upaya melestarikan budaya bangsa

Upload: aleo-saputra

Post on 16-Oct-2015

1.688 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

siip

TRANSCRIPT

UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSA

UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA BANGSALATAR BELAKANGIndonesiamerupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebutlah indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit mereka juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam budaya Indonesia dikenal sangat unik.Budaya juga merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi tanggungjawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakansalah satu Identitas suatu negara. Kebanggaan bangsa indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligusmengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal agar tidak hilang ataupundicuri oleh bangsa lain. Sudah banyak kasus bahwa budaya kita banyak yang dicuri karena ketidakpedulian paragenerasi penerus, dan ini merupakan pelajaran berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah hartayang mempunyai nilai yang cukup tinggi di mata masyarakat dunia.Dengan melestarikan budaya lokal kita bisa menjaga budaya bangsa dari pengaruh budaya asing, danmenjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara lain.Seiring berkembangnya zaman,menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilihkebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.Begitu banyakfaktoryang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnyamasuknya budaya asing. Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatunegaratentu akan membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini.Melihat kenyataan bahwa para generasi muda bangsa Indonesia saatinilebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis, kebudayaan lokal banyak yang luntur akibat tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya. Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya yang mana kebudayaan Indonesia adalah budaya-budaya lokal adalah kewajiban setiap lapisan masyarakat, dimana peran setiap mereka yang terus berusaha untuk mewarisi kekuatan budaya lokal akan menjadi kekuatan budaya itu untuk tetap ada.RUMUSAN MASALAH1.Bagaimana melestarikan budaya Indonesia dengan budaya lokal sebagai aset bangsa ?2.Apakah upaya yang dapat dilakukan dalam melestarikan budaya ?PEMBAHASANMenurutEdward B . Taylorkebudayaan didefinisikan sebagai kompleksitas yang meliputi kepercayaan, seni,moral, hukum, adat-istiadat (kebiasaan), dan segala bentuk kehidupan yang diperoleh dari anggota masyarakat. Kata kebudayaan berasal dari kata sansekertabuddhayah,ialah bentuk jamak dari kata budi atau akal. Maka kebudayaan dapat diartikan pula hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Ada pendapat lain tentang asal kata kebudayaan yaitu bahwa kata itu berasal dari pengembangan majemuk kata budi-daya yang berarti daya dari budi, kekuatan dari pikiran. Sedang menurutKoentjaraningratkebudayaan diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Bila dilihat dari bahasa inggris kata kebudayaan berasal darikatalatincolerayang berarti mengolah atau menngerjakan, yang kemudian berkembang menjadi katacultureyang diartikan sebagai daya dan usaha manusia untuk merubah alam.Banyak berbagai definisi dari kebudayaan, namun terlepas dari itu semua kebudayaan pada hekekatnya mempunyai jiwa yang akan terus hidup, karena kebudayaan terus mengalir pada diri manusia dalam kehidupannya. Kebuyaan akan terus tercipta dari masa kemasa, dari tempat ketempat dan dari orang keorang. Disetiap waktu unsur kebudayaan akan selalu hadir didalamnya misalnya disaat orang berjalan dia akan membawa kebudaan dari daerahnya, misalnya orang dari jepang akan cenderung berjalan cepat dibangding orang jawa yang akan berjalan cenderung lebih santai, hal itu karena pada diri pribadi setiap manusia akan membawa kebudayaan entah itu adat istiadat, kebiasaan, ataupun norma aturan yang mereka pegang. Kebudayaan akan tetap ada jika jiwa yang dimilikinya masih tetap ada. Budaya-budaya baru akan terus muncul dan terus mengikis budaya yeng telah ada, munculnya budaya baru bukanlah hal yang negative ataupun hal yang merugikan kerena secara alamiah manusia akan menciptakan budaya entah itu diciptakan secara sengaja ataupun budaya yang muncul secara tidak sengaja. Namun hal tersebut akan berubah menjadi salah ketika budaya yang telah ada ditinggalkan begitu saja yang akan menyebabkan budaya itu kehilangan jiwanya sehingga secara bertahap budaya itu akan menghilang digantikan dengan kebudayan yang baru.Kebudayaan adalah sebuah warisan dari para pendiri bangsa ini. Perkembangannya tak semudahmembalikkan telapak tangan, akan tetapi melalui sebuah proses yang panjang lagi rumit. Berkembang daridalam diri masyarakat, juga dari bangsa asing yang dahulu datang ke nusantara. Dari itu terlahirlah suatu budayabangsa Indonesia yang modern seperti yang ada saat ini. Sebagai generasi muda yang nanti kelak akan menjadi penerus sudah seharusnya kita ikut melestarikan budaya agung yang kita miliki ini. Jangan sampai warisan yang berharga ini hilang. Kita seharusnya belajar tentang kebudayaan bangsa ini, karena budaya ini telah menjadi jati diri bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah dikenal dunia internasional karena kebudayaan yang dimiliki. Banyak orangorang asing yang sedangmempelajari kebudayaan di Indonesia, karena keanekaragaman yang ada. Jika dijumlahkan mulai dari Sabangsampai Merauke terdapat beriburibu kebudayaan yang berbeda. Mulai dari adat istiadat, kebiasaan, bahasa,rumah adat, pakaian adat,makanan khas, dan masih banyak yang lainnya.Indonesia adalah negara yang mempunyai beribu kebudayaan, karena Indonesia bukanlah negara yang memiliki hanya satu daerah sehingga kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan lokal. Setiap daerah akan mempunyai kebudayaan yang berbeda, perbedaan itulah yang menjadi jati diri bangsa sehingga ketika kebudayaan itu berubah atau hilang maka jati diri yang dimilikinya akan memudar .Banyak hal dapat dilakukan sebagai apresiasi dari rasa cinta pada budaya, khususnya kebudayaan daerah. Berbagai aktifitas dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah mulai muncul dari berbagai kalangan. Cara untuk melestarikan budaya bermacam - macam baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kota solo merupakan salah satu kota budaya yang mempunyai beragam budaya dan tradisi. Di kota solo sudah membudayakan beberapa tradisi yang saat ini masih di lakukan. Salah satunya melalui jalur pendidikan, beberapa sekolah di kota solo setiap hari kamis selalu memakai pakaian adat kota solo. Hal ini merupakan wujud cinta budaya dalam rangka melestarikan budaya Indonesia khususnya solo.Seiring timbulnya kesadaran bahwa bila bukan kita yang melakukan upaya pelestarian budaya, maka tak dapat dihindari lama-kelamaan budaya adiluhung dari bangsa kita akan semakin tergeser dan terpinggirkan oleh budaya asing yang datang bertubi-tubi dari berbagai arah, terus menggerus kebudayaan daerah.Munculnya kesadaran terhadap upaya pelestarian budaya diberbagai kalangan ini memang perlu disyukuri, sebab bukan saja orang-orang tua yang melakukan kegiatan-kegiatan sebagai upaya pelestarian budaya di kalangan masyarakat tetapi berbagai instansi dan bahkan di kalangan pemuda, mahasiswa, dan anak-anak mulai ditanamkan kecintaan terhadap budaya daerah yang pada akhirnya akan menimbulkan kesadaran terhadap upaya pelestarian kebudayaan daerah. Berbagai kegiatan diberbagai instansi dan kalangan masyarakat dalam upaya pelestarian kebudayaan seperti Seminar Budaya, Pentas Budaya, Pekan Budaya telah banyak dijumpai dalam berbagai moment seperti peringatan Hari Jadi sebuah kota atau suatu instansi. Semangat ini perlu terus dijaga dan dikembangkan bukan saja sebagai upaya membendung pengaruh negatif dari budaya asing yang tidak lagi dapat dihindari di zaman globalisasi modern ini, tetapi sebagai upaya kaderisasi di kalangan pemuda untuk lebih mengenal dan mencintai budaya sendiri.

Kebudayaan dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu :A.Culture ExperienceMerupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut. Dengan demikian dalam setiap tahunnya selalu dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.B.Culture KnowledgeMerupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi Muda dapat mengetahui tentang kebudayaanya sendiri.Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh negara - negara lain.Penyakit masyarakat kita ini adalah mereka terkadang tidak bangga terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita lebih bangga terhadap budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang timur. Budaya daerah banyak hilang dikikis zaman. Oleh sebab kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Akibatnya kita baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam.Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting. Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah ditanah air. Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional.Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah disetiap event-event akbar nasional, misalnya tari-tarian , lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara tetangga.Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan yang kita miliki. Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada berbagai cara dalam melestarikan budaya, salah satunya adalah sebagai berikuta.Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokalb.Lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan danpelestariannyac.Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritasyangtinggi.d.Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punahe.Mengusahakan agar semua orang mampu mengelola keanekaragaman budaya lokalKebudayaan lokal Indonesia adalah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa indonesia dan setiapkebudayaan mempunyai ciri khas masingmasing. Bangsa indonesia juga sangat mempunyai kebudayaan lokalyang sangat kaya dan beraneka ragam oleh sebab itu sebagai penerus kita wajib menjaganya karena ketahanankebudayaan lokal berada pada generasi mudanya dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada budayaasing karena tidak semua budaya asing sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan tidSIMPULANak sedikitkebudayaan asing membawa dampak negatif. Sebagai negara kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat.Namun hal itu pasti bisa terwujud jika kita perduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehinggakebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi sampai dibajak ataudicuri oleh negara lain karena kebudayaan tersebut merupakan identitas suatu bangsa dan negara.KESIMPULANIndonesia merupakan negara yang mempunyai banyak sekali kebudayaan, dan kebudayaan tersebut berbentuk kebudayaan lokal. Budaya asing yang terus masuk tanpa terbengdung ke Indonesia dapat mengikis ataupun melunturkan budaya lokal yang terdapat di Indonesia, sehingga upaya-upaya harus dilakukan dalam menanggulangi permasalahan tersebut sehingga budaya Indonesia dapat tetap ada. Berbagai cara dapat dilakukan dalam melestarikan budaya, namun yang paling penting yang harus pertama dimiliki adalah menumbuhkan kesadaran serta rasa memiliki akan budaya tersebut, sehingga dengan rasa memiliki serta mencintai budaya akan membuat orang mempelajarinya sehingga budaya akan tetap ada karena pewaris kebudayaan akan terus ada.Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya, diantaranya yaitu:1.Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa2.Ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya3.Mempelajarinya4.Mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannyaDAFTAR PUSTAKAanonim. 2008. Perlindungan warisan budaya.http://www.bpsnt-makassar.net/index.php/artikel-bpsnt/publikasi/91-sosialisasi-perlindungan-warisan-budaya-intangible.html(01 Maret 2013)anonom. 2009. Makalah perubahan kebudayaan karena dari luar.http://isbdti.blog.uns.ac.id/2009/11/09/makalah-perubahan-kebudayaan-karena-pengaruh-dari luar/(02 Maret 2013)Dimas. 2011. Analisis upaya melestarikan budaya.http://dimaspratama11.wordpress.com/2011/11/19/analisis-upaya-melestarikan-budaya-bangsa/(05 Maret 2013)

Elly M. Setiadi,dkk. 2006. Ilmu sosial dan Budaya dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media

Herimanto dan Winarto. 2010. Ilmu Sosial &Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Koentjoroningrat.1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Masih inget gak sama kasus Batik dan Reog yang diklaim sebagai budaya darinegaratetangga? Nah itu baru dua kebudayaan milikIndonesia. Tau gak sih kalo Indonesia itu negara besar dan kaya akan keanekaragaman budaya? Faktanya Indonesia punya 17.000 pulau yang dihuni oleh 300 suku bangsa dan adat istiadat yang berbeda. Makanya kan semboyan IndonesiaBhineka Tunggal Ikayangartinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Saking banyaknya kebudayaan yang kita punya sampe kadang kita gak sadar kalo kebudayaan kita dicuri sama pihak-pihak nakal.Cobadeh siapa dari kita yang kalo pacaranya direbut orang lain bakal marah, sedih, atau galau? Yes kebanyakan kita pasti bakal ngalami perasaan kayak yang udah disebutin. Terus kalo kebudayaan kita direbut negara lain apa kita bakal ngerasain hal yang sama? Marah, kesal, atau malah cuek bebek?Untuk menghindari pencurian kebudayaan ini, kita sebagai pemuda Indonesia wajib ngejaga dan lestariin kekayaan budaya negara kita sendiri. Berikut ini cara atau upaya yang dapat kita lakukan untuk melestarikan budaya Indonesia.1. Kenali kebudayaan IndonesiaKalo ada pepatah tak kenal maka taksayang ini berlaku juga dalam kebudayaan. Buat sayang sama kebudayaan, pertama yang harus kita lakukan adalah mengenal kebudayaan Indonesia yang seabrek. Caranya? Kita bisabrowsingdi internet, baca buku, atau dateng ke tempat wisata/sanggar kebudayaan.2. Mengikuti kegiatan/event pelestarian budaya.Sama kayak PDKT sama gebetan nih, habis kenal terus main ke rumahnya atau ajak jalan. Nah kalo buat kebudayaan, setelah kita kenal sama kebudayaan sekarang kita sering-sering deh main ke event-event kebudayaan atau tampil di acara kesenian. Buat lebih akrab lagi, bisa juga kita jadivolunteerdi event itu. Selain ikut andil lebih banyak, kita juga punya kesempatan buat kenalan sama senimannya. Bisa lebih kenal deh sama kebudayaan kita. Kalo kita bisa punya kesempatan nampilin kebudayaan Indonesia, secara gak langsung kita mempromosikannya ke khalayak. Semakin banyak yang liat bakal semakin dikenal kebudayaan kita.3. Mengajari penerus agar budaya kita tidak dimakan oleh zaman.Kalo udah kenal dan nekunin kebudayaan, jangan disimpen sendiri ilmunya. Kita bisa ngajarin juga ke orang lain. Misalnya jadi guru tari di sanggar atau jadi guide di museum kebudayaan. Jadi kita bisa nyebarin kebudayaan kita ke orang lain. Siapa tau mereka juga ikut andil dalam melestarikan kebudayaan bareng kita?4. Tidak mudah terpengaruh dengan budaya asing.Di eraglobalisasisekarang ini kita gak mungkin nutup diri akan kebudayaan luar. Semakin kita menutup diri malah semakin kita ketinggalan. Nah untuk menerima kebudayaan luar tapi juga tetep ngejaga kebudayaan Indonesia, kita perlu bikin filter. Jadi kebudayaan luar yang masuk kita saring, terus ambil yang baik dan buang yang buruk. Gak perlu kita serap semuanya. Dari yang baik itu kita bisa belajar dan mungkin aja bisa kita kembangkan dengan kebudayaan kita. Dan suka kebudayaan luar itu boleh banget asal tetep inget kalo kita punya kebudayaan yang gak kalah keren yang harus kita kembangin.Demikian lebih kurangnya beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam proses pelestarian budaya. Diawali dengan kesadaran dan aksi kita sebagai generasi penerus bangsa untuk tetap bisa menjaga dan melestarikan budaya kita sendiri. Yuk bareng-bareng kita jaga kebudayaan kita!

Melestarikan dan Menjaga AsetBangsaPosted: Juni 24, 2012 inUncategorized 0Warisan budayanasionalatau warisan budaya bangsa adalah cermin tingginya peradaban bangsa. Dan salah satu ciri bangsa besar dan maju adalah bangsa yang mampu menghargai dan melestarikan warisan budaya nenek moyang mereka. Semakin banyak warisan budaya masa lampau yang bisa digali dan dilestarikan, maka sudah semestinyalah peninggalan budaya tersebut semakin dihargai. Barulah disadari betapa kaya dan melimpah ruahnya warisan budaya nenek moyang kita yang ternyata selama ini terabaikan, terlantar dan tidak dipedulikan. Penyebabnya bisa karena ketidaktahuan, kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya warisan budaya, maupun karena ingin mendapatkan keuntungan pribadi dengan mengoleksi atau memperdagangkannya. Warisan atau khazanah budaya bangsa merupakan karya cipta, rasa, dan karsa masyarakat di seluruh wilayah tanahair Indonesiayang dihasilkan secara sendiri-sendiri maupun akibat interaksi dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaanya dan terus berkembang sampai saat ini. Warisan budaya itu mencakup sesuatu yang berwujud seperti candi, istana, bangunan, tarian, musik, bahasa, manuskrip (naskah kuno), dan yang tidak berwujud seperti filosofi, nilai, keyakinan, kebiasaan, konvensi, adat-istiadat, etika dan lain sebagainya. Sebagai sebuah negara yang kaya dengan warisan budaya, sudah sepatutnya pemerintah dan seluruh warga negara Indonesia berkomitmen untuk melestarikan warisan yang sangat tinggi nilainya itu agar tidak musnah, hancur, lapuk, dipindahtangankan, ataupun hilang karena dicuri, dirampas baik dengan terang-terangan maupun secara halus. Pelestarian warisan budaya bangsa dapat diartikan sebagai kegiatan terus menerus untuk menjaga kumpulan kekayaan akal-budi, pengetahuan, dan budaya bangsa untuk tetap hidup dan bermanfaat bagi masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Oleh sebab itu upaya pelestarian khazanah budaya nasional secara tidak langsung menjadi upaya menjaga nama baik bangsa Indonesia di mata Internasional.Harus diakui bersama diIndonesiamasalah pelestarian budaya dan kegiatan pendukungnya masih sangat lemah. Banyak contoh menguatkan pernyataan tersebut. Kasus paling aktual adalah diklaimnya beberapa produk kebudayaan asli Indonesia oleh pemerintah Malaysia. Setelah pencak silat, batik, angklung bahkan reog dicoba untuk diakui sebagai produk Malaysia, besar kemungkinan produk budaya lain segera menyusul diklaim pihak lain. Upaya perawatan dan penyimpanan sebagai bagian utama pelestarian kondisinya juga sangat memprihatinkan. Museum-museum yang dikelola pemerintah kondisinya dapat dikatakan seperti pepatah hidup segan mati tidak mau . Contoh nyata dan aktual lainnya adalah pencurian patung-patung di Museum Radyapustaka Surakarta diganti dengan patung-patung palsu . Dalam bidang sastra, naskah-naskah melayu kuno yang banyak dimiliki oleh penduduk dan keluarga mantan kerajaan-kerajaan di daerah Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan sekitarnya ramai-ramai menjadi incaran kolektor dari Malaysia dan Singapura. Upaya membangun Koleksi Indonesiana masih jauh dari harapan.Upaya pelestarian peninggalan budaya belum menjadi kebutuhan bangsa Indonesia. Menjadi ironis bila literatur tentang Indonesia justru terbanyak di Universitas laiden di Belanda. Universitas Cornell diNew YorkAS. Belum ada kebanggaan di masyarakat maupun pemerintah terhadap peninggalan nenek moyangnya. Berbeda dengan di Irak dimana rakyat dan pemerintahnya sangat menghargai warisan leluhur. Artefak-artefak dan naskah kuno menjadi kebanggaan bangsa masih terpelihara dengan baik. Sehingga untuk meruntuhkan mental dan semangat rakyat Irak, peninggalan yang tidak ternilai itu menjadi sasaran gempuran pihak AS. Sebagai bangsa tentu kita semua iri akan kondisi seperti di atas. Slogan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya masih sebatas sebuah slogan. Terlebih upaya pelestarian peninggalan budaya bukan aktivitas yang menarik perhatian masyarakat dan mendatangkan banyak keuntungan finansial. Maka disinilah peran perpustakaan yang merupakan tempat pelestarian budaya bangsa. Perpustakaan sebagai bagian integral pembangunan bertujuan untuk mendidik masyarakat, memberi daya kreasi, prakarsa dan swadaya untuk meningkatkan kemajuan kehidupan dan kesejahteraan dengan menyediakan berbagai kebutuhan pengetahuan dan informasi dalam rangka kepentingan pendidikan, penelitian, pelestarian dan pengembangan kebudayaan bagi masyarakat. Eksistensi perpustakaan dalam mengantisipasi arus globalisasi nilai strategis dalam kiprahnya sebagai sarana informasi yang cepat, tepat dan bermanfaat demi peningkatan dan pengembangan masyarakat. Bahwa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional dan juga sebagai salah satu upaya untuk memajukan kebudayaan nasional, perpustakaan merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa maka sudah selayaknya perpustakaan itu tetap ada walaupun perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi begitu pesat namun perpustakaan sebagai rangkaian catatan sejarah masa lalu yang merupakan hasil budaya umat manusia yang sangat tinggi harus tetap dilestarikan.Dengan munculnya Undang-Undang Nomor 4 tahun 1990 yang berkaitan dengan upaya pelestarian aset bangsa tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dari sinilah tujuan utama perpustakaan adalah untuk mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita tahu bahwa karya cetak dan karya rekam sebagi rekaman ilmu dan pengetahuan manusia dapat berfungsi sebagai sumber belajar, penelitian, informasi berbagai disiplin ilmu dan rekreasi budaya. Selain itu, karya cetak dan karya rekam suatu bangsa merupakan records of the nation knowledge dan juga merupakan bagian records of human knowledge. Kemudian juga koleksi karya cetak dan karya rekam suatu bangsa merupakan koleksi hasil karya nasional yang merefleksikan tinggi rendahnya budaya dan peradaban bangsa. Perpustakaan adalah sebagai pusat sumber ilmu dan pelestari budaya manusia. Berarti disini perpustakaan bertanggungjawab untuk merawat, menjaga, dan melestarikan budaya manusia. Hasil karya cetak dan karya rekam di dalam suatu bangsa selalu berkembang, bertambah setiap masa dan setiap tahunnya. Untuk keperluan pelestarian hasil cipta, karsa dan karya budaya bangsa itu dibutuhkan atau diperlukan sekali undang-undang. Undang-undang tersebut dimaksudkan mewajibkan setiap negara menyerahkan secara cuma-cuma kepada atau beberapa perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang tersebut untuk dikelola sebagai koleksi karya budaya bangsa. Dengan kewajiban serah simpan ini memungkinkan dapat terkumpul dan terlestarikannya hasil budaya bangsa secara lengkap.Dengan perkembangan teknologi, hasil budaya intelektual manusia tidak hanya tertuang dalam karya cetak dan karya tulis tetapi dapat pula rekaman berbagai bentuk pita, piringan, film, dan bentuk media sejanis lainnya. Perpustakaan-perpustakaan yang ditunjuk untuk menerima wajib serah simpan karya cetak dan karya rekam bukan saja diwajibkan untuk melestarikan karya termaksud, akan tetapi juga diwajibkan mendayagunakan bagi masayarakat dan mempromosikannya untuk masyarakat. Sehingga karya bangsa akan tetap terjaga, terawat, lestari, dan dapat didayagunakan oleh masyarakat. Sastrawan terkemuka Inggris H.G Wells mengingatkan, jika ingin menghancurkan suatu bangsa maka hancurkanlah seluruh aset yang didalamnya termasuk buku, karya cetak dan karya rekam di semua perpustakaan. Artinya, jika ingin membuat suatu bangsa bodoh dan terbelakang, maka jangan ada ilmu pengetahuan yang bersumber dari perpustakaan.Cara Pelestarian Aset BangsaSecara sederhana kita dapat mengatakan bahwa melestarikan berarti memelihara atau menyimpan baik-baik sesuatu agar tidak lenyap begitu saja. Namun pelestarian, apa pun, sesungguhnya tidak sesederhana itu. Pelestarian bertujuan untuk menjadikan sesuatu tetap ada seperti aslinya, tidak rusak, tidak musnah. Pelestarian khasanah budaya bangsa memang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Perpustakaan dapat membuat program kegiatan yang mendorong masyarakat lebih banyak menulis mengenai seluruh aspek budaya bangsa untuk didokumentasikan. Perpustakaan dapat melakukan kegiatan untuk lebih menyebar-luaskan informasi dan literatur mengenai semua aspek budaya bangsa, serta berbagai program kegiatan lain yang dapat membuat seluruh lapisan masyarakat sadar, mengetahui dan tidak asing dengan informasi seluruh aspek budaya bangsa. Tentu saja perpustakaan tidak dapat bekerja sendiri. Perpustakaan harus selalu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan komponen masyarakat, termasuk tentu saja dengan lembaga-lembaga terkait. Namun program kegiatan yang tidak kalah pentingnya dan sama sekali tidak dapat dilupakan adalah tindakan menjaga khasanah budaya bangsa yang sudah terekam dan sudah tersimpan sebagai koleksi di perpustakaan dan di seluruh lembaga yang bertugas menyimpan dan mengoleksi dokumen dan informasi budaya bangsa di seluruh Indonesia. Salah satu caranya, seperti yang sudah diuraikan diatas, adalah melakukan usaha preventif untuk mencegah sedini mungkin dan secara efektif meminimalkan kehilangan aset budaya bangsa.Menurut penulis, hal pertama yang perlu disadari adalah bahwa pelestarian harus diawali dengan apresiasi. Persoalannya adalah kesadaran mayoritas masyarakat kita untuk memelihara sesuatu masih sangat minim, apalagi kalau menyangkut milik umum. Hal ini dapat kita buktikan dari perilaku sehari-hari masyarakat yang kurang peduli kepada fasilitas umum, seperti telepon umum (banyak yang sengaja dirusak), halte (penuh dengan coretan dan pengrusakan), dan lain-lain. Artinya, belum muncul iklim preservasi yang optimal. Keinginan memelihara suatu produk budaya biasanya bersifat sporadis dan hanya dilakukan oleh kelompok tertentu yang menganggap produk tersebut penting bagi mereka. Merujuk pada konsep pelestarian, ada tiga hal pokok yang menjadi permasalahan utama dalam pelestarian khasanah bangsa, yaitu : pengumpulan , pengolahan, dan akses.Pengumpulan,merupakan kegiatan awal yang menentukan sebuah aset bangsa akan disimpan. Pemerintah atau lembaga terkait harus dapat meyakinkan bahwa setiap hasil budaya yang dibuat harus memiliki arsip di tempat tertentu. Pengumpulan juga dapat menjadi gambaran tingkat kreatifitas pekerja seni dari segi kuantitas. Masyarakat dengan mudah dapat mengetahui berapa jumlah budaya Indonesia yang dibuat dalam satu tahun. Pengumpulan dapat melibatkan lembaga pendidikan, rumah produksi, pekerja seni, dan perpustakaan.Pengolahan,berkaitan dengan pemeliharaan agar hasil budaya bangsa tersebut tetap utuh seperti aslinya. Mengingat berbagai hasil budaya yang cenderung rapuh, maka diperlukan kebijakan pengolahan yang tepat, khususnya menyangkut fasilitas penyimpanan agar tidak cepat rusak. Pengolahan juga berkaitan dengan akses kepada masyarakat luas. Perkembangan teknologi dewasa ini sangat memungkinkan untuk melakukan pengolahan dengan mudah. Teknologi digital dan penyimpanan (storage) memungkinkan kita untuk mengolah koleksi budaya dan menjadikannya bagian dari bahan pustaka. Pengolahan dapat melibatkan Perpustakaan.Akses,maksudnya adalah bagaimana masyarakat dapat mengakses koleksi budaya banga dengan mudah. Selama ini pemerintah dan pekerja seni lebih fokus pada pembuatan dan penyimpanan, tapi jarang memikirkan persoalan akses. Jika kita sepakat bahwa hasil budaya adalah cerminan sejarah dan budaya bangsa, bukankah seharusnya juga menjadi milik publik. Jika buku dengan mudah dapat dibeli di toko buku atau diakses di perpustakaan, bukankah hasil budaya juga seharusnya mudah diakses? Akses ini sangat penting karena sesungguhnya sesuatu yang secara fisik ada, tidaklah berarti kalau tidak dilihat dan diketahui orang lain. Hasil budaya hanya dapat lestari jika masyarakat memang mengetahui makna apa yang terkandung dalam hasil budaya tersebut, dan untuk itu aksesnya harus dipermudah. Akses dapat dilakukan di perpustakaan-perpustakaan yang memang dekat dengan masyarakat luas.Siapa Yang Harus Melestarikannya.Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) ataupun seluruh perpustakaan adalah lembaga yang memiliki kewajiban menyimpan seluruh karya cetak dan karya rekam yang ada di negeri ini. Lalu ada lembaga lain, yaitu Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang juga mempunyai tanggung jawab menyimpan arsip berbagai bentuk hasil budaya. Walaupun dengan proporsi yang berbeda, ke dua lembaga di atas memiliki tanggung jawab nyata dalam pelestarian aset bangsa ini, namun keterlibatan ini juga menimbulkan ketidakjelasan karena terjadinya duplikasi pekerjaan dan tanggung jawab. Karena itu pemerintah perlu mendukung dengan kebijakan yang tegas, relevan, serta menyediakan dana yang memadai. Kebijakan yang dimaksud adalah menyangkut pembuatan peraturan sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan melibatkan masyarakat seni menyusun kebijakan tersebut.Sedangkan mengenai dana, secara formal pemerintah harus dengan tegas menjadikan pelestarian sejarah dan budaya bangsa sebagai APBN . Disamping itu juga pemerintah perlu melibatkan perusahaan atau para pengusaha untuk memberi kontribusi dalam hal dana. Di sisi lain, pemerintah juga dapat memberdayakan unsur pendidikan melalui sekolah untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pelestarian hasil budaya. Kurikulum di sekolah dapat dirancang sedemikian rupa yang mengarah pada apresiasi para siswa terhadap hasil budaya, misalnya dengan mengadakan acara menonton bersama atau membahas suatu film budaya secara bersama-sama. Kegiatan yang lebih bermanfaat tentu dengan mengadakan kajian-kajian atau penelitian ilmiah tentang semua hasil budaya yang dimiliki Indonesia. Di pihak lain, masyarakat harus terus memberikan masukan positif dan terlibat aktif dalam pelestarian hasil budaya. Banyak kalangan yang dapat berperan dalam hal ini, seperti masyarakat pencinta budaya, wartawan budaya seni, dan kalangan akademik.1. Pelestarian Muatan LokalBeberapa naskah kuno (manuscript) yang sangat terkenal seperti Negara Kertagama, Sutasoma, Babad Giyanti dan lain sebagainya memiliki nilai historis bangsa yang perlu dilestarikan, dan dikaji isinya sebagai bekal pembangunan dalam membentuk jati diri bangsa dan dapat diwariskan kepada generasi penerus. Selain masalah pemanfaatan pusaka budaya yang tidak maksimal, masalah lain yang muncul adalah keberadaannya yang sulit dilacak. Beberapa naskah asli Indonesia diketahui tersebar di negara-negara lain, sepertiMalaysia, Belanda dan lain sebagainya. Begitu banyak muatan lokal (local content) yang ditulis pada naskah-naskah tersebut baik berisi rekaman peristiwa, sejarah, maupun adat istiadat dari berbagai aspek kehidupan manusia di Indonesia. Hal ini diupayakan sebagai langkah penyelamatan aset budaya bangsa agar tidak kehilangan mata rantai perkembangan kebudayaan dari zaman dulu sampai dengan sekarang.Seiring dengan perkembangan zaman, warisan pusaka budaya bangsa Indonesia dirasa kurang mendapat perhatian dan dukungan baik dari pemerintah maupun para pewaris pusaka budaya itu sendiri sehingga tidak heran jika banyak benda pusaka budaya kondisinya tidak terawat dan tercerai berai di banyak tempat. Kurangnya pemahaman akan arti pusaka budaya serta tidak adanya dana untuk merawat benda-benda pusaka budaya dijadikan alasan untuk melakukan penjualan benda-benda pusaka. Maka tak heran jika peninggalan leluhur itu tercecer di banyak negara. Khusus untuk manuskrip dengan bahan kertas, lontar, bambu dan kulit kayu yang banyak terdapat di tanahair, kondisi fisiknya sangat memprihatinkan dan cenderung bertambah parah jika tidak diselamatkan.Bukan itu saja, bahkan kasus yang masih segar dalam ingatan kita sangat mencoreng martabat bangsa yaitu diklaimnya warisan budaya dan seni asli milik Indonesia oleh negara lain tanpa negara mampu berbuat apa-apa karena tidak bisa membuktikan bahwa ia adalah hak milik sah bangsa Indonesia. Penyebabnya adalah karena kurang tanggapnya negara (pemerintah) dalam mematenkan karya cipta budaya bangsa dan lemahnya diplomasi kebudayaan di tingkat internasional. Dan akar dari semua itu bersumber dari kurangnya kepedulian dan penghargaan terhadap warisan budaya nasional. Kalau sudah terjadi demikian, barulah pemerintah merasa kebakaran jenggot, kasak-kusuk mematenkan kekayaan intelektual, budaya, dan seni tanpa pernah menyadari dan mau berpikir logis bahwa upaya pelestarian budaya bangsa (budaya nasional) bukanlah sesuatu yang bersifat instan, spontan, dan parsial. Ia adalah sebuah proses panjang dari generasi ke generasi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat bukan hanya penguasa atau pemerintah tetapi juga khalayak ramai. Bahkan merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh negara dan dikuatkan melalui undang-undang, bukan untuk kepentingan politik.Sebenarnya Pemerintah sendiri telah memahami arti penting kebudayaan dan peran perpustakaan dalam pelestariannya. Untuk itu pemerintah mengaturnya dalam berbagai produk perundang-undangan yaitu UU. no. 4/1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dilengkapi dengan PP 70/1991. Pasal 4 ayat UU 4/1990, menyatakan salah satu tujuan perpustakaan adalah menyediakan wadah bagi pelestarian hasil budaya bangsa, baik berupa karya cetak, maupun karya rekam, melalui program wajib serah simpan karya cetak dan karya rekam sesuai dengan Undang-Undang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Melanggar ketentuan ini adalah tindakan pidana yang dapat dihukum penjara atau denda.Kewajiban serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang diatur dalam Undang-undang ini bertujuan untuk mewujudkan koleksi deposit nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu kebijakan untuk melestarikan budaya nasional mestilah ditanamkan semenjak dini dengan menimbulkan kecintaan dan kebanggaan terhadap budaya milik sendiri baik secara pribadi melalui keluarga dan kelompok masyarakat, maupun secara institusional melalui lembaga-lembaga pemerintah. Padahal sesungguhnya sudah ada institusi di Indonesia yang sangat diandalkan dalam melestarikan warisan budaya yaitumuseumdan perpustakaan. Namun sayang selama ini keduanya kurang difungsikan dalam tugas pelestarian warisan budaya.Secara fungsional institusi perpustakaan (termasuk arsip dan dokumentasi) dan museum memiliki peran yang sama yaitu melestarikan khasanah budaya nasional di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Perbedaanya hanya terletak kepada objek yang disimpan, dijaga, dilestarikan, diberdayakan, dan dilayankan . Kalau museum adalah tempat menyimpan benda-benda berharga, sedangkan perpustakaan menyimpan dokumen (arsip dan buku).1. Alih Media DigitalBenda-benda warisan budaya baik yang berada di museum maupun yang terserak secara acak di beberapa tempat, semakin lama semakin dimakan usia serta kemungkinan terjadinya kerapuhan, kerusakan, dan kehilangan adalah besar sekali, sedangkan informasi yang terkandung di dalamnya harus senantiasa bisa diakses untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa. Maka koleksi yang ada harus dilestarikan dengan cara mendigitalisasi atau mendokumentasikannya dalam format digital. Bentuk format digital yang dihasilkan meliputi audio, video, gambar atau tulisan. Proses konversi menjadi format digital ini disebut dengan digitalisasi atau alih media digital.Digitalisasi berasal dari kata digit (angka), karena data atau informasi yang terkandung dalam benda berformat digital ini, menurut sain atau ilmu komputer tersusun dari angka-angka 0 dan 1. Agar data-data tersebut bisa dibaca kembali maka diperlukan alat bantu membukanya yaitu personal komputer (PC) dan komputer jinjing (laptop, notebook, netbook, dsb). Itulah sebabnya maka salah satu syarat untuk mengadakan perpustakaan digital harus memiliki komputer sebagai perangkat pembaca dan data itu sendiri dalam format digital.Saat ini bahan pustaka tercetak, terekam, mikro, elektronik, peta, lukisan, manuskrip dan sebagainya berpotensi dialihkan ke bentuk digital. Pemanfaatan teknologi informasi dapat mengatasi bahan pustaka tercetak dan terekam dari kerentanan terhadap resiko rusak karena usia, penanganan yang keliru, metode dan ruang penyimpanan yang tidak tepat, vandalisme, dan kelembaban. Alih bentuk melalui tranformasi digital dapat menyelamatkan isi atau informasi yang dikandung bahan pustaka tersebut tanpa menghilangkan atau merubah bentuk aslinya.Alih media juga membuat diversifikasi bentuk dan layanan bahan pustaka karena kemampuannya dalam menampilkan secara lebih menarik, halaman tak terbatas, portabel, interaktif dan tahan lama. Alih media digital pada saat ini menjadi suatu fenomena baru yang mulai banyak diperhatikan dan dibutuhkan dalam penyebaran informasi maupun pelestarian informasi itu sendiri, sehingga akses informasi menjadi cepat dan efisien.Alih media digital terutama bahan dokumen tercetak merupakan dasar dalam membangun suatu koleksi digital yang nantinya akan dapat dipergunakan untuk berbagai macam keperluan akses informasi maupun penyebaran informasi. Beberapa keunggulan format digital diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, long distance service, artinya pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun. Kedua, akses yang mudah. Akses lebih mudah karena pengguna tidak perlu mencari di katalog dengan waktu yang lama. Ketiga, murah (cost efective). Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku. Keempat, mencegah duplikasi dan plagiat. Format digital lebih aman, sehingga tidak akan mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya. Kelima, publikasi karya secara global. Karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet. Dengan memanfaatkan teknologi alih media atau digitalisasi secara tepat dan cermat kita optimistis bahwa warisana budaya bangsa akan terhindar dari kerusakan, kepunahan, dan dirampas oleh pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Tugas tersebut terletak di tangan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pemerintah atau perpustakaan, musium, galeri, sanggar, padepokan, dan sebagainya. Mari kita tumbuhkan kebanggaan memiliki budaya asli sendiri dan semangat menjaga, merawat, dan melestarikannya.Citizen6:Indonesiamerupakan negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, tersimpan berbagai macam kesenian, tradisi dan adat yang dapat ditunjukan pada dunia luar. Sudah semestinya anak bangsa merasa bangga akan hal tersebut. Namun pada kenyataannya, semua warisan budaya tersebut hampir tidak mempunyai tempat di kalangan remaja.

Masuknya budaya luar ikut mewarnai selera masyarakat dalam perkembangan zaman ini. Kecenderungan mereka untuk mengadopsi budaya luar bahkan menjadikannya sebagaitrendsetterjauh lebih besar dibanding mempelajari budaya sendiri. Masyarakat Indonesia baru mau mengakui dan tergerak untuk melestarikannya, saat budaya mereka diklaim olehnegaralain. Setelah hal itu terjadi, mereka baru menaruh perhatian cukup besar pada budayanya.Tidak dapat dipungkiri, apabila masalah ini dapat mengancam keeksistensian budaya tradisional.

Mengapa budaya luar seperti K-Pop dapat lebih diterima daripada kesenian Indonesia seperti tarian Jawa? Hal tersebut tentunya menjadi keprihatinan masyarakat Indonesia pada umumnya. Menyadari bahwa semua warisan budaya adalah identitas bangsa, sudah semestinya kita menjaga dan melestarikannya. Tugas ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, melainkan juga seluruh masyarakat Indonesia. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjaga ke eksistensian warisan budaya bangsa ini. Tidak ada salahnya, apabila dilakukan akulturas ibudaya, dimana kita mengadopsi budaya luar, dan memadukan dengan budaya lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Terkadang, pengembangan suatu budaya memang diperlukan untuk mengikuti perkembangan zaman. Yang terpenting adalah nilai yang terkandung di dalamnya, bukan sekadar kepopuleritasan semata. Kreatif dan inovatif memang diperlukan dalam hal ini. Contoh ke kreatifan yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah warisan budaya dari NTB, yakni kainTenun. Kain tenun khasNusa Tenggara Barat(NTB) yang dipadukan dengan gaya Eropa menghasilkan rancangan busana yang tidak kalah menarik dengan busana Internasional. Sehingga tidak heran, kain tenun khas NTB ini akan melangkah ke kancah Internasional.

Keprihatinan lain yang sering dijumpai, adalah kurangnya komunikasi budaya. Komunikasi budaya yang seyogianya dapat memperkenalkan berbagai macam kebudayaan, kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.Mediasendiri lebih sering menyuguhkan kesenian modern dari pada tradisional. Secara tidak langsung, masyarakat khususnya remaja akan lebih banyak mengenal sesuatu yang seharusnya tidak perlu terlalu dikenal, seperti dramaKorea, dramaAsia, sinetron yang mengandung unsur kekerasan, dan sebagainya. Tayangan-tayangan seperti itu, tidak sebanding dengan tayangan tradisional yang diberikan. Sehingga wajar saja apabila pemahaman masyarakat akan budaya sendiri menjadi cukup minim. Lantas bagaimana para generasi muda pada generasi ini, dapat mewarisi budaya ke generasi selanjutnya?

Pada eraglobalisasiini, keprihatinan tersebut tidak dapat dihindari, akan tetapi upaya filtrasi budaya juga harus digunakan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga warisan budaya yang kita miliki. Itu semua hanya membutuhkan kemauan dan niat. Dalam dunia pendidikan, misalnya. Pemerintah tentunya telah memasukan mata pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini merupakan contoh upaya yang dilakukan pemerintah untuk ikut ambil bagian dalam melestarikan budaya.

Selain itu, ada juga kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti kesenian Jawa, tari tradisional, musik tradisional seperti karawitan, angklung, kulintang, dan lain sebagainya. Apabila kegiatan tersebut dimasukan dalam kegiatan intrakurikuler di sekolah, tentunya semuasiswa akan terlibat secara langsung di dalamnya. Hal tersebut adalah contoh konkret upaya pelestarian budaya kita, apabila dilihat dari bidang pendidikan.

Di lingkup keluarga pun perlu dilakukan upaya-upaya seperti itu. Ada baiknya orangtua mengajarkan kepada anak untuk lebih menghargai warisan budaya. Seperti misalnya, mengajak anak menonton pagelaran seni secara langsung entah wayang, tarian, maupun musik tradisional. Contoh kecil lain yang tidak jauh berbeda dengan hal tersebut, misalnya saat mengadakan syukuran hari ulang tahun, wisuda, atau apapun. Tidak ada salahnya menampilkan hiburan tradisional juga di dalamnya. Banyak sekali hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk menjaga warisan budaya yang kita miliki. Sebenarnya, kita hanya membutuhkan kemauan dan niat untuk melakukannya. (Klaudia Molasiarani S/YSH)

OLEH IRSYADILLAH, Dosen FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, melaporkan dari TokyoSELAMA dua minggu di Jepang saya sempat mengunjungi beberapa kota besar dan bersejarah seperti Kyoto, Osaka, Kobe, dan Nara. Sama seperti orang lain yang telah mengunjungi atau tinggal di Negeri Matahari Terbit ini, saya juga kagum pada negara ini. Saya saksikan banyak hal positif yang dimiliki negara dengan gross domestic product (GDP) tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan Cina ini.Sama seperti negara maju lainnya, Jepang juga sangat bagus dalam menjaga warisan sejarah. Mereka menginvestasikan berjuta-juta yen untuk merestorasi bangunan-bangunan bersejarah agar tetap berwujud aslinya. Termasuk bangunan-bangunan yang hancur selama Perang Dunia II. Tentu saja tidak sedikit biaya yang dibutuhkan untuk menjaga bangunan-bangunan kuno seperti kastil dan kuil (temple) yang sudah berumur ribuan tahun. Misalnya, Todai-ji Temple yang terletak di kota tua Nara, dibangun tahun 728 Masehi.Jepang juga sangat tepat dijadikan referensi dalam hal menjaga memori bersejarah. Seperti yang dilakukan oleh Museum Gempa Kobe (Kobe Earthquake Memorial Museum), sehingga masyarakat Jepang dan dunia bisa merasakan bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh dahsyatnya gempa yang melanda Kota Kobe. Kebijakan seperti ini tentu saja didasarkan pada pentingnya menjaga warisan sejarah dan budaya. Tapi kebijakan ini juga membawa berkah ekonomi yang tidak sedikit, karena jutaan turis mancanegara datang ke Jepang setiap tahun untuk mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah ini.Saya juga kagum pada karakter dan kepribadian masyarakat Jepang yang telah menjadikan negara ini memimpin (leading) dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Mereka sangat disiplin dengan waktu. Kedisiplinan memang merupakan karakter yang paling terkenal dari bangsa Jepang. Kita akan ditingalkan oleh bus, taksi, apalagi kereta api kalau telat beberapa detik saja.Contoh lain, membuang sampah sudah ada jadwalnya untuk masing-masing jenis sampah. Setiap jenis sampah harus dimasukkan ke dalam kantong dengan warna yang telah ditentukan, kalau tidak maka mobil pengangkut sampah tak akan mengambilnya. Kedengarannya sederhana, tapi tentu saja tak mudah dilakukan oleh semua orang karena berhubungan dengan perkerjaan yang terus berulang.Saya juga menyaksikan mereka sangat disiplin dalam berlalu lintas. Tak akan kita temukan pengendara yang menerobos lampu merah atau mengendarai kendaraan di jalur yang salah. Pengendara tetap mengendari sepedanya di jalur yang disediakan. Demikian juga dengan masalah parkir, sulit kita temukan kendaraan yang parkir secara liar.Perihal berlalu lintas ini memang telah diajarkan sejak TK karena pendidikan dasar di Jepang lebih ditekankan pada perkembangan sikap dan mental daripada kemampuan inteligensia. Jadi, kita tak perlu heran bus yang dipenuhi oleh anak-anak muda tetap saja sunyi. Mereka tidak ribut, karena sudah paham orang lain di bus akan terganggu dengan sikap dan tingkah laku mereka. Apalagi yang merokok, sudah pasti tak ada yang nekat melakukannya di bus.Dari semua itu, yang paling saya kagumi dari Jepang adalah ternyata mereka tidak kapitalis. Memang benar ada begitu banyak perusahaan Jepang yang menguasai bisnis tertentu di sebuah negara bahkan di dunia. Di Indonesia saja, begitu banyak perusahaan Jepang yang ikut andil dalam bisnis seperti migas, otomotif, dan elektronik. Bahkan perusahaan Jepang juga terlibat dalam bisnis retail dan restoran seperti Lawson, 7 Eleven, dan Hanamasa. Perusahaan-perusahaan Jepang ini sangat mudah ditemukan di kota-kota besar bahkan kecil di Indonesia. Di negara kita sangat mudah dijumpai perusahaan-perusahaan multinasional, hampir merata dibuka cabangnya di seluruh Indonesia. Kita tentu saja tak asing lagi dengan KFC, Pizza Hut, dan McDonald.Tapi ternyata ketika saya susuri jalan-jalan utama di kota besar Jepang seperti Osaka dan Kyoto, sangat sulit ditemukan merek-merek internasional seperti KFC, McDonald, Pizza Hut, Carrefour, apalagi merek-merek asal Indonesia. Sepanjang jalan yang saya temukan adalah restoran dan retail asli Jepang yang menjual produk asli Jepang. Di sini juga sangat sulit kita temukan merek-merek seperti BMW, Mercedes, dan Ford. Mereka hampir semuanya mengunakan mobil yang di produksi negerinya sendiri. Tentu saja hal ini berbeda dengan negara kita. Semua bangga menggunakan produk impor.Memang banyak sekali hal menarik yang bisa dieksplor dan dipelajari dari Jepang. Negara ini memang layak dijadikan contoh dan dikagumi walaupun tentu saja tidak dengan membabi buta, karena ada juga banyak hal yang tidak sesuai dengan karater budaya kita. Tentu saja tak usah dicontoh kebijakan mereka yang satu ini, jalanan mereka bebas dari sepeda motor, tetapi mereka gencar sekali menjual produk ini di negara-negara berkembang, seperti Indonesia.[email penulis: [email protected]]