universitas gadjah mada, 2014 | diunduh dari...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. World
Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 109 negara merupakan daerah
endemis malaria dan 45 di antaranya terdapat di Afrika. Lebih jauh dilaporkan
terdapat 247 juta kasus malaria per tahun dan 1 juta diantaranya meninggal pada
anak di bawah umur lima tahun di Afrika (WHO, 2008; Batista et al., 2009). Pada
tahun 2010 diperkirakan 3,3 milyar penduduk di dunia berisiko terinfeksi malaria
dan Afrika merupakan daerah yang berisiko tinggi. Jumlah kematian di dunia
akibat malaria diperkirakan 655.000 orang dan 91% terjadi di Afrika. Kematian
tertinggi di Afrika paling besar (81%) terjadi pada anak-anak di bawah umur lima
tahun (WHO, 2011; WHO, 2012).
Penduduk Indonesia diperkirakan 35% tinggal di daerah yang berisiko
tertular malaria dan dari 293 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia, 167
Kabupaten/Kota merupakan wilayah endemis malaria (Depkes RI, 2006). Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 239.870.937 dan kasus malaria
ditemukan 1.849.062 kasus. Selanjutnya pada tahun 2011 jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan sebanyak 242.325.638 dan kasus malaria menurun
menjadi 1.322.451 (WHO, 2011; WHO, 2012).
Umumnya penyebab malaria di Indonesia adalah Plasmodium falciparum
sebanyak 52,20%, P. vivax 47,31% dan spesies lainnya 0,48%, sedangkan vektor
penyebar parasit tersebut yaitu Anopheles suidacus, A. balabacensis, A.
maculatus, A. farauti dan A. subpictus (WHO, 2012).
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Program pemberantasan malaria di Indonesia khususnya dan dunia
umumnya masih menghadapi berbagai kendala, antara lain karena semakin
meluasnya penyebaran Plasmodium yang resisten terhadap antimalaria yang
tersedia dan vektor malaria yang resisten terhadap insektisida (Sutanto et al.,
2008; Sandjaya, 2007). Resistensi Plasmodium terhadap klorokuin sebagai
antimalaria utama telah terjadi di berbagai negara dan pada tahun 1990 resistensi
P. falciparum terhadap klorokuin telah terjadi di seluruh provinsi di Indonesia
(Depkes RI, 2006; Sungkar dan Pribadi, 1992). Resistensi Plasmodium terhadap
antimalaria terutama klorokuin merupakan masalah yang serius karena dapat
mengakibatkan kegagalan dalam pengobatan bahkan sampai menyebabkan
kematian. Oleh karena itu pengobatan malaria dengan menggunakan klorokuin di
daerah resisten klorokuin sudah tidak rasional lagi (Depkes RI, 2006; WHO,
2008). Timbulnya masalah resistensi Plasmodium terhadap antimalaria yang
tersedia telah mendorong para peneliti di berbagai negara di dunia untuk
menemukan antimalaria baru yang lebih efektif melawan parasit yang resisten
(Kaur et al., 2009; Rosenthal, 2005; Fidock et al., 2004). Penyebaran Plasmodium
yang resisten diperkirakan semakin sulit diatasi tanpa adanya antimalaria baru,
sehingga malaria menjadi penyakit yang sukar disembuhkan (Rosenthal, 2003;
Gelb, 2007; Ancelin et al., 2003; Laufer and Plowe, 2004).
Biogini et al. (2005); Kaur et al. (2009) dan Hudson et al. (2009)
menyatakan bahwa penemuan antimalaria baru mutlak diperlukan untuk
menggantikan antimalaria yang sudah tidak efektif lagi. Upaya tersebut
merupakan aspek penting untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat
malaria sehingga perlu diprioritaskan secara kontinyu mengingat begitu cepatnya
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
perkembangan dan penyebaran resistensi Plasmodium di masyarakat. Berbagai
pendekatan dapat dilakukan dalam upaya penemuan antimalaria baru dan
pendekatan tersebut harus rasional dengan mempertimbangkan sensitivitas,
selektivitas, biaya, mudah digunakan dan terjamin ketersediaannya. Upaya-upaya
yang sedang berlangsung saat ini berupa terapi kombinasi, pengembangan struktur
analog dari antimalaria yang tersedia dan eksplorasi dari tumbuhan obat
(Rosenthal, 2003; Phillipson and Wright, 1991; Olliaro and Wirth, 1997; Saxena
et al., 2003; Grimberg and Mehlotra, 2011).
Pengembangan struktur analog dapat dilakukan melalui sintesis atau
semisintesis untuk mendapatkan variasi struktur dari antimalaria yang tersedia
atau senyawa aktif dari tumbuhan obat yang sudah terbukti memiliki aktivitas
antimalaria (Rosenthal, 2003; Kaur et al., 2009; Grimberg and Mehlotra, 2011;
Krettli et al., 2009). Sintesis merupakan cara yang banyak dilakukan dalam
berbagai penelitian pengembangan obat, terutama bila senyawa aktif dari
tumbuhan obat sangat potensial dan terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit
(Lee and Nguyen, 1993; Kremsner and Krishna, 2004).
Bahan alam terbukti merupakan sumber molekul baru antimalaria yang
potensial. Penemuan dan pengembangan antimalaria baru dari bahan alam dapat
dilakukan melalui: (1) pengkajian bioaktivitas, pengembangan teknik isolasi dan
karakterisasi senyawa aktif (2) sintesis senyawa turunannya dan 3) pengkajian
mekanisme kerja obat. Pengembangan selanjutnya adalah skrining terhadap
struktur obat melalui pengkajian (1) hubungan kuantitatif antara struktur-aktivitas
(HKSA), (2) mekanisme kerja obat (3) metabolisme obat termasuk identifikasi
metabolit aktif dan inaktif, serta (4) aspek molekuler termasuk determinasi
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
farmakofor tiga dimensi (Lee and Nguyen, 1993; Rosenthal, 2003; Phillipson and
Wright, 1991). Chibale (2005) dan Gelb (2007) mengemukakan bahwa
pengembangan obat baru berasal dari bahan alam meliputi: (a) skrining aktivitas
biologi, (b) isolasi dan pemurnian senyawa aktif, (c) identifikasi struktur, (d)
sintesis analognya, (e) kajian HKSA, (f) kajian mekanisme kerja, dan (g)
rancangan sintesis struktur senyawa baru. Beberapa antimalaria alami seperti kina
dari Cinchona sp dan artemisinin dari Artemisia sp merupakan hasil
pengembangan tumbuhan obat (Hien and White, 1993; Basco et al., 1994; Pouplin
et al., 2007). Kinin dan artemisinin saat ini masih direkomendasikan untuk
mengobati malaria yang disebabkan oleh P. falciparum yang resisten terhadap
klorokuin meskipun belum sepenuhnya dapat menggantikan klorokuin karena
kekurangannya dalam sifat farmakokinetika, efek samping, ketersediaan dan
harganya yang mahal (Katzung, 2007; White et al., 1999).
Tumbuhan pasak bumi (Eurycoma longifolia, Jack.) atau dikenal dengan
nama tongkat ali di Malaysia merupakan salah satu tumbuhan obat yang sudah
lama dikenal nenek moyang kita untuk mengobati malaria. Di Malaysia akar
pasak bumi lebih dikenal sebagai afrodisiak yaitu obat untuk mengatasi gangguan
fungsi seksual pada pria (Ang and Sim, 1997; Ang and Lee, 2002). Tumbuhan
pasak bumi termasuk famili Simarubaceae, tumbuh tersebar di Asia Tenggara
seperti Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, China, Malaysia, Vietnam dan
Indonesia. Produk obat tradisional yang mengandung akar pasak bumi sangat
diminati masyarakat, bukan hanya sebagai antimalaria, antikanker dan afrodisiak,
tetapi bahan alami ini banyak digunakan di dalam campuran obat–obat kuat atau
tonik. Penggunaannya sebagai tonik sudah sangat luas tidak hanya dikonsumsi
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
oleh individu laki-laki dewasa tapi juga digunakan oleh wanita (Aziz et al., 2003;
Perry, 1980; Rahman et al., 1999).
Akar tumbuhan pasak bumi mengandung senyawa kuasinoid dengan
kerangka struktur C18, C19, C20, C25, alkaloid kantin-6-on, alkaloid β-karbolin,
turunan triterpen trikullan, turunan skualen dan bifenolneolignan (Guo et al.,
2005; Kuo et al., 2004). Senyawa aktif yang terdapat di dalam akar pasak bumi
memiliki spektrum aktivitas biologi yang cukup luas, sehingga isolasi, uji
aktivitas dan semisintesis turunannya telah menarik perhatian peneliti di dunia
(Guo et al., 2005; Chan et al., 1986). Beberapa peneliti terkait dengan penemuan
senyawa yang terkandung di dalam akar pasak bumi, menyatakan bahwa senyawa
kuasinoid memiliki aktivitas sebagai antimalaria (Chan et al., 1986; Kuo et al.,
2004; Kardono et al., 1991; Jiwajinda et al., 2002; Chan et al., 2004; Phillipson
and Wright, 1991). Ekstrak akar pasak bumi juga memiliki aktivitas sebagai
antiskistosomal (Jiwajinda et al., 2002), antiulser (Tada et al., 1991), sitotoksik
(Morita et al., 1993, Kuo et al., 2004; Kardono et al., 1991), dan aprodisiak (Ang
and Sim, 1997).
Senyawa aktif dari akar E. longifolia yang tumbuh di Asia Tenggara telah
berhasil diisolasi dan dibuktikan aktivitas farmakologinya oleh beberapa peneliti,
antara lain Jiwajinda et al. (2002) telah mengisolasi beberapa kuasionoid dari akar
pasak bumi yang tumbuh di Thailand yaitu longilakton, dehidrolongilakton, 11-
dehidroklaineanon, 15-hidroksiklaineanon, 14,15-dihidroksiklaineanon, 15-O-
asetil-14-hidroksiklaineanon, juga telah membuktikan efek sitotoksik serta
antiplasmodiumnya. Ang et al. (1995) berhasil mengisolasi kuasinoid dari pasak
bumi (E. longifolia) yang tumbuh di Malaysia, yaitu 13,18-dihidroeurikumanol,
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
eurikumanol-2-O--D-glukopiranosid, eurikumanol dan eurikomanon. Isolasi
senyawa aktif dari ekstrak akar pasak bumi terstandarisasi juga telah dilakukan
dan diperoleh tiga jenis kuasinoid utama dari kerangka struktur C20 yaitu,
eurikumanon, 13β- 21-dihidroeurikumanon, 13α-21-epoksieurikumanon dan
eurikumanol. Aktivitas senyawa kuasinoid ini telah diuji dan terbukti bahwa
eurikumanon memiliki aktivitas sebagai anti malaria, sedangkan eurikumanol dan
13-(β-epoksi) eurikumanon sebagai antiulser (Ang et al., 2000).
Uji aktivitas antiplasmodium pada kultur isolat P. falciparum yang diisolasi
dari penderita malaria menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan parasit
yang tergantung dosis dan lama inkubasi. Eurikumanon dengan konsentrasi 1,25 -
5,00 g/ml menyebabkan penghambatan total pertumbuhan P. falciparum setelah
inkubasi selama 3 hari, sedangkan pada konsentrasi 0,62 g/ml hambatan total
terjadi hari ke 4, dan pada 0,31 g/mL tercapai pada hari ke 6 (Ang et al., 1995).
Penelitian lain menyatakan bahwa eurikumanon, eurikomalakton dan 14,15β-
dihidroksiklaineanon dapat menyebabkan penurunan demam yang diinduksi oleh
lipopolisakarida, sedangkan 14,15β-dihidroksiklaineanon dapat menghambat
perkembangan tumor yang diinduksi oleh aktivasi virus Epstein-Barr. Senyawa
longilakton yang terkandung dalam akar pasak bumi juga menunjukkan efek
antiskistosomal pada konsentrasi 200 mg/mL (Jiwajinda et al., 2002). Kardono et
al. (1991) menyatakan bahwa eurikumanon paling potensial dalam menghambat
pertumbuhan P. falciparum resisten klorokuin (W-2) dengan nilai IC50 48,1
ng/mL dan terhadap P. falciparum sensitif klorokuin (D-6) memiliki nilai IC50
47,7 ng/mL. Aktivitas sitotoksiknya terhadap sel karsinoma nasofaring 1,9
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
µg/mL, fibrosarkoma 0,2 µg/mL, melanoma 8,2 µg/mL, kanker paru 14,3 µg/mL,
kanker payudara 1,1 µg/mL dan kanker kolon 1,2 µg/mL.
Kuasinoid dengan kerangka struktur C20 yaitu eurikumanon (pasak bumin
A), 13α-21-epoksieurikumanon (pasak bumin B) dan 13β-21-dihidroeurikumanon
(pasak bumin C) memiliki aktivitas antimalaria dengan nilai IC50 berturut-turut
14,912; 22,658 dan 93,389 ng/ml. Aktivitas antimalaria yang paling potensial dari
ketiga kuasinoid tersebut, terhadap P. falciparum FCR-3 adalah eurikumanon
(Guo et al., 2005; Kaur et al., 2009). Pemilihan eurikumanon (Gambar 1) sebagai
starting material untuk semisintesis turunannya pada penelitian ini, dikarenakan
oleh potensinya dalam menghambat pertumbuhan Plasmodium lebih baik
daripada kuasinoid lain yang terdapat di dalam akar pasak bumi, sitotoksisitasnya
lebih rendah dan eurikumanon merupakan senyawa yang paling tinggi
konsentrasinya di dalam akar pasak bumi daripada senyawa lain (Chan et al.,
2004; Darise et al., 1982).
Gambar 1. Struktur Eurikumanon
Eurikumanon yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil isolasi
dari akar pasak bumi dan proses isolasinya telah dilakukan penelitian pendahuluan
dengan berbagai cara seperti yang dikemukakan di dalam beberapa referensi
(Chan et al., 1986; Kardono et al., 1991; Salamah, 2009) dan dari hasil penelitian
OHOH
OH
H
18
HO
H
HO
O O
H
O
HH
CH2
O
AB
D
E
C
2
34
56
7
89
10
11
1
13
14
15
12
16
21
1920
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
tersebut dipilih cara yang lebih effisien dengan menggunakan metode
kromatografi lapisan tipis preparatif (KLT-p) dan campuran fase gerak etil asetat:
etanol: air dengan perbandingan 100: 30: 1.
Perbaikan selektivitas, toksisitas dan aktivitas farmakologi suatu senyawa
dapat dilakukan melalui semisintesis atau total sintesis yang tujuannya untuk
mendapatkan senyawa turunan yang lebih potensial, aman, mudah digunakan,
murah dan terjamin ketersediaannya (Guo et al., 2005; Siswandono dan
Soekardjo, 2000; Kaur et al., 2009; Kar, 2004). Semisintesis atau sintesis
antimalaria tidak hanya dilakukan terhadap antimalaria yang sudah tersedia, tetapi
dapat juga terhadap senyawa aktif berasal dari bahan alam yang telah terbukti
khasiatnya secara ilmiah, sehingga diharapkan akan diperoleh senyawa yang lebih
baik untuk dikembangkan sebagai antimalaria baru (Rosenthal, 2003; Guo et al.,
2005). Pengembangan senyawa eurikumanon melalui semisintesis turunannya
telah dilakukan oleh Chan et al. (2005) dan hal ini merupakan langkah awal untuk
mendapatkan turunan eurikumanon dengan aktivitas antiplasmodium dan
keamanan yang lebih baik. Hasil semisintesis turunan eurikumanon yang
dilakukan oleh Chan et al. (2005) diperoleh senyawa 15-O-isovaleril
eurikumanon, 1,15-di-O-isovaleril eurikumanon, 1,15-di-O-3,3-dimetilakriloil
eurikumanon dan 1,15-di-O-benzoil eurikumanon. Senyawa monoasil
eurikumanon memiliki aktivitas antiplasmodium yang sebanding dengan aktivitas
eurikumanon, tetapi sitotoksisitasnya pada sel Vero lebih rendah, sedangkan
senyawa diasil eurikumanon menunjukkan aktivitas antiplasmodium dan
sitotoksisitasnya terhadap sel Vero yang lebih rendah daripada eurikumanon
(Chan et al., 2005).
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
Aktivitas antiplasmodium turunan eurikumanon hasil semisintesis Chan et
al. (2005) diperoleh IC50 senyawa 15-O-isovaleril eurikumanon, 1,15-di-O-
isovaleril eurikumanon, 1,15-di-O-3,3-dimetilakriloil eurikumanon dan 1,15-di-O-
benzoil eurikumanon terhadap P. falciparum strain Gombak A berturut-turut:
0,65; 13,89; 13,99; 12,99 µM, dan terhadap P. falciparum strain D10: 6,83; 13,89;
13,99; 12,99 µM. Uji toksisitas turunan eurikumanon dengan metode brine shrimp
diperoleh nilai IC50 berturut-turut: 71,00; 434,03; 218,53; 405,84 µM. Nilai IC50
eurikumanon 0,56 µM (P. falciparum strain Gombak A); 0,10 µM (P. falciparum
strain D10) dan sitotoksisitasnya dengan metode brine shrimp diperoleh IC50 8,58
µM. Pada penelitian Chan et al. (2005), aktivitas antiplasmodium turunan
eurikumanon lebih rendah dari eurikumanon, sedangkan toksisitasnya menurun.
Kuasinoid termasuk alkohol sekunder alisiklik yang memiliki beberapa
gugus hidroksil (OH) dan atom H dari gugus ini dapat diesterifikasi dengan gugus
farmakofor (pereaksi) yang sesuai untuk mendapatkan senyawa turunannya. Atom
H dari gugus OH pada struktur kuasinoid yang terikat pada atom C-15 sangat
penting bagi aktivitas antimalaria (Ilias et al., 2004; Guo et al., 2005; Kaur et al.,
2009). Pada penelitian disertasi ini semisintesis turunan eurikumanon dilakukan
secara esterifikasi, menggunakan starting material eurikumanon dari akar pasak
bumi dengan farmakofor asetil klorida, butiril klorida, valeril klorida, para-
metoksibenzoil klorida dan suksinat anhidrida. Pada proses esterifikasi senyawa
eurikumanon, kemungkinan akan terjadi substitusi atom H dari gugus OH dengan
gugus farmakofor diberbagai posisi gugus OH pada cincin A, C maupun cincin
D. Hal ini sangat dimungkinkan bila tidak menggunakan gugus pelindung
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
(Sastrohamidjojo dan Pranowo, 2009; Sarker dan Nahar, 2007; Carey and
Sundberg, 2001).
Turunan eurikumanon hasil semisintesis, setelah ditentukan strukturnya
secara analisis spektroskopi, selanjutnya dikaji aktivitas antiplasmodialnya secara
in vitro dengan metode Candle Jar (Trager and Jensen, 1976) dan aktivitas
sitotoksiknya terhadap sel Vero dengan metode MTT (Tada et al.,1986). Kajian
mekanisme kerja antimalaria senyawa kuasinoid terhadap Plasmodium belum
banyak diketahui (Mojab, 2012), oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan
kajian salah satu mekanisme kerja antiplasmodium pada vakuola digesti parasit
malaria melalui penghambatan polimerisasi haem secara in vitro dengan metode
Bassilico et al. (1998).
Pada penelitian ini juga dilakukan kajian hubungan kuantitatif antara
struktur eurikumanon dan turunannya terhadap aktivitas antiplasmodium (HKSA).
Tujuannya untuk mendapatkan model persamaan terbaik bagi struktur molekul
turunan eurikumanon baru dengan aktivitas yang lebih potensial. Model struktur
turunan eurikumanon baru yang dimaksud, dapat diperkirakan aktivitas dan
keamanannya melalui perhitungan kimia komputasi secara semiempirik
menggunakan metode Austin Model-1 (AM1). Pada kajian HKSA ketersediaan
beberapa turunan eurikumanon sebagai data model sangat diperlukan dalam
memprediksi struktur yang lebih potensial sebagai antimalaria, sehingga substitusi
berbagai gugus farmakofor pada struktur eurikumanon penting dilakukan untuk
memperoleh beberapa turunannya. Hasil kajian HKSA akan diperoleh model
persamaan yang menggambarkan bagian dari struktur kimia senyawa
eurikumanon yang memberikan sumbangan paling besar terhadap aktivitas
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
antiplasmodium berdasarkan perhitungan nilai IC50 teoritis (prediksi), sehingga
dapat direkomendasikan struktur yang paling potensial dan aman untuk menjadi
target total sintesis (Siswandono dan Soekardjo, 2000; Roy and Ojha., 2010).
Kajian aktivitas eurikumanon dan turunannya sebagai antiplasmodium
dilakukan dalam upaya mendapatkan antimalaria baru yang mampu menghambat
pertumbuhan parasit malaria, sedangkan kajian sitotoksisitasnya dilakukan untuk
mendapatkan gambaran keamanannya terhadap sel Vero. Kajian mekanisme kerja
melalui penghambatan polimerisasi haem dilakukan untuk melihat salah satu
mekanisme kerja turunan eurikumanon sebagai antiplasmodium melalui vakuola
digesti Plasmodium. Kajian HKSA dilakukan dalam upaya memperoleh informasi
tentang farmakofor yang memenuhi syarat untuk memperoleh antiplasmodium
yang memiliki daya hambat yang optimal terhadap pertumbuhan P. falciparum.
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, semisintesis turunan eurikumanon
dengan menggunakan eurikumanon hasil isolasi dari akar pasak bumi dengan
menggunakan farmakofor asetil klorida, butiril klorida, valeril klorida, para-
metoksibenzoil klorida dan suksinat anhidrida belum pernah diteliti, disintesis,
dikaji aktivitas antiplasmodial, sitotoksik terhadap sel Vero, mekanisme kerjanya
melalui penghambatan polimerisasi haem termasuk kajian HKSA.
Penelitian ini penting dilakukan dalam upaya mendapatkan informasi
tentang aktivitas, sitotoksisitas, mekanisme kerja, hubungan kuantitatif antara
struktur eurikumanon dan turunannya terhadap aktivitas antiplasmodium, sebagai
data awal bagi pengembangan antimalaria pada masa yang akan datang. Harapan
dari penelitian ini adalah ditemukannya senyawa baru turunan eurikumanon yang
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
memiliki aktivitas antiplasmodium yang lebih potensial dan aman untuk dapat
disintesis pada masa yang akan datang .
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan pada latar belakang penelitian,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara isolasi eurikumanon dari akar pasak bumi dengan
metode KLT-p ?
2. Apakah semisintesis turunan eurikumanon dapat dilakukan secara esterifikasi
menggunakan starting material eurikumanon dari akar pasak bumi dengan
farmakofor asetil klorida, butiril klorida, valeril klorida, para-metoksibenzoil
klorida dan suksinat anhidrida ?
3. Bagaimanakah aktivitas antiplasmodium eurikumanon dan turunannya secara
in vitro pada kultur P. falciparum sensitif klorokuin strain 3D7 ?
4. Bagaimanakah aktivitas sitotoksik eurikumanon dan turunannya secara in
vitro terhadap sel Vero ?
5. Bagaimanakah aktivitas fraksi eurikumanon secara in vitro terhadap
penghambatan polimerisasi haem ?
6. Bagaimanakah hubungan kuantitatif antara struktur eurikumanon dan
turunannya terhadap aktivitas antiplasmodium ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini dilaksanakan dalam upaya penemuan antimalaria baru dengan
melakukan isolasi eurikumanon dari akar pasak bumi. Eurikumanon dari akar
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
pasak bumi digunakan sebagai starting material untuk semisintesis turunannya
dengan menggunakan farmakofor asetil klorida, butiril klorida, valeril klorida,
para-metoksibenzoil klorida dan suksinat anhidrida. Eurikumanon dan turunan
hasil semisintesis digunakan untuk menguji aktivitas antiplasmodium, sitotoksik
terhadap sel Vero dan menguji mekanisme kerjanya melalui penghambatan
polimerisasi haem secara in vitro. Analisis HKSA dilakukan sebagai upaya untuk
menemukan turunan eurikumanon baru yang lebih potensial untuk dikembangkan
sebagai antimalaria baru pada masa yang akan datang.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan isolasi eurikumanon dari akar pasak bumi (E. longifolia, Jack.)
dengan metode KLT-p
b. Melakukan semisintesis turunan eurikumanon secara esterifikasi
menggunakan eurikumanon dari akar pasak bumi sebagai starting material
yang direaksikan dengan farmakofor asetil klorida, butiril klorida, valeril
klorida, para-metoksibenzoil klorida dan suksinat anhidrida.
c. Mengkaji aktivitas antiplasmodium eurikumanon dan turunannya secara in
vitro pada kultur P. falciparum sensitif klorokuin strain 3D7.
d. Mengkaji aktivitas sitotoksik eurikumanon dan turunannya secara in vitro.
pada kultur sel Vero.
e. Mengkaji mekanisme kerja fraksi eurikumanon secara in vitro melalui
penghambatan polimerisasi haem
f. Mengkaji hubungan kuantitatif antara struktur eurikumanon dan
turunannya terhadap aktivitasnya sebagai antiplasmodium dengan
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
menggunakan deskriptor muatan bersih atom dan aktivitas
antiplasmodium.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam upaya menemukan dan mengembangkan
antimalaria baru untuk mengatasi masalah resistensi P. falciparum terhadap
antimalaria yang tersedia. Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat
dalam:
1. Pengembangan informasi ilmiah tentang tumbuhan asli Indonesia yaitu
pasak bumi sebagai sumber antimalaria baru
2. Upaya meningkatkan motivasi peneliti lain untuk menemukan dan
mengembangkan antimalaria baru
3. Upaya mendapatkan data ilmiah tentang aktivitas antiplasmodium,
sitotoksik, dan aktivitas penghambatan polimerisasi haem dari eurikumanon
dan turunannya sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
4. Upaya pengembangan turunan eurikumanon melalui kajian HKSA sehingga
dapat diprediksi dan direkomendasi turunan eurikumanon baru yang lebih
potensial sebagai antimalaria.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil penelusuran pustaka, dapat dikemukakan bahwa:
1. Pembuatan ekstrak akar pasak bumi oleh Chan et al. (2004), dilakukan
secara maserasi dengan menggunakan serbuk akar pasak bumi dan etanol
50%. Partisi terhadap ekstraknya menggunakan dietil eter dan n-butanol.
Hasil partisi, larutan n-butanol difraksinasi secara kromatografi kolom (KK)
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
silika gel menggunakan campuran fase gerak kloroform : metanol : air
dengan perbandingan 5:5:1, 3:7:1 dan 1:9:1, kemudian dimurnikan secara
High Performance Liquid Chromatography preparative (HPLC-p).
2. Kardono et al. (1991) membuat ekstrak akar pasak bumi secara perkolasi
dengan menggunakan serbuk akar pasak bumi dan metanol. Ekstrak yang
diperoleh difraksinasi secara KK silika gel menggunakan campuran fase
gerak kloroform : metanol dengan perbandingan yang semakin polar. Hasil
fraksinasi ini diisolasi secara KK dan dikristalisasi.
3. Proses pembuatan ekstrak akar pasak bumi pada penelitian ini dilakukan
secara maserasi dengan menggunakan serbuk akar pasak bumi dan metanol.
Ekstrak yang diperoleh difraksinasi secara kromatografi cair vakum (KCV)
dengan campuran fase gerak kloroform : metanol : air dengan perbandingan
5 : 5 :1; 3 : 7 : 1; 1: 9 : 1 dan isolasi eurikumanon dari fraksinya dilakukan
secara KLT-p menggunakan campuran fase gerak etil asetat : etanol : air
dengan perbandingan 100 : 30 : 1, kemudian dimurnikan.
4. Semisintesis turunan eurikumanon oleh Chan et al. (2005), menggunakan
eurikumanon dari akar pasak bumi dengan farmakofor isovaleril klorida,
dimetilakriloil klorida, benzoil klorida dan gugus pelindung.
5. Pada penelitian ini semisintesis turunan eurikumanon menggunakan starting
material eurikumanon dari akar pasak bumi dengan farmakofor asetil
klorida, butiril klorida, valeril klorida, para-metoksibenzoil klorida dan
suksinat anhidrida tanpa menggunakan gugus pelindung.
6. Chan et al. (2005) melakukan uji aktivitas antiplasmodium eurikumanon
dan turunannya terhadap kultur P. falciparum strain resisten klorokuin
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
Gombak A dan strain sensitif klorokuin D10, sedangkan uji toksisitasnya
dilakukan dengan metode Brine shrimp.
7. Pada penelitian ini, eurikumanon dan turunannya, diuji aktivitas
antiplasmodiumnya terhadap kultur P. falciparum strain sensitif klorokuin
3D7 dan uji aktivitas sitotoksiknya dilakukan terhadap sel Vero. Uji
aktivitas penghambatan polimerisasi haem menggunakan fraksi
eurikumanon dan semua uji dilakukan secara in vitro. Kajian hubungan
kuantitatif antara struktur eurikumanon dan turunannya terhadap aktivitas
antiplasmodium dilakukan secara kimia komputasi melalui perhitungan
semiempirik dengan metode AM1. Kajian turunan eurikumanon dalam
penelitian ini, sebatas pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan.
SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON DARI EURIKUMANON AKAR PASAK BUMI (Eurycomalongifolia, Jack.), UJIAKTIVITAS ANTIPLASMODIUM DAN KAJIAN HUBUNGAN KUANTITATIF ANTARA STRUKTURAKTIVITASHanifah Yusuf, Dra. Apt., M.KesUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/