tugas_dea[1]

7
PENERAPAN METODE ROOM AND PILLAR METHODS OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATU BARA BAWAH TANAH PT NAL SAWAH LUNTO Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya. Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah adalah perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system tambang terbuka, mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan system tambang bawah tanah, daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan lindung, dan penambangan dengan sistem tambang bawah tanah tidak banyak merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan. Untuk penambangan batubara bawah tanah terdiri dari dua metode, yaitu long wall methods dan room and pillar methods. Dan salah satu perusahaan tambang batubara yang menggunakan sistem tambang bawah tanah yaitu PT NAL Sawah Sunto dengan metode room and pillar.

Upload: izmpdhea

Post on 02-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ventilasi tambang

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS_DEA[1]

PENERAPAN METODE ROOM AND PILLAR METHODS OLEH PERUSAHAAN

TAMBANG BATU BARA BAWAH TANAH PT NAL SAWAH LUNTO

Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan

atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya

untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan

memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak

lingkungan yang dapat ditimbulkannya.

Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode

penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah

permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar

belakang yang mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah

adalah perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system

tambang terbuka, mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik

harus ditambang menggunakan system tambang bawah tanah, daerah yang akan ditambang

merupakan daerah hutan lindung, dan penambangan dengan sistem tambang bawah tanah tidak

banyak merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan.

Untuk penambangan batubara bawah tanah terdiri dari dua metode, yaitu long wall

methods dan room and pillar methods. Dan salah satu perusahaan tambang batubara yang

menggunakan sistem tambang bawah tanah yaitu PT NAL Sawah Sunto dengan metode room

and pillar.

A. METODE PENAMBANGAN

Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan

batubara, dengan bentuk blok-blok persegi.Seluruh block batubaranya dibuat jalan (batubara

yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 30×30 m) menggunakan

kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr.

Metode ini paling-paling hanya mengambil 30-40% dari total batubara yang ada. Oleh

karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali

ke jalan utama dekat shaft, pilar-pilar yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya

retreat mining). Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap batuan

semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.

Page 2: TUGAS_DEA[1]

Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian sedimen yang

cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang cenderung datar (flat) dan

dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter. Contoh bahan galian yang relatif lebih cocok

menggunakan metode room and pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara.

Gambar 1. Metode Room and Pillar

B. Sistem Ventilasi

Dua sistem ventilasi yang digunakan pada tambang batubara bawah tanah ini yaitu ventilasi

sistem tiup dan isap. Ventilasi sistem tiup adalah metode ventilasi yang membangkitkan tekanan

di portal udara masuk yang lebih tinggi (tekanan  positif) dari pada tekanan atmosfir untuk

meniup masuk udara kedlam tambang bawah tanah.apabila kipas angin utama dijalankan denga

metode ini, gas metan akan terperangkap di dalam gob atau diding batubara, sehingga

seandainya kipas angin berhenti beroperasi ada bahaya gas tersebut mengalir kdalam lorong atau

lokasi kerja dalam waktu bersaaan. kabalikan dari sistem tiup, maka pada sistem isap, kipas

anging ditempatka pada portal udara buang, membangkitkan tekana lebih rendah (tekanan

negatif) daripada tekanan atmosfir, untuk menghisap keluar udara dari dalam tanbang bawah

tanah. karena tidak ada kelemahan seperti sistem ventilasi tiup yang dtulis diatas maka saat ini di

tambang batubara menggunkan metde ini.

C. Aktivitas Penambangan Bawah Tanah

1. Blasting (pembongkaran)

Peledakan dilakukan untuk melepskan batuan dari batuan induknya atau untuk memperkecil ukuran atau lebih mudah diangkut dengan menggunakan bahan peledak.

Page 3: TUGAS_DEA[1]

Tujuan peledakan tambang bawah tanah:1. Menghasilkan ruang untuk gudang, jalan saluran dan pembuatan trowongan2. Mengambil material/pembongkar material

Factor-faktor yang mempengaruhi peledakan:1. Jenis batuan2. Density batuan3. Struktur batuan4. Jenis bahan peledak, cara atau teknik peledakan

Dasar-dasar peledakan tambang bawah tanah:1. Peledakan bawah tanah dilakukan kearah satu bidang bebas. Sedangkan peledakan dipermukaan kearah dua bidang bebas.2. Tempat ledakan lebih terbatas, bahan peledak, jenis bahan peledak umumnya low eksplosif

Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan baahan peledak pada tbt:1. Sifat bahan peledak

a. Api penyalaannya kecilb. Peledakannya berlangsung singkatc. Temperature peledakannya relative rendahd. Tidak menghasilkan gas beracun

2. Disesuaikan dengan material yang diledakkan3. Partikuler set dari standart blasting4. Besarnya biaya.

2. Mucking (pemuatan/loading)Pemuatan pada tbt istilahnya hamper sama dengan pemuatan tambang terbuka (tb)

yaitu pemuatan broken ore, dimuat keatas alat angkut untuk selanjutnya diangkut keluar permukaan (pengangkutan)Macam-macam alat muat yang digunakana.    Continous loaderb.    Scraperc.    Coal catterd.   Lhd (load haul dump)e.    Overshoot loaderf.     Gathering arm loader

3. Hauling (pengangkutan)Kegiatan pengangkutan tambang bawah tanah adalaha. Usaha atau cara untuk mengeluarkan bijih hasil penambangan ke permukaanb. Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambangan ke penampungan sementara selanjutnya ke mulut shaft kemudian ke happer, lori, atau langsung ke dump truck untuk diangkut kepermukaan atau:

a. Dari tempat penambangan ke penampungan sementarab. Dari penampungan ke mulut shaft (hosting dengan lori)

Page 4: TUGAS_DEA[1]

c. Dari penampungan ke hopper (belt conveyord) lori ataupun langsung ke truck lewat incline.Macam-macam jalan masuk ke tambang bawah tanah dan alat angkut yang sesuai:1. Shaft vertical : incline kombinasi2. Tunnel3. Adit

Jenis-jenis alat angkut :1. Shaft : cage, skip, pipa/pompa, kenekan.2. Tunnel/adit : lokomotif dan lori, truck, belt conveyord, lhd, pipa/pompa, shuttle car

Jenis jalan pengangkutan :1. Auxiliary haulage digunakan untuk mengangkut material dari stop eke chute atau dari stop eke loading point2. Main haulage ialah mengangkut material dari pit bottom ke shaft station/keluar tambang.

Macam-macam alat angkut :Alat angkut mekanis :1. Cage skip2. Truck3. Belt conveyord4. Lori-lokomotif5. Lhd6. Rope haulage7. Hoisting8. Pipa pompa dan sutlle.

D. Sistem PenyanggaanPenyangga Buatan (Artificial Support)

Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang bawah tanah,

agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga material filling, dapat berupa tailing,

pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.

Berikut penjelasan penggunaan sistem tambang bawah tanah perusahaan tambang batubara PT

NAL Sawah Sunto dengan metode room and pillar, yaitu:

1. Pekerjaan Penambangan

PT.NAL berkisar 4500 ton/bulan denagan jumlah pekerja yang berada di front penggalian 5

orang dan 2 orang ,operasi penggalian batubara menggunakan jack hammer(15 kg), dengan

kemajuan penambangan ± 18 M per hari. dimana kemampuan alat jack hammer: 8-9 ton/hari.

2. Pemuatan Batubara

Page 5: TUGAS_DEA[1]

Batubara dari front penggalian dimuat kedalam gerobak, lalu diangkut menuju lori yang

nantinya akan ditarik ke permukaan tambang,Jumlah lori yang digunakan dalam 1 lubang

penggalian adalah 2 buah lori, dimana kapasitas masing-masing lori ± 400 kg batubara.

3. Pemasangan Penyangga

Penyangga yang digunakan adalah balok-balok kayu yang berukuran sedang,Pemasangan

penyangga menggunakan carajika keadaan lubang mendaki, penyanggaan d mulai dari bagian

kaki penyangga Jika keadaan lubang menurun/mendatar penyanggaan dimulai dari bagian atap

penyangga.

a. Jarak antara penyangga balok-balok kayu di bagian atap ± 80 cm

b. Penyanggaan juga mengguanakna sistim room dan pilar yang dibantu dengan dengan

penyangga menggunakan cripping.

4. Penanganan gas dan debu Batubara

a. Untuk penanganan gas berbahaya PT. NAL melakukan pengecekan secara berkala dengan

4 kali pengecekan sehari ( jam 7, jam 12 siang, jam 6 sore, dan jam 12 malam )

b. Untuk pengananan debu PT. NAL menggunakan kipas Angin dengan kekuatan angin 7.2

m/s ( radius maksimal 4 Meter )

5. Sistem Ventilasi

Pada PT.NAL menggunakan sistem ventilasi yang di bantu dengan kipas angin dengan

kekuatan kipas 7,8 m/s.,untuk ventilasi keseluruhan menggunakan pipa seperi kain dengan

ukuran beragam untuk lubang tambang utama A1 mengguanakan diamater 20 inci dan lubang

A3 mengguanak pipa 18 inci.