raden intanrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan bapak...

159
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs MA’ARIF 01 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Matematika Oleh Frediyanto Bagus Wamda NPM : 1211050202 Jurusan : Pendidikan Matematika RADEN INTAN LAMPUNG

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

1

PENERAPAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS

DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs MA’ARIF 01 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Matematika

Oleh

Frediyanto Bagus Wamda NPM : 1211050202

Jurusan : Pendidikan Matematika

RADEN INTAN

LAMPUNG

Page 2: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

2

PENERAPAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS

DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs MA’ARIF 01 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Matematika

Oleh

Frediyanto Bagus Wanda NPM : 1211050202

Jurusan : Pendidikan Matematika

Pembimbing I : Dr. H. R. Masykur, M.Pd Pembimbing II : Rosida Rakhmawati, M.Pd

Page 3: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

3

ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE BRAIN STORMING

UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs MA’ARIF 01

PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh FREDIYANTO BAGUS WANDA

Kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika merupakan suatu hal yang diperlukan oleh setiap peserta didik guna mempermudah poses belajar mengajar. Berdasarkan pra penelitian menunjukan bahwa kemampuan matematis matematika peserta didik MTs Ma’arif 01 Punggur masih rendah, hal ini terlihat dari ulangan semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 peserta didik yang memperoleh nilai diatas (KKM) dengan nilai �70 sebanyak 43 dari 118 dan diduga belum pernah dilakukan tes kecerdasan majemuk. Penulis tertarik untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi matematis dan dapat mengetahui kecerdasan majemuk matematika peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran brain storming dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari kecerdasan majemuk peserta didik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy Experimental Design (desain eksperimen semu) dengan rancangan penelitian faktorial 2x3. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak kelas dengan materi kubus dan balok. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket kecerdasan majemuk peserta didik dan tes komunikasi matematis berupa soal uraian. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama, dengan taraf signifikan 5 % diperoleh Fa =12012,011 > Ftabel=4,027 sehingga H0A ditolak, Fb=59,159 >Ftabel = 3,175 sehingga H0B ditolak, dan Fab=0,304 < Ftabel=3,175 sehingga H0AB diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) terdapat pengaruh peningkatan kemampuan komunikasi matematis antara peserta didik yang memperoleh metode pembelajaran brain storming dibandingkan peserta

Page 4: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

4

Kata Kunci: Metode pembelajaran brain storming, Komunikasi matematis, Kecerdasan majemuk.

Page 5: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

5

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.1

(QS. An-Insyirah:6-8)

Page 6: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

6

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur saya ucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin kepada

Allah SWT, karena berkat-Nya saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya. Karya kecil ini ku persembahkan untuk :

Kedua Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Sudaryoto dan Ibunda Suprapti, yang

telah bersusah payah membesarkan, mendidik, dan membiayai selama menuntut ilmu

serta selalu memberiku dorongan, semangat, do’a, nasehat, cinta dan kasih sayang

yang tulus untuk keberhasilanku. Engkaulah figur istimewa dalam hidup ku.

Betapa besarnya rasa cinta yang mengalir tulus dari kedua orang tua.

Terimakasih untuk semua pengorbanan, dukungan, kasih sayang, do’a dan nasihat

untuk ananda. Ibunda tercinta, yang tak pernah letih mendidik, memberikan kasih

sayang, cinta sepenuh hati, tidak pernah berhenti menasehati, serta do’a yang tulus

selalu mengalir sepanjang waktu dan untuk Ayahku tersayang, yang selama ini

bekerja keras untuk memberikan nafkah dan semangat untuk keberhsilanku.

Adikku tersayang Arti Dian Pertiwi dan semua kerabat keluarga yang lain, yang

turut memberikan nasihat, semangat, kecerian dan kasih sayang. Terimakasih untuk

yang telah kalian berikan selama ini.

Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung yang ku banggakan.

Page 7: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

7

RIWAYAT HIDUP

Frediyanto Bagus Wanda, lahir di Desa Papan Rejo, Kec.Abung Timur Kab.

Lampung Utara pada tanggal 20 Juli 1994. Anak pertama dari dua saudara. Putra dari

pasangan ayah yang bernama Sudaryoto dan Ibu Suprapti.

Penulis memulai jenjang pendidikan di RA Abu Bakar Ash Shiddiq. Desa Papan

Rejo dimulai pada tahun 1999 dan diselesaikan pada tahun 2006, setelah itu

melanjutkan ke MI Abu Bakar Ash Shiddiq. Desa Papan Rejo Kecamatan Abung

Timur Kabupaten Lampung Utara dimulai pada tahun 2000 dan diselesaikan pada

tahun 2006. Pada tahun 2006 samapai 2009, penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama di MTs Abu Bakar Ash Shiddiq. Desa Papan Rejo Kecamatan

Abung Timur Kabupaten Lampung Utara. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan

jenjang selanjutnya, yaitu ke Madrasah Aliah Negri (MAN) Kotabumi Kabupaten

Lampung Utara dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.

Kemudian pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri

(UIN) Raden Intan Lampung. Pada bulan Agustus 2015 penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Lebungsari Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten

Page 8: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Subhanallah, Walhamdulillah, Wala ilahailallah, Allahuakbar.

Alhamdulillah Segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam

rangka memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika UIN Raden Intan

Lampung. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan

bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Nanang Supriyadi, M.Sc, selaku ketua jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

3. Bapak Dr. H. R. Masykur, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Rosida

Rakhmawati, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

dan dengan sabar membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

9

kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Raden Intan Lampung.

5. Bapak Suherman, M.Pd dan Bapak M. Syazali, M.Pd, selaku dosen Pendidikan

Matematika di Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung yang telah

memberikan arahan kepada penulis dalam pembuatan Instrumen penelitian.

6. Bapak Langgengno Karma, B.Sc selaku kepala sekolah MTs Ma’arif 01 Punggur,

dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01

Ma’arif Punggur serta seluruh staf, karyawan dan seluruh siswa yang telah

memberikan bantuan demi kelancaran penelitian skripsi ini.

7. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Matematika (khususnya Matematika kelas

D angkatan 2012), Mela, Tira, Ida, Trias, Maratun, Istiqomah, Hafiza, Armutia,

Hepri, Karima dan untuk sabatku Aziz, Akbar, Roni, Ilal, Kausar, Lintang, Ari,

meraka yang telah memberi bantuan baik petunjuk atau berupa saran-saran,

sehingga penulis senantiasa mendapat informasi yang sangat berharga.

Terimakasih telah memberi semangat untukku.

8. Sahabat satu atap Kosan Perjaka (Yogi, Rahmawan Adi, Aji, Mas Yudi, Yasin,

Farid, Aldi, Lesmono, Janu) terimakasih atas kekeluargaan dan canda tawa kalian

selama ini. Semoga kesuksesan menyertai kita semua.

9. Bulek-bulekku: Arken dan Asih yang selalu memberikan semangat, motivasi,

Page 10: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

10

Alhamdulillaahiladzi bini’matihi tatimushalihat (segala puji bagi Allah yang

dengan nikmatnya amal shaleh menjadi sempurna). Semoga segala bantuan yang

diberikan dengan penuh keikhlasan tersebut mendapat anugerah dari Allah SWT.

Aamiin Ya Robbal ‘Alamin. Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang

membangun dari pembaca sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan dimasa

mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juli 2017

Penulis

Frediyanto Bagus Wanda NPM. 1211050202

Page 11: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 11

C. Batasan Masalah ........................................................................................ 12

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 12

Page 12: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

12

H. Definisi Oprasianal .................................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ................................................................................................ 16

1. Metode Pembelajaran ................................................................................. 16

a. Metode Brain Storming ........................................................................... 17

b. Langkah-langkah Penggunaan Metode Brain Stroming ........................... 20

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Brain Stroming ................................. 21

2. Komunikasi Matematis ................................................................................ 23

a. Pengertian Komunikasi Matematis......................................................... 23

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ...................................... 26

3. Kecerdasan Majemuk .................................................................................. 27

a. Pengertian Kecerdasan ........................................................................... 27

b. Pengertian Kecerdasan Majemuk ........................................................... 30

c. Jenis-jenis Kecerdasan Majemuk ........................................................... 31

B. Penelitian Relevan ....................................................................................... 37

C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 39

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 43

Page 13: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

13

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 49

F. Instrumen Penelitian dan Uji Coba Intrumen Penelitian ............................... 52

1. Tes komunikasi Matematis...................................................................... 53

a) Uji Validitas ....................................................................................... 54

b) Uji Tingkat Kesukaran ....................................................................... 56

c) Uji Daya Pembeda.............................................................................. 57

d) Uji Reliabilitas ................................................................................... 59

2. Angket Kecerdasan Majemuk ................................................................. 61

a) Uji Validitas Angket ......................................................................... 63

b) Uji Reliabilitas Angket ...................................................................... 64

3. Gain Ternormalisasi ................................................................................ 65

G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 67

1. Uji Normalitas ........................................................................................ 67

2. Uji Homogenitas ..................................................................................... 69

3. Hipotesis ................................................................................................. 71

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data ............................................................................................... 80

1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Komunikasi Matematis ............................... 80

B. Deskripsi Data Amatan ................................................................................ 87

Page 14: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

14

2. Scheffe .................................................................................................... 98

E. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................................ 101

1. Terdapat Pengaruh Peningkatan Komunikasi Matematis Peserta Didik

Yang Mengikuti Pembelajaran Mengunakan Metode Pembelajaran

Brain Storming Dengan Peserta Didik Yang Mengikuti Pembelajaran

Dengan Menggunakan Metode Konvesional ......................................... 101

2. Terdapat Pengaruh Kecerdasan Majemuk (Kecerdasan Logis

Matematika, Kecerdasan Intrapersonal dan Kecerdasan Interpersonal

Terhadap Komunikasi Matematis Peserta Didik) ................................... 104

3. Tidak Terdapat Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Angket Kecerdasan

Majemuk Terhadap Komunikasi Matematis Peserta

Didik ................................................................................................... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 109

B. Saran ....................................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

15

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Komunikasi Matematis .................................................................. 7

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 48

Tabel 3.2 Tabel Pemberian Skor Soal Komunikasi Matematis .............................. 53

Tabel 3.3 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes ............................................ 57

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Beda .......................................................................... 59

Tabel 3.5 Skor Pilihan Jawaban Tes Kecerdasan Majemuk .................................. 61

Tabel 3.6 Kategori Skor Kecerdasan Majemuk .................................................... 62

Tabel 3.7 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi ........................................................ 66

Tabel 3.8 Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi ............................... 73

Tabel 3.9 Rangkuman Anava Dua Arah ............................................................... 76

Tabel 4.1 Validitas Soal Tes Komunikasi Matematis ............................................ 82

Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Komunikasi Matematis .................. 83

Tabel 4.3 Daya Pembeda Butir Soal Tes Komunikasi Matematis ......................... 84

Tabel 4.4 Kesimpulan Instrumen Soal .................................................................. 86

Tabel 4.5 Deskripsi Data Amatan Prettes Peserta Didik ....................................... 87

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Prettes ................................................................. 88

Page 16: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

16

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas N-gain Komunikasi Matematis ......................... 93

Tabel 4.11 Deskripsi Data Amatan Angket Kecerdasan Majemuk ........................ 95

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Angket Kecerdasan Majemuk ............................ 96

Tabel 4.13 Rangkuman Analisi Variansi Sel Jalan Tak Sama ............................... 97

Tabel 4.14 Rangkuman data Amatan Rataan dan Rataan Marginal ...................... 98

Tabel 4.15 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom ........................................... 99

Page 17: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Peserta Didik ............................................................................... 115

2. Kisi-kisi Uji Coba Tes Komunikasi Matematis ................................................. 116

3. Soal Uji Coba Instrumen Komunikasi Matematis ............................................. 118

4. Kunci Jawaban Soal Uji Coba .......................................................................... 121

5. Angket Kecerdasan Majemuk ........................................................................... 127

6. Uji Validitas Instrumen Tes .............................................................................. 129

7. Perhitungan Uji Validitas Tiap Butir Soal ......................................................... 131

8. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................................. 132

9. Analisis Daya Pembeda .................................................................................... 135

10. Uji Daya Beda .................................................................................................. 137

11. Perhitungan Daya Beda dan Tingkat Kesukaran ............................................... 140

12. Analisis Reliabilitas .......................................................................................... 141

13. Perhitungan Uji Reliabilitas .............................................................................. 143

14. Analisis Hasil Tes Kecerdasna Majemuk .......................................................... 144

15. Perangkat Pembelajaran ................................................................................... 145

16. Kisi-kisi Soal Komunikasi Matematis ............................................................... 172

Page 18: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

18

20. Kunci Jawaban Postes Komunikasi Matematis ................................................. 181

21. Data Nilai Pretes dan Postes Komunikasi Matematis ........................................ 184

22. Deskripsi Data Amatan Pretes Komunikasi Matematis ..................................... 185

23. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen .......................................................... 186

24. Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol ................................................................. 188

25. Uji Homogenitas Pretes Komunikasi Matematis ............................................... 190

26. Perhitungan Manual Uji Homogenitas Pretes Komunikasi Matematis ............... 192

27. Deskripsi Data Amatan Postes Komunikasi Matematis ..................................... 194

28. Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen .......................................................... 195

29. Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol ................................................................ 197

30. Uji Homogenitas Postes Komunikasi Matematis............................................... 199

31. Perhitungan Manual Uji Homogenitas Postes Komunikasi Matematis .............. 201

32. Deskripsi Data Amatan N-gain Komunikasi Matematis .................................... 203

33. Uji Normalitas N-gain Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen .................... 204

34. Uji Normalitas N-gain Komunikasi Matematis Kelas Kontrol .......................... 206

35. Uji Homogenitas N-gain Komunikasi Matematis ............................................. 208

36. Perhitungan Manual Uji Homogenitas N-gain Komunikasi Matematis ............. 210

37. Deskripsi Data Amatan Angket Kecerdasan Majemuk ..................................... 212

38. Uji Normalitas Angket Kecerdasan Majemuk Kelas Eksperimen ...................... 213

Page 19: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

19

42. Uji Prasyarat Normalitas Kecerdasan Logis Matematika................................... 221

43. Uji Prasyarat Normalitas Kecerdasan Intrapersonal .......................................... 223

44. Uji Prasyarat Normalitas Kecerdasan Interpersonal .......................................... 225

45. Uji Homogenitas Antar Kolom Kecerdasan Majemuk ...................................... 227

46. Perhitungan Manual Uji Homogenitas Antar Kolom Kecerdasan Majemuk ...... 229

47. Uji Anava ......................................................................................................... 231

48. Uji Scheffe ........................................................................................................ 237

49. Tabel “r” Product Moment …………………………………………………… 239

50. Nilai Kriteria L Untuk Uji Liliefors …………………………………………… 240

51. Tabel Distribusi Normal Baku (Z) …………………………………………….. 241

52. Tabel Nilai �2 α ; v……………………………………………………………... 242

53. Tabel Nilai F (0,05) ……………………………………………………………. 243

Page 20: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Karena itu,

diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan dalam

upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, tentunya dimulai

dengan proses pendidikan yang mantap, baik dari lingkungan keluarga, sekolah,

maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam

rangka mencetak generasi penerus bangsa sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pendidikan juga diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, hal

ini dapat dilihat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi

Page 21: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

17

berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang

demokratis serta bertanggung jawab”2.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu upaya

peningkatan mutu pendidikan di semua lembaga pendidikan, melalui lembaga

tersebut dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan terpercaya.

Karena itu, segala daya dan upaya yang terarah kepada pembinaan manusia

pembangunan manusia seutuhnya juga menjadi sasaran pendidikan di

Indonesia untuk mencapai tujuan itu diperlukan upaya pengkajian semua

unsur yang akan menjadi tantangan pendidikan dalam pengembangan sistem

pendidikan pengajaran yang serasi dan terarah serta relavan dengan segala

kebutuhan pembangunan jangka pendek dan panjang.

Selain berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu

bangsa, pendidikan juga mampu mengangkat derajat seseorang ke tingkat

yang lebih tinggi, sebagaimana Firman Allah dalam Q.S al-Mujaadilah ayat 11

yang berbunyi:

Page 22: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

18

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu

berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 3

Ilmu yang dimaksud pada ayat diatas adalah ilmu yang bermanfaat bagi

dirinya atau orang banyak dan tidak merugikan orang lain, salah satunya ilmu

mengenai matematika. Pendidikan matematika merupakan bagian dari pendidikan.

Sehingga pendidikan matematika merupakan salah satu aspek kehidupan yang

sangat penting peranannya dalam upaya membina dan membentuk manusia

berkualitas tinggi.

Mempelajari ilmu matematika sangatlah penting bagi diri sendiri dan orang

lain. Mata pelajaran matematika telah diperkenalkan kepada peserta didik sejak

pendidikan tingkat dasar dan bahkan dari pendidikan anak usia dini sampai

Page 23: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

19

Indonesia di persiapkan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga lanjutan, yang di

persiapkan secara sistematis sehingga peserta didik mudah mempelajarinya.

Di zaman yang modern ini semakin ketatnya persaingan di dunia pendidikan,

merupakan hal yang wajar apabila para peserta didik sering khawatir akan

mengalami kegagalan atau ketidakberhasilan dalam meraih prestasi belajar.

Banyak peserta didik yang bersikap negatif terhadap matematika, peserta didik

menganggap matematika sebagai bidang studi yang sulit dipelajari. Pandangan

atau sikap negatif peserta didik terhadap matematika berpengaruh terhadap cara-

cara pesrta didik dalam mempelajari matematika. Berbagai usaha yang dilakukan

peserta didik untuk meraih prestasi belajar, seperti mengikuti bimbingan belajar.

Usaha semacam ini jelas positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah

pentingnya dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan ataupun kecakapan

intelektual yang tinggi, yaitu kecerdasan majemuk.

Teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) ditemukan dan

dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan

profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University,

Page 24: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

20

biopsikologi yang artinya semua makhluk yang bersangkutan mempunyai potensi

untuk menggunakan sekumpulan bakat yang dimiliki oleh jenis makhluk itu.

Sedangkan kata “majemuk”berarti terdiri atas beberapa bagian yang merupakan

satu kesatuan.4

Kecerdasan tidak terbatas pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan

menggunakan beberapa tes inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat

prestasi yang ditampilkan seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di

sekolah belaka, tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik

pada bidang seni, spasial, olah raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.

Bila semua kecerdasan ini ditumbuhkan, dikembangkan dan dilibatkan dalam

proses pembelajaran, maka akan sangat meningkatkan efektifitas dan hasil

pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin meninjau kecerdasan peserta didik

dalam aspek kecerdasan logis-matematika, intrapersonal dan interpersonalnya.

Besarnya tidaknya pengaruh kecerdasan logis-matematika, kecerdasan

intrapersonal dan kecerdasan interpersonal dalam pembelajaran di kelas sangat

Page 25: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

21

untuk menggunakan kata-kata, mampu berfikir secara konseptual, mampu

berinteraksi baik dengan orang lain. Peserta didik dengan kecerdasan majemuk

yang baik akan mampu berfikir secara konseptual dengan baik sehingga kinerja

otak dapat berfungsi lebih baik, dapat memotivasi dirinya sendiri, serta peserta

didik juga lebih mudah dalam menerima pelajaran matematika sehingga peserta

didik dengan kecerdasan majemuk yang baik dapat mengkomunikasikan

komunikasi matematis dalam belajar matematika.

Hubungan komunikasi matematis dengan kecerdasan majemuk seperti

kecerdasan logis-matematika, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal adalah

komunikasi matematis yang pembelajarannya membiasakan peserta didik untuk

mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk simbol, tabel, diagram, atau media

lain. Kemampuan komunikasi matematis sangat penting dimiliki oleh peserta

didik, hal ini karena salah satu komponen standar evaluasi matematika menurut

National Council of Teacer of Matematics (NCTM) adalah kemampuan

komunikasi. Kemampuan komunikasi diperlukan dalam pembelajaran matematika

karena komunikasi yang benar akan menjadikan proses pembelajaran akan

Page 26: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

22

Artinya: “(Allah) yang maha pengasih. yang telah mengajarkan Al-Qur’an.

Dia menciptakan manusia. dan mengajarinya pandai berbicara”.5

Ayat ini menyatakan untuk mengajarkan kita untuk pandai berbicara, itu

artinya kita diajarkan untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran matematika

komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi matematis. Salah satu penyebab

peserta didik sulit belajar matematika adalah lemahnya membaca matematika

yang erat kaitannya dengan simbol-simbol dan istilah.

Berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan penulis, peserta didik kelas VIII

MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah pada umumnya mempunyai respon

yang kurang terhadap materi yang disampaikan guru karena tidak adanya kesiapan

peserta didik dalam menghadapi materi pembelajaran. Salah satu guru matematika

di MTs Ma’arif 01 Punggur mengatakan bahwa sebagian besar peserta didik sulit

dalam komunikasi matematis pada materi yang disampaikan oleh guru, serta

kebanyakan dari peserta didik tidak memperhatikan saat guru menerangkan

pembelajaran, dan kurang aktif dalam pembelajaran hanya beberapa peserta didik

Page 27: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

23

setelah ditunjuk langsung oleh guru dan tidak bertanya walaupun sebenarnya

mereka belum mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru, dalam

proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional yaitu

pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga menimbulkan kejenuhan pada

peserta didik selama proses pembelajaran. Kejenuhan yang terjadi pada proses

pembelajaran mengakibatkan peserta didik tidak berminat untuk mengikuti

pembelajaran sehingga akan berpengaruh pada komunikasi matematis dan

kecerdasan majemuk peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan

komunikasi matematis peserta didik sebagai berikut :

Tabel 1.1 Hasil Komunikasi Matematis Matematika Peserta Didik kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah

No Kelas Presentasi (X)

Jumlah x<71 x≥71 1

VIIIA 16 12 28

2

VIIIB 22 8 30

3

VIIIC 20 13 33

VIIID 17 10 27

Page 28: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

24

matematika di MTs Ma’arif 01 Punggur adalah 71, tabel di atas menunjukan

bahwa dari 118 peserta didik yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal hanya

berjumlah 43 peserta didik. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa hasil

belajar matematika kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur belum memuaskan.

Kondisi di atas diduga karena dalam pembelajaran matematika peserta didik

jarang sekali diminta untuk mengkomunikasikan ide-idenya gagasan-gagasan

matematika baik melalui gambar, grafik, table atau diagram, sehingga hal ini

menyebabkan peserta didik masih mengalami kesulitan dalam penyelesaian soal-

soal, dan dalam pembelajaran belum pernah dilakuakan tes untuk mengetahui

kecerdasan majemuk untuk mengetahui komunikasi matematis peserta didik.

Rendahnya kemampuan komunikasi matematis peserta didik ini dapat disebabkan

karena pembelajaran di MTs Ma’arif 01 Punggur masih menggunakan metode

pembelajaran konvensional, dimana seorang guru yang dituntut untuk lebih aktif

dari pada peserta didik.

Kecerdasan majemuk peserta didik sangat penting untuk mengukur

kemampuan kecerdasan peserta didik. Seorang guru memiliki kewajiban untuk

Page 29: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

25

ragam, guru dituntut untuk menggunakan metode yang berfariasi dalam

melaksanakan pembelajaran agar peserta didik dapat dibantu sesuai dengan

kecerdasan yang dimiliki.

Peneliti sudah melakukan tes kecerdasan majemuk untuk mengetahui kategori

kecerdasan pada diri peserta didik. Pada kenyataanya, peserta didik yang belum

mengetahui potensi kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik, khususnya dalam

cara belajar matematika yang sesuai dengan kecerdasan majemuk. Hal ini

mengakibatkan peserta didik belum dapat metingkatkan komunikasi matematis.

Pembelajaran yang melibatkan kecerdasan majemuk seharusnya menjadi

perhatian guru untuk mengetahui bagaimana komunikasi matematis antara peserta

didik. Gardner mengungkapkan bahwa hal yang paling penting dalam praktik

pembelajaran adalah guru mampu mengenali dan memelihara keragaman

kecerdasan peserta didik karena mereka memiliki kombinasi kecerdasan yang

berbeda-beda.7 Hal ini berarti untuk melaksanakan pembelajaran matematika yang

melibatkan kecerdasan majemuk dapat dilakukan dengan cara membuat peserta

didik dapat berkomunikasi matematis dalam pembelajaran matematika.

Page 30: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

26

perlu juga maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang mampu memberikan

dukungan belajar bagi peserta didik. Penggunaan metode pembelajaran yang

bervariasi dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kebosanan

dan kejenuhan pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode

pembelajaran yang baik akan menyebabkan komunikasi matematis belajar yang

baik pula.

Metode Brain Storming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan

oleh guru di dalam kelas dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru,

kemudian peserta didik menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar

sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau

dapat diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari

sekelompok manusia dalam waktu yang singkat.8 Pelaksanaan metode ini tugas

guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran peserta didik,

sehingga mereka bisa menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa

pendapat peserta didik itu benar atau salah. Disamping itu, pendapat yang

dikemukakan tidak perlu langsung disimpulkan, guru hanya menampung semua

Page 31: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

27

pembelajaran matematika peserta didik akan belajar menjadi lebih aktif dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran seperti ini membuat peserta didik dapat

meningkatkan komunikasi matematis.

Metode Brain Storming didukung dengan kecerdasan majemuk yang dimiliki

oleh peserta didik yang mempunyai kecerdasan logis matematis, kecerdasa

intrapersonal dan kecerdasan interpersonal diharapkan agar peserta didik dapat

meningkatkan komunikasi peserta didik. Jika dalam proses pembelajaran seorang

guru memberikan metode yang sesuai dan mengetahui kecerdasan majemuk

peserta didik maka pembelajaran di dalam kelas akan terasa lebih menyenangkan

serta peserta didik akan lebih aktif dalam belajar matematika. Sehingga peserta

didik akan dapat mengembangkan komunikasi matematis dan memperoleh nilai

pembelajaran yang baik.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang

berjudul “Penerapan Pembelajaran Menggunakan Metode Brain Storming Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Kecerdasan

Majemuk Peserta Didik Kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah”.

Page 32: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

28

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dan dikaji

dalam penelitian ini dapt di identifikasikan sebagai berikut :

1. Tingkat ketuntasan peserta didik kelas VIII pada hasil ulangan semester ganjil

MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah masih rendah. Hal ini disebabkan

antara lain karena kemampuan komunikasi matematis peserta didik masih

rendah.

2. Sebagian besar peserta didik masih sulit untuk bertanya, mengungkapkan

pendapat maupun menyangggah suatu pernyataan.

3. Peserta didik masih belum dapat mengembangkan kecerdasan majemuk

mereka, hal ini dilihat dari kemampuan komunikasi matematis yang masih

rendah.

4. Selama proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode

pembelajaran konvensional.

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari permasalahan dan luasnya pembahasan serta

mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, maka penulis

Page 33: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

29

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran Brain Storming dan metode

pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta

didik?

2. Apakah terdapat pengaruh kecerdasan majemuk antara peserta didik terhadap

komunikasi matematis peserta didik?

3. Apakah terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran Brain

Storming terhadap kecerasan majemuk untuk meningkatkan komunikasi

matematis peserta didik?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Brain Storming terhadap

kemampuan komunikasi matematis peserta didik.

Page 34: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

30

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Peserta didik

Mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda pada pembelajaran

matematika, meningkatkan komunikasi matematis peserta didik dan

mengetahui kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh peserta didik.

2. Pendidik

Mendapatkan alternative dengan menerapkan pembelajaran dengan metode

Brain Storming khususnya dalam pembelajaran matematika dan

pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis yang

di lihat dari kecerdasan majemuk peserta didik.

3. Sekolah

Sebagai salah satu literatur yang nantinya akan berpengaruh dalam

peningkatan kinerja guru serta kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

Page 35: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

31

Page 36: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

32

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari penelitian yang dilkaksanakan, maka

ruang lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Sifat penelitian

Sifat penelitian adalah Kuantitatif.

2. Jenis penelitian

Eksperimen Semu

3. Objek penelitian

Objek penelitian adalah penerapan metode Brain Storming untuk

meningkatkan komukasi matematis ditinjau dari kecerdasan majemuk peserta

didik.

4. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pesrta didik kelas VIII MTs Ma’arif 01

Punggur Lampung Tengah

5. Waktu penelitian

Waktu penelitian pada tahun pelajaran 2016/2017

Page 37: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

33

oleh pendidik, akan tetapi peserta didik yang lain tidak diberi kesempatan

untuk menyanggah, menambahkan ataupun menanggapi ide, pendapat atau

gagasan dari peserta didik yang menyampaikan pendapatnya.

2. Komunikasi matematis suatu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan

sesuatu yang diketahui melalui peristiwa dialog atau saling berhubungan yang

terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang

dialihkan berisi matematika yang dipelajari peserta didik, misalnya berupa

konsep, rumus atau strategi penyelesaian suatu masalah.

3. Kecerdasan majemuk yang dimaksud disini adalah macam kecerdasan yang

dimiliki setiap individu lebih dari satu. Kecerdasan ini diartikan sebagai

kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak dan berperilaku sesuai

dengan apa yang dihadapi. Kecerdasan majemuk peserta didik yang akan

diteliti adalah kecerdasan logis matematis kecerdasan intrapersonal dan

kecerdasan interpersonal

Page 38: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

34

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu : “meta dan hodos”. Meta berarti

melalui dan hodos berarti jalan atau cara, jadi metode mengandung pengertian

suatu jalan atau cara yang dilalui untuk suatu tujuan.9 Dalam kamus besar bahasa

Indonesia disebutkan bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.10

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada peserta didik, karena penyampaian itu

berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan

peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode

pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.11

Page 39: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

56

tercapai tujuan pelajaran tersebut”.12

Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud

dengan metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui oleh

seorang guru untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran guna

mencapai tujuan yang telah ditentukan.

a. Metode Brain Storming

Metode Brain Storming atau curahan pendapat atau sumbangan saran merupakan

teknik yang dikembangkan oleh Osborn yang dapat diterapkan untuk memecahkan

suatu masalah dalam kelompok kecil (sekitar 5 dampai 8 orang) dengan menggali

gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota kelompok. Metode curah pendapat

Brain Storming adalah metode curah pendapat pengumpulan sejumlah besar gagasan

dari sekelompok orang dalam waktu singkat, digunakan dalam pemecahan masalah

masalah yang kreatif dan dapat digunakan sendiri atau sebagai bagian dari strategi

lain, kegiatan curah pendapat membangkitkan semangat dalam belajar berkemlompok

memunculkan ide kreatif peseta didik.13

Menurut Hasibuan dan Moedjiono, diskusi jenis Brain Storming (curah

Page 40: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

57

anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya.14 Teknik kelompok Brain Storming

adalah pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok yang peserta didiknya memiliki

latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Kegiatan ini

dihimpun untuk menghimpun gagasan dan pendapat dalam rangka menemukan,

memilih, dan menentukan berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan

yang berkaitan dengan kebutuhan belajar, sumber-sumber, hambatan dan lain

sebagainya. Tiap peserta didik diberi kesempatan secara bergiliran untuk

menyampaikan pernyataan tentang pendapat atau gagasanya. Peserta yang tidak

sedang menyatakan buah pikiranya tidak boleh mengkritik atau mendebat terhadap

gagasan atau pendapat yang sedang disampaikan peserta didik lainya. Pendapat atau

gagasan iu ditulis di papan tulis atau kertas selembar yang telah disediakan. Selesai

ditulis, pendapat atau gagasan itu dikaji dan dinilai oleh kelompok tersebut atau oleh

suatu tim yang ditunjuk untuk melakukan kajian tersebut.15

Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai

pendaat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam

mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.16

Page 41: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

58

Curah pendapat ini dapat digunakan untuk menghimpun sebanyak mungkin

pernyataan tentang kebutuhan, gagasan, pendapat dan jawaban tentang berbagai

alternative pemikiran yang menghadapi masalah curah pendapat dapat dilakukan pula

khususnya untuk memecahkan masalah baru atau untuk menentukan cara-cara dalam

menghadapi masalah lama. Teknik ini tepat digunakan karena dalam waktu singkat

dapat terhimpun gagasan, pendapat dan jawaban yang inovatif, asal saja tidak

terdapat kritik yang menghambat spontanitas penyampaian pernyataan oleh peserta

didik. Dengan teknik ini akan terjadi situasi belajar yang saling memupuk dan saling

melengkapi saran dan pendapat diantara peserta didik. Perlu diperhatikan bahwa

penggunaan teknik ini akan tepat apabila telah terdapat situasi saling mengenal antar

peserta didik, serta mereka telah dimotivasi terlebih dahulu.17

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Brain Storming atau

curah pendapat atau ide-ide dari peserta didik dengan bebes tanpa seleksi yang akan

menunjang daya pikir kreatifnya dan akan lebih memperkaya pengalaman peserta

didik, dalam hal ini dapat menghubungkan idea tau hal-hal yang sebelumnya tidak

berhasil, peserta didik tidak hanya akan saling melengkapi gagasan-gagasan yang

Page 42: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

59

1) Tidak Ada Kritik

Guru tidak boleh mengkritik ide yang disampaikan oleh peserta didik, setiap ide

diperbolehkan. Peserta didik juga tidak boleh mengkritik ide dalam tahapan

pengeluaran ide.

2) Bebas dan Santai

Setiap peserta didik bebas mengeluarkan ide setiap saat selama waktu

pengemukaan ide.

3) Fokus Pada Kuantitas Ide ( bukan kuantitas )

Tujuannya untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin pada tahap awal kegiatan.

4) Setiap Ide Harus Dicatat

Setiap ide harus ditulis, walupun bukan merupakan ide yang bagus.

b. Langkah-langkah penggunaan metode Brain Storming

1. Pendidik menyusun pertanyaan-petanyaan tentang kebutuhan belajar, sumber-

sumber dan atau kemungkinan-kemungkinan hambatan pembelajaran. Sebagai

contoh adalah sebagai berikut:

a) Untuk peningkatan kemampuan melaksanakan tugas, pekerjaan, atau kegiatan

Page 43: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

60

b) Untuk menyelenggarakan kegiatan belajar agar kebutuhan belajar itu dapat

tercapai, sumber-sumber apa saja yang dapat digunakan.

c) Dalam melakukan kegiatan belajar, hambatan-hambatan apakah yang

mungkin timbul.

2. Pendidik menyampaikan pertanyaan-pertanyaan 1a, 1b dan 1c secara berurutan

kepada peserta didik dalam kelompok. Sebelum menjawab pertanyaan, para

peserta didik diberi waktu sekitar 3-5 menit untuk memikirkn alternative

jawabanya.

3. Pendidik menjelaskan aturan-aturan yang harus di perhatikan oleh peserta didik,

yaitu: setiap orang menyampaikan satu pendapat, mengemukakan pendapat atau

gagasan dengan cepat, menyampaikan jawaban secara langsung, dan

menghindarkan diri untuk mengkritik atau menyela (menginterupsi) pendapat

orang lain.

4. Pendidik memberitahukan waktu yang akan digunakan, misalnya sekitar 15

menit, yaitu untuk menyampaikan masing-masing pertanyaan dan meminta

peserta didik untuk mengemukakan jawaban. Kemudian para peserta didik

Page 44: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

61

mengomentari gagasan yang dikemukakan peserta didik lainya baik komentar

positif atau komentar negative.

5. Pendidik boleh menunjuk seorang penlis untuk mencatat pendapat dan jawaban

yang diajaukan oleh peserta didik dan dapat pula menunjuk sebuah tim untuk

mengevaluasi proses dan hasil penggunaan teknik ini. Pendidik dapat memimpin

kelompok dalam mengevaluasi jawaban dan pendapat yang terkumpul. Pendidik

menghindarkan kegiatan dari dominasi seorang peserta didik dalam

menyampaikan pendapat dan gagasan.

c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Brain Storming

1. Kenggulan metode Brain Storming

a) Dapat merangsang semua peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau

gagasan baru.

b) Menghasilkan jawaban atau pendapat secara berurutan.

c) Penggunaan waktu dapat dikontrol dan teknik ini dapat diguanakan dalam

kelompok besar atau kecil.

d) Tidak memerlukan banayak alat bantu dan kehadiran pendidik professional.

Page 45: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

62

(2) Melatih peserta didik berfikir secara tepat dan tersusun logis.

(3) Merangsang peserta didik untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan

masalah yang diberikan oleh guru.

(4) Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam menerima pelajaran.

(5) Peserta didik yang kurang aktif yang kurang aktif mendapat bantuan dari

temannya yang pandai atau dari guru.

(6) Terjadi persaingan sehat.

(7) Peserta diidk merasa bebas dan gembira.

(8) Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.19

Berdasarkan kedua pendpat diatas, dapat ditemukan keunggulan yang di

ungkapkan adalah sama, yaitu ‘anak-anak akrif menyampaikan pendapatnya’. Karena

peserta didik aktif menyampaikan pendapatnya, maka diharapkan peserta didik dapat

berpikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan dalam bentuk

matematika.

2. Kelemahan metode Brain Storming

(1) Peserta didik yang kurang perhatian atau kurang berani akan merasa terpaksa

Page 46: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

63

(3) Peserta didik cenderung beranggapan bahwa semua pendapatnya diterima.

(4) Memerlukan evalusi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang

disampaikan.20

2. Komunikasi Matematis

a. Pengertian Komunikasi Matematis

Kata komunikasi berasal dari kata communication yang dalam Kamus Inggris-

Indonesia berarti hubungan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.21 Komunikasi secara

konseptual yaitu memberitahukan dan menyebarkan berita, pengetahuan, pikiran-

pikiran dan nilai-nilai dengan maksud untuk menggunggah partisipasi agar hal-hal

yang diberitahukan menjadi milik bersama.

Komunikasi merupakan proses penyampaian ide dari seseorang kepada orang

lain sehingga diperoleh pengertian yang sama. Makna dari komunikasi sendiri adalah

berbagi, bertukar pendapat atau ide dan gagasan, perasaan, informasi dan sebagainya

ada dua bentuk komunikasi yaitu :

Page 47: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

64

1) Komunikasi lisan (komunikasi verbal), proses penyampaian tersebut di sampaikan

secara lisan melalui apa yang diucapkan ddari mulut.

2) Komunikasi non lisan (non verbal), proses penyampaian informasi tersebut

disampaikan secara non lisan. Proses penyampaian informasi tersebut dapat berupa

tulisan, isyarat atau pun gerak gerik.22

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala

yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan

matematik, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau

dibicarakan, semuanya adalah cara-cara berkomunikasi yang sering kali digunakan

dalam ilmu pengetahuan.23 Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai

menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam

bentuk suara, visual, atau suara visual. Komunikasi adalah suatu proses, bukan hal

yang statis. Implikasi dari hal ini adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat,

dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi

bersama, serta melibatkan suatu kelompok.24

Bambang Sri Anggoro mengungkapkan kemampuan komunikasi matematis akan

Page 48: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

65

maupun orang lain, sehingga akan meningkatkan sikap positif terhadap matematika

baik dari dalam diri sendiri maupun orang lain 25. Sementara itu Dona Dinda Pratiwi

mejelaskan Komunikasi matematis adalah cara untuk menyampaikan ide-ide

pemecahan masalah, strategi maupun solusi matematika baik secara tertulis maupun

lisan. Sedangkan, kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah

menurut National Council of Teachers of Mathematics dapat dilihat ketika peserta

didik menganalisis dan menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain dan

menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat.

Selain itu, menurut riset Schoen, Bean, dan Zieberth dalam Bistari kemampuan

memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri juga termasuk kemampuan

komunikasi matematis26.

Masalah matematika yang diberikan kepada peserta didik di sekolah,

dimaksutkan untuk melatih peserta didik mematangkan kemampuan intelektualnya

dalam memahami ide, interprestasi ide dan memperoleh solusi dari setiap masalah

yang dihadapi. Komunikasi matematis menurut NCTM adalah kemampuan peserta

didik dalam menjelaskan suatu algoritma dan cara unik ntuk pemecahan masalah,

Page 49: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

66

kemampuan peserta didik untuk mengkontruksikan dan menjelaskan sajian fenomena

dunia nyata secara grafis, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik

atau kemampuan peserta didik memberikan dugaan tentang gambar-gambar

geometri.27

Pernyataan tentang pentingnya komunikasi matematis dikemukakan oleh

Baroody, setidaknya ada dua alasan penting yang menjadikan komunikasi dalam

pembelajaran matematika perlu menjadi fokus perhatian yaitu: (1) matematika

sebagai bahasa: matematika bukan hanya sebagai alat bantu berfikir, alat untuk

menemukan pola, atau menyelesaikan masalah, tetapi juga matematika sebagai alat

bantu yang baik untuk mengkomunikasikan macam-macam ide sehingga jelas, tepat,

dan ringkas, dan (2) pembelajaran matematika sebagai aktivitas sosial: dalam

pembelajaran matematika interaksi antar peserta didik, komunikasi peserta didik

dengan pengajar merupakan bagian yang cukup penting untuk mengembangkan

potensi peserta didik.28

Berdasarkan pengertian komunikasi matematis di atas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi matematis adalah kemampuan peserta didik merefleksikan gambar, table,

Page 50: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

67

matematika dengan bahasa sendiri dalam bahasa atau simbol matematika, karena

matematika merupakan salah satu bahasa yang kaya simbol-simbol ini memiliki

makna yang tersirat yang penting untuk direpresentasikan.

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Idikator kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu acuan

kompetensi komunikasi matematis dapat tercapai atau tidak. Idikator-indikaor untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya:

Sumarmo mengidentifikasi indikator-indikator komunikasi matematis meliputi

kemampuan :

1) Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. 2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika, secara lisan dan tulisan

dengan benda nyata, gambar, grafik dan diagram. 3) Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika. 4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis. 6) Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan

generalisasi. 7) Menjelaskan dan mebuat pertanyaan tentang matematika yang di pelajari.29

Page 51: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

68

Komunikasi matematis yang akan dicapai peserta didik dapat dilihat dari

kesanggupan atau kecakapan peserta didik dalam menyesaikan soal-soal tes

matematika yang memuat tujuh indikator komunikasi matematis.

. 3. Kecerdasan Majemuk

a. Pengertian Kecerdasan

Pengertian kata kecerdasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa artinya perihal cerdas, intelegensi, kesempurnaan perkembangan akal budi,

kepandaian ketajaman pikiran.30 Menurut Suharsono menyebutkan bahwa kecerdasan

adalah kemampuan untuk memecahkan masalah secara benar, yang secara relatif

lebih cepat dibandingkan dengan usia biologisnya.31 Sedangkan Howard Gardner

mengemukakan pengertian kecerdasan mencakup tiga kemampuan. Pertama,

kemampuan untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi, Kedua kemampuan

untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk di selesaikan dan Ketiga

kemampuan untuk menciptakan suatu yang akan muncul untuk menciptakan

penghargaan dalam budaya seorang individu.32

Inteligensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.

Page 52: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

69

dan positif, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan

kognitifnya.33

Berdasarkan teori di atas kecerdasan adalah kemampuan mengembangkan

kognitif seseorang, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi

kemampuan kognitifnya. Pada umumnya orang yang cerdas memiliki prinsip pada

hidupnya, orang seperti ini tidak pernah berhenti bertanya sampai ia menemukan

jawaban dari masalahnya. Orang yang cerdas, hanya menyimpan Informasi yang

penting saja dan akan membuang masalah yang telah diselesaikan.

Setiap peserta didik memiliki perbedaan dengan peserta didik yang lain, begitu

pula dengan kecerdasan yang dimiliki. Pengalaman dari masing-masing peserta didik

dalam kehidupan menunjukkan bahwa masing-masing profil kecerdasan yang

berdeda-beda.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan :

a) Pembawaan

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.

Batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal,

Page 53: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

70

ada yang kurang pintar. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama,

perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

b) Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Organ baik fisik maupun psikis dapat dikatakan matang apabila dapat

menjalankan fungsinya masing-masing.

c) Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi

perkembangan kecerdasan. Dapat dibedakan pembentukan sengaja (seperti

yang dilakukan di sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam

sekitar).

d) Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan

bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-

motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif

menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring

Page 54: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

71

e) Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu

dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia memiliki kebebasan memilih

metode, dan bebas pula memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya

menjadi syarat dalam perbuatan inteligensi.34

2) Karakteristik Umum dalam Kecerdasan antara lain:

a) Kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman;

b) Kemampuan untuk belajar atau menalar secara abstrak;

c) Kemampuan untuk beradaptasi terhadap hal-hal yang timbul dari perubahan

dan ketidakpastian lingkungan;

d) Kemampuan untuk memotivasi diri guna menyelesaikan secara tepat tugas-

tugas yang perlu diselesaikan.35

b. Pengertian Kecerdasan Majemuk

Teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) ditemukan dan dikembangkan

oleh Howard Gardner, seorang ahli psikologi perkembangan dan profesor pendidikan

Page 55: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

72

berjudul Frames of Mind pada tahun 1983 kemudian pada tahun 1993

mempublikasikan bukunya yang berjudul Mulptiple Intelligences, setelah melakukan

banyak penelitian dan implikasi kecerdasan majemuk di dunia pendidikan. Menurut

Gardner kecerdasan adalah potensi biopsy kologi yang artinya semua makhluk yang

bersangkutan mempunyai potensi untuk menggunakan sekumpulan bakat yang

dimiliki oleh jenis makhluk itu. Suparno juga mengutip pendapat Gardner,

kecerdasan atau inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan

menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan dalam situasi

yang nyata. William Stern juga menyatakan bahwa intelegensi ialah kesanggupan

untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat

berpikir yang sesuai dengan tujuannya.

Sedangkan kata “majemuk” berarti terdiri atas beberapa bagian yang merupakan

satu kesatuan.36

Jadi berdasarkan beberapa pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan

pertama, kecerdasan majemuk adalah suatu kemampuan berpikir yang terdiri dari

beberapa bagian dan merupakan satu kesatuan dan dimiliki oleh seseorang. Kedua,

Page 56: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

73

memecahkan suatu persoalan dan menghasilkan produk baru dalam situasi yang

nyata.

c. Jenis-Jenis Kecerdasan Majemuk

Gardner mengungkapkan ada sembilan kecerdasan majemuk sebagai berikut:

1) Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)

Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan bertutur kata, baik secara tulisan

maupun lisan. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini juga memiliki

keterampilan auditori (berkaitan dengan pendengaran) yang sangat tinggi dan

mereka belajar melalui mendengar. Mereka gemar berbicara dan suka

bercengkerama dengan kata-kata. Kecerdasan linguistik juga gemar dalam

permainan teka-teki silang atau bermainan scrabble dan senang menceritakan

lelucon yang lazim merupakan permainan kata.

Menurut Armstrong, kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan

kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini terlihat dari kemampuan dan kepekaan

seseorang dalam penggunaan bahasa. Seseorang yang memiliki kecerdasan

linguistik yang baik memiliki kemampuan untuk menyusun dan mamaknai arti

Page 57: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

74

Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan berpikir secara konseptual.

Biasanya individu dengan kemampuan berpikir yang baik, suka mengeksplorasi

pola, kategori dan hubungan, juga menyukai puzzle atau sesuatu yang

membutuhkan nalar. Suparno mengutip pendapat Gardner, bahwa kecerdasan

logis-matematis adalah kemampuan yang berkaitan erat dengan penggunaan

bilangan dan logika secara efektif, seperti dipunyai seorang matematikus, saintis,

programer, dan logikus. Juga termasuk kepekaan terhadap pada pola logika,

abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan. Kecerdasan ini memiliki ciri antara lain:

menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, suka mengajukan

pertanyaan yang sifatnya analisis, ahli dalam permainan catur, mampu

menjelaskan masalah secara logis, suka merancang eksperimen untuk

membuktikan sesuatu, menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti

teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA. Kecerdasan ini berupa

kemampuan untuk melakukan analisis dan berfikir ilmiah. Kecerdasan ini terlihat

menonjol di kalangan peneliti dan ilmuwan-ilmuwan terkenal.

3) Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)

Page 58: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

75

menggambarkan suatu benda/hal dalam pikiran kemudian ke dalam bentuk nyata,

dan dapat mengungkapkan data dalam suatu grafik. Kecerdasan ini memiliki

kemampuan dalam memvisualisasikan apa yang ada di benaknya lewat gambar,

susunan balok, mampu menerjemahkan gambaran dalam pikirannya ke dalam

bentuk dua atau tiga dimensi, juga memahami tata letak, arah, dan posisiyang

baik. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: memberikan gambaran

visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, mudah membaca peta atau

diagram, menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, senang melihat

film, slide, foto, atau karya seni lainnya, sangat menikmati kegiatan visual,

seperti teka-teki atau sejenisnya, suka melamun dan berfantasi, mencoret-coret di

atas kertas atau buku tugas sekolah, lebih memahamai informasi lewat gambar

dari pada kata-kata atau uraian; kesembilan, menonjol dalam mata pelajaran seni.

Contoh pemilik kecerdasan ini adalah para pelaut yang menggunakan pemetaan

bintang-bintang dalam menentukan lokasinya.

4) Kecerdasan Kinestetik-Badani(Bodily-Kinesthetic Intelligence)

Kecerdasan kinestetik-jasmani adalah kemampuan dalam menggunakan tubuh

Page 59: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

76

sebagai berikut: banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, aktif

dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, perlu

menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, menikmati kegiatan melompat,

lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, memperlihatkan keterampilan dalam

bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, pandai menirukan

gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, bereaksi secara fisik terhadap

jawaban masalah yang dihadapinya, suka membongkar berbagai benda kemudian

menyusunnya lagi, berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat

kompetitif.

5) Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)

Menurut Gardner kecerdasan musikal ini adalah kemampuan untuk

mendengarkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan

suara, juga peka terhadap ritme, melodi dan intonasi, kemampuan: memainkan

alat musik, menyanyi, mencipta lagu, dan untuk menikamti lagu, musik dan

nyayian. Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk menyerap, menghargai,

dan menciptakan irama, dan melodi, peka terhadap nada, dapat menyanyikan

Page 60: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

77

atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, mudah mengikuti irama

musik, mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, berprestasi bagus dalam mata

pelajaran musik.

6) Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan

berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak

hal meliputi kemampuan berempati, kemampuan memimpin dan kemampuan

mengorganisir orang lain. Menurut Anna Craft, kecerdasan ini adalah

kemampuan untuk memahami dan berhubungan dengan orang lain. Contohnya

adalah ketua kelas yang bertanggung jawab, guru, konselor dan public figure.

Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mempunyai banyak teman,

suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, banyak

terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, berperan sebagai penengah

ketika terjadi konflik antar temannya, berempati besar terhadap perasaan atau

penderitaan orang lain, sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain dan

Page 61: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

78

Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan mengenali dan memahami diri

sendiri, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya, suasana hatinya,

temperamennya, keinginan dan motivasi dirinya. Kristanto juga menjelaskan

orang yang memiliki kecerdasan ini berhubungan dengan kesadaran dan

pengetahuan akan dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri, sangat menghargai

nilai (aturan-aturan), etika (sopan santun) dan moral. Orang yang memiliki

kecerdasan ini dapat ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:

memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, bekerja atau belajar

dengan baik seorang diri, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, banyak belajar

dari kesalahan masalalu, berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan,

banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.

8) Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)

Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang suka terhadap hal-hal yang

berbau alam yaitu kemampuan mengembangkan pengamatan, kritis terhadap

fenomena alam. Lebih lanjut Armstrong menjelaskan anak yang sangat

kompoten dalam kecerdasan ini merupakan pecinta alam, suka berada di alam

Page 62: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

79

berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, menghabiskan

waktu didekat akuarium atau sistem kehidupan alam, suka membawa pulang

serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, berprestasi dalam mata pelajaran

IPA, Biologi, dan lingkungan hidup. Keunikan yang dikemukakan Gardner

adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara

spasial dalam sistem otak manusia.Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan

jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang

dibutuhkan.37

Berdasarkan kedelapan kecerdasan majemuk diatas, peneliti hanya menggunkan

tiga kecerdasan manjemuk yaitu kecerdasan logis matematis, kecerdasan

interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan logis matematis yaitu

keecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik dalam berfikir secara konseptual,

kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan

sesama temannya dan kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami,

mengetahui kekurangan serta kemampuan mempin dan kemampuan mengorganisir

orang lain.

Page 63: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

80

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fentty Sukistiawati “Pengaruh Metode

Pembelajaran Brain Storming Dan Self-Esteem Terhadap Kecerdasan

Interpersonal Siswa Remaja Di SMK Negeri 7 Samarinda” hasil penelitian

diperoleh nilai korelasi antara metode pembelajaran Brain Storming dan self-

esteem dengan kecerdasan interpersonal sebesar F= 37.733, R2= 0,452 dan

p=0,000 (nilai p = 0,000 < 0,005).

Adapun yang menjadi persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Fentty

Sukistiawati dengan penelitian ini terletak pada metode pembelajaran brain

storming dan kecerdasan interpersonal sedangkan perbedaannya adalah pada

penelitian ini Fentty Sukistiawati menggunakan dua metode dan kecerdasan

interpersonal pada penelitian ini menggunakan satu metode dan tiga

kecerdasan yaitu kecerdasan logis matematis, kecerdasan intrapersonal dan

kecerdasan interpersonal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Adi Wibowo “Penerapan Model

Pembelajaran Knisley Dengan Metode Brain Storming Untuk Meningkatkan

Page 64: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

81

menjelaskan ide/gagasan secara lisan atau tulisan dari kondisi awal (20%)

meningkat menjadi (77,14%), 2) kemampuan siswa menyatakan suatu situasi,

gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model

matematika dari kondisi awal (20%) meningkat menjadi (68,57%), 3)

kemampuan siswa mendengarkan dan berdiskusi tentang matematika dari

kondisi awal (22,86%) menjadi menjadi (71,43%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Knisley dengan metode

Brain Storming dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematik.

Adapun yang menjadi persamaan antara peneliti yang dilakukan oleh Sigit

Adi Wibowo adalah pengukuran pencapaian penelitian yaitu peningkatan

komunikasi matematis dengan menggunakan metode brain storming.

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan Adi Wibowo mata pembelajaran

akutansi sedangkan penelitian ini lebih focus pada mata pembelajaran

matematika.

C. Kerangka Berpikir

Page 65: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

82

memberikan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti. Di dalam

penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Brain

Storming dengan lambang (X1) dan kecerdasan majemuk peserta didik dengan

lambang (X2), serta variabel terikat (Y) meningkatkan komunikasi matematis peserta

didik.

Kecerdasan majemuk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar peserta didik. Kecerdasan majemuk meliputi kemampuan untuk

menggunakan kata-kata, mampu berfikir secara konseptual, mampu berinteraksi baik

dengan orang lain. Peserta didik dengan kecerdasan majemuk yang baik akan mampu

berfikir secara konseptual dengan baik sehingga kinerja otak dapat berfungsi lebih

baik, dapat memotivasi dirinya sendiri, serta peserta didik juga lebih mudah dalam

menerima pelajaran matematika sehingga peserta didik dengan kecerdasan majemuk

yang baik dapat mengkomunikasikan komunikasi matematis dalam belajar

matematika.

Selain itu metode juga yang di gunakan pendidik juga dapat mempengaruhi

komunikasi matematis peserta didik, karena tidak semua peserta didik memiliki daya

Page 66: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

83

Storming peserta didik juga diberi kebebasan untuk mencurahkan idea atau

pendapatnya secara bebas atau cara dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam

soal matematika.

Adapun kerangka pemikiran yang peneliti akan paparkan sebagai berikut :

Diagram Kerangka Berpikir

Metode Pembelajaran Brain Storming

Postest

Pretest

Gain

Kecerdasan Majemuk Kecerdasan linguistik

Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan intrapersonal

Materi Pembelajaran

Metode Konvensional

Gain

Pretest

Postest

Page 67: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

84

Tabel 2.1 Bentuk Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Hipotesis Teoritis

a. Terdapat pengaruh metode pembelajaran Brain Storming dan metode

pembelajaran ekspositori terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta

didik.

b. Terdapat pengaruh kecerdasan majemuk antara peserta didik terhadap

komunikasi matematis peserta didik.

c. Terdapat interaksi penggunaan metode pembelajaran Brain Storming terhadap

kecerasan majemuk untuk meningkatkan komunikasi matematis peserta didik.

2. Hipotesis Statistik

a. H0A : �i= 0 untuk setiap i = 1, 2, (tidak terdapat pengaruh metode

Page 68: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

85

H1A : paling sedikit ada satu βi �0 (terdapat pengaruh metode pembelajaran

Brain Storming dan metode pembelajaran ekspositori terhadap

kemampuan komunikasi matematis peserta didik)

b. H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak terdapat pengaruh kecerdasan

majemuk antara peserta didik terhadap komunikasi matematis peserta

didik)

H1B : paling sedikit ada satu βj �0{terdapat pengaruh kecerdasan majemuk

antara peserta didik terhadap komunikasi matematis peserta didik)

c. H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak terdapat interaksi

penggunaan metode pembelajaran Brain Storming terhadap kecerasan

majemuk untuk meningkatkan komunikasi matematis peserta didik)

H1AB : paling sedikit ada satu (αβ)ij �0 (terdapat interaksi penggunaan metode

pembelajaran Brain Storming terhadap kecerasan majemuk untuk

meningkatkan komunikasi matematis peserta didik)

Page 69: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

86

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode adalah suatu hal lain dalam dunia keilmuan yang diletakkan pada

masalah sistem. Dalam arti sesungguhnya, maka metode (Yunani=methodes) adalah

cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah

cara kerja yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu

yang bersangkutan.38 Menurut Muhibbin Syah metode diartikan sebagai cara

melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta

dan konsep-konsep secara sistematis.39 Dalam penelitian ini metode merupakan

faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan suatu penelitian karena

metode ini menyangkut cara kerja yang akan dilakukan dalam suatu penelitian yang

menyangkut proses pengumpulan data sampai penulisan laporan.

Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa metode adalah suatu

cara yang dilakukan seseorang dengan metode tertentu dalam suatu proses penelitian

Page 70: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

87

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian Eksperimen Semu (Quasi-

Experimental Research). Quasy Eksperimental, dimana yang dilakukan oleh peneliti

adalah mencari kelompok subyek yang dikenai variabel bebas dan kelompok lain

yang tidak mengalami variabel bebas. Hal ini sesuai dengan ciri dari metode quasy

eksperimental yakni peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada

kelas eksperimental atau kelompok kontrol, yang dapat dilakukan peneliti adalah

mencari kelompok subyek yang diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak

mengalami variabel bebas, serta peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas

kapan dan kepada siapa saja yang dikehendakinya.40

Penelitian Eksperimen Semu (Quasi- Experimental Research) yaitu jenis

eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan. Yang

dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang

tidak dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan.41 Senada dengan

pendapat yang disampaikan oleh Sugiyono, Quasy Eksperimental Design, yaitu jenis

eksperimen yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.42 Hal ini berarti bahwa dalam penelitian Quasy

Eksperimental Design, faktor-faktor dari luar (selain metode pembelajaran yang akan

Page 71: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

88

digunakan) diabaikan. Seolah-olah ada pengaruh atau tidaknya hanyalah karena

faktor yang diberikan perlakuan saja, dalam hal ini adalah metode pembelajaran.

Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti, responden menjadi dua kelas.

Kelas pertama adalah kelas eksperimen, yaitu peserta didik mendapat pembelajaran

dengan menggunakan metode Brain Storming, sedangkan kelas kedua adalah kelas

kontrol, yaitu peserta didik mendapat pembelajaran dengan menggunakan medode

pembelajaran konvensional.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel Independen (variabel bebas) yaitu variabel yang cenderung

mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode Brain Storming dengan lambang (X1)

dan kecerdasan majemuk peserta didik dengan lambang (X2).

2. Variabel Terikat

Variabel Dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini yang menjadi

variabel terikatnya adalah meningkatkan komunikasi matematis dengan lambang

(Y).

Page 72: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

89

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalilasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.43 Populasi yang akan digunakan

peneliti yaitu semua peserta didik kelas VIII MTs Ma’arif 01 Punggur tahun pelajaran

2016/2017 yang berjumlah 118 peserta didik yang terbagi dalam 4 kelas yakni terdiri

dari kelas VIII A sampai dengan VIII D.

2. Sampel Penelitian

Dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari obyek tersebut

tidak munkin dilakukan. Untuk mengatasinya perlu dipergunakan teknik sampling

yaitu “prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulkan karakteristik yang berada di

dalam populasi meskipun data itu tidak diambil secara keseluruhan melainkan hanya

sebagian saja. Dan bagian dari populasi tersebut disebut sampele yang dianggap dapat

mewakili populasinya”.44 Suharsimi Arkuito mendefinisikan sampel adalah

“Sebagian atau wakil dari populai yang diteliti”.45 Jadi sampel adalah bagian dari

populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang dianggap bisa mewakili

populasi. Dalam penelitian ini diambil dua kelas pada kelas VIII MTs Ma’arif 01

Punggur. Kelas VIII pertama sebagai sampel yang pembelajarannya menggunakan

Page 73: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

90

pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran konvensional. Setelah

dilakukan pengambilan sampel diperoleh data sebagai berikut:

a) Kelas VIII B sebagai kelas eksperimen, pembelajaran pada kelas ini

menggunakan metode Brain Storming, dengan jumlah 30 peserta didik.

b) Kelas VIII A sebagai kelas kontrol, pembelajaran pada kelas ini menggunakan

pembelajaran konvensional dengan jumlah 28 peserta didik.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel, pada penelitian ini

teknik sampling yang digunakan adalah dengan teknik acak kelas, yaitu strategi

pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih kertas secara acak.

Penerapan teknik sampling pada penelitian ini dilakukan dengan cara undian. Adapun

langkah-langkahnya adalah 1) Membuat undian dari keempat kelas yaitu dengan cara

menuliskan huruf subyek kelas VIII A sampai dengan kelas VIII D pada kertas kecil,

satu huruf untuk setiap kelas. 2) Kertas digulung dan diundi dengan melakukan dua

kali pengambilan, hingga terpilih 2 buah huruf. 3) Pada undian tersebut yang pertama

kali muncul berfungsi sebagai kelas eksperimen yaitu metode Brain Storming dan

yang muncul pada undian berikutnya berfungsi sebagai kelas kontrol yaitu dengan

metode pembelajaran konvensional.

D. Desain Penelitian

Page 74: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

91

Penelitian ini menggunakan faktorial 2 x 3, dengan maksud untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kecerdasan Majemuk (Bj) Metode Pembelajaran (Ai)

Logis-matematika

(B1)

intrapersonal (B2)

interpersonal (B3)

Metode Brain Storming (A1) (A1B1) (A1B2) (A1B3)

Metode pembelajaran Konvensional

(A2)

(A2B1)

(A2B2)

(A2B3)

Keterangan:

Ai : Metode Pembelajaran

Bj : Kecerdasan Majemuk

A1 : Metode Brain Storming

A2 : Metode pembelajaran konvensional

B1 : Kecerdasan logis-matematika

B2 : Kecerdasan intrapersonal

B3 : Kecerdasan interpersonal

A1B1: Kecerdasan logis-matematika peserta didik melalui metode Brain

Storming

A1B2: Kecerdasan intrapersonal peserta didik melalui metode Brain Storming

Page 75: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

92

A2B2: Kecerdasan intrapersonal peserta didik melalui metode pembelajaran

konvensional

A2B3: Kecerdasan interpersonal peserta didik melalui metode pembelajaran

konvensional

E. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan keterangan mengenai sesuatu. Keterangan ini berbentuk angka

atau bilangan ini disebut data kwantitatif dan berbentuk kalimat atau uraian disebut

data kwalitatif.46

1. Metode Tes

Tes meerupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

skor angka.47 Dalam penelitian ini tes yang dilakukan adalah tes awal (pretest) dan

tes akhir (posttest) dengan soal yang sama berupa soal uraian (essay). Tes awal

(pretest) dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi awal peserta didik, tes akhir

(posttest) dilakukan untuk mengetahui komunikasi matematis peserta didik setelah

dilakukan penerapan metode pembelajaran Brain Storming.

2. Angket

Kuesioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

Page 76: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

93

bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.48

Dari segi penyampainnya metode kuesioner dapat dibedakan dalam bentuk

pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Bentuk kuesioner yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner pertanyaan tertutup dimana responden

disediakan alternatif jawaban dalam bentuk checklist. Kuesioner ini ditujukan kepada

peserta didik MTs Ma’arif 01 Punggur Lampung Tengah untuk mengetahui

kecerdasan majemuk peserta didik.

Dalam penelitian ini angket kecerdasan majemuk yang digunakan adalah angket

baku, tujuannya yaitu agar dapat mengetahui kecerdasan majemuk peserta didik.

Angket kecerdasan majemuk terdiri 21 butir angket, yang terdiri 7 anket kecerdasan

logis matematis, 7 angket kecerdasan interpersonal dan 7 angket kecerdasan

intrapersonal.

Metode Observasi

Penelitian berpijak pada fakta lapangan. Bagaimana pelaksanaan tes peserta didik

oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika. Untuk itu dibutuhkan

informasi sebanyak mungkin untuk mengumpulkan informasi. Menurut Sutrisno Hadi

observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-

fenomena yang diteliti.49

Page 77: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

94

Observasi yang dilakukan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

proses pembelajaran yang terjadi pada peserta didik kelas VIII MTs Ma’arif 01

Punggur dan untuk mengetahui keadaan MTs Ma’arif 01 Punggur.

3. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka

antara pencari informasi dan sumber informasi.50 Wawancara dilakukan untuk

memperoleh informasi yang jelas untuk kebutuhan penelitian.

Metode ini di lakukan peneliti untuk mewawancarai guru mata pelajaran

matematika di MTs Ma’arif 01 Punggur. Tujuan dari wawancara ini peneliti untuk

memperoleh informasi tentang metode pembelajaran disekolah.

4. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.51 Metode

dokumentasi digunakan untuk mengambil data berbentuk tertulis, seperti daftar nama

guru, nama peserta didik, profil sekolah dan daftar nilai yang berhubungan dengan

pembahasan penelitian.

Page 78: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

95

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh,

mengolah, dan menginterprestasikan informasi yang diperoleh dari para responden

yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.52 Instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes. Tes yang diberikan berupa butir

soal untuk mengukur komunikasi matematis peserta didik. Data mempunyai

kedudukan paling tinggi didalam penelitian ini karena data merupakan penggambaran

variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena

itu, benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.

Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian:

1. Tes Komunikasi Matematis

Tabel 3.2 Pemberian Skor Soal Komunikasi Matematis

Skor Menulis Menggambar Expresi Matematis 0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada jawaban berisi tentang informasi yang

terkait dengan soal/masalah 1 Hanya sedikit dari

penjelasan yang benar Hanya sedikit dari gambar, diagram, atau table yang benar

Hanya sedikit dari model matematika yang benar

2 Penjelasan secara matematika masuk akal namun hanya sebagian yang benar

Melukiskan diagram, gambar, atau table kurang lengkap dan benar

Membuat model matematika dengan benar, namun salah mendapatkan solusi

3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak

Melukis diagram, gambar atau tabel dengan benar dan

Membuat model matematika dengan benar kemudian

Page 79: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

96

lengkap 4 Penjelasan secara

matematis masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis

- -

Skor maksimal = 4 Skor maksimal = 3 Skor maksimal = 3 Sumber :Nofriyandi, Model pembelajaran Kooperatif Teknik Tari Bambu yang disertai dengan LKS Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa SMP, Skripsi upi 2012

Pada penelitian ini digunakan standar mutlak (standart Absolute) untuk

menentukan nilai yang diperoleh peserta didik, yaitu dengan menggunakan formula

sebagai berikut:

Nilai = ���� ��������� �������� �����

x 100

Keterangan :

Skor mentah = Skor yang diperoleh peserta didik

Skor maksimum ideal = Skor maksimal x banyaknya soal

Instrumen yang baik dan dapat dipercaya adalah instrumen yang memiliki tingkat

validitas dan reliabilitas yang tinggi. Uji yang digunakan dalam uji coba instrumen

penelitian tes komunikasi matematis adalah uji validitas, uji tingkat kesukaran, uji

daya beda, dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Page 80: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

97

mengukur apa yang hendak diukur.53 Vailiditas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas yang rendah.54 Validitas atau kesahihan adalah

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.55

Untuk mengetahui kevalidan instrumen, maka digunakan korelasi product moment

sebagai berikut:

rxy = � ∑ �� �∑ ���∑����� ∑ ��� �∑ ������ ∑ ����∑ ����

keterangan:

rxy = Koefesien validitas x dan y

x = Skor masing-masing butir soal

y = Skor total butir soal

n = Jumlah peserta tes56

Menurut Arikunto penafsiran harga koefisien korelasi ada dua macam yaitu:

1) Dengan melihat harga r dan diinterpresentasikan dengan koefisien korelasi

2) rhitung dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%, jika rhitung > rtabel

maka soal dikatakan valid.57

Page 81: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

98

Mengacu pada pendapat tersebut, penafsiran harga koefisien korelasi dalam

penelitian ini menggunakan cara yang kedua, yaitu soal dikatakan valid jika rhitung >

rtabel.

b. Uji Tingkat Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring banyaknya

subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Jika banyak subjek yang

menjawab dengan benar maka taraf kesukaran tes tersebut tinggi. Sebaliknya jika

hanya sedikit dari subjek yang dapat menjawab benar maka taraf kesukarannya

rendah. Sudijono mengatakan bermutu atau tidaknya butir-butir tes hasil belajar

diketahui dari derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item

tersebut. Menurut Witherington dalam Anas Sudijono angka indeks kesukaran item

besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.58 Oleh karenanya, untuk

mengetahui tingkat kesukaran butir tes digunakan rumus berikut:

NSx

Pm

Keterangan

P : Tingkat kesukaran

x : Banyaknya peserta tes yang menjawab benar

Page 82: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

99

N : Jumlah peserta tes59

Penafsiran atas tingkat kesukaran butir tes digunakan kriteria menurut L.

Thorndike dan Hagen dalam Sudijono sebagai berikut:

Tabel 3.3 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes60

Besar P Interpretasi

0,00 ≤ P ≤ 0,30 Terlalu Sukar

0,31 ≤ P ≤ 0,70 Cukup (Sedang)

0,71 ≤ P ≤ 1,00 Terlalu Mudah Sumber : tabel klasifikasi daya pembeda (Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan)

Lebih lanjut Sudijono menyatakan butir-butir item tes hasil belajar dapat

dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak

terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu

adalah sedang atau cukup.61 Oleh karena itu, untuk keperluan pengambilan data alam

penelitian ini digunakan butir-butir soal dengan kriteria cukup (sedang) yaitu dengan

membuang butir-butir soal dengan kategori terlalu mudah dan terlalu sukar.

c. Uji Daya Beda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal

dapat membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi dan peserta didik yang

berkemampuan rendah. Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika peserta

Page 83: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

100

kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari

peserta didik yang memperoleh nilai tertinggi sampai peserta didik yang memperoleh

nilai terendah. Kemudian diambil 27% peserta didik yang memperoleh nilai tertinggi

(disebut kelompok atas) dan 27% peserta didik yang memperoleh nilai terendah

(disebut kelompok bawah). Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda tes

dalam penelitian ini adalah rumus korelasi Karl Pearson dalam Arikonto, sebagai

berikut:62

� ���

���

��

��� �� � ��

Keterangan:

� = Daya beda suatu butir soal.

�� = Jumlah siswa kelompok atas.

�� = Jumlah siswa kelompok bawah.

�� = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.

�� = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.

�� = Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab dengan benar.

�� = Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab dengan benar.63

Adapun klasifikasi intepretasi untuk daya pembeda yang digunakan adalah :

Page 84: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

101

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Klasifikasi

≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,21 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,41 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik Sumber :Tabel klasifikasi daya pembeda (Daryanto, evalusi pendidikan)

Semua butir soal yang mempunyai daya pembeda negatif tidak dipakai. Butir

soal yang dipakai pada penelitian ini adalah jika DP > 0,40.64

d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.65 Secara internal dapat diuji

dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan tekhnik

tertentu.66 Penulis menggunakan pengujian reliabilitas secara internal menggunakan

rumus Alpha Cronbach dalam Anas Sudijono sebagai berikut.67

��� � ��

� � 1� �1 �∑ ��

�����

��� �

Page 85: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

102

��� = Koefisien reliabilitas soal

� = Jumlah butir item yang dikeluarkan dalam soal

∑ s���

��� = Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir soal;

s�� = Varians total.68

Rumus untuk menentukan nilai varians butir ke-i

s�� �

∑ ��� � �∑ ����

��

Rumus Untuk Varians total

s�� �

∑ ��� � �∑ ����

��

Keterangan:

s�� = Varians butir ke-i

∑ ��� = Jumlah kuadrat butir ke-i

�∑ ��� = Jumlah butir soal ke-i

∑ ��� = Jumlah total kuadrat butir ke-i

�∑ ��� = Jumlah total butir soalke-i

� = Jumlah peserta tes

Dalam pemberian interprestasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya

digunakan patokan sebagai bxerikut :

Page 86: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

103

1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes hasil belajar

yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang

tinggi (reliabel).

2) Apakah r11 lebih kecil dari pada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang

diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-

reliabel).69

Berdasarkan pendapat tersebut, reliabilitas dari tes hasil belajar dikatakan tinggi

apabila r11 memiliki koefisien reliabilitas sama dengan atau lebih dari 0,70.

2. Angket kecerdasan majemuk

Kecerdasan majemuk setiap siswa dapat diketahui dari hasil tes kecerdasan

majemuk dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Skor Pilihan Jawaban Tes Kecerdasan Majemuk

Sumber : table pensekoran tes kecerdasan majemuk (Rogers Indicator of Multiple Intelligences)

1) Menjumlahkan skor untuk setiap kecerdasan, yaitu linguistik, musikal, logis

Pilihan Jawaban Skor

TP (Tidak pernah) 1 J (Jarang) 2 KD (Kadang-kadang) 3 SR (Sering) 4 SL (Selalu) 5

Page 87: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

104

2) Mengelompokkan tingkat kecerdasan majemuk peserta didik berdasarkan

kategori berikut:

Table 3.6 Kategori Skor Kecerdasan Majemuk

No Kategori Skor 1 Rendah ≤ 15 2 Sedang 15 < skor < 27 3 Tinggi � 27 Sumber : (Rogers Indicator of Multiple Intelligences)

3) Menentukan kecerdasan dominan berdasarkan urutan tiga atau empat skor

tertinggi yang diperoleh peserta didik.

4) Menjumlahkan kecerdasan dominan peserta didik dalam satu kelas.70

Setelah instrumen untuk mengukur kecerdasan majemuk peserta didik disusun,

perlu dilakukan uji validitas dan reliabelitas agar layak untuk dijadikan instrumen

penelitian, kemudian dilakukan uji coba validitas dan reliabelitas. Rumus validitas

dan reliabelitas untuk uji coba angket sama dengan rumus validitas dan reliabelitas

untuk uji coba soal tes. Uji yang digunakan dalam uji coba instrumen penelitian

angket kecerdasan majemuk adalah sebagai berikut :

a) Uji Validitas Angket

Butir instrumen angket dikatakan valid jika skor-skor pada butir angket yang

bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau

dengan bahasa statistik yaitu ada korelasi positif yang signifikan antara skor tiap butir

Page 88: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

105

instrumen dengan skor totalnya.71 Validitas angket pada penelitian ini dihitung

dengan koefisien korelasi menggunakan product moment sebagai berikut:

rxy = � ∑ ����∑ ���∑����� ∑ ��� �∑ ������ ∑ ����∑ ����

Keterangan:

rxy = Koefesien validitas x dan y

x = Skor masing-masing butir soal

y = Skor total butir soal

n = Jumlah peserta tes72

Menurut Arikunto penafsiran harga koefisien korelasi ada dua macam yaitu:

1. Dengan melihat harga r dan diinterpresentasikan dengan koefisien korelasi

2. rhitung dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%, jika rhitung > rtabel

maka soal dikatakan valid.73

Mengacu pada pendapat tersebut, penafsiran harga koefisien korelasi dalam

penelitian ini menggunakan cara yang kedua, yaitu soal dikatakan valid jika rhitung >

rtabel.

b. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan

mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil

yang tetap. Untuk menentukan tingkat reliabilitas tes digunakan metode satu kali tes

Page 89: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

106

dengan teknik Alpha Cronbach. Perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan

teknik Alpha Cronbach, yaitu :

��� � ��

� � 1� �1 �∑ ��

�����

��� �

Keterangan:

��� = Koefisien reliabilitas soal

� = Jumlah butir item yang dikeluarkan dalam soal

∑ s���

��� = Jumlah varians skor dari tiap-tiap butir soal;

s�� = Varians total.74

Rumus untuk menentukan nilai varians butir ke-i

s�� �

∑ ��� � �∑ ����

��

Rumus Untuk Varians total

s�� �

∑ ��� � �∑ ����

��

Keterangan:

s�� = Varians butir ke-i

∑ ��� = Jumlah kuadrat butir ke-i

�∑ � �

Page 90: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

107

�∑ ��� = Jumlah total butir soalke-i

� = Jumlah peserta tes

Dalam pemberian interprestasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya

digunakan patokan sebagai bxerikut :

1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes hasil belajar

yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang

tinggi (reliabel).

2) Apakah r11 lebih kecil dari pada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang

diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-

reliabel).75

Berdasarkan pendapat tersebut, reliabilitas dari tes hasil belajar dikatakan tinggi

apabila r11 memiliki koefisien reliabilitas sama dengan atau lebih dari 0,70.

3. Gain Ternormalisasi

Perhitungan N-Gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

komunikasi matematis pesrta didik. Perhitungan tersebut tersebut diperoleh dari nilai

pretest dan postest masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi sebelum dan

sesudah pembelajarn.

���������

Page 91: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

108

g : Gain

Spre : Skor pretest

Spos : Skor posttest

Smaks : Skor maksimal.76

Selanjutnya nilai N-gain yang diperoleh diklasifikasikan sesuai kriteria peroleh

N-gain yang dilihat dari tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7. Kriteria Skor Gain Ternormalisasi77 Indeks Gain (g) Kriteria

g > 0,7 Tinggi 0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah Sumber : Heni Puji Astuti, Pembelajaran Inquiry Co-operation Model untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, dan Self-Esteem Matematis Peserta didik SMP

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data

yang berdistribusi normal atau tidak. Data yang diuji yaitu data kelas eksperimen dan

data kelas kontrol. Uji normalitas yang digunakan peneliti adalah uji Liliefors.

Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 92: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

109

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf Signifikansi

(∝) = 0,05

c. Statistik Uji

Lhitung = max |����� � �����| , Ltabel = L(α,n)

Langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :

1) Mengurutkan data populasi dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2) Menentukan nilai z dari tiap-tiap data, atau ��, ��,….., �� dijadikan bilangan

baku ��, ��,…., �� dengan menggunakan rumus:

s

XXz ii

Keterangan :

�� = Bilangan baku

��= Data dari hasil pengamatan

X bar = Rata-rata sampel, � ��� ∑ ������

S = Standar deviasi, s = �∑ ��������������

3) Menentukan besar F(��), yaitu peluang ��

Page 93: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

110

F(��) = P (Z≤ ��) ; Z ~ N(0,1)

S (��) = proporsi cacah z ≤ �� terhadap seluruh cacah ��

d. Daerah Kritik (DK) ={ L L > L n; } ; n adalah ukuran sampel

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik

f. Kesimpulan

1) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika tidak tolak H0.

2) Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal jika tolak H0.78

2. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai

variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas variansi ini digunakan

metode Bartlett dengan prosedur sebagai berikut:

������� � �ln 10� �� � �∑ �� log ��

�� ;

������� � ��

��,����

Hipotesis dari uji Bartlett sebagai berikut:

H0= Data Homogen

Page 94: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

111

Kriteria penarikan kesimpulan uji Bartlett sebagi berikut:

������� � ��

����� , maka H0 diterima.

Langkah-langkah uji Bartlett sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis Statistik

H0 : ��� = μ�

� (variansi data homogen)

H1 : tidak semua variansi sama (variansi data tidak homogen)

b. Taraf Signifikansi

c. Statistik Uji

χ� = �ln 10� �� � �∑ �� log �����

Dengan:

��= varians gabungan, dimana �� � ∑ �� ���

∑ ��

B = nilai Bartlett, di mana B=�∑ �� log ����

��� = varians data untuk setiap kelompok ke-i, di mana

���= ∑�����̅��

�����

��= derajat kebebasan (n-1)

05,0)(

Page 95: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

112

DK = { χ� │ χ� χ� �,��� } jumlah beberapa � dan (k – 1) nilai χ� �,���. dapat

dilihat pada tabel chi kuadrat dengan derajat kebebasan �� – 1�.

e. Keputusan Uji

H0 = ditolak jika harga statistik χ�, yakni χ������� � χ2 �,��1 berarti variansi dari

populasi tidak homogen.

f. Kesimpulan

1) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika terima H0.

2) Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal jika tolak H0.79

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji anava dua arah. Uji

anava dua arah ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ke 1, 2, dan 3.

Pengujian hipotesis ini akan menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama

dengan model sebagai berikut:

���� � � � �� � �� � ������ � ����

Keterangan:

���� =data ( nilai ) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

� = rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

�� = efek baris ke-i pada variabel terikat, dengan i = 1, 2

�� = efek kolom ke-j pada variabel terikat, dengan j = 1,2,3

����

Page 96: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

113

���� =deviasi data data ���� terhadap rerata populasinya (��� �

yangberdistribusi normal dengan rerata 0, deviasi amatan terhadap rataan

populasi juga disebut eror (galat).

i= 1,2 yaitu 1 = pembelajaran dengan metode metode Brain Storming

2 = pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional

j = 1,2,3 yaitu 1 = kecerdasan logis-matematika

2 = kecerdasan intrapersonal

3 = kecerdasan interpersonal

Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan, yaitu:

1) Hipotesis

a) H0A : α1 = α2 (tidak terdapat pengaruh efek antar baris

terhadap variabel terikat)

H1A : paling sedikit ada satu αi ≠ 0 (terdapat pengaruh efek antar baris

terhadap variabel terikat)

b) H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak terdapat pengaruh efek antar

kolom terhadap variabel terikat)

H1B : paling sedikit ada satu βj ≠ 0 (terdapat pengaruh efek antar kolom

terhadap variabel terikat)

c) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3 (tidak terdapat interaksi

baris dan kolom terhadap variabel terikat)

Page 97: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

114

2) Komputasi

a) Notasi dan tata letak

Bentuk tabel analisis variansi dua arah berupa bentuk baris dan kolom, adapun

bentuk tabelnya sebagai berikut:

Tabel 3.8

Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadran Deviasi

Bj Kecerdasan majemuk

Ai logis-matematika

(B1)

intrapersonal (B2)

interpersonal (B3)

Metode Pembelajaran

Metode Brain Storming

(A1)

� ����

���

� �����

�̅��

��� ����

� ���

���

� ����

�̅��

��� ����

� ���

���

� �����

�̅��

��� ����

Metode konvensional

(A2)

� ����

���

� �����

�̅��

��� ����

� ���

���

� ����

�̅��

��� ����

� ���

���

� �����

�̅��

��� ����

Dengan:

Page 98: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

115

A1 = Metode Brain Storming untuk meningkatkan komunikasi

matematis.

A2 = Metode konvensional

B1 = kecerdasan logis-matematika

B2 = kecerdasan intrapersonal

B3 = kecerdasan interpersonal

ABij = Hasil tes kemampuan belajar matematis peserta didik dengan

metode i dengan kecerdasan j = (i = 1,2 dan j = 1, 2,3)

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= banyaknya data amatan pada sel ij

��� = rerata harmonik frekuensi seluruh sel. ��� � ��∑ �

����,�

N = banyaknya seluruh data amatan

N= ∑ �����

���� = jumlah kuadrat deviasi data amatan sel ij

���� � � ����� �

�∑ ����� ��

����

�������� = rerata pada sel ij

�� � � ���������

= jumlah rerata pada baris ke-i

Page 99: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

116

� � � ���������,�

= jumlah rerata semua sel

b) Komponen Jumlah Kuadarat

JKA = �∑ ���

��� � � ��

� ; JKG = ∑ ����

� �∑ ����,�

��,�,�

JKB = �∑ ���

��� � � ��

� ; JKT = ∑ ����

� � ��

��,�,�

JKAB = ∑ ����,�

�� �∑ ��

��� � � �∑ ���

��� � � ��

Dengan:

JKA = Jumlah Kuadrat Baris

JKB = Jumlah Kuadrat Kolom

JKAB = Jumlah Kuadrat Interaksi Antar Baris dan Kolom

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

JKT = Jumlah Kuadrat Total

c) Derajat Kebebasan

dkA = p – 1

dkB = q – 1

dkAB = (p – 1)( q – 1)

dkT = N – 1

dkG = N – pq

Page 100: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

117

RKB = ������

RKG = ������

(1) Statistik Uji

(a) Untuk ��� adalah �� � ������

(b) Untuk ��� adalah �� � ������

(c) Untuk ���� adalah ��� � �������

(2) Taraf Signifikansi (�) = 0,05

(3) Kriteria uji

(a) ���ditolakjika�� � ���;���, �����

(b) ���ditolakjika�� � ���;���, �����

(c) ����ditolakjika��� � ���;����������, �����

3) Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Tabel 3.9 Rangkuman Anova Dua Arah

Sumber

Keragaman (SK)

JK Dk RK ���� ��

Baris (A) JKA p-1 RKA �� F*

Kolom (B) JKB q-1 RKB �� F*

Interaksi (AB) JKAB (p-1)( q-1) RKAB ��� F*

Page 101: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

118

4) Keputusan Uji

a) H0A ditolak jika Fa � DK

b) H0B ditolak jika FB � DK

c) H0AB ditolak jika FBA � DK

5) Apabila datanya tidak berdistribusi normal (non parametrik), maka menggunakan

uji kruskal wallis. Uji kruskal wallis adalah uji non parametrik yang digunakan

untuk membandingkan tiga atau lebih kelompok data sampel. Uji kruskal wallis

digunakan ketika asumsi ANAVA tidak terpenuhi. Rumus untuk uji kruskal

wallis adalah sebagai berikut:

� �12

��� � 1� ���

��� 3�� � 1�

���

Keterangan:

n = jumlah data keseluruhan

ri = jumlah kolom ke-I (setelah ranking)

ni = banyak data tiap kolom

6) Uji Lanjut Anova (Komparasi Ganda)

Uji lanjut anova (komparasi ganda) adalah tindak lanjut dari analisis variansi,

jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nol ditolak. Tujuannya untuk

Page 102: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

119

Beberapa langkah dalam menerapkan metode Scheffe yaitu:

1. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.

2. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.

3. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Komparasi Rerata Antar Baris

Dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel model pembelajaran,

apabila ��� di tolak tidak perlu dilakuk`an komparasi pasca anova antar baris.

Untuk mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik cukup dengan

membandingkan rerata marginal dari masing-masing metode pembelajaran. Jika

rerata marginal untuk metode pembelajaran Brain Storming lebih besar dari

pada rerata marginal metode pembelajaran konvensional, maka metode

pembelajaran Brain Storming lebih baik dibandingkan metode pembelajaran

konvensional demikian sebaliknya.

b. Komparasi Rerata Antar Kolom

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar kolom adalah:

�� : �.� � �.�

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah:

�.��.� ����.� � ��.���

��� � 1�.�

� 1�.�

�� � � �� � 1����;�����, �����

Page 103: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

120

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama

adalah:

�� : ��� � ���

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah:

������ ������ � ������

��� � 1���

� 1���

Kriteria uji:�� ditolak jika � � ��� � 1����;������, �����

d. Komparasi Rerata Antar Sel pada Baris yang Sama

Hipotesis nol yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada baris yang sama

adalah: �� : ��� � ���

Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah:

������ ������ � ������

��� � 1���

� 1���

Kriteria uji:�� ditolak jika � � ��� � 1����;������, �����

Page 104: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

121

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Penelitian ini dilakukan di MTs Ma’arif 01 Punggur, MTs Ma’arif 01 Punggur

adalah salah satu MTs yang terdapat di Lampung Tengah. MTs ini berdiri sejak tahun

1990, terdiri dari 15 kelas dengan jumlah peserta didik 489. Penelitian ini dilakukan

di kelas VIII yaitu kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan VIII D sebagai kelas

kontrol. Data nilai komunikasi matematis dan angket kecerdasan majemuk diperoleh

dengan melakukan uji coba tes dan angket yang terdiri dari 15 butir soal uraian untuk

tes komunikasi matematis dan 21 butir angket kecerdasan majemuk pada populasi di

luar sampel penelitian. Data uji coba instrumen dapat dilihat pada Lampiran 1.

1. Analisis Hasil Uji Coba Tes Komunikasi Matematis

a. Validitas

Validitas soal ini menggunakan validitas isi. Penilaian terhadap kesesuaian

butir pernyataan soal dengan kisi-kisi soal dan kesesuaian bahan yang digunakan

dalam soal dengan kemampuan bahasa peserta didik. Validitas isi dilakukan

dengan menggunakan daftar check list oleh tiga validator yaitu 2 pakar dari dosen

pendidikan matematika, dan 1 dari guru matematika di MTs Ma’arif 01 Punggur.

Validator yang pertama untuk validasi instrumen tes komunikasi matematis

Page 105: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

122

setiap indikator dari komunikasi matematis memuat lebih dari satu butir soal.

Validator yang kedua adalah dengan dosen pendidikan matematika yaitu bapak

M. Syazali, M.Si. Hasil validasi 15 butir soal dengan beliau adalah ada beberapa

soal yang bahasanya perlu diperbaiki yaitu pada butir soal nomor 1, 4 dan 8. Hasil

instrumen yang telah divalidasikan kepada 2 dosen pendidikan metematika

selanjutnya divalidasikan kepada guru matematika di MTs Ma’arif 01 Punggur

yaitu bapak Triyanto, S.Pd. Hasil validasi dengan beliau adalah instrumen tes

sudah sesuai dan layak untuk diuji cobakan kepada peserta didik kelas VIII di

MTs Ma’arif 01 Punggur.

Instrumen yang telah divalidasikan kepada validator, selanjutnya dijadikan

pedoman dan acuan dalam menyempurnakan isi data tes komunikasi matematis

Lampiran 16 dengan butir soal yang dipakai Lampiran 17 dan Lampiran 19.

b. Konsistensi Internal

Tes yang peneliti gunakan untuk diujikan pada kelas eksperimen dan kontrol

sebelum diujicoba diluar populasi. Upaya untuk mendapatkan data yang akurat

maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria yang baik.

Berdasarkan hasil uji coba konsistensi internal dengan menggunakan rumus

korelasi product moment diperoleh 12 soal yang konsisten (valid). Data hasil

penelitian terhadap tes dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil analisis butir soal tes komunikasi matematis dapat dilihat pada tabel di

Page 106: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

123

Tabel 4.1 Validitas Soal Tes Komunikasi Matematis

No. Soal rxy Interpretasi Kriteria

1 0.489 rxy > 0,349 Valid 2 0.519 rxy > 0,349 Valid 3 0.505 rxy > 0,349 Valid 4 0.407 rxy > 0,349 Valid 5 0.501 rxy > 0,349 Valid 6 0.055 rxy < 0,349 Tidak valid 7 0.652 rxy > 0,349 Valid 8 0.589 rxy > 0,349 Valid 9 0.519 rxy > 0,349 Valid 10 0.194 rxy < 0,349 Tidak valid 11 -0.071 rxy < 0,349 Tidak valid 12 0.698 rxy > 0,349 Valid 13 0.666 rxy > 0,349 Valid 14 0.696 rxy > 0,349 Valid 15 0.671 rxy > 0,349 Valid

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 6)

Berdasarkan tabel di atas, perhitungan uji instrumen tes komunikasi

matematis berbentuk soal uraian sebanyak 15 butir soal dengan responden

sebanyak 32 peserta didik dimana α = 0,05 dan rtabel = 0,349 maka didapat 12 soal

yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14 dan 15. Soal tersebut

dikatakan valid karena rhitung > rtabel dan didapat 3 soal yang tidak valid karena

rhitung < rtabel yaitu nomor 6, 10 dan 11.

c. Uji Tingkat Kesukaran

Uji tingkat kesukaran pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui soal

Page 107: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

124

Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Komunikasi Matematis

No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan

1 0,789 Terlalu Mudah 2 0,547 Sedang 3 0,539 Sedang 4 0,648 Sedang 5 0,828 Terlalu Mudah 6 0,297 Terlalu Sukar 7 0,445 Sedang 8 0,609 Sedang 9 0,547 Sedang

10 0,219 Terlalu Sukar 11 0,258 Terlalu Sukar 12 0,328 Sedang 13 0,578 Sedang 14 0,328 Sedang 15 0,555 Sedang

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 8)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran terhadap 15 butir soal yang

diuji cobakan menunjukan terdapat 2 butir soal yang tergolong dalam tingkat

kesukaran terlalu mudah (0,71 ≤ P ≤ 1,00) yaitu soal nomor 1 dan 5. Terdapat 10

butir soal yang tergolong dalam tingkat kesukaran sedang (0,31 ≤ P ≤ 0,70) yaitu

nomor 2, 3, 4, 7, 8, 9, 12, 13, 14 dan 15. Selebihnya soal lainnya tergolong dalam

tingkat kesukaran terlalu sukar (0,00 ≤ P ≤ 0,30) yaitu butir soal nomor 6, 10 dan

11.

Page 108: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

125

berkemampuan tinggi dan peserta didik yang berkemampuan rendah. Adapun

hasil analisis daya pembeda butir soal tes komunikasi matematis dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Daya Pembeda Butir Soal Tes Komunikasi Matematis

No. Soal Daya

Pembeda Keterangan 1 0,234 Cukup 2 0,219 Cukup 3 0,266 Cukup 4 0,172 Jelek 5 0,188 Jelek 6 0,125 Jelek 7 0,203 Cukup 8 0,219 Cukup 9 0,219 Cukup 10 0,000 Jelek Sekali 11 0,016 Jelek 12 0,469 Baik 13 0,344 Cukup 14 0,469 Baik 15 0,359 Cukup

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 9)

Berdasarkan perhitungan daya pembeda butir soal menyatakan bahwa terdapat

1 butir soal tergolong jelek sekali karena mempunyai daya pembeda nol yaitu

nomor 10 dan 4 butir soal tergolong jelek yaitu butir soal nomor 4, 5, 6, 11. Soal

tersebut dikatakan jelek karena (0,00 < DP ≤ 0,20) sedangkan 8 butir soal

tergolong cukup (0,21 < DP ≤ 0,40) yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9, 13, 15

Page 109: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

126

Setelah butir soal dilakukan uji validitas, uji tingkat kesukaran, dan daya

pembeda selanjutnya butir soal diujikan kedalam reliabilitas. Uji reliabilitas ini

bertujuan untuk mengetahui soal reliabil atau tidak (layak untuk digunakan atau

tidak). Uji reliabilitas soal menggunakan rumus alpha. Berdasarkan uji reliabilitas

yang telah dilakukan didapat nilai r11 = 0,780 karena r11 ≥ 0,70 sehingga dapat

disimpulkan bahwa butir-butir soal tersebut telah reliabil dan dapat digunakan

untuk penelitian. Perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 12.

f. Hasil Kesimpulan Instrumen Soal

Berdasarkan hasil perhitungan validitas, uji tingkat kesukaran, daya pembeda

dan reliabilitas maka dapat dibuat tabel kesimpulan sebagai berikut:

Tabel. 4.4 Kesimpulan Instrumen Soal

No

Soal Validitas Tingkat Kesukaran

Daya Pembeda Reliabilitas Keterangan

1 Valid Terlalu Mudah Cukup Reliabil Tidak digunakan 2 Valid Sedang Cukup Reliabil Digunakan 3 Valid Sedang Cukup Reliabil Digunakan 4 Valid Sedang Jelek Reliabil Tidak digunakan 5 Valid Terlalu Mudah Jelek Reliabil Tidak digunakan 6 Tidak valid Terlalu Sukar Jelek Reliabil Tidak digunakan 7 Valid Sedang Cukup Reliabil Tidak digunakan 8 Valid Sedang Cukup Reliabil Digunakan 9 Valid Sedang Cukup Reliabil Tidak digunakan 10 Tidak valid Terlalu Sukar Jelek Sekali Reliabil Tidak digunakan 11 Tidak valid Terlalu Sukar Jelek Reliabil Tidak digunakan 12 Reliabil Digunakan

Page 110: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

127

Dari 15 soal yang diujikan terdapat 12 soal yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4,

5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15. Keduabelas butir soal tersebut peneliti hanya akan

menggunakan 7 soal yang akan diuji cobakan kedalam kelas eksperimen dan

kelas kontrol yaitu 2, 3, 7, 8, 12, 14, dan 15. Hal ini dikarenakan ke-7 soal

tersebut telah melalui uji validitas, uji tingkat kesukaran, uji daya pembeda dan

uji reliabilitas yang baik, serta ketujuh soal tersebut telah mencangkup indikator

komuniaksi matematis.

B. Deskripsi Data Amatan

Pengambilan data dilakukan setelah proses pembelajaran pada materi kubus dan

balok. Perangkat pembelajaaran dapat dilihat di Lampiran 15. Setelah data dari setiap

variabel terkumpul yaitu data tentang kemampuan komunikasi matematis dan

kecerdasan majemuk peserta didik, selanjutnya data tersebut dipergunakan untuk

menguji hipotesis penelitian. Data hasil penelitian dapat dilihat pada lampiran yang

diuraikan sebagai berikut.

C. Hasil Uji Prasyarat Untuk Pengujian Hipotesis

1. Hasil Tes Awal (Prettes) Komunikasi Matematis

Data kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi kubus dan

Page 111: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

128

Tabel 4.5 Deskripsi Data Amatan Prettes Peserta Didik

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Metode Pembelajaran (Xmax) (Xmin) Ukuran Tendensi Sentral �� Me Mo

Brain Storming 70,00 25,00 43,47 42,00 25,00 Konvensional 70,00 20,00 41,57 40,00 25,00

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 22)

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai tertinggi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 70,00, nilai terendah pada kelas

eksperimen adalah 25,00 dan 20,00 untuk kelas kontrol. Rata-rata (X�) pada kelas

eksperimen 43,47 dan pada kelas kontrol 41,57. Nilai tengah (median) pada kelas

eksperimen 42,00 dan untuk kelas kontrol 40,00 dan nilai yang sering muncul

(modus) pada kelas ekperimen dan kelas control sama yaitu 25,00. Selanjutnya,

penulis melakukan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh komunikasi

matematis peserta didik yang mendapatkan metode pembelajaran brain storming

dengan peserta didik yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

a) Hasil Uji Normalitas Tes Awal (Prettes) Komunikasi Matematis

Uji normalitas data dengan menggunakan metode Liliefors terhadap hasil

tes komuniksi matematis peserta didik dilakukan pada masing-masing

kelompok data yaitu kelas eksperimen (A1), kelas kontrol (A2). Rangkuman

hasil uji normalitas kelas data tersebut disajikan pada tabel berikut:

Page 112: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

129

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Prettes Data Komunikasi Matematis

No Kelas Lobservasi L0,05;n Keputusan

uji 1 Eksprimen (A1) 0,103 0,161 H0 diterima 2 Kontrol (A2) 0,078 0,167 H0 diterima

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 23 dan 24)

Hasil uji normalitas pada prettes yang terangkum dalam tabel di atas,

dengan taraf signifikan 5% tampak bahwa pada kelas eksperimen diperoleh

Lobservasi = 0,103 dan L0,05;n = 0,161. Hal ini berarti bahwa H0 diterima karena

Lobservasi < L0,05;n sehingga data pada kelas eksperimen normal. Pada kelas

kontrol, diperoleh Lobservasi = 0,078 dan L0,05;n = 0,167, karena Lobservasi < L0,05;n

maka hipotesis nol diterima, sehingga data pada kelas kontrol normal. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kedua kelas data prettesnya berdistribusi normal.

b) Hasil Uji Homogenitas Tes Awal (Prettes) Komunikasi Matematis

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sempel memiliki

karakter yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada data variabel

terikat yaitu komunikasi matematis. Uji homogenitas data penelitian ini

menggunakan metode Bartlett. Hasil pengujian uji homogenitas dengan taraf

signifikan (α) 5% diperoleh dari χ2 tabel = 3,841 dan χ2 hitung = 0,095 untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut χ2

hitung ≤ χ2 tabel, sehingga H0 tidak ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan

Page 113: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

130

2. Hasil Tes Akhir (posttes) Komunikasi Matematis

Data kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi kubus dan

balok baik dari kelas eksperimen maupun dari kelas kontrol diperoleh nilai

tertinggi (Xmax) dan nilai terendah (Xmin) baik kelas eksperimen maupun kelas

kontrol dan dicari ukuran tendensi sentral meliputi rataan (X�) yang dapat

dirangkum pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Deskripsi Data Amatan Posttes Peserta Didik

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Motode Pembelajaran (Xmax) (Xmin) Ukuran Tendensi Sentral �� Me Mo

Brain Storming 100,00 53,00 72,20 72,00 70,00 Konvensional 90,00 50,00 70,00 71,00 78,00

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 27) Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai tertinggi pada kelas eksperimen

100,00 dan kelas kontrol 90,00 dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah

53,00 dan 50,00 untuk kelas kontrol. Rata-rata (X�) pada kelas eksperimen 72,00

dan pada kelas kontrol 70,00. Nilai tengah (median) pada kelas eksperimen 72,00

dan 71,00 untuk kelas kontrol, dan nilai yang sering muncul (modus) pada kelas

ekperimen adalah 70,00 dan 78,00 untuk kelas kontrol. Selanjutnya, penulis

melakukan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh komunikasi matematis

peserta didik yang mendapatkan metode pembelajaran brain storming dengan

Page 114: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

131

a) Hasil Uji Normalitas Tes Akhir (Posttes) Komunikasi Matematis

Uji normalitas data dengan menggunakan metode Liliefors terhadap hasil

tes komunikasi matematis peserta didik dilakukan pada masing-masing

kelompok data yaitu kelas eksperimen (A1), kelas kontrol (A2). Rangkuman

hasil uji normalitas kelas data tersebut disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttes Data Komunikasi Matematis

No Kelas Lobservasi L0,05;n Keputusan uji 1 Eksprimen(A1) 0,088 0,161 H0 diterima 2 Kontrol(A2) 0,081 0,167 H0 diterima

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 28 dan 29)

Hasil uji normalitas pada posttes yang terangkum dalam (Tabel 4.8),

dengan taraf signifikan 5% tampak bahwa pada kelas eksperimen diperoleh

Lobservasi = 0,088 dan L0,05;n = 0,161. Hal ini berarti bahwa H0 diterima karena

Lobservasi < L0,05;n sehingga data pada kelas eksperimen normal. Pada kelas

kontrol, diperoleh Lobservasi = 0,088 dan L0,05;n = 0,167 karena Lobservasi < L0,05;n

maka hipotesis nol dietrima, sehingga data pada kelas kontrol normal. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kedua kelas data posttesnya berdistribusi normal.

b) Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir (Posttes) Komunikasi Matematis

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sempel memiliki

karakter yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada data variabel

terikat yaitu komunikasi matematis. Uji homogenitas data penelitian ini

Page 115: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

132

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut χ2

hitung ≤ χ2 tabel, sehingga H0 tidak ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sampel berasal dari populasi yang sama (homogen).

3. Data Nilai Tes Peningkatan Komunikasi Matematis Peserta Didik

Kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi (Xmax) dan nilai terendah (Xmin) baik

untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan dicari ukuran tendensi sentral

meliputi rataan (X�), median (Me), modus (Mo) yang dapat dirangkum pada tabel

berikut:

Tabel 4.9 Deskripsi Data Amatan N-gain Komunikasi Matematis

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Metode Pembelajaran (Xmax) (Xmin) Ukuran Tendensi Sentral �� Me Mo

Brain storming 1,000 0,277 0,529 0,518 0,500 Konvensional 0,714 0,091 0,497 0,500 0,500

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 32)

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa (Xmax) N-gain komunikasi

matematis pada kelas eksperimen adalah 1,000 dan kelas kontrol 0,714 dan (Xmin)

N-gain komunikasi matematis pada kelas eksperimen adalah 0,277 dan 0,091

untuk kelas kontrol. Rata-rata (X�) pada kelas eksperimen 0,529 dan pada kelas

kontrol 0,497. Nilai tengah (median) pada kelas eksperimen 0,518 dan 0,500

untuk kelas kontrol, dan nilai yang sering muncul (modus) pada kelas ekperimen

Page 116: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

133

mendapatkan metode pembelajaran brain storming dengan peserta didik yang

mendapatkan pembelajaran konvensional.

a) Normalitas N-gain Komunikasi Matematis

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat yang

pertama dalam menentukan uji hipotesis yang akan dilakukan. Uji normalitas

data dengan menggunakan metode Liliefors terhadap hasil tes komunikasi

matematis peserta didik dilakukan dengan masing-masing kelompok data

yaitu kelas eksperimen (A1), kelas kontrol (A2). Perhitungan uji normalitas

komunikasi matematis peserta didik pada masing-masing kelas selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 33 dan 34. Rangkuman hasil uji normalitas kelas

data tersebut disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas N-gain Data Komunikasi Matematis

No Kelas Lobservasi L0,05;n Keputusan uji 1 Eksprimen(A1) 0,153 0,161 H0 diterima 2 Kontrol(A2) 0,131 0,167 H0 diterima

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 33 dan 34)

Hasil uji normalitas N-gain data komunikasi matematis yang terangkum

dalam tabel di atas, dengan taraf signifikan 5% tampak bahwa pada kelas

eksperimen diperoleh Lobservasi = 0,153 dan L0,05;n = 0,161. Hal ini berarti H0

diterima karena L < L sehingga data N-gain komunikasi matematis

Page 117: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

134

sehingga data N-gain komunikasi matematis pada kelas kontrol normal. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kedua kelas data N-gain komunikasi matematis

berdistribusi normal.

b) Homogenitas N-gain Komunikasi Matematis

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varians

populasi data adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat yang

kedua dalam menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Uji homogenitas

varians data penelitian ini menggunakan uji Bartlett. Hasil pengujian uji

homogenitas dengan taraf signifikan (α) = 5% diperoleh χ2 tabel = 3,841 dan

hasil perhitungan diperoleh χ2 observasi = 0,339.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa harga statistik

uji tidak melebih harga kritiknya, sehingga H0 diterima atau sampel berasal

dari populasi yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

Lampiran 35.

4. Hasil Angket Kecerdasan Majemuk

Data kecerdasan majemuk peserta didik pada materi Kubus dan Balok baik

dari kelas eksperimen maupun dari kelas kontrol, diperoleh nilai tertinggi (Xmax)

dan nilai terendah (Xmin) baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan dicari

ukuran tendensi sentral meliputi rataan (X�) yang dapat dirangkum pada tebel

Page 118: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

135

Tabel 4.11 Deskripsi Data Amatan Angket Kecerdasan Majemuk Peserta Didik

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Metode

Pembelajaran (Xmax) (Xmin) Ukuran Tendensi Sentral

�� Me Mo Brain storming 95,00 66,00 75,37 74,00 67,00 Konvensional 90,00 60,00 72,39 71,00 68,00

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 37) Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai tertinggi pada kelas eksperimen

95,00 dan kelas kontrol 90,00 dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah

66,00 dan 60,00 untuk kelas kontrol. Rata-rata (X�) pada kelas eksperimen 75,37

dan pada kelas kontrol 72,39. Nilai tengah (median) pada kelas eksperimen 74,00

dan 71,00 untuk kelas kontrol dan nilai yang sering muncul (modus) pada kelas

ekperimen 67,00 dan 68,00 untuk kelas kontrol. Selanjutnya, penulis melakukan

uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh kecerdasan majemuk peserta didik yang

mendapatkan metode pembelajaran brain storming dengan peserta didik yang

mendapatkan pembelajaran konvensional.

a) Hasil Uji Normalitas Angket Akhir Kecerdasan Majemuk

Uji normalitas data dengan menggunakan metode Liliefors terhadap hasil

angket kecerdasan majemuk peserta didik dilakukan pada masing-masing

kelompok data yaitu kelas eksperimen (A1), kelas kontrol (A2). Rangkuman

hasil uji normalitas kelas data tersebut disajikan pada tabel berikut:

Page 119: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

136

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 38 dan 39)

Hasil uji normalitas pada angket kecerdasan majemuk dalam table 4.12,

dengan taraf signifikan 5% tampak bahwa pada kelas eksperimen diperoleh

Lobservasi = 0,158 dan L0,05;n = 0,161. Hal ini berarti H0 diterima karena Lobservasi

< L0,05;n sehingga data pada kelas eksperimen normal. Pada kelas kontrol,

diperoleh Lobservasi = 0,118 dan L0,05;n = 0,167, karena Lobservasi < L0,05;n, maka

hipotesis nol diterima, sehingga data pada kelas kontrol normal. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kedua kelas data angket kecerdasan majemuk berdistribusi

normal.

b) Hasil Uji Homogenitas Angket Akhir Kecerdasan Majemuk

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sempel memiliki

karakter yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan pada data variabel

terikat yaitu kecerdasan majemuk. Uji homogenitas varians data penelitian ini

menggunakan uji Bartlett. Hasil pengujian uji homogenitas dengan taraf

signifikan (α) 5% diperoleh dari χ2tabel = 3,841, dan χ2

hitung = 0,249 untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut

χ2hitung ≤ χ2

tabel, sehingga tidak tolak H0, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sampel berasal dari populasi yang sama (homogen).

D. Uji Hipotesis Penelitian

1. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Page 120: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

137

menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dapat dilakukan.

Hasil perhitungan anava dua jalan sel tak sama disajikan pada tabel sebagai

berikut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 47.

Tabel 4.13 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber JK Dk RK Fobs Fα

Metode Pembelajaran(A) 269834.482 1 269834.482 12012.011 4.027 Kecerdasan Majemuk(B) 2657.871 2 1328.935 59.159 3.175 Interaksi (AB) 13.660 2 6.830 0.304 3.175 Galat 1168.114 52 22.464 - - Total 273674.126 57 - - -

Sumber: Pengolahan Data (Perhitungan pada Lampiran 47)

Berdasarkan tabel 4.13, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Fobs = 12012,011 dan Ftabel = 4,027, karena Fobs > Ftabel, sehingga H0A ditolak.

Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran brain storming

terhadap peningkatan komunikasi matematis peserta didik.

2. Fobs = 59,159 dan Ftabel = 3,175, karena Fobs > Ftabel, sehingga H0B ditolak. Hal

ini berarti bahwa terdapat pengaruh kecerdasan majemuk (kecerdasan logis

matematika, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal) terhadap

peningkatan komunikasi matematis peserta didik.

3. Fobs = 0,304 dan Ftabel = 3,175, karena Fobs < Ftabel, sehingga H0AB diterima.

Page 121: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

138

2. Uji Scheffe

1) Dari hasil perhitungan anava diperoleh bahwa H0A ditolak, tetapi karena

metode pembelajaran hanya memiliki dua kategori maka untuk antar baris

tidak perlu dilakukan uji komparasi ganda. Meskipun dilakukan komparasi

ganda, dapat dipastikan bahwa hipotesis nol ditolak. Hasil perhitungan untuk

rataan dan rataan marginal telah terangkum pada Tabel 4.14

Tabel 4.14 Rangkuman Data Amatan, Rataan dan Rataan Marginal

Metode Kecerdasan Majemuk Rataan

Pembelajaran Logis matematika intrapersonal Interpersonal Marginal

Brain storming 87.167 71.923 73.000 77.363 Konvensional 87.000 69.214 71.000 75.738 Rataan Marginal 87.083 70.569 72.000

Sumber : pengolahan data (perhitungan lampiran 47) Dari Tabel 4.14, diperoleh hasil bahwa untuk rataan marginal pada

metode pembelajaran brain storming lebih besar dari pada rataan marginal

pada metode pembelajaran konvensional, sehingga dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran brain storming lebih baik dibandingkan metode

pembelajaran konvensional.

2) Dari hasil perhitungan anava diperoleh hasil bahwa H0B ditolak. Kecerdasan

majemuk peserta didik terdiri dari tiga kategori yaitu kecerdasan logis

Page 122: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

139

kelompok data, yaitu kelompok rataan marginal dari kecerdasan logis

matematika dengan rataan marginal dari kecerdasan intrapersonal (µ1 vs µ2),

kelompok rataan marginal dari kecerdasan logis matematika dengan rataan

marginal dari kecerdasan interpersonal (µ1 vs µ3), dan kelompok rataan

marginal dari kecerdasan intrapersonal dengan rataan marginal dari

kecerdasan interpersonal(µ2 vs µ3). Uji komparasi ganda antar kolom telah

terangkum pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

No Komparasi Fhitung Ftabel Keputusan 1 μ1 vs μ2 88,597 6,350 H0 ditolak 2 μ� vs μ3 68,607 6,350 H0 ditolak 3 μ2 vs μ3 1,077 6,350 H0 diterima

Hasil perhitungan uji komparasi ganda antar kolom selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 62. Berdasarkan hasil perhitungan uji komparasi ganda antar

kolom pada Tabel 4.22 dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

1) Antara μ1vs μ2 diperoleh Fhitung = 88,597 dan Ftabel = 6,350. Berdasarkan

perhitungan tersebut terlihat bahwa DK = {F │F > (2) (3,175)} = {F │F >

6,350}; Fhitung = 88,597 ∈ DK. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh peningkatan komunikasi

matematis antara peserta didik yang memiliki kecerdasan logis matematis dan

Page 123: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

140

2) Antara μ1vs μ3 diperoleh Fhitung = 68,607 dan Ftabel = 6,350. Berdasarkan

perhitungan tersebut terlihat bahwa DK = {F │F > (2) (3,175)} = {F │F >

6,350}; Fhitung = 68,607 ∈ DK. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh peningkatan komunikasi

matematis antara peserta didik yang memiliki kecerdasan logis matematis dan

interpersonal pada peserta didik yang memperoleh metode pembelajaran brain

storming dari pada peserta didik yang memperoleh metode pembelajaran

konvensional.

3) Antara μ2vs μ3 diperoleh Fhitung = 1,077 dan Ftabel = 6,350. Berdasarkan

perhitungan tersebut terlihat bahwa DK = {F │F > (2) (3,175)} = {F │F >

6,350}; Fhitung = 1,077 ∈ DK. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa H0 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh peningkatan komunikasi

matematis antara peserta didik yang memiliki kecerdasan intrapesonal dan

kecerdasan interpersonal pada peserta didik yang memperoleh metode

pembelajaran brain storming dari pada peserta didik yang memperoleh

metode pembelajaran konvensional.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Terdapat pengaruh peningkatan komunikasi matematis peserta didik yang mengikuti pembelajaran mengunakan metode pembelajaran brain storming

Page 124: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

141

Penelitian ini mempunyai tiga variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu

variabel bebas berupa metode pemelajaran brain storming dan kecerdasan

majemuk, sedangkan variabel terikatnya komunikasi matematis peserta didik. Pada

penelitian ini penulis mengambil sample kelas VIII D dan VIII E yang berjumlah

58 peserta didik. Penulis meneliti dengan sampel dua kelas yaitu kelas VIII D

mengunakan metode pembelajaran konvesional dan kelas VIII A menggunakan

metode pembelajaran brain storming. Pembelajaran dalam penelitian ini

menggunakan materi kubus dan balok, kemudian untuk mengumpulkan data-data

untuk pengujian hipotesis, penulis mengajarkan materi kubus dan balok dengan

menggunakan metode pembelajaran brain storming dan konvesional.

Berdasarkan teori menyatakan bahwa metode brain storming (curah pendapat)

adalah kelompok menyalurkan ide-ide tanpa dinilai segera dan setiap anggota

kelompok mengeluarkan pendapatnya. Kegiatan dalam pembelajaran ini untuk

menghimpun gagasan dan pendapat dalam rangka menemukan, memilih, dan

menentukan berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang

berkaitan dengan kebutuhan belajar, sumber-sumber, hambatan dan lain

sebagainya. Langkah-langkah pembelajaran brain storming diantaranya, 1) guru

menyampaikan materi pembelajaran tujuan pembelajaran matematika 2) guru

membentuk kelompok-kelompok secara hererogen dengan 4–6 tiap kelompok 3)

guru memberikan suatu permasalahan (berupa LKK) kepada peserta didik 4) tiap

Page 125: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

142

6)apabila permasalahan belum ditemukan penyelesaiannya maka guru

memberikan gambaran penyelesaian soal, 7) salah satu kelompok

mempersentasikan hasil diskusinya 8) peserta didik menyimpulkan penyelesaian

permasalahan sesuai petunjuk guru, 9) evaluasi. Pembelajaran yang seperti ini

akan melatih peserta didik untuk memperkirakan sejauh mana pengetahuan yang

dimiliki oleh peserta didik dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di

samping kecakapan kognitif, dan peserta didik memiliki dua bentuk tanggung

jawab belajar yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan belajar untuk membantu

sesama anggota kelompoknya.

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang ditransformasikan

langsung oleh guru kepada peserta didik sehingga perhatian lebih berpusat kepada

guru sedangkan peserta didik hanya menerima secara pasif yaitu hanya

mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru

sementara tidak semua peserta didik memiliki keterampilan dalam hal-hal

tersebut, sehingga guru masih harus mengajarkannya kepada peserta didik. Ketika

menghadapi soal, peserta didik hanya mengerjakan secara individu. Peserta didik

cenderung enggan untuk bertanya kepada guru, karena peserta didik belum

terbiasa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Selain berdasarkan teori di atas, faktor lain yang menyebabkan kemampuan

komunikasi lebih baik jika diajar dengan metode pembelajaran brain storming

Page 126: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

143

Dalam proses pembelajaran peserta didik diberikan materi dan LKK untuk di

diskusikan dengan kelompok. Dengan diberikan LKK peserta didik terlihat

antusias dalam mengerjakan soal, peserta didik saling berlomba untuk terlebih

dahulu mengerjakan soal yang ada dalam LKK. Soal yang ada dalam LKK adalah

soal-soal yang menyangkut materi kubus dan balok, peneliti juga memberikan

nilai tambah untuk peserta didik yang berani mempersentasikan hasil diskusinya,

dengan adanya nilai tambah peserta didik terlihat saling berlomba dalam

mengerjakan soal. Dengan bekerjasama, berdiskusi kelompok peserta didik lebih

aktif dan peserta didik mampu mengerjakan soal yang diberikan dengan baik.

Berdasarkan hal tersebut, tentunya peserta didik akan menghasilkan

kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik jika diajar dengan metode

pembelajaran brain storming dari pada menggunakan metode pembelajaran

konvensional. Hal tersebut sesuai dengan hasil pada penelitian ini yang

menyatakan bahwa peserta didik yang memperoleh metode pembelajaran brain

storming lebih baik dari pada peserta didik yang memperoleh metode

pembelajaran konvensional terhadap kemampuan komunikasi matematis.

2. Terdapat pengaruh kecerdasan majemuk (kecerdasan logis matematika,

kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal terhadap komunikasi matematis peserta didik) Bedasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa terdapat

Page 127: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

144

metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui

perbedaan yang signifikan hanyalah antara kecerdasan logis matematika dan

kecerdasan intrapersonal serta kecerdasan logis matematika dan kecerdasan

intrepersonal saja. Berdasarkan hal tersebut, kesimpulannya adalah peserta didik

dengan kecerdasan logis matematika lebih baik dari peserta didik dengan

kecerdasan intrapersonal dan interpersonal terhadap peningkatan kemampuan

komunikasi matematis.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil perhitungan pada Tabel 4.14 antara

kecerdasan logis matematika dan kecerdasan interpersonal. Peserta didik dengan

kecerdasan logis matematika cenderung lebih aktif dan ikut serta dalam

pembelajaran, seperti banyak mengajukan pertanyaan yang bersifar analisis,

menggunakan keterampilan matematika yang beragam, menghitung dengan cepat

di luar kepala, maju kedepan untuk mengerjakan soal, mudah untuk menangkap

dan menerima materi pembelajaran sehingga kemampuan komunikasi

matematisnya akan lebih baik dari pada peserta didik yang memiliki kecerdasan

intrapersonal dan kecerdasan interpersonal.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang

memiliki kecerdasan logis matematika memiliki peningkatan kemampuan

komunikasi matematis yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang

memiliki kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal.

Page 128: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

145

3. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan angket kecerdasan majemuk terhadap komunikasi matematis peserta didik Pengujian hipotesisi ini menggunakan analisis variasi dua jalan dengan sel tak

sama. Berdasarkan hasil uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama bahwa

H0AB diterima, penolakan H0 mengenai perbedaan metode pembelajaran menurut

interaksi komunikasi matematis bahwa tidak terdapat hubungan antara kecerdasan

majemuk dengan metode pembelajaran.

Ditinjau dari kecerdasan majemuk secara menyeluruh, terdapat juga

perbedaaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada setiap kategori

kecerdasan. Peserta didik dari kategori kecerdasan logis matematika, kemampuan

komunikasi matamatis lebih baik dibandingkan dengan peserta didik dengan

kategori kecerdasan intrapersonal, peserta didik dari kategori kecerdasan

intrapersonal kemampuan komunikasi mateamtis lebih baik dibandingkan dengan

peserta didik dengan kategori kecerdasan interpersonal, yang paling buruk

kemampuan komunikasi matematis yaitu peserta didik dari kategori kecerdasan

interpersonal.

Hasil uji coba menyatakan tidak terdapat hubungan antara kecerdasan

majemuk dengan metode pembelajaran. Hal ini bererti bahwa kecerdasan

majemuk dan metode pembelajaran tidak memberikan pengaruh yang signifikan

Page 129: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

146

melalui uji statistik menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada

kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang memperoleh metode

pembelajaran brain storming dengan peserta didik yang memperoleh metode

pembelajaran konvesional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode brain

storming kemampunan komunikasi peserta didik akan lebih baik.

Secara teori bahwa terdapat hal yang dapat mempengaruhi peningkatan

kemampuan komunikasi matematis, yaitu metode pembelajaran dan kecerdasan

majemuk peserta didik. Peserta didik dengan kecerdasan logis matematis akan

lebih cocok dengan metode pembelajaran brain storming, namun tidak dengan

peserta didik yang memiliki kecerdasan intrapersonal. Hal ini dikarenakan dalam

menggunakan metode pembelajaran brain storming, peserta didik perlu

memahamai berbagai materi pembelajaran dan menggunakan prosedur dalam

mempelajari dan mengerjakan soal. Proses belajar mengajar yang seperti itu yang

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik.

Proses belajar mengajar yang menggunakan metode pembelajaran konvensional,

peserta didiknya lebih terkesan pasif karena peserta didik hanya menerima apa

saja yang disampaikan oleh guru. Peserta didik yang memiliki logis matematis

akan merasa lebih cocok ketika menggunakan metode pembelajaran brain

storming. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa peserta didik yang

memiliki kecerdasan logis matematis akan lebih cepat beradaptasi dengan metode

Page 130: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

147

didik. Ketidaksesuaian hasil penelitian dengan teori tersebut diduga disebabkan

adanya peserta yang tidak jujur dalam mengisi angket dan adanya kerjasama

dalam mengerjakan soal tes. Akibatnya akan berpengaruh terhadap hasil yang

tidak sesuai dengan teori, yang seharusnya ada interaksi antara metode

pembelajaran dan kecerdasan majemuk peserta didik terhadap peningkatan

kemampuan komunikasi matematis peserta didik.

Page 131: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

148

Page 132: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

149

LAMPIRAN

Page 133: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

150

Lampiran 1

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK UJI COBA INSTRUMEN KELAS IX A

No Nama Kode 1 Ahmad Alfian UC-01 2 Ahmad Ramdhoni UC-02 3 Ajeng Yuswanita UC-03 4 Annisa UC-04 5 Arif Istiqmal UC-05 6 Asqo Lika Nugraha UC-06 7 Cahya Zila Asriani UC-07 8 Cindy Salsabila UC-08 9 Devi Sagitha A UC-09

10 Dwi Septiani UC-10 11 Ekantari Magandha P UC-11 12 Erika Tri Risca UC-12 13 Fahruniza UC-13 14 Faisal Aqil R UC-14 15 Fitria Wulandari R UC-15 16 Hana Salsabila Putri UC-16 17 Khalid Ahmad R UC-17 18 M. Galib Riswandi UC-18 19 M. Fadhil Surya UC-19 20 Melani Yunisa B UC-20 21 Nabilah Dwi Sendika UC-21 22 Nurul Salsabila UC-22 23 Orizawati UC-23 24 Rafi Putra Al Hari UC-24 25 Rahma Ayu Nuansa P UC-25 26 Ricky Surisno Putra UC-26 27 Rizki Ayu Savitri UC-27 28 Salma Shakira UC-28 29 Siti Aisah UC-29 30 Tiara Kurnia F UC-30 31 Yoga Pratama Putra UC-31 32 Yudhatama Dimas S UC-32

Page 134: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

151

Lampiran 2

KISI-KISI UJI COBA TES UNTUK MENGETAHUI

KOMUNIKASI MATEMATIS

Nama Sekolah : MTs Ma’arif 01Punggur

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII/ Genap

Kompetensi Inti :

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perlakuan jujur, disiplin,

tanggungjawab,peduli (toleransi, gotong royong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyajika, dan menalar dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

Page 135: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

152

4.Menghitung luas dan permukan volume kubus dan balok

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

1. Memahami

sifat-sifat kubus,

balok, dan

bagian-

bagiannya, serta

menentukan

ukurannya.

1. Mengidentifikasi

bagian dan sifat-sifat

kubus, balok.

1. Mengidentifikasi sifat-sifat

kubus, balok, serta bagian-

bagiannya.

2. Membuat jaring-

jaring kubus dan

balok.

2. Membuat serta melukiskan

jaring-jaring pada kubus dan

balok.

3. Menghitung luas

permukaan dan

volume kubus dan

balok.

3. Menyelesaikan soal-soal

dengan perhitungan volume

serta luas permukaan pada

kubus dan balok.

No. Indikator

Komunikasi Matematis No. Item

Tes

1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. 9, 12

2. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika, secara lisan dan tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan diagram.

13, 14

3. Menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika. 7, 10

Page 136: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

153

6. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan generalisasi. 6, 8, 11

7. Menjelaskan dan mebuat pertanyaan tentang matematika yang di pelajari 1, 15

Page 137: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

154

Lampiran 3

SOAL UJI COBA INSTRUMEN KOMUNIKASI MATEMATIS

1. Sebuatkan minimal tiga bagian-bagian kubus dan balok !

2. Perhatikan balok ABCD. EFGH di samping

sebutkan titik sudut, rusuk-rusuk, bidang sisi, dan diagonal ruangnya !

3. Perhatikanlah kubus di bawah ini.

Jika diketahui panjang sisi kubus adalah a, maka tentukanlah rumus Volume dan

Luas permukaan kubus tersebut !

4. Perhatikanlah kubus di bawah ini.

Page 138: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

155

5. Sebutkan minimal tiga sifat dari gambar balok dibawah ini yang kamu ketahui!

6. Sebuah kubus memiliki volume 343 cm3. Jika panjang rusuk kubus tersebut

diperbesar menjadi tiga kali panjang rusuk semula, tentukan volume kubus yang

baru !

7. Seorang tukang kayu ingin membuat sebuah almari kayu berbentuk balok dengan

ukuran panjang 1,5 m, lebar 0,5 m, dan tinggi 0,3 m, berapakah uang yang

dibutuhkan tukang kayu tersebut untuk membeli kayu jika harga kayu untuk

membuat almari tersebut adalah rp. 25.000 tiap m ?

8. Panjang rusuk dua buah kubus masing-masing berbanding 3 cm : 9 cm berapakah

perbandingan volume kedua kubus tersebut ?

9. Titin membawa kado ulang tahun untuk Dika.

Kado tersebut berbentuk kubus. Panjang rusuk kado tersebut adalah 22 cm. Hitunglah volume kado tersebut!

10. Ibu Siti akan membuat etalase toko dari kaca yang berbentuk balok yang

berukuran panjang 100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm, jika harga kaca

Rp.50.000,- permeter persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk membuat

etalase tersebut!

Page 139: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

156

4 cm

8 cm

8 cm

11. aaa

Pada gambar di atas terdapat sebuah balok yang diatasnya terletak sebuah kubus. Apabila balok tersebut memiliki panjang 10 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 4 cm. Hitunglah volume balok dan kubus yang ada di atasnya!

12. Raisa dibri tugas oleh pak Toto untuk membuat sebuah jaring-jaring kubus yang

panjang rusuknya 8 cm. Jika jaring-jaring kubus tersebut terbuat dari kawat,

berapakah panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat jaring-jaring tersebut,

gambar jaring-jaring kubus seperti di bawah ini !

13. Gambarkan 3 jaring-jaring kubus yang berbeda!

14. Buatlah gambar jaring-jaring kubus yang panjang rusuknya 2 cm dan jaring-

jaring balok dengan panjang 3 cm, lebar 2 cm dan tinggi 1 cm! :

3 cm 10 cm

Page 140: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

157

Lampiran 5

ANGKET KECERDASAN MAJEMUK

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Petunjuk:

1. Pada angket berikut terdapat 21 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap

pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu! 2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.

Jangan terpengaruh oleh jawaban terhadap pernyataan lain maupun jawaban orang

lain!

3. Catat tanggapanmu pada kolom yang tersedia dengan memberikan tanda check

( √ ) sesuai keterangan pilihan jawaban!

TP = Tidak Pernah J = Jarang KD = Kadang-kadang SR = Sering SL = Selalu

4. Semua pertanyaan mohon dijawab tanpa ada yang terlewatkan

5. Semua pertanyaan hanya ada satu jawaban

No. Pertanyaan Pilihan Jawaban

TP J KD SR SL

1. Teman-teman meminta bantuan saya ketika mereka menemui masalah dalam matematika atau

Page 141: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

158

4. Pelajaran yang saya sukai adalah matematika.

5. Saya menyukai tes profil kepribadian dan cara lain untuk mencari tahu tentang diri saya

6. Saya memberi masukan atau membantu orang lain untuk memecahkan masalah mereka.

7. Saya bisa menghitung dengan cepat dan tepat di ‘luar kepala’.

8. Saya menyadari perasaan, emosi, dan keyakinan diri sendiri dalam berbagai situasi.

9. Saya mengerti sesuatu yang bisa memotivasi orang lain, bahkan ketika mereka mencoba untuk menyembunyikannya

10. Saya memiliki cita-cita menjadi seorang kimiawan, ahli mesin, fisikawan, astronot atau matematikawan

11. Saya adalah orang yang penyendiri 12. Saya nyaman dan percaya diri dengan sekelompok

orang dalam kondisi apapun

13. Saya menemukan kepuasan pribadi ketika berurusan dengan angka

14. Saya yakin pada pendapat saya sendiri dan saya tidak mudah terpengaruh oleh orang lain

15. Saya mempunyai teman yanng banyak dan dalam jangkauan yang luas

16. Saya lebih suka pertanyaan yang memiliki jawaban yang pasti "Benar" atau "salah"

17. Saya lebih suka pergi ke suatu tempat tenang daripada tempat yang berisik

18. Saya lebih memilih pergi ke perkumpulan sosial daripada di rumah sendirian

19. Saya mengingat fakta, angka, dan rumus dengan Mudah

20. Saya suka menghabiskan waktu sendirian 21. Saya lebih suka bekerja sebagai bagian dari tim

daripada sendirian

Sumber : Rogers indicator of multiple intelligences

Page 142: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

129

VALIDITAS UJI COBA INSTRUMEN TES KOMUNIKASI MATEMATIS

Soal ∑Y

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2 4 2 4 2 2 4 2 1 1 4 4 4 4 44 3 2 4 4 2 1 3 3 0 1 0 4 0 2 33 2 0 3 4 0 1 1 2 1 0 0 4 0 2 23 2 4 4 4 1 2 2 2 0 1 1 2 1 4 34 3 2 4 4 2 3 3 3 0 2 1 1 1 2 35 2 3 2 2 0 2 2 2 2 0 1 0 1 3 23 2 4 2 4 0 2 2 2 1 1 4 3 4 4 39 4 2 4 2 0 2 2 4 0 0 4 2 4 4 36 3 2 2 3 1 1 1 3 2 1 0 1 0 4 27 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 3 4 3 2 33 3 1 4 4 1 3 4 3 3 1 4 4 4 2 45 4 1 4 3 1 3 3 4 0 1 3 3 3 1 38 2 3 4 4 4 1 1 2 2 0 0 3 0 3 32 1 4 2 4 1 0 4 1 0 1 0 0 0 0 20 2 3 2 2 3 2 4 2 1 1 1 3 1 3 34 3 4 1 4 0 4 4 3 0 2 3 4 3 4 43 1 0 1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 0 2 14 1 2 3 4 1 2 2 1 0 1 1 2 1 0 24 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 0 1 0 20 2 2 1 4 1 2 2 2 1 1 4 1 4 2 33 2 0 2 4 1 2 2 2 2 1 0 2 0 1 22

Page 143: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

130

2 1 1 2 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 15 2 2 4 4 1 2 2 2 2 1 0 3 0 2 31 1 1 3 2 1 2 2 1 0 1 0 2 0 1 21 2 2 2 2 2 4 4 2 1 2 0 4 0 2 31 3 2 2 4 2 1 4 3 0 2 0 4 0 2 33 2 4 4 4 1 2 2 2 4 1 1 2 1 4 38 3 2 2 2 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 18 2 0 1 4 1 1 4 2 1 1 0 3 0 2 24 3 4 3 4 1 3 4 3 0 0 3 4 3 4 43 1 3 4 4 0 1 4 1 1 0 1 4 1 3 32 2 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2 0 2 2 24

0.519 0.505 0.407 0.501 0.055 0.652 0.589 0.519 0.194 -0.071 0.696 0.666 0.696 0.671 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349

V V V V TV V V V TV TV V V V V

Page 144: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

131

Lampiran 7

PERHITUNGAN UJI VALIDITAS TIAP BUTIR SOAL

Berikut ini perhitungan validitas untuk butir soal nomor 1:

��� ���∑ ��� � �∑ ���∑ ��

����∑���� � �∑ �������∑ ��� � �∑ ����

��� �32�3181� � �101 x 962�

��32�357� � �101����32�31212� � �962���

= ������������ ������� �

= ����√��������

= ��������,���

= 0,489 ≥ 0,349, karena rhitung ≥ rtabel, maka instrumen dinyatakan valid.

Page 145: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

132

ANALISIS TINGKAT KESUKARAN TES KOMUNIKASI MATEMATIS

SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 4 2 4 2 4 2 2 4 4 3 2 4 4 2 1 3 3 2 0 3 4 0 1 1 4 2 4 4 4 1 2 2 4 3 2 4 4 2 3 3 1 2 3 2 2 0 2 2 4 2 4 2 4 0 2 2 2 4 2 4 2 0 2 2 3 3 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2 4 2 2 2 4 3 1 4 4 1 3 4 4 4 1 4 3 1 3 3 3 2 3 4 4 4 1 1 2 1 4 2 4 1 0 4 4 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 1 4 0 4 4 1 1 0 1 2 1 1 1 3 1 2 3 4 1 2 2 4 1 2 1 2 2 1 1 4 2 2 1 4 1 2 2 1 2 0 2 4 1 2 2 3 2 1 1 2 2 0 0 4 2 2 4 4 1 2 2 4 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 2 2 4 2 1 4 4 2 4 4 4 1 2 2

Page 146: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

133

4 3 2 2 2 0 1 1 2 2 0 1 4 1 1 4 4 3 4 3 4 1 3 4 4 1 3 4 4 0 1 4 2 2 2 3 2 1 1 1

101 70 69 83 106 38 57 78

4 4 4 4 4 4 4 4

32 32 32 32 32 32 32 32

128 128 128 128 128 128 128 128 0.789 0.547 0.539 0.648 0.828 0.297 0.445 0.609

Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang

KODE Soal 9 10 11 12 13 14 15

UC-01 2 1 1 4 4 4 4 UC-02 3 0 1 0 4 0 2 UC-03 2 1 0 0 4 0 2 UC-04 2 0 1 1 2 1 4 UC-05 3 0 2 1 1 1 2 UC-06 2 2 0 1 0 1 3 UC-07 2 1 1 4 3 4 4 UC-08 4 0 0 4 2 4 4 UC-09 3 2 1 0 1 0 4 UC-10 2 1 2 3 4 3 2 UC-11 3 3 1 4 4 4 2 UC-12 4 0 1 3 3 3 1 UC-13 2 2 0 0 3 0 3 UC-14 1 0 1 0 0 0 0 UC-15 2 1 1 1 3 1 3 UC-16 3 0 2 3 4 3 4 UC-17 1 0 2 0 1 0 2 UC-18 1 0 1 1 2 1 0

Page 147: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

134

UC-19 1 1 2 1 0 1 0 UC-20 2 1 1 4 1 4 2 UC-21 2 2 1 0 2 0 1 UC-22 2 0 2 0 0 0 0 UC-23 2 2 1 0 3 0 2 UC-24 1 0 1 0 2 0 1 UC-25 2 1 2 0 4 0 2 UC-26 3 0 2 0 4 0 2 UC-27 2 4 1 1 2 1 4 UC-28 3 0 0 0 0 0 0 UC-29 2 1 1 0 3 0 2 UC-30 3 0 0 3 4 3 4 UC-31 1 1 0 1 4 1 3 UC-32 2 1 1 2 0 2 2 70 28 33 42 74 42 71

Skor max 4 4 4 4 4 4 4 32 32 32 32 32 32 32

Skor max, N 128 128 128 128 128 128 128 0.547 0.219 0.258 0.328 0.578 0.328 0.555

Kriteria Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang

Page 148: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

135

Page 149: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

136

ANALISIS DAYA PEMBEDA

Soal ∑Y

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3 1 4 4 1 3 4 3 3 1 4 4 4 2 45 2 4 2 4 2 2 4 2 1 1 4 4 4 4 44 3 4 1 4 0 4 4 3 0 2 3 4 3 4 43 3 4 3 4 1 3 4 3 0 0 3 4 3 4 43 2 4 2 4 0 2 2 2 1 1 4 3 4 4 39 4 1 4 3 1 3 3 4 0 1 3 3 3 1 38 2 4 4 4 1 2 2 2 4 1 1 2 1 4 38 4 2 4 2 0 2 2 4 0 0 4 2 4 4 36 3 2 4 4 2 3 3 3 0 2 1 1 1 2 35 2 4 4 4 1 2 2 2 0 1 1 2 1 4 34 2 3 2 2 3 2 4 2 1 1 1 3 1 3 34 3 2 4 4 2 1 3 3 0 1 0 4 0 2 33 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 3 4 3 2 33 2 2 1 4 1 2 2 2 1 1 4 1 4 2 33 3 2 2 4 2 1 4 3 0 2 0 4 0 2 33 2 3 4 4 4 1 1 2 2 0 0 3 0 3 32 1 3 4 4 0 1 4 1 1 0 1 4 1 3 32 2 2 4 4 1 2 2 2 2 1 0 3 0 2 31 2 2 2 2 2 4 4 2 1 2 0 4 0 2 31 3 2 2 3 1 1 1 3 2 1 0 1 0 4 27 1 2 3 4 1 2 2 1 0 1 1 2 1 0 24 2 0 1 4 1 1 4 2 1 1 0 3 0 2 24 2 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2 0 2 2 24

Page 150: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

137

2 0 3 4 0 1 1 2 1 0 0 4 0 2 23 2 3 2 2 0 2 2 2 2 0 1 0 1 3 23 2 0 2 4 1 2 2 2 2 1 0 2 0 1 22 1 1 3 2 1 2 2 1 0 1 0 2 0 1 21 1 4 2 4 1 0 4 1 0 1 0 0 0 0 20 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 0 1 0 20 3 2 2 2 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 18 2 1 1 2 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 15 1 0 1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 0 2 14

Page 151: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

138

KELOMPOK ATAS

Soal 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3 1 4 4 1 3 4 3 3 1 4 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 2 1 1 4 4 4 4 3 4 1 4 0 4 4 3 0 2 3 4 3 4 3 4 3 4 1 3 4 3 0 0 3 4 3 4 2 4 2 4 0 2 2 2 1 1 4 3 4 4 4 1 4 3 1 3 3 4 0 1 3 3 3 1 2 4 4 4 1 2 2 2 4 1 1 2 1 4 4 2 4 2 0 2 2 4 0 0 4 2 4 4 3 2 4 4 2 3 3 3 0 2 1 1 1 2 2 4 4 4 1 2 2 2 0 1 1 2 1 4 2 3 2 2 3 2 4 2 1 1 1 3 1 3 3 2 4 4 2 1 3 3 0 1 0 4 0 2 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 3 4 3 2 2 2 1 4 1 2 2 2 1 1 4 1 4 2 3 2 2 4 2 1 4 3 0 2 0 4 0 2 2 3 4 4 4 1 1 2 2 0 0 3 0 3 42 43 47 59 23 35 46 42 14 17 36 48 36 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64

0.656 0.672 0.734 0.922 0.359 0.547 0.719 0.656 0.219 0.266 0.563 0.750 0.563 0.734

Page 152: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

139

KELOMPOK BAWAH

Soal 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 4 4 0 1 4 1 1 0 1 4 1 3 2 2 4 4 1 2 2 2 2 1 0 3 0 2 2 2 2 2 2 4 4 2 1 2 0 4 0 2 3 2 2 3 1 1 1 3 2 1 0 1 0 4 2 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2 0 2 2 1 2 3 4 1 2 2 1 0 1 1 2 1 0 2 0 1 4 1 1 4 2 1 1 0 3 0 2 2 0 3 4 0 1 1 2 1 0 0 4 0 2 2 3 2 2 0 2 2 2 2 0 1 0 1 3 2 0 2 4 1 2 2 2 2 1 0 2 0 1 1 1 3 2 1 2 2 1 0 1 0 2 0 1 1 4 2 4 1 0 4 1 0 1 0 0 0 0 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 0 1 0 3 2 2 2 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 0 2 28 26 36 47 15 22 32 28 14 16 6 26 6 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64

0.438 0.406 0.563 0.734 0.234 0.344 0.500 0.438 0.219 0.250 0.094 0.406 0.094 0.375

Page 153: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

140

HASIL UJI DAYA BEDA

Soal 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

0.438 0.406 0.563 0.734 0.234 0.344 0.500 0.438 0.219 0.250 0.094 0.406 0.094 0.375 0.438 0.406 0.563 0.734 0.234 0.344 0.500 0.438 0.219 0.250 0.094 0.406 0.094 0.375 0.219 0.266 0.172 0.188 0.125 0.203 0.219 0.219 0.000 0.016 0.469 0.344 0.469 0.359

C C JLK JLK JLK C C C JS JLK B C B C

Page 154: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

140

Lampiran 11

Perhitungan Manual Daya Beda Dan Tingkat Kesukaran

Uji Coba Tes Komunikasi Matematis

Daya Beda Tingkat Kesukaran D = ������ ����� ����������� ����� �����

���� ��������

= �,�����,�����

= 0,234

P � ∑ ��� �

= ��������

= 0,789

Page 155: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

141

ANALISIS RELIABILITAS

Soal ∑Y

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2 4 2 4 2 2 4 2 1 1 4 4 4 4 44 3 2 4 4 2 1 3 3 0 1 0 4 0 2 33 2 0 3 4 0 1 1 2 1 0 0 4 0 2 23 2 4 4 4 1 2 2 2 0 1 1 2 1 4 34 3 2 4 4 2 3 3 3 0 2 1 1 1 2 35 2 3 2 2 0 2 2 2 2 0 1 0 1 3 23 2 4 2 4 0 2 2 2 1 1 4 3 4 4 39 4 2 4 2 0 2 2 4 0 0 4 2 4 4 36 3 2 2 3 1 1 1 3 2 1 0 1 0 4 27 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 3 4 3 2 33 3 1 4 4 1 3 4 3 3 1 4 4 4 2 45 4 1 4 3 1 3 3 4 0 1 3 3 3 1 38 2 3 4 4 4 1 1 2 2 0 0 3 0 3 32 1 4 2 4 1 0 4 1 0 1 0 0 0 0 20 2 3 2 2 3 2 4 2 1 1 1 3 1 3 34 3 4 1 4 0 4 4 3 0 2 3 4 3 4 43 1 0 1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 0 2 14 1 2 3 4 1 2 2 1 0 1 1 2 1 0 24 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 0 1 0 20 2 2 1 4 1 2 2 2 1 1 4 1 4 2 33 2 0 2 4 1 2 2 2 2 1 0 2 0 1 22 2 1 1 2 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 15 2 2 4 4 1 2 2 2 2 1 0 3 0 2 31

Page 156: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

142

1 1 3 2 1 2 2 1 0 1 0 2 0 1 21 2 2 2 2 2 4 4 2 1 2 0 4 0 2 31 3 2 2 4 2 1 4 3 0 2 0 4 0 2 33 2 4 4 4 1 2 2 2 4 1 1 2 1 4 38 3 2 2 2 0 1 1 3 0 0 0 0 0 0 18 2 0 1 4 1 1 4 2 1 1 0 3 0 2 24 3 4 3 4 1 3 4 3 0 0 3 4 3 4 43 1 3 4 4 0 1 4 1 1 0 1 4 1 3 32 2 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2 0 2 2 24

1.233 0.673 1.684 1.281 0.867 0.867 0.951 1.544 0.673 1.016 0.483 2.351 2.286 2.351 1.854

73.931 20.1149

0.780 0.349

Reliabel

Page 157: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

143

Lampiran 13

Perhitungan Manual Reliabilitas Uji Coba

Tes Komunikasi Matematis

��� �

∑ ��� � �∑ ����

� ��

� ����������

����

= 1,233

��� �

∑ ��� � �∑ ����

� ��

�31212 � �962��

3232

� 73, 931

��� ��

� � 1 �1 �∑ ��

��� �

Page 158: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

143

��� �1514

�1 � 0,272�

��� � 1,071 x 0,728

��� �0,780 ≥ 0,349. Karena rhitung ≥ rtabel, maka instrumen tersebut dinyatakan

reliabel.

Page 159: RADEN INTANrepository.radenintan.ac.id/1649/1/skripsi_lengkap_fredi_fikss.pdf · dan Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika di MTs 01 Ma’arif Punggur serta seluruh

144

Analisi Hasil Tes Kecerdasan Majemuk ( kecerdasan yang dominan pada peserta didik)

Kelas Eksperimen

Nama (Kode) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 23 23 24 14 19 23 21 22 18 22 22 13 11 25 26 25 25 17 19 17 21 26 17 23 18 23 25 24 19 19 27 18 23 22 29 21 24 30 11 31 29 29 20 19 24 24 26 21 19 29 23 19 18 25 19 20 21 20 25 23 13 19 19 20 22 19 27 22 22 25 21 27 19 19 22 19 24 20

Kelas Kontrol

Nama (Kode) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 15 21 25 11 20 16 15 15 12 18 8 14 25 16 18 15 19 12 23 23 17 17 14 15 26 22 20 23 22 22 23 22 18 28 27 20 23 21 18 20 21 18 20 22 27 20 25 16 19 26 19 24 26 21 21 18 22 21 20 24 22 19 22 21 30 22 21 22 28 26 20 22