uin syarif hidayatullah jakarta uji aktivitas penyembuhan luka...

107
i UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR EKSTRAK ETANOL UMBI TALAS JEPANG (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY SKRIPSI TITIS MAWARSARI 1111102000021 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA OKTOBER 2015

Upload: ngothu

Post on 11-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR

EKSTRAK ETANOL UMBI TALAS JEPANG

(Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) PADA

TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR

SPRAGUE DAWLEY

SKRIPSI

TITIS MAWARSARI

1111102000021

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2015

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR

EKSTRAK ETANOL UMBI TALAS JEPANG

(Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) PADA

TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR

SPRAGUE DAWLEY

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

TITIS MAWARSARI

1111102000021

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2015

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

vi

ABSTRAK

Nama : Titis Mawarsari

Program Studi : Farmasi

Judul : Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol

Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var.

antiquorum) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan

Galur Sprague Dawley

Kasus luka bakar fase akut merupakan suatu bentuk kasus trauma kritis dengan

angka mortalitas tinggi, belum tentu dijumpai pada kasus trauma lainnya. Oleh

sebab itu, luka bakar dihadapkan pada kompleksitas permasalahan yang

memerlukan perhatian secara khusus. Umbi talas jepang (Colocasia esculenta (L.)

Schott var. antiquorum) diketahui mengandung senyawa-senyawa yang berperan

dalam penyembuhan luka seperti alkaloid, steroid, flavonoid, tanin, fenol,

triterpenoid, saponin dan glikosida. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

pemberian ekstrak umbi talas jepang terhadap penyembuhan luka bakar. Ekstrak

dibuat dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Penelitian ini

menggunakan tikus putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok

kontrol positif yang diberikan krim Lanakeloid-E®, kelompok kontrol negatif

yang diberikan basis krim dan 3 kelompok uji konsentrasi yang diberikan krim

ekstrak dengan konsentrasi yang bervariasi (1%, 5% dan 25%). Metode

pembuatan luka bakar derajat dua menggunakan metode Akhoondinasab.

Pemberian krim ekstrak dilakukan sebanyak dua kali sehari selama 21 hari.

Parameter yang diamati meliputi penurunan luas luka bakar, persentase

penyembuhan luka, keberadaan sel radang dan makrofag, serta neokapilerisasi.

Hasil analisis statistik uji Paired-Samples T Test menunjukkan perbedaan yang

signifikan (p<0,05) terhadap luas luka awal dan luas luka akhir. Hasil analisis

statistik uji One-Way ANOVA menunjukkan bahwa krim ekstrak umbi talas jepang

dengan 3 konsentrasi berbeda menunjukkan efek penurunan luas luka bakar dan

peningkatan persentase penyembuhan luka bakar yang tidak berbeda signifikan

dengan kontrol positif dan kontrol negatif. Krim ekstrak etanol umbi talas jepang

dapat memicu keberadaan sel radang dan makrofag serta neokapilerisasi. Krim

ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu dalam proses penyembuhan

luka bakar derajat dua pada fase inflamasi dan proliferasi.

Kata Kunci : Umbi talas jepang, Colocasia esculenta (L.) Schott var.

antiquorum, krim ekstrak etanol, luka bakar.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

vii

ABSTRACT

Name : Titis Mawarsari

Major : Pharmacy

Title : Study of Burn Wound Healing Activity using Ethanolic

Extracts of Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum

Tuber in White Male Rats (Rattus norvegicus) Sprague

Dawley Strain

The acute phase of the burns case is a form of critical trauma with a number of

high mortality, which is not necessarily found in other trauma cases. Therefore,

burn wounds is facing the complexity of problems that need particular attention.

Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum tubers are known to contain

compounds that play a role in wound healing such as steroid, alkaloid, flavonoid,

tannin, phenol, triterpenoid, saponin and glycoside. The aim of this research is to

examine the granting of Japanese taro tuber extracts toward the healing of burns.

The extract is made by maceration using solvent ethanol 96%. This research uses

white male rats who were divided into 5 groups, the positive control group was

given a Lanakeloid-E® cream, the negative control group was given a base cream

and 3 groups of test concentration were given the extracts cream with varying

concentrations (1%, 5% and 25%). The method of making a second degree burn

wound was the Akhoondinasab method. The extracts cream were applied twice a

day for 21 days. The observed parameters include extensive burns, percentage of

wound healing, the presence of macrophages, inflammation cell and new formed

capillaries. The results of the statistical analysis Paired Samples T Test shows a

significant difference towards the early and end wound. The results of the

statistical analysis One-Way ANOVA test indicates that the extracts cream of

tubers with 3 different concentrations indicates that the decreasing extensive burns

and increasing percentage of wound healing effects where the burns did not differ

significantly with the positive and negative controls. Ethanolic extract cream of

the Japanese taro tubers can help trigger the presence of macrophages,

inflammation cell and new formed capillaries. Ethanolic extract cream of the

Japanese taro tubers can help in the second degree burns healing process at the

inflammatory and proliferation phase.

Keywords: Taro tuber, Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum, ethanolic

extracts cream, burn wound.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji, puja dan syukur kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat, ridho, karunia dan hidayah-Nya yang telah melimpahkan

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol

Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Pada Tikus

Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley”. Sholawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta

pengikutnya.

Dalam penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini penulis banyak

menerima bantuan maupun dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati, penulis ingin memberikan penghargaan yang

setinggi-tingginya dan menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dr. Azrifitria, M. Si., Apt dan Bapak Syaikhul Aziz, M. Si., Apt selaku

dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan serta meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Umar Mansur, M. Sc., Apt, Ibu Eka Putri, M. Si., Apt, Bapak

Yardi, Ph. D., M. Si., Apt dan Ibu Prof. Dr. Atiek Soemiati, M. Si., Apt

selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan evaluasi dan saran

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Arief Sumantri, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yardi, Ph. D., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Bapak Suwarno dan Ibu Susy

Adriyani yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materi,

serta kasih sayang dan do’a yang tiada henti.

6. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

ix

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis

menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

8. Para staf karyawan dan laboran Program Studi Farmasi yang telah banyak

membantu dalam proses berlangsungnya penelitian ini.

9. Sahabat-sahabatku Nurhabiba Edriana, Santi Kurnia Dewi, Batari

Wulanning Dyah Sidi, Qurry Mawaddana, Ageng Hasna Fauziyah,

Sumiati, Eka Lestari Sitepu, Dina Adlina Amu, Khoirunnisa Robbani yang

telah memberikan semangat dan pengalaman yang indah selama

pendidikan perkuliahan.

10. Teman seperjuangan yang berjuang bersama dalam proses berlangsungnya

penelitian ini, Nurhayati Nasution dan Athiyah Baharmi.

11. Teman-teman Farmasi angkatan 2011 yang sama-sama berjuang

menyelesaikan pendidikan perkuliahan.

12. Teman-teman Farmasi 2011 AC yang tidak membuat penulis menyesal

telah menjadi bagian dari kalian.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan. Akhir kata, penulis berdo’a semoga Allah SWT berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.

Ciputat, 2 Oktober 2015

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

x

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

1.4. Hipotesis ............................................................................................. 3

1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

2.1. Tanaman Talas .................................................................................... 4

2.1.1. Klasifikasi Ilmiah ...................................................................... 5

2.1.2. Nama Lain ................................................................................. 5

2.1.3. Morfologi Tanaman .................................................................. 6

2.1.4. Habitat Tanaman ....................................................................... 6

2.1.5. Aktivitas Biologi ....................................................................... 6

2.2. Tinjauan Hewan Percobaan ................................................................ 7

2.2.1. Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus) ............................. 7

2.2.2. Biologis Tikus Putih (Rattus norvegicus) ................................. 7

2.3. Luka Bakar ........................................................................................ 10

2.3.1. Klasifikasi Luka Bakar ........................................................... 10

2.3.2. Luas Luka Bakar ..................................................................... 12

2.3.3. Faktor yang Berperan .............................................................. 13

2.3.4. Patofisiologi Luka Bakar ........................................................ 13

2.3.5. Proses Penyembuhan Luka Bakar ........................................... 15

2.4. Kulit .................................................................................................. 21

2.4.1. Anatomi Kulit ......................................................................... 21

2.4.2. Fisiologi Kulit ......................................................................... 23

2.5. Metode Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut .............................. 24

2.5.1. Cara Dingin ............................................................................. 24

2.5.2. Cara Panas ............................................................................... 25

BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 26

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 26

3.2. Alat dan Bahan .................................................................................. 26

3.2.1. Alat Penelitian ......................................................................... 26

3.2.2. Bahan Penelitian ..................................................................... 26

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

xii

3.2.3. Hewan Uji ............................................................................... 27

3.3. Rancangan Penelitian ........................................................................ 27

3.4. Kegiatan Penelitian ........................................................................... 28

3.4.1. Pemeriksaan Simplisia ............................................................ 28

3.4.2. Penyiapan Simplisia ................................................................ 28

3.4.3. Pembuatan Ekstrak ................................................................. 28

3.4.4. Skrining Fitokimia Ekstrak ..................................................... 29

3.4.5. Pengujian Parameter Spesifik dan Non Spesifik .................... 32

3.4.6. Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang ............. 33

3.4.7. Evaluasi Sediaan Krim ............................................................ 34

3.4.8. Persiapan Hewan Uji .............................................................. 34

3.4.9. Pembuatan Luka Bakar ........................................................... 34

3.4.10. Eksisi Jaringan Kulit Tikus ................................................... 34

3.4.11. Pembuatan Preparat Histopatologi Jaringan Kulit Tikus ...... 35

3.4.12. Pengamatan Preparat Histopatologi ...................................... 36

3.4.13. Analisis Statistik ................................................................... 36

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 37

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 37

4.1.1. Determinasi Tanaman ............................................................. 37

4.1.2. Ekstraksi Tanaman .................................................................. 37

4.1.3. Hasil Penapisan Fitokimia ...................................................... 37

4.1.4. Hasil Penentuan Parameter Spesifik dan Non Spesifik .......... 38

4.1.5. Hasil Evaluasi Sediaan Krim .................................................. 39

4.1.6. Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus ..................................... 39

4.1.7. Hasil Pengukuran Penurunan Luas Luka Bakar ..................... 40

4.1.8. Hasil Pengamatan Fisiologis Luka Bakar Derajat Dua .......... 43

4.1.9. Hasil Pengukuran Ketebalan Epitel Preparat Hari Ke-7 ......... 45

4.1.10. Hasil Pengamatan Preparat Histopatologi ............................ 46

4.2. Pembahasan....................................................................................... 49

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 58

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 58

5.2. Saran ................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Umbi C. esculenta var. esculenta dan var. antiquorum ......................... 5

Gambar 2. Potongan Kulit Normal Manusia dan Kedalaman Luka Bakar ............ 12

Gambar 3. Diagram Rule of Nines dari Wallace untuk dewasa ............................. 12

Gambar 4. Anatomi Kulit Tikus ............................................................................ 22

Gambar 5. Grafik Rerata Pengukuran Berat Badan Tikus ..................................... 40

Gambar 6. Grafik Rerata Persentase Penyembuhan Luka Bakar ........................... 42

Gambar 7. Grafik Rerata Ketebalan Epitel Pada Preparat ..................................... 45

Gambar 8. Hasil Pengamatan Preparat Histopatologi Hari Ke-7 ........................... 47

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Data Biologis Tikus (Sprague Dawley®

Rat)..... .............................. .......9

Tabel 2.2. Tabel Lund & Browder ......................................................................... 12

Tabel 3.1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Berdasarkan Pemberian Perlakuan 27

Tabel 3.2. Formula Basis Krim .............................................................................. 33

Tabel 4.1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang ............ 38

Tabel 4.2. Hasil Penentuan Parameter Spesifik dan Non Spesifik ........................ 38

Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang ........ 39

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus ................................................... 39

Tabel 4.5. Rerata Penurunan Luas Luka Bakar dan Persentase Penyembuhan ..... 41

Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Visual Rerata Fisiologis Luka Bakar Derajat Dua .. 44

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Parameter Pada Preparat Hari Ke-7 ............................. 48

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Alur Penelitian ................................................................................... 66

Lampiran 2. Determinasi Tanaman ........................................................................ 67

Lampiran 3. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang ........ 68

Lampiran 4. Pengamatan Rerata Fisiologis Luka Bakar ........................................ 71

Lampiran 5. Tahapan Pengukuran Luas Luka Bakar ............................................. 73

Lampiran 6. Data Luas Luka Bakar ....................................................................... 75

Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Ketebalan Epitel Preparat Hari Ke-7 ........... 77

Lampiran 8. Hasil Analisis Statistik Ketebalan Epitel Preparat Hari Ke-7 ........... 78

Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Luas Luka Bakar Derajat Dua ..................... 82

Lampiran 10. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar ....... 89

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan

jaringan disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang

sangat tinggi (misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau

suhu yang sangat rendah. Saat terjadi kontak dengan sumber termis (atau

penyebab lainnya), berlangsung reaksi kimiawi yang menguras energi dari

jaringan sehingga sel tereduksi dan mengalami kerusakan (Moenadjat,

2009). Panas yang mengenai tubuh tidak hanya mengakibatkan kerusakan

lokal tetapi memiliki efek sistemik. Perubahan ini khusus terjadi pada luka

bakar dan umumnya tidak ditemui pada luka yang disebabkan oleh cedera

lainnya (Tiwari, 2012).

Prinsip penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain

mencegah infeksi sekunder, memacu pembentukan jaringan kolagen dan

mengupayakan agar sisa-sisa sel epitel dapat berkembang sehingga dapat

menutup permukaan luka. Proses penyembuhan luka bakar dapat dibagi

dalam tiga fase, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi. Fase

inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka bakar sampai hari ketujuh, fase

proliferasi berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir

minggu ketiga dan fase maturasi dapat berlangsung berbulan-bulan

kemudian dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap

(Sjamsuhidajat dan Jong, 1997).

Meskipun terdapat kemajuan yang luar biasa dalam industri obat

farmasi, ketersediaan obat yang mampu merangsang proses perbaikan luka

masih terbatas (Udupa et al., 1995). Pengobatan tradisional banyak

dilakukan karena lebih murah, lebih mudah didapat, dan efek samping

yang rendah (Kumar et al, 2007).

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tanaman talas sudah tidak asing di Indonesia. Namun, mungkin tak

banyak masyarakat yang mengenal jenis talas jepang atau satoimo.

Varietas talas dengan nama latin Colocasia esculenta var. antiquorum ini

berbeda dengan talas biasa (Kartini P.S., 2009). Daun tanaman ini

berkhasiat sebagai antidiabetes (Deshmukh T.A. et al, 2010). Tangkai

daunnya berpotensi sebagai antiinflamasi (Murakami et al, 2005). Subhash

et al (2012) melaporkan kandungan dari ekstrak umbi Colocasia esculenta

dengan enam pelarut berbeda (petroleum eter, benzen, kloroform,

methanol, etanol dan air) positif mengandung alkaloid, steroid, flavonoid,

tanin, fenol, triterpenoid, saponin dan glikosida.

Senyawa yang berperan pada proses penyembuhan luka diantaranya,

alkaloid sebagai antibakteri (Robinson, 1991 dalam Wijaya dkk, 2014),

flavonoid sebagai antiinflamasi dan antibakteri (Anggraini, 2008; Siregar,

2011), saponin sebagai antiseptik (Robinson, 1995), tanin dan triterpenoid

sebagai antioksidan (Robinson, 1995).

Pendekatan secara ilmiah Colocasia esculenta untuk penyembuh

luka didasarkan pada kandungan beberapa senyawa pada ekstrak umbi

yang berpotensi sebagai penyembuh luka. Informasi tersebut mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian dengan memanfaatkan umbi talas

jepang yang terdapat sekitar 15 atau 20 buah umbi dalam satu tanaman

(Wang, 1983), untuk mempercepat penyembuhan luka bakar pada tikus

putih. Pemilihan bagian umbi dikarenakan masih sangat minimnya

penelitian dengan menggunakan umbi talas jepang dibandingkan dengan

daunnya.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak umbi talas jepang

(Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum) secara topikal terhadap

penyembuhan luka bakar derajat dua pada tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Sprague Dawley?

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. 3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diantaranya:

Untuk mengkaji pemberian ekstrak etanol umbi talas jepang secara

topikal (Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum) terhadap

penyembuhan luka bakar derajat dua pada tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan galur Sprague Dawley.

1. 4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini diantaranya:

1. Pemberian secara topikal ekstrak etanol umbi talas jepang

(Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum) dapat menurunkan

luas luka bakar derajat dua dan memberikan perubahan secara visual

pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley.

2. Pemberian secara topikal ekstrak etanol umbi talas jepang

(Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum) dapat meningkatkan

pertumbuhan jaringan re-epitelisasi pada hari ke-7 terhadap luka

bakar derajat dua pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur

Sprague Dawley.

3. Pemberian secara topikal ekstrak etanol umbi talas jepang

(Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum) dapat meningkatkan

infiltrasi sel radang dan makrofag terhadap luka bakar derajat dua

pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley.

1. 5 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai khasiat

umbi talas jepang dalam membantu menyembuhkan luka bakar derajat dua

dan dapat memberikan informasi dalam pengembangan ilmu bedah yang

digunakan dalam pengobatan luka bakar untuk membantu dalam

memperbaiki jaringan setelah pembedahan dan membantu mencegah

berkembangnya infeksi luka.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Tanaman Talas

Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) merupakan tanaman herba

perenial yang termasuk dalam famili Araceae, C. esculenta yang

dikelompokkan menjadi dua varietas, yaitu C. esculenta var. esculenta

(dasheen) dan C. esculenta var. antiquorum (eddoe). Talas dasheen

memiliki umbi yang besar, sedangkan talas eddoe atau sering disebut talas

satoimo memiliki umbi yang kecil dengan banyak anak umbi di sekitarnya.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa talas berasal dari daerah di Asia

Selatan (India) atau Asia Tenggara (Malaysia), lalu menyebar ke Cina,

Jepang, daerah Asia Tenggara lainnya, Kepulauan Pasifik, Afrika Barat,

dan beberapa daerah di kawasan Caribia melalui migrasi penduduk

(Onwueme, 1999). Menurut Purseglove (1992), talas eddoe terbentuk

setelah mengalami perkembangan dan seleksi saat ditanam di Cina dan

Jepang. Di Indonesia talas dapat dijumpai hampir di seluruh kepulauan dan

tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan, baik liar maupun budidaya

(Fitriani, 2013).

Jenis talas satoimo saat ini sedang gencar dibudidayakan diberbagai

daerah di Indonesia karena potensi pasar ekspor untuk talas ini sangat

besar, terutama di negara Jepang yang setengah dari jumlah penduduknya

mengkonsumsi talas satoimo sebagai makanan pokok (Pudjiatmoko,

2008). Pada tahun 2006, Indonesia pernah mengekspor talas jepang

sebanyak 25 ton ke Jepang (Kementerian Perdagangan Republik

Indonesia, 2013).

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 1. (A) Umbi C. esculenta var. esculenta dan (B) C.

esculenta var. antiquorum (Deo et al, 2009)

2. 1. 1 Klasifikasi Ilmiah (Koawara, 2013)

Tanaman talas jepang secara taksonomi mempunyai klasifikasi

ilmiah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Arales

Famili : Araceae

Genus : Colocasia

Species : Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum

2. 1. 2 Nama Lain

Talas memiliki berbagai nama umum di seluruh dunia, yaitu taro

(English); alavi, patarveliya (Gujarati); arvi, kachalu (Hindi); alu

(Marathi); alupam, alukam (Sanskrit); dan sempu (Tamil) (Prajapati,

2011), old cocoyam, abalong, taioba, keladi, satoimo, tayoba, dan Yu-

tao (Koawara, 2013).

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 1. 3 Morfologi Tanaman

Tanaman talas mempunyai sistem perakaran serabut, liar dan

pendek. Umbi mempunyai jenis bermacam-macam. Umbi dapat

mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk silinder atau bulat, berukuran 30

cm x 15 cm, berwarna cokelat. Daunnya berbentuk perisai atau hati,

lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya, dengan tangkai mencapai 1 m

panjangnya, warna pelepah bermacam-macam. Pembungaan terdiri atas

tongkol, seludang dan tangkai. Bunga jantan dan bunga betina terpisah

berada di bawah, bunga jantan di bagian atasnya dan pada puncaknya

terdapat bunga mandul. Bunga bertipe buah buni, bijinya banyak,

berbentuk bulat telur dan panjangnya 2 mm (Telaumbanua, 2005).

2. 1. 4 Habitat Tanaman

Di Indonesia tanaman talas dapat tumbuh dan berproduksi di

dataran rendah sampai dataran tinggi yang berketinggian ± 1300 meter

di atas permukaan laut. Lingkungan tumbuh yang ideal untuk tanaman

talas bersuhu 21-27⁰C dengan kelembaban udara 50-90%, mendapat

sinar matahari langsung dan bercurah hujan 240 mm/tahun. Di daerah

yang berketinggian ± 250 meter di atas permukaan laut dan beriklim

basah sehingga dapat tumbuh dengan baik dan berkualitas prima

(Rukmana, 1998).

2. 1. 5 Aktivitas Biologi

C. esculenta Linn. (Famili: Araceae) adalah tanaman terna

tahunan dengan sejarah penggunaan yang panjang dalam pengobatan

tradisional dibeberapa negara diseluruh dunia, khususnya di daerah

tropis dan subtropis. Tanaman ini telah dikenal sejak zaman dahulu

akan sifat pengobatannya dan telah dimanfaatkan sebagai pengobatan

berbagai penyakit seperti asma, arthritis, diare, pendarahan internal,

gangguan neurologis, dan gangguan kulit (Prajapati et al., 2011).

Prajapati et al. (2011) melaporkan bahwa ekstrak etanol daun Colocasia

esculenta Linn. memiliki efek farmakologis seperti sifat hipoglikemik,

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

antifungi, antikanker, hipolipidemik, antiinflamasi dan penguat syaraf.

Selain itu Kubde et al. (2010) menyimpulkan bahwa semua tanaman

Colocasia esculenta diselidiki ditemukan aktif sebagai anthelmintik

tradisional. Seong Wei et al, (2008) juga melaporkan bahwa daun

Colocasia esculenta memberikan aktivitas antibakteri terhadap

Citrobacter freundii, Vibrio alginolyticus, Vibrio cholerae, dll.

2. 2. Tinjauan Hewan Percobaan

2. 2. 1. Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Menurut Krinke (2000) klasifikasi tikus putih (Rattus

norvegicus) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Order : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Rattus

Species : Rattus norvegicus

2. 2. 2. Biologis Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang

sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model

guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu

dalam skala penelitian atau pangamatan laboratorik. Tikus termasuk

hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan

mungkin tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya. Selain

itu, penggunaan tikus sebagai hewan percobaan juga didasarkan atas

pertimbangan ekonomis dan kemampuan hidup tikus hanya 2-3 tahun

dengan lama produksi 1 tahun.

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok tikus laboratorium pertama-tama dikembangkan di

Amerika Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih

dibandingkan tikus liar antara lain lebih cepat dewasa, tidak

memperlihatkan perkawinan musiman, dan umumnya lebih cepat

berkembang biak. Kelebihan lainnya sebagai hewan laboratorium

adalah sangat mudah ditangani, dapat ditinggal sendirian dalam

kandang asal dapat mendengar suara tikus lain dan berukuran cukup

besar sehingga memudahkan pengamatan. Secara umum, berat badan

tikus laboratorium lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar.

Biasanya pada umur empat minggu beratnya 35-40 g, dan berat dewasa

rata-rata 200-250 g, tetapi bervariasi tergantung pada galur. Galur

Sprague Dawley merupakan galur yang paling besar diantara galur yang

lain.

Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam

penelitian. Galur-galur tersebut antara lain: Wistar, Sprague Dawley,

Long Evans, dan Holdzman. Dalam penelitian ini digunakan galur

Sprague Dawley dengan ciri-ciri berwarna putih, berkepala kecil dan

ekornya lebih panjang daripada badannya (Smith, 1998). Tikus ini

pertama kali diproduksi oleh peternakan Sprague Dawley. Tikus

Sprague Dawley merupakan jenis tikus albino serbaguna secara

ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan

dan kemudahan penanganannya.

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.1. Data Biologis Tikus (Sprague Dawley® Rat)

Lama hidup 2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun

Lama produksi

ekonomis

1 tahun

Lama hamil 20-22 hari

Umur dewasa 40-60 hari

Umur dikawinkan 8-10 minggu (jantan dan betina)

Siklus kelamin Poliestrus

Siklus estrus 4-5 hari

Lama estrus 9-20 jam

Perkawinan Pada waktu estrus

Ovulasi 8- 11 jam sesudah timbul estrus, spontan

Fertilisasi 7-10 jam sesudah kawin

Implantasi 5-6 hari sesudah fertilisasi

Berat dewasa 300-400 g jantan; 250-300 g betina

Suhu (rektal) 36-39oC (rata-rata 37,5

oC)

Pernapasan 65-115/menit, turun menjadi 50 dengan

anestesi, naik sampai 550 dalam stress

Denyut jantung 330-480/menit, turun menjadi 250 dengan

anestesi, naik sampai 150 dalam stress

Tekanan Darah 90-180 sistol, 60-145 diastol, turun menjadi

80 sistol, 55 diastol dengan anestesi

Konsumsi Oksigen 1,29-2,68 ml/g/jam

Sel darah merah 67,2-9,6 x 106/µl

Sel darah putih 9,4 ± 3,2 x 103/µl

SGPT 17,5-30,2 IU/liter

SGOT 45,7-80,8 IU/liter

Kromosom 2n=42

Aktivitas nokturnal (malam)

Konsumsi makanan 15-30 gr/100 gr BB/hari (dewasa)

Konsumsi minuman 20-45 ml/100 gr BB/hari (dewasa)

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 3 Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan

jaringan disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang

sangat tinggi (misalnya api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau

suhu yang sangat rendah (Moenadjat, 2009). Luka bakar disebabkan oleh

perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin

dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar

dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi atau luka bakar kimiawi

(Effendi, 1999)

2. 3. 1 Klasifikasi Luka Bakar (Moenadjat, 2009)

2. 3. 1. 1 Berdasarkan Penyebab

a. Luka bakar karena api dan atau benda panas lainnya

b. Luka bakar karena minyak panas

c. Luka bakar karena air panas

d. Luka bakar karena bahan kimia yang bersifat asam kuat atau

basa kuat

e. Luka bakar karena listrik dan petir

f. Luka bakar karena radiasi

g. Luka bakar karena ledakan (perlu disebutkan penyebab ledakan;

misal, ledakan bom, ledakan tabung gas, dsb)

h. Trauma akibat suhu sangat rendah

2. 3. 1. 2 Berdasarkan Kedalaman Kerusakan Jaringan (Luka)

a. Luka bakar derajat I

a) Kerap diberi simbol 1⁰

b) Kerusakan jaringan terbatas pada bagian permukaan

(superfisial) yaitu epidermis.

c) Perlekatan epidermis dengan dermis (dermal-epidermal

junction) tetap terpelihara baik.

d) Kulit kering, hiperemik memberikan efloresensi berupa

eritema.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

f) Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-7

hari.

g) Contoh: luka bakar akibat sengatan matahari.

b. Luka bakar derajat II, terbagi atas derajat II dangkal dan II

dalam.

a) Kerap diberi simbol 2⁰

b) Kerusakan meliputi seluruh ketebalan epidermis dan

sebagian superfisial dermis.

c) Respon yang timbul berupa reaksi inflamasi akut disertai

proses eksudasi.

d) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

c. Luka bakar derajat III

a) Kerap diberi simbol 3⁰

b) Kerusakan meliputi seluruh ketebalan kulit (epidermis

dan dermis) serta lapisan yang lebih dalam.

c) Apendises kulit (adneksa, integumen) seperti folikel

rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami

kerusakan.

d) Kulit yang terbakar tampak berwarna pucat atau lebih

putih karena terbentuk eskar.

e) Secara teoritis tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang

sensasi karena ujung-ujung serabut saraf sensorik

mengalami kerusakan / kematian.

f) Penyembuhan terjadi lama. Proses epithelialisasi spontan

baik dari tepi luka (membrana basalis), maupun dari

apendises kulit (folikel rambut, kelenjar keringat dan

kelenjar sebasea yang memiliki potensi epithelialisasi)

tidak dimungkinkan terjadi karena struktur-struktur

jaringan tersebut mengalami kerusakan.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2. Potongan Kulit Normal Manusia dan Kedalaman Luka Bakar

(Moenadjat, 2009)

2. 3. 2 Luas Luka Bakar

Luas luka bakar pada dewasa dihitung menggunakan rumus

sembilan (Rule of Nine) yang diprovokasi oleh Wallace; didasari atas

perhitungan kelipatan 9, dimana 1% luas permukaan tubuh adalah

luas telapak tangan penderita. Pada anak-anak menggunakan tabel

dari Lund dan Browder yang mengacu pada ukuran bagian tubuh

terbesar pada seorang bayi / anak (yaitu kepala) (Moenadjat, 2009).

Gambar 3. Diagram Rule of Nines dari Wallace untuk

Dewasa (Moenadjat, 2009)

Tabel 2.2 Tabel Lund & Browder (untuk anak)

Usia (tahun) 0 1 5 10 15 Dewasa

Kepala (muka-belakang) 9,5 8,5 6,5 5,5 4,5 3,5

1 paha (muka-belakang) 2,5 3,5 4 4,25 4,5 4,75

1 kaki (muka-belakang) 2,5 2,5 2,75 3 3,25 2,5

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 3. 3 Faktor yang Berperan (Moenadjat, 2009)

Faktor Penderita

Kondisi umum

1. Usia

2. Gender

3. Status gizi

Faktor premorbid

1. Kelainan

kardiovaskular

2. Kelainan neurologik

3. Kelainan paru

4. Kelainan

metabolisme

5. Kelainan ginjal

6. Kelainan psikiatrik

7. Kehamilan

Faktor trauma

1. Luka bakar

2. Trauma penyerta

1. Gangguan ABC

2. Jenis, luar &

kedalaman

Tatalaksana

1. Tatalaksana pra

rumah sakit

2. Tatalaksana di

rumah sakit

1. Fase awal (fase akut,

fase syok)

2. Fase selanjutnya

2. 3. 4 Patofisiologi Luka Bakar

Panas yang mengenai tubuh tidak hanya mengakibatkan

kerusakan lokal tetapi memiliki efek sistemik. Perubahan ini khusus

terjadi pada luka bakar dan umumnya tidak ditemui pada luka yang

disebabkan oleh cedera lainnya. Karena efek panas terdapat

perubahan sistemik peningkatan permeabilitas kapiler. Hal ini

menyebabkan plasma bocor keluar dari kapiler ke ruang interstisial.

Peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma maksimal

muncul dalam 8 jam pertama dan berlanjut sampai 48 jam. Setelah

48 jam permeabilitas kapiler kembali normal atau membentuk

trombus yang menjadikan tidak adanya aliran sirkulasi darah.

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hilangnya plasma merupakan penyebab syok hipovolemik pada

penderita luka bakar. Jumlah kehilangan cairan tergantung pada

luasnya luka bakar (Tiwari, 2012).

Peningkatan permeabilitas kapiler secara sistemik tidak terjadi

pada luka lainnya. Hanya terdapat reaksi lokal pada lokasi luka

karena inflamasi menyebabkan vasodilatasi progresif persisten dan

edema. Syok hipovolemik yang terjadi pada trauma lain biasanya

karena kehilangan darah dan membutuhkan transfusi segera (Tiwari,

2012).

Saat terjadi kontak antara sumber panas dengan kulit, tubuh

akan merespon untuk mempertahankan homeostasis dengan adanya

proses kontraksi, retraksi dan koagulasi pembuluh darah. Jackson

pada tahun 1947 mengklasifikasikan 3 zona respon lokal akibat luka

bakar yaitu:

a. Zona koagulasi, terdiri dari jaringan nekrosis yang membentuk

eskar, yang terbentuk dari koagulasi protein akibat cidera panas,

berlokasi ditengah luka bakar, tempat yang langsung mengalami

kerusakan dan kontak dengan panas.

b. Zona stasis, daerah yang langsung berada diluar disekitar zona

koagulasi. Di daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh

darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi

gangguan perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan

permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal, yang beresiko

terjadinya iskemia jaringan. Zona ini bisa menjadi nekrosis atau

hiperemis, menjadi zona hiperemis jika resusitasi yang diberikan

adekuat, atau menjadi zona koagulasi jika resusitasi yang

diberikan tidak adekuat.

c. Zona hiperemis, daerah yang terdiri dari kulit normal dengan

cedera sel yang ringan, ikut mengalami reaksi berupa

vasodilatasi dan terjadi peningkatan aliran darah sebagai respon

cedera luka bakar. Zona ini bisa mengalami penyembuhan

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

spontan atau berubah menjadi zona statis (Hettiaratchy dan

Dziewulski, 2004).

Luka bakar merusak fungsi barier kulit terhadap invasi

mikroba serta adanya jaringan nekrotik dan eksudat menjadi

media pendukung pertumbuhan mikroorganisme, sehingga

beresiko untuk menjadi infeksi. Semakin luas luka bakar,

semakin besar resiko infeksi (Hemsley dan Ansermino, 2004).

Tidak seperti kebanyakan luka lain, luka bakar biasanya steril

pada saat cidera. Panas yang menjadi agen penyebab membunuh

semua mikroorganisme pada permukaan. Setelah minggu

pertama luka bakar cenderung terinfeksi, sehingga membuat

sepsis luka bakar sebagai penyebab utama kematian pada luka

bakar. Sedangkan luka lain misalnya luka gigitan, luka tusukan,

crush injury dan ekskoriasi terkontaminasi pada saat terjadi

trauma dan jarang menyebabkan sepsis secara sistemik (Tiwari,

2012)

2. 3. 5 Proses Penyembuhan Luka Bakar

Proses penyembuhan luka bakar mempunyai persamaan dalam

fase penyembuhan luka pada umumnya, perbedaannya adalah pada

durasi setiap tahap (Tiwari, 2012). Proses penyembuhan luka secara

umum merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan

respon seluler dan biokimia baik secara lokal maupun sistemik

(Rohrich dan Robinson, 1999). Pada umumnya, penyembuhan luka

dibagi dalam 3 fase yang saling tumpang tindih. Fase awal atau fase

inflamasi dimulai segera setelah terjadinya suatu trauma/cidera,

dengan tujuan untuk menyingkirkan jaringan mati dan mencegah

infeksi. Fase kedua fase proliferasi, dimana akan terjadi

keseimbangan antara pembentukan parut dan regenerasi jaringan.

Fase yang paling akhir merupakan fase yang terpanjang dan hingga

saat ini merupakan fase yang paling sedikit dipahami, yakni fase

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

maturasi/remodelling yang bertujuan memaksimalkan kekuatan dan

integritas struktur dari luka (Gurtner, 2007).

a. Fase inflamasi (lag phase)

Fase inflamasi dimulai segera setelah terjadinya

trauma/cidera dan umumnya sampai hari ke-5 pasca trauma.

Tujuan utama fase ini pada umumnya adalah hemostasis,

hilangnya jaringan yang mati dan pencegahan kolonisasi

maupun infeksi oleh agen mikrobial patogen (Gurtner, 2007).

Perbedaan antara luka bakar dan luka biasa pada fase ini yaitu

pada luka bakar tejadi vasodilatasi lokal dengan ekstravasasi

cairan dalam ruang ketiga. Dalam luka bakar yang luas, adanya

peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan ekstravasasi

plasma yang cukup banyak dan membutuhkan penggantian

cairan (Tiwari, 2012).

Pada luka bakar, proses koagulasi akibat panas

menyebabkan dilepaskannya faktor kemotaktik seperti

kallkireins dan peptida fibrin, sedangkan sel mast melepaskan

faktor nekrosis tumor, histamin, protease, leukotriens dan

sitokin sehingga terjadi migrasi sel-sel inflamasi. Neutrofil dan

monosit merupakan sel pertama yang bermigrasi di lokasi

peradangan (Tiwari, 2012).

Berbagai mediator inflamasi yakni prostaglandin,

interleukin-1 (IL-1), tumor necrosis factor (TNF), C5a, TGF-β

dan produk degradasi bakteri seperti lipopolisakarida (LPS)

akan menarik sel netrofil sehingga menginfiltrasi matriks fibrin

dan mengisi kavitas luka. Migrasi netrofil ke luka juga

dimungkinkan karena peningkatan permeabilitas kapiler akibat

terlepasnya serotonin dan histamin oleh sel mast dan jaringan

ikat. Netrofil pada umumnya akan ditemukan pada 2 hari

pertama dan berperan penting untuk memfagositosis jaringan

mati dan mencegah infeksi. Keberadaan netrofil yang

berkepanjangan merupakan salah satu penyebab utama

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terjadinya konversi dari luka akut menjadi luka kronis (Regan

dan Barbul, 1994; Gurtner, 2007).

Makrofag juga akan mengikuti netrofil menuju luka

setelah 48-72 jam dan menjadi sel predominan setelah hari

ketiga pasca trauma. Debris dan bakteri akan difagositosis oleh

makrofag. Makrofag juga berperan utama memproduksi

berbagai growth factor yang dibutuhkan dalam produksi matriks

ekstraseluler oleh fibroblas dan pembentukan neovaskularisasi.

Keberadaan makrofag oleh karenanya sangat penting dalam fase

inflamasi ini (Gurtner, 2007).

Pada luka bakar sel-sel inflamasi diatas membantu dalam

fagositosis, pembersihan jaringan yang mati dan racun yang

dikeluarkan oleh jaringan yang terbakar. Selain melalui proses

fagositosis, netrofil dan makrofag juga berperan dalam eliminasi

bakteri dengan cara memproduksi dan melepaskan beberapa

proteinase dan reactive oxygen species (ROS). ROS melalui

sifat radikal bebasnya penting dalam mencegah infeksi bakterial,

namun tingginya kadar ROS secara berkepanjangan juga akan

menginduksi kerusakan sel tubuh lainnya. ROS juga

mengaktivasi dan mempertahankan kaskade asam arakidonat

yang akan memicu ulang timbulnya berbagai mediator inflamasi

lagi seperti prostaglandin dan leukotrien, sehingga proses

inflamasi akan menjadi berkepanjangan (Lima et al, 2009).

Limfosit dan sel mast merupakan sel terakhir yang

bergerak menuju luka dan dapat ditemukan pada hari kelima

sampai ketujuh pasca trauma. Peran keduanya masih belum jelas

hingga saat ini (Gurtner, 2007).

Pada akhir fase inflamasi, mulai terbentuk jaringan

granulasi yang berwarna kemerahan, lunak dan granuler.

Jaringan granulasi adalah suatu jaringan kaya vaskuler, berumur

pendek, kaya fibroblas, kapiler dan sel radang tetapi tidak

mengandung ujung saraf (Anderson, 2000). Jaringan granulasi

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menyediakan lingkungan yang secara metabolik mendukung

proses penyembuhan luka.

b. Fase proliferasi (fibroplasi, regenerasi)

Fase proliferasi berlangsung umumnya mulai hari ke-4.

Pada luka bakar superfisial, migrasi keratinosit yang berada

pada tepi luka sesungguhnya telah mulai bekerja beberapa jam

pasca trauma, menginduksi terjadinya re-epitelisasi yang

biasanya menutup luka dalam 5-7 hari. Setelah re-epitelisasi,

membran basalis terbentuk antara epidermis dan dermis.

Pembentukan kembali dermis dibantu oleh proses angiogenesis

dan fibrogenesis. Pada fase ini matriks fibrin yang didominasi

oleh platelet dan makrofag secara gradual digantikan oleh

jaringan granulasi yang tersusun dari kumpulan fibroblas,

makrofag dan sel endotel yang membentuk matriks ekstraseluler

dan neovaskuler (Gurtner, 2007).

Fibroblas memiliki peran yang sangat penting dalam fase

ini. Fibroblas memproduksi matriks ekstraseluler yang akan

mengisi kavitas luka dan menyediakan landasan untuk migrasi

keratinosit. Matriks ekstraseluler merupakan komponen yang

paling nampak pada skar di kulit. Makrofag memproduksi

growth factor seperti PDGF dan TGF-β yang menginduksi

fibroblas untuk berproliferasi, migrasi dan membentuk matriks

ekstraseluler (Gurtner, 2007). Fibroblas mencerna matriks fibrin

dan menggantikannya dengan glycosaminoglycan (GAG)

dengan bantuan matrix metalloproteinase (MMP). Matriks

ekstraseluler akan digantikan oleh kolagen tipe III yang juga

diproduksi oleh fibroblas dengan berjalannya waktu. Kolagen

ini tersusun atas 33% glisin, 25% hidroksiprolin, dan selebihnya

berupa air, glukosa dan galaktosa. Selanjutnya kolagen tipe III

akan digantikan oleh kolagen tipe I pada fase maturasi

(Marzoeki, 1993; Schultz, 2007). Faktor proangiogenik yang

diproduksi makrofag seperti vascular endothelial growth factor

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(VEGF), fibroblas growth factor (FGF)-2, angiopoietin-1 dan

thrombospondin akan menstimulasi sel endotel membentuk

neovaskular melalui proses angiogenesis (Gurtner, 2007).

Pada luka bakar yang dalam untuk mempercepat

penyembuhan perlu dilakukan eksisi dan tandur kulit (skin

graft). Tindakan penutupan luka dengan skin graft setelah eksisi

kulit yang terbakar merupakan bagian dari fase proliferasi pada

penyembuhan luka (Tiwari, 2012).

Hal yang menarik dari fase proliferasi ini adalah bahwa

pada suatu titik tertentu, seluruh proses yang telah dijabarkan di

atas harus dihentikan. Fibroblas akan segera menghilang segera

setelah matriks kolagen mengisi kavitas luka dan pembentukan

neovaskular akan menurun melalui proses apoptosis. Kegagalan

regulasi pada tahap inilah yang hingga saat ini dianggap sebagai

penyebab terjadinya kelainan fibrosis seperti skar hipertrofik

(Gurtner, 2007).

c. Fase maturasi (remodelling)

Fase maturasi ini di luka pada umumnya berlangsung

mulai hari ke-21 hingga sekitar 1 tahun, namun pada luka bakar

derajat 2 yang dalam dan yang mengenai seluruh ketebalan kulit

yang dibiarkan sembuh sendiri fase ini bisa memanjang menjadi

bertahun-tahun (Tiwari, 2012). Fase ini segera dimulai segera

setelah kavitas luka terisi oleh jaringan granulasi, proses re-

epitelisasi usai, dan setelah kolagen menggantikan matriks

temporer (Gurtner, 2007). Pada fase ini terjadi maturasi luka dan

graft (Tiwari, 2012).

Kontraksi dari luka dan remodelling kolagen terjadi pada

fase ini. Kontraksi luka terjadi akibat aktivitas myofibroblas,

yakni fibroblas yang mengandung komponen mikrofilamen

aktin intraseluler. Kolagen tipe III pada fase ini secara gradual

digantikan oleh kolagen tipe I dengan bantuan matrix

metalloproteinase (MMP) yang disekresi oleh fibroblas,

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

makrofag dan sel endotel. Sekitar 80% kolagen pada kulit

adalah kolagen tipe I yang memungkinkan terjadinya tensile

strength pada kulit (Gurtner, 2007).

Keseimbangan antara proses sintesis dan degradasi

kolagen terjadi pada fase ini. Kolagen yang berlebihan

didegradasi oleh enzim kolagenase dan kemudian diserap.

Sisanya akan mengerut sesuai tegangan yang ada. Hasil akhir

dari fase ini berupa jaringan parut yang pucat, tipis, lemas dan

mudah digerakkan dari dasarnya (Bisono dan Pusponegoro,

1997).

Kolagen awalnya tersusun secara tidak beraturan,

sehingga membutuhkan lysyl hydroxylase untuk mengubah lisin

menjadi hidroksilisin yang dianggap bertanggung jawab

terhadap terjadinya cross-linking antar kolagen. Cross-linking

inilah yang menyebabkan terjadinya tensile strength sehingga

luka tidak mudah terkoyak lagi. Tensile strength akan bertambah

secara cepat dalam 6 minggu pertama, kemudian akan

bertambah perlahan selama 1-2 tahun. Pada umumnya tensile

strength pada kulit dan fascia tidak akan pernah mencapai

100%, namun hanya sekitar 80% dari normal (Marzoeki, 1993;

Schultz, 2007).

Pada luka bakar derajat 2 dalam dan yang mengenai

seluruh ketebalan kulit bila dibiarkan sembuh sendiri dapat

terbentuk hipertrofik jaringan parut dan kontraktur.

Hiperpigmentasi terjadi pada luka bakar superfisial karena

respon berlebihan melanosit dari trauma panas dan

hipopigmentasi terjadi pada luka bakar yang dalam karena

kerusakan melanosit pada kulit. Pada luka bakar post skin graft

saat mulai terjadi inervasi, saraf yang tumbuh akan merubah

kontrol melanosit yang biasanya akan terjadi hiperpigmentasi

graft pada orang berkulit gelap dan akan hipopigmentasi pada

orang berkulit putih (Tiwari, 2012).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 4 Kulit

2. 4. 1 Anatomi Kulit

Kulit adalah organ tubuh terbesar yang membentuk 15% berat

badan total (Gibson, 2002). Kulit terdiri dari tiga lapisan yang masing-

masing terdiri dari berbagai jenis sel dan memiliki fungsi yang

bermacam-macam. Ketiga lapisan tersebut adalah epidermis, dermis,

dan subkutis (Wasiatmadja dan Syarif, 2007).

2. 4. 1. 1 Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar terutama terdiri dari epitel

skuamosa bertingkat. Sel-sel yang menyusunnya secara

berkesinambungan dibentuk oleh lapisan germinal dalam epitel silindris

dan mendatar ketika didorong oleh sel-sel baru ke arah permukaan,

tempat kulit terkikis oleh gesekan. Lapisan luar mengandung keratin,

protein bertanduk, hanya sedikit darinya pada permukaan tubuh yang

terpajan untuk terpakai dan terkikis, seperti pada permukaan dalam

lengan, paha dan lebih banyak lagi pada permukaan ektensor, lapisan

ini terutama tebal pada kaki (Gibson, 2002). Lapisan ini terdiri atas:

a. Stratum corneum (lapisan tanduk)

Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki

inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan

sangat sedikit mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri

atas keratin, yaitu jenis protein yang tidak larut dalam air dan

sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Hal ini berkaitan

dengan fungsi kulit untuk memproteksi tubuh dari pengaruh luar.

b. Stratum lucidum (lapisan jernih)

Berada tepat di bawah stratum corneum. Merupakan lapisan yang

tipis, jernih. Lapisan ini tampak jelas pada telapak tangan dan

telapak kaki.

c. Stratum granulosum (lapisan berbutir-butir)

Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal,

berbutir kasar, berinti mengkerut.

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Stratum spinosum (lapisan malphigi)

Sel berbentuk kubus dan seperti berduri, intinya besar dan oval.

Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut

protein.

e. Stratum germinativum (lapisan basal)

Adalah lapisan terbawah epidermis. Di lapisan ini juga terdapat

sel-sel melanosit yaitu sel yang membentuk pigmen melanin.

2. 4. 1. 2 Dermis

Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen, jaringan fibrosa

dan elastin. Lapisan superfisial menonjol ke dalam epidermis berupa

sejumlah papila kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan

subkutan. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe

dan syaraf (Gibson, 2002).

2. 4. 1. 3 Subkutis

Lapisan subkutis kulit terletak dibawah dermis. Lapisan ini terdiri

dari lemak dan jaringan ikat dan berfungsi sebagai peredam kejut dan

insulator panas. Lapisan subkutis adalah tempat penyimpanan kalori. Di

lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan saluran

getah bening (Wasiatmaja dan Syarif, 2007).

Gambar 4. Anatomi Kulit Tikus (Krinke, 2000)

Keterangan :

1. Epidermis

2. Dermis

3. Folikel

Rambut

4. Kelenjar

Sebasea

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 4. 2 Fisiologi Kulit

2. 4. 2. 1 Proteksi

Kulit merupakan barrier fisik antara jaringan di bawahnya dan

lingkungan luar. Kulit memberikan perlindungan dari abrasi, dehidrasi,

radiasi ultraviolet, dan invasi mikroorganisme (Gunstream, 2000).

Sebagian besar mikroorganisme mengalami kesulitan untuk menembus

kulit yang utuh tetapi dapat masuk melalui kulit yang luka dan lecet.

Selain proteksi yang diberikan oleh lapisan tanduk, proteksi tambahan

diberikan oleh keasaman keringat dan adanya asam lemak dalam

sebum, yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Gibson,

2002).

2. 4. 2. 2 Sensasi

Kulit terdiri dari ujung saraf dan reseptor yang dapat mendeteksi

stimulus yang berhubungan dengan sentuhan, tekanan, temperatur dan

nyeri. (Gunstream, 2000). Sensasi raba, nyeri, perubahan suhu dan

tekanan pada kulit dan jaringan subkutan, ditransmisikan melalui saraf

sensorik menuju medula spinalis dan otak (Gibson, 2002).

2. 4. 2. 3 Regulasi Suhu

Selama periode kelebihan produksi panas oleh tubuh, sekresi

keringat dan evaporasi melalui permukaan tubuh membantu

menurunkan temperatur tubuh (Gunstream, 2000).

2. 4. 2. 4 Penyimpanan

Kulit bekerja sebagai tempat penyimpanan air dan lemak, yang

dapat ditarik berdasarkan kebutuhan (Gibson, 2002).

2. 4. 2. 5 Ekskresi

Produksi keringat oleh kelenjar keringat menghilangkan sisa-sisa

metabolisme dalam jumlah kecil seperti garam, air, dan senyawa

organik (Gunstream, 2000).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 4. 2. 6 Sintesis vitamin D

Pajanan terhadap radiasi ultraviolet dapat mengkonversi molekul

prekursor (7-dihidroksi kolesterol) dalam kulit menjadi vitamin D.

Namun, hal tersebut tidak dapat menyediakan vitamin D secara

keseluruhan bagi tubuh, sehingga pemberian vitamin D secara sistemik

masih diperlukan (Gunstream, 2000; Wasiatmaja & Syarif, 2007).

2. 5 Metode Ekstraksi dengan Menggunakan Pelarut (DepKes, 2000)

2. 5. 1 Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi

pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan

yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan

pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

maserat pertama, dan seterusnya.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan

bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terus-menerus sampai diperoleh

ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1 - 5 kali bahan.

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. 5. 2 Cara Panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya

dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3 – 5

kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

b. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi

ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan

adanya pendingin balik.

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu

secara umum dilakukan pada temperatur 40 - 50⁰C.

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas

air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur

terukur 96 - 98⁰C) selama waktu tertentu (15 – 20 menit).

e. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30⁰C) dan

temperatur sampai titik didih air.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 hingga Agustus

2015. Pemeliharaan dan perlakuan hewan uji dilakukan di Animal House

(MAH) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan untuk pembuatan preparat

histologi dilakukan di Laboratorium Patologi Universitas Indonesia.

3. 2 Alat dan Bahan

3. 2. 1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan

analitik (AND GH-202 dan Wiggen Hauser), beaker glass, batang

pengaduk, lumpang, alu, spatula, kapas, tabung reaksi, pipet tetes, oven

(Memmert), tanur (Thermo Scientific), waterbath, alumunium foil,

timbangan hewan (Ohauss), kandang tikus beserta tempat makanan dan

minum, spuit 1 cc, wadah pembiusan, plat besi berukuran 4x2 cm, kaca

objek dan penutupnya, cawan penguap, mikroskop cahaya (Olympus

SZ61) dan termometer.

3. 2. 2 Bahan Penelitian

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak

etanol 96% umbi talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var.

antiquorum). Bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

akuades, Lanakeloid-E

, alcohol swab, HCl 2 M, NaCl, pereaksi

(Mayer, Wagner, Dragendorff), amonia 25%, kloroform, HCl, logam

Mg, FeCl3, garam gelatin, H2SO4 pekat, NaCl 10%, n-heksan, etanol,

indikator pH universal, Na2SO4 anhidrat, asam asetat anhidrat cairan

injeksi ketamin 50 mg/ml, asam stearat, trietanolamin, adeps lanae,

parafin liquidum, nipagin, nipasol, larutan formaldehid 10% dan

Hematoxylin-Eosin.

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. 2. 3 Hewan Uji

Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus

putih jantan galur Sprague Dawley yang sehat berumur 2 – 3 bulan

dengan berat badan 100 – 150 gram yang diperoleh dari Fakultas

Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

3. 3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental yang terbagi dalam 5 kelompok

perlakuan dengan jumlah total tikus yang di gunakan 30 ekor dimana 5

ekor tikus di gunakan untuk pengamatan secara visual dan 1 ekor dari

masing – masing kelompok diambil untuk pengamatan histopatologi. Lima

kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol positif yang diberikan

Lanakeloid-E®, kelompok kontrol negatif yang diberikan basis krim dan

kelompok uji konsentrasi yang diberikan krim ekstrak etanol umbi talas

jepang (Colocasia esculenta L. Schott var. antiquorum) dengan 3

konsentrasi yang berbeda.

Tabel 3. 1. Pembagian Kelompok Hewan Uji Berdasarkan Pemberian

Perlakuan

Kelompok Jumlah

Tikus

Perlakuan Keterangan

Kontrol

Positif

6 Daerah dorsal sekitar 3 cm

dari auris tikus dicukur

bulunya dan dilukai serta

diberikan Lanakeloid-E®

sebanyak dua kali sehari.

21 hari

Kontrol

Negatif

6 Daerah dorsal sekitar 3 cm

dari auris tikus dicukur

bulunya dan dilukai serta

diberikan basis krim

sebanyak dua kali sehari.

21 hari

Uji

Konsentrasi

Rendah (1%)

6 Daerah dorsal sekitar 3 cm

dari auris tikus dicukur

bulunya dan dilukai serta

diberikan krim ekstrak umbi

talas jepang konsentrasi 1%

sebanyak dua kali sehari.

21 hari

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok Jumlah

Tikus

Perlakuan Keterangan

Uji

Konsentrasi

Sedang (5%)

6 Daerah dorsal sekitar 3 cm

dari auris tikus dicukur

bulunya dan dilukai serta

diberikan krim ekstrak umbi

talas jepang konsentrasi 5%

sebanyak dua kali sehari.

21 hari

Uji

Konsentrasi

Tinggi (25%)

6 Daerah dorsal sekitar 3 cm

dari auris tikus dicukur

bulunya dan dilukai serta

diberikan krim ekstrak umbi

talas jepang konsentrasi 25%

sebanyak dua kali sehari.

21 hari

3. 4 Kegiatan Penelitian

3. 4. 1 Pemeriksaan Simplisia (Determinasi)

Sebelum dilakukan penelitian, Colocasia esculenta (L.) Schott

var. antiquorum terlebih dahulu di determinasi di Herbarium

Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor untuk

memastikan kebenaran simplisia.

3. 4. 2 Penyiapan Simplisia

Umbi talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var.

antiquorum) diperoleh dari CV. Agro Lawu International, Magetan,

Jawa Timur. Selanjutnya sortasi basah, pencucian, perajangan,

pengeringan, sortasi kering dan penyerbukan umbi talas jepang

dilakukan di Balai Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO). Serbuk

simplisia disimpan dalam wadah yang kering, tertutup rapat dan

terlindung dari cahaya.

3. 4. 3 Pembuatan Ekstrak

Pada pembuatan ekstrak umbi talas jepang digunakan metode

ekstraksi cara dingin dengan maserasi dan menggunakan etanol 96%

sebagai pelarut. Serbuk simplisia ditimbang kemudian dimaserasi

dengan pelarut etanol 96% hingga sampel terendam. Pelarut diganti

setiap hari. Hasil maserasi disaring sehingga diperoleh filtrat. Proses

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

maserasi dilakukan hingga larutan mendekati tidak berwarna. Filtrat

yang diperoleh dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary

evaporator sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental yang

dihasilkan kemudian ditimbang dan dicatat beratnya dan selanjutnya

disimpan dalam lemari pendingin atau freezer dan digunakan untuk

perlakuan.

3. 4. 4 Skrining Fitokimia Ekstrak

a. Identifikasi Alkaloid

Uji Alkaloid dilakukan dengan metode Mayer, Wagner dan

Dragendorff. Sampel sebanyak 3 g diletakkan dalam cawan

porselin kemudian ditambahkan 5 ml HCl 2 M, diaduk dan

kemudian didinginkan pada temperatur ruangan. Setelah sampel

dingin ditambahkan 0,5 g NaCl lalu diaduk dan disaring. Filtrat

yang diperoleh ditambahkan HCl 2 M sebanyak 3 tetes,

kemudian dipisahkan menjadi 4 bagian A, B, C, D. Filtrat A

sebagai blangko, filtrat B ditambah pereaksi Mayer, filtrat C

ditambah pereaksi Wagner, sedangkan filtrat D digunakan untuk

uji penegasan. Apabila terbentuk endapan pada penambahan

pereaksi Mayer dan Wagner maka identifikasi menunjukkan

adanya alkaloid. Uji penegasan dilakukan dengan menambahkan

amonia 25% pada filtrat D hingga pH 8-9. Kemudian

ditambahkan 1 ml kloroform, dan diuapkan di atas waterbath.

Selanjutnya ditambahkan 1 ml HCl 2 M, di aduk dan di saring.

Filtratnya dibagi menjadi 3 bagian. Filtrat A sebagai blangko,

filtrat B diuji dengan 5 tetes pereaksi Mayer, sedangkan filtrat C

diuji dengan 5 tetes pereaksi Dragendorff. Terbentuknya

endapan menunjukkan adanya alkaloid (Marliana et al, 2005).

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Identifikasi Flavonoid

Sebanyak 3 g sampel diuapkan, dicuci dengan n-heksan sampai

jernih. Residu dilarutkan dalam 20 ml etanol kemudian di

saring. Filtrat dibagi 4 bagian A, B, dan C. Filtrat A sebagai

blangko, filtrat B ditambahkan 0,5 ml HCl pekat kemudian

dipanaskan pada waterbath, jika terjadi perubahan warna merah

tua sampai ungu menunjukkan hasil yang positif (metode Bate

Smith-Metchalf). Filtrat C ditambahkan 0,5 ml HCl dan 0,5 mg

logam Mg kemudian diamati perubahan warna yang terjadi

(metode Wilstater). Warna merah sampai jingga diberikan oleh

senyawa flavon, warna merah tua diberikan oleh flavonol atau

flavonon, warna hijau sampai biru diberikan oleh aglikon atau

glikosida (Marliana et al, 2005).

c. Identifikasi Saponin

Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan cara

memasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi kemudian

ditambahkan 10 ml akuades lalu dikocok selama 30 detik,

diamati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang

mantap (tidak hilang selama 30 detik) maka identifikasi

menunjukkan adanya saponin. Uji penegasan saponin dilakukan

dengan menguapkan sampel sampai kering kemudian

mencucinya dengan n-heksan sampai filtrat jernih. Residu yang

tertinggal ditambahkan 1 ml kloroform, diaduk 5 menit,

kemudian ditambahkan 1 ml Na2SO4 anhidrat dan disaring.

Filtrat dibagi menjadi menjadi 2 bagian, A dan B. Filtrat A

sebagai blangko, filtrat B ditetesi anhidrat asetat sebanyak 5

tetes, diaduk perlahan, kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat

dan diaduk kembali. Terbentuknya cincin merah sampai coklat

menunjukkan adanya saponin (Marliana et al, 2005).

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Identifikasi Terpenoid

Sebanyak 3 gram ekstrak dicampurkan dengan 2 ml kloroform.

Kemudian ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat dengan hati-hati.

Terbentuknya warna coklat kemerahan pada antarmuka dalam

larutan, menunjukkan adanya terpenoid (Edeoga et al, 2005).

e. Identifikasi Steroid

Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambahkan 2 ml asam asetat

anhidrat. Kemudian ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat. Adanya

steroid ditandai dengan perubahan warna dari violet menjadi

biru atau hijau (Edeoga et al, 2005)

f. Identifikasi Tanin dan Polifenol

Sebanyak 3 g sampel diekstraksi dengan akuades panas

kemudian didinginkan. Setelah itu ditambahkan 5 tetes NaCl

10% dan disaring. Filtrat dibagi 3 bagian A, B, dan C. Filtrat A

digunakan sebagai blangko, ke dalam filtrat B ditambahkan 3

tetes pereaksi FeCl3, dan ke dalam filtrat C ditambah 3 ml garam

gelatin. Kemudian diamati perubahan yang terjadi (Marliana et

al, 2005).

g. Identifikasi Glikosida Jantung

Uji glikosida jantung dilakukan dengan metode Keller Kelliani

yaitu sebanyak 1 g ekstrak dicuci dengan n-heksan hingga

jernih. Residu yang tertinggal dipanaskan diatas waterbath

kemudian ditambahkan 3 ml pereaksi FeCl3 dan 1 ml H2SO4

pekat. Jika terlihat cincin merah bata menjadi biru atau ungu

maka identifikasi menunjukkan adanya glikosida jantung

(Marliana et al, 2005)

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. 4. 5 Pengujian Parameter Spesifik dan Non Spesifik

3. 4. 5. 1 Parameter Spesifik

1. Identitas

Deskripsi tata nama

a. Nama ekstrak

b. Nama lain tumbuhan (sistematika botani)

c. Bagian tumbuhan yang digunakan (rimpang, daun, dsb)

d. Nama Indonesia tumbuhan

2. Organoleptik

a. Bentuk : padat, serbuk-kering, kental, cair.

b. Warna : kuning, coklat, dll.

c. Bau : aromatik, tidak berbau, dll.

d. Rasa : pahit, manis, kelat, dll.

3. 4. 5. 2 Parameter Non Spesifik

1. Penetapan Kadar Air

Sejumlah 1 gram ekstrak ditimbang dalam botol timbang

bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105C

selama 30 menit dan telah ditara. Ekstrak dikeringkan dengan

tutup terbuka pada suhu 105C selama 5 jam dan ditimbang.

Kemudian botol timbang dalam keadaan tertutup dibiarkan dan

mendingin dalam desikator hingga suhu kamar, bobot yang

diperoleh dicatat. Pengeringan dilanjutkan dan ditimbang pada

jarak 1 jam sampai bobot tetap. Kemudian dicatat bobot tetap

yang diperoleh untuk menghitung kadar air (Depkes RI, 2000).

Kadar air

x 100%

Keterangan :

W0 = Bobot wadah kosong yang telah ditara

W1 = Bobot ekstrak + wadah sebelum pemanasan

W2 = Bobot ekstrak + wadah setelah pemanasan

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Penetapan Kadar Abu Total

Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang seksama (W1) dimasukkan

dalam krus silikat yang sebelumnya telah dipijarkan dan

ditimbang (W0). Setelah itu ekstrak dipijar dengan

menggunakan tanur secara perlahan-lahan (dengan suhu

dinaikkan secara bertahap hingga 600 ± 25C) (Depkes RI, 1980

dalam Arifin et al, 2006) hingga arang habis. Kemudian

ditimbang hingga bobot tetap (W2).

Kadar Abu Total

x 100%

Keterangan :

W0 = bobot cawan kosong (gram)

W1 = bobot ekstrak awal (gram)

W2 = bobot cawan + ekstrak setelah diabukan (gram)

3. 4. 6 Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang

Tabel 3.2 Formula Basis Krim (Wijaya dkk, 2013)

Bahan Jumlah

Asam stearat 14,5 gram

Trietanolamin 1,5 ml

Adeps lanae 3 gram

Paraffin liquidum 5 ml

Nipagin 0,10 gram

Nipasol 0,05 gram

Akuades 100 ml

Basis krim dibuat dengan cara: semua bahan yang diperlukan

ditimbang, kemudian fase minyak dipindahkan dalam cawan penguap,

dipanaskan diatas waterbath dengan suhu 70C sampai lebur. Fase air

dipanaskan di atas waterbath pada suhu 70C sampai lebur. Fase

minyak dipindahkan ke dalam lumpang dan ditambahkan fase air,

pencampuran dilakukan pada suhu (60-70C), digerus sampai dingin

dan terbentuk krim yang homogen. Ekstrak ditambahkan ke dalam basis

krim dengan konsentrasi 1%, 5% dan 25%.

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. 4. 7 Evaluasi Sediaan Krim

3. 4. 7. 1 Uji Organoleptik

Pemeriksaan organoleptik sediaan krim yang diamati secara

visual meliputi bentuk, warna dan bau krim. Uji organoleptik dilakukan

untuk mengetahui krim yang dibuat sesuai dengan warna dan bau

ekstrak yang digunakan.

3. 4. 7. 2 Uji Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan cara sebanyak 1

gram sediaan krim ditimbang dan kemudian dioleskan di atas kaca

objek dan ditutup rapat dengan kaca objek lain, selanjutnya

homogenitas krim diamati. Krim harus menunjukkan susunan yang

homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir halus.

3. 4. 8 Persiapan Hewan Uji

Hewan uji yang di gunakan adalah tikus putih jantan Sprague-

Dawley berumur 2-3 bulan dengan berat badan 100-150 gram di

adaptasi selama satu minggu agar dapat menyesuaikan dengan

lingkungannya. Selama proses adaptasi, dilakukan pengamatan kondisi

umum dan penimbangan berat badan.

3. 4. 9 Pembuatan Luka Bakar (Akhoondinasab et al, 2014)

Luka bakar dibuat dibagian punggung tikus sekitar 3 cm dibawah

telinga yang telah dicukur bulunya menggunakan Veet® dengan

menggunakan plat besi berukuran 4x2 cm selama 10 detik yang telah

dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit.

3. 4. 10 Eksisi Jaringan Kulit Tikus

Pengambilan sampel jaringan kulit dilakukan pada hari ke-7 dari

kelima kelompok diambil masing-masing 1 ekor tikus, pengambilan

dilakukan setelah tikus dieuthanasi dengan larutan eter secara inhalasi.

Daerah dorsal yang akan diambil jaringan kulitnya dibersihkan dari

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bulu yang mulai tumbuh kembali, jaringan kulit diambil dengan

ketebalan ± 3 mm hingga lapisan subkutis dan sekitar 2 cm dari tepi

luka. Jaringan kulit yang diperoleh kemudian difiksasi dengan larutan

formalin 10% dan disimpan.

3. 4. 11 Pembuatan Preparat Histopatologi Jaringan Kulit Tikus

Jaringan kulit yang diperoleh kemudian dibuat preparat

histopatologi dengan pewarna Hematoxylin-Eosin yang dilakukan di

Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pembuatan preparat dilakukan dengan cara: jaringan kulit yang telah

difiksasi menggunakan larutan formalin 10% lalu dilakukan trimming

organ dan dimasukkan ke dalam cassette tissue dari plastik. Tahap

selanjutnya dilakukan proses dehidrasi alkohol menggunakan

konsentrasi alkohol yang bertingkat yaitu alkohol 70%, 80%, 90%,

alkohol absolut I, alkohol absolut II, kemudian dilakukan penjernihan

menggunakan xylol I dan xylol II. Proses pencetakan atau parafinisasi

dilakukan menggunakan parafin I dan parafin II. Sediaan dimasukkan

ke dalam alat pencetak yang berisi parafin setengah volume dan sediaan

diletakkan ke arah vertikal dan horizontal sehingga potongan melintang

melekat pada dasar parafin. Setelah mulai membeku, parafin

ditambahkan kembali hingga alat pencetak penuh dan dibiarkan sampai

parafin mengeras. Blok-blok parafin kemudian dipotong tipis setebal 5

mikrometer dengan menggunakan mikrotom. Hasil potongan yang

berbentuk pita (ribbon) tersebut dibentangkan di atas air hangat yang

bersuhu 46C dan langsung diangkat yang berguna untuk meregangkan

potongan agar tidak berlipat atau menghilangkan lipatan akibat dari

pemotongan. Sediaan tersebut kemudian diangkat dan diletakkan di atas

gelas objek dan dikeringkan semalaman dalam inkubator bersuhu 60C.

Kemudian diwarnai dengan pewarnaan Hematoxyllin-Eosin (HE) untuk

pemeriksaan mikroskopik (Balqis et al, 2014).

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. 4. 12 Pengamatan Preparat Histopatologi

Pengamatan secara histopatologi dilakukan pada preparat jaringan

kulit. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya secara

deskriptif. Pengamatan ini meliputi parameter-parameter yang berperan

dalam penyembuhan luka seperti keberadaan sel radang dan makrofag,

serta neokapilerisasi.

3. 4. 13 Analisis Statistik

Data hasil pengujian dianalisis menggunakan software pengolah

data dan disajikan dalam bentuk mean dan standar deviasi dari masing-

masing kelompok. Data dianalisis dengan uji One-Way ANOVA dan uji

Paired Samples T Test.

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Penelitian

4. 1. 1 Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat

Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi

menyatakan bahwa tanaman yang digunakan sebagai sampel adalah

tanaman talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott) famili Araceae.

4. 1. 2 Ekstraksi

Sebanyak 1,5 kg serbuk umbi talas jepang (Colocasia esculenta

(L.) Schott var. antiquorum) dimaserasi dengan pelarut etanol 96%

sampai larutan mendekati tidak berwarna. Filtrat yang diperoleh

kemudian dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator dan diperoleh

ekstrak kental sejumlah 168,859 gram. Rendemen yang diperoleh

sebesar 11,257%.

4. 1. 3 Hasil Penapisan Fitokimia

Kandungan metabolit sekunder dalam ekstrak etanol umbi talas

jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) diidentifikasi

dengan cara penapisan fitokimia. Kandungan senyawa metabolit

sekunder yang diuji antara lain golongan alkaloid, flavonoid, saponin,

terpenoid, steroid, tanin dan polifenol, serta glikosida jantung. Hasil

penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol umbi talas

jepang dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Umbi Talas

Jepang

Identifikasi Golongan Senyawa Hasil Penapisan

Fitokimia

Alkaloid +

Flavonoid +

Saponin +

Terpenoid +

Steroid +

Tanin dan Polifenol +

Glikosida Jantung +

Keterangan : (+) memberikan hasil positif.

(-) memberikan hasil negatif.

4. 1. 4 Hasil Penentuan Parameter Spesifik dan Non Spesifik

Uji parameter spesifik dan non spesifik pada ekstrak etanol umbi

talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum)

dilakukan setelah uji penapisan fitokimia. Hasil uji parameter spesifik

dan non spesifik terhadap ekstrak etanol umbi talas jepang dapat dilihat

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Penentuan Parameter Spesifik dan Non Spesifik

Karakteristik Hasil

Uji Parameter Spesifik

Identitas

Nama ekstrak Ekstrak etanol umbi

talas jepang

Nama lain tumbuhan

Colocasia esculenta

(L.) Schott var.

antiquorum

Bagian tumbuhan yang

digunakan Umbi (tuber)

Nama Indonesia

tumbuhan

Talas jepang atau

satoimo

Organoleptis

Warna Cokelat tua

Bau Bau khas ekstrak

Rasa Pahit

Bentuk Kental

Uji Parameter Non Spesifik

Kadar Air 17,105%

Kadar Abu 3,753%

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. 1. 5 Hasil Evaluasi Sediaan Krim

Evaluasi krim ekstrak etanol umbi talas jepang (Colocasia

esculenta (L.) Schott var. antiquorum) meliputi uji organoleptik dan uji

homogenitas. Hasil evaluasi krim ekstrak etanol umbi talas jepang

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Krim Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang

Karakteristik Hasil

Ekstrak 1% Ekstrak 5% Ekstrak 25%

Organoleptis

Krim

Warna Putih

Kecokelatan

Putih

Kecokelatan Cokelat

Bentuk Setengah

Padat

Setengah

Padat

Setengah

Padat

Bau

Aroma

Khas

Ekstrak

Aroma

Khas

Ekstrak

Aroma Khas

Ekstrak

Homogenitas Krim Homogen Homogen Homogen

4. 1. 6 Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus

Hasil pengukuran berat badan tikus baik pada kelompok kontrol

positif (KP), kontrol negatif (KN), uji konsentrasi rendah 1% (UKR),

uji konsentrasi sedang 5% (UKS) dan uji konsentrasi tinggi 25% (UKT)

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Berat Badan Tikus

Tanggal Rerata Berat Badan Tikus Tiap Kelompok (gram)

KP KN UKR UKS UKT

6 Juni 2015 100 101 101 103 103

13 Juni 2015 110 108 109 117 110

20 Juni 2015 118 117 118 128 121

27 Juni 2015 128 123 126 137 130

4 Juli 2015 136 130 138 145 139

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5. Grafik Rerata Pengukuran Berat Badan Tikus

Keterangan :

Kontrol Positif (KP)

Kontrol Negatif (KN)

Uji Konsentrasi Rendah 1% (UKR)

Uji Konsentrasi Sedang 5% (UKS)

Uji Konsentrasi Tinggi 25% (UKT)

4. 1. 7 Hasil Pengukuran Penurunan Luas Luka Bakar

Hasil pengukuran penurunan luas luka bakar pada kelompok

kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok uji konsentrasi

rendah, kelompok uji konsentrasi sedang dan kelompok uji konsentrasi

tinggi pada hari ke-1 hingga hari ke-21 menggunakan metode perlukaan

Akhoondinasab dapat dilihat pada tabel 4.5.

0

50

100

150

200

6-Jun-15 13-Jun-15 20-Jun-15 27-Jun-15 4-Jul-15

Ber

at

Bad

an

(gra

m)

Tanggal Pengukuran

KP

KN

UKR

UKS

UKT

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5 Rerata Penurunan Luas Luka Bakar & Persentase

Penyembuhan Luka

Kelompok

Tikus

Rerata Luas Luka

Bakar Hari Ke (cm2)

Rerata

Penurunan

Luas Luka

(cm2) ± SD

Rerata

Persentase

Penyembuh

an Luka

(%)

1 21

Kontrol

Positif 7,08 2,06 5,02 ± 1,79 70,41

Kontrol

Negatif 7,36 2,64 4,72 ± 0,49 64,78

Uji

Konsentrasi

Rendah

(1%)

6,68 1,81 4,87 ± 0,55 73,02

Uji

Konsentrasi

Sedang

(5%)

6,69 1,74 4,95 ± 1,15 73,79

Uji

Konsentrasi

Tinggi

(25%)

6,89 1,89 5,00 ± 0,92 72,68

Data luas luka bakar yang diperoleh menggunakan software

ImageJ kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan uji

Paired-Samples T Test. Penurunan luas luka bakar pada kelompok

kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok uji konsentrasi

rendah, kelompok uji konsentrasi sedang dan kelompok uji konsentrasi

tinggi berbeda secara signifikan (p<0,05) dari hari ke-1 sampai hari ke-

21. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya proses penyembuhan

pada semua kelompok tikus terhadap luas luka bakar.

Data persentase penyembuhan luka bakar diolah secara statistik

dengan menggunakan uji One-Way ANOVA. Data persentase

penyembuhan luka pada kelompok kontrol positif, kelompok kontrol

negatif, kelompok uji konsentrasi rendah, kelompok uji konsentrasi

sedang dan kelompok uji konsentrasi tinggi bersifat homogen (p>0,05),

terdistribusi normal dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

semua kelompok (kontrol positif, kontrol negatif dan ketiga kelompok

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

uji konsentrasi). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi talas

jepang pada semua kelompok uji konsentrasi memiliki aktivitas

terhadap penurunan luas luka bakar derajat dua dibandingkan dengan

kelompok kontrol positif dan kontrol negatif tetapi tidak berbeda

signifikan.

Gambar 6. Grafik Rerata Persentase Penyembuhan Luka Bakar

Keterangan : KP (Kontrol Positif), KN (Kontrol Negatif), UKR (Uji

Konsentrasi Rendah), UKS (Uji Konsentrasi Sedang), UKT (Uji

Konsentrasi Tinggi)

Persentase penyembuhan luka bakar derajat dua pada kelompok

kontrol positif, kontrol negatif dan ketiga kelompok uji konsentrasi

(1%, 5% dan 25%) tidak berbeda signifikan (p>0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi talas jepang pada semua

kelompok uji konsentrasi memiliki aktivitas yang tinggi dalam

persentase penyembuhan luka bakar derajat dua dibandingkan dengan

kelompok kontrol positif dan kontrol negatif tetapi tidak berbeda

signifikan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

KP KN UKR UKS UKT

Per

sen

tase

Pen

yem

bu

ha

n L

uk

a

Ba

ka

r (%

)

Kelompok Tikus

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. 1. 8 Hasil Pengamatan Fisiologis Luka Bakar Derajat Dua

Hasil pengamatan secara visual rerata perubahan fisiologis yang

terjadi pada luka bakar derajat dua dimulai dari hari ke-1 hingga hari

ke-21 pada kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif,

kelompok uji konsentrasi rendah, kelompok uji konsentrasi sedang dan

kelompok uji konsentrasi tinggi dapat dilihat pada tabel 4.6.

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Visual Rerata Fisiologis Luka Bakar Derajat Dua

Kelompok

Tikus Keterangan

Pengamatan Fisiologis Hari Ke

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 21

Kontrol

Positif

Warna P PC C CT CT CT CT CT CM CM TB TB

Terbentuk

Scab - - - - -

Scab

Terlepas - - - - - - - -

Kontrol

Negatif

Warna P P PC C C C CT CT CT CT TB TB

Terbentuk

Scab - - - -

Scab

Terlepas - - - - - - - - - -

Uji

Konsentrasi

Rendah

(1%)

Warna P PC C C CT CT CT CT CM CM CM TB

Terbentuk

Scab - - - - -

Scab

Terlepas - - - - - - - -

Uji

Konsentrasi

Sedang (5%)

Warna P PC C C CT CT CT CT CM CM CM TB

Terbentuk

Scab - - - - - -

Scab

Terlepas - - - - - - - -

Uji

Konsentrasi

Tinggi

(25%)

Warna P PC C CT CT CT CT CT CM TB TB TB

Terbentuk

Scab - - - - -

Scab

Terlepas - - - - - - - -

Keterangan :

Putih (P)

Putih Kecokelatan (PC)

Cokelat (C)

Cokelat Tua (CT)

Cokelat Kemerahan (CM)

Tak Berwarna (TB)

Ada ()

Tidak Ada (-)

Catatan:

Terbentuknya scab menunjukkan

fase proliferasi tahap awal.

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diamati bahwa kelompok kontrol

negatif mengalami proses penyembuhan yang lebih lama jika dilihat

dari perubahan warna luka bakar derajat dua, waktu terbentuknya

keropeng (scab) dan waktu lepasnya keropeng (scab). Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian basis krim saja tidak mempengaruhi

percepatan penyembuhan luka, sehingga dapat dikatakan kelompok

kontrol negatif mengalami proses penyembuhan luka secara normal.

4. 1. 7 Hasil Pengukuran Ketebalan Epitel Preparat Pada Hari Ke-7

Hasil pengukuran ketebalan epitel pada preparat histopatologi

menggunakan software mikroskop cahaya (Olympus SZ61) pada

kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok uji

konsentrasi rendah, kelompok uji konsentrasi sedang dan kelompok uji

konsentrasi tinggi terhadap jaringan luka pada hari ke-7 dengan 5

lapang pandang dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Grafik Rerata Ketebalan Epitel Pada Preparat

Keterangan : KP (Kontrol Positif), KN (Kontrol Negatif), UKR (Uji

Konsentrasi Rendah), UKS (Uji Konsentrasi Sedang), UKT (Uji

Konsentrasi Tinggi)

0

5

10

15

20

25

30

35

KP KN UKR UKS UKT

Rer

ata

Ket

ebala

n E

pit

el (

µm

)

Kelompok Tikus

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan

menggunakan uji One-Way ANOVA. Dilihat dari hasil statistik data

bersifat homogen (p>0,05), terdistribusi normal dan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol positif, kontrol

negatif dan ketiga kelompok uji konsentrasi. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian ekstrak etanol umbi talas jepang dengan konsentrasi

1% dan 25% dapat membantu pertumbuhan re-epitelisasi dengan

ketebalan rerata 28,49 µm dan 28,70 µm dibandingkan kelompok

kontrol positif (27,47 µm) dan kontrol negatif (21,16 µm).

4. 1. 8 Hasil Pengamatan Preparat Histopatologi

Hasil pengamatan preparat histopatologi pada hari ke-7 yang

dilakukan menggunakan mikroskop cahaya (Olympus SZ61) secara

deskriptif pada perbesaran 100x, 200x dan 400x dapat dilihat pada

gambar 8.

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A

A

A

Kelompok Perbesaran

100x 200x 400x

Kontrol Positif

Kontrol Negatif

Uji Konsentrasi

Rendah (1%)

Uji Konsentrasi

Sedang (5%)

Uji Konsentrasi

Tinggi (25%)

Gambar 8. Hasil Pengamatan Preparat Histopatologi Hari Ke-7

Keterangan : Nekrosis pada epidermis (A), infiltrasi sel radang dan

makrofag (B), neokapilerisasi (C).

Hasil penilaian parameter pada pengamatan preparat histopatologi

pada hari ke-7 yang dilakukan menggunakan mikroskop cahaya

(Olympus SZ61) dapat dilihat pada tabel 4.7.

B

C

A

A

B

B

B

B

C

C

C

C

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Parameter Pada Preparat Hari Ke-7

Kelompok

Tikus Nekrosis

Infiltrasi

Sel

Radang

dan

Makrofag

Neokapileri

sasi Keterangan

Kontrol

Positif + + +

Terdapat

sedikit

makrofag

Kontrol

Negatif + + +

Terdapat

sedikit

makrofag

Uji

Konsentrasi

Rendah (1%)

+ +++ + Tidak terdapat

makrofag

Uji

Konsentrasi

Sedang (5%)

+ ++ +

Terdapat

banyak

makrofag

Uji

Konsentrasi

Tinggi (25%)

+ ++ +

Terdapat

banyak

makrofag Keterangan : (+) terdapat nekrosis dan sedikit infiltrasi sel radang, makrofag (<20)

dan neokapilerisasi.

(++) terdapat banyak infiltrasi sel radang dan makrofag (20-40).

(+++) terdapat lebih banyak infiltrasi sel radang dan makrofag (>40).

(-) tidak terdapat nekrosis dan infiltrasi sel radang, makrofag dan

neokapilerisasi.

Terjadinya nekrosis pada preparat menunjukkan bahwa

pembuatan luka bakar derajat dua telah merusak lapisan epitel dan

sebagian lapisan dermis, hal ini sesuai dengan karakteristik luka bakar

derajat dua. Parameter infiltrasi sel radang dan makrofag menunjukkan

bahwa perlukaan telah memasuki fase inflamasi. Pengamatan

neokapilerisasi menunjukkan bahwa sudah terdapat aliran suplai darah

ke daerah perlukaan yang menegaskan adanya proses penyembuhan

luka.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. 2 Pembahasan

Pada penelitian ini uji aktivitas penyembuhan luka bakar

didasarkan pada penurunan luas luka bakar, persentase penyembuhan

luka bakar dan parameter histopatologi. Adapun parameter

histopatologi yang diamati meliputi keberadaan sel radang,

neokapilerisasi serta ketebalan epitel.

Talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum)

sedang gencar dibudidayakan diberbagai daerah di Indonesia karena

potensi pasar ekspor untuk talas ini sangat besar, terutama di negara

Jepang yang setengah dari jumlah penduduknya mengkonsumsi talas

satoimo sebagai makanan pokok (Pudjiatmoko, 2008). Wadankar et al

(2011) melaporkan bahwa ekstrak daun Colocasia esculenta (L.) Schott

dapat digunakan sebagai salah satu pengobatan tradisional untuk

menyembuhkan luka di daerah Maharashtra (India). Wijaya dkk (2014)

juga melaporkan bahwa ekstrak etanol tangkai daun talas dapat

dijadikan sebagai alternatif obat luka pada kulit kelinci. Bagian

tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi talas jepang

yang diperoleh dari CV. Agro Lawu International, Magetan, Jawa

Timur yang telah dideterminasi untuk memastikan kebenaran jenis

tanaman yaitu Colocasia esculenta (L.) Schott dari famili Araceae.

Ekstrak etanol umbi talas jepang diperoleh dengan metode

maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi dipilih karena

baik untuk senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan

memiliki beberapa keuntungan diantaranya peralatan yang digunakan

sederhana dan proses pengerjaannya yang mudah. Pelarut etanol dipilih

karena mempunyai sifat selektif, dapat bercampur dengan air dengan

segala perbandingan, ekonomis, mampu mengekstrak sebagian besar

senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia seperti alkaloid,

minyak atsiri, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid,

steroid, damar dan klorofil. Sedangkan lemak, malam, tanin dan

saponin, hanya sedikit larut (Depkes RI, 1986).

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Iswanti (2009) menjelaskan bahwa pelarut etanol dapat menyari

hampir keseluruhan kandungan simplisia, baik polar, semi polar

maupun non polar, sehingga diharapkan dapat menarik kandungan

berbagai senyawa pada sampel yang diprediksi berkhasiat dalam

penyembuhan luka. Pelarut etanol 96% dipilih karena tidak banyak

mengandung kadar air sehingga ekstrak yang dihasilkan lebih kental

dan murni. Selain itu konstanta dielektrik etanol 96% adalah 24,3

dimana semakin tinggi konstanta dielektrikum suatu pelarut akan

semakin baik pula kemampuannya dalam menarik senyawa-senyawa

aktif dari sampel.

Filtrat hasil maserasi diuapkan menggunakan vacuum rotary

evaporator dengan tujuan untuk menghilangkan pelarut sehingga

didapatkan ekstrak kental, kemudian ekstrak kental yang diperoleh

dikeringkan dalam oven vacuum dengan suhu 40⁰C dan tekanan 17

mmHg selama 9 hari untuk mengurangi kadar air dan residu pelarut

pada ekstrak. Dari 1,5 kg serbuk umbi talas jepang diperoleh 168,859

gram ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh adalah 11,257%.

Standarisasi parameter non-spesifik yang dilakukan pada

penelitian ini adalah uji kadar abu dan uji kadar air. Parameter non-

spesifik merupakan suatu aspek yang berfokus pada aspek kimia,

mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen

dan stabilitas. Tujuan dari uji kadar abu untuk memberikan gambaran

kandungan mineral internal dan eksternal dalam ekstrak. Persentase

kadar abu total tidak boleh lebih dari 16,6% (Depkes RI, 2000). Hasil

pengujian yang diperoleh untuk kadar abu total sebesar 3,753%

sehingga sesuai dengan persyaratan. Umbi talas jepang mengandung

beberapa mineral terutama kalium (740 mg/100 g), magnesium (79-122

mg/100 g), kalsium (24.7-47.8 mg/100 g) dan natrium (11.1-42 mg/100

g) (McEwan, 2008).

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau

rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan (Depkes RI,

2000). Uji kadar air ekstrak etanol umbi talas jepang dilakukan dengan

metode gravimetri dan diperoleh hasil kadar air sebesar 17,105%. Hasil

ini sesuai dengan persyaratan batas kadar air untuk ekstrak kental

adalah antara 5-30%. Penentuan kadar air juga terkait dengan

kemurnian ekstrak. Semakin sedikit kadar air pada ekstrak maka

semakin sedikit kemungkinan ekstrak terkontaminasi oleh pertumbuhan

jamur (Saifudin et al, 2011 dalam Haryani et al, 2013).

Kemudian dilakukan skrining fitokimia pada ekstrak etanol umbi

talas jepang. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak

etanol umbi talas jepang mengandung alkaloid, flavonoid, saponin,

terpenoid, steroid, tanin, polifenol dan glikosida jantung. Senyawa-

senyawa tersebut berperan dalam menyembuhkan luka. Selain itu, hal

ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Subhash et al (2012) yang

menggunakan ekstrak umbi Colocasia esculenta dengan enam pelarut

berbeda (petroleum eter, benzen, kloroform, methanol, etanol dan air)

diketahui positif mengandung alkaloid, steroid, flavonoid, tanin, fenol,

triterpenoid, saponin dan glikosida.

Ekstrak umbi talas jepang yang telah distandarisasi kemudian

didispersikan dalam basis krim untuk diaplikasikan pada luka. Sediaan

krim dipilih karena mempunyai keuntungan yaitu bentuknya menarik,

sederhana dalam pembuatannya, mudah dalam penggunaan, daya

menyerap yang baik dan memberikan rasa dingin pada kulit, krim dapat

digunakan pada kulit dengan luka yang basah, dan terdistribusi merata

(Depkes RI, 1995; Wijaya, 2013). Krim lebih mudah menyebar rata dan

sedikit berminyak sehingga lebih mudah dibersihkan, tidak lengket dan

lebih disukai dari pada salep (Ansel, 1989; Rahmawati, 2010). Selain

itu, krim juga dapat menyejukkan bagian yang meradang, mengurangi

rasa gatal dan rasa sakit (Clayton, 1996; Rahmawati, 2010).

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor

tikus putih jantan galur Sprague Dawley yang berumur 8 minggu. Tikus

yang digunakan merupakan tikus sehat dengan bobot sekitar 100-100

gram. Tikus betina tidak digunakan untuk menghindari pengaruh faktor

hormonal (estrogen dan progesteron) dalam penyembuhan luka (Putri,

2013). Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol positif

yang diberikan krim Lanakeloid-E®, kelompok kontrol negatif yang

diberikan basis krim dan 3 kelompok uji yang diberikan krim dengan

konsentrasi berbeda (1%, 5% dan 25%). Hewan uji diaklimatisasi

selama 7 hari dengan tujuan agar hewan uji mampu menyesuaikan diri

dalam kondisi lingkungan yang baru sebelum pengujian dimulai.

Seluruh kelompok pengujian ditempatkan pada kandang yang berbeda

dengan kepadatan masing-masing 1 ekor. Berat badan hewan uji

ditimbang dan dicatat untuk melihat kemampuan adaptasi dari masing-

masing tikus selama proses aklimatisasi.

Masing-masing tikus dicukur bulunya pada daerah punggung dan

daerah sekitar 3 cm dibawah auricula tikus dengan tujuan memudahkan

pengamatan luka bakar dari hari ke hari sebelum perlukaan dilakukan.

Kemudian masing-masing tikus juga diberikan injeksi intramuskular

Ketamin-HCl dosis 90 mg/kgBB dengan tujuan memudahkan dalam

penanganan serta mengurangi rasa sakit yang akan ditimbulkan selama

dan setelah perlukaan. Pembuatan luka bakar dilakukan dengan metode

Akhoondinasab dengan memanaskan plat besi berukuran 4x2 cm di

dalam air mendidih selama 5 menit kemudian ditempelkan pada kulit

punggung tikus selama 10 detik.

Setiap tikus diberikan krim pada pagi dan sore hari sebanyak ±

1,5 gram sesuai dengan kelompoknya. Pengamatan luka dilakukan

dengan interval selama 2 hari untuk melihat perubahan fisik yang

terjadi pada daerah perlukaan. Pengamatan luka yang terjadi pada

kelompok kontrol positif adalah terbentuknya keropeng (scab) rata-rata

dimulai dari hari ke-2, lepasnya keropeng (scab) terjadi rata-rata pada

hari ke-16 dan pada hari ke-21 rata-rata luas luka mengalami reduksi

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dibandingkan luas luka awal. Pada kelompok kontrol negatif

terbentuknya keropeng (scab) rata-rata dimulai dari hari ke-4, lepasnya

keropeng (scab) terjadi rata-rata pada hari ke-20 dan pada hari ke-21

rata-rata luas luka sudah mengalami reduksi.

Pada kelompok uji konsentrasi 1% dan 25% terbentuknya

keropeng (scab) dimulai dari hari ke-2, lepasnya keropeng (scab)

terjadi rata-rata pada hari ke-16 dan pada hari ke-21 sudah mengalami

reduksi dibandingkan luas luka awal. Pada kelompok uji konsentrasi

5% terbentuknya keropeng (scab) dimulai dari hari ke-4, lepasnya

keropeng (scab) terjadi rata-rata pada hari ke-16 dan pada hari ke-21

rata-rata luas luka sudah menurun dibandingkan luas luka awal.

Pembentukan keropeng menunjukkan proses penyembuhan luka

memasuki fase proliferasi tahap awal (Agustina, 2011). Pada fase ini

luka diisi oleh sel-sel radang, fibroblas, serat-serat kolagen, kapiler-

kapiler baru, membentuk jaringan kemerahan dengan permukaan tidak

rata disebut jaringan granulasi, fase ini terjadi pada hari ke 3-14

(Kozier, 1995 dan Taylor, 1997). Kecepatan terbentuknya keropeng

dari masing-masing kelompok perlakuan menandakan kecepatan dari

penyembuhan luka (Aponno et al, 2014). Dari hasil tersebut, teramati

bahwa kecepatan penyembuhan luka pada ketiga kelompok uji

konsentrasi (1%, 5% dan 25%) hampir serupa dengan kelompok kontrol

positif yaitu dalam rentang terbentuknya keropeng hingga lepasnya

keropeng antara hari ke-2 hingga hari ke-16. Sedangkan penyembuhan

luka pada kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan basis krim

dalam rentang antara hari ke-4 hingga hari ke-20.

Pada ketiga kelompok uji konsentrasi ekstrak etanol umbi talas

jepang mengalami proses penyembuhan yang hampir sama dengan

kelompok kontrol positif. Hal ini dibuktikan pada waktu mulai

terbentuknya keropeng (scab) dan waktu lepasnya keropeng. Perubahan

warna luka bakar derajat dua terjadi seiring dengan mulai

mengeringnya luka. Waktu pelepasan keropeng (scab) menandakan

bahwa sudah terjadi pertumbuhan sel-sel baru pada kulit sehingga

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

membantu mempercepat lepasnya keropeng dan merapatnya tepi luka.

Keropeng (scab) terlepas karena jaringan dibawahnya sudah kering dan

tepi-tepi luka mulai tertarik ke tengah (Aponno et al, 2014).

Penelitian ini menggunakan krim Lanakeloid-E®

sebagai kontrol

positif. Pemilihan ini didasarkan pada indikasi krim Lanakeloid-E®

yang dapat membantu proses penyembuhan luka bakar. Selain itu, pada

penelitian yang telah dilakukan oleh Rahim dkk (2011) melaporkan

bahwa Lanakeloid-E® telah menyembuhkan luka bakar dalam waktu 8

hari dengan metode pembuatan luka bakar yang berbeda.

Secara mikroskopis, pengamatan yang dilakukan pada hasil

preparat menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi pada setiap

kelompok sama ditandai dengan rusaknya jaringan epitel dan sebagian

dermis yang mengindikasikan luka bakar derajat dua telah terjadi sesuai

dengan yang diharapkan, lamanya paparan besi panas yang diberikan

pada daerah kulit punggung yaitu selama 10 detik sudah cukup

menghasilkan luka bakar derajat dua (partial thickness).

Pada preparat hari ke-7 juga teramati adanya keberadaan sel

radang dan makrofag, pada kelompok kontrol negatif jumlahnya terlihat

lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan ketiga

kelompok uji konsentrasi (1%, 5% dan 25%). Pembuatan preparat pada

hari ke-7 dikarenakan proses re-epitelisasi yang biasanya menutup luka

sudah memasuki tahap akhir. Sel radang menunjukkan adanya

fagositosis dari bakteri dan sel-sel yang rusak. Hal ini menunjukkan

bahwa pada kelompok kontrol negatif dan kontrol positif tidak terdapat

adanya percepatan penyembuhan pada fase inflamasi bila dibandingkan

dari jumlah sel radang dan makrofag pada preparat yang diamati.

Parameter neokapilerisasi menunjukkan bahwa terdapat banyaknya

aliran darah yang menuju ke daerah luka. Penyembuhan luka sangat

ditunjang oleh suplai darah ke daerah luka. Pembentukkan pembuluh

darah baru akan membantu mempercepat proses regenerasi sel dan

normalisasi jaringan (Mayasari, 2003).

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada penelitian ini, aktivitas ekstrak etanol umbi talas jepang

dalam proses penyembuhan luka bakar derajat dua tidak menunjukkan

hasil yang signifikan pada penurunan luas luka bakar, persentase

penyembuhan luka dan ketebalan re-epitelisasi. Namun, aktivitas

ekstrak etanol umbi talas jepang mempengaruhi penyembuhan luka

bakar pada fase inflamasi dan fase proliferasi. Pengaruh pada fase

inflamasi ditunjukkan pada data pengamatan preparat histopatologi luka

bakar pada hari ke-7 dimana jumlah makrofag mendominasi pada

preparat kelompok uji konsentrasi sedang (5%) dan tinggi (25%).

Makrofag mempunyai kemampuan fagositosis yang lebih baik dari

neutrofil, bahkan mampu memfagosit 100 bakteri. Dengan demikian,

banyaknya jumlah sel makrofag pada kelompok uji konsentrasi sedang

(5%) dan tinggi (25%) menunjukkan bahwa fase inflamasi terjadi lebih

cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan kontrol

negatif. Pada preparat histopatologi hari ke-7 kelompok uji konsentrasi

rendah (1%) tidak terlihat adanya makrofag, hanya terdapat sel radang

(neutrofil), dapat diasumsikan bahwa konsentrasi 1% ekstrak etanol

umbi talas jepang belum mempunyai kemampuan untuk mempercepat

fase inflamasi serta memicu makrofag. Pengaruh ekstrak etanol umbi

talas jepang pada fase proliferasi ditunjukkan pada pengamatan rerata

fisiologis luka bakar derajat dua, dimana waktu mulai terbentuknya

keropeng (scab) pada ketiga kelompok uji konsentrasi rerata pada hari

ke-2 menunjukkan bahwa luka telah memasuki fase proliferasi lebih

cepat dibandingkan kontrol negatif.

Aktivitas ekstrak etanol umbi talas jepang (Colocasia esculenta

(L.) Schott var. antiquorum) dalam menyembuhkan luka disebabkan

kandungan berbagai senyawa dalam umbi tanaman. Umbi talas jepang

memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, tanin, saponin, alkaloid,

tarin, protein, Zn, vitamin C dan A yang diduga dapat mendukung

regenerasi sel-sel epitel dan jaringan ikat (Okeke dan Iweala, 2007;

Rukmana, 2002; Fasuyi, 2005). Hasil penapisan fitokimia ekstrak

etanol umbi talas jepang memberikan hasil yang positif pada

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

identifikasi golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid,

steroid, tanin, polifenol dan glikosida jantung.

Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri, mekanisme

yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun

peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak

terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut

(Robinson, 1991 dalam Wijaya dkk, 2014). Flavonoid berfungsi sebagai

antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein

ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri (Siregar,

2011). Selain itu, menurut Anggraini (2008) flavonoid memiliki efek

antiinflamasi yang berfungsi sebagai anti radang dan mampu mencegah

kekakuan dan nyeri. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih

dan antiseptik yang berfungsi membunuh kuman atau mencegah

pertumbuhan mikroorganisme yang biasa timbul pada luka sehingga

luka tidak mengalami infeksi yang berat. Ketika berinteraksi dengan sel

bakteri, saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri

sehingga terjadi hemolisis sel bakteri (Robinson, 1995). Adanya

saponin dalam ekstrak umbi talas jepang diduga dapat meminimalisir

kontaminasi dari bakteri yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka.

Vitamin A berperan dalam penyembuhan luka dengan mempercepat

fase inflamasi pada penyembuhan luka, meningkatkan taut silang

(cross-linkage) pada kolagen, mendukung diferensiasi sel epitel,

meningkatkan dan menstimulasi respon imun. Zn merupakan mineral

esensial yang dibutuhkan untuk sintesis DNA, pembelahan sel dan

sintesis protein, semua proses ini dibutuhkan untuk regenerasi dan

perbaikan jaringan (MacKay dan Miller, 2003).

Tanin dan triterpenoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan

pada beberapa tanaman obat (Robinson, 1995). Antioksidan berperan

menangkap radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan membran

sel. Cedera pada membran sel tersebut kemudian mengaktifkan

histamin yang nantinya menjadi mediator sel radang (Price dan Wilson,

2005). Antioksidan di dalam tanin dan triterpenoid diduga dapat

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengurangi adanya radikal bebas yang dapat merusak membran sel dan

mengurangi pelepasan mediator sel radang, yang berarti dapat

mempercepat fase selanjutnya untuk melakukan perbaikan jaringan

dalam proses penyembuhan luka (Nisa et al, 2013).

Tarin yang terdapat dalam umbi talas jepang juga diduga berperan

dalam penyembuhan luka karena aktivitas proteolitiknya seperti papain

yang efektif meluruhkan jaringan nekrotik, mencegah infeksi dan

menstimulasi pembentukan jaringan granulasi pada luka melalui

aktivitas enzim proteolitik yang dapat mengangkat jaringan mati tanpa

merusak sel hidup (Roxas, 2013; Sidik dan Salmah, 2005).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2015)

melaporkan bahwa ekstrak etanol umbi talas jepang dapat

menyembuhkan luka terbuka dengan metode Morton. Penurunan luas

luka terbuka terjadi secara signifikan pada kelompok uji yang diberikan

krim ekstrak etanol umbi talas jepang dengan konsentrasi 1% pada hari

ke-3, 6, 9 dan 12 dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Hal

ini menunjukkan bahwa umbi talas jepang berpotensi menyembuhkan

luka, baik luka terbuka maupun luka bakar derajat dua.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas penyembuhan luka bakar

ekstrak etanol umbi talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var.

antiquorum) pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague-

Dawley diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ekstrak etanol umbi talas jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott

var. antiquorum) pada konsentrasi 1%, 5% dan 25% tidak terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap penurunan luas luka dan

peningkatan persentase penyembuhan luka pada luka bakar derajat

dua jika diberikan secara topikal.

2. Terdapat perbedaan dalam hal infiltrasi sel radang dan makrofag

serta pertumbuhan re-epitelisasi pada hari ke-7 pada kelompok uji

konsentrasi 1%, 5% dan 25% dibandingkan kelompok kontrol positif

dan kontrol negatif pada pengamatan mikroskopis.

3. Berdasarkan pengamatan rerata fisiologis luka bakar, ekstrak etanol

umbi talas jepang dapat membantu mempercepat proses

penyembuhan luka pada fase proliferasi.

Ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu dalam proses

penyembuhan luka bakar pada fase inflamasi dan proliferasi.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi ekstrak

yang lebih bervariasi untuk mengetahui konsentrasi yang optimal

yang dapat mempercepat penyembuhan luka bakar.

2. Perlu dilakukan pengamatan histopatologi pada beberapa interval

waktu yang mewakili periode fase inflamasi, fase proliferasi dan fase

remodelling.

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Perlu dilakukan uji toksisitas terhadap ekstrak etanol umbi talas

jepang untuk mengetahui batasan konsentrasi yang aman digunakan.

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dian Reni. 2011. Pengaruh Pemberian Secara Topikal Kombinasi

Rebusan Daun Sirih Merah (Piper ef. fragile, Benth.) dan Rebusan Herba

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Terhadap Penyembuhan Luka Tikus

Putih Jantan yang Dibuat Diabetes. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Program Sarjana Farmasi Universitas Indonesia.

Akhoondinasab MR., Akhoondinasab M., Saberi M. 2014. Comparison of

Healing Effect of Aloe vera extract and Silver Sulfadiazine in Burn Injuries

in Experimental Rat Model. Original article Vol. 3 No. 1; 29-34.

Anderson, J. M. 2000. The Cellular Cascades of Wound Healing. In J. E. Davies

(Ed), Bone Engineering. Toronto: Em Squared Inc, pp 81-93.

Anggraini, W. 2008. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji

(Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Farmasi, UMS.

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, 492, 502-506.

Aponno, Jeanly V., Paulina V. Y. Yamlean., Hamidah S. Supriati. 2014. Uji

Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava

Linn) Terhadap Penyembuhan Luka yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus

aureus Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). PHARMACON Jurnal Ilmiah

Farmasi-UNSRAT 3 (3) : 2302-2493.

Arifin, H., Anggraini N., Handayani D., Rasyid R. 2006. Standarisasi Ekstrak

Etanol Daun Eugenia cumini Merr. J. Sains Tek. Far., 11(2).

Balqis, Ummu., Rasmaidar., dan Marwiyah. 2014. Gambaran Histopatologis

Penyembuhan Luka Bakar Menggunakan Daun Kedondong (Spondias

dulcis F.) dan Minyak Kelapa pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Jurnal

Medika Veterinaria, 8 (1), 31-36.

Bisono dan Pusponegoro AP. 1997. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.

Deo, Pradeep C. and Tyagi, Anand P. and Taylor, Mary and Becker, Douglas K.

And Harding, Robert M. 2009. Improving Taro (Colocasia esculenta var.

esculenta) Production using Biotechnological Approaches. South Pacific

Journal of Natural Science, 27. 6-13.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Bakti Husada.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. P.7, 1036-1043.

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Deshmukh T., A., Kumawat N.S., Chaudhari S.P., Wani N.S., and Patil V.R.

2010. Antidiabetic Activity of Ethanol Extract of Colocasia esculenta leaves

In Alloxan Induced Diabetic Rats. International Journal of PharmTech

Research, 2 (2), 1246-1249.

Dhanraj B., Nakade., Mahesh S. Kadam, Kiran N. Patil dan Vinayak S. Mane.

2013. Phytochemical screening and Antibacterial Activity of Western

Region wild leaf Colocasia esculenta. International Research Jpurnal of

Biological Sciences, 2 (10), 18-21.

Edeoga, H.O., D.E. Okwu dan B.O Mbaebie. 2005. Phytochemical Constituents of

Some Nigerian Medicinal Plants. African Journal of Biotechnology, 4 (7),

685-688.

Effendi, C. 1999. Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta: EGC.

Fasuyi, Ayodeji O. 2005. Nutrient Composition and Processing Effects on

Cassava Leaf (Manihot esculenta, Crantz) Antinutrients. Pakistan Journal of

Nutrition. 4 (1): 37-42.

Fitriani, Hani. 2013. Prosiding Seminar Nasional Riset Pangan, Obat-Obatan,

dan Lingkungan untuk Kesehatan. Bogor: FMIPA Universitas Pakuan.

Ghosal, M. & Mandal, P. 2012. Phytochemical Screening And Antioxidant

Activities Of Two Selected ‘Bihi’ Fruits Used As Vegetables In Darjeeling

Himalaya. International Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Sciences.

ISSN : 0975-1491.4(2).

Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat (Sugiarto,

Bertha, penerjemah). Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, 479.

Gunstream, Stanley E. 2000. Anatomy and Physiology. Boston: Mc Graw Hill.

Gurtner, G.C. 2007. Wound Healing Normal and Abnormal. Grabb and Smith’s

Plastic Surgery 6th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Haryani, Yuli., Siti Muthmainah., Saryono Sikumbang. 2013. Uji Parameter Non

Spesifik dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol dari Umbi Tanaman

Dahlia (Dahlia variabilis). Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia 1(2) : 43-46.

Hettiaratchy, S. and Dziewulski P. 2004. ABC of Burns Patophysiology and Types

of Burns. BMJ Vol. 328, pp 1427-9.

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Iswanti, D.A. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksan, Fraksi Etil Asetat,

Dan Fraksi Etanol 96% Daun Ekor Kucing (Acalypha Hispida Burm. F)

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureusatcc 25923 Secara Dilusi. Skripsi.

Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta.

Kartini P.S., Dupla. 2009. Pembibitan Talas Jepang: Menilik Peruntungan dari

Pembibitan Satoimo. Jakarta: Kompas.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2013. Market Brief: Ubi Kayu,

Ubi Jalar dan Talas, Atase Perdagangan Tokyo. Jakarta: Kementerian

Perdagangan Republik Indonesia.

Koawara, Sutrisno. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-umbian. Southeast Asian

Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center

Research and Community Service Institution, IPB.

Kozier, B. 1995. Fundamental of Nursing, Concops, Process and Practice 4th

Edition. Addison Wesle. Publishing Company Inc, 1359-1367.

Krinke, G. J. 2000. The Handbook of Experimental Animals: The Laboratory Rat.

London: Academic Press.

Kubde, Meenal S; S. S. Khadabadi; I. A. Farooqui; S. L. Deore. 2010. In-vitro

Anthelmintic Activity of Colocasia esculenta. Der Pharmacia Lettre, 2 (2) :

82-85.

Kumar B, et al. 2007. Ethnopharmacological Approaches to Wound Healing

Exploring Medicinal Plants of India. Journal of Ethnopharmacology 114 (2)

: 103-113.

Lima, C.C., Pereira APC., Silva JRF., Oliveira LS., Resck MCC., Grechi CO.,

Bernardes MTCP., Olimpio FMP., Santos AMM., Incerpi EK., Garcia JAD.

2009. Ascorbic Acid for The Healing of Skin Wounds in Rats. Braz J Bio, 1

69(4), pp 1195-1201.

Marliana, Soerya Dewi., Venty Suryanti., Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan

Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam

(Sechium edule Jacq, Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. ISSN;1693-2242,

Biofarmasi 3 (1), 26-31.

Marzoeki, D. 2006. Overview Luka Bakar. Dalam Noer, MS (Ed) Penanganan

Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press, pp 30-38.

Mayasari. 2003. Sambiloto sebagai Bahan Antibakterial. Yogyakarta: Universitas

Gajah Mada.

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

McEwan, Ronalda. 2008. Anti-Nutritional Constituent of Colocasia esculenta

(Amadumbe) a Traditional Crop Food in Kwazulu-Natal. Thesis.

Department of Biochemistry and Microbiology, Faculty of Science

University of ZuluJand.

Moenadjat, Yefta. 2009. Luka Bakar dan Tatalaksana Edisi ke 4. Jakarta: FKUI.

Murakami, Akira; Hisashi Ishida; Kimie Kubo; Ikuyo Furukawa; Yasutaka Ikeda;

Megumi Yonaha; Yohko Aniya; Hajime Ohigashi. 2005. Suppressive

Effects of Okinawan Food Items on Free Radical Generation from

Stimulated Leukocytes and Identification of Some Active Constituents:

Implications for the Prevention of Inflammation-associated Carcinogenesis.

Asian Pacific J Cancer Prev, 6, 437-448.

Nasution, Nurhayati. 2015. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang

(Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Terhadap Penyembuhan

Luka Terbuka Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague

Dawley. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Nisa, Vina M., Zahara Meilawaty, Pudji Astuti. 2013. Efek Pemberian Ekstrak

Daun Singkong (Manihot esculenta) Terhadap Proses Penyembuhan Luka

Gingiva Tikus (Rattus norvegicus). Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

Mahasiswa. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember (UNEJ).

Okeke C. U. Dan Iweala E. 2007. Antioxidant Profile of Dioscorea rotundata,

Manihot esculenta, Ipomoea batatas, Vernonia amygdalina and Aloe vera. J

Med Res Technol (4): 4-10.

Onwueme, Inno. 1999. Taro Cultivation In Asia and The Pacific. Bangkok: Food

and Agriculture Organization Of The United Nations Regional Office For

Asia and The Pacific.

Prajapati, Rakesh. 2011. Colocasia esculenta: A Potent Indigenous Plant.

International Journal of Nutrition, Pharmacology, Neurological Diseases 2

(1) : 90-96.

Price, S. A. dan Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Volume 1. Edisi 6. Alih bahasa oleh Brahm U. Pendit, et al. 2005.

Jakarta: EGC.

Pudjiatmoko. 2008. Jurnal Atani Tokyo Swasembada Beras. Diakses dari

http://jurnal atani tokyo.com/2008/swasembada beras.html tanggal 23

Maret 2015.

Purseglove, J.W. 1992. Tropical Crops. Diocotyledon. Vol. Longman Nigeria.

Page 710.

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Putri, Almahitta Cintami. 2013. Pengaruh Ekstrak Aqueous Kulit Delima (Punica

granatum) Peroral Terhadap Makrofag, Fibroblas Dan Kolagen Pada

Penyembuhan Luka Bakar Tikus Putih. Skripsi. Surabaya: Universitas

Airlangga.

Rahim, Farida., Mimi Aria., Nurwani Purnama Aji. 2011. Formulasi Krim

Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoeae batatas L.) Untuk Pengobatan

Luka Bakar. Scientia Jurnal Farmasi Dan Kesehatan Vol. 1(1), 21-26.

Rahmawati, Dewi., Anita Sukmawati dan Peni Indrayudha. 2010. Formulasi Krim

Minyak Atsiri Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val & Zijp): Uji

Sifat Fisik dan Daya Antijamur Terhadap Candida albicans Secara In Vitro.

Majalah Obat Tradisional, 15(2), 56-63.

Regan, M. C and Barbul A, 1995. The Cellular Biology of Wound Healing. In

Regdl H, Schlag G, (Eds). Wound Healing. Berlin: Springer-Verlag, pp 2-

13.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah:

Padmawinata, K. Bandung: ITB.

Rohrich, RJ and Robinson JB, 1999. Wound Healing. Selected Reading in Plastic

Surgery 9 (3), pp 1-17.

Roxas, Lilibeth A. 2013. Efficacy of Tarin from Colocasia esculenta (L.) Schott

on The Histological Changes of Buffalo Meat (Bubalus bubalis L.) Journal

of Arts, Science and Commerce. 4 (3) : 110-116.

Rukmana. 1998. Budidaya Talas. Yogyakarta: Kanisius.

Rukmana, Rahmat. 2002. Ubi Kayu, Budi Daya dan Pascapanen Cetakan 6.

Yogyakarta: Kanisius.

Schultz, G.S. 2007. The Physiology of Wound Bed Preparation. In Granick MS,

Ganelli RL, (Eds). Surgical Wound Healing and Management. Informa

Healthcare USA Inc. New York, pp 1-5.

Seong Wei, Lee; Najiah Musa; Chuah Tse Sengm; Wendy Wee and Noor Azhar

Mohd Shazili. 2008. Antimicrobial Properties of Tropical Plants against 12

Pathogenic Bacteria Isolated from Aquatic Organisms. African Journal of

Biotechnology Vol. 7 (13).

Sidik, Mahmood, A.A., K dan I. Salmah. 2005. Wound Healing Activity of Carica

papaya L Aqueous Leaf Extract in Rats. International Journal of Molecular

Medicine and Advance Sciences 1 (4) : 398-401.

Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Smith, Mangkoewijoyo S. 1998. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan

Hewan Percobaan di Daerah Tropis Edisi 1. Jakarta: UI Press. Hal : 37-39.

Subhash, Chandra; Saklani Sarla; and Jaybardhan. 2012. Phytochemical

Screening of Garhwal Himalaya Wild Edible Tuber Colocasia esculenta.

International Research Journal of Pharmacy 3 (3), 181-186.

Taylor, C., Lilis C., LeMone. P. 1997. Fundamental of Nursing The Art and

Science of Nursing Care 4th Edition. Philadelphia: JB Lippincoff. 699-705.

Telaumbanua, Eka Setiawan Karsa. 2005. Pemanfaatan Tepung Umbi Talas

(Colocasia esculenta L.) dan Solid Dekanter dalam Ransum Terhadap

Performans Itik Peking Umur 1 Hari-84 Hari. Skripsi. Departemen

Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Tiwari, VK. 2012. Burn Wound: How It Differs From Other Wounds. Indian

Journal of Plastic Surgery Vol. 45, 364-373.

Udupa AI; Kulkumi DR; Udupa SI . 1995. Effect of Tridax procumbens Extracts

on Wound Healing. International Journal of Pharmacognosy 33 (1): 37-40.

Wadankar, G. D., S. N. Malode and S. L. Sarambekar. 2011. Traditionally Used

Medicine Plants for Wound Healing in the Washim District, Maharashtra

(India). International Journal of PharmTech Research Vol. 3, No. 4, pp

2080-2084.

Wang, Jaw-Kai. 1983. Taro. Honolulu: University of Hawaii Press.

Wijaya, Bryan Alfonsius., Gayatri Citraningtyas., dan Frenly Wehantouw. 2014.

Potensi Ekstrak Etanol Tangkai Daun Talas (Colocasia esculenta (L.)

Sebagai Alternatif Obat Luka Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus).

Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT 3 (3), 2302-2493.

Wasiatmadja dan Syarif. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: UI

Press, 3-8.

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Alur Penelitian

Pengamatan keberadaan sel radang dan

makrofag

Hewan uji dikelompokkan

secara acak berdasarkan

perlakuan (@perlakuan 6

ekor):

- Kelompok I (kontrol

positif)

- Kelompok II (kontrol

negatif)

- Kelompok III (krim

ekstrak konsentrasi

1%)

- Kelompok IV (krim

ekstrak konsentrasi

5%)

- Kelompok V (krim

ekstrak konsentrasi

25%)

Tikus diaklimatisasi selama 1

minggu

Hewan uji: tikus jantan galur

Sprague Dawley

Pemberian krim ekstrak pada tikus secara topikal

selama 21 hari

Ekstrak cair

Maserasi dengan etanol

96%

Serbuk simplisia umbi talas

jepang

Umbi disortasi basah, dicuci,

dirajang, sortasi kering dan

diserbukkan.

Umbi talas jepang

(Colocasia esculenta)

Pengukuran ketebalan jaringan

epitel

Neokapilerisasi

Dibuat preparat histopatologi

Pengamatan preparat

Pembuatan luka bakar

Dipilih satu ekor tikus dari masing-masing

kelompok untuk dieksisi jaringan kulit tikus hari ke-

7

Penapisan fitokimia,

parameter spesifik & non

spesifik

Dipekatkan dengan

rotary evaporator

Determinasi

Sediaan krim ekstrak

Ekstrak kental

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Determinasi Tanaman

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang

Hasil Penapisan

Fitokimia Metode Hasil Keterangan

Identifikasi Alkaloid

Metode Mayer :

Ekstrak + 5 ml HCl

2 M + 0,5 gram

NaCl, disaring + 3

tetes HCl 2 M +

pereaksi Mayer

Endapan +

Metode Wagner :

Ekstrak + 5 ml HCl

2 M + 0,5 gram

NaCl, disaring + 3

tetes HCl 2 M +

pereaksi Wagner

Endapan +

Uji Penegasan

Ekstrak + amonia

25% hingga pH 8-9

+ 1 ml kloroform,

diuapkan + 1 ml

HCl 2 M, disaring +

pereaksi Mayer

Endapan +

Ekstrak + amonia

25% hingga pH 8-9

+ 1 ml kloroform,

diuapkan + 1 ml

HCl 2 M, disaring +

pereaksi

Dragendorff

Endapan +

Identifikasi Flavonoid

Metode Bate Smith-

Metchalf : Ekstrak +

n-heksan (hingga

jernih)

residu + 20 ml

etanol + 0,5 ml HCl

pekat

dipanaskan

Perubahan warna

merah tua sampai

ungu +

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Metode Wilstater :

Ekstrak + n-heksan

(hingga jernih)

residu + 20 ml

etanol + 0,5 ml HCl

pekat + 0,5 mg

logam Mg

Perubahan warna +

Identifikasi Saponin

Metode Forth :

Ekstrak + 10 ml

akuades

dikocok selama 30

detik

Terbentuknya busa

yang mantap (tidak

hilang selama 30

detik)

+

Uji Penegasan

Ekstrak + n-heksan

residu + 1 ml

kloroform

diaduk 5 menit + 1

ml Na2SO4 anhidrat

disaring + 5

tetes anhidrat asetat

+ 1 ml H2SO4 pekat

diaduk

Terbentuknya

cincin merah

sampai cokelat +

Identifikasi Terpenoid

Ekstrak + 2 ml

kloroform + 3 ml

H2SO4 pekat dengan

hati-hati

Terbentuknya

warna cokelat

kemerahan pada

antarmuka dalam

larutan

+

Identifikasi Steroid

Ekstrak + 2 ml

asam asetat anhidrat

+ 2 ml H2SO4 pekat Perubahan warna

dari violet menjadi

biru atau hijau +

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Identifikasi Tanin dan Polifenol

Ekstrak + akuades

panas

didinginkan + 5

tetes NaCl 10%

disaring + 3

tetes FeCl3

Perubahan warna +

Ekstrak + akuades

panas

didinginkan + 5

tetes NaCl 10%

disaring + 3 ml

garam gelatin

Perubahan warna +

Identifikasi Glikosida Jantung

Metode Keller

Kelliani : Ekstrak +

n-heksan

residu

dipanaskan + 3 ml

FeCl3 + 1 ml H2SO4

pekat

Cincin merah bata

menjadi biru atau

ungu +

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan

No. Kelompok

Tikus

Pengamatan Luka Bakar Hari Ke

14 16 18 20 21

1.

Kontrol

Positif

2.

Kontrol

Negatif

3.

Uji

Konsentrasi

Rendah

(1%)

4.

Uji

Konsentrasi

Sedang

(5%)

5.

Uji

Konsentrasi

Tinggi

(25%)

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Gambar Pengamatan Perubahan Rerata Luka Bakar

No. Kelompok

Tikus

Pengamatan Luka Hari Ke

0 2 4 6 8 10 12

1.

Kontrol

Positif

2.

Kontrol

Negatif

3.

Uji

Konsentrasi

Rendah

(1%)

4.

Uji

Konsentrasi

Sedang

(5%)

5.

Uji

Konsentrasi

Tinggi

(25%)

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Tahapan Pengukuran Luas Luka Bakar Menggunakan

Software ImageJ

a) Buka software ImageJ, klik “File” dan “Open” pada Menu Bar.

b) Pilih foto yang akan digunakan.

c) Klik Tool Bar “Straight” dan buat garis lurus sepanjang 1 cm pada gambar penggaris.

d) Klik Menu “Analyze” lalu pilih “Set Scale”.

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e) Ubah ukuran panjang penggaris pada kolom “Known Distance” menjadi 1, kemudian ubah satuan dalam kolom “Unit of Length” menjadi cm, lalu klik “OK”.

f) Klik Tool Bar “Freehand Selections” dan buat pola sesuai bentuk luka bakar seperti gambar di atas.

g) Klik Menu “Analyze” lalu klik “Measure”.

h) Setelah keluar jendela “Results” seperti pada gambar di atas, maka akan didapat hasil pengukuran luas luka bakar pada kolom “Area”.

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Data Luas Luka Bakar Derajat Dua

Kelompok Tikus Luas Luka

Awal (cm2)

Rerata Luas

Luka Awal

(cm2)

Luas Luka

Akhir (cm2)

Penurunan

Luas Luka

(cm2)

Rerata

Penurunan Luas

Luka (cm2) ± SD

Persentase

Penyembuhan

(%)

Rerata Persentase

Penyembuhan

(%)

Kontrol Positif

8,06

7,08

1,32 6,74

5,02 ± 1,79

83,66

70,41 7,56 1,24 6,32 83,60

7,85 3,64 4,21 53,59

4,85 1,90 2,95 60,80

Kontrol Negatif

6,50

7,36

1,66 4,84

4,72 ± 0,49

74,42

64,78

7,59 3,51 4,08 53,79

6,70 2,01 4,69 69,95

8,63 3,37 5,26 60,96

6,87 2,50 4,36 63,57

Uji Konsentrasi

Rendah (1%)

7,50

6,68

1,91 5,59

4,87 ± 0,55

74,56

73,02

6,94 2,42 4,51 65,06

6,17 1,79 4,38 70,97

6,12 1,13 4,99 81,51

5,86 2,40 3,45 58,95

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok Tikus Luas Luka

Awal (cm2)

Rerata Luas

Luka Awal

(cm2)

Luas Luka

Akhir (cm2)

Penurunan

Luas Luka

(cm2)

Rerata

Penurunan Luas

Luka (cm2) ± SD

Persentase

Penyembuhan

(%)

Rerata

Persentase

Penyembuhan

(%)

Uji Konsentrasi

Sedang (5%)

6,13

6,69

1,75 4,38

4,95 ± 1,15

71,42

73,79

6,70 3,08 3,62 53,95

6,98 1,09 5,90 84,46

6,96 1,02 5,94 85,33

7,08 1,74 5,34 75,44

Uji Konsentrasi

Tinggi (25%)

7,93

6,89

1,63 6,31

5,00 ± 0,92

79,52

72,68

6,19 1,99 4,21 67,94

6,11 1,15 4,96 81,16

7,33 2,78 4,56 62,12

7,77 3,08 4,69 60,38

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Ketebalan Epitel Preparat Hari Ke-7

Kelompok Tebal Epitel (µm) Rerata Ketebalan Epitel

(µm)

Kontrol Positif

25,16

36,04

21,08

23,12

31,96

27,47

Kontrol Negatif

36,14

22,44

11,07

15,64

20,50

21,16

Uji Konsentrasi

Rendah (1%)

22,44

23,21

9,54

50,75

36,49

28,49

Uji Konsentrasi

Sedang (5%)

19,72

34,00

23,80

25,84

20,80

24,83

Uji Konsentrasi

Tinggi (25%)

40,12

30,60

6,16

36,04

30,60

28,70

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Hasil Analisis Statistik Ketebalan Epitel Preparat Hari Ke-7

One-Way ANOVA

a. Uji Normalitas

Tujuan : untuk distribusi normal data ketebalan epitel preparat hari

ke-7

Hipotesis :

Ho = Data ketebalan epitel preparat hari ke-7 terdistribusi normal

Ha = Data ketebalan epitel preparat hari ke-7 tidak terdistribusi

normal

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tebal_Epitel

N 25

Normal Parametersa Mean 26.1304

Std. Deviation 10.26836

Most Extreme

Differences

Absolute .111

Positive .111

Negative -.106

Kolmogorov-Smirnov Z .556

Asymp. Sig. (2-tailed) .916

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data ketebalan epitel preparat hari ke-7 seluruh kelompok uji

terdistribusi normal.

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Uji Homogenitas

Tujuan : untuk melihat data ketebalan epitel preparat hari ke-7

homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho = Data ketebalan epitel preparat hari ke-7 terdistribusi homogen

Ha = Data ketebalan epitel preparat hari ke-7 tidak terdistribusi

homogen

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Tebal_Epitel

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.365 4 20 .281

Keputusan : data ketebalan epitel preparat hari ke-7 seluruh kelompok uji

terdistribusi homogen.

c. Uji Multiple Comparison tipe LSD (Least Significant Difference)

Tujuan : untuk menentukan data ketebalan epitel preparat hari ke-7

abnormal kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara

signifikan dengan kelompok lainnya.

Hipotesis :

Ho = Data ketebalan epitel preparat hari ke-7 tidak berbeda secara

signifikan

Ha = Data ketebalan epitel preparat hari ke-7 berbeda secara

signifikan

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

Tebal_Epitel

LSD

(I) Kelompok_Tikus (J) Kelompok_Tikus

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kelompok Kontrol

Positif

Kelompok Kontrol

Negatif 6.31400 6.82441 .366 -7.9215 20.5495

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah -1.01400 6.82441 .883 -15.2495 13.2215

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang 2.64000 6.82441 .703 -11.5955 16.8755

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi -1.23200 6.82441 .859 -15.4675 13.0035

Kelompok Kontrol

Negatif

Kelompok Kontrol

Positif -6.31400 6.82441 .366 -20.5495 7.9215

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah -7.32800 6.82441 .296 -21.5635 6.9075

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang -3.67400 6.82441 .596 -17.9095 10.5615

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi -7.54600 6.82441 .282 -21.7815 6.6895

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah

Kelompok Kontrol

Positif 1.01400 6.82441 .883 -13.2215 15.2495

Kelompok Kontrol

Negatif 7.32800 6.82441 .296 -6.9075 21.5635

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang 3.65400 6.82441 .598 -10.5815 17.8895

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi -.21800 6.82441 .975 -14.4535 14.0175

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang

Kelompok Kontrol

Positif -2.64000 6.82441 .703 -16.8755 11.5955

Kelompok Kontrol

Negatif 3.67400 6.82441 .596 -10.5615 17.9095

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah -3.65400 6.82441 .598 -17.8895 10.5815

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi -3.87200 6.82441 .577 -18.1075 10.3635

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi

Kelompok Kontrol

Positif 1.23200 6.82441 .859 -13.0035 15.4675

Kelompok Kontrol

Negatif 7.54600 6.82441 .282 -6.6895 21.7815

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah .21800 6.82441 .975 -14.0175 14.4535

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang 3.87200 6.82441 .577 -10.3635 18.1075

Keputusan : data ketebalan epitel preparat hari ke-7 seluruh kelompok uji tidak berbeda secara signifikan.

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Luas Luka Bakar Derajat Dua

Paired Samples T Test

Hipotesis :

Ho = Data penurunan luas luka bakar tidak berbeda signifikan

Ha = Data penurunan luas luka bakar berbeda signifikan

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Kelompok Kontrol Positif Hari ke-1 dan Hari ke-21

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Positif_Awal -

Positif_Akhir

5.053250

E0 1.787568 .893784 2.208831 7.897669 5.654 3 .011

Keputusan : data penurunan luas luka bakar untuk kelompok kontrol positif berbeda signifikan.

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok Kontrol Negatif Hari ke-1 dan Hari ke-21

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Negatif_Awal -

Negatif_Akhir

4.647000

E0 .452090 .202181 4.085657 5.208343 22.984 4 .000

Keputusan : data penurunan luas luka bakar untuk kelompok kontrol negatif berbeda signifikan.

Kelompok Uji Konsentrasi Rendah (1%) Hari ke-1 dan Hari ke-21

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Rendah_Awal -

Rendah_Akhir

4.585800

E0 .792092 .354234 3.602288 5.569312 12.946 4 .000

Keputusan : data penurunan luas luka bakar untuk kelompok uji konsentrasi rendah (1%) berbeda signifikan.

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok Uji Konsentrasi Sedang (5%)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Sedang_Awal -

Sedang_Akhir

5.033800

E0 1.012289 .452709 3.776877 6.290723 11.119 4 .000

Keputusan : data penurunan luas luka bakar untuk kelompok uji konsentrasi sedang (5%) berbeda signifikan.

Kelompok Uji Konsentrasi Tinggi (25%)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Tinggi_Awal -

Tinggi_Akhir

4.943600

E0 .809382 .361967 3.938620 5.948580 13.658 4 .000

Keputusan : data penurunan luas luka bakar untuk kelompok uji konesntrasi tinggi (25%) berbeda signifikan.

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

One-Way ANOVA

a. Uji Normalitas

Tujuan : untuk distribusi normal data penurunan luas luka bakar

Hipotesis :

Ho = Data penurunan luas luka bakar terdistribusi normal

Ha = Data penurunan luas luka bakar tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Luas_Luka_A

wal

N 20

Normal Parametersa Mean 6.94075

Std. Deviation .889715

Most Extreme

Differences

Absolute .125

Positive .100

Negative -.125

Kolmogorov-Smirnov Z .559

Asymp. Sig. (2-tailed) .914

a. Test distribution is Normal.

Keputusan : data penurunan luas luka bakar seluruh kelompok uji terdistribusi normal

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Uji Homogenitas

Tujuan : untuk melihat data penurunan luas luka bakar homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho = Data penurunan luas luka bakar terdistribusi homogen

Ha = Data penurunan luas luka bakar tidak terdistribusi homogen

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Luas_Luka_Awal

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.989 4 15 .148

Keputusan : data penurunan luas luka bakar seluruh kelompok uji terdistribusi homogen

c. Uji Multiple Comparison tipe LSD (Least Significant Difference)

Tujuan : untuk menentukan data penurunan luas luka bakar abnormal kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara

signifikan dengan kelompok lainnya.

Hipotesis :

Ho = Data penurunan luas luka bakar tidak berbeda secara signifikan

Ha = Data penurunan luas luka bakar berbeda secara signifikan

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

Luas_Luka_Awal

LSD

(I) Kelompok_Tikus (J) Kelompok_Tikus

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Kontrol Negatif -.278250 .677123 .687 -1.72150 1.16500

Uji Konsentrasi

Rendah .395000 .677123 .568 -1.04825 1.83825

Uji Konsentrasi Sedang .384250 .677123 .579 -1.05900 1.82750

Uji Konsentrasi Tinggi .186500 .677123 .787 -1.25675 1.62975

Kontrol Negatif Kontrol Positif .278250 .677123 .687 -1.16500 1.72150

Uji Konsentrasi

Rendah .673250 .677123 .336 -.77000 2.11650

Uji Konsentrasi Sedang .662500 .677123 .343 -.78075 2.10575

Uji Konsentrasi Tinggi .464750 .677123 .503 -.97850 1.90800

Uji Konsentrasi

Rendah

Kontrol Positif -.395000 .677123 .568 -1.83825 1.04825

Kontrol Negatif -.673250 .677123 .336 -2.11650 .77000

Uji Konsentrasi Sedang -.010750 .677123 .988 -1.45400 1.43250

Uji Konsentrasi Tinggi -.208500 .677123 .762 -1.65175 1.23475

Uji Konsentrasi Sedang Kontrol Positif -.384250 .677123 .579 -1.82750 1.05900

Kontrol Negatif -.662500 .677123 .343 -2.10575 .78075

Uji Konsentrasi

Rendah .010750 .677123 .988 -1.43250 1.45400

Uji Konsentrasi Tinggi -.197750 .677123 .774 -1.64100 1.24550

Uji Konsentrasi Tinggi Kontrol Positif -.186500 .677123 .787 -1.62975 1.25675

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kontrol Negatif -.464750 .677123 .503 -1.90800 .97850

Uji Konsentrasi

Rendah .208500 .677123 .762 -1.23475 1.65175

Uji Konsentrasi Sedang .197750 .677123 .774 -1.24550 1.64100

Keputusan : data penurunan luas luka bakar seluruh kelompok tidak berbeda secara signifikan.

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Hasil Analisis Statistik Persentase Penyembuhan Luka Bakar Derajat Dua

One-Way ANOVA

a. Uji Normalitas

Tujuan : untuk distribusi normal data persentase penyembuhan luka bakar

Hipotesis :

Ho = Data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi normal

Ha = Data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Persentase_Pe

nyembuhan_

Luka_Bakar

N 20

Normal Parametersa Mean 70.9385

Std. Deviation 10.84761

Most Extreme

Differences

Absolute .136

Positive .092

Negative -.136

Kolmogorov-Smirnov Z .606

Asymp. Sig. (2-tailed) .856

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji terdistribusi normal

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Uji Homogenitas

Tujuan : untuk melihat data persentase penyembuhan luka bakar homogen atau tidak

Hipotesis :

Ho = Data persentase penyembuhan luka bakar terdistribusi homogen

Ha = Data persentase penyembuhan luka bakar tidak terdistribusi homogen

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Test of Homogeneity of Variances

Persentase_Penyembuhan_Luka_Bakar

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

2.317 4 15 .105

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji terdistribusi homogen

c. Uji Multiple Comparison tipe LSD (Least Significant Difference)

Tujuan : untuk menentukan data persentase penyembuhan luka bakar abnormal kelompok mana yang memberikan

nilai yang berbeda secara signifikan dengan kelompok lainnya.

Hipotesis :

Ho = Data persentase penyembuhan luka bakar tidak berbeda secara signifikan

Ha = Data persentase penyembuhan luka bakar berbeda secara signifikan

Pengambilan keputusan :

Jika nilai signifikansi > 0,05 Ho diterima

Jika nilai signifikansi < 0,05 Ho ditolak

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

Persentase_Penyembuhan_Luka_Bakar

LSD

(I) Kelompok_Tikus (J) Kelompok_Tikus

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kelompok Kontrol

Positif

Kelompok Kontrol

Negatif 5.63250 8.20729 .503 -11.8609 23.1259

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah -2.61250 8.20729 .755 -20.1059 14.8809

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang -3.37750 8.20729 .687 -20.8709 14.1159

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi -2.27250 8.20729 .786 -19.7659 15.2209

Kelompok Kontrol

Negatif

Kelompok Kontrol

Positif -5.63250 8.20729 .503 -23.1259 11.8609

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah -8.24500 8.20729 .331 -25.7384 9.2484

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang -9.01000 8.20729 .290 -26.5034 8.4834

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi -7.90500 8.20729 .351 -25.3984 9.5884

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah

Kelompok Kontrol

Positif 2.61250 8.20729 .755 -14.8809 20.1059

Page 107: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37754/1/TITIS... · ekstrak etanol umbi talas jepang dapat membantu

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok Kontrol

Negatif 8.24500 8.20729 .331 -9.2484 25.7384

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang -.76500 8.20729 .927 -18.2584 16.7284

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi .34000 8.20729 .968 -17.1534 17.8334

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang

Kelompok Kontrol

Positif 3.37750 8.20729 .687 -14.1159 20.8709

Kelompok Kontrol

Negatif 9.01000 8.20729 .290 -8.4834 26.5034

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah .76500 8.20729 .927 -16.7284 18.2584

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi 1.10500 8.20729 .895 -16.3884 18.5984

Kelompok Uji

Konsentrasi Tinggi

Kelompok Kontrol

Positif 2.27250 8.20729 .786 -15.2209 19.7659

Kelompok Kontrol

Negatif 7.90500 8.20729 .351 -9.5884 25.3984

Kelompok Uji

Konsentrasi Rendah -.34000 8.20729 .968 -17.8334 17.1534

Kelompok Uji

Konsentrasi Sedang -1.10500 8.20729 .895 -18.5984 16.3884

Keputusan : data persentase penyembuhan luka bakar seluruh kelompok uji tidak berbeda secara signifikan.