uas pai mku 2015 - aas

27
NAMA : MUAMMAROTUL AZIZAH NIM : 150110101094 FAK/PRODI : SASTRA/SASTRA INGGRIS UAS MKU AGAMA 1. Sebagai umat muslim kita memerlukan belajar secara teratur. Belajar dalam Islam bertujuan agar kita dapat ilmu untuk hidup di dunia dan memperoleh bekal untuk di akhirat. Hal-hal penting tentang ilmu yang harus kita pelajari nantinya akan berpengaruh dan dapat menjadi pegangan kita selama hidup di dunia yaitu dengan ilmu kita dapat mencari nafkah untuk kebutuhan hidup. Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat al- Qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Menurut Al-Gazali, perincian klasifikasi ilmu yakni sebagai berikut : a. Ilmu teoritis dan ilmu praktis Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan- keadaan yang wujud diketahui sebagaimana adanya. Ilmu praktis berkenaan dengan tindakan-tindakan manusia untuk memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Contoh: Ilmu tentang norma-norma dan perilaku dalam lingkungan bermasyarakat b. Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai

Upload: dimitri-prahesti

Post on 28-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jawaban uas mku terbaruhaha

TRANSCRIPT

Page 1: Uas Pai Mku 2015 - Aas

NAMA : MUAMMAROTUL AZIZAH

NIM : 150110101094

FAK/PRODI : SASTRA/SASTRA INGGRIS

UAS MKU AGAMA

1. Sebagai umat muslim kita memerlukan belajar secara teratur. Belajar dalam Islam

bertujuan agar kita dapat ilmu untuk hidup di dunia dan memperoleh bekal untuk di

akhirat. Hal-hal penting tentang ilmu yang harus kita pelajari nantinya akan

berpengaruh dan dapat menjadi pegangan kita selama hidup di dunia yaitu dengan

ilmu kita dapat mencari nafkah untuk kebutuhan hidup. Ilmu menempati kedudukan

yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-

Qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya

disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk

terus menuntut ilmu.

Menurut Al-Gazali, perincian klasifikasi ilmu yakni sebagai berikut :

a. Ilmu teoritis dan ilmu praktis

Ilmu teoritis adalah ilmu yang menjadikan keadaan-keadaan yang wujud

diketahui sebagaimana adanya. Ilmu praktis berkenaan dengan tindakan-

tindakan manusia untuk memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Contoh: Ilmu tentang norma-norma dan perilaku dalam lingkungan

bermasyarakat

b.  Ilmu yang dihadirkan dan ilmu yang dicapai

Ilmu yang dihadirkan adalah bersifat langsung, serta merta, suprarasional

(diatas atau diluar jangkauan akal), intuitif (berdasar bisikan hati), dan

kontemplatif (bersifat renungan). Dia biasa menyebut dengan ilmu ladunni.

Ilmu yang dicapai adalah ilmu yang dicapai oleh akal pikiran manusia (ilmu

insani).

Contoh: ilmu yang menggunakan logika dan bukti pengetahuan

c. Ilmu keagamaan dan ilmu intelektual

Page 2: Uas Pai Mku 2015 - Aas

Ilmu keagamaan adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dari para nabi, tidak hadir

dari akal pikiran manusia biasa. Ilmu intelektual adalah berbagai ilmu yang

dicapai atau diperolek melalui kemampuan intelek (daya atau kecerdasan

berpikir).

Contoh: Ilmu yang bersumber/diperoleh dari penelitian

d. Ilmu fardu ‘ain dan ilmu fardu kifayah

Ilmu fardu ‘ain merujuk pada kewajiban agama yang mengikat setiap muslim

dan muslimah. Ilmu fardu kifayah  lebih kepada hal-hal yang merupakan

perintah ilahi yang bersifat mengikat komunitas ( kelompok orang ) muslim

dan muslimat menjadi satu kesatuan.

Contoh: mempelajari Al-qur’an dan hadist

Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap manusia, dan akan ditinggikan beberapa derajat

kedudukannya bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Hal ini diterangkan pada salah satu

ayat Al-qur’an yang berbunyi:

a)

ج�ات� د�ر� م� ع�ل ال �وا وت� أ �ذ�ين� و�ال �م ك م�ن �وا ء�ام�ن �ذ�ين� ال �ه� الل ف�ع� �ر ي

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan

orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat." (Al-Mujaadilah:11)

Suatu Hadist juga menerangkan bahwa ilmu juga memiliki peran penting dalam islam.

b) Mu'awiyah radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu

'alaihi wa sallam bersabda:

ن� الد ي ف�ي �ف�ق هه� ي ا ر& ي خ� �ه� ب الله� �ر�د� ي م�ن"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah akan pahamkan dia

tentang agama(nya)." (Muttafaqun 'alaih)

Pemahaman terhadap agama merupakan di antara kebaikan yang terbesar yang Allah

Page 3: Uas Pai Mku 2015 - Aas

berikan kepada hamba-hamba-Nya. Dan orang yang tidak mau tafaqquh fiddiin

(mempelajari dan memahami agamanya) berarti telah diharamkan dari berbagai kebaikan.

c) Seorang sahabat nabi, Ali bin Abi Thalib ra. berkata kepada Kumail :

“Hai Kumail!!! Ilmu itu lebih baik dari pada harta, Ilmu menjaga kamu dan kamu menjaga

harta. Ilmu itu penghukum dan harta itu terhukum, Harta berkurang jika dibelanjakan dan

ilmu bertambah jika dibelanjakan (diamalkan)

d) Berkata Mujahid: Allah menganugrahkan Al-Hikmah, yaitu ilmu dan

pemahamannya. (Akhlaaqul 'Ulamaa`, Al-Imam Abu Bakr Al-Ajurriy hal.9)

2. Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq

A.    Pengertian Aqidah Islam

Baiklah mari kita kaji bersama tentang Aqidah Islam, bahwa aqidah berasal dari

kata  - - عقيدة يعقد artinya kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan pengertian عقد

aqidah Islam menurut istilah adalah sesuatu yang dipercaya dan diyakini

kebenarannya oleh hati manusia, sesuai dengan ajaran Islam dengan berpedoman

kepada al-Quran dan Hadits.

Nah, setelah kalian memahami pengertian aqidah Islam, berikutnya memahami

cakupan aqidah Islam.

Bahwa aqidah Islam yang bersumber dari alquran dan hadits cakupannya meliputi:

-       Kepercayaan akan adanya Allah swt dengan segala sifat-sifat-Nya, yakni sifat

wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz, serta wujudnya yang dapat dibuktikan dengan

keteraturan dan keindahan alam semesta ini.

-       Kepercayaan tentang alam gaib; percaya akan adanya alam di balik alam nyata

ini yang tidak bisa diamati oleh indra manusia. Demikian pula makhluq-makhluq

yang ada di dalamnya seperti malaikat, jin dan ruh.

-       Kepercayaan kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya.

Kitab-kitab tersebut diturunkan agar manusia dapat menjadikannya pedoman dalam

mengarungi alam beserta segala problematikanya. Dengan menggunakan pedoman

tersebut maka manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk, serta yang

halal dan yang haram.

Page 4: Uas Pai Mku 2015 - Aas

-       Kepercayaan kepada para rasul Allah yang diutus dan dipilih untuk memberi

petunjuk dan bimbingan kepada manuisa agar melakukan hal hal yang baik dan

benar.

-       Kepercayaan kepada hari akhir serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat

itu, seperti hari kebangkitan (Ba’ats), adanya pahala dan dosa, surga dan neraka.

-       Kepercayaan kepada qadha dan qadar Allah tentang segala sesuatu yang terjadi

di alam semesta ini.

B.  Prinsip Aqidah Islam

Setelah kalian memahami pengertian dan ruang lingkup aqidah Islam, perlu kalian

pahami tentang prinsip-prinsip aqidah Islam, yaitu :

1.    Aqidah Islam sebagai sesuatu yang diwahyukan Allah

Aqidah Islam itu bersumber dari wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril

kepada Rasulullah SAW, untuk diajarkan kepada ummatnya dan terpelihara

kemurniaannya sampai hari akhir zaman.

Aqidah Islam bukanlah hasil rekayasa perasaan atau pemikiran Nabi Muhammad

SAW sendiri, akan tetapi merupakan ajaran langsung dari Allah SWT sebagaimana

yang disebutkan di dalam al-Quran, surat al-Najm ayat 3-4 yang artinya :

”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. Al-

Najm:3-4)

Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi

Muhammad adalah benar-benar wahyu adanya, bukan sebuah rekayasa atau

buatan Nabi sendiri.

2.    Aqidah Islam pada dasarnya tidak berbeda dengan aqidah yang diajarkan oleh

para Nabi terdahulu

Nabi dan Rasul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah, oleh karena sumber

ajaran yang dibawakan oleh para nabi dan rasul itu adalah satu, yaitu berasal dari

Allah, maka isi ajaran yang diajarkan sejak nabi Adam hingga Nabi Muhammad

adalah sama, yaitu Islam. Sehingga di antara mereka tidak ada perbedaan dalam

mengajarkan aqidah kepada ummatnya.

Allah berfirman dalam surat al-Syura, ayat 13 yang artinya :

Page 5: Uas Pai Mku 2015 - Aas

“Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-

Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang

Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan

janganlah kamu berpecah belah tentangnya. .... (QS. As-Syura:13)

Agama yang dimaksud di sini adalah mengesakan Allah, beriman kepada-Nya. Jadi

jelas bahwa aqidah Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah sama seperti

yang diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu.

Perbedaan ajaran para nabi dan rasul terdahulu itu hanya terletak pada syari’at-

syari’atnya yang berupa amalan-amalan. Perbedaan syari’at itu terjadi karena

perbedaan situasi, cara berfikir, kondisi sosial yang ada, dan sesuai dengan

cara pandang msyarakat pada masanya.

3.    Aqidah Islam melurusan aqidah-aqidah yang diselewengkan

Aqidah Islam yang dibawa dan diajarkan Nabi Muhammad bukan aqidah yang baru

atau merombak aqidah yang diajarkan para nabi dan rasul terdahulu. Melainkan

hanya meluruskan aqidah yang dibawa mereka setelah diselewengkan oleh

umatnya terdahulu.

Aqidah yang diselewengkan misalnya, adalah penyelewengan yang dilakukan oleh

orang-orang yahudi terhadap nabi Sulaiman putra Dawud, mereka menuduh nabi

Sulaiman menghimpun kitab yang mengandung sihir dan disimpannya di bawah

tahtanya, kemudian dikeluarkan dan disiarkan. Dalam usaha mengacaukan ajaran

Islam (aqidah Islam), orang-orang yahudi berusaha menyebarkan sihir yang mereka

anggap berasal dari bani Sulaiman. Padahal sebenarnya nabi Sulaiman tidak

mengajarkan atau mempraktikkan sihir. Beliau jelas mengetahui dan memahami

bahwa perbuatan sihir adalah termasuk pengingkaran terhadap Allah Azza wa Jalla.

Sebab sihir sebenarnya adalah tipuan dan muslihat yang hanya dilakukan oleh

setan.

Dalam hal ini Allah berfirman dalam Qs. Al-Baqoroh : 102 yang artinya :

 

“dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan

Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal

Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir

(mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang

Page 6: Uas Pai Mku 2015 - Aas

diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang

keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:

"Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir….".

(Qs. Al-Baqoroh : 102)

Contoh lain dari penyelewengan aqidah adalah penyimpangan orang-orang yahudi

dan nasrani dalam memahami Isa al-Masih. Islam menjelaskan bahwa nabi Isa

adalah putra Maryam yang diangkat oleh Allah menjadi rasul-Nya. Isa adalah anak

suci dan bukan anak zina seperti yang dituduhkan oleh orang-orang Yahudi. Beliau

juga manusia biasa yang memiliki kelebihan, dan kemudian diangkat oleh Allah

menjadi rasul-Nya. Beliau juga bukan Tuhan seperti yang dituduhkan orang Nasrani

kepadanya.

Orang yahudi mengingkari keberadaan nabi Isa. Mereka menuduh Maryam

melakukan zina dengan seorang yang bernama Yusuf al-Najjar, sehingga

melahirkan Isa. Mereka menuduh Isa adalah anak zina.

Selain itu orang yahudi dan nasrani melakukan kesalahan, karena mengakui telah

membunuh dan melakukan penyaliban terhadap Isa putra Maryam, padahal mereka

sebetulnya tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi yang

mereka bunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan Isa bernama Yudas

Iskariot bekas muridnya.

Jelaslah bahwa Islam datang untuk meluruskan penyelewengan-penyelewengan

aqidah yang dilakukan oleh ummat terdahulu. Islam memberikan informasi dan

pengukuhan bahwa aqidah Islam adalah aqidah atau keyakinan yang benar dan

lurus serta wajib untuk dianut dan dipertahankan oleh seluruh ummat manusia.

Dalil dari

1. Qur’an :

Qs. Ar-Ruum 20-25

Dan di antara tanda-tanda

kekuasaan-Nya ialah Dia

�ذ�ا إ �م� ث اب� �ر� ت م�ن �م �ق�ك ل خ� �ن أ �ه� �ات آي ر2  و�م�ن �ش� ب �م ت ن� أ 20

Page 7: Uas Pai Mku 2015 - Aas

menciptakan kamu dari

tanah, kemudian tiba-tiba

kamu (menjadi) manusia

yang berkembang biak.

ون� ر� �ش� ت �ن ت

Dan di antara tanda-tanda

kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu istri-

istri dari jenismu sendiri,

supaya kamu cenderung

dan merasa tenteram

kepadanya, dan dijadikan-

Nya di antaramu rasa kasih

dan sayang.

Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berpikir.

�م ك ف�س� ن� أ م�ن �م �ك ل �ق� خ�ل �ن أ �ه� �ات آي و�اج&ا و�م�ن ز

� أ

�ن� إ حم�ة& و�ر� م�و�د�ة& �م �ك ن �ي ب و�ج�ع�ل� ه�ا �ي �ل إ �وا �ن ك �س �ت ف�ي ل

ون� �ر� �ف�ك �ت ي � �ق�وم ل �ات� آلي �ك� ذ�ل

21

Dan di antara tanda-tanda

kekuasaan-Nya ialah

menciptakan langit dan

bumi dan berlain-lainan

bahasamu dan warna

kulitmu. Sesungguhnya

pada yang demikian itu

benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi orang-

�م �ك �ت ن س� ل� �الف�أ ت و�اخ و�األرض� م�او�ات� الس� خ�لق� �ه� �ات آي و�م�ن

�ات� آلي �ك� ذ�ل ف�ي �ن� إ �م �ك و�ان ل� �م�ين� و�أ ع�ال �ل ل

22

Page 8: Uas Pai Mku 2015 - Aas

orang yang mengetahui.

Dan di antara tanda-tanda

kekuasaan-Nya ialah

tidurmu di waktu malam

dan siang hari dan

usahamu mencari sebagian

dari karunia-Nya.

Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang mendengarkan.

�ه�ار� و�الن ل� �ي �الل ب �م �ام�ك م�ن �ه� �ات آي م�ن  و�م�ن �م �غ�اؤ�ك ت و�اب

� �ق�وم ل �ات� آلي �ك� ذ�ل ف�ي �ن� إ �ه� م�ع�ون� ف�ضل �س ي

23

Dan di antara tanda-tanda

kekuasaan-Nya, Dia

memperlihatkan kepadamu

kilat untuk (menimbulkan)

ketakutan dan harapan,

dan Dia menurunkan air

hujan dari langit, lalu

menghidupkan bumi

dengan air itu sesudah

matinya. Sesungguhnya

pada yang demikian itu

benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum

yang mempergunakan

akalnya.

و�ط�م�ع&ا خ�وف&ا ق� �ر ب ال �م� �ر�يك ي �ه� �ات آي م�ن�  و�م�ن ل� �ز �ن و�ي

�ن� إ �ه�ا م�وت �عد� ب األرض� �ه� ب �ي ي �ح ف�ي م�اء& م�اء� �ك�  الس� ذ�ل ف�ي

�ون� �عق�ل ي � �ق�وم ل �ات� آلي

24

Page 9: Uas Pai Mku 2015 - Aas

Dan di antara tanda-tanda

kekuasaan-Nya ialah

berdirinya langit dan bumi

dengan iradah-Nya.

Kemudian apabila Dia

memanggil kamu sekali

panggil dari bumi, seketika

itu (juga) kamu keluar (dari

kubur).

و�األرض� م�اء� الس� �ق�وم� ت ن� أ �ه� �ات آي �ذ�ا  و�م�ن إ �م� ث مر�ه�

� �أ ب

�م ت ن� أ �ذ�ا إ األرض� م�ن� د�عو�ة& �م ج�ون� د�ع�اك �خر� ت

25

2. Al Sunnah (Al Hadis)

� آن� أوت�يت إ�ن�ى أ�ال ر� ث�ل�ه ال�ق م� ع�ه و� م�

“Ketahuilah sesungguhnya aku telah diberikan al-Qur-an

dan yang semisal dengannya (as-Sunnah).”  (HR. Abu

Dawud, at-Tirmidzi, Hakim dan beliau menshahihkannya

serta diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dengan sanad

yang shahih sebagaimana yang disebutkan oleh al-Albani

dalam kitab al-Hadits Hujjatun Binafsihi).

3. Atsar (Perkataan Sahabat)

Al-Imam ‘Ali ibn Abi Thalib (w 40 H) berkata:

�ان ك ه ع�لي م�ا ع�ل�ى اآلن� و�ه�و� �ان م�ك � و�ال الله� �ان� ك“Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, dan Dia Allah sekarang -setelah

menciptakan tempat- tetap sebagaimana pada sifat-Nya yang azali; ada tanpa tempat”

(Diriwayatkan oleh al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi dalam al-Farq Bain al-Firaq, h.

333).

Beliau juga berkata:

Page 10: Uas Pai Mku 2015 - Aas

�ه� �ذ�ات ل &ا �ان م�ك Sخ�ذه� �ت ي �م و�ل ته� �ق�در� ل ا ظه�ار& إ الع�رش� ل�ق� خ� الله� Sإن“Sesungguhnya Allah menciptakan ‘arsy (makhluk Allah yang paling besar

bentuknya) untuk menampakan kekuasaan-Nya, bukan untuk menjadikan

tempat bagi Dzat-Nya” (Diriwayatkan oleh al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi

dalam al-Farq Bain al-Firaq, h. 333).

4. Qaul (Perkataan Ulama-ulama Salaf)

Al-Imâm al-Mujtahid Abu Hanifah an-Nu’man ibn Tsabit (w 150 H), salah

seorang ulama Salaf terkemuka perintis madzhab Hanafi, berkata:

 

Sة، �م ي ك � و�ال ه� �ي ب �ش ت � �ال ب ه�م ؤ�وس� ر� �ن� �أعي ب Sة� ن ج� ال ف�ي و�ه�م �ون� م�ؤم�ن ال اه� �ر� وي ة، اآلخ�ر� ف�ي ى �ر� ي �ى �ع�ال ت و�الله

اف�ة م�س� ق�ه� ل خ� ن� �ي و�ب �ه� �ين ب �ون� �ك ي � و�ال

 

“Allah di akhirat kelak akan dilihat. Orang-orang mukmin akan melihat-Nya ketika

mereka di surga dengan mata kepala mereka masing-masing dengan tanpa

adanya keserupaan bagi-Nya, bukan sebagai bentuk yang berukuran, dan tidak

ada jarak antara mereka dengan Allah (artinya bahwa Allah ada tanpa tempat,

tidak di dalam atau di luar surga, tidak di atas, bawah, belakang, depan, samping

kanan ataupun samping kiri)”[1].

 

Beliau juga berkata dalam kitabnya al-Washiyyah:

 

" ح�ق]" ج�ه�ة� � و�ال ه� �ي ب �ش ت � و�ال ف� �ي ك �ال ب Sة� ن ج� ال ألهل� �ع�ال�ى ت الله� �ق�اء� و�ل

 

“Penduduk surga kelak akan melihat Allah dengan tanpa adanya keserupaan dan

tanpa adanya arah bagi-Nya. Dan ini adalah suatu yang haq”[2].

 

Juga berkata:

 

: �ع�ال�ى؟" ت الله� ن� أي ل� ق�ي �و ل ت� ي� أ ر�� أ �ان� :   ق�لت� م�ك � و�ال �ع�ال�ى ت الله� �ان� ك �ه� ل �ق�ال� ي ـ ف�ة� �ي ن ح� �و أب أي ـ ف�ق�ال�

" ىء� ش� �ل ك �ق� خ�ال و�ه�و� ىء2، ش� � و�ال خ�لق2 � و�ال ن� ي� أ �ن �ك ي �م و�ل �ع�ال�ى ت الله� �ان� و�ك ق�، ل خ� ال �ق� �خل ي أن ل� ق�ب

 

Page 11: Uas Pai Mku 2015 - Aas

“Aku katakan: Tahukah engkau jika ada orang berkata: Di manakah Allah? Jawab:

Dia Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum segala

makhluk-Nya ada. Allah ada tanpa permulaan sebelum ada tempat, sebelum ada

makhluk dan sebelum segala suatu apapun. Dan Dia adalah Pencipta segala

sesuatu”[3].

Syari’at

1.  Pengertian syari’at.

Syariat secara harfiah mengandung pengertian jalan menuju tempat keluarnya

air minum atau jalan lurus yang harus diikuti. Sedangkan menurut istilah berarti

hokum-hukum atau aturan-aturan Allah yang ditetapkan untuk diikuti.

2.  Prinsip-prinsip syari’at.

Dalam menjalankan syariat, ada beberapa rambu-rambu yang dijadikan

pedoman pelaksanaan yang disebut prinsip atau pegangan. Di antaranya adalah:

a.       Tidak memberatkan.

b.      Menyedikitkan beban.

c.       Penetapan hukumnya secara bertahap.

d.      Memperhatikan kemaslahatan umat.

e.       Keadilan yang merata.

3.  Tujuan (maqashid) syari’at islam.

Penerapakan syari’at islam agar tidak keluar dari sasaran, maka perlu

diarahkan maqashid syari’at islam. Di antaranya adalah :

a.       Memelihara agama (hifzhul-din).

Maksudnya adalah setiap induvidu berkewajiban untuk menjaga dan memelihara

tegaknya syari’at agama islam. Adanya syari’at islam tidak lain untuk dijadikan

pedoman hidup, yang mengatur hubungan hamba dengan khaliq, hamba dengan

sesame dan makhluk lain yang Allah ciptakan. Sehingga hidup dan kehidupan

makhluk di alam semesta ini bisa berjalan secara harmonis dalam ketentuan Allah

Ta’ala.

�اؤ�ا و�ب �اس� الن م ن� ل� ب و�ح� الله� م ن� ل� ب �ح� �ب �ال ا �ق�ف�وا ث �م�ا ن �ي ا �ة� الذ ل ه�م� �ي ع�ل �ت ض�ر�ب

ون� ف�ر� �ك ي �وا �ان ك �ه�م �ن �ا ب �ك� ذ�ال �ة� �ن ك م�س ال ه�م� �ي ع�ل �ت و�ض�ر�ب الله� م ن� �غ�ض�ب� ب

�د�ون� �عت ي �وا �ان و�ك ع�ص�وا �م�ا ب �ك� ذ�ال gح�ق ر� �غ�ي ب �اء� �ي ب �ن ال ا �ون� �ل �قت و�ي الله� �ات� �اي �ا ب

Page 12: Uas Pai Mku 2015 - Aas

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka

berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan

mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan.

Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para

nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan

melampaui batas.” (Q.S. Ali Imran, 3:112).

Ketika manusia tidak mampu mengatur dirinya, maka sudah tentu mereka tak akan

mampu mengurus orang lain. Sehingga  mereka membutuhkan tali pegangan yang

dapat menyelamatkan dari kehinaan hidup di dunia, terlebih di akhirat nanti.  

Namun jika tali pegangan itu dihiraukan, maka mereka akan tampil laksana binatang

yang sesat dan celaka (Q. S. Thaha, 20:123). Ingatlah bahwa tali pegangan itu

adalah syari’at agama Allah (Q.S. Ali Imran, 3:85).

b.      Memelihara jiwa (hifzhul-nafs).

Maksudnya setiap induvidu berkewajiban untuk menjaga dirinya (jiwa). Tidaklah

Allah mensyari’atkan ihwal hifzhul nafs, melainkan di sana ada hak-hak jiwa yang

dipayungi hokum Allah dan dijaminNya (Q.S. Al-Isra’, 17:33). Bahwa setiap jiwa ada

ajalnya, barangsiapa yang merebut jiwa seseorang, berarti ia sudah merebut  hak

Sang Pemilik (Q.S. Al-Mujadalah, 63:11).  

c.       Memelihara akal (hifzhul-aql).

Maksudnya setiap induvidu berkewajiban menjaga akalnya, karena ia sebagai syarat

dalam taklif syar’iy. Jika tidak ada, maka ia tidak termasuk golongan yang ditaklif.

Dengan akal mereka mampu membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang

hak dari yang batil.

ج�ت�ى � �م �ائ و�الن ق� �ف�ي ي �ى ت ح� �ون� ن ج� و�ال �غ� ل �ب ي �ى ت ح� �ي الص�ب �ة� �ث �ال ث ع�ن �م� لق�ل ا ف�ع� ر�

ق�ظ� �ي ت �س ي

“Pena akan diangkat dari 3 golongan: anak kecil hingga dewasa (baligh), orang gila

sampai sadarkan, dan orang yang tidur sampai ia bangun.”

d.      Memelihara keturuan (hifzhul-nasl).

Page 13: Uas Pai Mku 2015 - Aas

Yakni kewajiban menjaga keturunan yang baik. Karena kekuatan islam dapat

terwujud mulai dari pendidikan keluarga, lalu masyarakat dari lingkup terkecil sampai

terbesar. Dengan nasl baik, maka nilai-nilai kebaikan akan terus terpelihara, bumi

akan lestari dan makmur di tangan manusia-manusia yangberiman dan bertaqwa.

Firman Allah QS. Al Baqarah: 180:

﴿ �ك ن� ي� ق� � ن م ي� ا ن�ى ن� ق�ا ن� ق� ي� م� ي� ن ي� ق�ا ن� ي� ق� ن� ي� ن�� يال ن� ق� �ي �ن ق� ن�ا ي� ق� م � ن ق! ن� يا� ق�ا ي� ن" ن# ن� ن$ ي% ق&ا م' ي� ن ي� ا م) م( �ن ن� ن�ا ن� ن* ن� ن+ا ق&ا ي) م, ي� ن� ن� ن- ق$

١٨٠﴾

“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)

maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapa dan karib

kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

(180)”

e.       Memelihara harta (hifzhul-mal).

Maksudnya bahwa harta merupakan bagian yang integral dengan pentaklifan

syari’at. Harta merupakan kebutuhan manusia yang tidak akan pernah putus selama

roda bumi ini berputar (Q.S. Ali Imra, 3:14).

Untuk itulah Syaari’ menetapkan bagaimana mengatur harta seadil-adilnya, seperti

yang dicontohkan dalam firman Allah QS.  An Nisa, 4: 7,

  قا ق�0ب ن1 ن� م2 ن( ي� ن�ا م3 ي4 ق5 ن6 ن� ا ن ق5 ن% م�� ن� ي� ن�� ن�ال ق% ن�ا ق� ن�ا ي� ا ن# ن� ن$ ا ن م5 ب- ق�0 ن1 ن:اء م4 ق�� ن� ن% م�� ن� ي� ن�� ن�ال ق% ن�ا ق� ن�ا ي� ا ن# ن� ن$ ا ن م5 ب- ق� ن01 ق; ن>ا م� م�� ﴿ قا م��ض ي< 5 ٧ن ﴾

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan

bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,

baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. (007)”

Dalil

1. Al-Qur’an

Page 14: Uas Pai Mku 2015 - Aas

ن� .2 م� ن� ن� ن�ا نا ن� م� ه� ن� ن�ا م� ن�ا م� م� � ن ن� ن� ن�ل ه� الل �ن �ن م� ن�ا نا م م� ه! ن" م# ن م� ه$ م% ن&ا ﴿

ق(﴾ ن+ مل ا

  “Maka putuskan hukum di antara mereka menurut apa yang diturunkan Alloh,

dan jangan menuruti hawa nafsu mereka untuk meninggalkan kebenaran yang

telah diturunkan padamu…” (QS. Al-Maidah: 48)

﴿ أول�ئ�ك� ف� الله ل� �ن�ز� أ ا ب�م� كم� ي�ح� ل�م� و�م�ن�

و�ن� ر ال�ك�اف� ﴾هم

   “Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Alloh turunkan,

maka mereka itu orang-orang kafir”(QS.Al-Maidah: 44)

﴿ أول�ئ�ك� ف� الله ل� �ن�ز� أ ا ب�م� كم� ي�ح� ل�م� و�م�ن�

و�ن� الظ*ال�م ﴾هم

   "Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Alloh turunkan,

maka mereka itu orang-orang zalim")QS.Al-Maidah: 45(

ن,﴾ م� ه- م. ن/ا مل ا ه� ه� ن0 م1 نل ه�ا� ن& ه� الل �ن �ن م� ن�ا نا م م� ه$ م+ ن2 م� نل م� ن� ن� ﴿

  "Dan barang siapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Alloh

turunkan, maka mereka itu orang-orang fasik" )QS. Al-Maidah: 47(

Page 15: Uas Pai Mku 2015 - Aas

الله� .3 أ�ط�يعوا نوا ء�ام� ال*ذ�ين� ا �ي1ه� ﴿ي�اأ

م�ن�كم� م�ر�و�أول�يا�أل� ط�يعواالر*سول�

و�أ�

   “Wahai orang-orang beriman, patuhlah kepada Alloh, patuhlah kepada Rosul

danorang-orang yang memerintah (Ulil Amri) diantara kamu (Kaum

muslimin)” (QS. An-Nisa: 59)

﴿ كموا ت�ح� أ�ن� الن*اس� ب�ي�ن� تم� ك�م� ح� �ذ�ا إ و�

﴾ب�ال�ع�د�ل�

.   Jika kamu menghukumi di antara manusia, maka hukumilah kamu dengan

(hukuman) yang adil" )QS. An-Nisa: 58(

2. Al Sunnah (Al Hadis)

�ل� : ع أ س� & ج�ال ر� ن�� أ ه�م�ا ع�ن الله� ض�ي� ر� ص�ار�ي ن

� األ الله� د� ع�ب ن� ب �ر اب ج� الله� د� ع�ب �ي ب� أ �ن

و�ص�مت� : ، �ات� �وب ت لم�ك ا ت� �ي ص�ل �ذ�ا إ ت� ي� أ ر�� أ ف�ق�ال� �م� ل و�س� ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى الله� ول� س� ر�

؟ �ة� ن ج� ال �دخ�ل� �أ أ ،& ئا ي ش� ذ�ل�ك� ع�ل�ى ز�د� أ �م و�ل ، ام� ح�ر� ال مت و�ح�ر� ، �ل� ح�ال ال �لت� ل �ح و�أ ، م�ض�ان� ر�

�ع�م : ن ق�ال�

[ مسلم[ رواه

Terjemah hadits /  الحديث :  ترجمة

Dari Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma : Seseorang

bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata :

Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa

Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram dan saya

tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau bersabda : Ya.

(Riwayat Muslim)

Page 16: Uas Pai Mku 2015 - Aas

Catatan :

* Seseorang yang bertanya dalam riwayat diatas adalah : An Nu’man bin Qauqal.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits /  الحديث من :الفوائد

1.     Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama tentang syariat Islam,

tentang kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal

tersebut tidak diketahuinya.

2.     Penghalalan dan pengharaman merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak

menentukannya kecuali Allah ta’ala.

3.     Amal shalih merupakan sebab masuknya seseorang kedalam surga.

4.     Keinginan dan perhatian yang besar dari para shahabat serta kerinduan

mereka terhadap surga serta upaya mereka dalam mencari jalan untuk sampai ke

sana.

3. Atsar ( Perkataan Sahabat)

Contoh :

Apa hukum mengucapakan selamat idul fitri? Bagaimanakah hukum saling

berjabat tangan dan berpelukan setelah shalat ied?

Alhamdulillah, Terdapat riwayat yang datang dari para

sahabat radhiyallahu’anhumbahwasanya mereka saling mengucapkan selamat di

hari raya dengan ucapan,  ومنكم منا الله ”Taqabbalallahu minna wa minkum“ تقبل

(Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian).

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, “Dahulu para sahabat Nabi shalallahu’alaihi

wasallam mengucapkan ‘Taqabbalallahu minna wa minkum’ ketika saling

bertemu di hari Idul Fitri.” Al-Hafidz (Ibnu Hajar) berkata tentang riwayat ini,

“Sanadnya hasan.”

Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Tidak mengapa hukumnya bila seseorang

mengucapkan kepada saudaranya saat Idul Fitri, ‘Taqobbalallahu minna wa

minkum’.” Demikian yang dinukil Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni.

4. Qaul

Page 17: Uas Pai Mku 2015 - Aas

Syaikh Nashir al-Asad menjawab pertanyaan ini: “Orang yang hanya mengambil

ilmu melalui kitab saja tanpa memperlihatkannya kepada ulama dan tanpa

berjumpa dalam majlis-majlis ulama, maka ia telah mengarah pada distorsi. Para

ulama tidak menganggapnya sebagai ilmu, mereka menyebutnya shahafi atau

otodidak, bukan orang alim… Para ulama menilai orang semacam ini sebagai

orang yang dlaif (lemah). Ia disebut shahafi yang diambil dari kalimat tashhif,

yang artinya adalah seseorang mempelajari ilmu dari kitab tetapi ia tidak

mendengar langsung dari para ulama, maka ia melenceng dari kebenaran.

Dengan demikian, Sanad dalam riwayat menurut pandangan kami adalah untuk

menghindari kesalahan semacam ini” (Mashadir asy-Syi’ri al-Jahili 10)

AKHLAK

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau

kelakuan.

Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai

kebiasaan, bahkan agama), namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang

ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-

Quran surat Al-Qalam ayat 4. Ayat tersebut dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi

Muhammad saw sebagai Rasul,

a)

Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung

(QS Al-Qalam [68]: 4).

Akhlaq juga dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 90

 

�ر� ك م�ن و�ال اء� ف�حش� ال ع�ن� ه�ى �ن و�ي �ى ب ق�ر ال ذ�ي �اء� �يت و�إ ان� �حس� و�اإل ع�دل� �ال ب م�ر� �أ ي �ه� الل �ن� إ

ون� ( �ر� �ذ�ك ت �م �ك �ع�ل ل �م �ع�ظ�ك ي �غي� ب )90و�ال

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu

kerabat, dan Allah  melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (16: 90)

b) Dari Sahl bin Sa'ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam

bersabda:

Page 18: Uas Pai Mku 2015 - Aas

المعجم [ سفسافها ويكره األخالق معالي يحب الله إن

[ : األلباني صححه للطبراني الكبيرSesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak

yang buruk. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]

c) Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:”Aku pernah mendengar Rasulullah

سلم و عليه الله :bersabda صلى

القائم الصائم درجة خلقه بحسن ليدرك المؤمن إنArtinya:”Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yg mulia dapat menyamai derajat

orang yg (rajin) berpuasa & qiyamul lail.”(Hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani

rahimahullah)

d) Zakariya Al-‘Anbary rahimahullah berkata:”Ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kayu bakar.

Dan adab tanpa ilmu bagaikan ruh tanpa jasad.”

Hubungan antara ke-3 nya, yaitu Aqidah merupakan kepercayaan,

keimanan mengenai keesaan Allah. Syariah (hukum) adalah jalan

menuju sesuatu yang benar. Akhlak adalah budi pekerti, sopan

santun, dan perilaku.

Aqidah, Syariah dan Akhlak, ketiganya merupakan 3 pokok ajaran

Islam. Ketiganya harus selalu bersamaan dengan aqidah berjalan di

depan. Istilahnya menurut dosen Hukum Islam saya, Akhlak dan

syariah mencantol pada aqidah.

Adapun filosofi lain, aqidah, syariah, dan akhlak bagaikan suatu

pohon, di mana aqidah merupakan akar, syariah merupakan batang

dan akhlak adalah dedaunan. Syariah dan akhlak akan tumbang

tanpa adanya aqidah yang mengakarinya.

Page 19: Uas Pai Mku 2015 - Aas

Aqidah mendasari hukum, hukum tanpa akhlak menjadi kezaliman.