upaya mengembangkan kemampuan membaca …eprints.ums.ac.id/26742/13/naskah__publikasi.pdf · siklus...

15
UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK MELALUI METODE GLAN DOMAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA BUGISAN TAHUN AJARAN 2012/2013 Diajukan Oleh : NAMA : INDAH SURYANTI N I M : A.53B111041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2 0 1 3

Upload: hoangnga

Post on 06-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN ANAK MELALUI METODE GLAN DOMAN

PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA BUGISAN

TAHUN AJARAN 2012/2013

Diajukan Oleh :

NAMA : INDAH SURYANTI

N I M : A.53B111041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2 0 1 3

Page 2: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau
Page 3: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau
Page 4: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau
Page 5: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

PENDAHULUAN

Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

dikatakan bahwa usia dini adalah usia emas (golden age), di mana anak sangat

berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat. Penyelenggaraan sekolah

Taman Kanak-Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA) menurut Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004 berfokus pada peletakan dasar-dasar

pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak (Megawangi, 2005:82). Maka sebaiknya

pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) janganlah dianggap sebagai pelengkap

saja, karena kedudukannya sama penting dengan pendidikan yang diberikan jauh

diatasnya.

Pentingnya mengenyam pendidikan TK juga ditunjukkan melalui hasil

penelitian terhadap anak-anak dari golongan ekonomi lemah yang diketahui

kurang memperoleh rangsangan mental selama masa prasekolah, ternyata

pendidikan selama 10 tahun berikutnya tidak memberi basil yang memuaskan

(Adiningsih, 2001:28). Beberapa tahun belakangan ini pun, banyak sekolah dasar,

terutama sekolah dasar favorit yang memberikan beberapa persyaratan masuk

pada calon siswanya. Sekolah ini mengadakan tes psikologi dan mensyaratkan

anak sudah harus bisa membaca (Andriani, 2005:1).

Dampaknya, orang tua pun meyakini bahwa sebelum masuk sekolah

dasar putra-putrinya harus menguasai ketrampilan tertentu. Akhirnya mereka

merasa pendidikan TK merupakan suatu prasyarat masuk sekolah dasar. Di

satu sisi, membaca bukanlah tujuan yang sebenarnya dari penyelenggaraan

pendidikan TK, namun di sisi lain hal ini justru menambah daftar alasan

mengapa belajar membaca sejak TK itu penting. Corak pendidikan diberikan

di TK menekankan pada esensi pengenalan huruf hidup bagi anak-anak,

dengan memberikan metode yang sebagian besar menggunakan sistem

pengenalan huruf hidup sambil belajar. Materi yang diberikan pun bervariasi,

termasuk menjadikan anak siap belajar (ready to learn) yaitu siap belajar

Page 6: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

berhitung, membaca, dan menulis (Suyanto, 2005:7). Mempersiapkan anak

untuk belajar di usia ini diharapkan dapat memberi hasil yang baik, karena

menurut Montessori (dalam Hainstock, 2002:103) di usia 3,5 - 4,5 tahun anak

lebih mudah belajar menulis dan di usia 4-5 tahun anak lebih mudah

membaca dan mengerti angka. Doman (2005:13) juga mendukung pernyataan

ini, karena menurutnya waktu terbaik untuk belajar membaca kira-kira

bersamaan waktunya dengan anak belajar bicara, dan masa peka belajar anak

terjadi pada rentang usia 3 hingga 5 tahun. Maka dapat disimpulkan bahwa

pengajaran membaca (baik itu sebatas pengenalan huruf atau suku kata) sejak

usia Taman Kanak – kanak atau bahkan sejak usia 3 tahun bukanlah sesuatu

yang aneh atau tidak boleh dilakukan, karena yang terpenting adalah

pengemasan materi serta metode yang digunakan. Membaca merupakan

sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat

(life long learning). Mengajarkan membaca pada anak berarti memberi anak

tersebut sebuah masa depan, yaitu memberi teknik bagaimana cara

mengekplorasi "dunia" manapun yang dia pilih dan memberikan kesempatan

untuk mendapatkan tujuan hidupnya (Bowman, 1991:265). Pada tahun 1994,

Neil Harvey, Ph.D. dalam bukunya "Kids Who Start Ahead, Stay Ahead"

melaporkan apa yang terjadi pada 314 anak usia prasekolah (0 – 4 tahun)

yang telah diajarkan membaca, matematika, kegiatan fisik, aktivitas sosial,

dan berbagai pengetahuan umum lainnya. Hampir 35% dari anak - anak ini,

di sekolah dikategorikan sebagai anak berbakat yang unggul dengan sangat

meyakinkan dalam berbagai bidang (Doman, 2005:51). Penelitian di Negara

maju pun menunjukkan sebaliknya, bahwa lebih dari 10% murid sekolah

mengalami kesulitan membaca, yang kemudian menjadi penyebap utama

kegagalan di sekolah (Yusuf, 2003:69). Melihat dampak yang akan dihasilkan

dari kegagalan pengajaran membaca, dirasakan bahwa kemampuan membaca

perlu dirangsang sejak dini. Namun, membaca bukanlah suatu kegiatan

pembelajaran yang mudah. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi

keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum, faktor-faktor tersebut

datang dari guru, anak, kondisi lingkungan, materi pelajaran, serta pelajaran

Page 7: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

(Sugiarto, 2002). Faktor - faktor tersebut terkait dengan jalannya proses

belajar membaca, dan jika kurang diperhatikan hal tersebut dapat

mempengaruhi keberhasilan membaca pada anak. Di TK ABA Bugisan

Prambanan Klaten anak-anak di kelompok B seharusnya sudah bisa membaca

suku kata baik dengan lambang atau menyebut benda langsung tanpa ada

lambangnya, sehingga anak-anak dikelompok B itu harus sudah bisa

membaca lancar dengan penggabungan huruf hidup a,i,u,e,o tanpa harus

menirukan guru.

Namun kenyataannya yang ada dilapangan yang dijumpai oleh

peneliti anak-anak di kelompok B pada TK ABA Bugisan Prambanan Klaten

masih belum bisa untuk membaca permulaan baik dirangsang dengan gambar

maupun tidak dengan gambar, dan masih harus dituntun atau dengan

menirukan ucapan guru, jadi kemampuan membaca awal pada TK ABA

Bugisan Prambanan Klaten masih jauh dari harapan peneliti.

Dengan metode bermain kartu kata, yang kemudian dirangkai menjadi

suku kata maka anak diharapkan dapat membaca dalam usia relatif muda dari

kata yang mudah hingga kata yang sulit. Berdasarkan pengalaman

mempraktekkannya dengan metode ini, anak-anak usia 4 tahun mampu

menyelesiakan metode ini dalam beberapa bulan dengan cara pemberian

materi secara rutin meskipun sebentar atau beberapa menit saja, dan metode

ini tidak memerlukan banyak waktu karena semakin banyak waktu

dikhawatirkan membosankan. Berdasarkan uraian diatas, metode kartu kata

sudah banyak digunakan dikalangan Taman Kanak-Kanak dan metode ini

memiliki beberapa kelebihan dalam memperbaiki dan mempercepat proses

belajar membaca. Maka peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan

membaca permulaan melalui metode kartu kata jika diterapkan pada anak-

anak sekolah formal sekaligus memberi anak-anak ini kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan membacanya secara optimal sesuai minat dan

usianya.

Berdasarkan masalah diatas permasalahan, identifikasi masalah

sebagai berikut : (1.) Kemampuan membaca permulaan dalam satu kelas

Page 8: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

masih kurang. (2.) Pembelajarang membaca merupakan pembelajaran yang

penting dalam mempersiapkan anak ke jenjang pendidikan dasar yang lebih

tinggi. (3.) Masih banyak anak yang belum bisa membaca permulaan sehingga

pembelajaran terganggu. Supaya tidak terjadi pemahaman yang keliru dalam

penelitian ini maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut :

(1.)Membaca dibatasi dalam hal mengenal huruf abjad a-z yang digabung

dengan huruf vokal (2.) Media kartu kata dibatasi pada kartu kata yang

bergambar sehingga anak dapat dengan mudah mengingat huruf yang

dipelajarinya. Uraian tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran dengan metode

bermain kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan

pada TK ABA Bugisan Prambanan Klaten Tahun Pelajaran 2013 / 2014 ?

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian

sebagai berikut : Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan

melalui metode bermain kartu kata pada TK ABA Bugisan Prambanan Klaten

Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

Peneliti berharap tindakan kelas ini dapt bermanfaat bagi temen-teman

guru lainnya dan masyarakat pada umumnya di antaranyan: (a.) Diperoleh

pengetahuan baru tentang pembelajaran membaca permulaan melalui metode

bermain kartu kata bagi anak kelompok B TK ABA Bugisan Prambanan

Klaten. (b.) Diperolehnya dasar penelitian berikutnya. (c.) Terjadinya

pergeseran dari paradigma mengajar menuju paradigma belajar yang

mengutamakan proses untuk mencapai hasil belajar.

METODE PENELITIAN

Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi, tempat penelitian dan

waktu penelitian, sebagai berikut : (1.) Tempat Penelitian, Tempat penelitian

dilakukan di TK ABA Bugisan Prambanan Klaten. TK ini berdiri di tanah

yang merupakan kas desa. Luas bangunan TK sekitar 22 x 27 meter. Alasan

peneliti menggunakan tempat ini karena peneliti bekerja di TK tersebut

sehingga peneliti dengan mudah memperoleh data yang lebih lengkap juga

Page 9: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

waktu yang lebih lama dalam penelitian. (2.) Penelitian ini akan dilaksanakan

pada tahun ajaran 2013 - 2014 pada semester I, dan penelitian ini akan

memakan waktu kira-kira 12 hari pelajaran.

Subjek penelitian pada TK ABA Bugisan Prambanan Klaten adalah

anak didik kelompok B yang berjumlah 14 anak didik. Yang terdiri dari 4

anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Guru kelas kelompok B berjumlah 1

orang.

Instrumen adalah alat bantu digunakan untuk mendapatkan data yang

diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua alat bantu

penelitian yaitu : chek list dan catatan lapangan. Chek list dipilih peneliti

karena menurut Arikunto ( 2006:163 ) merupakan instrumen yang sesuai

dengan metode observasi. Sedangkan catatan lapangan digunakan oleh peneliti

karena dapat dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak

dapat terekam melalui lembar observasi (Arikunto, 2007:78).

Lembar observasi peningkatan kemampuan belajar permulaan adalah

data hasil pelaksanaan kegiatan membaca anak yang sesuai dengan indikator

yang ingin dicapai. Penyusunan lembar observasi dilakukan dengan

menjabarkan indikator kedalam butir-butir amatan yang memaparkan tentang

pencapaian dari indikator yang akan dilaksanakan anak dalam kegiatan

membaca.

Analisis Data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstaksikan, mengorganisasikan data secara sistemetis

dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk

menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan seseautu instrument (Arikunto, 2006:168). Validitas

yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurannya (http://violetatniyamani.blogspot.com/).

Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

Page 10: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

pengukuran tersebut. Sedangkan instrumen pengukuran yang memiliki

validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan

pengukuran.

Kesimpulan dari pengertian validitas diatas bahwa ketepatan pada

validitas suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut

mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.

Untuk menjamin kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat oleh

peneliti maka digunakan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas

yang diperoleh. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian (http://remenmaos.blogspot.com/).

Penelitian ini memanfaatkan pengamatan dari guru, pengamatan dan

anak dan pengamatan dari peneiiti. Dengan membandingkan hasil pengamatan

dari guru, anak, dan peneliti, maka peneliti dapat menganalisis data yang

diperoleh dan dapat menguji kebenaran dari datayang diperoleh.

Data observasi yang sudah terkumpul akan diolah peneliti dengan

langkah-langkah sebagai berikut :(1.) Memberi nilai / skor adalah memberi

nilai / skor pada setiap butir amatan yang terdapat tanda check ( √ ) sesuai

ketentuan sebagai berikut: (a.) Apabila anak dapat menguasai butir amatan

yang ada pada kolom, maka peneliti akan mencantumkan tanda check ( √ )

pada kolom butir amatan sesuai nomer butir amatan yang dikuasai. (b.)

Apabila anak tidak dapat menguasai butir amatan yang ada pada kolom, maka

peneliti akan mengosongkan kolom butir amatan. (c.) Setiap tanda check ( √ )

yang muncul mempunyai skor 1, jadi jika anak menguasai semua butir

amatan, anak akan mendapat total skor 12. (2.) Membuat tabulasi skor adalah

membuat tabulasi skor observasi tentang motivasi belajar membaca anak yang

terdiri dari nomer, nama anak, butir amatan, jumlah skor/nilai butir amatan

yang dikuasai anak. Bentuk tabulasi skor tersebut

Page 11: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan observasi kegiatan guru pada siklus II didapatkan hasil

yang menunjukkan peningkatan dalam proses pembelajaran dalam

menyampaikan materi membaca permulaan dengan metode bermain kartu

kata.

Setelah dilaksanakan pembelajaran membaca permulaan dengan

bermain kartu kata terlihat respon anak di TK ABA Bugisan Prambanan

Klaten tahun pelajaran 2013/2014 sangat baik, yaitu anak terlihat lebih tertarik

dan berminat dalam pembelajaran dan anak lebih aktif dan antusias dalam

bertanya dan bekerja sama dengan temannya. Tidak terlihat lagi anak yang

kurang memperhatikan pembelajaran, ramai sendiri, dan mengobrol sendiri

seperti pada kondisi awal. Dengan menggunakan kartu kata, anak lebih suka

untuk media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran konstruktif balok

pada anak.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dalam

proses pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu kata. Pada pra

siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran

sebanyak 4 anak atau 25%, pada siklus I putaran I dengan menggunakan

media kartu kata yang baik 6 anak atau 57%, siklus I putaran kedua yang baik

8 anak atau 67%. Dengan menggunakan media kartu kata ketuntasan anak

dalam membaca permulaan saat pembelajaran di siklus II putaran I ada 10

anak 71%, siklus II putaran kedua yang tergolong baik ada 12 anak atau 75%.

Berdasarkan peningkatan setiap siklus maka dapat disimpulkan bahwa

media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak

di TK ABA Bugisan Prambanan Klaten.

Hal ini sesuai dengan pendapat Anggani Sudono (2000:7) yang

mengatakan bahwa permainan yang digunakan oleh anak untuk memenuhi

naluri dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak melalui

berbagai metode salah satunya bermain kartu kata.

Pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran telah ada kemajuan pada

semua kegiatan sehingga evaluasi dan refleksi telah diterapkan oleh guru

Page 12: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

dengan baik. Pada siklus II dapat dikatakan bagus karena telah berhasil

meningkatkan persentase keberhasilan belajar anak karena telah memenuhi

target ketuntasan belajar anak sebesar 75% sehingga pembelajaran dapat

dikatakan berhasil pada siklus II ini.

Dengan demikian tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru dalam

usaha meningkatkan kemampuan membaca permulaan setelah menggunakan

media kartu kata siklus II dapat dikatakan bagus karena telah berhasil

meningkatkan persentase ketuntasan belajar anak karena telah memenuhi

target belajar anak sebesar 75% sehingga pembelajaran dapat dikatakan

berhasil pada siklus II ini.

Berdasarkan Sanjaya (2006:107) bahwa kualitas pembelajaran dapat

dilihat dari segi proses dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila

setidaknya 75% peserta didik terlibat secara aktif, antusias, motivasi baik

secara fisik, mental, ataupun sosial selama proses pembelajaran. Selain itu,

anak didik juga harus menunjukkan kegairahan tinggi terhadap pembelajaran.

Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya

terdapat 75% anak didik yang mengalami perubahan positif dan output yang

bermutu tinggi.

Berdasarkan keberhasilan penelitian ini melalui siklus I dan siklus II

dengan menggunakan media kartu kata, maka hipotesis yang mengatakan

Peningkatan membaca permulaan dalam mengenal kata pada anak kelompok

B di TK ABA Bugisan Prambanan Klaten Tahun Ajaran 2013/2014 terbukti

kebenarannya.

Kesimpulan

Dari keseluruhan pembahasan penelitian tindakan kelas ini dapat

disimpulkan sebagai berikut : (1.) Dalam menerapkan permainan untuk

meningkatkan kemampuan membaca permulaan TK ABA Bugisan Prambanan

Klaten melalui metode bermain kartu kata ini berguna untuk bersosialisasi,

dan merangsang kemampuan membaca permulaan anak. 2. Hasil Penelitian

(a.) Pada kondisi awal dengan menggunakan pengamatan pada saat anak

Page 13: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

belajar di kelas, terlihat anak tidak semangat. Dari hasil pengamatan diperoleh

hasil bahwa kemampuan membaca permulaan anak hanya mencapai 42% atau

10 anak yang kemampuan membaca permulaan baik 2,5% atau 4 anak. (b.)

Pada siklus I putaran pertama hasil kemampuan membaca permulaan melalui

media kartu kata dari 16 anak yang tuntas dalam pembelajaran adalah 7 anak

atau 15% dan yang tidak tuntas sebanyak 11 anak atau 46%. Sehingga terjadi

peningkatan sebesar 12% dari sebelum tindakan yang hanya mencapai 40%.

Pada siklus I putaran kedua hasil membaca permulaan dengan media kartu

kata dari 7 anak yang tuntas dalam pembelajaran adalah 16 anak atau 64% dan

yang tidak tuntas sebanyak 2 anak atau 13 %. Sehingga terjadi peningkatan

sebesar 12% dari siklus I putaran pertama yang hanya mencapai 52%. (c.)

Pada siklus II putaran pertama hasil kemampuan membaca permulaan dengan

media kartu kata dari 16 anak yang tuntas dalam pembelajaran adalah 10 anak

atau 62% dan yang tidak tuntas sebanyak 1 anak atau 6,2%. Sehingga terjadi

peningkatan sebesar 18% dari I putaran kedua yang hanya mencapai 43%.

Pada siklus II putaran kedua hasil kemampuan membaca permulaan dengan

media kartu kata dari 16 anak yang tuntas dalam pembelajaran adalah 15 anak

atau 92% dan yang tidak tuntas sebanyak 1 anak atau 8 %. Sehingga terjadi

peningkatan sebesar 20% dari siklus II putaran pertama yang hanya mencapai

72%. Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II putaran kedua sebesar 92%

dan rata-rata kemampuan membaca permulaan sebesar 84 diatas 84%

menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran siklus II putaran II telah

berhasil. (3.) Berdasarkan keberhasilan pembelajaran melalui siklus I dan

siklus II dengan menggunakan media kartu kata, maka hipotesis yang

mengatakan “Melalui Media Kartu Kata dapat Meningkatkan Kemampuan

Membaca Permulaan Anak Kelompok B di TK ABA Bugisan Prambanan

Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014 terbukti kebenarannya.

Media kartu kata merupakan suatu cara penyampaian atau penyajian

materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk permainan dari guru kepada

anak didik dan berfungsi untuk membantu perkembangan bahasa dan befikir

anak serta memotivasi anak untuk cinta menghitung. Media kartu kata adalah

Page 14: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

salah satu media pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa

aspek fisik atau psikis anak TK sesuai dengan tahap perkembangan (Dhiene,

2005:50). Manfaat yang dapat diambil dari media kartu kata di Taman Kanak-

Kanak adalah melatih daya tangkap, dan daya pikir, daya konsentrasi,

membantu perkembangan fantasi atau daya imajinasi bagi anak, menciptakan

suasana yang menyenangkan dan akrap di ruang kelas, mengembangkan

perbendaharaan angka anak.

Bentuk penyajian proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah

terpadu antara bidang pengembangan satu dengan lainnya. Setiap metode

pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu dengan

adanya pembelajaran terpadu maka pengembangan metode yang bervariasi

dapat membantu pencapaian tujuan materi pembelajaran.

Dari uraian di atas tentang kartu kata dalam bab ini dapat dikatakan

bahwa media kartu kata dapat mengembangkan kemampuan membaca

permulaan anak di TK ABA Bugisan Prambanan Klaten. Hal ini dikarenakan

pertama media kartu kata pada umumnya lebih berkesan dari pada

menyebutkan angkanya saja, sehingga pada umumnya media kartu kata

terekam jauh lebih kuat dalam memori anak. Kartu angka dapat dipraktekkan

sendiri sehingga bisa diingat secara utuh selama berpuluh-puluh tahun

kemudian. Kedua, melalui media kartu kata anak diajar untuk mengambil

hikmah dari permainan tadi yang untuk kemudian menirukan sendiri baik

dirumah maupun waktu mempraktekkan bermain dengan temannya.

Page 15: UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEMBACA …eprints.ums.ac.id/26742/13/NASKAH__PUBLIKASI.pdf · siklus ketuntasan anak dalam membaca permulaan saat pembelajaran sebanyak 4 anak atau

DAFTAR PUSTAKA

Dhieni, Nurbiana. (2005). Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa.Jakarta :

Universitas Terbuka.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Ditjen Pendidikan Luar. Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Kelompok Bermain. 2010.

Departeman Pendidikan Nasional (2007). Pedoman Pembelajaran Persiapan

Membaca dan Menulis Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :

Depdinas.

Departeman Pendidikan Nasional, (2008). Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia

Semarang : CV. Pelajar Pantai Utara.

Iswari, Arhana, (2010). Belajar Membaca dan Menulis Permulaan. Klaten : PT. Intan

Pariwara.

Masitog. (2005). Materi Pokok Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009.

Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdinas.

Rimy, Yoko. (2009). Diklat Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta : LPMP.

Sanjaya, Wini, (2011). Penelitian Tindakan Kelas.. Jakarta : Kencana Muda Group.

www. Kartu Bergambar. Com.