ueu undergraduate 3862 babi

Upload: generaloberstherjuna

Post on 07-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jios

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) bahaya kebakaran pada

    bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahan-

    bahan ( bahan tidak mudah terbakar atau api tidak mudah menjalar) yang dapat

    menimbulkan kebakaran sedikit terhadap bahan padat bahkan logam dan bahan gas

    cair.

    Rumah sakit maupun tempat fasilitas umum, menurut PERDA DKI NO. 8

    Tahun 2008 dimana gedung atau bangunan fasilitas umum harus dilengkapi atau

    dipasang APAR sebagai alat pemadam kebakaran dini.

    Kasus lain yang tejadi yaitu kebakaran di RSPI pada lantai 6 gedung

    serbaguna yang terletak disamping ruang direktur, perpustakaan rumah sakit, ruang

    marketing yang terletak di bangunan gedung baru pada tanggal 24 februari 2007,

    sumber terjadinya kebakaran terjadi adanya arus hubungan pendek pada instalasi

    listrik di lantai 6 gedung serbaguna yang dipicu dari percikan pembakaran sampah

    medis pada incenerator yang terletak sejajar di samping lantai 6 pada saat

    terjadinya kebakaran pemadaman api sulit dilakukan karena hydrant yang ada di

    gedung kemacetan pada selang sehingga hydrant tidak dapat digunakan (PK3RS

    RSPI, laporan satpam RSPI, februari 2007). Kejadian kebakaran tersebut sempat

    membuat panik pasien dan pengunjung sehingga sampai dilakukan evakuasi pasien

  • diruang perawatan khususnya yang ada di bangunan gedung baru ( Lt. 5C, 4C, 3C).

    Namun kebakaran ini cepat dapat diatasi ditambah cepatnya bantuan dari pihak

    dinas pemadam kebakaran jakarta selatan yang tidak terlalu jauh jaraknya dengan

    Rumah Sakit, sehingga kebakaran tidak meluas, namun lantai ruang serba guna di

    jebol dalam proses pemadaman kebakaran saat itu. Tidak ada korban jiwa dalam

    peristiwa ini.

    Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah dengan

    meningkatkan pengetahuan terhadap penggunaan alat pemadam api ringan dengan

    mengadakan pelatihan yang dilaksanakan dengan rutin setiap tahunnya oleh unit

    penanggulangan kebakaran di tempat kerja ( KepMenaker No :

    Kep.186/MEN/1999 atau biasa disebut Tim Fire Brigade )

    Tim Fire Brigade ialah unit kerja yang dibentuk dan ditugaskan untuk

    menangani masalah penanggulangan kebakaran di tempat kerja yang meliputi

    kegiatan administratif, identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaan,

    pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi kebakaran.

    Tim Fire brigade diharapkan setelah melakukan pelatihan mampu

    menggali dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang cukup sehingga

    tidak ada insiden terjadinya kebakaran di suatu perusahaan

    Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan hasil

    tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan dengan

    menggunakan mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu.

    Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu : Menerima (receiving)

    menerima diartikan bahwa Tim Fire Brigade mau dan memperhatikan stimulus

  • yang diberikan (objek).Bertanggung jawab (responsibel) yaitu beranggung jawab

    atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap

    yang paling tinggi.

    Faktor yang lain yang juga dapat mempengaruhi sikap terhadap

    penggunaan alat pemadam api ringan kebakaran yaitu pengetahuan, dengan

    pengetahuan yang baik terhadap penggunaan alat pemadam api ringan kebakaran

    maka kita akan bersikap baik pula terhadap penggunaan Alat Pemadam Api

    Ringan.

    Menurut Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga

    komponen pokok yaitu kepercayaan ( keyakinan) ide konsep terhadap suatu objek,

    kehidupan emosional atau evaluasi emosi terhadap suatu objek, kecenderungan

    untuk bertindak (trend to behave).

    Ketiga komponen itu secara bersama sama membentuk sikap yang utuh

    (totol atitude), dalam penentuan sikap yang utuh itu pengetahuan, berfikir,

    keyakinan, dan emosi memegang peranan yang penting suatu contoh misalnya

    seorang pekerja atau Tim Fire Brigade telah mengetahui penggunaan Alat

    Pemadam Api Ringan. Pengetahuan ini akan membawa pekerja atau Tim Fire

    Brigade tesebut untuk berfikir dan berusaha menggunakan alat pemadam api

    ringan yang benar sehingga dapat membantu menanggulangi kebakaran yang

    terjadi di tempat kerjanya.

    Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sebenarnya seberapa besar

    hubungan antara pengetahuan tentang alat pemadam api ringan dengan sikap

  • penggunaan alat pemadam api ringan pada Tim Fire Brigade di Rumah Sakit

    Pondok Indah Puri Indah

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan survey pendahuluan didapatkan bahwa dari 30 petugas Tim

    Fire Brigade RS. Pondok Indah Puri Indah di temukan 10 petugas Tim Fire

    Brigade mempunyai pengetahuan kurang baik tentang alat pemadam api ringan,

    hal ini dapat mempengaruhi sikap dan prilaku mereka dalam penggunaan alat

    pemadam api ringan, apabila terjadi kebakaran maka mereka tidak siap untuk

    mencegah kebakaran dan dapat membahayakan semua penghuni Rumah Sakit.

    C. Pembatasan Masalah

    Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada khususnya dari segi

    keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penelitian ini hanya terbatas

    pada Hubungan antara pengetahuan tentang alat pemadam api ringan dengan

    sikap penggunaan alat pemadam api ringan pada Tim Fire Brigade Rumah Sakit

    Pondok Indah Puri Indah Jakarta Barat

    D. Perumusan Masalah

    Dari penjelasaan di atas, dapat di rumuskan masalah yang akan diteliti yaitu

    apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang alat pemadam api ringan dengan

    sikap penggunaan alat pemadam api ringan kebakaran pada Tim Fire Bridage Di

    Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah Jakarta

  • E. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang alat pemadam api

    ringan Tim Fire Brigade dengan sikap Penggunaan alat pemadam api

    ringan di RS. Pondok Indah - Puri Indah

    2. Tujuan Khusus

    a. Menilai tingkat pengetahuan Tim Fire Brigade tentang alat pemadam

    api ringan di RS. Pondok Indah - Puri Indah

    b. Menilai sikap Tim Fire Brigade tentang penggunaan alat pemadam api

    ringan di RS. Pondok Indah - Puri Indah

    F. Manfaat Penelitian

    1 Bagi Peneliti

    Mendapatkan pengalaman yang berharga, menjalin silaturahmi dengan para

    responden dan menambah wawasan dalam melakukan penelitian mengenai

    tentang alat pemadam api ringan Tim Fire Brigade dengan sikap

    Penggunaan alat pemadam api ringan di RS. Pondok Indah - Puri Indah

    2 Bagi Perusahaan

    Sebagai masukan bagi pemimpin perusahaan mengenai hubungan antara

    pengetahuan tentang alat pemadam api ringan pada Tim Fire Brigade

    dengan sikap Penggunaan alat pemadam api ringan di RS. Pondok Indah -

    Puri Indah

  • 3 Bagi FIKES Indonusa Esa Unggul

    a Terbinanya jaringan kerjasama yang baik antara tempat penelitian dan

    fakultas.

    b Sebagai bahan referensi bagi kepustakaan Universitas Esa Unggul

    sehingga bermanfaat bagi mahasiswa lain.