tumbuhan obat kapuas

35
STUDI ETNOBOTANI JENIS-JENIS TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT SUKU DAYAK NGAJU DI KABUPATEN KAPUAS Oleh : DRS. NAJAMUDDIN, MSi. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Palangkaraya SUMMARY Jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas diyakini sangat banyak. Pengetahuan tradisional tentang tumbuhan obat dan pemanfaatannya hanya dimiliki oleh segelintir orang (dukun dan tabib) yang sudah berusia lanjut. Transfer pengetahuan tradisional tersebut yang biasanya secara turun temurun dari leluhur mengalami kendala karena kurang tertariknya generasi muda untuk mempelajarinya. Kalau tidak dilakukan pendokumentasian maka pengetahuan tradisional tersebut akan hilang. Padahal data tentang pengetahuan tradisional tersebut sangat penting. Untuk mendokumentasikan pengetahuan tradisional tersebut sangat diperlukan studi etnobotani yang akan mengungkap pengetahuan tradisional tentang jenis-jenis tumbuhan obat, cara meramu/menggunakan tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan, dan habitat alami/tempat pengambilan tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis- jenis tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan dan cara penggunaan tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas. Data tentang keberadaan jenis-jenis tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan, dan cara penggunaan tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten 1

Upload: muhammad-ihsan

Post on 24-Jul-2015

1.034 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Tumbuhan yang memiliki manfaat untuk menyembuhkan penyakit yang terdapat di kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah

TRANSCRIPT

Page 1: tumbuhan obat kapuas

STUDI ETNOBOTANI JENIS-JENIS TUMBUHAN OBATPADA MASYARAKAT SUKU DAYAK NGAJU

DI KABUPATEN KAPUAS

Oleh :

DRS. NAJAMUDDIN, MSi.

Program Studi Pendidikan BiologiFKIP Universitas Palangkaraya

SUMMARY

Jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas diyakini sangat banyak. Pengetahuan tradisional tentang tumbuhan obat dan pemanfaatannya hanya dimiliki oleh segelintir orang (dukun dan tabib) yang sudah berusia lanjut. Transfer pengetahuan tradisional tersebut yang biasanya secara turun temurun dari leluhur mengalami kendala karena kurang tertariknya generasi muda untuk mempelajarinya. Kalau tidak dilakukan pendokumentasian maka pengetahuan tradisional tersebut akan hilang. Padahal data tentang pengetahuan tradisional tersebut sangat penting. Untuk mendokumentasikan pengetahuan tradisional tersebut sangat diperlukan studi etnobotani yang akan mengungkap pengetahuan tradisional tentang jenis-jenis tumbuhan obat, cara meramu/menggunakan tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan, dan habitat alami/tempat pengambilan tumbuhan obat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan dan cara penggunaan tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas.

Data tentang keberadaan jenis-jenis tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan, dan cara penggunaan tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas, sangat penting sebagai informasi dasar untuk pengembangan lebih lanjut seperti budidaya tumbuhan obat, analisis kandungan kimia tumbuhan obat, kajian farmakologis, dan uji klinik tumbuhan obat. Data yang diperoleh juga dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan meliputi : nama jenis tumbuhan (nama lokal dan nama ilmiah / scientific name), bagian organ tumbuhan yang digunakan, kegunaan (macam penyakit), dan cara menggunakan tumbuhan obat tersebut. Data tersebut diperoleh berdasarkan wawancara dengan infoman kunci penduduk dari suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas, yaitu di 3 (tiga) kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Kapuas, yaitu Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas Hilir, dan Kecamatan Kapuas Murung. Pada masing-masing kecamatan ditetapkan 3 (tiga) desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan yang bersangkutan. Pada setiap kecamatan dipilih secara purposive 2 sampai 4 orang pengobat tradisional sebagai informan kunci. Informan kunci dipilih secara purposive yang kompeten, antara lain mereka yang

1

Page 2: tumbuhan obat kapuas

memiliki pengetahuan yang luas, mudah berkomunikasi, dan senang memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

Selain dilakukan wawancara, juga dilakukan inventarisasi langsung pada habitat alami. Inventarisasi dibantu oleh 2 orang tenaga lapangan penduduk dari suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas. Tumbuhan obat yang dikumpulkan meliputi bagian vegetatif (akar, batang, dan daun) dan sedapat mungkin bagian generatif (bunga, buah, dan biji) serta bagian-bagian lainya seperti umbi, dan lain-lain. Tumbuhan obat yang diinventarisir selanjutnya dibuat specimen herbarium dan diidentifikasi untuk mengetahui nama ilmiah (scientific name). Identifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi dari buku Flora of Java volume I (1963), volume II (1965), dan volume III (1968) karangan Backer dan Backuizen van den Brink Jr. Analisa data dilakukan secara deskriptif.

Berdasarkan studi etnobotani diketahui terdapat 131 jenis tumbuhan obat yang digunakan masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas khususnya di Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas Hilir dan Kecamatan Kapuas Murung. Sebagian besar tumbuhan tersebut dari Divisi Spermatophyta, walaupun juga terdapat beberapa jenis tumbuhan yang tergolong divisi Pteridophyta. Hampir semua bagian organ tumbuhan dapat digunakan untuk pengobatan, yaitu akar, batang, daun, kulit kayu, pucuk, rimpang, umbi, bunga, buah, dan biji. Penyakit yang dapat diobati menggunakan tumbuhan obat pada umumnya adalah penyakit yang relatif ringan seperti demam, panas, bengkak, sakit perut, alergi, sakit kepala, gatal, batuk, bisul, penyakit kulit dan lain-lain. Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang tergolong berat seperti hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, hepatitis dan lain-lain. Penggunaan tumbuhan obat dengan cara yang sangat sederhana, pada umumnya organ tumbuhan direbus atau direndam dalam air kemudian air rendaan diminum. Pengobatan penyakit luar biasanya hanya dengan menghaluskan bagian tumbuhan obat dan menempelkannya pada bagian tubuh yang sakit.

Penelitian etnobotani jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Kapuas pada masyarakat suku Dayak Ngaju yang dilakukan ini hanya pada tiga kecamatan, hal tersebut karena keterbatasan dalam tenaga dan dana yang ada. Untuk itu perlu dilakukan lagi kajian etnobotani yang dapat menjangkau wilayah yang lebih luas di Kabupatan Kapuas, pada 9 kecamatan yang lain. Penelitian lanjutan juga perlu dilakukan untuk menindaklanjuti kajian etnobotani ini, misalnya dengan meneliti bahan aktif dari tumbuhan obat tersebut serta efek farmakologinya, terutama pada tumbuhan obat tertentu seperti yang dimanfaatkan untuk meningkatkan fertilitas maupun sebagai antifertilitas.

2

Page 3: tumbuhan obat kapuas

Latar Belakang

Menurut Soekotjo (1997) Indonesia merupakan salah satu negara yang

memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar. Menurut Groobridge (1992)

keanekaragaman hayati Indonesia merupakan kedua terbesar dunia.

Keanekaragaman hayati yang terhimpun dalam berbagai tipe ekosistem

merupakan kekayaan alam Indonesia yang pemanfaatannya telah mengalami

sejarah yang panjang sebagai bagian dari kebudayaan dan penunjang

perekonomian bangsa. Keanekaragaman hayati tersebut antara lain dimanfaatkan

sebagai bahan baku obat-obatan.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku obat, terutama obat tradisional

mencapai lebih dari 1000 jenis (Ervizal dan Haryanto, 1990). PT Eisei Indonesia

(1986) yang menyusun Indeks Tumbuhan Obat di Indonesia menyebutkan bahwa

lebih dari 7500 spesies tumbuhan obat yang terdapat di Indonesia dan masih

banyak lagi tumbuhan obat yang masih belum dikenal, sehingga diperlukan suatu

penelitian khusus yang bersifat eksploratif agar spesies-spesies tumbuhan tersebut

dapat dimanfaatkan oleh umat manusia.

Di kabupaten Kapuas yang sebagian besar penduduknya merupakan etnis

suku Dayak Ngaju sangat dekat dan akrab dengan alam (hutan) dan sudah sejak

lama secara tradisional memanfaatkan berbagai tumbuhan obat. Sebagian besar

tumbuhan obat tersebut oleh masyarakat langsung diambil dari alam (hutan). Pada

spesies-spesies tumbuhan obat tertentu seperti tumbuhan pasak bumi dan tabat

barito selain digunakan dalam skala kecil untuk keperluan pengobatan keluarga,

juga dikersialkan atau jual di pasaran. Sehingga terjadi eksploitasi atau

pemanenan bahan baku obat dari tumbuhan yang berlebihan atau melebihi

kemampuan dari tumbuhan tersebut untuk melakukan regenerasi, yang

menyebabkan jumlah anggota populasi tumbuhan obat cenderung menurun.

Disamping itu juga terjadi kerusakan habitat tempat tumbuhnya tumbuhan obat.

Kerusakan habitat tersebut sebagai akibat dari berbagai kegiatan manusia seperti

penebangan pohon-pohon di hutan untuk mengambil kayunya, akibatnya hutan

menjadi terbuka. Jenis-jenis tumbuhan kecil yang biasanya hidupnya ternaungi

tidak mampu beradaptasi dengan keadaan intensitas cahaya matahari yang tinggi.

Disamping itu banyak jenis perdu dan herba yang tertimpa pohon besar yang

3

Page 4: tumbuhan obat kapuas

ditebang dan hilang bersamanya. Ditambah lagi dengan adanya kebakaran hutan

yang hampir selalu terjadi pada musim kemarau. Beberapa dari jenis tumbuhan

yang menyusut jumlahnya itu adalah jenis tumbuhan obat. Apabila upaya

pelestarian pemanfaatan tumbuhan obat tidak dilakukan, dikhawatirkan akan

terjadi kekurangan suplai bahan baku obat dan bahkan terjadi kepunahan jenis

tumbuhan obat tertentu.

Jenis-jenis tumbuhan obat yang banyak dipublikasikan adalah jenis-jenis

tumbuhan obat yang terdapat di pulau Jawa dan beberapa daerah lain. Hal ini

karena di daerah tersebut industri jamu berkembang dengan baik. Sedangkan

jenis-jenis tumbuhan obat yang berasal dari Kalimantan Tengah hanya beberapa

jenis yang dikenal dengan baik, seperti Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) dan

Tabat Barito (Ficus deltoidea). Padahal tumbuhan obat yang digunakan

masyarakat khususnya dari etnis suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas diyakini

sangat banyak, namun belum dipublikasikan secara ilmiah.

Penelitian tentang tumbuhan obat tradisional di Kalimantan Tengah sudah

pernah dilakukan, terutama oleh mahasiswa pendidikan biologi FKIP Universitas

Palangkaraya untuk penyelesaian tugas akhir (skripsi). Penelitian dilakukan pada

beberapa tempat di wilayah Kalimantan Tengah secara sporadic (Sarah, 1997;

Reantiana, 1999; Eltae, 2005). Penelitian lainnya seperti Najamuddin, Suatma,

dan Savitri (2001) berhasil yang menginventarisir 60 jenis tumbuhan obat yang

dimanfaatkan masyarakat di Palangkaraya Kalimantan Tengah. Penelitian ini juga

mengungkapkan tentang pengetahuan tradisional tentang cara penggunaan, bagian

tumbuhan yang digunakan dan lain-lain. Pengetahuan tentang tumbuhan obat

yang dimanfaatkan tersebut bersifat turun-temurun, dan penyebaran informasi

tersebut dilakukan dari mulut ke mulut dan terbatas pada kalangan keluarga dekat.

Masyarakat Palangkaraya yang dijadikan responden dalam penelitian ini dari etnis

suku Dayak (Ngaju dan Ma’anyan) dan dari suku Banjar, dua etnis yang banyak

terdapat di Palangkaraya.

Kajian etnofitomedika sebagai bagian dari kajian etnobotani yang khusus

mengkaji tentang tumbuhan obat pada suku Dayak Ngaju sudah pernah dilakukan

pada Masyarakat suku Dayak Ngaju di wilayah areal HPH PT Berkat Cahaya

Timber di Kecamatan Mentaya Ulu Kabupaten Kota Waringin Timur (Sangat,

4

Page 5: tumbuhan obat kapuas

Zuhud, dan Damayanti, 2000). Namun yang diungkapkan hanya informasi tentang

nama jenis-jenis tumbuhan dan jenis-jenis penyakitnya, dan belum memuat

bagaimana cara penggunaan dan habitat alami tumbuhan obat tersebut.

Pengetahuan tradisional tentang pengenalan dan pemanfaatan jenis-jenis

tumbuhan sebagai bahan obat-obatan biasanya diwariskan secara turun-temurun

dari leluhurnya. Menurut Hewlett dan Cavalli-Sforza dalam Iskandar (2005)

penyampaian pengetahuan tersebut melalui tiga cara, yaitu parental learning, peer

learning, dan individual learning. Yang dimaksud dengan parental learning yaitu

proses pewarisan pengetahuan secara tradisional dari generasi tua pada generasi

berikutnya, termasuk dari orang tua kepada anaknya.

Namun dewasa ini pengetahuan tradisional tentang jenis-jenis tumbuhan

obat dan pemanfaatannya pada masyarakat pada umumnya cenderung berkurang.

Hal ini akibat dari berbagai faktor. Menurut Iskandar (2005) banyak generasi

muda cenderung kurang tertarik untuk mengetahui pengetahuan dan

memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan untuk bahan obat-obatan tradisional dari

orang tua atau leluhurnya. Sementara banyak orang tua yang memiliki

pengetahuan mendalam tentang jenis-jenis tumbuhan obat seperti dukun dan

tabib, sudah berusia lanjut bahkan banyak yang sudah meninggal. Padahal

pengetahuan tradisional tersebut belum diwariskan atau didokumentasikan secara

seksama.

Karena itu studi etnobotani jenis-jenis tumbuhan obat sangat menarik

dilakukan khususnya pada masyarakat dari suku Dayak Ngaju di Kabupaten

Kapuas. Etnobotani (ethnobotany) menurut Martin (1995) adalah cabang dari

etnosains (ethnoscience) yang khusus mengkaji persepsi dan pengetahuan

masyakarat tentang jenis-jenis tumbuhan, penanaman, pengklasifikasian,

pemanfaatan dan pengelolaan jenis-jenis tumbuhan.

Perumusan Masalah

Jenis-jenis tumbuhan obat yang digunakan secara tradisional oleh

masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas diyakini sangat banyak.

Pengetahuan tradisional tentang tumbuhan obat dan pemanfaatannya hanya

dimiliki oleh segelintir orang (dukun dan tabib) yang sudah berusia lanjut.

Transfer pengetahuan tradisional tersebut yang biasanya secara turun temurun dari

5

Page 6: tumbuhan obat kapuas

leluhur mengalami kendala karena kurang tertariknya generasi muda untuk

mempelajarinya. Kalau tidak dilakukan pendokumentasian maka pengetahuan

tradisional tersebut akan hilang. Padahal data tentang pengetahuan tradisional

tersebut sangat penting. Untuk mendokumentasikan pengetahuan tradisional

tersebut sangat diperlukan studi etnobotani yang akan mengungkap pengetahuan

tradisional tentang jenis-jenis tumbuhan obat, cara meramu/menggunakan

tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan, dan habitat alami/tempat

pengambilan tumbuhan obat.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang

digunakan, cara penggunaan tumbuhan obat, dan habitat alami tumbuhan obat

yang digunakan secara tradisional digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju

di Kabupaten Kapuas.

Manfaat Penelitian

Data tentang keberadaan jenis-jenis tumbuhan obat, bagian tumbuhan

yang digunakan, cara penggunaan tumbuhan obat, dan habitat alami tumbuhan

obat yang digunakan secara tradisional digunakan oleh masyarakat suku Dayak

Ngaju di Kabupaten Kapuas, sangat penting sebagai informasi dasar untuk

pengembangan lebih lanjut seperti budidaya tumbuhan obat, analisis kandungan

kimia tumbuhan obat, kajian farmakologis, dan uji klinik tumbuhan obat. Data

yang diperoleh juga dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan pelestarian

pemanfaatan tumbuhan obat.

TINJAUAN PUSTAKA

1) Tumbuhan Obat Tradisional di Kalimantan Tengah

Menurut Suhirman (1990) yang termasuk tumbuhan obat adalah tumbuhan

yang bagiannya (daun, batang, dan akar) mempunyai khasiat sebagai obat dan

digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat tradisional ataupun

modern. Sedangkan tumbuhan obat tradisional menurut Rusdi (1980) adalah

semua tumbuhan yang diambil bagiannya seperti akar, batang, daun, atau kulit

batang secara langsung, tetapi daya penyembuhan belum terbukti secara

fisioterapi (belum teruji secara klinis), namun secara tradisional digunakan

sebagai bahan pengobatan.

6

Page 7: tumbuhan obat kapuas

Penelitian tumbuhan obat di Kalimantan Tengah pernah beberapa kali

dilakukan oleh mahasiswa pendidikan biologi untuk penyelesaian tugas akhir.

Penelitian dilakukan pada beberapa daerah di Kalimantan tengah secara sporadis,

seperti Sarah (1997) di Kecamatan Kapuas Barat, Reantiana (1999) Kecamatan

Kahayan Hilir, dan Eltae (2005) di Kabupaten Pulang Pisau.

Sarah (1997) berhasil menginventarisir 13 jenis tumbuhan obat dari

golongan perdu dan herba di kecamatan Kapuas Barat. Reantiana (1999) berhasil

menginventarisir 5 jenis jenis tumbuhan obat tradisional yang digunakan oleh

masyarakat di wilayah kecamatan Kahayan Hilir sebagai obat tradisional yang

diyakini dapat mengatur jarak kelahiran. Eltae (2005) menginventarisir 6 jenis

tumbuhan obat yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat di kecamatan

Kahayan Hilir sebagai obat kanker payudara. Salah satu tumbuhan tersebut adalah

atei petak (Angiopteris evecta Hoffm.) yang oleh masyakarat di Kalimantan

Tengah diyakini secara tradisional banyak digunakan untuk pengobatan berbagai

macam penyakit. Namun tumbuhan ini keberadaanya sudah sangat sedikit

jumlahnya bahkan mungkin termasuk tumbuhan langka.

Najamuddin, Suatma, dan Savitri (2001) yang menginventarisir tumbuhan

berkhasiat obat di Palangkaraya menemukan 60 jenis tumbuhan. Responden

dalam penelitian ini adalah masyarakat dari suku Dayak (Ngaju dan Ma’ayan) dan

suku Banjar. Kebanyakan dari jenis-jenis tumbuhan tersebut dari sekitar

pemukiman, bahkan sebagian besar tanaman budidaya. Jenis-jenis penyakit yang

diobati juga pada penyakit-penyakit ringan seperti sakit perut, penyakit kulit,

sariawan, luka ringan dan lain-lain. Hal ini karena tempat penelitian pada

masyarakat perkotaan.

2) Studi Etnobotani Tumbuhan Obat

Etnobotani menurut Martin (1995) adalah suatu cabang etnosains

(ethnoscience) yang khusus mengkaji persepsi dan pengetahuan penduduk tentang

jenis-jenis tumbuhan, penamaan, pengklasifikasian, pemanfaatan dan pengelolaan

jenis-jenis tumbuhan.

Hasil penelitian tentang etnobotani tumbuhan obat yang dilakukan

Iskandar (2005) pada masyakarat Baduy di Banten Selatan mencatat 129 jenis

tumbuhan yang biasa digunakan untuk mengobati 25 penyakit / kelainan. Jenis-

7

Page 8: tumbuhan obat kapuas

jenis penyakit / kelainan yang dapat disembuhkan terutama penyakit-penyakit

ringan seperti lesu badan, tidak nafsu makan, batuk, sakit mata, luka, panas dalam,

dan sakit perut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Najamuddin, Suatma, dan

Savitri (2001) tentang tumbuhan berkhasiat obat di Palangkaraya, pada umumnya

juga untuk mengobati penyakit ringan.

Kajian etnobotani pemanfaatan tumbuhan obat secara tradisional di daerah

Kupang, Timor menemukan 37 jenis tumbuhan obat yang dipergunakan

masyarakat setempat untuk mengobati 16 macam penyakit yang sebagian besar

adalah penyakit yang umum terjadi di masyarakat (Romantyo dan Wiriadinata,

1990). Sedangkan kajian etnobotani tentang pengetahuan tradisional masyarakat

kabupaten Sumba Barat tentang pemanfaatan tumbuhan obat dan pelestariannya

(Rahayu, dkk, 1999) mencatat 45 jenis tumbuhan obat. Bagian tumbuhan yang

umum digunakan untuk bahan obat adalah kulit kayu dan daun, namun juga

digunakan bagian lain seperti, umbi, buah, akar, dan getah. Penyakit yang umum

dijumpai di Sumba Barat adalah malaria, sakit perut, batuk, dan campak. Dari 45

jenis tumbuhan obat, 19 jenis diantaranya untuk mengobati 4 penyakit tersebut.

Sebagian besar habitus tumbuhan obat yang digunakan berupa pohon, dan terna,

hanya sedikit yang berupa perdu dan liana.

Kajian etnobotani tentang pengetahuan tumbuhan racun pada masyarakat

Dayak Kenyah di sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang Kalimantan Timur

mendapatkan 18 jenis tumbuhan dari 15 marga yang mengandung racun. Sebagian

besar tumbuhan tersebut digunakan sebagai racun ikan (Susiarti, 1999).

3) Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi merupakan kegiatan dasar serta merupakan salah satu tujuan

utama dari taksonomi. Identifikasi dalam praktiknya mencakup dua kegiatan yaitu

klasifikasi dan tata nama. Secara ringkas identifikasi adalah menentukan

persamaan dan perbedaan antara dua unsur (tumbuhan) yaitu apakah dua unsur itu

sama atau tidak (Rideng, 1989).

Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau

menetapkan identitas suatu tumbuhan, yang dalam hal ini yaitu menentukan

namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi

(Tjitrosoepomo, 1993). Tumbuhan yang belum dikenal biasanya diidentifikasikan

8

Page 9: tumbuhan obat kapuas

dengan kunci identifikasi. Suatu kunci adalah alat untuk mengidentifikasi

tumbuhan yang belum dikenal dengan memilih secara beruntun dua atau lebih

pernyataan yang ada. Bila tersedia spesimen herbarium, tumbuhan yang telah

diidentifikasikan dengan kunci itu dapat dibandingkan hasilnya secara langsung

dengan herbarium yang tersedia (Rideng, 1989:139).

Menurut Tjitrosoepomo (1993), ada beberapa cara yang dapat

digunakan dalam mengidentifikasi tumbuhan, antara lain menanyakan identitas

tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli,

mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan,

mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku

flora dan monografi, penggunaan kunci identifikasi tumbuhan, dan penggunaan

lembar identifikasi jenis. Cara identifikasi tumbuhan yang banyak dilakukan yaitu

dengan menggunakan kunci identifikasi atau kunci determinasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan meliputi : nama

jenis tumbuhan (nama lokal dan nama ilmiah / scientific name), bagian organ

tumbuhan yang digunakan, kegunaan (macam penyakit), cara menggunakan dan

tempat/ habitat alami tumbuhan obat tersebut. Data tersebut diperoleh berdasarkan

wawancara dengan infoman kunci penduduk dari suku Dayak Ngaju di Kabupaten

Kapuas yaitu Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas Hilir, dan Kecamatan

Kapuas Murung. Pada masing-masing kecamatan ditetapkan 3 (tiga) desa yang

termasuk dalam wilayah kecamatan yang bersangkutan. Pada setiap kecamatan

dipilih secara purposive 2 sampai 4 orang pengobat tradisional sebagai informan

kunci. Informan kunci dipilih secara purposive yang kompeten, antara lain mereka

yang memiliki pengetahuan yang luas, mudah berkomunikasi, dan senang

memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

Selain dilakukan wawancara, juga dilakukan inventarisasi langsung pada

habitat alami. Inventarisasi dibantu oleh 2 orang tenaga lapangan penduduk dari

suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas. Tumbuhan obat yang dikumpulkan

meliputi bagian vegetatif (akar, batang, dan daun) dan sedapat mungkin bagian

generatif (bunga, buah, dan biji) serta bagian-bagian lainya seperti umbi, dan lain-

lain. Tumbuhan obat yang diinventarisir selanjutnya dibuat specimen herbarium

9

Page 10: tumbuhan obat kapuas

dan diidentifikasi untuk mengetahui nama ilmiah (scientific name). Identifikasi

dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi dari buku Flora of Java

volume I (1963), volume II (1965), dan volume III (1968) karangan Backer dan

Backuizen van den Brink Jr. Analisa data dilakukan secara deskriptif.

Hasil Penelitian

Inventarisir tumbuhan obat di kabupaten Kapuas dilakukan pada 3

kecamatan yang termasuk wilayah kabupaten kapuas, yaitu kecamatan Kapuas

Hulu, kecamatan Kapuas Hilir, dan kecamatan Kapuas Murung. Masing-masing

kecamatan meliputi 3 (tiga) desa yang termasuk wilayah kecamatan yang

bersangkutan. Pada Kecamatan Kapuas Hulu dan Kapuas Hilir diwawancarai 2

(dua) orang pengobat tradisional (dukun), dan pada kecamatan Kapuas Murung

diwawancarai 4 (empat) orang pengobat trdisional yang dipilih secara porposive.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengobat tradisional (dukun) dapat

diketahui 131 jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Dayak Ngaju

di Kabupaten Kapuas. Nama lokal, nama ilmiah, kegunaan masing-masing

tumbuhan obat, bagian yang digunakan dan cara penggunaan terdapat pada Tabel

1 berikut :

Tabel 1 Jenis-jenis Tumbuhan Obat, Kegunaan dan Cara Penggunaan Tumbuhan Obat oleh masyarakat Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas

No Nama (lokal dan ilmiah)

Bagian yang Digunakan

Kegunaan Cara Penggunaan

Sumber : Otha Diwung (72 tahun) penduduk Kec. Kapuas Hulu Kab. Kapuas1 Sama melum

(Kalanchoa pinnata)Daun Sakit dada Daun ditumbuk halus, diperas,

air perasan diminum2 Kambang bahandang

(Hibiscus rosa-sinensis.)

Daun Demam Daun dihaluskan, diperas, air perasan balurkan se seluruh tubuh

3 Uru hampulut (Graminae)

Akar dan daun

bengkak Akar dan daun ditumbuk, kemudian dioleskan pada bagian yang sakit

4 Melati (Jasminum sambac)

Akar Sakit perut Akar direndam dengan air panas, air rendaman diminum

5 Paku raung (Blechnum sp)

Daun muda Bisul Daun muda dihaluskan, kemudian dioleskan pada bagian yang bengkak

6 Kumis kucing (Orthosiphon sp.)

Akar Sakit kencing Akar direbus, air rebusan diminum

7 Kayu butun (Spermatophyta)

Daun muda Disentri Daun muda direndam dalam air panas kemudian diminum

8 Balawan (Spermatophyta)

Kulit batang Diare Kulit batang direbus, air rebusan diminum

9 Haur bahenda Akar dan Penyakit kuning Akar dan daun direbus, air

10

Page 11: tumbuhan obat kapuas

(Bambusa sp.) daun rebusan diminum10 Bajakah ringit

(Centella asiatica)Daun Diare Daun ditumbuk, diperas, air

perasan diminum11 Kunyit (Curcuma

domestica )Rimpang Radang hati Rimpang diparut, diperas, air

perasan diminum12 Sungkai (Paronema

canescens)Akar dan daun

Rematik Akar dan daun direbus, air rebusan diminum

13 Mantela (Carica papaya)

Akar Impotensi Akar direbus, air rebusan diminum

14 Karamunting (Melastoma sp.)

Akar Pasca persalinan Akar direbus, air rebusan diminum

Sumber : Bpk Midel (42 tahun) penduduk Kec. Kapuas Hulu, Kab. Kapuas15 Pisang mas (Musa

paradisiaca)Batang semu

Sakit perut Batang ditumbuk, oleskan pada perut yang sakit

16 Sasating Daun Cacingan Daun ditumbuk, diperas, air perasan diminum

17 Bungo talan Buah Pasca persalinan Buah direndam dalam air, diminum

18 Pacar karekah Akar Rematik Akar direbus, air rebusan diminum

19 Jambu danum (Schizygium aquaeum)

Buah Alergi Buah ditumbuh, diperas, air perasan dioleskan

20 Konyorihoi Akar Memperkuat stamina

Akar direndam dalam air hangat, diminum

21 Tambalik angin Akar Sakit pinggang Akar direbus, air rebusan diminum

22 Bamban (Donnax canniformis)

Batang Penyakit ginjal Batang direbus, air rebusan diminum

23 Kayu dadap (Erythrina sp.)

Akar Pasca melahirkan Akar direbus, air rebusan diminum

24 Dawen lunuk (Ficus benjamina)

Daun TBC Daun dicampur kunyit ditumbuk, diperas, air perasan dicampur telur ayam kampung, diminum

25 Bajei (Pteridophyta) Akar Asma Akar direbus, air rebusan diminum

26 Penawar jamung Daun Gigitan ular berbisa

Daun ditumbuk, diperas, diteteskan pada bekas gigitan ular

27 Temu Okak (Sacharum sp.)

Batang Korengan Batang ditumbuk, diperas, air perasan diminum

28 Suluh jambu (Psidium guajava)

Daun Diare Daun direbus, air rebusan diminum

29 Kayu besi (Eusideroxylon zwageri)

Daun muda Campak Daun muda dicampur beras diolek, dibalurkan ke seluruh tubuh

30 Kayu bantoi Batang Sakit kepala Batang ditumbuk, kemudian dioleskan ke bagian kepala

31 Tikang siau (Eurycoma longifolia)

Akar Sakit pinggang, rematik

Akar direndam, air rendaman diminum

32 Saluang belum (Lavanga sarmentosa)

Akar Memperkuat stamina

Akar direbus, air rebusan diminum

11

Page 12: tumbuhan obat kapuas

33 Sula adam Akar Sakit kencing Akar direndam air panas, air rendaman diminum

34 Kayu tuju Akar Disentri Akar direbus, air rebusan diminum

35 Kayu nyaling Akar Pemulihan pasca persalinan

Akar direbus, air rebusan diminum

36 Kayu tukun Daun, batang, akar

Nyeri otot, sakit gigi

Daun dan batang dibakar, ditaburkan pada bagian yang sakit; Akar direndam, air rendaman diminum

37 Kayu patat Batang Memulihkan pasca melahirkan

Batang ditumbuk, diperas, air perasan diminum

38 Kamenyu Daun Asma Daun dihaluskan, diperas, air perasan diminum

39 Kayu buseng Akar Memulihkan pasca melahirkan

Akar direbus, air rebusan diminum

40 Bajakah bahenda (akar kuning)

Akar Penyakit kuning Akar direbus, air rebusan diminum

41 Mengkudu (Morinda citrifolia)

Buah, biji Hipertensi Buah dan biji disangrai, ditumbuk, diseduh

42 Penawar pari Akar Penyakit beri-beri Akar direbus, air rebusan diminum

43 Belimbing (Averhoa belimbi)

Akar Hipertensi Akar direbus, air rebusan diminum

Sumber : Bapak Huanting (55 tahun) dan Ibu Wati (50 tahun) penduduk Kec. Kapuas Hulu, Kab. Kapuas44 Titian tikus Daun Asma Daunnya dikeringkan, direbus

sampai mendidih, air 45 Kantung semar

(Nephenthes sp.)Daun Asma Daun dikeringkan, direbus, air

rebusan diminum46 Kayu Duka deku Kulit batang Impotensi Kulit kayu dikeringkan,

direbus, air rebusan diminum47 Manggis hutan

(Garcinia sp.)Akar Penyakit ginjal Akar direbus, air rebusan

diminum48 Sasundur Akar Memulihkan

pasca melahirkanAkar direbus, air rebusan mendidih

49 Kayu beranak Akar Fertilitas Akar direbus, air rebusan diminum

50 Kayu teah Daun Gatal/alergi Daun diolek, dibalurkan ke bagian yang gatal

51 Lababan Akar Amandel Akar direbus, air rebusan diminum

52 Kayu tulang Akar Malaria Akar direbus, air rebusam diminum

53 Rasau kelep Akar Diabetes Akar direbus, air rebusan diminum

54 Kumis kucing (Orthisiphon sp.)

Akar Batuk, sakit pinggang

Akar direbus, air rebusan diminum

55 Keladi (Caladium sp.) Umbi Mengeringkan luka

Umbi diparut, ditempelkan pada bagian yang luka

56 Jambu biji (Psidium guajava)

Daun muda Diare Daun muda direbus, air rebusan diminum

57 Manggis Getah batang

Luka penderita diabetis

Getah batang dioleskan pada bagian yang luka

12

Page 13: tumbuhan obat kapuas

58 Jeruk nipis (Citrus sp.)

Buah Menurunkan panas

Buah dibelah, digosokkan atau dikompreskan pada kepala dan leher

59 Kalalamit Daun Mata rabun Daun dihaluskan, disaring, diteteskan pada mata

60 Kayu tapasuli Kulit batang Sakit gigi Kulit batang dikerok, ditempelkan pada gigi yang berlubang

61 Henda (Zingiber sp.) Rizoma Ambeyen Rizoma dipanaskan pada bara api, ditempelkan pada bagian ambeyen

62 Bajakah latak Buah, akar Gondok Buah dihaluskan, digosokkan pada gondok; akar direbus, air rebusan diminum

63 Mengkinang tikus Daun Gatal pada bayi yang baru lahir

Daun dihaluskan, digosokkan pada bagian yang gatal

64 Kayu takuluk ampi Akar Kanker payudara Akar direbus, air rebusan diminum

65 Kayu tungkun Akar, daun Kanker rahim Akar direbus, air rebusan diminum; daun dihaluskan dan digosokkan pada perut

66 Kayu kuning Kayu Hipatitis Kayu dipotong kecil, direbus, air rebusan diminum

67 Kayu rawah Akar Malaria Akar direbus, air rebusan diminum

68 Pinang (Areca catechu)

Aka6r Menambah stamina

Akar direbus, air rebusan diminum

69 Penawar gantung (Tinospora sp.)

Batang Malaria, demam berdarah

Batang direbus, air rebusan diminum

70 Rambai Daun Cacar air Daun dihaluskan, dibedakan71 Kacang hijau Biji Maag Biji dibuat bubur, dimakan 3

kali sehari72 Kaca piring

(Gardenia angusta)Akar Asma Akar direbus, air rebusan

diminum73 Waluh putih

(Cucurbitaceae)Akar Bengkak kaki Akar direbus, air rebusan

diminum74 Untalan sawa Daun Muntaber Daun dikunyah dan langsung

ditelan75 Sawang papas

(Cordylin sp.)Batang Luka dalam Batang dipotong, direbus, air

rebusan dimunum

76 Bangang Getah, batang

TBC, Getah diminum

77 Rumbia (Metroxylon sp.)

Akar Disentri Akar direbus, air rebusan diminum

78 Daun simpur Daun Sakit mata merah Daun direndam dalam air, diteteskan pada mata

79 Kambasira Akar Sakit pinggang Akar direbus, air rebusan diminum

Sumber : Ibu Masniah (52 tahun), Bapak Samlan (55 tahun), Bapak Aman (62 tahun), dan Bapak Supian (62 tahun) penduduk Kec. Kapuas Murung, Kab. Kapuas80 Sawang Kelep

(Cordeline froticosa)Akar Berak berdarah Akar direndam air hangat,

diminum81 Akar kuning Akar Memperlancar Akar direbus, air rebusan di

13

Page 14: tumbuhan obat kapuas

(Fibraura chloroleuca)

darah nifas minum

82 Belimbing Manis (Averrhoa carambola)

Buah Batuk Buah diparut, diperas, disaring, diminum.

83 Tapulut (Ageratum conyzoides)

Akar Panas dalam Akarnya direndam di air hangat. Airnya di minum.

84 Beluntas (Pluchea indica)

Pucuk Hipertensi Pucuk diperas, air perasan diminum

85 Bawang Sabrang (Eleutherine mericana)

Umbi Sembelit Umbi diparut, diperas, disaring, ditambah ½ gelas air panas, diminum.

86 Bawang merah (Allium cepa)

Umbi lapis Penurun panas Umbi diparut, dicampur minyak kelapa, dibalurkan

87 Bawang putih (Allium sativum)

Umbi lapis Hipertensi Umbi dimakan mentah

88 Teras Dingin/ Raja Bangun (Kalanchoa pinnata)

Daun Panas dalam daun dicampur rendaman beras dan garam, ditumbuk, dioleskan pada bagian yang sakit.

89 Sirih Tawar (Piper retrofractum)

Daun Penawar gigitan ular

Daunnya dilumat, digosok pada bagian yang luka.

90 Langsat (Lansium domesticum)

Biji Cacingan Biji dihaluskan, seduh dengan 1 sendok teh madu, aduk, diminum

91 Daun dewa (Gynura procumbens)

Daun Bisul Daun ditumbuk, tempelkan pada bisul

92 Ilung (Eichornia crassipes)

Daun Bisul Daun dilumatkan, tambah garam, ditempelkan pada bagian yang sakit.

93 Tingen (Imperata cylindrica)

Bulir bunga dan tangkai

Mimisan Bulir bunga dan tangkainya dilumatkan dan disumbatkan pada hidung.

94 Jambu Biji (Psidium guajava)

Daun Mencret/diare Daun ditumbuk, tambahkan garam, ½ gelas air panas, diperas, disaring, diminum.

95 Jahe (Zingiber officinale)

Rimpang Pelega perut Rimpang dibakar, tumbuk, seduh dengan air panas, ditambah madu

96 Jariangau (Acorus calamus)

Rimpang Untuk obat penenang

Rimpang dibersihkan, dipotong kecil, direbus, diminum sehari dua kali.

97 Jarak (Ricinus communis)

Getah Sakit gigi berlubang

Luka

Getah diteteskan pada kapas lalu dimasukkan ke gigi yang berlubangGetah dioleskan ke luka.

98 Jambu Monyet (Anacardium occidentale)

Akar Menyuburkan kandungan

Akar direndam dalam air panas, setelah dingin airnya diminum.

99 Katuk (Sauropus androgynus)

Daun Bisul dan borok Daun katuk di tumbuk dan tempelkan pada bagian yang sakit.

14

Page 15: tumbuhan obat kapuas

100 Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)

Bunga Kencing nanah Bunga direbus, disaring, diminum dengan madu 3 kali sehari

101 Gulinggang (Cassia alata)

Daun susah buang air besarSariawan

Daun direbus dengan 2 gelas air, diminum.Daun dikunyah dengan garam, airnya ditelan dan ampasnya di buang.

102 Janar (Curcuma domestica)

Rimpang Mencret Rimpang direbus dengan gambir dan sirih, lalu saring dan airnya di minum.

103 Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus)

Daun Kencing yang disertai rasa sakit

Daun dikeringkan, seduh seperti teh, lalu minum dengan gula aren.

104 Kaca piring (Gardenis angusta)

Pucuk Hipertensi Pucuk direndam dalam air panas, diminum

105 Kenanga (Canangium odoratum)

Bunga Nyeri haid Bunga direndam air hangat, setelah dingin diminum

106 Kayu Urip (Euphorbia sp.)

Getah Luka. Getah kayu urip dioleskan pada bagian yang luka

107 Kembang Bugang (Clerodendrum calamitosum)

Daun Demam Daun kembang bugang direbus, setelah dingin di saring, diminum sekaligus.

108 Kangkung (Ipoemoea aquatica)

Daun dan batang

Mengobati gigitan lipan

Daun dan batang campur garam, digiling, bubuhkan pada bekas gigitan, dibalut.

109 Lidah buaya (Aloe vera)

Daging daun

Bisul Daging buah ditambah garam, ditempelkan pada bisul

110 Laos (Alpinia galanga)

Rimpang Panu Rimpang dipotong miring, digosokkan pada panu.

111 Ambin Buah (Phyllanthus niruri)

Akar Mengobati penyakit beri-beri

Bagian akarnya dicuci, rendam di air panas, diminum.

112 Melati (Jasminum sambac)

Daun Bengkak karena gigitan binatang

Daun digiling halus, tempelkan pada bengkak

113 Mengkudu (Morinda citrifolia)

Daun keseleo Daun dipanaskan, tempel pada tempat yang sakit.

114 Nanas/Kanas (Ananas comusus)

Buah muda Cacingan Buah dikupas, cuci, parut, diperas, diminum sekaligus.

115 Kastela/Pepaya (Carica papaya)

Biji Mencegah uban biji disangrai, ditumbuk, campur minyak kelapa, gosok di kulit kepala.

116 Pinang (Areca catechu)

Biji Cacingan Biji ditumbuk, diseduh air panas, setelah dingin disaring dan diminum.

117 Pudak (Pandanus sp.)

Daun Lemah syahwat Daun pudak dicuci, potong kecil-kecil, rebus, diminum

118 Patikan kebo (Euphorbia hirta)

Daun Radang tenggorokan

Daun diseduh air hangat, diminum

119 Pacar kuku (Lawsonia inermis)

Daun Haid yang berlebihan

Daun direbus, disaring dan diminum

120 Sawang Ukak (Costus spiciosus)

Umbi Batu ginjal Umbi diparut, diperas, air perasan diminum

121 Kaja Lungkap Daun Hipertensi Daun segar direbus, air

15

Page 16: tumbuhan obat kapuas

(Centella asiatica) rebusan diminum122 Petai (Parkia

speciosa)Daun Cacingan (kremi) Daun direbus, air rebusan

diminum123 Puring

(Codiaeum variegatum)

Akar Sakit perut Akar ditumbuk, ditambah air, saring, diminum.

124 Hambie (Metroxylon sagu)

Akar Ambien Akar dicuci, rebus, setelah dingin saring, minum

125 Serai (Andropogon cutratus)

Batang Nyeri sendi Batang direbus, dioleskan pada bagian yang sakit

126 Jawau (Manihot utillissima

Umbi Borok Umbi dicuci, parut, tempel pada borok, balut

127 Sawo (Manilkara kauki)

Buah Mencret Buah mentah campur garam dimakan

128 Salam (Eugenia polyantha)

Daun Mencret Daun direbus, air rebusan diminum

129 Tebu (Sacharum officinarum)

Batang Batuk Batang tebu dibakar, dikunyah, cairan diminum

130 Terung pipit (Solanum torvum)

Buah Hipertensi Buah muda dimakan

131 Uwei namei (Flagellaria indica)

Akar

Buah

Sepilis

Anti fertilitas

Akar campur akar ilalang dan akar kumis kucing direbus, disaring, minumBuah dimakan

Tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Dayak Ngaju di Kabupaten

kapuas berdasarkan hasil wawancara dengan pengobat tradisional,

pengambilannya langsung di alam atau bukan secara khusus dibudidayakan.

Habitat alami atau tempat pengambilan tumbuhan obat tersebut yaitu di hutan, di

pekarangan rumah, di pinggir sungai dan lain-lain.

Pembahasan

Berdasarkan hasil inventarisir tumbuhan obat yang digunakan masyarakat

dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas diketahui ada 131 jenis tumbuhan obat. Dari

131 jenis tumbuhan obat tersebut secara taksonomis sebagian besar dari divisi

Spermatophyta (tumbuhan berbiji), hanya sebagian kecil berupa tumbuhan paku-

pakuan (Pteridophyta). Tumbuhan yang termasuk divisi Spermatophyta meliputi

kelas Dikotil dan kelas Monokotil. Jenis-jenis tumbuhan obat tersebut tidak

semuanya dapat diidentifikasi sampai tingkat spesies, beberapa sampai tingkat

genus atau familia, bahkan ada yang hanya dapat dikemukakan nama daerah atau

nama lokalnya saja. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam alat identifikasi dan

waktu untuk identifikasi atau determinasi tumbuhan. Disamping itu juga karena

16

Page 17: tumbuhan obat kapuas

tidak lengkapnya bagian tumbuhan yang dikoleksi, sehingga tidak memungkinkan

untuk dideterminasi.

Habitat asli tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Dayak Ngaju di

Kabupaten kapuas sebagian besar berasal dari hutan di sekitar pemukiman

mereka. Masyarakat suku Dayak Ngaju memang sejak lama sangat dekat dengan

hutan. Selain di hutan beberapa tumbuhan obat juga diambil/tumbuh di

pekarangan rumah, di pinggir sungai dekat pemukiman, di daerah

perkebuhan/perladangan dan lain-lain.

Tumbuhan yang digunakan tersebut sebagian besar merupakan tumbuhan

liar yang tumbuh di hutan sekitar pemukiman penduduk. Sebagian kecil berupa

tumbuhan hias, tumbuhan penghasil rempah dan bumbu dapur. Tumbuhan liar

yang digunakan sebagai tumbuhan berkhasiat obat maupun tumbuhan obat

lainnya (tumbuhan hias, penghasil rempah-rempah dan bumbu dapur) tidak secara

khusus dibudidayakan sebagai tumbuhan berkhasiat obat, namun pengobat

tradisional sudah mengetahui habitat alami tumbuhan obat tersebut, sehingga

walaupun tidak dibudidayakan secara khusus, pengobat tradisional dapat dengan

mudah mendapatkan tumbuhan tersebut karena mengetahui habitat alaminya.

Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pengobatan hampir pada

semua bagian tumbuhan, baik bagian vegetatif maupun bagian generatif, yaitu

akar, batang, daun, rimpang, umbi, bunga, buah, dan biji. Namun dari hasil

wawancara dengan pengobat tradisional di tiga kecamatan dalam wilayah

Kabupaten Kapuas, diketahui bahwa sebagian besar bagian tumbuhan yang

digunakan adalah bagian vegetatif.

Cara penggunaan tumbuhan obat di kabupaten Kapuas pada umumnya

masih sangat sederhana, mulai dari proses pengambilan tumbuhan di tempat

tumbuhnya, proses pengolahan sampai siap untuk digunakan dalam pengobatan.

Tumbuhan obat yang diambil bagian daun, bagian pucuk, kulit batang, buah, biji

biasanya langsung diambil dari tempat tumbuhnya, kemudian diproses sampai

siap digunakan. Pengambilan bagian tumbuhan tersebut untuk bahan obat pada

umumnya tidak membahayakan kelestarian tumbuhan obat, karena jumlah yang

diambil relatif sedikit dan tidak melebihi daya regerasi tumbuhan tersebut. Namun

untuk pengambilan bagian tumbuhan berupa akar, rimpang, dan umbi sebagai

17

Page 18: tumbuhan obat kapuas

bahan obat perlu diwaspadai, mengingat dengan mengambil bagian tumbuhan

tersebut dapat mematikan tumbuhan yang diambil, sehingga kalau dilakukan

secara besar-besaran dan dengan frekuensi yang tinggi dapat mengancam

kelestarian tumbuhan obat.

Bagian tumbuhan yang telah diambil di tempat tumbuhnya biasanya

langsung dibersihkan, untuk bagian tumbuhan yang relatif besar dipotong menjadi

bagian yang kecil kemudian diolah. Proses pengolahan biasanya juga dengan cara

sederhana, seperti direbus, direndam dalam air hangat, dilumatkan, digiling,

dihaluskan dan sebagainya. Proses pengolahan belum menggunakan peralatan

mekanik maupun elektronik. Setelah proses pengolahan yang sederhana tersebut

kemudian langsung diganakan dalam pengobatan.

Cara penggunaan tumbuhan obat biasanya berupa obat luar maupun

dikonsumsi (diminum atau dimakan). Sebagian besar cara penggunaan bahan dari

tumbuhan obat dilakukan dengan cara direbus atau direndam dalam air, kemudian

air rebusan maupun air rendaman diminum. Hal tersebut menunjukkan bahwa

bahan aktif yang terkandung pada organ tumbuhan tersebut pada umumnya dapat

larut dalam pelarut air. Sehingga dalam pemanfaatan dan penelitian lebih lanjut

sebaiknya dalam mengetahui bahan aktifnya dapat dilakukan ekstraksi dengan

pelarut air. Terdapat cara lain dalam penggunaan tumbuhan untuk pengobatan,

yaitu dengan cara ditempelkan di bagian yang sakit. Artinya hanya digunakan

sebagai obat luar, walaupun kebanyakan dengan cara memalui oral atau diminum.

Kegunaan dari tumbuhan obat yang ada di Kabupaten Kapuas pada

umumnya hanya untuk mengobati penyakit yang relatif ringan seperti luka ringan,

bisul, cacingan, diare, penyakit kulit, rematik, keseleo dan sebagainya. Disamping

itu beberapa tumbuhan juga digunakan untuk pengobatan penyakit yang relatif

berat seperti penyakit ginjal, hipertensi, antifertilitas dan sebagainya. Dari data

yang dikumpulkan dapat dikemukakan bahwa beberapa tumbuhan digunakan

sebagai anti bakteri, seperti daun Centella asiatica, daun Ficus benjamina, daun

Psidium guajava, daun Eusideroxylon zwageri, akar Metroxylon sp. Daun

Sauropus androgynus, rimpang Curcuma domestica, akar Flagellaria indica,

umbi Manihot utillissima, dan Codiaeum variegatum. Tumbuhan yang termasuk

antifungi yaitu rimpang Alpinia galanga, tumbuhn untuk fertilitas antara lain akar

18

Page 19: tumbuhan obat kapuas

Anacardium occidentale, sedangkan tumbuhan yang tergolong anti fertilitas yaitu

buah Flagellaria indica.

Kesimpulan

Berdasarkan studi etnobotani diketahui terdapat 131 jenis tumbuhan obat

yang digunakan masyarakat suku Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas khususnya

di Kecamatan Kapuas Hulu, Kecamatan Kapuas Hilir dan Kecamatan Kapuas

Murung. Sebagian besar tumbuhan tersebut dari Divisi Spermatophyta, walaupun

juga terdapat beberapa jenis tumbuhan yang tergolong divisi Pteridophyta.

Hampir semua bagian organ tumbuhan dapat digunakan untuk pengobatan, yaitu

akar, batang, daun, kulit kayu, pucuk, rimpang, umbi, bunga, buah, dan biji.

Penyakit yang dapat diobati menggunakan tumbuhan obat pada umumnya adalah

penyakit yang relatif ringan seperti demam, panas, bengkak, sakit perut, alergi,

sakit kepala, gatal, batuk, bisul, penyakit kulit dan lain-lain. Disamping itu juga

dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang tergolong berat seperti

hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, hepatitis dan lain-lain. Penggunaan tumbuhan

obat dengan cara yang sangat sederhana, pada umumnya organ tumbuhan direbus

atau direndam dalam air kemudian air rendaan diminum. Pengobatan penyakit

luar biasanya hanya dengan menghaluskan bagian tumbuhan obat dan

menempelkannya pada bagian tubuh yang sakit.

Saran

Penelitian etnobotani jenis-jenis tumbuhan obat di Kabupaten Kapuas pada

masyarakat suku Dayak Ngaju yang dilakukan ini hanya pada tiga kecamatan, hal

tersebut karena keterbatasan dalam tenaga dan dana yang ada. Untuk itu perlu

dilakukan lagi kajian etnobotani yang dapat menjangkau wilayah yang lebih luas

di Kabupatan Kapuas, pada 9 kecamatan yang lain. Penelitian lanjutan juga perlu

dilakukan untuk menindaklanjuti kajian etnobotani ini, misalnya dengan meneliti

bahan aktif dari tumbuhan obat tersebut serta efek farmakologinya, terutama pada

tumbuhan obat tertentu seperti yang dimanfaatkan untuk meningkatkan fertilitas

maupun sebagai antifertilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A. and R.C. Bakhuizen v.d. Brink Jr. 1963. Flora of Java vol. I. Groningen : P. Noordhoff.

19

Page 20: tumbuhan obat kapuas

--------, 1965. Flora of Java vol. II. Groningen : P. Noordhoff.

--------, 1968. Flora of Java vol. III. Groningen : P. Noordhoff.

Eltae, 2005. Inventarisasi Tumbuhan Obat Tradisional Sebagai Obat Kanker Payudara di Kecamatan Kahayan Hilir. Skripsi. FKIP Universitas Palangkaraya.

Ervizal dan Haryanto, 1990. Pelestarian Tanaman Obat di Indonesia. Bogor : Fakultas Kehutanan IPB.

Groobridge, B.,1992. Global Biodiversity Status of The Earth’s Living Resources. A Report Compiled by The World Corservation Monitoring. India : Chapmann & Hall.

Iskandar, J., 2005. Studi Etnobotani Jenis-jenis Tumbuhan Obat Pada masyarakat Baduy Banten Selatan. Jurnal Biotika Vol.4 No.2 Desember 2005.

Martin, G.J., 1995. Ethnobotany : A Methods Manual. London : Chapmann & Hall.

Najamuddin, Suatma dan S.Savitri, 2001. Inventarisasi Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Palangkaraya. Palangkaraya : Lembaga Penelitian Universitas Palangkaraya.

Rahayu, M., Liswidowati, dan Prijono, S.H. 1999. Pengatahuan Tradisional Masyarakat Kabupaten Sumba Barat Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Obat dan Pelestariannya. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara. UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI.

Reantiana. 1999. Inventarisasi Tumbuhan Obat Tradisional yang Dimanfaatkan Untuk mengatur Jarak Kelahiran di Kecamatan Kahayan Hilir. Skripsi. FKIP Universitas Palangkaraya.

Rideng, I.M.,1989. Taksonomi Tumbuhan Biji. Jakarta : Depdikbud Dikti PPLPTK.

Romantyo, H.S. dan H. Wiriadinata, 1990. Pemanfaatan Beberapa Jenis Tumbuhan Obat dan Cara Pengobatan Tradisional di Daerah Kupang, Timor. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogor.

Rusdi, 1988. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas.

20

Page 21: tumbuhan obat kapuas

Sangat, H.M., Zuhud, E.A.M., Damayanti, E.K. 2000. Kamus Penyakit dan Tumbuhan Obat Indonesia (Etnofitomedika). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Sarah. 1977. Inventarisasi Tumbuhan Obat Tradisional Golongan Perdu dan Herba di Kecamatan Kapuas Barat. Skripsi. FKIP Universitas Palangkaraya.

Soekotjo, 1997. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Dalam Pembangunan Nasional. Makalah Seminar Nasional Ilmu Hayati Tropika. Yogyakarta. 13 Desember 1997.

Suhirman, 1990. Program Pengembangan Tanaman Obat. Bogor : IPB.

Susiarsi S., 1999. Pengetahuan Tumbuhan Racun Pada Masyarakat Dayak Kenyah di Sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Tangah. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara. UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI.

Tjitrosopoemo, G., 1993. Taksonomi Umum : Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

21