tugas upgreading event

3
BERAS ANALOG Arum Widyastuti Perdani/TPHP 14 Beras analog merupakan salah satu jenis beras yang berbahan baku seperti singkong, tepung sagu, jagung, umbi-umbian, dan beberapa sumber karbohidrat lainnya. Beras analog ini merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian. Dalam hal ini beras analog dapat mewujudkan pengurangan konsumsi masyarakat atas beras padi dan tepung terigu. Di mana beras padi merupakan makanan pokok yang sulit di tinggalkan sedangkan terigu merupakan pangan favorit masyarakat yang 100% impor. Acap kali sering terdengar di telinga akan perkataan, belum makan jika belum mengonsumsi nasi. Itulah salah satu alasan mengapa adanya beras analog ini, secara gampangnya merupakan program untuk perwujudan diversivikasi pangan. Beras analog ini menjadi salah satu bentuk pangan alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengatasi ketersediaan pangan, baik itu dalam hal penggunaan sumber pangan yang baru maupun proses diversifikasi atau penganekaragaman pangan. Beberapa jenis beras analog yang terbuat dari umbi-umbian yang bervariasi. Di mana kita ketahui bahwa produksi umbi-umbian Indonesia sangat berlimpah dan beraneka ragam. Namun pemanfaatannya kurang karena sebagian besar masyarakat bertumpu pada pengkonsumsian padi sebagai makanan utama dan mengesampingkan produksi umbi-umbian. Jika dibandingkan dengan beras padi, sumber karbohidrat maupun gizi yang terkandung di dalam beras analog tidaklah jauh berbeda. Bahkan malah ada kelebihannya. Bahan baku dari beras analog ini, seperti singkong, ubi jalar, sagu, dan beberapa jenis umbi-umbian lainnya, memiliki kandungan indeks glikemik yang umumnya lebih rendah dibandingan beras padi. Indeks glikemik (Glycemic Index, GI) adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan. Maka dari itu beras analog ini sangat cocok untuk menjaga

Upload: arum-widyastuti-perdani

Post on 16-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Beras Analog

TRANSCRIPT

BERAS ANALOGArum Widyastuti Perdani/TPHP 14

Beras analog merupakan salah satu jenis beras yang berbahan baku seperti singkong, tepung sagu, jagung, umbi-umbian, dan beberapa sumber karbohidrat lainnya. Beras analog ini merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian. Dalam hal ini beras analog dapat mewujudkan pengurangan konsumsi masyarakat atas beras padi dan tepung terigu. Di mana beras padi merupakan makanan pokok yang sulit di tinggalkan sedangkan terigu merupakan pangan favorit masyarakat yang 100% impor. Acap kali sering terdengar di telinga akan perkataan, belum makan jika belum mengonsumsi nasi. Itulah salah satu alasan mengapa adanya beras analog ini, secara gampangnya merupakan program untuk perwujudan diversivikasi pangan.Beras analog ini menjadi salah satu bentuk pangan alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengatasi ketersediaan pangan, baik itu dalam hal penggunaan sumber pangan yang baru maupun proses diversifikasi atau penganekaragaman pangan. Beberapa jenis beras analog yang terbuat dari umbi-umbian yang bervariasi. Di mana kita ketahui bahwa produksi umbi-umbian Indonesia sangat berlimpah dan beraneka ragam. Namun pemanfaatannya kurang karena sebagian besar masyarakat bertumpu pada pengkonsumsian padi sebagai makanan utama dan mengesampingkan produksi umbi-umbian.Jika dibandingkan dengan beras padi, sumber karbohidrat maupun gizi yang terkandung di dalam beras analog tidaklah jauh berbeda. Bahkan malah ada kelebihannya. Bahan baku dari beras analog ini, seperti singkong, ubi jalar, sagu, dan beberapa jenis umbi-umbian lainnya, memiliki kandungan indeks glikemik yang umumnya lebih rendah dibandingan beras padi. Indeks glikemik (Glycemic Index, GI) adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan. Maka dari itu beras analog ini sangat cocok untuk menjaga kesehatan terutama bagi penderita diabetes melitus. Melihat beberapa keuntungan dari beras analog terutama dari kandungan nutrisinya, maka hal ini cukup memberikan suatu prospek yang menjanjikan ke depannya, dimana beras analog merupakan satu solusi penganekaregaman pangan lokal Indonesia yang menyehatkan

Di samping itu, kita harus lebih menengok bahwa sumber produksi hasil pertanian hasil tanah indonesia beraneka ragam. Namun pemanfaatannya hanya bertumpu pada padi. Sehingga masalah muncul bahwa padi dalam negeri tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan pangan dalam negrei. Akhirnya muaranya adalah impor beras padi dari Thailand maupun Vietnam. Malu. Negara agraris namun impor bahan pangan utama sangat santer.Sehingga dengan pengembangan beras analog ini diharapkan dapat mewujudkan diversifikasi pangan serta tidak bergantungnya kepada padi sebagai makanan utama. Maka dari itu harapan yang cukup besar ditumpukan pada program ini.Kadar karbohidrat komposisi kimia beras analog dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Pada tabel tersebut dijelaskan juga kadar nutrisi lainnya seperti kadar air, kadar abu, kadar protein, maupun kadar lemak yang juga dibutuhkan sebagai sumber nutrisi manusia..

Arum Widyastuti PerdaniTPHP14

JOKO MOGOGINTAJoko Mogoginta merupakan Presiden Direktur PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. Beliau menjabat direktur sejak tahun 2003. Beliau merupakan alumni teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gajah Mada pada tahun 1991. Karirnya dimulai ketika beliau menapakan kaki pada PT Tiga Pilar Sejahtera pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2003, beliau diangkat sebagai Direktur Utama PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk, dan telah memimpin perusahaan sejak saat itu. Joko Mogoginta saat ini memegang beberapa posisi penting lainnya, termasuk Presiden Direktur PT Tiga Pilar Sejahtera dan Presiden Komisaris PT Bumi Raya Investindo sejak tahun 2006.