uji fagositosis dan koleksi serum
TRANSCRIPT
UJI FAGOSITOSIS
1. UJI FAGOSITOSIS IN VITRO
Uji fagositosis in vitro ini dilakukan dengan menggunakan yeast sebagai agen yang
difagosit.
1.1. Tahap pengambilan cairan intraperitoneal
Pengambilan cairan peritoneal kelompok P dilakukan pada hari ke-17, mencit dibius
menggunakan kloroform. Pada area di bawah kulit bagian abdomen disuntikkan salin steril
(NaCl) sebanyak 3 ml, kemudian abdomen mencit di tepuk-tepuk menggunakan gunting
bedah untuk diambil cairan peritoneal dengan menggunakan spuit berukuran 1 ml tanpa
jarum. Cairan peritoneal yang didapat dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Dengan
menggunakan haemositometer, fagosit dihitung hingga mendapatkan 106 fagosit/ml. Cairan
peritoneal dipindah ke Eppendorf kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm
selama 10 menit pada suhu 40C. Setelah disentrifugasi maka supernatan yang diperoleh
dipindahkan dan pelet hasil sentrifugasi diresuspensi hingga jumlah fagosit mencapai 106/ml.
1.2. Tahap pembuatan suspensi yeast
Pembuatan suspensi yeast dilakukan dengan cara butiran yeast dibiakkan terlebih
dahulu ke dalam 100 ml salin steril pada Erlenmeyer. Untuk mendapatkan yeast sebanyak 109
dilakukan seri pengenceran menggunakan tabung reaksi ukuran 15 ml sebanyak 9 buah dan
diisi 9 ml salin steril.
1.3. Tahap inkubasi
Fagosit yang telah diresuspensi dengan NaCl hingga 106 dan suspensi yeast sebanyak
109 dipindah dalam satu tabung reaksi dan dihomogenkan dengan perbandingan 1:1 yaitu 200
µl fagosit dengan 200 µl suspensi yeast. Kemudian tabung reaksi berisi yeast dan fagosit
diinkubasi di water bath dengan suhu 37ºC selama 30 menit.
1.4. Tahap pembuatan dan pewarnaan preparat apusan fagosit
Untuk membuat sediaan apusan fagosit, cairan hasil inkubasi diteteskan di atas gelas
objek kemudian dismear. Sediaan difiksasi dengan menggunakan karbol fuchsin dan
dikeringanginkan, kemudian objek gelas ditetesi dengan pewarna crystal violet dan
didiamkan selama kurang lebih 30 menit setelah itu obyek gelas dibilas dengan aquadest dan
dikeringanginkan.
1.5. Tahap pengamatan dan penghitungan aktivitas fagositosis
Tahap ini dilakukan dengan cara mengamati preparat apusan sel fagosit di bawah
mikroskop dengan perbesaran 1000x. Aktivitas fagositosis dapat ditetapkan berdasarkan
persentase fagosit yang melakukan fagositosis dari 100 fagosit (Kusmiardi et al., 2006).
2. UJI FAGOSITOSIS IN VIVO
Uji fagositosis in vitro ini dilakukan dengan menggunakan suspensi bakteri Escherechia
coli sebagai agen yang difagosit.
2.1. Tahap Penyiapan Suspensi Escherichia coli
Penyiapan suspensi E. coli dilakukan dengan mengambil satu ose biakan E. coli dari
agar miring lalu dilarutkan dalam media NB (Nutrient Broth) sebanyak 25 ml, kemudian
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah itu, biakan ditanam pada media agar
Eosin Methylene Blue (EMB) dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam (koloni E. coli
berwarna hijau metalik pada media EMB). Kemudian diambil satu ose dari isolat,
dimasukkan ke dalam larutan fisiologis dan kemudian dihomogenkan dengan menggunakan
vortex mixer untuk mendapatkan suspensi yang benar-benar homogen. Selanjutnya diukur
dan diencerkan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 620 nm, sampai
didapatkan optical density (OD) yang setara dengan jumlah bakteri 109 E. coli / ml.
Tahap Infeksi Escherichia coli pada Hewan Coba
Infeksi bakteri E. coli pada mencit (Mus musculus) dilakukan secara intraperitoneal
pada hari ke-15 dengan cara menginjeksikan 0,1 ml larutan yang berisi 108 E. coli. Tiga hari
kemudian (hari ke-18) dilakukan injeksi ulang E. coli dengan volume dan jumlah yang sama.
Infeksi E. coli dilakukan pada semua kelompok mencit (Mus musculus). Pembagian
kelompok dapat dilihat pada sub bab 3.5.
Tahap Pembuatan Sediaan Apusan Fagosit
Satu jam setelah infeksi E. coli, dilakukan peritoneal lavage dengan cara
menyuntikkan 2,5 ml larutan fisiologis berupa NaCl 0,9% steril secara intraperitoneal,
kemudian mengambil kembali cairan intraperitoneal dengan spet ukuran 3 ml tanpa jarum
melalui sayatan kecil pada otot abdomen.Tahap pembuatan sediaan fagosit dilakukan dengan
cara mengambil dan memindahkan 1 ml cairan intraperitoneal yang diperoleh pada tahap
sebelumnya pada tabung eppendorf, kemudian di sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit pada suhu 4ºC. Pellet hasil sentrifus diresuspensi, lalu di apus pada object
glass. Apusan cairan peritoneal tersebut dikeringanginkan pada suhu kamar, setelah itu
difiksasi dengan etanol. Langkah selanjutnya, preparat apusan tersebut diwarnai dengan
pewarna kristal violet selama 5-10 menit, kemudian dicuci dengan akuades masak untuk
mengendapkan mineral.
3.3.7 Tahap Pengamatan dan Penghitungan Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis
Tahap pengamatan preparat apusan makrofag dan penghitungan aktivitas dan
kapasitas fagositosis dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x. Aktivitas
fagositosis adalah jumlah fagosit yang aktif memfagosit sel bakteri dalam 100 fagosit yang
dinyatakan dalam persen. Sedangkan kapasitas fagositosis merupakan jumlah sel bakteri yang
difagositosis oleh 50 fagosit (Wagner dan Jurcic, 1991 dalam Wulansari et al. 2009).
PENGAMBILAN WHOLE BLOOD DAN KOLEKSI SERUM
Pengambilan darah dan koleksi serum
Pengambilan serum darah kelompok P dilakukan pada hari ke-17. Mencit setelah
dianestesi hingga beberapa saat sampai mencit tidak sadar tetapi tidak sampai mati. Mencit
kemudian dilakukan sedikit pembedahan pada bagian kulit area tulang rusuk dan dilakukan
pengambilan sampel darah melalui intrakardiak menggunakan spuit 3 mL dan jarum 26G x
½” kira-kira sebanyak 0,5 mL. Sampel darah yang diperoleh dipindahkan secara berhati-hati
pada tabung sentrifugasi ukuran 15 mL dan diletakkan dengan kemiringan ±15° kemudian
tunggu hingga terjadi koagulasi dengan perkiraan waktu 1-2 jam. Serum dipindahkan ke
tabung Eppendorf dan sisa padatan disentrifugasi pada 3000 rpm selama 15 menit kemudian
serum yang diperoleh dipindahkan ke tabung Eppendorf. Serum yang diperoleh kemudian
disentrifugasi 3000 rpm selama 5 menit pada suhu 4 oC dan disimpan dalam medical freezer
suhu -20 oC hingga dilakukan uji kadar IL-12 serum.