tutorial 7

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok XVIII pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan mengenai kasus tentang Dokter Amin adalah kepala puskesmas A, yang setiap hari ramai dikunjungi pasien,terutama anak- anak, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sebelum kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dokter amin selalu mengumpulkan semua pasiennya di ruang tunggu puskesmas untuk diberikan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan agar masyarakat mengalami proses belajar berperilaku hidup sehat. Materi yanng diberikan berkaitan dengan masalah kesehatan yang tercantum pada dokumen rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas. penyakit infeksi menular yang merupakan wabah di wilayah puskesmas dokter Amin adalah DBD,ISPA,dan Gastroenteritis. Upaya pelayanan KIA dan KB ( cakupan PWS KIA ) rendah/ tidak mencapai target. Dokter Amin menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas dan melakukan surveillance epidemiologi. 1.2 Maksud dan Tujuan 1

Upload: baharsyah08

Post on 13-Jul-2016

21 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

aaadas

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok XVIII pada

semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang

memaparkan mengenai kasus tentang Dokter Amin adalah kepala puskesmas A, yang

setiap hari ramai dikunjungi pasien,terutama anak- anak, balita, ibu hamil, dan ibu

menyusui. Sebelum kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dokter amin selalu

mengumpulkan semua pasiennya di ruang tunggu puskesmas untuk diberikan pendidikan

kesehatan atau promosi kesehatan agar masyarakat mengalami proses belajar berperilaku

hidup sehat. Materi yanng diberikan berkaitan dengan masalah kesehatan yang tercantum

pada dokumen rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas. penyakit infeksi menular yang

merupakan wabah di wilayah puskesmas dokter Amin adalah DBD,ISPA,dan

Gastroenteritis. Upaya pelayanan KIA dan KB ( cakupan PWS KIA ) rendah/ tidak

mencapai target. Dokter Amin menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi

kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas dan melakukan

surveillance epidemiologi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis

dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1

Page 2: Tutorial 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. H. M. Husnil Farouk, MPH, PKK

Moderator : Dimas Ismail

Sekretaris Meja : Egyd Tradiga

Sekretaris Papan : Bella Monica P

Waktu : Selasa, 4 Mei 2015

Pukul 13.00 – 15.30 WIB.

Kamis, 6 Mei 2015

Pukul 13.00 – 15.30WIB.

The Rule of Tutorial : 1. Menonaktifkan ponsel atau mengkondisikan ponsel dalam

keadaan diam

2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen.

3. Izin saat akan keluar ruangan

4. Dilarang membawa makanan atau makan di ruangan saat

proses diskusi sedang berlangsung

2.2 Skenario Kasus

Dokter Amin adalah kepala puskesmas A, yang setiap hari ramai dikunjungi

pasien,terutama anak- anak, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Sebelum kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dokter amin selalu mengumpulkan

semua pasiennya di ruang tunggu puskesmas untuk diberikan pendidikan kesehatan atau

promosi kesehatan agar masyarakat mengalami proses belajar berperilaku hidup sehat.

Materi yanng diberikan berkaitan dengan masalah kesehatan yang tercantum pada

dokumen rencana usulan kegiatan (RUK) puskesmas.

penyakit infeksi menular yang merupakan wabah di wilayah puskesmas dokter

Amin adalah DBD,ISPA,dan Gastroenteritis. Upaya pelayanan KIA dan KB ( cakupan

PWS KIA ) rendah/ tidak mencapai target. Dokter Amin menyelenggarakan latihan

mengenai teknik promosi kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan

Puskesmas dan melakukan surveillance epidemiologi.

2

Page 3: Tutorial 7

2.3 Klarifikasi Istilah

Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat atau pusat kesehatan ditingkat

kecamatan

Pendidikan kesehatan : Upaya pelayanan wajib puskesmas

Balita : Bayi bawah lima tahun

KIA : Kesehatan Ibu Anak

PWS : Pemantauan Wilayah Setempat

Surveillance epidemologi : Penelitian mengenai kejadian luar biasa penyakit di

Puskesmas

Target : Sasaran

2.4 Identifikasi Masalah

1. Dokter Amin adalah kepala puskesmas A, yang setiap hari ramai dikunjungi

pasien,terutama anak- anak, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

2. Sebelum kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dokter Amin selalu mengumpulkan

semua pasiennnya di ruang tunggu puskesmas untuk diberikan pendidikan kesehatan

atau promosi kesehatan agar masyarakat mengalami proses belajar berprilaku hidup

sehat. Materi yang diberikan berkaitan dengan masalah kesehatan yang tercantum

pada dokumen Rencana usulan Kegiatan (RUK) puskesmas.

3. Penyakit infeksi menular yang merupakan wabah di wilayah puskesmas dokter amin

adalah DBD, ISPA dan gastroentritis. Upaya pelayanan KIA dan KB (cakupan PWS

KIA) rendah/tidak mencapai target. Dokter Amin menyelenggarakan latihan

mengenai teknik promosi kesehatan bagi kader posyandu dan petugas kesehatan

Puskesmas dan melakukan surveillance epidemiologi

2.5 Analisis Masalah

1. Dokter Amin adalah kepala puskesmas A, yang setiap hari ramai dikunjungi

pasien,terutama anak- anak, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

a. Apa yang dimaksud puskesmas?

Jawab :

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah

Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar di

wilayah kerja administratifnya

3

Page 4: Tutorial 7

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya.

(Menteri Kesehatan R I No.128/MenKes/SK /II/2004)

b. Apa tujuan Puskesmas?

Jawab :

Menurut Permenkes RI No. 75/MenKes/2014 dalam Bab I Pasal 2 tujuan

Puskesmas yaitu :

Mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi;

kesadartan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

Hidup dalam lingkungan sehat

Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, kelompok maupun

masyarakat

c. Apa saja kegiatan Puskesmas?

Jawab :

Menurut Permenkes RI No. 75/MenKes/2014 dalam Bab VI Pasal 36 kegiatan

Puskesmas antara lain :

1. Upaya kesehatan masyarakat esensial, meliputi :

Pelayanan promosi kesehatan.

Pelayanan kesehatan lingkungan.

Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

pelayanan gizi.

Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyrakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan

atau intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,

kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia dimasing-

masing puskesmas.

4

Page 5: Tutorial 7

3. Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam

pasal 35 dilaksanakan dalam bentuk:

Rawat jalan

Pelayanan gawat darurat

Pelayanan satu hari/ one day care

Home care

Rawat inap berdasarkan pertimbangan keutuhan pelayanan kesehatan

d. Siapa saja yang boleh menjadi pimpinan Puskesmas?

Jawab :

Menurut Permenkes RI No. 75/MenKes/2014 dalam Bab VI Pasal 33 menjelaskan

bawha yang dapat menjadi pimpinan Puskesmas adalah :

Tenaga Kesehatan (dokter, dokter gigi, sarjana kesehatan masyarakat) yang

memiliki tingkat pendidikan paling rendah sarjana (Strata-1) dan memiliki

kompetensi manajemen kesehatan masyarakat

Masa kerja di Puskesmas minimal 2 tahun

Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

e. Bagaimana Struktur Organisasi Puskesmas?

Jawab :

Bagan Struktor Organisasi Puskesmas

5

Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas

Unit I-III Pelaksana Teknis

Puskesmas Pembantu

Unit VI-VII Pelaksana Teknis

Page 6: Tutorial 7

Menurut Permenkes RI No. 75/MenKes/2014 dalam Bab VI Pasal 34 Struktur

Organisasi Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan

kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas. Organisasi puskesmas yang

meliputi: terdiri aras:

a. kepala Puskesmas;

b. kepala sub bagian tata usaha;

c. penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;

d. penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan

e. penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan.

f. Apa saja fungsi puskesmas?

Jawab :

Menurut Permenkes RI No. 75/MenKes/2014 dalam Bab II Pasal 5,6 dan 7 fungsi

Puskesmas yaitu :

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan asyarakat

dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan;

4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait;

5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat;

6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;

7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan

cakupan Pelayanan Kesehatan; dan memberikan rekomendasi terkait masalah

kesehatan masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini

dan respon penanggulangan penyakit.

6

Page 7: Tutorial 7

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu;

2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif;

3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat;

4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan

keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi;

6. Melaksanakan rekam medis;

7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

Pelayanan Kesehatan;

8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;

9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan. melaksanakan penapisan

g. Apa kewajiban kepala Puskesmas?

Jawab :

Menurut Permenkes RI No. 75/MenKes/2014 dalam Bab VI Pasal 33 kewajiban

Kepala Puskesmas yaitu :

1. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas kepada

dinas kesehatan

2. bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas.

7

Page 8: Tutorial 7

h. Bagaimana alur pelayanan di Puskesmas?

Jawab :

Secara umum alur pelayanan pasien di Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Pasien berkunjung ke puskesmas, ada beberapa Puskesmas yang menyediakan

nomer antrian baik berupa kertas bertuliskan nomer urut atau yang sudah digital.

Namun ada juga puskesmas yang percaya pada kesadaran pasien sendiri untuk

antri sehingga tidak perlu menyerobot urutan Pasien lainnya.

2. Pasien dipanggil sesuai nomor urutan untuk didaftar di loket pendaftaran. Pada

proses ini, dicatat nomer Rekam Medis pasien atau dibuatkan nomor rekam

medis untuk pasien yang baru pertama kali berkunjung.

3. Pasien menunggu sementara petugas akan mencari Rekam Medis pasien yang

bersangkutan di ruang catatan medis, untuk diberikan ke unit Pelayanan atau

Poli di mana tempat pasien ingin berobat.

4. Pasien dipanggil oleh petugas bisa juga oleh perawat.

5. Pasien diperiksa, dicatat anamnesis, terapi, diagnosa dan lain-lain, termasuk

obat yang diberikan dan tindakan medis kalau ada.

8

Page 9: Tutorial 7

6. Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk diberikan ke

ruang obat.

7. Pasien dipanggil untuk membayar (di beberapa daerah sudah gratis), kemudian

dipanggil lagi untuk menerima obat.

8. Pasien pulang.

i. Apa saja kegiatanyang dilakukan terhadap ibu hamil?

Jawab :

Melakukan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care (ANC) nerupakan pengawasan sebelum persalinan, terutama

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim, untuk

mengetahui tingkat kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang

menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan

menetapkan risiko kehamilan.

Tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk mengetahui data kesehatan ibu dan

perkembangan bayi intrauterine sehingga kesehatan yang optimal dapat dicapai

dalam menghadapi persalinan bayinya

ANC dilakukan 4 kali :

1x pada Trimester I

1x pada Trimester II

2x pada Trimester III

(Prawirohardjo, sarwono.2009)

j. Apa saja kegiatan yang dilakukan terhadap balita dan anak?

Jawab ;

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan

oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai

dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :

1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan.

2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan.

3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan.

9

Page 10: Tutorial 7

4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan.

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan

kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi

sehingga cepat mendapat pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit melalui pemantauan pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas

hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang. Dengan demikian hak anak

mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi:

Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio, DPT/HB, Campak) se-

belum bayi berusia 1 tahun.

Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK)

Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)

Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –

tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.

2. Sebelum kegiatan pelayanan kesehatan dimulai, dokter Amin selalu

mengumpulkan semua pasiennnya di ruang tunggu puskesmas untuk diberikan

pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan agar masyarakat mengalami

proses belajar berprilaku hidup sehat. Materi yang diberikan berkaitan dengan

masalah kesehatan yang tercantum pada dokumen Rencana usulan Kegiatan

(RUK) puskesmas.

a. Apa definisi sehat?

Jawab :

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 memberikan

batasan ; kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiri-

tuan maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup pro-

duktif secara social dan ekonomi. (Notoatmodjo, 2012)

Kesehatan (“sehat”) menurut WHO, adalah suatu keadaan yang sempurna

dari badan, jiwa dan sosial yang sejahtera, yang bukan saja bebas dari ke-

sakitan atau kecacatan.

“is state of complete physical, mental and social wellbeing and not merely

the abscen of desease or infermity”(Notoatmodjo, S.2012)

b. Apa saja ciri-ciri sehat?

Jawab :

10

Page 11: Tutorial 7

inputOutput

Proses

1. Kesehatan fisik

2. Kesehatan mental

3. Kesehatan spiritual

4. Kesehatan sosial

5. Kesehatan dan aspek ekonomi

(Notoatmodjo, S .2012)

c. Apa yang dimaksud dengan pendidikan kesehatan?

Jawab :

• Menurut WOOD (1926) Pendidikan kesehatan adalah pengalaman-pengala-

man yang bermanfaat dalam mempengaruhi kebiasaan, sikap dan pengetahuan

seseorang masyarakat.,

• Menurut NYSWANDER (1947) pendidikan kesehatan adalah proses perilaku

yang dinamis, bukan proses pemindahan materi (pesan) dari seseorang ke

orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur.

(Fitriani,Sinta.2011)

d. Apa saja unsur pendidikan kesehatan?

Jawab :

Dalam proses belajar ini terdapat 3 persoalan pokok yaitu :

1. Persoalan masukan (input)

Menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu kelompok

masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya

2. Persoalan proses

Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan lingkungan

(perilaku) pada diri subjek belajar tersebut.

Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai factor lain

antara lain subjek belajaj, pengajar (pendidik dan fasilitator), metode, tekhnik

belajar, alat bantu belajar serta materi atau bahan yang dipelajari

3. Persoalan keluar (output)

11

Page 12: Tutorial 7

Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau peruahan

perilaku dari subjek belajar.

(Fitriani,Sinta.2011)

c. Apa saja proses pendidikan kesehatan?

Jawab :

(Notoatmodjo, S .2012)

d. Apa tujuan pendidikan kesehatan?

Jawab :

Secara garis besar tujuan pendidikan kesehatan itu adalah mngubah perilaku

yang belumsehat menjadi perilaku yang sehat, namun perilaku tersebut

cakupannya amat luas.

Tujuan pendidikan dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Berdasarkan WHO tahun 1954 tujuan pendidikan kesehatan untuk mengubah

perilaku orang atau masyarakat dari perilaku yang tidak sehat atau belum se-

hat menjadi perilaku sehat.

12

Perilaku(individu,kelompok,masyarakat)

Enabling Factors

Ketersediaan sumber sumber fasilitas

Predisposing factorsPengetahuan,sikap,kepercayaan,tradisi,nilai

, dsb

Reinforcing factors

Sikap dan perilaku petugas

Komunikasi

(Penyuluhan)

Pendidikan Kesehatan(Promosi kesehatan)

Pemberdayaan Masyarakat

Training

Page 13: Tutorial 7

Definisi sehat menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 yaitu

suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, social seseorang untuk hidup

produktif secara social ekonomi

2. Mengubah perilaku yang kaitannya dengan budaya

Sikap dan perilaku merupakan bagian dari budaya. Kebudayaan adalah

kebiasaan, adat istiadat, tata nilai atau norma.

Azwar (1983) membagi 3 perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan

kesehatan menjadi 3 macam yaitu :

a. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai dimasyarakat.

Contohnya kader kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap penyuluhan

dan pengarahan kepada keadaan dalam cara hidup sehat menjadi suatu kebi-

asaan masyarakat.

b. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri

maupun menciptakan perilaku sehat di dalam kelompok. Contoh program

PKMD adalah posyandu yang akan diarahkan kepada upaya pencegahan

penyakit

c. Mendorong berkembangnya dan pengunaan saran pelayanan kesehatan yang

ada secara tepat. Contoh ada sebagainya masyarakat yang secara berlebihan

memanfaatkan pelayanan kesehatan adapula yang sudah benar-benar sakit

tetapi tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan.

(Fitriani,Sinta.2011)

Menururt Green tujuan pendidikan kesehatan yaitu :

1. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor predisposisi Promosi kesehatan

bertujuan untuk mengunggah kesadaran, memberikan atau meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan penigkatan kesehatan

bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya. Disamping itu,

dalam konteks promosi kesehatan juga memberikan pengertian tentang

tradisi, kepercayaan masyarakat dan sebagainya, baik yang merugikan

maupun yang menguntungkan kesehatan. Bentuk promosi ini dilakukan

dengan penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan layanan

kesehatan, billboard, dan sebagainya.

13

Page 14: Tutorial 7

2. Promosi kesehatan dalam faktor-faktor enabling (penguat) Bentuk promosi

kesehatan ini dilakukan agar masyarakat dapat memberdayakan masyarakat

agar mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan cara mem-

berikan kemampuan dengan cara bantuan teknik, memberikan arahan, dan

cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana.

3. Promosi kesehatan dalam faktor reinforcing (pemungkin) Promosi kesehatan

pada faktor ini bermaksud untuk mengadakan pelatihan bagi tokoh agama,

tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan 16 sendiri dengan tujuan agar sikap

dan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi

masyarakat tentang hidup sehat.

(Notoadmojo, 2012)

e. Apa yang dimaksud perilaku hidup sehat?

Jawab :

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang

dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk

meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

yang sehat. (Depkes RI, 2004)

f. Apa saja yang mempengaruhi perilaku hidup sehat?

Jawab :

1. Perilaku terhadap makanan dan minuman

2. Perilaku terhadap kebersihan diri sendiri

3. Perilaku terhadap kebersihan lingkungan

4. Perilaku terhadap sakit dan penyakit

5. Keseimbangan antara kegiatan, istirahat dan olahraga

g. Apa yang dimaksud promosi kesehatan?

Jawab :

Menurut Lawrence Green (1984) promosi kesehatan adalah: “segala bentuk

kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,

politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan

lingkungan yang kondusif bagi kesehatan” . (Fitriani,Sinta.2011)

14

Page 15: Tutorial 7

h. Apa perbedaan promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?

Jawab :

Menurut WOOD (1926) Pendidikan kesehatan adalah pengalaman-pen-

galaman yang bermanfaat dalam mempengaruhi kebiasaan, sikap dan

pengetahuan seseorang masyarakat. Pendidikan kesehatan untuk mempen-

garuhi individu, kelompok dan masyarakat guna untuk melakukan apa

yang diharapkan pendidik

Menurut Lawrence Green (1984) promosi kesehatan adalah:

“segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang

terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk

memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan” .

Promosi kesehatan untuk mengupayakan individu untuk meningkatkan

kemampuan mengendalikan faktor faktor kesehatan

(Fitriani,Sinta.2011)

i. Apa tujuan promosi kesehatan ?

Jawab :

Tujuan dari promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yntuk hidup sehat dan mengembangkan

upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terciptanya lingkungan yang

kondusif untuk mendorong terbetuknya kemampuan tersebut

(Fitriani,Sinta.2011)

j. Dimana dilakukan promosi kesehatan?

Jawab :

Promosi kesehatan bisa dilakukan :

1. Di tempat kerja ( health promotion in workplace ) : di dalam tempat kerja

dan diluar tempat kerja

2. Di sekolah

3. Promosi kesehatan disekolah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),

merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat disekolah

4. Di rumah sakit

15

Page 16: Tutorial 7

Rumah sakit adalah termasuk tatanan institusi pelayanan kesehatan. Dengan

demikian maka promosi kesehatan ini adalah promosi kesehatan yang

dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit

atau pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah kese-

hatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya.

k. Apa saja ruang lingkup promosi kesehatan?

Jawab :

Ruang lingkup promosi kesehatan mencangkup :

1. Ruang lingkup berdasarkan aspek kesehatan

Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatn masyarakat itu mencakup

empat aspek pokok yaini ; promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Ahli

ini hanya membagi menjadi 2 aspek :

a. Promosi kesehatan pada aspek preventif-promotif

Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok seehat.

Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam

upa akesehatan masyarakat. Padahal kelompok orang sehat disuatu

komunitas sekitar 80-85 dari populasi. Apabila jumlah ini tidak dibina

kesehatannya, maka jumlah ini akan meningkat. Oleh sebab itu

pendidikan kesehatan perlu ditingkatkan atau dibina aga tetap sehat atau

lebih meningkat lagi.

b. Promosi kesehatan pada aspek penyembuhan dan pemulihan (kuratif-reha-

bilitatif)

Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup tiga upaya atau

kegiatan :

Pencegahan tingkat pertama pertama (primary prevention)

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok

masyarakat yang berisiko tinggi (high risk) kelompok ibu hamil

dan menyusui, para perokok obesitas (orang-orang yang

kegemukan) , para pekerja seks (wanita atau pria) dan sebagainya.

Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar

mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit

Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)

16

Page 17: Tutorial 7

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita

penyakit kronik, missal nya asma , dibetes militus, tuberculosis,

rematik, tekanan darah tinggi, dan sebagainya. Tujuan upaya

promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar penderita

mampu mencegah penyakit-penyakit menjadi lebih

Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien

u=yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya

adalah agar mereka segera pulih kembali skesehatannya. Dengan

kata lain menolong para penderita yang baru sembuh dari

penyakitnya ini agar tidak menjadi cacat atau mengurangi

kecacatan seminimal mungkin (rehabilitasi)

2. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan pelaksanaan

Berdasarkan tatanan atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan, maka ruang

lingkup promosi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi :

Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)

Promosi kesehatan pada tatanan sekolah

Promosi kesehatan ditempat kerja

Promosi ditempat umum

Fasilitas pelayanan

3. Ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan

Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dapat

dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan dari leavel and Clark

a. Promosi kesehatan (health promotion)

b. Perlindungan khusus (specific protectin)

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treat-

ment)

d. Pembatasan cacat

e. Rehabilitasi. (Notoatmodjo, S.2012)

l. Siapa sasaran promosi kesehatan?

Jawab :

Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran dibagi

dalam 3 (tiga) kelompok sasaran:

17

Page 18: Tutorial 7

1. Sasaran primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pen-

didikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan,

maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi ; kepala keluarga untuk

masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KTA

(kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk untuk kesehatan remaja, dan

sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini

sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakay (empowerment)

2. Sasaran sekunder (Secondary Target)

Pada tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dn sebagainya. Disebut

sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan

kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan

memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya. Dis-

amping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil

pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat akan

memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya.

Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini

adalah sejalan dengan strategi dukungan social (Social support)

3. Sasaran Tertier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat,

maupun daerah adalah sasaran tertier promosi kesehatan. Dengan kebi-

jakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan

mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran

sekunder) , dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya

promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tertier ini sejalan den-

gan strategi advokasi (advocacy)

(Notoatmodjo, S.2012)

m. Apa visi misi promosi kesehatan?

Jawab :

VISI :

Yang dimaksud “visi” dalam kontek ini adalah apa yang diinginkan oleh pro-

mosi kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan lain. Visi

18

Page 19: Tutorial 7

umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-undang Kesehatan No

36/2009, maupun WHO yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosial-

nya sehingga produktif secara ekonomi maupun social. Promosi kesehatan di

semua program kesehatan baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi

lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan

lainnya bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

baik kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat.

MISI :

Misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai

visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi

tiga butir :

1. Advokat (Advocate)

Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuatan

keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini

bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebi-

jakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik

2. Menjembatani (Mediate)

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan

sector yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-pro-

gram kesehatan perlu kerja sama dengan program lain dilingkungan kese-

hatan , maupun sector lain yang terkait. Oleh ebab itu dalam mewujudkan

kerja sama atau kemitraan ini peran promosi kesehatan diperlukan.

3. Memampukan (Enable)

Memberikan kemampuan dan ketrampilan kepada mayaarakat agar mereka

mampu memlihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara

mandiri. Hal ini berarti kepada masyarakat diberikan kemampuan dan ke-

trampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan, termasuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya pendidikan dan pelatihan

19

Page 20: Tutorial 7

dalam rangka meningkatkan ketrampilan cara-cara bertani, berternak,

bertanam obat-obatan tradisional, koperasi dan sebagainya dalam rangka

meningkatkan pendapatan keluarga (in come generating). Selanjutnya

dalam ekonomi keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeli-

haraan dan peningkatan kesehatan keluarga juga meningkat.

(Notoatmodjo, S.2012

n. Apa prinsip promosi kesehatan?

Jawab :

Dalam strategi global promosi kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO,1984) dirumuskan bahwa promosi kesehatan sekurang-kurangnya men-

gandung prinsip, yaitu sebagai berikut :

1. Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan sese-

orang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan

yang mempengaruhi kesehatan mereka.

2. Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif

dalam pengambilan keputusan.

3. Holistic (menyeluruh) yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi

kesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.

4. Equitable (kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil

yang di dapat oleh klien.

5. Intersectoral (antar sektor) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi

terkait lainnya atau organisasi.

6. Sustainable (berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan

promosi kesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

7. Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program

kebijakkan.

(Notoadmodjo,2012)

o. Apa saja alat bantu atau media promosi kesehatan?

Jawab :

Alat bantu pendidikan maerupakan alat yang digunakan oleh petugas dalam

menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini lebih sering

disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan pemperger-

akkan sesuatu didalam proses promosi kesehatan.

20

Page 21: Tutorial 7

Macam-macam alat bantu

Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu (alat peraga ) atau media :

1. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi in-

dramata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat

ini ada dua bentuk :

a. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya

b. Alat yang tidak diproyeksikan

Dua dimensi, gambar peta, bagan dan sebagainya

Tiga dimensi misalnya bola dunia, boneka

2. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untk menstim-

ulasikan indra pendengar pada waktu proses penyaman

(Fitriani, Sinta.2011)

p. Apa yang dimaksud RUK?

Jawab :

Plant of action atau Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan sebuah

proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan

q. Bagaimana cara penyusunan RUK?

Jawab :

1. Melakukan analisis situasi

2. Menetapkan prioritas masalah

3. Merumuskan masalah

4. Dan mencari penyebab

r. Kapan dilakukan penyusunan RUK?

Jawab :

Pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan yang

berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data

dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas haruslah mempertim-

bangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan

Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus dilengkapi pula dengan

21

Page 22: Tutorial 7

usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana, dan operasional

puskesmas. RUK yang disusun tersebut merupakan RUK untuk tahun men-

datang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan januari tahun ber-

jalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan pada tahun sebelumnya

(H-1). Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di

puskesmas pada akhir bulan januari tahun berjalan(H).

Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas kabupaten/kota,

kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui Dinas kese-

hatan kabupaten/kota. RUK yang terangkum dalam usulan Dinas kesehatan

kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembi-

ayaan dan dukungan politis.

Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas melalui di-

nas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang disetujui terse-

but puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

3. Penyakit infeksi menular yang merupakan wabah di wilayah puskesmas dokter

amin adalah DBD, ISPA dan gastroentritis. Upaya pelayanan KIA dan KB

(cakupan PWS KIA) rendah/tidak mencapai target. Dokter Amin

menyelenggarakan latihan mengenai teknik promosi kesehatan bagi kader

posyandu dan petugas kesehatan Puskesmas dan melakukan surveillance

epidemiologi

a. Apa yang dimaksud penyakit menular?

Jawab :

Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media.

Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua

negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi

dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

(mendadak) dan menyerang semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini

diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang bisa menyebabkan wabah dan

menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan

berbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono, 2011)

b. Apa yang dimaksud dengan wabah?

Jawab :

22

Page 23: Tutorial 7

Menurut Undang-undang No 4 Tahun 1984, Wabah adalah kejadian berjangkitnya

suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat se-

cara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu

serta dapat menimbulkan malapetaka.

c. Bagaiamana menentukan batas ambang wabah?

Jawab :

• Incidence rate.

o yakni jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode

waktu tertentu. Rumusnya :

o Jumlah kasus barusuatu penyakit selama periodetertentuPopulasi yangmempunyai risiko

× 1.000

• Attack rate.

o Attack rate ═ Jumlah kasus selamaepidemiPopulasi yang mempunyai risiko−risiko × 1.000

• Prevalence rate.

o Yakni mengukur jumlah orang di kalangan penduduk tertentu yang menderita

suatu penyakit pada satu titik tertentu.Rumusnya :

o Jumlah kasus−kasus penyakit yang ada pada suatutitik waktuJumlah penduduk seluruhnya

× 1.000

• Period prevalence.

o Terbentuk dari prevalence pada suau titik waktu ditambah kasus-kasus baru

(incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selam periode observasi.

o Rumusnya :

oJumlah kasus penyakit yang selama periode

Penduduk rata−rata dari periode tesebut(' mid period populatio n')

×1.000

• Crude Death Rate (CDR).

o Rumusnya :

23

Page 24: Tutorial 7

o CDR ═

Jumlahkematian dikalangan pendudukdi suatu daerahdalam satu tahunJumlah pendudukrata−rata¿

¿¿

• Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)

o Rumusnya :

Jumlah kematian antaraumur ….−...tahundi suatu daerahdalam waktu satutahun

Jumlah penduduk berumur antara …−... tahunpada daerahdan tahun yang sama

×1.000

• Cause Disease Spesific Death Rate

o Rumusnya :

Jumlah kematiankarena …disatu daerahdalam waktu satu tahun

Jumlah penduduk rata−rata ( pertengahantahun )pada daerahdan tahun yang sama

d. Apa saja ukuran yang digunakan dalam survaillance?

Jawab :

1. Kesederhanaan (Simplicity)

2. Fleksibilitas (Flexibility)

3. Akseptabilitas (Acceptability)

4. Sensitivitas (Sensitivity)

5. Nilai prediktif positif (Positive Predictive Value)

6. Kerepresentatifan (Representativeness)

7. Ketepatan waktu (Timeliness)

8. Kualitas Data (Data Quality)

9. Stabilitas (Stability)

e. Apa yang dimaksdu PWS KIA?

Jawab :

24

Page 25: Tutorial 7

Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) merupakan

alat manajeman untuk melakukan program KIA disuatu wilayah secara terus

menerus agar data dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

f. Apa saja cakupan PWS KIA?

Jawab :

1. Cakupan pelayanan antenatal pertama kali (K1)

2. Cakupan pelayanan antenatal minimal 4 kali (K4)

3. Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan (Pn)

4. Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (Kf3)

5. Cakupan pelayanan neonatus pertama kali (KN 1)

6. Cakupan pelayanan neonatus lengkap (KN Lengkap)

7. Deteksi faktor risiko dan komplikasi maternal oleh masyarakat

8. Cakupan penanganan komplikasi maternal (PK)

9. Cakupan penanganan komplikasi neonatus (NK)

10. Cakupan pelayanan kesehatan bayi (K Bayi)

11. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita (K Balita)

12. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS

13. Cakupan peserta KB aktif (contraceptive prevalence rate, CPR

2.6 Kesimpulan

25

Page 26: Tutorial 7

Dokter amin kepala Puskesmas A melakukan program pendidikan kesehatan/promosi

kesehatan karena adanya wabah di wilayah Puskesmas dan cakupan PWS KIA tidak

mencapai target

2.7 Kerangka Konsep

DAFTAR PUSTAKA

26

puskesmas Melakukan kesehatan wajib pokok

Promosi kesehatan KIA

KB

P2M

PWS KIA tidak mencapai target

wabah

survaillance

Page 27: Tutorial 7

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi

Keehatan, Jakarta.2004

Fitriani,Sinta.2011. Promosi Kesehatan.Jakarta. Yogyakarta : Graha Ilmu

Notoatmodjo, S.2012.Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Permenkes.2014.Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014.Jakarta

: Depkes

Prawirohardjo, sarwono.2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neoatal.Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Widoyono.2011.Penyakit Tropis: Epidemologi, Penularan, Pencegahan, Pemberantasan.

Jakarta : Erlangga

27