vvariaariabigcms.bisnis.com/file-data/1/1649/10b6cb2a_des15-asuransihimalaya... · tim penyidik...

1

Upload: trinhphuc

Post on 10-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

12

Redaksi & Marketing(021) 57901023

epaper.bisnis.com [email protected]@[email protected]

wwwbisniscom@Bisniscom

Jumat, 29 April 2016

VARIAVARIADUGAAN KORUPSI BANSOS SUMSEL

Pemeriksaan Ketiga untuk Alex NoerdinJAKARTA — Kejaksaan Agung

terus mendalami kasus penyeleweng-an dana hibah dan bantuan sosial (bansos) Pemerintah Provinsi Su -matera Selatan tahun anggaran 2012-2013, yang diduga merugikan negara Rp1,2 triliun .

Tim penyidik kejaksaan meng-

agendakan pemeriksaan Gubernur Su matra Selatan Alex Noerdin hari ini, Jumat (29/4). Alex diperiksa da -lam kapasitasnya sebagai kepala pe -merintahan yang diamanatkan dalam undang-undang untuk mengelola keuangan daerah.

“Kesepakatan kalau tidak hari ini, be -

sok [Jumat]. Sepertinya sudah ko or-dinasi dengan tim jadi besok ya jam 9,” kata Jaksa Agung Muda Tin dak Pi dana Khusus Arminsyah di Gedung Bun dar Kejaksaan Agung, Kamis (28/4).

Sebelumnya Alex telah diperiksa dua kali oleh Kejaksaan Agung. Ter-akhir Alex diperiksa pada Selasa

(26/4). Namun kedatangannya tidak diketahui awak media.

Kasubdit Tindak Pidana Korupsi pada Pidana Khusus Kejaksaan Agung Yulianto membenarkan peme riksaan tersebut. Dia bahkan menun juk kan foto pemeriksaan kepada awak media. Terlihat Alex menge nakan baju safari

putih di tengah pe meriksaan tim penyidik Kejaksaan Agung.

Arminsyah menjelaskan pemang-gilan Alex yang ketiga adalah kelan-jutan dari pemeriksaan sebelumnya. Tim penyidik memberikan waktu kepada Alex untuk mengumpulkan data. “Dia kan gubernur, perlu juga

dukungan data. Kami beri kesem-patan,” jelasnya.

Dalam pemeriksaan pertama dan kedua tim penyidik telah memper-oleh keterangan kebijakan yang disetujui Alex terkait dengan penggu-naan dana hibah dan bansos Pemprov Sumsel. (Muhammad Khadafi)

Biaya Munaslub Golkar Rp66 Miliar

JAKARTA — Ber da sar- kan perhitungan awal, total biaya penye leng a -raan Munaslub Golkar diperkirakan men capai Rp 66,9 miliar.

Dalam rapat pleno DPP Golkar yang berlang sung pada Kamis (28/4), Ketua Steering Com mitee (SC) Mu naslub Partai Golkar, Nurdin Halid mengata-kan ada tiga alternatif pem biayaan Munaslub.

Pertama, adanya iuran pendaftaran bagi bakal calon ketua umum mini-mal Rp1 miliar pada saat sudah diverifikasi.

“Kedua, seluruh kader baik pengurus DPP, pa -nitia pengarah dan pani-tia pelaksana, kita se mua patungan untuk bia yai munaslub ini,” ujar nya di Kantor DPP Gol kar, Jakarta, Kamis (29/4).

Opsi ketiga selain ada-nya uang pendaftaran se banyak Rp 1 miliar, ba kal calon ketua umum juga diharuskan mem berikan sumbang-an yang jumlahnya ti -dak ditentukan, tetapi bersifat mengikat.

Hasil rapat pleno juga memutuskan untuk meng hapus adanya uang saku bagi para voters (pemegang suara) dan diganti dengan uang ako-modasi. (Dewi A Zuhriyah)

TERSERET DUGAAN SUAP PANITERA

Nurhadi Belum Perbarui Kekayaan JAKARTA — KPK menegaskan penyelenggara ne-gara, bila masih menduduku jabatan yang sama, harus melaporkan harta kekayaannya setiap dua tahun sekali. Khusus Nurhadi, pe laporan harta kekayaannya belum diperba harui sejak 2012.

Anugerah Perkasa & Edi [email protected]

Pelaksana Harian Kepala Biro Humas Komisi Pemberantasan Ko -rupsi (KPK) Yuyuk Andrati menu-turkan penyampaian Laporan Harta Ke kayaan Penyelenggara Ne gara (LHKPN) merupakan ke wa jiban yang bersangkutan untuk memper-baharuinya.

Yuyuk meng ungkapkan hal itu seharusnya tak perlu diingatkan kembali oleh KPK.

KPK mencatat kekayaan Se kre -taris Jenderal Mahkamah Agung (MA) Nurhadi mencapai Rp33,41 mi liar dengan komposisi harta ter-besar berasal dari harta berge rak macam batu mulia.

Laporan Harta Kekayaan Pe nye -lenggara Negara milik Nurhadi yang dilaporkan pada 7 November 2012 menyebutkan secara rinci harta ke -kayaan pejabat MA tersebut. Nur -hadi di lantik menjadi Sekjen MA pada Desem ber 2011, menggantikan Rum Nessa.

Harta tak bergerak yakni tanah dan bangunan milik Nurhadi secara total bernilai Rp7,36 miliar. Aset itu terdiri a.l. tanah seluas 406 m2 dan bangunan 289 m2 di kawasan Ja -karta Selatan; tanah seluas 238 m2 dan bangunan 225 m2 yang juga terletak di Jakarta Selatan.

Sementara itu, harta bergerak yakni transportasi, LHKPN milik Nurhadi mencatat nilainya menca-pai sekitar Rp4 miliar. Di an taranya

adalah Lexus tahun 2010 dengan nilai jual Rp1,9 miliar dan Jaguar 2004 dengan nilai jual 850 juta.

Di sisi lain, harta bergerak lainnya a.l. batu mulia yang diperoleh pada 1998 mencapai Rp8,62 miliar dan barang antik Rp1 miliar. Total nilai harta bergerak lainnya itu mencapai Rp11,27 miliar.

KPK juga mencatat giro dan setara kas lain milik Nurhadi adalah Rp10,77 miliar. Dengan de mi kian, total nilai kekayaan pejabat MA itu pada 2012 mencapai Rp33,41 miliar.

Nurhadi sendiri dicegah KPK untuk 6 bulan ke depan sejak pe kan lalu. Pencegahan itu berkait an de-ngan penanganan kasus dugaan suap yang melibatkan Panitera Pengadilan Negeri Ja kar ta Pusat, Edy Nasution dan Dody Ariyanto Supeno, pihak swasta yang diduga terkait dengan Grup Lippo.

Dalam keterangan resminya, MA menyatakan Tunjangan Khu sus yang diterima Sekretaris Jen deral lembaga itu adalah Rp32,86 juta. Tunjangan tersebut adalah untuk pejabat Eselon I macam Se kretaris MA dan Panitera MA.

UANG SITAANTerkait dengan masalah uang Rp1,7

miliar yang ditemukan di da lam ru -mah Nurhadi, Yuyuk me nu turkan kemungkinan besar uang ter sebut tak dilaporkan ke dalam LHKPN.

“Kalau melihat laporannya 4 tahun yang lalu, ya belum masuk ke LHKPN yang bersangkutan,” kata

Yuyuk.KPK menemukan uang itu, dengan

rincian US$37.603 jika dirupiahkan senilai Rp496 juta, Sing$85.800 atau senilai Rp837 juta, Saudi Arabia Real (SAR) 170.000 atau senilai Rp20,244 juta, SAR 7.501 setara Rp26,433 juta, SAR 1.335, dan Rp354,3 juta.

Sementara itu, MA meng anggap uang Rp1,7 miliar yang disita KPK di rumah Nur hadi belum tentu ada sang kut pautnya dengan ka sus suap pengajuan Pe nin jau an Kembali (PK) yang meli batkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution.

“Belum tentu ada kaitan nya. Ka -rena hingga kini KPK belum men -jelaskan kaitan uang itu dengan Nurhadi,” ujar Suhadi, ke marin.

Suhadi menjelaskan uang di -temukan di dalam rumah, sehing ga besar kemungkinan uang itu adalah milik Nurhadi sendiri. Dia menutur-kan hal itu berbeda jika uang itu ditemukan di ruang kerja.

MA sendiri belum mengonfirmasi pejabatnya soal asal-usul duit terse-but. Dia menuturkan, hal itu meru-pakan wewenang KPK. Sedangkan MA melalui Badan Pengawasan (Bawas) baru akan menentukan sikap jika status hukum Nurhadi sudah jelas.

Sekretaris Jenderal Mahkamah Agung Nur -hadi terakhir melaporkan kekayaannya pada 2012.

KPK Mencatat kekaya -an Nurhadi pada 2012 sebesar Rp33,41 miliar.

MA menganggap uang Rp1,7 miliar yang disita KPK di rumah Nurhadi be lum tentu ada sangkut paut nya dengan kasus suap Panitera PN Jakarta Pusat.

djoko
Typewriter
djoko
Typewriter
Bisnis Indonesia, 29 April 2016