uji aktivitas antibakteri kasumba turate (cartamus

51
i UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus tinctorius L.) TERHADAP BAKTERI Salmonella pullorum DAN Escherichia coli SEBAGAI ALTERNATIF FEED ADDITIVE UNTUK UNGGAS SKRIPSI OLEH KHUSNUL KHATIMAH I 111 14 333 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 07-May-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

i

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus tinctorius L.)

TERHADAP BAKTERI Salmonella pullorum DAN Escherichia coli SEBAGAI

ALTERNATIF FEED ADDITIVE UNTUK UNGGAS

SKRIPSI

OLEH

KHUSNUL KHATIMAH

I 111 14 333

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

ii

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus tinctorius L.)

TERHADAP BAKTERI Salmonella pullorum DAN Escherichia coli SEBAGAI

ALTERNATIF FEED ADDITIVE UNTUK UNGGAS

SKRIPSI

OLEH

KHUSNUL KHATIMAH

I 111 14 333

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

iii

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

iv

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan

taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Uji aktivitas antibakteri

kasumba turate (Cartamus tinctorius L.) terhadap bakteri Salmonella pullorum

dan Escherichia coli sebagai Alternatif Feed Additive untuk unggas. Penulis

dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini utamanya:

1. Kedua orang tua Penulis Bapak Tamrin dan Ibu Sarsiah atas segala doa, motivasi,

pengetahuan dan dukungan, teguran serta kasih sayang yang tak terbatas untuk

penulis.

2. Ibu Dr. Sri Purwanti, S.Pt, M.Si sebagai pembimbing utama dan Ibu Jamilah, S.Pt,

M.Si selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat, serta motivasi sejak awal

penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Laily Agustina, MS., Ibu Dr. Ir.Hj. Rohmiyatul Islamiyati, MP dan

bapak Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si yang telah banyak memberikan

saran kepada penulis.

4. Bapak Ketua Jurusan Nutrisi Dr.Ir.Budiman, MP yang selalu memberikan motivasi

bagi penulis

5. Bapak Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Ibu Wakil Dekan I Prof. Dr.

drh. Ratmawati Malaka, M.Sc dan Ibu Wakil Dekan II Dr. Ir. Hastang, M.Si serta

Bapak Wakil Dekan III Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si .

6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing penulis selama

kuliah di Fakultas Peternakan dan Pegawai Fakultas Peternakan terima kasih atas

bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

7. Kepada Tante Erni, Om Bahri serta keluarga yang senantiasa tiada hentinya

mendoakan Penulis,

8. Kepada adik adik saya tercinta Nur Afni Annisa terima kasih telah setia menemani

dan menjadi penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan studi.

9. Sahabat-sahabatku di kampus Rika Rahim, Sitti Rahma, Marwah, Pismawati,

Mariyani Nur Meilani, Nurul Azizah Ramadhany, Nella Lestari, Maryam

Handayani Natsir, Mutmainnah, dan Zaqiyah Darajat sahabat-sahabatku yang

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

vi

tidak sempat disebutkan satu persatu terimakasih yang telah setia mendukung

penulis.

10. Kepada orang-orang serumahku kakak fitri, Andi Asti, dan Ria yang senantiasa

mengingatkan amanah orang tua dan amanah dakwah serta senantiasa memberikan

semangat dan nasehat.

11. Kepada sahabat sahabat tarbiyah dan organisasi Ukh Kurnia, Ukh Nurhidayatullah,

Ukh Syakura, Kak Jannah, Kak Cici, Kak Muti Syahidah, Kak Hijab, Kak Luthfah,

Ukh iftah, Ukh Waddah, Ukh Jusnita, Ukh Nadia, yang telah membantu penulis,

mengingatkan mengenai amanah sebagai mahasiswa dan sebagai anak yang

berbakti kepada orang tua.

12. Kepada Lembaga Dakwah Kampus Mahasiswa Pecinta Mushalla Unhas (LDK

MPM Unhas), Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) An-Nahl, yang telah banyak

memberikan pelajaran motivasi dan dukungan kepada penulis serta telah menjadi

wadah bagi penulis untuk belajar dan semangat dalam menuntut ilmu dunia dan

ilmu syari.

13. Kepada Adik adik Junior tercinta, Ratih Setiawati, Asdania Tanwil, Ema, Syirah

dan Jannah yang selalu menyemangati penulis.

14. Kepada Laboratorium Mikrobiologi yang telah menjadi tempat penelitian bagi

penulis, serta kepada Pak Markus yang selalu memberikan dorongan dan motivasi

bagi penulis.

15. Kepada seluruh teman angkatan penulis ANT 2014 terima kasih untuk

kebersamaan selama ini, semoga kita sukses sama-sama dunia akhirat

16. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan, terima kasih atas dukungan dan

kerja samanya.

Makassar, Mei 2018

Penulis

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

vii

ABSTRAK

Khusnul Khatimah ( I 111 14 333), Uji Aktivitas Antibakteri Kasumba Turate

(Cartamus tinctorius L.) Terhadap Bakteri Salmonella Pullorum dan Escherichia coli

sebagai Alternatif Feed Additive untuk Unggas. Di bawah bimbingan Sri Purwanti

sebagai pembimbing utama dan Jamilah sebagai pembimbing anggota.

Kasumba turate (Carthamus tinctorius L.) merupakan salah satu jenis tanaman endemik

dari Sulawesi Selatan khususnya di kabupaten Bone. Kandungan dari Carthamus

tinctorius L. ialah flavonoid dan minyak atsiri. Beberapa senyawa tersebut memiliki

potensi sebagai aktivitas antimikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

efektivitas antibakteri yang terkandung dalam kasumba turate terhadap bakteri

Salmonella pullorum dan Escherichia coli. Materi dari penelitian ini terdiri dari ekstrak

bunga kasumba turate. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan dengan level

P0: tetrasiklin (Kontrol), P1: Kasumba turate 0,5%, P2: kasumba turate 0,75%, P3:

Kasumba turate 1%, P4: Kasumba turate 1,25%. Rancangan penelitian yang digunakan

adalah RAL dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasumba

turate memiliki daya hambat pada kategori kuat (kisaran antara 11-19 mm) terhadap

bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli. Disimpulkan bahwa dengan

konsentrasi 0,5% ektrak kasumba turate sudah mampu menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli sehingga dapat digunakan sebagai

alternative feed additive untuk unggas.

Kata Kunci : Kasumba turate (Cartamus tinctorius L.), antibakteri, feed additive,

unggas

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

viii

ABSTRACT

Khusnul Khatimah ( I 111 14 333), The antibacterial activity Saffron plant (Cartamus

tinctorius L.) Against bacteria Salmonella pullorum and Escherichia coli as an

alternative feed additive for poultry. Under the supervision of Sri Purwanti, as main

supervisor and Jamilah, as cosupervisor.

Saffron (Cartamus tinctorius L.) is a kind of traditional plant which has been widely

used by the people of Sulawesi Selatan to cure measles disease and chicken pox.

Saffron (Cartamus tinctorius L.) contains are flavonoid and volatile oil. Some the

compound with potential as antibacterial activity. The aim of this research was find

out antibacterial activity of Saffron (Cartamus tinctorius L.). Against bacteria

escherichia coli and salmonella pullorum. The sample from this research consisting of

an extract Saffron (Cartamus tinctorius L.). This study consisted of 4 treatments and 5

replications with PO: tetracycline (Control), P1: Saffron 0,5 % , P2: Saffron 0,75%, P3

Saffron 1 %, P4: Saffron 1,25 %. The instruments used in this study were Completely

Randomized Design (CRD) and Duncan Multiple Range Test (DMRT). The results of

this study showed that obstruent Saffron (Cartamus tinctorius L.) been able to inhibit

(approximately 11-19 mm) of bacteria salmonella pullorum and escherichia coli.

Concluded that with low 0,5 % extract Saffron (Cartamus tinctorius L.) been able to

inhibit bacterial growth that could be used as an alternative to feed additive poultry.

Keywords: Saffron (Cartamus tinctorius L.), antibacterial, feed additive, poultry

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................ v

ABSTRAK .............................................................................................. vii

ABTRACT .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii

PENDAHULUAN

Latar belakang ................................................................................. 1

Rumusan Masalah ........................................................................... 3

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.) ........... 4

Tinjauan Umum Antibakteri (Carthamus tinctorius L.) ................... 5

Tinjauan Umum Potensi Kasumba Turate sebagai Antibakteri ........ 8

Tinjauan Umum Feed Additive ........................................................ 11

Beberapa Penelitian Penggunaan Kasumba Turate .......................... 11

Tinjauan Umum Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif ................ 12

Tinjauan Umum Bakteri Escherichia coli ....................................... 14

Tinjauan Umum Bakteri Salmonella pullorum ................................. 15

Hipotesis ......................................................................................... 15

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat .......................................................................... 16

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

x

Materi Penelitian ............................................................................. 16

Rancangan Penelitian ...................................................................... 16

Metode Penelitian ........................................................................... 17

Analisis Data ................................................................................... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 21

PENUTUP

Kesimpulan ..................................................................................... 25

Saran .............................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 26

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

xi

DAFTAR TABEL

No.

Teks

1. Daya hambat antibakteri Kasumba Turate (Cartamus tinctorius L.)

terhadap bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli ................ 21

Halaman

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Kasumba Turate ................................................................................ 4

2. Reaksi Penguraian fosfolipida pada membran sitoplasma bakteri oleh

Flavon ............................................................................................... 10

3. Perbandingan bakteri Gram positif dan Gram negatif ....................... 13

4. Proses ekstraksi kasumba turate dengan metode infundasi ................. 17

5. Prosedur uji antibakteri kasumba turate terhadap bakteri Salmonella

pullorum dan Escherichia coli ........................................................... 19

6. Cara mengukur diameter zona bening antibakteri ............................... 19

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Hasil Perhitungan SPSS Aktivitas Antibakteri Kasumba Turate

terhadap Bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli ............ 30

2. Dokumentasi Penelitian ................................................................... 32

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyak jenis unggas di Indonesia yang dijadikan sebagai sumber protein

hewani seperti ayam kampung, ayam broiler, burung puyuh, itik, dan lain-lain. Akan

tetapi, peternakan unggas rentan terserang penyakit. Salah satunya kolibasilosis,

penyakit infeksius pada unggas yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli).

Infeksi E.coli dapat terjadi pada ayam pedaging dan petelur dari semua kelompok

umur, serta unggas lainnya seperti kalkun dan itik (Charlton et al., 2000). Jenis penyakit

infeksi bakterial lain yang rentan pada unggas yaitu penyakit pullorum yang sering

ditemukan di berbagai negara. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella

pullorum (Sugiantha, 2001).

Peningkatan kualitas pakan yang dilakukan oleh peternak salah satunya adalah

dengan penambahan feed additive berupa Antibiotic Growth Promotor (AGP).

Penggunaan antibiotik sebagai feed additive memang dapat memberikan keuntungan,

namun memiliki beberapa sisi negatif yang dapat membahayakan ternak dan

konsumen. Antibiotik dapat menyebabkan adanya residu yang terdapat didalam karkas

dan organ dalam ayam (Palupi dkk., 2009)

Penggunaan AGP untuk broiler sudah mulai dilarang penggunaanya.

Pelarangan tersebut karena AGP dapat menyebabkan resistensi bakteri dan residu yang

akan berdampak pada manusia. Dampak negatif tersebut menyebabkan beberapa

negara terutama negara maju melarang penggunaan antibiotik untuk pakan ternak.

Tahun 2018 Pemerintah Indonesia secara resmi memberlakukan peraturan pelarangan

penggunaan antibiotik sesuai Pasal 15 dan 16 Permentan No.14/2017 yang berisi

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

2

tentang pelarangan penggunaan obat hewan sebagai antibiotik yang produknya untuk

konsumsi manusia sehingga diperlukan suatu alternatif yang dapat berfungsi sebagai

antibakteri untuk unggas. Salah satu alternatif tanaman yang memiliki kandungan zat

antibakteri misalnya kasumba turate. Kasumba turate (Carthamus tinctorius L)

merupakan jenis tanaman endemik dari Sulawesi Selatan khususnya di kabupaten

Bone.

Kandungan dari Carthamus tinctorius L. ialah flavonoid yang terdiri dari

chalcones, carthamin, carthamone, dan lignin (Cai et al., 2003). Hasil analisis esktrak

bunga kasumba turate menunjukkan konstituen utama ialah carthamin, carthamone,

neo-chartamin, nona-cosane, zat warna kuning saflower, safflomin A, dipalmitin,

adenosid, beta-sitosterol, dan polisakarida (Wijayakusuma, 2008). Analisis minyak

atsiri bunga kasumba turate ditemukan thymol, carvacrol, linalool, daneugenol (Ziarati

et al., 2012). Beberapa senyawa tersebut memiliki potensi sebagai aktivitas

antimikroba.

Menurut Yasser (1996) dalam Umar (2006), ekstrak kasumba turate dapat

menghambat pertumbuhan tiga bakteri penyebab demam tifoid yaitu Salmonella

thyposa, Salmonella parathypi A dan B. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh,

maka dapat diketahui bahwa beberapa kandungan zat bioaktif dalam kasumba turate

dapat berfungsi sebagai antibakteri sehingga dianggap perlu dilakukan penelitian

tentang efektivitas tumbuhan kasumba turate terhadap bakteri Salmonella pullorum dan

Escherichia coli sebagai feed additive pada pakan.

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

3

Rumusan Masalah

Penyakit yang sering menyerang unggas seperti kolibasilosis dan pullorum yang

penyebabnya adalah bakteri. Kebanyakan peternak masih menggunakan antibiotik

untuk menyembuhkannya, namun penggunaan antibiotik telah dilarang sesuai Pasal 15

dan 16 Permentan No.14/2017. Pelarangan penggunaan antibiotik dalam pakan karena

akan menyebabkan residu pada tubuh ternak, maka dari itu diperlukan suatu tanaman

alami yang dapat berfungsi sebagai antibiotik alami contohnya tanaman kasumba turate

(Carthamus tinctorius L.). Kasumba turate mengandung beberapa zat bioaktif yang

berfungsi sebagai antibakteri maka perlu dilakukan penelitian tentang uji aktivitas

antibakteri kasumba turate terhadap bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli

sebagai alternatif feed additive untuk unggas.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antibakteri yang

terkandung dalam kasumba turate terhadap bakteri Salmonella pullorum dan

Escherichia coli.

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai daya

hambat antibakteri yang terkandung dalam kasumba turate terhadap bakteri Salmonella

pullorum dan Escherichia coli sebagai alternatif feed additive untuk unggas.

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

4

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L.)

Kasumba turate merupakan herba tahunan, tanaman bercabang yang tingginya

dapat mencapai 0,3-1,5 m. Tanaman ini memiliki sistem akar yang luas dengan akar

tunggang yang kuat berdaging mencapai 2-3 m. Batang yang licin, berkayu, silinder

dan berwarna kehijauan di dekat pangkalan. Daun diatur roset dari dasar, panjang 4-20

cm dan lebar 1-5 cm, hijau tua mengkilap, daun bagian berduri tajam. Setiap batang

beruang perbungaan terminal. Ini adalah kapitulum bulat, 1,3-3,5 cm, mengandung 20-

80 tabung oranye-merah, bunga menjadi merah tua saat berbunga. Bunga masing-

masing menghasilkan satu buah. Buah kasumba turate adalah achenes, biasanya disebut

biji (Heuze and Tran, 2011).

Gambar 1. Kasumba turate

Daun tersusun secara spiral dengan ukuran 4 - 20 cm x 1 - 5 cm. Tepi daun

berduri-bergerigi, berwarna hijau gelap mengkilap dan berbentuk herba ketika masih

muda, berubah menjadi keras dan kaku setelah tua. Panjang sekitar 4 cm dan diameter

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

5

2,5 - 4 cm, hanya mengandung bunga tunggal (florest). Memiliki banyak kelopak

tersusun spiral. Dasar bunganya rata sampai berbentuk kerucut, banyak, tegak, berbulu

putih dengan panjang 1 - 2 cm dan terdapat 20 - 80 bunga tunggal (Florest) berkelamin

ganda, tubular, aktinomorf, panjangnya sekitar 4 cm labrous, kebanyakan berwarna

jingga kemerahan yang menjadi merah gelap saat mekar, kadang-kadang kuning;

mahkotanya tersusun oleh 5 lobus, panjang tubular 18 - 22 mm, lobus menyebar,

benang sari 5 (Vosen and Umali, 2001).

Tanaman kasumba pada setiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda

contohnya Kasumba Turate (Makassar), Kasumba Ugi’ (Bugis), Kaise’ (Enrekang),

Kesumba (Melayu), Kembang Pulu (Jawa), Kesombha (Madura) (Wijayakusuma,

2008)

Tinjauan Umum Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang membunuh atau menekan pertumbuhan atau

reproduksi bakteri. Suatu zat antibakteri yang ideal harus memiliki sifat toksisitas

selektif, artinya bahwa suatu obat berbahaya terhadap parasit tetapi tidak

membahayakan tuan rumah (hospes). Zat antibakteri dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (bakteriostatik) dan

antibakteri yang dapat membunuh bakteri (bakteriosida) (Talaro, 2008).

Berdasarkan daya menghambat atau membunuhnya, antibakteri dibedakan

menjadi dua kelompok, yaitu berspektrum sempit (narrow spectrum) dan berspektrum

luas (broad spectrum). Antibakteri yang berspektrum sempit yaitu antibakteri yang

hanya dapat bekerja terhadap bakteri tertentu saja, misalnya hanya terhadap bakteri

Gram positif saja atau Gram negatif saja. Antibakteri yang berspektrum luas dapat

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

6

bekerja baik pada bakteri Gram negatif maupun bakteri Gram positif (Talaro, 2008).

Davis and Stout (1971) menambahkan kriteria kekuatan daya hambat antibakteri yaitu

diameter zona hambat ≥ 20 mm sangat kuat, 11-19 mm kuat, 5-10 mm sedang dan < 5

mm lemah.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dapat dibagi menjadi empat cara,

yaitu :

a. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel.

Bakteri mempunyai lapisan luar yang kaku yaitu dinding sel yang mengelilingi

secara lengkap sitoplasma membran sel. Dinding sel berisi polimer mucopeptida

kompleks (peptidoglikan) yang secara kimia berisipolisakarida dan campuran rantai

polipeptida yang tinggi, polisakarida ini berisi gula amino Nacetyl glucosamine dan

asam acetyl muramic (hanya ditemui pada bakteri) (Jawetz dkk., 2005). Dinding ini

mempertahankan bentuk mikroorganisme dan pelindung sel bakteri dari perbedaan

tekanan osmotik di dalam dan di luar sel yang tinggi. Dinding sel bakteri terdiri dari

peptidoglikan dan komponen yang lain. Sel yang aktif secara kontiyu mensintesis

peptidoglikan yang baru dan menempatkannya pada posisi yang tepat pada amplop sel.

Antibakteri bereaksi dengan satu atau banyak enzim yang dibutuhkan pada proses

sintesis, sehingga menyebabkan pembentukan dinding sel yang lemah dan

menyebabkan pemecahan osmotik (Talaro, 2008).

b. Penghambatan terhadap fungsi membran sel.

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma, yang berperan

sebagai barrier permeabilitas selektif, memiliki fungsi transport aktif, dan kemudian

mengontrol komposisi internal sel. Jika fungsi integritas dari membran sitoplasma

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

7

dirusak akan menyebabkan keluarnya makromolekul dan ion dari sel, kemudian sel

rusak atau terjadi kematian (Jawetz dkk., 2005).

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma yang berperan

sebagai barrier permeabilitas selektif dan mengontrol komposisi internal sel.

Antibakteri (polymyxins) berikatan dengan membran fospolipid yang menyebabkan

pemecahan protein dan basa nitrogen sehingga membran bakteri pecah yang

menyebabkan kematian bakteri (Talaro, 2008).

c. Penghambatan terhadap sintesis protein (penghambatan translasi dan transkripsi

material genetik).

Deoxyribose Nucleic Acid (DNA), Ribonucleic Acid (RNA) dan protein

memegang peranan sangat penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini

berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-

zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel (Pelczar and Chan, 1986).

Kebanyakan obat menghambat translasi atau sintesis protein, bereaksi dengan ribosom

RNA. Mekanisme kerjanya antara lain dengan menghalangi terikatnya RNA pada

tempat spesifik ribosom, selama pemanjangan rantai peptida (Pelczar and Chanca,

1986). Ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran dan struktur dari prokariotik,

sehingga menyebabkan aksi yang selektif terhadap bakteri. Bakteri mempunyai 70S

ribosom, sedangkan sel mamalia mempunyai 80S ribosom. Subunit masing-masing tipe

ribosom, komposisi kimia dan spesifikasi fungsinya berbeda (Talaro,2008). Perbedaan

tersebut dapat untuk menerangkan mengapa antibakteri dapat menghambat sintesis

protein dalam ribosom bakteri tanpa berpengaruh pada ribosom mamalia (Jawetz dkk.,

2005).

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

8

d. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat.

Pembentukan DNA dan RNA bakteri merupakan perjalanan yang panjang dan

membutuhkan enzim di beberapa proses. Pembentukan DNA dan RNA sangat penting

dan berefek dalam metabolisme protein. Antibakteri menginteferensi sintesis asam

nukleat dengan menghambat sintesis nukleitida, menghambat replikasi, atau

menghentikan transkripsi (Jawetz dkk., 2005). Obat berikatan sangat kuat pada enzim

DNA Dependent RNA Polymerase bakteri, sehingga menghambat sintesis RNA

bakteri. Resistensi pada obat-obat ini terjadi akibat perubahan pada RNA polymerase

akibat mutasi kromosom yang sangat sering terjadi (Talaro, 2008).

Tinjauan Umum Potensi Kasumba Turate sebagai Antibakteri

Kasumba turate mengandung dua kelompok besar pigmen yang larut dalam air,

yaitu carthamidin kuning dan dye carthamin. Bunganya mempunyai 0,3 - 0,6%

carthamin. Flavonoids, glikosida, sterol dan derivat serotonin telah diidentifikasi dari

bunga dan biji. Kasumba turate memiliki kandungan kimia seperti carthamin,

arthamone, neo-carthamin, nanocosane, zat warna kuning safflower, saflomin A,

dipalmitin, adenosid, beta-sitosterol, polisakarida (Wijayakusuma, 2008).

Flavonoid merupakan salah satu senyawa aktif pada tanaman yang dapat

dimanfaatkan sebagai antibakteri (Abdul, 2008). Flavonoid disintesis oleh tanaman

sebagai respon terhadap infeksi mikroba, jadi secara in vitro flavonoid efektif sebagai

substansi antimikroba yang membunuh banyak mikroorganisme. Mekanisme kerja

flavonoid sebagai antimikroba dapat dibagi menjadi tiga yaitu menghambat sintesis

asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan menghambat metabolisme energi

(Hendra et al., 2011). Mekanisme antibakteri flavonoid menghambat sintesis asam

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

9

nukleat adalah cincin A dan B yang memegang peran penting dalam proses interkelasi

atau ikatan hidrogen dengan menumpuk basa asam nukleat yang menghambat

pembentukan DNA dan RNA. Letak gugus hidroksil di posisi 2’,4’ atau 2’,6’

dihidroksilasi pada cincin B dan 5,7 dihidroksilasi pada cincin A berperan penting

terhadap aktivitas antibakteri flavonoid. Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan

permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara

flavonoid dengan DNA bakteri (Chusnie and Lamb, 2005).

Mekanisme flavonoid menghambat fungsi membran sel dengan cara

mengganggu permebealitas membran sel dan menghambat ikatan enzim seperti

ATPase dan phospholipase (Li et al., 2003). Flavonoid dapat menghambat metabolisme

energi dengan cara menghambat penggunaan oksigen oleh bakteri. Flavonoid

menghambat pada sitokrom C reduktase sehingga pembentukan metabolisme

terhambat. Energi dibutuhkan bakteri untuk biosintesis makromolekul (Chusnie and

Lamb, 2005).

Mekanisme kerjanya dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak

membran sitoplasma. Volk dan Wheeler (1988) menjelaskan bahwa senyawa flavonoid

dapat merusak membran sitoplasma yang dapat menyebabkan bocornya metabolit

penting dan menginaktifkan sistem enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan

nukleotida dan asam amino merembes keluar dan mencegah masuknya bahan-bahan

aktif ke dalam sel, keadaan ini dapat menyebabkan kematian bakteri. Pada perusakan

membran sitoplasma, ion H+ dari senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) akan

menyerang gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul fosfolipida akan terurai

menjadi gliserol, asam karboksilat dan asam fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipida

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

10

tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma akibatnya membran

sitoplasma akan bocor dan bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan

kematian. Reaksi penguraian fosfolipida pada membran sitoplasma bakteri oleh flavon

ditunjukkan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Reaksi Penguraian fosfolipida pada membran sitoplasma bakteri

oleh flavon (Prajitno, 2007)

Analisis minyak atsiri bunga kasumba turate ditemukan thymol, carvacrol,

linalool, daneugenol (Ziarati et al., 2012). Mekanisme utama dari minyak atsiri ialah

aktivitas antimikroba dengan cara merusak dan mengubah konformasi dinding sel

mikroba yang akan berpengaruh pada transpor elektron, ion gradien, translokasi

protein, dan kehilangan kontrol kemiosmotik (Greathead, 2003). Mekanisme ini lebih

efektif terhadap bakteri Gram positif karena membran selnya langsung berinteraksi

dengan komponen hidrofobik minyak atsiri. Namun, banyak juga minyak atsiri yang

berukuran kecil sehingga mampu menembus dinding sel bakteri Gram negatif yang

bermuatan hidrofilik (Calsamiglia et al. 2007). Aktivitas ini akan mempengaruhi

populasi mikroba pencernaan dan metabolisme ternak, bila minyak atsiri digunakan

sebagai pakan imbuhan.

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

11

Tinjauan Umum Feed Additive

Feed additive atau imbuhan pakan adalah suatu bahan pakan yang ditambahkan

dalam pakan ternak, bahan pakan tersebut tidak mengandung nutrisi tetapi dapat

mempengaruhi kesehatan ataupun keadaan gizi ternak dan metabolisme dalam tubuh

ternak (Adams, 2000). Pemberian feed additive bertujuan untuk memacu pertumbuhan,

meningkatkan produktivitas, kesehatan ternak serta efisiensi produksi. Feed additive

yang biasa digunakan umumnya terdiri dari antibiotik, enzim, probiotik, prebiotik,

asam organik dan bioaktif tanaman (Sinurat dkk., 2003).

Tanaman obat dalam bentuk ramuan jamu atau simplisia (bahan dikeringkan,

ditepung) yang diberikan kepada ternak khususnya unggas melalui air minum dan atau

dicampur kedalam pakan sebagai “feed additive” maupun “feed supplement”

berdampak positif terhadap peningkatan kesehatan dan stamina (sebagai

immunomodulator) ternak, pertumbuhan, produktivitas menjadi optimal,

meningkatkan efisiensi pakan (lebih ekonomis); lemak abdominal lebih sedikit, aroma

karkas tidak amis; warna kuning telur lebih orange (nilai skore diatas 7) serta dapat

mengurangi bau kotoran disekitar kandang (Zainuddin, 2006).

Beberapa Penelitian Penggunaan Kasumba Turate

Kasumba turate dikenal sebagai bahan tambahan kosmetik dan belum

digunakan secara luas dalam pengobatan. Di Cina, bunganya digunakan untuk

pengobatan pada penyakit seperti penyumbatan pembuluh darah diotak, sterilitas

pada laki-laki, rematik dan bronkhitis, dan sebagai teh tonik untuk memperkuat

sirkulasi darah dan hati. Pengobatan dengan safflower juga menunjukkan efek yang

bermanfaat pada sakit dan pembengkakan karena trauma (Vosen dan Umali, 2001).

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

12

Mahkota bunga kasumba turate yang diseduh dengan air panas telah digunakan

secara empiris untuk pengobatan campak. Penelitian dengan ekstrak etanol dari

kasumba turate memberikan peningkatan aktivitas imunoglobulin G (IgG) dan aktivitas

imunoglobulin A (IgA) memberikan peningkatan yang sangat signifikan. Bunga yang

kering juga digunakan sebagai emenagoga, laksans dan stimulan (3). Selain itu, minyak

bijinya (safflower seed oil) digunakan sebagai campuran bahan kosmetik (Usmar dkk.,

2010).

Metode penelitian Syukur dkk., (2012) pada mencit menggunakan mahkota

kasumba turate yaitu tiap mencit disuntik dengan suspensi sel darah merah domba

(SDMD) 2%. Berdasarkan kelompoknya, mencit diberi air suling, ekstrak air mahkota

bunga kasumba turate 0,1 %, 0,2 % dan 0,4 % dengan volume 1 ml/30 g bobot badan

mencit secara oral selama 5 hari berturut-turut. Pada hari ke-6 dan hari ke-10 setelah

pemberian SDMD, darah diambil secara intra-kardial, kemudian serumnya dipisahkan

dengan sentrifus. Titer antibodi ditentukan dengan metode hemaglutinasi menggunakan

lempeng sumur mikro berdasar huruf V. Hemaglutinasi yang terbentuk menyatakan

titer anti-bodi. Hasilnya menunjukkan seduhan mahkota bunga kasumba turate

memperlihatkan efek meningkatkan aktivitas kedua jenis antibodi, yaitu imunoglobulin

M (IgM) dan imunoglobuli G (IgG).

Tinjauan Umum Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif

Bakteri merupakan kelompok organisme hidup yang bersel tunggal dan bersifat

mikroskopik. Bakteri digolongkan menjadi dua yaitu bakteri menguntungkan dan

bakteri merugikan. Bakteri merugikan adalah bakteri yang dapat menimbulkan

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

13

berbagai macam penyakit (Prasetyo dan Sansoko, 2014). Perbedaan bakteri gram

negatif dan gram postif dapat dilihat pada Gambar 3.

merugikan antara lain Salmonella sp. dan Escherichia coli sedangkan bakteri

yang menguntungkan adalah Lactobacillus sp.

Gambar 3. Perbandingan bakteri Gram positif dan Gram negatif

(Lestari dan Hartati, 2007)

Bakteri dibagi menjadi bakteri Gram negatif dan Gram positif. Dengan proses

pewarnaan, maka bakteri Gram positif akan memberikan warna violet, sedangkan

bakteri Gram negatif akan memberikan warna pink. Selain perbedaan itu, ada lagi

perbedaan dalam struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Perbedaan dinding sel

dihubungkan dengan kemampuan bakteri bereaksi terhadap antibakteri. Dinding sel

bakteri Gram positif cenderung merespon atau tidak tahan terhadap antibiotika karena

sintesis protein pada selnya terganggu. Bakteri Gram positif lebih cocok ditreatment

dengan antibiotic dari Penicillin (Kuncoro, 2004). Bakteri Gram positif adalah bakteri

yang mempunyi dinding sel dengn lapisan peptidoglikan yang tebal. Sedangkan bakteri

Gram negative adalah bakteri yang mempunyai dinding sel dengan lapisan

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

14

peptidoglikan yang tipis (Lestari dan Hartati, 2017). Siswandono (2000) menambahkan

struktur dinding sel bakteri Gram negatif yang relatif kompleks akan menyebabkan

senyawa antibakteri lebih sukar masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk

bekerja.

Tinjauan Umum Bakteri Escherichia coli

Escherichia coli (E.coli) tergolong Gram positif, tidak tahan asam, motil,

memfermentasi laktosa, merupakan basil yang tidak membentuk spora, berbentuk

batang dengan ukuran 0,5x1.0-3.0 mikrometer. Serotipe-serotipe yang biasa

menyerang ayam: O l, K l, 02, K1, K l, HS dan 078, K8. Colibacillosis adalah penyakit

pada hewan, terutama menyerang hewan muda, disebabkan oleh bakteri E.coli. Pada

unggas, infeksi E.coli dapat menyebabkan penyakit seperti omphalitis, air sacculitis,

peritonitis dan salphingitis (Direktorat Jendral Peternakan Kementrian Pertanian,

2012).

Kolibasilosis pada ungas umumnya disebabkan oleh avian pathogenic E. coli

(APEC) sejauh ini, APEC di dominasi tiga serogroup yaitu O1,O2, dan O 78. (Mellata

et al., 2003). Berdasarkan sifat virulensinya, E. coli dibedakan menjadi 3 kelompok,

yaitu virulensi sedang dan avirulen. Virulensinya dapat ditentukan dari kemampuannya

untuk membunuh embrio ayam, waktu yang diperlukan untuk membunuh embrio dan

persentase kematian embrio. E. coli yang sangat virulen mampu menyebabkan

kematian embrio pada hari kedua pasca-infeksi dengan mortalitas di atas 29% E.coli

dengan virulensi sedang menyebabkan kematian embrio antara 10 dan 29%, sedangkan

yang avirulen menyebabkan kematian embrio di bawah 10 persen (Wooley et al.,

2000).

Page 28: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

15

Tinjauan Umum Bakteri Salmonella pullorum

Pullorum disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum, yaitu suatu bakteri

bersifat Gram negatif, tidak bergerak, berbentuk batang, fakultatif aerob dan tidak

berspora, dan mampu bertahan di tanah hingga satu tahun. Bakteri mempunyai ukuran

lebar 0,3-0,5 mikron dan panjang 1-2,5 mikron, umumnya terdapat dalam bentuk

tunggal dan jarang membentuk rantai lebih dari dua sel. Pertumbuhan optimum pada

temperatur 37oC (Direktorat Jendral Peternakan Kementrian Pertanian, 2012).

Bakteri S. pullorum merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan

kematian ayam pedaging 80%-100% (Shivaprasad, 2000). Infeksi S. pullorum dalam

saluran pencernaan unggas menyebabkan penyakit bachillary white diarrhoea atau

yang dikenal sebagai penyakit berak kapur. Penyakit pullorum dapat ditularkan secara

horizontal, baik melalui kontak langsung atau tidak langsung (misalnya melalui air

minum) dan vertikal melalui telur dari induk ayam kepada anaknya (Poernomo, 2004).

Bakteri Salmonella dalam saluran pencernaan juga menyebabkan pertumbuhan ayam

terganggu dan angka mortalitas yang tinggi sehingga berakibat pada biaya produksi

yang tidak optimal (Oliveira et al, 2000)

Hipotesis

Diduga bahwa zat bioaktif yang terkandung dalam bunga kasumba turate

memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonella pullorum, dan Escherichia coli.

Page 29: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

16

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2018 di Laboratorium

Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Bakteri (Salmonella pulorum,

dan Escherichia coli), aquades, Mueller Hilton Agar (MHA), ekstrak bunga kasumba

turate.

Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, spoit, cawan petri, label,

inkubator, desikator, pipet tetes, panci, termometer, ose, tabung reaksi, jangka sorong,

dan borer steril.

Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Masing-masing cawan petri terdiri dari 5

sumuran. Untuk uji daya hambat anti bakteri ini menggunakan perlakuan sebagai

berikut:

P0 : Tetrasiklin

P1 : Kasumba turate 0,5%

P2 : Kasumba turate 0,75%

P3 : Kasumba turate 1%

P4 : Kasumba turate 1,25%

Page 30: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

17

A

B

25 gram bunga kasumba

turate

Ekstrak Kasumba

Metode Penelitian

Uji daya hambat antibakteri kasumba turate menggunakan teknik sumuran

(Difusi Agar). Kelebihan teknik sumurun adalah mudah dilakukan, biaya relatif murah

dan peralatan yang digunakan lebih mudah.

a. Pembuatan Ekstrak Kasumba

Bunga kasumba turate sebanyak 25 g dimasukan kedalam panci B

dan ditambah aquades 200 ml (sampai bahan terendam seluruhnya), panci

bagian (A) ditambahkan air hingga panci atas (B) terendam sebagian atau

menambahkan air sampai ¾ panci, kemudian dipanaskan sampai mencapai

suhu 90oC selama 15 menit sambil sesekali diaduk, setelah itu disaring

dengan kain flannel saat masih panas. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

Gambar 4.

Memasukkan air sampai

¾ panci

Mengukur suhu sampai

mencapai 90oC selama 15 menit Menyaring ekstrak

Panci Tim

Gambar 4. Proses ekstraksi kasumba turate dengan metode infundasi

Penambahan 200 ml air

Page 31: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

18

b. Pembuatan Suspensi Bakteri

Bakteri dibiakkan terlebih dahulu pada media Agar Darah dan

diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Empat sampai lima koloni dari

bakteri hasil biakan diambil dengan ose steril kemudian dimasukkan dalam

tabung reaksi yang telah berisi lima mililiter Phospate Buffer Solution (PBS).

Inkubasi pada suhu 37°C selama dua jam, maka terbentuklah kekeruhan yang

setara dengan standart Mc Farland 1 dengan konsentrasi bakteri 3 x 108/ ml.

Jumlah bakteri telah memenuhi syarat untuk uji kepekaan yaitu : 105 – 108/ ml

(Carter, 1979).

c. Prosedur Uji Antibakteri

Metode pembuatan lubang sumuran yaitu menuangkan MHA kedalam

cawan petri sampai mengeras kemudian meletakkan lima borer steril dalam

setiap cawan. Kemudian campuran antara MHA dengan suspensi bakteri

Salmonella pullorun dan Escherichia coli dimasukkan kedalam cawan

selanjutnya tunggu sampai mengeras lalu mengeluarkan borer dari cawan petri

terbentuklah lubang sumuran, kemudian setiap lubang itu diisi dengan zat yang

akan diuji yaitu tetrasiklin dan kasumba turate. Terakhir memasukkan cawan

petri kedalam inkubator selama 24 jam. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada

Gambar 5.

Page 32: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

19

Peletakan borer steril

Meneteskan ekstrak kasumba

pada masing-masing sumuran

sesuai konsentrasi yang telah di

tentukan

Gambar 5. Prosedur uji antibakteri kasumba turate terhadap bakteri Salmonella

pullorum dan Escherichia coli

d. Pengukuran Daya Hambat

Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu terbentuknya daerah

hambatan pertumbuhan bakteri yang ada di sekeliling sumuran berupa ukuran

dari zona bening yang terbentuk.

MHA

Keterangan

a. Diameter zona bening ulangan 1

b. Diameter zona bening ulangan 2

c. Diameter zona bening ulangan 3

1,2, dan 3 sumur dengan 3 kali

ulangan

Berisi ekstrak kasumba turate,

tektrasiklin sebagai kontrol

Kultur Salmonella pullorum

atau Escherichia coli

Zona bening yang terbentuk

sumuran

Menuangkan suspensi bakteri

kedalam cawan Mengeluarkan borer stirer

dari cawan petri dan sumuran sudah terbentuk

T

0,5% 0,75%

1% 1,25%

Gambar 6. Cara mengukur diameter zona bening antibakteri

Page 33: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

20

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL), 5 perlakuan dengan 5 kali ulangan (Gasperzs, 1991). Model matematika

rancangan tersebut adalah:

Yij = μ + αi + ɛij

Keterangan:

Yij : Hasil pengamatan ke-ij

μ : Rata-rata pengamatan (Nilai tengah umum)

α : Pengaruh aditif dan perlakuan ke-i, i : 1, 2, 3, 4,5

ɛij : Galat percobaan dari perlakuan ke-I pada pengamatan Ke-j, j= 1, 2, 3,4,5

Perlakuan kasumba turate terhadap bakteri Escherichia coli dan Salmonella

pullorum terdapat perbedaan yang nyata maka diuji lanjut dengan uji Duncan

(Gasperzs, 1991).

Page 34: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil daya

hambat kasumba turate (Cartamus tinctorius L.) dengan pemberian level yang berbeda

terhadap bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Daya hambat antibakteri Kasumba turate (Cartamus tinctorius L.) terhadap

bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli.

Keterangan : a,b, : Superscript berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01).

*P0 : Tetrasiklin, P1 : 0,5% Ekstrak Kasumba Turate, 0,75% Ekstrak Kasumba Turate, 1% Ekstrak Kasumba Turate, 1,25% Ekstrak Kasumba Turate

Berdasarkan sidik ragam uji daya hambat bakteri dengan pemberian

konsentrasi kasumba turate yang berbeda menunjukkan pengaruh yang sangat nyata

(P<0,01). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan P0 berbeda sangat

nyata (P<0,01) lebih tinggi terhadap perlakuan P1, P2, P3 dan P4. Perlakuan P0

menunjukkan hasil tertinggi yakni 35,51 mm, sedangkan hasil terendah ditunjukkan

pada perlakuan P1 yakni 13,14 mm. Perlakuan P0 yang digunakan sebagai kontrol

positif adalah tetrasiklin dimana diketahui bahwa tetrasiklin merupakan antibiotik yang

berspektrum luas yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif maupun

Gram negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuningsih (2004) yang menyatakan

bahwa tetrasiklin merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan

jalan menghambat sintesis protein bakteri. Tetrasiklin memiliki spektrum yang luas,

artinya antibiotik ini memiliki kemampuan melawan sejumlah bakteri patogen.

Perlakuan Salmonella pullorum (mm) Escherichia coli (mm) P0* 35,51 ± 2,46 a 36,00 ± 1,58a P1 (0,5%) 13,14 ± 1,30b 13,89 ± 0,96b P2 (0,75%) 13,24 ± 0,97b 13,50 ± 1,83b

P3 (1%) 13,97 ± 0,96b 14,34 ± 2,54b

P4 (1,25% ) 15,02 ± 1,10b 14,68 ± 3,65b

Page 35: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

22

Hasil uji Duncan pada Tabel 1 menunjukkan daya hambat kasumba turate

diperoleh hasil yang sama pada perlakuan P1, P2, P3, dan P4 ini menunjukkan bahwa

adanya aktivitas antibakteri yang terjadi dengan adanya zona bening yang terbentuk.

Zona bening yang terbentuk sebagai bukti bahwa adanya aktivitas zat aktif pada

kasumba turate yang berfungsi sebagai antibakteri salah satunya yaitu flavonoid,

mekanisme kerja zat aktif ini dengan menghambat sintesis protein dan menghambat

sintesis membran sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Wijayakusuma (2008) yang

menyatakan bahwa flavonoids, glikosida, sterol dan derivat serotonin telah

diidentifikasi dari bunga dan biji kasumba turate. Hendra et al. (2011) menambahkan

bahwa mekanisme kerja flavonoid sebagai antimikroba dapat dibagi menjadi tiga yaitu

menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan menghambat

metabolisme energi. Li et al. (2003) menyatakan bahwa mekanisme flavonoid

menghambat fungsi membran sel dengan cara mengganggu permebealitas membran sel

dan menghambat ikatan enzim seperti ATPase dan phospholipase. Chusnie and Lamb

(2005) menambahkan bahwa flavonoid dapat menghambat metabolisme energi dengan

cara menghambat penggunaan oksigen oleh bakteri. Flavonoid menghambat pada

sitokrom C reduktase sehingga pembentukan metabolisme terhambat. Energi

dibutuhkan bakteri untuk biosintesis makromolekul.

Mekanisme kerja flavonoid dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan

merusak membran sitoplasma. Hal tersebut didukung oleh pendapat Volk dan Wheeler

(1988) yang menjelaskan bahwa senyawa flavonoid dapat merusak membran

sitoplasma yang dapat menyebabkan keluarnya metabolit penting dan menginaktifkan

sistem enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan nukleotida dan asam amino

Page 36: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

23

merembes keluar dan mencegah masuknya bahan-bahan aktif ke dalam sel, keadaan ini

dapat menyebabkan kematian bakteri. Pada perusakan membran sitoplasma, ion H+

dari senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) akan menyerang gugus polar (gugus

fosfat) sehingga molekul fosfolipida akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat dan

asam fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipida tidak mampu mempertahankan bentuk

membran sitoplasma akibatnya membran sitoplasma akan bocor dan bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian.

Diameter daya hambat yang dihasilkan pada perlakuan P0 pada bakteri

Salmonella pullorum dan Esherichia coli termasuk dalam kriteria sangat kuat karena

zonanya ≥ 20 mm sedangkan P1, P2, P3, dan P4 termasuk kriteria kuat karena kisaran

zonanya antara 11-19 mm. Hal ini sesuai dengan pendapat Davis and Stout (1971)

menyatakan kriteria kekuatan daya hambat antibakteri yaitu diameter zona hambat ≥

20 mm sangat kuat, 11-19 mm kuat, 5-10 mm sedang dan < 5 mm lemah.

Hasil uji Duncan pada Tabel 1 menunjukkan daya hambat kasumba turate pada

Escherichia coli sama halnya yang terjadi pada bakteri Salmonella pullorum yaitu pada

perlakuan P1, P2, P3, P4 menunjukkan rata-rata yang sama. Hal ini dikarenakan adanya

kandungan minyak atsiri pada bunga kasumba turate, mekanisme yang terjadi apabila

minyak atsiri berinteraksi dengan bakteri yaitu akan merusak dan mengubah

konformasi dinding sel dan membran selnya langsung berinteraksi dengan komponen

hidrofobik (komponen yang dapat berikatan dengan lemak) minyak atsiri. Hal ini sesuai

dengan pendapat Greathead (2003) yang menyatakan bahwa mekanisme utama dari

minyak atsiri ialah aktivitas antimikroba dengan cara merusak dan mengubah

konformasi dinding sel mikroba yang akan berpengaruh pada transpor elektron, ion

Page 37: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

24

gradien, translokasi protein, dan kehilangan kontrol kemiosmotik (difusi ion yang

melewati suatu membran). Calsamiglia et al. (2007) menambahkan bahwa mekanisme

ini lebih efektif terhadap bakteri gram positif karena membran selnya langsung

berinteraksi dengan komponen hidrofobik minyak atsiri. Namun, banyak juga minyak

atsiri yang berukuran kecil sehingga mampu menembus dinding sel bakteri Gram

negatif yang bermuatan hidrofilik.

Kedua bakteri di atas berbeda tipe yaitu Salmonella pullorum termasuk bakteri

Gram negatif sedangkan Escherichia coli termasuk Gram positif. Zona hambat

kasumba turate terhadap bakteri Escherichia coli rata-rata lebih luas dibandingkan

dengan bakteri Salmonella pullorum dapat dilihat adanya perbedaan rata-rata pada

perlakuan 1 sampai 3. Hal ini terjadi karena Bakteri Gram negatif memiliki 3 lapisan

membran sehingga sukar untuk di tembus oleh antibakteri. Hal ini sesuai dengan

pendapat Siswandono (2000) menambahkan struktur dinding sel bakteri Gram negatif

yang relatif kompleks akan menyebabkan senyawa antibakteri lebih sukar masuk ke

dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja.

Penggunaan 0,5% ekstrak kasumba turate pada pakan ternak lebih efektif

dibandingkan dengan konsentrasi yang lain, ini dikarenakan hasil uji daya hambat

bakteri dengan berbagai konsentrasi yang berbeda menunjukkan hasil yang tidak

berbeda nyata. Jadi jika menggunakan konsentrasi yang tinggi, maka hal tersebut hanya

akan meningkatkan biaya produksi.

Page 38: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

25

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dengan konsentrasi 0,5%

kasumba turate (Cartamus tinctorius L.) sudah mampu menghambat pertumbuhan

bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli, sehingga dapat digunakan sebagai

alternatif feed additive untuk unggas.

Saran

Perlu adanya penelitian secara in vivo pada ternak untuk melihat efek kasumba

turate (Cartamus tinctorius L.) sebagai alternatif feed additive untuk unggas.

Page 39: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

26

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2008. Air Belimbing Wuluh sebagai Alternatif. Available from: http://id.

shvoong.com. Diakses tanggal 8 Desember 2017.

Adams, C.A. 2000. The Role of Nutricines in Health and Total Nutrition. Proc. Aust

Poult. Sci. Sym. 12: 17-24.

Cai, Y., Q . Luo, M. Sun, and H. Corke. 2003. Antioxidant activity and phenolic

compounds of 112 traditional chinese medicinal plants associated with anticancer.

Life Science. 74: 2157-84.

Calsamiglia, S., M. Busquet, P.W. Cardozo, L. Catillejos, and A. Ferret. 2007. Essential

oils as modifiers of rumen microbial fermentation. Invited Review. J Dairy Sci.

90:2580-2595.

Carter. 1979. Diagnostic Procedures in Veterinary Bacteriology and Mycology. 3rd Ed.

Charles C. Thomas Publisher, Illinois, U.S.A.

Charlton, B.R., A.J. Bermudez, D.A. Halvorson, J.S. Jeffrey, L.J. Newton, J.E. Sander

and P.S. Wakernell. 2000. Avian Diseases Manual. Fifth Edition. American

Association of Avian Pathologist.Poultry Pathology Laboratory University of

Pennsylvania. New Bolton Center. USA.

Chusnie, T.T.P. and A.J Lamb. 2005. Antimicrobial activity of flavonoid. International

Journal of Antimicrobial Agents, 26 : 343–356

Cowan, M.M. 1999. Plant products as antimicrobial agents. Clin Microbiol Rev.

12:564-582.

Davis, W.W. and T.R., Stout. 1971. Disc plate methods of microbiological. Antibiotic

Assay, Microbiology. 22(4): 659-665

Direktorat Jendral Peternakan Kementrian Pertanian. 2012. Manual Penyakit Unggas.

Dirjennak. Jakarta.

Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Gasperzs. 1991. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung.

Greathead, H. 2003. Plants and Plant Extracts For Improving Animal Productivity. Proc

Nutr Soc. 62:279-290.

Page 40: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

27

Hendra R, S. Ahmad, A. Sukari, M.Y Shukor, and E.Oskoueian . Flavonoid analyses

and antimicrobial activity of various parts of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl

fruit. Int J Mol Sci. 2011;12: 3422-3431.

Heuze, V., and G. Tran. 2011. Safflower (Carhamus tinctorius) forage, feedia.org and

programe by INFRA, AFZ and FAO, www.feedia.org/node/173, diakses 3

Desember 2017.

Jawetz, E., J.L Melnick dan E.A Adelberg. 2005. Mikrobiologi kedokteran (medical

Microbiology), diterjemahkan oleh bagian mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga 100-1,235,318-319,352, EGC. Jakarta

Kuncoro, E. B. 2004. Akuarium Laut. Kanisius. Yogyakarta.

Lestari, P.B. dan T. W. Hartati. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Gunung

Samudera. Malang.

Li, H., Z. Wang, and Y. Liu. 2003. Review in the studies on tannins activity of cancer

prevention and anticancer. Zhong-Yao-Cai : 26(6): 444-448.

Mellata M., M.D. Moulin, C.M. Dozois, M. Curtiss, P.K Brown, P. Arne, A. Bree, C.

Dasautels, and J.M Fairbrother. 2003. Role of virulence factors in resistance of

avian pathagonic Escerichia coli to serum and in pathogenicity. J Infect Immun.

71 : 536-540.

Oliveira, G.H., A.B. Junior, and P.A. Barrow. 2000. Prevention of Salmonella infection

by contact using intestinal fl ora of adult birds and/or a mixture of organic acids.

Braz. J.Microbiol. 31:116-120

Palupi, M. F., R. Min dan P. Unang. 2009. Farmakokinetik parasetamol dalam plasma

ayam (Gallus domesticus). Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat

Hewan, Bogor.

Pelczar, M.J., dan E.C.S. Chan.1986. Dasar-dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia

Press. Jakarta.

Poernomo, J. S. 2004. Variasi tipe antigen Salmonella pullorum yang ditemukan di

Indonesia dan penyebaran serotype Salmonella pada ternak. Wartazoa 14:143-159.

Prajitno, A. 2007. Uji Sensitifitas Flavonoid Rumput Laut (Eucheuma Cottoni) Sebagai

Bioaktif Alami terhadap Bakteri Vibrio Harveyi. Skripsi. Fakultas Perikanan,

Universitas Brawijaya.

Page 41: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

28

Prasetyo, A. D. dan H. Sasonko. 2014. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun

kersen (Muntingia calabura L.) terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Shigella

dysenteriae sebagai materi pembelajaran biologi SMA kelas x untuk mencapai

kd 3.4 pada kurikulum 2013. Jupemasi-pbio. 1(1): 98-102.

Shivaprasad, H. L. 2000. Fowl typhoid and pullorum disease. Rev. Sci. Int. Epic.

19:405-424.

Sinurat A.P., T. Purwadaria, M.H. Togatorop dan T. Pasaribu.2003. Pemanfaatan

bioaktif tanaman sebagai feed additive pada ternak unggas. Balai Penelitian

Ternak. JITV. 8(3) :139-145.

Siswandono S.B. 2000. Kimia Medisinal. Ed ke-2. Airlangga University Press,

Surabaya.

Sugiantha, P. 2001. Berak Kapur Penyebab Utama Kematian Anak Ayam, Poultry

Indonesia. Edisi April pp. 52-53

Syukur, R., E. Wahyudin, Usmar dan R. Masadah. 2012. Uji Toksisitas Akut (Sirup

Kasumba Turate pada Tikus Wistar sebagai Prototipe Sediaan Fitofarmaka

Penentuan LD50. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 16 (3) : 143 – 146

Talaro, K. P. 2008, Foundation in Microbiology: Basic Principles. Mc Graw Hill. New

York.

Umar, S. 2006. Efek Ekstrak Etanol Bunga Kasumba Turate (Carthamus tinctorius L)

terhadap Aktivitas Imunoglobulin G (Igg) dan Peningkatan Bobot Limpa Pada

Mencit Jantan (Mus musculus). Skripsi. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Makassar.

Usmar, R. Syukur, R. Tayeb, dan N.Abdullah. 2010. Uji aktivitas imunomodulator

kasumba turate (Carthamus tinctorius L) sebagai upaya pembuatan sediaan

terstandar menuju prototipe skala industri kecil. Majalah Farmasi dan

Farmakologi. 14 (1) : 1410-7031.

Van de Vosen, H.A.M. and B.E. Umali. 2001. Plant resources of South-East Asia:

Vegetables, Oils and Fats. Backhuys Publishers. Leiden. 14 : 70-72

Volk, W.A. and Wheeler, 1988. Mikrobiologi Dasar. Eds Markham. Penerbit Erlangga

Jakarta.

Wijayakusuma, H. 2008. Atasi Kanker dengan Tanaman Obat. Puspa Swara. Jakarta.

Page 42: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

29

Wooley R.E, P.S Gibbs, T.P. Brown, and J.J Maurer. 2000. Chicken embryo lethality

assay for determining the virulence of avian Escherichia coli Isolates. Avian Dis.

44 : 318-324.

Yuningsih. 2004. Keberadaan residu antibiotika dalam produk peternakan (susu dan

daging). Di Dalam: Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan.

Bogor: Balai Penelitian Veteriner. Hlm 48-55.

Zainuddin D. 2006. Tanaman Obat Meningkatkan Efisiensi Pakan dan Kesehatan

Ternak Unggas. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha

ternak Unggas Berdayasaing. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Ziarati, P., J. Asgarpanah, and M. Kianifard. 2012. The essential oil composition of

Carthamus tintorius L. Flower growing in iran, AJB. 11 (65) : 12921-12924

Page 43: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

30

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Perhitungan SPSS Aktivitas Antibakteri Kasumba Turate

terhadap Bakteri Salmonella pullorum dan Escherichia coli Bakteri Salmonella pullorum

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Hasil_salmonella Between Groups 1889.219 4 472.305 217.767 .000

Within Groups 43.377 20 2.169

Total 1932.596 24

Bakteri Escherichia coli

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Hasil_ecoli Between Groups 1921.992 4 480.498 91.053 .000

Within Groups 105.542 20 5.277

Total 2027.534 24

Hasil uji duncan bakteri Salmonella pullorum

Hasil

perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Waller-Duncana 2 5 13.1400

3 5 13.2400

4 5 13.9700

5 5 15.0200

1 5 35.5100

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 44: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

31

Hasil uji duncan bakteri Escherichia coli

hasil1

perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Waller-Duncana 3 5 13.5000

2 5 13.8900

4 5 14.3400

5 5 14.6800

1 5 36.0000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Page 45: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

32

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian

Bahan yang digunakan yaitu bakteri Salmonella pullorum dan

Escherichia coli, ekstrak kasumba turate, tetrasiklin, dan MHA

Daya hambat ekstrak kasumba turate terhadap bakteri Salmonella pullorum

P0 (Tetrasiklin) P1(0,5% KT) P2 (0,75% KT) P3 (1% KT) P4 (1,25% KT)

Keterangan KT : Kasumba Turate

Page 46: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

33

Daya hambat ekstrak kasumba turate terhadap bakteri Escherichia coli

P0 (Tetrasiklin) P1(0,5% KT) P2 (0,75% KT) P3 (1% KT) P4 (1,25% KT)

Keterangan KT : Kasumba Turate

Page 47: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

34

Page 48: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

35

RIWAYAT HIDUP

Khusnul Khatimah lahir di Jolle, Kecamatan Lalabata, Kabupaten

Soppeng tanggal 22 bulan Juni 1995, dari pasangan bapak Tamrin,

dan Ibu Sarsiah. Anak Pertama dari dua bersaudara. Masuk SD

pada tahun 2002 di SD Negeri 15 Jolle, kelas 5 SD pindah ke SD

Negeri 5 Mattiropole, kelas 6 ikut ekstrakulikuler Pramuka dan

juga pernah mengikuti Cerdas Cermat Tingkat Kabupaten, tamat SD pada Tahun 2008,

melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Watansoppeng di kelas yang bertaraf

internasional yaitu kelas IX.3 dengan jumlah siswa 26 orang, mengikuti

Ekstrakulikuler Palang Merah dari kelas VII sampai kelas IX. Pada saat kelas VII,

penulis terkena penyakit DBD, sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Umum

Ajjapange selama 8 hari, jadi penulis tidak mengikuti ujian semester kenaikan kelas,

kelas IX penulis mengikuti bimbingan belajar di Gadjah Mada (GAMA) cabang

Soppeng dan tamat pada tahun 2011. Melanjutkan SMA Negeri 1 Watansoppeng,

mengikuti Ekstrakulikuler SISPALA (Siswa Pecinta Alam), Kelas 1 ikut bimbingan

pelajaran astronomi sebagai persiapan Olimpiade Sains tingkat kabupaten tahun 2012

dan kelas 2 ikut bimbingan belajar kimia dengan anak KKN UNM, tamat pada tahun

2014. Sekarang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Hasanuddin

di Fakultas Peternakan 2014. Penulis mengikuti organisasi di kampus yaitu UKM LDK

MPM UNHAS, aktif juga dalam mengikuti pembelajaran al_Quran di Fakultas, saat

libur penulis mengikuti Al-Quran Camp, dan biasanya juga penulis pergi magang di

tempat penelitian dosen yang ada di Kabupaten Barru untuk menambah wawasan dan

Page 49: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus

36

mempraktekkan langsung ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah, Penulis

bercita-cita untuk menjadi Penghafal Al-Quran pada umur 25 Tahun, selesai di

Peternakan pada tahun 2017, dan menjadi pengusaha yang sukses dunia dan akhirat.

Page 50: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus
Page 51: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KASUMBA TURATE (Cartamus