uas ta 10 soal

13
Takehome Exam Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Teori Akuntansi Dosen : Sutrisno T., SE., M.Si., Dr., Ak., Prof Disusun oleh : Elok Hendiono 125020307111050 Kelas CG Kelompok Diskusi Galuh Ayu M 125020307111046 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI MALANG 2015

Upload: elok-hendiono

Post on 26-Sep-2015

142 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

bb

TRANSCRIPT

Takehome ExamDisusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Teori AkuntansiDosen : Sutrisno T., SE., M.Si., Dr., Ak., Prof

Disusun oleh :Elok Hendiono

125020307111050Kelas CGKelompok DiskusiGaluh Ayu M125020307111046UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

MALANG2015

1.Jelaskan definisi teori akuntansi yang paling sesuai menurut saudara, dan apa tujuan mempelajarinya?Teori akuntansi adalah cabang akuntansi yang berisi penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas termasuk postulat dan teori yang berkaitan sehingga dapat menjadi sumber pedoman dalam menjelaskan dan memprediksi gejala - gejala atau peristiwa dalam akuntansi serta menilai dan mengembangkan praktik akuntansi. Dengan mempelajari teori akuntansi, maka terdapat pedoman dalam praktik penyusunan laporan keuangan dimana akan dapat diketahui batas dalam melakukan judgment, memecahkan masalah yang tidak terdapat pada standar resmi, dengan memahami teori akuntansi maka akan meningkatkan pemahaman dapam membaca laporan keuangan ini juga akan berhubungan dengan pengambilan keputusan jika saya akan menjadi investor suatu perusahaan.2.Jelaskan rerangka konseptual (conceptual framework) menurut saudara, dan sebutkan pula publikasi apa saja yang termasuk rerangka konseptual tersebut!Rerangka konseptual (conceptual framework) adalah sebuah sistem yang koheren dari hubungan tujuan dari pelaporan keuangan itu sendiri dan kaidah pokok yang mendasari akuntansi sebagai landasan atau petunjuk bagi penetapan standar akuntansi yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Dengan adanya rerangka konseptual, akan dapat mengarahkan standar akuntansi untuk tetap konsisten sesuai dengan tujuannya sendiri.Publikasi yang termasuk rerangka konseptual:a) A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang dihasilkan oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun 1966.b) Accounting Principles Board Statement No. 4, dihasilkan oleh Accounting Principles Board (APB) pada tahun 1970.c) Objective of Financial Statements yang dihasilkan oleh Trueblood Committee tahun 1973.d) Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA), yang dihasilkan oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun 1977.e) Statement of Financial Accounting Concept (SFAC), yang dihasilkan Financial Accounting Standard Board (FASB) :

(1) SFAC No. 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi (1978).

(2) SFAC No. 2, Qualitative Characteristics of Accounting Information, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat (1980).

(3) SFAC No. 3, Element of Financial Statement of Business Enterprises, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan (1980)

(4) SFAC No. 4, Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations (1980)

(5) SFAC No. 5, Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan waktunya (1984).

(6) SFAC No. 6, Element of Financial Statements, yang menggantikan SFAC No.3 dan memperluas lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi nirlaba (1985)

(7) SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value of Accounting Measurements, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran (2000)

(8) SFAC No. 8, Conceptual Framework for Financial Reporting,menggantikan SFAC No. 1 dan No. 2 (2010).3.Perkembangan teori akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam teori akuntansi tradisional dan teori akuntansi positif. Jelaskan dengan argumen yang mendukung!

Teori akuntansi tradisional berkembang sebelum tahun 1970an, dimana kelompok yang ikut andil dalam perkembangannya mulai dari Hendriksen (Induktif dan deduktif (1977) sampai Sanders et al.,(1938). Teori akuntansi tradisional adalah normatif, prespektif dan deskriptif yang oleh Watts dan Zimmerman (1979,1986) disebutnya sebagai tidak ilmiah (non-scientific). Hendriksen (1977) mengkaji definisi teori sebagai seperangkaat prinsip, pragmatis, konseptual dan hipotesis yang terpadu, yang membentuk suatu rerangka eferensi umum untuk bidang studi (definisi dari ASOBAT, 1966). Teori akuntansi tradisional menggunakan pendekatan biaya historis (historical cost), sehingga dapat menghasilkan informasi yang andal (reliable), meskipun tidak serelevan dengan pendekatan penilaian yang didasarkan pada nilai sekarang (present value). Pendekatan tradisional mempunyai ciri yaitu tidak adanya proses pembuktian yang teliti dalam upaya untuk mengembangkan teori akuntansi, dan merupakan riset yang konvensional dibandingkan dengan aliran riset baru yang mengandalkan penalarantradisional untuk memutuskan suatu rerangka konseptual akuntansi. Pendekatan tradisional ini terdiri atas: (1) pendekatan non-teoritis, praktis atau pragmatis (informal)dan (2) pendekatan teoritis: deduktif, induktif, etis, sosiologis, dan ekonomis. Beberapa pendekatan untuk merumuskan suatu teori akuntansi dikenal sebagai pendekatan tradisional, dikarenakan pendekatan-pendekatan tersebut diwarnai oleh tidak adanya proses verifikasi yang sungguh-sungguh dilakukan dalam upaya mengembangkan suatu teori akuntansi. Pendekatan-pendekatan tradisional lebih merupakan penelitian konvensional daripada aliran baru dalam penelitian yang bersandar pada penalaran tradisional dalam merumuskan kerangka akuntansi konseptual. Pada awal mulanya para penulis hanya menjelaskan praktik yang telah diamati, dan dengan menyajikan aturan pedagogik untuk mengklasifikasi praktik tersebut. Kemudian setelah U.S. Securities Acts 1933 dan 1934 mengatur disclousure para teoretisi akuntansi mengembangkan teori normative. Pada masa itu, validitas empiris dari hipotesis sebagai tempat bersandarnya teori normative tidak mendapat perhatian.

Kemunculan teori akuntansi positif merupakan respons dari berbagai kritik terhadap teori akuntansi normatif. Jensen (1976) menyatakan bahwa teori dalam akuntansi tidak lebih dari sebuah proposisi normatif. Teks-teks teori akuntansi hampir seluruhnya diarahkan untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan tentang apa yang seharusnya diiakukan oieh akuntan. . Bahkan, Jensen (1976) menganggap riset akuntansi pun tidak ilmiah, karena fokus riset akuntansi terlampau normatif dan definisional. Teori akuntansi positif pertama kali diusulkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978 dan 1979 dalam artikelnya mengenai akuntansi positif, yaitu: (1) artikel 1978: Towards A Positive Theory of the Determination of Accounting Standards; dan (2) artikel1979: The Demand for and Supply of Accounting Theory : The Market fo Excuses. Kedua artikel tersebut telah mendapat Awards dari ICPA karena dianggap memberi kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan teori akuntansi. Watts dan Zimmerman dalam bukunya PAT (Positive Accounting Theory) telah menunjukkan dampak negatif pemilihan metode akuntansi yang berbeda, akan menguntungkan salah satu fihak dan merugikan fihak yang lain. Mereka menjelaskan bagaimana bekerjanya dunia nyata. Setelah muncul teori akuntansi positif (Watts dan Zimmerman, 1978 dan 1979), RAPM mendapat fasilitas untuk maju semakin pesat. Watts (1977) juga menyatakan hal yang sama, bahwa literatur akuntansi keuangan tradisional tidak ilmiah karena literatur akuntansi tersebut terfokus pada preskripsi (norma) dan memberikan perhatian yang sangat kecil dalam pengembangan teori, bahkan literatur akuntansi tradisional tersebut tidak mampu menjelaskan mengapa laporan keuangan memiliki bentuk seperti yang sekarang ini. Zimmerman (1980) menyatakan bahwa riset akuntansi positif diperlukan dalam upaya untuk mengembangkan teori yang dapat menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati. Sejak saat itulah, melalui buku karya mereka, Watts dan Zimmerman (1986) memperkenalkan metodologi positif yang mewarnai penelitian-penelitian akuntansi hingga saat ini. Muncul dan berkembangnya hiptesis pasar modal efisien, CAPM, dan studi peristiwa (Fama et. al., 1969) juga ikut mempercepat laju perkembangan riset tersebut.Teori akuntansi positif ini dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena. Teori ini tidak akan dibuktikan kebenarannya, melainkan akan diuji apakah prediksinya dapat ditolak oleh bukti empiris. Teori terdiri atas asumsi dan sehimpunan hipotesis substantif. Garis besar metodologi positivist: pengembangan teori dimulai dengan penjelasan fenomena yang dipikirkan oleh peneliti. Di samping itu juga harus ada asumsi baik dinyatakan atau tidak. Setelah dipelajari saling hubungan antarfenomena dengan asumsi tertentu, diderivasi hipotesis, kemudian dikumpulkan data yang dibutuhkan. Prosedur berikutnya, menguji hipotesis. Jika terbukti tidak salah, muncullah teori. Teori akan selalu berubah dan ber-evolusi jika ada usaha oleh peneliti (lain) untuk mengembangkan metodologi peneliti sebelumnya. Dengan pendekatan positif seperti ini, diharapkan teori akuntansi menjadi steril dari nilai (value), karena teori akuntansi positif diasumsikan akan mengajukan pernyataan-pernyataan (proposisi) yang netral atau bebas dari pertimbangan-pertimbangan subyektif. Berbeda dengan teori akuntansi normatif, teori akuntansi positif tidak bertujuan untuk menilai apakah standar akuntansi tertentu lebih baik atau lebih bermanfaat dibandingkan dengan standar akuntansi yang lain. Tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):

1) Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris.

2) Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas.

3) Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam system perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.4.Di dalam pendekatan teori akuntansi tradisional untuk merumuskan teori akuntansi dikenal pendekatan nonteoretis. Jelaskan menurut pendapat saudara!

Dalam pendekatan nonteoritis terdiri dari pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter. Pendekatan pragmatis adalah perumusan teori akuntansi itu disesuaikan dengan praktik yang ada dilapangan dan mencari solusi praktisnya. Dalam merumuskan teori akuntansi, teknik dan prinsip akuntansi yang dipilih harus dikaitkan dengan manfaat dari pengguna informasi dan pembuat keputusan karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Ini didasarkan pada prinsip memanfaatkan laporan keuangan secara maksimal maka manfaat atau kegunaan disini maksudnya Segala sesuatu untuk menyajikan atau memudahkan tujuan yang diinginkan".

Pendekatan otoriter adalah bahwa kekuasaan digunakan oleh organisasi profesi untuk merumuskan teori akuntansi terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai regulasi dari praktik-praktik akuntansi. Secara tidak langsung, teori ini juga berusaha memberikan solusi praktis sehingga sama halnya dengan pendekatan pragmatis. Kedua pendekatan ini didasarkan pada penggunaan laporan keuangan secara maksimal.5.Apa yang saudara ketahui tentang hipotesis pasar efisien, dan tingkatan efisiensi pasar menurut Fama (1970).

Fama (1970) mendefinisikan pasar modal efisien adalah jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Harga sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Ketiga, definisi yang didasarkan pada distribusi informasi. Ia membagi jenis pasar efisien menjadi tiga berdasarkan pada kekuatan data yang ada.

Menurut Fama (1970), ada tiga bentuk tingkat efisiensi pasar berdasarkan pada tingkat penyerapan informasinya, yaitu :

1. Pasar efisien bentuk lemah (weak form of the efficient market hypothesis)

Dalam hipotesis ini harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam harga masa lalu (sebelum-sebelumnya) sekuritas yang bersangkutan. Contohnya jika pergerakan harga suatu saham pada masalalu naik di akhir tahun dan menurun di awal tahun, maka prediksi ini membuat para investor akan berbondong-bondong menjualnya saat akhir tahun. Sehingga membuat menurunnya harga saham di awal tahun. Jika situasi ini terpenuhi, maka harga adalah bebas (independen) dari bentuk harga saham historis, maka dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan harga akan mengikuti kaedah jalan acak (random walk) manakala pengujian hanya dilakukan terhadap perubahan harga secara historis. Jalan acak maksudnya tren atau kecenderungan kenaikan tersebut tidak selamanya akan naik. Padahal dalam hipotesis ini, sekuritas berisiko menawarkan return positif. Strategi perdagangan yang menggunakan data pasar historis (umumnya harga saham) dikenal dengan sebutan analisis teknikal (Technical Analysis).

2. Pasar efisien bentuk semi kuat (emistrong form of the efficient market hypothesis)

Fama (1991) menyebutnya sebagai studi peristiwa (event studies), harga mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Selain karena informasi historis, harga tercipta karena informasi di pasar termasuk laporan keuangan dan informasi tambahan atau dapat juga berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan/atau beta saham termasuk rating perusahaan. Menurut konsep semi-kuat, investor tidak akan mampu untuk memperoleh abnormal returnsdengan menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik. pada pasar efisien bentuk semi-kuat ada banyak investor yang berfikir bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan pengamatan secara seksama terhadap informasi publik yang tersedia di pasar, khususnya informasi akuntansi. Investor melakukan analisis fundamental untuk mengidentifikasi saham yang salah harga pada laporan keuangan.

3. Pasar efisien bentuk kuat (strong form of the efficient market hypothesis)

Dalam pasar ini, harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik (public information), informasi historis maupun informasi pribadi (private information) yang hanya diketahui oleh beberapa pihak saja, misalnya manajemen perusahaan, dewan direksi, dan kreditor. Dengan ini maka investor tidak akan menerima abnormal returns.

Fama (1991) mengubah nama 3 kategori pengujian EMH menjadi:

1. Bentuk Lemah: diganti menjadi pengujian thd pendugaan return (test for return predictability)

2. Setengah kuat: diganti menjadi studi peristiwa (events study)

3. Kuat: diganti menjadi pengujian thd informasi privat (test for private information)6.Jelaskan implikasi pasar sekuritas efisien terhadap pelaporan keuangan!

Implikasi pasar sekuritas efisiensi terhadap pelaporan keuangan menyangkut tentang informasi mengandung disclosure. Dalam hal ini informasi berimplikasi bermanfaat bagi pasar bukan dalam hal bentuk disclosure itu. Sehingga, informasi dapat di sampaikan dengan mudah dalam bentuk catatan kaki (footnotes) dan mengungkapkan tambahan (supplemantary disclosure) seperti halnya yang terdapat di dalam laporan keuangan itu sendiri. Implikasi yang jelas mengenai keberadaan pasar sekuritas akan berfluktuasi secara acak (fiuctuate rondomly) sepanjang waktu karena di dalam pasar sekuritas efisien, harga-harga dengan cepat dan tepat mencerminkan semua informasi yang tersedia dan harga pasar sekuritas yang terdapat di dalam pasar tersebut akan berfluktuasi secara random pada setiap saat.

Implikasi pasar modal efisien menurut Beaver:

1. Perubahan metoda akuntansi

Manajer tak perlu membingungkan tentang perubahan metode akuntansi satu ke lainnya, kecuali kebijakan akuntansi tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas. Contohnya kebijakan yang tidak penting untuk didebatkan adalah tidak memiliki efek terhadap aliran kas, kebijakan akuntansi tersebut dan cara perubahan ke metoda yang lain diungkap, info yang memadai diungkap, maka harga saham tidak akan berubah sehingga dalam pelaporan keuangan harus berisi penjelasan tentang kebijakan akuntansi yang digunakan.

2. Efisiensi Securities Market berjalan bersamaan dengan pengungkapan penuh.

Pengungkapan dilakukan oleh manajer dimana manajer yang mengelola perusahaan lebih banyak tahu tentang informasi di perusahaan. Jika managemen memiliki info relevan dan bisa diungkapkan dengan biaya yang rendah, maka managemen harus mengungkapkan dengan segera. Karena informasi ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh perusahaan maka manajer harus mengungkapkan sebanyak mungkin informasi yang relevan di publik. Pasar sekuritas efisien tidak mementingkan bentuk pengungkapan melainkan kandungan informasinya dan mengutamakan biaya efektif.

3. Fokus pada investor yang tidak naif (sering disebut investor yang price-protected)

Karena investor membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan biasanya investor naif menentukan kebijakan dan format pengungkapan manajemen. Jika dengan pengungkapan yang sesuai manajer sudah menjamin harga pasar sebuah saham telah sama dengan jika seluruh investor memahaminya, maka perusahaan tidak perlu memperhatikan investor jenis price protected ini karena investor bisa menyewa orang lain untuk menginterpretasi info atau meniru keputusan orang lain yang lebih paham

4. Pasar modal efisien tertarik pada informasi yang relevan dari berbagai sumber, tidak hanya dari laporan keuangan

5. Akuntan berkompetisi dengan penyedia info yang lain dimana kegunaan informasi akuntansi akan menurun jika tidak ada informasi yang bermanfaat dan biaya efektif yang tersedia.

7.Jelaskan perkembangan teori akuntansi positif dan hubungannya dengan kemajuan riset akuntansi, dan pasar modal!

Perkembangan akuntansi pada teori akuntansi positif atau deskriptif yang investigasinya sudah lebih terstruktur dengan menggunakan pendekatan induktif (didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasilobservasi dan pengukuran yang terinci (Anis dan Imam,2003). Berbagai teori positif atau deskriptif berkembang dengan pesat dalam akuntansi. Perkembangan teori mengarah pada teori positif (deskriptif) ini dibarengi dengan perubahan fokus teori akuntansi yang digunakan oleh lembaga akuntansi, misalnya FASB yang menekankan pada kegunaan dalam pengambilan keputusan dan tidak lagi terfokus pada postulate seperti terlihat pada kerangka konseptual yang diterbitkan oleh FASB mulai tahun 1979 yang dimulai dengan perumusan tujuan pelaporan keuangan (SFAC 1,1979 dalam Anis dan Imam, 2003). Pendekatan positif telah memberikan kemajuan pada pengembangan riset akuntansi menurut Watt Zimmerman (1986), di antaranya:

Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan memberikan penjelasan spesifik

Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi

Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi

Menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka dalammemprediksi pilihan akuntansi

Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dan menekankan pada prediksi serta penjelasan terhadap fenomena

Teoritisi akuntansi pada abad 19 dan 20 awal (US Securities Act 1933-1934) memusatkan perhatiannya kepada usaha penetapan pelaporan keuangan pada pendekatan normatif. Setelah periode ini, mulailah dikenal pengujian empiris dengan didukung oleh penggunaan data base yang berasal dari CRSP (Center for Research in Security Prices). Pengkombinasian data dengan menggunakan komputer banyak menghasilkan penelitian mengenai perilaku harga saham dan pengaruh informasi terhadap harga saham (misal: Fama, 1976). Hasil penelitian empiris ini membawa kepada pengembangan tentang EMH (efficient markets hypothesis). EMH memiliki implikasi yang signifikan untuk kedua aspek teori akuntansi positif dan pengaturan standar akuntansi secara keseluruhan. Studi peristiwa, studi asosiasi, dan pendekatan perilaku mekanistis adalah beberapa contoh penelitian yang diuji hubungannya dalam pasar modal. Selain itu teori positif membawa pada penelitian yang berusaha menentukan pengaruh dikeluarkannya informssi keuangan terhadap share return. Saat buku disusun (1986an) literatur yang berkembang berisi berbagai studi dengan menggunakan teori berbasis finance dan atau teori regulasi untuk menjelaskan praktik akuntansi dan auditing yang terjadi.8.Jelaskan tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis!

Sesuai dengan SFAC No. 1 Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis adalah menyediakan informasi yang dapat berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi, untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan investor potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan (penerimaan kas dari deviden atau bunga dan hasil dari penjualan, penebusan, atau jatuh tempo surat berharga atau pinjaman), tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan didalamnya. Tujuan ini biasanya menyempit menjadi hanya untuk kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Namun akhirnya pelaporan keuangan akan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness). Dari sisi profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum (general-purpose financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai. Tujuan pelaporan keuangan tidak berubah, itu dipengaruhi oleh ekonomi, lingkungan hukum, politik, dan sosial di mana pelaporan keuangan terjadi.

10.Apa arti pentingnya asimetri informasi, adverse selection, dan moral hazard!

Asimetri informasi adalah keadaan dimana informasi yang disampaikan oleh manajer pada shareholder yang terkadang informasi diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Karena manajer ssebagai agent yang mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, dengan mudah biasanya ia melakukan manajemen laba untuk menyesatkan shareholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan dan dalam rangka memaksimumkan utilitynya. Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection, yaitu fakta bahwa manajer dan orang dalam lainnya memiliki informasi lebih luas tentang perusahaan dimana manajer sebagai pengelola maka akan mempengaruhi keputusan investor. Ketidaksamaan antara informasi manajer dan investor akan memberikan keuntungan atau manfaat dari informasi antara kedua pihak.2. Moral hazard, yaitu dari informasi yang lebih banyak dibanding investor, manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Ini akibat ketimpangan informasi sehingga dengan mudah manajer melakukannya tanpa diketahui investor.

Dari penjelasan diatas, pentingnya asimetri informasi khususnya pada pasar efisien yang menjadi permasalahan asimetri informasi ini adalah dalam kondisi yang ideal, nilai pasar perusahaan sepenuhnya mencerminkan semua informasi.yaitu, harga sama dengan nilai fundamental. Ketika kondisi tidak ideal, nilai pasar sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik, jika pasar keamanan efisien. Contohnya dalam hal adverse selection akan menciptakan risiko estimasi bagi investor, yang dapat meningkatkan biaya perusahaan terhadap modal di atas nilai-nilai CAPM sehingga pengungkapan penuh dan tepat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kerja pasar sekuritas.

12.Pengungkapan informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam pengungkapan wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Jelaskan menurut pendapat saudara!

Pengungkapan Wajib. Pengungkapan oleh perusahaan yang diharuskan oleh lembaga berwenang contohnya laporan keuangan dimana laporan ini memiliki format yang diatur dalam standar keuangan. Pengungkapan ini wajib sesuai Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan No. KEP 134/BL/2006 peraturan X.K.6 tanggal 07 Desember 2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan perusahaan publik. Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal. Untuk tingkat pengungkapan wajib dapat dinyatakan dengan indeks pengungkapan yang diperoleh melalui daftar item yang merupakan pengembangan dari peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang sesuai dan relevan, antara lain peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Bapepam dan PSAK (Fitriany, 2001). Pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkan informasi yang telah ditentukan (Darrough, 1993). Dalam teori ekonomi dikatakan bahwa ketiadaan pengungkapan wajib akan menyebabkan perusahaan mengungkapkan informasi seluas-luasnya sehingga keuntungan marjinal dari pengungkapan akan sama dengan biaya marjinal dari pengungkapan (Salamon dan Dhaliwal, 1980).

Pengungkapan Sukarela. Pengungkapan yang dilakukan secara sukarela tanpa ada kewajiban dari lembaga yang berwenang sehingga pengungkapan ini berbeda di setiap perusahaan karena tidak ada format pengungkapan yang khusus. Karena manajer memiliki informasi yang lebih baik dari pihak luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya. Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jikga mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurukan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaa-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila meraka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak. Namun sebuah karya klasik berpendapat bahwa komunikasi manajer dan investor tidak sempurna ketika : 1) manajer memiliki informasi yang kuat tentang perusahaan mereka, 2) insentif manajer tidak sesuai dengan bunga dari semua pemegang saham, 3) peraturan akuntansi dan audit yang tidak sempurna. Pemilihan pengungkapan manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan pengungkapan dan insentif mereka untuk menguraikan informasi dengan sukarela. Contohnya manajer perusahaan sering memiliki insentif yang besar untuk menunda pengungkapan berita buruk, mengatur laporan keuangan perusahaan sehingga terlihat positif. Dengan adanya bukti pengungkapan manajer yang menghubungkan kompensasi dengan nilai saham jangka panjang, maka regulasi pengungkapan perlu untuk memastikan pemegang saham mendapatkan informasi yang lengkap, berkala dan akurat. Auditor memastikan manajer memelihara catatan akuntansi yang tepat, mengendalikan sistem dan menggunakan kebijakan yang tepat.