tugas tekur kbk

6
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal 2. Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman. 3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. 4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Mulyasa, 2003:42). Selanjutnya Nurhadi (2004:19) mengemukakan karakteristik KBK, sebagai berikut: 1. Menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi. 2. Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa (normal, sedang, tinggi). 3. Berpusat pada siswa. 4. Orientasi pada proses dan hasil. 5. Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual. 6. Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan; (siswa dapat belajar dari apa saja). 7. Buku belajar bukan satu-satunya sumber belajar. 8. Belajar sepanjang hayat; - Belajar mengetahui (Learning how to know), - Belajar melakukan (Learning how to do), - Belajar menjadi diri sendiri (Learning how to be), - Belajar hidup dalam keberagaman (Learning how to live together). Enam karakteristik KBK: 1. Sistem belajar dengan modul Modul merupakan paket belajar mendiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. 2. Penggunaan keseluruhan sumber belajar

Upload: any-septianti

Post on 05-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Telaah kurikulum

TRANSCRIPT

Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal 2. Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman. 3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. 4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. 5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Mulyasa, 2003:42).

Selanjutnya Nurhadi (2004:19) mengemukakan karakteristik KBK, sebagai berikut: 1. Menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi. 2. Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa (normal, sedang, tinggi). 3. Berpusat pada siswa. 4. Orientasi pada proses dan hasil. 5. Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual. 6. Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan; (siswa dapat belajar dari apa saja). 7. Buku belajar bukan satu-satunya sumber belajar. 8. Belajar sepanjang hayat; - Belajar mengetahui (Learning how to know), - Belajar melakukan (Learning how to do), - Belajar menjadi diri sendiri (Learning how to be), - Belajar hidup dalam keberagaman (Learning how to live together).

Enam karakteristik KBK: 1. Sistem belajar dengan modul Modul merupakan paket belajar mendiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. 2. Penggunaan keseluruhan sumber belajar Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh

sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Manusia, yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar. b. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran yang biasanya disebut segai media pengajaran. c. Lingkungan, yaitu ruang dan tempat dimana sumber-sumber dapat berinteraksi dengan peserta didik. d. Alat dan peralatan, yaitu sumber belajar untuk produksi dan/atau memainkan sumber-sumber lain. e. Aktivitas, yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar. 3. Pengalaman lapangan Melalui pengalaman lapangan, guru dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam ruang lingkup yang lebih luas untuk menunjang profesinya dan untuk mengikuti perkembangan yang terjadi selama peserta didik mengikuti pembelajaran. 4. Strategi individual personal Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik: bakat, minat, dan kemampuan (personalisasi). 5. Kemudahan belajar Diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal dan pengalaman lapangan, dan pembelajaran secara tim. 6. Belajar tuntas Dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal.

KBK berbasis pada kompetensi.

KBK lebih menekankan pada pencapaian kompetensi.

KBK bersifat desentralisasi.

KBK, kurikulum bidang studi berisi daftar kompetensi standar (standar minimal) yang harus dikuasai siswa. (Nurhadi. 2004: 19).

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Kasus Pada Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Temanggung) SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Koperasi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh : Heri Prasetyo 3301401147 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN EKONOMI 2006

Perbedaan KBK dengan KTSP1. Dalam KBK guru lebih aktif menjelaskan materi dan siswa hanya menanyakan apa saja yang belum dimengertinya,sedangkan KTSP guru cenderung menunggu pendapat siswa sehingga siswa yang lebih aktif.2. KBK lebih mengutamakan diskusi kelompok,sedangkan KTSP lebih mengutamakan kelompok kerja sehingga diperoleh kemampuan individu.3. KBK membahas dua sub materi setiap pertemuan agar tidak memakan waktu lebih banyak,sedangkan KTSP membahas satu sub materi setiap pertemuan agar lebih efektif dalam pembelajaran.4. Jumlah pelajaran KBK lebih banyak daripada KTSP.5. KBK alokasi waktu pada setiap pertemuan lebih banyak agar materi yang di ajarkan juga lebih banyak,sedangkan KTSP alokasi waktu pada setiap pertemuan lebih sedikit agar materi yang diajarkan mampu dicerna dengan baik.

KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah. Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus mandiri dan kreatif. Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran.

KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri; (2) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman; (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi; (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar 2007, hlm. 138).

Menurut Fasli Jalal (dalam Imam Hanafie 2008, hlm. 1-5), kelebihan yang dimiliki KTSP adalah 1.Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program pendidikan.3.KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.7 4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 %. 5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.Sementara beberapa kelemahan dalam KTSP maupun penerapannya, antara lain: 1.Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. 2.Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari 3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsep penyusunan maupun prakteknya di lapangan.4.Penerapan KTSP merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan para guru.