sukses berwirausaha

14
M A K A L A H “Strategi Sukses Berwirausaha ala Bob Sadino” Disusun oleh: Karinda Nita Santi 1335121127 PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

Upload: syaza-syafiqah-al-mujahidah

Post on 22-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tips sukses berwirausaha ala Bob Sadino, khususnya bagi orang yang tak memiliki modal besar

TRANSCRIPT

Page 1: Sukses Berwirausaha

M A K A L A H

“Strategi Sukses Berwirausaha ala Bob Sadino”

Disusun oleh:

Karinda Nita Santi

1335121127

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2012

Page 2: Sukses Berwirausaha

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat dan hidayah-Nya

Sehingga penulisan makalah “Strategi Berwirausaha ala Bob Sadino” dapat terselesaikan

dengan baik.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jakarta pada akhir semester ganjil 2012.

Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada ibu Nurusyifa, S. S., M. Hum.

selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahannya, juga kepada semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya

makalah ini.

Mudah-mudahan semua yang didapat dan dituangkan dalam makalah ini bermanfaat

bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, akhir kata penulis sampaikan

permohonan maaf yang sebesar-besarnya, bilamana di dalam penyusunan makalah ini masih

banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang, terima kasih.

Jakarta, Desember 2012

Penyusun

Page 3: Sukses Berwirausaha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seseorang yang hendak masuk ke dalam dunia wirausaha, tidak cukup hanya

bermodal keberanian dan dukungan finansial yang kuat semata. Bahwa kedua hal tersebut

merupakan salah satu modal utama dalam dunia wirausaha. Namun perlu juga diingat,

bahwa kedua hal tersebut bukan merupakan satu-satunya hal yang menentukan

keberhasilan seseorang dalam dunia wirausaha.

Salah satu entrepreneur yang memulai usahanya dari nol adalah Bob Sadino. Tokoh

yang dikenal karena hobinya bercelana pendek dalam berbagai acara ini, memulai kisah

suksesnya hanya dari enam butir ayam kampung. Dari enam butir telur ayam yang

dijajakannya berkeliling dari rumah ke rumah inilah, yang kemudian menjadi modal awal

keberhasilannya mendirikan kerajaan bisnis di Indonesia.

Hal tersebut menjadi bukti bahwa finansial bukanlah penentu utama proses

keberhasilan dalam berwirausaha. Masih ada faktor lain yang bisa menjadi penentu

keberhasilan seseorang dalam menjalankan aktivitas wirausaha mereka. Diantara faktor

tersebut ialah faktor pasar, persaingan, produksi serta kekreatifan wirausahawan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian wirausaha?

2. Bagaimana ciri-ciri dan watak wirausaha?

3. Apa saja sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawan?

4. Bagaimana pandangan islam terhadap wirausaha?

5. Bagaimana strategi sukses berwirausaha ala Bob Sadino?

6. Bagaimana meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian serta ciri-ciri wirausaha

2. Untuk mengetahui sifat yang harus dimiliki wirausahawan

3. Untuk mengetahui dan memahami pandangan islam terhadap wirausaha

4. Untuk mengetahui strategi Bob Sadino dalam berwirausaha

5. Untuk mengetahui cara meningkatkan minat mahasiswa dalam berwirausaha

Page 4: Sukses Berwirausaha

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa

berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa

berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa

diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.1

Bila ditinjau dari segi etimologi wirausaha berasal dari kata wira dan usaha,

kata wira berarti teladan atau patut dicontoh, sedangkan usaha berarti kemauan keras

memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai seorang yang

berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi

teladan hidup. Atau lebih sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Seorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan”2

Menurut Kuratko dan Hodgetts sebagaimana yang dikutip oleh Manurung,

menyatakan bahwa entrepreneur (wirausahawan), berasal dari bahasa Perancis

interprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake).3

Zimmerer dan

Scarborogh mendefinisikan wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan

sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai

keuntungan dan pertumbuhan bisnis dengan cara mengidentifikasikan peluang dan

menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.4

Menurut Harris, wirausaha yang sukses adalah pada umumnya mereka yang

memperoleh kompetensi yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku

yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaannya.5

Seorang wirausaha bukan manusia hasil cetakan melainkan seseorang yang

memiliki kualitas pribadi yang menonjol yang nampak dari sikap, motivasi dan

perilaku yang mendasarinya. Wirausahawan yang sukses haruslah orang yang mampu

melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, serta mencapai pilihan dari

berbagai alternatif masalah dan solusinya.6

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausahawan adalah orang

yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali

produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan

produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

1 Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 16

2 Tarsis Tarmudji, Prinsip-Prinsip Wirausaha (Liberty: Yogyakarta, 2000), hal. 4

3 Muhammad Yunus, Islam & Wirausaha Inovatif (Malang: UIN Press, 2008), hal. 27

4 Ibid.

5 Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses (Jakarta: Salemba Empat, 2006),

hal. 22 6 Suharyadi,dkk, Kewirausahawan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Dini (Jakarta: Salemba Empat,

2007), hal. 9

Page 5: Sukses Berwirausaha

2.1.1 Ciri–ciri dan Watak Wirausaha7

Seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha apabila ia memiliki ciri–ciri

sebagai berikut:

1. Percaya diri

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

3. Berani mengambil risiko

4. Kepemimpinan

5. Orisinalitas

6. Berorientasi pada masa depan

Adapun watak yang melekat pada seorang wirausaha adalah:

1. Keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme

2. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad

kerja keras

3. Mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif

4. Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan menyukai tantangan

5. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan

kritik

6. Inovatif dan kreatif serta fleksibel

2.1.2 Sifat – Sifat yang Harus Dimiliki Wirausaha

Untuk menjadi seorang wirausahawan sukses, diperlukan sifat–sifat sebagai

berikut :

1. Terbuka pada pengalaman

2. Melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda

3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

4. Memiliki rasa tepo seliro (toleransi yang tinggi)

5. Mampu menerima perbedaan

6. Independen dalam pertimbangan, pemikiran dan tindakan

7. Membutuhkan dan menerima otonomi

8. Percaya pada diri sendiri

9. Berani mengambil risiko

10. Tekun dan ulet

2.1.3 Syarat – Syarat Wirausaha

Setiap wirausahawan pasti ingin sukses dalam menjalankan usahanya. Untuk

itu seorang wirausahawan harus membekali dirinya dengan hal–hal seperti berikut :

1. Memiliki sikap mental yang positif

2. Mampu berpikir kreatif

3. Rajin mencoba hal–hal yang baru ( inovatif )

7 Elisabeth T. Sulistiyani “Pengantar Wirausaha” http://pkbmedukasi.wordpress.com/pengantar-wirausaha/

(akses 19 Desember 2012)

Page 6: Sukses Berwirausaha

4. Memiliki motivasi dan semangat juang yang tinggi

5. Mampu berkomunikasi

2.2 Wirausaha Menurut Pandangan Islam

Menurut Alma, wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang

kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.8

Senada dengan pendapat tersebut, Kasmir menambahkan bahwa arti wirausaha adalah

orang yang berani mengambil risiko dalam berbagai kesempatan.9

Jadi seorang wirausaha harus mempunyai mental berani menanggung risiko,

yaitu bermental mandiri dan berani menanggung risiko walaupun dalam kondisi yang

tidak pasti. Selain itu, kata wirausaha sering berkaitan dengan usaha atau kegiatan

bisnis. Wirausahawan adalah seorang yang memiliki kemampuan menilai peluang

usaha yang dikombinasikan dengan kemampuan dan sumber daya demi meraih

keuntungan.10

Dalam Alquran surat Ar-Ra’d ayat 11 telah dijelaskan untuk melakukan usaha

dan mencoba tanpa harus menggantungkan diri pada orang lain, sebagaimana teori

yang dikemukakan para ahli sekarang. Berikut ayat yang menyatakan hal tersebut:

Artinya:

“….Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d: 11)

Dari ayat di atas secara tegas menerangkan bahwa manusia diperintahkan

untuk berusaha tanpa harus bersandar pada nasib, walaupun dalam salah satu hadist

ada penjelasan bahwa rejeki, jodoh, dan matinya manusia sudah ditentukan oleh

Allah. Namun bukan berarti manusia harus menyerah pada takdir sebelum berusaha

atau berikhtiar.

Islam adalah agama komprehensif, termasuk aspek bisnis mendapat perhatian

dalam Alquran. Agar kita termasuk orang yang ‘menang’, maka kita yang merupakan

umatnya diperintahkan untuk giat bekerja. Allah berfirman:

8 Suryana, Op.Cit., hal. 22

9 Kasmir, Op.Cit.

10 Muhammad Yunus, Op.Cit., hal. 29

Page 7: Sukses Berwirausaha

Artinya:

“Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja”.

(QS. Ash-Shaffat: 61)

Sebagai wirausaha (pelaku bisnis) suatu usaha apapun, pengusaha dituntut

memiliki kekuatan dan nilai-nilai yang mampu menjunjung tinggi bisnisnya, dapat

dipercaya atau jujur adalah sebagian dari nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh

wirausaha muslim. Akuntabilitas suatu perusahaan akan dapat terjaga apabila

didukung oleh karyawan yang gigih, jujur, dan amanah.11

Pada hakikatnya islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai etik, moral

dan spiritual yang berfungsi sebagai pedoman hidup bagi pemeluknya, tidak

terkecuali bidang ekonomi. Banyak sekali ajaran islam yang mengajarkan umatnya

agar mau bekerja keras untuk diri sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, dan mencari

usaha dari tangan sendiri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Secara normatif, ajaran islam mendorong umatnya bekerja keras, beberapa

ayat Alquran dan Hadist yang berhubungan dengan etos kerja dapat dijadikan dasar

bahwa islam sangat memperhatikan kewirausahaan.

Dalam islam sendiri sudah menjadi kewajiban manusia untuk selalu berusaha

dan berdoa dalam menjalankan kewajiban mencari nafkah (wirausaha) pada jalan

agama. Mencari nafkah atau berwirausaha dalam jalan agama disini karena

berwirausaha itu termasuk dalam kategori orang-orang yang mau bersungguh-

sungguh dalam menjalankan hidup. Wirausaha dapat dikatakan sebagai orang yang

perang melawan persaingan dalam bidang ekonomi dan barang siapa yang perang

berwirausaha sesuai dengan norma hukum, agama, dan ekonomi maka dia termasuk

sebagai wirausaha yang andal dalam menjalankan strategi-strategi dan kebijakan yang

telah dilaksanakan dalam bidang ekonomi.12

2.3 Siapakah Bob Sadino?

Lahir dengan nama Bambang Mustari Sadino di Tanjung Karang, Lampung, pada 9

Maret 1933, Bob Sadino atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal

Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari

jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat

menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob

Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari

lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun

mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain

sudah dianggap hidup mapan.

Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam

11

Ibid., hlm. 231-233 12

Ibid., hlm. 11-19

Page 8: Sukses Berwirausaha

perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih sembilan

tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg,

Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami

Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta dua

Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang

tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa

lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya

karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah

menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun

sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak

parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi

tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp100,-. Ia pun sempat mengalami depresi akibat

tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi

yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi

berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham,

ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telur.

Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama

orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan

Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun.

Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun

terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan

Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem

Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya

holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di

Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.

Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik.

Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari

dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu

baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia

Page 9: Sukses Berwirausaha

lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana

sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.13

2.3.1 Pendidikan Itu Racun14

Hasil wawancara di bawah ini di kutip dari salah satu majalah bisnis

terkemuka di Indonesia. Salah satu wacana untuk calon pengusaha, semoga

bermanfaat.

“Kalau mau kaya jangan pintar-pintar“, ucapan pengusaha eksentrik pemilik

Kemfood, Bob Sadino, mengatakan hubungannya dengan Edam Burger sebatas

hubungan bisnis belaka.

Ia juga mengatakan terbuka kemungkinan kerja sama dengan siapa saja untuk

membuka bisnis serupa dengannya. Namun, ia mengaku memang punya

banyak kemiripan dengan Made sebagai pemilik Edam.

Awalnya bagaimana Bapak bisa kerja sama dengan Made?

Sebetulnya terlalu cepat kalau kita bilang kerja sama. Kita harus lebih profesional

dengan mengatakan suatu bentuk ikatan bisnis. Made ingin membeli produk saya,

saya mau jual produk ke siapa saja.

Made kalau tidak salah mulai dengan apa adanya. Kemudian dia mau cari sesuatu

yang terbaik buat para langganannya. Dia dengar ada kemfoods yang usahanya adalah

membuat daging olah yang bentuknya sosis, hamburger, daging asap, dan lain-

lain. Dia mendekati saya dan mengatakan, ‘Bapak bisa tidak membuat hamburger

khusus untuk saya ?’

Saya bilang gampang sekali dan saya kasih beberpa macam hamburger, coba saja

mana yang paling baik. Setelah dia temukan yang terbaik, kita punya formula sendiri.

Jadi formulanya semuanya khusus ?

Dari dagingnya, mayonesnya, sampai sausnya kita buatkan untuk Made. Made

tinggal menyuguhkannya.

Formula dari Bapak dan Made?

Formula khusus dari saya sendiri. Ya mungkin oleh dia ditambahkan disana-sini,

saya tidak tahu. Produk saus saya yang ditambah apa lagi, itu milik Made.

Ini bentuk kerja samanya eksklusif antara Pak Bob dan Pak Made. Jadi tidak ada

kerja sama dengan bentuk seperti ini dengan pengusaha lain?

13

Biografi Tokoh Dunia, “Kisah Sukses Pengusaha Bob Sadino,” http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html (akses 19 Desember 2012) 14

Edy Zaqeus, “Pendidikan itu Racun,” http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang/15-pendidikan-itu-racun.html (akses 19 Desember 2012)

Page 10: Sukses Berwirausaha

Terbuka kerja sama dengan siapa saja tapi apa yang saya jual kepada Made hanya

untuk Made. Kalau ada yang ingin dibuatkan khusus hamburger lagi ya saya buat

khusus untuk dia.

Made ini bukan orang pertama yang datang ke Bapak tapi dia mungkin yang

pertama sukses. Anda melihatnya apa perbedaan Made dengan yang lain itu?

Saya tidak bisa menyebutkan secara spesifik bedanya apa. Tapi kemiripan sifat-

sifat Made dengan saya banyak. Sebagai seorang entrepreneur dia punya kemauan

yang luar biasa besar. Kemudian dia punya tekad yang bulat sekali. Komitmen, dia

komit mau jual burger. Dia juga punya keberanian yang luar biasa untuk mau

mulai jual hamburger dengan harga yang lumayan terjangkau. Dia juga orang

yang tidak cengeng. Itu ada kemiripan dengan saya. Jadi kalau ada yang punya sifat

seperti itu, bisa sama dengan Edam atau bahkan melebihi Edam.

Jadi itu faktor utama kalau kita ingin berusaha ?

Tadi kan empat faktor. Anda mau, ada tekad yang bulat, ada keberanian, dan

tidak cengeng. Jadi kalau mau mulai sesuatu dan memegang empat faktor ini dan

terutama faktor yang terakhir yaitu tidak cengeng, saya katakan pasti akan jadi

Edam. Pasti. Tidak ragu-ragu lagi. Terus bagaimana kamu mau jadi seperti Made,

gampang. Datang saja ke saya. Atau kalau tidak mau bikin burger dengan merek

sendiri, tahu laku atau tidak, tapi yang jelas Edam laku ya sudah pergi ke Edam. Itu

saja.

Menurut Bapak, pendidikan tinggi itu penting bagi pengusaha ?

“Pendidikan itu racun buat saya”. Saya kasih contoh. Orang dagang rata-rata

cari apa. Katanya cari untung. Kalau saya bilang saya dagang cari rugi, logis tidak.

Ada yang bilang tidak logis. Kemudian kalau orang dagang cari untung, apakah

untung terus. Kan tidak. Kalau saya bilang tadi cari rugi, apakah rugi terus. Kan tidak.

Lalu apa bedanya.

Kalau dilihat pengusaha kita banyak yang bermain untuk kalangan menengah atas

dengan modal yang besar. Masih sedikit yang punya visi seperti Made. Kalau bapak

lihat banyak pengusaha kita yang seperti Made. Untuk meniru visi Edam kan tidak

susah. Edam sudah ada contoh, kenapa tidak ditiru. Kalau ditanya banyak atau sedikit,

saya akan jawab begitu.

Tentunya Indonesia membutuhkan lebih banyak Made. Seratus Made tidak cukup.

Kalau kamu tidak berani, tidak akan kemana. Itu faktor kan. Entrepreneur harus

punya keberanian. Keberanian mengambil peluang. Kalau saya ditanya faktor apa

yang menjadi kunci keberhasilan, jawaban saya sederhana. Karena saya tidak sekolah.

Karena saya bodoh, makanya saya berhasil. Karena kamu pintar kamu mikir dulu,

tunggu dulu. Jadi orang pinter itu kebanyakan ngitung untung ruginya. Sehingga

ketika dia mulai bertindak sudah tertinggal jauh sama yang tidak ngitung.

Entrepreneur itu tidak pakai hitung-hitungan begitu. Saya tidak pernah ngitung

dari dulu. Saya suruh orang yang hitung. Karena saya bodoh, saya suruh orang lain

Page 11: Sukses Berwirausaha

yang hitung. Di mana letak kepintaran saya adalah menyuruh orang

menghitung. Kenapa, karena saya bodoh. Di mana letak kebodohan Anda, karena

Anda pintar, jadi Anda ngitung. Jadi kita sebenarnya bolak-balik saja. Saya bisa

sukses karena saya bodoh dan kamu tidak bisa sukses karena kamu pintar.

Jadi tidak usah ngitung. Jalan saja. Kalau salah ya belok. Salah lagi ya belok lagi.

Saya jamin orang yang belajar itu tidak bisa kaya. Saya jamin.

Jadi saran Bapak untuk calon pengusaha?

Tidak usah pakai rencana. Tidak usah mikir. Jalankan saja.

2.3.2 Bob Sadino: Sepiring Nasi Kesuksesan15

Sukses bagi seorang entrepreneur sejati seperti Bob Sadino, ternyata begitu

sederhana. “Kalau saya mengharapkan besok saya bisa makan, dan besok saya dapat

makan, saya sudah sukses,” ungkap bos Kemchicks Group ini. Ia bilang, banyak

orang tidak pernah memahami arti sepiring nasi. Makan dianggap sebagai kewajaran

jika orang tidak punya masalah untuk mendapatkan makanan. Tapi bagi orang yang

pernah lapar, pernah tidak makan, sepiring nasi mempunyai arti yang sangat besar dan

sangat mendalam. “Mungkin titik berangkat saya itu yang membuat saya bisa begini

hari ini,” tutur Bob, yang pernah jadi sopir taksi dan nguli di Jakarta dengan upah

Rp100,- per hari.

Bob, yang lulus SMA tahun 1953 itu mengkritik keras kecenderungan para

orang tua yang malas mendidik sendiri anak-anaknya. Para orang tua itu melepaskan

tanggung jawab mendidik anak dan seenaknya membebankan tugas itu pada sekolah.

Akhirnya, sering mereka memaksakan kehendak pada anak-anak dalam hal memilih

jenis pendidikan. Padahal, kata pengusaha gaek yang pernah ikut-ikutan temannya

kuliah di Fakultas Hukum UI ini, semua anak bebas menentukan pilihan. Namun

itulah egoisnya orang tua. Tanpa sadar mereka sedang memperkosa pikiran anak-

anak. Bagi Bob, keteladanan sangat bermakna untuk membangun mental seseorang.

“Bukan dengan memicu dan memacu, karena banyak orang yang tidak mau dipicu

dan dipacu,” tegas Bob. Ia mengaku sangat keras dalam mendidik anak-anaknya,

tetapi juga memberi pilihan sebebas-bebasnya. Disiplin harus ditegakkan, tapi

kemandirian juga harus ditumbuhkan. Itulah semangat Bob dalam menggerakkan para

karyawan di Kemchicks Group, yang mana mereka dianggapnya sebagai anak-anak

sendiri.

Teramat sayang jika orang hanya mengingat seorang Bob Sadino sebagai

pengusaha nyentrik, yang kemana-mana pakai celana pendek. Makin digali, makin

ketemulah sosoknya sebagai seorang Master Kehidupan. Bahasanya bernuansa

sufistik. Ungkapan-ungkapan yang sederhana, lugas, dan kadang provokatif namun

kaya makna itu, menjadikannya bak seorang “Guru Zen” dalam hal bisnis. “Saya ini

seperti sebuah gitar tua di atas meja. Apakah saya bisa mengalunkan irama yang indah

15

Edy Zaqeus, “Apa Arti Kesuksesan,” http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang.html?start=2 (akses 19

Desember 2012)

Page 12: Sukses Berwirausaha

atau buruk, tergantung siapa yang memetiknya,” ungkap Bob saat didesak untuk

mengeluarkan seluruh ‘ilmunya’ oleh Edy Zaqeus.

Kalau pikiran ini kita umpamakan sebuah cangkir teh, maka kita tak bakalan

pernah bisa mengenal “tehnya” Bob Sadino, jika kita tak lebih dulu mengosongkan

cangkir itu. Berikut petikan wawancara antara Bob Sadino, sang “Guru Zen” bisnis,

dengan salah satu pengagumnya, Edy Zaqeus. Wawancara berlangsung sepanjang

perjalanan dari rumah Bob di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai di kantornya di

kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.

2.4 Meningkatkan Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa

Mahasiswa adalah agent of change atau agen perubahan yang akan menentukan masa

depan bangsa, apakah bangsa itu akan mundur atau maju. Untuk menciptakan generasi

yang unggul tidak hanya dengan membebani mahasiswa dengan berbagai macam mata

kuliah yang hanya bersifat teori saja. Namun keunggulan mahasiswa dapat dilihat juga

dari berapa besar mahasiswa tersebut bisa bersaing dan mampu memberikan manfaat bagi

orang banyak. Persaingan disini bukanlah hanya dibidang akademik, namun dibidang

yang lebih luas seperti wirausaha yang memang saat ini sangat digalakkan oleh

pemerintah.

Kemampuan mahasiswa dibidang akademik saja kami kira belum cukup untuk

menjadi bekal bila mereka terjun ke masyarakat kelak. Karena seperti kita ketahui banyak

mahasiswa yang berprestasi namun malah menambah jumlah angka pengangguran di

Indonesia. Hal ini terjadi karena mindset mahasiswa yang dididik untuk mengejar

lowongan pekerjan, bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

Pertumbuhan wirausaha Indonesia yang saat ini dibilang sangat kecil tentu tidak

sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Padahal bila kita

cermati perekonomian suatu bangsa dapat dilihat dari berapa besarkah wirausahawan

yang ada di negara tersebut. Dan untuk menciptakan wirausahawan baru, sebenarnya

universitas-universitas di Indonesia memiliki peluang besar untuk itu. Karena selain

didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul,lingkungan akademik yang ada

di universitas lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari dan memahami langkah

dan cara untuk meniti bidang wirausaha. Nah, sekarang yang dibutuhkan adalah

bagaimana cara pihak universitas untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang

berwirausaha. Memang sudah banyak cara yang dilakukan pihak universitas, seperti

workshop wirausaha dan lain-lain. Namun itu semua kami kira kurang cukup karena

kegiatan-kegiatan worksop yang dilakukan kurang besifat mengikat dan tidak ada kontrol

dari universitas apakah mahasiswa tersebut sudah mencoba untuk berwirausaha atau

belum. Dan saran kami untuk menciptakan wirausahawan baru dikalangan mahasiswa,

pihak universitas harus memasukkan wirausaha sebagai salah satu mata kuliah wajib yang

lebih menekankan pada praktik bukan materi seperti yang ada saat ini. Dengan

memasukan wirausaha dalam lingkup mata kuliah praktik wajib tentunya secara tidak

langsung akan memberikan semangat bagi mahasiswa untuk mencoba berwirausaha

karena hal itu bekaitan pula dengan nilai yang akan diperoleh.16

BAB III

16

Tubagus S. Tamimi, “Meningkatkan Minat Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa”

http://tamimi.students.uii.ac.id/files/2011/04/tubagus-sukron-t1.pdf (akses 19 Desember 2012)

Page 13: Sukses Berwirausaha

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wirausaha merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan

menangkap peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna

mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan

keberhasilan. Salah satu entrepreneur sukses di Indonesia adalah Bob Sadino. Lelaki

yang ‘berseragam’ celana pendek itu sempat menjadi supir dan kuli bangunan. Namun

kini, ia adalah pemilik tunggal supermarket Kem Chicks di daerah Kemang, Jakarta

Selatan. Adapun rahasia sukses ala Bob Sadino yaitu: (1) Berikan pelayanan terbaik; (2)

Manajemen konflik; (3) Kemauan, komitmen tinggi, dan keberanian mengambil peluang.

3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan dapat merubah

Negara ini menuju lebih baik, yaitu salah satunya dengan cara berwirausaha. Jadi mereka

tak lagi berpikir untuk mencari pekerjaan, tetapi lebih kepada menciptakan lapangan

pekerjaan, sehingga kelak Indonesia bisa menjadi Negara maju nantinya.

Page 14: Sukses Berwirausaha

DAFTAR PUSTAKA

Tarmudji, Tarsis. Prinsip-Prinsip Wirausaha. Liberty: Yogyakarta, 2000

Suryana. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba

Empat, 2006

Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

Yunus, Muhammad. Islam & Wirausaha Inovatif. Malang: UIN Press, 2008

Dinsi, Valentino. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian. Jakarta: LET’S GO

Indonesia, 2004

Sulistiyani, Elisabeth T. Pengantar Wirausaha.

http://pkbmedukasi.wordpress.com/pengantar-wirausaha/ (akses 19 Desember 2012)

Biografi Tokoh Dunia. Kisah Sukses Pengusaha Bob Sadino. http://kolom-

biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html (akses 19

Desember 2012)

Zaqeus, Edy. Pendidikan itu Racun. http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang/15-

pendidikan-itu-racun.html (akses 19 Desember 2012)

Zaqeus, Edy. Apa Arti Kesuksesan. http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang.html?start=2

(akses 19 Desember 2012)