tuugas hrm

2
Ratna Ayu Widuri/041414353033/MM 43AP Perbedaaan Budaya di Perusahaan Multinasional : IKEA di China dan Staff nya Dalam rangka meningkatkan profitabilitas nya maka perusahaan multinasional seringkali berupaya untuk ekspansi ke pasar luar negeri, termasuk IKEA yang mnegembangkan bisnisnya di China pada tahun 1998. Masalah muncul ketika para manajer dari Swedia dikirim ke cabang cabang lain termasuk China untuk memastikan IKEA Way diimplementasikan di area local tersebut. Konflik antara pihak manajer yang bersasal dari Swedia dan pegawai yang berasal dari China terjadi karena perbedaan budaya. Perusahaan multinasional ketika akan memasuki China akan mneghadapi halangan yang besar yang disebabkan oleh perbedaan budaya seperti komunikasi, hukum sistem birokrasi, dan perilaku konsumen. IKEA memiliki idealisme bahwa ketika memasuki negara baru maka IKEA akan tetap menjalankan dengan caranya sendiri,sedangkan budaya organisasi di setiap negara berbeda beda sedangkan IKEA tetap pada budaya nya sendiri sehingga hal ini menjadi tantangan bagi IKEA.Ketika IKEA memasuki China, mereka menghadapi pasar dengan konsumen yang memiliki penghasilan rendah. Di China persepsi IKEA menurut mereka dalah sebuah toko retailer furniture esklusif untuk kelas Middle Class, hal ini bertentangan dengan Konsep IKEA yaitu menyediakan berbagai produk perabotan rumah yang terjangkau bukan hanya untuk beberapa orang tapi bagi banyak orang. Tantangan lain selain berasal dari pasar, adalah berasal dari culture clash, Chinese people are not welcoming and not very reluctant to changes. Long term obligation is important for Chinese people and they respect the tradition a lot” (Chaletanone & Cheancharadpong, 2008, p. 30). IKEA CORPORATE CULTURE Ingvar Kamprad , pendiri IKEA adalah sumber dari budaya organisasi yang tumbuh di IKEA. Kamprad

Upload: rosyidan-putranto

Post on 14-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tuugas HRM

TRANSCRIPT

Page 1: tuugas HRM

Ratna Ayu Widuri/041414353033/MM 43AP

Perbedaaan Budaya di Perusahaan Multinasional : IKEA di China dan Staff nya

Dalam rangka meningkatkan profitabilitas nya maka perusahaan multinasional seringkali berupaya untuk ekspansi ke pasar luar negeri, termasuk IKEA yang mnegembangkan bisnisnya di China pada tahun 1998. Masalah muncul ketika para manajer dari Swedia dikirim ke cabang cabang lain termasuk China untuk memastikan IKEA Way diimplementasikan di area local tersebut. Konflik antara pihak manajer yang bersasal dari Swedia dan pegawai yang berasal dari China terjadi karena perbedaan budaya. Perusahaan multinasional ketika akan memasuki China akan mneghadapi halangan yang besar yang disebabkan oleh perbedaan budaya seperti komunikasi, hukum sistem birokrasi, dan perilaku konsumen.

IKEA memiliki idealisme bahwa ketika memasuki negara baru maka IKEA akan tetap menjalankan dengan caranya sendiri,sedangkan budaya organisasi di setiap negara berbeda beda sedangkan IKEA tetap pada budaya nya sendiri sehingga hal ini menjadi tantangan bagi IKEA.Ketika IKEA memasuki China, mereka menghadapi pasar dengan konsumen yang memiliki penghasilan rendah. Di China persepsi IKEA menurut mereka dalah sebuah toko retailer furniture esklusif untuk kelas Middle Class, hal ini bertentangan dengan Konsep IKEA yaitu menyediakan berbagai produk perabotan rumah yang terjangkau bukan hanya untuk beberapa orang tapi bagi banyak orang.

Tantangan lain selain berasal dari pasar, adalah berasal dari culture clash, Chinese people are not welcoming and not very reluctant to changes. Long term obligation is important for Chinese people and they respect the tradition a lot” (Chaletanone & Cheancharadpong, 2008, p. 30).

IKEA CORPORATE CULTURE

Ingvar Kamprad , pendiri IKEA adalah sumber dari budaya organisasi yang tumbuh di IKEA. Kamprad memperkenalkan “Tillsammans” ,berasal dari bahasa Swedia yang artinya bekerja bersama atau lebih tepatnya disebut gotong royong penuh kekeluargaan kemudian ini menjadi budaya perusahaan yang kental sampai saat ini.

DIVERSITY MANAGEMENT di CHINA

Yang pertama dengan melakukan bebebrapa perubahan di range produk untuk beradaptasi dengan selera pasar local cotohnya IKEA menambahkan 3 produk di China seperti sumpit, wok dan pisau besar. Kedua,lokasi IKEA di China dekat dengan pusat kota dimana orang orang dapat mengakses nya degan transportasi public (umumnya IKEA berlokasi diluar pusat kota), selain itu strategi marketing juga disesuaikan dengan budaya local.