mata dan ekstremitas superior tutor 6

71
SKENARIO 2 Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, Kemi merasa penglihatannya silau dan secara reflex ia menyipitkan mata dan mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata dari cahaya lampu. Kemi lalu menggerakkan bola mata kesegala arah untuk menggurangi rasa silaunya. Apa yang terjadi pada Kemi ? KLARIFIKASI ISTILAH 1. Silau tidak dapat melihat dengan jelas karna cahaya yang tampak terlalu terang 2. Reflex gerakan yang tidak disadari karena adanya rangsangan yang diterima oleh reseptor dan diterjemahkan menjadi suatu gerakan tertentu 3. Mata salah satu alat indera yang berfungsi untuk penglihatan 4. Bola mata bagian mata yang menyerupai bola dan dapat bergerak 5. Lengan anggota ekstremitas atas ( alat gerak atas) dari bahu sampai pergelangan tangan 6. Cahaya sinar dari sesuatu yang dapat membantu mata untuk melihat benda-benda disekitarnya

Upload: septiawanpm

Post on 18-Feb-2015

104 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Mata dan Ekstremitas Superior tutor 6

TRANSCRIPT

Page 1: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

SKENARIO 2

Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, Kemi merasa penglihatannya silau dan

secara reflex ia menyipitkan mata dan mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata dari

cahaya lampu. Kemi lalu menggerakkan bola mata kesegala arah untuk menggurangi rasa

silaunya. Apa yang terjadi pada Kemi ?

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Silau

tidak dapat melihat dengan jelas karna cahaya yang tampak terlalu terang

2. Reflex

gerakan yang tidak disadari karena adanya rangsangan yang diterima oleh reseptor

dan diterjemahkan menjadi suatu gerakan tertentu

3. Mata

salah satu alat indera yang berfungsi untuk penglihatan

4. Bola mata

bagian mata yang menyerupai bola dan dapat bergerak

5. Lengan

anggota ekstremitas atas ( alat gerak atas) dari bahu sampai pergelangan tangan

6. Cahaya

sinar dari sesuatu yang dapat membantu mata untuk melihat benda-benda disekitarnya

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, Kemi merasa penglihatannya

silau dan secara reflex ia menyipitkan mata.

2. Kemi lalu mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata dari cahaya lampu.

3. Kemi lalu menggerakkan bola mata kesegala arah untuk menggurangi rasa

silaunya.

Page 2: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

ANALISIS MASALAH

1. Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, Kemi merasa

penglihatannya silau dan secara reflex ia menyipitkan mata.

a. Anatomi dari mata

Jawab :

- Tulang penyusun rongga mata

Os frontalis

Os spenoid

Os zygomaticum

Os lacrimale

Os etmoidale

Os palatina

Os maxilla

- Bola mata

a. Dinding bola mata

Sclera

Kornea

b. Isi bola mata

Lensa

Uvea

Badan kaca

Retina

c. Adnexa mata

Conjunctiva

Alis mata

Bulu mata

Kelopak mata (Palpebra)

Canal Lacrimalis

Kelenjar Air Mata (Lacrimal Gland)

Saluran Lacrimal (Lacrimal Ducts)

Puncta

Lacrimal Sac

Ductus Nasolacrimalis

Page 3: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

d. Lapisan bola mata

1. Tunica Vibrosa

Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang

sangat kuat. Sklera berwarna putih putih.

2. Tunica Vasculosa

Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari

depan ke belakang terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.

Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah,

lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris.

3. Tunica Nervosa

Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak

pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam

dari mata.

Page 4: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

- Saraf penglihatan

- N. opticus (II) : sensorik (SSA) → canalis opticus

Penglihatan

- N. oculomotorius (III) : motorik (GSE, GVE) → fissura orbitalis superior

mengangkat kelopak mata atas, menggerakkan bola mata ke atas, bawah,

medial, kontriksi pupil, akomodasi mata

- N. trochlearis (IV) : motorik (GSE) → fissura orbitalis superior

membantu mengangkat bola mata ke bawah dan lateral.

- N. Trigeminus (V) : sensorik (GSA) → fissura orbitalis superior

Divisi ophtalmicus (V.1) kornea, kelopak mata

- N. abducens (VI) : motorik (GSE) → fissura orbitalis superior

M. rectus lateralis meggerakkan mata ke lateral.

- Otot mata

a. Otot pada bola mata ekstrinsik

M. Rectus superior

M. Rectus inferior

M. Rectus mediale

M. Rectus lateral

M. Oliquus superior

M. Obliquus inferior

b. Otot pada bola mata intrinsik

M. Spingter pupilae

M. Dilator pupilae

Ciliaris

c. Otot ekstra okular

M. Orbiculari oculi

M. Levator papebra superior

Page 5: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

- Pembuluh darah

a. vena

V. Vorticosa

V. Conjucnctivalis anterior

V. Ciliaris anterior

V. Episclearis

V. Opthalmica inferior

V. Opthalmica superior

b. Arteri

A. Ciliaris posterior longa

A. Ciliaris anterior

A. Centralis retinae

A. Supratrochlearis

A. Supra orbitalis

A. Dorsalis nasi

A. Conjucnctivalis anterior

A. Episclearis

A. Etmoidalis anterior

A. Etmoidale posterior

c. Histology dari mata

Jawab :

Page 6: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

a. Bola mata

1. Epitel kornea

Terletak paling luar dan merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk.

2. Membran bowman

Berupa lapisan homogen tipis tepat di bawah epitel

3. Stroma atau substansi propria

Bagian kornea yang paling tebal

Pada bola mata terdapat 3 lapisan, yaitu :

- Tunica fibrosa = Untuk melindungi struktur halus pada mata,

mempertahankan tekanan cairan intra okuler, mempertahankan bentuk dan

tekanan bola mata

A. Sclera : terdiri atas jaringan fibrosa padat dan mempertahankan bentuk

ukuran bola mata.

episklera- jaringan fibroelastis. Stroma sclera – serat kolagen. Lamina

flusea – melanosit & fibroblast

B. Kornea : jernih dan tembus cahaya dengan permukaan licicn, tetapi tidak

melengkung secara uniform/seragam.

Secara anatomi dibagi menjadi (1) kornea asli : bersifat avascular dan (2)

limbus : memilki pembuluh darah dan limf.

Page 7: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Kornea asli terdiri dari : epitel kornea, membranae bowman, substansia

propia, membranae deccement, dan Endotel kornea.

C. Limbus kornea : zona peralihan atau zona pertemuan dengan tebalnya

hanya 1mm, antara kornea dan sclera. Dan limbus memiliki vaskularisasi

yang baik.

- Tunica vasculosa (uvea)

Memberi nutrisi pada bola mata, akomodasi penglihatan , mengatur jumlah

cahaya yang masuk kemata

Choroid : membrane coklat seperti busa yang mengandung pleksus

vena yang luas yang mengempis setelah kematian. Koroid dibagi

menjadi 4 lapisan :

Epikoroid : lapisan yang terletak diluar dan terdiri dari serabut

kolagen dan elastic yang tersusun longer dan mengandung

melanosit yang banyak antara serabutnya.

lapisan pembuluh : lapisan tebal dari kororid yang terdiri atas

pembuluh arteri dan vena yang terletak dalam jaringan ikat

longgar mengandung banyak melanosit.

Koriokapiler : merupakan lapisan dari kapiler tempat

berakhirnya arteri koroid. Pleksus ini mensuplai nutrisi bagian

luar retina.

lamina elastika (membrane branch) :mengandung epitel

pigmen retina, lapisan homogeny dan berkilau. Lapisan ini

dibentuk oleh suatu lamina eksterna yang terdiri Lapisan

suprakoroid, vaskuola, koriokapilaris, elastika/ membrane

brunch

badan ciliaris : bagian terbesar badab siliar adalah muskulus sliaris

yang terdiri dari 3 lapisan serat otot polos dan ligament pektinata yang

berfungsi akomodasi dan penyaluran aquos humor. Antara serat otot

polos terdapat jarring elastic yang rapat yang mengandung melanosit.

Lapisan vascular terdiri dari kapiler dan vena yang terletak dibagian

dalam dan menyusun bagian utama prosessus siliaris dengan jaringan

ikat elastic disekeliling pembuluh dan kemungkinan pembuluh inilah

yang mengahsilkan aquos humor. Dan processus siliaris diliputi oleh

Page 8: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

epitel siliaris. Epitel siliaris tidak berpigmen mempunyai permukaan

yang tak teratur dan merupakan perpanjangan ke depan retina saraf.

Iris : mempunyai bentuk kerucut kosong yang gepeng, menjorok

kedepan dari perlekatannya dengan badan siliar. Permukaan anterior

tak teratur dan terbagi menjadi zona siliar perifer dan zona tengah

pupilar. Permukaan posterior berwarna hitam seragam dan

menunjukkan alur yang dangkal. Susunannya terdiri dari beberapa

lapisan yaitu : Lapisan anterior merupakan bagian dari uvea

(mesodermal), tidak terdapat membrane selular yang jelas serta

fibroblast dan sel berpigment membentuk lapisan yang tidak utuh

dengan serat kolagen dalam ruang antar sel dan lapisan posterior

ektodermal (pars indika).

- Tunika nervosa

a. Pars seka retina : Pars siliaris retina & pars iridka retina

b. Pars optica retina

d. Fisiologi dari mata

Jawab :

Benda memantulkan cahaya cahaya masuk kedalam mata melalui pupil

pengaturan cahaya oleh pupil melalui M. Spingter pupillae (yang menyebabkan

konstriksi pupil dalam keadaan cahaya terang) dan M. Dilator pupillae (yang

melebarkan pupil dalam keadaan kekurangan cahaya) difokuskan oleh lensa

(bikonveks) konfergen cahaya bayangan jatuh diretina (bayangan terbalik)

ditangkap oleh foto reseptor, sel batang (hitam-putih) dan sel kerucut

(penglihatan warna) penjalaran impuls melalui serabut saraf N. Opticus

dihantarkan ke korteks optik diotak persepsi melihat

e. Bagaimana adaptasi mata dari gelap ke terang dan terang ke gelap

Jawab :

a. Adaptasi terang

Bila seseorang berada ditempat yang terang dalam waktu yang lama,

banyak sekali fotokimiawai yang terdapat di dalam sel batang dan sel kerucut

menjadi berkurang karena di ubah menjadi reinal dan opsin selanjutnya

Page 9: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

sebagian besar retinal di dalam sel batang dan kerucut akan di ubah menjadi

vitamin A. Oleh karena ke dua efek ini, konsentrasi bahan kimiawi fotosensitif

yang menetap pada sel batang dan kerucut akan banyak sekali berkurang,

akibatnya sensitifitas pada mata terhadap cahaya akan berkurang. Keadaan ini

disebut adaptasi terang.

b. Adaptasi gelap

Sebaliknya, bila orang tersebut terus berada di tempat gelap untuk

waktu yang lma, retinal dan opsin yang ada dalam sel batang dan kerucut di

ubah kembali menjadi pigmen yang peka terhadap cahaya. Selanjutnya,

vitamin A diubah kembali menjadi retinal untuk terus menyediakan lebih

banyak pigmen yang peka terhadap cahaya dan batas akhirnya ditentukan oleh

jumlah opsin yang ada dalam sel batang dan kerucut untuk bergabung dengan

retinal

f. Bagaimana mekanisme silau

Jawab :

g. Apa saja macam-macam gerak reflek mata

Jawab :

1. Refleks occulo vestribular atau VOR

VOR merupakan gerakan refleks pada mata yang menyebabkab stabilitas

bayangan pada retina saat kepala bergerak dengan membuat gerakan mata

sama dengan gerakan kepala. Secara sederhana, maka kita akan mengikuti ke

Penyempitan pupil

reflekRangsangan yang menganggu (silau)Terpapar cahaya

Pembesaran pupil

Pigmen fotosensitif

Vitamin A meningkat

Opsin dan retinal meningkatAdaptasi gelap

Page 10: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

arah kepala kita. Apabila kepala kita melihat kekiri maka secara otomatis mata

kita akan mengikuti melihat ke kiri. Hal ini agar kita dapat menjaga

keseimbangan bayangan pada retina saat kepala bergerak.

2. Refleks cahaya pupil

Merupakan refleks yang mengatur diameter dari pupil sebagai respons

dari intensitas cahaya yang berlebihan pada mata. Seperti pada skenario ini,

mata seseorang mengalami perubahan dalam intensitas cahaya, dari tempat

yang gelap ke terang. Hal ini menyebabkan otot-otot di sekitar iris akan

memaksa memperkecil pupil agar tidak terjadi kerusakan akibat cahaya yang

berlebihan. Maka sering terlihat apabila kita terkena cahaya maka pupilnya

akan mengecil. Pupil merupakan bagian hitam pada mata disekitar iris.

3. Corneal reflex

Suatu gerakan tidak disadari yang menyebabkan berkedipnya mata

karena suatu stimulus yang mempengaruhi kornea. Sebagai contoh apabila kita

melihat sesuatu atau mata kita diganggu oleh benda asing maka kita akan

berkedip. Seperti yang kita ketahui, pada kornea banyak sekali reseptor yang

membuat kornea menjadi sangat sensitive.

4. Occulocardiac reflex

Refleks yang menyebabkan penurunan denyut nadi yang di akibatkan

hubungan dari otot extraocular dan bola mata. Refleks ini terjadi saat adanya

gangguan tertentu dan melibatkan hubungan saraf trigeminal dan vagus pada

sistem parasimpatic yang menyebabkan turunnya denyut nadi.

2. Kemi lalu mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata dari cahaya lampu.

a. Anatomi dari lengan

Jawab :

Page 11: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

- Secara garis besar dibagi :

1. Cingulum pectorale

Clavicula

scapula

2. Pars libera membri superioris

Brachium

humerus

Cubita

Page 12: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Antebrachium

Radius

ulna

Manus

Ossa carpi

Os scaphoideum

Os lunatum

Os triquetrium

Os pisiforme

Os trapezium

Os trapozoideum

Os capitatum

Os hamatum

Ossa metacarpi

Ossa digitorum

Phalanx proksimal

Phalank media

Phalank distalis

- Persendian

a) Sendi gelang bahu

Nama sendi Jenis sendi Gerakan

Articulatio sternoclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu

Protaksi dan retraksi bahu

Mengayunkan lengan

Articulatio akromioclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu

Mengayun lengan

Protaksi dan retraksi bahu

b) Sendi bagian bebas ekstremitas atas

Nama sendi Jenis sendi Gerakan

Articulatio humeri Sendi peluru Protaksi (fleksi,

anteversi)

Retraksi (ekstensi,

Page 13: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

retroversi)

Abduksi

Adduksi

Rotasi medial

Rotasi lateral

Sirkumduksi

Articulatio cubiti

a) Articulation humeroulnaris

b) Articulation

humeroradialis

c) Articulation radioulnaris

proksimal

Sendi engsel

Sendi peluru

Sendi pengungkit

Fleksi

Ekstensi

Fleksi

Ekstensi

Pronasi dan supinasi

tangan

Articulatio radioulnaris distalis Sendi pengungkit Pronasi dan supinasi

tangan

Sendi pergelangan tangan

a) Articulation radiocarpalis

b) Articulation mediocarpalis

Sendi elips

Sendi elips

Gerakan tangan ke lateral

(abduksi ulnar dan radial)

Fleksi

Ekstensi

Articulatio carpometacarpalis

policis

Sendi pelana Abduksi

Adduksi

Oposisi

Reposisi

Articulatio carpometacarpales Sendi datar Macam-macam gerakan

yang berbeda

Articulatio metacarpofalangea Sendi peluru Fleksi

Ekstensi

Abduksi*

Adduksi*

(*untuk jari tengah)

Articulatio interphalangeal manus Sendi engsel Fleksi

Ekstensi

Page 14: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

- Otot

a) Otot bahu bagian ventral

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. pectoralis

mayor

Pars clavicula :

Setengah sterna

clavicula

Pars sternocostalis

manubrium dan

corpus sterni

Pars abdominalis

Lapisan anterior

vagina musculi recti

abdominalis

Crista tuberculi

majoris humeri

Sendi bahu :

adduksi (lengan

diangkat)

Pars clavicula :

anteversi

Gelang bahu :

- Depresi

- Anteversi

Thorax :

Mengangkat sternum dan

iga bagian atas bahu

terfiksasi (membantu

inspirasi)

M. pectoralis

minor

Iga (2) antara

kartilago dan tulang

Ujung processus

coracoideus

Gelang bahu :

Depresi

Thorax :

Mengakat sternum dan

iga bagian atas

M.

subclavius

Antara kartilago dan

tulang iga 1

Sepertiga lateral

clavicula

Gelang bahu :

Depresi (rendah)

M.

subscapularis

Fossa subscapularis Tuberculum

minus dan

bagian crista

tuberculi

minoris

Sendi bahu :

Medial rotasi

Abduksi bidang scapula

(bagian cranial)

Adduksi bidang scapular

(bagian caudal)

b) Otot bahu bagian lateral

Page 15: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. deltoideus Pars clavicula :

Spertiga akromial

clavicula

Pars acromialis :

acromion

Pars spinalis :

Pinggir bawah

spina scapulae

Tuberositas

deltoidea

Sendi bahu :

Pars clavicula

- rotasi medial

- anteversi

Pars acromialis

- abduksi

sampai

bidang

horizontal

Pars spinalis

- rotasi lateral,

retroversi

M.

supraspinatus

Fossa

supraspinata

Permukaan

proksimal

teberculum

majus

Sendi bahu :

Abduksi bidang scapular

sampai bidang horizontal,

rotasi lateral

c) Otot bahu bagian dorsal

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. infraspinatus Tepi kaudal

spina

scapulae

Permukaan

tengah

tuberculum

majus

Sendi bahu :

Bagian cranial

- Rotasi lateral

- Abduksi pada

bidang scapular

Bagian kaudal

- Rotasi lateral

- Adduksi pada

bidang scapular

M. teres minor Bagian

kaudal

fossa

infraspinata

Permukaan

posterior

distal

tuberculum

Sendi bahu :

Rotasi lateral

Adduksi pada bidang scapular

Page 16: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

majus

M. teres mayor Margo

lateralis

Crista

tuberculi

minoris

sebelah

medial M.

latissimus

dorsi

Sendi bahu :

Rotasi medial

Adduksi pada bidang scapular

d) Otot lengan bagian ventral

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. biceps

brachii

Caput longum :

Tuberculum

supragleinodale

Caput breve :

Ujung processus

coracoideus di

sebelah lateral

M.coracobrachialis

Tuberositas radii Sendi bahu :

Caput longum

- Abduksi

- Anteversi

- Rotasi

medial

Caput breve

- Adduksi

- Anteversi

- Rotasi

medial

Keduanya :

Sendi siku :

- Fleksi

- supinasi

M.

coracobrac

hialis

Ujung processus

coracoideus

disebelah medial

caput breve

Facies anterior

humeri disebelah

mediodistal crista

tuberculi minoris

Sendi bahu :

- rotasi

medial

- adduksi

- anteversi

M. Facies anterior Tuberositas ulnae Sendi siku :

Page 17: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

brachialis humeri di sebelah

distal tuberositas

deltoidea

Fleksi

e) otot lengan bagian dorsal

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. triceps

brachii

Caput longum :

tuberculum

infraglenoidale

Caput mediale :

Facies posterior humeri

sebelah mediodistal

sulcus nervi radialis

Caput laterale :

Facies posterior humeri

sebelah lateroproksimal

sulcus nervi radialis

olecranon Sendi bahu :

Caput longum : adduksi

sendi siku :

ekstensi

M. anconeus Epicondylus lateralis

humeri

Facies

posterior

ulna tepat

di sebelah

olecranon

Sendi siku :

Ekstensi

f) otot lengan ventral superficial

Nama otot origo insersi Fungsi

M. pronator

teres

Caput humeral :

Epicondylus medialis

humeri

Caput ulnare :

Facies medialis ulnae

Spertiga tengah

facies lateralis

radii

Sendi siku

Caput humerale

Pronasi

Fleksi

Page 18: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

disebelah distal

processus coronoideus

Caput ulnare

Pronasi

M. flexor

carpi

radialis

Epicondylus medialis

humeri, facies

antebrachii

Permukaan

palmar basis

ossis metacarpi

II

Sendi siku

Fleksi

Pronasi

Sendi pergelangan

tangan

Fleksi palmar

Abduksi radial

M. Palmaris

longus

Epicondylus medialis

humeri, facies

antebrachii

Aponeurosis

palmaris

Sendi siku

Fleksi

Sendi pergelangan

tangan

Fleksi palmar

Peneganggan

aponeurosis Palmaris

M. flexor

digitorum

superfisialis

Caput humeroulnare

Epicondylus medialis

humeri, processus

coronoideus

Caput radiale

Facies anterior radii di

sebelah distal

M. pronator teres

4 tendon

panjang pada

basis phalanges

mediae pada

jari 2-5

Sendi siku : fleksi

Sendi pergelangan

tangan

Fleksi palmar

Abduksi ulnar

Sendi

metacarpophalangeal

(II-V) : fleksi,

adduksi

Sendi jari proksimal

Page 19: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

(II-V) : fleksi

M. flexor

carpi ulnaris

Caput humerale

Epicondylus medialis

humeri

Caput ulnare

Olecranon

Os pisiforme

dan ligg.

pisometacarpale

Sendi siku : fleksi

Pergelangan tangan :

Fleksi palmar

Abduksi ulnar

g) otot lengan bawah bagian ventral profundus

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. flexor

digitorum

profundus

Dua pertiga proximal

facies anterior ulnae,

membrane interossea

Basis

phalanges

distal jari 2-5

Sendi pergelangan

tangan :

Fleksi palamar

Sendi

metakarpofalangea

(II-V) : fleksi, adduksi

Sendi ibu jari (II-V) :

Fleksi

M. flexor

bpollicis

longus

Facies anterior radii

disebelah distal

tuberositas radii

Basis

phalanges

distal ibu jari

tangan

Sendi pergelangan

tangan : fleksi palmar

Sendi

karpometakarpal ibu

jari :

adduksi, oposisi

Sendi ibu jari : fleksi

M. pronator

quadrates

Seperempat distal margo

anterior ulnae

Margo dan

facies anterior

Sendi radioulnaris

Pronasi

Page 20: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

radii

h) otot lengan bawah bagian lateral

Nama otot origo insersi Fungsi

M. brachioradialis Margo lateralis

humeri

Processus

styloideus radii

Sendi siku :

Fleksi

Pronasi atau supinasi

M. extensor carpi

radialis longus

Ujung distal

margo lateralis

humeri

Permukaan dorsal

basis ossis

metacarpi II

Sendi siku :

Fleksi

Pronasi atau supinasi

Sendi pergelangan

tangan :

Fleksi dorsal

Abduksi radial

M. extensor carpi

radialis brevis

Epicondylus

lateralis

humeri

Permukaan dorsal

basis ossis

metacarpi III

Sendi siku :

Fleksi

Pronasi atau supinasi

Sendi pergelangan

tangan :

Fleksi dorsal

Abduksi radial

- persarafan

♥ N. Dorsalis scapulae

♥ N. Thoracodorsalis

♥ N. Suprascapularis

♥ N. Subscapulares

♥ N. Subclavius

♥ N. Thoracicus Longus

♥ N. Thoracodorsalis

Page 21: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

♥ N. Cutaneus brachii medialis

♥ N. Cutaneus antebrachii medialis

♥ N. Axillaris

♥ N. Radialis

♥ N. Medianus

♥ N. Ulnaris

- Pembuluh Darah

Vena

Pada bahu

V. brachiales

Pada lengan

V.chepalica

V. basilica

V. mediana cubiti

V. mediana antebrachii

Artery

Pada lengan :

Axillaris

A. brachialis

A. collateris ulnaris superior

A. collateris ulnaris inferior

A. circumflexa humeri anterior

A. profunda brachii

A. collateralis radialis

Pada bahu

Axillaris

A. subscapularis

A. thoracodorsalis

A. suprascapularis

A. circumflexa scapulae

Page 22: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

b. Fisiologi pergerakan tangan

Jawab :

Cahaya berlebihan masuk kedalam mata serabut-serabut saraf opticus berasal

dari mata menuju kolikuli (gerakan tersebut bergerak cepat) berjalan ke kortek

penglihatan dan cabang yang lain ke arah kolikulus superior sinyal dipancarkan

melalui fasikulus longitudinal medialis ke tingkat lain di batanag otak gerakan

reflek

c. Mekanisme reflek yang dilakukan oleh kemi

Jawab :

Stimulus reseptor neuron sensoris CNS motorik apabila sinaps

motorik berada pada cornu posterior CNS kontraksi otot biceps dan

menginhibisi otot triceps sehingga otot triceps relaksasi bersilangan triceps

ekstensi biceps relaksasi

d. Persendian apa saja yang bekerja pada saat kemi mengangkat lengannya?

Jawab :

articulatio acromiocvicularis

articulatio humeri

articulatio humeroradialis

articulatio humeroulnaris

articulatio radioulnaris proximal

3. Kemi lalu menggerakkan bola mata kesegala arah untuk menggurangi rasa

silaunya.

a. Fungsi menggerakkan bola mata

Jawab :

Untuk dapat memfungsikan mata secara normal kembali yang merupakan

salah satu wujud adaptasi pada mata

Untuk memfokuskan kembali penglihatan

b. Otot apa saja yang menggerakkan bola mata kesegala arah

Page 23: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Jawab :

M. Rectus superior : elevasi

M. Rectus inferior : depresi

M. Rectus mediale : adduksi

M. Rectus lateral : abduksi

M. Oliquus superior : rotasi kebawah

M. Obliquus inferior : rotasi keatas

KERANGKA KONSEP

Macam-macam reflek

reflek

Adaptasi gelap-terang

Lampu dihidupkan

gelap

mekanisme

Menyipitkan

mata karena silau Otot yang terlibat

histologianatomi

mata

anatomi fisiologi

lengan

Mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata

fisiologi

mekanisme

Menggerakkan bola mata kesegala arah

fungsi

Hubungan dengan menggurangi rasa

silau

Page 24: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

HIPOTESIS

“Kemi mengalami silau akibat intensitas cahaya yang berlebihan”

SINTESIS

Dari skenario ini sudah diketahui bahwa kemi merasa penglihtannya silau dan secara

refleks ia menyimpitkan mata dengan mengangkat lengan kiri untuk melindungi matanya dari

cahaya lampu lalu kemi menggerakkan bola matanya ke segala arah untuk mengurangi rasa

silaunya.

MATA

Mata merupakan organ sensoris yang berfungsi mirip kamera, memfokuskan cahaya yang

melewati pupil atau celah melalui lensa ke retina

Anatomi dan Histologi Mata

a. Struktur Mata

Secara umum struktur mata terbagi atas struktur accessoris mata dan struktur bola mata.

Aksesoris mata dibagi menjadi beberapa bagian:

1. Conjunctiva

Lapisan membrane mukosa yang terdapat di dalam kelopak mata dan menutupi

permukaan bola mata

2. Alis mata

Bagian mata yang berfungsi sebagai protektif, melindungi mata dari cahaya matahari

dan debu. Alis mata juga mencegah keringat masuk ke mata

3. Bulu mata

Merupakan bagian pada kelopak mata berupa rambut yang pendek dan tipis, berguna

untuk melindungi mata dari benda asing. Pada bulu mata terdapat banyak ujung saraf

sensoris yang menyebabkannya menjadi sangat sensitive

4. Kelopak mata (Palpebra)

Merupakan struktur yang terbentuk dari otot, kulit, dan kelenjar air mata. Palpebra

berfungsi mencegah cahaya yang berlebihan dan benda asing yang

mengganggu.Dalam kondisi tertentu (misalnya cahaya terang) maka palpebra akan

menutup dan mengakibatkan mata berkedip.

Page 25: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

5. Canal Lacrimalis

Merupakan saluran masuk yang memindahkan air mata dari puncta ke dalam lacrimal

sac

6. Kelenjar Air Mata (Lacrimal Gland)

Berfungsi mengsekresi air mata yang akan disalurkan pada saluran lacrimal ke

conjunctiva. Air mata ini berfungsi untuk membasuh benda asing pada mata dan

menjaga kelembaban pada mata. Air mata juga bersifat makrofag yaitu dapat

membunuh bakteri yang mengganggu.

7. Saluran Lacrimal (Lacrimal Ducts)

Merupakan saluran yang menghubungkan kelenjar air mata dengan konjungtiva. Ada

sekitar 6-12 saluran lacrimal pada manusia.

8. Puncta

Lubang atau pori pada kelopak mata yang menyerap air mata dari mata

9. Lacrimal Sac

Suatu kantung atau tempat dikumpulkannya air mata yang diserap dari puncta

10. Ductus Nasolacrimalis

Saluran yang menghubungkan antara mata dengan hidung. Air mata yang diserap dari

puncta dan disimpan pada lacrimal sac akan disalurkan pada saluran ini. Hal ini

menyebabkan ketika kita menangis, hidung kita juga ikut basah

Setelah membahas bagian aksesoris atau pelengkap dan pendukung pada mata, ada bola mata.

Bola mata atau biasa disebut sebagai bulbus memiliki struktur anatomis yang terbagi menjadi

lapisan eksternal, medial, dan internal.

I. Lapisan Eksternal

Lapisan eksternal sering juga disebut Tunica Fibrosa. Terdiri dari Sclera dan

Kornea serta Limbus

1. Sclera

Lapisan jaringan ikat protektif yang membentuk bagian putih mata yang

tampak. Di bagian anterior membentuk kornea. Otot-otot yang menggerakkan

bola mata melekat pada Sclera. Sclera memiliki jaringan fibrosa padat dan

mempertahankan bentuk ukuran bola mata, terdiri dari tiga lapisan:

o Episklera terdiri dari jaringan fibroelastis

o Stroma Sklera terdiri dari serat kolagen

Page 26: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

o Lamina Fusca terdiri dari melanosit dan fibroblast

2. Kornea

Suatu bagian transparan pada bagian depan mata. Kornea berfungsi sebagai

pelindung bagian mata sekaligus sebagai bagian yang menyebabkan refraksi

cahaya. Pada proses penglihatan, cahaya akan ditangkap pertama kali oleh

kornea. Oksigen didapat melalui pembuluh darah dan aqueous humor (juga

sebagai nutrisi). Kornea bersifat avascular dan memiliki lapisan-lapisan:

o Epitel Kornea

Terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan

mempunyai ujung syaraf sensoris terbanyak

o Membran Bowman

Terdiri dari fibril kolagen halus, kondensasi zat antar sel aselular dan

tidak ada serat elastin

o Substansia Propia

Terdiri dari serat kolagen sejajar saling menyilang dan bersifat

avaskular

o Membran Descement

Terdiri dari serat kolagen halus ( jala ) pada lig. Pektinatum

o Endotel Kornea

Terdiri Epitel Selapis gepeng dan organel untuk transpor aktif &

sintesis protein serta sekresi dengan sifat avaskular

3. Limbus Kornea

Merupakan bagian peralihan antara kornea dan sclera. Limbus Kornea

merupakan cabang-cabang sel epithel yang akan meregenerasi kornea apabila

terjadi kerusakan.

II. Lapisan Tengah

Lapisan tengah (medial) biasa juga disebut sebagai tunica vaskulosa. Terdiri dari

beberapa bagian yaitu

1. Choroidea

Berfungsi mencegah berhamburnya berkas cahaya di mata, mengandung

pembuluh darah yang memberi makan retina. Di bagian anterior membentuk

badan silliaris dan iris. Secara histologis memiliki empat lapisan yaitu

Page 27: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

a. Lapisan Suprakoroid terdiri dari serat kolagen dan serat elastin jarang

b. Lapisan Vaskulosa terdiri dari jaringan ikat jarang

c. Lapisan Koriokapilaris memiliki serat kolagen dan serat elastin serta

sedikit fibroblast dan melanosit

d. Lamina Elastica memiliki sel ganglion multipolar pada pleksus syaraf

2. Corpus Ciliare

Merupakan bagian pada mata yang dibentuk dari otot untuk mengubah bentuk

dari lensa. S Membentuk aqueous humour dan membentuk otot siliaris serta

membantu mencembungkan lensa. Corpus Cilliaris terdiri epitel siliaris,

lamina elastica.

3. Iris

Merupakan bagian yang penuh dengan pigmen (memberikan warna pada

mata) yang mengatur besar-kecilnya pupil saat ada cahaya yang masuk. Iris

terdiri membrane sellular dan membentuk lapisan yang tidak utuh.

4. Pupil

Lubang pada iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam retina.

Besar-kecilnya pupil diatur oleh iris.

5. Lensa

Suatu struktur yang berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan cahaya

pada mata

III. Lapisan Internal

Disebut juga Tunica Nervosa terdiri dari Retina. Merupakan yang dibentuk dari

banyak unit cellular yang berjejer di dalam bulbus. Retina berfungsi untuk

menerjemahkan stimulus dari cahaya menjadi informasi yang dapat diolah oleh

otak. Secara Histologis terbagi menjadi bagian-bagian:

- Pars Seka Retina terdiri dari:

o Pars Siliaris Retina

o Pars Iridka Retina

- Pars Optica Retina

- Retina terdiri dari 10 lapisan

o Retinal pigment epithelium (RPE)

o Lapisan fotoreseptor (Rods/Cones)

Page 28: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

o Membran pembatas eksternal - Lapisan yang membatasi bagian

dalam fotoreseptor dari inti selnya

o Lapisan luar inti

o Lapisan luar plexiform - Pada bagian makular, ini dikenal sebagi

"Lapisan serat Henle" (Fiber layer of Henle).

o Lapisan dalam inti

o Lapisan dalam plexiform

o Lapisan sel ganglion - Lapisan yang terdiri dari inti sel ganglion dan

merupakan asal dari serat syaraf optik.

o Lapisan serat syaraf

o Membran pembatas dalam - Tempat sel-sel Műller berpijak

1. cilium (cilia) - eyelash

2. inferior lacrimal punctum

3. caruncle

4. plica semilunaris

5. conjunctiva,

palpebral

(eyelid)

portion

(showing

blood vessels)

6. inferior lacrimal canaliculus (surface location)

7. superior lacrimal canaliculus (surface location)

8. superior palpebra (upper eyelid)

9. corneo-scleral limbus

10. conjunctiva, bulbar portion (showing blood vessels)

Page 29: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Tulang

Mata terbentuk atas tulang : Os frontal, os zygomaticum, os sphenoidale, os lacrimal, os

ethmoidale dan os maxilla

A. Os Frontal

- Incisura frontal

- Os frontal, pars orbital, facies orbital

- Margo supraorbitalis

- Fossa glandulae lacrimalis

- Fovea trochlearis

- Foramen ethmoidale posterius

- Foramen ethmoidale anterior

- Sutura frontalacrimalis

- Sutura sphenofrontalis

- Margo medoalis

B. Os sphenoidale

- Os sphenoidale, ala minor

- Os sphenoidale, ala major, facies orbitalis

- Os palatinum, Proc. Orbitalis

- Fissura orbitalis superior

Page 30: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

- Canalis opticus

- Fissure orbitalis inferior

C. Os zygomaticum

- Margo lateralis

- Margo infraorbitalis

D. Os Maxilla, facies orbitalis

E. Os Lacrimale

- Sulcus lacrimalis

- Crista lacrimalis anterior

- Fossa sacci lacrimalis

- Crista lacrimalis

- Incisura lacrimalis

F. Os ethmoidale, lamina orbitalis

Vaskularisasi pada mata

1. Vena

Vorticosa

Conjucnctivalis anterior

Ciliaris anterior

V. Episclearis

V. Opthalmica inferior

V. Opthalmica superior

2. Arteri

A. Ciliaris posterior longa

A. Ciliaris anterior

A. Centralis retinae

A. Supratrochlearis

A. Supra orbitalis

A. Dorsalis nasi

A. Conjucnctivalis anterior

A. Episclearis

A. Etmoidalis anterior

Page 31: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

A. Etmoidale posterior

Otot-otot yang bekerja mata

Otot Menghasilkan gerakan Saraf kranial

1. M.Rektus superior

2. M. Rektus inferior

3. M. Rektus medialis

4. M. Rektus lateralis

5. M. Obliquus superior

6. M. Obliquus inferior

7.M. Levator Palpebrae

Superior

8. Mm. Auriculares

Ke atas

Ke bawah

Ke dalam arah hidung

Jauh dari hidung

Ke bawah dan masuk

Ke atas dan keluar

Membuka dan menutup kelopak

mata

Membuka dan menutup kelopak

mata

Okulomotor (III)

Okulomotor (III)

Okulomotor (III)

Abducens (VI)

Trochlear (IV)

Okulomotor (III)

Okulomotor (III)

Facialis ( VII )

Untuk M. Rektus origo berada pada annulus tendineuus communis yang melingkari

kanalis optikus dan sebagian fissura orbitalis superior dan berinsersio di bagian depan sclera

tepat di belakang junction sclerocornealis.

Sedangkan untuk M. Obliquus Superior berorigo di Os.Sphenoidea di atas dan medial

kanalis optikus dan annulus tendineus communis serta berinsersio di dataran lateral belakang

sclera. Untuk M. Obliquus inferior berorigo di bagian depan orbita ppada cekungan di

dataran superior maxilla, di sebelah lateral kanalis nasolacrimalis dan berinsersio di dataran

posterolateral sclera.

M. Levator palpebrae superioris berorigo di ala parva ossis sphenoidalis di atas kanalis

optikus yanng berinsersio di kulit palpebrae superior dan sebagian lainnya berinsersio di

dataran tarsus superior. Musculus ini berfungsi untuk mengangkat palpebrae superior.

Page 32: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Histologi

1. Kelenjar pada mata

Ada 3 jenis kelenjar :

1. Kelenjar meibom

♥ kelenjar Sebacea panjang dan dalam pd tarsus

♥ saluran keluar pada tepi palpebra

2. Kelenjar Moll

♥ kelenjar Apokrin tdk bercabang

♥ diantara dan dibelakang folikel bulu mata

♥ Pars terminalis tdk berkelok,

♥ sal. Keluar folikel rambut

3. Kelenjar Zeiss

♥ ukuran Lebih kecil

♥ modifikasi kel. Sebacea dan berhub. Folikel rambut mata

2. Bola Mata

Pada histology bola mata terdapat :

RETINA, CHOROID AND SCLERA 4.

Collagenous fibers

5. Chromatophores

6. Blood vessel7. Pigment epithelium

8. Rods and cones

9. Outer limiting membrane

10. Outer nuclear layer

11. Outer plexiform layer

12. Inner nuclear layer 13. Inner plexiform layer

14. Ganglion cell layer

15. Nerve fiber layer

16. Inner limiting membrane

1. Sclera 2. Choroid

3. Retina

Page 33: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

♥ Epitel kornea, terletak paling luar dan merupakan epitel berlapis gepeng

tanpa lapisan tanduk.

♥ Membran bowman, berupa lapisan homogen tipis tepat di bawah epitel,

penampilannya mirip membrane basal epitel, tetapi lebih tebal.

♥ Stroma atau substansi propria, merupakan bagian kornea yang paling tebal.

Lapisan ini di susun oleh serat kolagen yang lebih kasar dari pada yang

membentuk membran bowman. Diantara serat kolagen terdapat fibrosit yang

tampak tipis dengan intinya jelas terlihat.

♥ Membrane descment, tebalnya kurang lebih sama dengan membran bowman.

Lapisan ini terdii atas serat kolagen tetapi susunannya berbeda dari membrane

bowman atau pun stroma.

♥ Endotel , merupakan lapisan kornea yang paling dalam yang berupa epitel

selapis gepeng atau kuboid rendah.

♥ Limbus (kornea), dibagian luarnya diliputi epitelkonjungtiva bulby yang

merupakan epitel berlapis silindris, stromanya merupakan tepian sclera yang

menyatu dengan kornea , merupakan jaringan ikat fibrosa. Srtoma ini bagian

dalam membentuk taji sclera yang bagian anterior taji ini terdapat jaringan

trabekula.Diatas trabekula terdapat saluran schlemm, lumen kanal ini dibatasi

sel entel. Bagian posterior taji sclera merupakan origo otot siliaris yang

merupakan jaringan ikat lpolos.

♥ Iris, pada permukaan yang menghadap serambi mata dilapisi sel stroma yang

menghadap bilik mata diliputi dua lapis sel epitel berpigmen, yang merupakan

bagian dari retina pars iridika. Pada bagian yang didekat pupil terdapat berkas

otot polos sirkular membentuk otot liingakar pupil. Kearah pangkalnya

terdapat berkas sel mio epitel yang membentuk otot pelebar pupil. Pada korpus

siliaris terdapat zonula ziniii berupa kumpulan serat pengantung serat mata.

♥ Lensa mata, terdapat dibelakang iris merupakan bangunan oval berwarna

merah. Susunan serat lensa tidak Jelas. Dibelakang lensa terdapat ruang

kosong yang semula terisi korpus vitreum.

♥ Retina, terletak antara koroid dan korpus vitreum.lapisan retina terdiri dari :

Membrana limitans interna (serat saraf glial yang memisahkan retina dari

corpus vitreus)

Lapisan serat saraf optikus (akson dari 3rd neuron)

Page 34: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Lapisan sel ganglion (nuklei ganglion sel dari 3rd neuron)

Lapisan fleksiform dalam (sinapsis antara akson 2nd neuron dengan

dendrit dari 3rd neuron)

Lapisan nuklear dalam

Lapisan fleksiform luar (sinapsis antara akson 1st neuron dengn

dendrit 2nd neuron)

Lapisan nuklear luar (1st neuron)

Membrana limitans eksterna

Lapisan fotoreseptor (rods dan cones)

Retinal Pigment Epithelium

♥ Fovea sentralis, lapisan ini hanya terdiri dari sel kerucut saja, cekungan yang

lain adalah papil n. optikus yang merupaka tempat keluarnya n. optikus dari

bola mata.

3. Kelopak Mata

Bagian dalam berupa epitel berlapis tora dengan sel goblet, dibelakang dan

diantara folikel-folikrel bulu mata terdapat kelenjar apokrin. Di . bawah dermis

terdapat otot lingkar mata yang merupakan jaringan otot rangka. Di bagian tengah

palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa yang menjadi kerangka kelopak mata yang

disebut tarsus. Di dalam tarsus terdapat untaian kelenjar sebasea yang disebut kelenjar

meibom

Mata tentunya sangat berkaitan erat dengan penglihatan. Penglihatan adalah

kemampuan mata untuk mengenali stimulus berupa cahaya untuk kemudian direspon atau

ditafsirkan.

reflekRangsangan yang menganggu (silau)Terpapar cahaya

Pembesaran pupil

Pigmen fotosensitif

Vitamin A meningkat

Adaptasi gelapOpsin dan retinal

meningkat

Page 35: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Mekanisme penglihatan

Perjalanan cahaya

Cahaya →Kornea →Aquous humor→ Pupil Lensa →Vitrous humor→ Retina

Cahaya diubah menjadi sinyal saraf diteruskan melalui diskus optikus

N. Optikus → CNS

Secara umum

1. Cahaya yang masuk melalui kornea dan diteruskan ke pupil. Pupil mengatur jumlah

cahaya yang masuk (Pupil akan membesar bila berada di tempat gelap dan mengecil

bila berada di tempat yang terang).

2. Lalu melewati lensa. Lensa akan memfokuskan cahaya agar sampai tepat ke retina

(yang berkontraksi pada saat lensa memfokuskan cahaya ke retina adalah otot-otot

siliaris).

3. Saat cahaya sampai pada retina, sel-sel batang yang peka terhadap cahaya akan

terangsang.

4. Terjadi hiperpolarisasi disini yang akan diteruskan oleh Saraf Optikus (II) ke Korteks

Penglihatan. Dan benda akan terlihat.

Benda dipantulkan cahaya cahaya masuk kemata melalui kornea diteruskan ke

pupil melalui M. sphincter pupil (kontraksi pupil dalam keadaan terang) dan M.dilator pupil

(melebarkan pupil dalam keadaan kurang cahaya) reflek cahaya pupil oleh iris

mengatur lebarnya pupil dibiaskan oleh lensa fungsinya untuk memfokuskan cahaya ke

retina (objek dekat otot siliaris berkontraksi lensa tebal dan kurang kuat ) sedangkan

(objek jauh otot-otot siliaris mengendur lensa menjadi tipis dan lemah ) lalu

bayangan jatuh di retina terbentuk bayangan yang nyata, terbalik, diperkecil ditangkap

oleh fotoreseptor di retina , sel-sel batang (fungsinya untuk penglihatan hitam putih ) dan sel-

sel kerucut (fungsinya untuk penglihatan berwarna ) meneruskan sinyal cahaya melalui

N.opticus presepsi pada otak (daerah occiptal ) membalikkan lagi bayangan yang terlihat

di retina objek terlihat sesuai dengan aslinya.

Penyempitan pupil

Page 36: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Perjalanan Saraf pada Penglihatan Biasa

N.opticus chiasma opticum tractus opticus corpus geniculatum lateral

tractus genicula calcarina (radiation optica gratiolet) corteks visualis (lobus ocipitalis)

REFLEKS

Pengertian

Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute

yang disebut lengkung refleks.

Komponen-komponen pada lengkung refleks

1. Reseptor

Ujung distal dendrit yang menerima stimulus

2. Jalur aferen

Melintas disepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla spinalis

3. Bagian pusat

Sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP.

4. Jalur eferen

Melintas disepanjang akson neuro motorik sampai ke efektor, yang akan merespons

impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas

5. Efektor

Dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar yang

merespons.

Kontraksi atau sekresi

Page 37: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Lengkung reflex

- Otomatis, respon cepat

Page 38: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Macam – macam gerak refleks

1. Refleks occulo vestribular atau VOR

VOR merupakan gerakan refleks pada mata yang menyebabkab stabilitas bayangan

pada retina saat kepala bergerak dengan membuat gerakan mata sama dengan gerakan

kepala. Secara sederhana, maka kita akan mengikuti ke arah kepala kita. Apabila

kepala kita melihat kekiri maka secara otomatis mata kita akan mengikuti melihat ke

kiri. Hal ini agar kita dapat menjaga keseimbangan bayangan pada retina saat kepala

bergerak.

Mekanisme :

VOR secara cepat menghantarkan sinyal dari vestibular apparatus pada bagian telinga

dalam. Canalis semicircular mambaca gerakan rotasi pada kepala dan

menyalurkannya menjadi gerakan VOR, dimana otolith menangkao impuls yang

dihantarkan langsung menjadi gerakan VOR.

2. Refleks cahaya pupil

Merupakan refleks yang mengatur diameter dari pupil sebagai respons dari intensitas

cahaya yang berlebihan pada mata. Seperti pada skenario ini, mata seseorang

mengalami perubahan dalam intensitas cahaya, dari tempat yang gelap ke terang. Hal

ini menyebabkan otot-otot di sekitar iris akan memaksa memperkecil pupil agar tidak

terjadi kerusakan akibat cahaya yang berlebihan. Maka sering terlihat apabila kita

terkena cahaya maka pupilnya akan mengecil. Pupil merupakan bagian hitam pada

mata disekitar iris.

Page 39: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Mekanisme :

Refleks ini dimulai pada sel ganglion pada retina, yang menghantarkan informasi dari

fotoresesptor ke saraf optic saat cahaya masuk pada kornea. Saraf optik

dihubungkandengan nukleus pectoral pada bagian atas otak tengah melewati lateral

geniculate nucleus dan primary visual korteks. Dari pecteral nukleus, axon

menghubungkannya N.occulomotoris. edinger westphal nucleus, dam membuat axon

menggerakkan otot pada iris yang menyebabkan pengecilan pupil.

3. Corneal refleks

Suatu gerakan tidak disadari yang menyebabkan berkedipnya mata karena suatu

stimulus yang mempengaruhi kornea. Sebagai contoh apabila kita melihat sesuatu

atau mata kita diganggu oleh benda asing maka kita akan berkedip. Seperti yang kita

ketahui, pada kornea banyak sekali reseptor yang membuat kornea menjadi sangat

sensitive.

Mekanisme :

Cabang nasociliaris dari opthalmic (VI) pada saraf V (trogeminal) merasakan

stimulus pada kornea, conjunctiva, atau pada kelopak mata

Impils dihantarkan sampai saraf VII (N.facialis) dan menyebabkan respons

motoris

Sistem ini juga melibatkan medulla spinalis

4. Occulocardiac refleks

Refleks yang menyebabkan penurunan denyut nadi yang di akibatkan hubungan dari

otot extraocular dan bola mata. Refleks ini terjadi saat adanya gangguan tertentu dan

melibatkan hubungan saraf trigeminal dan vagus pada sistem parasimpatic yang

menyebabkan turunnya denyut nadi.

Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak

sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu

atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat kaki ketika

tertusuk duri , berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, mengangkat tangan

ketika terkena api, bersin serta batuk.

Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:

Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum

tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor

Page 40: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat

disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang

belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak,

seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata.

Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam

sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.

Mekanisme Refleks pada Kemi

Retina menangkap impuls dari objek lalu mentransmisi ke saraf otak kiasma optik

traktus optik culliculus superior traktus tectospinalis menyebabkan koneksi dengan

beberapa nuklei:

1. Nucleus pretectalis and Nucleus edinger westphal untuk penyempitan pupil

2. Nucleus III dan IV untuk pergerakan mata

3. Nucleus VII, untuk menumbulkan pergerakan otot wajah dan menutup mata

4. Nucleus spinalis N.IX, untuk merotasikan wajah

5. Nucleus motoris untuk menggerakan tangan dan mata

Refleks Pupil

Reflex ini dimulai pada sel ganglion pada retina, yang menghantarkan informasi dari

fotoreseptor ke saraf optic saat cahaya masuk pada kornea. Saraf optic dihubungkan dengan

nucleus pectoral pada bagian atas otak tengah melewati lateral geniculate nucleus dan

primary visual korteks. Dari Pecteral Nucleus, axon menghubungkannya neuron di

EdingerWestPhal Nucleus, dan membuat axon menggerakan N.occulomotoris.

Page 41: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

N.occulomotoris menyebabkan pergerakan otot pada iris yang menyebabkan pengecilan

pupil.

Mekanisme Refleks pada saat Kemi menutup mata dengan tangan :

Stimulus merangsang reseptor Bangkit potensial aksi serat saraf afferent

transmitter ( MS ) serat saraf efferent Otot skeletal (efektor).

EKSTREMITAS ATAS

ANATOMI

- Secara garis besar dibagi :

Cingulum pectorale

Clavicula

Scapula

Pars libera membri superioris

Brachium

humerus

Cubita

Antebrachium

Page 42: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Radius

ulna

Manus

Ossa carpi

Os scaphoideum

Os lunatum

Os triquetrium

Os pisiforme

Os trapezium

Os trapozoideum

Os capitatum

Os hamatum

Ossa metacarpi

Ossa digitorum

Phalanx proksimal

Phalank media

Phalank distalis

- Persendian

a.Sendi gelang bahu

Nama sendi Jenis sendi Gerakan

Articulatio sternoclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu

Protaksi dan retraksi bahu

Mengayunkan lengan

Articulatio akromioclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu

Mengayun lengan

Protaksi dan retraksi bahu

b. Sendi bagian bebas ekstremitas atas

Nama sendi Jenis sendi Gerakan

Articulatio humeri Sendi peluru Protaksi (fleksi,

anteversi)

Retraksi (ekstensi,

Page 43: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

retroversi)

Abduksi

Adduksi

Rotasi medial

Rotasi lateral

Sirkumduksi

Articulatio cubiti

d) Articulation humeroulnaris

e) Articulation

humeroradialis

f) Articulation radioulnaris

proksimal

Sendi engsel

Sendi peluru

Sendi pengungkit

Fleksi

Ekstensi

Fleksi

Ekstensi

Pronasi dan supinasi

tangan

Articulatio radioulnaris distalis Sendi pengungkit Pronasi dan supinasi

tangan

Sendi pergelangan tangan

c) Articulation radiocarpalis

d) Articulation mediocarpalis

Sendi elips

Sendi elips

Gerakan tangan ke lateral

(abduksi ulnar dan radial)

Fleksi

Ekstensi

Articulatio carpometacarpalis

policis

Sendi pelana Abduksi

Adduksi

Oposisi

Reposisi

Articulatio carpometacarpales Sendi datar Macam-macam gerakan

yang berbeda

Articulatio metacarpofalangea Sendi peluru Fleksi

Ekstensi

Abduksi*

Adduksi*

(*untuk jari tengah)

Articulatio interphalangeal manus Sendi engsel Fleksi

Ekstensi

Page 44: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Otot

Otot bahu bagian ventral

Nama otot Origo Insersi Fungsi

M. pectoralis

mayor

Pars clavicula :

Setengah sterna

clavicula

Pars sternocostalis

manubrium dan

corpus sterni

Pars abdominalis

Lapisan anterior

vagina musculi recti

abdominalis

Crista tuberculi

majoris humeri

Sendi bahu :

adduksi (lengan

diangkat)

Pars clavicula :

anteversi

Gelang bahu :

Depre

si

Antev

ersi

Thorax :

Mengangkat sternum dan

iga bagian atas bahu

terfiksasi (membantu

inspirasi)

M. pectoralis

minor

Iga (2) antara

kartilago dan tulang

Ujung processus

coracoideus

Gelang bahu :

Depresi

Thorax :

Mengakat sternum dan

iga bagian atas

M.

subclavius

Antara kartilago dan

tulang iga 1

Sepertiga lateral

clavicula

Gelang bahu :

Depresi (rendah)

M.

subscapularis

Fossa subscapularis Tuberculum

minus dan

bagian crista

tuberculi

minoris

Sendi bahu :

Medial rotasi

Abduksi bidang scapula

(bagian cranial)

Adduksi bidang scapular

(bagian caudal)

Page 45: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Otot bahu bagian lateral

Nama otot Origo Insersi Fungsi

M. deltoideus Pars clavicula :

Spertiga akromial

clavicula

Pars acromialis :

acromion

Pars spinalis :

Pinggir bawah

spina scapulae

Tuberositas

deltoidea

Sendi bahu :

Pars clavicula

- rotasi medial

- anteversi

Pars acromialis

- abduksi

sampai

bidang

horizontal

Pars spinalis

- rotasi lateral,

retroversi

M.

supraspinatus

Fossa

supraspinata

Permukaan

proksimal

teberculum

majus

Sendi bahu :

Abduksi bidang scapular

sampai bidang horizontal,

rotasi lateral

i) Otot bahu bagian dorsal

Nama otot Origo Insersi Fungsi

M. infraspinatus Tepi kaudal

spina

scapulae

Permukaan

tengah

tuberculum

majus

Sendi bahu :

Bagian cranial

- Rotasi lateral

- Abduksi pada

bidang scapular

Bagian kaudal

- Rotasi lateral

- Adduksi pada

bidang scapular

M. teres minor Bagian

kaudal

Permukaan

posterior

Sendi bahu :

Rotasi lateral

Page 46: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

fossa

infraspinata

distal

tuberculum

majus

Adduksi pada bidang scapular

M. teres mayor Margo

lateralis

Crista

tuberculi

minoris

sebelah

medial M.

latissimus

dorsi

Sendi bahu :

Rotasi medial

Adduksi pada bidang scapular

j) Otot lengan bagian ventral

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. biceps

brachii

Caput longum :

Tuberculum

supragleinodale

Caput breve :

Ujung processus

coracoideus di

sebelah lateral

M.coracobrachialis

Tuberositas radii Sendi bahu :

Caput longum

- Abduksi

- Anteversi

- Rotasi

medial

Caput breve

- Adduksi

- Anteversi

- Rotasi

medial

Keduanya :

Sendi siku :

- Fleksi

- supinasi

M.

coracobrac

hialis

Ujung processus

coracoideus

disebelah medial

caput breve

Facies anterior

humeri disebelah

mediodistal crista

tuberculi minoris

Sendi bahu :

- rotasi

medial

- adduksi

Page 47: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

- anteversi

M.

brachialis

Facies anterior

humeri di sebelah

distal tuberositas

deltoidea

Tuberositas ulnae Sendi siku :

Fleksi

k) otot lengan bagian dorsal

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. triceps

brachii

Caput longum :

tuberculum

infraglenoidale

Caput mediale :

Facies posterior humeri

sebelah mediodistal

sulcus nervi radialis

Caput laterale :

Facies posterior humeri

sebelah lateroproksimal

sulcus nervi radialis

olecranon Sendi bahu :

Caput longum : adduksi

sendi siku :

ekstensi

M. anconeus Epicondylus lateralis

humeri

Facies

posterior

ulna tepat

di sebelah

olecranon

Sendi siku :

Ekstensi

l) otot lengan ventral superficial

Nama otot origo insersi Fungsi

M. pronator

teres

Caput humeral :

Epicondylus medialis

humeri

Spertiga tengah

facies lateralis

radii

Sendi siku

Caput humerale

Pronasi

Page 48: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Caput ulnare :

Facies medialis ulnae

disebelah distal

processus coronoideus

Fleksi

Caput ulnare

Pronasi

M. flexor

carpi

radialis

Epicondylus medialis

humeri, facies

antebrachii

Permukaan

palmar basis

ossis metacarpi

II

Sendi siku

Fleksi

Pronasi

Sendi pergelangan

tangan

Fleksi palmar

Abduksi radial

M. Palmaris

longus

Epicondylus medialis

humeri, facies

antebrachii

Aponeurosis

palmaris

Sendi siku

Fleksi

Sendi pergelangan

tangan

Fleksi palmar

Peneganggan

aponeurosis Palmaris

M. flexor

digitorum

superfisialis

Caput humeroulnare

Epicondylus medialis

humeri, processus

coronoideus

Caput radiale

Facies anterior radii di

sebelah distal

M. pronator teres

4 tendon

panjang pada

basis phalanges

mediae pada

jari 2-5

Sendi siku : fleksi

Sendi pergelangan

tangan

Fleksi palmar

Abduksi ulnar

Sendi

metacarpophalangeal

(II-V) : fleksi,

Page 49: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

adduksi

Sendi jari proksimal

(II-V) : fleksi

M. flexor

carpi ulnaris

Caput humerale

Epicondylus medialis

humeri

Caput ulnare

Olecranon

Os pisiforme

dan ligg.

pisometacarpale

Sendi siku : fleksi

Pergelangan tangan :

Fleksi palmar

Abduksi ulnar

a) otot lengan bawah bagian ventral profundus

Nama otot Origo insersi Fungsi

M. flexor

digitorum

profundus

Dua pertiga proximal

facies anterior ulnae,

membrane interossea

Basis

phalanges

distal jari 2-5

Sendi pergelangan

tangan :

Fleksi palamar

Sendi

metakarpofalangea

(II-V) : fleksi, adduksi

Sendi ibu jari (II-V) :

Fleksi

M. flexor

bpollicis

longus

Facies anterior radii

disebelah distal

tuberositas radii

Basis

phalanges

distal ibu jari

tangan

Sendi pergelangan

tangan : fleksi palmar

Sendi

karpometakarpal ibu

jari :

adduksi, oposisi

Sendi ibu jari : fleksi

Page 50: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

- persarafan

♥ N. Dorsalis scapulae

♥ N. Thoracodorsalis

♥ N. Suprascapularis

♥ N. Subscapulares

♥ N. Subclavius

♥ N. Thoracicus Longus

♥ N. Thoracodorsalis

♥ N. Cutaneus brachii medialis

♥ N. Cutaneus antebrachii medialis

♥ N. Axillaris

♥ N. Radialis

♥ N. Medianus

♥ N. Ulnaris

- Pembuluh Darah

Vena

Pada bahu

V. brachiales

Pada lengan

V.chepalica

V. basilica

V. mediana cubiti

V. mediana antebrachii

Artery

Pada lengan :

Axillaris

A. brachialis

A. collateris ulnaris superior

A. collateris ulnaris inferior

Page 51: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

A. circumflexa humeri anterior

A. profunda brachii

A. collateralis radialis

Pada bahu

Axillaris

A. subscapularis

A. thoracodorsalis

A. suprascapularis

A. circumflexa scapulae

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A. C & Hall, J.. E. 2006. Textbook of Medical Fisiologi. The 11th Edition. Philadelphia : Elsevier-Saunder

Kamus Kedokteran Dorland / alih bahasa, Poppy Kumala…[et al.]; copy editor edisi bahasa Indonesia, Dyah Nuswantari. –Ed. 25.- Jakarta : EGC, 1998

Sloane Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC

Page 52: Mata Dan Ekstremitas Superior Tutor 6

Putz. R dan Pahst.R. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : EGC

Wiliam F Ganong. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Wonodirekso Sugito. 2003. Penuntun Praktikum Histologi UI. Jakarta : Dian Rakyat

Tambayong Jan dan Wonodirekso Sugito. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC