tuntutan dasar berwirausaha

Upload: ady-trynugraha

Post on 16-Jul-2015

184 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tuntutan Dasar BerwirausahaKewirausahaan memiliki definisi sebagai suatu kegiatan atau usaha maupun jasa yang didirikan oleh individu atau kelompok. Orang-orang yang terlibat dalam wirausaha harus memiliki jiwa enterpreneur, seperti optimis, berorientasi ke masa depan dan berani mengambil resiko. Dalam kewirausahaan, seorang enterprener harus bisa menyesuaikan dengan kondisi atau era globalisasi sekarang, karena seorang enterprener harus bisa memanfaatkannya sebagai peluang (Peter F. Drucker). Agar seorang enterprener bisa menjadi sukses di bidang usahanya, ia harus menelaah tentang tuntutan dasar dalam berwirausaha. Tuntutan dasar berwirausaha sangat penting, karena tuntutan dasar ini diharapkan bisa dijadikan sebagai penyokong dalam usahanya. Tuntutan dasar tersebut terdiri dari sifat dan sikap, yaitu pengendalian diri, pengambilan resiko, kebutuhan independensi dan motivasi berprestasi. Pengendalian Diri (locus of control) Locus of Control atau lokus pengendalian yang merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Lokus pengendalian ini terbagi menjadi dua yaitu lokus pengendalian internal yang mencirikan seseorang memiliki keyakinan bahwa mereka bertanggung jawab atas perilaku kerja mereka di organisasi. Lokus pengendalian eksternal yang mencirikan individu yang mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi. Contoh pengendalian diri internal yaitu tenang, disiplin dan tidak mudah emosi dan yang eksternal yaitu bersaing secara sehat, tidak iri tidak curang. Pengambilan Resiko (Risk Taking) Pengambilan resiko menjadikan nilai yang besar dalam wirausaha. Tindakan yang dilakukan wirausaha tidak main-main atau dengan perasaan, melainkan dengan perhitungan dan segala kemungkinan yang telah

diperhitungkan juga secara matang. Biasanya pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan terlebih dahulu tidak terlalu tinggi atau rendah resikonya. Keberanian untuk mengambil keputusan ini membuat seorang pengusaha mencari

segala peluang sampai memperoleh hasil yang jelas (objektif) yang merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003). Seorang pengusaha yang baik selalu memikirkan resiko-resiko yang ada, resiko tinggi atau rendah. Walau seorang wirausaha menyukai tantangan, tapi bukan berarti mereka harus selalu mengambil resiko tinggi. Resiko tinggi biasanya menjauhi seorang wirausaha dari tujuannya mencapai keberhasilan. Seorang wirausaha juga tidak harus mengambil resiko yang rendah karena tidak ada tantangan. Oleh karena itu seorang wirausaha harus memperhitungkan segala kemungkinan dari resiko-resiko yang ada. Sehingga seorang wirausaha bisa mengambil jalan tengahnya. Kebutuhan Independensi Arti independensi dalam wirausaha adalah kebebasan seorang pengusaha menjadi mandiri, bebas dan kreatif dalam menjalankan usahanya. Mandiri berarti ia menjalankan usahanya tidak bergantung kepada suatu faktor. Bebas berarti bebas membuat usaha apa saja asalkan wajar. Kreatif berarti seorang pengusaha harus mampu membuat sebuah inovasi usahanya agar menarik. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi

kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

Motivasi Berprestasi Seorang wirausaha harus memiliki keinginan untuk berprestasi dalam usahanya, karena hidup berwirausaha merupakan hidup bersaing. Sehingga motivasi untuk berprestasi merupakan dasar untuk berwirausaha. Semakin yakin seseorang wirausaha dapat mengorganisasikan usahanya dalam berbagai kekuatan dan kelemahan, maka semakin yakin bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Keyakinan dapat meraih prestasi mampu mengakal berbagai kemungkinan buruk yang mengarahkan seorang wirausaha kepada kegagalan. Pribadi seorang wirausahawan yang memiliki keyakinan mampu meraih prestasi optimal adalah pribadi wirausahawan yang antara lain : 1. Perilakunya berorientasi pada tindakan serta memiliki motivasi yang tinggi dalam mengambil risiko untuk tujuannya. 2. Mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang ada padanya secara positif dan secara kekurangannya. 3. Agresif dalam mencapai tujuannya 4. Belajar dari pengalaman 5. Mampu mengembangkan pribadinya secara terus menerus. Dalam pengembangan motivasi, ada 2 persyaratan pokok yang harus dijalankan bila ingin berprestasi dengan optimal. Yaitu: 1. Kemampuan (competence) Kemampuan wirausahawan ini menyangkut kemampuan baik manajerial maupun teknis produksi. Seorang wirausahawan dianggap berkemampuan secara manajerial apabila ia menguasai bagaimana merencanakan, mengoptimalkan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, melaksanakan, serta mengendalikan bidang usaha yang dijalaninya. Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja. Sedangkan kemampuan yang menyangkut teknis produksi adalah kemampuan untuk menguasai cara, prosedur, maupun teknik pengerjaan suatu produk baik barang maupun jasa. Wirausahawan yang memiliki kemampuan teknis produksi lebih mudah menggerakan sumber daya (resources) yang ada guna mencapai tujuan yang telah di tetapkan. konsisten dan berusaha menutupi segala

2. Kemauan (willingness) Seorang wirausahawan yang telah memiliki dan menguasai kemampuan baik manajerial maupun teknis produksi bisa tidak berarti bila ia tidak memiliki kemauan untuk menjalankannya. Antara kemauan dan kemampuan haruslah berinteraksi satu dengan yang lainnya, dan keduanya secara resultant akan mendorong diri seorang wirausahawan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Kemauan berprestasi sering disebut juga sebagai motivasi, dari kata dasar motive yang diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai tujuan tertentu.

KesimpulanSegala tindakan yang dilakukan oleh seorang wirausaha harus didasari atas pemikiran terlebih dahulu. Oleh karena itu, tindakan dasar dalam berwirausaha bisa menuntun dalam hidup berwirausaha, diantaranya pengendalian diri, pengambilan resiko, kebutuhan independensi dan motivasi berprestasi. Semua tindakan dasar itu. Tindakan aplikasi dalam tindakan dasar berwirausaha ini dapat di analogikan sebagai seorang pengusaha yang sedang menjalankan usahanya. Saat menjalankan usahanya, seorang pengusaha harus selalu mengontrol dirinya agar selalu disiplin dan bersaing dengan pengusaha lain secara sehat. Lalu saat dilanda masalah seperti makin banyaknya pengusaha yang usahanya sama, pengusaha tersebut harus mampu memiliki sifat ingin berprestasi, yaitu dengan adanya inovasi agar usahanya menarik perhatian. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh seorang pengusaha yang selalu memenuhi kebutuhan independensinya. Namun, segala kreativitas yang dilakukan pengusaha terkadang selalu menghadapi resiko. Inilah pentingnya perhitungan resiko agar tidak menjatuhkan usahanya.

Daftar PustakaBuku: Drucker, Peter F. 1985. Inovasi dan Kewiraswastaan. Jakarta. Erlangga

Web (diakses tanggal 3 Maret 2012): http://teorionline.wordpress.com/2011/06/28/teori-locus-of-control http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=912 :motivasi-berprestasi&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69