tulisan kecil

3
Hadiah: Misteri Huruf “N” Menginjak dewasa, sering kali kita mengenang masa kanak- kanak, bahkan ada keinginan untuk mengulang masa itu. Suatu masa dimana sebagian besar orang menganggapnya sebagai masa yang penuh keceriaan, keindahan serta kebahagian. Masih ingat dengan delikan (petak umpet)? Atau Engklek? Namun, dapat dikatakan bahwa dua permainan tersebut menjadi hal yang asing bagi anak-anak di masa sekarang karena mereka lebih tertarik dengan kecanggihan teknologi, seperti playstation atau gadget dengan berbagai aplikasi permainan di dalamnya. Meskipun permainan tradisional indonesia sudah tergerus zaman, akan tetapi ada satu fenomena di negara ini yang masih sering kita jumpai yaitu jajanan yang menawarkan hadiah dalam kemasannya. Saya yakin, kalian pernah membeli “KOMO”, kemudian mengoyang-goyangkannya dan memilih yang paling berat dengan harapan semakin besar hadiahnya, atau membeli permen karet “YOSAN” dan mengumpulkan bungkusnya karena di bungkusnya bertuliskan “Rangkailah huruf-huruf Y+O+S+A+N”, bahkan sampai sekarang huruf “N” masih misterius.

Upload: shela-nur

Post on 06-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fenomena jajanan berhadiah merupakan salah satu bentuk strategi pedagang dalam mempromosikan barang dagangannya. Selain menggunakan hadiah dalam kemasan, untuk menarik konsumennya, para pedagang biasanya juga memberikan diskon, beli satu gratis satu, undian berhadiah dan lain sebagainya

TRANSCRIPT

Hadiah: Misteri Huruf N Menginjak dewasa, sering kali kita mengenang masa kanak-kanak, bahkan ada keinginan untuk mengulang masa itu. Suatu masa dimana sebagian besar orang menganggapnya sebagai masa yang penuh keceriaan, keindahan serta kebahagian. Masih ingat dengan delikan (petak umpet)? Atau Engklek? Namun, dapat dikatakan bahwa dua permainan tersebut menjadi hal yang asing bagi anak-anak di masa sekarang karena mereka lebih tertarik dengan kecanggihan teknologi, seperti playstation atau gadget dengan berbagai aplikasi permainan di dalamnya.Meskipun permainan tradisional indonesia sudah tergerus zaman, akan tetapi ada satu fenomena di negara ini yang masih sering kita jumpai yaitu jajanan yang menawarkan hadiah dalam kemasannya. Saya yakin, kalian pernah membeli KOMO, kemudian mengoyang-goyangkannya dan memilih yang paling berat dengan harapan semakin besar hadiahnya, atau membeli permen karet YOSAN dan mengumpulkan bungkusnya karena di bungkusnya bertuliskan Rangkailah huruf-huruf Y+O+S+A+N, bahkan sampai sekarang huruf N masih misterius.

Fenomena jajanan berhadiah merupakan salah satu bentuk strategi pedagang dalam mempromosikan barang dagangannya. Selain menggunakan hadiah dalam kemasan, untuk menarik konsumennya, para pedagang biasanya juga memberikan diskon, beli satu gratis satu, undian berhadiah dan lain sebagainya. Dalam rangka untuk menjalin hubungan silahturahmi, memberikan penghargaan kepada orang lain, memberikan dan menerima hadiah termasuk dalam anjuran rasulullah. Sebagaimana sabda beliau, dari Abullah ibn Masud, Nabi Muhammad saw bersabda Datangilah orang yang mengundang kalian, jangan menolak hadiah, dan jangan memukul orang-orang muslim (HR. Bukhari).Akan tetapi, tidak hanya anak-anak saja, bahkan orang dewasa pun masih sering kali melakukan pembelian barang dengan harapan mendapatkan hadiah, misalnya mobil, motor dan televisi.Lantas, apakh pemberian hadiah semacam ini tergolong gharar ?Suatu transaksi dikatakan gharar ketika adanya unsur ketidakpastian di dalamnya. Dalam kasus ini, pembeli tidak dapat memastikan bahwa ia akan mendapatkan hadiah atau tidak. Apabila terdapat keadaan dimana pembeli akan diuntungkan ketika mendapatkan hadiah dan dirugikan ketika tidak mendapatkannya, maka dapat digolongkan gharar dan para ulama telah sepakat bahwa hukumnya haram. Namun, terkadang pembeli memang sengaja membeli karena membutuhkan barang tersebut, dengan mengabaikan apakah akan mendapatkan hadiah atau tidak. Akibatnya pembeli tidak akan merasa dirugikan ketika tidak mendapatkan hadiah, mengingat tujuan dari pembelian barang tersebut adalah manfaat dari barang yang ia beli. Jika nantinya ia mendapatkan hadiah maka hal ini dikatakan sebagai keberuntungan untuknya.Perlu mengulik kembali niatan apa yang mendasari kita dalam membeli barang tersebut. Apakah hanya karena manfaat barangnya saja? Sudah yakin bukan dengan alasan karena menawarkan hadiah yang mahal? Jika tidak mendapatkan hadiah, akankan kita merasakan kecewa? Nah, permasalahan seperti inilah yang sebaiknya kita hindari. Jangan sampai karena keinginan yang besar untuk mendapatkan hadiah, kita membeli barang secara berlebihan bahkan melebihi apa yang sebenarnya kita butuhkan. Jatuhnya nanti ke arah pemborosan. Sebagaimana yang kita ketahui dalam firman Allah dijelaskan bahwa pemboros adalah saudara syaitan.

Referensi : Harta Haram Kontemporen, Erwandi T