universitas indonesia dampak konflik terhadap...

136
UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RAKYAT (STUDI KASUS ACEH) TESIS AKHIRUDDIN MAHJUDDIN NPM: 0806429675 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK JAKARTA JULI 2012 Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Upload: vokhuong

Post on 07-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

UNIVERSITAS INDONESIA

DAMPAK KONFLIK TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RAKYAT

(STUDI KASUS ACEH)

TESIS

AKHIRUDDIN MAHJUDDIN

NPM: 0806429675

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

JAKARTA JULI 2012

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

UNIVERSITAS INDONESIA

DAMPAK KONFLIK TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RAKYAT

(STUDI KASUS ACEH)

TESIS

Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelar MagisterEkonomi (M.E.)

AKHIRUDDIN MAHJUDDIN

0806429675

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

KEKHUSUSAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK JAKARTA JULI 2012

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

ii

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

tesis ini saya susun tanpa tindakan plagiarism sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata ditemukan melakukan tindakan plagiarisme, saya

akan bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia.

Jakarta, 9 Juli 2012

Akhiruddin Mahjuddin

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiridan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

NAMA : AKHIRUDDIN MAHJUDDIN

NPM : 0806429675

TANDA TANGAN :

TANGGAL : 9 Juli 2012

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh : Nama : Akhiruddin Mahjuddin NPM : 0806429675 Program Studi : Manajemen Sektor Publik Judul Tesis : DampakKonflikTerhadapPerkembanganEkonomi

dan Tingkat Kesejahteraan Rakyat (StudiKasus Aceh) Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Perencanaan Dan Kebijakan Publik pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI Pembimbing : Mandala Manurung, S.E., M.E. ................................ Penguji :DR. Andi Fahmi Lubis. ................................ Penguji :Iman Rozani, S.E., M.Soc.Sc. ................................ Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 9 Juli 2012

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-NYA, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penyusunan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Perencanaan Dan Kebijakan Publik pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, niscaya sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Mandala Manurung, S.E., M.E., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini;

2. Keluarga besar Magister Perencanaan Dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia serta seluruh tenaga pengajar yang telah memberikan kontribusi positif sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini;

3. Orang tua, Istri tercinta, dan anak-anak tersayang, yang telah memberikan pengorbanan luar biasa berupa waktu, tenaga, dan pikiran yang senantiasa memotivasi agar saya tetap semangat hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan studi;

4. Para pihak yang telah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan, khususnya ”laskar” Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh dan Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GeRAK) Indonesiaserta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

5. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Magister Perencanaan Dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan saudara-saudara semua dan semoga tesis ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pegetahuan.

Jakarta,9 juli 2012

Akhiruddin Mahjuddin

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Akhiruddin Mahjuddin NPM : 0806429675 Program Studi : ManajemenSektor Publik Fakultas : Ekonomi Jenis karya : Tesis demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya berjudul :

DampakKonflikTerhadapPerkembanganEkonomidan Tingkat Kesejahteraan Rakyat (StudiKasus Aceh)

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Jakarta

pada tanggal : 9 Juli 2012

Yang menyatakan,

( Akhiruddin Mahjuddin)

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia vii

ABSTRAK Nama : Akhiruddin Mahjuddin Program studi : Manajemen Infrastruktur Judul : Dampak Konflik Terhadap Perkembangan Ekonomi

dan Tingkat Kesejahteraan Rakyat (Studi Kasus Aceh) Dosen Pembimbing : Mandala Manurung, S.E.,M.E.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan perkembangan perekonomian dan tingkat kesejahteraan rakyat Propinsi Aceh pada periode sebelum konflik(1980-1989), masa konflik (1990-2005) dan pasca perjanjian Helshinky (2006-2011).

Metodologi penelitian ini pada dasarnya merupakan studi empiris. Desain penelitian yang dipakai adalah metodologi deskriptif kualitatif.Selain itu juga dilakukan analisis kuantitatif atau analisis ekonometrika. Data sekunder terutama bersumber terutama dari BPS, Pemda Aceh, World Bank dan sumber lain yang valid. Terdapat dua model yang diestimasi yaitu: Model 1: LYRNM = α0 + α1 Linves + α2 LAK + α3 LAPBDR + α4 Konflik Model 2: LYRMIGAS = α0 + α1 Linves + α2 LAK + α3 LAPBDR + α4 Konflik

Hasil penelitian menunjukkan Konflik berpengaruh negatif secara keseluruhan tehadap kinerja ekonomi. Konflik juga telah memperburuk tingkatkesejahteraan rakyat dimana kemiskinan, pendidikan dan kesehatan selama periode konflik terutamadi wilayah konflik juga terus memburuk. Selama periode pengamatan, PDRB tidak termasuk Migas lebih stabil dibandingkan dengan PDRB Migas, ini memberi harapan untuk memperbaiki Aceh dengan tidak mengandalkan sektor Migas.Dengan menggunakan metode ekonometrik dapat disimpulkan bahwa pengaruh pertumbuhan investasi, pertumbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan APBD rill terhadap pertumbuhan PDRB tidak termasuk Migas sangatlah kecil.Hasil estimasi dengan menggunakan variabel terikat PDRB Migas ternyata hasilnya sangat tidak baik, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan PDRB Migas sulit dikontrol atau dikelolah oleh pemerintah. Ini tidak lepas dari peranan sektor Migas dan begitu fluktuatifnya bisnis Migas di pasar internasional. Hasil analisis data berdasarkan kabupaten/kota menunjukkan antara lain bahwa daerah penghasil sumberdaya alam khususnya Migas merupakan daerah yang mengalami konflik berat, ketimpangan struktur produksi ditunjukkan ketergantungan yang besar terhadap Migas. Saran kebijakan pemerintah Aceh harus segera dan terus menerus melakukan lagkah-langkah pemulihan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Aceh, tidak cukup hanya berhenti pada perjanjian Helshinki tapi perlu perbaikan-perbaikan internal khususnya pada Pemerintahan Aceh meliputi: penentuan prioritas utama pembangunan yang berkaitan langsung dengan upaya pemerintah dalam memperbaiki kinerja perekonomian serta kesejahteraan rakyat Aceh Kata kunci : Dampak konflik, perkembangan ekonomi, tingkat kesejahteraan rakyat Daftar Kepustakaan : 32 buku, 11 jurnal, 19 website, 1 majalah

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia viii

ABSTRACT

Name : Akhiruddin Mahjuddin Study Program : Infrastructure Management Title : The Impact of Political Conflict on Economic and

Social Welfare Development (Aceh Case Study) Supervisor : Mandala Manurung, S.E.,M.E.

This research aims to analyze the growth and development of the economy and the welfare of the people of Aceh Province in the period before the conflict (1980-1989), the conflict (1990-2005) and post-agreement Helshinky ( 2006-2011).

The methodology of this study is basically an empirical study. Research design used in the conduct of research is a qualitative descriptive methodology. In addition, quantitative analysis or econometric analysis. Secondary data is mainly sourced mainly from the BPS, the Aceh government, World Bank and other valid resources.There are two models are estimated as follows: Model 1: LYRNM = α0 + α1 Linves + α2 LAK + α3 LAPBDR + α4 Konflik Model 2: LYRMIGAS = α0 + α1 Linves + α2 LAK + α3 LAPBDR + α4 Konflik

The results showed an overall negative impact Conflict against economic performance. The conflict has also exacerbated the level of prosperity in which poverty, education and health over a period of conflict especially in conflict area also continued to deteriorate. During the observation period, GDP excluding oil and gas were more stable than oil and gas GDP, this gives hope to improve Aceh's oil and gas by not relying to oil and gas. By using econometric methods can be concluded that the effect of investment growth, labor force growth and growing budget rill on the growth of GDP excluding oil and gas is very small. Estimation results using the dependent variable was the result of Oil and Gas GDP is not very good, this suggests that the development of oil and gas GDP is difficult to control or managed by the government. It can not be separated from the role of oil and gas sector and so fluctuated oil and gas business in international markets. The results of data analysis by district / city showed inter alia that the area of natural resources, especially oil and gas producer is an area that experienced heavy conflict, discrepancy production structure shown a great dependence on oil and gas.

Aceh government's policy advice should be immediately and continuously perform recovery steps of the economy and welfare of the people of Aceh, not enough to stop the Helshinky agreement but necessary internal improvements, especially in Aceh Government include: determination of development priorities that are directly related to government efforts improve economic performance and welfare of the Acehnese Key words: Impact of political conflict, economic development, social welfare Bibliography : 32 books, 1 jurnal, 19 websites, 1 magazine

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME…………………... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS…………………………….. iii LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… iv KATA PENGANTAR ....……………………………………………… v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………… vi ABSTRAK …………………………………………………………………. vii ABSTRACT..................................................................................................... viii DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xi DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ……………………………………… xiv BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 5 1.5. Metodologi Penelitian ................................................................... 6

1.5.1.Model Yang Diestimasi ………………………………...…... 7

1.5.2.Penjelasan Variabel-Variabel Yang Digunakan Dalam Regresi ......................................................................................... 9 1.6. Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 10 1.7. Sistematika Pembahasan ............................................................... 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 13 2.1. Pembangunan Ekonomi Dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat ... 13 2.2. Faktor-faktor Non Ekonomi Penentu Pertumbuhan Ekonomi ........ 21 2.3. Konflik Sebagai Resiko Dalam Proses Modernisasi ...................... 23

2.4. Dampak Negatif Konflik Terhadap Perekonomian Dan Kesejahteraan Rakyat.............................................................. 27

2.5. Studi-studi Sebelumnya ................................................................ 30 BAB 3 GAMBARAN RINGKAS PROVINSI ACEH............................ 34 3.1. Gambaran Umum .......................................................................... 34 3.2. Pemerintahan ................................................................................ 34 3.2.1.Sejarah Ringkas Pemerintahan Aceh .................................... 34 3.2.2. Struktur Pemerintahan ......................................................... 35 3.2.3. Wilayah Administrasi .......................................................... 36 3.3. Perekonomian ............................................................................... 40 3.3.1.Potensi Perekonomian .......................................................... 40 3.3.2. Potensi Sektor Pertanian ...................................................... 40

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia x

3.3.3. Keuangan Daerah ................................................................ 47 3.4.Kependudukan dan Ketenagakerjaan .............................................. 50 3.5.Kesejahteraan Rakyat ..................................................................... 54 3.5.1. Pendidikan .......................................................................... 54 3.5.2. Sosial dan Kesehatan........................................................... 55 3.5.3. Penduduk Miskin ................................................................ 55 3.5.4. Indeks Pembangunan Manusia(IPM) ................................... 57 3.5.5. HAM dan Rekonsiliasi ........................................................ 59 3.6. Periodesasi Konflik Aceh ................................................................ ..... 60 BAB 4 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN.................................. 62 4.1. Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ........................................ 62 4.1.1.Pertumbuhan Ekonomi ......................................................... 63 4.1.2.Stabilitas Harga Umum ........................................................ 66 4.1.3.Tingkat Pengangguran.......................................................... 68 4.1.4.Struktur Produksi ................................................................. 70 4.1.5.Struktur Pengeluaran ............................................................ 73 4.2. Analisis Kinerja Ekonomi Makro Tingkat Kabupaten/Kota ........... 79 4.3.Perkembangan Tingkat Kesejahteraan Rakyat ................................ 83 4.3.1.Kemiskinan .......................................................................... 83 4.3.2.Pendidikan ........................................................................... 89 4.3.3.Kesehatan ............................................................................ 95 4.4.Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh .................. 96 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..................................... 107 5.1. Kesimpulan ................................................................................... 107 5.2. Rekomendasi ................................................................................ 108 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 110 LAMPIRAN ........................................................................................... 115

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perbandingan Perkembangan Kinerja Ekonomi Aceh Periode Pra Konflik, Periode Konflik dan Pasca Perdamaian Helsinki . 4 Tabel 3.1. Administrasi Pemerintahan Provinsi Aceh .............................. 37 Tabel 3.2. Jumlah KWH Yang Dibangkitkan dan Banyaknya Pelanggan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh, Tahun 1995-2010 .............. 44 Tabel 3.3. Penyebaran Penduduk Aceh Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 .................................................................... 51 Tabel 3.4. Indikator Ketenagakerjaan Tahun 2010-2011 .......................... 53 Tabel 3.5. Indikator Kemiskinan, 2010-2011 ........................................... 57 Tabel 3.6. Indeks Pembangunan Manusia dan Reduksi Shortfall Menurut

Kabupaten/Kota 2009-2011 .................................................... 58 Tabel 4.1. Perbandingan Perkembangan Kinerja Ekonomi Aceh Periode Pra Konflik, Periode Konflik dan Paska Perdamaian Helsinki . 62 Tabel 4.2. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh Periode 1980-1989 .................................................................. 70 Tabel 4.3. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh Periode 1990-2005 (% PDRB Riil) ......................................... 71 Tabel 4.4. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh Periode 2006-2010 .................................................................. 72 Tabel 4.5. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh Berdasarkan Pengeluaran Periode 2006-2010 .......................... 73 Tabel 4.6. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh Berdasarkan Pengeluaran Periode 1990-2005 (% PDRB Riil) 74 Tabel 4.7. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh Berdasarkan Pengeluaran Periode 2006-2010 ........................ 75 Tabel 4.8. Peranan Perekonomian Kabupaten di Wilayah Konflik Berat dalam Perekonomian Aceh (% PDRB Provinsi Aceh Berdasarkan Harga Konstan) ................................................... 80 Tabel 4.9. Perbandingan tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Wilayah Aceh Utara dan Kota Banda Aceh 1995-2008 (%/Th) 82 Tabel 4.10. Perkembangan Porsi Penduduk Miskin Kota Dan Desa Aceh 2000-2010 (Persen Total Penduduk) ....................................... 84 Tabel 4.11. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Di Aceh 2005-2010 ................................................................. 97 Tabel 4.13. Data Perusahaan PMA/PMDN Provinsi Aceh Tahun 2006-2011 99 Tabel 4.14. APBD Rill Aceh Tahun 1979-2010 ......................................... 102 Tabel 4.15. Komposisi Pendapatan Provinsi............................................... 104 Tabel 4.16. Komposisi Sektoral Belanja Pemerintah Provinsi Aceh ........... 105

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Solow Model ......................................................................... 16

Gambar 2.2. Dampak Kenajuan Teknologi………………………………… 17

Gambar 3.1. Peta Administrasi Wilayah Provinsi Aceh .............................. 38

Gambar 3.2. DOK Meningkatkan Pendapatan Pemerintah Provinsi Aceh .. 49

Gambar 4.1. Perkembangan PDRB Harga Konstan 2000 Aceh 1979-2010

(Miliar Rupiah) ...................................................................... 64

Gambar 4.2. Peranan Migas Dalam Perekonomian Aceh 1975-2010

(Persen PDRB harga konstan 2000) ....................................... 76

Gambar 4.3. Perkembangan Kemiskinan di Aceh Periode Konflik dan

Paska Konflik ........................................................................ 86

Gambar 4.4. Perkembangan Jumlah SD Negeri dan Swasta Aceh 1980-2010 90

Gambar 4.5. Perkembangan Jumlah SMP Negeri dan Swasta Aceh 1980-2010 91

Gambar 4.6. Perkembangan Jumlah SMA Negeri dan Swasta Aceh 1980-2010 92

Gambar 4.7. Perkembangan Jumlah SMK Negeri dan Swasta Aceh 1980-2010 92

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Model Regresi Model 1 Dependent Variable: LYRNM .......... 115

Lampiran 2. Model Regresi Model 1 Dependent Variable: LYRMIGAS .... 116

Lampiran 3. Model Regresi Model 2 Dependent Variable: LYRNM .......... 117

Lampiran 4. Model Regresi Model 2 Dependent Variable: LYRMIGAS .... 118

Lampiran 5. Tabel Indikator Ekonomi Aceh .............................................. 119

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AAF : Asean Aceh Fertilizer

ACOR : Average Capital-Output Ratio

ADHB : Atas Dasar Harga Berubah

ADHK : Atas Dasar Harga Konstan

AIA : Otoritas Interim Afganistan

AK : Angkatan Kerja

APBA : Anggaran Pendapatan Belanja Aceh

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBK : Anggaran Pendapatan dan Belanja kabpaten/Kota

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Biaya Negara

BB : Bukit Barisan

BPHTB : Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

BPS : Badan Pusat Statistik

CoHA : Cessation of Agreement

COR : Capital-Output Ratio

DAU : Dana Alokasi Umum

DKP : Departemen Kelautan dan Perikanan

DOK : Dana Otonomi Khusus

DOM : Daerah Operasi Militer

GAM : Gerakan Aceh Mereka

GDP : Gross Domestic Product

GKG : Gabah Kering Giling

GNP : Gross National Product

ICOR : Incremental Capital-Output Ratio

IHI : Indeks Harga Implisit

ILO : International Labor Organization

IPM : Indeks Pembangunan Manusia

KKR : Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia xv

KWH : Kilowatt Hour

LNG : Liquid Natural Gas

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

NAD : Nanggroe Aceh Darussalam

NRM : Nepal Resident Mission

NSB : Negara Sedang Berkembang

OKI : Organisasi Konfrensi Islam

PAD : Pendapatan Asli Daerah

PBB : Pajak Bumi dan Bangunan

PD : Perusahaan Daerah

PDB : Produk Domestik Bruto

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

PIM : Pupuk Iskandar Muda

PLN : Perusahaan Listrik Negara

PMA ; Penanaman Modal Asing

PMDM : Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTRB : Pembentukan Modal Tetap Regional Bruto

PPh : Pajak Penghasilan

PT : Perusahaan Terbatas

RI : Republik Indonesia

SAFTA : Sabang Free Trade Area SD : Sekolah Dasar

SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan

SMP : Sekolah Menengah Pertama

TA : Tahun Anggaran

TPI : Tempat Pelelangan Ikan

UU : Undang – Undang

UUD : Undang – Undang Dasar

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

Universitas Indonesia xvi

UNDP : United Nation Depelovment Program

UUPA : Undang-undang Pemerintahan Aceh

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara teoritis peningkatan kapasitas produksi suatu perekonomian sangat

menentukan tingkat kesejahteraan rakyat (standar hidup rakyat). Dalam konteks

negara sedang berkembang (NSB) pembangunan kapasitas produksi dapat

diidentikkan dengan pembangunan ekonomi (economicdevelopment) yang secara

garis besar dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan negara

untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat

umumnya. Secara spesifik pembangunan ekonomi merupakan proses yang dapat

menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu negara meningkat dalam jangka

panjang (Arsyad, 1998).

Untuk meningkatkan kapasitas produksi dibutuhkan investasi, peningkatan

jumlah kualitas angkatan kerja dan teknologi yang lebih tinggi (Mankiw, 2003;

Blanchard,2006). Pemupukan barang modal, peningkatan kuantitas dan kualitas

angkatan kerja atau sumber daya manusia (SDM) dan peningkatan atau kemajuan

teknologi ini akan terganggu jika perekonomian tersebut mengalami konflik yang

berkepanjangan. Di bawah ini adalah contoh beberapa negara-negara tertinggal

dunia, karena konflik militer dan atau politik yang berkepanjangan.1

1. Somaliadi pesisir Afrika Timur yang ada secara de juretidak mempunyai otoritas

pemerintah pusat yang diakui, tidak ada mata uang nasional atau ciri-ciri lain yang

berhubungan dengan sebuah negara berdaulat. Otoritas secara de facto berada di

tangan pemerintah yang tidak diakui, yaitu Somaliland, Puntland dan gembong

1 http://aselabar.wordpress.com/2011/01/27/14-negara-negara-tertinggal-di-dunia

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

2

Universitas Indonesia

militan kecil yang saling bermusuhan. Somalia menduduki peringkat 1 Failed State

Index selama beberapa tahun terakhir.

2. Sudan di Timur Laut Afrika yang merupakannegara terluas di Afrika dan di daerah

Arab dan negara terluas kesepuluh di dunia. Pada tahun 2001, Bank Dunia

memperkirakan akibat konflik tingkat partisipasi murni siswa Sekolah Dasar turun

menjadi hanya 46%. Pendidikan di tingkat menengah dan pendidikan tinggi

mengalami stagnasi yang serius, karena sebagian besar penduduk berjenis kelamin

laki-laki melaksanakan dinas militer sebelum dapat menyelesaikan pendidikan

mereka.

3.Republik Demokratik Congo. Perang saudara berlangsung berkepanjangan sejak

1998 telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan. Aksi kekerasan telah

menghancurkan infrastruktur dan perekonomian negara tersebut. Akhirnya PBB

mengambil alih permasalahan di negara itu dan memaksa Presiden Joseph Kabila

menyelenggarakan Pemilihan Umum pada 30 Juli 2006.

4.Republik Afrika Tengah. Pada asalnya satu koloni negara Perancis, Republik Afrika

Tengah merdeka pada tahun 1960. Negara baru ini dengan cepat jatuh pada

pemerintahan diktator dibawah presiden pertamanya, David Dacko. Pada tahun 1966

Dacko digulingkan oleh sepupunya, Jean Bedel Bokassa yang mendirikan kerajaan

militan dan menjadi diktator yang berperangai rumit. Pada tahun 1976 Bokassa

mendeklarasikan dirinya sebagai maharaja dan dinobatkan dalam upacara yang serba

mewah dan mahal yang dikritik oleh banyak negara lain. Dia juga kerap melanggar

hak asasi manusia serta menyokong gerakan anti-Perancis. Akibatnya, pemerintahan

Perancis mendukung suatu kup terhadap pemerintahannya dan pada 1979 Dacko

kembali berkuasa di negara tersebut. Pemberontakan yang kedua terjadi pada 1981,

dan pemerintahan demokrasi mulai berkuasa pada 1993. Namun pada 2003, suatu

kudeta terjadi sekali lagi, di mana François Bozizé mengambil alih kekuasaan.

5.Irak. Sebuah negara yang selalu dilanda konflik di Timur Tengah atau Asia Barat

Daya, yang meliputi sebagian terbesar daerah Mesopotamia serta ujung barat laut dari

Pegunungan Zagros dan bagian timur dari Gurun Suriah. Negara ini berbatasan

dengan Kuwait dan Arab Saudi di selatan, Yordania di barat, Suriah di barat laut,

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

3

Universitas Indonesia

Turki di utara, dan Iran di timur. Irak mempunyai bagian yang sangat sempit dari

garis pantai di Umm Qashr di Teluk Persia.

6. Afghanistan. Merupakan sebuah negara yang relatif miskin, sangat bergantung

pada pertanian dan peternakan. Ekonominya melemah akibat kerusuhan politik dan

militer terkini, tambahan kemarau keras dengan kesulitan bangsa antara 1998-2001.

Sebagian penduduk mengalami krisis pangan, sandang, papan, dan minimnya

perawatan kesehatan. Kondisi ini diperburuk oleh operasi militer dan ketidakpastian

politik. Inflasi menyisakan banyak masalah. Menyusul perang koalisi yang dipimpin

AS yang menimbulkan jatuhnya Taliban pada November 2001 dan pembentukan

Otoritas Interim Afganistan (AIA) yang diakibatkan dari Persetujuan Bonn Desember

2001, usaha Internasional untuk membangun kembali Afganistan ditujukan di

Konferensi Donor Tokyo untuk Rekonstruksi Afganistan pada Januari 2002, di mana

$4,5 juta dikumpulkan untuk dana perwalian yang akan diatur oleh Bank Dunia.

Wilayah prioritas untuk rekonstruksi termasuk konstruksi pendidikan, kesehatan, dan

fasilitas kesehatan, peningkatan kapasitas administratif, perkembangan sektor

pertanian, dan pembangunan kembali jalan, energi, dan jaringan telekomunikasi.

7. Pakistan di Asia Selatan yang berbatasan dengan India, Iran, Afganistan, China

dan Laut Arab. Dengan lebih dari 150 juta penduduk, Pakistan menduduki peringkat

keenam negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Ia juga menduduki

peringkat ketiga dalam negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia (setelah

Indonesia dan India) dan juga salah satu anggota penting OKI.

8. Burma (Myanmar)di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km² dengan jumlah

penduduk lebih dari 50 juta ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta

tahun 1988. Pada 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar menentang

pemerintahan junta militer. Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak

kekerasan yang dilakukan tentara terhadap para demonstran. Lebih dari 3000 orang

terbunuh. Pada pemilu 1990 partai pro-demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi

memenangi 82 persen suara namun hasil pemilu ini tidak diakui rezim militer yang

berkuasa.

Di Indonesia daerah konflik, juga mengalami kemandekan (stagnasi)

peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu wilayah di Indonesia yang selama satu

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

4

Universitas Indonesia

generasi ini mengalami konflik adalah provinsi Aceh. Konflik berkepanjangan yang

disertai dengan kekerasan, segregasi sosial, dan ketercabutan warga yang hengkang

dengan terpaksa dari tanah leluhurnya. Belum lagi krisis ekonomi yang menciptakan

kesenjangan sosial-ekonomi, pengangguran, kemiskinan, ketidak adilan, korupsi, dan

kelas pariah. Kebijakan desentralisasi pun tidak mampu memberi solusi akan

permasalahan pelik ini. Bahkan lebih parahnya, kebijakan otonomi daerah yang

digulirkan hanya memberi ruang bagi penguasa daerah baru untuk meraup

keuntungan dari pemekaran daerah.

Tabel 1.1. di bawah ini memberikan sedikit gambaran tentang perkembangan

ekonomi Aceh selama rentang waktu tiga puluh tahun.

Tabel 1.1. Perbandingan Perkembangan Kinerja Ekonomi Aceh

Periode Pra Konflik, Periode Konflik dan Pasca Perdamaian Helsinki

IndikatorEkonomi Periode Pra Konflik (1980-

1989)

Periode Konflik (1990-

2005)

Periode Pasca Perjanjian Helsinski

(2006-2010)

Pertumbuhan Ekonomi1(%/Tahun)

10 -2,5 -2,7

Laju Inflasi2

(%/Tahun) 5,9 17,7 5.7

Tingkat Pengangguran3 (% Angkatan Kerja)

6,6 7,5 5,3

Sumber: Diolah dari data BPS ; Catatan:1)Harga konstan 2000 termasuk minyak dan gas

;2)Berdasarkan Deflator PDB; 3) = Angka rata-rata

Data-data pada Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa konflik telah

menyebabkan perekonomian Aceh mengalami pertumbuhan negatif yang

berkepanjangan. Pada hal selama satu dekade tahun sebelum konflik, perekonomian

Aceh tumbuh rata-rata sekitar 10% per tahun atau lebih tinggi dari rata-rata

pertumbuhan nasional selama periode yang sama. Pertumbuhan ekonomi yang

rendah, selama periode konflik juga disertai dengan laju inflasi yang tinggi, yaitu

sekitar 18% per tahun, selama periode 1990-2005. Selain pertumbuhan ekonomi yang

negatif dan laju inflasi yang tinggi, selama periode konflik, perekonomian Aceh juga

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

5

Universitas Indonesia

mengalami tingkat pengangguran terbuka yang tinggi, yaitu rata-rata 7,5% Angkatan

Kerja (AK). Di beberapa tahun tertentu selama periode konflik tingkat pengangguran

lebih tinggi dari 10% AK, yaitu tahun 1997 (10% AK), 1999(14,6% AK) dan tahun

2000 (17,4% AK).

Buruknya kinerja ekonomi selama periode krisis, secara teoritis akan

menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat. Pada tahun 2005 telah disepakati upaya

damai berdasarkan perjanjian Helsinky. Namun data-data di atas menunjukkan kinerja

ekonomi khususnya pertumbuhan ekonomi belum mengalami perbaikan yang berarti.

1.2. Perumusan Masalah

1. Benarkah konflik Aceh telah memperburuk tingkat pertumbuhan dan

perkembangan perekonomian Aceh, sehingga menurunkan tingkat kesejahteraan

rakyat?

2. Benarkah Perjanjian Damai Aceh telah memperbaiki tingkat pertumbuhan dan

perkembangan struktur produksi perekonomian Aceh?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tingkat pengangguran,

perkembangan struktur produksi dan pengeluaran agregat Propinsi Aceh pada

periode sebelum konflik (1980-1989), masa konflik (1990-2005) dan pasca

perjanjian Helshinky (2006-2010).

2. Menganalisisperkembangan kesejahteraan rakyat di Provinsi Aceh yang diukur

dengan indikator kemiskinan,pendidikan dan kesehatan pada periode sebelum

konflik (1980-1989), masa konflik (1990-2005) dan paska perjanjian Helshinky

(2006-2010).

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

6

Universitas Indonesia

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperdalam analisis, maka penelitian ini difokuskan pada beberapa

hal berikut:

1. Analisis pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota di Aceh.

2. Kinerja ekonomi makro di ukur dengan pertumbuhan ekonomi, stabilitas

harga umum dan tingkat pengangguran.

3. Perkembangan ekonomi, dievaluasi dengan perkembangan struktur produksi

dan pengeluaran agregat.

4. Perkembangan tingkat kesejahteraan, terutama diukur dengan tingkat

pendidikan, kesehatan dan tingkat kemiskinan

5. Periode pengamatan dikelompokkan menjadi 3 bagian: periode sebelum

konflik (1980-1989), masa konflik (1990-2005) dan paska perjanjian

Helshinky (2006-2010).

1.5. Metodologi Penelitian

Studi ini pada dasarnya merupakan studi empiris. Untuk mencapai tujuan-

tujuan penelitian akan digunakan analisis deskriptif dan analisis ekonometrika. Data

yang digunakan untuk penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data

primer dikumpulkan terutama melalui observasi dan wawancara. Data sekunder

bersumber terutama pada Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah Provinsi

Nangroe Aceh Darussalam dan dokumentasi-dokumentasi khususnya dokumentasi

ilmiah yang dinilai relevan dengan tujuan penelitian.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber terutama dari:

-Badan Pusat Statistik (BPS), Pusat dan provinsi Aceh

-Pemerintah Daerah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

-Bank Indonesia

-Bank Dunia (World Bank)

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

7

Universitas Indonesia

-ILO

-UNDP

-dan dokumentasi ilmiah yang dinilai relevan dengan tujuan penelitian

1.5.1.Model Yang Diestimasi

Untuk menjawab secara langsung atau tidak langsung pertanyaan-pertanyaan

penelitian, maka ada dua model yang akan diestimasi, perbedaan model pertama

dengan kedua hanya pada variabel terikatnya. Model yang akan diestimasi adalah

sebagai berikut.

Model 1:

LYRNMt = α0 +α1LPORINVt +α2LAKt +α3LAPBDRt +α4KONFLIK +εt

LYRNMt = Logaritma Produk Domestik Regional Bruto non

minyak dan gas (PDRB tidak termasuk Migas) riil

tahun dasar 2000 pada tahun t

LYRMIGASt = Logaritma Produk Domestik Regional Bruto

termasuk minyak dan gas (PDRB Migas) riil tahun

dasar 2000 pada tahun t

LPORINVt Logaritma porsi investasi dalam PDRB harga

konstan 2000 pada periode t

LAKt Logaritma angkatan kerja pada tahun t

LAPBDR Logaritma APDB riil pada tahun t yaitu APBD

nominal pada tahun t dideflasi dengan Deflator

PDB pada tahun t

KONFLIK Adalah variabel boneka (dummy variable) untuk

melihat dampak konflik terhadap pertumbuhan

ekonomi. Nilai 1 adalah untuk periode konflik,

Dimana,

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

8

Universitas Indonesia

yaitu tahun 1990-2005. Nilai 0 untuk periode pra

konflik (1980-1989) dan paska konflik (2006-2010)

α0 = Konstanta

α1, 2, 3, 4 = Koefisien regresi

εt = Error

Model 2

LYRMIGAS

t

= β

0

+β1LPORINV

t

+β2LAK

t

+β3LAPBDR

t

+β4KONFLI

K

t

LYRMIGASt = Logaritma Produk Domestik Regional Bruto

termasuk minyak dan gas (PDRB Migas) riil tahun

dasar 2000 pada tahun t

LPORINVt Logaritma porsi investasi dalam PDRB harga

konstan 2000 pada periode t

LAKt = Logaritma angkatan kerja pada tahun t

LAPBDR = Logaritma APDB riil pada tahun t yaitu APBD

nominal pada tahun t dideflasi dengan Deflator PDB

pada tahun t

KONFLIK = Adalah variabel boneka (dummy variable) untuk

melihat dampak konflik terhadap pertumbuhan

ekonomi. Nilai 1 adalah untuk periode konflik, yaitu

tahun 1990-2005. Nilai 0 untuk periode pra konflik

(1980-1989) dan paska konflik (2006-2010)

β0 = Konstanta

Dimana,

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

9

Universitas Indonesia

β1, 2, 3, 4 = Koefisien regresi

εt = Error

1.5.2.Penjelasan Variabel-Variabel Yang Digunakan Dalam Regresi

Variabel Notasi Teknik Penghitungan/Sumber Data

PDRB termasuk minyak dan gas Harga Konstan 2000

YRMIGAS Data diperoleh dari BPS, karena selama periode pengamatan telah terjadi beberapa perubahan tahun dasar (1975,1983,1993 dan 2000), maka tahun dasar disamakan dahulu. Termasuk minyak dan gas

PDRB non minyak dan gas Harga Konstan 2000

YRNM Data diperoleh dari BPS, karena selama periode pengamatan telah terjadi beberapa perubahan tahun dasar (1975,1983,1993 dan 2000), maka tahun dasar disamakan dahulu. Tidak memasukkan minyak dan gas

Porsi Investasi Dalam PDRB PORINV PORINVt=(PMTRB/PDRB riil termasuk Migas)x100

It= Investasi pada tahun t dihitung dengan menggunakan angka pembentukan modal tetap regional bruto (PMTRB) harga konstan 2000

Konflik Konflik Berdasarkan periodesasi konflik menurut KOMNAS Perempuan, pernyataan mantan pangdam I/BB serta pendapat M Adli Abdullah maka disimpulkan konflik di Aceh dalam penelitian ini di mulai sejak tahun 1990 ditandai dengan diberlakukannya operasi jaring merah, dan berakhir tahun 2005 dengan adanya penandatangan damai antara RI dan GAM di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005. Dengan demikian periode tahun 1980-1989 merupakan periode pra konflik, periode tahun

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

10

Universitas Indonesia

1990-2005 merupakan periode konflik dan tahun 2006-2010 merupakan periode paska konflik.

1.6. Kerangka Berpikir Penelitian

Diagram di bawah ini, memberikan penjelasan tentang kerangka berpikir

teoritis yang akan digunakan untuk analisis penelitian.

Konflik politik yang berkepanjangan,akan memperburuk ekspektasi. Pada hal

aktifitas-aktifitas ekonomi yang amat menentukan kapasitas produksi perekonomian

seperti invetasi, konsumsi, pasokan faktor produksi amat ditentukan oleh tingkat

ekspektasi (Mankiw, 2003 dan Blanchard, 2006).

Dampak memburuknya ekpektasi terhadap permintaan agregat, dapat dilihat

dari menurunnya komponen-komponen permintaan agregat itu sendiri, yaitu

konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor neto.

Sedangkan dampak memburuknya ekspektasi terhadap penawaran agregat

dapat dilihat dari menurunnya penawaran agregat jangka pendek (short run aggregate

Konflik

Jangka

Panjang

Permintaan

Agregat

Memburuknya

Kinerja

Ekonomi

Makro

Memburuknya

Tingkat

Kesejahteraan

Rakyat

Memburuknya

Ekspektasi

Penawaran

Agregat

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

11

Universitas Indonesia

supply), maupun kapasitas produksi (long run aggregate supply). Dalam jangka

pendek, memburuknya ekspektasi menyebabkan sisi penawaran mengalami apa yang

disebut adverse supply shock. Sedangkan dalam jangka panjang, memburuknya

ekspektasi menyebabkan mandeknya pemupukan barang modal akibat menurunya

investasi dan berkurang jumlah dan atau kualitas sumber daya manusia. Jika konflik

terus berlajut yang terjadi adalah penurunan kapasitas produksi perekonomian.

Gangguan pada sisi permintaan dan penawaran agregat, selanjutnya akan

memperburuk kinerja ekonomi makro yang diukur terutama dengan laju pertumbuhan

ekonomi, stabilitas harga umum (laju inflasi) dan tingkat pengangguran. Konflik akan

menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat rendah bahkan negatif, laju

inflasi menjadi tinggi atau sangat tinggi, tingkat pengangguran juga menjadi sangat

tinggi, struktural dan kronis.

Memburuknya kinerja ekonomi makro akan menyebabkan memburuknya

standar hidup atau tingkat kesejahteraan rakyat. Ukuran-ukuran yang umumnya

digunakan untuk menunjukkan terjadinya penurunan tingkat kesejahteraan rakyat

memburuknya tingkat pendidikan dan kesehatan, serta membesarnya jumlah atau

porsi penduduk miskin. Salah satu ukuran terbaru untuk menilai tingkat kesejahteraan

rakyat adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Memburuknya tingkat

kesejahteraan rakyat akan terlihat dari memburuknya nilai IPM.

1.7. Sistematika Pembahasan

Peneilitian ini ditulis dalam bentuk tesis yang terbagi dalam 6 (enam) bab

berikut ini.

BAB 1. Pendahuluan

Bab ini diuraikan latar belakang pemikiran, perumusan permasalahan, tujuan

penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, kerangka berpikir

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

12

Universitas Indonesia

BAB 2. Telaah Teoritis

Bab ini akan membahas mengenai teori yang melandasi penelitian berdasarkan hasil

telaahan kepustakaan dan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan.

BAB 3. Gambaran Umum Provinsi Aceh

Dalam gambaran umum akan diuraikan mengenai keadaan atau kondisi dari obyek

penelitian yang diteliti, dimana akan dijelaskan antara lain sejarah perkembangan

Aceh, kondisi terkini perekonomian dan non ekonomi yang berkaitan dengan

pertumbuhan PDRB Aceh.

BAB 4. Analisa Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini akan disajikan hasil analisis deskriptif, analisis ekonometrik dan

pembahasan yang mendalam berdasarkan metodologi yang digunakan dalam

penelitian ini.

BAB 5. Kesimpulan dan Rekomendasi

Pada bab ini akan disampaikan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil

penelitian.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

13 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangunan Ekonomi Dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan

disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan

pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Todaro (2003) mendefinisikan

pembangunan sebagai pertumbuhan (growth) dan perubahan (change). Development

= Growth + Changes.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan

pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi

apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan

ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Sedangkan yang

dimaksud dengan perubahan adalah perubahan-perubahan yang prinsip mencakup

perubahan struktur produksi maupun pengeluaran, perubahan sikap dan perubahan

kelembagaan.

Dengan demikian pertumbuhan ekonomi merupakan bagian integral dari

pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat

kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output

produksi yang dihasilkan.Pembangunan ekonomi mencakup juga kemajuan-kemajuan

yang lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat

perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor

perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di

sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan

ekonomi.Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

14

Universitas Indonesia

suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh,

manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa

harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus

menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan

sejahtera.Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan

perkapita. Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus

dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.

Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua

elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses

pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita

mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.Peningkatan pendapatan

perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang. Suatu perekonomian dapat

dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka

panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus

mengalami kenaikan terus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana

alam ataupun kekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut

mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang

terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari

tahun ke tahun (Bannock, Graham, R. E. Baxter dan Evan Davis. 2004).

Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah meningkatkan atau memperbaiki

kesejahteraan (standar hidup) rakyat. Pada awalnya pembangunan ekonomi akan

memperbaiki kinerja ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi yang relatif baik dan

stabil, membaiknya stabilitas harga umum dan menurunnya tingkat pengangguran.

Perbaikan kinerja ekonomi terutama disebabkan meningkatnya kapasitas produksi

akibat meningkatnya stok barang modal, meningkatnya kualitas SDM dan

penggunaan teknologi yang lebih tinggi, serta perbaikan manajemen. Perbaikan-

perbaikan di atas akhirnya menyebabkan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat

dievaluasi dengan peningkatan pendapatan, penambahan dan perluasan kesempatan

kerja yang permanen. Kemajuan-kemajuan ini akan menurunkan jumlah atau porsi

penduduk miskin, membaiknya tingkat kesehatan dan harapan hidup, membaiknya

tingkat pendidikan atau secara keseluruhan membaiknya kualitas sumber daya

manusia.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

15

Universitas Indonesia

Mankiw (2003) menyatakan bahwa dalam jangka panjang yang akan

menentukan tingkat kesejahteraan suatu bangsa atau negara adalah peningkatan

kapasitas produksi perekonomian daerah dan nasional. Umumnya para ahli ekonomi

sependapat bahwa faktor yang memungkinkan tercapainya pertumbuhan ekonomi

dalam jangka panjang dan stabil adalah peningkatan penggunaan input dan

peningkatan efisiensi penggunaan input.

Ada banyak model yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu

perekonomian dapat bertumbuh. Berikut ini adalah uraian dua model pertumbuhan

yang dianggap relevan dengan kebutuhan studi, yaitu Teori Pertumbuhan Neo Klasik ,

Teori Pertumbuhan Harrod Domar dan Teori Pusat Pertumbuhan.

Teori Neo-klasik (Neo-Classic Theory)

Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik (neoclasical growth thoery) atau

yang disebut Teori Pertumbuhan Solow (Solow growth theory) menekankan

pentingnya penggunaan barang modal dan tenaga kerja dalam perekonomian. Suatu

perekonomian akan mengalami pertumbuhan output per kapita (Y/L) bila stok barang

modal per kapita (K/L) terus meningkat. Namun dengan asumsi teknologi konstan dan

fungsi produksi bersifat constan return to scale, suatu ketika perekonomian akan

stabil pada tingkat pendapatan per kapita (Y/L) tertentu. Pada waktu tertentu,

ekonomi memiliki sejumlah modal, tenaga kerja, dan pengetahuan yang

kombinasinya menghasilkan output. Fungsi produksi akan berbentuk: Y(t) = F(K(t),

A(t)L(t)) dimana t adalah waktu

Gambar 2.1 di bawah ini menggambarkan kerangka pemikiran model Solow

tentang hubungan antara stok barang modal per kapita (k) dengan ouput riil per kapita

atau PDB riil per kapita (y). Gambar 2.1 juga menunjukkan apa yang disebut dengan

kondisi keseimbangan stabil (steady state).

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

16

Universitas Indonesia

Gambar 2.1. Solow Model

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa PDB riil per kapita (atau y =Y/L) ditentukan

oleh stok barang modal per kapita (k=K/L). Garis lurus (n+d)k menunjukkan

kebutuhan investasi yang terdiri kebutuhan untuk depresiasi (dk) dan untuk

mengimbangi pertumbuhan tenaga kerja (nd), dengan asumsi tenaga kerja tumbuh

sebesar n per tahun. Kurva s menunjukkan tingkat kemampuan tabungan yang

mengambarkan kemampuan akumulasi barang modal sebagai fungsi PDB riil per

kapita (y).

Berdasarkan Gambar 2.1 perekonomian akan mencapai kondisi keseimbangan

stabil (steady state) pada saat tingkat pendapatan per kapita adalah y2 dan stok barang

modal/kapita adalah k2. Kondisi keseimbangan stabil adalah kondisi dimana,

kemampuan saving hanya dapat menutupi kebutuhan depresiasi. Dengan kata lain

kondisi keseimbangan stabil adalah kondisi dimana stok barang modal per kapita (k)

tidak dapat bertambah lagi, sehingga ouput per kapita (y) tidak dapat bertambah lagi.

Hal ini disebabkan kemampuan tabungan hanya cukup untuk menutupi kebutuhan

investasi untuk penyusutan dan penambahan tenaga kerja.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

17

Universitas Indonesia

Dalam perkembangan selanjutnya model Solow diperbaiki dengan membuat

asumsi bahwa teknologi diasumsikan dapat berkembang namun sifatnya eksogen.

Kemajuan teknologi yang sekalipun sifatnya eksojenus ini menyebabkan bahwa

tenaga kerja dapat menjadi lebih produktif. Secara grafis hal ini digambarkan dengan

bergesernya kurva produksi ke atas, sehingga kondisi keseimbangan stabil dapat

dicapai pada tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi seperti yang

diilustrasikan oleh gambar 2.2. di bawah ini.

Gambar 2.2 Dampak Kemajuan Teknologi

Dalam perkembangan selanjutnya model pertumbuhan Solow dikembangkan

dengan membuat asumsi bahwa teknologi dapat dikendalikan kemajuannya oleh

perusaan melalui kegiatan riset dan pengembangan (r&d). Perusahaan-perusahaan

yang mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk riset, dalam jangka panjang

akan menikmati peningkatan produktivitas karena kemajuan teknologi. Model

pertumbuhan ini dikenal sebagai model pertumbuhan ekonomi endojenus

(endogenous growth model). Model ini memberi penjelasan mengapa negara-negara

maju (Barat dan Jepang), semakin maju sementara negara-negara berkembang tetap

tertinggal. Salah satu penjelasannya adalah negara-negara maju memiliki

kemampuan dan kemauan dalam melakukan riset/penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

(n+d)k

k k1 k2

y1

y2

k

y1 =

y2 =

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

18

Universitas Indonesia

Karena menekankan pentingnya peningkatan stok barang modal dan

perbaikan efisiensi, model Solow cukup baik digunakan untuk menjelaskan mengapa

ada perekonomian yang kaya dengan pendapatan per kapita yang tinggi, sementara

ada negara-negara yang miskin dengan pendapatan per kapita yang rendah. Implikasi

dari model Solow adalah sebuah perekonomian yang terus meningkatkan pendapatan

per kapitanya bukan saja bila mampu memperbaiki tingkat tabungan dan

menggunakan teknologi yang lebih tinggi, tetapi juga memperbaiki kualitas SDM.

Sebab penggunan teknologi yang tinggi tanpa perbaikan kualitas SDM, tidak akan

terlalu berguna. Hal lain, yang juga dapat dilakukan adalah mengendalikan laju

pertumbuhan penduduk.

Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik, ambruknya produksi per kapita

sebauh perekonomian disebabkan menurun drastisnya stok barang modal/kapita. Bila

kualitas SDM sudah baik, perekonomian akan mampu memulihkan output/kapita bila

stok barang modal per kapita dipulihkan melalui investasi. Mankiw (2007)

mengambil contoh Jepang dan Jerman. Meskipun dewasa ini kedua negara itu

merupakan adidaya ekonomi, namun pada tahun 1945 perekonomian kedua negara

tersebut carut-marut. Perang Dunia II telah menghancurkan sejumlah besar persediaan

modal mereka. Namun dalam beberapa dekade setelah perang, kedua negara itu

mengalami tingkat pertumbuhan paling pesat dalam catatan sejarah. Antara tahun

1948 dan 1972, output per kapita tumbuh sebesar 8,2 persen per tahun di Jepang dan

5,7 persen per tahun di Jerman, bandingkan dengan hanya 2,2 persen per tahun di

Amerika Serikat.

Pengalaman pascaperang Jepang dan Jerman tidak begitu mengejutkan dari

sudut pandang model pertumbuhan Solow. Dalam perekonomian dalam kondisi

mapan. Sekarang jika perang telah menghancurkan sebagian persediaan modal (Yaitu

persediaan modal merosot dari k* ke k pada Gambar 2.1. Tidaklah mengherankan

tingkat output langsung jatuh. Tetapi jika tingkat tabungan – bagian output yang

dimasukkan ke dalam tabungan dan investasi – tidak berubah, perekonomian

kemudian akan mengalami periode pertumbuhan yang tinggi. Output tumbuh karena

pada persediaan modal yang lebih rendah, lebih banyak modal yang ditambahkan

melalui investasi ketimbang yang digerogoti melalui depresiasi. Pertumbuhan yang

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

19

Universitas Indonesia

tinggi ini terus berlanjut sampai perekonomian mendekati kondisi mapannya. Jadi,

meskipun bagian persediaan modal yang hancur langsung mengurangi output, hal itu

diikuti dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan normal.

”Keajaiban” pertumbuhan pesat di Jepang dan Jerman, sesuai dengan prediksi model

Solow untuk negara-negara yang persediaan modalnya mengalami penurunan drastis

akibat perang.

Teori Harod Domar

Prathama dan Mandala (2008) menyatakan bahwa teori pertumbuhan ekonomi

Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan melihat peranan investasi sangat

penting dalam pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang

modal, yang memungkinkan peningkatan output.

Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi

investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi juga mempengaruhi

kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia. Harrod

menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas produksi

penuh yang disebutnya sebagai pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady-state

growth), efek permintaan yang ditimbulkan dari penambahan investasi harus selalu

diimbangi oleh efek penawarannya tanpa terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh

pengusaha yang mempunyai pengharapan yang tidak selalu sama dari waktu ke

waktu, karena itu keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap hanya dapat

dicapai secara mantap pula apabila pengharapan para pengusaha stabil dan

kemungkinan terjadinya hal itu sangat kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan

Robinson (golden age).

Harrod juga mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu terganggu, maka

gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju ke arah depresi atau inflasi

sekular. Karena itu Harrod melambangkan keseimbangan ekonomi tersebut sebagai

keseimbangan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali tergelincir semuanya

akan menjadi hancur (jadi keseimbangan yang tidak stabil). Teori pertumbuhan

ekonomi Domar hampir mirip dengan teori Harrod walaupun ada beberapa perbedaan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

20

Universitas Indonesia

yang mendasar pula antara kedua teori itu. Perbedaan itu khususnya menyangkut

mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar, sehingga investasi yang

sebenarnya tidak ditentukan di dalam teorinya. Karena itu kesulitan pencapaian

keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi Harrod, disebabkan oleh

sulitnya kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang disyaratkan dengan laju

pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu timbul karena adanya

kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang relatif terlalu rendah

(underinvestment).

Dalam konsep ICOR, investasi adalah total dari pembentukan modal tetap dan

stok barang yang terdiri atas gedung, mesin dan perlengkapan, kendaraan, stok bahan

baku dan sebagainya. Nilai dalam investasi terdiri dari :

a) Pembelian barang modal baru.

b) Pembuatan/perbaikan besar barang yang sifatnya menambah umur atau

meningkatkan kemampuan.

c) Penjualan barang modal bekas.

d) Perubahan stok.

Konsep COR ada 2, yaitu average capital-output ratio (ACOR) dan

incremental capital-output ratio (lCOR). ACOR menunjukkan hubungan antara stok

modal yang ada dan aliran output lancar yang dihasilkan. ICOR menunjukkan;

perbandingan antara kenaikan tertentu pada stok modal (delta K) dan kenaikan Output

atau pendapatan (delta Y). Besamya COR tergantung pada teknik produksi yang

digunakan. Pada sektor yang teknik produksinya bersifat padat modal, COR-nya akan

tinggi. Sebaliknya, sektor dengan teknik produksi padat karya, COR-nya akan rendah.

Sektor-sektor seperti transportasi, telekomunikasi, perhubungan, perumahan, dan

industri barang modal akan mempunyai COR sektoral yang relatif tinggi. Nilai COR

yang tinggi pada sektor-sektor tersebut disebabkan oleh modal besar yang dibutuhkan

untuk menghasilkan setiap output yang diinginkan. Dengan kata lain, sektor-sektor

tersebut merupakan sektor yang menggunakan teknik produksi yang bersifat lebih

pada modal dibandingkan sektor-sektor lainnya.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

21

Universitas Indonesia

Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Poles Theory)

Teori pusat pertumbuhan merupakan salah satu teori yang dapat

menggabungkan antara prinsip-prinsip konsentrasi dengan desentralisasi secara

sekaligus. Maka dengan demikian teori pusat pertumbuhan merupakan salah satu alat

untuk mencapai tujuan pembangunan regional yang saling bertolak belakang,yaitu

pertumbuhan dan pemerataan pembangunan keseluruh pelosok daerah. Teori ini juga

dapat menggabungkan antara kebijaksanaan dan program pembangunan wilayah dan

perkotaan terpadu.

Pusat pertumbuhan jika dilihat secara fungsional adalah suatu lokasi

konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena sifat hubungannya

memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan

ekonomi baik kedalam maupun keluar (derah belakangnya). Secara geografis pusat

pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan

sehingga menjadi pusat daya tarik yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik

untuk berlokasi di daerah tersebut dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Tidak semua

kota generative dapat dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan

harus memiliki empat cirri yaitu adanya hubungan intern antara berbagai macam

kegiatan yang memiliki nilai ekonomi,adanya multiflier effect (efek

ganda),konsentrasi geografis,dan bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakang.

(Robinson,2004: 115).

2.2. Faktor-faktor Non Ekonomi Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Kelemahan utama teori-teori pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan para

ekonom adalah mengabaikan faktor-faktor institusi, tata nilai maupun faktor-faktor

non ekonomi lainnya. Pada hal pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditentukan oleh

faktor-faktor ekonomi, tetapi juga faktor-faktor non ekonomi. Perbedaan faktor-faktor

non ekonomi inilah yang menyebab mengapa kebijakan ekonomi yang sama akan

memberikan hasil berbeda bila diterapkan di beberapa negara atau wilayah yang

berbeda. Beberapa faktor non ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan adalah;

faktor sosial-budaya, faktor politik dan administratif.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

22

Universitas Indonesia

Faktor sosial budaya dapat menjadi penghambat atau pendukung proses

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Ada kebajikan-kebajikan lokal yang dapat

dijadikan modal untuk mendorong pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan ekonomi membutuhkan langkah-langkah penyesuaian di bidang sosial

budaya, agar mampu menjadi pendorong dan pendukung kemajuan/perubahan.

Kegagalan pengelolaan faktor sosial budaya merupakan salah satu penyebab

munculnya konflik yang berkepanjangan.

Struktur politik yang berpengaruh terhadap stabilitas politik, juga

mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Wilayah-wilayah yang struktur

politiknya rapuh atau tidak seimbang, seperti dapat lihat pada banyak negara di Afrika

dan Amerika Selatan, akan berhadapan dengan ketidakstabilan politik yang

berkepanjangan. Selanjutnya ketidakstabilan politik ini akan menurunkan tingkat

investasi, menganggu upaya-upaya peningkatan kualitas SDM terutama melalui

pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Faktor adminsitrasi juga amat menentukan stabilitas dan kesinambungan

pertumbuhan maupun perkembangan ekonomi. Dalam banyak kasus, kegagalan

pembangunan di negara-negara sedang berkembang (NSB) lebih banyak disebabkan

oleh lemahnya daya dukung administrasi negara atau birokrasi pemerintah untuk

mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Lemahnya daya dukung administrasi ini bisa

disebabkan rendahnya kapasitas birokrasi dan atau terlalu muluknya target-target

pembangunan yang ditetapkan oleh para elit politik/kekuasaan (Tjiptoherijanto,

Manurung, 2010).

Menurut Nurkse (dalam Jhingan, 1995 : 93) : “Pembangunan ekonomi

berkaitan dengan peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik, dan latar

belakang historis”. Didalam Pertumbuhan ekonomi, faktor sosial, budaya, politik dan

psikologis adalah sama pentingnya dengan faktor ekonomi. Kondisi sosial yang kacau

karena konflik di suatu daerah pasti juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks Indonesia, Koentjaraningrat (1984) salah satu resiko dari

keragaman masyarakat Indonesia adalah sulitnya mengintegrasikan potensi

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

23

Universitas Indonesia

keragaman tersebut untuk tujuan pembangunan. Selanjunya, Koentjaraningrat

mengemukakan ada empat submasalah yan harus diperhatikan, yaitu:

1. Masalah mempersatukan aneka warna suku bangsa

2. Masalah hubungan antara umat beragama

3. Masalah hubungan mayoritas-minoritas

4. Masalah mengintegrasikan kebudayaan-kebudayaan di Irian Jaya dan Timor-Timur

dengan kebudayaan Indonesia.2

2.3. Konflik Sebagai Resiko Dalam Proses Modernisasi

Apa yang diutarakan Koentjaraningrat, maupun para ahli ilmu sosial lainnya

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil membutuhkan

fondasi integrasi tata nilai, perdamaian dan perlakuan adil para pelaku ekonomi, tanpa

memandang garis keturunan, suku maupun agama. Dalam kenyataannya, pengelola

perbedaan-perbedaan tersebut amat sulit dan karenanya harus dilakukan dengan sabar

dan seksama. Kompleksitas faktor-faktor non ekonomi seperti yang diuraikan di atas

menunjukkan bahwa pengabaikan faktor-faktor tersebut amat berisiko.

Lewis A. Coser dalam bukunya The Function of Social Conflict melihat

bahwa konflik adalah perselisihan nilai nilai tuntuntan mengenai status, kekuasaan

dan sumber-sumber kekayaan yang persediaannya tidak dapat memenuhi untuk semua

yang membutuhkannya. Pihak-pihak yang berselisih tidak hanya berusaha

mendapatkan apa yang di inginkan, tetapi juga bagai mana mereka saling

memojokkan, merugikan atau bila perlu menghancurkan lawan-lawannya. Hak itu,

menurut kaum Marxian, dipandang sebagai gejala social yang selalu hadir dalam

masyarakat.3

2Pada masa itu, Irian Jaya adalah Papua dan Papua Barat saat ini. Sedangkan Timor-Timur masih

merupakan bagian negara RI, yaitu sebagai provinsi ke 27.

3K.J Vegaar, Realitas social, Jakarta: Gramedia, 1990,hal. 211-212.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

24

Universitas Indonesia

Menurut Wese Becker, konflik merupakan proses sosial dimana orang atau

kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lain

yang di sertai dengan ancaman atau kekerasan. Dalam Bukunya International Politik,

K.J Holsti mengemukakan bahwa Konflik yang menimbulkan kekerasan yang

terorganisir muncul dari suatu kombinasi khusus para pihak, pandangan yang

berlawanan mengenai suatu isu, sikap bermusuhan, dan tipe-tipe tindakan diplomatik

dan militer tertentu. Bentuk konflik biasanya teridentifikasikan oleh suatu kondisi

oleh sekelompok manusia, yang di dalamnya terdiri dari suku, etnis, budaya, agama,

ekonomi, politik, sosial yang berbeda beda.

Sumber konflik sendiri terletak pada hubungan antara sistem-sistem negara-

negara kebangsaan yang dilandasi oleh konsep ”egosentrisme”, yaitu aspirasi untuk

mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta kedudukan negara dalam

hubungannya dengan negara lain. Bila suatu negara terlalu berpegang teguh kepada

pengakuan universal atas kemerdekaan politiknya dan kebebasan memilih serta

bertindak, ia akan menemui dilema karena ia pun harus menghormati kebebasan dan

kemerdekaan yang sama dari setiap negara lain. Akan tetapi sebenarnya tidak ada

negara satu pun yang bisa mempercayai negara lain, artinya keselamatan negara

tergantung kepada usaha-usaha sendiri, karena itu setiap negara harus bersikap hati-

hati dalam memelihara hubungan dengan negara lain.

Menurut Louis Kriesberg, kajian tentang konflik dapat di bedakan menjadi

empat hal, yaitu (1) isu yang dikonflikkan; (2) karakteristik daru kelompok-kelompok

yang berkonflik; (3) hubungan antara kelompok-kelompok yang berkonflik; (4) cara

yang di gunakan oleh masing –masing kelompok dalam berkonflik.4 Mengenai

karakteristik dari kelompok-kelompok yang berkonflik, secara umum dapat d bedakan

dalam dua hal, yaitu (1) kejelasan batas-batas antara kelompok-kelompok yang

berkonflik, dan (2) derajat pengorganisasian masing-masing kelompok.5

4Louis Kiesberg, Social conflict, second Edition, Englewood Clifft, N.Y: Prantice Hall, Inc, 1382, hak.

36.

batas-batas

5Louis Kiesberg, Social conflict, op.cit, hal. 119.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

25

Universitas Indonesia

kelompok yang berkonflik erat kaitannya dengan pola interaksi dan komunikasi yang

dikembangkan oleh komitmen anggota dalam kelompoknya.

Para teoritisi konflik mencoba menjelaskan proses modernisasi sebagai

pergolakan-pergolakan yang tidak tampak (disensus), ketidakseimbangan,

antagonisme kelas dan revolusioner. Ada tiga ketegangan teori konflik yang relevan

secara langsung maupun tidak langsung dengan proses modernisasi, yaitu; teori-teori

Marxis, teori-teori perjuangan kekuasaan dan teori-teori revolusi yang diharapkan.

Teori-teori Marxis menyatakan bahwa keberadaan kelas-kelas sosial yang berbeda

merupakan sumber konflik. Misalnya konflik antara petani yang tidak memiliki tanah

dengan golongan tuan tanah, antara elit politik dan elit militer. Elemen-elemen model

konflik menurut pandangan Marxis adalah polarisasi kelas secara radikal, eksploitasi

buruh, akumulasi keuntungan, peperangan kelas, revolusi kekerasan dan penciptaan

kembali satu tatanan sosial baru. Teori-teori perjuangan kekuasaan menekankan

negara sebagai pemeran utama konflik, khususnya berkembangannya peranan

kekuasaan militer pada saat NSB melaksanakan modernisasi. Kegagalan para

pemimpin sipil melaksanakan modernisasi memberikan kesempatan kepada para

pemimpin militer untuk berkuasa. Namun dalam perjalanan selanjutnya pemimpin

militer akan terus berupaya mempertahankan dominasinya dengan memperlemah para

pemimpin sipil.Teori-teori revolusi yang diharapkan mencoba menjelaskan konflik-

konflik di wilayah pedesaan, revolusi-revolusi kaum borjuis maupun, maupun

revolusi-revolusi konservatif yang berujung pada fasisme. Ketiga teori-teori tersebut

menunjukkan bahwa konflik-konflik yang terjadi dapat merupakan konflik antar

kelas, konflik nilai-nilai maupun konflik kepribadian (Abraham, 1991).

Konflik Internal

Studi konflik internal mengemuka dalam dekade terakhir ini, terutama

bersamaan dengan makin maraknya konflik horizontal antar ras, etnis dan agama di

dalam wilayah suatu negara. Sangat ironis bahwa ketika konflik ideologi mewarnai

era perang dingin telah mulai mereda, konflik-konflik internal di dalam batas wilayah

suatu wilayah dalam bentuk gerakan separatis dan kerusuhan massal ternyata menelan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

26

Universitas Indonesia

korban manusia yang makin besar. Contoh, pada tahun 1994 di Rwanda dalam kurun

waktu hanya 3 bulan sekitar 800 ribu sampai 1 juta manusia terbunuh, sebagian besar

dari mereka adalah kelompok minoritas Tutsi.

Menurut Michel E. Brown, menyebutkan beberapa alasan mengapa konflik

internal penting untuk dilakukan tidak hanya dalam studi ilmu politik tetapi juga

dalam kurikulum Hubungan Internasional, yaitu;Pertama, konflik internal telah

merebak ke banyak negara dan menimbulkan aksi-aksi kekerasan.Kedua, konflik

internal telah menyengsarakan masyarakat yang menjadi korban yang tidak berdaya

akibat konflik, seperti pembunuhan, penyiksaan, pemerkosaan, dan

pengusiran.Ketiga, konflik internal penting karena sering melibatkan negara-negara

tetangga sehingga bisa menimbulkan konflik perbatasan. Pengungsi yang

menyeberang ke negara tetangga atau pemberontakan yang mencari perlindungan ke

negara tetangga dapat menimbulkan permasalahan baru yang dapat memicu konflik

bersenjata antar negara yang bertetangga.Keempat, konflik internal penting karena

sering mengundang perhatian dan campur tangan dari negara-negara besar yang

terancam kepentingannya dan organisasi internasional.

Menurut Edward Azar, menyebutkan ada 4 pra-kondisi yang mengarah pada

terjadinya atau pemicu konflik internal, yaitu :Pertama, hubungan yang tidak

harmonis antara kelompok identitas seperti suku, agama dan budaya dengan

pemerintah. Pemerintah cenderung tidak mengakui eksistensi kelompok identitas

tersebut dan bahkan berusaha mengeliminasinya demi kepentingan dan keutuhan

negara. Akibatnya, terjadi pertentangan terhadap kelompok identitas tertentu dan

mendorong para anggotanya untuk melakukan perlawanan terhadap negara. Sebagai

contoh, pemerintah Orde Baru telah mengancam eksistensi kelompok identitas Aceh

dan Papua sehingga mereka bangkit dan melakukan perlawanan bersenjata terhadap

pemerintah pusat.Kedua, konflik juga dikaitkan dengan kenyataan bahwa pemerintah

telah gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar kemanusiaan sehingga terjadi proses

kemiskinan. Proses secara ekonomi telah menciptakan kemiskinan sementara

kekuatan ekonomi dan politik dari pusat menikmati surplus ekonomi sebagai hasil

eksploitasi SDA di daerah-daerah yang dilanda konflik. Seperti contoh, bagi rakyat

Aceh dan Papua bahwa di tengah kekayaan alam mereka yang berlimpah terdapat

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

27

Universitas Indonesia

jumlah penduduk miskin yang tergolong tinggi bila dibandingkan dengan daerah-

daerah lain yang tidak memiliki SDA.Ketiga, sebab konflik internal berkaitan dengan

karakteristik pemerintahan yang otoriter dan mengabaikan aspirasi politik dari

masyarakat. Dalam hal ini pemerintah pusat menyakini asumsi bahwa kekuasaan yang

terpusat (sentral) menjamin kontrol yang efektif atas masyarakat. Bahkan kekuatan

militer digunakan terhadap setiap bentuk protes atau perlawanan terhadap

pemerintahan yang otoriter. Pemerintah daerah juga tidak dapat berfungsi sebagai alat

perjuangan kepentingan masyarakat daerah dikarenakan elit-elit daerah ikut

menikmati eksploitasi SDA.Keempat, konflik internal dikaitkan dengan International

Linkages, yaitu sistem ketergantungan yang terjadi antara negara dengan sistem

ekonomi global dimana pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih memihak

kekuatan modal asing daripada kepentingan penduduk lokal. Misalnya, dalam rangka

melindungi kepentingan investor asing pemerintah rela menindas rakyatnya sendiri

dan mengabaikan hak-hak dasar mereka sebagai manusia.

2.4. Dampak Negatif Konflik Terhadap Perekonomian Dan Kesejahteraan Rakyat

Uraian-uraian di atas menunjukkan bahwa konflik merupakan resiko dari

modernisasi yang tidak dikelola dengan baik. Karena itu amat relevan untuk

membahas apa saja dampak negatif konflik terhadap tingkat kesejahteran rakyat.

Sejumlah ahli telah mempelajari kerugian output dalam konflik, seperti Knight

et al. (1996), Collier (1997), dan Staines (2004). Collier (1997) menyelidiki

konsekuensi dari perang saudara untuk GDP dan komposisinya menggunakan data

yang komprehensif set semua perang saudara selama 1960-1992. Menggunakan

model dari efek ekonomi dari perang saudara dan periode pasca perang, kertas ini

menemukan bahwa PDB per kapita, selama perang saudara, penurunan pada tingkat

tahunan sebesar 2,2% relatif terhadap pasangannya. Penjelasan yang diusulkan dalam

makalah ini adalah bahwa penurunan ini sebagian karena perang langsung

mengurangi produksi, dan sebagian karena itu menyebabkan hilangnya bertahap

modal akibat kerusakan, tidak hemat, dan substitusi dari portofolio di luar negeri.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

28

Universitas Indonesia

Staines (2004) mengeksplorasi dinamika pra-1990 dan paska konflik 1990-

menemukan perbedaan signifikan dalam durasi dan biaya konflik di dua periode.

Pertumbuhan PDB riil adalah 1,7% di bawah normal untuk konflik sebelum tahun

1990, dekat dengan perkiraan Collier. Namun, untuk konflik setelah tahun 1990,

pertumbuhan PDB riil adalah 12,3% di bawah normal, jauh lebih dari konflik

sebelumnya. Negara-negara dengan konflik sebelum tahun 1990 mengalami kontraksi

yang relatif sederhana diikuti oleh periode pemulihan yang panjang selama konflik itu

sendiri, sehingga menghasilkan tingkat GDP riil per kapita tidak jauh di bawah level

pra-konflik dan GDP riil lebih besar dari sebelum konflik. Untuk konflik setelah

tahun 1990, laju dan kedalaman kontraksi jauh lebih parah dan biasanya terus

berakhirnya konflik, mengakibatkan tingkat output masih jauh di bawah level pra-

konflik.Hasil penelitian Staines (2004) menunjukkan bahwa konflik sebelum 1990:

pertumbuhan PDB riil sebesar 1,7 persen di bawah pertumbuhan normal. Konflik

setelah 1990: pertumbuhan PDB riil sebesar 12,3 persen di bawah pertumbuhan

normal.

Penelitian Ra dan Singh (2005) menyatakan bahwa konflik semakin

mempengaruhi kinerja ekonomi Nepal sejak tahun 2001. Pertumbuhan ekonomi

melambat menjadi rata-rata 1,9% dari tahun anggaran (TA) 2002-FY2004 periode

dibandingkan dengan 4,9% pada dekade sebelumnya itu. Lebih dari 12.000 orang

tewas, infrastruktur fisik telah hancur, ribuan orang telah mengungsi, gangguan

ekonomi telah meningkat, dan pengeluaran pembangunan telah menurun tajam. Studi

ini dilakukan oleh Resident Mission Nepal Bank Pembangunan Asia (NRM) untuk

mengukur biaya ekonomi dari konflik, dan efek dari belanja pembangunan menurun

pada pembangunan ekonomi Nepal.

Konflik juga akan menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas investasi.

Kuantitas investasi diukur dengan nilai investasi, sedangkan kualitas investasi diukur

dari kandungan teknologinya. Selain memperburuk investasi, konflik juga

menurunkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), baik karena tewas

akibat konflik, mengungsi dan bahkan brain drain. Sementara itu SDM yang masih

bertahan, umumnya berkualitas rendah. Menurunnya kuantitas dan kualitas investasi

maupun SDM selanjutnya akan menurunkan stabilitas perekonomian makro, yang

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

29

Universitas Indonesia

umumnya ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah bahkan negatif, laju

inflasi yang tinggi dan juga tingginya tingkat pengangguran. Akhirnya memburuknya

kinerja ekonomi makro akan menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat diukur dengan

banyaknya penduduk miskin dan menderita. Hal ini sesuai dengan telaah Neo Klasik

Solow Model (Mankiw,2009).

Knight et al. (1996), dan Knight (1996) menyatakan bahwa perang menjadi

pengaruh yang kuat terhadap penurunan tingkat investasi. Sedangkan menurut Collier

(1997): PDB per kapita menurun sebesar 2,2 persen per tahun jika dibandingkan

dengan periode sebelum perang terjadi.

Konflik juga menurunkan kesejahteran rakyat karena menimbulkan masalah

kemiskinan massal dan kronis. Berdasarkan teori konflik dalam perspektif

institusional dinyatakan bahwa masyarakat tersusun dalam struktur dimana sebagian

anggota masyarakat mempunyai kekuatan ( power ) termasuk penguasaan sumber

daya, kesempatan dan peluang yang lebih besar dibanding anggota masyarakat yang

lain. Dengan demikian lapisan ini mampu mengendalikan dan mengontrol kehidupan

sosial ekonomi dalam sistem sosialnya dengan menggunakan instrumen institusi

sosial.yang ada. Sebagai akibat lebih lanjut adalah adanya ketimpangan dan distribusi

yang tidak merata antara lapisan yang lebih menguasai kekuasan. Sumber-sumber dan

kesempatan dibanding yang lain. Pada umumnya lapisan yang menguasai kekuasaan

dan sumber-sumber ini cenderung ingin mempertahankan status quo dalam rangka

mempertahankan posisi dan kepentingannya ( Parrillo, 1987 : 29 dalam Soetomo,

2006 : 117 ).

Menurut teori konflik dalam perspektif institusional masalah kemiskinan

bukan disebabkan karena cacat individual dari kalangan miskin seperti cacat bawaan,

cacat fisik maupun mental atau cacat kultural, melainkan disebabkan oleh Institutional

discrimination, terutama dalam bentuk penguasaan kekuasaan, sumber-sumber,

peluang, akses terhadap informasi dan berbagai bentuk pelayanan dalam berbagai

struktur masyarakat. Kemiskinan disini bukan karena orang-orangnya malas, lemah

atau karena kulturnya tidak mendorong untuk bekerja keras melainkan karena kondisi

struktural ( Soetomo, 2006 : 119 ).

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

30

Universitas Indonesia

2.5. Studi-studi Sebelumnya

Di bawah ini adalah uraian tentang beberapa studi sebelumnya, yang relevan

dengan kebutuhan studi.

Propatria Insitute (2009)

Hasil penelitian bahwa pada upaya post conflict peacebuilding, penataan

birokrasi mendorong peningkatan kapasitas produksi barang-barang publik dasar

seperti kesehatan, pendidikan yang diikuti dengan peningkatan kapasitas delivery.

Dalam konteks post conflict peacebuilding, penekanan pada peran negara

(pemerintah) dititikberatkan pada upaya menormalkan fungsi dasar negara untuk

menyediakan keamanan. Pendekatan keamanan yang digunakan mengacu pada

konsep keamanan manusia (human security), yang menekankan pada keadilan sosial

dan kesejahteraan ekonomi, dengan keamanan individu dan masyarakat sebagai

prioritas. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah harus dapat melaksanakan fungsi

esensial yang dapat menjadi pondasi dasar segera pasca perjanjian damai.

Penataan birokrasi dengan prinsip governance adalah salah satu upaya

meningkatkan kapasitas distributif dan tingkat responsif pemerintah pasca konflik.

Salah satu fungsi esensial tersebut adalah operasi stabilisasi dan pemulihan pasca

konflik. Operasi ini merupakan modalitas awal yang harus diupayakan efektivitasnya

dalam menjawab tantangan peacebuilding di daerah pasca konflik. Tujuan dari

operasi ini adalah untuk menciptakan lingkungan yang stabil pasca-konflik segera

setelah tercapainya kesepakatan damai yang memungkinkan berlangsungnya langkah-

langkah pembangunan yang lebih bersifat jangka panjang. Operasi tersebut

melingkupi kontrol atas potensi kekerasan, penanggulangan aksi kejahatan serius,

pengembalian fungsi tradisional kepolisian, kemampuan untuk mengidentifikasi dan

menghadapi masalah strategic deception oleh “spoilers of peace”, dan mencakup

berbagai kegiatan untuk memperbaiki infrastruktur ekonomi yang rusak maupun

hancur akibat konflik. Langkah-langkah tersebut harus dapat dengan segera

menunjukkan dan melahirkan keuntungan perdamaian (peace dividend) tidak hanya

bagi pihak-pihak yang bertikai tetapi juga bagi masyarakat umumnya.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

31

Universitas Indonesia

Mencegah konflik berulang dilakukan pada masa stabilisasi dan pemulihan

pasca konflik dengan mengontrol (menghilangkan) potensi kekerasan melalui DDR,

penanggulangan aksi kejahatan serius yang menghambat proses perdamaian, serta

kemampuan untuk mengidentifikasi dan menghadapi ancaman yang datang dari

kelompok spoilers of peace di samping pengembalian fungsi tradisional kepolisian

untuk menjaga ketertiban dan perbaikan infrastruktur ekonomi yang rusak dan hancur

akibat konflik.

Lebih lanjut, Propatria Institute menyatakan bahwa pemerintahan lokal

menjadi instrumen penting yang utama karena ia merupakan manifestasi politik

daerah yang mengembang fungsi negara untuk memproduksi dan men-delivery

political goods bagi warganya. Konflik adalah ekspresi dari lemahnya struktur negara

(weak state) yang menempatkan negeri ini dalam situasi politik mati hidup (the

politics of survival). Pengalaman Indonesia menunjukkan pasca 1998 terjadi

pergeseran mendasar dari central rule menjadi multi actors rule. Sementara itu

birokrasi kehilangan watak monolitiknya semenjak desentralisasi karena

memunculkan lapis-lapis pemerintahan yang semakin tebal (multilayer governance)

yang juga berpengaruh terhadap semakin majemuknya birokrasi.

Peranan yang dimainkan negara dalam konteks kewaspadaan dan respon dini

adalah dengan meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi dan

mendistribusikan public goods bagi warganya. Hal tersebut akan mengembalikan

legitimasi pemerintah terutama bila dalam pengelolaan pemerintahan, pemerintah

mengadopsi prinsip-prinsip good governance yang membuka ruang bagi berjalannya

fungsi pemerintahan yang normal.

Dengan mengadopsi prinsip governance, pemerintah ditempatkan sebagai

salah satu aktor dari multi-aktor yang terlibat dalam urusan publik. Dengan demikian,

penataan birokrasi diarahkan untuk membuka peluang bagi aneka kekuatan dalam

policy process. Peluang lain yang dimungkinkan adalah peningkatan kapasitas deteksi

dini dan responsiveness bureaucracy melalui penataan sistem data dan sebagainya.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

32

Universitas Indonesia

Nazamudin (2007)

Menurut Nazamuddin, 2007, biaya ekonomi akibat konflik antara

lainterjadinya perpindahan internal dan eksternal penduduk (external and internal

displacement of people), penurunan pengeluaran pemerintah untuk sektor publik dan

peningkatan anggaran keamanan, resiko investasi meningkat sehingga menambah

biaya investasi, dan produksi tidak lagi efisien dan barang yang dihasilkan tidak lagi

kompetitif

Hasil penelitian Nazamuddin, 2007 di Aceh menunjukkan bahwa:

- periode ‘conflict’ untuk periode 2005-2009 jika pengeluaran pemerintah menurun

sebesar 4,2 persen maka pertumbuhan PDB turun sebesar 8,3 persen atau

mengalami penurunan rata-rata 1,7 persen per tahun.

- periode ‘high conflict’ jika pengeluaran pemerintah menurun dua kali lebih besar

(8,4 persen) maka pertumbuhan PDB menurun sebesar 10,3 persen atau mengalami

penurunan rata-rata sebesar 2,1 persen per tahun.

Lindgren (2006)

Penelitian Lindgren (2006), biaya ekonomi akibat konflik di Sri Lanka antara

lain loss of production yaitu selisih selisih antara produksi aktual (percent of actual

GDP in conflict) dan produksi counterfactual nilai produksi counterfactual adalah

perubahan nilai investasi akibat kenaikan anggaran militer, peningkatan anggaran

militer akan mengurangi investasi dan selanjutnya akan memperlambat laju

pertumbuhan ekonomi. Kesimpulan penelitian Lindgren menyatakan bahwa

perbandingan antara metode yang berbeda untuk memperkirakan biaya ekonomi dari

konflik memang menunjukkan bahwa metode pemodelan cenderung memberikan

perkiraan hampir sama daripada metode akuntansi jika semua studi dimasukkan. Jika

dua penelitian yang mendasar tidak termasuk metode akuntansi memberikan

perkiraan yang lebih tinggi. Kesimpulannya adalah bahwa masalah hasil kredibel

memberikan keuntungan yang jelas untuk metode akuntansi karena sulit untuk

menilai validitas model yang terdiri dari persamaan ekonometrik. Hal ini terutama

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

33

Universitas Indonesia

signifikan untuk non-ekonom dan sejak keputusan konfliks jarang diambil oleh para

ekonom ini sangat penting.

Simulasi di atas tidak memperkirakan dampak kerusakan infrastruktur

ekonomi, perpindahan orang, dan terganggunya kegiatan ekonomi pada pertumbuhan

PDB. Dampak yang lebih rendah investasi swasta dalam konflik ini juga tidak

sepenuhnya tercermin. Dengan demikian, biaya keseluruhan dari konflik untuk

periode tahun 2005- 2009 akan cenderung lebih tinggi. Juga, efek dari konflik pada

PDB pertumbuhan akan tetap baik setelah konflik telah selesai, seperti belanja

pembangunan rendah selama konflik akan telah menurunkan modal ekonomi, dan

pengeluaran pembangunan akan membutuhkan waktu untuk sembuh. Perlu dicatat

bahwa pertumbuhan PDB 3% terdahulu oleh Nepal selama konflik jauh lebih rendah

dari hilangnya pertumbuhan 12,1% diperkirakan oleh Staines (2004) untuk negara-

negara yang terkena dampak konflik di 1990-an, dan lebih dekat dengan hilangnya

2,2% yang diperkirakan oleh Collier (1997) untuk negara-negara konflik pra-1990.

Tidak seperti mayoritas negara-negara dianalisis dengan Staines, Nepal telah

mendapatkan manfaat dari aliran pengiriman uang dari negara luar negeri. Hal ini

mungkin telah diperbaiki secara signifikan yang merugikan dampak konflik terhadap

pendapatan dan kemiskinan. Namun, pertumbuhan 1,7% disebabkan penurunan

pengembangan pengeluaran dalam skenario konflik merupakan proporsi yang

signifikan dari pertumbuhan secara keseluruhan kerugian.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

34 Universitas Indonesia

BAB 3

GAMBARAN RINGKAS PROVINSI ACEH

3.1. Gambaran Umum

Provinsi Nanggroe Aceh Darrussalam terletak di kawasan paling ujung dari

bagian utara Pulau Sumatera yang sekaligus juga merupakan ujung paling barat

wilayah Indonesia. Secara geografis dikelilingi oleh laut yaitu selat Malaka, Selat

Benggala dan Samudra Indonesia pada koordinat 1º 40' - 6º 30' lintang Utara dan 94º

40' - 98º 30' Bujur Timur. Topografi berbukit dan bergunung yang mencapai sekitar

68% luas wilayah. Sedangkan daerah datar dan landai hanya sekitar 32% luas

wilayah. Daerah dengan topografi bergunung terdapat di bagian tengah Aceh yang

merupakan gugusan pegunungan Bukit Barisan. Daerah dengan topografi berbukit

dan landai yang terletak di bagian utara dan timur Aceh. Daerah Aceh memiliki

ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut. Luas Provinsi Aceh pada

saat ini adalah 57.365,57 km per segi atau merangkumi 12.26% pulau Sumatra, yang

terdiri atas 119 buah pulau, 73 sungai yang besar dan 2 buah danau6

3.2. Pemerintahan

.

3.2.1.Sejarah Ringkas Pemerintahan Aceh

Aceh telah dikenal sejak abad ke-6, sebagai kerajaan oleh pedagang Cina dan

India. Beberapa kerajaan Islam yang pertama dikenal antara lain Kerajaan Peurelak

dan Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Aceh mulai menjadi besar ketika Kesultanan

Malaka jatuh ke tangan Portugis pada abad ke-16, dimana perdagangan yang dulunya

berpusat di Malaka pindah ke Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan

Ali Mughayatsyah7

6

. Dalam perjalanannya kerajaan tersebut mencapai puncak

http://aceh.bps.go.id/I.htm

7 Diolah dari http://www.acehprov.go.id/6;Aceh-Ensiklopedi dan berbagai sumber lainnya

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

35

Universitas Indonesia

keemasan pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, dengan wilayah

kekuasaan mencapai pesisir Sumatera Barat. Selain itu, Aceh juga telah menjalin

hubungan dengan kerajaan-kerajaan di dunia Barat termasuk Inggris, Ottoman dan

Belanda. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami kemunduran yang

ditandai dengan Traktat London pada 1924, yang menyerahkan kawasan taklukan

Inggris di Sumatera kepada Belanda. Meskipun mengalami kemunduran namun Aceh

mampu memberikan perlawanan kepada Belanda dalam perang terlama yang dihadapi

Belanda yakni Perang Aceh pada periode 1873 sampai 1942.

3.2.2. Struktur Pemerintahan

Pemerintahan Aceh adalah kelanjutan dari Pemerintahan Provinsi Daerah

Istimewa Aceh dan Pemerintahan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pemerintahan

Aceh dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh, dalam hal ini Gubernur Aceh sebagai

lembaga eksekutif, dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sebagai lembaga legislatif.

Pemerintahan Aceh dibentuk berdasarkan Sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) mengakui dan menghormati satuan-satuan

pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. Perjalanan

ketatanegaraan Republik Indonesia menempatkan Aceh sebagai satuan pemerintahan

daerah yang bersifat istimewa dan khusus, terkait dengan karakter khas sejarah

perjuangan masyarakat Aceh yang memiliki ketahanan dan daya juang tinggi.

Pengakuan Negara atas keistimewaan dan kekhususan daerah Aceh terakhir

diberikan melalui Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh

(LN 2006 No 62, TLN 4633). UU Pemerintahan Aceh ini tidak terlepas dari Nota

Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Pemerintah dan Gerakan Aceh

Merdeka yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2005 dan merupakan suatu

bentuk rekonsiliasi secara bermartabat menuju pembangunan sosial, ekonomi, serta

politik di Aceh secara berkelanjutan.

UU 11 Tahun 2006, yang berisi 273 pasal, merupakan Undang-undang

Pemerintahan Daerah bagi Aceh secara khusus. Materi UU ini, selain itu materi

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

36

Universitas Indonesia

kekhususan dan keistimewaan Aceh yang menjadi kerangka utama dari UU 11 Tahun

2006, sebagian besar hampir sama dengan UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Oleh karena itu Aceh tidak tergantung lagi pada UU Pemerintahan Daerah

(sepanjang hal-hal yang telah diatur menurut UU Pemerintahan Aceh).8

3.2.3. Wilayah Administrasi

Wilayah Provinsi Aceh mempunyai batas-batas sebagai berikut:

1. sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka;

2. sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara;

3. sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka; dan

4. sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Wilayah Provinsi Aceh dibagi dalam 18 Kabupaten dan 5 Kota. Tabel 3.1 di

bawah ini memberikan informasi tentang pembagian wilayah adminsitratif pada

tingkat kabupaten – kota beserta ibu kota dan luas masing-masing kabupaten/kota.

8Karena begitu banyak materi mengenai pemerintahan Aceh dan diluar cakupan studi ini, maka yang ingin mengetahui lebih jauh, slihakan membaca UU 11/2006.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

37

Universitas Indonesia

Tabel 3.1. Administrasi Pemerintahan Provinsi Aceh

Keterangan Sumber: Luas 1 ) adalah luas menurut Final Report RTRWP DI Aceh 2000, p.IV-8 Luas 2 ) adalah luas menurut Laporan Kemajuan RTRWP ACEH 2004, p.III-5 Luas 5 ) adalah luas menurut Buku Aceh Dalam Angka 2008, p.33. Luas 3 ) adalah luas menurut Laporan Kemajuan RTRWP ACEH 2004, p.IV-17 Luas 4 ) adalah luas menurut Laporan Akhir RTRWP ACEH 2006, p.2-80 *) Luas Kabupaten Pidie Jay amasih tergabung denganK abupaten Pidie. **) Luas Kota Subulussalam masih tergabung denganK abupaten Aceh Singki.l Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, http://aceh.bps.go.id/, 2012

Sedangkan posisi geografis, masing-masing kabupaten-kota dapat dilihat pada

Gambar 3.1 tentang peta wilayah administrasi Aceh di bawah ini.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

38

Universitas Indonesia

Gambar 3.1. Peta Administrasi Wilayah Provinsi Aceh Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Aceh_dati2l.jpg

Sampai dengan tahun 1998,wilayah administratif Aceh terdiri atas 10

Kabupaten/kota yaitu Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar,

Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

39

Universitas Indonesia

Tengah, Kabupaten Tenggara, Kabupaten Aceh Barat, dan Kabupaten Aceh selatan.

Langkah-langkah pemekaran yang berlangsung sejak 1999 telah menyebabkan saat

ini povinsi Aceh terbagi menjadi 23 kabupaten/kota, yaitu 18 kabupaten (Aceh Besar,

Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Bener Meriah,

Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh

Barat Daya, Aceh Singkil, Siemeulue) dan 5 kota (Banda Aceh, Sabang,

Lhokseumawe, Langsa dan Subussalam).

Wilayah-wilayah yang mengalami pemekaran adalah Aceh Utara, Aceh Barat,

Aceh Timur, Pidie, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Selatan serta Aceh Singkil.

Dimana kabupaten Bireuen pisah dari kaupaten Aceh Utara,kabupaten Simeuleu pisah

dari kabupaten Aceh Barat pada tanggal 4 Oktober 1999 (UU no 48 tahun 1999

tentang pemekaran kabupaten Bireuen dan kabupaten Simeulue) dan tanggal 20 april

1999 kabupaten aceh singkil pisah dari kabupaten Aceh Selatan (UU no 14 tahun

1999). Tahun 2001 kota Lhokseumawe pisah dari kabupaten Aceh Utara pada tanggal

21 Juni 2001 (UU no 2 tahun 2001), sedangkan kota Langsa pisah dari kabupaten

Aceh Timur pada tanggal 21 Juni 2001 (UU no 3 tahun 2001). Tanggal 10 April 2002

kembali terjadi pemekaran sebanyak 5 kabupupaten di Aceh yaitu kabupaten Nagan

Raya dan kabupaten Aceh Jaya pisah dari kabupaten Aceh Barat, kabupaten Aceh

Barat Daya pisah dari kabupaten Aceh Selatan, kabupaten Aceh Tamiang pisah dari

kabupaten Aceh Timur, dan kabupaten Gayo Lues pisah dari kabupaten Aceh

Tenggara (UU no 4 tahun 2002). Tanggal 18 Desember 2003 kabupaten Bener Meriah

pisah dari kabupaten Aceh Tengah (UU no 41 tahun 2003. Dan terakhir tahun 2007,

tanggal 2 Januari 2007, kabupaten Pidie Jaya pisah dari kabupaten Pidie (UU no 7

tahun 2007), kota Subussalam pisah dari kabupaten Aceh Singkil (UU no 8 tahun

2007).9

9Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesia#Nanggroe_Aceh_Darussalam

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

40

Universitas Indonesia

3.3. Perekonomian

3.3.1.Potensi Perekonomian

Dengan letak dan posisi Aceh yang berada di ujung utara/barat pulau Sumatera dan

dikelilingi oleh laut secara umum dipengaruhioleh persimpangan arus dan gerakan

Samudera Hindia, Selat Malaka dan LautCina Selatan yang berinteraksi dengan daratan

pulau Sumatera, SemenanjungMalaka, Kepulauan Andaman dan Nikobar, maka

menampilkan ekosistem lautdisepanjang pesisir Aceh yang sangat sesuai bagi kehidupan

biota laut.Selain memilikikekayaan berupa sumber daya alam yang sangat melimpah, juga

sumber dayahayati disektor kelautan dan perikanan yang belum dimanfaatkan secara

optimal.

3.3.2. Potensi Sektor Pertanian

Potensi sektor primer Aceh dapat dilihita dari potensi sektor pertanian dan

pertambangan.Daerah Aceh memiliki potensi besar di bidang pertanian dan

perkebunan. Pertanian di daerah Aceh menghasilkan beras, kedelai, ubi kayu, ubi

jalar, jagung, kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan di bidang

perkebunan, Aceh menghasilkan coklat, kemiri, karet, kelapa sawit, kelapa, kopi,

cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu, tembakau, dan randu. Daerah Aceh juga

banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti bawang merah, cabe,

kubis, kentang, kacang panjang, tomat, ketimun, pisang, mangga, rambutan, nangka,

durian, jambu biji, pepaya, dan melinjo.

Sektor pertanian adalah motor penggerak perekonomian masyarakat Aceh.

Pada 2005, memiliki lahan sawah beririgasi teknis seluas 96.683 ha, beririgasi

setengah teknis 44.230 ha dan beririgasi non teknis seluas 74.027 ha. Produksi padi

tercatat sebesar 1.411.649 ton Gabah Kering Giling (GKG) dimana mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar 1.552.083 atau 9,22%. Penurunan ini

akibat luasnya kerusakan lahan akibat tsunami. Secara umum padi sawah

mendominasi persediaan pangan dibandingkan dengan padi ladang, hanya

berproduksi 8.509 ton dibanding padi sawah dengan produksi 1.403.139 ton tahun.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

41

Universitas Indonesia

Luas areal irigasi yang dikelola Dinas Sumber Daya Air Provinsi Aceh terdiri

dari: (1) jaringan irigasi teknis; (2) setengah teknis dan (3) jaringan irigasi sederhana

(tradisional) dengan jumlah total luas areal potensial 214.940 ha pada tahun 2005.

Jika dibandingkan tahun 2004 dengan luas 214.939 ha terdapat penurunan pada

tanggal 26 Desember Tahun 2004 provinsi Aceh dilanda gempa yang sangat dahsyat,

yang telah memporak porandakan seluruh asset daerah, termasuk didalamnya aset

irigasi. Sampai dengan tahun 2006 hanya 70% dari daerah Irigasi yang berfungsi

dengan baik dan 30% tidak berfungsi karena jaringan yang belum lengkap atau

mengalami degradasi akibat kurang pemeliharaan.

Sumber daya pertanian di Aceh tersebar di daerah Subulussalam, Singkil, Kota

Lokop, dan Pulau Banyak. Potensi hasil perkebunan rakyat dan kehutanan tersebar di

Krueng Jreu, Krueng Baro, Seulimun dan Takengon, meliputi komoditas utama kopi,

kayu, kulit kayu, dan rotan.

Hasil hutan di Provinsi Aceh dalam buku BPS tahun 1998 tidak terlalu

lengkap dibandingkan sektor lain. Data yang ada hanya menunjukkan produksi kayu

bulat di setiap kabupaten, yang diperinci menurut PKT-HPH, IPK-HPH, dan IPK non-

HPH. Data kayu bulat provinsi Aceh tahun 1996/1997 sebagai berikut; PKT-HPH

adalah 606.345,01 m3; IPK-HPH adalah 100.914,87 m3, dan IPK non HPH adalah

72.116,24 m3. Dengan demikian, total hasil kayu bulat Aceh pada tahun tersebut

adalah 1.025.471,45 m3.

Aceh juga angat potensil dalam hal perikanan yang terdiri atas perikanan

darat dan laut. Sebelum bencana tsunami 26 Desember 2004, perikanan merupakan

salah satu pilar ekonomi lokal di Nanggroe Aceh Darussalam, menyumbangkan 6,5

persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai Rp 1,59 triliun pada tahun 2004

(Dinas Perikanan dan Kelautan NAD 2005). Potensi produksi perikanan tangkap

mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budidaya mencapai 15.454

ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan NAD 2004). Produksi

perikanan tersebut merata, baik di Samudera Hindia maupun Selat Malaka.

Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen

(87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

42

Universitas Indonesia

budidaya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian

utama. Namun demikian, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu

berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit

yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar

kebanyakan beroperasi di Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen, Aceh Barat dan Aceh

Selatan.

Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di

Banda Aceh, 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 kabupaten/kota dan

sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat

36.600 hektar tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak

bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di Aceh Utara, Pidie, Bireuen dan Aceh

Timur.

Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat

pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budidaya, sebuah pusat penelitian dan

pengembangan (Puslitbang) budidaya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan

sebuah kapal latih. Di tiap kabupaten/kota, terdapat dinas perikanan dan kelautan.

Total aset di sektor perikanan pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.

Di sektor peternakan, Aceh menghasilkan ternak sapi potong, kerbau, kuda,

kambing, domba, ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, dan itik.

3.3.3. Potensi Sektor Pertambangan

Potensi hasil tambang di Aceh, antara lain meliputi gas alam, minyak bumi,

batu bara, emas, dan tembaga. Gas alam dan minyak bumi yang ada di Arun dan

daerah lainnya di Aceh telah memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap

devisa negara. Aceh juga memiliki bahan tambang, seperti tembaga, timah hitam,

minyak bumi, batubara, dan gas alam. Selain itu, terdapat tambang emas di daerah

Aceh Besar, Pidie, Aceh Tengah, dan Aceh Barat. Tambang biji besi terdapat di Aceh

Besar, Aceh Barat, dan Aceh Selatan. Tambang mangan terdapat di Kabupaten Aceh

Tenggara dan Aceh Barat. Sementara tambang biji timah, batu bara, dan minyak bumi

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

43

Universitas Indonesia

terdapat di Aceh Barat dan Aceh Timur, yakni di Rantau Kuala dan Simpang

Peureulak, serta gas alam di daerah Lhok Sukon dan Kabupaten Aceh Utara.

Penyebaran potensi ertambangan yang di hasil kan provinsi Aceh, antara lain

:

• Emas, di Woyla.

• Seunagan, Aceh Barat.

• Pisang Mas di Beutong.

• Payakolak, Takengon Aceh Tengah.

• Batubara di Kaway XI, di Semayan di Aceh Barat.

• Batugamping di Tanah Greuteu, Aceh Besar; di Tapaktuan.

3.3.4. Potensi Sektor Industri

Di bidang industri, daerah Aceh memiliki potensi cukup besar terutama

industri hasil hutan, perkebunan, dan pertanian, seperti minyak kelapa sawit, atsiri,

karet, kertas, serta industri hasil pengolahan tambang yang belum berkembang secara

optimal. Jenis industri yang ada meliputi industri makanan, minuman, dan tembakau;

industri tekstil dan pakaian jadi; industri kayu, bambu, rotan, dan sejenisnya; industri

kertas dan barang-barang dari kertas; industri kimia dan barang-barang dari kimia;

industri logam dan barang-barang dari logam. Hasil produksi komoditas industri

utama berupa semen, pupuk, kayu gergajian, moulding chips, plywood, dan kertas.

Aceh memiliki sejumlah perusahaan-perusahaan raksasa di sektor industri.

Dintaranya adalah; PT. Arun, PT. PIM, PT. AAF, Lafarge Semen Andalas, Exxon

Mobil. Sebagian besar perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di industri minyak

dan gas (Migas).

3.3.5. Infrastruktur

Listrik

Tabel 3.1 menunjukkan perkembangan KWH listrik yang dibangkitkan PLN

Aceh dan perkembangan jumlah pelanggan, selama periode 1995-2010.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

44

Universitas Indonesia

Tabel 3.2. Jumlah KWH Yang Dibangkitkan dan Banyaknya Pelanggan

PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh, Tahun 1995-2010

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, http://aceh.bps.go.id/, 2012

Data di atas menunjukkan bahwa setelah mengalami peningkatan yang

konsisten selama periode 1995-1998, jumlah listrik dihasilkan oleh PLN pada periode

1999 sampai 2010 terus mengalami penurunan. Jumlah listrik yang dihasilkan PLN

tahun 2010 adalah kurang dari separuh jumlah listrik yang dihasilkan pada tahun

1998. Sekalipun jumlah listrik yang dihasilkan mengalami penurunan, tetapi jumlah

pelanggan terus meningkat. Pada tahun 1995 jumlah pelanggan adalah 334.206,

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

45

Universitas Indonesia

sedangkan pada tahun 2010 adalah 987.027. Dengan demikian jumlah pelanggan PLN

naik hampir 3 kali lipat selama 15 tahun terakhir ini.

Jalan Raya

Sampai tahun 2010 panjang jalan raya kabupaten/kota adalah 13.581 kilo

meter. Hanya sepanjang 2.409 kilo meter (18%) saja yang dalam kondisi baik.

Sedangkan jalan yang rusak adalah sepanjang 4.130 meter atau 30% total panjang

jalan. Dilihat dari jenis permukaan, hanya sekitar 5.589 kilo meter jalan atau sekitar

42% yang merupakan jalan aspal. Sisanya merupakan jalan kerikil dan tanah.

Total jalan provinsi sampai tahun 2010 adalah 1.813 kilo meter. Hanya

separuhnya yang merupakan jalan aspal. Sedangkan kondisi jalan provinsi yang

berkualitas baik kurang dari 50%. Panjang jalan negara di provinsi Aceh pada tahun

2010 adalah 1.803 kilo meter, dimana sekitar 62% yang berada dalam kondisi baik.

Selama tahun 2006-2010, panjang jalan di Aceh bertumbuh relatif lambat,

karena selama 4 tahun panjang jalan hanya bertambah 900 kilo meter dan sebagian

besar merupakan jalan kabupaten-kota.

Pelabuhan dan bandara

Pemerintah, Pemerintah Aceh dan/atau pemerintah Kabupaten/Kota dapat

membangun pelabuhan dan bandar udara umum di Aceh. Pengelolaan pelabuhan dan

bandar udara yang dibangun oleh Pemerintah Aceh dan/atau pemerintah

Kabupaten/Kota dilakukan oleh Pemerintah Aceh dan/atau pemerintah

Kabupaten/Kota. Pelabuhan dan bandar udara umum yang pada saat Undang-Undang

ini diundangkan, dikelola oleh badan usaha milik negara (BUMN) dikerjasamakan

pengelolaannya dengan Pemerintah Aceh dan/atau pemerintah Kabupaten/Kota.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

46

Universitas Indonesia

Sabang free trade area (SAFTA)

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang adalah suatu

kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari:

• tata niaga;

• pengenaan bea masuk;

• pajak pertambahan nilai; dan

• pajak penjualan atas barang mewah.

Gubernur selaku wakil Pemerintah berwenang melarang jenis barang tertentu

untuk dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari kawasan Sabang. Pemerintah

bersama Pemerintah Aceh mengembangkan Kawasan Perdagangan Sabang sebagai

pusat pertumbuhan ekonomi regional melalui kegiatan di bidang perdagangan, jasa,

industri, pertambangan dan energi, transportasi dan maritim, pos dan telekomunikasi,

perbankan, asuransi, pariwisata, pengolahan, pengepakan, dan gudang hasil pertanian,

perkebunan, perikanan, dan industri dari kawasan sekitarnya.

Untuk memperlancar kegiatan pengembangan Kawasan Sabang, Pemerintah

melimpahkan kewenangan di bidang perizinan dan kewenangan lain yang diperlukan

kepada Dewan Kawasan Sabang. Dewan Kawasan Sabang juga menerima

pendelegasian kewenangan di bidang perizinan dan kewenangan lain yang diperlukan

untuk pengembangan Kawasan Sabang, dari Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten

Aceh Besar dan Pemerintah Kota Sabang. Kewenangan Dewan Kawasan Sabang

dilaksanakan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang untuk mengeluarkan izin

usaha, izin investasi, dan izin lain yang diperlukan para pengusaha yang mendirikan

dan menjalankan usaha di Kawasan Sabang.

Fasilitas khusus

Penduduk Aceh dapat melakukan perdagangan secara bebas dalam wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui darat, laut dan udara tanpa hambatan

pajak, bea, atau hambatan perdagangan lainnya, kecuali perdagangan dari daerah yang

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

47

Universitas Indonesia

terpisah dari daerah pabean Indonesia. Penduduk di Aceh dapat melakukan

perdagangan dan investasi secara internal dan internasional sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dapat menyediakan

fasilitas perpajakan berupa keringanan pajak, pembebasan bea masuk, pembebasan

pajak-pajak dalam rangka impor barang modal, dan bahan baku ke Aceh dan ekspor

barang jadi dari Aceh, fasilitas investasi, dan lain-lain fasilitas fiskal yang diusulkan

oleh Pemerintah Aceh.

3.3.3. Keuangan Daerah

Selama periode 1983-2010 nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

provinsi Aceh meningkat hampir 3000 kali lipat. Peningkatan terpesat mulai terlalu

antara tahun 2001-2005 dan mengalami percepatan antara tahun 2006-2010. Namun

bila dihitung dari nilai riil, selama periode 1983-2010 APBD provinsi Aceh

meningkat 175 kali lipat. Hal ini menunjukkan peningkatan APBD daerah yang

sangat tinggi.

Dalam perkembangan terbaru, berdasarkan undang-undang, Pendapatan

Daerah bersumber dari; (1)Pendapatan Asli Daerah; (2)Dana Perimbangan;(3) Dana

Otonomi Khusus; dan lain-lain pendapatan yang sah. Sedangkan sumber Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Aceh dan PAD Kabupaten/Kota terdiri atas: pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan milik

Aceh/Kabupaten/Kota dan hasil penyertaan modal Aceh/Kabupaten/ Kota, zakat; dan

lain-lain pendapatan asli Aceh dan pendapatan asli Kabupaten/Kota yang sah.

Dana perimbangan terdiri atas; bagian dari penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) sebesar 90% (sembilan puluh persen); bagian dari penerimaan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebesar 80%; bagian dari

penerimaan Pajak Penghasilan (PPh Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak orang pribadi

dalam negeri dan PPh Pasal 21) sebesar 20%; bagian dari kehutanan sebesar 80%;

bagian dari perikanan sebesar 80%; bagian dari pertambangan umum sebesar 80% ;

bagian dari pertambangan panas bumi sebesar 80% ; bagian dari pertambangan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

48

Universitas Indonesia

minyak sebesar 15%; dan bagian dari pertambangan gas bumi sebesar 30%; tambahan

dana bagi hasil bagian dari pertambangan minyak sebesar 55%; dan tambahan dana

bagi hasil bagian dari pertambangan gas bumi sebesar 40% .

Sampai tahun 2010, sumbangan PAD dalam penerimaan relatif masih kecil,

yaitu kurang dari 20% penerimaan APBA. Dengan demikian dalam hal penerimaan

APBA masih memiliki ketergantungan yang besar kepada pemerintah pusat.

Dana Otonomi Khusus

Dana Otonomi Khusus merupakan penerimaan Pemerintah Aceh yang

ditujukan untuk membiayai pembangunan terutama pembangunan dan pemeliharaan

infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta

pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan. Dana Otonomi Khusus berlaku untuk

jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, dengan rincian untuk tahun pertama sampai

dengan tahun kelima belas yang besarnya setara dengan 2% plafon Dana Alokasi

Umum Nasional dan untuk tahun keenam belas sampai dengan tahun kedua puluh

yang besarnya setara dengan 1% plafon Dana Alokasi Umum Nasional. Dana

Otonomi Khusus berlaku untuk daerah Aceh sesuai dengan batas wilayah Aceh.

Penggunaan Dana Otonomi Khusus dilakukan untuk setiap tahun anggaran yang

diatur dalam Qanun Aceh. Dana otonomi khusus untuk tahun pertama mulai berlaku

sejak tahun anggaran 2008.

Qanun Nomor 2 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian tambahan Dana

Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Dana Otonomi Khusus (DOK) mengatur 60%

dari DOK akan dialokasikan untuk membiayai program-program pembangunan

pemerintah kabupaten/kota (misalnya, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur)

melalui program bersama antar pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota,

dan sisanya sebesar 40% akan digunakan untuk membiayai program-program

provinsi, yang juga dilaksanakan di kabupaten/kota, seperti ditampilkan pada Gambar

3.2.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

49

Universitas Indonesia

Gambar 3.2. DOK Meningkatkan Pendapatan Pemerintah Provinsi Aceh Sumber : Pemerintah Aceh, Depkeu, Universitas Syiah Kuala, dan perhitungan staff Bank

Dunia.

Catatan : Gambar balok berdasarkan harga konstan 2006, gambar garis harga sekarang untuk setiap tahun.

Menyusul peningkatan yang sangat besar pada sisi pendapatan, pengeluaran

publik secara keseluruhan di Aceh telah meningkat. Setelah terjadinya penurunan tipis

pada tahun 2005, pengeluaran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota mulai

meningkat secara signifikan pada tahun 2006. Total pengeluaran daerah di Aceh naik

hampir dua kali lipat pada tahun 2006 dibandingkan dengan tingkat pengeluaran pada

tahun 2005.

Keuangan Syariah

Zakat, harta 'wakaf, dan harta agama dikelola oleh Baitul Mal Aceh dan Baitul

Mal Kabupaten/Kota yang diatur dengan Qanun. Zakat yang dibayar menjadi faktor

pengurang terhadap jumlah pajak penghasilan terhutang dari wajib pajak.

Kewenangan Eksklusif

Pemerintah Aceh berwenang menetapkan persyaratan untuk lembaga

keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank dalam penyaluran kredit di Aceh

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah

Aceh dapat menetapkan tingkat suku bunga tertentu setelah mendapatkan kesepakatan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

50

Universitas Indonesia

dengan lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank terkait.

Pemerintah Aceh dapat menanggung beban bunga akibat tingkat suku bunga untuk

program pembangunan tertentu yang telah disepakati dengan DPRA. Bank asing

dapat membuka cabang atau perwakilan di Aceh sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Perekonomian di Aceh merupakan perekonomian yang terbuka dan tanpa

hambatan dalam investasi sebagai bagian dari sistem perekonomian nasional.

Perekonomian di Aceh diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing

demi terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai Islam, keadilan, pemerataan, partisipasi rakyat dan efisiensi dalam pola

pembangunan berkelanjutan.

Pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten/Kota mengelola sumber daya

alam di Aceh baik di darat maupun di laut wilayah Aceh sesuai dengan

kewenangannya yang meliputi bidang pertambangan yang terdiri atas pertambangan

mineral, batu bara, panas bumi, bidang kehutanan, pertanian, perikanan, dan kelautan

yang dilaksanakan dengan menerapkan prinsip transparansi dan pembangunan

berkelanjutan.

3.4.Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Pada tahun 1983 jumlah penduduk Aceh sekitar 2,8 juta jiwa, sedangkan pada

tahun 2010 jumlahnya adalah sekitar 4,5 juta jiwa. Dengan demikian selama satu

generasi (25 tahun) jumlah penduduk Aceh meningkat tidak sampai dua kali lipat.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

51

Universitas Indonesia

Tabel 3.3. Penyebaran Penduduk Aceh Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, http://aceh.bps.go.id/, 2012

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik Provinsi Aceh, jumlah penduduk

Provinsi Aceh pada bulan Desember 2009 adalah 4.664.987 jiwa dengan kepadatan

76 jiwa/km2. Mayoritas penduduknya beragama Islam dengan persentase 98,87

persen. Sedangkan 0,87 persen beragama Protestan, 0,15 persen beragama Budha,

0,09 persen beragama Katholik dan minoritas beragama Hindu sebesar 0,02 persen.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

52

Universitas Indonesia

Distribusi penduduk sebanyak 12,25 persen berdomisili di Kabupaten Aceh

Utara yaitu 493.670 jiwa, 11,77 persen berdomisili di Kabupaten Pidie atau 474.539

jiwa dan sisanya tersebar di seluruh Aceh. Sedangkan sebanyak 28.597 jiwa

berdomisili di Pulau Sabang, menjadikannya sebagai daerah dengan populasi terkecil.

Kota Sabang yang dahulu terkenal dengan pelabuhan bebasnya (1980-an) masih

mempunyai penduduk paling sedikit dibandingkan dengan daerah lainnya. Status

Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) dengan pelabuhan bebasnya ternyata belum

mampu menarik penduduk pindah ke daerah kepulauan tersebut.

Kepadatan penduduk di Provinsi Aceh tahun 2009 mencapai 76 orang/km2.

Namun, penduduk yang menyebar di 23 Dati II berbeda kepadatannya antar daerah.

Daerah terpadat adalah kota Banda Aceh yang rata-rata per kilometernya wilayahnya

dihuni oleh sekitar 2.916 jiwa. Lalu kota Lhokseumawe dan kota Langsa masing-

masing 854 jiwa/km2 dan 525 jiwa/km2. Sebaliknya, daerah yang paling jarang

penduduknya yaitu hanya 13 jiwa/km2 adalah Kabupaten Gayo Lues.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

53

Universitas Indonesia

Tabel 3.4 di bawah ini memberikan gambaran ketenagakerjaan Aceh tahun

2010-2011.

Tabel 3.4. Indikator Ketenagakerjaan Tahun 2010-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, http://aceh.bps.go.id/, 2012

Data pada Tabel 3.4 di atas menunjukkan bahwa sekitar 70% penduduk Aceh

merupakan penduduk usia kerja. Sekitar 66% penduduk usia kerja merupakan

angkatan kerja (AK). Data juga menunjukkan tingkat pengangguran di Aceh selama

tahun 2010-2011 masih tinggi, karena masih lebih tinggi dari 8% AK.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

54

Universitas Indonesia

3.5.Kesejahteraan Rakyat

3.5.1. Pendidikan

Setiap penduduk Aceh berhak mendapat pendidikan yang bermutu dan Islami

sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan tersebut

diselenggarakan berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai Islam, budaya, dan kemajemukan bangsa.

Penduduk Aceh yang berusia 7 (tujuh) tahun sampai 15 (lima belas) tahun wajib

mengikuti pendidikan dasar tanpa dipungut biaya. Pemerintah Pusat, Pemerintahan

Aceh, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota mengalokasikan dana untuk membiayai

pendidikan dasar dan menengah.

Pemerintahan Aceh dan Pemerintahan Kabupaten/Kota menyediakan

pendidikan layanan khusus bagi penduduk Aceh yang berada di daerah terpencil atau

terbelakang. Pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten/Kota memberikan

kesempatan luas kepada lembaga keagamaan, organisasi kemasyarakatan, lembaga

swadaya masyarakat dan dunia usaha untuk menyelenggarakan dan mengembangkan

pendidikan yang bermutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah,

Pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten/Kota memfasilitasi penyelenggaraan

pendidikan untuk mendapatkan tenaga kependidikan yang professional dari luar

negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Aceh meningkatkan

fungsi Majelis Pendidikan Daerah yang merupakan salah satu wadah partisipasi

masyarakat dalam bidang pendidikan yang tata cara pembentukan, susunan dan

fungsinya diatur dalam Qanun Aceh.

Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

melindungi, membina, mengembangkan kebudayaan dan kesenian Aceh yang

berlandaskan nilai Islam dengan mengikutsertakan masyarakat dan lembaga sosial.

Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota, mengakui,

menghormati dan melindungi warisan budaya dan seni kelompok etnik di Aceh sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Bahasa daerah diajarkan dalam pendidikan

sekolah sebagai muatan lokal. Pemerintah dan Pemerintah Aceh memelihara dan

mengusahakan pengembalian benda-benda sejarah yang hilang atau dipindahkan dan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

55

Universitas Indonesia

merawatnya sebagai warisan budaya Aceh sesuai dengan peraturan perundang-

undangan diatur dengan Qanun Aceh.

3.5.2. Sosial dan Kesehatan

Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota membangun panti sosial

bagi penyandang masalah sosial dengan memberikan peran kepada masyarakat

termasuk lembaga swadaya masyarakat. Setiap penduduk Aceh mempunyai hak yang

sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal. Setiap penduduk Aceh berkewajiban untuk ikut serta dalam

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan

lingkungan.

Setiap anak yatim dan fakir miskin berhak memperoleh pelayanan kesehatan

yang menyeluruh tanpa biaya. Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota

wajib memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standar pelayanan minimal

sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sepanjang tidak bertentangan dengan

syari’at Islam. Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat

mengikutsertakan lembaga sosial kemasyarakatan untuk berperan dalam bidang

kesehatan. Pemerintah Aceh dan pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengikutsertakan

lembaga sosial kemasyarakatan untuk berperan dalam program perbaikan, pemulihan

psikososial, dan kesehatan mental akibat konflik dan bencana alam.

3.5.3. Penduduk Miskin

Persentase penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis

Kemiskinan) di Aceh pada bulan September 2011 sebesar 19,48 persen. Angka ini

menurun dibandingkan dengan Maret 2011 yaitu sebesar 19,57 persen.

Selama periode Maret 2011-September 2011, persentase penduduk miskin di

daerah perkotaan menurun 0,66 persen (dari 13,69 persen menjadi 13,03 persen),

sementara di daerah perdesaan meningkat 0,14 persen (dari 21,87 persen menjadi

22,01 persen).

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

56

Universitas Indonesia

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan lebih besar

dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan,

dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan

pada September 2011 sebesar 76,42 persen sedangkan pada Maret 2011 sebesar 76,41

persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan

adalah beras, rokok kretek filter, ikan tongkol/tuna/cakalang, gula pasir, telur ayam

ras, dan cabe merah. Untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai

Garis Kemiskinan adalah biaya pakaian jadi, perumahan, bensin, dan listrik.

Pada periode Maret 2011-September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung menurun. Hal ini

mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis

kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Tabel 3.5 di bawah ini memberikan perkembangan indikator kemiskinan

provinsi Aceh,selama tahun 2010-2011.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

57

Universitas Indonesia

Tabel 3.5. Indikator Kemiskinan, 2010-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, http://aceh.bps.go.id/, 2012

Data pada Tabel 3.5 di atas menunjukkan bawa sampai tahun 2011 jumlah

penduduk miskin di Aceh masih besar yaitu sekitar 900.000 jiwa atau sekiatr 20%

penduduk Aceh. Dengan demikian sampai tahun 2011 satu di antara 5 penduduk Aceh

adalah orang miskin.

3.5.4. Indeks Pembangunan Manusia(IPM)

Pembangunan manusia diartikan sebagai ‘proses memperbesar rentang pilihan

masyarakat’. Diusulkan untuk pertama kali pada 1990 oleh UNDP di dalam laporan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

58

Universitas Indonesia

global Human Development, konsep ini dikembangan oleh dua ekonom, yaitu

Mahbub ul Haq dan Amartya Sen. Tabel berikut ini menunjukkan IPM Aceh.

Tabel 3.6 di bawah ini menunjukkan perkembangan angka IPM

kabupaten/kota Aceh selama periode 2010-2011.

Tabel 3.6. Indeks Pembangunan Manusia dan Reduksi Shortfall

Menurut Kabupaten/Kota 2009-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, http://aceh.bps.go.id/, 2012

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

59

Universitas Indonesia

Tabel 3.6. menggambarkan kualitan pembangunan manusia setiap kabupaten.

Dari data di atas terlihat kualitas IPM kota lebih baik dibanding kabupaten, kecuali

kota Subussalam. IPM kota Banda Aceh merupakan IPM tertinggi yaitu 77,00 pada

tahun 2009 meingkat menjadi 77,45 pada tahun 2010. Sedangkan kabupaten Gayo

Lues merupakan IPM terendah yaitu 67,59 tahun 2009 kemudian mengalami

perbaikan sangat sedikit tahun 2010 yaitu 67,86. Secara umum IPM Aceh pada tahun

2009 yaitu 71,31 yang mengalami perbaikan sangat kecil yaitu 71,70 pada tahun

2010.

3.5.5. HAM dan Rekonsiliasi

Setiap penduduk berhak: antara lain atas kebebasan untuk melakukan

penelitian akademik, kreasi seni, sastra, dan aktivitas budaya lain yang tidak

bertentangan dengan syari’at Islam; Untuk memeriksa, mengadili, memutus, dan

menyelesaikan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi sesudah UU

11/2006 diundangkan dibentuk Pengadilan Hak Asasi Manusia di Aceh yang

putusannya memuat antara lain pemberian kompensasi, restitusi, dan/atau rehabilitasi

bagi korban pelanggaran hak asasi manusia. Pemerintah Pusat, Pemerintah Aceh, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota serta penduduk Aceh berkewajiban memajukan dan

melindungi hak-hak perempuan dan anak serta melakukan upaya pemberdayaan yang

bermartabat.

Untuk mencari kebenaran dan rekonsiliasi dibentuk Komisi Kebenaran dan

Rekonsiliasi (KKR) di Aceh. Dalam menyelesaikan kasus pelangggaran hak asasi

manusia di Aceh, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Aceh dapat

mempertimbangkan prinsip-prinsip adat yang hidup dalam masyarakat. Ketentuan tata

cara pelaksanaan pemilihan, penetapan anggota, organisasi dan tata kerja, masa tugas,

dan biaya penyelenggaraan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Aceh selanjutnya

akan diatur dengan Qanun Aceh.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

60

Universitas Indonesia

3.6. Periodesasi Konflik Aceh

Komnas Perempuan (2007), membagi konflik Aceh kedalam 3 periodesasi

yaitu:

a. Masa Daerah Operasi Militer ≤1999)

Sebagai daerah konflik bersenjata, khususnya setelah tahun 1989 ketika Aceh

dinyatakan sebagai Daerah Operasi Militer/DOM, perempuan secara khusus menjadi

bagian strategi perang dari pihak-pihak yang bertikai. Masa operasi militer ini

berlangsug bahkan setelah pemeritah RI mencabut status DOM pada 7 Agustus 1998.

Kebijakan ini diikuti penarikan sejumlah pasukan non organik dan disertai pernyataan

lisa Panglima ABRI jenral Wiranto tentang permintaan maaf atas berbagai tindak

kekerasan yang terjadi oleh aparat militer.

b. Masa Dialog Damai (2000-Mei 2003)

Masa ini ditandai denga kesepakatan antara pemerinah RI dan GAM pada 12 Mei

2000 tentang penetapan Jeda Kemanusiaan yang mulai berlaku pada 2 juni 2000. Jeda

Kemanusiaan bertujuan antara lain untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan pada

masyarakat korban akibat konflik di Aceh melalui Komte Bersama Kemanusiaan dan

untuk meningkatkan langkah-langkah membangun kepercaan untuk mendapatkan

solusi damai terhadap situasi konflik di Aceh. Karena dinilai gagal, upaya mencapai

perdamaian ditindaklanjuti dengan Perjanjian Penghentian Permusuhan (Cessation of

Agreement/CoHA) yang ditandaangani pada 9 Desember 2002 dan melibatkan pihak

international. CoHA pun kemudian gagal untuk menghentikan permusuhan dan

tindakan kekerasan dari kedua belah pihak.

c. Masa Darurat Militer dan Sipil (19 Mei 2003-15 Agustus 2005)

Gagalnya CoHA ditanggapi pemerintah RI denaga memberlakukan Keppres No 28

tahun 2003. Sejak 19 Mei 2003 sampai dengan 19 November 2003, Aceh dinyatakan

sebagai daerah yang berada dalam status Darurat Militer. Status ini diperpanjang

berdasarkan Keppres No 97 tahun 2003 sampai dengan 19 November 2004. Baru

pada 15 Mei 2005, status Darurat Militer dicabut dan diganti ke status Darurat Sipil.

Bagi masyarakat, perubahan dari darurat Militer ke Darurat Sipil tidak mempunyai

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

61

Universitas Indonesia

signifikansi kerena kekerasan, tekanan dan pembatasan pada kebebasan sipil terus

berlangsung.

Masa Penandatanagan MoU Damai Antara Pemerintah RI da GAM

Bencana tsunami yang menghantam sebagian besar wilayah Aceh membawa

kehancuran yang begitu massif -bukan hanya dari segi kerusakan fisik tetapi juga

kehilangan nyawa- dan sekaligus mendorong dibukanya fase baru dialog damai antara

RI da GAM difasilitasi oleh pemerintah Finlandia. Sejak 15 Agustus 2005, melalui

penandatanagan MoU Helsinki antara pemerintah RI dan GAM, konflik bersenjata di

Aceh dinyatakan berakhir.

Al Chaidar, Sayed, dan Yarmen (1999) mengutip pernyataan mantan Pangdam

I/Bukit Barisan Mayjen TNI HR Pramono (1990-1993), bahwa selama tahun 1990-

1992, Kodam I/BB melancarkan operasi jaring I dan operasi jaring. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan M Adli Abdullah yang menyatakan Daerah Operasi Militer

(DOM) Aceh tidak ada, yang ada adalah operasi jaring merah yang dimulai tahun

1990.10

Berdasarkan sumber diatas maka disimpulkan konflik di Aceh dalam penelitian

ini di mulai sejak tahun 1990 ditandai dengan diberlakukannya operasi jaring merah,

dan berakhir tahun 2005 dengan adanya penandatangan damai antara RI dan GAM di

Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005. Dengan demikian periode tahun 1980-1989

merupakan periode pra konflik, periode tahun 1990-2005 merupakan periode konflik

dan tahun 2006-2010 merupakan periode pasca konflik.

10M. Adli Abdullah adalah Doktor hukum dan pengajar Fakultas Hukum di Universitas Syah Kuala

sekaligus sebagai pengamat sejarah Aceh. Pernyataan tersebut dikonfimasikan secara langsung

kepada peneliti melalui telpon.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

62 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro

Tabel 4.1 di bawah ini memberikan gambaran awal tentang perkembangan

kinerja ekonomi makro di provinsi Aceh, selama tiga puluh tahun terakhir. Sesuai

kebutuhan studi, maka perkembangan selama tahun 1980-2010 dikelompokkan

menjadi tiga periode, yaitu Pra Konflik (1980-1989), Periode Konflik (1990-2005)

dan Periode Paska Konflik, yang ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian damai

di Helsinki pada tahun 2005.

Tabel 4.1. Perbandingan Perkembangan Kinerja Ekonomi Aceh

Periode Pra Konflik, Periode Konflik dan Paska Perdamaian Helsinki

Indikator

Ekonomi

Periode

Pra

Konflik

(1980-

1989)

Periode Konflik (1990-2005) Periode

Paska

Perjanjian

Helsinski

(2006-2010)

1990-

1995

1996-

2000

2001-

2005

1990-

2005

Berdasarkan Data PDRB termasuk minyak dan gas harga konstan 2000 Pertumbuhan

Ekonomi1(%/Tahun) 10 -3,4 -5,5 -1,0 -2,5 -2,7

Laju Inflasi2

(%/Tahun) 5,9 16,6 32,5 13,4 17,7 5.7

Berdasarkan Data PDRB tidak termasuk minyak dan gas harga konstan 2000

Pertumbuhan

Ekonomi1(%/Tahun) 4,7 6,8 -3,2 3,0 2,2 4,6

Laju Inflasi2

(%/Tahun) 12,9 11,9 25,9 9,7 15,6 5,2

Tingkat Pengangguran3

(% Angkatan Kerja) 6,6 6,6 10 5 7,5 5,3

Sumber: Diolah dari data BPS ; Catatan:1)Harga konstan 2000;2)Berdasarkan Deflator PDB; 3) =

Angka Rata-Rata

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

63

Universitas Indonesia

4.1.1.Pertumbuhan Ekonomi

Konflik Aceh bermula dengan gangguan-gangguan kecil yang lebih bersifat

protes rakyat yang berkembang menjadi sporadis, kemudian semakin berlarut-larut,

dan sewaktu-waktu menjadi parah, reda dan parah lagi. Akar masalahnya adalah

ketidakadilan pembangunan dan sistem pemerintahan yang bersifat sentralistis pada

masa Orde Baru. Namun karena setiap pernyataan ketidak puasan atau protes dari

rakyat ditangani dengan pendekatan milietr maka kondisi keamananlah yang

kemudian menjadi lebih menonjol. Akibatnya permasalahan tidak pernah

terselesaikan secara tuntas.Keadaan menjadi bertambah parah dengan adanya operasi

militer, yang lebih dikenal dengan istilah DOM (Daerah Operasi Militer) yang diakui

sangat sadis itu. Semua ini sesungguhnya menjadi pelajaran yang amat pahit untuk

tidak diteruskan dan diulangi lagi dimasa depan.11

Apapun penyebabnya, konflik Aceh yang dibiarkan berlarut-larut telah

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Gambar 4.1 di bawah ini menunjukkan bahwa

diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) termasuk minyak dan gas

(Migas) dan tidak termasuk Migastahun dasar 2000, perekonomian Aceh terus

memburuk selama periode konflik tahun1990-2005.

11Said Zainal Abidin, Kondisi Perekonomian Aceh dan Upaya Penyelamatan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

64

Universitas Indonesia

Gambar 4.1. Perkembangan PDRB Harga Konstan 2000 Aceh 1979-2010(Miliar Rupiah) Sumber : Diolah dari data BPS berbagai tahun

Dari gambar PDRB Riil berdasarkan tahun dasar 2000, tercatat bahwa

sebelum konflik PDRB riil berkisar antara 18-40 trilyun Rupiah.Sedangkan selama

konflik tercatat PDRB riil sangat tinggi antara 35-54 Trilyun Rupiah.Kemudian pada

periode setelah konflik turun lagi menjadi berkisar antara 33-36 Trilyun Rupiah.

Angka PDRB riil mencapai tertinggi pada tahun 1991, yaitu pada tahun awal periode

konflik. Hal ini sangat menarik untuk dicermati, mengingat pada masa konflik justru

PDRB lebih tinggi dibandingkan pada masa sebelum dan sesudah konflik. Namun

kemungkinan meningkatnya nilai PDRB riil selama 1990-1991 lebih disebabkan

dampak dari kondisi-kondisi periode sebelum konflik. Setelah tahun 1991 PDRB riil

terus mengalami tren penurunan. Bahkan nilai PDRB riil tahun 2010 adalah sama

dengan nilai PDRB riil tahun 1988 atau nilai 24 tahun yang lalu.

Pola perkembangan seperti yang terlihat dalam Gambar 4.1. dapat dijelaskan

dengan menggunakan data pertumbuhan ekonomi pada Tabel 4.1.

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

6000000019

7919

8719

9520

03

PDRB Riil 2000

1979

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

35000000

1980

1988

1996

2004

PDRB Non Migas

PDRB Non Migas

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

65

Universitas Indonesia

Sebelum periode konflik ekonomi Aceh mampu tumbuh rata-rata 10% per

tahun. Selama periode ini, tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 10% per tahun

tercapai pada tahun 1980, 1983 dan 1984. Tingkat pertumbuhan tertinggi pada

periode ini adalah 25%/tahu di than 1980. Sedangkan tingkat pertumbuhan terendah

terjadi pada tahun 1986 yaitu 0,5%. Pola pertumbuhan ekonomi Aceh periode Pra

Konflik tampaknya berhubungan dengan pergerakan harga minyak bumi.

Selama periode konflik pertumbuhan ekonomi umumnya selalu negatif.Secara

keseluruhan, selama periode 1990-2005 pertumbuhan ekonomi Aceh rata-rata -2,5%

per tahun. Tingkat pertumbuhan yang positif, hanya terjadi pada 1996 dan tahun

2001-2003. Tingkat pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 1992 yaitu -23,9%

yang jauh lebih rendah dibanding tingkat pertumbuhan pada krisis ekonomi 1998,

yaitu -9,3%/tahun.

Konflik militer telah menyebabkan banyak orang tidak dapat mengusahakan

lahannya dan dipaksa masuk ke tempat-tempat pengungsian atau dipindahkan,

sehingga lahan dan harta milik mereka terbengkalai (Barron et al, 2005).Konflik

tersebut berdampak buruk pada lingkungan usaha di provinsi tersebut sebab para

tentara baik militer maupun GAM menuntut “pajak” dari usaha-usaha berskala kecil

maupun besar, serta dari masyarakat (Schulze, 2004; Sukma, 2004). Serangan-

serangan yang dilancarkan terhadap lahan gas bumi beserta fasilitas pengolahannya

semakin menjadi-jadi, sehingga PT. Arun pun terpaksa menutup pabrik LNG-nya

pada tahun 2001 selama lima bulan karena kurangnya keamanan.

Penandatanganan MoU dua tahun kemudian yang mengakhiri konflik selama

30 tahun tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik akan terulang kembali.

Hal ini merupakan penghalang utama bagi investasi jangka panjang di provinsi

tersebut.Prasarana umum juga terkena dampak yang cukup buruk selama masa

konflik.Sekitar 11 hingga 20% dari keseluruhan jumlah prasarana transportasi terkena

dampak langsung dari konflik tersebut, tergantung jenis prasarananya (Bank Dunia/

Program Pembangunan Kecamatan, 2007).Kerusakan serupa juga tercatat dialami

oleh prasarana-prasarana lainnya (air, listrik) dan bahkan sebagian besar prasarana

rusak berat karena kurangnya pemeliharaan, yang sangat berkaitan dengan adanya

konflik tersebut.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

66

Universitas Indonesia

Paska perjanjian damai Helsinky perekonomian Aceh masih mengalami

pertumbuhan negatif, yaitu rata-rata -2,7%/tahun. Tingkat pertumbuhan terendah

terjadi pada tahun 2009 yaitu -5,9%/tahun. Namun tahun 2010, pertumbuhan ekonomi

Aceh untuk pertama kalinya mencapai angka positif, yaitu 2,8%/tahun. Laju

pertumbuhan ini lebih rendah dari laju pertumbuhan nasional yang waktu itupun

relatif rendah, yaitu 4,5% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa perjanjian damai

yang sudah disepakati selama lima tahun belum berhasil sepenuhnya memulihkan

pertumbuhan ekonomi Aceh

Namun pola yang berbeda terlihat bila analisis menggunakan PDRB riil tidak

termasuk Migas. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa walaupun sangat fluktuatif , PDRB

riil tidak termasuk Migas menunjukkan tren yang meningkat. Selama periode sebelum

konflik laju pertumbuhan ekonomi adalah 4,7%/tahun yang jauh lebih rendah

dibanding dengan laju pertumbuhan PDRB riil termasuk Migas. Namun selama

periode konflik (1990-2005) PDRB riil tidak termasuk Migas mengalami

pertumbuhan 2,2%/tahun. Dalam periode-periode yang lebih pendek, hanya pada

periode 1995-2000 saja yang mengalami pertumbuhan negative yaitu -3,2%/tahun.

Sedangkan pada periode 1990-1995 pertumbuhan relative tinggi yaitu 6,9%/tahun dan

periode 2000-2005 juga lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan PDRB riil

termasuk Migas. Selama periode paska perdamaian Helsinki, pertumbuhan PDRB riil

Migas mencapai 4,6%/tahun yang juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan PDRB riil termasuk Migas pada periode yang sama.

Data di atas menunjukkan bahwa sekalipun selama periode pengamatan, nilai

PDRB riil tidak termasuk Migas selalu lebih kecil dibanding PDRB riil termasuk

Migas, namun tingkat perkembangannya cenderung positif dan lebih stabil

dibandingkan dengan PDRB riil termasuk Migas.

4.1.2.Stabilitas Harga Umum

Dalam studi ini stabilitas harga umum dievaluasi dengan menggunakan indeks

harga umum Deflator PDB atau Indeks Harga Implisit (IHI) yang memasukkan

seluruh jenis barang/jasa dalam perhitungannya. Dengan demikian IHI memberikan

gambaran perkembangan perubahan harga (inflasi) yang paling agregat.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

67

Universitas Indonesia

Data pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa selama periode Pra Konflik,

inflasi di Aceh rata-rata adalah 5,9%/tahun. Namun bila dilihat angka inflasi tahunan,

Aceh beberapa kali mengalami inflasi lebih tinggi dari 10%/tahun, seperti tahun 1980

(50,2%/tahun), 1983 (27,6%/tahun) dan 1986(21,9%/tahun).

Selama periode konflik 1990-2005, inflasi di Aceh rata-rata adalah

17,7%/tahun. Bila diamati dengan interval waktu yang lebih pendek, maka inflasi

tertinggi terjadi selama periode 1996-2000 yaitu rata-rat 32,5%/tahun. Sedangkan

inflasi terendah terjadi pada periode 2001-2005 yaitu 13,4%/tahun. Inflasi tahunan

yang tertinggi terjadi tahun 1998 yaitu 61,2%/tahun. Selama periode konflik Aceh

berkali-kali mengalami inflasi yang lebih tinggi dari 20% per tahun, yaitu tahun 1992

(41,8%/tahun), 1993(21,5%/tahun), 1995 (22,7%/tahun), 1998 (61,2%/tahun),

2000(44,9%/tahun) dan 2005 (30,7%/tahun). Bila memasukkan tahun-tahun dimana

Aceh mengalami inflasi lebih tinggi dari 10%/tahun), dapat dikatakan bahwa selama

periode konflik, sekitar lebih dari separuh tahun dijalani denganinflasi yang tinggi.

Selama periode paska konflik inflasi di Aceh adalah rata-rata 5,7% /tahun.

Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu 15,5%/tahun. Sedangkan inflasi

terendah terjadi pada tahun 2009 (1,9%/tahun). Bila dibandingkan dengan tingkat

nasional, inflasi di Aceh sangat fluktuatif dari -11%/tahun pada tahun 1989 hingga

61,2% pada tahun 1998 saat terjadi krisis moneter. Sejak pertengahan tahun 2007,

inflasi di Aceh tehitung lebih rendah dari tingkat nasional. Setelah meningkat tajam

pada tahun 2005, ketika proses rekonstruksi dimulai, inflasi terhitung tinggi pada

beberapa tahun kedepan. Pada tahun 2008, searah dengan menurunnya aktifitas

rekonstruksi dan membaiknya rantai barang dan jasa telah mengakibatkan rendahnya

inflasi.Pada bulan February 2009, inflasi tercatat sebesar 5,9% (YoY), jauh dibawah

tingkat nasional pada 8,6% dan 7,7% untuk provinsi Sumatera Utara.12

Ketika berbicara tentang laju inflasi di Aceh, mungkin menjadi sebuah

kecemasan baru bagi masyarakat Aceh ketika angka mencapai 11%/tahun yang lebih

tinggi dari inflasi nasional yang hanya 6,5%/tahun yaitu meurunnya kemampuan

12http://www -

wds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2009/07/01/000333038_200907010

14828/Rendered/PDF/491870NEWS0BAH1AEU1june091bhs1final.pdf

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

68

Universitas Indonesia

membeli barang/jasa.13

4.1.3.Tingkat Pengangguran

Inflasi juga mempengaruhi aspek pendidikan dan kesehatan

yang seyogyanya menjadi prioritas negara. Tingginya laju inflasi tanpa adanya upaya

pemerintah dalam membendungnya akan semakin memundurkan pendidikan dan

kesehatan daerah kita. Sebelumnya juga begitu kompleks permasalahan yang dialami

kedua bidang ini, mulai rendahnya pelayanan publik, tingginya biaya, dan segala

kesalahan administrasi yang dilakukan oleh pemerintah (kesalahan administarsi

merupakan bahasa lain dari korupsi).

Gejala-gejala ini sudah umum dialami oleh Aceh. Akumulasi masalah terus

berlanjut. Satu permasalahan belum selesai, sudah muncul lagi permasalahan baru.

Realitas ini akan terus berlanjut seperti putaran roda yang tak berujung jika

pemerintah tidak memiliki nurani yang jujur dalam berkuasa. Harga barang pokok

perlahan-lahan mulai naik, dan masyarakat harus berpikir untuk membelanjakan

barang sesuai dengan pendapatan yang diterimanya.

Bila menggunakan deflator PDRB berdasarkan PDRB tidak termasuk Migas,

terlihat bahwa laju inflasi umumnya lebih rendah dibanding dengan menggunakan

PDRB riil termasuk Migas. Hanya pada periode sebelum konflik, laju inflasi lebih

tinggi dibandingkan dengan menggunakan data PDRB riil termasuk Migas.

Data Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebelum periode konflikpun

tingkat pengangguran di Aceh sudah tinggi, yaitu rata-rata 6,6% AK. Tingkat

pengangguran ini jauh lebih tinggi dari tingkat pengangguran nasional pada periode

yang sama yang hanya sekitar 2,5% AK. Tingkat pengangguran di Aceh

menunjukkan pola yang unik, karena selama 16 tahun (1980-1996) angkanya tidak

pernah berubah yaitu 6,6% AK setiap tahun.

Pada periode konflik tingkat pengangguran di Aceh rata-rata 7,5% AK.

Tingkat pengangguran tertinggi terjadi selama periode 1996-2000, yaitu 10% AK.

Tingkat pengangguran ini sekitar dua kali lipat tingkat pengangguran nasional pada

periode yang sama. Tingkat pengangguran yang terjadi pada tahun-tahun; 1997

(10% AK), 1999 (14,6% AK) dan 2000 (17,4% AK). 13T. Mukhlis, Inflasi, 1 Dari 1001 Masalah Aceh

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

69

Universitas Indonesia

Tingkat pengangguran di Aceh pada beberapa tahun selama periode paska

konlik yaitu tahun 2008-2010 rata-rata 7,4% AK. Tingkat pengangguran ini lebih

rendah dari tingkat pengangguran nasional yang pada periode tersebut masih sekitar

9% AK. Selama tahun 2005-2007 tingkat pengangguran amat rendah, karena rata-rata

di bawah 2% per tahun. Hal ini harus diteliti lebih lanjut, atau kemungkinan ada salah

pelaporan dari BPS.

Bila dibandingkan dengan laju inflasi maupun tingkat pertumbuhan ekonomi,

maka tingkat pengangguran di Aceh adalah indikator ekonomi makro yang paling

stabil perkembangannya. Namun karena tingkat pengangguran stabil pada tingkat

yang di atas rata-rata nasional, maka kemungkinan besar pengangguran di Aceh

bersifat struktural dan kronis.

Data PDRB untuk Aceh menunjukkan bahwa perbandingan porsi PDRB

Migas dan PDRB tidak termasuk Migas terhadap PDRB riil Aceh menunjukkan

fluktuatif menurun.Presentase Porsi PDRB Migas terhadap PDRB riil lebih besar

dibandingkan dengan PDRB tidak termasuk Migas terhadap PDRB riil, khususnya

pada periode sebelum konflik.Porsi ini berangsur menjadi semakin mendekati

seimbang pada periode setelah konflik. Hal ini menunjukkan bahwa Migas tidak lagi

menjadi primadona dalam menggerakkan ekonomi Aceh.

Pertumbuhan ekonomi Aceh pada beberapa tahun belakangan di dorong oleh

usaha-usaha rekonstruksi dan ketersediaan dana yang cukup besar untuk ini. Sejalan

dengan menurunnya usaha-usaha rekonstruksi, sektor-sektor yang terkait rekonstruksi

mengalami perlambatan atau pertumbuhan negatif, seperti sektor bangunan dan

transportasi.Perekonomian Aceh tercatat menurun sebesar 8,3% jika termasuk Migas.

Perekonomian Aceh mengalami perubahan yang cukup besar dalam beberapa

tahun terakhir. Tsunami dan usaha rekonstruksi yang cukup besar dan penurunan

cadangan Migas yang turut mengakibatkan kesulitan perhitungan statistik terutama

pada sisi produksi. Beberapa data pertumbuhan seperti penurunan cadangan Migas

sebesar 50% sepertinya tidak sejalan dengan sumber data lain seperti yang dilaporkan

oleh Departeme Energi dan Sumber Daya Mineral. Ketidakkonsistensian ini mungkin

disebabkan oleh lemahnya pengumpulan data yang sampai dewasa ini merupakan

masalah umum perekonomian Indonesia.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

70

Universitas Indonesia

4.1.4.Struktur Produksi

Tabel 4.2 di bawah ini menunjukkan perkembangan struktur produksi agregat

Aceh selama periode Pra Konflik. Data tersebut menunjukan bahwa struktur produksi

ekonomi Aceh adalah kurang seimbang.

Peranan sektor sektor sekunder meningkat pesat dari 4% PDRB riil pada tahun

1980 menjadi 63,9% PDRB riil pada tahun 1989. Dengan demikian peranan sektor

sektor sekunder meningkat 16 kali lipat dalam waktu kurang dari sepuluh tahun.

Namun peningkatan peranan sektor sekunder yang sangat cepat tersebut di atas, lebih

disebabkan meningkatnya peranan Migas. Perkembangan peranan sektor Migas ini

nampaknya menjadi pendorong peningkatan peranan sektor industri dari 1,69%

PDRB riil pada tahun 1980 menjadi 20,7% PDRB riil tahun 1989.

Tabel 4.2. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh

Periode 1980-1989

Tahun

Perta- nian

Pertam- bangan

Primer

Migas

Indu- stri

Lis- trik

Kons- truksi

Sekunder

Perda- gangan

Angk- utan

Keua- ngan

Peme- rintah

Tersier

1980

18.18 65.57

83.74 -

1.61

0.08

2.26 3.95 4.14

3.38

1.11

3.67 12.31

1981

18.64 62.80

81.44 -

1.71

0.08

2.66 4.45 4.48

4.77

1.22

3.65 14.11

1982

17.73 61.40

79.13 -

1.90

0.10

2.82 4.82 4.87

5.51

1.26

4.41 16.05

1983

5.98 16.49

22.47

71.17

0.62

0.03

0.67 72.50 1.83

1.68

0.32

1.19 5.02

1984

4.68 16.87

21.54

73.01

0.55

0.03

0.46 74.04 1.72

1.43

0.26

1.00 4.42

1985

8.22 22.31

30.54

41.14

20.99

0.06

0.61 62.79 2.93

1.67

0.39

1.68 6.67

1986

9.24 22.70

31.93

40.24

19.95

0.06

0.59 60.85 3.13

1.81

0.44

1.84 7.22

1987

8.71 21.27

29.97

40.71

21.72

0.07

0.53 63.03 3.02

1.84

0.44

1.70 7.00

1988

8.29 21.73

30.02

40.94

21.48

0.07

0.68 63.17 3.02

1.74

0.43

1.61 6.81 1989 6.71 23.65 30.36 42.54 20.70 0.07 0.57 63.88 2.43 1.36 0.38 1.59 5.76

Sumber : Diolah dari data BPS berbagai tahun

Peranan sektor primer mengalami penurunan drastis dari 83,7% PDRB riil

pada tahun 1980 menjadi 30,4% PDRB riil pada tahun 1989. Penurunan sektor

sekunder disebabkan penurunan peranan sektor pertambangan. Sementara itu peranan

sektor pertanian selama periode 1980-1989 juga mengalami penurunan drastis. Pada

tahun 1980 sektor pertanian menyumbang 18,2% PDRB riil, tetapi pada tahun 1989

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

71

Universitas Indonesia

hanya menyumbang 6,7% PDRB riil.Sektor yang pernannya kecil dan terus menurun

selama periode pra konflik adalah sektor tersier. Pada tahun 1980 sektor primer

menyumbang 12,3% PDRB riil, tetapi pada tahun 1989 peranannya tinggal 5,8%

PDRB riil. Sektor yang paling dominan di sektor tersier adalah sektor perdagangan

yang pernah mencapai 4,9% PDRB riil tahun 1982.

Tabel 4.3 berikut ini memberikan gambaran tentang perkembangan struktur

produksi agregat perekonomian Aceh, periode konflik.

Tabel 4.3. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh

Periode 1990-2005(% PDRB Riil)

Tahun

Perta- nian

Pertam- bangan

Primer

Migas

Indu- stri

Lis- trik

Kons- truksi

Sekunder

Perda- gangan

Angk- utan

Keua- ngan

Peme- rintah

Tersier

1990

5.97 26.96

32.93

43.29

17.93

0.07

0.67 61.95 2.14

1.21

0.34

1.44 5.13

1991

7.71 26.11

33.83

39.96

18.73

0.08

1.17 59.95 2.57

1.87

0.34

1.44 6.23

1992

9.43 25.31

34.75

36.64

19.52

0.10

1.67 57.94 3.00

2.53

0.35

1.44 7.31

1993

11.12 24.53

35.65

33.39

20.29

0.12

2.16 55.97 3.42

3.17

0.35

1.44 8.38

1994

12.81 23.74

36.55

30.14

21.06

0.14

2.66 54.00 3.84

3.82

0.36

1.44 9.45

1995

14.47 22.97

37.44

26.95

21.82

0.16

3.14 52.07 4.25

4.45

0.36

1.44 10.49

1996

16.11 22.21

38.32

23.79

22.57

0.18

3.61 50.15 4.65

5.08

0.37

1.43 11.53

1997

16.93 21.24

38.17

19.75

22.26

0.19

3.90 46.10 4.82

5.44

1.11

4.37 15.74

1998

19.35 19.40

38.76

18.01

22.95

0.23

3.48 44.67 5.37

6.51

(0.28)

4.97 16.57

1999

20.70 17.96

38.66

16.51

22.77

0.25

3.01 42.54 5.51

7.22

0.76

5.31 18.80 2000 15.28 25.41 40.69 26.14 13.32 0.09 3.59 43.14 8.79 2.73 0.48 4.17 16.17

2001

18.51 21.73

40.24

20.89

14.76

0.11

3.17 38.93 11.54

3.46

0.61

5.22 20.82

2002

13.99 27.23

41.22

26.57

13.03

0.08

2.72 42.40 8.92

2.71

0.57

4.17 16.38

2003

13.55 27.98

41.53

27.35

12.39

0.09

2.57 42.40 8.56

2.66

0.70

4.16 16.07

2004

15.33 23.66

38.99

22.93

14.07

0.11

2.88 40.00 9.24

2.88

0.93

7.96 21.01

2005

16.94 21.15

38.09

20.31

12.57

0.13

2.77 35.78 11.33

3.79

0.96

10.04 26.12 Sumber: Diolah dari data BPS

Data pada Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa peranan sektor primer relatif

stabil yaitu rata-rata 38% PDRB riil. Selama periode konflik, peranan sektor pertanian

meningkat drastis dari 6% PDRB riil pada tahun 1990 menjadi 16,9% PDRB riil

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

72

Universitas Indonesia

tahun 2005. Sedangkan peranan sektor pertambangan mengalami sedikit penurunan.

Namun dibandingkan dengan peranan selama periode sebelum konflik, maka peranan

pertambangan selama periode konflik mengalami penurunan drastis.

Selama periode konflik peranan sektor sekunder terus mengalami penurunan

menjadi hanya kurang dari separuh dari periode sebelum konflik. Hal ini berkaitan

dengan juga terus menurunya peranan Migas dari 43,3% PDRB riil pada tahun 1990,

menjadi 20,3% PDRB riil pada tahun 2005. Sedangkan sektor yang mengalami

peningkatan pesat di sektor sekunder adalah sektor konstruksi dari 0,67% PDRB riil

pada tahun 1990 menjadi 2,8% PDRB riil pada tahun 2005.

Yang menarik adalah selama periode konflik peranan sektor tersier justru terus

meningkat, dari hanya 5,3% PDRB riil tahun 1990 menjadi 26,1% PDRB riil pada

tahun 2005. Sektor yang paling cepat peningkatan peranannya adalah sektor

perdagangan dan pemerintahan.

Tabel 4.4. menunjukkan perkembangan struktur produksi agregat Aceh selama

periode paska konflik.

Tabel 4.4. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh

Periode 2006-2010

Tahun

Perta- nian

Pertam- bangan

Primer

Migas

Indu- stri

Lis- trik

Kons- truksi

Sekunder

Perda- gangan

Angk- utan

Keua- ngan

Peme- rintah

Tersier

2006

17.08 20.80

37.88

19.31

10.84

0.14

4.09 34.38 12.09

4.18

1.07

10.41 27.74

2007

18.85 17.78

36.63

15.92

10.38

0.19

4.96 31.45 13.09

4.94

1.23

12.67 31.93

2008

20.85 14.43

35.28

12.43

10.51

0.23

5.56 28.73 15.03

5.49

1.40

14.07 35.99

2009

24.31 8.88

33.19

6.56

11.16

0.34

6.30 24.36 17.55

6.51

1.73

16.66 42.46

2010

24.82 8.53

33.35

6.10

9.78

0.34

6.57 22.80 18.52

6.81

1.74

16.78 43.85 Sumber: Diolah dari data BPS

Selama periode paska konflik, hanya sektor tersier yang mengalami

peningkatan peranan dalam struktur produksi agregat Aceh. Pada tahun 2006 peranan

tersier adalah 10,41% PDRB riil, meningkat menjadi 43,9% PDRB riil pada tahun

2010.Namun sayangnya, sektor yang paling dominan dan terus meningkat peranannya

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

73

Universitas Indonesia

adalah sekor pemerintah. Pada tahun 2006 peranan sektor pemerintah adalah 10,41%

PDRB riil, meningkat menjadi 16,8% PDRB riil pada tahun 2010.

4.1.5.Struktur Pengeluaran

Tabel 4.5 di bawah ini memberikan gambaran tentang perkembangan struktur

pengeluaran agregat Aceh selama periode pra konflik.

Tabel 4.5. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh

Berdasarkan PengeluaranPeriode 2006-2010

Tahun Rumah Tangga

LSM

Kon- sumsi

Pemerintah

Modal

Stok

Ekspor

Impor

1983 13.67 0.16 2.49 7.55 2.77 63.04 10.32

1984 13.32 0.15 2.15 2.78 4.18 71.32 6.10

1985 13.33 0.14 2.06 3.93 3.81 70.29 6.43

1986 13.87 0.15 2.29 2.78 4.97 70.44 5.50

1987 14.98 0.20 4.02 3.94 2.49 64.85 9.52

1988 14.81 0.20 3.80 3.31 2.59 66.52 8.77

1989 15.31 0.21 4.11 5.03 3.15 64.54 7.64 Sumber: Diolah dari data BPS

Selama periode pra konflik, peranan ekspor dalam pengeluaran agregat sangat

besar yang mencapai rata-rata 67,3% PDRB riil. Hal ini berhubungan erat dengan

perkembangan peranan sektor pertambangan dan Migas. Pengeluaran nomor dua

terbesar adalah konsumsi rumah tangga yang bila ditambah dengan konsumsi lembaga

nir laba, peranannya rata-rata adalah 16,2% PDRB riil. Sedankan porsi pengeluaran

investasi (pembentukan modal tetap domestic bruto, (PMTDB) ternyata sangat kecil,

yaitu rata-rata hanya 4,2% PDRB riil.

Selama periode konflik peranan ekspor dalam perekonomian Aceh adalah

fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Pola yang sangat fluktuatif juga

terlihat dalam hal peranan impor. Komponen pengeluaran agregat yang peranannya

terus membesar adalah konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga nir laba. Pada

tahun 1990 peranan komponen konsumsi rumah tangga adalah 15,7% PDRB riil dan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

74

Universitas Indonesia

meningkat menjadi 26,4% PDRB riil pada tahun 2005. Peranan rata-rata konsumsi

rumah tangga adalah 26,4% PDRB riil.

Tabel 4.6 di bawah ini memberikan gambaran tentang perkembangan struktur

pengeluaran agregat Aceh selama periode konflik.

Tabel 4.6. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh

Berdasarkan Pengeluaran Periode 1990-2005 (% PDRB Riil)

Tahun Rumah Tangga LSM

Kon- sumsi

Pemerintah Modal Stok Ekspor Impor

1990 15.71 0.22 4.17 5.59 3.05 63.65 7.61

1991 16.37 0.24 4.29 5.69 2.96 63.06 7.40

1992 17.09 0.25 4.37 5.61 2.91 62.49 7.29

1993 24.25 0.30 5.20 8.27 2.85 52.15 6.99

1994 31.41 0.35 6.02 10.94 2.78 41.81 6.69

1995 31.99 0.36 6.14 10.86 3.57 40.86 6.23

1996 31.97 0.36 6.22 12.22 2.36 40.71 6.16

1997 31.42 0.35 6.52 11.71 2.41 39.83 7.75

1998 31.47 0.37 7.67 11.31 2.45 37.79 8.95

1999 34.06 0.39 7.29 10.57 2.47 35.66 9.56

2000 24.72 0.16 4.43 5.34 3.48 56.96 4.92

2001 34.72 0.23 8.75 8.75 1.84 33.42 12.29

2002 20.49 0.16 7.32 9.99 (0.70) 61.28 1.47

2003 27.71 0.22 12.97 0.81 4.56 50.19 3.54

2004 22.39 0.19 13.69 6.58 0.77 54.57 1.82

2005 26.39 0.18 16.02 10.83 1.22 32.96 12.39 Sumber: Diolah dari data BPS

Yang juga harus dicermati lebih lanjut adalah porsi investasi dalam

pengeluaran agregat. Setelah mengalami peningkatan selama periode 1990-1996,

memasuki tahun 1997 sampai 2005 porsinya terus menurun. Porsi rata-rata investasi

selama periode konflik adalah 8,4% PDRB riil. Hal ini menunjukkan betapa

rendahnya pemupukan barang modal di Aceh selama periode konflik.

Tabel 4.7 di bawah ini memberikan gambaran tentang perkembangan struktur

pengeluaran agregat Aceh selama periode paska konflik.Persentase pengeluaran

terbesar PDRB selama setelah konflik bergeser sebelumnya adalah Ekspor yang

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

75

Universitas Indonesia

mencapai antara 37% turun menjadi 25%.Namun terjadi peningkatan signifikan pada

pengeluaran rumah tangga yang naik lebih dari 28% menjadi 32%.Sedangkan

pengeluaran lainnya seperti konsumsi pemerintah juga meningkat menjadi 21%.

Pengeluaran lainnya lembaga swadaya masyarakat, modal, stok dan impor kurang dari

20%.14

Tabel 4.7. Perkembangan Struktur PDRB Harga Konstan 2000 Aceh

Berdasarkan Pengeluaran Periode 2006-2010

(% PDRB Riil)

Tahun Rumah Tangga LSM

Kon- sumsi

Pemerintah Modal Stok Ekspor Impor

2006 27.61 0.24 18.65 12.95 2.80 36.49 1.26

2007 27.41 0.24 17.41 12.81 1.44 33.73 6.96

2008 28.20 0.26 16.08 13.50 0.91 32.83 8.22

2009 30.84 0.28 20.87 13.91 (1.27) 26.40 8.96

2010 32.01 0.30 21.20 14.31 (0.86) 24.70 8.35 Sumber: Diolah dari data BPS

Hal ini menjadi persoalan yang patut diwaspadai. Menurut Kepala BPS Aceh,

Syech Suhaimi, pada bulan Februari 2011 nilai ekspor Aceh mengalami penurunan

jika dibandingkan Januari 2011 yaitu dari US$ 97,1 juta menjadi US$ 73,01 juta, atau

menurun sekitar 34,92%.Menurut Syech, penurunan nilai ekspor tersebut dipicu

turunnya ekspor minyak dan gas (Migas) berupa liquid natural gas (LNG) sebesar

36,02%. “Ekspor gas masih dominan, sehingga turunnya ekspor bahan itu sangat

berpengaruh nilai ekspor Aceh. Nilai ekspor kelompok nonkomoditas Migas

mengalami peningkatan sebesar 0,86% yakni bahan kimia nonorganik berupa

anhydrous ammonia dengan nilai US$ 2,68 juta yang diekspor ke Vietnam, Thailand

dan Malaysia.Selain itu, katanya, Banda Aceh pada April 2011 mengalami deflasi

sebesar 0,23% yang disebabkan penurunan harga pada kelompok bahan makanan

seperti beras, sayur bayam, ikan bandeng dan cabai merah.

14 Aceh Bisnis Selasa, 03 Mei 2011 06:59 WIB,

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/05/03/31957/ekspor_aceh_turun_3492persen/

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

76

Universitas Indonesia

Komponen pengeluaran agregat yang mengalami peningkatan pesat adalah

impor, yaitu dari 1,3% PDRB riil pada tahun 2006 menjadi 8,35% PDRB riil pada

tahun 2010. Komponen pengeluaran agregat yang peranannya juga meningkat pesat

selama periode 2006-2010 adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan

investasi. Namun porsi investasi masih di bawah 15% PDRB riil, sementara kenaikan

peranannya juga relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa selama tiga puluh tahun

terakhir, kecepatan pertumbuhan barang modal di Aceh relatif lambat.

4.1.6.Peranan Minyak dan Gas

Dari uraian-uraian sebelumnya, sebenarnya sudah terlihat bahwa peranan

minyak dan gas (Migas) dalam perekonomian Aceh, relatif sangat besar. Hal inilah

yang bila tidak segera diperbaiki akan menimbulkan ketergantungan yang terus

menerus terhadap Migas.

Gambar 4.2 di bawah ini menunjukkan perkembangan peranan Migas dalam

perekonomian Aceh selama beberapa dekade.

Gambar 4.2. Peranan Migas Dalam Perekonomian Aceh 1975-2010

(Persen PDRB harga konstan 2000)

Sumber: Diolah dari data BPS

0,010,020,030,040,050,060,070,080,0

1975

1977

1979

1981

1983

1985

1987

1989

1991

1993

1995

1997

1999

2001

2003

2005

2007

2009

Axi

s T

itle

Peranan Migas

1975

1976

1977

1978

1979

1980

1981

1982

1983

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

77

Universitas Indonesia

Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa peranan Migas sebelum konflik dari

tahun 1975-1989 sangat dominan hingga mencapai 70%, kemudian selama konflik

tahun 1990-2005 berangsur menurun dominasinya menjadi berkisar antara 40-50%,

dan terus berlanjut menurun setelah konflik hanya mencapai 11%.

Data PDRB untuk Aceh menunjukkan bahwa perbandingan porsi PDRB

Migas dan PDRB tidak termasuk Migas terhadap PDRB riil Aceh menunjukkan

fluktuatif menurun.Presentase Porsi PDRB Migas terhadap PDRB riil lebih besar

dibandingkan dengan PDRB tidak termasuk Migas terhadap PDRB riil, khususnya

pada periode sebelum konflik.Porsi ini berangsur menjadi semakin mendekati

seimbang pada periode setelah konflik.Hal ini menunjukkan bahwa Migas tidak lagi

menjadi primadona dalam menggerakkan ekonomi Aceh.

Hal ini disebabkan antaralain: 1) Turunnya produksi Migas Aceh; 2)

Terganggunya Produksi Migas Aceh; dan 3) Khusus tahun 1998-2000 terjadi

peningkatan Ekspor non-Migas terutama kopi akibat Rupiah terdeprsesiasi oleh

Dollar Amerika yang terjadi pada masa krisis ekonomi.Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh World Bank April 2008 menyatakan terdapatnya tren yang jelas

dimana struktur perekonomian Aceh bergeser menjauh dari sektor pertambangan dan

industri yang bergantung dari Migas. Kedua konstribusi sektor ini terhitung sebesar

56% dari ekonomi Aceh pada tahun 2003, dan telah menurun sebesar 32% pada tahun

2007. Penurunan konstribusi kedua sektor ini diimbangi oleh pertumbuhan dari sector

jasa-jasa seperti perdagangan, bangunan dan transportasi, yang secara keseluruhan

terhitung sebesar 44% pada tahun 2007, meningkat dari 26 persent pada tahun 2003.

Sedangkan sektor pertanian meningkat dari 17% tahun 2003, menjadi 23% pada tahun

2007 (World Bank, April 2008). Sejalan dengan data yang diungkapkan oleh World

Bank, ILO juga mengungkapkan terjadi penyusutan deposit gas, porsi komoditas ini

dalam PDRB berkurang menjadi 19,3% pada tahun 2008, akibatnya sektor-sektor

yang berkaitan dengan Migas mengalami nasib sama. ILO mengatakan bahwa industri

Migas kehilangan sekitar 58,6% outoutnya antara tahun 2003-2008. Akibatnya sektor

Migas yang mendukung perekonomian setempat dengan menciptakan usaha-usaha

terkait seperti pupuk dan semen. Output dari sector-sektor termasuk dua produk yang

tadi disebutkan berkurang dari 1,672 milyar rupiah pada tahun 2002 menjadi 944

milyar rupiah. Karena produk bahan bakar mineral dan minyak mencakup 96,6% nilai

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

78

Universitas Indonesia

ekspor komoditas di Aceh tahun 2007, ekspor bersih mengalami penurunan yang luar

bias (ILO, Agustus 2010). Demikian halnya dengan permintaan kopi Arabika dapat

ditunjukkan dengan adanya peningkatan permintaan produk kopi Arabika Organik ke

PD. Genap Meupakat yaitu 350 ton pada tahun 1992 naik menjadi 1000 ton tahun

1999/2000 (Adri,1999).

Meskipun cadangan Migas yang dimiliki Aceh saat ini berkurang banyak

namun tetap saja masih menyisakan beberapa lapangan yang berpotensi untuk

dikembangkan dan menghasilkan Minyak dan Gas. Hal ini disebabkan selama kurun

waktu tiga dekade konflik beberapa lapangan Migas yang sudah memiliki cadangan

terbukti, belum btereksploitasi, diantaranya :

• Blok A (blok ini dikelola oleh Medco Energy) dan saat ini memasuki tahapan

eksploitasi (Produksi).Blok ini diprediksi bisa menghasilkan gas sebesar 125

MMSCFD.Berada diwilayah Aceh Timur.

• Blok Perlak (Blok ini dikelola oleh PT. Pertamina, dan yang menjadi Operatornya

adalah PT. Pacific Oil & Gas sebagai partner Kerja Sama Operasi), Blok ini saat ini

dalam persiapan untuk produksi (yang sempat terhenti pembangunan fasilitas

produksinya pada awal tahun 2008, akibat turunnya harga minyak pada titik

terendah, sehingga menurunkan nilai keekonomian). Blok Perlak ini diprediksi

menghasilkan Crude Oil +/- 4000 BOPD. Berada di Perlak Aceh Timur.

• Blok Kueng Mane (dikelola Oleh ENI Spa), blok ini berada di pantai Krueng Mane

(offshore) Aceh Utara dan dalam persiapan menuju tahap Eksploitasi (Produksi),

sudah ditemukan cadangan gas terbukti, hingga saat ini ENI Spa dalam proses untuk

mengajukan POD ke BP. Migas, dari Blok A ini diprediksikan bisa menghasilkan

gas +/- 60 MMSCFD, dan rencananya juga untuk memenuhi kebutuhan industri di

Aceh.

• Adapun blok Migas lainnya masih dalam tahapan Eksplorasi (seismic & Drilling)

yaitu : Blok Seureuway di sepanjang pantai Bagok Nurussalam Aceh Timur

(Pengelola : Transword Seureuway Ltd) serta Blok pantai Lhokseumawe (Pengelola

: Zaratex), Kontraktor di kedua blok ini masih aktif melakukan kegiatan eksplorasi

hingga saat ini.15

15http://bagokenergy.blogspot.com/

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

79

Universitas Indonesia

Penurunan peranan Migas dalam perekonomian Aceh, terutama memasuki

periode konflik juga disebabkan beberapa hal. Pertama, adalah menurunnya porsi

belanja APBA dalam sektor pertambahan. Pada tahun 2001 APDB yang dialokasi

untuk pengembangan sektor pertambangan adalah 5,4%, 2002 sebesar 4,4%, 2003

sebesar 2,1%, 2004 dan 2005 sebesar 1,9%, 2006 sebesar 2,4% dan 2007 sebesar

2,1% dari total belanja pemerintah (Bank Dunia, 2008).

4.2.Analisis Kinerja Ekonomi Makro Tingkat Kabupaten/Kota

Analisis kinerja ekonomi makro pada tingkat kabupaten/kota amat dibutuhkan

untuk melengkapi/memperdalam pemahaman tentang kinerja ekonomi makro

provinsi Aceh. Namun karena masalah keterbatasan dan inkonsistensi data, maka

analisis dibatasi pada beberapa wilayah penting dan dalam periode waktu yang lebih

pendek (1995-2010). Ada beberapa catatan yang disampaikan berdasarkan

keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi, yaitu:

1. Kinerja ekonomi yang dapat diamati adalah pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

harga umum (laju inflasi)

2. Periode pengamatan yang konsisten adalah periode 2000-2008 yang dibagi

menjadi dua periode yang lebih pendek yaitu 2000-2005 (periode konflik) dan

2006-2008 (periode paska konflik).

3. Data untuk Aceh Utara merupakan penggabungan data tiga wilayah yaitu

kabupaten Aceh Utara, kabupaten Bireun dan kota Lhokseumawe.

Peranan Ekonomi di Wilayah-Wilayah Konflik

Belum ada kesepakatan yang bulat wilayah-wilayah mana yang dapat

dikatakan sebagai pusat konflik.Namun ada kesepakatan umum(referensi) bahwa

wilayah-wilayah Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur dan Pidie merupakan tempat

terjadinya konflik dengan intensitas tinggi dan luas (konflik berat). Sementara itu

daerah-daerah yang bebas konflik, hanya Aceh Tenggara, beberapa wilayah di Aceh

Selatan, Kota Banda Aceh dan Kota Sabang. Sedangkan wilayah-wilayah lain

merupakan wilayah seperti Aceh Tengah, Aceh Barat dan Aceh Besar merupakan

wilayah konflik dengan kategori kategori sedang dan atau rendah.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

80

Universitas Indonesia

Data-data menunjukkan bahwa wilayah-wilayah yang dilanda konflik dengan

intensita yang tinggi, umumnya merupakan daerah yang kaya akan sumber daya

minyak yaitu Aceh Timur dan Aceh Utara. Misalkan pada tahun 1995 sumbangan

Migas dalam PDRB riil Aceh Utara mencapai 76%. Angka ini sedikit lebih rendah

dibanding dengan tahun 1993 yang mencapai 80% PDRB riil. Pada tahun 2000

sumbangan Migas mencapai 82% PDRB riil Aceh Utara. Sedangkan pada tahun 2008

menurun drastis tetapi masih merupakan 52% PDRB riil. Sementara itu di Aceh

Timur, walaupun nilai PDRB riil hanya kurang dari separuh PDRB riil Aceh Utara,

namun sumbangan Migas masih sekitar 70% PDRB riil. Pada tahun 2008 pola yang

terlihat selama periode 1990an tidak berubah drastis. Di kabupaten Aceh Utara

sumbangan Migas dalam perekonomian masih lebih dari 50%. Sedangkan di kota

Lhokseumawe yang merupakan pecahan kabupaten Aceh Utara masih lebih besar dari

60%. Di kabupaten Aceh Timur peranan Migas masih mencapai 70% PDRB riil

Data pada Tabel 4.8 di bawah ini menunjukkan daerah-daerah yang dilanda

konflik justru memberikan konstribusi sangat besar dalam PDRB termasuk Migas.

Tabel 4.8. Peranan Perekonomian Kabupaten di Wilayah Konflik Berat dalam Perekonomian

Aceh (% PDRB Provinsi Aceh Berdasarkan Harga Konstan) 1995 2000 2005 2008

Total Daerah Konflik Berat 78,2 71,9 66,5 65

Aceh Utara 63 56,4 22/43 19/39

Daerah Non Konflik 5,9 5,9 6,1 9,8 Sumber: diolah dari data BPS

Data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa selama periode 1995-2008,

daerah-daerah non konlik memberikan konstribusi yang sangat kecil yaitu kurang dari

10% PDRB riil Aceh termasuk Migas. Bahkan sebelum tahun 2000 kontribusi

wilayah-wilayah damai hanya 5% PDRB riil termasuk Migas. Dengan demikian lebih

dari 90% output agregat provinsi Aceh berasal dari wilayah-wilayah yang terlanda

konflik. Sampai tahun 2008 sekitar tiga perempat produksi Aceh berasal dari daerah-

daerah konflik berat. Data juga menunjukkan bahwa sekalipun pada 2005-2008

peranannnya menurun, Aceh Utaramemegang peranan dominan dalam perekonomian

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

81

Universitas Indonesia

Aceh. Sampai tahun 2008, sumbangan wilayah Aceh Utara dalam PDRB riil

termasuk Migas masih mencapai 40% total PDRB riil provinsi Aceh.

Data-data di atas mengindikasikan setidak-setidaknya ada dua persoalan besar

dalam perekonomian Aceh, yaitu ketergantungan yang tinggi terhadap Migas dan

buruknya distribusi PDRB antar wilayah atau adanya disparitas antar wilayah yang

relatif buruk. Ketergantungan yang besar terhadap Migas untuk provinsi Aceh dan

wilayah Aceh Utara maupun Aceh Timur menunjukkan ketimpangan struktur

produksi agregat yang sangat serius. Sedangkan terkonsentrasinya kegiatan ekonomi

pada sektor Migas di wilayah Aceh Utara dan Timur, pada saat yang bersamaan juga

menimbulkan masalah disparitas wilayah yang serius.

Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi

Perkembangan pemekaran wilayah sejak tahun 1999 sampai dengan 2007,

telah menyulitkan melakukan analisis kinerja ekonomi tingkat kabupaten/kota dalam

jangka yang relatif panjang. Selain itu keterbatasan data dan masalah inkonsistensi

data menyebabkan hanya indikator pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang dapat

teramati.

Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya terlihat bahwa peranan

perekonomian di wilayah-wilayah konflik mencapai sekitar 90% PDRB riil termasuk

Migas. Data juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh PDRB di wilayah konflik

berasal dari Aceh Utara. Sedangkan lebih dari separuh PDRB di wilayah-wilayah non

konflik berasal dari kota Banda Aceh. Dengan demikian sekitar 60% PDRB riil Aceh

berasal dari kabupaten Aceh Utara dan kota Banda Aceh. Namun bila melihat nilai

PDRB kedua daerah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nilai PDRB riil kota

Banda Aceh hanya sekitar seperlima nilai PDRB riil wilayah Aceh Utara.

Dengan mempertimbangkan uraian pada paragraf di atas, maka dapat

dikatakan bahwa bahwa wilayah Aceh Utara dan kota Banda Aceh dianggap

repersentatif untuk mewakili perkembangan kinerja ekonmi khususnya inflasi dan

pengangguran di wilayah konflik dan non konflik, maka akan dievaluasi

perkembangan kinerja ekonomi makro di kedua wilayah tersebut untuk mendapatkan

perbandingan kinerja ekonomi di wilayah yang terlanda konflik dan tidak terlanda

konflik. Tabel 4,9 di bawah ini menunjukkan perbandingan perkembangan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

82

Universitas Indonesia

pertumbuhan ekonomi dan inflasi menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi dan

inflasi Aceh Utara dan Banda Aceh selama 1995-2008.

Tabel 4.9. Perbandingan tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi

Wilayah Aceh Utara dan Kota Banda Aceh 1995-2008 (%/Tahun)

Sumber: Diolah dari data BPS

Data pada Tabel 4,9 di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di

wilayah Aceh Utara selama periode 2000-2008 adalah negatif bila dievaluasi dengan

menggunakan PDRB riil termasuk Migas. Namun laju pertumbuhan PDRB tidak

termasuk Migas adalah positif bahkan pada periode 1995-2000 mendekati angka 10%

per tahun. Kendatipun demikian laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB riil

tidak termasuk Migas di wilayah Aceh Utara adalah lebih rendah dari kota Banda

Aceh. Selama periode 2000-2008 laju pertumbuhan ekonomi Aceh Utara adalah

7,8%/tahun, sedangkan kota Banda Aceh mencapai 9,1% /tahun. Pada periode-

periode yang lebih pendek juga terlihat bahwa secara keseluruhan pertumbuhan

ekonomi kota Banda Aceh lebih tinggi dibanding Aceh Utara.

Sementara itu laju inflasi di wilayah Aceh Utara berdasarkan PDRB termasuk

Migas adalah selalu lebih tinggi dibanding dengan bila dihitung berdasarkan PDRB

riil tidak termasuk Migas. Selama tahun 2000-2008 laju inflasi di Aceh Utara

berdasarkan PDRB riil termasuk Migas adalah 8,3%/tahun, sedangkan berdasarkan

PDRB riil tidak termasuk Migas adalah 7,6%/tahun. Laju inflasi di kota Banda Aceh

1995-2000 2000-2005 2006-2008 2000-2008

Aceh Utara

PDRB Termasuk Migas

Pertumbuhan Ekonomi - -5,7 -6,6 -5,7

Inflasi - 9,6 7,4 8,3

PDRB Tidak Termasuk Migas

Pertumbuhan Ekonomi 9,9 3,9 7,8

Inflasi - 8,0 6,1 7,6

Kota Banda Aceh

Pertumbuhan Ekonomi 1,9 4,3 6,2 9,1

Inflasi 8,8 4,9 7,9 8,0

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

83

Universitas Indonesia

selama periode 2000-2008 adalah lebih rendah dibanding laju inflasi di wilayah Aceh

Utara. Namun pada periode 2006-2008 laju inflasi di kota Banda Aceh adalah lebih

tinggi dari Aceh Utara bila dihitung berdasarkan PDRB riil tidak termasuk Migas.

Meskipun, masih harus dikonfirmasi lebih lanjut, namun dapat disimpulkan

bahwa kota Banda Aceh sebagai wilayah yang tidak terlanda konflik kinerja ekonomi

makro relative lebih baik dibanding dengan Aceh Utara yang adalah wilayah terlanda

konflik. Sedangkan bila dievaluasi dengan menggunakan PDRB riil non Migas, maka

dapat disimpulkan bahwa kinerja ekonomi makro di wilayah Aceh Utara adalah lebih

stabil dibandingkan bila menggunakan PDRB riil non Migas.

4.3.Perkembangan Tingkat Kesejahteraan Rakyat

4.3.1.Kemiskinan

Meskipun kaya akan gas dan sumber daya alam lainnya saat ini, Aceh

termasuk wilayah yang paling besar penduduk miskinnya. Menurut angka resmi,

tingkat kemiskinan secara keseluruhan di Aceh pada tahun 2004-yaitu 28,4%jauh

lebih tinggi daripada tingkat kemiskinan nasional Indonesia, sebesar 16,7%. Angka

ini juga lebih tinggi daripada provinsi tetangga, Sumatera Utara, yang tingkat

kemiskinannya relatif rendah sebesar 14,9%.Pada tahun 2004, angka kemiskinan di

Aceh mencapai 17,6% di perkotaan dan 32,6% di pedesaan.Tabel 4.10. menunjukkan

perkembangan tingkat kemiskinan di Aceh selama satu dekade terakhir.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

84

Universitas Indonesia

Tabel 4.10. Perkembangan Porsi Penduduk Miskin Kota Dan Desa Aceh 2000-2010

(Persen Total Penduduk)

Tahun Miskin Kota % Miskin Kota Miskin Desa % Miskin Desa

2000 102,300 2.512 492,800 12.10

2001 112,100 2.706 646,500 15.61

2002 201,100 4.827 998,800 23.98

2003 223,900 5.308 1,030,300 24.42

2004 198,700 4.875 957,500 23.49

2005 222,900 5.529 943,500 23.40

2006 226,900 5.463 922,800 22.22

2007 218,800 5.180 864,700 20.47

2008 195,800 4.560 763,900 17.79

2009 182,200 4.176 710,700 16.29

2010 173,400 3.858 688,500 15.32

Sumber: BPS, 2012

Data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa secara absolute jumlah

penduduk miskin di desa adalah sekitar 4 kali lipat jumlah penduduk mikin.

Sedangkan porsi penduduk miskin di desa antara 5 atau 6 kali lipat porsi penduduk

miskin di kota. Porsi penduduk miskin di Aceh,selama beberapa tahun terakhir

adalah lebih tinggi dari porsi penduduk miskin nasional.

Data kemiskinan tingkat kabupaten menunjukkan bahwa wilayah-wilayah

yang tingkat kemiskinannya tinggi merupakan daerah yang berada di pedalaman

pedesaan dan kabupaten-kabupaten yang lebih terpencil, sementara wilayah-wilayah

sekitar Banda Aceh memiliki tingkat kemiskinan paling rendah. Analisis peralihan

masuk dan keluar dari kemiskinan mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat

membantu rumah tangga untuk keluar dari kemiskinan, seperti kepemilikan usaha-

usaha non-pertanian, diversifikasi tanaman pertanian, bantuan bencana atau

pendidikan dari kepala rumah tangga.

Karakteristik kemiskinan lainnya yang terkait dengan tingginya tingkat

kemiskinan yaitu ukuran rumah tangga yang lebih besar, tingkat pendidikan yang

lebih rendah, rumah tangga yang dikepalai perempuan, dan rumah tangga dengan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

85

Universitas Indonesia

mata pencaharian di bidang pertanian. Hubungan antara karakteristik ini dengan

kemiskinan masih tetap relatif stabil setelah masa tsunami yang menunjukkan bahwa

faktor pokok penentu kemiskinan tidak berubah meskipun terjadi perubahan yang

cepat dalam aspek politik dan sosialekonomi.

Ada beberapa faktor penyebab kemiskinan di Aceh, yaitu konflik militer,

kemiskinan struktural dan bencana alam tsumani pada tahun 2004. Kelompok yang

miskin secara struktural, contohnya adalah mereka yang miskin sebelum bencana

tsunami, dan kelompok yang “terguncang”, yaitu mereka yang kehilangan harta benda

pribadinya karena terkena tsunami. Banyak dari kelompok yang terguncang memiliki

kapasitas produktif, misalnya pendidikan dan tabungan yang dapat mereka gunakan

untuk memperlancar konsumsi, merupakan hal yang tidak dimiliki oleh mereka yang

miskin secara struktural.Para pelaku pembangunan dalam melakukan aktivitasnya

perlu membedakan dua kelompok ini ketika merancang proyek dan kebijakan.

Kemiskinan di Aceh sedikit meningkat paperiode 1980-1989 yaitu 10% per

tahun, kemudian periode 1990-2005 yaitu -2,5% per tahun dan periode 2006-2010

masih -2,7 per tahunsca bencana tsunami, dari 28,4%pada tahun 2004 mencapai

32,6% pada tahun 2005. Hal ini berlawanan dengan tingkat penurunankemiskinan

yang terjadi pada wilayahwilayah lain di Indonesia. Peningkatan tersebuttermasuk

relatif kecil mengingat besarnya kerusakan dan kerugian yang disebabkan

olehtsunami dan juga mencerminkan dampak yang positif dari upaya awal

rekonstruksi. Tingkatkemiskinan menurun pada tahun 2006 hingga mencapai

26.5%lebih rendah dari tingkat kemiskinan sebelum tsunami, menunjukkan bahwa

peningkatan kemiskinan yang berkaitan dengan tsunami tidak berlangsung lama dan

aktivitas rekonstruksi kemungkinan besar memfasilitasi penurunan tersebut. Pada

tahun 2006, tingkat kemiskinan diAceh menurun, sementara tingkat kemiskinan di

wilayah-wilayah lain meningkat. Walaupundemikian, kemiskinan di Aceh tetap jauh

lebih tinggi dibandingkan wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Sumber penyebab kemiskinan terbesar di Aceh adalah konflik militer yang

telah menyebabkan masyarakat kehilangan kesempatan untuk membangun kapasitas

produksi dan kapasitas diri. Konflik militer juga telah menyebabkan migrasi keluar

rakyat, khususnya mereka yang berketrampilan maupunberpendidikan tinggi.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

86

Universitas Indonesia

Umumnya bersamaan dengan migrasi keluar, sumber daya keuangan juga akan keluar

dari wilayah konflik.

Banyak penduduk desa mengatakan bahwa konflik adalah sumber utama

kemiskinan.Selama konflik, rasa ketakutan dan ketidakpercayaan biasa dialami dan

banyak penduduk tidak dapat bertani, berdagang, menangkap ikan, dan melakukan

kegiatan-kegiatan lainnya.Pembunuhan serta cedera fisik dan mental menghalangi

para petani untuk mengolah lahan mereka dan banyak pekerjaan-pekerjaan pertanian

yang terbengkalai sementara para pekerjanya meninggalkan daerah tersebut untuk

menghindari konflik dan hasil panen seringkali terabaikan atau dicuri(Jamassy,2007).

Gambar 4.3 di bawah ini menunjukkan bahwa sekalipun perjanjian damai

belum memberikan dampak besar terhadap penurunan kemiskinan, namun

penghentian konflik telah menurunkan penduduk miskin di Aceh.

Gambar 4.3. Perkembangan Kemiskinan di Aceh Periode Konflik dan Paska Konflik Sumber: Diolah dari data BPS

Penduduk miskin kota selama konflik cenderung naik dari 102.300atau 2,5%

pada tahun 2000 naik dua kali lipat menjadi 222.900atau 5,5% pada tahun 2005.

Sedangkan setelah konflik cenderung turun menjadi 173.400 orang atau 3,86% pada

0,0%

5,0%

10,0%

15,0%

20,0%

25,0%

30,0%

Axi

s T

itle

Persentase Penduduk Miskin

MiskinKota

MiskinDesa

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

87

Universitas Indonesia

tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di kota berkurang dengan

adanya perdamaian.

Demikian pula dengan jumlah penduduk miskin atau tingkat kemiskinan Aceh

pada tahun 2010 mencapai 861,9 ribu orang atau 20,98% dari jumlah penduduk Aceh.

Kondisi ini mengalami penurunan sekitar 31 ribu orang atau 0,82% jika dibandingkan

pada tahun 2009 dimana jumlah penduduk miskin Aceh mencapai 892,9 ribu orang

atau 21,80% dari jumlah penduduk Aceh.

Selain hal diatas faktor utama yang memperburuk kualitas SDM Aceh yaitu

adanya pengungsian.Besarnya pengungsi di Aceh disebabkan oleh konflik dan

tsunami secara bersama-sama. Sebuah studi yag dilakukan pada tahun 2005

memperkirakan jumlah pengungsi hamper mencapai 350.000 orang. Kabupaten-

kabupaten di sepanjang pantai memiliki jumlah pengungsi yang jauh lebih besar

daripada daerah bagian tengah (Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Tenggara),

yang menunjukkan bahwa tsunami merupakan penyebab utama pengungsian

(UNDP,2010).Akibat konflik telah mengubah struktur banyak keluarga di Aceh.

Jumlah perempuan pengungsi mencapai 167.000, 14.319 diantaranya adalah janda

dan 20.751 sebagai kepala keluarga. Secara lebih luas, menurut data terbaru terdapat

kira-kira 148.000 janda di Aceh pada tahun 2007. Proporsi kepala keluarga janda di

provinsi Aceh lebih tinggi dari angka nasional, ini merupakan akibat dari konflik, di

mana kemungkinan laki-laki terbunuh lebih besar (Aris Ananta, Lee Poh Onn, Aceh:

A New Dawn, 2007, 55.14).

Tabel 4.11. dibawah ini menununjukkan persentase penduduk miskin menurut

kabupaten pada periode tahun 2005-2010.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

88

Universitas Indonesia

Tabel 4.11. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/KotaDi Aceh 2005-2010

Kabupaten/Kota 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Daerah Konlik

Pidie Jaya *) *) 35.0 30.3 28.0 26.1

Nagan Raya 36.2 35.3 33.6 28.1 26.2 24.1

Pidie 36.0 35.3 33.3 28.1 25.9 23.8

Aceh Utara 35.9 35.0 33.2 27.6 25.3 23.4

Aceh Barat 35.5 34.5 32.6 30.0 27.1 24.4

Gayo Lues 34.0 33.5 32.3 26.6 24.2 23.9

Simeulue 34.1 33.8 32.3 26.5 24.7 23.6

Kota Subulussalam **) **) 30.2 29.0 26.8 24.4

Aceh Jaya 31.3 30.4 29.3 23.9 21.9 20.2

Aceh Barat Daya 28.3 28.3 28.6 23.4 21.3 19.9

Daerah Non Konlik

Aceh Singkil 29.2 28.4 28.5 23.3 21.1 19.4

Aceh Timur 30.0 29.9 28.1 24.1 21.3 18.4

Bireuen 29.7 29.1 27.2 23.3 21.7 19.5

Kota Sabang 29.8 28.6 27.1 25.7 23.9 21.7

Aceh Besar 29.4 28.7 26.7 21.5 20.1 18.8

Bener Meriah 28.8 28.0 26.5 29.2 26.6 26.2

Aceh Selatan 27.0 24.6 24.7 19.4 17.5 15.9

Aceh Tengah 27.7 26.7 24.4 23.4 21.4 20.1

Aceh Tamiang 24.5 23.9 22.2 22.3 20.0 18.0

Aceh Tenggara 24.6 23.6 21.6 18.5 16.8 16.8

Kota Langsa 15.0 14.0 14.2 18.0 16.2 15.0

Kota Lhokseumawe 15.9 14.3 12.7 15.9 15.1 14.1

Kota Banda Aceh 8.4 8.3 6.6 9.6 8.6 g 9.2

Provinsi Aceh

28.69

28.28

26.65

23.53

21.8

20.98

Indonesia 16.69 17.75 16.58 15.42 14.15 13.33

*) : Data masih tergabung dengan Kabupaten Pidie **) : Data masih tergabung dengan Kabupaten Aceh Singkil ***) : Data menurut Kabupaten/Kota belum tersedia

Sumber: BPS Aceh 2012, diolah.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

89

Universitas Indonesia

Dalam tiga dekade setelah pernyataan kemerdekaan GAM, perkembangan

Aceh menuju pembangunan manusia mengalami penurunan dibandingkan dengan

provinsi-provinsi lainnya di Indonesia dan kemiskinan mengalami peningkatan.

Penetapan pengawan militer yang sebenarnya atas wilayah Aceh oleh TNI dan

masuknya para migran Jawa ke daerah-daerah boom minyak, disertai dengan

dominasi mereka atas pekerjaan sipil dengan posisi yang tinggi, semakin

memperburuk ketidaksetaraan dan perbedaan di Aceh(Brown: 2005).

Data pada Tabel 4.9. di atas menunjukkan dua hal. Yang pertama adalah porsi

penduduk miskin di daerah-daerah konflik adalah sangat besar dibanding di daerah

bukan konflik.Bahkan sampai tahun ke empat paska perjanjian damai Helsinky, tidak

ada satupun kabupaten/kota di wilayah konflik yang porsi penduduk miskinnya lebih

rendah dari rata-rata nasional. Pada tahun 2010, wilayah konflik yang memiliki porsi

penduduk terendah adalah Aceh Barat Daya, yaitu 19,9% penduduk atau 1,5 kali lipat

rata-rata nasional. Sementara wilayah yang paling tinggi porsi penduduk miskinnya

yaitu Pidie Jaya mencapai 26,1% penduduk atau sekitar dua kali lipat rata-rata

nasional.Kedua, penurunan porsi penduduk miskin di daerah konflik, paska perjanjian

Helsinky adalah jauh lebih lambat dibanding dengan di daerah-daerah non konflik.

Hal ini dapat dipahami karena tidak mudah memulihkan rasa percaya rakyat, setelah

konflik berlangsung selama sekitar satu generasi.

4.3.2.Pendidikan

Perkembangan pendidikan diukur dengan perkembangan jumlah sekolah dasar

dan menengah, baik negeri maupun swasta, selama 30 tahun terakhir ini.

Gambar 4.4 di bawah ini menunjukkan perkembangan jumlah SD negeri dan

Swasta di Aceh selama periode 1980-2010.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

90

Universitas Indonesia

Gambar 4.4. Perkembangan Jumlah SD Negeri dan Swasta Aceh 1980-

2010Sumber: Diolah dari data BPS

Selama periode 1980-2010 Jumlah SD Negeri dan SD Swasta di Aceh dari

tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.Namun jumlah SD Swasta masih sangat

sedikit dibandingkan SD Negeri.Hal ini karena adanya program SD Inpres yang

selama ini terus dibangun sampai ke pelosok desa. Hanya saja selama periode 1980-

2010 pertambahan jumlah SD di Aceh relatif lambat. Selama periode konflik jumlah

SD mengalami kemandekan. Sedangkan pada periode paska konflik, juga belum

terlihat perkembangan yang berarti.

Sebelum Konflik Selama Konflik Setelah Konflik

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

91

Universitas Indonesia

Gambar 4.5. Perkembangan Jumlah SMP Negeri dan Swasta Aceh 1980-2010 Sumber: Diolah dari data BPS

Gambar 4.5 menunjukkan perkembangan jumlah SMP negeri dan Swasta di

Aceh selama periode 1980-2010. Jumlah SMP Negeri di Aceh dari tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan.Namun jumlah SMP Swasta cenderung mengalami

penuruan terutama pada masa konflik.Hal ini karena tidak adanya dukungan

Pemerintah terhadap pihak swasta untuk membangun sekolah di Aceh.

Gambar 4.6 di bawah ini menunjukkan perkembangan jumlah SMA negeri

dan Swasta di Aceh selama periode 1980-2010

Jumlah SMA Negeri di Aceh dari tahun ke tahun menunjukkan tetap, hanya

setelah konflik menunjukkan peningkatan.Namun jumlah SMA Swasta cenderung

mengalami penuruan terutama sebelum dan selama masa konflik.Hal ini karena tidak

adanya dukungan Pemerintah terhadap pihak swasta untuk membangun sekolah di

Aceh.

Sebelum Konflik Selama Konflik Setelah Konflik

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

92

Universitas Indonesia

Gambar 4.6. Perkembangan Jumlah SMA Negeri dan Swasta Aceh 1980-2010 Sumber: Diolah dari data BPS

Gambr 4.7 di bawah ini menunjukkan perkembangan jumlah SMK negeri dan

Swasta di Aceh selama periode 1980-201

Gambar 4.7. Perkembangan Jumlah SMK Negeri dan Swasta Aceh 1980-2010 Sumber: Diolah dari data BPS

Demikian pula jumlah SMK Negeri di Aceh dari tahun ke tahun menunjukkan

tetap, hanya setelah konflik menunjukkan peningkatan.Namun jumlah SMK Swasta

Sebelum Konflik Selama Konflik Setelah Konflik

Sebelum Konflik Selama Konflik Setelah Konflik

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

93

Universitas Indonesia

cenderung mengalami peningkatan terutama selama masa konflik dan setelah

konflik.Hal ini karena adanya dukungan pihak luar negeri dan LSM terhadap pihak

swasta untuk membangun sekolah di Aceh.

Aceh memiliki tingkat partisipasi pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan rata-rata di Indonesia.Hal ini berlaku terhadap semua tingkatan penghasilan

dan semua jenis pendidikan.Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat pengeluaran

yang tinggi untuk pendidikan serta belanja pendidikan per kapita yang relatif tinggi di

Aceh.Setelah praktis mencapai pendidikan dasar secara menyeluruh, saat ini

pemerintah Aceh mulai memperhatikan peningkatan mutu pendidikan serta

meningkatkan akses ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, terutama untuk segmen

penduduk miskin.Meningkatkan efisiensi alokasi dan teknis untuk belanja pendidikan

haruslah menjadi prioritas utama bagi Pemerintah Aceh.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ILO menunjukkan bahwa

sepertiga angkatan kerja di Aceh sekurang-kurangnya mempunyai tingkat pendidikan

sekolah menengah dan 9,9% mempunyai pendidikan diploma atau di atasnya,

sementara rata-rata nasional masing-masing hanya sebesar 29,4% dan 7,1%. Pekerja

perempuan di Aceh mempunyai tingkat capaian pendidikan yang secara signifikan

lebih tinggi: 15% diantaranya pendidikan diploma atau diatasnya, sementara di sisi

lain hanya 7,3% pekerja laki-laki yang mencapai tingkat pendidikan yang sama.

Adanya angkatan kerja yang berpendidkan baik merupakan keunggulan komparatif

Aceh dibandingkan provinsi-provinsi lainnya apabila modal manusia dimanfaatkan

secara optimal dalam kegiatan ekonomi (ILO, Agustus 2010).

Terdapat banyak guru di provinsi, tetapi ketidakhadiran guru dalam mengajar

dan kekurangan guru di pedesaan dan daerah-daerah terpencil dapat mengurangi mutu

pengajaran.Suatu sistem insentif yang berbeda baik bagi sekolah-sekolah maupun

bagi para guru memungkinkan Aceh untuk mengambil manfaat lebih dari belanja

pendidikan per kapita yang relatif tinggi. Sebagai persentase dari total belanja, Aceh

membelanjakan lebih sedikit untuk pendidikan dibandingkan dengan daerahdaerah

lain di Indonesia tetapi mengingat besarnya anggaran Aceh, maka belanja per kapita

menjadi lebih tinggi. Akan tetapi, untuk sektor kesehatan banyak indikator kesehatan

(tingkat morbiditas, imunisasi) di Aceh lebih buruk dibandingkan dengan daerah-

daerah lain di Indonesia.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

94

Universitas Indonesia

Walaupun angkatan kerja di Aceh berpendidikan lebih baik dari rata-rata

tingkat pendidikan angkatan kerja nasional namun komposisi angkatan kerja SMP dan

di bawahnya sangat besar yaitu laki-laki mencapai 64,7% dan perempuan 66,4%. Hal

ini menjelaskan bahwa jika sektor Migas menjadi prioritas pembangunan Aceh, maka

daya serap angkatan kerja di Aceh akan rendah. Oleh karenanya diperlukan strategi

pembangunan industri di Aceh yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan.

Memperburuk kualitas SDM Aceh yaitu adanya pengungsian. Besarnya

pengungsi di Aceh disebabkan oleh konflik dan tsunami secara bersama-sama.

Sebuah studi yag dilakukan pada tahun 2005 memperkirakan jumlah pengungsi

hamper mencapai 350.000 orang. Kabupaten-kabupaten di sepanjang pantai memiliki

jumlah pengungsi yang jauh lebih besar daripada daerah bagian tengah (Aceh Tengah,

Bener Meriah, dan Aceh Tenggara), yang menunjukkan bahwa tsunami merupakan

penyebab utama pengungsian (UNDP,2010).

Dalam tiga dekade setelah pernyataan kemerdekaan GAM, perkembangan

Aceh menuju pembangunan manusia mengalami penurunan dibandingkan dengan

provinsi-provinsi lainnya di Indonesia dan kemiskinan mengalami peningkatan.

Penetapan pengawan militer yang sebenarnya atas wilayah Aceh oleh TNI dan

masuknya para migran Jawa ke daerah-daerah boom minyak, disertai dengan

dominasi mereka atas pekerjaan sipil dengan posisi yang tinggi, semakin

memperburuk ketidaksetaraan dan perbedaan di Aceh (Brown: 2005).

Untuk membangun kembali sektor pendidikan, pemerintah pusat dan

pemerintah daerah Aceh, harus bekerja keras. Sebab sektor pendidikan adalah yang

paling besar terkena dampak konflik. Sebanyak 900 sekolah hancur pada masa-masa

konflik terparah mulai tahun 1999 dan seterusnya (Bank Dunia, 2006b). Konflik

tersebut telah mempengaruhi seluruh generasi, dan sejumlah besar tentara baru GAM

pada masa-masa konflik terparah (1999 dan seterusnya) adalah anak-anak korban

konflik dari pihak tentara militer dan kepolisian Indonesia.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

95

Universitas Indonesia

4.3.3.Kesehatan

Sebagian besar dari rumah tangga miskin di Aceh tidak mengupayakan

pengobatan ketika sakit dan hal ini dapat terlihat dari indikator-indikator kesehatan

yang relatif buruk di provinsi tersebut.Belanja pemerintah yang besar untuk sektor

kesehatan nampaknya tidak menjangkau seluruh lapisan masyarakat miskin.

Terdapat kesempatan untuk peningkatan belanja provinsi di bidang

kesehatan.Tenaga kerja tidak terdistribusikan secara merata sehingga menciptakan

kesenjangan di pedesaan dan daerah-daerah terpencil.Insentif yang tepat harus

diberikan untuk pekerja-pekerja kesehatan yang bertugas dan tinggal di daerah-daerah

terpencil.Belanja pemerintah harus digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan-

pelayanan, terutama yang digunakan oleh masyarakat miskin, seperti kesehatan

primer dan pelayanan-pelayanan Puskesmas.

Akses ke kesehatan dan pendidikan merupakan dua dimensi penting dari

kemiskinan. Sebagaimana disebutkan dalam Bab 2, kemiskinan bersifat multi dimensi

dan meskipun laporan ini memusatkan perhatian terhadap konsumsi rumah tangga

sebagai ukuran kemiskinan, ukuran-ukuran lain dari kesejahteraan juga sama

pentingnya, misalnya akses ke pelayanan kesehatan dan pendidikan. Pendidikan

adalah faktor penting, salah satunya untuk meningkatkan kemampuan membaca dan

membekali kaum miskin dengan sarana-sarana yang dapat memberikan sumbangan

dan menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi.Pendidikan sangat terkait dengan

kemiskinan di Aceh. Kepala rumah tangga yang telah mengenyam pendidikan di

sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas sangat kecil kemungkinannya

untuk masuk dalam golongan masyarakat miskin dibandingkan dengan mereka yang

hanya menyelesaikan pendidikan dasar atau tidak memiliki pendidikan sama sekali.

UUPA (Undang-Undang Pemerintahan Aceh) mengakui pentingnya pendidikan

dengan mengalokasikan sumber daya publik yang relatif tinggi untuk pendidikan.

Sektor kesehatan merupakan dimensi penting lain dari kemiskinan dan ketiadaan

akses ke pelayanan kesehatan memiliki korelasi dengan kemiskinan yang telah

berlangsung lama.

Buruknya akses terhadap sektor pendidikan dan kesehatan semakin

memperburuk memperburuk pula indeks pembangunan manusia (IPM) Aceh, seperti

yang dapat kita lihat pada tabel 3.6.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

96

Universitas Indonesia

Pemerintah Aceh telah melakukan upaya-upaya untuk menyelenggarakan

pelayanan kesehatan primer secara cuma-cuma dan menyeluruh.Perbaikan

infrastruktur, terutama infrastruktur pedesaan maupun pelayanan umum untuk

meningkatkan produktivitas di bidang pertanian dan perikanan, merupakan kunci

untuk mengurangi kemiskinan.Bagian ini memusatkan perhatian pada

penyelenggaraan pelayanan umum di bidang pendidikan dan kesehatan. Akan tetapi,

penyelenggaraan pelayanan umum di bidang lainnya, seperti infrastruktur,

pengembangan pertanian atau penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan,

setidaknya sama pentingnya untuk mengurangi kemiskinan sebagaimana

didokumentasikan dalam laporan ini. Ketersediaan informasi dan ruang lingkup

laporan mencegah analisis yang mendalam tentang belanja pemerintah dan

penyelenggaraan pelayanan publik di bidang-bidang lain. Diperlukan penelitian yang

lebih lanjut untuk menganalisis pola-pola belanja maupun penyediaan pelayanan

umum di bidang-bidang penting lainnya tersebut.

4.4.Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh

Pada bagian ini akan dibahas, sumber – sumber pertumbuhan ekonomi Aceh,

berdasarkan hasil regresi. Model yang diestimasi disusun berdasarkan model Klasik,

yaitu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan input yaitu barang

modal dan tenaga kerja.

Tabel 4.12. di bawah ini adalah perbandingan hasil estimasi dua model regresi

yang dilakukan. Model pertama, variabel terikatnya adalah PDRB riil tidak termasuk

Migas, sedangkan model kedua variabel terikatnya adalah PDRB riil termasuk Migas.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

97

Universitas Indonesia

Tabel 4.12. Perbandingan model yang diestimasi

Periode Pengamatan

1983-2010

Periode Pengamatan

1983-2005

Variabel

Terikat

PDRB riil tidak

termasuk

Migas

Variabel

Terikat

PDRB Riil

Migas

Variabel

Terikat

PDRB riil

tidak

termasuk

Migas

Variabel

Terikat

PDRB Riil

Migas

Konstanta 6,9** 17,2*** 8,8** 17,7***

Porsi investasi 0,15*** 0,05+1 0,09+ -0,03+

Angkatan Kerja 0,52** -0,014+ 0,44* -0,03+

APBD Riil 0,15*** 0,02+ 0,09* 0,007*

Konflik 0,27*** 0,13* 0,43*** 0,22*

MA(1) - 0,77*** - 0,57**

R2/Adj.R2 (%) 89/87 67/60 88/85 64/53

Statistik F 45,3 9,12 29,6 5,8

Statistik DW 1,99 1,81 1,65 1,58

Multikolieritas Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

Jaque Berra 0,40 0,80 0,03 1,53

Catatan:1)= tanpa time lag, tiga regresi lainnya time lag 1 tahun;2) * = signifikan pada α = 10%;2

)** = signifikan pada α = 5%;*** = signifikan pada α = 1%; + = tidak signifikan

Hasil regresi menunjukkan bahwa model pertama adalah jauh lebih baik dari

model kedua, ditinjau dari beberapa sisi.

Pertama, pada model kedua terdetiksi adalah pelanggaran asumsi Klasik, yaitu

adanya heteroskedastisitas. Hal itu ditunjukkan dari nilai statistik DW yang relatif

sangat kecil. Kedua, nilai R2 yang lebih rendah dari 70% menunjukkan bahwa

variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model, tidak mampu menjelaskan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

98

Universitas Indonesia

dengan baik, perubahan-perubahan pada variabel terikat. Ketiga, nilai statistik F yang

sangat kecil, menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama, tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Keempat, pada model

kedua tidak ada satupun variabel teoritis khususnya investasi dan angkatan kerja yang

memilik pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Dengan demikian model kedua tidak dapat digunakan untuk analisis sumber-

sumber pertumbuhan ekonomi Aceh.

Sedangkan pada model pertama, semua syarat-syarat untuk dapat

dikategorikan sebagai hasil regresi yang baik, terpenuhi. Yaitu, (1) Tidak ada

pelanggaran asumsi Klasik, yaitu tidak ada masalah heteroskedastisitas dan

multikolinieritas; (2) Nilai R2 yang mencapai 90% menunjukkan bahwa 90%

perubahan pada variabel terikat, yaitu PDRB riil tidak termasuk Migas dapat

dijelaskan oleh variable-variabel bebas yang digunakan.Hasil ini lebih tinggi dari

yang disyaratkan untuk regresi yang menggunakan data runtut waktu (time

series).(3)Statistik t yang signifikan pada derajad keyakinan yang tinggi; (4) statistik

F yang juga sangat signifikan menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel

bebas yang digunakan berpengaruh terhadap variabel terikat.(5)Karena jumlah

observasi lebih kecil dari 30, maka harus dilakukan uji normalitas. Hasil uji

menunjukkan data terdistribusi normal dilihat dari nilai statistic Jaque Berra yang

lebih kecil dari 2,5.

Investasi Riil

Investasi riil berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap PDRB riil

tidak termasuk Migas dengan tenggang waktu 1tahun. Bila investasi riil pada tahun t

tumbuh 1% maka PDRB riil tidak termasuk Migas setahun kemudian akan tumbuh

sebesar 0,15%. Hasil regresi ini menunjukkan percepatan pemupukan barang modal,

dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak besar.

Tenggang waktu setahun menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan

kemungkinan besar adalah investasi-investasi untuk usaha yang sifatnya bukan padat

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

99

Universitas Indonesia

modal. Tabel 4.13. merupakan Data Perusahaan PMA/PMDN Provinsi Aceh Tahun

2006-2011.

Berdasarkan data rencana dan realisasi investasi yang tercatat pada Badan

Investasi dan Promosi Aceh, sejak tahun 2006 hingga 2008 praktis tidak ada realisasi

investasi. Hanya PMA pada tahun 2007 sebesar USD 17.359.719 pada 11 perusahaan

atau rata-rata 1,5 juta USD. Mulai pada tahun 2009 realisasi investasi PMA 26

perusahaan sebesar USD 395.000 atau rata-rata hanya 15 ribu USD per perusahaan.

dan PMDN 2 perusahaan Rp 79.661.449. Hal ini menunjukkan bahwa realisasi PMA

dan PMDN sangat kecil. Baru pada tahun 2010 tercatat realisasi investasi PMA yang

signifikan bahkan lebih besar dari rencana yaitu USD 503.198.325,62 pada 28

perusahaan dengan rata-rata USD USD 19.353.820 per perusahaan.

Tabel 4.13. Data Perusahaan PMA/PMDN Provinsi Aceh

Tahun 2006-2011

Realisasi investasi PMA pada tahun 2011 menunjukkan penurunan menjadi

USD 88.065.442 untuk 14 perusahaan atau rata-rata USD 6,3 juta per

perusahaan.Sedangkan realisasi PMDN pada tahun 2011 tercatat Rp

1.266.123.830.367 pada 122 perusahaan dengan rata-rata investasi Rp

10.378.064.183. Menunjukkan bahwa baru pada tahun 2008 investasi di Aceh mulai

kondusif untuk direalisasikan. Pada tahun sebelum 2008 semua rencana investasi

tidak terealisasikan.Pada tahun 2011 terjadi peningkatan nilai realisasi investasi baik

PMA maupun PMDN di Aceh. Walaupun terjadi peningkatan realisasi investasi pada

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

100

Universitas Indonesia

tahun 2011 namun sangatlah rendah. Data Bank Indonesia tentang kredit

menunjukkan bahwa Aceh mempunyai rasio PDB kredit/non-minyak dan gas

terendah kedua di seluruh Indonesia, yang mengindikasikan rendahnya tingkat

investasi di provinsi Aceh (World Bank, 2009).

Rendahnya realisasi investasi di Aceh selama periode 1980 hingga 2005,

terutama periode 1990-2005 disebabkan kegagalan pemerintah untuk memberikan

keamanan di wilayah-wilayah yang terdampak oleh konflik yang cendrung

menurunkan tingkat investasi karena calon investor mempertimbangkan risiko-risiko

keamanan, sehingga mengurangi investasi dalam modal fisik. Setelah perjanjian

damai di Aceh, terdapat masa yang cukup tenang, namun menjelang pemilihan kepala

pemerintahan Aceh tahun 2006 dan pemiliha legislatif tahun 2009 insiden-insiden

kekerasan bersenjata menunjukkan eskalasi yang meningkat. Hal ini menimbulkan

efek negatif bagi iklim berinvestasi di Aceh sehingga investor yang awalnya ingin

melakukan investasi di Aceh menurungkan niatnya.

Angkatan Kerja

Angkatan kerja berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap PDRB riil

tidak termasuk Migas. Bila angkatan kerja pada tahun t tumbuh 1% maka PDRB riil

tidak termasuk Migas pada tahun yang sama akan tumbuh sebesar 0,56%.

Hasil regresi menunjukkan bahwa dampak penambahan tenaga kerja terhadap

pertumbuhan output tidaklah besar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu kualitas angkatan kerja, status pekerjaan dan lapangan kerja utama.

Kualitas angkatan kerja dilihat dari tingkat pendidikan masih sangat rendah.

Sampai dengan tahun 2010, masih sekitar 42% angkatan kerja yang berpendidikan ≤

SD dan 22% berpendidikan SLTP. Rendahnya kualitas angkatan kerja disebabkan

oleh kondisi kemiskinan dan keamanan. Kemiskinan yang massal dan kronis

menyebabkan rakyat tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri secara

mandiri, khususnya melalui perbaikan pendidikan dan atau tingkat kesehatan.

Memburuknya kondisi keamanan telah menyebabkan brain drain dari Aceh ke

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

101

Universitas Indonesia

wilayah yang lain. Akibatnya yang masih tinggal di Aceh adalah angkatan kerja yang

kualitasnya rendah dan atau enggan mengambil resiko.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh World Bank, menunjukkan bahwa para

pekerja yang cakap merasa lebih baikmeninggalkan Aceh dan mencari kesempatan-

kesempatan di luar Aceh, yang mungkin memiliki dampak yang lebih besar pada

kegiatan-kegiatan yang bernilai tinggi yang membutuhkan pekerja-pekerja terampil

dalam jumlah besar (World Bank, Juli 2009).

Dilihat dari sektor usaha tempat bekerja, sampai tahun 2010 masih sekitar

49% angkatan kerja bekerja di sektor pertanian. Sektor kedua terbesar adalah jasa-jasa

yaitu sebesar 19% dan ketiga sektor perdagangan 15,3%. Ketiga sektor ekonomi ini

tidaklah menuntut kualitas SDM yang berpendidikan dan atau berketrampilan tinggi.

Sebab sektor jasa yang berkembang di Aceh bukanlah jasa-jasa modern. Angkatan

kerja yang bekerja di sektor industri pengolahan (manufaktur) hanya 4,7%.

Rendahnya angkatan kerja yang bekerja di sektor manufaktur disebabkan dominannya

peranan industri yang berkaitan dengan Migas. Industri-industri tersebut

membutuhkan SDM berkualitas tinggi, yang pada awal perkembangannya

didatangkan dari wilayah di luar Aceh.

Berdasarkan status pekerjaan, sampai tahun 2010 masih sekitar 69% angkatan

kerja Aceh yang bekerja di sektor informal. Sedangkan yang menjadi karwayan

adalah sebanyak 544.760 jiwa, dimana 80% diantaranya berpendidikan menengah dan

tinggi. Sedangkan porsi karyawan yang berpendidikan tinggi mencapai 30%. Data-

data ini menunjukkan bahwa produktivitas angkatan kerja di Aceh masih relatif

rendah.

APBD Riil

Variabel APBD riil berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap

PDRB riil tidak termasuk Migas. Bila APBD riil pada tahun t tumbuh 1%, maka

PDRB riil tidak termasuk Migas pada periode yang sama akan tumbuh 0,14%.

Artinya untuk mendorong pertumbuhan PDRB riil tidak termasuk Migas sebesar 1%

maka pertumbuhan PDRB riil harus mencapai 7,2% per tahun.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

102

Universitas Indonesia

Rendahnya dampak pertumbuhan APBD terhadap pertumbuhan ekonomi

disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, sampai saat ini ketergantungan pemerintah

daerah terhadap transfer pemerintah pusat masih sangat tinggi. PAD provinsi Aceh

hanya menyumbang 10% penerimaan APBD Aceh. Ketergantungan kepada pusat,

menyebabkan pemerintah provinsi tidak memiliki kemampuan besar untuk

mengambil inisiatif pembangunan, sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi. Kedua,

timpangnya struktur alokasi anggaran dimana sebagian besar belanja APBD

digunakan untuk belanja rutin, khususnya belanja pegawai. Ketiga, buruknya sistem

pengelolaan anggaran.

Tabel 4.14. dibawah ini menunjukkan APBD Rill Aceh periode tahun 1979-

2010.

Tabel 4.14. APBD Rill Aceh Tahun 1979-2010

Tahun Indeks Harga

Implisit

APBD (Juta Rp)

APDB Riil (Juta Rp) Tahun

Indeks Harga

Implisit

APBD (Juta Rp)

APDB Riil (Juta Rp)

1979 6.1 5,923 96,518 1995 30.7 63,229 206,246

1980 9.2 8,822 95,711 1996 33.4 255,366 763,431

1981 10.4 9,497 91,449 1997 39.1 269,490 689,762

1982 11.5 3,595 31,245 1998 63.0 172,030 273,065

1983 14.7 5,594 38,105 1999 71.1 251,402 353,758

1984 15.1 18,097 119,601 2000 103.0 269,180 261,422

1985 14.8 21,452 144,690 2001 98.5 226,397 229,848

1986 18.1 20,180 111,642 2002 99.6 1,537,526 1,544,135

1987 16.6 15,719 94,565 2003 104.4 2,064,752 1,977,153

1988 17.8 20,220 113,731 2004 124.7 2,906,743 2,330,502

1989 15.4 31,836 206,412 2005 163.0 4,674,575 2,868,056

1990 14.2 41,252 289,896 2006 188.2 5,944,353 3,158,786

1991 14.8 54,997 372,011 2007 197.6 6,759,485 3,421,236

1992 21.0 52,035 248,228 2008 215.7 10,053,497 4,660,339

1993 25.5 54,058 212,201 2009 219.9 10,057,848 4,574,621

1994 25.0 57,252 229,123 2010 234.4 8,810,804 3,759,513

Sumber : Diolah dari data BPS berbagai tahun

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

103

Universitas Indonesia

Trend dari data diatas menunjukkan bahwa kecendrungan sejak tahun 1979-

1999 APBD rill lebih besar dari pada APBD nominal, namun pada tahun 2001-2010

APBD Riil lebih kecil dari pada APBD nominal. Kecilnya nilai APBD riil Aceh

dikarenakan kemampuan Pemerintahan Aceh dalam mengoptimalkan penerimaan dari

PAD masih sangat kecil. Jika kita cermati APBA dalam beberapa tahun terakhir,

maka akan terlihat betapa kecilnya kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) Aceh

dalam struktur APBA. Dari total Rp 7,9 triliun APBA 2012 ini, misalnya, kontribusi

PAD hanya Rp 804 miliar (Tabangun Aceh, edisi 20 Desember 2011).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh World Bank menunjukkan

Persentase kontribusi PAD Aceh hanya 10% saja dari total APBA, sementara dengan

kompoisi terbesar 90% sisanya, disubsidi oleh Jakarta dengan berbagai sebutan

anggarannya (Otsus, Migas, DAU, dsb). Situasi dengan pola yang persis sama juga

terjadi di kabupaten-kabupaten dan kota di Aceh. Ini menunjukkan bahwa pemerintah

Aceh baik di level provinsi maupun kabupaten/kota, belum menghasilkan capaian

signifikan dalam menghimpun berbagai sumber daya, sebagai modal pembangunan

yang memungkinkan Aceh secara mandiri membangun dirinya sendiri sekaligus

mengurangi ketergantungannya terhadap Jakarta (World Bank, 2008). Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 4.15. di bawah ini:

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

104

Universitas Indonesia

Tabel 4.15. Komposisi Pendapatan Provinsi

Kuncoro (2004) menyatakan ketergantungan fiskal terlihat dari relative

rendahnya PAD dan dominasi transfer pusat. Hal ini berarti semakin besar persentase

PAD terhadap penerimaan menunjukkan semakin baik kemampuan daerah tersebut

untuk membiayai kebutuhan daerahnya atau semakin kecil ketergantungan pemerintah

daerah terhadap pusat.

Dengan demikinan dapat dinyatakan bahwa suatu daerah mandiri dan

memiliki kemampuan self-financing.Dan inilah sesungguhnya yang menjadi garansi

atas keberlanjutan dan konstanitas pembangunan yang akhirnya akan bermuara pada

the genuine wealthy, kesejahteraan yang sesungguhnya.

Selain kemampuan Aceh untuk membiayai dirinya sangat rendah, juga

managemen dan kualitas belanja Aceh yang buruk, ini dapat dilihat pada Tabel 4.16.

berikut:

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

105

Universitas Indonesia

Tabel 4.16. Komposisi Sektoral Belanja Pemerintah Provinsi Aceh

Tabel 4.16. di atas menunjukkan buruknya politik anggaran yang tergambar

dari kualitas alokasi anggaran persektor.Dimana sektor industri, perdagangan, energi

dan pertambangan hanya memperolehporsi sangat kecil, yaitu tahun 2001 sebesar

5,4%, 2002 sebesar 4,4%, 2003 sebesar 2,1%, 2004 dan 2005 sebesar 1,9%, 2006

sebesar 2,4% dan 2007 sebesar 2,1% dari total belanja pemerintah.

Konflik

Hasil regresi menunjukkan bahwa selama periode konflik pertumbuhan PDRB

riil tidak termasuk Migas lebih tinggi 0,22% dibanding dengan periode selain konflik.

Apakah hasil ini bertentangan dengan kenyataan bahwa selama periode konflik

pertumbuhan ekonomi justru negatif?

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

106

Universitas Indonesia

Lebih tingginya pertumbuhan PDRB riil tidak termasuk Migas selama periode

konflik dapat dijelaskan dari beberapa sisi pandang. Pertama, konflik memang sangat

menganggu perkembangan sektor Migas (pertambangan dan industri). Namun

kegiatan produksi non Migas yang sebenarnya merupakan kegiatan tradisional sejak

Migas belum berperan besar terbukti memiliki daya tahan. Justru selama periode

konflik rakyat didorong untuk bekerja lebih keras. Kedua, Kedua selama periode

konflik, anggaran belanja pemerintah pusat meningkat dan hal itu mendorong

peningkatan belanja barang, jasa dan pegawai, sehingga mendorong pertumbuhan

permintaan agregat.

Namun dampak kenaikan pertumbuhan ekonomi yang relatif sangat kecil ini,

tidak sebanding dengan biaya-biaya yang harus ditanggung oleh rakyat, yaitu

menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat karena kemiskinan dan ketakutan yang

kronis. Tingginya laju inflasi dan tingkat pengangguran selama periode krisis.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

107 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan berdasarkan hasil studi, yaitu;

1. Konflik berpengaruh negatif secara keseluruhan tehadap kinerja ekonomi dimana

angka pertumbuhan ekonomi Aceh periode 1980-1989 yaitu 10% per tahun,

kemudian periode 1990-2005 yaitu -2,5% per tahun dan periode 2006-2010 masih

-2,7 per tahun, laju inflasi periode 1980-1989 yaitu 5,9% per tahun, kemudian

periode 1990-2005 meningkat tajam 17,7% per tahun dan periode 2006-2010 5,7

per tahun. Angka pengangguran periode 1980-1989 yaitu 6,6% per tahun,

kemudian selama periode konflik 1990-2005 meningkat menjadi 7,5% per tahun

dan periode 2006-2010 5,3 per tahun. Konflik juga telah memperburuk

tingkatkesejahteraan rakyat dimana kemiskinan, pendidikan dan kesehatan

selama periode konflik terutamadi wilayah konflik juga terus memburuk.

2. Selama periode pengamatan, PDRB tidak termasuk Migas lebih stabil

dibandingkan dengan PDRB Migas, ini memberi harapan untuk memperbaiki

Aceh dengan tidak mengandalkan sektor Migas.

3. Dengan menggunakan metode ekonometrik dapat disimpulkan bahwa pengaruh

pertumbuhan investasi, pertumbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan APBD rill

terhadap pertumbuhan PDRB tidak termasuk Migas sangatlah kecil.

4. Hasil estimasi dengan menggunakan variabel terikat PDRB Migas ternyata

hasilnya sangat tidak baik, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan PDRB

Migas sulit dikontrol atau dikelolah oleh pemerintah. Ini tidak lepas dari peranan

sektor Migas dan begitu fluktuatifnya bisnis Migas di pasar internasional.

5. Hasil analisis data berdasarkan kabupaten/kota menunjukkan antara lain: a) bahwa

daerah penghasil sumberdaya alam khususnya Migas merupakan daerah yang

mengalami konflik berat; b) ketimpangan struktur produksi ditunjukkan

ketergantungan yang besar terhadap Migas; c) terjadi disparitas antara wilayah

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

108

Universitas Indonesia

yang relatif buruk dimana ada indikasi output ekonomi Aceh hampir 90%

disumbang oleh daerah konflik, dimana sekitar kabupaten Aceh Utara

menyumbang hampir 50%.

6. Pengaruh langkah perdamaian melalui MOU Helshinki terhadap kinerja ekonomi

dan kesejahteraan rakyat Aceh belum terasa selama 5 tahun pertama. Hal ini

disebabkan konflik selama satu generasi telah merusak banyak sendi-sendi

kehidupan dan pemulihannya membutuhkan waktu serta kesabaran.

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan hasil studi dapat disampaikan beberapa saran.

Saran studi lebih lanjut:

Berdasarkan hasil penelitian ini perlu dilanjutkan dengan studi-studi yang

lebih spesifik dan mendalam dengan menggunakan data kabupaten/kota,

menelitisecara khusus hubungan antara konflik dengan kemiskinan, pengamatan

meggunakan periode waktu yang lebih panjang, danbila memungkinkan

menggunakan data primer. Hal ini untuk memahami dimensi kualitatif konflik Aceh

khususnya dari sudut pandang rakyat. Analisis ekonomi juga disarankan untuk

melihat lebih spesifik, agar proses evaluasi data maupun pengolahannya dapat

dilakukan lebih seksama. Dengan demikian akurasi studi menjadi lebih baik.

Saran Kebijakan:

1. Pemerintah Aceh harus segera dan terus menerus melakukan langkah-langkah

pemulihan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Aceh, tidak cukup hanya

berhenti pada perjanjian Helshinki tapi perlu perbaikan-perbaikan internal

khususnya pada Pemerintahan Aceh meliputi: penentuan prioritas utama

pembangunan yang berkaitan langsung dengan upaya pemerintah dalam

memperbaiki kinerja perekonomian serta kesejahteraan rakyat Aceh; melakukan

perbaikan terhadap kualitas belanja APBA/APBK; meningkatkan managemen

pengelolaan APBA/APBK; penegakan hukum; dan adanya regulasi khususnya

investasi yang memberikan kepastian hukum dan biaya murah serta pelibatan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

109

Universitas Indonesia

masyarakat di dalamnya baik dari sisi kepemilikan maupun dari aspek

ketenagakerjaan.

2. Terus menyelesaikan secara bertahap dan sistematis akar-akar konflik, khususnya

bidang sosial ekonomi. Dalam hal ini adanya upaya yang sungguh-sungguh dalam

melakukan rahabilitasi baik psikis, fisik dan ekonomi korban serta penciptaan

lapangan kerja bagi korban konflik.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

110 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BUKU BPS Aceh, 2000-2011, Aceh Dalam Angka, Kerjasama Badan Pusat Statistik Dengan

BAPPEDA Provinsi Aceh. Adi, Isbandi Rukminto, 2001, Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat dan

Intervensi Komunitas, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta. Adri (1999), Keragaan Kelembagaan dan Ekonomi Usahatani Kopi Arabika Organik

di Kabupaten Aceh Tengah, Tesis Magister Sains, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Aris Ananta, Lee Poh Onn, 2007, Aceh: A New Dawn (Singapore: Institute of

Southeast Asian Studies. Arsyad, Lincoln, 1999, Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN

Yogyakarta. Bannock, Graham, R. E. Baxter dan Evan Davis. 2004. A Dictionary of Economics.

Inggris: Penguin Books Ltd. Chaidar Al, Sayed Mudhahar Ahmad dan Yarmen Dinamika, 1999, Aceh Bersimbah

Darah, Cetakan ke Lima. Pustaka Al-Kautsar, Jakarta. Coser, Lewis A., 1956, The Function of Social Conflict, Free Press. Dahlan Nasution, Dipl. Ir., 1991,Politik Internasional (Konsep Dan Teori). PT.

Gelora Aksara Pratama, Penerbit Erlangga. ILO, Agustus 2010, Analisis Kesenjangan Keterampilan di Aceh: Dari Rekonstruksi

ke Pertumbuhan Berkelanjutan melalui Pengembangan Keterampilan. K.J Holsti, 1983, Internasional Politic Terjemahan. M. Tahrir Azhary. Politik

Internasional : Kerangka untuk analisis, Penerbit Erlangga. K.J Vegaar, 1990, Realitas social, Jakarta: Gramedia. Komnas Perempuan, 2007, Pengalaman Perempuan Aceh Mencari dan Meniti

Keadilan dari Masa ke Masa, Komnas Perempuan, Jakarta. Krisdyatmiko, 2009, Sosial FISIPOL UGM, Tidak diterbitkan, Yogyakarta. Materi

Kuliah Pemberdayaan Masyarakat, Program S2 Sosiologi Konsentrasi Kebijakan dan Kesejahteraan

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

111

Universitas Indonesia

Kuncoro, Mudrajat, 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi, dan Peluan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Louis Kiesberg, 1382, Social conflict, second Edition, Englewood Clifft, N.Y:

Prantice Hall, Inc. Mankiw, Gregory, 2007, Makroekonomi, Edisi Keenam terjemahan, Penerbit

Erlangga, Jakarta. Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala, 2008, Teori Makroekonomi Suatu

Pengantar, Edisi Keempat, Penerbit LP-FEUI, Jakarta. Propatria Institute 2009, Post-Conflict Peacebuilding Reference Manual untuk

Masyarakat Sipil, bekerjasama dengan USAID. Rustiono, 2008, Tesis Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Tengah. Soetomo, 2006, Masalah Sosial dan Upaya pemecahannya, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta Sukirno, Sadono, 2000, Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari

Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka Sullivan, Arthur; Steven M. Sheffrin, 2006,Economics: Principles in Action. Upper

Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. 2006 Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, Gava

Media, Yogyakarta. Todaro , Michael, 2004, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan,

Penerbit Erlangga. Tomas Hylland Eriksen, 1993, Ethnicity & Nationalism: Antropological Perspective,

London dan Boulder, Colorado: Pluto Press. UNDP,2010, Pembangunan Manusia Aceh. Wese Becker dalam Soejono Soekamto, 1990, Sosiologi : Suatu Pengantar, Rajawali

Pers. Word Bank, 2008, Mengelola Sumber Daya untuk Mencapai Keluaran yang lebih

baik Di Daerah Otonomi Khusus. World Bank, 2008, Kajian Kemiskinan Di Aceh Tahun 2008: Dampak Konflik,

Tsunami, Dan Rekonstruksi Terhadap Kemiskinan di Aceh.

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

112

Universitas Indonesia

World Bank, 2009, Diagnosis Pertumbuhan Aceh Tahun 2009: Mengidentifikasi

Hambatan-Hambatan Utama Pertumbuhan Ekonomi Pasca Konflik dan Pasca Bencana.

Yulius P. Hermawan, 2007,Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional:

Aktor, Isu dan Metodologi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007. JURNAL Brown, Graham (2005). Horizontal Inequalities, Ethnic Separatism, and Violent

Conflict: The Case of Aceh, Indonesia, Human Development Report Office, Occasional Paper, UNDP, New York.

Collier, P. 1994. Demobilization and Insecurity: a Study in the Economics of the

Transition from War to Peace. Journal of International Development 6. ——— .1997. On Economic Consequences of Civil War. Centre for the Study of

African Economies Working Paper No.97:18. Oxford University. ILO, Agustus 2010, Analisis Kesenjangan Keterampilan di Aceh: Dari Rekonstruksi

ke Pertumbuhan Berkelanjutan melalui Pengembangan Keterampilan. Jamassy, Owin, 2007, “Qualitative analysis of the impact of political conflict –

natural disaster and the distribution of aid on poverty in Nanggro Aceh Darussalam”, laporan latar belakang yang disusun untuk Bank Dunia, Banda Aceh. Tidak diterbitkan.

Knight M., N. Loayza, and D. Villanueva. 1996. The Peace Dividend: Military Spending Cuts andEconomic Growth. IMF Staff Papers 43: 1–37.

Lindgren, 2006, ”The Economic Costs of Civil Wars” http://www. goranlindgren.se/

mina-bocker/the-economic-costs-of-civil-war/ Muhammad Abrar, Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 9, No. 1 April 2010: 79–88

Nazamuddin, 2007, Ekonomi Biaya Tinggi menghambat Investasi di Aceh,

Disampaikan pada TARI Seminar, Kamis 26 April 2007, Balai Sidang Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Ra dan Singh (2005), Measuring The Economic Costs Of Conflict The Effect Of

Declining Development Expenditures On Nepal’s Economic Growth, Working Paper Series No. 2 Nepal Resident Mission June 2005

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

113

Universitas Indonesia

Staines, N. 2004. Economic Performance over the Conflict Cycle. IMF Working

PaperWP/04/95. MAJALAH Koentowijoyo, 1999, kar-kar Dry field cultivation”, Gatra, 27 maret, 1999. INTERNET Aceh Bisnis Selasa, 03 Mei 2011 06:59

WIB,http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/05/03/31957/ekspor_aceh_turun_3492persen/

Bambang Wahyudi, Resolusi Konflik Pasca MoU Helsinki : Studi Kasus Langsa

Provinsi Aceh, Abstrak. www.fisip.ui.ac.id/agendapasca/bambangwahyudi/abstrak.doc

Bulman Satar, Quo Vadis Aceh Baru, http://aceh.tribunnews.com/2012/05/03/quo-

vadis-aceh-baru http://aselabar.wordpress.com/2011/01/27/14-negara-negara-tertinggal-di-dunia/ http://iwansmile.wordpress.com/teori-konflik-2/ http://deedde.wordpress.com/2011/11/07/potret-retak-nusantara-studi-konflik-di-

indonesia http://www.crayonpedia.org/mw/peristiwa_peristiwa_politik_dan_ekonomi_indonesia

_pasca_pengakuan_kedaulatan_9.1_sanusi_fattah http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/pengantar-ekonomi-makro/

Pramutoko, Bayu, Pengantar Teori Ekonomi Makro, Materi Kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro

http://bbppksjogja.depsos.go.id/index.php?action=mading.detail&id_mading=6 http://id.wikipedia.org/wiki/Deflator_PDB http://www-

ds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2009/07/01/000333038_20090701014828/Rendered/PDF/491870NEWS0BAH1AEU1june091bhs1final.pdf

http://mindsetbisnisonline.com/produk-domestik-bruto/

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

114

Universitas Indonesia

http://www.undp.or.id/pubs/docs/Aceh%20HDR%20-%20Bahasa%20Indonesia.pdf Said Zainal Abidin, Kondisi Perekonomian Aceh dan Upaya Penyelamatan,

www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8587/ Tabangun Aceh, edisi 20 Desember 2011, aceh.tribunnews.com/2012/05/03/quo-

vadis-aceh-baru T. Mukhlis, Inflasi, 1 Dari 1001 Masalah Aceh,

images.hawageulawa.multiply.multiplycontent.com/.../INFLASI,... Warta Waspada Online, Komoditi ekspor Aceh masih minim,

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=56727:komoditi-ekspor-aceh-masih-minim&catid=13&Itemid=26

www.bi.go.id › Home › Publikasi › Kajian Ekonomi Regional www.bps.go.id

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

115

LAMPIRAN I

Dependent Variable: LYRNM Method: Least Squares Date: 07/15/12 Time: 13:59 Sample(adjusted): 1984 2010 Included observations: 27 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.961378 2.612905 2.664229 0.0142

LPORINV(-1) 0.144457 0.047814 3.021232 0.0063 LAK 0.520844 0.203781 2.555899 0.0180

LAPBDR 0.148377 0.029259 5.071253 0.0000 KONFLIK 0.273685 0.056619 4.833791 0.0001

R-squared 0.891731 Mean dependent var 16.72085 Adjusted R-squared 0.872045 S.D. dependent var 0.381131 S.E. of regression 0.136334 Akaike info criterion -0.981849 Sum squared resid 0.408910 Schwarz criterion -0.741879 Log likelihood 18.25496 F-statistic 45.29919 Durbin-Watson stat 1.987948 Prob(F-statistic) 0.000000

PORINV AK APBDR KONFLIK PORINV 1.000000 0.685491 0.573852 0.076899

AK 0.685491 1.000000 0.625279 0.173604 APBDR 0.573852 0.625279 1.000000 -0.368142

KONFLIK 0.076899 0.173604 -0.368142 1.000000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: ResidualsSample 1984 2010Observations 27

Mean -1.62E-16Median 0.008886Maximum 0.233634Minimum -0.259445Std. Dev. 0.125409Skewness -0.227905Kurtosis 2.616228

Jarque-Bera 0.399424Probability 0.818967

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

116

LAMPIRAN II

Dependent Variable: LYRMIGAS Method: Least Squares Date: 07/15/12 Time: 14:08 Sample: 1983 2010 Included observations: 28 Convergence achieved after 73 iterations Backcast: 1982

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.23029 2.121205 8.122880 0.0000

LPORINV 0.050517 0.038906 1.298442 0.2076 LAK -0.014119 0.167306 -0.084390 0.9335

LAPBDR 0.018199 0.031789 0.572502 0.5728 KONFLIK 0.129981 0.072246 1.799153 0.0857

MA(1) 0.771903 0.151425 5.097577 0.0000 R-squared 0.674483 Mean dependent var 17.43541 Adjusted R-squared 0.600502 S.D. dependent var 0.190657 S.E. of regression 0.120507 Akaike info criterion -1.206815 Sum squared resid 0.319481 Schwarz criterion -0.921342 Log likelihood 22.89540 F-statistic 9.116953 Durbin-Watson stat 1.813043 Prob(F-statistic) 0.000082 Inverted MA Roots -.77

PORINV AK APBDR KONFLIK PORINV 1.000000 0.685491 0.573852 0.076899

AK 0.685491 1.000000 0.625279 0.173604 APBDR 0.573852 0.625279 1.000000 -0.368142

KONFLIK 0.076899 0.173604 -0.368142 1.000000

0

1

2

3

4

5

6

7

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2

Series: ResidualsSample 1983 2010Observations 28

Mean 0.001699Median -0.008138Maximum 0.226920Minimum -0.197901Std. Dev. 0.108764Skewness 0.222264Kurtosis 2.299395

Jarque-Bera 0.803195Probability 0.669250

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

117

LAMPIRAN III

Dependent Variable: LYRNM Method: Least Squares Date: 07/15/12 Time: 14:31 Sample(adjusted): 1984 2005 Included observations: 22 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.828045 3.104276 2.843834 0.0112

LPORINV(-1) 0.087481 0.064434 1.357689 0.1923 LAK 0.438340 0.226934 1.931573 0.0703

LAPBDR 0.090883 0.050676 1.793418 0.0907 KONFLIK 0.431229 0.124966 3.450780 0.0031

R-squared 0.874467 Mean dependent var 16.63523 Adjusted R-squared 0.844930 S.D. dependent var 0.370843 S.E. of regression 0.146034 Akaike info criterion -0.813235 Sum squared resid 0.362542 Schwarz criterion -0.565270 Log likelihood 13.94558 F-statistic 29.60558 Durbin-Watson stat 1.647533 Prob(F-statistic) 0.000000

PORINV AK APBDR KONFLIK PORINV 1.000000 0.531372 0.058739 0.598453

AK 0.531372 1.000000 0.390938 0.664875 APBDR 0.058739 0.390938 1.000000 .408373

KONFLIK 0.598453 0.664875 0.408373 1.000000

0

1

2

3

4

5

-0.2 0.0 0.2

Series: ResidualsSample 1984 2005Observations 22

Mean -4.04E-16Median 0.002313Maximum 0.263175Minimum -0.303208Std. Dev. 0.131392Skewness -0.091215Kurtosis 2.977204

Jarque-Bera 0.030983Probability 0.984628

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

118

LAMPIRAN IV

Dependent Variable: LYRMIGAS Method: Least Squares Date: 07/15/12 Time: 14:22 Sample(adjusted): 1984 2005 Included observations: 22 after adjusting endpoints Convergence achieved after 18 iterations Backcast: 1983

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.73753 2.403973 7.378423 0.0000

LPORINV(-1) -0.026751 0.045778 -0.584367 0.5671 LAK -0.032592 0.174837 -0.186415 0.8545

LAPBDR 0.006596 0.044829 0.147130 0.8849 KONFLIK 0.223474 0.120935 1.847884 0.0832

MA(1) 0.578438 0.224571 2.575744 0.0203 R-squared 0.642361 Mean dependent var 17.47544 Adjusted R-squared 0.530599 S.D. dependent var 0.179770 S.E. of regression 0.123166 Akaike info criterion -1.123570 Sum squared resid 0.242717 Schwarz criterion -0.826013 Log likelihood 18.35927 F-statistic 5.747567 Durbin-Watson stat 1.582863 Prob(F-statistic) 0.003191 Inverted MA Roots -.58

PORINV AK APBDR KONFLIK PORINV 1.000000 0.531372 0.058739 0.598453

AK 0.531372 1.000000 0.390938 0.664875 APBDR 0.058739 0.390938 1.000000 0.408373

KONFLIK 0.598453 0.664875 0.408373 1.000000 )* = signifikan pada α = 10%;

0

1

2

3

4

5

6

-0.1 0.0 0.1 0.2

Series: ResidualsSample 1984 2005Observations 22

Mean 0.001203Median 0.007153Maximum 0.236773Minimum -0.138729Std. Dev. 0.107501Skewness 0.630481Kurtosis 2.724221

Jarque-Bera 1.527239Probability 0.465977

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA DAMPAK KONFLIK TERHADAP …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314941-T31788-Dampak konflik.pdf · Perkembangan Kinerja Ekonomi Makro ... Perbandingan Perkembangan

119

LAMPIRAN V Tabel Indikator Ekonomi Aceh

Tahun

PDRB Riil Harga Konstan 2000

(Rp Juta)

PDRB Hrg Berlaku

(Rp Juta)

PMTRB Riil (Rp Juta)

Angatan

Kerja (Jiwa)

Pengangguran (Jiwa)

APBD Nominal (Rp Juta)

1983 23331457.97 3425242 46266281148 1030445 63215 3,594.70 1984 27917561.75 4224206 55388442503 1065180 64472 5,594.10 1985 28675021.28 4251377 56919917243 1098529 66319 18,096.80 1986 28812221.04 5208007 57221070978 1133520 68046 21,451.90 1987 31288178.69 5200828 62169611049 1159411 70351 20,180.00 1988 34124430.44 6067027 67839367714 1191456 72492 15,719.00 1989 43434982.11 6699285 86392179409 1218229 74784 20,220.30 1990 50862664.33 7237788 1.01217E+11 1254157 76503 31,836.40 1991 53902536 7968716 1.0732E+11 1273869 78626 41,252.40 1992 41005302.64 8595679 81682562855 1292123 80397 54,996.50 1993 42721832.19 10883405 85144611559 1323463 82728 52,034.50 1994 44998593.58 11244015 89727195594 1385842 84062 54,058.40 1995 42702131.46 13091228 85190752257 1418180 85246 57,252.10 1996 43758042.76 14636988 87341053345 1650028 87308 63,228.90 1997 43654977.49 17056028 87178990049 1756297 91407 255,366.48 1998 39614372.38 24956859 79149516024 1101843 93564 269,490.29 1999 37981062.73 26991583 75924144405 2024639 108830 172,029.64 2000 34848878.71 35883143 69697757427 1751200 175266 251,401.62 2001 35262979.69 34733472 70561222360 1751200 60911 269,180.12 2002 42338751.33 42157539 84762180163 1679706 294945 226,397.10 2003 44677136.2 46656588 89488303809 1421310 305430 1,537,525.65 2004 40374282.3 50357262 80910061729 1618973 98854 2,064,751.90 2005 34942300.38 56951614 70059312262 1754461 96530 2,906,743.42 2006 36853872.58 69353351 73928868395 1804224 100553 4,674,575.40 2007 35983090.79 71093359 72218063216 1742455 92948 5,944,352.77 2008 34085478.71 73530750 68443641250 1793410 23349 6,759,485.28 2009 32182824.77 70757764 64655294963 1897922 59614 10,053,496.97 2010 33071135.09 77505592 66472981531 1938519 17916 10,057,848.07

Dampak konflik..., Akhiruddin Mahjuddin, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, 2012