tunggakan pbb rp 7

8
Tunggakan PBB Rp 7,9 Miliar KOTA – Untuk meraup pendapatan dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tahun 2014 Pemkab Pacitan harus bekerja keras. Pasalnya, tunggakan PBB warisan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ponorogo kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pacitan mencapai Rp 7,9 miliar. Itu merupakan akumulasi mulai tahun 1994 hingga April 2013. Kabid Pendataan dan Penetapan Pajak DPPKAD Pacitan Marsandi menjelaskan tunggakan itu diduga mandek di perangkat desa. Selain itu, ada data tercecer yang kini masih dalam inventarisasi DPPKAD. ‘’Sejak beralihnya PBB sebagai pajak daerah per Januari 2014, hingga kini kami masih melakukan pencocokan data. Sebab, jumlahnya sangat banyak,’’ ujar Marsandi kepada Jawa Pos Radar Pacitan kemarin. Sandi juga tak mau banyak bicara perihal target pendapatan yang dipatok dari PBB tahun ini. Pasalnya, masih banyak data yang musti dicocokkan. ‘’Terpenting, progres pembayaran pajak terutang itu bagus dulu,’’ tuturnya. Diakui, pemungutan tunggakan PBB tidak mudah. Ini mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat, terutama untuk datang ke kantor membayar pajak. Untuk target pelunasan PBB tahun ini pihaknya tengah menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) masing-masing kelurahan. Selain itu, dia juga sudah mengumpulkan beberapa perangkat desa dan kolektor pajak di masing-masing kecamatan untuk turut membantu melakukan penarikan PBB. ‘’Untuk reward kami juga masih belum bisa banyak bicara. Itu semua kebijakan pimpinan,’’ terangnya. Saat ini pihaknya fokus pada tunggakan 2009-2013 lebih dulu. Itu dilakukan lantaran pendataan sudah rampung. Dia menuturkan untuk tunggakan PBB akumulasi tahun 2009-2013 mencapai Rp 701 juta. ‘’Tunggakan terbesar ada di Kecamatan Pacitan Kota,’’ ungkapnya.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 26-Jul-2015

60 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tunggakan pbb rp 7

Tunggakan PBB Rp 7,9 Miliar

KOTA – Untuk meraup pendapatan dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tahun 2014 Pemkab Pacitan harus bekerja keras. Pasalnya, tunggakan PBB warisan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ponorogo kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pacitan mencapai Rp 7,9 miliar. Itu merupakan akumulasi mulai tahun 1994 hingga April 2013.

Kabid Pendataan dan Penetapan Pajak DPPKAD Pacitan Marsandi menjelaskan tunggakan itu diduga mandek di perangkat desa. Selain itu, ada data tercecer yang kini masih dalam inventarisasi DPPKAD. ‘’Sejak beralihnya PBB sebagai pajak daerah per Januari 2014, hingga kini kami masih melakukan pencocokan data. Sebab, jumlahnya sangat banyak,’’ ujar Marsandi kepada Jawa Pos Radar Pacitan kemarin.

Sandi juga tak mau banyak bicara perihal target pendapatan yang dipatok dari PBB tahun ini. Pasalnya, masih banyak data yang musti dicocokkan. ‘’Terpenting, progres pembayaran pajak terutang itu bagus dulu,’’ tuturnya.

Diakui, pemungutan tunggakan PBB tidak mudah. Ini mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat, terutama untuk datang ke kantor membayar pajak. Untuk target pelunasan PBB tahun ini pihaknya tengah menyiapkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) masing-masing kelurahan.

Selain itu, dia juga sudah mengumpulkan beberapa perangkat desa dan kolektor pajak di masing-masing kecamatan untuk turut membantu melakukan penarikan PBB. ‘’Untuk reward kami juga masih belum bisa banyak bicara. Itu semua kebijakan pimpinan,’’ terangnya.

Saat ini pihaknya fokus pada tunggakan 2009-2013 lebih dulu. Itu dilakukan lantaran pendataan sudah rampung. Dia menuturkan untuk tunggakan PBB akumulasi tahun 2009-2013 mencapai Rp 701 juta. ‘’Tunggakan terbesar ada di Kecamatan Pacitan Kota,’’ ungkapnya.

Menurut dia, itu dipengrahui objek pajak, namun tidak ada subjek pajaknya. Sehingga, penagihan PBB tersendat. ‘’Biasanya, subjek pajaknya pindah ke luar daerah,’’ jelasnya.

Sementara Anggota Komisi C DPRD Pacitan Eko Setyo Ranu meminta DPPKAD tetap melakukan penagihan tunggakan tersebut. Pasalnya, besarnya tunggakan PBB yang mencapai miliaran rupiah itu mengakibatkan pendapatan daerah tak maksimal.‘’Jangan sampai berpikir meskipun progresnya sudah 100 persen tidak mau lagi memaksimalkan penarikan pajak. Terlebih waktunya masih setengah tahun lagi. DPPKAD harus tetap melakukan penagihan, utamanya bagi mereka yang pembayaran pajaknya sudah jatuh tempo,’’ tandasnya. (her/sat)

Page 2: Tunggakan pbb rp 7

Tunggakan PBB di Gunungkidul Ada yang Mandeg di Perangkat Desa

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kepala Bidang Pendapatan DPPKAD Gunungkidul Marwoto Agus Basuki menjelaskan, tunggakan pajak Rp5,7 miliar tersebut merupakan akumulasi dari beberapa tahun terakhir. Tidak hanya mandeg di perangkat desa namun ada data-data yang tercecer yang kini masih dalam inventarisasi DPPKAD.

Ia menyebutkan target pendapatan pajak PBB 2013 sebesar Rp12,8 miliar hanya terealisasi Rp10.6 miliar. Tahun ini, DPPKAD menargetkan pendapatan pajak PBB P2 sebesar Rp14,1 miliar.

Basuki berharap target Rp14,1 miliar bisa dengan asumsi banyak data wajib pajak PBB P2 yang masih tercecer termasuk tunggakan yang Rp5,7 miliar yang tengah dibenahi DPPKAD pasca peralihan pungutan pajak PBB P2 dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama ke DPPKAD tahun ini. “Banyak data wajib PBB P2 yang sedang kita benahi,” ucap Basuki.

Tahun 2015 mendatang DPPKAD menjadikan ikon PBB P2 dan Pariwisata menjadi pendapatan utama Kabupaten Gunungkidul. “Potensi pendapatan pajak dari kedua ikon tersebut mencapai Rp16 miliar,” tandas Basuki. (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Page 3: Tunggakan pbb rp 7

Tunggakan Pajak Tunggakan pajak adalah besarnya pajak terutang yang belum dibayarkan oleh Wajib Pajak. Tunggakan pajak ini disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu:

a. Karena pemeriksaan

Pemeriksaan ini meliputi:

1) Surat Ketetapan Pajak (SKP). Surat Ketetapan Pajak (SKP) ini

diterbitkan terbatas pada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan

oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT)

atau karena ditemukannya data fisik yang tidak dilaporkan oleh

Wajib Pajak.

2) Surat Tagihan Pajak (SPT) adalah surat untuk melakukan

penagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan

atau denda bagi Wajib Pajak.

b. Karena Wajib Pajak tidak mampu membayar kewajiban

Dalam hal ini tuggakan timbul karena murni yang bersangkutan atau Wajib Pajak tidak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya. Apabila bidang penagihan mendapati adanya 8tunggakan yang disebabkan seperti diatas, maka akan dilakukan tindakan penagihan aktif sebagai sarana untuk menagih pajak kepada Wajib Pajak.

2. Tindakan Penagihan Pajak

a. Pengertian Penagihan Pajak

Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat paksa sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

b. Tindakan Penagihan Pajak

Page 4: Tunggakan pbb rp 7

Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), surat keputusan pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, surat keputusan keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, surat keputusan banding yang 9 menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka 7 hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran.

Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakn sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

c. Tahapan Penagihan Pajak

Beberapa tahapan dalam penagihan pajak, yaitu:

1) Surat Teguran, apabila utang pajak yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), tidak dilunasi melewati 7 (tujuh) hari dari batas waktu jatuh tempo (satu bulan sejak tanggal diterbitkannya).

2) Surat Paksa, apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat teguran, maka akan diterbitkan Surat Paksa yang disampaikan oleh juru sita pajak Negara dengan dibebani biaya penagihan. Utang pajak harus dilunasi dalam waktu 2 x 24 jam. 10

3) Surat Sita, apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 2 x 24 jam dapat dilakukan tindakan penyitaan atas barang-barang wajib pajak, dengan dibebani biaya pelaksanaan sita,.

4) Lelang, dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka akan dilanjutkan dengan tindakan perlelangan melalui kantor lelang Negara. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum dibayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat perlelangan. Tunggakan Pajak Tunggakan pajak adalah besarnya pajak terutang yang belum dibayarkan oleh Wajib Pajak. Tunggakan pajak ini disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu:

a. Karena pemeriksaan

Pemeriksaan ini meliputi:

1) Surat Ketetapan Pajak (SKP). Surat Ketetapan Pajak (SKP) ini diterbitkan terbatas pada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat

Page 5: Tunggakan pbb rp 7

Pemberitahuan (SPT) atau karena ditemukannya data fisik yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak.

2) Surat Tagihan Pajak (SPT) adalah surat untuk melakukan penagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda bagi Wajib Pajak.

b. Karena Wajib Pajak tidak mampu membayar kewajiban Dalam hal ini tuggakan timbul karena murni yang bersangkutan atau Wajib Pajak tidak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya. Apabila bidang penagihan mendapati adanya 8 tunggakan yang disebabkan seperti diatas, maka akan dilakukan tindakan penagihan aktif sebagai sarana untuk menagih pajak kepada Wajib Pajak.

2. Tindakan Penagihan Pajak

a. Pengertian Penagihan Pajak b. Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat

paksa sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

c. Tindakan Penagihan Pajak d. Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), surat keputusan pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, surat keputusan keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, surat keputusan banding yang 9 menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka 7 hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan menerbitkan surat teguran.

e. Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakn sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

f. Tahapan Penagihan Pajak g. Beberapa tahapan dalam penagihan pajak, yaitu:

1) Surat Teguran, apabila utang pajak yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Page 6: Tunggakan pbb rp 7

Tambahan (SKPKBT), tidak dilunasi melewati 7 (tujuh) hari dari batas waktu jatuh tempo (satu bulan sejak tanggal diterbitkannya).

2) Surat Paksa, apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 hari dari tanggal surat teguran, maka akan diterbitkan Surat Paksa yang disampaikan oleh juru sita pajak Negara dengan dibebani biaya penagihan. Utang pajak harus dilunasi dalam waktu 2 x 24 jam. 10

3) Surat Sita, apabila utang pajak belum juga dilunasi dalam waktu 2 x 24 jam dapat dilakukan tindakan penyitaan atas barang-barang wajib pajak, dengan dibebani biaya pelaksanaan sita,.

4) Lelang, dalam waktu 14 hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi maka akan dilanjutkan dengan tindakan perlelangan melalui kantor lelang Negara. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum dibayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat perlelangan