tugasproposal-141028225513-conversion-gate02.doc

95
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al- Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syari’ah/fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan

Upload: tsauban-abqorie

Post on 21-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al- Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syariah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Syariah/fikih (ibadah, muamalah) dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syariah/fikih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidu- pannya yang dilandasi oleh akidah.

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Ibtidaiyah yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Al-Quran-hadis, menekankan pada

kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.1Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya pembelajaran Al-Quran Hadis khususnya materi mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada anak usia SD /MI tampaknya kurang sesuai dengan realita di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Al-Quran Hadis di MI Al-Hidayah Plumbungan kecamatan Sukodono kabupaten Sidoarjo, masih banyak siswa yang belum menyukai pembelajaran Al-Quran Hadis khususnya materi mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. Dari 20 siswa hanya 20% yang antusias mengikuti pembelajaran Al-Quran Hadis khususnya materi mengenal Mad thabii, mad jaiz

munfasil dan mad wajib muttasil.2Berdasarkan realitas diatas, hasil analisis peneliti faktor yang diduga sebagai penyebab rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran Al-Quran Hadis di MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono Sidoarjo diajarkan tanpa menggunakan media ataupun metode khusus hanya saja guru menjelaskan

tanpa adanya pembiasaan pada suatu kelas.1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

2 Faiqotus Zulfa, Guru bidang studi Al-Quran Hadist kelas IV MI Al-Hidayah Sukodono sda, 20 April 2014.Solusi pemecahannya adalah penulis menggunakan metode drill dalam pembelajaran Al-Quran Hadis khususnya materi mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. Penggunaan metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode ini juga memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat.

Berdasarkan idealitas dan realitas di atas untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan Metode Drill. Untuk selanjutnya penelitian ini diberi judul Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Minat Belajar Al-Quran Hadist pada Siswa Kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono SidoarjoB. Rumusan masalahRumusan masalah adalah acuan pokok dari suatu kegiatan penelitian, karena rumusan masalah merupakan pernyataan atau pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya dari pengumpulan data.3 Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk merumuskan masalah terlebih dahulu agar penelitian menjadi terarah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana minat belajar Al-Quran Hadist tentang materi mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di MI l-Hidayah Plumbungan sebelum diberi tindakan ?

2. Bagaimana penerapan metode drill pada pelajaran Al-Quran Hadist di MI Al- Hidayah Plumbungan ?

3. Bagaimana peningkatan minat belajar Al-Quran Hadist tentang materi

mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa

di MI l-Hidayah Plumbungan dengan menggunakan metode drill ?3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 35.

C. Tindakan yang dipilihTindakan yang dipilih untuk meningkatkan minat belajar menemukan Al-Quran Hadist tentang materi mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil adalah menggunakan metode Drill. Penggunaan metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Metode ini juga memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis PTK Kolaborasi, menurut Joni, diterapkan PTK kolaborasi ini adalah untuk menciptakan adanya hubungan kerjasejawatan. Guru dan mahasiswa dapat melakukan PTK secara kolaboratif yaitu mereka melakukan penelitian secara bersama.4Dengan demikian peneliti dapat memungkinkan mencari fakta tentang suatu hal,

selanjutnya guru melaksanakan tindakan yang dipilih oleh mahasiswa, yang kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah tidakan tersebut benar-benar memecahkan masalah pembelajaran yang sedang dihadapi guru. Apabila alternatif itu dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas, berarti media itu tepat.5 Jadi kolaborasi dimaksud disini adalah suatu upaya bersama antar peneliti, guru, kepala sekolah untuk menentukan berbagai alternatif pemecahan masalah yang ada di kelas, melalui tindakan, mengevaluasi, melakukan refleksi, dan membuat kesimpulan bersama.

Prosedur pada PTK ini sebagaimana terkandung dalam pengertian penelitian tindakan

kelas itu sendiri yang dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart merupakan penelitian4 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 35.

5 Ibid, 35.yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi dan refleksi yang dilakukan secara berulang. 6D. Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui minat belajar Al-Quran Hadist tentang mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di MI l-Hidayah Plumbungan sebelum diberi tindakan

2. Untuk mendeskripsikan penerapan metode drill pada pelajaran al-quran hadist

di MI Al-Hidayah Plumbungan

3. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar al-quran hadist tentang materi mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa di MI l-Hidayah Plumbungan dengan menggunakan metode drill

E. Lingkup PenelitianAgar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini :

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono Sidoarjo semester genap tahun ajaran 2013/2014, karena kelas ini terdapat kesulitan pada mata pelajaran Al-aquran Hadist dengan kompetensi dasar Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil. PTK ini dilakukan

sebanyak 1 Siklus atau 1 Pertemuan @ 2 jam pelajaran (1 RPP).6 AR Syamsuddin, et al., Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:PT. Rosda karya.2009), 202.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas III Semester genap, dengan kompetensi dasar mengenal Mad thabii, mad jaiz munfasil dan mad wajib muttasil pada siswa

F. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan strategi KWL sebagai berikut :

1. Bagi siswa, ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan minat belajar Al-Quran Hadist

2. Bagi Guru, hasil penelitian memberikan pengetahuan dan pengalaman juga solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di sekolah

BAB IIKAJIAN TEORIA. Metode Drill1. Pengertian Metode DrillMetode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan. Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru.

Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu

asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan.

2. Macam-Macam Metode DrillBentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut :

a. Teknik Inquiry (kerja kelompok)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik untuk bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara mengerjakan tugas yang diberikan.

b. Teknik Discovery (penemuan)

Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi.

c. Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.

d. Teknik Modul Belajar

Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi).

e. Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

3. Tujuan Penggunaan Metode DrillMetode Drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :

a.Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.

4. Syarat-Syarat Dalam Metode Drilla. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.

1. Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.

2. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.

3. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi

b. Latihan latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.

c. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani.

d. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang salah.

e. Latihan diberikan secara sistematis.

f.Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.

g. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.

5. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drilla. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu. b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:

1. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.

2. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.

3. Respon yang benar harus diperkuat.

4. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol c. Masa latihan secara relativ singkat, tetapi harus sering dilakukan.

d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.

e. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.

f.Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.

1. Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.

2. Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya.

3. Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.

6. Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drilla. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.

b. Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.

c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.

7. Kelemahan Metode Drilla. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.

b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.

c. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru

d. Latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.

e. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Di Atas1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang tepat.

2. Jika terdapat kesulitan pada murid saat saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.

3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.

4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.

5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.

B. Minat Belajar1. Pengertian Minat BelajarMinat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan . Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.7Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam

suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman.

Menurut bloom, minat adalah apa ynag disebutnya sebagai subject-related affect, yang didalamnya termasuk minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Namun ternyata sulit menemukan pembatas antara minat dan sikap terhadap materi pelajaran. Yang tampak adalah sebuah kontinum yang terentang dari pandangan (affect) negatif terhadpa sustu pelajaran. Ini dapat diukur dengan menanyakan pada siswa apakah ia mempelajari itu, apa yang ia sukai atau tidak disukainya mengenai pelajaran dan berbagai pendekatan dengan menggunakan quisioner yang berupaya meningkatkan berbagai pendapat, pandangan, dan preferensi yang mungkin menunjukkan sustu afek positif atau negatif terhadap suatu pelajaran.

Menurut Nasution belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yangdisebabkan oleh pengalaman. Dengan belajar tindakan atau perilaku siswa berubah7 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta. 1995) cet II

menjadi baik. Berhasil atau tidaknya perubahan baik itu tergantung pada siswa itu sendiri dan tergantung pula oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru.

Perasaan subyektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat tugas dalam pelajaran banyak dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam menyalesaikan tugas-tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya dadlah berdasarkan pada riwayat sebelumnya dan penilaian sebelumnya mengenai hasil belajar dari tugas-tugas itu.8Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan

aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan

menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang.8 Ahamad Susanto. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. ( Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2013) hal 60

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.9Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Minat belajar adalahkecenderungan yang mengarahkan siswa terhadap bidang-bidang yang ia sukai dan tekuni tanpa adanya keterpaksaan dari siapapun untuk meningkatkan kualitasnya dalam hal pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, logika berpikir, komunikasi, dan kreativitas.2. Macam-macam MinatMenurut Rasyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul karena pengaruh dari luar. Pertama, minat yang bersal dari pembawaan timbul dengan sendirinya dari setiap individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah.

Kedua, minat yang timbul karena pengaruh dari luar diri individu, timbul seiring dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.

Adpun mengenai jenis atau macam-macam minat, Kuder mengelompokkan jenis minat menjadi sepuluh macam, yaitu :

1. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan

dengan alam, binatang dan tumbuhan9 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya..........................hal 24

2. Minat mekanis, yaitu minat tehadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin atau alat mekanik

3. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan perhitungan

4. Miat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan masalah

5. Minat persuasif, yaitu minat yang berhubungan untuk mempengaruhi orang lain

6. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang brhubungan dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan

7. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah membaca dan menulis

8. Minat musik, yaitu minat terhdap maslah-masalh musik

9. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membantu orang lain

10. Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif

3. Fungsi Minat Dalam BelajarDalam hal fungsi minat dalam belajar The Liang Gie mengemukakan bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan belajar atau studi ialah:

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian yang dipaksakan, perhatian yang serta merta secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang tumbuh tanpa

pemaksaan dan kemauan dalam diri seseorang, sedang perhatian yang dipaksakan harus menggunakan daya untuk berkembang dan kelangsungannya.

Menurut Jhon Adams yang dikutif The Liang Gie mengatakan bahwa jika seseorang telah memiliki minat studi, maka saat itulah perhatiannya tidak lagi dipaksakan dan beralih menjadi spontan. Semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ahmad Tafsir bahwa minat telah muncul maka perhatian akan mengikutinya. Tetapi sama dengan minat perhatian mudah sekali hilang.

Pendapat di atas, memberikan gambaran tentang eratnya kaitan antara minat dan perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan perhatian seseorang dalam hal ini siswa terhadap sesuatu, maka terlebih dahulu harus ditingkatkan minatnya.

2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaam tenaga kemampuan seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit untuk diperhatikan. Pendapat senada dikemukakan oleh Winkel bahwa konsentrasi merupakan pemusatan tenaga dan energi psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar mengajar di kelas. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kamauan dan hasrat untuk belajar, namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dan minat dalam belajar.

3. Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Minat studi mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya, orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat studinya kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired menjelaskan bahwa gangguan- gangguan perhatian seringkali disebabkan oleh sikap bathin karena sumber-sumber gangguan itu sendiri. Kalau seseorang berminat kacil bahaya akan diganggu perhatiannya.

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah daya mengingat bahan pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat terhadap pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa bacaan atau isi ceramah sangat mencekam perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa teringat walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat. Anak yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat mengingat kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dan memiliki perkembangan bahasa lisan dan kosa kata yang memadai.

Penadapat di atas, menunjukkan terhadap belajar memiliki peranan memudahkan dan menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian. Pendapat senada dikemukakan oleh The Liang Gie bahwa kejemuan melakukan sesuatu atau

terhadap sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari dalam diri seseorang daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu, penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana dengan jalan pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar- besarnya.

4. Aspek-aspek Minat BelajarMenurut Hurlock Mengemukakan bahwa minat memiliki dua aspek yaitu:

1. Aspek Kognitif

Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di masa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek kognitif berpusat seputar pertanyaan, apakah hal yang diminati akan menguntungkan? Apakah akan mendatangkan kepuasan? Ketika sesorang melakukan suatu aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses suatu aktivitas tersebut. Sehingga seseorang yang memiliki minat terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Jumlah waktu yang dikeluarkan pun berbanding lurus dengan kepuasan yang diperoleh dari suatu aktivitas yang dilakukan sehingga suatu aktivitas tersebut akan terus dilakukan.

2. Aspek Afektif

Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Seperti aspek kognitif, aspek afektif

dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan kelompok yang mendukung aktivitas yang diminatinya. Seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu hal karena kepuasan dan manfaat yang telah didapatkannya, serta mendapat penguatan respon dari orang tua, guru, kelompok, dan lingkungannya, maka seseorang tersebut akan fokus pada aktivitas yang diminatinya. Dan akan memiliki waktu-waktu khusus atau memiliki frekuensi yang tinggi untuk melakukan suatu aktivitas yang diminatinya tersebut.

3. Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata melalui aspek psikomotor. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu hal akan berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata dari keinginannya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka minat terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif, penilaian afektif dan psikomotorik seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.

5. Indikator Minat BelajarMenurut Slameto siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:10a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.

d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan

Menurut Dinar Barokah, beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah yaitu:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran IPS, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan IPS. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri

c. Perhatian dalam Belajar10 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya..................58

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang hal lain. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran IPS, maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya

d. Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajarankarena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya,teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik.Walaupun demikian lama-kelamaan jika siswa mampumengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscayaia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong siswayang berkemampuan ratarata.

Sebagaimana dikemukakan oleh Brown yang dikutip oleh Ali Imran sebagai berikut:

Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam control diri, selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu terkontrol oleh lingkungannya.

e. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.

f. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar danjuga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran bahasa Indonesia) juga merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. Pelajaran alquran banyak memberikan manfaat kepada siswa bila alquran tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran alquran maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam pelajaran alquran tersebut.

C. Teori Pembelajaran Al-Quran HadistD. Kaidah Ilmu Tajwid1. Pengertian Ilmu TajwidTajwid berasal dari kata jawwada dalam bahasa arab, Secara harfiah tajwid bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang ada dalm kitab suci al-Quran ataupun bukan.

Tajwid juga berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempaat keluarnya masing-masing sesuai dengan haq dan mustahaqnya. Haq yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf seperti jahr, Istila dll. Haq huruf meliputu sifat-sifat huruf dan tempet keluar huruf.

Sedangkan mustahaq yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu

seperti izhhar, ikhfa, iqlab, mad, waqaf dan lain sebagainya.

2. Pengertian MadMad artinya memanjangkan suara suatu bacaan. Mad menurut etimologi berarti tambahan. Menurut istilah tajwid berarti memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad atau huruf layin jika bertemu dengan hamzah atau sukun. Huruf mad ada tiga, yaitu alif, wau dan ya. Syarat mad: Huruf sebelum wau berbaris damah, sebelum ya berbaris kasrah dan sebelum alif berbaris fathah. Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris fathah, tidak disebut huruf mad, akan tetapi disebut dengan huruf layin.Mad ialah memanjangkan bunyi huruf (bacaan) karna di dalamnya terdapat salah satu huruf mad. Adapun huruf mad ada tiga macam, yaitu: a. Alif () b. Wau () c. Ya ().3. Macam-macam Mada. Huruf Alif () menjadi huruf mad, apabila huruf alif tidak berharekat dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Contoh : b. Huruf wau () menjadi huruf mad, apabila huruf wau sukun huruf sebelumnyadamah. Contoh :

c. Huruf Ya () menjadi huruf mad, apabila huruf ya sukun dan huruf sebelumnyaberharakat kasrah.11 Contoh : Mad dalam ilmu Tajwid secara garis besar di bagi dua macam, yaitu:a. Mad Thabi'I (Mad Asli), seperti penjelasan dan contoh diatas.b. Mad Far'I yang akan dijelaskan kemudian.Cara membaca Mad Thabi'I adalah dengan memanjangkan bacaan dua harakat atau satu alif.1211 Ilmu Tajwid, oleh Masrap Suhaemi AH. PenerbitKARYA UTAMA Surabaya12 Ilmu Tajwid, oleh Masrap Suhaemi AH. PenerbitKARYA UTAMA SurabayaHarakat adalah gerakan bilangan atau ketukan irama yang sedang, seperti ketukan not-not dalam lagu.Sekarang kita membicarakan Mad Far'i. Mad Far'I adalah mad yang merupakan hokum tambahan dari Mad Thabi'I yang disebabkan oleh hamzah, sukun, waqaf, tasydid dan sebab-sebab lain yang berfungsi membedakan panjang atau pendeknya suatu bacaan.Mad Far'I terbagi menjadi 13 macam, namun dalam pembahasan ini hanya ada tiga yang di bahas yaitu :a. Mad Wajib MuttasilMad Wajib Muttasil adalah pemanjangan suara, karena ada huruf mad asli bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Dibaca lima harkat apabila wasal (terus), dan dibaca enam harkat ketika waqaf (berhenti) Contoh:13 b. Mad Jaiz MunfasilMad Jaiz Munfasil adalah pemanjangan suara karena adanya huruf mad asli bertemu dengan hamzah dalam kalimat terpisah. Dibaca 2-5 harkatContoh:14 E. Mata Pelajaran Al-Quran Hadist di MI1. Tujuan Pembelajaran Al-Quran Hadist di MIMata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran

PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti

13 http://lidonarta.blogspot.com/2012/05/mad-bacaan-panjang.html14 http://lidonarta.blogspot.com/2012/05/mad-bacaan-panjang.htmlatau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1) pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6

- 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an- hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:

a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur'an dan hadis;

b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat al-

Quran-hadis melalui keteladanan dan pembiasaan;

c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat al-Qur'an dan hadis.152. Ruang Lingkup Pembelajaran Al-quran di MIRuang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis- hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.16Kelas III, Semester 2STANDAR KOMPETENSIKOMPETENSI DASAR

1. Menghafal surat-surat pendek secara

benar dan fasih4.1 Membaca surat al-Qaariah dan surat at-Tinsecara benar dan fasih

4.2 Menghafalkan surat al-Qaariah dan surat at- Tin secara benar dan fasih

2. Memahami arti surat-surat pendek5.1 Mengartikan surat al-Faatihah dan surat al-Ikhlaas

15 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

16 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008

5.2 Menerapkan kandungan surat al-Faatihah dan

al- Ikhlas

3. Memahami kaidah ilmu tajwid6.1 Mengenal bacaan Mad Thabii, Mad WaajibMuttasil, dan Mad Jaaiz Munfasil6.2 Menerapkan bacaan Mad Thabii, Mad WaajibMuttasil dan Mad Jaaiz Munfasil

4. Memahami hadis tentang

persaudaraan secara benar dan fasih7.1 Menghafalkan hadis tentang persaudaraan

7.2 Menerapkan perilaku persaudaraan dengan sesama

27BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELASA. Metode PenelitianMetode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan maslah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.17Secara etimologis ada tiga istilah yang berhubungan dengan PTK, yakni penelitian,

tindakan dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan peneliti. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga, kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan didalam kelas yang tidak di setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi berlangsung dalam keadaan

dan kondisi yang real tanpa direkayasa.18Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. Dimana dalam penelitian ini peneliti ikut terjun langsung dalam kegiatan pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti tindakan kelas dipandang sebagai suatu cara untuk menandai sebuah bentuk kegiatan yang dirancang untuk

memperbaiki kualitas pendidikan.17 Wina Sanyaja, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012 ) 2618 Ibid 26-27Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Spiral Kemmis dan MC Taggart secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan.19 desain model Kemmis & Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat untaian yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

B. Setting Penelitiana. Tempat penelitianPenelitian ini dilakukan di kelas IV MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono Siadoarjo pada mata pelajaran Al-Quran Hadist khususnya materi Mengenal bacaan Mad Thobii, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil

b. Waktu penelitianPenelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester genap yaitu pada bulan april 2014

c. Subyek penelitianSebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbunagn Sukodono Sidoarjo tahun ajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa perempuan 11 laki-laki 9 siswa.

Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar dikelas

ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti19 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 68.

lakukan. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan metode drill belum di terapkan pada sekolah tersebut.

C. Variabel yang di TelitiVariabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan minat belajar dengan menerapkan metode drill pada mata pelajaran al-quran hadist kelas III. Disamping vriabel tersebut masih ada beberapa variabel yang lain yaitu :

1. Variabel input : siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan

2. Variabel Proses : penerapan metode drill

3. Variabel output : minat belajar siswa pada mata pelajaran Al-Quran Hadist khususnya materi Mengenal bacaan Mad Thobii, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III semester 2 MI Al-Hidayah Plumbungan Sukodono Sidoarjo dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak. Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa minat belajar dikelas ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti lakukan. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan metode drill belum di terapkan pada sekolah tersebut.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode drill, mengapa peneliti menggunakan penerapan metode drill ? karena drill merupakan kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di pergunakan oleh yang bersangkutan

D. Rancangan TindakanPenelitian ini dilakukan model alur PTK sebagaimana tabel berikut :PerencanaanRefleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

PengamatanPerencanaanRefleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan?(Adaptasi dari Suharsimi 2006: 16)

Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai.

1. Pelaksanaan penelitianSiklus 1a) Perencanaan1. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu segera diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan wawancara terhadap siswa kelas III dan guru kelas III.

2. Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses pembelajaran dengan menerapkan metode drill. Lembar observasi tentang kinerja

guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu membuat pedoman wawancara bagi siswa tentang kesan-kesannya selama proses pembelajaran.

3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

4. Membuat Lembar Kerja Siswa untuk menuntun siswa tentang materi Mengenal

bacaan Mad Thobii, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil

5. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan minat belajar siswa setelah menerapkan metode drill

b) PelaksanaanPada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

1. Tahap Persiapan

- Membuat rencana pembelajaran.

- Menyiapkan materi pelajaran

- Menyiapkan sumber belajar

- Menyiapkan media pembelajaran

- Menyiapkan alat pengumpul data

2. Kegiatan Awal

-Menyampaikan salam pembuka dengan ramah dan menanyakan keadaan kesehatan

- Menggali pengetahuan siswa dalam mengenal ilmu tajwid

-Menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa hari ini

- Membentuk kelompok kecil maksimal 4 anak

- Mendesain kelas dalam bentuk kelompok kecil

3. Kegiatan Inti

-Siswa mendengarkan penjelasan tentang pengertian bacaan mad dan huruf- huruf mad

- Siswa mendengarkan penjelasan tentang bacaan mad tobii

- Menemukan bacaan mad tobii dalam ayat al-Quran secara berkelompok

- Siswa membaca mad tobii dalam kata / kalimat

- Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan mad Wajib Muttasil

- Siswa menemukan bacaan mad Wajib Muttasil dalam ayat al-Quran secara

berkelompok

- Siswa membaca mad Wajib Muttasil dalam kata / kalimat

- Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan mad Jaiz Munfasil

- Siswa menemukan bacaan mad Jaiz Munfasil dalam ayat al-Quran secara

berkelompok

- Siswa membaca mad Jaiz Munfasil dalam kata / kalimat

- Secara berkelompok, siswa mendiskusikan perbedaan mad thabii, mad jaiz

munfasiln dan mad wajib muttasil

-Perwakilan kelompok membackan hasil diskusinya di deapn kelas secara bergantian

- Siswa memilih salah satu surat al-quran dan menemukan bacaan mad thabii,

mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu

- Siswa mempraktekkan membaca ayat al-quran dengan bacaan yang

ditemukannya

4. Kegiatan Akhir

- Secara klasikal guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari

- Tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti

- Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan

- Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan

c) ObservasiObservasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran materi Mengenal bacaan Mad Thobii, Mad Wajib Muttasil dan Mad

Jaiz Munfasil

d) RefleksiPada tahap ini yang harus dilakukan adalah : mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.

Refleksi terhadap proses belajar mengajar ini perlu dilakukan anatara penelitian dan pengamatan untuk menemukan penyebab mencari jalan pemecahannya. Dengan demikian diharapkan pada akhir siklus tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.

E. Data dan Cara Pengumpulan1. Sumber data

Sumber data PTK ini adalah :

a. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang minat belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar.

b. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode drill terhadap minat belajar siswa.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diupayakan agar bisa mendapatkan data yang yang benar-benar valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi

Merupakan proses pengamatan langsung terhadap kondisi, situasi, proses, dan perilaku saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan penerapan materi dengan metode drill yang dilaksanakan guru dan peneliti

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui komunikasi secara langsung dengan responde. Teknik wawancara dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh data tentang pendapat siswa mengenai proses belajar yang alami. Selain itu wawancara juga di gunakan untuk memperoleh informasi tentang minat belajar siswa kelas III MI Al-Hidayah Plumbungan.

3. Angket

Angket digunakan untuk mengevaluasi yang berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang dijawab oleh siswa yang berkenaan dengan sikap dan suasana pembelajaran

F. Indikator KinerjaIndikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan data dapat diukur (jelas cara pengukurannya)20Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut :

1. Minat belajar siswa pada pelajaran al-Quran Hadis telah mencapai 75%

2. Tingkat keefektifan pembelajran al-Quran Hadis mencapai 75%20 Sudjana, Evaluasi hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Mertiana, 1998), 127.

INSTRUMEN VALIDASI DOKUMEN RPPMata Pelajaran : ............................................... Nama Guru : ................................................ Sekolah : ................................................. Kabupaten/Kota : .................................................. Provinsi : ...................................................

Petunjuk : berilah tanda ceklist () pada kolom penilaian

NoKomponen / IndikatorPenilaianCatatan

UmumYaTidak

1ADisusun untuk setiap KD yang dapat

dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

BKomponen RPP: identitas mapel, SK, KD,

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembeja- ran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber belajar.

IIPenjelasan Komponen RPP

AIdentitas RPP

1Berisi satuan pendidikan

Berisi kelas / semester

Berisi program

Berisi mata pelajaran

Berisi jumlah pertemuan.

BSK dan KD

1Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi

2Keterkaitan antara SK dan KD

CIndikator

1Ada kesesuaian dengan indikator pada

silabus.

2Indikator dikembangkan sesuai dengan

karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah.

3Indikator dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan diamati yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap.

4Indikator digunakan sebagai dasar untuk

menyusun alat penilaian.

5Setiap KD dikembangkan menjadi

beberapa indikator (minimal satu KD ada dua indikator).

6Kata Kerja Operasional (KKO) pada

indikator pencapaian tidak melebihi tingkatan berpikir KKO dalam KD.

DTujuan Pembelajaran

1Menggambarkan proses dan hasil belajar

yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

2Penyusunan tujuan pembelajaran mengacu

pada indikator

3Tujuan pembelajaran mengandung unsur

ABCD

EMateri Pembelajaran

1Memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang relevan

2Cakupan materi sesuai dengan kompetensi

yang akan dicapai.

FAlokasi Waktu

1Sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

KD dan beban belajar

37GMetode Pengajaran

1Sesuai dengan situasi dan kondisi peserta

didik

2Sesuai dengan karakteristik dari indikator

dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran

3Mengacu pada kegiatan pembelajaran yang

ditetapkan dalam silabus

HKegiatan Pembelajaran

1Pendahuluan

aKegiatan awal untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

bMengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari

Menjelaska tujuan pembelajaran atau

kompetensi dasar yang akan dicapai

2Kegiatan inti

aMelibatkan peserta didik untuk mencari

informasi tentang materi yang akan dipelajari

bDilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

cMembiasakan peserta didik membaca dan

menulis melalui tugas yang bermakna

dMemfasilitasi peserta didik dalam

38pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

eMemberi kesempatan untuk berpikir,

menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut

fMemfasilitasi peserta didik untuk membuat

laporan eksplorasi secar individu maupun kelompok

gMemfasilitasi peserta didik menyajikan

kerja individu maupun kelompok

3Penutup

aMerefleksikan kegiatan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran.

bMembuat rangkuman atau kesimpulan dan

penilaian.

cMemberikan umpan balik dan tindak lanjut

IPenilaian Hasil Belajar

1Prosedur dan instrumen penilaian proses

dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi.

2Mengacu kepada standar penilaian.

3Ada lampiran soal dan jawaban sesuai

dengan indikator pencapaian.

HSumber Belajar

1Penentuan sumber belajar didasarkan pada

SK, KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Rekomendasi Petugas Validasi untuk Dokumen RPP :.Mengetahui.

Validator Guru Mapel

Lembar Kerja SiswaSiklus INama : Kelas : 1. Carilah salah satu surat al-Quran dalam juz 30

2. Temukan beberapa contoh bacaan mad yang ada pada surat tersebut !

3. Tentukan mana yang termasuk mad thabii, mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil !

4. Jelaskan alasan mu mengapa disebut bacaan mad?

5. Praktekkan cara membacanya dengan memperhatikan ilmu tajwid, kesesuaian bacaan huruf, dan panjang pendek suatu bacaan.

Nama SuratBacaan MadAlasanCara

Membaca

Mad ThabiiMad Wajib

MuttasilMad Jaiz

Munfasil

Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus INama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas / Semester : Hari / Tanggal :

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode drill

NoIndikator / Aspek Yang DiamatiPengamatSkor

Skor Penilaian

123

1.Siswa merespon apersepsi/motivasi yang

diberikan oleh guru.

2.Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran

disampaikan.

3.Siswa memusatkan perhatian pada materi

pembelajaran yang dipelajari.

4.Mendengarkan penjelasan tentang pengertian

bacaan mad dan huruf-huruf mad

4Mendengarkan penjelasan tentang bacaan mad

tobii guru.

5Siswa membaca mad tobii dalam kata /

kalimat

6Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan

mad Wajib Muttasil

7Siswa menemukan bacaan mad Wajib Muttasil

dalam ayat al-Quran secara berkelompok

8Siswa membaca mad Wajib Muttasil dalam

kata / kalimat

9Siswa mendengar penjelasan tentang bacaan

mad Jaiz Munfasil

10Secara berkelompok, siswa mendiskusikan

perbedaan mad thabii, mad jaiz munfasiln dan

mad wajib muttasil

11Siswa membaca mad Jaiz Munfasil dalam kata

/ kalimat

12Siswa menemukan bacaan mad Jaiz Munfasil

dalam ayat al-Quran secara berkelompok

13Membackan hasil diskusinya di deapn kelas

secara bergantian

14Siswa memilih salah satu surat al-quran dan

menemukan bacaan mad thabii, mad wajib

muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu

15Siswa mempraktekkan membaca ayat al-quran

dengan bacaan yang ditemukannya

16.Siswa merespon kesimpulan materi

pembelajaran yang disampaikan guru.

Skor perolehan

Persentase = x 100 = Skor Maksimal

Keterangan:

Pengisian Lembar Observasi Guru dengan memberi tanda Checklist ()

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.

2 : jika aktivitas siswa cukup.

3 : jika aktivitas siswa sangat baik.

Skor perolehan

4 : Persentase = x 100

Skor Maksimal

Surabaya, 16 Mei 2014

Widiyah AstutikNIM : D0721104

Pedoman Wawancara untuk GuruNama Guru : Tanggal :

1. Bagaimana menurut Ibu tentang metode drill ?

.

2. Apakah Ibu memahami langkah-langkah metode drill ?

.

3. Menurut Ibu apakah keuntungan metode drill ini dalam pembelajaran Mengenal bacaan

Mad Thobii, Mad Wajib Muttasil dan Mad Jaiz Munfasil di kelas tiga ?

...........................................

4. Bagaimana kesannya terhadap metode drill ?

......................

5. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan metode drill ?

......................

Pedoman Wawancara untuk SiswaNama Siswa : Tanggal :

3. Apakah kamu suka dengan mata pelajaran al-quran Hadist ?

4. Mata pelajaran apa yang kamu sukai ?

5. Apakah kamu suka membaca al-Quran ?

6. Kesulitan apa yang kamu hadapi pada saat membaca al-Quran ?

7. Bagaimana kesan kalian pada saat mempelajari al-quran dengan metode drill ?

8. Apakah langkah-langkahnya kamu pahami ?

Kesimpulan :

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

Angket Untuk SiswaNama Siswa : Tanggal :Isilah dengan tanda ceklis ( ) pada kolom ya atau tidak sesuai dengan pendapatmu !NoPernyataanPendapat

YaTidak

1Saya merasa senang terhadap mata pelajaran al-Quran

Hadist

2Saya merasa tertarik pada kegiatan memmbaca al-

quran dengan memperhatikan kaidah tajwid

3Saya berkonsentrasi pada saat pembelajaran

berlangsung

4Saya suka mata pelajaran al-quran karena pengaruh

dari gurunya,teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik

5Saya dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam

pelajaran alquran.

Jumlah

INDIKATOR MINAT BELAJAR SISWA PRA TINDAKANNoIndikatorSkor PenilaianSkor

1234

1Ketertarikan Siswa

2Perasaan Senang

3Perhatian dalam Belajar

4Bahan Pelajaran dan Sikap

Guru yang Menarik

5Keterlibatan Siswa

6Manfaat dan Fungsi Mata

Pelajaran

INDIKATOR MINAT BELAJAR SISWA SETELAH TINDAKANNoIndikatorSkor PenilaianSkor

1234

1Ketertarikan Siswa

2Perasaan Senang

3Perhatian dalam Belajar

4Bahan Pelajaran dan Sikap

Guru yang Menarik

5Keterlibatan Siswa

Lembar Observasi Siswa dalam Proses PembelajaranNoNama siswaAspek yang diamatiKet

Keterta

rikan siswaPerasaan senangPerhatian dalam belajarBahanpelajaran dan sikap guru yang menarikKeterlibata n siswaManfaatdan fungsi mata pelajaran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

47Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Siklus INama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas / Semester : Hari / Tanggal :

Hasil Checklist Aktivitas GuruNoKegiatanSkor

1234

1Membuka pelajaran

a. Menarik perhatian

b. Menimbulkan motivasi

c. Menjelaskan tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran

d. Mengadakan apersepsi dengan bertanya jawab tentang bacaan mad

2Pelaksanaan

a. Guru menjelaskan tentang pengertian bacaan mad dan huruf-huruf mad

b. Menfasilitasi siswa dalam menemukan bacaan mad tobii dalam ayat al-Quran secara berkelompok

c. Menyimak Siswa membaca mad tobii dalam kata

/ kalimat

d. Guru menjelaskan tentang bacaan mad Wajib

Muttasil

e. Menfasilitasi siswa menemukan bacaan mad Wajib Muttasil dalam ayat al-Quran secara berkelompok

f. Menyimak siswa membaca mad Wajib Muttasil dalam kata / kalimat

g. Guru menjelaskan tentang bacaan mad Jaiz

48Munfasil

h. Menfasilitasi siswa menemukan bacaan mad Jaiz Munfasil dalam ayat al-Quran secara berkelompok

i. Menyimak Siswa membaca mad Jaiz Munfasil dalam kata / kalimat

j. Secara berkelompok, siswa mendiskusikan perbedaan mad thabii, mad jaiz munfasiln dan mad wajib muttasil

k. Perwakilan kelompok membackan hasil diskusinya di deapn kelas secara bergantian

l. Siswa memilih salah satu surat al-quran dan menemukan bacaan mad thabii, mad wajib muttasil dan mad jaiz munfasil secara individu

m. Siswa mempraktekkan membaca ayat al-

quran dengan bacaan yang ditemukannya

n. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil kerjanya

3Penguasaan materi ajar

a. Orientasi, motivasi, dan bahasa(sederhana dan jelas).

b. Sistematika dan variasi penjelasan.

c. Kesesuaian materi terhadap kompetensi d. Keluasan materi ajar

4Strategi / metode yang digunakan

a. Kesesuaian strategi (Pemodelan,Penugasan, Drill ( teknik inquiry ) dengan indikator pembelajaran

b. Kesesuaian strategi Pemodelan,Penugasan, Drill

( teknik inquiry ) dengan karakter peserta didik

c. Kesesuaian strategi (Pemodelan,Penugasan, Drill ( teknik inquiry ) dengan karakter materi

49ajar

d. Variasi penggunaan startegi antara Pemodelan, Penugasan dan Drill ( teknik inquiry )

4Performance

a. Suara intonasi, nada, dan irama. b. Posisi dan gerakan guru.

c. Pola interaksi perhatian pada siswa. d. Ekspresi roman muka.

5Media, bahan, sumber pembelajaran(MBSP)

a. Menggunakan media slide

b. Sumber pembelajaran menggunakan juz amma

c. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan sumber belajar menggunakan juz amma) dengan indikator pembelajaran.

d. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan sumber belajar menggunakan juz amma) dengan karakter materi ajar.

e. Kesesuaian MBSP (Menggunakan media slidedan sumber belajar menggunakan juz amma) dengan karakter peserta didik.

f. Variasi MBSP

6Bertanya

a. Pertanyaan jelas dan konkrit.

b. Pertanyaan memberikan waktu berfikir. c. Pemerataan pertanyaan pada siswa.

d. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi.

7Reinforment(memberi penguatan)

a. Penguatan verbal.

b. Penguatan non verbal. c. Variasi penguatan.

d. Feed back.

8Menutup pembelajaran

a. Guru mengulang kembali materi yang telah

50dipelajari

b. Tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti

c. Menyampaikan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan

Skor perolehan

Persentase = x 100 = Skor maksimal

Keterangan :

1 : jika ada satu dari empat butir

2 : jika ada dua dari empat butir

3 : jika ada tiga dari empat butir

4 : jika lengkap empat butir

Skor perolehan

5: Prosentase = x 100

Skor MaksimalSurabaya, 14 Mei 2014

Peneliti

Widiyah AstutikNIM. D07211048

DAFTAR PUSTAKASlameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Susanto, Ahamad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sanyaja, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia

Indonesia

Sudjana. 1998. Evaluasi hasil Belajar, Bandung: Pustaka Mertiana

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

AR Syamsuddin, et al.,2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,(Bandung:PT.

Rosda karya

Effendi, ahmad fuad. 2005. Metodologi pengajaran bahasa arab. Malang : miskat Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi pembelajaran bahas arab. Bandung : humaniora

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008