universitas negeri yogyakarta 2011 · pdf fileinstrumen penelitian terdiri dari lembar...
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sains
Disusun oleh :
AGUNG WAHYUDI
NIM. 06301244005
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM
SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK”
ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Disetujui pada tanggal:
11 Januari 2011
Menyetujui:
Pembimbing
Bambang Sumarno H.M, M. Kom.
NIP. 196802101988121001
ii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK”
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 2 Maret 2011 dan
dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Bambang S.H.M, M. Kom
NIP.196802101988121001
Ketua Penguji
..........................
......................
Dr. Hartono
NIP.196203291987021002 Sekretaris Penguji
..........................
......................
Edi Prajitno, M.Pd
NIP.130515010 Penguji Utama
..........................
......................
Kana Hidayati, M.Pd
NIP.197705102001122001 Penguji Pendamping
..........................
......................
Yogyakarta, Maret 2011
Fakultas MIPA
Dekan,
Dr. Ariswan
NIP. 195909141988031003
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Agung Wahyudi
NIM : 06301244005
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Judul : Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Belajar
Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah
(Problem Solving) Pada Siswa Kelas VIID SMP N 2 Depok
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
karya ilmiah yang lazim.
Yogyakarta, 11 Januari 2011
Yang menyatakan,
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Seribu langkah yang akan kita tempuh ditentukan oleh langkah pertama,
impian besar akan dapat kita wujudkan jika kita mampu meraih
impian-impian kecil.
Belajarlah sampai batas impianmu, waluapun kita tak mampu harta tapi
kita mampu akan cita-cita kita
Hidup bukan untuk menunggu, tetapi untuk berjuang dan menjalankan
hari-hari dengan senyuman
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Kedua orangtuaku, terima kasih untuk kesabaran dan doa yang tak
pernah putus,
Untuk kakakku yang telah mendukung perkuliahanku, terima kasih
untuk doanya.
Kedua ponakkanku, Keisaha dan Zahwa terimakasih telah jadi
penyemangatku,
Untuk Dyah Ika P, terimakasih telah menjadi pendukung qu selama
proses pengerjaan skripsi ini.
Sahabat-sahabat terbaikku, Iwan Tegar, Herry Prasetyo, Anggit Riyanto,
Uwie Torus, David, Nindy & Pmat NR 06/C, thanx atas semua bantuan
dan supportnya.
Untuk anak-anak kost A 3 trimakasih telah menjadi perusuh di waktu
malam
Untuk adik-adikku di SEKRUP, terimakasih atas doa dan dukunganya.
Semoga kalian cepat menyusul dan terus berkarnya seni.
Semoga Karya Ini Menjadi Kebanggaan Selamanya.
v
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK”
Oleh:
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah (problem solving) untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VIID SMP N 2 Depok.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
secara kolaboratif antara guru mata pelajaran matematika kelas VIID SMP N 2
Depok dengan peneliti. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan setiap
siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Instrumen penelitian terdiri dari lembar
observasi, angket, wawancara, catatan lapangan dan tes akhir siklus. Aspek
kemampuan berpikir kreatif yang diamati yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek
kognitif digunakan untuk pedoman tes akhir siklus sedangkan aspek afektif
digunakan untuk pedoman lembar observasi siswa. Untuk angket menggunakan
pedoman dari aspek kognitif dan afektif dari berpikir kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan
pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah melalui
beberapa tahap yaitu (1) Guru menyampaikan tujuan, motivasi dan apersepsi, (2)
guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, (3) Guru memberikan masalah
dalam bentuk LKS yang dapat diselesaikan dengan beberapa cara tetapi satu
jawaban, (4) Siswa berdiskusi dalam menyelesaikan masalah di LKS, (5)
beberapa siswa mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas, (6) guru bersama-
sama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi. Setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah kemampuan berpikir kreatif
siswa meningkat. Hal ini ditunjukan dengan (1) Peningkatan hasil lembar
observasi berpikir kreatif siswa dari 39,62% pada siklus I meningkat menjadi
63,66% pada siklus II, (2) Peningkatan hasil tes berpikir kreatif siswa dari 60,83%
pada siklus I meningkat menjadi 76,39% pada siklus II, (3) Hasil angket berpikir
kreatif siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 71.68%.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi dengan judul “MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM
SOLVING) PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar kesarjanaan S1 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ariswan selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNY, yang telah mengesahkan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Hartono selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UNY yang
telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Tuharto, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
UNY yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Bambang Sumarno H.M, M. Kom selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pemikirannya dalam membimbing penulis
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Kana Hidayati, M. Pd dan Ibu Mathilda Susanti, M. Si yang telah
bersedia menjadi validator instrument penelitian.
6. Bapak Suharno, S.Pd. selaku Kepala SMP N 2 Depok yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian.
7. Bapak Suharno, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Matematika kelas VII yang
telah membantu dalam proses pembelajaran di kelas, serta memberikan
respons positif terhadap penelitian ini.
vii
8. Seluruh siswa kelas VIID SMP N 2 Depok atas kerja sama yang
menyenangkan selama proses penelitian.
9. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah turut
membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi
amalan yang akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Di akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada
umumnya.
Amin.
Yogyakarta, 11 Januari 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 6
C. Batasan Masalah..................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Matematika dan Pembelajarannya........................................................... 8
1. Matematika ..................................................................................... 8
ix
2. Pembelajaran Matematika................................................................ 8
B. Berpikir Kreatif…………………………….......................................... 11
C. Pendekatan Pemecahan Masalah .......................................................... 14
D. Kerangka Berfikir ................................................................................... 18
E. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................. 20
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................ 20
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 20
D. Rancangan Penelitian ............................................................................ 20
E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 27
F. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 30
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 31
H. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................................ 40
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
1) Perencanaan Siklus I ........................................................... 41
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I............................................ 43
3) Observasi Siklus I................................................................ 54
4) Tes Berpikir Kreatif Siklus I................................................ 58
5) Berpikir Kretaif Siklus I....................................................... 58
x
6) Refleksi Siklus I.................................................................... 60
b. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
1) Perencanaan Siklus II........................................................... 61
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II........................................... 61
3) Observasi Siklus II................................................................. 72
4) Tes Berpikir Kreatif Siklus II................................................ 75
5) Berpikir Kreatif Siklus II....................................................... 76
6) Refleksi Siklus II................................................................... 77
c. Angket Berpikir Kreatif Siswa…................................................ 78
d. Wawancara….............................................................................. 79
B. Pembahasan ............................................................................................ 80
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 88
B. Saran ...................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92
LAMPIRAN ....................................................................................................... 94
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Individu…………………….
2. Kategori Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………
3. Pedoman Pemberian Skor Angket…………………………………....
4. Kategori Tanggapan Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran…...
5. Rubrik Penskoran Tes…………………………...…………………...
6. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ....................................
7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian…………………………...…………..
8. Aspek Afektif Dalam Berpikir Kreatif……………………….………
9. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 1 Siklus I…….
10. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 2 Siklus I……..
11. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 3 Siklus I……..
12. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I…………………....
13. Persentase Hasil Observasi Pembelajaran Siklus I…………….....…
14. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 1 Siklus II……
15. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 2 Siklus II……
16. Persentase Tiap Aspek Berpikir Kreatif Pertemuan 3 Siklus II ……..
17. Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus II…………………….
18. Persentase Hasil Observasi Pembelajaran Siklus II ….……….......…
19. Aspek Kognitif Berpikir Kreatif Siswa……………………..….…….
20. Hasil Angket Berpikir Kreatif Siklus II…………………….……..…
33
34
34
35
37
38
40
54
55
55
56
56
58
72
72
73
74
75
78
79
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Gambar alur penelitian tindakan kelas.............................................. . 21
2. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa tiap pertemuan dari data
observasi................................................................................................ 84
3. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa tiap aspek dari data
observasi................................................................................................ 84
4. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa dari hasil tes..................... 85
5. Gambar kemampuan berpikir kreatif siswa dari hasil angket............... 85
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1........................................ 95
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1................................................................ 100
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2........................................ 104
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2................................................................ 109
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3........................................ 113
6. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3............................................................... 117
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4........................................ 120
8. Lembar Kerja Siswa (LKS) 4................................................................ 125
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5........................................ 129
10. Lembar Kerja Siswa (LKS) 5................................................................ 133
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 6........................................ 136
12. Lembar Kerja Siswa (LKS) 6................................................................ 140
13. Jawaban LKS......................................................................................... 144
14. Kisi-Kisi Soal Tes Berpikir Kreatif....................................................... 155
15. Lembar Soal Pretes............................................................................... 156
16. Alternatif Jawaban Lembar Soal Pretes................................................ 158
17. Lembar Soal Tes Akhir Siklus I............................................................ 159
18. Alternatif Jawaban Lembar Soal Akhir Tes Siklus I............................. 161
19. Lembar Soal Tes Siklus II...................................................................... 164
20. Alternatif Jawaban Lembar Soal Tes Akhir Siklus II............................ 166
21. Kisi-Kisi Lembar Obervasi Berpikir Kreatif Siswa............................... 170
Halaman
xiv
22. Lembar Obervasi Berpikir Kreatif Siswa.............................................. 171
23. Kisi-kisi Lembar Obervasi Pelaksanaan Pembelajaran......................... 173
24. Lembar Obervasi Pelaksanaan Pembelajaran........................................ 174
25. Kisi-Kisi Angket Berpikir Kreatif Siswa............................................... 177
26. Angket Berpikir Kreatif Siswa.............................................................. 179
27. Pedoman Wawancara Guru dan Wawancara Siswa.............................. 181
28. Daftar Nilai Tes Berpikir Kreatif........................................................... 182
29. Analisis Hasil Angket Berpikir Kreatif Siswa....................................... 183
30. Analisis Hasil Observasi Berpikir Kreatif Siswa................................... 185
31. Analisis Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran............................ 203
32. Hasil Wawancara Dengan Guru dan Wawancara Dengan Siswa.......... 205
33. Catatan Lapangan................................................................................... 207
34. Nama Anggota Kelompok..................................................................... 214
35. Surat-surat.............................................................................................. 215
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) adalah studi
besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan beraneka topik pola, bentuk, dan
entitas. Para matematikawan mencari pola dan dimensi-dimensi kuantitatif
lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam, komputer,
abstraksi imajiner, atau entitas-entitas lainnya (dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika). Menurut Erman Suherman (2003: 25-
26) bahwa matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai
suatu ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam
pengembangan dan operasionalnya. Dengan demikian matematika mempunyai
peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik
sebagai alat bantu dalam penerapan bidang ilmu lain maupun sebagai sarana
berpikir logis, analis, kreatif dan sistematis
Disebutkan dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tanggal 23 mei 2006 tentang standar isi) bahwa mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Sehingga dapat
2
dikatakan bahwa kemampuan berpikir keatif merupakan salah satu hal yang
harus dimiliki siswa dalam belajar matematika.
Berpikir kreatif dalam belajar matematika menurut menurut Krutetskii
(dalam Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, 2009) merupakan
kemampuan (abilities) siswa yang berhubungan dengan suatu penguasaan
kreatif mandiri (independent) matematika di bawah pengajaran matematika,
formulasi mandiri masalah-masalah matematis yang tidak rumit
(uncomplicated), penemuan cara-cara dan sarana dari penyelesaian masalah,
penemuan bukti-bukti teorema, pendeduksian mandiri rumus-rumus dan
penemuan metode-metode asli penyelesaian masalah non standar.
Untuk melihat adanya kemampuan berpikir kreatif dalam belajar matematika
tidak mudah. Hal ini dikarenakan adanya karakteristik tersendiri dari siswa yang
memiliki kemampuan berpikir kreatif.
Karakteristik siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif menurut
Guilford (ynag dikutip oleh James R. Evans 1994: 49) adalah kelancaran
(fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration)
dan perumusan kembali (redefinition). Karakteristik tersebut merupakan
karakteristik kognitif dari seorang siswa yang mempunyai kemampuan berpikir
kreatif. Sedangkan karakteristik afektif dari berpikir kreatif menurut Darwing dan
Nurdin (2006) adalah rasa ingin tahu besar, berani dan antusias dalam
mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan, menyukai tantangan dan
pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi dengan perhitungan), serta
memiliki kemampuan memainkan konsep dan kemungkinan-kemungkinan.
Komponen kognitif dan afektif dalam berpikir kreatif di atas digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika.
3
Komponen tersebut meninjau berbagai hal yang berbeda dan saling berdiri
sendiri. Siswa atau individu dengan kemampuan dan latar belakang berbeda akan
mempunyai kemampuan yang berbeda pula sesuai tingkat kemampuannya
ataupun pengaruh lingkungannya. Dengan demikian memungkinkan akan
terdapat suatu jenjang atau tingkat dalam berpikir kreatif sesuai dengan
pencapaian siswa dari komponen berpikir kreatif tersebut.
Dari pernyataan di atas, siswa dikatakan mempunyai kemampuan berpikir
kreatif jika memenuhi sebagian besar karakteristik kognitif dan afektif dalam
berpikir kreatif di atas. Sehingga dalam belajar matematika berpikir kreatif itu
penting, sebab seorang anak dapat memandang suatu pokok bahasan dalam
belajar matematika dari sudut pandang yang tidak biasa dan anak akan
mempunyai pemikiran lain dari apa yang dasar dipikirkan oleh guru. Mengingat
pentingnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika, maka
tugas guru adalah bagaimana membantu siswa meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa.
Salah satu upaya meningkatkan kemampuaan berpikir kreatif siswa dalam
belajar matematika adalah dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Hal ini didasari dari
pernyataan Tatag dan Abdul (2009) bahwa pemecahan masalah merupakan salah
satu cara untuk mendorong kreativitas ataupun ketrampilan berpikir kreatif siswa.
Menurut Sukoriyanto (2001: 103), pemecahan masalah merupakan proses dari
menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai
4
memperoleh penyelesaian. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan
sendiri informasi atau data untuk diolah menjadi konsep, prinsip atau simpulan.
Karakteristik dari pembelajaran menggunakan pendekatan pemecahan
masalah menurut Sukoriyanto (2001: 103) adalah mendorong siswa agar
menerima tantangan permasalahan dengan adanya pertanyaan yang bersifat
menantang serta mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan atau
permasalahan tersebut.
Tujuan dari pembelajaran pemecahan masalah adalah seperti apa yang
dikemukakan oleh Hudojo (2003: 155), yaitu sebagai berikut:
1. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian
menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi
siswa.
3. Potensi intelektual siswa meningkat.
4. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas VII D SMP Negeri
2 Depok Sleman Yogyakarta, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif yang
dimiliki siswa kelas VII D di SMP tersebut masih rendah. Hal ini terlihat dari
kecenderungan siswa untuk menentukan hasil saja tanpa mengerti akan
pentingnya proses mendapatkan hasil dalam belajar matematika. Baik dalam
proses merumuskan masalah, proses mengidentifikasi permasalahan, proses
5
mempertimbangkan solusi baru yang lain dan proses pemilihan hasil yang tepat.
Kebanyakan siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan kreatif yang ada
dipikiran mereka. Dengan kondisi pembelajaran yang demikian, siswa bekerja
dan berpikir menurut apa yang disampaikan oleh guru, sehingga kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika masih rendah.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VII D juga
menunjukkan, bahwa pembelajaran matematika pada siswa kelas VII D SMP
Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta masih terpusat pada guru. Guru matematika
kelas VII D SMP Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta belum dapat memberikan
suatu permasalahan dengan berbagai macam cara untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Selain itu guru kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dengan berbagai macam cara sesuai pemikiran
siswa sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa guru matematika kelas VII D SMP
Negeri 2 Depok Sleman belum menerapkan pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam belajar matematika.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa dalam Belajar Matematika dengan Menggunakan Pendekatan
Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas VII D SMP N 2
Depok”.
6
B. Identifikasi Masalah
1. Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika masih rendah.
2. Guru sudah menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam
pembelajaran matematika akan tetapi penerapanya kurang maksimal.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini
dimagsudkan untuk menghindari kesalahan persepsi dan perluasan masalah.
Penelitian ini ditekankan pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah pada kelas VIID SMP N 2 Depok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan masalahnya, yaitu bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah agar dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada kelas VIID
SMP N 2 Depok
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiannya adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada
kelas VIID SMP N 2 Depok.
7
F. Manfaat Penelitian
1. Siswa kelas VII SMP N 2 Depok
Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika.
2. Guru matematika
a. Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran
matematika agar menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
b. Sebagai bahan wacana untuk dapat menggunakan model pembelajaran lain
yang lebih atraktif.
3. Sekolah
a. Memberikan penghargaan kepada guru yang menggunakan pembelajaran
yang kreatif.
b. Memotivasi pihak sekolah untuk dapat menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Matematika dan Pembelajaran Matematika
1. Matematika
Matematika adalah alat untuk mengembangkan cara berpikir manusia.
Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari
maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu
dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD bahkan sejak TK. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan. Akan tetapi matematika pada
hakekatnya adalah suatu ilmu yang menggunakan cara bernalarnya deduktif
formal dan abstrak yang cara berpikirnya adalah suatu hal yang konkret (Herman
Hudojo 2005: 35). Sehingga dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan yang hakiki yang
melekat pada anak usia dini sejak mereka mendapat pendidikan SD hingga
pendidikan di perguruan tinggi.
2. Pembelajaran Matematika
Belajar menurut Sri Rumini dkk (2006: 59) adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung,
9
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Menurut Sardiman (2006: 20) ada beberapa definisi tentang belajar, antara
lain dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience.
b. Harold Spears memberikan batasan : Learning is to observe, to read, to
imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
c. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of
practice.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Kegiatan belajar
memiliki beberapa maksud, antara lain:
a. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan, atau konsep yang sebelumnya tidak
pernah diketahui.
b. Dapat mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dibuat, baik tingkah
laku maupun keterampilan.
c. Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam suatu
pengertian baru baik keterampilan, pengetahuan, konsep, maupun sikap dan
tingkah laku.
d. Dapat memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.
10
Menurut James dan James matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan
yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis dan geometri (yang dikutip Erman Suherman, 2003: 16).
Dari berbagai definisi tentang belajar dan definisi tentang matematika maka
dapat dikatakan bahwa belajar matematika adalah suatu kegiatan aktif yang
dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi hasil dari berpikir, bernalar,
berlogika, membaca, melihat, menghafal dan menerangkan suatu hal yang
bekaitan tentang matematika.
Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru
dan siswa dengan siswa, dalam rangka menciptakan iklim dan pelayanan terhadap
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar
terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa
sehingga akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan (Erman
Suherman, 2003: 8).
Dengan demikian pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan
guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para
siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa
tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika
tersebut.
11
B. Berpikir Kreatif
Menurut Munandar (yang dikutip Darwing dan Nurdin, 2006) berpikir kreatif
atau berpikir divergen adalah kemampuan untuk menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data atau informasi
yang tersedia, dimana penekanannya didasarkan pada kuantitas, ketepatgunaan,
dan keragaman jawaban. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam
suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan banyak ide
yang berguna dalam menyelesaikan masalah. Dalam berpikir kreatif dua bagian
otak akan sangat diperlukan. Keseimbangan antara logika dan kreativitas sangat
penting. Jika salah satu menempatkan deduksi logis terlalu banyak, maka
kreativitas akan terabaikan. Dengan demikian untuk memunculkan kreativitas
diperlukan kebebasan berpikir tidak di bawah kontrol dan tekanan.
Berpikir kreatif berarti berpikir menurut dunianya sendiri atau membentuk
dunianya sendiri tanpa memandang pemikiran yang sudah mapan. Seperti yang
disebutkan dalam teori Gestalt (James R. Evan, 1994: 44), menurut teori ini
bahwa pemikiran kreatif merupakan rekonstruksi dari gestalt atau pola-pola yang
secara struktur tidak sempurna dan apabila orang berhadapan dengan suatu
masalah, maka ia memahami masalah tersebut secara keseluruhan sehingga
dinamika dari kekuatan dan ketegangan masalah tertekan di dalam pikiranya
hingga mengakibatkan desakan yang akan memunculkan suatu penyelesaian
masalah.
12
Berdasar analisis faktor, Guilford menemukan sifat-sifat yang menjadi
karateristik kognitif dari kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency),
keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan
perumusan kembali (redefinition) (James R. Evans, 1994: 49).
a. Fluency (kelancaran)
Kelancaran adalah kemampuan untuk memberikan berbagai respon.
Kelancaran pada umumnya berkaitan dengan kemampuan melahirkan
alternatif-alternatif pada saat diperlukan.
b. Flexibility (keluwesan)
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam
pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Keluwesan berkaitan dengan
kemampuan untuk membuat variasi terhadap satu ide dan kemampuan
memperoleh cara baru.
c. Originality (keaslian)
Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-
cara yang asli, tidak klise. Keaslian berkaitan dengan kemampuan
memberikan respon yang khas/unik yang berbeda dengan yang biasa
dilakukan orang lain.
d. Elaboration (penguraian)
Penguraian adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara lebih
terinci. Dapat dikatakan, elaborasi merupakan penambahan detail atau
keterangan terhadap ide yang sudah ada.
e. Redefinition (redefinisi/perumusan kembali)
Redefinisi merupakan kemampuan untuk meninjau suatu persoalan
berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh
banyak orang. Menurut Utami Munandar redefinisi memerlukan kemampuan
untuk menghentikan interpretasi lama dari obyek-obyek yang telah dikenal
dalam rangka menggunakannya atau bagian-bagiannya dalam beberapa cara
baru.
Sedangkan karakteristik afektif dari berpikir kreatif menurut Darwing dan
Nurdin (2006) adalah rasa ingin tahu besar, berani dan antusias dalam
mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan, ,menyukai tantangan dan
13
pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi dengan perhitungan), serta
memiliki kemampuan memainkan konsep dan kemungkinan-kemungkinan.Proses
berpikir kreatif berkaitan dengan keterampilan untuk mengubah atau menemukan
solusi baru. Hasil dari pemikiran kreatif akan berdampak pada keadaan dimana
seseorang memiliki imajinasi lebih dari sekedar pemikiran yang biasa. Proses
pemikiran kreatif menurut James (1994: 40) adalah suatu proses mental yang
didalam proses itu pengalaman masa lampau dikombinasikan dan dikombinasikan
kembali, sering dengan beberapa distorsi, dalam bentuk yang sedemikian rupa
sehingga orang muncul pola-pola baru, konfigurasi baru, aturan baru, sehingga
muncul pemecahan yang lebih baik yang dibutuhkan manusia.
Berpikir kreatif dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting apalagi bagi
proses belajar mengajar matematika. Disebutkan tujuan berpikir kreatif dalam
(James R. Evans, 1994: 29) adalah :
a. Menjadi lebih sensitif terhadap keberadaan masalah.
b. Dapat membatasi masalah yang tepat dari masalah. yang mungkin dari
kekacaubalauan yang saling terjadi.
c. Dapat mencari dan mengusahakan semua informasi yang tersedia tentang
sebuah masalah.
d. Dapat mengakui dan menanyakan asumsi, baik eksplisit maupun implisit.
e. Mempertimbangkan peringkat batasan masalah alternatif yang luas dan
ide-ide penyelesaian.
f. Menyelamatkan masalah-masalah pelaksanaan sejak dini dalam proses
pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data atau informasi
14
yang tersedia, dimana penekanannya didasarkan pada kuantitas, ketepatgunaan,
dan keragaman jawaban yang sesuai dengan aspek kognitif dalam berpikir kreatif
yaitu fluency, flexibility, originality, elaboration, redefinition dan aspek afektif
dalam berpikir kreatif yaitu rasa ingin tahu besar, berani dan antusias dalam
mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan, ,menyukai tantangan dan
pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi dengan perhitungan), serta
memiliki kemampuan memainkan konsep dan kemungkinan-kemungkinandari
berfikir kreatif
C. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Berdasarkan teori oleh Gagne dalam Suherman (2003: 83) menyatakan bahwa
keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan
masalah. Pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi dari delapan
tipe belajar yaitu signal learning, stimulus respon learning, chaining, verbal
association, discrimination learning, concept learning, rule learning dan problem
solving. Semua strategi adalah bagian dari langkah yang terkait dan
menguntungkan bagi penggunanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
pendekatan pemecahan masalah.
Pendekatan pemecahan masalah menurut Erman Suherman dkk (2003: 83)
adalah suatu bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam
proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki
untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.
15
Sedangkan langkah dalam pemecahan masalah menurut Polya (yang
dikutip oleh Erman Suherman dkk, 2003: 89)adalah :
a. Memahami masalah
b. Merencanakan pemecahannya
c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana kedua
d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back)
Dalam Herman Hudojo (2005: 134) dikemukakan bagaimana memahami
suatu masalah yaitu dengan:
a. Baca dan bacalah ulang masalah tersebut. Pahami kata demi kata,
kalimat demi kalimat.
b. Identifikasi apa yang diketahui dari masalah tersebut.
c. Identifikasi apa yang hendak akan dicari
d. Abaikan hal-hal yang tidak relevan dengan permasalahan.
e. Jangan menambah hal-hal yang tidak ada sehingga masalahnya
menjadi berbeda dengan masalah yang kita hadapi.
Masalah menurut Herman Hudojo (2005: 123) adalah suatu pertanyaan yang
tidak dapat secara langsung ditemukan jawabanya karena seseorang tersebut tidak
mempunyai aturan atau hukum tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk
menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Dengan demikian pertanyaan
merupakan suatu masalah bagi seorang siswa pada suatu saat, tetapi bukan
merupakan masalah lagi pada saat berikutnya. Syarat suatu masalah bagi seorang
siswa menurut Herman Hudojo (2005: 124) adalah:
a. Pertanyaan yang dihadapkan kepada seorang siswa haruslah dapat
dimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan itu harus merupakan
tantangan baginya
b. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah
diketahui siswa.
16
Mengajar siswa dengan pendekatan pemecahan masalah perlu dengan adanya
proses perencanaan. Proses perencanan yang dimaksud adalah dengan
merumuskan tujuan, memerlukan prasyarat dan mengajarkan pemecahan masalah
(Herman Hudojo, 2005: 130). Sedangkan pola perencanaan dalam pemecahan
masalah diungkapkan oleh Hudojo dan Sutawijaya (Herman Hudojo, 2005: 134)
adalah : (1) pemahaman terhadap masalah, (2) perencanaan penyelesaian masalah,
(3) Pelaksanaan perencanaan penyelesaian masalah, (4) melihat kembali
penyelesaian
Menyelesaikan suatu masalah berdasarkan rencana yang telah dibuat diawal
akan mempermudah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Alur pikir yang
terbentuk dari suatu perencanaan yang dibuat sendiri akan lebih mudah
diselesaikan dari pada dengan perencanaan orang lain. Langkah yang terakhir
adalah memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Dalam langkah yang terakhir
dilakukan suatu pengecekan atas apa yang telah dilakukan, mulai dari langkah
pertama hingga langkah ketiga. Dengan cara seperti itu maka berbagai kesalahan
yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada
jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan.
Mengajarkan pemecahan masalah kepada siswa merupakan kegiatan dari
seorang guru dimana guru itu membangkitkan siswa-siswanya agar menerima dan
merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan kemudian
membimbing siswa-siswanya menuju kepada penyelesaian masalah (Herman
Hudojo, 2005: 125). Sehingga dapat dikatakan pembelajaran dengan pendekatan
17
pemecahan masalah sangatlah penting bagi proses belajar mengajar matematika.
Pemecahan masalah dapat mengarahkan siswa menuju jalur pikir kreatifnya.
Nantinya pola pikir tersebut dapat digunakan dalam permasalahan-permasalahan
sehari-hari. Seperti yang dikatakan Cooney (yang dikutip Herman Hudojo, 2005:
126) bahwa mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah
memungkinkan siswa untuk menjadi lebih analitik didalam mengambil keputusan
dikehidupan sehari hari.
Matematika yang disajikan kepada siswa dengan pendekatan pemecahan
masalah dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar matematika.
Siswa akan merasa puas apabila dapat menyelesaikan suatu permasalahan
matematika dengan pola pikirnya sendiri. Kepuasan tersebut merupakan suatu
imbalan dari usaha yang dilakukan siswa sebagai sarana belajar matematika.
Herman Hudojo (2005: 126) mengatakan bahwa alangkah baiknya bila aktivitas-
aktivitas matematika seperti mencari generalisasi dan menanamkan konsep
melalui strategi pemecahan masalah.
Dalam merencanakan pemecahan masalah diperlukan kreativitas yang tinggi.
Sejumlah strategi patut di coba dan diujikan. Strategi yang membantu dalam
merumuskan suatu pemecahan masalah menurut Wheeler (yang dikutip Hudojo,
2005: 135) antara lain dengan membuat suatu tabel, membuat suatu gambar,
mencari pola, menyatakan kembali permasalahan, bekerja mundur, menggunakan
variabel dan menyusun model permasalahan.
18
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan pembelajaran dengan
pendekatan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dalam penyelesaian masalah sebagai
inti pembelajaran yang dilaksanakan melalui : (1) memberikan apersepsi,
motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) mengorganisasikan dan
membimbing siswa dalam pemecahan masalah (3) menyimpulkan materi dan
melakukan refleksi.
D. Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar matematika kemampuan untuk berpikir kreatif sangatlah
penting seperti yang dikatakan dalam peraturan menteri pendidikan nasional
nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang standar isi bahwa mata
pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kemampuan berpikir kreatif siswa meliputi kemampuan untuk memberikan
berbagai respon, kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam
pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, kemampuan untuk mencetuskan
gagasan dengan cara-cara yang asli dan tidak klise, kemampuan untuk
menguraikan sesuatu secara lebih terinci dan kemampuan untuk meninjau suatu
persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui
oleh banyak orang
19
Salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam belajar matematika adalah pendekatan pemecahan masalah. Pada
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah akan
diberikan suatu masalah yang menuntut siswa untuk berpikir kreatif secara
individu. Tahap berikutnya siswa akan diberi kesempatan untuk berdiskusi secara
kelompok dan siswa di tuntut untuk bekerjasama yang kreatif. Dalam pemecahan
masalah yang ada pada siswa, siswa di tuntut untuk fluency, flexibility,
originality, elaboration dan redefinition. Dengan menggunakan lima aspek
tersebut siswa akan dapat menggunakan pemikiran kreatifnya sehingga tujuan
pembelajaran matematika akan tercapai dengan hasil yang baik.
E. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian Purwanti 2007 mengenai pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah yang menunjukkan motivasi belalajar matematika untuk
kelas VII B SMP N2 Melati Sleman meningkat.
2. Penelitian Dwi Fatmawati 2006 mengenai pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang menunjukkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika di SMA N 8 Purworejo kelas X. Salah satu hasil
penelitian adalah menegaskan bahwa siswa setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan pendekatan pemecahan masalah siswa terlihat lebih aktif di
kelas selama proses pembelajaran. Siswa aktif dalam mengemukakan
pendapat, bertanya maupun dalam pemecahan masalah. Selain itu tingkat
kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika juga meningkat.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kolaboratif
antara guru mata pelajaran matematika dan peneliti yang dilaksanakan di SMP N
2 Depok, Yogyakarta. Peran guru disini adalah sebagai praktisi pembelajaran,
sedangkan peneliti sebagai perancang dan pengamat. Guru dilibatkan sejak proses
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, hingga refleksi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Depok, Sleman, Yogyakarta,
sedangkan waktu penelitiannya pada semester genap, yaitu semester 2 tahun
pelajaran 2009/2010, tepatnya pada tanggal 23 April 2010 s/d 14 Mei 2010.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari
tiga kali pertemuan pembelajaran dan satu kali tes akhir siklus.
C. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP N 2
Depok, Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa 34 anak. Mayoritas siswa kelas
VII D berdomisili asli Yogyakarta.
D. Rancangan Penelitian
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Rochiati Wiriaatmadja (2006: 66). Model tersebut digambarkan pada gambar 3.1.
21
Gambar 3.1
Bagan alur penelitian tindakan kelas
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap dalam
setiap siklus. Setiap siklus tindakan meliputi:
1. Perencanaan Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
3. Observasi (Pengamatan)
4. Refleksi
Pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah ada empat bagian yaitu :
1. Menyusun rancangan pembelajaran melalui pendekatan pemecahan
masalah
2. Merencanakan alokasi waktu untuk pembelajaran pemecahan masalah
3. Melakukan tindakan berupa pembelajaran melalui pemecahan masalah
22
4. Melakukan pengamatan dan pengkajian pembelajaran melalui pendekatan
pemecahan masalah sebagai bahan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran pertemuan berikutnya.
Dari setiap pembelajaran peneliti melakukan observasi untuk mengetahui
tingkat kemampuan berpikir siswa. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap
observer yang melakukan pengamatan terhadap kelompok-kelompok yang ada di
kelas. Hal tersebut perlu dilakukan sebab peneliti tidak dapat mengamati secara
keseluruhan tentang apa yang dikerjakan siswa sewaktu pembelajaran matematika
berlangsung.
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh tiga orang observer yang akan
melakukan pengamatan terhadap kelompok-kelompok kecil yang dibuat peneliti
di dalam kelas. Peneliti akan membagi siswa menjadi 8 kelompok yang tiap
kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa berjumlah 6 kelompok dan 5 orang siswa
berjumlah 2 kelompok. Setiap observer akan mengamati masing-masing 2
kelompok untuk membantu peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan
afektif dalam berpikir kreatif siswa dan melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah.
Penelitian ini di desain sebagai penelitian tindakan kelas (PTK) yang tediri
dari dua siklus. Tiap siklus berlangsung selama 3 kali pertemuan dan setiap akhir
siklus akan diberikan tes kemampuan berpikir kreatif sehingga keseluruhan
pertemuan menjadi 8 kali pertemuan.
23
1. Siklus I
a. Perencanaan tindakan (planing)
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah
menyusun rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan
penemuan masalah dan gagasan awal akan dilaksanakan penelitian. Dalam
tahap ini peneliti mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atas
kerjasama dengan guru. Peneliti juga bekerja berdasarkan bimbingan dari
dosen pembimbing sehingga kerja peneliti akan lebih mendekati
sempurna.
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan penelitian, seperti
penyusunan instrumen yang akan digunakan. Peneliti juga melakukan uji
kevalidan instrumen. Uji tersebut berkaitan dengan ke absahan dari
instrumen yang digunakan sehingga dapat mengukur peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi dari
perencanaan. Guru diharapkan melaksanakan dan berusaha mengikuti apa
yang telah dirumuskan dalam rencana tindakan. Tetapi rencana tindakan
ini bersifat tentatif dan sementara, fleksibel, dan tidak menutup
kemungkinan terjadi perubahan dalam penerapannya sesuai dengan
kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan.
24
Pelaksanaan proses belajar mengajar dalam penelitian ini difokuskan
pada pemberian masalah-masalah terbuka yang terdapat dalam LKS guna
meningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika.
Guru memulai pembelajaran dengan salam, berdoa dan guru menanyakan
tentang materi sebelumnya kemudian siswa diberi soal pretes dengan
materi pembelajaran yang akan diajarkan berjumlah 2 butir soal uraian.
Pretes dilakukan hanya pada pertemuan pertama dari siklus I. Sedangkan
pembelajaran pertemuan selanjutnya siswa diberi apersepsi tentang materi
yang akan diajarkan tanpa pretes dan dilanjutkan dengan pembelajaran
dengan pendekatan pemecahan masalah.
Setelah pretes selesai, pada pertemuan pertama siswa diberi apersepsi
tentang materi yang akan diajarkan dengan memberi teka-teki kepada
siswa sehingga alur berpikir siswa tidak monoton. Kemudian siswa diberi
permasalahan dengan konteks permasalahan ringan yang diberikan oleh
peneliti. Dalam konteks ini siswa diharuskan berpikir kreatif dalam
pemecahan masalah. Setelah satu permasalahan selesai yang dapat
dianggap sebagai taraf pemanasan bagi siswa kemudian siswa dibagi
menjadi berkelompok dengan tiap anggotanya empat orang siswa.
Pada tahap ini, di dalam kelas terdapat delapan kelompok dengan
tingkat kemampuan yang berbeda tiap individu. Tiap kelompok akan
diberi suatu permasalah dengan tiangkat kesulitan yang berbeda pada
setiap pertemuan. Permasalah akan diberikan dalam bentuk LKS yang
25
berisi permasalahan dengan aspek berpikir kreatif dan aspek pemecahan
masalah. Didalam kelompok siswa dituntut untuk dapat berinteraksi
dengan teman satu kelompoknya. Tiap siswa didalam kelompok
diharapkan dapat mengerjakan satu permasalah dengan alur pikirnya
sendiri. Proses ini akan memunculkan pola pikir kreatif dengan beraneka
kemungkinan jawaban yang hasilnya akan ditentukan oleh kesepakatan
dari kelompok sehingga nantinya akan terbentuk kemampuan berpikir
kreatif dari individu dan kemampuan berpikir kreatif dalam kelompok.
c. Observasi
Pada tahap observasi ini pelakunya adalah guru, peneliti dan observer
yang dikenakan terhadap subjek penelitian yaitu siswa. Tahap ini sangat
menentukan keberhasilan penelitian sebab pada tahap ini semua kegiatan
dan kejadian akan diamati dan diharapkan tidak ada satu tindakan dari
siswa yang memungkinkan untuk tidak tertangkap oleh observer dan guru.
Dalam tahap ini, peneliti memberikan lembar observasi yang telah
mendapat validasi dari ahli yang berkompeten dalam bidang ini. Lembar
observasi diberikan kepada guru, peneliti dan observer. Pada lembar
observasi ini terdapat alur penilaian dari apa yang dikerjakan oleh siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini berisi apek-aspek
dalam berpikir kreatif dan aspek-aspek pemacahan masalah.
Observer diharapkan dapat merekam semua kejadian dan tindakan
yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran dengan
26
pendekatan pemecahan masalah. Data yang didapat observer diharapkan
data asli tanpa adanya rekayasa oleh observer sehingga memudahkan
peneliti untuk melakukan refleksi dan pengolahan hasil pada akhir
pertemuan.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan diskusi dengan guru
matematika untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang
telah berlangsung dan menyusun rencana perbaikan pada siklus dua.
Keseluruhan hasil evaluasi yang menyebabkan hambatan ketercapaian
sasaran pada siklus pertama digunakan sebagai pedoman untuk
melaksanakan siklus dua.
2. Siklus II
Kegiatan pada siklus II bermaksud untuk perbaikan pada siklus I.
Kegiatan pada siklus II dirancang dengan mengacu pada hasil refleksi
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Masalah–masalah yang timbul dalam
pembelajaran pada siklus I diperbaiki untuk meminimalkan kesalahan.
Kegiatan pada siklus II tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi yang berupa penyempurnaan dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi dalam siklus pertama. Hasil refleksi pada
siklus II ini merupakan langkah penting untuk menentukan apakah siklus
penelitian akan dihentikan atau diteruskan.
27
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang baik akan memenuhi validitas dan reliabilitas. Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu Instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006: 168). Sebuah tes dikatakan valid
apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk mendapatkan validitas isi
dilakukan dengan cara menyusun instrumen berdasarkan kajian teori, kemudian
dikonsultasikan dengan para ahli untuk dievaluasi secara sistematis apakah butir
soal tersebut telah mewakili apa yang ingin diukur. Para ahli yang dimaksud
adalah 1 orang dosen pembimbing dan 2 orang dosen validator.
Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melakukan
pengamatan yang ditujukan untuk mendapatkan data yang diinginkan oleh
peneliti. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi
kemampuan berpikir kreatif siswa dan lembar observasi pembelajaran dengan
pendekatan pemecahan masalah untuk guru. Aspek-aspek berpikir kreatif
siswa yang tercantum dalam lembar observasi adalah aspek afektif dalam
berpikir kreatif. Aspek afektifnya adalah rasa ingin tahu besar, berani dan
antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab pertanyaan,
menyukai tantangan dan pengalaman baru, berani mengambil resiko (tapi
28
dengan perhitungan), serta mempunyai keinginan untuk menemukan suatu
pemecahan masalah dan tidak mudah putus asa.
Pada lembar observasi untuk guru digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Aspek yang
digunakan adalah aspek pembelajaran berdasarkan pendekatan pemecahan
masalah. Untuk selengkapnya, kisi-kisi lembar observasi siswa dan lembar
observasi guru disajikan pada lampiran.
2. Lembar Angket
Angket digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa
berdasarkan respon siswa. Angket disusun berdasarkan aspek kognitif dan
aspek afektif dalam berpikir kreatif dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Angket tersebut terdiri dari 20 butir pernyataan yang
terbagi menjadi 7 butir pernyataan negatif dan 13 butir pernyataan positif.
Untuk selengkapnya, kisi-kisi lembar angket berpikir kreatif siswa disajikan
pada lampiran.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa untuk mengungkap data yang sulit
ditemukan saat pengamatan berlangsung serta untuk mengetahui tanggapan
dari siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Wawancara dilaksanakan terhadap guru dan siswa setiap
akhir siklus. Untuk selengkapnya, pedoman wawancara guru, pedoman
wawancara siswa disajikan pada lampiran.
29
4. Tes
Tes dalam penelitian ini berisi tentang tes kemampuan awal individu atau
pretes, postes siklus I dan postes silkus II. Pretes berisi 2 soal uraian,
sedangkan postes berisi 3 soal uraian. Tes pada penelitian ini mengacu pada
aspek-aspek kognitif dalam berpikir kreatif dengan pendekatan pemecahan
masalah.
Pretes dilakukan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses
pembelajaran, untuk mngetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik
yang akan dijadikan topik dalam proses belajar mengajar, dan untuk
mengetahui dari mana seharusnya proses belajar mengajar dimulai.
Sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta
didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya dan sebagai
bahan acuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pembelajaran
pada siklus selanjutnya.
Tes disusun untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam belajar matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah. Tes memuat aspek berpikir kreatif dan apek pemecahan masalah
yang digunakan sebagai kompetensi dalam pengukuran peningkatan
kemampuan berpikir kreatif. Sehingga dari hasil tes tersebut dapat dilihat
tingkat kemampuan berpikir kreatif masing-masing individu apakah
meningkat atau menurun serta melihat apakah rata-rata kelas tiap siklusnya
sudah tergolong baik atau masih perlu ditambahkan siklus lanjutan.
30
5. Catatan lapangan
Catatan lapangan dalam penelitian ini berisi catatan tertulis dari peneliti
tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, dialami dan dipikirkan dalam
rangka sebagai tindakan pengumpulan data.
F. Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung berdasarkan
pada lembar observasi untuk mengamati dan mencatat aktivitas berpikir
kreatif siswa dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan pemecahan
masalah. Observasi dilakukan juga untuk mengetahui tindakan guru selama
proses pembelajaran matematika berlangsung. Kegiatan observasi ini
dilakukan disetiap pertemuan selama proses pembelajaran matematika.
2. Angket
Angket berisi tentang pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
respon siswa mengenai berpikir kreatif siswa. Angket diberikan kepada siswa
sebanyak 1 kali yaitu setelah tes siklus II.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan pada tiap akhir siklus yaitu pada akhir siklus
pertama dan pada akhir siklus kedua. Peneliti melakukan wawancara secara
langsung kepada siswa dengan memilih siswa yang dianggap memenuhi
31
kategori berpikir kreatif menurut pandangan peneliti serta melakukan
wawancara langsung terhadap guru yang mengajar.
4. Tes
Test dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pretes
Pretes dilakukan sebelum memulai siklus I dan siklus II sedangkan postes
dilakukan setelah siklus I dan siklus II. Pretes berisikan 2 soal uraian yang
memenuhi aspek kognitif berpikir kreatif. Soal dalam pretes memiliki
beraneka ragam cara pengerjaan sehingga memunculkan satu hasil.
b. Postes
Postes dilaksanakan dua kali yaitu pada setiap akhir siklus. Postes
berisikan 3 soal uraian yang memenuhi aspek kognitif berpikir kreatif. Postes
dikerjakan secara individu dan dilakukan dalam satu pertemuan. Postes
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pembelajaran yang
dilakukan dengan standar kompetensi berpikir kreatif.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Data hasil peserta
didik selama proses pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah
dijaring, dikumpulkan dan kemudian dianalisis melalui prosedur dan alat
penilaian yang sesuai kompetensi atau pencapaian indikator yang akan dicapai.
Data yang diperoleh adalah hasil dari proses pembelajaran di dalam kelas dengan
sebagai subyek penelitian adalah siswa berupa hasil observasi, hasil wawancara,
32
hasil tes dan hasil catatan lapangan. Hasil belajar mengenai berpikir kreatif
dengan pemecahan masalah siklus I dan siklus II dianalisis apakah mengalami
peningkatan atau tidak. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan
pencapaian indikator kompetensi dari aspek berpikir kreatif.
Setelah data terkumpul dilakukan reduksi data yang bertujuan untuk
merangkum dan mentransfer data kasar ke catatan lapangan. Langkah selanjutnya
yaitu dilakukan triangulasi untuk menganalisa data hasil wawancara, lembar
observasi dan tes untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi dilaksanakan
setelah dilakukan analisis data, yang meliputi:
1. Data Hasil Lembar Observasi
Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru serta aktivitas berpikir kreatif siswa digunakan observasi.
a. Hasil lembar observasi aktivitas berpikir kreatif siswa
Data hasil observasi aktivitas berpikir kreatif dianalisis dengan
mendiskripsikan aktivitas berpikir kreatif siswa dalam kegiatan pembelajaran
berkelompok yaitu dengan menggunakan lembar observasi kemampuan
berpikir kreatif siswa.
Penskoran pada lembar observasi siswa berdasarkan berapa banyak siswa
melakukan aspek yang tercantum dalam lembar observasi berpikir kreatif
siswa kemudian peneliti menganalisa berapa aktifitas tertinggi tiap aspek
dalam lembar observasi siswa. Setelah itu peneliti menghitung aktifitas
berpikir kreatif tiap siswa dari data pada lembar observasi yang telah diamati
33
oleh observer. Cara menghitungnya adalah aktivitas berpikir kreatif siswa tiap
aspek dibagi aktivitas tertinggi siswa tiap aspek kemudian dijumlahkan
sebanyak aspek tersebut dan dibagi dengan jumlah aspeknya dikali dengan
100%. Hasilnya disajikan dalam bentuk presentase dari rata-rata kelas.
Hasil akhir dari data yang diperoleh peneliti terdiri dari dua bagian yaitu
bagian untuk data hasil pengukuran tingkat berpikir kreatif tiap siswa dan
rata-rata kemampuan berpikir kreatif dalam satu kelas. Hasil data observasi ini
dianalisis dengan pedoman merujuk pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kategori kemampuan berpikir kreatif individu
Persentase Kategori Aktivitas Berpikir Kreatif
81% - 100% Sangat tinggi
61% - 80% Tinggi
41% - 60% Sedang
21% - 40% Rendah
0% - 20% Sangat rendah
(Riduwan, 2009: 15)
Cara menghitung persentase aktivitas siswa berdasarkan lembar observasi
untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
b. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran
Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dianalisis dengan
mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Data berupa
pernyataan-pernyataan yang mendukung dalam proses belajar mengajar
dengan pendekatan pemecahan masalah. Kriteria penilaian terdiri dari 2 skor,
34
yaitu skor 1 jika indikator pelaksanaan pembelajaran terpenui dan skor 0 jika
indikator pelaksanaan pembelajaran tidak terpenui. Hasil data observasi ini
dianalisis dengan pedoman merujuk pada tabel 3.2:
Tabel 3.2 Kategori pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah
Persentase Kategori Aktivitas Berpikir Kreatif
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
0% - 20% Tidak baik
(Riduwan, 2009: 15)
2. Data hasil angket
Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kemampuan berpikir kreatif
siswa angket. Pemberian skor untuk tiap butir soal angket didasarkan pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3 Pedoman Pemberian Skor Angket
Pernyataan Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)
Alternatif
Jawaban Sl Sr Jr Kd TP S Sr Kd Jr
TP
Skor 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
Keterangan:
Sl : Selalu Kd : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
S: Sering Jr : Jarang
35
Setiap butir diberi skor kemudian skor-skor tersebut dijumlahkan
berdasarkan aspek yang diteliti. Jumlah skor yang diperoleh untuk setiap
aspek kemudian ditentukan persentasenya menggunakan perhitungan sebagai
berikut.
%1001B
Ap
Keterangan:
p = persentase skor
A = jumlah skor setiap aspek
B = jumlah skor maksimal setiap aspek
Setelah diperoleh persentase skor tiap aspeknya kemudian peneliti
menentukan kategori tanggapan siswa terhadap kemampuan berpikir kreatif
yaitu tercantum dalam tabel 3.4 .
Tabel 3.4 Kategori Tanggapan Siswa Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif
Persentase Kategori
81% - 100% Sangat baik
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
0% - 20% Sangat kurang
(Riduwan, 2009: 15)
3. Data Hasil Tes
Teknik yang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa adalah dengan pelaksanaan pretes, postes silkus I dan
postes siklus II adalah dengan berdasarkan aspek kemampuan berpikir kreatif
siswa dengan pendekatan pemecahan masalah.
36
a. Kelancaran (fluency)
Siswa lancar dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan tanpa
adanya masalah dalam mengerjakan permasalahan.
b. Keluwesan (flexibility)
Siswa luwes dalam mengerjakan permasalahan matematika tanpa harus
berpikir berbagai macam permasalahan yang diberikan. Siswa juga paham
akan permasalahan yang diberikan sehingga siswa dapat dengan nyaman
mengerjakan permasalahan tersebut.
c. Keaslian (originality)
Siswa mengerjakan permasalahan matematika dengan tidak menyontek
jawaban teman. Siswa mengerjakan permasalahan matematika dengan penuh
percaya diri bahwa permasalahan tersebut dapat dikerjakannya dengan
pemikirannya sendiri dan hasilnya tentu saja orisinil dari pemikiran siswa.
Siswa dapat menemukan metode lain dalam penyelesaian masalah dari
masalah yang diberikan serta mampu menemukan hasil yang baru dengan cara
pemecahan dan penyelesaian yang berbeda.
d. Penguraian (elaboration)
Siswa dapat menguraikan atau menjabarkan permasalahan matematika
yang diberikan sehingga siswa mengetahui pola-pola dan langkah-langkah
mengerjakan permasalahan tersebut sehingga memperoleh hasil yang valid.
37
e. Perumusan kembali (redefinition)
Siswa dapat merumuskan kembali permasalahan yang diberikan tanpa
harus melihat jawabannya kembali. Siswa mampu menyelesaikan
permasalahan matematika dengan merumuskan kembali apa yang pernah
siswa pelajari sehingga mempermudah dalam penyelesainnya.
Berdasarkan indikator di atas, kategori penilaian tes dikategorikan seperti
pada Tabel 3.5 .
Tabel 3.5 Rubrik Penskoran Tes
Aspek Yang Dinilai Skor
1. Jawaban semua benar
2. Mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan
kembali (redefinition)
3. Hasil dijelaskan
4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada
4
1. Jawaban hampir semua benar
2. Mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan
kembali (redefinition)
3. Hasil dijelaskan
4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada
3
1. Jawaban hanya sebagian benar,
2. Sebagian besar kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
keaslian (originality), penguraian (elaboration) dan perumusan
kembali (redefinition)
3. Sebagian besar Hasil dijelaskan namun belum akurat
4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada
2
1. Jawaban dikemukakan tapi tidak mengembangkan ide-ide
matematika
2. Kurang mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration)
dan perumusan kembali (redefinition)
3. Hanya sedikit hasil yang dijelaskan
4. Kesalahan kecil dalam pembulatan mungkin ada
1
38
1. Jawaban benar-benar tidak tepat
2. Jawaban tidak mencerminkan kelancaran (fluency), keluwesan
(flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration)
dan perumusan kembali (redefinition)ah
3. Tidak menyatakan pemahaman sama sekali
4. Tidak menjawab
0
Setelah diperoleh nilai rata-rata kemudian peneliti menentukan kategori
nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Kategori kemampuan berpikir kreatif
dalam belajar matematika tersaji pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kategori kemampuan berpikir kreatif dalam belajar
matematika
Persentase Kategori Berpikir Kreatif
81% - 100% Sangat tinggi
61% - 80% Tinggi
41% - 60% Sedang
21% - 40% Rendah
0% - 20% Sangat rendah
(Riduwan, 2009: 15)
H. Indikator Keberhasilan
Komponen-komponen yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian
ini sebagai berikut.
1. Rata-rata nilai tes akhir siklus dalam kategori baik yaitu minimal rata-rata 61.
2. Peningkatan nilai rata-rata dari nilai pretes, postes siklus I dan postes siklus II.
3. Aktivitas berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada akhir siklus II
dalam kategori baik yaitu rata-rata kelas minimal 61% telah menunjukkan
pemikiran kreatif dalam belajar matematika.
39
4. Peningkatan persentase kemampuan berpikir kreatif dalam belajar
matematika.
5. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam
kategori baik yaitu minimal 61% telah terlaksana dan pembelajaran dengan
pendekatan pemecahan masalah sudah dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika.
6. Hasil angket berpikir kreatif siswa dalam kategori baik yaitu minimal 61 %
telah menunjukkan pemikiran kreatif dalam belajar matematika.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 23 April 2010 sampai
dengan tanggal 14 Mei 2010. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana tiap
siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Proses pembelajaran di SMP N 2 Depok
dimulai pada pukul 07.00 WIB. Jadwal pelaksanaan pembelajaran matematika
selama proses penelitian di kelas VII D dipaparkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Selama Penelitian
Siklus Pertemuan
ke-
Hari/Tanggal Waktu Materi
I 1 Jumat/23
April 2010
09.30-
11.05 Keliling dan luas
untuk persegi dan
persegi panjang
Mengerjakan dan
pembahasan LKS
2 Rabu/28
April 2010
07.00-
08.20 Keliling dan luas
segitiga
Mengerjakan dan
pembahasan LKS
3 Kamis/29
April 2010
11.35-
12.15 Keliling dan luas
jajargenjang
Mengerjakan dan
pembahasan LKS
4 Jumat/30
April 2010
09.30-
11.05
Tes akhir siklus I
II 1 Rabu/5 Mei
2010
07.00-
08.20 Keliling dan luas belah
ketupat
Mengerjakan dan
pembahasan LKS
2 Kamis/6 Mei
2010
11.35-
12.15 Keliling dan luas
layang-layang
Mengerjakan dan
pembahasan LKS
3 Rabu/12 Mei
2010
07.00-
08.20 Keliling dan luas
trapesium
Mengerjakan dan
41
pembahasan LKS
4 Jumat/14 Mei
2010
09.30-
11.05
Tes akhir siklus II
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
1) Perencanaan
Kegiatan ini bertujuan untuk merencanakan dan mempersiapkan segala
sesuatu sebelum penelitian. Kegiatan yang dilaksanakan selama perencanaan
meliputi:
a) Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan selama penelitian ini adalah:
(1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai materi
yang akan diajarkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah keliling
dan luas untuk persegi dan persegi panjang. Pada pertemuan kedua materi
yang diajarkan adalah keliling dan luas segitiga. Sedangkan pada
pertemuan ketiga materi yang diajarkan adalah keliling dan luas
jajargenjang. RPP disusun peneliti dengan pertimbangan dan masukan dari
guru yang bersangkutan dan dosen pembimbing
(2) Penyusunan Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja
Siswa (LKS). Untuk mengerjakan LKS siswa dibentuk dalam kelompok-
kelompok seperti telah tercantum pada subbab sebelumnya. LKS disusun
42
peneliti dengan pertimbangan dan masukan dari guru matapelajaran dan
dosen pembimbing.
b) Penyusunan Instrumen Penelitian
(1) Menyiapkan soal pretes yang dilaksanakan pada awal pembelajaran
pertemuan pertama pada siklus I. Pretes ditujukan untuk mengetahui
tingkat kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif pada
matapelajaran matematika serta digunakan sebagai acuan pada
pembelajaran selanjutnya.
(2) Menyiapkan tes akhir siklus I yang diberikan pada akhir dari siklus I.
Tes akhir siklus I ditujukan untuk mengetahu tingkat kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada siklus I serta
digunakan sebagai refleksi bila mana perlu diadakan perbaikan-
perbaikan pada siklus selanjutnya.
(3) Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua
jenis yaitu:
(a) Lembar observasi berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika
Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi berpikir kreatif
siswa dalam belajar matematika yang disusun berdasarkan aspek
afektif berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika.
(b) Lembar obsevasi keterlaksanaan pembelajaran
Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran yang disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat dan
43
digunakan untuk mencatat hasil pengamatan mengenai keterlaksanaan
pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah.
(4) Angket Berpikir Kreatif Siswa
Menyusun dan mempersiapkan angket berpikir kreatif siswa
Angket disusun berdasarkan aspek-aspek dari berpikir kreatif.
(5) Pedoman Wawancara
Menyusun dan mempersiapkan pedoman wawancara siswa dan
guru. Wawancara dilakukan pada akhir siklus I dan akhir siklus II.
Pedoman wawancara untuk siswa ditujukan untuk mengetahui pola
pikir kreatif dari siswa. Sedangkan pedoman wawancara untuk guru
berisi tentang penerapan pendekatan pemecahan masalah yang
diterapkan dalam penelitian apakah ada kendala atau hambatan yang
nantinya akan diperbaiki pada siklus kedua.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2010
sampai dengan 30 April 2010. Pada tahap ini guru melaksakan tindakan sesuai
RPP yang telah disusun oleh peneliti dan sebelumnya telah dikonsultasikan
dengan guru matapelajaran dan dosen pembimbing. Selama pembelajaran
peneliti dibantu oleh 4 orang observer untuk mengamati aktivitas berpikir
kreatif siswa dan mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk
selengkapnya data mengenai observer tercantum pada lampiran.
Kegiatan pada siklus I dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Berikut
penjabaran dari pelaksanaan siklus I.
44
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tangagal 23 Maret 2010
pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 11.05 WIB. Guru bersama peneliti dan
3 orang observer memasuki ruangan.
(1) Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa kemudian dilanjutkan
dengan memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan
diajarkan. Sebelum memasuki materi guru memberikan soal pretes kepada
siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dalam berpikir kreatif
selama 20 menit. Setelah siswa diberikan soal pretes dan dikerjakan oleh
siswa, guru melanjutkan dengan memberikan apersepsi kemudian dilanjutkan
menuju kemateri.
Materi pada hari pertama penelitian adalah keliling dan luas untuk persegi
dan persegi panjang. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan berapa
penting mamfaat dan kegunaan dari bangun datar persegi dan persegi panjang
dalam kehidupan sehari-hari. Guru menunjukkan bentuk bangun persegi dan
persegi panjang.
(2) Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa menjadi delapan kelompok. Adapun kelompoknya
terlampir dalam lampiran. Setelah membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, guru membagikan nomor absen berbentuk bulatan yang di
tempelkan pada baju siswa. Kemudian guru membagikan LKS yang berisikan
soal-soal tentang permasalahan keliling dan luas untuk persegi dan persegi
45
panjang dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Guru
memberikan waktu selama 20 menit untuk mengerjakan LKS.
Selama proses pengerjaan LKS guru mendampingi siswa untuk
memberikan masukan apabila diperlukan oleh siswa. Dalam proses
pengerjaan, ada beberapa siswa yang bertanya tentang soal yang ada di dalam
LKS. Ada yang bertanya tentang bagaimana menyelesaikan soal nomor 1
dalam LKS. Dengan tenangnya guru memberikan pengarahan kepada siswa
bahwa pengerjaan soal nomor 1 adalah dengan membayangkan tentang sebuah
bangun persegi dan persegi panjang kemuadian digambar dalam kertas
berpetak yang telah tersedia dalam LKS. Ada siswa yang bertanya “pak guru,
ini ukuranya berapa?’. Guru menjawab “anak-anak pada soal nomor 1 ukuran
bebas sesuai dengan kehendak kalian masing-masing, asalkan ukuranya tidak
melebihi petak-petak yang tertera dalam LKS”.
Diskusi telah berjalan 10 menit, kemudian ada siswa dari kelompok 2 yang
bertanya “ bapak, soal nomor 2 pada kegiatan 2 itu maksudnya bagaimana?”.
Guru menjawab “soal nomor 2 itu adalah salah satu keguanaan dalam belajar
keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang. Soal tersebut bercerita
tentang seorang anak yang mengitari sebuah lapangan sepak bola dengan
ukuran lapangan sepak bola yaitu 2 kali ukuran bangun datar persegi yang
diketahui di dalam soal”. Guru bertanya “ berapa ukuran persegi?”. Siswa
menjawab “64 pak”. Guru menyahut “lalu berapa ukuran sisi-sisi persegi
dan ukuran lapangan sepak bola?”. Siswa menjawab “ sisi-sisinya 8m dan
ukuran lapangan sepakbola tersebut adalah 128 pak”. Kemudian guru
46
memberikan instruksi kepada siswa untuk mendiskusikan kembali
permasalahan tersebut dengan kelompoknya sehingga ditemukan suatu hasil
akhir yang benar.
Setelah 20 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Kemudian
guru bersama-sama dengan siswa membahas LKS dengan beberapa siswa
mengerjakan di depan kelas.
(3) Penutup
Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi
yang dipelajari pada hari ini. Guru memancing siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan tentang materi pada hari ini.
Setelah hal tersebut dilakukan guru menyuruh siswa untuk merangkum hasil
diskusi pada hari ini kemudian dilanjutkan dengan memberikan tugas rumah
kepada siswa yaitu permasalahan nomor 9a halaman 97 pada buku Cholik M
dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga
yang merupakan buku pegangan siswa.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tangagal 28 maret 2010 pukul 07.00
WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang
observer memasuki ruangan.
(1) Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa kemudian dilanjutkan
dengan memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan
47
diajarkan. Setelah selesai memberikan apersepsi guru mengitari kelas untuk
mengecek apakah pekerjaan rumah siswa sudah dikerjakan atau belum.
Ternyata semua siswa sudah mengerjakan dan guru memancing siswa untuk
menjawab dengan lesan untuk hasil akhirnya saja. Setelah itu guru
menegaskan jawaban yang benar dan guru menyuruh siswa yang menjawab
salah untuk diperbaiki. Selanjutnya guru mengarahkan siswa untuk
membentuk kelompok seperti kelompok pada pertemuan pertama. Guru
mewajibkan siswa untuk menggunkan nomor absen pada baju mereka
sehingga memudahkan guru dan observer dalam melakukan pengamatan.
Nomor absen tersebut sama dengan nomor absen yang digunakan pada
pertemuan pertama.
Setelah masalah teknis tersebut selesai guru mengarahkan siswa menuju
materi inti dengan menjelaskan tujuan dari pembelajaran pada pertemuaan
hari ini serta memberikan masalah-maslah ringan yang mengacu pada
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah. Kemudian guru
menjelaskan bahwa materi pada pertemuan hari ini adalah keliling dan luas
segitiga.
(2) Kegiatan Inti
Guru membagikan LKS kepada siswa dan siswa diberikan kesempatan
selama 25 menit untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang ada di dalam
LKS. Guru mengawasi jalannya diskusi, serta guru memberikan kesempatan
kepada seluruh siswa untuk bertanya kepada guru apabila ada yang hal-hal
yang kurang dimengerti yang terdapat pada LKS. Ada salah satu siswa yang
48
bertanya dari kelompok 1, Rizki namanya. Dia bertanya apakah soal nomor 2
boleh dikerjakan dengan menggunakan rumus luas persegi dan persegi
panjang?. Guru menjawab “pada soal nomor 2 boleh dikerjakan dengan cara
yang pernah kalian dapatkan pada pertemuan sebelumnya atau dengan cara
yang pernah kalian dapatkan melalui bimbingan belajar yang kalian ikuti. Ada
siswa yang menyahut “bapak maksudnya 1 petak mewakili 1cm itu apa?”.
Guru menjawab “maksudnya adalah 1 petak pada gambar tersebut mewakili
1cm, petak-petak tersebut berbentuk persegi yang mempunyai sisi 1cm
sehingga luas persegi yang merupakan petak berbentuk persegi adalah 1 ”.
Guru berkeliling hingga ke belakang kelas. Guru mengamati siswa yang
aktif dan guru menegur beberapa siswa yang hanya bermain-main saja. Guru
memberi motivasi kepada siswa bahwa berdiskusi adalah kegiatan masa depan
yang dapat menjalin keakraban diantara masing-masing individu yang
sekarang ini masih terlalu individualis. Dengan berdiskusi maka kalian telah
menjalin hubungan saling menghargai sesama.
Satelah diskusi berjalan 15 menit ada seorang siswa dari kelompok 5 yang
menanyakan soal nomor terakhir. Berikut perbincangan antara guru dan siswa
tersebut. Siswa : “bapak, ini cara pengerjaannya bagaimana?”. Guru : “ soal
tersebut sama dengan soal nomor 2 atau nomor 1”. Siswa : “lalu bagaimana
cara menghitungnya bapak?”. Guru : “kalian itu sudah belajar tentang keliling
dan luas untuk persegi dan persegi panjang dan kalian juga telah menemukan
rumus untuk menghitung luas segitiga, jadi kalian tinggal memilih untuk
menggunakanya pada soal nomor terakhir. Terlebih dahulu amati bangun apa
49
yang dimaksud pada soal tersebut kemudian gunakan imajinasi kalian untuk
mencerna permasalahan tersebut”. Siswa : berarti ini dibagi-bagi berdasarkan
jenis bangunnya kemudian dihitung dengan rumus luas segitiga atau rumus
luas persegi ya pak?”. Guru : “nah itu kalian pintar”. Siswa : “he he he he
he…”.
Diskusi telah berjalan 25 menit dan guru menghentikan jalannya diskusi.
Guru menawarkan kepada siswa untuk mengerjakan hasil diskusi bersama
kelompoknya di depan kelas. Suasana kelas kemudian berubah menjadi lebih
riuh dengan adanya suara-suara dari siswa yang ingin mengajukan dirinya atau
anggota dari kelompoknya untuk dapat ditunjuk oleh guru dalam mengerjakan
permasalahan yang ada pada LKS dan dikerjakan di depan kelas.
Kelompok yang mengerjakan di depan kelas ialah kelompok 3. Salah
seorang dari kelompok 3 mengerjakan ke depan kelas. Anak tersebut
mengerjakan soal nomor 1. Selain dari kelompok 3 ada dua kelompok lain
yang mengerjakan untuk soal nomor 1 yaitu kelompok 2 dan kelompok 8.
Mereka mengerjakan secara bersamaan di depan kelas. Dua kelompok dari 3
kelompok tersebut mendapatkan rumus untuk menghitung luas segitiga
dengan melihat dari rumus luas persegi panjang. Mereka menghitung luas
persegi panjang terlebih dahulu kemudian mereka menganalisis bahwa
segitiga yang ada dalam persegi panjang ternyata adalah dua buah segitiga
yang sama ukuranya yaitu dari persegi panjang. Sedangkan satu kelompok
yang lain mendapatkan rumus luas persegi dengan memisalkan alas segitiga
50
dengan a dan tinggi segitiga dengan t dan mereka mendapatkan kesimpulan
untuk rumus luas segitiga berasal dari pembelajaran sewaktu di SD.
Soal nomor 1 telah selesai dibahas, kemudian siswa di suruh untuk
mengganti jawaban mereka apabila terdapat jawaban yang masih salah pada
LKS mereka masing-masing. Soal selanjutnya juga dikerjakan di depan kelas
dengan beberapa siswa secara bersamaan mengerjakan didepan kelas. Ada
satu soal yang tidak dibahas karena waktunya habis dan guru menyuruh siswa
untuk mempelajarinya di rumah.
(3) Penutup
Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan tentang materi
yang dipelajari pada hari ini. Guru memancing siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan tentang materi pada hari ini.
Setelah hal tersebut dilakukan, guru menyuruh siswa untuk merangkum hasil
diskusi pada hari ini kemudian dilanjutkan dengan guru memberikan tugas
rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 151 pada buku
Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta
.Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
c) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tangagal 29 Maret 2010 pukul 11.35
WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB. Guru bersama peneliti dan 3 orang
observer memasuki ruangan.
51
(1) Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa.
Guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.
Setelah selesai memberikan apersepsi guru mengitari kelas untuk mengecek
apakah pekerjaan rumah siswa sudah dikerjakan atau belum. Ternyata semua
siswa sudah mengerjakan dan guru memancing siswa untuk menjawab dengan
lesan hasil akhirnya saja. Setelah itu guru menegaskan jawaban yang benar
dan guru menyuruh siswa yang menjawab salah untuk diperbaiki. Kemudian
guru menjelaskan tentang kegunaan dan tujuan dari belajar metematika
tentang keliling dan luas bangun datar. Materi pada pembelajaran hari ini
adalah keliling dan luas jajargenjang. Guru memberikan sebuah masalah
tentang keliling dan luas jajargenjang kemudian guru memberikan waktu
berpikir selama 1 menit. Setelah itu guru menanyakan jawabannya kepada
siswa. Ada sebagian siswa yang menjawab benar dan ada pula yang menjawab
salah. Kemudian guru menjelaskan maksud dari pertanyaanya tadi. Setelah hal
tersebut, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan kelompok tetap
sama dengan kelompok sebelumnya dan dengan tetap menggunakan nomor
absen pada baju mereka.
(2) Kegiatan Inti
Guru membagikan LKS kepada siswa dengan tiap kelompok mendapatkan
1 bendel LKS. LKS tersebut berisi tentang permasalahan keliling dan luas
jajargenjang dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Didalam
LKS terdapat permasalahan-permasalahan yang menuntut siswa untuk dapat
52
menemukan kembali rumus luas dan keliling jajargenjang serta menggunakan
rumus tersebut dalam permasalahan yang ada dalam LKS.
Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya selama 25
menit dan apabila ada hal yang tidak dimengerti dari permasalahan yang ada
didalam LKS guru memperbolehkan siswa untuk bertanya. Guru mengawasi
jalannya diskusi serta mengamati siswa-siswa yang aktif dan siswa-siswa yang
pasif. Sesekali guru menegur siswa yang pasif dan menegur siswa yang
hiperaktif dalam hal negatife.
Suasana pembelajaran pada hari ini berlangsung sedikit gaduh. Akan tetapi
guru melihat hal positif dalam keadaan tersebut. Dengan keadaan demikian
para siswa akan lebih berinteraksi dengan siswa lain dalam hal bertukar
pikiran mengenai permasalahan-permasalahan yang terdapat pada LKS
walaupun suasana kelas terlihat sedikit gaduh.
Setelah 25 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Guru
memberikan instruksi kepada siswa untuk mengerjakan permasalahan yang
telah didiskusikan bersama kelompoknya untuk dikerjakan di depan kelas.
Guru melihat ada banyak siswa yang mengangkat tangan keatas untuk dapat
mengerjakan di depan kelas. Guru menunjuk tiga orang siswa dari beberapa
siswa yang mengajukan dirinya untuk mengerjakan di depan kelas. Tiga orang
siswa tersebut mengerjakan satu soal yang sama sehingga muncul berbagai
pemikiran yang berbeda. Soal selanjutnya juga dikerjakan oleh beberapa siswa
di depan kelas.
53
(3) Penutup
Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa untuk merangkum
hasil diskusi pada pembelajaran hari ini. Guru menyarankan kepada siswa
untuk lebih aktif dalam belajar sehingga akan mendapatkan hasil yang terbaik.
Setelah hal tersebut dilakukan guru memberikan tugas rumah kepada siswa
yaitu permasalahan nomor 6 halaman 101 pada buku Cholik M dan
Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga
yang merupakan buku pegangan siswa. Guru memberitahukan kepada siswa
bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes dengan materi keliling
dan luas untuk bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga dan
jajargenjang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan
salam.
d) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat siklus I dilaksanakan pada tangagal 30 Maret pada
pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 11.05 WIB. Pada pertemuan keempat
guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Tes tersebut berbentuk 3
soal urain yang berisi materi pembelajaran pada siklus pertama dengan aspek
berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa diberi waktu untuk belajar
selama 10 menit untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari
di rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk memasukkan semua
buku yang ada di atas meja ke dalam laci atau tas.
Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru
memperingatkan kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan
54
kepada teman lain dalam pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua
mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru menyuruh siswa untuk
berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru tersebut.
Setelah tes akhir siklus I berjalan 70 menit, guru membagikan lembar
angket berpikir kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes.
Waktu telah berakhir dan guru menhyuruh siswa untuk segera mengumpulkan
hasil jawabannya beserta lembar angket. Setelah itu guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam.
3) Observasi Siklus I
Pada lembar observasi yang diamati adalah aspek afektif dalam berpikir
kreatif dan aspek pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah.
(1) Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa
Aspek afektif berpikir kreatif yang diukur tampak pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Aspek Afektif Dalam Berpikir Kreatif
Nomor
Aspek
Aspek Afektif Berpikir Kreatif
1 Berani mengambil resiko (tapi dengan
perhitungan)
2 Berani dan antusias dalam mengemukakan
pendapat serta menjawab pertanyaan dengan
memberi jawaban yang lebih banyak
3 Rasa ingin tahu yang besar
4 Menyukai tantangan dan pengalaman baru
5 Keinginan untuk menemukan suatu
pemecahan masalah dan tidak mudah putus
asa
55
(a) Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama siklus I lembar observasi siswa tentang aspek
afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan rata-
rata 37,98% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian
tiap aspek:
Tabel 4.3 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 1
Nomor Aspek
Afektif Berpikir
Kreatif
Nomor Butir Rata-rata Persentase
Kelas VIID
1 1, 2, 3 41.40%
2 4, 5, 6, 7, 8 36.90%
3 9, 10 38.03%
4 11, 12, 13 32.75
5 14, 15 43.38%
Rata-rata kelas 37.98%
(b) Pertemuan 2
Pada petemuan kedua siklus I lembar observasi siswa tentang aspek
afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan rata-
rata 41,04% siswa telah melaksanakan. Untuk hasil ketercapaian tiap
aspek tersaji pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 2
Nomor Aspek
Afektif Berpikir
Kreatif
Nomor Butir Rata-Rata
Persentase Kelas
VIID
1 1, 2, 3 40.76%
2 4, 5, 6, 7, 8 44.38%
3 9, 10 44.38%
4 11, 12, 13 45.83%
5 14, 15 53.13%
Rata-rata kelas 41.04%
56
(c) Pertemuan 3
Pada petemuan ketiga siklus I lembar observasi siswa tentang aspek
afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan rata-
rata 42,25% siswa telah melaksanakan. Untuk hasil ketercapaian tiap
aspek tersaji pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 3
Nomor Aspek
Afektif Berpikir
Kreatif
Nomor Butir Rata-Rata
Persentase Kelas
VIID
1 1, 2, 3 44.90%
2 4, 5, 6, 7, 8 38.24%
3 9, 10 52.45%
4 11, 12, 13 39.05%
5 14, 15 42.94%
Rata-rata kelas 42.25%
Dari data pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada siklus I dapat
dilihat bahwa aspek afektif dari berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan.
Dari 37,98% siswa yang telah berhasil menjadi 41,04% siswa pada pertemuan
kedua dan meningkat kembali pada pertemuan ketiga menjadi 42,25% siswa.
Untuk kategori kemampuan berpikir kreatif siswa dari pertemuan pertama
sampai dengan ketiga pada siklus I tersaji pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus I
Pertemuan Persentase Kategori Berpikir Kreatif
1 37.98% Rendah
2 41.04% Sedang
3 42.25% Sedang
Rata-rata 40.42% Rendah
Walaupun keadaan diatas menunjukkan suatu peningkatan yang
signifikan, akan tetapi keadaan tersebut menggambarkan kemampuan berpikir
57
kreatif siswa dalam belajar matematika di kelas VII D pada siklus pertama
masih rendah yaitu hanya mencapai 40,42% siswa. Untuk selengkapnya hasil
dari observasi berpikir kreatif siklus I dapat dilihat pada lampiran
(2) Lembar Observasi Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan
Pendekatan Pemecahan Masalah
(a) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama siklus I pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan
persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 80,95%
yang termasuk dalam kategori baik.
(b) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua siklus I pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan
persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 78,57%
yang termasuk dalam kategori baik.
(c) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga siklus I pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan
persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 73,80%
yang termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan
pemecahan masalah pada siklus I dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah
penjabaran dari data lembar observasi pembelajaran Siklus I pada tabel 4.7.
58
Tabel 4.7 Data Lembar Observasi Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Persentase Kategori
1 80,95% Baik
2 78,57% Baik
3 73,80% Baik
1, 2 dan 3 77,77% Baik
4) Tes Berpikir Kreatif Siklus I
Tes berpikir kreatif siklus I dilaksanakan pada pertemuan pertama dan
pertemuan keempat. Pertemuan pertama diadakan tes awal atau pretes dan
pertemuan kedua diadakan tes akhir siklus I. Siswa yang hadir pada tes awal
dan tes akhir siklus I adalah sebanyak 34 siswa.
Pretes dilaksanakan pada awal pertemuan pertama dengan jumlah soal tes
adalah 2 butir soal uraian. Hasil dari pretes awal menunjukkan betapa rendah
kemampuan berpikir kreatif siwa dalam belajar matematika yaitu dengan rata-
rata kelas sebesar 33,40 atau 33,40% siswa yang telah memenuhi kategori
berpikir kreatif. Untuk selengkapnya hasil dari tes awal dapat dilihat dalam
lampiran.
Tes akhir siklus I dilaksanakan pada akhir siklus pertama yaitu pada
pertemuan keempat dengan jumlah soal tes adalah 3 butir soal uraian. Hasil
dari tes akhir siklus I mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dengan
rata-rata kelas sebesar 60,83 atau 60,83% siswa yang termasuk dalam kategori
berpikir kreatif sedang. Untuk selengkapnya hasil dari tes akhir siklus I dapat
dilihat dalam lampiran.
5) Berpikir Kreatif Siklus I
59
Berpikir kreatif siklus pertama dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
(1) Berdasarkan Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa
Lembar observasi dibuat berdasarkan aspek afektif berpikir kreatif siswa
dalam belajar matematika. sehingga data yang diperoleh merupakan data
afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. Data hasil
observasi diperoleh dari tiap pertemuan pada setiap siklusnya.
Data hasil observasi pada pertemuan pertama menunjukkan kemampuan
berpikir kreatif siswa masih rendah yaitu dengan tingkat ketercapaian 37,98%
yang termasuk dalam kategori rendah. Pada pertemuan kedua mengalami
peningkatan yaitu dengan tingkat ketercapaian 41,04% yang termasuk dalam
kategori sedang dan pada pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan
yaitu dengan tingkat ketercapaian 42,25% yang termasuk dalam kategori
sedang. Sementara itu rata-rata ketercapaian siklus I dari masing-masing aspek
yang diukur adalah 41,56% untuk nomor aspek (1), 35,13% untuk nomor
aspek (2), 44,08% untuk nomor aspek (3), 38,31% untuk nomor aspek (4) dan
45,44% untuk nomor aspek (5). Sedangkan rata-rata ketercapaian keseluruhan
dari data hasil observasi pada siklus I masih tergolong rendah yaitu dengan
tingkat ketercapaian 40.42% yang termasuk dalam kategori rendah. Hasil
tersebut merupakan hasil dari aspek afektif dari berpikir kreatif siswa dalam
belajar matematika.
(2) Berdasarkan Hasil Tes
Data hasil tes akhir siklus I menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dari tes awal atau pretes dengan rata-rata kelas sebesar 33,40 atau 33,40%
60
siswa yang telah memenuhi kategori berpikir kreatif naik menjadi 60,83 atau
60,83% siswa yang termasuk dalam kategori berpikir kreatif sedang.
6) Refleksi Siklus I
Tujuan dari penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah (problem solving) adalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. pada
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah pada siklus I belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan data sebagai berikut:
(1) Siswa masih banyak yang mengobrol pada saat guru menerangkan
materi sehingga siswa kurang memahami materi yang diterangkan guru.
(2) Sebagian siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran.
(3) Siswa masih kurang berani dalam memberikan pendapat ketika siswa
dari kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
(4) Aspek afektif berpikir kreatif siswa berdasarkan lembar observasi
mencapai 40,42% berada dalam kategori rendah dan belum memenuhi
indikator keberhasilan yaitu 61%. Dari hasil diskusi guru dan peneliti
hal ini diakibatkan karena siswa kurang berani dalam mengungkapkan
pendapat dan kurangnya kepercayaan diri dari masing-masing siswa
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
(5) Dari hasil tes telah menunjukkan suatu hasil yang cukup baik yaitu
60,83 atau 60,83%. Akan tetapi hasil tersebut belum memenuhi indikator
keberhasilan yaitu 61,00%. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tes
akhir siklus I masih kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka perlu adanya siklus lanjutan
untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
61
dalam belajar matematika dengan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving) pada kelas VII D SMP N 2 Depok.
b. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
1) Perencanaan Siklus II
Perencanaan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Tindakan yang dilakukan pada siklus II masih seperti pada tindakan di siklus
I. Namun pada siklus II terdapat beberapa tambahan kegiatan refleksi siklus I.
Adapun perencanaan siklus II yang dilakukan peneliti yaitu:
a) Menyiapkan pedoman wawancara dengan siswa
b) Memepersiapkan soal tes akhir siklus II. Tes akhir siklus II digunakan
untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika.
c) Mempersiapkan lembar angket berpikir kreatif siswa.
d) Mempersiapkan tindakan perbaikan pada siklus II
(1) Guru mengkondisikan siswa agar lebih teratur dan tidak gaduh.
(2) Guru menginstruksikan siswa agar lebih aktif dalam berdiskusi.
(3) Guru menjelaskan materi dengan jelas dan akurat agar siswa
menjadi lebih tanggap dan lebih tertarik terhadap permasalahan
yang diberikan guru.
(4) Peneliti mengkontruksi ulang permasalahan-permasalahan yang
terdapat di LKS agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2010
sampai dengan 14 Mei 2010. Pada tahap ini guru melaksakan tindakan sesuai
RPP yang telah disusun oleh peneliti dan sebelumnya telah dikonsultasikan
dengan guru matapelajaran dan dengan dosen pembimbing. Selama
62
pembelajaran peneliti dibantu oleh 3 orang observer untuk mengamati
aktivitas berpikir kreatif siswa dan mengamati pembelajaran yang dilakukan
oleh guru.
Kegiatan pada siklus II dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Berikut
penjabaran dari pelaksanaan siklus II.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2010 pada
pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Guru bersama peneliti dan
3 orang observer memasuki ruangan.
(1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan pertemuan pertama siklus II yaitu guru membuka
pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru
mengabsen siswa dengan menanyakan kepada siswa “siapa hari ini yang tidak
masuk” siswa menjawab “hari ini nihil pak”. Setelah mengabsen siswa guru
memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, persegi
dan persegi panjang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas belah
ketupat. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa bahwa belajar
mengenai keliling dan luas belah ketupat sangatlah bermamfaat. Kemudian
guru menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran keliling dan luas belah
ketupat.
(2) Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok
tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru
63
memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi
dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan
kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal
yang kurang dimengerti di dalam LKS. Suasana kelas pada hari ini terlihat
lebih nyaman dan teratur. Siswa aktif dalam menyelesaikan permasalahan
yang diberikan oleh guru. Bahkan ada siswa yang sempat berdiskusi dengan
kelompok lain untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada di
dalam LKS. Ada siswa yang bertanya dari kelompok 4, dia bertanya “bapak,
apakah soal nomor 2 itu harus dikerjakan dengan cara biasa atau dengan cara
lengkap”. Guru menjawab “seperti biasa kalian mengerjakan, boleh dengan
cara biasa atau dengan cara lengkap dengan satu syarat jawaban kalian mudah
dimengerti oleh teman lain”. Siswa “iya pak”. Ada siswa lain yang menyahut
“berarti kalau langsung hasilnya saja boleh pak?”. Guru “itu tidak boleh sebab
kalian harus menjabarkan cara pengerjaannya agar teman lain yang belum
paham dapat mengerti bagaimana mendapat jawaban itu”. Siswa “kalau
dengan dua cara boleh pak?”. Guru “boleh anak-anak, sekarang diskusikan
terlebih dahulu dengan teman kalian nanti kalau ada yang tidak paham
tanyakan ke bapak”.
Diskusi telah berjalan selama 15 menit ada siswa yang bertanya dari
kelompok 5 mengenai permasalahan pada LKS kegiatan 2 nomor 3. Siswa
bertanya “ bapak maksud dari soal nomor 3 ini bagaimana?, bingung pak.
Guru : “maksudnya kalian disuruh menghitung luas daerah yang diarsir. Di
64
dalam gambar terdapat bangun datar apa saja?”. Siswa : “bangun datar
segitiga, belah ketupat, persegi dan persegi panjang pak”. Guru : “lalu yang
ditanyakan dalam soal apa?”. Siswa : “Bangun yang diarsir pak”. Guru “nah
bangun yang diarsir itu berbentuk bangun datar apa?, kemudian kalian hitung
luasnya tiap bangun datar kemudian hasilnya?”. Siswa : “dijumlahkan pak”.
Guru : “silahkan kalian hitung dan kerjakan, 5 menit lagi kita bahas”.
Setelah diskusi berjalan selama 25 menit guru menghentikan jalannya
diskusi dan memeberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
jawabannya di depan kelas. Sebagian besar kelompok mengajukan dirinya
untuk dapat mengerjakan di depan kelas. Akan tetapi guru hanya memberi
kesempatan kepada 3 orang siswa dari tiga kelompok yang berbeda untuk
mengerjakan permasalahan nomor 1. Ternyata jawabannya benar untuk semua
anak yang mengerjakan didepan kelas. Untuk permasalahan nomor 2 guru
memberi kesempatan kepada 2 orang siswa untuk mengerjakan di depan kelas.
Ternyata ada dua cara pengerjaan dan jawabannya sama dan benar. Untuk
permasalahan soal nomor 2 guru memberikan kesempatan kepada 2 orang
siswa dan terdapat dua cara pengerjaan dan hasil akhirnya sama dan benar.
Untuk soal nomor 3 kegiatan 2 ada tiga orang siswa yang mengerjakan dan
siswa tersebut sama dengan siswa yang pertama tadi mengerjakan. Cara
pengerjaannya berbeda, tetapi hasinya sama dan benar.
(3) Penutup
Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan tentang
pemebelajaran pada hari ini. Siswa diberi kesempatan untuk merangkum hasil
65
diskusinya. Setelah siswa merangkum, guru memberikan tugas rumah kepada
siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 106 pada buku Cholik M dan
Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga
yang merupakan buku pegangan siswa.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
b) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2010 pada
pukul 11.35 WIB sampai dengan pukul 12.15 WIB. Guru bersama peneliti dan
3 orang observer memasuki ruangan.
(1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan pertemuan kedua siklus II yaitu guru membuka
pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa
guru mengabsen siswa dengan menanyakan kepada siswa “siapa hari ini yang
tidak masuk” siswa menjawab “hari ini nihil pak”. Setelah mengabsen siswa
guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, belah
ketupat, persegi dan persegi panjang guna masuk kemateri inti yaitu keliling
dan luas layang-layang. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa,
bahwa belajar mengenai keliling dan luas layang-layang sangatlah
bermamfaat. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran
keliling dan luas layang-layang.
(2) Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok
tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru
66
memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi
dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan
kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal
yang kurang dimengerti di dalam LKS. Pada waktu pembagian kelompok ada
siswa yang berkata bahwa siswa tersebut telah bosan dengan kelompok dan
permasalahan yang ada dalam LKS. Kemudian guru menegaskan lagi bahwa
pembelajaran seperti ini yang paling efektif dalam pembelajaran matematika
di SMP. Sebab akan melatih siswa untuk lebih aktif dan lebih kreatif. Siswa
tersebut kemudian mengikuti anjuran guru dan kembali menempatkan diri
pada kelompoknya.
Guru membagikan LKS kepada siswa dan guru menyuruh siswa untuk
berdiskusi dalam mengerjakan permasalahan yang ada dalam LKS. Suasana
diskusi sangat ramai, akan tetapi ramai dalam hal positif yaitu saling bertukar
pikiran mengenai permasalahan yang ada dalam LKS. Ada siswa yang
hiperaktif dan mengajukan diri untuk segera mengerjakan permasalah nomor 1
di depan kelas. Akan tetapi guru menanggapi siswa tersebut untuk menunggu
teman yang lain dan mengerjakan permasalahan nomor selanjutnya.
Guru mengitari kelas untuk mengecek apakah siswa-siswa mengerjakan
LKS atau hanya bermain-main saja. Ternyata siswa-siswa masih aktif dalam
berdiskusi. Sesampainya guru di kelompok 4 ada siswa yang bertanya “bapak
nomor dua itu disuruh mencari luas layang-layang pak?”. Guru : “iya benar,
apakah sudah dikerjakan?”. Siswa: “ini pak yang dimaksud dengan memberi
67
nama terlebih dahulu itu apa?”. Guru: “itu maksudnya adalah pemberian
simbol pada setiap titik sudutnya, misalnya ABCD atau RSTU”. Siswa : “iya
pak, terima kasih”. Guru: “segera dikerjakan”.
Guru kemudian kembali kedepan kelas karena ada yang bertanya lagi dari
siswa yang berkelompok di depan kelas. Siswa bertanya “bapak diagonal
layang-layang pada soal nomor 2 itu berapa pak?”. Guru : “kalian cermati
dahulu pertanyaan yang dimaksud dan keterangan dalam soal tersebut”.
Siswa: “belum paham pak”. Guru: “di soal terdapat keterangan bahwa satu
petak pada gambar mewakili 1cm. jadi panjang diagonalnya berapa petak atau
berapa centimeter?”. Siswa : “12cm dan 14cm pak”. Guru : “nah itu kalian
bisa, segera selesaikan soal selanjutnya”. Siswa : “iya pak”.
Setelah 25 menit guru menghentikan jalannya diskusi dan memberikan
instruksi kepada siswa untuk mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas.
Hampir semua kelompok mengajukan diri untuk mengerjakan di depan kelas.
Akan tetapi guru hanya menunjuk 3 orang siswa untuk mengerjakan
permasalahan nomor 1. Jawaban dari ketiga siwa tersebut berbeda karena cara
pengerjaan mereka berbeda. Kemudian guru menjelaskan kenapa jawabannya
dapat berbeda, itu semua disebabkan ada 2 orang siswa yang salah dalam
melakukan operasi pembagian. Setelah semua siswa memperbaiki jawabannya
kemudian guru memberi kesempatan kembali bagi siswa yang ingin
mengerjakan pekerjaannya di depan kelas. Kemudian ada 2 orang siswa yang
mengajukan diri dan guru menyuruh mereka untuk mengerjakan di depan
kelas. Kedua siswa tersebut mengerjakan dengan cara yang berbeda, tetapi
68
mempunyai jawaban yang sama. Karena waktu habis guru menghentikan
presentasinya untuk hari ini dan siswa disuruh untuk mengerjakan soal yang
belum dibahas di rumah masing-masing.
(3) Penutup
Sebelum siswa beranjak dari tempat duduk, guru meminta tambahan
waktu 5 menit untuk menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan ke-4.
Siswa mengikuti anjuran guru dan siswa kembali duduk dan merangkum
kesimpulan pembelajaran pada hari ini. Setelah selesai merangkum guru
memberi tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 109
pada buku Cholik M dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
c) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada tangagal 12 Mei 2010 pukul
07.00 WIB sampai dengan pukul 08.20 WIB. Guru bersama peneliti dan 3
orang observer memasuki ruangan.
(1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahualuan pertemuan ketiga siklus II yaitu guru membuka
pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa
guru mengabsen siswa dengan menanyakan kepada siswa “siapa hari ini yang
tidak masuk?” siswa menjawab “hari ini nihil pak”. Setelah mengabsen siswa
guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, belah
ketupat, dan layang-layang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas
69
trapesium. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa, bahwa belajar
mengenai keliling dan luas trapesium sangatlah bermamfaat. Kemudian guru
menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran keliling dan luas trapesium.
(2) Kegiatan Inti
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok
tetap sama dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru
memberikan permasalahan kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa selama 25 menit untuk berdiskusi
dengan kelompoknya masing-masing dan guru memberikan kesempatan
kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada hal-hal
yang kurang dimengerti di dalam LKS. Keadaan awal pada pertemuan ketiga
siklus II cenderung kondusif dan teratur. Siswa menempatkan diri terhadap
kelompoknya masing-masing dengan rapi dan tidak gaduh. Guru
memeberikan masukan bahwa pembelajaran hari harus lebih aktif dan
kondusif dari pada pertemuan sebelumnya. Guru mengucapkan terima kasih
karena telah membentuk kelompok dengan rapi tanpa membuat gaduh.
Kemudian guru menyuruh siswa untuk menggunakan nomor absen yang
digunakan pada pertemuan sebelumnya.
Guru mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling hingga ke belakang
kelas dan mengecek apakah ada siswa yang tidak berdiskusi. Siswa kelihatan
lebih aktif daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Itu dapat dilihat
dengan keseriusan siswa dalam menjalani diskusi kelompok dan berbagai
pertanyaan kepada guru tentang permasalahan yang ada pada LKS. Ada salah
70
satu siswa dari kelompok 4 yang menanyakan tentang permasalahan nomor 2.
Siswa bertanya “bapak soal nomor 2 itu cara pengerjaannya bagaimana?”.
Guru : “kalian cermati bangun apa saja yang ada pada gambar terlebih dahulu,
lalu kalian aplikasikan pengetahuan kalian tentang bangaimana cara
menghitung bangun yang terdapat pada gambar sehingga nantinya akan
didapatkan rumus untuk menghitung luas trapesium. Selanjutnya untuk soal
nomor (2.b) kalian hitung luas trapesium dengan rumus luas trapesiumk yang
kalian peroleh atau dengan penjabaran rumus lain sehingga mendapatkan hasil
yang benar.
Waktu pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus II sempit, oleh karena
itu guru menghentikan jalannya diskusi setelah melihat waktu hampir habis.
Guru menghentikan jalannya diskusi 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir.
Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan di
depan kelas. Beberapa siswa mengejakan hasil diskusinya di depan kelas dan
dievaluasi bersama-sama dengan siswa. Bagi siswa yang menjawab salah guru
menyuruh siswa untuk membetulkan jawabannya.
(3) Penutup
Setelah semua soal dibahas, guru bersama-sama dengan siswa menarik
kesimpulan dari pembelajaran hari ini. Guru menyuruh siswa untuk
merangkum dan memahami hasil diskusi. Setelah selesai guru
memberitahukan kepada siswa, bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan ujian dengan materi keliling dan luas bangun datar. Guru
menyarankan siswa untuk lebih giat dalam belajar sehingga hasil dari ujiannya
71
bagus. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal latihan pada buku Cholik M dan Sugijono.2005.
Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga halaman 116-118,
yang ada pada buku pegangan siswa untuk dikerjakan di rumah.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam
d) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat siklus II dilaksanakan pada tangagal 14 Mei 2010
pukul 09.30 WIB sampai dengan 11.05 WIB. Pada pertemuan keempat siklus
II guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Tes tersebut berbentuk 3
soal urain yang berisi materi pembelajaran pada siklus pertama dan kedua
dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa diberi waktu
untuk belajar selama 10 menit untuk mengingat kembali tentang materi yang
telah dipelajari di rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk
memasukkan semua buku yang ada di atas meja ke dalam laci atau tas.
Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru
memperingatkan kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan
kepada teman lain dalam pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua
mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru menyuruh siswa untuk
berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru.
Setelah tes akhir siklus II berjalan 70 menit, guru membagikan lembar
angket berpikir kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes.
Waktu telah berakhir dan guru menyuruh siswa untuk segera mengumpulkan
72
hasil jawabannya beserta lembar angket. Setelah itu guru menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam.
3) Observasi Siklus II
a) Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa
(1) Pertemuan 1
Pada petemuan pertama siklus II, lembar observasi siswa tentang aspek
afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan rata-
rata 54.35% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian
tiap aspek yang terdapat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 1
Nomor Aspek
Afektif Berpikir
Kreatif
Nomor
Butir
Rata-rata
Persentase Kelas
VIID
1 1, 2, 3 61.76%
2 4, 5, 6, 7, 8 47.33%
3 9, 10 46.13%
4 11, 12, 13 56.86%
5 14, 15 65.25%
Rata-rata kelas 54.35%
(2) Pertemuan 2
Pada petemuan kedua siklus II, lembar observasi siswa tentang aspek
afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan rata-
rata 65.77% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian
tiap aspek yang terdapat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 2
Nomor Aspek
Afektif Berpikir
Kreatif
Nomor
Butir
Rata-Rata
Persentase Kelas
VIID
1 1, 2, 3 67.42%
2 4, 5, 6, 7, 8 58.27%
73
3 9, 10 67.40%
4 11, 12, 13 67.40%
5 14, 15 77.94%
Rata-rata kelas 65.77%
(3) Pertemuan 3
Pada petemuan ketiga siklus II, lembar observasi siswa tentang aspek
afektif pada berpikir kreatif dalam belajar matematika menunjukkan rata-
rata 70.86% siswa telah melaksanakan. Berikut adalah hasil ketercapaian
tiap aspek yang terdapat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Persentase Tiap Aspek Pertemuan 3
Nomor Aspek
Afektif Berpikir
Kreatif
Nomor
Butir
Rata-Rata
Persentase Kelas
VIID
1 1, 2, 3 70.70%
2 4, 5, 6, 7, 8 66.14%
3 9, 10 67.21%
4 11, 12, 13 79.87%
5 14, 15 73.03%
Rata-rata kelas 70.86%
Dari data pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada siklus II dapat
dilihat bahwa aspek afektif dari berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan.
Dari 54.35% siswa yang telah berhasil menjadi 65.77% siswa pada pertemuan
kedua dan meningkat kembali pada pertemuan ketiga menjadi 70.86% siswa.
Berikut adalah tabel mengenai kategori dari kemampuan berpikir kreatif siswa
dari pertemuan pertama samapai dengan ketiga pada siklus II yang terdapat
pada tabel 4.11.
74
Tabel 4.11 Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siklus II
Pertemuan Persentase Kategori Berpikir Kreatif
1 54.35% Sedang
2 65.77% Tinggi
3 70.86% Tinggi
Rata-rata 63.66% Tinggi
Keadaan diatas menunjukkan suatu peningkatan yang signifikan dan
menggambarkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika
di kelas VII D pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu
mencapai 63.66% siswa dengan kategori berpikir kreatif tinggi. Untuk
selengkapnya hasil dari observasi berpikir kreatif siklus II dapat dilihat pada
lampiran.
b) Lembar Observasi Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Pemecahan Masalah
(a) Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama siklus II pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan
persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 86,71%
yang termasuk dalam kategori sangat baik.
(b) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua siklus II pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan
persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 80,95%
yang termasuk dalam kategori baik.
75
(c) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga siklus II pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan berjalan dengan baik, hal tersebut ditunjukan dengan
persentase dari data lembar observasi pembelajaran mencapai 85,71%
yang termasuk dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan lembar observasi pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan
pemecahan masalah pada siklus II dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah
penjabaran dari data lembar observasi pembelajaran Siklus II pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Data Lembar Observasi Pembelajaran Siklus II
Pertemuan Persentase Kategori
1 86,71% Sangat Baik
2 80,95% Baik
3 85,71% Sangat Baik
1, 2 dan 3 84,12% Sangat Baik
4) Tes Berpikir Kreatif Siklus II
Tes berpikir kreatif siklus II dilaksanakan pada pertemuan keempat.
Siswa yang hadir pada tes akhir siklus II adalah sebanyak 34 siswa.
Jumlah soal tes akhir siklus II adalah 3 butir soal uraian. Hasil dari tes
akhir siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dengan rata-
rata kelas sebesar 76,39 atau 76,39% siswa yang telah memenuhi indikator
keberhasilan dengan kategori berpikir kreatif tinggi. Untuk selengkapnya
hasil dari tes akhir siklus I dapat dilihat dalam lampiran.
76
5) Berpikir Kreatif Siklus II
Berpikir kreatif siklus II dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
(1) Berdasarkan Lembar Observasi Berpikir Kreatif
Lembar observasi dibuat berdasarkan aspek afektif berpikir kreatif
siswa dalam belajar matematika. sehingga data yang diperoleh merupakan
data afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. Data
hasil observasi diperoleh dari tiap pertemuan pada setiap siklusnya.
Data hasil observasi pada pertemuan pertama siklus II menunjukkan
kemampuan berpikir kreatif siswa telah meningkat yaitu dengan tingkat
ketercapaian 54,35% yang termasuk dalam kategori sedang. Pada
pertemuan kedua siklus II mengalami peningkatan kembali, yaitu dengan
tingkat ketercapaian 65,77% yang termasuk dalam kategori tinggi dan
pada pertemuan ketiga siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dengan
tingkat ketercapaian 79,87% yang termasuk dalam kategori tinggi.
Sementara itu rata-rata ketercapaian pada siklus II dari masing-masing
aspek yang diukur adalah 66,63% untuk nomor aspek (1), 57,25% untuk
nomor aspek 2, 60,25% untuk nomor aspek (3), 68,04untuk nomor aspek
(4) dan 72,07% untuk nomor aspek (5). Sedangkan rata-rata ketercapaian
keseluruhan dari data hasil observasi pada siklus II termasuk dalam
kategori tinggi yaitu dengan tingkat ketercapaian 63,66%. Hasil tersebut
merupakan hasil dari aspek afektif dari berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika.
77
(2) Berdasarkan Hasil Tes
Data hasil tes akhir siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan
dan sesuai dengan indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata pada tes
akhir siklus II sebesar 76,39 atau 76,39% siswa dengan kategori berpikir
kreatif tinggi. Dengan demikian kemampuan berpikir kreatif dari segi
kognitif telah sesuai dengan indikator keberhasilan.
(3) Berdasarkan Hasil Angket
Data hasil dari angket telah menunjukkan hal yang sesuai dengan
indikator keberhasilan yaitu 71.68% siswa dengan kategori baik. Artinya
kemampuan berpikir kreatif siswa dari segi tanggapan siswa yang diukur
berdasarkan aspek kognitif dan afektif dari berpikir kreatif siswa dalam
belajar matematika telah terpenuhi.
6) Refleksi Siklus II
Tujuan dari penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah (problem solving) adalah untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika. pada
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah pada siklus II sepenuhnya telah terlaksana dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan data sebagai berikut:
a) Siswa sudah tidak banyak yang mengobrol pada saat guru
menerangkan materi sehingga siswa dapat memahami materi yang
diterangkan guru.
b) Sebagian besar siswa aktif dalam pembelajaran.
78
c) Siswa telah berani dalam memberikan pendapat dan menyanggah
pendapat ketika siswa dari kelompok lain mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas.
d) Aspek afektif berpikir kreatif siswa berdasarkan lembar observasi
mencapai sebesar 63.66% berada dalam kategori tinggi dan telah
memenuhi indikator keberhasilan yaitu 61%.
e) Dari hasil tes telah menunjukkan suatu hasil yang baik dengan
tercapainya indikator keberhasilan yaitu dengan rata-rata kelas
mencapai 76,39 atau 76,39% siswa telah berhasil. Sehingga dapat
dikatakan nilai tes akhir siklus II telah baik
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka peneliti dan guru mengambil
keputusan untuk menghentikan penelitian karena telah memenuhi
indikator keberhasilan. Dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas VII D telah meningkat.
c. Angket Berpikir Kreatif Siswa
Angket berpikir kreatif merupakan tanggapan dari siswa mengenai
kemampuan berpikir kreatif dalam belajar matematika. Angket tersebut
berisi aspek afektif dan aspek kognitif dari berpikir kreatif.
Berikut adalah aspek kognitif berpikir kreatif siswa yang terdapat pada
tabel 4.13.
Tabel 4.13 Aspek Kognitif Berpikir Kreatif Siswa
Nomor aspek Aspek Kognitif Berpikir Kreatif Siswa
1 Kelancaran (Fluency)
2 Keluwesan (Flexibility)
3 Keaslian (Originality),
4 Penguraian (Elaboration)
5 Perumusan kembali (Redefinition)
79
Sedangkan penomoran untuk aspek afektif berpikir kreatif siswa telah
tersaji pada tabel 4.2. Berikut adalah data hasil dari angket berpikir kreatif
siswa tersaji pada Tabel 4.14 .
Tabel 4.14 Hasil Angket Berpikir Kreatif Siswa
Aspek Nomor
Aspek
Nomor
Butir
Persentase Kategori
Kognitif 1 1, 2 65.29% Tinggi
2 4, 5, 6 69.02% Tinggi
3 7, 8, 9 75.09% Tinggi
4 10,11 67.35% Tinggi
5 12, 13 66.76% Sedang
Afektif 1 15, 16 79.12% Tinggi
2 17, 18 66.76% Tinggi
3 19 75.88% Tinggi
4 20 74.71% Tinggi
5 3, 14 79.12% Tinggi
Rata-rata 71.68% Tinggi
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kategori siswa dalam berpikir
kreatif tergolong tinggi yaitu dengan rata-rata persentase 71.68% siswa.
Sedangkan untuk tiap aspek yang diukur masing-masing tergolong tinggi
sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa
kelas VII D dari segi tanggapan siswa termasuk dalam kategori tinggi.
Untuk selengkapnya hasil dari angket berpikir kreatif siklus II dapat dilihat
pada lampiran.
d. Wawancara
Dalam penelitian ini, selain menggunakan angket, lembar observasi
dan tes digunakan juga wawancara dengan siswa dan guru untuk
80
mengumpulkan data. Wawancara dilakukan setelah siklus II selesai.
Adapun hasil wawancara dengan siswa:
1) Secara umum siswa menyukai pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Karena dengan
pembelajaran ada beberapa kegiatan yang dilakukan siswa sehingga
siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran.
2) Siswa mulai berani bertanya kepada guru apabila ada hal yang
belum dimengerti.
3) Dengan belajar kelompok maka meningkatkan kemampuan siswa
untuk mengungkapkan pendapat, bekerja sama dan bertukar
pendapat.
4) Siswa mulai terbiasa berpikir tidak monoton dan mulai mencoba hal-
hal baru dalam suatu permasalahan.
Adapun hasil wawancara dengan guru adalah sebagai berikut:
1) Selama pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan
masalah, kemampuan berpikir kretaif siswa dalam belajar
matematika mengalami peningkatan.
2) Pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah
membuat guru dan siswa lebih dekat dan lebih nyaman dalam
berkomunikasi.
Jadi dapat disimpulkan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan
guru kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika
mengalami peningkatan dan pada akhir siklus II berada pada kategori baik.
Untuk selengkapnya hasil wawancara peneliti dengan siswa dan guru
dapat dilihat dalam lampiran.
B. Pembahasan
1. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah
Pembelajaran matematika dengan pendekatan pemecahan masalah
pada umumnya dapat terlaksana dengan baik yaitu dengan minimal
81
keterlaksanaan pembelajaran sebesar 61%. Semua itu tidak lepas dari
peran peneliti dan peran guru.
Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan pemecahan
masalah adalah sebagai pengelola proses pembelajaran matematika di
kelas VII D SMP N 2 Depok. Guru menyampaikan materi, membimbing
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran secara kelompok dengan
memberikan masukan, arahan kepada kelompok ataupun menjawab
pertanyaan siswa, membuat kesimpulan atas materi yang diajarkan untuk
menyamakan persepsi dan guru sebagai fasilitator belajar siswa.
Peran peneliti adalah menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang akan diterapkan dalam pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah, menyiapkan media, instrumen dan bahan yang akan
digunakan, menyiapkan lembar observasi berpikir kreatif siswa dan
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan angket dan
menyiapkan soal tes berpikir kreatif siswa. Peneliti juga mempunyai peran
untuk merekam data penelitian dalam bentuk lembar pengamatan yang
telah dipersiapkan dan dalam bentuk catatan lapangan.
Tahapan dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah di kelas VII D SMP N 2 Depok adalah sebagi berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan
memberikan apersepsi.
b. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 4
atau 5 orang siswa.
c. Guru memberikan permasalahan dalam bentuk LKS yang mempunyai
beberapa cara pengerjaan dan memepunyai satu hasil yang sama.
82
d. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah yang ada dalam LKS.
e. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada
permasalahan yang tidak dimengerti di dalam LKS.
f. Beberapa siswa mengerjakan hasil diskusi dari kelompoknya di depan
kelas.
g. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
h. Siswa merangkum hasil diskusi.
i. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.
Guru dan peneliti mengamati kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah serta melakukan evaluasi dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah-masalah serta kelemahan pada waktu pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah berlangsung. Dari
hasil lembar observasi pembelajaran dengan pendekatan pemecahan
masalah dapat disimpulkan bahawa kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan pemecahan masalah pada siklus I dan siklus II berada pada
kategori baik yaitu pada siklus I sebesar 77,77% dan pada siklus II sebesar
84,125%.
2. Berpikir kreatif
Dalam penelitian ini, aspek berpikir kreatif yang diukur adalah aspek
kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif diukur dengan tes dan aspek
afektif diukur dengan observasi. Sedangkan untuk aspek kognitif dan
afektif yang diukur secara bersama dilakukan dengan angket.
83
Pada siklus I pertemuan pertama, kemampuan berpikir kreatif siswa
belum dapat muncul. Hal ini terlihat dari data pada lembar observasi
berpikir kreatif yang hanya pada kategori kurang yaitu 37,98%. Pada
pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu 41.04% yang termasuk
dalam kategori berpikir kreatif sedang. Sedangkan pada pertemuan ketiga
mengalami peningkatan kembali yaitu 42.25% yang termasuk dalam
kategori berpikir kreatif sedang. Dari pertemuan pertama hingga
pertemuan ketiga pada siklus I, kemampuan berpikir kreatif mengalami
peningkatan.
Pada siklus II kemampuan berpikir kreatif siswa terus berkembang.
Hal ini terlihat dari data pada lembar observasi berpikir kreatif pada setiap
pertemuannya. Pada pertemuan pertama siklus II kemampuan berpikir
kretaif siswa masih pada kategori sedang yaitu 4,35% walaupun pada
kategori sedang akan tetapi kemampuan berpikir kretaif siswa meningkat
dibanding pada pertemuan ketiga siklus I. Begitu juga pada pertemuan
kedua siklus II mengalami peningkatan yaitu 65,77% yang sudah
termasuk dalam kategori berpikir kreatif tinggi. Pada pertemuan ketiga
juga mengalami peningkatan kembali, yaitu menjadi 70,86% yang
termasuk juga dalam kategori berpikir kreatif tinggi. Dari pertemuan
pertama hingga pertemuan ketiga pada siklus I, kemampuan berpikir
kreatif mengalami peningkatan. Gambar peningkatan kemampuan berpikir
kreatif dari data observasi pada tiap pertemuannya tersaji pada gambar 4.1.
84
Gambar 4.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Tiap Pertemuan
Untuk peningkatan kemampuan berpikir kreatif tiap aspeknya
disajikan dalam gambar 4.2.
Gambar 4.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Tiap Aspek
Berdasarkan hasil tes berpikir kreatif yang diadakan pada siklus I dan
siklus II kemampuan berpikir kreatif juga mengalami peningkatan. Dari
hasil tes kemampuan awal (pretes) yang mencapai rata-rata 33,39 atau
33,40% yang termasuk dalam kategori kemampuan berpikir kreatif rendah
meningkat pada tes akhir siklus I menjadi 60,83 atau 60,83% yang
termasuk dalam kategori kemampuan berpikir kreatif sedang. Puncaknya
pada tes akhir siklus II yang mengalami peningkatan kembali menjadi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
Pe
rse
nta
se
Pertemuan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5
Siklus I
Siklus II
Aspek Berpikir Kreatif
Pe
rse
nta
se
85
76,39 atau 76,39% yang sudah termasuk dalam kategori kemampuan
berpikir kreatif tinggi. Grafik mengenai peningkatan kemampuan berpikir
kreatif siswa berdasarkan hasil tes berpikir kreatif tersaji pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasarkan Tes
Sedangkan berdasarkan hasil angket berpikir kreatif siswa,
kemampuan berpikir kreatif siswa berada dalam kategori tinggi yaitu
sebesar 71.68%. Berikut adalah gambar angket berpikir kreatif tiap
aspeknya tersaji pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Kemampuan Berpikir Kreatif Berdasrkan Angket
33.4
60.83
76.39
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pretes Tes Siklus I Tes Siklus II
Pe
rse
nta
se
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Angket Berpikir Kreatif Siswa
Aspek Berpikir Kreatif
Pe
rse
nta
se
86
Berdasarkan hasil observasi berpikir kreatif yang sesuai dengan aspek
afektif berpikir kreatif yang diungkapkan oleh Darwing dan Nurdin (2006)
dan tes kemampuan berpikir kreatif yang sesuai dengan aspek kognitif
berpikir kreatif yang diungkapkan James R. Evans (1994: 49), terlihat
bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika pada
siklus II siswa kelas VII D SMP N 2 Depok berada dalam kategori tinggi
dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Angket berpikir
kreatif siswa juga berada pada kategori tinggi sehingga respon siswa
mengenai kemampuan berpikir kreatif di dalam didiri siswa juga tinggi.
Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VII D SMP N 2
Depok berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan pembahasan di atas, penerapan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) yang
dilakukan di kelas VII D SMP N 2 Depok dapat dikatakan telah mencapai
indikator yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dalam belajar matematika dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) yang
dilihat dari hasil observasi berpikir kreatif siklus I ke siklus II, hasil tes
berpikir kreatif dari siklus I ke siklus II dan dari hasil angket berpikir
kreatif siswa yang rata-rata persentasenya mencapai indikator
keberhasilan. Kesimpulan tersebut sesuai dengan aspek berpikir kreatif
87
dalam belajar matematika yang diungkapkan oleh James R. Evans (1994:
49)
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII D SMP N 2 Depok
dalam pelaksanaanya masih mengandung keterbatasan.3 Keterbatasan tersebut
diantaranya adalah:
1. Wawancara dengan siswa tidak dapat secara keseluruhan siswa,
sehingga hasilnya hanya mewakili beberapa orang siswa.
2. Refleksi antara guru dengan peneliti dilakukan dengan waktu yang
terbatas. Semua itu disebabkan karena kesibukkan guru dalam hal lain
sehingga refleksi tidak dapat berjalan maksimal. Refleksi dilakukan
sejalan dengan pelaksanaan tindakan.
3. Keterbatasan waktu dalam pembelajaran membuat pembelajaran
terkesan terburu-buru dan di karenakan jam pelajaran matematika di
SMP N 2 Depok hanya 5 jam mata pelajaran tiap minggunya.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika yang dilaksanakan
dengan cara :
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa dan
memberikan apersepsi.
2. Siswa dibentuk menjadi 8 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 4
atau 5 orang siswa.
3. Guru memberikan permasalahan dalam bentuk LKS yang mempunyai
beberapa cara pengerjaan dan memepunyai satu hasil yang sama.
4. Siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah yang ada dalam LKS.
5. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada
permasalahan yang tidak dimengerti di dalam LKS.
6. Beberapa siswa mengerjakan hasil diskusi dari kelompoknya di depan
kelas.
7. Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
8. Siswa merangkum hasil diskusi.
9. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa.
Berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika mengalami peningkatan, hal
ini ditunjukan dengan adanya :
89
a. Lembar observasi berpikir kreatif siswa
1) Keberanian siswa dalam mengambil resiko tapi dengan perhitungan
mengalami peningkatan (dari 41,56% menjadi 66,63%).
2) Berani dan antusias dalam mengemukakan pendapat serta menjawab
pertanyaan dengan memberi jawaban yang lebih banyak mengalami
peningkatan (dari 35,13% menjadi 57,25%).
3) Rasa keingin tahuan siswa yang besar mengalami peningkatan (dari
29,39% menjadi 60,26%).
4) Rasa menyukai siswa terhadap tantangan dan pengalaman baru
mengalami peningkatan (dari 38,31% menjadi 68,04%).
5) Keinginan siswa untuk menemukan suatu pemecahan masalah dan
tidak mudah putus asa mengalami peningkatan (dari 30,29% menjadi
72,07%).
Secara keseluruhan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika berdasarkan lembar observasi siswa mengalami peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dari peningkatan rata-rata seluruh asapek dalam
lembar observasi pada siklus I yaitu 39,62% (kategori berpikir kreatif
rendah) meningkat menjadi 63,66% (kategori berpikir kreatif tinggi) pada
siklus II.
b. Tes kemampuan berpikir kreatif siswa
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa juga ditunjukkan
berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa. Peningkatan hasil
tes dimulai dari rata-rata hasil tes awal atau pretes sebesar 33,40 atau
33,40% (kategori berpikir kreatif rendah) meningkat pada rata-rata hasil
90
tes akhir siklus I sebesar 60,83 atau 60,83% (kategori berpikir kreatif
sedang) dan mengalami peningkatan pada tes akhir siklus II yaitu sebesar
76,39 atau 76,39% (kategori berpikir kreatif tinggi).
c. Lembar angket berpikir kreatif siswa
Kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan dari respon siswa atau
angket berpikir kreatif siswa termasuk dalam kategori berpikir kreatif
tinggi yaitu sebesar 71.68%. Artinya kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam belajar matematika telah terpenui.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang perlu
dipertimbangkan guru dalam menerapkan pendekatan pemecahan masalah
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar
matematika, yaitu
1. Guru sebaiknya lebih mengevaluasi siswa agar saat diskusi semua anggota
dapat berperan aktif dan fokus terhadap permasalahan yang siswa kerjakan
sehingga mampu menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
2. Penggunaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas yang baik harus benar-
benar diperhatikan agar dalam pelaksanaannya dapat maksimal dan berjalan
dengan lancar.
91
3. Guru sebaiknya memberi kebebasan pada siswa untuk berdiskusi serta
kebebasan untuk dapat berpikir berbeda dengan teman lain dengan suatu
tujuan atau hasil yang sama.
4. Memperbanyak variasi masalah terbuka yang berdasarkan kehidupan sehari-
hari dengan strategi penyelesaian masalah yang berbeda dalam
pembelajaran. Diharapkan dengan pemberian masalah-masalah tersebut
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah
matematika.
92
DAFTAR PUSTAKA
Darwing Paduppai dan Nurdin. 2006. Penerapan Pendekatan Open-Ended Problem
dalam Pembelajaran Kalkulus. http://www.depdiknas.go.id/publikasi/
balitbang/074/j74_06.pdf. Diakses 3 Februari 2010.
Erman Suherman. 2003. Setrategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA UPI
Graham Wilson. 1993. Problem Solving And Decision Making. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo
Herman Hudojo. 2003. Pengembangan Kurikulum dan pembelajaran Matematika.
Malang: JICA.
. 2005. Pengembang kurikulum dan pembelajaran matematika.
Malang : Universitas Negeri Malang
http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/ciri-ciri-dan-faktor-yang-mempengaruhi-
kreativitas/. Diakses 12 Februari 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika. Diakses 12 Februari 2010
James R. Evans. 1994. Berpikir Kreatif dalam pengambilan keputusan dan manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
M Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta.
Erlangga
Retno Puji W. 2008. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open Ended
Sebagai Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Kelas VII SMP 3 Depok.
Yogyakarta
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rochiati Wiriatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rumini, Sri (et al). 2006. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Sardiman, A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
93
Sukoriyanto. 2001. Langkah-langkah dalam Pengajaran Matematika dengan
Menggunakan Penyelesaian Masalah. Dalam Jurnal Matematika atau
Pembelajarannya. Malang : JICA. Volume 7 nomor 2.
Sumitro (et al). 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi. 2005. Menilai KreativitasSiswa
Dalam Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika di jurusan matematika FMIPA Unesa, 28
Februari 2005.
Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi. 2009. Menilai Kreativitas Siswa
Dalam Matematika. tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/ paper05nilaikreatif
.pdf. Diakses 19 Desember 2009.
Utami Munandar. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka
Cipta.
. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi
Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia.
LAMPIRAN
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII D/2
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator
6.3.1 Menemukan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang.
6.3.2 Menghitung keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang.
6.3.3 Menggunakan rumus keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang
dalam pemecahan masalah.
II. Tujuan
A. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas untuk persegi dan
persegi panjang.
B. Siswa dapat menghitung keliling dan luas untuk persegi dan persegi
panjang.
C. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas untuk persegi dan
persegi panjang dalam pemecahan masalah.
III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas untuk persegi dan persegi
panjang.
A. Persegi
a. Keliling persegi
96
A B
C D
p l
Gambar 1
Keliling suatu persegi adalah penjumlahan dari panjang sisi-sisi persegi,
dengan memisalkan sisi persegi adalah a, b, c dan d . Nilai a = b = c = d
seperti tampak pada gambar 1 di bawah ini:
Keliling ABCD = AB + BC
+ CD + DA, dengan
memisalkan keliling persegi
adalah K, maka keliling
persegi adalah :
K = a + b + c + d
Karena AB = BC = CD = DA
maka keliling persegi adalah 4
x sisi-sisi persegi
b. Luas persegi adalah :
Perhatikan persegi pada gambar 1 di atas menunjukan bahwa
panjang tiap sisi dari persegi adalah sama sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa luas persegi adalah sisi x sisi. Misalkan sisi persegi
adalah s dan luas persegi adalah L maka secara matematis luas persegi
dapat ditulis L = s2
B. Persegi panjang
a. Keliling persegi panjang
Keliling suatu persegi panjang adalah
penjumlahan dari panjang sisi terpendek dan
sisi terpanjang, seperti tampak pada gambar
1 di samping dengan memisalkan sisi
terpendek adalah l dan sisi terpanjang
A B
C D
a
b
c
d
97
adalah p dan keliling persegi panjang adalah K, maka :
Keliling ABCD = AB + AC + BC + DA
Karena panjang AB = CD = p dan AD = BC = l maka keliling persegi
panjang adalah : (2 x AB) + ( 2 x BC ) = 2p + 2l
= 2 ( p + l )
Jadi rumus keling persegi panjang adalah :
K = 2p + 2l atau K= 2 ( p + l )
b. Luas persegi panjang
Dari gambaran tentang luas persegi maka luas persgi panjang dapat
ditemukan. Karena sisi persegi panjang terdiri dari sisi pendek dan sisi
panjang maka luas persegi panjang adalah sisi panjang x sisi pendek.
jika melihat pada gambar 1 untuk persegi panjang maka luas persegi
panjang adalah :
L = p x l
IV. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
V. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan awal. ( 15 menit )
1. Membuka Pelajaran : salam
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru membagikan soal pretes untuk mengetahui kemampuan awal
dalam berpikir kreatif dan diselesaikan selama 20 menit (terlampir)
4. Apersepsi : ( 5 menit )
Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu
tentang sifat-sifat persegi.
98
5. Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling
dan luas untuk persegi dan persegi panjang sangatlah mudah dan
penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu:
a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas untuk persegi
dan persegi panjang.
b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas untuk persegi dan
persegi panjang.
c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas untuk persegi
dan persegi panjang dalam pemecahan masalah
B. Kegiatan inti ( 45 menit )
1. Guru membentuk siswa menjadi delapan kelompok dengan tiap
kelompok terdiri dari empat orang siswa berjumlah 6 kelompok dan
lima orang siswa berjumlah 2 kelompok.
2. Siswa dibagikan LKS yang dibuat oleh guru.
3. Siswa mengerjakan LKS secara individu selama 30 menit.
4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila
diperlukan.
5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan
siswa mendiskusikan hasil pekerjaan siswa.
6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan
keinginannya sendiri.
C. Penutup ( 20 menit )
1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang
telah didiskusikan.
2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan
nomor 9.a pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika
Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku
pegangan siswa.
99
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu
tentang luas dan keliling segitiga.
4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
VI. Alat dan sumber belajar
A. Buku teks :
M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga.
VII. Penilaian
A. Teknik : Observasi dan pretes.
B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
Guru Mata Pelajaran
Suharno
NIP. 19560805 198003 1017
Yogyakarta, 23 April 2010
Peneliti
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
100
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
Indikator :
6.3.1 Menemukan rumus keliling dan luas persegi dan
persegi panjang
6.3.2 Menghitung keliling dan luas persegi dan
persegi panjang
6.3.3 Menggunakan rumus keliling dan luas persegi
dan persegi panjang dalam pemecahan masalah
A. Kegiatan 1
1. Gambarlah satu buah persegi dan persegi panjang pada kertas
berpetak yang telah tersedia. Ukuran sesuai dengan yang kamu
bayangkan.
Nama dan no Absen : 1………………………………….(….)
: 2………………………………….(….)
: 3………………………………….(….)
: 4………………………………….(….)
: 5………………………………….(….)
Kelas :………………………………………
Kelompok :………………………………………
101
2. Tentukanlah berapa keliling dari persegi dan persegi panjang yang
kamu buat dengan satuan tiap kotak dalam kertas berpetak.
Jawaban:
3. Tentukan luas persegi dan persegi panjang dari gambar no 1.
Jawaban:
4. Ambillah kesimpulan untuk rumus keliling dan luas persegi dan persegi
panjang.
Jawaban :
B. Kegiatan 2
1. Setelah kamu temukan rumus luas persegi dan persegi panjang,
gunakanlah rumus tersebut untuk menyelesaikan persmasalahan di
bawah ini.
102
a. Pada gambar di samping terlihat
beberapa lantai keramik yang
berbentuk persegi. Jika tiap
keramik mempunyai luas 36
tentukan sisi-sisi keramik dan
tentukan keliling pada bidang yang
diarsir.
b. Jika pak Andi ingin memasang keramik terhadap bidang persegi
panjang yang berukuran 90cm x 180 cm. berapakah jumlah
keramik yang dibutuhkan pak Andi?
Jawaban :
Jawaban :
103
c. Berapakah luas daerah yang diinginkan pak Andi untuk diberi
keramik.
Jawaban :
2. Apabila Amat ingin memutari sebuah lapangan sepakbola yang
berbentuk dua kali persegi. Dengan ukuran luas satu persegi adalah
64 . Berapa jauhkah Amat mengitari lapangan sepakbola tersebut
jika Amat mengitarinya sebanyak 2 kali? ( gunakan minimal 2 cara
untuk mengerjakan soal ini).
Jawaban :
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII D/2
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator
6.3.4 Menemukan rumus keliling dan luas segitiga.
6.3.5 Menghitung keliling dan luas segitiga.
6.3.6 Menggunakan keliling dan luas segitiga dalam pemecahan masalah.
II. Tujuan
1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas segitiga.
2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas segitiga.
3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas segitiga dalam
pemecahan masalah.
III. Materi Pembelajaran adalah keliling segitiga.
1. Keliling segitiga
Keliling suatu segitiga adalah penjumlahan dari panjang sisi-sisi segitiga
seperti tampak pada gambar 1 di bawah ini:
105
Keliling ∆ ABC = AB +
AC + BC
Dengan memisalkan
panjang sisi-sisi segitiga
adalah a, b dan c,
sedangkan keliling
segitiga kita misalkan K.
Maka rumus keling segitiga (K) dengan panjang sisi a, b, dan c
adalah : K = a + b + c
2. Luas segitiga
Untuk dapat menentukan rumus luas segitiga kita analisa dari luas
persegi seperti tampak pada gambar 2 di bawah ini :
luas ABCD = luas ∆ABD +
luas ∆BDC
Misalkan panjang AB = p dan
panjang BC = l maka:
luas ABCD =
luas ∆ ABD = luas ∆BDC
luas ABCD =
luas ∆ ABD = luas ABCD
A
B
C
a
b
c
Gambar 1
A B
CD D
A Bp
l
Gambar 2
106
luas ∆ ABD = .
Oleh karena p dan l hanya sebagai pemisalan dan p dapat dipandang
sebagai alas segitiga dan l dapat dipandang sebagai tinggi segitiga maka
dalam dunia matematika telah disepakati bahwa luas segitiga adalah alas
segitiga dikalikan dengan tinggi segitiga. Jadi luas untuk setiap segitiga
dengan memisalkan alas segitiga adalah a, tinggi segitiga adalah t dan luas
segitiga adalh L, maka luas segitiga dapat ditulis L = .
Jadi luas untuk setiap segitiga adalah : L = atau
L =
IV. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
V. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan awal. ( 15 menit )
1. Membuka Pelajaran : salam
2. Guru mengabsen siswa.
3. Apersepsi : (5 menit )
Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu
tentang keliling dan luas persegi dan persegi panjang.
4. Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling
dan luas untuk persegi dan persegi panjang sangatlah mudah dan
penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu :
a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas segitiga.
b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas segitiga.
c. Siswa dapat menggunakan keliling dan luas segitiga dalam
pemecahan masalah.
107
B. Kegiatan inti ( 45 menit )
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok
tetap sama dengan kelompok sebelumnya pada pertemuan 1.
2. Siswa dibagikan LKS yang di buat oleh guru.
3. Siswa mengerjakan LKS secara kelompok selama 30 menit.
4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila
diperlukan.
5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan
siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa.
6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan
keinginannya sendiri.
C. Penutup ( 20 menit )
1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang
telah didiskusikan.
2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru.
3. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor
6.a halaman 151 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika
Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku
pegangan siswa.
4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang
keliling dan luas jajargenjang.
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
VI. Alat dan sumber belajar
Buku teks :
M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga.
VII. Penilaian
A. Teknik : Observasi dan pretes.
B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
108
Guru Mata Pelajaran
Suharno
NIP. 19560805 198003 1017
Yogyakarta, 28 April 2010
Peneliti
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
109
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat
serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
Indikator :
6.3.4 Menemukan rumus luas keliling dan luas segitiga
6.3.5 Menghitung keliling dan luas segitiga
6.3.6 Menggunakan rumus luas segitiga dalam permasalahan
A. Kegiatan 1
1. Dengan pengetahuanmu tentukan luas segitiga berikut:
Dengan panjang tiap kotak
mewakili 1cm
a. Dengan pemikiranmu
sendiri tentukan bagaimana
mendapatkan keliling dan
luas segitiga dari gambar
disamping.
b. Dengan hasil dari
soal 1.a maka tuliskanlah
rumus keliling dan luas untuk
setiap segitiga.
c. Apakah ada hubungan
antara luas persegi panjang
disamping dengan luas segitiga. Jika ada tuliskan pendapatmu!
JAWAB :
Nama dan no Absen : 1………………………………….(….)
: 2………………………………….(….)
: 3………………………………….(….)
: 4………………………………….(….)
: 5 ……………………………….....(….)
Kelas :………………………………………
Kelompok : ……………………………………...
A B
CD
110
2. Perhatikan gambar :
a). Cermatilah gambar disamping,kemudian
berilah nama sesuai keingnanmu. Setelah
itu, tentukanlah luas dan keliling segitiga
disamping dengan panjang tiap 1 petak
mewakili 1cm.
b). Temukanlah cara lain untuk
mendapatkan jawaban pada soal (a).
Jawaban (a):
Jawaban (b):
B. Kegiatan 2
1. Gunakanlah kemampuanmu untuk menyelesaikan permasalahan berikut:
Hitunglah luas bangun
datar yang diarsir di
samping dengan satu
petak mewakili 1cm.
Serta cari cara lain
untuk mendapatkan
hasil tersebut.
Minimal 2 cara
pengerjaan:
111
JAWAB :
2. Perhatikan gambar berikut :
112
a. Apabila diketahui panjang satu petak dalam gambar diatas adalah 1cm,
tentukanlah luas bangun yang diarsir.:
Jawaban :
b. Setelah kamu memperoleh jawaban soal (a), temukanlah cara lain untuk
mendapatkan jawaban pada soal (a).
Jawaban :
c. Gambarkanlah sebuah bangun datar segitiga sembarang yang mempunyai nilai
keliling sama dengan nilai luas yang kamu peroleh pada soal (a).
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII D/2
Pertemuan ke- : 3
Alokasi Waktu : 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator
6.3.7 Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
6.3.8 Menghitung keliling dan luas jajargenjang.
6.3.9 Menggunakan rumus keliling dan luas jajargenjang dalam pemecahan
masalah.
II. Tujuan
1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas jajargenjang.
3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas jajargenjang dalam
pemecahan masalah.
III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas jajargenjang dan belah ketupat.
1. Jajargenjang
Jajargenjang dapat di bentuk dari dua buah segitiga yang sama besar.
Tampak pada gambar 1 di bawah ini :
A B
C
P
QR
A B
CD
Gambar 1
114
Sifat-sifat jajargenjang adalah :
a. Panjang setiap sisi-sisi jajargenjang yang berhadapan sama panjang dan
sejajar.
b. Pada setiap sudut jajargenjang yang salang berhadapan sama besar
c. Pada setiap jajargenjang jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan adalah
180
d. Kedua diagonal pada setiap jajargenjang saling membagi dua sama
panjang
Keliling jajargenjang
Keliling jajargenjang adalah penjumlahan sisi-sisi pada jajargenjang.
Karena pada jajargenjang sisi yang berhadapan sama panjang yaitu dengan
memisalkan sisi yang berhapan pertama adalah p, berhadapan kedua adalah l
dan keliling jajargenjang adalah K maka keliling jajargenjang adalah sama
dengan keliling persegi panjang yaitu :
K = 2p + 2l atau K= 2( p + l )
Luas jajargenjang
Luas jajargenjang adalah :
Dengan alas a dan tinggi t seperti tampak pada gambar 2 di bawah ini:
Gambar 2
A B
CD
PP
t
a a
tl
Jajar genjang Persegi panjang
Gambar 2.1 Gambar 2.2
Langkah-langkah menemukan rumus luas jajargenjang adalah dengan
membuat jajargenjang ABCD kemudian dipotong seperti gambar 2.1 dan
115
selanjutnya dirangkai seperti gambar 2.2 sehingga didapat bahwa luas
bangun gambar 2 sama dengan luas bangun datar gambar 2.2. Dengan
memisalkan alas jajar genjang dengan a, tinggi jajargenjang dengan b dan
luas jajar genjang dengan L, maka luas jajar genjang adalah : L = alas x
tinggi atau L = a x t .
IV. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
V. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan awal. (5 menit )
1. Membuka Pelajaran : salam
2. Guru mengabsen siswa.
3. Apersepsi : ( 3 menit )
Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu
tentang keliling dan luas persegi, persegi panjang dan segitiga.
4. Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling
dan luas untuk persegi dan persegi panjang sangatlah mudah dan
penggunaannya berguna dalam kehidupan sehari-hari.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu :
a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas jajargenjang.
c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas jajargenjang dalam
pemecahan masalah.
B. Kegiatan inti ( 25 menit )
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok
tetap sama dengan kelompok sebelumnya.
2. Siswa dibagikan LKS yang di buat oleh guru.
3. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok selama 20 menit.
4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila
diperlukan.
116
5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan
siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa.
6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan
keinginannya sendiri.
C. Penutup ( 10 menit )
1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah
didiskusikan.
2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru.
3. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan no 8.a
halaman 106 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk
SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan
siswa.
4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu keliling
dan luas belah ketupat.
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
VI. Alat dan sumber belajar
Buku teks :
M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga.
VII. Penilaian
A. Teknik : Observasi dan pretes.
B. Bentuk instrumen : Ceklis dan LKS
Guru Mata Pelajaran
Suharno
NIP. 19560805 198003 1017
Yogyakarta, 29 April 2010
Peneliti
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
117
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
Indikator :
6.3.7 Menemukan rumus luas keliling jajargenjang
6.3.8 Menghitung keliling dan luas jajargenjang
6.3.9 Menggunakan rumus luas jajargenjang dalam
permasalahan
A. Kegiatan 1
1. Ikuti langkah kerja berikut :
a. Pada kertas berpetak, gambarlah sebuah jajargenjang.
b. Gunting kertas yang berbentuk bangun jajargenjang tersebut.
c. Gambarlah garis yang mewakili tinggi jajargenjang dan potong sepanjang
garis tinggi tersebut sehingga terjadi dua bagian.
d. Gabungkanlah dua bagian tersebut sehingga membentuk sebuah persegi
panjang.
Dari langkah-langkah di atas selesaikan soal berikut :
1) Bandingkan luas persegi panjang yang terbentuk dengan luas
jajargenjang semula! Apa yang kamu peroleh?
2) Apakah tinggi jajargenjang sama dengan panjang salah satu sisi
persegi panjang?
3) Apakah alas jajargenjang sama panjang dengan alas persegi panjang?
4) Dengan kata-katamu sendiri, nyatakanlah sebuah rumus untuk
menentukan luas dan keliling jajargenjang!
Jawaban :
Nama dan no Absen : 1………………………………….(….)
: 2………………………………….(….)
: 3………………………………….(….)
: 4………………………………….(….)
Kelas :………………………………………
118
2. Diketahui bangun datar seperti gambar di bawah ini :
Tentukan
a).Luas segitiga
ABD dan BCD jika
di ketahui luas
segitiga BCE
adalah 84 .
(dengan minimal 2
cara pengerjaan)
b).hubungan
antara
jajargenjang
ABCD dengan
kedua segitiga
pada soal a.
1230A B
CD
E
119
B. Kegiatan 2
Pak Umar mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 3 ! tanah tersebut sudah terpakai semua untuk
membangun rumah akan tetapi belum tersedia kamar mandi, dapur serta
tempat sembahyang. Lalu beliau berencana membeli 2 bidang tanah
berbentuk segitiga yang berbatasan di kanan dan kiri tanah pak Umar
sehingga membentuk jajargenjang. Jika luas tanah Pak Umar menjadi
1950 .
a. Gambarkanlah tanah pak Umar sesuai imajinasimu beserta
ukuranya? Minimal 2 gambar
b. Berapa luas segitiga yang terbentuk?
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII D/2
Pertemuan ke- : 5
Alokasi Waktu : 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator
6.3.10 Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat
6.3.11 Menghitung keliling dan luas belah ketupat
6.3.12 Menggunakan keliling dan luas belah ketupat dalam pemecahan masalah
II. Tujuan
1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat
2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas belah ketupat
3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas belah ketupat dalam
pemecahan masalah
III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas belah ketupat
1. Belah ketupat
Belah ketupat dibentuk dari gabungan dua buah segitiga sama kaki seperti
tampak pada gambar 3 di bawah ini :
A B
C
P Q
R
A
B
C
D
Gambar 3
121
Sifat-sifat belah ketupat adalah :
a. Semua sisi belah ketupat sama panjang
b. Kedua buah diagonal belah ketupat adalah sumbu simetri.
c. Sudut yang berhadapan pada belah ketupat sama besar dan dibagi dua sama
besar oleh diagonal-diagonalnya.
d. Kedua buah diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan
berpotongan tegak lurus
Keliling belah ketupat
Keliling belah ketupat adalah penjumlahan dari semua sisi-sisinya oleh
karena sisi-sisi pada belah ketupat sama panjang, maka rumus keliling belah
ketupat sama dengan rumus keling pada persegi yaitu sisi + sisi + sisi + sisi.
Misalkan sisi-sisi belah ketupat adalah s dan keliling belah ketupat adalah K,
maka keliling belah ketupat adalah K = s + s + s + s atau K = 4 x s
Luas belah ketupat
Belah ketupat merupakan
gabungan dari dua buah
segitiga sama kaki yang apabila
diputar dan ditarik garis dari
salah satu titik terhadap salah
satu garis lurusnya dan tegak
lurus maka akan tampak bahwa
belah ketupat merupakan
sebuah bangun datar jajar
genjang seperti tampak pada
gambar 3.1 . Mengacu pada luas jajar genjang maka luas belah ketupat adalah
alas x tinggi. Akan tetapi pada prakteknya, akan sulit mencari luas belah
ketupat dengan rumus luas layang-layang maka gambaran umum mendapatkan
luas belah ketupat adalah :
A
B
C
D
A
B C
D
Gambar 3.1
122
Luas bangun belah ketupat di atas terdiri dari empat kali luas AOD
Luas belah ketupat = 4 x Luas AOD
= 4 x
=
=
Selanjutnya AC dan BD merupakan diagonal-diagonal belah ketupat dengan
simbol d1 dan d2
Jadi luas belah ketupat dirumuskan:
L =
IV. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
V. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan awal. (5 menit )
1. Membuka Pelajaran : salam
2. Guru mengabsen siswa.
3. Apersepsi : (3 menit )
Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu
tentang keliling dan luas layang-layang.
4. Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling
dan luas belah ketupat sangatlah mudah dan penggunaannya berguna
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu :
a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat
A
D B
C
O
123
b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas belah ketupat
c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas belah ketupat dalam
pemecahan masalah
B. Kegiatan inti ( 25 menit )
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok
tetap sama dengan kelompok sebelumnya.
2. Siswa dibagikan LKS yang di buat oleh guru
3. Siswa mengerjakan LKS secara individu selama 20 menit.
4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila
diperlukan.
5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan
siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa.
6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan
keinginannya sendiri.
C. Penutup ( 10 menit )
1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang
telah didiskusikan.
2. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa, yaitu permasalahan no 6
halaman 111 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika
Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta.Erlangga yang merupakan buku
pegangan siswa.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang
keliling dan luas belah ketupat.
4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
VI. Alat dan sumber belajar
Buku teks :
M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga.
VII. Penilaian
A. Teknik : Observasi dan pretes.
B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS.
124
Guru Mata Pelajaran
Suharno
NIP. 19560805 198003 1017
Yogyakarta, 5 Mei 2010
Peneliti
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
125
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
Indikator :
6.3.10 Menemukan rumus luas keliling belah ketupat
6.3.11 Menghitung keliling dan luas belah ketupat
6.3.12 Menggunakan rumus luas belah ketupat dalam
permasalahan
A. Kegiatan 1
1. a. Buatlah empat buah segitiga siku-siku yang sama ukurannya menggunakan
kertas lipat yang sudah tersedia dengan luas segitiga siku-siku adalah .
Kemudian susun segitiga tersebut menjadi bangun belah ketupat, gambarlah
pada bagian di bawah ini dan berilah nama bangun tersebut sesuai keinginan
anda (misal : PQRS dan O sebagai perpotongan diagonal)
Jawaban
Nama dan no Absen : 1………………………………….(….)
: 2………………………………….(….)
: 3………………………………….(….)
: 4………………………………….(….)
: 5 …………………………………(….)
Kelas : ………………………………………
Kelompok : ………………………………………
126
b. Hitunglah luas dan keliling belah ketupat tersebut dengan rumus luas bangun
datar yang pernah kamu ketahui,
Jawaban
c. Carilah cara lain untuk mendapatkan luas dan keliling belah ketupat tersebut.
Jawaban
d. Tuliskanlah kesimpulan untuk rumus luas dan keliling pada setiap belah
ketupat.
Jawaban
2. Pada sebuah belah ketupat diketahui panjang salah satu sisinya adalah 15cm dan
panjang salah satu diagonalnya adalah 18cm (gambarkan belah ketupat tersebut
dan beri nama sesuai keinginanmu serta temukanlah cara lain untuk mendapatkan
hasil pada soal b). Tentukanlah :
a. Keliling belah ketupat tersebut
b. Luas belah ketupat tersebut
127
Jawaban :
B. Kegiatan 2
1. Perhatikan gambar berikut :
Tentukanlah luas
bangun datar
disamping. Dengan
tiap satu petak
mewakili 1 cm.
Jawaban :
128
2. Berdasarkan gambar di bawah ini, tentukanlah luas daerah yang tidak
diasrsir. Pada gambar dibawah ini, berilah nama setiap titik sudut sesuai
keinginanmu.(Setelah kamu menemukan jawabanya, selesaikanlah kembali
dengan cara yang berbeda untuk mendapatkan jawaban tersebut)
Jawaban :
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII D/2
Pertemuan ke- : 6
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6. 3 menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
I. Indikator
6.3.13 Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang
6.3.14 Menghitung keliling dan luas layang-layang
6.3.15 Menggunakan keliling dan luas layang-layang dalam pemecahan masalah.
II. Tujuan
1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas layang-layang.
2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas layang-layang.
3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas layang-layang dalam
pemecahan masalah.
III. Materi Pembelajaran adalah keliling dan luas layang-layang dan trapesium
1. Layang layang
Layang-layang dapat di
bentuk dari dau buah segitiga
sama kaki yang berbeda akan
tetapi panjang alasnya sama.
Seperti tampak pada gambar
1 di bawah ini :
Dalam ∆ BCA, AB = AC,
A
B C
B
D
C
O
OO
O A
B C
D
Gambar 1
130
Dalam ∆ BCD, BD = CD
Panjang BC pada ∆ BCA sama dengan panjang BC pada ∆ BCD
Keliling layang-layang
Keliling layang-layang adalah jumlahan dari keempat sisinya. Karena kedua
sisi yang terpanjang adalah sama panjang dan kedua sisi yang terpendek
juga sama panjang maka keliling layang-layang adalah :
K = (2 x sisi terpendek) + ( 2 x sisi yang terpanjang)
K = 2 x ( sisi terpendek + sisi terpanjang )
Luas layang-layang
Luas layang-layang adalah gabungan dari dua luas bangun datar segitiga
yang membentuknya. Pada gambar 1 tampak bahwa luas layang-layang
dapat dihitung dengan menggunakan jumlahan dari kedua luas segitiga
penyusunnya.
Perhitungan :
Luas layang-layang ABCD = luas ∆ BCA + luas ∆ BCD
= ( BC x AO) + ( BC x DO )
= BC x (AO + DO )
= BC x AD
Karena BC dan AD merupakan diagonal dari layang-layang maka luas
layang-layang adalah = diagonal x diagonal yang lain.
IV. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
V. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan awal. ( 15 menit )
1. Membuka Pelajaran : salam
2. Guru mengabsen siswa.
3. Apersepsi : ( 5 menit )
131
Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu
tentang keliling dan luas segitiga.
4. Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran keliling
dan luas layang-layang sangatlah mudah dan penggunaannya berguna
dalam kehidupan sehari-hari..
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu :
a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas layang-layang.
b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas layang-layang.
c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas layang-layang
dalam pemecahan masalah.
B. Kegiatan inti ( 45 menit )
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok
tetap sama dengan kelompok sebelumnya.
2. Siswa dibagikan LKS yang dibuat oleh guru
3. Siswa mengerjakan LKS secara individu selama 30 menit.
4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila
diperlukan.
5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan
siswa mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa.
6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan
keinginannya sendiri.
C. Penutup ( 20 menit )
1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang
telah didiskusikan.
2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru.
3. Guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan no 6
halaman 111 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika
Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku
pegangan siswa.
132
4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu
tentang keliling dan luas trapesium.
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
VI. Alat dan sumber belajar
1. Buku teks :
M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga.
VII. Penilaian
A. Teknik : Observasi dan pretes.
B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
Guru Mata Pelajaran
Suharno
NIP. 19560805 198003 1017
Yogyakarta, 6 Mei 2010
Peneliti
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
133
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
Indikator :
6.3.13 Menemukan rumus luas keliling layang-layang.
6.3.14 Menghitung keliling dan luas layang-layang.
6.3.15 Menggunakan rumus keliling dan luas layang-layang
dalam permasalahan.
A. Kegiatan 1
1. Ikuti langkah-langkah berikut :
a. Gambarlah sebuah persegi panjang pada kertas berpetak.
b. kemudian potonglah kertas berpetak tersebut.
c. Ubahlah kertas berpetak tersebut sehingga terbentuk layang-layang dan
berilah nama sesuai keinginanmu, misalkan ABCD.
d. Setelah kamu lakukan hal tersebut tariklah garis dari titik-titik
ujungnya.
e. Setelah melakukan langkah a sampai dengan d, diskusikanlah bersama
kelompokmu bagaimakah mendapatkan rumus kelilng dan luas layang-
layang.
Jawaban :
f. Buatlah kesimpulan tentang rumus keliling dan luas layang-layang untuk
setiap layang-layang
Nama dan no Absen : 1………………………………….(….)
: 2………………………………….(….)
: 3………………………………….(….)
: 4………………………………….(….)
: 5………………………………….(….)
Kelas :………………………………………
Kelompok :………………………………………
134
Jawaban :
2. Perhatikan gambar :
a.) Tentukan luas
layang-layang. Pada
gambar disamping
satu petak mewakili
1cm. Pada
pekerjaanmu berilah
nama layang-layang
disamping sesuai
dengan keinginanmu.
(langkah pertama
sebelum
mengerjakan adalah memberi nama pada bangun layang-layang disamping)
Jawaban :
135
b.) Setelah kamu temukan jawaban untuk soal (a), temukanlah cara lain untuk
mendapatkan jawaban tersebut.
Jawaban :
B. Kegiatan 2
1. Pak andi menjual layang-layang dengan berbagai ukuran. Salah satunya
adalah layang-layang raksasa yang mempunyai panjang diagonal terpendeknya
adalah 2 kali tinggi pak andi. Jika sisi miring terpanjangnya adalah dari
diagonal terpanjangnya. Pak Andi mempunyai tinggi 160cm. Hitunglah luas
layang-layang tersebut dan berapa panjang benang yang dibutuhkan untuk
membuat layang-layang tersebut.(temukan satu cara lain dalam menjawab
soal tersebut)
Jawaban
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII D/2
Pertemuan ke- : 7
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 6. 3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan
segi empat, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
I. Indikator
6.1.16 Menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
6.1.17 Menghitung keliling dan luas trapesium.
6.1.18 Menggunakan keliling dan luas trapesium dalam pemecahan masalah.
II. Tujuan
1. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas trapesium.
3. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas trapesium dalam
pemecahan masalah.
III. Materi Pembelajaran: Keliling dan luas trapesium
Trapesium adalah segi empat yang hanya memiliki sepasang sisi yang saling
berhadapan yang sejajar. Tampak seperti gambar 2 di bawah ini :
Gambar 1
137
Keliling trapesium
Keliling trapesium adalah jumlahan dari sisi-sisi trapesium. Karena panjang
sisi trapesium berbeda tiap sisinya maka keliling trapesium merupakan
jumlahan dari seluruh sisi dalam trapesium. Misalkan sisi-sisi trapesium
adalah dan keliling trapesium adalah K, maka keliling
trapesium adalah K =
Luas trapesium
Untuk menentukan luas trapesium ABCD pada gambar 2 adalah dengan
membuat salah satu
diagonalnya misal BD sehingga
terbentuk dua buah segitiga
yaitu ∆ABD dan ∆BCD.
Luas trapesium = luas ∆ABD + luas ∆BCD
=
=
=
Karena a dan b merupakan sisi-sisi yang sejajar dan t merupakan tinggi
trapesium maka luas trapesium adalah :
Luas trapesium = jumlah sisi sejajar tinggi
IV. Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
V. Langkah-langkah Pembelajaran
A B
CD
t
a
b
A B
CD
t
a
b
Gambar 2
138
A. Kegiatan awal. ( 15 menit )
1. Membuka Pelajaran : salam
2. Guru mengabsen siswa.
3. Apersepsi : ( 5 menit )
Guru mengajak siswa untuk mengingat materi sebelumnya, yaitu
tentang keliling dan luas layang-layang.
4. Motivasi
Guru memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran tentang
keliling dan luas trapesium sangatlah mudah dan penggunaannya berguna
dalam kehidupan sehari-hari..
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu :
a. Siswa dapat menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
b. Siswa dapat menghitung keliling dan luas trapesium.
c. Siswa dapat menggunakan rumus keliling dan luas trapesium dalam
pemecahan masalah
B. Kegiatan inti ( 45 menit )
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kondisi kelompok tetap
sama dengan kelompok sebelumnya
2. Siswa dibagikan LKS yang dibuat oleh guru.
3. Siswa mengerjakan LKS secara kelompok selama 30 menit.
4. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa bila diperlukan.
5. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, guru bersama-sama dengan siswa
mendiskusikan hasil dari pekerjaan siswa.
6. Beberapa siswa mengerjakan hasil pekerjaannya di papan tulis dengan
keinginannya sendiri.
C. Penutup ( 5 menit )
1. Guru mengarahkan siswa agar membuat kesimpulan dari materi yang telah
didiskusikan.
2. Siswa mencatat kesimpulan dengan bantuan oleh guru.
3. Guru meminta siswa mengerjakan soal latihan pada buku M. Cholik dan
Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga
139
halaman 116 -118, yang ada pada buku pegangan siswa untuk dikerjakan
di rumah.
4. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yaitu tentang
melukis segitiga.
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
VI. Alat dan sumber belajar
1. Buku teks :
M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga.
VII. Penilaian
A. Teknik : Observasi dan pretes.
B. Bentuk instrumen : ceklis dan LKS
Guru Mata Pelajaran
Suharno
NIP. 19560805 198003 1017
Yogyakarta, 12 Mei 2010
Peneliti
Agung Wahyudi
NIM. 06301244005
140
Kompetensi Dasar : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi
empat serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah
Indikator :
6.3.16 Menemukan rumus keliling dan luas trapesium
6.3.17 Menghitung keliling dan luas trapesium
6.3.18 Menggunakan rumus luas trapesium dalam
permasalahan.
A. Kegiatan 1
1. Langkah 1:
a. Lipatlah kertas yang dibagikan oleh guru sehingga membentuk
petak-petak berbentuk persegi.
b. Buatlah garis pada bekas lipatan dengan menggunakan penggaris.
c. Berapakah jumlah persegi kecil yang ada pada bangun persegi
besar tersebut?.....
d. Bagaimanakah cara menghitung jumlah persegi kecil pada persegi
besar tersebut?.....
2. Langkah 2
a. Potonglah persegi besar tersebut, sehingga apabila ditempelkan
bada bagian lain yang telah terpotong mebentuk sebuah
trapesium.
b. Berapa jumlah persegi kecil pada trapesium tersebut?.....
c. Apakah keliling dan luas persegi sama dengan keliling dan luas
trapesium?.........
d. Bagaimanakah mencari luas persegi dengan satuan luas satu satuan
petak luas.
Jawaban :
Nama dan no Absen : 1………………………………….(….)
: 2………………………………….(….)
: 3………………………………….(….)
: 4………………………………….(….)
: 5……………………………….....(….)
Kelas :………………………………………
Kelompok :………………………………………
141
B. Kegiatan 2
1. Perhatikan gambar :
a).Tentukanlah rumus untuk
keliling dan luas trapesium
dari gambar disamping
dengan menggunakan rumus
yang kamu peroleh dan
gunakanlah a, b,c, d, e, f dan t sebagai pemisalannya
Jawaban :
b). Tentukanlah luas trapesium diatas dengan ukuran panjang tiap
petak mewakili 1cm.
Jawaban :
c). Setelah kamu temukan jawaban soal 1 kegiatan 2, periksalah
jawabanmu dengan cara yang berbeda?
Jawaban :
a
t t
b
c
d
e
f
142
C. Kegiatan 3
1. Perhatikan gambar:
Tentukan luas
bangun datar
trapesium di
samping dengan
menggunakan
minimal 2 cara
pengerjaan.
Jawaban :
6m 6m3m
12m
143
2. Perhatikan gambar dibawah ini:
Tentukanlah luas
daerah yang diarsir
disamping dengan
menggunakan
pengetahuanmu.
Berilah nama sesuai
dengan keinginanmu
serta gunakan
minimal dua cara
pengerjaan.
Jawaban :
CARA 1 Jawaban :
CARA 2
6cm
9cm5cm
7cm4c
m
5cm
2cm3cm
144
Jawaban LKS
A. LKS 1 (Siklus I)
Kegiatan 1
1. Gambar
2. Panjang sisi persegi = 6 kotak sehingga keliling persegi = 6 x 4 = 24. Panjang sisi
persegi panjang = 13 kotak, lebar persegi panjang = 6 kotak sehingga Keliling
persegi panjang adalah 38
3. luas persegi = 36 kotak dan luas persegi panjang adalah 78 kotak
4. Rumus keliling persegi adalah (4 x sisi persegi) dan rumus luas persegi adalah
(sisi x sisi). Rumus keliling persegi panjang adalah (2 x panjang )+( 2 x lebar) dan
rumus luas persegi panjang adalah (panjang x lebar ) atau p x l.
Kegiatan 2
1. a. Diketahui luas keramik = 36
Ditanya sisi keramik dan keliling daerah yang diarsir.
Dijawab :
Sisi keramik =
Keliling daerah yang diarsir = ((6+6+6+6) x 4 ) = 24 x 4 = 96
b. diketahui lahan yang akan dipasang = 90cm x 180cm
ditannya berapa jumlah keramik yang diperlukan?
Dijawab :
Luas lahan = 90 x 180 =16200, jadi luas lahanya adalah 16200
Keramik yang diperlukan = 16200 : 36 = 450 keramik
c. luas daerah yang ingin diberi keramik adalah 16200
145
2. (salah satu alternatif jawaban)
Diketahui 2 buah persegi dengan luas 1 persegi = 64
ditanya : berapa jauhkah Amat mengitari lapangan tersebut jika amat mengitari
sebanyak 2 kali?
Dijawab : sisi 1 persegi = , sehingga panjang persegi panjang adalah 8 x 2
= 16m, lebarnya = 8m.
Keliling lapangan = (16 x 2) + (8 x 2) =32 + 16 = 48
Jadi Amat mengitari lapangan sejauh (48 x 2) = 96
Jadi Amat mengitari lapangan sejauh 96
B. LKS 2(Siklus I)
Kegiatan 1
1. Diketahui gambar
a. keliling segitiga adalah : sisi + sisi + sisi
luas persegi ABCD = AB x BC
Luas segitiga ABC =
b. Luas untuk setiap segitiga
c. Ada, luas segitiga itu setengah dari luas persegi
panjang.
2. Diketahui gambar
a. diketahui : segitiga ABC, dengan AB = 16 cm, dan
CE = 6cm.
ditanya keliling dan luas segitiga ABC?
Dijawab:
CD =
AC = BC = 10 cm, sehingga keliling segitiga ABC
= 10 + 10 + 16 = 36, jadi keliling segitiga ABC
adalah 36cm
Luas segitiga ABC =
Jadi luas segitiga ABC adalah
b. Cara lain sesuai dengan kreatifitas siswa.
A B
CD
A B
C
D E F
146
Kegiatan 2
1. Gambar ;
diketahui bangun datar seperti gambar
disamping.
Ditanya luas daerah yang diarsir:
Dijawab :
Luas persegi panjang ABCD = 8 x 10= 80
Luas segitiga besar =
Luasa 2 segitiga kecil =
Luas daerah yang diarsir adalah :
= 80 – (20 + 5 ) =80 – 25 = 55
Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55
Cara lain:
Luas segitiga 1 (yang diarsir) =
Luas segitiga 2 (2 segitiga yang diarsir sama) =
Luas daerah yang diarsir adalah : 20 + 35 = 55
Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55
2. Gambar :
a. Diketahui : bangun seperti gambar
disamping dengan panjang 1 petak = 1cm.
ditannya luas bangun yang diarsir?
Dijawab :
Luas A = 30
Luas B = 25
Luas C =
Luas D = 33
Luas E =
Luas daerah yang diarsir adalah : Luas (
A+B+C+D+E)
30 + 25 + 33 + + = 127
Jadi luas daerah yang diarsir adalah 127
A B
CD
A
B
C
D
E
147
b. Cara lain atau alternatif yang lain
Luas persegi – luas daerah yang tidak diarsir adalah 127
c. Gambar segitiga yang kelilingnya sama dengan luas segitiga diatas :
C. LKS 3(Siklus I)
Kegiatan 1
1. Mengikuti langkah kerja dalam LKS
d. 1) luas jajar genjang sama dengan luas persegi panjang
2) sama
3) sama
4) rumus untuk keliling jajar genjang adalah (sisi 1+ sisi2 + sisi3 + sisi4),
sedangkan untuk rumus luas jajar genjang sama dengan rumus persegi
panjang yaitu panjang dikalikan lebarnya. Akan tetapi karena lebar pada jajar
genjang adalah tinggi maka luas pada jajargenjang adalah panjang dikalikan
tinggi atau (alas x tinggi)
2. Diketahui bangun jajar genjang ABCD dan segitiga BEC seperti pada gambar, BE
=12 dan AB =30, luas segitiga BCE = 84
a. Ditanya : luas segitiga ABD dan
BCD.
Dijawab :
Luas BCE =
, t= 14 cm
Luas segitiga ABD =
Segitiga ABD = segitiga BCD, maka luas
segitiga tersebut sama yaitu
Cara lain : luas jajargenjang = 30 x14 = 420.
A
B
C
55cm
27cm
1230A B
CD
E
148
Luas masing-masing segitiga adalah
Jadi luas masing-masing segitiga adalah
b. Hubunganya adalah bahwa luas segitiga yang berada pada diagonal jajar
genjang adalah setengah dari luas jajargenjang tersebut.
Kegitan 2
Diketahui ukuran tanah berbentuk persegi panjang = 30m x 50m
Luas tanah yang diminta pak Umar = 1950
a. Gambarnya adalah :
b. Luas kedua segitiga =
Jadi luas kedua segitiga adalah
Cara lain : luas yang diminta – luas persegi panjang = 1950 – 1500 =
Jadi luas kedua segitiga adalah
D. LKS 4 (Siklus II)
Kegiatan 1
1. Alternative jawaban:
Diketahui luas segitiga = 6
a. Gambar belah ketupat
30m
50m
15m
15m
50m
30m 15m
15m
A
B
C
D
O
4cm
3cm
149
b. Keliling bangun tersebut :
Panjang CD = , keliling bangun tersbut = 4 x 5 = 20 cm
Luas belah ketupat ABCD adalah 4 x luas segitiga = 4 x 6 = 24
Jadi luas ketupat ABCD adalah 24
c. Cara lain mencari luas belah ketupat:
Luas belah ketupat ABCD = =
Jadi luas ketupat ABCD adalah 24
d. Rumus keliling belah ketupat = 4 x sisi belah ketupat
Rumus luas belah ketupat =
2. Diketahui salah satu sisi belah ketupat adalah 15cm dan diagonalnya
adalah 18cm.
a. ditanya keliling belah ketupat ABCD ?
dijawab : keliling = 4 x 15 = 60
jadi keliling belah ketupat ABCD adalah 60cm
b. Luas belah ketupat ABCD ?
Dijawab :
DO =
L∆ABO =
L belah ketupat ABCD = 4 L∆ABO = 4 x 54 =216
Jadi luas belah ketupat ABCD adalah 216
Cara lain :
, Jadi luas belah ketupat ABCD adalah 216
Kegiatan 2
1. Luas belah ketupat pada gambar adalah
=
2. Gambar :
luas ∆DEH = 88
luas ∆EOH = 88
luas ∆GOH = 88
A
B
C
D
O
15cm
18cm
9cm
A B
CD
E
F
G
H
O
150
Luas = 88 + 88 + 88 = 263
Jadi luas daerah yang tidak diarsir adalah 263
cara lain : Luas ∆DEH= luas ∆EOH = luas ∆GOH maka luas yang tidak diarsir
adalah :
3 x luas ∆DEH = 3 x 88 = 263, Jadi luas daerah yang tidak diarsir adalah 263
E. LKS 5 (Siklus II)
Kegiatan 1
1. e. dengan menggunakan luas bagian segitiga untuk menghitung luas layang-
layang
f.rumus keliling layang-layang adalah (sisi+sisi+sisi+sisi), sedangkan rumus
untuk luas layang-layang adalah (diagonal x diagonal):2,
2. Gambar
a. Diketahui :
Layang-layang ABCD , AC =12cm,
14cm,
Ditanya :
Berapakah luas layang-layang tersebut?
Dijawab :
Luas ABCD =
Jadi luas Layang-layang adalah 84 .
b. Cara lain :
Diketahui :
Layang-layang ABCD , AC =12cm, 14cm,
Ditanya :
Berapakah luas layang-layang tersebut?
Dijawab :
Luas ∆ABD =
Luas ∆BCD =
Luas ABCD O = Luas ∆ABD + Luas ∆BCD = 42 + 42 =
Jadi luas Layang-layang adalah 84 .
A
B
C
D
O
151
Kegiatan 2
Diketahu :
sebuah layang-layang raksasa dengan diagoanal pertama 2 x 160 = 320
diagonal kedua
ditanya : luas layang-layang tersebut?
Dijawab :
Luas layang-layang = ((480 x 320) : 2) =
Jadi luas Layang-layang adalah .
Cara lain :
Diketahui :
Ditanya : luas layang-layang tersebut?
Dijawab :
L layang-layang tersebut =
Jadi luas Layang-layang adalah .
F. LKS 6 (Siklus II)
Kegiatan 1.
1. Langkah 1
c. 16 kotak
d. Dengan menjumlahkannya saja atau dengan mengalikan sisi kali sisi.
2. Langkah 2
b. 16 kotak persegi
c. Luasnya sama akan tetapi kelilingnya berbeda
d. Dengan menjumlahkan persegi-persegi kecil yang berada pada persegi besar
tersebut.
Kegiatan 2
1. a. Luas segitiga 1 =
Luas segitiga 2 =
Luas trapesium =
152
Sehingga luas untuk setiap trapesium adalah jumlahan sisi yang sejajar dikalikan
tinggi dibagi dengan dua.
Keliling trapesium adalah jumlahan sisi-sisi pada trapesium.
b. Diketahui : sisi sejajar pertama = 21cm dan sisi sejajar yang lain adalah =
12cm, dan tinggi trapesium adalah 11cm.
Ditanya : luas trapesium?
Dijawab :
Luas trapesium =
Jadi luas trapesium
c. Cara lain :
Pandang bangun trapesium tersebut berada dalam persegi panjang.
Luas persegi panjang = 21 x 11 = 231
Luas daerah didalam persegi panjang yang tidak diarsir :
L∆1 =
L∆2 =
Luas trapesium = luas persegi panjang – (L∆1 + L∆2)
= 231 – (33+ ) = 181,5
Jadi luas trapesium
Kegiatan 3
1. Diketahui :
Trapesium ABCD adalah trapesium
sama kaki dengan :
AE = FB = 6m, EF = 12m, ED = 3m
Ditannya : luas trapesium ABCD ?
Dijawab :
L trapesium ABCD =
Jadi luas trapesium adalah
A B
CD
E F
153
Cara lain :
Trapesium ABCD adalah trapesium sama kaki dengan :
AE = FB = 6m, EF = 12m, ED = 3m
Ditannya : luas trapesium ABCD ?
Dijawab :
Luas ∆AED =
Luas ∆FCB =
Luas □CDEF = 12 X 3 = 36
L trapesium ABCD = Luas ∆AED + Luas ∆FCB + Luas □CDEF
= 9 + 9 + 36 =
Jadi luas trapesium adalah
2. Gambar :
Diketahui : AB= 14cm,AD =
17cm, AF=6cm, EF=HG= 4cm,
HL=3cm, EM= 2cm, IC=JH=5cm,
DI = 9cm dan ED=7cm.
Ditanya : luas daerah yang diarsir?
Dijawab :
Luas EDIJ = 9 x 7 = 63
Luas Trapesium FGLM =
Luas segitiga BFG =
Luas bangun yang diarsir adalah: Luas EDIJ + Luas Trapesium FGLM + Luas
segitiga BFG = 63 +
Jasi luas daerah bangun yang diarsir adalah
Cara lain :
Luas ABCD = AB x AD = 14 x 17 = 238
Luas CIJH = CI x CH = 5 x 7 = 35
Luas ∆GHL =
6cm
9cm5cm
7cm
4c
m
5cm
2cm3cm
A B
CD
E
F G
H
I
J
K
L
M
154
Luas ∆EFM =
Luas ∆ABF =
Luas bangun yang diarsir adalah :
= [Luas ABCD – (Luas CIJH + Luas ∆GHL + Luas ∆EFM + Luas ∆ABF)]
= (238 – (35 + + 4 + 42))
= 238 – 87
=
Jasi luas daerah bangun yang diarsir adalah
155
KISI KISI TES BERPIKIR KREATIF
Aspek kognitif
Indikator
Nomor Butir Soal
Pretes Tes
SK I
Tes
SK II
1.1 Kelacaran
(Fluency) Arus pemikiran lancar sesuai
dengan pemikiran sendiri.
Tidak menemui hambatan dalam
pemecahan masalah
1.a,
1.b
dan
1.c
1,
2.a,
dan
3.a
1.a,
1.b,
2.a,
dan 3.a
1.2 Keluwesan
(Flexibility) Menghasilkan cara pemecahan
masalah yang beragam.
Menghasilkan jawaban-jawaban
yang beragam.
1.a,
1.b
dan
1.c
2.b
dan
3.b
2.b, 2.c
dan 3.b
1.3 Keaslian
(Originality), Mempunyai pendapat yang
berbeda dengan teman yang lain.
Jawaban asli dari diri sendiri.
1.b,
1.c
2.b,
2.c,
3.b
dan
3.c
2.b,
2.c, 3.b
dan 3.c
1.4 Penguraian
(Elaboration) Pemecahan masalah secara lebih
teliti dan teratur.
Mampu menguraikan masalah
dengan baik.
1.b,
1.c
1 dan
3
1.a,
1.b, 2.a
dan
3.a
1.5 Perumusan
kembali
(Redefinition)
Meninjau permasalahan dengan
metode lain yang pernah
diperoleh dengan perspektif
pemikiran sendiri
Mengerjakan permasalahan secara
berulang
Meninjau kembali hasil yang
diperoleh
1.a,
1.b
dan
1.c
3.b,
3.c
2.b, 2.c
156
Nama : ……………………
No Absen : ……………………
1. Perhatikan gambar berikut :
a. Perhatikan bangun datar yang diarsir, tentukanlah keliling
dan luas bangun yang diarsir dengan panjang satu petak
pada gambar di atas sama dengan 1cm.
Jawaban :
b. Gambarkanlah beberapa bangun datar luasnya sama
dengan luas bangun persegi di atas, minimal 6 bentuk
bangun datar yang berbeda! tuliskan ukuran sisi-sisinya.
157
Jawaban :
c. Pilihlah satu bangun yang kamu buat kemudian hitunglah
luas dan keliling bangun tersebut jika panjang sisi-sisnya
dari panjang sisi-sisi semula.
Jawaban :
158
ALTERNATIF JAWABAN PRETES
Jawaban Skor
a. Bangun yang diarsir adalah bangun persegi.
Misal bangun persegi diberi nama ABCD
luasnya dimisalkan L.
persegi kecil yang terdapat dalam arsiran dimisalkan p
dapat dihitung bahwa jumlah persegi kecil (p) di dalam ABCD ada
64
sehingga luas persegi ABCD adalah 64 atau dapat ditulis :
4
b. gambar bangun datar persegi panjang, segitiga, jajargenjang, belah
ketupat, layang-layang serta trapesium adalah sebagai berikut:
4cm 16cm
8
cm
16cm
2cm
32cm
8c
m
4cm
11cm
5cm
4cm
19cm
13cm4
cm
4
c. Gambar yang dipilih adalah gambar bangun datar segitiga.
Sisi segitiga semula adalah 8,16 dan
Sisi segitiga sekrang 4, 8 dan
Keliling segitiga tersebut = 4 + 8 + = (12+ )
Luas segitiga tersebut =
Jadi luas segitiga tersebut adalah 16
4
Nilai maksimum :
159
SOAL TES I
Nama : ……………………………………….
No Absen : ……………………………………….
Petunjuk:
a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
b. Kerjakanlah soal yang menurut kamu mudah terlebih dahulu
c. Kerjakanlah dilembar jawab yang telah tersedia
d. Waktu pengerjaan adalah 80 menit
1. Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisinya 10 m. Dalam taman
tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang 8m dan lebar 6 m. Berapakah luas tanah dalam taman yang
dapat ditanami bunga?
2. Apabila pak Amat mempunyai sebidang tanah yang dipagari dengan menggunakan
kawat seperti gambar di bawah ini (bagian putus-putus merupakan bayangan).
25m
7m
39m
20m
a. Berapakah panjang pagar kawat yang dimiliki pak Amat?
b. Suatu saat pak amat menjual tanah yang dimilikinya tersebut dan beliau
melepas pagar kawat yang mengelilingi tanahnya kemudian beliau
menggunakan kawat tersebut untuk memagari tanah lain yang dimiliki beliau.
Usulkanlah minimal dua bidang tanah yang dapat terbentuk dari kawat yang
dimiki pak Amat.
160
3. Perhatikan bangun datar di bawah ini:
a. Tentukan luas bangun datar yang diarsir di atas! (satu petak sama dengan
1cm)
b. Tentukan cara yang berbeda untuk menghitung luas bangun datar yang
diarsir di atas!
c. Buatlah bangun datar yang luasnya sama dengan luas bangun datar yang
diarsir di atas! Tuliskan ukurannya!
161
Jawaban Tes Akhir Siklus I
No Jawaban dibawah adalah salah satu cara menjawab yang peneliti
kemukakan, untuk siswa yang menjawab dengan cara lain dan hasilnya
benar maka jawaban siswa tersebut bernilai benar.
Skor
1 Salah satu cara menjawab soal nomor 1
Diketahui :
Taman berbentuk Persegi dengan panjang sisi s = 10 cm
Kolam berbentuk Persegi panjang p dan lebar l adalah p =8cm dan l =
6cm
Ditanya :
Luas tanah yang ditanami bunga?
Dijawab :
Luas taman = s x s
= 10 x 10 = 100
Luas persegi = p x l
= 8 x 6 = 48
Luas yang ditanami bunga = L taman – L kolam
= 100 – 48 = 52
Jadi luas tanah yang ditanami bunga adalah 52
4
2 Salah satu cara menjawab soal nomor 2
25cm
7 cm
39cm
A B
CD
E
F
G
H
I
J
Diketahui :
AI = 7m
BC = 25m
DC = 39m
HE = EF = FG = GH
DH = HI = JF = FB
Sehingga DI = JB
JC = AI, AD = AI
Ditanya :
a. Panjang kawat yang dimiliki pak amat
b. Usulan model kawat dan ukurannya
Dijawab
a. Panjang kawat yang dimiliki pak amat
Panjang kawat = AE + EF + FJ + JD +DA
BJ =
BJ =
BJ =
BJ =
BJ = 24
Sehingga BF = , BE =
4
162
EF =
EF =
EF =
EF =
EF =
EF = 20
Panjang kawat = AE + EF + FJ + JD +DA
= (7+16) + 20 + 12 + 32 + 25
= 112
Jadi panjang kawat yang dimiliki pak Amat adalah 112m b. Usulan model kawat dan ukurannya
20m
36m
18m
13cm
9m
16m
A
B
C
D
EF
Model 1
20m
36m
18m
10m
10m
18m
A B
C
DE
Model 2
4
3 Salah satu cara menjawab soal nomor 3
Diketahui :
A B C D
E
FGHI
J K
L
Ditanya :
a. Luas daerah yang diarsir.
b. Cara lain untuk mendapatkan luas daerah yang diarsir
c. Buat model bangun datar yang luasnya sama dengan daerah yang
diarsir
Dijawab:
a. Luas daerah yang diarsir
4
163
Luas ∆EHB =
Luas BCKJ =
Luas ∆CEL =
Luas yang diarsir =
Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55 satuan luas
b. Cara lain untuk mendapatkan luas daerah yang diarsir
Luas ∆ BHI =
Luas ∆ CEL =
Luas BCKJ =
Luas yang diarsir =
Jadi luas daerah yang diarsir adalah 55 satuan luas
4
c. Buat model bangun datar yang luasnya sama dengan daerah yang
diarsir
6
10
A B
C
8
5
D
E
2
Buat model lain
6
10
A B
C
8
5
D
E
2
Nilai maksimum :
164
SOAL TES II
Nama : ……………………………………….
No Absen : ……………………………………….
Petunjuk:
a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
b. Kerjakanlah soal yang menurut kamu mudah terlebih dahulu
c. Kerjakanlah dilembar jawab yang telah tersedia
d. Waktu pengerjaan adalah 80 menit
1. Perhatikan gambar :
A B
CD
28m
15
m
20m
Gambar diatas merupakan taman berbentuk trapesium siku-siku yang
dikelilingi oleh jalan. Sekeliling taman itu akan ditanami pohon dengan jarak
tiap tanaman 1m dimulai dari keempat pojok taman. Tentukan :
a. Jika hraga 1 bibit pohon adalah Rp1.500,00, berapakah harga untuk
membeli seluruh bibit pohon untuk menanami taman tersebut?
b. Apabila biaya pemeliharaan taman tiap 1 adalah Rp1.000,00 setiap
harinya, berapakah biaya untuk pemeliharaan taman setiap bulanya?
2. Seorang penjual layangan biasa membuat layangan dengan perbandingan
diagonal-diagonalnya adalah 2:5. Sementara bambu, bahan pembuat layang-
layang yang dimilikinya tinggal 1m. Pak Amat ingin membuat 2 layang-layang
dengan perbandingan diatas (ukuran dua layang-layang tidak harus sama).
a. Berapa luas dua model layang-layang yang dibuat penjual tersebut?
b. Apakah ada kemungkinan jawaban lain yang berbeda dari soal 2.a ? Bila
ada sebutkan kemungkinan-kemungkinan jawaban itu paling sedikit satu
kemungkinan.
c. Pilih salah satu model layang-layang yang kamu buat kemudian periksalah
jawaban yang telah kamu peroleh. Tunjukkan cara yang berbeda untuk
mendapatkan jawaban itu.
165
3. Perhatikan gambar berikut:
16cm
10cm6
cm
5cm4cm
16cm
A
B
C
D
E
F
G
H
O
Keterangan:
AB= 16cm
BD= 16cm
BH= 6cm
BE= 10cm
OE= 5cm
a. Tentukan keliling bangun datar ABDEFG di atas!
b. Buatlah bangun trapesium, belah ketupat dan layang layang yang nilai
kelilingnya sama dengan nilai keliling bangun di atas! Tuliis ukurannya!
c. Tentukan luas trapesium dari gambar yang anda buat!
166
Jawaban Tes Akhir Siklus II
No Jawaban dibawah adalah salah satu cara menjawab yang peneliti
kemukakan, untuk siswa yang menjawab dengan cara lain dan hasilnya
benar maka jawaban siswa tersebut bernilai benar.
JJ
1 Salah satu cara menjawab soal nomor 1
Diketahui :
A B
CD
28m
15
m
20m
O
trapesium siku-siku ABCD
AB= 30m, AD= 15m, DC= 20m
Jarak tiap tanaman 1m
Ditanya :
a. Harga untuk membeli seluruh bibit, jika harga 1 bibit adalah
Rp1500,00
b. Biaya untuk pemeliharaan taman, jika pemeliharaan tiap 1 adalah Rp1000,00 setiap bulan.
4
JAWABAN
a. Harga untuk membeli seluruh bibit, jika harga 1 bibit adalah
Rp1500,00?
CB =
Keliling ABCD =
Jumlah pohon yang akan ditanam = 80-4=76 pohon
Harga untuk membeli bibit pohon,jika harga 1 bibit sama
dengan Rp1.500,00 adalah :
Jadi harga untuk bibit pohon adalah Rp114.000,00
4
b. Biaya untuk pemeliharaan taman, jika pemeliharaan tiap 1 adalah Rp1000,00 setiap bulan.
Luas trapesium ABCD =
=
Biaya untuk pemeliharaan taman, jika pemeliharaan tiap
4
167
1 adalah Rp1000,00 setiap bulan:
Jadi biaya pemeliharaan taman tiap bulan adalah Rp360.000,00
2 Salah satu cara menjawab soal nomor 2
Diketahui:
Misalkan layang layang-layang yang dibuat penjual tersebut
adalah A dan B
Perbandingan diagonal-diagonal A dan diagonal-diagonal B adalah
2:5
Persedian bambu 1m = 100cm
Ditanya : a. Berapa luas dua model layang-layang yang dibuat penjual
tersebut?
b. Apakah ada kemungkinan jawaban lain yang berbeda ? Bila ada
sebutkan kemungkinan-kemungkinan jawaban itu paling sedikit dua
kemungkinan.
c. Periksalah jawaban yang telah kamu peroleh. Tunjukkan cara yang
berbeda untuk mendapatkan jawaban itu
Dijawab :
a. Luas masing-masing model layang-layang yang dibuat
A dibuat dengan bahan 40cm
B dibuat dengan bahan 60cm
2:5
=
=
Misalkan luas layang-layang adalah L maka:
Jadi luas layang-layang pertama yang dibuat oleh penjual
tersebut adalah 192 dan luas layang layang yang kedua
adalah 432
4
b. Dua kemungkinan jawaban yang berbeda
Pertama :
A dibuat dengan bahan 40cm
B dibuat dengan bahan 60cm
2:5
4
168
=
=
Jadi luas layang-layang pertama yang dibuat oleh penjual
tersebut adalah 108 dan luas layang layang yang kedua adalah
558
Kedua :
A dibuat dengan bahan 40cm
B dibuat dengan bahan 60cm
2:5
=
=
Jadi luas layang-layang pertama yang dibuat oleh penjual
tersebut adalah 243 dan luas layang layang yang kedua adalah
363
c. Cara yang berbeda untuk mendapatkan luas salah satu
layang-layang di atas.
Pertama :
A
B
C
D
14cm
42
cm
Luas ACBD= L∆ABD + L∆BDC
L∆ABD =
L∆ABD =
L∆BDC =
L∆BDC =
Luas ABCD = 294 + 294 =588
Luas ABCD = 588
4
3 Salah satu cara menjawab soal nomor 3
Diketahui :
AB= 16cm, BD= 16cm, BE= 10cm, BH= 6cm dan EG= 10cm
AG=BH=CE, BC=HE=HG=EF=FG,
Ditanya : a. Tentukan keliling bangun datar ABEFG di atas!
4
169
b. Buatlah bangun trapesium, belah ketupat dan layang layang yang
kelilingnya sama dengan keliling bangun di atas! Tuliis ukurannya!
c. Tentukan luas trapesium dari gambar yang anda buat!
Dijawab :
a. Keliling bangun ABEFG di atas Missal keliling bangun ABEFG adalah K, maka: K=
CD= BD – BC = 16 – 8 = 8, CD=BC,sehingga BE = ED =10 K =
=
Jadi keliling bangun ABEFG adalah 64cm
4
b. Membuat bangun trapesium, belah ketupat dan layang layang yang
kelilingnya sama dengan keliling bangun diatas
A
B
C
D
16cm
A
B
C
D
20cm
12cm
A B
CD
18cm
15cm
21cm
10cm
4
c. Luas trapesium dari gambar soal b.
Missal luas trapesium ABCD adalah LABCD, maka:
LABCD=
Jadi luas trapesium ABCD adalah
4
Nilai maksimum :
170
Kisi-Kisi Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa
(Utami Munandar, 1999)
Ciri-ciri afektif Indikator No butir
1. Berani mengambil
resiko (tapi dengan
perhitungan)
Menerima kritik dan
mempertahankan pendapat.
Mempertahankan sesuatu yang
belum diketahui
1, 2,3
2. Berani dan antusias
dalam
mengemukakan
pendapat serta
menjawab pertanyaan
dengan memberi
jawaban yang lebih
banyak
Berani untuk mempresentasikan
jawabannya di depan kelas.
Antusias dalam mengemukakan
pendapat
4, 5, 6, 7, 8
3. Rasa ingin tahu yang
besar
Berusaha menemukan pemecahan
masalah.
Berusaha bertanya kepada teman
atau guru tentang permasalahan
yang belum paham.
9,10
4. Menyukai tantangan
dan pengalaman baru
Antusias dengan permasalahan
yang baru.
Antusias dengan permasalahan
yang lebih sulit.
11,12,13
5. Keinginan untuk
menemukan suatu
pemecahan masalah
dan tidak mudah
putus asa
Tidak mudah putus asa dalam
pemecahan masalah.
Mempunyai motivasi dalam
pemecahan masalah.
14,15
Lembar Observasi Berpikir Kreatif Siswa Siklus / Pertemuan ke : …………………………
Hari / Tanggal : …………………………
Waktu : …………………………
Pokok Bahasan : …………………….......
Sub Pokok Bahasan : …………………………
Petunjuk Pengisian :
Berilah nilai sesuai banyaknya aktivitas bagi tiap siswa dalam kelompok dengan turus
( | )
No
Aspek
No absen siswa kelompok :…….. No absen siswa kelompok :……..
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Pengamat
ASPEK PENGUKURAN DALAM LEMBAR OBSERVASI SISWA
1. Siswa terlihat percaya diri dan yakin kepada hasil diskusi.
2. Bersedia menjawab permasalahan yang diberikan guru baik itu berupa
jawaban benar atau salah.
3. Berani dalam mempertahankan pendapat.
4. Berani menjawab pertanyaan dari guru atau teman kelompok lain.
5. Berani mengungkapkan pendapat yang berbeda dengan orang lain dalam
penyelesaian masalah.
6. Mempunyai cara yang berbeda dalam menarik kesimpulan dengan teman satu
kelompoknya.
7. Berani untuk tampil kedepan kelas untuk menyelesaikan permasalahan.
8. Bertindak bodoh dalam menarik simpati guru dengan tujuan agar guru
mendakati kelompoknya.
9. Bertanya kepada guru saat tidak paham materi atau permasalahan yang
disampaikan.
10. Bertanya kepada teman satu kelompoknya atau teman dari kelompok lain saat
tidak paham tentang permasalahan yang sedang didiskusikan.
11. Siswa tertantang untuk lebih cepat dalam menyelesaikan permasalahan
12. Antusias terhadap permasalahan baru yang diberikan guru.
13. Siswa antusias untuk menjadi leader dalam kelompoknya.
14. Aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan.
15. Aktif dalam berdiskusi dalam kelompok.
173
Kisi Kisi Lembar Observasi Pembelajaran Dengan
Pendekatan Problem Solving
No Kegiatan Indikator No Butir
1 Kegiatan awal 1. Memberikan Apersepsi, motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran
1.1, 1.2,
1.3, dan 1,4
2 Kegiatan inti 1. Pemberian masalah dengan pendekatan
problem solving
a, b, c, d, e,
dan f
2. Perekaman respon siswa a, b, c dan
d
3. Pembahasan respon siswa a dan b
4. Meringkas pembelajaran a, b, c dan
d
3 Kegiatan akhir 1. Siswa bersama dengan guru
menyimpulkan hasil pembelajaran.
3.1
2. Refleksi 3.2
174
Lembar Observasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Pemecahan Masalah
Siklus / Pertemuan ke : …………………………
Hari / Tanggal : …………………………
Waktu : …………………………
Pokok Bahasan : ……………………....... Sub Pokok Bahasan : …………………………
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda ( √ ) dan tuliskan deskripsi hasil pengamatan
No pembelajaran dengan
pendekatan pemecahan
masalah
Pelaksanaan Keterangan
Ya Tidak
1 Kegiatan awal
1.1 Guru memberikan apresepsi
sebelum dimulai pembelajaran
1.2 Guru memberikan informasi
kepada siswa mengenai materi
yang akan dipelajari
1.3 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
1.4 Guru memberikan motivasi
kepada siswa
2 Kegiatan inti
2.1 Pemberian masalah dengan
eksplorasi masalah
a. Guru memberikan
permasalahan dalm bentuk
LKS pada masing-masing
kelompok.
b. Siswa diberikan kebebasan
untuk memecahkan
permasalahan
c. Siswa diberikan waktu
yang cukup yaitu ( 1 soal 8-
10 menit )
175
d. Diskusi berjalan aktif
antara siswa dengan siswa
dan siswa dengan guru
e. Setiap kelompok
menyelesaikan
permasalahan dengan pola
pikirnya sendiri
f. Setiap kelompok meringkas
memeriksa kembali hasil
diskusi kelompok
2.2 Perekaman respon siswa
a. Siswa merespon masalah
dengan berbagai cara yang
aktraktif
b. Guru mengelompokkan
respon siswa berdasarkan
sudut pandang tertentu.
c. Guru berkeliling
mengamati jalanya diskusi
d. Guru mengidentifikasi
siswa yang belum
memahami masalah dan
memberikan saran yang
diperlukan.
2.3 Pembahasan respon siswa
a. Diskusi kelas membahas
hasil diskusi kelompok
b. Guru mengawasi berbagai
macam respon siswa yang
ditulis siswa di papan tulis
2.4 Meringkas pembelajaran
a. Seluruh siswa dapat
melihat hasil diskusi di
papan tulis
b. Guru melibatkan semua
pendapat dari siswa
c. Guru menghargai pendapat
siswa baik yang benar
176
maupun yang salah
3 Kegiatan akhir
3.1 Siswa bersama dengan guru
menyimpulkan hasil
pembelajaran.
3.2 Refleksi
Hambatan
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Saran
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Pengamat
177
Kisi-Kisi Lembar Angket Berpikir Kreatif Siswa
No Aspek yang diamati Indikator No butir
1 Aspek kognitif
1.1 Kelancaran
(Fluency)
Arus pemikiran lancar sesuai
dengan pemikiran sendiri.
Tidak menemui hambatan dalam
pemecahan masalah
1(+), 2(+),
1.2 Keluwesan
(Flexibility)
Menghasilkan cara pemecahan
masalah yang beragam.
Menghasilkan jawaban-jawaban
yang beragam.
4(+), 5(+),
6(-)
1.3 Keaslian
(Originality),
Mempunyai pendapat yang
berbeda dengan teman yang
berada dalam satu konteks.
Jawaban asli dari pemikiran diri
sendiri yang berbeda dengan
teman lain.
7(+), 8(+),
9(-)
1.4 Penguraian
(Elaboration)
Pemecahan masalah secara lebih
teliti dan teratur.
Mampu menguraikan masalah
dengan baik.
10(+), 11(-)
1.5 Perumusan
kembali
(Redefinition)
Meninjau permasalahan dengan
metode lain yang pernah diperoleh
dengan perspektif pemikiran
sendiri
Mengerjakan permasalahan secara
berulang.
12(+),13(-),
178
(Utami Munandar, 1999)
2 Aspek afektif
2.1 Berani mengambil
resiko (tapi dengan
perhitungan)
Menerima kritik dan
mempertahankan pendapat.
Mempertahankan sesuatu yang
belum diketahui
15(+), 16(+)
2.2 Berani dan antusias
dalam
mengemukakan
pendapat serta
menjawab
pertanyaan,
Berusaha untuk tampil dalam
menjawab suatu permasalahan.
Antusias dalam mengemukakan
pendapat
17(-),18(-)
2.3 Rasa ingin tahu
yang besar
Berusahan menemukan
pemecahan masalah.
Berusaha bertanya kepada teman
atau guru tentang permasalahan
yang belum paham.
19(+)
2.4 Menyukai
tantangan dan
pengalaman baru
Antusias dengan permasalahan
yang baru.
Antusias dengan permasalahan
yang lebih sulit.
20(+)
2.5 Keinginan untuk
menemukan suatu
pemecahan
masalah dan tidak
mudah putus asa
Tidak mudah putus asa dalam
pemecahan masalah.
Mempunyai motivasi dalam
pemecahan masalah.
3(-), 14(-)
Angket Berpikir Kreatif Siswa Dalam Belajar Matematika Dengan
Pendekatan Pemecahan Masalah Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, diharapkan Anda dapat memilih salah
satu pernyataan sesuai keadaan Anda dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang
telah tersedia. Isilah dengan jujur.
Keterangan :
TP : Tidak pernah SR : Sering
JR : Jarang SL : Selalu
KD : Kadang-kadang
Nama : ………………………. No Absen : ………………………. Isilah semua pernyataan yang sesuai dengan diri anda!
No Pernyataan TP JR KD SR SL
1 Saya tidak mengalami kesulitan dari
permasalahan yang diberikan guru.
2 Saya dapat mengerjakan permasalahan dengan
pola pikir sendiri.
3 Saya lebih baik tidak mengerjakan dari pada
menjawab salah.
4 Saya dapat menerima jawaban yang berbeda dari
permasalahan yang ada.
5 Saya senang mencari berbagai kemungkinan
jawaban walaupun nantinya jawaban saya salah
6 Saya ragu akan berbagai jawaban yang saya
dapatkan.
7 Saya senang dengan adanya perbedaan pendapat
dengan teman satu kelompok.
8 Perbedaan pendapat membuat saya semakin
tertantang.
9 Perbedaan pendapat dengan teman sering
membuat saya bersitegang dengan teman.
10 Saya senang mengoreksi pekerjaan yang saya
lakukan secara berulang-ulang.
11 Saya lebih senang menyelesaikan permasalahan-
permasalahan dengan cepat dan tidak peduli
apakah jawaban saya benar atau salah.
12 Saya selalu memandang permasalahan yang
diberikan oleh guru dengan pandangan yang
berbeda.
13 Saya tidak suka mengulang-ulang jawaban yang
sudah saya pecahkan.
14 Saya tidak suka dengan mata pelajaran
matematika.
15 Saya senang menerima pendapat dari teman
tentang permasalahan yang sedang di diskusikan
16 Saya tidak berani mempertahankan jawaban
180
yang menurut saya benar akan tetapi menurut
sebagian teman itu salah.
17 Saya takut untuk mengerjakan permasalahan di
depan kelas.
18 Saya takut salah dalam mengemukakan
pendapat.
19 Saya merasa belum puas dengan apa yang saya
peroleh apabila saya tidak menemukan hasil
dalam memecahkan masalah.
20 Saya senang dengan permasalahan yang lebih
sulit dan menantang.
181
PEDOMAN WAWANCARA GURU
1. Persiapan-persiapan seperti apa yang bapak lakukan sebelum mengajar
menggunakan pendekatan pemecahan masalah?
2. Bagaimana pendapat bapak terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan
pemecahan masalah?
3. Kendala apa saja yang bapak hadapi ketika menerapkan pembelajaran
menggunakan pendekatan pemecahan masalah?
4. Bagaimanakah langkah mengatasi kendala tersebut?
5. Menurut bapak, bagaimana pendapat siswa selama pembelajaran setelah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah?
6. Menurut bapak apakah melalui pembelajaran ini dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika?
7. Apa saran bapak tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah?
Pedoman wawancara siswa
1. Apakah anda senang dengan mata pelajaran matematika?
2. Bagaimana tanggapan anda dengan pelajaran matematika?
3. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran matematika dengan pendekatan
pemecahan masalah? Anda menyukai belajar secara individu atau kelompok?
4. Apakah pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah secara
kelompok menbuat anda dapat mengungkapkan pemikiran anda sendiri dan
berani mengeluarkan pendapat?
5. Apakah dalam diskusi anda selalu mencatat hal-hal yang penting selama
proses diskusi berlangsung?
6. Apakah soal dalam LKS merupakan soal yang menantang bagi anda?
7. Apa yang anda lakukan ketika menghadapi soal yang sulit?
8. Apakah anda termasuk orang yang kreatif?
9. Menurut anda, gambaran orang yang kreatif itu seperti apa?
182
Daftar Nilai Pretes, Tes Akhir Siklus I dan Tes Akhir Siklus II
No
Absen
Nama Nilai I Nilai II Nilai III
1 Aby Aziz Pratama 28.6 62.5 77.5
2 Aisa Oktifani 35.7 54.1 75.0
3 Ana Astika 28.6 33.3 80.0
4 Anggita Nurjanah 64.3 58.3 85.0
5 Anisa Septiyani 35.7 75.0 80.0
6 Annas Yuda Laksana 14.3 62.5 62.5
7 Ardiyani 42.8 95.8 80.0
8 Arif Rohman S.R 28.6 83.3 85.0
9 Azizah Khairunnisa I 42.9 45.8 72.5
10 Bhima Alesandro 35.7 79.2 80.0
11
12 Dewanti Catur Dhamayanti 42.8 30.0 72.5
13 Eni Dewiyanti 35.7 30.0 85.0
14 Fahrisa Rahma Nurina 14.3 37.5 75.0
15 Farizfika Eva Damaratri 35.7 58.3 95.0
16 Fitria Nur Khasanah 42.9 50.0 65.0
17 Hanindya Rina Hanifa 14.3 25.0 60.0
18 Kurnia Asri Paramita 35.7 79.2 80.0
19 Muh. Roby Wijayantoro 21.4 54.2 62.5
20 Muhammad Kevin Dovara 21.4 66.7 70.0
21 Nazula Choiriyah Nugroho 14.3 45.8 82.5
22 Nenni Susetyowati 50.0 41.7 65.0
23 Nila Asa Femilia 21.4 50.0 62.5
24 Nur Tri Hidayati 35.7 45.8 80.0
25 Rifa Pangesti 64.3 100 90.0
26 Rizki Nur Rahayu 35.7 58.3 62.5
27 Rusyda Faza Wulaningrum 35.7 62.5 65.0
28 Saida Dita Hanifawati 28.9 58.3 70.0
29 Salsabila Azziesta R 42.8 91.6 85.0
30 Titis Safitri 35.7 79.2 90.0
31 Wastudiawan Swidho 35.7 79.4 80.0
32 Wulandari Rahmadini 28.6 50.0 85.0
33
34 Yoga Adi Pradana 14.3 62.5 70.0
35 Yulinda Putriana 35.7 79.2 97.5
36 Zulvichar Eki Dwi P 35.7 83.3 70.0
Jumlah 1135.9 2068.3 2597.5
Rata-rata kelas 33.4 60.83 76.39
Persentase 33,4% 60,83% 76,39%
Da
ta H
asi
l A
ng
ket
Ber
pik
ir K
rea
tif
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
12
1
3
14
1
5
16
1
7
18
1
9
20
C
Y
1
3
5
5
3
3
4
3
4
5
3
3
2
4
5
5
5
3
3
4
3
75
2
3
4
5
2
5
4
4
4
4
2
3
3
4
3
4
5
2
3
5
3
72
3
4
4
3
4
5
4
3
4
3
5
4
3
5
5
5
4
5
5
5
5
85
4
3
2
3
3
3
2
2
5
2
4
2
3
4
4
3
5
5
3
4
4
66
5
3
1
3
2
2
3
3
2
5
2
3
1
5
3
5
2
3
2
3
2
55
6
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
5
3
3
3
3
3
3
66
7
2
3
4
3
2
3
4
3
4
3
4
2
4
3
4
2
4
3
3
3
63
8
3
3
4
4
3
3
2
4
4
3
2
3
4
5
4
2
3
3
5
4
68
9
2
3
3
3
2
2
4
3
4
3
4
3
4
5
3
2
3
2
5
3
63
10
3
5
4
5
5
3
5
2
4
5
5
3
4
3
5
5
5
5
3
5
8
4
11
12
3
4
3
4
3
4
4
5
3
3
3
3
4
3
5
3
3
3
3
5
7
1
13
3
3
3
4
4
4
3
4
5
3
2
5
4
3
4
5
4
5
4
3
7
5
14
4
5
5
4
3
3
5
5
5
5
5
4
5
3
4
1
3
2
5
3
7
9
15
3
3
4
5
5
4
3
2
5
3
4
5
4
5
3
5
4
5
4
5
8
1
16
3
3
4
2
3
3
4
3
4
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
6
0
17
4
3
5
3
3
5
4
3
4
3
3
3
4
4
4
2
3
3
4
5
7
2
18
1
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
1
5
2
3
5
1
4
5
5
7
8
19
3
5
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
5
4
4
3
4
3
7
5
20
3
4
4
3
3
3
4
3
5
3
4
3
4
5
4
5
3
3
4
3
7
3
21
3
4
3
4
4
3
4
3
5
3
3
5
4
4
3
5
5
3
4
5
7
7
22
4
5
4
4
5
4
2
5
5
4
5
2
3
3
3
5
3
3
3
5
7
7
23
3
4
4
3
4
3
3
5
4
4
3
3
4
4
4
5
4
3
3
3
7
3
24
3
4
5
4
3
4
1
5
3
3
3
3
4
4
5
5
5
5
3
5
7
7
25
3
3
4
4
4
4
4
4
5
3
3
2
3
5
5
5
4
3
4
4
7
6
26
1
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
1
5
5
4
5
1
2
5
5
8
0
27
3
3
2
4
4
1
5
4
4
3
3
3
3
3
4
2
2
2
3
3
6
1
28
3
3
5
3
2
3
3
4
5
2
4
3
3
3
4
5
4
3
3
3
6
8
29
3
3
5
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
4
3
5
3
4
3
3
6
6
30
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
2
4
3
5
3
4
3
3
6
6
31
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
5
4
3
3
4
3
4
7
0
32
3
3
4
3
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
6
4
33
34
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
5
5
3
3
3
3
3
6
8
35
5
4
4
4
4
4
5
4
3
3
2
3
4
5
5
5
4
5
4
5
8
2
36
3
3
4
4
3
4
2
4
4
3
4
3
2
5
5
3
3
3
5
4
7
1
O
10
2
12
0
13
4
11
9
11
8
11
5
11
8
12
5
14
3
11
3
11
6
98
1
29
1
35
1
37
1
32
1
14
1
13
1
29
1
27
2
43
7
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
1
, 2
4
, 5
, 6
7
, 8
, 9
1
0,
11
1
2,
13
1
5,1
6
17
, 1
8
19
2
0
3,
14
J 2
22
3
52
3
86
2
29
2
27
2
69
2
27
1
29
1
27
2
69
2
43
7
P
65
.29
%
69
.02
%
75
.69
%
67
.35
%
66
.76
%
79
.12
%
66
.76
%
75
.88
%
74
.71
%
79
.12
%
71
.68
%
KE
TE
RA
NG
AN
X
Bu
tir
Ind
ika
tao
r
Y
No
mo
r A
bse
n S
isw
a
A
No
mo
r A
spe
k B
erp
ikir
Kre
ati
f S
isw
a
B
No
mo
r B
uti
r In
dik
ata
or
Tia
p A
spe
k
C
Jum
lah
In
dik
ato
r P
ero
leh
an
Tia
p S
isw
a
O
Jum
lah
Pe
role
ha
n T
iap
In
dik
ata
or
J Ju
mla
h P
ero
leh
an
Tia
p A
spe
k
P
Pe
rse
nta
se T
iap
Asp
ek
Hasi
l L
emb
ar
Ob
serv
asi
Ber
pik
ir K
reati
f P
erte
mu
an
1
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
C
Y
5
7
5
5
5
3
1
5
7
4
5
7
7
10
5
1
5
.18
09
52
2
4
.05
71
43
3
5
.91
66
67
4
5
.98
09
52
5
4
.39
76
19
6
5
.96
42
86
7
5
.24
28
57
8
5
.91
66
67
9
5
.10
47
62
10
5.1
52
38
1
11
0
12
1
0.1
42
86
13
1
0.2
95
24
14
5
.11
66
67
15
6
.07
38
1
16
4
.53
09
52
17
5
.29
52
38
18
5
.27
38
1
19
6
.51
42
86
20
5
.31
19
05
21
4
.90
95
24
22
4
.67
38
1
23
6
.08
80
95
24
6
.99
52
38
25
4
.26
66
67
26
5
.16
19
05
27
3
.56
42
86
28
4
.18
33
33
29
7
.03
57
14
30
4
.76
66
67
31
4
.97
38
1
32
5
.16
66
67
33
34
9
.46
42
86
35
4
.19
04
76
36
6
.80
95
24
O
17
.4
11
.42
85
7
13
.4
14
.4
12
.8
18
.33
33
3
4
13
.2
6.8
57
14
3
19
1
3.4
1
0.7
14
29
9
.28
57
14
1
0.5
1
9
19
3.7
19
J
42
.22
85
7
62
.73
33
3
25
.85
71
4
33
.4
29
.5
19
3.7
19
P
41
.40
%
36
.90
%
38
.03
%
32
.75
%
43
.38
%
37
.98
%
Ob
serv
er P
ert
emu
an
1
Ket
eran
gan
1.
Anggit
Riy
anto
2.
Her
ry P
rase
tyo
3.
Nyndi
N
4.
Agun
g W
ahyudi
X
Nom
or
Buti
r
Y
Nom
or
Abse
n S
isw
a C
Ju
mla
h I
ndik
ator
Per
ole
han
Tia
p S
isw
a
O
Jum
lah P
erole
han
Tia
p I
ndik
atao
r I
Jum
lah t
iap a
spek
P
Per
senta
se T
iap A
spek
H
asi
l L
emb
ar
Ob
serv
asi
Ber
pik
ir K
reati
f P
erte
mu
an
2
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
12
1
3
14
1
5
C
Y
5
5
6
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
1
5
.85
2
7
.73
33
33
3
6
.23
33
33
4
4
.43
33
33
5
4
.66
66
67
6
4
.71
66
67
7
7
.33
33
33
8
7
.3
9
7
.88
33
33
10
6.8
11
0
12
0
13
1
1.4
83
33
14
4
.38
33
33
15
4
.78
33
33
16
4
.93
33
33
17
4
.51
66
67
18
5
.43
33
33
19
5
.98
33
33
20
1
0.8
5
21
4
.06
66
67
22
5
23
7
.25
24
1
0.3
25
3
.58
33
33
26
0
27
3
.7
28
4
.68
33
33
29
9
.33
33
33
30
2
.6
31
5
.28
33
33
32
4
.38
33
33
33
0
34
1
0.5
83
33
35
4
.6
36
6
.3
O
12
.4
15
.4
11
.33
33
3
14
1
3.6
9
.75
4
.5
9.6
1
5
13
.4
13
.6
14
.6
15
.8
16
.6
17
.4
19
6.9
83
3
I 3
9.1
33
33
5
1.4
5
28
.4
44
3
4
19
6.9
83
3
P
40
.76
%
32
.16
%
44
.38
%
45
.83
%
53
.13
%
41
.04
%
Ob
serv
er P
ert
emu
an
2
Ket
eran
gan
1.
Evi
K
2.
Her
ry P
rase
tyo
3.
Anggit
Riy
anto
4.
Agun
g W
ahyudi
X
Nom
or
Buti
r
Y
Nom
or
Abse
n S
isw
a C
Ju
mla
h I
ndik
ator
Per
ole
han
Tia
p S
isw
a
O
Jum
lah P
erole
han
Tia
p I
ndik
atao
r I
Jum
lah t
iap a
spek
P
Per
senta
se T
iap A
spek
Ha
sil
Lem
ba
r O
bse
rva
si B
erp
ikir
Kre
ati
f P
erte
mu
an
3
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1 2
13
1
4
15
C
Y
5
5
5
6
4
3
2
3
3
3
3
5
6
5
5
1
6
.38
33
3
3
2
8
.23
33
3
3
3
6
.36
66
6
7
4
4
.85
5
4
.76
66
6
7
6
8
.05
7
8
.71
66
6
7
8
5
.28
33
3
3
9
8
.36
66
6
7
1 0
6
.28
33
3
3
1 1
12
9.4
83
33
3
13
9.0
5
14
5.3
66
66
7
15
6.6
16
66
7
16
6.3
5
17
5.2
83
33
3
18
4.9
66
66
7
19
4.9
16
66
7
20
5
21
6.3
66
66
7
22
4.2
23
7.1
16
66
7
24
8.5
16
66
7
25
5.1
16
66
7
26
5.8
33
33
3
27
6.3
28
5.6
29
7.4
30
5.2
5
31
6.2
32
5.2
33
34
8.4
35
4.8
83
33
3
36
4.7
83
33
3
O
1 6
14
.
6
15
.
2
11
.16
66
7
1 6
18
.33
33
3
2.
5
1 7
16
.33
33
3
19
.33
33
3
16
.33
33
3
13
10
.
5
13
.
4
15
.
8
21
5.5
J
45
.8
65
3
5.6
66
67
3
9.8
33
33
2
9.2
2
15
.5
P
44
.90
%
38
.24
%
52
.45
%
39
.05
%
42
.94
%
42
.25
%
Ob
serv
er P
ert
emu
an
3
Ket
era
ng
an
1.
Dw
i In
dar
ti T
2.
Dav
id s
alam
et S
3.
Her
ry P
rase
tyo
4.
Agu
ng W
ahyu
di
X
No
mo
r B
uti
r
Y
No
mo
r A
bse
n S
isw
a C
Ju
mla
h I
nd
ikat
or
Per
ole
han
Tia
p S
isw
a
O
Jum
lah
Per
ole
han
Tia
p I
nd
ikat
aor
I Ju
mla
h t
iap
asp
ek
P
Per
sen
tase
Tia
p A
spek
Ha
sil
Lem
ba
r O
bse
rva
si B
erp
ikir
Kre
ati
f P
erte
mu
an
5
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
12
1
3
14
1
5
C
Y
5
5
5
5
5
5
2
6
5
6
5
5
5
5
7
1
7
.72
85
71
2
8
.99
52
38
3
6
.52
85
71
4
6
.51
90
48
5
7
.98
09
52
6
8
.63
80
95
7
8
.12
85
71
8
6
.95
23
81
9
8
.12
85
71
10
7.4
52
38
1
11
12
7
.91
42
86
13
1
2.2
14
29
14
6
.18
57
14
15
8
.44
76
19
16
5
.55
23
81
17
8
.09
52
38
18
5
.29
52
38
19
8
.85
23
81
20
6
.78
57
14
21
8
.51
90
48
22
8
.91
90
48
23
9
.51
42
86
24
1
2.9
04
76
25
9
.34
76
19
26
5
.79
52
38
27
6
.94
76
19
28
1
0.5
80
95
29
9
.86
19
05
30
8
.14
76
19
31
6
.35
23
81
32
7
.01
42
86
33
34
1
1.5
33
33
35
7
.66
19
05
36
7
.70
95
24
O
23
.2
22
.4
17
.4
23
1
9.4
1
8.4
5
1
4.6
66
67
1
6.2
1
5.1
66
67
1
8.4
2
2.6
1
7
27
.8
16
.57
14
3
27
7.2
04
8
J 6
3
80
.46
66
7
31
.36
66
7
58
4
4.3
71
43
2
77
.20
48
P
61
.76
%
47
.33
%
46
.13
%
56
.86
%
65
.25
%
54
.35
%
Ob
serv
er P
ert
emu
an
5
Ket
era
ng
an
1.
Dav
id s
alam
et S
2.
Her
ry P
rase
tyo
3.
An
ggit
Riy
anto
4.
Agu
ng W
ahyu
di
X
No
mo
r B
uti
r
Y
No
mo
r A
bse
n S
isw
a C
Ju
mla
h I
nd
ikat
or
Per
ole
han
Tia
p S
isw
a
O
Jum
lah
Per
ole
han
Tia
p I
nd
ikat
aor
I Ju
mla
h t
iap
asp
ek
P
Per
sen
tase
Tia
p A
spek
Ha
sil
Lem
ba
r O
bse
rva
si B
erp
ikir
Kre
ati
f P
erte
mu
an
6
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
12
1
3
14
1
5
C
Y
3
4
5
5
5
3
1
3
4
3
3
4
4
5
5
1
9
.7
2
1
0.9
66
67
3
9
.96
66
67
4
8
.41
66
67
5
9
.21
66
67
6
1
1.5
83
33
7
1
0.5
83
33
8
9
.83
33
33
9
8
.75
10
9.9
33
33
3
11
12
10
.11
66
7
13
9.6
16
66
7
14
9.1
83
33
3
15
8.5
66
66
7
16
9.3
66
66
7
17
10
.05
18
8.9
33
33
3
19
9.0
83
33
3
20
10
.3
21
10
.05
22
10
.43
33
3
23
10
.51
66
7
24
9.5
83
33
3
25
11
.56
66
7
26
10
.51
66
7
27
9.2
66
66
7
28
8.1
83
33
3
29
10
.2
30
10
.56
66
7
31
11
.31
66
7
32
10
.25
33
34
9.9
16
66
7
35
9.3
16
66
7
36
9.5
66
66
7
O
30
.66
66
7
20
.5
17
.6
18
1
5.4
2
9.6
66
67
5
3
1
19
.5
26
.33
33
3
27
1
9.7
5
22
2
3.4
2
9.6
3
35
.41
67
J 6
8.7
66
67
9
9.0
66
67
4
5.8
33
33
6
8.7
5
53
3
35
.41
67
P
67
.42
%
58
.27
%
67
.40
%
67
.40
%
77
.94
%
65
.77
%
Ob
serv
er P
ert
emu
an
6
Ket
era
ng
an
1.
Dyah
Ik
a P
2.
Her
ry P
rase
tyo
3.
An
ggit
Riy
anto
4.
Agu
ng W
ahyu
di
X
No
mo
r B
uti
r
Y
No
mo
r A
bse
n S
isw
a C
Ju
mla
h I
nd
ikat
or
Per
ole
han
Tia
p S
isw
a
O
Jum
lah
Per
ole
han
Tia
p I
nd
ikat
aor
I Ju
mla
h t
iap
asp
ek
P
Per
sen
tase
Tia
p A
spek
Ha
sil
Lem
ba
r O
bse
rva
si B
erp
ikir
Kre
ati
f P
erte
mu
an
7
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
12
1
3
14
1
5
C
Y
5
7
5
5
5
6
1
5
5
6
6
5
5
5
7
1
1
0.9
85
71
2
1
1.9
95
24
3
1
0.7
19
05
4
9
.74
28
57
5
1
0.1
6
1
0.1
09
52
7
1
0.4
52
38
8
1
1.8
61
9
9
9
.35
23
81
10
10
.53
81
11
12
10
.48
57
1
13
11
.08
57
1
14
10
.70
95
2
15
10
.53
33
3
16
10
.85
23
8
17
10
.40
95
2
18
10
.98
57
1
19
6.8
23
81
20
11
.5
21
10
.05
23
8
22
9.8
85
71
4
23
12
.06
19
24
10
.31
90
5
25
11
.99
52
4
26
11
.36
19
27
11
.37
61
9
28
11
.99
52
4
29
10
.17
61
9
30
10
.60
95
2
31
10
.20
47
6
32
11
.06
19
33
34
10
.29
52
4
35
10
.12
38
1
36
10
.60
95
2
O
28
.2
19
.71
42
9
24
.2
29
2
8.6
2
2.8
33
33
9
2
3
24
.2
21
.5
22
.66
66
7
29
.8
29
2
5.8
2
3.8
57
14
3
61
.37
14
J 7
2.1
14
29
1
12
.43
33
4
5.7
8
1.4
66
67
4
9.6
57
14
3
61
.37
14
P
70
.70
%
66
.14
%
67
.21
%
79
.87
%
73
.03
%
70
.86
%
Ob
serv
er P
ert
emu
an
7
Ket
era
ng
an
1.
Dyah
Ik
a P
2.
Her
ry P
rase
tyo
3.
Dav
id s
alam
et S
4.
Agu
ng W
ahyu
di
X
No
mo
r B
uti
r
Y
No
mo
r A
bse
n S
isw
a C
Ju
mla
h I
nd
ikat
or
Per
ole
han
Tia
p S
isw
a
O
Jum
lah
Per
ole
han
Tia
p I
nd
ikat
aor
I Ju
mla
h t
iap
asp
ek
P
Per
sen
tase
Tia
p A
spek
203
Analisis Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Pemecahan Masalah
(Problem Solving)
X SIKLUS I
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 2
A B C D A B C D A B C D
1.1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1.2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1.3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
1.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.1.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.1.b 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.1.c 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
2.1.d 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2.1.e 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.1.f 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0
2.2.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.2.b 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2.2.c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.2.d 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
2.3.a 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.3.b 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.4.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.4.b 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
2.4.c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
3.2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
J1 16 18 17 17 16 17 17 16 14 17 15 16
J2 68 66 62
P1 80,95% 78,57% 73,80%
P2 77,77%
X SIKLUS II
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 2
A B C D A B C D A B C D
1.1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1.2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.3 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
1.4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2.1.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.1.b 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
204
2.1.c 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
2.1.d 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
2.1.e 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.1.f 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.2.a 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
2.2.b 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.2.c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.2.d 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
2.3.a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
2.3.b 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2.4.a 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
2.4.b 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2.4.c 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
3.2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
J1 18 19 18 17 16 18 17 17 18 19 17 18
J2 72 68 72
P1 86,71% 80,95% 85,71%
P2 84,12%
Siklus Persentase Kategori
Siklus I 77,77% Baik
Siklus II 84,12% Sangat baik
Keterangan
1 Kegiatan pembelajaran terlakasana
0 Kegiatan pembelajaran tidak terlakasana
X Nomor Butir Pengamatan
J1 Jumlah pengamatan tiap observer
J2 Jumlah pengamatan tiap pertemuan
P1 Persentase tiap pertemuan
P2 Persentase tiap Siklus
OBSERVER
Silkus I Silkus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Nindy (A) Evy (A) Uwie (A) David (A) Dyah (A) Dyah (A)
Herry (B) Herry (B) David (B) Herry (B) Herry (B) Herry (B)
Anggit (C) Anggit (C) Herry (C) Anggit (C) Anggit (C) David (C)
Agung (D) Agung (D) Agung (D) Agung (D) Agung (D) Agung (D)
205
Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara dengan siswa adalah sebagai berikut:
P : “ Permisi dek, maaf mengganggu. Mas mau tanya-tanya sebentar bisa nggak?”
S : “ Bisa mas, mau Tanya apa mas?”
P : “ Bagaimana pandapatmu mengenai pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan?
S : “ Senang mas…”
P : “ Senangnya bagaimana?”
S : “ Kalo pakai pembelajaran yang kaya kemarin mas ajarkan , saya lebih paham, karena
dikasih soal-soal untuk ngerjakan sendiri”
S1 : “ Iya mas, aku juga gitu, jadi lebih mudeng”
P : “ Ohh…begitu ya….
Kalo menurut adek-adek,senang bekerja kelompok atau sendiri-sendiri?”
S : “ Kalo saya lebih seneng kerja kelompok mas, kan jadi bisa tanya-tanya ma teman, tapi
juga seneng kalo kerja sendiri-sendiri, kan jadi bisa nuangin ide-ide dalam ngerjain soal”
S2 : “ Kalo saya juga gitu, jadi kerja kelompok dulu, baru kalo latihan soal-soal ngerjain
sendiri-sendiri, kan jadi lebih mudeng mas”
S3 : “ Kalau aku sama aja mas, tapi enak kelompok, lebih rame dan bias tuker jawaban.
P : “ Jadi enaknya kerja kelompok dulu trus baru ngerjain soal sendiri-sendiri?”
S, S1, : “ Iya mas,gitu….”
S2, S3
P : “ Ooooo…..mas mau tanya lagi, kalau kalian mengerjakan latihan soal, kalian
menuliskan apa yang diketahu dan ditanyakan soal tidak?”
S2 : “ Kalau aku iya mas, soalnya biar jelas, jadi gampang nanti ngerjainnya”
S1 : “ Aku juga mas, jadi lebih gampang menyelesaikannya”
S3 : “ Kalau aku ngak mas, aku lebih suka yang ringkas dan mudah di mengerti aku aja.
P : “ Kalau kalian merasa kesulitan dalam menyelesaikan masalah, apa yang kalian
lakukan?”
S : “ Kalau saya tanya sama pak guru”
S2 : “ kalau saya, tak kerjain dulu sebisanya mas, kalau udah mentok baru tanya ke pak
guru”
S3 : “ Kalau saya tanya ke temen inti soalnya bagaimana, terus aku kerjain sendiri.
P : “ Emmm….begitu ya….
Kalian kalau habis mengerjakan soal kemudian dibahas di depan, menurut kalian bisa
menamash pengetahuan tidak?”
S : “ Iya mas, kan jadi kita tahu salahnya dimana truk benernya seperti apa”
S1 : “ Kita juga jadi tahu cara lain dalam meyelesaikan soal tersebut mas”
P : “ Apakah kalian menyukai matematika setelah pembelajaran ini?
S : “ Iya mas, soalnya aku jadi lebih gampang dalam mengerjakan soal”
S2 : “ Aku juga mas, aku jadi seneng sama matematika, ternyata asyik ya mas, kita bisa
ngotak atik jawaban, bisa nyoba-nyoba cara juga dalam menyelesaikan soal”
P : “ Ya sudah adek-adek, terima kasih atas waktunya ya”
206
Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara dengan guru adalah sebagai berikut:
P : “Bagaimana pendapat Bapak terhadap pembelajaran dengan pendekatan pemecahan
masalah ( Problem Solving )?”
G : “ Menurut saya, pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving) itu bagus untuk diterapkan. Hal ini dikarenakan siswa jadi terbiasa dengan
masalah-masalah matematika, sehingga menjadi tertantang untuk menyelesaikannya”
P : “Kendala apa saja yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
pemecahan masalah ( Problem Solving )?”
G : “ Kalau menurut saya, kendalanya adalah waktu. Karena pembelajaran dengan
pemecahan masalah ( Problem Solving) memerlukan waktu yang lama, tidak bisa cepat.
Karena siswa dituntut untuk menyelesaikan masalah, dan masalah yang disajikan juga
bukan masalah rutin, tapi aplikasi, sehingga siswa harus berpikir dulu sebelim
menjawabnya”
P : “Bagaimana langkah-langkah untuk mengatasi kendala itu?”
G : “ ya kalau untuk mengatasi hal tersebut, ya waktunya tetap ditamash dan soalnya jangan
terlalu banyak, tetapi tetap mengena pada materi”
P : “Apakah Bapak tertarik untuk menggunakan pendekatan pemecahan masalah ( Problem
Solving ) dalam pembelajaran selanjutnya? Mengapa?”
G : “ Ya saya tertarik sekali untuk menggunakannya dalam pembelajaran, karena siswa jadi
terbiasa dalam menyelesaiakn masalah, dan cara yang digunakan beragam sesuai
pemahaman mereka sendiri”
P : “ Apakah menurut Bapak pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa?
G : “ Kalau menurut saya pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa, sebab anak akan menjadi lebih kreatif dalam menyelesaikan maslah dan
tidak monoton dalam pola berpikirnya.”
P : “Apakah saran Bapak untuk pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan
masalah ( Problem Solving )?”
G : “ Variasi soalnya diperbanyak sehingga siswa akan terlatih dan terampil dalam
menyelesaikan masalah khususnya masalah nonrutin, sehigga kalau mengerjakan soal
rutin jadi merasa lebih mudah”
P : “ terima kasih pak atas waktunya telah berbincang-bincang”
207
CATATAN LAPANGAN
Siklus I, pertemuan 1 (Jumat/23 Maret 2010)
Materi pada hari pertama penelitian adalah keliling dan luas untuk persegi dan persegi
panjang. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan berapa penting mamfaat dan
kegunaan dari bangun datar persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari. Guru
menunjukkan bentuk bangun persegi dan persegi panjang.
Sebelum memasuki materi inti, guru memberikan soal pretes dan diselesaikan siswa
selama 15 menit. Setelah selesai guru melanjutkan kemateri inti.
Guru membentuk siswa menjadi delapan kelompok. Adapun kelompoknya terlampir
dalam lampiran. Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru membagikan
nomor absen berbentuk bulatan yang di tempelkan pada baju siswa. Kemudian guru
membagikan LKS yang berisikan soal-soal tentang permasalahan keliling dan luas untuk
persegi dan persegi panjang dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Guru
memberikan waktu selama 20 menit untuk mengerjakan LKS.
Selama proses pengerjaan LKS guru mendampingi siswa untuk memberikan masukan
apabila diperlukan oleh siswa. Dalam proses pengerjaan, ada beberapa siswa yang bertanya
tentang soal yang ada di dalam LKS.
Diskusi telah berjalan 10 menit, kemudian ada siswa dari kelompok 2 yang bertanya “
bapak, soal nomor 2 pada kegiatan 2 itu maksudnya bagaimana?”. Guru menjawab “soal
nomor 2 itu adalah salah satu keguanaan dalam belajar keliling dan luas untuk persegi dan
persegi panjang. Soal tersebut bercerita tentang seorang anak yang mengitari sebuah
lapangan sepak bola dengan ukuran lapangan sepak bola yaitu 2 kali ukuran bangun datar
persegi yang diketahui di dalam soal”. Guru bertanya “ berapa ukuran persegi?”. Siswa
menjawab “64 pak”. Guru menyahut “lalu berapa ukuran sisi-sisi persegi dan ukuran
lapangan sepak bola?”. Siswa menjawab “ sisi-sisinya 8m dan ukuran lapangan sepakbola
tersebut adalah 128 pak”. Kemudian guru memberikan intruksi kepada siswa untuk
mendiskusikan kembali permasalahan tersebut dengan kelompoknya sehingga ditemukan
suatu hasil akhir yang benar.
Setelah 20 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Kemudian guru bersama-
sama dengan siswa membahas LKS dengan beberapa siswa mengerjakan di depan kelas.
Setelah kegiatan tersebut guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dan menutup
pelajaran dengan berdoa.
Siklus I, pertemuan 2 (Rabu/28 Maret 2010)
Materi pada pertemuan 2 siklus I adalah keliling dan luas dari bangun datar segitiga.
Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa dilanjutkan dengan memberikan motivasi
dan menegaskan tujuan dari pembelajaran kali ini. Setelah itu guru memberikan apersepsi
dengan mengadakan tanya jawab secara lesan. Setelah itu guru membagi membentuk siswa
menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama dengan pertemuan sebelumnya.
Guru membagikan LKS kepada siswa dan siswa diberikan kesempatan selama 25 menit
untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang ada di dalam LKS. Guru mengawasi jalannya
diskusi, serta guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk bertanya kepada
guru apabila ada yang hal-hal yang kurang dimengerti yang terdapat pada LKS. Ada salah
208
satu siswa yang bertanya dari kelompok 1, Rizki namanya. Dia bertanya apakah soal nomor 2
boleh dikerjakan dengan menggunakan rumus luas persegi dan persegi panjang?. Guru
menjawab “pada soal nomor 2 boleh dikerjakan dengan cara yang pernah kalian dapatkan
pada pertemuan sebelumnya atau dengan cara yang pernah kalian dapatkan melalui
bimbingan belajar yang kalian ikuti. Ada siswa yang menyahut “bapak maksudnya 1 petak
mewakili 1cm itu apa?”. Guru menjawab “maksudnya adalah 1 petak pada gambar tersebut
mewakili 1cm sebenarnya, petak-petak tersebut berbentuk persegi yang mempunyai sisi 1cm
sehingga luas persegi yang merupakan petak berbentuk persegi adalah 1 ”.
Satelah diskusi berjalan 15 menit ada seorang siswa dari kelompok 5 yang menanyakan
soal nomor terakhir. Berikut perbincangan antara guru dan siswa tersebut. Siswa : “bapak, ini
cara pengerjaannya bagaimana?”. Guru : “ soal tersebut sama dengan soal nomor 2 atau
nomor 1”. Siswa : “lalu bagaimana cara menghitungnya bapak?”. Guru : “kalian itu sudah
belajar tentang keliling dan luas untuk persegi dan persegi panjang dan kalian juga telah
menemukan rumus untuk menghitung luas segitiga, jadi kalian tinggal memilih untuk
menggunakanya pada soal nomor terakhir. Terlebih dahulu amati bangun apa yang
dimaksud pada soal tersebut kemudian gunakan imajinasi kalian untuk mencerna
permasalahan tersebut”. Siswa : berarti ini dibagi-bagi berdasarkan jenis bangunnya
kemudian dihitung dengan rumus luas segitiga atau rumus luas persegi ya pak?”. Guru : “nah
itu kalian pintar”. Siswa : “he he he he he…”.
Diskusi telah berjalan 25 menit dan guru menghentikan jalannya diskusi. Kelompok yang
mengerjakan di depan kelas ialah kelompok 3. Salah seorang dari kelompok 3 mengerjakan
ke depan kelas. Anak tersebut mengerjakan soal nomor 1. Selain dari kelompok 3 ada dua
kelompok lain yang mengerjakan untuk soal nomor 1 yaitu kelompok 2 dan kelompok 8.
Mereka mengerjakan secara bersamaan di depan kelas. Dua kelompok dari 3 kelompok
tersebut mendapatkan rumus untuk menghitung luas segitiga dengan melihat dari rumus luas
persegi panjang. Mereka menghitung luas persegi panjang terlebih dahulu kemudian mereka
menganalisis bahwa segitiga yang ada dalam persegi panjang ternyata adalah dua buah
segitiga yang sama ukuranya yaitu dari persegi panjang. Sedangkan satu kelompok yang
lain mendapatkan rumus luas persegi dengan memisalkan alas segitiga dengan a dan tinggi
segitiga dengan t dan mereka mendapatkan kesimpulan untuk rumus luas segitiga berasal dari
pembelajaran sewaktu di SD. Ada satu soal yang tidak dibahas karena waktunya habis dan
guru menyuruh siswa untuk mempelajarinya di rumah. Setelah itu guru menberi kesimpulan
tentang pembelajaran kali ini dan guru member pekerjaan rumah untuk siswa.
Siklus I, pertemuan 3 (Kamis/29 Maret 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Guru
memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Setelah selesai
memberikan apersepsi guru mengitari kelas untuk mengecek apakah pekerjaan rumah siswa
sudah dikerjakan atau belum. Ternyata semua siswa sudah mengerjakan dan guru memancing
siswa untuk menjawab dengan lesan hasil akhirnya saja. Setelah itu guru menegaskan
jawaban yang benar dan guru menyuruh siswa yang menjawab salah untuk diperbaiki.
Kemudian guru menjelaskan tentang kegunaan dan tujuan dari belajar metematika tentang
keliling dan luas bangun datar. Materi pada pembelajaran hari ini adalah keliling dan luas
jajargenjang. Guru memberikan sebuah masalah tentang keliling dan luas jajargenjang
kemudian guru memberikan waktu berpikir selama 1 menit. Setelah itu guru menanyakan
209
jawabannya kepada siswa. Ada sebagian siswa yang menjawab benar dan ada pula yang
menjawab salah. Kemudian guru menjelaskan maksud dari pertanyaanya tadi.
Guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok dengan kelompok tetap sama dengan
kelompok sebelumnya dan dengan tetap menggunakan nomor absen pada baju mereka. Guru
membagikan LKS kepada siswa dengan tiap kelompok mendapatkan 1 bendel LKS. LKS
tersebut berisi tentang permasalahan keliling dan luas jajargenjang dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah.
Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya selama 25 menit dan
apabila ada hal yang tidak dimengerti dari permasalahan yang ada didalam LKS guru
memperbolehkan siswa untuk bertanya. Guru mengawasi jalannya diskusi serta mengamati
siswa-siswa yang aktif dan siswa-siswa yang pasif. Sesekali guru menegur siswa yang pasif
dan menegur siswa yang hiperaktif dalam hal negatife.
Suasana pembelajaran pada hari ini berlangsung sedikit gaduh. Akan tetapi guru melihat
hal positif dalam keadaan tersebut. Dengan keadaan demikian para siswa akan lebih
berinteraksi dengan siswa lain dalam hal bertukar pikiran mengenai permasalahan-
permasalahan yang terdapat pada LKS walaupun suasana kelas terlihat sedikit gaduh.
Setelah 25 menit lebih guru menghentikan jalannya diskusi. Guru memberikan intruksi
kepada siswa untuk mengerjakan permasalahan yang telah didiskusikan bersama
kelompoknya untuk dikerjakan di depan kelas. Guru melihat ada banyak siswa yang
mengangkat tangan keatas untuk dapat mengerjakan di depan kelas. Guru menunjuk tiga
orang siswa dari beberapa siswa yang mengajukan dirinya untuk mengerjakan di depan kelas.
Tiga orang siswa tersebut mengerjakan satu soal yang sama sehingga muncul berbagai
pemikiran yang berbeda. Soal selanjutnya juga dikerjakan oleh beberapa siswa di depan
kelas.
Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa untuk merangkum hasil diskusi pada
pembelajaran hari ini. Setelah hal tersebut dilakukan guru memberikan tugas rumah kepada
siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 101 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005.
Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga. Guru memberitahukan kepada
siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes dengan materi keliling dan luas
untuk bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga dan jajargenjang. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Siklus I, pertemuan 4 (Jumat/30 Maret 2010)
Pertemuan keempat siklus I dilaksanakan pada tangagal 30 Maret pada pukul 09.30 WIB
sampai dengan pukul 11.05 WIB. Pada pertemuan keempat guru memberikan tes
kemampuan berpikir kreatif. Tes tersebut berbentuk 3 soal urain yang berisi materi
pembelajaran pada siklus pertama dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah.
Siswa diberi waktu untuk belajar selama 10 menit untuk mengingkat kembali tentang materi
yang telah dipelajari di rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk memasukkan
semua buku yang ada di atas meja ke dalam laci atau tas.
Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru memperingatkan
kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan kepada teman lain dalam
pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru
menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru tersebut.
210
Setelah tes akhir siklus I berjalan 70 menit, guru membagikan lembar angket berpikir
kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes. Waktu telah berakhir dan guru
menhyuruh siswa untuk segera mengumpulkan hasil jawabanya beserta lembar angket.
Setelah itu guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
Siklus II, pertemuan 1 (Rabu/5 Mei 2010)
Kegiatan pertemuan pertama siklus II yaitu guru membuka pelajaran dengan salam dan
dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dengan menanyakan
kepada siswa siapa hari ini yang tidak masuk. Setelah mengabsen siswa guru memberikan
apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, persegi dan persegi panjang guna
masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas belah ketupat. Setelah itu guru memberi motivasi
dan menegaskan tujuan dari pembelajarn kali ini.
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama
dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan permasalahan
kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru
memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada
hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Suasana kelas pada hari ini terlihat lebih
nyaman dan teratur. Siswa aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh
guru. Bahkan ada siswa yang sempat berdiskusi dengan kelompok lain untuk menemukan
jawaban dari permasalahan yang ada di dalam LKS. Ada siswa yang bertanya dari kelompok
4, dia bertanya “bapak, apakah soal nomor 2 itu harus dikerjakan dengan cara biasa atau
dengan cara lengkap”. Guru menjawab “seperti biasa kalian mengerjakan, boleh dengan cara
biasa atau dengan cara lengkap dengan satu syarat jawaban kalian mudah dimengerti oleh
teman lain”. Siswa “iya pak”. Ada siswa lain yang menyahut “berarti kalau langsung
hasilnya saja boleh pak?”. Guru “itu tidak boleh sebab kalian harus menjabarkan cara
pengerjaannya agar teman lain yang belum paham dapat mengerti bagaimana mendapat
jawaban itu”. Siswa “kalau dengan dua cara boleh pak?”. Guru “boleh anak-anak, sekarang
diskusikan terlebih dahulu dengan teman kalian nanti kalau ada yang tidak paham tanyakan
ke bapak”.
Diskusi telah berjalan selama 15 menit ada siswa yang bertanya dari kelompok 5
mengenai permasalahan pada LKS kegiatan 2 nomor 3. Siswa bertanya “ bapak maksud dari
soal nomor 3 ini bagaimana?, bingung pak. Guru : “maksudnya kalian disuruh menghitung
luas daerah yang diarsir. Di dalam gambar terdapat bangun datar apa saja?”. Siswa : “bangun
datar segitiga, belah ketupat, persegi dan persegi panjang pak”. Guru : “lalu yang ditanyakan
dalam soal apa?”. Siswa : “Bangun yang diarsir pak”. Guru “nah bangun yang diarsir itu
berbentuk bangun datar apa?, kemudian kalian hitung luasnya tiap bangun datar kemudian
hasilnya?”. Siswa : “dijumlahkan pak”. Guru : “silahkan kalian hitung dan kerjakan, 5 menit
lagi kita bahas”.
Setelah diskusi berjalan selama 25 menit guru menghentikan jalannya diskusi dan
memeberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan jawabanya di depan kelas.
Sebagian besar kelompok mengajukan dirinya untuk dapat mengerjakan di depan kelas. Akan
tetapi guru hanya memberi kesempatan kepada 3 orang siswa dari tiga kelompok yang
berbeda untuk mengerjakan permasalahan nomor 1. Ternyata jawabanya benar untuk semua
anak yang mengerjakan didepan kelas. Untuk permasalahan nomor 2 guru memberi
211
kesempatan kepada 2 orang siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Ternyata ada dua cara
pengerjaan dan jawabanya sama dan benar. Untuk permasalahan soal nomor 2 guru
memberikan kesempatan kepada 2 orang siswa dan terdapat dua cara pengerjaan dan hasil
akhirnya sama dan benar. Untuk soal nomor 3 kegiatan 2 ada tiga orang siswa yang
mengerjakan dan siswa tersebut sama dengan siswa yang pertama tadi mengerjakan. Cara
pengerjaannya berbeda, tetapi hasinya sama dan benar.
Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan tentang pemebelajaran pada hari
ini. Siswa diberi kesempatan untuk merangkum hasil diskusinya. Setelah siswa merangkum,
guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan nomor 6 halaman 106 pada
buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta
.Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
berdoa dan mengucapkan salam
Siklus II, pertemuan 2 (Kamis/6 Mei 2010)
Pertemuan kedua siklus II yaitu guru membuka pembelajaran dengan salam dan
dilanjutkan dengan berdoa. Setelah berdoa guru mengabsen siswa dan memberikan motivasi
kepada siswa serta menegaskan tujuan dari pembelajaran kali ini.
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama
dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan permasalahan
kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru
memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada
hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Pada waktu pembagian kelompok ada siswa
yang berkata bahwa siswa tersebut telah bosan dengan kelompok dan permasalahan yang ada
dalam LKS. Kemudian guru menegaskan lagi bahwa pembelajaran seperti ini yang paling
efektif dalam pembelajaran matematika di SMP. Sebab akan melatih siswa untuk lebih aktif
dan lebih kreatif. Siswa tersebut kemudian mengikuti anjuran guru dan kembali
menempatkan diri pada kelompoknya.
Guru membagikan LKS kepada siswa dan guru menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam
mengerjakan permasalahan yang ada dalam LKS. Suasana diskusi sangat ramai, akan tetapi
ramai dalam hal positif yaitu saling bertukar pikiran mengenai permasalahan yang ada dalam
LKS. Ada siswa yang hiperaktif dan mengajukan diri untuk segera mengerjakan permasalah
nomor 1 di depan kelas. Akan tetapi guru menanggapi siswa tersebut untuk menunggu teman
yang lain dan mengerjakan permasalahan nomor selanjutnya.
Guru mengelilingi kelas untuk mengecek apakah siswa-siswa mengerjakan LKS atau
hanya bermain-main saja. Ternyata siswa-siswa masih aktif dalam berdiskusi. Sesampainya
guru di kelompok 4 ada siswa yang bertanya “bapak nomor dua itu disuruh mencari luas
layang-layang pak?”. Guru : “iya benar, apakah sudah dikerjakan?”. Siswa: “ini pak yang
dimaksud dengan memberi nama terlebih dahulu itu apa?”. Guru: “itu maksudnya adalah
pemberian simbol pada setiap titik sudutnya, misalnya ABCD atau RSTU”. Siswa : “iya pak,
terima kasih”. Guru: “segera dikerjakan”.
Guru kemudian kembali kedepan kelas karena ada yang bertanya lagi dari siswa yang
berkelompok di depan kelas. Siswa bertanya “bapak diagonal layang-layang pada soal nomor
2 itu berapa pak?”. Guru : “kalian cermati dahulu pertanyaan yang dimaksud dan keterangan
dalam soal tersebut”. Siswa: “belum paham pak”. Guru: “di soal terdapat keterangan bahwa
212
satu petak pada gambar mewakili 1cm. jadi panjang diagonalnya berapa petak atau berapa
centimeter?”. Siswa : “12cm dan 14cm pak”. Guru : “nah itu kalian bisa, segera selesaikan
soal selanjutnya”. Siswa : “iya pak”.
Setelah 25 menit guru menghentikan jalannya diskusi dan memberikan intruksi kepada
siswa untuk mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas. Hampir semua kelompok
mengajukan diri untuk mengerjakan di depan kelas. Akan tetapi guru hanya menunjuk 3
orang siswa untuk mengerjakan permasalahan nomor 1. Jawaban dari ketiga siwa tersebut
berbeda karena cara pengerjaan mereka berbeda. Kemudian guru menjelaskan kenapa
jawabanya dapat berbeda, itu semua disebabkan ada 2 orang siswa yang salah dalam
melakukan operasi pembagian. Setelah semua siswa memperbaiki jawabanya kemudian guru
memberi kesempatan kembali bagi siswa yang ingin mengerjakan pekerjaannya di depan
kelas. Kemudian ada 2 orang siswa yang mengajukan diri dan guru menyuruh mereka untuk
mengerjakan di depan kelas. Kedua siswa tersebut mengerjakan dengan cara yang berbeda,
tetapi mempunyai jawaban yang sama. Karena waktu habis guru menghentikan presentasinya
untuk hari ini dan siswa disuruh untuk mengerjakan soal yang belum dibahas di rumah
masing-masing.
Sebelum siswa beranjak dari tempat duduk, guru meminta tambahan waktu 5 menit untuk
menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan ke 2 siklus II. Siswa mengikuti anjuran guru
dan siswa kembali duduk dan merangkum kesimpulan pembelajaran pada hari ini. Setelah
selesai merangkum guru memberi tugas rumah kepada siswa yaitu permasalahan no 6
halaman 109 pada buku M. Cholik dan Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas
VII.Jakarta .Erlangga yang merupakan buku pegangan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan mengucapkan salam.
Siklus II, pertemuan 3 (Rabu/12 Mei 2010)
Kegiatan pendahualuan pertemuan ketiga siklus II yaitu guru membuka pembelajaran
dengan salam dan dilanjutkan dengan berdoa. Guru mengabsen siswaterlebih dahulu
kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang bangun datar segitiga, belah
ketupat, dan layang-layang guna masuk kemateri inti yaitu keliling dan luas trapesium.
Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa, bahwa belajar mengenai keliling dan luas
trapesium sangatlah bermamfaat. Kemudian guru menjelaskan mengenai tujuan dari
pembelajaran keliling dan luas trapesium.
Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan kelompok tetap sama
dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan permasalahan
kepada setiap kelompok dalam bentuk LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
selama 25 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan guru
memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk bertannya kepada guru apabila ada
hal-hal yang kurang dimengerti di dalam LKS. Keadaan awal pada pertemuan ketiga siklus II
cenderung kondusif dan teratur. Siswa menempatkan diri terhadap kelompoknya masing-
masing dengan rapi dan tidak gaduh. Guru memberikan masukan bahwa pembelajaran hari
harus lebih aktif dan kondusif dari pada pertemuan sebelumnya. Guru mengucapkan terima
kasih karena telah membentuk kelompok dengan rapi tanpa membuat gaduh. Kemudian guru
menyuruh siswa untuk menggunakan nomor absen yang digunakan pada pertemuan
sebelumnya.
213
Guru mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling hingga ke belakang kelas dan
mengecek apakah ada siswa yang tidak berdiskusi. Siswa kelihatan lebih aktif daripada
pertemuan-pertemuan sebelumnya. Itu dapat dilihat dengan keseriusan siswa dalam
menjalani diskusi kelompok dan berbagai pertanyaan kepada guru tentang permasalahan
yang ada pada LKS. Ada salah satu siswa dari kelompok 4 yang menanyakan tentang
permasalahan nomor 2. Siswa bertanya “bapak soal nomor 2 itu cara pengerjaannya
bagaimana?”. Guru : “kalian cermati bangun apa saja yang ada pada gambar terlebih dahulu,
lalu kalian aplikasikan pengetahuan kalian tentang bangaimana cara menghitung bangun
yang terdapat pada gambar sehingga nantinya akan didapatkan rumus untuk menghitung luas
trapesium. Selanjutnya untuk soal nomor (2.b) kalian hitung luas trapesium dengan rumus
luas trapesiumk yang kalian peroleh atau dengan penjabaran rumus lain sehingga
mendapatkan hasil yang benar.
Waktu pembelajaran pada pertemuan ketiga siklus II sempit, oleh karena itu guru
menghentikan jalannya diskusi setelah melihat waktu hampir habis. Guru menghentikan
jalannya diskusi 15 menit sebelum jam pelajaran berakhir. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Beberapa siswa mengejakan
hasil diskusinya di depan kelas dan dievaluasi bersama-sama dengan siswa. Bagi siswa yang
menjawab salah guru menyuruh siswa untuk membetulkan jawabanya.
Setelah semua soal dibahas, guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari
pembelajaran hari ini. Guru menyuruh siswa untuk merangkum dan memahami hasil diskusi.
Setelah selesai guru memberitahukan kepada siswa, bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan ujian dengan materi keliling dan luas bangun datar. Guru menyarankan siswa untuk
lebih giat dalam belajar sehingga hasil dari ujiannya bagus. Sebelum mengakhiri
pembelajaran guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan pada buku M. Cholik dan
Sugijono.2005. Matematika Untuk SMP / MTS kelas VII.Jakarta .Erlangga halaman 116-118,
yang ada pada buku pegangan siswa untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam
Siklus II, pertemuan 4 (Jumat/14 Mei 2010)
Pada pertemuan keempat siklus II guru memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Tes
tersebut berbentuk 3 soal urain yang berisi materi pembelajaran pada siklus pertama dan
kedua dengan aspek berpikir kreatif dan pemecahan masalah. Siswa diberi waktu untuk
belajar selama 10 menit untuk mengingkat kembali tentang materi yang telah dipelajari di
rumah. Setelah selesai guru menyuruh siswa untuk memasukkan semua buku yang ada di
atas meja ke dalam laci atau tas.
Guru membagi lembar soal dan lembar jawab secara bersamaan. Guru memperingatkan
kepada siswa untuk tidak meminta atau memberi bantuan kepada teman lain dalam
pengerjaan soal tes tersebut. Setelah semua mendapatkan lembar soal dan lembar jawab, guru
menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu dengan dipimpin oleh guru.
Setelah tes akhir siklus II berjalan 70 menit, guru dan peneliti membagikan lembar angket
berpikir kreatif untuk diisi dan dikumpulkan beserta lembar jawab tes. Waktu telah berakhir
dan guru menyuruh siswa untuk segera mengumpulkan hasil jawabanya beserta lembar
angket. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
214
Daftar nama angota kelompok
No
Absen
Kelompok 1 No
Absen
Kelompok 2
Nama Nama
4 Anggita Nurjanah 5 Anisa Septiyani
15 Farizfika Eva Damaratri 18 Bhima Alesandro
16 Fitria Nur Khasanah 26 Rizki Nur Rahayu
22 Nenni Susetyowati 27 Rusyda Faza Wulaningrum
28 Saida Dita Hanifawati 35 Yulinda Putriana
No
Absen
Kelompok 3 No
Absen
Kelompok 4
Nama Nama
3 Ana Astika 23 Nila Asa Femilia
14 Fahrisa Rahma Nurina 25 Rifa Pangesti
17 Hanindya Rina Hanifa 30 Titis Safitri
21 Nazula Choiriyah Nugroho 32 Wulandari Rahmadini
No
Absen
Kelompok 5 No
Absen
Kelompok 6
Nama Nama
2 Aisa Oktifani 7 Ardiyani
6 Annas Yuda Laksana 12 Dewanti Catur Dhamayanti
9 Azizah Khairunnisa I 24 Nur Tri Hidayati
13 Eni Dewiyanti 29 Salsabila Azziesta R
No
Absen
Kelompok 7 No
Absen
Kelompok 8
Nama Nama
8 Arif Rohman S.R 1 Aby Aziz Pratama
19 Muh. Roby Wijayantoro 10 Bhima Alesandro
36 Zulvichar Eki Dwi P 20 Muhammad Kevin Dovara
34 Yoga Adi Pradana 31 Wastudiawan Swidho