tutorial bph

8
TUGAS KULIAH FARMAKOTERAPI BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH) 1.Jelaskan mengenai faktor statik dan faktor dinamik pada BPH dan mekanisme terjadinya gejala yang disebabkan oleh kedua faktor tersebut! - Faktor statik berhubungan dengan penyumbatan anatomi pada leher saluran kemih yang disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat yang dapat menghambat secara fisik leher kandung kemih sehingga terjadi penyumbatan terhadap aliran urin . Pembesaran kelenjar ini tergantung dari stimulasi androgen pada jaringan epitel dan stimulasi estrogen dari jaringan stoma pada prostat. - Faktor dinamik berhubungan dengan stimulasi reseptor α adrenergik yang berlebihan pada otot polos komponen stroma dari kelenjar prostat, leher kandung kemih, dan uretra posterior, sehingga terjadi kontraksi pada kelenjar prostat disekitar uretra. Keadaan ini akan mengurangi kemampuan dari lumen uretra, sehingga akan terjadi penyempitan. - Gejala penyakit BPH dapat disebabkan oleh faktor statis dan / atau dinamis . Faktor-faktor dinamis kemungkinan mengarah pada gejala. Faktor statis mungkin ditekankan pada faktor lingkungan. Pasien yang sedang stres atau sakit dapat mengalami kesulitan berkemih. Dalam situasi tersebut, sinyal α-adrenergik meningkat sehingga menimbulkan kontraksi berlebihan pada jaringan stroma di prostat . Ketika stres telah hilang, gejala sering berkemih pun akan hilang. Niki Nastiti P.D

Upload: niki-nastiti-prafita-dewi

Post on 26-Nov-2015

96 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

farmakoterapi 1

TRANSCRIPT

Page 1: TUTORIAL BPH

TUGAS KULIAH FARMAKOTERAPI

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)

1. Jelaskan mengenai faktor statik dan faktor dinamik pada BPH dan mekanisme terjadinya gejala yang

disebabkan oleh kedua faktor tersebut!

- Faktor statik berhubungan dengan penyumbatan anatomi pada leher saluran kemih yang

disebabkan oleh pembesaran kelenjar prostat yang dapat menghambat secara fisik leher kandung

kemih sehingga terjadi penyumbatan terhadap aliran urin . Pembesaran kelenjar ini tergantung dari

stimulasi androgen pada jaringan epitel dan stimulasi estrogen dari jaringan stoma pada prostat.

- Faktor dinamik berhubungan dengan stimulasi reseptor α adrenergik yang berlebihan pada otot

polos komponen stroma dari kelenjar prostat, leher kandung kemih, dan uretra posterior, sehingga

terjadi kontraksi pada kelenjar prostat disekitar uretra. Keadaan ini akan mengurangi kemampuan

dari lumen uretra, sehingga akan terjadi penyempitan.

- Gejala penyakit BPH dapat disebabkan oleh faktor statis dan / atau dinamis . Faktor-faktor

dinamis kemungkinan mengarah pada gejala. Faktor statis mungkin ditekankan pada faktor

lingkungan. Pasien yang sedang stres atau sakit dapat mengalami kesulitan berkemih. Dalam

situasi tersebut, sinyal α-adrenergik meningkat sehingga menimbulkan kontraksi berlebihan pada

jaringan stroma di prostat . Ketika stres telah hilang, gejala sering berkemih pun akan hilang.

2. Gejala BPH dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti antihistamin, fenotiazin, trisiklik antidepresan

dan antikolinergik. Jelaskan mekanisme masing-masing obat dalam menyebabkan gejala pada BPH!

- Pengobatan secara farmakologi perlu dihindari pada beberapa kategori karena dapat memperburuk

gejala. Seperti obat – obatan antikolinergik (antihistamin, fenotiazin, trisiklik antidepresan atau

obat antikolinergik yang digunakan untuk antispasmodic atau mengobati parkinson’s disease)

yang berefek buruk dimungkinkan dapat menurunkan kontraktilitas dari otot detrusor kandung

kemih. Pada pasien dengan BPH yang memiiki lumen sempit pada uretra, kehilangan kontraksi

detrusor efektif dapat berakibat pada retensi urin akut, khususnya pada pasien dengan pembesaran

kelenjar prostat.

- Antihistamin yang berpengaruh pada BPH adalah antagonis histamin H1 (AH1), dimana AH1 efek

kerjanya mirip atropin (prototipe antimuskarinik). Mekanismenya dengan memblok kerja

muskarinik agonis-agonis kolinergik. Hambatan kerja reseptor muskarinik M2, M3 ginjal bisa

berpengaruh pada kandung kemih. Akibatnya, terjadi kontriksi trigonum dan sfingter yang

membuat jalan keluar urin menyempit dan relaksasi otot detrusor sehingga menimbulkan

hambatan pengeluaran urin.

Niki Nastiti P.D0910753045

Page 2: TUTORIAL BPH

- Antikolinergik merupakan antagonis asetilkolin yang mekanisme kerjanya menghambat

asetilkolin. Asetilkolin berfungsi menghantarkan semua sinyal parasimpatis ke organ akhir (hati,

paru-paru, kandung kemih, dll) dengan cara mengikat reseptor muskarinik. Bila asetilkolin

dihambat maka terjadi penghambatan kerja reseptor muskarinik. Hambatan kerja reseptor

muskarinik M2, M3 ginjal bisa berpengaruh pada kandung kemih.

- Fenotiazin merupakan obat antipsikosis tipikal, mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat

berbagai reseptor, yaitu reseptor dopamin, α-adrenergik, muskarinik, histamin H1, dan serotonin

5HT2. Akibat gangguan saraf simpatis terjadi hambatan reseptor dopamin dapat mempengaruhi

pembentukan norepinefrin (adrenergik), jika norepinefrin tidak terbentuk maka tidak ada yang

berikatan dengan reseptor adrenergik, terutama reseptor adrenergik β2 dan atau α1 yang bekerja di

ginjal. Akibatnya, akan terjadi kontraksi otot detrusor (β2) dan relaksasi trigonum dan sfingter (α1)

yang membuat jalan keluar urin menyempit.

- Antidepresan trisiklik bekerja dengan menghambat re-uptake neurotransmitter di otak. Dari

berbagai macam antideperesan trisiklik terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan re-

uptake berbagai neurotransmitter. Ada yang sensitif terhadap NE dan ada yang sensitif terhadap

serotonin, dan ada pula yang sensitif terhadap dopamin. Jika terjadi hambatan pada dopamin maka

maka akan mempengaruhi pembentukan NE, dan jika Ne tidak terbentuk maka tidak ada yang

berikatan dengan reseptor adrenergik, terutama reseptor adrenergik β2 dan atau α1 yang bekerja di

ginjal.Terhadap saraf otonom obat ini akan memperlihatkan efek muskarinik sehingga salah

satunya terjadi retensi urin karena kontraksi otot detrusor (β2) dan relaksasi trigonum dan sfingter

(α1) yang membuat jalan keluar urin menyempit.

Page 3: TUTORIAL BPH

3. Sebutkan golongan α1-Adrenergic antagonis (generasi 1-3) dan golongan 5α-Reductase inhibitor

(buat dalam tabel)

Golongan Kategori Nama Obat Mekanisme KerjaBentuk

sediaant½ Dosis

Onset of

Action

α1-

Adrenergic

antagonis

Menurunkan

faktor

dinamik

Generasi1:

Phenoxy-

benzamin

Generasi 2:

Terazosin

Doxasozin

Alfuzosin

Generasi 3:

Tamsulosin

Merelaksasi otot

polos pada prostat

dan leher kandung

kemih

Berhari-

hari sampai

6 minggu

tergantung

kebutuhan

dosis titrasi

Generasi 1

Menurunkan

faktor

dinamik

Phenoxy-

benzamin

Memblok

presinaptik dan

postsinaptik

reseptor

αadrenergik.

Tetapi, hambatan

terhadap

presinaptik reseptor

αadrenergik tidak

diinginkan karena

akan menghasilkan

katekolamin,

menyebabkan

takikardia dan

aritmia

Generasi 2 Menurunkan

faktor

dinamik

-Terazosin

-doxasozin

- Alfuzosin

Memblok secara

selektif postsinaptik

reseptor α1

adrenergik di dalam

Tablet

Tablet

Tablet

12jam

22jam

5 jam

1-10

mg/hari

single

dose, max

2-6

minggu;

2-6

minggu;

Page 4: TUTORIAL BPH

jaringan stromal

prostatik

20mg;

1-4mg/

hari

single

dose, max

8mg;

10 mg/

hari

single

dose

Beberapa

hari

Generasi 3

Menurunkan

faktor

dinamik

Tamsulosin Memblok secara

selektif postsinaptik

reseptor α1A di

dalam prostat,

menghasilkan

relaksasi otot polos

pada prostat dan

leher kandung

kemih tanpa

relaksasi otot polos

vaskular perifer

Tablet 10jam 0,4-

0,8mg/

hari

single

dose

Beberapa

hari

5α-

Reductase

inhibitor

Menurunkan

faktor statik

Finasteride

Dutasteride

Mengurangi

perbesaran prostat

dengan cara

menghambat enzim

5α-reductase yang

bertanggung jawab

pada pengubahan

intraprostatic dari

testosteron menjadi

androgen 5α-

Dihidrotestosteron,

androgen yang aktif

akan menstimulasi

pertumbuhan

Tablet 6,2jam

3-5

jam

5 mg/hari;

0,5mg/

hari

6 bulan

1 bulan

Page 5: TUTORIAL BPH

jaringan prostat

Berdasarkan tabel diatas, manakah terapi yang terpilih untuk pasien dengan BPH? Kapan terapi tersebut

diberikan tunggal atau kombinasi?

- Pemilihan terapi untuk pasien tergantung pada keadaannya karena faktor dinamik atau statik,

Antagonis α1-adrenergik yang direkomendasikan sebagai first line terapi untuk pengobatan BPH

karena faktor dinamik tingkat sedang sampai berat. Dan yang paling banayak digunakan adala

golongan generasi 2 yaitu doxazosin. Jika terjadi karena faktor statik digunakan terapi inhibitor 5α-

reduktase. Jika terapi tunggal dan kombinasi sudah diberikan tapi tidak ada respon, atau gejala

bertmbah parah dan terjadi komplikasi BPH maka dilakukan pembedahan.

- Jika memungkinkan, terapi obat harus dimulai dengan agen tunggal, biasanya antagonis α1-

adrenergik lebih cepat bertindak dengan onset of action berhari-hari sampai 6 minggu dan lebih

efektif daripada inhibitor 5α-reduktase. Selain itu, α1-adrenergik antagonis yang efektif dalam

mengurangi LUTS (Low Urinary Tract (voiding) Symptoms) independen dari ukuran prostat, tidak

berpengaruh pada PSA (Prostate Specific Antigen), dan berkaitan dengan disfungsi seksual

daripada inhibitor 5α-reduktase. Sebuah inhibitor 5α-reduktase adalah agen pertama pilihan yang

baik pada pasien dengan perbesaran prostat (> 40 g) yang tidak dapat mentoleransi efek samping

kardiovaskular dari α1-adrenergik antagonis.

- Terapi kombinasi dengan antagonis α1-adrenergik dan 5α-reduktase inhibitor ideal digunakan untuk

pasien dengan gejala yang parah dan mengalami perbesaran kelenjar prostat lebih besar dari 40 g

dan PSA tinggi ≥ 1,4 ng / mL, seperti pada pasien yang mempunyai resiko tinggi terhadap progres

penyakit, misalnya mengalami perburukan gejala dan perkembangan komplikasi penyakit. Alasan

farmakologis terapi kombinasi tersebut adalah penggunaan dua obat dengan mekanisme yang

berbeda aksi dapat lebih efektif daripada obat tunggal. Manfaat klinis terapi kombinasi adalah

mengurangi gejala, mengurangi kebutuhan untuk prostatectomy, dan mengurangi insiden

komplikasi BPH. Namun, terapi kombinasi lebih mahal dari monoterapi dan menghasilkan efek

negatif yang lebih banyak.