unud 253 2037404938 tesis risiko rev1

126
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar sebagai ibukota propinsi merupakan kawasan yang menjadi pusat kegiatan masyarakat baik dalam hal ekonomi, pendidikan, politik dan sebagainya. Oleh sebab itu Kota Denpasar menjadi tujuan bagi masyarakat untuk mengadu nasib mencari penghasilan. Kondisi ini semakin lama membuat Kota Denpasar mengalami kejenuhan dengan segala perkembangannya. Seiring pesatnya perkembangan ekonomi, keberadaan pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat juga berkembang. Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi sangat penting keberadaannya dalam kehidupan masyarakat khususnya di kota besar seperti Denpasar. Pasar khususnya pasar tradisional menjadi tempat bertransaksi antara penjual dan pembeli. Keberadaan pasar di ibukota propinsi akan menjadi pusat kegiatan perekonomian karena para pedagang ataupun pembeli yang bertransaksi berasal dari berbagai wilayah. Pasar Badung yang merupakan pasar terbesar di Denpasar tentunya menjadi pusat kegiatan ekonomi. Pasar Badung merupakan pasar tradisional yang sudah sejak jaman kerajaan dan masih tetap eksis hingga saat ini. Pasar Badung terletak di Kecamatan Denpasar Barat, tepatnya di Jalan Gajah Mada Denpasar dan dipisahkan oleh Sungai Badung dengan Pasar Kumbasari. Pasar ini memiliki luas tanah 6230 M² dengan luas bangunan 8016 M² dengan jumlah pedagang 1

Upload: agung-setiawan-pribadi

Post on 01-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tesis

TRANSCRIPT

Page 1: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Denpasar sebagai ibukota propinsi merupakan kawasan yang menjadi

pusat kegiatan masyarakat baik dalam hal ekonomi, pendidikan, politik dan

sebagainya. Oleh sebab itu Kota Denpasar menjadi tujuan bagi masyarakat untuk

mengadu nasib mencari penghasilan. Kondisi ini semakin lama membuat Kota

Denpasar mengalami kejenuhan dengan segala perkembangannya. Seiring

pesatnya perkembangan ekonomi, keberadaan pasar sebagai pusat kegiatan

ekonomi masyarakat juga berkembang.

Pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi sangat penting keberadaannya

dalam kehidupan masyarakat khususnya di kota besar seperti Denpasar. Pasar

khususnya pasar tradisional menjadi tempat bertransaksi antara penjual dan

pembeli. Keberadaan pasar di ibukota propinsi akan menjadi pusat kegiatan

perekonomian karena para pedagang ataupun pembeli yang bertransaksi berasal

dari berbagai wilayah.

Pasar Badung yang merupakan pasar terbesar di Denpasar tentunya

menjadi pusat kegiatan ekonomi. Pasar Badung merupakan pasar tradisional yang

sudah sejak jaman kerajaan dan masih tetap eksis hingga saat ini. Pasar Badung

terletak di Kecamatan Denpasar Barat, tepatnya di Jalan Gajah Mada Denpasar

dan dipisahkan oleh Sungai Badung dengan Pasar Kumbasari. Pasar ini memiliki

luas tanah 6230 M² dengan luas bangunan 8016 M² dengan jumlah pedagang

1

Page 2: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

2023 (PD. Pasar Kota Denpasar, 2008). Dari letaknya yang sangat strategis dan

merupakan pasar terlengkap di Kota Denpasar mengakibatkan padatnya kegiatan

ekonomi yang berlangsung dan juga berdampak pada kondisi lalu lintas dan

perparkiran yang semakin padat. Bertambahnya aktivitas-aktivitas lain seperti

pedagang bermobil yang secara signifikan mengurangi kapasitas kantong parkir

yang ada di areal Pasar Badung maupun Pasar Kumbasari. Keadaan ini kemudian

diperparah dengan makin padatnya kawasan pusat kota, khususnya di sepanjang

Jalan Gajah Mada. Adanya upaya Pemerintah Kota untuk menghidupkan kembali

kawasan Jalan Gajah Mada dapat dikatakan berhasil mengangkat kembali

kawasan ini sebagai kawasan pusat kota.

Upaya pemerintah dalam menanggulangi berkurangnya kantong-kantong

parkir akibat pertambahan volume pedagang di Pasar Badung dan Pasar

Kumbasari serta hilangnya kantong-kantong parkir di Jalan Gajah Mada akibat

adanya penataan, disikapi dengan merencanakan suatu sentral parkir yang

terpadu. Sentral parkir disini dimaksudkan sebagai suatu areal parkir luas yang

dapat mewadahi parkir kendaraan pada suatu lokasi dan sebagian kawasan di

sekitarnya. Keberadaan sentral parkir mutlak diperlukan di kota-kota besar. Di

Jakarta sangat banyak terdapat bangunan yang didirikan khusus sebagai areal

parkir. Di Bali terdapat sentral parkir di Jalan Imam Bonjol yang diperuntukkan

sebagai parkir terpadu kawasan Kuta.

Sesuai dengan program dari Pemerintah Kota yang diteruskan oleh Dinas

Pekerjaan Umum, maka ditetapkan bahwa perencanaan sentral parkir yang akan

dibangun adalah di areal Pasar Badung (Detail Engineering Design Perencanaan

2

Page 3: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Gedung Parkir Bertingkat di Pasar Badung, 2007). Areal pertama yaitu di

pelataran depan Pasar Badung dan areal kedua adalah di pojok selatan Pasar

Kumbasari, tepatnya di areal Pasar Payuk. Untuk tahap pertama telah dikerjakan

sentral parkir di areal Pasar Payuk pada tahun anggaran 2008, sedangkan untuk

tahap kedua akan dikerjakan sentral parkir basement di pelataran utara Pasar

Badung yang menurut rencana akan dianggarkan pada Tahun 2010 (DED

Pembangunan Gedung Sentral Parkir di Pelataran Pasar Badung, 2010).

Keberadaan sentral parkir di Pasar Payuk yang telah rampung dikerjakan pada

akhir tahun 2008 dirasakan belum cukup untuk menjawab tantangan akan

perlunya sebuah sentral parkir yang representatif. Maka dari itu realisasi

pembangunan sentral parkir basement di Pasar Badung cukup mendesak untuk

dilaksanakan. Hal ini mengingat kapasitas kendaraan yang mampu ditampung di

parkir Pasar Payuk hanya 50 mobil, sehingga dibutuhkan sentral parkir yang

memiliki daya tampung lebih besar. Pada parkir basement yang direncanakan di

pelataran Pasar Badung akan menampung 140 mobil yang diharapkan mampu

menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya sentral parkir. Berdasarkan hal

tersebut di atas dapat dilihat bahwa pengadaan suatu kantong parkir atau sentral

parkir di areal pelataran Pasar Badung cukup mendesak untuk dilaksanakan,

mengingat volume kendaraan yang ada dan masih kurangnya daya tampung dari

sentral parkir yang sudah ada.

Pembangunan sentral parkir yang telah dikerjakan khususnya

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Payuk banyak menemui kendala-kendala

dalam pelaksanaannya. Kendala utama diantaranya adalah sulitnya pengaturan

3

Page 4: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dan relokasi pedagang selama pelaksanaan pekerjaan, sulitnya akses masuk ke

areal proyek dan juga keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor.

Kendala-kendala seperti di atas yang harus dipertimbangkan untuk dapat

meminimalkan timbulnya risiko dan ketidakpastian dalam pembangunan sentral

parkir tahap selanjutnya. Risiko-risiko dapat timbul pada setiap tahapan

konstruksi baik pada saat perencanaan, pelaksanaan maupun pada saat operasional

dan dapat berupa risiko bagi pihak owner, perencana, pelaksana ataupun

masyarakat pengguna. Untuk dapat meminimalkan risiko yang terjadi diperlukan

adanya identifikasi, analisis dan mitigasi terhadap kemungkinan risiko yang akan

terjadi. Manajemen risiko dapat diartikan sebagai suatu pendekatan mengenai

risiko dan ketidakpastian dengan melakukan suatu identifikasi, analisis dan

mitigasi sebagai dasar tindakan untuk meminimalkan dampak dari risiko tersebut

penelitian-penelitian mengenai analisis risiko baik secara kualitatif dan kuantitatif

sudah banyak dilakukan, diantaranya Analisis Risiko pada Pembangunan Pusat

Pemerintahan Kabupaten Badung (Sudiatmika, 2010) yang berhasil

mengidentifikasi 98 (sembilan puluh delapan) risiko dengan 23 risiko yang

termasuk dalam risiko dominan (major risk) dan 1 (satu) risiko yang termasuk

kategori tidak dapat diterima (unacceptable) yaitu perubahan lahan persawahan

(kawasan hijau) menjadi lahan perumahan/komersial di sekitar Pusat

Pemerintahan Kabupaten Badung. Penelitian lain adalah Manajemen Risiko pada

Investasi Hotel Bintang Tiga di Bali (Kristinayanti, 2005) dengan identifikasi

sebanyak 40 (empat puluh) risiko dengan 10 risiko yang termasuk kategori tidak

dapat diterima (unacceptable) dan risiko yang menjadi perhatian adalah

4

Page 5: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

environmental risk yaitu masalah sosial (lingkungan sekitar) seperti peraturan

desa adat setempat (awig-awig dan kontribusi) dan tekanan dari masyarakat

setempat. Demikian juga halnya dengan pembangunan sentral parkir ini perlu

dipertimbangkan juga mengenai risiko-risiko yang akan ditimbulkan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan operasionalnya. Pada pembangunan sentral parkir

ini banyak terdapat risiko karena merupakan sarana publik yang sangat vital dan

cukup rawan konflik karena bersinggungan dengan aktivitas lain dalam hal ini

akivitas perdagangan serta mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam

pelaksanaannya karena terletak di tengah-tengah areal pasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka masalah

pada penelitian ini adalah:

1. Risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi pada tahap perencanaan,

pelaksanaan dan operasional pada proyek Pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung?

2. Risiko-risiko apa saja yang termasuk kategori dominan (major risk)

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung?

3. Bagaimana mengelola atau melakukan mitigasi risiko yang ada untuk

meminimalkan hal-hal negatif yang mungkin akan terjadi?

4. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap risiko yang terjadi (ownership of

risk)?

5

Page 6: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui risiko-risiko apa saja yang teridentifikasi dan

melakukan penilaian (assessment) risiko pada tahap perencanaan, pelaksanaan

dan operasional proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

2. Untuk menentukan risiko-risiko yang dominan (major risk) pada

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

3. Melakukan pengelolaan (mitigasi) risiko pada Pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung.

4. Mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap risiko-risiko yang

terjadi (ownership of risk).

1.4 Manfaat Penelitian

1 Memberikan identifikasi dan penilaian (assessment) risiko-risiko yang terjadi

pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan operasional proyek Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung.

2 Memberikan informasi mengenai risiko-risiko yang dominan (major risk) dan

kepemilikan risiko (ownership of risk) pada Pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung.

3 Dapat memberikan masukan kepada penentu kebijakan untuk melakukan

tindakan yang diperlukan terkait risiko-risiko yang dapat memberikan dampak

negatif pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

4 Dapat memberikan suatu kajian ilmiah serta dapat menjadi pedoman dan

bahan untuk penelitian selanjutnya.

6

Page 7: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini adalah hanya terbatas pada

penelitian yang bersifat kualitatif yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung.

2. Analisis risiko yang dilakukan terbatas pada tahap identifikasi

risiko (risk identification), melakukan penilaian risiko (risk assessment) dan

penanganan risiko (risk mitigation) pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan

operasional Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

7

Page 8: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Risiko

Berbagai definisi dapat diberikan mengenai risiko, namun secara

sederhana artinya senantiasa berkaitan dengan kemungkinan akan terjadinya

akibat buruk atau akibat yang merugikan. Tidak ada metode apapun yang bisa

menjamin seratus persen bahwa akibat buruk itu setiap kali dapat dihindarkan,

kecuali jika kegiatan yang mengandung risiko tidak dilakukan (Darmawi, 2000).

Ada beberapa definisi risiko yang dikemukakan oleh Vaughan (1978)

sebagai berikut:

1. Risk is the chance of loss. (risiko adalah peluang terjadinya kerugian).

Risiko dengan pengertian di atas, biasanya dipergunakan untuk

menunjukkan suatu keadaan dimana terdapat suatu peluang terhadap

kerugian atau suatu kemungkinan terjadinya kerugian.

2. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian).

3. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian).

Secara umum risiko dapat berarti peluang timbulnya kerugian (probability

of loss), kesempatan timbulnya kerugian (chance of loss) atau sesuatu yang tidak

pasti (unlcertainty), penyimpangan dari hasil yang diharapkan (the dispersion of

actual from expected result).

8

Page 9: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Pada umumnya orang sering mempersamakan pengertian risiko, hazard

dan peril. Namun ketiganya berbeda, oleh karena itu untuk maksud kajian istilah-

istilah tersebut harus dibedakan dengan tegas. Peril adalah suatu peristiwa yang

dapat menimbulkan suatu kerugian atau penyebab langsung kerugian. Sedangkan

Hazard adalah keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan

terjadinya suatu peril. Dengan kata lain hazard dapat didefinisikan sebagai

keadaan yang menimbulkan atau meningkatkan terjadinya chance of loss dari

suatu bencana tertentu. Tipe-tipe hazard diantaranya adalah (Darmawi, 2000):

1. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik

secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan

terjadinya suatu peril ataupun memperbesar terjadinya suatu kerugian.

2. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang

bersangkutan yang terkait dengan sikap mental atau pandangan hidup serta

kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril

atau kerugian.

3. Morale Hazard. Meskipun pada dasarnya setiap orang tidak mnginginkan

terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa dirinya telah

memperoleh jaminan dengan baik, seringkali menimbulkan kecerobohan

yang memperbesar terjadinya suatu kerugian.

4. Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun

perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru

9

8

Page 10: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

diabaikan atau kurang diperhatikan sehingga memperbesar terjadinya suatu

peril.

Berdasarkan definisi-definisi risiko di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk

(kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga, dengan kata lain kemungkinan

itu akibat adanya ketidakpastian dimana ketidakpastian itu merupakan kondisi

yang menyebabkan tumbuhnya risiko yang bersumber dari berbagai aktivitas.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta

pengembangan strategi pengelolaannya. Strateginya mulai dari mengidentifikasi

risiko, mengukur dan menentukan besarnya risiko, kemudian mencari jalan

bagaimana menangani risiko tersebut (Darmawi, 2000).

Untuk melakukan pengambilan keputusan terhadap risiko-risiko, Flanagan

dan Norman (1993) mengemukakan kerangka dasar langkah-Iangkah seperti

berikut :

10

Identifikasi Risiko

Klasifikasi Risiko

Analisis Risiko

Respon Risiko

Perlakuan Risiko

Gambar 2.1. Kerangka Umum Manajemen Risiko

(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)

Page 11: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Berdasarkan Gambar 2.1 (hal. 10) dapat dijelaskan tentang faktor-faktor

yang harus dipertimbangkan pada tahapan identifikasi risiko, dimana berbagai

aspek dibahas secara runtut. Dalam hal ini penting dinyatakan bahwa risiko yang

teridentifikasi bukanlah suatu risiko melainkan adalah masalah manajemen. Hal

yang tidak bias diabaikan adalah definisi yang buruk tenatang risiko akan

melahirkan risiko-risiko lebih lanjut.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia

termasuk: penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan

mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan

sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko

kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan

menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko

tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal

seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen

risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan

menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Dalam Jurnal Akuntansi Pemerintah, Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan RI (BPPK RI), definisi risk management di atas dapat dijabarkan lebih

lanjut berdasarkan COSO-ERM (Comitee of Sponsoring Organization of the

11

Page 12: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Tradeway Commission – Enterprise Risk Management) dengan kata-kata kunci

sebagai berikut:

1. On going process, Risk management dilaksanakan secara terus menerus dan

dimonitor secara berkala. Risk management bukanlah suatu kegiatan yang

dilakukan sesekali (one time event).

2. Effected by people, Risk management ditentukan oleh pihak-pihak yang berada

di lingkungan organisasi. Untuk lingkungan institusi Pemerintah, risk

management dirumuskan oleh pimpinan dan pegawai institusi/departemen

yang bersangkutan.

3. Applied in strategy setting, Risk management telah disusun sejak dari

perumusan strategi organisasi oleh manajemen puncak organisasi. Dengan

penggunaan risk management, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan

risiko yang dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari organisasi.

4. Applied across the enterprise, Strategi yang telah dipilih berdasarkan risk

management diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh

bagian/unit pada organisasi. Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda,

maka penerapan risk management berdasarkan penentuan risiko oleh masing-

masing bagian.

5. Designed to identify potential events, Risk management dirancang untuk

mengidentifikasi kejadian atau keadaan yang secara potensial menyebabkan

terganggunya pencapaian tujuan organisasi.

12

Page 13: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

6. Provide reasonable assurance, Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar

akan menyediakan jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi

dapat berlangsung secara optimal.

7. Geared to achieve objectives, Risk management diharapkan dapat menjadi

pedoman bagi organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2.2.1. Identifikasi Risiko

Risiko dapat dikenali dari sumbernya (source), kejadiannya (event). dan

akibatnya (effect). Sumber risiko adalah kondisi-kondisi yang dapat memperbesar

kemungkinan terjadinya risiko. Event adalah peristiwa yang menimbulkan

pengaruh (effect) yang sifatnya dapat merugikan dan menguntungkan. Hubungan

ketiga komponen tersebut dapat dilihat seperti Gambar 2.2.

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa hal pertama yang perlu

dilakukan adalah mengetahui dengan jelas sumber dari risiko tersebut,

kejadian/peristiwa dan akibat dari risiko itu. Sebagai contoh dalam suatu

pekerjaan terdapat kerusakan pada peralatan (sumber risiko), lalu terjadi

kecelakaan pada pekerja proyek (peristiwa) yang menyebabkan kematian pada

pekerja (akibat).

Tahap identifikasi risiko ini merupakan tahapan tersulit dan paling

13

Sumber Peristiwa Akibat

Gambar 2.2. Identifikasi Risiko

(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)

Page 14: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

menentukan dalam manajemen risiko. Kesulitan ini disebabkan oleh

ketidakmampuan untuk mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul

mengingat adanya ketidakpastian dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu

dalam mengidentifikasi risiko ini terlebih dahulu diupayakan untuk menentukan

sumber risiko dan efek risiko itu sendiri secara komperehensif. Berdasarkan

aktivitas, risiko dapat bersumber dari politis (political), lingkungan

(enviromental), perencanaan (planning), pemasaran (market), ekonomi

(economic), keuangan (financial), alami (natural), proyek (project), teknis

(technic), manusia (human), kriminal (criminal) dan keselamatan (safety)

(Godfey, 1996).

Identifikasi risiko merupakan proses analisis untuk menemukan secara

sistematis dan berkesinambungan risiko (kerugian potensial) yang mungkin

terjadi. Oleh karena itu diperlukan (Darmawi, 2000):

1. Suatu checklist dari semua kerugian potensial yang mungkin dapat terjadi pada

umumnya.

2. Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan sistematik

untuk menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam

checklist itu dihadapi oleh perusahaan yang sedang dianalisis.

Checklist itu diterbitkan oleh perusahaan asuransi, badan penerbitan asuransi,

Asosiasi Manajemen Amerika (AMA) dan Ikatan Manajemen Risiko dan

Asuransi.

Menurut Darmawi (2000), langkah selanjutnya dalam identifikasi risiko

adalah menggunakan checklist yang telah disusun untuk menemukan dan

14

Page 15: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Dalam hal

tertentu orang-orang yang menggunakan checklist sudah mengetahui seluk-beluk

perusahaan yang dianalisis. Kebanyakan perusahaan sifat operasinya kompleks,

berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk

mengeksplorasi semua segi dari perusahaan. Metode yang dianjurkan untuk

dipergunakan adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner analisis risiko (Risk analysis questionnaire).

2. Metode laporan keuangan (Financial statement method).

3. Metode peta-alir (flow-chart).

4. Inspeksi langsung pada proyek.

5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan.

6. Catatan statistik dari kerugian masa lalu.

7. Analisis lingkungan.

Menurut Ahmad (2004) bahwa timbulnya risiko investasi bersumber dari

beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat terjadi bersamaan atau hanya muncul

dari salah satu saja. Risiko yang dimaksud antara lain:

1. Risiko tingkat bunga, terutama jika terjadi kenaikan.

2. Risiko daya beli, disebabkan inflasi.

3. Risiko manajemen, kesalahan/kekeliruan dalam pengelolaan.

4. Risiko kegagalan, keuangan perusahaan ke arah kepailitan.

5. Risiko likuiditas, kesulitan pencairan/pelepasan aktiva.

6. Risiko penarikan, kemungkinan pembelian kembali asset/surat berharga oleh

emitmen.

15

Page 16: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

7. Risiko konversi, keharusan penukaran atau aktiva.

8. Risiko politik, baik internasional maupun nasional.

9. Risiko industri, munculnya saingan produk homogen.

Menurut Godfrey (1996) dalam Construction Research Industry and

Information Association (ClRlA) risiko dapat bersumber dari berbagai aktivitas

antara lain politik, lingkungan, perencanaan (planning), pasar (market), ekonomi,

keuangan (financial), alami (natural), proyek, teknik (technical), human,

kriminal, dan keselamatan (safety). Menurut Raftery (1994) sumber risiko yang

merupakan kategori utama (major) antara lain sumber dari klien/pemerintah

seperti perubahan pada peraturan daerah dan birokrasi, risiko keuangan seperti

perubahan kebijakan keuangan pemerintah, risiko proyek misalnya perubahan

dalam bagian (scope) proyek, risiko organisasi proyek misalnya wewenang

proyek manajer yang terlibat dalam organisasi, risiko perencanaan (design), risiko

kondisi setempat (cuaca), risiko kontraktor sebagai pelaksana misalnya

pengalaman dan keadaan keuangan kontraktor, risiko material untuk konstruksi,

risiko tenaga kerja, risiko logistik (akses menuju lokasi), risiko inflasi, risiko

perubahan harga dan risiko force majeure.

2.2.2. Klasifikasi Risiko

Menurut Godfrey (1996) dalam Construction Research Industry and

Information Association (CIRIA) bahwa nilai risiko ditentukan sebagai perkalian

antara kecenderungan/frekuenasi dengan konsekuensi risiko. Kecenderungan

(likelihood) adalah peluang terjadinya kerugian yang merugikan, yang dinyatakan

16

Page 17: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dalam jumlah kejadian pertahun. Sedangkan konsekuensi (consequences)

merupakan besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu kejadian yang

merugikan yang dinyatakan dalam nilai uang.

Secara umum berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko

(likehood) dan kosekuensi yang diakibatkan (consequences), risiko dapat

diklasifikasikan sebagai beikut:

1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus

dihilangkan.

2. Undesirable, adalah risiko yang tidak diharapkan dan harus dihindari.

3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima.

4. Negligible, adalah risiko yang sepenuhnya dapat diterima.

2.2.3. Analisis Risiko

Keseluruhan proses analisis risiko dan manajemen dapat dibagi menjadi 2

(dua), yaitu analisis risiko dan manajemen risiko. Sedangkan tingkat analisis

risiko dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu analisis kualitatif, yang terfokus pada

identifikasi dan penilaian risiko, serta analisis kuantitatif yang terfokus pada

evaluasi probabilitas terhadap terjadinya risiko.

Tujuan dari analisis dan manajemen risiko adalah membantu menghindari

kegagalan dan memberikan gambaran tentang apa yang terjadi bila proyek yang

dijalankan ternyata tidak sesuai dengan rencana. Analisis risiko dapat dilakukan

baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dimana sumber risiko harus

diidentifikasi dan akibat (effect) harus dinilai atau dianalisis.

17

Page 18: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Menurut Godfrey (1996) analisis risiko yang dilakukan secara sistematis

dapat membantu untuk :

1. Mengidentifikasi, menilai dan meranking risiko secara jelas

2. Memusatkan perhatian pada risiko utama (major Risk)

3. Memperjelas keputusan tentang batasan kerugian

4. Meminimalkan potensi kerusakan apabila timbul keadaan yang paling

jelek

5. Mengontrol aspek ketidakpastian dalam proyek

6. Memperjelas dan menegaskan peran setiap orang / badan yang terlibat

dalam manajemen risiko

Menurut Thompson dan Perry (1991) bahwa analisis risiko secara

kualitatif mempunyai dua tujuan yaitu identifikasi risiko dan penilaian awal.

risiko, dimana sasarannya adalah menyusun sumber risiko utama dan

menggambarkan tingkat konsekuensi yang sering terjadi, termasuk perkiraan

pada akibat yang potensial pada estimasi biaya dan waktu, sedangkan analisis

kuantitatif terfokus pada evaluasi risiko. Tiga teknik yang biasanya dilakukan

pada analisis risiko secara kualitatif:

1. Menyusun daftar (check lists) risiko berdasarkan pengalaman sebelumnya.

2. Melakukan wawancara dengan personil kunci pada proyek (orang yang

berpengalaman dalam bidangnya).

3. Melakukan brainstorming (gagasan) dengan tim proyek tersebut.

Menurut Project Management Body Of Knowledge / PMBOK (2000)

18

Page 19: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

menyatakan bahwa analisis risiko secara kualitatif adalah proses dalam menilai

pengaruh yang kuat dan kemungkian yang terjadi dalam mengidentifikasi risiko,

proses ini memprioritaskan risiko menurut akibat yang potensial yang

ditimbulkan pada tujuan proyek yang ingin dicapai. Hal-hal yang menjadi

masukan (input) dalam melakukan analisis risiko kualitatif yaitu rencana

manajemen risiko, mengidentifikasi risiko, status proyek, tipe proyek, data yang

teliti, skala pada probabilitas dan pengaruhnya, dan membuat asumsi.

Selanjutnya teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis risiko

kualitatif adalah :

1. Menentukan probabilitas dan pengaruh risiko.

2. Probabilitas/pengaruh risiko berdasarkan matrik.

3. Melakukan test asumsi proyek.

4. Melakukan ranking terhadap data yang sudah lengkap.

Sedangkan hasil yang didapatkan melalui analisis risiko kualitatif adalah :

1. Ranking risiko secara keseluruhan pada suatu proyek.

2. Daftar (lists) pada risiko yang diprioritaskan.

3. Daftar (list) risiko untuk tambahan analisis dan manajemen.

4. Kecenderungan dalam hasil analisis risiko kualitatif

2.2.4. Penanganan Risiko

Risk response adalah tanggapan atau reaksi terhadap risiko yang dilakukan

oleh setiap orang atau perusahaan dalam pengambilan keputusan, yang

dipengaruhi oleh risk attitude dari pengambil keputusan (Flanagan dan Norman,

19

Page 20: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

1993). Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko yang muncul tersebut

disebut tindakan mitigasi/penanganan risiko (risk mitigation). Risiko yang muncul

kadang-kadang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi

sehingga akan timbul residual risk (sisa risiko).

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menangani risiko, yaitu

(Flanagan dan Norman, 1993) :

1. Menahan Risiko (Risk Retention)

Sikap untuk menahan risiko sangat erat kaitannya dengan keuntungan (gain)

yang terdapat dalam suatu risiko. Tindakan untuk menerima/menahan risiko

ini karena dampak dari suatu kejadian yang merugikan masih dapat diterima

(acceptable).

2. Mengurangi Risiko (Risk Reduction)

Mengurangi risiko dilakukan dengan mempelajari secara mendalam risiko itu

sendiri, dan melakukan usaha-usaha pencegahan pada sumber risiko atau

mengkombinasikan usaha agar risiko yang diterima tidak terjadi secara

simultan. Dengan melakukan tindakan ini kadang-kadang masih ada risiko

sisa (residual risk) yang perlu dilakukan penilaian (assessment).

3. Memindahkan Risiko (Risk Transfer).

Sikap pemindahan risiko dilakukan dengan cara mengasuransikan risiko yang

dilakukan dengan memberikan sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain.

Usaha atau pekerjaan yang risikonya tinggi dipindahkan kepada pihak yang

mempunyai kemampuan menangani dan mengendalikannya.

4. Menghindari Risiko (Risk Avoidance)

20

Page 21: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Sikap menghindari risiko adalah cara menghindari kerugian dengan

menghindari aktivitas yang tingkat kerugiannya tinggi. Menghindari risiko

dapat dilakukan dengan melakukan penolakan. Salah satu contoh

penghindaran risiko pada proyek konstruksi, adalah dengan memutuskan

hubungan kontrak (breach of contract).

2.3. Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung

Pembangunan sentral parkir ditujukan untuk mengatasi masalah parkir dan

kemacetan yang semakin meningkat di kawasan Pasar Badung dan di sekitar Jalan

Gajah Mada. Dalam perkembangannya terjadi perubahan kebijakan mengenai

penanganan areal pelataran Pasar Badung. Pembangunan sentral parkir di Pasar

Badung merupakan suatu perencanaan secara holistik terhadap kawasan Pasar

Badung dan kawasan sekitarnya.

2.3.1 Tahap Awal Perencanaan

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini pertama kali dicetuskan

pada Tahun 1997 melalui Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait dalam

hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar. Pembangunan Sentral Parkir ini

awalnya terdiri dari pembangunan parkir bertingkat di Pasar Payuk dan

pembangunan parkir basement di pelataran Pasar Badung. Pada tahap awal,

Pemerintah Kota melalui Dinas PU merencanakan parkir bertingkat yang terdiri

dari tiga lantai di pojok selatan Pasar Kumbasari atau Pasar Payuk yang disain

awalnya dikerjakan oleh Tim dari Universitas Udayana (Dokumen DED, CV.

21

Page 22: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Unika Disain 2007).

2.3.2 Perencanaan dan Relokasi Pura Melanting Pasar Badung

Pembangunan sentral parkir di Pasar Badung ini sangat terkait dengan

lingkungan sekitar khususnya kawasan pelataran Pasar Badung. Sebelum

dilaksanakannya pembangunan sentral parkir, pemerintah melalui Dinas PU dan

berkoordinasi dengan pihak PD Pasar mengadakan relokasi Pura Melanting yang

pada awalnya terletak di sebelah selatan direlokasi ke pojok timur laut pelataran

pasar. Relokasi Pura Melanting ini diawali dengan pembuatan DED (Detail

Engineering Design) yang dikerjakan oleh CV. Unika Disain selaku konsultan

perencana dan pengawas pada Bulan April 2007. Tahap pelaksanaan dilakukan

pada Bulan Juni 2007 oleh PT. Riasen Yogi Artika dengan anggaran sebesar Rp.

551.300.000,00 (lima ratus lima puluh satu juta tiga ratus ribu rupiah) selama 90

(sembilan puluh) hari kalender (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2007). Dalam

pelaksanaan relokasi Pura Melanting ini terdapat beberapa hal yang menghambat

pekerjaan diantaranya adanya perubahan disain mengenai tata letak bangunan-

bangunan pura setelah mendapat masukan dari pihak PD. Pasar, adanya kesalahan

perhitungan volume oleh konsultan perencana dan juga adanya pekerjaan tambah

di luar item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.

2.3.3 Renovasi Pasar Kumbasari

Rencana Pembangunan sentral parkir di pelataran Pasar Badung ini

22

Page 23: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

kembali tertunda karena berbagai pertimbangan, termasuk diantaranya

pertimbangan untuk melakukan renovasi Pasar Kumbasari yang mengalami

musibah kebakaran pada 2 Mei 2007. Renovasi Pasar Kumbasari ini dilaksanakan

karena keadaan tak terduga atau bencana (force majeur) yang dilakukan dalam

dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan dan pengawasan.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan pembuatan DED yang dikerjakan oleh CV.

Unika Disain sebagai konsultan perencana dan pengawas pada Bulan Juni 2007

dengan anggaran sebesar Rp. 97.800.000,00 (sembilan puluh tujuh juta delapan

ratus ribu rupiah). Perencanaan ini diawali dengan pengujian kekuatan struktur

oleh tim Fakultas Teknik Universitas Udayana setelah mengalami kebakaran.

Renovasi dititikberatkan pada lantai dua sampai lantai lima termasuk

penggantian struktur atap. Pada tahap perencanaan ini konsultan perencana

menghadapi permasalahan yang menghambat perencanaan diantaranya tidak

adanya as built drawing gedung pasar yang terbakar yang menyulitkan

perencana dalam melengkapi data awal, banyaknya masukan-masukan yang

beragam dari pihak-pihak terkait yang menghambat proses disain dan juga

terkendala karena adanya penolakan dari pedagang mengenai disain baru dan

rencana relokasi yang ditawarkan perencana dalam presentasi-presentasi yang

dilakukan.

2. Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan

Pelaksanaan renovasi Pasar Kumbasari ini dilakukan pada Bulan November

2007 selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Pelaksanaan proyek

23

Page 24: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dibagi menjadi dua yaitu renovasi struktur dan arsitektur yang dilaksanakan

oleh PT. Agung Sarwa Luwih dengan anggaran sebesar Rp. 4.684.053.000,00

(empat miliar enam ratus delapan puluh empat juta lima puluh tiga ribu

rupiah). Sedangkan renovasi mekanikal dan elektrikal dikerjakan oleh PT. Tea

Kirana dengan anggaran sebesar Rp. 2.079.800.000 (dua miliar tujuh puluh

sembilan juta delapan ratus ribu rupiah). Dalam tahap pelaksanaan dan

pengawasan juga terdapat masalah-masalah yang menghambat pekerjaan

seperti sulitnya memasukkan material ke lokasi proyek karena akses masuk ke

Pasar Kumbasari relaitf sempit dan kegiatan perdagangan yang padat,

keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh kontraktor, metode pekerjaan dan

spesifikasi teknis yang tidak sesuai dengan rencana, kontraktor kurang

mematuhi masukan dan instruksi dari konsultan pengawas dan direksi,

kurangnya tenaga kerja yang menghambat penyelesaian pekerjaan dan lain-

lain.

2.3.4 Pembangunan Parkir Bertingkat di Pasar Payuk

Pembangunan parkir bertingkat di Pasar Payuk diawali pada Tahun 2000

dengan perencanaan yaitu pembuatan DED yang disusun oleh Tim Fakultas

Teknik Universitas Udayana dengan perencanaan gedung parkir bertingkat toga

lantai. Dengan adanya berbagai pertimbangan, disain lama yang telah ada

kemudian dilakukan revisi untuk menyesuaikan dengan keadaan aktual. Revisi

yang dikerjakan oleh Dinas PU ini menghasilkan beberapa sub pekerjaan yaitu:

1. Pembuatan struktur parkir dan pasar.

24

Page 25: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

2. Pembuatan jembatan kendaraan pada bagian selatan.

3. Pembuatan jembatan orang pada bagian utara.

4. Perbaikan gapura Pasar Kumbasari.

Pembangunan fisik parkir bertingkat di Pasar Payuk ini dilaksanakan

dengan anggaran sebesar Rp. 6.090.756.000,00 (enam miliar sembilan puluh juta

tujuh ratus lima puluh enam ribu rupiah). Pengerjaan pembangunan ini

dilaksanakan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender mulai Tanggal 15

Juli 2008 dengan kontraktor pelaksana PT. Agung Sarwa Luwih dan CV. Asta

Kosali sebagai konsultan pengawas (Dokumen DED, CV. Unika Disain, 2008).

Dalam pembangunan Sentral Parkir Pasar Payuk terdapat masalah-masalah yang

menghambat pekerjaan. Kepadatan aktivitas perdagangan di lokasi pekerjaan

menjadi masalah yang menghambat pekerjaan, demikian juga halnya dengan

pekerjaan pemindahan gardu listrik milik PLN yang berlarut-larut dalam

penyelesaiannya menyebabkan pekerjaan terhambat. Masalah besar yang dihadapi

adalah pada saat pembuatan pondasi jembatan dimana pemasangan tanggul dan

perancah sementara untuk mengalihkan aliran sungai terkendala akibat derasnya

aliran sungai saat banjir yang menghanyutkan semua tanggul dan perancah yang

telah dipasang.

2.3.5 Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung

Setelah pembangunan sentral parkir di Pasar Payuk rampung pada awal

Tahun 2009, pembangunan sentral parkir di pelataran Pasar Badung kembali

dianggarkan mengingat adanya sentral parkir di pasar payuk kurang memenuhi

25

Page 26: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dari segi daya tampung kendaraan. Pembangunan sentral parkir di Pasar Badung

ini diawali dengan penyusunan DED yang mencakup Kajian Teknis, Gambar

Disain, Spesifikasi Teknis dan Enginner Estimate. Pembuatan DED ini awalnya

dikerjakan oleh Tim Teknis Universitas Udayana. Dalam perkembangannya

dilakukan review DED terdahulu untuk menyesuaikan dengan keadaan terkini.

Review DED ini dikerjakan oleh CV. Unika Disain dengan kontak

640/1612.a/DPU yang dikerjakan dari Tanggal 20 Oktober 2007 sampai 22

Desember 2007 dengan biaya Rp. 84.222.600,00 (delapan puluh empat juta dua

ratus dua puluh dua ribu enam ratus rupiah) yang bersumber dari dana APBD

Perubahan Tahun Anggaran 2007. DED yang dikerjakan oleh konsultan

perencana dipresentasikan di hadapan Rapat dengan Tim Teknis Dinas PU, Dinas

Tata Ruang dan Perumahan, PD. Pasar, Sekretariat Kota, Anggota DRRD, Tim

Ahli Bangunan Gedung dan tokoh masyarakat terlebih dahulu untuk

penyempurnaan. Dalam disain ini dirancang sebuah bangunan parkir dengan

konsep basement yang terdiri dari satu lantai basement dengan daya tampung

kendaraan 60 mobil dan lantai dasar dengan daya tampung 80 mobil. Dalam

perhitungan kosultan perencana, pelaksanaan proyek ini akan terlaksana dengan

perkiraan biaya Rp. 7.208.750.000,00 (tujuh miliar dua ratus delapan juta tujuh

ratus lima puluh ribu rupiah). Dalam rancangan DED, pihak konsultan perencana

telah memperhitungkan pemanfaatan lahan yaitu lebih memilih alternatif satu

lantai basement ke bawah daripada dua lantai basement seperti rencana awal.

Disain juga dilengkapi dengan exhaust fan untuk menghindari udara pengap di

lantai basement. Pengerjaan fisik bangunan dijadwalkan akan dilaksanakan pada

26

Page 27: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

pertengahan Tahun 2010 (Dokumen DED, CV. Unika Disain 2010).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini secara umum dilakukan dengan metode deskriptif kualitaif

untuk dapat memberikan suatu deskripsi yang akurat dan sistematik tentang

sesuatu keadaan dan hubungan yang terjadi antar keadaan yang diteliti. Metode

yang akan digunakan berupa penelitan lapangan dengan berpedoman kepada

kajian pustaka dan data-data penunjang yang ada. Permasalahan yang ada sesuai

dengan lingkup pembahasan diperoleh dengan metode wawancara dan survey

untuk mendapatkan pendapat atau opini dari responden dan expert mengenai

kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan terjadi. Metode wawancara dan

survey yang akan dilakukan ini dititikberatkan pada instansi-instansi yang terlibat

dan memiliki peranan serata sebagai penentu kebijakan dalam Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

27

Page 28: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Lokasi penelitian ini difokuskan pada Kawasan Sentral Parkir di Pasar

Badung dan terkait dengan instansi yang menjadi Tim Teknis dan jajaran SKPD

(Satuan Kerja Perangkat Daerah), termasuk juga pihak konsultan perencana.

Waktu penelitian ini adalah bulan Maret 2010 – Mei 2010.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini diperlukan data yang jenis dan sumbernya

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan mengadakan wawancara, brainstorming,

pengamatan lapangan dengan pihak-pihak yang berkompeten dan

berpengalaman (expert). Untuk mengetahui pendapat dan penilaian responden

terhadap identifikasi dan pendapatnya dalam menghadapi risiko dilakukan

dengan cara memberikan kuesioner yang dipandu dalam pengisiaannya.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari literatur, jurnal, paper, Gambar DED, RAB,

RKS, kontrak kerja dan penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan

pedoman untuk memperoleh identifikasi risiko awal yang akan dipadukan

dengan data primer. Penelitian terdahulu yang dipakai antara lain penelitian

dari Oka Suputra (2005), Kristinayanti (2005) dan Adi Sudiatmika (2010).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

28

27

Page 29: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

1. Pengumpulan Data Primer dan Penentuan Responden

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan pembuatan kuesioner

mengenai identifikasi risiko dan penilaian (assessment) untuk

mendapatkan opini atau pendapat responden mengenai kemungkinan

kejadian (likehood to assurance) dan pengaruh risiko (potential

consequences). Pihak yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini

adalah pihak yang terlibat dalam proyek, diantaranya:

a. Pengguna Anggaran/Pimpinan SKPD (1 orang)

Pimpinan SKPD yang ditetapkan sebagai responden adalah Kepala

Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar yang membidangi

pekerjaan bangunan gedung di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar.

Ditetapkannya Pimpinan SKPD sebagai responden karena Pimpinan

SKPD merupakan penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan secara

umum sekaligus sebagai pengguna anggaran.

b. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/PPTK (1 orang)

PPTK yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah

Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Bangunan Dinas Tata Ruang dan

Perumahan Kota Denpasar. PPTK merupakan pihak yang bertanggung

jawab secara khusus tentang teknis pekerjaan yang dilaksanakan.

c. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa (4 orang)

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa (PPBJ) yang dijadikan responden

dalam penelitian ini adalah PPBJ pada Dinas Tata Ruang dan

29

Page 30: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Perumahan Kota Denpasar yang membidangi pengadaan atau

pelelangan (tender) paket pekerjaan yang diteliti.

d. Direksi dan Staf PD. Pasar (3 orang)

Direksi dan staf PD. Pasar yang dijadikan responden adalah Direktur

Bagian Umum, Direktur Bagian Teknik dan Direktur Bagian

Pengawasan yang merupakan pengelola lokasi pekerjaan.

e. Direksi dan Staf PD. Parkir (3 orang)

Untuk direksi dan staf PD. Parkir yang dijadikan responden adalah

Bagian Teknik dan Bagian Operasional.

f. Konsultan Perencana (4 orang)

Konsultan perencana yang dijadikan responden adalah konsultan yang

merencanakan Sentral Parkir di Pasar Badung yang terdiri dari Team

Leader, Ahli Struktur, Ahli Arsitektur dan Ahli ME/P.

g. Kontraktor (6 orang)

Kontraktor yang dijadikan responden adalah kontraktor yang memiliki

pengalaman dalam mengerjakan pekerjaan sejenis dan merupakan 3

(tiga) kontraktor yang mengajukan penawaran pelaksanaan pekerjaan

dengan personil yang terdiri dari Project Manager dan Cost

Control/Estimator.

h. Tim Ahli Bangunan Gedung Kota Denpasar (2 orang)

Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Kota Denpasar ditetapkan

sebagai responden karena TABG merupakan staf ahli dan advisor bagi

Pemerintah Kota Denpasar dalam hal arsitektur bangunan gedung.

30

Page 31: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

2. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari literatur, jurnal, paper, e-journal dari

internet dan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang

dipakai antara lain penelitian dari Oka Suputra (2005) mengenai

Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Pembangunan Denpasar Sewerage

Development Project (DSDP) di Kota Denpasar, Kristinayanti (2005)

mengenai Manajemen Risiko Pada Investasi Pembangunan Hotel Bintang

Tiga di Bali dan Adi Sudiatmika (2010) mengenai Analisis Risiko pada

Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung.

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data dan informasi baik

data primer ataupun data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan

strategi survey menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sedangkan

untuk pengumpulan data sekunder menggunakan instrumen check list berupa

daftar variabel yang datanya akan dikumpulkan.

3.5.1 Pembuatan Kuesioner

Menurut Riduwan (2008) kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan

yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden)

sesuain dengan permintaan pengguna. Tujuan dari penyebaran kuesioner adalah

mencari informasi lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa

khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan

31

Page 32: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dalam pengisian daftar pertanyaan. Dalam penelitian ini digunakan bentuk

kuesioner semi tertutup dengan pertanyaan terstruktur untuk menjawab

pertanyaan berdasarkan pilihan yang tersedia terkait skala likehood

(kemungkinan) dan consequences (dampak). Selain itu juga terdapat pertanyaan

yang memberi kemungkinan untuk menambah risiko yang belum teridentifikasi.

Kuesioner ini akan diberikan kepada pihak yang berkompeten dan terlibat dalam

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

Untuk melakukan penilaian terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal

yang menimbulkan kerugian dapat didefinisikan sebagai berikut (Godfrey, 1996):

TINGKAT FREKUENSI SKALA

Sangat sering 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Sangat jarang 1

Pengukuran besarnya pengaruh variabel risiko terhadap kegiatan

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung, menggunakan skala sebagai berikut

(Godfrey, 1996):

TINGKAT KONSEKUENSI SKALA

Sangat besar 5Besar 4Sedang 3Kecil 2Sangat kecil 1

32

(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Tabel 3.1 Skala Kemungkinan (Likehood)

Tabel 3.2 Skala Konsekuensi (Consequences)

Page 33: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

3.5.2 Analisis Reliabilitas dan Validitas

Instrumen penelitian harus berkualitas yang sudah distandarkan sesuai

dengan teknik pengujian validitas dan reliabilitas. Adapun pengujian validitas dan

reliabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut (Riduwan, 2008):

1. Pengujian Validitas Instrumen

Dalam pengujian validitas dengan menguji validitas konstruksi dapat

digunakan pendapat dari para ahli (judgement experts). Setelah instrumen

dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur berdasarkan teori tertentu,

maka selanjutnya dikonstruksikan dengan para ahli dengan cara dimintai

pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun (Riduwan, 2008).

Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari

mana populasi diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka

pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yang

mengkorelasikan antara skor item instrumen (Sugiyono, 1999). Untuk

menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan

setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir

dengan rumus Pearson Product Moment.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

33

(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Page 34: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Metode pengujian reliabilitas instrumen ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara antara lain (Riduwan, 2008):

a. Metode Belah Dua (Split Half Method)

Metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali

(single test-single trial method). Pada waktu membelah dua dan

mengkorelasikan kedua belahan, baru diketahui reliabilitas setengah tes

saja. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus

Spearman Brown.

b. Metode Kuder Richardson-20 (KR-20)

Metode KR-20 ini berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh

tes untuk item pertanyaan atau pernyataan yang menggunakan jawaban

benar (Ya) atau salah (Tidak). Bila benar bernilai = 1 dan jika salah

bernilai = 0

c. Metode Alpha

34

Ket:r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh itemrb = Koefisien Product Moment antara belahan

r11

=2.r

b

1 + rb

Rumus Spearman Brown

Page 35: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Metode ini untuk mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis

reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus Alpha sebagai

berikut:

3.6 Analisis Data

Pada tahap ini dilakukan penyusunan data-data yang diperoleh dari hasil

kuesioner. Selain itu juga dilakukan penentuan skala penilaian dan penaksiran

parameter untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

3.6.1 Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)

Analisis tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) tergantung dari

hasil perkalian kemungkinan (likehood) dengan konsekuensi (consequensces).

Consequence Catastropic Critical Serious Marginal NegligibleLikehood 5 4 3 2 1

Frequent 5Unacceptable

(25)Unacceptable

(20)Unacceptable

(15)Undesirable

(10)Undesirable

(5)

Probable 4Unacceptable

(20)Unacceptable

(16)Undesirable

(12)Undesirable

(8)Acceptable

(4)

Occasional 3Unacceptable

(15)Undesirable

(12)Undesirable

(9)Undesirable

(6)Acceptable

(3)

Remote 2Undesirable

(10)Undesirable

(8)Undesirable

(6)Acceptable

(4)Negligible

(2)

Imporable 1Undesirable

(5)Acceptable

(4)Acceptable

(3)Negligible

(2)Negligible

(1)

35

(Sumber: Oka Saputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Tabel 3.3 Penilaian Tingkat Penerimaan Risiko (Assesment of Risk Acceptability)

(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Ket:r11 = Nilai ReliabilitasS1 = Jumlah varian skor tiap-tiap itemSt = Varian totalk = Jumlah item

Rumus Alpha

r11

= kk-1

ΣS1

St

1 -[ [] ]

Page 36: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Dari tabel di atas dapat diuraikan tingkat penerimaan risiko sebagai berikut:

1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus dihilangkan.

2. Undesirable, adalah risiko yang tidak diharapkan dan harus dihindari.

3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima.

4. Negligible, adalah risiko yang sepenuhnya dapat diterima.

Dengan pertimbangan tingkat penerimaan risiko dan nilai dari skala

likehood dan consequences, maka skala penerimaan risiko dapat dirumuskan

seperti tabel di bawah ini:

Dari hasil skala penerimaan risiko ini dilakukan suatu evaluasi terhadap risiko

yang telah diidentifikasi berdasarkan kuesioner. Risiko yang bersifat

unacceptable dan undesirable memerlukan tindakan mitigasi.

Skala Penerimaan Risiko

Unacceptable x ≥ 15

Undesirable 5 ≤ x < 15

Acceptable 3 ≤ x < 5

Negligible x < 3

36

Tabel 3.4 Skala Penerimaan Risiko

(Sumber: Oka Suputra, 2003, Pengembangan dari Godfrey, 1996)

Page 37: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

3.6.2 Penilaian Kepemilikan Risiko

Kepemilikan tanggung jawab risiko (ownership of risk) dialokasikan

dengan prinsip-prinsip yang telah dikembangkan oleh Flanagan dan Norman

(1993) diantaranya:

1. Pihak-pihak mana yang mempunyai kontrol terbaik terhadap kejadian yang

menimbulkan risiko.

2. Pihak mana yang dapat menangani apabila risiko tersebut muncul.

3. Pihak mana yang mengambil tanggung jawab jika risiko tidak terkontrol.

4. Jika risiko di luar kontrol semua pihak, maka diasumsikan sebagai risiko

bersama.

3.7 Kerangka Konsep Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan analisis risiko pada Pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung. Untuk kelengkapan data diambil dari data primer yang

diperoleh dari wawancara dengan pihak yang terlibat dan berkompeten serta

melakukan pengamatan di lapangan. Data ini kemudian dijadikan pedoman dalam

penyusunan kuesioner tentang identifikasi risiko dan pengaruhnya pada

Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini. Data sekunder diperoleh dari

literatur, jurnal (termasuk e-journal dari internet) dan penelitian-penelitian

terdahulu.

Berdasarkan data primer dan sekunder disusun kuesioner untuk

mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan

37

Page 38: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

melakukan analisis tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) dari hasil

perkalian skala kemungkinan (likehood) dengan konsekuensi (consequences)

risiko. Dari hasil penerimaan risiko ini kemudian dilakukan evaluasi untuk

mengetahui risiko yang bersifat unacceptable dan undesirable untuk menentukan

tindakan mitigasi. Selanjutnya dilakukan analisis untuk menentukan kepemilikan

tanggung jawab risiko sehingga akan diketahui pihak-pihak yang bertanggung

jawab untuk melakukan penanganan.

Langkah-langkah penelitian dapat dilihat dalam skema di bawah ini.

38

Ide Penelitian dan Survey Pendahuluan

Identifikasi Risiko

Klasifikasi Risiko

Survey dan Pengumpulan Data

DATA SEKUNDERGambar DED Sentral Parkir di Pasar Badung,

termasuk RAB dan RKS.Dokumen kontrak perencanaan Sentral Parkir

di Pasar Badung.

DATA PRIMERWawancara dengan pihak yang

berkompeten yaitu pihak konsultan perencana.

Melakukan pengamatan pada site yaitu pelataran parkir Pasar Badung.

Kuesioner.

Analisis Data Risiko

Simpulan dan Saran

Pemilihan Tidakan Mitigasi

Penilaian Kepemilikan Tanggung Jawab Risiko

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Studi LiteraturLiteratur tentang manajemen risiko.Penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan referensi seperti

”Analisis Risiko pada Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung” oleh I Wayan Adi Sudiatmika dan ”Manajemen Risiko pada Pelaksanaan Pembangunan DSDP di Denpasar” oleh I G. N. Oka Suputra.

Page 39: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Identifikasi Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung

Identifikasi risiko-risiko yang terjadi dalam Pembangunan Sentral Parkir

di Pasar Badung diperoleh dengan merujuk pada penelitian sejenis dan melakukan

pengamatan langsung di lapangan. Selain itu juga dilakukan brainstorming

dengan pihak-pihak terkait dan memiliki kompetensi memberikan masukan

terhadap risiko-risiko yang terjadi dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan operasional. Risiko-risiko

yang teridentifikasi dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dapat

dijabarkan sebagai berikut:

39

39

Tabel 4.1 Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko Pada Tahap Perencanaan

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

Page 40: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

I. TAHAP PERENCANAAN

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriSumber Risiko

A Perubahan kebijakan penanggungjawab proyek dan adanya masukan dari pihak terkait

1 Terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan dari Dinas PU ke Dinas Tata Ruang yang menyebabkan review disain.

Politis

2 Adanya masukan-masukan dari pihak PD. Pasar dan PD. Parkir yang berakibat adanya perubahan disain.

Politis

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriSumber Risiko

3 Berita-berita di media massa yang bersifat kontra produktif terhadap pelaksanaan Pembangunan Sentral Parkir.

Politis

4 Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek.

Politis

5 Adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun anggaran yang mempengaruhi pengerjaan proyek.

Politis

6 Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait dengan pembangunan dalam hal ini pihak PD. Pasar dan PD. Parkir

Politis

7 Adanya review disain setelah diadakannya presentasi dan rapat dengan anggota Komisi B DPRD Kota Denpasar.

Politis

8 Adanya perubahan disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak yang terkait dengan pembangunan Sentral Parkir.

Perencanaan

40

Tabel 4.1 Lanjutan

Page 41: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

9 Adanya perubahan kebijakan prioritas penggunaan anggaran yang dapat menghambat terlaksananya pembangunan Sentral Parkir.

Politis

B Pengumpulan data dan review disain oleh konsultan perencana

10 Adanya kesulitan dari konsultan perencana dalam melengkapi data dari disain terdahulu untuk melakukan review disain.

Perencanaan

11 Kurangnya survei pendahuluan tentang lokasi pembangunan oleh konsultan perencanaan. Perencanaan

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriSumber Risiko

12 Kurangnya kajian holistik dari konsultan perencana yang dapat menyebabkan ketidaksesuaian dengan masterplan pengembangan Pasar Badung dan sekitarnya.

Perencanaan

C Koordinasi antara konsultan perencana dengan instansi terkait dalam perencanaan.

13 Koordinasi antar tim ahli pada konsultan perencana kurang berjalan dengan baik (arsitek, sipil, ME/P).

Perencanaan

14 Konsultan perencana kurang berkoordinasi dengan instansi yang berkaitan dengan proyek yang dikerjakan.

Perencanaan

D Analisis kondisi dan daya dukung lokasi pembangunan

15 Data tanah dan hidrologi (kondisi lapangan) kurang terdata secara terperinci.

Perencanaan

16 Adanya kesalahan perhitungan volume pekerjaan oleh konsultan perencana.

Perencanaan

17 Kurangnya analisis dari konsultan perencana mengenai jaringan utilitas yang tersedia di lapangan.

Perencanaan

E Pembuatan gambar rencana, RAB dan RKS

18 Adanya ketidaksesuaian antara gambar rencana dan kondisi riil di lapangan.

Perencanaan

41

Page 42: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

19 Perbedaan spesifikasi teknis antara gambar rencana, rencana anggaran biaya (RAB) dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

Perencanaan

20 Adanya perubahan disain bangunan dari disain awal dengan sistem dua lantai basement menjadi 1 lantai basement di bawah ground floor.

Perencanaan

21 Kurang lengkapnya gambar rencana.

Perencanaan

22 Kurangnya analisis dari konsultan perencana mengenai jaringan utilitas yang tersedia di lapangan.

Perencanaan

II. TAHAP PELAKSANAAN

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriSumber Risiko

A Persiapan pekerjaan dan pengukuran lapangan

23 Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukan posisi, titik, garis dan ketinggian tidak sesuai gambar.

Proyek

24 Pengukuran dilakukan secara manual tanpa pesawat ukur (teodolit).

Proyek

25 Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner dengan kontraktor.

Proyek

26 Ketidaksesuaian antara volume pekerjaan di dalam BQ dan kondisi di lapangan.

Proyek

27 Ketidaksesuaian gambar dan spesifikasi teknis.

Teknis

28 Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan dengan kondisi aktual di lapangan.

Teknis

29 Adanya perubahan disain akibat penyesuaian dengan kondisi di lapangan.

Teknis

B Relokasi pedagang selama masa pelaksanaan pekerjaan

30 Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi dengan adanya pembangunan

Politis

42

Tabel 4.2 Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko Pada Tahap Pelaksanaan

Sumber: Wawancara dan penelitian sejenis

Page 43: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Sentral Parkir.C Penggunaan alat-alat

berat selama pelaksanaan pekerjaan

31 Terjadinya kontaminasi tanah, polusi dan kebisingan yang mengganggu selama pelaksanaan Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

Lingkungan

32 Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama pelaksanaan proyek.

Lingkungan

33 Peralatan yang digunakan terutama alat berat dan kendaraan pengangkut tanah sisa galian tidak mencukupi sehingga menghambat pekerjaan.

Teknis

34 Terjadinya kecelakaan akibat penggunaan alat berat.

Keselamatan

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriSumber Risiko

D Pelaksanaan penggalian untuk lantai basement

35 Adanya kerusakan bangunan sekitar akibat pengerjaan proyek, khususnya Pura Melanting yang sangat berdekatan dengan lokasi.

Lingkungan

36 Adanya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement.

Proyek

37 Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan kecelakaan terutama bahaya terjatuh pada saat penggalian basement.

Keselamatan

38 Muka air tanah yang tinggi pada galian basement.

Alami

39 Terganggunya pekerjaan karena kegiatan pasar yang tidak pernah berhenti sepanjang hari.

Alami

40 Adanya mata air pada galian basement.

Alami

41 Adanya rembesan air Tukad Badung selama pengerjaan proyek, khususnya pada saat pengerjaan lantai basement.

Alami

42 Adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar lokasi proyek

Proyek

43

Tabel 4.2 Lanjutan

Page 44: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

E Pembangunan pondasi bored-pile sebagai pengaman bangunan

43 Adanya kerusakan bangunan sekitar terutama Pura Melanting akibat proses konstruksi khususnya saat pekerjaan pondasi bored-pile.

Proyek

F Penyediaan material yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan

44 Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama masa perencanaan dan pelaksanaan proyek.

Ekonomi

45 Terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak selama masa pelaksanaan pekerjaan yang akan mempengaruhi kinerja proyek

Ekonomi

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriSumber Risiko

46 Terlambatnya pasokan material yang mengurangi kinerja pekerjaan.

Proyek

47 Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.

Proyek

48 Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Proyek

49 Hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya proyek.

Kriminal

G Pengaturan lalu lintas kendaraan dan bahan keluar masuk lokasi proyek

50 Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi pembangunan.

Lingkungan

51 Adanya keluhan dari warga akibat terganggunya aktivitas mereka termasuk kemacetan yang terjadi.

Manusiawi

52 Terganggunya kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat pelaksanaan proyek.

Manusiawi

53 Opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

Politis

44

Tabel 4.2 Lanjutan

Page 45: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

H Pelaksanaaan pekerjaan struktur utama bangunan dan pekerjaan arsitektural

54 Adanya kerusakan pada bangunan selama pengerjaan proyek akibat bencana alam (force majeur/kahar).

Alami

55 Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca (hujan).

Alami

56 Pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis.

Proyek

57 Adanya perubahan disain yang berakibat pada terhambatnya prestasi pengerjaan proyek.

Proyek

58 Adanya perubahan spesifikasi teknis yang mengganggu pelaksanaan proyek.

Proyek

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriRisiko

60 Kurangnya kualitas pekerjaan karena lemahnya pengawasan lapangan.

Proyek

61 Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan melaksanakan masukan dan instruksi dari pengawas lapangan.

Proyek

62 Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan kecelakaan terutama bahaya terjatuh pada saat penggalian basement.

Proyek

63 Tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi.

Proyek

64 Tenaga kerja yang ditugaskan tidak sesuai dengan kualifikasinya.

Proyek

65 Koordinasi antara kontraktor, konsultan perencana, konsultan pengawas dan owner kurang berjalan dengan baik.

Proyek

66 Terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek.

Proyek

67 Produktivitas pekerja yang rendah.

Manusiawi

68 Keterlambatan kedatangan Manusiawi

45

Tabel 4.2 Lanjutan

Page 46: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

tenaga kerja akibat libur hari raya.

69 Kelelahan akibat banyaknya pekerjaan yang dilakukan secara lembur.

Manusiawi

70 Pemogokan oleh tenaga kerja. Manusiawi71 Adanya pekerja yang sakit atau

mengalami kecelakaan.Manusiawi

72 Kurangnya pengamanan di lokasi proyek.

Keselamatan

73 Terjadinya perusakan fasilitas proyek.

Keselamatan

74 Adanya pungutan liar yang dilakukan preman. Keselamatan

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriRisiko

75 Adanya penggunaan dana di luar yang tercantum dalam kontrak.

Keselamatan

76 Kondisi kesehatan pekerja yang kurang terjamin di lokasi proyek.

Keselamatan

77 Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja.

Keselamatan

78 Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja.

Keselamatan

I Penyesuaian volume pekerjaan di lapangan

79 Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10%.

Proyek

80 Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah dikerjakan antara kontraktor dan konsultan pengawas.

Proyek

J Pembayaran pekerjaan 81 Adanya keterlambatan pembayaran termin oleh owner kepada pihak konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor.

Keuangan

82 Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak sub kontraktor.

Keuangan

K Pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan elektrikal

83 Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan

Proyek

46

Tabel 4.2 Lanjutan

Page 47: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

84 Kurang terawatnya instlasi listrik dan hidran eksisting sehingga menyulitkan dalam penyambungan/connecting.

Proyek

III. TAHAP OPERASIONAL

No AktivitasNo.

RisikoIdentifikasi Risiko

KategoriRisiko

A Pengaturan arus kendaraan yang keluar masuk ke Sentral Parkir

85 Adanya kemacetan yang terjadi di sekitar sentral parkir karena pengaturan arus keluar masuk kendaraan yang kurang baik.

Teknis

86 Kurangnya pengamanan pada jalur utama keluar masuk kendaraan yang menimbulkan kesemrawutan.

Teknis

B Pengaturan tata parkir kendaraan

87 Kurangnya pengaturan parkir baik di area basement dan ground floor yang menyebabkan berkurangnya daya tampung optimal dari sentral parkir.

Teknis

88 Kurangnya pertanda dan peringatan yang menyebabkan bingung pengguna parkir.

Teknis

89 Adanya biaya retribusi parkir yang tidak sama dengan retribusi parkir di luar sentral parkir.

Teknis

C Perawatan dan pemeliharaan gedung sentral parkir

90 Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan-kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan.

Teknis

91 Mahalnya biaya perawatan bangunan khususnya instalasi listrik, plumbing dan hidran.

Teknis

92 Tidak berfungsinya peralatan-peralatan pengaman bangunan seperti hidran, pompa banjir (sum

Teknis

47

Tabel 4.3 Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko Pada Tahap Operasional

Sumber: Wawancara dan penelitian sejenis

Page 48: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

pit) dan lain-lain.D Pelaksanaan

prosedur standar pengelolaan parkir

93 Kurangnya keterampilan SDM / juru parkir dalam melakukan pengaturan perparkiran (hanya menarik retribusi tanpa membantu mengatur parkir).

Teknis

94 Peralatan yang digunakan juru parkir tidak mencukupi untuk melakukan pengaturan parkir.

Teknis

95 Adanya kehilangan kendaraan yang diparkir karena kurangnya ketatnya pengaturan dan pengamanan yang dilakukan oleh petugas parkir.

Teknis

Berdasarkan Tabel 4.1 (halaman 35), Tabel 4.2 (halaman 38) dan Tabel

4.3 (halaman 43) di atas, risiko yang teridentifikasi pada Pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung sebanyak 95 (sembilan puluh lima) risiko. Menurut

kategori sumber risiko, risiko terbanyak adalah risiko proyek (project risk), yaitu

sebanyak 25 (dua puluh lima) risiko atau 26.32% dari keseluruhan risiko yang

teridentifikasi. Prosentase jumlah risiko dapat dijelaskan pada Tabel 4.4

NO RISIKO JUMLAH (%)1 Politis 10 10.53 2 Perencanaan 14 14.74 3 Proyek 25 26.32 4 Teknis 15 15.79 5 Lingkungan 4 4.21 6 Keselamatan 9 9.47 7 Alami 6 6.32 8 Ekonomi 2 2.11 9 Kriminal 1 1.05

10 Manusiawi 7 7.37 11 Keuangan 2 2.11

95 100.00

48

Tabel 4.4 Prosentase Jumlah Risiko Berdasarkan Sumber Risiko

Sumber: Wawancara dan penelitian sejenis

Sumber: Hasil analisis

Page 49: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

4.2 Frekuensi dan Modus Jawaban Responden

4.2.1 Jawaban Responden Terhadap Kemungkinan (Likehood)

Hasil jawaban responden mengenai kemungkinan (likehood) risiko sesuai

dengan skala penilaian dapat dijelaskan dalam Lampiran 10 (halaman 146).

Representasi jawaban responden terwakili oleh nilai modusnya. Maka dari itu

disusun tabel distribusi jawaban responden terhadap kemungkinan (likehood)

risiko seperti pada Lampiran 11 (halaman 150) dan Lampiran 12 (halaman 154).

Dari data yang tersusun dalam Lampiran 11 dan 12 mengenai modus

jawaban responden terhadap kemungkinan (likehood) risiko adalah sebagai

berikut:

1. Frekuensi skala 1 (sangat jarang) : 1

2. Frekuensi skala 2 (jarang) : 25

3. Frekuensi skala 3 (kadang-kadang) : 46

4. Frekuensi skala 4 (sering) : 23

5. Frekuensi skala 5 (sangat sering) : 0

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa frekuensi terjadinya risiko pada skala

3 (kadang-kadang) paling banyak muncul.

4.2.2 Jawaban Responden Terhadap Pengaruh (Consequences)

Hasil jawaban responden mengenai konsekuensi (consequences) risiko

sesuai dengan skala penilaian dapat dijelaskan dalam Lampiran 13 (halaman 159).

Representasi jawaban responden terwakili oleh nilai modusnya. Maka dari itu

49

Page 50: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

disusun tabel distribusi jawaban responden terhadap konsekuensi (consequences)

risiko seperti pada Lampiran 14 (halaman 163) dan Lampiran 15 (halaman 167).

Dari data yang tersusun dalam Lampiran 14 dan 15 mengenai modus

jawaban responden terhadap konsekuensi (consequences) risiko adalah sebagai

berikut:

1. Konsekuensi skala 1 (sangat kecil) : 0

2. Konsekuensi skala 2 (kecil) : 13

3. Konsekuensi skala 3 (sedang) : 43

4. Konsekuensi skala 4 besar) : 37

5. Konsekuensi skala 5 (sangat besar) : 2

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa semua risiko mempunyai

pengaruh atau konsekuensi terhadap proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung.

4.3 Penilaian Responden terhadap Risiko pada Pembangunan Sentral Parkir

di Pasar Badung

Tingkat penerimaan risiko pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Unacceptable (tidak dapat diterima)

2. Undesirable (tidak diharapkan)

3. Acceptable (dapat diterima)

4. Negligible (dapat diabaikan)

50

Page 51: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Berdasarkan skala penerimaan tersebut, nilai risiko dan penerimaan risiko

(acceptability of risk) pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dapat

dijelaskan pada Lampiran 16 (halaman 172).

Penilaian risiko dilakukan dengan mengalikan kemungkinan (likehood) dan

pengaruh (consequences) seperti yang terlihat pada Lampiran 16. Berdasarkan

hasil perkalian tersebut diperoleh nilai risiko untuk dapat menentukan tingkat

penerimaan risiko (acceptability of risk). Hasil penerimaan risiko dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Unacceptable (tidak dapat diterima) : 9 risiko

2. Undesirable (tidak diharapkan) : 80 risiko

3. Acceptable (dapat diterima) : 5 risiko

4. Negligible (dapat diabaikan) : 1 risiko

4.4 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini didasarkan pada perhitungan nilai Cronbach’s Alpha

dengan uji signifikansi pada taraf 0.05. Menurut Priyanto (2008), hasil reliabilitas

kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0.7 dapat diterima dan di atas 0.8

adalah baik. Berdasarkan perhitungan SPSS for Windows ver. 16, dari item-item

pertanyaan dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.794 (di atas

0.7). Dari nilai Cronbach’s Alpha tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pertanyaan kuesioner tersebut adalah reliabel.

51

Page 52: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

4.5 Uji Validitas

Uji validitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan korelasi

Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total

Correlation (Priyanto, 2008). Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung SPSS dengan nilai r tabel product moment. Berdasarkan uji 2 sisi (2-

tailed) dengan taraf signifikansi 0.05 maka diperoleh nilai r tabel untuk 24

responden adalah 0.404.

Berdasarkan uji validitas dengan SPSS for Windows ver. 16 dengan teknik

analisis Bivariate Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi setiap item

pertanyaan nilainya melebihi 0.404 (nilai r tabel, 2-tailed dengan signifikansi

0.05) maka dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner

berkorelasi signifikan dengan skor total sehingga dapat disimpulkan bahwa item-

item tersebut valid.

52

Page 53: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Sumber Risiko

Identifikasi risiko menurut Godfrey (1996) adalah bersumber dari aktivitas.

Jenis sumber risiko berdasarkan aktivitas antara lain politis, perencanaan, proyek,

teknis, lingkungan, keselamatan, alami, ekonomi, kriminal, manusia dan

keuangan. Dalam proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini

teridentifikasi sumber risiko-risiko berdasarkan aktivitas yang dapat dilihat pada

gambar diagram di bawah ini

53

53

Page 54: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Berdasarkan gambar diagram di atas dapat dijelaskan bahwa dari 95 (sembilan

puluh lima) risiko yang teridentifikasi, terlihat risiko yang bersumber dari proyek

jumlahnya paling banyak yaitu 25 (dua puluh lima) risiko (26.32%). Jumlah risiko

terbanyak bersumber dari aktivitas proyek yang menunjukkan bahwa risiko-risiko

khususnya pada tahap pelaksanaan lebih banyak muncul karena sangat erat

kaitannya dengan teknis pekerjaan di lapangan dengan kendala-kendala karena

sangat dekat bersinggungan dengan lingkungan sekitar proyek beserta segala

aktivitasnya.

5.2 Analisis Penilaian Responden terhadap Risiko Pembangunan Sentral

Parkir di Pasar Badung

Analisis data untuk mengetahui risiko yang signifikan pada Pembangunan

Sentral Parkir di Pasar Badung dilakukan dengan analisis statistik berdasarkan

kemungkinan (likehood) dan pengaruh (consequences) yang teridentifikasi dari

penilaian responden melalui kuesioner. Frekuensi penilaian responden terhadap

kemungkinan terjadinya risiko (likehood) terlihat dalam diagram di bawah ini.

54

Gambar 5.1 Jumlah Risiko Berdasarkan Sumber Risiko

Page 55: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Dari modus jawaban responden seperti gambar diagram di atas dapat disimpulkan

bahwa:

1. Frekuensi skala 1 (sangat jarang) : 1 (1.05%)

2. Frekuensi skala 2 (jarang) : 25 (26.32%)

3. Frekuensi skala 3 (kadang-kadang) : 46 (48.42%)

4. Frekuensi skala 4 (sering) : 23 (24.21%)

5. Frekuensi skala 5 (sangat sering) : 0 (0%)

Berdasarkan data di atas bahwa jawaban responden terhadap kemungkinan

terjadinya risiko cenderung pada frekuensi skala 3 (kadang-kadang). Hal ini

menunjukkan bahwa risiko-risiko yang teridentifikasi adalah kadang-kadang

terjadi baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun operasional. Untuk

skala 1 (sangat jarang), responden berpendapat terdapat satu risiko yang

teridentifikasi sangat jarang terjadi yaitu adanya biaya retribusi yang berbeda

dengan biaya retribusi di luar sentral parkir. Hal ini menunjukkan bahwa menurut

pihak-pihak berkompeten yang dijadikan responden, perbedaan biaya retribusi

55

Gambar 5.2 Frekuensi Kemungkinan (Likehood) Risiko

Gambar 5.3 Frekuensi Pengaruh (Consequences) Risiko

Page 56: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

antara sentral parkir dan di luar sentral parkir sangat jarang terjadi atau hampir

tidak pernah terjadi. Demikian juga halnya dengan skala 5 (sangat sering) yang

menunjukkan jawaban responden tidak ada diantara risiko yang teridentifikasi

sangat sering terjadi.

Dari modus jawaban reponden seperti gambar diagram di atas dapat disimpulkan

bahwa:

1. Konsekuensi skala 1 (sangat kecil) : 0 (0%)

2. Konsekuensi skala 2 (kecil) : 13 (13.68%)

3. Konsekuensi skala 3 (sedang) : 43 (45.262%)

4. Konsekuensi skala 4 besar) : 37 (38.941%)

5. Konsekuensi skala 5 (sangat besar) : 2 (2.11%)

Berdasarkan data di atas bahwa jawaban responden terhadap pengaruh terjadinya

risiko paling banyak pada frekuensi skala 3 (sedang). Hal ini menunjukkan bahwa

risiko yang teridentifikasi memberikan pengaruh sedang terhadap proyek. Untuk

skala 1 (sangat kecil), responden berpendapat tidak ada risiko yang memiliki

pengaruh sangat kecil. Sedangkan untuk jawaban dengan skala 5 (sangat besar),

responden menilai ada dua risiko yang memiliki pengaruh yang sangat besar pada

56

Page 57: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

proyek. Salah satu risiko yang berpengaruh sangat besar pada proyek adalah

adanya perubahan penanggung jawab pembangunan dari Dinas PU kepada Dinas

Tata Ruang dan Perumahan. Berpindahnya penanggung jawab yang membidangi

proyek ini mengakibatkan banyaknya penyesuaian baik dari segi disain dan

administrasi. Pihak konsultan perencana melakukan revisi terhadap keseluruhan

dokumen DED yang terdiri dari gambar kerja, Engineer Estimate, RKS, kontrak

dan lain-lain. Risiko lain yang berpengaruh signifikan dan besar pada proyek

adalah adanya kerusakan pada bangunan maupun lokasi proyek akibat bencana

alam (force majeur). Adanya bencana alam akan sangat merugikan pekerjaan

proyek. Bencana seperti banjir sangat rentan terjadi karena pelaksanaan proyek

sangat dekat dengan sungai yang rentan mengalami banjir kiriman saat musim

hujan.

5.3 Risiko-risiko Dominan (Major Risk)

Risiko-risiko yang bersifat dominan (major risk) adalah risiko-risiko yang

termasuk kategori unacceptable (risiko yang tidak dapat diterima) dan risiko-

risiko yang termasuk kategori undesirable (risiko yang tidah diharapkan). Risiko-

risiko ini merupakan risiko dengan risk acceptability nilai perkalian likehood dan

consequences sama dengan atau di atas 5 (lima). Keberadaan risiko-risiko

dominan (major risk) akan berpengaruh besar pada Pembangunan Sentral Parkir

di Pasar Badung. Dalam tingkat penerimaan risiko dapat dilihat bahwa risiko

dominan besarnya 89.47%. Prosentase risiko-risiko dominan yang cukup besar

menunjukkan banyak risiko-risiko yang tidak dapat diterima dalam proyek baik

57

Page 58: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan operasional yang dapat menghambat

dan memberi dampak negatif dalam pembangunan sentral parkir. Risiko-risiko

dominan ini harus mendapatkan perhatian khusus dari pihak-pihak berkompeten

yang memiliki tanggung jawab terhadap terjadinya risiko untuk dapat dilakukan

tindakan mitigasi agar dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari

risiko yang terjadi.

Berdasarkan gambar diagram tingkat penerimaan risiko di atas dapat dijelaskan

persentase tingkat penerimaan risiko adalah sebagai berikut:

1. Unacceptable (tidak dapat diterima) : 9 risiko

2. Undesirable (tidak diharapkan) : 80 risiko

3. Acceptable (dapat diterima) : 5 risiko

4. Negligible (dapat diabaikan) : 1 risiko

58

Gambar 5.4 Tingkat Penerimaan Risiko (Risk Acceptability)

Page 59: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Dari data dan prosentase di atas, dapat dijabarkan mengenai risiko-risiko dominan

(major risk) yang teridentifikasi yaitu risiko dengan kategori unacceptable dan

undesirable.

5.3.1 Risiko dengan Kategori Unacceptable

Risiko-risiko yang teridentifikasi sebagai risiko yang tidak dapat diterima

(unacceptable) dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini adalah

sebagai berikut:

1. Risiko Politis

Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan keputusan yang

mempengaruhi pengerjaan proyek. Instansi-instansi yang terlibat dalam

proyek ini seperti Dinas TRP, Dinas PU dan PD. Pasar kurang berkoordinasi

dengan baik termasuk dari SKPD lain sehingga terjadi perubahan-perubahan

keputusan akibat dari masukan-masukan yang diberikan khususnya pada

tahap perencanaan yang berdampak pada tertundanya penyelesaian dokumen

gambar dan lain-lain oleh konsultan perencana karena menunggu keputusan

akhir yang diambil.

2. Risiko Perencanaan

Adanya perubahan disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak

yang terkait dengan Pembangunan Sentral Parkir. Perubahan disain ini

memberikan dampak yang sangat besar pada perencanaan. Perubahan disain

59

Page 60: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

yang berdampak besar seperti perubahan disain dari dua lantai basement

menjadi satu lantai basement menyebabkan perubahan disain secara total baik

dari segi struktur, arsitektur dan MEP. Perubahan disain ini mengakibatkan

bertambahnya waktu penyelesaian pekerjaan oleh konsultan perencana.

3. Risiko Ekonomi

Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama masa

perencanaan dan pelaksanaan proyek yang dapat mengakibatkan

membengkaknya biaya konstruksi pada tahap pelaksanaan yang pada saat

perencanaan belum terjadi eskalasi harga. Hal ini akan menyulitkan pada saat

pelaksanaan terutama bagi kontraktor yang menawar dan memenangkan

tender pekerjaan.

4. Risiko Manusiawi

a. Terganggunya kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat

pelaksanaan proyek. Kegiatan perdagangan di Pasar Badung sebagai lokasi

proyek akan sangat terpengaruh selama kegiatan proyek. Pedagang yang

biasa berjualan di areal parkir akan direlokasi sementara ke areal lain

dalam pasar. Selama pelaksanaan proyek akan mengakibatkan

berkurangnya pendapatan para pedagang karena para pembeli kurang

leluasa berbelanja selama pelaksanaan proyek.

b. Keterlambatan kedatangan tenaga kerja akibat libur hari raya.

Keterlambatan datangnya tenaga kerja ini dapat disebabkan kurangnya

manajemen tenaga kerja (man power) oleh kontraktor dalam

60

Page 61: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

mengantisipasi adanya libur hari raya, terutama untuk tenaga kerja yang

berasal dari luar daerah.

5. Risiko Alami

Adanya kerusakan pada bangunan selama pengerjaan proyek akibat bencana

alam (force majeur). Adanya bencana alam akan berdampak buruk pekerjaan

proyek dan kejadian bencana alam biasanya tidak dapat diprediksi. Bencana

seperti banjir sangat rentan terjadi karena pelaksanaan proyek sangat dekat

dengan sungai yang rentan mengalami banjir kiriman saat musim hujan.

Terlebih lagi kejadian bencana alam banjir pernah menimpa pengerjaan

proyek sentral parkir sebelumnya di Pasar Payuk.

6. Risiko Proyek

a. Tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi secara langsung akan

berpengaruh pada kinerja dan kualitas pekerjaan. Kejadian ini bisa saja

disebabkan kurangnya koordinasi antara kontraktor utama dengan sub-

kontraktor ataupun mandor penyedia tenaga kerja dalam hal pengadaan

tenaga kerja.

b. Terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek. Keterlambatan dapat

disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja, metode kerja yang tidak

terencana dengan baik, penyediaan material yang kurang mencukupi,

bencana alam dan lain-lain. Keterlambatan ini dapat mengakibatkan

bertambahnya waktu yang akan berdampak adanya sanksi denda kepada

kontraktor akibat keterlambatan yang terjadi.

7. Risiko Teknis

61

Page 62: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Adanya kemacetan yang terjadi di sekitar Sentral Parkir karena pengaturan

arus keluar masuk kendaraan yang kurang baik dapat berakibat buruk pada

proyek. Kemacetan akan terjadi karena volume kendaraan seperti dump truk

pada saat pekerjaan galian akan sangat padat dan akan mengganggu

kelancaran lalu lintas terutama di Jalan Gajah Mada. Demikian juga halnya

pada saat pengecoran yang akan melibatkan banyak truk concrete mixer yang

akan mengganggu lalu lintas du Jalan Gajah Mada yang sudah sangat padat.

5.3.2 Risiko dengan Kategori Undesirable

Risiko-risiko yang teridentifikasi sebagai risiko yang tidak diharapkan

(undesirable) dalam Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Payuk ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Risiko Politis

a. Terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan dari Dinas PU ke

Dinas Tata Ruang yang menyebabkan review disain. Perubahan ini dapat

mengakibatkan berubahnya semua administrasi proyek dan juga adanya

penyempurnaan dan perubahan disain.

b. Adanya masukan-masukan dari pihak PD. Pasar dan PD. Parkir yang

berakibat adanya perubahan disain. Masukan-masukan khususnya dari

pihak PD. Pasar mempengaruhi disain karena PD. Pasar akan menjadi

pengelola setelah sentral parkir ini terwujud.

62

Page 63: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

c. Adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun anggaran yang

mempengaruhi pengerjaan proyek.

d. Opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung.

e. Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait dengan

pembangunan dalam hal ini pihak PD. Pasar dan PD. Parkir yang masing-

masing mempunyai kepentingan, misalnya PD. Pasar ingin memanfaatkan

lahan untuk pedagang namun di lain pihak PD. Parkir berkepentingan

untuk memanfaatkan lahan sebagai areal parkir.

f. Adanya review disain setelah diadakannya presentasi dan rapat dengan

anggota Komisi B DPRD Kota Denpasar. Sebelum dilaksanakan,

rancangan dipresentasikan kepada anggota Komisi B DPRD yang

memberikan masukan seperti ketinggian lantai (finish floor level) yang

harus ditindaklanjuti dengan review disain.

g. Adanya perubahan kebijakan prioritas penggunaan anggaran yang dapat

menghambat terlaksananya pembangunan Sentral Parkir. Perubahan ini

disebabkan oleh pertimbangan pemerintah dalam menentukan skala

prioritas penaganan proyek seperti mendahulukan renovasi Pasar

Kumbasari yang mengalami musibah kebakaran.

2. Risiko Perencanaan

a. Adanya kesulitan dari konsultan perencana dalam melengkapi data dari

disain terdahulu untuk melakukan review disain dikarenakan tidak adanya

63

Page 64: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

back up data dan kurangnya koordinasi dengan konsultan perencana

terdahulu.

b. Kurangnya survei pendahuluan tentang lokasi pembangunan oleh

konsultan perencana. Kurangnya suvei ini dapat mengakibatkan disain

kurang sesuai dengan kondisi terkini di lokasi.

c. Kurangnya kajian holistik dari konsultan perencana yang dapat

menyebabkan ketidaksesuaian dengan masterplan pengembangan Pasar

Badung dan sekitarnya.

d. Koordinasi antar tim ahli pada konsultan perencana kurang berjalan

dengan baik (arsitek, sipil, ME/P). Kurangnya koordinasi dapat disebabkan

kurang tegasnya team leader dalam pembagian tugas (job description)

antar tim ahli serta kurang tepatnya metode kerja yang digunakan.

e. Konsultan perencana kurang berkoordinasi dengan instansi yang berkaitan

dengan proyek yang dikerjakan. Dalam proses perancanaan konsultan

perencana hanya berkoordinasi dengan Dinas PU atau Dinas TRP dan

kurang berkoordinasi dengan PD. Pasar selaku pengelola lokasi pekerjaan.

f. Data tanah dan hidrologi (kondisi lapangan) kurang terdata secara

terperinci seperti tidak adanya hasil tes tanah (sondir) untuk mengetahui

kondisi lokasi pekerjaan.

g. Adanya kesalahan perhitungan volume pekerjaan oleh konsultan

perencana, seperti konsultan hanya memperhitungkan volume galian tanah

padat, tidak meninjau volume tanah ketika gembur.

64

Page 65: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

h. Kurangnya analisis dari konsultan perencana mengenai jaringan listrik

yang tersedia di lapangan. Hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya

pekerjaan jika terdapat kabel tanam di lokasi.

i.Adanya ketidaksesuaian antara gambar rencana dan kondisi riil di lapangan.

Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena kurangnya pengukuran dan

analisis lapangan yang dapat menyebabkan perubahan disain dalam skala

kecil ataupun skala besar.

j. Perbedaan spesifikasi teknis antara gambar rencana, rencana anggaran

biaya (RAB) dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). Perbedaan ini

dapat menyebabkan perbedaan intepretasi bagi kontraktor yang akan

mengerjakan terkait dengan sistem kontrak lump sum atau unit price.

k. Adanya perubahan disain bangunan dari disain awal dengan sistem dua

lantai basement menjadi satu lantai basement di bawah ground floor.

Perubahan ini diambil setelah mempertimbangkan posisi lantai basement

yang berada di bawah level air sungai jika menggunakan sistem dua lantai

basement.

l.Kurang lengkapnya gambar rencana, terutama detail-detail struktural,

arsitektural ataupun mekanikal yang akan menyulitkan kontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

m. Kurangnya analisis dari konsultan perencana mengenai jaringan

plumbing yang tersedia di lapangan. Hal ini dapat mengakibatkan

terhambatnya pekerjaan jika terdapat pipa air di lokasi.

3. Risiko Proyek

65

Page 66: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

a. Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukan posisi, titik, garis dan

ketinggian tidak sesuai gambar.

b. Pengukuran dilakukan secara manual tanpa pesawat ukur (teodolit), seperti

penentuan titik-titik dan jarak antar kolom serta levelling dapat

menyebabkan bangunan tidak presisi.

c. Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner dengan

kontraktor, seperti salah pengertian mengenai kontrak tipe lump sum atau

unit price dan masalah perpanjangan waktu serta pembayaran termin

pekerjaan.

d. Ketidaksesuaian antara volume pekerjaan di dalam BQ dan kondisi di

lapangan. Hal ini disebabkan kurang telitinya analisa konsultan mengenai

kondisi lapangan sehingga terjadi perbedaan volume.

e. Adanya bahaya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement.

f. Adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar lokasi

proyek, dikarenakan dump truck pengangkut tanah galian tidak menutup

bak truk dengan penutup sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan.

g. Adanya kerusakan bangunan sekitar terutama Pura Melanting akibat

proses konstruksi khususnya saat pekerjaan pondasi bored-pile. Hal ini

dapat terjadi mengingat sangat dekatnya lokasi khususnya pekerjaan

bored-pile dengan Pura Melanting.

h. Terlambatnya pasokan material yang mengurangi kinerja pekerjaan.

66

Page 67: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

i. Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui terlebih

dahulu oleh konsultan pengawas. Tidak adanya contoh material dapat

mengakibatkan ketidaksesuaian antara material dengan spesifikasi teknis.

j. Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.

k. Pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor tidak sesuai dengan gambar dan

spesifikasi teknis. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya koordinasi

antara kontraktor dengan konsultan pengawas.

l. Adanya perubahan disain yang yang berakibat pada terhambatnya prestasi

pengerjaan proyek.

m. Adanya perubahan spesifikasi teknis yang mengganggu pelaksanaan

proyek. Perubahan spesifikasi teknis pada saat pelaksanaan akan

berpengaruh pada harga dan volume pekerjaan yang harus diperhitungkan

dan dapat mengganggu kelancaran proyek.

n. Kontraktor tidak mengajukan request dan shop drawing kepada konsultan

pengawas sebelum melaksanakan suatu pekerjaan. Setiap memulai

pekerjaan kontraktor harus mengajukan request atau ijin kerja kepada

konsultan dan mengajukan shop drawing jika diperlukan.

o. Kurangnya kualitas pekerjaan karena lemahnya pengawasan lapangan

yang dapat disebabkan karena pengawas lapangan tidak secara rutin

berada di lapangan dan mengawasi jalannya pekerjaan.

p. Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan melaksanakan

masukan dan instruksi dari pengawas lapangan.

67

Page 68: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

q. Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan kecelakaan

terutama bahaya terjatuh pada saat penggalian basement. Pagar pengaman

yang kurang baik sangat berbahaya apalagi lokasi pelaksanaan adalah

pasar dengan aktivitas yangg sangat padat.

r. Tenaga kerja yang ditugaskan tidak sesuai dengan kualifikasinya, misalnya

tenaga tukang gali diberikan pekerjaan pembesian sehingga dapat

berpengaruh pada kualitas pekerjaan.

s. Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10% akan menyebabkan harus

diadakannya perhitungan ulang volume pekerjaan khususnya untuk

kontrak unit price dan menerbitkan amandemen kontrak.

t. Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah dikerjakan

antara kontraktor dan konsultan pengawas.

u. Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan dapat

mengakibatkan terlambatnya pekerjaan misalnya untuk pemotongan besi

dan untuk penerangan di malam hari pada saat pekerjaan lembur.

v. Kurang terawatnya instlasi listrik dan hidran eksisting sehingga

menyulitkan dalam penyambungan/connecting.

4. Risiko Teknis

a. Ketidaksesuaian gambar dan spesifikasi teknis. Hal ini dapat menyebabkan

kesalahpahaman bagi kontraktor, misalnya untuk lantai (slab) basement

dalam gambar tercantum mutu beton K-175 sedangkan dalam spesifikasi

teknis mensyaratkan mutu K-250.

68

Page 69: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

b. Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan dengan

kondisi aktual di lapangan.

c. Adanya perubahan disain akibat penyesuaian dengan kondisi di lapangan.

d. Peralatan yang digunakan terutama alat berat dan kendaraan pengangkut

tanah sisa galian tidak mencukupi sehingga menghambat pekerjaan.

Kurangnya peralatan khususnya jumlah dump truk pengangkut galian

tanah akan memperlambat pekerjaan.

e. Kurangnya pengamanan pada jalur utama keluar masuk kendaraan yang

menimbulkan kesemrawutan.

f. Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan-

kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan berkala. Kerusakan

yang terjadi khususnya sistem mekanikal elektrikal tidak diperbaikai oleh

kontraktor selama masa pemeliharaan berkala.

g. Kurangnya pengaturan parkir baik di area basement dan ground floor yang

menyebabkan berkurangnya daya tampung optimal dari sentral parkir. Hal

ini disebabkan kurangnya petugas parkir untuk membantu pengunjung

memarkirkan kendaraan.

h. Kurangnya pertanda dan peringatan yang menyebabkan bingung pengguna

parkir.

i. Mahalnya biaya perawatan bangunan khususnya instalasi listrik, plumbing

dan hidran.

j. Tidak berfungsinya peralatan-peralatan pengaman bangunan seperti hidran,

pompa banjir (sum pit) dan lain-lain. Peralatan ini kurang berfungsi

69

Page 70: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

maksimal dapat disebabkan kurangnya perawatan dan jarangnya dilakukan

uji coba untuk mendeteksi jika terjadi kerusakan.

k. Kurangnya keterampilan SDM / juru parkir dalam melakukan pengaturan

perparkiran (hanya menarik retribusi tanpa membantu mengatur parkir).

l. Peralatan yang digunakan juru parkir tidak mencukupi untuk melakukan

pengaturan parkir.

5. Risiko Lingkungan

a. Terjadinya kontaminasi tanah, polusi dan kebisingan yang mengganggu

selama pelaksanaan Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung.

Terjadinya polusi terutama debu dapat terjadi pada saat pekerjaan galian

dan pengangkutan hasil galian, sedangkan kebisingan terjadi pada saat

penggunaan alat berat dan pada saat pengecoran yang menggunakan

concrete mixer dan concrete pump.

b. Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama

pelaksanaan proyek. Akses alat berat cukup sulit karena lokasi sangat

padat dan entrance ke lokasi sangat sempit.

c. Adanya kerusakan bangunan sekitar akibat pengerjaan proyek, khususnya

Pura Melanting yang sangat berdekatan dengan lokasi.

d. Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat kepadatan

lalu lintas di sekitar lokasi pembangunan. Kepadatan yang tinggi akan

menyulitkan terutama pada saat keluar masuk dump truk pengangkut,

suplai material dan saat pengecoran.

6. Risiko Keselamatan

70

Page 71: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

a. Terjadinya kecelakaan akibat penggunaan alat berat terutama pada

penggalian basement

b. Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan kecelakaan

terutama bahaya terjatuh pada saat penggalian basement.

c. Kurangnya pengamanan di lokasi proyek.

d. Terjadinya perusakan fasilitas proyek.

e. Adanya pungutan liar yang dilakukan preman.

f. Adanya penggunaan dana di luar yang tercantum dalam kontrak.

g. Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja.

h. Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja.

7. Risiko Alami

a. Muka air tanah yang tinggi pada galian basement mengingat lokasi proyek

sangat berdekatan dengan sungai.

b. Terganggunya pekerjaan karena kegiatan pasar yang tidak pernah berhenti

sepanjang hari, khususnya pada saat loading unloading material di lokasi

pekerjaan.

c. Adanya mata air pada galian basement.

d. Adanya rembesan air Tukad Badung selama pengerjaan proyek, khususnya

pada saat pengerjaan lantai basement.

e. Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca khususnya hujan karena

pelaksanaan pekerjaan dijadwalkan pada Bulan Juli sampai Desember

yang merupakan waktu musim hujan.

8. Risiko Ekonomi

71

Page 72: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak selama masa pelaksanaan

pekerjaan yang akan mempengaruhi kinerja proyek.

9. Risiko Kriminal

a. Hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya proyek.

10. Risiko Manusiawi

a. Produktivitas pekerja yang rendah.

b. Pemogokan oleh tenaga kerja.

c. Adanya pekerja yang sakit atau mengalami kecelakaan.

d. Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi dengan adanya

pembangunan Sentral Parkir.

e. Adanya keluhan dari warga akibat terganggunya aktivitas mereka

termasuk kemacetan yang terjadi.

11. Risiko Keuangan

a. Adanya keterlambatan pembayaran termin oleh owner kepada pihak

konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor.

b. Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak sub

kontraktor.

Berdasarkan sumbernya, risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima

(unacceptable) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Risiko Politis : 2 risiko (22.22%)

2. Risiko Perencanaan : 1 risiko (11.11%)

3. Risiko Ekonomi : 1 risiko (11.11%)

72

Page 73: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

4. Risiko Lingkungan : 1 risiko (11.11%)

5. Risiko Alami : 1 risiko (11.11%)

6. Risiko Proyek : 2 risiko (22.22%)

Sedangkan untuk risiko yang termasuk kategori tidak diharapkan (undesirable)

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Risiko Politis : 7 risiko (8.75%)

2. Risiko Perencanaan : 13 risiko (16.25%)

3. Risiko Proyek : 22 risiko (27.50%)

4. Risiko Teknis : 12 risiko (15.00%)

5. Risiko Lingkungan : 4 risiko (5.00%)

6. Risiko Keselamatan : 8 risiko (10.00%)

7. Risiko Alami : 5 risiko (6.25%)

8. Risiko Ekonomi : 1 risiko (1.25%)

9. Risiko Kriminal : 1 risiko (1.25%)

10. Risiko Manusiawi : 5 risiko (6.25%)

11. Risiko Keuangan : 2 risiko (2.50%)

5.4 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko

Berdasarkan analisis modus penilaian responden terhadap risiko

berdasarkan sumber risiko, dapat dijabarkan distribusi penerimaan risiko (risk

acceptability) seperti dalam Tabel 5.1.

73

Tabel 5.1 Distribusi Penerimaan Risiko untuk Setiap Sumber Risiko

Page 74: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Dari tabel dapat dilihat risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima

(unacceptable) sebanyak 9 (sembilan) risiko (9.47%). Risiko dengan nilai

penerimaan risiko yang tinggi diantaranya adalah kurangnya koordinasi antar

instansi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek,

adanya perubahan disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak yang

terkait dengan pembangunan sentral parkir, terjadinya eskalasi harga bahan

bangunan, terganggunya kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat

pelaksanaan proyek, adanya kerusakan bangunan akibat bencana alam (force

majeur), tenaga kerja yang tidak mencukupi, terjadinya keterlambatan

penyelesaian proyek, keterlambatan kedatangan tenaga kerja akibat libur hari raya

dan terjadinya kemacetan di sekitar sentral parkir karena pengaturan arus keluar

masuk kendaraan yang kurang baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan

SUMBER IDENTIFIKASI TINGKAT PENERIMAAN RISIKO (Risk Acceptability)RISIKO RISIKO Unacceptable Undesirable Acceptable Negligible

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Politis 10.00 10.53 1 1.05 7 7.37 1 1.05 0 0.00Perencanaan 14.00 14.74 1 1.05 13 13.68 0 0.00 0 0.00Proyek 25.00 26.32 2 2.11 22 23.16 1 1.05 0 0.00Teknis 15.00 15.79 1 1.05 12 12.63 1 1.05 1 1.05Lingkungan 4.00 4.21 0 0.00 4 4.21 0 0.00 0 0.00Keselamatan 9.00 9.47 0 0.00 8 8.42 1 1.05 0 0.00Alami 6.00 6.32 1 1.05 5 5.26 0 0.00 0 0.00Ekonomi 2.00 2.11 1 1.05 1 1.05 0 0.00 0 0.00Kriminal 1.00 1.05 0 0.00 1 1.05 0 0.00 0 0.00Manusiawi 7.00 7.37 2 2.11 5 5.26 1 1.05 0 0.00Keuangan 2.00 2.11 0 0.00 2 2.11 0 0.00 0 0.00Jumlah 95.00 100 9 80 5 1

Persentase 100.00 9.47 84.21 5.26 1.05

74

Sumber: Hasil Analisis

Sumber: Hasil Analisis

Page 75: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

penelitian terdahulu oleh Kristinayanti (2005) tentang Manajemen Risiko pada

Investasi Hotel Bintang Tiga di Bali yang menemukan risiko dengan tingkat

penerimaan yang tinggi adalah masalah sosial (lingkungan sekitar) seperti

peraturan desa adat setempat (awig-awig dan kontribusi) dan tekanan dari

masyarakat setempat. Sedangkan penelitian Sudiatmika (2010) menunjukkan

bahwa perubahan lahan persawahan (kawasan hijau) menjadi lahan

perumahan/komersial di sekitar PPK Badung adalah risiko dengan nilai tingkat

penerimaan yang tinggi. Risiko dengan kategori yang tidak diharapkan

(undesirable) terdapat 80 (delapan puluh) risiko (84.21%), risiko yang dapat

diterima (acceptable) sebanyak 5 (lima) risiko (5.26%) dan risiko yang diabaikan

(negligible) ada satu risiko (1.05%).

5.5 Mitigasi Risiko (Risk Mitigation)

Keberadaan risiko-risiko dominan (major risk) akan memberikan

pengaruh yang besar pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung. Risiko-

risiko yang termasuk dalam kategori risiko yang tidak dapat diterima

(unacceptable) dan risiko yang termasuk dalam kategori tidak diharapkan

(undesirable) memerlukan adanya tindakan-tindakan mitigasi untuk mengurangi

dampak yang ditimbulkannya. Mitigasi risiko dapat dilakukan dengan mengurangi

risiko (risk reduction), menahan risiko (risk retention), mengalihkan risiko (risk

transfer) dan menghindari risiko (risk avoidance). Risiko-risiko yang termasuk

75

Page 76: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

kategori dapat diterima (acceptable) dan kategori dapat diabaikan (negligible)

tidak memerlukan adanya mitigasi karena risiko-risiko tersebut dapat ditahan (risk

retention). Tindakan-tindakan mitigasi yang dilakukan dalam penelitian ini

didapatkan dari hasil analisis, wawancara dengan pihak yang berkompeten

(expert) dan dari penelitian-penelitian sebelumnya.

5.5.1 Mitigasi Risiko Unacceptable

Tindakan mitigasi untuk risiko-risiko yang termasuk dalam kategori tidak

dapat diterima (unacceptable) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan keputusan yang

mempengaruhi pengerjaan proyek. Instansi-instansi yang terlibat seperti Dinas

Tata Ruang dan Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum dan PD. Pasar kurang

berkoordinasi dengan baik termasuk dari SKPD lain sehingga terjadi

perubahan-perubahan keputusan akibat dari masukan-masukan yang diberikan.

Mitigasi yang diperlukan untuk risiko yang terjadi dalam hal ini adalah

mengurangi dampak yang ditimbulkan (risk reduction) dengan tindakan-

tindakan antara lain:

a. Mempertegas aturan-aturan mengenai pihak-pihak yang secara teknis

terlibat dalam pengerjaan proyek sehingga koordinasi antar instansi dapat

terjalin dengan baik.

b. Meminta masukan-masukan dari instansi lain seperti Bappeda Kota

Denpasar atau Bagian Program Pembangunan Sekretariat Kota Denpasar

76

Page 77: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang terbaik

oleh Dinas Tata Ruang dan Perumahan sebagai pengelola teknis proyek.

2. Adanya perubahan disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak yang

terkait dengan Pembangunan Sentral Parkir khususnya pada tahap

perencanaan. Perubahan disain yang yang terjadi misalnya disain dari dua

lantai basement menjadi satu lantai basement menyebabkan perubahan disain

secara total baik dari segi struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal dan

plumbing. Untuk mengantisipasi dampak dari risiko perubahan disain ini dapat

dilakukan dengan melakukan mengurangi dampak risiko (risk reduction) yaitu:

a. Mempertegas KAK atau TOR sebagai pedoman bagi konsultan perencana

dalam mengerjakan disain sesuai permintaan pihak owner yang tercantum

dalam TOR.

b. Memberikan penjelasan yang didukung dengan hasil studi atau analisis

mengenai disain yang sudah direncanakan untuk dapat meminimalkan

perubahan disain.

3. Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama masa

perencanaan dan pelaksanaan proyek yang dapat mengakibatkan

membengkaknya biaya konstruksi pada tahap pelaksanaan yang pada saat

perencanaan belum terjadi eskalasi harga. Hal ini akan menyulitkan pada saat

pelaksanaan terutama bagi kontraktor yang menawar dan memenangkan tender

pekerjaan. Mitigasi yang diperlukan untuk risiko yang terjadi dalam hal ini

adalah mengurangi dampak yang ditimbulkan (risk reduction) dengan

tindakan-tindakan antara lain:

77

Page 78: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

a. Pihak kontraktor sebagai pelaksana proyek terlebih dahulu melakukan order

atau pemesanan material yang diperlukan dilengkapi dengan uang muka

atau membayar penuh sejak awal pelaksanaan untuk mengantisipasi eskalasi

harga.

b. Kontraktor mengusahakan untuk mencari supplier material alternatif untuk

mendapatkan material yang sesuai dengan kualitas yang sudah disepakati

dan ditawar sesuai dengan kontrak.

4. Terganggunya kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat pelaksanaan

proyek yang diakibatkan areal proyek sebelumnya adalah tempat pedagang

berjualan. Selama pelaksanaan proyek akan mengakibatkan berkurangnya

pendapatan para pedagang karena para pembeli kurang leluasa berbelanja.

Dampak buruk dari terganggunya kegiatan perekonomian ini dapat

diminimalkan (risk reduction) dengan tindakan mitigasi antara lain:

a. Pihak terkait dalam hal ini PD. Pasar sebagai pengelola lokasi pekerjaan

melakukan sosialisasi, penjelasan dan pengertian kepada para pedagang

mengenai proyek yang akan dikerjakan jauh sebelum proyek agar para

pedagang bisa menerima keberadaan proyek.

b. Pihak PD. Pasar melakukan relokasi dan pengaturan pedagang selama

berlangsungnya proyek untuk memperlancar jalannya proyek khususnya

saat loading-unloading material. Relokasi dapat dilakukan misalnya

memindahkan pedagang sementara ke Sentral Parkir Pasar Payuk.

5. Risiko yang dapat berdampak besar pada proyek adalah kerusakan bangunan

dan fasilitas proyek selama pelaksanaan akibat bencana alam (force majeur).

78

Page 79: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Bencana alam yang terjadi dapat berupa bencana gempa bumi, kebakaran

ataupun bencana banjir seperti yang pernah menimpa pelaksanaan proyek

Sentral Parkir di Pasar Payuk. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan untuk

mengantisipasi risiko bencana alam adalah:

a. Mengurangi dampak risiko yang terjadi (risk reduction) dengan

mempersiapkan antisipasi awal terhadap bencana yang terjadi seperti

merencanakan sistem dewatering yang efektifmdengan penggunaan pompa

sum-pit yang bekerja secara otomatis untuk menanggulangi masuknya air

sungai saat terjadinya bencana banjir.

b. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (risk transfer) dengan

mengasuransikan bangunan, alat kerja terutama alat berat dan pekerja

kepada pihak ketiga sebagai antisipasi jika terjadi bencana alam.

6. Tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi pada kinerja dan kualitas

pekerjaan. Untuk risiko kurang mencukupinya tenaga kerja dapat dilakukan

tindakan mitigasi dengan mengurangi dampak risiko (risk reduction) yaitu:

a. Membuatkan schedule tentang kebutuhan tenaga selama pengerjaan proyek

(man power). Pihak kontraktor membuat schedule man power dan metode

kerja tentang kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan lingkup dan waktu

pelaksanaan proyek.

b. Mengagendakan kerja lembur untuk antisipasi item-item pekerjaan yang

membutuhkan banyak tenaga kerja seperti saat pekerjaan pengecoran agar

dapat memenuhi progress yang sudah direncanakan.

79

Page 80: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

7. Risiko keterlambatan penyelesaian proyek dapat disebabkan oleh kurangnya

tenaga kerja, metode kerja yang tidak terencana dengan baik, penyediaan

material yang kurang mencukupi, bencana alam dan lain-lain. Untuk

mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh risiko keterlambatan ini adalah

dengan mengurangi dampak risiko (risk reduction) dengan tindakan mitigasi

diantaranya:

a. Meningkatkan prestasi kerja misalnya dengan menambah jam kerja lembur

bagi tenaga kerja untuk mengejar keterlambatan.

b. Melakukan perbaikan metode kerja dengan mengutamakan pekerjaan-

pekerjaan yang berat dan memerlukan banyak tenaga kerja.

c. Mengajukan permohonan penambahan waktu pelaksanaan pekerjaan kepada

owner untuk mengejar keterlambatan yang terjadi.

8. Adanya kemacetan yang terjadi di sekitar Sentral Parkir karena pengaturan arus

keluar masuk kendaraan yang kurang baik dapat berdampak pada proyek,

terutama saat keluar masuknya kendaraan proyek baik itu dump truk, concrete

mixer dan concrete pump. Risiko kemacetan ini dapat dikurangi dampaknya

(risk reduction) dengan melakukan tindakan mitigasi antara lain:

a. Menempatkan petugas khusus untuk menjaga pintu keluar masuk proyek

dan membantu mengatur keluar masuknya kendaraan proyek agar

menghindarkan kemacetan.

b. Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan setempat dalam hal ini pihak

keamanan pasar dan kepolisian dalam mengatur lalu lintas agar aman dan

lancar.

80

Page 81: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

9. Risiko keterlambatan datangnya tenaga kerja akibat libur hari raya ini dapat

disebabkan kurangnya manajemen tenaga kerja (man power) oleh kontraktor

dalam mengantisipasi adanya libur hari raya, terutama untuk tenaga kerja yang

berasal dari luar daerah. Jenis mitigasi yang dapat dilakukan untuk

meminimalkan dampak negatif risiko ini adalah dengan mengurangi risiko

(risk reduction) dengan tindakan mitigasi antara lain:

a. Membatasi libur tenaga kerja terutama untuk tenaga kerja yang berasal dari

luar daerah.

b. Mengadakan kesepakatan dengan penyedia tenaga kerja atau mandor

tentang waktu libur tenaga kerja dan kapan tenaga kerja kembali ke proyek.

c. Mencari alternatif tenaga kerja lain sebagai cadangan bila tenaga kerja yang

diberikan waktu libur kedatangannya terlambat.

Keberadaan risiko-risiko yang termasuk kategori tidak dapat diterima

(unacceptable) harus mendapatkan perhatian lebih dan dilakukan tindakan

mitigasi untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan seperti tindakan

mitigasi untuk risiko bencana alam (force majeur) dilakukan risk reduction

dengan membuat persiapan awal untuk mengantisipasi misalnya dengan

menyiapkan pompa banjir jika terjadi bencana banjir dan juga dapat dilakukan

risk transfer dengan mengasuransikan pekerjaan pada pihak ketiga.

5.5.2 Mitigasi Risiko Undesirable

Tindakan mitigasi untuk risiko-risiko yang termasuk dalam kategori tidak

diharapkan (undesirable) dapat dijelaskan sebagai berikut:

81

Page 82: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

1. Risiko terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan dari Dinas PU

ke Dinas TRP yang menyebabkan review disain yang juga mengakibatkan

berubahnya semua administrasi proyek dan juga adanya penyempurnaan serta

perubahan disain. Untuk tindakan mitigasi yang dilakukan adalah dengan

mengurangi risiko (risk reduction) dengan melakukan rapat-rapat koordinasi

dengan Dinas TRP mengenai review disain yang terjadi sekaligus membahas

perubahan-perubahan admisnistrasi proyek yang terjadi.

2. Adanya masukan-masukan dari pihak PD. Pasar dan PD. Parkir yang berakibat

adanya perubahan disain khususnya PD. Pasar yang akan menjadi pengelola.

Terhadap risiko ini dilakukan mitigasi dengan mengurangi risiko (risk

reduction) yaitu:

a. Mengakomodasi masukan-masukan dan melakukan review disain

seperlunya tanpa mengubah konsep desain secara keseluruhan.

b. Memberi penjelasan disain selengkapnya untuk meminimalkan peluang

peruahan disain.

3. Adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun anggaran yang

mempengaruhi pengerjaan proyek. Tindakan mitigasi yang dilakukan adalah

dengan mengurangi risiko (risk reduction) dengan memastikan ranking

prioritas pengerjaan proyek kepada instansi penentu kebijakan dalam hal ini

Pemerintah Kota Denpasar.

4. Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait misalnya pihak PD.

Pasar dan PD. Parkir yang masing-masing mempunyai kepentingan. Mitigasi

yang dilakukan dengan mengurangi risiko (risk reduction) dengan mengadakan

82

Page 83: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

koordinasi antar instansi untuk menyatukan persepsi dan menetapkan fungsi

dari Gedung Sentral Parkir dan menetapkan pihak-pihak yang akan menjadi

pengelola dan bertanggung jawab baik pada saat pelaksanaan proyek ataupun

operasional.

5. Adanya review disain setelah diadakannya presentasi dan rapat dengan anggota

Komisi B DPRD Kota Denpasar yang memberikan masukan untuk

ditindaklanjuti dengan review disain. Mitigasi risiko yang dilakukan adalah

mengurangi risiko (risk reduction) dengan mengakomodasi masukan-masukan

yang diberikan dan melakukan review disain.

6. Adanya perubahan kebijakan prioritas penggunaan anggaran yang dapat

menghambat terlaksananya pembangunan Sentral Parkir. Karena pemerintah

menentukan skala prioritas penanganan proyek. Tindakan mitigasi yang dapat

dilakukan adalah mengurangi risiko (risk reduction) dengan menetapkan skala

prioritas atau penentuan ranking pengerjaan proyek sesuai dengan daftar

program kerja yang disusun oleh pengelola teknis yang dalam hal ini adalah

Dinas TRP.

7. Adanya kesulitan dari konsultan perencana dalam melengkapi data dari disain

terdahulu untuk melakukan review disain dikarenakan tidak adanya back up

data dan kurangnya koordinasi dengan konsultan perencana terdahulu. Mitigasi

yang dilakukan dengan mengurangi risiko (risk reduction) yaitu berkoordinasi

dengan instansi yang bertanggung jawab sebelumnya (Dinas PU) dan

berkoordinasi lebih intensif dengan perencana terdahulu.

83

Page 84: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

8. Kurangnya survei pendahuluan tentang lokasi pembangunan oleh konsultan

perencana yang dapat mengakibatkan disain kurang sesuai dengan kondisi

terkini di lapangan. Risiko ini memerlukan mitigasi yaitu mengurangi risiko

(risk reduction) dengan melakukan survey ulang pada lokasi proyek dan

mengadakan penyesuaian antara disain dan keadaan di lokasi proyek.

9. Kurangnya kajian holistik dari konsultan perencana yang dapat menyebabkan

ketidaksesuaian dengan masterplan pengembangan Pasar Badung dan

sekitarnya. Risiko ini memerlukan mitigasi yaitu mengurangi risiko (risk

reduction) dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai

masterplan pengembangan Pasar Badung dan melengkapi data dengan kajian

yang lebih holistik.

10. Koordinasi antar tim ahli pada konsultan perencana kurang berjalan dengan

baik (arsitek, sipil, ME/P) yang dapat disebabkan kurang tegasnya team

leader dalam pembagian tugas (job description) antar tim ahli serta kurang

tepatnya metode kerja yang digunakan. Risiko ini memerlukan mitigasi yaitu

mengurangi risiko (risk reduction) dengan mengadakan rapat koordinasi

intern yang lebih intensif dengan semua ahli yang terlibat, memantapkan

posisi team leader sebagai koordinator dan memperbaiki pembagian tugas

(job description).

11. Konsultan perencana kurang berkoordinasi dengan instansi yang berkaitan

dengan proyek yang dikerjakan misalnya hanya Dinas PU atau Dinas TRP.

Tindakan mitigasi yang diperlukan untuk risiko ini adalah dengan

mengurangi risiko (risk reduction) dengan mengadakan rapat-rapat

84

Page 85: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

koordinasi dengan instansi terkait misalnya PD. Pasar dan meminta masukan

mengenai proyek yang dikerjakan.

12. Data tanah dan hidrologi (kondisi lapangan) kurang terdata secara terperinci

seperti tidak adanya hasil tes tanah (sondir) untuk mengetahui kondisi lokasi

pekerjaan. Tindakan mitigasi yang diperlukan adalah mengurangi risiko (risk

reduction) dengan melakukan survey ulang mengenai keadaan tanah dan

hidrologi di lapangan.

13. Adanya kesalahan perhitungan volume pekerjaan oleh konsultan perencana.

Risiko kesalahan perhitungan volume ini memerlukan tindakan mitigasi

dengan mengurangi risiko yaitu dengan mengadakan perhitungan ulang

terhadap volume pekerjaan dan mengusulkan pekerjaan tambah kurang bila

pelaksanaan proyek sudah berjalan.

14. Adanya ketidaksesuaian antara gambar rencana dan kondisi riil di lapangan

karena kurangnya pengukuran dan analisis lapangan yang dapat

menyebabkan perubahan disain. Mitigasi yang dilakukan untuk risiko ini

adalah mengurangi risiko (risk reduction) dengan melakukan review disain

untuk menyesuaikan dengan kondisi riil di lapangan.

15. Perbedaan spesifikasi teknis antara gambar rencana, rencana anggaran biaya

(RAB) dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). Risiko ini memerlukan

mitigasi dengan mengurangi risiko yaitu dengan melakukan sinkronisasi

antara gambar rencana, RAB dan RKS. Tindakan lain yang dilakukan adalah

menentukan kedudukan yang lebih mengikat antara gambar rencana, RAB

dan RKS sesuai kontrak pekerjaan.

85

Page 86: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

16. Perbedaan spesifikasi teknis antara gambar rencana, rencana anggaran biaya

(RAB) dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). Risiko ini memerlukan

mitigasi dengan mengurangi risiko yaitu dengan melakukan sinkronisasi

antara gambar rencana, RAB dan RKS. Tindakan lain yang dilakukan adalah

menentukan kedudukan yang lebih mengikat antara gambar rencana, RAB

dan RKS sesuai kontrak pekerjaan.

17. Adanya perubahan disain bangunan dari disain awal dengan sistem dua lantai

basement menjadi satu lantai basement di bawah ground floor dengan

pertimbangan ketinggian level air sungai. Mitigasi yang dilakukan untuk

risiko ini adalah mengurangi risiko (risk reduction) dengan melakukan review

mengenai lingkup pekerjaan dan anggaran terkait perubahan disain dan

melakukan analisis struktur, mekanikal dan elektrikal terkait perubahan disain

yang terjadi.

18. Kurang lengkapnya gambar rencana, terutama detail-detail struktural,

arsitektural ataupun mekanikal yang akan menyulitkan kontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Mitigasi untuk risiko ini adalah dengan

mengurangi risiko (risk reduction) yaitu melengkapi gambar-gambar detail

dalam dokumen risalah pada saat aanwijzing atau pada saat pre-construction

meeting pekerjaan.

19. Kurangnya analisis dari konsultan perencana mengenai jaringan utilitas

plumbing yang tersedia di lapangan. Risiko ini memerlukan tindakan mitigasi

dengan mengurangi risiko (risk reduction) dengan melakukan survey dan

analisis mengenai jaringan utilitas plumbing yang ada dan berkoordinasi

86

Page 87: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dengan instansi terkait (PD. Pasar) mengenai jaringan utilitas plumbing

eksisting di lapangan.

20. Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukan posisi, titik, garis dan

ketinggian tidak sesuai gambar. Risiko ini memerlukan mitigasi dengan

mengurangi risiko (risk reduction) dengan mengadakan koordinasi antara

pihak kontraktor, konsultan dan owner untuk menyesuaikan pengukuran

dengan gambar rencana.

21. Pengukuran dilakukan secara manual tanpa pesawat ukur (teodolit), seperti

penentuan titik-titik dan jarak antar kolom serta levelling dapat menyebabkan

bangunan tidak presisi. Mitigasi yang dilakukan untuk risiko ini adalah

dengan mengurangi risiko (risk reduction) yaitu melakukan pengukuran ulang

yang lebih akurat agar ukuran-ukuran di lapangan lebih presisi.

22. Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner dengan

kontraktor, seperti salah pengertian mengenai kontrak tipe lump sum atau unit

price dan masalah perpanjangan waktu serta pembayaran termin pekerjaan.

Mitigasi risiko yang dilakukan adalah mengurangi risiko (risk reduction)

dengan mengadakan rapat membahas isi dan ketentuan dalam kontrak dan

jika diperlukan membuat nota kesepahaman (MoU) untuk menyamakan

intepretasi isi dan ketentuan kontrak.

23. Ketidaksesuaian antara volume pekerjaan di dalam BQ dan kondisi di

lapangan yang dapat disebabkan kurang telitinya analisa konsultan mengenai

kondisi lapangan sehingga terjadi perbedaan volume. Risiko ini memerlukan

tindakan mitigasi dengan mengurangi risiko (risk reduction) dengan

87

Page 88: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

membahas perubahan volume pekerjaan dengan pekerjaan tambah kurang

melalui amandemen kontrak.

24. Adanya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement. Tindakan

mitigasi untuk risiko ini adalah dengan mengikuti semua metode kerja dan

spesifikasi yang telah ditetapkan dan memasang turap sebelum galian untuk

mencegah longsor.

25. Adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar lokasi

proyek, dikarenakan dump truk pengangkut tanah galian tidak menutup bak

truk dengan penutup sebelum meninggalkan lokasi pekerjaan. Mitigasi yang

diperlukan untuk risiko ini adalah mengurangi risiko (risk reduction) dengan

memperhatikan dump truck pengangkut agar dilengkapi dengan penutup pada

bak pengangkut untuk mencegah ceceran tanah.

26. Adanya kerusakan bangunan sekitar terutama Pura Melanting akibat proses

konstruksi khususnya saat pekerjaan pondasi bored-pile, karena jarak lokasi

pekerjaan sangat dekat dengan Pura Melanting. Mitigasi yang diperlukan

untuk risiko ini adalah dengan mengurangi risiko (risk reduction) yaitu

merencanakan metode kerja dan jarak aman penggunaan mesin bor pada saat

pembuatan pondasi bored-pile.

27. Terlambatnya pasokan material yang mengurangi kinerja pekerjaan yang

dapat diakibatkan oleh manajemen logistik kontraktor yang kurang baik.

Risiko ini memerlukan tindakan mitigasi yaitu mengurangi risiko (risk

reduction) dengan tindakan membuat schedule kedatangan material yang

88

Page 89: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan melakukan evaluasi jumlah

material yang datang dengan yang dibutuhkan di lapangan.

28. Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui terlebih dahulu

oleh konsultan pengawas yang dapat mengakibatkan ketidaksesuaian antara

material dengan spesifikasi teknis. Mitigasi yang dilakukan untuk risiko ini

adalah mengurangi risiko (risk reduction) dengan memberikan instruksi dari

konsultan pengawas kepada kontraktor lewat lisan atau tertulis tentang

kewajiban kontraktor mengajukan contoh material untuk disetujui.

29. Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Risiko ini

memerlukan tindakan mitigasi yaitu mengurangi risiko (risk reduction)

dengan menginstruksikan dan memberi teguran kepada kontraktor untuk

mengganti material yang tidak sesuai dengan material seperti yang

disyaratkan dalam spesifikasi teknis.

30. Pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor tidak sesuai dengan gambar dan

spesifikasi teknis yang dapat disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara

kontraktor dengan konsultan pengawas. Mitigasi yang diperlukan untuk risiko

ini adalah mengurangi risiko (risk reduction) dengan meningkatkan

koordinasi antara kontraktor dan konsultan pengawas juga pihak owner dan

memperketat pengawasan oleh konsultan pengawas agar pekerjaan sesuai

dengan yang direncanakan.

31. Adanya perubahan disain yang yang berakibat pada terhambatnya prestasi

pengerjaan proyek. Risiko ini memerlukan tindakan mitigasi yaitu

89

Page 90: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

mengurangi risiko (risk reduction) dengan melakukan review disain untuk

menetapkan disain agar tidak berakibat pada terhambatnya proyek.

32. Adanya perubahan spesifikasi teknis yang mengganggu pelaksanaan proyek.

Perubahan spesifikasi teknis pada saat pelaksanaan akan berpengaruh pada

harga dan volume pekerjaan yang harus diperhitungkan dan dapat

mengganggu kelancaran proyek. Mitigasi yang perlu dilakukan untuk risiko

ini adalah dengan mengurangi risiko (risk reduction) yaitu melakukan

koordinasi untuk menetapkan spesifikasi teknis yang digunakan.

33. Kontraktor tidak mengajukan request dan shop drawing kepada konsultan

pengawas sebelum melaksanakan suatu pekerjaan. Risiko ini memerlukan

mitigasi risk reduction yaitu konsultan memberikan instruksi kepada

kontraktor untuk mengajukan shop drawing dan request sebelum

melaksanakan pekerjaan. Tindakan lain yang dilakukan adalah kontraktor dan

konsultan melakukan koordinasi mengenai item pekerjaan yang memerlukan

shop drawing.

34. Kurangnya kualitas pekerjaan karena lemahnya pengawasan lapangan yang

dapat disebabkan karena pengawas lapangan tidak secara rutin berada di

lapangan dan mengawasi jalannya pekerjaan. Mitigasi untuk risiko ini adalah

dengan risk reduction yaitu meningkatkan frekuensi kedatangan konsultan di

lapangan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pekerjaan

kontraktor. Tindakan lain adalah mengulang pekerjaan yang tidak sesuai

kualitas yang ditentukan.

90

Page 91: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

35. Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan melaksanakan

masukan dan instruksi dari pengawas lapangan. Untuk risiko ini diperlukan

tindakan mitigasi dengan risk reduction yaitu memberikan instruksi kepada

kontraktor untuk mengikuti masukan dan selalu berkoordinasi dengan

konsultan pengawas.

36. Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan kecelakaan

terutama bahaya terjatuh pada saat penggalian basement mengingat lokasi

pelaksanaan adalah pasar dengan aktivitas yang sangat padat. Tindakan

mitigasi yang dapat dilakukan untuk risiko ini adalah risk reduction dengan

menambahkan pagar pengaman dan pertanda (signage) untuk mencegah

kecelakaan, melarang pihak-pihak yang tidak berkepentingan memasuki areal

proyek dan menempatkan petugas keamanan khusus.

37. Tenaga kerja yang ditugaskan tidak sesuai dengan kualifikasinya, misalnya

tenaga tukang gali diberikan pekerjaan pembesian sehingga dapat

berpengaruh pada kualitas pekerjaan. Mitigasi untuk risiko ini adalah risk

reduction dengan mengusahakan mendatangkan tenaga kerja yang sesuai

dengan kualifikasinya sesuai dengan penawaran yang telah diajukan oleh

pihak kontraktor.

38. Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10% akan menyebabkan harus

diadakannya perhitungan ulang volume pekerjaan khususnya untuk kontrak

unit price dan menerbitkan amandemen kontrak.

39. Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah dikerjakan

antara kontraktor dan konsultan pengawas. Tindakan mitigasi yang dapat

91

Page 92: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dilakukan untuk risiko ini adalah risk reduction dengan melakukan

perhitungan ulang bersama-sama di lapangan oleh konsultan pengawas dan

kontraktor dengan disaksikan oleh direksi dari pihak owner untuk

mendapatkan kesepakatan volume di lapangan.

40. Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan dapat

mengakibatkan terlambatnya pekerjaan khususnya di malam hari pada saat

pekerjaan lembur. Risiko ini memerlukan tindakan mitigasi yaitu risk

reduction dengan melakukan pendekatan pada pihak PD.Pasar sebagai

pengelola untuk dapat memanfaatkan pasokan listrik yang lebih besar dan

juga dapat mengupayakan penggunaan mesin genset.

41. Kurang terawatnya instlasi listrik dan hidran eksisting sehingga menyulitkan

dalam penyambungan/connecting dengan instalasi baru yang akan dipasang.

Untuk mengurangi risiko ini (risk reduction) dapat dilakukan tindakan

mitigasi dengan melakukan pengecekan bersama-sama antara kontraktor,

konsultan, owner khususnya pihak PD.Pasar mengenai kondisi instalasi listrik

dan hidran agar dapat direncanakan sistem untuk dapat menyambungkan

instalasi eksisting dengan instalasi baru yang akan dipasang.

42. Ketidaksesuaian gambar dan spesifikasi teknis yang dapat menyebabkan

kesalahpahaman bagi kontraktor, misalnya untuk lantai (slab) basement

dalam gambar tercantum mutu beton K-175 sedangkan dalam spesifikasi

teknis mensyaratkan mutu K-250. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan

adalah risk reduction dengan mengadakan rapat koordinasi antara konsultan

92

Page 93: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

pengawas, kontraktor dan owner untuk menentukan spesifikasi yang

disepakati untuk dikerjakan.

43. Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan dengan kondisi

aktual di lapangan. Risiko ini disikapi dengan tindakan mitigasi risk

reduction yaitu mengadakan pengukuran ulang untuk mendapatkan hasil

pengukuran yang disepakati.

44. Adanya perubahan disain akibat penyesuaian dengan kondisi di lapangan.

Risiko ini dapat diminimalkan (risk reduction) dengan melakukan koordinasi

antara kontraktor, konsultan pengawas dan konsultan perencana dengan

persetujuan owner untuk kemudian dilakukan perubahan disain sesuai kondisi

riil di lapangan.

45. Peralatan yang digunakan terutama alat berat dan kendaraan pengangkut

tanah sisa galian tidak mencukupi sehingga menghambat pekerjaan. Tindakan

mitigasi untuk risiko ini adalah risk reduction dengan membuat schedule dan

metode kerja untuk efektivitas penggunaan alat agar mencegah keterlambatan

proyek. Tindakan lain dapat dilakukan dengan menambah armada dari sub

kontraktor lain untuk memperlancar pekerjaan.

46. Kurangnya pengamanan pada jalur utama keluar masuk kendaraan yang

menimbulkan kesemrawutan. Risiko ini dapat dikurangi risk reduction

dengan tindakan mitigasi yaitu memasang pertanda (signage) yang jelas dan

juga menempatkan petugas keamanan khusus untuk menghindari

kesemrawutan.

93

Page 94: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

47. Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan-kerusakan

yang terjadi selama masa pemeliharaan berkala khususnya sistem mekanikal

elektrikal. Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan untuk risiko ini adalah

mengurangi risiko (risk reduction) dengan instruksi dari owner kepada

kontraktor untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi sesuai dengan

kesepakatan dan jaminan retensi.

48. Kurangnya pengaturan parkir baik di area basement dan ground floor seperti

tidak tepatnya parkir mobil sesuai dengan marka parkir yang menyebabkan

berkurangnya daya tampung optimal dari sentral parkir. Risiko ini dapat

dikurangi (risk reduction) dengan menempatkan petugas khusus yang akan

membantu pengguna parkir dalam memarkirkan kendaraannya sehingga daya

tampung optimal parkir dapat terpenuhi.

49. Kurangnya pertanda dan peringatan yang menyebabkan bingung pengguna

parkir. Risiko ini dapat diminimalkan (risk reduction) dengan lebih

mengoptimalkan peranan petugas parkir untuk dapat membantu pengguna

parkir.

50. Mahalnya biaya perawatan bangunan khususnya instalasi listrik, plumbing

dan hidran. Risk reduction sebagai mitigasi dapat dilakukan dengan

mengganggarkan dana khusus untuk biaya perawatan dan juga uji coba

berkala khususnya peralatan hidran dan pompa banjir.

51. Tidak berfungsinya peralatan-peralatan pengaman bangunan seperti hidran,

pompa banjir (sum pit) dan lain-lain. Peralatan ini kurang berfungsi maksimal

dapat disebabkan kurangnya perawatan dan jarangnya dilakukan uji coba

94

Page 95: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

untuk mendeteksi jika terjadi kerusakan. Mitigasi dengan risk reduction dapat

dilakukan untuk risiko ini yaitu dengan melakukan perawatan secara berkala

dan juga menguji secara berkala peralatan MEP terutama hidran.

52. Kurangnya keterampilan SDM / juru parkir dalam melakukan pengaturan

perparkiran (hanya menarik retribusi tanpa membantu mengatur parkir).

Risiko ini dapat diminimalkan dengan risk reduction yaitu melakukan

pembinaan kepada para juru parkir untuk selalu memberikan bantuan dalam

pengaturan parkir kendaraan.

53. Risiko peralatan yang digunakan juru parkir tidak mencukupi untuk

melakukan pengaturan parkir dapat dikurangi (risk reduction) dengan

mengoptimalkan peralatan yang ada dan menganggarkan pengadaan peralatan

bagi juru parkir.

54. Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi dengan adanya

pembangunan Sentral Parkir. Risiko penolakan ini dapat diminimalkan (risk

reduction) dengan mengadakan sosialisasi kepada para pedagang sebelum

pelaksanaan proyek dan menyiapkan lokasi sementara yang representatif bagi

pedagang yang akan direlokasi.

55. Terjadinya kontaminasi tanah, polusi dan kebisingan yang mengganggu

selama pelaksanaan Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung. Terjadinya

polusi terutama debu dapat terjadi pada saat pekerjaan galian dan

pengangkutan hasil galian, sedangkan kebisingan terjadi pada saat

penggunaan alat berat dan pada saat pengecoran yang menggunakan concrete

mixer dan concrete pump. Tindakan mitigasi risk reduction dapat dilakukan

95

Page 96: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dengan membuat schedule pekerjaan yang mengakibatkan kebisingan tinggi

seperti penggunaan alat berat untuk penggalian dan pengecoran beton ready-

mix.

56. Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama

pelaksanaan proyek. Akses alat berat cukup sulit karena lokasi sangat padat

dan entrance ke lokasi sangat sempit. Risiko ini dapat diminimalkan (risk

reduction) dengan menyiapkan akses alternatif untuk memasukkan alat berat

dan melakukaan koordinasi dengan pihak keamanan pasar untuk membantu

menyiapkan akses masuk alat berat.

57. Adanya kekhwawatiran kerusakan bangunan sekitar akibat pengerjaan

proyek, khususnya Pura Melanting yang sangat berdekatan dengan lokasi.

Tindakan mitigasi yang dapat dilakukan untuk risiko ini adalah:

a. Risk reduction dengan merencanakan pengamanan bangunan sebelum

pelaksanaan proyek dan menggunakan bored-pile sebagai pengaman Pura

Melanting.

b. Risk transfer dengan mengasuransikan bangunan jika terjadi kerusakan

akibat pelaksanaan pekerjaaan.

58. Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat kepadatan lalu

lintas di sekitar lokasi pembangunan. Mitigasi yang dapat dilakukan untuk

risiko ini adalah:

a. Risk reduction dengan mengatur schedule keluar masuknya kendaraan

pada saat lalu lintas tidak terlalu padat dan memasang pertanda (signage)

jalur keluar masuk proyek.

96

Page 97: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

b. Risk transfer dengan melakukan kerjasama dengan DLLAJ, Bala Praja

Desa Pekraman Denpasar dan Kepolisian.

59. Adanya keluhan dari warga akibat terganggunya aktivitas mereka termasuk

kemacetan yang terjadi. Risiko ini dapat diminimalkan (risk reduction)

dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik dengan media cetak

atapupun media elektronik untuk permakluman selama pelaksanaan proyek

dan mengatur sirkulasi kendaraan proyek tidak bersamaan dengan jam sibuk

(peak hour) lalu lintas.

60. Risiko opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung dapat dikurangi (risk reduction) dengan memberikan sosialisasi

di media massa tentang pentingnya proyek ini untuk meredam opini

masyarakat yang apatis dan juga menyelesaikan pekerjaan tepat waktu untuk

memberikan citra positif di masyarakat.

61. Terjadinya kecelakaan akibat penggunaan alat berat terutama pada penggalian

basement. Risiko ini dapat diminimalkan (risk reduction) dengan membuat

standar operasi penggunaan alat berat dan menyiapkan operator terampil dan

berpengalaman dalam mengoperasikan alat berat.

62. Risiko kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan

kecelakaan terutama bahaya terjatuh pada saat penggalian basement.

Tindakan mitigasi yang diperlukan dengan mengurangi risiko (risk reduction)

antara lain dengan menambahkan pagar pengaman dan pertanda (signage)

untuk mencegah kecelakaan dan menempatkan petugas keamanan khusus.

97

Page 98: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

63. Kurangnya pengamanan di lokasi proyek dapat menyebabkan terjadinya hal-

hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan material dan peralatan proyek.

Risiko ini dapat diminimalkan (risk reduction) dengan memperketat akses

masuk ke areal proyek dan juga dapat diminimalkan dengan menempatkan

petugas keamanan khusus di proyek.

64. Risiko terjadinya perusakan fasilitas proyek dapat dilakukan oleh pihak-pihak

luar yang tidak bertanggung jawab. Risiko ini dapat diminimalkan (risk

reduction) dengan mensterilkan lokasi proyek dari pihak-pihak yang tidak

berkepentingan dan menempatkan tenaga keamanan khusus di lokasi proyek.

65. Adanya pungutan liar yang dilakukan oleh preman dapat berdampak buruk

pada proyek khususnya terkait dana dan kenyamanan dalam mengerjakan

proyek. Untuk meminimalkan risiko ini (risk reduction) dapat dilakukan

koordinasi dengan pihak keamanan pasar untuk menanggulangi gangguan dan

pungutan liar yang dilakukan oleh preman.

66. Adanya penggunaan di luar yang tercantum dalam kontrak seperti membayar

biaya sewa listrik, air dan biaya pengamanan kepada pihak pengelola pasar.

Mitigasi untuk risiko ini dapat dilakukan dengan risk reduction yaitu dengan

menyiapkan dana overhead demi kelancaran pekerjaan di lapangan.

67. Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja. Untuk dapat

meminimalkan risiko (risk reduction) dilakukan tindakan mitigasi seperti

membuatkan tata tertib bagi para pekerja untuk selalu menggunakan alat

keselamatan saat bekerja dan menyediakan semua alat keselamatan yang

diperlukan.

98

Page 99: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

68. Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja. Risiko ini

dapat diminimalkan (risk reduction) dengan meminta ijin kepada pihak

PD.Pasar agar bisa memanfaatkan fasilitas sanitasi di Pasar Badung,

mengusahakan sanitasi sementara dan tidak membuat penampungan pekerja

di lokasi proyek (pekerja diantar jemput ke lokasi).

69. Risiko muka air tanah yang tinggi pada galian basement mengingat lokasi

proyek sangat berdekatan dengan sungai dapat diminimalkan (risk reduction)

dengan menyiapkan sistem dewatering yang baik dan membuat sum pit untuk

menampung air sementara sebelum dibuang dengan pompa ke Tukad Badung

di sebelah barat.

70. Terganggunya pekerjaan karena kegiatan pasar yang tidak pernah berhenti

sepanjang hari, khususnya pada saat loading unloading material di lokasi

pekerjaan. Tindakan mitigasi untuk risiko ini adalah risk reduction dengan

membuat schedule kerja dengan memperhatikan intensitas kegiatan pasar dan

menggunakan alternatif pekerjaan di malam hari saat intensitas kegiatan pasar

tidak sepadat siang hari.

71. Risiko adanya mata air pada galian basement dapat diminimalkan (risk

reduction) dengan menyiapkan sistem dewatering yang baik dan

merencanakan menutup dan mengalihkan mata air yang ada di daerah galian.

72. Adanya kekhwawatiran mengenai rembesan air Tukad Badung selama

pengerjaan proyek, khususnya pada saat pengerjaan lantai basement. Risiko

ini memerlukan tindakan mitigasi untuk meminimalkan dampak risiko (risk

99

Page 100: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

reduction) dengan memasang retaining wall untuk mencegah rembesan air

dan menyiapkan sistem dewatering jika intensitas rembesan sangat tinggi.

73. Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca khususnya hujan karena pelaksanaan

pekerjaan dijadwalkan pada Bulan Juli sampai Desember yang merupakan

waktu musim hujan. Untuk risiko yang terkait dengan cuaca ini tindakan

mitigasi risk reduction dilakukan dengan melakukan penjadwalan pekerjaan

yang besar seperti pengecoran agar tidak sampai memasuki musim hujan dan

meminta informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

mengenai curah hujan yang berlaku umum di sekitar proyek.

74. Terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak selama masa pelaksanaan

pekerjaan yang akan mempengaruhi kinerja proyek. Risiko ini dapat

diminimalkan dengan menerapkan strategi penghematan penggunaan BBM

dengan efisiensi penggunaan alat yang memerlukan konsumsi BBM tinggi

seperti excavator, stamper dan lain-lain.

75. Risiko hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya proyek

dapat diminimalkan (risk reduction) dengan memperketat akses masuk ke

proyek khususnya areal gudang penyimpanan alat dan material untuk

mengantisipasi pencurian material maupun alat kerja dan menempatkan

petugas keamanan khusus untuk mencegah kehilangan.

76. Produktivitas tenaga kerja yang rendah dapat menghambat progress

pelaksanaan proyek. Hal ini dapat diminimalkan (risk reduction) dengan

membuat schedule kerja yang lebih ketat untuk meningkatkan produktivitas

dan juga merencanakan kerja lembur.

100

Page 101: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

77. Risiko pemogokan oleh tenaga kerja akan memberikan konsekuensi buruk

bagi proyek yaitu keterlambatan penyelesaian proyek. Tindakan mitigasi

dengan risk reduction untuk risiko ini adalah dengan memberikan honor

tenaga kerja tepat waktu untuk mencegah terjadinya pemogokan dan

menyiapkan tenaga kerja cadangan sebagai antisipasi jika terjadi pemogokan.

78. Risiko adanya tenaga kerja yang sakit atau mengalami kecelakaaan dapat

dilakukan risk transfer dengan mengikutsertakan semua pekerja dalam

asuransi tenaga kerja. Tindakan mitigasi lain adalah risk reduction dengan

mengistirahatkan pekerja yang sakit dan menyiapkan tenaga cadangan untuk

tetap menjaga kinerja.

79. Adanya keterlambatan pembayaran termin oleh owner kepada konsultan

perencana, konsultan pengawas dan kontraktor yang dapat diakibatkan oleh

administrasi yang rumit. Mitigasi untuk risiko ini adalah risk reduction

dengan mengajukan permohonan pembayaran kepada pihak owner sesuai

dengan progress pekerjaan dan diikuti dengan mengikuti semua persyaratan

administrasi yang berlaku.

80. Risiko keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak sub

kontraktor dapat diminimalkan (risk reduction) dengan membuat suatu

kontrak kerja atau MoU yang jelas antara kontraktor dan sub kontraktor untuk

mencegah keterlambatan pembayaran.

Risiko-risiko yang termasuk kategori tidak diharapkan (undesirable) di atas

semestinya juga mendapat perhatian dengan melakukan tindakan-tindakan

mitigasi untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.

101

Page 102: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

5.6 Kepemilikan Risiko (Ownership of Risk)

Berdasarkan risiko-risiko yang telah teridentifikasi dan dilakukan mitigasi,

tahap selanjutnya dilanjutkan dengan mengalokasikan kepemilikan risiko kepada

masing-masing pihak yang terlibat dalam pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung ini. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung ini yaitu owner (Pemerintah Kota Denpasar/Dinas Tata Ruang dan

Perumahan dan PD. Pasar), Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan

Kontraktor. Masing-masing pihak ini memiliki tanggung jawab dan dapat

menangani setiap risiko yang muncul. Alokasi kepemilikan risiko ini didasarkan

pada tanggung jawab, pengendalian dan penanganan dari risiko-risiko yang

terjadi.

Kepemilikan risiko (ownership of risk) untuk risiko-risiko dominan yang

termasuk kategori unacceptable pada pembangunan Sentral Parkir di Pasar

Badung ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Risiko kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan keputusan

yang mempengaruhi pengerjaan proyek seperti Dinas Tata Ruang dan

Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum dan PD. Pasar. Risiko ini sepenuhnya

merupakan tanggung jawab owner yang terdiri dari beberapa SKPD.

Pengambilan keputusan harus dikoordinasikan antar instansi terkait agar tidak

menghambat pengerjaan proyek.

2. Adanya perubahan disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak

yang terkait dengan Pembangunan Sentral Parkir khususnya pada tahap

102

Page 103: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

perencanaan merupakan tanggung jawab dari owner sebagai pemberi tugas

karena perubahan terjadi setelah owner mengadakan koordinasi dengan

instansi terkait. Konsultan perencana juga memiliki tanggung jawab karena

konsultan perencana wajib mengakomodasi dan melakukan perubahan-

perubahan seperlunya sesuai kebijakan dan masukan yang ada.

3. Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama masa

perencanaan dan pelaksanaan proyek yang dapat mengakibatkan

membengkaknya biaya konstruksi pada tahap pelaksanaan merupakan

tanggung jawab kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan karena sebelum

proses lelang pekerjaan berlangsung, kontraktor harus memperhitungkan

semua kemungkinan termasuk terjadinya eskalasi harga sebelum mengajukan

penawaran pekerjaan.

4. Terganggunya kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat pelaksanaan

proyek yang diakibatkan areal proyek sebelumnya adalah tempat pedagang

berjualan. Risiko ini merupakan tanggung jawab owner yang dalam hal ini

adalah pihak PD. Pasar karena merupakan pengelola lokasi pekerjaan dan

memiliki otoritas untuk melakukan pengaturan dan relokasi pedagang selama

pelaksanaan proyek.

5. Risiko yang berdampak besar pada proyek adalah kerusakan bangunan dan

fasilitas proyek selama pelaksanaan akibat bencana alam (force majeur)

seperti gempa bumi, kebakaran ataupun bencana banjir. Bencana alam adalah

kejadian tidak dapat diprediksi terjadinya dan dapat dikategorikan sebagai

103

Page 104: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

risiko bersama antara owner, konsultan perencana, konsultan pengawas dan

kontraktor.

6. Kekurangan tenaga kerja dalam pelaksanaan proyek sepenuhnya merupakan

tanggung jawab kontraktor sebagai pelaksana proyek dan harus memiliki

komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan dengan mengusahakan pengadaan

tenaga kerja sesuai dengan volume dan kualitas yang telah direncanakan.

7. Risiko keterlambatan penyelesaian proyek juga merupakan tanggung jawab

kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan dan konsultan pengawas yang

merupakan satu tim dalam menyukseskan pelaksanaan proyek. Kontraktor

seharusnya merencanakan metode pelaksanaan pekerjaan yang disesuaikan

dengan time schedule dan durasi waktu pekerjaan yang telah disepakati.

8. Adanya kemacetan yang terjadi di sekitar Sentral Parkir karena pengaturan

arus keluar masuk kendaraan yang kurang baik adalah tanggung jawab

kontraktor karena kontraktor harus mengatur arus keluar masuknya

kendaraan proyek sehingga tidak menimbulkan kemacetan di sekitar proyek.

Hal ini dapat dikoordinasikan dengan pihak kepolisisan dan pihak keamanan

pasar.

9. Risiko keterlambatan datangnya tenaga kerja akibat libur hari raya ini

menjadi tanggung jawab kontraktor karena sebagai pelaksana pekerjaan

kontraktor harus membuat suatu time schedule dan manajemen tenaga kerja

yang baik dengan mengantisipasi adanya libur hari raya.

104

Page 105: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Ownership of risk untuk risiko-risiko dengan kategori undesirable pada

pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Risiko terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan dari Dinas PU

ke Dinas TRP merupakan tanggung jawab dari owner dan konsultan

perencana. Owner dalam hal ini Dinas TRP harus berkoordinasi dengan

Dinas PU terkait perubahan penanggung jawab pembangunan. Sedangkan

konsultan perencana harus menyesuaikan disain dan administrasi terkait

perubahan yang terjadi.

2. Adanya masukan-masukan dari pihak PD. Pasar dan PD. Parkir yang

berakibat adanya perubahan disain menjadi tanggung jawab konsultan

perencana untuk dapat mengakomodasi masukan-masukan yang ada dengan

melakukan perubahan disain seperlunya.

3. Risiko adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun anggaran

yang mempengaruhi pengerjaan proyek adalah tanggung jawab dari owner

baik itu Dinas TRP, Dinas PU dan PD. Pasar.

4. Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait misalnya pihak PD.

Pasar dan PD. Parkir yang masing-masing mempunyai kepentingan menjadi

tanggung jawab owner termasuk PD. Pasar dan PD. Parkir yang akan menjadi

pengelola setelah proyek sentral parkir rampung.

5. Adanya review disain setelah diadakannya presentasi dan rapat dengan

anggota Komisi B DPRD Kota Denpasar yang memberikan masukan untuk

ditindaklanjuti dengan review disain merupakan tanggung jawab konsultan

105

Page 106: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

perencana untuk melakukan review disain berdasarkan masukan-masukan

yang diterima.

6. Adanya perubahan kebijakan prioritas penggunaan anggaran yang dapat

menghambat terlaksananya pembangunan Sentral Parkir. Risiko ini menjadi

tanggung jawab pihak owner baik itu Dinas TRP, Dinas PU dan PD. Pasar.

7. Adanya kesulitan dari konsultan perencana dalam melengkapi data dari disain

terdahulu untuk melakukan review disain adalah tanggung jawab konsultan

perencana untuk dapat melengkapi data baik dari konsultan perencana

terdahulu atapun dinas-dinas terkait.

8. Kurangnya survei pendahuluan tentang lokasi pembangunan oleh konsultan

perencana yang dapat mengakibatkan disain kurang sesuai dengan kondisi

terkini di lapangan. Risiko ini adalah tanggung jawab konsultan perencana

untuk dapat melengkapi data agar disain yang dikerjakan dapat sesuai dengan

kondisi terkini di lapangan.

9. Risiko kurangnya kajian holistik dari konsultan perencana yang dapat

menyebabkan ketidaksesuaian dengan masterplan pengembangan Pasar

Badung dan sekitarnya adalah tanggung jawab konsultan perencana untuk

dapat menyesuaikan deisain dengan masterplan yang ada.

10. Koordinasi antar tim ahli pada konsultan perencana kurang berjalan dengan

baik (arsitek, sipil, MEP) menjadi tanggung jawab konsultan perencana untuk

dapat mengkoordinasikan dengan baik tim ahli yang terlibat dengan team

leader sebagai koordinator dan penanggung jawab pekerjaan perencanaan.

106

Page 107: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

11. Risiko konsultan perencana yang kurang berkoordinasi dengan instansi yang

berkaitan dengan proyek yang dikerjakan misalnya hanya Dinas PU atau

Dinas TRP adalah tanggung jawab konsultan perencana untuk dapat lebih

berkoordinasi dengan instansi lain seperti PD. Pasar, PD. Parkir dan lain-lain

untuk menyempurnakan disain yang dikerjakan.

12. Data tanah dan hidrologi (kondisi lapangan) kurang terdata secara terperinci

seperti tidak adanya hasil tes tanah (sondir) untuk mengetahui kondisi lokasi

pekerjaan merupakan tanggung jawab konsultan perencana untuk melengkapi

data tanah dan hidrologi di lapangan dengan survey dan pendataan ulang.

13. Adanya kesalahan perhitungan volume pekerjaan pada saat perencanaan

menjadi tanggung jawab konsultan perencana sebagai perancang dan

estimator baik volume dan harga.

14. Risiko kurangnya analisis dari konsultan perencana mengenai jaringan listrik

dan mekanikal yang tersedia di lapangan adalah tanggung jawab konsultan

perencana untuk mengetahui dan menganalisis jaringan listrik eksisting yang

ada di lapangan agar dapat menyesuaikan dengan rancangan yang dibuat.

15. Adanya ketidaksesuaian antara gambar rencana dan kondisi riil di lapangan

karena kurangnya analisis lapangan yang dapat menyebabkan perubahan

disain sepenuhnya adalah tanggung jawab dari konsultan perencana.

16. Perbedaan spesifikasi teknis antara gambar rencana, rencana anggaran biaya

(RAB) dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) adalah tanggung jawab

konsultan perencana untuk menyesuaikan antara gambar, spesifikasi teknis

dan RAB.

107

Page 108: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

17. Risiko adanya perubahan disain bangunan dari disain awal dengan sistem dua

lantai basement menjadi satu lantai basement di bawah ground floor menjadi

tanggung jawab konsultan perencana untuk menyesuaikan disain yang telah

dibuat.

18. Kurang lengkapnya gambar rencana, terutama detail-detail struktural,

arsitektural ataupun mekanikal yang akan menyulitkan kontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan di lapangan menjadi tanggung jawab konsultan

perencana untuk melengkapi gambar rencana.

19. Kurangnya analisis dari konsultan perencana mengenai jaringan utilitas

plumbing yang tersedia di lapangan adalah tanggung jawab konsultan

perencana melakukan analisis untuk menyempurnakan disain.

20. Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukan posisi, titik, garis dan

ketinggian tidak sesuai gambar. Risiko ini merupakan tanggung jawab

kontraktor dan konsultan pengawas untuk menyesuaikan pengukuran

lapangan dengan gambar rencana.

21. Risiko pengukuran dilakukan secara manual tanpa pesawat ukur (teodolit)

menjadi tanggung jawab kontraktor untuk melakukan pengukuran dengan

pesawat ukur sesuai metode kerja yang ditetapkan.

22. Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner dengan

kontraktor, seperti salah pengertian mengenai kontrak tipe lump sum atau unit

price atau masalah perpanjangan waktu merupakan tanggung jawab owner

dan kontraktor sebagai pihak pengguna dan penyedia jasa.

108

Page 109: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

23. Risiko ketidaksesuaian antara volume pekerjaan di dalam BQ dan kondisi di

lapangan yang dapat disebabkan kurang telitinya analisis konsultan mengenai

kondisi lapangan sehingga terjadi perbedaan volume. Hal ini merupakan

tanggung jawab dari konsultan perencana dan juga kontraktor yang dapat

disikapi dengan pekerjaan tambah kurang melalui amandemen kontrak.

24. Adanya bahaya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement sangat

mungkin terjadi dan merupakan tanggung jawab kontraktor untuk mengatasi

dengan membuatkan suatu metode kerja yang baik untuk mencegah

terjadinya kelongsoran.

25. Risiko adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar

lokasi proyek sepenuhnya adalah tanggung jawab kontraktor untuk

menerapkan metode kerja pengangkutan tanah yang sudah direncanakan.

26. Risiko kerusakan bangunan sekitar terutama Pura Melanting akibat proses

konstruksi adalah tanggung jawab kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan di

lapangan.

27. Keterlambatan pasokan material menjadi tanggung jawab kontraktor

menyusun schedule kedatangan material.

28. Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui terlebih dahulu

oleh konsultan pengawas dapat mengakibatkan ketidaksesuaian antara

material dengan spesifikasi teknis. Hal ini sepenuhnya adalah tanggung jawab

kontraktor sesuai dengan metode kerja yang mengharuskan kontraktor

mengajukan contoh material sebelum pelaksanaan pekerjaan.

109

Page 110: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

29. Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Risiko ini

menjadi tanggung jawab dari kontraktor karena kontrakator wajib

menggunakan material sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditawar

sesuai kontrak.

30. Pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor tidak sesuai dengan gambar dan

spesifikasi teknis adalah tanggung jawab kontraktor dan konsultan pengawas

yang dapat disebabkan oleh kurangnya koordinasi.

31. Risiko adanya perubahan disain dapat berakibat pada terhambatnya prestasi

pengerjaan proyek. Risiko ini merupakan tanggung jawab konsultan

perencana sebagai perancang dan kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan.

32. Adanya perubahan spesifikasi teknis dapat mengganggu pelaksanaan proyek.

Risiko ini merupakan tanggung jawab konsultan perencana yang

merencanakan spesifikasi teknis dan kontraktor yang berkewajiban

melaksanakan perubahan yang terjadi setelah dilakukan koordinasi.

33. Kontraktor tidak mengajukan request dan shop drawing kepada konsultan

pengawas sebelum melaksanakan suatu pekerjaan. Risiko ini merupakan

tanggung jawab kontraktor untuk mengajukan request dan shop drawing

sesuai metode kerja yang telah disepakati.

34. Kurangnya kualitas pekerjaan karena lemahnya pengawasan lapangan yang

dapat disebabkan karena pengawas lapangan tidak secara rutin berada di

lapangan dan mengawasi jalannya pekerjaan. Hal ini menjadi tanggung jawab

konsultan pengawas untuk lebih ketat melakukan pengawasan di lapangan.

110

Page 111: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

35. Risiko kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan

melaksanakan masukan dan instruksi dari pengawas lapangan merupakan

tanggung jawab kontraktor untuk mengikuti masukan dan instruksi dari

konsultan pengawas agar kualitas pekerjaan dapat sesuai dengan rencana.

36. Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan kecelakaan

adalah risiko yang menjadi tanggung jawab kontraktor karena merupakan

kewajiban kontraktor untuk memasang pagar pengaman selama

berlangsungnya proyek.

37. Risiko tenaga kerja yang ditugaskan tidak sesuai dengan kualifikasi

merupakan tanggung jawab kontraktor karena kontraktor harus

mengusahakan tenaga kerja yang sesuai dengan detail pekerjaan yang

dilakukan sesuai penawaran dan kontrak.

38. Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10% merupakan tanggung jawab

owner, konsultan pengawas dan kontraktor. Konsultan pengawas dan

kontraktor akan menghitung volume pekerjaan sebagai dasar amandemen

kontrak oleh owner.

39. Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah dikerjakan

antara kontraktor dan konsultan pengawas merupakan tanggung jawab

kontraktor dan konsultan pengawas untuk kemudian melakukan perhitungan

ulang memperoleh kesepakatan tentang volume pekerjaan.

40. Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan adalah tanggung

jawab kontraktor yang dapat disikapi dengan berkoordinasi dengan pihak PD.

Pasar untuk mendapat pasokan listrik atau mengusahakan genset sendiri.

111

Page 112: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

41. Kurang terawatnya instlasi listrik dan hidran eksisting sehingga menyulitkan

dalam penyambungan/connecting adalah tanggung jawab owner dalam hal ini

PD. Pasar sebagai pengelola dan pihak kontraktor sebagai pelaksana

pekerjaaan.

42. Risiko ketidaksesuaian gambar dan spesifikasi teknis merupakan tanggung

jawab konsultan perencana karena konsultan perencana harus menyesuaikan

antara gambar dan spesifikasi teknis agar tidak menyebabkan

kesalahpahaman bagi kontraktor.

43. Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan dengan kondisi

aktual di lapangan merupakan tanggung jawab kontraktor dan konsultan

pengawas yang harus menyepakati hasil pengukuran kualitas dan kuantitas

pekerjaan.

44. Adanya perubahan disain akibat penyesuaian dengan kondisi di lapangan

menjadi tanggung jawab owner, konsultan perencana dan konsultan

pengawas. Konsultan perencana harus melakukan penyesuaian disain dengan

kondisi di lapangan dan disetujui oleh owner. Sedangkan konsultan pengawas

harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai disain

yang telah disesuaikan.

45. Peralatan yang digunakan terutama alat berat dan kendaraan pengangkut

tanah sisa galian tidak mencukupi sehingga menghambat pekerjaan. Risiko

ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor untuk menyiapkan

peralatan dan kendaraan yang memadai untuk melakukan pekerjaan.

112

Page 113: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

46. Pengamanan yang kurang pada jalur utama keluar masuk kendaraan dapat

menimbulkan kesemrawutan. Hal ini adalah tanggung jawab kontraktor untuk

meningkatkan pengamanan agar dapat meminimalkan kesemrawutan yang

terjadi.

47. Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan-kerusakan

yang terjadi selama masa pemeliharaan. Risiko ini sepenuhnya adalah

tanggung jawab kontraktor sesuai dengan kontrak yang mewajibkan

kontraktor melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan selama masa

pemeliharaan.

48. Kurangnya pengaturan parkir baik di area basement dan ground floor seperti

tidak tepatnya parkir mobil sesuai dengan marka parkir yang menyebabkan

berkurangnya daya tampung optimal dari sentral parkir. Risiko ini menjadi

tanggung jawab owner dalam hal ini PD. Pasar atau PD. Parkir yang menjadi

pengelola dengan menempatkan petugas parkir di lapangan.

49. Kurangnya pertanda dan peringatan yang menyebabkan bingung pengguna

parkir merupakan risiko yang menjadi tanggung jawab owner dalam hal ini

PD. Pasar atau PD. Parkir sebagai pengelola.

50. Risiko mahalnya biaya perawatan bangunan khususnya instalasi listrik,

plumbing dan hidran menjadi tanggung jawab owner yaitu PD. Pasar sebagai

pengelola untuk melakukan perawatan bangunan agar tetap berfungsi

optimal.

51. Tidak berfungsinya peralatan-peralatan pengaman bangunan seperti hidran,

pompa banjir (sum pit) dan lain-lain merupakan risiko yang menjadi tanggung

113

Page 114: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

jawab owner untuk menjaga agar peralatan pengaman bangunan dapat

berfungsi.

52. Kurangnya keterampilan juru parkir dalam melakukan pengaturan

perparkiran adalah tanggung jawab owner dalam melakukan pembinaan pada

petugas di lapangan.

53. Risiko peralatan yang digunakan juru parkir tidak mencukupi menjadi

tanggung jawab pihak owner untuk dapat melengkapi peralatan-peralatan

yang dibutuhkan petugas parkir di lapangan.

54. Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi dengan adanya

pembangunan Sentral Parkir adalah tanggung jawab owner khususnya pihak

PD. Pasar. Pihak owner harus melakukan pendekatan-pendekatan dan

sosialisasi pada pedagang yang akan direlokasi.

55. Terjadinya kontaminasi tanah, polusi dan kebisingan yang mengganggu

selama pelaksanaan Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung. Risiko ini

menjadi tanggung jawab kontraktor agar memantapkan metode kerja untuk

meminimalkan polusi dan kebisingan yang terjadi.

56. Risiko sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama

pelaksanaan proyek karena lokasi sangat padat dan entrance ke lokasi sangat

sempit menjadi tanggung jawab kontraktor untuk melakukan koordinasi

dengan pihak keamanan pasar agar memudahkan akses masuk alat berat.

57. Adanya kerusakan bangunan sekitar akibat pengerjaan proyek, khususnya

Pura Melanting yang sangat berdekatan dengan lokasi. Risiko ini menjadi

114

Page 115: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

tanggung jawab kontraktor dan konsultan pengawas untuk menerapkan

metode kerja pengaman bangunan yang sudah direncanakan.

58. Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat kepadatan lalu

lintas di sekitar lokasi pembangunan adalah tanggung jawab kontraktor untuk

menerapkan schedule dan metode kerja untuk mengatasi terganggunya

kelancaraan pekerjaan.

59. Adanya keluhan dari warga akibat terganggunya aktivitas mereka termasuk

kemacetan yang terjadi. Risiko ini menjadi tanggung jawab owner selaku

pemberi tugas dan merupakan tanggung jawab kontraktor dan konsultan

pengawas sebagai tim untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan.

60. Risiko opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Sentral Parkir di

Pasar Badung adalah tanggung jawab owner untuk mensosialisasikan proyek

sehingga dapat meredam pandangan apatis dari masyarakat.

61. Terjadinya kecelakaan akibat penggunaan alat berat terutama pada penggalian

basement. Risiko ini merupakan tanggung jawab kontraktor untuk

menyiapkan operator alat berat yang terampil. Konsultan pengawas juga

bertanggung jawab agar melakukan pengawasan dan memberikan instruksi

kepada kontraktor tentang keamanan penguunaan alat berat untuk mencegah

terjadinya kecelakaan.

62. Risiko kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan

kecelakaan terutama bahaya terjatuh pada saat penggalian basement menjadi

tanggung jawab kontraktor. Pagar pengaman harus dipasang oleh kontraktor

demi kelancaran proyek dan mencegah terjadinya kecelakaan.

115

Page 116: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

63. Kurangnya pengamanan di lokasi proyek dapat menyebabkan terjadinya hal-

hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan material dan peralatan proyek.

Risiko ini menjadi tanggung jawab kontraktor dengan meningkatkan

keamanan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

64. Risiko terjadinya perusakan fasilitas proyek menjadi tanggung jawab

kontraktor. Koordinasi harus dilakukan dengan pihak keamanan pasar dan

mensterilkan areal proyek dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

65. Risiko adanya pungutan liar yang dilakukan oleh preman menjadi tanggung

jawab kontraktor. Pihak kontraktor dapat melakukan koordinasi dengan

keamanan pasar untuk mencegah terjadinya pungutan liar.

66. Adanya penggunaan di luar yang tercantum dalam kontrak seperti membayar

biaya sewa listrik, air dan biaya pengamanan kepada pihak pengelola pasar.

Penggunaan biaya-biaya ini menjadi tanggung jawab kontraktor sebagai

pelaksana pekerjaan di lapangan dengan konsekuensi biaya-biaya yang tidak

tercantum dalam kontrak.

67. Risiko pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja dapat

mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan. Kontraktor

sebagai pihak yang bertanggung jawab atas risiko ini harus mewajibkan

penggunaan alat pengaman kepada tenaga kerja.

68. Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja. Risiko ini

menjadi tanggung jawab kontraktor untuk menyediakan fasilitas sanitasi

sementara.

116

Page 117: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

69. Risiko muka air tanah yang tinggi pada galian basement mengingat lokasi

proyek sangat berdekatan dengan sungai menjadi tanggung jawab kontraktor.

sistem dewatering dapat digunakan untuk menanggulangi dan mencegah

genangan air.

70. Risiko terganggunya pekerjaan karena kegiatan pasar yang tidak pernah

berhenti sepanjang hari menjadi tanggung jawab kontraktor dengan

menyiapkan metode kerja yang disesuaikan dengan keadaan di lokasi

pekerjaan.

71. Risiko adanya mata air pada galian basement juga menjadi tanggung jawab

kontraktor yang dapat diminimalkan menutup dan mengalihkan mata air yang

ada di daerah galian.

72. Adanya rembesan air Tukad Badung selama pengerjaan proyek, khususnya

pada saat pengerjaan lantai basement. Risiko ini menjadi tanggung jawab

kontraktor yang dapat ditanggulangi dengan memasang retaining wall untuk

mencegah rembesan air dan menyiapkan sistem dewatering jika intensitas

rembesan sangat tinggi.

73. Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca khususnya karena hujan adalah risiko

yang menjadi tanggung jawab kontraktor. Penjadwalan pekerjaan berdasarkan

prioritas dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko ini.

74. Risiko terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak selama masa

pelaksanaan pekerjaan yang akan mempengaruhi kinerja proyek menjadi

tanggung jawab kontraktor karena kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan

walapun dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan harga BBM.

117

Page 118: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

75. Risiko hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya proyek

menjadi tanggung jawab kontraktor. Keamanan areal proyek harus

ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kehilangan.

76. Produktivitas tenaga kerja yang rendah adalah risiko yang menjadi tanggung

jawab kontraktor karena dapat menghambat progress pelaksanaan proyek

yang akan merugikan kontraktor.

77. Risiko pemogokan oleh tenaga kerja juga menjadi tanggung jawab kontraktor

karena akan memberikan konsekuensi buruk bagi proyek yaitu keterlambatan

penyelesaian proyek.

78. Tenaga kerja yang sakit atau mengalami kecelakaaan adalah risiko yang

menjadi tanggung jawab kontraktor karena dapat menghambat kemajuan

pekerjaan di lapangan serta dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian

proyek.

79. Adanya keterlambatan pembayaran termin oleh owner kepada konsultan

perencana, konsultan pengawas dan kontraktor menjadi tanggung jawab

owner sebagai pemberi tugas dan pengguna jasa yang memiliki kewajiban

untuk membayar penyedia jasa, baik itu jasa konsultansi (konsultan

perencana), jasa konstruksi (kontraktor) dan jasa supervisi (konsultan

pengawas) sesuai kesepakatan dalam kontrak kerja.

80. Risiko keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak sub

kontraktor menjadi tanggung jawab kontraktor karena keterlambatan

pembayaran termin kepada sub kontraktor dapat mengakibatkan terlambatnya

penyelesaian pekerjaan.

118

Page 119: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan kepemilikan risiko

(ownership of risk) untuk risiko dominan (major risk) yaitu risiko dengan kategori

unacceptable pada pembangunan Semtral Parkir di Pasar Badung adalah sebagai

berikut:

a. Owner : 4 risiko

b.Konsultan Perencana : 2 risiko

c. Konsultan Pengawas : 2 risiko

d.Kontraktor : 6 risiko

Sedangkan kepemilikan risiko (ownership of risk) untuk risiko dengan kategori

undesirable adalah sebagai berikut:

a. Owner : 17 risiko

b.Konsultan Perencana : 20 risiko

c. Konsultan Pengawas : 10 risiko

d.Kontraktor : 50 risiko

Kepemilikan risiko (ownership of risk) untuk risiko-risiko dominan (major risk)

pada pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung ini terlihat bahwa kepemilikan

risiko terbesar adalah adalah Kontraktor dengan 6 (enam) risiko unacceptable dan

50 (lima puluh) risiko undesirable. Kepimilikan risiko terbesar menjadi tanggung

jawab kontraktor karena sebagian besar identifikasi risiko adalah risiko yang

terjadi pada tahap pelaksanaan pekerjaan khususnya risiko-risiko yang bersumber

dari risiko proyek (project risk) dan risiko teknis (technical risk) dengan

119

Page 120: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan di lapangan. Selain itu dari penjelasan di

atas dapat dilihat ada risiko yang menjadi tanggung jawab bersama antara owner,

konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor dalam kepemilikan

risiko yaitu risiko adanya kerusakan pada bangunan selama pengerjaan proyek

akibat bencana alam (force majeur). Bencana alam adalah kejadian yang tidak

dapat diprediksi sehingga risiko bencana alam di luar kontrol setiap pihak yang

terlibat dalam proyek jadi diasumsikan sebagai risiko bersama dalam kepemilikan

risiko (ownership of risk). Grafik kepemilikan risiko dominan dapat dilihat pada

Gambar 5.5 dan Gambar 5.6 (halaman 120)

120

Gambar 5.5 Kepemilikan Risiko (Ownership of Risk) untuk Risiko Unacceptable

Gambar 5.6 Kepemilikan Risiko (Ownership of Risk) untuk Risiko Undesirable

Page 121: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

121

Page 122: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan:

1. Pada Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung teridentifikasi 95 (sembilan

puluh lima) risiko berdasarkan aktivitas pada tahapan perencanaan,

pelaksanaan dan operasional. Dari risiko-risiko yang teridentifikasi terdapat 10

(sepuluh) risiko politis, 14 (empat belas) risiko perencanaan, 25 (duapuluh

lima) risiko proyek, 15 (lima belas) risiko teknis, 4 (empat) risiko lingkungan,

9 (sembilan) risiko keselamatan, 6 (enam) risiko alami, 2 (dua) risiko ekonomi,

1 (satu) risiko kriminal, 7 (tujuh) risiko manusiawi dan 2 (dua) risiko

keuangan. Dari risiko-risiko yang teridentifikasi dilakukan analisis tingkat

penerimaan risiko yang menunjukkan terdapat 9 (sembilan) risiko yang

termasuk kategori tidak dapat diterima (unacceptable), 80 (delapan puluh)

risiko termasuk kategori tidak diharapkan (undesirable), 5 (lima) risiko

termasuk kategori dapat diterima (acceptable) dan 1 (satu) risiko termasuk

kategori dapat diabaikan (negligible).

2. Risiko-risiko yang termasuk risiko dominan (major risk) sebanyak 89 (delapan

puluh sembilan) risiko yang terdiri dari 9 (sembilan) risiko yang tidak dapat

diterima (unacceptable) yaitu kurangnya koordinasi antar instansi dalam

pengambilan keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek, adanya

perubahan disain akibat kebijakan dan masukan dari pihak-pihak yang terkait

dengan pembangunan sentral parkir, terjadinya eskalasi harga bahan bangunan,

terganggunya kegiatan perekonomian di Pasar Badung pada saat pelaksanaan

122

120

Page 123: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

proyek, adanya kerusakan bangunan akibat bencana alam (force majeur),

tenaga kerja yang tidak mencukupi, terjadinya keterlambatan penyelesaian

proyek, keterlambatan kedatangan tenaga kerja akibat libur hari raya dan

terjadinya kemacetan di sekitar sentral parkir karena pengaturan arus keluar

masuk kendaraan yang kurang baik. Keberadaan risiko-risiko unacceptable ini

harus mendapatkan perhatian khusus karena dapat berdampak sangat besar

pada proyek. Untuk risiko dengan kategori tidak diharapkan (undesirable)

terdapat 80 (delapan puluh dua) risiko dengan risiko terbanyak bersumber dari

risiko proyek sebanyak 22 (dua puluh dua). Risiko-risiko undesirable ini

semestinya juga mendapatkan perhatian karena dapat berdampak buruk pada

proyek.

3. Tindakan mitigasi risiko dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari

risiko-risiko yang termasuk dalam risiko dominan (major risk). Dari risiko-

risiko dominan (major risk) dilakukan tindakan mengurangi risiko (risk

reduction) tanpa meninjau adanya risiko sisa (residual risk). Untuk risiko yang

tidak dapat diterima (unacceptable) dilakukan 20 (dua puluh) salah satunya

adalah tindakan mitigasi untuk risiko bencana alam (force majeur) adalah

dengan mempersiapkan antisipasi awal terhadap bencana yang terjadi seperti

merencanakan penggunaan pompa sum-pit untuk menanggulangi masuknya air

sungai saat terjadinya bencana banjir dan mengasuransikan pekerjaan,

bangunan dan kendaraan yang diparkir pada masa operasional kepada pihak

ketiga sebagai antisipasi jika terjadi bencana alam. Sedangkan untuk risiko

123

Page 124: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

yang tidak diharapkan (undesirable) dilakukan 125 (seratus dua puluh lima)

tindakan mitigasi.

4. Tanggung jawab dan kepemilikan risiko terhadap pihak-pihak terkait dalam

pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung yaitu owner (Pemerintah Kota

Denpasar/Dinas Tata Ruang dan Perumahan dan PD. Pasar), Konsultan

Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor. Kepemilikan risiko dilakukan

agar risiko-risiko yang ada dapat dikontrol dan ditangani dengan baik oleh

pihak-pihak terkait. Dari hasil penelitian menunjukkan untuk risiko

unacceptable terdapat 2 (dua) risiko adalah tanggung jawab owner, 2 (dua)

risiko adalah tanggung jawab Konsultan Perencana, 2 (dua) risiko merupakan

tanggung jawab Konsultan Pengawas dan 6 (enam) risiko adalah tanggung

jawab Kontraktor. Sedangkan untuk risiko undesirable terdapat 17 (tujuh

belas) risiko tanggung jawab owner, 20 (dua puluh) risiko tanggung jawab

Konsultan Perencana, 10 (sepuluh) risiko tanggung jawab Konsultan Pengawas

dan 50 (lima puluh) risiko merupakan tanggung jawab Kontraktor.

Kepemilikan risiko terbanyak adalah Kontraktor karena sebagian besar

identifikasi risiko adalah risiko yang terjadi pada tahap pelaksanaan pekerjaan

khususnya risiko-risiko yang bersumber dari risiko proyek dan risiko teknis

dengan kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan di lapangan sehingga alokasi

kepemilikan risiko terbesar menjadi tanggung jawab Kontraktor. Selain itu

terdapat satu risiko menjadi tanggung jawab bersama antara Owner, Konsultan

Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor yaitu risiko adanya kerusakan

pada bangunan selama pengerjaan proyek akibat bencana alam (force majeur).

124

Page 125: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

Risiko bencana alam adalah kejadian di luar kontrol setiap pihak yang terlibat

dalam proyek jadi diasumsikan sebagai risiko bersama.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, saran-saran

yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Keberadaan risiko-risiko yang termasuk kategori unacceptable harus

mendapatkan perhatian lebih untuk mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan seperti tindakan mitigasi untuk risiko bencana alam (force majeur)

yang juga merupakan risiko bersama karena berada di luar kontrol semua pihak

dilakukan risk reduction dengan membuat persiapan awal untuk mengantisipasi

misalnya dengan menyiapkan pompa banjir jika terjadi bencana banjir dan juga

dapat dilakukan risk transfer dengan mengasuransikan pekerjaan. Sedangkan

risiko-risiko yang termasuk kategori tidak diharapkan (undesirable) semestinya

juga mendapat perhatian dengan melakukan tindakan-tindakan mitigasi untuk

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya.

2. Kontraktor sebagai pihak yang paling banyak memiliki tanggung jawab

terhadap kepemilikan risiko-risiko yang teridentifikasi (ownership of risk)

harus memberikan perhatian khusus pada risiko-risiko unacceptable termasuk

risiko yang menjadi risiko bersama dan juga semestinya memperhatikan risiko-

risiko undesirable.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mengidentifikasi

risiko dan melakukan tindakan mitigasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya

125

Page 126: Unud 253 2037404938 Tesis Risiko Rev1

dan juga dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait dalam melaksanakan

pembangunan Sentral Parkir di Pasar Badung dan kegiatan pembangunan

sejenis pada Pemerintah Kota Denpasar pada masa yang akan datang.

126