tugas teknoinfo.docx

10
BAB I PEMETAAN TOPOGRAFI DASAR LAUT Pengenalan Topografi Dasar Laut Topografi dasar laut (survei topografi bawah) yang sesuai dengan prosedur dan metode tertentu akan tercakup dalam topografi bawah laut dan perubahan direkam pada pekerjaan pemetaan operator. Sistem ini topografi lahan di wilayah laut memperpanjang, termasuk: batimetri, pengukuran posisi lepas pantai, deteksi dan kelautan sedimen dasar laut pemetaan topografi dan sebagainya. Posisi topografi dasar laut, pantai target yang tersedia, sistem penentuan posisi radio hiperbolik dan metode penentuan posisi satelit posisi sistem juga dapat digunakan titik kontrol bawah laut (lihat geodesi laut) untuk mencari. Terdengar adalah menggunakan lebih gema sounder, juga saat menggunakan sisi-scan sonar (lihat menyapu pengukuran laut) atau gema sehat. Selain itu, juga diukur secara paralel dengan peningkatan bagian kapal tambahan. Posisi kapal kapal tambahan sehubungan dengan gelombang penentuan pengintai utama. Dengan demikian, kapal utama dan kapal dukungan untuk membentuk gema sistem multi-beam terdengar untuk mengambil pengukuran dari broadband bawah. Sekarang telah mulai menggunakan fotogrametri bawah air,

Upload: weslyrambulangi

Post on 28-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

BAB IPEMETAAN TOPOGRAFI DASAR LAUT

Pengenalan Topografi Dasar LautTopografi dasar laut (survei topografi bawah) yang sesuai dengan prosedur dan metode tertentu akan tercakup dalam topografi bawah laut dan perubahan direkam pada pekerjaan pemetaan operator. Sistem ini topografi lahan di wilayah laut memperpanjang, termasuk: batimetri, pengukuran posisi lepas pantai, deteksi dan kelautan sedimen dasar laut pemetaan topografi dan sebagainya.Posisi topografi dasar laut, pantai target yang tersedia, sistem penentuan posisi radio hiperbolik dan metode penentuan posisi satelit posisi sistem juga dapat digunakan titik kontrol bawah laut (lihat geodesi laut) untuk mencari. Terdengar adalah menggunakan lebih gema sounder, juga saat menggunakan sisi-scan sonar (lihat menyapu pengukuran laut) atau gema sehat. Selain itu, juga diukur secara paralel dengan peningkatan bagian kapal tambahan. Posisi kapal kapal tambahan sehubungan dengan gelombang penentuan pengintai utama. Dengan demikian, kapal utama dan kapal dukungan untuk membentuk gema sistem multi-beam terdengar untuk mengambil pengukuran dari broadband bawah. Sekarang telah mulai menggunakan fotogrametri bawah air, penginderaan jauh kelautan dan udara Laser batimetri batimetri dan metode lain untuk mengukur topografi dasar laut, namun saat ini terbatas pada perairan dangkal. Lebih mendalam, Anda dapat cross-section pengukuran dari bawah air ultrasonik Unit menghancurkan kapal selam, posisi kapal selam pelacakan melalui laut atau titik kontrol bawah laut diukur.Pemetaan topografi bawah umumnya mengadopsi pengukuran terpadu referensi titik koordinat grid dan proyeksi. Topografi bawah framing, nomor, program skala memiliki peraturan seragam, dan sering dengan areal yang sama peta topografi untuk menyetujui Li Hai, konvergensi penggunaan peta topografi lahan. Skala peta topografi dasar laut tergantung pada pentingnya laut, dan umumnya menetapkan 1:25000 - 1:250000 diterbitkan. Topografi dasar laut dengan kontur atau garis kontur negatif untuk mewakili.1. Pemetaan Dasar LautPemetaan dasar laut dimaksudkan untuk menggambarkan topografi dasar laut, sehingga elevasiseabedterhadapMean Sea Level(MSL) dapat diketahui guna perhitungan panjang tiang pancang yang tertanam dalam seabed. Dalam kegiatan pemetaan dasar laut ada 2 kegiatan pengukuran yang dilakukan, yaitu : Pengukuran titik-titikfixdi atas permukaan air laut saatsoundingdengan metoda pengikatan ke muka menggunakan dua pesawattheodolitatautotal stationposisi di darat. Pengukuran kedalaman (sounding) dengan menggunakan peralatanechosounderDimana kedua pengukuran tersebut diatas dilakukan secara bersamaan, pada saat titikfixditentukan saat itu juga sounding dilakukan.Prinsip dua kegiatan pengukuran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut a. Pengukuran Titik-titik Fix diatas permukaan air lautTitik-titikfixberada sepanjang arah jembatan Surabaya Madura dengan lebar 80 meter dibagi menjadi 5 jalur dengan interval 20 meter (kiriCenter Line40 meter, kiriCenter Line20 meter,Center Line, kananCenter Line20 meter dan kananCenter Line40 meter), sedang pada arah memanjang jembatan jarak titik-titiksounding(sounding pole) dengan interval 20 m. Seperti dijelaskan pada gambar berikut ini.

Gambar 1 pengukuran di atas permukaan lautPenentuan Jalur Sounding di Darat dan Pengukuran Sounding PoleDimana :CL = Center LineJS = Jalur SoundingSP = Sounding PoleTitik-titikfixtersebut ditentukan dari dua titikBench Mark(BM) yang berada di darat lokasi sisi Madura. Setiap titikfixdistakeoutdari dua titik BM dengan disettingsudut horizontalnya (b1,b2) seperti gambar berikut ini.

Gambar 2 Penentuan jalur soundingSketsa pengambilan data kedalamanDimana:BM = Bench MarkBS = Back Sighta1,a2 = Azimuthb1,b2 = Susut Horizontalb. Pengukuran kedalaman (Sounding) Titik-titik FixPengukuran kedalaman titik-titikfixdilaksanakan menggunakan peralatan Echosounderyang dipasang pada perahu motor dengan prinsip kerja alat Echosoundertersebut adalah memancarkan gelombang suara dari bagiantransmitting transduceryang apabila gelombang suara mengenai suatu benda/dasar laut, maka gelombang suara akan dipantulkan dan diterima oleh bagianreceiving transducerseperti gambar berikut ini.

Gambar 3 Pengukuran KedalamanCara kerja EchosounderKedua kegiatan pengukuran tersebut dilaksanakan secara bersamaan dan simultan dengan data yang dibaca / diambil meliputi:1. Bacaan sudut horizontal dengan alat theodolit /total station.2. Pembacaan kedalaman dasar laut dengan alatechosounder.3. Pembacaan elevasi air laut sounding, dibaca padatide pole.Dari data-data yang diperoleh tersebut dapat dihitung kedalaman titik fix dari MSL dengan rumus:F = (t + f) (P S)Dimana:F = kedalaman titik fix dari MSLt = panjangtransducerf = bacaan kedalamanEchosounderP = bacaan elevasi air laut saat soundingS = bacaan MSL pada tide poleSetelah semua kedalaman titik fix dihitung dan diperoleh elevasi titik-titik di dasar laut (seabed), maka langkah selanjutnya adalah melakukan interpolasi pada titik-titik elevasiseabedtersebut untuk penggambaran garis kontur dasar laut. Proses interpolasi dan penggambaran dilakukan dengan menggunakan SoftwareSoftdesk 8 Survey. Hasil dari penggambaran tersebut berupa: Peta situasi sepanjang Jembatan Suramadu Long Section Cross Section

Gambar 4 Cross SectionPembuatan chart topogra dasar laut (peta bathymetri) menjadi hal yang sangat penting dalam Geodesi kelautan terutama dalam hubungannyadengan eksploitasi samudera secara ekonomis. Peta-peta topogra lautan menggambarkan lantai lautan dalam bentuk gambaran garis kontur dan kedalaman. Peta tersebut titik-titik kontrolGeodesi kelautan, seluruh data navigasi yang penting (arah, baseline, zona-zona) dan material natural maupun artisial semacam deposit mineral, sifat-sifat dasar laut, dll. Peta-peta tersebut dibuat dalam grid unik, datum geodetik unik, dan proyeksi mathematik yang unik juga. Proyeksi peta ini dipilih sedemikianrupa untuk meminimalkan distorsi. Sekala peta dipilih yang sesuai dengan kepentingan ekonomis area cakupan peta. Daerah kerak benua (continental shelf) Kedalaman sekitar 200 m. Untuk area ini, peta topogra diperlukan pada sekala 1:25.000 sampai 1:250.000. Untuk memetakan keseluruhan laut, sekala 1:1.000.000 cukup baik. Teknik: SLS (Side Looking Sonar), ES (Echo Sounder), video bawah laut. Posisi kapal: ditentukan dengan metoda navigasi terikat pada titik titik kontrol Geodesi/pemetaan. Peta Tematik (wilayah) Laut1. Pengambilan/pengumpulan data (data acquisition) Lantai/Dasar laut Survai seismik Survai geomagnet Survai gayaberat Survai geologi Di dalam laut Survai sifat sik & kimia air laut Survai biota laut Permukaan laut Survai mean sea level - survai pasut Survai gelombang (wave) Survai arus2. Pengelolaan (GIS)3. Integrasi data - (Spatial Data Infrastructure, SDI)

REFERENSI

http://geodesy.gd.itb.ac.id/bsetyadji/wp-content/uploads/2007/04/gd4212-5.pdf (diakses pada senin, 13 oktober 2014; pukul 21:45)http://indrajhon.wordpress.com/my-blogs/ilmu-ukur-tanah/pemetaan-dasar-laut/(diakses pada selasa, 14 oktober 2014; pukul 21:05)http://gede-prad.blogspot.com/2012/08/geografiiirelief-daratan-dan-relief.html (diakses pada selasa 14 oktober 2014; pukul 21:10)