untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar …...perbandingan angka kuman air minum isi ulang...
TRANSCRIPT
PERB ANDINGAN ANGKA KUMAN
AIR MINUM ISI ULANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN
DENGAN DISPENSER
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ACHMAD LUTHFI TIFLANI
G0006028
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
201 0
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul: Perbandingan Angka Kuman Air Minum Isi Ulang
Sebelum Dan Sesudah Dipanaskan Dengan Dispenser
Achmad Luthfi Tiflani, G0006028, Tahun 2009
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Uji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari ............., Tanggal ........................ 20.......
Pembimbing Utama Penguji Utama
Marwoto, dr., MSc., SpMK. Sumardiyono, SKM, MKes.
NIP . 131 569 249 NIP . 160 045 694
Pembimbing Pendamping Penguji Pendamping
Annang Giri Moelyo, dr., SpA. Hudiono, Drs., MSi.
NIP . 132 309 259 NIP . 131 569 248
Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes
NIP . 132 206 586
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Pe rbandingan Angka Kuman Air Minum Isi Ulang Se belum Dan Sesudah Dipanaskan Dengan Dispense r
Achmad Luthfi Tiflani, G.0006028
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari Senin, Tanggal 3 Mei 2010
Pembimbing Utama Nama : Marwoto, dr., MSc., SpMK. NIP : 19590203 198601 1 004 (……………………) Pembimbing Pe ndamping
Nama : Annang Giri M., dr., Sp.A., M.Kes. NIP : 19730410 200501 1 001 (…………………….) Penguji Utama Nama : Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP : 19650706 198803 1 002 (…………………….) Anggota Pe nguji Nama : Hudiono. Drs., MSi. NIP : 19580206 198601 1 001 (…………………….)
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Sri Wahjono, dr., M.Ke s. NIP : 19450824 197310 1 001
Prof. Dr. A.A. Subiyanto, dr., MS NIP : 19481107 197310 1 003
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 3 Mei 2010
Achmad Luthfi Tiflani
G0006028
iii
ABSTRAK
Achmad Luthfi Tiflani, G000 6028, PERBANDINGAN ANGKA KUMAN AIR MINUM ISI ULANG SEBELUM DAN SESUDAH DIPANASKAN DENGAN DISPENSER. Fakultas Kedok te ran Universitas Se be las Mare t
Surakarta. Air merupakan kebutuhan primer kehidupan manusia. Untuk keperluan minum sehari-hari manusia berusaha mendapatkan air bersih supaya aman untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah dengan membeli air siap minum dari depo isi ulang. Akan tetapi tidak semua depo air minum isi ulang memenuhi persyaratan mikrobiologis untuk dikonsumsi. Oleh karena itu dilakukan penilitian tentang efektifitas dispenser air dalam mengurangi angka kuman pada air minum isi ulang agar memenuhi persyaratan mikrobiologis. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik one group pretest – posttest. Subjek penelitian adalah air minum isi ulang dalam kemasan galon sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser air. Sampel diambil secara random dari 17 depo air minum isi ulang yang tersebar di kota Surakarta, kemudian diberi dua perlakuan yaitu langsung diambil sampel dari galon lalu ditanam pada nutrien agar plate, yang kedua dipanaskan dulu dengan dispenser lalu ditanam di nutrien agar plate. Analisis dilakukan dengan membandingkan jumlah koloni kuman kedua perlakuan tersebut. Analisis statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan dengan derajat kemaknaan 0,01. Hasil penelitian menunjukkan pada uji T berpasangan, pada prosedur pengujian hipotesis dengan uji selisih rerata didapat bahwa Sig.(2 tailed) < α yaitu 0.000 < 0.01 dengan demikian Ho ditolak yaitu jumlah koloni kuman sebelum dipanaskan dengan dispenser tidak sama dengan jumlah koloni kuman setelah dipanaskan dengan dispenser Simpulan dari penelitian ini adalah pemanasan dengan menggunakan dispenser dapat mengurangi jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang (α=0.01)
Kata kunci : Angka kuman – Air Minum Isi Ulang – Dispenser.
iv
AB STRACT Achmad Luthfi Tiflani, G0006 028, THE COMPARATION VALUE OF MICROBE IN REFILL WATER TREATMENT BEFORE AND AFTER BOILED BY WATER DISPENSER, Me dicine Faculty Of Se be las Mare t University. Water is primary source in human life. Looking for daily activity, human effort to got the pure water in order to safe if consumption. One of them is by buying refill water from refil water refreshment stand. But each other haven’t complete the microbiologist requisite. So, in this research writer want to compare the value of microbe in refill water treatment before and after boiled by water dispenser on reducing numeral of microbe colony in order complete the microbiologist requisite. This research is experimental laboratoric one group pretest and posttest. The subject is refill water in gallon before and after boiled by water dispenser. Sample is 17 refreshment stands, taken by random all refreshment stands spread in Surakarta city then implant to nutrien agar. The analysis done by compare the value of microbe colony. The statistic analysis is paired sample T-Test with level of significancy (α = 0.01) The result of research show on paired sample T-Test, in Test Of Mean
Differences show Sig.(2 tailed) < α : 0.000 < 0.01 so Ho is refused that mean the value of microbe colony in refill water is different between before and after boiled by water dispenser. The summary, boiling refill water by water dispenser reduce value of microbe colony (α = 0.01)
Ke yword : Microbe numeral – Refill water – Dispenser.
v
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa kekuatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbandingan Angka Kuman Air Minum Isi Ulang Sebelum Dan Sesudah Dipanaskan Dengan Dispenser”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, tabiut – tabi’in serta orang – orang yang senantiasa teguh mengikuti beliau saw sampai hari akhir.
Skripsi ini disusun dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai efektifitas dispenser dalam mengurangi angka kuman pada air minum isi ulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan angka kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser air, yang diuji secara statistik, dan disertai pula dengan pembahasan dan simpulan mengenai hasil penelitian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain : 1. Dr. AA. Subijanto, dr., MS., selaku dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., MKes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Marwoto, dr., MSc., SpMK., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan saran demi penulisan skripsi ini. 4. Annang Giri Moelyo, dr., SpA., selaku Pembimbing Pendamping yang
telah memberikan petunjuk dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Sumardiyono, SKM, MKes., selaku Penguji Utama yang berkenan
menguji dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Hudiono, Drs., MSi., selaku anggota Penguji yang telah berkenan
menguji dan memberikan masukan skripsi ini. 7. Priyambodo, dr., SpMK., selaku Kepala Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 8. Staf Laboratorium Mikrobiologi (Bu Ninik, Mbak Nur, Mbak Sari) 9. Staf Bagian Skripsi (Mbak Eni, SH, MH dan Mas Nardi) 10. Bapak, Emak dan Adek Rizal atas segala dukungan dan do’anya. 11. Semua teman – temanku yang aku cintai karena Allah, terima kasih atas
dukungan dan do’anya, jazakallah khoir.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka saran dan kritik kami harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi yang pihak mebutuhkan.
Surakarta, 25 Maret 2010
Achmad Luthfi Tiflani
vi
DAFTAR ISI
PRAKATA……………………………………………………………… v
DAFTAR ISI……………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xi
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………… xii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………... 1
B. Perumusan Masalah………………………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 3
D. Manfaat Penelitian…………………………………………… 4
BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………... 5
A. Tinjauan Pustaka…………………………………………….. 5
1. Air Minum Isi Ulang…………………………………….. 5
2. Bakteri Air……………………………………………….. 11
3. Hitung Angka Koloni Kuman dengan Counter Plate……. 15
4. Dispenser Air……………………………………………... 18
B. Kerangka Pemikiran………………………………………….. 21
C. Hipotesis……………………………………………………… 21
BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………… 22
vii
A. Jenis Penelitian……………………………………………….. 22
B. Lokasi penelitian……………………………………………… 22
C. Subjek Penelitian……………………………………………… 22
D. Teknik Sampling……………………………………………… 23
E. Identifikasi Variabel Penelitian………………………………. 23
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………….. 24
G. Rancangan Penelitian………………………………………… 25
H. Alat yang digunakan…………………………………………. 26
I. Bahan Penelitian……………………………………………… 26
J. Jalannya penelitian…………………………………………… 26
K. Analisis Statistik……………………………………………… 27
BAB IV. HASIL PENELITIAN…………………………………………. 28
A. Data dasar…………………………………………………….. 28
B. Hasil Pemeriksaan…………………………………………….. 29
C. Analisis Statistik………………………………………………. 30
BAB V. PEMBAHASAN………………………………………………… 33
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 37
A. Simpulan………………………………………………………. 37
B. Saran…………………………………………………………... 38
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 39
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi sampel menurut tempat pengambilan
Tabel 2 Hasil perhitungan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang
sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser
Tabel 3 Transformasi data awal menjadi data yang memilki distribusi
normal
Tabel 4 Nilai standar baku mutu air minum berdasarkan WHO dan Menkes
RI
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Escherichia coli dan Salmonella typhi
Gambar 2 Shigella sp dan Vibrio cholerae
Gambar 3 Leptospira dan Aeromonas
Gambar 4 Pseudomonas sp.dan Campylobacter
Gambar 5 Darkfield Quebec Colony Counter
Gambar 6 Menghitung Koloni Kuman Dengan Quebec Colony Counter
Gambar 11 Dispenser air
Gambar 12 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Bengawan
Gambar 13 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Bintang Tirta
Gambar 14 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo AUA
Gambar 15 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Toyo Jagad
Gambar 16 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo AG 21
Gambar 17 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo RI Qua
Gambar 18 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Arwan Tirta
x
Gambar 19 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Serba Ada Makmur
Gambar 20 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Tirto Utomo
Gambar 21 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Gama Tirta
Gambar 22 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Toko Cantik
Gambar 23 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Veria
Gambar 24 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Muncul
Gambar 25 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Pravita
Gambar 26 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Wahyu Tirta
Gambar 27 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Zero
Gambar 28 Foto jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser pada depo Oky Tirta
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Deskripsi data dan tes normalitas data yang belum ditransformasi
Lampiran 2 Deskripsi data dan tes normalitas data yang sudah ditransformasi
Lampiran 3 Hasil uji statistik dengan uji T bepasangan (Paired Sa mples Test)
Lampiran 4 Hasil kultur air minum isi ulang pada nutrient agar
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Perbandingan angka koloni kuman air minum isi ulang sebelum dan
sesudah dipanaskan dengan dispenser
1
B AB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air minum merupakan kebutuhan manusia paling penting. Diketahui
kadar air dalam tubuh manusia mencapai 65% (Bakhtiar, 2002). Oleh karena
itu penting mengetahui bagaimana air yang sehat bagi kehidupan manusia. Air
yang sehat adalah air yang tidak terkontaminasi dan tidak menimbulkan
penyakit, bebas dari unsur –unsur beracun dan bebas dari sejumlah mineral
dan zat organik berlebihan (Lusiani, 1996).
Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat luas, saat ini terdapat lebih
dari 350 industri AMDK dengan produksi lebih dari lima milyar liter per
tahun. Bukan hanya industri AMDK, Industri air minum isi ulang (AMIU)
juga tumbuh pesat dan merupakan salah satu alternatif terhadap suplai air
minum di kota – kota besar dengan harga terjangkau. Di sisi lain
perkembangan Air Minum Isi Ulang (AMIU) berpotensi menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan konsumen bila tidak ada regulasi yang
efektif. (Suprihatin, 2004).
Adanya kuman (coliform) dalam air minum merupakan masalah besar
bagi industri air minum. Coliform tersebut mungkin tumbuh pada sistem
distribusi dimana tidak menutup kemungkinan dengan adanya karbon organik
sehingga menjadi media yang bagus untuk pertumbuhan coliform, adanya
2
nutrient (nitrogen dan phosphor) yang cukup pada air juga dapat mendukung
pertumbuhan coliform tersebut (Anne, 1991)
Depot air minum isi ulang sampai saat ini masih ada yang belum
memenuhi standarisasi baku untuk pemprosesan air minum. Beberapa
penyakit menular sewaktu-waktu meluas menjadi wabah (epidemi) karena
tercemarnya air minum. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai
air minum isi ulang, diketahui bahwa air tersebut banyak yang telah
terkontaminasi oleh bakteri (Sulistyawati, 2003).
Kasus cemaran bakteriologis yang pernah ramai dibicarakan adalah
temuan hasil studi yang dilakukan oleh tim Laboratorium Teknologi dan
Manajemen Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) terhadap kualitas air
minum Depot Isi Ulang. Dari 120 contoh air yang diambil dari 10 kota
(Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Medan dan Denpasar) menunjukkan cemaran coliform atau
cemaran tinja pada contoh yang diuji sebesar 16% (Poerwanto dan
Merteniasih, 2003). Maka dianjurkan agar merebus dan mendidihkan air yang
diperoleh dari depot-depot air minum selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi,
sehingga resiko dampak yang merugikan kesehatan akan dapat dikurangi
(Pracoyo dkk, 2004).
Beberapa bakteri air akan mati bila air dipanaskan pada suhu antara
60ºC – 100ºC karena suhu optimum bakteri air adalah 37ºC – 45ºC seperti
Salmonella typhi, Sh igella sp., Vibrio cholera dll (Mikrobiologi FK UI, 1994).
3
Oleh karena berbagai fakta di atas, maka dilakukanlah penelitian
mengenai perbandingan angka kuman pada air minum isi ulang yang sekarang
beredar di Kota Surakarta dengan perlakuan pemanasan lewat dispenser.
Dispenser yang digunakan adalah dispenser yang umum digunakan oleh
masyarakat dimana memilki spesifikasi mampu memanaskan air hingga ≥
90ºC. dengan demikian diharapkan dapat mengetahui perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan tersebut.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah pemanasan
dengan dispenser dapat mengurangi jumlah kuman pada air minum isi ulang?”
C. Tujuan Pe ne litian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemanasan dengan
dispenser dapat mengurangi jumlah kuman pada air minum isi ulang
secara signifikan.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui secara langsung angka kuman pada Air Minum Isi Ulang yang
ditanam pada agar plate dengan menggunakan Quebec Colony Counter.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai
mikroorganisme yang terdapat dalam air minum isi ulang.
2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk
penelitian lebih lanjut.
3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi masyarakat agar lebih
memperhatikan kebersihan dan kemanan air minum yang dikonsumsi guna
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Air Minum Isi Ulang
Air Minum Isi Ulang (AMIU) adalah air bersih yang siap untuk
diminum tanpa mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh manusia yang
sebelumnya diolah dengan proses tertentu dan dijual di masyarakat umum.
Tempat penyediaan air disebut depo air minum isi ulang. Persyaratan kualitas
air minum (air yang aman untuk dikonsumsi langsung), termasuk AMIU ,
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002,
sedangkan persyaratan air minum dalam kemasan (AMDK) diatur sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-01-3553-1996. Kedua
jenis air minum itu selain harus memenuhi persyaratan fisik dan kimia juga
harus memenuhi persyaratan mikrobiologis. Air minum harus bebas dari
bakteri patogen (Suprihatin,2004).
Teknologi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan pemrosesan air
minum dalam kemasan (AMDK). Mekanisme dalam pemrosesan air minum
isi ulang adalah sebagai berikut :
a. Sebelum diisi air, galon terlebih dahulu dibersihkan dengan alat
pembersih khusus. Caranya, galon dimasukkan ke dalam lemari pencuci
yang dilengkapi system ozonisasi
b. Galon ditelungkupkan pada permukaan lubang dispenser
6
c. Dari bawah disemburkan air yang telah disuling dengan sinar ultraviolet
dan sistem ozon.
d. Setelah bersih, galon dimasukkan ke dalam lemari pengisian yang telah
dilengkapi alat pembersih bakteri
Pengisian air ini sekitar satu menit dan air yang dihasilkan sudah aman untuk
dikonsumsi.
Proses pemurnian pada depo air minum isi ulang memiliki variasi
yang bermacam – macam. Akan tetapi secara umum dapat dibagi menjadi dua
cara yaitu penyaringan dan penyinaran.
Untuk penyaringan terdiri dari Particle Filtration, Micro Filtration ,
Ultra Filtration, dan Hyper Filtration (Reverse Osmosis). Sedangkan untuk
penyinaran yang paling sering adalah dengan sinar ultraviolet.
Proses Reverse Osmosis merupakan kebalikan dari proses Osmosis,
yaitu memberikan tekanan balik dengan tekanan osmotik lebih besar pada
permukaan cairan yang lebih kental, maka cairan yang lebih murni akan
menembus permukaan membran menjadi cairan yang lebih murni. Semakin
tinggi tekanan yang diberikan pada cairan yang lebih kental akan semakin
cepat cairan yang lebih murni menembus permukaan membran. Karena itu
proses reverse osmosis menjadi mungkin dilakukan dengan memberikan
tekanan yang lebih besar dari tekanan osmonic cairan yang mengandung
larutan ion.
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan proses reverse osmosis adalah :
7
1. Membrane dengan pori-pori yang lebih kecil dari ukuran molekul larutan
ions yang akan di pisahkan, yaitu 0,001 - 0,0001 micron ( 50 - 1000
MWCO).
2. Tabung untuk rumah membrane dengan 1 titik masukan air yang akan di
reverse osmosis, 1 titik keluaran air yang telah bebas
larutan dan 1 (satu) titik keluaran air yang mengandung larutan lebih kental
dari air masukan. kekuatan tabung rumah membrane
haruslah yang mampu menerima tekanan yang diberikan melalui pompa
bertekanan.
3. Pompa bertekanan untuk memberikan tekanan pada air masukan.
4. Penyeimbang tekanan pada tabung rumah membrane berguna untuk
memelihara tekanan air baku yang akan menembus
membrane tidak kurang dari tekanan osmonic yang diperlukan untuk
memisahkan larutan dalam air baku.
5. Proses prefilter minimal yang perlu dilakukan pada air yang akan melalui
proses reverse osmosis adalah sendimen filter dan karbon
aktif untuk mengfilter sendimen dan menyerap polutan yang tidak terlarut
dalam air seperti bau, rasa, warna.
Proses prefilter diperlukan untuk melindungi unjuk kerja pori-pori
membran yang berukuran sangat kecil. Karena kecilnya ukuran pori-pori
membran, menjadikan membran mudah koyak dan atau tersumbat dan atau
rusak oleh berbagai materi / zat. Karena itu air yang akan
disalinasi haruslah air baku yang telah bebas dari materi / zat yang mudah
8
menyumbat dan atau mengkoyakan dan atau merusak
membran ( PT. Cipta Mulia Sentosa, 2008).
Sedangkan untuk pemurnian dengan cara penyinaran ultraviolet,
radiasi ultraviolet mampu menghancurkan akan tetapi UV tidak benar-benar
meniadakannya, melainkan menonaktifkan bakteri, bahkan semua jenis
bakteri. Selain itu, radiasi ultraviolet disinfects cepat tanpa menggunakan
panas atau bahan tambahan kimia yang undesirably dapat mengubah
komposisi air. Sinar UV yang paling efektif membunuh kuman adalah UV
gelombang pendek dengan panjang 2650 Å.
Setiap kekeruhan dalam air mengurangi jangkauan transmisi radiasi
UV. Air yang secara alami keruh, atau yang telah menjadi keruh dari produk
korosi yang terbentuk selama penyimpanan dalam tangki baja dan pembebat,
harus disaring sebelum pemurnian UV.
Beberapa fitur desain digabungkan untuk menentukan dosis
disampaikan:
1. Panjang gelombang output dari lampu.
2. Panjang lampu - ketika lampu sudah terpasang sejajar dengan arah aliran
air, waktu pemaparan adalah sebanding dengan panjang lampu.
3. laju alir - paparan waktu air Desain terbalik terkait dengan laju alir linier.
4. Diameter dari ruang pemurnian - karena air itu sendiri menyerap energi
UV, dosis disampaikan berkurang logaritmik dengan jarak dari lampu.
9
Adapun alat – alat perlengkapan yang biasa digunakan oleh depot
air Minum Isi Ulang (AMIU) untuk menghasilkan air bersih adalah
sebagai berikut :
a. Elektrolisa
alat ini bekerja dengan prinsip medan listrik anoda dan katoda yang
digunakan untuk memisahkan zat besi dan alumunium dari dalam
air.
b. Filter Cartridge
Digunakan untuk prefilter (penyaringan awal) atau penyaringan
akhir (post filter).
c. Filter Air
Untuk menyaring air, terdiri dari 3 macam, yaitu : PVC, Stainless,
dan Wave Cyber.
d. Kran Three Way Valve
e. Media Filter, terdiri dari
Antrhasid, satuan zak, bentuk butiran, untuk menyaring partikel
dalam air. Fungsi mirip pasir silika tapi lebih baik
Karbo n Aktif, bentuk butiran atau bubuk, berfungsi untuk menyerap
bau, warna dan rasa pada air. Terbuat dari arang batok kelapa yang
dibakar dengan suhu tinggi.
Klorin Tablet, digunakan untuk membunuh kuman, virus dan bakteri
dalam air.
10
Pasir Aktif, untuk menyaring partikel besar / kecil dalam air
sekaligus menjernihkan air.
Pasir Mangaa n, berwarna merah, digunakan untuk menurunkan
kadar zat besi / logam berat dalam air.
Pasir Silik a, digunakan untuk menyaring lumpur, tanah dan partikel
besar / kecil dalam air. Pasir silika biasanya digunakan utnuk
penyaringan tahap awal.
Pasir Ziolit, digunakan untuk sedikit menaikkan pH air dan mampu
menambah oksigen dalam air.
Resin Anion & Resin Kation, biasa digunakan bersama untuk
menurunkan TDS (Total Dissolved Solid / zat padat terlarut) dalam
air.
f. Mesin Sikat Galon
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada galon.
g. Ozon Resun
Digunakan untuk membunuh bakteri, virus dan jamur. Selain itu
untuk mengawetkan rasa air (agar tidak berubah rasa) serta
menyegarkan air.
h. TDS meter
Alat ini digunakan untuk mengukur TDS (Total Dissolved Solid / zat
padat terlarut) dalam air.
(CV. Zamzam, 2009)
11
2. Bakte ri Air
a. Escherichia coli (e. coli) Jenis bakteri ini terdiri atas E. coli
enterotoxigenic (penyebab infeksi saluran pencernaan akut/mendadak),
E.coli enteroinvasive (penyebab disentri yang disertai demam dan nyeri
perut), E.coli enterohemorraghic (penyebab diare berdarah). E.Coli
O157:H7 menghasilkan toksin/racun yang sangat kuat; menyebabkan diare
berdarah dan kejang perut; serta dapat menyebabkan hemolytic uremic
syndrome yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian (Poerwanto
dan Merteniasih, 2003). Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah
dievaluasi untuk menentukan sesuai tidaknya untuk digunakan sebagai
organisme indikator. Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang
hampir memenuhi semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal
adalah Escherechia coli. Bakteri tersebut dianggap sebagai indikator
polusi tinja yang dapat diandalkan (Bagian Mikrobiologi FK UNS, 2008).
Escherechia coli yang digunakan sebagai indikator kualitas bakteriologi
air mempunyai temperature optimum bagi pertumbuhannya, yaitu berkisar
antara 30 – 37 º C. Sesuai dengan suhu tubuh manusia yang normal,
mengingat Escherechia coli adalah flora normal yang banyak ditemukan
pada usus besar manusia (Pelezar, 1988).Escherechia coli merupakan
bakteri paling besar jumlahnya dari family Enterobacteriaceae, kuman ini
berbentuk batang memilki sifat fakultatif aerob dan gram negatif yang
hidup di saluran pencernaan baik pada saat hospes sedang sehat maupun
sedang sakit (Kenneth, 2008).
12
b. Salmonella typhi Bakteri ini menyebabkan penyakit demam tifus
Gejalanya adalah demam, nyeri kepala, nyeri perut, bahkan dapat
menyebabkan pendarahan usus atau kematian (Poerwanto dan
Merteniasih, 2003). Kuman ini tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif
anaerob, pada suhu 15 – 41ºC (suhu pertumbuhan optimum 37,5 ºC). Akan
tetapi kuman mati pada suhu 56 ºC juga pada keadaan kering (Bagian
Mikrobiologi FK UI, 1994).
c. Shigella sp. (penyebab muntaber), Shigella Bakteri ini dan beberapa
species lainnya dapat menyebabkan disentri, nyeri perut, dan demam.
Sampai saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu: Shigella dysenteriae,
Shigella flexeneri, Sh igella boydii dan Shigella sonnei. Sifat pertumbuhan
adalah aerob dan fakultatif anaerob, suhu pertumbuhan optimum 37 ºC
kecuali Sh igella sonnei dapat tumbuh pada suhu 45 ºC. Shigella sp. kurang
tahan terhadap agen fisik dan kimia dibandingkan Salmonella . Tahan
dalam es selama 2 bulan. Dalam laut selama 2 – 5 bulan. Toleran terhadap
suhu rendah dengan kelembaban cukup. Kuman mati pada suhu 55 ºC.
d. Vibrio cholerae (O1 atau O139). Bakteri ini menghasilkan racun yang
menyebabkan penyakit kolera.
e. Bakteri Leptospira Bakteri ini berasal dari pencemaran yang terjadi lewat
kotoran atau urin hewan terutama tikus. Berpotensi untuk menyebabkan
leptospirosis dengan gejala demam, seluruh tubuh kuning, dan gangguan
fungsi hati atau bahkan ginjal.
13
f. Bakteri Aeromonas, Pseudomonas sp, Campylobacter, dapat menyebabkan
infeksi saluran pencernaan akut/mendadak.
g. Bakteri Yersinia enterocolitica, dapat menyebabkan diare, nyeri perut, dan
disertai demam.
h. Bakteri Plesiomonas shigelloides, dapat menyebabkan diare berdarah
(Poerwanto dan Merteniasih, 2003).
Kehadiran bakteri – bakteri tersebut sering menjadi beban kesehatan
masyarakat dikarenakan sifat patogenitasnya, selain bakteri yang telah
disebutkan di atas masih ada beberapa bakteri yang juga patogen antara lain
Enterobacter cloacae, Klebsiella pneumonia, Pseudo monas aeruginosa,
Staphylococcus aureus, Aeromonas hydrophila dll (Wang D.L. 2008)
Akan tetapi beberapa bakteri air tersebut akan mati bila air dipanaskan
pada suhu antara 60ºC – 100ºC karena suhu optimum untuk hidupnya adalah
37ºC – 45ºC seperti Sa lmonella typhi, Shigella sp ., Vibrio cholera dll
(Mikrobiologi FK UI, 1994).
Gambar 1. Escherichia coli (kiri), Salmonella typhi (kanan) (www.apsnet.org)
14
Gambar 2 . Shigella sp (kiri), Vibrio cho lerae (kanan) (www.apsnet.org)
Gambar 3. Leptospira (kiri), Aeromonas (kanan) (www.apsnet.org)
Gambar 4. Pseudomonas sp.(kiri), Campyloba cter (kanan) (www.apsnet.org)
15
3. Hitung Angka Koloni Kuman dengan Counter Plate
Uji angka kuman dapat dilakukan salah satunya dengan metode hitung
angka kuman dengan Quebec Colony Coun ter, yaitu dimana kita menghitung
jumlah kuman secara manual dengan cara menusuk atau menyentuhkan felt-
tipped pen pada permukaan koloni kuman, sehingga apabila menunjukkan
hasil positif maka akan tercatat di LC.D. display secara otomatis, kemudian
dari jumlah kuman yang telah terhitung dikalikan dengan banyaknya volume
air yang diperiksa.
Reichert Darkfield Quebec Colny Counter merupakan alat yang
efesien, akurat dan tepat untuk menghitung jumlah koloni kuman. Adapun
bagian – bagian dari Quebec Colony Counter adalah sebagai berikut :
a. LC.D display
Berfungsi untuk mencatat jumlah koloni kuman jika hasilnya positif
setiap kali kita menusukkan panel ke dalam plate dimana memiliki 5 digit
angka.
b. Lensa pembesar
Berfungsi untuk melakukan pembesaran pandangan terhadap plate,
supaya memudahkan kita untuk meghitung koloni kuman pada plate.
Lensa ini bisa dinaikkan maupun direndahkan sesuai dengan pilihan,
sehingga pembesarannya bisa berkisar antara 1.5 sampai 3 kali
pembesaran.
c. Dish holder
16
Merupakan bagian dari quebec colony counter dimana plate agar
ditempatkan dan difiksasi.
d. Ground contact
Perlengkapan jarum yang ditancapkan ke agar platenya
e. Counting probe / felt-tipped pen
Alat mirip pen yang digunakan untuk menghitung koloni dengan cara
menusukkan langsung ke dalam plate dimana terdapat koloni kuman.
f. Lampu
Untuk menerangi plate supaya tampak lebih jelas.
g. Power suplay
Dihubungkan dengan stop kontak. (Weber Scientific, 2008)
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menghitung angka
kuman dengan counter coloni adalah sebagai berikut :
1. Ambil 2 ml air sampel dengan pipet ukur steril, lalu tuangkan pada media
nutrient agar plate.
2. Ratakan air minum isi ulang tadi dengan menggoyangkan petri.
3. Diamkan selama 10 menit dalam posisi petri miring.
4. Buang sisa air pada medium, inkubasi pada 37ºC selama 24 jam.
5. Hitung koloni kuman. Hasilnya dikalikan 100 (dengan asumsi 0,01 ml air
sampel yang tertinggal dalam media)
(Bagian Mikrobiologi FK UNS, 2008).
17
Gambar 5 . Darkfield Quebec Colony Counter (Reichert, Inc.,2003)
Gambar 6. Menghitung Koloni Kuman Dengan Quebec Colony Counter
18
4. Dispe nser Air
Dispenser air merupakan alat untuk menyimpan air sekaligus bisa
untuk merubah suhu air menjadi lebih panas atau lebih dingin. Dispenser air
memiliki bagian-bagian yang terdiri dari:
a. Puncer, merupakan tempat untuk meletakkan galon secara terbalik.
b. Body, merupakan kerangka utama dispenser agar mampu untuk menopang
beban gallon yang berisi air yang dipasang diatasnya.
c. Green Push Valve Assy, merupakan keran dispenser dimana untuk
mengeluarkan air yang bersuhu dingin atau normal.
d. Red Push Valve Assy, merupakan keran dispenser dimana untuk
mengeluarkan air yang bersuhu panas.
e. Reservoir Grille, merupakan suatu struktur dimana dirancang untuk
menampung sisa air yang tumpah ketika pengambilan air dari keran.
f. Power switch (hijau), tombol menyalakan dispenser untuk suhu dingin.
g. Power switch (merah), tombol menyalakan dispenser untuk suhu panas.
h. Cup Holder, tempat untuk meletakkan gelas.
i. Power Cord Assy, kabel yang menghubungkan dispenser dengan sumber
tenaga listrik sehingga dispenser bisa bekerja.
j. Unspilling, suatu alat yang dipasang pada mulut gallon saat akan dipasang
ke dispenser supaya air tidak tumpah (Toko BVL, 2009)
19
Dispenser yang akan digunakan untuk percobaan nanti memilki
spesifikasi sebagai berikut :
1. Model WD-290 HC
2. Kapasitas ≤ 15ºC untuk 0.7L/h dan ≥ 90ºC untuk 5L/h
3. Daya/Voltase 300 W / 220 V untuk panas dan 50 W / 220 V untuk dingin
4. Berat bersih 4.0 Kg
5. Ukuran 340 X 320 X 515
Adapun cara untuk menggunakan dispenser adalah sebagai berikut :
1. Pastikan water dispenser diletakkan pada tempat yang stabil, aman dan
dekat dengan stop kontak dan bersihkan terlebih dahulu gallon yang akan
diletakkan di atas dispenser.
2. Pasang unspilling, agar air di dalam gallon tidak tumpah, letakkan botol air
(gallon) di bagian atas dispenser dengan hati-hati.
3. Keluarkan air dari keran merah dan hijau ± ¼ gelas atau 100 ml sebelum
memasang power cord ke stop kontak, untuk menghindari adanya udara di
dalam tangki.
4. Sambungkan power cord ke stop kontak dan hidupkan kedua power
switch.
5. Tunggu beberapa saat untuk memastikan water dispenser ini siap untuk
dipergunakan. Untuk pemanasan awal ± 12 menit dan untuk pendinginan
awal ± 60 menit. (Disperindag DKI, 2006)
20
Lama dari pemanasan yang ditunjukkan pada lampu indikator adalah
kira-kira 15 menit, setelah itu mati lagi secara otomatis agar didapat suhu
yang stabil. Ketika dispenser mencapai pada suhu minimum, maka akan
hidup lagi secara otomatis. Begitu seterusnya saling bergantian
Gambar 11. Dispenser air (Toko BVL, 2009)
21
B. Kerangk a Pe mikiran
C. Hipotesis
Pemanasan dengan dispenser dapat menurunkan angka kuman pada air
minum isi ulang.
Air Minum Isi Ulang
Diambil sebelum
pemanasan
Diambil lewat pemanasan
dengan dispenser
Air disimpan dalam galon
Ditanam pada nutrien agar
Ditanam pada nutrien agar
Kuman air Berkembang
biak
Angka kuman berkurang
Terhitung sejumlah angka kuman
22
B AB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Pe ne litian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratories. One group pretest –
posttest dan pendekatan cross-sectional.(Sastroasmoro dan Ismael, 2002)
B. Lokasi penelitian
1. Pengambilan sampel di depo air minum isi ulang di Kota Surakarta.
2. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas maret Surakarta.
C. Subjek Pene litian
1. Air minum isi ulang yang tersebar di kota Surakarta.
2. Banyak sampel: 17 sampel air, dimana terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan
(dipanaskan dan tanpa dipanaskan).
Jumlah ini diambil berdasarkan rumus perkiraan besar sampel untuk data
numerik, yaitu rumus dua kelompok berpasangan
Dimana :
n = jumlah sampel
d = selisih rerata kedua kelompok yang bermakna
23
Sd = standar deviasi dari selisih rerata
Zα = deviat baku normal untuk α (tingkat kemaknaan)
Zβ = deviat baku normal untuk β
(Sastroasmoro dan Ismael, 2002)
n = (Zα + Zβ) x Sd 2 d
n = (2,813 + 1,282) x 12,2 2
12
n = 49,959 2
12 n = [4,163]2
n = 17,3
n = 17
D. Teknik Sampling
1. Jumlah sampel : 17 sampel
2. Teknik pengambilan sampel : Rando m Sederhan a
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Pemanasan Air Minum Isi Ulang (AMIU) dengan dispenser
2. Variabel terikat : Angka kuman
24
F. Definisi Operasional Variabel Pe nelitian
1. Variabel Bebas
a. Pemanasan Air Minum Isi Ulang (AMIU) dengan dispenser
1) Dispenser yang digunakan adalah dispenser air merk Miyako
2) Spesifikasi sebagai berikut :
a) Model WD-290 HC
b) Kapasitas ≤ 15ºC untuk 0.7L/h dan ≥ 90ºC untuk 5L/h
c) 300 W / 220 V (panas) dan 50 W / 220 V (dingin)
d) Berat bersih 4.0 Kg
e) Ukuran 340 X 320 X 515
3) Skala ukuran yang digunakan adalah nominal
2. Variabel Terikat
a. Dalam penelitian ini yang diamati dan dicatat adalah jumlah koloni kuman
yang terdapat pada media penanaman nutrient agar plate dimana hasilnya
didapat dari perhitungan dengan menggunakan counter plate.
b. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.
25
G. Rancangan Penelitian
Sampel Air : Jumlah total
sampel (17)
Setelah Pemanasan air dengan
dispenser
Air hasil pemanasan
Uji Angka Kuman Air Tanpa Pemanasan
Bandingkan dengan Uji t dependen / berpasangan
Uji Angka Kuman Air Setelah Pemanasan
Sampel Air Sebelum
Pemanasan
26
H. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Quebec Colony Cou nter
2. Dispenser air (3 buah)
3. Media penananam (Nutrien Agar) (34 buah)
4. Galon (17 galon)
5. Botol penampung sampel steril (34 buah)
6. Micro pipet (1 set)
7. Lampu spiritus / korek api
I. Bahan Pe ne litian
Sampel air minum isi ulang dari 17 depo AMIU
J. Jalannya penelitian
1. Pengambilan sampel air
a. Untuk pengambilan sampel kelompok pertama, yaitu tanpa pemanasan
dengan dispenser. Caranya adalah dengan mendesinfeksikan medan
praktikum dan mensterilkan alat yang akan digunakan untuk mengambil
sampel. Sebelum mengambil, terlebih dahulu mulut botol penampung
sampel dipanaskan dengan api lampu spiritus, setelah itu air dari galon
langsung dituangkan ke dalam botol penampung.
b. Untuk pengambilan sampel kelompok perlakuan kedua, yaitu melalui
pemanasan dengan dispenser air. Caranya adalah galon dimasukkan ke
27
dalam dispenser air terlebih dahulu kemudian dispenser dinyalakan dan
ditunggu sampai lampu indikator pada dispenser dalam keadaan off
(berwarna merah kembali). Setelah itu, sebelum air ditampung ke dalam
botol penampung sampel, mulut kran dispenser dipanaskan dengan api
lampu spiritus, kemudian kran dibuka dan air ditampung ke dalam botol
penampung.
2. Dilakukan penanaman sampel dari masing – masing kelompok pada nutrien
agar dan diberi label, kemudian diinkubasi selama 24 jam.
3. Uji angka koloni kuman dengan coun ter plate untuk kedua kelompok .
4. Catat jumlah koloni kuman dari masing – masing kelompok.
K. Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari masing-masing kelompok dianalisis secara statistik
dengan Uji t dependen/berpasangan. Derajat kemaknaan yang digunakan adalah α
= 0,01 (Riwidikdo, 2007). Data diolah dengan program komputer SPSS
(Statistical Product and Service Solution) 17.0 for Windo ws.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Dasar
Sampel air sejumlah 17 buah, dimana diambil dari 17 depo AMIU yang
berbeda serta tersebar di Kota Surakarta. Sampel air yang diambil peneliti antara
lain:
Tabel 1. Distribusi sampel menurut tempat pengambilan
No Kode Nama Depo isi ulang Alamat
1 I Bengawan Penggung Rejo
2 II Bintang Tirta Penggung Rejo
3 III AUA Banjar Sari
4 IV Toyo Jagad Ngemplak
5 V AG 21 Brigjen Katamso
6 VI RI Qua Mojosongo
7 VII Arwan Tirta Sangkrah
8 VIII Serba Ada Makmur Gading
9 IX Tirto Utomo Jayengan
10 X Gama Tirta Semanggi
11 XI Toko Cantik Semanggi
12 XII Veria Gilingan
13 XIII Muncul Nusukan
14 XIV Pravita Ngemplak
15 XV Wahyu Tirta Nusukan
16 XVI Zero Nusukan
17 XVII Oky Tirta Nusukan
29
B. Hasil Pe meriksaan
Pemeriksaan ek sperimental laboratoris yang dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi mengenai perbandingan jumlah angka kuman air minum isi ulang
sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, didapatkan data kuantitas
jumlah koloni kuman sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser.
Tabel 2 . Hasil perhitungan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang
sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser
Kode Nama depo sebelum sesudah
Kol/0,01ml* Kol/ml Kol/0,01ml Kol/ml
I Bengawan 1320 132000 460* 46000
II Bintang Tirta 730 73000 0 0
III AUA 710 71000 390 39700
IV Toyo Jagad 1340 134000 0 0
V AG 21 1030 103000 700* 70000
VI RI Qua 1090 109000 215 21500
VII Arwan Tirta 1680 168000 10 1000
VIII Serba Ada Makmur 440 44000 18 1800
IX Tirto Utomo 530 53000 0 0
X Gama Tirta 520 52000 0 0
XI Toko Cantik 650 65000 260 26000
XII Veria 960 96000 80 8000
XIII Muncul 1800 180000 18 1800
XIV Pravita 1660 166000 1 100
XV Wahyu Tirta 930 93000 2 200
XVI Zero 710 71000 1 100
XVII Oky Tirta 430 43000 219 21900
* Setelah diencerkan 1x101 ml
30
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa pemanasan dengan dispenser memberikan
perbedaan jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang antara sebelum dan
setelah pemanasan.
Dari tabel 2 kemudian dibuat diagram yang menggambarkan perbedaan
jumlah koloni kuman antara sebelum dan sesudah pemanasan pada air minum isi
ulang.
Grafik 1. Perbandingan angka koloni kuman air minum isi ulang sebelum dan
sesudah dipanaskan dengan dispenser
C. Analisis Statistik
Data hasil perhitungan angka koloni kuman pada air minum isi ulang
dengan perlakuan tanpa pemanasan dan dengan pemanasan kemudian dianalisis
statistik untuk membuktikan apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak,
analisis statistik dilakukan dengan Uji t berpasangan (paired t test).
Dari Uji t berpasangan kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui
apakah Ho diterima atau ditolak. Uji yang dipakai adalah uji selisih rerata.
31
Pada data awal hasil perhitungan angka koloni kuman menunjukkan bahwa
data tersebut memilki distribusi yang tidak normal. Oleh karena itu, perlu
dilakukan transormasi data dengan tujuan data tersebut memiliki distribusi yang
normal sehingga dapat diuji dengan Uji t berpasangan. Adapun hasil transformasi
data dapat dilihat pada tabel 3.
32
Tabe l 3 . Transformasi data awal menjadi data yang memilki distribusi normal
perlakuan n Jumlah koloni kuman
Mean SD LogMean LogSD
Sebelum 17 1031,9 461,3 2,9 1,6
Setelah 17 184,0 223,6 0,2 1,0
Keterangan n : Jumlah sampel
Mean : Rerata
SD : Standar Deviasi
LogMean : Transformasi Mean dengan syitem Log 10
LogSD : Transformasi Standar Deviasi dengan sistem Log 10
Pada uji selisih rerata dari data yang telah ditransformasi didapat bahwa Sig.
(2 tailed) diperoleh nilai Significancy 0,000 (p < 0,01) maka Ho ditolak, artinya
“terdapat perbedaan rerata angka koloni kuman yang bermakna pada air minum isi
ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser”.
33
BAB V
PEMB AHASAN
Saat ini terdapat lebih dari 350 industri air minum dalam kemasan (AMDK)
dengan produksi lebih dari 5 miliar liter per tahun. Bukan hanya industri AMDK,
industri Air Minum Isi Ulang (AMIU) juga tumbuh pesat dan telah menjadi salah
satu alternatif bisnis skala usaha kecil dan menengah serta berkontribusi terhadap
suplai air minum di kota - kota besar dengan harga terjangkau (sekitar Rp
4.000/galon). Sayang, belum ada data pasti tentang jumlah industri AMIU karena
sebagian jenis industri ini tidak terdaftar. Di sisi lain, perkembangan industri
AMIU berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan konsumen,
bila tidak ada regulasi yang efektif. Isu yang mengemuka saat ini adalah
rendahnya jaminan kualitas terhadap air minum yang dihasilkan (Suprihatin,
2004). Padahal pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan telah
mengeluarkan Kepmenperindag No.705/MPP/Kep/II/2003, untuk memberikan
perlindungan terhadap konsumen air minum isi ulang. Kepmenperindag tersebut
lahir dilatar belakangi oleh hasil pemeriksaan Badan POM pada sejumlah depot
air minum isi ulang di 5 Kota besar, dimana ditemukan kandungan bakteri colli
pada produksi air minum isi ulang (Shidarta, 2004).
Dari penelitian di kota – kota besar misalnya Jakarta, Tangerang, Bogor dan
Bekasi tentang air minum isi ulang didapatkan bahwa sekitar 2 % air minum isi
ulang dari DKI Jakarta; 11 % air minum isi ulang dari daerah Tangerang dan 6 %
air minum isi ulang dari daerah Bogor masih mengandung kuman koliform dan
34
E.coli, sedang yang berasal dari Bekasi tidak ditemukan kuman koliform dan
E.coli. Hasil pemeriksaan kuman aerob positif pada 32 % air minum isi ulang di
daerah DKI, 20 % di daerah Tangerang, 12,5 % di daerah Bogor sebanyak dan 38
%.di daerah Bekasi. Maka dianjurkan agar merebus dan mendidihkan air yang
diperoleh dari depot-depot air minum selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi,
sehingga resiko dampak yang merugikan kesehatan akan dapat dikurangi karena
E. coli dan coliform dapat tumbuh secara optimum pada suhu antara 15 - 50° C
dan akan mati bila hidup pada suhu di atasnya (Pracoyo dkk, 2004).
Standar penghitungan jumlah koloni kuman di Laboratorium Mikrobiologi
adalah maksimal jumlah koloni pada plate adalah 300 koloni. Jika jumlah koloni
lebih dari 300, maka perlu dilakukan pengenceran. Dari pengenceran perlu
dipastikan bahwa hasil pengenceran menunjukkan jumlah kuman harus dalam
rentang antara 30 – 300 koloni.
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bisa dilihat
bahwa sebelum dipanaskan dengan dispenser, ternyata masih banyak terdapat
kuman pada air minum isi ulang yang tersimpan dalam galon. Dan jumlah angka
kuman antara depo yang satu dengan depo yang lainnya juga menunjukkan
perbedaan. Hal ini bisa terjadi karena pertama, perbedaan sistem pemurnian air
minum dari masing – masing depo, yang kedua karena faktor kebersihan galon
dari masing – masing depo dalam mensucihamakan galon sebelum diisi dengan
air. Karena meskipun pemurnian air minum sudah memenuhi syarat, tetapi bila
kondisi galon kurang bersih maka memungkinkan kuman untuk berkembang biak.
35
Hasil penelitian juga menunjukkan tentang efektivitas dispenser dalam
menurunkan jumlah angka kuman, khususnya jumlah koloni kuman, ternyata
memberikan perbedaan secara kuantitas antara sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser. Hal ini dibuktikan dengan analisis statistik menggunakan Uji t
berpasangan (paired t test) bahwa pada prosedur pengujian hipotesis dengan uji
selisih rerata menunjukkan bahwa Ho ditolak dengan demikian perbandingan
jumlah koloni kuman pada air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Akan tetapi, dari hasil pemanasan dengan dispenser, hanya 41,1% yang
memenuhi standar baku air minum yaitu 7 dari 17 depo air minum isi ulang antara
lain, Bintang Tirta, Toyo Jagad, Tirto Utomo, Gama Tirta, Pravita dan Zero.
Karena WHO dan Menkes RI telah menetapkan baku mutu air minum sebagai
berikut :
Tabel 4 . Nilai standar baku mutu air minum berdasarkan WHO dan
Menkes RI
No Objek Nilai Maksimal
1 MPN coliform 0/100 ml air
2 MPN E. coli 0/100 ml air
3 *TPC 100 kuman/ ml air - 200 kuman/ml air
*TPC = Total P late Count. (Nchuz, 2009)
Hal ini terjadi bisa dikarenakan suhu dispenser yang sebenarnya saat
percobaan hanya mencapai kira – kira 64°C dan lama pemanasan satu siklus
lampu indikator hanya sampai 15 menit. Suhu ini tidak sesuai dengan spesifikasi
36
dispenser yang tercantum pada buku manualnya yaitu mencapai 90°C dan ini
belum melebihi proses pasteurisasi, yaitu pemanasan dengan suhu 67,5°C selama
1 jam. Oleh karena itu kuman masih bisa berkembang biak setelah diinkubasi.
37
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian tentang perbandingan angka kuman air minum isi ulang
sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sebagian besar air mium isi ulang yang tersimpan dalam galon setelah
melalui proses pemurnian ternyata masih mengandung banyak kuman.
2. Meskipun pemanasan dengan dispenser terbukti dapat menurunkan angka
kuman pada air minum isi ulang, akan tetapi sebagian besar belum dapat
memenuhi standar kualitas air minum menurut WHO dan Menkes RI.
3. Terdapat perbedaan rerata angka koloni kuman yang bermakna pada air
minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser.
{ α : 0,000 < 0,01}
4. Angka kuman air minum isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan
dengan dispenser menunjukkan perbedaan yang bermakna akan tetapi
hanya 41,1% yang dapat memenuhi standar baku air minum.
38
B. Saran
Setelah dilakukan penelitian tentang perbandingan angka kuman air minum
isi ulang sebelum dan sesudah dipanaskan dengan dispenser, maka peneliti
menganjurkan:
1. Hendaknya merebus air 5 – 10 menit sebelum digunakan untuk minum.
2. Para pengelola/pengusaha depot air minum isi ulang sebaiknya
memeriksakan airnya ke laboratorium secara berkala enam bulan sekali.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama
pemanasan air minum isi ulang dengan dispenser agar air tersebut dapat
memenuhi syarat standar baku mutu air minum sesuai dengan WHO dan
Menkes RI.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anne K. 1991. American Society for Microbiology : Growth Kinetics of Coliform Bacteria Und er Conditions Relevant to Drink ing Water Distribution Systems. 57, p : 2233-2239
Bachtiar B. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNS. 2008. Buku Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi II. hal : 25 - 32 Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UI. 1993. Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. hal : 154 - 174 Cipta Mulia Sentosa, PT. 2008. Cara Kerja Reverse Osmosis.
http://www.puretrex.com Disperindag DKI. Buku manual (petunjuk penggunaan) Dispenser. Jakarta
No : 0046 / 1.824.51 Kenneth T. 2008. Pathogenic Escherichia coli.
http://www.textbookofbacteriology.net/e.coli.html (15 April 2009) Lusiani. 1996. Studi Banding Kualitas Bakteriologi Air Pada Minuman
Dalam Plastik Sebelum Dan Sesudah Proses Pendinginan Di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Surakarta . FK UNS. Skripsi
Michael J. Pelezar. 1988. Dasar – da sar Mikrobiolog i. Jakarta. UI-press, p :
887 – 879 Nchuz. 2009. Uji Mikrobiologi Air.
http://wildablog.blogspot.com/2009/12/uji-mikrobiologi-air.html Poerwanto dan Merteniasih. 2003. Bah aya Cemaran Air Minum.
http://groups.yahoo.com/group/halal_baik_enak/message/5113 ( 2 Desember 2009)
Pracoyo dkk. 2004. Penelitian Bak teriologik Air Minum Isi Ulang Di Daerah
Jabotabek 2003 - Maret 20 04 . http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13_152_Penelitiankebersihanairminumisiulang.pdf/13_152_Penelitiankebersihanairminumisiulang.html (2 Desember 2009)
40
Reichert, Inc. 2003. The Reichert Darkfield Quebec Colony Counter Manu al. http://www.reichertai.com/files/manuals/1094739814.pdf. (15 April
2009) Riwidikdo. 2007. Statistik Kesehatan, Belajar Mud ah Tek nik Analisis Data
Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. p : 60-70, 140-9
Sastroasmoro dan Ismael. 2002. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : CV Agung Seto. p : 269 Shidarta. 2004. Huk um Perlindu ngan Konsumen Indonesia. Jakarta:
Gramedia. Sulistyawati. 2003. Studi Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Tingkat
Produsen Di Kota Semarang . FK UNDIP. Skripsi Suprihatin. 2004. Keamanan air minum isi ulang .
http://air.bappenas.go.id/doc/pdf/kliping/Keamanan Air Minum Isi Ulang.pdf (14 April 2009)
Toko BVL. Water Dispenser
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://tokobvl.com/kitche7.jpg&imgrefurl=http://tokobvl.com/dispenser.htm&usg (3 Mei 2009)
Weber Scientific. 2008 Cou nter Electronic : Quebec Colony Counter. http://www.usamma.army.mil/documents/startup/6625-01-495-
3367_Counter%2520Electronic_HANDBOOK_INSERT_STARTUP_092608.pdf+quebec+colony+counter+filetype:pdf&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id (15 April 2009)
Wang D.L., Fiessel W. 2008. Journal of Environmental Sciences : Evaluation
of media for simultaneous enumeration of total coliform and E.coli in Drinking Water Su pp lies by Membrane filtration techniques. National Research Council Canada, 20, (3), p : 273-277
Zamzam, CV. 2009. Pak et Air Minum Isi Ulang. http://airminumisiulang.com
(10 April 2009)