,·tv ,., .,.t .• a rnf siu£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/peraturan pemerintahan...

124
Mcnimhang Mcngingat Menctapkan f. _., .• . •,""'' . . . . .. t 1;- tV .... 'J ,,,., { .,.t .• 1 ,1"1 A ':.. 4 ·, ,,. , . . u· •..- ""-' t. · ,A1 ;r <·' rnF SIU£. f'.l nr IND O NE ';II\ PERATlJRAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDJDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. ballwa dalam rangka pclaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tallun tcntang Sistem Pcndidikan Nasinnal, dipandang pcrlu mcnctapkan Peraturan Pcmcrintah tcntang Pcndidikan Tinggi: J. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lcmharan Negara Tahun 1989 Nomor 6. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390): MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Pcmerintall ini yang dimaksud dcng<m : I. Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jalur pcndidikan sckolah pada jcnjang yang lcbih tinggi daripada jH:ndidikan mcncngall di jalur pcndidikan sckolah . 2. Pcrguruan ....

Upload: nguyenphuc

Post on 03-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Mcnimhang

Mcngingat

Menctapkan

f._., .•. •,""'' . . . -~ ...

tl~i*'·~ ··' "'~::~·~ t 1;- ·.,}~ \·tV .... 'J ,,,., { .,.t .• 1 ,1"1 A ':.. 4 ·, ~.~ ,,. ~ , . . u·•..-

""-' t. ·,A1 ;r ~.;_~:v-tA" <·'

'L,_;u~ ~?-:-

rnF SIU£. f'.l nr f''l . lr~l . ll-<. IND O NE ';II\

PERATlJRAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 60 TAHUN 1999

TENTANG

PENDJDIKAN TINGGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

ballwa dalam rangka pclaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tallun

19~9 tcntang Sistem Pcndidikan Nasinnal, dipandang pcrlu

mcnctapkan Peraturan Pcmcrintah tcntang Pcndidikan Tinggi:

J . Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2 . Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lcmharan Negara Tahun 1989 Nomor 6.

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390):

MEMUTUSKAN :

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN

TINGGI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Pcmerintall ini yang dimaksud dcng<m :

I . Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jalur pcndidikan

sckolah pada jcnjang yang lcbih tinggi daripada jH:ndidikan

mcncngall di jalur pcndidikan sckolah .

2 . Pcrguruan ....

Page 2: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

J .J',/~'"--~ f._, ~ > ,:- v''t'

~'·t .. - - . -:._\ ~~

I~"*''\ I) t.·1' 'I ·I ~"; \ -/ , , (\ I 'I, I

... ~ '' · I ~· J I \.U'~ . hh~/

.._ "~ .-v· nA -" .::.:..::..;\)~ . :..-

r-'H 1: ·~11 n · N ~<Ll-'IJUI.lh 11'-Jlnli-.Jl. '>II\

2

2. Perguruan tinggi adalah satuan pctJdidiL.tn yang menyekng-

garakan pendidikan tinggi.

3 . Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang tliarallkan

terutama patla penguasaan ilmu pengetahuan dan p~:ngem­

bangannya .

4. Pendidikan profesional adalah pcmlidikan tinggi y;tllg di -

arahkan terutama pada k~.:siapan peneraran keahliatl lcrtetHu.

5. Dost.:tl adalah t~.:naga rt.:ndidik atau kependidikatt p:tda perguru -

an tinggi yang kl!usus dia11gLtt tiL:ng;ttl tugas utattl:t IIIL'II ):!.;t_jar.

6 . Mahasiswa adalah pesena tlidik yang tertlaftar Jan helajar pada

pergu ruan tinggi tcrtentu.

7 _ Statuta adalah pedoman dasar penyelenggaraan kegiata11 yang

dipakai sehagai acuan untul.< merencanakan, mengemhangkan

program dan penyeknggaraan kegiatan fungsional sesua1

dengan tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan, yang herisi

uasar yang dipakai sehagai rujukan pengemhangatl peraturan

umum, peraturan akademik Jan prosedur operasional ya11g

berlaku di perguruan tinggi yang hersangkutan.

8. J>impinan perguruan tinggi adalall Rektor untuk Ull iv t.:r:-.ita s/

institut, Ketua untuk sekolah tinggi, dan Direktur untuk

politeknik/akademi .

9. Penyelenggara perguruan tinggi adalah Dcpartemen, depar-

temen lain, atau pimpinan lemhaga Pemerintah lain bagi

perguruan linggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah, atau

badan penyelenggara perguruan linggi swasta bagi perguruan

Linggi yang diselenggarakan oleh masyarakat.

10. Sivitas

Page 3: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

! ·,

. :.Vf/.-~"'-"'•· .. ., .... ":-,__~ ~~ (·'*. ·-..,.~h {,,",· -,y~ \··1; ~~;/, I~ ' . ~·V ~- ~~ A1 ;;-'I · ~. 1,\ ._ ~ ...... ,,flo / '1_ .

.r:;~~~j ·? -..- .....

r>n F. c:, I!)[. N

n r r' l.lf'3t..W, It~ D O r-n:. 5 1 A

3

I 0 . Sivitas akademika adalah satuan yang tcrdiri atas Josen dan

mahasiswa pad a perguruan tinggi.

II. Departemcn adalah Dcpartemen Pcndidikan dan Kchudayaan .

12 . Mentcri adalah Mcnteri yang hertanggung jawah di hidang

pend id ikan nasional.

13. Mcnteri lain atau pimpinan lemhaga Pemerintah adalah pcjahat

yang bcrtanggung jawah alas penyelcnggaraan satuan p~.;ndi-

dikan tinggi di luar lingkungan Departemen.

BAB TJ

TUJUAN PENDIDIKAN TINGGI

Pasal 2

(I) Tujuan pcndiuikan tinggi adalall :

a . mcnyiapkan pcscrta didik mcnjadi anggota masyarakat yang

mcmiliki kemampuan akadcmik dan/atau profesional yang

dapal mcncrapkan, mcngcmhangkan dan/atau mcmperkaya

khasanah ilmu pcngetahuan, Leknologi dan/atau kcscnian;

b. mcngcmhangkan dan menyeharluaskan ilmu p~.;ngctahuan,

tekno!ogi dan/atau kesenian serta rnengupayakan pengguna-

anny;1 untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarabl dan

mC111pcrkaya kchudayaan nasional.

(2) Pcnyclcn~garaan kcgiatan untuk mcncapai tujuan schagaimana

dimaksud cia lam ayat (I) hcrpcdoman pada :

a. tujuan pendidikan nasional;

h. kaitbh, moral dan etika ilmu pengctahuan;

c . kcpcntingan ....

Page 4: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,.,.J r./ ~ ~ " ~~ ., ~.?,:.. __ , .. r,h

t ~ ,,*__ -~- ·\ (, ·I' ..._ \ ~

t- t, 'I,) \: 1\ • ' ) l·n ~ \ ,, , ,\:,1.1 tl'l I

' I·~ hI • " .. \1 ,, • ~ ·' . ' ...:.. ~' .'/ · A I· ~ :'

~ .;u~ . --

I"Hf~; 11 H N f< l ' f·'lltll If ' IIJI l• j JJl '.IJI.

4

c . kepentingan masyarakat; serta

d. memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa prih:tdi .

BAB Ill

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI

Pasal :\

(I) Perguruan tinggi tttl'ttyelenggarakatl [H.: lld idibll till )!gi d:111

penelitiatl st:rla p~tlgahdiatl kepada lll:tsy:lr:ll-.al .

(2) Pendidikan tinggi merupakan kegiatan dalallt upaya mengh:ts il -

kan manusia ten.lidik sehagaimana dimaksuJ Jalam Pasal 2

ayat (l).

(3) Penelitian merupakan kegiatan telaall taat kaiJah dalam upaya

untuk menemukan kehenaran Jan/atau mcnyelesaikan m:tsalah

dalam ilmu pengcrahuan , td:nolugi, Jan/atau keseniatl.

(4) Pengalxlian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang

memaofaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memherika11

surnbangan demi kemajuan masyarakat.

Pasal 4

(I) Pendidikan tinggi rerdiri atas penclidikan akademik dan

pendidikan proresional.

(2) Perguruan tinggi dapat berbentMk akaJemi , politt:kn ik, sdul:tlt

ringgi, institut dan universitas .

(3) Pendidikan akademik merupakan penclidikan ya ng di arallk:tn

terutama pada penguasaan ilmu ptngetalluan .

(4) Pt:ndid ik<ll t

Page 5: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

tfl . " . . .. ~ , . .... "' " ~

t·:,-?*· -.._ ~- ~ tt, c· ~1A1 \· ~; \~;:t \ . 1\ ' . ~··)'I ,~.~~ A1 ~ " I·· ~• 1A .• ;,._,. '' \\ A~~ --' ~~ ... .:~~ ;.r· .- ..,

f'rlF ~;lf'lf-.1~

nr PI rr:tL II<. lf ·JI lOI'lf ' ~ -.1/\

5

(4) Penc..liJikan profesioiJal merupakan pendidibn yang diarallkan

lerutama pada kesiapan pencrapan kcahlian tertentu .

Pasal 5

(I) Penc..lic..likan akac..lemik terdiri atas Program Sarjana dan

Program Pasca Sarjana .

(2) Program Pasca Sarjana meliputi Program Magistt:r c..lan

Program Doktor.

(3) Pendic..likan profcsional lerc..liri alas Program Diploma I.

I

Diplontt~ II, Diploma Ill. dan Diploma IV .

(4) Penc..lidikan akadcmik c..lan pcndidibn profesinnal disclcng­

g.arakan c..leng.an cara tatap muka dan/a tau jarak jauh .

(5) Pclaksanaan kctentuan schagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ).

ayat (2). ayat (3), dan ayat (4) diatur olch Mcntcri .

Pasal 6

(I) Satuan pcmlidikan yang menyelenggarakan pcndidikan tinggi

disebut perguruan tinggi, yang dapat hcrhenluk akademi.

politeknik, sekolah tinggi. institut atau universitas .

(2) Akadcmi mcnyelcngg.arakan program pcnc..lidikan proksional

c..lalam satu cabang atau schagian cabang ilmu pcngctahuan .

teknolugi, dan/atau kcscnian tcrtentu .

(3) Politcknik mcnyelenggarakan program pendidikan prol'csional

Jalam scjumlah bidang pcngctahuan khusus .

(4) Sekolah . ..

Page 6: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

-, .... •;-... -·- ~"•\ ..

~:~*"': · · ·· "'"'···--~~\ tt ~.. ";... ,t "j I· '- ~ "'' \--1 ' ' ~ 1 ~ . (II, . ~·., ~ ~~.d~ A1 ~ .,. , .. ~. 1A .• ;,.,,.,,\\ ·l" -<

..-:.;:_:;.;;'!,~ ~~·

r 'n F ~; ll'lf·. r.J nr: Pllf":\1_ II <. II ·JI >0 1'11" :·.r /\

5

(4) Pemliuikan profesioiwl merupakan pendidibn yang di~traltkan

terutama pada kesiapan pencrapan kcahlian tertentu .

Pasal 5

(I) Pendidikan akademik terdiri atas Program Sarjana dan

Program Pasca Sarjana .

~ I

(2) Program Pasca Sarjana meliputi Program Magister dan

Program Doktor.

(3) Pendit.likan profcsional tert.liri atas Program Dipi<Hna I.

Diploma II, Diploma II I. dan Diploma IV .

(4) Pcndidikan akademik Jan pemlidibn profcsional diseleng­

garakan Jcngan cara tatap muka Jan/atau jarak jauh .

(5) Pelaksanaan ketcntuan schagaimana dimaksud pada ayat (I).

ayat (2). ayat (3), dan ayat (4) <.liatur oleh Mcntcri .

Pasal 6

(I) Satuan pcmlidikan yang menyelenggarakan pcndidikan tinggi

disebut perguruan tinggi, yang c.Japat herhentuk akadcrni.

politeknik, sekolah tinggi. institut atau universitas.

( 2) Akadern i mcnyelcngg.arakan program pent! id i ka 11 pro !'csiona I

ualam satu cabang atau schagian cabang ilmu pengctahuan.

teknolugi, dan/atau kcscnian tcncntu.

{3) Politcknik rncnyelcnggarakan program pendi<.likan profcsional

t.lalam scjumlah biJang. pcngctahuan khusus .

(4) Sekolall .. .

Page 7: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

(,. / . -· ' •;

l (.~ - , -- . • ~- ...._ ~ ·t,~

t.''-* '''' t. I ' ' · I;} \· •I / ' · ) 1·1\' \~ / ,~ ,,,, ti l'/ '-~ --~ \. n'\ '/ --~~'- ~"'J)!"j -'

•.,~ u ...... - -

1-' f·H . ~; 11 lt:' N IIFI-'IlfJl_lh INI!I 'irH '>IJ\

6

(4) Sekolah tinggi menyelcnggarakan program pe1ldidikan

akademik dan/atau profesional dalam lingkup satu disiplill ilmu

tertentu .

(5) lnslitut menyelenggarakan program pcndidikan akademik dan/

atau profesional dalam sekdompok Jisiplin ilmu pengetahuan,

teknologi dan/atau kesenian yang sejenis .

.i.":

(6) Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik

Jan/atau profesional Jalam sejumlah disiplin ilmu penget;dHlan,

leknologi dan/alau kescn ian tenenlu .

Pasal 7

( 1) Pcndidikan tinggi diselenggarakan dengan menggunakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar .

(2) Bahasa daerah dapal digunakan sebagai hahasa pengantar se-

jauh diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau

pelatihan dan/atau keterampilan bahasa daerall yang ber­

sangkutan .

(3) Bahasa asing dapal digunakan sebagai bahasa pengantar sejaull

diptrlukan dalam penyampaian pengerahuan dan/atau pelatihan

danlatau ketrampilan.

(4) Pelaksanaan kelcntuan sehagaimana dimaksud pada ayat (3)

ditetapkan dengan Keputusan Menteri .

Pasal 8

( 1) Tahun akademik penyelenggaraan ptndidikan tinggi dimulai

pada bulan September.

(2) Tahun ...

.' \

Page 8: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

.' \

.¢M~"-~ll ~AA.,?z~~~~' ~~~*~~~ ~"~~ ~-it' '\"~

~~~ . ~,w ~d-1~ ~1/ '\t(" ~ .--dll~~-"

"C..c..-u;a~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

7

(2) Tahun akademik dibagi dalam minimum 2 (dua) semester yang

masing-masing terdiri atas minimum 16 minggu.

(3) Pada akhir penyelenggaraan program pendidikan akademik

dan/ atau pendidikan profesional diadakan wisuda .

(4) Pelaksanaan ketcntuan sebagaimana dimaksud pada ayal (1).

ayat (2), dan ayat (3) diatur oleh pimpinan masing-masing

pe rguruan tinggi .

Pasal 9

(1) Administrasi akademik pendidikan tinggi diselcnggarakan

dengan menerapkan sistem kredit semester .

(2) Pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud pada ayat (I)

diatur oleh Menteri .

I ' ; !

Pasal 10

(1) Pendidikan tinggi diselenggarakan melalui proses pembe­

lajaran yang mcngembangkan kemampuan belajar mandiri.

(2) Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dapat dilakukan

kuliah, seminar , simposium, diskusi panel, lokakarya , praktika

dan kegiatan ilmiah lain .

Pasal 11

(1) Perguruan tinggi mengatur dan menyelenggarakan scleksi

penerimaan mahasiswa baru .

(2) Pencrimaan .. .

Page 9: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~~ .... AdAI1~~~"\ ~~~ -r~!~ """""""~~ ... ~j ~"j{""'''qA ~~~; ~~·~

~~{ ~~ ~~~ h/

""-" \).~ :Y· /J}(__, ~~'o"'~ "' .....

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

8

(2) Penerimaan mahasiswa baru eli perguruan tinggi diseleng­

garakan dengan tidak mcmbedakan jcnis kclamin, agama,

suku, ras, kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi,

dan dilakukan dengan tetap memperhatikan ke-khususan

perguruan tinggi yang bersangkutan.

(3) Warga ncgara asing dapat mcnjadi mahasiswa di pcrguruan

tinggi .

(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (l)

dan ayat (2) diatur oleh pimpinan masing-masing perguruan

tinggi, dan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pacta

ayat (3) diatur oleh Menteri .

Pasal 12

Pendidikan tinggi dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan

yang diadakan olch Pemerintah, dalam hal ini Departemen atau

departemen lain atau lembaga Pemerintah lain, atau olch satuan ·

pendidikan yang diadakan oleh masyarakat.

BAB IV

KURIKULUM

Pasal 13

(1) Penyelenggaraan pendidikan ringgi dilaksanakan dalam

program-program studi atas dasar kurikulum yang disusun oleh

masing-masing perguruan tinggi.

(2) Kurikulum . . .

Page 10: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~4·~~~\\" ~~.., "'!' ..... .r:.:.~"h~

~-~"~"'""'"~ ~"" ~~~~ ~~~; ~~~ ~~~ ~,, ;t~~ ~~Ay

..,_~_"'(·~ ~ .c..-u;o~~

PRESIDEN REPUBUK INDONESIA

9 "

(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) herpedoman

pada kurikulum yang berlaku secara nasional.

(3) Kurikulum yang berlaku secara nasional diatur oleh Menteri .

Pasal 14

Behan studi dan masa studi untuk menyelesaikan setiap program

studi pendidikan tinggi diatur oleh Mcnteri .

! i

BAB V

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Pasal 15

(1) Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan

penilaian secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksana­

an tugas, dan pengamatan.

(2) Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian semester, ujian akhir

program studi, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi .

(3) Dalam bidang-bidang tertentu penilaian hasil belajar untuk

Program Sarjana dapat dilaksanakan tanpa ujian skripsi .

(4) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B, C, 0,

dan E yang masing-masing bcrnilai 4, 3, 2, 1 dan 0.

(5) Pclaksanaan ketcntuan scbagaimana dimaksud pat.la ayat {2)

dan ayat (3) diatur olch senat masing-masing perguruan tinggi .

Pasal 16 ...

Page 11: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

•\ l

4Am":;',. ..:- ;;_'\l\ .~~-,j(r.~~ .... ..:o..,~h~

~~/I .. ...,_~ ~ ~1\J ~~~~A ~A7, ~h~ ,~·J~ ~~1.?' "'~"-~· h!J? ~"'"~ )~~ :_;.'

'C~.:~o~/1 _/ , ,-

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

10

Pasal 16

(1) Ujian akhir program studi suatu program sarjana dapat terdiri

atas ujian komprehensif atau ujian karya tulis, atau ujian

skripsi.

(2) Ujian tesis diadakan dalam rangka penilaian hasil belajar pada

akhir studi untuk memperoleh gelar Magister.

(3) Ujian disertasi diadakan dalam rangka penilaian hasil belajar

pada akhir studi untuk memperoleh gelar Doktor.

BAB VI

KEBEBASAN AKADEMIK DAN OTONOMI KEILMUAN

·!I

Pasal 17

(1) Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik

dan otonomi keilmuan merupakan kebebasan yang dimiliki

anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang

terkait dcngan pendidikan dan pengembangan ilmu penge­

tahuan dan teknologi secara bertanggung jawab dan mandiri .

(2) Pimpinan perguruan tinggi mengupayakan dan menjamin agar

setiap anggota sivitas akademika dapat melaksanakan kebebas­

an akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya

secara mandiri sesuai dengan aspirasi pribadi dan dilandasi

oleh norma dan kaidah kcilmuan.

(3) Dalam mclaksanakan kcgiatan akadcmik sebagaimana dimak­

sud pada ayat (1), setiap anggota sivitas akademika harus

mengupayakan . ..

Page 12: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ill"-'~"'" ,~~'7 >,?""'~''"" .~_,.j( .. ~ .c;. ~11A.

t.'""; ~"'II ~-1? ~~~~ "~~ ~A~ ~...~~~ ~~J \tA~ .l~Af/

"C.~8·fl,.,'-"' .c..-..c.-;o(s#'

PRESIDEN REPUBLIK IN DONE 51 A

11

mengupayakan agar kegiatan serta hasilnya meningkatkan

pclaksanaan kcgiatan akademik perguruan tinggi yang bcr­

sangkutan .

(4) Dalam mclaksanakan kebebasan akademik sctiap anggota

sivitas akademika harus hcrtanggung jawab secara pribadi atas

pclaksanaan uan hasilnya scsuai ucngan norma dan kaidah

kcilmuatl.

(5) Dalam melaksanakan kegiatan akademik sebagaimana dimak­

sud pada ayat (1), pimpinan perguruan tinggi dapat meng­

ijinkan penggunaan sumber daya perguruan tinggi, sepanjang

kcgiatan tersebut tidak ditujukan untuk mcrugikan pribadi lain

semata-mata untuk memperoleh keuntungan materi bagi pribadi

yang melakukannya .

. ! i

Pasal 18

(1) Kebcbasan mimbar akadcmik bcrlaku sebagai bagian dari

kebebasan akademik yang memungkinkan dosen mcnyam­

paikan pikiran dan pcndapat secara bcbas di pcrguruan tinggi

yang bersangkutan sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan .

(2) Perguruan tinggi dapat mengundang tcnaga ahli dari luar

perguruan tinggi yang bersangkutan untuk menyampaikan

pikiran dan pendapat sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan

dalam rangka pelaksanaan kebebasan akademik .

Pasal 19 ...

Page 13: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~(\.:, ~~~- -""~ "" ~

~t-t ,*~\~IA ~ -~ " "'-."A ~ ~~ J ""'1.4 ~'1'1 { \~~ \..~ rl ~ ~' ·).7 ":.J',11,\ ~~h~j

"-""-~8· /J~ . ·-' -<-~.; 0 ~ _;?"

PR ES ID E N ru: ~~ UBLif' IND O N [ ~) IA

12

Pasal 19

( 1) Pclaksanaan kebebasan akaJcmik Jiarahkan untuk mt:mantap­

kan terwujudnya pengembangan diri sivitas akademika , ilmu

pengetahuan, teknologi, dan kesenian .

(2) Dalam mcrumuskan pcngaturan pelaksanaan kchehasan

akademik senat perguruan tinggi harus berpeJoman pada

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) .

Pasal 20

(1) Dalam rangka pengembangan ilmu pcngetahuan Jan tcknologi,

perguruan tinggi dan sivitas akademika herpedoman pada

otonomi keilmuan.

(2) Perwujudan otonomi keilmuan pada perguruan tinggi Ji atur

dan dikelola oleh senat pcrguruan tinggi yang bersangkutan .

BAB VII

GELAR DAN SEBUTAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI

I . ·! :

Pasal 21

(1) Lulusan pendidikan akademik dapat diberikan hak umuk

menggunakan gelar akademik.

(2) Lulusan pendidikan profesional dapal diberikan hak untuk

menggunakan sebutan profesional.

(3) Gelar akademik adalah Sarjana, Magister, dan Doktor .

Pasal 22 .. .

Page 14: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

AA4AII,r ~~:>,~ t..-,.,_ ~--~..?' ~,.~" '~

~~"'"j{""""~ ~-17 """~ ~-~;. ~h~ ~d~ . ~~l "".tA~ -~ftAif

'C.~~!:!. • ...,. A to~'_, "'u;o~'#"

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

13

Pasal 22

(l) Ge!ar akademik Sarjana dan Magister ditempatkan di belakang

nama pcmilik hak atas penggunaan gelar yang bersangkutan

dengan mencantumkan huruf S. untuk Sarjana dan huruf M .

untuk Magister disertai singkatan nama kelompok bidang ilmu .

(2) Gelar akademik Doktor ditempatkan di depan nama pemilik

hak atas penggunaan gelar yang bersangkutan dengan

mencantumkan huruf Dr.

(3) Sebutan profesional Ahli Pratama bagi lulusan Program

Diploma I, Ahli Muda bagi Julusan Program Diploma Il, Ahli

Madya bagi lulusan Program Diploma III dan Sarjana Sains

Terapan bagi lulusan Program Diploma IV ditempatkan di

belakang nama pemilik hak atas penggunaan sebutan yang

bcrsangkutan .

'I

(4) Jenis gclar dan sebutan. singkatan dan penggunaannya sebagai­

mana dimaksudkan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur

oleh Menteri .

Pasal 23

(I) Gelar dan sebut£111 lulusan perguruan tinggi luar negen tctap

memakai pola dan cara pemakaian yang berlaku di ncgara asal.

(2) Gelar dan sehutan lulusan perguruan tinggi luar negeri tidak

dibenarkan untuk disesuaikan/diterjemahkan menjadi gelar atau

sebutan Julusan perguruan tinggi di Indonesia .

(3) Gelar ...

Page 15: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

jAtl •1/'( ~~:t\

.~~~ji·,:._>:? """"""':~~~ ~1' 11, ""'~h

... ~117 ""'ll~ ~-'f ~A~ ~d'l ~A~ 1: ~ 11'//

"""~ A1"' '0.''~~ wJft v "C;;~:.~~;1 :?' ,. ... -

PRESIOEN REPUBLJK INDONESIA

14

(3) Gelar dan sebutan lulusan perguruan tinggi di Indonesia Liuak

dibenarkan untuk disesuaikan/diterjemahkan menjadi gelar uan

sebutan lulusan perguruan tinggi di luar negeri.

Pasal 24

Syarat pemberian gelar akademik atau sebutan profesional mel iputi:

a. penyelesaian semua kewajiban pcndidikan akademik dan/ atau

profesional yang harus dipenuhi dalam mengikuti · suatu

program studi;

b. penyelesaian semua kcwajiban administrasi dan keuangan

berkenaan dengan program studi yang diikuli .

Pasal 25

(1) Gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dapat di­

berikan kepada seseorang yang telah berjasa luar biasa bagi

ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, kemasyarakaran ·

atau kemanusiaan.

(2) Pemberian gelar Doktor Kehormatan diusulkan oleh senar

fakultas dan dikukuhkan oleh senat universitas/institut.

(3) Gelar Doktor Kehormaran hanya dapat diherikan oleh

universitas/institut ydng memiliki wcwcnang mcnyclenggara-

kan program pendidikan Doktor.

(4) Prosedur pengusulan, pemberian, dan penggunaan gelar

Doktor Kehormatan diatur oleh Menteri.

Pasal 26 : ...

Page 16: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

A~.tAI'd'~~~..._ ~,_,r3·~""'~"'-~~

~~" ·j(' "'"~A ~"" ...,. .. ~ "~! ~~~ ~d, ts~J ~~~ A~~f/

~"""-":!..~. ~~ ~ <--u;o~si7

PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA

15

Pasal 26

Gelar akademik atau sebutan profesional yang diperoleh secara sah

tidak dapat dicabut atau ditiadakan .

BAB VIII

SUSUNAN PERGURUAN TINGGI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 27

Pcrguruan tinggi terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :

a. dewan penyantun;

b. unsur pimpinan;

c. unsur tenaga pengajar para dosen;

d . senat perguruan tinggi;

e. unsur pelaksana akademik :

1) bidang pendidikan;

2) bidang penelitian;

3) bidang pengabdian kepada masyarakat;

f. unsur pelaksana administratif;

g . unsur penunjang untuk pelaksana yang meliputi :

I) perpustakaan;

2) laboratorium;

3) bengkel;

4) kebun percobaan;

5) pusal komputer ;

6) hcntuk ...

Page 17: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I\

~w·7 ~~Y..c~ ' 1\~

~~.,.*- ....._,.,.~ ~_,'1/ ~hA ~~~J ~~\'~ ~.~ ~h~ ~·~, ~~1.~ ;r,h~ tA~~v

"'ot:,..~ ~ '"'o~A / -,. ,...-.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16

6) bentuk lain yang dianggap pcrlu umuk mendukung penye­

lenggaraan pendidikan akademik dan/atau profesional pada

.perguruan tinggi yang bersangkutan.

Pasal 2g

( 1) Dewan penyantun yang terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat

diadakan untuk ikut mengasuh dan membantu memecahkan

pcrmasalahan perguruan tinggi yang hersangkulan.

(2) Anggota dewan penyantun diangkat oleh pimpinan perguruan

tinggi yang bersangkutan.

(3) Pengurus dewan penyantun dipilih oleh dan di antara para

anggota dewan penyantun.

Pasal 29

(1) Pimpinan perguruan tinggi sebagai penanggungjawab utama

pacta perguruan tinggi, disamping melakukan arahan serta

kebijaksanaan umum, juga menetapkan peraturan, norma dan

tolok ukur penyelenggaraan pendidikan tiilggi atas dasar

keputusan senat perguruan tinggi .

(2) Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada

·h

ayat(l):

a. di bidang akademik, pimpinan perguruan tinggi ber­

tanggung jawab kepada Menteri;

b. di bidang administrasi dan keuangan, pimpinan perguruan

tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah bertanggung

jawab kepada Menteri, Menteri lain atau pimpinan lembaga

Pemerintah ... I\

Page 18: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I\

4M~~~\ A~~7""'?"-"'""" '-~

~~:,~*~~~ ~~"~ ~11,. ""~ ~~~r. ~~~ ~h~ . ~17 ;tA~ ~~A'!/

'C.~.'I·A -"" <--...:;~;o~E'"

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

17

Pemerintah lain, sedangkan pimpinan 'perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh masyarakat bertanggung jawab kepada

badan yang menyelenggarakan perguruan tinggi yatig ber­

sangkutan.

(3) Pimpinan perguruan tinggi dalam melaksanakan tugasnya

dibantu oleh :

a . Pembantu Rektor untuk universitas/institut;

b. Pembantu Ketua untuk sekolah tinggi;

c . Pembantu Dircktur untuk politeknik/akademik .

Pasal 30

( 1) Senat pcrguruan tinggi mcrupakan bad an normati f · dan per­

wakilan tertinggi pada perguruan tinggi yang bersangkutan .

:.

(2) Senat perguruan tinggi mempunyai tugas pokok :

a. merumuskan kebijakan akademik dan pengcmbangan per­

guruan tinggi;

b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan

kecakapan serta kepribadian sivitas akademika;

c. merumusk~n norma dan tolok ukur penyelenggaraan

pendidikan tinggi;

d. memberikan pcrtimbangan dan persctujuan atas Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja perguruan tinggi yang

diajukan oleh pimpinan perguruan tinggi;

e. menilai pertanggungjawaban pimpinan perguruan tinggi dan

pelaksanaan kehijakan yang telah ditctapkan;

f. merumuskan

Page 19: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~M~'-~ .~~ -r..?.? ..-= .... ~~h~ . L~f/1,9{~~~

~·""" ""II~ ~~~ ~h~ ~~~~ ~t~j' ;t~l.\ - ·A~htf

-c~."'{·l"' .J ""u;o~;.;_:i?'

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

18

f. merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik,

kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan pacta

perguruan tinggi yang bcrsangkutan;

g. memberikan pertimbangan kepada penyelenggara perguruan

tinggi berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk

diangkal menjadi Rektor/Kelua/Dircktur pcrguruan tinggi

dan dosen yang dicalonkan memangku jahatan akademik di

alas lcktor;

h. menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas

akademika; dan

1. mengukuhkan pembcrian gelar Doktor Kchormatan pacta

universitas/institut yang memenuhi persyaratan.

(3) Senat perguruan tinggi terdiri atas guru besar, pimpinan

perguruan tinggi, dekan, dan wakil dosen .

(4) Senat perguruan tinggi diketuai oleh Rektor/Ketua/Direktur,

didampingi oleh seorang Sekretaris yang dipilih di antara

anggota.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya, senat pcrguruan tinggi dapat

membentuk komisi-komisi yang beranggotakan anggota senat

perguruan tinggi dan hila dianggap perlu ditambah anggota

lain.

(6) Tata cara pengambilan keputusan dalam rapat senat perguruan

tinggi diatur dalam statuta perguruan tinggi yang bersangkutan .

(7) Jabaran statuta perguruan tinggi ke dalam rincian tugas unit

dan uraian jabatan · di semua jenjang struktur organisasi

perguruan tinggi ditetapkan oleh senat perguruan tinggi.

Page 20: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~1.~\\ ~~~~*r .. ,.,. ..... ..,_oo:~~~ ~~~; ~~~ ~~~~ ~A~ ~~~ J11 ~~~ -'~"u 'C.~."f·A"'' y

..c.-.c;-,;v~~!'i?"

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

19

Pasal 31

(1) Pelaksana akademik di bidang pendidikan dapat berbentuk

fakultas, jurusan, atau laboratorium.

(2) Fakultas mengkoordinasi dan/atau melaksanakan pendidikan

akademik dan/atau profesional dalam satu atau seperangkat

cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kescnian tertentu .

(3) Jurusan melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profe­

sional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan,

tcknologi dan/atau kescnian tertcntu .

(4) Laboratorium/studio menunjang pelaksanaan pendidikan pada

jurusan dalam pcndidikan akademik dan/atau profesional .

Pasal 32

(1) Pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik diselenggarakan penelitian sebagai bagian dari ke­

giatan akademik.

(2) Pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

profesional dapat diselenggarakan penelitian sebagai bagian

dari program kegiatan pendidikannya .

(3) Kegiatan penelitian pada satuan pendidikan sebagaimana di­

maksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan di laboratorium ,

jurusan, fakultas atau pusat pcnelitian .

1 · , . '

(4) Penelitian yang bersifat antar-bidang, lintas-bidang dan/atau

multi-bidang dapat disclcnggarakan di pusat penelitian .

Pasal 33 ...

Page 21: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I '

4.jJ;1,4~~:\~-. ~~~ ;._~.? ""'~~"'~~

~~" "j("'" ~ ~~: ~~~ ~~~{ ~h~ ,~d~ ~~~J "'.t~t:l ~h/ -c.~ ."'1· A) __,

"".v;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

20

Pasal 33

( 1) Satuan pelaksana administratif pacta perguruan tinggi me'nye­

lenggarakan pelayanan teknis dan administratif yang meliputi

administrasi akademik, administrasi keuangan, administrasi

umum, administrasi kemahasiswaan, administrasi perencanaan

dan sistem informasi.

(2) Pimpinan satuan pelaksana administratif sebagaimana dimaksud

pacta ayat (1) diangkat oleh dan bertanggung jawab langsung

kepada pimpinan pcrguruan tinggi yang bersangkutan.

Pasal 34

(1) Unsur penunjang pacta perguruan tinggi merupakan perangkat

pelengkap di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat yang ada di luar fakultas, jurusan, dan

laboratorium .

(2) Unsur penunjang sebagaimana dimaksud pacta ayat (1) dapat

terdiri atas perpustakaan, pusat komputer, laboratorium, kebun

percobaan, bengkel, dan bentuk lain yang dianggap perlu untuk

menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional

di perguruan tinggi yang bersangkutan.

(3) Pimpinan unsur penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diangkat oleh dan bertanggung jawab langsung kepada

pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan.

~.' Bagian ...

Page 22: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~A•~il/f" ::-~" ~·~!·~?~.;:~,

t~lfj(~""""~ ~,..: \~~ ~~d~ ~~~ \t~\1 ~~AU

"""~~....,.fl, 'J c,...~;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

21

Bagian Kcdua

Universitas dan Institut

Pasal 35

Organisasi universitas/institut terdiri alas :

a. unsur pimpinan : Rektor dan Pembantu Rektor;

b . senat univcrsitas/institut;

c . unsur pclaksana akademik : fakultas, lemhaga penelitian. dan

lembaga pcngabdian kepada masyarakat ;

d. unsur pelaksana administrasi : biro;

e. unsur penunjang : unit pelaksana teknis;

f. unsur lain yang dianggap perlu .

Pasal 36

Universitas/Institut dipimpin oleh seorang Rektor dan dibantu oleh

Pembantu Rektor yang terdiri atas Pembantu Rektor bidang

Akademik, Pembantu Rektor bidang Administrasi Umum, dan

Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan .

Pasal 37

(1) Rektor memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian. dan

pcngabdian kepada masyarakat, membina tenaga kcpendidikan ,

mahasiswa, tenaga administrasi univcrsitas/ institut serta

hubungan dengan lingkungannya .

(2) Bilamana Rektor berhalangan tidak tetap, Pemhantu Rektor

yang membiclangi kegiatan akademik bertindak sebaga i

Pelaksana Harian Rektor .

(3) Bilamana .. .

Page 23: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

_.~ ''7 -'_?,:;- .~ 'l\).

~··'1 .-- - ..... ~·~

~~"'*:""'"~ ~.-1>' '<:- .. A ~~~? ~"·~

~~d~ ~~J \t~~ ~A~V'

""-""'-~ :V· /1) _..;? "'..u;o(~

PRESIDEN REPUBLIK IND O NE S IA

22

(3) Bilamana Rektor berhalangan tetap, penyelcnggara perguruan

tinggi mengangkat Pejahat Rektor sebelum diangkat Rekcor

tetap yang baru.

Pasal 38

(1) Pembantu Rektor bertanggung jawab langsung kepada Rektor

universitas/institut yang bersangkutan.

(2) Pembamu Rektor yang membidangi kegiatan akademik mem­

bantu Rektor dalam memimpin pclaksanaan pendidikan dan

pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

(3) Pembantu Rektor yang membidangi kegiatan administrasi

umum membantu Rektor dalam memimpin pelaksanaan kegiat­

an di bidang keuangan, dan administrasi umum.

(4) Pembantu Rektor yang membidangi kegiatan kernahasiswaan

membantu Rektor dalam pelaksanaan kegiatan di bidang

pembinaan, serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

Pasal 39

(1) Rektor universitas/institut yang diselenggarakan oleh Pemerin­

tah diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri ,

Menteri lain atau pirnpinan lembaga Pernerintah lai n setelah

mendapat pertimbangan senat universitas/institut yang ber-

,;,;i

sangkutan.

(2) Rektor universitas/institut yang diselenggarakan oleh masyara­

kat diangkat dan diberhentikan oleh badan penyelenggara

universitas/ ...

Page 24: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,.

~~4A~> ...... '~"!, ~~"1 ":' .~ ""''-~"~~

t-f""':i(~'-,A ~:: ~t-~ ~~ ~~~ """~~ ,n;Ji:t ""-<"".. /J)~~ ? . "C.~',...,~~

4::1',.o,~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

23

universitas/institut yang bersangkutan setelah mendapat pertim-

bangan scnat universitas/institut.

(3) Apabila rektor universitas/institut yang diangkat tidak me­

mcnuhi persyaratan dan/atau proses pengangkatan tidak

mcmenuhi ketcntuan yang berlaku, Mentcri bisa meminta

hadan penyclenggara universitas/institut untuk mcngulang

proses pengangkatan.

(4) Pimpinan dan anggota badan penyelenggara univcrsitas/institut

yang diselenggarakan oleh masyarakat tidak dibenarkan men­

jadi pimpinan universitas/institut yang bersangkutan .

(5) Pembantu Rektor universitas/institut yang diselenggarakan oleh

Pemerintah diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah

mendapat pertimbangan senat universitas/institut .

(6) Pembantu Rektor universitas/institut yang diselenggarakan oleh

masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setclah

mendapat pertimbangan senat universitas/institut dan pcrtim­

bangan badan pcnyelcnggara universitasiinstitul.

Pasal 40

(1) Masa jabatan Rektor dan Pembantu Rektor adalah 4 (em pat)

tahun .

.j· l

(2) Rektor dan Pembantu Rektor dapat diangkat kembali dengan

ketentuan tidak boleh lebih ~ari dua kali masa jahatan herturut-

turu t.

Pasa l 4 1 .. .

Page 25: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

; . . .. " \ <

44AJ111" ~"-~~-, ~~~~~~?'"'~:."h~

~~"'7*""""~ ~~~v ~~~ ~~d~ ~,w \I\1~ .Afthg/

-c""'"-~·...,·/1"'~ <--~;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

24

Pasal 41

(1) Senat universitaslinstitut merupakan badan normatif dan

perwakilan tertinggi di universitaslinstitut yang bersangkutan.

(2) Senat universitas/institut mempunyai tugas pokok :

a. merumuskan kebijakan akaclemik clan pengembangan

universitas/institut;

h . mcrumuskan kchijakan pcnilaian prestasi ;tkauclllik dan

kecakapan sena keprihadian sivitas akadcmi;

c. merumuskan norma clan tolok ukur penyclenggaraan

pcndidikan tinggi;

d. memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja universitas/institut yang

diajukan oleh pimpinan universitas/institut;

e. menilai pertanggungjawaban pimpinan universitas/institut

atas pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan;

f. merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik,

kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan pacla

universitas/institut yang bersangkutan;

g. memberikan pertimbangan kepada penyelenggara universi­

tas/institut berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan

untuk diangkat menjadi Rektor universitas/institut dan

dosen yang dicalonkan memangku jabatan akademik di atas

Jektor;

h. menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas

akademika; dan

i. mengukuhkan ...

Page 26: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~·AII;r ~'-~1, ~~~r---~?""'~"h~ · ~t"j{~~~A ~~~.-1: 1~·~

~d~ J~ ""~· .~~;; ~''"" A)~~¥ "1//C.~'.'f· ,, _.;?'

~~;o~ ~~-

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

25

t. mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan pac!a

universitas/institut yang memenuhi persyaratan.

(3) Senat univcrsitas/institut terdiri atas para guru hesar, pirnpinan

universitas/institut, para Dekan, wakil dosen, dan unsur lain

yang ditetapkan senat.

(4) Senat universitas/institut diketuai oleh Rcktor, didampingi oleh

seorang Sekretaris yang dipilih diantara para anggota senat

u n i ve rs i tas/ i nsti tu t.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya, senat universitas/institul dapal

membentuk komisi-komisi yang beranggotakan anggota senat

universitas/institut dan bila dianggap perlu ditambah anggota

lain.

(6) Tala cara pengambilan keputusan dalam rapat senat universitas/

institut diatur dalam statuta universitas/institut yang bcrsang-

kutan.

(7) Jabaran statuta universitas/institut ke dalam rincian tugas unit

dan uraian jabatan disemua jenjang struktur organisasi

universitas/institut ditetapkan oleh senat universitas/institut.

Pasal 42

(I) Pusat penelitian merupakan unsur pelaksana di lingkungan

perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akadcmik

untuk melaksanakan kegiatan penelitian/pengkajian .

(2) Pusat penelitian dibentuk sesuai dengan keperluan pcnelitian

dan kcmampuan, lerulama sumber daya manusia .

(3) Pusal

Page 27: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

, .

~~4·'~'( ~~'11~-, ~t, ~-· · .. """--=""'~~~

~~":J(-»"""A ~r.V ~~~ ~~d~ J1~ "'"~• ;n1::t """'"~ )At• v -.::~,~iA_~

~ ,-

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

26

(3) Pusat pcnclitian tcrdiri atas pimpinan, rcnaga rcneliti dan

tenaga administrasi .

(4) Pimpinan pusat penelitian benanggung jawab kepatla pim­

pinan lembaga pcnclitian, atau kcpada Rcktor universitas/

institut bilamana tidak terdapar lembaga penelitian.

Pasal 43

(1) Lembaga penelitian merupakan unsur pdaksana di lingkungan

perguruan tinggi yang mengkoordinasi, memantau, dan menilai

pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh

pusat penelitian serta ikut mengusahakan serta mengendalikan

administrasi sumber daya yang diperlukan.

(2) Lembaga penelitian dapat dibentuk oleh universitas/institut

apabila terdapat sekurang-kurangnya empat pusat penelitian di

perguruan yang bersangkutan.

(3) Lembaga penelitian terdiri atas pimpinan, Lenaga ahli , dan

tenaga administrasi .

(4) Pimpinan Jembaga penelitian diangkat oleh dan bertanggung

jawab kepada Rektor.

Pasal 44

( 1) Pengabdian · kepada masyarakat dilaksanakan oleh perguruan

tinggi melalui lembaga pengabdian kepada masyarakat,

fakultas, pusat penelitian, jurusan, Jaboratorium, kelompok dan

perorangan .

(2) Lembaga .. .

Page 28: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

A"At14~\.\-,l-. ~~~~ ... ~.?~~"h~

~~~~7j(""""~ ~:: ~~~~~ ~A~ .:h'A ~·~~ ~-1) "J'~t:- ~~~1/

'<:.~."'/ - ~) ~ "'~;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

27

(2) Lembaga pengabdian kepada masyarakat merupakan unsur

pclaksana di Jingkungan perguruan tinggi untuk mcnyclcng­

garakan kegiatan pengabdian kepaJa masyarakat dan ikut

mengusahakan sumber daya yang diperlukan mengusahakan

serta mengendalikan administrasi sumber daya yang diper­

lukan.

(3) Lembaga pengabdian kepaJa masyarakat dapat dibentuk oleh

universitas/institut sesuai dengan keperluan dan kemampuan

perguruan tinggi yang bersangkutan.

(4) Lembaga pengabdian kepada masyarakat terdiri atas pimpinan,

tenaga ahli dan tenaga administrasi .

(5) Pimpinan lembaga pengabdian kepada masyarakat diangkat

oleh dan bertanggung jawab kepada Rektor .

Pasal 45

Organisasi fakultas terdiri dari :

a. unsur pimpinan : Dekan dan Pembantu Dekan;

b. senat fakultas;

c. unsur pelaksana akademik

kelompok dosen;

Jurusan, laboratorium, dan

d. unsur pelaksana administratif: bagian tata-usaha .

Pasal 46

(1) Fakultas clipimpin oleh Dekan dan clibantu oleh Pembantu

Dekan, yang pada dasarnya terdiri atas Pembantu Dekan

biclang .. . .

Page 29: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I \

tfA"'."' """="'" .... ~~

~~~ r-~? ""~: ..... ~. ~t· "j(-7"""~~ ~:: \h~ ~A~ ~hlj \~'dl1 ~1J ~,~t:. IJAhtf "'-~8· /J~ .; <---,&,;o~s£-

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2S

bidang Akademik, Pembantu Dekan bidang At.lministrasi

Umum dan Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan .

(2) Dekan memimpin penyelenggaraan pendiclikan, penelitian, clan

pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga kependidikan,

mahasiswa, tenaga administrasi dan adminiscrasi fakultas, serta

bertanggung jawab kepada Rektor.

(3) Pembantu Dekan bertanggung jawab kepada Dekan.

Pasal 47

(1) Masa jabatan Dekan dan Pembantu Dekan adalah 4 (empat)

tahun .

(2) Dekan dan Pembamu Dekan dapat diangkat kembali dengan

ketemuan tidak lebih dari dua kali masa jabaian berturuHurut.

Pasal 48

(l) Dekan Fakultas yang diselenggarakan oleh Pemerintah di­

angkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat pertim­

bangan senat fakultas yang bersangkutan.

(2) Dekan fakultas yang diselenggarakan oleh masyarakat diangkat

dan diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat pertimbangan

senat fakultas yang bersangkutan melalui prosedur yang dimuat

dalam statuta universitas/institut yang bersangkutan.

(3) Pembantu Dekan fakultas yang diselenggarakan oleh Pemerin­

tah diangkat dan diberhentikan oleh Rektor acas usul Dekan

fakultas yang bersangkutan .

(4) Pembantu .. . . j! I .

Page 30: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

L~';;,'j(~"', .. ~~~"~~ L\' -f7 ""'" 1 ~,,,.. ~~ ~~; ~~~ .$~~ ~~J ;t~t,._ .,.itt 'C.~ ."(. /1 -"'

<--u.;o(.#'

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

29

(4) Pembantu Dekan fakultas yang diselenggarakan oleh masyara­

kat diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan

fakultas yang dimuat dalam statuta universitas/institut yang

bersangkutan .

Pasal 49

(1) Senat fakullas merupakan hadan normatif dan pcrwakilan

tertinggi di lingkungan fakultas yang memiiiki wewenang untuk

menjabarkan kebijakan dan peraturan universitas/ institut untuk

fakultas yang bersangkutan .

(2) Tugas pokok senat fakultas adalah :

a. merumuskan kebijakan akademik fakultas;

b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan

kecakapan serta kepribadian dosen ;

c. merumuskan norma dan tolok ukur pclaksanaan penyeleng-

garaan fakultas;

d . menilai pertanggungjawaban pimpinan fakultas atas pelak­

sanaan kebijakan akademik yang ditetapkan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a; dan

e. memberikan pertimbangan kepada pimpinan universitas/

institut mengenai caJon yang diusulkan untuk diangkat

menjadi pimpinan fakultas .

(3) Senat fakultas terdiri alas guru besar, pimpinan fakultas, ketua

jurusan atau ketua bagian dan wakil dosen .

(4) Senat fakultas diketuai oleh Dekan yang dibantu oleh scorang

sckretaris senat yang dipilih di antara anggotanya .

Pasal 50 .. .

Page 31: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

! ·.

flfj(- ~~~ "o~ ~~~ ~...~~, ~11.J "'-~~. h1P' ""'"'"~ ~~~ :y "'C.~;_'Io~A./

~ .... -

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30

Pasal 50

( 1) Jurusan merupakan unit pelaksana akademik yang melaksana­

kan pendidikan akademik dan/atau profesional dan bila me­

menuhi syarat dapat melaksanakan pendidikar\ program pasca

sarjana dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan,

teknologi dan/a tau kesenian tertentu.

(2) Dalam jurusan dapat dibentuk laboratorium dan/atau studio.

(3) Jurusan terdiri atas :

a. unsur pimpinan : Ketua dan Sekretaris jurusan;

b. unsur pelaksana akademik : para dosen.

(4} Jurusan dipimpin oleh Kctua yang tlibantu oleh Sckretaris .

(5) Ketua jurusan bertanggung jawab kepada Dekan fakultas yang

membawahinya .

(6) Ketua dan Sekretaris jurusan diangkat untuk masa 4 (empat)

tahun dan dapat diangkat kembali.

(7) Bilamana jurusan mempunyai laboratorium dan/atau studio,

satuan pelaksana tersebut dipimpin oleh seorang Kepala .

(8) Ketua dan Sekretaris jurusan serta Ketua laboratorium/studio

diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan setelah

mendapat pertimbangan senat fakultas .

Pasal 51

Laboratorium/studio tlipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya

telah mcrncnuhi pcrsyaratan scsuai dcngan cabang ilmu pcngL:Lahu­

an, teknologi , dan/atau kesenian tertentu dan bertanggung jawab

1 kcpada Ketua jurusan .

I

Page 32: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~,flfl7';',. ~-~\~ ~~"fr.~ .... ~ "".c.~"h~

t-~":J("'""~A ~:: ";tl~ ~~~~ ..:A'J ~d~ ~~1J ;tA~ ~~A'f/

-c."<::..t::.."'. A) .,.., <,..-~.;~~~.;;.:.?

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

31

Pasal 52

(1) Penyelenggaraan program srudi dipimpin olch Ketua program

studi atau Ketua jurusan.

(2) Ketua program studi bertanggung jawab kepada pimpinan

satuan pelaksana akademik yang membawahinya .

(3) Ketua program studi diangkat oleh Rektor alas usul pimpinan

satuan pelaksana akademik yang membawahinya .

(4) Masa jabatan Ketua program studi adalah 4 (empat) tahun dan

dapat diangkat kembali .

Pasal 53

(1) Pada jurusan yang memenuhi syarat dapat diselenggarakan

program studi Pasca Sarjana.

(2) Syarat penyelenggaraan program studi Pasca Sarjana diatur

oleh Menteri .

:i:

Pasal 54

(1) Pada universitaslinstitut yang menyelenggarakan program studi

Pasca Sarjana dapat diangkat seorang Direktur Program Pasca

Sarjana .

(2) Direktur Program Pasca Sarjana diangkat dan diberhentikan

olch Rektor setelah mendapat pertimbangan senat univers itas/

institut.

(3) Direktur Program Pasca Sarjana bertanggung jawab kepada

Rektor .

(4) Direktur .. .

Page 33: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~A ''-7~~? ...--2'~~

~~~~~ ~"~ ~t1? ..,_A, ~~~.. "'::h''1 ~,...1, "h'A ~,, ~11J ~At~ ~~Atf

--c.~:V·/1~ .J ..c..-~;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

32

(4) Direktur Program Pasca Sarjana cliangkat umuk masa 4

(empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan

tidak lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut.

(5) Direktur Program Pasca Sarjana mengkoordinasikan semua

program studi Pasca Sarjana untuk menjamin baku mutu

pendidikan.

(6) Program studi Pasca Sarjana yang bersifat lintas jurusan dapat

diletakkan di bawah tanggung jawab Direktur Program Pasca

Sarjana.

Pasal 55

(I) Satuan pelaksana yang menyelenggarakan kegiatan scbagai­

mana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (I) pada universitas/

institul bcrbcllluk biro.

(2) Biro dipimpin oleh Kepala Biro yang bertanggung jawab

kepada Rektor.

(3) Biro dapat terdiri atas :

a. biro administrasi akademik;

b . biro administrasi keuangan;

c. biro administrasi umum;

d. biro administrasi kemahasiswaan;

e. biro administrasi perencanaan dan sistem informasi.

Pasal 56

(I) Sctiap universitas/institut harus memiliki perpustakaan, pusat

komputor, ...

Page 34: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

tl.

~~4A~~ ~\"~ ~1-i!.o•"' ""'--=- "hi

~~11,:/i"""...:"~A J-1? """~ ~·"f """~~ \~tfl . · w1J \tAt:~ AAV "C.""""-':.>..-v.l·~-"'

.c-~;o~ ... ..-

PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA

33

komputer, laboratorium/studio, dan unsur penunjang lain yang

diperlukan untuk penyelenggaraan perguruan tinggi.

(2) Unsur penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 yang

berbentuk unit pelaksana teknis dipimpin oleh seorang Kepala

yang diangkat oleh dan yang bertanggung jawab kepada

Rcktor .

Pasal 57

(1) Pendidikan tinggi yang diselenggarakan dengan cara jarak jauh

dapal dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang mcmenuhi

persyaratan dan setelah mendapat persctujuan Menteri .

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(1) diatur oleh Menteri.

Bagian Ketiga

Sekolah Tinggi

Pasal 58

( l) Sekolah tinggi merupakan perguruan tinggi yang menye­

lenggarakan pendidikan profesional dan/atau program pen­

didikan akademik .

(2) Persyaratan sekolah tinggi yang menyelenggarakan program

pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (I)

diatur oleh Menteri .

Pasal 59 .. .

Page 35: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

AM;r ..;;:-~~ ~~~~~r?""'-=:~~~

~~""'*"""A ,_\("? ""h~ ~!\; """~~ ,~~~ ~1~ ""~• ,A?/ ""'""J::o. )A'' ~' ~~t0fiA~ .,. -..""""

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

34

Pasal 59

Organisasi sekolah tinggi terdiri alas :

a . unsur pimpinan : Ketua dan Pembantu Ketua;

b . senat sekolah tinggi;

c. unsur pelaksana akademik jurusan, pusat penelitian dan

pengahdian kepada masyarakat, laboratorium/studio dan

kelompok dosen;

d. unsur pelaksana administratif : bagian;

e. unsur penunjang : unit pelaksana teknis;

f. unsur lain yang dianggap perlu.

Pasal 60

Sekolah tinggi dipimpin oleh seorang Ketua · dan dibantu oleh

Pembantu Ketua yang terdiri atas Pembantu Ketua bidang

Akademik, Pembantu Ketua bidang Administrasi Umum, dan

Pembantu Kctua bidang Kemahasiswaan.

Pasal 61

( 1) Ketua memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian,

pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga kependidikan,

mahasiswa, tenaga administrasi; dan administrasi sekolah

tinggi serta hubungan dengan lingkungannya.

·i·!

(2) Bilamana Ketua berhalangan tidak tetap, Pembamu Ketua

bidang Akademik bertindak sebagai Pelaksana Harian Ketua.

(3) Bilamana ...

Page 36: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,. . ·, , . . I

A"u· · ~ ·,:~.- ~"-l\~

.~~*"!-~"' """~~"' \-~' p~- ~ "A ~~~/' \k~ ~~ ··.. ~11 ~ 4~ h/ ~~~~"'·A}.&-"' -c.~.;o~~

PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA

35

(3) Bilamana Ketua berhalangan tetap, penyelenggara perguruan

tinggi mengangkat Pejabat Ketua sebelum diangkat Kctua yang

baru.

Pasal 62

(1) Pembantu Ketua bertanggung jawab Jangsung kepada Ketua .

(2) Pembantu Ketua bidang Akademik membantu Ketua dalam

memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat.

(3) Pembantu Ketua bidang Administrasi Umum membantu Ketua

dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan,

dan administrasi umum .

(4) Pembantu Ketua bidang Kemahasiswaan membantu Ketua

dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pembinaan mahasiswa,

dan pelayanan kesejahteraan mahasiswa .

Pasal 63

(1) Ketua sekolah tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah

diangkat dan dibcrhentikan olch Menteri , Mcntcri lain atau

pimpinan lembaga Pemcrintah Jain setelah mendapat pertim­

bangan senat sekolah tinggi yang bersangkutan.

(2) Ketua sckolah tinggi yang disclenggarakan olch masyarakat

diangkat dan diberhentikan oleh badan penyelenggara sekolah

tinggi setelah mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi dan

dilaporkan kepada Menteri.

(3) Apabila ....

Page 37: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

•4~t1tr ,::-.'\-.. ·~ ·-7 "'>"""'"'''II, ~fl~ ~;;..~..a. ...c;.-=-~fl~

~~" ... j{""'"A f~; ~h~ ~~~~ ~1hJ ~~t:l ~h/ "C-~8· /J~ _,

"".v;o~~

PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA

36

(3) Apabila Ketua yang diangkat tidak memenuhi persyaratan

dan/atau proses pengangkatan tidak memenuhi ketentuan yang

berlaku, Menteri bisa meminta badan penyelenggara sekolah

tinggi untuk mengulang proses pengangkatan.

(4) Pembantu ketua sekolah tinggi yang diselenggarakan oleh

Pemerintah diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah

mendapat pertimbangan senat sekolah tinggi.

(5) Pembantu ketua sekolah tinggi yang diselenggarakan oleh

masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah

mendapatkan pertimbangan senat sekolah tinggi dan badan

penyelenggara sekolah tinggi.

(6) Pimpinan dan anggota badan penyelenggara sekolah tinggi

yang diselenggarakan oleh masyarakat t_idak dibenarkan men­

jadi pimpinan sekolah tinggi yang bersangkutan.

Pasal 64

(1) Masa jabatan Ketua dan Pembantu Ketua adalah 4 (empat)

tahun .

(2) Ketua dan Pembantu Ketua dapat diangkat dengan ketentuan

tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut.

Pasal 65

(I) Senat sckolah tinggi merupakan badan normatif dan perwakilan

tertinggi di sekolah tinggi yang bersangkutan.

(2) Senat sekolah tinggi mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. merumuskan ...

Page 38: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,,~·;:~*':.-·' ' ><~\ t_,•, · ;: tA1

I ~ { ~A I ~~·'·' f.'"l / ·:.) · ~~.- ,~A~f

-~ "'-t\ :V· A~":_.: "·L,.;o~ .. --=

F'F n - -:;11 11 . r.t IH· 1'1 Jf1UK lf\Jf)C )Nf . · ·, 1/\

]7

a . mcrumuskan kcbijakan akadcmik dan pcngc1nh;lllgan

sekolall tinggi;

h. mcrumuskan kchijakan pcnilaian prestasi akademik d;111

pcngcmhangan kccakapan scrta kcprihadia<lll sivitas

Clkademika;

c. mcrumuskan norma dan tolok ukur pcnyclcnggaraan

sckolah tinggi;

d . memberikan pcrlimbangan dan pcrsctujuan alas Rcncana

Anggaran Pendapalan dan Bclanja sekolall tinggi yang

diajukan olch pimpinan sckolah tinggi;

c. menilai pcrtanggungjawaban pimpinan sekolall tinggi alas

pclaksanaan kchijakcln yang tclah ditclapkan;

r. mcrumuskan peraturan pelaksanaan kcbehasan akaucmik.

kcbcbasan mimhar akadcmik. dan otonomi kcilmuan pada

sekolah tinggi yang bersangkutan;

g . memherikan pertimbangan kepada pcnyclcnggara pcrguruan

tinggi bcrkenaan dcngan calon-calon yang diusulkan untuk

diangkat menjadi Kctua sekolah tinggi yang bcrsangkutan

dan doscn yang dicalonkan mcmangku jabatan akadc1nik di

alas lektnr; dan

l1. mcncgakkan norma-norma yang hcrlaku hagi sivitt~s

akadcm i ka.

(~) Scnat sckolall tinggi tcrdiri alas para Guru Besar. Kctua.

Pcn1bantu Kctua, Kctua jurusan, wakil doscn, dan Ullsur l<~in

yang ditctapkan senat.

( 4) Sen a I

Page 39: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

(. ~ . ,~~· ; · ~... ·''• t(• I ... ~- '\: ·\ l''*' -~'· '·• ,,.,./ ,, .. ,\

~·1-:' ' \) ,. It I \ I \\ol,) \ lo I '· I · ~ \1·•1 I ",. t. 1.~ I .·

1

'- ·2_!.\-" . ,,..~~ .. ~. --'-;"'~ ----

f·'Ht ~,II H:. N f<l . f·'lJt-JL. Ih IIHH lrH ~J1;,

38

(4) Senat st.:kolall tinggi tlipimpin olell Kt:tua , yang dih~llllll ,,kh

Sekretaris Senat sekolah tinggi yang dipilih di amara anggota .

(5) Dalam melaksanakan tugasnya, senat sekolah tinggi dapat

membentuk komisi-knmisi yang heranggotakan anggota senal

sekolah tinggi dan bila dianggap perlu ditambah anggota lain .

(6) Tala cara pengambilan keputusan dalam rapat senat sdolah

Linggi tliatur dalam slatuta sekolall tinggi yang hersangkutall .

(7) Jabaran statuta sekolah tinggi kt.: Jalam rincian tugas unit dan

uraian jahatan di semua jenjang struktur organisasi sckulah

tinggi ditelapkan olt:h senat sekolah tinggi.

Pasal 66

( 1) Jurusan merupakan unsur pelaksana akac!emik yang melaksana-

kan pendidikan profesional dan hila memenuhi syarat dapat

melaksanakan pendidikan akademik program sa1jana dan/atau

program pasca sarjana, dalam sehagian atau satu cahang ilmu

pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

(2) Dalam jurusan dapat dibentuk Jaboratorium dan/atau studio.

(3) Jurusan terdiri atas :

a. unsur pimpinan : Ketua dan Sekretaris jurusan;

b. unsur pelaksana : para dosen.

(4) Jurusan dipimpin oleh Ketua Jurusan yang dibantu olell

Sekretaris .

(5) Ketua Jurusan hertanggung jawab kepatla Kelua.

(6) Ketua ...

Page 40: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

/\ , .. i

dlf;r ~\."' lAd >?-""2'~~~

.~ *7'~.. ~ '1• ~·· '1'; ...,,, q

~-1-; ~~~ ~~~ ~1~ ~~~ h/ ""-~ 1:-)::.. :v· AlA-"" ~~jo~~

PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA

39

(6) Ketua dan Sekretaris jurusan diangkat untuk masa jabatan 4

(em pat ) tahun dan dapat diangkat kembal i.

(7) Bilamana jurusan mempunyai laboratorium dan/atau studio,

satuan pelaksana tersebut dipimpin oleh seorang Kepala .

(8) Ketua dan Sckretaris jurusan serta Ketua laboratorium/studio

diangkat dan diberhcntikan oleh Ketua setelah mcndapat

pertimbangan senat sekolah tinggi .

Pasal ()7

Laboratorium/studio dipimpin oleh scorang dosen yang ke­

ahliannya Lelah memenuhi persyaratan sesuai dcngan cabang ilmu,

teknologi, dan/atau kesenian terlentu dan bertanggung jawah

kepada Kctua jurusan .

Pasal 68

(1) Penyelenggaraan program studi dipimpin oleh Ketua program

studi atau Ketua jurusan.

(2) Ketua program sludi bertanggung jawab kepada pnnpman

satuan pelaksana akademik yang membawahinya .

(3) Ketua program studi diangkat oleh Ketua atas usul p1111p1nan

satuan pclaksana akademik yang memhawahinya .

(4) Masa jabatan Ketua program studi adalah 4 (empat) tahun dan

Ketua program studi tersebut dapat diangkat kembali .

Pasal 69 ...

Page 41: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~A~:.~? r..c::~h

~~~"*:'""""~A ~:: \~~ ~~~ ~~~ "'"n' ~~ tJ? "''-'''"" A'A'' y -c~'-"'1·,," -""'

"".£-,;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

40

Pasal 69

(1) Pada jurusan yang memenuhi syarat dapat diselenggarakan

program studi Pasca Sarjana.

(2) Syarat penyelenggaraan program studi Pasca Sarjana diatur

oleh Menteri .

Pasal 70

(1) Pada sekolah tinggi yang menyelenggarakan program studi

Pasca Sarjana dapat diangkat seorang Direktur Program Pasca

Sarjana.

(2) Direktur Program Pasca Sarjana diangkat dan diberhentikan

oleh Ketua setelah mendapat pertimbangan . senat sckolah

tinggi.

(3) Direktur Program Pasca Sarjana bertanggung jawab kepada

Ketua .

(4) Direktur Program Pasca Sarjana diangkat untuk masa 4

(empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan

tidak lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut.

(5) Direktur Program Pasca S:ujana mengkoordinasikan semua

program studi Pasca Sarjana dalam menjamin baku mutu

pendidikan .

(6) Program studi Pasca Sarjana yang bcrsifat lintas jurusan dapat

diletakkan di bawah tanggung jawab Direktur Program Pasca

Sarjana .

Pasal 71 ...

Page 42: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

·akan

jatur

stucti

•asca

.ikan

olah

pacta

a 4

tuan

mua

1UtU

1pat

lSCa

~\1'1*,.- ""'"'~ ~-1,. ""II~ ~~~ . . ""~~ ~~~ .. ~1J ""~~ lAA1if ~~..,._'!':. 8./JM .Y

..c...~;o~.:· ._..:r-

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41

Pasal 71

( 1) Pelaksana administrasi pacta sckolah tinggi terdiri atas Bag ian

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan serta Bagian

Administrasi Umum .

(2) Unsur pelaksana administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dipimpin oleh seorang Kepala yang cliangkat olch dan

;_ '

bertanggung jawab kcpada Ketua.

Pasal 72

(1) Unsur penunjang pada sekolah tinggi yang dapat berbentuk unit

pelaksana tcknis terdiri atas : perpustakaan, pusat komputer,

laboratorium dan unsur penunjang lain yang diperlukan untuk

penyelenggaraan sekolah tinggi.

(2) Unsur penunjang sebagaimana ctimaksud pacta ayat (l)

dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh dan· bertang­

gung jawab kepada Ketua .

Bagian Kcempat

Politeknik

Pasal 73

(1) Politeknik menyelenggarakan pendictikan profesional.

(2) Pcrsyaralan pcnyelenggaraan pcndidikan pada politeknik diatur

oleh Menteri .

Pasal 74 ...

Page 43: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I

~""7 >..,.,;;::. ~· '"~ I ~ ,-:r*•"" ..::. ..... ""~ ~ · -1; ""'' A

~t,-'1_: \~~A ~A~ "~:(j ~·d~ ~~17 ~~~ 4h/ ""-~ .v. fi~ .-7

.c.-~.;o~~

PRESIDEN REPUBLJK INDONESIA

42

Pasal 74

Organisasi politeknik terdiri atas :

1. unsur pimpinan : DireKtur dan Pembantu Direktur;

2 . senat politeknik;

3. unsur pelaksana akademik : jurusan, laboratorium/studio,

kelompok dosen, dan pusat penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat;

4. unsur pelaksana administratif : bagian;

5. unsur penunjang : unit pelaksana teknis;

6. unsur lain yang dianggap perlu .

Pasal 75

Politeknik dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh

Pembantu Direktur yang tcrdiri alas Pemhantu Direktur hidang

Akademik, Pembantu Direktur bidang Administrasi Umum, dan

Pembantu Direktur bidang Kemahasiswaan .

Pasal 76

(1) Direktur memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian,

pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga kependidikan,

mahasiswa, tenaga administratif dan administrasi polireknik

yang bersangkutan serta hubungannya dengan lingkungan.

(2) Bilamana Direktur berhalangan tidak tetap, .Pembantu Direktur

bidang Akademik bertindak sebagai Pelaksana Harian

Direktur.

(3) Bilamana ...

Page 44: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

4Md::;:-'--. .~~"7 > >"" ..,..,~. tt, .:.~~.. ..c;.. ""~

~~"*"""" "~ ~-iJ'"· -;,.~A ~-~,. ~~~~

~d~ ~1hJ ~~~ l~~&

"'<:. "'<::,..~ ."'(· ~)1/ _,;; <---.v;o~:F

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

43

(3) Bilamana Dircktur berhalangan tetap, penyelenggara politeknik

mengangkat Pejabai Direktur sebelum cliangkat Dircktur yang

baru .

Pasal 77

(1) Pembantu Direktur bertanggung jawab langsung kepada

Dircktur .

(2) Pembantu Direktur bidang Akademik mcmbantu Direktur

dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

(3) Pembantu Direktur bidang Administrasi Umum membantu

Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan eli bidang

keuangan, dan administrasi umum.

(4) Pembantu Direktur bidang Kemahasiswaan membantu Direktur

dalam pclaksanaan kegiatan eli bidang pcmbinaan scrta

pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

Pasal 78

(I) Direktur politeknik yang diselenggarakan oleh Pemerintah

diangkat dan diberhcntikan oleh Menteri, Menteri lain atau

pimpinan lcmbaga Pemerintah lain setelah mendapat penim­

bangan senat politeknik yang bersangkutan .

(2) Direktur politeknik yang diselenggarakan olch masyarakat

diangkat dan diberhentikan oleh badan penyelenggara politek­

nik yang bersangkutan setelah mendapat pertimoangan senat

politeknik dan dilaporkan kepada Menteri .

(3) Apabila ...

Page 45: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,f'I~M~\"" ~~ "7.~-?r-~...,"h~

~~,"'*--.::\: ~ ~"~ ~~~J ~~~" A" l'r.~ ~1} ~b" '1::t ;t~~ ~~17 -c.~."Y,/1.;­

.c;.,u;o,~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44

(3) Apabila Direktur yang diangkat tidak memenuhi persyaratan

dan/atau proses pengangkatan tidak memenuhi ketentuan yang

berlaku Menteri bisa meminta badan penyelenggara politeknik

untuk mengulang proses pangangkatan .

(4) Pembantu Direktur politeknik yang diselenggarakan oleh

Pemerintah diangkat dan diberhentikan oleh Direktur setelah

mendapat pertimbangan senat politeknik .

(5) Pembantu Direktur politeknik yang diselenggarakan oleh

masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh Direktur setelah

mendapat pertimbangan senat politeknik dan badan penye­

lenggara .

(6) Pimpinan dan anggota badan penyelenggara politeknik yang

diselenggarakan oleh masyarakat tidak dibenarkan menjadi

pimpinan politeknik yang bcrsangkutan.

Pasal 79

(1) Masa jabatan Direktur dan Pembantu Direktur adalah 4

(empat) tahun.

(2) Direktur dan Pembantu Direktur dapat diangkat kembali

dengan ketentuan tidak Jebih dari dua kali masa jabatan

I l, • ~

berturut -turut.

Pasal 80

(1) Senat politeknik merupakan badan normatif dan p~rwakilan

tertinggi pada politeknik yang bersangkutan.

Page 46: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~-~",-f'~\-" ~~ "7 "'?,.:."" "' ~~.., ~~~ ~ ""~ ~"7~~'-'A ~-~7 . ..,.~~

"1\& ""h~ ~~~ ~1} "~'-~• ,A1~ '<:.-:--\\~ A)~l' ~ -.:.~:.~it'/

~ ....

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

45

(2) Scnat politeknik mempunyai tugas pokok :

a . merumuskan kebijakan akademik: dan pcngembangan

politeknik ;

b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan

kecakapan serta kepribadian sivitas akademika ;

c. merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan

politcknik ;

d . memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja politeknik yang diajukan

olch pimpinan politcknik ;

e. menilai pertanggungjawaban pimpinan politeknik atas

pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan;

f. mcrumuskan . peraturan pelaksanaan kebebasan akademik,

kcbebasan mimbar akadcmik, dan otonomi keilmuan pada

politeknik yang bersangkutan;

g. memberikan pertimbangan kepada penyclenggara politeknik

berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk

diangkat menjadi Direktur politeknik yang bersangkutan

dan dosen yang akan dicalonkan memangku jabatan

akademik di atas lektor;

h. mcncgakkan norma-norma yang bcrlaku bagi sivitas

akademika.

(3) Senat politeknik terdiri atas Direktur, Pembantu Direktur,

Kctua Jurusan, wakil doscn dan unsur lain yang tlitetapkan oleh

scnat politeknik .

(4) Senat . . .

Page 47: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~~:,;*~~~- -~~~ ~";. ~~~ $t, . ~1J ;t~~ A~~v ~~N· fl) -"' "".,.;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46

(4) Senat politeknik dipimpin oleh Direktur, yang didampingi

Sekretariat Senat politeknik yang dipilih diantara anggota Senat

politeknik.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya senat politeknik dapat mem­

bentuk komisi-komisi yang beranggotakan anggota senat

politeknik dan apabila dianggap perlu ditambah anggota lain .

(6) Tata cara pengambilan keputusan dalam rapat senat politeknik

diatur dalam statuta politeknik yang bersangkutan .

(7) Jabaran statuta politeknik ke dalam rincian tugas unit dan I

uraian jabatan di semua jenjang struktur organisasi politeknik

ditetapkan oleh senat politeknik .

Pasal 81

(1) Jurusan merupakan · unsur pelaksana akademik yang melak­

sanakan pendidikan profesional dalam sebagian atau satu

cabang ihnu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu.

(2) Dalam jurusan dapat dibentuk laboratorium dan/atau studio .

(3) Jurusan terdiri atas :

a. Unsur pimpinan : Ketua dan Sekretaris jurusan;

b. Unsur pelaksana akademik : para dosen .

(4) Jurusan dipimpin oleh Ketua yang dibantu oleh Sekretaris.

(5) Ketua jurusan bertanggung jawab kepada Direktur.

(6) Kelua dan Sekretaris jurusan diangkat untuk masa jabatan 4

(empat) tahun dan dapat diangkat kembali .

. v~. (7) Bilamana ...

Page 48: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

... I

4MI1'~~'" ~~ -47 .. ':.? ""'oG-""'"~~

- ~~"*'~ """A ~-1~ ~~~ ~~~ ~-1~ ~~~ ~Av """~.v-Jl& ~<---Q.;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47

(7) Bilamana jurusan mempunyai Jaboratorium dan/atau studio,

satuan pelaksana tersebut dipimpin oleh seorang Kcpala .

(8) Ketua dan sekretaris jurusan serta Ketua laboratorium/studio

diangkat dan diberhentikan Direktur.

Pasal 82

Laboratorium/studio dipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya

telah memcnuhi persyaratan scsuai dengan cabang ilmu penge­

tahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu dan hcrtanggung

jawab kepada Ketua jurusan.

Pasal 83

(1) Penyclenggaraan program studi dipimpin oleh Ketua program

studi atau Ketua jurusan.

(2) Ketua program studi bertanggung jawab kepada pimpinan

satuan pelaksana_ akademik yang membawahinya.

(3) Ketua program studi diangkat oleh Direktur atas usul pm1-

pinan satuan pelaksana akademik yang membawahinya .

(4) Masa jabatan Ketua program studi 4 (empat) tahun dan dapal

diangkat kembali .

Pasal 84

(1) Unsur pelaksana administrasi pada politcknik terdiri atas

Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dan

Bagian Administrasi Umum .

(2) Unsur . ..

"

Page 49: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

A~dM~"-~ ~~~ ~~~? ~~~~~~

~~" ... *-' ~"~h ~:: l~~ ~~~ ~~ "\t~\.1 .Ah/

-c.~-~·,A"''--' <--~;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

48

(2) Unsur pelaksana administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh dan

bertanggung jawab kepada Direktur.

Pasal 85

(1) Unsur penunjang pada politeknik yang disebut Unit Pelaksana

Teknis terdiri atas perpustakaan, Jaboratorium/studio,

bengkel dan unsur penunjang lain yang diperlukan untuk

penyelenggaraan politeknik.

(2) Unsur penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di­

pimpin oleh seorang Kcpala yang diangkat oleh dan bcrtang­

gung jawab kcpada Direktur politeknik yang bersangkutan.

~

Bagian Kelima

Akademi

Pasal 86

(1) Akademi menyelenggarakan pendidikan profesional.

(2) Persyaratan penyelenggaraan pendidikan pada akademi diatur

oleh Menteri .

Pasal · 87

Organisasi akatlemi terdiri atas :

1. unsur pimpinan : Direktur dan Pembantu Direktur;

2. senat akademi;

Page 50: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I' "" .,. ... ,. ~ ·!\, ,,_., ;:.-• ~ . ....,. "-~1

~1· 11_,*~"1~ .. ~~~... ""'~~ ~~; ""~~ ,.fN" ~1P '\!'~!.~ ~~Atf -<=-"""-1::!..-v.A) . --'

<-v;?~ ::..: .....

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

49

3. unsur pelaksana akadcmik : jurusan, laboratorium/studio,

kelompok dosen, dan pusal penelitian dan pcngabdian kcpacl;l II

masyarakat;

4 . unsur pelaksana administratif: hagian ;

5. unsur penunjang : unit pelaksana tcknis;

6. unsur lain yang dianggap pcrlu .

Pasal 88

Akademi dipimpin oleh Direktur dan dibantu olch pcmbanlu

Direktur yang te.rdiri atas Pembantu Direktur bidang Akadcmik, ~

Pembantu Direktur bidang Administrasi Umum dan Pcmbantu

Direktur bidang Kemahasiswaan .

Pasal 89

(1) Direktur memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian,

dan pengabdian pacta masyarakat, membina tenaga kependidik­

an, mahasiswa, tenaga administratif dan administrasi akademi

bersangkutan serta hubungannya dengan lingkungan .

(2) II. Bilamana Direktur berhalangan tidak tetap, Pemhantu Direktur

bidang Akadcmik hcrtindak scbagai Pclaksana Harian

Direktur .

(3) Bilamana Direktur berhalangan tetar;, penyelenggara akaclcmi

mengangkat pejabat Direktur sebelum diangkat Direktur yang

baru.

Pasal 90 ...

Page 51: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

' ,, I\

>'

~/:*· ·' . - -~~~ ~n~ ~~~ ,~~~ . N1 ~~~ .Ahf

""""""'!:!. 8 · ,1rvl_ ...,. <--u;v~ -~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50

Pa.sal 90

(1) Pembantu Dircktur bcrtanggung jawab langsung kcpada

Dircktur .

(2) Pembantu Direktur hidang Akademik membanlu Direktur

dalam memimpin pclaksanaan pcndidikan, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat.

(3) Pembantu Dircktur bidang Administrasi Umum membantu

Direktur dalam pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan

adminislrasi umum.

(4) Pembantu Direktur hidang Kemahasiswaan membanlu Direktur

dalam melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan mahasiswa

serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

Pasal 91 ;

(I) Dircktur akadeini yang diselenggarakan oleh Pemerintah

diangkat dan diberhentikan oleh Menteri, Menteri lain atau

pimpinan Jembaga Pemerintah lain setelah mendapat pcrtim­

bangan senat akadcmi yang bersangkutan .

(2) Direktur akademi yang diselenggarakan masyarakat diangkat

dan diberhentikan oleh badan penye!enggara akademi yang

bersangkutan setelah mendapat pertimbangan senat akademi

clan dilaporkan kepada Menteri.

(3) Apabila Direktur yang diangkat tidak t1_lemenuhi persyaratan

dan/atau proses pengangkatan tidak memenuhi kctentuan yang

berlaku, Mentcri bisa meminta badan penyelenggara akadcmi

untuk mengulang proses pengangkatan .

.: ·,._ (4) Pimpinan ...

Page 52: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~4~NT ~"''":\~

.~~~'j(~ . .!.? r 2" :\-h~ ~rtf; ""';,"A ~~"" ""'~~ ~"; ~~~ ~lt, ~~J ";t~\ ~h/ ""-~8· A~ ""' ..c,.g;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

51

(4) Pimpinan dan anggota badan penyclenggara akademi yang

d iselenggarakan oleh masyarakat tidak d i benarkan mcnjad i

pimpinan akademi yang bersangkutan.

(5) Pembantu Direktur akademi yang diselenggarakan oleh

Pemerintah diangkat dan diberhentikan oleh Direktur setelah

mendapat pertimbangan senat akademi .

(6) Pembantu Direktur akadcmi yang diselenggarakan oleh

masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh Direktur sctelah

mendapat pertimbangan senat akademi dan badan penyeleng­

gara akademi .

Pasal 92

( 1) Masa jahatan Direktur dan Pcmbantu Direktur aclalah 4

(cmpat) tahun .

(2) Direktur dan Pembantu Direktur dapat diangkat kembali

dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jahatan

berturut-turut.

Pasal 93

(I) Senat akademi merupakan badan normatif dan perwakilan

tertinggi di akademi yang bersangkutan.

(2) Senat akademi mempunyai tugas pokok :

a . mcrumuskan kebijakan akademik dan pengemhangan

akadem i ;

b. merumuskan ...

Page 53: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

L0''1.*'-___ ~~~~~ ~~11... ""'"~ ~~~: - ~~~~A I'(){ "FJ ~d, tl1J '\tAt:.. . A~A-pt

-c.~.'(·pJVI __, ""~;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

52

b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan

kecakapan serta kepribadian sivitas akademik;

c. merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan

akademi;

d. memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja akademi yang diajukan

oleh pimpinan akaderni;

e. menilai pertanggungjawaban pimpinan akademi atas

pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan;

f. merurnuskan norma dan peraturan pelaksanaan kebebasan

akademik, kebebasan rnimbar akademik, dan otonomi

keilmuan akaderni yang bersangkutan;

g. memberikan pertimbangan pada penyelenggara akademi

berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk

diangkat menjadi Direktur akademi dan dosen yang

dicalonkan memangku jabatan akademik di atas lektor; dan

h. menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas

akadcmika .

(3) Senat akademi terdiri atas Direktur , Pembantu Direktur , Ketua

jurusan, wakil dosen, dan unsur lain yang ditetapkan oleh senat

akademi.

( 4) Senat akademi dipimpin oleh Direktur, dibantu oleh Sekretaris

senat akademi yang dipilih dari para anggota senat akademi.

(5) Dalam melaksanakan tugasnya senat akademi dapat membentuk

komisi-komisi yang heranggotakan anggota senat akademi dan

apabila dianggap perlu ditambah anggota lain.

(6) Taca ...

Page 54: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

lrlrl1~~~"" ~~~r~::.. ... ""-=-""'"h~ ~~"j(""""""~ ~ l!;o ..,_.'A ~~~? "'"'~ ~~ ~~ ~~~ ~~hgf

-.:.~8·~) .:? <;~;a(. sF'"

PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA

53

(G) Tata cara pengambilan keputusan dalam rapat senat akadcmi

diatur dalam statuta akademi yang bersangkutan.

(7) Jabaran statuta akademi ke dalam rincian tugas unit dan uraian

jabatan di semua jenjang struktur organisasi akademi

ditctapkan oleh scnat akademi.

Pasal 94

(I) J urusan mcrupakan unsur pelaksana akadem ik yang

melaksanakan pendidikan profesional dalam scbagian atau satu

cabang ilmu pengetahuan, tcknologi dan/atau kesenian tertentu .

(2) Dalam jurusan dapat dibentuk laboratorium dan/atau studio .

(3) Jurusan terdiri atas :

a. unsur pimpinan : Ketua dan Sekretaris jurusan;

b. unsur pelaksana : para dosen .

(4) Jurusan dipimpin oleh Ketua yang dibantu oleh Sekretaris.

(5) Ketua jurusan bertanggung jawab kepada Direktur .

(6) Ketua dan Sekretaris jurusan diangkat untuk masa jabatan 4

(empat) tahun dan dapat diangkat kembali.

(7) Bilamana jurusan mempunyai laboratorium dan/atau studio,

satuan pelaksana tersebut dipimpin oleh seorang Kepala.

(8) Ketua dan Sekretaris jurusan serta Kepala laboratorium/studio

diangkat dan diberhentikan oleh Direktur, setelah menclapat

pertimbangan senat akademi .

Pasal 95 ...

Page 55: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

<Adtfff~"'~ ·~"""""">""'""""' h"~ ~..._._....;:, ~~"n"

t-~"j(...~"1A ~:: ~~t ~A~ \:~:(1 ~~~ ~1~ "'..t~~ Afihg/ 'C.~8·i" . _r

"""~;.o(~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

54

Pasal 95

Lahoratorium/studio dipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya

telah memenuhi persyaratan sesuai clengan cabang ilmu pcnge­

tahuan, teknologi, clan/atau kesenian tertentu clan bertanggung

jawab kepada Ketua jurusan.

Pasal 96

(1) Penyelenggara program Studi dipimpin oleh Ketua program

studi atau Ketua jurusan .

(2) Ketua program studi bertanggung jawab kepada pimpinan

satuan pelaksana akademik yang membawahinya .

(3) Ketua program studi diangkat oleh Direktur. atas usul pimpinan

satuan pelaksana akademik yang membawahinya.

(4) Ketua program studi diangkat untuk masa jabatan 4 (empat)

tahun dan dapat diangkat kembali.

Pasal 97

(1) Unsur pelaksana administrasi pacla akademi terdiri atas Bagian

Administrasi · Akademik dan Kemahasiswaan serta Bagian

Administrasi Umum.

(2) Unsur pelaksana administrasi sebagaim.ana dimaksud pada ayat

(1) dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh dan

bertanggung jawab kepada Direktur.

.,.

Pasal 98 ... . .

Page 56: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

l~~-~=:J{:~~?~~~~~ ll"lf7 '""". ~'A,.. ""- ·~

~~~; "'~~~ \..~;,~ ~1} ".t~~ ~~At/ ""-~8- ~) ~ """~.;g~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

55

Pasal 98

(1) Unsur pcnunjang pacta akademi yang discbut Unit Pelaksana

Teknis terdiri atas perpustakaan , laboratorium dan unsur

penunJang lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan

akadcmi .

(2) Unsur pcnunjang scbagaimana dimaksud pacta ayat ( l)

dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat oleh dan

bcrtanggung jawab kepada Direktur.

Pasal 99

Pokok-pokok Organisasi akat.lcmi eli lingkungan Dcpartemen

Pertahanan Kcamanan diatur tcrsendiri scsuai dengan pcraturan

perundang-undangan yang berlaku .

Bagian Keenam

Organisasi masing-masing Perguruan Tinggi

Pasal 100

(1) Susunan organisasi, rincian tugas, fungsi, dan tala kerja setiap

pcrguruan tinggi yang diselenggarakan olch Pcmerintah diatur

dalam statuta perguruan tinggi bersangkutan yang clitetapkan

oleh Menteri, atau Menteri lain atau pimpinan lembaga

Pemerintah lain atas usul senat perguruan tinggi yang

bcrsangkutan .

(2) Susunan ...

Page 57: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

\ ~

,,

.f-~AM~"-~ .1., >._?,#-...,. ~. ~·..,. ~-- ""'"~""~

t-~t1*'"""'"~A ~~~ ~h~ (~~ JV ""~• tn1::f ~~:v·A)A,~Y

..c,...u;o(.~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

56

(2) Susunan organisasi, rincian tugas, fungsi, dan tata kerja

perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat diatur

dalam statuta perguruan tinggi bersangkutan yang ditetapkan

oleh badan penyelenggara pergu.ruan tinggi atas usul senat

perguruan tinggi yang bersangkutan dengan berpedoman pada

ketentuan dalam BAB VIII.

BAB IX

TENAGA KEPENDIDIKAN

Pasal 101

(1) Tenaga kependidikan di perguruan tinggi terdiri atas dosen dan

tenaga penunjang akademik.

(2) Dosen adalah seorang yang berdasarkan pendidikan dan

keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan tinggi

dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi yang

bersangkutan.

(J) Dosen dapat merupakan dosen biasa, dosen luar biasa, dan

dosen tamu.

(4) Dosen biasa adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan

sebagai tenaga tetap pacta perguruan tinggi yang bersangkutan.

·t:

(5) Dosen luar biasa adalah ctosen yang bukan tenaga tetap pacta

perguruan tinggi yang bersangkutan .

Page 58: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,-

Ad~M~~~" ~~~~~:;~~.?""4"'~~ ~-~; ~~1 ~~z ~h~

· ~d~ N1' ;t~~ .Jh/

"""'~.-.(·~}II-""" ~~;u~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

57

(6) Dosen tamu adalah seorang yang diundang untuk mcngaJar

pada perguruan tinggi selama jangk:l waktu tertentu .

Pasal 102

(l) Jenjang jabatan akademik dosen pada dasarnya tcrdiri alas

asisten ahli, \ektor, lektor kepala, dan guru hesar.

(2) Wewenang dan tala cara pengangkatan dan pcmhcrhcntian

jabatan akademik diatur sesuai dengan ketentU£!.11 pcrundang­

undangan yang berlaku .

Pasal 103

Seseorang hanya dapat diangkat menjadi guru besar atau profesor

di lingkungan universitas, institut, atau sekolah tinggi.

Pasal 104

( 1) Syarat untuk menjadi dosen adalah :

a . beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

c . mcmiliki kualifikasi scbagai tcnaga pengajar ;

d . mcmpunyai moral dan intcgritas yang tinggi ;

c . mcmiliki rasa tanggung jawah yang bcsar tcrhadap masa

depan bangsa dan ncgara .

(2) Syarat untuk mcnjadi guru besar selain sebagaimana tercantum

pada ayat (I) adalah:

a. sckurang-kurangnya memiliki jabatan akademik lektor:

b. memiliki . .. . ''

Page 59: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,.. . ·.

~AM:::-"-)\ ~~4'7::>>,::."<:- ~"

l~ "1*.~~ --=-~~"~ II'·"; ""'"~ ~:: 1;~~ ~~~ ~;~ '<l'~l A~1:? '<:.'1'\\.. ..~,, v -.:.~'.'f· ,l ......?

""~.;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

58

b. memiliki kemampuan akademik untuk membimhing caJon

Doktor.

(3) Untuk dapat diangkat menjadi guru besar, harus diperoleh

persetujuan dari senat universitas/institut/sekolah tinggi yang

bersangkutan.

(4) Guru besar diangkat oleh Menteri atas usul pimpinan

perguruan tinggi setelah mendapat persetujuan dari senat

universitas/institut/sekolah tinggi yang bersangkutan .

(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur oleh Menteri.

Pasal 105

Sebutan guru besar atau profesor hanya dapat digunakan selama

yang bersangkutan melaksanakan tugas dosen di perguruan tinggi .

Pasal 106

( 1) Guru besar yang Lelah mengakhiri masa jabatannya dapal

diangkat kembali mcnjadi guru besar di perguruan tinggi

sebagai penghargaan istimewa, dengan seburan guru besar

emeritus.

(2) Syarat pengangkatan dan tanggung jawab guru besar emeritus

d iatur oleh Menteri.

. t ,# ~

Pasal 107

(1) Tenaga penunjang akademik terdiri atas peneliti, pengembang

di bidang pendidikan, pus taka wan, pranata komputer, laboran,

dan teknisi sumber belajar.

(2) Persvaratan ....

Page 60: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

AA•4~~\\~o, \~~'1 ~-·~ ""'~..,.':-~~

~~":!*--~~ ~"' .,_.h~ \'A~ \..~~ ~·~.., ~11' ~~.-v-,4)~!:~

"'.u;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

59

(2) Pcrsyaratan, tala cara pcngangkatan dan wcwcnang tcnaga

penunjang akademik diatur olch penyelenggara pcrguruan

tinggi dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan

yang bcrlaku.

BAB X

MAHASISWA DAN ALUMNI

Pasal 108

( 1) U ntuk menjadi mahasiswa seseorang harus :

a. memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Pendidikan Mcnengah;

b. memiliki kemampuan yang disyaratkan oleh perguruan

tinggi yang bersangkutan.

(2) Warga negara asmg dapat menjadi mahasiswa setelah

memenuhi persyaratan tambahan dan melalui prosedur tcrlcntu.

(3) Syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan prosedur untuk

mcnjadi mahasiswa diatur oleh senat perguruan tinggi.

(4) Persyaratan tambahan dan proscdur sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), diatur oleh Menteri.

Pasal 109

(1) Mahasiswa mempunyai hak :

a . menggunakan kebehasan akademik secara bertanggung

jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan

norma dan susila yang bcrlaku dalam lingkungan akademik;

b. memperoleh

Page 61: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,., . :

1Atltr ~':-~

~~!1-r-~.? ""'--=:.~~ ~~";ji··,:;}A ~~; ~~~ ~"~ ,,h'J ~...~·~ ~~11' -.;;}~ h!f ?

~.,._t-.~ ~AA v "C~ :."'o~/J .#"'

~ .... ~

PRESIDEN . REPUBLH<. INDONESIA

60

b. memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan Jayanan hidang

akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan

kemampuan;

c. memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam rangka

kelancaran proses belajar;

d. mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab

atas program studi yang diikutinya dalam penyelesaian

studinya ;

e. memperoleh Jayanan informasi yang berkaitan dengan

program studi yang diikutinya serta hasil belajarnya;

f. menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan

sesuai dengan persyaratan yang berlaku;

g. memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

h . memanfaatkan sumberdaya perguruan tinggi melalui

perwakilan/organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan

mengatur kesejahteraan, minat dan tata kehidupan

bermasyarakat;

1. pindah keperguruan tinggi lain atau program studi Jain,

bilamana memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa

pacta perguruan tinggi atau program studi yang hendak

dimasuki, dan bila mana daya tampung pergururan tinggi

atau program yang bersangkutan memungkinkan;

J. ilrut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa perguruan

tinggi yang bersangkutan;

k. memperoleh pelayanan khusus bilamana menyandang cacat.

(2) Pelaksanaan .. .

Page 62: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

.~~;;,*;.~~-. ~"""'"'~~ ~~:! <'~ ~~i ~~~ ~~~ ~1j ~~~ itt ~~_...,-A) __,

..c.-u;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

61

(2) Pclaksanaan ketentuan scbagaimana dimaksud pada ayal ( l)

diatur olch pimpinan masing-masing perguruan tinggi .

Pasal 110

(1) Setiap mahasiswa bcrkewajiban untuk :

a . mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada

perguruan tinggi yang bcrsangkutan;

b. ikut mcme1ihara sarana dan prasarana serta kcbcrsihan ,

ketcrtiban dan keamanan pcrguruan tinggi yang

bcrsangkutan;

c . ikut mcnanggung biaya pcnyclenggaraan pendidikan kccuali

bagi mahasiswa yang dibcbaskan dari kcwajiban tersebut

scsuai dcngan pcraturan yang berlaku ;

d . menghargai ilmu pengetahuan , teknologi, dan/atau

kcscnian;

c. menjaga kewibawaan dan nama haik pcrguruan tinggi yang

bersangkutan;

f. menjunjung tinggi kebudayaan nasional.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pad a ayat (I)

diatur oleh pimpinan perguruan tinggi.

Pasal 111

( l) Untuk melaksanakan peningkatan kepemimpinan, penalaran,

minat, kegemaran dan kesejahteraan mahasiswa dalam

I o

kehidupan kcmahasiswaan pada perguruan tinggi dibcntuk

organisasi kcmahasiswaan.

(2) Organisasi .. . .

Page 63: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

'""?'j{- -...,,, .. ~ ,. · ~r/f; ""'" ~ ~""' "<-~~ ~~£ ~~~ ~d, ~11J \tA~:~ .J~hgf

-.:.~ . ...,.pt"'""' c;.;~;o~..#'

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

62

(2) Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diseleng­

garakan dari, oleh dan untuk mahasiswa .

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pacta ayat (1), dan ayat (2)

diatur oleh Menteri.

Pasal 112

(1) Alumni perguruan tinggi adalah seseorang yang tamat

pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan

(2) Alumni perguruan tinggi dapat membentuk organisasi alumni

yang bertujuan untuk membina hubungan dengan perguruan

tinggi yang bersangkutan dalam upaya untuk menunjang

pencapaian tujuan pendidikan tinggi.

BAB XI

SARANA DAN PRASARANA

Pasal 113

( 1) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana

yang berasal dari Pemerintah diselenggarakan berdasarkan ke­

tentuan yang berlaku bagi pengelolaan kekayaan milik negara.

(2) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana

yang berasal masyarakat dan pihak luar negeri yang diluar

penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

diatur dengan ketentuan yang ditetapkan pimpinan perguruan

tinggi dengan persetujuan senat perguruan tinggi yang

bersangkutan .

(3) Tata ....

Page 64: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

AAM~~~:t\~~ ~~~ ;.~?:..? ~ ~-:':-~~

~~~~*7-.::.\\h ~117 ""'"~ ~~; "-A~ ~~'h ~1P "\t~ t\ ~~A1f

~-..:::,..~ ."'{· /J) __, C#_u.;o~f

PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA

63

(3) Tata cara pendayagunaan sarana dan prasarana untuk mem­

peroleh dana guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi

pcrguruan tinggi, diatur pimpinan pcrguruan tinggi yang

bersangkutan dengan persctujuan senat perguruan tinggi yang

bersangkutan.

BAB XII

PEMBIAYAAN

Pasal 114

(1) Pembiayaan perguruan tinggi dapat diperoleh dari sumbcr

pemerintah, masyarakat dan pihak luar negeri.

(2) Penggunaan dana yang berasal dari Pemerintah baik dalam

bentuk anggaran rutin maupun anggaran pembangunan serta

subsidi diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

(3) Dana yang diperoleh dari masyarakat adalah perolehan dana

perguruan tinggi yang berasal dari sumber-sumber sebagai

berikut :

a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) ;

b. biaya seleksi ujian masuk perguruan tinggi ;

c. hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi

perguruan tinggi ;

d . hasi\ penjualan produk yang diperoleh dari pcnyc leng-

garaan pendidikan tinggi;

e. sumhangan ...

Page 65: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I \

~Atlrr -:::-~~ .~A_,>?,.,:..~ 1\, ~~·~~~... ...::.. ""'

t-~"'ji.""'-....\.'IA 1..~'1"' • ~~~~ ~"; ~~~ ..... ~~~ ~1J' '\1',~1:1~ ~4~hg7

..,.~,voi/1,;/ 4" .... -

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

64

e. sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga Pemc­

rintah atau lembaga non-Pemerintah; dan

f . penerimaan dari masyarakat lainnya.

(4) Penerimaan dan penggunaan dana yang diperoleh dari pihak

luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku .

(5) Usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat

didasarkan atas pola prinsip tidak mencari keuntungan .

Pasal 115

( 1) Otonomi dalam bidang keuangan bagi perguruan tinggi yang

diselenggarakan Pemerintah mencakup kewenangan untuk

menerima, menyimpan dan menggunakan dana yang berasal

secara langsung dari masyarakat.

(2) Perguruan tinggi menyelengganikan pembukuan terpadu ber­

dasarkan peraturan tata-buku yang berlaku .

(3) Pembukuan keuangan perguruan tinggi yang diselenggarakan

oleh Pemerintah diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional

Pemerintah sesuai dengan ketentuan pen.mdang-undangan yang

berlaku.

(4) Kewenangan penerimaan, penyimpanan dan penggunaan dana

serta pembukuan keuangan perguruan tinggi yang diseleng­

garakan oleh masyarakat ditentukan oleh badan penyelenggara

perguruan tinggi berdasarkan statuta perguruan tinggi

dimaksud .

Pasal 116 .. . ~ .. ·~ .

Page 66: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

jA4A~~\_\" t~~"r~~"' ""~"'"'~~~ ~ · ,.Y7~· -.::\\h ~,.-1: '\h~

~A{ ..:h'J ~·d~ ~~4J ;t~~ ~h/ ""'"~8· A) _c?

<--.c;o.;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

65

Pasal 116

(1) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja perguruan tinggi

yang diselenggarakan oleh Pemerintah, sctelah disetujui olch

senat perguruan tinggi diusulkan oleh Rektor/Ketua/Direktur

melalui Menteri, Menteri lain, atau pimpinan lembaga

Pemerintah lain kepada Menteri Kcuangan untuk disahkan

mcnjadi Anggaran Pcndapatan dan 13clanja pcrguruan tinggi .

(2) Rencana Anggaran Pendapatan dan 13clanja pcrguruan tinggi

yang diselcnggarakan oleh masyarakat sctelah disetujui oleh

senat perguruan tinggi diusulkan oleh Rektor/Ketua/Direktur

kepada badan penyelenggara perguruan tinggi yang diseleng­

garakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk disahkan

menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja perguruan tinggi.

. l .-1

Pasal 117

(1) Pimpinan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Peme­

rintah menyusun usulan struktur tarip dan tata cara pengelolaan

dan pengalokasian dana yang berasal dari masyarakat, setelah

disetujui oleh senat perguruan tinggi usulan ini diajukan oleh

Rektor/Ketua/Direktur melalui Menteri, Menteri lain atau

pimpinan lembaga Pemerintah lain kepada Menteri Kcuangan

untuk disahkan .

(2) Pimpinan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh

masyarakat menyusun usulan struktur tarip dan lata cara

pengelolaan dan pengalokasian dana yang be rasa! dari

masyarakat, setelah disetujui oleh senat perguruan tinggi

usulan ...

Page 67: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

d"'" '" -- ,. "~ ~~~ ~~:r.? """--=--:"~1

t.~"~*- · - "'<:"~~ ~,1! ~~~~ ~~d~ ~~ ~"~ ,h1.i/ ~~~~ •"'At• .V

"'C.~:.4ttf0*;tl~ ; ,.,..

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

66

usulan ini diajukan Rektor/Ketua/Direktur kepada badan

penyelenggara perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh

masyarakat yang bersangkutan untuk disahkan.

BAB XIII

SY ARA T DAN TAT A CARA PEND IRIAN

Pasal 118

( 1) Pend irian, perubahan dan penambahan unsur pelaksana

akademik perguruan tinggi didasarkan atas usulan yang

meliputi :

a. rencana induk pengembangan;

b. kurikulum;

c . tenaga kepcndidikan;

d. eaton mahasiswa;

e . sumher pembiayaan;

f. sarana dan prasarana;

g. penyelenggara perguruan tinggi .

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur oleh Menteri.

Pasal 119

(1) Pendirian perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh

masyarakat selain memenuhi ketentuan sebagaimana diatur

dalam .. . ;'. ' I

Page 68: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

: ·

' f:

!\

4~Aifl1" ::::-~" ~~~ 1'"~? ""'...;:~~~

~~11,..9{""'"~ J'"'" ""t-~ ~"'1. ""h~ ~d~ 1~1~ "-~'-~• tn1/ ~~.-..,.it<~ry

.c..-u;o(~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

67

dalam Peraturan P~rnerintah ini harus pula memenuhi

persyaratan bahwa penyelcnggaranya berbentuk yayasan atau

badan yang bersifat sosial.

(2) Pendirian perguruan tinggi kcdinasan selain mcmenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, harus pula

mcmenuhi pcrsyaratan :

a. melaksanakan pendidikan tenaga yang dibutuhkan

departemen lain atau lembaga Pemerintah lain yang tidak

dapat dipenuhi oleh satuan pendidikan tinggi di lingkungan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan baik dalam jumlah

maupun kualifikasi;

b. memiliki ketentuan baku dalam penyelenggaraannya yang

meliputi kurikulum dan penerimaan mahasiswa yang

dikaitkan dengan penempatan lulusannya pada departemen

Jain atau lembaga pemerintah lain yang bersangkutan;

c. mendapat persetujuan dari Menteri.

Pasal 120

Persyaratan pendirian perguruan tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan jarak jauh diatur oleh Menteri .

Pasal 121

Tata cara pend irian perguruan tinggi diatur oleh Menteri.

l· i Pasal 122 ...

Page 69: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

! \

~,,Atfd~~~ ~~~1~~-?r...:-:,~h~

~~"""*""'"~ ~-~7 ~~~ ~~~; ">:h~ ~d~ ,~1} ""~• nl}::/ """"'"" /J-~~ v 'C.~' ."'(• ,, .?

~~;g~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

68

Pasal 122

(1) Pend irian universitas, institut, dan sekolah tinggi yang

diselenggarakan oleh Pemerintah ditetapkan dengan Keputusan

Presiden atas usul yang diajukan oleh Menteri.

(2) Pendirian akademi dan politeknik yang diselenggarakan oleh

Pemerintah ditetapkan oleh Menteri, Menteri lain atau

Pimpinan Lembaga Pemerintah lain setelah mendapat

persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di

bidang pendayagunaan aparatur negara dan Menteri Keuangan.

Pasal 123

(I) Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah yang

telah mampu dan layak untuk dikelola secara mandiri dapat

ditetapkan status hukumnya menjadi Badan Hukum yang

mandiri .

(2) Ketentuan-ketentuan mengenai Badan Hukum sebagaimana

disebut pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah .

Pasal 124

Pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi yang diseleng­

garakan oleh masyarakat ditetapkan oleh pimpinan badan penye­

lenggara perguruan tinggi setelah mendapat persetujuan tertulis dari

Menteri, atau Menteri lain setelah mendapat pertimbangan dari

Menteri .

Pasal 125 ...

. ; ·,

Page 70: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

4 ·'#"'~"" ... ._ ~~~ ~,.~? r-,...:_"~~ t,.-1_.~ ..... ~h I· 1,. -. _.J "~' ':-r.'/J { 1 - ~1

$~~ ~~~ ~~~ ,~A~t1

-.:.~:V· fl ..... <~;c~ -~

PRESIUEN REPUBLIK INDONESIA

69

Pasal 125

Perguruan tinggi dan/atau lembaga lain di luar ncgcri dapat

mendirikan pcrguruan tinggi haru di Indonesia mclalui patungan

dengan mitra kerja Indonesia, dengan mcngikuti sistcm pcndidikan

scrta syarat dan tata cara pcndirian yang bcrlaku bagi pendidikan

tinggi Indonesia .

Pasal 126

Perguruan tinggi yang tidak memenuhi syarat dan lata cara

pendirian perguruan tinggi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah

ini tidak dibenarkan memberikan gelar akademik dan/atau sehutan

profcsional.

Pasal 127

Menteri dapat menutup perguruan tinggi yang :

l . tidak mcmenulli syarat dan tata cara pendirian pcrguruan tinggi

yang diatur dalam Pcraturan Pcmerintah ini;

2. memherikan gelar akauemik uan/atau sehutan prnfcsinnal yang

ti<..lak sesuai dcngan ketcntuan yang bcrlaku:

3. mengaJakan kerjasama dengan perguruan tinggi asmg yang

tidak mcmenuhi kctentuan yang diatur dalam Peraturan

Pcmerintah ini .

BAB XIV . ..

Page 71: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

r 1,j .'l t / ~," ~ ~~~, -~- ~ .: ,... __ ~ . ,~-~~

~t"*_..'-:.... \, ,) ~""' ..., ' ~~~~ \ '·)

~"fl •t \'•'l. \..~''" N·ll ':J)\l. ,1AJ./

"- "'-~ .-y . 4'' ~ ..; ..c:";"~ - ..:?

t·-.. H f ~~ ll 'lF r·t REf>unut .z tl'lt ) \ Jr n· · , t,~

70

BAB XIV

PENGAWASAN DAN AKREDITASI

Pasal 128

(1) Menteri menetapkan Tata cara pengawasan mutu dan efesiensi

semua perguruan tinggi .

(2) Mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keter­

kaitan antara tujuan, masukan, proses, dan keluaran, yang

merupakan tanggung jawab institusional perguruan tinggi

masing-masing .

(3) Penilaian mutu sebagaimana dimakstJd pada ayat (2) dilakukan

oleh badan akreditasi yang mandiri.

(4) Menteri menetapkan langkah-langkah pembinaan terhadap

perguruan tinggi berdasarkan hasil pengawasan mutu dan

efesiensi.

(5) Pelaksanaan ketentuan scbagaimana dimaksud pada ayat (I) ,

ayat (2) , ayat (3) , dan ayat (4) diatur oleh Menteri .

BAB XV

KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TlNGGI

Pasal 129

(1) Dalam pelaksanaan kegiatan akademik, perguruan tinggi dapat

menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau lemhaga­

lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri.

Page 72: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

............. ~,,.If,. ~ ;..~ ~.\ ~· · ,. ,..,._ "''

~t~-:*?:··· ~.,.;-~h ~-1; ~~z ~~?, ~,jJ ~~~~ ~A~1/ "'"'~"~-A~· .. ,--~''·.,~ ...... -<-v;u, ·.·

r'RF:,IUEN n r PIJ£11...11< IN 0 UNL :.;II\

71

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksutl patla ayat (I) dapat

berbcntuk :

a. kontrak manajcmcn;

h. program kembaran;

c . program peminclahan kredit;

tl . tukar mcnukar dosen dan mahasis\va dalam pcnyclcnggara-

an kegiatan akademik;

c. pcmanfaatan bersama sumber daya dalam pelaksanaan

kegiatan akademik;

f. penerbitan bersama karya ilmiah;

g. penyelenggaraan bersama seminar atau kegiatan ilmiah lain;

dan

h. bcntuk-bentuk lain yang dianggap perlu .

(3) Kerjasama dalam bentuk kontrak manajemen, program

kembaran, dan program pemindahan kredit dengan perguruan

tinggi luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya

dapat dilaksanakan sepanjang program studi -dari pcrguruan

tinggi luar ncgeri telah terakretlitasi di negaranya .

(4) Pclaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pat! a ayat (I),

k.husus bcrkenaan dengan kerjasama dengan perguruan tinggi

dan/atau Jembaga lain di luar negeri diatur oleh Mcnteri .

Pasal 130 .. .

Page 73: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,.J.J1.J :::-·""' ~~ ., ·-:,.,. ' ,,, ~ ,, .•· - ~ ,.

~~ /1*,-,, .. ,, ,, '" ' .. , ~· , .· "' .\ ' ' 1 ' J "o~ \~/. &''" . h''l'l ~·ftt) A•'h-Jj

... 0.'(·/l'' · .; ..;~.;\)~ ~ --=--

PH~ ·=.; tCJt.:t~

F<L~'llBL . II\. INI">lJIH. ~,fA

72

Pasal 130

Dalam rangka pembinaan pemlidikan tinggi perguruan tinggi dapat

memberi bantuan kepada perguruan tinggi lain.

BAB XVI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 131

Semua peraturan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan

mengenai pendidikan tinggi yang telah ada pada saat herlakunya

Peraturan Pemerinrah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak

hertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah

1111 .

BAB XVII

KETENTUANPENUTUP

Pasal 132

Pada saar mulai herlakunya Peraturan Pemerintah ini, Peraturan

Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi

(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 38, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3414) sebagaimana ielah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 57 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998

Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3765), dinyatakan

tidak berlaku.

Pasal 133

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Al!.ar ...

/. N /• i! '\ ,,

Page 74: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~M~~">I-. A~*~~.~~-"'...,:="-~1, t~ '1;· """"\

~t--1~ ;~~1 ~~!. ~1} ~,~:-~~ ~Aif "-"~'-'... A~~ .;< ~~~':'{~ ~

<~;o,:s.

F'RE.SIDEN f~E.PUBLIK IN DON[ SIA

73

Agar seliap orang mengctahuinya, mcnH.:rintahkan pengundangan

Peraluran Pcmerintah 1111 dcngan pencmpatannya dalam Lcmharan

Negara Rcpublik Indonesia .

Ditetapkan di Jakarta

pada Langgal 24 Juni 1999

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

Diundangkan <..li Jakarta

pada tanggal 24 Juni 1999

MENTER! NEGARA SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ltd

MULADI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1999 NOMOR 115

Salinan sesuai <.lengan aslinya

SEKRETARIAT KAI3INET RI

4~-w.S~::p~o Peraluran IS~~h:trnfitn~ :.?\undangan I l

!.-'·'·'' '· ' Pit\ ,/ ~:~"! (:"·... . ;~~~. .·(~;· . ' . :· \ w: ( ;\{ \;~·:· '' ·,; : .. l '' ·J\ ,., ,.. . ·' .·. '<(>>~.::~'::.~:~·~:~:>· ::: .

-~<:' ,;, -E{l y.>Sud i byo • ~ -.< · ...... ,. ..

.• -_,

Page 75: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

UMUM

1-'' '"d~"" .~ ~>>~~ "· tl',.,_· .... ·".:l. -.:.c::""- n ~

~t"''*"~ ~ ,,,. "" h~ ~ ... ; "'~~ .... ~~~ ~,J "'~:-n. h1:Jf ~ " '' 1:1 ,,1 ,\ ~./

"C. .;.G.. :."'~0 //J :.. p..'

..- ' -

f''R E SIO L N REPUfJLIK INDONE 51 /\

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 60 TAHUN 1999

TENTANG

PENDIDIKAN TINGGI

. Perguruan tinggi diharapkan menjadi pusat penyelenggaraan dan pengembangan

pendidikan tinggi serta pemeliharaan, pembinaan dan pcngcmbangan ilmu

pengetahuan, tcknologi dan/atau kesenian scbagai suatu masyarakat ilmiah yang

penuh cita-cita luhur, masyarakat berpendidikan yang gemar bela jar dan

mengabdi kepada masyarakat serta melaksanakan penelitian yang menghasilkan

manfaat :yang meningkatkan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara . '·

. , ..

Ketentuan Undang-undang Nomor 2 Talmn 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menetapkan bahwa pend'idikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan

menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional

yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu

pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

Berkenaan dengan hal-hal itu, Peraturan Pcmerintah ini dibuat untuk mcngatur :

1. syarat-syarat clan Tata cara pendirian;

2. struktur perguruan tinggi;

3. penyelenggarakan pendidikan tinggi yang tcrdiri atas pendidikan akademik

dan pendidikan profesional;

Page 76: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

r,

~'':, :.-~ .. -,. -.::. .;~~ t-1"-*·--:..::\\~ ~ ·1,. "'h~

~~{ · ~~~ ~d, N'W ""~· ·~1::' "'('''l:\ ~An ?

""C:.::_~:.-..,o~~· ':/ .r ...... . ..

PHESIDl: N REPUF3LIK INDONr· S IA

2

4. bentuk-bcntuk satuan pcndidikan tinggi y<~ng tcrdiri atas universitas, institut,

sekolah tinggi , politeknik, dan ak:ademi;

5. jenis gelar dan sebutan, syarat-syarat dan Tata cara pemberian perlindungan

dan pcnggunaannya ;

G. syarat-syarat dan Tata cara pengangkatan termasuk penggunaan sebutan guru besar atau profcsor;

7. kebebasan akaclemik, kcbebasan mimbar akadcmik, otonomi keilmuan dan

otonomi pengclolaan perguruan tinggi;

8. hak dan kewajiban mahasiswa;

9. pembiayaan;

10. pengawasan dan akrctlitasi; da11

11. kerjasama antar perguruan tinggi .

S~bagai suatu sistem tersendiri, meskipun mcrupakan bagian dari sistem

pcndidibn nasional yang c·akupannya jauh lcbih luas, pcndidikan tinggi di

Indonesia harus mcrupakan sistem yang dengan mudah dapat menyesuaikan diri

dengan kebutuhan-kcbutuhan masyarakat, bangsa dan negara yang senantiasa

rnengalami pcrkcmbangan, terlebih lagi sebagai perwujudan pcmbangunan

nasional . .•·

Sistem pendidikan tinggi juga diharapkan mcrupakan . suatu sistem yang

memudahkan scscorang menuntut pendidikan tinggi sesuai dengan bakat, · minat

dan tujuannya, meskipun clengan tetap mempertahankan persyaratan-persyaratan

program studi yang bersangutan.

Peraturan Pemcrintah yang mengatur pendidikan tinggi ini dimaksudkan ·untuk

menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tcntang Pendidikan

,,, ···· I

Tin

Page 77: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

A':~~~~~\1-. ~~..., · ...... ,.. ..,.,..~h~

~~"~·-..,"~ ~:: ~\\~ ~~~ ~~ ~~--~. .A¢:t .. ,,_-." ~ ~A" ?

"'C.~;,'IoiA_ . r/ ..,.. , ~-

PRESIDI.::N REPUBLIK INDONCSIA

3

Tinggi Sebagaimana Telah Diubah Dengan Pcraturan Pemerintah Nomor 57

Tahun 1998.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

~::,

"f.· -~

Pendidikan disini adalah kcgiatan dalam upaya menghasilkan manus1a

terdidik dalam rangka mencapai tujuan penclidikan tinggi scbagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I).

Ayat (3)

Sebagai kegiatan ilmiah, sctiap telaah dilakukan dalam sesualu

paradigma tertentu yang berclampak pada penetapan permasalallan yang

dianggap signifikan scrta mctodologi yang sesuai yang harus digunakan

dalam menemukan jawaban dan/atau pcmecahannya . Penel itian dalam

ilmu-ilmu alamiah menggunakan kaidah yang berbeda dari renelitian

dalam matematika; pcnelitian ilmu sosial yang menggunakan pendekatan

Page 78: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

r"'.r ~ "" ,I ·.,. >.? , . "' \~

th'1'*···· ~-"~ ~-~~· ~~j ~-~' ~h'~ ~,.,~ ' \\~~ ,~~, ~11 ".t,~ ~ A A if

"C.~-'V·/J.,J, jj;' <-..c..;o( :..~---

PRESIDI::N REPUBLIK IN DONE: SIA

4

behavioristik menggunakan pendekatan yang berbeda dari penelitian

ilmu sosial yang menggunakan pendekatan fenomenologik; dan seterusnya .

Ayat (4)

Pasal 4

Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan yang memanfaat~an ilmu

pengetahuan dalam upaya memherikan sumbangan demi . kemajuan

masyarakat .

Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pengabdian kepada

masyarakat sesuai dengan sifat pengetahuan dan tujuan pendidikan tinggi

yang bcrsangkutan.

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) · >'

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) ...

Page 79: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

• . 1, I I'

· ..

A4··A~:;-.~,._~ ~~'1 ~ ..... -";.,o -':-~~

~~" .Y*~"~h ~,,. ...,.h~

~.\; """'~~ ~~~d1 . l11 ';t~~ J-4A 1/ "C"<i::>..'!::o.:v.!J . ..?

<--'g;v(~r

PRESIDEN REPUBLIK INDONt: SIA

5

Ayat (2)

Cukup .ielas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Pcndidikan dengan cara tatap muka merupakan pendidikan yang

dilaksanakan dengan mengutamakan komunikasi langsung antara doscn

dan mahasiswa, lermasuk pcnggunaan hcrbagai jc11is metoda belajar-

mengajar .

Pendidikan jarak jauh merupakan pendiclikan yang dilaksanakan dengan

merigutamakan penggun::wn bcrbagai sarana komunikasi dalatn

penyampaian bahan pengajaran termasuk penggunaan berbagai jenis

metoda bclajar mengajar.

Ayat (5)

· Cukup jelas

Pasal 6 ', .

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan sejumlah bidang pcngctahuan khusus adalah

program-program studi yang dalam pclaksanaan tidak harus lcrkait satu

dcngan lainnya, sehingga pada salu politcknik, misalnya, dimungkinkan

penyelenggaraan program studi dalam ilmu lehnik clan tata niaga, dua

program yang berbeda sama sckali .

Page 80: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,A ' > ,. , . - " • .... ,A~-·~ .~ ,,.. ""'" hJ ,.-1? ""lw ~~{ ~~~ ~~~ ~11 ~~1:1 .~h/

-c.~-"'1·/1 . -<:!' <,..-4"".1; u ~.: p:-

PRESIDEN REPUBLII~ INDONESIA

6

Pengetahuan khusus merupakan · scbagian dari suatu cabang ilmu

pengetahuan yang dapat dipelajari secara khusus namun sebagai satu

keseluruhan . Kemampuan pcnguasaan ilmu dan keterampilan dalam

bidang khusus ini secara nyata dipcrlukan di masyarakat.

Contoh adalah pengerjaan logam scbagai bidang pengetahuan dari ilmu

teknik mesin.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Program pendidikan yang diselcnggarakan pada institut terkait atau

sangat dckat berhubungan dengan program-program pendidikan yang

lain. Oleh sebab itu, program-program yang diselcnggarakan merupakan

satu kelompok atau adalah sejcnis .

Ayat (6)

PasaJ 7

Program-program studi yang disclenggarakan pada universitas dapat

berupa bcrbagai cabang iJmu pengctahuan, tcknologi dan/atau kesenian

yang dalam penyelenggaraannya belum tentu terkait satu dengan yang

Jain atau crat bcrhubungan salu dengan yang Jain .

...

Ayat (l)

Cukup jeJas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Penggunaan bahasa asing sehagai bahasa pengantar sejauh · diperlukan

dimungkinkan sampai dengan 100 (seratus) persen.

. ~

Page 81: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

.! .·. ~ A'Atftr::: ·'-\

t~!-7*--T.~~ .... ~~~~ ~·-~ "' ~"~~ ~,.,: '\"~1. t~d~ ~~ ""A\\ A~~ij ooc:.~~."(· ~) __ y

~~.;o~:J.~

PRESIDEN REPUBLIK INDONf: SIA

7

Ayat .C4)

Cuk.-up jelas

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Sejau_h diperlukan <.Ia pat diselcnggaral< an kegiatan semester "pcndek"

diantara 2 (dua) semester " regulcr" yang ckivalen dengan semester

"reguler" sesuai dengan pengertian satuan kredit semester (sks) .

Dalam sctiap semester "rcguler" 1 (satu) sks sama dengan bcban studi

setiap minggu berupa 1 (satu) jam tatap muka, 1 (satu) jam kegiatan

terstruktur, dan 1 (satu) jam kegiatan mandiri untuk kurun waktu 16

(enam belas) minggu efektif.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

>'

Pasal 9

Ayat (1)

Sistem krcdit semester adalah suatu sistem penyelenggaraan pcndidikan

dimana beban studi mahasiswa , beban kerja tanaga pengajar dan behan

penyelenggaraan program Jembaga pcndidikan dinyatakan dalam satuan

kredit semester. Banyaknya satuan kredit semester yang diberikan untuk

mata kuliah, atau kegiatan proses belajar-mengajar lainnya , adalah

besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha menyelesaikan kegiatan

akademik yang bersangkulan . · , 0

Page 82: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

~ . 1· . .... - "

'~- ~,.. ~ '" h "1 . •.• ,. ":.,_ "~~ ~t,*.....,_~l~ ~·"" "'~~ ~~! . ~A~ ~~~ H7 \t~ll \ AAt/

'C.'<~ 8·" ~ ·" ~·..o;.o~ ~:~

Pl-lESIDF:N f1EPUI3LIK INDONESIA

8

Kegiatan akademik melipuli tu~as-tugas yang dinyatakan dalam program

perkuliahan, seminar, praktikum, kerja lapangan, pcnulisan skripsi, tesis

dan sebagainya. Dalam satu kegiatan akademik diperhitungkan tidak

hanya kegiatan tatap muka yang terjadwal tetapi juga kegiatan yang

direncanakan (terstruktur) dan yang dilakukan secara mandiri. : -,,.:

Sistem kredit semester diterapkan agar memungkinkan perguruan tinggi 1. :· ·

melaksanakan penyajian program studi yang beraneka ragam da~ .. . luwes,

serta agar dapat memberi kesempatan yang lebih luas. kepada .mahasiswa

untuk memilih dan mclaksanakan program studi, . sesuai dengan

kemampuan dan kesempatan yang dipunyai.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (I)

Sesuai dcngan hakckat dan misinya, pada dasarnya program pendidikan

formal termasuk pada jenjang pendidikan tinggi, seyogyanya memupuk

kcmampuan dan kemauan pcserta didik untuk belajar sepanjang hayat,

baik dilihat dari sisi pencrapan keahlian maupun dari segi peran sertanya

scbagai individu warga masyarakat.

Ayat (2)

Kuliah mcrupakan proses belajar mengajar yang dapat meliputi

komunikasi langsung atau tidak langsung, praktikum, penye!enggaraan

percobaan (eksperimen), dan pcmherian tugas akademik lain.

Seminar merupakan pertcmuan ilmiah yang dengan sistematis

mempelajari pertemuan ilmiah yang dengan sistematis mempelajari suatu

topik khusus di bawah pimpinan seorang yang ahli dan herwenang

dalam bidang tersebut.

Simposium ...

.r ·,

• '

Page 83: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

r' ..

• .:

··' .. ,, , _

AA.-.';:;._..;; ~"~ ··'-i!. · ·~ ""';. ~"~~

~~" :*' .""'"q~ ~,.,: ""h~ ~~~{ "':;~~ ~~~ ~11 ~~'-' ..ft~Atf

-.:.."<::;,..l:!. • ....,.fi · ~ ""'..u;o~ E?

J=>RESIDEN REPUBLII<. INDONESIA

9

Simposium merupakan perlemuan terbuka dengan hcberapa pembicara

yang menyampaikan ceramah pcndek mengcnai aspek yang berbeda

~etapi saling berkaitan tentang satu masalah.

Diskusi panel merupakan forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh

. sekelompok orang di hadapan sekelompok hatlirin mengenai suatu

masalah tertentu yang Lelah dipersiapkan sebelumnya .

Lokakarya merupakan keterampilan yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuann dan keterampilan pescrta dcngan menggunakan bcrbagai

jenis metoda pertemuan ilmiah .

Pasal 11

Ayat(l)

Cukup jelas ' ·' Ayat (2) • • !

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Ayat(l)

Program studi merupakan pedoman penyelenggaraan pcndidikan

akademik dan/atau profcsional yang diselenggarakan atas dasar

kurikulum yang disusun olch perguruan tinggi .

Page 84: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

.4., ••• , ' ~'" ~~~~*.-:: .-: ~ .r-.:. ,;~~ ~-d ~~~ ~.\; ~~~ .t~~ ~17 ..,~'-~~;> Ah?~ ~~~:V·fl~~. y"

<-.:u;o~ ?'

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

10

Ayat (2)

Kurikulum yang berlaku secara nasional adalah rambu-rambu untuk

menjamin mutu dan kemampuan sesuai dengan program studi yang

ditempuh .

Rambu-rambu untuk mcnjamin mutu dan kemampuan scsuai dengan

program studi yang ditempuh merupakan patokan proporsi terhadap

kategori kelompok matakuliah .

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 14

Masa stuui yang Lliatur olch Mcnlcri adalah masa studi untuk mcrencanakan

kurikulum suatu program studi . Perguruan tinggi clapat menentukan masa

maksimum yang dipcrbolehkan untuk menyelesaikan suatu program studi.

Bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan tinggi dapat menyelesaikan

dalam waktu kurang dari m:1sa slucli yang dilctapkan .

Pasal 15

Ayat (1)

Selai~ memperhatikan basil ujian, penilaian kcberhasilan belajar

mahasiswa dapat juga didasarkan atas penilaian pelaksanaan tugas

seperti keikutsertaan dalam seminar, penulisan makalah, praktikum,

pembuatan laporan, pemhuatan rancangan atau tugas lain serta hasil

pengamatan.

Ayat (2)

Cukup jclas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

;'

Page 85: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

;'

·.

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 16

Ayat (1)

AA'·l·~~~ .... ._

t~~"'j(:.-·· """'~"\~ ~·oi"/ ~hA ~~~, ""ll'li "~~ ,.;~7J ~~~~ h~'1} ""A• ,A1~ ...,~,,~ ~~·;?

~~,i,~/1 .~.- ;.:.' .,.. .... ....

PRESIDEN REPUOLIK II•IOONL SIA

11

Ketentuan yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1) ini bcrlaku bagi Program

Sarjana maupun Program Diploma IV .

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 17

Ayat (1)

Dalam pengertian ilmu pengetahuan, tercakup pula ilmu pengetahuan

tentang kesenian dan dalam peng~rlian teknologi mencakup pula

teknQlogi yang diterapkan.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Page 86: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 18

Ayat (1)

f ,t .f,"' ''t'\ ,AA: .. > .>::; - \ , •." ~ - ... -~""~

~~ ' .. 1(:-..'" ~ ~ -~ ,. """~ ~~~; ~ ~~ \~~~ ~1.~ \!:h. ,~~h'J/

~"""'-~·Y· /1 - _, -<-.u;o~ _-::-

f-' R F::S IDEN REPU8LII<. IN DONE '.3 1A

12

Kebebasan mimbar akademik clilaksanakan clalam pertemuan ilmiah

dalam bentuk seminar, ceramah, simposium, diskusi panel, dan ujian

dalam rangka pelaksanaan pendidikan akadcmik dan/atau profesional.

Kebebasan mimbar akademik dapat dilaksanakan eli luar perguruan

tinggi sepm~ang tempat tersebut dapal dianggap bagian sementara dari

perguruan tinggi yang bersangkutan .

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 19

Ayat(l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 20

Ayat (1) .•·

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jcl<ts

;\yat (2)

Cukup jelas

I, ·'· '· ;\_

I : ····· I

\

F

p

Page 87: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

I, ·' · '· ~ \.

I : ···' · . i

Ay~~ (3)

Cukup jela!\

Pasal 2:~

Ay;,t (1)

Cukup jelas

Ay11t (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup je!as

Ay.tt (4)

Cukup jelas

Pasal 23

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat _(2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Ayat (1)

•4~~"'" ~",. ~" -T :II'>~~·'~ t~"' ...• ~~ .,.~.

~"'** """"'"1A ~:: ~~~ ~'n { "'A~ ~~~ ~1P V~t:. 1A~tf

-<:.~."(- ~~,, .? <---..c.-;o~ ._:-~

PRESIDEN REPUEILIK !NOONE SIA

13

Gelar Doktor Kchormatan atau yang discbut dahun bahasa as111gnya

Doktor Honoris Causa dapat dibcrikan kepada seseorang baik Warga

Negara Indonesia ataupun Warga Negara Asing yang bcrjasa iuar biasa

?agi ilmu pcngetahuan, teknol0gi, kemasyarakatan dan kcmanusiaan.

Page 88: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

'''*"~1. t '~-~ ""'"" ~ t~; .... h~J ~.-1,. ~ •?I ~- -~, \-":t, ~n{ H? ,':'~, . ~1 ,/ ': ~-~tl ,~ ·\Y 'C~-..::..>:::.:'( • J ~~

~.c..-..,c:,;a~ :.:.-

PRESIDCN REPUIILIK INDONESIA

14

Tidak semua u11sur pcnunjang sebagaimana dimaksud dalam huruf g harus

ada, tergantung kepacla keperluan atau kehutuhan perguruan Li1iggi yang

yang bersa11gkutan .

Pasal 28

Ayat (I)

Dalam upaya membantu memecahkan permasalahan perguruan tinggi,

Dewan Penyantun diharapkan berperan aktif baik sendiri maupun

dengan menggerakkan atau mengerahkan sumber claya masyarakat.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 29 ...

p

Page 89: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 2Q

Ayq~ (l)

Cukup jelas

Ay~l (2)

Cukup jelas

Ayq~ (3)

J ·'" ;~,.:;-~"\ A~ .., •. -• r:. :.,"- ~~

t'-1*· "' "~ f;'.· ~~~J ~-~ • s~z );~ ~ ~1} ,li~1 A1::f "1 · ~- l~,..... ... ,.._ " 1\ "'I· /1''' . . / ~~:jo~ .. =-

PRICSIQEN R E PU 8 LII<. tNOONE '3 1/\

15

Pada dasarnya Pemhantu Rektor/Pembanlu Ketua/Pcmhanlu Direktur

berjumlah 3 (tiga) orang scsuai dcngan bidang kcgiatan Akademik,

Administrasi Umum, dan Kcmahasiswaan . Pcrguruan tinggi dapat

mengangkat Pembantu Rcktor/ Pembantu Ketua/Pcmbantu Direktur

yang jumlahnya sesuai ·dengan kebutuhan atas persetujuan senat

perguruan ti1iggi.

Pasal 30

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

,., ... · Kebijaksanaan penilaian prestasi akctdemik dan kecakapan serta

kepribadian anggota · sivitas akadcmika mencakup pula kritcria

akademik untuk menetapkan kelulusan dari suatu program studi dan

pemu tusan stud i.

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cuk.l1p jelas

Page 90: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Huruf c

Cukup jclas

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruf 11

Cukup jelas

Huruf i

Cukup jelas

Ayat (3)

f~' 1,r =:-'" .~A · "7 ;.?"' - \

!.,*· ·:... "-~ ~ .,_- · -~'\\~

~ •'7 "'"t.~ ~~~~ "h~ ~(\ I \ 7J 1..'i-~~ h'·IY ''...'",~\\ ~Atf

-<=."<:>.~8-/1'~ ..; <-,£,;o~ _.:.-

I 'RESIDEN F~EPUULif<. INDONE S IA

16

Masing-masing perguruan tinggi mcnctapkan cara pemilihan wakil

doscn scrla dimungkinkan mcnambah anggota senat dari unsur-unsur

lain .

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Dalam hal tid;:~k ada kesepakCltan dalam rapat senat perguruan tinggi,

punpman pergmuan tinggi mcnyampaikan pcrrnasalahan yang

bcrsangkutan kepada Mentcri untuk memperoleh keputusan.

Ayat (7)

Cukup jclas

Pasal 31 ...

p

a

'

Page 91: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 31

Ayc.t (1)

t,f,/1'~ -.... ~,

~A:,. • ~ ""~ ~ "h~

''-r*·· ~ ... "~ ~r, ..-- . ""'h~J ~ -17 "'A'lJ ~~ ~ ~~1' ~~~~- AAif "'"~1.1 ~A J ""-·~~8-_/l ,v

"C....-:-:,:;..;o,-

PRESIDI::N REPU[:\LIK INDONCSIA

17

Pada Fakul!as yang menyclcnggarakan program pendiclikan dalam

bidang ilnm terlcntu dapal dibcntuk hagian sehagai unsur pelaksana

akademik yang berfungsi dan memiliki struktur seperti jurusan .

Ay<tl (2)

Cukup jel'ls

Ayut (31

Cukup jelas

Ayat(4)

Pcngclolaan laboratorium/studio dapat mcnjadi tanggungjawab jurusan,

fakultas, atau perguruan tinggi .

Pasal 32

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) >·

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

· Pasal 33

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pa~al 34 ...

Page 92: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

1.\

Pasal 34

·"··4' ..: " I ·' .. ,.. -"'1 ~1_, -::---~ "'<. -"~~

~~, ... *-~\\~ ~ ,,. ""'ll~ ~~{ ·.;~ ~h~ ~~~ ~17 "..1\~t- . ~h/

"""-:':..~ ~"'i-_A~ .. f v.,...o, . .... -

PRESIDEN REPUBLIK IN DON[ SIA

18

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Pada dasarnya Pembantu Rektor berjumlah 3 (tiga) orang sesuai dengan

bidangnya yaitu bidang 1\kaclemik, bidang Administrasi Umum, dan

bidang Kcmahasiswaan. Namun demikian, sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan dari Univcrsitasllnstitut yang bersangkutan dapat diangkat

Pembantu Rektor kurang atau lebih dari 3 (tiga) orang. Dalam hal

jumlah Pembantu Rcktor kurang atau mclebihi 3 (tiga) orang, fungsi

bidang Akademik, Aclministrasi Umum, dan Kemahasiswaan tetap harus

ada dan dilaksanakan atas persctujuan senat Universitas/Institut yang ..

bersangkutan .

Pcngertian eli atas bcr!aku pula untuk :

a. 1\..nnlah Pembantu Ketua Sekolah Tinggi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 60;

b. Jumlah Pemhantu Dircktur Politcknik sehagaim<llla dimaksud dalam

Pnsal 75 ; dan

c. Jumlah Pcmhantu Din:ktur Akademi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8X .

~ . !

Pas

Pas11

Pas

Page 93: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 37

Ay<H (1)

Cukup jelas

Ay .. ~ (2)

Cukup jelas_:

Ay<\t (3)

Cukup jelas

Pasal 38

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup je\as

Ayat (4)

•• •If;'~~"~ ,1\ .. ~_.~ ..... :;. -"'""~~

.~-r*."""AJ 1-'"7 ...,.~,, ~-:r . ~~~ . ~~~· H7 '-~~~ A1;:;

'<:1 · ~· ,A~ "' "',- ,, "' -,.,,. .:' ~~~·,;o~ -~

PRES1(1t:N R E PUI1LII-< lt-Jr>ON [ ~-11 /\

19

Pembinaan mahasiswa yang dimaksud pada ayat ini antara lain meliputi

upaya peningkatan kepemimpinan, penalaran, minat, dan kegemaran

mahasiswa.

Kesejahteraan mahasiswa yang dimaksud pada ayat ini antara lain

meliputi asrama, koperasi mahasiswa, kredit mahasiswa pada Bank,

pelayanan kesehatan, pclayanan minat dan bakat mahasiswa dalam

bidang kesenian dan olahraga.

Pasal 39

Ayat (l)

Cukup jelas

Page 94: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

yat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jclas

Ayat (6)

Cukur jelas

Pasal 40

Ayat(l)

Cukup jcl<1s

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 41

Ayat (1) ·'·

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup j~las

l'~~ ... ~~"l\ .·~*:.•;: ""- ~:::~~~ t~... . . ~ ~

~- · 7 . ~h~ ~~f ~~~ ,\\~1 ~1/ "''·~~ ,~~? T.~'<::::.."t::..y . /1 "'-/ ~--u;o~ ~ ...

I'RESIDCN REPUElLII<,. INDONE SIA

20

·' . \

Page 95: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

,I •I.

Ayqf (6)

Cukup jelas

Ay<tr (7)

Cukup jelas

Pasal 42

/\yat (l)

Cukup jelas

Ayal (2)

Cukup jel~1s

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 43

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

~ .... tf~>~:'_\~ ~~.., '7..-· ... ""- "~~

t.L•,*"".,\\~ ~:; "'~~ ~~~ ~1P ~-~~ '~~A'tf 'C.....,t:..8oA _,

"'~;o~ .~

PRESIDEN REPUBLIK INOONE~IA

21

Pasal 44 0 0 0

Page 96: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Ayat (I)

I A-'' -y,. ::;'"- \1-, '·'..,~·· ·· ...,..~:-"'~~

~ ..t.j{~-..,\\h ~,.."r ~h~ "n ', ~h~ . ~~, ~1} "'~'-~ • A1~ '<:..;--\'~ ,~~ ?'

~~--~;.,1_-:? ,. ' -

PRESIDEN REPUE:1LIK INDONESIA

22

Pada .dasarnya Pembantu Dekan berjumlah 3 (tiga) orang sesuai dengan

bidang kcgiatan Akademik, Administrasi Umum dan Kemahasiswaan.

Perguruan tinggi dapat mengangkat Pembantu Dekan yang jumlahnya

sesuai dengan kebutuhan pcrguruan tinggi .

Ayat (2)

Cukup jel~s

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 47 ...

- /1. i .. . ( -~ ·

Page 97: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 4~ ..

Ay< t (I)

Cukup jelas

Aya1 (2)

· Cukup jelas

Pasal 4&

Ay<';t (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 49

Ayat (1) >·

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

........ A··"·'*d.,...,. . .... "\~

~~ 7 ,_. ~, " ~

~~ "'*··. --- "~ ~,t: ~h~ ~~i ~~~ ~~~ A1.?' "I·~~ · '~~ ~ ""~"""~:~...,,A ,:·.:--

"z~o ...... ~

PRI:SIOEN REPUBLIK IN DONE ~ ·;II\

23

Pasal 50 . . .

Page 98: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 50

Ayat (1)

Cukup jclas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jclas

Ayat (6)

Cukup jclas

Ayat (7)

Cukup jclas

Ayat (8)

Cukup jelas

) •

Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

4 · ·'~..,.~~·'-"" ~v,. _ , .• .e:. _..,_\~ ~~,.,..,*· •.:~ ~ ~~~:· ~~~

~~~ 1 ~1J ~~~~ ~,\if "',\,~~ lA J

"=-~. '~~ _:--...............

I 'HESIPt N REPU8LII~ IN DONE ' ;tl\

24

~I

II pj

II ~

Page 99: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

. ,

Ay<lt (3)

Cukup jelas

Ay: 1t (4)

Cukup jelas

Pasal 53

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat .(2)

Cukup jelas

Pasal 54

Ayat (1)

·-'" ~~~·'~·,..- ~"~ ~~'1 ~--. ""':.,., .~~~ t-L, .. *~""'"~A ~-~,. ""'h~

~~;, ' ~h~ ~~~ H1 "t-~. A1~ ""'" ,, ~ ,A.I ,_.., ~~:."".,~~!/ .... .... -

PHESIDCN REPUBLIK INDONrSIA

25

Dalam hal Lidak adanya Direklur Program Pasca Sarjana, Lugas dan

fungsi sebagaimana disebut .pacla ayal (5) dan (6) clilaksanakan olch

Pembantu Rektor yang membidangi kegiatan bidang akademik.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3) ~·

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayal (5)

Cukup jelas

Ayal (6)

Lintas jurusan bcrarti bukan merupakan kclanjutan cl ari program sarjana

dalam jurusan tcrtcnlu dan/alau mcnggunakan sumber daya clari

beberapa juruan .

Page 100: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 55

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

•I ·T > ~ / · - , ,,

~~~-:-··'. -~~ .~~~A

{'1?*""h~ ~ ~~ ""h~ ~~~ ~~J \t~ \1 ,~AA'tff

...,_~~ . ...., .. _, '-J:/"ol'' ·: ·~ .........

PHESIDEN REPUBLIK INDONESIA

26

Organisasi biro pada universitas/institut dapat disesuaikan dengan

keperluan dan kemampuan universitas/institut yang bersangkutan.

Pasal 56

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 57

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 58

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 59 .. .

.. t :

...

Page 101: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 59

"~;:, ~ ~:~· ~ ~--.:... "'"~

~L'*·"'"~ ~:: ~~~~J ~· { "FJ ~·~~ ~~1J ~~1\\ ,"'lifl\~-~~

4:::1-ro, ...

PRESIDCN REPUBLIK INDONESIA

27

Organisasi sekolah tinggi yang disclenggarakan oleh masyarakat dapat

disesuaikan clengan keperluan dan kemampuan sekolah tinggi yang

bersangkutan .

Pasal 60

Lihat Penjelasan Pasal 36

Pasal 61

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 62

Ayat (1) ~·

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 63 ...

Page 102: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 63

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (G)

Cukup jelas

Pasal 64

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2) ~-

Cukup jelas

Pasal 65

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas . ,

· .. .. .

A '.fll..t"~"" .~ 7,."" - "'' ~·~:~·· J""-""~

~t,*,· ~"-~~ J."" ""'h~ ~~~ ~A~ ~~~ ~11 \".~t- .~~~&

-"C~~."'(-ft __; <..-.o;o~ :.:. ·-

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

28 -

Page 103: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 66

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukuf> jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6) ·

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

A''M''~"'I.,_ ~A, "7..,/!.? ~ ~:t ·"~~

~'"*-..""'"~ \.~-1' ">!I~ ~.\; "'~~ ~~~ ~11 "~'~• .A1? ~~''" ,A·',., --=.~' ·"'~· A " .... -.;c::..;u~ -· -

PHESIDl:N REPUOLIK lt-JDONE 51 A

- 29 -

Pasal 67 . ..

Page 104: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 67

Cukup jelas

Pasal 68

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jclas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 69

Ayat (1)

Cukup jc las

Ayat (2) ~·

Cukup jelas

Pasal 70

Ayat (1)

~ 4 · · ··~~::: ~ \~ ~~'1 : •.• ~ / ;.:_ "h~

~"'*""'"~ ~ -1,. ""ll~ ~~~ ""~~ ,~~~ ~1ft ~h, ,~h/

~~~:..'I~A · . . ; :.u,...a, -·

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

30

Dalam hal tidak diangkat seorang Dircktur Program Pasca Sarjana,

tugas dan fungsi scbagaimana disebut pada ayat (5) dan ayat (6)

dilaksanakan oleh Pcmbantu Ketua yang membidangi kegiatan bidang

akademik .

.ii ..

Page 105: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

.1~

· Ay ~t (2)

Cukup jelas

Ay ,t (3)

Cukup jelas

Ay .. t (4)

· Cukup jelas

Ay;tt (5)

.· Cukup jelas

AY;!l (6)

Cukup jelas

Pasal 71

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 72 ~·

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jclas

Pasal 73

Ayat(l)

Cukup jclas

!

4tAI'If'~"-:\ ~~~ r.~Z' ~;;£ ~h~

t-tlf,~- ~~"~ ~-1,.. ""t.~ ~~; ~h~ ~~~ ~4~ ""~~ ,hf ~~ ~~ 8· ~~n .J

-c...-P.,.::o~ :.?

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

31 -

Page 106: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 74

1't.A .. ·'~:~~, ~~ ? •. ':.;.',._ ~-"'~~~

l~:*· ~h~J ~,? '<::;h'l ~~{ ~~J ~~" Aif "~-~~_~ A·' -..,~,...,_\\ .v,/ __ :'

.... ·.:u;o,.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

32 -

Organisasi politeknik yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat

disesuaikan berdasarkan keperluan clan kemampuan politeknik yang

bersangkutan .

Pasal 75

Lihat Penjela5an Pasal 36

Pasal 76

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 77

Ayat (1)

Cukt1p jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

, ...

~

Page 107: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (4)

Cukup jclas

Pasal 78

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jclas

Ayat (3)

Cukup jclas

Ayal (4)

Cukup jclas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 79 ~·

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 80

Ayat (1)

Cukup jelas

,,AI'-r-::: ~-"!,\

··:A'·~· ~.., . ""~" ~~If,· ...,~~J ~-1'"' ~~~ ~~{ ~17 't~~~ ~Atf

-o.'' ~\\ 'f · AJ --' -c,.~;o~ .. ·

PR~:SIDI::N

REPLJI'ILIK INDONF SIA

33 -

Page 108: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

1\

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

'"·A.""'~ tt -1 .. "-'h~ ~~v ~~~ ~'n!. ~~~J ~~~~ h/

<: ,, ~\\...., . .A)A/ -.:...c..,..v.;o~ . -~

PRESIDEN REPUBLIK INDONL:SIA

34 -

Seorang dosen yang mcmangku jabatan guru besar yang diminta

mengajar politeknik juga menjadi anggota senat politeknik tersebut.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pas a! 8 I

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) .•·

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jclas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup J_elas . . . ·(I

Ayat (7) ...

Page 109: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Pasal 82

Cukup jelas

Pasal 83

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

)•

Pasal 84

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 85

Ayal (1)

Cukup jelas •'

1.;1""* ~:\ I\ A~ \:~'IJ ~·~, ~~~J ;t~t- -JJIAgl

""-"""-t::......, .A . .., '"'u;o~ :7

PRESIDE:N REPUBLIK INDONESIA

35

'Ayat (2)

Page 110: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 86

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 87

~'':, ~ -~-· "'>:;.. ~~~

~t''*· ·~,q t:r -;~~ ~"~ ~1} "'"~· ,htf?' .., <- ,, ~ 'A·• ;;-'

"C.~,...,.o-_;l ·:;;-? ., ...... . -

PRESIDL:N REPUBLIK INDONESIA

36

\

Organisasi akademi yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat disesuaikan

berdasarkan keperlue1n dan kcmampuan akaclemi yang bersangkutan.

Pasal 88

Lihal penjelasan Pasal 36

Pasal 89 >·

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 90 ...

E

Page 111: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 90

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jela~

Ayat (3)

Cukup jclas

Ayat (4)

Cukup jclas

Pasal 91

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4) >-

. Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

. i.

jA·'A~~~\'-11 .~~'1 ~ ....... """"'· "~~

~<"*. '"""~h J11; ~~~~ ~A; "::~~ ~J~ ~~J ~~1:1 ,~h/ ""-~ .-.(. /r _,

.c:-u;o~ .---= ..

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

37

Pasal 92 . ..

Page 112: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 92

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas ·

Pasal 93

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 94

Ayat (1)

Cukup jclas

Ayat (2)

Cukup jelas

~··~~~~\~ ~~"1:·· ··~ "'---:..." ~~

~t-t*· -.,. 1\~ ~ -1 ~ ...,., •J ~"' ~"·~ ~~ ~11 ~'~~ iff ~. "<:>..~.v- ~' . J

<~.;o~ .... ~

PRESIDEN REPUBLif<. INDONESIA

38

I I "'

Ayat (3) ...

Page 113: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas..:

Ayat (6)

Cukup j~las

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Pasal 95

Cukup jelas

Pasal 96

Ayat (l)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

4 ~ ..... ~,..::: -:_..,, ~A_, 7_ •• • .r-,~"-~~

"t". ·*""""~ ~- -17 ~~~~ ~AI, "~~ $~~ ~1} ~--~1:\ AA1.f

... ,-.. ;,,.'t!. -"V· ~\~ ;;. ... ~;o~ _._ ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

J9

Yang climaksud dengan satuan pcndidikan yang membawahinya adalah

untuk :

a) universitas/institut ad<llah Fakultas

b) Sekolah tinggi/Politeknik/Akademik aclalah lembaga pendidikan itu

sendiri .

Ayat (4) .. ..

Page 114: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (4)

Cukup jcl::1s

Pasal 97

Ayat (1)

Cukup jclas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 98

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jclas

Pasal 99

Cukup jelas

Pasal 100 J•

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 101

Ayat (I)

Culrup jelas

~~"~~~ ..... .., ~~..,~--~ /----~~~~

~L1*.""·"~ ~~A? ""h~ ~-~; '<:: ~~ \~~~ ~1J \.!'~\1 1A~if

""-""'-~ .-v· A"~/ ..,.·:v.;o~ : ._-=

PRESIDEN REPUBLJf(, INDONESIA

40

Ayat (2)

Page 115: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ay:;' (2)

Cukup jelas

Ay:,t (3)

-A~M~~""-11 l_,-r)!? ""'-.:"h~ ~-~~ .. w.; . ~~~ ~~~: ' "~~ ~l ~11

.... ~~. A{~ "".:-"~ )~A¥ "'C.~,:V0 ~A-~ -- ........

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

41 -

Pemerintah dapat memberi bantuan kepada perguruan tinggi yang

diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk dosen tetap ·yang

dikerjakaQ pada perguruan tinggi yang hersangkutan .

Ay<1t (4)

Cukui? jelas

Ayqt (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Dosen tamu dapat be rasa! dari dalam negeri a tau dari luar negeri .

Pasal 102

Ayqt (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Pengangkatan pada jabatan akademik diatur dengan sistern kredit yang

dikumpulkan atas kegiatan yang telah dilakukan oleh dosen dalam

rnenjalankan tugasnya . Besarnya angka kredit yang diberikan atas suatu

jenis kegiatan serta jumlah minimal angka kredit bagi suatu jabatan

akademik clitentukan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang

pendayagunaan aparatur negara . Menteri Pendidikan dan Kcbudayaan

menetapkan tata cara penilaian angka kredit jabatan akademik dosen.

Pasal 103

Cukup jelas

Pasal 104 ...

Page 116: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 104

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

~~ " ~*· . --:~~A J."? "'h~ ~~; ~~~ $~~ ~11 "-t-~~ lhJ ""S;_"""'-~.-y. ~)n y

..c-,L_,;o~ ~-~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

42

Perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Departemen lain atau

lembaga Pemerintah lain mengusulkan pengangkatan guru besar melalui

Menteri lain atau Pimpinan Lembaga Pemerintah lain yang bersangkutan

kepada Menteri .

Ayat (5)

Cukup jclas

Pasal 105

Cukup jelas

Pasal 106

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 107

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2) ....

Page 117: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Aya .: (2)

Cukup jelas

Pasal 108

Ayat (1)

Cukup jejas

Ayat (2)

Cukt~p jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 109

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

,..

Pasal 110

Ayat (1)

Cukup _jelas

Ayat (2)

Cukup jclas

Pasal 111

Ayat(l)

Cukup :jelas .,

. AA•A~-~::-\"'1\ ~~_,.,~,-·~ ..... ..,. -~~,

~",*"""-.,_"~~ ~-17" """II~ ~"; ~~~ ~~~ ~11 ""'"~· .A1::r """'"~ ~A",..,. -.:.~;.;!iA_./ .,.....,. ... , ... :--

PHESIDEN REPUBLIK INDONESIA

43

~

Page 118: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 112

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 113

Ayat (1)

Cukup jclas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 114

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

~~~~- ·"· - ~~~~~~ ... ~-'~"*""'~~ ~'"; "":,~~ .t~~~ ~~J ~~-~~ hff ~~:V·/?~J

"'..G~;o~::..~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

44 -

Pemerintah yang dimaksud dalam ayat ini adalah baik Pemerintah Pusat

maupun Pemerintah Daerah.

. I Ayat (3)

#

Page 119: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c ~

. ~~J;, r~~"' ,..z :\-'' ~ ·" ... f*~"~~ ~-1.. ~ .. ~ ~"f, ~ '<~:A~ ~~t,'?:~> ~~J "';J'A~ AAY ""-~N·~)~_J

"'.,G;u~ ~ ·z7

PRESIDEN REPUBLif'<. INDONESIA

45 . -

Kontrak kerja yang dimaksud meliputi kegiatan penelitian,

konsultasi, pelatihan, dan lain-lain kegialan yang berhubungan

dengan peran dan fungsi perguruan tinggi.

Huruf d

Yang dimaksud dengan produk adalah barang dan/atau jasa sebagai

hasil .kegiatan yang berhubungan dengan peran fungsi perguruan

tinggi.

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Ayat (4) ,.

Cukup jelas

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan tidak mencari keuntungan adalah usaha yang

semata-mata diselenggarakan untuk kelancaran pelaksanaan dan

pengembangan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan peran dan fungsi

perguruan tinggi.

Pasal 115

' . ... , ; ' :I

Page 120: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 115

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 116

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 117

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasa1118

Ayat (1)

Cukup jelas

,;,

~A4~~<.~~'1\-.._ ~~-r*t ... - ~ ....,.r..""'"~~ ~-1~ --- ~~

~,.,; . "'"~J "II" ~h~ ~h, ~141 ;tA~ 4hff

"'C.~.-v-))-_, <--~;v~..#"'

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

46

. ; ' .

:I~ d'~

. ;

Ayat (2) ...

Page 121: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 119

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 120

Cukup jelas

Pasal 121

Cukup jelas

Pasal 122

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 123

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

"•o

'o

AA•"'"" ..... '""" t~~_,'*-r.?:? ,:;._,.~ ~~l " ~ .... "~' ~~~;: ~ ~J

~~~_,. "::1:-.'IJ ~A{ ~h~ ~·~~ . ~41 ~At-. )it! ... -.::..'1::!..-voA . .J'

<~;o~ ::..~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

47

Pasal 124 0 0 0

Page 122: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

· '

Pasal 124

Cukup jelas

Pasal 125

Cukup jelas

Pasal 126

Cukup jclas

Pasal 127

Cukup jclas

Pasal 128

Ayat (1)

Cukup jellls

Ayat (2) ~·

A'A"r' ~·"-\ ~~~~ ~.~? ""'---:~~~

lL117*. """"hA 1'''"' · """lw ~"?. ~~~

~d~· . ~1J ~hi . ~h/

..-;~:¥;ft) _ _; <-.L,,.;o, :-.-

PRF:.SIDEN REPUBLIK INDONESIA

48

Mutu terdiri dari efektifitas, efisicnsi , produktifitlls, akuntabilitas ,

sullsana akademik, dan ketahanan sistcm.

Ayat (3)

Kemandirian Badan Akreditasi menjadi dasar dalam pelaksanaan

tugasnya walaupun memperoleh dukungan sumber daya dari pihak lain

termasuk Pemerintah.

Ayat (4) ... I\

Page 123: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

;,

Ayat (4)

... --?:.?;.~/2~~

t-t~~~~~~ ~"~A ~~~" ~~~~ . ~~~; . ~A~ ~d~ ~11 ;tA\1 )A~At.f

'<;.'<::;.l::..-.,.A --· ~.v;o~ _,..

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

49

Langkah pembinaan terhadap perguruan tinggi dapat bcrbentuk :

a. Peningkatan bantuan penycdiaan sumber daya;

b. Pengurangan atau penghentian bantuan penyediaan sumber daya

bagi program-program tertentu;

c. Peng~entian pelaksanaan program-program tertentu;

d. Penangguhan untuk scmentara otonomi pengelolaan perguruan

linggi yang bcrsangkutan;

e. Langkah pembinaan lainnya yang dipandang perlu.

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 129

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 130

Cukup jelas

Pasal 131

Cukup jelas

:. '.'(, Pasal 132 ...

Page 124: ,·tV ,., .,.t .• A rnF SIU£. f' - kms.ipb.ac.idkms.ipb.ac.id/1649/1/Peraturan pemerintahan Republik Indonesia no... · NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG ... kaitbh, moral dan etika

Pasal 132

Cukup jelas

Pasal 133

Cukup jet as

144M-r ~'-"''ll ~~.., ~--~? "'"'...£ "~'

~~, ... ~. ~"~~ I.~,? ~~~ ~~~; ~A~ l..~d~ J1J ~~~~ 4~··Y -.:.~~·V·ft) J

<---..o;o~~

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

50

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA "NOM OR 3859

1·. ' ! ·: