uas_ppmi ii_muhaimin_mesin pendorong dan penjepit besi silinder
DESCRIPTION
Mesin PenjepitTRANSCRIPT
-
UJIAN AKHIR SEMESTER
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN INDUSTRI II
DOSEN PENGAMPU: PUTUT JATMIKO DWI PRASETIO, S.T., M.T.
Oleh:
MUHAIMIN NIM. 11020031
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN POLITEKNIK KEDIRI
KEDIRI 2014
-
SOAL 1 - MESIN PENDORONG DAN PENJEPIT BESI SILINDER (SQUENCE)
A. SKEMA LAY-OUT DRAWING
B. CARA KERJA MESIN PENDORONG DAN PENJEPIT BESI SILINDER
1. Mesin pendorong dan penjepit besi silinder berfungsi untuk mendorong
sekaligus menjepit benda kerja (besi silinder) untuk di potong didalam
mesin gergaji yang digerakkan oleh motor dinamo.
2. Mesin tersebut akan bekerja, jika katup tombol ditekan.
3. Mula-mula piston A pada posisi awal akan mendorong benda kerja
hingga piston A pada maksimum.
4. Ketika piston A sudah mencapai posisi maksimum, maka piston B yang
mulamula pada posisi minimum akan menjepit benda kerja hingga
piston B pada posisi maksimum.
5. Saat piston B mencapai posisi maksimum dan berhenti untuk menjepit
benda kerja maka piston A kembali ke posisi semula hingga posisi
minimum. Dan saat itu juga benda kerja dipotong oleh gergaji dalam.
6. Setelah benda kerja terpotong, maka piston B akan melepas jepit benda
kerja dari posisi maksimum ke posisi minimum. Hal tersebut bebarengan
dengan piston A yang semula pada posisi minimum bergerak mencapai
posisi maksimum. Begitu seterusnya.
7. Untuk memulai proses kerja mesin pendorong dan penjepit besi silinder
yaitu dengan cara menekan katup tombol lagi seperti semula.
C. PERLENGKAPAN KOMPONEN UNTUK RANGKAIAN PNEUMATIK
NO
NAMA KOMPONEN JUMLAH
(UNIT)
KODE KETERANGAN
1 Kompresor 1 0.0
2 Air Service Unit 1 0.1
3 Katup Tombol Pegas
(Katup Kontrol Arah
1 0.2
Piston A
Piston B
-
3/2), Normally Closed
4 Katup Roller Pegas
(Katup Kontrol Arah
3/2), Normally Closed
4 1.2, 1.3,
2.2, & 2.3
5 Katup Pengontrol Arah
(Katup Kontrol Arah
4/2), Normally Open
2 1.1 , 2.1
6 Double Acting Cylinder 2 1.0 & 2.0 Panjang Langkah
Piston = 100 mm
D. RANGKAIAN PNEUMATIK
E. CARA KERJA RANGKAIAN PNEUMATIK
1. Mula-mula kompresor (0.0) dinyalakan.
2. Bila katup tombol dengan pembalik pegas 3/2 (0.2) ditekan secara
manual pada posisi on, maka udara bertekanan dari kompresor yang
melalui air service unit (0.1) akan mengalir ke katup roller dengan
pembalik pegas 3/2 (1.2) dan menggerakkan katup pengontrol arah 4/2
(1.1) bergerak ke kanan, sehingga udara bertekanan dari kompresor bisa
masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 4 (output) katup pengontrol
2
1 3
2
1 3
B0
2
1 3
B1
2
1 3
A1
2
1 3
A0
4 2
1 3
4 2
1 3
A1
A0
B1 B0
1 .0
2 .0
1 .12 .1
1 .2 1 .3 2 .2 2 .3
0 .2
0 .1
0 .0
Rangkaian 1. Silinder 1/A
Rangkaian 2. Silinder 2/B
-
arah 4/2 (1.1), kemudian udara diteruskan ke double acting cylinder (1.0)
untuk menggerakkan piston silinder 1 maju untuk mendorong.
3. Ketika piston silinder 1 maju, piston silinder 1 akan mengenai dan
menekan roller dari katup roller dengan pembalik pegas 3/2 (2.2),
sehingga udara bertekanan dari kompresor masuk melalui saluran 1
(input) ke saluran 2 (output) katup roller pegas 3/2 (2.2) dan
menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (2.1) ke kanan, sehingga udara
dari kompresor bisa masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 4
(output) katup pengontrol arah 4/2 (2.1). Kemudian udara bertekanan
diteruskan ke double acting cylinder (2,0) untuk menggerakkan piston 2
maju.
4. Ketika piston 2 maju, piston silinder 2 akan mengenai dan menekan
roller dari katup roller pegas 3/2 (1.3), sehingga udara bertekanan dari
kompresor masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 2 (output) katup
roller dengan pembalik pegas 3/2 (1.3) dan menggerakkan katup
pengontrol arah 4/2 (1.1) ke kiri, sehingga udara bertekanan dari
kompresor bisa masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 2 (output)
katup pengontrol arah 4/2 (1.1). Kemudian udara bertekanan dari
kompresor diteruskan ke double acting cylinder (1.0) untuk
menggerakkan piston silinder 1 mundur.
5. Ketika piston silinder 1 mundur, piston silinder 1 akan mengenai dan
menekan roller dari katup roller dengam pembalik pegas 3/2 (2.3),
sehingga udara bertekanan dari kompresor masuk melalui saluran 1
(input) ke saluran 2 (output) katup roller dengan pembalik pegas 3/2
(2.3) dan menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (2.1) ke kiri,
sehingga udara bertekanan dari kompresor bisa masuk melalui saluran 1
(input) ke saluran 2 (output) katup pengontrol arah 4/2 (2.1). Kemudian
udara bertekanan dari kompresor diteruskan ke double acting cylinder
(2.0) untuk menggerakkan piston silinder 1 mundur.
6. Ketika piston silinder 1 mundur, piston silinder 1 akan mengenai dan
menekan roller dari katup roller dengan pembalik pegas 3/2 (1.2),
sehingga udara bertekanan dari kompresor masuk melalui saluran 1
(input) ke saluran 2 (output) katup roller dengan pembalik pegas 3/2
(1.2) dan menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (1.1) ke kanan,
sehingga udara bertekanan dari kompresor bisa masuk melalui saluran 1
(input) ke saluran 4 (output) katup pengontrol arah 4/2 (1.1). Kemudian
udara bertekanan dari kompresor diteruskan ke double acting cylinder
(1.0) untuk menggerakkan piston silinder 1 maju.
7. Udara sisa yang ada di dalam silinder (1.0) akan dikeluarkan melalui
katup pengontrol arah 4/2 (1.1) melalui saluran 2 (output) ke saluran 3
(exhaust) bila piston bergerak ke kanan dan melalui saluran 4 (output) ke
saluran 3 (exhaust) bila piston bergerak ke kiri dan udara sisa yang ada di
dalam silinder (2.0) akan dikeluarkan melalui katup pengontrol arah 4/2
-
(2.1) melalui saluran 2 (output) ke saluran 3 (exhaust) bila piston
bergerak ke kanan dan melalui saluran 4 (output) ke saluran 3 (exhaust)
bila piston bergerak ke kiri selanjutnya dikembalikan ke udara luar
(atmosfer).
-
SOAL 2 - MESIN PENDORONG DAN PENJEPIT BESI SILINDER (CASCADE)
A. SKEMA LAY-OUT DRAWING
B. CARA KERJA MESIN PENDORONG DAN PENJEPIT BESI SILINDER
1. Mesin pendorong dan penjepit besi silinder berfungsi untuk mendorong
sekaligus menjepit benda kerja (besi silinder) untuk di potong didalam
mesin gergaji yang digerakkan oleh motor dinamo.
2. Mesin tersebut akan bekerja, jika katup tombol ditekan.
3. Mula-mula piston A pada posisi awal akan mendorong benda kerja
hingga piston A pada maksimum.
4. Ketika piston A sudah mencapai posisi maksimum, maka piston B yang
mulamula pada posisi minimum akan menjepit benda kerja hingga
piston B pada posisi maksimum.
5. Saat piston B mencapai posisi maksimum dan berhenti untuk menjepit
benda kerja maka piston A kembali ke posisi semula hingga posisi
minimum. Dan saat itu juga benda kerja dipotong oleh gergaji dalam.
6. Setelah benda kerja terpotong, maka piston B akan melepas jepit benda
kerja dari posisi maksimum ke posisi minimum. Hal tersebut bebarengan
dengan piston A yang semula pada posisi minimum bergerak mencapai
posisi maksimum. Begitu seterusnya.
7. Untuk memulai proses kerja mesin pendorong dan penjepit besi silinder
yaitu dengan cara menekan katup tombol lagi seperti semula.
C. PERLENGKAPAN KOMPONEN UNTUK RANGKAIAN PNEUMATIK
NO
NAMA KOMPONEN JUMLAH KODE KETERANGAN
1 Kompresor 1 0.0
2 Air Service Unit 1 0.1
3 Katup Tombol Pegas 1 0.2
Piston A
Piston B
-
(Katup Kontrol Arah
3/2), Normally Closed
4 Saluran Penghubung
(Line)
2 1, 2
5 Katup Roller Pegas
(Katup Kontrol Arah
3/2), Normally Closed
4 1.2, 1.3,
2.2, & 2.3
6 Katup Pengontrol Arah
(Katup Kontrol Arah
4/2), Normally Open
3 1.1 , 2.1,
1.4
7 Double Acting Cylinder 2 1.0 & 2.0 Panjang Langkah
Piston = 100 mm
D. RANGKAIAN PNEUMATIK
A0
A1 B0B1
4 2
1 3
4 2
1 3
2
1 3
4 2
1 3
2
1 3
B0
2
1 3
B1
2
1 3
A1
2
1 3
A0
1 .0
2 .0
1 .1 2 .1
0 .0
0 .1
0 .2
1 .4
1 .2 1 .3 2 .2 2 .3
Rangkaian 1. Silinder 1/A
Rangkaian 2. Silinder 2/B
1
2
-
E. CARA KERJA RANGKAIAN PNEUMATIK
1. Mula-mula kompresor (0.0) dinyalakan.
2. Bila katup tombol 3/2 (0.2) ditekan secara manual pada posisi on, maka
udara bertekanan dari kompresor yang melalui air service unit (0.1) akan
mengalir ke katup roller dengan pembalik pegas 3/2 (1.2) agar
menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (1.4) ke kanan, sehingga udara
bertekanan dari kompresor bisa masuk melalui saluran 1 (input) ke
saluran 4 (output) katup pengontrol arah 4/2 (1.4), sehingga saluran
penghubung (line) 1 berpindah ke saluran penghubung (line) 2 dan
kemudian udara dari kompresor melewati saluran penghubung (line) 2
dan menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (1.1) ke kanan, sehingga
udara bertekanan dari kompresor bisa masuk melalui saluran 1 (input)
ke saluran 4 (output) katup pengontrol arah 4/2 (1.1) menuju ke double
acting cylinder (1.0) untuk menggerakkan piston silinder 1 maju untuk
mendorong.
3. Ketika piston silinder 1 maju, piston silinder 1 akan mengenai dan
menekan roller dari katup roller dengan pembalik pegas 3/2 (2.2), maka
udara bertekanan dari kompresor yang melewati saluran penghubung
(line) 2 masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 2 (output) katup roller
pegas 3/2 (2.2) dan menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (2.1) ke
kanan. Kemudian udara bertekanan diteruskan ke double acting cylinder
(2,0) untuk menggerakkan piston 2 maju dan saat itu juga katup roller
pegas 3/2 (1.2) tidak tertekan oleh piston 2 saat posisi semula (mundur).
4. Ketika piston 2 maju, piston silinder 2 akan mengenai dan menekan
roller dari katup roller pegas 3/2 (1.3), sehingga udara bertekanan dari
kompresor masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 2 (output) katup
roller dengan pembalik pegas 3/2 (1.3) dan menggerakkan katup
pengontrol arah 4/2 (1.4) ke kiri, sehingga saluran penghubung (line) 2
berpindah ke saluran penghubung (line) 1 dan udara bertekanan dari
kompresor masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 2 (output) katup
pengontrol arah 4/2 (1.4). Kemudian udara bertekanan dari kompresor
tersebut melewati saluran penghubung (line) 1 dan menggerakkan katup
pengontrol arah 4/2 (1.1) ke kiri, sehingga udara bertekanan dari
kompresor bisa masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 2 (output)
katup pengontrol arah 4/2 (1.1) dan diteruskan ke double acting cylinder
(1.0) untuk menggerakkan piston silinder 1 mundur.
5. Ketika piston silinder 1 mundur, piston silinder 1 akan mengenai dan
menekan roller dari katup roller dengam pembalik pegas 3/2 (2.3),
sehingga udara bertekanan dari kompresor melewati saluran
penghubung (line) 2 dan masuk menuju saluran 1 (input) ke saluran 2
(output) katup roller dengan pembalik pegas 3/2 (2.3) dan
menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (2.1) ke kiri, sehingga udara
bertekanan dari kompresor bisa masuk melalui saluran 1 (input) ke
-
saluran 2 (output) katup pengontrol arah 4/2 (2.1). Kemudian udara
bertekanan dari kompresor diteruskan ke double acting cylinder (2.0)
untuk menggerakkan piston silinder 2 mundur.
6. Ketika piston silinder 2 mundur, piston silinder 2 akan mengenai dan
menekan roller dari katup roller dengan pembalik pegas 3/2 (1.2),
sehingga udara bertekanan dari kompresor masuk melalui saluran 1
(input) ke saluran 2 (output) katup roller dengan pembalik pegas 3/2
(1.2) dan menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (1.4) ke kanan,
sehingga saluran penghubung (line) 1 berpindah ke saluran penghubung
(line) 2 dan kemudian udara dari kompresor melewati saluran
penghubung (line) 2 dan menggerakkan katup pengontrol arah 4/2 (1.1)
ke kanan, kemudian udara dari kompresor melewati saluran
penghubung (line) 2, sehingga udara bertekanan dari kompresor bisa
masuk melalui saluran 1 (input) ke saluran 4 (output) katup pengontrol
arah 4/2 (1.1) menuju ke double acting cylinder (1.0) untuk
menggerakkan piston silinder 1 maju. Begitu seterusnya sampai katup
tombol 3/2 (0.2) ditekan secara manual pada posisi off.
7. Udara sisa yang ada di dalam silinder (1.0) akan dikeluarkan melalui
katup pengontrol arah 4/2 (1.1) melalui saluran 2 (output) ke saluran 3
(exhaust) bila piston bergerak ke kanan dan melalui saluran 4 (output) ke
saluran 3 (exhaust) bila piston bergerak ke kiri dan udara sisa yang ada di
dalam silinder (2.0) akan dikeluarkan melalui katup pengontrol arah 4/2
(2.1) melalui saluran 2 (output) ke saluran 3 (exhaust) bila piston
bergerak ke kanan dan melalui saluran 4 (output) ke saluran 3 (exhaust)
bila piston bergerak ke kiri selanjutnya dikembalikan ke udara luar
(atmosfer).