tugas uts opt trisna gunawan

13
ILMU ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) NAMA : TRISNA GUNAWAN NPM : 2403311057 1. Bagaimana langkah-langkah dan apa tindakan yang harus diambil bila tanaman terancam dari serangan hama ? Jawab : Identifikasi Hama Dilakukan untuk mengenali jenis-jenis hama penggangu tanaman yang ada berupa gejala dan atau tanda yang dijumpai di lapangan. Pencegahan Hama Hal ini dilakukan dengan tujuan mempersempit dari serangan hama dan mengelola lingkungan biofisik tanaman sehingga kemungkinan munculnya hama penggangu tanaman dapat diminimalkan sehingga hama tidak berkembang. Pengendalian Hama Pengendalian untuk membatasi serangan dari pada hama serta perlakuan lingkungan untuk mengurangi perkembangan hama penggangu tanaman yang tidak diinginkan sehinggga terjadi hal yang lebih baik. Pemberantasan Hama Dilakukan untuk memusnahkan serangan hama penggangu tanaman yang ada berikut tanaman yang terkena serangan sehingga tidak menular pada tanaman lain yang sehat sehingga hama akan habis dan tidak dapat berkembang lagi.

Upload: bang-jhon-gunawan-sumpena

Post on 03-Aug-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

ILMU ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT)

NAMA : TRISNA GUNAWAN

NPM : 2403311057

1. Bagaimana langkah-langkah dan apa tindakan yang harus diambil bila tanaman

terancam dari serangan hama ?

Jawab :

Identifikasi Hama

Dilakukan untuk mengenali jenis-jenis hama penggangu tanaman yang ada berupa

gejala dan atau tanda yang dijumpai di lapangan.

Pencegahan Hama

Hal ini dilakukan dengan tujuan mempersempit dari serangan hama dan mengelola

lingkungan biofisik tanaman sehingga kemungkinan munculnya hama penggangu

tanaman dapat diminimalkan sehingga hama tidak berkembang.

Pengendalian Hama

Pengendalian untuk membatasi serangan dari pada hama serta perlakuan

lingkungan untuk mengurangi perkembangan hama penggangu tanaman yang tidak

diinginkan sehinggga terjadi hal yang lebih baik.

Pemberantasan Hama

Dilakukan untuk memusnahkan serangan hama penggangu tanaman yang ada

berikut tanaman yang terkena serangan sehingga tidak menular pada tanaman lain

yang sehat sehingga hama akan habis dan tidak dapat berkembang lagi.

Penanggulangan pasca pemberantasan Hama

Pasca pengendalian hama penggangu tanaman sangat perlu dilakukan monitor

yaitu berfungsi untuk mengetahui efektifitas pengendalian yang dilakukan sehingga

munculnya hama penggangu tanaman baru dapat diketahui.

2. Jelaskan proses parasitasi diadegma semiclausum pada ulat daun kubis plutella

xylostella

Jawab :

Page 2: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

Hama utama yang biasanya menyerang tanaman kubis adalah hama P. xylostella.

Serangga P. xylostella merusak tanaman pada stadium larva. Salah satu teknik

pengendalian hama tanaman pada tanaman kubis adalah dengan penggunaan serangga

parasitoid sebagai agens pengendali hayati. Musuh alami P. xylostella adalah D.

semiclausum, dimana imago betina D. semiclausum akan mendepositkan telurnya

dalam tubuh inang P. xylostella. kemampuan parasitasi Diadegma semiclausum

berpengaruh terhadap tingkat instar Plutella xylostella yang berbeda, kemunculan

imago parasitoid Diadegma semiclausum berpengaruh terhadap tingkat instar Plutella

xylostella yang berbeda, dan kemunculan imago parasitoid jantan dan betina

berpengaruh terhadap tingkat instar Plutella xylostella.

3. Jelaskan gejala Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada :

Jawab :

a. Plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis

Ulat Daun (Plutella xylostella)

Gejala serangan :

memakan jaringan bagian permukaan bawah daun atau permukaan atas daun dan

meninggalkan lapisan tipis/transparan sehingga daun seperti berjendela dan

akhirnya sobek serta membentuk lubang-lubang kecil.

Ulat Krop (Crocidolomia binotalis)

Gejala serangan :

Serangannya menuju kebagian titik tumbuh sehingga bagian titik tumbuh habis,

akibatnya pembentukan krop akan terhambat atau terhenti. Kerusakan yang

ditimbulkannya dapat menurunkan hasil sampai 100%.

Larva muda bergerombol di permukaan bawah daun kubis dan meninggalkan bercak

putih pada daun yang dimakan.Larva instar ketiga sampai kelima memencar dan

menyerang pucuk tanaman kubis sehingga menghancurkan titik tumbuh. Akibatnya

Page 3: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

tanaman mati atau batang kubis membentuk cabang dan beberapa crop yang kecil-

kecil.

b. Liriomyza huidobrensis

Gejala serangan :

Pada awal dari serangan hama pengorok daun adalah adanya bintik berwarna putih

pada daun. Setelah beberapa hari dimulai dari bintik putih tadi akan terbentuk garis

putih yang berkelok-kelok pada daun. Semakin hari garis-garis tersebut semakin

banyak dan semakin panjang warna daun menjadi keputih-putihan dan akhirnya

daun mengering dan mati pada tanaman yang diserangnya.

Lalat betina menusuk permukaan atas atau bawah daun dengan alat peletak telurnya

(ovipositor). Lalat betina dan jantan kemudian makan cairan daun yang keluar dari

tusukan tadi. Penusukan juga dilakukan oleh lalat betina pada saat menyisipkan

telurnya dalam jaringan daun.

c. Kutu Daun (Myzus persicae)

Gejala serangan :

1. Kerusakan langsung

Bentuk daun pada tanaman yang diserang kutu daun akan rusak dan

pertumbuhnnya terhambat

Embun madu yang dikeluarkan kutu daun yang dikeluarkan yang menempel pada

daun mengakibatkan warna daun menjadi hitam . Warna hitam tersebut disebut

cendawan jelaga. Cendawan jelaga tumbuh karena mendapat tempat hidup dari

embun madu. Cendawan ini akan menutup permukaan daun sehingga daun tidak

dapat melakukan proses fotosintesis

2. Kerusakan tidak langsung

kutu daun merupakan vektor lebih dari 150 strain virus, terutama penyakit virus

CMV (Cucumber Mosaic Virus), PVY (Potato Virus Y), dan CVMV.

Page 4: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

d. Bractoscera dorsalis

Gejala serangan :

pada tanaman cabai / mangga , Ciri dari cabai yang terkena serangan hama lalat

buah adalah warna kulitnya menjadi hitam mengeras, busuk sehingga mengurangi

kuantitas dan kualitas hasil produksinya, dan menyebabkan cabai akan gugur

sebelum waktunya. Akibat serangan lalat buah, buah akan gugur sebelum waktunya,

hitam mengeras, dan busuk sehingga mengurangi kuantitas dan kualitas hasil

produksinya.

ovipositornya menusuk buah dan meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis.

Pada waktu menetas, larvanya akan memakan daging buah hingga warna buah

menjadi jelek dan tidak dapat dimakan. Biasanya serangan lalat ini diikuti hama lain.

Telur kadang diletakkan tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan

batang. Batang yang terserang akan menjadi bisul. Sementara itu buahnya akan

menjadi kecil dan berwarna kuning.

e. Bemisia tabaci

Gejala serangan :

Kerusakan langsung pada tanaman disebabkan oleh imago dan nimfa yangmengisap cairan daun,

berupa gejala becak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel seldan jaringan daun.

Ekskresi kutu putih menghasilkan madu yang merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya

embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesa tidak berlangsung

normal.

tanaman jadi pucat, kuning kemerah-merahan pada daun muda dan terlihat jelas

pada daun muda, pertumbuhan tunas terhambat, ruas batang jadi memendek,

pertumbuhan daun jadi tidak normal seperti mengkerut dan tanaman pun menjadi

kerdil akibat serangan Bemisia tabaci.

Page 5: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

f. Nilaparvata lugens

Gejala serangan :

Secara langsung karena kemampuan serangga Nilaparvata lugens menghisap cairan

jaringan tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya mati.

Secara tidak langsung karena serangga wereng coklat dapat menjadi vektor virus

penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.

berupa buah padi yang habis dihisap/dimakan. Tanaman muda yang terserang akan

menguning dan mati, tanaman tua pertumbuhannya akan merana dan bulir padi

akan hampa. menghisap cairan tanaman sehingga pada tanaman padi yang

terserang secara luas terlihat gejala terbakar (hopper burn) yang sering disebut puso.

g. Cylas formacarius

Gejala serangan :

Cylas formacarius menyerang epidemis akar atau batang dan permukaan luar umbi

dengan cara membuat lubang gerekan.

terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna

hijau dan berbau menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang

sudah berubi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak

ubi hingga menurunkan kuantitas dan kualitas produksi secara nyata.

h. Hama pada tanaman kedelai

Lalat kacang (Ophiomyia phaseoli)

Kepik hijau (Nezara viridula)

Ulat grayak (Prodenia litura)

Cantalan (Epilachana soyae)

Ulat polong (Etiela zinchenella)

Kepala polong (Riptortus linearis)

Aphis spp. (Aphis glycine)

Melano Agromyza phaseoli

Kumbang daun tembukur (Phaedonia inclusa)

Page 6: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

4. Jelaskan strategi pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) berikut

contohnya

Jawab :

Pengendalian kutu daun (Myzus persicae) pada tanaman cabe.

a. Secara kultur teknis

Sanitasi gulma dan bagian tanaman yang terserang, dan selanjutnya dibakar atau

dimusnahkan.

Penggunaan kain kassa / kelambu di bedengan pesemaian baik untuk menekan

serangan kutu daun, Penggunaan perangkap air berwarna kuning sebanyak 40 buah

per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang ditengah pertanaman sejak tanaman

berumur 2 minggu.

b. Secara biologis dengan cara memanfaatkan musuh alami

Musuh alami kutu daun ada yang berupa predator, parasitoid, dan patogen. Berupa

predator yaitu Kumbang macan (Coccinella transversalis, Harmonia octomaculata)

larva syrphidae, dan belalang sembah. Pemanfaatan parasitoid Aphidius sp.,

Chrysopa sp. Microphis lineata, Veranius sp. dan patogen Entomophthora sp.,

Verticillium sp. Patogen Entomophthora sp., Verticillium sp.

c. Dengan Menggunakan Insektisida

Penyemprotan dengan insektisida bila populasi tinggi (diatas ambang batas), yaitu

populasi lebih dari 25-30 ekor setiap tanaman muda, tanaman pindahan, maupun

tanaman hampir panen. Pengendalian menggunakan pestisida antara lain:

dapat dengan menggunakan insektisida berbahan aktif dimethoate, alfametrin,

abamektin dan sipermetrin secara penyemprotan terbatas pada tunas-tunas

yang terserang dan apabila serangan parah dapat dikendalikan dengan

imidakloprid yang diaplikasikan melalui saputan batang.

dapat menggunakan tanaman pengendali hama yaitu daun sirkaya, lombok,

tuba, bawang putih, nimba dan tembakau.

menggunakan mineral dan abu

Page 7: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

1. tanah diatom dicampur dengan air lalu disemprotkan pada tanaman yang

diserang kutu daun;

2. abu ditaburkan pada waktu pagi pada tanaman, kedua perlakuan ini diulang-

ulang tiap 3 kali setiap minggu. Untuk areal seluas 200 m2 diperlukan 20 liter

Air kencing (urine): untuk penyemprotan paa tanaman yang diserang kutu daun,

perbandingan antara air kencing dan air adalah 1: 2. Dengan penyemprotan

urine kutu daun akan terbunuh sampai 60 % dan ulat grayak 10 %. Urine yang

akan membunuh kutu daun sampai 95 %, ulat 67 %, dan tunga 83 %. Dianjurkan

pengenceran menggunakan perbandingan 1: 1 supaya tidak merusak tanaman

karena keracunan.

5. Uraikan secara singkat kasus OPT yang terjadi di wilayah saudara

Jawab :

Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella) pada tanaman kedelai

Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E. Hobsoni, Pod Borer,

atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama pada kedelai, selain

kumbang kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain Crotalaria strata, orok-orok,

kacang tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida.

Gejala

Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau

lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam

biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang

berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang

pintal.

Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta

menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya dengan

selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama tersebut.

Page 8: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

Pengendalian

1. Pengolahan tanah minimum 1 (satu) kali

2. Jarak tanam 30 cm x 20 cm

3. Cara tanam yaitu tunggal 2 - 3 cm

4. Jumlah tanaman per rumpun adalah 2 benih per lobang

5. Pemupukan Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCL 100 kg/ha

6. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu 20 dan 40 hari setelah tanam

7. Pembumbunan dilakukan 1 kali yaitu 20 hari setelah tanam

8. Pengendalian hama yaitu:

- Untuk perlakuan benih digunakan Furadan minimal 3 gram

- Selama penanaman digunakan Decis 2,5 EC dalam takaran 0,5 cc /liter dan

Metonyl 2 cc per liter pada umur 25 hari setelah tanam.

9. Musuh alami menggunakan Parasitoid telur, Trichogrammatoidea bactrae bactrae

(Hymenoptera: Trichogrammatidae). Parasitoid larva, Baeognatha spp.dan

Phanerotoma sp. (Hymenoptera: Braconidae.

10. Semprot insektisida

6. Jelaskan perkembangan populasi rattus-rattus argentiventer

Jawab :

a. Bagian punggung warna coklat muda berbecak hitam, perut dan dada putih

b. Panjang kepala dengan badan 130-210 mm, ekor 120-200 mm, dan tungkai 34-43

mm.

c. Jumlah puting susu tikus betina 12 buah, 3 pasang di dada dan 3 pasang di perut

d. Kepadatan populasi tikus berkaitan dengan fase pertumbuhan tanaman padi

e. Serangan tikus sejak di persemaian, pertanaman sampai pasca panen

f. Sejak persemaian sampai negetatif populasi rendah, populasi meningkat pada fase

generatif

g. Tikus jantan siap kawin pada umur 60 hari, tikus betina siap kawin umur 28 hari

h. Masa bunting berlangsung selama 19-23 hari

i. Dua hari setelah melahirkan, tikus betina mampu kawin lagi

j. Jumlah anak berkisar 2-18 ekor/induk/kelahiran

Page 9: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

Kelahiran I : 6-18 ekor/induk

Kelahiran II s.d VI : 6-8 ekor/induk

Kelahiran VII, dst : 2-6 ekor/induk

k. Tikus berkembang biak dengan sangat cepat, tikus menjadi dewasa dalam arti

dapat kawin mulai umur 3 bulan, masa bunting tikus betina sangat singkat, kira-kira

3 minggu. Jumlah anak yang dihasilkan setiap kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor

(rata-rata 6 ekor) tergantung dari jenis dan keadaan makanan di lapangan. Dan

setelah 2-3 hari setelah melahirkan tikus-tikus tersebut sudah siap kawin lagi.

l. Secara teoritis dari 1 pasang tikus dapat menjadi ± 2.000 ekor dalam waktu 1 tahun.

m. Pada fase vegetatif tikus soliterdan diluar liang, fase generatif tikus hidup

berpasang-pasangan dan tinggal di dalam liang.

n. Pada fas evegetatif kontruksi liang dangkal dan tidak bercabang-cabang

o. Fase generatif liang lebih dalam, lebih panjang, bercabang-cabang dan mempunyai

pintu lebih dari satu.

p. Sumber makanan melimpah daya jelajah 50-125 m

q. Sumber makanan sedikit daya jelajah 100-200 m

r. Migrasi tikus mencapai 1-2 km.

s. Kelangsungan hidup tikus memerlukan pakan, air, dan tempat persembunyian

7. Jelaskan pengertian ambang ekonomi dan beri contoh OPTnya pada tanaman yang di

budidayakan

Jawab :

Ambang Ekonomi adalah batas populasi hama atau kerusakan oleh hama yang

digunakan sebagai dasar untuk digunakannya pestisida. Diatas AE populasi hama

telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebih besar daripada biaya

pengendalian.

Ulat grayak, Spodoptera litura F pada tanaman kedelai

salah satu hama penting pada tanaman kedelai di Indonesia. Hama ini menyerang

daun pada pertanaman stadium vegetatif hingga pengisian biji, menyebabkan

gangguan pada proses fotosintesis dan mengakibatkan kehilangan hasil panen.

Salah satu komponen penting dalam menentukan ambang ekonomi adalah

kehilangan hasil. Stone dan Pedigo (6) menentukan kehilangan hasil panen kedelai

Page 10: Tugas Uts Opt Trisna Gunawan

dengan membandingkan antara hasil panen tanaman sehat dan yang didefoliasi

secara buatan melalui pengguntingan daun. Metode tersebut mempunyai

kelemahan karena dinamika proses defoliasi oleh hama daun dan kemampuan

tanaman mengkompensasi kerusakan daun tidak diperhitungkan (1,5). Mengingat

kelemahan tersebut, maka kehilangan hasil panen oleh ulat grayak ditentukan

dengan membandingkan hasil panen antara tanaman sehat dan tanaman yang

diinfestasi serangga.