyarakat merupakan hubungan di luar
keluarga dan di luar sekolah.
c. Macam-macam Minat
Minat terbagi ke dalam tiga macam, yaitu: (1) Minat yang
diekspresikan (expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan
minat dengan kata tertentu, (2) Minat yang diwujudkan (manifest
interest), seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-
kata melainkan melakukan dengan tindakan atau perbuatan, (3) Minat
yang diinventariskan (inventoried interest), seseorang memiliki minat
23
dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu atau
pilihan untuk kelompok aktivitas tertentu (Nurwahid, 1995: 20).
d. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah seseorang yang bebas dan memiliki
kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan
usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. (Syukri Ghozali, 2009: 46).
Kewirausahaan juga dapat diartikan sebagai usaha menciptakan nilai
tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-
cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Senada dengan pengertian di atas, berikut merupakan
beberapa pengertian atau definisi kewirausahaan menurut para ahli
ekonomi: (Hendro, 2002: 11), 1) Menurut Robert D. Hisrich,
kewirausahaan adalah proses kreatif untuk menciptakan sesuatu yang
bernilai lebih tinggi dengan mengoptimalkan segala daya upaya,
seperti mencurahkan waktu, dana, psikologis dan penerimaan
penghargaan atas kepuasan seseorang. 2) Menurut Peter F. Drucker
(1996) kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. 3) Menurut Stephen Robins (1996),
kewirausahaan adalah proses mengejar berbagai peluang untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dilakukan yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, perjuangan
24
untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi segala risiko.
e. Tujuan dan Prinsip-prinsip Kewirausahaan
Secara umum keiwirausahaan memiliki beberapa tujuan
diantaranya: (Hendro, 2006: 12), 1) Mempersiapkan bekal masa
depan agar menjadi lebi terampil, 2) Mempersiapkan diri agar
memiliki kecakapan untuk berkarir di segala bidang, 3) Memberikan
ilmu untuk bertaan hidup dan mencari nafkah, 4) Mewujudkan
kesuksesan di dunia kerja atau usaa mandiri, 5) Memajukan
perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif serta kemakmuran
bangsa Indonesia, 6) Meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah
dan 7) Membudayakan sikap unggul, berperilaku positif dan kreatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bawa
kewirausahaan memiliki beberapa tujuan yang sangat bermanfaat
dan sangat baik bagi orang yang menjalankannya menuju kehidupan
yang teratur.
Adapun prinsip-prinsip kewirausahaan terdiri dari beberapa
unsur penting, diantaranya sebagai berikut: 1) Ada tujuan dan mimpi
(arah yang jelas) sebagai visi dan misi, 2) Ada unsur spirit,
semangat, dan gaira sebagai sumber emosi, 3) Ada unsur manajerial
dalam melaksanakannya baik mengelola risiko, memecahhkank
masalah atau mengoperasikan suatu usaha, 4) Ada unsur kendali
(control) terhadap kulitas, keuangan, proses dan distribusi, 5) Ada
25
unsur kreativitas dan inovasi, 6) Ada unsur pola pikir yang lebih jau
ke depan, 7) Ada unsur komitmen terhadap tujuan awal sehingga ada
kemauan untuk tidak mudah menyerahkan pada masalah yang
sedang terjadi, 8) Ada unsur improvisasi (perbaikan) dalam
prosesnya, dan 9) Ada perencanaan konsep, strategi, taktik, program,
seperti perencanaan bisnis dan perencanaan kegiatan sehari-hari
(Hendro, 2006: 79).
Kesembilan prinsip kewirausahaan hendaknya tertanam bagi
para wirausahawan jika ingin mengalami kesuksesan. Prinsip-prinsip
tersebut juga berkaitan erat satu sama dengan lainnya. Seorang wira
usaha tidaklah benar jika memilih-milih prinsip-prinsii tersebut.
f. Faktor-faktor penyebab Munculnya Semangat Wirausaha
Semangat adalah energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan
karena ada keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya
unsur manfaat. Sumber energi yang dibutuhkan untuk berwirausaha
atau kegiatan apapun adalah semangat (harapan) dan gairah untuk
mengerjakan. Semangat wirausaha dapat muncul karena disebabkan
beberapa faktor antara lain: 1) Keinginan meniru figur seseorang yang
sukses, 2) Rasa suka teradap tantangan, 3) Keinginan untuk tetap
bertahan hidup, 4) Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang
lebih baik lagi, 5) Kegagalan yang dialami dalam meniti karir
pekerjaan, dan 6) Adanya cita-cita untuk menjadi pengusaha
(Hendro, 2006: 81).
26
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan seorang wira usaha tidak terlepas dari semangat
wirausahawan tersebut dalam meraih tujuannya. Tanpa adanya
semangat dalam berwirausaha mustahil seseorang akan mengalami
kesuksesan dalam berwirausaha. Untuk itu hendaknya seseorang
haru memotivasi dirinya untuk lebih maju dalam berkarir di dalam
dunia wira usaha.
g. Karakteristik Kewirausahaan
Karakteristik kewirausahaan yang harus dimiliki oleh setiap
wirausahawan yaitu: 1) Motif berprestasi tinggi seseorang untuk
berwirausaha, 2) Selalu perspektif yang mampu menatap masa depan
lebih optimis, 3) Memiliki kreativitas tinggi, 4) Memiliki perilaku
inovatif tinggi, Tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha
obstacle (hambatan), hardship (kesulitan) dan very rewarding life
(imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memaukau). 5) Selalu
komitmen terhadap pekerjaan, memiliki etos kerja dan tanggung
jawab, 6) Mandiri atau tidak ketergantungan, 7) Berani menghadapi
resiko, 8) Selalu mencari peluang, 9) Memiliki jiwa kepemimpinan,
10) Memiliki kemampuan manajerial, dan 11) Memiliki keterampilan
personal (Syukri Ghozali, 2009: 70).
27
C. Kerangka Berfikir
Tingginya minat lulusan siswa SMK untuk bekerja sesuai dengan
keterampilan kejuruan yang telah dipelajarinya di sekolah dan rendahnya
kreativitas lulusan untuk membuka lapangan pekerjaan baru atau
berwirausaha merupakan fakta dari permasalahan umum yang selalu menjadi
perbincangan setiap tahunnya bahkan merupakan permasalahan komplek
yang selalu meningkat. Maka dari itu, siswa perlu diberi motivasi dan
sentuhan yang berbeda untuk menumbuhkan minat berwirausaha melalui
penambahan keterampilan lain selain dari program kejuruan yang telah
dipelajari, karena kecenderungan siswa hanya bermodal keterampilan sesuai
dengan program kejuruannya tanpa memiliki kahlian keterampilan lain.
Dengan begitu siswa akan mampu menghadapi permasalahan setelah lulus
nanti serta menambahkan pengetahuan dan meningkatkan kreativitas siswa
dalam berwirausaha.
Terkait dengan permasalahan tersebut, maka perlu diupayakan suatu
penambahan keterampilan bagi siswa. Salah satu penambahan keterampilan
yang dirasa tepat untuk meningkatkan kreativitas siswa yaitu penambahan
pekerjaan las pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik
Kebumen.
Penambahan pekerjaan las memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar secara bersama mengenai keterampilan baru selain dari program
kejuruan yang telah dipelajarinya. Selain itu penambahan pekerjaan las dapat
membantu meningkatkan kreativitas siswa dan memperkaya pengetahuan
28
siswa. Para siswa secara individu dibangun motivasinya untuk memiliki
kepercayaan diri untuk membuka lapangan pekerjaan baru sesuai dengan apa
yang telah dipelajarinya bahkan dapat mengombinasikan berbagai
keterampilan yang telah dikuasainya.
Pembelajaran di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen masih
mengandalkan keterampilan program kejuruan seperti layaknya pada
pembelajaran di SMK pada umumnya. Diharapkan dengan menambahkan
pekerjaan las kreativitas siswa dalam bekerja dapat meningkat sehingga
mampu berwirausaha baik secara individu maupun secara bersama.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekan (Sudjana, 2002: 219). Rumusan hipotesis dari penelitian ini
adalah adanya peningkatan kreativitas siswa dan minat berwirausaha siswa
kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen Tahun
Pelajaran 2012/2013 dengan penambahan pekerjaan las.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas
(class action research). Penelitian Tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik
(Mulyasa, 2009: 10). Penelitian Tidakan Kelas juga dapat diartikan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Secara umum
Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada
dan memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dan mutu pendidikan pada
umumnya. Adapun pelaksanaanya dilaksanakan melalui empat tahap yakni
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat yang digunakan saat penelitian adalah SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen yang beralamat di Jalan Cincin Kota No. 18
Karangsari Kebumen.
30
2. Waktu penelitaan
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Januari
sampai bulan April 2013. Adapun pelaksanaan penelitian adalah sebagai
sebagai berikut:
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah persiapan dalam
penelitian yan meliputi kooordinasi dengan pihak sekolah. Langkah ini
dilaksanakan pada akhir bulan Januari dan awal Februari. Selanjutnya
peneliti menyusun proposal penelitian, menyiapkakn perangkat dan
instrumen pembelajaran yan relevan dengan penelitian berikut stimulasi
pelaksanaan tindakan. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan selama
bulan Februari sampai awal Maret.
Pada bulan Maret sampai pertengahan April peneliti telah masuk
pada pelaksanaan penelitian yang terbagi dalam dua jenis kegiatan yaitu
pre test dan siklus I. Pelaksanaan kegiatan pre test terjadi pada minggu
ketiga di bulan Maret, sedangkan siklus 1 pada akhir Maret sampai
pertengahan bulan April. Sedangkan waktu untuk penyusunan dab
laporan hasil penelitian dilaksanakan selama penelitian dari bulan Januari
sampai bulan April 2013.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 39
siswa.
31
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data (Sugiyono, 2010: 62) Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan
data yang berupa dokumentasi, observasi dan tes.
1. Observasi
Pengamatan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki
(Cholid Narbuko & Abu Ahmadi, 2009: 70). Metode observasi dilakukan
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kreativitas siswa kelas
XI TKR 8 dalam pembelajaran baik selama proses pembelajaran (praktik
pekerjaan las) berlangsung maupun dalam pengembangan pembelajaran.
2. Tes
Tes adalah satu set stimulus diberikan kepada subjek yang diteliti
dan memungkinkan seorang peneliti dapat mengukur konstruk yang
hendak diteliti (Sukardi, 2008: 155) Tes digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Suharsimi Arikunto,
2002: 198). Tes yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pre test
(test awal) dan test diakhir pembelajaran (post test) tentang materi
pekerjaan las, khususya pada standar kompetensi mengelas dengan
proses las busur metal manual.
32
3. Angket/ Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2006:199). Penelitian yang
dimaksud dengan teknik pengumpulan data dengan angket adalah teknik
untuk mendapatkan data dengan isian atau skala pernyataan yang
diberikan kepada subyek penelitian. Data yang diperoleh dengan angket/
kuesioner adalah data tentang minat berwirausaha siswa.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar observasi, merupakan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran
siswa yang berisi pernyataan yang digunakan untuk kreativitas siswa
dalam penambahan pekerjaan las berlangsung.
2. Soal-soal tes tertulis maupun praktik untuk mengukur kreativitas dan
minat berwirausaha siswa.
3. Lembar kuesioner, merupakan lembar angket tentang minat berwirausaha
siswa yang berisi tentang beberapa pernyataan yang digunakan untuk
mengetahui minat berwirausaha siswa.
E. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berdasarkan pada hasil observasi kreativitas,
nilai evaluasi belajar praktik dan engket minat berwirausaha siswa kelas XI
TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen yang dilaksanakan
33
sebelum adanya tindakan penelitian sebagai data awal dan hasil evaluasi
sesudah pelaksanaan tindakan kelas (baik pre test maupun siklus I).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (Suharsimi Arikunto, 2006: 158). Lembar observasi
tentang kreativitas siswa disusun sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun
yaitu:
Tabel 1. Kisi-kisi kreativitas siswa
Komponen yang
diukur Indikator
No Item
Soal
Kreativitas
1. Siswa bersikap dewasa dalam
menghadapi masalah pembelajaran
1
2. Siswa bersikap berani mandiri 2
3. Siswa selalu bersikap pantang
menyerah dalam menghadapi
permasalahan pembelajaran
3
4. Siswa mampu menyelesaikan
tantangan dengan rasa tanggung jawab
4
5. Siswa memiliki rasa percaya diri
dalam berbuat atau beraktivitas
5
6. Siswa melakukan aktivitas dengan
perhitungan yang tepat
6
7. Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 7
34
8. Siswa bersikap terbuka terhadap hal
baru
8
9. Siswa melakukan tugas dengan tuntas 9
10. Siswa bergairah dan berdedikasi 10
11. Siswa memiliki sikap imajinatif 11
12. Siswa memiliki pola fikir panjang akal 12
Tebel 2. Kisi-kisi pre test
Kompetensi Dasar Indikator No Item
Soal
Menyiapkan materi
untuk pengelasan
1. Mengidentifikasi syarat-syarat
pengelasan
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9,
10
2. Memahami fungsi masing-masing alat
pengelasan
11, 12, 13,
14
3. Memahami bahaya dan cirri-ciri
kerusakan alat pengelasan 15, 16, 17
4. Mensimulasikan cara-cara penggunaan
alat pengelasan 18, 19, 20
35
Tabel 3. Kisi-kisi siklus
Kompetensi Dasar Indikator No Item
Soal
Pemilihan
pengesetan mesin las
dan elektroda
1. Mengidentifikasi mesin las dan
elektroda berdasarkan prosedur
pengelasan yang telah ditentukan dan
spesifikasi gambar teknik
1, 2, 3, 5, 6,
7, 8, 9, 10,
11
2. Menghubungkan peralatan pengelasan
dan mengeset dengan aman dan benar
sesuai dengan SOP
4, 12, 13,
14, 15, 16,
17
3. Melakukan percobaan berdasarkan
spesifikasi
18, 19, 20
Mengelas material
dengan proses yang
benar
Mengidentifikasi
pemeriksaan las pad
alas listrik
1. Melakukan pengelasan dengan benar
pada posisi datar, horizontal dan vertical
sesuai dengan spesifikasi
21, 22, 23,
24, 25, 26,
27
2. Melakukan pencegahan distorsi
bilamana diperlukan
28, 29
3. Membersihkan sambungan sesuai
dengan spesifikasi menggunakan
perkakas dengan teknik yang tepat
30, 31
4. Mengidentifikasi cacat las 32, 33, 36,
37, 38, 39,
40
5. Memperbaiki kerusakan atau cacat las 34, 35
36
Tabel 4. Kisi-kisi minat berwirausaha
Komponen yang
diukur Indikator
No Item
Soal
Minat Berwirausaha
1. Siswa antusias dalam setiap kegiatan
pembelajaran
3, 14, 24, 29
2. Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 1, 7, 9, 15,
26
3. Siswa memiliki semangat dalam
menghadapi tantangan yang dihadapi
2, 4, 5, 8, 17
4. Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi
dirinya maupun temannya
11, 23, 25
5. Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin
menguasai semua materi yang dipelajari
6
6. Siswa berlatih menanggung segala resiko
terhadap apa yang dikerjakannya
10, 12, 16,
28
7. Siswa menghitung secara sistematis segala
keperluan yang dibutuhkan untuk
pekerjaannya
13, 18, 19,
22
8. Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan
bahan praktik pembelajaran
20, 30
9. Siswa antusias untuk belajar administrasi 27
10. Siswa saling memberikan motivasi untuk
tetap semangat dalam belajar dan bekerja
21
37
G. Teknik Analisis Soal Tes
Setelah instrumen yang berupa soal tes diabuat, selanjutnya soal tes
tersebut diujikan terlebih dahulu, dan kemudian hasil tesnya diolah dan
dianalisis. Pengeolahan hasil tes bertujuan untuk menghasilkan instrumen
soal yang baik, sehingga dapat digunakan dalam penggunaan data penelitian.
Adapun pengolahan hasil tes tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat
analisis soal (item analisys).
Menurut (Ngalim Purwanto, 2010: 118), item analisys bertujuan untuk
mencari soal tes yang baik dan tidak baik. Dengan adanya item analisys, kita
dapat mengetahui tiga hal yang dapat diperoleh dari tiap soal. Ketiga hal
tersebut yaitu:
1. Kita dapat mengetahui sampai di mana tingkat kesukaran soal
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan
rumus: (Ngalim Purwanto, 2010: 119).
Keterangan:
TK = Indeks TK atau tingkat kesukaran yang dicari
U = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper
group) yang menjawab benar untuk tiap soal
L = Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower
group) yang menjawab benar untuk tiap soal
T = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai dan
kelompok kurang (upper group dan lower group)
𝑇𝐾 = 𝑈 + 𝐿
𝑇
38
2. Kita dapat mengetahui apakah soal tersebut memiliki daya pembeda
(discriminating power)
Daya pembeda ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk
membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dan
kelompok kurang (lower group). Daya pembeda dapat dihitung dengan
rumus: (Ngalim Purwanto, 2010: 120).
Keterangan:
DP = Indeks DP atau daya pembeda yang dicari
U = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper
group) yang menjawab benar untuk tiap soal
L = Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower
group) yang menjawab benar untuk tiap soal
T = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai dan
kelompok kurang (upper group dan lower group)
3. Kita dapat mengetahui soal yang baik dan tidak baik
Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran dan daya pembeda,
kita dapat menentukan apakah soal dikatakan baik atau tidak. Dalam
pembuatan soal ini, peneliti membuat soal dengan bentuk pilihan ganda
dengan emoat option. Menurut Ngalim Purwanto (2010: 124), soal-soal
ini dapat dikatakan baik dengan catatan:
a. Jika tingkat kesukarannya sama atau lebih kecil dari 0,24
dikategorikan soal yang sulit
𝐷𝑃 = 𝑈 + 𝐿
12
𝑇
39
b. Jika tingkat kesukarannya sama atau lebih besar dari 0,76
dikategorikan soal yang mudah
c. Jika daya pembeda soal itu adalah 0 (nol) atau negatif (minus), maka
soal perlu direvisi/ diperbaiki.
4. Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui
instrumen angket yang layak digunakan dan tidak. Adapun rumus yang
dipakai adalah :
a. Uji validitas Instrumen.
Pengujian validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
mengungkap data dari variabel yang ingin diteliti secara tepat. Untuk
mengukur validitas digunakan rumus Korelasi Product Moment yaitu
sebagai berikut:
rix =𝑛 𝑖𝑥 − 𝑖 𝑥
𝑛 𝑖2 − 𝑖 2 𝑛 𝑥2 − 𝑥 2
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi Product Moment
x = Skor total
i = Skor item
n = Jumlah sampel (responden)
Kriteria pengujian sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel, berarti item tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel berarti item tersebut tidak valid.
40
b. Uji reliabilitas Instrumen.
Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Teknik
pengujian ini menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh
Alpha Cronbach. Menurut Imam Ghozali (2008:333), suatu lembar
koding dinyatakan reliabel jika nilai crombach alpha lebih besar dari
0,6.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus Cronbach's Alpha berikut:
Keterangan:
: Reabilitas instrumen
k : Banyaknya butir soal atau pertanyaan
: Jumlah varians butir
: Varians total
H. Prosedur Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
kreativitas siswa dalam minat berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK
Taman Karya Madya Teknik Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus, langkah-langkah dalam
siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari atas empat komponen, yaitu: 1)
rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
41
Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini (Suharsimi Arikunto, 2009:
16)
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan
sebagai berikut:
1. PRE TEST
a. Perencanaan/Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan
adalah:
PRE TEST
?
SIKLUS I
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
42
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario
pembelajaran.
2) Menyusun lembar observasi dan lembar kuesioner minat
berwirausaha siswa.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
4) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh
penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
c. Observasi dan Evaluasi Hasil Pemantauan
d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukan
dari teman (critical friends), guru muatan lokal pengelasan yang
bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini
dilakukan untuk menilai tindakan yang telah diberikan.
Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang penelitian tindakan kelas,
dengan cara berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam
pembelajaran.
43
2. SIKLUS I
a. Perencanaan /Persiapan
Rencana tindakan kelas untuk siklus 1, pada saat pelaksanaan siklus
1 terdapat beberapa kelemahan, dari refleksi siklus 1, maka
dilaksanakan beberapa perbaikan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
c. Observasi dan Evaluasi Hasil Pemantauan
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif
dengan menggunakan format pengamatan/penilaian proses
pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan
secara kolaboratif.
I. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif dengan teknik Persentase yang dianalisis secara kuantitatif. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: (Suharsimi Arikunto, 2002:
246).
Keterangan:
DP = Tingkat keberhasilan yang dicapai
N = Jumlah skor ideal
n = Jumlah skor jawaban dari responden
𝐷𝑃 = 𝑛
𝑁 100%
44
Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam
penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya
menentukan banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam Penelitian
tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam
pelaksanaanya berlangsung secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan
dilaksanakan dalam siklus yang peneliti berikan pada siswa sebagai obyek
penelitian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim
lainya) bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan
rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam kegiatan pre test.
Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah
reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada kegiatan pre test untuk
kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau
penyempurnaan pada siklus I.
Jika diperlukan adanya peningkatan prestasi maupun kualitas hasil
belajar, kreativitas maupun minat berwirausaha siswa, maka dilaksanakan
lagi diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah
reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus I untuk kemudian
mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau
penyempurnaan pada siklus II dan seterusnya. Namun jika dirasa sudah
cukup, maka penelitian terkait upaya meningkatkan kreativitas siswa program
keahlian teknik kendaraan ringan dengan penambahan pekerjaan las dalam
45
minat berwirausaha di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen
dinyatakan telah selesai dan berhasil dan tidak perlu adanya kegiatan siklus
II.
J. Indikator Keberhasilan
Berdasarkan karakteristik tindakan, keberhasilan penelitian dapat
terlihat dengan adanya perubahan ke arah yang positif (lebih baik), baik yang
terkait dengan kreativitas siswa (33,5% menjadi 89,1%), hasil evaluasi belajar
siswa (46,15% menjadi 100%) maupun minat berwirausaha siswa (40,8%
menjadi 85,6%). Adapun kriteria keberhasilan yang dicapai adalah
meningkatnya kreativitas siswa dalam belajar, nilai rata-rata hasil belajar
yang telah mencapai KKM (75,00) dan minat berwirausaha siswa juga
mengalami peningkatan.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA
Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan dengan menggunakan
sistem siklus. Pada penelitian ini menggunakan pembelajaran sistem blok
yaitu penelitian dilaksanakan selama 1 minggu dengan waktu pembelajaran
mulai pukul 07.00 sampai pukul 14.00. Adapun waktu istirahat hanya 30
menit yakni pukul 12.00 sampapi 12.30. Namun pada hari Jum’at
pembelajaran dilaksanakan pukul 07.00 sampai 11.30 tanpa adanya istirahat.
Instrumen yang diterapkan untuk mendukung selama penelitian berlangsung
terdiri dari soal tes dan lembar observasi kreativitas siswa. Deskripsi data
yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kegiatan Pre test
Kegiatan pre test dilaksanakan pada hari Senin 18 Maret 2013
dengan agenda:
a. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk pengelasan
b. Melaksanakan observasi awal tentang kreativitas
c. Melaksanakan tes awal tentang pengetahuan dasar pengelasan
d. Melaksanakan angket kondisi awal tentang minat berwirausaha
siswa
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas ini,
peneliti melakukan kegiatan observasi awal di lapangan yakni di SMK
Taman Karya Madya Teknik Kebumen untuk mengetahui realita
47
pembelajaran yang terjadi di lapangan. Dari hasil observasi awal dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Siswa kurang memiliki minat dan motivasi untuk berwirausaha
dikarenakan banyak siswa yang hanya terpaku pada pekerjaan yang
sesuai dengan jurusan yang ditempuhnya dalam pembelajaran.
b. Siswa kurang memiliki kreativitas dalam mengembangkan
pembelajaran karena guru kurang kreatif dalam menciptakan dan
menumbuhkan pembelajaran yang memunculkan kreativitas siswa.
c. Tingginnya anggapan yang salah dalam menentukan pekerjaan yaitu
tingginya anggapan bahwa pekerjaan hanya bisa dilakukan sesuai
dengan program kejuruan yang ditempuh.
Berdasarkan observasi awal pembelajaran siswa di kelas XI TKR 8
Taman Karya Madya Teknik Kebumen tahun pelajaran 2012/2013
sebelum adanya penambahan pekerjaan las dapat diketahui kreativitas
siswa sebagai berikut:
Tabel 5. Kreativitas siswa pada observasi awal
No Indikator Jumlah Siswa Persentase (%)
Kreatif Tidak Kreatif Tidak
1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi
masalah pembelajaran 5 34 12,8 87,2
2 Siswa bersikap berani mandiri 16 23 41,0 59,0
3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah
dalam menghadapi permasalahan
pembelajaran
15 24 38,5 61,5
48
4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan
dengan rasa tanggung jawab 5 34 12,8 87,2
5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam
berbuat atau beraktivitas 21 18 53,8 46,2
6 Siswa melakukan aktivitas dengan
perhitungan yang tepat 3 36 7,7 92,3
7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 20 19 51,3 48,7
8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru 12 27 30,8 69,2
9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas 30 9 76,9 23,1
10 Siswa bergairah dan berdedikasi 20 19 51,3 48,7
11 Siswa memiliki sikap imajinatif 5 34 12,8 87,2
12 Siswa memiliki pola fikir panjang akal 5 34 12,8 87,2
Rata-rata 33,5 66,5
Histogram 1. Persentase Kreativitas Siswa pada Observasi Awal
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persentase (%) Kreatif 12,841,038,512,853,8 7,7 51,330,876,951,312,812,8
Persentase (%) Tidak Kreatif 87,259,061,587,246,292,348,769,223,148,787,287,2
Per
sen
tase
Persentase Kreativitas Siswa pada Observasi Awal
49
Untuk mengetahui data awal, peneliti juga mengambil data dari
hasil evaluasi belajar yang berupa pre test. Data yang diambil peneliti,
merupakan nilai hasil evaluasi belajar siswa pada standar kompetensi
mengelas dengan proses las busur metal manual dengan kompetensi
dasar menyiapkan materi untuk pengelasan dan pemilihan pengesetan
mesin las dan elektroda.
Data nilai hasil evaluasi belajar ini bersumber pada kelas XI TKR 8
SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen tahun pelajaran 2012/2013.
Nilai rata-rata siswa masih di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yakni 75. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada ketiga
kompetensi dasar tersebut adalah 69,6 dengan persentase ketuntasan 46,15%.
Adapun princian perolehan nilai hasil belajar siswa kelas XI TKR 8
pada pre test adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test
No. Keterangan Pre Test
1 Jumlah Nilai Keseluruhan 1220
2 Rata-rata 69,6
3 Jumlah siswa keseluruhan 39
4 Jumlah siswa yang tuntas 18
5 Jumlah siswa yang belum tuntas 21
6 Persentase jumlah siswa yang tuntas 46,15%
7 Persentase jumlah siswa yang belum lulus 53,85%
50
Histogram 2. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada observasi awal
Metode kuesioner digunakan untuk mengambil data tentang besarnya
minat siswa kelas XI TKR 8 dalam berwirausaha. Adapun bentuk tes yang
digunakan ialah tes kuesioner, berikut hasil kuesioner tentang minat
berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 pada pra tindakan:
Tabel 7. Kuesioner Minat Berwirausaha
No Indikator Jumlah Siswa Persentase (%)
S TS S TS
1 Siswa antusias dalam setiap kegiatan
pembelajaran 25 14 64,1 35,9
2 Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 15 24 38,5 61,5
3 Siswa memiliki semangat dalam
menghadapi tantangan yang dihadapi 26 13 66,7 33,3
4 Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi
dirinya maupun temannya 10 29 25,6 74,4
5 Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin
menguasai semua materi yang dipelajari 19 20 48,7 51,3
42444648505254
Persentase Jumlah Siswa
Belum Tuntas
Persentase Jumlah Siswa
Tuntas
Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test
53,85 46,15
Per
sen
tase
Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test
51
6 Siswa berlatih menanggung segala resiko
terhadap apa yang dikerjakannya 15 24 38,5 61,5
7 Siswa menghitung secara sistematis segala keperluan yang dibutuhkan untuk
pekerjaannya
10 29 25,6 74,4
8 Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan
bahan praktik pembelajaran 15 24 38,5 61,5
9 Siswa antusias untuk belajar administrasi 10 29 25,6 74,4
10 Siswa saling memberikan motivasi untuk
tetap semangat dalam belajar dan bekerja 14 25 35,9 64,1
Rata-rata 40,8 59,2
Histogram 3. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Observasi Awal
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi di lapangan dan
pembatasan masalah yang diajukan peneliti, penelitian ini difokuskan untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi pada siswa SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen, khususnya kelas XI TKR 8 yakni meningkatkan
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Setuju 64,1 38,5 66,7 25,6 48,7 38,5 25,6 38,5 25,6 35,9 40,8
Tidak Setuju 35,9 61,5 33,3 74,4 51,3 61,5 74,4 61,5 74,4 64,1 59,2
Per
sen
tase
Persentase Minat BerwirausahaData Awal
52
kreativitas siswa dengan penambahan pekerjaan las dalam meningkatkan
minat berwirausaha. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menentukan
hipotesis tindakan bahwa dengan penambahan pekerjaan las dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam minat berwirausaha di SMK Taman
Karya Madya Teknik Kebumen.
2. Siklus I
d. Perencanaan Tindakan
1) Permasalahan yang terjadi di lapangan diidentifikasi melalui kegiatan
observasi yang mengacu pada standar kompetensi Mengelas dengan
Proses Las Busur Metal Manual.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada materi pembelajaran, metode dan strategi serta
alokasi waktu yang tepat.
3) Menyusun lembar observasi kreativitas siswa.
4) Mempersiapkan kisi-kisi (baik observasi, tes maupun kuesioner),
soal tes, pedoman penilaian dan analisis hasil penilaian.
5) Mempersiapkan pendekatan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kreativitas dan minat berwirausaha siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I, peneliti melaksanakan
tindakan dengan alokasi waktu 4 x pertemuan. Adapun tindakan yang
dilaksanakan dalam siklus I sebagai berikut:
1) Hari Selasa dan Rabu, 19-20 Maret 2013
53
a) Kegiatan Awal
(1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti pembelajaran
(2) Mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
materi yang akan dipelajari
(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
(4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan kegiatan
sesuai dengan silabus.
b) Kegiatan Inti
a. Peneliti membagikan sumber belajar yang berupa modul
tentang materi yang dipelajari
b. Siswa dengan bimbingan peneliti menggali informasi
tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar Pemilihan
pengesetan mesin las dan elektroda)
c. Peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi sesuai
dengan kompetensi dasar yang dipelajari.
d. Peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi
e. Peneliti memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada
siswa
f. Peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan
pengelasan
54
g. Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait
dengan materi yang telah dipelajari
h. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas
i. Selama proses pembelajaran, peneliti juga mengobservasi
siswa terutama tentang kreativitas siswa
c) Kegiatan Akhir
Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
tentang kompetensi dasar Pemilihan pengesetan mesin las dan
elektroda, dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang
telah dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.
2) Hari Kamis, 21 Maret 2013
a) Kegiatan Awal
(1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti pembelajaran
(2) Mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
materi yang akan dipelajari
(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
(4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan kegiatan
sesuai dengan silabus.
55
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti membagikan sumber belajar yang berupa modul
tentang materi yang dipelajari
(2) Siswa dengan bimbingan peneliti menggali informasi
tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar mengelas
material dengan proses yang benar sesuai kualitas yang
diterangkan oleh standar nasional/ISO)
(3) Peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi prosedur
pengelasan pada las listrik
(4) Peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi
(5) Peneliti memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada
siswa
(6) Peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan
tentang pemeriksaan pengelasan pada las listrik
(7) Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait
dengan materi yang telah dipelajari
(8) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas
(9) Selama proses pembelajaran, peneliti juga mengobservasi
siswa terutama tentang kreativitas siswa
c) Kegiatan Akhir
Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
tentang kompetensi dasar mengelas material dengan proses yang
56
benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO,
dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang telah
dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.
3) Hari Jum’at, 22 Maret 2013
a) Kegiatan Awal
(1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti pembelajaran
(2) Mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
materi yang akan dipelajari
(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai
(4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan kegiatan
sesuai dengan silabus.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti membagikan sumber belajar yang berupa modul
tentang materi yang dipelajari
(2) Siswa dengan bimbingan peneliti menggali informasi tentang
materi yang dipelajari (kompetensi dasar memeriksa
pengelasan atau cacat pengelasan)
(3) Peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi prosedur
pengelasan pada las listrik
(4) Peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi
57
(5) Peneliti memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada
siswa
(6) Peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan tentang
pemeriksaan pengelasan pada las listrik
(7) Peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait
dengan materi yang telah dipelajari
(8) Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas
(9) Selama proses pembelajaran, peneliti juga mengobservasi
siswa terutama tentang kreativitas siswa
c) Kegiatan Akhir
Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
tentang kompetensi dasar memeriksa pengelasan atau cacat
pengelasan, dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang
telah dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.
4) Hari Sabtu, 23 Maret 2013
Pada pertemuan terakhir dalam siklus I, peneliti melanjutkan
materi pada hari Jum’at yang belum selesai dan sekaligus
mengobservasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti juga memberikan lembar evaluasi dalam waktu 2 x 45 menit
tentang materi yang telah dipelajari selama pelaksanaan tindakan kelas
yang mencakup standar kompetensi mengelas dengan proses las busur
metal manual sesuai empat kompetensi dasar yang ada dalam silabus
58
yakni menyiapkan materi untuk pengelasan, pemilihan pengesetan
mesin las dan elektroda, mengelas material dengan proses yang benar
sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO dan
memeriksa pengelasan atau cacat pengelasan. Pada akhir
pembelajaran, peneliti membagikan lembar angket untuk mengetahui
minat berwirausaha siswa dengan alokasi waktu 1 x 45 menit.
c. Observasi
Observasi yang dilaksanakan pada siklus I ialah peneliti
mengobservasi kreativitas pembelajaran siswa baik kreativitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung maupun kreativitas siswa dalam
mengembangkan pembelajaran. Pada siklus I dapat dijelaskan tentang
kreativitas siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 8. Kreativitas siswa pada Siklus I
No Indikator Jumlah Siswa Persentase (%)
Kreatif Tidak Kreatif Tidak
1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi
masalah pembelajaran 33 6 84,6 15,4
2 Siswa bersikap berani mandiri 36 3 92,3 7,7
3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah
dalam menghadapi permasalahan
pembelajaran
38 1 97,4 2,6
4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan
dengan rasa tanggung jawab 32 7 82,1 17,9
5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam
berbuat atau beraktivitas 37 2 94,9 5,1
6 Siswa melakukan aktivitas dengan
perhitungan yang tepat 31 8 79,5 20,5
59
7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 39 0 100 0
8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru 35 4 89,7 10,3
9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas 39 0 100 0
10 Siswa bergairah dan berdedikasi 39 0 100 0
11 Siswa memiliki sikap imajinatif 28 11 71,8 28,2
12 Siswa memiliki pola fikir panjang akal 30 9 76,9 23,1
Rata-rata 89,1 10,9
Histogram 4. Persentase Kreativitas Siswa pada Siklus I
Pada siklus I juga dilaksanakan evaluasi hasil pembelajaran tentang
teori prinsip-prinsip, prosedur pengelasan dan pemeriksaan pengelasan
pada las listrik. Soal diperoleh setelah peneliti mengadakan validasi soal
melalui perhitungan taraf kesukaran dan daya pembeda dengan tujuan
0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0
100,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persentase (%) Kreatif 84,6 92,3 97,4 82,1 94,9 79,5 100 89,7 100 100 71,8 76,9
Persentase (%) Tidak Kreatif 15,4 7,7 2,6 17,9 5,1 20,5 0 10,3 0 0 28,2 23,1
Per
sen
tase
Persentase Kreativitas Siswa pada Siklus I
60
mencari soal yang layak menjadi instrument penelitian. Hasil evaluasi hasil
pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
Table 9. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I
No. Keterangan Siklus I
1 Jumlah Nilai Keseluruhan 3340
2 Rata-rata 85,6
3 Jumlah siswa keseluruhan 39
4 Jumlah siswa yang tuntas 39
5 Jumlah siswa yang belum tuntas 0
6 Persentase jumlah siswa yang tuntas 100%
7 Persentase jumlah siswa yang belum tuntas 0%
Histogram 5. Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I
0
20
40
60
80
100
Persentase Jumlah Siswa Belum Tuntas
Persentase Jumlah Siswa
Tuntas
Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus I
0 100
Axi
s Ti
tle
Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus I
61
Selain mengobservasi dan mengevaluasi hasil belajar siswa, pada
siklus I peneliti juga mengadakan tes kuesioner untuk mengetahui
besarnya minat berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 10. Kuesioner Minat Berwirausaha pada Siklus I
No Indikator Jumlah Siswa Persentase
S TS S TS
1 Siswa antusias dalam setiap kegiatan
pembelajaran 39 0 100 0
2 Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 29 10 74,4 25,6
3 Siswa memiliki semangat dalam
menghadapi tantangan yang dihadapi 23 16 59 41
4 Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi
dirinya maupun temannya 34 5 87,2 12,8
5 Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin
menguasai semua materi yang dipelajari 38 1 97,4 2,6
6 Siswa berlatih menanggung segala resiko
terhadap apa yang dikerjakannya 34 5 87,2 12,8
7
Siswa menghitung secara sistematis segala
keperluan yang dibutuhkan untuk
pekerjaannya
30 9 76,9 23,1
8 Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan
bahan praktik pembelajaran 39 0 100 0
9 Siswa antusias untuk belajar administrasi 30 9 76,9 23,1
10 Siswa saling memberikan motivasi untuk
tetap semangat dalam belajar dan bekerja 38 1 97,4 2,6
Rata-rata 85,6 14,4
62
Histogram 6. Persentase Minat Berwirausaha Siswa pada Siklus I
d. Refleksi
Data yang diperoleh peneliti melalui kegiatan observasi dan tes hasil
evaluasi hasil belajar serta kuesioner kemudian dianalisis, lalu dilakukan
refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dengan guru
pengampu pekerjaan las yang juga bertindak sebagai wali kelas yakni
Suwarko dengan tujuan mengevaluasi hasil tindakan kelas pada siklus I.
Berdasarkan hasil observasi dan tindakan kelas dapat diketahui
kreativitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan pada
observasi awal atau pre test yang semula persentase kreativitas siswa
33,5% menjadi 89,1% setelah dilaksanakan tindakan. Hasil evaluasi
belajar juga mengalami peningkatan dengan hasil rata-rata pada pra
tindakan 69,6 menjadi 85,6 pada siklus I. Demikian pula pada kuesioner
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Setuju 100 74,4 59,0 87,2 97,4 87,2 76,9 100 76,9 97,4
Tidak Setuju 0 25,6 41,0 12,8 2,6 12,8 23,1 0 23,1 2,6
Per
sen
tase
Persentase Minat Berwirausaha Siklus I
63
minat berwirausaha yang pra tindakan jumlah siswa yang menjawab
Setuju adalah 40,8% menjadi 85,6% pada akhir siklus I.
B. ANALISIS DATA
1. Kreativitas Siswa
Guna mengetahui tingkat kreativitas siswa, dalam penelitian ini
peneliti mengobservasi proses pembelajaran siswa. Dalam
mengobservasi, peneliti mengobservasi dengan 12 butir macam
pernyataan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Kedua belas butir
pernyataan kreativitas siswa tersebut membantu peneliti untuk dapat
mengetahui tingkat kreativitas siswa.
Berdasarkan hasil observasi, setelah dilakukan tindakan kelas oleh
peneliti dengan penambahan pekerjaan las yang dilalui dengan 2 siklus,
dapat diketahui bahwa kreativitas siswa mengalami peningkatan yang
signifikan yag pada observasi awal 33,5% menjadi 89,1%,. Kenaikan
kreativitas siswa dapat disajikan dalam tabel dan grafik sebagai berikut:
Tabel 11. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa
No Indikator Data Awal Siklus I
1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi
masalah pembelajaran 12,8 84,6
2 Siswa bersikap berani mandiri 41,0 92,3
3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah
dalam menghadapi permasalahan
pembelajaran
38,5 97,4
4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan
dengan rasa tanggung jawab 12,8 82,1
64
5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam
berbuat atau beraktivitas 53,8 94,9
6 Siswa melakukan aktivitas dengan
perhitungan yang tepat 7,7 79,5
7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu 51,3 100
8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru 30,8 89,7
9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas 76,9 100
10 Siswa bergairah dan berdedikasi 51,3 100
11 Siswa memiliki sikap imajinatif 12,8 71,8
12 Siswa memiliki pola fikir panjang akal 12,8 76,9
Rata-rata 33,5 89,1
Histogram 7. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kreativitas siswa pada Data Awal
12,841,038,512,853,8 7,7 51,330,876,951,312,812,8
Kreativitas Siswa pada Siklus I 84,692,397,482,194,979,5 100 89,7 100 100 71,876,9
Per
sen
tase
Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa
65
Histogram 8. Persentase Rekapitulasi Rata-rata Kreativitas Siswa
2. Hasil Belajar Siswa
Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dalam peneliti
berlangsung dalam 2 siklus. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan
menambahkan pekerjaan las pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman
Karya Madya Teknik Kebumen. Pada penelitian ini dapat ditemukan
adanya peningkatan kreativitas siswa setelah adanya penambahan
pekerjaan las. Peningkatan hasil belajar pekerjaan las juga mengalami
peningkatan setelah adanya tindakan kelas.
Peningkatan hasil evaluasi belajar pekerjaan las ini dapat dilihat
dari persentase jumlah siswa yang mendapat nilai mencapai KKM
(75,00). Pada observasi awal nilai rata-rata siswa yaitu 69,6 menjadi 85,6
pada siklus I dan 85,6. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan
hasil evaluasi belajar siswa pada pekerjaan las. Adapun rekapitulasi hasil
belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
0
20
40
60
80
100
Kreativitas Siswa pada Data Awal
Kreativitas Siswa pada Siklus I
Rata-rata 33,5 89,1
Per
sen
tase
Rekapitulasi Rata-rata Kreativitas Siswa (%)
66
Tabel 12. Rekapitulasi Persentase Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Data Awal Siklus I
46,15% 100%
Histogram 9. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar Siswa
3. Minat Berwirausaha
Peningkatan yang terjadi pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman
Karya Madya Teknik Kebumen, tidak hanya pada peningkatan kreativitas
dan evaluasi hasil belajar saja, melainkan minat dalam berwirausaha juga
mengalami peningkatan dari observasi awal hingga dilakukan siklus I.
Peningkatan minat berwirausaha dapat dilihat dari kenaikan rata-
rata jawaban siswa yang menjawab setuju dan sangat setuju pada lembar
kuesioner. Jika pada data awal diperoleh rata-rata siswa yang menjawab
setuju pada lembar kuesioner adalah 40,8% menjadi 85,6% pada siklus I.
020406080
100
Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada pre test
Persentase hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus I
Rekapitulasi persentase hasil evaluasi belajar siswa
46,15 100
Per
sen
tase
Rekapitulasi persentase hasil evaluasi belajar siswa
67
Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan minat berwirausaha
siswa. Adapun rekapitulasi peningkatan minat berwirausaha siswa dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13. Peningkatan Kuesioner Minat Berwirausaha
No Indikator
Data
Awal Siklus I
S TS S TS
1 Siswa antusias dalam setiap kegiatan
pembelajaran 25 14 30 9
2 Siswa berpegang teguh pada pendiriannya 15 24 29 10
3 Siswa memiliki semangat dalam menghadapi
tantangan yang dihadapi 26 13 23 16
4 Siswa belajar menjadi pemimpin baik bagi
dirinya maupun temannya 10 29 34 5
5 Siswa mempunyai hasrat yang kuat ingin
menguasai semua materi yang dipelajari 19 20 38 1
6 Siswa berlatih menanggung segala resiko
terhadap apa yang dikerjakannya 15 24 34 5
7 Siswa menghitung secara sistematis segala
keperluan yang dibutuhkan untuk pekerjaannya 10 29 30 9
8 Siswa selalu mengecek kesediaan alat dan
bahan praktik pembelajaran 15 24 30 9
9 Siswa antusias untuk belajar administrasi 10 29 30 9
10 Siswa saling memberikan motivasi untuk tetap
semangat dalam belajar dan bekerja 14 25 38 1
Rata-rata 15,9 23,1 33,4 5,6
Persentase 40,8 59,2 85,6 14,4
68
Histogram 10. Persentase Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Siswa
C. PEMBAHASAN
SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen merupakan salah satu
SMK yang ada di wilayah Kabu paten Kebumen yang beridiri di bawah
naungan Yayasan Taman Siswa Cabang Kebumen. SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen beralamat di Jalan Cincin Kota No. 18 Karangsari
Kebumen. SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen memiliki empat
program keahlian yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Instalasi
Tenaga Listrik (TITL), Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) dan Multi
Media. Terkaiit dengan peneliti, TKR adalah program keahlian yang sesuai
dengan program studi yang sedang ditempuh oleh peneliti di Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Seiring dengan perkembangan pembenahan administrasi maupun
kualitas SMK, SMK ini menjelma menjadi salah satu SMK yang banyak
0
20
40
60
80
100
Data Awal Siklus I
Rata-rata Minat Berwirausaha Siswa (%)
40,8 85,6
Per
sen
tase
Rekapitulasi Rata-rata Minat Berwirausaha %
69
diminati oleh masyarakat terbukti dengan banyak jumlah rombongan belajar
yaitu 57 kelas dengan perincian kelas X 18 kelas, kelas XI 19 kelas dan kelas
XII 20 kelas. Penelitian ini mengambil subjek penelitian kelas XI TKR 8
yang berjumlah 39 siswa.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu berkonsultasi
dengan pihak SMK terkait maksud dan tujuan peneliti mengadakan penelitian
di SMK tersebut. Kemudian peneliti mengobservasi pembelajaran pada kelas
yang dijadikan subjek penelitian dengan tujuan mengetahui data awal
penelitian pada hari Senin tanggal 18 Maret 2013. Hasil pengamatan tersebut
menghasilkan fakta bahwa: 1) kreativitas siswa kurang dalam
mengembangkan ilmu yang diperoleh dari guru, 2) pembelajaran yang
dilakukan oleh guru terkesan biasa saja dan kurang kreatif dalam mengelola
pembelajaran, terutama dalam menumbuhkan minat berwirausaha.
Selain melakukan observasi kelas, peneliti juga menyiapkan materi
untuk pengelasan dan mengadakan tes soal dengan tujuan untuk mengetahui
hasil evaluasi belajar siswa dan minat berwirausaha siswa. Terkait dengan
minat berwirausaha, peneliti membagikan lembar kuesioner untuk
mengetahui tolak ukur tingginya minat siswa tersebut dalam berwirausaha.
Peneliti juga mengadakan wawancara langsung dengan beberapa siswa.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat didapatkan fakta bahwa minat
berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya Teknik
Kebumen kurang begitu tinggi yang disebabkan karena: 1) mayoritas siswa
yang hanya terpaku pada pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang
70
ditempuhnya dalam pembelajaran, 2) anggapan yang salah dalam menentukan
pekerjaan yaitu tingginya anggapan bahwa pekerjaan hanya bisa dilakukan
sesuai dengan program kejuruan yang ditempuh, 3) kurangnya keterampilan
yang dimiliki oleh siswa, 4) kurangnya arahan dari guru tentang penting dan
manfaatnya berwirausaha.
Dalam penelitian ini, peneliti berupaya meningkatkan kreativitas siswa
dan minat berwirausaha siswa melalui penambahan pekerjaan las.
Penambahan pekerjaan las tersebut bertujuan memberikan alternative bagi
para siswa sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan dalam meniti karir
sebagai wirausahawan di masa yang akan datang.
Pada penelitian ini, peneliti mengadakan tindakan yang berupa
penambahan muatan lokal yakni pekerjaan las melalui siklus. Pada siklus I
peneliti mengusahan peningkatan kreativitas, nilai hasil evaluasi siswa dan
minat berwirausaha siswa dengan menjelaskan materi tentang pekerjaan las
yang sesuai dengan standar kompetensi mengelas dengan proses las busur
metal manual.
Siklus I dilsaksanakan pada tanggal 19-23 Maret 2013. Hari Selasa dan
Rabu 19-20 Maret 2013, peneliti mulai melaksanakan siklus I, dan mengawali
pembelajaran dengan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti pembelajaran, mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait
dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai dan menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan kegiatan sesuai dengan silabus.
71
Langkah selanjutnya yaitu peneliti membagikan sumber belajar yang berupa
modul tentang materi yang dipelajari, siswa dengan bimbingan peneliti menggali
informasi tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar pemilihan pengesetan
mesin las dan elektroda), peneliti mengadakan tanya jawab tentang materi
kompetensi dasar pemilihan pengesetan mesin las dan elektroda, peneliti
membimbing siswa dalam proses diskusi, peneliti memberikan mensimulasikan
langkah kerja kepada siswa, peneliti membagikan lembar kerja untuk dipraktikkan
tentang pemilihan pengesetan mesin las dan elektroda, peneliti memberikan umpan
balik kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari, peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
jelas. Selama proses pembelajaran, peneliti juga sekaligus mengamati peningkatan
kreativitas siswa.
Pelaksanaan siklus I dilanjutkan pada hari Kamis, 21 Maret 2013 dengan
kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti pembelajaran, mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait
dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan kegiatan sesuai dengan silabus.
Pada pembelajaran kegiatan inti, peneliti membagikan sumber belajar yang
berupa modul tentang materi yang diplajari, siswa dengan bimbingan peneliti
menggali informasi tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar mengelas
material dengan proses yang benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar
nasional/ISO), peneliti mengadakan Tanya jawab tentang materi kompetensi dasar
72
mengelas material dengan proses yang benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh
standar nasional/ISO, peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi, peneliti
memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada siswa, peneliti membagikan
lembar kerja untuk dipraktikkan tentang mengelas material dengan proses yang
benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO, peneliti
memberikan umpan balik kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari
dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas dan pada kegiatan penutup peneliti bersama siswa
menyimpulkan materi pelajaran tentang mengelas material dengan proses yang
benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh standar nasional/ISO, dilanjutkan
dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang telah dipelajari memberikan manfaat
kepada para siswa. Selama proses pembelajaran, peneliti juga sekaligus mengamati
peningkatan kreativitas siswa.
Hari keempat pelaksanaan siklus I dilanjutkan pada hari Jum’at, 22 Maret
2013 dengan kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran, mengajukan beberapa
pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari, menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan kegiatan sesuai dengan silabus.
Pada pembelajaran kegiatan inti, peneliti membagikan sumber belajar yang
berupa modul tentang materi yang diplajari, siswa dengan bimbingan peneliti
menggali informasi tentang materi yang dipelajari (kompetensi dasar memeriksa
pengelasan atau cacat pengelasan), peneliti mengadakan Tanya jawab tentang
73
materi kompetensi dasar mengidentifikasi memeriksa pengelasan atau cacat
pengelasan, peneliti membimbing siswa dalam proses diskusi, peneliti
memberikan mensimulasikan langkah kerja kepada siswa, peneliti membagikan
lembar kerja untuk dipraktikkan tentang memeriksa pengelasan atau cacat
pengelasan, peneliti memberikan umpan balik kepada siswa terkait dengan materi
yang telah dipelajari dan peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas dan pada kegiatan penutup peneliti bersama
siswa menyimpulkan materi pelajaran tentang prosedur pengelasan pada las listrik,
dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu yang telah dipelajari memberikan
manfaat kepada para siswa. Selama proses pembelajaran, peneliti juga sekaligus
mengamati peningkatan kreativitas siswa.
Pada pertemuan kelima dalam siklus I, peneliti melanjutkan materi
pembelajaran pada hari Jum’at dan selanjutnya memberikan lembar evaluasi
tentang materi yang telah disampaikan berdasarkan kompetensi dasarnya. Tes
diberikan untuk mengetahui perkembangan hasil evaluasi belajar siswa. Tes
diberikan tentunya setelah para siswa siap baik fisik maupun psikisnya, sehingga
dalam menyelesaikan soal-soal tersebut yang berjumlah 40 butir dengan alokasi 2
x 45 menit siswa dapat fokus dan hasilnya lebih maksimal. Akhir dari siklus I,
peneliti mengevaluasi tindakan kelas dengan guru SMK Taman Karya Madya
Teknik Kebumen untuk mengetahui perkembangan kreativitas, hasil belajar dan
minat berwirausaha siswa.
Pada akhir kegiatan pembelajaran sekitar pukul 14.00 peneliti membagikan
lembar kuesioner tentang minat berwirausaha siswa untuk mengetahui
74
perkembangan minat berwirausaha siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen. Setelah hasil kuesioner telah diisi oleh para siswa,
peneliti bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran tentang memeriksa
pengelasan atau cacat pengelasan, dilanjutkan dengan berdoa dengan tujuan ilmu
yang telah dipelajari memberikan manfaat kepada para siswa.
Pelaksanaan tindakan kelas dengan penambahan pekerjaan yang dilakukan,
diharapkan dapat menjadikan siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya Madya
Teknik Kebumen menjadi lebih kreatif dalam mengembangan ilmu yang diperoleh
baik dalam proses pembelajaran maupun dalam aplikasi nyata pada kehidupan.
Selain itu, penambahan pekerjaan las juga diharapkan dapat meningkatkan minat
dan motivasi siswa dalam berwirausaha.
Tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dilaksanakan dalam bentuk
siklus dengan menggunakan pembelajaran sistem blok, yaitu selama kurun waktu
5 hari pertemuan dengan alokasi waktu mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul
16.00 WIB kecuali hari Jum’at sampai dengan pukul 11.00 WIB. Pengukuran
peningkatan kreativitas siswa dapat diperoleh dari hasil observasi, kuesioner minat
berwirausaha dan didukung oleh soal tes tentang pekerjaan las.
75
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan terkait dengan
penambahan pekerjaan las pada siswa kelas XI TKR 8 SMK Taman Karya
Madya Teknik Kebumen dengan pola tindakan kelas, dapat diambil
kesimpulan bahwa kreativitas dan minat berwirausaha siswa mengalami
peningkatan dari sebelum dilaksanakan tindakan sampai setelah diadakan
tindakan kelas. Sebelum adanya penambahan pekerjaan las, kreativitas siswa
dalam pembelajaran adalah 33,5%, dan setelah diadakan tindakan pada siklus I
meningkat menjadi 89,1%. Peningkatan kreativitas siswa juga ditandai dengan
hasil belajar siswa yang pada data awal diperoleh nilai rata-rata siswa 69,6
dengan persentase ketuntasan 46,15% pada siklus I meningkat menjadi 85,6
(100%). Penambahan pekerjaan las juga berpengaruh pada peningkatan minat
berwirausaha siswa yang pada data awal sebelum tindakan diperolah fakta
bahwa pengukuran minat berwirausaha siswa yang diperoleh melalui lembar
kuesioner dengan hasil rata-rata siswa yang menjawab setuju hanya 40,8%
meningkat menjadi 85,6% setelah siklus I.
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan ada beberapa hal yang sebaiknya diterapkan
oleh guru SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dalam meningkatkan
kualitas mengajarnya, khususnya dalam meningkatkan kreativitas dan minat
76
berwirausaha siswa. Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan adalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran sebaiknya dikemas dalam suasana yang kreatif sehingga
kreativitas siswa juga akan berkembang.
2. Guru memotivasi siswa agar berani berwirausaha sendiri dengan bekal
kemampuan dan keahlian yang dimiliki dan menjelaskan manfaat yang
dihasilkan dari berwirausaha.
3. Tingkatkan penambahan muatan lokal yang lain untuk memperkaya
pengetahuan dan keterampilan siswa sebagai bekal dalam berwirausaha.
77
DAFTAR PUSTAKA
Buchori Alma. 2007. Kewirausahaan. Bandung: CV Alfabeta.
Dedi Supriyadi. 1997. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek.
Bandung: CV Alfabeta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Model Mata Pelajaran Muatan Lokal.
Jakarta.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fauzal Mubarok. 2012. Pengaruh Kreativitas dan Gaya Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah Kutowinangun
Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi UMP tidak diterbitkan.
Hendro. 2010. Kewirausahaan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kelvin Seifert. 2009. Manajemen Pembelajaran & Instruksi Pendidikan.
Jogjakarta: Ircisod.
M. Hari Wijaya. 2008. Pengembangan Pribadi Mengembangakan Potensi Diri.
Yogyakarta: Tugupublisher.
M. Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Remaja Rosdakarya.
M. Suratman & Ohan Juhana. 2000. Pekerjaan las Dasar SMK Bidang Keahlian
Teknik Mesin. Bandung: Armico.
Masykur Salim. 2001. Pengaruh Kreativitas dan Latar Belakang Pendidikan
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPA Kelas V SD
Pinggiran Se-Kecamatan Kutowinangun Tahun Pembelajaran 2010/2011.
Skripsi UMP tidak diterbitkan.
Nurul Zuriah. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Paul H. Wright. 2005. Pengantar Enginering. Jakarta: Erlangga.
Serian Wijatno. 2009. Pengantar Entrepreneurship. Jakarta. Grasindo.
78
Sri Sunarti. 2010. Kreativitas Anak SDLB Muhammadiyah Purworejo dalam
Pembelajaran IPA Tahun Pembelajaran 2008/2009. Skripsi UMP tidak
diterbitkan.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.
__________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
__________. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suparmin. 2009. Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal dan Prestasi Belajar
Kejurusan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas III Mesin Otomotif
SMK Ma’arif Gombong. Skripsi UMP tidak diterbitkan.
Syukri Ghozali. 2009. Yang Muda yang Berperan. Bekasi: Pijar.
Untung Witjaksono & Tohari. 1992. Petunjuk Praktik Kerja Las 2. Jakarta:
Depdikbud.
W. S. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarata:
Gramedia.
_________. 1999. Psikologi Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grasindo
Persada.
Yamin, Martinis. 2010. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
80
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Silabus Standar Kompetensi Mengelas dengan Proses Las Busur Metal
Manual SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen .............................. 81
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 85
3. Materi Pekerjaan Las.................................................................................. 94
4. Lembar observasi kreativitas siswa ............................................................ 118
5. Soal Pre Test .............................................................................................. 119
6. Kunci Jawaban Pre Test ............................................................................. 123
7. Soal Siklus I ............................................................................................... 124
8. Kunci Jawaban Siklus I .............................................................................. 129
9. Lembar Kuesioner Minat Berwirausaha .................................................... 130
10. Dasar Perhitungan TK dan DP Pre Test ..................................................... 133
11. Analisis Soal Pre Test ................................................................................ 135
12. Dasar Perhitungan TK dan DP Siklus I...................................................... 136
13. Analisis Soal Siklus I ................................................................................. 138
14. Butir Kuesioner Kondisi Awal ................................................................... 139
15. Butir Kuesioner Siklus I ............................................................................. 141
16. Out Put SPSS Uji Validitas ........................................................................ 143
17. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kondisi Awal ......................................... 187
18. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Siklus I ................................................... 188
19. Tabel Nilai r Product Moment ................................................................... 189
20. Out Put SPSS Uji Reliabilitas Kondisi Awal ............................................. 190
21. Out Put SPSS Uji Reliabilitas .................................................................... 191
22. Jobsheet ...................................................................................................... 192
85
SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN Alamat : Jl. Majen Sutoyo No. 9 Telp. (0287) 381993 Kebumen 54316
Jl. Cincin Kota No.18 Telp. (0287) 5501630 Kebumen 54351
STATUS: TERAKREDITASI B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / 2
Standar Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual
dengan Panas dan Pemanasan.
Kode Kompetensi : 020.KK.
Kompetensi Dasar : Menyiapkan materi untuk pengelasan
Waktu : 8 x 45 menit
Indikator :
1. Mengidentifikasi syarat-syarat pengelasan
2. Memahami fungsi masing-masing alat pengelasan
3. Memahami bahaya dan ciri-ciri kerusakan alat pengelasan
4. Mensimulasikan cara-cara penggunaan alat pengelasan
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran siswa dapat:
a) Mengidentifikasi syarat-syarat pengelasan
b) Memahami fungsi masing-masing alat pengelasan
c) Memahami bahaya dan ciri-ciri kerusakan alat pengelasan
d) Mensimulasikan cara-cara penggunaan alat pengelasan
II. Materi Pembelajaran
a) Pengertian las dan persyaratannya
b) Keselamatan kerja
c) Perlengkapan pengelasan
86
III. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab c. Praktek
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
V. Alat/ Sumber
Alat dan bahan terlampir pada job sheet.
VI. Penilaian
a. Teknik : Menjawab pertanyaan dan praktek
b. Bentuk : Pertanyaan tertulis dan praktek
c. Instrumen : tertulis dan praktek
Kebumen, 27 Februari 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Mujiyono, S.Pd Riswanto, A.Md
NIM.112170274
No Kegiatan Uraian Waktu
1 Kegiatan Awal Berdoa
Pembukaan
Melakukan presensi
15 Menit
2 Kegiatan Inti Penyampaian Materi
Tanya Jawab
Praktik
3 x 45 Menit
1 x 45 Menit
3 x 45 Menit
3 Penutup Membersihkann alat
dan ruang
Berdoa dan salam penutup
30 Menit
87
SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN Alamat : Jl. Majen Sutoyo No. 9 Telp. (0287) 381993 Kebumen 54316
Jl. Cincin Kota No.18 Telp. (0287) 5501630 Kebumen 54351
STATUS: TERAKREDITASI B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / 2
Standar Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual
dengan Panas dan Pemanasan.
Kode Kompetensi : 020.KK.
Kompetensi Dasar : Pemilihan pengesetan mesin las dan elektroda
Waktu : 16 x 45 menit
Indikator :
1. Mengidentifikasi mesin las dan elektroda berdasarkan prosedur penghelasan
yang telah ditentukan dan spesifikasi gambar terknik
2. Menghubungkan peralatan pengelasan dan mengeset dengan aman dan benar
sesuai dengan SOP
3. Melakukan percobaan berdasarkan spesifikasi
VII. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran siswa dapat:
1. Mengidentifikasi mesin las dan elektroda berdasarkan prosedur
penghelasan yang telah ditentukan dan spesifikasi gambar terknik
Mengetahui cara kalibrasi campuran pengelasan.
2. Menghubungkan peralatan pengelasan dan mengeset dengan aman dan
benar sesuai dengan SOP
3. Melakukan percobaan berdasarkan spesifikasi
88
VIII. Materi Pembelajaran
1. Mesin las
2. Elektroda untuk pengelasan
IX. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Praktek
X. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Hari Kedua
No Kegiatan Uraian Waktu
1
Kegiatan Awal
Berdoa
Pembukaan
Melakukan presensi
15 Menit
2
Kegiatan Inti
Penyampaian
Materi
Tanya Jawab
Praktik
3 x 45 Menit
1 x 45 Menit
3 x 45 Menit
3
Penutup
Membersihkann
alat dan ruang
Berdoa dan salam
penutup
30 Menit
89
2. Hari Ketiga
XI. Alat/ Sumber
Alat dan bahan terlampir pada job sheet.
XII. Penilaian
a. Teknik : Menjawab pertanyaan dan praktek
b. Bentuk : Pertanyaan tertulis dan praktek
c. Instrumen : tertulis dan praktek
Kebumen, 27 Februari 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Mujiyono, S.Pd Riswanto, A.Md
NIM.112170274
No Kegiatan Uraian Waktu
1
Kegiatan Awal
Berdoa
Pembukaan
Melakukan presensi
15 Menit
2
Kegiatan Inti
Penyampaian
Materi
Tanya Jawab
Praktik
3 x 45 Menit
1 x 45 Menit
3 x 45 Menit
3
Penutup
Membersihkann
alat dan ruang
Berdoa dan salam
penutup
30 Menit
90
SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN Alamat : Jl. Majen Sutoyo No. 9 Telp. (0287) 381993 Kebumen 54316
Jl. Cincin Kota No.18 Telp. (0287) 5501630 Kebumen 54351
STATUS: TERAKREDITASI B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Teknik Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI /2
Standar Kompetensi : Mengelas dengan Proses Las Busur Metal Manual
Kode Kompetensi : 020.KK.
Kompetensi Dasar : 1. Mengelas material dengan proses yang benar sesuai
kualitas yang diterangkan oleh standar nasional.
2. Memeriksa pengelasan atau cacat pengelasan
Waktu : 22 x 45 menit
Indikator :
1. Melakukan pengelasan dengan benar pada posisi datar, horisontal dan
vertikal sesuai dengan spesifikasi
2. Melakukan pencegahan distorsi bilamana diperlukan
3. Membersihkan sambungan sesuai dengan spesifikasi menggunakan perkakas
dengan teknik yang tepat
4. Mengidentifikasi cacat las
5. Memperbaiki kerusakan atau cacat las
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran siswa dapat:
a) Melakukan pengelasan dengan benar pada posisi datar, horisontal dan
vertikal sesuai dengan spesifikasi
b) Melakukan pencegahan distorsi bilamana diperlukan
91
c) Membersihkan sambungan sesuai dengan spesifikasi menggunakan
perkakas dengan teknik yang tepat
d) Mengidentifikasi cacat las
e) Memperbaiki kerusakan atau cacat las
II. Materi Pembelajaran
a. Pengelasan dengan proses las busur manual posisi datar, vertikal dan
horisontal .
b. Pemeriksaan hasil pengelasan secara visual
III. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Praktek
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Hari Keempat
No Kegiatan Uraian Waktu
1
Kegiatan Awal
Berdoa
Pembukaan
Melakukan presensi
15 Menit
2
Kegiatan Inti
Penyampaian
Materi
Tanya Jawab
Praktik
3 x 45 Menit
1 x 45 Menit
3 x 45 Menit
3
Penutup
Membersihkann
alat dan ruang
Berdoa dan salam
penutup
30 Menit
92
2. Hari Kelima
3. Hari Keenam
No Kegiatan Uraian Waktu
1
Kegiatan Awal
Berdoa
Pembukaan
Melakukan presensi
15 Menit
2
Kegiatan Inti
Penyampaian
Materi
Tanya Jawab
Praktik
2 x 45 Menit
1 x 45 Menit
2 x 45 Menit
3
Penutup
Membersihkann
alat dan ruang
Berdoa dan salam
penutup
30 Menit
No Kegiatan Uraian Waktu
1
Kegiatan Awal
Berdoa
Pembukaan
Melakukan presensi
15 Menit
2
Kegiatan Inti
Penyampaian
Materi
Tanya Jawab
Praktik
3 x 45 Menit
1 x 45 Menit
3 x 45 Menit
3
Penutup
Membersihkann
alat dan ruang
Berdoa dan salam
penutup
30 Menit
93
V. Alat/ Sumber
Alat dan bahan terlampir pada job sheet.
VI. Penilaian
a. Teknik : Menjawab pertanyaan dan praktek
b. Bentuk : Pertanyaan tertulis dan praktek
c. Instrumen : tertulis dan praktek
Kebumen, 27 Februari 2013
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Mujiyono, S.Pd Riswanto, A.Md
NIM.112170274
94
PEKERJAAN LAS
A. Pengertian dan Macam-macam Las
Mengelas berarti menyambung dua bagian logam secara permanen
dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas digunakan untuk
memanaskan bahan dasar yang akan disambung dan kawat las sebagai bahan
pengisi. (M. Suratman & Ohan Juhana, 2000:38)
Menurut cara pelaksanaan sambungannya proses pengelasan
digolongkan menjadi: (1) las lumer (las cair) (2) las tahan listrik dan (3)
solder atau brazing.
1. Las lumer
Cara pengelasan yang termasuk las cair adalah sebagai berikut:
a. Las gas
Las gas adalah salah satu cara pengelasan di mana panas
untuk pengelasan diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan
bakar gas dengan zat asam atau oksigen. Proses las gas memerlukan
waktu yang relative lebih lama daripada proses las yang lain.
Gambar 1 Nyala api
Inti netral
Nyala api
95
Bahan bakar gas yang biasa digunakan pada pengelasan gas
ialah asetelin atau gas karbit, hydrogen dan gas mapp (stabilized
methylacetylene propadiene) ialah gas asetilin yang telah
distabilkan. Namun yang sering digunakan adalah gas asetilin
dengan alasan: (1) Asetilin dapat mudah dibuat melalui generator
asetilin, dan (2) Asetilin dengan zat asam menghasilkan temperatur
nyala api paling tinggi.
Gas asetilin dapat diperoleh dengan: (1) Membuatnya di
dalam generator asetilin, dan (2) Membeli gas asetilin yang telah
dimampatkan ke dalam silinder dari pabrik gas.
Gambar 2 generator asetilin
b. Las listrik
Las listrik atau las busur listrik adalah cara pengelasan
dengan menggunakan tenaga listrik sebagai seumber panasnya.
96
2. Las Tahanan Listrik
Las tahanan listrik adalah cara pengelasan dengan menggunakan
tahanan (hambatan) listrik yang terjadi antara dua bagian logam yang
akan disambungkan.
Gambar 3 las tahanan listrik
3. Solder atau brazing
Penyolderan adalah cara penyambungan logam di bawah
pengaruh penyaluran panas dengan bantuan logam penyambung (solder)
yang mempunyai titik lebur di bawah titik lebur logam yang akan
disambungkan.
Gambar 4 Solder
B. Las Asetetilin
Las asetilin (las karbit) adalah cara pengelasan dengan menggunakan
nyala api yang didapat dari pembakaran asetilin dan oksigen (zat asam). (M.
Suratman & Ohan Juhana, 2000: 39).
97
1. Alat-alat utama las Asetilin
a. Botol gas atau generator asetilin
Gambar 5 Isi botol asetilin
b. Botol oksigen
Gambar 6 botol oksigen
c. Regulator
Gambar 7 Regulator
98
d. Pembakar (torch)
Gambar 8 Pembakar
e. Pembakar pemotong (cutting torch)
Gambar 9 Pembakar Pemotong
f. Selang las, yang berfungsi menyalurkan gas dari botol gas atau
generator, ke pembakar.
C. Las Listrik
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah
tarmasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las listrik adalah
sambungan tetap. (Depdikbud, 1978: 73).
1. Prinsip-prinsip Las Listrik
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon
maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur
listrik yang terjajdi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mencapai
temperature tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan
99
perkalian antara tegangan listrik (E) dengan kuat arus (I) dan waktu (t)
seperti rumus:
H = E x I x t H = panas (joule)
E = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (amper)
t = waktu (detik)
a. Las listrik dengan elektroda karbon
Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda karbon
dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan
memanaskan dan mencairkan logam yang akan di las. Sebagai bahan
tambahan dipakai elektroda dengan fluksi.
Gambar 10 Las Listrik dengan elektroda karbon
b. Las listrik dengan elektroda berselaput
Elektroda berselaput merupakan bahan tambahan dalam las
ini. Selaput elektroda yang ikut terbakur akan mencair dan
menghasilkan gas yang melindungi gas elektroda, kawah las, busur
listrik dan daerah las di sekitar busur listrik dan daerah di sekitar busur
listrik terhadap pengaruh udara luar.
100
Gambar 11 las listrik dengan elektroda berselaput
c. Las Listrik MIG
Las listrik MIG adalah las listrik yang ditimbulkan oleh busur
listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar. Elektroda adalah
gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh
pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan
keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk
menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui
selang gas. Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak
dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan
alumunium dan baja tahan karat.
Gambar 12 Las listrik MIG
101
d. Las Listrik Submerged
Las listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi
otomatik menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh
udara luar. Busur listrik di atara elektroda dan bahan dasar berada di
dalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar
seperti biasanya pada las litrik lainnya.
Saat pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku
menutup lapisan las. Sebagian fluksi yang tidak mencair dapat
dimanfaat lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.
Gambar 13 Las listrik submerged
2. Peralatan Las Listrik
a. Pesawat Las
Pesawat yang dipakai dalam pengelasan bernacam-macam, namun
jika ditinjau dari jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai
berikut: pesawat las arus arus bolak-balik (AC), pesawat las arus
searah (DC), pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC).
102
(a) (b)
Gambar 14 (a) Pesawat las arus AC (trafo), (b) pesawat las arus rata
b. Alat-alat Bantu Las
Kabel las yang biasanya terdapat pada pesawat las las AC atau AC-
DC.
Gambar 15 kabel las
Pemegang elektroda yang terdiri dari mulut penjepit dan pegangan
yang dibungkus oleh bahan penyekat.
Gambar 16 Katoda
103
Palu las yang digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak
las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada
daerah las.
Gambar 17 Palu las
Sikat kawat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang
akan di las, membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las
oleh pukulan palu las.
Gambar 18 Sikat kawat
Klem masa yang terbuat dari bahan dengan penghantar listrik yang
baik. Klem masa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel
masa ke benda kerja.
Gambar 19 Elektroda
104
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan
benda kerja yang masih panas.
Gambar 20 Penjepit
c. Perlengkapan Keselamatan Kerja Las
Helm las maupun tabir las yang digunakan untuk melindungi kulit
muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang
dapat merusak kulit maupun mata. Sinar las yang sangat kering
terang itu tidak boleh dilihat dengan mata langsung sampai jarak 15
meter.
Gambar 21 Helm las
Sarung tangan yang terbuat dari elektroda untuk memudahkan
memegang elektroda.
Gambar 22 Sarung tangan
105
Baju las/arpon yang terbuat dari kulit untuk melindungi badan dan
sebagian kaki.
Gambar 23 Baju las/ apron
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan api.
Gambar 24 Sepatu las
Kamar las yang terbuat dari bahan tahan api. Untuk mengeluarkan
gas, sebaiknya dilengkapi dengan ventilasi.
Gambar 25 Kamar las
106
d. Elektroda
Elektroda berselaput yang dipakai pad alas busur listrik mempunyai
perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Ukuran standat
diameter kawat inti dari 1,5-7 mm dengan panjang 350-450mm.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 10-50% dari diameter
elektroda tergantung dari jenis selaput.
Gambar 26 Elektroda
Klasifikasi
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
menurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan
dengan tanda Exxxx yang artinya sebagai berikut:
E menyatakan elektroda
xx (dua angka) sesudah menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan lb/in2
x (angka ketiga) menyatakan posisi pengelasan {angka 1 untuk
pengelasan segala posisi dan angka 2 untuk pengelasan posisi datar
dan bawah tangan}
x (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang
cocok dipakai untuk pengelasan.
107
Tabel 1. Kekuatan tarik menurut ASW
Klasifikasi Kekuatan tarik
Lb/in2 kg/mm
2
E 60xx 60.000,- 42
E 70xx 70.000,- 49
E 80xx 80.000,- 56
E 90xx 90.000,- 63
E100xx 100.000,- 70
E110xx 110.000,- 77
E120xx 120.000,- 84
Tabel 2. Jenis selaput dan pemakaian arus
Angka
keempat Jenis selaput Pemakaian arus
0 Selulosa-Natrium DC +
1 Selulosa-Kalium AC, DC +
2 Rutil-Natrium AC, DC –
3 Rutil-Kalium AC, DC + / –
4 Rutil-serbuk besi AC, DC + /–
5 Natrium-Hydrogen rendah AC, DC +
6 Kalium- Hydrogen rendah AC, DC +
7 Serbuk besi-oksida besi AC, DC + /–
8 Serbuk besi- Hydrogen rendah AC, DC +
3. Prosedur Pengelasan
a. Memilih besarnya arus listrik
Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran
diameter dan macam elektroda las.
b. Cara menyalakan busur
Untuk memperoleh busur yang baik diperlukan pengaturan arus
(amperase) yang tepat sesuai dengan typedan ukuran elektroda. Bila
yang dipakai pesawat las AC, dilakukan dengan menggoreskan
108
elektroda pada benda kerja. Jika menggunakan pesawat las DC,
sentuhlah elektroda.
(a) (b)
Gambar 27 (a) menyalakan busur AC dan (b) menyalakan busur DC
c. Pengaruh panjang busur pada hasil las.
Panjang busur (L) yang normal adalah kurang lebih sama dengan
diameter (D) kawat inti elektroda. Jika panjang busur tepat (L = D),
maka elektyroda ekan mengalir dengan baik.
Gambar 28 panjang busur tepat
Jika busur terlalu panjang (L > D), maka timbul-timbul
bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroida.
Gambar 29 busur terlalu panjang
109
Jika busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa
terjadi pembekuan ujung elektroda pada bagian pengelasan.
Gambar 30 busur terlalu pendek
d. Pengaruh besar arus
Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Jika arus
terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik
dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panasnya tidak cukup untuk
melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan
rigi-rigi yang kecil dan tidak rata serta penebusan yang kurang.
Jika ruas terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu
cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih besar dan
penembusan yang dalam.
(a) (b)
Gambar 31 (a) arus terlalu rendah, (b) arus terlalu tinggi
e. Gerakan elektroda
Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
110
Gambar 32 Gerakan arah turun
Gerakan ayunan elektroda untuk mengatur lebar jalur las
yang dikehendaki. Ayunan ke atas menghasilkan alur las yang kecil
dan penembusan lebih dangkal, sedangkan ayunan ke bawah
menghasilkan alur las yang lebar. Ayunan segitiga dipakai pada jenis
elektroda hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang
baik di antara dua celah pelat.
(a) (b)
(c)
Gambar 33 (a) ayunan ke atas, (b) ayunan ke bawah dan (c) ayunan segitiga
Berikut disajikan beberapa gambar bentuk ayunan lain dalam
pengelasan:
111
Gambar 34 beberapa bentuk ayunan dalam pengelasan
f. Pengaruh kecepatan elektroda
Jika elektroda digerakkkan terlalu lambat, akan dihasilkan
jalur yang kuat dan lebar. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi
las, terutama bila bahan las tipis. Jika elektroda digerakkan terlalu
cepat, tembusan lasnya dangkal sehingga pemanasan bahan dasar dan
kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Dan jika
gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar
tembusnya las baik.
(a) (b)
(c)
Gambar 35 (a) gerakan terlalu lambat, (b) gerakan terlalu cepat dan (c) gerakan tepat
112
g. Las catat
Las catat adalah las kecil (pendek) yang digunakan untuk semua
pekerjaan las permulaan sebagai pengikat bagian-bagian yang akan
dilas, untuk mempertahankan posisi benda kerja.
Gambar 36 Las catat
h. Bentuk-bentuk persiapan las
Diantara sambungan-sambungan, ada yang memerlukan pesiapan atau
pengerjaan sisi yang akan dilas.
Gambar 37 Persiapan las
113
4. Perubahan bentuk
Saat pengelasan, benda kerja akan mengalami pemanasan yang
tidak sama rata, sebagai akibatnya, maka benda kerja akan mengalami
perubahan bentuk.
Gambar 38 Perubahan bentuk las
5. Pemeriksaan Las
a. Pemeriksaan tanpa merusak
1) Pemeriksaan visual, dapat membantu mencari lokasi cacat seperti
tembusan las yang tak sempurna, retak permukaan, taktik pada las
(undercutting), perpaduan tak sempurna dan kesalahan lainnya.
Berikut beberapa kesalahan yang dapat dilihat dari pemeriksaan
visual:
Tebal las (throat) terlalu tipis. Terlalu cekung disebabkan
kecepatan mengelas terlallu cepat. Kecepatan yang dibolehkan
seperti gambar a.
Terlalu cembung disebabkan tebal las terlalu teball yang
ditimbulkan karena kecepatan pengelasan terlalu lambat
disamping amperase yang rendah.
114
Gambar 39 ketebalan las
Tembusan las yang berlebihan (menembus akar las sambungan)
terjadi karena persiapan sisi bahan dasar tidak cocok atau
amperase yang terlalu tinggi.
Gambar 40 tembusan las berlebihan
Tembusan las yang tidak sempurna dimana bahan las tidak
mengisi akar las sambungan karena persiapan bahan yang dilas
tidak cocok atau teknik pengelasan yang salah.
Gambar 41 Tembusan las tak sempurna
Kerusakan sisi bahan dasar yang disebabkan tembusan las
(penetrasi yang terlalu besar.
115
Gambar 42 Kerusakan sisi bahan dasar
Perpaduan yang tak sempurna yang disebabkan arus las yang
terlalu rendah.
Gambar 43 Perpaduan tak sempurna
Takik pada las (undercutting) disebabkan karena kecepatan las
terlalu cepat atau arus las terlalu tinggi atau teknik pengelasan
yang salah.
Gambar 44 takik pada las
b. Pemeriksaan dengan sinar X atau sinar gamma
Pemeriksaan dengna sinar X atau gamma untuk mencari cacat seperti
pori-pori, retak di dalam, perpaduan tak sempurna dan cacat
permukaan. Bedanya sinar gamma akan menembus logam yang lebih
tebal lebih muda, dan penyinaran pada film lebih kontras.
116
c. Pemeriksaan dengan pemagnitan
1) Pemeriksaan dengan pemagnitan tidak dapat dipakai pada bahan
non magnit seperti bahan non ferro dan baja tahan karat
austenitik.
Gambar 45 Pemeriksaan dengan pemagnitan
2) Pemeriksaan dengan ultrasonic
Pemeriksaan dengan pesawat ultrasonic, gelombang suara dengan
frekwensi tinggi dipancarkan ke dalam bahan. Cacat pada las
akan memantulkan sebagian dari gelombang yang dapat dilihat
pada layar (screen) tabung sinar katoda.
Gambar 46 pemeriksaan dengan ultrasonik
d. Pemeriksaan dengan merusak
1) Pemeriksaan penampang las; hasil las dipotong, dihaluskan dan
dietsa makro sehingga dapat dilihat bentuk penampang las
2) Pengujian tarik; dipakai untuk kekuatan sambungan.
Gambar 47 pemeriksaan pengujian tarik
117
3) Pengujian lengkung; kelebihna tebal las dihilangkan sehingga
tebal las sama dengan bahan dasar. Pelengkungan dilakukan
dengan penekanan duri pelengkung D pada las sambil
diperhatikan apakah terjadi kerusakan.
Gambar 48 pemeriksaan pelengkungan
118
LEMBAR OBSERVASI KREATIVITAS SISWA
OBSERVER
( _____________________ )
No Nama Kegiatan Jumlah Siswa
Ya Tidak
1 Siswa bersikap dewasa dalam menghadapi masalah pembelajaran
2 Siswa bersikap berani mandiri
3 Siswa selalu bersikap pantang menyerah dalam menghadapi
permasalahan pembelajaran
4 Siswa mampu menyelesaikan tantangan dengan rasa tanggung jawab
5 Siswa memiliki rasa percaya diri dalam berbuat atau beraktivitas
6 Siswa melakukan aktivitas dengan perhitungan yang tepat
7 Siswa mempunyai hasrat ingin tahu
8 Siswa bersikap terbuka terhadap hal baru
9 Siswa melakukan tugas dengan tuntas
10 Siswa bergairah dan berdedikasi
11 Siswa memiliki sikap imajinatif
12 Siswa memiliki pola pikir panjang akal
Prosentase
NAMA : ...................................................
KELAS : ....................................................
119
Soal praktik kerja las Pre test
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar!
1. Menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan
tenaga panas adalah pengertian dari ...
a. mengelas c. menyepuh
b. merangkai d. menambal
2. Dalam dunia otomotif, proses pengelasan tidak dapat di pisahkan, karena…
a. prosesnya mudah dan sambungannya kuat
b. tidak perlu pembongkaran
c. rumit dan berbahaya
d. untuk kekuatan dan keamanan
3. Proses pengelasan dua buah logam yang menggunakan listrik sebagai sumber
arusnya, merupakan jenis las …
a. las listrik c. las oksi asetelin
b. las asetelin d. las brazing
4. Di bawah ini yang merupakan komponen dari pesawat las listrik yaitu ...
a. elektroda c. sarung tangan
b. topeng las d. penjepit (holder)
5. Apabila kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel masa
dipasang pada terminal positif hal ini disebut dengan ...
a. pengutuban langsung c. pengutuban searah
b. pengutuban terbalik d. pengutuban senama
6. Las titik di gunakan untuk ...
a. mengunci benda kerja c. mengalur benda kerja
b. merapatkan benda kerja d. mengunci benda kerja sebelum di
las jalur
Nama : ...............................................
Kelas : ...............................................
No Absen : ...............................................
120
7. Berikut ini merupakan langkah-langkah sebelum menggunakan las asetelin,
yaitu ...
a. Membuka knop asetelin dan oksigen pada blender las ,menyiapkan tempat
yang aman, menyiapkan tabung las dan perlengkapannya, membuka
regulator tekanan isi pada tabung, mengatur komposisi campuran asetelin
dan oksigen, gunakan korek api untuk menyalakan api.
b. Menyiapkan tempat yang aman, menyiapkan tabung las dan
perlengkapannya, membuka regulator tekanan isi pada tabung, membuka
knop asetelin dan oksigen pada blender las, mengatur komposisi
campuran asetelin dan oksigen, gunakan korek api untuk menyalakan api.
c. Mengatur komposisi campuran asetelin dan oksigen, menyiapkan tempat
yang aman, menyiapkan tabung las dan perlengkapannya, membuka
regulator tekanan isi pada tabung, membuka knop asetelin dan oksigen
pada blender las, , gunakan korek api untuk menyalakan api.
d. Gunakan korek api untuk menyalakan api, menyiapkan tempat yang
aman, menyiapkan tabung las dan perlengkapannya, membuka regulator
tekanan isi pada tabung, membuka knop asetelin dan oksigen pada
blender las, mengatur komposisi campuran asetelin dan oksigen.
8. Pada las asetelin, untuk memotong plat tipis menggunakan nyala api ...
a. oksidasi c. netral
b. karburasi d. nyala balik
9. Pada las asetelin, untuk menyambung plat tipis menggunakan nyala api ...
a. oksidasi c. netral
b. karburasi d. nyala balik
10. Berikut ini merupakan langkah-langkah sebelum menggunakan las listrik,
yaitu …
a. Menyiapkan tempat yang aman, menyiapkan daya listrik sesuai dengan
mesin las, hubungkan kabel arus pada mesin las ke sumber listrik,
hidupkan mesin las dan set arus sesuai dengan spesifikasi benda kerja,
lakukan proses pengelasan.
121
b. Lakukan proses pengelasan, menyiapkan tempat yang aman, menyiapkan
daya listrik sesuai dengan mesin las, hubungkan kabel arus pada mesin las
ke sumber listrik, hidupkan mesin las dan set arus sesuai dengan
spesifikasi benda kerja.
c. Set arus sesuai dengan spesifikasi benda kerja, menyiapkan tempat yang
aman, menyiapkan daya listrik sesuai dengan mesin las, hubungkan kabel
arus pada mesin las ke sumber listrik, hidupkan mesin las dan, lakukan
proses pengelasan.
d. Hubungkan kabel arus pada mesin las ke sumber listrik, menyiapkan
tempat yang aman, menyiapkan daya listrik sesuai dengan mesin las,
hidupkan mesin las dan set arus sesuai dengan spesifikasi benda kerja,
lakukan proses pengelasan.
11. Kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja disebut …
a. kabel tenaga c. kabel masa
b. kabel elektroda d. kabel benda kerja
12. Topeng las berfungsi untuk ...
a. melingungi tangan dari panas
b. melindungi kepala dari benda keras
c. melindungi mata dari bahaya sinar las
d. melindungi rambut dari percikan api
13. Fungsi dari gerinda tangan, kecuali ...
a. meratakan benda kerja c. menghilangkan kotoran
b. membuat kampuh sebelum di las d. memotong benda kerja
14. Alat yang berfungsi untuk menghubugkan kabel massa pada las listrik dengan
benda kerja yaitu ...
a. penjepit c. pemegang elektroda
b. pemegang benda kerja d. klem massa
15. Di bawah ini bukan termasuk alat keselamatan kerja pada las litrik yaitu ...
a. sarung tangan c. sepatu las
b. topeng las d. penjepit (holder)
122
16. Apa yang harus kita lakukan ketika kabel tegangan tinggi pada las listrik
mengelupas ...
a. biarkan saja c. mengisolasi dengan isolator
b. diganti dengan yang baru d. b dan c benar
17. Apa resiko yang terjadi ketika proses pengelasan tidak menggunakan topeng
las ...
a. kulit tangan terkelupas c. mata terkena radiasi cahaya las
b. kepala terbeentur benda kerja d. kaki terbentur benda kerja
18. Supaya orang lain tidak tergangu oleh sinar las maka dibuatkan ...
a. kedok las c. fentilasi
b. kamar las d. atap las
19. Di bawah ini merupakan teknik cara penyalaan elektroda las yaitu dengan …
a. digoreskan c. ditarik
b. diketukan d. digeser
20. Berapakah sudut kemiringan elektroda pada saat pegelasan.....
a. 30-45 c. 50
b. 45-60 d. 70-80
123
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TES
1. A 11. C
2. D 12. C
3. A 13. D
4. D 14. D
5. B 15. D
6. D 16. D
7. B 17. C
8. A 18. B
9. C 19. A
10. A 20. A
124
Soal praktik kerja las Siklus I
BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG PALING BENAR!
1. Mesin las listrik menggunakan arus ....
a. AC c. AC-DC
b. DC d. generator
2. Kabel yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja disebut ….
a. kabel tenaga c. kabel masa
b. kabel elektroda d. kabel benda kerja
3. Pesawat las yang dilengkapi dengan tranformator rectifier terdapat pada ….
a. pesawat las AC c. pesawat las AC - DC
b. pesawat las DC d. pesawat las arus bolak balik
4. Apabila kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel masa
dipasang pada terminal positif hal ini disebut dengan ....
a. pengutuban langsung c. pengutuban searah
b. pengutuban terbalik d. pengutuban senama
5. Pengelasan yang memerlukan kualitas tinggi sebaiknya menggunakan
elektroda yang berselaput ....
a. selulosa c. kalium
b. rutil d. natrium
6. Berikut ini adalah jenis elektroda yang dapat dipakai untuk mengelas besi
tuang, kecuali ....
a. elektroda nikel c. elektroda baja
b. jenis selaput d. elektroda dengan hidrogen
rendah
7. Dengan mengetahui diameter elektroda alumunium akan menentukan ....
a. posisi pengelasan c. jenis arus
b. jenis selaput d. tegangan listrik
Nama : ................................................
Kelas : ................................................
No Absen : ................................................
125
8. Pengelasan yang memerlukan penembusan yang dalam sebaiknya
menggunakan elektroda yang berselaput ....
a. selulosa c. kalium
b. rutil d. hydrogen rendah
9. Klasifikasi elektroda ditulis XXXX.X ketiga menyatakan ....
a. kekuatan tarik c. posisi bawah tangan
b. posisi mendatar d. posisi pengelasan
10. Elektroda diameter 2,6 mm sebaiknya menggunakan kuat arus sebesar ….
a. 75 ampere c. 80 ampere
b. 70 ampere d. 90 ampere
11. Berikut ini adalah cara penulisan elektroda yang salah adalah ....
a. E6013 c. E6013
b. E6003 d. E6004
12. Untuk menentukan kuat arus kita harus menentukan, kecuali ....
a. diameter elektroda c. jenis elektroda
b. tebal bahan d. cuaca pengelasan
13. Untuk menentukan kuat arus, apabila tabel tidak ada, digunakan pedoman ....
a. 30 x diameter elektroda c. 34 x diameter elektroda
b. 32 x diameter elektroda d. 31 x diameter elektroda
14. Apabila arus yang digunakan terlalu kecil, mengakibatkan ....
a. penembusan dalam c. permukaan las lebar
b. terjadi under cut d. rigi-rigi kecil
15. Untuk mengelas dengan diameter elektroda 3,2 mm sebaiknya menggunakan
arus sebesar ....
a. 80 ampere c. 100 ampere
b. 90 ampere d. 110 ampere
16. Apabila panjang busur terlalu panjang maka ….
a. rigi-rigi las kasar c. tembusannya dangkal
b. tembusannya dangkal d. percikan teraknya kasar
126
17. Busur yang terlalu pendek (L<D) mengakibatkan ....
a. rigi-rigi las kasar c. tembusannya dangkal
b. tembusannya dangkal d. percikan teraknya kasar
18. Pada waktu mengelas gerakan elektroda perlu diayunkan, dengan tujuan ...
a. untuk mengatur jarak busur listrik
b. untuk mengatur lebar jalur las
c. untuk mendapatkan penembusan
d. untuk mendapatkan penetrasi yang baik
19. Berikut ini akibat pergerakan elektroda yang terlalu cepat, kecuali ....
a. perpaduan tambahan dengan bahan dasar yang kurang sempurna
b. penembusan dangkal
c. rigi-rigi kasar
d. terjadi kerusakan pada sisi lain
20. Di bawah ini merupakan teknik cara penyalaan busur las yaitu dengan ….
a. diketukan c. ditarik
b. digoreskan d. diketukan dan digoreskan
21. Berapakah sudut untuk pengelasan posisi di bawah tangan ....
a. 30 c. 45-60
b. 30-45 d. 50
22. Pengelasan posisi vertikal menggunakan gerakan ayunan ….
a. setengah lingkaran c. trapesium
b. lingkaran penuh d. lurus
23. Proses pengelasan arah mendatar dan sejajar bahu tukang las, posisi ini
disebut ....
a. posisi bawah tangan c. posisi sejajar
b. posisi mendatar d. posisi tegak
24. Apabila benda kerja terletak di atas bidang datar maka proses pengelasan
disebut ....
a. posisi bawah tangan c. posisi sejajar
b. posisi mendatar d. posisi tegak
127
25. Pengelasan pendek-pendek yang berfungsi sebagai pengikat juga disebut ....
a. under cut c. overwise
b. polaritas d. trackweld
26. Untuk benda kerja yang tipis dengan posisi tegak sebaiknya proses
pengelasannya berjalan tegak arah ….
a. naik c. mendatar
b. turun d. vertikal
27. Berikut ini yang bukan termasuk sambungan sudut adalah ....
a. sambungan tumpang c. sambungan pipa
b. sambungan T d. sambungan sudut luar
28. Berikut ini merupakan cara mencegah terjadiya distorsi pada hasil lasan,
kecuali ....
a. Memberikan perlakuan panas yang merata pada benda kerja
b. Pendinginan dilakukan secara merata
c. Memasang klem penjepit pada benda kerja yang akan disambung dengan
las
d. Perlakuan panas tidak merata
29. Pemuaian benda kerja setelah proses pengelasan disebut ....
a. Distorsi c. Deformasi
b. Korosi d. Under cut
30. Gerinda tangan di gunakan untuk ....
a. meratakan benda kerja c. menghilangkan kotoran
b. membuat kampuh sebelum di las d. a, b, c benar
31. Kikir di gunakan untuk ....
a. meratakan benda kerja c. menghilangkan kerak las
b. membuat kampuh sebelum di las d. a, b, benar
32. Kerusakan pada sisi lain juga disebut ....
a. under cut c. overwise
b. polaritas d. tackweld
128
33. Berikut ini adalah akibat arus yang digunakan terlalu besar, kecuali ....
a. permukaan las akan lebih besar c. akan terjadi under cut
b. penembusan lebih dalam d. rigi-rigi tidak rata
34. Berikut ini adalah akibat cara untuk mengatasi terjadinya cacat las, kecuali ....
a. Membetulkan sudut kampuh
b. Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat
c. Busur nyala berubah - ubah
d. Memilih diameter elektroda yang sesuai dengan ukuran kampuh
35. Berikut cara mengatasi kerusakan pada hasil lasan yang retak, adalah ....
a. Mendinginkan perlahan ketika selesai dilas
b. Membuat ulang kampuh dan melakukan pengelasan ulang
c. Memanaskan kembali hasil lasan
d. Membuat lasan baru tanpa dibersihkan
36. Pemeriksaan yang menggunakan radiasi gelombang disebut juga dengan ….
a. pemeriksaan penampang las c. pemeriksaan visual
b. pemeriksaan sinar X d. pemeriksaan pemagnitan
37. Pengujian tarik digunakan untuk mengetahui ....
a. kerataan las c. kerapian las
b. kelenturan las d. kekuatan las
38. Bahan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan las dengan pemagnitan yaitu ....
a. baja c. kuningan
b. besi d. aluminium
39. Yang termasuk pemeriksaan las dengan cara merusak yaitu ….
a. pemeriksaan penampang las c. pemeriksaan visual
b. pemeriksaan sinar X d. pemeriksaan pemagnitan
40. Pemeriksaan dengan cara dilengkungkan disebut juga ….
a. pemeriksaan tanpa merusak c. pengujian lengkung
b. pengujian tarik d. pemeriksaan pemagnitan
129
KUNCI JAWABAN SIKLUS 1
1. A 11. D 21. B 31. D
2. C 12. D 22. A 32. A
3. B 13. B 23. A 33. D
4. B 14. D 24. A 34. C
5. B 15. B 25. D 35. B
6. B 16. A 26. B 36. B
7. D 17. D 27. C 37. D
8. A 18. B 28. D 38. B
9. D 19. D 29. A 39. A
10. E 20. B 30. D 40. C
130
Nama : ..................................................
Nomor : ..................................................
Kelas : ..................................................
KUESIONER MINAT BERWIRAUSAHA
PETUNJUK
Untuk menjajagi sejauh mana potensi minat berwirausaha anda, selesaikanlah
30 buah pertanyaan di bawah ini. Anda diharapkan untuk bersikap jujur pada
diri sendiri dan tidak merekayasa jawaban. Berikanlah jawaban dengan jalan
melingkari salah satu pilihan.
Pilihan-pilihan itu adalah:
S : Setuju
TS : Tidak setuju
1. Menciptakan lapangan kerja dengan membuka bengkel las lebih baik dari
pada mencari pekerjaan.
a. S b. TS
2. wirausaha dapat meningkatkan rasa tangugng jawab seseorang
a. S b. TS
3. Wirausaha dapat meningkatkan optimisme akan keberhasilan
a. S b. TS
4. Saya tidak percaya diri saat lulus langsung membuka bengkel las
a. S b. TS
5. Banyak pekerjaan yang mendapat gaji lebih besar dari pada berwirausaha
a. S b. TS
6. Sangat sulit untuk mendirikan usaha bengkel las
a. S b. TS
131
7. Berwirausaha dapat melatih kita menghadapi situasi yang sulit
a. S b. TS
8. Pekerjaan sebagai karyawan lebih pasti daripada berwirausaha
a. S b. TS
9. Saya takut gagal saat memulai mendirikan usaha bengkel las
a. S b. TS
10. Mendirikan usaha bengkel las belum pasti mendapat untung besar
a. S b. TS
11. Sulit berwirausaha jika kurang kreativitas dan inovasi
a. S b. TS
12. Tidak takut kalah bersaing jika membuka usaha bengkel las
a. S b. TS
13. Mendirikan usaha bengkel las dapat menampung tenaga kerja dan
mengurangi pengangguran
a. S b. TS
14. Mendirikan bengkel las dapat mendukung majunya perekonomian
a. S b. TS
15. Dengan mendirikan bengkel las kita memiliki masa depan yang baik dan
cerah
a. S b. TS
16. Usaha las keuntungannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
a. S b. TS
17. Bagi orang yang berwirausaha kegagalan adalah pengalaman untuk belajar
a. S b. TS
18. Cepat membaca peluang akan membuat usaha bengkel las berkembang
a. S b. TS
19. Kurang kemauan dan kemampuan dalam melihat kesempatan peluang baru
adalah kelemahan kita sebagai seorang wira usaha
a. S b. TS
20. Sulit membuka usaha karena kurang pengetahuan tentang pekerjaan las
a. S b. TS
132
21. Dengan usah alas dapat menjadikan kita kreatif dan inovatif
a. S b. TS
22. Dengan menguasai pekerjaan las sulit melihat dan mencari kesempatan
baru untuk mendirikan usaha benkel las
a. S b. TS
23. Dengan mendirikan bengkel las dapat memberi contoh kerja keras
a. S b. TS
24. Tidak mudah menyerah adalah kunci keberhasilan seorang yang membuka
bengkel las baru
a. S b. TS
25. Dengan membuka bengkel las dapat menjadikan kita mandiri
a. S b. TS 5
26. Dengan membuka usaha bengkel las dapat melatih kita tentag kejujuran
a. S b. TS
27. Hasil dari usaha bengkel las dapat memenuhi kebutuhan keluarga
a. S b. TS
28. Berwirausaha lebih menantang daripada menjadi karyawan
a. S b. TS
29. Saya tidak takut gagal saat memulai usaha bengkel las
a. S b. TS
30. Kesiapan yang matang adalah kunci sukses dalam membuka bengkel
las
a. S b. TS