universitas indonesia - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-ta-rika christin.pdf ·...

78
UNIVERSITAS INDONESIA PROSES FINANCIAL DUE DILIGENCE DAN ANALISIS PERTIMBANGAN AKAN KELANGSUNGAN HIDUP ENTITAS (GOING CONCERN) PERUSAHAAN MANUFAKTUR KARET REMAH PT XXX LAPORAN MAGANG RIKA CHRISTIN 0906558905 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013 Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Upload: vukiet

Post on 15-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSES FINANCIAL DUE DILIGENCE DAN ANALISIS

PERTIMBANGAN AKAN KELANGSUNGAN HIDUP

ENTITAS (GOING CONCERN) PERUSAHAAN

MANUFAKTUR KARET REMAH PT XXX

LAPORAN MAGANG

RIKA CHRISTIN

0906558905

FAKULTAS

EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK

JANUARI 2013

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSES FINANCIAL DUE DILIGENCE DAN ANALISIS

PERTIMBANGAN AKAN KELANGSUNGAN HIDUP

ENTITAS (GOING CONCERN) PERUSAHAAN

MANUFAKTUR KARET REMAH PT XXX

LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi

RIKA CHRISTIN

0906558905

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK

JANUARI 2013

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

HALAMAN PERI\TYATAAII ORISINALITAS

Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik

yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

NPM

Tanda Tangan

: Rika Christin

:0906558905

Tanggal : 25 Januari 2013

Universitas indonesia

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

HALAMAN PENGESAHAN

Magang ini diajukan oleh :LaporanNamaNPMProgram StudiJudul Laporan Magang

Pembimbing

Ketua Dosen Penguji

Dosen Penguji

DEWAN PENGUJI

: Aria Farah Mita, S.E., M.S.M.

: Budi Frensidy, S.8., M.Comm.

: Eko Wisnu, S.E., M.M.

,\w)/,,rffir,

: Rika Christin: 0906558905: Akuntansi:Proses Financial Due Diligence dan AnalisisPertimbangan Akan Kelangsungan Hidup Entitas(Going Concern) Perusahaan Manufaktur KaretRemah PT XXX

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterimasebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarSarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitaslndonesia

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 25 Januariz}L3

ilt Universltas indonesia

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

iv Universitas indonesia

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan karena atas berkat dan perlindungan-

Nya, saya dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan magang ini saya buat untuk

memenuhi syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas

Indonesia. Selama proses perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

hingga proses penyusunan laporan magang ini selesai dilakukan, saya menyadari

bahwa banyak pihak yang telah mendukung dan membantu saya. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Ibu Aria Farah Mita, S.E., M.S.M., selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya

selama proses penyusunan laporan magang.

Bapak Budi Frensidy, S.E., M.Comm. selaku dosen ketua penguji dan

Bapak Eko Wisnu, S.E., M.M. selaku dosen penguji.

RSM AAJ Associates, sebagai tempat saya melaksanakan magang selama

empat bulan dari Juni-Oktober 2012 dan telah memberikan saya pelajaran

serta pengalaman selama program magang dilakukan..

PT XXX, selaku klien RSM AAJ Associates yang telah memberikan

bantuan dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan

laporan magang ini.

Bapak Hadi Avilla dan Bapak Mochamad Yassin, selaku Partner dan

Senior Manager Corporate Finance and Transaction Support RSM AAJ

Associates yang telah memberikan kepercayaan dan bimbingan kepada

saya selama kegiatan magang berlangsung.

Kakak Hadian G. Hatman, selaku manajer saya yang selalu memberikan

arahan dan bimbingan serta senantiasa membantu saya selama saya

menjalani program magang.

Seluruh dosen FEUI atas pengabdian dan perhatian Bapak/Ibu kepada

dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang

berkualitas kepada mahasiswa/i FEUI.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

v Universitas indonesia

Seluruh petugas di Departemen Akuntansi, Biro Pendidikan, Mahalum,

HMC, Perpustakaan, Lab. Komputer, dan pihak lain yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, atas dedikasinya melayani seluruh mahasiswa.

Nenek saya, Alm. Popo Pit Yin yang selalu memberikan perhatian,

nasihat, dan dukungan kepada saya.

Orang tua saya, Yusman Kurnia dan Ha Selvi Halim yang selalu

memberikan perhatian, dukungan, dan semangat untuk menyelesaikan

laporan magang ini.

Adik saya, Irawati Susanti yang selalu membantu dan mendukung saya.

Keluarga besar saya, Ieie Fei Tjen dan Ieie Fei Tju, serta Ko Andri, Ci

Andryani, Ko Handy, Ko Pipin, dan Ci Harini yang telah menjadi sepupu

terbaik saya yang selalu mendukung saya.

Sahabat-sahabat terbaik saya selama kuliah di FEUI, Elly Juliaty, I Made

Ari Mahadi, Jessica Sani, Lita Kurnia, Ni Putu Rina, Rafliska Septarina,

Ranita Wijaya, Ratna Yani, Sukha Adi Putra, Yolanda Oclines, Yosef

Indra Sidharta, Yoshanti Andikasari atas persahabatan kita selama kurang

lebih 3,5 tahun ini. Setiap waktu bersama kalian sangatlah berharga dan

indah. Meskipun tidak setiap waktu kita lewati dengan tawa dan terkadang

ada selisih paham, namun hal-hal inilah yang pada akhirnya memperat

jalinan persahabatan kita. Terima kasih selama proses penyusunan laporan

magang ini, kita semua dapat saling mendukung dan membantu. Semoga

kita selalu kompak dan persahabatan ini tidak akan berujung.

Sahabat-sahabat terbaik saya yang tidak akan pernah lekang oleh waktu,

Delicia, Melisa, Clara, Yuliana, dan Cicilia.

Guru sekaligus sahabat terbaik saya, Bu Yenny dan Bu Melissa serta

kawan-kawan terbaik saya, Cindy Adelia, Jane Natalie, Felisa Triska,

Grace, Juliani, Agnes yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

Kak Lugas dan Kak Vita, selaku mentor OPK saya, serta Jessica Stefanus,

Jessica Cuanita, Erlyn, Ko Bong, Ko Hendra, dan Ci Khanti, selaku

senior-senior yang sudah memperkenalkan FEUI kepada saya sejak saya

masih mahasiswa baru hingga saya menjadi mahasiswa tingkat akhir.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

vi Universitas indonesia

Seluruh keluarga besar KOMPeK FEUI, khususnya KOMPeK 12 dan 13.

Terima kasih khususnya kepada Rani Hanida, Jonathan Wiradinata, dan

Gary Linggar yang sudah memperkenalkan KOMPeK kepada saya dan

menjadi inspirasi bagi saya untuk terus berkarya.

Seluruh keluarga besar TST 2010 yang sudah memberikan kesempatan

kepada saya untuk belajar dan menambah pengalaman.

Seluruh keluarga besar BEM FEUI 2011 atas pengalaman yang sangat

berharga. Terimakasih banyak kepada Ketua Umum BEM FEUI 2011,

Kak Dzulfian Syafrian serta seluruh pengurus inti yang sudah

memperkenalkan dan mempercayakan Biro Kominfo kepada saya dan

selalu mendukung saya. Terima kasih juga kepada seluruh BPH BEM

FEUI 2011 yang senantiasa kompak dan saling berbagi. Terima kasih

khususnya saya ucapkan kepada bidang 4 BEM FEUI 2011, yaitu Biro

Hublu dan Kominfo, yang telah belajar dan berproses bersama-sama

dengan saya selama satu tahun dalam BEM FEUI 2011.

Seluruh keluarga besar SPA FEUI 2010, khususnya accounting study

division yang sudah memberikan banyak pelajaran dan kesempatan untuk

mengembangkan diri saya menjadi lebih baik lagi.

Kawan sekaligus partner kerja terbaik saya selama di FEUI, Andrew

Aditya, Christiaan Robert, dan Aditya Rian Anggoro yang sudah

memberikan warna-warni pada kehidupan kampus saya sehingga menjadi

tidak monoton.

Angelica Faevita, Azita Zandean, Fiona Natalia, Kharisma Pawestri, Maria

Marcia, Miranti Benacorry, Aklan Huda Wijaya, Joe Kevin Joviand, yang

selalu menyediakan waktu untuk berbagi dengan saya dan memberikan

semangat kepada saya. Doaku yang terbaik untuk kalian semua.

Teman-teman Orange Team yang selalu bersama saya selama pelaksanaan

program magang, Novisantia Rangga, Asri Adika, Kak Cut Dina, Kak

Farich, yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat selama

program magang dilaksanakan dan penyusunan laporan magang ini.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

vii Universitas indonesia

Teman-teman satu bimbingan karya akhir, Nico Iswaraputra, Beatrice

Sihite, Tientien, Kak Mita, Kak Raditiani, dan Kak Aidil yang selalu

menjadi tempat berbagi suka dan duka dalam penyusunan laporan ini.

Seluruh pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung

dalam penyusunan laporan magang ini yang tidak dapat disebutkan satu

per satu.

Tak Ada Gading yang Tak Retak. Demikian pula dengan laporan magang ini yang

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan hal positif lainnya.

Depok, 21 Januari 2013

Rika Christin

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

IIALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAII PUBLIKASI

TUGAS AKHIR T]NTUK KEPENTINGAII AKADEMIS

Sebagai sivitas

bawah ini:

Nama

NPM

Departemen

Fakultas

Jenis Karya

akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

Rika Christin

0906558905

Akuntansi

Ekonomi

Laporan Magang

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royulty-

Free Right\ atas karya ilmiah sayayangberjudul:

PROSES FINANCIAL DUE DILIGENCE DAN AI{ALISISPERTIMBANGAN AKAN KELANGSUNGAN HIDUP ENTITAS (GOINGCONCERN) PERUSAHAAN MANUFAKTUR KARET REMAH PT XXX

beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Dernikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Depok

Pada Tanggal :25 Januari 2013

Yang menyatakan

(Rika Christin)

v| l l Universitas indonesia

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

ix Universitas indonesia

ABSTRAK

Nama : Rika Christin

Program Studi : Akuntansi

Judul : Proses Financial Due Diligence dan Analisis Pertimbangan

Akan Kelangsungan Hidup Entitas (Going Concern)

Perusahaan Manufaktur Karet Remah PT XXX

Laporan ini bertujuan untuk memaparkan proses financial due diligence atas PT

XXX. Adapun pembahasan atas prosedur dan temuan pada proses financial due

diligence ini meliputi akun-akun pada laporan posisi keuangan dan laporan laba

rugi PT XXX yang telah disepakati oleh akuntan dan pengguna laporan (agreed

upon procedures). Selain itu, akan dibahas pula mengenai analisis kemampuan PT

XXX dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) PT XXX.

Berdasarkan temuan yang diperoleh selama proses financial due diligence dan

analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa going concern PT XXX

diragukan.

Kata kunci:

Financial Due Diligence, agreed upon procedures, going concern

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

x Universitas indonesia

ABSTRACT

Name : Rika Christin

Study Program : Accounting

Title : Financial Due Diligence Process and Going Concern

Analysis of Crumb Rubber Manufacturing Company PT

XXX

This report will describe financial due diligence process of PT XXX. The

procedures and findings discussed in this financial due diligence process will

cover accounts in statement of financial position and income statement of PT

XXX based on agreed upon procedures between auditor and report’s users.

Moreover, this report will discuss analysis of PT XXX’s going concern. Based on

findings in financial due diligence process and further analysis of PT XXX, it can

be concluded that PT XXX’s going concern is doubtful.

Key words:

Financial Due Diligence, agreed upon procedures, going concern

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

xi Universitas indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................ viii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang ................................................... 1

1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang .................................................. 2

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ............................................. 2

1.4 Aktivitas Kegiatan Magang Secara Umum ........................................... 3

1.5 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 4

1.6 Perumusan Masalah............................................................................... 6

1.7 Maksud dan Tujuan Pembahasan .......................................................... 6

1.8 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ............................... 7

1.9 Sistematika Penulisan ............................................................................ 7

BAB 2 KERANGKA TEORI ................................................................................ 9

2.1 Definisi dan Gambaran Umum Proses Financial Due Diligence .......... 9

2.1.1 Pengertian Financial Due Diligence ............................................ 9

2.1.2 Proses Financial Due Diligence ................................................. 10

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

xii Universitas indonesia

2.2 Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 51: Perikatan Untuk

Menerapkan Prosedur yang Disepakati Atas Unsur, Akun, atau Suatu Pos

Laporan Keuangan .................................................................................... 13

2.3 Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 30: Pertimbangan Auditor

Atas Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan

Hidupnya (Going Concern)........................................................................ 16

2.4 Karakteristik Perusahaan Manufaktur .................................................. 18

2.4.1 Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan Manufaktur...............19

2.4.2 Jenis Biaya yang Terjadi pada Perusahaan Manufaktur............. 21

BAB 3 PROFIL TEMPAT MAGANG DAN PERUSAHAAN ........................ 22

3.1 Profil Perusahaan Magang ................................................................... 22

3.2 Profil Perusahaan Klien ........................................................................ 24

3.2.1 Gambaran Umum Perusahaan Klien .......................................... 25

3.2.2 Komposisi Pemegang Saham Perusahaan Klien ........................ 25

3.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan Klien ....................................... 25

3.2.4 Kebijakan Akuntansi Umum Perusahaan Klien ......................... 26

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS ......................................................... 28

4.1 Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Karet Remah PT XXX ............ 28

4.2 Proses Financial Due Diligence terhadap PT XXX ............................. 31

4.3 Temuan pada Proses Financial Due Diligence atas PT XXX ............. 37

4.3.1 Kas dan Setara Kas ..................................................................... 38

4.3.2 Piutang usaha dan Piutang Lainnya ........................................... 39

4.3.3 Persediaan................................................................................... 40

4.3.4 Aset Tetap .................................................................................. 41

4.3.5 Utang Usaha ............................................................................... 42

4.3.6 Beban yang Masih Harus Dibayar ............................................. 43

4.3.7 Pinjaman dari Pihak Berelasi ..................................................... 43

4.3.8 Pinjaman dari Bank atau Institusi Finasial Lainnya ................... 44

4.3.9 Modal ......................................................................................... 45

4.3.10 Peristiwa Kemudian (Subsequent Events) ................................ 45

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

xiii Universitas indonesia

4.3.11 Kewajiban Kontinjensi dan Komitmen .................................... 46

4.4 Analisis Rasio Keuangan PT XXX ...................................................... 47

4.4.1 Analisis Profitabilitas ................................................................. 47

4.4.2 Analisis Turnover ....................................................................... 48

4.4.3 Analisis Likuiditas dan Solvabilitas ........................................... 49

4.5 Analisis Going Concern PT XXX Berdasarkan PSA No.30 ............... 50

4.6 Peran Auditor dalam Mempertimbangkan Kemampuan PT XXX dalam

Mempertahankan Kelangsungan Hidup (Going Concern) ........................ 52

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 54

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 54

5.2 Saran ..................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 57

LAMPIRAN

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

xiv Universitas indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pelaku Usaha Komoditi Karet di Tiap Daerah ............. 5

Tabel 3.1 Komposisi Pemegang Saham PT XXX ................................... 25

Tabel 4.1 Rasio Profitabilitas PT XXX ................................................... 47

Tabel 4.2 Rasio Turnover PT XXX ......................................................... 49

Tabel 4.3 Rasio Likuiditas dan Solvabilitas PT XXX ............................. 49

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

xv Universitas indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Financial Due Diligence .............................................. 12

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSM AAJ ................................................ 24

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT XXX .................................................. 26

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

xvi Universitas indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Laba Rugi PT XXX untuk Periode Yang Berakhir 31

Desember 2009, 2010, 2011 (telah diolah kembali)

Lampiran 2 Laporan Posisi Keuangan PT XXX Periiode 31 Desember 2009,

2010, 2011 (telah diolah kembali)

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Magang

Globalisasi ekonomi merupakan suatu keadaan ekonomi global di mana kegiatan

perekonomian bersifat terbuka tanpa adanya batas-batas teritorial dan

kewilayahan antar satu daerah dengan daerah yang lain. Di dalam globalisasi

ekonomi, dunia menjadi satu kesatuan dimana semua daerah bisa dijangkau

dengan cepat dan mudah. Berbagai kegiatan perdagangan, dan investasi menuju

ke arah liberalisasi kapitalisme di mana semua orang menjadi bebas untuk

berusaha di mana saja dan kapan saja di seluruh wilayah dunia.

Bila dilihat dari dampaknya, globalisasi memiliki dampak positif dan juga dampak

negatif. Dalam hal tenaga kerja, globalisasi memiliki dampak positif dalam

memotivasi sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas. Sedangkan

dampak negatif globalisasi yang terjadi di sektor ekonomi terhadap tenaga kerja

adalah banyaknya berdatangan tenaga ahli dari luar negeri ke Indonesia. Oleh

karena itu, sumber daya manusia Indonesia pun harus cepat beradaptasi agar pasar

tenaga kerja atau peluang kesempatan bekerja di Indonesia tetap dapat dikuasai

oleh tenaga kerja Indonesia sendiri.

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) menyadari pentingnya kesiapan

para mahasiswa dalam menghadapi persaingan di pasar kerja secara global. Oleh

karena itu, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

(FEUI) membuat program-program yang dapat meningkatkan kualitas serta

kesempatan bagi lulusan mahasiswanya agar mampu bersaing tidak hanya dalam

lingkup lokal, tetapi juga global.

Program magang adalah salah satu program yang diadakan untuk menjawab

tantangan industri tenaga kerja saat ini. Program magang merupakan salah satu

syarat kelulusan selain skripsi dan studi mandiri yang ditujukan bagi mahasiswa

tingkat akhir program S1 reguler FEUI dengan minimal Indeks Prestasi Kumulatif

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

2

Universitas Indonesia

2.75. Program magang ini sendiri memiliki bobot 6 SKS dan mahasiswa dapat

mengambil program ini jika telah menempuh minimal 120 SKS. Pada akhir masa

program ini, mahasiswa diwajibkan menuliskan laporan mengenai kegiatan

selama proses pelaksanaan magang. Laporan tersebut akan dipresentasikan di

hadapan penguji dalam sidang kelulusan.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Program Magang

Tujuan pelaksanaan program magang yang diadakan oleh Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) adalah agar mahasiswa dapat

melengkapi konsep link and match yang ada antara teori yang diperoleh selama

menduduki bangku perkuliahan dengan praktik nyata dari akuntansi di dunia

kerja. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengintegrasikan ilmu yang

diterimanya saat kuliah dengan ilmu dan situasi yang dipelajari dan dialami dalam

dunia kerja untuk meningkatkan kompetensi mereka. Selain itu, program ini juga

ditujukan agar mahasiswa dapat mengenal terlebih dahulu dunia kerja yang segera

dimasuki sehingga mahasiswa memiliki persiapan yang lebih matang dan

diharapkan dapat menjadi salah satu keunggulan mereka.

Adapun tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah untuk memenuhi syarat

wajib dari program magang dan memberikan gambaran kepada pembaca tentang

proses financial due diligence dari sebuah perusahaan manufaktur karet remah.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Program Magang ini dijalankan di Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf,

Mawar & Saptoto yang merupakan afiliasi dari RSM International (selanjutnya

disebut sebagai RSM AAJ). Posisi Penulis dalam pelaksanaan magang ini adalah

sebagai Junior Auditor (Internship) yang selama masa magangnya ditempatkan

pada divisi Corporate Finance and Transaction Support. Program magang ini

berlangsung selama 4 (empat) bulan, dimulai dari tanggal 11 Juni 2012 dan

berakhir pada tanggal 12 Oktober 2012. Dalam program magang ini, Penulis

mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru yang diarahkan oleh para senior

yang bekerja di tempat tersebut.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

3

Universitas Indonesia

1.4 Aktivitas Kegiatan Magang Secara Umum

Selama empat bulan mengikuti program magang, Penulis mendapatkan

kesempatan belajar dengan terlibat dalam tiga proses financial due diligence.

Berikut adalah deskripsi proyek secara umum yang dilakukan selama magang:

Financial Due Diligence PT XXX

Proyek ini merupakan proyek pelaksanaan financial due diligence terhadap

laporan keuangan PT XXX untuk tahun 2009 sampai dengan 2011. PT XXX

adalah perusahaan pengolahan karet remah di daerah Pontianak.

Latar belakang dari proyek ini berawal dari ABC Ltd yang juga merupakan

perusahaan pengolahan karet di Thailand, ingin melakukan ekspansi usaha ke

Indonesia. Adapun strategi yang digunakan oleh ABC Ltd dalam melakukan

ekspansi usaha adalah integrasi horizontal, yaitu strategi mencari kepemilikan

atau meningkatkan kontrol atas perusahaan kompetitor, yang salah satunya dapat

dilakukan dengan akuisisi. Dengan akuisisi ini, ABC Ltd dapat meningkatkan

economies of scale dan memungkinkan terjadinya transfer sumber daya serta

kompetensi. Indonesia menjadi pilihan yang sangat menarik dalam proses

ekspansi usaha ini dikerenakan potensi alam Indonesia yang sangat baik, termasuk

perkebunan karet.

Proses akuisisi ini dilakukan secara friendly dan untuk mengkaji kondisi

keuangan dari PT XXX ini, ABC Ltd menunjuk RSM AAJ untuk melakukan

proses financial due diligence dan melakukan pendampingan selama proses

akuisisi. Dalam hal ini, RSM AAJ menjalankan agreed upon procedures sebagai

metodenya yang meliputi akun-akun di neraca dan laba rugi.

Financial Due Diligence PT YYY

Sama seperti PT XXX, proyek ini merupakan proyek pelaksanaan financial due

diligence terhadap laporan keuangan PT YYY yang merupakan perusahaan

pengolahan karet untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Adapun PT YYY

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

4

Universitas Indonesia

ini berlokasi di Padang dan direncanakan akan diakuisisi juga oleh ABC Ltd

untuk melakukan ekspansi usahanya.

Financial Due Diligence PT ZZZ

Proyek ini merupakan proyek pelaksanaan financial due diligence terhadap

laporan keuangan PT ZZZ untuk tahun 2009 sampai dengan 2011. PT ZZZ

merupakan perkebunan kelapa sawit yang terletak di daerah Samarinda.

Latar belakang dari proyek ini berawal dari PT SSS yang merupakan perusahaan

tambang, menemukan titik eksplorasi di dalam tanah yang berada di bawah

perkebunan kelapa sawit PT ZZZ. Karena titik eksplorasi ini penting bagi

operasional PT SSS, maka PT SSS bermaksud mengambil alih tanah tersebut.

Pada awalnya, PT SSS sempat mengajukan perkara ini ke pengadilan dan

dimenangkan oleh PT ZZZ sehingga kemudian diambil jalan damai, yaitu PT SSS

membeli tanah tersebut dari perkebunan kelapa sawit PT ZZZ.

Dalam rangka pembelian tanah perkebunan PT ZZZ ini, PT SSS lalu menunjuk

RSM AAJ untuk melakukan proses financial due diligence dan melakukan

pendampingan selama proses pembelian ini. Dalam hal ini, RSM AAJ

menjalankan agreed upon procedures sebagai metodenya yang meliputi akun-

akun di neraca dan laba rugi.

1.5 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian Republik

Indonesia, Gambaran Sekilas Industri Karet, (www.kemenperin.go.id, diakses 14

November 2012), pada tahun 2005 pemerintah Indonesia telah membentuk klaster

industri pengolahan karet. Selain itu, penyebaran lahan-lahan penanaman pohon

karet di hampir seluruh provinsi di Indonesia pada saat ini juga akan dapat

membantu dalam penyediaan karet alam serta kebutuhan bahan baku bagi industri

pengolahan hasil karet. Hal ini juga berarti membuka peluang bagi investor untuk

menanamkan modalnya di perkebunan karet.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

5

Universitas Indonesia

Di samping itu, laporan Gambaran Sekilas Industri Karet juga menyatakan bahwa

sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk

penanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimanatan.

Adapun, pemetaan jumlah pelaku usaha komoditi karet di tiap daerah di Indonesia

dapat disajikan sebagai berikut.

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Pelaku Usaha Komoditi Karet di Tiap Daerah

No Provinsi Jumlah Pelaku

Usaha

1 Nanggroe Aceh Darusalam 11

2 Sumatera Utara 20

3 Sumatera Barat 14

4 Riau 1

5 Kepulauan Riau 2

6 Bengkulu 3

7 Lampung 3

8 Sumatera Selatan 10

9 Jawa Tengah 14

10 Kalimantan Barat 16

11 Kalimantan Tengah 15

12 Kalimantan Selatan 5

13 Kalimantan Timur 12

14 Sulawesi Selatan 1

Jumlah 127 Sumber: www.kemenperin.go.id (telah dioleh kembali)

Selaras dengan penjelasan sebelumnya, tabel di atas menunjukkan bahwa pelaku

usaha komoditas karet terbanyak berada di wilayah Kalimantan dan Sumatera.

Oleh sebab itu, ABC Ltd sangat berminat untuk melakukan ekspansi usaha ke

Indonesia, khususnya pada kedua daerah tersebut, dengan cara akuisisi. Namun

demikian, dalam proses akuisisi ini tentu saja diperlukan pengkajian mengenai

kondisi keuangan PT XXX, termasuk di dalamnya analisis atas kemampuan

entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Hal ini

dilakukan untuk membantu proses negosiasi harga ketika terjadi kesepakatan

untuk melaksanakan transaksi akuisisi ini.

Masalah yang teridentifikasi dari PT XXX selama proses financial due diligence

ini terutama adalah profitabilitas serta likuiditas PT XXX yang rendah sehingga

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

6

Universitas Indonesia

untuk membiayai modal kerja, perusahaan harus menggunakan uang pemegang

saham dan mencatatnya sebagai hutang pemegang saham serta fasilitas pinjaman

dari bank. Pinjaman sebagai sumber utama modal kerja tidaklah baik bagi

kesehatan perusahaan, apalagi struktur hutang PT XXX sudah jauh lebih besar

dari modal PT XXX. Struktur modal dan laba bersih PT XXX, serta karakteristik

dari industri pengolahan karet sendiri inilah yang kemudian menyebabkan

keraguan auditor dalam menilai kemampuan PT XXX dalam mempertahankan

kelangungan hidupnya. Selain itu, dalam melakukan pencatatan transaksi-

transaksi yang terjadi, akuntan perusahaan banyak melakukan kesalahan

pengklasifikasian yang disebabkan kurang kompetennya sumber daya manusia di

daerah tersebut.

1.6 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis merumuskan beberapa masalah

berikut:

1. Bagaimana proses financial due diligence atas PT XXX dilakukan oleh RSM

AAJ?

2. Apa saja temuan yang diperoleh RSM AAJ selama proses financial due

diligence atas PT XXX?

3. Bagaimana analisis pertimbangan akan kelangsungan hidup entitas (going

concern) PT XXX?

1.7 Maksud dan Tujuan Pembahasan

Maksud dan tujuan pembahasannya adalah:

a. Untuk memperoleh pemahaman mengenai proses financial due diligence atas

PT XXX yang dilakukan oleh RSM AAJ.

b. Untuk menganalisis temuan yang diperoleh RSM AAJ selama proses financial

due diligence atas PT XXX.

c. Untuk melakukan analisis pada pertimbangan akan kelangsungan hidup (going

concern) PT XXX .

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

7

Universitas Indonesia

1.8 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data

dari manajemen, kunjungan lapangan, dan wawancara dengan pihak manajemen.

Setelah data dikumpulkan, dilakukan prosedur financial due diligence atas PT

XXX. Kemudian, data yang ada akan dimodifikasi angkanya sehingga

kerahasiaan data asli tetap terjaga. Data lalu diolah kembali dengan work through,

yaitu mengerjakan kembali apa yang telah dilakukan sebelumnya saat prosedur

financial due diligence tersebut dilakukan.

1.9 Sistematika Penulisan

Laporan ini terbagi dalam beberapa bagian utama sebagai berikut:

a. Bab 1 PENDAHULUAN

Bab ini meliputi aspek administratif dari program magang yang terdiri dari latar

belakang program magang, tujuan dari program magang, tempat dan waktu

pelaksanaan magang, aktivitas kegiatan magang secara umum, latar belakang

permasalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan pembahasan, metode

penelitian dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

b. Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab ini membahas landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisis dan

mengajukan saran-saran pada bagian pembahasan dan kesimpulan yang

menunjang pembuatan laporan magang ini. Adapun teori yang dibahas adalah

mengenai definisi dan gambaran umum proses financial due diligence yang

meliputi pengertian financial due diligence dan proses financial due diligence itu

sendiri. Setelah itu, bab ini juga akan membahas Pernyataan Standar Auditing

(PSA) No. 51, yaitu perikatan untuk menerapkan prosedur yang disepakati atas

unsur, akun, atau suatu pos laporan keuangan. Kemudian, bab ini juga akan

melakukan pembahasan tentang Pernyataan Standar Auditing No. 30, yaitu

pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern). Pada bagian terakhir dari bab ini akan

diuraikan karakteristik perusahaan manufaktur yang meliputi pengakuan

pendapatan serta jenis-jenis biaya yang terjadi pada perusahaan manufaktur.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

8

Universitas Indonesia

c. Bab 3 PROFIL TEMPAT MAGANG DAN PERUSAHAAN

Bab ini membahas deskripsi mengenai bidang kegiatan perusahaan, struktur

organisasi, cakupan, aktivitas, serta bagaimana kegiatan dilakukan di tempat

magang. Bab ini terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu profil tempat magang

dan perusahaan klien secara umum.

d. Bab 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Dalam bab ini, pada awalnya akan dibahas mengenai proses bisnis PT XXX lalu

akan dibahas mengenai proses financial due diligence pada perusahaan ini.

Selanjutnya, akan dilakukan analisis pada temuan yang diperoleh selama proses

financial due diligence atas PT XXX ini. Adapun analisis atas temuan ini akan

dilakukan per akun. Kemudian, akan dilakukan analisis lebih jauh mengenai rasio

keuangan PT XXX, yang meliputi analisis profitabilitas, turnover, serta likuiditas

dan solvabilitas PT XXX. Pada bagian terakhir dari bab ini akan dibahas

mengenai analisis atas kemampuan PT XXX dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern) berdasarkan PSA No.30 dan peran

auditor dalam pertimbangan akan kelangsungan hidup (going concern) PT XXX.

e. Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan memberikan kesimpulan dari penulisan laporan magang. Selain itu,

akan disampaikan juga saran yang berisi usulan kepada RSM AAJ dan PT XXX

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman selama program magang dilakukan.

f. Lampiran

Pada bagian terakhir dalam laporan magang ini akan dilampirkan kertas kerja

yang dibuat pada saat pelaksanaan program magang sebagai data pelengkap untuk

melengkapi laporan ini.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

9 Universitas Indonesia

BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Definisi dan Gambaran Umum Proses Financial Due Diligence

Pada bagian ini, penulis akan membahas definisi serta gambaran umum proses

financial due diligence. Adapun bagian ini akan dibagi menjadi lima bagian, yaitu

pengertian financial due diligence, pentingnya proses financial due diligence,

proses financial due diligence, cakupan financial due diligence, dan output pada

proses financial due diligence.

2.1.1 Pengertian Financial Due Diligence

Pada masa sekarang, salah satu elemen yang penting dari strategi pertumbuhan

perusahaan melakukan akuisisi, merupakan hal yang penting untuk memahami

arti due diligence. Menurut Lebedow (1999), due diligence merupakan tindakan

analisis kritis yang memberikan informasi mengenai keseluruhan proses akusisi,

termasuk prospek penjualan historis, informasi keuangan, tim manajemen, serta

aset fisik. Graham (2001) menyatakan bahwa dalam aktivitas merger dan akuisisi,

due diligence harus dilakukan untuk memperkuat posisi negosiasi, mendampingi

dalam menilai perusahaan secara tepat, mengurangi risiko akuisisi, dan membantu

pengakuisisi dalam menyiapkan integrasi operasional.

Selain itu, due diligence dapat membantu mengidentifikasi informasi non-

finansial perusahaan target, aliran pendapatan, potensi pasar, aliran kas di masa

mendatang, isu operasional, kontrol, dan sinergi potensial yang muncul dari

kesepakatan (O’Reilly, 2005). Sinergi merupakan kenaikan keuntungan yang

berhubungan dengan kombinasi bisnis seperti merger dan akuisisi dan dapat

diperoleh dengan peningkatan pendapatan; pengurangan biaya yang disebabkan

konsep skala ekonomis dan sumber daya yang komplementer; serta pajak yang

lebih kecil (Ross et al, 2009, p. 839-843).

Adapun financial due diligence meliputi validasi laporan keuangan, validasi nilai

wajar dari aset dan kewajiban yang berwujud dan tidak berwujud, serta kewajaran

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

10

Universitas Indonesia

dan alokasi dari harga beli (Paschall & Russell, 2004). Tujuan utama financial due

diligence adalah untuk mengkonfirmasi keandalan informasi yang akan digunakan

dalam membuat keputusan investasi (O’Reilly, 2005).

Auditor seringkali melakukan jasa due diligence sehingga auditor harus

memastikan untuk mengumpulkan informasi yang tepat, menilai risiko, secara

tepat melakukan ruang lingkup kerja yang dibutuhkan, serta menjaga objektivitas

ketika membuat pertimbangan dalam melaksanakan tugasnya (Graham, 2001).

Terdapat beberapa isu yang seringkali muncul dalam proses financial due

diligence dan harus dipertimbangkan ketika ingin membuat keputusan transaksi,

yaitu pendapatan historis yang tidak berkelanjutan, kualitas perkiraan yang buruk,

kualitas aset dilaporkan yang buruk, kewajiban off-balance sheet yang tidak

diungkapkan, penyimpangan performa perdagangan seperti transaksi pihak

berelasi, kontrol yang lemah dan proses pelaporan sehingga membutuhkan

investasi tambahan dalam sistem yang baru untuk memperoleh kualitas informasi,

serta perencanaan struktur pajak (O’Reilly, 2005).

2.1.2 Proses Financial Due Diligence

Menurut Graham (2001), proses financial due diligence terdiri dari beberapa

tahap, yaitu:

a. Pembuatan surat perikatan. Hal-hal yang biasanya termasuk dalam surat

perikatan adalah ruang lingkup kerja yang tepat, jadwal kerja untuk investigasi

dan pelaporan, pengaturan fee, klarifikasi mengenai keterbatasan kewajiban

auditor; klarifikasi akan digunakan oleh siapa laporan financial due diligence

tersebut; kejadian selanjutnya (subsequent events); konfirmasi bahwa auditor

tidak menerima tanggung jawab untuk melakukan pembaruan atas laporan; dan

konfirmasi kondisi perikatan.

b. Investigasi. Pada tahap ini, auditor menggali pemahaman mendalam mengenai

bisnis dan lingkungan perusahaan target. Informasi yang biasanya dicari selama

proses financial due diligence adalah rencana bisnis perusahaan termasuk

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

11

Universitas Indonesia

proyeksi keuangan dan asumsi yang mendasarinya; salinan laporan keuangan

operasional dan yang sudah diaudit; anggaran dan rencana manajemen terbaru;

aging schedule piutang dan utang terbaru; daftar persediaan dan aset tetap yang

sudah diklasifikasi, termasuk umur, kondisi, dan lokasi; perjanjian kredit utang

bank dan utang lainnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang; komposisi

biaya penjualan dan biaya mayoritas lainnya; pembagian penjualan berdasarkan

jenis barang/jasa, area geografis, dan lain-lain; pengembalian pendapatan

terbaru dari pajak penghasilan, pajak badan, PPN, dan lain-lain; rincian kontrak

yang memiliki masa terbatas seperti paten dan lisensi; salinan seluruh

perjanjian sewa dan kontrak yang signifikan; rincian transaksi yang tidak wajar;

rincian sistem informasi yang ada; rincian manajemen dan karyawan; kebijakan

kapasitas produksi dan pemeliharaan peralatan; rincian aktivitas penelitian dan

pengembangan; latar belakang perusahaan target termasuk analisis SWOT dan

informasi relevan lainnya; pertimbangan tuntutan hukum yang ada dan

kewajiban kontinjensi; salinan asuransi perusahaan; informasi industri dan

analisis termasuk kesempatan, tren, peraturan, dan faktor sukses; serta akses

terhadap seluruh buku dan catatan legal.

c. Verifikasi. Profesional investigasi harus menggunakan penilaian mereka untuk

membentuk opini mengenai validitas dan akurasi informasi yang disediakan.

Jika terdapat tumpang tindih antara tinjauan keuangan dan operasional,

merupakan hal yang penting untuk memberikan prioritas yang sama bagi

keduanya karena hanya dengan mengintegrasikan keduanya sehingga klien

akan memperoleh seluruh informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan

keputusan yang baik. Jika ditemukan perbedaan, auditor harus mencari

penyebab perbedaan tersebut dan meninjau informasi lain yang diterima dari

sumber tersebut jika auditor meragukan integritas mereka. Pada keseluruhan

proses ini, auditor harus selalu mengingat kondisi perikatan dan materialitas

pekerjaan yang dilakukan.

d. Pelaporan. Terakhir, profesional investigasi harus membuat laporan mengenai

temuan mereka dengan format yang jelas dan faktual. Dalam tahap ini,

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

12

Universitas Indonesia

merupakan hal yang penting untuk memasukkan seluruh isu material yang

dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh klien dalam transaksi

tersebut. Format dan gaya laporan ditentukan berdasarkan tujuan laporan,

tingkat pengetahuan pembaca, dan harapan manajemen.

Paschall & Russell (2004) menambahkan, berdasarkan apa yang dipelajari selama

investigasi dan persiapan business enterprise valuation (BEV), kewajaran harga

beli dapat dibentuk jika terdapat aliran kas yang tersedia di masa mendatang.

Selain itu, Paschall & Russell (2004) juga mengatakan bahwa jika pada tanggal

akuisisi terdapat pertimbangan kontinjensi yang menyebabkan penambahan

pengakuan biaya, jumlah tersebut akan diakui seperti kewajiban bagi perusahaan

yang diakuisisi, namun jika tidak menyebabkan penambahan pengakuan biaya,

maka pertimbangan kontingensi tersebut tidak diakui sebagai kewajiban.

Berdasarkan salah satu perusahaan konsultan bisnis di India, Corporate Catalyst

India (www.cci.in, diakses 15 November 2012), proses financial due diligence

dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Proses Financial Due Diligence

sumber: www.cci.in

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

13

Universitas Indonesia

Selain proses financial due diligence, dalam proses akusisi juga dilakukan proses

due diligence yang lain, yaitu tax due diligence dan legal due diligence.

Berdasarkan Minter Ellison, perusahaan hukum terbesar di Australia

(www.minterellison.com, diakses 18 Januari 2013), tax due diligence dilakukan

dengan tujuan menentukan kewajiban pajak entitas yang akan diakuisisi pada

masa lalu, sekarang, dan masa mendatang, termasuk kewajiban pajak yang

diungkapkan maupun tidak diungkapkan dan disadari maupun tidak disadari. Hal

ini selanjutnya akan membantu pembentukan harga beli dan jaminan pajak serta

ganti rugi, termasuk perjanjian penjualan, penentuan profil pajak pada entitas

target dan mendampingi pengembangan akuisisi yang tepat serta struktur

pendanaan.

Adapun berdasarkan BvHD, sebuah perusahaan hukum yang berada di Danish

(www.bvhd.dk, diakses 18 Januari 2013), legal due diligence merupakan

pemeriksaan secara cermat mengenai seluruh ataupun bagian spesifik dari

hubungan hukum atas perusahaan target dengan pandangan ekstensif terhadap

permasalahan hukum.

2.2 Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 51: Perikatan Untuk

Menerapkan Prosedur yang Disepakati Atas Unsur, Akun, atau Suatu Pos

Laporan Keuangan

Arens (2008) menyebutkan bahwa jasa agreed upon procedure dapat dibagi

menjadi dua, yaitu yang menyangkut unsur, akun, atau pos di laporan keuangan

dan yang menyangkut suatu asersi. Kedua jasa ini diatur oleh Ikatan Akuntan

Publik Indonesia (IAPI), di mana jasa perikatan atas unsur, akun, atau pos laporan

keuangan diatur dalam PSA No. 51, sedangkan jasa perikatan agreed upon

procedure yang menyangkut ke suatu asersi manajemen diatur dalam Pernyataan

Standar Atestasi (SAT) No. 600.

Berdasarkan PSA No. 51, agreed upon procedure adalah perikatan yang di

dalamnya akuntan ditugasi oleh klien untuk menerbitkan laporan tentang temuan

berdasarkan prosedur khusus yang dilaksanakan terhadap hal tertentu tentang

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

14

Universitas Indonesia

unsur, akun, atau pos suatu laporan keuangan. Adapun penugasan ini dilakukan

untuk membantu pemakai dalam mengevaluasi unsur, akun, atau pos tertentu

dalam suatu laporan keuangan. Karena sangat bervariasinya kebutuhan pemakai,

sifat, saat, dan luas prosedur yang disepakati, maka pemakai bertanggung jawab

atas kecukupan prosedur yang dilakukan tersebut karena mereka memahami

dengan baik prosedur yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan demikian, laporan akuntan atas agreed upon procedure harus secara jelas

menunjukkan bahwa pemakaiannya hanya terbatas bagi pemakai.

Untuk dapat melakukan jasa agreed upon procedure ini, akuntan dan klien harus

memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

a. Akuntan yang ikut dalam penugasan bersifat independen atau tidak memihak.

b. Akuntan dan pemakai tertentu telah menyetujui prosedur yang dilaksanakan

ataupun yang akan dilaksanakan oleh akuntan dalam penugasan.

c. Pemakai tertentu bertanggung jawab atas cukupnya prosedur yang disepakati

untuk tujuan mereka.

d. Prosedur yang harus dilaksanakan dalam penugasan diharapkan dapat

menghasilkan temuan yang konsisten dan juga masuk akal.

e. Dasar akuntansi yang digunakan untuk unsur, akun, atau pos laporan keuangan

sudah terbukti dengan jelas bagi pemakai tertentu dan akuntan yang berada

dalam penugasan.

f. Hal pokok tertentu yang merupakan tujuan penerapan prosedur merupakan

objek pengukuran dan estimasi yang konsisten dan masuk akal.

g. Bukti audit yang berhubungan dengan hal pokok tertentu merupakan sasaran

dari diterapkannya prosedur yang diharapkan ada untuk memberikan dasar

yang memadai untuk dinyatakan sebagai temuan dalam laporan akuntan.

h. Batas materialitas untuk tujuan pelaporan berlaku jika ada kesepakatan antara

akuntan dan pemakai tertentu.

i. Laporan digunakan terbatas untuk pemakai tertentu.

Dalam menjalankan perikatan agreed upon procedure ini, prosedur yang

disepakati antara akuntan dengan pemakai tertentu mungkin terbatas atau

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

15

Universitas Indonesia

mungkin luas sebagaimana dikehendaki oleh pemakai tertentu tersebut. Namun

demikian, hanya dengan membaca suatu asersi atau informasi tertentu bukanlah

prosedur yang cukup untuk memungkinkan akuntan melaporkan hasil penerapan

prosedur yang disepakati. Dalam beberapa situasi, prosedur yang disepakati juga

dapat diubah atau dimodifikasi selama proses perikatan atau dengan kata lain,

terdapat fleksibilitas dalam penentuan prosedur selama pemakai tertentu tersebut

mengakui tanggung jawab kecukupan prosedur tersebut.

Disamping itu, akuntan juga tidak boleh menyetujui untuk melakukan prosedur

yang sangat subjektif dan memungkinkan penafsiran yang sangat bervariasi.

Adapun contoh prosedur yang seharusnya dilakukan mencakup:

a. Penerapan sampling dilaksanakan setelah ada parameter relevan yang

disepakati.

b. Melakukan inspeksi dokumen tertentu yang dapat membuktikan jenis transaksi

tertentu ataupun atribut rinci yang berada di dalamnya.

c. Melakukan konfirmasi mengenai informasi tertentu dengan pihak ketiga.

d. Membandingkan dokumen, jadwal, atau analisis yang ada dengan atribut

tertentu.

e. Melakukan prosedur tertentu atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain,

termasuk pekerjaan yang dilakukan auditor internal.

f. Melakukan perhitungan secara matematis.

Sedangkan contoh prosedur yang tidak seharusnya dilakukan meliputi:

a. Hanya membaca pekerjaan yang dilakukan oleh pihak lain yang semata-mata

untuk memberikan gambaran atas temuannya.

b. Melakukan evaluasi atas kompetensi dan objektivitas pihak lain.

c. Memperoleh pemahaman mengenai hal tertentu.

d. Melakukan penafsiran dokumen yang bukan keahlian profesional akuntan.

Setelah menjalankan prosedur yang disepakati antara akuntan dengan pemakai

tertentu, akuntan harus menyajikan hasil penerapan prosedur tersebut terhadap hal

pokok tertentu dalam bentuk temuan. Akuntan dilarang memberikan keyakinan

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

16

Universitas Indonesia

negatif tentang apakah unsur, akun, atau pos laporan keuangan tertentu disajikan

secara wajar dalam kaitannya dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh standar

akuntansi keuangan di Indonesia. Disamping itu, konsep materialitas juga tidak

diterapkan terhadap temuan yang harus dilaporkan dalam perikatan agreed upon

procedure kecuali jika definisi materialitas telah disepakati oleh pemakai tertentu.

2.3 Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 30: Pertimbangan Auditor Atas

Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya

(Going Concern)

Berdasarkan PSA No. 30, auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai

kondisi atau peristiwa tertentu yang secara keseluruhan menunjukkan adanya

kesangsian besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas. Kondisi atau peristiwa

tersebut dapat menjadi signifikan ataupun tidak tergantung pada keadaan, dan

beberapa di antaranya mungkin menjadi signifikan hanya jika ditinjau bersama-

sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh

kondisi dan peristiwa tersebut:

a. Tren negatif – misalnya, kerugian operasi yang sudah terjadi berkali-kali,

kurang kuatnya modal kerja, arus kas negatif yang berasal dari kegiatan usaha,

dan rasio keuangan penting yang tidak baik.

b. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan – misalnya,

ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian

lain yang serupa seperti penundaan pembayaran dividen, tidak diterimanya

pengajuan permintaan pembelian kredit biasa oleh pemasok, dilakukannya

restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan

baru, atau dijualnya sebagian besar aset.

c. Masalah internal – misalnya, buruh yang melakukan pemogokan kerja atau

kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan yang besar atas

kesuksesan projek tertentu, komitmen jangka panjang yang sifatnya tidak

ekonomis, kebutuhan untuk memperbaiki operasi secara signifikan.

d. Masalah luar yang terjadi – misalnya, adanya pengaduan gugatan

pengadilan, munculnya undang-undang yang baru, atau masalah lain yang

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

17

Universitas Indonesia

dapat membahayakan kemampuan entitas untuk dapat beroperasi; kehilangan

franchise, lisensi atau paten yang penting; hilangnya pembeli ataupun pemasok

utama; kerugian yang disebabkan oleh bencana besar seperti banjir, gempa

bumi, kekeringan, yang tidak diasuransikan ataupun diasuransikan tetapi

dengan pertanggungan yang tidak memadai.

Jika setelah mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut, auditor mendapat

keyakinan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka

auditor harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak

kerugian dari kondisi atau peristiwa tersebut. Setelah auditor memperoleh

informasi tentang rencana manjemen tersebut, auditor harus mempertimbangkan

apakah jika rencana tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif akan mampu

mengurangi dampak kerugian dari kondisi dan peristiwa tersebut dalam jangka

waktu pantas. Adapun pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana

manajemen dapat meliputi:

a. Rencana untuk melakukan penjualan atas asset yang dimiliki entitas

i. Apakah terdapat pembatasan atas penjualan aset, misalnya ada atau tidaknya

pasal yang memberikan pembatasan atas transaksi penjualan tersebut dalam

perjanjian penarikan utang atau perjanjian lainnya.

ii. Apakah aset yang direncanakan akan dijual oleh manajemen pada

kenyataannya dapat dipasarkan.

iii. Apakah terdapat dampak langsung dan tidak langsung yang timbul akibat

penjualan aset.

b. Rencana penarikan utang atau dilakukannya restrukturisasi utang

i. Apakah terdapat pembelanjaan melalui utang, termasuk perjanjian kredit

yang telah ada atau yang telah disanggupi, perjanjian penjualan piutang atau

jual-kemudian-sewa aset (sale-leaseback of assets).

ii. Apakah terdapat perjanjian untuk melakukan restrukturisasi atau

menyerahkan utang yang ada maupun yang telah disanggupi untuk dapat

meminta jaminan utang dari entitas.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

18

Universitas Indonesia

iii. Apakah dampak yang mungkin dapat timbul atas rencana manajemen untuk

melakukan penarikan utang dengan adanya pembatasan yang ada pada saat

ini dengan menambah pinjaman ataupun cukup atau tidaknya jaminan yang

dimiliki oleh entitas.

c. Rencana untuk mengurangi ataupun menunda pengeluaran

i. Apakah rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya administrasi,

menunda biaya penelitian dan pengembangan, dan menyewa sebagai

alternatif membeli memungkinkan untuk dilakukan.

ii. Apakah dampak langsung dan tidak langsung yang mungkin timbul dari

pengurangan atau penundaan pengeluaran.

d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik

i. Apakah rencana untuk menaikkan modal pemilik, termasuk perjanjian yang

ada untuk menaikkan tambahan modal merupakan rencana yang layak.

ii. Apakah perjanjian yang ada untuk mengurangi dividen atau mempercepat

distribusi kas dari perusahaan afiliasi atau investor lain merupakan rencana

yang layak.

2.4 Karakteristik Perusahaan Manufaktur

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (www.bps.go.id, diakses 15 November 2012),

industri pengolahan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah

suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi

barang jadi atau setengah jadi atau barang yang kurang nilainya menjadi barang

yang lebih tinggi nilainya dan menjadi semakin dekat dengan pengguna akhir.

Dalam akuntansi perusahaan manufaktur, terdapat beberapa pencatatan khusus

yang berbeda dengan perusahaan dagang, yaitu persediaan dan biaya pabrikasi

(manufacturing costs).

Menurut Horngren (2009), perusahaan di sektor manufaktur secara khusus

biasanya memiliki tiga jenis persediaan (inventory), yaitu:

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

19

Universitas Indonesia

a. Persediaan bahan baku (direct materials inventory), yaitu persediaan yang

disimpan dan sedang menunggu untuk digunakan dalam proses pengolahan.

b. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory), yaitu barang yang

sudah masuk dalam proses produksi namun belum selesai diproses hingga

menjadi barang jadi.

c. Persediaan barang jadi (finished goods inventory), yaitu barang-barang yang

sudah selesai diproduksi namun belum terjual.

Selanjutnya, akan diuraikan pengakuan pendapatan dan biaya-biaya yang terjadi

pada perusahaan manufaktur.

2.4.1 Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan Manufaktur

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 23 (revisi 2010) mendefinisikan

pendapatan sebagai berikut:

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal.

Selain itu, PSAK 23 (revisi 2010) ini juga menjelaskan bahwa pendapatan

berbeda dengan penghasilan. Penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan,

sedangkan pendapatan adalah penghasilan yang muncul dikarenakan pelaksanaan

aktivitas entitas yang normal, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen,

royalti, dan sewa.

PSAK 23 (revisi 2010) menyatakan bahwa jumlah pendapatan yang diperoleh dari

suatu transaksi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara entitas dengan pembeli

atau pengguna aset tersebut dan jumlah tersebut diukur pada nilai wajar imbalan

yang diterima atau dapat diterima dikurangi dengan jumlah diskon dagang dan

rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas. Namun, jika ternyata pendapatan

yang diterima entitas merupakan arus masuk dari kas atau setara kas yang

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

20

Universitas Indonesia

ditangguhkan, maka nilai wajar dari jumlah pendapatan ini mungkin dapat

menjadi kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.

Berdasarkan PSAK 23 (revisi 2010), pengakuan pendapatan dari penjualan barang

dapat dilakukan jika memenuhi seluruh kondisi di bawah ini:

a. Risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah dipindahkan

oleh entitas kepada pembeli;

b. Pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun

pengendalian efektif atas barang yang dijual tidak lagi dilanjutkan oleh entitas;

c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;

d. Manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut kemungkinan besar

akan mengalir ke entitas; dan

e. Biaya yang terjadi atau akan terjadi yang berhubungan dengan transaksi

penjualan tersebut dapat diukur secara andal.

Disamping itu, PSAK 23 (revisi 2010) juga menjelaskan bahwa jika suatu entitas

menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah

penjualan dan tidak dapat diakui sebagai pendapatan. Namun, jika entitas hanya

menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan, maka transaksi tersebut adalah

penjualan dan dapat diakui sebagai pendapatan. Adapun beberapa cara entitas

menahan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan adalah sebagai berikut:

a. jika entitas menahan kewajiban yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu

hal tidak memuaskan dan tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal;

b. jika pendapatan yang diterima entitas dari penjualan bergantung pada

pendapatan pembeli dari penjualan barang yang bersangkutan;

c. jika barang yang dikirim tergantung pada proses instalasinya dan instalasi

tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan

oleh entitas; dan

d. jika pembeli memiliki hak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan

yang ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah

akan terjadi retur.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

21

Universitas Indonesia

Selanjutnya, PSAK 23 (revisi 2010) ini juga menyatakan bahwa pendapatan

diakui hanya jika manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi tersebut

kemungkinan besar akan mengalir ke entitas. PSAK 23 (revisi 2010) juga

menjelaskan bahwa dalam hal pengaitan pendapatan dan beban, pendapatan dan

beban yang berhubungan dengan transaksi atau peristiwa lain yang sama diakui

secara bersamaan. Beban, termasuk jaminan dan biaya lain yang terjadi setelah

pengiriman barang, biasanya dapat diukur secara andal jika kondisi lain untuk

pengakuan pendapatan telah dipenuhi. Namun, dalam keadaan pendapatan tidak

diakui karena beban yang berkaitan tidak dapat diukur secara andal, maka setiap

imbalan yang diterima untuk penjualan barang tersebut akan diakui sebagai

liabilitas.

2.4.2 Jenis Biaya yang Terjadi pada Perusahaan Manufaktur

Berdasarkan Horngren (2009), biaya adalah sumber daya yang dikorbankan untuk

mencapai tujuan tertentu. Biaya biasanya diukur dalam bentuk uang dan harus

dibayarkan untuk memperoleh barang ataupun jasa. Dalam perusahaan

manufaktur, biaya untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi disebut

manufacturing cost.

Horngren (2009) mengklasifikasikan manufacturing cost menjadi tiga macam,

yaitu:

a. Direct material costs, yaitu biaya perolehan seluruh material yang menjadi

bagian dari objek biaya (work in process dan kemudian finished goods). Biaya

perolehan dari material langsung ini termasuk biaya transportasi dan pajak

penjualan.

b. Direct manufacturing labor costs, yaitu biaya kompensasi dari seluruh pekerja

pabrik.

c. Indirect manufacturing costs, yaitu seluruh biaya manufaktur yang

berhubungan dengan objek biaya (work in process dan kemudian finished

goods). Kategori biaya ini disebut juga manufacturing overhead costs atau

factory overhead costs.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

22

Universitas Indonesia

Selain klasifikasi biaya yang disebutkan di atas, Horngren (2009) juga

mengkasifikasikan biaya-biaya dalam perusahaan manufaktur dengan klasifikasi

yang lain, yaitu inventoriable costs dan period costs. Inventoriable costs

merupakan seluruh biaya dari produk yang dimasukkan sebagai aset dalam

laporan posisi keuangan ketika terjadi dan menjadi harga pokok penjualan ketika

produk tersebut dijual. Sedangkan period costs adalah seluruh biaya lain dalam

laporan laba rugi selain harga pokok penjualan. Selanjutnya, Horngren (2009)

juga menjelaskan bahwa period costs diperlakukan sebagai beban dalam periode

akuntansi di saat terjadi karena biaya ini diharapkan menjadi pendapatan dalam

periode tersebut dan untuk perusahaan manufaktur, period costs merupakan

seluruh non-manufacturing costs.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

22 Universitas Indonesia

BAB 3

PROFIL TEMPAT MAGANG DAN PERUSAHAAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai profil perusahaan tempat magang, yaitu KAP

Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates) yang meliputi

gambaran umum perusahaan, jenis-jenis jasa yang disediakan perusahaan, dan

struktur organisasi perusahaan. Selain itu, bab ini juga akan membahas profil

perusahaan klien, PT XXX, yang mencakup gambaran umum perusahaan klien,

komposisi pemegang saham, struktur organisasi perusahaan, serta kebijakan

akuntansi umum perusahaan.

3.1 Profil Perusahaan Magang

RSM AAJ Associates (RSM AAJ) merupakan salah satu kantor akuntan publik

yang merupakan anggota dari RSM Internasional, sebuah organisasi global dari

perusahaan jasa independen profesional yang memiliki lebih dari 25.000 tenaga

profesional dari 662 kantor yang berada di lebih dari 64 negara di dunia serta

menempati peringkat keenam dunia.

Didirikan pada tahun 1985 oleh Amir Abadi Jusuf, kantor akuntan publik ini

mengalami perkembangan yang cukup pesat dan hingga saat ini RSM AAJ

memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor cabang di Surabaya. Setelah beberapa

kali berganti nama, sekarang ini nama resmi RSM AAJ sesuai dengan izin usaha

dari Kementerian Keuangan adalah KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto.

Adapun jenis-jenis jasa yang ditawarkan oleh RSM AAJ

(www.rsm.aajassociates.com, diakses 15 November 2012) adalah:

a) Audit & Assurance

Pada bagian ini, RSM AAJ menawarkan jasa audit yang memberikan nilai

tambah kepada bisnis klien dengan memberikan feedback yang cerdas pada

operasional klien. Adapun jasa-jasa yang dapat diberikan oleh bagian

Audit&Assurance ini meliputi general audit, special audit, review and

compilation, attestation engagement, dan due diligence.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

23

Universitas Indonesia

b) Risk & Internal Audit

Pada bagian ini, RSM AAJ membantu klien dengan mengembangkan solusi

atas hal-hal yang menjadi perhatian klien seperti risiko dan kontrol serta

menyediakan pendampingan dalam mengangani bisnis yang lebih baik. Adapun

jasa-jasa yang dapat diberikan oleh bagian Risk & Internal Audit ini meliputi

corporate governance advisory, internal audit advisory & outsourcing, risk

management advisory, internal control & Sarbanes-Oxley advisory, IT

assurance & advisory, performance improvement/ operational audit, dan

system & procedures development.

c) Corporate Finance & Transaction Support

Pada bagian ini, RSM AAJ membantu mengantisipasi risiko dan berfokus pada

isu utama serta meberikan saran atas transaksi yang dilakukan perusahaan klien.

Adapun jasa-jasa yang dapat diberikan oleh bagian Corporate Finance &

Transaction Support ini meliputi transaction analysis, business solutions,

divestment and mergers & acquisition, business turnaround, pre IPO advisory,

fund arranger, dan valuation.

d) Tax Corporate Services

Pada bagian ini, RSM AAJ membantu klien dalam membuat struktur pajak

yang efektif, baik untuk investor lokal maupun asing dan membantu

menghindari masalah yang berhubungan dengan pajak dikarenakan peraturan

pajak yang kompleks dan terus berubah. Adapun jasa-jasa yang dapat diberikan

oleh Tax Corporate Services ini meliputi tax consulting dan tax compliance.

Pada halaman selanjutnya akan digambarkan struktur organisasi RSM AAJ pada

gambar 3.1. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa RSM AAJ dipimpin

oleh seorang Chief Executive Partner yang bertanggung jawab kepada Board of

Partners dan membawahi tiga Partner In Charge (PIC). Adapun ketiga area

penting yang ditangani oleh PIC adalah Ethics & Independence, Continuing

Professional Education, dan Personnel. Masing-masing PIC berkoordinasi

dengan Division Managing Partner, Branch Managing Partner, Controller, IT

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

24

Universitas Indonesia

Administration Officer, Chief Administration Officer, dan Human Asset

Development Manager.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSM AAJ

Sumber: Employee Handbook RSM AAJ

Masing-masing Division Managing Partner, Branch Managing Partner, Finance

& Administration Director, Marketing Director, dan Technical & Training Officer

bertanggung jawab secara langsung kepada Chief Executive Partner. Untuk

pelaksanaan operasional masing-masing divisi, setiap Division Chief Operating

Officer bertanggung jawab kepada Division Managing Partner di atasnya. Selain

itu, Controller, IT Administration Officer, Chief Administration Officer, dan

Human Asset Development Manager bertanggung jawab kepada Finance &

Administration Director.

3.2 Profil Perusahaan Klien

Pada bagian ini, akan dibahas profil perusahaan klien yang dibagi menjadi empat

bagian, yaitu gambaran umum perusahaan klien, komposisi pemegang saham

perusahaan klien, struktur organisasi perusahaan klien, dan kebijakan akuntansi

umum perusahaan klien.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

25

Universitas Indonesia

3.2.1 Gambaran Umum

PT XXX merupakan perusahaan yang beroperasi di Pontianak dan memiliki usaha

dalam pengolahan karet remah (crumb rubber). Bentuk crumb rubber ini

merupakan bentuk setengah jadi untuk bahan baku industri ban. Spesifikasi teknik

yang diperdagangkan pada industi ini adalah Standard Indonesian Rubber (SIR).

Bahan baku industri crumb rubber ini adalah getah karet hasil sadapan yang

dikenal dengan istilah ‘bokar’. Perusahaan pengolahan crumb rubber PT XXX ini

mempunyai kapasitas produksi sebesar 16.500 ton/tahun.

Dalam menjalankan usahanya, PT XXX menggunakan masyarakat setempat

sebagai tenaga kerja. Adapun jumlah tenaga kerja di PT XXX ini adalah 122

orang yang meliputi 2 orang manajer kantor, 20 orang staff administrasi, dan 100

orang buruh/karyawan. Waktu operasional pabrik pengolahan pengolahan crumb

rubber ini adalah 8 jam per hari, dengan jumlah shift tenaga kerja 2 kali, yaitu

Shift I mulai pukul 08.00-16.00 dan shift II mulai pukul 16.00-24.00 dengan jam

kerja sebanyak 6 hari kerja.

3.2.2 Komposisi Pemegang Saham

Komposisi pemegang saham PT XXX untuk periode yang berakhir 31 Desember

2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Komposisi Pemegang Saham PT XXX

Pemegang

Saham

Jumlah Lembar

Saham

Persentase

Kepemilikan

Jumlah (Dalam

Rupiah)

Anto 100 25% 100.000.000

Budi 100 25% 100.000.000

Chandra 200 50% 200.000.000

Total 400 100% 400.000.000 Sumber: Laporan Keuangan PT XXX (telah diolah kembali)

3.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan Klien

Seluruh divisi PT XXX yang terdiri dari purchasing & planning production,

general division, factory manager, marketing manager & vice management,

logistic manager, head laboratory, administration, dan personnel, finance &

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

26

Universitas Indonesia

logistic bertanggung jawab kepada direktur. Disamping itu, factory manager

membawahi enam sub-divisi yang mana dibagi berdasarkan proses pengolahan

crumb rubber, yaitu wet process controller, dryhouse controller, dry process,

dryer controller, packing & warehouse controller, dan head section mechanical;

marketing manager & vice management membawahi marketing dan bookkeeping

staff; head laboratory yang vice laboratory membawahi enam sub-divisi, yaitu

dirt analysis, nitrogen analysis, PO analysis, PRI analysis, VN analysis, serta ash

analysis. Terakhir, divisi personnel, finance & logistic membawahi cashier.

Untuk lebih jelas, di bawah ini akan digambarkan struktur organisasi PT XXX.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT XXX

Sumber: Laporan Keuangan PT XXX (telah diolah kembali)

3.2.4 Kebijakan Akuntansi Umum Perusahaan Klien

Berdasarkan laporan keuangan PT XXX tahun 2011, kebijakan akuntansi umum

perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan diakui pada saat hak atas barang/jasa diserahkan sekalipun

pembayaran kemudian dan beban diakui pada saat barang/jasa diterima

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

27

Universitas Indonesia

sekalipun pembayaran kemudian. Dengan demikian pendapatan dan beban

dicatat dalam pembukuan berdasarkan accrual basis.

b. Aktiva dicatat berdasarkan harga perolehan hingga suatu aktiva siap digunakan

dalam aktivitas normal perusahaan. Aktiva tetap dikelompokkan ke dalam

inventaris: equipment, furniture, dan kendaraan.

c. Terhadap aktiva tetap yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun,

dilakukan penyusutan dengan metode garis lurus (straight line method) dengan

persentase penyusutan sebagai berikut:

Inventaris - equipment = 20% per tahun

Inventaris - furniture = 20% per tahun

Inventaris - kendaraan = 20% per tahun

d. Pengeluaran pemeliharaan dan suku cadang yang relatif besar dan

mempengaruhi nilai manfaat aktiva akan dikapitalisasi, sedangkan pengeluaran

pemeliharaan dan suku cadang yang relatif kecil akan diperlakukan sebagai

beban pada periode yang bersangkutan.

e. Piutang usaha disajikan secara keseluruhan dan dikurangi dengan cadangan

kerugian piutang. Penentuan cadangan kerugian piutang ditetapkan berdasarkan

kebijakan manajemen dan jumlah kerugian dapat dipertemukan (matching)

dengan beban penjualan pada periode penjualan.

f. Persediaan barang disajikan berdasarkan harga perolehan (cost price) dan

perhitungan persediaan dilakukan dengan metode rata-rata (average method).

g. Alat ukur yang digunakan dalam pencatatan adalah satuan uang Republik

Indonesia Rupiah. Transaksi yang terjadi dalam valuta asing, dijabarkan ke

dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

28 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Pada awal bab ini akan diuraikan mengenai proses bisnis dari perusahaan

manufaktur karet remah PT XXX, kemudian proses financial due diligence

terhadap PT XXX ini beserta temuannya. Selanjutnya, akan dibahas mengenai

analisis rasio keuangan PT XXX yang akan digunakan untuk menilai profitabilitas

dan likuiditas PT XXX. Kemudian, akan dibahas juga lebih lanjut mengenai

pertimbangan auditor atas kemampuan PT XXX dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern) dengan berdasarkan pada PSA No. 30.

Terakhir, pada bab ini akan dibahas mengenai peran auditor dalam

mempertimbangkan going concern PT XXX.

4.1 Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Karet Remah PT XXX

Berdasarkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dimuliki

PT XXX, kegiatan industri pengolahan karet remah (crumb rubber) PT XXX

terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

a. Pengangkutan bahan olah / bahan baku karet ke pabrik

Kegiatan pengangkutan bahan olah berupa slab, lump slab, sit angin, ke lokasi

pabrik dilakukan dengan transportasi darat/truk. Kegiatan pengangkutan bahan

baku dengan menggunakan media transportasi darat ini dilakukan oleh transporter

yang berfungsi langsung sebagai pedagang karet. Pemasukan bahan baku

dilakukan berdasarkan antrian kendaraan yang diparkir di dalam areal parkiran

pabrik, sehingga tidak akan mengganggu arus lalu lintas jalan raya.

b. Bongkar muat bahan olah

Kegiatan bongkar muat bahan olah adalah kegiatan menurunkan bahan olah dari

kendaraan dan ke lokasi pemeriksaan/seleksi bahan olah. Kegiatan ini dilakukan

di halaman pabrik dimana bahan olah yang diturunkan dari kendaraan pengangkut

harus melalui seleksi bahan olah yang dilakukan secara random, sebelum karet

tersebut di-stuffing di gudang penyimpanan.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

29

Universitas Indonesia

c. Seleksi bahan olah

Kegiatan seleksi bahan olah adalah kegiatan memeriksa kesesuaian mutu/kualitas

bahan olah dengan standar yang ditetapkan pabrik. Bahan olah yang memenuhi

standar yaitu kadar di atas 45% langsung diterima dan disimpan, sedangkan bahan

yang tidak memenuhi standar yakni kadar di bawah 44% ditolak. Kegiatan ini

merupakan tahapan proses Quality Control, di mana bila tidak dilakukan secara

benar akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan, terutama dalam

upaya meminimalisasi kandungan organik dalam bahan olah.

d. Penyimpanan bahan olah

Kegiatan menyimpan bahan olah adalah kegiatan menumpuk sementara bahan

olah di tempat yang disediakan (sebagai tempat penyimpanan), baik di tempat

yang tertutup (menggunakan dinding dan atap), atau ada kalanya terpaksa di

tempat terbuka, sebelum bahan olah tersebut diproses lebih lanjut. Kegiatan

penyimpanan ini berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan yaitu

berupa limbah bau maupun limbah cair yang keluar dari tumpukan bahan tersebut.

e. Pembersihan dan penyeragaman awal

Kegiatan proses pembersihan awal adalah kegiatan mengolah/membersihkan karet

basah sehingga karet menjadi karet lembaran (blanket) basah, yang siap untuk

digantung/dijemur. Kegiatan pembersihan dan penyeragaman awal ini dilakukan

dengan menggunakan mesin/alat produksi yaitu pre breaker, breaker,

hammermill, conveyor/keranjang, mangle, dan lain-lain.

f. Pengeringan udara di KGA

Kegiatan penggantungan udara adalah proses penirisan air yang terdapat pada

lembaran karet yang telah digiling, yaitu dengan cara menggantungkan lembaran

karet yang telah digiling, dilipat, atau digulung, dibawa ke kamar jemur/gantung

untuk proses peranginan sekitar 13-17 hari, tergantung kepada kondisi cuaca.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

30

Universitas Indonesia

g. Penurunan dan pelipatan blanket

Kegiatan penurunan dan pelipatan blanket merupakan proses menurunkan blanket

yang telah dikeringkan, untuk diproses lebih lanjut (proses peremahan). Dalam

proses ini lembaran blanket mula-mula dipotong dua sehingga jatuh ke lantai,

kemudian digulung seterusnya dibawa ke lokasi Peremahan.

h. Peremahan

Proses peremahan merupakan proses pemotongan lembaran karet menjadi

potongan-potongan kecil (cutter) untuk seterusnya dibersihkan serta diseragamkan

dalam bak pencampuran sebelum dimasukkan ke dalam trolley.

i. Pengisian trolley

Proses pengisian karet ke dalam trolley merupakan kegiatan yang sangat penting

terhadap butiran karet agar merata pada seluruh permukaan, sehingga proses

pengeringan tidak menimbulkan bintik putih (white spot), karet lumer (virgin

rubber).

j. Pengeringan / Dryer

Proses pengeringan / dryer adalah kegiatan mengeringkan butiran karet remah

yang telah diisi di dalam trolley. Proses ini dilakukan dengan memasukkan trolley

yang berisi karet remah basah ke dalam ruangan (oven) berudara panas selama

beberapa menit dengan suhu 1110C s.d. 112

0 C kemudian didinginkan.

k. Pembongkaran trolley

Proses bongkar trolley adalah kegiatan mengeluarkan karet remah yang telah

masak/kering dari dalam trolley untuk ditransfer ke tempat penimbangan.

l. Penimbangan, press, sampling, dan pembungkusan

Proses penimbangan, press, sampling maupun pembungkusan merupakan

kegiatan akhir proses produksi sebelum karet remah dikemas/packing dan

diekspor. Setiap bandela karet yang dibongkar dari trolley, dilakukan pemeriksaan

akhir melalui metal detector bilamana masih terdapat kotoran/kontaminan. Untuk

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

31

Universitas Indonesia

memastikan bahwa bagian tengah dari karet remah telah cukup masak dilakukan

dengan cara membelah bandela tersebut di bagian tengahnya. Kemudian

dilakukan penimbangan dengan berat masing-masing 35 kg. Setelah ditimbang,

karet kemudian di-press/dikempa. Untuk keperluan analisa mutu Laboratorium,

maka setiap ton karet (1 Pallet) diambil contoh karet sebanyak 4 sampel pada

interval bandela ke-9 dengan cara memotong dua sisi diagonal seberat @ 1,75 kg.

Kemudian bandela karet tersebut dibungkus dengan kantong plastik SIR yang

sudah ditetapkan sesuai standar yang berlaku.

m. Pengepakan dan marketing

Proses pengepakan dan marketing adalah kegiatan akhir yang dilakukan sebelum

karet SIR disimpan dan atau diekspor. Proses pengepakan ini dilakukan dengan

menyusun bandela karet yang telah dibungkus ke dalam pallet kayu yang telah

disediakan sebelumnya, untuk seterusnya kemasan pallet kayu tersebut ditutup

dan diberi merk (marking) sesuai dengan kontrak penjualan.

n. Penyimpanan produk akhir

Proses penyimpanan produk akhir di sini adalah kegiatan penumpukan/stuffing

barang siap ekspor, yang disusun menggunakan forkflift.

4.2 Proses Financial Due Dilligence terhadap PT XXX

Proses financial due diligence atas PT XXX ini dilakukan melalui beberapa

tahapan, yaitu:

1. Pengisian client acceptance check list

Sebelum menerima penugasan financial due diligence oleh ABC Ltd., seorang

partner in charge atau project manager wajib terlebih dahulu mengisi formulir

client acceptance check list. Adapun formulir ini berisi informasi-informasi

mengenai penugasan yang akan dilakukan. Pada formulir ini akan diuraikan

beberapa hal penting yang berkaitan dengan penugasan, yaitu nama klien, bidang

usaha, jenis penugasan, latar belakang penugasan (client background), fee yang

akan diterima, pengecekan terhadap benturan kepentingan (conflict of interest),

dan penilaian risiko (risk assessment).

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

32

Universitas Indonesia

Pengecekan terhadap benturan kepentingan perlu dilakukan karena situasi yang

dapat menimbulkan benturan kepentingan dapat menimbulkan ancaman terhadap

kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi akuntan publik, yaitu prinsip integritas,

objektivitas, kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional,

kerahasiaan, atau perilaku profesional.

Adapun penilaian risiko ini dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang

dapat menyebabkan risiko, menilai kesignifikanan risiko tersebut dan

kemungkinan terjadinya, lalu mengidentifikasi dampak yang timbul jika risiko itu

terjadi. Setelah selesai melakukan identifikasi tersebut, risiko dinilai apakah

termasuk golongan tinggi, medium, ataupun rendah. Secara keseluruhan, risiko PT

XXX ini dapat diklasifikasikan ke golongan medium.

Setelah diisi dengan lengkap, formulir tersebut akan di-review oleh Division Chief

Operating Officer (DCOO) untuk mendapatkan persetujuan.

2. Pembuatan surat perikatan (engagement letter)

Setelah proyek ini disetujui oleh DCOO, langkah selanjutnya yang dilakukan

adalah pembuatan surat perikatan (engagement letter). Engagement letter ini

memuat beberapa hal, yaitu:

Latar belakang penugasan (preliminary understanding)

Bagian ini meliputi latar belakang dan tujuan dari penugasan tersebut. Dalam

proyek ini, latar belakang penugasannya adalah ABC Ltd yang ingin melakukan

ekspansi usaha ke Indonesia dengan mengakuisisi perusahaan manufaktur karet

remah. Berdasarkan kesepakatan ABC Ltd dan PT XXX, seluruh kewajiban PT

XXX, termasuk pinjaman bank harus diselesaikan sebelum proses akuisisi terjadi.

Untuk membantu penyelesaian kewajiban ini, ABC Ltd juga tidak mengakuisisi

aset lancar PT XXX, seperti persediaan dan piutang. Selain itu, ketika proses

akusisi selesai dilaksanakan, ABC Ltd akan mengubah seluruh sistem operasional

PT XXX yang sebelumnya padat karya menjadi menggunakan mesin. Oleh karena

itu, ABC Ltd sebagai pihak pengakuisisi meminta RSM AAJ selaku konsultan

independen untuk mendampingi ABC Ltd dalam melakukan financial due

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

33

Universitas Indonesia

diligence atas laporan keuangan periode yang berakhir Desember 2009, 2010, dan

2011 serta meberikan saran agar transaksi tersebut tidak merugikan ABC Ltd di

kemudian hari.

Ruang lingkup penugasan (scope of work)

Bagian ini meliputi identifikasi akun atau pos tertentu pada laporan keuangan

yang akan menjadi fokus penugasan dan prosedur yang akan dilakukan untuk

masing-masing akun atau pos tertentu tersebut. Untuk proyek financial due

diligence PT XXX ini, akun-akun yang akan diperiksa adalah kas dan setara kas,

piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, aset tetap, utang usaha, beban yang

masih harus dibayar, pinjaman dari pihak berelasi, pinjaman dari bank atau

institusi finansial lainnya, modal, peristiwa kemudian (subsequent events), serta

kewajiban kontinjensi dan komitmen. Untuk melakukan penugasan ini, RSM AAJ

melaksanakan Agreed Upon Procedures di mana prosedur-prosedurnya telah

disetujui oleh RSM AAJ dan ABC Ltd.

Batasan dari ruang lingkup penugasan (limitation of scope of work)

Bagian ini menguraikan batasan atas prosedur yang akan dilaksanakan. Adapun

dalam proyek ini, batasannya adalah prosedur yang dilaksanakan oleh RSM AAJ

bergantung pada data yang diberikan oleh PT XXX. Disamping itu, RSM AAJ

juga tidak melakukan observasi terhadap kondisi riil dari suatu aset dan juga tidak

mengukur nilai wajarnya. Selain itu, prosedur yang dilakukan RSM AAJ juga

tidak mencakup masalah hukum atau interpretasi perjanjian apapun antara PT

XXX dengan pihak lain.

Periode penugasan (period of assignment)

Bagian ini menguraikan rencana waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

penugasan yang dimulai dari tahap pengumpulan data, kerja di lapangan, sampai

dengan pelaporan. Adapun waktu yang dibutuhkan oleh RSM AAJ untuk

menyelesaikan financial due diligence ini adalah 6 minggu, yang terdiri dari kick

off meeting, field work, dan pembuatan laporan financial due diligence.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

34

Universitas Indonesia

Fee

Pada bagian ini akan dicantumkan fee atas jasa yang diberikan oleh RSM AAJ dan

juga termin pembayarannya. Jumlah fee yang dicantumkan ini merupakan hasil

kesepakatan atas negosiasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh RSM AAJ dan

ABC Ltd.

Disclaimer

Bagian ini merupakan pernyataan bahwa RSM AAJ dalam penugasan ini tidak

memberikan pendapat atas laporan keuangan PT XXX sebagaimana yang biasa

dilakukan dalam proses audit. Selain itu, bagian ini juga memuat bahwa

keandalan, kelengkapan, dan ketepatan dari informasi keuangan ataupun

informasi lainnya yang ditampilkan merupakan tanggung jawab perusahaan.

Batasan penggunaan

Bagian ini menekankan bahwa hasil penugasan yang dilakukan oleh RSM AAJ

hanya diperuntukkan kepada pihak-pihak tertentu yang telah menyetujui prosedur

yang dilaksanakan.

Setelah engagement letter selesai disusun, partner in charge melakukan review

terhadap isinya dan kemudian menandatanganinya. Setelah ditandatangani oleh

partner in charge, engagement letter ini akan dikirimkan kepada klien untuk

memperoleh persetujuan. Setelah engagement letter disetujui oleh klien, proyek

financial due diligence PT XXX ini baru dapat dijalankan.

3. Perencanaan Agreed Upon Procedure

Dalam tahap ini, partner in charge memberikan panduan kepada anggota tim

mengenai prosedur apa saja yang akan dilakukan dan bagian mana yang harus

menjadi perhatian utama. Selain itu, prosedur apa yang akan dilaksanakan dan

tujuan dari prosedur tersebut juga akan dijelaskan secara rinci pada tahapan ini.

Disamping itu, dalam tahap ini anggota tim bersama-sama dengan project leader

juga melakukan pemahaman awal mengenai kondisi industri dari PT XXX ini,

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

35

Universitas Indonesia

seperti pemahaman yang memadai mengenai sifat dan kompleksitas kegiatan

bisnis klien, pengetahuan yang relevan mengenai industri atau hal pokok dari

perikatan, serta peraturan atau persyaratan pelaporan yang relevan. Selain itu,

anggota tim juga melakukan pemahaman terhadap kondisi PT XXX ini yang

meliputi akun-akun yang sifatnya material, kebijakan akuntansi yang digunakan,

struktur organisasi, dan informasi-informasi terkait lainnya.

4. Kick off Meeting

Pada tahapan ini, partner in charge dan anggota tim melakukan rapat permulaan

dengan manajemen PT XXX. Dalam rapat ini dibahas ruang lingkup yang akan

dilaksanakan oleh RSM AAJ, tujuan pelaksanaan financial due diligence, waktu

yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penugasan, serta data-data yang diperlukan

untuk menjalankan prosedur yang disepakati. Selain itu, pada tahapan ini,

manajemen PT XXX juga memberikan gambaran umum mengenai kondisi PT

XXX, baik dari sisi keuangan maupun teknis operasionalnya.

5. Pelaksanaan kerja lapangan (fieldwork)

Pada tahapan ini, anggota tim pergi ke lokasi PT XXX, yaitu di Pontianak dan

melaksanakan prosedur-prosedur yang sudah disepakati sebelumnya. Di

Pontianak ini, tim mengunjungi pabrik produksi karet untuk memahami proses

produksi secara lebih mendalam dan juga kantor pusat. Selain itu, data-data yang

masih tertunda atau belum dikirimkan ke kantor RSM AAJ diminta ketika

melakukan kunjungan ke kantor pusat, seperti bank statement, perjanjian kredit

dengan bank, dan daftar aset tetap. Setelah memperoleh data-data yang tertunda

tersebut, tim mulai melakukan prosedur-prosedur yang disepakati dan kemudian

hasilnya dimasukkan ke dalam kertas kerja.

6. Penyusunan draft laporan final

Setelah menyelesaikan tahapan-tahapan sebelumnya, seluruh anggota tim dalam

proyek ini mulai menyusun laporan atas pelaksanaan tugas tersebut. Adapun

laporan yang dibuat ini meliputi penjelasan prosedur yang dilaksanakan dan

temuan yang didapat sebagaimana diatur oleh pedoman Standar Profesionalisme

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

36

Universitas Indonesia

Akuntan Publik dalam rangka pelaporan agreed upon procedures. Disamping itu,

laporan ini juga memberikan penjelasan bahwa tim RSM AAJ tidak memberikan

pendapat atas kecukupan prosedur yang dilaksanakan karena kecukupan prosedur

merupakan tanggung jawab pemakai dan juga tidak memberikan opini atas

laporan keuangan PT XXX. Laporan yang sudah dibuat oleh anggota tim

kemudian ditelaah oleh manager in charge dan diperiksa kembali oleh partner in

charge. Setelah disetujui oleh partner in charge, laporan ini ditandatangani oleh

partner in charge dan diberikan kepada ABC Ltd sebagai klien.

7. Presentasi hasil penugasan financial due diligence

Bagian ini merupakan tahapan terakhir dari penugasan financial due diligence di

mana project leader mewakili RSM AAJ mempresentasikan hasil penugasan

tersebut kepada klien ABC Ltd. Adapun isi dari presentasi ini meliputi kondisi

keuangan dan teknis operasional PT XXX serta isu-isu penting yang akan menjadi

fokus utama dalam proses negosiasi selanjutnya. Pada presentasi ini, RSM AAJ

hanya menginformasikan fakta yang ditemui selama penugasan dan belum

memberikan saran, pendapat, ataupun solusi atas permasalahan yang ada. Tahapan

presentasi ini seringkali disebut sebagai post-closing meeting. Seharusnya, setelah

presentasi ini dilakukan, tim dapat langsung menyusun laporan akhir financial due

diligence, namun dikarenakan adanya permasalahan perubahan status tanah yang

dimiliki oleh PT XXX yang belum selesai, yaitu dari yang bersertifikat hak milik

menjadi hak guna bangunan, maka laporan akhir financial due diligence ini pun

ditunda sampai permasalahan ini dapat diselesaikan. Latar belakang permasalahan

ini akan dijelaskan lebih rinci pada bagian selanjutnya, yaitu temuan pada proses

financial due diligence atas PT XXX.

Adapun saran, pendapat, ataupun solusi permasalahan yang ada akan diberikan

pada tahapan selanjutnya dari penugasan ini, yaitu tahapan advisory and project

management. Pada umumnya, tahapan advisory and project management ini

dilakukan oleh anggota tim yang jauh lebih berpengalaman dan memiliki

pengetahuan yang cukup memadai mengenai berbagai aspek dari proyek ini,

seperti aspek hukum dan pajak. Oleh karena itu, tahapan ini biasanya dilakukan

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

37

Universitas Indonesia

oleh partner in charge dan manager in charge. Jasa advisory yang diberikan oleh

tim RSM AAJ dalam proyek ini terutama dalam hal status hukum tanah dari PT

XXX. Jasa ini perlu dilakukan karena ABC Ltd merupakan perusahaan yang

berasal dari Thailand sehingga kurang memahami aspek hukum dari tanah di

Indonesia. Selain itu, tim RSM AAJ juga membantu dalam mengevaluasi rencana

efisiensi yang akan dilakukan oleh ABC Ltd, yaitu penggantian proses produksi

yang menggunakan banyak tenaga manusia menjadi mesin. Rencana ini penting

untuk dievaluasi karena banyak dampak signifikan yang dapat terjadi akibat

proses efisiensi ini, misalnya demonstrasi yang disebabkan pemberhentian banyak

tenaga kerja.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh tim RSM AAJ dalam melakukan proyek

financial due diligence ini adalah sistem pencatatan akuntansi PT XXX yang

kurang baik. Sejak awal produksi, yaitu tahun 2006 hingga tahun 2009, PT XXX

mempekerjakan karyawan sebagai tenaga akuntan. Sayangnya, karyawan ini

kurang kompeten sehingga selama beberapa tahun tersebut, terdapat banyak

kesalahan dalam sistem pencatatan akuntansi PT XXX, terutama dalam hal

klasifikasi akun-akun dalam laporan keuangan. Pada tahun 2010, PT XXX

menggunakan tenaga outsource untuk melakukan pencatatan akuntansinya.

Meskipun tenaga outsource tersebut sudah memperbaiki kesalahan-kesalahan

yang ada sebelumnya, tetap terdapat beberapa kesalahan material dalam sistem

pencatatan tersebut. Karena adanya pergantian tenaga akuntan ini, anggota tim

RSM AAJ cukup mengalami kesulitan dalam menanyakan hal-hal yang berkaitan

dengan sistem pencatatan akuntansi PT XXX karena mereka tidak menguasai

keseluruhan pencatatan yang ada.

4.3 Temuan pada Proses Financial Due Diligence atas PT XXX

Pada bagian ini, akan diuraikan temuan yang diperoleh selama proses financial

due diligence PT XXX setelah melakukan prosedur-prosedur yang disepakati.

Adapun prosedur-prosedur yang dilakukan dan temuan-temuan yang ada akan

disajikan per akun.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

38

Universitas Indonesia

4.3.1 Kas dan Setara Kas

Berdasarkan Kieso (2011), kas merupakan aset yang paling likuid dan merupakan

medium pertukaran. Selain itu, Kieso (2011) juga menjelaskan setara kas

merupakan investasi yang sangat likuid dengan jangka waktu pendek yang siap

diubah menjadi sejumlah kas tertentu dan sangat dekat dengan jatuh tempo

sehingga memiliki risiko yang tidak signifikan atas perubahan tingkat suku bunga.

Dalam melakukan prosedur financial due diligence atas kas dan setara kas,

terdapat beberapa prosedur yang dilakukan. Prosedur pertama yang dilakukan

adalah meminta keterangan kepada manajemen apakah terdapat jumlah yang

signifikan dalam akun kas dan setara kas. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan

terhadap dokumentasi pendukung untuk mendeteksi jumlah yang signifikan

tersebut. Dari prosedur ini, dapat diketahui bahwa kas dan setara kas perusahaan

terdiri dari Bank Alpha IDR, Bank Alpha USD, Bank Beta, dan Bank Charlie.

Jumlah yang signifikan dalam kas dan setara kas ini terdapat pada Bank Alpha

USD. Berdasarkan keterangan dari manajemen, PT XXX ini menggunakan Bank

Alpha yang memiliki dua nilai mata uang, yaitu IDR dan USD untuk transaksi

penjualan ekspor yang dilakukan sehingga selalu terdapat jumlah yang signifikan

pada Bank Alpha USD tersebut. Adapun untuk dokumentasi pendukung yang

diperiksa untuk melaksanakan prosedur ini adalah bank statement perusahaan.

Prosedur kedua yang dilakukan untuk proses financial due diligence ini adalah

melakukan tes akurasi matematis dari rekonsiliasi. Namun, prosedur ini tidak

dapat sepenuhnya dilakukan dikarenakan perusahaan hanya melakukan

rekonsiliasi bank sebelum tahun 2010 dan tim RSM AAJ pun tidak memiliki

akses atas data rekonsiliasi tersebut dikarenakan pencatatan akuntansi dan pajak

perusahaan yang sejak tahun 2010 menggunakan jasa outsource sehingga mereka

juga tidak memperoleh data-data rekonsiliasi sebelum tahun 2010. Karena hal itu,

tim RSM AAJ melakukan rekonsiliasi sederhana dengan menggunakan data dari

bank statement dan jurnal umum perusahaan. Dari rekonsiliasi sederhana tersebut,

dapat diperoleh saldo yang hampir sama antara bank statement dan pencatatan

perusahaan. Saldo yang diperoleh tidak sama sepenuhnya dikarenakan rekonsiliasi

ini hanya memasukkan angka-angka yang material.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

39

Universitas Indonesia

Selanjutnya, prosedur ketiga yang dilakukan adalah mengidentifikasi keberadaan

dan jumlah dari cash restrictions. Cash restrictions yang dimaksud adalah

sejumlah saldo kas yang ditahan di suatu bank tertentu selama perusahaan

memiliki pinjaman terhadap bank tersebut. Prosedur ini dilakukan dengan

memeriksa perjanjian kredit yang dimiliki perusahaan dan meminta keterangan

dari manajemen mengenai hal tersebut. Berdasarkan pemeriksaan terhadap

perjanjian kredit dan keterangan dari manajemen, perusahaan tidak memiliki cash

restriction dengan bank apapun.

4.3.2 Piutang Usaha dan Piutang Lainnya

Piutang perusahaan PT XXX terdiri dari dua jenis, yaitu piutang usaha dan

piutang karyawan. Namun, karena piutang karyawan perusahaan tidak signifikan,

maka tidak dilakukan prosedur lebih lanjut atas piutang karyawan ini. Adapaun

untuk melaksanakan proses financial due diligence atas akun piutang usaha,

dilakukan beberapa prosedur. Prosedur pertama yang dilakukan adalah meminta

keterangan dari manajemen apakah terdapat transaksi yang dilakukan oleh debitur

mayoritas dan apakah terdapat piutang dengan saldo yang signifikan. Setelah itu,

untuk memastikan keterangan dari manajemen, dilakukan pengecekan terhadap

jurnal umum perusahaan. Perihal adanya debitur mayoritas dan piutang dengan

saldo yang signifikan perlu diketahui oleh tim untuk melihat apakah perusahaan

memiliki ketergantungan pada sejumlah debitur tertentu dalam usahanya. Terlalu

bergantungnya perusahaan pada debitur tertentu dan memiliki saldo yang

signifikan tidak baik untuk perusahaan karena jika terjadi gagal bayar, likuiditas

perusahaan akan sangat terganggu. Prosedur selanjutnya yang dilakukan adalah

melakukan verifikasi terhadap keberadaan jumlah piutang yang besar tersebut dan

mengidentifikasi apakah pembayaran atas piutang tersebut sudah diterima.

Adapun dari pelaksanaan prosedur pertama ini, dapat diketahui bahwa perusahaan

tidak melakukan kontrak penjualan dengan pembelinya sehingga tidak terdapat

debitur mayoritas. Berdasarkan jurnal umum perusahaan, hanya dapat

diidentifikasi beberapa pembeli yang berasal dari luar negeri. Pada dasarnya,

seluruh transaksi penjualan yang dilakukan oleh PT XXX dilakukan secara tunai

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

40

Universitas Indonesia

sehingga pada tahun 2009 dan 2011, perusahaan tidak memiliki piutang usaha.

Namun, untuk penjualan ekspor, pembayaran dilakukan ketika barang sudah

diterima oleh pembeli sehingga ada selang waktu sekitar dua minggu dari

pengiriman barang hingga waktu pembayaran. Oleh karena itu, pada tahun 2010,

yang juga disebabkan oleh cut-off, terdapat piutang usaha yang cukup signifikan,

yaitu sebesar 15,02% dari total aset lancar. Tetapi, berdasarkan penelusuran pada

bank statement perusahaan, perusahaan sudah menerima pembayaran atas utang

tersebut pada bulan Januari 2011.

Prosedur lain yang dilakukan untuk melakukan proses financial due diligence atas

piutang usaha dan piutang lainnya adalah menelaah dan menganalisis aging

schedule perusahaan. Berdasarkan aging schedule yang tersedia, pada tahun 2009

dan 2011 perusahaan tidak memiliki piutang usaha, sedangkan pada tahun 2010,

piutang usaha yang berjumlah 15,02% dari total aset lancar akan jatuh tempo

kurang dari satu bulan, yaitu pada bulan Januari 2011.

4.3.3 Persediaan

Persediaan perusahaan PT XXX terdiri dari persediaan barang jadi, persediaan

bahan baku, dan persediaan bahan penolong. Prosedur yang dilakukan adalah

menelaah kontrak transaksi dan meminta keterangan dari manajemen apakah

terdapat perubahan persediaan yang signifikan dan di luar ekspektasi manajemen.

Dari prosedur ini, dapat diketahui bahwa perusahaan menggunakan metode FIFO

dalam menghitung persediaannya, yang menunjukkan ketidakkonsistenan dengan

kebijakan akuntansi umum perusahaan pada bagian sebelumnya, yaitu

menggunakan metode rata-rata (average). Selain itu, dari pelaksanaan prosedur

ini, dapat teridentifikasi bahwa tidak terdapat perubahan persediaan yang

signifikan pada tahun 2009, 2010, dan 2011 dikarenakan aktivitas produksi

dilakukan berdasarkan pesanan pelanggan. Rincian persediaan perusahaan dapat

dilihat dari kartu persediaan perusahaaan. Disamping itu, perusahaan terkadang

membeli bahan baku pada harga yang lebih tinggi secara tunai dan harus menjual

barang jadi pada harga yang lebih rendah sesuai keadaan pasar dikarenakan modal

kerja perusahaan yang rendah.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

41

Universitas Indonesia

4.3.4 Aset Tetap

Secara keseluruhan, aset tetap perusahaan terdiri dari bangunan, kendaraan,

peralatan kantor, mesin, dan peralatan laboratorium. Untuk melakukan proses

financial due diligence atas aset tetap, dilakukan beberapa prosedur. Hal pertama

yang dilakukan adalah memperoleh daftar rincian aset tetap yang meliputi

informasi mengenai nama aset, tanggal perolehan, harga perolehan, nilai buku

awal, usia ekonomis, depresiasi per tahun, akumulasi depresiasi, dan nilai buku di

akhir tahun tersebut. Kemudian, untuk meninjau dokumentasi dari kepemilikan

atas aset tetap tersebut, tim meminta bukti kepemilikan terhadap aset tetap

perusahaan tersebut. Berdasarkan rincian aset tetap yang diperoleh, terdapat

perbedaan nilai buku aset tetap antara laporan keuangan yang sudah diaudit

dengan jurnal umum perusahaan pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2009

dan 2011 tidak ditemukan perbedaan. Perbedaan yang terjadi pada tahun 2010 ini

disebabkan oleh adanya kesalahan dalam pengklasifikasian aset tetap menjadi aset

lain-lain. Sedangkan pada tahun 2011, kesalahan pengklasifikasian tersebut sudah

diperbaiki sehingga perhitungan nilai buku aset tetap sudah kembali konsisten

sehingga tidak terdapat perbedaan antara laporan keuangan yang sudah diaudit

dengan jurnal umum perusahaan. Disamping itu, tim hanya memperoleh bukti

kepemilikan atas beberapa aset tetap, yaitu bangunan, kendaraan, dan mesin.

Bukti kepemilikan lain tidak dapat diperoleh dikarenakan sistem

pendokumentasian yang kurang baik.

Prosedur selanjutnya yang dilaksanakan adalah memeriksa konsistensi metode

depresiasi, tingkat depresiasi, nilai sisa yang diperkirakan, dan periode depresiasi.

Berdasarkan daftar aset tetap perusahaan dan dokumen kebijakan akuntansi umum

perusahaan, dapat diketahui bahwa penyusutan aset tetap perusahaan yang

memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dilakukan dengan metode garis lurus

(straight line method) dengan persentase penyusutan 20% per tahun. Disamping

itu, tidak ada nilai sisa yang diperkirakan dalam mendepresiasikan seluruh aset

tetap. Selanjutnya, untuk memeriksa konsistensi metode depresiasi dan kewajaran

tingkat depresiasi, tim mengambil sampel dengan cara scoping, yaitu memilih

sejumlah aset tetap yang bernilai 75% dari seluruh aset tetap yang sudah disusun

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

42

Universitas Indonesia

terlebih dahulu nilainya dari yang paling besar hingga yang paling kecil.

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, diketahui bahwa perhitungan depresiasi aset

tetap perusahaan sudah dilakukan secara wajar.

Disamping itu, tim yang bertugas juga menjalankan prosedur dengan meminta

keterangan dari manajemen mengenai adanya penambahan atau pengurangan aset

tetap yang signifikan. Berdasarkan penelusuran pada daftar aset tetap perusahaan

dan keterangan dari manajemen, pada tahun 2009, 2010, dan 2011 tidak terjadi

penambahan ataupun pengurangan aset tetap yang signifikan.

4.3.5 Utang Usaha

Terdapat beberapa prosedur yang dilakukan dalam proses financial due diligence

atas utang usaha. Prosedur pertama yang dilakukan adalah melakukan tinjauan

terhadap jumlah dan waktu pembayaran utang usaha. Berdasarkan hasil tinjauan

tim, dapat diperoleh bahwa jumlah utang usaha perusahaan pada laporan posisi

keuangan periode 31 Desember 2009, 2010, dan 2011 sangat signifikan, yaitu

lebih dari 80% utang lancar dikarenakan perusahaan berutang dengan pemegang

saham untuk membiayai modal kerjanya yang digunakan untuk membeli bahan

baku dan bensin secara tunai. Pencatatan utang usaha ini merupakan pencatatan

yang salah klasifikasi sehingga harus direklasifikasi menjadi utang pemegang

saham. Selain itu, berdasarkan keterangan dari manajemen, tidak terdapat

perjanjian utang apapun dengan pemegang saham sehingga tidak memiliki tanggal

jatuh tempo pembayaran utang.

Prosedur selanjutnya yang dilakukan adalah meminta keterangan dari manajemen

apakah terdapat saldo utang signifikan dan apakah terdapat kreditur mayoritas.

Seperti hasil yang diperoleh dari prosedur sebelumnya, kreditur dari perusahaan

ini hanya pemegang saham perusahaan itu sendiri, oleh karena itu tidak terdapat

kreditur mayoritas.

Prosedur berikutnya yang dilakukan adalah melakukan verifikasi dari pemasok

mengenai transaksi pembelian serta mengecek apakah pembayaran sudah benar

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

43

Universitas Indonesia

dilakukan. Dengan melakukan pengecekan pada buku persediaan, jurnal umum,

nota pembayaran, dan bank statement perusahaan, dapat diverifikasi bahwa

transaksi pembelian yang ada bukanlah transaksi fiktif dan pembayarannya pun

sudah dilakukan kepada pemasok.

4.3.6 Beban yang Masih Harus Dibayar

Beban yang masih harus dibayar merupakan beban yang terjadi namun belum

dibayarkan. Terdapat dua prosedur yang dilakukan ketika melakukan proses

financial due diligence atas akun beban masih harus dibayar, yaitu meminta

keterangan kepada manajemen dan mengidentifikasi adanya jenis-jenis beban

yang masih harus dibayar yang signifikan dan tidak biasa serta melakukan

pemeriksaan terhadap dokumentasi pendukung terhadap jenis-jenis yang

signifikan dan tidak biasa tersebut. Prosedur pengidentifikasian beban yang masih

harus dibayar dilakukan dengan memeriksa jurnal umum perusahaan.

Adapun hasil dari pelaksanaan prosedur ini adalah dapat diidentifikasi bahwa

biaya yang masih harus dibayar perusahaan terdiri dari utang gaji dan utang

Jamsostek. Adapun dokumentasi pendukung dari utang gaji dapat dilihat dari

buku pencatatan gaji perusahaan. Disamping itu, berdasarkan keterangan dari

manajemen, seluruh beban yang masih harus dibayar ini akan diselesaikan

sebelum proses akuisisi dilaksanakan.

4.3.7 Pinjaman dari Pihak Berelasi

Terdapat beberapa prosedur untuk melakukan proses financial due diligence atas

pinjaman dari pihak berelasi. Prosedur pertama yang dilakukan adalah

pengidentifikasian adanya pinjaman dari pihak berelasi yang dilakukan dengan

meminta keterangan dari manajemen mengenai ada atau tidaknya fasilitas kredit

dan pembiayaan dari pihak berelasi, memperoleh dan mempelajari dokumen yang

relevan, serta menanyakan apakah perusahaan pernah melanggar perjanjian yang

signifikan sebelumnya, dan memeriksa jurnal umum perusahaan. Dari prosedur

pertama ini, dapat diketahui bahwa baik pada tahun 2009, 2010, ataupun 2011,

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

44

Universitas Indonesia

perusahaan tidak memiliki pinjaman dari pihak berelasi. Dengan demikian,

prosedur selanjutnya dari pinjaman dari pihak berelasi tidak perlu dilakukan lagi.

4.3.8 Pinjaman dari Bank atau Institusi Finansial Lainnya

Pinjaman dari bank yang dimiliki oleh perusahaan cukup signifikan, yaitu 20%

dari jumlah kewajiban pada tahun 2009 dan 2010 serta 42% dari jumlah

kewajiban pada tahun 2011. Prosedur pertama yang dilakukan untuk melakukan

proses financial due diligence adalah mengidentifikasi dan meminta keterangan

dari manajemen mengenai fasilitas kredit dan pembiayaan dari bank yang sudah

ada, serta memperoleh dan mempelajari dokumen yang relevan. Disamping itu,

tim yang bertugas juga harus memperoleh pemahaman mengenai tujuan pinjaman

dengan pihak ketiga. Selanjutnya, tim juga harus memperoleh informasi dari

manajemen apakah terdapat perjanjian signifikan yang pernah dilanggar

sebelumnya. Selain meminta keterangan dari manajemen, prosedur ini juga

dilakukan dengan memeriksa bank statement perusahaan dan perjanjian kredit

yang ada. Dari prosedur ini, dapat diidentifikasi bahwa selama tahun 2009, 2010,

dan 2011, perusahaan hanya menggunakan fasilitas kredit dari Bank Beta dengan

periode 12 bulan dan tingkat suku bunga 10% per tahun dan tidak terdapat

indikasi pelanggaran perjanjian kredit yang dilakukan perusahaan dengan bank

tersebut. Utang bank ini digunakan oleh perusahaan sebagai modal kerja karena

perusahaan menjalankan transaksinya secara tunai. Jumlah utang bank perusahaan

ini juga masih dalam batasan kredit yang diberikan oleh bank dan akan jatuh

tempo satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 2012.

Setelah mengidentifikasi adanya utang bank oleh perusahaan, prosedur yang

selanjutnya dilakukan adalah memperoleh dan menganalisis jadwal pembayaran

utang per tanggal laporan posisi keuangan. Pada prosedur ini, tim yang bertugas

tidak memiliki akses terhadap jadwal pembayaran utang perusahaan dikarenakan

perusahaan tidak membuat jadwal pembayaran utang tersebut. Namun,

berdasarkan keterangan dari manajemen dan pengecekan pada bank statement

perusahaan, dapat diidentifikasi bahwa perusahaan melakukan pembayaran sesuai

dengan termin pembayaran yang seharusnya.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

45

Universitas Indonesia

Prosedur selanjutnya yang dilakukan adalah memperoleh dan menganalisis daftar

aset yang dijaminkan perusahaan atas utang yang ada. Berdasarkan daftar aset

yang dijaminkan perusahaan atas utang yang ada, dapat diidentifikasi bahwa aset

yang dijaminkan perusahaan untuk utang bank tersebut terdiri dari tanah yang

dimiliki pemegang saham, gedung, deposito Bank Beta, dan persediaan.

Kemudian, tim juga meminta bukti kepemilikan atas aset yang dijaminkan

tersebut dan perusahaan dapat menunjukkan bukti kepemilikan atas aset-aset yang

dijaminkan.

4.3.9 Modal

Modal perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu modal disetor dan saldo laba.

Terdapat dua prosedur yang dilakukan untuk melakukan proses financial due

diligence atas modal, yaitu mengidentifikasi adanya perubahan modal yang

signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan mengecek notulensi rapat

pemegang saham. Dengan menelusuri jurnal umum perusahaan dan laporan

keuangan perusahaan yang sudah diaudit, dapat teridentifikasi bahwa modal

disetor perusahaan tidak mengalami perubahan, namun untuk saldo laba, terjadi

perubahan yang sangat signifikan. Pada tahun 2009, saldo laba perusahaan

bernilai positif atau memperoleh keuntungan, namun pada tahun 2010 dan 2011,

saldo laba perusahaan bernilai negatif atau menderita kerugian. Dengan saldo laba

yang negatif pada tahun 2010 dan 2011, modal perusahaan secara keseluruhan

mengalami perubahan yang siginifikan dari tahun 2009 hingga 2011. Disamping

itu, tim yang bertugas juga tidak memperoleh notulensi rapat pemegang saham

dikarenakan perusahaan tidak membuat notulensi rapat.

4.3.10 Peristiwa Kemudian (Subsequent Events)

Pemegang saham PT XXX berencana menambah modal sebesar USD5.000.000

untuk memperoleh tanah yang selama ini disewa dari pemegang sahamnya

sendiri. Sampai dengan tanggal penyusunan laporan, status tanah tersebut masih

bersertifikat hak milik (SHM) atas nama pemegang saham perusahaan dan sedang

dalam proses penggantian status menjadi hak guna bangunan (HGB) atas nama PT

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

46

Universitas Indonesia

XXX. Selain itu, perusahaan berencana mendivestasikan 97% sahamnya kepada

pihak pengakuisisi.

Disamping itu, berdasarkan keterangan dari manajemen, pada tahun 2012

perusahaan sudah menjual aset tetap yang tidak berhubungan dengan aktivitas

produksi karet remah. Perusahaan ini dapat memiliki aset tetap yang tidak

berhubungan dengan aktivitas produksi karet remah disebabkan sebelum

memasuki bisnis produksi karet remah pada tahun 2006, aktivitas bisnis utama

perusahaan ini merupakan pengolahan kayu lapis.

4.3.11 Kewajiban Kontinjensi dan Komitmen

Berdasarkan Arens (2008), kewajiban kontinjensi merupakan kewajiban yang

berpotensi terjadi di masa mendatang kepada pihak luar dan jumlahnya tidak

diketahui yang berasal dari aktivitas yang sudah terjadi. Selain itu, Arens (2008)

juga menyebutkan bahwa karakteristik yang paling penting dari komitmen adalah

perjanjian bahwa perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian

tersebut di masa mendatang dan dalam keadaan apapun.

Untuk melakukan proses financial due diligence atas kewajiban kontijensi dan

komitmen, terdapat beberapa prosedur, yaitu meminta keterangan dari manajemen

mengenai deskripsi dan evaluasi litigasi serta kebijakan dan prosedur yang

diadopsi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menghitung litigasi, tuntutan,

serta pembebanan lainnya. Berdasarkan informasi dari manajemen, perusahaan

tidak memiliki permasalahan yang berkaitan dengan litigasi, tuntutan, dan

pembebanan lainnya. Hal ini didasari pemahaman bahwa perusahaan tidak

memiliki perjanjian jual beli, sewa, royalti, pembagian keuntungan, ataupun

pembagian bonus dengan pihak lain. Selain itu, pembayaran utang bank yang

sesuai dengan termin pembayaran selama beberapa tahun belakangan juga

menunjukkan bahwa penuntutan perusahaan atas perjanjian kredit dengan bank

juga memiliki kemungkinan yang relatif kecil.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

47

Universitas Indonesia

Prosedur selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan pengecekan pada laporan

laba rugi perusahaan apakah beberapa tahun belakangan ini terdapat biaya

tuntutan pajak. Dari prosedur ini dapat diidentifikasi bahwa tidak terdapat biaya

tuntutan pajak selama beberapa tahun belakangan.

4.4 Analisis Rasio Keuangan PT XXX

Analisis rasio keuangan PT XXX ini terdiri dari tiga bagian, yaitu analisis

profitabilitas, analisis turnover, serta analisis likuiditas dan solvabilitas

perusahaan. Analisis ini akan membantu auditor dalam menilai performa

perusahaan dan mempertimbangkan kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern). Adapun keterangan lebih rinci mengenai

perubahan akun-akun laporan keuangan PT XXX dari tahun 2009 hingga 2011

dapat dilihat pada lampiran yang disertakan dalam laporan ini.

4.4.1 Analisis Profitabilitas

Dalam melakukan analisis profitabilitas perusahaan PT XXX, dilakukan

perhitungan net profit margin, gross profit margin, return on equty, dan return on

aset. Di bawah ini akan disajikan tabel rasio profitabilitas PT XXX.

Tabel 4.1 Tabel Rasio Profitabilitas PT XXX

Profitability Ratio 2009 2010 2011

Net Profit Margin 0,04% -0,24% 0,01%

Gross Profit Margin 2,65% 2,29% 2,56%

ROE 9,83% 340,99% -17,17%

ROA 0,14% -1,54% 0,06%

Sumber: Laporan Financial Due Diligence RSM AAJ (telah diolah kembali)

Rasio profitabilitas perusahaan cenderung berfluktuasi dari tahun 2009, 2010, dan

2011. Pada tahun 2010, net profit margin perusahaan menurun dari tahun

sebelumnya dan bahkan bernilai negatif dikarenakan perusahaan menderita

kerugian yang disebabkan fluktuasi harga karet internasional dan valuta asing.

Pendapatan utama perusahaan berasal dari penjualan ekspor SIR 20, sehingga

pada tahun 2010 ketika harga karet internasional turun dan USD mengalami

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

48

Universitas Indonesia

apresiasi dibandingkan tahun sebelumnya, perusahaan mengalami kerugian.

Seiring membaiknya perekonomian global pada tahun 2011, perusahaan mulai

dapat memperbaiki kondisi bisnisnya sehingga dapat meningkatkan net profit

margin, namun masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2009.

Gross profit margin perusahaan pada tahun 2010 lebih rendah dibandingkan tahun

2009 dan gross profit margin tahun 2011 lebih tinggi dibandingkan tahun 2010,

namun demikian perubahan gross profit margin dari tahun 2009 hingga 2011

tidak terlalu jauh atau masih sekitar 2% hingga 3%. Disamping itu, gross profit

margin perusahaan pada tahun 2010 masih bernilai positif, tidak seperti net profit

margin yang bernilai negatif dikarenakan pendapatan yang diperoleh perusahaan

masih dapat menutupi harga pokok penjualan.

Pada tahun 2010, ROE perusahaan bernilai sangat tinggi dibandingkan ROE tahun

2009. Hal ini bukan disebabkan karena tingkat pengembalian bagi pemegang

saham yang jauh lebih besar dari tahun 2009, namun dikarenakan pendapatan

bersih dan total ekuitas perusahaan yang negatif. Adapun ROE pada tahun 2011

bernilai negatif disebabkan oleh total ekuitas perusahaan yang negatif dan

pendapatan bersih perusahaan yang sudah kembali positif.

ROA perusahaan pada tahun 2010 juga bernilai negatif disebabkan pendapatan

bersih perusahaan yang bernilai negatif. Hal ini menunjukkan profitabilitas aset

per Rupiah yang tidak baik. Sedangkan pada tahun 2009 dan 2011, ROA

perusahaan bernilai positif namun tidak terlalu besar.

4.4.2 Analisis Turnover

Dalam melakukan analisis turnover, dilakukan perhitungan inventory turnover,

dan total aset turnover. Analisis turnover ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan

seberapa efisien atau intensif sebuah perusahaan menggunakan asetnya untuk

menghasilkan penjualan. Selanjutnya akan disajikan tabel rasio turnover.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

49

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 Tabel Rasio Turnover PT XXX

Activity Ratio 2009 2010 2011

Inventory Turnover 4,84 9,82 6,21

Total Aset Turnover 3,13 6,35 5,17

Sumber: Laporan Financial Due Diligence RSM AAJ (telah diolah kembali)

Inventory turnover perusahaan secara signifikan meningkat dari tahun 2009

hingga 2010 disebabkan kenaikan volume penjualan yang berimplikasi pada

kenaikan jumlah harga pokok penjualan di tahun 2010, yaitu sebesar 163,62%

dibandingkan tahun 2009. Namun demikian, inventory turnover pada tahun 2011

kembali menurun disebabkan penurunan volume penjualan sehingga harga pokok

penjualan pun menurun. Adapun untuk total aset turnover, pada tahun 2010 dan

2011 lebih tinggi dibandingkan tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa

perusahaan cukup efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan

penjualan yang lebih tinggi.

4.4.3 Analisis Likuiditas dan Solvabilitas

Untuk melakukan analisis likuiditas dan solvabilitas perusahaan, dilakukan

perhitungan current ratio, quick ratio, cash ratio, dan debt-to-equity ratio. Berikut

ini akan disajikan tabel rasio likuiditas dan solvabilitas.

Tabel 4.3 Tabel Rasio Likuiditas dan Solvabilitas PT XXX

Solvency & Liquidity Ratios 2009 2010 2011

Current Ratio 0,97 1,05 1,46

Quick Ratio 0,17 0,26 0,07

Cash Ratio 0,17 0,10 0,03

Debt-to-Equity Ratio 69,90 -222,05 -275,36

Sumber: Laporan Financial Due Diligence RSM AAJ (telah diolah kembali)

Dari tahun 2009 hingga 2011, current ratio perusahaan terus meningkat. Hal ini

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengatasi kewajiban lancarnya

dengan menggunakan aset lancar. Namun demikian, quick ratio perusahaan sangat

rendah yang mana menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengatasi

kewajiban lancarnya dengan menggunakan aset yang mendekati kas sangatlah

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

50

Universitas Indonesia

rendah. Selain itu, cash ratio perusahaan yang sangat rendah menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam mengatasi kewajiban lancarnya dengan

menggunakan kas juga sangat rendah. Terakhir, debt-to-equity ratio perusahaan

yang sangat tinggi menunjukkan struktur kapital perusahaan yang sangat

didominasi oleh utang. Pada tahun 2010 dan 2011, debt-to-equity ratio perusahaan

bernilai negatif karena total ekuitas perusahaan bernilai negatif.

4.5 Analisis Going Concern PT XXX Berdasarkan PSA No. 30

Berdasarkan PSA No. 30, auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai

kondisi atau peristiwa tertentu yang secara keseluruhan menunjukkan adanya

kesangsian besar tentang going concern. Kondisi atau peristiwa tersebut dapat

menjadi signifikan ataupun tidak tergantung pada keadaan, dan beberapa di

antaranya mungkin menjadi signifikan hanya jika ditinjau bersama-sama dengan

kondisi atau peristiwa yang lain. Beberapa contoh kondisi dan peristiwa yang

diberikan oleh PSA No. 30 adalah tren negatif, seperti kerugian operasi yang

berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan

usaha, serta rasio keuangan penting yang jelek dan masalah internal, seperti

pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan

besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat

ekonomis, serta kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.

Kondisi tren negatif secara keseluruhan dimiliki oleh PT XXX, yaitu kerugian

operasi yang sampai mengakibatkan total ekuitas perusahaan bernilai negatif;

kekurangan modal kerja sehingga struktur kapital perusahaan sebagian besar

adalah utang; serta rasio keuangan penting yang buruk, antara lain net profit

margin yang sempat bernilai negatif, gross profit margin yang sangat rendah;

ROE serta ROA yang rendah dan bahkan sempat bernilai negatif; quick ratio serta

cash ratio yang sangat rendah; dan debt-to-equity ratio yang sangat tinggi.

Sedangkan untuk masalah internal, PT XXX banyak melakukan ekspor ke Cina

dan Eropa yang perekonomiannya sedang memburuk. Hal ini dapat menyebabkan

penjualan PT XXX juga akan menurun dikarenakan daya beli masyarakat Cina

dan Eropa yang melemah.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

51

Universitas Indonesia

Disamping itu, berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan oleh tim penugasan

financial due diligence RSM AAJ dengan ABC Ltd yang merupakan perusahaan

karet dengan pengalaman dalam proses produksi, pemasaran, dan ekspor karet

remah selama lebih dari dua puluh tahun, terdapat tiga kunci sukses utama dalam

menjalankan bisnis karet remah ini, yaitu:

a. Memiliki branding yang kuat. Tujuan dari branding ini adalah membangun

kesadaran dan preferensi di antara konsumen untuk memilih merk pemasok

tertentu (Norris, 1992). Selanjutnya, juga dijelaskan bahwa branding dapat

memunculkan keunggulan kompetitif untuk mengkomunikasikan kualitas

produk akhir dan memberikan sinyal kepada konsumen bahwa produknya

memiliki kualitas yang superior terhadap merk kompetitornya. Strategi inilah

yang dilakukan oleh ABC Ltd selama puluhan tahun sehingga ABC Ltd dapat

memiliki pasar untuk konsumennya.

b. Memiliki modal kerja yang kuat. Harga komoditi karet remah tidak terlepas

dari fluktuasi harga karet dunia sehingga apabila harga karet dunia naik ataupun

turun, pasar domestik harus mengikuti harga internasional tersebut

(www.bumn.go.id, diakses 18 November 2012). Dengan demikian, jika

perusahaan memiliki modal kerja yang kuat, perusahaan dapat membeli bahan

baku ketika harga karet internasional turun, berproduksi, lalu melakukan

penjualan SIR 20 ketika harga karet internasional naik kembali sehingga

keuntungan yang diperoleh perusahaan pun akan lebih tinggi. Namun, jika

modal kerja perusahaan tidak kuat sebagaimana yang dialami oleh PT XXX ini,

perusahaan baru akan membeli bahan baku ketika ada pesanan dan jika pada

saat pesanan diterima, harga karet internasional sedang naik, maka perusahaan

akan membeli bahan baku dengan harga yang lebih tinggi sehingga keuntungan

perusahaan akan lebih kecil. Hal yang lebih buruk akan terjadi jika pada saat

penjualan, harga karet dunia sedang menurun. Hal ini akan mengakibatkan

keuntungan perusahaan semakin menurun.

c. Produksi yang efektif dan efisien. Dalam menjalankan proses produksinya, PT

XXX banyak menggunakan tenaga manusia. Berdasarkan hasil diskusi dengan

ABC Ltd. yang dilakukan selama waktu penugasan, untuk memproduksi karet

remah yang efektif dan efisien, tidak diperlukan banyak tenaga manusia untuk

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

52

Universitas Indonesia

menjalankan proses produksi, melainkan tenaga mesin. Adapun tenaga manusia

hanya diperlukan untuk melakukan pengawasan. Sistem inilah yang akan

diperbarui oleh ABC Ltd dalam proses produksi PT XXX ketika proses akuisisi

dilakukan.

Berdasarkan PSA No. 30 dan faktor-faktor penentu kesuksesan perusahaan

manufaktur karet seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka going concern PT

XXX sangat diragukan.

4.6 Peran Auditor dalam Mempertimbangkan Kemampuan PT XXX dalam

Mempertahankan Kelangsungan Hidup (Going Concern)

Berdasarkan PSA No. 30 yang diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

dalam mempertimbangkan kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya, auditor dapat melihat dari dua aspek, yaitu aspek

finansial dan operasional. Auditor harus dapat mengidentifikasi aspek mana yang

menyebabkan going concern suatu perusahaan diragukan. Selain itu, auditor juga

harus mengidentifikasi apakah aspek operasional yang terganggu tersebut

merupakan faktor yang dapat dikendalikan atau tidak.

Aspek finansial yang seringkali diperhatikan oleh auditor dalam melakukan

penilaian going concern adalah utang dan aliran kas. Adapun aspek operasional

yang masih dapat dikendalikan dan seringkali menjadi perhatian auditor adalah

hilangnya pembeli mayoritas yang mengakibatkan perusahaan kehilangan

pendapatannya. Sedangkan aspek operasional yang tidak dapat dikendalikan

merupakan aspek operasional yang disebabkan faktor eksternal.

Disamping itu, auditor juga perlu berhati-hati dalam menyimpulkan suatu temuan

agar tidak menjadi rancu, misalnya temuan atas aliran kas yang negatif. Jika aliran

kas yang negatif disebabkan oleh beban yang lebih besar daripada pendapatan

atau kegiatan operasional lainnya, maka going concern perusahaan tersebut dapat

diragukan. Namun, jika cash flow yang negatif disebabkan perusahaan membeli

mesin yang akan meningkatkan efisiensi operasional atau dengan kata lain

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

53

Universitas Indonesia

kegiatan investasi, maka perlu dipertimbangkan lebih lanjut untuk meragukan

going concern perusahaan tersebut karena perusahaan tersebut sebenarnya sedang

bertumbuh sehingga memiliki pengeluaran yang relatif besar.

Pada dasarnya dalam proses financial due diligence, auditor tidak memiliki

tanggung jawab untuk mempertimbangkan going concern perusahaan. Namun

demikian, proses pengidentifikasian ini dapat dilakukan untuk membantu pihak

pengakuisisi dalam melakukan negosiasi harga. Jika pertimbangan auditor

mengenai going concern perusahaan sangat diragukan, maka pihak pengakusisi

dapat menekan harga beli karena setelah proses akusisi selesai dilakukan,

pengakuisisi masih harus memperbaiki aspek-aspek yang menyebabkan going

concern perusahaan tersebut diragukan. Sebaliknya, jika pertimbangan auditor

mengenai going concern perusahaan tidak diragukan, maka pihak yang diakuisisi

tidak akan menjual perusahaannya dengan harga yang rendah.

Namun demikian, faktor going concern ini hanya merupakan salah satu faktor

yang membentuk nilai wajar suatu perusahaan ketika diakuisisi. Masih banyak

faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam membentuk nilai wajar perusahaan,

misalnya potensi perusahaan di masa mendatang, perkembangan industri, kondisi

perekonomian serta stabilitas politik baik di tempat perusahaan beroperasi

maupun global, dan lain-lain.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

54 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Proses financial due diligence merupakan proses yang penting dilakukan ketika

suatu perusahaan ingin mengakuisisi perusahaan lain sebab proses financial due

diligence memberikan analisis kritis yang memberikan informasi mengenai

keseluruhan proses akuisisi, termasuk prospek penjualan historis, informasi

keuangan, tim manajemen, serta aset fisik (Lebedow, 1999). Dalam proyek

financial due diligence atas PT XXX ini, dilakukan agreed upon procedure, yaitu

perikatan dimana akuntan ditugasi oleh klien untuk menerbitkan laporan tentang

temuan berdasarkan prosedur khusus yang dilaksanakan terhadap hal tertentu

tentang unsur, akun, atau pos suatu laporan keuangan.

Latar belakang penugasan financial due diligence atas PT XXX ini adalah ABC

Ltd yang ingin melakukan ekspansi usaha ke Indonesia melalui proses akuisisi.

Dengan luasnya area perkebunan karet dan besarnya volume produksi karet di

Indonesia, sebenarnya usaha manufaktur karet remah di Indonesia merupakan

usaha yang memiliki potensi yang baik. Namun demikian, dikarenakan branding

yang tidak kuat di pasar, modal kerja yang tidak kuat, dan proses produksi yang

kurang efektif dan efisien, usaha PT XXX menjadi kurang menguntungkan. Hal

ini dapat dilihat dari temuan-temuan selama proses financial due diligence dan

analisis profitabilitas, turnover, likuiditas dan solvabilitas perusahaan PT XXX

yang dilakukan selama proses financial due diligence.

Proses financial due diligence yang dilakukan atas PT XXX ini meliputi analisis

going concern perusahaan PT XXX itu sendiri. Dari analisis yang dilakukan

berdasarkan PSA No. 30, dapat diidentifikasi bahwa PT XXX memiliki tren

negatif, yaitu kerugian operasi, kekurangan modal kerja, serta rasio keuangan

yang buruk dan masalah internal, yaitu PT XXX banyak melakukan ekspor ke

Cina dan Eropa yang perekonomiannya sedang memburuk sehingga dapat

menyebabkan penjualan PT XXX juga akan menurun dikarenakan daya beli

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

55

Universitas Indonesia

masyarakat Cina dan Eropa yang melemah. Berdasarkan PSA No. 30 dan faktor-

faktor penentu kesuksesan perusahaan manufaktur karet, dapat disimpulkan going

concern PT XXX diragukan.

Pada dasarnya dalam proses financial due diligence, auditor tidak memiliki

tanggung jawab untuk mempertimbangkan going concern perusahaan. Namun

demikian, proses pengidentifikasian ini dapat dilakukan untuk membantu pihak

pengakuisisi dalam melakukan negosiasi harga.

5.2 Saran

Pada bagian ini akan disampaikan saran penulis ke dua pihak, yaitu PT XXX dan

RSM AAJ. Saran bagi PT XXX adalah:

a. Mengklasifikasikan akun-akun pada laporan keuangan dengan tepat. Hal ini

penting untuk dilakukan karena kesalahan klasifikasi dapat menyebabkan

kerancuan bagi pengguna laporan keuangan.

b. Membuat sistem pendokumentasian yang baik. Sistem pendokumentasian yang

baik dapat menunjukkan kontrol internal perusahaan yang baik dan dapat

membantu perusahaan bilamana terjadi hal-hal yang di luar ekspektasi

manajemen, misalnya kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.

c. Membuat kontrak pembelian dengan pemasok dan kontrak penjualan dengan

pembeli. Dikarenakan harga karet remah sangat dipengaruhi oleh harga karet

internasional, maka perlu dilakukan kontrak pembelian dan penjualan untuk

mencegah fluktuasi harga beli dan harga jual karet yang dapat menyebabkan

keuntungan perusahaan semakin menipis.

d. Melakukan lindung nilai (hedging) atas transaksi yang menggunakan kurs mata

uang asing. Meskipun transaksi dengan produk derivatif seperti futures belum

populer dilakukan di Indonesia, namun hal ini dapat dipertimbangkan sebagai

alternatif untuk melindungi nilai kurs yang seringkali menjadi mata uang dalam

perdagangan ekspor PT XXX.

e. Melakukan efektifitas dan efisiensi dalam proses produksi karet remah, yaitu

dengan lebih banyak menggunakan tenaga mesin dibandingkan manusia.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

56

Universitas Indonesia

f. Menciptakan branding yang kuat di pasar sehingga dapat menjadi keunggulan

kompetitif dari produk yang dijual dibandingkan dengan kompetitior lain.

Adapun saran bagi RSM AAJ adalah:

a. Memberikan pelatihan yang memadai kepada para auditor junior sebelum

dilibatkan dalam penugasan dikarenakan para auditor junior yang tidak

memiliki pengalaman kerja sebelumnya kurang memahami proses financial

due diligence itu sendiri.

b. Meningkatkan supervisi kepada para auditor junior sebab para auditor junior

belum mengetahui dengan jelas bagaimana prosedur-prosedur yang ada harus

dilakukan dan standar-standar apa saja yang harus diikuti.

c. Meningkatkan kreatifitas dalam penyajian pelaporan, misalnya bentuk visual

yang lebih menarik. Hal ini dapat membuat pengguna laporan semakin

memahami isi laporan.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

57 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2008). Auditing and Assurance

Services 12th

Edition. USA: Prentice Hall Business Publishing.

BvHD. 18 Januari 2013. <www.bvhd.dk>

Corporate Catalyst India. 15 November 2012. <www.cci.in>

Employee Handbook RSM AAJ Associates. (2012). RSM AAJ Associates.

Graham, Andrew. (2001). “Financial Due Diligence”. Accountancy Ireland 33,3:

28.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, George Foster. (2009). Cost Accounting:

A Managerial Emphasis 13th

edition. USA: Prentice Hall Business Publishing.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Revisi 2010. Jakarta: IAI.

Indonesia. Badan Pusat Statistik. 15 November 2012. <www.bps.go.id>.

Indonesia. Badan Umum Milik negara. 18 November 2012. <www.bumn.go.id>.

Indonesia. Kementerian Perindustrian. “Gambaran Sekilas Perindustrian Karet”.

14 November 2012. <www.kemenperin.go.id>.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesi Akuntan Publik Revisi

2011. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kieso, Weygandt, & Warfield. (2007). Intermediate Accounting 12th Edition.

USA: John Wiley & Sons, Inc.

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

58

Universitas Indonesia

Leebedow, Aaron L. (1999). “Due Diligence: More than A Financial Exercise”.

The Journal of Business Strategy 20,1: 12.

Minter Ellison. 18 Januari 2013. < www.minterellison.com >

Norris, Donald G. (1992). “Ingredient Branding: A Strategy Option with Multiple

Beneficiaries”. The Journal of Consumer Marketing 9,3: 19.

O’Reilly, Pat. (2005). “Financial Due Diligence: A Review of Key Issues”.

Accountancy Ireland 37,6: 38.

Paschall, A Neil, Russel, Christoper L. (2004). “Financial and Legal Due

Diligence Joined at the Hip”. Valuation Strategies 7,5: 34.

Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, and Bradford D. Jordan. (2008).

Corporate Finance Fundamentals 8th Edition. New York: McGraw-Hill

Companies Inc.

RSM AAJ Associates. 15 November 2012. <www.rsmaajassociates.com>

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

Lam

pira

n 1

Lap

ora

n L

ab

a R

ugi P

T X

XX

un

tuk

Perio

de y

an

g B

erak

hir 3

1 D

esem

ber 2

009, 2

010, 2

011

(telah

dio

lah

lem

bali)

AC

CO

UN

T2009

∆%

2010

∆%

2011

Tota

l Reven

ue

152,2

92,5

23,2

82.0

0

162.6

7%

400,0

22,5

25,1

80.0

0

-13.5

5%

345,8

34,1

20,5

33.9

6

Dom

estic

Sale

s95,8

81,1

18,2

55.0

0

-11.6

1%

84,7

51,2

94,6

80.0

0

40.1

7%

118,7

98,6

77,6

31.2

0

Ex

port S

ale

s56,3

65,2

10,3

15.0

0

459.1

5%

315,1

67,6

27,5

12.0

0

-28.2

8%

226,0

52,3

07,6

86.5

2

Non-b

usin

ess R

evenue

46,1

94,7

12.0

0

124.2

7%

103,6

02,9

88.0

0

848.9

4%

983,1

35,2

16.2

4

Cost o

f Good

s S

old

148,2

62,7

24,8

10.0

0

163.6

2%

390,8

56,6

66,0

05.0

0

-13.7

8%

336,9

90,3

64,1

74.7

2

Gross M

argin

4,0

29,7

98,4

72.0

0

127.4

5%

9,1

65,8

59,1

75.0

0

-3.5

1%

8,8

43,7

56,3

59.2

4

Gen

eral &

Ad

min

istr

atio

n E

xp

en

ses:

Wages

982,7

56,0

00.0

0

95.4

7%

1,9

21,0

36,3

68.0

0

50.8

0%

2,8

96,9

52,5

44.0

0

Supplie

s, P

hoto

copy, P

rint, a

nd S

tam

p196,9

60,0

85.0

0

-76.9

1%

45,4

77,7

28.0

0

-40.4

5%

27,0

81,8

32.0

0

Offic

e E

xpenses

107,4

71,5

00.0

0

57.1

3%

168,8

65,5

00.0

0

-99.2

9%

1,2

00,0

00.0

0

Offic

e S

upplie

s2,9

91,0

00.0

0

2660.2

4%

82,5

58,7

40.0

0

-33.1

8%

55,1

65,6

49.0

0

Docum

ent F

inis

hin

g

Mark

etin

g E

xpenses

Utilitie

s272,4

86,9

66.0

0

-8.0

5%

250,5

39,4

40.0

0

-99.8

4%

412,5

00.0

0

Handphone

7,0

76,5

00.0

0

13.6

3%

8,0

41,0

00.0

0

-78.6

2%

1,7

19,0

00.0

0

Security

& C

leanin

g D

ues

43,1

87,2

50.0

0

-81.3

7%

8,0

46,1

00.0

0

-49.7

9%

4,0

40,0

00.0

0

Tra

nsport F

ee

2,1

00,0

00.0

0

10499.6

9%

222,5

93,5

34.0

0

-73.2

5%

59,5

52,3

00.0

0

Mail &

Ship

pin

g1,2

57,9

00.0

0

97.0

8%

2,4

79,1

11.0

0

307.3

4%

10,0

98,4

99.0

0

Insura

nce

88,2

06,2

39.0

0

33.3

8%

117,6

45,1

51.0

0

21.2

3%

142,6

22,0

00.0

0

Fuel, P

ark

ing

15,9

91,9

31.0

0

297.2

6%

63,5

29,8

75.0

0

21.1

6%

76,9

71,6

63.0

0

Vehic

le S

pare

part

87,8

79,1

50.0

0

12.2

9%

98,6

77,5

50.0

0

-46.9

0%

52,3

94,4

15.0

0

Rent

-

3,4

44,4

44,4

44.0

0

-50.0

0%

1,7

22,2

22,2

22.0

0

Vehic

le E

xpenses

65,7

42,8

00.0

0

-100.0

0%

-

0.0

0%

-

Depre

cia

tion

178,5

79,2

90.0

0

128.2

1%

407,5

44,4

93.0

0

-12.1

4%

358,0

72,4

11.0

0

Kitc

hen E

xpenses

24,5

44,9

23.0

0

-40.2

3%

14,6

69,5

00.0

0

292.5

5%

57,5

85,5

19.0

0

Tax

es E

xpenses

49,3

54,4

07.0

0

2739.0

9%

1,4

01,2

16,7

14.0

0

-82.8

6%

240,1

76,6

79.0

0

Oth

ers

-

100.0

0%

2,9

80,5

87.0

0

4377.0

2%

133,4

41,4

00.0

0

Non-b

usin

esss E

xpenses

434,3

14,3

74.3

2

58.5

1%

688,4

49,6

71.4

9

19.2

3%

820,8

38,4

16.6

1

Tota

l Gen

eral &

Ad

min

istr

atio

n E

xp

en

ses

2,5

60,9

00,3

15.3

2

249.4

4%

8,9

48,7

95,5

06.4

9

-25.5

7%

6,6

60,5

47,0

49.6

1

Profit (L

oss) b

efo

re I

nte

rest a

nd

Taxes (I

II-I

V)

1,4

68,8

98,1

56.6

8

-85.2

2%

217,0

63,6

68.5

1

905.7

9%

2,1

83,2

09,3

09.6

3

Bank In

tere

st

1,3

54,9

91,3

24.5

6

-20.9

9%

1,0

70,5

84,3

66.6

1

91.9

6%

2,0

55,0

54,3

38.5

4

Profit (L

oss) b

efo

re T

axes (V

-VI)

113,9

06,8

32.1

2

-849.3

1%

(853,5

20,6

98.1

0)

-1

15.0

1%

128,1

54,9

71.0

9

Corp

ora

te T

ax

46,4

41,6

40.0

0

154.2

1%

118,0

57,5

00.0

0

-26.8

1%

86,4

03,5

00.0

0

Net P

rofit (L

oss) (V

II-V

III)

67,4

65,1

92.1

2

-1540.1

2%

(971,5

78,1

98.1

0)

-1

04.3

0%

41,7

51,4

71.0

9

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20331275-TA-Rika Christin.pdf · dunia pendidikan dan telah memberikan materi perkuliahan yang . berkualitas. kepada

Lam

pira

n 2

Lap

ora

n P

osisi K

euan

gan

PT

XX

X P

eriod

e 31 D

esem

ber 2

009, 2

010, 2

011

(telah

dio

lah

kem

bali)

2009

2010

2011

AU

DIT

ED

AU

DIT

ED

AU

DIT

ED

(R

p)

(R

p)

(R

p)

AS

SE

T

Cu

rren

t A

sset

Cash &

Bank

6,6

35,6

70,9

71.0

0

-25.0

2%

4,9

75,5

12,0

35.0

0

-79.6

8%

1,0

11,0

61,5

95.4

7

Account R

eceiv

able

-

7,9

25,1

35,5

91.0

0

-100.0

0%

-

Em

plo

yee R

eceiv

able

61,3

06,8

66.0

0

-57.7

6%

25,8

95,7

10.0

0

87.4

3%

48,5

36,5

65.0

0

Prepaid

Tax

-

-

100.0

0%

26,3

30,1

19.0

0

Prepaid

Rent

-

-

100.0

0%

1,7

22,2

22,2

22.0

0

Invento

ry

30,6

38,2

92,9

21.0

0

29.9

0%

39,7

97,7

37,7

28.0

0

36.3

8%

54,2

76,0

28,7

35.0

0

Deposit

-

39,0

00,0

00.0

0

0.0

0%

39,0

00,0

00.0

0

Total C

urren

t A

sset

37,3

35,2

70,7

58.0

0

41.3

2%

52,7

63,2

81,0

64.0

0

8.2

6%

57,1

23,1

79,2

36.4

7

Non

-C

urren

t A

sset

Fix

ed A

sset

19,4

75,0

33,2

62.0

0

-75.7

9%

4,7

14,3

30,1

27.0

0

378.6

6%

22,5

65,5

21,6

01.0

0

Oth

er A

sset

-

100.0

0%

16,7

48,7

08,5

84.0

0

-100.0

0%

-

Accum

ula

ted D

epre

cia

tion o

f F

ixed A

sset

(8,1

24,5

67,1

64.4

9)

38.3

8%

(11,2

42,5

23,2

07.0

0)

15.3

7%

(12,9

70,3

24,7

87.2

2)

Book

Valu

e o

f F

ixed

Asset

11,3

50,4

66,0

97.5

1

-9.9

6%

10,2

20,5

15,5

04.0

0

-6.1

2%

9,5

95,1

96,8

13.7

8

TO

TA

L A

SS

ET

S48,6

85,7

36,8

55.5

1

29.3

7%

62,9

83,7

96,5

68.0

0

5.9

3%

66,7

18,3

76,0

50.2

5

LIA

BIL

IT

IE

S &

EQ

UIT

Y

Lia

bilit

y

Cu

rren

t L

iab

ilitie

s

Account P

ayable

36,3

16,2

39,9

96.0

0

30.6

0%

47,4

29,0

09,6

45.0

0

-31.2

7%

32,5

99,5

18,9

98.9

0

Oth

er P

ayable

(PP

h P

s 2

1)

-

100.0

0%

43,8

08,3

34.7

0

-100.0

0%

-

Tax

es P

ayable

2,1

63,8

17,8

15.0

0

30.7

9%

2,8

30,1

17,9

11.0

0

-98.2

3%

49,9

61,3

40.9

6

Accrued E

xpenses

-

0.0

0%

-

100.0

0%

79,3

13,0

30.0

0

Unearned R

evenue

-

0.0

0%

-

100.0

0%

6,2

67,3

00,4

80.0

0

Total C

urren

t L

iab

ilitie

s38,4

80,0

57,8

11.0

0

30.7

2%

50,3

02,9

35,8

90.7

0

-22.4

8%

38,9

96,0

93,8

49.8

6

Non

-C

urren

t L

iab

ilitie

s

Bank L

oan

9,5

19,0

27,0

61.0

0

36.2

1%

12,9

65,7

86,8

91.0

0

115.6

9%

27,9

65,4

56,9

43.0

0

Total L

iab

ilitie

s47,9

99,0

84,8

72.0

0

31.8

1%

63,2

68,7

22,7

81.7

0

5.8

4%

66,9

61,5

50,7

92.8

6

Eq

uit

y:

Auth

oriz

ed S

hares

400,0

00,0

00.0

0

0.0

0%

400,0

00,0

00.0

0

0.0

0%

400,0

00,0

00.0

0

Sto

cks in

Portf

olio

-

0.0

0%

-

-

Outs

tandin

g s

hare

s400,0

00,0

00.0

0

0.0

0%

400,0

00,0

00.0

0

0.0

0%

400,0

00,0

00.0

0

Reta

ined E

arnin

gs

286,6

51,9

83.5

1

-338.9

4%

(684,9

26,2

13.7

0)

-6.1

0%

(643,1

74,7

42.6

1)

Total E

qu

ity

686,6

51,9

83.5

1

-141.4

9%

(284,9

26,2

13.7

0)

-14.6

5%

(243,1

74,7

42.6

1)

TO

TA

L L

IA

BIL

IT

IE

S &

EQ

UIT

Y48,6

85,7

36,8

55.5

1

29.3

7%

62,9

83,7

96,5

68.0

0

5.9

3%

66,7

18,3

76,0

50.2

5

AC

CO

UN

TS

∆%

∆%

Proses Financial..., Rika Christin, FE UI, 2013