tutor 6

11
SKENARIO – 1 Tutorial yang dilakukan pada pertemuan ke-1 dan ke-2 membahas penulisan dan konten hasil penelitian. (skenario terlampir) dengan tahapan 1. Doa 2. Mengkritisi makalah sesuai dengan kaidah metodologi penelitian 3. Penutup – doa FORMULIR KRITISI MAKALAH N o Metpen Temuan Revisi/Saran 1 Judul Kalimatnya kepanjangan Harus memuat waktu dan variabel bebass HUBUNGAN INFEKSI TELUR CACING TANAH DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG V a r i a b e l b e 2 Abstrak Penulisan tidak di garis miring. Terdapat lebih dari 1 paragraf Tidak boleh ada singkatan-singkatan, missal : STH, SD Penulisan di garis miring dan bold Tidak Boleh ada singkatan. Hanya 1 paragraf dengan 250 karakter kata. 3 Rumusan masalah dan latar belakan g Rumusan masalsh dalam bentuk pernyataan. Latar belakang penulis sudah menjabarkan fenomena, data dan fakta Rumusan masalah harus dalam bentuk kalimat Tanya. Latar be;akang seharusnya penulis menambahkan batasan masalah (memilih masalah)

Upload: rama

Post on 13-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKENARIO 1

Tutorial yang dilakukan pada pertemuan ke-1 dan ke-2 membahas penulisan dan konten hasil penelitian. (skenario terlampir) dengan tahapan

1. Doa 2. Mengkritisi makalah sesuai dengan kaidah metodologi penelitian3. Penutup doa

FORMULIR KRITISI MAKALAH

NoMetpenTemuanRevisi/Saran

1Judul Kalimatnya kepanjanganHarus memuat waktu dan variabel bebass HUBUNGAN INFEKSI TELUR CACING TANAH DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

Variabel be2Abstrak Penulisan tidak di garis miring. Terdapat lebih dari 1 paragraf Tidak boleh ada singkatan-singkatan, missal : STH, SD Penulisan di garis miring dan bold Tidak Boleh ada singkatan. Hanya 1 paragraf dengan 250 karakter kata.

3Rumusan masalah dan latar belakang Rumusan masalsh dalam bentuk pernyataan. Latar belakang penulis sudah menjabarkan fenomena, data dan fakta Rumusan masalah harus dalam bentuk kalimat Tanya. Latar be;akang seharusnya penulis menambahkan batasan masalah (memilih masalah)

4Tujuan penelitian Terdapat tujuan umum dan khusus yang sudah sesuai dengan judul yang diangkat

5Manfaat penelitian Letak manfaat penelitian salah Sebaiknya manfaat penelitian berada setelah tujuan penelitian. Sebaiknya manfaat penelitian diuraikan lagi menjadi manfaat teori dan manfaat aplikatif.

6Tinjauan pustaka Paragraf satu dan dua di buat satu paragraf Terdapat sumber yang tidak ada tahunnya 1 paragraf terdiri dari 1 kalimat Numbering pada subjudul Urutan teori tidak sitematis EYD, pemilihan kata dan tanda baca masih kurang tepat Menurut Notoatmojo, perilaku kesehatan adalah..... seharusnya dicantumkan tahun setelah nama sumber dalam kurung. Epidemiologi ditulis pada subjudul 2.1.1 Jika ada penelitian terdahulu ditulis di subjudul 2.3

System sistem Panas yang langsung, akan mematikan telur dan larva pada suhu.... Panas secara langsung akan mematikan telur larva pada suhu......

7Kerangka konsep dan hipotesis Masuk di bab 1 Kerangka konsep kurang lengkap Data pendukung tidak jelas Patofisiologi kurang Masuk di bab 3 Kerangka konsep gabungan teori dan pemikiran peneliti

8Metode penelitianMetode penelitian pada bab III

Urutan komponen dari metode penelitian kurang runtut3.1 Tempat dan Waktu Penelitian3.2 Desain Penelitian3.3 Populasi dan Sample 3.3.1 Populasi 3.3.2 Sample3.4 Kriteria Inklusi3.5 Kriteria Eksklusi3.6 Perkiraan besar sample3.7 Cara Kerja 3.7.1 Pemeriksaan Tinja 3.7.2 Pemeriksaan Tanah Pekarangan 3.7.3 Kuisioner untuk Mengetahui Perilaku Anak yang Berpengaruh terhadap infeksi s STH3.8 Definiai Operasional3.9 Variabel3.10 Analisa Statistik

Teknik pemilihan sample tidak di buat subbab sendiri sehingga pembaca saaat membaca menjadi kurang sistematis

Tidak ada bagian alat dan bahan penelitian. Pada makalah alat dan bahan masuk pada cara kerja

Kalimat pada bagian cara pemeriksaan tanah pekarangan :Cara Modifikasi Metode Suzuki (Arrasyid, 1999)Prosedur pengambilan sampel

Pada bagian definisi operasional poin nomor 2 : Intensitas adalah standar yang dipakai untuk menentukan derajat berat penyakit secara tidak langsung berdasarkan jumlah telur STH yang keluar pergram tinja

Secara umum metode penelitian berada pada bab IV

Lebih di runtutkan agar pembaca lebih mudah memahami 4.1 Desain Penelitian4.2 Tempat dan Waktu Penelitian4.3 Populasi dan Sample 4.3.1 Populasi 4.3.2 Sample 4.3.3 Besar Sampel 4.3.4 Teknik Pemilihan Sampel 4.3.5 Karakteristik Sampel 4.3.5.1 Kriteria Inklusi 4.3.5.2 Kriteria Eksklusi4.4 Variabel dan Definisi Operasional4.5 Alat dan Bahan Penelitian4.6 Cara Kerja4.7 Analisis Data

4.3.4 Teknik Pengambilan SampelTeknik yang digunakan untuk pengambilan sample yaitu Simple Random Sampling atau Pengambilan Sampel secara acak sederhana.

Akan lebih baik bila dipisahkan.

4.5 Alat dan Bahan Penelitian 4.5.1 Alat dan Bahan Pemeriksaan Tinja 4.5.2 Alat dan Bahan Pemeriksaan Tanah Pekarangan 4.5.3 Kuisioner

Menurut Arrasyid, 1999 Prosedur pengambilan sampel dengan cara modifikasi metode Suzuki yaitu .

Intensitas STH adalah adalah standar yang dipakai untuk menentukan derajat berat penyakit secara tidak langsung berdasarkan jumlah telur STH yang keluar pergram tinja

9Hasil penelitian dan Pembahasan1. Bab tidak sesuai dengan sistematis metode penelitian2. Rata kanan dan kiri tidak sesuai3. Kalimat yang kurang jelas4. Penulisan yang tidak sesuai ``Cacing tambang``5. Judul tabel lebih dari batas maksimal ( 7 kata)6. Penulisan yang tidak tepat dalam tabel``Jumlah Sampel N``7. Penulisan yang tidak sesuai dengan KBBI ``frekwensi``8. Hanya menjelaskan tabel hasil penelitian9. Pada gambar 4.1 tidak jelas1. BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA dan BAB VI PEMBAHASAN2. sampai dengan kelas 6 SD Negeri No. 067240 Jl. Benteng Hulu No. 40 B Kecamatan Medan Tembung sebanyak 374 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan tinja terdapat 273 (73%) siswa menderita cacingan yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing tambang dan Hymenolepis nana.3. Sampel diambil dari murid kelas 1 sampai dengan kelas 6 di SD Negeri No. 0672404. Cacing tambang5. Prevalensi Cacing UsusDistribusi Jenis Cacing pada Anak Usia SDIntensitas Infeksi STH pada Anak Usia SD6. N7. Frekuensi8. Mencantumkan pendapat riset lain sebagai pembanding dan acuan.9. Diberi gari kordinat untuk mempermudah pembaca dalam mambaca hasil

10Kesimpulan dan saranPenulisan rata kanan kiri tidak sesuaiKesimpulan: Bahasa kurang formal: cacingan

Saran: Saran kurang mengarah pada penelitian selanjutnya-\Rata kanan kiri, misal1. Prevalensi infeksi di Sekolah Dasar Kecamatan Tembung adalah 73%. Intensitas infeksi hanya ringan dan sedang sedangkan intensitas berat tidak dijumpai.2. Proporsi tanah yang tercemar dan tidak tercemar telur adalah 52,5% dan 47,5%.3. Ada perbedaan yang bermakna antara tindakan yang baik dan yang kurang baik pada pencemaran tanah oleh telur.4. Ada korelasi yang bermakna antara pencemaran tanah oleh telur dan intensitas infeksi Asacaris lumbricoides.5. Tidak ada hubungan bermakna antara perilaku anak dengan tingkat Intensitas STH.

Saran ditujukan pada peneliti atau peneliti selanjutnya, atau tentang tambahan metode atau perkembangan ilmu penelitian

11Daftar PustakaAlbright J.W, Nur Rokhmah Hidayati, Jasna Basaric-Keys. 2005. Behavioral andHygiene Characteristic of Primary School of Geohelminth Infections: AStudy in Central Java, Indonesia Southeast Asian Journal of TropicalMedicine and Public Health 36 (3): 629-41.

Arrasyd N.K. 1999. Kontaminasi Tanah oleh Soil Transmitted Helminth di Ambarita-Pagururan pulau Samosir. Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran USU.

Brown H.W. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. Edisi Ketiga Jakarta. Gramedia. 177-216.

Depary, A.A. 1994. Epidemiologi Soil Transmitted Helminthiasis di Indonesia.Makalah Simposium Peran Serta Masyarakat dalam Usaha PenanggulanganPenyakit Kecacingan. FK-USU.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Cacingan.

Gandahusada S, Ilahudde HD, Pribadi, W. 1998. Parasitologi Kedokteran. EdisiKetiga. BPFKUI. Jakarta. 8-29.

Hadijaya P, Sri S. Margono, Adi Sasongko dan Rumsah Rasad. 1992. DampakPengobatan, Perbaikan lingkungan dan Sanitasi serta Penyuluhan Kesehatanterhadap Prevalensi Infeksi Ascaris lumbricoides, Maj. Parasitol, Ind. 5 (1):115-20. Haju V, L. S. Stephenson, HO. Muhammad, DD Bowman and RS Parker. 1998. Improvement of Growth, apetite and Phisical Activity in: Helminth InfectedSchoolboys 6 Months After Single Dose of Albendazole. Asia Pacific 7 ((2) JClin Nutr): 170-76.

Hawin N. 2005. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pengasuh dari Anak usia 1-12Tahun yang Kecacingan terhadap Polusi Tanah di Sekitar Rumah oleh Soiltransmitted Helminths. Saintica Medika, 2 (1): 9-24.

Mardiana L, Agustina, N. Riris, Djarismawati dan Sukijo. 2000. Telur Ascarislumbricoides pada Tinja dan Kuku Anak Balita serta Tanah di KecamatanPaseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Maj. Parasitol Ind. 13 (1-2): 28-32.

Maharani A. 2005. Infeksi Nematoda Usus pada Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN)Karang Mulya 02, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal. JurnalKedokteran Yarsi 13 (1): 24-34.

Margono S.S. 1996. Pemeriksaan Tanah, Debu, Usap Jari dan Kotoran Kukuterhadap Telur Ascaris lumbricoides. Maj. Kedok.Indon; 46 (11): 621-626.

Margono S.S, 2003. Impotan Human Helminthiasis in Indonesia. In: Crompton DWT,Montresor A, Nesheim MC, Savioli L, eds. Controlling Disease Due toHelminth Infections. World Health Organisation. Geneva.

Markell, E.K. 1999. Markell & Voges Medical Parasitology. 8 th Ed., W.B SaundersCo.

Montressor A., CROMPTON, DWT., Hall, Bundy, D A P, Savioli, L, Guidelines forthe evaluation of soil transmitted helminthiasis and schistomiasis atcommunity level,WHO/ctd/SIP/98.

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Kesatu. RinekaCipta. Jakarta. hal. 114-34.

Nurdiana Y. 2004. Soil Contamination By Intestinal Parasite Eggs In Two UrbanVillages of Jember. Jurnal ILMU DASAR 5 (1): 50-54.

Pasaribu S. 2003. Penentuan optimal Pengobatan Massal Askariasis denganAlbendazole Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Desa Suka. RingkasanDesertasi. Program Pasca Sarjana USU. Medan.

Sastroasmoro S, Sofyan Ismael. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Edisi Kedua. Jakarta. Sagung Seto.

Tigor C. 2006. Efek Pemberian Obat Albendazole terhadap Intensitas Infeksi, StatusNutrisi dan Fungsi Kognitif pada Anak Sekolah Dasar yang TerinfeksiAscaris lumbricoides, Tesis. Program Pascasarjana Tropical Medicine. USU.Medan.

Ulukanligil M, Adnan Seyrek, Gonul Aslan, Hatice Ozbilge, Suleiman Atay. 2001.Environmental Pollution with Soil Transmitted Helminths in Salinurfa.Turkey Mem Inst.Ozwaaldo Cruz, Rio de Janeiro. 96 (7) : 903-907.

Wachidanijah. 2002. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak serta LingkunganRumah dan Sekolah dengan Kejadian Infeksi Kecacingan Anak SekolahDasar: Studi di Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. AvailablefromURL :http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id-jkpkbppk-gdl-res-2002-wachidanijah.

Zaman V and LOH, A.K. 1988. Handbook of Medical Parasitology. ADIS HealthScience Press, New York, Tokyo, Mexico, Sydney, Auckland, Hongkong.

Zulkarnain M. 1999. Worm Infections among Primary School Children inPalembang, South Sumatera, Indonesia. Majalah Kedokteran Sriwijaya 31(3): 8-19.

Albright, J.W. , J.B.Keys and N.R. Hidayati. (2005) : Behavioral andHygiene Characteristic of Primary School of Geohelminth Infections: AStudy in Central Java, Indonesia Southeast Asian Journal of TropicalMedicine and Public Health. 36 (3) : 41 - 629.

Arrasyd, N.K. (1999): Kontaminasi Tanah oleh Soil Transmitted Helminth di Ambarita-Pagururan pulau Samosir. Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran USU.

Brown, H.W. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. Edisi Ketiga Jakarta. Gramedia : 177-216.

Depary, A.A. 1994. Epidemiologi Soil Transmitted Helminthiasis di Indonesia.Makalah Simposium Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Penanggulangan Penyakit Kecacingan. Fakultas Kedokteran Sumatra Utara.Departemen Kesehatan RI. 2004. Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Cacingan.

Gandahusada, S., Ilahudde, H.D dan Pribadi, W. 1998. Parasitologi Kedokteran. EdisiKetiga. BPFKUI. Jakarta : 8-29.Hadijaya, P. , Rasad, R. , S. S. Margono dan Sasongko, A. 1992. DampakPengobatan Perbaikan lingkungan dan Sanitasi serta Penyuluhan Kesehatanterhadap Prevalensi Infeksi Ascaris lumbricoides, Maj. Parasitol, Ind. 5(1) :20-115. D.D. Bowman, Haju,V. L. , H.O. Muhammad, S. Stephenson, and R.S. Parker. 1998.Improvement of Growth, apetite and Phisical Activity in: Helminth InfectedSchoolboys 6 Months After Single Dose of Albendazole. Asia Pacific 7 (2) J.Clin. Nutr. : 76-170.

Hawin, N. 2005. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Pengasuh dari Anak usia 1-12Tahun yang Kecacingan terhadap Polusi Tanah di Sekitar Rumah oleh Soiltransmitted Helminths. Saintica Medika, 2 (1): 9-24.

Agustina, N., Mardiana, L., Riris, Djarismawati dan Sukijo. 2000. Telur Ascarislumbricoides pada Tinja dan Kuku Anak Balita serta Tanah di KecamatanPaseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Maj. Parasitol Ind. 13 (1-2): 28-32.

Maharani, A. 2005. Infeksi Nematoda Usus pada Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN)Karang Mulya 02, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal. JurnalKedokteran Yarsi. 13 (1): 24-34.Margono, S.S. 1996. Pemeriksaan Tanah, Debu, Usap Jari dan Kotoran Kukuterhadap Telur Ascaris lumbricoides. Maj. Kedok. Indon. 46 (11): 621-626.

Margono, S.S. 2003. Impotan Human Helminthiasis in Indonesia. In: Crompton DWT,Montresor A, Nesheim, M.C., Savioli, L., eds. Controlling Disease Due toHelminth Infections. World Health Organisation. Geneva.

Markell, E.K. 1999. Markell & Voges Medical Parasitology. 8 th Ed., W.B SaundersCo.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Kesatu. RinekaCipta. Jakarta : 114-34.

Nurdiana, Y. 2004. Soil Contamination By Intestinal Parasite Eggs In Two UrbanVillages of Jember. Jurnal ILMU DASAR 5 (1): 50-54.Pasaribu, S. 2003. Penentuan optimal Pengobatan Massal Askariasis denganAlbendazole Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Desa Suka. RingkasanDesertasi. Program Pasca Sarjana USU. Medan.

Sastroasmoro, S. dan S. Ismael, 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.Edisi Kedua. Jakarta. Sagung Seto.Tigor, C. 2006. Efek Pemberian Obat Albendazole terhadap Intensitas Infeksi, StatusNutrisi dan Fungsi Kognitif pada Anak Sekolah Dasar yang TerinfeksiAscaris lumbricoides, Tesis Program Pascasarjana Tropical Medicine. USU.Medan.

A. Seyrek, G. Aslan, Ulukanligil, M., Ozbilge, H. dan S. Atay, 2001.Environmental Pollution with Soil Transmitted Helminths in Salinurfa.Turkey Mem. Inst. Ozwaaldo Cruz, Rio de Janeiro. 96 (7) : 903-907.

Wachidanijah. 2002. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak serta LingkunganRumah dan Sekolah dengan Kejadian Infeksi Kecacingan Anak SekolahDasar: Studi di Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id-jkpkbppk-gdl-res-2002-wachidanijah.

Zaman V and LOH, A.K. 1988. Handbook of Medical Parasitology. ADIS HealthScience Press, New York, Tokyo, Mexico, Sydney, Auckland, Hongkong.

Zulkarnain, M. 1999. Worm Infections among Primary School Children inPalembang, South Sumatera, Indonesia. Majalah Kedokteran Sriwijaya. 31(3): 8-19.