mata dan ekstremitas superior tutor 6
DESCRIPTION
Mata dan Ekstremitas Superior tutor 6TRANSCRIPT
SKENARIO 2
Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, Kemi merasa penglihatannya silau dan
secara reflex ia menyipitkan mata dan mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata dari
cahaya lampu. Kemi lalu menggerakkan bola mata kesegala arah untuk menggurangi rasa
silaunya. Apa yang terjadi pada Kemi ?
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Silau
tidak dapat melihat dengan jelas karna cahaya yang tampak terlalu terang
2. Reflex
gerakan yang tidak disadari karena adanya rangsangan yang diterima oleh reseptor
dan diterjemahkan menjadi suatu gerakan tertentu
3. Mata
salah satu alat indera yang berfungsi untuk penglihatan
4. Bola mata
bagian mata yang menyerupai bola dan dapat bergerak
5. Lengan
anggota ekstremitas atas ( alat gerak atas) dari bahu sampai pergelangan tangan
6. Cahaya
sinar dari sesuatu yang dapat membantu mata untuk melihat benda-benda disekitarnya
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, Kemi merasa penglihatannya
silau dan secara reflex ia menyipitkan mata.
2. Kemi lalu mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata dari cahaya lampu.
3. Kemi lalu menggerakkan bola mata kesegala arah untuk menggurangi rasa
silaunya.
ANALISIS MASALAH
1. Setelah film bioskop selesai dan lampu dihidupkan, Kemi merasa
penglihatannya silau dan secara reflex ia menyipitkan mata.
a. Anatomi dari mata
Jawab :
- Tulang penyusun rongga mata
Os frontalis
Os spenoid
Os zygomaticum
Os lacrimale
Os etmoidale
Os palatina
Os maxilla
- Bola mata
a. Dinding bola mata
Sclera
Kornea
b. Isi bola mata
Lensa
Uvea
Badan kaca
Retina
c. Adnexa mata
Conjunctiva
Alis mata
Bulu mata
Kelopak mata (Palpebra)
Canal Lacrimalis
Kelenjar Air Mata (Lacrimal Gland)
Saluran Lacrimal (Lacrimal Ducts)
Puncta
Lacrimal Sac
Ductus Nasolacrimalis
d. Lapisan bola mata
1. Tunica Vibrosa
Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang
sangat kuat. Sklera berwarna putih putih.
2. Tunica Vasculosa
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari
depan ke belakang terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.
Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah,
lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris.
3. Tunica Nervosa
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak
pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam
dari mata.
- Saraf penglihatan
- N. opticus (II) : sensorik (SSA) → canalis opticus
Penglihatan
- N. oculomotorius (III) : motorik (GSE, GVE) → fissura orbitalis superior
mengangkat kelopak mata atas, menggerakkan bola mata ke atas, bawah,
medial, kontriksi pupil, akomodasi mata
- N. trochlearis (IV) : motorik (GSE) → fissura orbitalis superior
membantu mengangkat bola mata ke bawah dan lateral.
- N. Trigeminus (V) : sensorik (GSA) → fissura orbitalis superior
Divisi ophtalmicus (V.1) kornea, kelopak mata
- N. abducens (VI) : motorik (GSE) → fissura orbitalis superior
M. rectus lateralis meggerakkan mata ke lateral.
- Otot mata
a. Otot pada bola mata ekstrinsik
M. Rectus superior
M. Rectus inferior
M. Rectus mediale
M. Rectus lateral
M. Oliquus superior
M. Obliquus inferior
b. Otot pada bola mata intrinsik
M. Spingter pupilae
M. Dilator pupilae
Ciliaris
c. Otot ekstra okular
M. Orbiculari oculi
M. Levator papebra superior
- Pembuluh darah
a. vena
V. Vorticosa
V. Conjucnctivalis anterior
V. Ciliaris anterior
V. Episclearis
V. Opthalmica inferior
V. Opthalmica superior
b. Arteri
A. Ciliaris posterior longa
A. Ciliaris anterior
A. Centralis retinae
A. Supratrochlearis
A. Supra orbitalis
A. Dorsalis nasi
A. Conjucnctivalis anterior
A. Episclearis
A. Etmoidalis anterior
A. Etmoidale posterior
c. Histology dari mata
Jawab :
a. Bola mata
1. Epitel kornea
Terletak paling luar dan merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk.
2. Membran bowman
Berupa lapisan homogen tipis tepat di bawah epitel
3. Stroma atau substansi propria
Bagian kornea yang paling tebal
Pada bola mata terdapat 3 lapisan, yaitu :
- Tunica fibrosa = Untuk melindungi struktur halus pada mata,
mempertahankan tekanan cairan intra okuler, mempertahankan bentuk dan
tekanan bola mata
A. Sclera : terdiri atas jaringan fibrosa padat dan mempertahankan bentuk
ukuran bola mata.
episklera- jaringan fibroelastis. Stroma sclera – serat kolagen. Lamina
flusea – melanosit & fibroblast
B. Kornea : jernih dan tembus cahaya dengan permukaan licicn, tetapi tidak
melengkung secara uniform/seragam.
Secara anatomi dibagi menjadi (1) kornea asli : bersifat avascular dan (2)
limbus : memilki pembuluh darah dan limf.
Kornea asli terdiri dari : epitel kornea, membranae bowman, substansia
propia, membranae deccement, dan Endotel kornea.
C. Limbus kornea : zona peralihan atau zona pertemuan dengan tebalnya
hanya 1mm, antara kornea dan sclera. Dan limbus memiliki vaskularisasi
yang baik.
- Tunica vasculosa (uvea)
Memberi nutrisi pada bola mata, akomodasi penglihatan , mengatur jumlah
cahaya yang masuk kemata
Choroid : membrane coklat seperti busa yang mengandung pleksus
vena yang luas yang mengempis setelah kematian. Koroid dibagi
menjadi 4 lapisan :
Epikoroid : lapisan yang terletak diluar dan terdiri dari serabut
kolagen dan elastic yang tersusun longer dan mengandung
melanosit yang banyak antara serabutnya.
lapisan pembuluh : lapisan tebal dari kororid yang terdiri atas
pembuluh arteri dan vena yang terletak dalam jaringan ikat
longgar mengandung banyak melanosit.
Koriokapiler : merupakan lapisan dari kapiler tempat
berakhirnya arteri koroid. Pleksus ini mensuplai nutrisi bagian
luar retina.
lamina elastika (membrane branch) :mengandung epitel
pigmen retina, lapisan homogeny dan berkilau. Lapisan ini
dibentuk oleh suatu lamina eksterna yang terdiri Lapisan
suprakoroid, vaskuola, koriokapilaris, elastika/ membrane
brunch
badan ciliaris : bagian terbesar badab siliar adalah muskulus sliaris
yang terdiri dari 3 lapisan serat otot polos dan ligament pektinata yang
berfungsi akomodasi dan penyaluran aquos humor. Antara serat otot
polos terdapat jarring elastic yang rapat yang mengandung melanosit.
Lapisan vascular terdiri dari kapiler dan vena yang terletak dibagian
dalam dan menyusun bagian utama prosessus siliaris dengan jaringan
ikat elastic disekeliling pembuluh dan kemungkinan pembuluh inilah
yang mengahsilkan aquos humor. Dan processus siliaris diliputi oleh
epitel siliaris. Epitel siliaris tidak berpigmen mempunyai permukaan
yang tak teratur dan merupakan perpanjangan ke depan retina saraf.
Iris : mempunyai bentuk kerucut kosong yang gepeng, menjorok
kedepan dari perlekatannya dengan badan siliar. Permukaan anterior
tak teratur dan terbagi menjadi zona siliar perifer dan zona tengah
pupilar. Permukaan posterior berwarna hitam seragam dan
menunjukkan alur yang dangkal. Susunannya terdiri dari beberapa
lapisan yaitu : Lapisan anterior merupakan bagian dari uvea
(mesodermal), tidak terdapat membrane selular yang jelas serta
fibroblast dan sel berpigment membentuk lapisan yang tidak utuh
dengan serat kolagen dalam ruang antar sel dan lapisan posterior
ektodermal (pars indika).
- Tunika nervosa
a. Pars seka retina : Pars siliaris retina & pars iridka retina
b. Pars optica retina
d. Fisiologi dari mata
Jawab :
Benda memantulkan cahaya cahaya masuk kedalam mata melalui pupil
pengaturan cahaya oleh pupil melalui M. Spingter pupillae (yang menyebabkan
konstriksi pupil dalam keadaan cahaya terang) dan M. Dilator pupillae (yang
melebarkan pupil dalam keadaan kekurangan cahaya) difokuskan oleh lensa
(bikonveks) konfergen cahaya bayangan jatuh diretina (bayangan terbalik)
ditangkap oleh foto reseptor, sel batang (hitam-putih) dan sel kerucut
(penglihatan warna) penjalaran impuls melalui serabut saraf N. Opticus
dihantarkan ke korteks optik diotak persepsi melihat
e. Bagaimana adaptasi mata dari gelap ke terang dan terang ke gelap
Jawab :
a. Adaptasi terang
Bila seseorang berada ditempat yang terang dalam waktu yang lama,
banyak sekali fotokimiawai yang terdapat di dalam sel batang dan sel kerucut
menjadi berkurang karena di ubah menjadi reinal dan opsin selanjutnya
sebagian besar retinal di dalam sel batang dan kerucut akan di ubah menjadi
vitamin A. Oleh karena ke dua efek ini, konsentrasi bahan kimiawi fotosensitif
yang menetap pada sel batang dan kerucut akan banyak sekali berkurang,
akibatnya sensitifitas pada mata terhadap cahaya akan berkurang. Keadaan ini
disebut adaptasi terang.
b. Adaptasi gelap
Sebaliknya, bila orang tersebut terus berada di tempat gelap untuk
waktu yang lma, retinal dan opsin yang ada dalam sel batang dan kerucut di
ubah kembali menjadi pigmen yang peka terhadap cahaya. Selanjutnya,
vitamin A diubah kembali menjadi retinal untuk terus menyediakan lebih
banyak pigmen yang peka terhadap cahaya dan batas akhirnya ditentukan oleh
jumlah opsin yang ada dalam sel batang dan kerucut untuk bergabung dengan
retinal
f. Bagaimana mekanisme silau
Jawab :
g. Apa saja macam-macam gerak reflek mata
Jawab :
1. Refleks occulo vestribular atau VOR
VOR merupakan gerakan refleks pada mata yang menyebabkab stabilitas
bayangan pada retina saat kepala bergerak dengan membuat gerakan mata
sama dengan gerakan kepala. Secara sederhana, maka kita akan mengikuti ke
Penyempitan pupil
reflekRangsangan yang menganggu (silau)Terpapar cahaya
Pembesaran pupil
Pigmen fotosensitif
Vitamin A meningkat
Opsin dan retinal meningkatAdaptasi gelap
arah kepala kita. Apabila kepala kita melihat kekiri maka secara otomatis mata
kita akan mengikuti melihat ke kiri. Hal ini agar kita dapat menjaga
keseimbangan bayangan pada retina saat kepala bergerak.
2. Refleks cahaya pupil
Merupakan refleks yang mengatur diameter dari pupil sebagai respons
dari intensitas cahaya yang berlebihan pada mata. Seperti pada skenario ini,
mata seseorang mengalami perubahan dalam intensitas cahaya, dari tempat
yang gelap ke terang. Hal ini menyebabkan otot-otot di sekitar iris akan
memaksa memperkecil pupil agar tidak terjadi kerusakan akibat cahaya yang
berlebihan. Maka sering terlihat apabila kita terkena cahaya maka pupilnya
akan mengecil. Pupil merupakan bagian hitam pada mata disekitar iris.
3. Corneal reflex
Suatu gerakan tidak disadari yang menyebabkan berkedipnya mata
karena suatu stimulus yang mempengaruhi kornea. Sebagai contoh apabila kita
melihat sesuatu atau mata kita diganggu oleh benda asing maka kita akan
berkedip. Seperti yang kita ketahui, pada kornea banyak sekali reseptor yang
membuat kornea menjadi sangat sensitive.
4. Occulocardiac reflex
Refleks yang menyebabkan penurunan denyut nadi yang di akibatkan
hubungan dari otot extraocular dan bola mata. Refleks ini terjadi saat adanya
gangguan tertentu dan melibatkan hubungan saraf trigeminal dan vagus pada
sistem parasimpatic yang menyebabkan turunnya denyut nadi.
2. Kemi lalu mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata dari cahaya lampu.
a. Anatomi dari lengan
Jawab :
- Secara garis besar dibagi :
1. Cingulum pectorale
Clavicula
scapula
2. Pars libera membri superioris
Brachium
humerus
Cubita
Antebrachium
Radius
ulna
Manus
Ossa carpi
Os scaphoideum
Os lunatum
Os triquetrium
Os pisiforme
Os trapezium
Os trapozoideum
Os capitatum
Os hamatum
Ossa metacarpi
Ossa digitorum
Phalanx proksimal
Phalank media
Phalank distalis
- Persendian
a) Sendi gelang bahu
Nama sendi Jenis sendi Gerakan
Articulatio sternoclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu
Protaksi dan retraksi bahu
Mengayunkan lengan
Articulatio akromioclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu
Mengayun lengan
Protaksi dan retraksi bahu
b) Sendi bagian bebas ekstremitas atas
Nama sendi Jenis sendi Gerakan
Articulatio humeri Sendi peluru Protaksi (fleksi,
anteversi)
Retraksi (ekstensi,
retroversi)
Abduksi
Adduksi
Rotasi medial
Rotasi lateral
Sirkumduksi
Articulatio cubiti
a) Articulation humeroulnaris
b) Articulation
humeroradialis
c) Articulation radioulnaris
proksimal
Sendi engsel
Sendi peluru
Sendi pengungkit
Fleksi
Ekstensi
Fleksi
Ekstensi
Pronasi dan supinasi
tangan
Articulatio radioulnaris distalis Sendi pengungkit Pronasi dan supinasi
tangan
Sendi pergelangan tangan
a) Articulation radiocarpalis
b) Articulation mediocarpalis
Sendi elips
Sendi elips
Gerakan tangan ke lateral
(abduksi ulnar dan radial)
Fleksi
Ekstensi
Articulatio carpometacarpalis
policis
Sendi pelana Abduksi
Adduksi
Oposisi
Reposisi
Articulatio carpometacarpales Sendi datar Macam-macam gerakan
yang berbeda
Articulatio metacarpofalangea Sendi peluru Fleksi
Ekstensi
Abduksi*
Adduksi*
(*untuk jari tengah)
Articulatio interphalangeal manus Sendi engsel Fleksi
Ekstensi
- Otot
a) Otot bahu bagian ventral
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. pectoralis
mayor
Pars clavicula :
Setengah sterna
clavicula
Pars sternocostalis
manubrium dan
corpus sterni
Pars abdominalis
Lapisan anterior
vagina musculi recti
abdominalis
Crista tuberculi
majoris humeri
Sendi bahu :
adduksi (lengan
diangkat)
Pars clavicula :
anteversi
Gelang bahu :
- Depresi
- Anteversi
Thorax :
Mengangkat sternum dan
iga bagian atas bahu
terfiksasi (membantu
inspirasi)
M. pectoralis
minor
Iga (2) antara
kartilago dan tulang
Ujung processus
coracoideus
Gelang bahu :
Depresi
Thorax :
Mengakat sternum dan
iga bagian atas
M.
subclavius
Antara kartilago dan
tulang iga 1
Sepertiga lateral
clavicula
Gelang bahu :
Depresi (rendah)
M.
subscapularis
Fossa subscapularis Tuberculum
minus dan
bagian crista
tuberculi
minoris
Sendi bahu :
Medial rotasi
Abduksi bidang scapula
(bagian cranial)
Adduksi bidang scapular
(bagian caudal)
b) Otot bahu bagian lateral
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. deltoideus Pars clavicula :
Spertiga akromial
clavicula
Pars acromialis :
acromion
Pars spinalis :
Pinggir bawah
spina scapulae
Tuberositas
deltoidea
Sendi bahu :
Pars clavicula
- rotasi medial
- anteversi
Pars acromialis
- abduksi
sampai
bidang
horizontal
Pars spinalis
- rotasi lateral,
retroversi
M.
supraspinatus
Fossa
supraspinata
Permukaan
proksimal
teberculum
majus
Sendi bahu :
Abduksi bidang scapular
sampai bidang horizontal,
rotasi lateral
c) Otot bahu bagian dorsal
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. infraspinatus Tepi kaudal
spina
scapulae
Permukaan
tengah
tuberculum
majus
Sendi bahu :
Bagian cranial
- Rotasi lateral
- Abduksi pada
bidang scapular
Bagian kaudal
- Rotasi lateral
- Adduksi pada
bidang scapular
M. teres minor Bagian
kaudal
fossa
infraspinata
Permukaan
posterior
distal
tuberculum
Sendi bahu :
Rotasi lateral
Adduksi pada bidang scapular
majus
M. teres mayor Margo
lateralis
Crista
tuberculi
minoris
sebelah
medial M.
latissimus
dorsi
Sendi bahu :
Rotasi medial
Adduksi pada bidang scapular
d) Otot lengan bagian ventral
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. biceps
brachii
Caput longum :
Tuberculum
supragleinodale
Caput breve :
Ujung processus
coracoideus di
sebelah lateral
M.coracobrachialis
Tuberositas radii Sendi bahu :
Caput longum
- Abduksi
- Anteversi
- Rotasi
medial
Caput breve
- Adduksi
- Anteversi
- Rotasi
medial
Keduanya :
Sendi siku :
- Fleksi
- supinasi
M.
coracobrac
hialis
Ujung processus
coracoideus
disebelah medial
caput breve
Facies anterior
humeri disebelah
mediodistal crista
tuberculi minoris
Sendi bahu :
- rotasi
medial
- adduksi
- anteversi
M. Facies anterior Tuberositas ulnae Sendi siku :
brachialis humeri di sebelah
distal tuberositas
deltoidea
Fleksi
e) otot lengan bagian dorsal
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. triceps
brachii
Caput longum :
tuberculum
infraglenoidale
Caput mediale :
Facies posterior humeri
sebelah mediodistal
sulcus nervi radialis
Caput laterale :
Facies posterior humeri
sebelah lateroproksimal
sulcus nervi radialis
olecranon Sendi bahu :
Caput longum : adduksi
sendi siku :
ekstensi
M. anconeus Epicondylus lateralis
humeri
Facies
posterior
ulna tepat
di sebelah
olecranon
Sendi siku :
Ekstensi
f) otot lengan ventral superficial
Nama otot origo insersi Fungsi
M. pronator
teres
Caput humeral :
Epicondylus medialis
humeri
Caput ulnare :
Facies medialis ulnae
Spertiga tengah
facies lateralis
radii
Sendi siku
Caput humerale
Pronasi
Fleksi
disebelah distal
processus coronoideus
Caput ulnare
Pronasi
M. flexor
carpi
radialis
Epicondylus medialis
humeri, facies
antebrachii
Permukaan
palmar basis
ossis metacarpi
II
Sendi siku
Fleksi
Pronasi
Sendi pergelangan
tangan
Fleksi palmar
Abduksi radial
M. Palmaris
longus
Epicondylus medialis
humeri, facies
antebrachii
Aponeurosis
palmaris
Sendi siku
Fleksi
Sendi pergelangan
tangan
Fleksi palmar
Peneganggan
aponeurosis Palmaris
M. flexor
digitorum
superfisialis
Caput humeroulnare
Epicondylus medialis
humeri, processus
coronoideus
Caput radiale
Facies anterior radii di
sebelah distal
M. pronator teres
4 tendon
panjang pada
basis phalanges
mediae pada
jari 2-5
Sendi siku : fleksi
Sendi pergelangan
tangan
Fleksi palmar
Abduksi ulnar
Sendi
metacarpophalangeal
(II-V) : fleksi,
adduksi
Sendi jari proksimal
(II-V) : fleksi
M. flexor
carpi ulnaris
Caput humerale
Epicondylus medialis
humeri
Caput ulnare
Olecranon
Os pisiforme
dan ligg.
pisometacarpale
Sendi siku : fleksi
Pergelangan tangan :
Fleksi palmar
Abduksi ulnar
g) otot lengan bawah bagian ventral profundus
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. flexor
digitorum
profundus
Dua pertiga proximal
facies anterior ulnae,
membrane interossea
Basis
phalanges
distal jari 2-5
Sendi pergelangan
tangan :
Fleksi palamar
Sendi
metakarpofalangea
(II-V) : fleksi, adduksi
Sendi ibu jari (II-V) :
Fleksi
M. flexor
bpollicis
longus
Facies anterior radii
disebelah distal
tuberositas radii
Basis
phalanges
distal ibu jari
tangan
Sendi pergelangan
tangan : fleksi palmar
Sendi
karpometakarpal ibu
jari :
adduksi, oposisi
Sendi ibu jari : fleksi
M. pronator
quadrates
Seperempat distal margo
anterior ulnae
Margo dan
facies anterior
Sendi radioulnaris
Pronasi
radii
h) otot lengan bawah bagian lateral
Nama otot origo insersi Fungsi
M. brachioradialis Margo lateralis
humeri
Processus
styloideus radii
Sendi siku :
Fleksi
Pronasi atau supinasi
M. extensor carpi
radialis longus
Ujung distal
margo lateralis
humeri
Permukaan dorsal
basis ossis
metacarpi II
Sendi siku :
Fleksi
Pronasi atau supinasi
Sendi pergelangan
tangan :
Fleksi dorsal
Abduksi radial
M. extensor carpi
radialis brevis
Epicondylus
lateralis
humeri
Permukaan dorsal
basis ossis
metacarpi III
Sendi siku :
Fleksi
Pronasi atau supinasi
Sendi pergelangan
tangan :
Fleksi dorsal
Abduksi radial
- persarafan
♥ N. Dorsalis scapulae
♥ N. Thoracodorsalis
♥ N. Suprascapularis
♥ N. Subscapulares
♥ N. Subclavius
♥ N. Thoracicus Longus
♥ N. Thoracodorsalis
♥ N. Cutaneus brachii medialis
♥ N. Cutaneus antebrachii medialis
♥ N. Axillaris
♥ N. Radialis
♥ N. Medianus
♥ N. Ulnaris
- Pembuluh Darah
Vena
Pada bahu
V. brachiales
Pada lengan
V.chepalica
V. basilica
V. mediana cubiti
V. mediana antebrachii
Artery
Pada lengan :
Axillaris
A. brachialis
A. collateris ulnaris superior
A. collateris ulnaris inferior
A. circumflexa humeri anterior
A. profunda brachii
A. collateralis radialis
Pada bahu
Axillaris
A. subscapularis
A. thoracodorsalis
A. suprascapularis
A. circumflexa scapulae
b. Fisiologi pergerakan tangan
Jawab :
Cahaya berlebihan masuk kedalam mata serabut-serabut saraf opticus berasal
dari mata menuju kolikuli (gerakan tersebut bergerak cepat) berjalan ke kortek
penglihatan dan cabang yang lain ke arah kolikulus superior sinyal dipancarkan
melalui fasikulus longitudinal medialis ke tingkat lain di batanag otak gerakan
reflek
c. Mekanisme reflek yang dilakukan oleh kemi
Jawab :
Stimulus reseptor neuron sensoris CNS motorik apabila sinaps
motorik berada pada cornu posterior CNS kontraksi otot biceps dan
menginhibisi otot triceps sehingga otot triceps relaksasi bersilangan triceps
ekstensi biceps relaksasi
d. Persendian apa saja yang bekerja pada saat kemi mengangkat lengannya?
Jawab :
articulatio acromiocvicularis
articulatio humeri
articulatio humeroradialis
articulatio humeroulnaris
articulatio radioulnaris proximal
3. Kemi lalu menggerakkan bola mata kesegala arah untuk menggurangi rasa
silaunya.
a. Fungsi menggerakkan bola mata
Jawab :
Untuk dapat memfungsikan mata secara normal kembali yang merupakan
salah satu wujud adaptasi pada mata
Untuk memfokuskan kembali penglihatan
b. Otot apa saja yang menggerakkan bola mata kesegala arah
Jawab :
M. Rectus superior : elevasi
M. Rectus inferior : depresi
M. Rectus mediale : adduksi
M. Rectus lateral : abduksi
M. Oliquus superior : rotasi kebawah
M. Obliquus inferior : rotasi keatas
KERANGKA KONSEP
Macam-macam reflek
reflek
Adaptasi gelap-terang
Lampu dihidupkan
gelap
mekanisme
Menyipitkan
mata karena silau Otot yang terlibat
histologianatomi
mata
anatomi fisiologi
lengan
Mengangkat lengan kiri untuk melindungi mata
fisiologi
mekanisme
Menggerakkan bola mata kesegala arah
fungsi
Hubungan dengan menggurangi rasa
silau
HIPOTESIS
“Kemi mengalami silau akibat intensitas cahaya yang berlebihan”
SINTESIS
Dari skenario ini sudah diketahui bahwa kemi merasa penglihtannya silau dan secara
refleks ia menyimpitkan mata dengan mengangkat lengan kiri untuk melindungi matanya dari
cahaya lampu lalu kemi menggerakkan bola matanya ke segala arah untuk mengurangi rasa
silaunya.
MATA
Mata merupakan organ sensoris yang berfungsi mirip kamera, memfokuskan cahaya yang
melewati pupil atau celah melalui lensa ke retina
Anatomi dan Histologi Mata
a. Struktur Mata
Secara umum struktur mata terbagi atas struktur accessoris mata dan struktur bola mata.
Aksesoris mata dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Conjunctiva
Lapisan membrane mukosa yang terdapat di dalam kelopak mata dan menutupi
permukaan bola mata
2. Alis mata
Bagian mata yang berfungsi sebagai protektif, melindungi mata dari cahaya matahari
dan debu. Alis mata juga mencegah keringat masuk ke mata
3. Bulu mata
Merupakan bagian pada kelopak mata berupa rambut yang pendek dan tipis, berguna
untuk melindungi mata dari benda asing. Pada bulu mata terdapat banyak ujung saraf
sensoris yang menyebabkannya menjadi sangat sensitive
4. Kelopak mata (Palpebra)
Merupakan struktur yang terbentuk dari otot, kulit, dan kelenjar air mata. Palpebra
berfungsi mencegah cahaya yang berlebihan dan benda asing yang
mengganggu.Dalam kondisi tertentu (misalnya cahaya terang) maka palpebra akan
menutup dan mengakibatkan mata berkedip.
5. Canal Lacrimalis
Merupakan saluran masuk yang memindahkan air mata dari puncta ke dalam lacrimal
sac
6. Kelenjar Air Mata (Lacrimal Gland)
Berfungsi mengsekresi air mata yang akan disalurkan pada saluran lacrimal ke
conjunctiva. Air mata ini berfungsi untuk membasuh benda asing pada mata dan
menjaga kelembaban pada mata. Air mata juga bersifat makrofag yaitu dapat
membunuh bakteri yang mengganggu.
7. Saluran Lacrimal (Lacrimal Ducts)
Merupakan saluran yang menghubungkan kelenjar air mata dengan konjungtiva. Ada
sekitar 6-12 saluran lacrimal pada manusia.
8. Puncta
Lubang atau pori pada kelopak mata yang menyerap air mata dari mata
9. Lacrimal Sac
Suatu kantung atau tempat dikumpulkannya air mata yang diserap dari puncta
10. Ductus Nasolacrimalis
Saluran yang menghubungkan antara mata dengan hidung. Air mata yang diserap dari
puncta dan disimpan pada lacrimal sac akan disalurkan pada saluran ini. Hal ini
menyebabkan ketika kita menangis, hidung kita juga ikut basah
Setelah membahas bagian aksesoris atau pelengkap dan pendukung pada mata, ada bola mata.
Bola mata atau biasa disebut sebagai bulbus memiliki struktur anatomis yang terbagi menjadi
lapisan eksternal, medial, dan internal.
I. Lapisan Eksternal
Lapisan eksternal sering juga disebut Tunica Fibrosa. Terdiri dari Sclera dan
Kornea serta Limbus
1. Sclera
Lapisan jaringan ikat protektif yang membentuk bagian putih mata yang
tampak. Di bagian anterior membentuk kornea. Otot-otot yang menggerakkan
bola mata melekat pada Sclera. Sclera memiliki jaringan fibrosa padat dan
mempertahankan bentuk ukuran bola mata, terdiri dari tiga lapisan:
o Episklera terdiri dari jaringan fibroelastis
o Stroma Sklera terdiri dari serat kolagen
o Lamina Fusca terdiri dari melanosit dan fibroblast
2. Kornea
Suatu bagian transparan pada bagian depan mata. Kornea berfungsi sebagai
pelindung bagian mata sekaligus sebagai bagian yang menyebabkan refraksi
cahaya. Pada proses penglihatan, cahaya akan ditangkap pertama kali oleh
kornea. Oksigen didapat melalui pembuluh darah dan aqueous humor (juga
sebagai nutrisi). Kornea bersifat avascular dan memiliki lapisan-lapisan:
o Epitel Kornea
Terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan
mempunyai ujung syaraf sensoris terbanyak
o Membran Bowman
Terdiri dari fibril kolagen halus, kondensasi zat antar sel aselular dan
tidak ada serat elastin
o Substansia Propia
Terdiri dari serat kolagen sejajar saling menyilang dan bersifat
avaskular
o Membran Descement
Terdiri dari serat kolagen halus ( jala ) pada lig. Pektinatum
o Endotel Kornea
Terdiri Epitel Selapis gepeng dan organel untuk transpor aktif &
sintesis protein serta sekresi dengan sifat avaskular
3. Limbus Kornea
Merupakan bagian peralihan antara kornea dan sclera. Limbus Kornea
merupakan cabang-cabang sel epithel yang akan meregenerasi kornea apabila
terjadi kerusakan.
II. Lapisan Tengah
Lapisan tengah (medial) biasa juga disebut sebagai tunica vaskulosa. Terdiri dari
beberapa bagian yaitu
1. Choroidea
Berfungsi mencegah berhamburnya berkas cahaya di mata, mengandung
pembuluh darah yang memberi makan retina. Di bagian anterior membentuk
badan silliaris dan iris. Secara histologis memiliki empat lapisan yaitu
a. Lapisan Suprakoroid terdiri dari serat kolagen dan serat elastin jarang
b. Lapisan Vaskulosa terdiri dari jaringan ikat jarang
c. Lapisan Koriokapilaris memiliki serat kolagen dan serat elastin serta
sedikit fibroblast dan melanosit
d. Lamina Elastica memiliki sel ganglion multipolar pada pleksus syaraf
2. Corpus Ciliare
Merupakan bagian pada mata yang dibentuk dari otot untuk mengubah bentuk
dari lensa. S Membentuk aqueous humour dan membentuk otot siliaris serta
membantu mencembungkan lensa. Corpus Cilliaris terdiri epitel siliaris,
lamina elastica.
3. Iris
Merupakan bagian yang penuh dengan pigmen (memberikan warna pada
mata) yang mengatur besar-kecilnya pupil saat ada cahaya yang masuk. Iris
terdiri membrane sellular dan membentuk lapisan yang tidak utuh.
4. Pupil
Lubang pada iris yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam retina.
Besar-kecilnya pupil diatur oleh iris.
5. Lensa
Suatu struktur yang berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan cahaya
pada mata
III. Lapisan Internal
Disebut juga Tunica Nervosa terdiri dari Retina. Merupakan yang dibentuk dari
banyak unit cellular yang berjejer di dalam bulbus. Retina berfungsi untuk
menerjemahkan stimulus dari cahaya menjadi informasi yang dapat diolah oleh
otak. Secara Histologis terbagi menjadi bagian-bagian:
- Pars Seka Retina terdiri dari:
o Pars Siliaris Retina
o Pars Iridka Retina
- Pars Optica Retina
- Retina terdiri dari 10 lapisan
o Retinal pigment epithelium (RPE)
o Lapisan fotoreseptor (Rods/Cones)
o Membran pembatas eksternal - Lapisan yang membatasi bagian
dalam fotoreseptor dari inti selnya
o Lapisan luar inti
o Lapisan luar plexiform - Pada bagian makular, ini dikenal sebagi
"Lapisan serat Henle" (Fiber layer of Henle).
o Lapisan dalam inti
o Lapisan dalam plexiform
o Lapisan sel ganglion - Lapisan yang terdiri dari inti sel ganglion dan
merupakan asal dari serat syaraf optik.
o Lapisan serat syaraf
o Membran pembatas dalam - Tempat sel-sel Műller berpijak
1. cilium (cilia) - eyelash
2. inferior lacrimal punctum
3. caruncle
4. plica semilunaris
5. conjunctiva,
palpebral
(eyelid)
portion
(showing
blood vessels)
6. inferior lacrimal canaliculus (surface location)
7. superior lacrimal canaliculus (surface location)
8. superior palpebra (upper eyelid)
9. corneo-scleral limbus
10. conjunctiva, bulbar portion (showing blood vessels)
Tulang
Mata terbentuk atas tulang : Os frontal, os zygomaticum, os sphenoidale, os lacrimal, os
ethmoidale dan os maxilla
A. Os Frontal
- Incisura frontal
- Os frontal, pars orbital, facies orbital
- Margo supraorbitalis
- Fossa glandulae lacrimalis
- Fovea trochlearis
- Foramen ethmoidale posterius
- Foramen ethmoidale anterior
- Sutura frontalacrimalis
- Sutura sphenofrontalis
- Margo medoalis
B. Os sphenoidale
- Os sphenoidale, ala minor
- Os sphenoidale, ala major, facies orbitalis
- Os palatinum, Proc. Orbitalis
- Fissura orbitalis superior
- Canalis opticus
- Fissure orbitalis inferior
C. Os zygomaticum
- Margo lateralis
- Margo infraorbitalis
D. Os Maxilla, facies orbitalis
E. Os Lacrimale
- Sulcus lacrimalis
- Crista lacrimalis anterior
- Fossa sacci lacrimalis
- Crista lacrimalis
- Incisura lacrimalis
F. Os ethmoidale, lamina orbitalis
Vaskularisasi pada mata
1. Vena
Vorticosa
Conjucnctivalis anterior
Ciliaris anterior
V. Episclearis
V. Opthalmica inferior
V. Opthalmica superior
2. Arteri
A. Ciliaris posterior longa
A. Ciliaris anterior
A. Centralis retinae
A. Supratrochlearis
A. Supra orbitalis
A. Dorsalis nasi
A. Conjucnctivalis anterior
A. Episclearis
A. Etmoidalis anterior
A. Etmoidale posterior
Otot-otot yang bekerja mata
Otot Menghasilkan gerakan Saraf kranial
1. M.Rektus superior
2. M. Rektus inferior
3. M. Rektus medialis
4. M. Rektus lateralis
5. M. Obliquus superior
6. M. Obliquus inferior
7.M. Levator Palpebrae
Superior
8. Mm. Auriculares
Ke atas
Ke bawah
Ke dalam arah hidung
Jauh dari hidung
Ke bawah dan masuk
Ke atas dan keluar
Membuka dan menutup kelopak
mata
Membuka dan menutup kelopak
mata
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Abducens (VI)
Trochlear (IV)
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Facialis ( VII )
Untuk M. Rektus origo berada pada annulus tendineuus communis yang melingkari
kanalis optikus dan sebagian fissura orbitalis superior dan berinsersio di bagian depan sclera
tepat di belakang junction sclerocornealis.
Sedangkan untuk M. Obliquus Superior berorigo di Os.Sphenoidea di atas dan medial
kanalis optikus dan annulus tendineus communis serta berinsersio di dataran lateral belakang
sclera. Untuk M. Obliquus inferior berorigo di bagian depan orbita ppada cekungan di
dataran superior maxilla, di sebelah lateral kanalis nasolacrimalis dan berinsersio di dataran
posterolateral sclera.
M. Levator palpebrae superioris berorigo di ala parva ossis sphenoidalis di atas kanalis
optikus yanng berinsersio di kulit palpebrae superior dan sebagian lainnya berinsersio di
dataran tarsus superior. Musculus ini berfungsi untuk mengangkat palpebrae superior.
Histologi
1. Kelenjar pada mata
Ada 3 jenis kelenjar :
1. Kelenjar meibom
♥ kelenjar Sebacea panjang dan dalam pd tarsus
♥ saluran keluar pada tepi palpebra
2. Kelenjar Moll
♥ kelenjar Apokrin tdk bercabang
♥ diantara dan dibelakang folikel bulu mata
♥ Pars terminalis tdk berkelok,
♥ sal. Keluar folikel rambut
3. Kelenjar Zeiss
♥ ukuran Lebih kecil
♥ modifikasi kel. Sebacea dan berhub. Folikel rambut mata
2. Bola Mata
Pada histology bola mata terdapat :
RETINA, CHOROID AND SCLERA 4.
Collagenous fibers
5. Chromatophores
6. Blood vessel7. Pigment epithelium
8. Rods and cones
9. Outer limiting membrane
10. Outer nuclear layer
11. Outer plexiform layer
12. Inner nuclear layer 13. Inner plexiform layer
14. Ganglion cell layer
15. Nerve fiber layer
16. Inner limiting membrane
1. Sclera 2. Choroid
3. Retina
♥ Epitel kornea, terletak paling luar dan merupakan epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk.
♥ Membran bowman, berupa lapisan homogen tipis tepat di bawah epitel,
penampilannya mirip membrane basal epitel, tetapi lebih tebal.
♥ Stroma atau substansi propria, merupakan bagian kornea yang paling tebal.
Lapisan ini di susun oleh serat kolagen yang lebih kasar dari pada yang
membentuk membran bowman. Diantara serat kolagen terdapat fibrosit yang
tampak tipis dengan intinya jelas terlihat.
♥ Membrane descment, tebalnya kurang lebih sama dengan membran bowman.
Lapisan ini terdii atas serat kolagen tetapi susunannya berbeda dari membrane
bowman atau pun stroma.
♥ Endotel , merupakan lapisan kornea yang paling dalam yang berupa epitel
selapis gepeng atau kuboid rendah.
♥ Limbus (kornea), dibagian luarnya diliputi epitelkonjungtiva bulby yang
merupakan epitel berlapis silindris, stromanya merupakan tepian sclera yang
menyatu dengan kornea , merupakan jaringan ikat fibrosa. Srtoma ini bagian
dalam membentuk taji sclera yang bagian anterior taji ini terdapat jaringan
trabekula.Diatas trabekula terdapat saluran schlemm, lumen kanal ini dibatasi
sel entel. Bagian posterior taji sclera merupakan origo otot siliaris yang
merupakan jaringan ikat lpolos.
♥ Iris, pada permukaan yang menghadap serambi mata dilapisi sel stroma yang
menghadap bilik mata diliputi dua lapis sel epitel berpigmen, yang merupakan
bagian dari retina pars iridika. Pada bagian yang didekat pupil terdapat berkas
otot polos sirkular membentuk otot liingakar pupil. Kearah pangkalnya
terdapat berkas sel mio epitel yang membentuk otot pelebar pupil. Pada korpus
siliaris terdapat zonula ziniii berupa kumpulan serat pengantung serat mata.
♥ Lensa mata, terdapat dibelakang iris merupakan bangunan oval berwarna
merah. Susunan serat lensa tidak Jelas. Dibelakang lensa terdapat ruang
kosong yang semula terisi korpus vitreum.
♥ Retina, terletak antara koroid dan korpus vitreum.lapisan retina terdiri dari :
Membrana limitans interna (serat saraf glial yang memisahkan retina dari
corpus vitreus)
Lapisan serat saraf optikus (akson dari 3rd neuron)
Lapisan sel ganglion (nuklei ganglion sel dari 3rd neuron)
Lapisan fleksiform dalam (sinapsis antara akson 2nd neuron dengan
dendrit dari 3rd neuron)
Lapisan nuklear dalam
Lapisan fleksiform luar (sinapsis antara akson 1st neuron dengn
dendrit 2nd neuron)
Lapisan nuklear luar (1st neuron)
Membrana limitans eksterna
Lapisan fotoreseptor (rods dan cones)
Retinal Pigment Epithelium
♥ Fovea sentralis, lapisan ini hanya terdiri dari sel kerucut saja, cekungan yang
lain adalah papil n. optikus yang merupaka tempat keluarnya n. optikus dari
bola mata.
3. Kelopak Mata
Bagian dalam berupa epitel berlapis tora dengan sel goblet, dibelakang dan
diantara folikel-folikrel bulu mata terdapat kelenjar apokrin. Di . bawah dermis
terdapat otot lingkar mata yang merupakan jaringan otot rangka. Di bagian tengah
palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa yang menjadi kerangka kelopak mata yang
disebut tarsus. Di dalam tarsus terdapat untaian kelenjar sebasea yang disebut kelenjar
meibom
Mata tentunya sangat berkaitan erat dengan penglihatan. Penglihatan adalah
kemampuan mata untuk mengenali stimulus berupa cahaya untuk kemudian direspon atau
ditafsirkan.
reflekRangsangan yang menganggu (silau)Terpapar cahaya
Pembesaran pupil
Pigmen fotosensitif
Vitamin A meningkat
Adaptasi gelapOpsin dan retinal
meningkat
Mekanisme penglihatan
Perjalanan cahaya
Cahaya →Kornea →Aquous humor→ Pupil Lensa →Vitrous humor→ Retina
Cahaya diubah menjadi sinyal saraf diteruskan melalui diskus optikus
N. Optikus → CNS
Secara umum
1. Cahaya yang masuk melalui kornea dan diteruskan ke pupil. Pupil mengatur jumlah
cahaya yang masuk (Pupil akan membesar bila berada di tempat gelap dan mengecil
bila berada di tempat yang terang).
2. Lalu melewati lensa. Lensa akan memfokuskan cahaya agar sampai tepat ke retina
(yang berkontraksi pada saat lensa memfokuskan cahaya ke retina adalah otot-otot
siliaris).
3. Saat cahaya sampai pada retina, sel-sel batang yang peka terhadap cahaya akan
terangsang.
4. Terjadi hiperpolarisasi disini yang akan diteruskan oleh Saraf Optikus (II) ke Korteks
Penglihatan. Dan benda akan terlihat.
Benda dipantulkan cahaya cahaya masuk kemata melalui kornea diteruskan ke
pupil melalui M. sphincter pupil (kontraksi pupil dalam keadaan terang) dan M.dilator pupil
(melebarkan pupil dalam keadaan kurang cahaya) reflek cahaya pupil oleh iris
mengatur lebarnya pupil dibiaskan oleh lensa fungsinya untuk memfokuskan cahaya ke
retina (objek dekat otot siliaris berkontraksi lensa tebal dan kurang kuat ) sedangkan
(objek jauh otot-otot siliaris mengendur lensa menjadi tipis dan lemah ) lalu
bayangan jatuh di retina terbentuk bayangan yang nyata, terbalik, diperkecil ditangkap
oleh fotoreseptor di retina , sel-sel batang (fungsinya untuk penglihatan hitam putih ) dan sel-
sel kerucut (fungsinya untuk penglihatan berwarna ) meneruskan sinyal cahaya melalui
N.opticus presepsi pada otak (daerah occiptal ) membalikkan lagi bayangan yang terlihat
di retina objek terlihat sesuai dengan aslinya.
Penyempitan pupil
Perjalanan Saraf pada Penglihatan Biasa
N.opticus chiasma opticum tractus opticus corpus geniculatum lateral
tractus genicula calcarina (radiation optica gratiolet) corteks visualis (lobus ocipitalis)
REFLEKS
Pengertian
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute
yang disebut lengkung refleks.
Komponen-komponen pada lengkung refleks
1. Reseptor
Ujung distal dendrit yang menerima stimulus
2. Jalur aferen
Melintas disepanjang sebuah neuron sensorik sampai ke otak atau medulla spinalis
3. Bagian pusat
Sisi sinaps, yang berlangsung dalam substansi abu-abu SSP.
4. Jalur eferen
Melintas disepanjang akson neuro motorik sampai ke efektor, yang akan merespons
impuls eferen sehingga menghasilkan aksi yang khas
5. Efektor
Dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos, atau kelenjar yang
merespons.
Kontraksi atau sekresi
Lengkung reflex
- Otomatis, respon cepat
Macam – macam gerak refleks
1. Refleks occulo vestribular atau VOR
VOR merupakan gerakan refleks pada mata yang menyebabkab stabilitas bayangan
pada retina saat kepala bergerak dengan membuat gerakan mata sama dengan gerakan
kepala. Secara sederhana, maka kita akan mengikuti ke arah kepala kita. Apabila
kepala kita melihat kekiri maka secara otomatis mata kita akan mengikuti melihat ke
kiri. Hal ini agar kita dapat menjaga keseimbangan bayangan pada retina saat kepala
bergerak.
Mekanisme :
VOR secara cepat menghantarkan sinyal dari vestibular apparatus pada bagian telinga
dalam. Canalis semicircular mambaca gerakan rotasi pada kepala dan
menyalurkannya menjadi gerakan VOR, dimana otolith menangkao impuls yang
dihantarkan langsung menjadi gerakan VOR.
2. Refleks cahaya pupil
Merupakan refleks yang mengatur diameter dari pupil sebagai respons dari intensitas
cahaya yang berlebihan pada mata. Seperti pada skenario ini, mata seseorang
mengalami perubahan dalam intensitas cahaya, dari tempat yang gelap ke terang. Hal
ini menyebabkan otot-otot di sekitar iris akan memaksa memperkecil pupil agar tidak
terjadi kerusakan akibat cahaya yang berlebihan. Maka sering terlihat apabila kita
terkena cahaya maka pupilnya akan mengecil. Pupil merupakan bagian hitam pada
mata disekitar iris.
Mekanisme :
Refleks ini dimulai pada sel ganglion pada retina, yang menghantarkan informasi dari
fotoresesptor ke saraf optic saat cahaya masuk pada kornea. Saraf optik
dihubungkandengan nukleus pectoral pada bagian atas otak tengah melewati lateral
geniculate nucleus dan primary visual korteks. Dari pecteral nukleus, axon
menghubungkannya N.occulomotoris. edinger westphal nucleus, dam membuat axon
menggerakkan otot pada iris yang menyebabkan pengecilan pupil.
3. Corneal refleks
Suatu gerakan tidak disadari yang menyebabkan berkedipnya mata karena suatu
stimulus yang mempengaruhi kornea. Sebagai contoh apabila kita melihat sesuatu
atau mata kita diganggu oleh benda asing maka kita akan berkedip. Seperti yang kita
ketahui, pada kornea banyak sekali reseptor yang membuat kornea menjadi sangat
sensitive.
Mekanisme :
Cabang nasociliaris dari opthalmic (VI) pada saraf V (trogeminal) merasakan
stimulus pada kornea, conjunctiva, atau pada kelopak mata
Impils dihantarkan sampai saraf VII (N.facialis) dan menyebabkan respons
motoris
Sistem ini juga melibatkan medulla spinalis
4. Occulocardiac refleks
Refleks yang menyebabkan penurunan denyut nadi yang di akibatkan hubungan dari
otot extraocular dan bola mata. Refleks ini terjadi saat adanya gangguan tertentu dan
melibatkan hubungan saraf trigeminal dan vagus pada sistem parasimpatic yang
menyebabkan turunnya denyut nadi.
Gerak refleks terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa kontrol dari otak
sehingga dapat berlangsung dengan cepat. Gerak refleks terjadi tidak disadari terlebih dahulu
atau tanpa dipengaruhi kehendak. Contoh gerak refleks seperti mengangkat kaki ketika
tertusuk duri , berkedip ketika ada benda asing yang masuk ke mata, mengangkat tangan
ketika terkena api, bersin serta batuk.
Urutan perambatan impuls pada gerak refleks yaitu:
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung (asosiasi) pada sumsum
tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor
Jalan pintas pada gerak refleks yang memungkinkan terjadinya gerakan dengan cepat
disebut lengkung refleks. Macam gerak refleks yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang
belakang. Refleks otak terjadi apabila saraf penghubung (asosiasi) terdapat di dalam otak,
seperti gerak mengedip atau mempersempit pupil pada saat ada cahaya yang masuk ke mata.
Refleks sumsum tulang belakang terjadi apabila sel saraf penghubung terdapat di dalam
sumsum tulang belakang seperti refleks pada lutut.
Mekanisme Refleks pada Kemi
Retina menangkap impuls dari objek lalu mentransmisi ke saraf otak kiasma optik
traktus optik culliculus superior traktus tectospinalis menyebabkan koneksi dengan
beberapa nuklei:
1. Nucleus pretectalis and Nucleus edinger westphal untuk penyempitan pupil
2. Nucleus III dan IV untuk pergerakan mata
3. Nucleus VII, untuk menumbulkan pergerakan otot wajah dan menutup mata
4. Nucleus spinalis N.IX, untuk merotasikan wajah
5. Nucleus motoris untuk menggerakan tangan dan mata
Refleks Pupil
Reflex ini dimulai pada sel ganglion pada retina, yang menghantarkan informasi dari
fotoreseptor ke saraf optic saat cahaya masuk pada kornea. Saraf optic dihubungkan dengan
nucleus pectoral pada bagian atas otak tengah melewati lateral geniculate nucleus dan
primary visual korteks. Dari Pecteral Nucleus, axon menghubungkannya neuron di
EdingerWestPhal Nucleus, dan membuat axon menggerakan N.occulomotoris.
N.occulomotoris menyebabkan pergerakan otot pada iris yang menyebabkan pengecilan
pupil.
Mekanisme Refleks pada saat Kemi menutup mata dengan tangan :
Stimulus merangsang reseptor Bangkit potensial aksi serat saraf afferent
transmitter ( MS ) serat saraf efferent Otot skeletal (efektor).
EKSTREMITAS ATAS
ANATOMI
- Secara garis besar dibagi :
Cingulum pectorale
Clavicula
Scapula
Pars libera membri superioris
Brachium
humerus
Cubita
Antebrachium
Radius
ulna
Manus
Ossa carpi
Os scaphoideum
Os lunatum
Os triquetrium
Os pisiforme
Os trapezium
Os trapozoideum
Os capitatum
Os hamatum
Ossa metacarpi
Ossa digitorum
Phalanx proksimal
Phalank media
Phalank distalis
- Persendian
a.Sendi gelang bahu
Nama sendi Jenis sendi Gerakan
Articulatio sternoclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu
Protaksi dan retraksi bahu
Mengayunkan lengan
Articulatio akromioclavicularis Sendi peluru Mengangkat bahu
Mengayun lengan
Protaksi dan retraksi bahu
b. Sendi bagian bebas ekstremitas atas
Nama sendi Jenis sendi Gerakan
Articulatio humeri Sendi peluru Protaksi (fleksi,
anteversi)
Retraksi (ekstensi,
retroversi)
Abduksi
Adduksi
Rotasi medial
Rotasi lateral
Sirkumduksi
Articulatio cubiti
d) Articulation humeroulnaris
e) Articulation
humeroradialis
f) Articulation radioulnaris
proksimal
Sendi engsel
Sendi peluru
Sendi pengungkit
Fleksi
Ekstensi
Fleksi
Ekstensi
Pronasi dan supinasi
tangan
Articulatio radioulnaris distalis Sendi pengungkit Pronasi dan supinasi
tangan
Sendi pergelangan tangan
c) Articulation radiocarpalis
d) Articulation mediocarpalis
Sendi elips
Sendi elips
Gerakan tangan ke lateral
(abduksi ulnar dan radial)
Fleksi
Ekstensi
Articulatio carpometacarpalis
policis
Sendi pelana Abduksi
Adduksi
Oposisi
Reposisi
Articulatio carpometacarpales Sendi datar Macam-macam gerakan
yang berbeda
Articulatio metacarpofalangea Sendi peluru Fleksi
Ekstensi
Abduksi*
Adduksi*
(*untuk jari tengah)
Articulatio interphalangeal manus Sendi engsel Fleksi
Ekstensi
Otot
Otot bahu bagian ventral
Nama otot Origo Insersi Fungsi
M. pectoralis
mayor
Pars clavicula :
Setengah sterna
clavicula
Pars sternocostalis
manubrium dan
corpus sterni
Pars abdominalis
Lapisan anterior
vagina musculi recti
abdominalis
Crista tuberculi
majoris humeri
Sendi bahu :
adduksi (lengan
diangkat)
Pars clavicula :
anteversi
Gelang bahu :
Depre
si
Antev
ersi
Thorax :
Mengangkat sternum dan
iga bagian atas bahu
terfiksasi (membantu
inspirasi)
M. pectoralis
minor
Iga (2) antara
kartilago dan tulang
Ujung processus
coracoideus
Gelang bahu :
Depresi
Thorax :
Mengakat sternum dan
iga bagian atas
M.
subclavius
Antara kartilago dan
tulang iga 1
Sepertiga lateral
clavicula
Gelang bahu :
Depresi (rendah)
M.
subscapularis
Fossa subscapularis Tuberculum
minus dan
bagian crista
tuberculi
minoris
Sendi bahu :
Medial rotasi
Abduksi bidang scapula
(bagian cranial)
Adduksi bidang scapular
(bagian caudal)
Otot bahu bagian lateral
Nama otot Origo Insersi Fungsi
M. deltoideus Pars clavicula :
Spertiga akromial
clavicula
Pars acromialis :
acromion
Pars spinalis :
Pinggir bawah
spina scapulae
Tuberositas
deltoidea
Sendi bahu :
Pars clavicula
- rotasi medial
- anteversi
Pars acromialis
- abduksi
sampai
bidang
horizontal
Pars spinalis
- rotasi lateral,
retroversi
M.
supraspinatus
Fossa
supraspinata
Permukaan
proksimal
teberculum
majus
Sendi bahu :
Abduksi bidang scapular
sampai bidang horizontal,
rotasi lateral
i) Otot bahu bagian dorsal
Nama otot Origo Insersi Fungsi
M. infraspinatus Tepi kaudal
spina
scapulae
Permukaan
tengah
tuberculum
majus
Sendi bahu :
Bagian cranial
- Rotasi lateral
- Abduksi pada
bidang scapular
Bagian kaudal
- Rotasi lateral
- Adduksi pada
bidang scapular
M. teres minor Bagian
kaudal
Permukaan
posterior
Sendi bahu :
Rotasi lateral
fossa
infraspinata
distal
tuberculum
majus
Adduksi pada bidang scapular
M. teres mayor Margo
lateralis
Crista
tuberculi
minoris
sebelah
medial M.
latissimus
dorsi
Sendi bahu :
Rotasi medial
Adduksi pada bidang scapular
j) Otot lengan bagian ventral
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. biceps
brachii
Caput longum :
Tuberculum
supragleinodale
Caput breve :
Ujung processus
coracoideus di
sebelah lateral
M.coracobrachialis
Tuberositas radii Sendi bahu :
Caput longum
- Abduksi
- Anteversi
- Rotasi
medial
Caput breve
- Adduksi
- Anteversi
- Rotasi
medial
Keduanya :
Sendi siku :
- Fleksi
- supinasi
M.
coracobrac
hialis
Ujung processus
coracoideus
disebelah medial
caput breve
Facies anterior
humeri disebelah
mediodistal crista
tuberculi minoris
Sendi bahu :
- rotasi
medial
- adduksi
- anteversi
M.
brachialis
Facies anterior
humeri di sebelah
distal tuberositas
deltoidea
Tuberositas ulnae Sendi siku :
Fleksi
k) otot lengan bagian dorsal
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. triceps
brachii
Caput longum :
tuberculum
infraglenoidale
Caput mediale :
Facies posterior humeri
sebelah mediodistal
sulcus nervi radialis
Caput laterale :
Facies posterior humeri
sebelah lateroproksimal
sulcus nervi radialis
olecranon Sendi bahu :
Caput longum : adduksi
sendi siku :
ekstensi
M. anconeus Epicondylus lateralis
humeri
Facies
posterior
ulna tepat
di sebelah
olecranon
Sendi siku :
Ekstensi
l) otot lengan ventral superficial
Nama otot origo insersi Fungsi
M. pronator
teres
Caput humeral :
Epicondylus medialis
humeri
Spertiga tengah
facies lateralis
radii
Sendi siku
Caput humerale
Pronasi
Caput ulnare :
Facies medialis ulnae
disebelah distal
processus coronoideus
Fleksi
Caput ulnare
Pronasi
M. flexor
carpi
radialis
Epicondylus medialis
humeri, facies
antebrachii
Permukaan
palmar basis
ossis metacarpi
II
Sendi siku
Fleksi
Pronasi
Sendi pergelangan
tangan
Fleksi palmar
Abduksi radial
M. Palmaris
longus
Epicondylus medialis
humeri, facies
antebrachii
Aponeurosis
palmaris
Sendi siku
Fleksi
Sendi pergelangan
tangan
Fleksi palmar
Peneganggan
aponeurosis Palmaris
M. flexor
digitorum
superfisialis
Caput humeroulnare
Epicondylus medialis
humeri, processus
coronoideus
Caput radiale
Facies anterior radii di
sebelah distal
M. pronator teres
4 tendon
panjang pada
basis phalanges
mediae pada
jari 2-5
Sendi siku : fleksi
Sendi pergelangan
tangan
Fleksi palmar
Abduksi ulnar
Sendi
metacarpophalangeal
(II-V) : fleksi,
adduksi
Sendi jari proksimal
(II-V) : fleksi
M. flexor
carpi ulnaris
Caput humerale
Epicondylus medialis
humeri
Caput ulnare
Olecranon
Os pisiforme
dan ligg.
pisometacarpale
Sendi siku : fleksi
Pergelangan tangan :
Fleksi palmar
Abduksi ulnar
a) otot lengan bawah bagian ventral profundus
Nama otot Origo insersi Fungsi
M. flexor
digitorum
profundus
Dua pertiga proximal
facies anterior ulnae,
membrane interossea
Basis
phalanges
distal jari 2-5
Sendi pergelangan
tangan :
Fleksi palamar
Sendi
metakarpofalangea
(II-V) : fleksi, adduksi
Sendi ibu jari (II-V) :
Fleksi
M. flexor
bpollicis
longus
Facies anterior radii
disebelah distal
tuberositas radii
Basis
phalanges
distal ibu jari
tangan
Sendi pergelangan
tangan : fleksi palmar
Sendi
karpometakarpal ibu
jari :
adduksi, oposisi
Sendi ibu jari : fleksi
- persarafan
♥ N. Dorsalis scapulae
♥ N. Thoracodorsalis
♥ N. Suprascapularis
♥ N. Subscapulares
♥ N. Subclavius
♥ N. Thoracicus Longus
♥ N. Thoracodorsalis
♥ N. Cutaneus brachii medialis
♥ N. Cutaneus antebrachii medialis
♥ N. Axillaris
♥ N. Radialis
♥ N. Medianus
♥ N. Ulnaris
- Pembuluh Darah
Vena
Pada bahu
V. brachiales
Pada lengan
V.chepalica
V. basilica
V. mediana cubiti
V. mediana antebrachii
Artery
Pada lengan :
Axillaris
A. brachialis
A. collateris ulnaris superior
A. collateris ulnaris inferior
A. circumflexa humeri anterior
A. profunda brachii
A. collateralis radialis
Pada bahu
Axillaris
A. subscapularis
A. thoracodorsalis
A. suprascapularis
A. circumflexa scapulae
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C & Hall, J.. E. 2006. Textbook of Medical Fisiologi. The 11th Edition. Philadelphia : Elsevier-Saunder
Kamus Kedokteran Dorland / alih bahasa, Poppy Kumala…[et al.]; copy editor edisi bahasa Indonesia, Dyah Nuswantari. –Ed. 25.- Jakarta : EGC, 1998
Sloane Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC
Putz. R dan Pahst.R. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta : EGC
Wiliam F Ganong. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Wonodirekso Sugito. 2003. Penuntun Praktikum Histologi UI. Jakarta : Dian Rakyat
Tambayong Jan dan Wonodirekso Sugito. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta : EGC