tugas ujian.docx

42
Nama : Ria Dianty Mudzakir NPM : 2008730106 1. Koreksi PRC Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat- alat tubuh. Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 75-80% dan Hb 24gr/dl. Pack Red cell berisi 240-340ml. Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Indikasi transfuse darah - Perdarahan akut sampai Hb < 8gr% atau Ht < 30%. Pada orang tua, kelainan paru, kelainan jantung Hb <10g/dl - Bedah mayor kehilangan darah >20% volum darah. Kebutuhan darah (ml) : ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB x 3 Ket : -Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal -Hb pasien : Hb pasien saat ini

Upload: ria-dianty-mudzakir

Post on 29-Dec-2014

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas ujian.docx

Nama : Ria Dianty Mudzakir

NPM : 2008730106

1. Koreksi PRC

Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan

dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam

pengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena

keganasan lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan

dan alat-alat tubuh. Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma

secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 75-80% dan Hb

24gr/dl. Pack Red cell berisi 240-340ml. Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl

diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3-5 %.

Indikasi transfuse darah

- Perdarahan akut sampai Hb < 8gr% atau Ht < 30%. Pada orang tua, kelainan paru,

kelainan jantung Hb <10g/dl

- Bedah mayor kehilangan darah >20% volum darah.

Kebutuhan darah (ml) :

∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB x 3

Ket :

-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

-Hb pasien : Hb pasien saat ini

2. Koreksi Whole Blood

Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga

mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Dapat bertahan

dalam suhu 4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan

plasma secara bersamaan. Hb meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post

transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi

perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. 

Indikasi :

- Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar

Page 2: tugas ujian.docx

- Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume

darah total.

a) Darah Segar

Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai <48 jam sesudah pengambilan.

Keuntungan pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap

termasuk faktor labil (V dan VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik.

Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu yang tepat karena untuk pemeriksaan

golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4 jam dan resiko

penularan penyakit relatif banyak.

b) Darah Baru

Yaitu darah yang disimpan antara < 6 hari sesudah diambil dari donor. Faktor

pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan kadar

kalium, amonia, dan asam laktat.

c) Darah Simpan

Darah yang disimpan 35 hari. Keuntungannya mudah tersedia setiap saat, bahaya

penularan dan sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor pembekuan

terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh

eritrosit menurun. Kadar kalium, amonia, dan asam laktat tinggi.

Rumus kebutuhan whole blood

∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB x 6

3. Koreksi FFP

Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan pada

suhu -60°C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).

Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan),

terutama faktor V dan VIII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah

terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya dapat

menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa.

Sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu

sesuai suhu tubuh.

Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.

Page 3: tugas ujian.docx

Indikasi :

-    Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)

-    Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang

mengancam nyawa.

-    Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi

massif

-    Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan

Rumus kebutuhan FFP

∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB x 10

4. Koreksi Trombosit

Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh

kekurangan trombosit. Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan perdarahan

karena trombositopenia. Komponen trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3

hari.

Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :

- Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnya

kurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura,

leukemia, anemia aplastik, demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang

karena pemberian sitostatika terhadap tumor ganas.

- Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga

memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.

Macam sediaan:

- Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)

Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar.

Penyimpanan 34°C sebaiknya 24 jam.

- Platelet Concentrate (trombosit pekat)

Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan 20°±2°C.

Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada

dewasa rata-rata 5.000-10.000/ul.

Rumus Transfusi Trombosit

Page 4: tugas ujian.docx

BB x 1/13 x 0.3

5. Koreksi natrium

Ekskresi air hampir selalu disertai oleh ekskresi natrium baik lewat urin, tinja atau

keringat, karena itu terapi kekurangan air (dehidrasi) selalu diberikan cairan yang

mengandung natrium. Natrium berperan memelihara tekanan osmotic dan volume cairan

ekstraseluler dan natrium sebagian besar (84%) berada di cairan ekstraselular. Kebutuhan

natrium perhari sekitar 50-100 mEq atau 3-6 gram sebagai NaCl. Keseimbangan natrium

diatur terutama oleh ginjal. Berat atom Na=23 dengan muatan listrik 1. Nilai normal

natrium 135-145 mEq/L

HIPONATREMIA

Hiponatremia adalah sebuah gangguan elektrolit (gangguan pada garam dalam darah)

dimana konsentrasi natrium dalam plasma lebih rendah dari normal, khususnya di bawah

135 meq/L.

- Hipertonik hiponatremia disebabkan oleh penyerapan air yang ditarik oleh osmol

seperti glukosa ( hiperglikemia atau diabetes ) atau manitol ( infus hipertonik ).

- Hiponatremia isotonik, lebih sering disebut pseudohiponatremia kesalahan

laboraturium karena hipertrigliseridemia atau hiperparaproteinemia.

- Hiponatremia hipotonik sejauh ini merupakan jenis yang paling umum.

Hiponatremia hipotonik dikategorikan dalam 3 cara berdasarkan status volume pasien

darah.

a) Hipervolemik hiponatremia dimana ada penurunan volume sirkulasi efektif

walaupun volume total tubuh meningkat. Volume menurun beredar efektif

menstimulasi pelepasan ADH yang menyebabkan retensi air. Hipervolemik

hiponatremia yang paling umum akibat dari gagal jantung kongensif, gagal hati

atau penyakit ginjal.

b) Euvolemik hiponatremia dimana peningkatan ADH sekunder baik fisiolagis

namun rilis ADH yang berlebihan ( seperti mual atau sakit parah ) atau

disebabkan oleh sekresi yang tidak pantas dan non- fisiologis ADH, yaitu sindrom

hipersekresi hormon antidiuretik tidak pantas ( SIADH ). 

Page 5: tugas ujian.docx

c) Hiponatremia hipovolemik dimana sekresi ADH dirangsang oleh depresi

volume.

gejala hiponatremia adalah mual dan muntah, sakit kepala, kebingungan, kelesuan,

kelelahan, kehilangan nafsu makan, gelisah dan iritabilitas, kelemahan otot, kejang, kram,

penurunan kesadaran atau koma. 

Kehilangan Na total = 0,6 x BB x ( 136 – kadar Na plasma )

HIPERNATREMIA

Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana kadar

natrium dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.

Penyebab : fungsi ginjal yang abnormal, diare, muntah, demam, keringat yang

berlebihan

Gejala : kebingungan, lesu, lemah, kejang otot, kejang seluruh tubuh, koma, kematian.

Rumus :

natrium yang normalnatrium pasien

  x cairan yang dibutuhkan (BB X 0,6) = liter

Diberikan setengahnya dalam 10 jam bisa memakai N4, Dex 5%, atau RL. Bila memakai

Dex 5% cek gula darah dan elektrolit dicek tiap 4 jam.

6. Koreksi Kalium

Sebagian besar K terdapat di sel (150mEq/L). pembedahan menyebabkan katabolisme

jaringan dan mobilisasi kaliu pada hari-hari pertama dan kedua. Kebutuhan kalium rutin

sekitar 0,5mEq/kgBB/hari. Kemampuan ginjal menahan kalium sangat rendah. Kadar

kalium plasma hanya 2% dari total K tubuh. Fungsi K ialah merangsang saraf-otot,

menghantarkan impuls listrik, membantu utilisasi O2, asam-amino, glikogen, dan

pembentukan sel. Kadar K serum normal 3-5mEq/L.

HIPOKALEMIA

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana

konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.

Penyebab :  Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat

menyebabkan hipokalemia(diuretik loop (seperti Furosemide),steroid, licorice, kadang-

kadang aspirin, dan antibiotik tertentu), disfungsi Ginjal, Kehilangan cairan tubuh karena

Page 6: tugas ujian.docx

muntah yang berlebihan, diare, atau berkeringat, masalah Endokrin atau hormonal

(aldosteronisme, atau sindrom Cushing),  Miskin diet asupan kalium

Manifestasi klinik

a CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang.

b Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)

c Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual, muntah, kembung

d Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.

e Ginjal; poliuria,nokturia.

Rumus :

1/6 x BB x (kalium normal 4,5 – kalium pasien )

Diencerkan dengan Dex5%, jadi 100cc habis dalam 3 jam. Atau diberikan 20mEq/L

selama 1 jam

HIPERKALEMIA

Hyperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi

kalium darah lebih dari 5 mEq/L.

Penyebab : gagal ginjal akut/kronik, penyakit Addison, luka bakar luas, pemberian cepat

cairan yang mengandung Kalium,

Gejala : a.    Neuromaskuler:  kelemahan otot yaitu paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke

badan dan lengan, Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan

b.    Saluran cerna: Mual, diare, kolik usus

c.         Ginjal:  Oliguria, Anuria

koreksi :

a. Dex 40% dosisnya 2,5cc/kgBB

b. Insulin 1 iu didalam 10cc Dex 40%

Setelah itu keduanya dicampur lalu diberikan selama 4 jam 1-2jam kemudian cek

elektrolit

7. Koreksi Albumin

nilai normal kadar albumin serum, yaitu 3,5–5 g/dl atau total kandungan albumin dalam

tubuh adalah 300-500 gram. Albumin merupakan jenis  protein terbanyak  di dalam

Page 7: tugas ujian.docx

plasma yang mencapai kadar 60%. Nilai normal  albumin didalam darah sekitar 3,5-5

g/dl.

Fungsi dari albumin adalah :

- mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi  ini erat

kaitannya dengan bahan metabolisme-asam lemak bebas dan bilirubin dan berbagai

macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkut melalui darah dari satu

organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme atau diekskresi.

- memberi  tekanan osmotik di dalam kapiler sehingga albumin dapat menjaga

keberadaan air dalam plasma darah dengan demikian volume darah akan tetap stabil.

Bila jumlah albumin turun  maka akan terjadi penimbunan cairan dalam jaringan

(edema) misalnya bengkak di kedua kaki. Atau bisa terjadi penimbunan cairan dalam

rongga tubuh misalnya di perut yang disebut asites.

Rumus :

(Albumin normal- albumin pasien) x BB = gram

Diberikan selama 3 hari.

8. Koreksi Magnesium

Fungsi magnesium dalam tubuh adalah untuk membantu proses pencernaan protein dan

mampu memelihara kesehatan otot serta sistem jaringan penghubung, magnesium juga

melenturkan pembuluh darah dan membantu menghilangkan timbunan lemak yang

terjadi pada dinding sebelah dalam dari pembuluh darah. Juga berfungsi sebagai zat yang

membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan haemoglobin.

Pada tubuh orang dewasa terkandung 20 – 25 gram magnesium. Kebutuhan magnesium

untuk orang dewasa pria 350 mg per hari dan untuk dewasa wanita 300 mg. 

Hipomagnesemia (kadar magnesium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan

dimana konsentrasi magnesium dalam darah kurang dari 1,6 mEq/L darah. Gejala :

Kehilangan nafsu makan, Mual, Muntah,  Mengantuk,  Kelemahan,   Perubahan

kepribadian, Kejang otot, Gemetar.

Hipermagnesemia (kadar magnesium yang tinggi dalam darah) adalah suatu keadaan

dimana konsentrasi magnesium lebih tinggi dari 2,1 mEq/L darah. Gejala :   Kelemahan,

Tekanan darah rendah,  Gangguan pernafasan.

Page 8: tugas ujian.docx

Rumus :

0,2cc/kgBB dengan MgSO4 20%

Diberikan bolus pelan-pelan

9. Gagal napas

Gagal nafas adalah suatu kegawatan yang disebabkan oleh gangguan pertukaran oksigen

dan karbondioksida, sehingga sistem pernafasan tidak mampu memenuhi metabolisme

tubuh dan Ketidakmampuan mempertahankan nilai pH (keasaman), oksigen (O2), dan

karbondioksida (CO2) darah arteri supaya tetap dalam batas normal.

Etiologi:

1. Penyakit saluran napas

Bronkitis kronik

Emfisema

Asma bronkial

Bronkietasis

2. Penyakit paru parenkim

Pneumonia

Edema paru

Aspirasi

Inhalasi asap, gas

3. Gangguan hiperpermeabilitas

Edema paru

ARDS

4. Penyakit pembuluh darah

Emboli paru

Syok kardiogenik

Fistula A. V pulmoner

5. Trauma

Trauma dada

Trauma leher

Trama kepala

Page 9: tugas ujian.docx

6. Gangguan neuromuskular

Poliomielitis, sindrom tetanus

Guillain Barre, paralisis diafragma

7. Obat-obat

Barbiturat

Narkotik

Sedatif

Obat-obat relaksasi

8. Kelainan dinding dada

Kifoskoliosis

Ankylosing spondylitis

9. Lain-lain

Hipotermia

Gejala : Sesak napas berat, Batuk , Sianosis, Pulsus paradoksus, Stridor, Aritmia,

Takikardia, Konstriksi  pupil

Gagal nafas tipe I:

PCO2 normal atau meningkat

PO2 turun

Umumnya kurus

Warna kulit: pink puffer

Hiperventilasi

Pernapasan: purse-lips

Gagal nafas tipe II :

PCO2 meningkat

PO2 menurun

Sianosis

Umumnya kegemukan

Hipoventilasi

Tremor CO2

Page 10: tugas ujian.docx

Edema

Tatalaksana :

1. langkah pertama ( harus ).

Menguasai dan membebaskan jalan nafas.

Tujuannya :   agar jalan nafas bebas dari sumbatan ( karena lidah, posisi, lender, benda asing,

dsb. ) sehingga dengan demikian O2 dapat lewat dengan lancar.

 Caranya :

Mengatur posisi

- Eksistensi kepala topang leher ( tidak dikerjakan apabila ada dugaan patah tulang

leher )

- Eksistensi kepala angkat dagu

- Triple manuver

Menguasai jalan nafas dengan alat.

- Pasang pipa orofaringeal ( guedel )

- Pasang pipa nasofaringeal

- Pasang pipa endotracheal ( intubasi )

v  Menguasai jalan nafas dengan operatif

- Krikotirotomi

- Trakheostomi

 

Indikasi Intubasi dengan pipa endotracheal

- Sumbatan jalan nafas bagian atas yang tidak bisa di bebaskan dengan mengatur

posisi atau alat sederhana.

- Tidak ada reflek pertahanan jalan nafas ( mis:pada gangguan kesadaran )

-   Untuk membersihkan lender jalan nafas yang produktif.

- Hypoxemia yang refraktur

- Memerlukan alat Bantu nafas

 

Page 11: tugas ujian.docx

Indikasi krikotirotomi / trakheostomi

- Bila penguasaan jalan nafas bagian atas dengan menggunakan alat sederhana atau

pipa endotrakheal gagal ( acute trakheostomi )

- Bila penguasaan jalan nafas bagian atas dengan menggunakan pipa endotrakheal

memerlukan waktu lebih lama dari 7 hari ( elektif trakheostomi )

 

2. Langkah kedua

Menilai fungsi ventilasi paru

Bila gangguan ventilasi dan analisa gas darah menunjukkan hasil yang PaCO2 > 60 mmHg dan

PH darah < 7,2 serta PaO2 tidak membaik dengan cara I, maka lakukan bantuan ventilasi.

Tujuannya :   memperbaiki ventilasi paru sehingga menghasilkan PaCO2 : 40 – 45 mm Hg dan 

PH darah : 7,35 – 7,45.

 

Caranya :

*Tanpa alat

- Dari mulut ke mulut

- Dari mulut ke hidung

- Dari mulut ke alat

*Dengan alat sederhana : AMBU baG

*Dengan alat canggih : ventilator.

3. langkah ketiga

pemberian O2

tujuannya :  memberikan fraksi inspirasi oksigen ( FiO2 ) yang cukup sehingga

menghasilkan PaO2 yang memadai ( acceptable ) untuk pasien yang bersangkutan atau

saturasi oksigen ( SaO2 ) > 90%.

Tekanan parsial oksigen dalam arteri ( PaO2 ) dipengaruhi oleh kondisi pasien (termasuk

umur). Secara kasar hubungan antara umur dan PaO2 yang memadai adalah sbb :

PaO2   = 100 – ( 0,3 X umur )

Caranya :

Cara pemberian O2 akan berpengaruh terhadap FiO2 ( LIHAT TABEL )

Page 12: tugas ujian.docx

 

TABEL CARA PEMBERIAN O2 DAN FiO2

CARA PEMBERIAN ALIRAN O2 ( L /

sec )

FiO2 ( % )

Nasal chateter/ canule/ prong 1 – 2 24 – 28

3 – 4 30 – 35

5 – 6 38 – 44

Masker sederhana 5 – 6 40

6 – 7 50

7 – 8 60

Masker dengan kantong 6 60

7 70

8 80

9 – 10 90 – 99

Masker dengan venture Aliran tetap 24 – 35

Tanpa oksigen 8 – 10 40

ventilator - 21 – 100

4. langkah keempat

memberikan cairan infuse NaCl 0,9 % atau lainnya dan melakukan resusitasi jalan

siatem cardiovascular.

 langkah kelima

5. memantau keadan pasien

mengikuti perembangan pasien lebih lanjut agar setiap perubahan yang menjurus ke arah

jelek segera dapat diantisipasi sedini mungkin.

Page 13: tugas ujian.docx

Yang di pantau:

Tingkat kesadaran

Tekanan darah

Nadi ( kualitas dan kuantitas )

Pernafasan

Produksi urine

Analisa gas darah

10. Syok

Syok adalah Suatu keadaan / syndrome gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh

sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan.

Stadium Syock

1. Kompensasi

Komposisi tubuh dengan meningkatkan reflek syarpatis yaitu meningkatnya

resistensi sistemik dimana hanya terjadi detruksi selektif pada organ penting. TD

sistokis normal, dioshalik meningkat akibat resistensi arterial sistemik disamping TN

terjadi peningkatan skresi vaseprsin dan aktivasi sistem RAA. menitestasi khusus

talekicad,  gaduh gelisah, kulit pucat, kapir retil > 2 dok.

2. Dekompensasi

Mekanisme komposisi mulai gagal, cadiac sulfat made kuat perfusi jaringan

memburuk, terjadilah metabolisme anaerob. karena asam laktat menumpuk terjadilah

asidisif yang bertambah berat dengan terbentuknya asan karbonat intrasel. Hal ini

menghambat kontraklilitas jantung yang terlanjur pada mekanisme energi pompo

Na+K di tingkat sel. Pada syock juga terjadi pelepasan histamin akibat adanya

smesvar namun bila syock  berlanjut akan memperburuk keadaan, dimana terjadi

vasodilatasi disfori & peningkatan permeabilitas kapiler sehingga volumevenous

retwn berkurang yang terjadi timbulnya depresi muocard. Maniftrasi klinis : TD

menurun, porfsi teriter buruk olyserci, asidosis, napus kusmail.

3.    Irreversibel

Gagal kompensasi terlanjut dengan kematian sel dan disfungsi sistem

multiorgan, cadangan ATP di keper dan jantung habis (sintesa baru 2 jam). terakhir

Page 14: tugas ujian.docx

kematian walau sirkulasi dapat pulih manifestasi klinis : TD taktenkur, nadi tak

teraba, kesadaran (koma), anuria.

Tanda Dan Gejala

1.    Sistem Kardiovaskuler

         Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian

vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah.

         Nadi cepat dan halus.

         Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya

mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.

         Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.

         CVP rendah.

2.    Sistem Respirasi

Pernapasan cepat dan dangkal.

3.    Sistem saraf pusat

Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah

sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar.

Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya

pasien memang karena kesakitan.

4.    Sistem Saluran Cerna

Bisa terjadi mual dan muntah.

5.    Sistem Saluran Kencing

Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60

ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam).

Jenis syok

a. Syok hipovolemik : kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya

multiple organ failure akibat perfusi yang tidak adekuat

b. Syok cardiogenik : kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah

jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.

c. Syok neurogenik : Syok neurogenik terjadi akibat  kegagalan pusat vasomotor

karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh

Page 15: tugas ujian.docx

tubuh.sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung

(capacitance vessels).

d. Syok anafilaktik : reaksi anafilaksis yang disertai hipotensi dengan atau tanpa

penurunan kesadaran

e. Syok septic : disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas.

Penatalaksanaan

1.    Oksigenasi adekuat

Tujuan utama meningkatkan kandungan oksigen arteri dengan mempertahankan

saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100  % dengan cara :

a.    Membebaskan jalan nafas.

b.    Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg.

c.    Kurangi rasa sakit & anxietas.

2.    Suport cadiovaskuler sistem.

a.    Terapi cairan untuk meningkatkan preload

         pasang akses vaskuler secepatnya.

         resusitasi awal volume di berikan 10 – 30 ml/Kg BB cairan kristaloid atau koloid

secepatnya (< 20 menit). dapat diulang 2 – 3 kali sampai tekanan darah dan perfusi

perifer baik.

b.    Obat-obatan inotropik untuk mengobati disaritmia, perbaikan kontraklitas jantung

tanpa menambah konsumsi oksigen miocard.

         Dopamin : meningkatkan vasokmstrokuta. Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip

infuse

         Epinefrin : Meningkat tekanan perfusi myocard. 0,3-0,5 mg sc dapat diulang

setiap 15-20 menit.

         Norepinefrin : mengkatkan tekanan perfusi miocard.

         Dobutamin : meningkatkan cardiak output.

         Amiodaron : meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung, menurunkan

tekanan pembuluh darah sitemik.

11. Dobutamin

Page 16: tugas ujian.docx

Dobutamine adalah agonis reseptor β1 dan β2 dengan beberapa efek agonis α (Tabel

7-4). Efek vascular umumnya vasodilatasi. Dobutamine mempunyai efek inotropik

poten tanpa menimbulkan perubahan signifikan pada denyut jantung. Dobutamin tidak

menyebabkan pelepasan norepinefrin endogen seperti Dopamin. Efek aritmogenik

kurang daripada dopamin

Indikasi : terapi jangka pendek penderita dengan dekompensasi jantung akibat

berkurangnya kontraktilitas baik akibat penyakit jantung organik maupun akibat

tindakan bedah.

Dosis : minimal 5 micro/kgBB/menit

Maksimal 20micro/kgBB/menit

Rumus : dosis x BB x 60

pengencer = cc/jam

1 ampul dobutamin mengandung 250mg (5cc) diencerkan dengan Dex 5% menjadi

50cc

Awitan aksi : 1-2menit

Lama aksi : <10mnt

Efek samping : hipertensi, takikardia, aritmia, sesak napas,

12. Dopamin

Dopamine adalah agen vasopressor dan inotropic. Dopamine bekerja dengan cara

meningkatkan kekuatan memompa pada jantung dan suplai darah ke ginjal dan

digunakan untuk meningkatkan fungsi jantung ketika jantung tak mampu memompa

cukup darah.

Indikasi : Memperbaiki keseimbangan hemodinamik pada kondisi sindroma syok

terhadap infark miokardial, trauma, syok sepsis, operasi terbuka gagal jantung, dieresis

gagal ginjal dan serangan jantung kronis.

Dosis : minimal 2 micro/KgBB/menit untuk vasodilatasi ginjal

Maksimal 20micro/kgBB/menit untuk vasodilator perifer

1 ampul dopamine ada yang 200mg (10cc)

50mg (5cc)

Caranya : 1 ampul dopamine 200mg diencerkan dengan Dex 5% dijadikan 50%

Rumus : dosis x BB x 60

4000 mikro = cc/jam

Page 17: tugas ujian.docx

Awitan aksi : 2-4 menit

Lama aksi : <10menit

Efek samping : aritmia, angina, blok AV, hipotensi, hipertensi, vasokonstriksi, dispneu,

sakit kepala, mual, muntah,

13. Norephinefrin

Katekolamin yang menghasilkan vasokonstriktor perifer yang poten terhadap dasar

vascular arteri maupun vena (aksi adrenergic alfa). Merupakan stimulator inotropik poten

dari jantung (aksi adrenergic beta-1), tetapi dengan aksi yang lebih kecil dibandingkan

epinefrin.

Penggunaan : vasokonstriktor, inotrop. Kurang menyebabkan takikardi dibanding

epinefrin, tidak dianjurkan pada henti jantung.

Dosis : minimal 0,05 mikro/kgBB/ mrnit

Maksimal 1 mikro/ kgBB/ menit

1 ampul norepinefrin mengandung 4 mg (4cc) diencerkan dengan Dex 50% menjadi 25cc

(1cc= 160micro)

Rumus : dosis x BB x 60

pengencer = cc/jam

Awitan aksi : <1 menit

Lama aksi : 2-10menit

Efek samping : bradikardia, takiaritmia, hipertensi, penurunan curah jantung, deplesi

volume plasma

14. Epinefrin

Suatu katekolamin endogen yang mengaktivasi reseptor adrenergic alfa maupun beta.

Efek reseptor adrenrgik beta : peningkatan kontraktilitas miokard dan nadi, relaksasi otot

polos cabang bronkus, dilatasi vaskulatur otot skelet. Epinefrin mengurangi absorpsi

anastetik local.

Penggunaan : inotrop, bronkolidator, pengobatan reaksi alergi, resusitasi

Page 18: tugas ujian.docx

Dosis : minimal 0,03 mikro/kgBB/mnt = 3 micro dopamine

Maksimal 0,2 mikro/kgBB/mnt = 20 mikro dopamine

1 ampul adrenalin : 1 mg (1cc)

50cc dex 5% + 4 mg (4 amp) = 4000 mikro, 1cc = 80 mikro

Rumus : dosis yangdiminta x BB x60

adonan dlm 1 cc = cc

Awitan aksi : 30-60 detik

Lama aksi : 5-10menit

Efek samping : hipertensi, takikardia, aritmia, angina, udem paru, sakit kepala,

hiperglikemia, hiperkalemia sementara, hipokalemia

15. Sulfat atrophin

atropin secara kompetisi mengantagonisir aksi asetilkolin pada reseptor muskarinik.

Menurunkan sekresi saliva, bronkus, dan lambung, dan merelaksasi otot bronkus

penggunaan : bradikardia sinus / CPR, pramedikasi (vagolisis), reverse blockade

neuromuskuler, terapi tambahan pada pengobatan bronkospasme dan tukak lambung.

Dosis : bradikardi sinus : dewasa : 0,5 – 1,0 mg diulangi tiap 3-5menit , dosis max

40ug/kg

Anak : 10-20ug/kgbb

Reverse : 0,015mg/kgBB

Awitan aksi : 45-60 detik

Lama aksi : 1-2 jam

Efek samping : takikardia, bradikardia, palpitasi, depresi napas, halusinasi, refluks

gastroesofagus, penglihatan kabur, urtikaria

16. Amiodarone

Turunan benzofuran untuk campuran antiartimik kelas 1C dan III. Memperpanjang lama

potensial aksi dan meningkatkan periode refrakter serat jantung.

Penggunaan : Aritmia ventrikuler, Takikardia kompleks QRS lebar dengan hemodinamik

yang stabil, Atrial Fibrilasi  (AF) 

Page 19: tugas ujian.docx

, pasien dengan gagal jantung kongestif, Preoperatif Aritmia 

dosis : PO pemuatan : 800-1600 mg/hari selama 1-3minggu

PO pemeliharaan : 200-600mg/hari

Kadar terapeutik : 1,0 – 2,5 ug/ml

Awian aksi : 2-4 hari

Lama aksi : 45 hari

Efek samping : hipotensi, gaya berjalan yang abnormal/ataksia, kepeningan, kelelahan,

pusing, tidak enak badan, gangguan ingatan, gerakan yang tidak disengaja, insomnia,

lemah koordinasi, peripheral neuropathy, gangguan tidur, gemetar), fotosensitivitas,

anoreksia, konstipasi

17. Digoksin

Digoksin merupakan glikosida jantung yang berasal dari digitalis lanata yang memiliki

efek inotropik positif (meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung). Selain itu,

digoksin juga mempunyai efek tak langsung terhadap aktivitas syaraf otonom dan

sensitivitas jantung terhadap neurotransmiter.

Penggunaan : pengobatan gagal jantung, aritmia supraventrikel

Dosis : dewasa IV atau PO 0,5-1 mg. dalam dosis terbagi, 50% dosis pertama, 4-8 jam

kemudian 25%. Anak-anak >2 tahun : 0,02-0,06 mg/kgbb tiap 8jam

Awitan aksi :5-10menit

Lama aksi : 3-4hari

Efek samping : Keracunan Digoxin: anoreksia, diare, sakit di bagian perut , sakit kepala,

kelelahan, sakit di bagian wajah, kelemahan, kepeningan, kebingungan mental,

Gangguan penglihatan (mengaburkan penglihatan, gangguan warna)

18. Koloid dan kristaloid

KOLOID

Cairan koloid adalah larutan kristaloid yang mengandung molekul besar sehingga

membran kapiler tidak permeabel terhadap cairan tersebut. Larutan koloid merupakan

pengganti cairan intravaskular. Darah total, plasma, dan albumin pekat mengandung

koloid alami dalam bentuk protein, terutama albumin. Dextran dan hydroxyethyl

Page 20: tugas ujian.docx

starches (HES) adalah koloid sintetis yang dalam penggunaannya dapat digabung dengan

darah total atau plasma, tetapi tidak dianggap sebagai pengganti produk darah ketika

albumin, sel darah merah, antitrombin, atau protein koagulasi dibutuhkan. Cairan koloid

dapat mengembalikan volume plasma secara lebih efektif dan efisien daripada kristaloid,

karena larutan koloid mengekspansikan volume vaskuler dengan lebih sedikit cairan dari

pada larutan kristaloid. Contoh cairan ini antara lain : Dekstran, Haemacel, Albumin,

Plasma, Darah. 

KRISTALOID

Cairan kristaloid adalah larutan berbahan dasar air dengan molekul kecil sehingga

membran kapiler permeabel terhadap cairan tersebut. Cairan kristaloid dapat mengganti

dan mempertahankan volume cairan ekstraselular. dekstrosa 5% dalam NaCl 0,45%

(D5NaCl 0,45), Asering, dsb.

19. Kandungan cairan infuse

a. ASERING

Indikasi:

Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,

demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat,

trauma.

Komposisi:

Setiap liter asering mengandung:

Na 130 mEq

K 4 mEq

Cl 109 mEq

Ca 3 mEq

Asetat (garam) 28 mEq

KA-EN 1B

Indikasi:

- Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada

kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)

Page 21: tugas ujian.docx

- < 24 jam pasca operasi

Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-

500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak

Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3B

Indikasi:

- Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit

dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada

keadaan asupan oral terbatas

- Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

- Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A

- Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3

Indikasi :

- Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit

dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada

keadaan asupan oral terbatas

- Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)

- Mensuplai kalium 20 mEq/L

- Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

KA-EN 4A

Indikasi :

- Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak

- Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan

berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal

- Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Page 22: tugas ujian.docx

Komposisi (per 1000 ml):

- Na 30 mEq/L

- K 0 mEq/L

- Cl 20 mEq/L

- Laktat 10 mEq/L

- Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4B

Indikasi:

- Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun

- Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko

hipokalemia

- Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

- Na 30 mEq/L

- K 8 mEq/L

- Cl 28 mEq/L

- Laktat 10 mEq/L

- Glukosa 37,5 gr/L

RINGER LAKTAT

Komposisi : Na (130 mEq/L), Cl (109 mEq/L), Ca (3 mEq), dan laktat (28 mEq/L)-

 

Dosis : 14 tetes/ menit-

 

Indikasi : RL merupakan cairan yang paling fisiologis dapat diberikan pada kebutuhan

volume dalam jumlah besar. RL juga banyak digunakan sebagai replacement therapy

20. Aminofilin

Page 23: tugas ujian.docx

Aminofilin diubah menjadi teofilin, suatu bronkodilator metilxantin, dapat menimbulkan

efek farmakologinya dengan menginhibisi fosfodiesterase, sehingga meningkatkan kadar

adenosine monofosfat siklik dalam otot polos bronkus.

Penggunaan : untuk megnilangka sesak napas pada penderita sma bronchial

Dosis : minimal 0,3 mg/kgbb/ jam

Maksimal 0,9 mg/kgbb/jam

Dalam 1 ampul aminofilin mengandung 240mg (10cc) diencerkan dengan Dex 5% 40cc

menjadi total cairannya 50cc (240mg), 1 cc (4,8mg)

Rumus : dosis x BBpengencer

= cc/jam

Awitan aksi : beberapa menit

Efek samping : palpitasi, sinus takikardia, aritmia ventrikuler, kejang, sakit kepala, mual,

muntah, hiperglikemi, SIADH

21. Cairan isotonik, hipotonik, hipertonik

1. Cairan hipotonik.

Adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi

ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan

osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan

sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi),

sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami”

dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada

pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi

yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke

sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam

otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 0,45% dan Dekstrosa 2,5%.

2. Cairan Isotonik.

Adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum

(bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.

Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga

tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),

Page 24: tugas ujian.docx

khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah

cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik.

Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga

“menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu

menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema

(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%,

NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk

darah (darah), dan albumin.

22. Ketoasidosis

Ketoasidosis Diabetikum (KAD) merupakan salah satu komplikasi akut DM akibat defisiensi

(absolut ataupun relatif) hormon insulin. Komplikasi akut pada Diabetes Melitus merupakan

keadaan darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak mendapat perawatan dan pengobatan

yang cepat dan adekuat.

Gejala Klinis :

- Polidipsia, poliuria, dan kelemahan merupakan gejala tersering yang ditemukan, dimana

beratnya gejala tersebut tergantung dari beratnya hiperglikemia dan lamanya penyakit.

- Anoreksia, mual, muntah, dan nyeri perut (lebih sering pada anak-anak) dapat dijumpai

dan ini mirip dengan kegawatan abdomen. Ketonemia diperkirakan sebagai penyebab

dari sebagian besar gejala ini. Beberapa penderita diabetes bahkan sangat peka dengan

adanya keton dan menyebabkan mual dan muntah yang berlangsung dalam beberapa jam

sampai terjadi KAD.

- Ileus (sekunder akibat hilangnya kalium karena diuresis osmotik) dan dilatasi lambung

dapat terjadi dan ini sebagai predisposisi terjadinya aspirasi.

- Pernapasan kussmaul (pernapasan cepat dan dalam) sebagai kompensasi terhadap

asidosis metabolik dan terjadi bila pH < 7,2.

- Secara neurologis, 20% penderita tanpa perubahan sensoris, sebagian penderita lain

dengan penurunan kesadaran dan 10% penderita bahkan sampai koma.

KRITERIA DIAGNOSIS

Page 25: tugas ujian.docx

Penderita dapat didiagnosis sebagai KAD bila terdapat tanda dan gejala seperti pada kriteria

berikut ini : 

a) Klinis : riwayat diabetes melitus sebelumnya, kesadaran menurun, napas cepat dan dalam

(kussmaul), dan tanda-tanda dehidrasi.

b) Faktor pencetus yang biasa menyertai, misalnya : infeksi akut, infark miokard akut,

stroke, dan sebagainya.

c) Laboratorium :

hiperglikemia (glukosa darah > 250 mg/dl).

asodosis (pH < 7,3, bikarbonat < 15 mEq/l).

ketosis (ketonuria dan ketonemia).

penatalaksanaan

- Penderita dikelola dengan tirah baring. Bila kesadaran menurun penderita dipuasakan.

-  Untuk membantu pernapasan dipasang oksigen nasal (bila PO2 < 80 mgHg).

-  Pemasangan sonde hidung-lambung diperlukan untuk mengosongkan lambung, supaya

aspirasi isi lambung dapat dicegah bila pasien muntah.

-  Kateter urin diperlukan untuk mempermudah balans cairan, tanpa mengabaikan resiko

infeksi.

-  Untuk keperluan rehidrasi, drip insulin, dan koreksi kalium dipasang infus 3 jalur.

-  EKG perlu direkam secepatnya, antara lain untuk pemantauan kadar K plasma.

-  Heparin diberikan bila ada DIC atau bila hiperosmolar berat (>380 mOsm/L).

- Koreksi elektrolit

Rehidrasi cairan

Pilihan antara NaCl 0,9% atau NaCl 0,45% tergantung dari ada tidaknya hipotensi dan tinggi

rendahnya kadar natrium. Pada umumnya dibutuhkan 1-2 liter dalam jam pertama. Kemungkinan

diperlukan juga pemasangan CVP. Rehidrasi tahap selanjutnya sesuai dengan kebutuhan,

sehingga jumlah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 liter.

Insulin

Insulin baru diberikan pada jam kedua. 180 mU/kgBB diberikan sebagai bolus intravena, disusul

dengan drip insulin 90 mU/jam/kgBB dalam NaCl 0,9%.

JENIS PREPARAT AWITAN PUNCAK LAMA

Page 26: tugas ujian.docx

KERJA

(JAM)

KERJA

(JAM)

KERJA

(JAM)

Insulin kerja

pendek

Insulin kerja

menengah

Insulin kerja

panjang

Insulin campuran

Actrapid Human

40/Humulin

Actrapid Human 100

Monotard Human 100

Insulatard

NPH

PZI

Mixtard

0,5 – 1

1 – 2

2

0,5 - 1

2 – 4

4 – 12

6 – 20

2 – 4 dan 6 - 12

5 – 8

8 – 24

18 – 36

8 - 24

23. Infark miokard

Miokard infark adalah Kondisi yang mengancam jiwa yang ditandai adanya formasi nerkotik

yang di area otot jantung okulasi arteri koroner dan gangguan aliran darah suplai oksigen ke otot

jantung .

Tanda dan gejala infark miokart serta dasar patofisiologinya

a. Nyeri (terasa meremuk , berat, lama, tidak sembuh dengan istirahat atau nitrogliserin).

Penghentian penyediaan darah untuk miokardium yang disebabkan sumbatan trombosis

menyebabkan akumulasi metabolit pada bagian iskemik miokardium , tampak ini menganggu

persarafan .

b. Syok (Tekanan darah sistolik dibawah 80 mmHg, rona wajah kelabu, letargi , diaforesis,

sianosis perifer, takikardi, atau brakikardi, nadi pelan.). Pada beberapa kasus , syok utamanya

disebabkan oleh nyeri hebat, pada kasus lain oleh karena penurunan curah jantung ( COP ) dan

fungsi jaringan yang tidak adekuat menghasilakan jaringan hipoksia .

c. Oliguria ( aliran urine kurang dari 30 mL / jam.)

Page 27: tugas ujian.docx

Menunjukan hipoksia ginjal berkaitan dengan tidak adekuatnya perfusi jaringan dari hipotensi .

Syok kardiogenik terlihat ketika kerusakan ventrikel kiri lebih dari 40 %.

d. Demam (Suhu berkisar 37,5 0 – 39, 50 C disertai oleh leukositas dan percepatan perubahan

sedimentasi ). Demam dan perubahan jumlah sel darah putih hasil dari destruksi jaringan

miokardium dan proses inflamasi. Demam menurun ketika fibroblast mulai menggantikan

leukosit dan jaringan scar mulai membentuk.

e. Ketakutan

Nyeri hebat dari serangan jantung merupakan pengalaman yang mengerikan 

f. mual , muntah

Mual dan muntah mungkin hasil dari nyeri hebat atau dari reflek ’ vagovagal ’ yang menjalar

dari area miokardium yang rusak terhadap saluran gastrointestinal .

g. Edema Paru Akut (dispneu, Ortopneu, ronchi + / + )

Pada beberapa kasus , ventrikel kiri menjadi lumpuh , kongestif paru hebat terjadi .

Penatalaksanaan

- Baringkan dengan posisi semi fowler

- Berikan oksigen 4 lt/menit

- Pasang EKG monitor

- Pasang infuse

-  Ambil sampel darah untuk pemeriksaan enzim jantung

TERAPI AWAL (MONACO)

- Morfin    : 2,5-5 mg sc.iv tiap 5-15 menit (atau phetidin, 25-50 mg i.v tiap 15-30

menit)      

- Oksigen : 4 l/menit jika saturasi O2 < 90 %

Page 28: tugas ujian.docx

- Nitrat     : S.L. (0,3 – 0,6 mg)

- Aspirin   : mula-mula 160-325 mg dikunyah, dilanjutkan oral

- Clopidogrel : 150-300 mg

24. Udem paru

Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh kelebihan cairan di paru-paru.

cairan ini terkumpul dalam kantung-kantung udara di paru-paru banyak, sehingga sulit

untuk bernapas.

Manifestasi klinis :

sesak napas hebat yang dapat disertai sianosis, berkeringat dingin, batuk dapat disertai

dahak yang berwarna kemerahan (pink frothy sputum), pasien merasa ketakutan. Pasien

bisanya dalam posisi duduk atau sedikit membungkuk kedepan.

penatalaksanaan

a. Posisi dan Terapi Oksigen

Pasien diposisikan dalam keadaan duduk atau setengah duduk. Oksigen (40-50%) segera

diberikan sampai dengan 8 L/menit, untuk mempertahankan PO2, kalau perlu dengan

masker. Jika kondisi pasien semakin memburuk, timbul sianosis, makin sesak, takipneu,

ronki bertambah, PO2 tidak bisa dipertahankan ≥60 mmHg, atau terjadi kegagalan

mengurangi cairan edema secara adekuat, maka perlu dilakukan intubasi endotrakeal, dan

penggunaan ventilator.

Efek terapi : Oksigen konsentrasi tinggi akan meningkatkan tekanan intraalveolar

sehingga dapat menurunkan transudasi cairan dari kapiler alveolar dan mengurangi aliran

balik vena (venous return) ke toraks , mengurangi tekanan kapiler paru.

b. Morfin Sulfat

Morfin diberikan secara intravena dengan dosis 2-5 mg. Dapat diulangi tiap 15 menit.

Sampai total dosis 15 mg biasanya cukup efektif.

Efek terapi : obat ini mengurangi kecemasan, mengurangi rangsang vasokonstrikstor

adrenergik terhadap pembuluh darah arteriole dan vena. Obat ini dapat menyebabkan

depresi pernapasan, sehingga nalokson harus tersedia. 

Page 29: tugas ujian.docx

c.Nitroglycerin dan Nitroprusside

Nitroglycerin sublingual 0,4-0,6 mg (dapat diulangi setiap 5 menit). Jika pasien tidak

respon atau EKG menunjukkan tanda-tanda iskemik, nitroglycerin dapat diberikan

melalui drip intravena 10-30 ug/menit dan dititrasi.

Pada pasien dengan hipertensi resisten dan tidak berespon baik dengan pemberian

nitroglycerin, dapat diberikan nitroprusside dimulai dengan dosis 2,5 ug/kgBB/menit dan

dititrasi.

d. Diuretik loop intravena

Diberikan furosemid 40-80 mg i.v. bolus atau bumetanide 0,5 – 1 mg iv, dapat diulangi

atau dosis ditingkatkan setelah 4 jam atau dilanjutkan dengan drip kontinu sampai dicapai

produksi urin 1 ml/kgBB/jam. Selama terapi ini elektrolit serum dimonitor terutama

kalium.

e. Inotropic

Pada pasien dengan hipotensi atau pasien yang membutuhkan tambahan obat-obatan

inotropic, dapat dimulai dengan Dopamin dosis 5-10 ug/kg/menit dan dititrasi sampai

mencapai tekanan sistolik 90-100 mmHg. Dopamin dapat diberikan sendiri atau

dikombinasikan dengan dobutamin yang dimulai dengan dosis 2,5 ug/kgBB/menit dan

dititrasi sampai terjadi respon klinis yang diinginkan.

f. Aminofilin

Kadang-kadang aminofilin 240-480 mg intravena efektif mengurangi bronkokonstriksi,

meningkatkan aliran darah ginjal dan pengeluaran natrium dan memperkuat konstraksi

miokard.