upaya guru pendidikan agama islam dalam...

95
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN SELF CONTROL (KONTROL DIRI) PADA SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 3 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Afwan Malik Almumtaz NIM. 11140110000082 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1441 H

Upload: others

Post on 07-Mar-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGIMPLEMENTASIKAN SELF CONTROL (KONTROL

DIRI) PADA SISWA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 3

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Afwan Malik Almumtaz

NIM. 11140110000082

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M / 1441 H

Page 2: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

iii

DOSEN PEMBIMBING

Page 4: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

iv

Page 5: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

v

ABSTRAK

Afwan Malik Almumtaz (NIM: 11140110000082). “Upaya Guru Pendidikan

Agama Islam dalam Mengimplementasikan Self Control (kontrol diri) pada

Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan”. Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru Pendidikan

Agama Islam dalam mengimplementasikan self control (kontrol diri) pada siswa

kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Agustus s/d September2019.

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif

dengan menggunakan metode Deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan

melakukan teknik observasi, wawancara, dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru Pendidikan Agama Islam

dalam mengimplementasikan self control (kontrol diri) pada siswa kelas XI di

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan dapat dilihat melalui tiga aspek self

control (kontrol diri) yaitu, Pertama, cognitive control (kontrol pengetahuan)

dilakukan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai

dengan program remidi dan pengayaan, Kedua, behavior control (kontrol

perilaku) dilakukan melalui kegiatan keagamaan yang mempunyai dapat

membentuk karakter anak terutama pada segi perilaku diantaranya seperti, shalat

Dzuhur dan Ashar berjama’ah, kultum setelah shalat Ashar, baca tulis Qur’an

(BTQ), pesantren kilat saat bulan Ramadhan, pemotongan hewan Qurban saat hari

raya Idul Adha dan Istighosah kelas XII dalam mempersiapkan Ujian Nasional,

Ketiga, decision control (kontrol keputusan) dilakukan melalui kegiatan

keagamaan yang didalamnya memuat nilai-nilai agama yang dapat membantu

siswa dalam mempertimbangkan hal-hal yang akan dilakukan manakah yang akan

membawanya kepada hal positif atau negatif. Dari upaya yang dilakukan guru

Pendidikan Agama Islam tersebut maka terjadi adanya peningkatan self control

(kontrol diri) siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan dengan perubahan perilaku

siswa seperti yang awalnya mengerjakan kegiatan keagamaan dengan

keterpaksaan, hanya karena ingin mendapatkan nilai dan masih merasa dalam

pengawasan, tetapi setelah mereka menjadi petugas dalam kegiatan keagamaan,

mereka dituntut untuk bertanggung jawab dan sadar bahwa peraturan dan kegiatan

keagamaan disekolah sangat penting, sehingga mereka para siswa mampu

mengontrol diri serta dapat menjadikan diri mereka contoh yang baik bagi teman-

teman yang lain, serta lebih mempertimbangkan dalam memutuskan hal-hal yang

akan dilakukan manakah hal-hal yang akan membawanya kepada hal positif atau

hal negatif dan mengerjakan kewajiban sebagai siswa dengan sepenuh hati tanpa

paksaaan.

Kata Kunci : Guru Pendidikan Agama Islam, Self Control (kontrol diri)

Page 6: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

vi

ABSTRACT

Afwan Malik Almumtaz (NIM: 11140110000082). "Education Teacher Efforts

Islamic Religion in Improving Self Control class XI students at SMK

Muhammadiyah 3 South Tangerang". Department of Islamic Education, Faculty

of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University,

Jakarta.

This study aims to describe the efforts of Islamic Religious Education teachers in

improving self-control grade XI students at SMK Muhammadiyah 3 South

Tangerang. This research was conducted in August until September 2019.

This type of research used in this thesis is a qualitative research using descriptive

methods. Data collection is done by conducting observation techniques,

interviews, documentation.

The research showed that the efforts of Islamic Religious Education teachers in

improving self control (self control) of class XI students at SMK Muhammadiyah

3 South Tangerang can be seen through three aspects of self control, namely,

First, cognitive control (knowledge control) is done through learning active with

class-based assessment accompanied by remedial and enrichment programs,

Second, behavior control is carried out through religious activities that can form

the character of children, especially in terms of behavior such as, Dzuhur and Asr

prayer in congregation, cult after the Asr prayer, read and write the Qur'an

(BTQ), pesantren kilat during Ramadan, slaughtering animals during the Eid al-

Adha and Istighosah class XII in preparing for the National Examination, Third,

decision control is carried out through religious activities that contain values

religion that can help students in considering things which things will be done

which will lead to positive or negative things. From the efforts made by Islamic

Religious Education teachers, there is an increase in student self control, this is

indicated by changes in student behavior such as those that initially carried out

religious activities by force, just because they wanted to get grades and still felt

under supervision, but after they become officers in religious activities, they are

required to be responsible and aware that the rules and religious activities at

school are very important, so that they students are able to control themselves and

can make themselves good examples for other friends, and more consider in

decide things to be done which are things that will lead to positive or negative

things and carry out obligations as students wholeheartedly without coercion.

Keyword: Islamic Religious Education Teacher, Self Control

Page 7: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

vii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Tuhan semesta alam,

yang telah memberikan berbagai macam nikmat, karena berkat nikmat iman,

islam, dan sehat wal’afiat peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat teriring salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw.,

yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita ke zaman terang penuh rahmat.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan ini, penulis

memperoleh begitu banyak dukungan, bantuan, bimbingan, dan saran dari

berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Abdul Haris, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang sekaligus menjadi Dosen Pembimbing Skripsi, yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi. Semoga apa yang telah

dilakukan mendapatkan balasan lebih dari Allah swt..

3. Drs. Rusdi, M.Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Asril DT Paduko Sindo, M.A., Dosen Pembimbing Akademik, yang

selalu memberikan motivasi dan ilmu-ilmu baru kepada para mahasiswa

bimbingannya. Semoga selalu dalam lindungan Allah swt.

Page 8: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

viii

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah bersedia memberikan dan berbagi ilmu pengetahuan

kepada penulis selama masa kuliah berlangsung. Semoga ilmu yang

diberikan oleh Bapak dan Ibu dosen bermanfaat dan mendapat keberkahan

dari Allah swt.

6. Ibu Isti dan Ibu Farah, admin di Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu mahasiswama terutama

dalam hal administratif menyangkut perkuliahan.

7. Seluruh staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalam hal administrasi

penulisan skripsi ini.

8. Keluarga tercinta, terkhusus untuk Abah Masduqi dan Umi Esti Utami

yang selalu sabar, mendo’akan dan mendukung secara moril serta materi,

pengorbanan kalian tidak akan dapat digantikan oleh apapun, semoga

Allah SWT selalu menjaga mereka.

9. Keluarga Komunitas Musik Mahasiswa Ruang Inspirasi Atas Kegelisahan

(KMM RIAK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terkhusus Progeni 13

yang selalu menjadi tempat berekspresi, memberikan banyak ilmu, dan

segala cerita indah kepada penulis. Semoga Allah selalu melindungi kalian

dan organisasi tercinta..

10. Teman-teman PAI Angkatan 2014, terimakasih atas segala motivasi,

bantuan, dan kebersamaan selama ini. Sehingga menjadi motivasi

tersendiri untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu. semoga

Allah swt membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik.

Page 9: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

ix

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna karena keterbatasannya ilmu penulis dalam membuat skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khusunya dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 01 November 2019

Afwan Malik Almumtaz

Page 10: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................ iv

ABSTRACT............................................................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 8

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Guru Pendidikan Agama Islam ...................................................... 10

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ................................ 10

2. Kedudukan Guru dalam Islam .................................................. 14

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................... 15

4. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam ....................................... 17

5. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam .............................. 18

B. Self Control (Kontrol Diri) Siswa

1. Pengertian Self Control (Kontrol Diri) ....................................... 21

2. Aspek-Aspek Self Control (Kontrol Diri) .................................. 23

3. Perkembangan Self Control (Kontrol Diri) Siswa ...................... 25

4. Mengimplementasikan Self Control (Kontrol Diri)

pada Siswa Melalui Penanaman Nilai-Nilai Agama ................... 26

C. Penelitian yang Relevan ................................................................. 28

Page 11: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 30

B. Metode Penelitian .......................................................................... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31

D. Teknik Analisis Data .................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Identitas Sekolah ........................................................................... 35

1. Sejarah Singkat Sekolah ............................................................ 35

2. Visi, Misi dan Tujuan ................................................................ 36

3. Guru dan Tenaga Kependidikan ................................................ 37

4. Fasilitas ..................................................................................... 38

5. Identitas Sekolah ....................................................................... 39

6. Lainnya yang Relevan ............................................................... 40

B. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengimplementasikan Self Control (Kontrol Diri) pada Siswa

Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ................. 41

1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengimplementasikan Cognitive Control (Kontrol

Pengetahuan) pada Siswa ........................................................... 42

2. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengimplementasikan Behavior Control (Kontrol

Perilaku) pada Siswa .................................................................. 45

3. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengimplementasikan Decision Control (Kontrol

Diri) pada Siswa......................................................................... 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 56

B. Saran .............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati

posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin

meraih cita-cita sebagai tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara

optimal. Siswa adalah faktor penentu yang dapat mempengaruhi segala

sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Siswa juga akan

mengalami masa pubertas atau remaja pada dirinya yang mengakibatkan

banyak perubahan pada fisik, psikis dan pematangan hormon pada tubuhnya.

Istilah pubertas maupun adolescensia sering dimaknai dengan masa

remaja, yakni masa perkembangan dari sifat tergantung (dependence)

terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual,

perenungan diri, perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

Sedangkan menurut Harold Alberty remaja merupakan masa peralihan antara

masa anak-anak dan masa dewasa yakni berlangsung pada usia 11-13 tahun

sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang.1

Salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan remaja adalah

mempelajari apa yang diharapkan oleh lingkungannya lalu menyesuaikan

tingkah lakunya pada lingkungan tanpa bimbingan, pengawasan, motivasi,

dan ancaman sebagaimana yang terjadi sewaktu masa kecil. Tugas

perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu

dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil

dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan

tugas berikutnya. Sementara jika gagal maka akan menyebabkan

ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan sehingga bisa

1 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan. (Bandung. Remaja rosdakarya.

2005), h. 94.

Page 13: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

2

menimbulkan penolakan masyarakat dan mengalami kesulitan dalam

menuntaskan tugas yang selanjutnya karena dia bukan lagi tanggung jawab

orang tua atau guru.

Sejumlah prinsip diterimanya siswa dalam masyarakat melalui dua

tahap; Pertama, meyakini bahwa dalam keyakinan moral harus ada

fleksibilitas sehingga memungkinkan dilakukan perbaikan dan perubahan

standar moral bila menguntungkan semua anggota kelompok; Kedua,

menyesuaikan diri dengan standar sosial dan ideal untuk menjauhi hukuman

sosial terhadap dirinya sendiri, sehingga perkembangan moralnya tidak lagi

atas dasar keinginan pribadi, tetapi menghormati orang lain. Akan tetapi pada

kenyataannya banyak ditemukan siswa yang sudah remaja belum bisa

mencapai hal diharapkan

Fenomena tersebut banyak dijumpai pada siswa remaja seperti,

berperangai tidak terpuji, meremehkan peraturan dan disiplin sekolah,

mentaati peraturan sekolah karena takut pada hukuman bahkan tidak jarang

kita mendengar perkelahian terjadi antara remaja yang tidak jelas sebabnya,

pada akhirnya perkelahian tersebut menjadi permusuhan kelompok yang

akan menimbulkan korban pada kedua belah pihak. Bila ditanyakan kepada

mereka, apa yang menyebabkan mereka berbuat kekerasan sesama remaja

dan apa masalahnya sehingga peristiwa tersebut terjadi. Banyak yang

menjawab bahwa mereka tidak sadar mengapa secepat itu marah dan ikut

berkelahi.

Di Indonesia sendiri banyak terjadi fenomena remaja yang belum dapat

mengontrol dirinya, seperti kejadian tawuran sejumlah pelajar dari SMK Al-

Hidayah Lestari Lebak Bulus dan SMK 57 Pasar Minggu pada tanggal 19

Oktober 2018 di depan Lapangan Golf Jalan Punak Raya, Pangkalan Jati,

Cinere, Kota Depok yang mengakibatkan seorang pelajar tewas dan tiga

Page 14: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

3

pelajar luka-luka.2 Fenomena tersebut menggambarkan kurangnya kesadaran

siswa dalam mengontrol segala perilaku yang terjadi pada dirinya. Setiap

siswa mempunyai tingkah laku dan pengendalian emosi yang berbeda dan

upaya tersebut merupakan upaya yang tidak mudah bagi mayoritas siswa

remaja yang sedang mengalami masa pubertas.

Contoh kasus lain adalah sebuah video yang viral di media sosial yang

terjadi di SMK NU 03 Kaliwungu Kendal, Jawa Tengah. Video tersebut

memperlihatkan seorang guru pria paruh baya menjadi sasaran bullying

murid-muridnya dengan mendorong sambil tertawa kearah guru tersebut, lalu

guru tersebut berusaha menghalau murid-muridnya dengan gerakan

tendangan dan mengibaskan buku yang dipegangnya sehingga mereka

tampak terlihat seolah saling tendang.3 Peristiwa tersebut mendapat perhatian

khusus dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang

menyayangkan aksi para siswa terhadap guru tersebut. Komisioner Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti,

mengatakan dengan tujuan dan alasan apapun tindakan para siswa itu

sebagaimana terlihat dalam video merupakan tindakan tidak patut dan tidak

bisa dibenarkan.4 Fenomena tersebut juga menggambarkan tentang sikap

siswa atau remaja yang berperangai tidak terpuji terhadap guru.

Menurut Rice, masa remaja adalah masa peralihan ketika individu yang

memiliki kematangan pada fisik, psikis dan hormon. Pada masa tersebut ada

dua hal penting yang perlu remaja lakukan untuk mengendalikan dirinya

sendiri. Pertama, hal yang bersifat eksternal yaitu adanya perubahan

lingkungan. Pada saat ini masyarakat dunia sedang mengalami banyak

perubahan begitu cepat yang membawa berbagai dampak baik positif maupun

negatif bagi remaja. Kedua adalah hal yang bersifat internal, yaitu

2 https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/20/tawuran-pelajar-smk-di-depok-satu-

orang-tewas-dan-3-luka-luka. Diakses pada 6 januari 2019. 3 https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-4297083/viral-video-guru-di-bully-

murid-muridnya-di-kendal. Diakses pada 9 Januari 2019 4 http://jabar.tribunnews.com/2018/11/12/soal-video-viral-aksi-siswa-terhadap-guru-di-

smk-di-kendal-kpai-kontak-disdik-jateng. Diakses pada 6 Januari 2019.

Page 15: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

4

karakteristik di dalam diri remaja yang membuat relatif lebih bergejolak

dibandingkan dengan masa lainnya.

Agar siswa remaja yang sedang mengalami perubahan cepat dalam

tubuhnya itu mampu menyesuaikan diri dengan keadaan perubahan tersebut,

maka harus dilakukan berbagai usaha baik dari pihak orang tua, pendidik

maupun orang dewasa lainya. Salah satu peran pendidik adalah sebagai

pembimbing dalam tugasnya yaitu mendidik, yang artinya pendidik harus

membantu siswanya agar mencapai kedewasaan secara optimal. Artinya

kedewasaan yang sempurna (sesuai dengan kodrat yang dimiliki siswa).

Dalam peranan ini, pendidik harus memperhatikan beberapa hal. Yaitu

memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan

individual siswa lebih mengaktifkan siswa dan guru mendorong

berkembangnya kematangan, kebutuhan, kemampuan, kecakapan dan

sebagainya. Agar siswa dapat mencapai tingkat perkembangan dan

kedewasaan yang optimal.5

Pendidik merupakan salah satu faktor penentu dalam pendidikan karena

pendidik mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membentuk watak,

perangai, tingkah laku dan kepribadian peserta didik. Sedangkan menurut

istilah yang lazim dipergunakan bagi pendidik adalah guru. Guru sering

diidentifikasikan kepada pengertian pendidik. Hal ini sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Sardiman A.M. bahwa guru memang pendidik, sebab

dalam pekerjaannya ia tidak hanya mengajar seseorang agar tahu beberapa

hal, tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan dan terutama sikap

mental peserta didik.6

Guru sangat identik dengan peran membimbing, membina, mengasuh,

ataupun mengajar. Ibaratnya seperti suatu contoh lukisan yang akan dipelajari

oleh anak didiknya. Baik buruk hasil lukisan tersebut tergantung dari contoh

5 Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional. (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018),

h. 3. 6 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo,

1990), h. 135.

Page 16: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

5

yang diberikan sang guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru. Melihat

peran tersebut, sudah menjadi kemutlakan bahwa guru harus memiliki

integritas dan kepribadian yang baik dan benar. Hal ini sangat mendasar

karena tugas guru bukan hanya mengajar tetapi juga menanamkan nilai-nilai

dasar pengembangan karakter peserta didik.7 Peranan yang sangat penting

dibutuhkan oleh siswa untuk mengendalikan dirinya yaitu siswa

membutuhkan orang tua dan guru. Disamping orang tua yang berperan

penting terhadap tingkah laku anaknya di lingkungan rumah dan sekitarnya.

Guru juga mempunyai peranan yang penting dalam membantu siswanya di

lingkungan sekolah untuk membentuk tingkah laku dan karakter menjadi

lebih baik. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar

mengajar memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan siswanya

karena fungsi guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan

mengevaluasi pembelajaran. Disamping itu, kedudukan guru dalam kegiatan

belajar mengajar juga sangat strategis karena akan menentukan kedalaman

dan keluasan materi pelajaran yang akan memilah dan memilih materi

pelajaran yang akan disajikan kepada para siswa.

Tugas dan tanggung jawab utama yang harus dilaksanankan oleh guru,

terutama guru pendidikan agama islam adalah membimbing dan mengajarkan

seluruh perkembangan dan kepribadian anak didik pada ajaran Islam.

Menurut Al-Ghazali, guru harus memiliki akhlak yang baik, karena anak-

anak didiknya selalu melihat pendidiknya sebagai contoh yang harus diikuti.8

Usaha terpenting guru dalam membantu kesulitan remaja adalah menjadikan

siswa sadar akan sikap dan tingkah lakunya yang kurang baik dengan

memberikan peranan pada akal dalam memahami dan menerima kebenaran

agama termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.9 Guru

agama yang bijaksana dan mengerti perkembangan perasaan remaja yang

tidak menentu, dapat menggugahnya kepada petunjuk agama tentang

7 Muhammad Anwar, Op.Cit., h. 5

8 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 170. 9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rinneka

Cipta, 1996), h. 76-77.

Page 17: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

6

pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang sedang memasuki masa

baligh (pubertas).

Guru agama dapat memberikan sebuah pelajaran kepada siswanya,

misalnya dengan memberikan pengertian tentang berbagai ibadah yang dulu

telah dilakukan, seperti shalat, puasa dan sebagainya, sekarang diberikan

hikmah dan makna psikologis bagi ibadahya tersebut, misalnya makna shalat

bagi kesehatan mentalnya. Para siswa diharapkan dapat mengungkapkan

perasaan yang galau kepada Allah dan ia dapat berdo’a memohon ampun atas

kekeliruannya, siswa pun boleh minta dan mengajukan berbagai harapan dan

keinginan kepada Allah yang Maha Mengerti dan Maha Penyayang kepada

hambanNya. Dengan pemahaman baru tentang makna dan hikmah ajaran

agama bagi kesehatan mental dan kepentingan hidup pada umumnya, siswa

akan mampu mengatasi kesulitannya, dan mampu mengendalikan dirinya.10

Dengan kemampuan pengendalian diri (self control) yang baik, remaja

diharapkan mampu mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bersifat

menyakiti dan merugikan orang lain atau mampu mengendalikan serta

menahan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang

berlaku sesuai dengan nilai-nilai agama yang diajarkan oleh guru. Remaja

juga diharapkan dapat mengantisipasi akibat-akibat negatif yang ditimbulkan

pada masa storm and stress period. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al

Kahfi ayat 10 - 13:

øŒ Î) “uρr& èπ u‹÷F Ï�ø9 $# ’n< Î) É#ôγ s3ø9$# (#θä9$ s) sù !$ uΖ−/ u‘ $uΖ Ï?# u ÏΒ y7Ρ à$ ©! Zπ tΗôqy‘ ø⋅Äh÷yδ uρ $oΨ s9 ôÏΒ

$ tΡÌ�øΒ r& #Y‰ x©u‘ ∩⊇⊃∪ $ oΨö/ u�|Ø sù #’n? tã öΝÎγÏΡ#sŒ#u ’Îû É# ôγs3ø9 $# šÏΖÅ™ #YŠ y‰ tã ∩⊇⊇∪ ¢ΟèO

10

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 103.

Page 18: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

7

öΝßγ≈uΖ ÷Vyè t/ zΟn=÷è uΖÏ9 ‘“r& È÷t/ ÷“ Ïtø: $# 4|Âômr& $yϑÏ9 (#þθ èWÎ6s9 #Y‰tΒ r& ∩⊇⊄∪ ßøt ªΥ �Èà) tΡ y7ø‹n=tã

Νèδ r' t7tΡ Èd,ysø9 $$ Î/ 4 öΝåκ ¨ΞÎ) îπu‹÷FÏù (#θ ãΖtΒ#u óΟÎγ În/t�Î/ óΟßγ≈ tΡ÷Š Η uρ “W‰ èδ ∩⊇⊂∪

Artinya: 10) (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat

berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami,

berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi

Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini). 11) Maka Kami tutup

telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. 12) kemudian Kami

bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua

golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal

(dalam gua itu). 13) Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini

dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman

kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.11

Dengan adanya pengendalian diri dan selalu bertaqwa kepada Allah

SWT maka pemuda-pemuda yang berlindung didalam gua diberikan

keselamatan serta rahmat dari Allah SWT dan terlindung dari marabahaya

yang sedang mengejarnya dengan kejaiban dari Allah SWT menutup telinga

pemuda-pemuda tersebut selama bertahun-tahun. Maka dari itu siswa yang

mempunyai pengendalian diri, kesabaran dan ketaqwaan yang baik dapat

menyebabkan terhindarnya dari marabahaya dan senantiasa mendapatkan

rahmat dari Allah SWT.

Dari latar belakang yang penulis uraikan diatas dan dari fenomena yang

ada pada saat ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama

Islam dalam Self Control (kontrol diri) siswa kelas XI di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan”.

11

Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Q.S. Al-Kahfi: 11-13).

Page 19: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

8

B. Identifikasi Masalah

1. Maraknya kasus di sekolah yang menggambarkan siswa mempunyai

perangai tidak terpuji, tidak disiplin dan meremehkan peraturan sekolah.

2. Siswa mentaati peraturan sekolah karena takut pada hukuman.

3. Guru tidak dihormati dan dijadikan bahan candaan para siswanya.

4. Siswa tidak dapat mengontrol dirinya sehingga mengakibatkan terjadinya

emosi yang berlebihan sehingga menjadikan siswa berprilaku tidak

terpuji.

5. Peranan guru pendidikan agama islam dalam mengimplementasikan

pengendalian diri siswa dalam bertingkah laku.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengembangkan self control (kontrol diri) siswa dan hasil yang dicapai guru

Pendidikan Agama Islam dalam perkembangan self control (kontrol diri) siswa.

Sampel yang digunakan pada peneletian ini adalah siswa kelas XI di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah

utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:

“Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengimplementasikan self control (kontrol diri) siswa kelas XI di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan?”

Page 20: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

9

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan focus penelitian, maka tujuan

penelitian yang ingin di capai adalah:

“Untuk mendiskripsikan upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

mengimplementasikan self control (kontrol diri) siswa kelas XI di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.”

F. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam rangka penyelesaian studi di jenjang

Strata Satu (S1).

2. Menambah wawasan mengenai upaya guru Pendidikan Agama Islam

dalam mengimplementasikan self control (kontrol diri) pada siswa.

3. Menambah kesadaran dan pengetahuan kepada peneliti dan pembaca

bahwa pentingnya guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya

mengimplementasikan self control (kontrol diri) melalui kegiatan-

kegiatan yang dilakukan disekolah.

4. Dapat menjadi referensi dalam penelitian-penelitian dikemudian hari

yang relevan agar senantiasa mendapatkan hasil penelitian yang lebih

baik.

Page 21: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, guru didefinisikan sebagai orang yang

pekerjaannya (mata pencahariannya atau profesinya) mengajar.1 Dalam

bahasa arab kata guru biasa dijumpai dengan kata ustadz, mudarris, mu’alum

dan mu’addib yang artinya guru, professor, pelatih, penulis, dosen, pemandu

dan seseorang yang belajar dalam jenjang dibidang intelektual.2

Berdasarkan Undang-undang R.I. No. 14/2005 pasal 1 (1) “Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”.3

Dalam bahasa Inggris ditemukan beberapa kata untuk sebutan guru,

yaitu “teacher”,”tutor”,”educator” dan “instructor”. Semua kata ini

berdekatan dengan sebutan guru. Dalam kamus Webster’s, teacher diartikan

sebagai seseorang yang mengajar, tutor diartikan seseorang guru yang

memberikan pengajaran terhadap siswa, instructor, diartikan seseorang yang

mengajar dan educator, diartikan dengan seseorang yang mempunyai

tanggung jawab pekerjaan mendidik yang lain.4

Menurut Mecloed sebagaimana dikutip Muhibbin Syah mengartikan

guru sebagai A person whose accupation is theaching other, yakni seseorang

1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Balai

Pustaka, Jakarta, 2005), h. 77. 2 Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan. (Kalam Mulia: Jakarta, 2013), h. 1. 3 Undang-undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, Pasal 1, Ayat (1).

4 Ramayulis, Op.Cit., h. 1

Page 22: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

11

yang pekerjaannya mengajar orang lain.5 Hadari Nawawi juga mengatakan,

secara etimologis atau dalam arti sempit guru adalah orang yang kerjanya

mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah/kelas. Secara lebih luas guru

berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut

bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan

masing-masing.6

Ramayulis berpendapat bahwa guru (pendidik) adalah orang yang

memikul tanggung jawab untuk membimbing peserta didik menjadi manusia

yang manusiawi. Seorang guru mempunyai beberapa tanggung jawab berupa

tanggung jawab pribadi yang memahami dirinya, tanggung jawab sosial yang

memiliki kemampuan interaksi yang efektif, tanggung jawab intelektual

diwujudkan melalui pengetahuan dan keterampilan seorang guru dan

tanggung jawab moral, mental dan spiritual diwujudkan melalui penampilan

guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak

menyimpang dari norma-norma agama dan moral.7

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa yang dimaksud dengan guru atau pendidik adalah orang-orang yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya

mengembangkan seluruh potensisnya baik potensi kognitif (ilmu

pengetahuan), afektif (sifat), psikomotorik (keterampilan). Beliau adalah

tenaga profesional yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk

menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat, minat, kecerdasan, akhlak,

moral, pengalaman, wawasan dan keterampilan peserta didik. Seorang

pendidik adalah orang yang berilmu pengetahuan dan berwawasan luas,

memiliki keterampilan dan pengalaman, berkepribadian yang mulia,

memahami yang tersurat dan tersirat, menjadi model dan contoh bagi

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. (PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000), h.

223. 6 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga

Pendidikan. (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h. 123. 7 Ramayulis, Op.Cit., h. 3-5

Page 23: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

12

muridnya, memiliki keahlian yang dapat diandalkan dan juga menjadi

penasihat.

Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam adalah dibakukan

sebagai nama kegiatan mendidik agama Islam. Pendidikan Agama Islam

sebagai mata pelajaran seharusnya dinamakan “Agama Islam”, karena yang

diajarkan adalah agama Islam bukan pendidikan agama Islam. Nama

kegiatannya atau usaha-usaha dalam mendidikkan agama Islam disebut

sebagai pendidikan agama Islam. Kata “pendidikan” ini ada pada dan

mengikuti setiap mata pelajaran. Pendidikan agama Islam merupakan salah

satu bagian dari pendidikan Islam.8

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.9 Pendapat lain mengatakan, bahwa Pendidikan Agama

Islam dapat diartikan sebagai program yang terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani

ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati penganut

agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.10

Hal ini sesuai dengan UU R.I. No.20/2003 pasal 37 (1): Kurikulum

pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:

a. Pendidikan agama;

b. Pendidikan kewarganegaraan;

8 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. (Jakarta:

Rajawali Press, 2012), h. 163. 9 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 75-56. 10

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6.

Page 24: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

13

c. Bahasa;

d. Ilmu Pengetahuan Alam;

e. Ilmu pengetahuan sosial;

f. Seni dan budaya;

g. Pendidikan jasmani dan olahraga;

h. Keterampilan/kejuruan; dan

i. Muatan lokal.11

Di dalam Peraturan Pemerintah R.I. No.19/2005 pasal 6 (1) juga

memberikan penjelasan tentang isi kurikulum pendidikan dasar dan

menengah. Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d. kelompok mata pelajaran estetika;

e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.12

Berdasarkan UU R.I. No.20/ 2003 dan Peraturan Pemerintah R.I.

No.19/2005 pasal 6 (1) pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Pendidikan agama (Islam) sebagai

suatu tugas dan kewajiban pemerintah dalam mengemban aspirasi rakyat,

harus mencerminkan dan menuju ke arah tercapainya masyarakat pancasila

dengan warna agama. Agama dan pancasila harus saling isi mengisi dan

saling menunjang.

Jadi, menurut hemat penulis pengertian guru pendidikan agama Islam

adalah guru, pendidik atau tenaga profesional yang diserahi tugas dan

11

Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37,

Ayat (1). 12

Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Pasal

6, Ayat (1).

Page 25: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

14

tanggung jawab untuk menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat,

minat, kecerdasan, akhlak, moral, pengalaman, wawasan dan keterampilan

peserta didik khususnya melalui pengetahuan atau materi agam Islam dengan

tujuan menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada peserta didik.

2. Kedudukan Guru dalam Islam

Penghargaan Islam terhadap seorang guru sangatlah tinggi, begitu

tingginya hingga menempatkan posisi guru kedudukannya setingkat dibawah

nabi dan rasul. Di dalam al-Qur’an maupun hadits kita banyak menemukan

ajaran yang berisi tentang penghargaan terhadap ilmu pengetahuan (termasuk

di dalamnya orang yang berilmu pengetahuan). Sebagaimana yang terdapat

dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11:

$pκ š‰r'̄≈ tƒ tÏ% ©!$# (#þθãΖ tΒ#u #sŒ Î) Ÿ≅Š Ï% öΝ ä3s9 (#θ ßs¡¡x� s? † Îû ħÎ=≈yf yϑø9$# (#θ ßs|¡øù $$sù

Ëx|¡ø� tƒ ª! $# öΝä3s9 ( # sŒÎ)uρ Ÿ≅Š Ï% (#ρâ“ à±Σ$# (#ρâ“ à±Σ$$ sù Æì sù ö�tƒ ª!$# t Ï% ©!$# (#θ ãΖ tΒ#u öΝä3Ζ ÏΒ

tÏ% ©!$#uρ (#θ è?ρé& zΟù= Ïèø9 $# ;M≈y_ u‘yŠ 4 ª!$# uρ $ yϑÎ/ tβθ è= yϑ÷è s? ×��Î7 yz ∩⊇⊇∪

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(Q.S. Al-Mujadalah: 11)13

Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi

ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu di

13

Al- Qur’an dan Terjemahannya. (Q.S. Al-Mujadalah: 11).

Page 26: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

15

dapat dari belajar dan mengajar, yang belajar adalah calon guru dan yang

mengajar adalah guru.

Kedudukan orang yang berilmu dalam Islam sangat dimuliakan ketika

ia seseorang tersebut mau mengamalkan ilmunya sehingga ia mendatangkan

manfaat bagi orang sekelilingnya. Karena perumpamaan seorang yang

berilmu, akan tetapi ia enggan mengamalkan ilmunya ia bagaikan “pohon

yang tak berbuah”, maka hal tersebut sangatlah disayangkan. Dalam Islam

kedudukan pendidik sangatlah mulia derajatnya, yang hampir disamakan

dengan derajat rasul. Islam begitu memuliakan pendidik sebagaimana Islam

juga memuliakan ilmu pengetahuan.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik

meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Pendidikan tersebut

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam UU No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.”14

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus

dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama Islam,

karena pendidikan agama mempunyai misi utama dalam menanamkan nilai

dasar keimanan, ibadah dan akhlak. Menurut Muhammad Alim, tujuan

14

Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3.

Page 27: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

16

pendidikan agama Islam adalah membantu terbinanya siswa yang beriman,

berilmu dan beramal sesuai dengan ajaran Islam.15

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan

keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang

agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk mencapai tujuan pendidikan

agama Islam terdapat ruang lingkup materi yaitu, Al-Quran, Hadits,

keimanan, akhlak, fiqh, tarikh (sejarah Islam), ibadah, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan.16

Dasar dari pendidikan agama Islam yaitu firman Allah SWT dan sunnah

Rasululah SAW. Jika pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi Al-Quran

dan Hadits yang menjadi pondasinya. Al-Qur’an adalah sumber kebenaran

yang tidak dapat diragukan lagi, sedangkan sunnah Rasulullah SAW yang

berupa perkataan, perbuatan dan pengakuan Rasulullah SAW yang dijadikan

sebagai landasan pendidikan dalam bentuk isyarat. Dan Allah SWT berfirman

dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 71:

ôxÎ=óÁムöΝ ä3s9 ö/ä3n=≈yϑôã r& ö�Ï�øó tƒ uρ öΝä3s9 öΝä3t/θ çΡèŒ 3 tΒ uρ Æì ÏÜム©!$# …ã& s!θ ß™u‘uρ ô‰s) sù y—$sù

# ·— öθsù $̧ϑŠ Ïàtã ∩∠⊇∪

Artinya: Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan

mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan

Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang

besar.17

15 Muhammad Alim, Op.Cit., h. 7. 16

Muhaimin, Paradigma Pendidikan…., Op. Cit., h. 78-79 17

Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Q.S. Al-Ahzab: 71).

Page 28: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

17

Dalam ayat tersebut tegas sekali mengatakan, bahwa apabila

manusia telah mengatur aspek kehidupannya dengan kitab Allah SWT dan

Rasul-Nya, maka bahagia hidupnya, baik didunia maupun di akhirat nanti.

Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan agama Islam sekaligus

sumbernya adalah Al-Qur’an dan Hadits.

4. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam

Pada dasarnya peranan guru agama Islam dan guru umum itu sama,

yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia

miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih banyak memahami dan

mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi. Guru merupakan figur

sentral dalam mengantarkan manusia kepada tujuan yang mulia.

Khoe Yao Tung menyebutkan guru merupakan ujung tombak sekaligus

faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan

sumber daya manusia.18

Pendidikan pada dasarnya adalah interaksi antara

guru dengan murid, ternyata eksistensi guru dalam pendidikan menempati

posisi kunci dalam mencapai tujuan dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dalam masyarakat Indonesia, guru memegang peranan yang sangat

strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui

pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang di inginkan. Faktor terpenting

bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Kepribadian itulah yang akan

menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak

didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur hari kedepan bagi

anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang

sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).19

Fungsi guru tidak

akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta

didiknya.

18

Ramayulis, Op.Cit., h. 10 19

Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru. (PT. Bulan Bintang: Jakarta, 2005), h. 9.

Page 29: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

18

Sehubungan dengan hal itu, tenaga pendidik (guru) haruslah disiapkan

untuk memenuhi layanan interaksi dengan siswa yang bertanggung jawab

memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri

dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba allah. Disamping itu, ia mampu

sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri.

Secara umum guru bertugas mendidik anak baik agar tercipta

perkembangan dalam diri anak didiknya secara maksimal sesuai dengan nilai-

nilai Islam. Karena pada dasarnya guru yakni orang yang harus mengarahkan

kegiatan belajar siswa sehingga rencana pembelajarn bisa tercapai secara

baik.

5. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Pada zaman sekarang ini semua pihak dituntut untuk senantiasa

meningkatkan kompetensinya dalam berbagai bidang dan sektor. Untuk itu,

guru sebagai ujung tombak pendidikan harus ditingkatkan kompetensinya

sesuai dengan pekerjaan yang diembannya dan pemerintah perlu

mengembangakan standar kompetensi guru tersebut.

Pada hakikatnya, standar kompetensi guru pendidikan agama Islam

adalah untuk mendapatkan guru pendidikan agama Islam yang baik dan

profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan

dari sekolah dan pendidikan nasional sesuai kebutuhan masyarakat dan

tuntutan zaman. Dalam hal ini, guru sebagai pendidik bertanggung jawab

untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya

sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan

diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.20

Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa

Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Menurut istilah

20

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja

Rosakarya, 2009), h. 17-18.

Page 30: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

19

kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang

harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan belajar mandiri

dengan memanfaatkan suber belajar.21

Pendapat lain mengatakan bahwa

kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab

yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu22

Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan

empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, yaitu: kompetensi pendagogis, kepribadian, sosial dan

profesional. Berikut ini penjelasan dari keempat kompetensi guru tersebut.23

a. Kompetensi Pendagogis

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir

a dikemukakan bahwa kompetensi pendagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya.24

Untuk

mencapai kompetensi pendagogis ini, guru harus memahami bahwa

semua siswa dalam seluruh konteks pendidikan itu unik, guru harus

mampu mengarahkan siswa untuk fokus pada kemampuannya dalam

bidang tertentu dan menunjukan cara yang tepat untuk meraihnya.25

21 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar

Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 29 22

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 5 23 Jejen Musfah, Op.Cit., h. 30 24

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) butir a, tentang Kompetensi Guru. 25

Jejen Musfah, Op.Cit., h. 33.

Page 31: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

20

b. Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir

b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.26

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi

kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam

membentuk kepribadian anak guna menyiapkan dan mengembangkan

sumber daya manusia, serta mensejahterahkan masyarakat, kemajuan

Negara dan bangsa pada umumnya.27

c. Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir

c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.28

Faktor yang paling esensial dalam proses pendidikan

adalah manusia yang ditugasi dengan pekerjaan untuk menghasilkan

perubahan yang telah direncanakan pada anak didik. Oleh karena itu,

guru harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya,

karena ilmu pengetahuan dan keterampilan itu berkembang seiring

perjalanan waktu.29

d. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir

d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

26

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) butir b, tentang Kompetensi Guru. 27 E. Mulyasa, Op.Cit., h. 117. 28

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) butir c, tentang Kompetensi Guru. 29

Jejen Musfah, Op.Cit., h. 54-55

Page 32: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

21

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat

sekitar.30

Dalam hal kompetensi sosial, guru adalah makhluk sosial,

yang dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari kehidupan sosial

masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk

memiliki kompetensi sosial yang memadai terutama dalam kaitannya

dengan pendidikan yang tidak terbatas pada pembelajaran disekolah

tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat

sekitar.31

Jadi, kompetensi guru dapat dipahami sebagai suatu kemampuan dan

kewenangan guru di dalam menjalankan profesi keguruannya, artinya guru

yang kreatif dan piawai dalam melaksanakan profesinya dapat dikatakan guru

yang kompeten dan professional. Dalam kompetensi guru terdapat empat

butir kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap guru, yaitu kompetensi

pendagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi

sosial. Dengan adanya kompetensi guru, guru diharapkan dapat menjalankan

tugasnya secara profesional dengan memiliki dan menguasai keempat

kompetensi tersebut.

B. Self control (Kontrol Diri) Siswa

1. Pengertian Self control (Kontrol Diri)

Self control terdiri dari dua kata yaitu self dan control, Sartain sendiri

berpendapat bahwa the self is the individual as known to and felt about by the

individu (the self adalah individu sebagaimana dipandang/diketahui dan

dirasakan adalah individu itu sendiri. Menurut Sartain the self berarti meliputi

semua penghayatan anggapan, sikap dan perasaan-perasaan baik yang

disadari maupun tidak disadari yang ada pada seseorang tentang dirinya

30

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) butir d, tentang Kompetensi Guru. 31

E. Mulyasa, Op.Cit., h. 173.

Page 33: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

22

sendiri.32

Bandura mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk

melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan

kejadian-kejadian lingkungannya.33

Dalam istilah islam self control (kontrol diri) disebut dengan

mujahadah an-Nafs. mujahadah an-Nafs secara bahasa berarti usaha dengan

sungguh-sungguh. Jadi, mujahadah an-Nafs adalah mencurahkan segala

kemampuan jiwa dengan sungguh-sungguh agar mencapai kebahagiaan di

dunia. Manusia harus bersungguh-sungguh dalam bekerja dan beribadah.

Macam-macam mujahadah an-Nafs antara lain: mujahadah untuk memerangi

orang kafir dan munafik, mujahadah untuk menjalani perintah Allah SWT

dan mujahadah melawan hawa nafsu.34

Dalam kamus lengkap Psikologi, disebutkan bahwa: self control

(control diri) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri;

kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku

impulsive.35

Kontrol diri (self control) juga merupakan aktivitas mental untuk

menguasai apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, apa yang kita yakini

dan apa yang kita lakukan.36

Pakar psikologi self control (kontrol diri),

Lazarus menjelaskan bahwa kontrol diri menggambarkan keputusan individu

melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun

guna meningkatkan hasil dan tujuan tertentu sebagaimana yang diinginkan.37

Menurut M. Nur Ghufron dan Rini Rinaswati, self control (kontrol diri)

berarti kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan

mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi

32 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (PT. Remaja Rosdakarya: Bandung,

2007), h. 122 33

Bandura, A. Theories Of Personality, sixt edition. Social Cognitive Theoryi. (The Mc

Graw-Hill Companies, 2005), h. 470 34 Handono, dkk, Meneladani Akhlak, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), h.

116-117 35

James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta), h.

450. 36 N. Ubaedy, 5 Jurus Menggapai Hidayah, (Jakarta : Pustaka Qalami, 2005) Hal. 169. 37

Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,

(Kencana: Jakarta, 2010), h. 107

Page 34: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

23

positif. Self control (kontrol diri) merupakan salah satu potensi yang dapat

dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam

kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan

sekitarnya.38

Self control (kontrol diri) merupakan satu potensi yang dapat

dikembangkan dan digunakan individu selama proses-proses dalam

kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan

sekitarnya. Para ahli berpendapat bahwa self control (kontrol diri) dapat

digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat preventif selain dapat

mereduksi efek-efek psikologis yang negative dari lingkungan.39

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat penulis simpulkan

bahwa self control (kontrol diri) adalah suatu aktivitas pengendalian tingkah

laku dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum

memutuskan sesuatu sebelum bertindak. Semakin tinggi self control (kontrol

diri) semakin intens pengendalian terhadap tingkah laku.

2. Aspek-Aspek Self control (Kontrol Diri)

Self control (kontrol diri) berkaitan erat dengan keterampilan

emosional. Keterampilan emosional mencakup kemampuan untuk

memotivasi diri sendiri, mengatur suasana hati, untuk memelihara hubungan

dengan sebaik-baiknya, untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin

diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Adapun aspek-aspek self control

(kontrol diri) dibedakan atas tiga aspek, yaitu:

a. Mengontrol perilaku (behavior control)

Mengontrol perilaku merupakan kemampuan untuk memodifikasi

suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol

perilaku dibedakan atas dua komponen, yaitu kemampuan mengatur

38

M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2010), h. 21 39 Tika Pradina, “Hubungan Antara Pengendalian Diri (Self control) dengan Kematangan

Emosi Siswa Kelas XI di SMK Pelayaran Hang Tuah Kediri Tahun Ajaran 2016/2017”, Artikel

Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri, h. 3.

Page 35: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

24

pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan mengatur

stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan

(regulated administration) yaitu menentukan siapa yang mengendalikan

situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau orang lain atau sesuatu diluar

dirinya. Individu dengan self control (kontol diri yang baik akan mampu

mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya sendiri.

Sedangkan kemampuan mengatur stimulus (stimulus modifiability)

merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu

stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi.

b. Mengontrol kognitif (cognitive control)

Mengontrol kognitif merupakan cara seseorang dalam menafsirkan,

menilai atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka

kognitif. Mengontrol kognitif merupakan kemampuan dalam mengolah

informasi yang tidak diinginkan untuk mengurangi tekanan. Mengontrol

kognitif dibedakan atas dua komponen, yaitu kemampuan untuk

memperoleh informasi (information again) yang berarti informasi yang

dimiliki individu mengenai suatu keadaan akan membuat individu mampu

mengantisipasi keadaan melalui berbagai pertimbangan objektif dan

kemampuan melakukan penilaian (appraisal) yang berarti penilaian yang

dilakukan individu merupakan usaha untuk menilai dan menafsirkan suatu

keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif secara subjektif.

c. Mengontrol keputusan (decision control)

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan individu untuk

memilih dan menentukan tujuan yang diinginkan. Kemampuan

mengontrol keputusan akan berfungsi baik bilamana individu memiliki

kesempatan, kebebasan dan berbagai alternatif dalam melakukan suatu

tindakan40

40

Syamsul Bachri Thalib, Op.Cit., h. 110-111

Page 36: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

25

Dalam aspek-aspek self control (kontrol diri) memungkinkan individu

untuk dapat merasakan dan memahami dengan benar, selanjutnya mampu

menggunakan daya dan kepekaan terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.

Dalam hal ini, individu menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai

perasaan diri sendiri dan orang laindan untuk menanggapinya dengan tepat

dan menerapkan secara efektif dalam kehidupan sehari-hari

3. Perkembangan Self control (Kontrol Diri) Siswa

Para peneliti menemukan control diri berkembang secara perlahan pada

diri anak pada tahap-tahap yang dapat diprediksi. Namun, para peneliti ini

memperingatkan bahwa kita tidak akan pernah dapat memastikan tahapan

anak berdasarkan usianya. Anak-anak dapat berubah-ubah secara cepat

berdasarkan kemampuan dan pengalaman mereka. Semakin kita memahami

tingkat control diri anak saat ini, semakin baik kita membantunya melangkah

ketahap berikutnya .Tahap-tahap ini diadaptasi dari karya Michael

Bloomquist psikologi anak dan penulis Skill Trainning for Children with

Behavior Disorders.

Tahap 1. Membentuk rasa aman . Masa awal pertumbuhan (0 hingga 1

tahun) . Bayi masih sangat berpusat pada dirinya dan menjajaki

lingkunganya dengan bantuan orang tuanya sebagai pendukung rasa aman.

Karena bayi secara instingtif mengasosiakan orang tuanya sebagai stimulus

yang menyenangkan seperti makanan, kehangatan dan pengasuhan.

Tahap 2. Berorintasi pada control eksternal Masa belajar berjalan (1

hingga 3 tahun) Anak-anan merespon control eksternal dar iorang-orang

dewasa dan menuruti permintaan mereka.

Tahap 3. Mengikuti aturan yang ketat Pra sekolah (3 hingga 6 tahun)

Anak akan mengikuti aturan-aturan orang-orang dewasa dalam bentuk

perintah yang sering mereka ucapkan secara keras untuk mengontrol

perilakunya.

Page 37: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

26

Tahap 4. Menyadari dorongan dari dalam Sekolah dasar (6 hingga 12

tahun) Anak menggunakan kesadarannya untuk mengarahkan perilakunya

danmengatur dorongan dari dalam dirinya. Ia mulai belajar mengatasi

persoalan dan mengembangkan kesadaran yang kuat terhadap perilakunya.

Tahap 5. Berorintasi pada control internal Masa remaja (12 hingga 20

tahun) Anak memperoleh banyak kemajuan dalam mengatasi persoalan dan

lebih banyak menyadari keinginan dan tindakanya. Dia mampu

mempertimbangkan segala kemungkinan untuk mengatasi suatu masalah dari

beberapa sudut pandang dan berani mempertanggungjawabkannya.41

Piaget

menyebutkan bahwa masa remaja sudah mencapai tahap pelaksanan formal

dalam kemampuan kognitif.

Dalam perkembangan self control (control diri) bahwa cara yang efektif

untuk mengawasi perilaku remaja adalah melalui pengembangan kata hati,

yaitu kekuatan internal yang tidak membutuhkan pengendalian lahir. Remaja

harus memiliki motivasi sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan standar

kelompoknya jika ingin mengasosiakan emosi yang menggembirakan dengan

perilaku yang didukung kelompok, dan emosi yang tidak menggembirakan

dengan perilaku yang tidak didukung kelompok.

4. Mengimplementasikan Self control (Kontrol Diri) pada Siswa Melalui

Penanaman Nilai-Nilai Agama

Antara pengetahuan dan tindakan ternyata tidak selalu terjadi korelasi

positif yang tinggi. Proses pertumbuhan dan kelanjutan pengetahuan menuju

bentuk sikap dan tingkah laku adalah proses kejiwaan yang musykil (susah

dimengerti). Seorang individu yang pada waktu tertentu melakukan perbuatan

41

Michele Borba. Membangun Kecerdasan Moral; Tujuh Kebajikan Utama Agar Anak

Bermoral Tinggi. (Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2008), h. 130.

Page 38: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

27

tercela ternyata melakukannya tidak selalu karena ia tidak mengetahui bahwa

perbuatan itu tercela atau tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat42

Wandersman berpendapat bahwa secara umum, strategi untuk

mengimplementasikan self control (kontrol diri) dapat digolongkan dalam

tiga kategori, yaitu:

a. Membuat atau memodifikasi lingkungan menjadi responsif atau

menunjang tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Pada

prinsipnya, arah ini menempatkan objek (lingkungan) sebagai sentral

atau pusat pengembangan.

b. Memperbanyak informasi dan kemampuan untuk menghadapi atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Subjek atau individu menjadi

fokus atau sentral pengembangan.

c. Menggunakan secara lebih efektif kebebasan memilih dalam

pengaturan lingkungan. Menggunakan waktu dan posisi individu

dalam situasi tertentu atau keluar dari suatu keadaan pada saat-saat

tertentu juga dapat digunakan sebagai alternatif bilamana hal tersebut

dipandang lebih baik.43

Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak,

sehingga agama itu, benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan

menjadi pengendali tingkah laku, sikap dan gerak-geiknya dalam hidupnya

dikemudian hari. Memang, kadangkadang kita melihat keyakinan remaja

terombang ambing, tidak tetap, bahkan kadang-kadang berubah-ubah, sesuai

dengan perubahan perasaan yang dilaluinya. Suatu hal yang tidak dapat

disangkal, adalah bahwa remaja-remaja itu secara potensial telah beragama.

Apabila ajaran Agama telah masuk menjadi bagian dari mentalnya,

yang telah terbina, maka dengan sendirinya ia akan menjahui segala larangan

Tuhan dan mengerjakan segala perintahNya, bukan karena paksaan dari luar,

42 Sunarto dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta:Asdi Mahasatya,

2002), h. 168. 43

Syamsul Bachri Thalib, Op.Cit., h. 112

Page 39: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

28

tetapi karena batinya merasa lega dalam mematuhi segala perintah Allah,

yang selanjutnya kita akan melihat bahwa nilai-nilai agama tampak tercermin

dalam tingkah laku, perkataan, sikap dan moralnya pada umunya.44

Dengan cara meningkatkan kepercayaan pada Tuhan. Maka remaja

akan terbiasa mendengarkan suara hati dalam hal mengendalikan diri dari

Kebutahan-kebutuhan dan keinginan yang condong ke arah penurutan hawa

nafsu yang menguasai.45

Untuk itu tugas guru pendidikan agama Islam adalah menciptakan

situasi belajar mengajar yang dapat membantu remaja pelajar dapat

meningkatkan keimanan kepada Tuhan. Pengendalian diri terhadap hawa

nafsu melalui kata hati, dalam Islam disebut dengan proses tazkiyah-nafs

yakni pensucian jiwa.

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai-

nilai agama pada siswa dapat dilakukan melalui pendidikan agama Islam,

baik melalui strategi belajar mengajar intrakulikuler maupun ekstrakulikuler.

C. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian yang penulis akan teliti ini, ada penelitian yang relevan

sebagai bahan acuan penulis antara lain yaitu penelitian yang berjudul “Hubungan

antara Self control dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja Akhir”.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Yuniar Rachdianti, Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2011. Dalam

penelitian tersebut data yang diperoleh menunjukan bahwa ada hubungan negatif

yang signifikan antara self control dengan intensitas penggunaan internet. Hasil

analisis data yang dilakukan menunjukan semakin tinggi self control maka

semakin rendah intensitas penggunaan internetnya.

44 Zakiah Daradjat.,Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 59-60. 45

Franz Magnis dan Suseno.,Etika Dasar; Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.

(Yogyakarta: Kanisius,1999), h. 80.

Page 40: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

29

Kemudian penelitian yang relevan selanjutnya yaitu penelitian dengan judul

“Hubungan antara Kontrol Diri (Self control) dengan Prokratinasi Akademik

dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa FITK Jurusan PAI Angkata 2012

Salatiga”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Akhlis Nurul Majid, Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan, Institut Agama

Islam Negeri Salatiga, pada tahun 2017. Dalam penelitian tersebut disebutkan

bahwa berdasarkan hasil interprestasi penghitungan maka Hipotesis kerja (Ha)

yang berbunyi “ada hungan yang signifikan antara kontrol diri (self control)

dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa

FITK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga” diterima. Karena itu dapat

disimpulkan bahwasannya ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri (self

control) dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada

mahasiswa FITK jurusan PAI angkatan 2012 IAIN Salatiga.

Page 41: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jl. Dewi Sartika No. 4 Gg. Nangka

Cimanggis Ciputat Kota Tangerang Selatan - Banten, yang dilaksanakan pada

bulan Agustus – September 2019.

B. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematis dan

teliti dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru atau medapatkan

susunan atau tafsiran baru dari pengetahuan yang telah ada, dimana sikap orang

bertindak ini harus kritis dan prosedur yang digunakan harus lengkap.1

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pendekatan

deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang

didasarkan pada data alamiah yang berupa kata-kata dalam mendeskripsikan

obyek yang diteliti.Pendekatan deskriptif kualitatif berusaha mengungkapkan

gejala secara holistik-kontekstual (secara utuh sesuai dengan konteks) melalui

kegiatan pengumpulan data dari latar yang alami.

Sementara itu, dilihat dari tehnik penyajian datanya, penelitian menggunakan

pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best (sebagaimana

dikutip oleh Sukardi), adalah: “Metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya”. Dari

definisi tersebut, dapat dipahami bahwa metode penelitian kualitatif dengan pola

1 Muhaimin . Paradigma Pendidikan Agama Islam Upaya Mengektif kan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). h. 5.

Page 42: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

31

deskriptif yang dilakukan bermaksud menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.2

Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang

menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan

tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti tanpa ada

manipulasi di dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-

metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah

generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas)

dari fenomena yang diamati.3

Peneliti disini bertindak sebagai pengamat, peneliti hanya membuat katagori

pelaku, mengamati gejala dan mencatat dalam buku observasinya. Peneliti tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menentukan dan menggali data yang ada, peneliti menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data yaitu;

1. Observasi

Observasi merupakan metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.4 Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responsen

tidak terlalu besar.

2 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009). h. 157. 3 Bagong Suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, (Jakarta: Prenadamedia Group), h. 166. 4 Gorys Keraf. Komposisi. (Ende: Nusa Indah, 1980). h. 162.

Page 43: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

32

Pada penelitian ini, peneliti akan secara langsung mengamati dan mencatat

secara sistematik untuk mencari data mengenai peran guru agama Islam

dalam mengimplementasikan self control (kontrol diri) pada siswa SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan kelas XI saat kegiatan belajar mengajar

maupun disekitar lingkungan sekolah.

2. Wawancara

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara

merupakan suatu teknik pengumpulan berita, data dan fakta di lapangan.

Prosesnya dapat dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung

dengan narasumber. Namun juga dapat dilakukan dengan tidak langsung

yaitu melalui telepon, internet atau surat.

Pada peneltian ini, wawancara dilakukan secara terbuka agar dalam

mendapatkan informasi mengenai upaya guru pendidikan agama Islam dalam

mengimplementasikan self control (kontrol diri) pada siswa SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan kelas XI. Narasumber yang akan

diwawancarai adalah Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang

Selatan, Guru Pendidikan Agama Islam, sebagian siswa kelas XI SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, film dokumenter, data yang relevan penelitian. Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.

Pemeriksaan dokumentasi (Studi Dokumen) dilakukan dengan penelitian

Page 44: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

33

bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan

penelitian.5

Dalam penelitian ini, dokumentasi diambil dari dokumen sekolah, seperti

peraturan sekolah, profil sekolah dan lainnya. Selain itu, dokumentasi diambil

dari dokumen tertulis, seperti pelanggaran siswa, absen siswa dan lainnya.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data berperan sentral dalam suatu penelitian merupakan

kegiatan inti yang pada akhirnya akan melahirkan hasil dari sebuah penelitian.

Dalam analisis data kita memiliki tiga tujuan: mendapatkan perasaan terhadap

data (feel for the data), menguji kualitas data (goodness of data), dan menguji

hipotesis penelitian. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain.6

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif kualitatif yang menurut I Made Winartha yaitu: “Teknik analisis

deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai

kondisi situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara

atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi dilapangan”7

Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan

Miles dan Huberman. Miles dan Hubermen mengungkapkan bahwa aktifitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.

5 Sudaryono. Metodologi Penelitian. (Depok: PT RajaGrafindo Persada), h. 219.

6 Ibid., h. 343-347. 7 Made Wirartha. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. (Yogyakarta: CV. Andi Offset,

2006). h. 155.

Page 45: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

34

Dalam analisis data terdapat komponen-komponen. Komponen-komponen

tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi data.

Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menampilkan data.

Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat bias dilakukan dalam bentuk

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan dengan teks yang bersifat

naratif. Dengan menampilkan data maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut.

3. Verifikasi atau Penyimpulan Data

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang meyakinkan.8

8 Ibid., h. 246.

Page 46: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Identitas Sekolah

1. Sejarah Singkat Sekolah

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan berdiri sejak tanggal 1 Juli

2009. Bermula bernama SMK Muhammadiyah 2 Ciputat. Keberadaannya satu

gedung dengan SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dan MTs Muhammadiyah 1

Ciputat.

Bertitik tolak dari semakin besarnya animo masyarakat yang berminat

menempuh pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan dan anjuran dari

pemerintah dalam rangka mengentaskan buta huruf serta mendesaknya akan

kebutuhan tenaga-tenaga kerja muda lulusan SMK yang mampu bersaing di

bursa kerja, maka kami mencoba untuk merintik pendidikan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang pada saat itu dipimpin oleh bapak Drs. H.

Endang Surahman, M.A. dan kawan-kawan, diantaranya: bapak Rachmat

Kartolo, S.E., M.Si., Hadi Sabarudin, S.Sos., Drs. Watoni, Diah Rahmawati,

S.Pd., Hafiz Umar, S.E, Darmawan, S.E. Drs. Mukija, dan teman-teman yang

lainnya beserta dewan guru. Dengan persetujuan Pimpinan Daerah

Muhammadiyah Kabutapen Tangerang, H. Suroip Azhari, S.Sos., beserta

jajarannya dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ciputat, Drs. .TB.

Rachmatullah, dan Pimpinan Wilayah, bapak Drs. H. Salman Tumanggor,

maka berdirilah SMK Muhammadiyah 2 Ciputat yang sekarang telah berganti

nama menjadi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

Pada debut tahun pertamanya, SMK Muhammadiyah 3 Tangerang

Selatan, telah menampung siswa kelas sepuluh (X) sebanyak 171 siswa

terbagi ke dalam 5 rombongan kelas, dengan dua jurusan yatiu Teknik

Komputer Jaringan (TKJ) dan Akuntansi (Ak). Dan debut pada tahun

berikutnya SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan berhasil menampung

Page 47: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

36

siswa sebanyak 172 siswa terbagi ke dalam 5 rombongan belajar dengan dua

jurusan yang sama.

Sedari awal kami mengharapakan tetap dengan nama SMK

Muhammadiyah 2 Ciputat. Tetapi sejak dikeluarkannya nomenklatur dari

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta, maka SMK Muhammadiyah 2

Ciputat berganti nama menjadi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

bersamaan dengan nomenklatur perubahan SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

menjadi SMA Muhammadiyah 1 Tangerang Selatan. Pada saat itu SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan menyediakan dua program yaitu

program Bisnis dan Manajemen, dan Teknologi Informatika.

Berpikir jangka panjang tentang progress SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan, maka mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh komponen

yang terkait dengan sekolah ini, harus menyumbangkan tenaga, pikiran,

dukungan, dan lainnya untuk mengatasi jumlah siswa yang pertahun semakin

bertambah sedangkan sarana dan prasarana –ruang kelas-- masih kurang

memadai.

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terwujudnya SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan yang unggul

dalam Imtaq dan Iptek, trampil dalam berkarya dan mampu bersaing

dipasar kerja global.

b. Misi Sekolah

1) Mengembangkan kepribadian akhlak mulia dengan melatih,

membimbing, dan mendidik siswadalam rangka penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2) Membina dan mengembangkan potensi peserta didik, sehingga

mampu menggali keunggulan lokal peserta didik (Local Value).

3) Membina dan meningkatkan tenaga kependidikan yang berkualitas

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Page 48: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

37

4) Menjadikan sarana belajar yang memadai untuk mencapai

pembelajaran yang maksimal.

5) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif nyaman dan

menyenangkan bagi warga sekolah dalam mendukung proses

pembelajaran.

6) Menjalin kerjasama untuk meningkatkan kualitas peran sekolah di

masyarakat.

c. Tujuan Sekolah

1) Menyiapkan siswa untuk lapangan kerja serta pengembangan sikap

profesionalisme

2) Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu

berkomunikasi dan mampu mengembangkan diri

3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi

kebutuhan dunia kerja/industri pada saat ini maupun masa datang

4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,

adaptif dan kreatif

3. Guru dan Tenaga Kependidikan

a. Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah

No Jabatan Nama L/P Pendidikan

Terakhir

No. Sertifikat

Pendidik Usia Masa Karja

1 Kepala Sekolah Rachmat Kartolo, SE., M. Si L S2 47

2 Wakil Bidang

Kurikulum Erwinsyah,S.Kom L S1

3 Wakil Bidang

Kesiswaan M. Mukhyidin, S. Pd. I L S1 34

4 Wakil Bidang Sarana

Prasarana Hadi Sabaruddin, S.Sos L S1 44

5 Wakil Bidang Administrasi

Darmawan, SE L S1

Page 49: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

38

b. Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Ijazah tertinggi

Jabatan

Izajah Tertinggi

SMA

D1 D2 D3 S1 Megister/S2 Doktor/S3 Jumlah

A1/K NK D2/K NK D3/K NK A4/K NK K NK

L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P

Kepala Sekolah 1 1

G

U

R

U

Tetap 3

Tidak Tetap 2 16 1

0 21 10

Bantu Pusat - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Bantu

Daerah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah Guru 2 19 1

0 21 10

Tenaga Administrasi

1 2 2 1

Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangsel

Kelas Jml Siswa Jml Rombel

X 195 6

XI 160 6

XII 96 3

Jumlah 451 15

4. Fasilitas

a. Keadaan Fisik Sekolah

1) Luas tanah seluruhnya: 1.833 M2

2) Jumlah ruang kelas sebanyak 15 lokal

Page 50: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

39

b. Fasilitas Ruangan

1) Ruang Kantor : 1 lokal

2) Perpustakaan : 1 lokal

3) Laboratorium : 3 lokal

4) Ruang BP : 1 lokal

5) Ruang Serba Guna : 2 lokal

6) Lapangan Olahraga : 1 lokal

7) Tempat Ibadah : 1 lokal

8) Gudang : 1 lokal

9) Kantin : 4 lokal

10) WC : 2 lokal (1 lokal toilet perempuan,

1lokal toilet laki-laki)

11) Lain-lain : Lahan Parkir

5. Identitas Sekolah

Nomor Statistik Sekolah : 40 2 28 63 01 038

NPSN : 20616368

1. Nama Sekolah : SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

2. Alamat:

a. Jalan : Dewi Sartika Gang. Nangka No. 4

b. Desa/Kelurahan : Ciputat

c. Klasifikasi geografis : Perkotaan

d. Kecamatan : Ciputat

e. Kota : Tangerang Selatan

f. Kode POS : 15411

g. No Telepon/Fax : (021) 74704878 Fax. (021)

74707376

h. Alamat Email : [email protected]

i. Web site : muhtiga.com

j. Jarak Sekolah terdekat : 1 kilo meter

3. Sekolah dibuka tahun : 2009

Page 51: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

40

4. Status Sekolah : Swasta

5. Waktu Penyelenggaraan : Pagi/Siang

6. Tempat Penyelenggaraan : Sekolah Sendiri

7. SK/Izin Pendirian Sekolah : Nomor : 800/1685-Dispend/2010

8. Akreditasi Lama : ……..

Akreditasi Baru : “B”

SK Akreditasi Terakhir : 42/BAP-S/M-SK/XI/2012

Nama Yayasan Penyelenggara : Y.P. MUHAMMADIYAH

9. Akte Pendirian :

a. Jalan : Dewi Sartika Gang. Nangka No. 4

b. Desa/Kelurahan : Ciputat

c. Kecamatan : Ciputat

d. Kabupaten/Kota : Tangerang Selatan

e. Provinsi : Banten

f. No. Telepon : (021) 74704878

6. Lainya yang Relevan

a. Pengembangan Program Ekstrakurikuler

1) Paskibra

Menjadi lakon utama dalam menjalankan tugas upacara bendera adalah

suatu kebanggan tersendiri bagi siswa siswi anggota Paskibra.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari rabu pagi dan jumat ketika

pulang sekolah. Selain untuk kepentingan ekskul ini, para anggota

yang senior ikut serta melatih petugas upacara yang bertugas setiap

senin depannya.

2) Basket dan Futsal

Ekskul olahraga ini dilaksanakan setiap hari Rabu untuk futsal, dan

Jumat untuk basket setelah pulang jam sekolah. Dan pelatih dari

ekskul ini merupakan guru olahraga SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan sendiri, sehingga kualitas dan kuantitas kegiatan ini

Page 52: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

41

sangat bagus dan menjadi salah satu ekskul favorit juga di kalangan

siswa-siwa.

3) Pramuka

Kegiatan yang pasti ada disetiap sekolah, dan merupakan salah satu

ekskul tertua di sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

yang dilaksanakan setiap hari rabu. Dan diharapkan dari ekskul ini

dapat menciptakan para siswa menjadi seorang yang kreatif di dalam

bersosialisasi di tengah masyarakat.

4) Marawis

Marawis adalah salah satu kesenian Islam yang pada umumnya

diminati oleh siswa. Di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan,

ekstrakulikuler ini biasa dilaksanakan setiap hari jumat setiap pulang

sekolah. Pendampingnya sendiri adalah guru dari SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

B. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengimplementasikan

Self Control (Kontrol Diri) pada Siswa Kelas XI di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan adalah sekolah Menengah

Pertama yang lebih menekankan pada lulusan yang memiliki kecerdasan

intelektual dan kecerdasan emosional. Sehingga selain lulusan menjadi seorang

yang bukan hanya memiliki kemampuan akademik saja, tetapi juga menjadi

seorang yang memiliki dasar imtaq. Berkenaan dengan hal tersebut maka

penanaman nilai-nilai Agama di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ini

juga menjadi proritas dalam program intrakulikuler maupun ekstrakulikuler.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan ini dilalui dengan dua proses pembelajaran yang pertama

kegiatan yang dilakukan di dalam kelas dan pembelajaran yang dilakukan diluar

kelas. Hal ini diprogramkan agar keberhasilan pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ini tidak hanya berhasil dari segi

Page 53: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

42

kognitifnya saja tapi yang paling penting yaitu perubahan sikap dan tingkah

lakunya dari anak yang tidak pernah tahu apa arti sholat menjadi tahu dan

kemudian melaksanakannya. Untuk itu, pembentukan lingkungan religious

melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan diluar kelas mutlak

diperlukan. Guru Pendidikan Agama Islam juga merupakan seorang pendidik

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya

mengembangkan seluruh potensinya, baik potensi kognitif (ilmu pengetahuan),

afektif (sifat) dan psikomotorik (keterampilan), oleh karena itu guru dapat

melakukan upaya-upaya untuk mengimplementasikan self control (kontrol diri)

pada siswa dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut :

1. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengimplementasikan

Cognitive Control (Kontrol Pengetahuan) pada Siswa

Dalam rangka membentuk pribadi yang berwawasan luas para guru

mempersiapkan strategi yang khusus untuk peserta didiknya supaya dalam

melaksanakan proses pembelajaran peserta didik mampu mencapai tujuan

pembelajaran sesuai dengan targetnya. Banyaknya pengaruh dari luar yang

terkadang mengecoh pemikiran-pemikiran yang masih rentan, membuat para

guru semakin berhati-hati menuntun peserta didiknya melewati jembatan

kehidupan yang semakin licin agar tidak terpeleset kedalam dampak negative

pergolakan zaman. Di era globalisasi yang semuanya serba menggunakan

pengetahuan ini, siapa yang tidak dapat mengikuti perkembangan zaman maka

ia akan tertinggal karena semua serba digital. Guru menyeimbangkan

pengetahuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan para siswa untuk

menghadapi segala macam bentuk tantangan yang ada pada zaman sekarang.

Diantara kepribadian baik yang hendak dibangun dalam diri peserta didik di

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan adalah bisa bertanggung jawab,

jujur, dapat dipercaya, menepati janji, ramah, peduli kepada orang lain,

percaya diri, pekerja keras, bersemangat, tekun, tak mudah putus asa, bisa

berpikir rasional dan kritis, kreatif dan inovatif, dinamis, bersahaja, rendah

hati, tidak sombong, sabar, cinta ilmu dan kebenaran, rela berkorban, berhati-

Page 54: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

43

hati, bisa mengendalikan diri, tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang

buruk, mempunyai inisiatif, setia, menghargai waktu, dan bisa bersikap adil.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan guru pendidikan agama islam

sebagai sampel untuk mengumpulkan data. Hasil dari wawancara dengan

bapak M. Mukhyidin, S.Pd.I selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan

sekaligus guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa:

“Upaya yang saya lakukan untuk mengimplementasikan Cognitive

Control (Kontrol Pengetahuan) pada siswa adalah melalui

pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai dengan

program remidi dan pengayaan. Dalam pelaksanaan penerapan self

control siswa, saya gabungkan dengan mata pelajaran yang saya ajarkan

dalam setiap pokok bahasan, dicantumkan ke silabus dan rancangan

pelaksanaan pembelajaran. Dimana menghubungkan atau mengkaitkan

materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat

diterapkan. Saya menggunakan buku sebagai komponen pembelajaran

yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran di kelas. Saya

menggunakan pendekatan konstektual sebagai proses belajar mengajar.

Dalam pelajaran Agama diterapkan pula pengembangan perilaku budi

pekerti yang mana perilaku budipekerti ini ada dalam materi pelajaran

Agama.”1

Pelaksanaan penerapan Cognitive Control (Kontrol Pengetahuan) di

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan dilakukan melalui pembelajaran

aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai dengan program remidi dan

pengayaan, yaitu dengan melakukan integrasi ke dalam mata pelajaran, di

dalamnya terdapat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstektual sebagai konsep pembelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan

dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,

dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, self control siswa tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi

menyentuh pada afektif dan psikomotorik peserta didik. Dalam melakukan

program remedi, ini bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar

dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui prses perbaikan, baik

1 M. Mukhyidin, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dan Guru Pendidikan Agama

Islam, Wawancara pribadi, Jum’at, 26 Juli 2019.

Page 55: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

44

segi proses belajar mengajar maupun kepribadian siswa. Sedangkan

pengayaan dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengembangkan potensi

secara optimal dalam memperdalam penguasaan materi pelajaran yang

berkaitan dengan tugas belajar sehingga tercapai tingkat perkembangan yang

optimal.

Budi pekerti akan mengarahkan self control siswa yang tercermin

dalam perilaku mereka sehari-hari. Dengan ini lahirlah akhlak siswa yang

baik. Adapun Guru Agama Islam juga dalam melaksanakan proses belajar

mengajar terdapat berbagai cara yaitu, menyampaikan materi, menggunakan

metode pengajaran, menggunaan media/sumber.

Dalam meneneruskan upaya guru pendidikan agama islam dalam

mengimplementasikan self control (kontrol diri) maka guru harus memberi

kebijakkan yang sekiranya tidak membuat para siswa jera tetapi tetap disiplin

dalam melaksanakan kewajibanya sebagai seorang pelajar untuk belajar

supaya mendapat wawasan yang kiranya dapat digunakan untuk bekal dalam

berkehidupan dimasyarakat kelak. Untuk itu, dalam proses pembelajaran ada

pula pemberian reward dan punishment .

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan bapak M. Mukhyidin, S.Pd.I,

selaku guru Pendidikan Agama Islam beliau menjelaskan bahwa:

“Dalam proses pembelajaran di kelas pun apabila ada salah satu siswa

yang berlaku tidak baik maka saya akan memberikan hukuman,

pemberian hukuman juga penekanan pada pembinaan akhlak yaitu

berupa didikan misalnya membersihkan lingkungan sekolah, membaca

dan menghafal ayat Al-Qur’an, hal tersebut saya lakukan supaya para

siswa selalu berdisiplin dan bersikap baik, dimana dengan selalu

bersikap baik dan berdisiplin merupakan cara untuk membentuk

kepribadian siswa yang berakhlakul karimah”2

Dalam pembelajaran reward dapat diberikan dengan melalui sebuah

kalimat motivasi, pujian atau hadiah kepada siswa sebagai bentuk apresiasi

apabila siswa mendapat hasil atau perilaku yang baik ketika pembelajaran

2 Ibid

Page 56: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

45

Hukuman hanya diberikan pada siswa, bila mana siswa tersebut membuat

gaduh dikelas atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan, maka pemberian

hukuman pun baru diberikan. Jenis hukuman yang biasa diberikan adalah

hukuman berupa didikan untuk siswanya sendiri dengan harapan supaya anak-

anak paham tentang pelanggaran yang sudah dilakukan dan tidak

melakukannya lagi. Sekaligus juga merupakan adanya penekanan pada

pembinaan self control siswaa yaitu berupatanggung jawab untuk

melaksanakan hukuman yang telah dibebankan kepada siswa yang melakukan

kesalahan tersebut.

Dengan demikian upaya guru dalam mengimplementasikan cognitive

control (kontrol pengetahuan) dengan melalui pembelajaran aktif dengan

penilaian berbasis kelas disertai dengan program remidi dan pengayaan

merupakan salah satu alternatif yang efektif, dukungan penuh dari orang tua

menambah nilai plus dalam mengimplementasikan cognitive control (kontrol

pengetahuan), sehingga proses pembelajaran berjalan dan mencapai hasil yang

sesuai dengan yang dikehendaki.

2. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengimplementasikan

Behavior Control (Kontrol Perilaku) pada Siswa

Dalam dunia pendidikan semua masyarakat mengetahui bahwa tugas

dari Guru pendidikan agama Islam adalah orang yang memberikan materi

pengetahuan agama Islam dan juga mendidik peserta didiknya sehingga

mereka kelak menjadi manusia yang taqwa kepada Allah swt. Di samping itu,

guru pendidikan agama Islam juga sebagai pembimbing para murid agar dapat

bertindak dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat mempraktikkan syariat Islam

dalam kehidupan sehari-hari. Tugas dari guru bukan hanya memberi dan

menyalurkan ilmu pengetahuan saja melainkan juga bertugas membentuk

karakter peserta didik. Membentuk karakter peserta didik agar berperilaku

baik salah satunya melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan di

sekolah. Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut dapat membantu upaya guru

Page 57: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

46

dalam mengimplementasikan Behavior Control (Kontrol Perilaku) pada siswa

di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Melakukan serangkaian

kegiatan yang menjadikan sesuatu yang berawal dari paksaan secara tidak

langsung dengan menjalankannya setiap hari serangkaian kegiatan itu akan

berubah menjadi kebiasaan yang mungkin akan menjadi kendali dalam diri

seorang peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam upayanya guru

tidak hanya menerapkan pengetahuan saja melainkan juga memberikan contoh

realnya dikehidupan sehari-hari baik ketika sedang mengajar maupun ketika

dalam melaksanakan kegiatan di sekolah.

Dari hasil wawancara dengan M. Mukhyidin, S.Pd.I, selaku guru

Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa:

“Kegiatan keagamaan dilaksanakan secara rutin dan terprogram,

seperti menjadi muadzin, bilal dan kultum sesuai dengan jadwal telah

ditentukan secara rutin. Sehubungan dengan jenis kegiatan keagamaan

apa saja yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang

Selatan, diantaranya meliputi:

a. Shalat Jama’ah Dzuhur yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dari

kelas X hingga kelas XII setiap pukul 12.00 WIB sampai 12.30 WIB

b. Shalat Jama’ah Ashar yang wajib diikuti oleh kelas XI setiap pukul

15.15 WIB sampai 15.45 WIB

c. Kegiatan dakwah atau biasa disebut kultum setiap selesai shalat

Ashar oleh siswa yang bertugas sesuai jadwal yang telah ditentukan

d. Mata pelajaran Baca dan Tulis Qur’an (BTQ) yang diikuti semua

siswa kelas X hingga kelas XII sesuai jadwalnya masing-masing

e. Membimbing siswa untuk beramal setiap hari jum’at dengan cara

mengelilingi kelas oleh siswa yang bertugas

f. Mengadakan pesantren kilat setiap bulan Ramadhan untuk melatih

siswa agar lebih giat dalam menjalankan sunah-sunah puasa

g. Mengadakan pemotongan hewan qurban setiap Hari Raya Idul Adha

disekolah sekaligus membentuk kepanitiaan qurban

h. Istighosah dilakukan kelas XII dalam rangka mempersiapkan Ujian

Nasional agar senantiasa sukses”3

Beliau juga mengatakan bahwa:

“Secara tidak langsung kegiatan keagamaan di SMK Muhammadiyah 3

Tangerag Selatan dapat mengimplementasikan kendali pada diri siswa,

3 Ibid

Page 58: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

47

karena dengan adanya kegiatan keagamaan yang sifatnya positif ini dan

terus menerus menjadi salah satu cara dalam meminimalisir atau

membatasi waktu bebas siswa dalam melakukan kegiatan yang sia-sia,

sehingga waktu yang di gunakan siswa siswi lebih banyak belajar

menuju pada kegiatan yang positif yaitu kegiatan keagamaan di

sekolah. Karena banyak anak-anak yang sebelum masuk di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan kepribadianya bisa dikatakan

kurang baik, akan tetapi setelah masuk dan mengikuti kegiatan

keagamaan di sekolah, kepribadian siswa yang kurang baik itu perlahan

berubah menjadi sebaliknya, hal ini menjadi salah satu hasil yang

menunjukkan bahwa pendidikan agama islam melalui kegiatan

keagamaan dapat memberi dampak yang positif”.4

Pendidikan Agama Islam yang dilakukan melalui kegiatan keagamaan

di sekolah mempunyai dampak yang cukup efektif dalam membentuk pribadi

peserta didik supaya memiliki kontrol perilaku yang baik, dengan kegiatan

yang dimulai dari pagi hari sampai dengan sore hari membuat para peserta

didik mempunyai sebagian banyak waktu yang digunakan untuk kegiatan yang

positif yaitu kegiatan keagamaan di sekolah. Jumlah siswa yang tidak terlalu

banyak membuat para guru semakin mudah mengawasi perilaku peserta

didiknya dalam proses belajar dalam mengimplementasikan kontrol

perilakunya. Akan tetapi perkembangan zaman dan sedikit jauhnya

pengawasan peserta didik oleh pendidiknya memiliki dampak tersendiri bagi

proses peningkatan kontrol perilakunya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan M. Mukhyidin, S.Pd.I, selaku

guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa:

“Kalau disekolah mungkin para guru dapat melihat perkembangan

pembentukkan karakter peserta didiknya, akan tetapi kalau sudah keluar

dari lingkungan sekolah saya pribadi sebagai guru kurang mendapat

kesempatan untuk melihat apa saja yang dilakukan para siswa diluar

lingkungan tersebut. Upaya guru pada peserta didiknya saya kira akan

maksimal apabila lingkungan luar dapat membantu memperbaiki dari

yang kurang baik dari peserta didik, tapi saya kira itu tidak apa-apa

apabila siswa dapat menempatkan dirinya kedalam hal yang lebih

positif”5

4 Ibid

5 Ibid

Page 59: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

48

Lingkungan yang baik akan menciptakan generasi yang baik pula, dan

sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menciptakan generasi yang

kurang baik pula, inilah sebab mengapa lingkungan merupakan salah satu

faktor upaya guru dalam menngimplementasikan kontrol perilaku pada siswa

melalui kegiatan keagamaan di sekolah, karena ketika siswa keluar dari

lingkungan sekolah, maka lingkungan masyarakatlah yang menjadi pijakan

siswa selanjutnya dalam bersosialisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan M. Mukhyidin, S.Pd.I, selaku

guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa:

“Kalau guru itu sudah lepas pengawasan jika siswa sudah tidak berada

di lingkungan sekolah, maksudnya tidak lepas begitu saja, kalau

menemui siswa ketika perpulangan itu waktu bebasnya digunakan

kepada hal yang negatif saya juga turun tangan , saya nasehati dan

memberitahu bahwa sekolah juga punya sanksi kalau siswanya

melakukan kesalahan, kalau kesalahanya ringan hukumannya siswa

disuruh membaca Al-Qur’an. Kalau pelanggarannya sudah berat maka

akan dibuat surat peringatan untuk pemanggilan orang tua, karena

tujuan kita itu menjadikan siswa-siswa disini menjadi orang dapat

merubah dirinya menjadi lebih baik lagi. Beliau menegaskan kembali

bahwa: “Lingkup pengawasan guru adalah disekolah, jika terjadi

penyimpangan oleh siswa ketika dirumah maka orang tualah yang lebih

berhak memberikan arahan kepada anaknya”6

Menggunakan kegiatan keagamaan sebagai salah satu upaya guru

Pendidikan Agama Islam dalam mengimplementasikan behavior control

(kontrol perilaku) dapat membantu guru dalam menyiapkan peserta didik

kedalam bentuk peserta didik yang berpribadi dan berperilaku yang baik,

usaha guru dalam menerapkan sekaligus memberi contoh kepada peserta

didiknya disekolah juga akan lebih seimbang lagi jika guru dapat melihat

perkembangan yang sedang berjalan selain dilingkungan sekolah.

Sanksi yang diterapkan sesuai dengan timbangannya akan memberi

para peserta didik pelajaran sekaligus hikmah dari setiap perilaku atau

perbuatan yang mereka lakukan, hal ini akan meminimalisir para peserta didik

6 Ibid

Page 60: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

49

melakukan hal negatif, karena sebelum mereka akan melakukan hal-hal

tersebut tentunya mereka akan berfikir dahulu akibat serta sanksi apa yang

akan mereka dapatkan.

Akan tetapi walaupun demikian seefektif apapun upaya guru dalam

mengimplementasikan kontrol perilaku pada peserta didiknya dilingkungan

sekola, jika dari lingkungan keluarga tidak mendukung maka hal itu akan sia-

sia. Sebab ketika seorang peserta didik lepas dari lingkungan sekolah maka

mereka akan bersosialisasi dilingkungan utama mereka yaitu lingkungan

keluarga. Kondisi yang mendukung seorang peserta didik mengembangkan

pengetahuannya terkait dengan pelajaran yang ia dapatkan dari sekolah akan

sangat membantu peserta mengeluarkan potensi-potensi tersembunyi yang ia

miliki, dalam lingkungan keluarga terbentuknya karakter peserta didik akan

mengimitasi dari lingkungan yang ia tempati. Hal ini menunjukkan bahwa

seberapa keras upaya guru dalam memperbaiki karakter anak yang rusak jika

orang tua hanya setengah-setengah mendukung maka hal itu akan menjadi sia-

sia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan M. Mukhyidin, S.Pd.I, selaku

guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa:

“Sekarang ini beberapa orang tua sulit diajak untuk berkompromi,

mereka ingin anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik tapi

kadang keinginginan orang tua terhadap anaknya itu tidak didukung

dengan aksi yang nyata, banyak dari mereka tidak tahu kalau mereka

berperan dalam membentuk pribadi anaknya.7

Menurut Bapak Rachmat Kartolo, SE., M. Si selaku Kepala Sekolah

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, mengatakan bahwa:

“Sekolah bukan tempat dimana guru-guru memberikan pengawasan

yang maksimal kepada siswa-siswi nya, akan tetapi ditempat inilah para

guru berupaya keras dalam membina anak didiknya supaya apa yang

diharapkan dapat tersampaikan, akan tetapi kami pihak sekolah juga

meminta orang tua juga berperan dalam hal tersebut walaupun

7 Ibid

Page 61: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

50

sebenarnya dalam hal bina membina anak adalah kewajiban mutlak

orang tua.”8

Guru merupakan orang tua yang berada disekolah atau dapat dikatakan

orang kedua bagi anak/peserta didiknya, karena tugas dan kewajiban guru

bertanggung jawab atas terbentuknya generasi yang berwawasan luas dan

berakhlak terpuji, akan tetapi tugas itu akan berkurang jika peserta didik tidak

berada diarea dimana guru mempunyai wewenang dalam membina peserta

didik yaitu lingkungan sekolah. Karena kegiatan sekolah begitu banyak maka

akan sulit jika dalam penekanannya semua kegiatan ditekankan atas semua

unsur. Dalam pengorganisasian kegiatan di SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan ini guru menekankan upaya guru PAI dalam

mengimplementaiskan behavior control (control perilaku) pada siswa melalui

kegiatan keagamaan sesuai yang terteradi atas. Dalam melaksanakan kegiatan

keagamaan guru Pendidikan Agama Islam selalu menghimbau agar anak-anak

selalu mengerjakan sholat lima waktu dan patuh terhadap orang tua, membina

hubungan baik terhadap sesama, baik itu di sekolah atau di lingkungan

masyarakat. Dan juga menegaskan pada anak-anak agar setiap mengerjakan

sesuatu yang baik harus diawali dengan niat karena Allah SWT.

Dengan demikian kegiatan keagamaan yang dilakukan di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap proses pembentukkan karakter anak terutama pada segi perilaku

(behavior), selain guru pendidikan agama islam, lingkungan juga akan ikut

menentukan seperti apa pribadi yang nantinya akan tumbuh. Upaya guru

dalam mengimplementasiakan kendali perilaku pada peserta didiknya akan

efektif apabila lingkungan sekitar ikut serta dalam membangunan karakterk

peserta didik yang berperilaku baik.

8 Rachmat Kartolo, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan,

Wawancara pribadi, Jum’at, 29 Juli 2019.

Page 62: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

51

3. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengimplementasikan

Decision Control (Kontrol Keputusan) pada Siswa

Upaya guru dalam mengimplementasikan decision control (kontrol

keputusan) pada siswa melalui kegiatan keagamaan adalah dengan

menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di di SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan. Berbagai macam kegiatan di sekolah akan membimbing

para siswa dalam memperoleh wawasan yang dapat membantu siswa dalam

mempertimbangkan hal-hal yang akan dilakukan manakah yang akan

membawanya kepada hal positif atau negatif. Lingkungan yang mendukung

guru dalam mengimplementasikan decision control (kontrol keputusan),

dengan kegiatan keagamaan memberikan contoh langsung para siswa dalam

memberikan keputusan diberbagai kejadian. Dengan wawasan yang cukup

untuk menentukan mana yang harus dipilih menjadikan para siswa lebih hati-

hati dalam memberikan keputusannya.

Kegiatan keagamaan di sekolah merupakan salah satu cara dari upaya

guru pendidikan agama islam dalam menyampaikan sekaligus memberikan

contoh bagaimana decision control (kontrol keputusan) diterapkan dalam

kehidupan nyata. Secara psikologi, manusia membutuhkan pendidikan dan

pengawasan untuk mampu mengembangkan diri dan potensi menuju yang

lebih baik, hal ini harus diberi dukungan baik dari lingkungan sekolah maupun

lingkungan keluarga.

Dengan memiliki wawasan dalam kehidupan sehari-hari lewat kegiatan

keagamaan di sekolah maka akan membentuk siswa yang cerdas bukan hanya

dalam pelajaran disekolah akan tetapi ia akan memberikan contoh yang

mumpuni dalam menentukan apa yang terbaik untuk dirinya, seorang yang

yang masih amatir dalam menentukan keputusan tanpa didasari dengan

landasan pengetahuan yang kuat akan menyebabkan santri jatuh dalam

keputusan yang salah, dan ketika hal tersebut menyebabkan resiko maka

resiko yang ia terima akan menimbulkan berbagai masalah.

Page 63: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

52

Menurut Bapak Rachmat Kartolo, SE., M. Si selaku Kepala Sekolah

SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, mengatakan bahwa:

“Selama saya menjadi Kepala Sekolah disini, saya menemukan banyak

perbedaan dalam menangani anak, ketika saya mengajarkan anak kelas

X, mereka mengikuti kegiatan keagamaan kurang serius, jadi harus ada

sedikit ancaman terhadap absensi atau nilai, agar mereka mau

mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan. Tetapi hal ini tidak saya

temukan ketika anak tersebut sudah kelas XI, mereka sudah mulai

bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugas dan kegiatan-kegiatan

keagamaan. Namun setelah mereka kelas tiga mereka sudah fokus

dengan Ujian Nasional, akan tetapi mereka masih tetap aktif dalam

kegiatan-kegiatan keagamaan”9

Lingkungan sekolah juga menjadi pengaruh dalam proses belajar

mengajar, maka dari itu harus menciptakan lingkungan yang nyaman dan

menyenangkan agar dapat membentuk emosi positif pada siswa dan

mendukung proses pembentukan empati, cinta dan akhirnya nurani/ batin

siswa. Pengendalian tingkah laku siswa juga dapat dipantau langsung oleh

guru mata pelajaran dan wali kelas saat di lingkungan sekolah. Kegiatan yang

dilaksanakan disekolah memberikan pembelajaran yang akan membentuk

karakter siswa dan memberikan sebuah kebiasaan yang nantinya akan

membuahkan hasil ketika ia bersosialisasi di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Rachmat Kartolo, SE., M.

Si mengatakan:

“Seluruh guru dan wali kelas disini diharuskan selalu memantau

tingkah laku peserta didiknya selama di lingkungan sekolah. Hal ini

dilakukan agar kita mengetahui bagaimana sebenarnya perilaku

mereka.dan hasil dari pemantauan selama ini jarang sekali ditemukan

siswa yang memiliki perilaku menyimpang.”10

Pengimplementasian pengendalian diri yang merupakan hasil atau

dampak dari keberhasilan usaha mengimplementasikan self control di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ini selain bisa dilihat indikasinya di

9 Ibid

10 Ibid

Page 64: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

53

sekolah juga bisa dilihat dari perubahan-perubahan positif yang terjadi dari

kebiasaan siswa ketika berada di rumah.

Hal ini berdasrkan hasil wawancara dengan siswa SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

“Kalau ngomongin perubahan pasti ada yang berubah dari saya, hal

itulah alasan kenapa saya sekolah di sekolah ini, salah satu perubahan

yang terlihat adalah, dulunya sholat masih suka bolong-bolong terus

kalo gak disuruh sholat tidak sholat sekarang tanpa disuruh sudah sholat

karena merupakan tanggung jawab diri sendiri. Dan yang namanya

masih anak-anak pasti kerjaannya ya main saja tapi sekarang sudah

mulai bisa membatasi jam buat main sama temen-temen. Ya mainnya

anak seusia saya apa lagi kalo gak nongkrong. kebiasaanyang buruk

dari saya dulu itu saya selalu membuang-buang waktu buat main HP

setiap hari. Disuruh bantu –bantu ibu biasanua tidak mau tapi semenjak

diberi tanggung jawab di sekolah untuk jadi bilal dan kultum sedikit ada

perubahan dari sikap saya ya meskipun secara pelan-pelan dan sampai

sekarang masih dalam tahap belajar agar menjadi mandiri.”11

Menurut Bapak M. Mukhyidin, S.P.d.I, selaku guru pendidikan Agama

Islam mengungkapkan, bahwa:

“Saya selalu melihat hasil nilai agama dari anak-anak kelas XI pasti

baik. Khususnya dalam penilaian sikap dan kepribadian. Karena saya

melihat mereka mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan tanpa

menunggu perintah dari saya”.12

Menurut Riska Purwaningsih sebagai siswa kelas XI Administrasi

Perkantoran mengatakan, bahwa:

“Kesadaran saya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan

berawal dari absensi dan ancaman nilai dari guru pendidikan agama

Islam, sehingga saya merasa malu apabila tidak mengikuti kegiatan-

kegiatan agama,tapi sekarang saya sadar berkat adanya kegiatan-

kegiatan keagamaan SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ini,

saya semakin paham atas ajaran agama Islam.Sehingga saya lebih

menjaga sikap bagaimana perilaku seorang muslim yang baik.Misalkan

ketika saya punya masalah dengan teman saya, saya memilih mengalah

11 Wawancara dengan siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, Jum’at, 29 Juli

2019 12

Op.Cit, M. Mukhyidin…, Jum’at, 29 Juli 2019

Page 65: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

54

atau bersabar. Karena hati kecil saya selalu mengatakan kalau saya ini

seorang muslim”.13

Menurut Fathan Fadillah sebagai siswa kelas XI Multimedia

mengatakan,bahwa:

“Pada waktu kelas satu dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan

di sekolah ini, saya merasakan semua itu masih dalam pengawasan guru

agama khususnya orang tua, tapi ketika saya sudah kelas dua saya

mulai sadar atas semua peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah

seperti kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di sekolah ini. Dan saya

berusaha untuk mengikutinya dengan penuh tanggung jawab. Sekarang

saya merasakan hikmah daripada mengikuti kegiatan keagamaan,

seperti kebiasaan sholat berjamaah dan kegiatan lainnya. Hal ini

membuat saya merasa selalu dapat mengendalikan arah pikiran saya ke

arah yang lebih positif. Setiap saya mendapat masalah, kata hati saya

selalu bilang untuk berfikir dulu sebelum bertindak sehingga saya selalu

dapat menyelesaikan masalah saya dengan penuh pertimbangan tanpa

harus marah marah terlebih dulu”.14

Menurut M. Rizky siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan

mengatakan, bahwa:

“Awal kelas satu saya masih adaptasi dengan kegiatan-kegiatan

keagamaan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan ini, tapi

setelah saya menjadi petugas dalam kegiatan keagamaan, saya dituntut

harus lebih bertanggung jawab. Dari hasil-hasil pengalaman selama

saya ikut dalam kegiatan, saya dapat paham terhadap pentingnya agama

pada kehidupan saya. mulai menjaga perkataan saya, tindakan, serta

dalam mengambil keputusan berusaha sesuai dengan hati nurani.

Misalnya setiap saya berbuat salah pada ibu, hati nurani saya selalu

mengatakan agar saya segera bertaubat. Sehingga yang saya kerjakan

adalah segera berdo’a kepada Allah SWT minta ampunan serta minta

maaf pada ibu saya”.15

Dalam kaitanya dengan pembinaan pengendalian diri pada siswamelalui

penanaman nilai-nilai Agama. Maka, guru pendidikan agama Islam yang

paling berperan, karena transformasi tentang nilai-nilai Agama lebih banyak

13

Riska Purwaningsih, Siswa kelas XI Administrasi Perkantoran, Wawancara pribadi,

Jum’at 29 Juli 2019. 14 Fathan Fadhillah, Siswa kelas XI Multimedia, Wawancara pribadi, Jum’at, 29 Juli 2019 15

M. Rizky, Siswa kelas XI Teknik Jaringan Komputer, Wawancara pribadi, Jum’at, 29

Juli 2019

Page 66: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

55

disampaikan oleh guru agama Islam. Oleh karena itu guru pendidikan agama

Islam dibagi tugas untuk memegang masing-masing kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan M. Mukhyidin, S.Pd.I, selaku

guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa:

“Dalam kegiatan keagamaan disekolah mempunyai peran penting

dalam mengasah kemampuan para siswa dalam mengaplikasikan

pengetahuanya dalam bentuk lisan dan memberikan pelatihan siswa

tentang tanggung jawab atas apa yang ia putuskan di dalam kegiatan

keagamaan tersebut.”16

Pada dasarnya kegiatan keagamaan yang ada disekolah merupakan

upaya guru Penidikan Agama Islam dalam membina siswanya agar menjadi

manusia yang berakhlak terpuji dan berwawasan luas, salah satunya kegiatan

keagamaan dimana siswa mempunyai peran sendiri-sendiri dalam kegiatan

tersebut. Dengan kegiatan keagamaan disekolah seorang siswa diharapkan

tidak hanya mendapatkan pengetahuan akan tetapi juga pengalaman maka

dengan demikian ia akan mampu berkehidupan dimasyarakat dengan baik.

Hasil dari pengembangan kontrol diri SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan melalui penanaman nilai-nilai agama ini bisa dilihat dari

kegiatan keagamaan yang memang guru Pendidikan Agama Islam dan semua

siswa terlibat secara langsung dan aktif, sehingga mereka para siswa mampu

mengontrol diri serta dapat menjadikan diri mereka contoh yang baik bagi

teman-teman yang lain. Ini ditunjukkan dengan kepribadian mereka yang

selalu menunjukkan sopan santun, baik dari perkataan, sikap dan perilakunya.

16

Op.Cit, M. Mukhyidin…, Jum’at, 29 Juli 2019

Page 67: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang pengembangan self control (kontrol diri) siswa

kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Self control (kontrol diri) adalah suatu aktivitas pengendalian tingkah

laku dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu

sebelum memutuskan sesuatu sebelum bertindak. Semakin tinggi self

control (kontrol diri) semakin intens pengendalian terhadap tingkah

laku.

2. Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mengimplementasikan

self control (kontrol diri) pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan dapat dilihat melalui tiga aspek self control (kontrol

diri) yaitu,

a. Pertama, cognitive control (kontrol pengetahuan) dilakukan

melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas

disertai dengan program remidi dan pengayaan,

b. Kedua, behavior control (kontrol perilaku) dilakukan melalui

kegiatan keagamaan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan yang mempunyai pengaruh sangat besar

terhadap proses pembentukkan karakter anak terutama pada segi

perilaku diantaranya seperti, shalat Dzuhur dan Ashar berjama’ah,

kultum setelah shalat Ashar, baca tulis Qur’an (BTQ), pesantren

kilat saat bulan Ramadhan, pemotongan hewan Qurban saat hari

raya Idul Adha dan Istighosah kelas XII dalam mempersiapkan

Ujian Nasional

c. Ketiga, decision control (kontrol keputusan) dilakukan melalui

kegiatan keagamaan yang didalamnya memuat nilai-nilai agama

Page 68: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

57

yang dapat membimbing para siswa dalam memperoleh wawasan

berupa self control (kontrol diri) yang dapat membantu siswa

dalam mempertimbangkan hal-hal yang akan dilakukan manakah

yang akan membawanya kepada hal positif atau negatif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat

memberikan saran, yaitu:

1. Bagi peneliti sebagai calon pendidik dari peneliti ini dapat dijadikan

bahan untuk mengembangkan ilmu pendidikan dan wawasan tentang

upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mengimplementasikan self

control (kontrol diri) pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 3

Tangerang Selatan.

2. Bagi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, diharapkan penelitian

ini mampu sebagai evaluasi dan kedepanya dapat dikembangkan dengan

penelitian lanjutan untuk memenuhi kekurangan-kekurangan yang dapat

dilihat secara objektif.

Page 69: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran

dan Kepribadian Muslim. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Anwar, Muhammad. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Prenadamedia Group,

2018.

Borba, Michele. Membangun Kecerdasan Moral; Tujuh Kebajikan Utama

Agar Anak Bermoral Tinggi. Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2008.

Chaplin, James P. Kamus Lengkap Psikologi, PT. Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

________. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

________. Kepribadian Guru. PT. Bulan Bintang: Jakarta, 2005.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rinneka Cipta, 1996.

Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2010.

http://jabar.tribunnews.com/2018/11/12/soal-video-viral-aksi-siswa-terhadap-

guru-di-smk-di-kendal-kpai-kontak-disdik-jateng.

https://m.detik.com/news/berita-jawa-tengah/d-4297083/viral-video-guru-di-

bully-murid-muridnya-di-kendal.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/20/tawuran-pelajar-smk-di-

depok-satu-orang-tewas-dan-3-luka-luka.

Page 70: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Nusa Indah, 1980.

Magnis, Franz dan Suseno.,Etika Dasar; Masalah-masalah Pokok Filsafat

Moral. Yogyakarta: Kanisius,1999.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Makmun, Abin Syamsudin. Psikologi Kependidikan. Bandung. Remaja

Rosdakarya. 2005.

Muhaimin. Paradigma Pendidikan Agama Islam Upaya Mengektif kan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2002.

________. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.

Jakarta: Rajawali Press, 2012.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja

Rosakarya, 2009/

Musfah, Jejen Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011.

Nawawi, Hadari. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung, 1989.

Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional

Pendidikan, Pasal 6, Ayat (1).

Pradina, Tika, “Hubungan Antara Pengendalian Diri (Self control) dengan

Kematangan Emosi Siswa Kelas XI di SMK Pelayaran Hang Tuah

Kediri Tahun Ajaran 2016/2017”, Artikel Skripsi Universitas Nusantara

PGRI Kediri.

Page 71: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya:

Bandung, 2007.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, 2005.

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan. Kalam Mulia: Jakarta, 2013.

Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja

Grafindo, 1990.

Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat (3) butir a, b, c dan d tentang

Kompetensi Guru.

Sudaryono. Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Sunarto dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta:Asdi

Mahasatya, 2002.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

Pendekatan, Jakarta: Prenadamedia Group.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung,

2000.

Thalib, Syamsul Bachri. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris

Aplikatif, (Kencana: Jakarta, 2010), h. 107

Ubaedy, N. 5 Jurus Menggapai Hidayah, (Jakarta : Pustaka Qalami, 2005)

Hal. 169.

Undang-undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, Pasal 1, Ayat

(1).

Page 72: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 37, Ayat (1).

Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 3.

Wirartha, Made. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV. Andi

Offset, 2006.

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Page 73: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
Page 74: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
Page 75: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Self Control

(Kontrol Diri) Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

A. Tujuan :

Untuk mengetahui supaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan self control (kontrol diri) pada siswa di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

B. Pertanyaan panduan :

Kepala Sekolah Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

1. Identitas Diri

a. Nama : Rachmat Kartolo, S.E., M.Si.

b. Jabatan : Kepala Sekolah

c. Pendidikan Terahir : S2

2. Pertanyaan penelitian

a. Apakah pernah ada penelitian self control (kontrol diri) di SMK

Muhhammadiyah 3 Tangerang Selatan?

- Belum Pernah, baru kali ini saja ada penelitian tentang self

control seperti ini

b. Apakah sekolah mempunyai pengaruh terhadap pembentukan self

control (kontrol diri) siswa?

- Sangat berpengaruh, karena siswa melihat kepada guru-

gurunya sebagai suri tauladannya. Sekolah berpengaruh

karena di sekolah ini pembelajaran dilakukan di dalam kelas

maupun di luar kelas agar anak-anak tidak hanya berhasil dari

segi kognitifnya saja tapi yang paling penting perubahan

sikap dan tingkah lakunya. ketika saya mengajarkan anak

kelas X, mereka mengikuti kegiatan keagamaan kurang

serius, jadi harus ada sedikit ancaman terhadap absensi atau

Page 76: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

nilai, agar mereka mau mengikuti kegiatan-kegiatan

keagamaan. Tetapi hal ini tidak saya temukan ketika anak

tersebut sudah kelas XI, mereka sudah mulai bertanggung

jawab dan disiplin terhadap tugas dan kegiatan-kegiatan

keagamaan. Namun setelah mereka kelas tiga mereka sudah

fokus dengan Ujian Nasional, akan tetapi mereka masih tetap

aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan

c. Apa rencana sekolah untuk meningkatkan self control (kontrol

diri) siswa di SMK Muhhammadiyah 3 Tangerang Selatan?

- Sekolah merencanakan dengan shalat zuhur dan ashar

berjamaah disekolah serta saat shalat ashar diselipkan kultum

dari para guru. Serta kegiatan-kegiatan diluar kelas seperti

ekstrakulikuler tentang keagamaan untuk membentuk

lingkungan yang religious didalam sekolah. Seluruh guru dan

wali kelas disini diharuskan selalu memantau tingkah laku

peserta didiknya selama di lingkungan sekolah. Hal ini

dilakukan agar kita mengetahui bagaimana sebenarnya

perilaku mereka.dan hasil dari pemantauan selama ini jarang

sekali ditemukan siswa yang memiliki perilaku menyimpang.

d. Apa pendapat bapak terhadap guru Pendidikan Agama Islam

dalam meningkatkan self control (kontrol diri) siswa?

- Guru PAI harus dapat meningkatkan self control siswa,

karena guru PAI menjadi teladan disekolah ini dalam

pengajaran serta dalam kegiatan keagamaan, seperti guru PAI

memimpin shalat berjamaah kemudian kultum mapun

berkhutbah saat shalat jum’at. Guru PAI juga sebagai

pembimbing, pendamping dan pemberi tauladan bagi anak-

anak, bahkan sebagai orang tua maupun sahabat bagi anak-

anak selama berada disekolah, baik saat didalam kelas

maupun diluar kelas.

Page 77: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

e. Apakah keluarga juga harus berperan aktif dan bertanggung

jawab atas penerapan self control (kontrol diri) oleh guru kepada

siswa yang sudah dilakukan di sekolah?

- Keluarga sangat berperan dalam penerapan self control siswa,

karena setelah siswa selesai belajar disekolah, orang tualah

sebagai contoh dari siswa tersebut saat dirumah. Sekolah

bukan tempat dimana guru-guru memberikan pengawasan

yang maksimal kepada siswa-siswi nya, akan tetapi ditempat

inilah para guru berupaya keras dalam membina anak

didiknya supaya apa yang diharapkan dapat tersampaikan,

akan tetapi kami pihak sekolah juga meminta orang tua juga

berperan dalam hal tersebut walaupun sebenarnya dalam hal

bina membina anak adalah kewajiban mutlak orang tua.

Page 78: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Self Control

(Kontrol Diri) Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Guru Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

A. Tujuan :

Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan self control (kontrol diri) pada siswa di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

B. Pertanyaan panduan :

Guru Pendidikan Agama Islam SMK Muhammadiyah 3 Tangerang

Selatan

1. Identitas Diri

a. Nama : M. Mukhyidin, S.Pd.I.

b. Jabatan : Wakil Bidang Kesiswaan dan Guru PAI

c. Pendidikan Terakhir : S1

2. Pertanyaan penelitian

a. Apakah pernah ada penelitian self control (kontrol diri) di SMK

Muhhammadiyah 3 Tangerang Selatan?

- Belum ada, baru kamu saja yang melakukan penelitian

tentang kontrol diri di sekolah ini

b. Bagaimana penerapan self control (kontrol diri) melalui

Pendidikan Agama Islam di SMK Muhhammadiyah 3 Tangerang

Selatan?

- Penerapannya selalu mengajak kebaikan ke siswa saat belajar

maupun saat istirahat sekolah dan melalui pembelajaran aktif

dengan penilaian berbasis kelas disertai dengan program

remidi dan pengayaan. Dalam pelaksanaan penerapan self

control siswa, saya gabungkan dengan mata pelajaran yang

Page 79: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

saya ajarkan dalam setiap pokok bahasan, dicantumkan ke

silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Dimana

menghubungkan atau mengkaitkan materi yang dipelajari

dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat diterapkan.

Saya menggunakan buku sebagai komponen pembelajaran

yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran di kelas.

Saya menggunakan pendekatan konstektual sebagai proses

belajar mengajar. Dalam pelajaran Agama diterapkan pula

pengembangan perilaku budi pekerti yang mana perilaku

budipekerti ini ada dalam materi pelajaran Agama.

c. Bagaimana upaya bapak dalam membina siswa agar dapat

memiliki self control (kontrol diri) yang baik?

- Dalam membina siswa agar memiliki kontrol diri yang baik,

sebagai Guru Pendidikan Islam memiliki peran yang sangat

vital. Peran guru pendidikan agama Islam disini, tidak hanya

mengajar dikelas, tapi juga sebagai motor, penegak disiplin,

pengurus musholla, qudwah hasanah, motivator dan lain-lain.

Kegiatan keagamaan dilaksanakan secara rutin dan

terprogram, seperti menjadi muadzin, bilal dan kultum sesuai

dengan jadwal telah ditentukan secara rutin

d. Bagaimana upaya bapak dalam peningkatan self control (kontrol

diri) siswa melalui Pendidikan Agama Islam di SMK

Muhhammadiyah 3 Tangerang Selatan?

- Saya berusaha agar siswa dapat meningkatkan taqwanya serta

akhlaknya saat berada di sekolah maupun masyarakat.

Mengajarkan seluruh siswa untuk menjadi pemimpin dengan

diadakannya jadwal adzan, bilal dan kultum disekolah saat

pelaksanaan shalat dzuhur dan shalat ashar secara berjamaah.

Serta mengajak kepada kegiatan-kegiatan keagamaan dalam

sekolah. Dalam proses pembelajaran di kelas pun apabila ada

salah satu siswa yang berlaku tidak baik maka saya akan

Page 80: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

memberikan hukuman, pemberian hukuman juga penekanan

pada pembinaan akhlak yaitu berupa didikan misalnya

membersihkan lingkungan sekolah, membaca dan menghafal

ayat Al-Qur’an, hal tersebut saya lakukan supaya para siswa

selalu berdisiplin dan bersikap baik, dimana dengan selalu

bersikap baik dan berdisiplin merupakan cara untuk

membentuk kepribadian siswa yang berakhlakul karimah

e. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam

peningkatan self control (kontrol diri) siswa melalui Pendidikan

Agama Islam di SMK Muhhammadiyah 3 Tangerang Selatan?

- Faktor pendukung karena lingkungan sekitar sekolah semua

masyarakatnya beragama islam dan mushola dekat dengan

sekolah. Faktor penghambatnya mushola kecil tetapi siswa

banyak sehingga tidak cukup siswanya dan karena sekolah

sedang direnovasi jadi tempat wudhu hanya sedikit untuk

siswa.

f. Apakah ruang lingkup pengawasan self control (kontrol diri) oleh

guru hanya sebatas lingkup sekolah?

- Tidak hanya ruang lingkup sekolah, diluar sekolahpun kami

mengawasi lewat komunikasi dengan orang tua siswa. Dalam

ruang lingkup sekolah kami para guru dapat mengawasi

siswa secara sempurna tetapi jika sudah tidak berada sekolah

ruang lingkup untuk kami awasi sangatlah terbatas dan kami

berkoordinasi dengan orang tua siswa dirumah. Kalau

disekolah mungkin para guru dapat melihat perkembangan

pembentukkan karakter peserta didiknya, akan tetapi kalau

sudah keluar dari lingkungan sekolah saya pribadi sebagai

guru kurang mendapat kesempatan untuk melihat apa saja

yang dilakukan para siswa diluar lingkungan tersebut. Upaya

guru pada peserta didiknya saya kira akan maksimal apabila

lingkungan luar dapat membantu memperbaiki dari yang

Page 81: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

kurang baik dari peserta didik, tapi saya kira itu tidak apa-apa

apabila siswa dapat menempatkan dirinya kedalam hal yang

lebih positif

g. Apakah keluarga siswa sudah berperan aktif dan bertanggung

jawab dalam pembinaan self control (kontrol diri) kepada siswa?

- Keluarga siswa sudah berperan aktif dalam pembinaan siswa

dilihat dari komunikasi dengan orang tua siswa yang baik dan

lancar. Tidak jarang beberapa orang tua sulit diajak untuk

berkompromi, mereka ingin anak-anak mereka tumbuh

menjadi pribadi yang baik tapi kadang keinginginan orang

tua terhadap anaknya itu tidak didukung dengan aksi yang

nyata, banyak dari mereka tidak tahu kalau mereka berperan

dalam membentuk pribadi anaknya. Kalau guru itu sudah

lepas pengawasan jika siswa sudah tidak berada di

lingkungan sekolah, maksudnya tidak lepas begitu saja, kalau

menemui siswa ketika perpulangan itu waktu bebasnya

digunakan kepada hal yang negatif saya juga turun tangan ,

saya nasehati dan memberitahu bahwa sekolah juga punya

sanksi kalau siswanya melakukan kesalahan, kalau

kesalahanya ringan hukumannya siswa disuruh membaca Al-

Qur’an. Kalau pelanggarannya sudah berat maka akan dibuat

surat peringatan untuk pemanggilan orang tua, karena tujuan

kita itu menjadikan siswa-siswa disini menjadi orang dapat

merubah dirinya menjadi lebih baik lagi. Beliau menegaskan

kembali bahwa: “Lingkup pengawasan guru adalah

disekolah, jika terjadi penyimpangan oleh siswa ketika

dirumah maka orang tualah yang lebih berhak memberikan

arahan kepada anaknya

Page 82: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Self Control

(Kontrol Diri) Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

A. Tujuan :

Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan self control (kontrol diri) pada siswa di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

B. Pertanyaan panduan :

Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

1. Identitas Diri

a. Nama : Riska Purwaningsih

b. Kelas : XI Administrasi Perkantoran

2. Pertanyaan penelitian

a. Apa yang anda ketahui tentang self control (kontrol diri)?

- Saya tidak tahu pak, mungkin mengontrol diri sendiri dari

perbuatan jelek

b. Apakah guru Pendidikan Agama Islam sudah memberikan contoh

penerapan self control (kontrol diri) yang baik saat kegiatan

belajar mengajar?

- Guru PAI selalu mengingatkan siswanya agar selalu taat

beribadah dan mengajarkan kebaikan.

c. Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama islam dalam

memberikan penerapan self control (kontrol diri) ketika di luar

kelas?

- Guru PAI sudah memberikan jadwal untuk adzan, bilal dan

kultum disaat shalat berjamaah disekolah, sehingga kami para

siswa dapat belajar untuk berbicara didepan banyak orang.

Page 83: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

d. Apa pengaruh yang anda rasakan ketika self control (kontrol diri)

diterapkan pada diri anda?

- Jadi lebih bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan dan

belajar tentang hal-hal yang belum diketahui oleh saya

sendiri. Awalnya hanya mengikuti kegiatan dari ancaman

absen dan nilai tetapi sekarang sudah mulai sadar karena

kegiatan keagamaan di sekolahan.

e. Apakah guru Pendidikan Agama Islam memberikan peningkatan

self control (kontrol diri) saat berada di sekolah pada diri anda?

- Dalam meningkatkan kontrol diri kami para siswa selalu

diingatkan didalam kelas maupun saat pengumuman untuk

lebih giat dalam beribadah dan lebih bertanggung jawab atas

apa yang harus dikerjakan.

f. Apa pengawasan self control (kontrol diri) siswa oleh guru hanya

dilakukan ketika di sekolah saja?

- Lebih banyak guru hanya mengawasi muridnya disekolah

saja tetapi kadang guru berkoordinasi dengan orang tua siswa

saat mengalami masalah maupun saat mendapatkan hadiah

pada perlombaan

Page 84: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Self Control

(Kontrol Diri) Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

C. Tujuan :

Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan self control (kontrol diri) pada siswa di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

D. Pertanyaan panduan :

Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

2. Identitas Diri

a. Nama : Fathan Fadillah

b. Kelas : XI Multimedia

3. Pertanyaan penelitian

a. Apa yang anda ketahui tentang self control (kontrol diri)?

- Belom tau

b. Apakah guru Pendidikan Agama Islam sudah memberikan contoh

penerapan self control (kontrol diri) yang baik saat kegiatan

belajar mengajar?

- Sudah, guru agama selalu mengajarkan hal yang baik dalam

melakukan segala kegiatan dan mengikuti peraturan karena

peraturan membuat kita menjadi lebih baik. Selalu

mengingatkan shalat lima waktu dan mengaji

c. Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama islam dalam

memberikan penerapan self control (kontrol diri) ketika di luar

kelas?

Page 85: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

- Upayanya memberikan motivasi kepada siswa-siswanya,

memberikan masukan serta selalu mengajarkan ketaatan

dalam hal beribadah maupun dalam hal peraturan sekolah

d. Apa pengaruh yang anda rasakan ketika self control (kontrol diri)

diterapkan pada diri anda?

- Pengaruhnya banyak, awalnya saya hanya ikut-ikutan saja

dalam mematuhi peraturan dan mengerjakan kegiatan

keagamaan disekolah tapi saat kelas dua saya mulai sadar

pentingnya peraturan dan kegiatan keagamaan disekolah ini

e. Apakah guru Pendidikan Agama Islam memberikan peningkatan

self control (kontrol diri) saat berada di sekolah pada diri anda?

- Selalu mengingatkan anak-amak muridnya agar lebih baik

dari hari ini agar tidak celaka pada hari esok. Mengingatkan

taat dan takwa kepada Allah SWT dan selalu mengerjakan

kewajibannya sebagai umat muslim

f. Apa pengawasan self control (kontrol diri) siswa oleh guru hanya

dilakukan ketika di sekolah saja?

- Tidak ada pengawasan saat diluar sekolah

Page 86: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Self Control

(Kontrol Diri) Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

Siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

E. Tujuan :

Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan self control (kontrol diri) pada siswa di SMK

Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.

F. Pertanyaan panduan :

Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan

3. Identitas Diri

a. Nama : M. Rizky

b. Kelas : XI Teknik Komputer Jaringan

4. Pertanyaan penelitian

a. Apa yang anda ketahui tentang self control (kontrol diri)?

- Mungkin cara mengontrol diri supaya gak marah-marah dan

harus selalu sabar

b. Apakah guru Pendidikan Agama Islam sudah memberikan contoh

penerapan self control (kontrol diri) yang baik saat kegiatan

belajar mengajar?

- Guru saya selalu berbicara didepan murid-muridnya untuk

memimpin shalat berjamaah maupun memimpin sebuah

kegiatan dan selalu mengingatkan agar menjadi pribadi yang

baik

c. Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama islam dalam

memberikan penerapan self control (kontrol diri) ketika di luar

kelas?

Page 87: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

- Upaya dari guru PAI disekolah memberikan kepercayaan

kepada saya maupun murid lainnya untuk berbicara didepan

umum dan melakukan kegiatan keagamaan dengan baik dan

benar

d. Apa pengaruh yang anda rasakan ketika self control (kontrol diri)

diterapkan pada diri anda?

- Pengaruhnya sangat besar bagi saya, yang awalnya tidak tau

apa-apa jadi tau banyak hal. Mulai bisa menjaga perkataan

dan mengambil keputusan sesuai hati nurani, seperti saat

berbuat salah pada ibu saya merasa sangat berdosa dan hati

nurani saya ingin sekali bertaubat dan meminta maaf

kepadanya.

e. Apakah guru Pendidikan Agama Islam memberikan peningkatan

self control (kontrol diri) saat berada di sekolah pada diri anda?

- Dalam meningkatkannya selalu diingatkan dan selalu

berusaha sadar diri saja karena ketaqwaan adalah tanggung

jawab diri sendiri

f. Apa pengawasan self control (kontrol diri) siswa oleh guru hanya

dilakukan ketika di sekolah saja?

- Pengawasan diluar sekolah tidak ada tetapi akibat dari

kegiatan keagamaan jadi saya selalu merasa diawasi oleh

Allah SWT dimanapun berada

Page 88: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Lampiran

Pedoman Dokumentasi

Untuk memperoleh data tentang Upaya Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Meningkatkan Self control Siswa di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang

Selatan, maka penulis berusaha mendapatkan dokumen meliputi:

1. Profil Sekolah

2. Visi dan Misi Sekolah

3. Foto Kegiatan

Page 89: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

Lampiran

Foto Kegiatan

Nomor Jenis kegiatan Foto kegiatan

1. Sholat Ashar,

Tadarus dan

kultum.

Page 90: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

2. Peringatan dan

lomba 1 Muharam

3. Kegiatan Belajar

Mengajar di Kelas

Page 91: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN

4. Mengikuti

kegiatan

Ekstrakulikuler

Marawis

5. Mengumpulkan

Amal ke Tiap Kelas

6. Kegiatan Baca

Tulis Qur’an

Page 92: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
Page 93: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
Page 94: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
Page 95: UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49293/1/(watermark... · UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN