umu_e1r012050_5_uts_s1mat_pagi.pdf

34
UJIAN TENGAH SEMESTER BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2 OLEH NAMA : UMU SALAMAH NIM : E1R 012 050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014

Upload: ummu-chan-alhawarizmybieber

Post on 19-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • UJIAN TENGAH SEMESTER

    BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2

    OLEH

    NAMA : UMU SALAMAH

    NIM : E1R 012 050

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MATARAM

    2014

  • 1

    (1) Seorang guru harus memahami taksonomi capaian pembelajaran dengan baik

    yang mencakup 3 aspek/ranah. Berikan penjelasan secara menyeluruh dengan

    memberikan contoh efeknya ketika guru tidak memahaminya dan kelebihannya

    ketika guru memahaminya dengan baik.

    Jawab:

    Taksonomi capaian atau tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi

    3 ranah, yaitu:

    a. Kognitif

    b. Afektif

    c. Psikomotor

    Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu

    dipertimbangkan dalam melaksanakn pembelajaran. Karena segala kegiatan

    pembelajaran muaranya adalah pada tercapainya tujuan tersebut.

    Ketika guru tidak memahami tentang taksonomi capaian pembelajaran maka

    dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru tidak akan dapat mengajar

    dengan baik atau dengan kata lain terjadi inefektivitas dan inefisinsi dalam

    pembelajaran serta proses pembelajaran akan berjalan dengan tidak ada tujuan

    yang ingin dicapai sehingga guru tidak dapat menjamin bahwa akan mendapatkan

    hasil belajar yang baik. Selain itu dalam proses evaluasi guru tersebut tidak akan

    mampu membuat instrumen penelian dengan baik dan profesional karena dari awal

    guru tersebut tidak mengetahui tentang taksonomi capaian pembelajaran yang

    berakibat pada tidak mampunya guru merumuskan tujuan pembelajaran untuk

    mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran dan pemahaman siswa

    terhadap materi yang diajarkan.

    Sedangkan ketika guru memahami tentang taksonomi capaian pembelajaran

    secara menyeluruh maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru guru

    akan memperoleh kelebihan yang sangat banyak, diantaranya:

    a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.

    b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang

    dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.

  • 2

    c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya

    disajikan dalam setiap pertemuan.

    d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.

    e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar

    mengajar yang paling cocok dan menarik.

    f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan media, peralatan

    maupun bahan dalam keperluan belajar lainnya.

    g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar.

    h. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan

    hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

    i. Untuk mengukur hasil pengajaran dalam proses pembelajaran , misalnya:

    1) Ranah koginitif diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,

    menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.

    2) Ranah afektif diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,

    menghayati, dan mengamalkan.

    3) Ranah psikomotor diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,

    menalar, menyaji, dan mencipta.

    Dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

    disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi

    mata pelajaran, menata urutan topic-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam

    memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyeiakan

    ukurn (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sebagai

    seorang pendidik guru harus memahami tentang taksonomi capaian pembelajaran

    untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran yang

    ingin dicapai dalam proses pembelajaran.

    (2) Dalam pengembangan pembelajaran sebaiknya menggunakan pendekatan

    sistem, bagaimana peran guru dalam proses tersebut dan berikan penjelasan

    secara menyeluruh serta contohnya ketika guru tidak melakukannya dengan

    baik.

    Jawab:

    Sistem dapat dikatakan sebagai suatu komponen atau unsur-unsur yang

    berinteraksi satu sama lain menuju ke suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

  • 3

    Cara berpikir dengan menggunakan konsep sistem disebut pendekatan sistem.

    Pendekatan sistem adalah suatu proses pencapaian hasil secara efektif dan efisien

    atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang ada.

    Pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistem harus mempunyai

    sejumlah komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Komponen

    dalam sistem pembelajaran meliputi siswa, guru, tujuan, materi, metode, fasilitas,

    evaluasi dan lingkungan. Semua komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang

    tidak dapat dipisahkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif

    dan efisien.

    Peran guru dalam pengembangangan pendekatan sistem dalam kegiatan

    pembelajaran adalah sebagai perencana dan pelaksana. Maksudnya adalah guru

    yang merancang sistem instruksional dan guru yang melaksanakan apa yang telah

    dirancang. Dalam proses merancang dan melaksanakan guru harus mendesain

    dirinya sendiri dalam kerangka sistem belajar yang dikembangkannya. Maksud

    guru mendesain adalah guru membuat skenario atau alur sendiri dalam

    pembelajaran. Dalam merencanakan pembelajaran dengan pendekatan sistrm harus

    memuat proses penyusunan materi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran,

    penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu

    alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan

    yang telah ditentukan.

    Adapun manfaat merencanakan pembelajaran dengan pendekatan sistem

    diantaranya sebagai berikut:

    1) Dengan tujuan yang jelas, maka guru dapat menetapkan arah dan sasaran

    dengan pasti. Perumusan tujuan merupakan salah satu karakteristik pendekatan

    sistem. Penentuan komponen-komponen pembelajaran pada dasarnya

    diarahkan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan sistem, setiap guru

    dapat lebih memahami tujuan dan arah pembelajaran untuk menentukan

    langkah-langkah pembelajaran dan pengembangan komponen yang lain, dan

    dapat dijadikan kriteria efektivitas proses pembelajaran.

    2) Pendekatan sistem menuntun guru pada kegiatan yang sistematis. Berpikir

    secara sistem adalah berpikir runtut, sehingga melalui langkah-langkah yang

    jelas dan pasti memungkinkan hasil yang diperoleh akan maksimal.

  • 4

    3) Pendekatan sistem dapat merancang pembelajaran dengan mengoptimalkan

    segala potensi dan sumber daya yang tersedia. Jadi berpikir sistematis adalah

    berpikir bagaimana agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.

    4) Dengan pendekatan sistem guru dapat membandingkan prilaku nyata dan

    prilalu yang direncanakan. Prilaku yang terkait dengan pengethauan, sikap dan

    keterampilan.

    5) Pendekatan sistem dapat memberikan umpan balik. Melalui umpan balik,

    dalam pendekatan sistem, dapat diketahui apakah tujuan telah berhasil dicapai

    atau belum.

    Ketika guru tidak menggunakan pendekatan sistem dengan baik dalam

    pembelajaran maka guru akan mengalami kesulitan untuk mengetahui keadaan

    sistem yang ada yang terkait dengan sumber dan hambatan dalam mencapai tujuan

    pembelajaran. Guru akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran karena

    guru tidak pernah merencanakan dan mendesain apa yang akan dilakukan guru

    ketika pelaksanaan pembelajaran, apa yang dibutuhkan (terkait dengan materi,

    fasilitas dan perlengkapan) ketika pelaksanaan pembelajaran, dan guru tidak akan

    dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

    Oleh karena itu sebagai pendidik, guru harus menggunakan pendekatan

    sistem dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

    baik dan guru dapat mengevaluasi proses pembelajaran ketika apa yang

    direncanakan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

    (3) Model pembelajaran 5E terdiri dari fase: engagement, exploration, explanation,

    elaboration, and evaluation. Bagaimanakah model 5E jika dihubungkan dengan

    standar implementasi kurikulum 2013? Berikan penjelasan dan alasan yang

    komprehensif.

    Jawab:

    Menurut Soebagio, dkk (2001:50) Learning Cycle merupakan suatu model

    pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri atau

    memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya kesalahan konsep, dan

    memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep yang telah

    dipelajari pada situasi baru. Implementasi model pembelajaran Leraning Cycle

  • 5

    dalam pembelajaran sesuai dengan pndangan konstruktivisme dimana pengetahuan

    dibangun pada diri peserta didik.

    Langkah-langkah dalam setiap tahap pembelajaran Learning Cycle 5E

    dijelaskan oleh Anthony W. Lorsbach (2002) sebagai berikut:

    a. Tahap Engagement. Pada tahap ini guru menyiapkan atau mengkondisikan

    siswa untuk belajar, membangkitkan minat siswa pada pelajaran matematika,

    dan melakukan Tanya jawab dalam mengeksplorasi pengetahuan awal siswa.

    b. Tahap Exploration. Pada tahap ini siswa bekerja sama dalam kelompok-

    kelompok kecil untuk mengerjakan LKS tanpa pengajaran langsung dari guru.

    Siswa mempelajari konsep sendiri dari berbagai sumber yang dimiliki dan

    mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Dalam hal ini guru berperan

    sebagi fasilitator.

    c. Tahap Explanation. Tahap ini merupakan tahap diskusi klasikal. Pada tahap ini

    siswa menjelaskan konsep hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka

    sendiri, menunjukkan bukti dan klasifikasi dari penjelasan mereka, serta

    membandingkan argument yang mereka miliki dengan argument dari siswa

    lain.

    d. Tahap Elaboration. Pada tahap ini siswa mengaplikasikan konsep yang mereka

    dapatkan untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.

    e. Tahap Evaluation. Evaluasi dapat dilakukan melalui pemberian tes (quiz) atau

    open ended question diakhir pembejaran untuk mengetahui sejauh mana

    tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.

    (http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm)

    Sehingga model pembelajaran 5E apabila diimplementasikan dalam

    kurikulum 2013 akan memenuhi standar proses pembelajaran. Karena sebagaimana

    kita ketahui bersama bahwa dalam standar proses kurikulum 2013 meliputi

    mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan

    untuk meningkatkan kreativitas peserta didik termuat juga dalam model

    pembelajaran 5E. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam

    jejaringan melalui colaborative learning. Apabila 5E diimplementasikan dalam

    kurikulum 2013 maka proses setiap tahapan akan menjadi:

    http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm

  • 6

    1) Tahap Engagement. Dalam mengeksplorasi pengetahuan awal siswa guru dapat

    meminta siswa untuk mengamati lingkungan sekitar contohnya adalah dalam

    pembelajaran materi bilangan bulat guru dapat meminta siswa untuk mengamati

    peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan

    penggunaan bilangan bulat (positif, nol, dan negatif) seperti zona pembagian waktu

    berdasarkan GMT (Greenwich Merediam Time), temperatur atau suhu berbagai

    benda, ketinggian pohon atau daratan, kedalaman dibawah permukaan laut dan

    sebagainya. Mengamati tayangan video atau gambar misalkan tentang keadaan

    suhu diberbagai negara, ketinggian suatu wilayah di berbagai daerah dan lain

    sebagainya.

    2) Tahap Exploration. Dalam implementasi kurikulum 2013 pada tahap ini siswa

    diminta untuk mengerjakan LKS dengan kelompoknya untuk menemukan suatu

    konsep tanpa pengajaran langsung dari guru. Dalam hal ini guru berperan sebagi

    fasilitator. Ketika pengerjaan LKS berlangsung maka akan terjadi proses

    mengamati, menanya, mengeksplorasi dan mengasosiasi. Siswa mengamati

    permasalahan yang ditampilkan oleh guru. Akan terjadi proses tanya jawab ketika

    siswa tidak memahami permasalahan yang ditampilkan oleh guru dan setelah

    memahami permasalahan yang ditampilkan guru dalam diskusi siswa akan

    mengeksplorasi pengetahun yang telah dimiliki dan mengasosiasi permasalahan

    yang ada sehinga dalam diskusi siswa akan mampu untuk menemukan suatu

    konsep.

    3) Tahap Explanation. Pada tahap ini beberapa kelompok akan mengkomunikasikan

    hasil diskusinya didepan kelas dan kelompok lain akan menanggapi dan

    memberikan masukan serta kritikan kepada kelompok yang mempresentasikan

    hasil diskusinya. Dan dalam tahap ini juga guru akan memberikan penguatan

    terhadap konsep yang telah ditemukan siswa.

    4) Tahap Elaboration. Pada tahap ini siswa mengaplikasikan konsep yang mereka

    dapatkan untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.

    5) Tahap Evaluation. Evaluasi dapat dilakukan melalui pemberian tugas diakhir

    pembejaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap

    konsep yang telah dipelajari.

  • 7

    (4) Berikan analisis terhadap prinsip-prinsip pembelajaran matematika, kemudian

    berikan penjelasan dan penilaian terhadap prinsip-prinsip tersebut kaitannya

    dengan tingkat keberhasilan pembelajaran matematika dan kaji dari aspek

    pembelajaran matematika sebagai suatu sistem.

    Jawab:

    Pembelajaran matematika menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:

    1) Prinsip pedagogis (pendidikan) secara umum pembelajaran diwali dari kongkrit

    menuju ke abstrak, dari sederhana menuju ke kompleks (rumit), dan dari mudah

    menuju ke sulit dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Dalam

    pembelajaran matematika prinsip pedagogis ini sangat menentukan tingkat

    keberhasilan pembelajaran matematika. Contohnya ketika guru ingin mengajarkan

    tentang penjumlahan bilangan bulat ditingkat SD, guru tidak boleh langsung

    menjelsakan bahawa 1 + 2 = 3. Karena siswa bulum mengetahui tentang sismbol-

    simbol pada matematika oleh karena itu guru perlu mengawali pembelajaran

    dengan hal-hal yang konkrit misalnya :

    2) Konstruktivisme

    Belajar akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk

    mengkonstruksi (membangun) sendiri pengetahuannya. Dalam hal ini tugas guru

    adalah menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa melakukan

    penemuan-ulang konsep, rumus, atau prinsip matematika di bawah bimbingan guru.

    Dalam pembelajaran matematika prinsip konstruktivis ini sangat menentukan

    tingkat keberhasilan pembelajaran matematika Karena apabila guru langsung

    memberikan konsep, rumus, atau prinsip matematika tanpa melibatkan siswa untuk

    menemukannya maka siswa akan cepat lupa dan merasa malas untuk mempelajarai

    matematika karena menganggap terlalu banyak konsep, rumus, atau prinsip

    matematika yang harus diingat. Berbeda halnya ketika siswa berhasil atau bisa

    menkonsturksi pengetahuan mereka sendiri maka guru tidak perlu memberikan

    begitu banyak rumus disetiap pembelajaran rumus matematika akan datang dengan

    sendirinya jika siswa benar-benar menguasai konsep. Misalnya saja pernyataan

    + =

  • 8

    berikut. Beberapa bangun datar terdiri dari gabungan dari beberapa segitiga. Luas

    segitiga sama dengan setengah alas dikalikan tinggi. Dengan memahami konsep ini,

    tentu siswa tidak perlu menghafal rumus untuk mencari luas trapesium, persegi

    panjang, layang-layang, dan sebagainya. Siswa dapat menemukan rumusnya sendiri

    dengan menghitungnya melalui konsep dasar yang telah dimiliki dan tentunya

    dengan latihan-latihan soal juga akan membuat siswa semakin paham dengan

    konsep yang telah dimiliki.

    3) Pendekatan pemecahan masalah

    Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika.

    Siswa diberi kesempatan untuk banyak memecahkan masalah dengan cara sendiri.

    Selain masalah tertutup (hanya mempunyai satu solusi), siswa juga perlu

    menghadapi masalah terbuka (mempunyai lebih dari satu solusi). Saya sangat

    setuju dengan prinsip ini karena dalam penyelesaian masalah matematika tidak

    hanya ada satu cara penyelesaian melainkan banyak cara menyelesaikan

    permasalahan yang dapat dilakukan oleh siswa. Diantaranya:

    a) Strategi Act It Out, Strategi ini dapat membantu memvisualisasi masalah yang

    mencakup dalam soal yang dihadapi.

    b) Membuat Gambar atau Diagram, Straregi ini dapat membantu siswa untuk

    mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan

    antara komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan jelas.

    c) Menemukan Pola, Kegiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan

    suatu pola dari sejumlah data yang diberikan dapat mulai dilakukan melalui

    sejumlah gambar atau bilangan. Kegiatan yang mungkin dilakukan antara lain

    dengan melakukan observasi sifat sifat yang dimiliki bersama oleh kumpulan

    gambar atau bilangan tersedia.

    d) Membuat Table, Mengorganisasikan data dalam bentuk table dapat membantu kita

    dalam menemukan suatu pola tertentu serta dalam mengidentifikasi informasi yang

    lengkap.

    e) Memperhatikan Semua Kemungkinan Secara Sistematik, Strategi ini biasanya

    digunakan bersamaan dengan strategi mencari pola dan menggambar table. Dalam

    menggunakan strategi ini kita tidak perlu memperhatikan semua kemungkinan yang

    bisa terjadi. Yang kita perhatikan adalah semua kemungkian yang diperoleh

    dengan cara yang sistematik. Yang dimaksud sistematik ini misalnya dengan

  • 9

    mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu. Namun demikian untuk

    masalah masalah tertentu mungkin perlu memperhatikan semua kemungkinan

    yang mungkin terjadi.

    f) Tebak Dan Periksa ( Guess And Check ), Strategi menebak yang dimaksud adalah

    menebak yang didasarkan pada alasan tertentu serta kehati - hatian. Selain itu

    untuk dapat melakuakn tebakan dengan baik seseorang perlu memiliki pengalama

    yang cukup mengenai masalah yang dihadapi.

    g) Strategi Kerja Mundur, Suatu masalah kadang kadang disajikan dalam suatu cara

    sehingga yang diketahui itu sebenarnya merupakan hasil dariu suatu proses

    tertentu, sedangkan komponen yang muncul lebih awal.

    h) Menentukan yang diketahui, yang ditanyakan dan informasi yang diperlukan,

    Strategi ini merupakan cara penyelesaian yang sangat terkenal sehingga sering kali

    muncul dalam buku buku matematika sekolah.

    i) Menggunakan Kalimat Terbuka, Strategi ini termasuk sering diberikan dalam

    matematika sekolah dasar.

    j) Menyelesaikan Masalah Yang Mirip Atau Masalah Yang Mudah, Sebuah soal

    adakalanya sulit untuk diselesaikan karena di dalamnya terkandung permasalahan

    yang cukup kompleks misalnya menyangkut bilangan yang sangat besar, sangat

    kecil atau berkaitan dengan pola yang kompleks. Untuk menyelesaikan masalah

    yang seperti ini dapat dilakukan dengan cara analogi melalui penyelesaian masalah

    yang mirip atau masalah yang lebih mudah.

    k) Mengubah Sudut Pandang, Strategi ini digunakan setelah kita gagal menggunakan

    strategi lainnya. Waktu kita mencoba menyelesaikan masalah, sebenarnya kita

    mulai dengan sudut pandang tertentu atau mencoba menggunakan asumsi asumsi

    tertentu. (Muhammad Turmuzi: 56-59).

    Meskipun jawaban yang dicari hanya ada satu, tetapi cara mencari jawaban

    tersebut adalah hal yang sangat menyenangkan. Selain dalam mengerjakannya itu

    menyenangkan, banyak juga cara atau langkah yang dapat digunakan untuk

    mencari suatu jawaban dalam sebuah permasalahan matematika. Contohnya saja

    teorema Pythagoras. Banyak sekali bukti-bukti yang dapat menunjukkan kebenaran

    teorema Pythagoras. Ada lebih dari 80 bukti untuk membuktikan satu teorema yaitu

    teorema Pythagoras. Dengan membuat siswa merasa senang dalam proses

  • 10

    pembelajaran maka tujuan pembelajaran yang telah direncanakan akan dapat

    tercapai.

    4) Variasi strategi pembelajaran

    Dalam pembelajaran matematika, guru perlu mengkombinasikan berbagai strategi

    pembelajaran, seperti ekspositori (pemberian penjelasan), inkuiri (penyelidikan),

    penugasan, dan permainan. Menurut saya penggunaan variasi strategi pembelajaran

    matematika meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika dan membuat

    tujuan pembelajaran yang telah didesain berdesarkan pendekatan sistem dapat

    tercapai. Karena penggunaan strategi yang beragam akan membuat siswa tidak

    merasa bosan selama pembelajaran.

    5) Variasi pengelolaan siswa

    Dalam pembelajaran matematika, guru perlu mengkombinasikan berbagai

    pengelolaan siswa, seperti kerja individual (perseorangan), kerja kelompok

    (cooperative learning), dan diskusi klasikal (melibatkan semua siswa di kelas

    secara bersama-sama). Prinsip pembelajaran seperti ini memang sangat diperlukan

    untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika disekolah karena

    variasi pengelolaan siswa akan membuat siswa tidak merasa bosan dan meras

    senang ketika belajar matematika.

    6) Lingkungan fisik, sosial, dan budaya

    Setiap sekolah memiliki ciri khas lingkungan belajar, kelompok siswa, orangtua,

    dan masyarakat yang berbeda-beda dari segi fisik (alam), sosial, dan budaya. Guru

    perlu mengenali hal ini untuk menetapkan strategi pembelajaran, organisasi kelas,

    dan pemanfaatan sumber belajar yang efektif. Oleh karena itu prinsip ini akan

    sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran karena dalam pendekatan

    sistem lingkungan fisik, social dan budaya merupakan salah satu komponen yang

    harus ada dan merupakan penentu dalam mendesain atau merancang sistem

    pembelajaran.

    7) Masalah kontekstual sebagai titik pangkal (starting point)

    Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika dimulai dengan pengenalan

    dan pemecahan masalah kontekstual (masalah yang mengandung situasi yang

    sudah dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari), dan kemudian secara bertahap

    dibimbing untuk menguasai konsep atau prinsip matematika. Oleh karena itu, sudah

  • 11

    selayak dan sepatutnya masalah kontekstual dijadikan sebagai titik pangkal

    (starting point) untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika karena

    selama ini siswa masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika

    dalam kehidupan sehari-hari karena kurangnya guru dalam meberikan penekanan

    dan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

    8) Kelompok siswa normal, sedang, dan tinggi

    alam pembelajaran matematika, guru melayani semua kelompok siswa, baik yang

    normal, sedang, mau pun tinggi. Dalam hal ini guru perlu mengenal dan

    mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut. Kelompok normal adalah

    kelompok yang memerlukan waktu belajar relatif lebih lama dari kelompok sedang,

    sehingga perlu diberikan pelayanan dalam bentuk menambah waktu belajar atau

    memberikan remediasi (kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa mengatasi

    kesulitan belajar). Sedangkan kelompok tinggi adalah kelompok yang memiliki

    kecepatan belajar lebih cepat dari kelompok sedang, sehingga guru dapat

    memberikan pelayanan dalam bentuk akselerasi (percepatan) belajar atau

    pemberian materi pengayaan. Menurut saya prinsip yang kedelapan ini sangat

    penting dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran matematika dan jika dikaji

    dari pendekatan sistem hal ini akan sangat membantu dalam proses perencanaan

    atau desain sistem pembelajaran karena proses mengidentifikasi merupakan salah

    satu tahapan dalam proses perencanaan sistem tersebut.

    (5) Berikut model pembelajaran, Anda diminta mereview dan memberikan penilaian

    terhadap model tersebut dari aspek-aspek yang terkait dengan pembelajaran.

  • 12

    Jawab:

    Model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pendekatan

    pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk

    menyelesaikan masalah itu siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat

    menyelesaikannya. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada proses

    penyelesaian masalah oleh peserta didik. Dalam prosesnya model pembelajaran ini

    melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif,

    berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan

    masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi

    tantangan dalam kehidupan kedepan dan lingkungan yang bertambha kompleks.

    Beberapa komponen yang dapat mendukung tercapainya tujuan

    pembelajaran dengan model pembeljaran ini adalah:

    a. Kapabilitas Guru

    Dalam mengajar sangat mempengaruhi kwalitas siswa yang menerima

    pelajaran. Oleh karane itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dan

    kapabilitas yang memadai untuk dapat menghadirkan masalah-masalah yang

    akan diselesaikan oleh siswa.

    b. Standar isi

    Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi

    minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis

    pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur

    kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender

    pendidikan. (http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103)

    Dalam menerapkan suatu model pembelajaran, guru harus tetap

    memperhatikan standar isi yang ada dalam tagihan kurikulum.

    c. Kemampuan siswa.

    Kegiatan menganalisis kemampuan dan karakteristik siswa dalam

    pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan

    untuk menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut.

    Dengan demikian, mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa

    adalah bertujuan untuk menentukan apa yang harus diajarkan tidak perlu

    diajarkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Karena itu, kegiatan ini

    http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103

  • 13

    sama sekali bukan untuk menentukan pra syarat dalam menyeleksi siswa

    sebelum mengikuti pembelajaran.

    d. Sumber belajar.

    Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri

    seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses pembelajaran. Dalam

    menggunakan suatu suber belajar harus disesuaikan dengan model

    pembelajaran yang digunakan agar apa yang telah didesain atau direncanakan

    dapat tercapai.

    e. Tujuan akhir dari model pembeljaran ini adalah peserta didik diharapkan

    mampu untuk menganalisis dan mengembangkan konten pengetahuannya.

    Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika

    peserta didik, salah satunya adalah kekurangtepatan dalam penggunaan model

    pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, dalam setiap penggunaan pembelajaran

    guru harus benar-benar memperhatikan dan menganalisis semua kompenen yang

    mendukung model tersebut dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

    agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    (6) Anda diminta memberikan contoh satu RPP pelajaran Matematika Kurikulum

    2013 SMA kelas XII (masuk dalam jawaban no ini), kemudian anda

    menganalisinya dan menjelaskan lingkungan belajar seperti apa yang akan

    diciptakan berdasarkan RPP tersebut, serta memenuhikah tagihan kurikulum

    2013, berikan alasan.

    Jawab:

    Contoh RPP pelajaran Matematika kelas XII

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    (RPP)

    Nama Sekolah : SMAN 1 Bone-Bone

    Mata Pelajaran : Matematika

    Kelas / Program : XII / IPA

    Semester : Ganjil

  • 14

    Standar Kompetensi : 3. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan

    transformasi dalam pemecahan masalah.

    Kompetensi Dasar : 3.1.Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks

    untuk menunjukkan bahwa suatu matriks persegi

    merupakan invers dari matriks persegi lain.

    Indikator : 1. Mengenal matriks persegi.

    2. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks.

    Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran (2 pertemuan).

    A. Tujuan Pembelajaran

    a. Peserta didik dapat mengenal matriks persegi.

    b.Peserta didik dapat melakukan operasi aljabar atas dua matriks.

    B. Materi Ajar

    a. Pengertian, notasi, dan ordo suatu matriks.

    b. Matriks persegi.

    c. Operasi aljabar pada matriks.

    C. Metode Pembelajaran

    Ceramah, tanya jawab, diskusi.

    D. Langkah-langkah Kegiatan

    Pertemuan Pertama (2 jam pelajaran)

    Pendahuluan

    Apersepsi :

    Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik

    diharapkan dapat mengenal matriks persegi, melakukan operasi aljabar atas dua

    matriks, dan mengenal invers matriks persegi.

    Kegiatan Inti

    a. Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru (selain itu

    misalkan dalam bentuk lembar kerja, tugas mencari materi dari buku paket atau

    buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan

    lingkungan, atau pemberian contoh-contoh materi untuk dapat dikembangkan

  • 15

    peserta didik, dari media interaktif, dsb) mengenai pengertian matriks persegi,

    cara melakukan operasi aljabar atas dua matriks, serta pengertian invers matriks

    persegi, kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut

    (Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XII

    Semester Ganjil Jilid 3A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal. 114-115

    mengenai pengertian matriks, hal. 115-116 mengenai notasi dan ordo matriks,

    hal. 116-118 mengenai jenis-jenis matriks, hal. 119-122 mengenai kesamaan

    dua matriks, hal. 122-142 mengenai operasi aljabar pada matriks (penjumlahan,

    pengurangan, perkalian dan sifat-sifatnya), hal. 143-144 mengenai pengertian

    matriks identitas).

    b. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan

    mengenai matriks persegi, operasi aljabar (penjumlahan, pengurangan,

    perkalian) atas dua matriks, dan invers matriks persegi.

    c. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku

    paket pada hal. 117 mengenai penentuan transpos matriks, hal. 119-120

    mengenai kesamaan dua matriks, hal. 123-124 mengenai penentuan hasil dari

    penjumlahan dua matriks, hal. 125-126 mengenai penentuan hasil dari

    pengurangan dua matriks, hal. 129 mengenai penentuan hasil dari perkalian

    matriks dengan bilangan real, hal. 133-136, 138-139 mengenai penentuan hasil

    dari perkalian dua matriks, dan hal. 144 mengenai pembuktian bahwa suatu

    matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain.

    d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai penentuan elemen-elemen

    matriks, ordo dan transpos matriks, kesamaan dua matriks, penentuan hasil dari

    penjumlahan dua matriks, pengurangan dua matriks, perkalian dua matriks,

    serta pembuktian bahwa suatu matriks persegi merupakan invers dari matriks

    persegi lain, dari Aktivitas Kelas dalam buku paket hal. 118, 120, 125, 126-

    127, 130, 137, 138, dan 145 sebagai tugas individu.

    e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal dari

    Aktivitas Kelas dalam buku paket pada hal. 118, 120, 125, 126-127, 130,

    137, 138, dan 145.

    f. Peserta didik mengerjakan beberapa soal latihan dalam buku paket hal. 121-

    122, 127-129, 131-132, dan 140-142 sebagai tugas individu.

  • 16

    Penutup

    a. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai pengertian, notasi, dan

    ordo suatu matriks, operasi aljabar pada matriks, serta pengertian invers

    matriks persegi.

    b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.

    c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan pengertian,

    notasi, dan ordo suatu matriks, operasi aljabar pada matriks, serta pengertian

    invers matriks persegi dari soal-soal latihan dalam buku paket pada hal. 121-

    122, 127-129, 131-132, dan 140-142 yang belum terselesaikan di kelas atau dari

    referensi lain.

    E. Alat dan Sumber Belajar

    Sumber :

    Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XII

    Semester Ganjil Jilid 3A, karangan Sri Kurnianingsih, dkk, hal.114-122,

    122-142, 143-145.

    Buku referensi lain.

    Alat :

    Laptop

    LCD

    OHP

    F. Penilaian

    Teknik : tugas individu.

    Bentuk Instrumen : uraian singkat.

    Contoh Instrumen :

    1. Jika

    88

    95

    3

    23

    54

    2

    q

    pp, maka nilai p dan q adalah

    2. Diketahui matriks

    20

    02A . Tentukan invers dari matriks A dan periksalah

    dengan perkalian.

  • 17

    Mengetahui Bone-Bone, 10 Juli 2010

    Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

    Muhajir J., S.Pd. M. Zainal Abidin,S.Pd.I.

    NIP. 197102231995121002 NIP. 1985061420090110

    Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam

    kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran. Oleh

    karena itu, lingkungan belajar di sini memilki dua arti, yang pertama menunjuk

    pada arti lingkungan yang bersifat fisik yang sering digunakan sebagai tempat

    terjadinya proses belajar mengajar, dan yang kedua menunjuk pada arti lingkungan

    non fisik atau segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang

    diciptakan oleh guru melalui pemberian tugas-tugas yang diberikan maupun

    melalui strategi serta gaya mengajar. Berdasarkan RPP tersebut Llingkungan

    belajar yang bersifat fisik yang akan diciptakan agar tujuan yang diharapkan dapat

    tercapai adalah guru harus mampu untuk:

    1) Manajemen pengaturan siswa

    Dengan adanya manajemen pengaturan siswa yang baik diharapkan akan

    mampu untuk mendorong tumbuhnya interaksi social positif dan membuat siswa

    terlibat aktif dalam proses pembelajaran

    2) Manajemen pengaturan waktu

    Aspek waktu dalam manajemen lingkungan belajar sangat penting dalam

    menentukan seberapa lama siswa akan memerlukan waktu untuk berdiskusi dalam

    kelompok. Waktu adalah aspek yang penting dari struktur pembelajaran dan dapat

    digunakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif.

    Sedikit sekali guru yang mampu memperkirakan jauh sebelumnya seberapa

    lama waktu yang diperlukan siswa mengerjakan tugas kelompok sebelum

    melakukan sebelum mempresentasikan hasilnya didepan kelas. Dalam beberapa

    strategi pengajaran, guru harus memutuskan terlebih dahulu aspek yang berkaitan

    dengan waktu. Dengan keharusan itu, pengalokasian waktu setiap tugas dapat

  • 18

    dilakukan, khususnya karena tidak ada cara yang dianggap terbaik untuk

    mengantisipasi kebutuhan waktu. Keputusan tentang kapan mengalihkan kegiatan

    siswa ke tugas lain atau kapan merubah tugas yang dilakukan siswa biasanya

    hanya didasarkan pada apa yang dilihat guru dari kemajuan siswa ketika proses

    pembelajaran berlangsung. Namun demikian guru harus mengetahui beberapa

    prinsip yang dapat digunakan sebagai patokan, yaitu pertama, siswa harus

    mendapatkan waktu yang cukup untuk mendapatkan manfaat dari overlearning,

    dan kedua, guru harus dapat menyebabkan siswa berhadapan kembali dengan

    tugas yang sama di lain waktu walaupun dalam bentuk yang sudah berubah.

    3) Manajemen pengaturan ruangan

    Manajemen pengaturan ruangan sangat diperlukan untuk menunjang

    ketercapaian tujuan yang telah direncanakan. guru harus mampu mengembangkan

    sistem untuk mengawasi kelasnya sehingga siswa dan guru dapat focus pada

    belajar, bukan pada mengontrol kenakalan. guru harus memahami prinsip

    manajemen kelas yang efektif dan dapat menggunakan berbagai variasi

    manajemen untuk meningkatkan hubungan positif, kerjasama, dan pembelajaran

    yang bertujuan dalam kelasnya.

    Sedangkan lingkungan belajar non fisik yang harus diciptakan untuk

    mendukung RPP tersebut adalah guru harus mampu menciptakan lingkungan

    belajar yang kondusif karena dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif

    maka akan terjadi proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan peserta

    didik dengan peserta didik lainnya dengan baik. Dan dalam kegiatan pembelajaran

    guru harus mampu melibatkan peserta didik aktif secara maksimal untuk

    mengembangkann kemampuan berpikir tinggi. Dan kemampuan berpikir tinggi

    peserta didik ini akan tercermin dari adanya pertukaran ide-ide atau pengetahuan

    antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. Dan juga dalam proses

    pembelajaran guru harus membuat peserta didik merasa senang, sehingga peserta

    didik memiliki dorongan yang lebih untuk melakukan usaha dalam meraih hasil

    belajar yang baik. Agar output hasil belajar siswa yang diharapkan dapat terpenuhi.

    Berdasarkan hasil analisis RPP dan lingkungan belajar yang akan diciptakan

    maka hal tersebut tidak akan mampu untuk memenuhi tagihan dalam kurikulum

    2013. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dalam implementasi kurikulum

  • 19

    2013 guru tidak hanya dituntut untuk menanamkan pengetahuan melainkan guru

    juga harus mampu membentuk sikap dan keterampilan siswa sebagai output dari

    hasil proses pembelajaran. Sehingga dalam penyusunan RPP guru juga harus

    menilai sikap dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran tidak hanya

    menilai pengetahuan. Selain itu dalam RPP tersebut terlihat bahawa alat yang

    digunakan untuk mengajar adalah Laptop, LCD dan OHP, akan tetapi dalam

    langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak terlihat adanya

    penggunaan Laptop, LCD dan OHP tersebut. Dan juga guru belum mampu untuk

    memberikan apersepsi dalam langkah awal pelaksanaan pembelajaran, padahal

    dalam implementasi kurikulum 2013 guru dituntut untuk mampu menunjukkan

    keterkaitan antara materi yang sekarang dibahas dengan materi sebelum dan

    setelahnya nanti. Mengingat matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat

    kontinu dan terintegrasi anata satu materi dengan materi lainnya.

    (7) Lingkungan belajar merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan

    pembelajaran Matematika di sekolah, Berikan penjelasan dan tahapan yang

    akan dilakukan ketika anda mengajar Matematika dengan menggunakan teori

    belajar konstruktivisme.

    Jawab:

    Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam

    kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran. Menurut

    dun dan dun (1990) kondisi belajar atau lingkungan belajar yang kondusif dapat

    mempengaruhi konsentrasi dan penerimaan informasi bagi siswa. Selain itu,

    interaksi akan tercipta antar sesama peserta didik atau peserta didik dengan sumber

    belajar, yang merupakan kegiatan penting dalam mengembangkan inkuiri

    investigasi, dan dapat mendukung pengembangan literasi sains dan matematika.

    Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang berbasis konstruktivis untuk

    meningkatkan kemampuan literasi sains dan matematika peserta didik serta fokus

    pada pengembangan kapabilitas pendidik dalam pengelolaan pembelajaran berbasis

    inkuiri investigasi.

    Adapun tahapan yang akan saya lakukan ketika mengajar matematika

    dengan menggunakan model pembelajaran yang berbasis konstruktivis adalah

  • 20

    Tahap pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya

    tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan

    pertanyaan problematis tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh

    siswa dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya, siswa

    diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan

    pemahamannya tentang konsep tersebut. Karena pengetahuan awal ini sangat

    berguna untuk mempersiapkan diri siswa melakukan proses asimilasi untuk

    mencapai keseimbangan pada proses selanjutnya.

    Tahap kedua, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan

    konsep melalui pengumpuIan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data

    dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara keseluruhan pada

    tahap ini akan terpenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena dalam

    lingkungannya.

    Tahap ketiga, siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil

    observasi siswa, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya, siswa

    membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.

    Tahap keempat, guru berusaha menciptakan lingkungan belajar yang

    memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik

    melalui kegiatan maupun melalui pemunculan masalah-masalah yang berkaitan

    dengan isu-isu dalam lingkungan siswa tersebut ( Yager,1991:55).

    (8) Berikut salah satu model pembelajaran, anda diminta untuk menganalisisnya

    dan memberikan penilaian terhadap model tersebut berdasarkan hasil analisis

    anda dan dihubungkan dengan pembelajaran sebagai sistem.

  • 21

    Jawab:

    Model pembelajaran ini sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau

    tahap utama, yaitu (A)nalyze, (D)esign, (D)evelop, (I)mplement, dan (E)valuate.

    Fase-fase dalam model ini akan diuraikan sebagai berikut :

    1) Analyze (Analisis)

    Analisis merupakan langkah pertama dari model desain sistem

    pembelajaran ADDIE. Langkah analisis melalui dua tahap yaitu :

    a. Analisis Kinerja

    Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah

    masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan

    program pembelajaran atau perbaikan manajemen.

    b. Analisis Kebutuhan

    Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan

    kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari atau

    kompetensi apa yang harus dicapai oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atau

    prestasi belajar.

    Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai

    solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

    2) Design (Rancangan)

    Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran

    ADDIE. Langkah ini merupakan:

    a. Inti dari langkah analisis adalah untuk mempelajari masalah kemudian

    menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui langkah

    analisis kebutuhan.

    b. Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman belajar

    yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran.

    c. Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program

    pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?

    Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang dimilki

    siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.

  • 22

    3) Develop (Pengembangan)

    Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan

    model desain sistem pembelajaran ADDIE.

    Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, dan

    memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan memilih,

    menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk

    digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program. Dalam melakukan

    langkah pengembangan, ada dua tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain

    adalah :

    a. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.

    b. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk

    mencapai tujuan pembelajaran.

    4) Implement (Implementasi)

    Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah

    keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.

    Tujuan utama dari langkah ini antara lain :

    a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.

    b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah atau solusi untuk mengatasi

    kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.

    c. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa perlu memilki

    kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap - yang diperlukan.

    5) Evaluate (Evaluasi)

    Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem

    pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk

    memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program

    pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu :

    a. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

    b. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari

    keikutsertaan dalam program pembelajaran.

  • 23

    c. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan

    kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.

    Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program

    pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :

    Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini?

    Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti program

    pembelajaran?

    Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran?

    Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan

    sikap yang telah dipelajari?

    Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap

    prestasi belajar siswa?

    Jika dihubungkan dengan pembelajaran sebagai sistem maka model

    pembelajaran ADDIE ini telah memenuhi tiga ciri utama dalam proses

    pembelajaran yaitu setiap sistem memiliki tujuan, memiliki komponen dan

    memiliki fungsi. Tujuan utama dari model pembelajaran ADDIE ini adalah untuk

    mengembangkan sistem instruksional dalam pembelajaran. Dan setiap komponen

    dalam model pembelajaran ini memiliki hubungan satu sama lain, dimana output

    komponen pertama akan digunakan sebagai input pada komponen kedua dan begitu

    seterusnya. Fungsi dari model pembeljaran ADDIE ini jika diimplementasi secara

    sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu guru untuk merancang dan

    menciptakan program pembelajaran yang lebih bermutu, efektif, efisien, dan

    menarik.

    (9) Berdasrkan pada permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses,

    implementasi kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran

    sesuai dengan permendikbud tersebut. Anda diminta mengkajinya dan

    memberikan penjelasan secara menyeluruh terkait dengan prinsip-prinsip

    tersebut dan menghubungkannya dengan lingkungan belajar yang akan

    diciptakan jika prinsip-prinsip tersebut dilakukan.

  • 24

    Jawab:

    Berdasarkan permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses, implementasi

    kurikulum 2013 harus memenuhi prinsip-prinsip:

    1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu

    Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 guru tidak lagi secara

    langsung memberikan suatu konsep atau rumus akan tetapi guru harus menuntun

    siswa untuk mencari tahu secara aktif tentang suatu konsep atau rumus atau den.

    Agar siswa mampu mencari tahu tentang suatu konsep atau rumus maka guru harus

    menciptakan lingkungan belajar yang mendukung terjadinya proses tersebut.

    Lingkungan belajar yang diciptakan terdiri dari lingkungan fisik dan

    lingkungan non fisik yang keduanya saling mendukung agar siswa dapat

    mengkonstruksi pengetahuannya. Lingkungan fisik berupa manajemen pengaturan

    siswa, manajemen pengaturan waktu dan manajemen pengaturan ruangan yang

    fleksibel sedangkan lingkungan non fisik berupa pemberian Lembar Kerja Siswa

    (LKS) yang dapat menuntun siswa menemukan suatu konsep atau rumus.

    2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka

    sumber belajar

    Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 guru bukan lagi

    merupakan satu-satunya sumber belajar akan tetapi banyak sumber belajar yang

    dapat digunakan diantaranya berbagai macam buku, lembar kerja siswa (LKS),

    internet dan lain sebagianya.

    3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan dan penggunaan

    pendekatan ilmiah

    Dengan pendekatan tekstual maka peserta didik hanya akan memperoleh

    pemahaman yang berorientasi pada teks atau bacaan yang sudah ada. Oleh karena

    itu dalam implementasi kurikulum 2013 guru harus menggunakan pendekatan

    ilmiah agar peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui proses

    mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan serta

    guru harus mmberikan penguatan terhadap pengetahuan baru yang diperoleh oleh

    siswa. Proses ini akan dapat terjadi jika lingkungan belajar yang ada berorientasi

    pada peserta didik untuk bisa mengkonstruksi pengetahunnya sendiri.

  • 25

    4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi

    Konten adalah pengetahuan deklaratif (bersifat ringkas dan jelas).

    Sedangkan Pembelajaran berbasis konten merupakan hal yang ingin siswa kita

    ketahui berupa informasi dan fakta yang berhubungan dengan unit topic yang

    diajarkan. (http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85).

    Dalam implementasi kurikulum 2013 pembelajaran berbasis kompetensi

    merupakan program pembelajaran di mana hasil belajar atau kompetensi yang

    diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil

    belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai. Adapun kompetensi

    yang diharapkan itu harus meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dan

    semua ini akan tercapai jika lingkungan belajar yang ada kondusif dan berorientasi

    pada peserta didik.

    5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu

    Pembelajaran terpadu dapat dikatakan pembelajaran yang mempertautkan

    dan menghubungkan beberapa KI, KD, Indikator, materi dalam satu tema atau

    topic.

    Menurut Notoatmodjo (2010:1), pengetahuan adalah hasil tahu, dan terjadi

    setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

    terjadi pada pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

    rasa dan raba. Sehingga dalam implementasi kurikulum 2013 diperlukan

    lingkungan belajar yang membuat peserta didik dapat menggunakan panca

    indranya untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan guru juga dituntut untuk dapat

    merumuskan KI,KD, indicator dan materi kedalam suatui topic sehingga tujuan

    yang telah dirumuskan dalam perencanaan sistem pembelajaran dapat tercapai.

    6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran

    dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi

    Dalam memberikaan masalah kepada siswa guru tidak lagi menekankan

    jawaban tunggal dengan memberikan soal yang mudah dan tidak meningkatkan

    kemampuan berpikir siswa akan tetapi guru harus bisa membuat soal yang

    menekankan jawaban yang kebenarannya multidimensi. Oleh karena itu, guru harus

    menggunakan strategi pembelajaran yang tepat agar tercapai tujuan yang ingin

    dicapai.

    http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85

  • 26

    7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif

    Dalam implementasi kurikulum 2013 siswa tidak hanya dituntut untuk

    menguasai materi akan tetapi siswa juga dituntut untuk dapat mengaplikasikan

    pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu Guru harus mampu

    memacu siswa agar mampu berfikir logis dengan memberikan soal-soal penerapan

    yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang kemudian diubah dalam bentuk

    matematika atau model matematika. Siswa sendiri juga dapat mengembangkan

    kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam matematika dengan belajar

    menganalisa sesuatu berdasarkan langkah-langkah yang sesuai dengan teorema dan

    konsep matematika. Penggunaan strategi pendekatan matematika realistik dalam

    pembelajaran matematika dapat menjadi salah satu sarana untuk mengembangkan

    kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep matematika dalam

    kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini dapat digunakan karena pembelajaran

    dengan pendekatan ini menggunakan permasalahan yang berhubungan dengan

    kehidupan sehari-hari sehingga siswa harus mampu mencari cara penyelesaiannya

    dengan langkah-langkah yang sesuai.

    8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

    keterampilan mental (softskills)

    Dalam implementasi kurikulum 2013, guru tidak hanya dituntut untuk

    meningkatkan pengetahuan siswa akan tetapi juga dituntuk membentuk sikap dan

    keterampilan siswa. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan belajar yang dapat

    membentuk sikap siswa seperti berani bertanya, bertanggung jawab, berpikir

    rasional, kretif dan lain sebagainya.

    9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta diik

    sebagai pembelajar sepanjang hayat

    Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea yang berorientasi

    bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal

    seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai

    mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal. Ditekankan pula bahwa

    belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu yang berlangsung sepanjang

    kehidupan seseorang. Bedasarkan ide tersebut konsep belajar sepanjang hayat

    sering pula dikatakan sebagai belajar berkesinambungan (continuinglearning).

  • 27

    10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

    ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

    mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri

    handayani)

    Implementasi ketiga ajaran dari Ki Hajar Dewantara Ing Ngarsa Sung

    Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dalam kurikulum 2013

    tidak hanya bermaknaa untuk menyampaikan pelajaran dan memberi teladan, tetapi

    juga menciptakan ide dan tentunya mendorong siswa untuk belajar dan

    memaksimalisasi potensi diri. Hal penting yang perlu ditinggalkan adalah

    keyakinan bahwa seorang guru berada di atas dan lebih pintar dibandingkan

    siswa. Sebaliknya, dalam proses pembelajaran sebaiknya dapat menempatkan diri

    pada posisi siswa. Lebih dari sekedar mengajar, seorang guru diharapkan dapat

    menjadi teman dari siswa, memahami, membuka diskusi dan tentunya memberikan

    motivasi. Tanpa disadari, kemampuan mendengar guru juga merupakan hal penting

    yang perlu dimiliki dan dapat memberikan perubahan besar pada cara mengajar dan

    tingkat kedekatan dengan siswa. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah

    dirumuskan dapat tercapai.

    11) Pembelajaran berlangsusng di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

    Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 proses pembelajaran

    tidak hanya berlangsung di sekolah melainkan di rumah dan di masyarakat juga

    terjadi proses pembelajaran karena dimana saja kita dapat memperoleh

    pengetahuan. Dan untuk mengimplementasikan hal tersebut guru perlu mendesain

    atau merencanakan pelaksanaan pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar

    dimana saja dan kapan saja.

    12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja

    adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas

    Maksudnya adalah dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 semua

    siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan setiap siswa memiliki

    kesempatan untuk mengkomunikasikan kepada siswa lainnya tentang pengetahuan

    yang telah mereka konstruksi tersebut sehingga dalam proses pembelajaran guru

    bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi karena didalam kelas siswa juga

    dapat dijadikan guru atau dengan kata lain dari proses pengajaran menjadi proses

    pembelajaran. Sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan lingkungan belajar

  • 28

    yang kondusif yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat belajar dengan

    baik dan dapat terjadi interaksi antara peserta didik yang satu dengan peserta didik

    lainnya. Dan proses pembelajaran tidak harus berlangsung didalam kelas tetapi bisa

    dimana saja sesuai dengan materi pelajaran yang dapat mendukung tercapainya

    tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

    13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan

    efektivitas pembelajaran

    Dalam implementasi pelaksanaan kurikulum 2013 guru harus bisa memaksimalkan

    pemanfaatn teknologi informasi (dalam mengolah data, mengambangkan penalaran

    dan memprediksi fenomena) dan komunikasi secara maksimal untuk meningkatkan

    efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus diarahkan ke

    arah yang lebih fleksibel dalam kaitannya dengan ruang dan waktu. Misalnya guru

    menyajikan bahan ajar dengan suara dan gambar yang dinamis sehingga tidak

    membosankan serta padat informasi. Dan berikut adalah beberapa contoh

    pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran:

    a. Presentasi power point

    b. Memutar video dan lagu/musik yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang

    disela-sela kegiatan belajar siswa, misalnya saat siswa mengakses materi pelajaran

    melalui internet

    Video Pembelajaran.

    CD Media Ajar Berbasis HTML

    Multimedia Pembelajaran Interaktif

    c. Menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran

    d. Mengirim informasi atau pesan dari guru (komputer server) ke siswa (computer

    client)

    e. Mengirim tugas atau ulangan kepada siswa dan mengumpulkannya

    kembali melalui komputer server

    f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengakses materi melalui Internet

    g. Menggunakan ruang khusus sebagai laborarotorium bahasa karena di dalamnya

    terdapat headphone yang disambungkan dengan tiap computer dan bisa mendengar

    suara guru dari computer server (Singgih Prabowo:1)

    Dan untuk itu diperlukan lingkungan belajar yang sarana prasana atau

    fasilitasnya memadai.

  • 29

    14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik

    Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus menekankan bahwa kita

    semua berasal dari suku dan latar belakang budaya yang berbeda akan tetapi tujuan

    kita disini adalah satu yaitu untuk dapat belajar dan memperoleh pengetahuan. Oleh

    karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran kita harus saling menghargai dan

    menghormati.

    (10) Alessi And Trollop (2001:7-10) stated that process of instruction has four

    components that usually, but not necessarily, are implemented in this order. 1.

    Presentation of information to learners (e.g. with tuttorials or hypermedia). 2.

    Guidance of learners first interaction with the material . 3. Learners

    practicing the material to enhance fluency and maintenance (drills,

    simulations, construction tools, etc.) and 4. Assessment of learners to

    determine how well they have learned the material anf what they should do

    next. Anda diminta memberikan penilaian terhadap komponen-komponen

    tersebut secara komprehensif dan menghubungkannya dengan implementasi

    kurikulum Matematika 2013.

    Jawab:

    komponen-komponen tersebut telah sesuai dengan standar proses dalam kurikulum

    2013. Karena dalam pelaksanaannya guru tidak lagi berperan sebagai penceramah

    melainkan sebagai guide atau hanya sebagai penyaji informasi awal peserta

    didik. Untuk komponen yang ke-2 guru meberikan bimbingan selama proses siswa

    mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui mengamati, menanya,

    mengeksplorasi dan mengasosiasi serta mengkomunikasikan. Sehingga terjadi

    proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan peserta didik dengan

    peserta didik. Untuk komponen yang ke-3 guru memberikan umpan balik untuk

    menguatkan pengetahuan siswa dengan penugasan tertulis maupun pemberian

    projek agar siswa dapat mengaplikasikan pengetauannya. Dan untuk komponen

    yang terakhir guru memberikan penilaian kepada peserta didik untuk menentukan

    seberapa baik mereka telah belajar materi dan apa yang harus mereka lakukan

    selanjutnya. Dan berdasrkan hasil penilaian ini guru dapat mengevaluasi terhadap

    hasil belajar apakah tujuan yang sudah direncanakan tercapai atau belum dan jika

    tidak maka dalam proses pembelajaran selanjutnya guru harus menciptakan

  • 30

    lingkungan belajar yang lebih kondusif agar tujuan pembelajaran yang sudah

    direncanakan dapat tercapai.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonym. Model pembelajaran 5 E. ( diakses

    http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-5e.html Pada

    hari Minggu, 2 November 2014 pukul 14:27 Wita).

    . Model Pembelajaran Learning Cycle 5E. (diakses

    http://wytr33.wordpress.com/2012/12/25/model-pembelajaran-learning-cycle-5e/ Pada

    hari Minggu, 2 November 2014 pukul 14:20 Wita).

    . Pembelajaran Berbasis Konten. ( diakses

    http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85 Pada hari Minggu, 2

    November 2014 pukul 14:00 Wita).

    . Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar Learning Cycle. ( diakses

    http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-

    belajar-learning-cycle/ Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 14:30 Wita).

    . Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran. ( diakses http://kuliahgratis.net/pendekatan-

    sistem-dalam-pembelajaran-2/ Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 20:25 Wita).

    . Prinsip-Prinsip Pembelajaran Matematika. ( diakses

    http://pmatandy.blogspot.com/2008/12/prinsip-prinsip-pembelajaran-matematika.html

    Pada hari Sabtu, 1 November 2014 pukul 17:30 Wita).

    . Standar Isi. ( diakses http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103 pada hari Senin 3

    November 1014 pukul 21:30 Wita).

    Anthony W. Lorsbach. Leraning Cycle. ( diakses

    http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htm Pada hari Minggu, 2 November

    2014 pukul 14:35 Wita).

    Fadilah, Syarifah. Pendekatan Sistem dalam Kegiatan Pembelajaran ( diakses

    http://www.slideshare.net/SyarifahFadlilahAlaydarus/bab-2-pendekatan-sistem-dalam-

    kegiatan-pembelajaran Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 20:15 Wita).

    http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-5e.htmlhttp://wytr33.wordpress.com/2012/12/25/model-pembelajaran-learning-cycle-5e/http://id.termwiki.com/ID:content_%E2%82%81%E2%82%85http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/http://kuliahgratis.net/pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran-2/http://kuliahgratis.net/pendekatan-sistem-dalam-pembelajaran-2/http://pmatandy.blogspot.com/2008/12/prinsip-prinsip-pembelajaran-matematika.htmlhttp://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=103http://coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbach/257lrcy.htmhttp://www.slideshare.net/SyarifahFadlilahAlaydarus/bab-2-pendekatan-sistem-dalam-kegiatan-pembelajaranhttp://www.slideshare.net/SyarifahFadlilahAlaydarus/bab-2-pendekatan-sistem-dalam-kegiatan-pembelajaran

  • Fajar, Ibnu. Model-Model Pembelajaran. ( diakses

    http://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-

    dengan-kurikulum-2013/ Pada hari Senin, 3 November 2014 pukul 17:30 Wita).

    Nurdiansah, Andi. Pendekatan Sistem. (diakses

    http://andinurdiansah.blogspot.com/2010/10/manfaat-pendekatan-sistem-dalam.html

    Pada hari Minggu, 2 November 2014 pukul 20:18 Wita).

    Rahardirah. Prinsip-prinsip Standar Proses Kurikulum 2013. ( diakses

    http://rahadirah.blogspot.com/2013/09/14-prinsip-standar-proses-kk-2013.html Pada

    hari Senin, 3 November 2014 pukul 16:45 Wita).

    Singgih. Pembelajaran Berbasis IT. ( diakses http://singgihcongol.wordpress.com/artikel-

    2/pembelajaran-berbasis-it/ Pada hari Sabtu, 1 November 2014 pukul 17:00 Wita).

    Soebagio dkk. 2001. Penggunaan Siklus belajar dan Peta Konsep untuk Peningkatan Kualitas

    Pembelajaran Konsep Asam-Basa. PPGSM.

    Turmuzi, Ahmad. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika. Universitas Mataram

    http://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/http://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/http://andinurdiansah.blogspot.com/2010/10/manfaat-pendekatan-sistem-dalam.htmlhttp://rahadirah.blogspot.com/2013/09/14-prinsip-standar-proses-kk-2013.htmlhttp://singgihcongol.wordpress.com/artikel-2/pembelajaran-berbasis-it/http://singgihcongol.wordpress.com/artikel-2/pembelajaran-berbasis-it/

  • SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    1. Nama : Umu Salamah

    2. No. Mahasiswa : E1R 012 050

    3. Program Study : Pendidikan Matematika

    4. Jurusan : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    5. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    6. Semester : Lima (V)

    Dengan ini menyatakan yang sebenarnya bahwa saya mengerjakan soal Ujian Tengah Semester

    Belajar dan Pembeajaran 2 tanpa kerja sama dengan orang lain atau dikerjakan orang lain.

    Demikian, surat pernyataan ini agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

    Mataram, 2 November 2014

    Hormat Saya,

    Umu Salamah

    NIM. E1R 012 050