sukses berwirausaha
DESCRIPTION
tips sukses berwirausaha ala Bob Sadino, khususnya bagi orang yang tak memiliki modal besarTRANSCRIPT
M A K A L A H
“Strategi Sukses Berwirausaha ala Bob Sadino”
Disusun oleh:
Karinda Nita Santi
1335121127
PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat dan hidayah-Nya
Sehingga penulisan makalah “Strategi Berwirausaha ala Bob Sadino” dapat terselesaikan
dengan baik.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jakarta pada akhir semester ganjil 2012.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada ibu Nurusyifa, S. S., M. Hum.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahannya, juga kepada semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya
makalah ini.
Mudah-mudahan semua yang didapat dan dituangkan dalam makalah ini bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, akhir kata penulis sampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya, bilamana di dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang, terima kasih.
Jakarta, Desember 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seseorang yang hendak masuk ke dalam dunia wirausaha, tidak cukup hanya
bermodal keberanian dan dukungan finansial yang kuat semata. Bahwa kedua hal tersebut
merupakan salah satu modal utama dalam dunia wirausaha. Namun perlu juga diingat,
bahwa kedua hal tersebut bukan merupakan satu-satunya hal yang menentukan
keberhasilan seseorang dalam dunia wirausaha.
Salah satu entrepreneur yang memulai usahanya dari nol adalah Bob Sadino. Tokoh
yang dikenal karena hobinya bercelana pendek dalam berbagai acara ini, memulai kisah
suksesnya hanya dari enam butir ayam kampung. Dari enam butir telur ayam yang
dijajakannya berkeliling dari rumah ke rumah inilah, yang kemudian menjadi modal awal
keberhasilannya mendirikan kerajaan bisnis di Indonesia.
Hal tersebut menjadi bukti bahwa finansial bukanlah penentu utama proses
keberhasilan dalam berwirausaha. Masih ada faktor lain yang bisa menjadi penentu
keberhasilan seseorang dalam menjalankan aktivitas wirausaha mereka. Diantara faktor
tersebut ialah faktor pasar, persaingan, produksi serta kekreatifan wirausahawan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian wirausaha?
2. Bagaimana ciri-ciri dan watak wirausaha?
3. Apa saja sifat yang harus dimiliki seorang wirausahawan?
4. Bagaimana pandangan islam terhadap wirausaha?
5. Bagaimana strategi sukses berwirausaha ala Bob Sadino?
6. Bagaimana meningkatkan minat berwirausaha pada mahasiswa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian serta ciri-ciri wirausaha
2. Untuk mengetahui sifat yang harus dimiliki wirausahawan
3. Untuk mengetahui dan memahami pandangan islam terhadap wirausaha
4. Untuk mengetahui strategi Bob Sadino dalam berwirausaha
5. Untuk mengetahui cara meningkatkan minat mahasiswa dalam berwirausaha
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wirausaha
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.1
Bila ditinjau dari segi etimologi wirausaha berasal dari kata wira dan usaha,
kata wira berarti teladan atau patut dicontoh, sedangkan usaha berarti kemauan keras
memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai seorang yang
berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi
teladan hidup. Atau lebih sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Seorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan”2
Menurut Kuratko dan Hodgetts sebagaimana yang dikutip oleh Manurung,
menyatakan bahwa entrepreneur (wirausahawan), berasal dari bahasa Perancis
interprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake).3
Zimmerer dan
Scarborogh mendefinisikan wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan
sebuah bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai
keuntungan dan pertumbuhan bisnis dengan cara mengidentifikasikan peluang dan
menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.4
Menurut Harris, wirausaha yang sukses adalah pada umumnya mereka yang
memperoleh kompetensi yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaannya.5
Seorang wirausaha bukan manusia hasil cetakan melainkan seseorang yang
memiliki kualitas pribadi yang menonjol yang nampak dari sikap, motivasi dan
perilaku yang mendasarinya. Wirausahawan yang sukses haruslah orang yang mampu
melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, serta mencapai pilihan dari
berbagai alternatif masalah dan solusinya.6
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausahawan adalah orang
yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
1 Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 16
2 Tarsis Tarmudji, Prinsip-Prinsip Wirausaha (Liberty: Yogyakarta, 2000), hal. 4
3 Muhammad Yunus, Islam & Wirausaha Inovatif (Malang: UIN Press, 2008), hal. 27
4 Ibid.
5 Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses (Jakarta: Salemba Empat, 2006),
hal. 22 6 Suharyadi,dkk, Kewirausahawan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Dini (Jakarta: Salemba Empat,
2007), hal. 9
2.1.1 Ciri–ciri dan Watak Wirausaha7
Seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha apabila ia memiliki ciri–ciri
sebagai berikut:
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Berani mengambil risiko
4. Kepemimpinan
5. Orisinalitas
6. Berorientasi pada masa depan
Adapun watak yang melekat pada seorang wirausaha adalah:
1. Keyakinan, kemandirian, individualitas dan optimisme
2. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad
kerja keras
3. Mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif
4. Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan menyukai tantangan
5. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan
kritik
6. Inovatif dan kreatif serta fleksibel
2.1.2 Sifat – Sifat yang Harus Dimiliki Wirausaha
Untuk menjadi seorang wirausahawan sukses, diperlukan sifat–sifat sebagai
berikut :
1. Terbuka pada pengalaman
2. Melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda
3. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
4. Memiliki rasa tepo seliro (toleransi yang tinggi)
5. Mampu menerima perbedaan
6. Independen dalam pertimbangan, pemikiran dan tindakan
7. Membutuhkan dan menerima otonomi
8. Percaya pada diri sendiri
9. Berani mengambil risiko
10. Tekun dan ulet
2.1.3 Syarat – Syarat Wirausaha
Setiap wirausahawan pasti ingin sukses dalam menjalankan usahanya. Untuk
itu seorang wirausahawan harus membekali dirinya dengan hal–hal seperti berikut :
1. Memiliki sikap mental yang positif
2. Mampu berpikir kreatif
3. Rajin mencoba hal–hal yang baru ( inovatif )
7 Elisabeth T. Sulistiyani “Pengantar Wirausaha” http://pkbmedukasi.wordpress.com/pengantar-wirausaha/
(akses 19 Desember 2012)
4. Memiliki motivasi dan semangat juang yang tinggi
5. Mampu berkomunikasi
2.2 Wirausaha Menurut Pandangan Islam
Menurut Alma, wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.8
Senada dengan pendapat tersebut, Kasmir menambahkan bahwa arti wirausaha adalah
orang yang berani mengambil risiko dalam berbagai kesempatan.9
Jadi seorang wirausaha harus mempunyai mental berani menanggung risiko,
yaitu bermental mandiri dan berani menanggung risiko walaupun dalam kondisi yang
tidak pasti. Selain itu, kata wirausaha sering berkaitan dengan usaha atau kegiatan
bisnis. Wirausahawan adalah seorang yang memiliki kemampuan menilai peluang
usaha yang dikombinasikan dengan kemampuan dan sumber daya demi meraih
keuntungan.10
Dalam Alquran surat Ar-Ra’d ayat 11 telah dijelaskan untuk melakukan usaha
dan mencoba tanpa harus menggantungkan diri pada orang lain, sebagaimana teori
yang dikemukakan para ahli sekarang. Berikut ayat yang menyatakan hal tersebut:
Artinya:
“….Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Dari ayat di atas secara tegas menerangkan bahwa manusia diperintahkan
untuk berusaha tanpa harus bersandar pada nasib, walaupun dalam salah satu hadist
ada penjelasan bahwa rejeki, jodoh, dan matinya manusia sudah ditentukan oleh
Allah. Namun bukan berarti manusia harus menyerah pada takdir sebelum berusaha
atau berikhtiar.
Islam adalah agama komprehensif, termasuk aspek bisnis mendapat perhatian
dalam Alquran. Agar kita termasuk orang yang ‘menang’, maka kita yang merupakan
umatnya diperintahkan untuk giat bekerja. Allah berfirman:
8 Suryana, Op.Cit., hal. 22
9 Kasmir, Op.Cit.
10 Muhammad Yunus, Op.Cit., hal. 29
Artinya:
“Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja”.
(QS. Ash-Shaffat: 61)
Sebagai wirausaha (pelaku bisnis) suatu usaha apapun, pengusaha dituntut
memiliki kekuatan dan nilai-nilai yang mampu menjunjung tinggi bisnisnya, dapat
dipercaya atau jujur adalah sebagian dari nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh
wirausaha muslim. Akuntabilitas suatu perusahaan akan dapat terjaga apabila
didukung oleh karyawan yang gigih, jujur, dan amanah.11
Pada hakikatnya islam adalah agama yang mengajarkan nilai-nilai etik, moral
dan spiritual yang berfungsi sebagai pedoman hidup bagi pemeluknya, tidak
terkecuali bidang ekonomi. Banyak sekali ajaran islam yang mengajarkan umatnya
agar mau bekerja keras untuk diri sendiri, berlaku jujur dalam berbisnis, dan mencari
usaha dari tangan sendiri untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Secara normatif, ajaran islam mendorong umatnya bekerja keras, beberapa
ayat Alquran dan Hadist yang berhubungan dengan etos kerja dapat dijadikan dasar
bahwa islam sangat memperhatikan kewirausahaan.
Dalam islam sendiri sudah menjadi kewajiban manusia untuk selalu berusaha
dan berdoa dalam menjalankan kewajiban mencari nafkah (wirausaha) pada jalan
agama. Mencari nafkah atau berwirausaha dalam jalan agama disini karena
berwirausaha itu termasuk dalam kategori orang-orang yang mau bersungguh-
sungguh dalam menjalankan hidup. Wirausaha dapat dikatakan sebagai orang yang
perang melawan persaingan dalam bidang ekonomi dan barang siapa yang perang
berwirausaha sesuai dengan norma hukum, agama, dan ekonomi maka dia termasuk
sebagai wirausaha yang andal dalam menjalankan strategi-strategi dan kebijakan yang
telah dilaksanakan dalam bidang ekonomi.12
2.3 Siapakah Bob Sadino?
Lahir dengan nama Bambang Mustari Sadino di Tanjung Karang, Lampung, pada 9
Maret 1933, Bob Sadino atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal
Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari
jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat
menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob
Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari
lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun
mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain
sudah dianggap hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam
11
Ibid., hlm. 231-233 12
Ibid., hlm. 11-19
perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih sembilan
tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg,
Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami
Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta dua
Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang
tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa
lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya
karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah
menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun
sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak
parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi
tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp100,-. Ia pun sempat mengalami depresi akibat
tekanan hidup yang dialaminya.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi
yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi
berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham,
ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telur.
Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama
orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan
Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun.
Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun
terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan
Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem
Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya
holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di
Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan.
Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik.
Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari
dan menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu
baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia
lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana
sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.13
2.3.1 Pendidikan Itu Racun14
Hasil wawancara di bawah ini di kutip dari salah satu majalah bisnis
terkemuka di Indonesia. Salah satu wacana untuk calon pengusaha, semoga
bermanfaat.
“Kalau mau kaya jangan pintar-pintar“, ucapan pengusaha eksentrik pemilik
Kemfood, Bob Sadino, mengatakan hubungannya dengan Edam Burger sebatas
hubungan bisnis belaka.
Ia juga mengatakan terbuka kemungkinan kerja sama dengan siapa saja untuk
membuka bisnis serupa dengannya. Namun, ia mengaku memang punya
banyak kemiripan dengan Made sebagai pemilik Edam.
Awalnya bagaimana Bapak bisa kerja sama dengan Made?
Sebetulnya terlalu cepat kalau kita bilang kerja sama. Kita harus lebih profesional
dengan mengatakan suatu bentuk ikatan bisnis. Made ingin membeli produk saya,
saya mau jual produk ke siapa saja.
Made kalau tidak salah mulai dengan apa adanya. Kemudian dia mau cari sesuatu
yang terbaik buat para langganannya. Dia dengar ada kemfoods yang usahanya adalah
membuat daging olah yang bentuknya sosis, hamburger, daging asap, dan lain-
lain. Dia mendekati saya dan mengatakan, ‘Bapak bisa tidak membuat hamburger
khusus untuk saya ?’
Saya bilang gampang sekali dan saya kasih beberpa macam hamburger, coba saja
mana yang paling baik. Setelah dia temukan yang terbaik, kita punya formula sendiri.
Jadi formulanya semuanya khusus ?
Dari dagingnya, mayonesnya, sampai sausnya kita buatkan untuk Made. Made
tinggal menyuguhkannya.
Formula dari Bapak dan Made?
Formula khusus dari saya sendiri. Ya mungkin oleh dia ditambahkan disana-sini,
saya tidak tahu. Produk saus saya yang ditambah apa lagi, itu milik Made.
Ini bentuk kerja samanya eksklusif antara Pak Bob dan Pak Made. Jadi tidak ada
kerja sama dengan bentuk seperti ini dengan pengusaha lain?
13
Biografi Tokoh Dunia, “Kisah Sukses Pengusaha Bob Sadino,” http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html (akses 19 Desember 2012) 14
Edy Zaqeus, “Pendidikan itu Racun,” http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang/15-pendidikan-itu-racun.html (akses 19 Desember 2012)
Terbuka kerja sama dengan siapa saja tapi apa yang saya jual kepada Made hanya
untuk Made. Kalau ada yang ingin dibuatkan khusus hamburger lagi ya saya buat
khusus untuk dia.
Made ini bukan orang pertama yang datang ke Bapak tapi dia mungkin yang
pertama sukses. Anda melihatnya apa perbedaan Made dengan yang lain itu?
Saya tidak bisa menyebutkan secara spesifik bedanya apa. Tapi kemiripan sifat-
sifat Made dengan saya banyak. Sebagai seorang entrepreneur dia punya kemauan
yang luar biasa besar. Kemudian dia punya tekad yang bulat sekali. Komitmen, dia
komit mau jual burger. Dia juga punya keberanian yang luar biasa untuk mau
mulai jual hamburger dengan harga yang lumayan terjangkau. Dia juga orang
yang tidak cengeng. Itu ada kemiripan dengan saya. Jadi kalau ada yang punya sifat
seperti itu, bisa sama dengan Edam atau bahkan melebihi Edam.
Jadi itu faktor utama kalau kita ingin berusaha ?
Tadi kan empat faktor. Anda mau, ada tekad yang bulat, ada keberanian, dan
tidak cengeng. Jadi kalau mau mulai sesuatu dan memegang empat faktor ini dan
terutama faktor yang terakhir yaitu tidak cengeng, saya katakan pasti akan jadi
Edam. Pasti. Tidak ragu-ragu lagi. Terus bagaimana kamu mau jadi seperti Made,
gampang. Datang saja ke saya. Atau kalau tidak mau bikin burger dengan merek
sendiri, tahu laku atau tidak, tapi yang jelas Edam laku ya sudah pergi ke Edam. Itu
saja.
Menurut Bapak, pendidikan tinggi itu penting bagi pengusaha ?
“Pendidikan itu racun buat saya”. Saya kasih contoh. Orang dagang rata-rata
cari apa. Katanya cari untung. Kalau saya bilang saya dagang cari rugi, logis tidak.
Ada yang bilang tidak logis. Kemudian kalau orang dagang cari untung, apakah
untung terus. Kan tidak. Kalau saya bilang tadi cari rugi, apakah rugi terus. Kan tidak.
Lalu apa bedanya.
Kalau dilihat pengusaha kita banyak yang bermain untuk kalangan menengah atas
dengan modal yang besar. Masih sedikit yang punya visi seperti Made. Kalau bapak
lihat banyak pengusaha kita yang seperti Made. Untuk meniru visi Edam kan tidak
susah. Edam sudah ada contoh, kenapa tidak ditiru. Kalau ditanya banyak atau sedikit,
saya akan jawab begitu.
Tentunya Indonesia membutuhkan lebih banyak Made. Seratus Made tidak cukup.
Kalau kamu tidak berani, tidak akan kemana. Itu faktor kan. Entrepreneur harus
punya keberanian. Keberanian mengambil peluang. Kalau saya ditanya faktor apa
yang menjadi kunci keberhasilan, jawaban saya sederhana. Karena saya tidak sekolah.
Karena saya bodoh, makanya saya berhasil. Karena kamu pintar kamu mikir dulu,
tunggu dulu. Jadi orang pinter itu kebanyakan ngitung untung ruginya. Sehingga
ketika dia mulai bertindak sudah tertinggal jauh sama yang tidak ngitung.
Entrepreneur itu tidak pakai hitung-hitungan begitu. Saya tidak pernah ngitung
dari dulu. Saya suruh orang yang hitung. Karena saya bodoh, saya suruh orang lain
yang hitung. Di mana letak kepintaran saya adalah menyuruh orang
menghitung. Kenapa, karena saya bodoh. Di mana letak kebodohan Anda, karena
Anda pintar, jadi Anda ngitung. Jadi kita sebenarnya bolak-balik saja. Saya bisa
sukses karena saya bodoh dan kamu tidak bisa sukses karena kamu pintar.
Jadi tidak usah ngitung. Jalan saja. Kalau salah ya belok. Salah lagi ya belok lagi.
Saya jamin orang yang belajar itu tidak bisa kaya. Saya jamin.
Jadi saran Bapak untuk calon pengusaha?
Tidak usah pakai rencana. Tidak usah mikir. Jalankan saja.
2.3.2 Bob Sadino: Sepiring Nasi Kesuksesan15
Sukses bagi seorang entrepreneur sejati seperti Bob Sadino, ternyata begitu
sederhana. “Kalau saya mengharapkan besok saya bisa makan, dan besok saya dapat
makan, saya sudah sukses,” ungkap bos Kemchicks Group ini. Ia bilang, banyak
orang tidak pernah memahami arti sepiring nasi. Makan dianggap sebagai kewajaran
jika orang tidak punya masalah untuk mendapatkan makanan. Tapi bagi orang yang
pernah lapar, pernah tidak makan, sepiring nasi mempunyai arti yang sangat besar dan
sangat mendalam. “Mungkin titik berangkat saya itu yang membuat saya bisa begini
hari ini,” tutur Bob, yang pernah jadi sopir taksi dan nguli di Jakarta dengan upah
Rp100,- per hari.
Bob, yang lulus SMA tahun 1953 itu mengkritik keras kecenderungan para
orang tua yang malas mendidik sendiri anak-anaknya. Para orang tua itu melepaskan
tanggung jawab mendidik anak dan seenaknya membebankan tugas itu pada sekolah.
Akhirnya, sering mereka memaksakan kehendak pada anak-anak dalam hal memilih
jenis pendidikan. Padahal, kata pengusaha gaek yang pernah ikut-ikutan temannya
kuliah di Fakultas Hukum UI ini, semua anak bebas menentukan pilihan. Namun
itulah egoisnya orang tua. Tanpa sadar mereka sedang memperkosa pikiran anak-
anak. Bagi Bob, keteladanan sangat bermakna untuk membangun mental seseorang.
“Bukan dengan memicu dan memacu, karena banyak orang yang tidak mau dipicu
dan dipacu,” tegas Bob. Ia mengaku sangat keras dalam mendidik anak-anaknya,
tetapi juga memberi pilihan sebebas-bebasnya. Disiplin harus ditegakkan, tapi
kemandirian juga harus ditumbuhkan. Itulah semangat Bob dalam menggerakkan para
karyawan di Kemchicks Group, yang mana mereka dianggapnya sebagai anak-anak
sendiri.
Teramat sayang jika orang hanya mengingat seorang Bob Sadino sebagai
pengusaha nyentrik, yang kemana-mana pakai celana pendek. Makin digali, makin
ketemulah sosoknya sebagai seorang Master Kehidupan. Bahasanya bernuansa
sufistik. Ungkapan-ungkapan yang sederhana, lugas, dan kadang provokatif namun
kaya makna itu, menjadikannya bak seorang “Guru Zen” dalam hal bisnis. “Saya ini
seperti sebuah gitar tua di atas meja. Apakah saya bisa mengalunkan irama yang indah
15
Edy Zaqeus, “Apa Arti Kesuksesan,” http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang.html?start=2 (akses 19
Desember 2012)
atau buruk, tergantung siapa yang memetiknya,” ungkap Bob saat didesak untuk
mengeluarkan seluruh ‘ilmunya’ oleh Edy Zaqeus.
Kalau pikiran ini kita umpamakan sebuah cangkir teh, maka kita tak bakalan
pernah bisa mengenal “tehnya” Bob Sadino, jika kita tak lebih dulu mengosongkan
cangkir itu. Berikut petikan wawancara antara Bob Sadino, sang “Guru Zen” bisnis,
dengan salah satu pengagumnya, Edy Zaqeus. Wawancara berlangsung sepanjang
perjalanan dari rumah Bob di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai di kantornya di
kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.
2.4 Meningkatkan Minat Wirausaha di Kalangan Mahasiswa
Mahasiswa adalah agent of change atau agen perubahan yang akan menentukan masa
depan bangsa, apakah bangsa itu akan mundur atau maju. Untuk menciptakan generasi
yang unggul tidak hanya dengan membebani mahasiswa dengan berbagai macam mata
kuliah yang hanya bersifat teori saja. Namun keunggulan mahasiswa dapat dilihat juga
dari berapa besar mahasiswa tersebut bisa bersaing dan mampu memberikan manfaat bagi
orang banyak. Persaingan disini bukanlah hanya dibidang akademik, namun dibidang
yang lebih luas seperti wirausaha yang memang saat ini sangat digalakkan oleh
pemerintah.
Kemampuan mahasiswa dibidang akademik saja kami kira belum cukup untuk
menjadi bekal bila mereka terjun ke masyarakat kelak. Karena seperti kita ketahui banyak
mahasiswa yang berprestasi namun malah menambah jumlah angka pengangguran di
Indonesia. Hal ini terjadi karena mindset mahasiswa yang dididik untuk mengejar
lowongan pekerjan, bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Pertumbuhan wirausaha Indonesia yang saat ini dibilang sangat kecil tentu tidak
sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Padahal bila kita
cermati perekonomian suatu bangsa dapat dilihat dari berapa besarkah wirausahawan
yang ada di negara tersebut. Dan untuk menciptakan wirausahawan baru, sebenarnya
universitas-universitas di Indonesia memiliki peluang besar untuk itu. Karena selain
didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul,lingkungan akademik yang ada
di universitas lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari dan memahami langkah
dan cara untuk meniti bidang wirausaha. Nah, sekarang yang dibutuhkan adalah
bagaimana cara pihak universitas untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang
berwirausaha. Memang sudah banyak cara yang dilakukan pihak universitas, seperti
workshop wirausaha dan lain-lain. Namun itu semua kami kira kurang cukup karena
kegiatan-kegiatan worksop yang dilakukan kurang besifat mengikat dan tidak ada kontrol
dari universitas apakah mahasiswa tersebut sudah mencoba untuk berwirausaha atau
belum. Dan saran kami untuk menciptakan wirausahawan baru dikalangan mahasiswa,
pihak universitas harus memasukkan wirausaha sebagai salah satu mata kuliah wajib yang
lebih menekankan pada praktik bukan materi seperti yang ada saat ini. Dengan
memasukan wirausaha dalam lingkup mata kuliah praktik wajib tentunya secara tidak
langsung akan memberikan semangat bagi mahasiswa untuk mencoba berwirausaha
karena hal itu bekaitan pula dengan nilai yang akan diperoleh.16
BAB III
16
Tubagus S. Tamimi, “Meningkatkan Minat Berwirausaha di Kalangan Mahasiswa”
http://tamimi.students.uii.ac.id/files/2011/04/tubagus-sukron-t1.pdf (akses 19 Desember 2012)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wirausaha merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan
menangkap peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan
keberhasilan. Salah satu entrepreneur sukses di Indonesia adalah Bob Sadino. Lelaki
yang ‘berseragam’ celana pendek itu sempat menjadi supir dan kuli bangunan. Namun
kini, ia adalah pemilik tunggal supermarket Kem Chicks di daerah Kemang, Jakarta
Selatan. Adapun rahasia sukses ala Bob Sadino yaitu: (1) Berikan pelayanan terbaik; (2)
Manajemen konflik; (3) Kemauan, komitmen tinggi, dan keberanian mengambil peluang.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan dapat merubah
Negara ini menuju lebih baik, yaitu salah satunya dengan cara berwirausaha. Jadi mereka
tak lagi berpikir untuk mencari pekerjaan, tetapi lebih kepada menciptakan lapangan
pekerjaan, sehingga kelak Indonesia bisa menjadi Negara maju nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Tarmudji, Tarsis. Prinsip-Prinsip Wirausaha. Liberty: Yogyakarta, 2000
Suryana. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba
Empat, 2006
Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Yunus, Muhammad. Islam & Wirausaha Inovatif. Malang: UIN Press, 2008
Dinsi, Valentino. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian. Jakarta: LET’S GO
Indonesia, 2004
Sulistiyani, Elisabeth T. Pengantar Wirausaha.
http://pkbmedukasi.wordpress.com/pengantar-wirausaha/ (akses 19 Desember 2012)
Biografi Tokoh Dunia. Kisah Sukses Pengusaha Bob Sadino. http://kolom-
biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html (akses 19
Desember 2012)
Zaqeus, Edy. Pendidikan itu Racun. http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang/15-
pendidikan-itu-racun.html (akses 19 Desember 2012)
Zaqeus, Edy. Apa Arti Kesuksesan. http://bob-sadino.com/kabar-kabari/bincang.html?start=2
(akses 19 Desember 2012)