ukuran asosiasi pada penyebaran penyakit tgs kel epiiiiiiidddddddddd

Upload: lisa-fitrianty-joharli

Post on 02-Mar-2016

194 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UKURAN ASOSIASI PADA PENYEBARAN PENYAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGlobalisasi adalah suatu proses menyeluruh di dunia yang menyertakan internasionalisasi komunikasi, perdagangan dan organisasi ekonomi. Hal itu melibatkan perubahan sosial, politis dan ekonomi secara cepat. Globalisasi mempunyai potensi untuk menyebabkan ketidakseimbangan. Riset terhadap dampak perubahan politis dan ekonomi yang cepat serta meluasnya ketidakseimbangan sosial pada penyebaran dan kemunculan penyakit, dapat menjadi pertimbangan bagi pilihan kebakan kesehatan di suatu negara.Seperti yang diketahui, sekarang ini banyak masalah kesehatan masyarakat, khususnya pengendalian penyakit. Adanya epidemiologi dapat menjadi alat atau metode yang strategis untuk memecahkan dan menanggulangi masalah kesehatan tersebut. Di bidang kesehatan, pengenalan masalah merupakan landasan bagi pengelolaan kesehatan, yaitu untuk merencanakan tindakan pencegahan ataupun mengatasi masalah yang dihadapi.Epidemiologi sebagai ilmu diagnosa kesehatan masyarakat, terus menerus berkembang dari pengalaman menghadapi sepak terjang penyakit sebagai fenomena massa. Ketika wabah penyakit menular melanda bangsa-bangsa di dunia, epidemologi diartikan sebagai ilmu tentang epidemik (wabah). Untuk mengatasi suatu wabah yang tengah berkecamuk, perlu diketahui bagaimana menjalarnya wabah tersebut dengan mengamati siapa-siapa yang terserang, dimana wabah menyerang, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyerang sejumlah orang tertentu. Sesuai peranannya pada masa itu epidemiologi dirumuskan sebagai ilmu tentang fenomena massa penyakit infeksi (Frost, 1927). Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan penyakit ataupun masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit dalam masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu, epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai suatu metode pendekatan yang banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah kesehatan (M.N Bustan, 2006).Menurut asal katanya, secara etimologis, Epidemiologi bearti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, di mana epi = upon, pada atau tentang; demos = people, penduduk; dan logia = knowledge, ilmu. Nama epidemiologi sendiri berkaitan dengan sejarah kelahirannya dimana epidemiologi memberikan perhatian tentang penyakit yang mengenai penduduk (epidemi). Penyakit yang banyak menimpa penduduk pada waktu itu hingga akhir abad 19 adalah penyakit wabah atau epidemic (penyakit yang mengenai penduduk secara luas). Epidemiologi memberikan perhatian tentang epidemic yang banyak menelan korban kematian, dan begitulah nama Epidemiologi tidak bias dilepaskan dengan epidemi itu sendiri (M.N Bustan, 2006).Epidemiologi juga erat hubungannya dengan dunia kerja, yaitu mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Tempat kerja bisa menjadi tempat penyebaran penyakit atau perkembangbiakannya wabah penyakit. Oleh karena itu dengan epidemiologi dapat diatasi masalah penyebaran penyakit dan cara penanggulangannya serta identifikasi bahaya-bahaya yang akan terjadi. Faktor faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit adalah host, agent, dan environmental.Host atau pejamu adalah faktor yang ada dalam diri manusia, yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut yaitu faktor keturunan, mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan, kebiasaan hidup dan lain-lain. Agent atau bibit penyakit merupakan suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan dan mempengaruhi perjalan suatu penyakit. Substansi atau elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokkan kedalam lima macam, yaitu nutrient, faktor kimia, faktor fisik, faktor mekanik, dan faktor biologi. Sedangkan untuk faktor environmental (lingkungan) adalah seperti faktor lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik. Hubungan antara host, agent dan environmental dalam menimbulkan suatu penyakit amat komplek dan majemuk.Penyakit merupakan gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang. Penyakit, sakit, cedera, dan gangguan semuanya dikategorikan didalam istilah tunggal morbiditas. Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit,cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan daristatus sehat dansejahtera, atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas biasanya ditunjukkan dalam angka prevalensi atau insidensi yangumum atau spesifik. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan; jumlahorang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kalimerupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang berisiko.Mortalitas (kematian) dan angka kematian digunakan sebagai indicator status kesehatan. Selain itu angka morbiditas atau angka kesakitan juga digunakan sebagai indikatorkesehatan.Jika ditinjau dari proses yang terjadi pada orang sehat, menderita penyakit dan terhentinya penyakit tersebut yang dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (RAP), ada beberapa tahap, yaitu tahap prepatogenesis, inkubasi, penyakit dini, penyakit lanjut, dan tahap akhir penyakit.Adapun empat tahapan kegiatan untuk mengatasi masalah penyakit menular, yaitu: Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan terjadinya, di mana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu terjadi, apakah ada kaitannya dengan musim atau periode tertentu. Mengapa hal itu terjadi (identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih mudah terjadi pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian (faktor resiko) dan faktor apa yang menurunkan kejadian (faktor protektif). Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah terdahulu, dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah, menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya penyembuhan dan pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan tindakan itu dalam mencegah dan menanggulangi masalah. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala besar). Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana melaksanakan intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan sumber daya untuk melaksanakannya.Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai setelah membuat seseorang sakit, tetapi cenderung untuk menyebar. Setelah menyelesaikan riwayatnya pada suatu rangkaian kejadian sehingga seseorang jatuh sakit, pada saat yang sama penyakit beserta kumannya dapat berpindah dan menyebar ke orang lain.Dalam proses perjalanan penyakit, kuman memulai aksinya dengan memasuki pintu masuk tertentu calon penderita baru dan kemudian jika ingin berpindah ke penderita baru lagi, kuman tersebut akan keluar melalui pintu tertentu.Pengetahuan tentang jalan masuknya kuman (perjalanan penyakit) ini penting untuk epidemiologi karena dengan itu dapat dilakukan penghadangan perjalanan penyakit (kuman) yang masuk ke dalam tubuh manusia. Misalnya cacing yang ingin masuk melalui mulut dapat dicegah dengan mencuci tangan sebelum makan.Di samping perlu mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi penyakit serta proses perjalanan penyakit, selain itu yang terpenting adalah mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat , jika ada kemudian mengukur jumlah frekuensi masalah kesehatan yang terjadi dan menanggulangi insiden penyebaran penyakit tersebut.Dalam epidemiologi, penyebab penyakit perlu diketahui dengan maksud untuk mengetahui proses trejadinya penyakit dan berupaya mencegah beraksinya factor penyebab itu. Dilihat dari segi epidemiologis, kejadian penyakit umumnya dengan sejumlah penyebab. Sebaliknya satu penyebab juga menyebabkan beberapa penyakit (M.N Bustan, 2006).Salah satu unsur pokok yang terdapat pada epidemiologi ialah mempelajari tentang frekuensi masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia dan atau masyarakat. Dengan demikian untuk dapat memahami epidemiologi dengan baik, haruslah dapat dipahami pula tentang frekuensi masalah kesehatan tersebut (Azrul Azwar, 1999).Selain itu ada juga pengukuran Asosiasi merupakan hal yang penting dalam penyebaran penyakit. Ukuran Asosiasi berkaitan dengan bagaimana kejadian atau lingkungan yang berbeda berhubungan satu sama lain atau bagaimana suatu asosiasi sebab akibat memang ada untuk meyebabkan penyakit. Dengan mengetahui ukuran asosiasi dapat mengetahui berapa besar kemungkinan bahwa hubungan antar kejadian terbentuk akibat variable-variabel sebab akibat.1.2 TujuanTujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Ukuran Asosiasi pada Penyebaran Penyakit adalah1. Dapat memahami dan mengukur Risiko Relative, Risiko Laju Insidensi dan Rasio Odd pada suatu maslah kesehatan / penyebaran penyakit2. Dapat memahami Beda Risiko, Beda Laju Insidensi, dan Penggunaan Ukuran Asosiasi.

Daftar PustakaAzwar Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara: JakartaBustan, MN. 2006. Pengantar Epidemiologi. Rinela Cipta: Jakarta

Pertanyaan :Berikut yang merupakan salah satu empat tahapan kegiatan untuk mengatasi masalah penyakit menular adalah a. Identifikasi faktor resiko b. Identifikasi lingkungan sosialc. Evaluasi social budaya masyarakatd. Identifikasi faktor dari individue. Evaluasi dari masalah lingkungan