skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh...

135
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, LONELINESS, DAN TRAIT KEPRIBADIAN TERHADAP GEJALA DEPRESI NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun Oleh : YASHIKA ANGESTI FARADHIGA 1110070000026 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015M

Upload: ledung

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, LONELINESS, DAN

TRAIT KEPRIBADIAN TERHADAP GEJALA DEPRESI

NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh :

YASHIKA ANGESTI FARADHIGA

1110070000026

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H/2015M

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh
Page 3: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh
Page 4: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh
Page 5: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

iv

Motto :

“Mulailah setiap kegiatan tanpa memikirkanadanya peluang bagi kegagalan.

Pusatkanlah perhatian anda hanya padakekuatan anda daripada kelemahan anda”

-Paul J. Meyer-

Persembahan:

“Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak danBunda yang selalu mendoakan keberhasilanku serta

adik-adikku yang selalu mengukir senyum dansemangat untukku”

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah JakartaB) Januari 2015C) Yashika Angesti FaradhigaD) Pengaruh Dukungan Sosial, Loneliness dan Trait Kepribadian terhadap Gejala

Depresi Narapidana Remaja di Lembaga PemasyarakatanE) xiv + 102 Halaman + LampiranF) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dukungan sosial, loneliness

dan trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja di lembagapemasyarakatan. Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengananalisis regresi berganda ini mengambil narapidana remaja di beberapaLAPAS sebagai populasinya. Dari populasi tersebut peneliti menggunakanteknik non-probability sampling / non-random sampling untuk pemilihansampel sebanyak 220 orang yang berusia 12 – 20 tahun. Instrumenpengumpulan data dengan menggunakan skala gejala depresi yangdikembangkan oleh Maria Kovacs (2007), skala dukungan sosial yangdikembangkan oleh Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988), skala lonelinessyang dikembangkan oleh Russell (1996) dan skala trait kepribadian yangdikembangkan oleh John & Srivastava (1999). Analisis data penelitianmenggunakan software SPSS versi 20.0, sedangkan untuk pengujian validitaskonstruk menggunakan Lisrel 8.70.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dukungansosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidanaremaja. Hasil uji hipotesis minor yang menguji pengaruh dari independentvariable, dimensi dari variabel dukungan sosial dan loneliness memberikanpengaruh terhadap gejala depresi narapidanan. Selanjutnya dari variabel traitkepribadian hanya dimensi extraversion dan agreeableness yang berpengaruhterhadap gejala depresi narapidana. Hasil penelitian ini juga menunjukkanproporsi varians dari gejala depresi yang dijelaskan oleh seluruh independentvariable adalah sebesar 21.1%, sedangkan 78.9% dipengaruhi oleh variabellain di luar penelitian ini.

Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar menggunakanvariabel lain seperti coping strategies, resiliensi, parental acceptance-rejection dan tingkat stres atau independent variable lain yang mungkinberpengaruh terhadap gejala depresi.

G) Bahan bacaan: 46; Buku: 23 + Jurnal: 20 + Artikel: 3

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

vi

ABSTRACT

A) Faculty of PsychologyB) January 2015C) Yashika Angesti FaradhigaD) Impact of Social Support, Loneliness and Trait Personality to Symptoms of

Depression Youth Inmates in PrisonE) xiv + 102 pages + appendixF) This study aimed to examine impact of social support, loneliness and

personality traits to symptoms of depression youth inmates in prisons. Thestudy, using a quantitative approach with multiple regression analysis istaking youth inmates in some prisons as a population. Of the population ofresearchers using non-probability sampling technique/non-random samplingfor selecting a sample of 220 people aged 12-20 years. Data collectioninstrument using a depressive symptoms scale developed by Maria Kovacs(2007), social support scale developed by Zimet, Dahlem, Zimet & Farley(1988), loneliness scale developed by Russell (1996) and the personality traitscale developed by John & Srivastava (1999). Research data analysis usingSPSS software version 20.0, while for the construct validity testing usingLisrel 8.70.

The results showed that there was a significant effect of social support,loneliness and personality traits to symptoms of depression youth inmates.The results of minor hypothesis test that examines the impact of independentvariable, the dimensions of social support and loneliness variables give asignificant effect on depressive symptoms inmates. Furthermore, thepersonality trait of variable dimensions, only extraversion and agreeablenessgive significantly impact to depressive symptoms inmates. The results of thisstudy also shows the proportion of the variance of depressive symptomsdescribed by all the independent variable is equal to 21.1%, while 78.9% wasinfluenced by other variables outside of this research.

For further study, the researchers suggested that using other variables such ascoping strategies, resilience, parental acceptance-rejection and the level ofstress or other independent variables that may affect the symptoms ofdepression.

G) Reading materials: 43; 23 books + 20 journals + 3 articles

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

izin-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh

Dukungan Sosial, Loneliness dan Trait Kepribadian terhadap Gejala Depresi

Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan”. Tak lupa shalawat serta

salam peneliti selalu curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,

berikut para keluarga dan sahabat.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan jajarannya serta seluruh civitas akademik

Fakultas Psikologi. Terima kasih atas segala bantuan, bimbingan dan arahan

selama ini.

2. Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Luh Putu Suta

Haryanti, Psi selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas waktu, tenaga,

pikiran, dan ilmu yang diberikan kepada peneliti.

3. Neneng Tati Sumiati, M.Si, Psi selaku dosen pembimbing akademik. Terima

kasih atas semangat dan nasehat ibu di dalam ataupun luar perkuliahan.

4. Untuk kedua orang tuaku, Bapak M.I.A Budiharto dan Bunda Megawati,

serta adik-adikku Aryadwipa Angesti F, Rahmahwati Allraudha N.M. dan All

Att’ Thoyibah, terima kasih atas semua dukungan, sumber inspirasi, kasih

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

viii

sayang serta doa yang kalian berikan kepada peneliti untuk terus melakukan

yang terbaik.

5. Untuk Mas Toni, terima kasih atas segala semangat, dukungan dan perhatian

yang diberikan sehingga peneliti terus optimis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

6. Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia beserta

seluruh staf, terima kasih telah memberikan ijin peneliti untuk melakukan

penelitian dibawah institusi Kementerian Hukum dan HAM.

7. Seluruh Anak Didik Lapas Kelas II-A Salemba, Lapas Kelas II-A Anak Pria

Tangerang dan Lapas Kelas II-B Anak Wanita Tangerang yang telah

berpartisipasi dengan baik dalam penelitian ini.

8. Untuk Sonia Pebriani, terima kasih telah menjadi sahabat yang selalu berada

di samping peneliti baik suka maupun duka selama menjalani perkuliahan di

Fakultas Psikologi.

9. Untuk teman-teman peneliti, Dewi Mayangsari, Rahmatul Aufa, Khirzah

Nurmala, Intan Suryani dan teman-teman Psikologi angkatan 2010 khususnya

kelas A, terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan

kepada peneliti.

10. Untuk Pak Deden beserta seluruh staf perpustakaan, terima kasih telah

memberikan banyak waktu dan bantuan di saat peneliti membutuhkan banyak

referensi buku untuk keperluan penyelesaian skripsi.

11. Kepada semua pihak yang telah membantu peneliti, karena dukungan dan

pengertian mereka sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

ix

doa yang dapat peneliti panjatkan kepada mereka. Semoga kalian semua

mendapatkan balasan pahala berlipat ganda dari Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat diharapkan untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat

memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya.

Jakarta, 08 Januari 2015

Peneliti

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iLEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iiLEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iiiMOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... ivABSTRAK.......................................................................................................... vKATA PENGANTAR....................................................................................... viiDAFTAR ISI...................................................................................................... xDAFTAR TABEL.............................................................................................. xiiDAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1-121.1. Latar Belakang Masalah……………………………………….. 11.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………….. 8

1.2.1. Batasan masalah………………………………………. 81.2.2. Rumusan masalah……………………………………... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………….... 101.4. Sistematika Penulisan………………………………………….. 11

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 13-432.1. Gejala Depresi…………………………………………………. 13

2.1.1. Pengertian gejala depresi…..………………………….. 132.1.2. Gejala-gejala depresi……….…………………………. 152.1.3. Faktor-faktor penyebab munculnya depresi pada

remaja ..........................................................………........ 182.1.4. Pengukuran gejala depresi..………………………….... 22

2.2. Dukungan Sosial……………………………………………….. 222.2.1. Pengertian dukungan sosial..…………………………... 222.2.2. Aspek-aspek dukungan sosial...……………………….. 242.2.3. Pengaruh dukungan sosial terhadap gejala depresi........ 252.2.4. Pengukuran dukungan sosial…………………………... 26

2.3. Loneliness…………………………………………………….... 262.3.1. Pengertian loneliness………………………….………. 262.3.2. Aspek-aspek loneliness……………………...…...…..... 292.3.3. Loneliness pada remaja................................................... 292.3.4. Pengaruh loneliness terhadap gejala depresi.................. 302.3.5. Pengukuran loneliness…………….…………………... 31

2.4. Trait Kepribadian…………………………………………….... 312.4.1. Pengertian trait kepribadian………………………….... 312.4.2. Kepribadian pada remaja................................................ 322.4.3. Trait kepribadian Big Five………..………………….... 332.4.4. Pengaruh trait kepribadian terhadap gejala depresi........ 362.4.5. Pengukuran trait kepribadian…....…………………….. 37

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

xi

2.5. Narapidana Remaja…………………………………………..... 372.5.1. Pengertian narapidana..................................................... 372.5.2. Pengertian remaja........................................................... 372.5.3. Remaja dan penyesuaian diri.......................................... 38

2.6. Kerangka Berpikir……………………….…………………….. 402.7. Hipotesis………………………………….……………………. 43

BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................. 44-723.1. Populasi dan Sampel…………………………………………... 443.2. Variabel Penelitian…………………………………………….. 453.3. Definisi Operasional Variabel…………………………………. 453.4. Pengumpulan Data…………………………………………….. 47

3.4.1. Teknik pengumpulan data……………………………..... 473.4.2. Instrumen pengumpulan data………………………….... 48

3.5. Uji Validitas Konstruk………………………………………..... 513.5.1. Uji validitas alat ukur depresi…………………………...3.5.2. Uji validitas alat ukur dukungan sosial……………….....3.5.3. Uji validitas alat ukur loneliness………………………...3.5.4. Uji validitas alat ukur trait kepribadian………………....

3.5.4.1. Uji validitas dimensi neuroticsm…………….....3.5.4.2. Uji validitas dimensi extraversion…….……….3.5.4.3. Uji validitas dimensi agreeableness…………...3.5.4.4. Uji validitas dimensi openness…….…………...3.5.4.5. Uji validitas dimensi conscientiousness..……....

525456595961626466

3.6. Metode Analisis Data………………………………………….. 683.7. Prosedur Penelitian…………………………………………….. 71

BAB 4 ANALISIS DATA.............................................................................. 73-844.1. Deskripsi Umum Subyek Penelitian………………………….... 73

4.1. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan datademografi ………….………………………………….. 74

4.2. Hasil Analisis Deskriptif………………………………………. 764.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ……………………....... 764.4. Hasil Uji Hipotesis Nihil……………………………………..... 78

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian…...……………….. 784.4.2 Pengujian proporsi varian masing-masing IV…..……... 82

BAB 5 HASIL PENELITIAN...................................................................... 85-985.1. Kesimpulan................................................................................. 855.2. Diskusi........................................................................................ 865.3. Saran............................................................................................ 95

5.3.1. Saran teoritis..................................................................... 955.3.2. Saran praktis...................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nilai skor jawaban...... ............................................................. 47

Tabel 3.2 Blue print skala gejala depresi................................................ 48

Tabel 3.3 Blue print skala dukungan sosial............................................. 49

Tabel 3.4 Blue print skala loneliness....................................................... 50

Tabel 3.5 Blue print skala trait kepribadian............................................ 50

Tabel 3.6 Analisis faktor item gejala depresi.......................................... 54

Tabel 3.7 Analisis faktor item dukungan sosial....................................... 56

Tabel 3.8 Analisis faktor item loneliness................................................. 58

Tabel 3.9 Analisis faktor item kepribadian neuroticsm........................... 60

Tabel 3.10 Analisis faktor item kepribadian extraversion......................... 62

Tabel 3.11 Analisis faktor item kepribadian agreeableness....................... 64

Tabel 3.12 Analisis faktor item kepribadian openness.............................. 66

Tabel 3.13 Analisis faktor item kepribadian conscientiousness.................. 68

Tabel 4.1 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografi........... 75

Tabel 4.2 Analisis deskriptif..................................................................... 76

Tabel 4.3 Norma skor variabel................................................................. 77

Tabel 4.4 Kategorisasi skor variabel......................................................... 77

Tabel 4.5 R-square..................................................................................... 78

Tabel 4.6 Anova.......................................................................................... 79

Tabel 4.7 Koefisien regresi....................................................................... 79

Tabel 4.8 Proporsi varian.......................................................................... 82

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir............................................................ 42

Gambar 3.1 Path diagram variabel gejala depresi....................................... 53

Gambar 3.2 Path diagram variabel dukungan sosial.................................... 55

Gambar 3.3 Path diagram variabel loneliness............................................. 57

Gambar 3.4 Path diagram variabel neuroticsm............................................ 59

Gambar 3.5 Path diagram variabel extraversion.......................................... 61

Gambar 3.6 Path diagram variabel agreeableness....................................... 63

Gambar 3.7 Path diagram variabel openness............................................... 65

Gambar 3.8 Path diagram variabel conscientiousness................................. 67

Gambar 4.1 Daftar sampel penelitian.............................................................. 73

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat izin penelitian

Lampiran B Surat balasan penelitian

Lampiran C Kuesioner penelitian

Lampiran D Contoh syntax dan output CFA Gejala Depresi

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah

Tingkat kriminalitas yang terjadi di Indonesia termasuk ke dalam tingkatan yang

tinggi. Hal tersebut dapat terlihat dari semakin meningkatnya jumlah narapidana

dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan). Selain itu,

meningkatnya kriminalitas yang terjadi, dapat dilihat juga dari jumlah kasus

kriminal yang dilaporkan setiap harinya di media massa maupun media sosial.

Kasus kriminalitas di Indonesia tidak hanya melibatkan orang dewasa, tetapi juga

anak-anak dibawah umur dan remaja.

Kasus pelanggaran hukum dengan pelaku remaja ternyata menjadi

fenomena tersendiri di berbagai negara. Remaja yang terlibat dalam kasus

kriminal terpaksa harus berhadapan dengan hukum sehingga kelompok ini

diistilahkan dengan Anak yang Berhadapan dengan Hukum atau Anak yang

Berkonflik dengan Hukum (ABH). Indeks pelaku kejahatan remaja di Indonesia

mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Juli 2013 di Indonesia

terdapat 136.000 anak yang berkonflik dengan hukum dan setiap tahun sedikitnya

400 kasus pelanggaran hukum dilakukan oleh anak (Komnas HAM, 2013). Data

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

2

yang didapat dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian

Hukum dan HAM juga mencatat sebanyak 3.164 anak menjadi tahanan pidana di

33 daerah di Indonesia dalam periode waktu Januari – Juli 2014.

Anak-anak dan remaja yang bermasalah dengan hukum, mengharuskan

mereka untuk masuk ke dalam Lapas dan hal ini dapat memberikan tekanan untuk

mereka. Masuk ke Lapas bagi narapidana anak dan remaja berarti ia harus

mengalami banyak kehilangan, seperti kehilangan kemerdekaan yang disertai

kehilangan otonomi, kehilangan rasa aman, serta pelayanan pribadi.

Perasaan sedih yang dialami mereka setelah menerima hukuman serta

berbagai hal yang lainnya, seperti rasa bersalah, hilangnya kebebasan, perasaan

malu, sanksi ekonomi dan sosial serta kehidupan dalam penjara yang penuh

dengan tekanan psikologis dapat memperburuk dan mengintesifkan pemicu

tekanan yang terjadi sebelumnya. Tidak mengherankan jika Lapas menjadi tempat

yang potesial bagi timbulnya gangguan-gangguan psikologis seperti depresi.

Penelitian Irene Y.H. Ng, et.al. (2011) tentang narapidana remaja di penjara

Michigan, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa remaja yang dipenjara karena

pelanggaran serius lebih mungkin mengalami depresi daripada pemuda yang

melakukan pelanggaran kurang serius. Selain itu, mereka juga menemukan ada

indikasi bahwa penahanan remaja di penjara dewasa dapat meningkatkan risiko

depresi lebih lanjut. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Adhyana (2008) di

Lapas Anak Medan, menunjukkan bahwa dari total 274 orang napi terdapat

sebanyak 54 orang napi anak di Lapas ini yang mengalami gejala depresi.

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

3

Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan

kesedihan yang amat sangat; perasaan bersalah; menarik diri dari orang lain; tidak

dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat serta kesenangan

dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davidson, Neale & Kring, 2002).

Sedangkan menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati seperti

kepedihan, kesenduan, dan keburaman perasaan yang patologis sifatnya. Biasanya

timbul oleh rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan

trauma psikis.

Depresi yang terjadi pada remaja pada umumnya tidak terdiagnosis. Hal ini

dikarenakan depresi pada remaja tidak selalu muncul sebagai kesedihan, tetapi

sebagai perasaan mudah terganggu, bosan, atau ketidakmampuan untuk

mengalami rasa bosan (Papalia, Olds & Feldman, 2009). Depresi pada remaja

dapat diakibatkan oleh berbagai hal seperti kematian dari anggota keluarga atau

teman, putus cinta, perceraian orang tua, kegagalan di sekolah atau kejadian yang

tidak menyenangkan.

Lingkungan Lapas yang menjauhkan napi dari kebebasan dan dukungan

sosial dari orang terdekat, seperti keluarga dan teman terdekat, akan membuat

napi semakin rentan terhadap berbagai gangguan psikologis. Sehingga tidak

mengherankan beberapa napi anak di Indonesia memilih untuk bunuh diri saat

masih berada dalam tahanan karena tidak bisa menghadapi masalah yang mereka

hadapi dan tekanan yang ada di Lapas.

Di dalam lapas maupun rutan kasus bunuh diri narapidana yang diduga

karena depresi dalam setahun terakhir mencapai sepuluh orang dari seluruh lapas

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

4

yang tersebar di Indonesia (Ditjen PAS, 2013). Kasus bunuh diri yang terliput

media yaitu pada Desember 2011, dua narapidana anak di daerah Sumatera Barat

ditemukan tewas gantung diri. Mereka diduga tewas karena mengalami depresi

akibat hukuman penjara yang dijatuhkan kepada mereka.

Bunuh diri yang dilakukan oleh narapidana mungkin merupakan jalan

terakhir yang mereka pilih disaat mereka sudah tidak bisa mengatasi masalah yang

mereka hadapi karena adanya tekanan di dalam Lapas. Selain kasus bunuh diri

yang dilakukan oleh dua orang narapidana anak diatas, kasus terbaru yang

melibatkan narapidana remaja di daerah Bangka Belitung yang mengalami depresi

berat pada November 2013. Dilaporkan bahwa remaja ini sudah berulang kali

mencoba bunuh diri disaat penjagaannya lengah. Remaja ini mengalami depresi

berat diduga karena mengalami kekerasan pada saat diinterograsi masalah

hukumnya.

Dari kasus serta penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tidak sedikit

narapidana yang mengalami depresi sehingga memilih untuk bunuh diri. Data

tentang tingginya tingkat depresi yang dialami oleh narapidana diperkuat oleh

hasil penelitian yang dilakukan oleh Eddyanto et.al, (2003) dengan diperolehnya

data prevalensi depresi para narapidana Rumah Tahanan Kelas I di Surakarta

adalah 69,9%; adapun derajatnya untuk tingkat ringan sebanyak 26,9%, tingkat

sedang sebanyak 29,0% dan tingkat berat sebanyak 14%.

Penelitian yang dilakukan oleh Hertinjung dan Purwandi pada tahun 2007

(dalam Retno & Margareta, 2011) di Lapas Wanita Kelas II A Sragen juga

menunjukkan bahwa tingkat depresi yang dialami narapidana wanita di Lapas ini

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

5

cukup tinggi yaitu 72%. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Retno dan

Margareta (2011) di Lapas Wanita Kelas II A Semarang menunjukkan bahwa

35,36% narapidana mengalami depresi ringan dan 13,81% mengalami depresi

berat.

Penelitian diatas menunjukkan bahwa depresi dapat terjadi pada siapapun

dalam keadaan yang tertekan seperti di dalam Lapas atau Rutan. Berdasarkan

hasil elisitasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan alat ukur BDI (Beck

Depression Inventory) terhadap 20 responden pada rentang usia 17 – 20 tahun di

Lapas Kelas II B Anak daerah Jambi menunjukkan bahwa narapidana anak di

lapas ini mengalami depresi dengan tingkatan yang rendah sebanyak 44,5% dan

tingkatan yang tinggi sebanyak 55,5%. Mereka yang mengalami depresi tingkat

tinggi ini memaparkan bahwa mereka memiliki perasaan yang sangat sedih,

menyalahkan diri sendiri untuk segala hal yang terjadi, memiliki perasaan yang

gelisah dan mengalami kesulitan untuk tertarik terhadap sesuatu.

Banyaknya tekanan yang dialami remaja khususnya narapidana remaja

membuat mereka mudah mengalami gejala depresi. Tanpa adanya dukungan dari

lingkungan terhadap mereka, kemungkinan terjadinya angka bunuh diri yang

tinggi pada napi remaja bisa saja meningkat. Oleh karena itu, dukungan dari

lingkungan menjadi penting untuk mereka dalam menghadapi tekanan-tekanan

yang terjadi pada mereka selama berada di dalam Lapas.

Menurut Teori Interpersonal Depresi, depresi dapat timbul karena

kurangnya dukungan sosial terhadap mereka yang memiliki gejala depresi.

Berkurangnya dukungan sosial dapat melemahkan kemampuan mereka untuk

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

6

mengatasi masalah dan membuat mereka semakin rentan terhadap depresi

(Davidson, et.al, 2002). Selain itu, Nevid, Rathus dan Greene (2005) menjelaskan

bahwa faktor-faktor seperti keterampilan coping, bawaan genetis dan ketersediaan

dukungan sosial memberikan kontribusi pada kecenderungan depresi saat

menghadapi kejadian yang penuh tekanan.

Beberapa studi mengungkapkan bahwa dukungan sosial memengaruhi

munculnya gejala depresi. Penelitian Allogower, Wardle dan Steptoe (2001)

mengungkapkan bahwa tingkat dari dukungan sosial secara umum tinggi terhadap

munculnya gejala depresi pada pria dan wanita muda. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh Peirce, Frone, Russell, Cooper dan Mudar (2000) mengungkapkan

bahwa penelitian longitudinal terhadap hubungan antara depresi dan penerimaan

dukungan sosial memiliki hubungan yang negatif. Mereka menemukan bahwa

depresi secara tidak langsung didahului dari kontak sosial dan persepsi dari

dukungan sosial yang rendah.

Selain dukungan sosial, loneliness juga merupakan faktor penting

munculnya gejala depresi. Peplau dan Perlman (1981) menggambarkan loneliness

sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan yang terjadi ketika jaringan sosial

individu mengalami kekurangan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Wawancara yang sebelumnya peneliti lakukan dengan beberapa narapidana

remaja di Lapas Kelas II-B Anak daerah Jambi, menemukan bahwa beberapa dari

mereka mengalami perasaan loneliness karena harus jauh dari keluarga maupun

teman-teman mereka. Masuknya mereka ke dalam Lapas, membuat mereka harus

menyesuaikan diri dengan keadaan di dalam Lapas. Ketika mereka tidak dapat

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

7

menyesuaikan diri dengan baik, maka perasaan loneliness ini akan muncul pada

mereka.

Beberapa studi mengungkapkan bahwa loneliness memengaruhi munculnya

gejala depresi. Penelitian Lasgaard, Goossens dan Elklit (2011) tentang loneliness

ditemukan berkorelasi dengan gejala depresi pada tingkat cross sectional,

independen dari jenis kelamin, faktor demografis lainnya, beberapa variabel

psikososial dan keinginan sosial. Selain itu, penelitian meta-analisis sebelumnya

terhadap 33 sampel remaja juga menunjukkan bahwa hubungan antara depresi dan

loneliness berada dalam kisaran ukuran efek besar. Hasil penelitian Qualter,

Brown, Munn dan Rotenberg (2010) menunjukkan bahwa bertahannya loneliness

antara teman sebaya selama masa kanak-kanak merupakan suatu stressor

interpersonal yang menjadikan predisposisi anak-anak untuk gejala depresi

remaja. Penelitian Swami, et.al., (2006) juga menyebutkan bahwa depresi secara

positif dan signifikan berkorelasi dengan loneliness.

Selain dua faktor diatas, faktor lain yang dapat menyebabkan munculnya

gejala depresi antara lain adalah trait kepribadian. Penelitian Sen, Nesse,

Stoltenberg, Li dan Gleiberman (2003) membuktikan bahwa trait neuroticsm

berhubungan kuat dengan depresi. Penelitian Klein, Kotov dan Bufferd (2011)

juga menyatakan bahwa depresi berhubungan dengan trait seperti neuroticsm

(emosi negatif), extraversion (emosi positif) dan conscientiousness. Selain itu,

karakteristik kepribadian terlihat menyumbang pada awal dan serangkaian gejala

depresi melalui berbagai macam cara. Penelitian Cox, McWilliams, Enns dan

Clara (2004) yang menggunakan analisis regresi terpisah menunjukkan bahwa

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

8

masing-masing dimensi kepribadian secara bermakna dikaitkan dengan depresi

berat seumur hidup.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian dengan tujuan melihat apakah terdapat pengaruh

yang signifikan antara dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap

gejala depresi narapidana remaja di dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Dukungan Sosial, Loneliness dan Trait Kepribadian terhadap

Gejala Depresi Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan”.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Batasan masalah

Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh dari variabel prediktor, yaitu

dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi. Adapun

batasan tentang konsep variabel yang digunakan, yaitu :

1. Gejala depresi adalah perilaku dan perasaan yang secara spesifik muncul dapat

dikelompokkan sebagai gejala awal munculnya depresi seperti kesedihan, sikap

meremehkan diri, kenakalan, kebencian terhadap diri sendiri, menyalahkan diri

sendiri, keinginan bunuh diri, lekas marah, berkurangnya minat sosial,

ketidaktegasan, gangguan tidur, kelelahan, nafsu makan berkurang, kesepian,

tidak suka sekolah, kurangnya teman, merasa tidak dicintai, dan perkelahian

(Kovacs, 2007).

2. Dukungan sosial adalah diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-

orang terdekat individu meliputi dukungan keluarga, dukungan pertemanan dan

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

9

dukungan dari orang-orang yang berarti disekitar individu (Zimet, Dahlem,

Zimet dan Farley, 1998).

3. Loneliness adalah adanya pola yang lebih stabil dari perasaan kesepian yang

terkadang berubah dalam situasi tertentu, atau individu yang mengalami

kesepian karena disebabkan kepribadian mereka; kesepian yang terjadi karena

individu tidak mendapatkan kehidupan sosial yang diinginkan pada kehidupan

dilingkungannya; dan kesepian yang terjadi merupakan salah satu gangguan

alam perasaan seperti perasaan sedih, murung, tidak bersemangat, merasa tidak

berharga dan berpusat pada kegagalan yang dialami oleh individu (Russell,

1996).

4. Trait kepribadian dalam penelitian ini yaitu terdiri dari trait kepribadian Big

Five Personality yaitu openess, conscientiousness, extraversion, agreeableness

dan neuroticsm (John dan Srivastava, 1999).

5. Sampel penelitian ini adalah narapidana lapas yang berusia antara 12 – 20

tahun dan sudah berada di dalam lembaga pemasyarakatan kurang dari satu

tahun.

1.2.2 Rumusan masalah

Adapun perumusan masalah yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial, loneliness, dan trait

kepribadian terhadap gejala depresi pada narapidana remaja di Lembaga

Permasyarakatan?

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

10

2. Seberapa besar proporsi varian dari variabel gejala depresi yang dapat secara

bersama-sama diprediksi oleh variabel dukungan sosial, loneliness dan trait

kepribadian?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap gejala depresi

pada narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan loneliness terhadap gejala depresi pada

narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi-dimensi trait kepribadian

terhadap gejala depresi pada narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan?

6. Prediktor apa saja yang paling dominan pengaruhnya terhadap gejala depresi

pada narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan antara

dukungan sosial, loneliness, dan trait kepribadian terhadap gejala depresi pada

Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1.3.1 Manfaat teoritis

Sebagai masukan bagi para ilmuwan dalam usaha mengembangkan ilmu-

ilmu psikologi khususnya psikologi forensik dan klinis yang berkaitan

dengan munculnya gejala depresi yang terjadi pada narapidana remaja

selama berada di dalam Lapas.

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

11

1.3.2 Manfaat praktis

Dapat memberikan gambaran tentang munculnya gejala depresi pada

narapidana remaja selama berada di dalam Lapas yang meliputi gejala-

gejala depresi, faktor-faktor yang mempengaruhi depresi dan penanganan

yang tepat untuk narapidana remaja yang depresi. Sehingga penelitian ini

diharapkan mampu memberikan masukan kepada pihak Lapas dalam hal

perencanaan program correctional kepada narapidana selama berada di

dalam Lapas.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, proposal penelitian ini terbagi dalam tiga bab

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1: PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah atau alasan yang

menyebabkan penulis memilih masalah ini sebagi topik penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat masalah, serta

sistematika penulisan.

BAB 2: KAJIAN PUSTAKA

Terdiri dari kajian teori mengenai simptom depresi yang meliputi

pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya gejala depresi,

dan depresi pada tahanan; kajian teori mengenai dukungan sosial; kajian

teori mengenai loneliness; kajian teori mengenai trait kepribadian; kajian

teori mengenai narapidana remaja; serta kerangka berpikir dan hipotesis.

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

12

BAB 3: METODE PENELITIAN

Terdiri dari populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional variable, instrumen pengumpulan data,

prosedur pengumpulan data, pengujian validitas alat ukur, prosedur

pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB 4: ANALISA DATA PENELITIAN

Terdiri dari gambaran subjek penelitian, deskripsi data dan hasil uji

hipotesis.

BAB 5: KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Terdiri dari rangkuman keseluruhan isi penelitian dan menyimpulkan

hasil penelitian. Pada bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran.

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

13

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab 2 ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang terkait dengan variabel

penelitian ini, antara lain gejala depresi, dukungan sosial, loneliness, trait

kepribadian dan narapidana remaja. Selanjutnya kerangka berpikir dan hipotesis.

2.1 Gejala Depresi

2.1.1 Pengertian gejala depresi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi Pusat Bahasa, 2008), gejala

merupakan suatu hal (keadaan, peristiwa, dsb) yang tidak biasa dan patut untuk

diperhatikan. Sedangkan Lubis (2009) mendefinisikan gejala sebagai sekumpulan

peristiwa, perilaku, atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada

waktu bersamaan.

Pengertian depresi juga diartikan dengan berbagai pengertian. Menurut

Chaplin (dalam Kamus Lengkap Psikologi, 2009) mendefinisikan depresi

menjadi: (1) Pada orang normal, merupakan keadaan kemurungan (kesedihan,

kepatahan semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya

kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang; (2) Pada kasus

patologis, merupakan ketidakmauan ekstrem untuk mereaksi terhadap perangsang,

disertai menurunnya nilai diri, delusi ketidakpasan, tidak mampu, dan putus asa.

Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan

kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berani dan bersalah; menarik diri

dengan orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

14

dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davidson et.al.,

2010). Hoeksema (2007) mendefinisikan depresi sebagai pengalaman kesedihan,

kehilangan minat dalam aktivitas yang biasa dilakukan, perubahan pola tidur dan

tingkat aktivitas, dan adanya pikiran bahwa diri tidak berharga, putus asa dan

keinginan bunuh diri.

Kovacs (2007) menggambarkan depresi sebagai kesedihan, pesimisme,

sikap meremehkan diri, anhedonia, kenakalan, pesimis mengkhawatirkan,

kebencian terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, keinginan bunuh diri,

menangis mantra, lekas marah, berkurangnya minat sosial, ketidaktegasan, citra

tubuh negatif, kesulitan sekolah-kerja, gangguan tidur, kelelahan, nafsu makan

berkurang, kekhawatiran somatik, kesepian, tidak suka sekolah, kurangnya teman,

merasa tidak dicintai, ketidaktaatan, dan perkelahian.

Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti

menggunakan pengertian Kovacs (2007) yang menggambarkan depresi sebagai

kesedihan, pesimisme, sikap meremehkan diri, anhedonia, kenakalan, pesimis

mengkhawatirkan, kebencian terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri,

keinginan bunuh diri, lekas marah, berkurangnya minat sosial, ketidaktegasan,

citra tubuh negatif, kesulitan sekolah atau kerja, gangguan tidur, kelelahan, nafsu

makan berkurang, kekhawatiran somatik, kesepian, tidak suka sekolah, kurangnya

teman, merasa tidak dicintai, ketidaktaatan dan perkelahian.

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

15

2.1.2 Gejala-gejala depresi

Secara umum, depresi mengambil alih seluruh emosi, fungsi tubuh, perilaku dan

pikiran seseorang. Hoeksema (2007) membagi depresi menjadi empat gejala

yaitu:

1. Gejala Emosional

Gejala emosi yang paling umum terjadi pada depresi adalah kesedihan.

Kesedihan ini bukan tipe berbagai perasaan, yang kita semua rasakan kadang-

kadang, tapi lebih mendalam, seperti rasa sakit tak henti-hentinya. Di samping

itu, banyak orang yang didiagnosis dengan depresi melaporkan bahwa mereka

telah kehilangan minat dalam segala hal dihidup (gejala ini disebut sebagai

anhedonia). Bahkan ketika mereka mencoba untuk melakukan sesuatu yang

menyenangkan, mereka mungkin merasa tidak ada reaksi emosional.

2. Gejala psikologis dan perilaku

Dalam depresi, banyak fungsi tubuh yang terganggu. Seperti adanya

perubahan-perubahan dalam nafsu makan, tidur, dan tingkat aktivitas yang bisa

dalam berbagai bentuk. Beberapa orang dengan depresi kehilangan nafsu

makan, tetapi yang lainny amenemukan diri mereka makan lebih banyak,

bahkan mungkin makan berlebihan. Beberapa orang dengan depresi ingin tidur

sepanjang hari. Sedangkan yang lain merasa sulit untuk tidur dan mungkin

mengalami bentuk insomnia atau dikenal sebagai terbangun dini hari, di mana

mereka terbangun di 3atau 4 pagi setiap hari dan tidak bias kembali tidur.

Secara perilaku, banyak orang dengan depresi menjadi melambat, kondisi

yang dikenal sebagai retardasi psikomotor. Mereka berjalan lebih lambat,

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

16

gerakan lebih lambat, dan berbicara lebih lambat dan lebih tenang. Mereka

mengalami kecelakaan lebih banyak, karena mereka tidak bias bereaksi

terhadap krisis secepat mungkin yang diperlukan untuk menghindarinya.

Banyak orang dengan depresi kekurangan energy dan dilaporkan merasa

kelelahan kronis. Sebagian dari orang dengan depresi memiliki agitasi

psikomotor dari pada retardasi. Mereka merasa gelisah secara fisik, tidak bisa

duduk diam, dan mungkin bergerak disekitar atau gelisah tanpa tujuan.

3. Gejala Kognitif

Pikiran orang dengan depresi biasanya diisi dengan tema dari

ketidakberhargaan, rasa bersalah, putus asa, dan bahkan bunuh diri. Mereka

sering mengalami kesulitan berkonsentrasi dan membuat keputusan. Dalam

beberapa kasus yang parah, kognisi orang dengan depresi kehilangan sentuhan

yang lengkap dengan kenyataan, dan mereka mengalami delusi dan halusinasi.

Delusi adalah keyakinan tanpa dasar realitas, dan halusinasi meliputi melihat,

mendengar, atau merasakan hal-hal yang tidak nyata.

Selain empat simptom yang telah dikategorisasikan oleh Hoeksema sebagai

gejala depresi, Davidson et.al. (2010) menyebutkan kriteria depresi menurut DSM

IV-TR yaitu :

1. Mood sedih dan tertekan, hampir sepanjang hari, hampir setiap hari selama dua

minggu atau kehilangan minat dan kesenangan dalam aktivitas yang biasa

dilakukan, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala berikut.

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

17

2. Sulit tidur (insomnia); pada awalnya tidak dapat tidur; tidak dapat kembali

tidur bila terbangun ditengah malam dan bangun pada dini hari; atau, pada

beberapa pasien, keinginan untuk tidur selama mungkin.

3. Perubahan kadar aktivitas, menjadi lemas (retardasi psikomotorik) atau terlalu

bersemangat.

4. Nafsu makan sangat berkurang dan berat badan turun, atau nafsu makan

meningkat dan berat badan bertambah.

5. Kehilangan energi, sangat fatik.

6. Konsep diri negatif, menuding dan menyalahkan diri sendiri; merasa tidak

berarti dan bersalah.

7. Mengeluh sulit berkonsentrasi atau terlihat sulit berkonsentrasi, seperti lambat

berpikir dan tidak dapat mengambil keputusan.

8. Pikiran tentang kematian atau bunuh diri yang terus menerus timbul.

Menurut Kovacs (2007) gejala depresi yang akan muncul pada anak-anak

usia sekolah dan remaja meliputi dua masalah yaitu:

1. Masalah Emosional

Masalah emosional yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dan remaja yang

mengalami gejala depresi terdiri dari emosi negatif atau gejala fisik yang

terlihat seperti kesedihan, cepat marah, gangguan tidur, kelelahan dan nafsu

makan berkurang; serta adanya harga diri negatif seperti citra tubuh negatif,

pesimisme, sikap meremehkan diri, kebencian terhadap diri sendiri dan

menyalahkan diri sendiri.

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

18

2. Masalah Fungsional

Masalah fungsional yang terjadi pada anak-anak usia sekolah dan remaja

yang mengalami gejala depresi terdiri dari ketidakefektifan dalam melakukan

kegiatan seperti berkurangnya minat sosial, ketidaktegasan, kesulitan sekolah

atau kerja; dan masalah personal seperti kesepian, tidak suka sekolah,

kurangnya teman, merasa tidak dicintai, ketidaktaatan dan perkelahian.

Berdasarkan gejala depresi yang telah dijelaskan diatas, peneliti

mengambil kriteria gejala depresi berdasarkan pada dua masalah yang terjadi pada

anak-anak usia sekolah dan remaja menurut Kovacs (2007). Dimana kriteria

gejala depresi menurut dua masalah inilah yang akan peneliti gunakan sebagai

landasan mengukur gejala depresi dengan alat ukur yang diterjemahkan dan

dimodifikasi dari Children’s Depression Inventory-II Short Subscale yang akan

dijelaskan lebih jelas dalam subbab pengukuran depresi.

2.1.3 Faktor-faktor penyebab munculnya gejala depresi pada remaja

Penyebab depresi tidak dapat diketahui secara pasti faktor apa yang

mempengaruhi munculnya. Jarang terjadi bahwa depresi disebabkan oleh satu

faktor saja, tetapi lebih sering disebabkan oleh berbagai faktor yang berinteraksi

dalam berbagai kombinasi sehingga menciptakan suatu kondisi tertentu yang

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat dan frekuensi depresi.

Perkembangan depresi pada anak dan remaja juga melibatkan sesuatu yang

kompleks, faktor yang multifaktorial. Tidak ada faktor risiko tunggal yang

bertanggung jawab atas semua atau bahkan sebagian dari depresi. Sebaliknya, itu

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

19

lebih mungkin bahwa kumpulan atau interaksi antara beberapa faktor risiko akan

menyebabkan depresi terjadi (Naylor, 2009).

Menurut buku Depression in Children (Naylor, 2009) terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi munculnya gejala depresi yaitu:

1. Faktor Genetik Keluarga

Keluarga, penelitian kembar dan adopsi didokumentasikan memiliki efek

dari kedua faktor genetik dan lingkungan untuk depresi unipolar. Dalam

sebuah studi besar tentang remaja kembar perempuan, faktor genetik

menyumbang 40,4 % dari varians dalam risiko untuk varian utama. Demikian

pula, studi berskala besar menunjukkan bahwa paparan situasi awal yang buruk

(misalnya, kehilangan orang tua, lingkungan keluarga yang kacau, pelecehan

anak) melaporkan untuk lebih dari 50 % dari risiko yang timbul untuk depresi.

Yang paling penting, gen dan pengalaman awal saling berinteraksi.

2. Temperamen dan Kepribadian

Temperamen secara luas didefinisikan sebagai perbedaan individu dalam

gaya emosi dan perilaku yang muncul pada awal kehidupan, konsisten dari

waktu ke waktu dan selama situasi, dan diduga memiliki dasar genetik atau

biologis. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa pengalaman dan

pembelajaran, terutama dalam konteks sosial, juga dapat mempengaruhi

perkembangan dan ekspresi dari temperamen. Sifat yang berhubungan dengan

gangguan emosional kebanyakan telah diberikan berbagai label oleh teori yang

berbeda, termasuk perilaku yang terhambat, menghindari bahaya, efektivitas

yang negatif, neurotism, dan sifat kecemasan, meskipun ada tumpang tindih

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

20

yang signifikan antara konstruksi ini baik dari perspektif konseptual dan

empiris.

3. Faktor Lingkungan

a. Hubungan Interpersonal

Teori Interpersonal depresi menekankan pentingnya lingkungan sosial

pada emosional, regulasi perilaku dan penyesuaian sosial. Kerentanan

terhadap depresi mungkin muncul dalam konteks lingkungan keluarga awal

di mana kebutuhan anak-anak untuk keamanan, kenyamanan dan

penerimaan yang tidak terpenuhi. Penelitian tentang hubungan antara

lingkungan keluarga dan depresi menunjukkan bahwa keluarga dari anak-

anak depresi ditandai dengan masalah dengan keterikatan, komunikasi,

konflik, kohesi dan dukungan, serta cara membesarkan anak yang kurang.

Gejala depresi dan perilaku terkait yang dianggap menimbulkan reaksi

negatif dari orang lain, ini pengalaman interpersonal yang tidak

menyenangkan kemudian mendorong kegigihan atau memburuknya depresi.

Konsisten dengan model interpersonal, anak-anak depresi menunjukkan

kesulitan dalam banyak aspek dari hubungan dengan rekan-rekan dan

anggota keluarga. Studi longitudinal pada hubungan antara hubungan

interpersonal dan depresi menunjukkan bahwa masalah sosial secara

temporal mendahului depresi, dan depresi yang juga berkontribusi terhadap

kesulitan interpersonal.

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

21

b. Life Stress

Stres memainkan peran penting dalam sebagian besar teori depresi, dan

ada hubungan yang jelas antara stres dan depresi pada anak dan remaja.

Hubungan antara stres dan depresi tampaknya lebih kuat pada remaja

dibandingkan pada anak-anak, khususnya pada anak perempuan. Alasan

untuk hal ini tidak sepenuhnya jelas, efek hormonal, konsolidasi gaya

kognitif, beban stres kumulatif, dan reaktivitas stres mungkin memiliki

peran potensial. Salah satu teori mengusulkan bahwa kesulitan anak

mengubah proses neurobiologis dan psikososial dimana individu dapat peka

terhadap efek dari peristiwa stres baru-baru ini, yang mengarah ke depresi

pada tingkat stres yang lebih rendah, atau dengan reaktivitas fisiologis yang

lebih besar untuk efek stres. Model lain menunjukkan bahwa stres

berkontribusi terhadap beban stres masa kanak-kanak seumur hidup dan

independen memprediksi depresi bersama dengan stres baru-baru ini.

c. Coping with Stress

Meskipun stres jelas memainkan peran dalam depresi, individu bervariasi

dalam respon mereka terhadap stres, dan bagaimana mereka merespon stres

dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan penyesuaian masa depan

mereka. Selain gaya adaptif kognitif dijelaskan di atas, jenis lain dari

mekanisme koping, seperti gaya perilaku dan kemampuan memecahkan

masalah, telah diperiksa dalam kaitannya dengan depresi pada anak dan

remaja. Teori-teori sebelumnya dibedakan antara emotion-focused dan

problem-focused coping. Problem-focused coping melibatkan tanggapan

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

22

yang bertindak langsung pada sumber stres, sedangkan emotion-focused

coping melibatkan langkah-langkah paliatif untuk melawan emosi negatif

yang muncul dari situasi stres. Studi pada anak-anak dan remaja

menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi yang terlibat dan problem

focused coping berhubungan dengan rendahnya tingkat gejala depresi,

sedangkan pelepasan dan emotion-focused coping terkait dengan tingkat

yang lebih tinggi pada gejala depresi dalam keadaan stres. Penyelidikan

terbaru juga telah mulai meneliti peran metode koping dalam hubungan

antara temperamen dan gejala depresi pada anak-anak.

2.1.4 Pengukuran gejala depresi

Untuk mengukur gejala depresi pada penelitian ini digunakan salah satu

instrument yang mengukur gejala depresi pada anak-anak dan remaja yaitu

Children Depression Inventory-II Short Subscale yang dikembangkan oleh Maria

Kovacs (2007) yang berisi 12 item, diukur berdasarkan emotional problem dan

functional problem. Skala ini terdiri dari tiga kelompok pernyataan dari masing-

masing item yang mendeskripsikan berbagai level dari gejala depresi yang

dirasakan oleh anak dan remaja.

2.2. Dukungan Sosial

2.2.1 Pengertian dukungan sosial

Taylor, Peplau dan Sears (2012) mendeskripsikan dukungan sosial sebagai

pertukaran interpersonal yang dicirikan oleh perhatian emosi, bantuan

instrumental, penyediaan informasi, atau pertolongan lainnya. Dukungan sosial

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

23

diyakini bisa menguatkan orang dalam menghadapi efek stress dan mungkin

meningkatkan kesehatan fisik pula.

Sarason, Sarason dan Pierce (1990) mendefinisikan dukungan sosial sebagai

keberadaan dan kesediaan orang lain yang dapat kita andalkan, seseorang yang

mengizinkan kita tahu bahwa mereka peduli, menghargai, dan mencintai kita.

Sarason et al. juga menyatakan bahwa bantuan langsung, saran, dorongan,

persahabatan, dan ungkapan kasih sayang, semuanya terkait dengan hasil positif

terhadap orang-orang yang menghadapi berbagai dilemma dan tekanan hidup.

Sarafino dan Timothy (2011) mendefinisikan dukungan sosial sebagai

perasaan kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diterima oleh

orang banyak atau kelompok lain. Mereka menambahkan bahwa orang-orang

yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan bahwa mereka dicintai,

bernilai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat menolong mereka

disaat membutuhkan bantuan.

Taylor (2003) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi yang

diterima oleh orang lain yang membuat individu tersebut merasa disayangi,

diperhatikan, dihargai, dan bernilai dan merupakan bagian dari jaringan

komunikasi dari orang tua, suami atau orang yang dicintai, sanak keluarga, teman,

hubungan sosial dan komunitas.

Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) menggambarkan dukungan sosial

sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat individu

meliputi dukungan keluarga, dukungan pertemanan dan dukungan dari orang-

orang yang berarti disekitar individu.

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

24

Shumaker and Brownell (dalam Zimet et.al., 1988) mendeskripsikan

dukungan sosial sebagai pertukaran sumber daya antara setidaknya dua individu

yang dirasakan oleh penyedia atau penerima yang akan dimaksudkan untuk

meningkatkan kesejahteraan penerima.

Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti menggunakan

pengertian dukungan sosial menurut Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988)

yang menggambarkan dukungan sosial sebagai diterimanya dukungan yang

diberikan oleh orang-orang terdekat individu meliputi dukungan keluarga,

dukungan pertemanan dan dukungan dari orang-orang yang berarti disekitar

individu.

2.2.2 Aspek-aspek dukungan sosial

Sarafino dan Timothy (2011) membagi dukungan sosial menjadi lima dimensi,

yaitu:

1. Dukungan emosi yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui

perasaan positif yang berwujud empati, perhatian dan kepedulian terhadap

individu lain.

2. Dukungan penghargaan yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan

melalui penghargaan dan tanpa syarat atau apa adanya. Bentuk dukungan sosial

seperti ini dapat menimbulkan perasaan berharga dan kompeten.

3. Dukungan instrumental yaitu dukungan sosial yang diwujudkan dalam bentuk

langsung yang mengacu pada penyediaan barang dan jasa.

4. Dukungan informasi yaitu suatu dukungan yang diungkapkan dalam bentuk

pemberian nasehat atau saran.

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

25

5. Dukungan jaringan yaitu bentuk hubungan yang diperoleh melalui keterlibatan

dalam suatu aktivitas kelompok yang diminati oleh individu yang

bersangkutan.

Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) menggambarkan dukungan sosial

sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat individu

yaitu:

1. Dukungan keluarga (family support) atau bantuan-bantuan yang diberikan oleh

keluarga terhadap individu seperti membantu dalam membuat keputusan

maupun kebutuhan secara emosional.

2. Dukungan teman (friend support) atau bantuan-bantuan yang diberikan oleh

teman-teman individu seperti membantu dalam kegiatan sehari-hari maupun

bantuan dalam bentuk lainnya.

3. Dukungan orang yang istimewa (significant other support) atau bantuan-

bantuan yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupan individu

seperti membuat individu merasa nyaman dan merasa dihargai

2.2.3 Pengaruh dukungan sosial terhadap gejala depresi

Dukungan sosial dapat membantu seseorang menyelesaikan masalah-masalah

yang dihadapi. Individu yang mendapatkan dukungan, akan lebih mampu

mereduksi perasaan tertekan seperti depresi, cemas, atau perasaan menekan

lainnya. Sebaliknya, individu yang kurang mendapatkan dukungan pada waktu

mengalami tekanan akan kurang mampu menghadapi masalah tersebut.

Salah satu masalah yang dialami oleh individu yang kurang mendapatkan

dukungan adalah munculnya depresi. Menurut Teori Interpersonal Depresi,

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

26

depresi dapat timbul karena kurangnya dukungan sosial terhadap mereka yang

memiliki gejala depresi (Davidson et.al., 2002). Hal ini dibuktikan oleh penelitian

Allogower, Wardle dan Steptoe (2001) yang mengungkapkan bahwa tingkat dari

dukungan sosial secara umum tinggi terhadap munculnya gejala depresi pada pria

dan wanita muda. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Peirce, Frone,

Russell, Cooper dan Mudar (2000) juga mengungkapkan bahwa penelitian

longitudinal terhadap hubungan antara depresi dan penerimaan dukungan sosial

memiliki hubungan yang negatif. Artinya semakin tinggi seseorang menerima

dukungan sosial dari lingkungannya, maka semakin rendah kecenderungan

seseorang untuk mengalami depresi.

2.2.4 Pengukuran dukungan sosial

Pengukuran dukungan sosial pada penelitian ini menggunakan alat ukur yang

diterjemahkan dan dimodifikasi dari Multidimensional scale of perceived social

support (MSPSS) yang dikembangkan oleh Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley

(1998). MSPSS terdiri dari 3 subskala, yaitu keluarga, teman dan significant

other (orang yang istimewa). MSPSS terdiri dari 12 item yang masing-masing

subskalanya terbagi menjadi 4 item. Pernyataan yang disajikan memiliki empat

rentang pilihan jawaban dari 1 (sangat tidak sesuai) sampai 4 (sangat sesuai).

2.3. Loneliness

2.3.1 Pengertian loneliness

Loneliness menurut Perlman dan Peplau (1982) merupakan pengalaman tidak

menyenangkan yang terjadi ketika jaringan seseorang hubungan sosial

kekurangan dalam beberapa cara penting, baik secara kuantitatif maupun

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

27

kualitatif; dan meskipun kesepian terkadang mencapai proporsi patologis, kita

kebanyakan peduli dengan rentang kesepian "normal" di kalangan masyarakat

umum. Dalam definisi ini ada tiga poin umum untuk diperhatikan, yang juga

dimiliki oleh definisi lain yang telah ditawarkan: pertama, hasil kesepian dari

kekurangan dalam hubungan sosial orang tersebut; kedua, kesepian merupakan

fenomena subjektif (itu tidak selalu identik dengan isolasi obyektif, sehingga

orang bisa sendirian tanpa kesepian); ketiga, kesepian merupakan perasaan tidak

menyenangkan dan menyedihkan.

Loneliness menurut de Jong-Gierveld (dalam Peplau & Perlman 1982)

merupakan pengalaman kegagalan antara kenyataan dan keinginan hubungan

interpersonal sebagai pengalaman tidak menyenangkan atau tidak dapat diterima,

terutama ketika seseorang merasakan ketidakmampuan pribadi untuk

mewujudkan hubungan interpersonal yang diinginkan dalam jangka waktu yang

wajar.

Cacioppo, Hawkley dan Berntson (2003) mendefinisikan loneliness sebagai

pengalaman menyedihkan yang terjadi ketika hubungan sosial seseorang yang

dianggap kurang dalam kuantitas, terutama dalam kualitas, dari yang diinginkan.

Loneliness dikaitkan dengan gejala depresi, dukungan sosial yang buruk,

neurotisisme, dan introversi.

Russell dan Pearlman (dalam Anderson, 2004) mendefinisikan Loneliness

sebagai pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi ketika jaringan seseorang

hubungan sosial kekurangan dalam beberapa cara penting, baik secara kuantitatif

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

28

maupun kualitatif. Kesepian bisa ringan dan cepat berlalu tetapi juga dapat

menjadi bertahan, pengalaman yang menyedihkan.

Russell (1996) menggambarkan loneliness sebagai adanya pola yang lebih

stabil dari perasaan kesepian yang terkadang berubah dalam situasi tertentu, atau

individu yang mengalami kesepian karena disebabkan kepribadian mereka;

kesepian yang terjadi karena individu tidak mendapatkan kehidupan sosial yang

diinginkan pada kehidupan dilingkungannya; dan kesepian yang terjadi

merupakan salah satu gangguan alam perasaan seperti perasaan sedih, murung,

tidak bersemangat, merasa tidak berharga dan berpusat pada kegagalan yang

dialami oleh individu.

Peplau, Sears dan Freedman (1994) mendefinisikan Loneliness sebagai

kegelisahan subjektif yang kita rasakan pada saat hubungan sosial kita kehilangan

ciri-ciri pentingnya. Hilangnya ciri-ciri tersebut bisa bersifat kuantitatif seperti

kehilangan teman atau sesuatu yang tidak kita inginkan.

Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti menggunakan

pengertian Russell (1996) menggambarkan loneliness sebagai adanya pola yang

lebih stabil dari perasaan kesepian yang terkadang berubah dalam situasi tertentu,

atau individu yang mengalami kesepian karena disebabkan kepribadian mereka;

kesepian yang terjadi karena individu tidak mendapatkan kehidupan sosial yang

diinginkan pada kehidupan dilingkungannya; dan kesepian yang terjadi

merupakan salah satu gangguan alam perasaan seperti perasaan sedih, murung,

tidak bersemangat, merasa tidak berharga dan berpusat pada kegagalan yang

dialami oleh individu.

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

29

2.3.2 Aspek-aspek loneliness

Menurut Russell dalam UCLA Loneliness Scale (1996), loneliness didasari pada

tiga aspek yaitu:

1. Trait loneliness yaitu adanya pola yang lebih stabil dari perasaan kesepian

yang terkadang berubah dalam situasi tertentu, atau individu yang

mengalami kesepian karena disebabkan kepribadian mereka. Kepribadian

yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki kepercayaan yang kurang

dan ketakutan akan orang asing.

2. Social desirability loneliness yaitu kesepian yang terjadi karena individu

tidak mendapatkan kehidupan sosial yang diinginkan pada kehidupan

dilingkungannya.

3. Depression loneliness yaitu kesepian yang terjadi merupakan salah satu

gangguan alam perasaan seperti perasaan sedih, murung, tidak bersemangat,

merasa tidak berharga dan berpusat pada kegagalan yang dialami oleh

individu.

2.3.2.Loneliness pada remaja

Dari penelitian-penelitian mengenai loneliness, diketahui bahwa berdasarkan

tingkat usia, remaja memiliki tingkat kesepian yang lebih tinggi daripada

kelompok usia lainnya (Peplau & Perlman, 1982). Peplau dan Perlman (1982)

menjelaskan bahwa masa remaja merupakan masa dimana perasaan kesepian

pertama kali muncul dan lebih sering dirasakan serta lebih mudah untuk dikenali

oleh individu yang merasakannya. Hal ini dapat dipahami, mengingat salah satu

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

30

tugas perkembangan yang dilakukan oleh remaja adalah membina hubungan yang

lebih matang dengan teman sebayanya.

Adapun faktor-faktor yang dapat memunculkan perasaan kesepian pada

remaja diantaranya adalah perpisahan dengan orang tua; perceraian orang tua

yang menyebabkan fungsi keluarga tidak utuh lagi; meningkatnya rasa kebebasan

yang menakutkan; pencarian identitas diri; status remaja dalam masyarakat yang

belum dominan; harga diri yang rendah; dan tidak memiliki tujuan yang mengarah

pada kegagalan sehingga cenderung menarik diri (Peplau & Perlman, 1982).

2.3.3.Pengaruh loneliness terhadap gejala depresi

Loneliness juga merupakan faktor penting munculnya gejala depresi. Beberapa

orang yang mengalami loneliness selama bertahun-tahun dapat mengakibatkan

mereka mengalami loneliness kronis. Mereka yang mengalami loneliness kronis

menganggap dirinya sebagai “manusia kesepian”. Loneliness yang parah ini

biasanya diasosiasikan dengan berbagai problem sosial, seperti depresi,

penyalahgunaan narkoba dan minuman beralkohol (Taylor, Peplau & Sears, 2012)

Hal ini dibuktikan oleh penelitian Lasgaard, Goossens dan Elklit (2011)

tentang loneliness ditemukan berkorelasi dengan gejala depresi pada tingkat cross

sectional, independen dari jenis kelamin, faktor demografis lainnya, beberapa

variabel psikososial dan keinginan sosial. Selain itu, penelitian meta-analisis

sebelumnya terhadap 33 sampel remaja juga menunjukkan bahwa hubungan

antara depresi dan loneliness berada dalam kisaran ukuran efek besar. Hasil

penelitian Qualter, Brown, Munn dan Rotenberg (2010) menunjukkan bahwa

bertahannya loneliness antara teman sebaya selama masa kanak-kanak merupakan

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

31

suatu stressor interpersonal yang menjadikan predisposisi anak-anak untuk gejala

depresi remaja. Penelitian Swami et.al. (2006) juga menyebutkan bahwa depresi

secara positif dan signifikan berkorelasi dengan loneliness.

2.3.4.Pengukuran loneliness

Untuk mengukur loneliness pada penelitian ini digunakan salah satu instrument

skala baku yaitu UCLA Loneliness Scale Version 3(UCLA LS 3) yang

dikembangkan oleh Daniel W. Russell (1996) yang berisi 20 item. Skala ini terdiri

dari empat pilihan jawaban yaitu “tidak pernah”, “jarang”, “kadang-kadang” dan

“sering”.

2.4. Trait Kepribadian

2.4.1 Definisi Kepribadian

Menurut Allport (1927) kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam

individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam

menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian bukan merupakan organisasi

yang statis, namun terus menerus berkembang dan berubah.

Menurut Jung, kepribadian mencakup keseluruhan fikiran, perasaan dang

tingkah laku, kesadaran dan ketidaksadaran. Dimana kepribadian ini membimbing

orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik

(Alwisol, 2011).

Menurut Pervin, Cervone dan Jhon (2010) kepribadian merupakan

karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan,

pemikiran, dan perilaku. Definisi ini memungkinkan untuk melihat kepribadian

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

32

seseorang berdasarkan banyak aspek yang membahas pola konsistensi perilaku

dan kualitas dalam diri seseorang.

Feist dan Feist (2010) mendeskripsikan pola sifat dan karakteristik tertentu

yang relatif permanen dan memberikan baik konsistensi maupun individualitas

pada perilaku seseorang. Sifat (trait) merupakan faktor penyebab adanya

perbedaan antar individu dalam perilaku, konsistensi perilaku, dan stabilitas

perilaku dalam berbagai situasi. Sedangkan karakteristik merupakan kualitas

tertentu yang dimiliki seseorang termasuk didalamnya beberapa karakter seperti

temperamen, fisik dan kecerdasan.

McCrae dan Costa (dalam Feist & Feist, 2010) mendefinisikan kepribadian

sebagai suatu karakteristik seseorang yang terdiri dari lima karakter kepribadian

yaitu ekstraversi, neurotisme, keterbukaan (openness), keramahan (agreeableness)

dan kesadaran (conscientiousness).

Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti menggunakan

pengertian kepribadian menurut McCrae dan Costa (dalam Feist & Feist, 2010)

mendefinisikan kepribadian sebagai suatu karakteristik seseorang yang terdiri dari

lima karakter kepribadian yaitu ekstraversi, neurotisme, keterbukaan (openness),

keramahan (agreeableness) dan kesadaran (conscientiousness).

2.4.2 Kepribadian pada remaja

Sudah sejak lama para ahli tertarik untuk menemukan sifat-sifat inti dari

kepribadian dan akhir-akhir ini pencarian tersebut berfokus pada big five factor of

personality: openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness dan

neuroticsm. Banyak peneliti mengenai “big five” berfokus pada orang dewasa

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

33

namun beberapa ahli juga menemukan adanya bukti yang menyatakan adanya

faktor-faktor ini di masa remaja. Penelitian Lounsbury, et al., pada tahun 2004

menemukan bahwa remaja yang memiliki karakteristik openness,

conscientiousness, dan emotional stability cenderung kurang memiliki kebiasaan

untuk absen disekolahnya (Santrock, 2003).

Meskipun kepribadian seseorang di masa remaja mengalami lebih banyak

perubahan dibandingkan di masa dewasa, namun stabilitas di masa remaja masih

tetap ada. Sebuah studi longitudinal yang menilai kepribadian individu dalam tiga

masa perkembangan: sekolah menengah atas tingkat awal, sekolah menengah atas

tingkat, dan usia 30 hingga 40 tahun. Perubahan kepribadian yang terjadi dari

masa remaja hingga dewasa mencerminkan perubahan yang menuju ke arah

kematangan, di mana banyak remaja menjadi lebih terkontrol, lebih yakin diri

secara sosial dan kurang mudah marah seperti orang dewasa (Santrock, 2003).

2.4.3 Trait Kepribadian Big Five

Teori Big Five pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg’s pada tahun 1981.

Goldberg’s menamakan faktor-faktor kepribadian ini setelah melihat penelitian 35

faktor yang dikemukakan oleh Cattel dan kemudian diringkas oleh Norman pada

tahun 1963 menjadi 5 faktor. Munculnya strukur Big Five ini bukan berarti

membatasi tipe kepribadian hanya pada lima tipe saja, melainkan lima dimensi ini

mewakili kepribadian pada tingkatan yang luas dan masing-masing dimensi

meringkaskan sejumlah besar perbedaan, yang dispesifikasikan menjadi

karakteristik kepribadian (John & Srivastava, 1999).

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

34

Pada awal tahun 1980-an, McCrae dan Costa melakukan validasi teori

kepribadian Big Five, berdasarkan pengujiannya terhadap kuesioner kepribadian

Cattel dan Eysenck. Secara khusus, hasilnya menunjukkan keberhasilan

pengukuran kepribadian pada nilai yang bersumber dari kuesioner yang

didasarkan pada analisis inventori Eysenck dan 16 PF Cattel (dalam Pervin,

Cervone & Jhon, 2010).

Kepribadian Big Five menurut Costa dan McCrae dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia

melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang dibentuk

dengan menggunakan analisis faktor. Lima buah domain tersebut adalah

extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticsm dan openness to

experiences (dalam Feist & Feist, 2010).

Sebagai usaha untuk menjawab kebutuhan akan instrumen tes yang praktis

dan singkat serta mampu mengukur dan mengidentifikasi komponen dari

kepribadian Big Five, maka John, Donahue dan Kentle membuat suatu konstruk

yang bernama Big Five Inventory. Tujuan dari pembuatan tes ini adalah

terciptanya inventori yang ringkas, fleksibel dan efisien. Alat ukur ini tidak

menggunakan kata sifat tunggal sebagai item, melainkan menggunakan frase atau

kalimat yang singkat yang merupakan representasi kata sifat dan trait dari dimensi

(John & Sivastava, 1999).

Adapun aspek-aspek kepribadian yang dikembangkan oleh John dan

Srivastava (1999) yaitu :

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

35

1) Neuroticism (N)

Dimensi ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi. Orang dengan

nilai neurotik yang tinggi cenderung pencemas, temperamental, sentimentil,

emosional, tertekan, gelisah dan tidak aman. Sedangkan orang dengan nilai

neurotik yang rendah cenderung tenang, terkadang temperamen, bangga

terhadap diri, tidak emosional dan kuat.

2) Extraversion (E)

Dimensi ini menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level

aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Orang

yang nilai ekstraversinya tinggi cenderung ramah, penuh kasih sayang,

bersemangat dan menghabiskan banyak waktu untuk mempertahankan dan

menikmati sejumlah besar hubungan. Sementara orang yang nilai

ekstraversinya rendah cenderung tidak peduli, penyendiri, pendiam, serius dan

tidak berperasaan.

3) Openness to Experience (O)

Dimensi ini menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap

pengalaman demi kepentingannya sendiri. Orang dengan nilai openness tinggi,

ia akan cenderung menjadi imajinatif, kreatif, inovatif, punya rasa penasaran

yang tinggi dan bebas. Sementara orang dengan nilai openness rendah terlihat

lebih konvensional, relitas, tidak kreatif, dan punya pemikiran yang

konservatif.

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

36

4) Agreeableness

Menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum nulai dari lemah

lembut sampai antagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku. Orang

dengan nilai agreeableness tinggi berhati lembut, mudah percaya dengan orang

lain, dermawan dan ramah. Sedangkan orang dengan nilai agreeableness

rendah cenderung keras hati, penuh rasa curiga, kritis dan mudah marah.

5) Conscientiousness

Menilai kemampuan individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan

dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Orang

dengan nilai conscientiousness tinggi cenderung teliti, pekerja keras, teratur,

tepat waktu dan ambisius. Sementara yang nilai conscientiousness rendah ia

akan cenderung menjadi ceroboh, pemalas, tidak teratur dan mudah menyerah.

2.4.4 Pengaruh trait kepribadian terhadap gejala depresi

Aspek-aspek kepribadian berpengaruh terhadap kerentanan dan tingkat depresi

yang dialami seseorang. Individu yang lebih rentan terhadap depresi salah satunya

adalah individu yang berkepribadian neurotiscm. Hal ini dibuktikan oleh

penelitian Sen, Nesse, Stoltenberg, Li dan Gleiberman (2003) membuktikan

bahwa trait neuroticsm berhubungan kuat dengan depresi.

Penelitian Klein, Kotov dan Bufferd (2011) juga menyatakan bahwa depresi

berhubungan dengan trait seperti neuroticsm (emosi negatif), extraversion (emosi

positif) dan conscientiousness. Mereka menemukan bahwa karakteristik

kepribadian terlihat menyumbang pada awal dan serangkaian gejala depresi

melalui berbagai macam cara.

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

37

2.4.5 Pengukuran Trait Kepribadian

Alat ukur trait kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Big

Five Personality (BFI) yang dikembangkan oleh John dan Srivastava (1999)

terdiri dari 44 item. Diukur berdasarkan neurotic, extraversion, agreeableness,

openness, dan conscientiousness. Peneliti memodifikasi alat ukur ini menjadi

berbahasa Indonesia. Alat ukur ini terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu SS

(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

2.5. Narapidana Remaja

2.5.1 Pengertian Narapidana

Narapidana, menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995

tentang Pemasyarakatan adalah terpidana yang menjalani pidana hilang

kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS). Sedangkan, pengertian

terpidana sendiri adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (Pasal 1 angka 6 Undang-Undang

No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan).

2.5.2 Pengertian remaja

Menurut Santrock (2007), remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa

kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan

sosial-emosional. Remaja digambarkan sebagai suatu periode transisi dari masa

awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10

hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

Santrock (2003) membedakan masa remaja menjadi periode awal dan

periode akhir. Masa remaja awal berlangsung di masa sekolah menengah pertama

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

38

atau sekolah menengah akhir dan perubahan pubertal terbesar terjadi dimasa ini.

Masa remaja awal dimulai dari usia 10 hingga usia 15 tahun. Sedangkan masa

remaja akhir kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari

kehidupan. Minat karir, pacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih

menonjol di masa remaja akhir dibandingkan masa remaja awal. Masa remaja

diakhir dimulai dari usia 16 hingga usia 22 tahun.

Papalia dan Olds (2009) menyatakan bahwa remaja adalah suatu periode

yang panjang sebagai proses transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

Umumnya, remaja dikaitkan dengan mulainya pubertas, yaitu proses yang

mengarah pada kematangan seksual, atau fertilitas yang merupakan kemampuan

untuk reproduksi. Kemudian ditambahkan lagi bahwa remaja dimulai dari usia 11

atau 12 tahun sampai 19 atau 20 tahun.

Dari penjelasan diatas peneliti menggunakan definisi remaja berdasarkan

teori Santrock (2003) yaitu seseorang yang memasuki usia kira kira 10 hingga 12

tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun dan dapat disimpulkan

bahwa narapidana remaja pada penelitian ini adalah seseorang yang berusia 10

hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun yang dipidana

berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2.5.3 Remaja dan penyesuaian diri

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang

berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan

lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus

menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

39

Menurut Hurlock (1980) beberapa kondisi yang menyebabkan seorang remaja

diterima dan ditolak lingkungan sekitar di antaranya:

1. Sindroma penerimaan

Kesan pertama yang menyenangkan sebagai akibat dari penampilan yang

menarik perhatian, sikap yang tenang dan gembira.

Reputasi sebagai seorang yang sportif menyenangkan.

Penampilan diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebaya.

Status sosial ekonomi yang sama atau sedikit di atas anggota-anggota lain

dalam kelompoknya dan hubungan yang baik dengan anggota-anggota

keluarga.

Tempat tinggal yang dekat dengan kelompok sehingga mempermudah

hubungan dan partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok.

2. Sistem Alienasi

Kesan pertama yang kurang baik karena penampilan diri yang kurang

menarik atau sikap menjauhkan diri, yang mementingkan diri sendiri.

Terkenal sebagai seorang yang tidak sportif.

Penampilan yang tidak sesuai dengan standar kelompok dalam hal daya

tarik fisik atau tentang kerapian.

Status sosial ekonomi berada di bawah status sosioekonomi kelompok dan

hubungan yang buruk dengan anggota-anggota keluarga.

Tempat tinggal terpencil dari kelompok atau ketidakmampuan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan kelompok karena tanggung jawab keluarga

atau karena bekerja sambilan.

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

40

2.6 Kerangka Berpikir

Keberadaan remaja di lembaga pemasyarakatan mengakibatkan mereka

berada dalam lingkungan yang kurang baik dan menekan. Di dalam lembaga

permasyarakatan, para narapidana remaja ini secara tidak langsung akan

mengalami banyak penyesuaian baru yang dapat memunculkan stress. Selain itu

tekanan saat menjalani masa tahanan juga dapat mengakibatkan munculnya gejala

depresi. Depresi pada remaja tidak selalu muncul sebagai kesedihan, tetapi

sebagai perasaan mudah terganggu, bosan, atau ketidakmampuan untuk

mengalami rasa bosan. Tetapi beberapa penelitian telah menemukan faktor-faktor

yang menyebabkan semakin intensifnya gejala depresi pada remaja.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat beberapa faktor

yang mengakibatkan munculkan gejala depresi pada remaja, yaitu faktor genetik

keluarga, temperamen dan kepribadian, serta faktor lingkungan. Dalam penelitian

ini, faktor-faktor gejala depresi yang dijadikan independen variabel adalah

dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian.

Faktor pertama yang mempengaruhi munculnya gejala depresi adalah

dukungan sosial. Dukungan sosial telah banyak diteliti dalam kaitannya terhadap

munculnya gejala depresi. Dukungan sosial merupakan dukungan sumber materi,

informasi dan psikologi yang diperoleh dari jaringan sosial, dimana seseorang

dapat mengandalkannya untuk membantu menanggulangi stres. Dengan

memberikan dukungan sosial, seseorang akan mampu melewati tekanan

psikologis yang memicu munculnya gejala depresi. Menurut penelitian

Allogower, Wardle dan Steptoe (2001) mengungkapkan bahwa tingkat dari

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

41

dukungan sosial secara umum tinggi terhadap munculnya gejala depresi pada pria

dan wanita muda. Selain itu ditemukan bahwa depresi secara tidak langsung

didahului dari kontak sosial dan persepsi dari dukungan sosialyang rendah (Peirce

et.al., 2000).

Faktor kedua yang mempengaruhi munculnya gejala depresi adalah

loneliness. Loneliness merupakan perasaan yang muncul akibat tidak adanya

beberapa hubungan yang dibutuhkan individu yang muncul secara fisik atau tidak

ada orang yang disekitarnya yang mau berhubungan dengannya maupun secara

emosi atau dia tetap merasakan kesepian walaupun banyak orang lain

disekitarnya. Bertahannya loneliness antara teman sebaya selama masa kanak-

kanak merupakan suatu stressor interpersonal yang menjadikan predisposisi anak-

anak untuk gejala depresi remaja (Qualter, Brown, Munn & Rotenberg, 2010).

Faktor terakhir yang mempengaruhi munculnya gejala depresi adalah trait

kepribadian. Trait kepribadian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

Big Five Personality. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa faktor

kepribadian menjadi faktor yang mempengaruhi munculnya gejala depresi. Salah

satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Cox, McWilliams, Enns dan Clara

(2004) yang menggunakan analisis regresi terpisah menunjukkan bahwa masing-

masing dimensi kepribadian secara bermakna dikaitkan dengan depresi berat

seumur hidup.

Berdasarkan berbagai penjelasan yang telah diungkapkan diatas, peneliti

membuat kerangka berpikir tentang pengaruh dukungan sosial, loneliness dan

trait kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja lembaga

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

42

pemasyarakatan. Apabila dukungan sosial tinggi dan loneliness rendah maka kecil

kemungkinan timbul gejala depresi pada narapidana remaja. Namun sebaliknya,

apabila dukungan sosial rendah dan loneliness tinggi maka besar kemungkinan

timbul gejala depresi pada narapidana remaja. Begitupun dengan trait

kepribadian, jika seseorang memiliki nilai trait kepribadian extraversion,

agreeableness dan opennes yang tinggi maka kecil kemungkinan timbul gejala

depresi. Namun sebaliknya, jika nilai trait kepribadian neuroticsm dan

conscientiousness tinggi maka besar kemungkinan timbul gejala depresi. Berikut

bagan kerangka berpikir untuk menjelaskan hal tersebut:

Gambar 2.1.Bagan pengaruh dukungan sosial, loneliness dan trait kepribadian terhadapgejala depresi narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan

DUKUNGAN SOSIAL

LONELINESS

GEJALA

DEPRESI

TRAIT KEPRIBADIAN:

4. Openness

2. Extraversion

3. Agreeableness

5. Conscientiousness

1. Neuroticsm

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

43

2.7 Hipotesis

2.6.1.Hipotesis Mayor

Ha :Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial, loneliness dan trait

kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga

Permasyarakatan

2.6.2.Hipotesis Minor

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap gejala

depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan loneliness terhadap gejala depresi

narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian neuroticism terhadap

gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian extraversion

terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga

Permasyarakatan

Ha5 : Ada pengaruhyang signifikan trait kepribadian openness terhadap

gejala depresi narapidana remaja di Lembaga Permasyarakatan

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian agreeableness

terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga

Permasyarakatan

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan trait kepribadian conscientiousness

terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga

Permasyarakatan

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

44

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan mengenai populasi dan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional dari variabel, instrument pengumpulan data,

prosedur pengumpulan data, dan metode analisis data.

3.1. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah narapidana remaja di

beberapa Lembaga Pemasyarakatan, diantaranya:

1. Lapas Kelas II A Salemba

2. Lapas Kelas II A Anak Pria Tangerang

3. Lapas Kelas II B Anak Wanita Tangerang

Peneliti memilih populasi di beberapa lembaga pemasyarakatan tersebut

karena di tempat tersebut terdapat sampel narapidana remaja dengan rentang usia

12 – 20 tahun. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non-

probability sampling/non-random sampling. Alasan peneliti menggunakan teknik

ini karena populasi dalam penelitian ini adalah narapidana remaja dengan kriteria

sampel berusia 12 – 20 tahun dan sudah berada di dalam lembaga pemasyarakatan

kurang dari satu tahun. Selanjutnya, jumlah sampel penelitian yang peneliti

gunakan adalah sebanyak 220 sampel dari total populasi sebanyak 412 orang,

karena tidak semua populasi bisa dijadikan sampel dan banyaknya sampel

ditentukan oleh pihak Lapas.

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

45

3.2. Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Gejala Depresi pada Narapidana Lapas

2. Dukungan Sosial

3. Loneliness

4. Trait Kepribadian

a. Trait Kepribadian Neuroticism

b. Trait Kepribadian Extraversion

c. Trait Kepribadian Openness

d. Trait Kepribadian Agreeableness

e. Trait Kepribadian Conscientiousness

Dependen variabel (outcome variable) dalam penelitian ini adalah gejala

depresi, sedangkan variabel lainnya merupakan variabel independen (predictor

variable).

3.3. Definisi Operasional Variabel

Setelah menentukan variabel mana yang menjadi variabel terikat dan variabel

bebas, maka selanjutnya ditentukan definisi operasional dari variabel-variabel

penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun definisi operasional

masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Gejala depresi yang dimaksud adalah perasaan yang lekas marah dan gelisah;

kehilangan minat dalam kegiatan atau hobi begitu menyenangkan; kelelahan

dan penurunan energi; kesulitan berkonsentrasi, mengingat detail dan

membuat keputusan; insomnia, di pagi hari terjaga penuh, atau tidur

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

46

berlebihan; terlalu banyak atau kehilangan nafsu makan; sakit atau nyeri terus

menerus, sakit kepala, kram atau masalah pencernaan yang tidak meringankan

bahkan dengan perawatan. Gejala depresi diukur berdasarkan emotional

problem dan functional problem yang diterjemahkan dan di modifikasi dari

skala Children Depression Inventory-II (CDI-II).

2. Dukungan sosial adalah dukungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar

individu. Dukungan sosial ini diukur berdasarkan dukungan sosial dari

diterjemahkan dan dimodifikasi dari alat ukur Multidimensional Scale of

Perceived Social Support (MSPSS).

3. Loneliness merupakan perasaan yang dialami individu berupa perasaan

penolakan dari persahabatan, tidak memiliki hubungan yang lama dengan

orang lain, menyendiri, pemalu, merasa bukan bagian dalam kelompok serta

perasaan isolasi sosial yang dirasakan oleh individu. Loneliness ini diukur

berdasarkan alat ukur yang telah diterjemahkan dan dimodifikasi dari skala

UCLA Loneliness Scale Version 3 (UCLA LS 3).

4. Trait kepribadian dalam penelitian ini yaitu terdiri dari tipe kepribadian Big

Five Personality. Openess (O) merupakan orang yang memiliki imajinasi yang

aktif, suka bermain dengan ide-ide baru, dan memiliki pengalaman dalam

bidang musik, seni atau sastra. Conscientiuosness (C) merupakan orang yang

mengerjakan tugas dengan teliti, merupakan pekerja yang dapat dipercaya dan

mengerjakan tugas sampai selesai. Extraversion (E) merupakan orang yang

banyak bicara, memiliki banyak energi dan santai. Agreeableness (A)

merupakan orang yang suka menolong dan tidak mementingkan diri sendiri

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

47

dengan orang lain, mudah memaafkan orang lain dan penuh perhatian

terhadap orang lain. Neuroticsm (N) merupakan orang yang mudah depresi,

tegang, khawatir yang berlebihan dan mudah untuk gugup. Trait kepribadian

ini akan diukur berdasarkan alat ukur yang telah diterjemahkan dan

dimodifikasi dari skala Big Five Inventory (BFI).

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

penggunaan skala yang telah diterjemahkan dan dimodifikasi. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan model Likert, dimana variabel yang diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Indikator variabel tersebut selanjutnya dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan.

Pernyataan dalam penelitian ini terdiri dari pernyataan favorable dan

unfavorable. Dimana setiap skala disusun menggunakan empat pilihan jawaban

dengan tidak menggunakan pilihan ragu-ragu (R) dalam pilihan jawaban. Berikut

adalah tabel untuk penilaian pada masing-masing pilihan:

Tabel 3.1Nilai skor jawaban

Kategori Pilihan Favorable Unfavorable

SS (Sangat Sesuai) 4 1

S (Sesuai) 3 2

TS (Tidak Sesuai) 2 3

STS (Sangat Tidak Sesuai) 1 4

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

48

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala yang digunakan dalam penelitian

ini ada empat yaitu skala gejala depresi, skala dukungan sosial, skala loneliness,

dan skala trait kepribadian.

1. Pada table 3.2 memperlihatkan blue print skala gejala depresi. Dalam

penelitian ini skala gejala depresi diukur menggunakan skala dari Children

Depression Inventory-II Short Subscale yang telah diterjemahkan dan

dimodifikasi. Skala ini mengukur gejala depresi pada anak berdasarkan dua

masalah yaitu masalah fungsional dan masalah emosi. CDI-II terdiri dari 12

item kriteria utama dari depresi pada anak-anak. Masing-masing item terdiri

dari tiga pilihan pernyataan. Rentang skor berkisar dari 1 sampai dengan 3

untuk masing-masing pernyataan (pernyataan A – pernyataan C).

Tabel 3.2Blue print skala gejala depresi (CDI-II short subscale)

ASPEK INDIKATOR Favorable Unfavorable

Emotional problem Emosi Negatif (Terlalu sedih danLekas Marah)

1,10

Gejala Fisik (Kehilangan nafsumakan, perubahan pola tidur,kelelahan & Sakit)

6 5

Harga Diri Negatif (Harga diriyang rendah, Perasaan tidak sukaterhadap diri sendiri & perasaantidak dicintai)

2 9

Functional problem Ketidakefektifan (Hilangnyakemampuan berprestasi & lemahdalam menikmati aktivitas)

3, 8 11, 12

Masalah Personal (masalah dalamberkomunikasi dengan temansebaya, perasaan kesepian &tidak penting dalam keluarga)

7 4

TOTAL 12

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

49

2. Pada table 3.3 memperlihatkan blue print skala dukungan sosial. Alat ukur

yang digunakan adalah Multidimensional scale of perceived social support

(MSPSS) yang telah diterjemahkan dan dimodifikasi berdasarkan dari teori

Zimet, Dahlem, Zimet & Farley (1988). Alat ukur ini memiliki tiga aspek

yaitu family subscale, friends subscale, significant other subscale dan

memiliki 12 item, masing-masing aspek terdiri dari 4 item. Skala ini terdiri

dari item favorable.

Tabel 3.3Blue print skala dukungan social (MSPSS)

ASPEK INDIKATOR Favorable Unfavorable

Family subscale Memperoleh pemecahan masalahmelalui keluarga

3, 8, 11-

Memperoleh dukungan dan bantuanemosional dari keluarga

4 -

Friend subscale Mendapatkan bantuan dari teman 6, 7 -Memperoleh strategi coping yangefektif dalam menyelesaikan masalahindividu melalui teman

12 -

Berbagi kesulitan bersama teman 9 -Significant othersubscale

Merasa dihargai dan dipercaya 2, 10 -Merasa orang lain bisa nyaman beradabersama individu

1, 5 -

TOTAL 12

3. Pada table 3.4 memperlihatkan blue print skala loneliness. Alat ukur yang

digunakan adalah UCLA Loneliness Scale yang telah diterjemahkan dan

dimodifikasi dengan jumlah item keseluruhan 20 item. Dimana masing-

masing item terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu “tidak pernah”, “jarang”,

“sering”, dan “selalu”. Skala ini terdiri dari item favorable dan unfavorable.

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

50

Tabel 3.4Blue print skala loneliness (UCLA LS)

ASPEK INDIKATOR Favorable Unfavorable

Trait loneliness Tidak memiliki minat terhadapsesuatu, pemalu, merasa tidakmemiliki teman, pendiam dan tidakbersahabat

1, 7, 9, 11 4, 13, 15, 18

Socialdesirabilityloneliness

Tidak bisa dekat dengan orang lain,tidak memiliki sahabat, merasabukan bagian dari kelompok dantidak memiliki pendapat yang samadengan orang lain

5, 20 2, 10, 14, 16

Depressionloneliness

Merasa dikucilkan, kesepian,perasaan ditinggalkan oleh teman-teman dan tidak memiliki hubunganyang berarti dengan orang lain

3, 6, 8, 12,17

19

TOTAL 20

4. Pada table 3.5 memperlihatkan blue print skala trait kepribadian. Alat ukur

yang digunakan telah diterjemahkan dan dimodifikasi dari Big Five Inventory

dengan item keseluruhan 44 item. Item ini diukur berdasarkan neuroticism,

extraversion, agreeableness, openness, dan conscientiousness. Skala ini terdiri

dari item favorable dan unfavorable.

Tabel 3.5Blue print trait kepribadian (BFI)

DIMENSI INDIKATOR Favorable Unfavorable

Neuroticism Gugup, sensitif, tegang danmudah cemas

4, 14, 19, 29,39

9, 24, 34

Extraversion Semangat, antusias, ramah dankomunikatif

1, 11, 16, 26,36

6, 21, 31

Agreeableness Ramah, kooperatif, mudahpercaya dan hangat

7, 17, 22, 32,42

2, 12, 27, 37

Openness Imajinatif, menyenangkan,kreatif dan artistik

5, 10, 15, 20,25, 30, 40, 44

35, 41

Conscientiousness Berhati-hati, dapat diandalkan,teratur dan bertanggungjawab

3, 13, 28, 33,38

8, 18, 23, 43

TOTAL 44

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

51

3.5. Uji Validitas Konstruk

Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas

konstruk instrument. Oleh karena itu, peneliti menggunakan CFA (Confirmatory

Factor Analysis) untuk pengujian validitas instumen, yaitu instrumen 1) gejala

depresi, 2) dukungan sosial, 3) loneliness, dan 4) trait kepribadian. Umar (2011)

menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan kriteria hasil

CFA yang baik adalah:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional

sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya.

Konsep ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan

melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subskala

bersifat unidimensional.

3. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square yang

dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (p>0,05) berarti semua item

hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai Chi-Square signifikan

(p<0,05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran yang

diuji sesuai langkah berikut ini.

4. Jika nilai Chi-Square signifikan (p < 0,05), maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item selain mengukur konstruk yang ingin

diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

52

konstruk atau multidimensional). Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran

dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit, maka

model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

5. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai nilai

koefisien positif. Jika t-value untuk koefisien muatan faktor suatu item lebih

besar dari 1,96 (absolut), maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam

mengukur faktor yang hendak diukur (tidak di-drop).

6. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatannya negatif. Perlu dicatat

bahwa untuk alat ukur yang bukan mengukur kemampuan (misal: personality

inventory), jika ada pernyataan negatif perlu dilakukan penyesuaian arah

skoringnya yang diubah menjadi positif. Jika sudah dibalik, maka berlaku

perhitungan umum dimana item bermuatan faktor negatif di-drop.

7. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka

item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga

mengukur hal lain.

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan

software lisrel 8.70 (Joreskog dan Sorbom, 1999). Uji validitas tiap alat ukur akan

dipaparkan pada sub bab berikut.

3.5.1. Uji validitas konstruk gejala depresi

Pada uji validitas konstruk gejala depresi, peneliti menguji apakah 12 item yang

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel gejala depresi.

Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi-

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

53

Square=236,24 df=54 P-value=0,00000 RMSEA=0,124. Namun, setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran ada pada

beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu sama lain, maka diperoleh model

fit dengan Chi-Square=56,76 df=41 P-value=0,05170 RMSEA=0,042 seperti

terlihat pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1Path diagram variabel gejala depresi

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

gejala depresi.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

54

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6Analisis faktor item gejala depresi

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

1 0.35 0.08 4.30 V + 22 0.43 0.07 5.88 V + 53 0.47 0.09 5.34 V + 34 0.60 0.08 7.22 V + 35 0.20 0.08 2.69 V + 26 0.10 0.09 1.17 X + 2 *7 0.19 0.09 2.02 V + 48 0.27 0.07 3.61 V + 29 0.59 0.07 8.04 V + 010 0.34 0.08 4.48 V + 311 0.31 0.07 4.23 V + 012 0.31 0.07 4.20 V + 1

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; *=di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat item yang memiliki nilai

(t<1,96) yaitu item nomor 6. Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item, pada

tabel diatas seluruh item bermuatan positif. Hal ini menunjukkan bahwa hanya

item nomor 6 yang di-drop dan tidak dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor

faktor.

3.5.2. Uji validitas konstruk dukungan sosial

Pada uji validitas konstruk dukungan sosial, peneliti menguji apakah 12 item yang

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel dukungan sosial.

Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan Chi-

Square=370,36 df=54 P-value=0,00000 RMSEA=0,164. Namun, setelah

dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran ada pada

beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu sama lain, maka diperoleh model

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

55

fit dengan Chi-Square=43,02 df=30P-value=0,05836 RMSEA=0,045 seperti

terlihat pada gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2Path diagram variabel dukungan sosial

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

dukungan sosial.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

56

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7Analisis faktor item dukungan sosial

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

1 0.83 0.07 12.33 V + 32 0.68 0.07 10.37 V + 23 0.45 0.07 6.75 V + 34 0.39 0.07 5.82 V + 6 *5 0.78 0.07 11.82 V + 16 0.39 0.07 5.67 V + 57 0.55 0.07 8.43 V + 48 0.29 0.07 4.25 V + 49 0.53 0.07 7.97 V + 6 *10 0.76 0.07 11.49 V + 211 0.39 0.07 5.93 V + 412 0.32 0.07 4.33 V + 6 *

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; * = di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tidak terdapat item yang memiliki

nilai (t<1,96). Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item, pada tabel diatas

seluruh item bermuatan positif. Terakhir yang dilihat adalah korelasi kesalahan,

diketahui bahwa item nomor 4, 8 dan 12 memiliki korelasi kesalahan pengukuran

lebih dari 5 ( > 5). Hal ini menunjukkan bahwa ada 3 item yang di-drop yaitu item

nomor 4, 8 dan 12. Artinya item tersebut tidak dapat diikutsertakan dalam

perhitungan skor faktor.

3.5.3. Uji validitas konstruk loneliness

Peneliti menguji apakah 20 item yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel loneliness. Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square=651,15 df=90 P-value=0,00000

RMSEA=0,169. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

57

sama lain, peneliti belum menemukan model fit dikarenakan ada beberapa item

tidak bagus yang membuat item lain menjadi tidak bagus. Selanjutnya peneliti

memilih 15 item terbaik untuk dimodifikasi kembali, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square=73,40 df=58 P-value=0,08369 RMSEA=0,035 seperti

terlihat pada gambar 3.3 berikut:

Gambar 3.3Path diagram variabel loneliness

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

loneliness.

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

58

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8Analisis faktor item loneliness

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

2 0.15 0.07 2.08 V + 33 0.40 0.07 5.70 V + 6 *4 0.49 0.07 7.36 V + 36 0.25 0.08 3.27 V + 6 *8 0.06 0.07 0.83 X + 6 *9 0.39 0.07 5.54 V + 510 0.60 0.07 9.14 V + 512 0.32 0.07 4.31 V + 7 *13 0.72 0.06 11.50 V + 414 0.66 0.06 10.43 V + 315 0.63 0.06 9.89 V + 216 0.39 0.07 5.62 V + 317 0.19 0.07 2.54 V + 6 *18 0.56 0.07 8.15 V + 319 0.76 0.06 12.57 V + 1

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; *=di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat item yang memiliki nilai

(t<1,96) yaitu item nomor 8. Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item, pada

tabel diatas seluruh item bermuatan positif. Terakhir yang dilihat adalah korelasi

kesalahan, diketahui bahwa item nomor 3, 6, 8, 12 dan 17 memiliki korelasi

kesalahan pengukuran lebih dari 5 ( > 5). Hal ini menunjukkan bahwa ada 5 item

yang di-drop yaitu item nomor 3, 6, 8, 12 dan 17. Artinya item tersebut tidak

dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

59

3.5.4. Uji validitas konstruk trait kepribadian

Skala ini memiliki lima dimensi, yaitu tipe kepribadian neuroticsm,

extraversion, agreeableness, openness to experience dan conscientiousness.

Dimana masing-masing dimensi memiliki 8 sampai 10 item.

3.5.4.1. Trait kepribadian neuroticsm

Peneliti menguji apakah 8 item yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur variabel neurotisme. Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu faktor

tidak fit, dengan Chi-Square=68.15 df=20 P-value=0,00000 RMSEA=0,105.

Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu sama lain,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=20,35 df=16 P-value=0,20496

RMSEA=0,035 seperti terlihat pada gambar 3.4 berikut:

Gambar 3.4Path diagram variabel kepribadian neuroticsm

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

60

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

kepribadian neuroticsm.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9Analisis faktor item kepribadian neuroticsm

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

4 0.31 0.08 3.89 V + 19 - 0.28 0.08 - 3.45 V - 2 *14 0.45 0.07 6.03 V + 019 0.74 0.07 9.94 V + 024 -0.19 0.08 -2.45 V - 2 *29 0.43 0.08 5.66 V + 034 -0.25 0.08 -3.26 V - 0 *39 0.61 0.08 8.03 V + 1

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; * = di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tidak terdapat item yang memiliki

nilai (t<1,96). Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item, pada tabel diatas

terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item nomor 9, 24 dan 34.

Terakhir yang dilihat adalah korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak

memiliki korelasi kesalahan pengukuran >5. Hal ini menunjukkan bahwa hanya

item nomor 9, 24 dan 34 yang di-drop. Artinya item tersebut tidak dapat

diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

61

3.5.4.2. Trait kepribadian extraversion

Peneliti menguji apakah 8 item yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur variabel extraversion. Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square=173,57 df=20 P-value=0,00000

RMSEA=0,187. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu

sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=25,57 df=17

P-value=0,08262 RMSEA=0,048 seperti terlihat pada gambar 3.5 berikut:

Gambar 3.5Path diagram variabel kepribadian extraversion

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

kepribadian extraversion.

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

62

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10Analisis faktor item kepribadian extraversion

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

1 0.33 0.08 4.09 V + 06 - 0.13 0.08 -1.52 X - 2 *

11 0.49 0.08 6.20 V + 016 0.13 0.08 1.53 X + 0 *21 0.10 0.08 1.14 X + 0 *26 0.53 0.08 6.68 V + 031 0.42 0.08 5.24 V + 036 0.68 0.08 8.51 V + 0

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; * = di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat 3 item yang memiliki nilai

(t<1,96) yaitu item nomor 6, 16 dan 21. Selanjutnya dilihat muatan faktor dari

item, pada tabel diatas terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item

nomor 6. Terakhir yang dilihat adalah korelasi kesalahan, diketahui seluruh item

tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran >5. Hal ini menunjukkan bahwa

hanya item nomor 6, 16 dan 24 yang di-drop. Artinya item tersebut tidak dapat

diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.

3.5.4.3. Trait kepribadian agreeableness

Peneliti menguji apakah 9 item yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur variabel agreeableness. Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

63

faktor tidak fit, dengan Chi-Square=88,36 df=27 P-value=0,00000

RMSEA=0,102. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu

sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=33,69 df=17

P-value=0,06975 RMSEA=0,046 seperti terlihat pada gambar 3.6 berikut:

Gambar 3.6Path diagram variabel kepribadian agreeableness

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

kepribadian agreeableness.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

64

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11Analisis faktor item kepribadian agreeableness

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

2 0.47 0.09 5.09 V + 17 -0.15 0.10 -1.58 X - 3 *

12 0.62 0.10 6.19 V + 017 -0.34 0.09 -3.81 V - 0 *22 -0.17 0.09 -1.92 X - 0 *27 0.23 0.09 2.59 V + 032 -0.28 0.09 -3.13 V - 0 *37 0.24 0.09 2.73 V + 042 -0.22 0.09 -2.45 V - 0 *

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; * = di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat 2 item yang memiliki nilai

(t<1,96) yaitu item nomor 7 dan 22. Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item,

pada tabel diatas terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item nomor 7,

17, 22, 32 dan 42. Terakhir yang dilihat adalah korelasi kesalahan, diketahui

seluruh item tidak memiliki korelasi kesalahan pengukuran >5. Hal ini

menunjukkan bahwa hanya item nomor 7, 17, 22, 32 dan 42 yang di-drop. Artinya

item tersebut tidak dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.

3.5.4.4. Trait kepribadian openness

Peneliti menguji apakah 10 item yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel openness. Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square=107,17 df=35 P-value=0,00000

RMSEA=0,097. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu

sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=46,26 df=29

P-value=0,02211 RMSEA=0,054 seperti terlihat pada gambar 3.7 berikut:

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

65

Gambar 3.7Path diagram variabel kepribadian openness

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

kepribadian openness.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.12 berikut:

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

66

Tabel 3.12Analisis faktor item kepribadian openness

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

5 0.56 0.07 7.76 V + 110 0.47 0.07 6.70 V + 115 0.60 0.07 8.99 V + 020 0.50 0.07 6.74 V + 325 0.56 0.07 8.31 V + 030 0.68 0.06 10.63 V + 035 -0.28 0.07 -3.99 V - 0 *40 0.73 0.07 10.87 V + 241 0.33 0.07 4.42 V + 344 0.42 0.07 6.59 V + 1

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; * = di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tidak terdapatitem yang memiliki

nilai (t<1,96). Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item, pada tabel diatas

terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item nomor 35. Terakhir yang

dilihat adalah korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak memiliki korelasi

kesalahan pengukuran >5. Hal ini menunjukkan bahwa hanya item nomor 35 yang

di-drop. Artinya item tersebut tidak dapat diikutsertakan dalam perhitungan skor

faktor.

3.5.4.5. Trait kepribadian conscientiousness

Peneliti menguji apakah 9 item yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur variabel conscientiousness. Dari hasil CFA yang dilakukan, model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square=224,49 df=27 P-value=0,00000

RMSEA=0,183. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu

sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=25,91 df=18

P-value=0,10191 RMSEA=0,045 seperti terlihat pada gambar 3.8 berikut:

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

67

Gambar 3.8Path variabel kepribadian conscientiousness

Terlihat dari model fit tersebut bahwa nilai Chi-Square menghasilkan

p>0,05 (tidak signifikan). Dengan demikian model dengan satu faktor dapat

diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu

kepribadian conscientiousness.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, melihat koefisien muatan faktor yang positif dan melihat

jumlah korelasi kesalahan item yang lebih dari lima (>5), seperti terlihat pada

tabel 3.13 berikut:

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

68

Tabel 3.13Analisis faktor item kepribadian conscientiousness

No.Item

Koefisien StandarError

NilaiT

Signifikan Muatan KorelasiKesalahan

Keterangan

3 0.55 0.07 7.68 V + 18 0.15 0.08 1.98 V + 4

13 0.58 0.07 8.20 V + 018 0.29 0.08 3.82 V + 023 0.11 0.08 1.40 X + 4 *28 0.69 0.07 9.95 V + 033 0.73 0.07 10.65 V + 038 0.24 0.08 3.10 V + 243 -0.02 0.08 -0.31 X - 3 *

Keterangan : tanda V = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan; * = di-drop

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa terdapat item yang memiliki nilai

(t<1,96) yaitu item nomor 23 dan 43. Selanjutnya dilihat muatan faktor dari item,

pada tabel diatas terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item nomor

43. Terakhir yang dilihat adalah korelasi kesalahan, diketahui seluruh item tidak

memiliki korelasi kesalahan pengukuran >5. Hal ini menunjukkan bahwa hanya

item nomor 23 dan 43 yang di-drop. Artinya item tersebut tidak dapat

diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.

3.6. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh dukungan sosial,

loneliness dan trait kepribadian terhadap gejala depresi pada narapidana remaja di

lembaga permasyarakatan, maka peneliti mengolah data yang didapat dengan

menggunakan teknik statistik Multiple Regression Analysis.

Analisis regresi berganda digunakan agar dapat menjawab hipotesis nihil

yang ada di bab 2. Dalam penelitian ini terdapat 1 dependent variable dan 7

independent variable. Sehingga susunan persamaan garis regresi penelitian

adalah:

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

69

Jika dituliskan variabelnya maka:

Y : dependent variable yang dalam hal ini adalah gejala depresi

a : intercept (konstan)

b : koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X1 : independent variable dalam hal ini dukungan sosial

X2 : independent variable dalam hal ini loneliness

X3 : independent variable dalam hal ini Neuroticism

X4 : independent variable dalam hal ini Extraversion

X5 : independent variable dalam hal ini Openess

X6 : independent variable dalam hal ini Agreeableness

X7 : independent variable dalam hal ini Conscientiousness

e : residual

Melalui regresi berganda ini dapat diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara gejala depresi dengan dukungan sosial, loneliness dan

trait kepribadian. Besarnya kemungkinan gejala depresi pada narapidana yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan tadi ditunjukkan oleh

koefisien determinasi berganda atau R2. Fungsi R2 digunakan untuk melihat

proporsi varians dari gejala depresi yang dipengaruhi oleh dukungan sosial,

loneliness dan trait kepribadian. Untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumus

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7+ e

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

70

=Uji R2 diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari

independent variabel satu persatu signifikan atau tidak. Untuk membuktikan

apakah regresi X pada Y signifikan atau tidak, maka dapat diuji dengan

menggunakan uji F, untuk membuktikan hal tersebut dengan menggunakan rumus

F sebagai berikut:

= /(1 − )/( − − 1)Dimana pembilang disini adalah R2 dengan dfnya (dilambangkan k),

yaitusejumlah independent variable yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1 –

R2) dibagi dengan N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang

dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah independent variable yang diujikan

tersebut memiliki pengaruh terhadap dependent variable.

Kemudian untuk menguji apakah pengaruh yang diberikan variabel-

variabel independent signifikan terhadap dependent variabel, maka peneliti

melakukan uji t. Uji t yang dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

=

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

71

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sbadalah standar error dari b. Hasil

uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang dilakukan peneliti. Analisis data

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi20.0.

3.7. Prosedur Penelitian

Untuk mendapatkan data yang baik maka dibutuhkan suatu prosedur

pengumpulan data yang sudah dirancang sebaik mungkin, dimana prosedur

penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Sebelum turun ke lapangan, peneliti menentukan permasalahan yang akan

diteliti yaitu mengenai gejala depresi, kemudian peneliti menentukan variabel

yang akan diteliti. Selanjutnya peneliti membuat landasan teori dalam

penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah gejala depresi, dukungan

sosial, loneliness dan trait kepribadian.

2. Peneliti menentukan sampel penelitian yaitu anak didik Lapas Klas II-B Anak

Pria Tangerang, Lapas Klas II-A Anak Wanita dan Lapas Kelas II-B Salemba

dengan menggunakan teknik probability sampling dengan pendekatan simple

random sampling.

3. Peneliti menentukan alat ukur yang akan disebarkan kepada responden

penelitian yaitu skala depresi, dukungan sosial, loneliness dan trait

kepribadian. Menerjemahkan dan memodifikasi alat ukur baku yang digunakan

dalam penelitian, yaitu alat ukur depresi CDI-II yang disusun oleh Maria

Kovacs (2009), alat ukur dukungan sosial MSPSS yang disusun oleh Zimet et

al. (1988), alat ukur loneliness UCLA-LS yang disusun oleh Russell (1996)

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

72

serta alat ukur trait kepribadian BFI yang disusun oleh John & Srivastava

(1999).

4. Meminta expert judgement, yaitu dua orang dosen yang dianggap ahli untuk

menilai apakah pengklasifikasian item-item yang dilakukan sudah benar dan

tepat berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

5. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian.

Penyusunan terdiri dari pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner,

penulisan pengatar dan penunjuk pengisian serta pengelompokan alat ukur dan

memperbanyak jumlah skala tersebut untuk pengambilan data.

6. Membuat surat izin penelitian kepada Fakultas Psikologi dengan melampirkan

surat persetujuan pembimbing dan alat ukur penelitian untuk keperluan izin

penelitian di tempat penelitian yaitu Lapas Klas II-B Anak Pria Tangerang,

Lapas Klas II-A Anak Wanita dan Lapas Kelas II-B Salemba.

7. Peneliti melakukan pengambilan data dan meminta kesediaan responden

memberikan waktu untuk menjadi partisipan penelitian dengan menghubungi

pihak yang bersangkutan. Pada saat pengisian kuesioner, peneliti membacakan

item-item yang terdapat pada kuesioner dikarenakan ada beberapa responden

yang tidak bisa membaca dan menulis.

8. Setelah mendapatkan data yang diinginkan, peneliti melakukan skoring

terhadap hasil skala yang telah terkumpul untuk selanjutnya dilakukan

pengolahan dan pengujian dari hasil skala yang sudah didapatkan datanya

dengan menggunakan software lisrel 8.70.

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

73

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi deskripsi subjek penelitian, hasil analisis deskriptif,

kategorisasi skor variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil pengujian hipotesis.

4.1. Deskripsi Umum Subjek Penelitian

Total sampel pada penelitian ini adalah 220 anak didik Lapas. Berikut ini adalah

daftar sampel yang menjadi subjek dalam penelitian.

Gambar 4.1.Daftar sampel penelitian

Berdasarkan gambar 4.1 terdapat 85 orang (39%) yang merupakan anak

didik Lapas Klas II-A Salemba, 108 orang (49%) yang merupakan anak didik

Lapas Klas II-A Anak Pria Tangerang, dan 27 orang (12%) yang merupakan anak

didik Lapas Klas II-B Anak Wanita Tangerang.

39%

49%

12%

Lapas Kelas II-A Salemba

Lapas Kelas II-A Anak Pria Tangerang

Lapas Kelas II-B Anak Wanita Tangerang

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

74

4.1.1 Deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografi

Berikut adalah deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografi yang

diperoleh.

Tabel 4.1Deskripsi subjek penelitian berdasarkan data demografiData Demografi ∑n = 220

Jenis KelaminLaki-laki 193 (88 %)Perempuan 27 (12 %)

UsiaRemaja Awal (12 – 15 tahun) 14 (6 %)Remaja Akhir (16 – 22 tahun) 206 (94 %)

Tingkat PendidikanSD 30 (14 %)SMP 50 (23 %)SMA 140 (63%)

Jenis Kasus170 KUHP 6 (2,7%)281 KUHP 40 (18,2%)340 KUHP 13 (5,9%)351 KUHP 13 (5,9%)363 KUHP 11 (5%)365 KUHP 10(4,5%)378 KUHP 2 (0,9%)Narkotika 124 (56,4%)UULAJ 1 (0,5%)

Pada tabel 4.1 akan dijelaskan mengenai gambaran subjek berdasarkan

data demografi, yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan jenis kasus.

Pembagian usia yang dimaksud di atas terbagi menjadi dua bagian yaitu remaja

awal pada usia 10 hingga 15 tahun dan remaja akhir pada usia 16 hingga 22 tahun

(Santrock, 2003).

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

75

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.1, maka dapat dilihat bahwa

dari 220 sampel yang ada, sampel penelitian yang merupakan laki-laki berjumlah

193 orang (88%) dan perempuan berjumlah 27 orang (12%).

Selain mengenai jenis kelamin, pada tabel 4.1 juga dapat diambil

kesimpulan bahwa mayoritas sampel yang terdapat dalam penelitian ini berkisar

pada usia 16 – 22 tahun, yakni berjumlah 206 orang (94%). Sedangkan sampel

yang berkisar pada 10 – 15 tahun, berjumlah 14 orang (6%).

Selanjutnya menurut tingkat pendidikan terakhir, subjek dengan tingkat

pendidikan terakhir SMA merupakan subjek terbanyak dalam penelitian ini

sebanyak 140 orang (63%), diikuti dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 50

orang (23%) dan tingkat pendidikan SD sebanyak 30 orang (14%).

Terakhir berdasarkan jenis kasus, subjek dengan kasus Narkotika

merupakan subjek terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 124 orang.

Selanjutnya diikuti dengan kasus 281 KUHP (asusila) sebanyak 40 orang, kasus

340 KUHP (pembunuhan) sebanyak 13 orang, kasus 351 KUHP (penganiayaan)

sebanyak 13 orang, kasus 363 KUHP (pencurian) sebanyak 11 orang, kasus 365

(pencurian dengan kekerasan) sebanyak 10 orang, kasus 170 KUHP (kekerasan di

muka umum terhadap orang atau barang) sebanyak 6 orang, kasus 378 KUHP

(penipuan) sebanyak 2 orang dan UULAJ (Undang-undang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan) sebanyak 1 orang.

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

76

4.2. Hasil Analisis Deskriptif

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum,

mean, standar deviasi serta kategorisasi tinggi dan rendah skor variabel penelitian.

Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

GejalaDepresi 220 33,41 73,79 50,0001 7,65176

DukunganSosial 220 19,17 68,25 50,0000 9,10560

Loneliness 220 35,25 77,17 50,0000 9,02258

Neuroticsm 220 27,92 69,24 49,9998 8,02631

Extraversion 220 27,21 67,67 50,0005 7,72157

Agreeableness 220 28,96 66,26 50,0005 6,93984

Openness 220 19,24 68,63 50,0004 8,70542

Conscientiousness 220 15,44 67,20 50,0002 8,34872

Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa variabel

conscientiousness memiliki nilai minimum terendah dibandingkan dengan

variabel lainnya. Selanjutnya dapat diketahui juga bahwa variabel loneliness

memiliki nilai maksimum tertinggi dibandingkan dengan variabel lainnya.

4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian.

Sebelum mengkategorikan skor gejala depresi berdasarkan tingkat tinggi

atau rendah, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor skala gejala

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

77

depresi dengan menggunakan nilai mean pada tabel 4.2 sebelumnya. Norma skor

skala gejala depresi digambarkan seperti tertera pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3Norma Skor Variabel

Kategorisasi Rumus

Rendah X < Mean

Tinggi X > Mean

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, selanjutnya akan

dijelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel gejala depresi,

dukungan sosial, loneliness, neuroticsm, extraversion, agreeableness, openness,

dan conscientiousness pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi Skor Variabel

VariabelFrekuensi Persentase

Rendah Tinggi Rendah TinggiGejala Depresi 113 107 51.4 48.6Dukungan Sosial 105 115 47.7 52.3Loneliness 118 102 53.6 46.4Neuroticsm 101 119 45.9 54.1Extraversion 120 100 54.0 46.0Agreeableness 103 117 46.8 53.2Openness 115 105 52.3 47.7Conscientiousness 125 95 56.8 43.2

Berdasarkan tabel 4.4, variabel yang memiliki skor terendah paling banyak

adalah variabel kepribadian conscientiousness. Sedangkan variabel yang memiliki

skor tertinggi paling banyak adalah variabel neuroticsm.

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

78

4.4. Hasil Uji Hipotesis Nihil

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 20.0. Seperti yang sudah

disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran

R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh

IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap

DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing IV.

Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV.

Tabel 4.5Tabel R-Square

Model R RSquare

AdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate

Change StatisticsR SquareChange

FChange

df1 df2 Sig. FChange

1 ,460a ,211 ,185 6,90602 ,211 8,121 7 212 ,000

Dari tabel 4.5, dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0,211 atau

21,1% artinya proporsi varians dari gejala depresi yang dijelaskan oleh semua IV

adalah sebesar 21,1%, sedangkan 78,9% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di

luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh IV terhadap

gejala depresi. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6:

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

79

Tabel 4.6Tabel AnovaModel Sum of

Squaresdf Mean

SquareF Sig.

1 Regression 2711,372 7 387,339 8,121 ,000b

Residual 10110,942 212 47,693Total 12822,314 219

a. Dependent Variable: GejalaDepresib. Predictors: (Constant), Conscientiousness, Agreeableness, Loneliness, Neuroticsm, Extraversion,DukunganSosial, Openness

Jika melihat kolom Sig diketahui bahwa (sig < 0,05), maka hipotesis nihil

yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh IV terhadap

gejala depresi ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari dukungan

sosial, loneliness, kepribadian neurotisme, kepribadian extraversion, kepribadian

agreeableness, kepribadian openness, dan kepribadian conscientiousness terhadap

gejala depresi.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap IV. Jika nilai t > 1,96

maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV tersebut

memiliki dampak yang signifikan terhadap gejala depresi. Adapun analisisnya

ditampilkan pada tabel 4.7

Tabel 4.7Tabel Koefisien Regresi

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std.Error

Beta

1 (Constant) 54,983 8,225 6,685 ,000DukunganSosial -,125 ,063 -,149 -1,985 ,048Loneliness ,250 ,060 ,294 4,197 ,000Neuroticsm ,033 ,068 ,034 ,481 ,631Extraversion -,167 ,071 -,168 -2,349 ,020Agreeableness -,199 ,075 -,180 -2,639 ,009Openness -,013 ,068 -,015 -,190 ,849Conscientiousness ,122 ,077 ,133 1,583 ,115

a. Dependent Variable: GejalaDepresi

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

80

Lebih lanjut, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan, kita dapat melihat nilai sig pada kolom sig tabel 4.7, jika sig < 0,05,

maka pengaruh koefisien regresi yang dihasilkan bernilai signifikan terhadap

gejala depresi dan sebaliknya. Pada tabel 4.7 terdapat 4 koefisien regresi yang

signifikan, yaitu dukungan sosial, loneliness, kepribadian extraversion dan

kepribadian agreeableness. Sedangkan variabel lainnya menghasilkan koefisien

regresi yang tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang

diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel dukungan sosial

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,125 dengan signifikansi sebesar

0,048 (sig<0,05), artinya variabel dukungan sosial berpengaruh secara

signifikan terhadap gejala depresi. Nilai koefisien variabel dukungan sosial

menunjukkan arah negatif artinya semakin tinggi dukungan sosial, maka

semakin rendah gejala depresi.

2. Variabel loneliness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,250 dengan signifikansi sebesar

0,000 (sig<0,05), artinya loneliness berpengaruh secara signifikan terhadap

gejala depresi. Nilai koefisien variabel loneliness menunjukkan arah positif

artinya semakin tinggi loneliness seseorang, maka semakin tinggi gejala

depresi.

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

81

3. Variabel kepribadian neurotisme

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,033 dengan signifikansi sebesar

0,631 (sig>0,05), artinya variabel neurotisme tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap gejala depresi.

4. Variabel kepribadian extraversion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,167 dengan signifikansi sebesar

0,020 (sig<0,05), artinya kepribadian extraversion berpengaruh secara

signifikan terhadap gejala depresi. Nilai koefisien variabel kepribadian

extraversion menunjukkan arah negatif artinya semakin tinggi nilai

extraversion seseorang, maka semakin rendah gejala depresi.

5. Variabel kepribadian agreeableness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,199 dengan signifikansi sebesar

0,009 (sig<0,05), artinya kepribadian agreeableness berpengaruh secara

signifikan terhadap gejala depresi. Nilai koefisien variabel kepribadian

agreeableness menunjukkan arah negatif artinya semakin tinggi nilai

agreeableness seseorang, maka semakin rendah gejala depresi.

6. Variabel kepribadian openness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,013 dengan signifikansi sebesar

0,849 (sig>0,05), artinya variabel openness tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap gejala depresi.

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

82

7. Variabel kepribadian conscientiousness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,122 dengan signifikansi sebesar

0,115 (sig>0,05), artinya variabel conscientiousness tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap gejala depresi.

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

Gejala Depresi = 54,983 – 0,125 dukungan sosial* + 0,250 loneliness* + 0,033

neurotisme - 0,167 extraversion* - 0,199 agreeableness* - 0,013 openness +

0,122 conscientiousness + e

Keterangan: signifikan (*)

4.4.2 Pengujian proporsi varian masing-masing IV

Peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian dari masing-

masing IV terhadap gejala depresi. Besarnya proporsi varian pada gejala depresi

dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8Proporsi Varian

IV R square R squarechange

Sumbangan Sig. FChange

Keterangan

X1 .057 .057 5,7% .000 VX12 .152 .095 9.5% .000 VX123 .164 .012 1.2% .081 XX1234 .179 .015 1.5% .048 VX12345 .201 .022 2.2% .016 VX123456 .202 .001 0.1% .660 XX1234567 .211 .009 0.9% .115 X

Keterangan: V = Signifikan; X = Tidak Signifikan;X1 : Dukungan SosialX2 : LonelinessX3 : Kepribadian NeuroticsmX4 : Kepribadian ExtraversionX5 : Kepribadian AgreeablenessX6 : Kepribadian OpennessX7 : Kepribadian Conscientiousness

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

83

Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan informasi sebagai berikut :

1. Variabel dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 5,7% dalam varians

gejala depresi. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F=13,227 dan df=218.

2. Variabel loneliness memberikan sumbangan sebesar 9,5% dalam varians gejala

depresi. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=24,395 dan

df=217.

3. Variabel kepribadian neurotiscm memberikan sumbangan sebesar 1,2% dalam

varians gejala depresi. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F=3,064 dan df=216.

4. Variabel kepribadian extraversion memberikan sumbangan sebesar 1,5%

dalam varians gejala depresi. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F=3,965 dan df=215.

5. Variabel kepribadian agreeableness memberikan sumbangan sebesar 2,2%

dalam varians gejala depresi. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F=5,878 dan df=214.

6. Variabel kepribadian openness memberikan sumbangan sebesar 0,1% dalam

varians gejala depresi. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F=0,194 dan df=213.

7. Variabel kepribadian conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 0,9%

dalam varians gejala depresi. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F=2,507 dan df=212.

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

84

Urutan IV yang signifikan memberikan sumbangan dari yang terbesar

hingga yang terkecil ialah variabel loneliness dengan R² change 9,5%, variabel

dukungan sosial dengan R² change 5,7%, variabel kepribadian agreeableness

dengan R² change 2,2%, dan variabel kepribadian extraversion dengan R² change

1,5%.

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

85

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang

hasil penelitian serta saran teoritis dan saran praktis untuk penelitian selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab 4, kesimpulan dari penelitian ini adalah

“terdapat pengaruh variabel dukungan sosial, variabel loneliness dan variabel trait

kepribadian (neuroticsm, extraversion, agreeableness, openness dan

conscientiousness) terhadap gejala depresi narapidana di Lembaga

Pemasyarakatan”.

Dilihat dari signifikan tidaknya koefisien regresi dari masing-masing

independent variable, ditemukan bahwa terdapat empat independent variable

yang menghasilkan koefisien regresi signifikan, yaitu variabel dukungan sosial,

variabel loneliness, variabel kepribadian extraversion dan variabel kepribadian

agreeableness. Masing-masing variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap

gejala depresi. Jika dilihat dari signifikan atau tidaknya proporsi varians

sumbangan kontribusi masing-masing independent variable ada empat

independent variable yang signifikan memberikan sumbangan dari nilai terbesar

hingga terkecil ialah loneliness, dukungan sosial, kepribadian agreeableness dan

kepribadian extraversion.

Page 101: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

86

5.2. Diskusi

Dari hasil penelitian ini diperoleh data bahwa secara umum, jumlah narapidana

laki-laki lebih banyak dibandingkan narapidana perempuan, dengan data pada

penelitian ini sebanyak 193 orang laki-laki (88%) dan 27 orang perempuan (12%).

Putwain dan Sammons (2002) mendukung data penelitian ini. Mereka

menyebutkan bahwa statistik pidana secara konsisten melaporkan prevalensi yang

jauh lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan. Ada beberapa kemungkinan

alasan untuk hal ini. Salah satunya adalah bahwa perbedaan jenis kelamin dalam

kejahatan mencerminkan perbedaan konstitusional antara pria dan wanita. Ini

lebih mungkin menjadi kasus kejahatan pribadi dan kekerasan di mana perbedaan

jenis kelamin yang paling ditandai.

Selain itu, pada penelitian ini diperoleh data bahwa kelompok usia

mayoritas yang menjadi narapidana adalah pada tahap perkembangan remaja akhir

dengan rentang usia 16 – 22 tahun (94%). Kartono (2002) menyebutkan bahwa

angka tertinggi tindak kejahatan pada remaja berada pada usia 15 – 19 tahun dan

setelah 22 tahun, kasus kejahatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok

remaja bermasalah tersebut mengalami penurunan. Pengaruh sosial dan kultural

memiliki peran penting dalam pembentukan atau pengkondisian tingkah laku

kriminal anak-anak remaja. Remaja merupakan salah satu masa transisi dengan

tingkah laku anti-sosial yang potensial disertai dengan pergolakan hati atau

kekisruhan batin. Maka segala tindak kejahatan yang muncul pada masa ini

merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi anak yang mengandung

Page 102: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

87

unsur dan usaha kedewasaan seksual, pencarian identitas kedewasaan, adanya

ambisi materil yang tidak terkendali serta kurang adanya disiplin terhadap diri.

Selanjutnya, pada penelitian ini diperoleh data bahwa tingkat pendidikan

SMA menjadi mayoritas narapidana sebanyak 140 orang (63%). Hal ini sejalan

dengan data penelitian sebelumnya mengenai usia mayoritas subjek terbanyak

pada penelitian ini yaitu usia 16 – 22 tahun yang rata-rata dari mereka memang

menduduki tingkat pendidikan SMA.

Terakhir, pada penelitian ini diperoleh data bahwa tindak kejahatan

narkotika menjadi mayoritas tindak kejahatan pada narapidana remaja dengan

jumlah sebanyak 124 orang (56,4%). Data ini sesuai dengan data dari Badan

Narkotika Nasional (BNN) yang menemukan bahwa dari sekitar 5 juta pengguna

narkotika di Indonesia saat ini, 22 persen di antaranya merupakan kelompok usia

remaja (JPPN, 2014). Anak usia remaja memang paling rawan terhadap

penyalahgunaan narkoba. Karena masa remaja adalah masa pencarian identitas

diri. Remaja selalu ingin tahu dan ingin mencoba, apalagi terhadap hal-hal yang

mengandung bahaya atau resiko. Umumnya, anak atau remaja mulai

menggunakan narkoba karena ditawarkan kepadanya dengan berbagai janji atau

tekanan kelompok (Tanthowi, 2003).

Berdasarkan kategorisasi skor variabel diketahui bahwa narapidana remaja

di Lapas cenderung memiliki tingkat gejala depresi yang rendah. Hal ini berarti,

narapidana remaja di Lapas ini memiliki tingkatan yang rendah pada perilaku dan

perasaan yang secara spesifik muncul sebagai gejala awal munculnya depresi.

Narapidana ini memiliki gejala depresi yang rendah karena berhubungan dengan

Page 103: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

88

hasil kategorisasi tingkat dukungan sosial yang tinggi (52,3%) dan tingkat

perasaan loneliness yang rendah (53,6%). Sehingga dengan adanya dukungan

sosial yang tinggi dari keluarga maupun teman-teman narapidana di Lapas,

membuat seorang narapidana bisa menyalurkan perasaan dan pikiran mereka

mengenai masalah yang sedang mereka hadapi. Selain itu pada hasil kategorisasi

yang menunjukkan rendahnya tingkat loneliness pada narapidana ini juga menjadi

salah satu faktor rendahnya gejala depresi yang dihadapi oleh mereka. Mereka

memiliki berbagai kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan solidaritas

antara sesama yang tinggi. Hal inilah yang membuat gejala depresi pada mereka

berada pada tingkatan yang rendah.

Selanjutnya, dari hasil koefisien regresi pada penelitian ini, diketahui bahwa

variabel dukungan sosial, variabel loneliness, variabel kepribadian extraversion

dan variabel kepribadian agreeableness secara konsisten mempengaruhi gejala

depresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap gejala depresi dengan koefisien negatif.

Artinya, pada penelitian ini menunjukkan bahwa narapidana yang memiliki

dukungan sosial yang tinggi menunjukkan gejala depresi yang rendah. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Peirce, R.S et.al. (2000)

yang mengungkapkan bahwa penelitian longitudinal terhadap hubungan antara

depresi dan penerimaan dukungan sosial memiliki hubungan yang negatif. Mereka

menemukan bahwa depresi terjadi secara tidak langsung didahului dari kontak

sosial dan penerimaan dari dukungan sosial yang rendah. Selain itu, menurut

Page 104: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

89

Teori Interpersonal Depresi, depresi dapat timbul karena kurangnya dukungan

sosial terhadap mereka yang memiliki gejala depresi. Berkurangnya dukungan

sosial dapat melemahkan kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dan

membuat mereka semakin rentan terhadap depresi (Davidson, et.al., 2002). Hal ini

diperkuat dengan hasil kategorisasi skor variabel dimana narapidana di Lapas

memiliki dukungan sosial yang tinggi. Hal ini berarti, narapidana di Lapas

cenderung tinggi dalam menerima dengan baik bentuk dukungan apapun yang

didapatkan oleh seseorang dari keluarga, teman, maupun orang yang berarti di

sekitarnya sehingga gejala depresi yang terjadi di Lapas berada pada tingkatan

yang rendah. Mereka memaknai dukungan yang mereka dapatkan dari sekitar

sebagai motivasi untuk menjalani masa-masa sulit yang mereka rasakan selama

berada di Lapas. Selain itu, adanya rasa solidaritas yang tinggi dari sesama

narapidana dalam menjalani masa-masa sulit di Lapas membuat mereka lebih bisa

bertahan dalam menjalani masa hukumannya dan menghindarkan mereka dari

berbagai penyakit psikologis seperti depresi atau gangguan stres lainnya.

Selanjutnya dalam penelitian ini, variabel loneliness secara signifikan

mempengaruhi gejala depresi secara positif. Artinya, pada penelitian ini

menunjukkan bahwa narapidana yang memiliki nilai loneliness yang tinggi

menunjukkan gejala depresi yang tinggi juga. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Swami, et.al., (2006) yang menyebutkan bahwa

depresi secara positif dan signifikan berkorelasi dengan loneliness. Mereka

melaporkan bahwa individu yang memiliki level depresi yang tinggi, memiliki

loneliness yang tinggi juga. Selain itu penelitian longitudinal yang dilakukan oleh

Page 105: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

90

Qualter, Brown, Munn dan Rotenberg (2010) juga menemukan bahwa

menetapnya loneliness pada masa kanak-kanak diprediksi kemudian hari pada

gejala depresi pada masa remaja. Penelitian mereka juga memberikan dukungan

untuk gagasan bahwa loneliness merupakan pola abadi selama 4 tahun yang

terkait dengan gejala depresi. Hal ini diperkuat dari hasil kategorisasi yang

menyatakan bahwa narapidana di Lapas cenderung memiliki tingkat loneliness

yang rendah. Hal ini berarti narapidana di Lapas cenderung rendah dalam

mengalami perasaan yang muncul akibat tidak adanya beberapa hubungan yang

dibutuhkan secara fisik atau tidak ada orang di sekitarnya yang mau berhubungan

dengannya maupun secara emosi atau dia tetap merasakan kesepian walaupun

banyak orang lain di sekitarnya. Narapidana di Lapas ini memiliki banyak

kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama seperti kegiatan beragama, kegiatan

pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, serta kegiatan pembinaan

kesadaran hukum sehingga sedikit dari mereka yang mengalami perasaan

loneliness. Mereka memiliki kegiatan terstruktur yang dilakukan secara

berkelompok dan memiliki kemampuan untuk bersosialisasi secara baik dengan

sesama narapidana lainnya dalam menghadapi masalah yang sedang mereka

hadapi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian neuroticsm tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gejala depresi pada narapidana.

Namun dalam penelitiannya, Kendler dan Myers (2010) menyatakan bahwa level

yang tinggi pada kepribadian neuroticsm mempengaruhi individu menjadi depresi.

Mereka juga menyebutkan bahwa neuroticsm memiliki hubungan interaksi yang

Page 106: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

91

kuat untuk resiko depresi seumur hidup. Selain itu penelitian Kotov, Games,

Schmidt dan Watson (2010) juga menemukan bahwa neuroticsm secara nyata

menunjukkan hubungan positif yang kuat dengan depresi dan mempengaruhi

lebih besar dibandingkan dengan kepribadian lainnya. Hasil kategorisasi skor

variabel yang menunjukkan narapidana di Lapas cenderung memiliki nilai

kepribadian neurotisme yang tinggi yang artinya narapidana di Lapas cenderung

memiliki nilai kepribadian neurotisme yang tinggi seperti kepribadian yang

cenderung pencemas, temperamental, sentimentil, emosional, tertekan, gelisah

dan tidak aman. Lapas merupakan tempat dimana seseorang menerima hukuman

dari segala tindak kejahatan yang dilakukan oleh seseorang. Hal inilah yang

membuat narapidana menjadi memiliki kepribadian neuroticsm yang tinggi.

Hukuman yang mereka terima di Lapas dan anggapan lingkungan tentang mereka

membuat mereka memiliki kepribadian neuroticsm seperti cenderung pencemas,

temperamental, sentimentil, emosional, tertekan, gelisah dan tidak aman selama

berada di Lapas. Perbedaan hasil kategorisasi skor variabel dengan hasil koefisien

regresi terjadi karena sebanyak 124 sampel narapidana adalah narapidana

Narkotika, dimana salah satu dari kepribadian narapidana dengan kasus Narkotika

adalah memiliki kepribadian manipulatif. Kepribadian manipulatif adalah

kepribadian yang bisa memanfaatkan kebohongan secara maksimal. Pengguna

narkoba terbiasa untuk memanipulasi keadaan mereka untuk berbohong dan

meyakinkan sekitarnya seolah-olah mereka benar saat mereka terdesak untuk

mencari kebutuhan mereka akan narkoba. Mereka cenderung menutupi

kegelisahan dan kecemasan mereka terhadap sekitar dan mereka cenderung ingin

Page 107: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

92

terlihat lebih baik, lebih bijak dan lebih bermoral (Partodiharjo, 2012). Selain itu,

kemungkinan masih digunakannya narkoba pada mereka juga bisa menjadi salah

satu alasan mereka untuk terlihat tenang dan mengurangi kecemasan. Oleh karena

itu, perlu adanya pengawasan lebih lanjut oleh pihak Lapas terhadap peredaran

narkoba yang mungkin masih terjadi di dalam lingkungan Lapas.

Selanjutnya dalam penelitian ini, trait kepribadian extraversion memiliki

arah pengaruh yang negatif secara signifikan terhadap munculnya gejala depresi

pada narapidana di Lapas. Hal ini menunjukkan bahwa narapidana di Lapas

dengan kepribadian extraversion yang tinggi tidak mudah terkena gejala depresi.

Namun sebaliknya, narapidana di Lapas dengan kepribadian extraversion yang

rendah rentan terkena gejala depresi. Penelitian Kendler dan Myers (2010)

mendukung penelitian ini bahwa kepribadian extraversion yang negatif memiliki

hubungan yang interaksi kecil dengan resiko depresi seumur hidup. Penelitian dari

Kotov, Games, Schmidt dan Watson (2010) juga menemukan hubungan yang

negatif antara kepribadian extraversion terhadap gejala depresi. mereka juga

menemukan nilai extraversion relatif memiliki nilai negatif yang lebih besar

dibandingkan dengan nilai negatif pada kepribadian lainnya. Hasil kategorisasi

juga menyatakan bahwa narapidana di Lapas cenderung memiliki nilai

kepribadian extraversion yang rendah yang artinya narapidana di Lapas cenderung

memiliki nilai kepribadian extraversion yang rendah seperti kepribadian yang

cenderung tidak peduli, penyendiri, pendiam, serius dan tidak berperasaan.

Selanjutnya, untuk trait kepribadian agreeableness, terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap kecenderungan gejala depresi dengan arah yang negatif. Hal

Page 108: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

93

ini menunjukkan bahwa narapidana di Lapas dengan kepribadian agreeableness

yang tinggi tidak mudah terkena gejala depresi. Penelitian Kendler dan Myers

(2010) mendukung penelitian ini bahwa kepribadian agreeableness yang negatif

memiliki hubungan yang interaksi kecil dengan resiko depresi seumur hidup. Hal

senada juga ditemukan pada penelitian Kotov, Games, Schmidt dan Watson

(2010) bahwa kepribadian agreeableness menunjukkan nilai yang negatif dan

relatif konsisten dalam mempengaruhi terjadinya gejala depresi. Hasil kategorisasi

juga menyatakan bahwa narapidana di Lapas cenderung memiliki nilai

kepribadian agreeableness tinggi, yang artinya narapidana di Lapas cenderung

memiliki nilai kepribadian agreeableness yang tinggi seperti kepribadian yang

cenderung berhati lembut, mudah percaya dengan orang lain, dermawan dan

ramah. Narapidana di Lapas diajarkan untuk berkelakuan sesuai dengan norma

yang berlaku di masyarakat. Hal inilah yang membuat kepribadian agreeableness

pada mereka tinggi, karena mereka diajarkan untuk berperilaku dan

berkepribadian sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat yaitu untuk

berbuat baik terhadap sesama, ramah dan berhati lembut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian openness tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gejala depresi pada narapidana.

Penelitian Karsten, et.al. (2012) juga menemukan bahwa nilai openness tidak

signifikan dengan gangguan depresi. Mereka menemukan bahwa nilai opennes

tidak mempengaruhi baik dengan terjadinya gangguan depresi ataupun pemulihan

dari gangguan depresi. Namun dalam penelitiannya, Kendler dan Myers (2010)

menyatakan bahwa kepribadian openness memiliki hubungan interaksi yang kecil

Page 109: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

94

dalam mempengaruhi individu menjadi depresi. Hasil kategorisasi juga

menyatakan bahwa narapidana di Lapas cenderung memiliki nilai kepribadian

openness rendah, yang artinya narapidana di Lapas cenderung memiliki nilai

kepribadian openness yang rendah seperti kepribadian yang cenderung lebih

konvensional, realitas, tidak kreatif, dan punya pemikiran yang konservatif.

Narapidana di Lapas memiliki keterbatasan dalam menyampaikan ide-ide yang

mereka pikirkan. Hal inilah yang membuat nilai kepribadian openness mereka

berada pada tingkatan yang rendah. Di dalam Lapas, mereka tidak bisa dengan

leluasa menyampaikan ide-ide mereka dan mereka diajarkan untuk melakukan

segala sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku.

Terakhir, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian

conscientiousness tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gejala

depresi pada narapidana. Namun dalam penelitiannya, Kendler dan Myers (2010)

menyatakan bahwa level yang rendah pada kepribadian conscientiousness

mempengaruhi individu menjadi depresi. Karsten, et.al. (2012) juga menemukan

bahwa nilai conscientiousness berhubungan negatif dengan depresi. Mereka

menemukan bahwa nilai conscientiousness yang rendah menyebabkan terjadinya

gangguan depresi, dan tidak meningkat dengan adanya pemulihan dari gangguan

depresi. Hasil yang diperoleh dari kategorisasi skor adalah bahwa kepribadian

conscientiousness pada narapidana di Lapas cenderung rendah dengan persentase

56,8%, yang artinya narapidana di Lapas cenderung memiliki nilai kepribadian

conscientiousness yang rendah seperti kepribadian yang cenderung menjadi

ceroboh, pemalas, tidak teratur dan mudah menyerah.

Page 110: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

95

Dari hasil penelitian diatas, terdapat perbedaan pendapat dari hasil

penelitian sebelumnya mengenai trait kepribadian neuroticsm, openness dan

conscientiousness terhadap gejala depresi. Untuk itu diperlukan penelitian lebih

lanjut mengenai pengaruh trait kepribadian neuroticsm, openness dan

conscientiousness dengan gejala depresi pada narapidana di Lapas agar dapat

memberikan gambaran yang lebih dalam.

5.3. Saran

Peneliti menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian yang telah

dilakukan ini, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi

kekurangan dan keterbatasan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dijabarkan sebelumnya, peneliti membagi saran dalam penelitian ini menjadi

dua, yaitu saran teoritis dan saran praktis. Saran ini diharapkan dapat menjadi

pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti dependent variable yang sama.

5.3.1 Saran teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran teoritis yang peneliti

ajukan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian yang sama. Saran tersebut adalah:

1. Disarankan kepada peneliti lain yang ingin meneliti gejala depresi pada

narapidana lebih lanjut sebagai dependent variable untuk menggunakan

independent variable lain selain yang diteliti dalam penelitian ini seperti

coping strategies, resiliensi, parental acceptance-rejection dan tingkat stres.

2. Penelitian lebih lanjut terhadap gejala depresi pada narapidana disarankan

untuk mengambil sampel dengan jumlah yang lebih banyak serta jumlah

Page 111: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

96

sampel laki-laki dan perempuan yang lebih merata untuk melihat

perbandingan gender yang lebih umum. Selain itu, penelitian lebih lanjut

disarankan untuk melihat pengaruh demografi yaitu tingkat pendidikan, usia

dan lama hukuman penjara. Karena berdasarkan penelitian Saputri, Rujito

dan Kartika (2011), terdapat perbedaan gejala depresi pada narapidana

dengan tingkat pendidikan yang rendah dengan yang tinggi, usia muda dan

usia tua, serta lama hukuman yang kurang dari satu tahun dan lebih dari satu

tahun. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat apakah terdapat

perbedaan tingkat depresi dari masing-masing kelompok tersebut.

3. Peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap trait

kepribadian pada narapidana disarankan untuk menggunakan alat ukur

kepribadian selain Big Five Inventory. Gunakan alat ukur kepribadian yang

dapat meminimalisir kemungkinan faking good atau faking bad pada saat

pengisian seperti alat ukur kepribadian Eysenck Personality Questionnaire

(EPQ), karena alat ukur ini memiliki skala lie (kebohongan) yang bisa

meminimalisir kemungkinan faking good atau faking bad pada narapidana.

4. Peneliti selanjutnya juga disarankan melakukan wawancara langsung dan

tidak hanya sekedar responden melakukan pengisian kuesioner. Hal ini

dikarenakan tidak semua populasi dari narapidana yang berada di Lapas

dapat membaca dan menulis.

Page 112: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

97

5.3.2 Saran praktis

1. Untuk pihak LAPAS, diperlukan peningkatan pengetahuan dan mengenali

ciri-ciri gejala depresi pada narapidana. Dengan begitu pihak LAPAS

mampu melakukan upaya-upaya yang positif untuk mencegah gejala depresi

pada narapidana khususnya remaja dengan mengaktifkan dan meningkatkan

kegiatan Bimbingan Pemasyarakatan (Bimpas); serta mengenali gejala awal

terjadinya depresi pada narapidana yang terlihat memiliki gejala tersebut

lebih awal mendapatkan penanganan agar gejala depresi tidak bertambah

parah.

2. Pada penelitian ini ditemukan bahwa dukungan sosial memberikan

pengaruh terhadap gejala depresi, maka untuk pihak LAPAS disarankan

untuk lebih meningkatkan dukungan sosial yang sebelumnya sudah ada

terhadap narapidana remaja dengan cara melakukan program pelatihan

keterampilan interpersonal atau kegiatan yang melibatkan narapidana

dengan pihak LAPAS maupun keluarga.

3. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa loneliness memberikan pengaruh

paling besar terhadap gejala depresi, untuk narapidana remaja di LAPAS

sebaiknya mulai menyesuaikan diri dengan penghuni LAPAS lainnya dan

menjalin komunikasi yang baik agar terhindar dari perasaan loneliness yang

jika tidak tertangani akan mengakibatkan depresi.

4. Terkait dengan trait kepribadian, kepribadian extraversion dan

agreeableness memiliki pengaruh terhadap gejala depresi. Kepribadian

extraversion memiliki pengaruh negatif terhadap gejala depresi, artinya

Page 113: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

98

semakin rendah nilai kepribadian extraversion maka besar kemungkinan

terjadinya gejala depresi. Untuk itu disarankan untuk narapidana remaja di

LAPAS ini untuk lebih bersikap ramah, bersemangat dan menghabiskan

banyak waktu untuk mempertahankan suatu hubungan saat berada di Lapas.

Dan terkait dengan kepribadian agreeableness yang memiliki pengaruh

negatif terhadap gejala depresi, yang artinya semakin rendah nilai

kepribadian agreeableness maka besar kemungkinan terjadinya gejala

depresi. Maka disarankan kepada narapidana remaja untuk lebih bersikap

sabar, percaya terhadap orang lain dan mengurangi rasa curiga.

5. Adanya perbedaan hasil penelitian pada trait kepribadian dengan penelitian

sebelumnya yang diakibatkan mungkin masih ada narapidana yang

menggunakan narkoba bisa menjadi salah satu alasan mereka untuk terlihat

tenang dan mengurangi kecemasan. Oleh karena itu, perlu adanya

pengawasan lebih lanjut oleh pihak Lapas terhadap peredaran narkoba yang

mungkin masih terjadi di dalam lingkungan Lapas.

Page 114: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

99

DAFTAR PUSTAKA

Allogower, A., Wardle, J., & Steptoe, A. (2001). Depressive symptoms, socialsupport, and personal health behavior in young men and woman. Journal OfHealth Psychology, 20, 223 – 227

Allport, G.W. (1927). Concepts of trait and personality. Psychological Bulletin,24, 248 – 293

Alwisol. (2011). Psikologi kepribadian: Edisi revisi. Malang: UMM Press

Anderson. N.B. (2004). Encyclopedia of health and behavior. California: SagePublications, Inc.

Cacioppo, J.T., Hawkley, L.C., & Bernston, G.G. (2003). The Anatomy ofLoneliness. Current Direction in Psychological Science. 12, (3), 71-74

Chaplin, J.P. (2009). Kamus lengkap psikologi. Terjemahan Kartini Kartono.Jakarta: Rajawali Press

Cox, B.J., McWilliams, L.A, Enns, M.W., & Clara, I.P. (2004). Broad andspecific personality dimensions associated with major depression in anationally representative sample. Journal of Comprehensive Psychiatry, 45,(4), 246-253

Davidson, G.C., Neale, J.M., & Kring, A.M. (2010). Psikologi abnormal: EdisiKesembilan. Jakarta: Rajawali Press

Eddyanto, et.al. (2010). Depression : Epidemiologi 3. Diunduh pada 16 April2011 dari http://depresig.blogspot.com/2011/04/epidemiologi-3.html

Feist, J. & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian. Edisi Ketujuh. Buku 1. Jakarta:Salemba Humanika

Feist, J. & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian. Edisi Ketujuh. Buku 2. Jakarta:Salemba Humanika

Hoeksema, S.N. (2004). Abnormal psychology. Third Edition. New York:McGraw Hill

Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjangkehidupan. Jakarta: Erlangga

Ng, I.Y.H., Shen, X., Sim, H., Sarri, R. C., Stoffregen, E. & Shook, J. J. (2006).Adult incarceration and juvenile depression. Singapura: W. K. KelloggFoundation

Page 115: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

100

John, O.P. & Srivastava, S. (1999). The big five trait taxonomy: history,measurement, and theoretical perspective. In L.A. Pervin & O.P. John (eds).Handbook of Personality: Theory and research. New York: Guildford Press

Karsten, J., Penninx, B.W.J.H., Riese, H., Ormel, J., Nolen, W.A. & Hartman, C.A.(2012). The state effect of depressive and anxiety disorders on big fivepersonality trait. Journal of Psychiatric Research, 46, 644 – 650

Kartono, K. (2002). Patologi sosial 2: Kenakalan remaja. Edisi 1. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Kartono, K. (2002). Patologi sosial 3: gangguan-gangguan kejiwaan. Edisi 3.Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Kendler, K.S. & Myers, J. (2010). The genetic and environmental relationshipbetween major depression and the five-factor model of personality. Journalof Psychological Medicine, 40, 801 – 806

Klein, D.N., Kotov, R., & Bufferd. S.J. (2011). Personality and Depression:Explanatory Models and Review of the Evidence. NIH Public Access. AnnuRev Clin Psychol, 7, 269–295.

Kotov, R., Gamez, W., Schmidt, F. & Watson, D. (2010). Linking “Big”personality traits to anxiety, depressive, and subtance use disorder: A meta-analysis. Psichological Bulletin, Vol. 136, 5, 768 – 821

Kovacs, M. (2007). Children’s Depression Inventory 2nd Edition: TechnicalManual. USA: MHS

Lasgaard, M., Goossens, L., & Elklit, A. (2011). Loneliness, DepressiveSymptomatology, and Suicide Ideation in Adolescence: Cross-Sectional andLongitudinal Analyses. Journal of Abnormal Child Psychology, 39, 137–150

Lubis, N.L. (2009). Depresi: Tinjauan psikologis. Edisi 1. Buku 1. Jakarta:Kencana

Naylor, B.T. (2009). Depression in children. New York: Nova Science Publisher,Inc.

Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal: Edisi KelimaJilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Papalia, D.E., Olds, S.W. & Feldman, R.D. (2009). Human development: Edisi10. Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika

Page 116: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

101

Peirce, R.S., Frone, M.R., Russell, M., Cooper, M.L., & Mudar, P. (2000). ALongitudinal Model of Social Contact, Social Support, Depression, andAlcohol Use. Journal Of Health Psychology, 19, 28 – 36

Peplau, L.A. & Perlman, D. (1982). Loneliness: A sourcebook of current theory,research and therapy. NewYork: John Willey & Sons

Peplau, L.A., Sears, D.O, & Freedman, J.L. (1994). Psikologi sosial. Edisi KelimaJilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga

Pervin, L.A., Cervone, D. & John, O.P. (2010). Psikologi kepribadian: Teori danpenelitian. Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana

Putwain, D. & Sammons, A. (2002). Psychology and Crime. New York:Routledge

Qualter, P., Brown, S.L., Munn, P., & Rotenberg, K.J. (2010). Childhoodloneliness as a predictor of adolescent depressive symptoms: An 8-yearlongitudinal study. Springer: Eur Child Adolesc Psychiatry, 19, 493–501

Russel, D.W. (1996). UCLA Loneliness Scale (Version 3): Reliability, Validity,and Factor Structure. Journal of Personality Assessment. 66. 20 – 44

Santrock, J.W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja. Edisi keenam.Jakarta: Penerbit Erlangga

Saputri, D.K.D., Rujito, L. & Kartika, A. (2011). Perbedaan kejadian depresi padanarapidana usia muda dan usia tua beserta gambaran sidik jari di lembagapemasyarakatan Purwokerto. Mandala of Mental Health, 5, (2)

Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2011). Health psychology: Biopsychosocialinteraction. Seventh Edition. USA: Wiley International

Sarason, I.G., Sarason, B.B. & Pierce, G. (1990). Social Support: The Search forTheory. Journal of Social and Clinical Psychology. 9 (1)

Sen, S. (2003). A BDNF Coding Variant Is Associated with the NEO PersonalityInventory Domain Neuroticism, a Risk Factor for Depression. FacultyPublications, Department of Psychology.

Swami, V., Chamorro, T., Sinniah, D., Maniam, T., Kannan, K., Stanistreet, D. &Furnham, D. (2006). General health mediates the relationship betweenloneliness, life satisfaction and depression: A study with Malaysian medicalstudents. Journal of Soc Psychiatry Psychiatry Epidemiol, 42, 161–166

Tanthowi, P.U. (2003). Narkoba: Problem dan pemecahannya dalam perspektifislam. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 117: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

102

Taylor, S.E. (2003). Health psychology. Fifth Edition. New York: McGraw Hill

Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Psikologi sosial: Edisi KeduaBelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Tim Redaksi Pusat Bahasa. (2008). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: PusatBahasa Departemen Pendidikan Nasional

Utami, R.R. & Pratiwi, M.M.S. (2011). Tingkat Depresi Pada Narapidana Wanita:Studi Deskriptif pada Narapidana Lapas Kelas II A Semarang. Asvattha:Journal Of Psychology, 1, (4)

Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G. & Karley, G.K. (1988). TheMultidimensional Scale of Perceived Social Support. Journal of PersonalityAssesment, 52, (1), 30 – 41

Page 118: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh
Page 119: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh
Page 120: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh
Page 121: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

LAMPIRAN C

ALAT UKUR PENELITIAN

PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Selamat Pagi/ Siang/ Sore

Salam kenal...

Saya mahasiswi Psikologi semester 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya meminta bantuan saudara sekalian untuk menjadi responden dalam penelitian skripsi saya.Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk mengisi serangkaian pernyataan berikut ini secarajujur dan apa adanya. Dalam skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun informasiatau data yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian ini dan akan terjaminkerahasiaannya, serta hanya digunakan untuk kepentingan pengumpulan data.

Atas kerja sama dan bantuannya, saya ucapkan terimakasih, serta mohon maaf apabila terdapatkesalahan dalam penulisan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Peneliti,

Yashika Angesti F.

__________________________________________________________

DATA DIRI RESPODEN

Nama : ...........................................................................

Jenis Kelamin : ○ Laki-laki ○Perempuan

Usia : ........... tahun

Perkara (Pasal) : ...........................................................................

Lama di Lapas : ...........................................................................

Page 122: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

PETUNJUK PENGISIAN SKALA I

Daftar ini menyusun perasaan dan pikiran dalam kelompok-kelompok. Dari setiapkelompok pilihlah salah satu kalimat yang paling sesuai dengan keadaan dirimu dalam duaminggu terakhir ini. Setelah memilih salah satu kalimat dari kelompok pertama, lanjutkanlahpada kelompok berikutnya. Tidak ada jawaban benar atau salah. Pilih saja kalimat yang palingsesuai dengan dirimu akhir-akhir ini. Berilah tanda X pada setiap pilihan jawaban yang sesuaidengan pilihanmu.

CONTOH PENGISIAN SKALA I

1. a. Saya merasa bahagiab. Saya tidak merasa bahagiac. Saya merasa bahagia setiap saat sehingga tidak bisa berhenti tersenyum

Artinya : Saya merasa bahagia setiap saat sehingga tidak bisa berhenti tersenyum

Perhatikan dengan seksama jawaban yang anda berikan sesuai dengan perasaan anda saat ini.Selamat mengerjakan.

SKALA I

Pilihlah jawaban sesuai perasaan saudara selama dua minggu terakhir ini

1. A. Saya kadang-kadang merasa sedihB. Saya sering merasa sedihC. Saya merasa sedih sepanjang waktu

2. A. Semua teman di lapas mau bekerja sama dengan saya dalam melakukan aktivitas bersamaB. Beberapa teman di lapas mau bekerja sama dengan saya dalam melakukan aktivitasbersamaC. Tidak ada satu pun teman di lapas mau bekerja sama dengan saya dalam melakukanaktivitas bersama

3. A. Saya mentaati semua aturan yang berlaku di lapasB. Beberapa aturan yang berlaku di lapas kadang kala saya langgarC. Saya selalu melanggar aturan yang berlaku di lapas

4. A. Saya selalu merasa kesepian berada di dalam lapas meskipun ada keramaianB. Saya sering merasa kesepian berada di dalam lapas meskipun ada keramaianC. Saya tidak pernah merasa kesepian berada di dalam lapas

5. A. Hampir setiap hari saya kehilangan nafsu makanB. Ada hari dimana saya kehilangan nafsu makanC. Porsi makan saya cukup banyak

Page 123: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

6. A. Fisik saya mudah lelah dari biasanyaB. Fisik saya terlalu lelah setiap melakukan kegiatan di lapas dalam jangka waktu yang lamaC. Fisik saya sangat lelah melakukan sebagian kegiatan yang biasa saya lakukan di lapas

7. A. Saya selalu menjadi bagian terpenting dalam keluargaB. Saya terkadang menjadi bagian terpenting dalam keluargaC. Saya sama sekali bukan bagian terpenting dalam keluarga

8. A. Saya menyenangi semua aktivitas yang dilakukan secara bersama-sama di lapasB. Saya menyenangi beberapa aktivitas saja yang dilakukan secara bersama-sama di lapasC. Saya tidak menyenangi aktivitas apapun di lapas

9. A. Saya membenci diri sayaB. Saya tidak menyukai diri sayaC. Saya menyukai diri saya

10. A. Saya tidur dengan nyenyak selama di lapasB. Saya mengalami kesulitan tidur pada beberapa malam selama di lapasC. Saya mengalami kesulitan tidur setiap malam selama di lapas

11. A. Saya selalu memaksakan diri saya untuk mengerjakan sesuatu di lapasB. Saya terkadang memaksakan diri saya untuk mengerjakan sesuatu di lapas

C. Mengerjakan sesuatu di lapas bukan hambatan bagi saya

12. A. Saya tidak mampu mengambil keputusanB. Saya mengalami kesulitan saat memutuskan sesuatuC. Saya mudah memutuskan sesuatu

Page 124: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA II

Terdapat beberapa pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan Anda. Misalnya Anda

adalah orang yang suka memanfaatkan waktu dengan orang lain. Pilihlah nomor yang

menyatakan tingkat Setuju (S) sampai Tidak Setuju (TS) pada tiap-tiap pernyataan dengan

menggunakan tanda silang (X). Pastikan pada setiap pernyataan hanya ada satu pilihan jawaban.

Keterangan Pilihan Jawaban:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

CONTOH PENGERJAAN SKALA II

No. Pernyataan Pilihan Jawaban1 Saya merasa ada orang yang peduli dengan saya STS TS S SS

SKALA II

No. Pernyataan Pilihan Jawaban1 Petugas di dalam lapas ada di dekat saya saat saya

membutuhkan bantuannyaSTS TS S SS

2 Saya bisa mengungkapkan perasaan yang saya rasakandengan petugas di dalam lapas

STS TS S SS

3 Keluarga saya memberikan dukungan dan bantuankepada saya selama di lapas

STS TS S SS

4 Keluarga saya selalu menghibur saat saya merasa sedihberada di dalam lapas

STS TS S SS

5 Saya merasa nyaman ketika petugas di dalam lapasberada di dekat saya

STS TS S SS

6 Saya mendapatkan bantuan dari teman-teman di sekitarsaya

STS TS S SS

7 Teman-teman saya membantu saya saat sayamenghadapi kesulitan

STS TS S SS

8 Saya membicarakan masalah yang saya hadapi ketikaberada di dalam lapas kepada keluarga saya

STS TS S SS

9 Saya memiliki teman-teman yang maumendengarkankan perasaan saya

STS TS S SS

Page 125: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

10 Petugas di dalam lapas peduli dengan apa yang sayarasakan

STS TS S SS

11 Keluarga saya bersedia membantu saya untukmemecahkan masalah

STS TS S SS

12 Saya bisa membicarakan masalah saya dengan teman-teman saya

STS TS S SS

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA III

Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah

pertanyaan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberikan tanda checklist (√) dalam

kotak di depan salah satu pilihan jawaban yang tersedia.

Keterangan pilihan jawaban:

Tidak Pernah

Jarang

Kadang-kadang

Selalu

CONTOH PENGISIAN SKALA III

No PertanyaanTidakPernah

JarangKadang-kadang

Selalu

1 Saya merasa bosan mengikuti kegiatan yang ada diLapas

SKALA III

No PertanyaanTidakPernah

JarangKadang-kadang

Selalu

1 Saya merasa nyaman berkumpul dengan orang-orang disekitar saya selama di lapas

2 Saya merasa ada orang yang menjadi tempatberpaling dari rasa kesepian saat berada di lapas

3 Saya merasa tidak ada satu orang pun teman untukmenjadi tempat curahan hati (curhat) selama dilapas

4 Saya merasa sendirian saat berada di lapas5 Saya merasa menjadi bagian dari kelompok

pertemanan selama di lapas

Page 126: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

6 Saya merasa memiliki banyak minat ataukesamaan dengan orang-orang disekitar sayaselama di lapas

7 Saya merasa tidak lagi dekat dengan seseorangselama di dalam lapas

8 Saya merasa ide-ide saya tidak sama denganorang-orang di sekitar saya

9 Saya bersikap ramah dan bersahabat selama didalam lapas

10 Saya merasa dekat dengan seseorang di dalamlapas

11 Saya merasa ditinggalkan oleh teman-teman saatberada di lapas

12 Saya merasa hubungan dengan teman di lapastidak berarti

13 Saya merasa tidak ada seseorang pun yangmengenal saya dengan baik selama di lapas

14 Saya merasa terisolasi (terkucilkan) dari teman-teman di dalam lapas

15 Saya merasa dapat menemukan sahabat yang sayainginkan saat berada di lapas

16 Saya merasa ada seseorang yang benar-benarmemahami saya saat berada di lapas

17 Saya sering merasa malu saat berada di lapas18 Saya merasa kesepian meskipun saya berada

ditengah keramaian saat berada di dalam lapas19 Saya merasa bahwa ada orang yang dapat

berbicara baik dengan saya saat berada di lapas20 Saya merasa ada orang untuk menjadi tempat

curahan hati (curhat) selama berada di lapas

Page 127: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

PETUNJUK PENGERJAAN SKALA IV

Terdapat beberapa pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan Anda. Misalnya Anda

adalah orang yang suka memanfaatkan waktu dengan orang lain. Pilihlah nomor yang

menyatakan tingkat Sesuai (S) sampai Tidak Sesuai (TS) pada tiap-tiap pernyataan dengan

menggunakan tanda silang (X). Pastikan pada setiap pernyataan hanya ada satu pilihan jawaban.

Keterangan Pilihan Jawaban:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

CONTOH PENGERJAAN SKALA IV

No. Pernyataan Pilihan Jawaban1 Saya suka mengomentari sesuatu STS TS S SS

SKALA IV

No. Pernyataan Pilihan Jawaban1 Saya suka bicara STS TS S SS2 Saya suka mencari kesalahan orang STS TS S SS3 Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh STS TS S SS4 Saya merasa kurang bersemangat STS TS S SS5 Saya suka memberikan ide-ide baru STS TS S SS6 Saya suka menyendiri STS TS S SS7 Saya suka menolong orang lain STS TS S SS8 Saya agak ceroboh STS TS S SS9 Saya adalah orang yang santai dan dapat menghadapi

masalah dengan baikSTS TS S SS

10 Saya memiliki keingintahuan yang besar tentangberbagai hal

STS TS S SS

11 Saya orang yang penuh energi dan bersemangat STS TS S SS12 Saya kurang percaya dengan orang lain STS TS S SS13 Saya mampu bekerja dengan baik STS TS S SS14 Saya mudah merasa khawatir STS TS S SS15 Saya suka memikirkan sesuatu STS TS S SS16 Saya suka bersemangat terhadap hal-hal baru STS TS S SS17 Saya suka memaafkan orang lain STS TS S SS18 Saya bekerja kurang teratur STS TS S SS

Page 128: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

19 Saya sering merasa cemas STS TS S SS20 Saya suka membayangkan sesuatu STS TS S SS21 Saya pendiam STS TS S SS22 Saya mudah dipercaya oleh orang lain STS TS S SS23 Saya pemalas STS TS S SS24 Saya mampu menahan diri saat marah STS TS S SS25 Saya memiliki ide-ide baru yang positif STS TS S SS26 Saya adalah orang yang tegas STS TS S SS27 Saya kurang bersahabat dengan orang lain STS TS S SS28 Saya mampu mengerjakan tugas sampai selesai STS TS S SS29 Saya mudah marah saat saya banyak pikirang tidak enak STS TS S SS30 Saya suka seni STS TS S SS31 Saya pemalu STS TS S SS32 Saya suka mempertimbangkan saran dari orang lain STS TS S SS33 Saya mampu mengerjakan sesuatu dengan teliti STS TS S SS34 Saya tetap tenang dalam situasi yang menegangkan STS TS S SS35 Saya menyukai pekerjaan rutin STS TS S SS36 Saya suka berteman STS TS S SS37 Saya kadang kala bersikap kasar terhadap orang lain STS TS S SS38 Saya menerapkan sesuatu sesuai rencana STS TS S SS39 Saya mudah cemas saat dihadapkan dengan situasi yang

menekanSTS TS S SS

40 Saya suka menyampaikan ide/gagasan STS TS S SS41 Saya tidak tertarik dengan seni STS TS S SS42 Saya senang bekerja sama dengan orang lain STS TS S SS43 Saya mudah tersinggung STS TS S SS44 Saya tertarik dengan musik STS TS S SS

Page 129: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

LAMPIRAN D

UJI VALIDITAS GEJALA DEPRESI

DATE: 11/ 5/2014TIME: 11:27

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively byScientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\RANCANGAN MASA DEPAN\RANCANGAN ASELIFIXED\SKRIPSI REVISI\DATA MENTAH\DEPRESI\DEPRESI.ls8:

UJI VALIDITAS DEPRESIDA NI=12 NO=220 MA=KMLAItem1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10Item11 item12KM SY FI=DEPRESI.CORMO NX=12 NK=1 PH=ST LX=FR TD=SY,FILKDEPRESIFR LX 1 - LX 12FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10FR TD 11 11 TD 12 12FR TD 3 1 TD 4 3 TD 10 5 TD 7 2 TD 7 3 TD 8 2 TD 10 1 TD 7 4 TD 12 2FR TD 5 2 TD 6 2 TD 6 4 TD 10 7PDOU TV MI SS

UJI VALIDITAS DEPRESI

Number of Input Variables 12Number of Y - Variables 0Number of X - Variables 12Number of ETA - Variables 0Number of KSI - Variables 1Number of Observations 220

UJI VALIDITAS DEPRESI

Correlation Matrix

Item1 item2 item3 item4 item5 item6-------- -------- -------- -------- -------- --------

Item1 1.00item2 0.13 1.00item3 -0.20 0.26 1.00

Page 130: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

item4 0.20 0.22 -0.08 1.00item5 0.12 -0.03 0.03 0.15 1.00item6 0.11 0.11 0.00 0.26 -0.04 1.00item7 -0.03 0.30 0.35 -0.14 -0.04 -0.01item8 0.03 0.33 0.24 0.07 0.11 0.05item9 0.26 0.23 0.27 0.35 0.06 0.06

item10 0.34 0.18 0.04 0.28 0.34 -0.06Item11 0.14 0.10 0.16 0.13 0.15 -0.02item12 0.14 0.31 0.04 0.29 0.14 0.10

Correlation Matrix

item7 item8 item9 item10 Item11 item12-------- -------- -------- -------- -------- --------

item7 1.00item8 0.08 1.00item9 0.10 0.17 1.00

item10 -0.14 0.14 0.19 1.00Item11 0.15 0.17 0.16 0.02 1.00item12 0.13 0.08 0.09 0.08 0.22 1.00

UJI VALIDITAS DEPRESI

Parameter Specifications

LAMBDA-X

DEPRESI--------

Item1 1item2 2item3 3item4 4item5 5item6 6item7 7item8 8item9 9

item10 10Item11 11item12 12

THETA-DELTA

Item1 item2 item3 item4 item5 item6-------- -------- -------- -------- -------- --------

Item1 13item2 0 14item3 15 0 16item4 0 0 17 18item5 0 19 0 0 20item6 0 21 0 22 0 23item7 0 24 25 26 0 0item8 0 28 0 0 0 0item9 0 0 0 0 0 0

item10 31 0 0 0 32 0Item11 0 0 0 0 0 0item12 0 36 0 0 0 0

THETA-DELTA

item7 item8 item9 item10 Item11 item12-------- -------- -------- -------- -------- --------

item7 27item8 0 29item9 0 0 30

Page 131: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

item10 33 0 0 34Item11 0 0 0 0 35item12 0 0 0 0 0 37

UJI VALIDITAS DEPRESI

Number of Iterations = 22

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

DEPRESI--------

Item1 0.35(0.08)4.30

item2 0.43(0.07)5.88

item3 0.47(0.09)5.34

item4 0.60(0.08)7.22

item5 0.20(0.08)2.69

item6 0.10(0.09)1.17

item7 0.19(0.09)2.02

item8 0.27(0.07)3.61

item9 0.59(0.07)8.04

item10 0.34(0.08)4.48

Item11 0.31(0.07)4.23

item12 0.31(0.07)

Page 132: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

4.20

PHI

DEPRESI--------

1.00

THETA-DELTA

Item1 item2 item3 item4 item5 item6-------- -------- -------- -------- -------- --------

Item1 0.87(0.09)9.67

item2 - - 0.81(0.08)9.85

item3 -0.37 - - 0.79(0.07) (0.10)-5.61 8.33

item4 - - - - -0.37 0.64(0.07) (0.09)-5.69 7.04

item5 - - -0.14 - - - - 0.96(0.05) (0.09)-2.50 10.36

item6 - - 0.06 - - 0.19 - - 0.99(0.06) (0.07) (0.10)1.08 2.81 10.41

item7 - - 0.19 0.20 -0.22 - - - -(0.06) (0.07) (0.06)3.25 2.92 -3.51

item8 - - 0.22 - - - - - - - -(0.06)3.69

item9 - - - - - - - - - - - -

item10 0.17 - - - - - - 0.26 - -(0.06) (0.06)2.73 4.17

Item11 - - - - - - - - - - - -

item12 - - 0.17 - - - - - - - -(0.06)2.88

THETA-DELTA

Page 133: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

item7 item8 item9 item10 Item11 item12-------- -------- -------- -------- -------- --------

item7 0.95(0.09)10.23

item8 - - 0.93(0.09)10.24

item9 - - - - 0.66(0.08)8.46

item10 -0.14 - - - - 0.87(0.06) (0.09)-2.47 10.08

Item11 - - - - - - - - 0.90(0.09)10.16

item12 - - - - - - - - - - 0.90(0.09)10.15

Squared Multiple Correlations for X - Variables

Item1 item2 item3 item4 item5 item6-------- -------- -------- -------- -------- --------

0.12 0.19 0.22 0.36 0.04 0.01

Squared Multiple Correlations for X - Variables

item7 item8 item9 item10 Item11 item12-------- -------- -------- -------- -------- --------

0.04 0.07 0.34 0.12 0.10 0.10

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 41Minimum Fit Function Chi-Square = 60.64 (P = 0.025)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 56.76 (P = 0.052)Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 15.76

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 39.68)

Minimum Fit Function Value = 0.28Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.072

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.18)Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.04290 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.066)P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.68

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.6090 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.53 ; 0.71)

ECVI for Saturated Model = 0.71ECVI for Independence Model = 2.17

Chi-Square for Independence Model with 66 Degrees of Freedom = 452.23Independence AIC = 476.23

Model AIC = 130.76

Page 134: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

Saturated AIC = 156.00Independence CAIC = 528.96

Model CAIC = 293.32Saturated CAIC = 498.70

Normed Fit Index (NFI) = 0.87Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.92

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.54Comparative Fit Index (CFI) = 0.95Incremental Fit Index (IFI) = 0.95Relative Fit Index (RFI) = 0.78

Critical N (CN) = 235.57

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.054Standardized RMR = 0.054

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.96Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.92Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.50

UJI VALIDITAS DEPRESI

Modification Indices and Expected Change

No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X

No Non-Zero Modification Indices for PHI

Modification Indices for THETA-DELTA

Item1 item2 item3 item4 item5 item6-------- -------- -------- -------- -------- --------

Item1 - -item2 0.22 - -item3 - - 1.18 - -item4 3.19 0.10 - - - -item5 0.47 - - 0.01 0.21 - -item6 3.18 - - 0.00 - - 0.07 - -item7 3.57 - - - - - - 1.07 0.46item8 0.94 - - 0.22 3.27 0.39 0.61item9 2.49 0.10 0.95 0.47 1.50 0.00

item10 - - 0.43 1.58 3.49 - - 4.12Item11 0.69 2.37 0.00 0.40 2.39 0.27item12 0.02 - - 3.79 3.32 1.88 0.53

Modification Indices for THETA-DELTA

item7 item8 item9 item10 Item11 item12-------- -------- -------- -------- -------- --------

item7 - -item8 0.00 - -item9 0.03 0.14 - -

item10 - - 0.30 0.00 - -Item11 1.95 3.10 0.27 3.02 - -item12 3.25 0.00 3.79 0.43 5.38 - -

Expected Change for THETA-DELTA

Item1 item2 item3 item4 item5 item6-------- -------- -------- -------- -------- --------

Item1 - -item2 0.02 - -item3 - - 0.07 - -item4 -0.11 -0.02 - - - -

Page 135: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28518/1/YASHIKA... · teknik non-probability sampling / non ... Seluruh

item5 0.04 - - -0.01 -0.03 - -item6 0.11 - - 0.00 - - -0.02 - -item7 -0.12 - - - - - - -0.07 -0.04item8 -0.06 - - 0.03 -0.11 0.04 0.05item9 0.10 -0.02 0.08 0.06 -0.07 0.00

item10 - - 0.04 -0.08 0.11 - - -0.11Item11 0.05 -0.08 0.00 -0.04 0.09 -0.03item12 -0.01 - - -0.12 0.12 0.08 0.05

Expected Change for THETA-DELTA

item7 item8 item9 item10 Item11 item12-------- -------- -------- -------- -------- --------

item7 - -item8 0.00 - -item9 -0.01 0.02 - -

item10 - - 0.03 0.00 - -Item11 0.08 0.11 -0.03 -0.10 - -item12 0.11 0.00 -0.11 -0.04 0.14 - -

Maximum Modification Index is 5.38 for Element (12,11) of THETA-DELTA

UJI VALIDITAS DEPRESI

Standardized Solution

LAMBDA-X

DEPRESI--------

Item1 0.35item2 0.43item3 0.47item4 0.60item5 0.20item6 0.10item7 0.19item8 0.27item9 0.59

item10 0.34Item11 0.31item12 0.31

PHI

DEPRESI--------

1.00

Time used: 0.156 Seconds