umu_e1r012050_5_uts_s1mat_pagi.pdf
TRANSCRIPT
-
UJIAN TENGAH SEMESTER
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2
OLEH
NAMA : UMU SALAMAH
NIM : E1R 012 050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
-
1
(1) Seorang guru harus memahami taksonomi capaian pembelajaran dengan baik
yang mencakup 3 aspek/ranah. Berikan penjelasan secara menyeluruh dengan
memberikan contoh efeknya ketika guru tidak memahaminya dan kelebihannya
ketika guru memahaminya dengan baik.
Jawab:
Taksonomi capaian atau tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi
3 ranah, yaitu:
a. Kognitif
b. Afektif
c. Psikomotor
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam melaksanakn pembelajaran. Karena segala kegiatan
pembelajaran muaranya adalah pada tercapainya tujuan tersebut.
Ketika guru tidak memahami tentang taksonomi capaian pembelajaran maka
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru tidak akan dapat mengajar
dengan baik atau dengan kata lain terjadi inefektivitas dan inefisinsi dalam
pembelajaran serta proses pembelajaran akan berjalan dengan tidak ada tujuan
yang ingin dicapai sehingga guru tidak dapat menjamin bahwa akan mendapatkan
hasil belajar yang baik. Selain itu dalam proses evaluasi guru tersebut tidak akan
mampu membuat instrumen penelian dengan baik dan profesional karena dari awal
guru tersebut tidak mengetahui tentang taksonomi capaian pembelajaran yang
berakibat pada tidak mampunya guru merumuskan tujuan pembelajaran untuk
mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran dan pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan.
Sedangkan ketika guru memahami tentang taksonomi capaian pembelajaran
secara menyeluruh maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru guru
akan memperoleh kelebihan yang sangat banyak, diantaranya:
a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang
dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
-
2
c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya
disajikan dalam setiap pertemuan.
d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.
e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar
mengajar yang paling cocok dan menarik.
f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan media, peralatan
maupun bahan dalam keperluan belajar lainnya.
g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.
h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan
hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
i. Untuk mengukur hasil pengajaran dalam proses pembelajaran , misalnya:
1) Ranah koginitif diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.
2) Ranah afektif diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
3) Ranah psikomotor diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta.
Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi
mata pelajaran, menata urutan topic-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam
memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyeiakan
ukurn (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sebagai
seorang pendidik guru harus memahami tentang taksonomi capaian pembelajaran
untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
(2) Dalam pengembangan pembelajaran sebaiknya menggunakan pendekatan
sistem, bagaimana peran guru dalam proses tersebut dan berikan penjelasan
secara menyeluruh serta contohnya ketika guru tidak melakukannya dengan
baik.
Jawab:
Sistem dapat dikatakan sebagai suatu komponen atau unsur-unsur yang
berinteraksi satu sama lain menuju ke suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
-
3
Cara berpikir dengan menggunakan konsep sistem disebut pendekatan sistem.
Pendekatan sistem adalah suatu proses pencapaian hasil secara efektif dan efisien
atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang ada.
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistem harus mempunyai
sejumlah komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komponen
dalam sistem pembelajaran meliputi siswa, guru, tujuan, materi, metode, fasilitas,
evaluasi dan lingkungan. Semua komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
Peran guru dalam pengembangangan pendekatan sistem dalam kegiatan
pembelajaran adalah sebagai perencana dan pelaksana. Maksudnya adalah guru
yang merancang sistem instruksional dan guru yang melaksanakan apa yang telah
dirancang. Dalam proses merancang dan melaksanakan guru harus mendesain
dirinya sendiri dalam kerangka sistem belajar yang dikembangkannya. Maksud
guru mendesain adalah guru membuat skenario atau alur sendiri dalam
pembelajaran. Dalam merencanakan pembelajaran dengan pendekatan sistrm harus
memuat proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Adapun manfaat merencanakan pembelajaran dengan pendekatan sistem
diantaranya sebagai berikut:
1) Dengan tujuan yang jelas, maka guru dapat menetapkan arah dan sasaran
dengan pasti. Perumusan tujuan merupakan salah satu karakteristik pendekatan
sistem. Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada dasarnya
diarahkan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan sistem, setiap guru
dapat lebih memahami tujuan dan arah pembelajaran untuk menentukan
langkah-langkah pembelajaran dan pengembangan komponen yang lain, dan
dapat dijadikan kriteria efektivitas proses pembelajaran.
2) Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berpikir
secara sistem adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang
jelas dan pasti memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal.
-
4
3) Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan
segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Jadi berpikir sistematis adalah
berpikir bagaimana agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.
4) Dengan pendekatan sistem guru dapat membandingkan prilaku nyata dan
prilalu yang direncanakan. Prilaku yang terkait dengan pengethauan, sikap dan
keterampilan.
5) Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui umpan balik,
dalam pendekatan sistem, dapat diketahui apakah tujuan telah berhasil dicapai
atau belum.
Ketika guru tidak menggunakan pendekatan sistem dengan baik dalam
pembelajaran maka guru akan mengalami kesulitan untuk mengetahui keadaan
sistem yang ada yang terkait dengan sumber dan hambatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Guru akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran karena
guru tidak pernah merencanakan dan mendesain apa yang akan dilakukan guru
ketika pelaksanaan pembelajaran, apa yang dibutuhkan (terkait dengan materi,
fasilitas dan perlengkapan) ketika pelaksanaan pembelajaran, dan guru tidak akan
dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Oleh karena itu sebagai pendidik, guru harus menggunakan pendekatan
sistem dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik dan guru dapat mengevaluasi proses pembelajaran ketika apa yang
direncanakan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
(3) Model pembelajaran 5E terdiri dari fase: engagement, exploration, explanation,
elaboration, and evaluation. Bagaimanakah model 5E jika dihubungkan dengan
standar implementasi kurikulum 2013? Berikan penjelasan dan alasan yang
komprehensif.
Jawab:
Menurut Soebagio, dkk (2001:50) Learning Cycle merupakan suatu model
pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri atau
memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya kesalahan konsep, dan
memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep yang telah
dipelajari pada situasi baru. Implementasi model pembelajaran Leraning Cycle
-
5
dalam pembelajaran sesuai dengan pndangan konstruktivisme dimana pengetahuan
dibangun pada diri peserta didik.
Langkah-langkah dalam setiap tahap pembelajaran Learning Cycle 5E
dijelaskan oleh Anthony W. Lorsbach (2002) sebagai berikut:
a. Tahap Engagement. Pada tahap ini guru menyiapkan atau mengkondisikan
siswa untuk belajar, membangkitkan minat siswa pada pelajaran matematika,
dan melakukan Tanya jawab dalam mengeksplorasi pengetahuan awal siswa.
b. Tahap Exploration. Pada tahap ini siswa bekerja sama dalam kelompok-
kelompok kecil untuk mengerjakan LKS tanpa pengajaran langsung dari guru.
Siswa mempelajari konsep sendiri dari berbagai sumber yang dimiliki dan
mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Dalam hal ini guru berperan
sebagi fasilitator.
c. Tahap Explanation. Tahap ini merupakan tahap diskusi klasikal. Pada tahap ini
siswa menjelaskan konsep hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka
sendiri, menunjukkan bukti dan klasifikasi dari penjelasan mereka, serta
membandingkan argument yang mereka miliki dengan argument dari siswa
lain.
d. Tahap Elaboration. Pada tahap ini siswa mengaplikasikan konsep yang mereka
dapatkan untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.
e. Tahap Evaluation. Evaluasi dapat dilakukan melalui pemberian tes (quiz) atau
open ended question diakhir pembejaran untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.
(http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm)
Sehingga model pembelajaran 5E apabila diimplementasikan dalam
kurikulum 2013 akan memenuhi standar proses pembelajaran. Karena sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa dalam standar proses kurikulum 2013 meliputi
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik termuat juga dalam model
pembelajaran 5E. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam
jejaringan melalui colaborative learning. Apabila 5E diimplementasikan dalam
kurikulum 2013 maka proses setiap tahapan akan menjadi:
http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm
-
6
1) Tahap Engagement. Dalam mengeksplorasi pengetahuan awal siswa guru dapat
meminta siswa untuk mengamati lingkungan sekitar contohnya adalah dalam
pembelajaran materi bilangan bulat guru dapat meminta siswa untuk mengamati
peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan
penggunaan bilangan bulat (positif, nol, dan negatif) seperti zona pembagian waktu
berdasarkan GMT (Greenwich Merediam Time), temperatur atau suhu berbagai
benda, ketinggian pohon atau daratan, kedalaman dibawah permukaan laut dan
sebagainya. Mengamati tayangan video atau gambar misalkan tentang keadaan
suhu diberbagai negara, ketinggian suatu wilayah di berbagai daerah dan lain
sebagainya.
2) Tahap Exploration. Dalam implementasi kurikulum 2013 pada tahap ini siswa
diminta untuk mengerjakan LKS dengan kelompoknya untuk menemukan suatu
konsep tanpa pengajaran langsung dari guru. Dalam hal ini guru berperan sebagi
fasilitator. Ketika pengerjaan LKS berlangsung maka akan terjadi proses
mengamati, menanya, mengeksplorasi dan mengasosiasi. Siswa mengamati
permasalahan yang ditampilkan oleh guru. Akan terjadi proses tanya jawab ketika
siswa tidak memahami permasalahan yang ditampilkan oleh guru dan setelah
memahami permasalahan yang ditampilkan guru dalam diskusi siswa akan
mengeksplorasi pengetahun yang telah dimiliki dan mengasosiasi permasalahan
yang ada sehinga dalam diskusi siswa akan mampu untuk menemukan suatu
konsep.
3) Tahap Explanation. Pada tahap ini beberapa kelompok akan mengkomunikasikan
hasil diskusinya didepan kelas dan kelompok lain akan menanggapi dan
memberikan masukan serta kritikan kepada kelompok yang mempresentasikan
hasil diskusinya. Dan dalam tahap ini juga guru akan memberikan penguatan
terhadap konsep yang telah ditemukan siswa.
4) Tahap Elaboration. Pada tahap ini siswa mengaplikasikan konsep yang mereka
dapatkan untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.
5) Tahap Evaluation. Evaluasi dapat dilakukan melalui pemberian tugas diakhir
pembejaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap
konsep yang telah dipelajari.
-
7
(4) Berikan analisis terhadap prinsip-prinsip pembelajaran matematika, kemudian
berikan penjelasan dan penilaian terhadap prinsip-prinsip tersebut kaitannya
dengan tingkat keberhasilan pembelajaran matematika dan kaji dari aspek
pembelajaran matematika sebagai suatu sistem.
Jawab:
Pembelajaran matematika menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Prinsip pedagogis (pendidikan) secara umum pembelajaran diwali dari kongkrit
menuju ke abstrak, dari sederhana menuju ke kompleks (rumit), dan dari mudah
menuju ke sulit dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Dalam
pembelajaran matematika prinsip pedagogis ini sangat menentukan tingkat
keberhasilan pembelajaran matematika. Contohnya ketika guru ingin mengajarkan
tentang penjumlahan bilangan bulat ditingkat SD, guru tidak boleh langsung
menjelsakan bahawa 1 + 2 = 3. Karena siswa bulum mengetahui tentang sismbol-
simbol pada matematika oleh karena itu guru perlu mengawali pembelajaran
dengan hal-hal yang konkrit misalnya :
2) Konstruktivisme
Belajar akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk
mengkonstruksi (membangun) sendiri pengetahuannya. Dalam hal ini tugas guru
adalah menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa melakukan
penemuan-ulang konsep, rumus, atau prinsip matematika di bawah bimbingan guru.
Dalam pembelajaran matematika prinsip konstruktivis ini sangat menentukan
tingkat keberhasilan pembelajaran matematika Karena apabila guru langsung
memberikan konsep, rumus, atau prinsip matematika tanpa melibatkan siswa untuk
menemukannya maka siswa akan cepat lupa dan merasa malas untuk mempelajarai
matematika karena menganggap terlalu banyak konsep, rumus, atau prinsip
matematika yang harus diingat. Berbeda halnya ketika siswa berhasil atau bisa
menkonsturksi pengetahuan mereka sendiri maka guru tidak perlu memberikan
begitu banyak rumus disetiap pembelajaran rumus matematika akan datang dengan
sendirinya jika siswa benar-benar menguasai konsep. Misalnya saja pernyataan
+ =
-
8
berikut. Beberapa bangun datar terdiri dari gabungan dari beberapa segitiga. Luas
segitiga sama dengan setengah alas dikalikan tinggi. Dengan memahami konsep ini,
tentu siswa tidak perlu menghafal rumus untuk mencari luas trapesium, persegi
panjang, layang-layang, dan sebagainya. Siswa dapat menemukan rumusnya sendiri
dengan menghitungnya melalui konsep dasar yang telah dimiliki dan tentunya
dengan latihan-latihan soal juga akan membuat siswa semakin paham dengan
konsep yang telah dimiliki.
3) Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika.
Siswa diberi kesempatan untuk banyak memecahkan masalah dengan cara sendiri.
Selain masalah tertutup (hanya mempunyai satu solusi), siswa juga perlu
menghadapi masalah terbuka (mempunyai lebih dari satu solusi). Saya sangat
setuju dengan prinsip ini karena dalam penyelesaian masalah matematika tidak
hanya ada satu cara penyelesaian melainkan banyak cara menyelesaikan
permasalahan yang dapat dilakukan oleh siswa. Diantaranya:
a) Strategi Act It Out, Strategi ini dapat membantu memvisualisasi masalah yang
mencakup dalam soal yang dihadapi.
b) Membuat Gambar atau Diagram, Straregi ini dapat membantu siswa untuk
mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan
antara komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan jelas.
c) Menemukan Pola, Kegiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan
suatu pola dari sejumlah data yang diberikan dapat mulai dilakukan melalui
sejumlah gambar atau bilangan. Kegiatan yang mungkin dilakukan antara lain
dengan melakukan observasi sifat sifat yang dimiliki bersama oleh kumpulan
gambar atau bilangan tersedia.
d) Membuat Table, Mengorganisasikan data dalam bentuk table dapat membantu kita
dalam menemukan suatu pola tertentu serta dalam mengidentifikasi informasi yang
lengkap.
e) Memperhatikan Semua Kemungkinan Secara Sistematik, Strategi ini biasanya
digunakan bersamaan dengan strategi mencari pola dan menggambar table. Dalam
menggunakan strategi ini kita tidak perlu memperhatikan semua kemungkinan yang
bisa terjadi. Yang kita perhatikan adalah semua kemungkian yang diperoleh
dengan cara yang sistematik. Yang dimaksud sistematik ini misalnya dengan
-
9
mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu. Namun demikian untuk
masalah masalah tertentu mungkin perlu memperhatikan semua kemungkinan
yang mungkin terjadi.
f) Tebak Dan Periksa ( Guess And Check ), Strategi menebak yang dimaksud adalah
menebak yang didasarkan pada alasan tertentu serta kehati - hatian. Selain itu
untuk dapat melakuakn tebakan dengan baik seseorang perlu memiliki pengalama
yang cukup mengenai masalah yang dihadapi.
g) Strategi Kerja Mundur, Suatu masalah kadang kadang disajikan dalam suatu cara
sehingga yang diketahui itu sebenarnya merupakan hasil dariu suatu proses
tertentu, sedangkan komponen yang muncul lebih awal.
h) Menentukan yang diketahui, yang ditanyakan dan informasi yang diperlukan,
Strategi ini merupakan cara penyelesaian yang sangat terkenal sehingga sering kali
muncul dalam buku buku matematika sekolah.
i) Menggunakan Kalimat Terbuka, Strategi ini termasuk sering diberikan dalam
matematika sekolah dasar.
j) Menyelesaikan Masalah Yang Mirip Atau Masalah Yang Mudah, Sebuah soal
adakalanya sulit untuk diselesaikan karena di dalamnya terkandung permasalahan
yang cukup kompleks misalnya menyangkut bilangan yang sangat besar, sangat
kecil atau berkaitan dengan pola yang kompleks. Untuk menyelesaikan masalah
yang seperti ini dapat dilakukan dengan cara analogi melalui penyelesaian masalah
yang mirip atau masalah yang lebih mudah.
k) Mengubah Sudut Pandang, Strategi ini digunakan setelah kita gagal menggunakan
strategi lainnya. Waktu kita mencoba menyelesaikan masalah, sebenarnya kita
mulai dengan sudut pandang tertentu atau mencoba menggunakan asumsi asumsi
tertentu. (Muhammad Turmuzi: 56-59).
Meskipun jawaban yang dicari hanya ada satu, tetapi cara mencari jawaban
tersebut adalah hal yang sangat menyenangkan. Selain dalam mengerjakannya itu
menyenangkan, banyak juga cara atau langkah yang dapat digunakan untuk
mencari suatu jawaban dalam sebuah permasalahan matematika. Contohnya saja
teorema Pythagoras. Banyak sekali bukti-bukti yang dapat menunjukkan kebenaran
teorema Pythagoras. Ada lebih dari 80 bukti untuk membuktikan satu teorema yaitu
teorema Pythagoras. Dengan membuat siswa merasa senang dalam proses
-
10
pembelajaran maka tujuan pembelajaran yang telah direncanakan akan dapat
tercapai.
4) Variasi strategi pembelajaran
Dalam pembelajaran matematika, guru perlu mengkombinasikan berbagai strategi
pembelajaran, seperti ekspositori (pemberian penjelasan), inkuiri (penyelidikan),
penugasan, dan permainan. Menurut saya penggunaan variasi strategi pembelajaran
matematika meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika dan membuat
tujuan pembelajaran yang telah didesain berdesarkan pendekatan sistem dapat
tercapai. Karena penggunaan strategi yang beragam akan membuat siswa tidak
merasa bosan selama pembelajaran.
5) Variasi pengelolaan siswa
Dalam pembelajaran matematika, guru perlu mengkombinasikan berbagai
pengelolaan siswa, seperti kerja individual (perseorangan), kerja kelompok
(cooperative learning), dan diskusi klasikal (melibatkan semua siswa di kelas
secara bersama-sama). Prinsip pembelajaran seperti ini memang sangat diperlukan
untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika disekolah karena
variasi pengelolaan siswa akan membuat siswa tidak merasa bosan dan meras
senang ketika belajar matematika.
6) Lingkungan fisik, sosial, dan budaya
Setiap sekolah memiliki ciri khas lingkungan belajar, kelompok siswa, orangtua,
dan masyarakat yang berbeda-beda dari segi fisik (alam), sosial, dan budaya. Guru
perlu mengenali hal ini untuk menetapkan strategi pembelajaran, organisasi kelas,
dan pemanfaatan sumber belajar yang efektif. Oleh karena itu prinsip ini akan
sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran karena dalam pendekatan
sistem lingkungan fisik, social dan budaya merupakan salah satu komponen yang
harus ada dan merupakan penentu dalam mendesain atau merancang sistem
pembelajaran.
7) Masalah kontekstual sebagai titik pangkal (starting point)
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan
dan pemecahan masalah kontekstual (masalah yang mengandung situasi yang
sudah dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari), dan kemudian secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep atau prinsip matematika. Oleh karena itu, sudah
-
11
selayak dan sepatutnya masalah kontekstual dijadikan sebagai titik pangkal
(starting point) untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika karena
selama ini siswa masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika
dalam kehidupan sehari-hari karena kurangnya guru dalam meberikan penekanan
dan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
8) Kelompok siswa normal, sedang, dan tinggi
alam pembelajaran matematika, guru melayani semua kelompok siswa, baik yang
normal, sedang, mau pun tinggi. Dalam hal ini guru perlu mengenal dan
mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut. Kelompok normal adalah
kelompok yang memerlukan waktu belajar relatif lebih lama dari kelompok sedang,
sehingga perlu diberikan pelayanan dalam bentuk menambah waktu belajar atau
memberikan remediasi (kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa mengatasi
kesulitan belajar). Sedangkan kelompok tinggi adalah kelompok yang memiliki
kecepatan belajar lebih cepat dari kelompok sedang, sehingga guru dapat
memberikan pelayanan dalam bentuk akselerasi (percepatan) belajar atau
pemberian materi pengayaan. Menurut saya prinsip yang kedelapan ini sangat
penting dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika dan jika dikaji
dari pendekatan sistem hal ini akan sangat membantu dalam proses perencanaan
atau desain sistem pembelajaran karena proses mengidentifikasi merupakan salah
satu tahapan dalam proses perencanaan sistem tersebut.
(5) Berikut model pembelajaran, Anda diminta mereview dan memberikan penilaian
terhadap model tersebut dari aspek-aspek yang terkait dengan pembelajaran.
-
12
Jawab:
Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pendekatan
pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk
menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat
menyelesaikannya. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada proses
penyelesaian masalah oleh peserta didik. Dalam prosesnya model pembelajaran ini
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif,
berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi
tantangan dalam kehidupan kedepan dan lingkungan yang bertambha kompleks.
Beberapa komponen yang dapat mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran dengan model pembeljaran ini adalah:
a. Kapabilitas Guru
Dalam mengajar sangat mempengaruhi kwalitas siswa yang menerima
pelajaran. Oleh karane itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dan
kapabilitas yang memadai untuk dapat menghadirkan masalah-masalah yang
akan diselesaikan oleh siswa.
b. Standar isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan. (http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103)
Dalam menerapkan suatu model pembelajaran, guru harus tetap
memperhatikan standar isi yang ada dalam tagihan kurikulum.
c. Kemampuan siswa.
Kegiatan menganalisis kemampuan dan karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan
untuk menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut.
Dengan demikian, mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa
adalah bertujuan untuk menentukan apa yang harus diajarkan tidak perlu
diajarkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Karena itu, kegiatan ini
http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103
-
13
sama sekali bukan untuk menentukan pra syarat dalam menyeleksi siswa
sebelum mengikuti pembelajaran.
d. Sumber belajar.
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri
seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Dalam
menggunakan suatu suber belajar harus disesuaikan dengan model
pembelajaran yang digunakan agar apa yang telah didesain atau direncanakan
dapat tercapai.
e. Tujuan akhir dari model pembeljaran ini adalah peserta didik diharapkan
mampu untuk menganalisis dan mengembangkan konten pengetahuannya.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika
peserta didik, salah satunya adalah kekurangtepatan dalam penggunaan model
pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, dalam setiap penggunaan pembelajaran
guru harus benar-benar memperhatikan dan menganalisis semua kompenen yang
mendukung model tersebut dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
(6) Anda diminta memberikan contoh satu RPP pelajaran Matematika Kurikulum
2013 SMA kelas XII (masuk dalam jawaban no ini), kemudian anda
menganalisinya dan menjelaskan lingkungan belajar seperti apa yang akan
diciptakan berdasarkan RPP tersebut, serta memenuhikah tagihan kurikulum
2013, berikan alasan.
Jawab:
Contoh RPP pelajaran Matematika kelas XII
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Bone-Bone
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Program : XII / IPA
Semester : Ganjil
-
14
Standar Kompetensi : 3. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan
transformasi dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.1.Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks
untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi
merupakan invers dari matriks persegi lain.
Indikator : 1. Mengenal matriks persegi.
2. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks.
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (2 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat mengenal matriks persegi.
b.Peserta didik dapat melakukan operasi aljabar atas dua matriks.
B. Materi Ajar
a. Pengertian, notasi, dan ordo suatu matriks.
b. Matriks persegi.
c. Operasi aljabar pada matriks.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama (2 jam pelajaran)
Pendahuluan
Apersepsi :
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik
diharapkan dapat mengenal matriks persegi, melakukan operasi aljabar atas dua
matriks, dan mengenal invers matriks persegi.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu
misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau
buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan
lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan
-
15
peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai pengertian matriks persegi,
cara melakukan operasi aljabar atas dua matriks, serta pengertian invers matriks
persegi, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut
(Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XII
Semester Ganjil Jilid 3A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 114-115
mengenai pengertian matriks, hal. 115-116 mengenai notasi dan ordo matriks,
hal. 116-118 mengenai jenis-jenis matriks, hal. 119-122 mengenai kesamaan
dua matriks, hal. 122-142 mengenai operasi aljabar pada matriks (penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan sifat-sifatnya), hal. 143-144 mengenai pengertian
matriks identitas).
b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
mengenai matriks persegi, operasi aljabar (penjumlahan, pengurangan,
perkalian) atas dua matriks, dan invers matriks persegi.
c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku
paket pada hal. 117 mengenai penentuan transpos matriks, hal. 119-120
mengenai kesamaan dua matriks, hal. 123-124 mengenai penentuan hasil dari
penjumlahan dua matriks, hal. 125-126 mengenai penentuan hasil dari
pengurangan dua matriks, hal. 129 mengenai penentuan hasil dari perkalian
matriks dengan bilangan real, hal. 133-136, 138-139 mengenai penentuan hasil
dari perkalian dua matriks, dan hal. 144 mengenai pembuktian bahwa suatu
matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai penentuan elemen-elemen
matriks, ordo dan transpos matriks, kesamaan dua matriks, penentuan hasil dari
penjumlahan dua matriks, pengurangan dua matriks, perkalian dua matriks,
serta pembuktian bahwa suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks
persegi lain, dari Aktivitas Kelas dalam buku paket hal. 118, 120, 125, 126-
127, 130, 137, 138, dan 145 sebagai tugas individu.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari
Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 118, 120, 125, 126-127, 130,
137, 138, dan 145.
f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal latihan dalam buku paket hal. 121-
122, 127-129, 131-132, dan 140-142 sebagai tugas individu.
-
16
Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai pengertian, notasi, dan
ordo suatu matriks, operasi aljabar pada matriks, serta pengertian invers
matriks persegi.
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan pengertian,
notasi, dan ordo suatu matriks, operasi aljabar pada matriks, serta pengertian
invers matriks persegi dari soal-soal latihan dalam buku paket pada hal. 121-
122, 127-129, 131-132, dan 140-142 yang belum terselesaikan di kelas atau dari
referensi lain.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XII
Semester Ganjil Jilid 3A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal.114-122,
122-142, 143-145.
Buku referensi lain.
Alat :
Laptop
LCD
OHP
F. Penilaian
Teknik : tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian singkat.
Contoh Instrumen :
1. Jika
88
95
3
23
54
2
q
pp, maka nilai p dan q adalah
2. Diketahui matriks
20
02A . Tentukan invers dari matriks A dan periksalah
dengan perkalian.
-
17
Mengetahui Bone-Bone, 10 Juli 2010
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Muhajir J., S.Pd. M. Zainal Abidin,S.Pd.I.
NIP. 197102231995121002 NIP. 1985061420090110
Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam
kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran. Oleh
karena itu, lingkungan belajar di sini memilki dua arti, yang pertama menunjuk
pada arti lingkungan yang bersifat fisik yang sering digunakan sebagai tempat
terjadinya proses belajar mengajar, dan yang kedua menunjuk pada arti lingkungan
non fisik atau segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang
diciptakan oleh guru melalui pemberian tugas-tugas yang diberikan maupun
melalui strategi serta gaya mengajar. Berdasarkan RPP tersebut Llingkungan
belajar yang bersifat fisik yang akan diciptakan agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai adalah guru harus mampu untuk:
1) Manajemen pengaturan siswa
Dengan adanya manajemen pengaturan siswa yang baik diharapkan akan
mampu untuk mendorong tumbuhnya interaksi social positif dan membuat siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran
2) Manajemen pengaturan waktu
Aspek waktu dalam manajemen lingkungan belajar sangat penting dalam
menentukan seberapa lama siswa akan memerlukan waktu untuk berdiskusi dalam
kelompok. Waktu adalah aspek yang penting dari struktur pembelajaran dan dapat
digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif.
Sedikit sekali guru yang mampu memperkirakan jauh sebelumnya seberapa
lama waktu yang diperlukan siswa mengerjakan tugas kelompok sebelum
melakukan sebelum mempresentasikan hasilnya didepan kelas. Dalam beberapa
strategi pengajaran, guru harus memutuskan terlebih dahulu aspek yang berkaitan
dengan waktu. Dengan keharusan itu, pengalokasian waktu setiap tugas dapat
-
18
dilakukan, khususnya karena tidak ada cara yang dianggap terbaik untuk
mengantisipasi kebutuhan waktu. Keputusan tentang kapan mengalihkan kegiatan
siswa ke tugas lain atau kapan merubah tugas yang dilakukan siswa biasanya
hanya didasarkan pada apa yang dilihat guru dari kemajuan siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung. Namun demikian guru harus mengetahui beberapa
prinsip yang dapat digunakan sebagai patokan, yaitu pertama, siswa harus
mendapatkan waktu yang cukup untuk mendapatkan manfaat dari overlearning,
dan kedua, guru harus dapat menyebabkan siswa berhadapan kembali dengan
tugas yang sama di lain waktu walaupun dalam bentuk yang sudah berubah.
3) Manajemen pengaturan ruangan
Manajemen pengaturan ruangan sangat diperlukan untuk menunjang
ketercapaian tujuan yang telah direncanakan. guru harus mampu mengembangkan
sistem untuk mengawasi kelasnya sehingga siswa dan guru dapat focus pada
belajar, bukan pada mengontrol kenakalan. guru harus memahami prinsip
manajemen kelas yang efektif dan dapat menggunakan berbagai variasi
manajemen untuk meningkatkan hubungan positif, kerjasama, dan pembelajaran
yang bertujuan dalam kelasnya.
Sedangkan lingkungan belajar non fisik yang harus diciptakan untuk
mendukung RPP tersebut adalah guru harus mampu menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif karena dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif
maka akan terjadi proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan peserta
didik dengan peserta didik lainnya dengan baik. Dan dalam kegiatan pembelajaran
guru harus mampu melibatkan peserta didik aktif secara maksimal untuk
mengembangkann kemampuan berpikir tinggi. Dan kemampuan berpikir tinggi
peserta didik ini akan tercermin dari adanya pertukaran ide-ide atau pengetahuan
antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Dan juga dalam proses
pembelajaran guru harus membuat peserta didik merasa senang, sehingga peserta
didik memiliki dorongan yang lebih untuk melakukan usaha dalam meraih hasil
belajar yang baik. Agar output hasil belajar siswa yang diharapkan dapat terpenuhi.
Berdasarkan hasil analisis RPP dan lingkungan belajar yang akan diciptakan
maka hal tersebut tidak akan mampu untuk memenuhi tagihan dalam kurikulum
2013. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam implementasi kurikulum
-
19
2013 guru tidak hanya dituntut untuk menanamkan pengetahuan melainkan guru
juga harus mampu membentuk sikap dan keterampilan siswa sebagai output dari
hasil proses pembelajaran. Sehingga dalam penyusunan RPP guru juga harus
menilai sikap dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran tidak hanya
menilai pengetahuan. Selain itu dalam RPP tersebut terlihat bahawa alat yang
digunakan untuk mengajar adalah Laptop, LCD dan OHP, akan tetapi dalam
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak terlihat adanya
penggunaan Laptop, LCD dan OHP tersebut. Dan juga guru belum mampu untuk
memberikan apersepsi dalam langkah awal pelaksanaan pembelajaran, padahal
dalam implementasi kurikulum 2013 guru dituntut untuk mampu menunjukkan
keterkaitan antara materi yang sekarang dibahas dengan materi sebelum dan
setelahnya nanti. Mengingat matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat
kontinu dan terintegrasi anata satu materi dengan materi lainnya.
(7) Lingkungan belajar merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
pembelajaran Matematika di sekolah, Berikan penjelasan dan tahapan yang
akan dilakukan ketika anda mengajar Matematika dengan menggunakan teori
belajar konstruktivisme.
Jawab:
Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam
kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran. Menurut
dun dan dun (1990) kondisi belajar atau lingkungan belajar yang kondusif dapat
mempengaruhi konsentrasi dan penerimaan informasi bagi siswa. Selain itu,
interaksi akan tercipta antar sesama peserta didik atau peserta didik dengan sumber
belajar, yang merupakan kegiatan penting dalam mengembangkan inkuiri
investigasi, dan dapat mendukung pengembangan literasi sains dan matematika.
Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang berbasis konstruktivis untuk
meningkatkan kemampuan literasi sains dan matematika peserta didik serta fokus
pada pengembangan kapabilitas pendidik dalam pengelolaan pembelajaran berbasis
inkuiri investigasi.
Adapun tahapan yang akan saya lakukan ketika mengajar matematika
dengan menggunakan model pembelajaran yang berbasis konstruktivis adalah
-
20
Tahap pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya
tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan
pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh
siswa dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, siswa
diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan
pemahamannya tentang konsep tersebut. Karena pengetahuan awal ini sangat
berguna untuk mempersiapkan diri siswa melakukan proses asimilasi untuk
mencapai keseimbangan pada proses selanjutnya.
Tahap kedua, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengumpuIan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data
dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara keseluruhan pada
tahap ini akan terpenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena dalam
lingkungannya.
Tahap ketiga, siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil
observasi siswa, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya, siswa
membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
Tahap keempat, guru berusaha menciptakan lingkungan belajar yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik
melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang berkaitan
dengan isu-isu dalam lingkungan siswa tersebut ( Yager,1991:55).
(8) Berikut salah satu model pembelajaran, anda diminta untuk menganalisisnya
dan memberikan penilaian terhadap model tersebut berdasarkan hasil analisis
anda dan dihubungkan dengan pembelajaran sebagai sistem.
-
21
Jawab:
Model pembelajaran ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau
tahap utama, yaitu (A)nalyze, (D)esign, (D)evelop, (I)mplement, dan (E)valuate.
Fase-fase dalam model ini akan diuraikan sebagai berikut :
1) Analyze (Analisis)
Analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu :
a. Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah
masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan
program pembelajaran atau perbaikan manajemen.
b. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan
kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari atau
kompetensi apa yang harus dicapai oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau
prestasi belajar.
Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai
solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.
2) Design (Rancangan)
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Langkah ini merupakan:
a. Inti dari langkah analisis adalah untuk mempelajari masalah kemudian
menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah
analisis kebutuhan.
b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar
yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran.
c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?
Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki
siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.
-
22
3) Develop (Pengembangan)
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan
memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih,
menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk
digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. Dalam melakukan
langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain
adalah :
a. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
b. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4) Implement (Implementasi)
Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah
keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Tujuan utama dari langkah ini antara lain :
a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah atau solusi untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
c. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki
kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan.
5) Evaluate (Evaluasi)
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program
pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :
a. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
b. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran.
-
23
c. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program
pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :
Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini?
Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program
pembelajaran?
Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran?
Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang telah dipelajari?
Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap
prestasi belajar siswa?
Jika dihubungkan dengan pembelajaran sebagai sistem maka model
pembelajaran ADDIE ini telah memenuhi tiga ciri utama dalam proses
pembelajaran yaitu setiap sistem memiliki tujuan, memiliki komponen dan
memiliki fungsi. Tujuan utama dari model pembelajaran ADDIE ini adalah untuk
mengembangkan sistem instruksional dalam pembelajaran. Dan setiap komponen
dalam model pembelajaran ini memiliki hubungan satu sama lain, dimana output
komponen pertama akan digunakan sebagai input pada komponen kedua dan begitu
seterusnya. Fungsi dari model pembeljaran ADDIE ini jika diimplementasi secara
sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu guru untuk merancang dan
menciptakan program pembelajaran yang lebih bermutu, efektif, efisien, dan
menarik.
(9) Berdasrkan pada permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses,
implementasi kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran
sesuai dengan permendikbud tersebut. Anda diminta mengkajinya dan
memberikan penjelasan secara menyeluruh terkait dengan prinsip-prinsip
tersebut dan menghubungkannya dengan lingkungan belajar yang akan
diciptakan jika prinsip-prinsip tersebut dilakukan.
-
24
Jawab:
Berdasarkan permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses, implementasi
kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip-prinsip:
1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu
Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 guru tidak lagi secara
langsung memberikan suatu konsep atau rumus akan tetapi guru harus menuntun
siswa untuk mencari tahu secara aktif tentang suatu konsep atau rumus atau den.
Agar siswa mampu mencari tahu tentang suatu konsep atau rumus maka guru harus
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung terjadinya proses tersebut.
Lingkungan belajar yang diciptakan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan non fisik yang keduanya saling mendukung agar siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuannya. Lingkungan fisik berupa manajemen pengaturan
siswa, manajemen pengaturan waktu dan manajemen pengaturan ruangan yang
fleksibel sedangkan lingkungan non fisik berupa pemberian Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang dapat menuntun siswa menemukan suatu konsep atau rumus.
2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar
Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 guru bukan lagi
merupakan satu-satunya sumber belajar akan tetapi banyak sumber belajar yang
dapat digunakan diantaranya berbagai macam buku, lembar kerja siswa (LKS),
internet dan lain sebagianya.
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan dan penggunaan
pendekatan ilmiah
Dengan pendekatan tekstual maka peserta didik hanya akan memperoleh
pemahaman yang berorientasi pada teks atau bacaan yang sudah ada. Oleh karena
itu dalam implementasi kurikulum 2013 guru harus menggunakan pendekatan
ilmiah agar peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui proses
mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan serta
guru harus mmberikan penguatan terhadap pengetahuan baru yang diperoleh oleh
siswa. Proses ini akan dapat terjadi jika lingkungan belajar yang ada berorientasi
pada peserta didik untuk bisa mengkonstruksi pengetahunnya sendiri.
-
25
4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
Konten adalah pengetahuan deklaratif (bersifat ringkas dan jelas).
Sedangkan Pembelajaran berbasis konten merupakan hal yang ingin siswa kita
ketahui berupa informasi dan fakta yang berhubungan dengan unit topic yang
diajarkan. (http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85).
Dalam implementasi kurikulum 2013 pembelajaran berbasis kompetensi
merupakan program pembelajaran di mana hasil belajar atau kompetensi yang
diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil
belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai. Adapun kompetensi
yang diharapkan itu harus meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dan
semua ini akan tercapai jika lingkungan belajar yang ada kondusif dan berorientasi
pada peserta didik.
5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dikatakan pembelajaran yang mempertautkan
dan menghubungkan beberapa KI, KD, Indikator, materi dalam satu tema atau
topic.
Menurut Notoatmodjo (2010:1), pengetahuan adalah hasil tahu, dan terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi pada pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sehingga dalam implementasi kurikulum 2013 diperlukan
lingkungan belajar yang membuat peserta didik dapat menggunakan panca
indranya untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan guru juga dituntut untuk dapat
merumuskan KI,KD, indicator dan materi kedalam suatui topic sehingga tujuan
yang telah dirumuskan dalam perencanaan sistem pembelajaran dapat tercapai.
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi
Dalam memberikaan masalah kepada siswa guru tidak lagi menekankan
jawaban tunggal dengan memberikan soal yang mudah dan tidak meningkatkan
kemampuan berpikir siswa akan tetapi guru harus bisa membuat soal yang
menekankan jawaban yang kebenarannya multidimensi. Oleh karena itu, guru harus
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat agar tercapai tujuan yang ingin
dicapai.
http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85
-
26
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif
Dalam implementasi kurikulum 2013 siswa tidak hanya dituntut untuk
menguasai materi akan tetapi siswa juga dituntut untuk dapat mengaplikasikan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Guru harus mampu
memacu siswa agar mampu berfikir logis dengan memberikan soal-soal penerapan
yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang kemudian diubah dalam bentuk
matematika atau model matematika. Siswa sendiri juga dapat mengembangkan
kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam matematika dengan belajar
menganalisa sesuatu berdasarkan langkah-langkah yang sesuai dengan teorema dan
konsep matematika. Penggunaan strategi pendekatan matematika realistik dalam
pembelajaran matematika dapat menjadi salah satu sarana untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini dapat digunakan karena pembelajaran
dengan pendekatan ini menggunakan permasalahan yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari sehingga siswa harus mampu mencari cara penyelesaiannya
dengan langkah-langkah yang sesuai.
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills)
Dalam implementasi kurikulum 2013, guru tidak hanya dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan siswa akan tetapi juga dituntuk membentuk sikap dan
keterampilan siswa. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan belajar yang dapat
membentuk sikap siswa seperti berani bertanya, bertanggung jawab, berpikir
rasional, kretif dan lain sebagainya.
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta diik
sebagai pembelajar sepanjang hayat
Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea yang berorientasi
bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal
seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai
mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa
belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang
kehidupan seseorang. Bedasarkan ide tersebut konsep belajar sepanjang hayat
sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuinglearning).
-
27
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani)
Implementasi ketiga ajaran dari Ki Hajar Dewantara Ing Ngarsa Sung
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dalam kurikulum 2013
tidak hanya bermaknaa untuk menyampaikan pelajaran dan memberi teladan, tetapi
juga menciptakan ide dan tentunya mendorong siswa untuk belajar dan
memaksimalisasi potensi diri. Hal penting yang perlu ditinggalkan adalah
keyakinan bahwa seorang guru berada di atas dan lebih pintar dibandingkan
siswa. Sebaliknya, dalam proses pembelajaran sebaiknya dapat menempatkan diri
pada posisi siswa. Lebih dari sekedar mengajar, seorang guru diharapkan dapat
menjadi teman dari siswa, memahami, membuka diskusi dan tentunya memberikan
motivasi. Tanpa disadari, kemampuan mendengar guru juga merupakan hal penting
yang perlu dimiliki dan dapat memberikan perubahan besar pada cara mengajar dan
tingkat kedekatan dengan siswa. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan dapat tercapai.
11) Pembelajaran berlangsusng di rumah, di sekolah, dan di masyarakat
Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 proses pembelajaran
tidak hanya berlangsung di sekolah melainkan di rumah dan di masyarakat juga
terjadi proses pembelajaran karena dimana saja kita dapat memperoleh
pengetahuan. Dan untuk mengimplementasikan hal tersebut guru perlu mendesain
atau merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar
dimana saja dan kapan saja.
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas
Maksudnya adalah dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 semua
siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan setiap siswa memiliki
kesempatan untuk mengkomunikasikan kepada siswa lainnya tentang pengetahuan
yang telah mereka konstruksi tersebut sehingga dalam proses pembelajaran guru
bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi karena didalam kelas siswa juga
dapat dijadikan guru atau dengan kata lain dari proses pengajaran menjadi proses
pembelajaran. Sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan lingkungan belajar
-
28
yang kondusif yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar dengan
baik dan dapat terjadi interaksi antara peserta didik yang satu dengan peserta didik
lainnya. Dan proses pembelajaran tidak harus berlangsung didalam kelas tetapi bisa
dimana saja sesuai dengan materi pelajaran yang dapat mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran
Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 guru harus bisa memaksimalkan
pemanfaatn teknologi informasi (dalam mengolah data, mengambangkan penalaran
dan memprediksi fenomena) dan komunikasi secara maksimal untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus diarahkan ke
arah yang lebih fleksibel dalam kaitannya dengan ruang dan waktu. Misalnya guru
menyajikan bahan ajar dengan suara dan gambar yang dinamis sehingga tidak
membosankan serta padat informasi. Dan berikut adalah beberapa contoh
pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran:
a. Presentasi power point
b. Memutar video dan lagu/musik yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang
disela-sela kegiatan belajar siswa, misalnya saat siswa mengakses materi pelajaran
melalui internet
Video Pembelajaran.
CD Media Ajar Berbasis HTML
Multimedia Pembelajaran Interaktif
c. Menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran
d. Mengirim informasi atau pesan dari guru (komputer server) ke siswa (computer
client)
e. Mengirim tugas atau ulangan kepada siswa dan mengumpulkannya
kembali melalui komputer server
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses materi melalui Internet
g. Menggunakan ruang khusus sebagai laborarotorium bahasa karena di dalamnya
terdapat headphone yang disambungkan dengan tiap computer dan bisa mendengar
suara guru dari computer server (Singgih Prabowo:1)
Dan untuk itu diperlukan lingkungan belajar yang sarana prasana atau
fasilitasnya memadai.
-
29
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus menekankan bahwa kita
semua berasal dari suku dan latar belakang budaya yang berbeda akan tetapi tujuan
kita disini adalah satu yaitu untuk dapat belajar dan memperoleh pengetahuan. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran kita harus saling menghargai dan
menghormati.
(10) Alessi And Trollop (2001:7-10) stated that process of instruction has four
components that usually, but not necessarily, are implemented in this order. 1.
Presentation of information to learners (e.g. with tuttorials or hypermedia). 2.
Guidance of learners first interaction with the material . 3. Learners
practicing the material to enhance fluency and maintenance (drills,
simulations, construction tools, etc.) and 4. Assessment of learners to
determine how well they have learned the material anf what they should do
next. Anda diminta memberikan penilaian terhadap komponen-komponen
tersebut secara komprehensif dan menghubungkannya dengan implementasi
kurikulum Matematika 2013.
Jawab:
komponen-komponen tersebut telah sesuai dengan standar proses dalam kurikulum
2013. Karena dalam pelaksanaannya guru tidak lagi berperan sebagai penceramah
melainkan sebagai guide atau hanya sebagai penyaji informasi awal peserta
didik. Untuk komponen yang ke-2 guru meberikan bimbingan selama proses siswa
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui mengamati, menanya,
mengeksplorasi dan mengasosiasi serta mengkomunikasikan. Sehingga terjadi
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan peserta didik dengan
peserta didik. Untuk komponen yang ke-3 guru memberikan umpan balik untuk
menguatkan pengetahuan siswa dengan penugasan tertulis maupun pemberian
projek agar siswa dapat mengaplikasikan pengetauannya. Dan untuk komponen
yang terakhir guru memberikan penilaian kepada peserta didik untuk menentukan
seberapa baik mereka telah belajar materi dan apa yang harus mereka lakukan
selanjutnya. Dan berdasrkan hasil penilaian ini guru dapat mengevaluasi terhadap
hasil belajar apakah tujuan yang sudah direncanakan tercapai atau belum dan jika
tidak maka dalam proses pembelajaran selanjutnya guru harus menciptakan
-
30
lingkungan belajar yang lebih kondusif agar tujuan pembelajaran yang sudah
direncanakan dapat tercapai.
-
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. Model pembelajaran 5 E. ( diakses
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-5e.html Pada
hari Minggu, 2 November 2014 pukul 14:27 Wita).
. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E. (diakses
http://wytr33.wordpress.com/2012/12/25/model-pembelajaran-learning-cycle-5e/ Pada
hari Minggu, 2 November 2014 pukul 14:20 Wita).
. Pembelajaran Berbasis Konten. ( diakses
http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85 Pada hari Minggu, 2
November 2014 pukul 14:00 Wita).
. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar Learning Cycle. ( diakses
http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-
belajar-learning-cycle/ Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 14:30 Wita).
. Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran. ( diakses http://kuliahgratis.net/pendekatan-
sistem-dalam-pembelajaran-2/ Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 20:25 Wita).
. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika. ( diakses
http://pmatandy.blogspot.com/2008/12/prinsip-prinsip-pembelajaran-matematika.html
Pada hari Sabtu, 1 November 2014 pukul 17:30 Wita).
. Standar Isi. ( diakses http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103 pada hari Senin 3
November 1014 pukul 21:30 Wita).
Anthony W. Lorsbach. Leraning Cycle. ( diakses
http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm Pada hari Minggu, 2 November
2014 pukul 14:35 Wita).
Fadilah, Syarifah. Pendekatan Sistem dalam Kegiatan Pembelajaran ( diakses
http://www.slideshare.net/SyarifahFadlilahAlaydarus/bab-2-pendekatan-sistem-dalam-
kegiatan-pembelajaran Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 20:15 Wita).
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-5e.htmlhttp://wytr33.wordpress.com/2012/12/25/model-pembelajaran-learning-cycle-5e/http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/http://kuliahgratis.net/pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran-2/http://kuliahgratis.net/pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran-2/http://pmatandy.blogspot.com/2008/12/prinsip-prinsip-pembelajaran-matematika.htmlhttp://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htmhttp://www.slideshare.net/SyarifahFadlilahAlaydarus/bab-2-pendekatan-sistem-dalam-kegiatan-pembelajaranhttp://www.slideshare.net/SyarifahFadlilahAlaydarus/bab-2-pendekatan-sistem-dalam-kegiatan-pembelajaran
-
Fajar, Ibnu. Model-Model Pembelajaran. ( diakses
http://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-
dengan-kurikulum-2013/ Pada hari Senin, 3 November 2014 pukul 17:30 Wita).
Nurdiansah, Andi. Pendekatan Sistem. (diakses
http://andinurdiansah.blogspot.com/2010/10/manfaat-pendekatan-sistem-dalam.html
Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 20:18 Wita).
Rahardirah. Prinsip-prinsip Standar Proses Kurikulum 2013. ( diakses
http://rahadirah.blogspot.com/2013/09/14-prinsip-standar-proses-kk-2013.html Pada
hari Senin, 3 November 2014 pukul 16:45 Wita).
Singgih. Pembelajaran Berbasis IT. ( diakses http://singgihcongol.wordpress.com/artikel-
2/pembelajaran-berbasis-it/ Pada hari Sabtu, 1 November 2014 pukul 17:00 Wita).
Soebagio dkk. 2001. Penggunaan Siklus belajar dan Peta Konsep untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Konsep Asam-Basa. PPGSM.
Turmuzi, Ahmad. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika. Universitas Mataram
http://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/http://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/http://andinurdiansah.blogspot.com/2010/10/manfaat-pendekatan-sistem-dalam.htmlhttp://rahadirah.blogspot.com/2013/09/14-prinsip-standar-proses-kk-2013.htmlhttp://singgihcongol.wordpress.com/artikel-2/pembelajaran-berbasis-it/http://singgihcongol.wordpress.com/artikel-2/pembelajaran-berbasis-it/
-
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : Umu Salamah
2. No. Mahasiswa : E1R 012 050
3. Program Study : Pendidikan Matematika
4. Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
5. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
6. Semester : Lima (V)
Dengan ini menyatakan yang sebenarnya bahwa saya mengerjakan soal Ujian Tengah Semester
Belajar dan Pembeajaran 2 tanpa kerja sama dengan orang lain atau dikerjakan orang lain.
Demikian, surat pernyataan ini agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mataram, 2 November 2014
Hormat Saya,
Umu Salamah
NIM. E1R 012 050