ukuran statistik vital dan pertambahan bobot badan …repository.ub.ac.id/5377/1/galang salaksa...

74
i UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH LEPAS SAPIH BERDASARKAN TIPE KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN MALANG SKRIPSI Oleh: Galang Salaksa Wirakumala NIM. 125050107111048 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

i

UKURAN STATISTIK VITAL DAN

PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KAMBING

PERANAKAN ETAWAH LEPAS SAPIH

BERDASARKAN TIPE KELAHIRAN DAN JENIS

KELAMIN DI KECAMATAN WONOSARI

KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Galang Salaksa Wirakumala

NIM. 125050107111048

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

ii

UKURAN STATISTIK VITAL DAN

PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KAMBING

PERANAKAN ETAWAH LEPAS SAPIH

BERDASARKAN TIPE KELAHIRAN DAN JENIS

KELAMIN DI KECAMATAN WONOSARI

KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Galang Salaksa Wirakumala

NIM. 125050107111048

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

iii

Page 4: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

iv

Identitas Tim Penguji

1. Penguji dari bidang minat Produksi Ternak.

2. Penguji dari bidang minat Nutrisi dan Makanan

Ternak .

3. Penguji dari bidang minat Sosial Ekonomi Peternakan.

Nama : Dr.Ir. Kuswati, MS.

NIP :195807111986012002

Nama : Dr.Ir. Marjuki, M.Sc.

NIP :196306041989031001

Nama : Dr.Ir. Bambang Ali N, MS

NIP :196104141986031004

Page 5: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Galang Salaksa Wirakumala

NIM : 125050107111048

Fakultas : Peternakan

Dengan ini menyatakan bahwa judul Skripsi

“Ukuran Statistik Vital Dan Pertambahan Bobot Badan

Kambing Peranakan Etawah Lepas Sapih Berdasarkan

Tipe Kelahiran Dan Jenis Kelamin Di Kecamatan

Wonosari Kabupaten Malang” benar bebas dari plagiat,

dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang

berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 15 Agustus 2017.

Galang Salaksa Wirakumala

NIM. 125050107111048

Page 6: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pasuruan pada tanggal 02

September 1994 sebagai anak pertama dari tiga

bersaudara dari Bapak H. Umar Wirohadi dan Ibu Siti

Kumala. Jenjang pendidikan penulis diawali dengan

lulus TK Patal Grati Pasuruan pada tahun 2000, lulus

SDN Sumberanyar 3 Pasuruan pada tahun 2006, lulus

SMPN 2 Nguling pada tahun 2009, lulus SMKN 1 Grati

Pasuruan pada tahun 2012. Setelah menempuh

pendidikan dasar 12 tahun, pada tahun 2012 penulis

diterima sebagai mahasiswa Strata Satu (S-1) Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya Malang melalui jalur

masuk Seleksi Minat dan Kemampuan (SPMK).

Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama aktif

perkuliahan, yaitu menjadi pengurus bagian musik di

UKM Unit Aktivitas Band Universitas Brawijaya

periode 2013/2014, menjadi pengurus bagian informasi

dan komunikasi di UKM Kelatnas Indonesia Perisai Diri

Universitas Brawijaya periode 2014/2015. Penulis juga

pernah menjadi atlit silat Kontingen Universitas

Brawijaya pada UNESA CUP III - Surabaya (se Jawa-

Bali 2013) mendapatkan Juara 2, atlit UM CUP II –

Malang (se Jawa Timur 2014) mendapatkan Juara 2 dan

Juara 3, atlit Brawijaya Open Cup (Nasional +

International 2016) di Universitas Brawijaya Malang

mendapatkan Juara 2 dan Juara 3, panitia Brawijaya

Open Cup (Nasional + International 2016) di Universitas

Page 7: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

vii

Brawijaya Malang. Penulis melaksanakan Praktik Kerja

Lapang (PKL) di Loka Penelitian Sapi Potong Grati –

Pasuruan pada tahun 2015 dan melaksanakan penelitian

skripsi di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang pada

tahun 2016-2017.

Page 8: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul "Pertambahan

Bobot Badan dan Statitik Vital Pada Kambing Peranakan

Etawah Lepas Sapih di Kecamatan Wonosari Kabupaten

Malang". Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Peternakan.

Penyusunan laporan skripsi ini tidak lepas dari

dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.Sc.Agr. Ir. Suyadi, MS., selaku dekan

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

2. Bapak H. Umar Wirohadi dan Ibu Siti Kumala

selaku orang tua yang selalu memberikan

motivasi, pengarahan serta dukungan hingga

sampai penulisan skripsi selesai.

3. Dr.Ir. Moch. Nasich, MS., dan Dr.Ir. Ita Wahju

Nursita, M.Sc, M.Si., selaku dosen pembimbing

utama dan pembimbing pendamping yang sabar

dalam memberikan bimbingan, motivasi dan

pengarahan dalam proses penelitian sampai

penulisan skripsi.

4. Dr. Ir. Sri Minarti, MP selaku Ketua Jurusan

Fakultas Peternakan yang telah membantu

kelancaran studi.

Page 9: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

ix

5. Agus Susilo, Spt, MP selaku Ketua Program

Studi Peternakan yang telah membantu

kelancaran studi.

6. Penulis menyampaikan terimakasih kepada para

Peternak di Desa Sumberdem dan Desa Sumber

Tempur yang telah membantu dan memberi

pengarahan selama kegiatan penelitian.

7. Penulis menyampaikan terima kasih kepada

Umik Halimatus Sa’diyah dan para santri Pondok

Pesantren Miftahul Anwar Sekarputih Pasuruan

atas do’a yang telah diberikan kepada penulis.

8. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada

teman-teman seperjuangan angkatan 2012

terutama: Ach. Habib Noviardi dan Yudi

Kristianto atas bantuan selama kegiatan

penelitian sampai terselesaikannya skripsi.

9. Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam pelaksanaan

skripsi ini hingga selesai.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi, sehingga kritik dan saran yang

berguna bagi kesempurnaan penulisan skripsi sangat

diharapkan. Penulis juga berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua

pihak yang berkepentingan.

Malang, Januari 2017

Penulis

Page 10: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

x

SIZE OF VITAL STATISTICS AND WEIGHT

GAIN OF ETAWAH CROSSBRED GOAT POST

WEANING BASED ON BIRTH TYPE AND SEX IN

WONOSARI SUBDISTRICT MALANG REGENCY

Galang Salaksa Wirakumala1, Moch. Nasich² dan Ita

Wahju Nursita2

1Student at Animal Husbandry Faculty, Brawijaya

University 2Lecturer of Livestock Production Division, Faculty of

Animal Husbandry Brawijaya University

Email: [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the

increase in weight body and size of vital statistics on

etawah crossbred goat post weaning based on gender and

birth type. The material was etawah crossbred goat post

weaning age 3-8 months, 80 heads, from 33 males and 47

females. The method was used in this research by doing

survey which consisting of observation and direct

measurement in the field. The daily average weight

gained based on male sex were 82,25 ± 11,450 g and

female 71,12 ± 8,805 g. The size of vital statistics by sex

gained male body length 49.90 ± 8.999 cm and female

45.14 ± 6.827 cm, breast circumference 60.46 ± 11.317

cm and female 56.99 ± 6.797 cm, male height 56.26 ±

10,660 cm and 52,69 ± 7,211 cm. Daily weight gained

based on single birth type 86,16 ± 15,09 g, twins 2 was

75,21 ± 8,83 g, twin 3 was 70,71 ± 7,58 g. The size of

Page 11: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xi

vital statistics based on birth type obtained by single

body length was 55,25 ± 11,69 cm, twin 2 that was 46,63

± 6,18 cm, twin 3 that was 43,32 ± 3,55 cm. Single chest

circumference was 67 ± 13.15 cm, twins 2 was 58.05 ±

7.01 cm, twin 3 was 54.28 ± 4.33 cm. Single stature was

62.47 ± 13.87 cm, twin 2 was 53.35 ± 5.99 cm, twin 3

was 50.67 ± 4.95 cm. The conclusion of sex has a

significant effect on daily weight gain and vital statistics.

The birth type has a very significant effect on daily

weight gain and vital statistics. The researcher suggested

more thoroughly in weighing the weight body and

measuring vital statistics. The researcher also

recommended for the next study to use more samples in

order to obtain more accurate results.

Keywords: Gender, vital statistics, daily weight gain,

birth type.

Page 12: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xii

UKURAN STATISTIK VITAL DAN

PERTAMBAHAN BOBOT BADAN KAMBING

PERANAKAN ETAWAH LEPAS SAPIH

BERDASARKAN TIPE KELAHIRAN DAN JENIS

KELAMIN DI KECAMATAN WONOSARI

KABUPATEN MALANG

Galang Salaksa Wirakumala1, Moch. Nasich² dan Ita

Wahju Nursita2

¹Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

²Dosen Bagian Produksi Ternak, Fakultas

Peternakan,Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

RINGKASAN

Peningkatan populasi ternak kambing ini

dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging

nasional. Ternak kambing juga mempunyai peluang dan

keuntungan yang sangat besar, Tidak hanya daging

kambing saja yang dapat menghasilkan keuntungan,

adapun beberapa manfaat lain yang didapatkan dari

beternak kambing seperti susu, kulit dan kotorannya yang

dapat diolah masyarakat menjadi barang produksi dan

mempunyai nilai ekonomis. Keunggulan ternak kambing

adalah mampu beradaptasi di negara tropis seperti di

Indonesia. Jenis-jenis kambing di Indonesia antara lain,

Kambing Kacang, Kambing Bligon, Kambing Jawarandu

dan Kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE

merupakan kambing hasil persilangan Kambing Etawah

(kambing jenis unggul dari India) dengan kambing

Page 13: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xiii

Kacang (kambing asli Indonesia). Kambing PE termasuk

ternak kambing tipe dwiguna yaitu penghasil daging dan

susu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pertambahan bobot badan dan ukuran statistik vital

(tinggi badan, lingkar dada dan panjang badan) pada

kambing PE lepas sapih berdasarkan jenis kelamin dan

tipe kelahiran (tunggal, kembar dua dan kembar tiga) di

Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi bagi peternak dan tentang bagaimana

meningkatkan bobot badan dan statistik vital kambing PE

lepas sapih yang ada di Kecamatan Wonosari Kabupaten

Malang.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan

Desember 2016 sampai Januari 2017. Materi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kambing

Peranakan Etawah (PE) periode lepas sapih umur 3 – 8

bulan berjumlah 80 ekor, yang terdiri dari 33 ekor jantan

dan 47 ekor betina. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah survei. Pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling adalah penentuan

berdasarkan kriteria tertentu, yaitu ternak kambing PE

lepas sapih jantan dan betina dengan umur 3-8 bulan.

Teknik pengambilan data berdasarkan pengamatan

langsung dengan melakukan penimbangan bobot badan

menggunakan alat timbangan digital bobot badan dan

pengukuran statistik vital meliputi panjang badan, lingkar

dada dan tinggi badan. Penimbangan dan pengukuran

dilakukan dua kali untuk mengetahui pengukuran awal

dan akhir dengan rentang waktu 14 hari. Alat yang

digunakan adalah tongkat ukur dan pita ukur dalam

Page 14: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xiv

satuan centimeter pada ternak kambing PE jantan dan

betina.

Rata-rata pertambahan bobot badan harian

kambing PE berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

hasil yang berbeda nyata (p<0,05) bahwa jantan lebih

besar dari pada betina, jantan 82,25±11,450 g dan betina

71,12±8,805 g. Rata-rata ukuran statistik vital

berdasarkan jenis kelamin menunjukkan hasil yang

berbeda nyata (p<0,05) bahwa ukuran statistik vital

jantan lebih besar dari pada betina, PB jantan

49,90±8,999 cm dan betina 45,14±6,827 cm. LD jantan

60,46±11,317 cm dan betina 56,99±6,797 cm. TB jantan

56,26±10,660 cm dan betina 52,69±7,211 cm. Rata-rata

pertambahan bobot badan harian kambing PE

berdasarkan tipe kelahiran menunjukkan hasil yang

berbeda sangat nyata (p<0,01) bahwa tipe kelahiran

tunggal lebih besar dari pada tipe kelahiran kembar 2 dan

kembar 3, pertambahan bobot badan harian Tunggal

yaitu 86,16±15,09 g, Kembar 2 yaitu 75,21±8,83 g,

Kembar 3 yaitu 70,71±7,58 g. Rata-rata ukuran statistik

vital berdasarkan tipe kelahiran menunjukkan hasil yang

berbeda sangat nyata (p<0,01) bahwa ukuran statistik

vital tipe kelahiran tunggal lebih besar dari pada tipe

kelahiran kembar 2 dan kembar 3, PB Tunggal yaitu

55,25±11,69 cm, Kembar 2 yaitu 46,63±6,18 cm,

Kembar 3 yaitu 43,32±3,55 cm. LD Tunggal yaitu

67±13,15 cm, kembar 2 yaitu 58,05±7,01 cm, Kembar 3

yaitu 54,28±4,33 cm. TB Tunggal yaitu 62,47±13,87 cm,

kembar 2 yaitu 53,35±5,99 cm, Kembar 3 yaitu

50,67±4,95 cm.

Kesimpulan penelitian ini bahwa perbedaan jenis

kelamin berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot

badan harian dan statistik vital kambing PE, jantan lebih

Page 15: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xv

besar dari pada betina. Perbedaan pertambahan bobot

badan harian berdasarkan tipe kelahiran berpengaruh

sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan harian

dan statistik vital kambing PE, tipe kelahiran tunggal

lebih besar dari pada tipe kelahiran kembar 2 dan kembar

3. Saran penelitian ini perlu ketelitian pada penimbangan

bobot badan dan pengukuran statistik vital ternak

kambing PE khususnya periode lepas sapih dan

disarankan pada penelitian berikutnya menggunakan

sampel yang lebih banyak agar diperoleh hasil yang lebih

akurat.

Page 16: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP .................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................. iii

ABSTRACT ............................................................. v

RINGKASAN .......................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................ xi

DAFTAR TABEL .................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian...................................... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ................................. 4

1.5 Kerangka Pikir.......................................... 5

1.6 Hipotesis ................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Kambing ....................................... 9

2.2 Kambing Peranakan Etawah (PE) ............ 10

2.3 Pertumbuhan Ternak Kambing ................ 12

2.4 Pertambahan Bobot Badan ....................... 14

2.5 Statistik Vital ............................................ 16

2.6 Pakan Ternak Kambing ............................ 18

2.7 Hasil-Hasil Penelitian ............................... 20

Page 17: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xvii

BAB III METODE KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................... 27

3.2 Materi Penelitian ....................................... 27

3.3 Metode Penelitian ..................................... 27

3.4 Variabel Pengamatan ................................ 28

3.5 Langkah Operasional ................................ 30

3.6 Analisis Data ............................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ........... 33

4.2 Pertambahan Bobot Badan dan Statistik

Vital Kambing PE Lepas Sapih ................ 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................... 45

5.2 Saran ......................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .............................................. 47

LAMPIRAN ............................................................. 55

Page 18: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Cara penentuan umur berdasarkan gigi

seri ........................................................... 12

2. Rataan perubahan bobot hidup harian

Kambing PE selama 180 hari

Pemeliharaan ........................................... 21

3. Hasil perhitungan penelitian rata-rata

pertambahan bobot badan harian dan

rata-rata statistik vital Kambing PE lepas

sapih (3-8 bulan) berdasarkan jenis

kelamin di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Malang .................................. 36

4. Hasil perhitungan penelitian rata-rata

pertambahan bobot badan harian

Kambing PE lepas sapih (3-8 bulan)

berdasarkan tipe kelahiran di Kecamatan

Wonosari Kabupaten Malang .................. 39

5. Hasil perhitungan penelitian rata-rata

statistik vital Kambing PE lepas sapih

(3-8 bulan) berdasarkan tipe kelahiran di

Kecamatan Wonosari Kabupaten

Malang ..................................................... 41

Page 19: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xix

Page 20: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka pikir penelitian ............................... 6

2. Pengukuran statistik vital ternak kambing ..... 29

3. Langkah Operasional penelitian ..................... 30

Page 21: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xxi

Page 22: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data hasil penelitian ternak Kambing

Peranakan Etawah lepas sapih di

Kecamatan Wonosari berdasarkan jenis

kelamin .................................................. 55

2. Analisis Uji t tidak berpasangan

pertambahan bobot badan harian

berdasarkan jenis kelamin ..................... 62

3. Analisis Uji t tidak berpasangan ukuran

statistik vital berdasarkan jenis

kelamin .................................................. 65

4. ANOVA pertambahan bobot badan

harian berdasarkan tipe kelahiran ......... 71

5. ANOVA statistik vital berdasarkan tipe

kelahiran ................................................ 75

Page 23: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

xxiii

Page 24: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambahan penduduk di Indonesia dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan, meningkatnya

jumlah penduduk Indonesia ini menyebabkan kebutuhan

pangan meningkat seperti kebutuhan konsumsi daging

yang juga berperan sebagai sumber protein daging

hewani. Tetapi pada kenyataan yang saat ini terjadi

jumlah peningkatan konsumsi daging berbanding terbalik

dengan peningkatan produksi ternak yang ada. Kontribusi

daging berasal dari daging unggas (65%), daging sapi

(20%), sedangkan daging kambing/domba (6%) dan

daging lainnya (9%) (Soedjana, 2011). Hal ini

menyebabkan banyak peternak yang ingin

mengembangkan dan lebih banyak memproduksi ternak

ruminansia kecil. Salah satu ternak ruminansia kecil yang

mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah ternak

kambing. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan (2016) mencatat bahwa populasi

kambing di propinsi Jawa Timur terus mengalami

peningkatan setiap tahun yaitu 3.090.159 ekor pada tahun

2014, pada tahun 2015 meningkat menjadi 3.178.197

ekor. Dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 3.267.954

ekor. Data populasi ternak kambing tahun 2016 sebesar

19.608.181 ekor, di Jawa Timur total populasi kambing

Page 25: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

2

sebesar 3.267.954 ekor menjadi populasi terbesar ke dua

di Indonesia setelah Jawa Tengah 4.104.130 ekor

Peningkatan populasi ternak kambing ini

dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging

nasional. Ternak kambing juga mempunyai peluang dan

keuntungan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari

reproduksi kambing. Kambing dapat beranak 8 bulan

sekali atau 3x dalam kurun waktu 2 tahun, kambing juga

termasuk ternak prolifik yang artinya seekor induk

kambing mampu melahirkan 1-3 ekor anak. Tidak hanya

daging kambing saja yang dapat menghasilkan

keuntungan, adapun beberapa manfaat lain yang

didapatkan dari beternak kambing seperti susu, kulit dan

kotorannya yang dapat diolah masyarakat menjadi barang

produksi dan mempunyai nilai ekonomis. Pengembangan

ternak kambing juga tidak membutuhkan modal yang

besar jika dibandingkan dengan ternak sapi.

Keunggulan ternak kambing adalah mampu

beradaptasi di negara tropis seperti di Indonesia. Jenis-

jenis kambing di Indonesia antara lain, Kambing Kacang,

Kambing Bligon, Kambing Jawarandu dan Kambing

Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan

kambing hasil persilangan Kambing Etawah (kambing

jenis unggul dari India) dengan kambing Kacang

(kambing asli Indonesia). Kambing PE mudah dipelihara

dan merupakan ternak jenis unggul. Kambing PE

termasuk ternak kambing tipe dwiguna yaitu penghasil

daging dan susu. Ciri-ciri spesifik kambing PE yaitu

Page 26: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

3

bentuk kepala lebih menyerupai kambing Etawah,

terdapat adanya gelambir, muka cembung, serta telinga

panjang, lebar dan terkulai.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (2015)

menjelaskan Kecamatan Wonosari merupakan daerah

yang mempunyai luas wilayah 48,53 km2, dihuni oleh

43.665 jiwa penduduk, terdiri dari 8 desa, dengan dan

mempunyai populasi kambing tertinggi ke 3

dengan

populasi kambing 20.758 ekor. Populasi kambing

tertinggi di Desa Sumber Tempur dengan populasi 6.372

ekor dan Desa Sumber Dem dengan populasi 3.550 ekor.

Kecamatan Wonosari merupakan salah satu wilayah yang

ingin menuju ke Sentra Peternakan Rakyat atau disebut

(SPR), program SPR ini didukung dengan adanya

perkebunan kopi dan perkebunan kopi disana di naungi

oleh tanaman Leguminosa berupa tanaman Lamtoro dan

tanaman Kaliandra, tanaman-tanaman tersebut dan hasil

dari perkebunan dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ternak agar menunjang pertumbuhan kambing.

Pertumbuhan tersebut dapat diketahui dengan cara

melihat pertambahan panjang badan, lingkar dada,

ataupun tingginya sebagai salah satu indikator

pertambahan bobot badan. Bobot badan dapat dihitung

berdasarkan ukuran-ukuran statistik vital tubuh sehingga

lebih praktis. Apabila mengetahui bobot sesungguhnya

dari ternak tersebut pada akhirnya peternak tidak akan di

rugikan ketika telah mengetahui harga minimal ternak

yang akan dijual. Oleh karena itu, sangat penting

Page 27: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

4

mengetahui bobot badan ternak tersebut sebelum ternak

tersebut dipasarkan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pertambahan bobot badan dan ukuran

statistik vital yang meliputi panjang badan, lingkar dada,

dan tinggi badan pada kambing PE lepas sapih

berdasarkan tipe kelahiran dan jenis kelamin di

Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pertambahan bobot badan dan ukuran statistik vital

(tinggi badan, lingkar dada dan panjang badan) pada

Kambing PE lepas sapih berdasarkan jenis kelamin dan

tipe kelahiran (tunggal, kembar dua dan kembar tiga) di

Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai informasi bagi peternak dan tentang bagaimana

meningkatkan bobot badan dan statistik vital Kambing

PE lepas sapih yang ada di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Malang.

Page 28: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

5

1.5 Kerangka Pikir

Kambing PE merupakan salah satu komoditas

ternak kambing lokal yang banyak diminati. Kambing PE

merupakan salah satu bangsa ternak yang telah

berkembang pesat dan mempunyai peranan penting,

khususnya dalam penyediaan bahan pangan asal ternak

(daging dan susu) serta peningkatan pendapatan petani

(Standar Nasional Indonesia, 2008). Selain dilihat dari

bobot badan, pertumbuhan dan perkembangan ternak

kambing dapat dilihat melalui aspek-aspek lain, seperti

ukuran lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan.

Pertumbuhan dan perkembangan kambing jantan dan

betina ini memiliki perbedaan yang dapat dilihat dari

fisik kambing tersebut, hal ini disebabkan oleh faktor

hormonal yang mempengaruhi pertumbuhan kambing

jantan lebih cepat dari pada kambing betina. Hal ini di

tambahkan oleh Nuryadi (2007) bahwa androgen

memiliki kemampuan menahan nitrogen dalam badan,

sehingga terjadi pertambahan bobot badan karena adanya

pertambahan protein. Kesbi dan Notter (2016)

menambahkan bahwa perbedaan jenis kelamin

menyebabkan perbedaan sirkulasi hormon, pada ternak

jantan hormon testosteron diproduksi dengan jumlah

yang banyak, sedangkan pada jenis kelamin betina

hormon yang menonjol yaitu estrogen dan progesteron.

Bobot badan ternak dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya yaitu umur, jenis kelamin, tinggi pundak,

panjang badan dan lingkar dada serta jenis pakan yang

Page 29: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

6

dikonsumsi serta kondisi lingkungan yang berbeda.

Bertambahnya umur ternak maka akan bertambah pula

bobot badannya. Standar bobot badan kambing PE

berdasarkan umur menurut Standart Nasional Indonesia

(2008) mencatat bahwa bobot badan kambing PE pada

umur 0,5-1 tahun yaitu 29 ± 5 kg jantan dan 22 ± 5 kg

pada betina, pada umur >1-2 tahun sebesar 40 ± 9 kg

jantan dan 34 ± 6 kg pada betina, dan pada umur >2-4

tahun sebesar 54 ± 11 kg jantan dan 41 ± 7 kg pada

betina.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Pertambahan bobot badan dan statistik vital kambing

peranakan etawah lepas sapih

Lepas sapih

(3-8 bulan)

Tipe Kelahiran (Tunggal, Kembar 2 dan Kembar 3) :

Bobot lahir

Asupan air susu induk

Bobot sapih

Jantan (lepas sapih) :

Pertumbuhan cepat.

PBB cepat tinggi.

Ukuran statistik vital tinggi.

Kambing PE

Betina (lepas sapih) :

Pertumbuhan lambat.

PBB lambat.

Ukuran statistik vital lambat.

Page 30: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

7

1.6 Hipotesis

1. Hipotesis dari penelitian ini adalah pertambahan

bobot badan harian dan ukuran statistik vital

kambing PE jantan lebih tinggi, dari pada kambing

PE betina periode lepas sapih.

2. Hipotesis dari penelitian ini adalah pertambahan

bobot badan harian dan ukuran statistik vital

kambing PE dengan tipe kelahiran tunggal lebih

tinggi, dari pada kambing PE tipe kelahiran kembar

2 dan kembar 3 pada periode lepas sapih.

Page 31: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Kambing

Kambing merupakan hewan ternak kecil yang

memiliki banyak kegunaan dan manfaat, disamping dapat

menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan protein

hewani bagi masyarakat. Keberadaan kambing tidak saja

dapat menciptakan lapangan pekerjaan maupun lapangan

usaha namun juga mampu memberikan penghasilan dan

pendapatan. Bagi peternak kambing, kambing dapat

berfungsi sebagai tabungan yang sewaktu-waktu

diperlukan dapat digunakan untuk mengatasi keperluan

yang mendesak tersebut. Selain itu, secara biologis ternak

kambing cukup produktif dan mudah beradaptasi dengan

berbagai kondisi lingkungan di Indonesia, mudah

pemeliharaannya, sehingga mudah dalam

pengembangannya. Kambing adalah salah satu jenis

ternak penghasil daging dan susu yang sudah lama

dikenal para petani dan mempunyai potensi yang sangat

baik untuk dikembangkan, terutama didaerah pedesaan.

Ternak kambing tersebar luas di daerah tropis dan

subtropis, karena memiliki sifat toleransi tinggi terhadap

bermacam-macam hijauan pakan ternak, rerumputan dan

dedaunan. Kemampuan adaptasi kambing yang luas

memungkinkan kambing dapat hidup berkembang biak

dalam berbagai keadaan lingkungan (Nasich, 2011).

Page 32: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

10

Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang

diharapkan sumbangnya guna meningkatkan pendapatan

petani sekaligus memberikan peranan dalam

pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Fungsi ekonomi dan

biologis kambing telah dikenal sejak lama. Disamping

sangat efisien dalam mengubah hijauan pakan menjadi

protein hewani, kambing juga menghasilkan bahan

organik untuk mempertahankan kesuburan tanah. Akan

tetapi saat ini kondisi usahatani ternak kambing sebagian

besar masih diusahakan secara tradisional dengan

teknologi sederhana bahkan tanpa sentuhan teknologi

sama sekali (Zurriyati, 2005).

2.2 Kambing Peranakan Etawah (PE)

Kambing PE merupakan hasil persilangan antara

kambing Etawah dari India dengan kambing Kacang

lokal dari Indonesia. Kambing PE memiliki sifat antara

kambing Etawah dengan kambing Kacang yaitu termasuk

jenis kambing tipe dwiguna karena banyak diternakkan

untuk menghasilkan susu dan daging. Peranakan yang

penampilannya mirip dengan kambing Kacang disebut

kambing Bligon atau Jawarandu yang merupakan

kambing tipe pedaging (Pamungkas, Batubara,

Doloksaribu, dan Sihite, 2009).

Kambing PE memiliki ciri-ciri sebagai berikut

ukuran badan besar, kepala tegak, garis profil cembung,

rahang bawah lebih panjang dari pada rahang atas,

tanduk mengarah ke belakang, telinga lebar panjang dan

Page 33: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

11

menggantung dengan ujung telinga melipat. Warna bulu

bermacam-macam dari belang putih hitam, putih coklat,

sampai campuran antara putih, hitam dan coklat, terdapat

bulu lebat dan panjang di bawah ekor (Budiarsana,

2005).

Rata-rata bobot lahir Kambing PE 2,75 kg atau

3,72 kg. Bobot tubuh Kambing PE jantan dewasa dapat

mencapai 65-90 kg. Tinggi gumba Kambing PE jantan

90-110 cm, panjang badan berkisar antara 85-105 cm.

Kambing PE jantan mencapai dewasa kelamin pada umur

6-8 bulan pada saat bobot tubuh 12,9-18,7 kg. Rata-rata

bobot tubuh Kambing PE pada saat lahir 2,75 kg. Saat

disapih mencapai bobot 10,5 kg, dan umur 12 bulan

mencapai bobot 17,5 kg pertambahan bobot tubuh harian

mencapai 48,30 gram (Kostaman dan Sutama, 2006).

Standar Nasional Indonesia (2008) menambahkan bahwa

penentuan umur kambing dilakukan berdasarkan catatan

(recording) atau atas dasar perkembangan gigi seri. Cara

penentuan umur berdasarkan gigi seri seperti Tabel 1.

Page 34: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

12

Tabel 1. Cara Penentuan Umur Berdasarkan Gigi Seri.

NO. Gigi Seri Umur (tahun)

1. Temporer/gigi susu < 1

2. 1 pasang permanen 1 – 1,5

3. 2 pasang permanen > 1,5 – 2,5

4. 3 pasang permanen >2,5 – 3

5. 4 pasang permanen >3

Sumber : Standar Nasional Indonesia, 2008.

2.3 Pertumbuhan Ternak Kambing

Pertumbuhan ternak adalah perubahan bentuk

atau ukuran seekor ternak yang dapat dinyatakan dengan

panjang, volume ataupun massa. Pertumbuhan dapat

dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran

lingkar dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda

yang sehat serta diberi pakan, minum dan mendapat

tempat berlindung yang layak. Peningkat sedikit saja

ukuran tubuh akan menyebabkan peningkatan yang

proporsional dari bobot tubuh, karena bobot tubuh

merupakan fungsi dari volume. Pertumbuhan mempunyai

dua aspek, yaitu menyangkut peningkatan massa

persatuan waktu, dan pertumbuhan yang meliputi

perubahan bentuk dan komposisi sebagai akibat dari

pertumbuhan diferensial komponen-komponen tubuh.

Page 35: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

13

Pertumbuhan murni mencakup dalam bentuk dan

berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging,

tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya

(kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh. Pada

umumnya pertumbuhan pada ternak mamalia dapat

dibagi dalam dua periode utama yakni prenatal dan

posnatal. Masa pertumbuhan ada dua hal yang terjadi

yaitu adanya kenaikan bobot badan atau komponen tubuh

sampai mencapai ukuran dewasa yang disebut

pertumbuhan dan adanya perubahan bentuk konformasi

disebabkan oleh perbedaan laju pertumbuhan jaringan

atau bagian tubuh yang berbeda dengan proses

perkembangan, proses penggemukan termasuk kedalam

perkembangan (Sulaksana dan Farizal, 2010).

Pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh faktor

genetik dan lingkungan mempengaruhi pertumbuhan baik

dari segi kualitas dan kuantitas karkas kambing dengan

perbandingan 20%:80%. Ternak tidak akan mampu

berproduksi secara optimal, apabila tidak

memperolehlingkungan yang optimal walaupun fungsi

genetik cukup tinggi dan begitu juga sebaliknya

(Supriyati, 2012).

Kualitas bahan makanan dapat dipengaruhi oleh

komposisi zat makanan dan penggunaanya oleh ternak.

Rata-rata berat lahir kambing lokal sebesar 1-2 kg, dan

laju pertambahan berat badan ternak kambing lokal

adalah sebesar 43 gr/ekor/hari. Kekurangan zat makanan

memperlambat puncak pertumbuhan urat daging dan

Page 36: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

14

memperlambat laju penimbunan lemak, sedangkan

makanan yang sempurna mempercepat terjadinya laju

puncak dari keduanya (Sirait, Tarigan dan Simanihuruk,

2011).

2.4 Pertambahan Bobot Badan

Berat badan merupakan suatu kriteria pengukuran

yang penting pada seekor hewan dalam menentukan

perkembangan pertumbuhannya, dan juga merupakan

salah satu dasar pengukuran untuk produksi jumlah anak

yang dihasilkan dalam menetukan nilai ekonominya.

Pertambahan bobot badan adalah kemampuan ternak

untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat dalam

pakan menjadi daging. Pertambahan bobot badan

merupakan salah satu peubah yang dapat digunakan

untuk menilai kualitas bahan makanan ternak. Thalib

(2004), menyatakan bahwa pertambahan bobot badan

ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh kulitas dan

kuantitas pakan, maksudnya penilaian pertambahan

bobot badan ternak sebanding dengan ransum yang

dikonsumsi. Sedangkan menurut National Research

Council (2006) pertambahan bobot badan dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain total protein yang

diperoleh setiap harinya, jenis ternak, umur, keadaan

genetis lingkungan, kondisi setiap individu dan

manajemen tatalaksana.

Kualitas dan kuantitas pakan sangat

mempengaruhi pertambahan bobot badan. Pertambahan

Page 37: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

15

bobot badan harian pada jantan lebih efisien dalam

mengubah makanan bahan kering menjadi bobot tubuh

dibanding ternak betina. Hal ini dikarenakan adanya

hormon testosteron (dihasilkan oleh testis). Sekresi

testosteron yang tinggi menyebabkan sekresi androgen

tinggi sehingga mengakibatkan pertumbuhan yang lebih

cepat terutama setelah munculnya sifat-sifat kelamin

sekunder pada ternak jantan (Soeparno, 1998). Kambing

jantan sebagai penghasil daging atau untuk dijadikan

bibit, perlu mencapai bobot badan yang maksimal saat

dipotong atau digunakan untuk pejantan. Hal tersebut

dapat dicapai bila protein dan energi ransum yang

dikonsumsi mencukupi kebutuhan.

Pertambahan bobot badan merupakan salah satu

kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

kualitas bahan makanan ternak, karena pertumbuhan

yang diperoleh dari suatu percobaan merupakan salah

satu indikasi pemanfaatan zat-zat makanan yang

diberikan. Berat badan merupakan suatu kriteria

pengukuran yang penting pada seekor hewan dalam

menentukan perkembangan pertumbuhannya, dan juga

merupakan salah satu dasar pengukuran untuk produksi

disamping jumlah anak yang dihasilkan dalam

menentukan nilai ekonominya. Pertambahan berat badan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu total protein yang

diperoleh setiap harinya, jenis kelamin, umur keadaan

genetis, lingkungan, kondisi setiap individu dan

manajemen. Bobot tubuh berfungsi sebagai salah satu

Page 38: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

16

kriteria ukuran yang penting dalam menentukan

pertumbuhan dan perkembangan ternak. Selain itu, bobot

tubuh juga berfungsi sebagai ukuran produksi dan

penentu ekonomi. Bobot tubuh seekor ternak dipengaruhi

oleh bangsa ternak, jenis kelamin, umur, jenis kelahiran,

dan jenis pakan. (National Research Council, 2006).

Bobot badan memegang peranan penting dalam

pola pemeliharaan yang baik, karena dengan mengetahui

bobot badan kambing akan memudahkan penentuan

jumlah pemberian pakan, jumlah dosis obat. Bobot badan

kambing dapat diketahui dengan dua cara, yaitu dengan

penimbangan dan dengan pendugaan. Kedua teknik

tersebut masing-masing memiliki keuntungan dan

keterbatasan. Metode penimbangan merupakan cara

paling akurat namun memiliki banyak kendala, antara

lain keterbatasan alat dan tenaga kerja serta dapat

menyebabkan cekaman pada kambing. Metode

pengukuran bobot hidup kambing yang kedua adalah

dengan pendugaan melalui analisis regresi linier antara

ukuran statistik vital ternak seperti lingkar dada, panjang

badan, lebar dada, dalam dada dengan bobot badan

(Adhi, Nasich dan Wahyuningsih, 2016).

2.5 Statistik Vital

Menurut Trifena, Budisastria dan Hartatik (2011)

menyatakan bahwa performan suatu individu ternak yang

tampak dari luar disebut sebagai fenotip dari individu

tersebut. Fenotip individu dapat dibedakan berdasarkan

Page 39: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

17

atas sifat kualitatif (tidak terukur) dan kuantitatif

(terukur). Menurut Hartatik, Mahardika, Widi dan

Baliarti (2009) sifat kualitatif dari karakteristik eksterior

yang diamati meliputi warna tubuh, warna pantat, warna

moncong, dan tracak. Perekaman data dilakukan dengan

mengamati intensitas warna atau bentuk dari kriteria

karakteristik yang telah ditentukan tersebut disetiap

sampel. Sifat kuantitatif yang ditunjukkan pada ukuran

vital statistik tubuh meliputi lingkar dada, tinggi badan,

panjang badan.

Bobot lahir, bobot sapih dan ukuran-ukuran tubuh

merupakan tolak ukur untuk mengetahui kemampuan

berproduksi ternak (Karnaen dan Arifin, 2007).

Menurut Standar Nasional Indonesia (2008)

menyatakan bahwa cara pengukuran tinggi pundak (TP),

yaitu jarak tertinggi pundak sampai alas kaki, diukur

dengan menggunakan tongkat ukur (kaliper) posisi

tongkat ukur berdiri tegak tepat dibelakang siku kaki

depan yang dinyatakan dalam satuan cm. Panjang badan

(PB), yaitu jarak garis lurus dari tepi tulang ujung sendi

bahu (processus spinosus dari vertebrae thoracalis

tertinggi) sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk/os.

ischium) diukur menggunakan pita ukur dalam satuan

cm. Lingkar dada (LD), yaitu diukur melingkar rongga

dada melalui os. scapula dan melalui gumba tertinggi

menggunakan pita ukur dalam satuan cm.

Ukuran-ukuran tubuh kambing PE mengalami

peningkatan sesuai dengan peningkatan umurnya. Hasil

Page 40: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

18

penelitian menunjukkan ukuran-ukuran tubuh kambing

yang meningkat sampai 12-24 bulan dan relatif tetap

sampai 36-60 bulan adalah lingkar dada, panjang badan

dan dalam dada, sedangkan tinggi pundak meningkat

sampai umur 24-26 bulan kemudian relatif tetap sampai

36-60 bulan. Pertumbuhan panjang badan merupakan

pencerminan adanya pertumbuhan tulang belakang yang

terus meningkat seiring bertambahnya umur.

Pertumbuhan dalam dada ternak merupakan pencerminan

dari perkembangan tulang rusuk ternak. Pertumbuhan

tinggi pundak menunjukkan tulang penyusun kaki

mengalami pertumbuhan sesuai dengan fungsinya untuk

menyangga tubuh ternak. (Victori, Purbowati dan Sri,

2016).

2.6 Pakan Ternak Kambing

Pakan merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi produktivitas ternak. Kondisi pakan

(kuantitas dan kualitas) yang tidak mencukupi kebutuhan

ternak akan menyebabkan produktivitas menjadi rendah,

antara lain ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang

lambat dan pertambahan bobot badan hidup rendah.

Pakan tambahan untuk ternak ruminansia adalah bahan

pakan selain bahan pakan pokok (pakan hijauan) yang di

berikan pada ternak dengan tujuan untuk memacu

peningkatan produktivitas ternak. Pakan tambahan yang

di berikan pada ternak dapat berupa biji-bijian (jagung,

sorghum, dsb) dan limbah pabrik (ampas tahu, bungkil

Page 41: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

19

kedelai, bungkil kelapa, ampas ikan, dedak padi, dsb)

(Zurriyati, 2005).

Makanan yang diperlukan oleh seekor ternak

perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan tujuan

produksi dari ternak tersebut. Kekurangan zat makanan

yang diperoleh kambing dari hijauan dapat diberikan

makanan penguat (konsentrat) dengan kandungan protein

kasarnya. Ternak ruminansia harus mengkonsumsi

hijauan sebanyak 10% dari bobot badannya setiap hari

dan konsentratnya sekitar 1,5-2% dari jumlah tersebut,

termasuk suplementasi vitamin dan mineral. Hijauan dan

sejenisnya terutama rumput dari berbagai jenis

merupakan sumber energi utama ternak ruminansia

(Zurriyati, 2005).

Ransum ternak ruminansia umumnya terdiri dari

hijauan dan konsentrat, pemberian ransum berupa

kombinasi dari kedua bahan itu akan memberi peluang

terpenuhinya zat gizi. Ransum terdiri dari hijauan maka

biaya relatif lebih murah tetapi produksi yang tinggi sulit

dicapai. Pemberian ransum yang hanya terdiri dari

konsentrat saja akan memungkinkan tercapainya

produksi yang tinggi, tetapi biaya ransum lebih mahal

dan kemungkinan terjadinya gangguan pencernaan

(Priyanto dan Debora, 2009).

Page 42: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

20

2.7 Hasil–Hasil Penelitian

Menurut Zurriyati (2005) menyatakan bahwa

tingkat produktivitas ternak dapat dilihat dari perubahan

bobot hidup harian. Sementara itu perubahan bobot hidup

harian (PBBH) ternak sangat dipengaruhi oleh kondisi

fisik ternak dan lingkungannya. Hasil pengamatan bobot

hidup Kambing PE umur 1 tahun, selama 180 hari

terhadap Kambing PE jantan dan betina serta Kambing

Kacang jantan dan betina, didapatkan rataan perubahan

bobot hidup dari masing-masing jenis ternak kambing

tersebut yang disajikan pada tabel 2 untuk Kambing PE

dan tabel 3 untuk Kambing Kacang. Paket teknologi yang

dikaji meliputi paket teknologi introduksi yaitu

pemberian pakan tambahan berupa konsentrat dan

probiotik (Probion-Starbio) dan paket teknologi petani

(tanpa pemberian pakan tambahan dan probiotik).

Pada Kambing PE jantan PBBH tertinggi

didapatkan pada perlakuan introduksi-probion yaitu

81,33 g/ekor/hari diikuti oleh perlakuan introduksi-

starbio. Hal ini diduga karena interaksi positif dari

pemberian pakan tambahan dan probiotik yang

berdampak pada peningkatan PBBH ternak dibandingkan

kontrol. Pada ternak Kambing PE betina, PPBH antar

perlakuan juga berbeda tidak nyata (P>0,05), walaupun

kisaran PBBH antar perlakuan cukup jauh. Hal ini diduga

karena adanya keragaman individu ternak (keragaman

genetik. Meskipun demikian PBBH tertinggi juga

didapatkan pada perlakuan introduksi-probion. Jika

Page 43: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

21

dibandingkan dengan paket teknologi introduksi-starbio

dan kontrol, PPBH Kambing PE betina pada paket

teknologi introduksi-probio lebih tinggi 20,64% dan

115%.

Tabel 2. Rataan perubahan bobot hidup harian Kambing

PE selama 180 hari pemeliharaan.

SEX Perlakuan BH awal (kg/ekor) BH akhir (kg/ekor) PBH(kg/ekor) PBHH(g/ek/hr)

Jantan IP 24,07 38,64 14,57 81,33a

IS 28,25 41,00 12,75 70,83a

K 14,25 26,25 12,00 66,67a

Betina IP 32,75 44,00 11,25 63,00a

IS 20,10 29,50 9,40 52,22a

K 26,75 32,00 5,25 29,33a

Keterangan : Superskip yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan berbeda tidak nyata

pada taraf 5% DMRT.

BH = Bobot hidup

PBH = Perubahan bobot hidup

PBHH = perubahan bobot hidup harian

IP = Introduksi Probion

IS = Introduksi starbion

K = Kontrol (teknologi petani)

Menurut Agustina (2013) menyatakan bahwa

pertambahan bobot badan merupakan salah satu

cerminan kualitas pakan yang di berikan pada Kambing

PE. Besarnya tingkat pertumbuhan hewan adalah

manifestasi dari pemanfaatan pakan oleh tubuh yang

sangat tergantung pada kualitas pakan. Pertambahan

Page 44: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

22

bobot badan harian Kambing PE menunjukkan perbedaan

nyata antara R4 dan R3 dengan R2 dan R1, sebagai

akibat pemberian suplemen katalitik. Pertambahan bobot

badan harian tertinggi pada perlakuan R4 = 73,8

g/ekor/hari. Nilai ini lebih baik dibandingkan dengan

perlakuan R2 = 67,6 g/ekor/hari dan R1 = 65,5

g/ekor/hari. Peningkatan ini disebabkan karena suplemen

katalitik yang terbuat dari gelatin sagu, amonium sulfat

dan mineral esensial penting (Co dan Zn) yang di

butuhkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan mikroba

rumen, sehingga meningkatkan pula produk fermentasi

dan pasokan nutrien untuk induk semang. Unsur seng

merupakan faktor berbagai jenis enzim yang terdapat

dalam tubuh ternak, sehingga suplementasinya akan

mampu merangsang pertumbuhan kambing PE, selain itu

penambahan mineral esensial dalam pakan meningkatkan

pertambahan bobot badan secara nyata.

Rata-rata bobot Kambing PE umur 6 bulan di

Desa Pitalang Jaya Kecamatan Kumpeh Ulu diperoleh

13,24±3,28 kg. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

musim tidak berpengaruh nyata terhadap bobot badan

Kambing PE umur 6 bulan (P>0,05). Akan tetapi bobot

badan pada musim hujan relatif lebih tinggi

dibandingmusim kemarau, penyebab tidak terjadi

perbedaan hal ini berkaitan dengan kemampuan genetik

individu masing-masing ternak dimana adanya hubungan

korelasi positif semakin besar. Bobot sapih maka

semakin besar pula bobot badan pada umur tertentu,

Page 45: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

23

peranan individu anak kambing itu sendiri sangat kuat

untuk mencari makanan guna memenuhi kebutuhannya

sedangkan peranan induk tidak tampak lagi. Pertambahan

bobot badan umur 6 bulan sebesar 47,07±24,92 gram.

Analisis ragam menunjukkan bahwa musim berpengaruh

nyata terhadap pertambahan bobot badan umur 6 bulan

(P<0,05). Pertambahan bobot badan pada musim

kemarau yaitu musim hujan sebesar 65,25±35,52 gram

dan musim kemarau 41,31±39 gram. Hal ini disebabkan

pada umur 6 bulan selain hijauan, pengaruh sifat genetik

individu anak yang tumbuh, jika sifat genetik induk baik

makan anak menghasilkan turunan yang baik pula. Selain

itu pada musim hujan cuaca, suhu sangat mempengaruhi

daya makan kambing untuk memenuhi kebutuhannya,

sedangkan pada musim kemarau selain hijauan yang

mempunyai gizi rendah. Disamping itu juga vegetasi

hijauan banyak tumbuh pada musim hujan dan kualitas

yang lebih baik. (Sulaksana, 2008).

Menurut Rasminati (2013) menyatakan bahwa

sistem penjualan Kambing PE dibedakan berdasarkan

grade atau kelas, yaitu grade A, B, C dan D. Untuk

grade A menandakan bahwa kambing tersebut

mempunyai kualitas super dibandingkan kelas B dan C,

sedangkan untuk yangmasuk kelas D umumnya kambing

berumur lebih dari satu tahun dan sudah afkir serta siap

untuk dipotong. Kualitas Kambing PE dilokasi peelitian

oleh masyarakat lebih ditentukan oleh sifat kualitatif dari

pada sifat kuantitatif. Hasil pengamatan menunjukkan

Page 46: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

24

bahwa warna tubuh dominan Kambing PE adalah putih.

Warna putih merupakan warna umum Kambing PE yang

di domestikasi dan pada Kambing PE diketahui bahwa

warna putih merupakan warna dominan terhadap hitam

dan coklat. Kambing PE fase dara didaerah pantai dan di

daerah pegunungan mempunyai tinggi gumba 65 cm vs

54,75 cm; panjang badan 57,2 cm vs 52 cm, bobot badan

27,5 kg vs 29 kg, warna bulu didaerah pantai 50%

kombinasi putih hitam dan 50% kombinasi putih coklat,

untuk daerah pantai maupun pegunungan 100% dan

bentuk muka sedikit melengkung/cembung masuk dalam

kategori B. Kambing PE fase cempe didaerah pantai dan

daerah pegunungan mempunyai tinggi gumba 57 cm vs

55,89 cm; panjang badan 48 cm vs 48,67 cm, bobot

badan 17,5 kg vs 16,22 kg, warna bulu didaerah pantai

dan daerah pegunungan 100% kombinasi putih hitam,

panjang bulu rewos 7,5 cm vs 9,3 cm dan panjang

telinga 19,5 cm vs 22,44 cm dengan bentuk telinga 100%

melipat kedepan baik untuk didaerah pantai maupun

pegunungan dan bentuk maka sedikit

melengkung/cembung masuk ke dalam kategori B.

Menurut Victori, dkk (2016) menyatakan bahwa

bertambahnya bobot badan diikuti pula dengan

pertambahan ukuran-ukuran tubuh seperti lingkar dada,

panjang badan, tinggi pundak dan dalam dada. Kelompok

umur 0-6 bulan memiliki bobot badan yang relatif kecil

yaitu 17,45 kg, sedangkan kelompok 6-12 bulan memiliki

bobot badan 45,22 kg. Perbedaan bobot badan yang

Page 47: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

25

tinggi antara kelompok umur 0-6 bulan dan 6-17 bulan

ini menunjukkan kambing berada pada tahap

pertumbuhan cepat. Ukuran-ukuran tubuh Kambing PE

mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan

umurnya. Hasil penelitian menunjukkan ukuran-ukuran

tubuh kambing yang meningkat sampai 12-24 bulan dan

relatif tetap sampai 36-60 bulan adalah lingkar dada,

panjang badan dan dalam dada, sedangkan tinggi pundak

meningkat sampai umur 24-26 bulan kemudian relatif

tetap sampai 36-60 bulan.

Menurut Budiarsana, Sutama, Martawijaya dan

Kostaman (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan bobot

hidup anak kambing pra-sapih yaitu anak-anak kambing

pada agroekosistem dataran sedang (AES) yang memiliki

rataan bobot lahir yang lebih bobot dibandingkan dengan

kelompok agroekosistem dataran tinggi (AET) dan

agroekosistem dataran rendah (AER). Walaupun pada

bulan 1 dan 2 terdapat penurunan akan dibandingkan

dengan kelompok yang lain. Pertambahan bobot hidup

harian pada kelompok agroekosistem dataran sedang

(AES) yaitu sebesar 125 g/ekor/hari, tertinggi diantara

dua kelompok yang lainnya yaitu agroekosistem dataran

rendah (AER) dan agroekosistem dataran tinggi (AET)

masing-masing 82 g/ekor/hari dan 95 g/ekor/hari.

Page 48: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

27

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan

Desember 2016 sampai Januari 2017.

3.2 Materi Penelitian

Materi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kambing PE periode lepas sapih umur 3 – 8 bulan

berjumlah 80 ekor, yang terdiri dari 33 ekor jantan dan

47 ekor betina milik peternak di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Malang.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah survei dengan melakukan pengamatan dan

pengukuran langsung di lapangan. Pertimbangan

dipilihnya lokasi penelitian tersebut adalah daerah yang

terdapat banyak populasi kambing PE. Pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling adalah

penentuan berdasarkan kriteria tertentu, yaitu ternak

kambing PE lepas sapih jantan dan betina dengan umur

3-8 bulan. Teknik pengambilan data berdasarkan

pengamatan langsung dengan melakukan penimbangan

bobot badan menggunakan alat timbangan digital bobot

badan penimbangan dilakukan sebanyak dua kali untuk

mengetahui bobot awal dan bobot akhir, dengan rentang

waktu 14 hari dan pengukuran statistik vital meliputi

panjang badan, lingkar dada dan tinggi badan,

Page 49: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

28

pengukuran dilakukan dua kali untuk mengetahui

pengukuran awal dan akhir dengan rentang waktu 14

hari, menggunakan alat tongkat ukur dan pita ukur dalam

satuan centimeter pada ternak kambing PE jantan dan

betina.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah dua

kali penimbangan bobot badan dan dua kali penimbangan

statistik vital, berdasarkan jenis kelamin dan tipe

kelahiran. Perhitungan Pertambahan Bobot Badan Harian

(PBBH) menurut Anggorodi (1994) dapat dihitung

dengan rumus :

Keterangan :

T1 = Timbangan ke 1

T2 = Timbangan ke 2

Ukuran statistik vital ternak kambing, meliputi:

a. Lingkar dada, diukur tepat di belakang bahu atau di

belakang siku-siku depan melingkar dada tegak lurus

dengan sumbu tubuh menggunakan pita ukur.

b. Panjang badan, diukur mulai dari penonjolan bahu

(tubersitas humeri) sampai penonjolan tulang duduk

(tuber ischii).

c. Tinggi badan, diukur dari lantai tegak lurus ketitik

tertinggi gumba yaitu pada ruas tulang belakang

Page 50: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

29

ketiga dan keempat dengan skala cm dengan

menggunakan tongkat ukur.

Gambar 2. Pengukuran Statistik Vital Ternak Kambing

(Adriani, 2011)

a

b c

Page 51: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

30

3.5 Langkah Operasional

Gambar 3. Langkah Operasional Penelitian

Rentang waktu

14 hari

Penimbangan bobot badan akhir.

Pengukuran statistik vital akhir.

Penetapan peternak dan ternak :

Purposive sampling adalah penentuan berdasarkan

kriteria tertentu.

Kambing PE, umur 3-8 bulan, jantan dan betina.

Penetapan lokasi penelitian :

Kecamatan

Kepala Desa

Kepala Dusun

Penimbangan bobot badan awal.

Pengukuran statistik vital awal.

Pertambahan bobot badan.

Pertambahan statistik vital.

Page 52: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

31

3.5 Analisis Data

Data dicatat dan di tabulasi menggunakan

program excel, kemudian dianalisis menggunakan Uji t

tidak berpasangan untuk menghitung perbandingan jenis

kelamin jantan dan betina. Sugiyono (2014) Uji t tidak

berpasangan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

X1 = rataan statistik vital dan bobot badan jantan.

X2 = rataan statistik vital dan bobot badan betina.

n1 = jumlah sampel jantan.

n2 = jumlah sampel betina.

S12

= varians statistik vital dan bobot badan jantan.

S12

= varians statistik vital dan bobot badan betina.

Data dicatat dan di tabulasi menggunakan

program excel, model statistik yang digunakan adalah

One Way ANOVA untuk menghitung perbandingan tipe

kelahiran tunggal, kembar 2 dan kembar 3 menggunakan

uji analisis satu arah tidak seragam, apabila terdapat

perbedaan pengaruh diantara perlakuan, dilanjutkan

dengan Uji Beda Nyata Terkecil. Model statistik dengan

rumus sebagai berikut :

Page 53: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

32

Yij = µ + βi + πj + εij

Keterangan :

Yij : nilai pengamatan perlakuan ke-i, blok ke-j.

µ : rataan umum.

βi : efek perlakuan ke-i.

πj : efek blok ke-j.

εij : galat perlakuan ke-i, blok ke-j.

Page 54: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Malang adalah sebuah kawasan yang

terletak pada bagian tengah selatan wilayah Provinsi

Jawa Timur. Berbatasan dengan enam Kabupaten.

Sebelah Utara-Timur, berbatasan dengan Kabupaten

Pasuruan dan Probolinggo. Sebelah Timur, berbatasan

dengan Kabupaten Lumajang. Sebelah selatan,

berbatasan dengan Samudra Indonesia. Sebelah Barat,

berbatasan dengan kabupaten Blitar. Kondisi topografi

Kabupaten Malang merupakan daerah dataran tinggi

yang dikelilingi beberapa gunung dan daratan rendah

atau daratan lembah pada ketinggian 250-500 meter

diatas permukaan laut (mdpl) yang terletak di bagian

tengah wilayah Kabupaten Malang (BPS, 2016).

Penelitian ini dilakukan di desa Sumber Dem dan

Sumber Tempur yang ada di Kecamatan Wonosari

Kabupaten Malang Jawa Timur. Wonosari adalah sebuah

Kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur,

Indonesia. Kondisi topografi Kecamatan Wonosari

merupakan dataran tinggi yang terletak di lereng Gunung

Kawi dengan luas wilayah 48,53 km, 811 meter diatas

permukaan laut (mdpl). Wonosari terdapat beberapa desa

di antaranya desa Patuksari, Kebobang, Plaosan, kluwut,

Bangelan, Sumber Tempur, Sumberdem. Batas wilayah

Kecamatan Wonosari sebagai berikut.

Page 55: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

34

1. Sebelah Selatan : Kecamatan Kromengan.

2. Sebelah Barat : Kecamatan Selorejo, Kab. Blitar.

3. Sebelah Utara : Kecamatan Ngajum dan Wagir.

4. Sebelah Timur : Kecamatan Ngajum.

Secara geografis Desa Sumberdem dan Sumber

Tempur terletak di kawasan lereng Gunung Kawi yang

merupakan salah satu gunung api aktif. Dikawasan Desa

Sumberdem merupakan kawasan penghasil kopi,

kawasan kopi masyarakat menanam tanaman leguminosa

yang berfungsi sebagai naungan tanaman kopi, tanaman

tersebut antara lain Kaliandra (Calliandra calothyrsus),

gamal (Gliricidia sepium) dan lamtoro (Leucaena

leucocephala) merupakan makanan ternak ruminansia

khususnya untuk ternak kambing, dengan kondisi

ketersediaan pakan alam yang melimpah mendukung

para peternak dalam mencukupi kebutuhan pakan hijauan

ternaknya dan mendukung perkembangan dan

pertumbuhan ternak. Populasi ternak kambing di wilayah

Desa Sumberdem 3550 ekor ternak dan populasi ternak

kambing di wilayah Desa Sumber Tempur 6372 ekor

ternak (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015)

dan (BPS, 2016).

Menurut Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

(2015) bahwa salah satu Kecamatan di Kabupaten

Malang, yaitu Kecamatan Wonosari merupakan daerah

yang mempunyai populasi kambing 20.758 ekor,

populasi kambing tertinggi di Desa Sumber Tempur

Page 56: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

35

dengan populasi 6.372 ekor dan Desa Sumber Dem

dengan populasi 3.550 ekor. Kecamatan Wonosari

merupakan salah satu wilayah yang ingin menuju ke

Sentra Peternakan Rakyat atau disebut (SPR), program

SPR ini didukung dengan adanya perkebunan kopi dan

perkebunan kopi disana di naungi oleh tanaman

Leguminosa yang berupa tanaman Lamtoro dan tanaman

Kaliandra. Tanaman-tanaman tersebut dan hasil dari

perkebunan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak

agar menunjang pertumbuhan kambing.

Pemberian pakan pada ternak kambing PE

mengandalkan hijauan yang sangat melimpah yang ada

disekitar desa Sumberdem dan Sumber Tempur, para

peternak juga ada yang memberi pakan tambahan pada

ternaknya jika pada saat hijauannya mulai habis atau

pada musim kemarau. Para peternak memberi pakan

sehari sekali (hijauan), ada juga yang sehari dua kali

(hijauan) dan ada juga yang memberikan pakan tiga kali

sehari (hijauan), jika pada saat musim kemarau atau

hijauannya tinggal sedikit para peternak ada yang

memberikan pakan tambahan bila yang mampu membeli.

Lamtoro (Leucaena leucocephala) adalah hijauan yang

paling sering atau dominan yang diberikan kepada ternak

kambing oleh para peternak karena mudah didapat. Hal

ini ditambahkan oleh Kushartono (2002) bahwa

leguminosa salah satu jenis hijauan yang mempunyai

kandungan protein cukup tinggi, pemberian hijauan

pakan tenak berasal dari leguminosa dapat meningkatkan

Page 57: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

36

bobot temak, semakin tinggi pemberian leguminosa

semakin tinggi pula pertambahan bobot tenak.

4.2 Pertambahan Bobot Badan dan Statistik Vital

Kambing PE Lepas Sapih

Rata-rata pertambahan bobot badan harian

(PBBH) dan statistik vital kambing PE jantan dan betina

di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil perhitungan penelitian rata-rata

pertambahan bobot badan harian dan rata-rata

statistik vital kambing PE lepas sapih (3-8

bulan) berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan

Wonosari Kabupaten Malang.

Jenis Kelamin

No. Jantan Betina

1. PBBH (g) 82,25±11,450 71,12±8,805

2. Statistik Vital

PB (cm) 49,90±8,999 45,14±6,827

LD (cm) 60,46±11,317 56,99±6,797

TB (cm) 56,26±10,660 52,69±7,211

Hasil rata-rata pertambahan bobot badan harian

Kambing PE lepas sapih pada (Tabel 3) menunjukkan

hasil yang berbeda nyata (p<0,05), berdasarkan hasil

rata-rata pertambahan bobot badan harian kambing PE

jantan lebih besar dari pada betina. Hal ini diduga karena

adanya pengaruh hormonal kelamin dan pengaruh

Page 58: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

37

manajemen. Hormon yang berperan dalam pertumbuhan

ternak jantan yaitu hormon androgen yang dihasilkan

ternak jantan dan hormon estrogen yang dihasilkan oleh

ternak betina. Hal ini di tambahkan oleh Nuryadi (2007)

bahwa androgen memiliki kemampuan menahan nitrogen

dalam badan, sehingga terjadi pertambahan bobot badan

karena adanya pertambahan protein. Kesbi dan Notter

(2016) menambahkan bahwa perbedaan jenis kelamin

menyebabkan perbedaan sirkulasi hormon, pada ternak

jantan hormon testosteron diproduksi dengan jumlah

yang banyak, sedangkan pada jenis kelamin betina

hormon yang menonjol yaitu estrogen dan progesteron.

Faktor lain yang mempengaruhi pertambahan

bobot badan selain faktor hormonal dipengaruhi oleh

faktor manajemen yang baik pada ternak. Nasich (2011)

menjelaskan bahwa manajemen yang kurang baik, tanpa

memperhatikan kambing peliharaannya atau asal diberi

pakan saja menjadikan PBB anak tidak berkembang

dengan baik walaupun kambing mempunyai genetik

pertumbuhan yang baik. Sebaliknya peternak yang

memberikan perhatian terhadap kambingnya dan selalu

memperhatikan pakan yang diberikan maka kambing

yang dipeliharanya akan tumbuh dengan baik, apalagi

kambing yang dipeliharanya mempunyai kemampuan

genetik yang baik. Hasil penelitian ini lebih tinggi

dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zurriyati (2005) yang memperoleh rata-rata pertambahan

bobot badan harian kambing PE jantan 81,33 g/ekor/hari

Page 59: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

38

dan betina 63 g/ekor/hari. Adriani (2014) menambahkan

yakni pertambahan bobot badan harian perbandingan

jenis kelamin, jantan 74.5 ± 4.3 gram dan betina 69.7 ±

15.4 gram.

Hasil rata-rata ukuran statistik vital kambing PE

lepas sapih pada (Tabel 3) menunjukkan hasil yang

berbeda nyata (p<0,05), berdasarkan hasil rata-rata

statistik vital kambing PE jantan lebih tinggi dari pada

betina. Hal ini diduga karena adanya pengaruh hormonal

kelamin dan musculus atau jaringan otot jantan lebih

kompak dengan kandungan lemak lebih sedikit dari pada

betina sehingga jantan tumbuh lebih cepat. Hormon yang

berperan dalam pertumbuhan ternak jantan yaitu hormon

testosteron yang dihasilkan ternak jantan dan hormon

estrogen yang dihasilkan oleh ternak betina. Hal ini di

tambahkan oleh Arman (2014) bahwa testosteron ini

memiliki pengaruh pembentukan protein pada tubuh,

yang menghasilkan peningkatan perkembangan otot dan

tulang sehingga memberi bentuk, ukuran dan besar badan

pada ternak jantan. Nur (2010) menambahkan bahwa

estrogen berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang,

Pengapuran terjadi pada batang tulang, akibat dari proses

percepatan pengapuran maka terjadi hambatan

pertumbuhan tulang yang mestinya menjadi panjang.

Demikian pula pada perpanjangan tulang, tulang yang

seharusnya panjang menjadi pendek, akibat terjadinya ini

secara umum ternak betina lebih kecil dari ternak jantan.

Page 60: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

39

Rata-rata Pertambahan bobot badan harian

(PBBH) dan statistik vital Kambing PE berdasarkan tipe

kelahiran yang meliputi tunggal, kembar 2 dan kembar 3

di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang dapat dilihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil perhitungan penelitian rata-rata

pertambahan bobot badan harian kambing PE

lepas sapih (3-8 bulan) berdasarkan tipe

kelahiran di Kecamatan Wonosari Kabupaten

Malang.

Tipe Kelahiran PBBH (g)

Tunggal 86,16±15,09b

Kembar 2 75,21±8,83a

Kembar 3 70,71±7,58a

Keterangan : Superskrip yang berbeda di kolom yang

sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0,05).

Hasil rata-rata pertambahan bobot badan harian

kambing PE lepas sapih (Tabel 4) menunjukkan hasil

yang berbeda nyata (p<0,05). Hasil dari pertambahan

bobot badan harian kambing PE lepas sapih berdasarkan

tipe kelahiran di peroleh hasil tipe kelahiran tunggal lebih

besar dari pada tipe kelahiran kembar 2 dan kembar 3.

Hal ini diduga karena faktor bobot lahir dan pemberian

susu induk saat prasapih. Adriani (2014) menambahkan

bobot pada periode lepas sapih berdasarkan tipe

kalahiran, ini berhubungan dengan bobot lahir kambing

tersebut bahwa bobot sapih kambing tipe kelahiran satu

lebih tinggi dari pada kembar. Hal ini didukung oleh

Page 61: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

40

Hidayati, Kurnianto dan Johari (2015) bahwa anak yang

lahir tunggal bobot badannya lebih berat dibandingkan

dengan kembar 2 atau kembar 3, dan anak jantan selalu

lebih berat dari pada anak betina pada setiap periode

umur. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Adriani (2014)

menyatakan rata-rata pertambahan bobot badan harian

kambing tunggal 78.51 ± 16.50 gram, kambing kembar 2

76.83 ± 7.10 gram, kambing kembar 3 60.93 ± 1.35

gram.

Faktor pemberian susu induk saat prasapih dan

faktor pemberian pakan yang mencukupi juga

berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan saat

periode lepas sapih. Hal ini didukung oleh Harjosubroto

(1994) bahwa bobot sapih tipe kelahiran tunggal lebih

besar dari pada bobot sapih tipe kelahiran kembar karena

anak kambing tipe kelahiran kembar terdapat kompetisi

dalam mendapatkan asupan susu dari induknya saat

menyusui. Setiaji, Suparman dan Hartoko (2013)

menambahkan bahwa bobot sapih di pengaruhi oleh

kemampuan ternak untuk memperoleh susu pada

induknya dan kemampuan induknya dalam memproduksi

air susu. Faktor konsumsi pakan juga sangat berpengaruh

pada pertumbuhan dan perkembangan ternak kambing,

semakin besar ukuran tubuh serta bobot badan ternak

maka semakin tinggi juga asupan nutrisi dari pakan yang

dibutuhkan.

Page 62: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

41

Faktor pemberian pakan ternak rata-rata diberi

pakan hijauan leguminosa yang berupa lamtoro (Leucena

Leucocephala) dan gamal (Glirisidia Sepium) adalah

hijauan yang paling sering atau dominan yang diberikan

kepada ternak kambing oleh para peternak karena mudah

didapat. Hal ini ditambahkan oleh Kushartono (2002)

bahwa leguminosa salah satu jenis hijauan yang

mempunyai kandungan protein cukup tinggi, pemberian

hijauan pakan tenak berasal dari leguminosa dapat

meningkatkan bobot temak, semakin tinggi pemberian

leguminosa semakin tinggi pula pertambahan bobot

tenak. Selain pakan dalam hijauan kambing juga

kambing juga memerlukan pakan penguat atau

konsentrat.

Tabel 5. Hasil perhitungan penelitian rata-rata statistik

vital kambing PE lepas sapih (3-8 bulan)

berdasarkan tipe kelahiran di Kecamatan

Wonosari Kabupaten Malang.

Tipe

Kelahiran

Panjang

Badan (cm)

Lingkar

Dada (cm)

Tinggi

Badan (cm)

Tunggal 55,25±11,69b

67±13,15b

62,47±13,87b

Kembar 2 46,63±6,18a

58,05±7,01a

53,35±5,99a

Kembar 3 43,32±3,55a

54,28±4,33a

50,67±4,95a

Keterangan : Superskrip yang berbeda di kolom yang

sama menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0,05).

Page 63: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

42

Hasil rata-rata statistik vital berdasarkan tipe

kelahiran (Tabel 5) mendapatkan hasil yang berbeda

nyata (p<0,05). Ukuran panjang badan anak kambing PE

kelahiran tunggal yang lebih besar di banding kelahiran

kembar tersebut dapat terjadi karena anak kambing PE

kelahiran tunggal memiliki laju pertumbuhan yang lebih

cepat di banding anak kambing PE kelahiran kembar 2

dan kembar 3. Hal ini ditambahkan oleh Victoria (2016)

bahwa pertumbuhan panjang badan merupakan gambaran

dari pertumbuhan tulang belakang yang terus meningkat

seiring bertambahnya umur. Hasil dari ukuran statistik

vital meliputi panjang badan menunjukkan hasil ukuran

statistik vital tipe kelahiran tunggal lebih besar dari pada

ukuran statistik vital tipe kelahiran kembar 2 dan kembar

3. Hal ini ditambahkan oleh Faozi, priyono dan Yuwono

(2013) bahwa ukuran panjang badan kambing PE

kelahiran tunggal lebih besar dari pada kembar 2 dan

kembar 3, yang hasil rataan panjang badan Kambing PE

kelahiran tunggal 40,15±4,38 cm, kelahiran kembar 2

yaitu 39,20±4,54 cm dan kelahiran kembar 3 yaitu

39,15±4,56 cm.

Hasil dari ukuran statistik vital yang meliputi

lingkar dada pada (Tabel 5) menunjukkan hasil tipe

kelahiran tunggal lebih besar dari pada ukuran statistik

vital tipe kelahiran kembar 2 dan kembar 3. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Faozi, priyono dan Yuwono

(2013) bahwa ukuran lingkar dada kambing PE kelahiran

tunggal lebih besar dari pada kembar 2 dan kembar 3,

Page 64: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

43

yang hasil rataan lingkar dada kelahiran tunggal yaitu

42,95±4,32 cm, kelahiran kembar 2 yaitu 41,35±4,92 cm

dan kelahiran kembar 3 yaitu 41,20±4,86 cm. Saputra,

Sudewo dan Utami (2013) menambahkan bahwa semakin

bertambah umur kambing maka akan diikuti dengan

perkembangan tubuh kambing terutama pada bagian

lingkar dada. Victoria (2016) menambahkan bahwa

lingkar dada memperlihatkan pertumbuhan tulang rusuk

dan otot yang berada pada tulang rusuk. Hasil analisis

menggunakan anova (Lampiran 5) di peroleh rata-rata

statistik vital yang berbeda nyata (p<0,05) dapat menjadi

suatu indikasi awal bahwa kambing PE kelahiran tunggal

memiliki pertumbuhan tulang rusuk dan pertumbuhan

jaringan daging yang lebih besar di bandingkan kambing

PE kelahiran kembar 2 dan kembar 3.

Hasil dari ukuran statistik vital yang tinggi badan

menunjukkan hasil tipe kelahiran tunggal lebih besar dari

tipe kelahiran kembar 2 dan kembar 3. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Faozi, priyono dan Yuwono

(2013) bahwa ukuran tinggi badan Kambing PE kelahiran

tunggal lebih besar dari pada kembar 2 dan kembar 3,

yang hasil rataan tinggi badan 47,30±5,90 cm, kelahiran

kembar 2 44,60±4,60 cm dan kembar 3 44,05±4,29 cm.

Victoria (2016) menyatakan bahwa pertumbuhan tinggi

badan menunjukkan tulang penyusun kaki mengalami

pertumbuhan sesuai dengan fungsinya untuk menyangga

tubuh ternak. Perbedaan hasil angka yang didapatkan

pada statistik vital ternak tipe kelahiran tunggal, kembar

Page 65: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

44

2 dan kembar 3 disebabkan oleh jenis kelamin, tipe

kelahiran, pemberian pakan, lingkungan serta manajemen

pemeliharaan yang sama juga dan berasal dari bangsa

kambing yang sama yaitu Kambing Peranakan Etawah.

Page 66: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan pertambahan bobot badan

harian berdasarkan jenis kelamin yaitu jantan lebih

besar dari pada betina dan ukuran statistik vital

(tinggi badan, lingkar dada dan panjang badan)

berdasarkan jenis kelamin juga lebih besar jantan dari

pada betina pada kambing PE lepas sapih umur 3-8

bulan.

2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan antara pertambahan bobot

badan harian berdasarkan tipe kelahiran yaitu tipe

kelahiran tunggal lebih besar dari pada tipe kelahiran

kembar 2 dan kembar 3. Terdapat perbedaan juga

antara ukuran statistik vital yang meliputi panjang

badan, lingkar dada, dan tinggi badan berdasarkan

tipe kelahiran yaitu ukuran statistik vital lebih besar

tipe kelahiran tunggal dari pada kembar 2 dan kembar

3.

5.2 Saran

Untuk mengetahui pertambahan bobot badan

harian dan statistik vital pada kambing PE umur 3-8

bulan yaitu perlu adanya penimbangan dan pengukuran

Page 67: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

46

pada ternak kambing PE dengan 2 kali penimbangan dan

pengukuran.

Page 68: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

47

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, T.W., Nasich, M., Wahyuningsih, S. 2016.

Hubungan Antara Lingkar Dada, Panjang Dan

Tinggi Badan Dengan Bobot Badan Kambing

Senduro Jantan Di Kecamatan Senduro

Kabupaten Lumajang. Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya. Malang. 26 (1):37-42.

Adriani. 2014. Bobot Lahir Dan Pertumbuhan Anak

Kambing Peranakan Etawah Sampai Lepas

Sapih Berdasarkan Litter Zise Dan Jenis

Kelamin. Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Kampus Pinang Masak, Mendalo. Jambi. Vol 16

(2):51-58.

Agustina, D. 2013. Upaya Untuk Meningkatkan

Pertambahan Bobot Badan Dan Efisiensi

Penggunaan Pakan Pada Kambing Peranakan

Etawah Menggunakan Suplemen Katalitik.

Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo.

Kendari. Vol. 14 (2).

Adriani. 2011. Pertumbuhan dan Dimensi Tubuh Anak

Kambing Sebagai Respon Pemberian PMSG

Pada Induk Sebelum Dikawinkan. Jurnal Ilmiah

Ilmu-ilmu Peternakan. 16 (2) : 34-40.

Anggorodi. R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT

Gramedia. Jakarta.

Page 69: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

48

Arman, C. 2014. Reproduksi Ternak. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

BPS. 2016. Kabupaten Malang Dalam Angka Malang

Regency In Figures: Malang.

Budiarsana, I.G.M., Sutama, I.K., Martawijaya, M.,

Kostaman, T. 2003. Produktivitas Kambing

Peranakan Etawah (PE) Pada Agroekosistem

Yang Berbeda. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Budiarsana, I.G.M. 2005. Performan Kambing Peranakan

Etawah (PE) di Lokasi Agroekosistem Yang

Berbeda. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal :

650-659.

Dinas Peternakan. 2014. Jumlah Populasi Ternak

Kambing di Prov Jawa Timur Tahun 2014.

Dinas Peternakan Jatim. Surabaya.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015.

Rekapitulasi Data Sementara Data Ternak

Tahun 2015 Dinas Peternakan Dan Kesehatan

Hewan Kabupaten Malang. Malang.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2016. Rencana Strategis

Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal

Peternakan Dan Kesehatan Hewan. Edisi Revisi.

Hal 121- 124.

Page 70: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

49

Doloksaribu, M., Elieser. S., Mahmilia, F., dan

Pamungkas, F.A. 2005. Produktivitas Kambing

Kacang Pada Kondisi Di Kandangkan : 1. Bobot

Lahir, Bobot Sapih, Jumlah anak Sekelahiran

dan Daya Hidup Anak Prasapih. Loka Peneltian

Kambing Potong.

Faozi, N, A., Priyono, A., Yuwono, P. 2013. Ukuran

Vital Tubuh Cempe Pra Sapih Dan

Hubungannya Dengan Bobot Tubuh

Berdasarkan Tipe Kelahiran Pada Kambing

Peranakan Etawah. Fakultas Peternakan

Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto, 1

(1) : 184-194.

Harjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak

di Lapangan. PT. Grasindo. Jakarta. Cetakan ke

1.

Hartatik, T.D.A., Mahardika., Widi, T.S.M., dan Baliarti,

E. 2009. Karakteristik dan Kinerja Induk Sapi

Silangan Limousin-Madura dan Madura di

Kabupaten Sumenep dan Pamekasan. Buletin

Peternakan. 33 (3): 143-147.

Hidayati, S., Kurnianto, E., Johari, S. 2015. Analisis

Ragam dan Peragam Bobot BadanKambing

Peranakan Etawa. Fakultas Peternakan dan

Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang.

Vol. 16 No. 1 : 107-116.

Karnaen dan Arifin, J. 2007. Kajian Produktivitas Sapi

Madura. Jurnal Ilmu Ternak. 7 (2): 135-139.

Page 71: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

50

Kesbi, F.G., and Notter D.R. 2016. Sex Influence On

Genetic Expressions Of Early Growth In Afshari

Lambs. Arch. Animal Breed 59 Hal: 9-17.

Kostaman, T., dan Sutama, T.K. 2006. Korelasi Bobot

Badan Induk Dengan Lama Bunting, Litter Size,

Dan Bobot Lahir Anak Kambing Peranakan

Etawah. Balai Penelian Ternak. Bogor. Hal:

522-527.

Kushartono, B. 2002. Potensi Leguminosa Pohon

Sebagai Sumber Pakan Hijauan. Balai Penelitiun

Ternak.

Kuswandi dan Thalib, A. 2005. Pertumbuhan Kambing

Lepas Sapih yang Diberi Konsentrat Terbatas.

Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Munier. 2008. Bobot Lahir Kambing Pernakan Etawah

(PE) yang Diberikan Kulit Buah Kakao. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi

Tengah. Biromaru.

Murdjito, G., Budisatria, I.G.S., Panjono, Ngadiyono, N.,

dan Baliarti E. 2011. Kinerja Kaming Bligon

Yang Dipelihara Peternak Di Desa Giri Sekar,

Panggang, Gunung Kidul. Fakultas Peternakan

UGM. Yogyakarta. Vol 35(2): 86-95.

Nasich, M. 2011. Produktivitas Kambing Hasil

Persilangan Antara Pejantan Boer Dengan Induk

Lokal (PE) Periode Prasapih. J. Ternak Tropika

Vol. 12 (1) Hal: 57-62.

Page 72: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

51

National Research Council. 2006. Nutrient Requirements

of Small Ruminants (Sheep, Goats, Cervids, and

New World Camelids). National Academic

Press. Washington, D.C.

Nur, M.I. 2010. Ilmu Reproduksi Ternak Dasar. UB

Press. Malang.

Nuryadi. 2007. Ilmu Reproduksi Ternak. UB Press.

Malang.

Pamungkas, F. A., A. Batubara, M. Doloksaribu, dan E.

Sihite. 2009. Potensi Plasma Nutfah Kambing

Lokal Indonesia. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan. Sumatera Utara. hal.

32.

Priyanto dan Debora. 2009. Diversifikasi Tanaman

Perkebunan dan Ternak Kambing di Lahan

Marginal Kabupaten Ende, Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Nusa Tenggara Timur.

Rasminati, N. 2013. Grade Kambing Peranakan Ettawa

Pada Kondisi Wilayah Yang Berbeda. Fakultas

Agroindustri Universitas Mercu Buana.

Yogyakarta. 11 (1): 43-48.

Saputra, Y., A. T. A. Sudewo dan S. Utami. 2013.

Hubungan Antara Lingkar Dada, Panjang Badan,

Tinggi Badan dan Lokasi dengan Produksi Susu

Kambing Sapera. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1

(3): 1173-1182.

Page 73: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

52

Setiaji, A., Suparman, P., dan Hartoko.2013. Produtifitas

Dan Pola Warna Kambing Kejobong Yang

Dipelihara Oleh Peternak Kalompok. Jurnal

Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 1(3):789-795.

Sirait, J., Tarigan, A. dan Simanihuruk, K. 2011.

Pemanfaatan Alfalfa yang Ditanam di Dataran

Tinggi Tobasa, Provinsi Sumatra Utara untuk

Pakan Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Loka

Penelitian Kambing Potong. Sumatra Utara.

Soedjana, T. D. 2011. Peningkatan Komsumsi Daging

Ruminansia Kecil Dalam Rangka Diversifikasi

Pangan Daging Mendukung PSDSK 2014.

Workshop Nasional Diversifikasi Pangan

Daging Ruminansia Kecil. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peternakan. Bogor.

Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2008. Bibit Kambing

Peranakan Ettawa (PE). SNI 7325:2008. Hal 1-

5.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

Dan R&D. CV Alvabeta. Bandung.

Sulaksana, I. 2008. Pertumbuhan Anak Kambing

Peranakan Etawah (PE) Sampai Umur 6 Bulan

Di Pedesaan. Fakultas Peternakan Universitas

Jambi. Jambi. Vol. 11 (3).

Page 74: UKURAN STATISTIK VITAL DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN …repository.ub.ac.id/5377/1/Galang Salaksa Wirakumala.pdf · KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

53

Sulaksana, I., dan Farizal. 2010. Pertumbuhan Anak

Kambing Peranakan Etawah (PE)Sampai Umur

6 Bulan di Pedesaan. Fakultas Peternakan,

Universitas Jambi, Jambi.

Supriyati. 2012. Pertumbuhan Kambing Peranakan

Etawah Prasapih, yang Diberi Susu Pengganti.

Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Thalib, A. 2004. Uji Efektivitas Saponin Buah Sapindus

Rarak Sebagai Inhibitor Metanogenesis Secara

In Vitro pada Sistem Pencernaan Rumen. Balai

Penelitian Ternak. Bogor. 9 (3):164-171.

Trifena., Budisastria, I.G.S, dan Hartatik, T. 2011.

Perubahan Fenotip Sapi Peranakan Ongole,

Simpo, dan Limpo pada Keturunan Pertama dan

Keturunan Kedua (Backcross). Buletin

Peternakan. 35 (1): 11-16.

Victori, A., Purbowati, E., Sri, L.C.M. 2016. Hubungan

Antara Ukuran-Ukuran Tubuh Dengan Bobot

Badan Kambing Peranakan Etawah Jantan DI

Kabupaten Klaten. Fakultas Peternakan Dan

Pertanian Universitas Diponegoro. Semarang.

26 (1): 23-28.

Zurriyati, Y. 2005. Peningkatan Produktivitas Kambing

PE dan Kacang Melalui Penerapan Teknologi

Probiotik. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Riau. Pekanbaru. Hal : 596-603.