uji ion logam pb
DESCRIPTION
uji ionTRANSCRIPT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
Topik Percobaan : Uji Ion Logam Pb
Disusun Oleh :
Nama : HariadiNIM : DBD 109 047Kelompok : III (tiga)Praktikum ke : KetigaTanggal Praktikum : 23 april 2010Dosen Pembimbing : Lendra ST, MT.Asisten Pembimbing : Novi Irianti
UPT. LAB. DASAR DAN ANALITIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2010
I. Topik Percobaan
Uji ion logam Pb
II. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya ion Pb dalam suatu larutan.
III.Alat dan Bahan
A. Alat
No Alat1 Tabung Reaksi2 Rak Tabung Reaksi3 Pipet Tetes4 Pembakar Spritus5 Penjepit6 Gelas Kimia
B. Bahan
No Bahan1 PbNO32 HCl 0,1 M3 KI4 Aquades
IV. Landasan Teoritis dan Prosedur Pengukuran
A. Dasar teori
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb
dan nomor atom 82.
Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum.Timbal (Pb) adalah logam berat
yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi.
Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana
jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak
bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam.Unsur Pb digunakan dalam bidang
industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat
cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil.
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang
toksik (beracun) terhadap manusia.Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui
konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
Toksisitas
Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya
1. Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)
2. Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar
protoporphin dalam sel darah merah
3. Memperpendek umur sel darah merah
4. Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan
kandungan logam Fe dalam plasma darah.
Timbal bersifat kumulatif.Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah
35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang
selama 30 hari.
Mekanisme toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah:
1. Sistem haemopoietik; dimana Pb menghambat sistem pembentukan hemoglobin
(Hb) sehingga menyebabkan anemia.
2. Sistem saraf; di mana Pb dapat menyebabkan kerusakan otak dengan gejala
epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.
3. Sistem urinaria; dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung
henle, serta menyebabkan aminosiduria.
4. Sistem gastro-intestinal; di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi.
5. Sistem kardiovaskuler; di mana Pb dapat menyebabkan peningkatana
permeabilitas pembuluh darah.
6. Sistem reproduksi; di mana Pb dapat menyebabkan keguguran, tidak
berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia
dan teratospermia pada pria.
7. Sistem endokrin; di mana Pb dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan
fungsi adrenal
8. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.
Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada
orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan
arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan cairan serebrospinal,
degenerasi neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai dengan munculnya
ataksia, koma, kejang-kejang, dan hiperaktivitas.
Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin
tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ.Apabila dalam darah ditemukan
kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari), maka
akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual.
Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan,
kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral. Logam Pb tidak
dibutuhkan oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman tercemar Pb
dikonsumsi, maka tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb diekskresikan
melalui urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein dan sebagian lainnya lagi
terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.
B. Prosedur Kegiatan
a. Uji ion logam Pb dengan HCl
1. Memasukkan timbal nitrat, PbNO3 0,25 M sebanyak 3 ml ke dalam tabung
reaksi.
2. Berilah beberapa tetes larutan HCl encer 0,1 M ke dalam tabung reaksi
yang berisi larutan PbNO3 sehingga terbentuk endapan putih.
3. Amati perubahan yang terjadi.
b. Uji ion Pb dengan KI (kalium iodida)
1. Masukkan larutan timbal nitrat, PbNO3 0,25 M sebanyak 3 ml ke dalam
tabung reaksi.
2. Masukkan beberapa tetes larutan KI ke dalam tabung reaksi sehingga
terbentuk endapan kuning.
3. Panaskan tabung reaksi tersebut dalam air mendidih sehingga larutan
menjadi tak berwarna, kemudian dinginkan tabung reaksi dalam air.
4. Amati perubahan yang terjadi setelah larutan dalam tabung reaksi
mendingin.
V. Data Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Memasukkan larutan timbal nitrat, PbNO3 0,25 M sebanyak 1 ukuran pipet tetes kedalam tabung reaksi, kemudian menambahkan 40 tetes larutan HCl encer 0,1 M kedalam tabung berisi larutan PbNO3 sampai terbentuk endepan putih, setelah itu mengamati perubahan yang terjadi.
Terjadi perubahan warna pada larutan dan terdapat endepan berwarna putih.
2 Memasukkan larutan timbal nitrat, PbNO3 0,25 M sebanyak 2 ukuran pipet tetes kedalam tabung reaksi, kemudian menambahkan 1 tetes larutan KI kedalam tabung reaksi hingga terbentuk endepan kuning. Setelah itu, memanaskan tabung reaksi tersebut dalam air mendidih hingga larutan menjadi tidak berwarna, kemudian mendinginkan tabung reaksi dalam air lalu mengamati perubahannya setelah larutan dingin.
Pada sat percampuran larutan timbal nitrat PbNO3 dan larutan KI, larutan berubah menjadi berwarna kuning. Pada saat dipanaskan dengan menggunakan air bersuhu 100o, perlahan-lahan larutan yang berwarna kuning tadi memudar hingga akhirnya tidak berwarna. Pada saat didinginkan terjadi endepan pada dasar tabung yang berwarna putih keabu-abuan.
VI. Analisis Data dan Tugas
A. Analisis Data
B. Tugas
1. Tuliskan persamaan reaksi uji ion Pb dengan larutan :
a. HCl
b. KI
2. Endapan apakah yang terbentuk dari percobaan I dan II ?
Jawaban :
1. a. HCl → H+ + Cl-
b. KI → K+ + I-
2. ● Endapan yang terbentuk pada percobaan I yaitu endepan berwarna putih.
● Endepan yang terbentuk dari percobaan II yaitu larutan pada KI yang telah
dicampur dengan larutan PbNO3 berubah menjadi larutan berwarna
kuning. Setelah dipanaskan larutan menjadi berwarna bening
dan pada
saat didinginkan terdapat endepan berwarna putih keabu-abuan.
VII. Diskusi, Kesimpulan, dan Saran
A. Diskusi
Kendala yang dihadapi saat praktikum yaitu kurangnya peralatan praktik yang
tersedia sehingga kegiatan praktik berjalan lamban karena harus bergantian.
Sebagai contoh yaitu Pembakar Spritus yang hanya ada 1 sedangkan kegiatan
praktik terdiri dari beberapa kelompok. Selain itu juga ruangan praktik yang
sempit dan panas (gelap).
B. Kesimpulan
Dari hasil ion yang telah dipraktikan, telah didapat warna yang berbentuk
endepan yang didapat dari volume yang telah ditambahkan pada larutan PbNO3.
Adapun pengertian dar Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara
alami di dalam kerak bumi yang bersifat sangat beracun bagi manusia.
C. Saran
Saran saya adalah ketika memulai praktikan, diharapkan semua anggota
kolompok dapat bekerja sama untuk melakukan percobaan tersebut dan
diharapkan juga agar alat dan bahan harus lengkap sebelum memulai praktikan.
Untuk itu sangat diharapakan kepada pengelola Lab UNPAR dan kaka
pembimbing praktikum agar sangat memperhatikan kendala-kendala yang
dihadapi para praktikan demi kelancaran kegiatan dan kenyamanan bersama.
VIII. Daftar Pustaka
Herman DZ (2006). "Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar As, Hg, Pb, dan Cd". J Geol Indones 1: 31-36.
Klaassen CD, Amdur MO, Doull J (1986). Toxicology The Basic Science of Poisons. New York: Macmillan Publishing Company.
Widowati W, Sastiono A, Jusuf R (2008). Efek Toksik logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Andi. ISBN 978-979-29-0448-2.
Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 2010
IX. Lampiran