tugas tp
DESCRIPTION
translation workTRANSCRIPT
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 1/19
FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN
Intelegensia, Multiple intelegensia, Emotional Intellegence dan Kreativitas
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa setiap siswa belajar dengan cara yang
berbeda. Ada siswa yang cukup mengerti hanya dengan mendengar apa yang
disampaikan oleh guru secara lisan, namun banyak anak yang hanya bisa menangkap
suatu konsep atau pelajaran bila contoh-contoh yang dipakai sesuai dengan kehidupan
sehari-hari, ataupun siswa yang belajar langsung dipraktekkan, baru bisa mengerti apa
yang disampaikan oleh guru, Ada anak didik yang tidak bisa hanya melihat apa yang
ditulis di papan tulis, tapi juga harus diimbangi dengan gambar visual, baru siswa
tersebut mengerti, Gardner (Encyclopedia of Educational Psychology) menyebut cara
belajar yang berbeda-beda setiap siswa ini sebagai Multiple Intelegence (MI), dan
mengharapkan guru agar dapat mempertimbangkan perbedaan anak didik di kelas,
termasuk keberadaan anak didik dengan intelegensia yang berbeda-beda saat mengajar.
Seringkali kita berjumpa dalam kelas anak yang tidak mau belajar, cepat bosan
dll, sehingga mengganggu manajemen kelas kita, dan hal ini sebenarnya bisa dipecahkan
dengan melihat variasi individu yang diajar. Bila kita tidak memperhatikan ini banyak masalah yang timbul dalam kelas.
Negara maju sangat memperhatikan pendidikan, terutama pendidikan menengah
atas ke bawah, dan salah satunya adalah dengan variasi mengajar, dan variasi mengajar
mungkin berakar dari variasi individual anak, bagaimana supaya tetap memperhatikan
pelajaran guru, yaitu dengan memperhatikan kebutuhan masing-masing individu yang
memiliki ciri-ciri dan keunikan tersendiri yang dapat dilihat dari segi intelegensia,
emotional intelegence, kreativitas dan lain-lain. Bisakah hal ini juga diaplikasikan di
Indonesia, dimana setiap anak mempunyai bakat dan minat yang berbeda.
1.2 Pokok Permasalahan
1. Bagaimana mengakomodir perbedaan tingkat kecepatan daya tangkap siswa
(IQ)di kelas?
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 2/19
2. Bagaimana menerapkan teori multiple intelegence (MI) di kelas?
3. Bagaimana mengakomodir dan mendorong kreatifitas dalam proses belajar?
BAB II ISI
Ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau belajar seseorang,
terutama dari dalam diri seseorang tersendiri atau disebut dengan perbedaan individual,
perbedaan individual siswa atau anak yang sedang belajar dapat dipengaruhi oleh
perbedaan intelegensia (IQ), atau juga dipengaruhi oleh Multiple Intelegensia (MI)
bahkan juga dipengaruhi oleh kemampuan emosional (EQ) dan juga kreatifitas.
2.1. Intellegence/Intelegensia
Menurut para psikolog, Intelegensia adalah salah satu karakteristik manusia yang
memberikan kontribusi besar dalam seberapa besar kemampuan seseorang dalam
melakukan berbagai macam tugas, entah dia mengerjakannya dengan baik, ataukah dia
mengerjakannya dengan buruk. Semua orang tahu bahwa setiap anak masing-masing
mempunyai kelebihan, ada yang sangat pintar matematika ataupun bahasa jauh dari
teman-temannya sebaya, atau bahkan ada orang yang sangat pintar dalam bidang
olahraga ataupun seni melebihi orang lain. Selama ini ada anggapan bahwa, orang-orang
berbakat tersebut sudah berbakat sejak lahir, dan ada pula anggapan bahwa lingkungan
dan dorongan selama dia tumbuhlah yang membuatnya mempunyai kemampuan lebih
dari orang lain. Intelegent Quotient atau IQ adalah suatu bentuk pengukuran seberapa
besar intelegensia seseorang, dan seringkali dipakai dalam bidang akademis (Skinnard,
2004).
2.1.1 Faktor yang Mempengaruhi IQ
2.1.1.1. Genetik dan Lingkungan
Walaupun penelitian tentang Intelegensia menunjukkan bahwa ada kontribusi
genetik atau turunan terhadap intelegensia seseorang, namun sebenarnya sudah terkenal
luas bahwa intelegensia juga bisa dipupuk dengan lingkungan dan dorongan yang tepat.
Pengaruh genetis dibuktikan dengan banyak bukti menunjukkan bahwa, dua orang
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 3/19
kembar, baik dibesarkan bersama-sama atau terpisah, keduanya menunjukkan
kemampuan (intelegensia) yang sama. Namun, ternyata penelitian juga menunjukkan
bahwa, intelegensia bukan berasal dari satu gen, tetapi dari berbagai macam gen.
Dibuktikan dengan penelitian terhadap binatang yang dibesarkan dalam lingkungan yang
sangat mendukung bagi pertumbuhan baik otak maupun fisik binatang tersebut, hasilnya
tidak hanya menunjukkan perubahan tingkah laku dibanding dengan binatang lain,
ternyata, binatang eksperimen ini juga menunjukkan struktur otak yang berbeda
(misalnya koneksi neuronnya lebih banyak dibanding binatang lain yang tidak terpelihara
seperti dalam eksperimen ini). Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa lingkungan
yang buruk dan kurangnya kesempatan belajar juga memberikan perkembangan yang
negatif terhadap intelegensia seseorang.
2.1.1.2. Faktor Lain yang Mempengaruhi IQ
Beberapa faktor lingkungan yang memang sudah terbukti dapat mempengaruhi
intelegensia seorang anak, antara lain pengaruh alkohol (misalnya ibunya selama hamil
sering mengkonsumsi alkohol), keadaaan medis, neurotoxin, bahkan seperti lead dan
merkuri di lingkungan dapat mempengaruhi tingkat intelegensia seseorang saat dia
tumbuh. Semua hal di atas berpengaruh negatif terhadap intelegensia seseorang, bahkan
kekurangan oksigen akut dan juga benturan dapat mengurangi tingkat intelegensia
seseorang, dan tidak hanya itu, rasa takut, motivasi dan pandangan kita terhadap diri kita
sendiri juga berpengaruh pada intelegensia yang nantinya akan berakibat pada hasil tes
IQ ataupun dapat menggangu kemampuan berpikir.
Budaya pun ternyata memberi pengaruh terhadap ekspresi intelegensia seseorang
(Skinnard, 2004 h. 544), walaupun semua orang mempunyai kemampuan untuk
menerima dan menyimpan informasi, dan juga bagaimana mengunakan informasi yang
dia dapatkan untuk digunaka dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seseorang
mengekspresikan informasi tersebut ternyata berhubungan juga dengan intelegensia
seseorang dan bagaimana dia merelasikan informasi dan intelegensianya tersebut dengan
lingkungan. Bahkan ada pendapat bahwa setiap generasi atau bahkan sebuah kelompok
suku mempunyai kemampuan berpikir hampir sama (Skinnard, 544).Namun ada juga
pendapat bahwa tidak ada perbedaan antara tingkat intelegensia satu budaya dengan
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 4/19
budaya yang lain, bila mereka berada dalam satu negara (Skinnard, 544).
Intelegensia ternyata juga dipengaruhi umur, karena kita tahu cara anak berumur 5
tahun memandang satu masalah jelas berbeda dengan cara berpikir anak berumur 15
tahun terhadap masalah yang sama, cara berpikir terhadap satu hal yang sama jelas juga
berbeda antara yang dipikirkan oleh mahasiswa paska berumur 35 tahun dengan buruh
pabrik berumur 50 tahun. Kematangan otak (dengan bertambannya umur) ternyata sangat
mempengaruhi apa yang disebut intelegensia bila dipandang dari segi kualitas (kualitatif).
Intelegensia yang kita punyai pada saat kita kecil atau SMA bahkan berubah dengan
berlalunya waktu, hanya intelegensia 'terkristalisasi' (misal kemampuan berbahasa atau
kemampuan memecahkan masalah matematika) yang tidak berubah atau bahkan
bertambah dengan semakin banyak latihan.
2.1.2. Tes IQ
2.1.2.1. Sejarah tes IQ
Kebanyakan tes IQ dibuat untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
seseorang dalam menghadapi tugas-tugas di sekolah. Tes Intelegensia yang pertama kali
berhasil, dikembangkan oleh Binet dan Simon pada akhir tahun 1900an di sekolah-
sekolah di Paris, Perancis untuk mengelompokkan mereka dalam kelas-kelas tertentu dan
juga untuk mengetahui apakah ada anak yang memerlukan kelas-kelas khusus. Beberapa
tahun kemudian, tes ini kemudian di gunakan di Amerika Serikat untuk mengetes
kemampuan intelegensia prajurit perang, apakah dia masuk kelompok pertama (Alpha)
atau kedua (Beta). Sedangkan tes IQ pertama dikembangkan pada tahun 1939 oleh
Wechsler, dalam dalam waktu puluhan tahun kemudian, tes IQ berkembang lebih jauh.
2.1.2.2. Tes IQ Sekarang
Tes intelegensia sekarang dibuat mulai dari mengukur intelegensia secara sempit
(kemampuan menghadapi tugas-tugas di sekolah atau akademis) sampai dengan
mengukur kemampuan spasial (kemampuan memproses dan mengingat informasi), dan
kemampuan mengerti verbal (bahasa). Kemampuan IQ juga dibuat berbeda antara anak-
anak, orang dewasa, bahkan orang yang memilki kekurangan dalam kemampuan
mendengar.
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 5/19
Kebanyakan tes IQ dilakukan oleh psikolog dengan cara membuat soal yang
dapat mengetes kemampuan seseorang dalam menyelesaikan berbagai tugas atau soal.
Ada dua macam tes IQ, verbal dan nonverbal. Dimana tes verbal terdiri dari pertanyaan
yang harus dijawab seseorang secara cepat dan lisan dengan mendeskripsikannya dengan
lisan (misal: Apa itu 'palu'?), menjawab pertanyaan umum (misal berapa jarak bulan ke
bumi), bahkan memberikan pendapat apa perbedaan antara pertemuan dan seminar. Tes
IQ non verbal terdiri dari tes dengan bantuan visual atau gambar, menggunakan blok-blok
atau kotak-kotak, dan lain-lain.
Hasil tes biasanya diskor dengan cara membandingkannya dengan hasil tes
sekelompok orang banyak. hasilnya ada dalam bentuk tabel (yang biasa disebut nilai IQ),
dan salah satu bentuknya adalah Skala Intelegensia Wechsler untuk Anak Edisi ke-4
(WISC-IV), empat indeks verbal mengukur kemampuan berpikir, kecepatan memproses
suatu informasi dan lain-lain, yang mempunyai rata-rata nilai mencapai 100 berarti
normal, dan bila ada yang mencapai 130, berarti orang tersebut dianggap berbakat (yang
menurut statistik hanya dicapai oleh 2% dari keseluruhan populasi), dan bila mencapai
skor 115 berarti mempunyai kemampuan yang tinggi, lebih tinggi dari 84 persen orang
normal, dan skor 85 dianggap hampir normal, dan hanya terdiri dari 16% dari seluruh
populasi (berdasarkan kurva).
Dari berbagai eksperimen dan tes yang pernah dilakukan lalu dibuatlah tabel yang
menunjukkan skor IQ di bawah 85 yang menunjukkan bahwa seseorang mempunyai
kemampuan berpikir atau intelegensia di bawah rata-rata normal. Tabel di bawah ini
diambil dari buku Encyclopedia of Educational Psychology pada halaman 547.
Tabel 1 Tingkat Retardasi Mental Berdasarkan Buku Pegangan Statistik Retardasi Mental
DSM IV-TR
Tingkat Retardasi Mental Skor
Ringan 50 - 55, bahkan sampai 70
Sedang 35 - 40 sampai 50 - 55
Berat 20 - 25 dampai 35 - 40
Sangat Berat dibawah 20 atau 25
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 6/19
2.2. Multiple intelegence (MI)
2.2.1 Delapan MI menurut Howard Gardner
Selama hampir seratus tahun para ahli pendidikan dan psikologi memperdebatkan
masalah intelejensia, dan apakah intelejensia hanya dalam satu bentuk kemampuan saja
atau sebenarnya intelegensia bisa dipandang lebih dari satu bentuk atau lebih luas
(Seifert, 2009). Seperti disebutkan sebelumnya intelegensia adalah satu buah bentuk
kemampuan seseorang untuk dapat memecahkan masalah atau menyelesaikan berbagai
macam kegiatan, atau paling tidak dalam hal akademis seperti membaca, pengetahuan
kosa kata, atau pemecahan masalah dengan logika (oleh Garlick, 2003 dalam Seifert,
2009). Sebelum adanya konsep multiple intelegence, intelegensia dianggap hanya ada
satu bentuk, yaitu IQ. Bahkan sampai-sampai dahulu, orang berlomba-lomba untuk ikut
tes IQ untuk mengetahui seberapa besar IQnya, dan tes-tes IQ pun laku keras, dan akibat
adanya tes IQ semua orang beranggapan (dahulu) bahwa dalam hidup yang penting
adalah pencapaian akademis, dan besar tidaknya IQ seseorang.
Tapi kemudian hal ini menjadi masalah, karena berkembangnya manusia selama
bertahun-tahun, dan siswa-siswa di sekolah pun semakin beragam, baru nampak bahwa,
tidak mungkin memandang kemampuan siswa hanya dari segi akademisnya saja (atau
intelegensia). Sehingga kemudian muncul pendapat alternatif yang disebut Multiple
Intelegence (MI) yang dipelopori oleh Howard Gardner (Seifert, 2009).
Teori multiple intellegence (MI) pertama kali dicetuskan oleh Howard Gardner
pada awal-awal tahun 1980an, pada saat itu Howard menyimpulkan bahwa dengan
adanya teori multiple Inttelegence, tidak bisa lagi mengukur kepintaran seseorang hanya
dari IQ saja. Menurut Gardner, ada 8 intelegensia, selain IQ (IQ adalah kemampuan
memecahkan suatu masalah atau menciptakan sesuatu dengan cara memproses suatu
informasi), ke-8 intelegensia itu adalah:
a. Kemampuan Berbahasa ( Linguistic Intellegence)
b. Kemampuan Matematika/Logika ( Mathematic/Logical Intellegence)
c. Kemampuan Kinetik ( Bodily Kinesthetic Intellegence)
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 7/19
d. Kemampuan interpersonal (interpesonal Intellegence)
e. Kemampuan Intrapersonal ( Intrapersonal Intellegence)
f. Kemampuan natural ( Naturalistic Intelegence)
g. Kemampuan bermusik ( Musical Intellegence)
h. Kemampuan Spasial (Spatial Intellegence)
Dari delapan kemampuan tersebut hanya (a) dan (b), kemampuan bahasa dan
kemampuan matematik/logika lah yang biasa diujikan dalam test, sehingga membuat
pandangan bahwa hanya kedua kemampuan tersebutlah yang penting, namun pada saat
itu Gardner menyarankan bahwa walaupun kemampuan berkomunikasi atau kemampuan
natural tidak dapat diukur atau dites, tapi kedua kemampuan ini juga sangat penting dan
juga harus diperhatikan dan dibina untuk mengembangkan kemampuan seseorang.
a. Kemampuan berbahasa
Kemampuan berbahasa dapat dilihat pertama kali dari seberapa besar ketertarikan
seseorang terhadap bahasa, termasuk bagaimana penguasaan bahasa asing, dan sejauh
mana dia dapat menggunakan bahasa asing yang telah dipelajarinya tersebut untuk
mencapai suatu tujuan. Kemampuan berbahasa seseorang hanya dapat terlihat setelah
seseorang terpapar oleh bahasa tersebut, jadi mungkin kita belum dapat melihat
kemampuan berbahasa pada anak-anak kecil atau balita. Dalam kemampuan bahasa ini,
orang-orang yang mempunyai kelebihan linguistic intellegence, lebih mudah menguasai
struktur bahasa, baik bahasanya sendiri ataupun bahasa asing, baik dalam bentuk lisan
ataupun tulisan. Mereka juga lebih mudah mengucapkan, mengerti bahkan mudah
mengaplikasikan bahasa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Orang yang memiliki
kelebihan kemampuan bahasa (baik bahasanya sendiri ataupun bahasa asing) mampu
menjadi entertainer, seorang yang pandai berbicara, pintar mengajar, pintar menggunakan
bahasa, baik dalam bentuk tulisan atau lisan. Bagian otak yang memproses bahasa adalah
Borca, dan bila bagian dari otak ini rusak, orang tersebut hanya akan mampu mengerti
namun akan sangat kesulitan bahkan untuk mengucapkan satu kalimat sederhana.
Banyak penulis terkenal sepanjang masa adalah orang yang mempunyai kelebihan
dalam kemampuan berbahasa, misalnya Mark Twain. Ada pekerjaan tertentu yang dapat
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 8/19
digeluti oleh orang dengan kelebihan kemampuan berbahasa seperti menjadi penulis, baik
fiksi maupun nonfiksi, menjadi pengacara, politikus, menjadi pelaku seni teater (artis),
ataupun penerjemah.
Walaupun tidak semua orang mempunyai kelebihan kemampuan bahasa, namun
kemampuan ini bisa dilatih dengan sering-sering mendengar pidato orang-orang terkenal,
banyak-banyak membaca buku, ataupun sering-sering membaca puisi dan cerita.
b. Kemampuan Matematika dan Berpikir Logis (Mathematical/Logical
Intellegence)
Kemampuan matematis dan berpikir logis ditandai dengan kemampuan
memecahkan suatu masalah dengan cepat, memecahkan soal matematika dengan cepat,
mudah mengenal angka dan pintar dalam sains. Orang yang memiliki kemampuan ini
dapat memecahkan suatu soal dengan bantuan angka dan mereka memecahkannya
dengan sangat cepat. Terkadang mereka terlihat seperti langsung dapat menjawab suatu
persoalan, saat yang lain masih sedang memecahkan masalah tersebut. Kemampuan
matematika adalah salah satu kemampuan yang dapat diukur dengan tes, sama seperti
kemampuan berbahasa. Bagian otak yang memproses kemampuan matematika/logika ini
berasal dari frontotemporal lobes (logika) dan parietofrontal lobes (numerik).
Astronot wanita pertama, Katherin Sutchliffe dan seorang penerima nobel dalam
bidang ekonomi, adalah contoh orang-orang yang mempunyai kemampuan
matematika/logika luar biasa. Karir yang cocok untuk orang yang mempunyai kelebihan
dalam kemampuan matematika/logika adalah dalam bidang matematika dan statistik,
filsafat, fisika, kimia dan biokimia, teknik dan pemrograman komputer.
Hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan matematika/logika adalah dengan
bermain permainan yang berhubungan dengan angka-angka, belajar bahasa pmrograman,
dan mengajar dalam bidang sains dan matematika juga dapat meningkatkan kemampuan
matematika/logika.
c. Kemampuan Kinestetik
Orang yang memiliki kelebihan kemampuan kinetik ditandai dengan
kemampuannya yang luar biasa mengontrol gerak tubuhnya ataupun kemampuannya
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 9/19
menggunakan suatu alat dengan sangat baik. Orang yang mempunyai kelebihan
kinestetik juga biasanya sangat mampu menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakann salah satu anggota tubuhnya. Kemampuan mengontrol gerakan tubuh
berasal dari bagian motor cortex, pada orang kidal, gerak tubuhnya dikontrol oleh motor
cortex yang terletak otak sebelah kanan, dan orang yang tidak kidal (biasa menggunakan
tangan kanan) dikontrol oleh motor cortex yang terletak di otak sebelah kiri. Walaupun
Kemampuan kinetik atau bodily/kinestetik intelegence mungkin kedengaran aneh tapi
keberadaannya dapat dibuktikan dengan adanya penyakit apraxia (ketidak mampuan
mengontrol gerakan tubuh), yang disebabkan oleh rusaknya bagian otak yang mengontrol
gerakan tubuh, atau motor cortex.
Orang-orang dalam bidang olahraga dan orang-orang yang menggeluti tari adalah
orang yang mempunyai kelebihan bodily/kinestetik intelegence, contohnya saja pencetus
tari modern, Martha Graham (seorang penari modern terkenal dari Amerika), dan seorang
pemenang mendali emas dalam bidang ice skating adalah orang-orang yang memiliki
kelebihan dalam kemampuan kinestetik.
Karir yang cocok buat orang mempunyai kelebihan kinestetik adalah komedia,
penari, olahragawan, pelatih kuda, pelatih, dll. Cara melatih kemampuan kinestetik
adalah dengan banyak-banyak berlatih olahraga, termasuk senam, berenang, tenis,
banyak bermain video game yang membutuhkan gerakan refleks cepat.
d. Kemampuan Interpersonal (Interpersonal Intellegence)
Kemampuan interpersonal dapat ditandai dengan kemampuan seseorang dalam
menebak mood, ekspresi atau perasaan orang lain dengan tepat. Kemampuan ini sangat
penting dalam bergaul dengan orang lain dan hidup dalam komunitas. Kemampuan
interpersonal diatur oleh otak bagian depan (frontal lobe) dan orang yang rusak bagian
frontal lobe ini biasanya mengalami perubahan kepribadian ekstrim. Kemampuan
interpersonal ternyata juga ada hubungannya dengan biologis, ditandai dengan bukti riset
yang menunjukkan bahwa primata kecil yang diasuh dan tidak lepas dari ibunya
mempunyai kemampuan interpersonal dengan primata lain dengan normal, sedangkan
primata kecil yang kehilangan kasih sayang ibunya selama masih kecil, menunjukkan
kemampuan interpersonal yang tidak normal. Organisasi, masyarakat dan lain-lain
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 10/19
ternyata juga berperan penting dalam perkembangan kemampuan interpersonal
seseorang.
Orang terkenal yang mempunyai kelebihan kemampuan interpersonal adalah
Marthin Luther King Jr, dan Ophrah Winfrey. Bidang seperti mengajar, hal-hal yang
berhubungan dengan spiritual, pemimpin politik, sales bahkan akting adalah bidang yang
cocok bagi orang yang memiliki kelebihan dalam interpersonal intelegence.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
interpersonal adalah: Berlatih menebak-nebak mood seseorang saat berbicara, menjadi
sukarelawan mengajar atau konseling dalam LSM, sering-sering melihat bagaimana cara
orang-orang bergaul di tempat ramai, berusaha untuk berkenalan dengan orang yang baru
tiap hari, ikut kursus interpersonal skill, selalu memandang orang di matanya saat
berbicara dan juga selalu memperhatikan bahasa tubuh seseorang saat kita berbicara
dengannya.
e. Kemampuan Intrapersonal
Kemampuan intrapersonal ditandai dengan kemampuan seseorang memahami
apa yang terjadi dalam dirinya sendiri, termasuk memahami emosi-emosi yang dia alami,
mampu mengambil keputusan tanpa terpengaruh dari luar. Orang yang memiliki
kemampuan intrapersonal yang besar tahu dengan pasti bagaimana meletakkan dirinya
sendiri dalam hubungan dengan orang lain, dan orang dengan kelebihan ini sangat
percaya pada dirinya sendiri. Orang dengan kemampuan ini sangat kreatif namun juga
agak tertutup, bahkan mereka biasa untuk sendiri. Kemampuan interpersonal identik
dengan isi pikiran seseorang, dan biasanya dimanifestasikan oleh orang-orang ini dalam
bentuk musik, bahasa, dan juga hal-hal ekspresif lainnya.
Kemampuan intrapersonal juga diatur oleh otak bagian depan yang mengatur
karakter seseorang, dan kerusakan dibagian ini dapat mengubah karakter seseorang.
Kemampuan intrapersonal harus diasah dari kecil, misalnya anak kecil yang hidup dalam
lingkungan yang nyaman dan penuh kasih sayang akan mempunyai pandangan hidup
positif saat dia besar, bertolak belakang dengan anak-anak yang hidup dalam lingkungan
penuh kekerasan.
Dalai Lama ke-14 adalah salah satu orang yang mempunyai kemampuan
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 11/19
intrapersonal luar biasa yang dapat dilihat dari pidato-pidatonya, dan tulisan-tulisannya
yang diterbitkan dan berhasil membuat Dalai Lama mendapat penghargaan nobel
perdamaian pada tahun 1989. Mother Teresa, ibunya orang-orang miskin, yang
mendedikasikan hidupnya untuk orang-orang miskin yang hidup di lingkungan kumuh
selama hidupnya, juga adalah salah satu contoh orang yang mempunyai kemampuan
intrapersonal yang besar.
Karir yang cocok untuk orang dengan kelebihan kemampuan ini adalah
pemimpin spiritual dan bahkan politik , psikolog , psikoterapi , dan mengajar . Salah satu
cara melatih kemampuan intrapersonal adalah dengan ikut dalam kegiatan psikologi dan
psikoterapi, sering-sering menulis tentang mimpi yang kita alami, ikut yoga, sering-
sering membaca buku inspirasi juga menolong meningkatkan kemampuan intrapersonal
seseorang.
f. Kemampuan Natural/Naturalistik Intelegence
Orang yang mempunyai kemampuan natural sangat menyukai alam termasuk
binatang dan tanaman, orang yang mempunyai kelebihan ini mempunyai kelebihan
mudah mengenali dan dapat mengklasifikasi dan mengindetifikasi flora fauna dengan
mudah. Bahkan kelanjutan hidup manusia sangat bergantung pada kemampuan natural
ini. Contohnya saja bila orang zaman dulu tidak mempunyai kemampuan membedakan
mana binatang yang bisa dimakan dan diburu, mana tumbuhan yang beracun atau tidak,
bagaimana mereka bisa hidup sampai kita ada sekarang.
Ada dan tidak adanya kemampuan naturalistik ini dibuktikan dengan adanya
orang yang tidak dapat mengenal dan mengidentifikasi flora dan fauna, namun hanya
dapat memisahkan benda-benda mati, ada juga orang yang hanya mengenal makhluk
hidup, namun tidak dapat mengidentifikasi benda-benda mati, orang-orang ini mengalami
kerusakan di bagian otaknya, sehingga mendukung teori bahwa memang ada yang
dinamakan naturalistik intelegence. Kemampuan naturalistik dapat dilihat dari kecil,
misalnya ada anak-anak yang sangat menyukai berbagai jenis serangga, ada anak yang
suka dinosaurus sampai dia besar, ada anak yang suka bermain di alam dan tidak takut
berkotor-kotoran karena menyukai suatu binatang tertentu, anak-anak ini telah
menonjolkan kemampuan naturalistiknya. Biasanya saat mereka besar, kemampuan
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 12/19
naturalistik atau naturalistic intelegence ini dimanifestasikan dalam hobi mereka
melakukan hobi seperti memancing, hiking, camping dan ikut dalam organisasi
lingkungan.
Charles Darwin adalah salah satu orang yang teridentifikasi memiliki
kemampuan naturalistik yang berlebih. Karir yang cocok bagi orang yang memiliki
kelebihan naturalistik adalah berkebun, botani, ilmu lingkungan, kedokteran hewan, dll.
Kegiatan untuk meningkatkan naturalistik intelegence adalah dengan kegiatan seperti
menghabiskan banyak waku di alam, mengidentifikasi burung dan binatang lain di alam
liar, menulis tentang alam, dan sebagainya.
g. Kemampuan Musik (Musical Intelegence)
Kemampuan musik diidentifikasi dengan melihat orang yang mengenal nada
dalam musik dengan mudah. Selain mengenal nada, orang tersebut juga akan dengan
mudah memanipulasi dan menyusun nada tersebut menjadi suatu susunan nada yang
membentuk suatu karya musik.
Orang dengan musical intelegence yang tinggi dapat dilihat dari kemampuan luar
biasa bermusik seorang anak melebihi kemampuan biasa, dan biasanya terlihat dari
sangat kecil. Misalnya saja Mozart, dari umur 3 tahun kemampuan bermusiknya sudah
terlihat dan pada umur 4 tahun sudah bisa memainkan berbagai macam komposisi musik,
dan pada umur 5 tahun sudah menciptakan musik sendiri. Ada pula Midori, dari umur 3
tahun sudah tertarik dengan biola, pada umur 4 tahun diberi biola oleh orang tuanya dan
pada umur 7 rahun sudah menjadi pemain biola terkenal. Orang yang mempunyai
musical intelegence tinggi biasanya tentu saja menjadi pemusik, komposer, pembuat
instrumen musik, dan pengajar dalam bidang musik.
Kegiatan yang meningkatkan musical intelegence dengan sering menghadiri
konser, berlatih salah satu alat musik, ikut paduan suara ataupun sering berusaha
mendengar aliran musik yang tidak kita kenali.
h. Kemampuan Spasial/Spatial Intelegence
Orang yang mempunyai kemampuan spasial tinggi dilihat dari kemampuannya
melihat suatu ruang dari sisi yang berbeda dari orang lain, orang dengan kemampuan ini
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 13/19
melihat sesuatu dalam ruang atau lingkungan yang tidak dilihat oleh orang lain. Biasanya
orang dengan kemampuan ini adalah orang-orang yang tertarik pada seni, misalnya
fotografi, patung, lukis melukis, arsitek dan desain interior. Orang yang rusak otaknya di
bagian spatial, tidak dapat mengenal ruang, tidak mengenal jalan, dan sangat sulit melihat
hal-hal kecil.
Orang terkenal dengan spatial intelegence tinggi, adalah seorang arsitek Amerika
terkenal sepanjang masa, Frank Lloyd Wrigth, dan Frieda Kahlo, pelukis terkenal dunia
asal Meksiko. Bidang yang cocok adalah menjadi pilot, navigator, pematung, teknik
mekanik, desain grafis, desain interior dan visual art. Cara meningkatkannya adalah
dengan belajar fotografi, tertarik pada geometri, belajar ilusi optis, dan belajar navigasi.
(Encyclopedia of Educational Psychologi Vol 1&2).
Dari rincian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut (menurut Gardner, diambil
dari buku Seifert, 2009):
Bentuk Intelegence Contoh Aktivitas Menggunakan
Intelegence jenis ini
• Linguistik: kemampuan verbal, Membujuk dengan kata-kata
kemampuan memanipulasi bahasa Membuat makalah dengan sangat baik
• Musikal: kemampuan mengerti Bernyanyi, Memainkan Alat musik
dan menghasilkan karya musik
• Logika, matematis : kemampuan Pintar matematika
logika, pintar memberi alasan, suka Pintar merumuskan hipotesa dan
sekali dengan hitung berhitung membuktikannya
• Spasial Mudah sekali menyusun Puzzle
Mudah mengikuti petunjuk yang
sulit misalnya cara merakit sepeda
• Kinestetik Menari
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 14/19
Senam
• Interpersonal Tahu kapan untuk ngomong sesuatu
atau kapan tidak
Mudah melihat sindiran atau pesan
tersembunyi dari pembicaraan
orang
• Intrapersonal Sangat mengetahui kekompleksan
dirinya sendiri
• Naturalistik Mudah sekali mengenali spesies
hewan dan tumbuhan yang
mungkin sulit bagi orang yang tidak
terlalu naturalistik
2.2.2. Penerapan Teori Multiple Intelegence di Kelas
Pola pengajaran tradisional yang hanya menekankan kepada kemampuan logika
(matematika) dan bahasa yang disampaikan dalam bentuk ceramah mungkin
membosankan bagi siswa, Teori multiple intelegence menyarankan beberapa cara yang
memungkinkan materi pelajaran dapat disampaikan dalam proses belajar yang lebih
efektif.
Cara-cara penyampaian materi pelajaran yang menerapkan multiple intelegence
adalah dengan menggunakan berbagai macam metode yang meningkatkan masing-
masing kemampuan atau multiple intelegence tertentu, contohnya dengan menggunakan:
• kata - kata (merangsang kemampuan berbahasa atau linguistic intelegence)
• Angka atau logika (merangsang kemampuan logical-mathematical intelegence)
• Gambar (merangsang kemampuan visual-spatial intelegence)
• Musik (merangsang kemampuan musik atau musical intelegence)
• Pengalaman Fisik (merangsang bodyly-kinesthetic intelegence)
• Pengalaman Sosial (mengasah kemampuan berinteraksi atau interpersonal
intelegence)
• Refleksi Diri (kemampuan atau intrapersonal intelegence)
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 15/19
• Pengalaman di Lapangan (mendorong cinta pada alam atau naturalistic
intelegence)
(Handi Susanto, S.Psi, 2005)
Multiple intelegensia juga berhubungan erat dengan minat dan bakat maka, kita
juga dapat mengambil jalan tengah (middle way) saat mengajar.
2.2.3. Mengambil jalan tengah saat mengajar
Ada berbagai cara untuk mengakomodir perbedaan setiap individu di kelas, salah
satunya adal dengan mengambil jalan tengah (middle-way approach). Karena setiap
orang punya cara sendiri dalam belajar, dalam istilah keguruan ini disebut gaya belajar
(learning styles). Ada siswa yang lebih suka membuat poin-poin penting untuk diingat
saat belajar, ada pula siswa yang lebih merasa nyaman menggunakan diagram untuk
membantunya belajar dan mengingat apa yang sedang dia pelajari. Walaupun semua
orang mempunyai gaya belajar sendiri-sendiri, terkadang kita juga sering harus belajar
dengan cara yang kurang kita sukai bila terpaksa. Misalnya saja siswa yang lebih suka
membuat diagram untuk membantunya mengingat pelajaran, dapat saja diajak untuk
membuat poin-poin penting sekali-sekali. Mau tak mau, siswa tersebut tetap belajar
dengan sistem poin-poin, walaupun bukan merupakan gaya belajarnya yang biasa,ataupun sebaliknya, siswa yang lebih menyukai poin-poin dapat dipaksa atau dibujuk
untuk menggunakan diagram saat diminta. Walaupun bukan dengan gaya belajar yang
mereka sukai, mereka juga bisa belajar seperti ini bila terpaksa. Karena semua siswa
mempunyai gaya yang berbeda-beda, dan tidak mungkin mengakomodai semua
keinginan gaya belajar siswa karena siswa dalam kelas selalu beragam dan mempunyai
gaya belajar yang berbeda-beda, maka jawaban yang pasti adalah dengan mengambil
jalan tengah, misalnya dengan sekali-sekali mengajak siswa menggunakan sistem
diagram, dan sekali-kali mengajak siswa menggunakan sistem pointer dalam belajar di
kelas. Dengan kata lain, walaupun memang terlihat ideal bila kita mengakomodir semua
keinginan dan gaya belajar yang lebih disukai siswa, namun hal tersebut tidak praktis
dan memakan banyak waktu (Seifert, 2009). Jadi walaupun ada siswa yang memang lebih
suka belajar bila ada bantuan multi media, seperti video dan lain-lain, namun karena hal
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 16/19
tersebut tidak dapat dilakukan terus-terusan, maka walaupun kita menggunakan metode
mengajar yang lain, anak tersebut juga mau tak mau akan mengikuti dan tetap akan
belajar, walaupun terkadang guru mengajar dengan metode belajar yang tidak begitu
disukainya.
2.3. Emotional Intellegent (EI)
2.3.1 Pengertian EI
Istilah Emotional Intelegence pertama kali dicetuskan oleh Daniel Goldman dalam
bukunya Emotional Intellegence: Why It Can Matter More than IQ - Emotional
Intelegensia: Mengapa Emotional Intelegensia lebih berarti daripada IQ pada tahun
1995, dan sekejap istilah EI ramai dibicarakan orang, ditambah lagi saat seorang penulis
bernama Nancy Gibbs menulis dalam sebuah artikel di majalah Time dan menyebut
bahwa EQ (emotional quotient ) yang sebenarnya hakikat dari intelegensia seorang
manusia.
2.3.2 Pengaruh EI dalam keberhasilan belajar seorang anak didik.
2.4. Kreativitas
2.4.1 Makna Kreativitas dalam Belajar/Pendidikan
Kreativitas ternyata adalah sesuatu yang paling bernilai namun paling sulit
dimengerti dalam konteks Psikologi pendidikan (Plucker et al, 2004 in Encyclopedia of
Educational Psychology). Menurut Plucker, kreativitas digambarkan sebagai interaksi
aptitude, dengan proses dan lingkungan yang akhirnya membuat seseorang atau
sekelompok orang menghasilkan ide, produk, konsep atau bahkan interpretasi yang unik,
jarang dan juga adaptif. Kalau dalam pendidikan, kreativitas lebih sering dinyatakan
sebagai kemampuan beradaptasi (kreatif).
Bila dalam konteks seni atau penciptaan hal yang baru, kreativitas berarti
menghasilkan sesuatu yang baru dan unik, maka kreativitas dalam konteks belajar harus
dipandang dari segi berbeda dari konteks seni atau penciptaan karya baru. Dalam
pendidikan kemampuan beradaptasi sangat penting.
Karena semua siswa pasti mempunyai potensi kreatif, dan betapa pentingnya
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 17/19
kreativitas dalam memperluas proses belajar ke bagian atau bidang lain, karena itulah
sangat penting untuk memahami kreativitas siswa dalam konteks belajar yang dapat
diperdalam dalam psikologi pendidikan. Walaupun sampai sekarang, kreativitas kurang
diperhatikan dalam konteks pendidikan, bahkan seringkali diabaikan (apalagi saat masa
jaya-jayanya konsep behaviorisme), namun dengan semaking banyaknya orang menganut
paham konstruktivisme, orang mulai menganggap bahwa kreativitas tidak bisa lepas dari
proses belajar, bahkan malah banyak membantu proses belajar (Plucker et al).
PEntingnya kreativitas dalam belajar pun bukan hal yang baru diketahui oleh ahli
pendidikan, karena jauh sebelum ada pandangan konstruktivisme, banyak para ahli,
bahkan Les Visgotsky sudah menghubung-hubungkan hubungan antara belajar,
kreativitas, imajinasi dan juga perkembangan pemahaman robust . Yang baru hanyalah
bahwa sekarang sudah ada studi atau penelitian tentang kreativitas itu sendiri serta
hubungannya dengan bidang-bidang lain (Plucker et al dalam Encyclopedia of
Educational Psychology, 2004).
Kreativitas juga bukan satu entiti tunggal yang tidak ada hubungannya dengan
hal-hal lain, bahkan kita tidak bisa bilang bahwa ada orang yang tidak punya kreativitas
dan ada orang yang memang punya kreativitas, kita tidak bisa memandangnya seperti itu.
Karena kreativitas adalah kombinasi atau gabungan karakteristik, proses berpikir, dan
juga prilaku spesifik seseorang. Beberapa ciri yang paling nampak saat seseorang sangat
kreatif adalah dengan melihat ciri berikut ini, misalnya orang tersebut:
• Menjawab atau menginterpretasi suatu soal atau situasi dengan fleksibel (tidak
kaku) suatu masalah yang sedang dihadapinya
• Mempunyai bank informasi yang banyak dalam otaknya yang dapat
digunakannya untuk menyelesaikan suatu tugas
• Mampu mengkombinasikan ide dan informasi yang sudah ada menjadi hal yang
baru
• Selalu berusaha agar hasil yang mereka capai lebih tinggi dari standar
• Mempunyai keinginan dan kemauan yang kuat untuk berhasil dengan apa yang
sedang mereka lakukan
(dari Csikszentmihlyl, 1996, Glove & Reynolds, 1989, Runco dan Chand, 1995, Russ,
1993, Simonton, 2000, dan Wisberg, 1993 diambil dari Ormrod, 2003).
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 18/19
Kreativitas baru bisa dianggap kreatif pun harus dalam kategori atau keadaan
yang spesifik. Siswa bisa saja dibilang kreatif dalam seni, sains, menulis, tapi mereka
belum tentu kreatif dalam ketiga-tiganya. Bahkan setiap guru harus membuka mata dan
pikiran karena bisa jadi seorang siswa mempunyai pikiran kreatif, atau bahkan sebuah
prilaku yang bisa dianggap kreatif.
2.4.2 Cara Mendorong Kreativitas di dalam Kelas
Menurut Ormrod dalam bukunya Educational Psychology: Developing Learners,
ada beberapa cara untuk mendorong atau mengembangkan kreativitas siswa dalam kelas,
karena walaupun beberapa komponen berpikir kreatif mungkin bersifat hereditary atau
genetis, namun faktor lingkungan juga sangat berperan penting dalam mengembangkan
kreativitas (Esquivel, 1995, Ripple, 1989, Simonton, 2000 dalam Ormrod, 2003). Cara-
cara tersebut diambil dari beberapa riset dan studi yang pernah dilakukan dalam
pengembangan kreativitas dalam kelas, yaitu:
1. Menunjukkan dan Mendorong Siswa untuk Tahu bahwa Kreativitas tidak
dilarang malah sangat dihargai.
Semakin mudah mengembangkan kreativitas anak didik bila kita juga
menunjukkan dalam tingkah laku kita di dalam kelas bahwa kita sangat menghargai hal-
hal kreatif. Salah satu caranya adalah dengan bukannya menghalangi ide-ide aneh siswa,
tapi kita malah memberikan pujian bagi ide-ide dan umpan balik tidak biasa yang
diberikan siswa. Misalnya, kita malah senang bukannya marah saat ada siswa yang
memecahkan suatu soal dengan caranya sendiri dan bukan dengan cara yang sudah
pernah kita ajarkan. Saat menilai karya tulisan pun, bila isinya salah, kita tetap
memberikan penilaian yang baik untuk menunjukkan bahwa kita menghargai apa yang
sudah mereka buat. Mempunyai hobi yang kreatif pun yang siswa tahu kita punya juga
mendorong siswa untuk lebih menghargai kreativitas dan mendorong mereka untuk lebih
kreatif (Feldhusen & Trellinger, 1980; Hennesey & Amabile, 1987; Parnes, 1967;
Torrence and Myers, 1970 dalam Ormrod, 2003).
7/15/2019 Tugas TP
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-tp-5632805db77d8 19/19
2. Tunjukkan pada SIswa bahwa reward internal lebih bagus daripada reward
eksternal.
3. Dorong Mereka untuk Fokus pada Satu Bidang yang lebih mereka kuasai.
4. Lemparkan pertanyaan yang Aneh dan mendorong mereka untuk menjawab.
5. Biarkan siswa bebas.
6. Sediakan waktu agar pikiran kreatif mereka berjalan.
(Ormrod, 2003
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Untuk memecahkan masalah perbedaan anak didik dan bagaimana mengakomodir
perbedaan individu setiap siswa, caranya adalah : .... (jabarkan dalam point, poin2 dalam
pemecahan masalah)
DAFTAR PUSTAKA
Seifert, Kelvin. Educational Psychology: Digital Ed. Open Book Library: 2009.
Encyclopedia of Educational Technology, 2004: Multiple Authors Editor: Skinnard.
Handi Susanto, S.Psi. Penerapan Multiple Intelegences dalam Sistem Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Penabur No. 04 /Th.IV/Juli 2005 diakses pada 17 Maret 2012
http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.67-75%20Penerapan%20Multiple%20Intillegence%20dalam
%20Sistem%20Pembelajaran.pdf
Ormrod, Jeanne Ellis. Educational Psychology: Developing Learners, 4th Ed. Merril
Prentice Hall: 2003.