universitas negeri semarang 2016 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28837/1/4401412021.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN NO SMOKING HANDOUT
BERBASIS STUDI KASUS SEBAGAI SUMBER BELAJAR
MATERI SISTEM RESPIRASI DI MAN
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
oleh
Windy Oktaviani
4401412021
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain. (Q.S Ash-Sharĥ: 5 dan 7) “Awali segala sesuatu dengan niat dan
keikhlasan, InsyaAllah akan berjalan dengan lancar”.
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini
dipersembahkan untuk kedua orang tua yang selalu
memberikan semangat dan motivasi dalam segala hal, serta
untuk Almamater Universitas Negeri Semarang, terutama
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam yang telah memberi fasilitasi untuk menuntut ilmu
hingga mencapai gelar sarjana.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat serta
hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengembangan No Smoking Handout Berbasis Studi Kasus sebagai
Sumber Belajar Materi Sitem Respirasi di MAN”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Semarang. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian.
4. Dr. Lisdiana, M.Si. dan Dr. Siti Alimah, M.Pd. selaku dosen pembimbing
yang telah tulus dan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Supriyanto, M.Si. sebagai dosen penguji yang dengan penuh rasa sabar
memberikan saran dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Sri Sukaesih, S.Pd., M.Pd. sebagai validator yang telah memberikan arahan
dan masukan untuk kesempurnaan pengembangan handout.
7. Bapak/Ibu dosen Jurusan Biologi atas seluruh ilmu yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.
8. H. Bukhori, S.Ag. selaku Kepala MAN Pemalang yang telah memberikan
izin penulis melaksanakan penelitian.
vi
9. Drs. Bagus Purwoko dan Endang Winarsih, S.Pd. selaku guru Biologi MAN
Pemalang yang telah memberi inspirasi dan kesempatan penulis untuk
melaksanakan penelitian dan senantiasa memberikan dukungan.
10. Siswa-siswi MAN Pemalang, khususnya kelas XII MIA, XI MIA 1, dan XI
MIA 2 yang telah membantu kesuksesan jalannya penelitian.
11. Bapak Agus Tarumo, Ibu Sunaiyah, Kakak Ayu Yulisyawati, Kakak Hari
Setiawan, keponakan Maritsa Hayu Syaqilla yang senantiasa mengiringi
langkah penulis dengan doa yang tulus, motivasi yang tiada hentinya
diberikan dan seluruh keluarga besar yang memberikan doa, pengorbanan,
dukungan dan perjuangan serta kasih sayang yang tiada henti hingga
terselesaikannya skripsi ini.
12. Sahabat-sahabatku tersayang (Ulul, Yayu, Khitmatul, Vinda, Gretta, Mayang,
Hasan, Andi, Syaifudin, Zahrina, Vina, Nida, Ika, Yustina, Deviani, Naila),
teman-teman CBF 2014 & 2015, teman-teman PPL di SMP N 36 Semarang,
teman-teman KKN di Kelurahan Pakintelan, dan juga teman-teman Jurusan
Biologi 2012, khususnya teman-teman Rombel 2 Pendidikan Biologi 2012
yang telah menjadi tempat untuk berbagi cerita, terima kasih telah
memberikan arti sebuah kehangatan persahabatan, memberi kenangan dan
mewarnai cerita terindah kepada penulis.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Tidak ada satupun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali
untaian doa semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang sebaik-
baiknya dan berlimpah rahmat serta hidayah-Nya.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca demi
kebaikan di masa yang akan datang dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait.
Semarang, 2 November 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Oktaviani, Windy. 2016. Pengembangan No Smoking Handout Berbasis Studi
Kasus sebagai Sumber Belajar Materi Sistem Respirasi di MAN. Skripsi.
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Lisdiana, M.Si. dan Dr. Siti
Alimah, M.Pd.
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan
dalam berbagai bentuk alat dan bahan ajar. Guru dituntut untuk kreatif dalam
mencari dan mengumpulkan sumber belajar serta dapat membuat alat atau bahan
ajar yang diperlukan dalam pembelajaran agar siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran di MAN Pemalang salah satunya yaitu buku paket, namun
buku paket bab sistem respirasi pada sub bab bahaya merokok belum terdapat
informasi tentang bahaya merokok yang lebih detail sehingga dikembangkan No
Smoking Handout. Penelitian bertujuan menganalisis validitas dan kelayakan No
Smoking Handout sebagai sumber belajar materi sistem respirasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Populasi penelitian siswa MAN Pemalang, 15 siswa
kelas XII sebagai sampel untuk uji skala kecil dan seluruh kelas XI MIA 1 dan XI
MIA 2 yang berjumlah 76 siswa sebagai sampel uji skala luas dengan
pengambilan sampel purposive sampling. Validitas No Smoking Handout diukur
menggunakan instrumen penilaian buku pelajaran BSNP yang telah dimodifikasi
dan disesuaikan, dan kelayakan No Smoking Handout dilihat dari peningkatan
hasil tes kognitif siswa dengan desain pengambilan data pre-eksperimental design
dengan bentuk one-group pre-test dan post-test design.
Hasil penelitian validitas handout meliputi komponen isi sebesar 82,4%,
komponen kebahasaan sebesar 82,3%, dan komponen penyajian dan kegrafikan
sebesar 77,3% dengan rerata penilaian validator sebesar 80,7% (kriteria valid).
Peningkatan hasil kognitif siswa menggunakan No Smoking Handout sebagai
sumber belajar dianalisis dengan uji N-gain pada kelas XI MIA 1 sebesar 0,63 dan
kelas XI MIA 2 sebesar 0,59, keduanya dengan kriteria sedang dan dengan
ditandai hasil belajar kognitif siswa untuk kedua kelas mencapai ketuntasan
klasikal pada kelas XI MIA 1 sebesar 84,2% dan kelas XI MIA 2 sebesar 78,9%.
Simpulan penelitian ini adalah No Smoking Handout dinyatakan valid oleh
pengguna (siswa dan guru), validator materi dan media serta layak digunakan
sebagai sumber belajar materi sistem respirasi di MAN.
Katakunci: no smoking handout, sistem respirasi, sumber belajar
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. ii
PENGESAHAN ....................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv
PRAKATA ............................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Spesifikasi Penelitian ............................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
F. Penegasan Istilah ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Studi Kasus Perilaku dan Bahaya Merokok ............................ 8
B. Sumber Belajar ........................................................................ 11
C. Pengembangan No Smoking Handout ......................................... 14
D. Kerangka Berpikir .......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian .................................................................. 20
B. Data dan Cara Pengambilan Data ............................................ 23
C. Metode Analisis Instrumen Tes ............................................... 24
D. Metode Analisis Data Hasil Penelitian .................................... 28
ix
Halaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 32
B. Pembahasan ............................................................................. 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................. 51
B. Saran ........................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 52
LAMPIRAN ............................................................................................. 55
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka berpikir penelitian pengembangan No Smoking Handout
berbasis studi kasus sebagai sumber belajar siswa di MAN ..............
19
2. Langkah-langkah penggunaan metode Research & Development ..... 20
Gambar
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Langkah penelitian, teknik, instrumen penelitian, dan sumber
data .............................................................................................
24
2 Nomor butir soal yang sesuai dengan tingkat validitas soal ........ 25
3 Nomor butir soal yang sesuai dengan tingkat daya beda ........... 27
4 Nomor butir soal yang sesuai dengan tingkat kesukaran .......... 28
5 Nomor butir soal yang sesuai dengan daya pengecoh ............... 28
6 Rentang persentase dan kriteria kualitatif uji kelayakan media
dan materi ..................................................................................
29
7 Rentang skor dan kriteria N-gain .............................................. 30
8 Rentang persentase dan kriteria kualitatif tanggapan guru dan
siswa ..........................................................................................
31
9 Penilaian validator No Smoking Handout materi sistem respirasi 36
10 Saran validator kepada peneliti terhadap No Smoking Handout
materi sistem respirasi ...............................................................
36
11 Pernyataan dan persentase tanggapan siswa kelas XII MIA 3
terhadap No Smoking Handout materi sistem respirasi pada uji
skala kecil di MAN Pemalang ....................................................
39
12 Saran siswa kelas XII MIA 3 kepada peneliti terhadap No
Smoking Handout materi sistem respirasi pada uji skala kecil di
MAN Pemalang .........................................................................
40
13 Nilai pretes dan posttest yang dicapai oleh siswa pada kelas XI
MIA 1 dan XI MIA 2 di MAN Pemalang ..................................
41
14 Hasil uji N-gain pada kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 MAN
Pemalang ...................................................................................
41
15 Pernyataan dan persentase tanggapan siswa kelas XII MIA 3
terhadap No Smoking Handout materi sistem respirasi pada uji
skala luas di MAN Pemalang ......................................................
42
Tabel
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus pembelajaran .............................................................. 55
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 58
3. Hasil wawancara guru ............................................................. 69
4. Lembar validasi materi tahap 1 ............................................... 70
5. Lembar validasi materi tahap 2 ............................................... 74
6. Lembar validasi media ............................................................ 80
7. Angket tanggapan guru pada uji skala kecil ........................... 91
8. Angket tanggapan guru pada uji skala luas ............................ 93
9. Angket tanggapan siswa pada uji skala kecil ......................... 95
10. Angket tanggapan siswa pada uji skala luas ........................... 96
11. Lembar validasi angket perilaku merokok ............................. 97
12. Angket perilaku merokok ........................................................ 101
13. Kisi-kisi soal uji coba ............................................................. 105
14. Rekapitulasi dan tabulasi hasil ANATESV4 soal ujicoba
(pretest dan posttest) ..............................................................
106
15. Soal evaluasi (pretest dan posttest) ......................................... 109
16. Lembar jawab siswa ............................................................... 116
17. Lembar hasil diskusi siswa ..................................................... 118
18. Data hasil belajar kognitif siswa ............................................. 119
19. Data hasil uji N-gain ............................................................... 120
20. Rekapitulasi tanggapan siswa pada uji skala kecil ................. 122
21. Rekapitulasi tanggapan siswa pada uji skala luas ................... 123
22. SK dosen pembimbing ............................................................ 124
23. Surat izin penelitian ................................................................ 125
24. Surat bukti telah melaksanakan penelitian ............................. 126
25. Dokumentasi penelitian .......................................................... 127
26. No Smoking Handout (produk yang dikembangkan) .............. 128
Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu pembelajaran tidak dapat terlepas dari sumber belajar. Sumber
belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai
bentuk media. Guru dituntut untuk kreatif dalam mencari dan mengumpulkan
sumber belajar, serta membuat bahan ajar yang diperlukan dalam pembelajaran
yang dapat membantu siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum. Bentuk sumber belajar tidak terbatas, dapat berbentuk
cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang
dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Sumber belajar yang biasanya
digunakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran berupa bahan ajar yang
berbentuk buku paket (Prastowo 2012). Berdasarkan silabus KD 4.9
merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran udara dan
mengolah informasi beberapa risiko negatif merokok pada remaja untuk
menentukan keputusan. Seharusnya materi tersebut perlu dicantumkan dalam
buku paket sebagai sumber belajar siswa agar siswa dapat mengetahui dan peduli
terhadap kesehatan.
Perilaku merokok merupakan hal yang biasa bagi kebanyakan masyarakat
Indonesia khususnya kaum lelaki dewasa. Dalam sepuluh tahun terakhir,
konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah
perokok mencapai 70% penduduk Indonesia (Fatmawati dalam Salawati et al.
2010). Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan
negatif, misalnya jika ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat (Sofianto 2010). Berdasarkan Global Youth Tobacco Survey (GYTS)
menyatakan Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi di
dunia. Usia pertama kali mencoba merokok berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin menurut GYTS 2014, dimana sebagian besar laki-laki pertama kali
merokok pada umur 12-13 tahun (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI 2014). Kondisi ini sangat memprihatinkan, beragam kalangan
2
memandang perilaku merokok sebagian besar mengarah bahwa rokok memiliki
dampak negatif. Merokok merupakan salah satu cara untuk relaksasi dan
ketenangan, terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok
maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Rokok memiliki
kandungan yang sangat berbahaya. Bahkan masyarakat umum pun mengerti
bahwa rokok dapat membahayakan kesehatan. Dampak perilaku merokok bagi
kesehatan yaitu dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi,
gangguan kehamilan dan janin, penyakit stroke, katarak, merusak gigi,
osteoporosis, dan kelainan sperma (Aula dalam Fikriyah et al. 2012).
Salah satu pondok pesantren yang berada di Jawa Tengah. Pondok
pesantren tersebut merupakan salah satu ponpes yang secara umum santri di
ponpes tersebut masih dalam tahap remaja, terutama santri putra yang berjumlah
40 orang dan pada tahapan remaja tersebut merupakan tahap yang rawan akan
pengaruh lingkungan sekitar misalnya merokok. Faktor penyebab remaja mulai
merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada
masa perkembangannya yaitu pada masa ketika mereka sedang mencari jati
dirinya. Meskipun sudah terdapat larangan merokok yang diberikan oleh pengurus
pondok pesantren tersebut, namun santri putra masih berani untuk melanggarnya
dengan merokok secara diam-diam. Tujuan adanya larangan tersebut yaitu untuk
melatih kejujuran, kedisiplinan, agar dapat menjaga kesehatan dirinya sendiri
maupun orang yang berada di lingkungan sekitarnya, dan selain itu juga dapat
mengurangi polusi udara di sekitar pondok pesantren tersebut.
Berdasarkan observasi di MAN Pemalang proses pembelajaran yang
terjadi yaitu guru menggunakan sumber belajar berupa bahan ajar yang berbentuk
buku paket. Buku paket yang digunakan oleh guru, pada materi sistem respirasi
KD 4.9 merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa risiko negatif merokok pada remaja untuk
menentukan keputusan, buku paket tersebut belum terdapat informasi tentang
bahaya merokok bagi kesehatan paru yang lebih detail, sebenarnya informasi
tersebut sangat dibutuhkan oleh siswa yang berada dalam masa remaja dan rentan
terhadap pengaruh untuk merokok. Informasi tersebut biasanya hanya
3
disampaikan sekilas saja dan sebagai tugas siswa untuk mencari informasi sendiri.
Seharusnya materi tersebut perlu disampaikan dalam pembelajaran agar siswa
dapat mengetahui bagaimana bahaya merokok dan menyadari bahwa merokok itu
dapat mengganggu kesehatan terutama pada organ paru-paru.
Handout merupakan salah satu contoh dari bentuk bahan ajar cetak.
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh pendidik untuk memperkaya
pengetahuan siswa. Handout dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan
bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi siswa. Bahan
ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar
dan materi pokok yang diajarkan kepada siswa (Faizah et al. 2014). Sehingga
bahan ajar tersebut cocok untuk digunakan sebagai sumber belajar pada materi
sistem respirasi pada sub materi bahaya merokok. Handout yang akan
dikembangkan pada penelitian ini yaitu berisi materi tentang perilaku merokok
dan bahaya merokok yang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat digunakan
sebagai sumber belajar dalam suatu pembelajaran.
Menurut hasil penelitian dan Pengembangan Handout Pembelajaran
Embriologi Berbasis Kontekstual pada Perkuliahan Perkembangan Hewan untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Banda Aceh oleh Hera et al. (2014) bahwa handout embriologi berbasis
kontekstual memenuhi kriteria validasi sangat baik dengan persentase validasi
89,73% dan masuk ke dalam kategori kelayakan sangat layak dengan persentase
kelayakan 87,05. Penelitian ini juga membuktikan bahwa penggunaan handout
pada perkuliahan Perkembangan Hewan di Universitas Muhammadiyah Banda
Aceh mampu meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa berkisar antara 66%
sampai 83%.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin membuat sumber belajar
yang berkaitan dengan dampak negatif dan bahaya merokok. Sumber belajar yang
akan dibuat dalam penelitian ini adalah sumber belajar berbentuk handout yang
diberi nama No Smoking Handout. Diharapkan dari sumber belajar tersebut dapat
meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa terhadap parilaku dan bahaya
merokok bagi kesehatan.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan
adalah:
1. Bagaimana validitas No Smoking Handout berbasis studi kasus sebagai sumber
belajar materi sistem respirasi di MAN?
2. Apakah No Smoking Handout hasil pengembangan layak digunakan sebagai
sumber belajar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Analisis validitas No Smoking Handout berbasis studi kasus sebagai sumber
belajar materi sistem respirasi di MAN.
2. Analisis kelayakan No Smoking Handout hasil pengembangan yang digunakan
sebagai sumber belajar.
D. Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, produk yang
dikembangkan yaitu handout berisi materi pencemaran udara yang disebabkan
oleh asap rokok, zat yang terkandung dalam rokok, hasil studi kasus perilaku
merokok pada santri salah satu pondok pesantren di Jawa Tengah, faktor
penyebab merokok, kelainan sistem respirasi yang disebabkan oleh rokok, dan
cara mencegah merokok.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian No Smoking Handout sebagai sumber belajar materi
sistem respirasi siswa MAN adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
khususnya dalam materi sistem respirasi sub materi informasi risiko negatif
merokok pada remaja. Dari hasil pengembangan dijadikan sebagai sumber belajar
siswa untuk mengetahui bagaimana bahaya merokok.
5
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan
menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah
efektif dan efisien dan sumber belajar yang digunakan sudah sesuai dengan
pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Bagi Sekolah
Sebagai tambahan sumber belajar pada mata pelajaran biologi sehingga
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
c. Bagi guru
Memberikan motivasi guru untuk membuat bahan ajar tentang hal-hal
yang menarik dan terjadi di lingkungan siswa yang belum tercantum dalam buku
paket yang biasa dipakai dalam pembelajaran.
d. Bagi siswa
Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang hubungan perilaku dengan
bahaya merokok. Remaja sekolah menjadi lebih waspada sejak dini tentang
perilaku dan bahaya merokok.
F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah bertujuan untuk menghindari salah penafsiran, perlu
adanya pembatasan ruang lingkup dan penjelasan pengertian beberapa istilah
sebagai berikut :
1. No Smoking Handout berbasis studi kasus sebagai sumber belajar
Menurut Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011) mengatakan bahwa studi
kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu
kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Sumber belajar merupakan
segala sesuatu yang dapat memudahkan siswa dalam memperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar
mengajar (Mulyasa dalam Purnomo 2013). Handout adalah bahan tertulis yang
disiapkan oleh pendidik untuk memperkaya pengetahuan siswa. Handout yang
6
dikembangkan dalam penelitian ini memuat ringkasan materi organ paru, perilaku
merokok, bahaya merokok berasal dari hasil analisis studi kasus yang diambil dari
santri pondok pesantren. Dalam menyusun handout, tahap pertama yaitu
menentukan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Materi yang
terdapat dalam No Smoking Handout sesuai dengan silabus kurikulum 2013 yaitu
KD 4.9 merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran
udara dan mengolah informasi beberapa risiko negatif merokok pada remaja untuk
menentukan keputusan. Tahap kedua, menentukan judul handout sesuai dengan
kompetensi dasar serta materi yang akan dicapai. Tahap ketiga, melakukan studi
kasus dengan menggunakan alat bantu angket perilaku merokok pada santri
pondok pesantren. Tahap keempat, mengumpulkan referensi sebagai bahan
penulisan, referensi untuk pembuatan No Smoking Handout yaitu menggunakan
buku, jurnal, artikel, dan hasil analisis studi kasus perilaku dan bahaya merokok
yang diambil dari santri pondok pesantren. Tahan kelima, penulisan No Smoking
Handout yang dikembangkan yaitu berisi materi bahaya merokok dan studi kasus
yang dilakukan di pondok pesantren untuk mencari informasi atau bahan-bahan
tentang perilaku merokok dan bahaya merokok yang dapat digunakan untuk
sumber belajar siswa dalam bentuk handout yang diberi nama No Smoking
Handout.
2. Kelayakan
Kelayakan No Smoking Handout ini dilihat berdasarkan hasil belajar
siswa. No Smoking Handout dinyatakan layak yang ditunjukkan dengan hasil
belajar siswa melalui skor akhir tes. No Smoking Handout dinyatakan layak
sebagai sumber belajar siswa pada materi sistem respirasi pada sub materi bahaya
merokok, dapat dilihat berdasarkan tingkat pemahaman yang dianalisis
menggunakan uji N-gain.
3. Materi sistem respirasi
Pada kurikulum 2013 SMA/MA materi sistem respirasi merupakan materi
kelas XI semester genap. Materi ini merupakan bagian dari Kompetensi dasar 4.9
merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran udara dan
mengolah informasi beberapa risiko negatif merokok pada remaja untuk
7
menentukan keputusan. Materi yang terdapat pada penelitian pengembangan ini
yaitu pengetahuan tentang rokok, perilaku merokok, bahaya merokok, organ paru,
dan gangguan atau kelainan sistem respirasi yang disebabkan karena rokok.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Studi Kasus Perilaku dan Bahaya Merokok
Menurut Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011) mengatakan bahwa studi
kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu
kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Pada metode ini diperlukan
banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang lebih luas. Studi kasus
pada penelitian ini yaitu mencari informasi atau bahan-bahan tentang perilaku
merokok dan bahaya merokok santri pondok pesantren yang dapat digunakan
untuk sumber belajar siswa dalam bentuk Handout.
Merokok adalah masalah sosial yang sulit dipecahkan karena berbagai
macam dampak buruk yang terjadi. Apalagi masalah tersebut sudah menjadi
masalah nasional. Hal ini menjadi sulit karena berkaitan dengan banyak faktor
yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah menjadi lingkaran setan (Bala et
al. 2015). Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan,
tetapi masih banyak orang yang melakukannya, bahkan orang mulai merokok
ketika dia masih remaja (Fikriyah & Yoyok 2012).
Lipperman-Kreda & Grube (2009) menemukan bahwa perilaku merokok
pada remaja sebagian besar merupakan hasil dari proses kognitif bahwa mereka
memiliki antisipasi terhadap konsekuensi terkait dengan perilaku-perilaku
mereka. Perilaku merokok mereka pun ditentukan oleh keyakinan mereka
terhadap perilaku tersebut diantaranya penghayatan sosial dan risiko-risiko
kesehatan atau keuntungan-keuntungan dari merokok, kemudahan mendapatkan
rokok dan persepsi terhadap perilaku merokok yang berasal dari teman. Perilaku
merokok berdasarkan jenisnya ada 2, yaitu: 1) Perilaku merokok yang sudah
adiksi. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan
setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya
akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia
khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya,
9
2) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok
sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena
benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat dinyatakan pada orang-orang
tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila
rokok yang terdahulu telah benar-benar habis. Tempat merokok juga
mencerminkan pola perilaku perokok. Berdasarkan tempat-tempat di mana
seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan atas: 1) Merokok di tempat-
tempat umum/ruang publik: kelompok homogen (sama-sama perokok), secara
bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka menghargai
orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di area merokok. Kelompok
heterogen (merokok di tengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil,
orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok ditempat tersebut,
tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai
tata krama. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, dan secara tersamar
mereka tega menyebar “racun” kepada orang lain yang tidak bersalah, 2) Merokok
di tempat-tempat yang bersifat pribadi: Di kantor atau di kamar tidur pribadi,
mereka yang memilih tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok
digolongkan kepada individu yang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa
gelisah yang mencekam. Di toilet, perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai
orang yang suka berfantasi (Sofianto 2010).
Faktor yang mempengaruhi remaja merokok: 1) Faktor orang tua, salah
satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari
lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja berasal dari keluarga konservatif
yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama yang baik dengan tujuan jangka
panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan
dibandingkan dengan keluarga yang pesimis dengan penekanan pada falsafah
“kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah
10
bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka
anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih
banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent).
Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok
dari pada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri, 2) Faktor
teman, berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan
demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu,
remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja
tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua
menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-
kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non
perokok, 3) Faktor kepribadian, orang mencoba untuk merokok karena alasan
ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan
diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang
memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah, 4)
Faktor Iklan, melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat
remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut (Sofianto 2010).
Survey badan kesehatan dunia WHO yang mengatakan, ada sekitar 3 juta
kematian setiap tahunnya akibat asap rokok pada selama kurun waktu tahun 1990-
an. Penyebabnya, bukan hanya kanker paru dan jantung yang dipicu oleh berbagai
racun yang disemburkan setiap isapan rokok ke dalam tubuh, namun juga oleh
banyak penyakit lain yang disebabkan perilaku merokok, baik secara aktif
maupun pasif. Jumlah perokok Indonesia justru bertambah dalam beberapa tahun
terakhir. Pertumbuhan rokok Indonesia pada periode 2000-2008 adalah 0,9 % per
tahun. WHO pun mengingatkan bahwa rokok merupakan salah satu pembunuh
paling berbahaya di dunia. Pada tahun 2008, lebih dari 5 juta orang mati karena
11
penyakit yang disebabkan rokok. Ini berarti setiap 1 menit tidak kurang 9 orang
meninggal akibat racun pada rokok. Angka kematian oleh rokok ini jauh lebih
besar dari total kematian manusia akibat HIV/AIDS, tubercolis, malaria dan flu
burung.
Dampak rokok bagi paru-paru, merokok dapat menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas
besar, sel mukosa membesar, dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia).
Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi
saluran pernapasan, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paaru-paru
dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya
penyakit obstruksi paru menahun (PPOM), dinyatakan merokok merupakan
penyebab utama timbulnya (PPOM), termasuk emfisema paru-paru, bronkitis
kronis, dan asma. Partikel rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan,
dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya
kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-
paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering (Sofianto 2010). Merokok
telah dibuktikan oleh World Health Organisasi (WHO) sebagai penyebab naiknya
presentase dari tingkat kematian remaja di seluruh negara. Hubungan antara
merokok dan risiko merokok menyebabkan berbagai macam penyakit (penyakit
jantung, kanker paru, mulut, laring, esofagus, dan tumor kandung kemih) telah
ditekankan oleh WHO (WHO 2001).
B. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan proses
belajar, dapat berupa benda, data, fakta, ide, orang, dan lain sebagainya (Prastowo
2012). Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan
dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantusiswa dalam belajar sebagai
perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk
cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang
12
dapat digunakan oleh siswa ataupun guru. Dengan demikian, sumber belajar juga
diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang
mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi siswa untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pengertian tersebut sumber belajar dapat dikategorikan
sebagai berikut: a) tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja
seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka
tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar,
misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan
sampah, kolam ikan, dan lain sebagainya; b) benda yaitu segal benda yang
memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi siswa, maka benda itu
daat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda
peninggalan lainnya; c) orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu
dimana siswa dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan
sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya;
d) buku yaitu segala macaam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh siswa
dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks,
kamus, ensiklopedi, fiksi, dan lain sebagainya; e) peristiwa dan fakta yang sedang
terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa atau fakta
sebagai sumber belajar (Majid 2009).
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa maupun guru apabila
sumber belajar diorganisir satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat
memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau
lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekadar tempat,
benda, orang, atau buku yang tidak berarti apa-apa. Sumber belajar harus
digunakan secara efektif sehingga melakukan kontak pada pelajar secara tepat.
Untuk memperoleh kegiatan seperti itu, personalia yang terlibat didalamnya harus
melakukan fungsinya. Fungsi tidak sama dengan pekerjaan (job), tetapi lebih
cenderung mengandung arti pengelompokkan tugas-tugas atau kegiatan. Beberapa
pekerjaan mungkin terdiri dari tgas-tugas, dan tugas-tugas ini berada dalam
13
lingkungan fungsi. Menurut Cece Wijaya dalam Majid (2009) ada lima jenis
fungsi dalam pengembangan sumber belajar, yaitu:
1) Fungsi riset dan teori
Tujuan fungsi riset dan teori adalah menghasilkan dan mengetes
pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber belajar, pelajar, dan fungsi
tugas. Tujuan ini bisa diperoleh dengan merencanakan riset, melakukan riset,
meninjau kembali (review) literatur riset, dan mempraktekkan informasi ke dalam
belajar. Tujuan lain dari fungsi riset dan teori ini adalah untuk mengembangkan
keunikan teori terhadap teknologi pendidikan. Pengetahuan yang diperoleh dari
fungsi ini dapat membimbing kegiatan fungsi yang lain.
2) Fungsi desain
Tujuan fungsi desain adalah menjabarkan secara garis besar teori teknologi
pendidikan dan isi mata pelajarannya ke dalam spesifikasinya untuk dipakai
sebagai sumber belajar. Desain di sini tidak sama dengan pengembangan
(developmnet). Pengembangan dianggap lebih besar dan luas termasuk fungsi
desain, fungsi produksi, dan fungsi evaluasi. Dalam desain, orang berusaha
menganalisis dan mensistemasi kebutuhan, dan sumber-sumber khusus. Output
dari fungsi desain ialah berupa (1) produksi sumbe-sumber khusus dan (2)
identifikasi sumber-sumber yang ada.
3) Fungsi produksi dan penempatan
Tujuan fungsi ini adalah menjabarkan secara khusus sumber-sumber ke
dalam sumber-sumber konkret. Output dari fungsi produksi dan penempatan
adalah produk konkret dalam bentuk prototip atau bahan-bahan produk untuk
sumber belajar.
4) Fungsi evaluasi dan seleksi
Tujuan fungsi ini adalah untuk menentukan atau menilai penerimaan
(sejenis kriteria) sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain. Hal ini bisa
dilakukan oleh metode eksperimental yang praktis dan objektif. Tujuan penilaian
itu menyangkut hal-hal: keefektifn sumber dalam mencapai tujuan pembelajaran,
kemampuan sumber-sumber dalam mencapai standar produksi, kemampuan
sumber-sumber untuk dipahami (organization supply), dan kemampuan sumber-
14
sumber dalam memenuhi kebutuhan khusus (utilization). Setelah evaluasi
dilaksanakan, kemudian dilakukan seleksi.
5) Fungsi organisasi dan pelayanan
Tujuan fungsi ini adalah untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber
dan informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan
bagi para siswa. Produksi (output) fungsi ini mungkin berupa sistem katalog,
sistem assembling, sistem distribusi, sistem operasi, dan sebagainya.
Sesuai dengan tujuan dan fungsi dari sumber belajar di atas, pada
penelitian ini mengembangkan sumber belajar yang termasuk dalam jenis bahan
yang berupa Handout dan bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami
beberapa hal, diantaranya: meningkatkan pemahaman siswa tentang anatomi dan
fungsi paru-paru, memberikan informasi tentang hubungan antara perilaku
merokok dan bahaya merokok, dan memberikan informasi tentang dampak negatif
rokok terhadap kesehatan paru-paru. Sumber belajar ini juga dapat meningkatkan
kepedulian siswa untuk selalu menjaga kesehatan tubuhnya dengan tidak merokok
dan memberikan informasi kepada orang sekitar sebaiknya agar tidak merokok.
C. Pengembangan No Smoking Handout
Penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
kelayakan produk tersebut (Sugiyono 2015). Menurut Wena (2011) salah satu
masalah dalam proses pembelajaran adalah kurang tersedianya buku teks yang
berkualitas sehingga siswa sulit memahami buku yang dibacanya dan sering buku-
buku teks tersebut membosankan.
No Smoking Handout merupakan produk pengembangan yang berupa
Handout namun dimodifikasi dengan menambah kata No Smoking untuk
membuat Handout tersebut bertujuan untuk siswa tidak melakukan hal tersebut
(merokok) dan menarik siswa untuk membaca. Handout adalah bahan ajar tertulis
yang berisi konsep-konsep penting dari suatu materi pembelajaran. Bahan ajar ini
berisi rangkuman konsep-konsep penting dari suatu materi sehingga dapat
memudahkan pembaca menguasai, memahami dan mengingat konsep-konsep
15
yang dipelajari (Sanaky dalam Hera et al. 2014). Pengertian handout menurut
Majid (2009) handout adalah bahan tertulis yang disampaikan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan siswa. Handout biasanya diambil dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar
dan materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa. Saat ini handout dapat
diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet,
atau menyalin dari sebuah buku.
Fungsi handout menurut Steffen dan Peter Ballstaedt dalam Prastowo
2012, yaitu: a) membantu siswa agar tidak perlu mencatat, b) sebagai pendamping
penjelasan guru, c) sebagai bahan rujukan siswa, d) memotivasi siswa agar lebih
giat belajar, e) pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, f) memberi umpan
balik, dan g) menilai hasil belajar. Tujuan pembuatan handout, yaitu: 1) untuk
memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran
sebagai pegangan bagi siswa, 2) untuk memperkaya pengetahuan siswa, dan 3)
untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru. Fungsi Handout
untuk memudahkan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran, serta
melengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks
maupun materi yang diberikan secara lisan oleh guru (Prastowo 2012). Selain itu,
Handout salah satu bentuk bahan ajar memiliki struktur yang terdiri atas dua
unsur (komponen) yaitu judul dan informasi pendukung. Unsur pertama yaitu
judul atau identitas Handout terdiri atas nama sekolah, kelas, nama mata
pelajaran, pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman, dan mulai berlakunya
handout. Unsur kedua yaitu informasi pendukung yang terdiri atas materi pokok
atau materi pendukung pembelajaran yang akan disampaikan.
Jenis-jenis Handout menurut Prastowo (2012):
1. Handout mata pelajaran praktik
Susunan handoutnya memiliki ketentuan sebagai berikut: a) dalam materi
pokok kegiatan praktik, terdiri atas langkah-langkah kegiatan atau proses yang
harus dilakukan siswa, yakni langkah demi langkah dalam memilih, merangkai,
dan menggunakan alat/instrumen yang akan digunakan atau dipasangkan dalam
unit/rangkaian kegiatan praktik; b) pembelajaran dengan melakukan praktik ini
16
berbeda dengan pembelajaran teori. Pengalaman dan keterampilan siswa sangat
diharapkan dalam penggunaan alat atau instrumen praktik (harus mutlak benar).
Salah dalam merangkai atau menggunakan akan berakibat fatal, kerusakan, atau
bahkan kecelakaan; c) perlu bahkan sering kali dilakukan pre-test terlebih dahulu
sebelum siswa memasuki ruangan laboratorium atau bengkel, untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah siap dengan segala apa yang akan dilakukan dalam
praktik tersebut; d) penggunaan alat evaluasi (reported sheet) sangat diperlukan
untuk umpan balik dan melihat tingkat ketercapaian tujuan serta kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai oleh setiap siswa; e) keselamatan kerja
laboratorium bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktik, baik di
laboratorium maupun bengkel; f) format identitasnya sama dengan penjelasan
sebelumnya, sedangkan isi handout disesuaikan dengan kekhususan materinya.
2. Handout mata pelajaran nonpraktik
Susunan handout memiliki ketentuan yaitu: a) sebagai acuan handout
adalah SAP (Satuan Acara Pembelajaran), format handout: bebas (slide,
transparasi, paper based) dapat berbentuk narasi kalimat tetapi singkat atau
skema/flowchart maupun gambar dan tidak perlu memakai header maupun footer
untuk setiap slide, cukup halaman pertama saja yang menggunakannya, c) konten
(isi) handout terdiri atas overview materi dan rincian materi.
Komponen handout menurut Hernawan (2009), pada umumnya terdiri dari
tiga hal, meliputi:
1. Bagian pendahuluan
Bagian pendahuluan merupakan pembukaan (set induction) yang berfungsi
memberikan pemahaman awal dangambaran umum mengenai topik/tema dari
bahan ajar yang akan diuraikan. Adapun isi dari bagian pendahuluan adalah:
a. Uraian singkat atau prolog mengenai topik atau tema yang bersangkutan
b. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah mempelajari bahan ajar
c. Gambaran mengenai perilaku awal (entry behavior) baik pengetahuan, sikap
maupun keterampilan yang diperkirakan sebelumnya sudah dimiliki siswa,
sebagai pijakan dalam pembahasan topik/tema bahan ajar
d. Kegunaan atau pentingnya mempelajari topik/tema bahan ajar
17
e. Urutan pembahasan dari topik/tema bahan ajar yang disusun secara logis
f. Petunjuk belajar yang berisi mengenai panduan teknis mempelajari bahan ajar
agar dipahami, dikuasai dan dipraktekan dengan baik sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Bagian teks atau isi handout
Bagian ini berisi tentang bahan pelajaran atau materi utama yang harus
dipelajari siswa. Bentuk dari uraian yang ada dalam isi dapat berisi garis-garis
besar materi maupun materi yang disampaikan secara rinci. Sedangkan
sistematika penulisannya dapat berpatokan pada kurikulum maupun sama sekali
tidak berdasarkan kurikulum. Dalam hal ini pengembang bahan ajar dapat
menentukan sistematika sendiri namun isi tetap sesuai dengan apa yang ada dalam
kurikulum.
3. Bagian pelengkap
Bagian ini secara umum dapat berupa:
a. Ilustrasi dan contoh
Ilustrasi dan contoh digunakan untuk memantapkan pemahaman siswa
terhadap isi topik/tema bahan ajar. Ilustrasi/contoh dapat berupa gambar kartun,
foto objek, grafik, diagram, dan bentuk lainnya yang relevan dengan topic/tema
bahan ajar, memiliki tingkat konsistensi dengan sifat-sifat topic/tema bahan ajar
(istilah, teori/hokum, konsep, keterampilan), seimbang dalam jumlah dan
jenisnya, logis/masuk akal yang sesuai kenyaan dan tidak mengada-ada, memiliki
tingkat kebermakanaan yang tinggi, dan penggunaan warna yang tepat (full
colour).
b. Tugas dan latihan
Tugas dan latihan merupakan bentuk-bentuk kegiatan balajar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dituntut oleh tujuan pembelajaran dan topik/tema bahan ajar. Bentuk tugas
dan latihan dapat berupa kegiatan observasi/pengamatan, eksperimen sederhana,
diskusi/pemecahan masalah, penelaahan, merangkum/membuat ikhtisar, maupun
bentuk lainnya yang disajikan secara kreatif dan sesuai dengan karakteristik
18
topik/tema bahan ajar yang disajikan. Selain itu disesuaikan pula dengan
kemampuan siswa dan dapat menantang siswa untuk bepikir dan bersikap kritis.
c. Daftar rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar sumber-sumber yang dirujuk dalam
penyusunan bahan ajar.
d. Kriteria penyusunan handout
Dalam penyusunan handout, harus memenuhi criteria sebagai berikut:
Sesuai dan dijabarkan dari silabus dan RPP
1) Singkat tetapi komprehensif
2) Diperkaya dengan berbagai rujukan
3) Dilengkapi dengan gambar dan bagan
4) Dilengkapi dengan pertanyaan/latihan dan tugas
e. Keuntungan handout
Keuntungan handout dalam pembelajaran:
1) Dapat diproduksi sendiri, baik oleh guru atau lembaga pendidikan
2) Wujudnya sangat fleksibel, bisa disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
lembaga pendidikan
3) Bentuk dan isinya bervariasi dari yang sangat sederhana sampai yang cukup
lengkap
4) Bisa berupa butir-butir bahan yang akan diajarkan, uraian rinci dilengkapi
gambar, bagan, pertanyaan, tugas, serta bahan referensi
5) Bisa juga dalam bentuk kumpulan bab atau cuplikan isi bab sejumlah buku,
asal dipilih yang sesuai dengan silabus/RPP/SAP. Juka diambil dari buku
orang lain, harus ada ijin penulis, atau penggunaannya terbatas.
Keuntungan lain dengan menggunakan media handout sebagai bahan ajar
dalam kegiatan belajar mengajar adalah merangsanng rasa ingin tahu dalam
mengikuti pelajaran, meningkatkan kreativitas siswa, serta memelihara
kekonsistenan penyampaian materi pelajaran di kelas oleh guru sesuai rancangan
pengajaran.
19
D. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian pengembangan No Smoking Handout
berbasis studi kasus sebagai sumber belajar siswa di MAN
Pembelajaran Biologi
Guru dituntut untuk
kreatif mencari,
mengumpulkan sumber
dan membuat bahan ajar
yang diperlukan dalam
pembelajaran. Guru
belum dapat menyusun
bahan ajar sendiri untuk
memperdalam materi
(Izak 2010).
Sumber belajar yang bersifat
kontekstual diperlukan dalam
proses pembelajaran
Buku paket yang
digunakan belum
terdapat materi
bahaya merokok
sebagai sumber
belajar.
No Smoking Handout merupakan
pengembangan dari handout yang
berisi ringkasan materi yang bersifat
kontekstual tentang perilaku merokok
dan bahaya merokok
Dikembangkan No Smoking Handout
berbasis studi kasus sebagai sumber
belajar siswa
Siswa
Siswa belajar untuk
mendapatkan suatu
perubahan tingkah
laku yang baru
secara keseluruhan,
sebagai hasil
pengalamanya
sendiri dalam
berinteraksi dengan
lingkungannya
Siswa beretika yang
baik, menaati
peraturan yang
terapkan di sekolah
Usia remaja
merupakan usia rentan
pengaruh dari
lingkungan sekitar
Siswa mudah
terpengaruh terutama
merokok tanpa
mengetahui dampak
negatif terhadap
kesehatan.
Studi kasus di ponpes
pada 40 santri putra
dan hasil yang
diperoleh bahwa
47,5% dari santri
tersebut sudah
merokok.
Sumber Belajar Guru
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. No Smoking Handout berbasis studi kasus sebagai sumber belajar materi
sistem respirasi dinilai valid oleh pengguna (guru dan siswa) dan validator
ahli yang meliputi komponen isi, komponen kebahasaan, dan komponen
penyajian dan kegrafikan.
2. No Smoking Handout hasil pengembangan layak digunakan sebagai sumber
belajar oleh siswa.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Menambahkan jumlah validator bahasa apabila memungkinkan, guna
meningkatkan objektivitas penilaian dalam proses validasi produk.
2. Bagi peneliti lain, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel
yang berbeda misalnya dengan penggunaan handout yang dipadukan dengan
metode dan minat siswa untuk belajar dengan menggunakan handout.
3. Menambahkan metode pengambilan data yang lain tidak hanya menggunakan
studi kasus agar mendapatkan informasi yang lebih luas.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2013. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
Rineka Cipta.
[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2014. Instrumen Penilaian Buku
Teks Pelajaran SMA/MA. Jakarta: BSNP.
Chotidjah S. 2012. Pengetahuan Tentang Rokok, Pusat Kendali Kesehatan
Eksternal dan Perilaku Merokok. Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol.
16, No. 1, Juli 2012: 49-56.
Coletta VP & JA Phillips. 2007. Interpreting Force Concept Inventory Scores:
Normalized Gain and SAT Scores. Physical Review Special Topics -
Physics Education Research 3, 010106.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar
Indonesia tahun 2007. Jakarta: Depkes RI.
Faizah NA, ES Kurniawan & Nurhidayati. 2014. Pengembangan Handout Fisika
Berbasis Guided Note Taking guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas X Di SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014.Jurnal
Fisika Radiasi Vol. 5 No. 2. September 2014.
Fikriyah S & Y Febrijanto. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Merokok pada Mahasiswa Laki-laki di Asrama Putra. Jurnal STIKES
Volume 5, No. 1, Juli 2012.
Fitriyah NI, Purwantoyo E & Chasnah. Efektivitas Kooperatif Two Stay-Two
Stray terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Unnes Journal of
Biology Education 1 (2) (2012)
Grissom JB. 2005. Physical Fitness and Academic Achievement. Journal Exer
Physiol 8 (1): 11-25.
Hamzah A. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Press.
Hera R, Khairil & Hassanudin. 2014. Pengembangan Handout Pembelajaran
Embriologi Berbasis Kontekstual pada Perkuliahan Perkembangan Hewan
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal Edu Bio Tropika, Volume 2, Nomor
2, Oktober 2014, hlm. 187-250.
Hernawan AH. 2009. Penyusunan Handout. On line at http://file.upi.edu/
[Accessed 21 April 2016].
Izak H & Wenno. 2010. Pengembangan Model Modul IPA Berbasis Problem
Solving Method Berdasarkan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran di
SMP/MTs. Jurnal Cakrawala No 2 Tahun xxix, 176-178.
53
Kurniadi E. 2011. Penerapan Pembelajaran Elektronika I Berbasis Konflik
Kognitif Melalui Metode Percobaan, Demontrasi, Ceramah, dan Diskusi.
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 3, No. 1 Maret 2011.
Lipperman KS & Grube JW. 2009. Student’s Perception of Community
Disapproval, Perceived Enforcement of School Antismoking Policies,
Personal Beliefs, and their Cigarette Smoking Behaviors: Results From a
Structural Equation Modeling Analysis. Nicotineand tobacco, 11, 531-539.
doi: 10.1093/ntr/ntp033.
Majid A. 2009. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prastowo A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Press.
Purnomo D, M Indrowati & P Karyanto. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul
Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber
Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan terhadap Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi Volume 5, Nomor 1 Januari
2013.
Pusat Data dan Inforasi Kementerian Kesehatan RI. 2013. Perilaku Merokok
Masyarakat Indonesia. Jakarta: Infodatin.
Rahardjo S & Gudnanto. 2011. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus:
Nora Media Enterprise.
Rudyatmi E & Rusilowati A. 2014. Bahan Ajar Evaluasi Pembelajaran.
Semarang: Biologi FMIPA UNNES.
Salawati T & Rizki A. 2010. Perilaku Merokok Di Kalangan Mahasiswa Unimus.
Semarang: Prosiding Seminar Nasional Unimus. Prosiding Seminar
Nasional UNIMUS 2010, ISBN: 978.979.704. 883. 9.
Shahrori M. 2012. The relationship between happiness and academic
achievementfrom Hae’l University Students, Perspective in the Kingdom
of Saudi Arabia.Europan Journal Social Science 36(1): 59-68.
Simkin MG, WE Kuechler, A Savage & d Stiver. 2005. Multiple-choice Test and
Student Understanding: What is the connection?. Decision Sciences
Journal of Innovative Education 3(1):73-97.
Sofianto H. 2010. Mengenal Bahaya Merokok Bagi Kesehatan. Bogor: Horizon.
Sudijono A. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
54
Suryo S. 2007. Filosofi Rokok, Sehat, Tanpa Berhenti Merokok. Yogyakarta:
Pinus Book Publisher.
Syaifulloh NH. 2013. Studi Peranan Tokoh Agama dan Perilaku Merokok Santri
di Pondok Pesantren Al-Islah Desa Bandar Kidul Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri. Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 124–131.
Wadesango N & Machingambi S. 2011. Causes and Structural Effects of Student
Absenteeism: A Case Study of Three South African Universities. J Soc
Sci 26(2): 89-97.
Wena M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksa.
WHO Department of Mental Health and Substance Dependence. 2001.
Encouraging People to Stop Smoke. Geneva: WHO.