nurul purbasari @watermark
DESCRIPTION
khkhkhiiTRANSCRIPT
-
1
1
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DAUR
ULANG SAMPAH PLASTIK (STUDI KASUS PADA KOMUNITAS
BANK SAMPAH POKLILI PERUMAHAN GRIYA LEMBAH
DEPOK KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nurul Purbasari
NIM 1110015000083
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
-
2
2
-
3
3
-
4
4
-
5
5
-
i
ABSTRAK
Nurul Purbasari (NIM: 1110015000083). Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank
Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan
Sukmajaya Kota Depok)
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan lisan dari orang-orang atau
perilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
Salah satu kegiatan pemberdayaan adalah dengan pengelolaan sampah.
Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni terjadi
penumpukan sampah dimana-mana. Upaya-upaya dilakukan untuk menangani
sampah, salah satunya dengan kegiatan yang menggunakan konsep pengolahan
sampah. Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan di bank sampah, yaitu proses
pengelolaan sampah dengan cara daur ulang, yakni memilah-milah sampah,
menimbang, dan merubah sampah menjadi kerajinan yang bernilai jual tinggi.
Penelitian ini membahas mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank Sampah POKLILI di
Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Kegiatan
ini telah berhasil memberdayakan masyarakat setempat untuk merubah sampah
menjadi barang kerajinan yang bernilai. Keberhasilan kegiatan ini berpengaruh
pada lingkungan di sekitar Perumahan Griya Lembah Depok dan juga
berpengaruh pada aspek ekonomi warga yang bergabung dalam kegiatan di Bank
Sampah POKLILI.
Kata kunci: Pemberdayaan masyarakat, Daur ulang sampah plastik.
-
ii
ii
ABSTRAK
Nurul Purbasari (NIM: 1110015000083). Community Empowerment Through
Recycling Plastic Trashes (Case Study on Trash Bank Community Housing
POKLILI in Griya Lembah Depok District Town Sukmajaya Depok)
This research uses the qualitative method and it is procedure research. Which
produces descriptive data in writing and oral from the peopled or their behaviour
observe. The techniques of the data are observation interview and documentation.
One of those providing agenda is trash management. The problem of those
thrashesalso happened at Depok City, the hoarding trashes happened everywhere,
eforts has been done to handle it, one of the agenda is using the trashes
management concept. It is done in trash bank, in other word, recycling trash. It is
sorting, considering, and transforming the trashes until its become the high value handicraft. And this research about seciety providing which is done by recycling
plastics thrashes at POKLILIs trash bank, at Griya Lembah Depok Sub district Sukmajaya at Depok City.
This activity has succeeded in providing their society to transform the trashes
to become the high value handicraft. This success activity, influences to
surrounding area of Griya Lembah Depok and influences to their economy
aspects that join at trash bank of POKLILI.
Keywords: Community Empowerment, Recycling Plastic Trashes.
-
iii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT sebagai penjaga rahmatnya. Zat
yang maha menggenggam segala sesuatu yang ada dan tersembunyi di balik jagad
semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu yang terfikir maupun yang
tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan bagi seluruh umat Islam
yang terjaga atas sunahnya.
Alhamdulillahirabbilalamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah
SWT atas segala rahmat dan ridhaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Karen tanpa rahmat dan ridhaNya tidaklah mungkin pennulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan, doa, dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Nurlena Rifai, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing pertama
yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk
memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Sodikin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
-
iv
iv
5. Bapak Drs. H. Nurochim, M.M, selaku Dosen Pembimbing Akademik,
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
telah mengajar di Pendidikan IPS angkatan 2010 yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan pendapat dan sarannya kepada penulis dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
6. Ibu Djuniawan Wanitarti beserta Pengurus Bank Sampah Kelompok
Peduli Lingkungan (POKLILI) atas informasi, bantuan, dan sarannya
sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.
7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Eko Basuki dan Ibunda
Neneng Supriati yang selalu mencurahkan cinta, kasih sayang, doa, air
mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang luar biasa serta dukungan
moril maupun materil kepada penulis, terimakasih atas kesabarannya.
Serta adikku Refiona Sekar Sari dan semua keluarga besarku, hanya Allah
SWT yang dapat membalas semuanya.
8. Terimakasih untuk Ariya Sudrajat atas semangat, kesabaran, bantuan,
pengorbanan, dan kasih sayang yang selalu tercurahkan sejak perkuliahan
sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
angkatan 2010 (Umi, Anisa, Rizka, Wina, Triatuti, Epi, Wilda, Metri, Bici,
Desti) dan semua teman-teman di Konsentrasi Geografi 2010 yang selalu
memberikan semangat, bantuan, dan motivasi yang luar biasa, semoga kita
semua dapat menggapai kesuksesan.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini,
tidak lupa Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa
terselesaikan.
Jakarta, 23 November 2014
Penulis,
Nurul Purbasari
-
v
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah .........................................................................1
B. Identifikasi masalah ..............................................................................5
C. Pembatasan masalah..............................................................................5
D. Rumusan masalah..................................................................................6
E. Tujuan dan kegunaan penelitian............................................................6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat ......................................................8
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ...........................................8
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ................................................9
3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ...............................................11
4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat .............................................12
B. Daur Ulang Sampah Plastik ................................................................14
1. Pengertian Daur Ulang .................................................................14
2. Teknologi Daur Ulang Sampah ....................................................16
3. Manfaat Daur Ulang .....................................................................17
4. Pengertian Sampah Plastik ...........................................................18
-
vi
vi
5. Karakteristik Sampah Plastik .......................................................19
6. Daur Ulang Sampah Plastik .........................................................20
7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik .............................................20
C. Komunitas Bank Sampah ....................................................................21
1. Pengertian Komunitas Bank Sampah ...........................................21
2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah............................22
3. Peran Bank Sampah Dalam Kehidupan Masyarakat ....................23
D. Partisipasi Masyarakat ........................................................................23
E. Hasil Penelitian Yang Relevan ...........................................................24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................26
1. Tempat Penelitian .........................................................................26
2. Waktu Penelitian ..........................................................................27
B. Metode Penelitian................................................................................28
C. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data ....................................29
1. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................29
2. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................31
3. Prosedur Pengolahan Data ...........................................................36
D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................37
E. Analisis Data .......................................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .....................................................................................40
1. Kondisi Geografis ........................................................................40
2. Kondisi Iklim................................................................................41
3. Kondisi Geologi Dan Geomorfologi ............................................41
4. Kondisi Kependudukan ................................................................41
5. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang
Sampah Plastik ............................................................................44
6. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik............................50
-
vii
vii
B. Pembahasan .........................................................................................53
1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur
Ulang Sampah Plastik ..................................................................54
2. Manfaat Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik............................63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .........................................................................................69
B. Saran ....................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................71
LAMPIRAN ...................................................................................................73
-
viii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu penelitian .............................................................................27
Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan daur ulang sampah plastik ................................................31
Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah ..........32
Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah ..............33
Tabel 3.5 Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah ........34
Tabel 3.6 Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan daur ulang sampah plastik ................................................36
Tabel 4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin .........................41
Tabel 4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ....................42
Tabel 4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian ..................43
Tabel 4.4 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan.............................44
Tabel 4.5 Daftar harga sampah di bank sampah POKLILI .............................46
-
ix
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian .................................................................26
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Bank Sampah POKLILI ........................58
Gambar 4.2 Siklus Daur Ulang Sampah Plastik di Bank Sampah POKLILI .59
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah merupakan dambaan
setiap masyarakat, lingkungan yang bersih juga menciptakan suasana yang
nyaman dan menyenangkan. Jalan yang bersih, sungai yang bebas dari
sampah, dan udara yang segar merupakan keadaan lingkungan ideal yang
membuat masyarakat disekitarnya hidup dengan sehat. Dengan terciptanya
lingkungan yang bersih maka akan membawa masyarakatnya menjadi
lebih semangat, kreatif, inovatif dan selalu ingin berubah kepada kondisi
yang lebih baik.
Menjaga kebersihan lingkungan pada masa ini telah menjadi hal yang
sangat sulit ditemukan, masih banyak orang yang membuang sampah
sembarangan dan tidak peduli pada keindahaan lingkungan. Sampah
merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini
masih belum bisa ditangani dengan baik, terutama pada negara-negara
berkembang. Kemampuan pengelolaan sampah yang masih rendah dengan
ketidakseimbangan produksi sampah membuat sampah menjadi
menumpuk dimana-mana. Sampah yang tidak terurus dengan baik akan
menghasilkan kualitas lingkungan yang tidak baik pula, air yang
dihasilkan dari sampah menyebabkan pencemaran baik di tanah, air, dan
udara, meningkatkan perkembangan hama penyakit, menurunnya
kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, tanah dan
udara.
Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena
sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan, dan
pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tanggga, pasar,
industri maupun sampah kantor.
-
2
Permasalahan sampah ini telah terjadi pula di kota Depok, yakni
terjadi penumpukan sampah dimana-mana. Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok tengah memperkenalkan konsep pengolahan
sampah, pasalnya timbunan sampah di Depok sudah melebihi kapasitas.
Rata-rata timbunan sampah di seluruh kota Depok berkisar antara 3500
sampai 4000m3/hari, sementara kapasitas angkut pelayanan hanya sekitar
35% atau hanya tersedia 54 truk sampah dan sekitar 250 orang sumber
daya manusia.1
Keberadaan tempat pembuangan sampah atau TPS sangat diperlukan
ditiap-tiap kota, tempat pembuangan sampah yang terorganisir dengan
baik akan membuat lingkungan tempat tinggal di sekitar menjadi terlihat
rapi. Namun sebagian banyak tempat pembuangan sampah kurang
terorganisir dengan baik, penumpukan sampah di TPS semakin
menggunung, sampah yang belum diolah sehingga belum terpilah sesuai
bahannya, hingga aroma sampah yang membuat resah masyarakat sekitar.
Tempat pembuangan sampah yang belum ideal ini juga memberikan
dampak yang buruk untuk kesehatan masyarakat, baik masyarakat yang
menetap di sekitar TPS dan masyarakat yang melewati TPS. Salah satunya
dapat dilihat di TPS Sukmajaya yang berada tepat di depan Perumahan
Griya Lembah Depok, TPS ini sangat membuat masyarakat geram karena
aroma bau yang tersebar sampai ke area perumahan.
Namun bukan hanya permasalahan pada tempat pembuangan sampah
atau TPS saja yang menjadi masalah utama, kurangnya kesadaran
masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya juga merupakan
masalah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah dengan
praktis di jalan, bahkan di depan rumah sampah masih berserakan.
Kesadaran akan kebersihan harus dibangun dari diri sendiri. Seperti yang
terjadi pada masyarakat di Perumahan Griya Lembah Depok, sebelum
terbentuknya Bank Sampah, mereka masih buang sampah sembarangan,
1 Depok Hadapi Masalah Sampah Serius, diakses pada 04 September 2014 pukul 21:22
WIB melalui m.republika.co.id/berita/shortlink/31678.
-
3
tempat sampah yang terdapat di depan rumah masing-masing juga terlihat
kurang terawat sehingga pemandangan di area perumahan tampak kurang
nyaman.
Kesadaran masyarakat yang kurang untuk buang sampah pada
tempatnya akan berakibat pada kurangnya partisipasi masyarakat untuk
menjaga lingkungan. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti
kegiatan bersama membersihkan lingkungan membuat sampah-sampah
yang ada belum ditangani dengan baik.
Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi terdapat salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mendaur ulang sampah.
Kegiatan daur ulang sampah ini melibatkan seluruh anggota masyarakat
dan kerjasama antara masyarakat sekitar, sehingga masyarakat dapat
diberdayakan dengan baik. Program pemberdayaan melalui daur ulang
sampah ini menjadi sangat penting dan strategis sebagai upaya
meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan
sampah, terutama sampah rumah tangga. Program daur ulang sampah ini
dapat dilakukan dalam ruang lingkup kecil seperti kawasan perumahan
warga, jika program itu telah berhasil maka tidak menutup kemungkinan
perumahan-perumahan warga lain pun juga akan mengikuti langkah-
langkah daur ulang tersebut, karena mereka pun menginginkan kebersihan
dan keindahan, sehingga sedikit demi sedikit permasalahan sampah akan
teratasi.
Pemanfaatan sampah belakangan ini sudah banyak dilakukan oleh
berbagai kelompok warga yang dibantu oleh pemerintah agar sampah yang
menjadi masalah masyarakat di daerah perkotaan dapat diminimalisir
sehingga barang-barang yang tadinya tidak memiliki nilai menjadi barang
yang bermanfaat dan bernilai jual bagi masyarakat.
Program pemberdayaan melalui daur ulang sampah ini menjadi sangat
penting dan strategis sebagai upaya pembangunan lingkungan berbasis
masyarakat, yaitu mengupayakan peran serta atau partisipasi masyarakat.
Langkah ini bukan hanya dilakukan untuk mengurangi penumpukan
-
4
sampah saja, namun juga untuk memberdayakan masyarakat agar peduli
terhadap lingkungan. Pemberdayaan masyarakat ini dapat menangani
penumpukan sampah sangat beragam, seperti mengolah cangkang telur
menjadi sebuah lukisan, sampah plastik menjadi kerajinan tangan, hingga
limbah kotoran hewan menjadi biogas.
Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang sekelompok warga yang peduli terhadap masalah lingkungan
berupa sampah yang terjadi di Perumahan Griya Lembah Depok,
Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sekelompok warga tersebut
memberdayakan sampah menjadi barang-barang yang bernilai jual tinggi.
Sampah-sampah yang mereka olah itu didapatkan dari rumah mereka
sendiri dan rumah warga lain yang dikumpulkan dalam satu tempat yang
mereka beri nama Bank Sampah Poklili (kelompok peduli lingkungan).
Kegiatan pengelolaan sampah dilingkungan Griya Lembah Depok
bermula dari adanya kegiatan di RT 003 RW 004 dalam rangka untuk
mengurangi volume sampah dilingkungan RT pada awal tahun 2008.
Kegiatan yang dilakukan beraneka ragam, awalnya bank sampah poklili
mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos, sejalan dengan
kegiatan tersebut bank sampah poklili juga mengadakan kegiatan
mengolah sampah kering (anorganik) menjadi produk kerajinan yang
bermanfaat dan bernilai jual. Tentu hal ini sangat positif karena bank
sampah mengajak masyarakat agar lebih peka terhadap permasalahan yang
mereka alami bersama. Lembaga ini tidak hanya mengolah sampah secara
kreatif di Bank Sampah mereka saja, tetapi juga mengadakan workshop
ke daerah-daerah lain dan ikut mengajak masyarakat tersebut untuk peduli
terhadap lingkungan.
Sesuai dengan namanya, fungsi Bank Sampah disini hampir sama
dengan bank pada umumnya, suatu bank memiliki nasabah untuk
berinvestasi, di Bank Sampah nasabahnya adalah para warga. Warga yang
ikut bergabung di dalam naungan bank sampah ini menabungkan sampah-
sampah mereka, lalu sampah-sampah tersebut diolah secara kreatif atas
-
5
ide-ide dan pemikiran kreatif para warga untuk dijadikan menjadi sebuah
produk yang bermanfaat dan juga bernilai jual.
Dengan memperhatikan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih mendalam mengenai pemberdayaan masyarakat di Perumahan Griya
Lembah Depok dalam kegiatan daur ulang sampah plastik. Berdasarkan
uraian di atas, peneliti mengkaji permasalahan tersebut untuk dijadikan
sebuah penelitian dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank
Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya
Kota Depok).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis buat, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Penumpukan sampah yang terjadi di daerah perkotaan
2. Tempat pembuangan sampah (TPS) yang mengancam kesehatan
lingkungan sekitar
3. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih
kurang
4. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi
masalah sebagai berikut:
1. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih
kurang
2. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
Terkait dengan dua masalah tersebut diatas, peneliti ingin melakukan
penelitian tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur
-
6
Ulang Sampah Plastik (Studi Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili
Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu
adanya penyusunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini terdapat pertanyaan dasar yaitu bagaimana pemberdayaan
masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah plastik (studi kasus pada
komunitas Bank Sampah POKLILI Perumahan Griya Lembah Depok
Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.
Dari pertanyaan dasar tersebut terdapat rumusan masalah, yakni
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pemberdayaan masyarakat Perumahan Griya
Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Bank
Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?
2. Bagaimanakah manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Perumahan
Griya Lembah Depok setelah dilakukan kegiatan daur ulang sampah
plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk mengetahui pemanfaatan sampah plastik sebagai upaya
kreativitas dalam masyarakat. Secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk:
a. Untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat Perumahan
Griya Lembah Depok melalui kegiatan daur ulang sampah plastik
di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya Lembah Depok.
b. Untuk mengatahui manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
Perumahan Griya Lembah Depok setelah dilakukan kegiatan daur
-
7
ulang sampah plastik di Bank Sampah Poklili Perumahan Griya
Lembah Depok.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Praktis
1) Untuk bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
2) Untuk bahan evaluasi bagi Bank Sampah Poklili di Perumahan
Griya Lembah Depok, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok
dalam melaksanakan program selanjutnya.
3) Untuk masyarakat penelitian ini memberikan sumbangan
pengetahuan tentang pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
daur ulang sampah plastik serta memberikan penyadaran akan
pentingnya peran mereka dalam menyukseskan kegiatan ini.
b. Kegunaan Teoritis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama pada
jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, tentang
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah
plastik.
2) Sebagai tambahan materi pembelajaran pada bab perubahan
lingkungan dan daur ulang limbah di kelas X.
-
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu
empowerment, yang secara harfiah berarti pemberkuasaan.
Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan
atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau
kurang beruntung (disadventaged). Pemberdayaan merupakan upaya
untuk membangun eksistensi seseorang dalam kehidupannya dengan
memberi dorongan agar memiliki kemampuan/keberdayaan.2
Pemahaman pemberdayaan ini adalah sebagai cara untuk
memberikan kekuatan kepada masyarakat yang mengalami situasi
ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan dimaksudkan bukan hanya dari
segi ekonomi saja, tapi juga ketidakberdayaan dalam menciptakan ide-
ide kreatif, ketidakberdayaan dalam hubungan sosial, dan
ketidakberdayaan dalam segi ekologi.
Shardlow melihat bahwa berbagai pengertian mengenai
pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan
mereka.
Sementara itu, Ife melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai
upaya untuk meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang
beruntung (disadvantaged).3
Seperti yang telah Shardlow dan Ife kemukakan, pemberdayaan
pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kemampuan menuju
2 Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 232. 3 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), cet. 2, h.206.
-
9
kemandirian, pemberdayaan menekankan pada pentingnya masyarakat
untuk mengorganisir diri mereka sendiri secara mandiri untuk
meningkatkan kemampuan.
Lebih lanjut Ife berpendapat bahwa pemberdayaan adalah upaya menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan, dan keterampilan
bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk
menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk mengambil bagian
dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.4
Masyarakat yang dimaksud disini bukan berarti tidak memiliki
potensi dan pengetahuan, namun masyarakat belum memiliki
kemampuan, pengetahuan, peluang dan keterampilan untuk mengelola
potensi yang ada. mereka belum mengetahui potensi-potensi yang ada
disekitar mereka atau belum mengetahui potensi-potensi yang ada pada
diri mereka sendiri.
2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai tujuan
maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya,
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik,
ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali
digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai
sebuah proses.5
Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan
orang-orang yang lemah atau tidak beruntung. Pemberdayaan
masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk
4 Salam, op. cit., h. 233
5 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005), h.60.
-
10
pada keadaan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,
mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
tugas-tugas kehidupannya.6
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tujuan dari pemberdayaan
masyarakat adalah untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang lemah
atau tidak beruntung. Penulis mengartikan orang-orang yang lemah
dan tidak beruntung ini bukan hanya dilihat dari perekonomiannya saja
tapi lemah dan tidak beruntung dapat dilihat dari berbagai ragam,
seperti lemah dan tidak beruntung dalam kreativitas, lemah dan tidak
beruntung dalam segi sosial, dan lemah dan tidak beruntung dalam
ilmu. Dalam hal ini masyarakat harus difasilitasi agar memiliki
kekuasaan atau mempunyai keilmuan yang bisa memberdayakan
dirinya baik yang bersifat fisik, sosial, dan ekonomi.
Kristiadi melihat bahwa ujung dari pemberdayaan masyarakat
harus membuat masyarakat menjadi swadiri, swadana, dan
swasembada.
a. Swadiri : yaitu mampu mengurusi dirinya sendiri. b. Swadana : yaitu mampu membiayai keperluan sendiri c. Swasembada : yaitu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
secara berkelanjutan. 7
Sebuah masyarakat yang telah menjalankan kegiatan
pemberdayaan haruslah memiliki tujuan yang signifikan, masyarakat
sudah harus bisa mengurusi dirinya sendiri dan tidak selalu
bergantung kepada orang lain, mampu membiayai dirinya sendiri
sehingga masyarakat bisa terus menerus terampil dalam kegiatan
pemberdayaan, dan terakhir masyarakat mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.
6 Ibid., h. 60.
7 Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan,
(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2007), h. 117.
-
11
3. Proses Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai suatu proses, pemberdayaan merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang hidup seseorang (on going) dan
sepanjang komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan
perbaikan, dan tidak hanya terpaku pada suatu program saja. Sebagai
suatu program, pemberdayaan dilihat dari tapahan-tahapan kegiatan
guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya sudah ditentukan jangka
waktunya.8
Tahapan pemberdayaan merupakan salah satu langkah dimana
lembaga melakukan kegiatan pemberdayaan terhadap komunitas atau
masyarakat disekitarnya. Tahapan pemberdayaan masyarakat seperti
yang diungkapkan oleh Nana Mintarti yaitu:
a. Penyadaran
Dimana kegiatan penyadaran yang dilakukan meliputi
proses pengenalan potensi diri dan lingkungan serta membantu
komunitas untuk merefleksikan dan memproyeksikan keadaan
dirinya, baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan
domistik maupun kekuatan global dalam bentuk informasi,
teknologi, modal sosial, budaya dan peluang politik.
b. Pengorganisasian
Tahapan ini merupakan tahapan dimana suatu organisasi
dan kelembagaan harus berawal dari prakasa masyarakat
secara sukarela serta diadakannya suatu penguatan organisasi.
c. Kaderisasi
Suatu tahapan dimana suatu organisasi mempersiapkan
kader-kader pengembangan keswadayaan lokal yang akan
mengambil alih tugas pendampingan setelah program berakhir.
Kader-kader dipillih secara partisipatif oleh masyarakat.
8 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002), h. 172-171.
-
12
d. Dukungan Teknis
Dukungan teknis ini diberikan pada proses produksi yang
mencakup dukungan untuk memperbaiki proses atau teknologi
yang sedang digunakan.
e. Pengelolaan Sistem
Tahapan dimana organisasi membantu kliennya dalam
upaya memperlancar upaya masyarakat memperoleh
kebutuhan, baik secara individu maupun kelompok.9
Tahapan pemberdayaan ini akan berjalan dengan baik bila adanya
dukungan dari pihak-pihak internal dan eksternal seperti dukungan
dari para anggota bank sampah POKLILI, masyarakat disekitar
perumahan Griya Lembah Depok, pihak RT dan RW, pihak kelurahan
hingga pemerintah kota Depok. Karena untuk menciptakan
masyarakat yang terbedaya membutuhkan dukungan dari semua
pihak.
4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan tuntutan utama
pembangunan, ini terkait dengan teori sumber daya manusia yang
memandang mutu penduduk sebagai kunci utama pembangunan.10
Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting):
mikro, mezzo, dan makro.
a. Aras Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu
melalui bimbingan, konseling, stress management crisis
9 Siti Habibah, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang
Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h.18-19, tidak dipublikasikan.
10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Mamberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2005) h. 66.
-
13
intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau
melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat
pada tugas.
Pemberdayaan dalam aras mikro ini lebih kepada
membimbing dan melatih masyarakat untuk menjalankan
tugas-tugas kehidupan. Dalam pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah
poklili ini bertujuan juga untuk membimbing dan melatih
masyarakat agar dapat melakukan tugas-tugas daur ulang
secara mandiri.
b. Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok
sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika
kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan
permasalahan yang dihadapinya.
Dalam aras mezzo ini, pemberdayaan masyarakat juga
dilakukan dengan mengadakan seminar-seminar pelatihan dan
pendidikan di luar bank sampah poklili. Seminar pelatihan dan
pendidikan bertujuan agar masyarakat bisa lebih peduli
terhadap lingkungan terutama sampah. Selain meningkatkan
rasa kepedulian terhadap lingkungan, masyarakat juga dapat
memberdayakan diri sendiri dan bahkan juga masyarakat
sekitar untuk meningkatkan kreativitas dan perekonomian
keluarga.
c. Aras Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar,
karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan
-
14
yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial,
kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan
ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang
memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka
sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang
tepat untuk bertindak.11
Menurut penulis melalui pendekatan tiga model pemberdayaan ini
diharapkan agar masyarakat dapat berdayakan diri sendiri untuk
memenuhi kebutuhan sesuai rencana dan langkah yang sudah
direncanakan.
B. Daur Ulang Sampah Plastik
1. Pengertian Daur Ulang
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
volume sampah, empat (4R) prinsip yang dapat digunakan dalam
menangani masalah sampah antara lain sebagai berikut:
a. Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau
material yang kita pergunakan.
b. Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa
dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai
(disposable).
c. Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna
lagi bisa didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai
tambah. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini
sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat dan
memiliki nilai ekonomis.
11
Ibid., h. 67.
-
15
d. Replace (mengganti), yakni mengganti barang-barang yang hanya
bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Selain
itu menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan,
misalnya mengganti kantong keresek dengan keranjang bila
berbelanja, dan menghindari penggunaan styrofoam karena kedua
bahan ini tidak bisa terdegradasi secara alami.12
Pada penelitian ini, penulis membahas mengenai Recycle atau
mendaur ulang. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu
bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya
sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna,
mengurangi bahan baju yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurang polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
yang terdiri atas kegiatan pemisahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian, dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan
komponen utama dalam menajemen sampah modern.13
Sampah padat dapat di daur ulang dengan cara memisahkan,
mengumpulkan, memproses, mendistribusi dan membuatnya menjadi
barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah padat juga
menjadi bahan utama dalam proses daur ulang.
Sampah dapat mencemari lingkungan dan mambahayakan
kesehatan. Sampah juga menyebabkan timbulnya banjir. Akan tetapi,
melalui daur ulang, sampah dapat diolah lagi menjadi barang yang
berguna. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali
barang-barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna.14
12
Arif Zulkifli, Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan, (Jakarta: Salemba Teknika, 2014), h. 106. 13
A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),
h.35. 14
Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet-2, h. 38.
-
16
Pendaurulangan sampah di masyarakat dapat dilakukan dalam
beberapa cara, antara lain pendaurulangan sampah secara manual dan
pendaurulangan dilakukan oleh pabrik. Sampah yang didaur ulang
secara manual biasanya berasal dari benda-benda, misalnya plastik,
kertas, karton, besi, tembaga, tulang, kaca, dan lain sebagainya.
Pendaurulangan yang dilakukan oleh pabrik juga memerlukan bahan
baku yang berasal dari plastik, kaca, besi, kertas, tembaga, tulang,
tergantung dari hasil produksi dari pabrik yang bersangkutan.15
Sampah memiliki jenis yang bermacam-macam, pengolahan
terhadap sampah juga bervariasi tergantung dari jenis sampah tersebut.
Pengolahan sampah dapat dilakukan secara manual dengan diolah
langsung oleh manusia, dan juga dapat diolah oleh pabrik. Sampah
yang diolah secara manual biasanya berbentuk kreasi dan produk yang
diolah dengan ide-ide kreatif. Sampah yang diolah oleh pabrik
biasanya akan menjadi produk yang sama seperti barang yang telah di
daur ulang sebelumnya.
2. Teknologi daur ulang sampah
Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik, ada
beberapa pendekatan teknologi, diantaranya penanganan pendahuluan.
Penanganan pendahuluan umumnya dilakukan untuk memperoleh hasil
pengolahan atau daur ulang yang lebih baik dan memudahkan
penanganan yang akan dilakukan. Penanganan pendahuluan yang
umum dilakukan saat ini adalah pengelompokan limbah sesuai
jenisnya, pengurangan volume dan pengurangan ukuran.16
Usaha penanganan pendahuluan ini dilakukan dengan tujuan
memudahkan dan mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya,
15
Achmad Serudji Hadi, Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 28-29.
16 Enri Damanhuri dan Tri Padmi, Teknologi Pengelolaan Sampah, (Bandung: Penerbit
ITB), h.55.
-
17
termasuk upaya daur ulang. Dalam pengelolaan sampah, upaya daur
ulang akan berhasil baik bila dilakukan pemilahan dan pemisahan
komponen sampah mulai dari sumber sampi ke proses akhirnya.
Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan
sehingga termasuk yang paling penting didahulukan. Persoalannya
adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat. Pemilahan
yang dianjurkan adalah pola pemilahan yang dilakukan mulai dari
level sumber atau sifat awal yaitu belum tercampur atau
terkontaminasi dengan sampah lainnya.17
3. Manfaat Daur Ulang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , manfaat adalah
guna, faedah, laba, untung. Arti memanfaatkan adalah menjadikan ada
manfaatnya, sedangkan pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan
memanfaatkan.18
Dengan daur ulang, sampah dapur dan sampah pasar dapat diolah
menjadi pupuk. Sampah plastik dapat dilebur dan dicetak ulang
menjadi alat-alat rumah tangga. Sampah kayu dapat dipakai sebagai
bahan untuk membuat kerajinan tangan. Sampah kayu juga dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Sampah logam atau besi dapat didaur
ulang menjadi alat-alat pertanian dan pertukangan.19
Sudah pasti daur ulang sampah sangat banyak manfaatnya, karena
dengan daur ulang sampah-sampah yang ada di lingkungan dapat
diminimalisir. Sampah terdiri dari berbagai macam jenis, dan dapat
dimanfaatkan kembali sehingga sampah barang-barang yang tadinya
hanya sampah dapat berubah menjadi barang berguna.
Pendaurulangan sampah sudah mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi di negara-negara maju. Banyak berdiri pabrik-pabrik
pendaurulangan sampah, mereka menjadikan sampah tersebut sebagai
17
Ibid, h.55. 18
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, versi 1.3 19
Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet. 2, h. 38.
-
18
bahan baku atas produk benda-benda tertentu, hal ini jelas
meningkatkan nilai ekonomi dari benda yang bersangkutan.
Pengelolaan sampah yang baik memberikan dua manfaat penting
yaitu:
a. Mengurangi pencemaran lingkungan
b. Pemanfaatan sampah dapat meningkatkan nilai ekonomi atas
benda yang bersangkutan, sehingga menguntungkan
masyarakat tertentu yang mengelolanya.20
4. Pengertian Sampah Plastik
Sampah adalah suatu bahan atau benda yang bersifat padat, yang
sudah tidak dipakai lagi, atau harus dibuang, sebagai hasil dari
aktivitas manusia, yang bukan biologis, belum memiliki nilai
ekonomis dan bersifat padat (solid waste).21
Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari
bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah
dari plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk
menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurrang lebih 80
tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna.22
Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah rumah tangga
yang punya peran besar dalam perusakan lingkungan. Sampah plastik
yang kita buang akhirnya akan menumpuk di tempat pembuangan
sampah atau terkubur di dalam tanah. Akibatnya struktur dan
20
Achmad Serudji Hadi, Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 64.
21 Misbahul Ulum, dkk, Pengertian Sampah, dalam suisyanto (ed), Model-Model
Kesejahteraan Sosial Islam, (Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerjasama dengan IISEP-CIDA, 2007), cet. 1, h. 170.
22 A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),
h.32.
-
19
kesuburan tanah akan terganggu, apalagi kalau sampai mencemari
aliran sungai.23
Menurut Buntoro, perkembangan industri plastik di Indonesia dimulai sekitar tahun 1963. Perkembangan ini disebabkan oleh
kegunaan plastik yang sangat luas, baik untuk rumah tangga maupun
untuk industri dan alat-alat lainnya.24
5. Karakteristik Sampah Plastik
Plastik yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai polimer
banyak dikenal sebagai material sintetik atau bahan kimia yang
memiliki karakteristik yang khas. Karakteristik plastik dianggap khas
karena selain bisa menjadi menjadi substansi bagi meterial lain, plastik
juga mempunyai karakter tersendiri sebagai material alternatif selain
material yang sudah ada.
Polimer adalah material yang molekul-molekulnya berupa
pengulangan atau gabungan iktan-ikatan kovalen pertikelnya yang
lebih kecil.25
Berdasarkan strukturnya polimer diklasifikasikan menjadi tiga
kategori, yaitu:
a) Platik, yaitu polimer yang strukturnya permanen
b) Elastomer, yaitu polimer yang strukturnya elastis
c) Fibre, yaitu polimer yang strukturnya berupa serat
Dari klasifikasi di atas, dapat diketahui bahwa material plastik
adalah salah satu jenis polimer yang strukturnya permanen atau dengan
kata lain bahwa istilah material platik merupakan sebuah istilah
spesifik dan berbagai macam jenis polimer.26
23
Mien R. Uno dan Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia,
2011), h.34. 24
Etrizal Suar, Pengaruh Sampah Plastik Terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup di DKI Jakarta, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 1996, h. 51.
25 Karakteristik sampah plastik, diakses pada 02 Oktober 2014 pukul 21:42 WIB melalui
http://jujubandung.wordpress.com. 26
Ibid
-
20
6. Daur Ulang Sampah Plastik
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya
dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar
suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain
limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, peellet,
serbuk, pecahan) limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta
diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut,
sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat
seperti besi dan sebagainya.27
Daur ulang sampah yang dilakukan oleh industri/pabrik yaitu
melalui pemisahan limbah plastik, pemotongan limbah plastik,
pencucian limbah plastik yang telah dipotong sebelumnya, dan
menghilangkan zat-zat berbahaya pada plastik setelah limbah plastik
dipotong. Selain daur ulang yang dilakukan oleh industri atau pabrik,
daur ulang sampah plastik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan
kembali barang-barang dari limbah plastik.
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-
barang platik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah
plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi menjadi barang semula
walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru
untuk meningkatkan kualitas.28
7. Produk Daur Ulang Sampah Plastik
Pemakaian barang-barang dari bahan plastik sekarang ini
sangatlah luas. Plastik digunakan sebagai pengganti daun dan kertas.
Plastik dipakai untuk pembungkus, alat rumah tangga, alat tulis,
perlengkapan kendaraan bermotor, bahkan juga sebagai bahan
bangunan.
27
A. Guruh Permadi, Menyulap Sampah Jadi Rupiah, (Surabaya: Mumtaz Media, 2011),
h.34. 28
Ibid
-
21
Sampah plastik akan terus mengotori lingkungan hidup karena
sifatnya yang tidak mudah hancur. Akan tetapi, sampah plastik masih
bisa didaur ulang. Plastik-plastik itu dibawa ke pabrik untuk dilebur
dan diolah kembali menjadi barang yang berguna. Hasil daur ulang
plastik contohnya kantong plastik, mainan anak-anak, alat rumah
tangga, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya.29
Sampah sebagai sumber bahan untuk dimanfaatkan adalah apabila
digunakan kembali atau di daur ulang (recycling), antara lain dengan
melakukam pengolahan kembali (reused) dengan hasil yang sama,
berubahnya fungsi menjadi benda baru yangberbeda dengan fungsi
semula, atau menjadi bahan mentah atau bahan baku suatu produk
tertentu dengan mengalami pengolahan kembali (recuperated
material).
Sampah yang dapat dimanfaatkan bergantung dari jenis sampah
tersebut. Jenis sampah (limbah padat) yang dapat dimanfaatkan
kembali tersebut adalah plastik, kertas, kain, besi, gelas, tembaga,
kaleng, alumunium, tulang, dan lain sebagainya.30
C. Komunitas Bank Sampah
1. Pengertian Komunitas Bank Sampah
Bank sampah adalah sebuah yayasan yang awalnya dibina di
daerah Yogyakarta, dan kini sudah diadopsi di kota-kota seluruh
Indonesia.31
Bank sampah adalah strategi untuk membangun kepedulian
masyarakat agar dapat berkawan dengan sampah untuk mendapatkan
manfaat ekonomi langsung dari sampah. Jadi, bank sampah tidak dapat
berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan gerakan 4R
29
Trim Sutidja, Daur Ulang Sampah, (Bumi Aksara, 2001), cet. 2, h. 50. 30
Achmad Serudji Hadi, Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang Sumber Kehidupan, Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta, 2001, h. 27.
31 Bambang Wintoko, Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah, (Yogyakarta: Pustaka
Baru Press) cet-1, h. 58.
-
22
sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak hanya ekonomi,
namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat.
Bank sampah juga dapat dijadikan solusi untuk mencapai
pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya. Dengan pola ini
maka warga selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga
mendapatkan tambahan pemasukan dari sampah-sampah yang mereka
kumpulkan.32
Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan penelitian di bank
sampah yang terdapat di kota Depok, tepatnya di Perumahan Griya
Lembah Depok Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya. Bank
sampah ini dikenal dengan nama Bank Sampah Poklili (Kelompok
Peduli Lingkungan). Kegiatan utama dalam bank sampah adalah daur
ulang sampah, baik sampah kertas, plastik, rumah tangga, logam.
Namun sebagian besar kegiatan disini adalah daur ulang sampah
plastik, karena volume sampah plastik sangat besar. Bank sampah ini
juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan daur ulang sampah plastik.
2. Manfaat dan Tujuan Komunitas Bank Sampah
Tujuan didirikannya bank sampah tentu saja menerima
penyimpanan sampah masyarakat sekitar, dan menjadikan sampah
tersebut uang. Jumlah sampah yang masuk dengan uang yang diterima
tentu akan berbeda jauh. Kalau sampah yang masuk banyak, jangan
harap uang yang masuk sebanyak sampah yang disetorkan.
Bank sampah bertujuan menjaga lingkungan, sisanya agar
masyarakat mampu memberdayakan barang bekas menjadi sesuatu
yang bisa dijadikan uang. Kinerjanya lebih pada sampah di sekitar
masyarakat dipilah-pilah, lantas ditimbang.33
32
Ibid, h. 69. 33
Ibid., h. 59.
-
23
Tujuan didirikannya bank sampah adalah untuk mengubah barang
bekas menjadi barang yang berguna dan menghasilkan uang. Namun
tidak hanya sekedar itu saja, adanya bank sampah juga untuk menjaga
lingkungan agar lebih bersih, rapi, dan indah. Bank sampah tidak
hanya mengubah sampah menjadi uang saja, namun lebih jauh dari itu
bank sampah memberdayakan mayarakat agar lebih mandiri dan dapat
mengembangkan ide dan kreativitas dalam mengolah dan mendaur
ulang sampah.
3. Peran Bank Sampah dalam Kehidupan Masyarakat
Bank sampah ini fungsinya bukan melulu menumpuk sampah,
namun bank ini menyalurkan sampah yang didapat sesuai dengan
kebutuhan. 34
Peran bank sampah dalam kehidupan masyarakat memiliki misi
misi tertentu, yaitu mengelola sampah hingga memiliki nilai ekonomi
tinggi, mendirikan bank sampah melalui kemitraan yang sinergi dan
menguntungkan, melahirkan pengusaha Indonesia baru bidang
lingkungan, menghidupkan kembali PKK dilingkungan sekitar, dan
menyediakan wadah kreativitas untuk masyarakat sekitar.35
Bank sampah sangat berperan penting dalam kehidupan
masyarakat, bank sampah juga memberikan pelatihan dan pengajaran
kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatan daur
ulang dan bahkan bisa mendirikan bank sampah di lingkungan tempat
tinggalnya, sehingga keberadaan bank sampah semakin banyak dan
bisa megelola lingkungan dengan baik secara mandiri.
D. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak
terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu,
34
Ibid., h. 60. 35
Ibid., h. 65.
-
24
Mikkelsen mengutip dari Chambers melihat partisipasi digunakan untuk
menggambarkan proses pemberdayaan (empowering process).
Dalam hal ini partisipasi dimaknai sebagai suatu proses yang
memampukan masyarakat lokal untuk melakukan analisis masalah
mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan rasa
percaya diri untuk mengatasi masalah, engambil keputusan sendiri tentang
alternatif pemecahan masalah apa yang ingin mereka pilih.36
Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses
pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan
dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan ketelibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.37
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Maka setelah peneliti berusaha membaca, mempelajari, dan mengkaji
tentang hasil karya ilmiah sebelumya maka peneliti mengacu kepada karya
ilmiah yang ditulis oleh:
1. Bunga Nur Mawaddah Nasution, dengan judul skripsi Pemberdayaan
Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit
Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Skripsi
mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakata (2013). Penelitian
ini mengkaji mengenai pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di
bank sampah melati bersih BPI, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
adalah untuk mengelola sampah dari sampah anorganik menjadi
barang yang bernilai. Bank sampah melati bersih telah berhasil
membangun kepercayaan potensi dan kreativitas warga Bukit
Pamulang Indah. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
membahas pemberdayaan masyarakat dan mengolah sampah dengan
36
Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali, 2008), cet-2, h.106-108.
37 Ibid, h. 111.
-
25
mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai jual.
Perbedaannya adalah pada tempat penelitian dan pengolahan yang
berbeda.
2. Arif Nurmuhamad, dengan judul artikel jurnal ilmiah Merubah
Sampah Menjadi Uang. Artikel jurnal ilmiah mahasiswa Fakultas
Ilmu Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang (2013). Penelitian ini mengkaji mengenai sampah yang
dimanfaatkan untuk didaur ulang dan dibuat sebagai kerajinan dan
produk baru, serta dapat dijual dan menambah pendapatan. Persamaan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana sampah didaur
ulang dan merubahnya menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai
jual. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian mengenai jenis
sampah yang diolah dan tempat penelitian yang berbeda.
3. Faizah, dengan judul tesis Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kota Yogyakarta). Tesis
mahasiswa Program magister ilmu lingkungan, program studi ilmu
lingkungan, Universitas Diponegoro (2008). Penelitian ini mengkaji
pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan prinsip 3R (Reduce,
Recycle, Reuse) melalui proses pemilahan sampah. Persamaan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana mengelola
sampah dengan prinsip Reduce, Recycle, dan Reuse. Perbedaannya
adalah pada fokus penelitian mengenai jenis sampah yang diolah dan
tempat penelitian yang berbeda.
-
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Bank Sampah POKLILI
Perumahan Griya Lembah Depok Blok B1 RT 003 RW 024 Nomor 5,
Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat
dan memiliki titik koordinat S 6o 23.8213 dan E 106o 50.2357.
Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian38
Sumber: mediacenterkpudepok
38
Peta Kota Depok, diakses pada 04 September 2014 pukul 21:30 WIB melalui mediacenterkpudepok.blogspot.com
-
27
Lokasi ini dipilih peneliti sebagai lokasi penelitian karena bank
sampah poklili perumahan griya lembah depok ini telah berhasil
mengajak hampir semua warga yang tinggal di perumahan ini untuk
lebih peduli terhadap lingkungan, serta mengumpulkan berbagai
sampah untuk diolah atau didaur ulang menjadi barang yang dapat
digunakan kembali.
Bank sampah pokllili ini juga telah memberikan berbagai manfaat
untuk para nasabahnya, namun seiring berjalannya waktu sebagian
besar para nasabah mendaur ulang sampah plastik secara individu dan
tidak lagi di tuntun oleh bank sampah. Hal ini membuat para nasabah
harus lebih mandiri dan memberdayakan kreativitas mereka masing-
masing.
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari
perencanaan penyusunan proposal skripsi, pendalaman pustaka,
membuat rancangan penelitian, observasi awal ke tempat penelitian,
penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data penelitian, dan
pengolahan dan analisis data penelitian. Rentang waktu yang
dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, mulai pada
ulan Desember dan berlanjut pada bulan Juni sampai November 2014.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Des Jun Jul Ag Sep Okt Nov
1 Penyusunan
proposal skripsi
2 Pendalaman
pustaka
-
28
3
Membuat
rancangan
penelitian
4 Observasi awal ke
tempat penelitian
5
Penyusunan
instrumen
penelitian
6 Pengumpulan data
penelitian
7
Pengolahan dan
analisis data
penelitian
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Peneliti menggunakan metode ini untuk menggambarkan atau
memaparkan suatu keadaan dan untuk membedah suatu fenomena yang
ada di lapangan.
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.39
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, secara
harfiah penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk
membuat pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet-15, h.15.
-
29
kejadian. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data
dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau
menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau
mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan
untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode
deskriptif.40
Sumber data dalam penelitian ini yaitu Bank Sampah Kelompok
Peduli Lingkungan Perumahan Griya Lembah Depok, Kecamatan
Sukmajaya Kota Depok atau biasa disebut Bank Sampah POKLILI dan
data-data yang menunjang dalam penelitian ini. Penelitian dengan metode
kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan daur ulang sampah plastik pada komunitas bank sampah
poklili Perumahan Griya Lembah Depok.
C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi seperti di bawah ini:41
a. Observasi
Menurut Ngalim Purwanto, observasi ialah metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah lakudengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung. Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati
40
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012),
cet-23, h. 76. 41
Sugiyono, op. cit, h. 308.
-
30
secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh
gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.42
Dalam observasi ini peneliti mengadakan observasi di Bank
Sampah Poklili di Perumahan Griya Lembah Depok dengan melihat
langsung kegiatan yang dilakukan oleh anggota Bank Sampah,
bagaimana kegiatan mendaur ulang sampah-sampah plastik dan apa
manfaat yang dirasakan oleh masyarakat di perumahan griya lembah
depok setelah melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.43
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti di Bank Sampah
POKLILI, penentuan informan menggunakan teknik snowball
sampling. Teknik snowball sampling yaitu penentuan sampel yang
awalnya dalam jumlah kecil, kemudian membesar karena terus
menerus mencari data sampai data yang ditemukan dirasa lengkap.
Subjek dari penelitian ini adalah anggota bank sampah POKLILI,
mencakup ketua, pengurus, dan nasabah karena mereka semua yang
berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
daur ulang sampah plastik.
c. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap,sah
dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data
42
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2008), cet. 1,h. 94. 43
Lexy, J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), cet. 26, h. 186.
-
31
yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah ada, pendapatan, luas
tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya.44
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik
dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data melalui data
monografi Kelurahan Abadijaya, data profil bank sampah POKLILI,
dan foto-foto kegiatan di bank sampah POKLILI.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human
instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan
sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.
Selain peneliti, instrumen penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Lembar observasi
Lembar observasi yaitu hasil dari observasi yang dilakukan saat
penelitian. Setiap temuan yang ditulis menjadi bahan kajian dalam
penelitian.
Tabel 3.2
Kisi-kisi lembar observasi pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan daur ulang sampah plastik
No Data yang
diperlukan Objek yang dilihat
1 Sampah plastik Proses daur ulang sampah plastik
2 Daur ulang sampah Warga mengumpulkan, memilah, dan mengolah
sampah plastik
44 Basrowi, loc. cit.
-
32
plastik
3 Sampah disekitar
lokasi penelitian Pengangkutan sampah di wilayah perumahan
4 Kegiatan daur ulang
sampah plastik Pelatihan kegiatan daur ulang
5 Hasil kegiatan daur
ulang Produk-produk hasil daur ulang
6 Penjualan hasil daur
ulang Kegiatan jual beli produk daur ulang
7
Sarana dan
prasarana daur
ulang
Alat-alat untuk kegiatan daur ulang
b. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk menganalisis data yang
didapat dari responden dan nantinya akan menjadi sumber penelitian.
Tabel 3.3
Kisi-kisi pedoman wawancara untuk nasabah bank sampah
No Data yang
diperlukan Pertanyaan
1
Pemahaman
mengenai sampah
plastik
Apa yang anda ketahui tentang sampah plastik?
2
Latar belakang
bergabung dengan
bank sampah
Sudah berapa lama anda tergabung dalam komunitas
bank sampah poklili, dan apa yang menjadi motivasi
anda bergabung ke dalam bank sampah poklili?
3 Proses daur ulang
sampah plastik
Bagaimana proses daur ulang sampah plastik yang
dilaksanakan di bank sampah poklili?
4 Produk yang Produk apa saja yang dihasilkan dari kegiatan bank
-
33
dihasilkan sampah ini?
5 Pemberdayaan
masyarakat
Bagaimana anda mendapatkan ide-ide untuk
menciptakan suatu produk atau barang dari sampah
plastik ini?
6
Pemberdayaan
masyarakat
Berapa rata-rata hasil hasil tabungan yang anda
peroleh dalam sebulan selama menjalani kegiatan
dan menjadi nasabah bank sampah poklili?
7
Adakah peningkatan taraf hidup setelah bergabung
dan melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik
di bank sampah poklili?
8 Manfaat kegiatan
daur ulang
Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah ikut
bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang
sampah plastik di bank sampah poklili?
9 Kendala kegiatan
daur ulang
Apa saja kendala yang anda rasakan setelah ikut
bergabung dan melakukan kegiatan daur ulang
sampah plastik di bank sampah poklili?
10
Harapan setelah
melakukan kegiatan
daur ulang
Apa harapan anda kedepan setelah mengikuti
program daur ulang sampah plastik?
Tabel 3.4
Kisi-kisi pedoman wawancara untuk ketua bank sampah
No Data yang
diperlukan Pertanyaan
1 Latar belakang
bank sampah
Apa yang melatarbelakangi berdirinya bank sampah
Kelompok Peduli Lingkungan di Perumahan Griya
Lembah Depok?
2 Pengorganisasian Cara-cara apa sajakah yang dilakukan untuk
-
34
mendirikan bank sampah ini?
3 Peran bank sampah Bagaimana peran bank sampah untuk
mengembangkan potensi diri dan lingkungan?
4 Modal awal Darimanakah modal awal untuk melaksanakan
kegiatan ini?
5 Daur ulang sampah
plastik
Mengapa sebagian besar bahan sampah plastik yang
didaur ulang?
6
Kaderisasi
Bagaimana proses perekrutan anggota dan sudah
berapa banyak anggota yang bergabung?
7
Bagaimana cara bank sampah mempersiapkan
kader-kader untuk melaksanakan program-program
di bank sampah?
8 Dukungan teknis Apa saja dukungan-dukungan yang diberikan bank
sampah untuk memberdayakan masyarakat sekitar?
9 Pemberdayaan
masyarakat
Apakah tiap anggota digaji setiap bulannya? Kalau
ya, berapa rata-rata gaji yang diperoleh anggota
setiap bulannya?
10 Proses daur ulang Bagaimana proses daur ulang plastik yang
dilaksanakan di bank sampah poklili?
11 Pemasaran produk
daur ulang
Dipasarkan kemana sajakah biasanya barang-barang
yang telah dibuat dan berapa kisaran harganya?
11 Pemberdayaan
masyarakat
Berapakah omset yang diperoleh setiap bulannya
dari hasil daur ulang dan pemanfaatan sampah
plastik ini?
12 Pengelolaan sistem Bagaimana cara bank sampah mengelola kegiatan-
kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan?
14 Manfaat kegiatan Apa saja manfaat yang anda rasakan setelah
melakukan kegiatan daur ulang di bank sampah?
15 Harapan setelah
melakukan
Apa yang menjadi harapan bapak/ibu kedepannya
dengan adanya program daur ulang atau
-
35
kegiatan daur ulang pemanfaatan sampah plastik ini?
Tabel 3.5
Kisi-kisi pedoman wawancara untuk pengurus bank sampah
No Data yang
diperlukan Pertanyaan
1 Awal kegiatan
dijalankan
Sejak kapan program daur ulang sampah plastik ini
berjalan?
2 Partisipasi
masyarakat
Bagaimanakah cara para pengurus bank sampah
disini untuk mengajak warga berpartisipasi di dalam
bank sampah?
3 Bahan baku daur
ulang
Bagaimana cara bank sampah mendapatkan bahan
baku berupa sampah plastik untuk di daur ulang?
4 Partisipasi
masyarakat
Apakah pengurus bank sampah poklili juga ikut
serta melaksanakan kegiatan daur ulang sampah
plastik?
5 Proses daur ulang
plastik
Bagaimana proses daur ulang plastik yang
dilaksanakan di bank sampah poklili?
6 Partisipasi
masyarakat
Ada berapa orang yang ikut serta melakukan daur
ulang dalam sekali pelaksanaan?
7 Manfaat bergabung
dalam bank sampah
Bagaimana manfaat yang anda rasakan setelah ikut
bergabung ke dalam bank sampah?
8 Pemberdayaan
masyarakat
Adakah peningkatan taraf hidup setelah anda ikut
bergabung disini?
9 Kendala selama
menjadi pengurus
Apa saja kendala yang anda rasakan selama
menjadi pengurus di bank sampah poklili?
10
Harapan setelah
melakukan
kegiatan daur ulang
Apa harapan anda kedepan setelah program-
program daur ulang sampah plastik dilaksanakan?
-
36
c. Studi dokumentasi
Pengumpulan data dengan studi dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melaluui dokumen-dokumen.
Tabel 3.6
Kisi-kisi studi dokumentasi pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan daur ulang sampah plastik
No Data yang
diperlukan Dokumen yang diperlukan
1 Lokasi penelitian Peta lokasi penelitian
2 Kependudukan Monografi kelurahan Abadijaya
3 Struktur organisasi
bank sampah Data profil bank sampah poklili
4 Kegiatan bank
sampah POKLILI Foto-foto kegiatan bank sampah POKLILI
3. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data selesai dikumpulkan maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan pengolahan data. Pengolahan data mencakup kegiatan
penyusunan data, klasifikasi data, manipulasi data, dan interpretasi data.
a. Penyusunan data
Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk
mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.
b. Klasifikasi data
Merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah
data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan
ditentukan oleh peneliti
c. Manipulasi data
Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data
mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang
-
37
dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara
fenomena.
d. Interpretasi data
Peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya dan menarik
suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian
penelitian dan membuat rekomendasinya.45
D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan
dengan teknik-teknik berikut ini:
1. Uji Kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
keikutsertaan, peningkatan ketekunan, triangulasi, dan diskusi teman
sejawat.
Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini
dilakukan dengan teknik trianggulasi. Secara definisi trianggulasi
adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan
gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan
diteliti. Denzin mengemukakan empat tipe trianggulasi yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu theory triangulation
(trianggulasi dalam hal teori), methodological triaangulation
(trianggulasi dalam hal metodologi), data triangulation (trianggulasi
dalam hal metode pengumpulan data), dan observer triangulation
(trianggulasi dalam hal observer).
Namun dari sekian banyak tipe trianggulasi yang dikemukakan
oleh Denzim, peneliti menggunakan data triangulation (trianggulasi
dalam hal metode pengumpulan data) dan observer triangulation
(trianggulasi dalam hal observer) untuk penelitian ini.
45
Teknik Pengolahan Data, diakses pada 04 November 2014 pukul 21.34 WIB melalui
diachs-an-nur.blogspot.com
-
38
a. Data Triangulation (Trianggulasi dalam hal metode
pengumpulan data)
Yaitu penggunaan lebih dari satu metode pengumpulan data
dalam kasus tunggal. Metode pengumpulan data data yang pada
umumnya dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu
wawancara, observasi, FGD, dokumentasi, dan lain sebagainya.
Karena sifat penelitian kualitatif yang dinamis, penggunaan data
trianggulation sering kali diperlukan, sehingga hampir tidak
dianjurkan dalam penelitian kualitatif hanya mengandalkan satu
metode pengumpulan data.
b. Observer Triangulation (Trianggulasi dalam hal observer)
Yaitu penggunaan lebih dari satu orang observer dalam satu
kasus tunggal dalam rangka untuk mendapatkan kesepakatan
intersubjektif antar observer. Alasan lain penggunaan Observer
Triangulation adalah untuk mengurangi bias observer yang
biasanya terjadi ketika peneliti melakukan penelitian.46
2. Pengujian Konfirmability
Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut
dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila
hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji
konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar konfirmability.47
E. Analisis Data
Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman
terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pertama adalah
46
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet.3, h. 201-202.
47 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 15, h. 377
-
39
tahap pengumpulan data, kedua adalah tahap reduksi data, ketiga adalah
tahap display data, keempat adalah tahap penarikan kesimpulan dan/atau
tahap verifikasi.
1. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data berisi tentang serangkaian proses
pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, baik
melalui wawancara atau studi pre-elementary.
2. Tahap Reduksi Data
Selanjutnya tahap reduksi data yang berisi tentang proses
penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh
menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis.
3. Tahap Display Data
Setelah dua tahap diatas, selanjutnya tahap display data berisi
tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk
tulisan dan memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks
kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokan dan
dikategorisasikan.
4. Tahap Kesimpulan /Verifikasi
Yaitu menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang
diajukan dan mengungkap what dan how dari temuan penelitian
tersebut.48
Inti dari analisis data, baik dalam penelitian kualitatif maupun
kuantitatif adalah mengurai dan mengolah data mentah menjadi data
yang dapat ditafsirkan dan dipahami lebih spesifik dan diakui dalam
suatu perspektif ilmiah yang sama, sehingga hasil dari analisis data yang
baik adalah data olah yang tepat dan dimaknai sama atau relatif sama dan
tidak bias atau menimbulkan perspektif yang berbeda-beda.49
48
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet-3, h. 180.
49 Ibid.
-
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada penelitian ini akan dipaparkan mengenai pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Perumahan
Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif yaitu peneliti
meneliti dengan menggunakan pengamatan, wawancara, atau studi
dokumentasi. Data yang di dapatkan dari hasil penelitian merupakan data
yang memang benar-benar ada di lapangan, dialami dan dirasakan oleh
informan.
Dengan menggunakan pendekatan deskriptif, peneliti menganalisis,
menjelaskan, dan mendeskripsikan data yang sangat kaya tersebut sejauh
mungkin dalam bentuk aslinya.
1. Kondisi Geografis
Perumahan Griya Lembah Depok (Bank Sampah POKLILI)
terletak di Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa
Barat. Kelurahan Abadijaya memiliki luas wilayah 237 Ha. Batas
wilayah Kelurahan Abadijaya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Baktijaya
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sukmajaya
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarjaya
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sukamaju/Cisalak50
50
Dokumentasi data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
-
41
2. Kondisi Iklim
Kelurahan Abadijaya berada di dataran rendah dengan ketinggian
50 meter dari permukaan laut dengan curah hujan sekitar 240
mm/tahun, suhu udara disini rata-rata 32oC, dengan demikian kondisi
iklim di daerah ini adalah beriklim tropis.51
3. Kondisi Geologi dan Geomorfolgi
Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau
sayar lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, sesar
mendatar yang diperkirakan berarah utara selatan.
Kondisi geologi di wilayah ini termasuk ke dalam sistem geologi
cekungan botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa
rombakan gunung api muda dan endapan sungai.
4. Kondisi Kependudukan
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi
kependudukan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin52
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 24.386 orang
2 Perempuan 24.661 orang
Total 49.047 orang
Sumber: Data monografi kelurahan Abadijaya tahun 2013.
51
Ibid. 52
Ibid.
-
42
Jumlah penduduk perempuan di kelurahan Abadijaya lebih
banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Sama halnya dengan jumlah
anggota bank sampah POKLILI yang sebagian besar adalah
perempuan.
b. Berdasarkan Komposisi Umur
Berdasarkan data monografi Kelurahan Abadijaya, kondisi
kependudukan berdasarkan komposisi umur adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur53
Kelompok pendidikan Kelompok tenaga kerja
No Usia Jumlah No Usia Jumlah
1. 0005
tahun 2.449 orang 1.
10-14
tahun 254 orang