tugas terstruktur.docx

32
Filsafat Ilmu Pengetahuan: Sebuah Pengantar 1 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN: SEBUAH PENGANTAR Oleh: Indra Hadi Utomo Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim) A. Pendahuluan Apakah sesungguhnya filsafat itu? Pertanyaan demikian itu telah diajukan sejak lebih dari dua puluh abad yang silam dan hingga kini tetap dipertannyakan banyak orang. Berbagai jawaban telah diberikan sebagai upaya untuk menjelaskan apakah sesungguhnya filsafat itu, namun tidak pernah ada jawaban yang memuaskan semua orang. Kenyataannya sampai sekarang ini, masih banyak orang yang mengira bahwa filsafat adalah sesuatu yang serba rahasia, mistis, dan aneh. Selain itu, karena filsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan 1 , maka cukup banyak pula orang yang menganggap filsafat sebagai ilmu yang paling istimewa. Filsafat hanya dapat dipelajari oleh orang-orang yang memiliki kemampuan intelektual luar biasa. 1 Disebut induk ilmu pengetahuan karena memang filsafatlah yang telah melahirkan segala ilmu pengetauan yang ada. Lebih lanjut, Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 28

Upload: indra-hadi-utomo

Post on 28-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

1

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN:SEBUAH PENGANTAR

Oleh: Indra Hadi Utomo

Barangsiapa merintis jalan mencari ilmumaka Allah akan memudahkan

baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)

A. PendahuluanApakah sesungguhnya filsafat itu? Pertanyaan

demikian itu telah diajukan sejak lebih dari dua puluh abad yang silam dan hingga kini tetap dipertannyakan banyak orang. Berbagai jawaban telah diberikan sebagai upaya untuk menjelaskan apakah sesungguhnya filsafat itu, namun tidak pernah ada jawaban yang memuaskan semua orang.

Kenyataannya sampai sekarang ini, masih banyak orang yang mengira bahwa filsafat adalah sesuatu yang serba rahasia, mistis, dan aneh. Selain itu, karena filsafat disebut sebagai mater scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan1, maka cukup banyak pula orang yang menganggap filsafat sebagai ilmu yang paling istimewa. Filsafat hanya dapat dipelajari oleh orang-orang yang memiliki kemampuan intelektual luar biasa.

Sebaliknya, ada pula yang berpendapat bahwa filsafat itu tidak berharga untuk dipelajari. Filsafat tidak lebih dari sekedar lelucon yang tak bermakna alias “omong kosong”. Singkatnya, mereka hendak mengatakan bahwa filsafat tidak memiliki kegunaan praktis.

1Disebut induk ilmu pengetahuan karena memang filsafatlah yang telah melahirkan segala ilmu pengetauan yang ada. Lebih lanjut, Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 28

Page 2: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

2

Ada pula yang berpendapat bahwa filsafat adalah sejenis “ilmu” yang mengawang tanpa memiliki dasar pijak konkret yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Beberapa kesalahpahaman dan kekeliruan tersebut justru menunjukkan ketidaktahuan tentang apa sesungguhnya filsafat. Memang pengamatan sekilas terhadap keberadaan filsafat dapat menyesat. Akan tetapi, apabila benar-benar disimak secara lebih serius dan lebih mendalam, filsafat akan semakin diminati, semakin manarik, semakin memikat, dan semakin memukau.2

B. Pengertian FilsafatKonotasi orang bila mendengar kata filsafat, maka

segera akan menunjuk sesuatu yang bersifat prinsip atau dasar. Bahkan selain itu banyak dikaitkan dengan sesuatu pandangan hidup yang mengandung nilai-nilai dasar tertentu, seperti filasafat Pancasila dan filsafat Islam.3

Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni:1. Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari kata

Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang berarti philos = cinta, suka (loving)4, dan Sophia = pengetahuan, hikmah

2Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 11-13

3Zuhairini, eds. Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 3

4 Arti kata tersebut belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filsof untuk memperoleh kearifan dan kebijaksanaan itu. Menurut pengertian lazim yang berlaku di Timur (Tiongkok atau India), seseorang disebut filsof bila telah mendapat atau meraih kebijaksanaan. Sedangkan menurut pengertian yang lazim berlaku di Barat, kata “mencintai” tidak perlu meraih kebijaksanaan , karena itu yang disebut filsof atau “orang bijaksana” mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengertian di Timur. Lihat, Asmoro Achmadi, filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2003), 1-2

Page 3: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

3

(wisdom). Jadi philosophia5 berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher, dalam bahasa Arabnya failasuf. Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau dengan perkataan lain, mengabdikan diri kepada pengetahuan.

2. Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun, tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.

Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu6

Banyak di antara ahli filsafat memberikan defenisinya secara berbeda-beda. Coba perhatikan defenisi dibawah ini:

a. Plato (427 SM-347 SM) seorang filsuf Yunani yang termahsyur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang

5 Pythagoras (572-497 SM) adalah orang pertama yang mengggunakan istilah philosophia. Ketika ditanya apakah ia orang yang arif, Phytagoras menyebut dirinya philosophos yang berarti pecinta kearifan. Dari banyak sumber diketahui bahwa Sophia mempunyai makna lebih luas dari sekedar ‘kearifan’. Jadi filsafat pada mulanya memppunyai makna yang sangat umum yaitu upaya untuk mencari keutamaan mental. Lihat the Liang Gie, Suatu Konsepsi Kearah Penertiban Bidang filsafat (Yogyakarta: Karya Kencana, 1977), 6

6 A. Mustafa, Filsafat Islam (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 9

Page 4: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

4

segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).7

b. Aristoteles (384 SM-322 SM) mengatakan: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).

c. Marcus Tullius Cicero (106 SM-43 SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.

d. Al-Fa>ra>bi> (wafat 950 M), filsof Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan: Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

e. Immanuel Kant (1724-1804 M), yang sering disebut raksasa pikir barat, mengatakan: Filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:a) Apa yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh

metafisika).b) Apakah yang boleh dikerjakan (dijawab oleh

etika).c) Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab

oleh antropologi).f. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar Psikologi UI,

menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtisar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

g. Drs. H. Hasbu Allah Bakry merumuskan, Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan,

7 Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 15

Page 5: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

5

alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

h. Konsep Francis Bacon8, filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.

i. Konsep John Dewey, sebagai tokoh pragmatise, berpendapat bahwa filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia secara terus-menerus dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan tidak sejalan dengan wewenang yang diakui. Tegasnya filsafat sebagai suatu alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian diantara yang lama dan yang baru dalam suatu kebudayaan.

j. Konsep Rene Descartes9, filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.

k. I.R. Poedjawijatna, filsafat ialah ilmu yang berusaha mencari sebab sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan atas pikiran belaka.10

l. Al Kindi (Abu Yusuf Ya’kub bin Isa Al Kindi, 796-874 M), sebagai ahli pertama dalam filsafat Islam dan yang mengawali pengertian skolastik Islam di Irak, memberikan pengertian filsafat dikalangan umat Islam dalam tiga lapangan:

8Francis Bacon (1561-1626), anak Nicholas Bacon, menjadi anggota Parlemen umur 23

9Rene Descartes (1596-1650), seorang sarjana dan ahli ilmu pasti terkemuka dan sebagai bapak filsof modern. Lahir di La Haye, Perancis Tengah, tanggal 31 Maret 1596. Kabarnya, ia senang berjudi dan selalu bernasib baik karena tebakannya didasarkan pada perhitungan matematik.

10 Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 15-16

Page 6: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

6

a) Ilmu Fisika (ilmu thabi’iyyah) meliputi tingkatan alam nyata, terdiri dari benda-benda konkret yang dapat ditangkap pancaindera.

b) Ilmu Matematika (ilmu riyadli), yang berhubungan dengan benda, tetapi mempunyai wujud tersendiri yang dapat dipastikan dengan angka-angka (misalnya ilmu hitung, teknologi, astronomi, musik)

c) Ilmu Ketuhanan (ilmu rububiyyah), yang tidak berhubungan dengan benda sama sekali, yaitu soal ketuhanan

m. Ibnu Si>na> (Abu> Ali> Al Hussein Ibnu Si>na>, 980-1037 M). seorang dokter, ahli kimia dan filsof islam, membagi filsafat dalam dua bagian: teori dan praktek. Keduanya dihubungkan dengan agama. Dasarnya terdapat pada syariat, penjelasan dan kelengkapannya berdasarkan pada akal manusia. Tujuan filsafat praktek ialah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang sehingga ia mendapatkan kabahagiaan di dunia dan di akhirat, yang disebut ilmu akhlak. Filsafat juga mencakup undang-undang yaitu apa yangs seharusnya dilakukan oleh setiap orang dalam hubungannya dengan rumah tangga dan Negara.11

Konsep atau gagasan dan definisi filsafat yang begitu banyak tidak perlu membingungkan, bahkan sebaliknya justru menunjukkan betapa luasnya samudera filsafat itu sehingga tidak terbatasi oleh sejumlah batasan yang akan mempersempit ruang gerak filsafat. Perbedaan-perbedaan itu sendiri merupakan suatu keharusan bagi filsafat sebab kesamaan dan kesatuan pemikiran serta pandangan justru akan mematikan dan menguburkan filsafat untuk selama-lamanya.12

11 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), 12-13

12Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 15

Page 7: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

7

C. Ruang Lingkup dan Objek Filsafat1. Ruang Lingkup Filsafat

Filsafat merupakan bidang studi sedemikian luasnya sehingga diperlukan pembagian yang lebih kecil lagi. Dalam pembagian tersebut tidak ada tata cara pembagian, sehingga terdapat perbedaan , seperti:

Filsafat dapat dikelompokkan menjadi empat bidang induk, yaitu:

1) Filsafat tentang pengetahuan, terdiri:a. Epistimologib. Logikac. Kritik ilmu-ilmu

2) Filsafat tentang keseluruhan kenyataan, terdiri:a. Metafisika umum (ontologi)b. Metafisika khusus, terdiri:

a) Teologi metafisikb) Antropologic) Kosmologi

3) Filsafat tentang tindakan, terdiri:a. Etikab. Estetika

4) Sejarah filsafat

Pembagian filsafat secara sistematis yang didasarkan pada sistematika yang berlaku di kurikulum akademis:

1) Metafisika (filsafat tentang hal yang ada)2) Epistimologi (teori pengetahuan)3) Metodologi (teori tentang metode)4) Logika (teori tentang penyimpulan)5) Etika (filsafat tentang pertimbangan moral)6) Estetika (filsafat tentang keindahan)7) Sejarah filsafat13

13Asmoro Achmadi, filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2003), 11-12

Page 8: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

8

Pembagian filsafat berdasar pada struktur pengetahuan filsafat yang berkembang sekarang ini terbagi menjadi tiga bidang, yaitu filsafat sistematis, filsafat khusus, dan filsafat keilmuan.

1) Filsafat sistematis, terdiri dari:a. Metafisikab. Epistimologisc. Metodologid. Logikae. Etikaf. Estetika

2) Filsafat khusus, terdiri dari:a. Filsafat senib. Filsafat kebudayaan c. Filsafat pendidikand. Filsafat sejarahe. Filsafat bahasaf. Filsafat hukumg. Filsafat budih. Filsafat politiki. Filsafat agamaj. Filsafat kehidupank. Filsafat nilai

3) Filsafat keilmuan, terdiri dari:a. Filsafat matematikab. Filsafat ilmu-ilmu fisikc. Filsafat biologid. Filsafat linguistike. Filsafat psikologif. Filsafat ilmu-ilmu sosial

Penyusunan menurut struktur secara menyeluruh dalam bidang filsafat ini oleh The Liang Gie diharapkan akan membantu dalam rangka menyusun kurikulum dan pengajaran filsafat pada pendidikan tinggi di Indonesia, agar dalam studi filsafat para lulusannya memiliki pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman.

Page 9: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

9

Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak kita harus mempelajari lima bidang pokok, yaitu Metafisika, Epistimologis, Logika, Estetika, dan Sejarah Filsafat.14

1) MetafisikaIstilah metafisika berasal dari bahasa Yunani meta

physika (sesudah fisika). Metafisika berarti upaya untuk mengkarakterisasi eksistensi dan realitas sebgai suatu keseluruhan. Istilah ini bias juga berarti sebagai usaha untuk menyelidiki alam yang berada di luar pengalaman atau menyelidiki apakah hakikat yang berada di balik realitas. Akan tetapi, secara umum dapat dikatakan bahwa metafisika adalah suatu pembahasan filsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada.15

Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian dari persoalan filsafat yang:

a. Membicarakan prinsip-prinsip yang paling universal.

b. Membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan (beyond nature).

c. Membicarakan karakteristik hal-hal yang sangat mendasar, yang berada di luar pemahaman manusia (immediate experience).

d. Berupaya menyajikan suatu pandangan yang komprehensif tentang segara sesuatu.

e. Membicarakan persoalan-persoalan seperti: hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kemerdekaan, wujud Tuhan, kehidupan setelah mati dan lainnya.

Metafisika ini suatu cabang filsafat yang paling sulit dipahami, terutama bagi pemuda belajar filsafat. Pada umumnya filsafat kontemporer yang orientasinya

14Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 22

15Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 44

Page 10: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

10

kepada pengetahuan ilmiah, terdapat metafisika lebih skeptik.16

2) EpistimologiEpistimologi adalah suatu cabang filsafat yang

bersangkut-paut dengan teori pengetahuan. Istilah epistimologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, percakapan, atau ilmu). Jadi epistimologi berarti kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan.17

Epistimologi secara umum membicarakan mengenai sumber-sumber, karakteristik, dan kebenaran pengetahuan. Persoalan epistimologi (teori pengetahuan) berkaitan erat dengan persoalan metafisika. Bedanya, persoalan epistimologi berpusat pada: apakah yang ada? Yang didalamnya memuat:

a. Problem asal pengetahuan (origin)Apakah sumber-sumber pengetahuan?Dari mana pengetahuan yang benar, dan dari mana kita dapat mengetahui?Problem penampilan (appearance)Apakah yang menjadi karakteristik pengetahuan?Adakah dunia rill di luar akal, apabila ada dapatkah diketahui?Problem mencoba kebenaran (verificatioan)Bagaimanakah membedakan antara kebenaran dan kekeliruan?18

3) LogikaLogika adalah istilah yang dibentuk dari kata

Yunani logikos yang berasal dari kata logos. Logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai sesuatu pertimbangan akal (pikiran), mengenai kata,

16Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 23-24

17Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 37

18Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 24

Page 11: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

11

mengenai percakapan, atau yang berkenaan dengan bahasa.19

Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul (correct reasoning). Pada mulanya logika sebagai pengetahuan rasional (episteme). Oleh Aristoteles logika disebutnya sebagai analitika, yang kemudian dikembangkan oleh ahli Abad Tengah yang disebut tradisional. Mulai akhir abad ke-19, oleh George Boole logika tradisional dikembangkan menjadi logika modern, sehingga dewasa ini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi semata-mata bersifat filsafati, tetapi bercorak teknis dan ilmiah. Logika modern saat ini berkembang menjadi logika perlambang, logika kewajiban, logika ganda-nilai, logika intuisionistik, dan berbagai sistem logika tak baku.20

4) EtikaIstilah etika berasal dari dua kata dalam bahasa

Yunani: ethos dan ethikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat biasa. Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik.21

Etika atau filsafat perilaku sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia, dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapat dua hal permasalahan, yaitu yang menyangkut tindakan maka etika disebut sebagai filsafat praktis; sedangkan jatuh pada baik-buruk maka etika disebut filsafat normatif.

Dalam pemahaman etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik-buruk dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini mempersoalkan tindakan manusia yang dianggap baik yang harus dijalankan, dibedakan dengantindakan buruk-jahat yang dianggap tidak manusiawi. Sejalan

19Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 52

20Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 24-25

21Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 62

Page 12: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

12

dengan ini, etika berbeda dengan agama yang didalamnya juga memuat dan memberikan norma baik-buruk dalam tindakan manusia. Karena, etika mengandalkan pada rasio semata yang lepas dari sumber wahyu agama yang dijadikan sumber norma Ilahi, dan etika lebih cenderung bersifat analitis daripada praktis. Sehingga etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional.

Sementara dari kalangan non-filsafat, etika sering digunakan sebagai pola bertindak praktis (etika profesi), misalnya bagaimana menjalankan bisnis yang bermoral (etika bisnis).

5) Sejarah FilsafatSejarah filsafat adalah laporan suatu peristiwa

yang berkaitan dengan pemikiran filsafat. Biasanya sejarah filsafat ini memuat berbagai pemikiran kefilsafatan (yang beraneka ragam) mulai dari zaman pra-Yunani hingga zaman modern. Juga, dengan mengetahui pemikiran filsafat para ahli pikir (filsof) ini akan didapat berbagai ragam pemikiran dari dahulu hingga sekarang. Didalam sejarah filsafat akan diketahui pemikiran-pemikiran yang genius hingga pemikir tersebut dapat mengubah dunia, yaitu dengan ide-ide atau gagasan-gagasannya yang cemerlang22

2. Objek FilsafatIsi filsafat ditentukan oleh objek apa yang

dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan yang mungkin ada, jadi luas sekali. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut objek materia, yaitu segala yang ada dan mungkin ada tadi. Tentang objek materia ini banyak yang sama dengan objek materia sains. Bedanya ialah dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki objek materia yang empiris; filsafat menyelidiki objek itu juga, tetapi bukan bagian dari empiris, melainkan bagian yang abstraknya. Kedua, ada

22Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 22-26

Page 13: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

13

objek materia filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yaitu objek materia yang untuk selama-lamanya tidak empiris.

Selain objek materia, ada lagi objek forma, yaitu sifat penyelidikan. Objek forma filsafat ialah penyelidikan yang mendalam. Artinya, ingin tahunya filsafat adalah ingin tahu bagian dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek yang tidak empiris. Penyelidikan sains tidak mendalam karena ia hanya ingin tahu sam apai batas objek itu diteliti secara empiris.23

Menurut Ir. Poedjawijatna, objek materia filsafat adalah ada dan yang mungkin ada. Objek materi filsafat tersebut sama dengan objek materia dari ilmu seluruhnya. Yang menentukan perbedaan ilmu yang satu denga yang lainnya adalah objek formanya. Sehingga, kalau ilmu membatasi diri dan berhenti pada dan berdasarkan pengalaman, sedangkan filsafat tidak membatasi diri, filsafat hendak mencari keterangan yang sedalam-dalamnya, inilah objek forma filsafat.24

Marilah kita ambil contoh, yaitu tentang hujan.Apa itu hujan? Mata melihat, hujan adalah air yang

turun dari langit. Ini pengetahuan sains. Mengapa air itu turun? Ilmuan yang mengadakan riset. Ia menemukan bahwa hujan itu ialah air yang menguap, berkumpul diatas, lalu turun dan disebut hujan. Ini sains. Mengapa air laut, air danau, air sumur itu menguap? Menurut sains karena ada pemanasan. Ini masih pengetahuan sains. Mengapa di Indonesia banyak hujan, tetapi di padang pasir sedikit hujan? Karena di Indonesia banyak gunung, di padang pasir tidak. Ini masih sains. Akan tetapi, mengapa di Indonesia banyak gunung, di padang pasir tidak? Sains tidak dapat lagi menjawab karena tidak dapat diteliti lagi secara empiris. Filsof berpikir. Ia menemukan: itu kebetulan; kebetulan saja di Indonesia banyak gunung, di padang pasir tidak. Apa itu

23Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales Sampai James, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), 18-19

24Asmoro Achmadi, filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2003), 9

Page 14: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

14

kebetulan? Kebetulan ialah salah satu bentuk hukum alam. Apa itu hukum alam? Hukum alam ialah hukum kehendak alam kata sebagian, hukum kehendak Tuhan kata sebagian lagi. Mulai dari kebetulan, sampai kehendak Tuhan di akhir ini, ini sudah pengetahuan filsafat. Jawaban-jawaban itu semua hanya berdasarkan pemikiran logis, tanpa dukungan fakta empiris. Berpikir tanpa dukungan data seperti ini sering juga disebut berpikir spekulatif; inilah filsafat.25

Dan masih ada pertanyaan-pertanyaan lain yang tidak termasuk dalam salah satu ilmu nyata, dan metode-metode ilmu itupun tidak berguna bagi perkara-perkara yang ditanyakan itu.26

D. Metode-Metode FilsafatIstilah metode berasal dari kata Yunani methodeuo

yang berarti mengikuti jejak atau mengusut, menyelidiki dan meneliti yang berasal dari kata methodos dari akar kata meta (dengan) dan hodos (jalan). Dalam hubungan dengna suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu.

Metode tidak sekedar menyusun dan menghubungkan bagian-bagian pemikiran yang terpisah-pisah, melainkan juga merupakan alat paling utama dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan sejak dari awal suatu penelitian hingga mencapai pemahaman baru dan kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode yang tepat dan benar akan menjamin kebenaran yang diraih.

Filsafat pun memiliki metode sendiri, namun harus segera ditegaskan pula bahwa filsafat sesungguhnya tidak memiliki metode tunggal yang digunakan oleh

25Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales Sampai James, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), 18-19

26Ahmad hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996) 15

Page 15: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

15

semua filsuf sejak zaman purba hingga sekarang ini27. Metode tersebut yaitu:

1. Metode kritis, yaitu dengan menganalisis istilah dan pendapat, dengan mengajukan pertanyaan secara terus-menerus sampai hakikat yang ditanyakan.

2. Metode intuitif, yaitu dengan melakukan introspeksi intuitif, dengan memakai symbol-simbol.

3. Metode analisis abstraksi, yaitu dengan jalan memisah-misahkan atau menganalisis di dalam angan-angan (di dalam pikiran) hingga sampai pada hakikat (ditemukan jawaban).28

4. Metode sistematis, berarti pelajar menghadapi karya filsafat. Misalnya mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. Tatkala membahas setiap cabang atau sub-cabang itu, aliran-aliran akan terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode ini perhatian kita terpusat pada isi fisafat, bukan pada tokoh ataupun pada periode.

5. Metode historis, digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran29

Selain itu terdapat juga metode Zeno: reduction ad absurdum, metode Socrates: maieutik dialektis kritis induktif, Metode Plato: deduktif spekulatif transendental, metode Aristoteles: silogistis deduktif, metode Plotinos: kontemplatif-mistis, metode Descartes: skeptis, metode

27Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 93-94

28Asmoro Achmadi, filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2003), 21

29Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales Sampai James, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), 17-18

Page 16: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

16

Bacon: Induktif, metode eksistensialisme: eksistensial, metode fenomenologi: fenomenologis, metode analitik: verifikasi dan klarifikasi30

E. Tujuan Memperlajari Filsafat

Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius.31 Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah control, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, ebntuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).

Dr. Oemar A. Hosein mengatakan: Ilmu member kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.

S. Takdir Alishahbana menulis dalam bukunya: Pembimbing ke Filsafat Metafisika, filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malah kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luas baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya. Bagi manusia, berfilsafat itu berarti emngatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggungjawab, yakni

30Lebih lanjut, Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 95-123

31Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales Sampai James, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), 16

Page 17: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

17

tanggungjawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran.32

Rad{akris}nan dalam bukunya, History of Philosophy menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbing maju. Fungsi filsafat ialah kreatif, menerapkan nilai, menerapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menopang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan nation, ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulai kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dengan semangatnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian).33

F. Hubungan Filsafat dengan Ilmu dan AgamaIlmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan

yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaaga utama yang berada didalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah: akal pikir, rasa, dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagian bagi dirinya.34

Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran manusia. Juga, agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan.

32Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 26

33Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 12

34Nasroen, Falsafat dan Cara Berfalsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967) 39

Page 18: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

18

Akan tetapi ketiga alat dan tenaga utama tersebut tidak dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat, dan agama apabila tidak didorong dan dijalankan oleh kemauan manusia yang merupakan tenaga tersendiri yang terdapat dalam diri manusia.

Dikatakan reflektif, karena ilmu, filsafat, dan agama baru dapat dirasakan (diketahui) faedahnya atau manfaatnya dalam kehidupan manusia, apabila ketiganya merefleksi (lewat proses pantul diri) dalam diri manusia.35

Ilmu mendasarkan pada akal pikir lewat pengalaman dan indera, dan filasafat mendasarkan pada otoritas akal murni secara bebas dalam penyelidikan terhadap kenyataan dan pengalaman utama dikaitkan dengan kehidupan manusia. Sedangkan agama mendasarkan pada otoritas wahyu. Harap dibedakan agama yang berasal dari pertumbuhan dan perkembangna filsafat yang mendasarkan pada konsep-konsep tentang kehidupan dunia, terutama konsep-konsep dengan moral.

Menurut Prof. Nasroen, S.H., mengemukakan bahwa filsafat yang sejati itu terkandung dalam agama. Malahan filsafat yang sejati itu terkandung dalam agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan kepada agama dan filsafat hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikir saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran objektif, karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal pikiran. Sedangkan kesanggupan akal pikiran itu terbatas, sehingga filsafat yang hanya berdasarkan kepada akal pikir semata-mata tidak akan sanggup member kepuasan pada manusia, terutama dalam tingkat pemahamannya terhadap Yang Gaib.36

35Asmoro Achmadi, filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2003), 16-17

36Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 37-38

Page 19: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

19

Sedangkan perbedaan antara ketiga jenis pengetahuan tersebut (filsafat, sains, dan agama) dari segi proses dapat dilihat dari uraian berikut

No

Pengetahuan

Proses

Titik Awal Cara Kerja Hasil

1. Filsafat Sangsi/Ragu

Tidak Memihak

Universal

2. Sains Menyusun Hipotesa

Memihak, Mengabaikan aspek lain

Parsial

3. Mistik/Agama

Percaya/Yakin

Sangat Memihak

Mutlak

Tabel diatas menggambarkan cara kerja filsafat yang diawali dengan sangsi atau ragu, cara kerjanya tidak memihak, dan menghasilkan sesuatu yang bersifat universal. Sedangkan sains selalu memulai dengan hipotesa, carakerjanya memihak dan cenderung mengabaikan aspek lain, dan hasilnya parsial. Sedangkan mistik/agama diawali dengan percaya/yakin, cara kerjanya sangat memihak, dan hasilnya sesuatu yang mutlak37

G. Filsafat Induk Ilmu dan Pemisahan Ilmu dari FilsafatTatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu

pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat. Pada masa itu, para pemikir yang terkenal sebagai filsuf adalah juga ilmuan. Para filsuf pada masa itu adalah juga ahli-ahli matematika, astronomi, ilmu bumi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Bagi mereka, ilmu pengetahuan itu adalah

37Nurhayati, Filsafat Pendidikan Islam, (Pekanbaru: Benteng Media, 2013) 15-16

Page 20: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

20

filsafat, dan filsafat adalah ilmu pengetahuan. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan.

Lalu pada saat yang sama telah pula berhasil mengembangkan cara berpikir rasional, luas dan mendalam, teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan sistematis, logis, kritis, dan analitis. Karena itu, ilmu pengetahuan pun semakin bertumbuh subur, terus berkembang, dan menjadi dewasa. Kemudian berbagai ilmu pengetahuan yang telah mencapai tingkat kedewasaan penuh satu demi satu mulai mandiri dan meninggalkan filsafat yang selama ini telah mendewasakan mereka. Itulah sebabnya filsafat disebut sebagai mater scientarium atau induk segala ilmu pengetahuan.38

Dalam sejarah, ilmu yang mula-mula melepaskan diri dari filsafat adalah matematika dan fisika. Ini terjadi pada zaman Renaissance (abadXVI M). kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lainnya untuk memisahkan diri dari induknya. Psikologi menjadi ilmu yang terlepas dari filsafat pada masa belakangan ini saja. Bahkan sampai sekarang masih ada beberapa intitut yang mengaitkan psikologi dengan filsafat.39

H. Urgensi Filsafat Atas Ilmu Pengetahuan Dewasa iniFilsafat merupakan seni berfikir kritis, yang

berupaya untuk membantu melihat apa yang diucapkan dan mengucapkan apa yang dilihat. Filsafat mengajarkan kita tentang kebijaksanaan, itu penting untuk menyikapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan alam pikiran Barat hingga awal abad kedua puluh ini telah menempatkan kedudukan

38Jan Hendrik Rapar,Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 28

39Ahmad Syadali, Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), 18

Page 21: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

21

filsafat sebagai pengetahuan yang mempunyai pamor tinggi. Tidak dapat disangkal, filsafat merupakan induk segala ilmu, karena darinya berkembang ilmu-ilmu pengetahuan yang beragam sampai pada spesifikasinya yang amat khusus. Dewasa ini kita mengenal ilmu-ilmu mikrobiologi, genetika, ilmu perbintangan, tehnik nuklir dan sebagainya yang keberadaannya tak mungkin kita pahami selain dalam kaitannya dengan perkembangan filsafat. 40

Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggung jawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif. Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri.41

Filsafat juga memberikan pengertian tentang hal yang benar untuk mendapatkan kebenaran untuk kebenaran yang lebih benar. Contoh, ada sebuah kejadian kecelakaan yang mana di TKP ada berbagai ahli, diantaranya adalah ahli hukum, ahli perekonomian, ahli kedokteran, ahli teknik, ahli sejarah dan ada juga ahli filsafat, dari situ ada berbagai sudut pandang

40Ahmed Ihsan Syarifuddin, “Mengapa Filsafat Penting?” (Blora: Ihsanaiz), http://ihsanaiz.blogspot.com/2012/11/mengapa-filsafat-penting.html (Diakses 1 Mei 2014).

41Pentingnya Mempelajari Ilmu Filsafat, (Yogyakarta: ss prapti), http://ssprapti.blogspot.com/2012/01/tugas-mata-kuliah-filsafat.html (diakses 2 Mei 2014).

Page 22: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

22

tentang menyikapi kejadian kecelakaan itu dari beberapa ahli, yaitu dari ahli hokum ketika melihat kejadian itu memberikan satu sudut pandang tentang hukuman ataupun pasal-pasal yang telah dilanggar atau menjadikan terjadinya kecelakaan tersebut, dari ahli perekonomian mempunyai sudut pandang yang lain tentang seberapa besar kerugian yang telah terjadi akibat kecelakaan tersebut, ahli kedokteran ketika melihat kejadian itu jga mempunyai sudut pandang yang berbeda pula dia memberikan tanggapan luka apa yang akan terjadi akibat terjadinya kecelakaan tersebut dan seberapa parah orang tersebut, dari ahli tehnik pun juga demikian, dia memberikan pandapat bahwa mungkin kendaraan tersebut mengalami kerusakan-kurusakan sehingga bisa terjadi kecelakaan tersebut, dari ahli sejarawan itu juga sama dia akan bertanya tentang kronologi kejadiaan kecelakaan tersebut dan apa yang menyebabkan terjadinya kecelakaan itu bisa terjadinya. Beda dengan ahli filsafat mereka lebih menanggapi kejadian kecelakaan itu dengan kebijaksanaanya yaitu yang terpenting dia menyelamatkan si korban itu dan segera membawanya ke rumah sakit agar nyawa orang itu bisa terselamatkan, tidak panjang lebar membahas ini itu dulu. Maka dari itu kita dapat menyimpulkan bahwa dengan kita belajar filsafat kita akan timbul rasa kearifan kita.

I. PenutupFilsafat, pada hemat saya, bukan sekedar

merupakan mata kuliah. Filsafat adalah suatu tindakan, suatu aktivitas. Filsafat adalah aktivitas untuk berpikir secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia (apa tujuan hidup, apakah Tuhan ada, bagaimana menata organisasi dan masyarakat, serta bagaimana hidup yang baik), dan mencoba menjawabnya secara rasional, kritis, dan sistematis.

Untuk catatan, filsafat sudah ada lebih dari 2000 tahun, dan belum bisa (tidak akan pernah bisa) memberikan jawaban yang pasti dan mutlak, karena

Page 23: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

23

filsafat tidak memberikan jawaban mutlak, melainkan menawarkan alternatif cara berpikir.

Ketika belajar filsafat, anda akan berjumpa dengan pemikiran para filsuf besar sepanjang sejarah manusia. Sebut saja nama-nama pemikir besar itu, seperti Plato, Aristoteles, Immanuel Kant, Thomas Aquinas, dan Jacques Derrida. Pemikiran mereka telah membentuk dunia, sebagaimana kita pahami sekarang ini.

Dengan belajar filsafat, kita akan mendapatkan beberapa ketrampilan berikut; memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga.

Dengan belajar filsafat, kita akan dilatih menjadi manusia yang utuh, yakni yang mampu berpikir mendalam, rasional, komunikatif. Apapun profesi anda, kemampuan-kemampuan ini amat dibutuhkan. Di sisi lain, dengan belajar filsafat, kita juga akan memiliki pengetahuan yang luas, yang merentang lebih dari 2000 tahun sejarah manusia.

Kemampuan berpikir logis dan abstrak, kemampuan untuk membentuk argumen secara rasional dan kritis, serta kemampuan untuk menyampaikan ide secara efektif, kritis, dan rasional, akan membuat anda mampu berkarya di berbagai bidang, mulai dari bidang informasi-komunikasi, jurnalistik, penerbitan, konsultan, pendidikan, agamawan, ataupun menjadi wirausaha.

Dengan belajar filsafat, kita akan mampu melihat masalah dari berbagai sisi, berpikir kreatif, kritis, dan independen, mampu mengatur waktu dan diri, serta mampu berpikir fleksibel di dalam menata hidup yang terus berubah.

Filsafat mengajak kita untuk memahami dan mempertanyakan ide-ide tentang kehidupan, tentang nilai-nilai hidup, dan tentang pengalaman kita sebagai manusia. Berbagai konsep yang akrab dengan hidup

Page 24: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

24

kita, seperti tentang kebenaran, akal budi, dan keberadaan kita sebagai manusia, juga dibahas dengan kritis, rasional, serta mendalam.

Filsafat itu bersifat terbuka. Sekali lagi, filsafat tidak memberikan jawaban mutlak yang berlaku sepanjang masa. Filsafat menggugat, mempertanyakan, dan mengubah dirinya sendiri. Ini semua sesuai dengan semangat pendidikan yang sejati.

Filsafat mengajarkan kita untuk melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional. Filsafat mengajarkan kita untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat secara sehat, bukan dengan kekuatan otot, atau kekuatan otoritas politik semata.42

DAFTAR PUSTAKAAchmadi, Asmoro, filsafat Umum, Jakarta: Raja Grafindo

Perkasa, 2003

42Mengapa Perlu belajar Filsafat, (Surabaya: rumah filsafat), http://rumahfilsafat.com/mengapa-kita-perlu-belajar-filsafat1/ (Diakses 2 Mei 2014).

Page 25: Tugas Terstruktur.docx

Filsafat Ilmu Pengetahuan:Sebuah Pengantar

25

Ahmed Ihsan Syarifuddin, “Mengapa Filsafat Penting?” (Blora: Ihsanaiz), http://ihsanaiz.blogspot.com/2012/11/mengapa-filsafat-penting.html (Diakses 1 Mei 2014).

Hanafi, Ahmad, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1996

Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998

Mengapa Perlu belajar Filsafat, (Surabaya: rumah filsafat), http://rumahfilsafat.com/mengapa-kita-perlu-belajar-filsafat1/ (Diakses 2 Mei 2014).

Mustafa, A., Filsafat Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997

Nasroen, Falsafat dan Cara Berfalsafat, Jakarta: Bulan Bintang, 1967

Nurhayati, Filsafat Pendidikan Islam, Pekanbaru: Benteng Media, 2013

Pentingnya Mempelajari Ilmu Filsafat, (Yogyakarta: ss prapti), http://ssprapti.blogspot.com/2012/01/tugas-mata-kuliah-filsafat.html (diakses 2 Mei 2014).

Rapar, Jan Hendrik,Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1996

Syadali, Ahmad dan Mudzakir, Filsafat Umum, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997

Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales Sampai James, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990

Zuhairini, eds., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008